LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING RANCANG BANGUN MESIN PENDINGIN UDARA ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN YANG MEMANFAATKAN CAIRAN ANTIBEKU SEBAGAI REFRIJERAN DAN THERMOELECTRIC SEBAGAI SUMBER DINGIN TIM PENGUSUL Apollo, S.T., M. Eng. / 0023076901 Muh. Yusuf Yunus, S. ST., M. T. / 0020088004 Ir. La Ode Musa, M. T. / 0031126056 Dibiayai oleh DIPA Politeknik Negeri Ujung Pandang, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Program Penelitian Desentralisasi (Hibah Bersaing) Tahun Anggaran 2015 Nomor: 098/SP2H/PL/DIT.LITABMAS/V/2015 Tanggal Februari 2015 POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG 2015 431/Teknik Mesin (dan Ilmu Permesinana Lain)
42
Embed
TIM PENGUSUL Apollo, S.T., M. Eng. / 0023076901 Muh. Yusuf ...repository.poliupg.ac.id/648/1/Lampiran B17 LaporanAkhir_APOLLO_HB2015_2.pdfperubahan fasa refrijeran (se lalu berfasa
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
LAPORAN AKHIR
PENELITIAN HIBAH BERSAING
RANCANG BANGUN MESIN PENDINGIN UDARA ALTERNATIFRAMAH LINGKUNGAN YANG MEMANFAATKAN CAIRAN
ANTIBEKU SEBAGAI REFRIJERAN DANTHERMOELECTRIC SEBAGAI SUMBER DINGIN
TIM PENGUSUL
Apollo, S.T., M. Eng. / 0023076901Muh. Yusuf Yunus, S. ST., M. T. / 0020088004
Ir. La Ode Musa, M. T. / 0031126056
Dibiayai oleh DIPA Politeknik Negeri Ujung Pandang, sesuai denganSurat Perjanjian Pelaksanaan Program Penelitian Desentralisasi (Hibah Bersaing)
Tahun Anggaran 2015 Nomor: 098/SP2H/PL/DIT.LITABMAS/V/2015Tanggal Februari 2015
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2015
431/Teknik Mesin (dan Ilmu Permesinana Lain)
ii
iii
RINGKASAN
Penggunaan jenis refrijeran pada berbagai mesin pendingin saat ini, baik refrijeransintesis yang mengandung CFC (chlorofluorocarbon) maupun refrijeran alternatif yangberbasis hidrokarbon masih berpotensi menimbulkan permasalahan lingkunngan globalyaitu adanya dampak penipisan lapisan ozon (ozone depleting), efek rumahkaca/pemanasan global (global warming) serta penggunaan energi yang relatif besar.Selain itu, harga pengadaan dan biaya operasional setiap unitnya juga relatif mahal.Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dipikirkan pendingin udara alternatif yangmemanfaatkan cairan anti beku sebagai refrijeran ramah lingkungan dan thermoelectricsebagai sumber dingin dengan jumlah komponen yang lebih sedikit. Hasil penelitian inimendapatkan kinerja pendingin udara alternatif yang memenuhi standar suhu udaradalam ruangan bagi kenyamanan manusia yang beraktivitas didalamnya. Untuk tujuanjangka panjang, penelitian ini akan mengatasi permasalahan lingkungan globalsebagaimana tersebut di atas serta dapat memberikan solusi bagi ketersediaan mesinpendingin secara umum untuk wilayah terpencil yang sulit terjangkau aliran listrik PLN,karena mesin pendingin ini dapat dioperasikan dengan sumber listrik arus searah yangdapat disuplai dari sel surya (solar cell). Metode yang digunakan untuk menyelesaikanmasalah di atas adalah dengan melakukan penelitian kinerja pendingin udara alternatifmelalui memodifikasi mesin pendingin udara konvensional, dimana penggunaanrefrijeran konvensional diganti oleh cairan antibeku dalam hal ini air-garam (brine) danglycol, sumber pendinginan memanfaatkan sisi dingin dari thermoelectric, penggunaankompressor digantikan dengan pompa sirkulasi. Kondensor pada mesin pendinginkonvensional tidak akan digunakan lagi pada sistem ini. Bagian evaporator akan dimodifikasi menjadi ventilator yang didinginkan oleh sirkulasi cairan antibeku yangtelah didinginkan oleh thermoelectric. Selama siklus pendinginan, tidak akan terjadiperubahan fasa refrijeran (selalu berfasa cair) sehingga sirkulasi refrijerannya hanyadilakukan oleh pompa. Uji kinerja mesin pendingin alternatif ini memvariasikan:campuran air dan garam untuk mendapatkan refrijeran air-garam yang sesuai danjumlah kepingan thermoelectric sebagai sumber dingin untuk mendapatkan efekpendinginan yang paling efektif dan efisien. Pada penggunaan cairan antibekucampuran NaCL+H2O temperatur rata-rata refrijeran terendah sebesar 6,1oC diperolehtemperatur rata-rata ruangan terendah sebesar 12,2oC dengan nilai COP tertinggisebesar 2,34 dan terendah sebesar 0,70, sedangkan pada penggunaan cairan antibekucampuran Glicol+H2O temperatur rata-rata refrijeran terendah sebesar 3,3oC diperolehtemperatur rata-rata rungan terendah sebesar 8,9oC dengan nilai COP tertinggi sebesar2,10 dan terendah sebesar 0,57. Nilai Coeficient of Performance (COP) yang cenderungterus turun ini disebabkan oleh temperatur ruangan menuju ke keadaan stabil.
Kata kunci: pendingin, thermoelectric, refrijeran, antibeku.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, oleh karena petunjuk dan bimbingan-Nya
sehingga Pelaksanaan dan Penyusunan Laporan Akhir Penelitian dengan judul
“Rancang Bangun Mesin Pendingin Udara Alternatif Ramah Lingkungan yang
Memanfaatkan Cairan Antibeku sebagai Refrijeran dan Thermoelectric sebagai Sumber
Dingin” dapat kami selesaikan, meskipun tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Kegiatan penelitian ini merupakan salah satu wujud partisipasi kami dalam
memberikan kontribusi pada masyarakat dalam rangka membumikan Tri Dharma Perguruan
Tinggi. Namun demikian, kami menyadari bahwa laporan penelitian ini belum begitu
sempurna demikian pula hasilnya, oleh karena itu kami sangat membutuhkan masukan
dalam bentuk saran dan koreksi dari semua pihak yang telah membaca laporan ini.
Kepada semua pihak yang turut membantu terselenggaranya penelitian ini, khususnya
kepada penyandang dana, kami mengucapkan terima kasih. Semoga hasil kegiatan ini
memenuhi fungsi dan manfaatnya secara berkesinambungan kepada pengembahan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Akhirnya kepada Allah SWT kami serahkan untuk menilai kegiatan ini dan semoga
dapat diterima sebagai ibadah disisi-Nya.
Makassar, 11 Nopember 2015
Tim Peneliti
v
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
RINGKASAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
BAB I. PENDAHULUAN 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 3
2. 1. Prinsip Kerja Mesin Pendingin Ruangan 3
2. 2. Konsumsi Energi Mesin Pendingin Ruangan 6
2. 3. Dampak Lingkungan terhadap Penggunaan Mesin Pendingin Ruangan 7
2. 4. Refrijerasi Thermoelectric 9
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 14
3. 1. Tujuan Penelitian 14
3. 2. Manfaat Penelitian 14
BAB 4. METODE PENELITIAN 14
4. 1. Deskripsi Sistem 14
4. 2. Bagan Alir Penelitian 15
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 16
5. 1. Instalasi Pengujian 16
5. 2. Data Pengamatan dan Analisis Data 16
5. 3. Pembahasan 19
BAB 6. RENCANA PENELITIAN TAHAP BERIKUTNYA 20
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN 22
7. 1. Kesimpulan 22
7. 2. Saran-Saran 22
DAFTAR PUSTAKA 23
LAMPIRAN-LAMPIRAN 24
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel Pengujian Kinerja Mesin Pendingin dengan RefrijeranAntibeku (Campuaran Air-Garam 25%)
27
Tabel 2. Pengujian Kinerja Mesin Pendingin dengan Refrijeran Antibeku(Campuaran Air-Glicol 50%)
28
Tabel 3. Hasil Perhitungan Uji Kinerja Mesin Pendingin dengan RefrijeranAntibeku (Campuaran Air-Garam 25%)
29
Tabel 4. Hasil Perhitungan Uji Kinerja Mesin Pendingin dengan RefrijeranAntibeku (Campuaran Air-Glicol 50%)
30
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Komponen-komponen sistem refrijerasi kompressi uap 3
Gambar 2. Diagram T-s dan p-h siklus refrijerasi kompressi uap 4
Gambar 3. Skematik diagram sistem thermoelectric 10
Gambar 4. Modul pendinginan thermoelectric yang merekatkan sebuahthermoelectric cooler (TEC) dengan sebuah pendingin udara heatsink (Chang, 2008).
13
Gambar 5. Instalasi mesin pendingin udara alternatif yang akan diteliti 15
Gambar 6. Bagan alir penelitian yang telah dilaksanakan 16
Gambar 7. Grafik perubahan temperatur ruangan & refrijeran versus waktuoperasi mesin
19
Gambar 8. Grafik perubahan temperatur ruangan versus waktu operasi mesin 20
Gambar 9. Bagan alir penelitian yang telah dan akan dilaksanakan (RoadmapPenelitian)
21
Gambar 10. Termoelektrik sumber dingin 24
Gambar 11. Power suplai DC, pompa sirkulasi, bak pendingin termoelektrik,& alat ukur
24
Gambar 12. Instalasi pengukuran temperatur dengan sistem data logger 25
Gambar 13. Proses pengerjaan bak pendingin termoelektrik 25
Gambar 14. Instalasi Pengujian Lengkap 26
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian 24
Lampiran 2. Tabel Pengujian Kinerja Mesin Pendingin Alternatif 27
Lampiran 3. Tabel Hasil Perhitungan Uji Kinerja Mesin Pendingin Alternatif 29
Daya(AC) Pompa sirkulasi refrijeran antibeku dari bak pendingin
menuju ke indoor system pendingin:
WP = VP . Ip = 220 Volt . 0,15 Ampere = 33 Watt = 0,033 kW
Daya suplai ke blower evaporator untuk menghembuskan udara yang
telah didinginkan di indoor system menuju ke ruangan:
WE = VE . IE = 220 Volt . 1,5 Ampere = 330 Watt = 0.33 kW
Daya suplai ke blower evaporator ini berpotensi untuk direduksi.
19
5. 6. Pembahasan
Berdasarkan tabel hasil perhitungan yang selanjutnya diplot dalam grafik
hubungan antara perubahan temperatur ruangan & refrijeran versus waktu operasi
mesin pendingin, serta hubungan antara perubahan temperatur ruangan versus
kinerja mesin, dalam hal ini coefficient of performance (COP) untuk masing-
masing jenis refrijeran yang menggunakan cairan antibeku baik larutan air dan
garam (25%NaCl-H2O) maupun glicol dan air (50% EtilenGlicol-H2O)
sebagaimana dapat diperhatikan pada Gambar 7 dan Gambar 8.
Pada Gambar 7 berikut, menunjukkan bahwa semakin lama waktu operasi
mesin maka temperatur ruangan dapat terus diturunkan menuju ke temperatur
minimum (stabil) yang mendekati temperatur rata-rata refrijeran sebagai sumber
dingin yang telah didinginkan oleh sistem termoelektrik. Pada penggunaan cairan
antibeku campuran NaCL+H2O temperatur rata-rata refrijeran terendah sebesar
6,1oC diperoleh temperatur rata-rata ruangan terendah sebesar 12,2oC, sedangkan
pada penggunaan cairan antibeku campuran Glicol+H2O temperatur rata-rata
refrijeran terendah sebesar 3,3oC diperoleh temperatur rata-rata rungan terendah
sebesar 8,9oC.
Gambar 7. Grafik perubahan temperatur ruangan & refrijeran versus waktuoperasi mesin
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0Tem
pera
tur R
uang
an/R
efrij
eran
(o C)
Waktu Operasi (menit)
Grafik Perubahan Temperatur Ruangan & Refrijeranversus Waktu Operasi
Tu:Nacl+H2O
Tu:Glicol+H2O
TR:NaCl+H20
TR:Glicol+H2O
20
Pada Gambar 8, menunjukkan bahwa coefficient of performance (COP)
sistem pendingin akan terus turun sesuai dengan penurunan temperatur ruangan
menuju temperatur terendah (jenuh). Untuk penggunaan cairan antibeku
campuran NaCl+H2O diperoleh COP tertinggi sebesar 2,34 dan terendah sebesar
0,70, sedangkan untuk penggunaan campuran Glicol+H2O diperoleh COP
tertinggi sebesar 2,10 dan terendah sebesar 0,57. Nilai COP tertinggi diperoleh
pada saat awal operasi mesin pendingin karena besarnya efek pendinginan pada
saat tersebut.
Gambar 8. Grafik perubahan temperatur ruangan versus waktu operasi mesin
Rendahnya nilai coefficient of performance (COP) ini lebih disebabkan
oleh besarnya daya listrik yang dibutuhkan untuk memutar blower evaporator
(indoor sistem) yang mana hal ini masih memungkinkan untuk direduksi pada
penelitian selanjutnya.
BAB 6. RENCANA PENELITIAN TAHAP BERIKUTNYA
Untuk tahap berikutnya, penelitian akan dititik beratkan pada upaya
mendapatkan sumber dingin semaksimal mungkin (dengan temperatur seminimal
mungkin) melalui variasi susunan termoelektrik serta optimalisasi penggunaan
energi listrik untuk mejalankan sistem pendingin ini, dengan target temperatur
pendinginan termoelektrik mencapai titik beku masing-masing cairan antibeku.
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0
Coef
icie
nt o
f Per
form
ance
(CO
P)
Temperatur Rungan (oC)
Grafik COP versus Perubahan Temperatur Ruangan
NaCl-H2O
Glicol-H2O
21
Gambar 9. Bagan alir penelitian yang telah dan akan dilaksanakan(Roadmap Penelitian)
22
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN
7. 1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah dicapai disimpulkan:
1. Rancang bangun mesin pendingin ruangan yang tidak menerapkan siklus
refrijerasi kompressi uap telah tercapai.
2. Pada penggunaan cairan antibeku campuran NaCL+H2O temperatur rata-
rata refrijeran terendah sebesar 6,1oC diperoleh temperatur rata-rata
ruangan terendah sebesar 12,2oC, sedangkan pada penggunaan cairan
antibeku campuran Glicol+H2O temperatur rata-rata refrijeran terendah
sebesar 3,3oC diperoleh temperatur rata-rata rungan terendah sebesar 8,9oC
3. Untuk penggunaan cairan antibeku campuran NaCl+H2O diperoleh COP
tertinggi sebesar 2,34 dan terendah sebesar 0,70, sedangkan untuk
penggunaan campuran Glicol+H2O diperoleh COP tertinggi sebesar 2,10
dan terendah sebesar 0,57
4. Coeficient of Performance (COP) yang cenderung terus turun ini
disebabkan oleh temperatur ruangan menuju ke keadaan stabil.
7. 2. Saran-Saran
Adapun saran-saran yang penting dikemukakan dari hasil penelitian ini
ialah:
1. Penting menguji cairan antibeku lainnya yang sifat-sifat
termodinamikanya telah diteliti sebelumnya melalui studi literatur.
2. Penting memvariasikan susunan termoelektrik untuk untuk
mendapatkan target temperatur pendinginan dengan daya listrik yang
optimal.
3. Penting dilakukan reduksi daya blower evaporator untuk meningkatkan
Coeficient of Performance (COP) sistem.
23
DAFTAR PUSTAKA
Bayanullah, A. 2011. Penghematan Energi Pada Sistem Air Conditioning UntukKapal Penumpang http://digilib.its.ac.id/.../ITS-Undergraduate-9466-42011.Diakses 28 Mei 2013
Chang, Yu-Wei. et al., 2008. An Experimental Investigation of ThermoelectricAir-Cooling Module. International Journal of Engineering and AppliedSciences Vol 4:3.
Effendy,M. 2005. Pengaruh Kecepatan Putar Poros Kompresor Terhadap PrestasiKerja Mesin Pendingin AC, Jurnal. Surakarta: Jurnal Media Mesin Vol.6No.2 2005.
Huang, B. J., Chin, C.J., Duang, C.L. 2000. A design method of thermoelectriccooler. International Journal of RefrigerationVolume 23, Issue 3, May 2000,Pages 208–218.
Indartono, Y. S. 2006. Pendingin Alami City of The Viking King (III), Internet.http: //www.indeni.org, 23 Maret 2008, Berita Iptek.
Indartono, Y. S. 2006. Perkembangan Terkini Teknologi Refrijerasi (I), Internet.http: //www.beritaiptek.com, 23 Maret 2008.
Jamal & Firman. 2011. Analisis Kinerja Pendingin Udara Alternatif yangMemanfaatkan Energi Laten Es dengan Dua Heat Exchanger. Jurnal TeknikMesin SINERGI No. 1, Tahun 9, April 2011.
Martinez, Isidoro. 2015. Properties of Secondary Refrigerant. Personal Blogspot:isidoro_martinez.com. diakses pada tanggal 15 Agustus 2015.
Nasution, H. 2007. Aplikasi Kendali Logika Fuzzy pada Sistem PendinginBangunan Sebagai Upaya Penghematan Energi, Jurnal. Jogja: Jurnal AES,2007.
Nasution, H. 2007. Penghematan Energi pada Sistem Pendingin BangunanDengan Menggunakan Kendali Logika Fuzzy, Jurnal. Bandung: Jurnal Race,2007.
Sumardi, K. 2011. Reformulasi Larutan Antibeku sebagai Refrigeran Sekunderpada Sistem Refrigerasi. http://repository.upi.edu/operator/upload/kamin_reformulasi_larutan_anti_beku.pdf. Diakses pada 28 Mei 2013
Wibowo, D.B. dan Subri, M. 2006. Pengaruh Variasi Massa Refrigeran R-12 danPutaran Blower Evaporator Terhadap COP pada Sistem PengkondisianUdara Mobil, Jurnal. Bandung: Jurnal Traksi, Vol.4 No.1 2006.
Yusuf, M.S. 2008. Lapisan Ozon Menipis Kehidupan Diambang Bahaya, Internet.http://www.bekasinews.com, 23 Maret 2008.
24
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian
Gambar 10. Termoelektrik sumber dingin
Gambar 11. Power suplai DC, pompa sirkulasi, bak pendingintermoelektrik, & alat ukur
25
Gambar 12. Instalasi pengukuran temperatur dengan sistem data logger
Gambar 13. Proses pengerjaan bak pendingin termoelektrik
26
Gambar 14. Instalasi Pengujian Lengkap
27
Lampiran 2. Tabel Pengujian Kinerja Mesin Pendingin Alternatif
Tabel 1. Tabel Pengujian Kinerja Mesin Pendingin dengan Refrijeran Antibeku (Campuaran Air-Garam 25%)
No.
Wak
tu (
men
it) Temp.
RefrijeranAntibeku
(oC)
Debit / AliranRefrijeran
Temp. Udara di'Evaporator' (oC)
Temperatur Udara Ruangan(oC)
Daya(AC)
Blower'Evaporator'
Daya(AC)
PompaDaya
Termoelektrik
TRin TRout V (ltr) t (s)TUev_in TUev_out TUr1 TUr2 TUr3 TUr4 TUr5 VE