Top Banner
Tetesan Embun di Desa Santri Sibanteng Editor : Nur Hidayah, MA., Ph. D Tim Penulis : Annisa Zikri, dkk
362

Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

Jun 30, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

Tetesan Embun di Desa Santri

Sibanteng

Editor : Nur Hidayah, MA., Ph. D

Tim Penulis : Annisa Zikri, dkk

Page 2: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

TIM PENYUSUN

Tetesan Embun di Desa Santri Sibanteng Buku ini adalah laporan hasil kegiatan Program KKN-PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2018 di Desa Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor. ©ABRAR2018_Kelompok KKN141

Tim Penyusun Editor : Nur Hidayah, MA., Ph.D. Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul

Yahya, Intan Permata Harum, dan Hafina Rehana Jannah. Penata Letak : Annisa Zikri. Design Cover : Hilmy Fadhly. Pemeriksaan Teknis Penulisan

: Millatun Hanifah dan Nurul Yahya.

Pemeriksaan Kesesuaian Isi

: Hafina Rehana Jannah dan Annisa Zikri.

Penyediaan Bahan Pustaka dan Gambar

: Muhammad Abiseina Febian, Danang Koencoro, dan Hilmy Fadly.

Kontributor : Muhammad Abiseina Febian, Afaf Nazrat Uyun, Umul Hamida Wilayati, Diana Saadah, Lia Agustina, Hilmy Fadly, Siti Hanifatul Aziz, Intan Permata Harum, Jundi Asyyidiq, Asrul Ummu Darojat, Aly Dzulfiqar, Yasjudan Lidandy Oskandar, Intanzi Lestari, Millatun Hanifah, Nurul Yahya, Danang Koencoro, Hafina Rehana Jannah, Annisa Zikri, Yanti Nianti, Ibu Nur Hidayah, MA., Ph. D (selaku Dosen Pembimbing), H. Supriani (selaku Kepala Desa Sibanteng), Bapak Zaenal Abidin (selaku Sekretaris Desa Sibanteng) dan seluruh warga Desa Sibanteng.

Diterbitkan atas kerjasama Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM)-LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dengan Kelompok KKN ABRAR

Page 3: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

iii

Page 4: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

iv

“Pengetahuan yang baik adalah yang memberi manfaat. Bukan yang hanya diingat”.

Imam al -Syafi’i

Page 5: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji dan syukur kami panjatkan pada Allah

Subhanahu wa Ta’ala, karena atas limpahan nikmat, karunia, rahmat, hidayah-

Nya penulis dapat menyelesaikan laporan KKN-PpMM 2018 yang berjudul

“Tetesan Embun di Desa Santri Sibanteng”. Shalawat dan salam semoga

senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad Shallallah ‘Alayhi

wa Sallam, keluarga, dan para sahabatnya serta pengikutnya hingga Hari

Kiamat.

Buku laporan hasil KKN ini disusun sesuai dengan kegiatan yang

penulis lakukan selama berada di Desa Sibanteng dari tanggal 20 Juli-20

Agustus 2018, sebagai salah satu upaya penulis mendokumentasikan hasil

kegiatan pengabdian mahasiswa di masyarakat (KKN-PpMM) dalam

bentuk buku. Dengan berbagi ilmu dan pengalaman dari apa yang kami

dapatkan selama di bangku kuliah, kami berharap dapat memberikan

motivasi kepada masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja untuk

meneruskan cita-cita kami dalam membangun desa.

Selama proses penulisan tugas kelompok KKN ini, tim penulis

banyak dibantu oleh berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini

perkenankanlah kami menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M. Ag selaku Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah merealisasikan Tridarma Perguruan

Tinggi dengan dilaksanakannya program Kuliah Kerja Nyata (KKN).

2. Bapak Djaka Badranaya, ME selaku Kepala Pusat Pengabdian kepada

Masyarakat yang telah memberikan pengarahan dan pengetahuan yang

luas mengenai hakikat dan tujuan dari Kuliah Kerja Nyata (KKN).

3. Bapak Dr. Eva Nugraha, M. Ag selaku Koordinator Program Pengabdian

kepada Masyarakat yang telah sabar membimbing dan mengarahkan

kami dalam menulis buku laporan hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN).

4. Ibu Nur Hidayah, MA., Ph. D selaku dosen pembimbing KKN ABRAR

141 yang senantiasa membimbing dan mendampingi penulis dalam

persiapan, pelaksanaan, maupun penyusunan buku laporan hasil Kuliah

Kerja Nyata (KKN).

5. Bapak H. Supriani selaku Kepala Desa Sibanteng yang telah mengizinkan dan membantu penulis dalam melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)

Page 6: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

vi

6. Seluruh Staf Desa Sibanteng yang telah membantu terlaksananya kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)

7. Bapak Ketua RT dan Ketua RW Desa Sibanteng, khususnya Ketua RT dan Ketua RW Dusun Gunung Peteuy yang telah ikut berkontribusi dalam menyukseskan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN).

8. Kepala Sekolah serta Guru SD Negeri 02 Sibanteng yang telah mengizinkan kami untuk melaksanakan kegiatan Praktik Hidup Bersih dan Sehat di sekolah.

9. Kepala Sekolah SMP Negeri Satu Atap 1 Leuwisadeng yang telah mengizinkan kami untuk menggunakan lapangan sekolah dalam melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN).

10. Kepala Sekolah MI Mathla’ul Anwar yang telah mengizinkan kami untuk menggunakan ruang kelas pada kegiatan Seminar Pra-Nikah.

11. Pimpinan Pondok Pesantren Gerakan Persatuan Santri Salaf yang telah mengizinkan kami untuk mengajar dan berinteraksi langsung dengan para santri.

12. Ketua Komnas Perempuan yang telah memberikan bantuan berupa buku kepada kelompok kami untuk disebar ke sekolah-sekolah tempat kami melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN).

13. Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Bina Insani Qur’ani Susukan Cirebon yang telah memberikan bantuan berupa al-Qur’an.

14. Keluarga Mang Husni yang telah mengizinkan kami untuk membantu mengajar mengaji anak-anak.

15. Seluruh masyarakat Desa Sibanteng, terkhusus masyarakat Gunung Peteuy yang telah menyambut kami dengan hangat dan ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang kami laksanakan.

16. Kedua orang tua dan keluarga kami yang selalu memberikan dukungan

dan do’a sehingga kami bisa sampai sekarang ini. Terlepas dari keberhasilan yang telah kami capai, kami menyadari

bahwa selama pelaksanaan KKN di Desa Sibanteng terdapat banyak kekurangan yang telah kami lakukan. Melalui laporan ini, kami atas nama peserta KKN ABRAR 141 menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-

dalamnya. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan keberkahan disetiap usaha dan karya kita Bersama.

Ciputat, 11 September 2018

TIM PENULIS

Page 7: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR TIM PENYUSUN ........................................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xiii

TABEL IDENTITAS KELOMPOK .......................................................................... xv

RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................................... xvii

CATATAN EDITOR .................................................................................................. xix

BAGIAN 1: DOKUMENTASI HASIL KEGIATAN ................................................1

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 3

A. Dasar Pemikiran ....................................................................................... 3

B. Kondisi Umum Desa Sibanteng ........................................................... 4

C. Permasalahan Utama Desa .................................................................... 5

D. Profil Kelompok KKN ABRAR 141...................................................... 6

E. Fokus dan Prioritas Program .............................................................. 13

F. Sasaran dan Target ................................................................................. 14

G. Jadwal Pelaksanaan Program .............................................................. 17

H. Pendanaan dan Sumbangan ................................................................ 19

I. Sistematika Penyusunan ...................................................................... 19

BAB II METODE PENGABDIAN ............................................................................. 21

A. Pendekatan .............................................................................................. 22

B. Pemetaan Wilayah dan Masyarakat ................................................ 24

C. Penyusunan Program ........................................................................... 26

D. Strategi Implementasi Program dan Kegiatan .............................. 28

BAB III KONDISI DESA SIBANTENG KECAMATAN LEUWISADENG.. 35

A. Sejarah Desa Sibanteng ......................................................................... 35

B. Letak Geografis Desa Sibanteng ......................................................... 36

C. Struktur Penduduk Desa Sibanteng .................................................. 38

D. Sarana dan Prasarana Desa Sibanteng .............................................. 41

BAB IV DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PENGABDIAN ................. 49

A. Kerangka Pemecahan Masalah .......................................................... 49

B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat ........... 61

C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada Masayarakat 84

D. Faktor-faktor Pencapaian Hasil ....................................................... 100

Page 8: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

viii

BAB V PENUTUP ....................................................................................................... 103

A. Kesimpulan ............................................................................................ 103

B. Rekomendasi ......................................................................................... 104

BAGIAN II: REFLEKSI HASIL KEGIATAN ....................................................... 107

BAB VI PENGGALAN KISAH INSPIRATIF ...................................................... 109

A. Afaf Nazrat Uyun: CERITA DARI GUNUNG PETEUY ............ 109

B. Aly Dzulfiqar: SECERCAH CAHAYA DI NEGERI IMPIAN ....... 118

C. Annisa Zikri: SEBUAH KENANGAN YANG TAK KAN

TERLUPAKAN..................................................................................... 128

D. Asrul Ummu Darojat: PERTEMUAN YANG TAK KAN PERNAH

TERULANG DI NEGRI SIBANTENG ......................................... 143

E. Danang Koencoro: SEKEPAL CERITA BERJUTA MAKNA ..... 153

F. Diana Saadah: TIGA PULUH HARI DI DESA SIBANTENG .... 162

G. Hafina Rehana Jannah: SETITIK CAHAYA DI BARAT

SIBANTENG .......................................................................................... 171

H. Hilmy Fadhly: EMBUN PAGI DI SIBANTENG ............................. 185

I. Intan Permata Harum: MENGUKIR KISAH DI DESA

SIBANTENG ......................................................................................... 194

J. Intanzi Lestari: SERIBU SATU PELAJARAN DARI DESA

SIBANTENG ........................................................................................ 203

K. Jundi Assyidiq: DARI MAHASISWA UNTUK SIBANTENG ... 213

L. Lia Agustina: REKAM JEJAK DI SIBANTENG ............................ 222

M. Millatun Hanifah: JATUH HATI DI DESA SIBANTENG ........... 232

N. Muhamad Abiseina Febian: MAHASISWA BARU DAN KKN .... 241

O. Nurul Yahya: SEPENGGAL KISAH DI DESA SIBANTENG .... 250

P. Siti Hanifatul Aziz: TAK SEKEDAR 2500 KATA ......................... 259

Q. Umul Hamida Wilayati: ANGIN DINGIN YANG BERBALUT

KEHANGATAN OLEH RASA KEPEDULIAN DAN KASIH

SAYANG ................................................................................................. 271

R. Yanti Nianti: BELAJAR BAHAGIA DENGAN BERSYUKUR DI

DESA SIBANTENG ............................................................................ 281

S. Yasjudan Lindady Oskandar: SEBUAH KEBAHAGIAAN DI

ANTARA GUNUNG-GUNUNG SIBANTENG ....................... 293

Page 9: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

ix

BAB VII KESAN WARGA ATAS KEGIATAN KKN....................................... 303

A. Kesan Tokoh Masyarakat ................................................................. 303

B. Kesan Warga ........................................................................................ 303

C. Kesan Remaja dan Anak-anak ........................................................ 303

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 305

BIOGRAFI SINGKAT KKN ABRAR 141 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA ..................................................................................................................... 307

LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................... 317

Page 10: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

x

“Lakukanlah kebaikan sekecil apapun, karena engkau tidak pernah tahu kebaikan yang

mana yang akan membawamu ke surga”.

Imam Hasan Al-Basri

Page 11: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1: Prioritas Program dan Kegiatan ........................................................... 13

Tabel 1. 2: Sasaran dan Target Kegiatan ................................................................. 14

Tabel 1. 3: Kegiatan Pra KKN .................................................................................... 17

Tabel 1. 4: Jadwal Pelaksanaan Program ................................................................ 18

Tabel 1. 5: Laporan dan Evaluasi Program ............................................................. 18

Tabel 1. 6: Pendanaan ................................................................................................... 19

Tabel 1. 7: Sumbangan ................................................................................................. 19

Tabel 2. 1: Kondisi Monografis Desa Sibanteng ................................................... 23

Tabel 3. 1: Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur ......................................... 39

Tabel 3. 2: Fasilitas Keagamaan ............................................................................... 39

Tabel 3. 3: Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ................... 40

Tabel 3. 4: Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................ 41

Tabel 3. 5: Sarana Pemerintahan ............................................................................. 41

Tabel 3. 6: Sarana Pendidikan ................................................................................. 42

Tabel 3. 7: Sarana Kesehatan ................................................................................... 43

Tabel 3. 8: Sarana Perhubungan ............................................................................. 44

Tabel 3. 9: Sarana Perekonomian ........................................................................... 45

Tabel 3. 10: Sarana Pertanian dan Pengairan ...................................................... 46

Tabel 3. 11: Sarana Keagamaan .................................................................................47

Tabel 4. 1: Matriks SWOT Bidang Pendidikan .................................................. 49

Tabel 4. 2: Matriks SWOT Bidang Lingkungan dan Kebersihan ................. 52

Tabel 4. 3: Matriks SWOT Bidang Sosial dan Ekonomi .................................. 54

Tabel 4. 4: Matriks SWOT Bidang Keagamaan .................................................. 57

Tabel 4. 5: Matriks SWOT Bidang Kesehatan .................................................... 59

Tabel 4. 6: Kegiatan Bimbingan Belajar.................................................................. 61

Tabel 4. 7: Kegiatan Renovasi Warung Baca ........................................................ 63

Tabel 4. 8: Kegiatan Pengadaan Lemari Masjid .................................................. 65

Tabel 4. 9: Kegiatan Pengadaan Meja Belajar ...................................................... 66

Tabel 4. 10: Kegiatan Pengadaan Plang Penunjuk Arah Masjid ..................... 68

Tabel 4. 11: Kegiatan Pengadaan Plang Nama Masjid ........................................ 70

Tabel 4. 12: Kegiatan Pengadaan Alat Kebersihan untuk Masjid ................... 72

Tabel 4. 13: Kegiatan Pengadaan Papan Tulis ...................................................... 73

Tabel 4. 14: Kegiatan Pengadaan Tempat Sampah ............................................. 75

Tabel 4. 15: Kegiatan Gebyar Kemerdekaan ......................................................... 77

Tabel 4. 16: Kegiatan Pengadaan Timbangan Bayi .............................................. 79

Page 12: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

xii

Tabel 4. 17: Kegiatan Senam Ceria ........................................................................... 81

Tabel 4. 18: Kegiatan Gotong Royong .................................................................... 83

Tabel 4. 19: Kegiatan Pelatihan MC ....................................................................... 84

Tabel 4. 20: Kegiatan Seminar Pra Nikah dan Pernikahan Usia Dini ........... 86

Tabel 4. 21: Kegiatan Seminar Sadar Hukum ....................................................... 88

Tabel 4. 22: Kegiatan Pembagian Bibit Toga .......................................................90

Tabel 4. 23: Kegiatan Pelatihan Kerajinan Tangan............................................. 92

Tabel 4. 24: Kegiatan Pelatihan Produk Olahan ................................................ 94

Tabel 4. 25: Kegiatan Pelatihan IT ......................................................................... 96

Tabel 4. 26: Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ................................... 98

Page 13: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1: Peta Desa Sibanteng ............................................................................ 22

Gambar 3. 1: Peta Desa Sibanteng ............................................................................. 37

Gambar 3. 2: Peta Lokasi Pengabdian ..................................................................... 38

Gambar 3. 3: Kantor Desa ............................................................................................ 41

Gambar 3. 4: Kantor KUA .......................................................................................... 42

Gambar 3. 5: Gedung SDN Sinar Jaya ..................................................................... 42

Gambar 3. 6: Gedung SMK Pesona Dywntara ..................................................... 43

Gambar 3. 7: Posyandu Anggrek 5 ........................................................................... 43

Gambar 3. 8: Bidan Vita Megasari ........................................................................... 44

Gambar 3. 9: Jalan Negara .......................................................................................... 44

Gambar 3. 10: Gorong-Gorong .................................................................................. 45

Gambar 3. 11: Toko ....................................................................................................... 45

Gambar 3. 12: Toko Kelontong ................................................................................. 46

Gambar 3. 13: Irigasi ..................................................................................................... 46

Gambar 3. 14: Sungai/Kali ...........................................................................................47

Gambar 3. 15: Masjid Al-Khoer..................................................................................47

Gambar 3. 16: Masjid Nurul Hikmah ...................................................................... 48

Gambar 4. 1: Kegiatan Bimbingan Belajar .............................................................. 63

Gambar 4. 2: Kegiatan Renovasi Warung Baca ................................................... 65

Gambar 4. 3: Kegiatan Pengadaan Lemari Masjid .............................................. 66

Gambar 4. 4: Kegiatan Pengadaan Meja Belajar .................................................. 68

Gambar 4. 5: Kegiatan Pengadaan Plang Penunjuk Arah Masjid .................... 70

Gambar 4. 6: Kegiatan Pengadaan Plang Nama Masjid ..................................... 71

Gambar 4. 7: Kegiatan Pengadaan Alat Kebersihan untuk Masjid ................. 73

Gambar 4. 8: Kegiatan Pengadaan Papan Tulis .................................................... 75

Gambar 4. 9: Kegiatan Pengadaan Tempat Sampah ........................................... 76

Gambar 4. 10: Kegiatan Gebyar Kemerdekaan ..................................................... 79

Gambar 4. 11: Kegiatan Pengadaan Timbangan Bayi ........................................... 81

Gambar 4. 12: Kegiatan Senam Ceria ...................................................................... 82

Gambar 4. 13: Kegiatan Gotong Royong ................................................................ 84

Gambar 4. 14: Kegiatan Pelatihan MC ................................................................... 86

Gambar 4. 15: Kegiatan Seminar Pra Nikah dan Pernikahan Usia Dini ........88

Gambar 4. 16: Kegiatan Seminar Sadar Hukum .................................................. 90

Gambar 4. 17: Kegiatan Pembagian Bibit Toga .................................................... 92

Gambar 4. 18: Kegiatan Pelatihan Kerajinan Tangan ......................................... 94

Page 14: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

xiv

Gambar 4. 19: Kegiatan Pelatihan Produk Olahan .............................................. 96

Gambar 4. 20: Kegiatan Pelatihan IT ..................................................................... 97

Gambar 4. 21: Kegiatan Praktik Hidup Bersih dan Sehat ................................ 100

Page 15: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

xv

TABEL IDENTITAS KELOMPOK

Kode 02/Bogor/Sibanteng/141

Desa Sibanteng

Kelompok ABRAR 141

Dana Rp 25.250.000

J.Mahasiswa 19 orang

J.Kegiatan 11 Kegiatan

J.Pembangunan

Fisik

10 Kegiatan yaitu : Pembagian Bibit

Toga, Pengadaan Tong Sampah,

Renovasi Warung Baca,

Pengadaan Lemari untuk Masjid,

Pengadaan Meja Belajar,

Pengadaan Plang Penunjuk Arah

dan Papan Nama Masjid,

Pengadaan Timbangan Bayi,

Pengadaan Alat Kebersihan untuk

Masjid, dan Pengadaan Papan

Tulis.

02.04.

141

Page 16: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

xvi

“Untuk mendapatkan apa yang diinginkan, kau harus bersabar dengan apa yang Kau

benci.”

Imam Ghazali

Page 17: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

xvii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Buku yang berjudul “Tetesan Embun di Desa Santri Sibanteng”

disusun berdasarkan hasil kegiatan KKN-PpMM di Desa Sibanteng selama

32 hari. Ada 19 orang mahasiswa yang terlibat di kelompok ini, berasal dari

9 fakultas yang berbeda. Kami menamai kelompok ini dengan KKN ABRAR

dengan nomor kelompok 141. Kami dibimbing oleh Ibu Nur Hidayah, MA.,

Ph.D beliau adalah dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Tidak kurang dari 21

kegiatan yang telah kami lakukan di Desa Sibanteng, yang sebagian besarnya

merupakan pemberdayaan dan sebagian kecilnya adalah pelayanan kepada

masyarakat. Dengan fokus pada 2 RW, kegiatan-kegiatan yang kami

lakukan menghabiskan dana sekitar Rp25.250.000. Dana tersebut kami

dapatkan dari iuran angota kelompok KKN sebesar Rp19.000.000,- dan dana

penyerta Program Pengabdian pada Masyarakat Dosen (PpMD) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta sebesar Rp6.250.000, -.

Dari hasil kegiatan yang kami lakukan, terdapat sejumlah

keberhasilan yang telah kami raih yaitu:

1. Bertambahnya pengetahuan masyarakat terutama ibu-ibu dalam

membuat kerajinan tangan yaitu merajut dan produk olahan berupa

nugget tempe serta frozen banana.

2. Bertambahnya pengetahuan peserta didik Sekolah Dasar mengenai

pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

3. Bertambahnya pengetahuan ibu-ibu mengenai ilmu pernikahan.

4. Bertambahnya pembangunan fisik, antara lain Penghijauan, Pengadaan

Tempat sampah, Pengadaan Papan Plang Penunjuk Arah Masjid,

Pengadaan Papan Plang Nama Masjid, Pengadaan Timbangan Bayi,

Pengadaan Lemari untuk Masjid, Pengadaan Papan Tulis untuk TPA,

Renovasi Warung Baca, Pengadaan Meja Belajar untuk TPA dan

Pengadaan Perlengkapan Kebersihan untuk Masjid.

5. Bertambahnya pengetahuan masyarakat seputar hukum dalam

penyelenggaraan pemilihan kepala desa.

Saat merencanakan dan implementasi kegiatan, terdapat sejumlah

kendala yang kami hadapi, antara lain:

1. Kurangnya waktu untuk koordinasi antara pihak internal anggota

kelompok dengan tokoh desa sehingga peserta yang mengikuti kegiatan

tidak tepat sasaran.

Page 18: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

xviii

2. Terbatasnya transportasi untuk melaksanakan program yang jauh dari

tempat kami tinggal.

Namun, sekalipun demikian, kami pada akhirnya bisa

merampungkan sebagian besar rencana kegiatan kami. Adapun kekurangan-

kekuranganya adalah:

1. Kurangnya interaksi dengan warga secara menyeluruh karena

keterbatasan waktu.

2. Kurangnya program yang bersifat aplikatif guna meningkatkan

kemandirian warga.

Page 19: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

xix

PEMBERDAYAAN UNTUK KEADILAN

(Sebuah Catatan Editor)

Oleh: Nur Hidayah, MA., Ph. D

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahirobbil’alamin, pertama dan paling utama marilah kita

panjatkan Puji Syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah

memberikan banyak kenikmatan, Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya kepada

kita semua, sehingga Kelompok KKN ABRAR 141 yang berlokasi di Desa

Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat,

pada akhirnya dapat terselenggarakan dan berakhir dengan sangat baik.

Shalawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan Nabi kita Nabi

Muhammad Shallallah ‘Alayhi wa Sallam, yang telah membawa kita dari zaman

kegelapan sampai zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.

Semoga kita sebagai umatnya selalu mendapat syafaatnya hingga akhir

zaman. Aamiin.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan program rutin yang

diselenggarakan oleh hampir semua Perguruan Tinggi di Negara Indonesia.

Program KKN yang dilaksanakan oleh PPM (Pusat Pengabdian Masyarakat)

UIN Jakarta khususnya diselenggarakan di berbagai desa/lurah dan wilayah

sekitar untuk meneguhkan keberadaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang memiliki komitmen pengabdian dan kepedulian terhadap

pengembangan masyarakat sekitar. Kepedulian ini diwujudkan tidak hanya

pada pengembangan ranah pendidikan namun juga pada pengembangan

potensi masyarakat pada ranah sosial dan ekonomi yang mereka miliki.

Buku ini terdiri dari tujuh bagian:

Bagian 1 adalah Prolog, yang berisi tentang penjelasan umum KKN,

kelompok KKN yang melaksanakan pengabdian di Desa Sibanteng,

Kecamatan Leuwisadeng, judul yang diusung “Tetesan Embun di Desa Santri

Sibanteng” serta Sistematika penyusunan laporan.

Bagian 2 adalah Bab I berupa Pendahuluan. Isi dari bab ini adalah dasar

pemikiran, kondisi desa, permasalahan desa, kompetensi anggota kelompok,

fokus atau prioritas program, sasaran dan target, jadwal pelaksanaan

program, dan pendanaan.

Bagian 3 adalah Bab II berupa penjelasan mengenai metode intervensi

yang digunakan oleh kelompok KKN pada saat melakukan pengabdian, serta

penjelasan mengenai literatur yang membahas tentang Desa Sibanteng,

Page 20: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

xx

Kecamatan Leuwisadeng, baik dari hasil pelacakan dari modul Profil Desa

yang diberikan dan data dari BPS Kabupaten Bogor.

Bagian 4 adalah Bab III Bab ini berisi penjelasan rinci mengenai kondisi

Desa Sibanteng, baik dari sisi sejarah, letak geografis, struktur penduduk,

sarana dan prasarana.

Bagian 5 adalah Bab IV Bab ini merupakan penjelasan inti dari hasil

kegiatan KKN ABRAR 141 diawali dengan kerangka pemecahan masalah

yang berupa SWOT dari Desa Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng,

kemudian deskripsi hasil pelayanan dan pemberdayaan, terakhir dijelaskan

sejumlah data orang mendukung dan menghambat pelaksanaan program.

Bagian 6 adalah Penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan rekomendasi.

Bagian 7 adalah Epilog. Bagian ini menjelaskan sejumlah kesan yang

diterima kelompok dari masyarakat Desa Sibanteng, Kecamatan

Leuwisadeng terhadap keberadaan kelompok KKN ABRAR 141, juga kisah

inspiratif dari setiap anggota kelompok atas makna dan manfaat kegiatan

KKN bagi mereka.

Alhamdulillah, saya mendapatkan kesempatan untuk membimbing,

Kelompok KKN ABRAR 141 untuk tahun anggran 2018 ini. Dari awal ketika

pertama kali diperintahkan untuk menjadi pembimbing, saya memiliki

harapan yang baik dengan proposal yang diajukan dengan program kerja

yang baik. Begitu dilaksanakan semua berjalan dengan baik bahkan saya

mendapatkan tim yang sangat solid dan bisa bekerja sama antara satu

dengan yang lainnya dan memungkinkan untuk menjalankan program kerja

yang maksimal, dengan beragam kegiatan tersebar dari mulai program

pendidikan, keagamaan, sosial, budaya, ekonomi, bahkan hukum. Terbukti

alhamdulillah bisa dikatakan semua program kerja terlaksana kecuali yang

tidak memungkinkan karena memang alasan teknis dan lain sebagainya

sehingga tidak memungkinkan untuk dilaksanakan, seperti rencana

program penyuluhan kesehatan JKN/BPJS (Jaminan Kesehatan

Nasional/Badan Penyelenggaran Jaminan Kesehatan).

Dalam waktu sebulan rasanya sangat singkat dengan program kerja

yang begitu banyak. Namun alhamdulillah semuanya terlampaui dan

ditambah dengan anggaran yang mungkin sangat sedikit, karena

pemangkasan anggaran. KKN tahun ini hanya mendapat dana 62,5% dari

PPM dibandingkan KKN tahun lalu, sehingga cukup membuat tersendat

jalannya beberapa kegiatan. Tapi alhamdulillah semuanya dapat dilalui

dengan baik. Semoga tim ini adalah tim istimewa yang kemudian akan

Page 21: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

xxi

berlanjut ke masa yang akan datang dan menjadi tim yang benar-benar solid

dalam keberagaman kegiatan dan juga dapat saling mengisi sehingga

semuanya meraih kesuksesan. Aamiin.

Kelompok KKN ABRAR 141 ini membentuk kegiatan dengan tema

“Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Desa untuk Mewujudkan Desa

yang Mandiri, Kreatif, dan Terintegrasi”. Tema ini diangkat dengan harapan

bahwa keberadaan mahasiswa di lokasi KKN dapat membantu desa dalam

bentuk pembangunan secara fisik maupun non fisik serta melakukan

kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis potensi yang dimiliki Desa

Sibanteng sehingga Sibanteng dapat bertransformasi menuju desa yang

mandiri, kreatif dan terintegrasi. Sebuah visi misi yang sangat idealis yang

sebagiannya dapat tergambar dari beberapa program kegiatan yang telah

dilakukan.

Dari survei yang dilakukan, peserta KKN dapat memetakan kondisi

Desa Sibanteng secara umum sehingga ditemukanlah 5 (LIMA) bidang

permasalahan yang menjadi fokus prioritas kelompok ini. Permasalahan ini

meliputi bidang: Pendidikan, Keagamaan, Sosial dan Ekonomi, Kesehatan

dan Kebersihan, serta Kesadaran Hukum.

Semua program kegiatan sudah terlaksana dengan baik dan

mendapat respon yang positif dari masyarakat dan aparat desa. Dalam

menjalankan setiap program kegiatan, peserta KKN juga berkomunikasi

dengan baik satu sama lain sehingga kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan

berhasil dengan tepat waktu dan efisien.

Sebagai dosen pembimbing yang terus mendampingi kelompok KKN

ABRAR 141 dari sejak formulasi program kerja, survei, pembukaan,

monitoring dan evaluasi, penutupan, hingga penyusunan laporan KKN

ABRAR 141 ini, saya memberikan apresiasi yang sangat luar biasa. Pertama

kepada PPM UIN Jakarta yang telah membantu memfasilitasi diperolehnya

dana bantuan KKN tahun ini sebesar Rp6.250.000,- kepada setiap kelompok

KKN, yang pada awalnya tidak ada anggaran sama sekali, namun dengan

strategi dan pendekatan yang dilakukan PPM, akhirnya bantuan ini

diperoleh, meskpiun lebih kecil 37,5% dibandingkan dana KKN kelompok

tahun lalu sebebar Rp10.000.000,-. Dana ini merupakan stimulus yang luar

biasa sehingga para mahasiswa termotivasi untuk melaksanakan program-

program pembangunan fisik dan pemberdayaan masyarakat yang telah

dicanangkan.

Page 22: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

xxii

Kedua, apresiasi ini saya persembahkan kepada para mahasiswa

kelompok KKN ABRAR 141 tercinta yang telah mendedikasikan waktu,

tenaga, fikiran bahkan menyisihkan sebagian dana untuk mampu

melaksanakan program-program kerja KKN ini. Di tengah berbagai

kesibukan lainya berupa perkuliahan, kegiatan intra/ekstra kurikuler

kemahasiswaan, bahkan beberapa di antara mereka juga harus bekerja untuk

membantu menafkahi diri dan keluarganya, mereka akhirnya mampu

berkonsentrasi menyelesaikan KKN ini selama kurang lebih satu bulan

lamanya di lokasi desa yang dikelilingi panorama alam Gunung Peteuy yang

sangat indah meskipun terletak cukup jauh dan terisolisir dari keramaian

kota.

Ketiga, apresiasi ini saya berikan kepada para aparat pemerintah dan

desa yang telah memberikan sambutan dan dukungan yang luar biasa kepada

kelompok KKN ABRAR 141 untuk dapat melaksanakan program-

programnya di Desa Sibanteng. Sejak awal survei, saya mengajak para

mahasiswa untuk melakukan silaturahim dan pendekatan serta membuka

komunikasi dengan aparat setempat. Terima kasih khususnya kami ucapkan

kepada Bapak Camat Leuwisadeng, Kepala Desa Sibanteng dan para

aparatnya beserta para tokoh masyarakat Desa Sibanteng yang telah

memfasilitasi terselenggaranya program-program kerja KKN ABRAR 141

dengan baik.

Keempat, kepada seluruh warga Sibanteng, khususnya Dusun

Gunung Peteuy, yang telah memberikan sambutan hangat dan dukungan

yang luar biasa atas terselenggaranya berbagai program-program kerja KKN

ABRAR 141. Kepada merekalah diharapkan program-program kerja KKN

ABRAR 141 dapat terus dilanjutkan sehingga kemanfaatan dan

keberlanjutan program-program kerja KKN ABRAR 141 dapat terus

dilanjutkan.

Sebagai refleksi akhir, sesungguhnya dengan berbagai keterbatasan

waktu dan biaya, KKN ABRAR 141 ini dapat dikatakan sudah menunjukkan

prestasi yang luar biasa dengan sederet program pemberdayaan dan

pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan. Namun, dengan waktu

dan dana yang terbatas ini, tentu harapan yang digantungkan KKN ABRAR

141 untuk membantu mewujudkan Desa Sibanteng sebagai desa yang

mandiri, masih membutuhkan perjuangan dan kerja keras, yang diharapkan

dapat dilanjutkan oleh para aparat dan seluruh warga Desa Sibanteng.

Misalnya, program untuk membantu membangun potensi wisata Desa

Page 23: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

xxiii

Sibanteng, belum mampu diwujudkan karena hal ini membutuhkan jangka

waktu yang lebih lama dan dukungan dana yang cukup besar pula,

khususnya dari aparat desa setempat.

Membimbing 19 mahasiswa KKN ABRAR 141 juga bukan merupakan

hal yang mudah mengingat mereka juga memiliki kesibukan masing-masing

sehingga terkadang sulit untuk mengkoordinasikan mereka dengan

program-program kerjanya. Saya telah menekankan beberapa program

pemberdayaan ekonomi untuk diintegrasikan dalam program kerja KKN

ABRAR 141 agar program mereka dapat berkelanjutan, seperti pelatihan

internet marketing dan integrasi ke dunia bisnis digital disesuaikan dengan

konteks lokal Desa Sibanteng. Namun beberapa program ekonomi yang

diharapkan dapat membantu keberlanjutan program pemberdayaan ini,

belum dapat diwujudkan. Sehingga program pemberdayaan ekonomi untuk

menumbuhkan kewirausahaan di Desa Sibanteng, masih sekedar

pemberdayaan individual yang keberlanjutannya diharapkan dapat dibantu

oleh aparat Desa Sibanteng. Sebagai alternatifnya, mereka menawarkan

program pemberdayaan hukum, seperti Seminar Pencegahan Pernikahan

Dini dan Seminar Kesadaran Hukum, yang di satu sisi baik untuk

pembangunan kesadaran dan pemberdayaan hukum dan hak-hak warga

Desa Sibanteng, namun program-program pemberdayaan ini masih belum

komprehensif dan terintegritas.

Namun, di balik berbagai kekurangan ini, program-program kerja

KKN ABRAR 141 yang telah terlaksana dengan baik ini tentu patut

diapresiasi. Semoga pengalaman mereka KKN di Desa Sibanteng ini dapat

menjadi bekal pembelajaran kepada setiap anggota KKN ABRAR 141 agar

selalu termotivasi untuk melakukan upaya pemberdayaan masyarakat dan

perubahan sosial ke arah yang lebih baik di manapun kelak mereka akan

mengabdikan diri dan ilmunya di tengah masyarakat dan berkontribusi

secara positif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Atas terlaksananya kegiatan KKN dengan sangat baik di Desa

Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat

ini, saya ingin mengucapkan sekali lagi terima kasih khususnya kepada

berbagai pihak yang terlibat terutama kepada PPM UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan ajang dan arahan bagi kegiatan ini, kepada

Kepala Desa, Sekretaris Desa, beserta seluruh jajarannya yang telah dengan

sangat baik menyambut dan menerima kami untuk mengabdi di Desa

Sibanteng yang dipimpinnya. Tak lupa juga kepada seluruh masyarakat Desa

Page 24: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

xxiv

Sibanteng yang dengan keramahannya dan antusiasmenya terhadap semua

kegiatan-kegiatan KKN yang kami laksanakan dan terutama kepada semua

Teman-teman Mahasiswa KKN yang ditempatkan di Desa Sibanteng ini

yang telah menyumbangkan dan mengabdikan dengan tulus dan ikhlas

seluruh pemikiran dan tenaganya bagi pengembangan potensi dan sumber

dayanya. Semoga semua pengabdian ini bermanfaat bagi semua masyarakat

Desa Sibanteng khususnya dan bagi penguatan keilmuan Teman-teman

Mahasiswa KKN pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Ciputat, 24 September 2018

Nur Hidayah, MA., Ph. D

Page 25: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

BAGIAN I:

DOKUMENTASI HASIL KEGIATAN

Page 26: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

2

“Jika Tuhan membimbingmu untuk mengingat-Nya. Itu adalah tanda bahwa Tuhan

Cinta padamu”.

Ali bin Abi Thalib

Page 27: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

3

BAB I PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran

Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada hakekatnya merupakan perwujudan

dari salah satu Tridarma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian kepada

masyarakat, yang bersifat lintas disiplin (interdisipliner) dan merupakan

komponen keilmuan, teknologi dan seni secara aplikatif guna membantu

kehidupan masyarakat, utamanya di pedesaan. Dengan KKN diharapkan

para mahasiswa dapat membantu masyarakat dalam menghadapi kesulitan-

kesulitan yang dihadapi sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing.

Melalui KKN ini pula mahasiswa dapat membantu merealisasikan program-

program pemerintah dalam rangka melaksanakan pemerataan

pembangunan di pedesaan.

KKN merupakan suatu kegiatan yang dirasa penting baik bagi

mahasiswa maupun bagi masyarakat. Bagi mahasiswa, KKN merupakan

aktivitas belajar yang dilakukan lintas keilmuan dalam menggali,

menghayati dan mencari solusi masalah-masalah pembangunan masyarakat

di pedesaan. Bagi masyarakat desa, KKN diharapkan dapat memberikan

semangat baru untuk menggerakkan pembangunan desa.

Mahasiswa setelah sarjana adalah unsur yang paling sadar dalam

masyarakat. Jadi fungsi lain yang harus diperankan mahasiswa adalah sifat

kepeloporan dalam bentuk dan proses perubahan masyarakat. Karenanya

kelompok mahasiswa berfungsi sebagai duta-duta pembaharuan masyarakat

atau “agent of social change”. Kelompok mahasiswa dengan sifat dan watak

tersebut adalah generasi muda yang harus mempersiapkan diri untuk

menerima estafet pimpinan bangsa dari generasi sebelumnya pada saat yang

akan datang. Mereka bukan kelompok tradisionalis akan tetapi sebagai

“duta-duta pembaharuan sosial” dalam pengertian harus menghendaki

perubahan yang terus-menerus kearah kemajuan yang dilandasi oleh nilai-

nilai kebenaran.

Pengabdian Masyarakat di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta dikoordinasikan oleh pusat pengabdian kepada

masyarakat, Pelaksanaan kegiatan masyarakat dilakukan oleh Mahasiswa

(PpMM) dan Dosen (PpMD). Terjun ke desa adalah salah satu cara

pengabdian para pelaku akademis seperti dosen dan mahasiswa, yang mana

mereka bertindak sebagai fasilitator dan dapat membantu masyarakat

Page 28: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

4

pedesaan dalam mewujudkan mimpi dengan potensi yang telah dimiliki oleh

desa itu sendiri.

Maka, dalam upaya membangun SDM yang berkualitas, khususnya

pada masyarakat pedesaan, perlu adanya kerjasama dan bantuan dari

berbagai pihak, baik pemerintah, pihak swasta, maupun kalangan

masyarakat itu sendiri dalam proses pembangunan Negara. Sesuai dengan

Tridarma Perguruan Tinggi, insan akademisi perlu mengadakan kegiatan

dalam segi pengabdian masyarakat yang bersifat sosial yang bertujuan untuk

membantu masyarakat dalam menciptakan kreatifitas berbasis pengarahan,

penyuluhan, dan pendidikan guna menuju masyarakat mandiri, kreatif, dan

bermartabat.

Atas dasar pemikiran itulah Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta kelompok KKN ABRAR 141 melaksanakan kegiatan

Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2018 sebagai wujud peran serta pengabdian

kepada masyarakat dan merupakan bagian integral berdimensi akademik.

Desa Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor menjadi salah

satu dari banyak desa yang terpilih menjadi lokasi KKN tahun 2018.

B. Kondisi Umum Desa Sibanteng1

Sibanteng merupakan desa yang terletak di Kecamatan Leuwisadeng,

Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dengan luas daerah sebesar 640,826 Ha.

Secara geografis Desa Sibanteng sebelah utara berbatasan dengan

Kecamatan Cigudeg/Rumpin, sebelah selatan berbatasan dengan Desa

Sadeng Kolot, sebelah barat berbatasan dengan Desa Sadeng, dan sebelah

timur berbatasan dengan Desa Leuwisadeng dan Desa Leuwibatu. Desa

Sibanteng berada di ketinggian 325 m diatas permukaan laut dan memiliki

curah hujan yang cukup tinggi sekitar 1.200 mm/tahun. Desa Sibanteng

merupakan desa yang terdiri dari lima Dusun, sembilan Rukun Warga

(RW), dan dua puluh sembilan Rukun Tetangga (RT) serta memiliki jumlah

penduduk 9.546 jiwa (Laki-laki 4.996 jiwa dan perempuan 4.550 jiwa)

dengan jumlah kepala keluarga 2.617 KK.

Desa Sibanteng memiliki jumlah mayoritas penduduk muslim. Kondisi

seperti ini juga didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Desa

Sibanteng memiliki dua belas Masjid, enam belas buah Mushalla, dua belas

Majelis Taklim, dan empat belas Pondok Pesantren. Sarana dan prasarana

1 Profil Desa Sibanteng Bulan Maret 2018, dokumen tidak dipublikasikan

Page 29: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

5

inilah yang membuat Desa Sibanteng terasa lebih Islami dan religius

dibanding dengan desa-desa lain.

Berdasarkan tingkat pendidikan Desa Sibanteng sudah cukup tinggi, ini

dapat terlihat dari data desa dimana sekitar 1.823 orang tamat SMA/sederajat

dan 728 orang tamat perguruan tinggi. Penduduk desa Sibanteng rata-rata

bermata pencaharian buruh tani dan buruh bangunan.

C. Permasalahan Utama Desa2

Setelah selama sebulan kami melaksanakan kegiatan KKN di Desa

Sibanteng khususnya di Dusun Gunung Peteuy terdapat beberapa

permasalahan yang secara umum ditemukan di kampung tersebut antara

lain:

1. Keagamaan

Masyarakat Desa Sibanteng merupakan masyarakat yang bisa dibilang

cukup mempunyai kesadaran dalam hal keagamaan. Mayoritas penduduk

disana adalah muslim. Ada banyak masjid, mushalla, bahkan pondok

pesantren di Desa Sibanteng. Setiap minggu rutin diadakan pengajian oleh

warga setempat yang dihadiri dari berbagai kalangan mulai dari remaja

hingga lanjut usia. Tetapi ada permasalahan yang terjadi yaitu beberapa

masjid yang kondisinya tidak cukup terawat, dan perlengkapan ibadah

seperti mukena, sarung, sajadah, dan al-Qur’an yang sudah usang.

2. Pendidikan

Kesadaran masyarakat setempat untuk belajar dan menggali lebih

dalam tentang hal pendidikan terutama para pemuda dan pemudi, sudah

cukup berkembang. Terbukti sudah ada sekitar kurang lebih 1903 orang

yang sudah lulus SMP dan 728 orang lulusan Sarjana terhitung Maret 2018.

Permasalahan yang terjadi khususnya di Dusun Gunung Peteuy adalah

sedikitnya Taman Kanak-Kanak (TK) dan sistem pendidikan yang kurang

baik. Tidak adanya syarat yang diajukan oleh pihak Sekolah Dasar dalam

menerima siswa baru, seperti batasan umur, kelancaran membaca, dan lain-

lain. Hal ini memberikan dampak buruk bagi para siswa terlihat dari

banyaknya siswa Sekolah Dasar yang sudah kelas lima masih belum bisa

membaca.

2 Catatan Observasi Lapangan tanggal 9 Juli 2018

Page 30: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

6

Selain itu, kurangnya pendidikan tentang pernikahan menyebabkan

banyak pernikahan di Desa Sibanteng yang tidak tercatat. Banyak juga

pernikahan yang terjadi pada masyarakat yang masih dibawah umur

(Pernikahan Dini).

Hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi tentang hal tersebut dan

masih banyak masyarakat yang menganut kebiasaan tradisional terdahulu

yaitu memperbolehkan pernikahan di bawah umur.

3. Ekonomi

Penduduk Desa Sibanteng kebanyakan bermata pencaharian sebagai

petani. Desa Sibanteng hanya memiliki satu mata pencaharian pokok yaitu

bertani. Mata pencaharian lain selain buruh tani adalah Pegawai Negeri

Sipil, TNI/Polri, itupun dengan jumlah yang tidak banyak. Adapun usaha-

usaha kecil seperti berdagang atau membuka warung kelontong yang

dilakukan oleh warga sekitar untuk menambah penghasilan sehari-hari.

4. Sosial dan Lingkungan

Dusun Gunung Peteuy terdiri dari dua Rukun Warga (RW) dan lima

Rukun Tetangga (RT). Namun belum adanya nomor pada rumah warga

sehingga akan kesulitan untuk mencari informasi alamat rumah warga dan

batas-batas wilayah dari setiap RW maupun RT.

D. Profil Kelompok KKN-PpMM ABRAR 141

Kelompok KKN ABRAR 141 adalah salah satu peserta KKN yang

dibentuk oleh kepanitiaan PPM yang dilaksanakan pada 20 Juli-20 Agustus

2018. Membawa almamater Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta bukanlah hal yang mudah bagi kami, namun itu tidak berartimenjadi

halangan untuk mengabdi. Sibanteng salah satu desa di Kecamatan

Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, adalah lokasi yang akhirnya menjadi tanah

pengabdian kami selama sebulan. Demi menjaga nama baik kampus dan

titipan tugas kewajiban yang kami emban, beberapa kegiatan kami

rencanakan dan laksanakan untuk membuat Sibanteng menjadi lebih baik.

Dengan jalinan silaturahmi dan koordinasi dengan masyarakat setempat

seluruh kegiatan berhasil dilaksanakan dan mendapat respon positif dari

masyarakat.

Penamaan ABRAR sendiri, berasal dari bahasa Arab yang artinya

golongan orang-orang yang berbuat kebajikan. Kata ini diharapkan dapat

Page 31: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

7

menjadikan orang-orang yang terlibat dalam kegiatan ini menjadi orang yang

saling memberi manfaat untuk orang lain, sehingga keinginan serta cita-cita

yang ingin dicapai akan terwujud.

Logo kelompok ABRAR berbentuk segi enam yang didalamnya terdapat

gambar dua buah gunung terapit, didalamnya terdapat tulisan ABRAR KKN

141. Dua buah gunung ini bermakna bahwa lokasi yang akan kami abdi

terdapat di daerah pegunungan tepatnya di Desa Sibanteng. Dibelakang

gunung tersebut terdapat cahaya matahari

yang sedang terbit, cahaya matahari ini

menggambarkan kelompok kami yang akan

memancarkan kemampuan dan kebaikan di

Desa Sibanteng.

Dalam melaksanakan seluruh program

kegiatan kelompok, ABRAR 141 mempunyai

beberapa anggota yang memiliki kompetensi

berbeda-beda yang terdiri atas 19 orang dan

berasal dari 9 fakultas yang berbeda.

Diantaranya dari Fakultas Dirasat Islamiyah

(FDI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Fakultas Syari’ah dan

Hukum (FSH), Fakultas Ushuluddin (FU), Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi (FIDIKOM), Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB),

Fakultas Adab dan Humaniora (FAH). Lebih detail penjabaran setiap

anggota adalah sebagai berikut:

1. Afaf Nazrat Uyyun - Fakultas Dirasat Islamiyah

Perempuan kelahiran Cirebon ini memiliki kemampuan bahasa Arab

yang baik, sehingga sering kali ia berbagi ilmu yang dimiliki kepada

masyarakat terutama anak-anak yang ingin belajar bahasa Arab. Selain itu ia

juga memiliki kemampuan bercerita tentang sejarah-sejarah Islam, hampir

semua anak-anak di Dusun Gunung Peteuy sering berkunjung ke posko

KKN ABRAR 141 hanya untuk mendengarkan kisah-kisah Nabi pada zaman

dahulu. Dikarenakan ia memiliki suara yang fasih dan baik, Mba Apap

begitulah panggilan akrabnya kerap kali ditunjuk untuk menjadi pelantun

ayat-ayat suci al-Qur’an apabila kelompok KKN ABRAR 141 sedang

melaksanakan kegiatan resmi. Ia juga diamanahkan untuk menjadi

penanggung jawab dalam memperbaharui warung baca yang terletak di

Dusun Gunung Peteuy.

Page 32: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

8

2. Aly Dzulfikar - Fakultas Syari’ah dan Hukum

Mengambil Jurusan Hukum Keluarga di Fakultas Syari’ah dan Hukum,

Aly memiliki kompetensi sesuai dengan bidang yang diambilnya.

Mengadakan penyuluhan tentang pernikahan dini merupakan ide yang ia

akan wujudkan di Desa Sibanteng tepatnya di Dusun Kawungluwuk,

dikarenakan tingkat pernikahan dini yang masih tinggi. Dengan ilmu hukum

keluarga yang dimilikinya membuat ia memiliki keahlian dalam mengatur

atau me-manage sesuatu sehingga dia ditunjuk sebagai penanggung jawab

dalam menyusun acara.

3. Annisa Zikri - Fakultas Sains dan Teknologi

Mahasiswi Jurusan Fisika ini bisa dibilang paling rajin di kelompok

kami. Dengan sifat rajin tersebut ia diamanahkan untuk menjadi sekretaris

dalam kelompok KKN ABRAR 141. Setiap kali rapat diadakan, ia tak lupa

untuk menulis poin-poin penting yang nantinya akan dibutuhkan dalam

pelaksanaan kegiatan. Mahasiswi yang aktif dalam organisasi ini memiliki

keahlian dalam bidangnya, ia berinisiatif untuk melakukan eksperimen

fisika yang ditujukan untuk anak-anak di Dusun Gunung Peteuy. Selain

eksperimen, ia juga memiliki kemampuan di bidang kesehatan, ia

mengadakan pengecekan kesehatan untuk masyarakat di Desa Sibanteng

dan bekerja sama dengan tenaga medis setempat.

4. Asrul Ummu Darojat - Fakultas Ushuluddin

“Mba Yu” merupakan panggilan yang akrab dinobatkan oleh teman-

teman KKN ABRAR 141, ini karena ia berasal dari suku Jawa dan menjadi

sosok kakak di kelompok kami. Sikapnya yang tegas dan dewasa membuat

kami sering terpacu untuk selalu semangat menjalankan kegiatan-kegiatan

yang dilakukan selama KKN. Mbakyu memiliki potensi di bidang non

akademik, ia memiliki keahlian dalam hal kerajinan tangan, yaitu merajut. Ia

mengajarkan masyarakat untuk berkreasi sehingga hasil yang didapatkan

bisa menjadi lahan untuk membuka lapangan pekerjaan baru. Selain bakat

dalam bidang kerajinan tangan ia juga berbakat dalam hal kuliner, sehingga

membuat ia dipercaya untuk menjadi kepala chef atau juru masak di

kelompok kami.

Page 33: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

9

5. Danang Koencoro - Fakultas Sains dan Teknologi

Danang sapaannya, ia merupakan satu-satunya lelaki yang menggunakan

behel atau kawat gigi di kelompok kami dan berasal dari Jurusan Agribisnis.

Dalam kompetensi akademik ia sangat paham dengan dunia tanaman,

sehingga ia berinisiatif untuk membantu masyarakat terutama para petani

untuk menanam pohon-pohon yang berguna bagi masyarat, yaitu tanaman

toga atau tanaman obat. Di kelompok KKN ABRAR 141, ia ditunjuk menjadi

penanggung jawab dalam divisi Publikasi Dekorasi dan Dokumentasi

(Pubdekdok), dalam menjalankan tugasnya ia cukup baik dan sigap jika

diberi tugas.

6. Diana Saadah - Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Perempuan kelahiran Jakarta 21 tahun silam ini akrab disapa Mpok,

alasannya karena memang ia seperti sosok kakak dalam kelompok KKN

kami, selain itu Mpok juga satu-satunya orang di KKN ABRAR 141 yang sudah

berumah tangga sehingga ia dipercaya menjadi juru masak di kelompok

kami. Racikan bumbu yang akrab dilidah membuat kami tak pernah bosan

dengan makanan yang ia sajikan. Memiliki keahlian di bidang kuliner

membuat Mpok berinisiatif untuk mengadakan pelatihan produk olahan

untuk para ibu-ibu di Dusun Gunung Peteuy. Dalam menjalin keakraban

dengan masyarakat di dusun, Mpok juga mengadakan senam kebugaran, agar

masyarakat merasa sehat dan juga sebagai saran hiburan. Dalam susunan

kepanitiaan, Mpok diamanahkan untuk menjadi anggota pada divisi acara,

tentunya karena banyaknya pengalaman yang sudah ia lakukan pada

kegiatan lainnya.

7. Hafina Rehana Jannah - Fakultas Sains dan Teknologi

“Pinah” biasa dia dipanggil adalah mahasiswi dari Jurusan Agribisnis di

Fakultas Sains dan Teknologi. Memiliki latar belakang jurusan yang sama

dengan Danang, Pinah turut berkontribusi dalam hal pertanian khususnya

tanaman. Memiliki jiwa sosial yang tinggi Pinah termasuk salah satu orang

yang disenangi oleh anak-anak di Dusun Gunung Peteuy, ini karena sifat

mudah akrab yang dimiliki membuat anak-anak nyaman berteman

dengannya. Selagi bermain, ia juga sering menyalurkan kemampuan bahasa

Inggris yang ia miliki untuk anak-anak di Dusun Gunung Peteuy. Kedekatan

dengan masyarakat dusun terutama anak-anak menjadikan pinah sebagai

Page 34: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

10

penanggung jawab dalam gebyar kemerdekaan, dari mulai lomba, pentas

seni dan pembagian hadiah. Dalam susunan kepanitiaan, Pinah

diamanahkan untuk menjadi anggota dalam divisi pubdekdok. Dalam

kesehariannya ia termasuk orang yang bertangung jawab dan totalitas dalam

menjalankan tugasnya.

8. Hilmy Fadhly - Fakultas Adab dan Humaniora

Mahasiswa dengan postur tubuh paling subur ini memiliki kompetesi

non akademik berupa berbahasa yang baik sehingga ditunjuk sebagai Humas

KKN ABRAR 141. Selain itu ia juga memiliki kemampuan di bidang fotografi

dan sinematografi, oleh karena itu sering kali ia juga merangkap sebagai

anggota divisi pubdekdok yang bertugas mengabadikan setiap momen

kegiatan, baik melalui foto dan video yang nantinya berguna dalam

penyusunan buku dan video documenter.

9. Intan Permata Harum - Fakultas Adab dan Humaniora

Intan Permata Harum atau yang akrab dipanggil Intan dikelompok

KKN ABRAR 141 memiliki kompetensi akademik berupa kemampuan

berbahasa asing yaitu bahasa Inggris, sesuai dengan Jurusan Sastra Inggris

yang saat ini dipelajarinya. Hal ini berguna dalam membantu adanya

kegiatan belajar tambahan yang diadakan oleh kelompok ini. Ia juga

diamanatkan untuk menjadi penanggung jawab program CALISTUNG atau

Baca Tulis dan Hitung untuk anak-anak di Dusun Gunung Peteuy. Selain

kompetensi akademik yang dimiliki, beberapa kompetensi non akademik

pun ia kuasai di antaranya adalah mengatur susuan acara dengan baik

sehingga ditunjuk sebagai anggota divisi acara KKN ABRAR 141.

10. Intanzi Lestari - Fakultas Syari’ah dan Hukum

Mengambil Jurusan Ilmu Hukum di Fakultas Syari’ah dan Hukum, Ira

sapaan akrabnya ditunjuk sebagai penanggung jawab dalam salah satu

program kelompok, yaitu Sadar Hukum. Selain ahli dalam bidang hukum, Ira

juga ditunjuk sebgai penyambung lidah antara kelompok KKN ABRAR 141

dengan pihak yang terlibat dalam kegiatan selama KKN, yaitu sebagai

Humas. Memiliki hobi bernyanyi membuat suasana di kelompok kami

menjadi hidup ditambah dengan petikan gitar dan tabuhan kaleng kerupuk

yang mengiringi ia bernyanyi.

Page 35: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

11

11. Jundi Assyidiq - Fakultas Ushuluddin

Satu-satunya lelaki yang ketika diam saja membuat gelak tawa ini

berasal dari Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Jundi adalah panggilan

akrabnya, menjadi salah satu orang yang sangat humoris di kelompok kami,

sering kali menjadikan suasana rumah menjadi hidup. Ia memiliki

kompetensi di bidangnya akademik dan non akademik. Dibidang akademik,

seringkali ia membantu anak-anak di desa dalam hal keagamaan. Dalam

bidang non akademik Jundi memiliki bakat untuk bersosialisasi yang baik,

sehingga membuat ia sering ditunjuk untuk membuka pembicaraan dengan

masyarakat sekitar.

12. Yasjudan Lidandy Oskandar - Fakultas Syari’ah dan Hukum

Mahasiswa yang memiliki tubuh paling jangkung di kelompok kami ini

adalah salah satu anggota divisi pubdekdok. Lelaki yang sering menjadi

imam shalat dalam kelompok KKN ini cukup pendiam, namun seiring

berjalannya waktu justru ialah salah satu orang yang mulutnya tidak bisa

diam karena sering bersenda gurau dengan kawan yang lain. Memiliki latar

belakang di bidang Ekonomi Syari’ah memicu inisiatifnya untuk

mengadakan bazar bisnis di Dusun Gunung Peteuy.

13. Lia Agustina - Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Mengambil Jurusan Pendidikan Kimia di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, menjadi dasar kemampuan akademik dari perempuan kelahiran

Jakarta 23 tahun silam. Ia mengajarkan kepada anak-anak disana tentang

percobaan yang berhubungan dengan dunia kimia. Perempuan dengan suara

tertawa yang unik ini berperan sebagai bendahara II menemani Nurul. Dalam

hal mengatur keuangan ia sangat ahli dalam mengatur keluar masuknya

pembiayaan untuk kegiatan sehari-hari. Lia begitulah sapaannya, ia juga

ditunjuk sebagai seseorang yang bertanggung jawab dalam kegiatan

pembagian wakaf untuk Desa Sibanteng.

14. Millatun Hanifah - Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Milla begitulah sapaannya. Ia mengambil Jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Ia memiliki

kompetensi di bidang akademik yaitu public speaking. Sering kali jika ada

acara-acara resmi Milla menjadi Master of Ceremony atau pembawa acara.

Kegemarannya dalam membawakan suatu acara membuat ia berinisiatif

Page 36: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

12

untuk mengadakan pelatihan MC untuk anak-anak SMP di Dusun Gunung

Peteuy. Wanita yang gemar tertawa ini ditunjuk sebagai Wakil Ketua KKN

ABRAR 141, pembawaannya yang tidak terlalu serius ini cukup bertanggung

jawab dalam melaksanakan tugasnya.

15. Muhammad Abiseina Febian - Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Abi merupakan panggilan akrabnya. Dia adalah mahasiswa Program

Studi Pendidikan Matematika di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

Dengan pengaruh kompetensi di bidangnya menjadikan Abi mampu

membantu anak-anak di desa dalam belajar berhitung. Selain itu, Abi

memiliki kemampuan untuk bersosialisasi yang baik membuatnya dipercaya

untuk menjadi ketua dalam kelompok kami. Dalam memutuskan pilihan Abi

cukup baik dalam mengambil langkah, walaupun sering kali harus selalu

diingatkan. Dengan pembawaanya yang humoris membuat teman-teman di

kelompoknya nyaman berteman dengannya, ia sering kali menghibur kami

dengan bernyanyi dan bermain gitar.

16. Nurul Yahya - Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Nurul adalah panggilan akrabnya. Ia adalah mahasiswi dari Jurusan

Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Dengan pengaruh kompetensi

akademiknya menjadikan Nurul sosok yang teliti dan penuh perhitungan

sehingga dalam susunan kepanitian ia diamanahkan untuk menjadi

bendahara I untuk KKN ABRAR 141. Perempuan ini bisa dibilang sangat

hati-hati dalam mengatur keuangan, sehingga ia selalu berfikir dahulu

sebelum mengambil keputusan. Memiliki latar belakang dibidang keuangan,

membuat dirinya termotivasi untuk mengadakan program menabung sejak

dini untuk anak-anak di Dusun Gunung Peteuy. Ia juga dipercaya untuk

menjadi penanggung jawab dalam kegiatan Gebyar Kemerdekaan.

17. Siti Hanifatul Aziz - Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Sunda adalah kesan yang kental melekat pada sosok yang satu ini.

Sering kali ia menjadi jembatan bagi kelompok kami dalam berkomunikasi

dengan masyarakat. Mahasiswi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah ini memiliki kompetensi di bidangnya, ia sering kali membantu

anak-anak dalam belajar. Selain itu, ia juga ditunjuk sebagai penanggung jawab

program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk anak-anak di Dusun

Page 37: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

13

Gunung Peteuy. Perempuan dengan postur yang mungil ini memiliki sifat yang

rajin sehingga ia dipercaya untuk menjadi sekretaris II membantu Zikri.

18. Ummul Hamida Wilayati - Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Wanita yang akrab disapa Amy ini berasal dari Jurusan Pendidikan

Bahasa Arab di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Ia memiliki

kompetensi akademik yaitu kemampuan bahasa Arab yang baik. Tentu saja

kemampuan ini ia salurkan kepada anak-anak di Dusun Gunung Peteuy.

Dalam kegiatan belajar mengajar, ia berinisiatif untuk mengadakan

Bimbingan Belajar (BIMBEL) yang hampir setiap hari dilakukan. Perempuan

berparas cantik ini memiliki kemampuan non akademik berupa kemampuan

berbahasa yang baik sehingga ia ditunjuk sebagai Humas di kelompok KKN

ABRAR 141.

19. Yanti Nianti - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Yanti merupakan panggilan akrabnya. Mahasiswi kelahiran Kuningan

ini berasal dari Jurusan Hubungan Internasional di Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik. Perempuan dengan postur yang mungil ini berpengalaman

mengatur acara dengan baik sehingga ia ditunjuk sebagai anggota divisi

acara. Yanti, begitulah sapannya sering kali membantu anak-anak di Dusun

Gunung Peteuy dalam hal belajar mulai dari membaca hingga menghitung.

E. Fokus atau Prioritas Program

Setelah dilakukan identifikasi masalah yang sudah dipaparkan pada sub

bab sebelumnya, kelompok KKN ABRAR 141 membuat prioritas program

dan kegiatan untuk membuat sejumlah kegiatan berdasarkan kondisi Desa

Sibanteng yang sekiranya sesuai dengan potensi desa dan potensi anggota

KKN ABRAR 141, diantaranya:

Tabel 1. 1: Prioritas Program dan Kegiatan

Fokus

Permasalahan Prioritas Program dan Kegiatan

Bidang Pendidikan

Sibanteng Cerdas

Kegiatan Bimbel TPA dan Calistung

Pelatihan MC

Renovasi Warung Baca Masyarakat

Pelatihan IT

Page 38: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

14

Bidang Lingkungan

dan Kebersihan

Sibanteng Peduli Lingkungan

Penanaman Bibit Tanaman

Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS)

Gotong Royong

Pengadaan Tempat Sampah

Bidang Sosial dan

Ekonomi

Sibanteng Maju

Seminar Pra-Nikah

Gebyar Kemerdekaan

Seminar Sadar Hukum dalam Pileg dan

Pildes

Pelatihan Produk Olahan

Pelatihan Kerajinan Tangan

Pengadaan Meja Belajar

Pengadaan Papan Tulis untuk TPA

Bidang Keagamaan

ABRAR Peduli Majid

Pengadaan Lemari untuk Masjid

Pengadaan Alat-alat Kebersihan untuk

Masjid

Pengadaan Plang Penunjuk Arah Masjid

Pengadaan Plang Nama Masjid

Bidang Kesehatan

Sibanteng Sehat

Senam Ceria

Pengadaan Timbangan Bayi

F. Sasaran dan Target

Adapun sasaran dan target hendak dicapai dalam pelaksanaan program-

program yang telah kami buat untuk Desa Sibanteng sebagai berikut:

Tabel 1. 2: Sasaran dan Target Kegiatan

No Kegiatan Sasaran Target

1 Kegiatan

Bimbel TPA

dan

Calistung

Siswa PAUD/TK,

Sekolah Dasar (SD),

dan Sekolah

Menengah Pertama

30 siswa PAUD/TK, SD,

dan SMP Dusun Gunung

Peteuy mendapatkan

materi tambahan

Page 39: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

15

(SMP) yang berada di

Dusun Gunung

Peteuy.

pelajaran mengenai Baca

Tulis Qur’an dan Baca

Tulis Hitung.

2 Pelatihan MC Remaja yang berada

di RW 08 Dusun Gn.

Peteuy.

20 orang remaja yang

berada di RW 08 Dusun

Gunung Peteuy

mendapatkan pelatihan

menjadi pembawa acara

3 Renovasi

Warung Baca

Masyarakat

Warung Baca Buku

100 Desa Dusun Gn.

Peteuy

1 Warung Baca 100 Desa

Dusun Gunung Peteuy

direnovasi dan

mendapatkan buku

bacaan baru.

4 Pelatihan IT Remaja Dusun

Gunung Peteuy.

10 orang remaja Dusun

Gunung Peteuy

mendapatkan pelatihan

IT tentang cara

menggunakan Microsoft

Word.

5 Pembagian

Bibit

Tanaman

Warga Desa

Sibanteng.

9 Ketua RW di Desa

Sibanteng menerima bibit

dan informasi terkait

obat jenis herbal yang

dapat menyembuhkan

beberapa penyakit.

6 Gotong

Royong

Warga Dusun

Gunung Peteuy

50 orang warga Dusun

Gunung Peteuy terbantu

dalam gotong royong

membersihkan

lingkungan

7 Penyuluhan

Perilaku

Hidup Bersih

dan Sehat

(PHBS)

Siswa dan siswi SDN

Sibanteng 02

100 siswa dan siswi kelas

2,3 dan 4 SDN Sibanteng

02 menerima informasi

tentang Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS)

Page 40: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

16

8 Pengadaan

Tempat

Sampah

Instansi pendidikan

di Gn. Peteuy

3 instansi pendidikan di

Dusun Gn. Peteuy

mendapatkan 2 buah

tempat sampah

9 Seminar Pra-

Nikah

Masyarakat Dusun

Kaungluwuk Desa

Sibanteng

30 remaja dan orang tua

di Dusun Kawungluwuk

mendapatkan

pengetahuan mengenai

pernikahan dan dampak

dari pernikahan usia dini

10 Gebyar

Kemerdekaan

Warga RW 07 Dusun

Gn. Peteuy

100 warga RW 07 Dusun

Gn. Peteuy terbantu

dalam penyelenggaraan

perlombaan HUT RI ke-

73

11 Seminar

Sadar Hukum

dalam Pileg

dan Pilkades

Ketua RW, Ketua RT

dan tokoh masyarakat

Desa Sibanteng.

50 Ketua RW, Ketua RT

dan tokoh masyarakat

Desa Sibanteng menerima

informasi mengenai tata

cara atau aturan tentang

Pemilihan Umum Kepala

Desa

12 Pelatihan

Produk

Olahan

Masyarakat Dusun

Gn. Peteuy

10 orang ibu-ibu di Dusun

Gn. Peteuy mendapatkan

pelatihan tentang olahan

makanan yang menarik

dari bahan yang sering

ditemukan.

13 Pelatihan

Kerajinan

Tangan

Ibu-ibu dan remaja

putri di Dusun Gn.

Peteuy

10 ibu- ibu dan remaja

putri di Dusun Gn. Peteuy

mendapatkan pelatihan

kerajinan tangan

14 Pengadaan

Meja Belajar

Instansi Pendidikan

yang berada di Dusun

Gunung Peteuy.

1 Instansi pendidikan

yang berada di Dusun

Gunung Peteuy

mendapatkan bantuan 5

meja belajar.

Page 41: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

17

15 Pengadaan

Lemari

Masjid

Masjid yang berada di

Dusun Gunung

Peteuy.

1 buah lemari tersedia di 1

Masjid yang berada di

Dusun Gunung Peteuy.

16 Pengadaan

Alat-alat

Kebersihan

untuk Masjid

Masjid yang berada di

Gunung Peteuy

1 Masjid Dusun Gn.

Peteuy tersedia

perlengkapan kebersihan

yang memadai.

17 Pengadaan

Plang

Penunjuk

Arah Masjid

Masjid yang berada di

Gunung Peteuy

1 plang penunjuk arah

Masjid Jami Al-Barokah

RT 07 Dusun Gunung

Peteuy terpasang di 1

lokasi.

18 Senam Ceria Warga Dusun

Gunung Peteuy

50 Ibu-ibu, remaja dan

anak-anak Dusun

Gunung Peutuy

mendapatkan pelatihan

gerakan senam Aerobic.

19 Pengadaan

Timbangan

Bayi

Posyandu di Dusun

Gn. Peteuy

1 Posyandu di Dusun

Gunung Peteuy menerima

1 buah timbangan bayi.

20 Pengadaan

Papan Nama

Masjid

Masjid yang berada di

Gunung Peteuy

1 papan nama masjid

terpasang di 1 masjid yang

berada di RW 07 Gn.

Peteuy.

21 Pengadaan

Papan Tulis

untuk TPA

Instansi pendidikan

yang berada di Dusun

Gn. Peteuy

1 instansi pendidikan

yang berada di Dusun Gn.

Peteuy mendapatkan

bantuan 1 buah papan

tulis.

G. Jadwal Pelaksanaan Program

1. Pra KKN-PpMM 2018

Tabel 1. 3: Kegiatan Pra KKN

No. Uraian Kegiatan Waktu

1 Pembentukan Kelompok April 2018

Page 42: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

18

2 Pembekalan 26 April 2018

3 Penyusunan Proposal 8 Mei – 5 Juni 2018

4 Survei 1 Mei 2018

8 Mei 2018

5 Juli 2018

9 Juli 2018

5 Pelepasan 17 Juli 2018

2. Pelaksanaan Program di Lokasi KKN (20 Juli – 20 Agustus 2018)

Tabel 1. 4: Jadwal Pelaksanaan Program

No Uraian Kegiatan Waktu

1 Pembukaan di Lokasi KKN 20 Juli 2018

2 Pengenalan Lokasi dan

Masyarakat

21 Juli – 22 Juli 2018

3 Implementasi Program 23 Juli – 20 Agustus 2018

4 Penutupan 20 Agustus 2018

5 Kunjungan Dosen Pembimbing 20 Juli 2018

3 Agustus 2018

10 Agustus 2018

3. Laporan dan Evaluasi Program (September – Oktober 2018)

Tabel 1. 5: Laporan dan Evaluasi Program

No. Uraian Kegiatan Waktu

1 Penyusunan Buku Laporan Hasil

KKN-PpMM

1 - 30 September 2018

2 Verifikasi dan Penyuntingan oleh

Kelompok dan Dosen Pembimbing

15 – 30 September 2018

3 Penyelesaian dan Pengunggahan

Film Dokumenter Januari 2019

4 Pengesahan Buku Laporan Januari 2019

5 Pengiriman Buku Laporan Hasil

KKN-PpMM Januari 2019

Page 43: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

19

6 Penilaian Hasil Kegiatan Januari 2019

7 Penerbitan Buku Januari 2019

H. Pendanaan dan Sumbangan

1. Pendanaan

Tabel 1. 6: Pendanaan

No Uraian Asal Dana Jumlah

1 Kontribusi Mahasiswa

anggota kelompok

@Rp1.000.000

Rp19.000.000

2 Dana Penyertaan Program

Pengabdian Masyarakat oleh

Dosen (PpMMD 2018)

Rp6.250.000

Total Rp25.250.000

2. Sumbangan

Tabel 1. 7: Sumbangan

No Uraian Sumbangan Jumlah

1 Komisi Nasional Perempuan (Komnas Perempuan)

235 Eksemplar Buku dan 20 VCD

2 Pondok Pesantren Tahfidz Bina Insan Qur’ani Susukan Cirebon

15 Mushaf al-Qur’an

Total

235 Eksemplar Buku, 20

VCD, dan 15 Mushaf al-

Qur’an

I. Sistematika Penyusunan

Buku mengenai kegiatan KKN ABRAR 141 ini disusun dalam dua bagian

yang terdiri dari tujuh bab. Bagian 1 adalah Dokumentasi Hasil Kegiatan

yang terdiri dari bab 1 - V. Bagian 2 adalah Refleksi Hasil Kegiatan yang

terdiri dari bab VI-VII.

Page 44: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

20

Bab I, Pendahuluan. Bab ini berisi tentang gambaran umum pelaksanaan

kegiatan KKN-PpMM dari kelompok KKN ABRAR 141 yang bertujuan

untuk mengetahui keadaan umum lokasi KKN dan anggota kelompok KKN

ABRAR 141 itu sendiri. Bab ini terdiri dari delapan sub bab, diantaranya:

Dasar Pemikiran, Kondisi Umum Desa, Permasalahan Desa, Profil

Kelompok, Fokus dan Prioritas Program, Sasaran dan Target, Jadwal

Pelaksanaan Program, Pendanaan dan Sumbangan, dan Sistematika

Penulisan.

Bab II, Metode Pengabdian. Pada bab ini dijelaskan tentang metode

pendekatan yang dilakukan dalam penyusunan dan pelaksanaan program.

Bab ini terdiri dari empat sub bab, diantaranya: Pendekatan, Pemetaan

Wilayah dan Masyarakat, Penyusunan Program, dan Strategi Implementasi

Program dan Kegiatan.

Bab III, Kondisi Desa Sibanteng. Bab ini berisi tentang penjelasan secara

rinci mengenai kondisi umum desa. Bab ini terdiri dari empat sub bab,

diantaranya: Sejarah Desa, Letak Geografis, Struktur Penduduk, serta Sarana

dan Prasarana Desa.

Bab IV, Deskripsi Hasil Pelayanan dan Pemberdayaan. Bab ini

merupakan bagian yang berisi tentang rancang solusi pemecahan masalah,

bentuk dan hasil dari program-program yang telah dilakukan. Bab ini terdiri

dari empat sub bab, diantaranya: Basis Pelaksanaan Program, Bentuk dan

Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat, Bentuk dan Hasil Kegiatan

Pemberdayaan pada Masyarakat, dan Faktor-faktor Pencapaian Hasil.

Bab V, Penutup. Bab ini berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi,

bagian ini menjelaskan kesimpulan dari hasil pelaksanaan program KKN dan

rekomendasi yang ditujukan kepada PPM dan desa Sibanteng untuk

kegiatan KKN di tahun berikutnya.

Bagian 2, Refleksi Hasil Kegiatan. Bagian ini terdiri dari dua bab dengan

rincian sebagai berikut:

Bab VI berisikan tentang kisah inspiratif selama KKN yang ditulis oleh

setiap anggota kelompok. Setiap kisah bercerita tentang pengalaman yang

pernah didapatkan selama satu bulan menjalankan kegiatan KKN di Desa

Sibanteng serta penyampaian harapan-harapan untuk warga Desa

Sibanteng.

Bab VII berisikan tentang kesan dan pesan warga atas pelaksanaan

program KKN-PpMM 2018 oleh kelompok KKN ABRAR 141.

Page 45: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

21

BAB II

METODE PENGABDIAN

A. Pendekatan3

Upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan

meningkatkan efisiensi dan produktifitas melalui pengembangan sumber

daya manusia, penguasaan teknologi dan penguatan lembaga, serta

perbaikan sarana dan prasarana ekonomi dan sosial. Pendekatan yang

digunakan dalam melakukan pemberdayaan masyarakat juga harus memiliki

strategi yang tepat. Agar strategi yang digunakan cocok dengan program

yang akan diadakan dalam pemberdayaan masyarakat, haruslah:

1. Mudah diterima dan didayagunakan oleh masyarakat sebagai pelaksana

dan pengelola (Acceptable),

2. Dapat dikelola oleh masyarakat secara terbuka dan dapat

dipertanggungjawabkan (Accountable),

3. Memberikan pendapatan yang memadai dan mendidik masyarakat

untuk mengelola kegiatan secara ekonomis (Profitable),

4. Hasilnya dapat dilestarikan oleh masyarakat sendiri sehingga

menciptakan pemupukan modal dalam wadah lembaga sosial ekonomi

stempat (Sustainable),

5. Pengelolaan dana dan pelestarian hasil dapat dengan mudah digilirkan

dan dikembangkan oleh masyarakat dalam lingkup yang lebih luas

(Replicable).

Menurut Bruhn dan Rebach, setiap intervensi yang dilakukan, maka

harus dimulai dengan melakukan assesmen atau pemetaan. Baik yang berupa

pemetaan kebutuhan masyarakat yang lebih cenderung memilih pendekatan

pemecahan masalah (problem solving) ataupun pemetaan masyarakat yang

lebih mengutamakan melihat sisi lebih atau positif aset yang dimiliki

masyarakat atau disebut dengan Asset Based Approach.

Adapun pendekatan yang kelompok kami gunakan dalam pemberdayaan

masyarakat adalah pendekatan problem solving. Pendekatan perencanaan dan

implementasi program berdasarkan problem solving adalah salah satu upaya

untuk melakukan perubahan sosial pada masyarakat dengan melihat

3 Eva Nugraha, Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-PpMM 2017 (Ciputat:

Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, 2017), h. 18-19.

Page 46: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

22

masalah yang ada dimasyarakat. Dengan demikian yang harus kami lakukan

dari awal ialah menginventarisir seluruh masalah yang ditemukan di

masyarakat sebelum pelaksanaan program dan kegiatan. Pada saat akan

melaksanakan program dan kegiatan dilakukan analisis SWOT terlebih

dahulu. Hal ini dilakukan agar bisa menentukan program dan kegiatan apa

saja yang paling memungkinkan dikerjakan oleh setiap penangung jawab

program.

B. Pemetaan Wilayah dan Masyarakat

1. Teknik Pemetaan Wilayah

Untuk teknik pemetaan wilayah menggunakan teknik observasi

dengan menggunakan studi dokumen dan foto, yaitu sebagai berikut:

Gambar 2. 1: Peta Desa Sibanteng4

a. Kondisi Geografis Desa Sibanteng5

Kecamatan Leuwisadeng merupakan salah satu kecamatan yang berada

di Kabupaten Bogor. Terdapat 8 Desa yang tersebar di wilayah Kecamatan

Leuwisadeng, yaitu Desa Kalong Dua, Desa Sadeng, Desa Babakan Sadeng,

Desa Sadeng Kolot, Desa Kalong Satu, Desa Leuwisadeng, Desa Wangun

4 “Sibanteng, Leuwisadeng, Bogor, Jawa Barat” diakses pada 10 September 2018

dari: https://goo.gl/maps/rsxkdMYbn4r . 5 Profil Desa Sibanteng Bulan Maret 2018, dokumen tidak dipublikasikan.

Page 47: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

23

Jaya dan Desa Sibanteng. Desa Sibanteng merupakan salah satu desa yang

terletak dipaling pinggir sebelah timur dengan batas sebelah barat Desa

Sadeng, sebelah utara berbatsan dengan kecamatan Cigudeg/ Rumpin dan

sebelah selatan berbatasan dengan Desa Leuwisadeng/ Desa Leuwibatu.

Desa Sibanteng memiliki luas wilayah sebesar 640,816 Ha dengan

bentuk wilayah dataran berbukit dengan kemiringan 40 derajat, ketinggian

desa ini dari permukaan laut setinggi 325 Mdpl. Curah hujan rata-rata pada

Desa Sibanteng adalah 1.200 mm/tahun dengan kelembaban suhu rata-rata

35C.

Desa Sibanteng terdiri dari 9 Rukun Warga (RW), 29 Rukun Tetangga

(RT) dan 5 kedusunan, yaitu Dusun Kawung Luwuk, Dusun Sinar Jaya,

Dusun Sadeng Kaum, Dusun Liojambu dan Dusun Gn. Peteuy. Untuk Dusun

Gunung Peteuy sendiri berada di RT 01 yang di ketuai oleh Pak Ujang dan

RW 07 diketuai oleh Pak Iik Sahri.

Desa Sibanteng memiliki jarak tempuh dari ibukota pemerintahan

Kabupaten Bogor yaitu Cibinong sejauh 35 km dan dapat ditempuh selama

sekitar 1 jam dengan menggunakan kendaraan bermotor. Jarak dari desa ke

Ibu Kota Jawa Barat yaitu Bandung sejauh 104 km sedangkan jarak dari desa

ke Ibu Kota Indonesia yaitu Jakarta berjarak 80 km dan dapat ditempuh

selama 3 jam dengan kendaraan bermotor. Sedangkan jarak dari kampus

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke Desa Sibanteng sejauh 55 km, perjalanan

ini dapat ditempuh selama 2,5 jam dengan menggunakan kendaraan

bermotor. Jalur yang tercepat yang dapat di lalui untuk bisa sampai ke desa

ini yaitu melalui jalan raya Parung atau melalui jalan raya Muncul. Namun,

jalur ini terbilang lebih lama dikarenakan jalan yang rusak karena digunakan

oleh kendaraan besar seperti truk yang tidak sedikit.

b. Kondisi Monografis Desa Sibanteng6

Tabel 2. 1: Kondisi Monografis Desa Sibanteng

No Data Jumlah

1. Pendidikan

a. TK

b. SD/MI

c. SMP/MTs

14 Swasta

3 (Negeri) dan 3 (Swasta)

2 (Negeri) dan 2 (Swasta)

6 Profil Desa Sibanteng Bulan Maret 2018, dokumen tidak dipublikasikan.

Page 48: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

24

d. SMK 2 (Swasta)

2. Kesehatan

a. Puskesmas

b. Posyandu

c. Bidan

d. Toko Obat

1 unit

9 unit

2 orang

1 unit

3. Keagamaan

a. Masjid

b. Mushalla

c. Majelis Taklim

d. Pondok Pesantren

12 unit

16 unit

12 unit

14 unit

4. Umum

a. Olahraga

5 buah lapangan

2. Teknik Pemetaan Masyarakat

Untuk teknik pemetaan masyarakat menggunakan teknik survei

dengan melakukan pengamatan langsung di lokasi KKN terhadap

masyarakat, yaitu sebagai berikut:

a. Bidang Keagamaan

Masyarakat Desa Sibanteng merupakan masyarakat yang bisa dibilang

cukup mempunyai kesadaran dalam hal keagamaan. Mayoritas penduduk

disana adalah Muslim. Hal ini terbukti dengan tersedianya 12 masjid, 16

mushalla, 12 majelis taklim dan 14 pondok pesantren. Setiap minggu rutin

diadakan pengajian oleh warga setempat yang dihadiri dari berbagai

kalangan mulai dari remaja hingga lanjut usia. Tetapi ada beberapa kondisi

masjidnya yang tidak terurus dan perlengkapan ibadah seperti mukena,

sarung, sajadah, dan al-Qur’an yang sudah usang. Oleh karena itu, kelompok

KKN ABRAR 141 mengadakan wakaf al-Qur’an dan mukena, pengadaan

lemari untuk tempat al-Qur’an dan mukena, alat-alat kebersihan, serta plang

petunjuk arah masjid dan plang nama masjid.

b. Bidang Pendidikan

Orientasi pendidikan di Desa Sibanteng yang terlingkup dalam 5 dusun

yaitu, Dusun Kawung Luwuk, Dusun Sinar Jaya, Dusun Sadeng Kaum,

Dusun Liojambu dan Dusun Gn. Petuey adalah SDN Sibanteng 02, SDN

Sinarjaya, MIS Mathlaul Anwar, MIS Muta’alimin, dan SMPN Satu Atap

Page 49: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

25

Leuwisadeng. Kesadaran masyarakat setempat untuk belajar dan menggali

lebih dalam tentang hal pendidikan terbilang cukup baik. Hal ini terbukti

dengan banyaknya jumlah penerimaan peserta didik pada tahun ajaran baru

dibeberapa sekolah yang ada di Desa Sibanteng. Namun ada beberapa

kendala umum yang ada di beberapa sekolah yaitu kurangnya sarana dan

prasarana yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, tidak adanya

ruang UKS, ruang perpustakaan, tong sampah dan kendala susahnya air bila

kemarau tiba. Oleh karena itu kelompok KKN ABRAR 141 memberikan

fasilitas diantaranya dengan pengadaan tong sampah, pengadaan peralatan

belajar dan menyediakan warung baca sebagai pengganti perpustakaan

disertai bimbingan belajar (Bimbel) yang dilakukan diluar jam sekolah dan

pelatihan komputer/ IT.

c. Bidang Sosial

Tingginya angka pernikahan yang masih dibawah umur (Pernikahan

Dini) membuat permasalahan sosial lanjutan dikarenakan kualitas keluarga

yang statusnya belum mapan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi

tentang hal tersebut dan masih banyak masyarakat yang menganut

kebiasaan tradisional terdahulu. Selain itu pernikahan dini dipicu oleh

keadaan ekonomi yang kurang sehingga tidak sedikit remaja yang putus

sekolah dan lebih memilih untuk melakukan pernikahan dini. Untuk

menangani permasalahan ini, kami mengadakan Seminar Pra Nikah sebagai

upaya mencegah pernikahan dini.

d. Bidang Hukum

Minimnya kesadaran masyarakat akan hukum khususnya hukum

mengenai pemilu 2018 yang serempak diadakan diberbagai daerah. Tidak

sedikit terjadi keributan antar warga yang dipicu oleh ketidaktahuan

mereka akan aturan-aturan hukum yang ada. Oleh karena itu kelompok

KKN ABRAR 141 mengadakan Seminar Sadar Hukum untuk menambah

wawasan masyarakat mengenai tata cara dan aturan-aturan hukum

mengenai pemilu agar tidak terjadi keributan yang dapat memecah belah

persaudaraan.

Page 50: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

26

e. Ekonomi

Penduduk Desa Sibanteng kebanyakan bermata pencaharian sebagai

petani dan pekebun. Selain petani dan pekebun adalah Pegawai Negeri Sipil,

TNI/Polri, itupun dengan jumlah yang tidak banyak. Adapun usaha-usaha

kecil seperti berdagang atau membuka warung kelontong yang dilakukan

oleh warga sekitar untuk menambah penghasilan sehari-hari. Sebagai

mahasiswa yang sudah melihat langsung kondisi perekonomian Desa

Sibanteng, kelompok KKN ABRAR 141 pun mengadakan program kegiatan

kerajinan tangan yaitu merajut dan kegiatan produk olahan yaitu mengolah

tempe menjadi nugget dan buah pisang menjadi ice cream. Hal ini dilakukan

untuk membantu terciptanya bibit-bibit seorang wirausahawan yang

diharapkan kedepannya bisa berlanjut dan menghasilkan nilai ekonomis.

Untuk menghasilkan nilai ekonomis tambahan, kami membagikan 100 bibit

toga (Tanaman Obat Keluarga) kepada beberapa petani dan pekebun yang

berada di Desa Sibanteng. Hal ini sesuai dengan tema yang kami buat yaitu

“Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Desa untuk Mewujudkan Desa yang

Mandiri, Kreatif dan Terintegrasi”.

f. Bidang Lingkungan

Desa Sibanteng merupakan desa yang menjungjung tinggi budaya

gotong-royong. Seperti kerja bakti dimana masyarakat bahu-membahu

membersihkan lingkungan agar terciptanya desa yang asri dan nyaman,

apalagi ditambah dengan suhu cuaca yang cukup dingin maka semakin

terasalah kedamaian di Desa Sibanteng. Dengan adanya peluang dari

masyarakat Sibanteng, maka program kegiatan yang dilakukan oleh

kelompok KKN ABRAR 141 yaitu dengan menyediakan tong-tong sampah

yang tersebar luas di Desa Sibanteng, hal ini dilakukan untuk mencegah

terjadinya kerusakan tanah akibat pembakaran sampah yang dilakukan oleh

masyarakat desa Sibanteng.

C. Penyusunan Program

1. Keterlibatan Anggota

Anggota kelompok sangat berperan aktif dalam menentukan program.

Mereka menyarankan untuk menggunakan program-program yang biasa

dilakukan saat KKN dengan melihat proposal-proposal di tahun sebelumnya

di desa yang sama dan juga ditambahkan oleh keahlian masing-masing

individu, misalnya anggota yang berasal dari Fakultas Tarbiyah

Page 51: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

27

menyarankan untuk mengajar, yang berasal dari Fakultas Dakwah

menyarankan untuk mengajar bagaimana cara berdakwah dan menjadi

Master of Ceremony (MC), yang berasal dari Jurusan Agribisnis menyarankan

untuk mengadakan pembagian bibit, dan lain-lain. Namun, karena terlalu

banyaknya program yang diajukan dan keterbatasan waktu yang hanya satu

bulan, maka kami tetap harus memilah program apa saja yang akan

dilaksanakan dan mana yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan.

2. Keterlibatan Dosen

Dosen kelompok pun sangat berpengaruh dalam penyusunan program

kelompok. Pada saat setelah diumumkan pembagian kelompok dan

diperkenalkan kepada kelompok, beliau sering mengajak untuk berkumpul

untuk membahas program apa saja yang akan dilaksanakan nantinya. Beliau

menyarankan banyak metode-metode penelitian untuk mencari apa saja

program yang dibutuhkan masyarakat desa disana. Lalu saat berkumpul

beliau juga menanyakan apa saja keahlian individu yang dimiliki oleh

masing-masing individu dari anggota kelompok, bukan hanya keahlian di

bidang perkuliahan yang didapatkan di kampus. Dan beliau menyuruh kami

agar membuat program yang dapat berkelanjutan, yang walaupun kegiatan

KKN sudah selesai tetapi masyarakat disana masih dapat melanjutkan

kegiatan tersebut.

3. Keterlibatan Masyarakat

Saat anggota kelompok melakukan survei ke desa tempat kami KKN,

ada beberapa teman yang berdiskusi dengan RT, RW, Tokoh-tokoh desa,

sampai Lurah. Banyak program yang mereka sarankan, misalnya pengadaan

plang penunjuk arah ke Masjid dan Plang nama masjid. Hal tersebut

dikarenakan lokasi masjid yang terpencil dan tidak terlihat dari jalan utama,

maka Pak RW menyarankan kami untuk membuatnya. Ada pula Seminar

Sadar Hukum yang disarankan oleh pihak desa. Karena akan diadakannya

Pemilihan Kepala Desa (Pilkades), maka aparat desa menyarankan kami

untuk mengadakan sebuah acara tentang sadar hukum. Kenapa warga harus

memilih, dan apa manfaat warga untuk ikut andil dalam pemilihan kepala

desa tersebut. Setidaknya itu adalah garis besar tentang Seminar Sadar

Hukum.

Page 52: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

28

D. Strategi Implementasi Program dan Kegiatan

1. Bidang Pendidikan

a. Bimbel TPA dan Calistung

Pada program kerja ini, merupakan salah satu kegiatan mengajarkan

anak-anak Dusun Gunung Peteuy, yang berada di RW 07 dan RW 08.

Kegiatan ini dilaksanakan karena banyaknya anak-anak Dusun Gunung

Peteuy serta sebagian besar diantaranya masih belum bisa membaca dan

belum pernah belajar bahasa asing seperti Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.

Pada kegiatan ini, semua anggota mempunyai kemampuan untuk mengajar

berdasarkan kompetensi yang dimiliki masing-masing. Pada kegiatan

bimbel TPA, beberapa anggota dapat mengajarkan bahasa Arab dan Inggris

serta mengaji, sementara pada kegiatan Calistung mengajarkan anak-anak

Dusun Gunung Peteuy belajar membaca, menulis, dan menghitung. Dapat

terselenggaranya kegiatan ini dikarenakan koordinasi dan komunikasi yang

baik terhadap tokoh-tokoh masyarakat terkait untuk peminjaman dan

perijinan tempat mengajar, seperti Ketua DKM Masjid Jami Baitul Mu’minin

yang berada di RW 08 dan Pengurus Pesantren Salafi RW 07.

b. Pelatihan MC

Pada program kerja ini, merupakan suatu bentuk kegiatan pelatihan

kepada anak-anak remaja RW 08 untuk mengembangkan kemampuannya

berbicara di depan umum. Banyak anak-anak Dusun Gunung Peteuy yang

mempunyai kemampuan untuk menjadi seorang MC namun masih malu

untuk menunjukkan kemampuannya. Pada kegiatan ini, salah seorang dari

anggota mempunyai kemampuan untuk melatih anak-anak berbicara di

depan umum. Kegiatan ini dilaksanakan di sebuah aula yang berada di

samping Masjid Baitul Mu’minim yang berlokasi di RW 08, dengan

melakukan perijinan tempat kepada Ketua DKM Masjid Jami Baitul

Mu’minin.

c. Renovasi Warung Baca Masyarakat

Program kerja ini merupakan suatu bentuk kegiatan pelayanan kepada

masyarakat untuk Warung Baca yang berada di RT 01 RW 07 Dusun

Gunung Peteuy. Kegiatan ini perlu dilakukan karena kondisi warung baca

kurang terawat dan jumlah buku yang tidak pernah bertambah sementara

minat baca anak-anak Dusun Gunung Peteuy yang sangat tinggi.

Terselenggaranya kegiatan ini dikarenakan bantuan dana dari pihak

Page 53: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

29

Universitas dan sumbangan buku dari Komnas Perempuan untuk

menambah koleksi buku yang ada, selain itu setiap anggota kelompok juga

diwajibkan untuk menyumbangkan buku. Akan tetapi, pada saat tahap

renovasi membutuhkan waktu yang lama karena kegiatan ini bentrok

dengan kegiatan KKN yang lainnya, namun anggota kelompok laki-laki

dibagi supaya tidak semua yang ikut dalam kegiatan KKN namun ada yang

melakukan renovasi di warung baca.

d. Pelatihan IT

Pada kegiatan ini, dilakukan suatu pelatihan untuk anak-anak Dusun

Gunung Peteuy khususnya yang berlokasi di RT 01 RW 07. Pelatihan IT yang

diberikan berupa pemahaman mengenai Microsoft Office, khususnya Microsoft

Word. Kegiatan ini dilaksanakan karena banyaknya anak-anak SMP yang

belum paham bagaimana menggunakan Microsoft Word. Namun, dalam

pelaksanaannya terdapat kendala tempat dan alat seperti komputer karena

banyak anak-anak tidak memilikinya, akhirnya digunakan posko KKN dan

peralatan seperti laptop dari setiap anggota kelompok.

2. Bidang Lingkungan dan Kebersihan

a. Penanaman Bibit Tanaman

Pada kegiatan ini, merupakan kegiatan pembagian bibit tanaman

kepada warga Dusun Gunung Peteuy. Kegiatan ini merupakan usulan dari

salah satu anggota kelompok yang berasal dari Jurusan Agribisnis, yang

mempunyai pengetahuan tentang tanaman. Sebagian masyarakat Dusun

Gunung Peteuy bekerja sebagai petani, sehingga pembagian bibit tanaman

ini dirasa perlu untuk menambah variasi tanaman yang sudah ada. Namun,

dalam pelaksanaan kegiatan ini terdapat kendala yakni jumlah bibit

tanaman yang terbatas sehingga bibit tanaman hanya dibagikan secara

simbolis kepada para tokoh masyarakat seperti ketua RT/RW.

b. Gotong Rotong

Kegiatan ini merupakan kegiatan bersih-bersih desa yang dilaksanakan

rutin setiap minggunya oleh masyarakat Dusun Gunung Peteuy. Kebiasaan

masyarakat Dusun Gunung Peteuy yang selalu membersihkan

lingkungannya, sehingga setiap anggota kelompok khususnya laki-laki ikut

serta dalam kegiatan ini. Namun, dalam pelaksanaannya tidak setiap Minggu

Page 54: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

30

anggota kelompok mengikuti kegiatan ini dikarenakan kesibukan kelompok

karena kegiatan KKN yang padat.

c. Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

Kegiatan ini merupakan kegiatan penyuluhan kepada anak-anak Dusun

Gunung Peteuy untuk mencuci tangan, menggosok gigi, dan membedakan

sampah organik dan anorganik. Kegiatan ini dilaksanakan di SDN 02

Sibanteng, perlu diadakannya kegiatan ini karena anak-anak harus diberi

pengetahuan sejak disini tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

Terselenggaranya kegiatan ini dikarenakan adanya bantuan dana dari Pihak

Universitas dan perijinan tempat dari Kepala Sekolah dan Staf SDN 02

Sibanteng.

d. Pengadaan Tempat Sampah

Kegiatan ini merupakan suatu bantuan yang berbentuk fisik. Pengadaan

tempat sampah sangat perlu karena tidak adanya tempat sampah disekitar

RT 01 RW 07 Dusun Gunung Peteuy, khususnya di lingkungan sekolah,

pondok pesantren, dan warung baca. Pembelian tempat sampah sebagai

bantuan fisik yang diberikan kepada masyarakat Dusun Gunung Peteuy

dapat terlaksana karena adanya bantuan dana dari pihak universitas.

Namun, dalam pembagian tempat sampah ini terdapat kendala waktu

karena sangat dekat dengan penutupan KKN dan proses pemberian nama

pada tempat sampah yang memakan waktu yang lama, tetapi pembagian

dapat secara cepat terlaksana karena setiap anggota kelompok saling

berkoordinasi dan bekerjasama untuk melakukan pembagian ke tempat-

tempat yang telah ditentukan.

3. Bidang Sosial dan Ekonomi

a. Seminar Pra Nikah

Kegiatan ini merupakan suatu bentuk penyuluhan kepada masyarakat

Dusun Kawung Luwuk. Kegiatan ini diadakan karena maraknya pernikahan

usia dini yang terjadi di Desa Sibanteng, selain itu kegiatan ini merupakan

usulan dari salah satu anggota kelompok yang berasal dari Jurusan Hukum

Keluarga. Terselenggaranya kegiatan ini didukung oleh adanya pihak-pihak

yang membantu seperti pemateri yang berasal dari KUA, Dosen Pembimbing

KKN, dan salah satu anggota kelompok yang berasal dari Jurusan Ilmu

Hukum. Namun, dalam terselenggaranya kegiatan ini terdapat kendala

Page 55: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

31

akomodasi, karena tempat yang terlalu jauh dari posko KKN sehingga

mobilitas terganggu, tetapi setiap anggota saling bekerjasama satu sama lain

secara bergantian menggunakan motor untuk tiba di lokasi kegiatan

sehingga semuanya berjalan dengan lancar dan tepat waktu.

b. Gebyar Kemerdekaan

Kegiatan ini merupakan perayaan dalam rangka menyambut HUT RI

sekaligus rangkaian acara penutupan KKN. Kegiatan ini dibagi menjadi dua,

yaitu perlombaan-perlombaan dan Pentas Seni. Terselenggaranya kegiatan

ini karena didukung oleh masyarakat Dusun Gunung Peteuy khususnya RT

01 RW 07, yang sangat antusias dalam menyambut HUT RI, selain itu

koordinasi dan perijinan dari ketua RT/RW dan Ketua Pemuda setempat

yang memberikan kepercayaan penuh terhadap kelompok untuk

mengadakan acara ini. Namun, dalam pelaksanaannya terdapat beberapa

kendala seperti mepetnya penyediaan alat-alat untuk lomba dan untuk

persiapan pentas seni, sehingga menyebabkan kelompok terburu-buru dan

kurang maksimal dalam pelaksanaannya. Tetapi, kendala-kendala itu dapat

diatas berkat kerjasama dari kelompok.

c. Seminar Sadar Hukum dalam Pileg atau Pildes

Kegiatan ini dilaksanakan karena antusias yang besar dari masyarakat

ketika pemilihan Kepala Desa Sibanteng menyebabkan kisruh pada waktu

pemilihan umum sehingga dirasa perlu untuk melakukan pengetahuan

kepada masyarakat melalui seminar ini. Kegiatan ini merupakan usulan dari

salah satu anggota kelompok yang berasal dari jurusan Ilmu Hukum, selain

itu kegiatan ini terselenggara karena kerjasama kelompok dengan pihak

Desa Sibanteng dan Panitia Pemilihan Kepala Desa. Kegiatan seminar sadar

hukum mengundang Kepala Desa SiBanteng, Panitia Pemilihan Umum,

Dosen Pembimbing KKN, serta salah seorang pemateri yang merupakan

kenalan dari salah seorang anggota. Namun, dalam pelaksanaannya terdapat

kendala yaitu lokasi Kantor Kepala Desa yang jauh dari posko KKN,

sehingga membuat setiap anggota kelompok harus lebih awal dalam

melakukan persiapan.

d. Pelatihan Produk Olahan

Kegiatan ini merupakan sebuah pelatihan kepada masyarakat Dusun

Gunung Peteuy khususnya RT 01 RW 07 yang diberikan kepada Ibu-Ibu.

Page 56: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

32

Pelatihan produk olahan ini adalah suatu kegiatan mengolah suatu hasil

panen menjadi sebuah produk makanan yang mempunyai nilai jual,

diadakannya kegiatan ini untuk membantu ibu-ibu lebih produktif sehingga

dapat membantu perekonomian keluarga, selain pelatihan pada kegiatan ini

juga dilakukan lomba memasak produk olahan. Antusias yang besar dari ibu-

ibu membuat pelatihan ini berlangsung sangat meriah, pengisi acara pada

kegiatan ini adalah salah seorang anggota kelompok yang mempunyai

keahlian memasak. Namun, sebelum pelaksanaan kegiatan ini terdapat

kendala tempat untuk diselenggarakannya kegiatan ini, tetapi karena

koordinasi yang baik dari kelompok kepada ketua RW akhirnya

mendapatkan perijinan tempat di salah satu rumah warga yang mempunyai

halaman yang luas.

e. Pelatihan Kerajinan Tangan

Kegiatan ini merupakan sebuah pelatihan kepada masyarakat Dusun

Gunung Peteuy khususnya RT 01 RW 07 yang diberikan kepada Ibu-Ibu.

Pelatihan kerajinan tangan ini adalah suatu kegiatan membuat suatu produk

dengan cara merajut sehingga menghasilkan daya jual, produknya seperti

bros, tempat pensil, dan tempat hp. Pengisi acara pada kegiatan ini adalah

salah seorang anggota kelompok yang mempunyai keahlian merajut. Namun,

dalam pelaksanaannya terdapat kendala seperti tempat serta peserta

pelatihan yang tidak tepat sasaran yakni terdapat banyak anak-anak yang

lalu lalang menyebabkan suasana kurang kondusif, tetapi beberapa anggota

kelompok berusaha membuat suasana menjadi kondusif. Pelatihan kerajinan

tangan ini direncanakan akan dilaksanakan setiap minggu, karena banyak

acara yang bentrok dan beberapa anggota terpecah ke kegiatan yang lain

menyebabkan pelatihan ini hanya berlangsung satu kali.

f. Pengadaan Meja dan Papan Tulis untuk TPA

Kegiatan ini merupakan bantuan fisik yang dilakukan kelompok kepada

masyarakat Dusun Gunung Peteuy RT 01 RW 07. Kegiatan ini dapat

terlaksana karena bantuan dana dari pihak universitas, selain itu

diadakannya bantuan fisik ini dikarenakan tidak adanya papan tulis dan

meja yang memadai di tempat pengajian terbuka. Antusias dari anak-anak

Dusun Gunung Peteuy untuk belajar mengaji namun sarana dan prasarana

kurang mendukung merupakan suatu pertimbangan yang besar untuk

mengadakan bantuan ini. Namun, dalam pengadaan meja terdapat kendala

Page 57: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

33

yakni proses pemberian nama pada meja yang memakan waktu sehingga

proses serah terima dilakukan mendekati penutupan KKN, tetapi karena

kerjasama dari anggota kelompok semua kendala dapat terselesaikan.

4. Bidang Keagamaan

a. Pengadaan Lemari Masjid

Kegiatan ini merupakan bantuan secara fisik yang diberikan kepada

Masjid Jami Baitul Mu’minin di RW 08. Pemberian lemari masjid ini

diadakan karena al-Qur’an dan alat shalat yang ada di masjid kurang tertata

dengan rapi karena tidak ada tempat penyimpanannya. Akhirnya, kelompok

sepakat untuk memberikan bantuan berupa lemari, terselenggaranya

bantuan ini didukung oleh bantuan dana dari pihak Universitas.

b. Pengadaan Alat-alat Kebersihan Masjid

Kegiatan ini merupakan salah satu bantuan fisik yang diberikan untuk

sarana dan prasarana yang ada di RT 01 RW 07 Dusun Gunung Peteuy.

Kondisi masjid yang kurang terjaga kebersihannya salah satunya

dikarenakan alat-alat kebersihan yang tidak lengkap dan sudah usang,

sementara antusias dari masyarakat untuk shalat berjamaah di masjid sangat

besar sehingga dirasa perlu untuk membuat masjid selalu dalam keadaan

bersih. Akhirnya kelompok memutuskan untuk menyumbangkan alat-alat

kebersihan untuk masjid Al-Barokah yang berlokasi di RT 01 RW 07,

pembelian alat-alat ini berasal dari dana yang diberikan oleh pihak

Universitas.

c. Pengadaan plang penunjuk dan nama Masjid

Kegiatan berupa bantuan fisik ini dilaksanakan karena rekomendasi

dari kepala RT 01 dan kepala RW 07 yang menyatakan banyak pengunjung

atau wisatawan yang tidak tau keberadaan masjid karena letaknya dipojok

dan terhalang oleh rumah warga. Akhirnya, berdasarkan rekomendasi dari

ketua RT dan RW kelompok melakukan bantuan berupa pengadaan plang

penunjuk dan nama masjid. Dalam tahap pelaksanaan kegiatan ini, peran

serta anggota laki-laki sangat membantu seperti memesan besi, mengecat,

melakukan pemasangan, dan melakukan koordinasi dengan pihak RT/RW.

Namun, dalam pelaksanaannya terdapat kendala yakni dari pihak yang

menyediakan besi untuk plang dan nama masjid sangat lama prosesnya serta

Page 58: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

34

proses pengecatan yang membutuhkan waktu. Tetapi, kegiatan ini

berlangsung tepat waktu karena pemesanan besi dilakukan jauh-jauh hari.

5. Bidang Kesehatan

a. Senam Ceria

Kegiatan ini merupakan kegiatan yang diadakan setiap minggu yaitu

senam bersama masyarakat Dusun Gunung Peteuy yang bertempat di

Lapangan SMPN Satu Atap. Terselenggaranya kegiatan ini merupakan salah

satu usul dari anggota kelompok. Antusias yang besar dari Ibu-Ibu serta

anak-anak membuat beberapa dari anggota kelompok sangat bersemangat

dalam memimpin senam. Ada salah seorang anggota kelompok yang menjadi

instruktur untuk memimpin senam dan anggota yang lain mengikutinya.

Kegiatan ini juga didukung oleh koordinasi yang baik antara kelompok

dengan pihak sekolah SMPN Satu Atap untuk perijinan tempat, namun

dalam kegiatan ini terdapat kendala seperti banyaknya anak-anak sehingga

situasi kurang kondusif, tetapi setiap anggota kelompok saling

berkoordinasi satu sama lain untuk mengkondisikan anak-anak.

b. Pengadaan Timbangan Bayi

Kegiatan ini merupakan bantuan secara fisik yang diberikan kepada

Posyandu RT 01 RW 07 dikarenakan pada saat pemeriksaan berat badan

balita masih menggunakan timbangan konvensional. Akhirnya, kelompok

memutuskan untuk memberikan timbangan bayi kepada pengurus

posyandu RT 01 RW 07, dana yang dipergunakan untuk membeli timbangan

bayi merupakan bantuan dari pihak Universitas.

Page 59: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

35

BAB III

KONDISI DESA SIBANTENG, KECAMATAN LEUWISADENG

A. Sejarah Desa Sibanteng7

1. Legenda Desa (Sasakala)

Desa Sibanteng adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan

Leuwisadeng Kabupaten Bogor. Legenda desa terjadi sejak pada masa

penjajahan Belanda sampai penjajahan Jepang. Tepatnya di Kampung Jambu.

Di Kampung Jambu ada seorang lelaki bernama H. Taeran, beliau seorang

tokoh ulama yang sangat disegani sekaligus menjabat sebagai kepala desa.

Beliau adalah orang yang sakti mandra guna sehingga membuat kolonial

Belanda segan dan menghormati beliau. Karena kesaktian beliau akhirnya

orang-orang Belanda menjulukinya dengan sebutan “Sibanteng”.

Sedangkan menurut rumor tokoh masyarakat, Sibanteng merupakan

nama sebuah tempat (rawa/situ) yang banyak didatangi oleh sapi/banteng

untuk berendam di dalamnya. Sejak saat itu masyarakat sering menyebutnya

dengan “Situ Banteng” yang lambat laun berubah menjadi “Sibanteng”.

2. Terbentuknya Desa Sibanteng

Pada tahun 1913 Desa Sibanteng terbentuk dan dikepalai oleh H.Taeran.

Beliau memimpin Desa Sibanteng sampai menjelang akhir hayatnya. Setelah

beliau wafat, kepemimpinan desa digantikan oleh Syafe’i, sang pendamping

setia H. Taeran dan juga disegani oleh masyarakat Desa Sibanteng.

Beliau meneruskan perjuangan H.Taeran untuk kesejahteraan

masyarakat dan berjuang untuk kemerdekaan Indonesia dari genggaman

jajahan kolonial Belanda. Perjuangan selanjutnya diteruskan oleh H.Suria.

Beliau memimpin Desa Sibanteng kurang lebih selama 5 periode, setelah

beliau wafat, tampuk pemerintahan desa dipimpin oleh seorang lelaki

bernama Jaisin yang menjabat selama 8 tahun kepemimpinan sampai yahun

1953.

Sejak tahun 1985, jabatan kepala desa ditentukan dengan cara

demokrasi yakni dengan cara dipilih oleh masyarakat. Saat itu yang terpilih

menjadi kepala desa adalah Dohom. Mengingat usia beliau yang sudah lanjut

akhirnya beliau mengundurkan diri dari kursi kepemimpinan dan

digantikan oleh Badri selama 8 tahun sejak tahun 1985 sampai 1993 setelah

7 Profil Desa Sibanteng Bulan Maret 2018, dokumen tidak dipublikasikan.

Page 60: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

36

akhir masa jabatan. Kemudian pemerintahan desa dilanjutkan oleh kepala

desa terpilih yang bernama Ukas Djarkasih yang menjabat sejak tahun 1993-

2001. Pada masa pemerintahan beliau, aturan pemerintahan mengharuskan

setiap desa untuk membentuk suatu lembaga perwakilan yang bernama

Badan Perwakilan Desa (BPD) yang kehormatannya dipilih langsung oleh

masyarakat.

Dari tubuh BPD tersebut muncul tokoh pemuda yang bernama E.

Kokasih, pemuda yang berbakat dari kalangan pengusaha yang cukup loyal

dan sangat peduli pada nasib pembangunan Desa Sibanteng. Atas dasar

kesepakatan anggota BPD, mereka megusulkan salah satu anggota BPD

untuk dicalonkan menjadi kandidat kepala desa. Berkat semangat yang

tinggi serta dorongan dan dukungan masyarakat akhirnya terpilihlah E.

Kokasih sebagai kepala desa terpilih periode 2001-2007. Sejak masa

pemerintahan beliau, Desa Sibanteng mengalami kemajuan yang pesat di

beberapa aspek kehidupan; seperti pembangunan dan lain-lain yang

langsung dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat.

Pada tanggal 11 Maret 2007, E. Kokasih kembali terpilih menjadi kepala

Desa Sibanteng periode 2007-2013. Semasa kepemimpinan beliau, aspek

pembangunan sangat diprioritaskan pada wilayah-wilayah yang tertinggal.

Begitu juga aspek ekonomi, sosial dan budaya. Tahun 2012, terpilih H.

Supriani sebagai kepala desa sampai dengan sekarang.

B. Letak Geografis Desa Sibanteng8

Desa Sibanteng memiliki luas wilayah sebesar 640,816 Ha dengan

bentuk wilayah dataran berbukit dengan kemiringan 40 derajat, ketinggian

desa ini dari permukaan laut setinggi 325 Mdpl. Curah hujan rata-rata pada

Desa Sibanteng adalah 1.200 mm/tahun dengan kelembaban suhu rata-rata

35C.

Desa Sibanteng terbagi menjadi lima dusun yaitu Dusun Gn. Peteuy,

Dusun Kawung Luwuk, Dusun Sinar Jaya, Dusun Sadeng Kaum dan Dusun

Liojambu, serta terdapat 9 RW dan 29 RT. Batas Wilayah Desa Sibanteng,

yaitu di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Cigudeg/Rumpin, di

sebelah selatan berbatasan dengan Desa Leuwisadeng dan Desa Sadeng

Kolot, di sebelah barat berbatasan dengan Desa Sadeng dan di sebelah timur

berbatasan dengan Desa Leuwisadeng dan Desa Leuwibatu.

8 Profil Desa Sibanteng Bulan Maret 2018, dokumen tidak dipublikasikan.

Page 61: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

37

Desa Sibanteng memiliki jarak tempuh dari ibukota pemerintahan

Kabupaten Bogor yaitu Cibinong sejauh 35 km dan dapat ditempuh selama

sekitar 1 jam dengan menggunakan kendaraan bermotor. Jarak dari desa ke

ibu kota Jawa Barat yaitu Bandung sejauh 104 km sedangkan jarak dari desa

ke ibu kota Indonesia yaitu Jakarta berjarak 80 km dan dapat ditempuh

selama 2 jam dengan kendaraan bermotor.

Jarak dari Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke Desa Sibanteng

sejauh 55 km, perjalanan ini dapat ditempuh selama 2,5 jam dengan

menggunakan kendaraan bermotor. Jalur yang tercepat yang dapat di lalui

untuk bisa sampai ke desa ini yaitu melalui Jalan Raya Parung atau melalui

Jalan Raya Muncul namun jalur ini terbilang lebih lama dikarenakan jalan

yang rusak karena digunakan oleh kendaraan besar seperti truk yang tidak

sedikit.

Berikut ini adalah gambar penampang Desa Sibanteng:

Gambar 3. 1: Peta Desa Sibanteng9

9 “Sibanteng, Leuwisadeng, Bogor, Jawa Barat” diakses pada 10 September 2018

dari: https://goo.gl/maps/rsxkdMYbn4r .

Page 62: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

38

Gambar 3. 2: Peta Lokasi Pengabdian

C. Struktur Penduduk10

1. Keadaan Desa Sibanteng Menurut Jenis Kelamin

Jumlah penduduk Desa Sibanteng Kecamatan Leuwisadeng sampai

akhir bulan Juli 2018 tercatat sebanyak 9.535 Jiwa dengan kepadatan

penduduk sebesar 1.460 Jiwa/Km. Penduduk di Desa Sibanteng, Kecamatan

Leuwisadeng terdiri dari:

a. Laki – Laki sebanyak : 4.987 Jiwa

b. Perempuan sebanyak : 4.548 Jiwa

c. Kepala Keluarga (KK) : 2.618 KK

10 Profil Desa Sibanteng Bulan Maret 2018, dokumen tidak dipublikasikan.

Page 63: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

39

Tabel 3. 1: Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Kelompok Umur Jumlah Jiwa

Jumlah Total Laki-Laki Perempuan

00-04 594 549 1.143

05-09 529 498 1.027 10-14 515 481 996 15-19 498 441 939 20-24 413 437 850 25-29 382 369 751 30-34 323 325 648 35-39 300 243 543 40-44 303 239 542 45-49 333 232 565 50-54 241 215 456 55-59 206 183 389 60-64 167 140 307 65-69 105 110 215

70 Keatas 78 86 164 JUMLAH 4.987 4.548 9.535

2. Keadaan Penduduk Desa Sibanteng Menurut Agama

Mayoritas penduduk Sibanteng menganut agama Islam dimana dapat

dilihat berdasarkan grafik dibawah ini dengan jumlah penduduk sebesar

9.544 Jiwa sedangkan sebesar 2 Jiwa menganut agama Kristen Khatolik.

Fasilitas penunjang ibadah bagi mayoritas penduduk Desa Sibanteng terdiri

dari Masjid Jami dan Mushallah yang tersedia di berbagai RW di desa

tersebut. Di Desa sibanteng juga mengadakan kegiatan pengajian rutin baik

yang dilakukan kaum laki-laki, perempuan ataupun anak remaja dimana

dapat dilihat berdasarkan tabel di bawah ini dengan adanya majelis taklim

dan pondok pesantren.

Tabel 3. 2: Fasilitas Keagamaan

Fasilitas Jumlah

Masjid Agung -

Masjid Jami 12 unit

Mushalla 16 unit

Majelis Taklim 12 unit

Page 64: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

40

Pondok Pesantren 14 unit

TPQ -

Gereja -

Pura -

Wihara -

Kelenteng -

Pagoda -

3. Keadaan Penduduk Desa Sibanteng Menurut Mata Pecaharian

Berdasarkan hasil dari grafik dibawah ini dapat dilihat bahwa Mata

Pencaharian di Desa Sibanteng beragam seperti petani, pengusaha,

pengrajin, buruh industri, buruh bangunan, buruh pertambangan,

pendagang, pengemudi (supir), PNS, TNI/POLRI, dan pensiunan. Mata

pencaharian yang paling banyak dilakukan oleh penduduk Desa Sibanteng

yaitu petani dimana terdapat 969 Jiwa dan diikuti dengan mata pencaharian

sebagai buruh bangunan sebesar 645 Jiwa.

Tabel 3. 3: Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Jenis Mata Pencaharian Jumlah

Petani 969 orang

Pengusaha 3 orang

Pengrajin 1 orang

Buruh Industri 120 orang

Buruh Bangunan 645 orang

Buruh Pertambangan 15 orang

Pedagang 244 orang

Pengemudi 145 orang

PNS 312 orang

TNI/POLRI 31 orang

4. Keadaan Penduduk Desa Sibanteng Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan di Desa Sibanteng memiliki tingkat pendidikan yang

berbeda, dimulai dari buta huruf, belum sekolah, tidak tamat Sekolah Dasar

(SD), tamat SLTP/sederajat, tamat SMU/sederajat, tamat D-1 s/d D-3, dan

tamat S-1 s/d S-3. Berdasarkan hasil grafik dibawah ini dapat diketahui

bahwa jumlah penduduk desa yang buta huruf sebanyak 95 jiwa, belum

Page 65: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

41

sekolah sebanyak 145 jiwa, tamat SLTP/sederajat sebanyak 1.903 jiwa, tamat

SMU/sederajat sebanyak 1.823 jiwa, tamat D-1 s/d D-3 sebanyak 935 jiwa,

tamat S-1 s/d S-3 sebanyak 728 jiwa.

Tabel 3. 4: Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah

Buta Huruf 95 orang

Belum Sekolah 145 orang

Tidak Tamat SD/Sederajat -

Tamat SLTP/Sederajat 1.903 orang

Tamat SMU/Sederajat 1.823 orang

Tamat D-1 s/d D-3 935 orang

Tamat S-1 s/d S-3 728 orang

D. Sarana dan Prasarana Desa Sibanteng11

1. Sarana Pemerintah

Tabel 3. 5: Sarana Pemerintahan

Sarana Pemerintahan Jumlah

Kantor Kecamatan -

Kantor Kepala Desa 1 unit

Kantor Polsek -

Kantor Koramil -

Kantor KUA 1 unit

Gambar 3. 3: Kantor Kepala Desa

11 Profil Desa Sibanteng Bulan Maret 2018, dokumen tidak dipublikasikan.

Page 66: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

42

Gambar 3. 4: Kantor KUA

2. Sarana Pendidikan

Tabel 3. 6: Sarana Pendidikan

Sarana Pendidikan Jumlah

TK/PAUD 14 unit

SD Negeri 3 unit

Mts Negeri 1 unit

Mts Swasta 1 unit

MI Swasta 3 unit

SMK Swasta 1 unit

MA Negeri 1 unit

MA Swasta 1 unit

SMP Negeri 1 unit

SMP Swasta 1 unit

Gambar 3. 5: Gedung SDN Sinar Jaya

Page 67: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

43

Gambar 3. 6: Gedung SMK Pesona Dywntara

3. Sarana Kesehatan

Tabel 3. 7: Sarana Kesehatan

Sarana Kesehatan Jumlah

Rumah Bersalin/Bidan Desa 1 unit Puskesmas Pembantu 1 unit Posyandu 9 unit Toko Obat 1 unit

Gambar 3. 7: Posyandu Anggrek 5

Page 68: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

44

Gambar 3. 8: Bidan Vita Megasari

4. Sarana Perhubungan

Tabel 3. 8: Sarana Perhubungan

Sarana Perhubungan Jumlah

Jalan Negara 2 Km

Jalan Provinsi 1 Km

Jalan Kabupaten 6.5 Km

Jalan Desa 6 Km

Jembatan Beton 3 unit

Gorong-Gorong 19 unit

Gambar 3. 9: Jalan Negara

Page 69: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

45

Gambar 3. 10: Gorong-Gorong

5. Sarana Perekonomian

Tabel 3. 9: Sarana Perekonomian

Sarana Perekonomian Jumlah

Rumah Potong Hewan 1 unit Toko 6 unit Kios 15 unit Warung 421 unit Minimarket 1 unit

Gambar 3. 11: Toko

Page 70: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

46

Gambar 3. 12: Toko Kelontong

6. Sarana Pertanian dan Pengairan

Tabel 3. 10: Sarana Pertanian dan Pengairan

Sarana Pertanian dan Pengairan Jumlah

Bendungan 3 unit Irigasi 3 unit Sungai/Kali 4 unit

Gambar 3. 13: Irigasi

Page 71: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

47

Gambar 3. 14: Sungai/Kali

7. Sarana Keagamaan

Tabel 3. 11: Sarana Keagamaan

Sarana Keagamaan Jumlah

Masjid Agung -

Masjid Jami 12 unit

Mushalla 16 unit

Majelis Taklim 12 unit

Pondok Pesantren 14 unit

Gambar 3. 15: Masjid Al-Khoer

Page 72: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

48

Gambar 3. 16: Masjid Nurul Hikmah

Page 73: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

49

BAB IV

DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN

A. Kerangka Pemecahan Masalah

Tahap awal dalam membuat perencanaan kegiatan yaitu dengan

mengidentifikasi masalah agar dapat memecahkan berbagai permasalahan

yang terdapat di Desa Sibanteng. Untuk mempermudah analisis masalah

yang terdapat di Desa Sibanteng, dapat dilakukan dengan metode analisis

SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats). Metode SWOT adalah

sebuah metode perencanaan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths),

kelemahan (Weakness), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dalam

rangka kegiatan program kerja. Metode ini melibatkan suatu tujuan yang

ditentukan agar lebih spesifik terhadap kegiatan program kerja dan

mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang

tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Berikut adalah penjelasan

permasalahan di Desa Sibanteng melalui metode SWOT:

Tabel 4. 1: Matriks SWOT Bidang Pendidikan

Matriks SWOT 01. BIDANG PENDIDIKAN

Internal

STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)

Minat baca yang

tinggi dari anak-

anak Dusun

Gunung Peteuy,

khususnya tingkat

PAUD/TK, SD/MI,

dan SMP/MTs

Banyaknya jumlah

anak-anak Dusun

Gunung Peteuy

Kemauan yang

besar dari anak-

anak Dusun

Gunung Peteuy

untuk belajar

Kondisi warung

baca

masyarakat

yang kurang

terawat

Minimnya

pengetahuan

anak-anak

Dusun Gunung

Peteuy tentang

bahasa asing,

bahasa

Indonesia, dan

Matematika

Kurangnya

penguasaan IT

Page 74: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

50

Eksternal

Dukungan dari

beberapa tokoh

masyarakat Dusun

Gunung Peteuy

untuk

meningkatkan

kualitas

pendidikan

anak-anak

Dusun Gunung

Peteuy,

khususnya

tingkat

SMP/MTs

Kurangnya rasa

percaya diri

anak-anak

Dusun Gunung

Peteuy untuk

berbicara di

depan umum.

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)

Kehadiran

mahasiswa/i KKN

membuat anak-anak

Dusun Gunung

Peteuy lebih

semangat belajar

Adanya bantuan

dana KKN dari pihak

universitas

Kompetensi dari

mahasiswa/i KKN

yang beraneka ragam

karena memiliki

latar belakang

jurusan yang

berbeda-beda

Keterampilan

mahasiswa/i KKN

untuk melatih public

speaking, IT, bahasa

asing, bahasa

Mahasiswa/i KKN

memberikan

pengajaran bahasa

asing, bahasa

Indonesia, dan

Matematika

terhadap anak-

anak Dusun

Gunung Peteuy

berdasarkan latar

belakang

kompetensi yang

dimiliki

Adanya bantuan

dana dari

universitas

digunakan untuk

merenovasi

Warung Baca

Masyarakat Dusun

Gunung Peteuy

Mahasiswa/i

merenovasi

Warung Baca

Masyarakat dan

menambah

koleksi buku

yang ada

Mahasiswa/i

melakukan

pengajaran

bahasa asing,

bahasa

Indonesia, dan

Matematika

terhadap anak-

anak Dusun

Gunung Peteuy

Mahasiswa/i

melakukan

pelatihan IT

terhadap anak-

anak Dusun

Page 75: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

51

Indonesia, dan

Matematika

Gunung Peteuy,

khususnya

dalam

penguasaan

Microsoft Office

Mahasiswa/i

melakukan

pelatihan public

speaking untuk

melatih

kepercayaan

diri anak-anak

Dusun Gunung

Peteuy

THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)

Mahasiswa/i

kekurangan modul

untuk pembelajaran

Sumbangan buku dari

mahasiswa/i kurang

banyak untuk

memenuhi koleksi

buku di Warung Baca

Masyarakat

Mobilitas

mahasiswa/i yang

terbatas karena

tempat mengajar yang

cukup jauh

Mahasiswa/i

menggunakan

media internet

untuk mencari

bahan

pembelajaran

Mahasiswa/i

mendapatkan

sumbangan buku

dari Komnas

Perempuan

Mahasiswa/i

menggunakan

posko KKN

untuk tempat

melakukan

pelatihan IT

Mahasiswa/i

diberikan

jadwal setiap

minggunya

untuk mengajar

sehingga

seimbang

dengan jumlah

kendaraan

bermotor yang

tersedia

Dari matriks SWOT di atas maka kelompok kami menyusun program

di bidang pendidikan sebagai berikut:

Kegiatan Bimbel TPA dan Calistung

Pelatihan MC

Page 76: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

52

Renovasi Warung Baca Masyarakat

Pelatihan IT

Tabel 4. 2: Matriks SWOT Bidang Lingkungan dan Kebersihan

Matriks SWOT 02. BIDANG LINGKUNGAN DAN KEBERSIHAN

Internal

STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)

Masyarakat Dusun

Gunung Peteuy

yang selalu

menjaga

lingkungan sekitar

Tersedia lahan

yang cukup untuk

penanaman bibit

tanaman

Dukungan dari

masyarakat dan

tokoh masyarakat

untuk program

KKN

Kurangnya

tempat sampah

di lingkungan

sekolah

menyebabkan

lingkungan

sekolah kurang

terjaga

kebersihannya

Kurangnya

pengetahuan

tentang

perilaku hidup

bersih dan sehat

terhadap anak-

anak Dusun

Gunung Peteuy

Kurangnya

partisipasi

warga Dusun

Gunung Peteuy

dalam kegiatan

gotong royong

Kurangnya

variasi tanaman

hasil panen

masyarakat

Gunung Peteuy

Page 77: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

53

Eksternal

yang mayoritas

adalah petani

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)

Bantuan dana KKN

dari pihak

universitas

Kemampuan

mahasiswa/i untuk

menjalin komunikasi

dengan pihak

sekolah dan para

tokoh masyarakat

Keberadaan

mahasiswa/i yang

dapat membantu

kegiatan di Dusun

Gunung Peteuy

Mahasiswa/i

melakukan

koordinasi dengan

pihak sekolah,

khususnya SD

untuk melakukan

kegiatan PHBS

(Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat)

Mahasiswa/i

mengajak warga

untuk melakukan

kegiatan gotong

royong

Mahasiswa/i

melakukan

penanaman bibit

tanaman di lahan

kosong

Mahasiswa/i

melakukan

penyuluhan

PHBS di SDN 02

Sibanteng

Mahasiswa/i

melakukan

kegiatan gotong

royong bersama

dengan

masyarakat

Dusun Gunung

Peteuy RT 01

RW 07

Mahasiswa/i

melakukan

pembagian bibit

tanaman kepada

beberapa

masyarakat

Dusun Gunung

Peteuy

Mahasiswa/i

membagikan

tempat sampah

di beberapa

sekolah yang

ada di Desa

Sibanteng

THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)

Sulitnya

membagikan bibit

tanaman kepada

Melakukan

pembagian bibit

tanaman terhadap

Bekerjasama

dengan RT/RW

Dusun Gunung

Page 78: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

54

masyarakat karena

jumlah bibit yang

terbatas

Padatnya kegiatan

KKN sehingga sulit

mencari waktu

untuk membagikan

bibit tanaman buah

beberapa Ketua

RT/RW di Dusun

Gunung Peteuy

Bersama-sama

dengan masyarakat

untuk

membagikan bibit

tanaman kepada

RT/RW Dusun

Gunung Peteuy

Peteuy untuk

membantu

pembagian bibit

tanaman buah

Menentukan

jadwal yang

tepat untuk

membagikan

bibit tanaman

sehingga tidak

bentrok dengan

kegiatan KKN

lainnya

Dari matriks SWOT di atas maka kelompok kami menyusun program di

bidang lingkungan dan kebersihan sebagai berikut:

Penanaman Bibit Tanaman

Gotong Royong

Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

Pengadaan Tempat Sampah

Tabel 4. 3: Matriks SWOT Bidang Sosial dan Ekonomi

Matriks SWOT 03. BIDANG SOSIAL DAN EKONOMI

Internal

STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)

Antusiasme

masyarakat Dusun

Gunung Peteuy

yang besar

terhadap program

KKN

Tradisi HUT RI

yang selalu

diselenggrakan

oleh masyarakat

Dusun Gunung

Peteuy

Maraknya

pernikahan usia

dini di Desa

Sibanteng

Banyaknya ibu-

ibu yang hanya

menjadi ibu

rumah tangga

sehingga kurang

menyokong

kondisi

Page 79: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

55

Eksternal

Semangat yang

besar dari anak-

anak Dusun

Gunung Peteuy

untuk mengaji

perekonomian

keluarga

Seringnya

terjadi kisruh

pada saat

Pemilihan

Kepala Desa

Kurangnya meja

dan tidak

adanya papan

tulis di tempat

pengajian anak-

anak

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)

Mahasiswa/i

melakukan

kerjasama dengan

pihak KUA dan

Panitia Pemilihan

Kepala Desa

Mahasiswa/i

mendapatkan

bantuan dana KKN

dari universitas

Mahasiswa/i

memiliki keahlian

dalam memasak dan

membuat kerajinan

tangan

Kompetensi

mengelola acara dari

mahasiswa/i di

kampus dan acara

eksternal lainnya

Mahasiswa/i

berkoordinasi

dengan pihak KUA

dan Panitia

Pemilihan Kepala

Desa untuk

menjadi pemateri

dalam seminar

Mahasiswa/i

memberikan

hadiah bagi para

pemenang lomba

HUT RI

Mahasiswa/i ikut

berkontribusi

dalam kegiatan

perayaan HUT RI

di Dusun Gunung

Peteuy

Mahasiswa/i

mengadakan

Seminar Pra

Nikah di Dusun

Kawung Luwuk

Mahasiswa/i

mengadakan

Seminar Sadar

Hukum dalam

Pileg atau

Pilkades di

Kantor Kepala

Desa Sibanteng

Mahasiswa/i

melakukan

kegiatan

Pelatihan

Produk Olahan

dan Kerajinan

Tangan bersama

ibu-ibu di

Page 80: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

56

Dusun Gunung

Peteuy

Mahasiswa/i

memberikan

bantuan berupa

pengadaan meja

dan papan tulis

untuk mengaji

di Dusun

Gunung Peteuy

RT 01 RW 07

THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)

Tidak adanya tempat

untuk melaksanakan

kegiatan Produk

Olahan dan

Kerajinan Tangan

Lapangan tempat

dilaksanakannya

perlombaan HUT RI

digunakan oleh

pihak sekolah

Perlombaan yang

diselenggarakan

oleh kelompok

KKN dilaksanakan

pada tanggal 18

Agustus 2018

Tempat

pelaksanaan

kegiatan Produk

Olahan dan

Kerajinan

Tangan

diselenggarakan

di halaman

depan rumah

salah satu warga

Perlombaan

HUT RI

dilaksanakan

siang hari

setelah dipakai

pihak sekolah

Dari matriks SWOT di atas maka kelompok kami menyusun program di

bidang sosial dan ekonomi sebagai berikut:

Seminar Pra Nikah

Gebyar Kemerdekaan

Seminar Sadar Hukum dalam Pileg atau Pilkades

Pelatihan Produk Olahan

Pelatihan Kerajinan Tangan

Pengadaan Meja dan Papan Tulis untuk TPA

Page 81: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

57

Tabel 4. 4: Matriks SWOT Bidang Keagamaan

Matriks SWOT 04. BIDANG KEAGAMAAN

Internal

STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)

Budaya

masyarakat Dusun

Gunung Peteuy

yang religius

Terdapat Pondok

Pesantren Salafi di

RT 01 RW 07

Dusun Gunung

Peteuy

Masyarakat Dusun

Gunung Peteuy

yang selalu

melaksanakan

shalat secara

berjamaah di

masjid

Partisipasi dari

masyarakat Dusun

Gunung Peteuy

yang besar dalam

kegiatan Pengajian

Mingguan,

khususnya RT 01

RW 07

Kondisi

kebersihan

Masjid Al-

Barokah RT 01

RW 07 yang

kurang terjaga

Kondisi al-

Qur’an di tempat

pengajian yang

kurang layak

Tidak terdapat

alat shalat di

masjid RW 08

Tidak adanya

tempat untuk

menyimpan al-

Qur’an di Masjid

RW 08

Tidak adanya

papan nama

Masjid Al-

Barokah RT 01

RW 07

Tidak adanya

papan plang

penunjuk masjid

Al-Barokah RT

01 RW 07

sehingga para

pendatang tidak

mengetahui

bahwa terdapat

masjid di RT 01,

Page 82: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

58

Eksternal

karena letak

masjid terhalang

oleh rumah

warga

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)

Adanya bantuan

dana KKN dari pihak

universitas

Adanya bantuan

wakaf al-Qur’an dari

Ponpes Tahfidz Al-

Quran Bina Insan

Qur’ani

Mahasiswa/i

melakukan

pengumpulan alat

shalat untuk

disumbangkan

Ketertarikan yang

besar dari

mahasiswa/i KKN

dalam bidang

keagamaan

Mahasiswa/i

mengirimkan

proposal ke

Pondok Pesantren

Tahfidz Al-Quran

Bina Insan Qur’an

untuk

mendapatkan

bantuan al-Qur’an

Mahasiswa/i

mengadakan

kegiatan BBM

(Bersih-Bersih

Masjid) Al-

Barokah RT 01

RW 07

Mahasiswa/i

melakukan

wakaf al-Qur’an

dan Alat Shalat

kepada Masjid

RW 08, santri

Pesantren Salafi,

dan tempat

pengajian

setempat

Mahasiswa/i

menyumbangkan

lemari untuk

tempat

menyimpan al-

Qur’an dan alat

shalat di Masjid

RW 08 Dusun

Gunung Peteuy

Mahasiswa/i

menyumbangkan

alat-alat

kebersihan

untuk Masjid Al-

Page 83: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

59

Barokah RT 01

RW 07

Mahasiswa/i

memasang plang

penunjuk dan

papan nama

Masjid Al-

Barokah RT 01

RW 07

THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)

Padatnya agenda

KKN sehingga

menyulitkan

penyelesaian

pemasangan plang

penunjuk dan papan

nama Masjid Al-

Barokah RT 01 RW

07

Lambatnya

penyediaan besi

untuk plang

penunjuk dan papan

nama masjid

Membagi tugas

untuk

menyelesaikan

bantuan fisik

berupa

pemasangan plang

penunjuk dan

papan nama

Masjid Al-Barokah

RT 01 RW 07

Memesan besi

untuk plang

penunjuk masjid

dan papan nama

masjid dari jauh-

jauh hari

Dari matriks SWOT di atas maka kelompok kami menyusun program di

bidang keagamaan sebagai berikut:

Pengadaan Lemari Masjid

Pengadaan Alat-Alat Kebersihan Masjid

Pengadaan Plang Penunjuk dan Papan Nama Masjid

Tabel 4. 5: Matriks SWOT Bidang Kesehatan

Matriks SWOT 05. BIDANG KESEHATAN

Internal

STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)

Antusiasme yang

besar dari

Kurangnya

kegiatan

Page 84: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

60

Eksternal

masyarakat Dusun

Gunung Peteuy

dari program-

program KKN

Kegiatan Posyandu

dan Posbindu yang

rutin diadakan

setiap bulannya

olahraga bagi

masyarakat

Dusun Gunung

Peteuy,

khususnya RT 01

RW 07

Kurangnya

fasilitas

timbangan bayi

untuk kegiatan

posyandu

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)

Potensi serta

keinginan yang besar

dari mahasiswa/i

KKN untuk

mengadakan

kegiatan olahraga

Mendapatkan izin

dari pihak

Puskesmas tingkat

kecamatan untuk

ikut serta dalam

kegiatan Posyandu

dan Posbindu

Mahasiswa/i

melakukan

koordinasi dengan

pihak SMP Satu

Atap untuk

perijinan lapangan

serta sound system

yang akan

digunakan untuk

senam

Mahasiswa/i

melakukan

koordinasi dengan

bidan-bidan yang

bertugas dalam

kegiatan Posyandu

dan Posbindu

Mahasiswa/i

mengadakan

kegiatan senam

ceria bagi

masyarakat

Dusun Gunung

Peteuy setiap

minggunya

Memberikan 1

(satu) buah

timbangan bayi

untuk kegiatan

Posyandu di Desa

Sibanteng

THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)

Bentroknya jadwal

kegiatan senam ceria

dengan kegiatan

KKN lainnya

Jarak Posyandu dan

Posbindu yang

Membagi tugas

kepada setiap

anggota KKN

sehingga semua

anggota dapat

tersebar di

Kegiatan senam

ceria dilakukan

seminggu sekali

di lapangan SMP

Satu Atap

Page 85: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

61

cukup jauh dari

posko KKN sehingga

menyulitkan dalam

hal transportasi

kegiatan yang lain

walaupun pada

hari yang sama

Membagi jumlah

motor dan

anggota yang ada

untuk ikut dalam

kegiatan

Posyandu dan

Posbindu

Dari matriks SWOT di atas maka kelompok kami menyusun program di

bidang kesehatan sebagai berikut:

Senam Ceria

Pengadaan Timbangan Bayi

B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat

1. Bimbingan Belajar

Tabel 4. 6: Kegiatan Bimbingan Belajar

Bidang Pendidikan

Program Sibanteng Cerdas

Nomor Kegiatan 01

Nama Kegiatan Bimbingan Belajar

Tempat, Tgl Aula RW 08 Dusun Gn. Peteuy

23 Juli-15 Agustus 2018

(Setiap hari Senin, Rabu, dan Minggu)

Lama Pelaksanaan 30 Hari

Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Intan Permata Harum

dan Umul Hamida Wilayati

Tim Pembantu: Muhammad Abiseina

Febian, Afaf Nazrat Uyun, Diana Saadah,

Lia Agustina, Hilmi Fadly, Siti Hanifatul

Aziz, Jundi Asyyidiq, Asrul Ummu Darojat,

Aly Dzulfiqar, Yasjudan Lidandy Oskandar,

Intanzi Lestari, Millatun Hanifah, Nurul

Yahya, Danang Koencoro, Hafina Rehana

Jannah, Annisa Zikri, Yanti Nianti.

Page 86: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

62

Tujuan Memberikan materi tambahan pelajaran

mengenai Baca Tulis Qur’an dan Baca Tulis

Hitung

Sasaran Siswa PAUD/TK, Sekolah Dasar (SD),

dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

yang berada di Dusun Gunung Peteuy.

Target 30 siswa PAUD/TK, SD, dan SMP Dusun

Gunung Peteuy mendapatkan materi

tambahan pelajaran mengenai Baca Tulis

Qur’an dan Baca Tulis Hitung.

Deskripsi kegiatan Bimbingan belajar adalah suatu kegiatan

yang dilakukan untuk memberikan

pengetahuan dan bantuan kepada anak-

anak agar tercapainya hasil belajar yang

lebih optimal. Awal untuk kegiatan

bimbingan belajar kelompok KKN yaitu

survei tempat dan berkoordinasi dengan

pihak desa di RW 08 dan 07 Gn. Peteuy,

hari pertama bimbel dimulai pada tanggal

23 Juli 2018 jam 15:30 WIB yang bertempat

di Aula RW 08, selanjutnya mahasiswa/i

KKN berkenalan dengan semua anak-anak

di dusun tersebut dan memberikan materi

pelajaran baca, tulis, hitung dan bahasa

untuk anak-anak TK,SD, dan SMP,

kemudian pada hari Selasa survei di tempat

aula RW 07 untuk melaksanakan bimbel

TPA yaitu berkoordinasi dengan ustaz

Andri mengenai tempat kegiatan bimbel

TPA. Pada hari rabu mahasiswa/i KKN

sudah mulai aktif melaksanakan kegiatan

bimbingan belajar yang berlokasi di RW 07

dan 08 Dusun Gn.Peteuy Desa Sibanteng.

Hasil pelayanan

50 siswa PAUD/TK, SD, dan SMP Dusun

Gunung Peteuy mendapatkan materi

Page 87: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

63

tambahan pelajaran mengenai Baca Tulis

Qur’an dan Baca Tulis Hitung.

Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.

Gambar 4. 1: Kegiatan Bimbingan Belajar

2. Renovasi Warung baca

Tabel 4. 7: Kegiatan Renovasi Warung Baca

Bidang Pendidikanarung Baca

Program Sibanteng Cerdas

Nomor Kegiatan 02

Nama Kegiatan Renovasi Warung Baca

Tempat, Tgl Warung Baca (Kediaman Ibu Siti Nur

Jamiah), 05 Agustus 2018 – 14 Agustus 2018

Lama Pelaksanaan 20 Hari

Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Afaf Nazrat Uyun

Tim Pembantu: Muhammad Abiseina

Febian, Umul Hamida Wilayati, Diana

Saadah, Lia Agustina, Hilmi Fadly, Siti

Hanifatul Aziz, Intan Permata Harum,

Jundi Asyyidiq, Asrul Ummu Darojat, Aly

Dzulfiqar, Yasjudan Lidandy Oskandar,

Intanzi Lestari, Millatun Hanifah, Nurul

Page 88: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

64

Yahya, Danang Koencoro, Hafina Rehana

Jannah, Annisa Zikri, Yanti Nianti.

Tujuan Merenovasi dan memberikan buku bacaan

baru Warung Baca 100 Desa Dusun

Gunung Peteuy

Sasaran Warung Baca Buku 100 Desa Dusun Gn.

Peteuy

Target 1 Warung Baca 100 Desa Dusun Gunung

Peteuy direnovasi dan mendapatkan buku

bacaan baru.

Deskripsi Kegiatan Kegiatan renovasi Warung Baca ini sudah

kami rencanakan jauh-jauh hari karena

kegiatan ini cukup menghabiskan banyak

waktu dan tenaga. Oleh karena itu, kami

juga memikirkan konsep pembaharuan

Warung Baca dengan sangat matang. Di

mulai dari design interior ruangan, warna

cat yang akan dipakai, hiasan ruangan,

penambahan buku, penambahan rak dan

pemindahan rak baca dan lain sebagainya.

Setelah konsep matang, kami langsung

membeli bahan apa saja yang kami

butuhkan (cat, kuas, paku, dan lain-lain).

Setelah semua bahan terkumpul, tepatnya

tanggal 5 Agustus kami memulai renovasi

Warung Baca tersebut.

Renovasi Warung Baca berjalan lancar dan

disambut sangat antusias oleh masyarakat

Dusun Gunung Peteuy. Pada tanggal 14

Agustus kami meresmikan Warung Baca

disaksikan oleh masyarakat Dusun

Gunung Peteuy.

Hasil Pelayanan 1 Warung Baca 100 Desa Dusun Gunung

Peteuy direnovasi dan mendapatkan buku

bacaan baru.

Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.

Page 89: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

65

Gambar 4. 2: Kegiatan Renovasi Warung Baca

3. Pengadaan Lemari Masjid

Tabel 4. 8: Kegiatan Pengadaan Lemari Masjid

Bidang Keagamaan

Program ABRAR Peduli Masjid

Nomor Kegiatan 03

Nama Kegiatan Pengadaan Lemari Masjid

Tempat, Tgl Masjid Jami Baitul Mu’minin, 08 Agustus

2018

Lama Pelaksanaan 7 hari

Tim Pelaksana Penanggung jawab : Lia Agustina

Tim Pembantu : Millatun Hanifah, Intan

Permata Harum, Hafina Rehana Jannah,

dan Pengurus DKM Masjid Jami Baitul

Mu’minin RW 08 yaitu Bapak Amil Qodih

Tujuan Menyediakan sebuah lemari pada masjid

yang berada di Dusun Gunung Peteuy

Sasaran Masjid yang berada di Dusun Gunung

Peteuy.

Target 1 buah lemari tersedia di 1 masjid yang

berada di Dusun Gunung Peteuy.

Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan

yang berupa bantuan secara fisik. Pada

awalnya kami melakukan survei terhadap

Page 90: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

66

masjid di RW 07 dan RW 08, namun dari

hasil survei yang didapatkan pada masjid

RW 08 yaitu Masjid Jami Baitul Mu’minin

terdapat al-Qur’an berserakan dan tidak

diletakkan di tempat yang benar. Akhirnya,

kami berkonsultasi dengan pengurus

DKM, dan mengusulkan bahwa kami akan

menyumbangkan lemari sebagai tempat

untuk menyimpan alat shalat dan al-Qur’an,

dari pihak pengurus DKM Masjid Jami

Baitul Mu’minin menerima dengan baik

bantuan kami. Selanjutnya, serah terima

lemari dilaksanakan pada tanggal 08

Agustus 2018 dan diberikan secara

simbolis oleh pengurus DKM Masjid Jami

Baitul Mu’minin yaitu Bapak Amil Qodih.

Hasil Pelayanan 1 buah lemari tersedia di 1 masjid yang

berada di Dusun Gunung Peteuy.

Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.

Gambar 4. 3: Kegiatan Pengadaan Lemari untuk Masjid

4. Pengadaan Meja Belajar

Tabel 4. 9: Kegiatan Pengadaan Meja Belajar

Bidang Sosial dan Ekonomi

Program Sibanteng Maju

Page 91: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

67

Nomor Kegiatan 04

Nama Kegiatan Pengadaan Meja Belajar

Tempat, Tgl Pengajian terbuka Mang Husni, 20 Agustus

2018

Lama Pelaksanaan 7 hari

Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Yasjudan Lidandy

Oskandar

Tim Pembantu: Danang Koencoro, Asrul

Ummu Darojat, Afaf Nazrat Uyun, Nurul

Yahya, Annisa Zikri, Hafina Rehana Jannah.

Tujuan Memberikan bantuan meja belajar di suatu

instansi pendidikan.

Sasaran Instansi pendidikan yang berada di Dusun

Gunung Peteuy.

Target 1 Instansi pendidikan yang berada di Dusun

Gunung Peteuy mendapatkan bantuan 5

meja belajar.

Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini pada dasarnya merupakan

kegiatan untuk inventarisasi pengajian

berbentuk fisik yang bisa bermanfaat untuk

kepentingan bersama, terutama untuk anak-

anak Desa Sibanteng, dalam melaksanakan

kegiatan pengajian. Didasarkan atas survei

yang telah kami lakukan, didapati bahwa

masih terbatasnya sarana dan prasarana di

pengajian terbuka Mang Husni, salah satunya

ialah tidak adanya meja belajar dalam proses

pembelajaran pengajian yang dilakukan

hampir setiap hari dengan murid yang cukup

banyak.

Akhirnya, kelompok KKN ABRAR 141

menyepakati untuk mengadakan pengadaan

pemberian meja belajar yang nantinya akan

digunakan anak-anak untuk kegiatan

pengajian.

Page 92: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

68

Pemberian meja belajar ini dilaksanakan

pada malam hari, waktu dimana anak-anak

sedang mengaji, pada saat itu, mereka

terlihat senang dan antusias dengan adanya

pengadaan meja belajar tersebut. Pemberian

meja belajar ini diberikan oleh perwakilan

anggota KKN ABRAR 141 yaitu ditempat

pengajian Mang Husni yang bertempat di

RW 7 Sibanteng. Sehingga diharapkan anak-

anak akan lebih bersemangat dengan adanya

program pengadaan meja belajar ini.

Hasil Pelayanan 1 Instansi pendidikan yang berada di Dusun

Gunung Peteuy mendapatkan bantuan 6

meja belajar.

Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.

Gambar 4. 4: Kegiatan Pengadaan Meja Belajar

5. Pengadaan Plang Penunjuk Arah Masjid

Tabel 4. 10: Kegiatan Pengadaan Plang Penunjuk Arah Masjid

Bidang Keagamaan

Program ABRAR Peduli Masjid

Nomor Kegiatan 05

Nama Kegiatan Pengadaan Plang Penunjuk Arah Masjid

Tempat, Tgl Desa Sibanteng, 18 Agustus 2018

Lama Pelaksanaan 10 Hari

Page 93: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

69

Tim Pelaksana Penaggung jawab: Hilmy Fadhly

Tim Pembantu: Danang Koencoro,

Muhammad Abiseina Febian, Jundi

Assyidiq, Aly Dzulfiqar, Yasjudan Lindandy

Oskandar.

Tujuan Mengadakan plang penunjuk arah masjid di

sebuah lokasi jalan di Dusun Gunung

Peteuy.

Sasaran Masjid yang berada di Dusun Gunung

Peteuy.

Target 1 plang penunjuk arah Masjid Jami Al-

Barokah RT 07 Dusun Gunung Peteuy

terpasang di 1 lokasi.

Deskripsi Kegiatan Lokasi Masjid Jami Al-Barokah yang berada

ke gang kecil, membuat masjid tersebut

terkadang tak terlihat dari badan jalan.

Dikhawatirkan terutama bagi para

pendatang baru akan mengalami kesulitan

dalam mencari masjid dikarenakan

lokasinya yang tidak terlihat dari badan

jalan. Berdasarkan permasalahan tersebut,

juga berkoordinasi dengan Pak RT dan

pengurus masjid, maka KKN ABRAR 141

menyepakati untuk membuat plang

penunjuk arah menuju masjid. Sehingga

diharapkan pengadaan plang tersebut dapat

memudahkan warga terutama pendatang

untuk menemukan masjid terdekat di

daerah Dusun Gunung Peteuy.

Pengadaan plang masjid tersebut

dilaksanakan pada siang hari yang

ditempatkan di samping rumah Pak RT di

RW 7 Desa Sibanteng. Anggota KKN

ABRAR 141 menyiapkan plang tersebut dari

jauh-jauh hari.

Page 94: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

70

Hasil Pelayanan 1 plang penunjuk arah Masjid Jami Al-

Barokah RT 07 Dusun Gunung Peteuy

terpasang di 1 lokasi.

Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.

Gambar 4. 5: Kegiatan Pengadaan Plang Penunjuk Arah Masjid

6. Pengadaan Plang Nama Masjid

Tabel 4. 11: Kegiatan Pengadaan Plang Nama Masjid

Bidang Keagamaan

Program ABRAR Peduli Masjid

Nomor Kegiatan 06

Nama Kegiatan Pengadaan Plang Nama Masjid

Tempat, Tgl Masjid Jami Al-Barokah Dusun Gn. Peteuy,

18 Agustus 2018

Lama Pelaksanaan 10 Hari

Tim Pelaksana Penaggung jawab: Jundi Assyidiq

Tim: Danang Koencoro, Muhammad

Abiseina Febian, Aly Dzulfiqar, Yasjudan

Lindandy Oskandar, Hilmy Fadhly, ketua

RT 01/07, dan pengurus Masjid Jami Al

Barokah.

Tujuan Mengadakan papan nama masjid.

Sasaran Masjid yang berada di Gunung Peteuy

Target 1 papan nama masjid terpasang di 1 masjid

yang berada di RW 07 Gn. Peteuy.

Page 95: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

71

Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan yang

berupa bantuan secara fisik. Kami terlebih

dahulu melakukan survei untuk

menentukan letak plang masjid ke tempat

yang strategis. Kegiatan ini tercetus oleh

salah satu anggota kami, karena ketika kami

berkeliling untuk melihat-lihat fasilitas desa

kami tidak menemukan adanya nama masjid

dikawasan masjid tersebut kami merasa ini

akan mempersulit warga pendatang bahkan

warga sekitar untuk menemukan masjid

tersebut. Untuk itu kami sepakat untuk

melaksanakan kegiatan ini. Kami pun

berkoordinasi dengan Ketua RT dan

pengurus masjid akan program kerja

tersebut, lalu setelah disepakati kami

membeli beberapa keperluan dalam

pengadaan plang tersebut, seperti memesan

besi, membeli cat, kuas, dan lain-lain.

Dimalam hari kami mendesain plang

tersebut. Setelah plang telah siap, dipagi hari

pemasangan plang pun dilakukan dibantu

dengan beberapa warga setempat.

Hasil Pelayanan 1 papan nama masjid terpasang di 1 masjid

yang berada di RW 07 Gn. Peteuy.

Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.

Gambar 4. 6: Kegiatan Pegadaan Plang Nama Masjid

Page 96: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

72

7. Pengadaan Alat Kebersihan untuk Masjid

Tabel 4. 12: Kegiatan Pengadaan Alat Kebersihan untuk Masjid

Bidang Keagamaan

Program ABRAR Peduli Masjid

Nomor Kegiatan 07

Nama Kegiatan Pengadaan Alat Kebersihan untuk Masjid

Tempat, Tgl Masjid Jami Al-Barokah, 29 Juli 2018

Lama Pelaksanaan 7 hari

Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Muhammad Abiseina

Febian

Tim Pembantu: Afaf Nazrat Uyun, Umul

Hamida Wilayati, Diana Saadah, Lia

Agustina, Hilmi Fadly, Siti Hanifatul Aziz,

Intan Permata Harum, Jundi Asyyidiq,

Asrul Ummu Darojat, Aly Dzulfiqar,

Yasjudan Lidandy Oskandar, Intanzi

Lestari, Millatun Hanifah, Nurul Yahya,

Danang Koencoro, Hafina Rehana Jannah,

Annisa Zikri, Yanti Nianti.

Tujuan Menyediakan perlengkapan kebersihan

yang memadai untuk masjid di Dusun Gn.

Peteuy.

Sasaran Masjid yang berada di Dusun Gunung

Peteuy.

Target 1 masjid yang berada di Dusun Gn. Peteuy

tersedia perlengkapan kebersihan yang

memadai.

Deskripsi Kegiatan Masjid Al-Barokah merupakan masjid

terdekat dari rumah KKN kami. Saat

beribadah di Masjid Al-Barokah, masjid

tersebut terlihat kurang bersih. Terlihat

lantai kamar mandi dan lantai tempat

wudhu terlihat kotor dan licin, kaca yang

kusam, sajadah yang berdebu, begitupun

dengan lantai masjid yang kotor akibat

jejak kaki para jamaah membuat kami

Page 97: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

73

berinisiatif secara gotong royong untuk

membersihkan masjid tersebut. Pada pagi

hari, kami pun mulai melakukan bersih-

bersih di masjid tersebut. Akan tetapi, alat

kebersihan yang tersedia ternyata kurang

memadai dan beberapa diantaranya sudah

terlihat rusak. Berdasarkan permasalahan

tersebut, kami pun mengadakan beberapa

peralatan agar kebersihan masjid tetap

terjaga.

Hasil Pelayanan 1 masjid di Dusun Gn. Peteuy tersedia

perlengkapan kebersihan yang memadai.

Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.

Gambar 4. 7: Kegiatan Pengadaan Alat Kebersihan untuk Masjid

8. Pengadaan Papan Tulis

Tabel 4. 13: Kegiatan Pengadaan Papan Tulis

Bidang Pendidikan

Program Sibanteng Maju

Nomor Kegiatan 08

Nama Kegiatan Pengadaan Papan Tulis

Tempat, Tgl Pengajian Pak Ust. Husni, 08 Agustus 2018

Lama Pelaksanaan 7 hari

Tim Pelaksana Penanggung Jawab : Umul Hamida

Wilayati

Page 98: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

74

Tim Pembantu : Jundi Assyidiq, Yasjudan

Lidandy, Millatun Hanifah, Afaf Nazrat

Uyun, dan Annisa Zikri

Tujuan Memberikan bantuan berupa papan tulis

pada instansi pendidikan.

Sasaran Instansi pendidikan yang berada di Dusun

Gn. Peteuy

Target 1 instansi pendidikan yang berada di Dusun

Gn. Peteuy mendapatkan bantuan 1 buah

papan tulis.

Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan

yang berupa bantuan secara fisik

sebelumnya kami telah melakukan survei

terhadap tempat pengajian Pak Ust. Husni

dan kami menilai bahwa pembelajaran di

pengajian tersebut kurang efektif dengan

tidak adanya sarana tempat untuk menulis.

Akhirnya kami berkonsultasi dengan Pak

Ust. Husni dan mengusulkan bahwa kami

akan menyumbangkan satu buah papan

tulis sebagai sarana belajar yang lebih baik

dan Pak Ust Husni menerima dengan baik

bantuan kami. Selanjutnya, serah terima

papan tulis dilaksanakan pada tanggal 08

Agustus 2018 dan diberikan secara simbolis

oleh Pak Ust. Husni

Hasil Pelayanan 1 instansi pendidikan yang berada di Dusun

Gn. Peteuy mendapatkan bantuan 1 buah

papan tulis.

Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.

Page 99: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

75

Gambar 4. 8: Kegiatan Pengadaan Papan Tulis

9. Pengadaan Tempat Sampah

Tabel 4. 14: Kegiatan Pengadaan Tempat Sampah

Bidang Lingkungan dan Kebersihan

Program Sibanteng Peduli Lingkungan

Nomor Kegiatan 09

Nama Kegiatan Pengadaan Tempat Sampah

Tempat, Tgl SMPN Satu Atap 1, SDN Sibanteng,

Warung Baca, Gerakan Pondok Santri

Salafi Dusun Gunung Peteuy, Desa

Sibanteng. Senin, 20 Agustus 2018.

Lama Pelaksanaan 20 Hari

Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Millatun Hanifah

Tim Pembantu: Muhammad Abiseina

Febian, Annisa Zikri, Siti Hanifatul Aziz,

Nurul Yahya, Lia Agustina, Jundi Assydiq,

Hilmy Fadhly, Ummul Hamida, Intanzi

Lestari, Diana Saadah, Yanti Nianti, Asrul

Ummu Darojat, Intan Permata Harum, Aly

Dzulfikar, Yasjudan Lidandy, Hafina

Rehana Jannah, Danang Koencoro, Afaf

Nazrat.

Tujuan Memberikan bantuan berupa tong sampah

pada instansi pendidikan di Dusun Gn.

Peteuy

Sasaran Instansi pendidikan di Dusun Gn. Peteuy

Page 100: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

76

Target 3 instansi pendidikan di Dusun Gn. Peteuy

mendapatkan 2 buah tempat sampah

Deskripsi Kegiatan Tempat sampah untuk pelayanan

pendidikan di Dusun Gunung Peteuy Desa

Sibanteng merupakan kegiatan kerjasama

antara KKN ABRAR 141 UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dengan aparatur

Desa Sibanteng di Dusun Gunung Peteuy.

Salah satu tujuannya ialah untuk

mengurangi jumlah sampah yang dibuang

oleh siswa maupun siswi ke selokan

sehingga saluran yang mengalir di

lingkungan sekolah tidak tersumbat. Ada

5 titik tempat sampah yang diberikan, 2 di

SDN Sibanteng, 2 di SMPN Satu Atap 1, 2

di Gerakan Pondok Santri Salafi, 1 di

Warung Baca, 1 di Paud Abu Bakar.

Tempat sampah ini terbuat dari drum

pelastik sejumlah 8 buah. Disisi tempat

sampah terdapat aksen tulisan KKN

ABRAR 141 UIN JKT 2018 untuk

memberikan tanda bahwa tempat sampah

itu berasal dari KKN abrar 141 UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Hasil Pelayanan 5 instansi pendidikan di Dusun Gn. Peteuy

mendapatkan 1-2 buah tempat sampah

Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.

Gambar 4. 9: Kegiatan Pengadaan Tempat Sampah

Page 101: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

77

10. Gebyar Kemerdekaan

Tabel 4. 15: Kegiatan Gebyar Kemerdekaan

Bidang Sosial dan Ekonomi Program Sibanteng Maju Nomor Program 10 Nama Kegiatan Gebyar Kemerdekaan Tempat, Tgl

Lapangan SMPN 1 Atap Sibanteng,

Leuwisadeng, 17 Agustus 2018 s.d 19

Agustus 2018

Lama Pelaksanaan 20 hari

Tim Pelaksana Penanggung Jawab : Nurul Yahya dan

Hafina Rehana Jannah

Tim Pendukung : Afaf Nazrat Uyun, Aly

Dzulfiqar, Annisa Zikri, Asrul Ummu

Darojat, Danang Koencoro, Diana Saadah,

Hilmy Fadhly, Intan Permata Harum,

Intanzi Lestari, Jundi Assyidiq, Lia

Agustina, Milatun Hanifah, Muhammad

Abiseina Febian, Siti Hanifatul Aziz, Umul

Hamida Wilayati , Yanti Nianti, Yasjudan

Lidandy Oskandar, Ketua Remaja RW 7

Kp. Gunung Peteuy.

Tujuan Membantu warga dalam penyelenggaraan

perlombaan HUT RI ke-73.

Sasaran Warga RW 07 Dusun Gn. Peteuy

Target 100 warga RW 07 Dusun Gn. Peteuy

terbantu dalam penyelenggaraan

perlombaan HUT RI ke-73.

Deskripsi Kegiatan Kegiatan yang dilakukan dalam rangka

merayakan HUT RI ke-73 yaitu

perlombaan-perlombaan dan ditutup

dengan malam puncak 17 Agustus-an.

Dimana perlombaan diawali pada tanggal

17 Agustus yang dilakukan pada siang hari

dengan perlombaan mewarnai yang diikuti

Page 102: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

78

oleh balita sampai anak PAUD di Gn.

Peteuy. Perlombaan dilakukan di salah satu

ruang kelas di SD 02 Sibanteng. Kemudian

pada hari selanjutnya yaitu pada tanggal 18

Agustus 2018 perlombaan lainnya juga

turut diadakan yang berlokasi di lapangan

SMPN Satu Atap Sibanteng dan dimulai

pada pukul 13.00 dimana lomba diawali

dengan lomba Ambil Bendera, dilanjutkan

dengan Balap Kelereng, Paku dalam Botol,

Makan Kerupuk, Balap Karung sampai

waktu shalat Ashar. Kemudian dilanjutkan

dengan perlombaan untuk ibu-ibu yaitu

bola terong dan rebutan kursi dan diakhiri

dengan perlombaan untuk remaja yaitu

ambil uang dalam buah. Kemudian

keesokan harinya yaitu pada tanggal 19

Agustus 2018 diadakan lomba untuk

bapak-bapak dan sekaligus malam puncak

HUT RI ke-73 dimana perlombaan bapak-

bapak yaitu sepakbola antar RT di mulai

pada pukul 15.30 WIB bertempat di

lapangan bola bersama. Malam Puncak

perayaan HUT RI ke 73 dimulai pada pukul

19.30 diawali dengan pembukaan yang

dilakukan oleh MC dari kelompok KKN

yaitu Hafina Rehana Jannah dan Jundi

Assidiq, kemudian kalam illahi oleh Afaf

Nazrat Uyun, kemudian dilanjutkan

dengan sambutan-sambutan yang diawali

dengan Bapak Kepala Desa Sibanteng H.

Supriani, Ketua RW 07 Bapak Iiq, Ketua

Pemuda Gn. Peteuy Bapak Zainal Abidin

dan perwakilan tokoh masyarakat Ibu Siti

Nur Jumariah. Kemudian acara dilanjutkan

dengan hiburan-hiburan yang diisi oleh

anak-anak di Gn. Peteuy, pembagian

Page 103: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

79

hadiah perlombaan, dan video kegiatan

selama pelaksanaan KKN di Gn Peteuy, dan

diakhiri dengan kesan pesan dari ketua

panitia KKN ABRAR 141 selama

melaksanakan KKN di Gn peteuy sekaligus

perpisahan KKN ABRAR 141 dengan warga

Desa Gn. Peteuy.

Hasil Pelayanan 115 warga RW 07 Dusun Gn. Peteuy

terbantu dan berpartisipasi dalam

penyelenggaraan perlombaan HUT RI ke-

73

Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.

Gambar 4. 10: Kegiatan Gebyar Kemerdekaan

11. Pengadaan Timbangan bayi

Tabel 4. 16: Kegiatan Pengadaan Timbangan Bayi

Bidang Kesehatan

Program Sibanteng Kesehatan

Nomor Kegiatan 11

Nama Kegiatan Pengadaan Timbangan Bayi

Tempat, Tgl Posyandu Anggrek 7 Kampung Gunung

Peteuy, 19 Agustus 2018

Lama Pelaksanaan 10 Hari

Tim Pelaksana Penanggung Jawab : Annisa Zikri

Page 104: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

80

Tim Pembantu : Afaf Nazrat Uyun, Asrul

Ummu Darojat, Danang Koencoro, Diana

Saadah, Intan Permata Harum, Intanzi

Lestari, Lia Agustina, Milatun Hanifah,

Siti Hanifatul Aziz, Umul Hamida

Wilayati, Yanti Nianti, Ketua RT 01

RW07 , dan para kader posyandu

Anggrek 7 Kampung Gunung Peteuy.

Tujuan Memberikan bantuan timbangan bayi

pada Posyandu yang berada di Gn.

Peteuy.

Sasaran Posyandu di Dusun Gn. Peteuy

Target 1 Posyandu di Dusun Gunung Peteuy

menerima 1 buah timbangan bayi

Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini tercetus setelah kami

melakukan kegiatan cek kesehatan pada

balita dan ibu hamil di posyandu Anggrek

7, dimana pada proses cek kesehatan

khususnya pada saat kegiatan

menimbang bayi kami merasa sedikit

kerepotkan karena di posyandu tersebut

masih menggunakan timbangan dacin.

Kami merasa kesulitan untuk

menentuhan hasil timbangan yang akurat

karena terkadang bayi tidak bisa diam

merasa takut untuk diperiksa. Oleh sebab

itu, kami memutuskan untuk

memberikan timbangan bayi mekanik

untuk mempermudah proses

penimbangan bayi ketika cek kesehatan

berlangsung. Semakin mudah proses

pengukuran maka semakin banyak anak-

anak yang dapat diperiksa kesehatannya

dalam waktu singkat.

Hasil Pelayanan 1 Posyandu di Dusun Gunung Peteuy

menerima 1 buah timbangan bayi

Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.

Page 105: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

81

Gambar 4. 11: Kegiatan Pengadaan Timbangan Bayi

12. Senam Ceria

Tabel 4. 17: Kegiatan Senam Ceria

Bidang Kesehatan

Program Sibanteng Sehat

Nomor Kegiatan 13

Nama Kegiatan Senam ceria

Tempat, Tgl Gunung Peteuy, 05 Agustus dan 12

Agustus 2018

Lama Pelaksanaan 25 hari

Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Diana Saadah

Tim Pembantu : Asrul Ummu Darojat,

Umul Hamida Wilayati, Lia Agustina, Siti

Hanifatul aziz, Intanzi Lestari, Yanti

Nianti, Afaf Nazrat Uyun, Annisa Zikri,

Nurul Yahya, Milatun Hanifah, Hafina

Rehana Jannah, Intan Permata Harum,

Jundi Assyidiq, Muhammad Abisena

Febian, Aly Dzulfikar, Yasjudan Lidandy

Oskandar, Hilmy Fadly, Danang

Koencoro.

Tujuan Memberikan pelatihan gerakan senam

Aerobic kepada warga Dusun Gn. Peteuy.

Sasaran Warga Dusun Gn. peutuy

Page 106: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

82

Target 50 ibu-ibu, remaja dan anak-anak Dusun

Gunung Peteuy mendapatkan pelatihan

gerakan senam Aerobic.

Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini dirancang oleh salah satu

anggota kelompok KKN kami lalu

disetujui oleh seluruh anggota kelompok

ketika rapat penentuan program-

program di lapangan. Kegiatan ini

dilakukan selama 2 minggu, dihari

minggu pertama jumlah ibu-ibu dan

anak-anak yang hadir sekitar 20 orang,

lokasi senam ceria di SMP 1 atap 1 pada

pukul 16:30 – 17:30 yang terdiri dari senam

pemanasan, senam inti dan senam

penutup.

Pada minggu ke 2 senam di lakukan pada

tanggal 12 Agustus dengan waktu yang

sama, pada minggu kedua ini ibu-ibu

meminta jenis senam yang berbeda pada

minggu pertama yaitu senam Aerobic yang

saat ini sedang trend. Ibu-ibu, remaja dan

anak-anak sangat antusias dalam

mengikuti kegiatan ini.

Hasil Pelayanan 20 ibu-ibu, remaja dan anak-anak Dusun

Gunung Peutuy mendapatkan pelatihan

gerakan senam Aerobic.

Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.

Gambar 4. 12: Kegiatan Senam Ceria

Page 107: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

83

13. Gotong Royong

Tabel 4. 18: Kegiatan Gotong Royong

Bidang Lingkungan dan Kebersihan

Program Sibanteng Peduli Lingkungan

Nomor Kegiatan 14

Nama Kegiatan Gotong Royong

Tempat, Tgl Gunung Peteuy, 22 juli 2018

Lama Pelaksanaan 10 hari

Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Yasjudan Lidandy

Oskandar.

Tim Pembantu : Jundi Assyidiq,

Muhammad Abisena Febian, Aly

Dzulfikar, Yasjudan Lidandy Oskandar,

Hilmy Fadly, Aly Dzulfikar, Danang

Koencoro.

Tujuan Membantu warga Dusun Gunung Peteuy

untuk gotong royong membersihkan

lingkungan

Sasaran Warga Dusun Gunung Peteuy

Target 50 orang warga Dusun Gunung Peteuy

terbantu dalam gotong royong

membersihkan lingkungan

Deskripsi Kegiatan Kegiatan gotong royong ini merupakan

kegiatan rutin yang dilakukan oleh warga

Gunung Peteuy setiap akhir bulan. Dalam

kegiatan ini ada 2 RT dan 2 RW yang

berpartisipasi. Kegiatan gotong royong

ini dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2018

yang berlokasi di Dusun Gunung Peteuy

Desa Sibanteng. Gotong royong ini

dimulai pada pagi hari, tidak hanya

melibatkan kelompok KKN ABRAR 141

tetapi juga seluruh masyarakat Dusun

Gunung Peteuy di Desa Sibanteng.

Page 108: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

84

Kegiatan gotong royong ini bertujuan

untuk membuat daerah sekitar menjadi

lebih bersih. Selain melakukan kegiatan

bersih-bersih, kami pun bersama-sama

warga setempat melakukan perbaikan

jalan yang mana merupakan penghubung

Dusun Gunung Peteuy dengan desa

lainnya.

Hasil Pelayanan 50 orang warga Dusun Gunung Peteuy

terbantu dalam gotong royong

membersihkan lingkungan

Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.

Gambar 4. 13: Kegiatan Gotong Royong

C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada Masyarakat

1. Pelatihan MC

Tabel 4. 19: Kegiatan Pelatihan MC

Bidang Pendidikan

Program Sibanteng Cerdas

Nomor Kegiatan 15

Nama kegiatan Pelatihan MC

Tempat, Tanggal RW 08 Dusun Gn. Peteuy, Desa Sibanteng,

kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten

Bogor

Page 109: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

85

Kamis, 26 Juli 2018 RW 08 Gn. Peteuy

Desa Sibanteng

Lama pelaksanaan 15 Hari

Tim pelaksana Penaggung Jawab: Milatun hanifah

Tim Pembantu: Hafina Reyhana Janah,

Intan Permata Harum, Lia Agustina

Tujuan Memberikan pelatihan menjadi pembawa

acara kepada remaja Dusun Gunung

Peteuy

Sasaran Remaja yang berada di RW 08 Dusun Gn.

Peteuy

Target 20 orang remaja yang berada di RW 08

Dusun Gunung Peteuy mendapatkan

pelatihan menjadi pembawa acara

Deskripsi kegiatan Awal dari kegiatan pelatihan MC yaitu

berkoordinasi dengan pihak DKM RW 08

untuk masalah perizinan tempat dalam

rangka program kerja Pelatihan MC,

selanjutnya pada tanggal 26 Juli 2018

tepatnya jam 15:30 WIB beberapa

mahasiswa/i KKN datang dan memulai

kegiatan pelatihan MC untuk anak-anak

muda yang berada di RW 08 akan tetapi

yang datang anak-anak tingkat SD, maka

metode yang digunakan diubah dan

disesuaikan dengan tingkat anak-anak ,

oleh karena itu, kegiatan hanya dilakukan

satu kali karena objek sasaran tidak sesuai

target, karena targetnya adalah anak-anak

muda dan remaja, dan kegiatan pelatihan

MC hanya diadakan 1 kali untuk anak-

anak SD

Hasil pelayanan 20 orang remaja yang berada di RW 08

Dusun Gunung Peteuy mendapatkan

pelatihan menjadi pembawa acara

Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.

Page 110: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

86

Gambar 4. 14: Kegiatan Pelatihan MC

2. Seminar Pra Nikah dan Pernikahan Usia Dini

Tabel 4. 20: Kegiatan Seminar Pra Nikah dan Pernikahan Usia Dini

Bidang Sosial dan Ekonomi

Program Sibanteng Maju

Nomor Kegiatan 16

Nama Kegiatan Seminar Pra Nikah dan Pernikahan Usia

Dini

Tempat, Tgl Dusun Kawungluwuk, 04 Agustus 2018

Lama Pelaksanaan 35 Hari

Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Aly Dzulfiqar

Tim Pembantu: Semua anggota KKN

ABRAR, Kepala Desa Sibanteng, Kepala

Sekolah MI Mathlaul Anwar, Kantor

Urusan Agama Kecamatan Leuwisadeng,

dan semua pihak terkait yang telah

berkontribusi.

Tujuan Memberikan pengetahuan mengenai

pernikahan dan dampak dari pernikahan

usia dini kepada remaja dan orang tua

yang berada di Dusun Kaungluwuk

Sasaran Masyarakat Dusun Kaungluwuk Desa

Sibanteng.

Target 30 remaja dan orang tua di Dusun

Kawungluwuk mendapatkan

Page 111: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

87

pengetahuan mengenai pernikahan dan

dampak dari pernikahan usia dini.

Deskripsi Kegiatan Seminar Pra Nikah dan Pernikahan Usia

Dini merupakan kerja sama antara KKN

ABRAR 141 UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dengan masyarakat Desa

Sibanteng dan Pegawai Negara Kantor

Urusan Agama Kecamatan Leuwisadeng.

2 (dua) hari sebelum acara tersebut kami

membagikan undangan bagi RT/RW di

Dusun Kawungluwuk. Acara tersebut

kemudian diadakan pukul 13.00 di Dusun

Kawungluwuk. Sampai waktu yang telah

ditentukan, masih sedikit yang datang

menghadiri acara tersebut dikarenakan

warga sekitar tidak mengetahui akan

diadakannya acara seminar tersebut.

Kami pun berinisiatif untuk mengajak

warga secara door to door untuk

menghadiri seminar tersebut.

Pengadaan seminar di Dusun

Kawungluwuk dikarenakan di dusun

tersebut tingkat pernikahan usia dini

masih sangat tinggi. Oleh karena itu,

diadakan Seminar Pra Nikah dan

Pernikahan Usia Dini untuk menambah

wawasan dan pengetahuan bagi

masyarakat setempat terutama

perempuan, diharapkan kedepannya

tingkat pernikahan usia dini dapat

menurun.

Hasil Pelayanan 30 remaja dan orang tua di Dusun

Kawungluwuk mendapatkan

pengetahuan mengenai pernikahan dan

dampak dari pernikahan usia dini.

Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.

Page 112: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

88

Gambar 4. 15: Kegiatan Seminar Pra Nikah dan Pernikahan Usia Dini

3. Seminar Sadar Hukum

Tabel 4. 21: Kegiatan Seminar Sadar Hukum

Bidang Pendidikan Program Sibanteng Maju Nomor Kegiatan 17 Nama Kegiatan Seminar Sadar Hukum Tempat, Tgl Kantor Desa Sibanteng, Kec.

Leuwisadeng, 10 Agustus 2018.

Lama Pelaksanaan 35 Hari

Tim Pelaksana Panitia KPU Desa Sibanteng dan

Peserta KKN UIN Syari

Hidayatullah Jakarta Kelompok

KKN ABRAR 141.

Tujuan Memberikan informasi kepada

warga Desa Sibanteng mengenai tata

cara atau aturan tentang Pemilihan

Umum Kepala Desa

Sasaran Ketua RW, Ketua RT dan tokoh

masyarakat Desa Sibanteng.

Target 50 Ketua RW, Ketua RT dan tokoh

masyarakat Desa Sibanteng

menerima informasi mengenai tata

cara atau aturan tentang Pemilihan

Umum Kepala Desa

Page 113: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

89

Deskripsi Kegiatan Seminar sadar hukum atau motivasi

sadar hukum yang bertemakan

“Sadar Hukum Terhadap Pemilihan

Umum Kepala Desa” ini bertujuan

untuk membuka cara berfikir

masyarakat Desa Sibanteng dalam

menentukan calon pemimpin desa

dengan cara yang telah ditentukan

dalam hukum normatif sehingga

tahapan pemilihan kepala desa

tersebut dan masyarakat sibanteng

melaksanakan pemilu kades dengan

tertib dan tidak menimbulkan

kericuhan seperti tahun-tahun

sebelumnya.

Seminar ini diawali dengan

pembacaan do’a, menyanyikan lagu

Indonesia raya, sambutan-sambutan

seperti acara seminar pada umumnya

lalu masuk kedalam acara inti yaitu

pengisian materi yang dipaparkan

oleh 2 (dua) pemateri yaitu : 1. Nur

Hidayah, M.A.,Ph.D. dengan materi

“PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN

DESA DAN KELURAHAN SADAR

HUKUM”. 2. Ahmad Masyhud, S.H.

dengan materi “PEMILIHAN UMUM

KEPALA DESA”. Lalu setelah selesai

dilanjutkan acara yang diisi oleh

panitia KPU desa.

Hasil Pelayanan 50 Ketua RW,Ketua RT, dan tokoh

masyarakat Desa Sibanteng

menerima informasi mengenai tata

cara atau aturan tentang Pemilihan

Umum Kepala Desa

Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.

Page 114: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

90

Gambar 4. 16: Kegiatan Seminar Sadar Hukum

4. Pembagian Bibit Toga

Bidang Lingkungan dan Kebersihan Program Sibanteng Peduli Lingkungan Nomor Kegiatan 18 Nama Kegiatan Pembagian Bibit Toga Tempat, Tgl Desa Sibanteng, Leuwisadeng. 4

Agustus 2018

Lama Pelaksanaan 14 Hari

Tim Pelaksana Penanggung Jawab : Danang

Koencoro

Tim Pembantu : Yasjudan Lidandy O,

Jundi Assyidiq, Hilmi Fadly, M

Abisiena, Ali Dzulfikar, Hafina

Rehana J, Asrul D, Milatun Hanifah,

Nurul Yahya, Santri GPSS dan Pak

Iiq Selaku ketua RW 07.

Tujuan Memberikan bibit sekaligus

informasi kepada warga Desa

Sibanteng terkait obat jenis herbal

yang dapat menyembuhkan

beberapa penyakit.

Sasaran Warga Desa Sibanteng

Tabel 4. 22: Kegiatan Pembagian Bibit Toga

Page 115: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

91

Target 9 Ketua RW di Desa Sibanteng

menerima bibit dan informasi

terkait obat jenis herbal yang dapat

menyembuhkan beberapa penyakit.

Deskripsi Kegiatan Pembagian dan penanaman bibit

TOGA (Tanaman Obat Keluarga)

adalah salah satu program kerja di

kelompok KKN ABRAR 141 yang

berbentuk fisik yaitu bibit TOGA.

Program tesebut ditujukan kepada

warga Desa Sibanteng melalui Ketua

RW masing-masing. Pada hari

pertama pelaksanaan, kami

memberikan bibit TOGA di RW 07

sekaligus mengadakan penanaman di

wilayah tersebut, tempat yang

menjadi lahan penanaman adalah

tanah wakaf yang di berikan untuk

kegiatan santri di RW 07.

Penanaman bibit TOGA di bantu

oleh Pak Iiq selaku ketua RW 07

serta santri Pesantren GPSS. Pada

hari kedua pekasanaan, seluruh bibit

diberikan ke seluruh ketua RW yang

ada di Desa Sibanteng dengan

memberikan pesan untuk

penanaman bibit dilakukan pada

tempat dimana seluruh masyarakat

dapat mengakses dan mendapatkan

hasil dari pohon TOGA tersebut

sehingga seluruh masrakat dapat

merasakan manfaat dari tanaman

TOGA yang sudah diberikan.

HasilPelayanan 9 Ketua RW di Desa Sibanteng

menerima bibit dan informasi terkait

obat jenis herbal yang dapat

menyembuhkan beberapa penyakit

Page 116: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

92

Gambar 4. 17: Kegiatan Pembagian Bibit Toga

5. Pelatihan Kerajinan Tangan

sekaligus menanamnya dibeberapa

titik.

Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.

Bidang Sosial dan Ekonomi Program Sibanteng Maju Nomor Kegiatan 19 Nama Kegiatan Pelatihan Kerajinan Tangan Tempat, Tgl Di rumah Ibu Reni,

Setiap hari Selasa dari tanggal 24, 31

juli dan tanggal 7, 14 Agustus.

Lama Pelaksanaan 20 Hari

Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Asrul Ummu

Darojat

Tim Pembantu: Diana Saadah, Umul

Hamida Wilayati, Lia Agustina, Siti

Hanifatul aziz, Intanzi Lestari,

Yanti Nianti, Afaf Nazrat Uyun,

Annisa Zikri, Nurul Yahya, Milatun

Hanifah, Hafina Rehana Jannah,

Intan Permata Harum, Jundi

Assyidiq, Muhammad Abisena

Febian, Aly Dzulfikar, Yasjudan

Tabel 4. 23: Kegiatan Pelatihan Kerajinan Tangan

Page 117: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

93

Lidandy Oskandar, Hilmy Fadly,

Danang koencoro.

Tujuan Memberikan pelatihan kerajinan

tangan yaitu merajut kepada ibu-

ibu dan remaja putri di Dusun

Gunung Peteuy

Sasaran Ibu- ibu dan remaja putri di Dusun

Gn. Peteuy

Target 10 ibu- ibu dan remaja putri di

Dusun Gn. Peteuy mendapatkan

pelatihan kerajinan tangan

Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini di mulai pada jam 1

siang sampai jam 4 sore. di RW 07

Gn. Peteuy bertempat di rumah Ibu

Reni, Asrul Ummu Darojat selaku

penanggung jawab kegiatan

menyiapkan peralatan yang telah

dibutuhkan dan meminta bantuan

kawan – kawan untuk membantu.

Sesampai di tempat lokasi agak

sedikit terkejut karena yang datang

tidak sesuai sasaran, melainkan

anak - anak usia 2 sampai 10 tahun,

namun mereka begitu antusias

untuk mengikuti pelatihan

kerajinan tangan.

Sekitar kegiatan berjalan satu jam,

ada beberapa ibu- ibu dan dan

remaja SMP

datang untuk ikut bergabung dalam

pelatihan kerajinan tangan.

Alhamdulillah kegiatan di hari

selanjutanya peserta bertambah

ramai.

Page 118: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

94

Gambar 4. 18: Kegiatan Pelatihan Kerajinan Tangan

6. Pelatihan Produk Olahan

Tabel 4. 24: Kegiatan Pelatihan Produk Olahan

Bidang Sosial dan Ekonomi Program Sibanteng Maju Nomor Kegiatan 20 Nama Kegiatan Pelatihan Produk Olahan Tempat, Tgl Gunung Peteuy, 30-31 Juli 2018

Lama Pelaksanaan 20 Hari

Tim Pelaksana Penanggung Jawab : Diana Saadah

Tim Pembantu : Asrul Ummu Darojat,

Umul Hamida Wilayati, Lia Agustina,

Siti Hanifatul aziz, Intanzi Lestari,

Yanti Nianti, Afaf Nazrat Uyun,

Annisa Zikri, Nurul Yahya, Milatun

Hanifah, Hafina Rehana Jannah, Intan

Permata Harum, Jundi Assyidiq,

Muhammad Abiseina Febian, Aly

Dzulfikar, Yasjudan Lidandy

Oskandar, Hilmy Fadly, Danang

Koencoro.

HasilPelayanan 10 anak-anak, ibu-ibu, dan remaja

mengikuti pelatihan kerajianan

tangan

Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.

Page 119: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

95

Tujuan Memberikan pelatihan kepada ibu-ibu

di Dusun Gunung Peteuy tentang

olahan makanan yang menarik dari

bahan yang sering ditemukan.

Sasaran Masyarakat Dusun Gunung Peteuy

Target 10 orang ibu-ibu di Dusun Gunung

Peteuy mendapatkan pelatihan

tentang olahan makanan yang menarik

dari bahan yang sering ditemukan.

Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini dirancang oleh salah satu

anggota kelompok KKN kami lalu

disetujui oleh seluruh anggota

kelompok ketika rapat penentuan

program-program di lapangan.

Kegiatan ini dilakukan selama 2 hari,

dihari pertama jumlah ibu-ibu yang

hadir sekitar 10-15 orang, kemudian

ibu-ibu diajarkan membuat produk

olahan yang bersumber dari hasil

perkebunan, seperti : pisang dan ubi

dan tempe. Adapun produk olahan

yang dibuat adalah frozen banana, bola-

bola ubi dan nugget tempe.

Pada hari ke-2 jumlah ibu-ibu

meningkat lebih banyak hal ini

dikarenakan diadakannya kompetensi

produk olahan yang telah diajaran

pada hari pertama.

Hasil Pelayanan 10 orang ibu-ibu di Dusun Gunung

Peteuy mendapatkan pelatihan

tentang olahan makanan yang menarik

dari bahan yang sering ditemukan.

Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.

Page 120: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

96

Gambar 4. 19: Kegiatan Pelatihan Produk Olahan

7. Pelatihan IT

Tabel 4. 25: Kegiatan Pelatihan IT

Bidang Sosial dan Ekonomi

Program Sibanteng Cerdas

Nomor Kegiatan 21

Nama Kegiatan Pelatihan IT

Tempat, Tgl Pelatihan dilaksanakan di Posko KKN

ABRAR 141, tanggal 10,12 dan 14

Agustus 2018

Lama Pelaksanaan 20 Hari

Tim Pelaksanaan Penanggung Jawab: Yanti Nianti

Tim Pembantu : Anggota KKN ABRAR

141 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tujuan Memberikan pelatihan IT kepada

remaja di Dusun Gunung Peteuy

tentang cara menggunakan Microsoft

Word.

Sasaran Remaja Dusun Gunung Peteuy

Target 10 orang remaja Dusun Gunung Peteuy

mendapatkan pelatihan IT tentang

cara menggunakan Microsoft Word.

Deskripsi Kegiatan Masih minimnya pengetahuan para

remaja di Dusun Gunung Peteuy Desa

Page 121: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

97

Sibanteng akan teknologi Informatika

ini, sehingga Pelatihan IT diberikan

kepada para Remaja tersebut. Mulai

dari Pengenalan Komputer seperti

menghidupkan dan mematikan

Komputer, Pengenalan Sistem Operasi

Windows, memberikan wawasan akan

kegunaan komputer, kemudian

mengenalkan aplikasi-aplikasi

komputer dan pelatihan akan

kegunaaan Microsoft Office. Diharapkan

siswa akhirnya mampu

mengaplikasikan komputer

berdasarkan perkembangan teknologi

dan mampu mengembangkan

pengetahuan dan kreatifitas

berdasarkan perkembangan zaman

yang ada.

Hasil Pelayanan 10 orang remaja Dusun Gunung Peteuy

mendapatkan pelatihan IT tentang

cara menggunakan Microsoft Word.

Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut

Gambar 4. 20: Kegiatan Pelatihan IT

Page 122: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

98

8. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Tabel 4. 26: Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Bidang Kesehatan

Program Sibanteng Peduli Lingkungan

Nomor Kegiatan 12

Nama Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Tempat, Tgl SDN Sibanteng 02 , 27 Juli 2018

Lama Pelaksanaan 20 Hari

Tim Pelaksana Penanggung Jawab : Siti Hanifatul Aziz

Tim Pembantu : Lia Agustina, Millatun

Hanifah, Intan Permata Harum, Diana

Saadah, Asrul Ummu Darojat, Aly

Dzulfikar, Jundi Assydiq, Afaf Nazrot ,

Annisa Zikri, Intanzi Lestari, Muhammad

Abiseina Febian, Nurul Yahya, Hafina

Rehana Jannah, Umul Hamida, Yanti

Nianti, Hilmy Fadhly, Danang Koencoro

dan Yasjudan Lidandy Oskandar.

Tujuan Memberikan informasi tentang Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meliputi

perilaku membuang sampah pada

tempatnya dengan pemilahan sampah

organik dan anorganik, perilaku cuci

tangan dan gosok gigi dengan baik dan

benar sebagai upaya pembentukan

kesadaran siswa dan siswi akan

pentingnya kesehatan sejak dini.

Sasaran Siswa dan siswi SDN Sibanteng 02

Target 100 siswa dan siswi kelas 2,3 dan 4 SDN

Sibanteng 02 menerima informasi tentang

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Deskripsi Kegiatan Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) dilaksanakan di lapangan

SDN Sibanteng 02 pada hari Jum’at

tanggal 27 Juli 2018, dimulai pukul 09.30-

Page 123: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

99

11.00 WIB. Sebelum kegiatan dimulai,

anggota kelompok KKN ABRAR 141

mempersiapkan peralatan yang akan

digunakan dalam pelaksanaan PHBS.

Setelah semuanya siap, barulah

penanggung jawab kegiatan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

menyampaikan informasi mengenai

perilaku yang termasuk dalam PHBS

diantaranya meliputi perilaku membuang

sampah pada tempatnya dengan

pemilahan sampah organik dan anorganik,

perilaku cuci tangan dan gosok gigi

dengan baik dan benar disertai

menyanyikan lagu-lagu PHBS (Cuci

tangan dan gosok gigi) dan

memperaktekan gerakannya sehingga

peserta didik dapat memahami langkah-

langkah mencuci tangan dan gosok gigi

dengan baik dan benar. Selain itu peserta

didik juga mengetahui penyakit yang

dapat terjadi jika membuang sampah

sembarangan (pencemaran lingkungan),

tidak mencuci tangan dengan sabun (sakit

perut). Dan tidak menggosok gigi (sakit

gigi). Dengan adanya nyanyian PHBS

tersebut bertujuan agar peserta didik tidak

merasa bosan dan jenuh. Setelah kegiatan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

selesai, kelompok KKN ABRAR 141

membagikan 1buah susu kotak untuk

setiap siswa dan siswi SDN Sibanteng 02.

Hasil Pelayanan 120 siswa dan siswi kelas 2,3 dan 4 SDN

Sibanteng 02 menerima informasi tentang

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Keberlanjutan Program Program tidak berlanjut.

Page 124: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

100

Gambar 4. 21: Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

D. FAKTOR PENCAPAIAN HASIL

1. Faktor Pendorong

Program kerja KKN ABRAR 2018 dapat dilaksanakan dengan lancar

karena adanya sinergi dan kekompakan yang terbangun antar individu.

Keberhasilan yang kami capai dikarenakan hal-hal berikut:

a. Koordinasi

Kerjasama antar individu dikelompok KKN ABRAR 141 dipimpin oleh

seorang ketua dan dibawahi beberapa divisi. Masing-masing divisi

mempunyai tanggung jawab masing-masing. Setiap divisi dipimpin oleh

ketua divisi yang bertanggung jawab atas divisinya. Agar tidak terjadi

kesalah pahaman setiap divisi selalu berkomunikasi.

b. Kekompakkan

KKN ABRAR 141 memiliki 19 anggota, yang terdiri dari 8 fakultas.

Selama kegiatan KKN berlangsung kami tidak menemukan konflik yang

begitu serius hingga dapat merenganggkan kekompakan diantara kami.

Kokompakan ini dapat terlihat ketika kita melaksanakan kegiatan, dimana

setiap individu saling bantu bahu membahu.

c. Sosialisasi

Kegiatan KKN ABRAR 141 dapat berjalan dengan baik karena adanya

dukungan dari tokoh dan masyarakat di Desa Sibanteng. Kelompok KKN

ABRAR 141 dan masyarakat Desa Sibanteng menjalin kerja sama dan

silaturahmi dengan sangat baik, sehingga masyarakat selalu mendukung

kegiatan yang dilakukan oleh KKN ABRAR 141 dan berpartisipasi dalam

beberapa kegiatan dengan sangat antusias.

Page 125: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

101

d. Evaluasi

Setiap menjalankan program kegiatan KKN pasti ada beberapa

persoalan dan kesalahan yang menjadi penghambat kegiatan KKN, maka

setelah melakukan kegiatan program kerja, malam hari kelompok KKN

ABRAR 141 melakukan kegiatan evaluasi agar untuk kegiatan selanjutnya

kami dapat melakukannya dengan lebih baik dan optimal.

e. Dana

Dana adalah hal terpenting dalam sebuah program, karena tidak adanya

dana semua program tidak akan berjalan lancar. Kami mendapatkan dana dari

PPM untuk merealisasikan semua program KKN dan dibantu dengan iuran

perindividu setiap anggota kelompok KKN. Selain itu, kami juga berusaha

mecari dana dari berbagai sponsor.

2. Faktor Pengahambat

Dalam melakukan suatu kegiatan tentu tidak selalu berjalan dengan

lancar, pasti terdapat faktor penghambat maupun masalah yang hadir dalam

setiap kesempatan antara lain:

a. Transportasi

Transportasi termasuk salah satu faktor yang penting untuk

menyelenggarakan kegiatan program kerja. Karena sedikitnya alat

transportasi menghambat terlaksananya kegiatan program kerja. Akan

tetapi hal tersebut dapat teratasi karena kita menyewa alat transportasi

sementara disaat kegiatan program kerja kami akan terlaksana.

b. Bahasa

Bahasa menjadi salah satu faktor penghambat yang kami temui.

Dikarenakan Masyarakat Desa Sibanteng menggunakan Bahasa Sunda

dalam kesehariannya, sementara anggota KKN ABRAR 141 tidak semuanya

bisa berbahasa sunda juga kemampuan bahasa Indonesia masyarakat Desa

Sibanteng tidak cukup fasih. Sehingga dalam berkomunikasi, terkadang

kami mengalami sedikit kesulitan. Akan tetapi, dalam menghadapi

permasalahan tersebut, beberapa anggota KKN ABRAR 141 dapat ber-

bahasa Sunda sehingga hal tersebut sangat membantu kami dalam

berkomunikasi dengan warga Desa Sibanteng.

Page 126: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

102

c. Waktu

Selain faktor kendaraan dan bahasa, waktu KKN yang terbatas menjadi

faktor penghambat kami dalam mengoptimalkan beberapa program-

program kerja yang kami laksanakan.Terutama dalam pelaksanaan kegiatan

seperti pada program kerja Pelatihan Kerajinan Tangan dan Pelatihan IT.

Dengan waktu pelaksanaan KKN yang hanya sebulan, program kerja yang

bersifat Pelatihan menjadi kurang maksimal dalam proses pemberian

pembelajarannya karena program-program tersebut membutuhkan banyak

pertemuan agar pengetahuan yang diberikan lebih mendalam. Waktu

Pelaksanaan berbagai program kerja yang dilaksanakan oleh KKN ABRAR

141 ternyata tidak selalu sesuai yang direncanakan meskipun telah disusun

sedemikian rupa akan tetapi kerap mengalami hambatan dalam

pelaksanaannya.

Page 127: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

103

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam waktu satu bulan lebih 2 hari lamanya kami menjadi bagian dari

Warga Sibanteng, kami telah mendapat banyak pelajaran untuk kami semua

atas pengabdian yang telah kami lakukan di desa. Melihat dari berbagai

aspek masyarakat Desa Sibanteng, peningkatan pendidikan khususnya

pendidikan agama harus di tingkatkan.

1. Bidang Pendidikan

Kelompok KKN ABRAR 141 mengadakan program-program kerja yang

berkaitan dalam bidang pendidikan, yaitu mengadakan kegiatan bimbingan

belajar dan pelatihan pembawa acara yang dilaksanakan di RW 07 dan 08

Dusun Gn. Peteuy Desa Sibanteng. Kelompok KKN ABRAR 141 melakukan

renovasi taman baca dan penambahan koleksi buku yang berada dikediaman

Ibu Siti Nur Jamiah RW 07 Desa Sibanteng, dan kelompok KKN ABRAR 141

juga menyumbangkan buku-buku untuk sekolah-sekolah yang ada di Desa

Sibanteng. Selanjutnya, kelompok KKN ABRAR 141 juga mengadakan

pelatihan IT untuk anak-anak yang dilakukan diposko KKN ABRAR 141.

2. Sosial dan Ekonomi

Dalam bidang kegiatan sosial kelompok KKN kami melakukan kegiatan

seminar pra-nikah, seminar sadar hukum, gebyar kemerdekaan serta

Pengadaan Meja dan Papan Tulis untuk TPA. Kegiatan tersebut di lakukan

di Dusun Gunung Peteuy Desa Sibanteng, dalam kegiatan seminar tersebut

kami secara langsung mengundang narasumber yang memang sudah ahli

dalam bidangnya, seperti seminar pra-nikah mengundang pihak KUA Desa

Sibanteng, dan seminar sadar hukum mengundang pengacara. Dalam

kegiatan di bidang ekonomi kelompok KKN kami melakukan kegiatan

pelatihan produk olahan dan pelatihan kerajinan tangan.

3. Bidang Lingkungan dan Kebersihan

Dalam kegiatan ini kami melakukan kegiatan pengadaan alat

kebersihan dengan bersih-bersih masjid bersama, kegiatan gotong royong

bersama masyarakat sekaligus pengadaan tong sampah di Desa Sibanteng,

pembagian dan penanaman bibit tanaman, perilaku hidup bersih dan sehat

terhadap anak-anak, dan serta kami juga mengadakan plang penunjuk arah

Page 128: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

104

masjid dan plang nama masjid agar para pendatang dan wisatawan yang

datang bisa mengetahui masjid terdekat.

4. Bidang Agama

Dalam bidang ini kami melakukan acara malam mengaji bersama anak-

anak pengajian rutinan setiap hari dan malam kamis bersama Abi Husni.

B. Rekomendasi

Setelah selesai kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok kami

selama satu bulan lebih di Desa Sibanteng, ada beberapa saran dan

rekomendasi yang ingin kami sampaikan kepada beberapa pihak, antara lain:

1. Pemerintah Setempat

Untuk hal ini kami berharap Pemerintah Desa Sibanteng, lebih

meningkatkan kegiatan kebersihan lingkungan yang ada di Desa Sibanteng.

Seperti hal nya menyediakan tong sampah di wilayah desa, karena di

beberapa wilayah masih terlihat banyaknya sampah yang berserakan yang

membuat desa menjadi terlihat kotor. Dibeberapa titik di desa juga masih

minim penerangan jalannya, diharapkan penambahan lampu jalan agar

warga dapat beraktivitas dengan nyaman walaupun itu di malam hari. Dapat

memberikan informasi apapun dengan jelas sehingga para peserta KKN

dapat memahami dengan baik dan tidak perlu menanyakannya lagi dan

membantu masyarakat desa dalam memasarkan hasil olahan sumber daya

alam mereka.

2. Tim KKN dan Pusat Pengabdian Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Dalam hal ini, sebaiknya penentuan tanggal ditentukan secara matang

agar tidak mengganggu kegiatan pembuatan proposal para peserta KKN dan

sebaiknya untuk penentuan dosen pembimbing ditentukan lebih awal, dan

di beberapa desa khususnya di daerah Kabupaten Bogor, banyak desa yang

tergolong desa modern di mana fasilitas ruang publik dapat ditemukan

dengan mudah, sehingga beberapa kelompok merasa kesulitan dengan

program kerja yang akan dilakukan. Sebaiknya kondisi desa dapat lebih

disesuaikan dengan kegiatan KKN ini. Melakukan sosialisasi yang merata di

wilayah Desa Sibanteng agar seluruh masyarakatnya secara langsung

merasakan dampak dari program kegiatan KKN.

Page 129: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

105

3. Pemangku Kebijakan ditingkat Kecamatan dan Kabupaten

Dalam hal ini, diharapkan dapat bertatap muka secara langsung kepada

para warga desa untuk melihat kondisi dan keluh kesah mereka terhadap

Desa Sibanteng.

Page 130: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

106

“Cinta yang terjadi karena Allah tidak akan pernah berakhir”

H.R. Muslim

Page 131: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

BAGIAN 2:

REFLEKSI HASIL KEGIATAN

Page 132: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

108

“Jangan sampai ayam jantan lebih pandai darimu. Ia berkokok di waktu subuh, sedang

kamu tetap lelap dalam tidur.”

Lukman Hakim

Page 133: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

109

BAB VI

PENGGALAN KISAH INSPIRATIF KKN

A

CERITA DARI GUNUNG PETEUY

Afaf Nazrat Uyun

Tentang KKN

Berbicara tentang KKN (Kuliah Kerja Nyata), hal pertama yang

terlintas dalam benak saya adalah membosankan dan sibuk. Yups, saya pikir

KKN akan sangat membosankan. Dalam kurun waktu sebulan penuh harus

tinggal di tempat yang bahkan saya belum tahu menahu tentang kondisi desa

dan kehidupan masyarakatnya. Harus tinggal bersama 19 orang yang

namanya saja belum tahu. Bagaimana wajahnya, bagaimana kepribadiannya,

dan lain sebagainya. Belum lagi harus mengabdi pada masyarakat di tempat

tersebut. Memikirkannya saja sudah membuat saya terusik. Namun, mau

bagaimana lagi, KKN menjadi salah satu syarat mahasiswa sebelum memakai

toga sarjana. Mau tak mau, saya harus mengikuti kegiatan ini.

Kegiatan KKN dilaksanakan pada awal semester 7. Oleh karenanya,

pada akhir semester 6, seluruh mahasiswa sudah harus mendaftarkan diri

menjadi peserta KKN 2018. Telat sehari saja alamat akan wisuda dua tahun

lagi heuheu. Pada bulan April PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah

membagi kurang lebih 4000 mahasiswa menjadi 200 kelompok KKN dengan

19 anggota yang siap dikirim dan ditempatkan di berbagai desa di Kota Bogor

dan Tangerang. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang beranggotakan 16

orang, kali ini sedikit lebih banyak. Biasanya peserta KKN ditempatkan di

desa yang bisa dibilang tertinggal dan terbelakang. Tentunya segala

persiapan dan kebutuhan ketika KKN sudah harus dipikirkan dengan

matang jauh-jauh hari sebelum mahasiswa terjun langsung ke tempat yang

sudah ditentukan. Persiapan finansial, tenaga, dan program kerja (proker)

apa saja yang akan dikerjakan di sana.

Setelah mendapatkan file berisi tentang pembagian kelompok, saya

mulai mencari dimana nama saya, kelompok berapa, bersama siapa saja dan

di desa apa. Akhirnya ketemu. Nama Afaf Nazrat Uyun ada di kelompok 141

bertempat di Desa Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng, Bogor. “Hm.... Bogor”.

Seketika terbayang suasana syahdu dan dinginnya pegunungan.

Page 134: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

110

Saya mulai mencermati satu persatu nama anggota kelompok. Tidak

ada satupun yang saya kenal. Karena memang 19 anggota berasal dari

berbagai fakultas yang berbeda. Saya mulai mencari kontak nomor anggota

kelompok hingga akhirnya terbentuklah grup WhatsApp. Tujuannya bukan

lain untuk mempermudah saya dan kawan-kawan kelompok 141 dalam

berkomunikasi dan berkoordinasi satu sama lain. Karena memang tempat

tinggal saya dan kawan-kawan yang lain berjauhan.

Obrolan di grup WhatsApp diawali dengan perkenalan setiap anggota.

Ada yang dari jurusan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK),

Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi (FIDIKOM), Fakultas Ushuluddin (FU), Fakultas Sains dan

Teknologi (FST), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas

Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), dan saya

Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI). Obrolan terus berlanjut menetapkan

tanggal berapa kami bisa bersua untuk yang pertama kalinya. Akhirnya,

disepakatilah tanggal 18 April di Taman Rindang atau biasa dijuluki dengan

Landmark UIN pukul 16.00. Setiap anggota diwajibkan hadir dan harus

menyiapkan setidaknya satu program kerja untuk kegiatan KKN.

Saya mulai berpikir keras kira-kira program kerja apa yang akan saya

persembahkan untuk masyarakat Desa Sibanteng. Apa yang bisa saya beri

untuk masyarakat dengan ilmu yang bahkan sangat sedikit ini. Kompetensi

apa yang bisa saya salurkan dan bagikan untuk masyarakat disana. Karena

saya berasal dari Jurusan Dirasat Islamiyah yang notabenenya adalah belajar

kitab klasik dan modern karangan para ‘Ulama dan tahfidz al-Qur’an.

Akhirnya, saya memutuskan untuk mengajarkan bahasa Arab dan hafalan

surat-surat pendek. Juga saya berniat untuk mendirikan Taman Baca

Masyarakat.

Tibalah tanggal 18 April. Saya cukup antusias bertemu dengan

teman-teman baru saya untuk yang pertama kalinya. Masih sangat hangat

dalam ingatan saya. Sore itu, rasa canggung dan jaim (jaga image) juga malu

menyelimuti perasaan kami. Karena memang kami belum pernah bertemu

sebelumnya dan belum mengenal. Pertemuan pertama sore itu diawali

dengan perkenalan masing-masing anggota.

“Halo.. gue Nurul..” ucap salah satu kawan.

“Ehm. Gue. Yaps”.

Page 135: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

111

“Gue, Saya asli orang Jawa”. Dialek dan logat bahasa keseharian saya

meskipun menggunakan bahasa Indonesia tetapi tetap saja medok-nya

terlihat. Apalagi kalau harus membahasakan diri dengan ‘Gue’. Pasti

terdengar sangat aneh. “Duh... saya tidak sanggup kalau harus menggunakan kata gue,

nanti pasti ditertawakan kawan-kawan yang lain”. Saya membatin dalam hati.

“Halo...aku Afaf..” timpalku. Duh, Malu sekali. Karena penggunaan kata

“Aku-Kamu” dalam bahasa Jakarta berarti lain. Ya you know lah ya...hehe.

Setelah perkenalan selesai, topik pembahasan selanjutnya adalah

struktur kepemimpinan kelompok. Menentukan siapa ketua, sekertaris,

bendahara dan divisi-divisi lain seperti acara, humas dan pubdekdok.

Penentuan struktur kepemimpinan kelompok lumayan memakan waktu.

Karena ya memang tidak ada yang mau menjadi ketua. Karena kata orang-

orang, ketua adalah tumbal.

Setelah berjalan cukup lama, alot dan memanas, akhirnya salah satu

dari kami mengikhlaskan dirinya menjadi ketua. Muhammad Abiseina

Febian dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan

Matematika. Obrolan selanjutnya adalah menentukan nama kelompok. Ada

banyak nama yang diusulkan oleh teman-teman, tentu semuanya bagus dan

menarik. Hingga akhirnya kami sepakat memberi nama kelompok kami

dengan ABRAR. Tak lupa, kami membicarakan tentang survei. Survei

dilaksanakan 4 kali sebelum keberangkatan kegiatan KKN.

Tanggal 17 Mei pukul 09.00 seluruh peserta KKN PpMM UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2018 berkumpul di Aula Harun Nasution UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta untuk mengikuti pelepasan KKN 2018 yang dihadiri

oleh Rektor UIN Bapak Dede Rosyada dan Kemensos (Kementerian Sosial)

serta tamu undangan lainnya. Setelah acara, saya dan kawan-kawan

berkumpul di Fakultas Sains dan Teknologi untuk membahas persiapan

keberangkatan esok harinya.

Kami Adalah Keluarga

Rumah yang kami tempati tidak begitu besar. Dua kamar tidur, satu

ruang utama, gudang, dapur dan satu kamar mandi tanpa pintu. Lokasinya

cukup jauh dari jalan utama Dusun Gunung Peteuy. Karena cukup jauh dari

jalan utama, rumah kami tidak terjangkau sinyal handphone. Bisa dibayangkan

betapa akan membosankannya kehidupan saya dalam satu bulan kedepan.

Page 136: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

112

Sebagai generasi millenial yang selalu bergantung pada handphone, tidak

adanya sinyal adalah suatu problem yang besar.

Persepsi awal tentang KKN yang sangat membosankan langsung

terpatahkan dengan kehadiran mereka. Ya, 18 teman baru saya yang sangat

asik, beragam kepribadian, beragam perangai, beragam kebiasaan, disatu-

padukan dalam sebuah rumah yang tidak terlalu besar namun selalu hangat

diisi dengan canda-tawa mereka. Meski rumah kami dekat ladang dan hanya

ada dua-tiga tetangga, rumah tidak pernah sepi. Selalu ada celotehan kawan-

kawan yang membuat rumah menjadi hidup. Ditambah lagi tidak adanya

sinyal membuat saya dan kawan-kawan lupa akan handphone. Handphone

benar-benar tidak berfungsi ketika di dalam rumah, karenanya kami lebih

sering ngobrol ngalor ngidul, bermain gitar, bermain kartu, sharing dan diskusi.

Ada Bang Jundi yang selalu membuat kami tertawa. Jangan ditanya

Saat dia diam pun membuat kami tertawa, apalagi saat ngebanyol. Kami

memanggilnya dengan sebutan “Bang” karena dia senior kami. Seharusnya dia

mengikuti KKN tahun lalu tapi karena satu sebab akhirnya, dia mengikuti

KKN di tahun setelahnya bersama para junior. Ada Judan yang sering

mengajak saya diskusi tentang banyak hal, salah satunya tentang masalah

keagamaan. Pernah suatu hari dia menanyai saya “Mba Apap, kalo ngeliat sesuatu

yang baik tuh kita harus bilang Subhanallah apa Masya Allah sih, Mbak?”. Karena

pertanyaannya, akhirnya saya dan kawan-kawan berdiskusi asik. Sangat

produktif sekali bukan?

Ada Abi sang ketua kelompok, gitaris handal, tidak suka sayur, dan

tidak kuat pedas. Pernah suatu hari dia diare karena makan sambal dan tidak

tidur semalaman karena harus bolak-balik kamar mandi. Ada Danang sang

ketua kuproy. Saya dan kawan-kawan memanggilnya ketua kuproy alias kuli

proyek. Karena dia yang selalu tanggap dalam hal perkulian, mengecat taman

baca, mengecat plang masjid, dan lain-lain. Danang juga sesekali mengajak

saya diskusi tentang banyak hal. Tentang bagaimana menghafal al-Qur’an,

bagaimana berhijrah di zaman sekarang dan masih banyak hal lain.

Ada Hilmy, sang editor handal. Alumni pondok Gontor yang jago

bahasa Arab. Ada Aly, teman piket masak hari senin, yang selalu mau ketika

dimintai tolong memotong sayuran, mencuci piring, dan membakar sampah.

Ada Mbak Asrul yang kadang marah-marah dengan logat Jawa medok-nya

yang justru membuat kami tertawa saat mendengarnya, bukan malah takut.

Page 137: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

113

Meski kadang marah-marah, Mbak Asrul ini sangat baik hati. Sosok teman

dan kakak sekaligus.

Ada Milla yang sangat tengil. Semenjak pertemuan pertama, saya dan

Milla sudah merasa seperti saudara. Pertama, karena dia bisa berbahasa

Jawa, kedua, ternyata dia adalah kerabat dekat guru saya di pesantren. Ada

Zikri yang selalu istiqamah dan sabar membangunkan saya untuk shalat

malam (tahajud). Ada Hafina, partner pubdekdok yang pengertian. Ada

Nurul yang sering meminta saya membuatkan sambal kesukaannya. Ada

Hany, fans K-Pop garis keras. Ada Intan yang jago bahasa Inggris. Ada Lia

teman setia piket ronda begadang malam Kamis. Ada Amy, si calon

pengantin. Ada Ira, vokalis Kepri Band. (Oh iya, kelompok KKN kami

mempunyai band loh). Ada Dede Yanti yang setiap ngomong pasti tertawa.

Ada Diana, satu-satunya teman kami yang sudah menikah, sang motivator

nikah muda.

Terlalu banyak kisah indah bersama mereka, sampai-sampai saya

bingung harus menceritakan yang mana. Mulai dari bangun tidur sampai

akan tidur lagi, selalu mereka. Masak bersama, makan bersama, mengantri

mandi bersama, semua kegiatan kami lakukan bersama.

Dari mereka saya mengerti bagaimana seharusnya bersikap. Dari

mereka saya mengerti bagaimana cara meredam emosi. Dari mereka saya

mengerti bagaimana menyatukan ego yang berbeda demi tujuan yang sama.

Dari mereka saya mengerti semua hal akan terasa mudah jika dirasakan

bersama. Dari mereka saya mengerti bagaimana cara untuk saling

menguatkan. Dari mereka saya mengerti bagaimana menghargai pendapat

orang lain. Dari mereka saya mengerti apa arti dukungan. Dari mereka saya

mengerti arti meminta tolong dan terima kasih. Dari mereka juga saya

mengerti bagaimana cara main kartu poker, gaple dan uno. Hehe.

Gunung Peteuy yang Ramah dan Nyantri

Bayangan awal saya tentang Bogor yang sejuk dengan

pegunungannya memang tebukti. Sejauh mata memandang, lisan ini tak

berhenti mengucap tasbih melihat lukisan Tuhan yang Maha Indah. Gegap

gempita Jakarta dengan segala kemacetan dan polusinya membuat saya

semakin bersyukur diberi kesempatan hidup sebulan penuh di tempat ini.

Menyadarkan kami bahwa bumi Tuhan itu luas, bumi Tuhan itu indah.

Page 138: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

114

Sesuai dengan namanya, Gunung Peteuy berada di dataran tinggi.

Yaps. Benar-benar di atas gunung. Akses menuju pasar dan pusat

perbelanjaan lainnya terhitung cukup jauh. Tidak bisa ditempuh dengan

berjalan kaki, melainkan harus menggunakan sepeda motor. Sedangkan

bahan-bahan kebutuhan selama KKN sangat banyak.

Meski begitu, tidak lantas membuat kami malas melakukan kegiatan

karena jarak yang cukup jauh. Karena selama perjalanan dari rumah menuju

pusat perbelanjaan yang ditempuh sekitar 15 menit, penglihatan kami akan

disuguhkan pemandangan yang membuat kagum. Dari atas kami bisa

melihat Desa Leuwisadeng dan Leuwiliang dengan sangat jelas. Deretan

rumah, lalu lalang kendaraan, persawahan, dan ladang. Apalagi kalau malam

hari, Gunung Peteuy rasa Bukit Bintang Bandung. Kerlap-kerlip lampu

dikejauhan terlihat sangat indah.

Sambutan hangat masyarakat Gunung Peteuy membuat saya dan

kawan-kawan sangat tersanjung. Mulai dari anak-anak sampai ibu-ibu dan

bapak-bapak menyambut saya dan kawan-kawan dengan sangat antusias.

Kami diterima dengan baik, sehingga membuat kami bersemangat

melakukan yang terbaik untuk masyarakat Gunung Peteuy. Tiga hari

pertama saya dan kawan-kawan mulai bersilaturrahim kepada beberapa

tokoh masyarakat di Gunung Peteuy, ketua RW, ketua RT, DKM masjid dan

Kiai yang kebetulan pesantrennya berada di depan rumah yang kami

tinggali.

Suasana Islami dan religius langsung kami rasakan saat pertama kali

menginjakkan kaki di Gunung Peteuy. Hilir mudik santriwan berpakaian

rapi, bersarung, dan berkopiah hitam menuju masjid untuk melakukan shalat

berjamaah. Sebagai seorang santri yang sudah lama tinggal di pesantren, saya

tidak butuh waktu lama untuk beradaptasi.

Suasana yang membuat hati sangat damai, mengingatkan saya akan

pesantren semasa Aliyah dulu. Ketika memasuki arena pesantren barulah

terlihat santriwati putri berjalan malu-malu menyalami saya dan kawan-

kawan. Jumlah mereka tidak banyak. Santriwan kurang lebih 25 orang dan

santriwati kurang lebih 10 orang.

Anak-anak kecil di Gunung Peteuy mempunyai semangat belajar

yang tinggi. Setiap sore selepas Ashar, mereka selalu datang ke rumah.

Meminta saya dan kawan-kawan mengajari mereka tentang bahasa Arab dan

Inggris, perkalian angka, mewarnai dan bernyanyi. Meminta diceritakan

Page 139: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

115

tentang kisah Nabi, kisah negeri dongeng, dan masih banyak lagi. Mereka

penghilang penat saya dan kawan-kawan.

Meski lelah, kehadiran mereka menjadi semangat untuk saya dan

kawan-kawan dalam mengabdi dan mengamalkan sedikit ilmu yang telah

didapat. Dari mereka kami belajar bahwa keterbatasan keadaan dan fasilitas

bukan menjadi penghambat dalam semangat belajar. Dari mereka kami

belajar bahwa bahagia tidak harus mahal.

Kedekatan saya dan kawan-kawan dengan anak-anak di Gunung

Peteuy membuat malam terakhir KKN sangat dramatis. Saya ingat sekali,

malam itu adalah malam terakhir saya dan kawan-kawan mengajar di saung

pengajian. Kebetulan kala itu giliran saya mengajari mereka. Saya mengajari

mereka nyanyian bahasa Arab tentang nama-nama jari. Kami menyanyi

bersama. Sangat ramai dan selalu antusias. Seolah-olah lupa bahwa 15 menit

kemudian, seluruh ruangan akan dipenuhi tangis kesedihan.

Setelah selesai mengajar, saya dan kawan-kawan berpamitan dengan

anak-anak. Suasana haru menyelimuti. Raut kesedihan tak terelakkan.

Tergambar jelas di wajah kami. Seketika otak saya memutar kembali ingatan

selama 29 hari hidup di tengah-tengah mereka. Tak terasa, satu persatu bulir

air mata mulai membasahi pipi-pipi saya dan kawan-kawan juga anak-anak.

Ya, mereka menangis. Kami menangis bersama. Salah satu anak bernama

Nazriel mendekati saya, memeluk saya erat.

“Kakak jangan pulang...kakak pulangnya nanti aja...” ucapnya sambil tersedu

dan terbata-bata. Ia memeluk saya semakin erat. Air mata ini semakin deras

menetes tak terbendung. Suasana menjadi sangat haru dan hening. Malam

itu kami tutup dengan makan nasi liwet bersama. Masakan nenek memang

juara. Semur jengkolnya sedap. Sambal terasinya mantap. Tak lupa lalapan

khas Sunda. Kami mencoba sejenak melupakan kesedihan. Karena ternyata

menangis membuat perut lapar. Meski setelah makan bersama selesai,

beberapa anak-anak menangis kembali. Kami mulai menenangkan mereka.

Menjanjikan mereka bahwa nanti kami akan kembali datang ke Gunung

Peteuy. Karena Gunung Peteuy adalah salah satu episode dalam alur

kehidupan kami.

Oh iya, saya hampir lupa menceritakan seseorang yang sangat berjasa

bagi saya dan kawan-kawan selama menjalani hidup di Gunung Peteuy. Saya

dan kawan-kawan memanggilnya Nenek. Di usianya yang tak lagi muda,

Nenek masih terus bekerja. Memetik teh di perkebunan, memanen pala dan

kadang mencari rumput untuk kambing-kambingnya. Nenek tinggal

Page 140: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

116

bersama anak perempuannya, menantu, dan kedua cucunya yang lucu dan

sangat menggemaskan. Kami memanggilnya Mang Husni dan Teteh.

Nenek sering sekali membuatkan camilan untuk kami Manisan pala,

kue beras, dan klepon. Pengajian anak-anak yang tadi saya ceritakan

bertempat di rumah Nenek. Tidak besar tapi selalu ramai. Kamar mandi di

rumah kami hanya satu. Kami selalu mengantri lama dan kadang kehabisan

air. Rumah Neneklah yang menyelamatkan kami. Hampir setiap hari kami

ke rumah Nenek untuk menumpang mandi dan mencuci baju. Nenek yang

selalu ramah, yang selalu mengajak kami ngobrol saat kami main ke

rumahnya, sampai-sampai kami menganggapnya seperti nenek kami sendiri.

Secercah Harapan

Jika saya menjadi bagian dari penduduk Dusun Gunung Peteuy, saya

ingin memajukan beberapa aspek kehidupan di Gunung Peteuy. Dalam

aspek pendidikan contohnya. Baik pendidikan umum maupun keagamaan.

Untuk pendidikan umum sendiri, saya ingin mendirikan Sekolah Menengah

Atas atau Madrasah Aliyah. Karena disana tidak ada SMA atau yang setara

dengannya. Saya sangat miris dan prihatin sekali saat melihat anak-anak

SMA harus menempuh jarak yang jauh untuk bersekolah, bahkan ada yang

tidak melanjutkan sekolahnya lantaran perkara jarak. Sangat disayangkan

bukan?

Tidak hanya itu, saya juga akan memperhatikan kelayakan kelas yang

dipakai untuk kegiatan belajar mengajar. Karena sejauh yang saya lihat,

kelas-kelas di SD dan SMP masih terlihat kurang layak, seperti meja belajar

yang mulai berlubang, kursi yang sudah rusak namun tetap dipakai, papan

tulis, dan lain sebagainya. Begitu juga perpustakaan. Sedikitnya jumlah buku

mungkin menjadi salah satu faktor penghambat semangat baca para siswa

SMP. Sedangkan SD sendiri belum memiliki perpustakaan.

Untuk pendidikan keagamaan, saya ingin memaksimalkan program-

program yang sudah ada di Gunung Peteuy. Di antaranya ada pengajian

anak-anak selepas Maghrib. Keadaan tempat yang hanya berukuran 4x6

meter, dindingnya yang hanya terbuat dari bambu yang dianyam, diisi

kurang lebih 65 anak. Sangat tidak kondusif. Memperlebar dan

memperbagus sarana pengajian anak-anak menjadi salah satu keinginan saya

jika menjadi penduduk setempat.

Page 141: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

117

Program keagamaan yang lainnya adalah Pesantren Salaf. Salah satu

ciri khas Pesantren Salaf adalah tidak mempunyai tata tertib pesantren yang

paten. Karena hal tersebut, santriwan-santriwati cenderung bebas karena

tidak ada aturan. Saya ingin membuat aturan-aturan atau nidzam yang paten

untuk pesantren.

Begitu juga dengan kajian di Pesantren Salaf yang biasanya hanya

terbatas pada kitab-kitab ulama klasik seperti Nadzm Alfiyah Ibnu Malik,

Riyadh Ash-Shalihin, dan Fathul Mu’in. Saya ingin mengusulkan kajian-

kajian lain seperti Tahfidz al-Qur’an, kajian Qiraat Sab’ah, Ulumul Hadits

dan kajian Tafsir ulama. Semoga kelak saya bisa merealisasikan salah satu

dari keinginan saya. Aamiin...

Page 142: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

118

B

SECERCAH CAHAYA DI NEGERI IMPIAN

Aly Dzulfiqar

Pengenalan

Sebelum saya menceritakan kisah saya saat berlangsungnya KKN,

saya akan memperkenalkan diri saya. Nama saya Aly Dzulfiqar berasal dari

mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Hukum Keluarga. Saya

semester 6 sehingga saya bisa melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Ketika saya bisa melaksanakan KKN saya berpikir KKN itu bagaimana,

apakah saya bisa melaksanakan KKN dengan baik, walaupun saya pernah

mengikuti bakti sosial di desa lain, tetapi itu hanya satu minggu, sedangkan

KKN berlangsung satu bulan. Supaya KKN saya bisa berjalan dengan baik,

saya banyak bertanya kepada para senior saya untuk mengetahui semua

tentang KKN dan pengalaman mereka yang sudah pernah melaksanakan

KKN. Dari semua pertanyaan yang banyak saya tanyakan kepada senior saya,

mereka memberitahukan bahwa KKN itu menyenangkan, seru, banyak

pengalaman yang bakal berguna dimasa depan nanti. Tetapi ada juga yang

bilang bahwa KKN itu tidak menyenangkan, banyak yang egois dan

melelahkan. Sehingga saya menyimpulkan dari jawaban-jawaban yang

diperoleh dari senior saya mempunyai dua sisi, yaitu: baik dan tidak baik.

Dari jawaban senior saya, saya ada sedikit berfikir bahwa KKN itu susah

untuk dilaksanakan dan saya merasa bahwa saya akan gagal dalam

melaksanakan KKN.

Seiring berjalannya waktu, akhirnya pihak PpMM membentuk

kelompok-kelompok KKN dan disebarkan melalui grup-grup WhatsApp. Saya

ditempatkan di kelompok KKN 141 di Desa Sibanteng, Kecamatan

Leuwisadeng. Setelah itu saya melihat dan mengamati nama-nama yang satu

kelompok dengan saya yang tidak saya kenal. Kemudian saya mulai

bertanya-tanya ke teman-teman saya, grup-grup apakah ada yang kenal

dengan nama-nama di kelompok KKN saya dan memintakan nomor

telefonnya. Setelah itu saya saling memperkenalkan diri melalui WhatsApp

dan membuat grup kelompok KKN saya. Saya berharap saat melaksanakan

KKN saya dan teman-teman saya bisa bekerja sama dengan baik. Saya juga

mulai memikirkan apa saja yang akan saya lakukan disana dan program-

program saya bisa terlaksana dengan sangat baik.

Page 143: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

119

Pada hari dan tanggal yang telah disepakati oleh saya dan teman-

teman saya, saya bertemu dengan teman-teman yang satu kelompok dengan

saya yang bertempat di basement Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Saat

awal berjumpa saya dan teman-teman saya saling bingung dan diam karena

mereka juga tidak saling mengenal, sehingga akhirnya saya mengeluarkan

keberanian saya untuk memulai pengenalan lagi, walaupun di grup WhatsApp

sudah pada kenalan. Supaya bisa berkenalan dengan cara yang lebih baik

lagi. Saya dan teman saya saling berkenalan dengan menyebutkan nama, asal

daerah, jurusan, jabatan dan informasi yang lain. Pada jumpa awal, saya dan

teman saya membentuk struktur keanggotaan kelompok KKN 141 supaya

mudah untuk menjalankan program-program ke depannya. Dalam

pembentukan struktur banyak yang mau menjadi anggota divisi acara, dan

pada tidak mau menjadi ketua kelompok. Tetapi akhirnya ada yang mau

menjadi ketua dan yang menjadi ketua bernama Muhammad Abiseina dari

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Matematika.

Saya ditempatkan di bagian divisi perlengkapan.

Dalam KKN ini, saya masih merasa bahwa KKN ini saya bisa gagal

tetapi saya berusaha untuk merubah itu, supaya saya bisa berhasil dan bisa

bermanfaat untuk masyarakat di tempat saya ditempatkan. Dalam KKN ini

saya berencana untuk membuat penyuluhan tentang perkawinan dan

dampak perkawinan usia dini karena masyarakat di desa yang saya tempati

masih banyak yang melakukan perkawinan usia dini. Oleh karena itu, saya

membuat penyuluhan tentang perkawinan dan perkawinan usia dini

ditambah saya ingin mengaplikasikan ilmu yang saya dapat.

Sebelum berkunjung ke lokasi KKN saya membayangkan lokasi yang

akan saya tuju tempatnya tidak ada listrik, tidak ada sinyal, dan mereka

menggunakan bahasa sunda yang dapat merepotkan dan susah menjalani

kehidupan sehari-hari, tempatnya terpencil yang jauh dari kendaraan umum,

tempat tinggal yang tidak nyaman dan tidak mendapatkan respon yang baik

dari masyarakat. Tetapi ternyata tidak seperti yang saya bayangkan, ketika

menjalankan program KKN banyak pengalaman dan pelajaran yang saya

dapatkan, karena saat KKN kita belajar bagaimana bermasyarakat dan

kehidupan sehari-hari, melatih kesabaran, belajar lebih menghargai

pendapat orang lain. Bagi saya program KKN ini tidaklah mudah untuk

dilakukan karena kita melatih kemampuan dan mempertanggungjawabkan

ilmu yang telah kita dapatkan selama ini dengan langsung berinteraksi

Page 144: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

120

dengan masyarakat yang belum pernah kita jumpai, belum mengetahui

kebiasaan mereka, dan karakter mereka.

Masih Pengenalan ....

Ketika PpMM membagikan kelompok, saya berada dalam kelompok

KKN 141 yang bertempat di Desa Sibanteng, Leuwisadeng. Kelompok

tersebut terdiri dari 19 orang, yaitu 13 orang perempuan dan 6 laki-laki.

Sebelum KKN berlangsung saya sudah mengenali teman-teman yang satu

kelompok dengan saya karena kami sering mengadakan rapat. Saat rapat

kami banyak mendiskusikan seperti program kerja yang akan dijalankan

nanti, nama kelompok hingga kekurangan dan kelebihan masing-masing

anggota. Dari kesepakatan yang didapat untuk nama kelompok kami, yaitu

KKN ABRAR 141. ABRAR merupakan bahasa arab dari kebajikan

(Kebaikan). Kami memilih nama ABRAR karena bingung dengan sedikitnya

pilihan nama yang diajukan oleh teman-teman dan nama itu terdengar baik

dan memiliki arti yang baik juga.

Disini saya akan memperkenalkan teman-teman saya, mulai dari

ketua kelompok KKN saya bernama Muhammad Abiseina biasa dipanggil

Abi, dia berasal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan

Pendidikan Matematika. Dia baik dan dia bisa membuat tenang temannya

jika sedang mengalami masalah. Dia selalu mencoba mengerti anggotanya

disamping kesibukan dia menjabat di DEMA maupun organisasi lainnya. Dia

juga ikhlas walaupun terkadang suka membuat anggotanya kesal dengan

sikapnya yang suka bercanda berlebihan, tetapi dia bertanggung jawab. Dia

juga merupakan penanggung jawab acara pada Pengadaan Alat Kebersihan

untuk Masjid dimana ia sering berkomunikasi dengan pihak RT, RW, tokoh

desa, dan pengurus masjid. Selanjutnya wakil ketua, yaitu Millatun Hanifah,

dia berasal dari Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam dia orangnya baik, pengertian, ramah kepada

semua orang walaupun tidak dikenal. Dia juga orangnya bisa menghargai

pendapat teman-temannya jika temannya mengemukakan pendapat. Dalam

acara apapun, dia selalu menjadi MC (Master of Ceremony) atau Pembawa

Acara karena dia sudah ahli menjadi Pembawa Acara. Dia juga merupakan

penanggung jawab acara pada Pelatihan Master of Ceremony (Pembawa

Acara). Selanjutnya Sekretaris I yaitu Annisa Zikri, dia berasal dari Fakultas

Sains dan Teknologi Jurusan Fisika. Dia orangnya baik, perhatian, pendiam.

Page 145: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

121

Dia yang selalu mengingatkan kita tentang laporan dan hal lainnya. Dia juga

merupakan penanggung jawab acara pada pengadaan Timbangan Bayi. Dia

termasuk perempuan yang kuat karena saat survei, dia pulang balik yang

mengendarai motor padahal jalannya naik turun dan terjal. Selanjutnya

Sekretaris II yaitu Siti Hanifatul Aziz. Dia orangnya imut kaya anak kecil,

lucu, dan lemah lembut. Dia juga merupakan penanggung jawab acara pada

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Selanjutnya Bendahara I yaitu Nurul

Yahya, dia berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi. Dia

orangnya asik, tetapi terkadang galak. Apalagi masalah keuangan. Dia

perhatian juga orangnya. Dia orangnya tegas. Dia yang mengatur semua

masalah tentang keuangan dengan di bantu Lia Agustina. Dia juga

merupakan penanggung jawab acara pada Gebyar Kemerdekaan dengan

Hafina Rehana Jannah. Selanjutnya Lia Agustina. Dia sebagai Bendahara II.

Dia berasal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan

Kimia. Dia orangnya baik, perhatian, pendiam, terkadang lucu. Dia selalu

membantu Nurul Yahya masalah keuangan. Dia yang sering memegang uang

kita. Dia juga merupakan penanggung jawab pada acara Pengadaan Lemari

untuk Masjid dan Wakaf al-Qur’an. Selanjutnya kita memasuki bagian

divisi-divisi. Koordinasi divisi humas yaitu Hilmy Fadhly. Dia berasal dari

Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Ilmu Tarjamah. Dia orangnya baik,

aneh, kocak, paling rajin, dan paling besar dari anggota-anggota lain. Kata

dia sendiri, beratnya sudah mencapai 100 kilogram. Dia yang sering menjadi

bagian dokumentasi acara-acara kita. Dia yang paling menguasai teknologi

dari kita semua. Dia yang sering menjemput dosen pembimbing kita. Dia

sendiri yang menganggap makan mie itu sebagai cemilan atau snack dan itu

pun minimal 2 bungkus. Selanjutnya Jundi Assydiq. Dia anggota divisi

humas. Dia berasal dari Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis dia kakak

angkatan kita yang beda satu tahun. Dia orangnya baik, konyol, kocak, aneh,

tetapi kalau dalam keadaan darurat dia bisa menyelesaikan masalah itu. Dia

kalau digodain sama perempuan, sering salah tingkah. Walaupun dia bukan

merupakan penanggung jawab acara apapun. Tetapi dia sering membantu

yang lain, seperti jadi pembacaan al-Qur’an dalam acara Seminar Pra Nikah

dan Pernikahan Usia Dini, dan Menjadi Pembawa Acara dalam acara

Penutupan Kegiatan KKN. Selanjutnya masih anggota Divi Humas yaitu

Umul Hamida. Dia berasal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan Pendidikan Bahasa Arab. Dia orangnya baik, perhatian, terlalu polos.

Dia orangnya juga terkadang kocak. Dia juga merupakan penanggung jawab

Page 146: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

122

pada acara Bimbel TPA dan Pengadaan Papan Tulis. Bingung mau

mengungkapkan lagi karena terlalu polosnya. Selanjutnya Intanzi Lestari.

Dia masih anggota divisi humas. Dia berasal dari Fakultas Syariah dan

Hukum Jurusan Ilmu Hukum. Dia baik, berbicara apa adanya, ramah. Dia

juga merupakan penanggung jawab pada acara Seminar Sadar Hukum.

Selanjutnya memasuki bagian divisi Pubdekdok (Perlengkapan, Dekorasi,

dan Dokumentasi). Koordinasi divisi pubdeksok yaitu Danang Koencoro.

Dia berasal dari Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Agribisnis. Dia

orangnya baik, kocak, tukang kunci tempat tidur, sering membantu yang lain,

dan jahil. Dia merupakan penanggung jawab pada acara Penanaman Bibit

Tumbuhan. Dia juga menjadi koordinasi (mandat dan kuli) dekorasi saat

merenovasi taman baca dan plang masjid. Hafina Rehana Jannah. Dia berasal

dari Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Agribisnis. Dia satu kelas dengan

Danang Koencoro. Dia orangnya baik, ramah, kocak, aneh. Dia juga

merupakan penanggung jawab pada acara Gebyar Kemerdekaan. Dia

orangnya juga suka membantu yang lain. Afaf Nazrot. Dia berasal dari

Fakultas Dirasat Islamiyah Jurusan Dirasat Islamiyah. Dia orangnya baik,

perhatian, terkadang kocak, penuh semangat. Dia juga merupakan

penanggung jawab pada kegiatan Renovasi dan Pembugaran Taman Baca.

Yasjudan Lidandy Oskandar. Dia berasal dari Fakultas Syariah dan Hukum

Jurusan Hukum Ekonomi Syariah. Dia orangnya baik, terkadang jahil, paling

tinggi dari semua anggota. Walaupun dia tidak jadi penanggung jawab acara.

Dia sering membantu yang lain seperti menjadi bagian pembacaan do’a di

program kegiatan. Dia awalnya bagian divisi acara tetapi dipindahkan ke

divisi pubdekdok. Selanjutnya memasuki bagian divisi acara. Koordinasi

divisi Acara yaitu Asrul Ummu Darojat. Dia berasal dari Fakultas

Ushuluddin Jurusan Aqidah Filsafat. Dia baik, perhatian, tegas, terkadang

galak, rajin, paling semangat. Dia juga merupakan penanggung jawab pada

acara kegiatan Pelatihan Kerajinan Tangan. Selanjutnya Intan Permata

Harum. Dia berasal dari Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Bahasa dan

Sastra Inggris. Dia sangat pendiam. Tetapi kayaknya baik. Bingung mau

menilainya karena dia terlalu pendiam. Dia juga merupakan penanggung

jawab Bimbingan Belajar Baca Tulis dan Hitung. Yanti Nianti, dia berasal

dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Hubungan Internasional.

Dia baik, paling membuat kericuhan, paling lama mandi, kocak, terkadang

aneh. Walaupun dia bukan merupakan penanggung jawab acara dia sering

membantu yang lain. Diana Saadah, dia berasal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah

Page 147: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

123

dan Keguruan Jurusan Pendidikan IPS. Dia biasa disebut di tempat KKN

sama yang lain yaitu Mpok. Dia yang jadi Koordinasi Memasak di rumah

KKN. Dia orangnya baik, perhatian, terkadang jahil. Dia juga merupakan

penanggung jawab pada acara kegiatan Pelatihan Produk Olahan.

Selanjutnya saya sendiri, yaitu Aly Dzulfiqar. Kata teman-teman saya. Saya

baik, perhatian, tetapi terkadang malas. Saya awalnya bagian divisi

pubdekdok tetapi dipindah ke divisi Acara. Kata teman saya. Saya lebih

pantas di divisi Acara. Saya menjadi penanggung jawab acara Seminar Pra

Nikah dan Pernikahan Usia Dini.

Disini terdapat perbedaan karakter diantara kami sehingga kami

harus saling memahami satu sama lainnya. Dari perbedaanlah yang membuat

suatu keindahan seperti pelangi dan dari perbedaanlah yang membuat kita

sadar bahwa bekerjasama kelompok itu tidak hanya sebatas keberhasilan

hasil yang dicapai, tetapi bagaimana kita bisa bekerjasama dengan

kekompakkan dan kesolidan serta menjaga kekompakan tersebut. Dalam

menjalani program yang sudah kita rencanakan, saya dan teman-teman saya

mulai beradaptasi, memahami sifat masing-masing dan saling menghargai

pendapat-pendapat lain dari setiap anggota. Dari perbedaan itu membuat

saya dan teman-teman saya makin erat dalam suatu hubungan seperti

layaknya keluarga sendiri, walaupun terkadang adanya perbedaan pendapat

atau sifat yang menimbulkan keretakan dalam hubungan keluarga kami,

seperti bercanda yang ternyata bisa bikin kekesalan, tetapi terjadinya

keretakan itu hanya sementara, paling lama beberapa jam. Setelah itu

keretakan yang terjadi berubah menjadi suatu kebahagian yang membuat

hubungan keluarga kami menjadi makin erat. Dan yang membuat saya

senang dan membuat hubungan keluarga kami makin erat karena saya dan

teman-teman saya saling memberikan bantuan bila temannya sedang

mengalami masalah atau kesulitan, bahkan jika diantara kami ada yang sakit,

teman-teman yang lain akan langsung membantu dan memberikan

perhatian kepada diantara kami yang sedang sakit. Meskipun terkadang saat

ada program kegiatan sedang berlangsung, ada beberapa orang yang tidak

membantu. Saya dan teman-teman saya ketika evaluasi akan

memberitahukan atau memberikan nasihat kepada teman kami yang tidak

membantu sehingga program kegiatan selanjutnya saling membantu.

Page 148: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

124

Suatu Awal ....

Desa Sibanteng, desa yang dimana saya dan teman-teman saya

ditempatkan oleh PpMM yang berkecamatan Leuwisadeng, Kabupaten

Bogor. Saya dan teman-teman saya ditempatkan lagi di daerah Dusun

Gunung Pete (Peteuy: sebutan masyarakat Desa Sibanteng). Mayoritas

masyarakat disana adalah petani dan peternak. Hampir setiap hari saya

bertemu dengan petani yang sering ditemani anjing, mereka membawa

anjing supaya buat mengusir hama di persawahan, jadi mereka banyak yang

memelihara anjing. Semangat bekerja mereka yang menjadi contoh untuk

diri saya sendiri agar semangat menjalankan KKN ini dan tidak mengeluh.

Bahkan yang sudah lanjut usia pun mereka tetap bersemangat dalam bekerja

dan itu membuat saya sangat kagum dan bangga kepada masyarakat disana.

Saya menyadari bahwa KKN bukanlah sebatas pengabdian kepada

masyarakat, bukan hanya mengaplikasikan ilmu yang sudah saya dapatkan

selama ini, karena disini saya juga belajar. Belajar membangun rasa

kekeluargaan antara anggota kelompok dan masyarakat sekitar, belajar

untuk mengenyampingkan keegoisan masing-masing, saling menghargai

pendapat satu sama lain dan belajar membaur dengan kehidupan sehari-hari

masyarakat disana. Ketika di lokasi suasananya sangat ramai dengan anak-

anak, mereka sering berkunjung ke rumah saya dan teman-teman saya

tempati disana, untuk belajar bersama, bermain bersama, bahkan ada yang

meminta coklat. Anak-anak biasanya datang setelah habis shalat Ashar

sampai sebelum shalat Maghrib. Saya merasakan kebahagiaan disini dengan

keseruan anak-anaknya, antusias anak-anak dalam belajar dan menerima

orang baru seperti kami, walaupun mereka sedikit bandel, tetapi itu hal yang

wajar karena mereka mencoba untuk mengenal suatu hal yang baru, dan

masyarakatnya yang perhatian, ramah terhadap kami yang orang baru, itu

semua membuat saya merasa nyaman disini. Program-program yang kami

buat menciptakan kegembiraan dan kesan tersendiri di masyarakat, karena

kami bisa membagikan ilmu yang pernah diperoleh di perkuliahan. Desa

Sibanteng membuat saya begitu merindukan dan meninggalkan kenangan

yang begitu indah. Apalagi disaat saya mengajar pengajian di rumahnya Mang

Husni, saya melihat anak-anak begitu antusias, ceria, karena saya belum

pernah melihat suasana seperti itu, suasana yang begitu indah, meskipun

hanya ditempat yang kecil, tetapi mereka tetap semangat mengikuti

pengajiannya. Semoga mereka semua bisa sukses dikemudian hari nanti.

Page 149: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

125

Ada cerita menarik dari saya pribadi sendiri ketika melihat lokasi

KKN yang saya tinggali selama sebulan, yaitu keindahan daerahnya

dikelilingi dengan sawah-sawah, serta keramahan anak-anak dan warganya

yang membuat saya seketika berubah pikiran untuk merasa KKN ini akan

gagal, membuat saya menjadi percaya diri bahwa saya akan berhasil, saya

akan bisa memberikan yang terbaik buat mereka terutama kepada anak-

anaknya dan saya merasa ingin menjadi salah satu warga disana dan tinggal

disana. Keramahan warga sekitar menyambut hangat kedatangan kami

membuat kami jatuh hati terhadap tempat tersebut. Saya merasakan bahwa

saya seperti keluarga mereka sendiri, mereka begitu perhatian kepada saya

dan teman-teman saya, disini saya tidak merasakan seperti mahasiswa KKN,

tetapi seperti keluarga mereka sendiri yang mereka beri perhatian, dan

menjaga saya dan teman-teman saya. Saya dan teman-teman saya menempati

rumah dari saudaranya pak ujang (RT 01/RW 07), rumah yang kami tempati

bertempatan dengan rumahnya Mang Husni dan rumah Nenek, kami sering

diberikan makanan-makanan khas sana yang saya tidak ketahui namanya

karena Nenek sering meminta tolong kepada cucunya untuk bawa

makanannya. Ketika kami sedang mengalami kekurangan air, mereka sangat

baik dan memperbolehkan kami untuk menumpang mandi. Kemudian pak

RT/RW yang selalu menerima kami bila kami berkunjung dan selalu

membantu kami disaat kami ada program kegiatan. Tidak lupa kepada

Kepala Desa Sibanteng beserta staf-staf desa yang menerima kami dengan

hangat dan membantu setiap hal yang kami butuhkan selama KKN. Beliau

merasa bertanggung jawab atas saya dan teman-teman saya selama

menjalankan KKN. Kepada Bapak Aziz sebagai staf desa juga dari kami

melakukan survei awal sampai KKN selesai. Beliau banyak membantu kami,

bahkan dikesibukan beliau, beliau sempatkan untuk membantu kami. Dan

beberapa masyarakat lainnya yang memiliki karakter berbeda, yang sangat

hangat menyambut kami yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

Pesan yang bisa Tersirat atau Tersurat

Harapan saya kepada anak-anak, rajinlah belajar, jangan sering

bertengkar sama teman dan teruslah usaha untuk menggapai cita-citamu

setinggi mungkin. Karena bila kita berusaha, apa yang kamu inginkan bisa

terwujud, dan kamu pasti akan merasakan suatu kebanggaan terhadap

dirimu sendiri nanti. Walaupun dalam berusaha bakal banyak halangan yang

Page 150: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

126

menghadang tetaplah semangat dan pantang menyerah dan jangan pernah

lupa untuk men-do’akan orang tua yang sudah merawat kamu dengan baik.

Dan seringlah membaca buku karena membaca buku bisa membuka jendela

dunia. Saya memberikan motivasi, inspirasi dan sedikit nasihat kepada

mereka agar mereka bisa terus semangat untuk menggapai impiannya, bisa

sukses dikemudian hari, dan bisa menyayangi orang tuanya sampai

kapanpun. Walaupun saya bukan orang desa tetapi saya juga berasal dari

keluarga yang sederhana, yang pernah merantau ditempat yang jauh dari

rumah saya tetap tidak memurungkan niat saya untuk terus berjuang

mengejar mimpi saya dan membahagiakan kedua orang tua saya. Kita

berjuang bersama untuk menggampai impian dan membahagiakan orang

tua. Kemudian kepada warga Sibanteng saya berharap silaturahmi kita tetap

terjaga, semoga kami selalu menjadi bagian dari mereka.

Saya masih mempertanyakan tentang kondisi lingkungan desa yang

sering dilewati anjing. Yang saya takutkan tentang kesucian dari suatu najis,

karena masyarakat mayoritas Islam tetapi banyak memelihari anjing yang

berkeliaran bebas. Alangkah baiknya jika anjing bisa mempunyai tempatnya

sendiri sehingga bisa mengurangi kemungkinan terkena najis. Kurangnya

perhatian masyarakat terhadap lingkungan seperti sampah akan berdampak

buruk terhadap kesehatan masyarakat karena sedikitnya tempat sampah

membuat masyarakat membuang sampah diasal tempat, walaupun sampah

itu langsung dibakar, tetap saja sebelum sampah itu dibakar, sampah itu

harus dikumpulkan dan saat dikumpulkan itu bisa menyebabkan penyakit

karena tidak langsung dibakar. Seandainya saya menjadi warga Desa

Sibanteng, saya akan menggerakkan warga untuk membuat tempat sampah

sehingga masyarakat bisa membuang sampah ditempat sampah, tidak

sembarang lagi. Seperti program yang sudah kami jalankan yaitu pengadaan

tong sampah. Dan menurut saya banyak hal yang bisa dijadikan bisnis di desa

ini, karena banyaknya lahan, tumbuhan dan peluang yang bisa

dimanfaatkan.

Disamping itu juga dari segi pendidikan. Masih ada anak-anak yang

tidak bisa membaca dan menulis apalagi berhitung. Menurut saya mereka

itu tidak bisa bukan karena bodoh, bukan karena malas, tetapi kurangnya

fasilitas dan tenaga pengajar yang kurang baik atau kurang memadai.

Buktinya ketika saya dan teman-teman saya mengadakan Bimbingan Belajar

Baca Tulis dan berhitung, Bimbingan Tes Potensi Akademik mereka sangat

antusias dan bersungguh-sungguh mengikutinya, walaupun kurang belajar

Page 151: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

127

mengurangi waktu bermain mereka. Bahkan bimbel yang ditentukan dua

kali seminggu bagi mereka kurang, mereka minta tambahan hari untuk lebih

bisa lagi. Mereka terlihat sangat menyukai dalam mengikuti belajar bimbel.

Kami ketika diajarkan pun mereka cepat memahami dan mengerti yang saya

dan teman-teman saya berikan. Kami berharap mereka terus berkeinginan

dan semangat untuk belajar, jangan sampai terlambat dan menyesal

dikemudian hari. Karena perjalanan mereka masih panjang.

Ada hal lain yang membuat saya tertarik untuk membahas, yaitu

banyaknya masyarakat yang menikah dibawah usia perkawinan yaitu 16

tahun bagi perempuan dan 19 tahun bagi laki-laki. Masyarakat disana

banyak yang berpikir bahwa tidak perlu pendidikan yang tinggi, setelah

lulus SMA (Sekolah Menengah Atas) langsung menikah. Padahal jika

mereka menyelesaikan pendidikan sampai ke jenjang yang tinggi, mereka

lebih terjamin kesejahteraan mereka. Karena mereka lebih banyak peluang

untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, yang bisa menghasilkan

penghasilan lebih banyak sehingga bisa menyekolahkan anak-anaknya

sampai ke dunia perkuliahan dan bisa menafkahi keluarganya yang lebih

nyaman, lebih enak. Dan jika mereka bisa menyelesaikan ke jenjang yang

lebih tinggi lagi, mereka bisa mengisi tenaga pengajar di desanya sendiri

dan membuat semua masyarakat yang disekitarnya bisa hidup

sejahtera karena pendidikan yang tinggi.

Disini saya berharap kepada aparatur desa atau pemerintah untuk

lebih peka terhadap permasalahan yang ada di masyarakat dan dapat

mencarikan solusi dari masalah tersebut. Karena apabila masalah tersebut

dibiarkan, bisa menjadi suatu kebiasaan yang sulit untuk diubah dan terus

belanjut. Dan akan merugikan masyarakat itu sendiri. Mengingat kurangnya

perhatian masyarkat terhadap hal-hal yang demikian. Semoga apa yang saya

dan teman-teman saya KKN ABRAR 141 berikan di Desa Sibanteng dapat

terus tumbuh dan berkembang menjadi sebuah kebaikan dan nilai ibadah.

Page 152: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

128

C

SEBUAH KENANGAN YANG TAK KAN TERLUPAKAN

Annisa Zikri

Persepsi Awal Tentang KKN

Bismillahirrahmanirrahim…

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh…

Perkenalkan namaku Annisa Zikri, orang-orang di sekitarku

memanggilku dengan panggilan Zikri. Aku seorang mahasiswi Fakultas

Sains dan Teknologi Jurusan Fisika semester 7. Berbicara tentang KKN,

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan matakuliah yang wajib diambil oleh

seluruh mahasiwa atau mahasiswi tingkat akhir UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta sebagai syarat kelulusan. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan

perwujudan dari salah satu Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian

kepada masyarakat. Dengan KKN para mahasiswa diharapkan dapat

membantu permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat

sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing. Melalui program KKN inilah

mahasiswa dapat membantu pemerintah untuk merealisasikan program

pemerataan pembangunan di pedesaan.

Jujur aku sendiri tidak memiliki motivasi dalam mengikuti KKN, selain

ingin menunaikan kewajibanku sebagai mahasiswa tingkat akhir untuk

dapat lulus tepat waktu. Aku juga berfikir dan kebingungan ilmu apa yang

bisa terapkan pada masyarakat dari seseorang yang kuliah di Program Studi

Fisika seperti diriku. Dari cerita-cerita senior ketika KKN mereka hanya

melakukan program eksperimen fisika sederhana yang diperuntukkan

untuk anak-anak Sekolah Dasar. Dari cerita itu aku juga berencana untuk

melakukan hal yang sama pada saat aku melaksanakan kegiatan KKN ku

nanti. Selain itu aku juga berencana melakukan program cek tensi gratis bagi

warga sekitar, rencana ini muncul karna aku pernah melakukan praktik cek

tensi teman-teman sekelas pada matakuliah Fisika Medis. Insya Allah dengan

pengalaman dan pengetahuan yang aku miliki aku bisa melaksanakan

program ini.

Page 153: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

129

Kekhawatiran Berubah Menjadi Kebahagiaan

Sebelum menjadi mahasiswi semester 5 tidak ada satupun yang aku

ketahui tentang KKN. Aku hanya mengetahui bahwa KKN itu merupakan

matakuliah yang wajib diambil sebagai syarat kelulusan, itu saja. Minimnya

pengetahuanku mengenai KKN dikarenakan aku bukanlah terlahir dari

keluarga yang mengenyam pendidikan tinggi, Ayahku hanya lulusan SD dan

Ibuku lulusan SMP dan kakaku kuliah di universitas swasta yang tidak ada

program KKN yang harus diikutinya. Jadi di keluarga akulah orang yang

pertama kali mecoba bagaimana rasanya KKN. Pengetahuanku mengenai

KKN sedikit demi sedikit mulai bertambah pada saat pertengahan semester

5 dimana saat itu senior semester 7 sudah kembali ke kampus setelah

meyelesaikan program KKN selama sebulan. Saat itu di PLT lantai 2 dimana

tempat itu merupakan tempat para mahasiswa/mahasiswi Jurusan Fisika

berkumpul untuk sekedar berbicang, bercanda, sampai menyelesaikan

laporannya. Aku duduk bersama beberapa teman seanggkatanku dan

beberapa senior semester 7, disinilah perbincangan tentang KKN dimulai.

Hampir lebih dari 2 jam kami menghabiskan waktu untuk membicarakan

seputar pengalaman mereka ber-KKN di desa masing-masing. Dari semua

cerita tidak ada satupun cerita yang membuatku termotivasi untuk

mengikuti KKN, sebaliknya cerita itu malah membuatku tidak mau untuk

mengikuti KKN disemester 6. Ada yang mengalami kesulitan air, sehingga

harus jalan beberapa kilometer ke sungai untuk sekedar buang air, mandi,

bahkan mencuci pakaian, ada yang kelompok KKN-nya ditolak oleh warga

desa karena memiliki masalah dengan kelompok KKN ditahun sebelumnya,

ada yang memiliki konflik dengan anggota kelompoknya dikarenakan ada

beberapa orang yang tidak sepemikiran. ada yang salah satu anggota

kelompok mereka diguna-guna oleh warga setempat sehingga tidak mau

pulang ke Jakarta. Sejak saat itulah aku terdoktrin bahwa KKN itu tidak

menyenangkan.

Waktu pun berlalu, pendaftaran KKN dibuka. Semua teman-teman

seangkatannku heboh saling bertanya dan memberikan informasi tentang

bagaimana proses pendaftaran KKN. Ada yang masih bingung mau memilih

jenis KKN regular atau kebangsaan. Ada yang bingung mengisi form tentang

program yang diusulkan. Saat banyak teman-temanku yang telah mendaftar

KKN aku belum membuka sama sekali form pendaftaran KKN di AIS. Aku

masih belum yakin untuk mengikuti KKN dikarenakan takut semua hal-hal

Page 154: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

130

negatif yang diceritakan oleh senior-seniorku pada saat KKN terjadi padaku.

Masih terngiang-ngiang di kepalaku semua hal buruk KKN yang mereka

ceritakan. H-3 penutupan pendaftaran KKN barulah aku memberanikan diri

untuk mendaftar KKN meskipun semua kecemasan itu masih ada. Selama

mengisi form dalam hati aku tidak henti-hentinya berdo’a memohon kepada

Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk memberikan aku teman-teman kelompok

yang baik, teman teman kelompok yang tidak membuatku menjauh dari-

Nya, teman-teman yang selalu saling mengingatkan dalam kebaikan, dan

desa yang dapat menerima KKN kami dengan baik. Do’a-do’a itu yang selalu

ku panjatkan setiap selesai menunaikan shalat.

Tibalah saatnya pengumuman daftar nama kelompok KKN dibagikan

oleh PPM. File daftar nama tersebut tersebar di grup kelas. Dengan perasaan

yang bercampur aduk, khawatir, cemas, dan was-was perlahan aku mulai

membuka file tersebut dan mencari dimana letak namaku. Sempat khawatir

karna sudah pada nomor urut ke 100 namaku belum juga terlihat, padahal

aku sudah melihat banyak nama-nama teman sejurusanku. Akhirnya

pencarianku terhenti ketika aku menemukan namaku pada kelompok

dengan nomor urut 141 yang di tempatkan di Desa Sibanteng Kecamatan

Leuwisadeng Kabupaten Bogor. Dari 19 orang anggota kelompok tidak ada

satupun nama yang aku kenal walaupun ada dua orang yang satu fakultas

denganku. Mulailah aku mencari-cari informasi tentang orang-orang yang

sekelompok denganku di media sosial Instagram. Aku cari nama mereka satu

persatu, namun hanya akun Instagram Ummul Hamida yang aku temukan.

Kemudian aku melihat lihat fotonya dan kemudian aku bergumam dalam

hati “waahh temen sekelompokku ada yang cantik banget, dilihat dari foto-foto kayaknya

dia anak gaul, kayaknya aku gak bisa deh temenan sama dia, aku kan orangnya pendiem

dan sulit bergaul”. Setelah melihat akun Instagram Ummul Hamida rasa

kekhawatiranku semakin menjadi-jadi aku membayangkan bagaimana

kalau teman-teman sekelompokku anak gaul semua, aku khawatir aku tidak

akan bisa beradaptasi dengan mereka.

Sehari berlalu, saat masuk kuliah teman-teman sekelas sangat antusias

membicarakan tentang grup WhatsApp kelompok KKN mereka, dari semua

teman di kelas hanya aku yang belum bergabung di grup KKN, aku was-was

bertanya keteman-teman sekelas adakah diantara nama-nama

dikelompokku yang mereka kenal. Aku sedikit lega ternyata ada salah satu

teman sekelasku Adya Nur Safitri kenal dengan salah satu nama di kelompok

Page 155: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

131

KKN ku yaitu Danang Koencoro, ternyata mereka pernah tergabung dalam

satu kelompok ketika OPAK FST tahun 2015. Kemudian aku meminta

kontak Danang kepada Adya, namun sangat disayangkan setelah dicari-cari

Adya sudah tidak memiliki kontaknya Danang, Adya menyarankanku

mengirim pesan melalui Instagram untuk menanyakan perihal apakah

kelompokku sudah ada grup WhatsApp atau belum. Setelah aku mengirim

pesan ke Danang sangat disayangkan ternyata dia juga belum bergabung

dengan grup WhatsApp. Aku melanjutkan kembali pencarian kontak teman-

teman KKN ku, akhirnya aku mendapatkan kontak WhatsApp Lia Agustina

dari teman sekelasku yang ia dapatkan dari teman KKN-nya, dialah yang

mengundangku ke grup WhatsApp yang bernama “141 Sibanteng,

leuwisadeng”. Saat aku masuk grup tersebut sudah ada sekitar 15 orang, aku

tergolong orang yang paling akhir masuk ke grup.

Setelah semua anggota kelompok masuk grup, mulailah kami berdiskusi

tentang penentuan tanggal untuk mengadakan kumpul perdana. Disepakati

pertemuan pedana dilaksanakan pada hari Selasa, 17 April 2018 di Landmark

UIN. Sebelum aku menghadiri pertemuan perdana KKN, beberapa seniorku

berpesan “Biasanya pertemuan pertama ngomongin tentang kepanitiaan, pokoknya

kamu jangan mau jadi sekretaris, nanti setelah KKN pada bubar, nanti kamu yang

ngerjain laporan sendirian”. Pesan itu terngiang-ngiang dikepalaku sampai aku

tiba di tempat kita janjian untuk mengadakan pertemuan pertama. Dari 19

orang anggota ada 16 anggota yang hadir pada saat itu. Pada pertemuan itu

kami memperkenalkan diri satu persatu, setelah itu langsung penentuan

susunan kepanitiaan yang terdiri dari ketua kelompok, sekretaris I dan II,

bendahara I dan II, Div. Acara, Div. Dekdok, dan Div. Humas. Pada momen

itu hal yang paling tidak aku inginkan malah terjadi, aku mendapat amanah

menjadi sekretaris I di kelompok ini. Di amanahkan menjadi sekretaris

seperti mimpi buruk bagiku, mimpi yang membuatku merasa selalu

ketakutan jika mengingatnya. Dikepalaku penuh dengan rasa ketakutan dan

rasa penyesalan, takut karena nanti setelah selesai KKN mereka

meninggalkan ku sendiri dengan buku laporan akhir, dan rasa penyesalan

karena sudah hadir pada rapat perdana. Padahal sebelum menuju tempat

pertemuan seniorku sudah memperingatkan untuk tidak hadir di pertemuan

pertama, karena pasti setiap yang hadir dipertemuan pertama akan dijadikan

peran penting dalam kelompok. Aku tidak bisa menolak takdir ini, yang

hanya bisa ku lakukan ialah berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar

Page 156: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

132

semua hal negatif yang diceritakan oleh seniorku tentang sekretaris KKN

tidak terjadi padaku.

Setelah beberapa hari berlalu, tepatnya pada hari Kamis 26 April 2018

kami kembali melakukan pertemuan yang kedua. Pertemuan itu dilakukan

selesai dari menghadiri pembekalan KKN dari PPM, di pertemuan ini kami

berdiskusi untuk menentukan sebuah nama yag akan menjadi nama

kelompok kami. “Abrar” itulah nama yang aku usulkan dan nama itu

disepakati sebagai nama kelompok, nama itu menjadi pemenang diantara

tiga nama yang diusulkan. Tiga nama itu ialah Candek14one yang merupakan

usulan dari Abiseina Febian, Exo’dent usulan dari Jundi Assyidiq, dan Manex

usulan dari Yasjudan Lindady Oskandar. Kata Abrar diambil dari Bahasa arab

yang berarti golongan orang yang berbuat kebajikan. Nama itu kami rasa

sangat cocok untuk kumpulan orang yang akan terjun ke desa selama

sebulan untuk membantu permasalahan masyarakat yang ada didesa

tersebut. Pada pertemuan ini kami juga mendiskusikan beberapa pogram

kerja yang kemungkinan besar akan dilaksanakan disana. Di pertemuan ini

juga kami menentukan tanggal untuk melakukan survei pertama ke Desa

Sibanteng.

Sulitnya menentukan tanggal yang cocok agar kita semua bisa mengikuti

survei dikarnakan jadwal kuliah yang berbeda-beda maka kami

memutuskan untuk melakukan survei pertama ke Desa Sibanteng pada hari

Sabtu tanggal 1 Mei 2018. Sebelum menuju desa kami terlebih dahulu

berkumpul di kampus tepatnya di lobby Fakultas Tarbiyah. Pada pukul

09.00, delapan orang dari anggota kelompok kami sudah berkumpul, kami

memulai perjalanan menuju Desa Sibanteng dengan menggunakan empat

sepeda motor. Baru setengah perjalanan kami sudah merasakan lelah, kami

memutuskan untuk berhenti terlebih dahulu di pom bensin untuk sekedar

melepas penat dan haus. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan kembali

dan kemudian kami tiba di kantor Desa Sibanteng sekitar pukul 10.30 WIB.

Lebih kurang 2,5 jam waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perjalanan

dari kampus ke kantor desa, perjalanan panjang yang cukup melelahkan.

Sesampainya di kantor desa kami kecewa karna kantor tidak buka dan tidak

ada orang sama sekali di sana. Tapi untungnya ada warga yang tinggal di

dekat kantor desa memberi tahu kami kalau ada salah satu pegawai desa

yang tinggal diseberang kantor desa. Bu Wiwin nama pegawai desa tersebut.

Akhirnya kami berkunjung kerumah beliau dan berbincang sedikit tentang

tujuan kami kesini, seputar desa dan garis besar permasalahan warga di Desa

Page 157: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

133

Sibanteng. Alhamdulillah beliau menerima kami dengan sangat baik, beliau

menyarankan kami untuk survei kembali ketika hari kerja. Setelah selesai,

kamipun pamit untuk balik ke kampus. Sesampainya dikampus sekitar

pukul 05.30 sore dan kami kembali kerumah masing-masing.

Pada hari selasa tanggal 8 Mei 2018, kami melakukan survei yang kedua.

Anggota yang mengikuti survei bertambah menjadi sepuluh orang. Seperti

survei sebelumnya kami memulai perjalanan sekitar pukul 09.00 pagi.

Namun pada survei ini kami membutuhkan waktu yang jauh lebih lama dari

survei sebelumnya dikarenakan dua orang anggota kami yaitu Jundi dan

Intan Permata tersesat. Alhasil kami harus menunggu mereka, selagi dua

orang diantara kami menjemput mereka untuk kembali bersama kami.

Sekitar 1,5 jam lamanya kami menunggu untuk semua kembali berkumpul

dan melanjutkan perjalanan menuju desa. Kami sampai di kantor desa

sekitar pukul 12.30 WIB. Kami berkesempatan bertemu dengan Kepala Desa

Sibanteng yaitu Bapak H. Supriani. Kami berbicang-bincang mengenai

permohonan izin untuk KKN di Desa Sibanteng, mengenai permasalahan

desa, mengenai apa saja yang telah dilakukan oleh kelompok KKN tahun

sebelumnya di desa ini. Alhamdulillah Bapak Kepala Desa menyambut kami

dengan baik dan mengizinkan kami untuk melakukan kegiatan KKN di desa

beliau. Kami mendapatkan rekomendasi dari Bapak Kepala Desa untuk

mengadakan kegiatan KKN yang di fokuskan di Dusun Gunung Peteuy.

Tentunya Bapak Kepala Desa mempunyai alasan mengapa beliau

merekomendasikan lokasi tersebut kepada kami. Beliau merekomendasikan

Dusun Gunung Peteuy karna kampung tersebut merupakan kampung yang

paling tertinggal dalam masalah pendidikan diantara lima kampung yang

ada. Selanjutnya Bapak Kepala Desa mengenalkan kami kepada salah satu

pegawai desa yaitu Pak Aziz, dimana beliaulah yang akan membantu kami

selama satu bulan dalam melakukan kegiatan KKN. Selanjutnya kami

diantar oleh pak Aziz mengunjungi Dusun Gunung Peteuy. Dari kantor desa

sampai ke lokasi membutuhkan waktu sekitar 15 menit. Sesampainya

dilokasi aku merasa sedikit prihatin dengan keadaan kampung tersebut,

dikarenakan lokasinya yang jauh dari kota, tidak ada kendaraan umum yang

bisa menjadi alat transportasi di desa tersebut, dan yang paling parah

menurutku adalah tidak adanya sinyal sama sekali yang kami dapatkan. Aku

tidak bisa membayangkan bagaimana aku akan betah hidup sebulan di

kampung ini tanpa sinyal yang biasanya di Jakarta aku setiap waktu

memegagang handphone untuk sekedar berkirim pesan, menelpon, dan sampai

Page 158: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

134

membuka sosial media. Hal ini semakin membuatku takut dan enggan untuk

mengikuti KKN. Seandainya pada saat itu waktu bisa diulang, aku akan

kembali ke saat-saat mengisi form pendaftaran KKN, aku akan mengganti

jenis KKN yang tadinya KKN reguler menjadi KKN kampus.

Tidak hanya dua kali survei kami melakukan total empat kali survei ke

Desa Sibanteng. Dengan empat kali survei itu kami menggali banyak

informasi untuk mematangkan program kerja yang akan kami laksanakan

selama sebulan. Kami juga telah menentukan pilihan rumah untuk kami

tinggali bersama 19 anggota. Rumah yang menurutku kurang nyaman

dikarenakan kamar mandi yang tidak memadai dimana pintunya hanya

sehelai gorden tipis.

Waktu begitu cepat berlalu, saat itu hari Rabu tanggal 18 Juli tibalah

waktunya aku untuk menghadapi kenyataan yang mengharuskanku untuk

pergi ke lokasi KKN. Tidaklah mudah bagiku yang tidak biasa jauh dari

orang tua untuk meninggalkan rumah selama sebulan, jauh dari keluarga,

dan tinggal bersama dengan orang yang baru ku kenal. Kami menuju lokasi

KKN pada pukul 10.00 WIB dari UIN Jakarta, ada yang menggunakan mobil

dan ada juga yang menggunakan sepeda motor. Sesampainya dirumah

ketidak nyamananku terhadap rumah yang kami tinggali juga dirasakan oleh

teman-temanku. Mereka yang tidak ikut survei pada saat penentuan rumah

terkaget-kaget melihat kondisi rumah. Yang paling mereka kagetkan adalah

kondisi kamar mandi yang hanya berpintu sehelai gorden dan kloset

seadanya yang hanya terbuat dari semen. Pada hari-hari pertama aku merasa

waktu berjalan begitu lama aku belum merasakan kenyamanan ditempat ini.

Yang ada dipikiranku hanya ingin waktu cepat berlalu agar aku bisa cepat

kembali kerumah berkumpul dengan keluarga. Ketidak adaannya sinyal

memperparah keadaan, biasanya jika aku bosan aku membuka handphone

untuk berselancar didunia maya, namun saat itu jangankan membuka sosial

media, sekedar mengirim sms pun aku tidak bisa. Namun seiring berjalannya

waktu aku sudah mulai terbiasa dengan semua itu. Aku sudah merasakan

kenyamanan hidup bersama dengan 18 orang yang baru aku kenal. Dengan

tidak adanya sinyal kami jadi sering menghabiskan waktu bersama untuk

sekedar bertukar pikiran, curhat, beramain UNO, bernyanyi, dan bersenda

gurau. Aku seperti menemukan sebuah keluarga baru yang membuatku

merasa nyaman. Selanjutnya aku akan memberikan gambaran sedikit

tentang sifat, kemampuan, dan kebiasaan dari masing-masing mereka yang

Page 159: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

135

membuat KKN kami dapat berjalan dan membuatku sangat bersyukur telah

memiliki teman kelompok seperti mereka.

1. Muhammad Abiseina Febian

Kami memanggilnya dengan panggilan Abi. Dia berasal dari Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan degan Jurusan Pendidikan Matematika. Dialah

orang yang berkorban untuk memikul beban yang cukup berat dengan

mengajukaan diri sebagai ketua kelompok kami. Meskipun tekadang kurang

tegas dalam mengambil tindakan, menurutku dia termasuk ketua yang

menjalankan amanahnya dengan cukup baik. Dia termasuk salah satu orang

yang bisa membuat anggota kelompok tertawa dengan candaan dan

celetukkan-celetukkannya.

2. Aly Dzulfiqar

“Ali” begitulah kami memanggilnya. Dia berasal dari Fakultas Syariah

dan Hukum dengan Jurusan Hukum Keluarga. Dengan berbekal ilmu

pengetahuan yang ia dapatkan di program studinya kami sepakat untuk

menjadikannya sebagai penanggung jawab kegiatan Seminar Pra Nikah.

Alhamdulillah kegiatan Seminar Pra Nikah berjalan dengan lancar walaupun

terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaannya. Sebagai penanggung

jawab dia menjalankn amanah dengan cukup baik.

3. Asrul Ummu Darojat

Kami memanggilnya dengan panggilan “Mbayu”, aku juga tidak tahu siapa

yang memulai menggilnya dengan panggilan tersebut mungkin salah satu

alasannya karena dia orang Jawa. Aku merasa panggilan itu cocok untuknya

karena dari tahun kelahiran dia yang paling dewasa diantara kami, dia

seperti kakak bagi kami yang selalu rewel mengingatkan akan hal-hal kecil

yang diperlukan dalam menjalankan program dan dia tidak segan-segan

untuk menegur jika kami melakukan suatu kesalahan. Dia berasal dari

Fakultas Ushuluddin dengan Jurusan Aqidah Filsafat. Namun, bukan ilmu

yang sesuai dengan jurusannya yang ia bagikan kepada masyarakat tetapi

keahlian lain yang dimilikinya yaitu merajut. Dengan keahlian inilah ia

mengusulkan Program Kerajinan Tangan dan sekaligus membuatnya

menjadi penanggung jawab pada program tersebut. Selain merajut ia juga

memiliki keahlian lain yaitu memasak, dia merupakan salah satu koki di

kelompok kami. Masakannya sangat enak seperti masakan mamahku

sehingga setiap kali memakan masakannya membuatku merasa sedang

berada dirumah.

Page 160: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

136

4. Afaf Nazrat Uyun

Sesosok wanita berdarah Jawa ini berasal dari Fakultas dan Jurusan

Dirasat Islamiyah. Kami memanggilnya dengan panggilan “Mba Apap”. Selain

kuliah di UIN dia juga mondok di Pesantren Darus Sunnah Ciputat. Aku

sangat kagum pada pengetahuan agama yang ia miliki. Dia menjadi tempat

untukku menanyakan seputar agama yang belum atau yang kurang aku

pahami. Dia juga memiliki kemampuan bercerita tentang kisah-kisah yang

ada didalam al-Qur’an, sehingga sebelum tidur kami para penghuni kamar

“101” memintanya untuk bercerita sebagai penghantar tidur. Dia juga punya

suara yang merdu dalam melantunkan ayat-ayat suci, sehingga tidak heran

jika dia selalu dijadikan sebagai pembaca al-Qur’an disetiap pembukaan

acara-acara resmi kami.

5. Danang Koencoro

Mahasiswa yang berasal dari fakultas yang sama denganku yaitu

Fakultas Sains dan Teknologi dengan Jurusan Agribisnis. Berbekal

pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan dari program studinya, dia

menjadi penanggung jawab bersama Hafina teman satu jurusannya pada

Program Pembagian Bibit. Selain itu dia memiliki keahlian lain dalam bidang

pertukangan sehingga dia selalu menjadi mandor dalam program-program

pembangunan, seperti Renovasi Taman Baca, Pengadaan Plang Penunjuk

Arah dan Plang Nama Masjid.

6. Diana Saadah

Wanita yang memiliki darah Betawi tulen ini berasal dari Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan dengan jurusan pendidikan IPS. Kami

memanggilnya dengan sebutan “Mpok” jika ada yang bertanya mengapa

dipanggil demikian ya karna dia orang Betawi asli hehehe. Dia juga seorang

Ibu rumah tangga muda, karna dia satu-satunya orang yang telah menikah

diantara kami dia selalu menjadi tempat bertanya mengenal hal-hal

mengenai pernikahan. Dari hal yang sederhana sampai hal yang sangat vulgar.

Dia juga sangat pandai dalam hal masak-memasak tidak heran jika dia

dijadikan sebagai koki dirumah kami dan menjadi penanggung jawab pada

Program Produk Olahan.

7. Hafina Rehana Jannah

Wanita yang sangat ceria ini berasal dari Fakultas yang sama denganku

yaitu Fakultas Sains dan Teknologi. Walaupun kami satu fakultas kami

tidak pernah bertemu sekalipun. Dia berasal dari jurusan yang sama dengan

Danang yaitu Agribisnis. Dia satu-satunya orang yang memanggilku dengan

Page 161: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

137

sebutan “oenni” kata itu berasal dari bahasa korea yang artinya kakak. Dia

orang yang sangat mudah akrab dengan anak-anak kecil di desa. Dia yang

selalu mengajak anak-anak bermain dan bernyanyi. Dia juga selalu berusaha

untuk merubah diri menjadi lebih baik lagi. Dia salah satu teman dekatku

selama sebulan disana. Terus perbaiki diri yaa pinaa, semoga Allah menyatukan kita

di Syurganya. Aamiin…

8. Hilmy Fadhly

Mahasiswa yang berasal dari Fakultas Adab dan Humaniora dengan

Jurusan Tarjamah. Dia memiliki keahlian dalam hal design dan photography

sehingga dialah yang mendapatkan tugas untuk membuat sertifikat dan

mengambil foto dokumentasi. Yang tidak aku suka darinya dia selalu

mengeluarkan kata-kata yang menyombongkan dirinya (dikurang-kurangin ya

hilmy sombongnya hehehe). Meskipun begitu dia laki-laki yang paling rajin

diantara 5 laki-laki yang ada.

9. Intan Permata Harum

Seorang wanita yang sangat pendiam ini berasal dari Fakultas Adab dan

Humaniora dengan Jurusan Sastra Inggris. Dengan pengetahuan bahasa

inggrisnya dia diamanahkan untuk menjadi penanggung jawab program

BIMBEL khususnya dalam belajar bahasa Inggris untuk anak-anak. Tidak

banyak yang dapat aku ceritakan tentang Intan, karena dia sangat pendiam.

10. Intanzi Lestari

Wanita yang memiliki muka agak jutek satu ini berasal dari Fakultas

Syariah dan Hukum dengan Jurusan Ilmu Hukum. Dengan pengetahuan

yang didapatkannya dari program studi tersebut dia mengusulkan Program

Sadar Hukum dan tentunya dia yang menjadi penanggung jawab kegiatan

tersebut. Dia memiliki karakter yang cuek dan suka ceplas-ceplos kalau

berbicara, walaupun begitu dia memiliki hati yang baik.

11. Jundi Assyidiq

Mahasiswa yang satu ini berasal dari Fakultas yang sama dengan Mbayu

yaitu Fakultas Ushuluddin dengan Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Kami

memanggilnya dengan panggilan “Bang Jundi”. Kami memanggilnya dengan

sebutan “Bang” karena hanya dia satu-satunya diantara kami yang memiliki

NIM (Nomor Induk Mahasiswa) tahun 2014 sementara kami yang lain ber-

NIM tahun 2015, yang mana itu berarti berdasarkan NIM dia lebih senior

dibandingkan yang lain. Bang Jundi orang yang paling sering membuat kami

tertawa terbahak-bahak dengan candaan dan celetukan-celetukannya.

Page 162: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

138

Jangankan mendengar candaan dan celetukkannya melihat mukanya saja

sudah membuatku tertawa, begitulah saking lucunya dia. Kata-kata

andalannya adalah “Peduli” dan semua nama orang ditambahin huruf s di

belakangnya, seperti nama Yanti di panggil “Yans”, nama Judan dipanggil

“Juds” dan lain-lain. Dia juga membuat panggilan “Mba Uni” untukku

sehingga yang lain juga mengikuti memanggilku dengan sebutan itu. Satu hal

yang ingin aku sampaikan untuk Bang Jundi ialah terimakasih telah

menghibur aku dan teman-teman yang lain, sehingga bagi kami tiada hari

tanpa tertawa.

12. Lia Agustina

Mahasiswi ini berasal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dengan

Jurusan Pendidikan Kimia. Dia adalah Bendahara II kami. Ciri khas yang ia

miliki adalah suara tertawanya, suara yang sangat lucu sehingga bagi orang

yang mendengar akan ikut-ikutan tertawa, tentunya aku tidak bisa

menirukan suara itu ditulisan ini, hehehe.

13. Millatun Hanifah

Wanita yang agak aneh ini berasal dari Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi dengan Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Aku bilang

agak aneh karena dia memiliki kebiasaan yang jarang dimiliki oleh orang lain

yaitu megang kuping orang sebelum tidur alias ngutil. Kupingku yang sering

menjadi incarannya setiap dia mau tidur, itu karna aku tidak merasa geli

sama sekali ketika dia melakukan itu kepadaku. Dia adalah wakil ketua

kelompok kami. Dia memiliki kemampuan dalam hal public speaking dengan

kemampuan itu dia menjadi MC andalan disetiap acara-acara kami. Dia juga

mengusulkan program pelatihan MC untuk anak-anak SMP di Gunung

Peteuy. Dia orang yang paling dekat denganku, kami selalu melakukan

sesuatu hal berdua, seperti makan sepiring berdua, nyuci berdua, dan hal-hal

lain yang sering kami lakukan berdua. Kalau kata Abi kita seperti “Yin and

Yang” tidak bisa di pisahkan. Satu pesanku untukmu lanjutkan hijrahmu,

teruslah memperbaiki diri, jangan perdulikan perkataan orang-orang yang

membuat kamu down. Semoga kita tidak hanya bersahabat didunia tapi Allah

juga menjadikan kita sahabat di syurga aamiin…

14. Nurul Yahya

Wanita yang satu ini berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan

Jurusan Akutansi, tidak heran jika dia mengusulkan diri menjadi Bendahara

I. Kami memanggilnya “Cece Nurul” itu karna dia memanggil kami baik laki-

Page 163: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

139

laki maupun perempuan dengan sebutan “ce”. Dia juga salah satu teman

dekatku selain Hafina dan Milla. Kami beberapa kali menghabiskan waktu

bersama untuk berkunjung ke desa-desa kelompok lain untuk bertemu

dengan sahabat-sahabat kampus. Dia orang yang sangat antusias jika aku

dan Mbak Afaf membicarakan soal agama. Semoga Allah kumpulkan kita di syurga

ya cee…aamiin….

15. Siti Hanifatul Aziz

Wanita berbadan mungil ini berasal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan dengan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Kami

memanggilnya dengan panggilan “Kimi”. Panggilan itu muncul berdasarkan

Display Name pada kontak WhatsApp nya tertulis “Kimi”. Kemampuannya

dalam mengajarkan anak kecil membuat dia jadi penanggung jawab program

Praktik Hidup Bersih dan Sehat. Dia memiliki kegemaran dalam menonton

TV dan drama korea, sehingga dia hafal betul semua acara-acara yang ada di

TV. Kata andalan yang dia sering ucapkan ialah “kagak ngapapa, kagak

ngapangapa” kata ini dia ambil dari acara televisi tentunya.

16. Umul Hamida Wilayanti

Wanita tercantik di kelompok kami ini berasal dari Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan dengan Jurusan Pendidikan Bahasa Arab. Kami

memanggilnya dengan panggilan “Amy”. Dengan kemampuannya dalam

belajar bahasa Arab dia sering mengajarkan bahasa Arab kepada anak-anak

yang ada di Gunung Peteuy. Dia memiliki pribadi yang sangat lembut dan

baik hati. Dia juga sebentar lagi akan menyusul Diana menjadi ibu rumah

tangga. Semoga lancar ya amy sampai hari H, semoga menjadi keluarga yang sakinah,

mawaddah warohmah, dan memiliki keturunan yang shaleh dan shalehah. Aamiin…

17. Yanti Nianti

Adek yang satu ini berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

dengan Jurusan Hubungan Internasional. Lho kok dipanggil adek? Iya, dia

dipanggil adek karena memiliki badan yang kecil, imut-imut, dan

menggemaskan. Dia juga memiliki botol minum seperti anak TK yang ia

bawa kemana-mana. Bukan cuman itu gaya berbicaranya pun seperti anak

kecil hehehe.

18. Yasjudan Linandy

Mahasiswa dengan panggilan Judan ini berasal dari Fakultas Syariah dan

Hukum dengan Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah. Dia seorang laki-laki

yang agak aneh menurutku karna suka dengan Girl Band Korea. Walaupun

Page 164: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

140

demikian dia satu-satunya diantara enam laki-laki yang sering menjadi Imam

shalat kami.

Begitulah karakter, kemampuan, dan kebiasaan teman-teman KKN-ku.

Merekalah yang membuat KKN ini terasa sangat menyenangkan. Aku

bangga dengan kelompok ini karena berdasarkan cerita-cerita dari

kelompok lain banyak dari mereka yang tidak nyaman dengan anggotanya,

bahkan mengalami konflik yang cukup besar, alhamdulillah selama sebulan di

Gunung Peteuy kelompok kami tidak memiliki konflik sama sekali. Kami

melakukan semua program kerja secara bersma-sama. Walaupun ada rasa

kesal sedikit dengan seseorang kami tidak pernah membuatnya menjadi

masalah besar. Kami belajar sabar tidak pernah emosi, kami saling menjaga

perasaan satu sama lain demi kenyamanan bersama.

Jatuh Hati pada Gunung Peteuy

Gunung Peteuy merupakan salah satu dusun dari lima dusun yang

ada di Desa Sibanteng. Gunung Peteuy merupakan daerah tertinggi diantara

dusun-dusun yang ada di Desa Sibanteng. Kawasan yang sangat jauh dari

kota dan tidak adanya transportasi kendaraan umum untuk warga. Jalan

yang mengerikan, membuat siapapun harus berhati-hati saat melewatinya,

walaupun begitu akses jalan sudah tergolong cukup baik.

Ada kekurangan pasti ada kelebihan, begitu pula dengan Gunung

Peteuy, kawasan yang memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh kawasan

lain yaitu pemandangan yang sangat indah, pemandangan yang membuatku

terkagum-kagum, pemandangan yang membuat bibir ini selalu bertasbih

mengagungkan keindahan ciptaan-Nya. Semakin sejuk hati ini ketika

mendengar santri-santri sedang melantunkan ayat-ayat suci al-Qur’an.

Adanya beberapa pondok pesantren di Gunung Peteuy sehingga membuat

suasana kampung menjadi Islami dan religius.

Warga-warga disana sangat antusias dengan kedatangan kami. Kami

disambut dengan baik, terlebih oleh anak-anak SD sampai SMP. Hari

pertama saja mereka sudah bergerombolan datang ketempat tinggal kami

untuk mengajak bermain. Awalnya kami kebingungan menghadapi anak-

anak tersebut dikarenakan kami belum terbiasa, bingung apa yang harus

dilakukan dengan anak-anak tersebut. Akhirnya kami mengeluarkan buku-

buku bacaan yang diperuntukkan untuk pendirian taman baca. Tidak

disangka-sangka mereka sangat antusias sampai-sampai ada yang

Page 165: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

141

bertengkar kerena tidak kebagian buku. Namun, pada momen itu aku dibuat

kaget karena banyak anak-anak yang sudah duduk dibangku kelas 3 sampai

5 belum lancar membaca. Mereka masih terbata-bata dalam mengucapkan

suatu kata, bahkan ada diantara mereka yang tidak hafal abjad dari A sampai

Z, sungguh memilukan.

Ibu sitti Nurjami’ah adalah salah satu warga Gunung Peteuy yang

sangat menginspirasi. Dialah orang yang berjuang untuk memberantas buta

huruf di Gunung Peteuy. Dia adalah pendiri dan pengajar PAUD An-Nur.

Suatu hari seusai mengajar di PAUD tersebut aku berbincang-bincang

tentang PAUD yang ia dirikan. Dari hasil perbincangan tersebut aku sangat

terharu mengetahui alasan beliau mendirikan PAUD ini. Beliau merasa

prihatin dengan keadaan sekitar, keadaan dimana anak-anak Sekolah Dasar

belum bisa membaca walaupun sudah duduk dibangku kelas tiga. Hal ini

disebabkan karna para orang tua enggan untuk memasukkan anak mereka

ke PAUD/TK dikarenakan biaya. Mereka lebih memilih memasukkan anak

yang masih belum cukup umur ke Sekolah Dasar yang tidak mengeluarkan

biaya. Dan sangat disayangkan ternyata pihak Sekolah Dasar pun tidak

memiliki persyaratan dalam menerima anak-anak untuk duduk di bangku

sekolah. Tidak seperti di kota yang memiliki beberapa persyaratan untuk

duduk di bangku sekolah dasar, seperti harus ada ijazah TK, harus bisa

membaca, dan harus berusia lebih dari 7 tahun. Ibu Nur juga menceritakan

bagaimana perjuangannya untuk menjadikan PAUD yang ia dirikan menjadi

legal. Biaya legalisasi yang lumayan mahal dan persyaratan yang tidak bisa ia

penuhi, membuatnya berenti untuk mengurus legalisasi. Salah satu syarat

membuat legal PAUD tersebut ialah pendiri harus minimal lulusan S1,

sementara ibu Nur hanya tamatan SMA. Tapi hal itu tidak membuatnya

patah semangat untuk tetap mengajar di PAUD yang ia dirikan.

Sebuah Harapan untuk Gunung Peteuy

Rendahnya tingkat kesadaran pendidikan di Gunung Peteuy

membuat aku sangat ingin sekali memperbaiki dan mendirikan sarana

pendidikan. Membangun TK yang tidak dipungut biaya apapun alias gratis.

Sehingga para orang tua tidak perlu menghawatirkan biaya ketika

memasukkan anaknya ke TK. Aku juga berencana untuk memperbaiki

sistem penerimaan siswa di Sekolah Dasar. Aku akan membuat sistem

Page 166: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

142

penerimaan seperti sistem penerimaan siswa di kota yang memiliki beberapa

persyaratan dalam menerima siswa baru.

Harapanku suatu saat nanti Gunung Peteuy bisa menjadi kampung

yang maju. Kampung yang melahirkan generasi-generasi terbaik bangsa.

Generasi yang tidak hanya hebat masalah dunia tapi juga unggul dalam

masalah agama. Tetaplah menjadi kampung yang religius yang setiap

waktunya terdengar suara-suara merdu dari lantunan ayat al-Qur’an.

Terimakasih Gunung Peteuy atas pengalaman yang sangat berharga…

Page 167: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

143

D

PERTEMUAN YANG TAK KAN PERNAH TERULANG DI NEGRI SIBANTENG

Asrul Ummu Darojat.

Awal Dari Segalanya

Ini kisahku, kisahmu, kisah kita semua. Semester 1, 2, 3, 4, 5, dan 6

berlalu. Di semester 6 ini aku harus bertemu dengan KKN, ya KKN Kuliah

Kerja Nyata dimana kita harus mengabdi pada masyarakat. Bukan hanya

karena kewajiban sebagai mahasiswa, namun KKN adalah sebuah syarat

dimana kita harus menempuhnya sebelum kita menghadapi akhir-akhir

kuliah dimana kewajiban yang harus di lakukan mahasiswa yaitu menulis

skripsi.

Dan tibalah dimana pembagian kelompok KKN, aku tak pernah ambil

pusing tentang kelompok KKN. Karena sejujurnya aku sedikit takut karena

sifatku yang pasif, aku takut mendapat kelompok yang pasif juga. Sehari

setelah pembagian kelompok di kelas teman- temanku ricuh membicarakan,

KKN inilah KKN itulah, temannya beginilah temanya begitulah. Aku hanya

bisa menguping dan aku baru menyadari kalau aku belom bertemu dengan

kelompokku walau hanya lewat chat WhatsApp. Dan aku mulai mencari teman

KKN ku, dan alhamdulillah hanya dengan hitungan detik aku bergabung juga

dengan kelompok KKN ku.

Satu kelompok ada 19 orang, 6 laki-laki dan 13 perempuan juga.

Pembagian yang tak rata menurutku, iyalah 6 banding 13 hohohoho mungkin

karena lebih banyak perempuanya ketimbang laki-lakinya. Kita mulai

berinteraksi melalui chat, ngepoin profil masing-masing ataupun IG masing-

masing teman KKN. Mungkin karena penasaran adalah hal wajar bagi setiap

manusia, aku juga begitu. Aku penasaran seperti apa teman-teman KKN ku

kelak, bagaimana sifat mereka. Karena bagaimana pun kita akan tinggal

bersama satu atap selama 1 bulan bukan sehari ataupun 2 hari.

Setelah rapat di chat yang begitu sulit akhirnya, kita berencana untuk

bertemu yang pertama kalinya. Kita bertemu yang pertama kalinya

disamping logo UIN. Kita bertemu rencana setelah Ashar atau jam 4 sore,

namun biasalah orang Indonesia pasti ngaret. Dan disana untuk pertama

kalinya aku bertemu Nurul Yahya dan Afaf, kami bertiga menunggu

mungkin sekitar 20 menit belum ada yang muncul lagi. Disekitar logo UIN

Page 168: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

144

sudah banyak berdatangan anggota kelompok lain yang pada hari itu juga

saling bertemu kelompoknya.

Setelah sekiranya kita ngumpul semua, dan tidak semua juga mungkin ada

3 sampai 4 orang tidak hadir karena alasan tertentu dan kita semua

memakluminya karena kita pasti punya kesibukan masing- masing. Rapat di

mulai namun tak begitu formal, kita hanya saling sapa memperkenalkan

nama masing- masing dan alamat asal dan alamat tinggal sekarang. Disini

aku agak minder karena aku melihat mereka adalah orang-orang yang hebat.

Namun, aku berusaha tidak minder dan tetap tegar. “Tenang Srull baru

pertemuan awal” bolehkan menyemangati diri sendiri.

Pertemuan awal berlalu, mengisahkan sedikit cerita. Seperti inilah

temen aku pertama kali bertemu, sekilas pandang dan tidak ada yang aneh-

aneh mereka semuanya Insya Allah baik dan bisa bekerja dengan tim. Setelah

pertemuan pertama, sangat disayangkan aku melewatkan pertemuan kedua

karena hal yang memang benar tak bisa aku tinggalkan. Tapi alhamdulillah

temanku baik mereka mau memberi aku info tentang apa yg telah di

rapatkan. Di pertemuan kedua mereka membahas apa saja nanti yang akan

kita lakukan dilokasi KKN, dan pembahasan bagaimana kita mendapatkan

dana, penyebaran proposal atau yang lainya. Selain itu kita ada iuran

individu untuk makan sehari-hari dan untuk menyewa rumah.

Setelah sekitar tiga kali rapat, rapat pertemuan maupun rapat dari chatting

akhirnya kita memutuskan untuk perjalanan survei yang pertama kali. Oh iya

dari awal aku belum menyebutkan dimana tempat KKN ku mendatang. Aku

di tempatkan oleh PPM di kabupaten Bogor, tepatnya di Desa Sibanteng

Kecamatan Leuwisadeng. KKN-nya tidak dikota dan tidak di tempat yang

berdekatan dengan kota namun, Desa Sibanteng ini istimewa. Kita

menentukan hari survei di tanggal merah dimana kita kebanyakan pada libur

dan memang tidak ada kuliah ataupun kegiatan lain.

Kita berencana berangkat survei ke lokasi KKN pukul 08:00, namun

kita ngaret sampai jam 09:30, wuihhhh bikin amshong kan nunggunya bikin gak

tahan. Kita pun akhirnya berangkat menuju lokasi KKN, kita ber-7 karena

yang lain absen dulu tidak ikut untuk survei yang pertama. Kita di perjalanan

sekitar dua jam setengah karena jalanan yang tak lepas dengan kata macet.

Mungkin macet bukan hanya di Jakarta saja, tapi dimana-mana pasti kita

menemukan kemacetan.

Page 169: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

145

Panasnya mentari begitu menyengat, setelah kita tiba di lokasi KKN.

Kita tiba di lokasi disaat matahari sedang gagahnya bertengger di atas kepala

kita. Kita sempat ada yang nyasar, tapi alhamdulillah yang nyasar tidak terlalu

jauh. Setelah nyampe kelurahan yang kita dapat zonk, hehehe. “Kalo tanggal merah

mah dimana-dimana kantor libur neng”. Meski kita tidak ketemu Pak Kades,

namun alhamdulillah kita bertemu dengan pegawai desa yang baik hati,

namanya Bu Wiwin. Bu Wiwin adalah salah satu pegawai desa yang

membantu kita dalam menjalani KKN.

Kita tidak bisa singgah di kantor balai desa, namun kita mendapatkan

beberapa informasi yang menarik dari Desa sibanteng. Dan kita juga

mengutarakan apa maksud dan tujuan kita ke Desa Sibanteng. Dan

alhamdulillah KKN yang sebelum kita atau senior kita mendapat sambutan

baik dari warga setempat, jadi alhamdulillah kita bisa meneruskan langkah

senior kita. Setelah berbincang - bincang dengan Bu Wiwin akhirnya kita

memutuskan untuk survei kembali pada hari kerja, dan tepatnya dua minggu

kemudian tepatnya saat ujian SBMPTN.

Alhamdulillah survei ke dua teman-teman KKN banyak yang ikut kalau

kemarin cuma tujuh sekarang bersebelas agak banyak. Dan disini kita janjian

jam 07:00 karena ada SBMPTN jalanan ke arah UIN macet banget dan

banget. Dan macet ini bener-bener sungguh gak bisa di tolerir. Pada saat itu

aku dari bekasi tempat tinggal ku, aku menggunakan transportasi Trans

Jakarta atau biasa di sebut Busway. Aku sudah berangkat pagi setelah subuh

malahan, karena macet ke arah uin aku telat. Soalnya, macetnya dari keluar

lebak bulus. Dan karena sifatku yang tak sabaran dan aku merasa tak enak

karena di tungguin teman- teman akhirnya aku turun dari Busway, aku

nekat jalan kaki dari Sandratek sampai UIN. Kenapa aku memutuskan nekat

jalan, padahal sandratek ke UIN cukup jauh kalau untuk jalan kaki, karena

kalau aku tetap diam ikut Busway sampai UIN bisa sampai jam 11 siang, kan

kasian teman- teman aku nunggunya sampai lumutan. “Ehehhehehe maaf ya

guysss karena aku kalian jadi nunggu lama”. Karena aku jalan ngebut sekitar 2 menit

aku sampai UIN. “Huftttt lelah tak terkendali karena aku harus melewati kemacetan,

polusi udara yang tidak sedap buhhh bikin kepala pusing”. Sampainya aku di depan

UIN teman- teman pada ketawa ngeliat aku yang abis maraton. Demi KKN

tetap semangat.

Page 170: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

146

Teman- Temanku Tersayang.

Sebelum cerita KKN dimulai, aku akan menceritakan sedikit tentang

teman- teman kelompok KKN ku. Dimulai dari yang satu atap, namanya

Jundi dari Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadist awal bertemu Jundi

orangnya serem dibilang seperti preman sih bukan, namun penampilanya

apalagi dengan rambut gondrongnya, terlihat sekali kalau dia garang, hohoho

tapi ternyata dia itu orangnya kocak dan lucu kadang jadi dua kepribadian,

kadang kayak ustaz kadang juga kaya pelawak. Meski Jundi mempunyai dua

kepribadian menurutku tapi dia masih mempunyai jiwa pemimpin, meski

belum begitu terlihat

Milla(Ipeh) dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Mila atau pun Ipeh

biasanya aku memanggil, dia manis baik hati. Mila tipe gadis yang periang

banget seperti tak pernah sedih, sumpah kalau dekat dia pasti lupa sama

sakit. Mila tinggalnya tidak di Jawa, namun bahasa Jawa-nya begitu lancar,

sehingga aku yang notabend nya Jawa banget bisa bicara lancar bahasa Jawa

dengan Mila, begitu dengan Mila dia juga nyambung ketika aku berbicara

dengan bahasa jawa.

Nurul dari Fakultas Ekonomi Jurusan Akutansi, Nurul kalau bicara cepet

banget, Buben (Ibu Bendahara) di ABRAR yang teliti, kalau masalah uang

Nurul ahlinya. Si kurus dan simanis Nurul ini adalah salah satu teman KKN

yang pertama aku jumpai, Nurul juga tergolong gadis yang periang dan aktif.

Zikri dari Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Fisika, nama lengkapnya

Annisa Zikri bisa di panggil Annisa atau Zikri, tapi aku lebih suka panggil

Zikra tidak tahu mengapa namun, aku suka memanggil Zikri dengan

panggilan berbeda. Zikri perempuan berhijab lebar, solehah, baik murah

senyum lagi, dia tidak seperti perempuan berhijab lebar yang sering kutemui,

karena penampilan Zikri dan sifat Zikri sama seperti hatinya. Di kelompok

ABRAR dia memegang tugas yang begitu sulit yaitu sekretaris. Namun dua

jempol untuk kamu Annisa.

Diana atau biasa aku panggil Didi atau aku panggi Ibu karena di sini dia

yang ku anggap dia dewasa karena sudah berkeluarga hehehe. Didi dari

Fakultas Tarbiyah Jurusan IPS, Didi orangnya royal baik hati, dan dia tuh

suka mengibur orang kalau kita lagi ngambek. Didi juga partner memasak aku

yang baik, meski kadang kita berselisih tentang bumbu masakan atau mau

makan apa, namun meski begitu kita tetap satu tujuan yaitu mengenyangkan

perut teman-teman KKN.

Page 171: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

147

Lia atau bulek (Bu Lia) sih awalnya tapi kita-ngelanjutin ajah jadi bulek.

Lia dari Fakultas Tarbiyah Jurusan Kimia, kalau di lihat sekilas Lia terlihat

judes dan cuek, tapi sebenarnya dia itu beda banget dengan yang ku kira, dia

enak diajak ngobrol dan enak di ajak main, dia salah satu teman KKN ku

yang sering nongkrong di Reni. Dan mungkin karena kami menyukai

kesendirian, sehingga jarang berkumpul dengan teman-teman yang lain, jadi

aku dan Bulek sering menyendiri di Reni Hotspot yah meski tidak setiap hari

sepanjang waktu.

Kimmi nama aslinya Hanny dari Fakuslta Tarbiyah juga Jurusan PGMI.

Teman ngomong tentang Korea atau Drakor hohoho dia paling update

tentang Drakor (Drama Korea), selain itu dia suka anak- anak gak kaya aku

yang kurang berbaur dengan anak-anak karena gak tau kenapa aku kurang

akrab kalau main sama anak-anak. Pokoknya Kimmi lovers deh. Sehingga

karena sama-sama suka Drakor kita akhirnya bertukar film atau lagu tentang

Korea.

Intan Permata Harum nama lengkapnya atau Kakak Intan dari

Fakultas Adab Humaniora Jurusan Sastra Inggris, ini orang paling diam

sedikit bicara tapi langsung bekerja, gak banyak ngomel, dan gak bisa tidur

malem atau begadang. Intan adalah salah satu partner di divisi acara.

Hafina atau kita memanggilnya Pinoy tidak tau kenapa dipanggil Pinoy.

Hafina dari Fakultas Sains dan teknologi Jurusan Agribisnis. Ini bocah kocak

gak ada serius-seriusnya. Kalau pas serius pasti diselupi kocak, ketika dikamar

sedang sepi dan sunyi Pinoy datang membuat kehebohan, lucu kan dia?

Namun karena ulah Hafina kita kalau ada masalah dia bisa menghentikanya

karena kekocakanya Hafina.

Afaf dari Fakultas Dirasat Islamiyyah Jurusan Dirasat Islamiyyah, dia

ini nih teman yang bisa ngomong bahasa Jawa, soalnya dia dari Jawa dan

kakaknya itu ternyata seniorku. Jadi kalau ngomong sama Afaf pasti bahasa

Jawa karena dia dan Mila doang yang mengerti bahasa Jawa. Sehingga kita

bertiga kadang berbicara bahasa Jawa, dan teman yang lainpada bingung

dengarnya.

Ami dari Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Bahasa Arab. Si cantik

Ami yang sebentar lagi akan menikah, setelah KKN usai,yang kulihat dia tak

pernah lepas dari handphone-nya meski di tempat KKN kami sedikit sekali

sinyal. Ami itu baik banget dan kalau ngomong itu bikin adem apalagi lihat

Page 172: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

148

orangnya langsung hohoho. Si cantik Ami ini alumni Gontor loh sehingga

Bahasa Arabnya tak tanggung -tanggung lancarnya

Yanti dari Fakultas Sosial Politik Jurusan Hubungan Internasional. Ini

Anak kayak bocah kecil sering diledekin karena tingkahnya yang kayak anak

kecil dan suara yang cempreng hehehe jadi ngenes yang ngeledeknya. Karena

diantara kami bersembilan belas, Ynti lah yang paling kecil dan suaranya tak

ada bedanya dengan anak kecil, dan kalau diledekin pasti ada suara anak

kecil yang terdengar.

Intanzi atau Ira dari Fakultas Syariah Hukum Jurusan Ilmu Hukum.

Anak hukum nihhh hohoho awal ketemu itu sudah punya perasaan buruk, tapi

pas udah kenal hadduhhh kocak juga ini bocah beda sama perkiraan awal,

kalau ngomong gak ada bedanya sama aku, ceplas ceplos langsung ngena cesss.

Tapi kalau berteman dengan Ira enak dan gak kaya di perkiraan awal,

pokoknya Ira baik dah orangnya. Ira termasuk teman yang enak di ajak main.

Teman cowoknya ada enam, tapi baru ku sebut satu. Dimulai dari pak

ketua yaitu Abisena Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Matematika,

dilihat sekilas ada tampang cakepnya hohoho tapi gak naksir yah, pak ketua

yang kadang suka hilang. Gak tau hilang kemana, tiba-tiba ajah pergi pas

awal- awal KKN di mulai. Mungkin karena kesibukanya dia sebagai salah

satu organisator di Kampus, sehingga membuat dia sibuk.

Lanjut ke Judan Oskandar si badan tinggi besar nan menjulang dan

berkaca mata dia satu-satunya cowo yang paling tinggi kayak tiang, dia dari

Fak syariah Hukum Jurusan Ekonomi Syariah (Muamalat). Dilihat sekilas

pendiam dan tak banyak omong. Jika sudah kenal ngomongnya banyak

meski masih pasang tampang muka melas. dan ternyata Judan salah satu

penggemar Black Pink Girl Band asli Korea.

Ali, dari Fakultas Syariah Hukum Jurusan Hukum Keluarga, suka

mageran dan banyak ngeles hehehe maaf Ali, tapi Ali baik kok. Dan Ali punya

sisi kocak-nya, punya pengalaman buruk ketika survei, yaitu ketika motor Ali

tidak kuat nanjak sehingga aku dan Ali harus dorong motor naik ke atas.

Lanjut ke anak Agribisnis namanya Danang dari Fakultas Sains dan

Teknologi Jurusan Agribisnis, kesan pertama dia kayak preman tapi pas

udah kenal dia kocak gak kalah sama Pinoy. Dan Danang pahlawan banget

dimana dia mau jatuh bangun ketika pas ada acara laptopnya ketinggalan,

maaf yah Danang dan tetap semangat.

Page 173: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

149

Dan terakhir nih si Hilmy royal banget dia paling gede di sini. Hilmy

dari Fak. Adab Humaniora Jurusan Tarjamah.Hilmy ini berat badanya tak

tanggung-tanggung ada 100 kg kebanyankan gimana gedenya, namun si

Hilmy ini salah satu cowok yang ada di ABRAR mau ikut panjat pinang,

secara kebayangkan badanya segede apa kalau manjat pinang beneran. Nah, itu

semua kilasan teman KKN ku, kelompok KKN ABRAR 141.

Kita dari asal berbeda, fakultas dan jurusan berbeda, pendapatpun kita

berbeda. Karena kita memulai hubungan dengan kejujuran pada akhirnya

hubungan ini membuahkan hasil yang baik. Meski kadang kala ada yang

berselisih, namun semua itu bisa mereda karena kita sudah dewasa. Dan di

sini aku belajar banyak hal, tentunya belajar sabar. Iyah sabar, sabarlah

karena sabar disayang Allah, ada orang yang pernah bilang padaku. Sabar

dalam berbagai hal, sabar ketika berbeda pendapat, sabar melihat kalian

yang masih kayak anak kecil, sabar meski kalian gak doyan masakanku (jika

aku piket masak), sabar buat ngebangunin kalian ketika subuh tiba. Dan

masih banyak lagi. Disinilah aku belajar sabar kalau sabar itu tak semudah

orang mengucap, misal ada yang bilang “sing sabar yah nduk “ (yang sabar yah

nak) dan benar sabar itu berat butuh latihan dan proses. Butuh niat yang

kuat dan tekad yang kuat untuk bersabar.

KKN Telah Tiba.

Tanggal 18 Juli telah tiba, dimana tanggal keberangkatan peserta KKN,

dari pagi aku sudah bersiap-siap untuk berangkat. Aku meneliti satu persatu

barang yang aku bawa takut ada yang ketinggalan. Sekira sudah mantap dan

cukup aku pun berangkat menuju kampusku UIN Jakarta. Dan aku pertama

yang datang, “mana nenteng koper gede lagi, dududu berasa kayak mau minggat”. Aku

menuju di tempat dimana teman-teman sudah janjian untuk berkumpul,

kulihat di sana ada Hilmi dan Ali. Dan tak beberapa lama datang beberapa

temanku, ada beberpa juga yang langsung ketempat lokasi KKN. Aku ikut

naik mobilnya Intan sedangkan barang-barangku dibawa mobil Zikri dan

beberapa anak cowok ada yang mengendarai motor. Dikira cukup persiapan

berdo’a bersama kita cusss berangkatttt kelokasi KKN kita.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam menuju Bogor akhirnya kita

sampai di Desa Sibanteng Kp. Gn. Peteuy. Aroma kesejukan begitu terasa,

pemandangan dari atas Gn. Peteuy begitu indah, sejurus mata memandang

semuanya hijau tanpa terkecuali, alam yang begitu indah dan damai yang

Page 174: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

150

belum terkontaminasi oleh bau-bau asap yang tak jelas. Aku menghirup

nafas dalam-dalam, “sungguh indah ciptaanmu ini Allah”, gumanku dalam hati.

Setelah sekitar 20 menit mobil ini berkelok-kelok melewati jalanan yang

cukup terjal ini, dan membuat jantung ini dag dig dug duaarrrr.

Sampailah kita didepan pelataran rumah warga, memarkirkan mobil

sejenak. Merenggangkan otot-otot tangan agar tak kaku. Dan beberapa

warga melihat kehadiran kita, kita pun tersenyum dan menyapa. Ini Gn.

Peteuy tempat KKNku, dimana aku akan tinggal selama sebulan 2 hari di

desa ini. Aku dan temanku menuju kerumah Bapak Ujang beliau pak RT di

tempat tinggal KKN ku. Setelah dirasa cukup bersilaturahim dan sudah

mendapatkan kunci, kami pun bergegas menuju rumah yang akan kita

tinggali. Yahh emang tak terlalu buruk dan memang tak terlalu baik. Namun,

yah inilah kehidupan kita selama sebulan kedepan. Berbaur dengan warga

menikmati suka dan duka dengan teman-temanku. Aku menaruh tas

didepan kamar, banyak debu namun begitu terawat, karena kelihatan dari

perabot rumahnya tertata rapi. Sekedar menyapu guna untuk merebahkan

badan dan menghilangkan beberapa debu yang bersebaran dimana-mana.

Setelah beres-beres dan makan, kita ada rapat sebentar. Dan aku baru

menyadari kalau di tempat ini tidak ada sinyal sama sekali, boro-boro sinyal

internet, telfon ajah gak ada, boro-boro sinyal 3, Telkomsel ajah yang biasanya

pasti ada buat telpon itu gak ada. Dan kalaupun ada kita harus naik keatas

sedikit. Ya Allah aku belajar sabar lagi menjalani hari-hari tanpa sinyal. Tapi

ada kabar baiknya kalau ada tetangga yang punya hotspot semacam warnet,

aku tersenyum lega, namun tidak untuk sekarang karena sekarang sudah

pukul 11 malam.

Menikmati hari- hari tanpa sinyal begitu berat dan begitu lama.

Semalam saja berasa setahun, memang sih sinyal itu butuh gak butuh, butuh

untuk sekedar tukar informasi dan menghubungi saudara. Atau sekedar

memberi kabar pada pihak desa, secara kantor desa dan tempatku tinggal

cukup jauh. Namun, apalah daya, yah masak aku harus gotong-gotong tower

biar ada sinyal.

Seminggu sudah aku dan teman-temanku menetap di Gn. Peteuy. Kami

sibuk menjalankan proker masing-masing, meski tak setiap hari ada proker

namun tetap kita saling membantu proker yang lain. Seperti Malam Mengaji,

PHBS, Kerajinan Tangan, Produk Olahan, Pelatihan IT dan masih banyak

lagi. Sesekali kita me-refresh otak kita sekedar bermain di WAGUPET

kepanjangan dari Wisata Gunung Peteuy, yah disana indah sekali sangat

Page 175: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

151

indah, kita dapat melihat pemandangan yang begitu hijau dan memanjakan

mata ini. Serasa hilang semua beban kalau kita sedang berada disana. Dan

tempat ini bakalan sangat aku rindukan.

Maghrib telah tiba lagi, aku dan kawan- kawanku seperti biasa

menjalani rutinitas sehari-hari selama aku berada di Gn. Peteuy. Setelah

shalat, dan istirahat sebentar lanjut makan, kita pun berjalan kebawah

rumah. Dimana tempat anak- anak mengaji tepatnya dirumah Abi Husni.

Kericuhan anak- anak seperti biasa menyambut kehadiran kita semua, aku

tersenyum bahagia dan menyambut uluran tangan mereka. Anak-anak

begitu antusias dan mengantri ngaji bersama kita, aku tersenyum geli

melihat tingkah mereka. Sungguh lucu benarkah aku dulu seperti itu, yah

tertawa lepas tak mengemban dosa.

Mang Husni atau Abi Khusni begitu kita memanggilnya, beliau adalah

Kiai, Pengasuh atau Pimpinan ngaji anak- anaak. Beliau bukan orang yang

kaya harta dan memiliki segalanya, Beliau hanyalah orang biasa, yang bekerja

serabutan dan di sawah seperti halnya orang-orang kampung yang ada di

sekitar. Namun, Abi Husni adalah seseorang yang kaya hati dan begitu

pemurah, baliau dengan ikhlas mengajar anak-anak tanpa mengharap lebih

dari orang lain. Beliau hanya mengharap semoga Allah lah yang membalas

semua kebaikanya, dan hanya pada Allah lah Abi Husni mengharap imbalan.

Karena Allah lah yang Maha Pencipta, Maha Kaya dan maha segalanya.

Tak terasa sebulan berlalu begitu cepat, padahal diawal KKN kita

merasakan tidak betah lah, sinyalnya gak ada lah dan sebagainya. Namun

ternyata sebulan yang kita kira bakalan lama ternyata sebulan bersama

Warga begitu cepat terasa sehari. Aku bakalan rindu kepasar ketika pagi

hari, rindu jalan-jalan ke WAGUPET, rindu berkunjung ke WAGURUH,

rindu nongkrong di Reni Hotspot, rindu canda tawa kalian, rindu bangunin

kalian kala subuh, rindu ngomelin kalian, dan rindu segalnya tentang kalian.

Yah benar kalian hanyalah teman seatapku selama sebulan ini, namun kalian

begitu bermakna dalam hatiku.

Tibalah saat acara penutupan secara keluarga di ramah Abi Husni,

entah kenapa derai air mata begitu deras, melihat anak-anak kecil yang biasa

ramai dan ceria namun kini aku melihat mereka dengan derai air mata. Ya

Robb semoga engkau jadikan mereka insan yang sholih akram Ya Robb,

lindungilah mereka dari segala kemalangan Ya Robb. Aku menitikan air

mata saat menyalami mereka satu persatu, Tuhann hati ini rapuh, hati ini tak

kuasa menahan perpisahan ini. Kenapa harus ada perpisaha Ya Rabb,

Page 176: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

152

kenapa? Aku memeluk mereka dan aku memeluk teman-temanku, apalagi

saat aku memeluk Ira, tak kuasa aku menahan air mata ini, yah Ira gadis yang

ku rasa tak pernah menangis kanapa tidak karena yang ku lihat Ira gadis

yang kuat dan tegar tapi kini dia menangis. Dan aku tak kuasa melihatnya.

Dan ini lah akhir dari semua kisahku, kisahmu, kisah kita dan kisah

mereka. Aku bahagia bisa bersama kalian selama ini. Dan maafkanlah aku

jika selama ini aku pernah menggoreskan luka dihati kalian. Sungguh aku

tak bermaksud melukai kalian. Aku hanyalah manusia yang penuh dosa dan

penuh khilaf. Aku hanya berharap pada kalian temanku, sahabatku jangan

pernah lupakan aku, jangan pernah ada dendam diantara kita. Ku harap aku

adalah bagian dari cerita kalian. Aku sayang kalian semua.

Harapanku Untukmu Sayang

Aku bahagia pernah menjadi bagian dari keluarga KKN ABRAR 141, dan

menjadi keluarga besar warga Sibanteng, disini aku menjadi tahu berbagai

macam hal pelajaran apa arti sabar dan berbagai macam hal. Dimana aku

haerus melawan ego ku sendiri. Dan bagaimana ributnya bersama teman jika

sedang berkumpul. Bagaimana susahnya menyatukan ide yang kita utarakan.

Namun karena kesabaran dan ketekunan kita bersama akhirnya

membuahkan hasil yang maksimal untuk keluarga ABRAR dan Desa

Sibanteng.

Untuk semua adik-adik ku yang tersayang, kakak berharap kalian

tetaplah menjadi diri kalian sendiri. Tetaplah semangat menggapai impian

kalian. Walau tanpa adanya kami kakak KKN namun tetaplah semangat

dalam belajar. Insya Allah kalau ada kesempatan kami akan berkunjung ke

tempat kalian. Do’akan kakak mu ini agar kelak semua yang di impikanya

segera terwujud. Dan kakak selalu mendo’akan kalian agar kalian menjadi

orang yang hebat.

Page 177: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

153

E

SEKEPAL CERITA BERJUTA MAKNA

Danang Koencoro

Bagian 1, perkenalan…

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, perkenalkan nama saya

Danang Koencoro mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan

Agbribisnis Fakultas Sains dan Teknologi. Saat ini saya berada di semester

tujuh yang mungkin banyak orang menganggap semester ini adalah semester

yang mulai serius dan dapat dibilang semester menuju semester tua.

Mungkin banyak yang belum mengetahui apa itu Jurusan Agribisnis, saya

akan mendeskripsikan singkat tentang jurusan ini, Agribisnis adalah

turunan dari ilmu pertanian dimana hal yang dipelajari terkait dengan hulu

sampai hilir di bidang pertanian, contohnya seperti budidaya suatu sektor

pertanian sampai pemasaran hingga ke tangan konsumen.

Pada kesempatan kali ini, saya akan menceritakan sebuah

pengalaman yang mungkin tidak akan saya lupakan selama hidup saya,

pengalaman tersebut adalah sebuah kegiatan bernama KKN atau Kuliah

Kerja Nyata. KKN adalah sebuah kegiatan yang terdapat di UIN Jakarta,

dimana kegiatan tersebut bertujuan untuk mengembangkan ilmu dan

kemampuan mahasiswa yang sudah didapatkan di kelas dengan cara

mengaplikasikan ilmu dan kemampuan tersebut di masyarakat khususnya

masyarakat desa.

Dari tujuan utama KKN tersebut membuat saya sangat ingin

mengikuti KKN, karena latar belakang pendidikan saya adalah pertanian

yang sangat cocok apabila ilmu yang saya dapatkan di dalam kelas bisa

diaplikasikan langsung ke masyarakat desa yang dapat dibilang bahwa rata-

rata pekerjaan yang ada di pedesaan adalah petani. Salah satu visi saya untuk

mengikuti KKN adalah memecahkan permasalahan yang ada di bidang

pertanian pada desa yang saya tinggali.

Desa yang menjadi tempat tinggal sekaligus pengaplikasian ilmu-

ilmu saya dan kelompok adalah desa kecil yang berada di Kecamatan

Leuwisadeng yaitu bernama Desa Sibanteng, Desa Sibanteng adalah desa

berkontur perbukitan dengan rata-rata pekerjaan masyarakat disana adalah

petani dan peternak. Pertanian di desa ini tergolong mampu bekembang

untuk masa yang akan datang, salah satu alasan yang memperkuat hal

Page 178: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

154

tersebut adalah petani di Desa Sibanteng memiliki kelompok tani dan

gabungan kelompok tani yang aktif dan dapat menjadi wadah bagi petani

untuk berkeluh kesah apabila ada permasalahan dan dapat bertukar pikiran

terkait pertanian pada Desa Sibanteng.

Bagian 2, Orang-orang yang berbuat kebaikan.

KKN yang diadakan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah

kegiatan dengan peserta yang terbagi kedalam beberapa kelompok, untuk

tahun 2018 ada sekitar 200 lebih kelompok yang disebar ke dalam dua

provinsi yaitu Provinsi Jawa Barat khusunya daerah Bogor dan Provinsi

Banten khususnya daerah Tangerang dan sekitarnya.

Saya menjadi bagian dari kelompok 141 yang diberi nama Abrar dan

nama tersebut dipilih melalui proses voting oleh anggota kelompok, Abrar

dalam bahasa Arab berarti orang-orang yang suka berbuat kebaikan, nama

ini dipilih sebagai nama kelompok karena artinya yang sesuai dengan tujuan

KKN dimana mahasiswa dituntut untuk menyebarkan ilmu yang mereka

dapat ke masyarakat luas sehingga masyarakat dapat merasakan

manfaatnya.

Kelompok ABRAR memiliki dosen pembimbing bernama Ibu Nur

Hidayah, beliau merupakan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Anggota

kelompok ABRAR berjumlah 19 orang dengan 6 orang pria dan 13 wanita

yang memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, ada yang

berasal dari Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Fakultas Ilmu Dakwah Islam dan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ushulludin,

Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,

Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Dirasat Islamiyah dan Fakultas

Ilmu Politik. Hal tersebut membuat ilmu dalam kelompok saya menjadi

beragam sehingga ilmu yang akan kelompok ABRAR berikan kepada

masyarakat menjadi lebih banyak serta berkesinambungan satu sama lain.

Saya akan mendeskripsikan tentang anggota kelompok yang

sekaligus menjadi saudara saya saat KKN hingga Insya Allah saudara di surga

kelak. Dimulai dari teman pria, dapat dikatakan teman pria saya rata-rata

memiliki tubuh yang berisi dengan gizi yang lebih dari cukup. Pria pertama

bernama Abisiena, beliau adalah ketua kelompok kami dan berasal dari

Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,

entah mengapa rata-rata ketua kelompok teman jurusan saya berasal dari

Page 179: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

155

FITK, ada dua hal dalam benak saya menjadi alasan rata-rata ketua

kelompok KKN tahun ini berasal dari FITK, alasan pertama mungkin di

FITK diajarkan untuk menjadi seorang pemimpin sekaligus pengajar di

kelas, atau mungkin mereka belum mengetahui pengalaman KKN dari senior

karena memang baru tahun ini FITK dimasukan kedalam peserta KKN,

entah mana yang benar atau mungkin keduanya salah, namun saya cukup

apresiasi mahasiswa dari FITK yang rata-rata menjadi ketua kelompok

KKN.

Pria kedua adalah Hilmy Fadly, beliau berasal dari Fakultas Adab dan

Humaniora Jurusan Tarjamah, memiliki tubuh gempal serta gaya bicara yang

kadang sulit untuk dimengerti. Beliau termasuk orang yang rajin dan mudah

untuk dimintai bantuan, tidak mudah mengeluh serta loyal kepada teman-

teman khususnya yang berubungan dengan makanan. Ciri khas dari teman

saya yang satu ini adalah apabila saat tidur dapat dipastikan beliau mampu

mendengkur dengan sangat kencang sekali sampai-sampai kami berlima

sulit untuk tidur nyenyak apabila bersebelahan denganya. Pernah suatu hari

dimana saya dan hilmi bersebelahan saat mengikuti khotbah shalat Jumat,

beliau tertidur sangat pulas sampai mengeluarkan suara mendengkur hingga

menarik perhatian jamaah lain, mungkin itu salah satu kejadian yang tidak

akan saya lupakan bersamanya.

Selanjutnya ada Ali Dzulfikar, beliau adalah mahasiswa Jurusan

Hukum Keluarga Fakultas Syariah dan Hukum, pria ini sedikit sulit untuk

melepaskan rasa malas dan memiliki sifat dengan kebingungan yang tinggi,

perlu arahan yang jelas sehingga beliau mampu untuk mengerjakan sesuatu.

Namun beliau termasuk pria yang cukup bertanggung jawab apabila

mendapatkan tugas.

Pria keempat bernama Yasjudan Lidandy Oskandar dan biasa

dipanggil Judan, Judan adalah mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah Fakutas

Syariah dan Hukum. Beliau memliki tubuh yang paling tinggi diantara kami

berenam atau dapat dikatakan panjang. Beliau adalah teman satu divisi saya

yaitu divisi perlengkapan dan dekorasi, salah satu keahliannya adalah dapat

menggambar atau mendekorasi suatu ruangan, hal tersebut terlihat saat

kelompok membuat konsep untuk mendekorasi Warung Baca di Desa

Sibanteng. Selain itu beliau juga menjadi langganan Imam shalat berjamaah

di kelompok kami.

Pria terakhir bernama Jundi Assyidiq, memiliki tubuh besar berotot

yang diselimuti oleh lemak, beliau adalah pria yang paling tua usianya

Page 180: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

156

diantara kami berenam dan juga angkatan kuliah yang yang paling kolot

diantara aggota kelompok ABRAR. Menurut saya beliau adalah orang yang

asik, suka membanyol dan beliau memiliki ciri khas tertawa yang sangat

renyah, mungkin banyak orang yang mudah tertawa apabila sedang

bercanda dengan beliau walaupun bahan banyolannya tidak lucu namun

dengan ciri khas tertawa beliau yang berbeda dari manusia kebanyakan

maka hal tersebut dapat menjadi lucu. Disisi lain Jundi juga merupakan

orang yang cukup dewasa dibandingkan dengan teman pria saya yang lain,

banyak hal yang bisa saya pelajari apabila sedang berbincang serius

bersamanya walaupun kadang yang serius bisa dijadikan bahan untuk

banyolannya. Salah satu hal yang tidak dapat saya lupakan bersamanya

adalah ketika saya terjatuh dari motor saat salah satu proker kelompok kami

sedang berlangsung, bukan menangis atau sekedar kesakitan, namun kami

malah tertawa bersama walaupun mendapatkan luka yang cukup parah.

Selanjutnya saya akan mendeskripsikan wanita-wanita solehah yang

menjadi teman kelompok KKN dan mungkin hanya sedikit saja yang bisa

saya paparkan karena tidak terlalu dekat dengan wanita. Terdapat dua

kamar untuk wanita di rumah yang kelompok ABRAR tinggali. Kamar

pertama biasa disebut “satukosongsatu” yang berisikan 9 orang wanita

didalamnya, ada yang bernama Hafina beliau adalah teman satu jurusan saya

sekaligus menjadi teman satu kelompok, beliau dibekali sifat yang tidak bisa

diam dan hanya diam jika sedang tidur saja. Yang kedua ada Nurul, Nurul

adalah mahasiswi Jurusan Akuntansi dengan ilmu perhitungan uang yang

cukup tinggi, tidak heran jika nurul menjadi salah satu bendahara di

kelompok kami. Orang ketiga adalah Anissa Zikri, Zikri adalah sekretaris

dalam kelompok ABRAR dengan sifat rajin dan cepat tanggap apabila ada

hal yang berhubungan dengan kesekretariatan.

Wanita selanjutnya adalah Milatun Hanifah atau biasa dipanggil

“Ipeh”, Ipeh adalah wakil ketua kelompok di kelompok kami yang dapat

diandalkan apabila ketua kelompok sedang sibuk. Selanjutnya ada Lia

Agustina yang menjadi bendahara di kelompok ABRAR, Lia mempunyai sifat

pendiam dan saya pun sangat jarang berbicara dengannya. Wanita yang

tidak kalah pendiam adalah Intan Permata, saya berbicara dengannya hanya

untuk hal-hal yang penting saja bahkan mungkin dapat dihitung oleh jari

berapa kali saya berbicara dengannya.

Wanita selanjutnya bernama Siti Hanifatul atau biasa dipanggil

“Kimi”, entah apa artinya mungkin sama dengan artis korea idolanya, ciri

Page 181: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

157

khas dari Kimi adalah suara yang sangat pelan apabila berbicara, selain itu

beliau tidak menyukai pedas dan hampir setiap makan menggunakan kecap

di makananya. Selanjutnya ada Afaf Nazrat, Afaf adalah mahasiswi Jurusan

Dirasat Islamiyah dan bisa dikatakan Hafizah dalam kelompok kami karena

menjadi orang yang mampu menghafal al-Qur’an. Dan wanita terakhir di

“satukosongsatu” adalah Asrul Darojat atau biasa kelompok ABRAR panggil

dengan sebutan “Mbakyu”, nama tersebut disematkan karena beliau berasal

dari Jawa dan jika berbicara mempunyai logat dalam bahasa Jawa.

Kamar kedua diberi nama “LasVegas”, nama tersebut diberikan oleh

kelompok karena anggota kamar tersebut berisikan wanita-wanita supel

dan berbeda dengan kamar sebelumnya yang rata-rata bersifat pendiam.

Wanita pertama bernama Yanti, Yanti adalah wanita yang paling cerewet

dan dapat tidur dalam waktu yang lama, apabila di dalam rumah tidak

terdengar suaranya maka mungkin beliau sedang tidur atau tidak ada di

rumah. Selanjutnya wanita bernama Intanzi atau biasa dipanggil “Ira”, beliau

memiliki sifat yang hampir sama dengan Yanti karena memang mereka

berdua sangat dekat seperti adik dan kakak. Wanita ketiga adalah Umul

Hamida atau biasa dipanggil “Amy”, Amy merupakan mahasiswa Jurusan

Pendidikan Bahasa Arab dan sudah dipastikan mahir dalam berbahasa Arab,

mempunyai sifat kekanak-kanakan namun mengerti antara sesama teman.

Dan wanita terakhir adalah Diana Saadah, Diana memiliki sifat dewasa

diantara penghuni kamar ini karena memang mungkin status beliau yang

sudah menikah, salah satu sifat yang ada pada dirinya adalah tidak memilih-

milih dalam berteman.

Mereka lah yang menemani saya menjalani KKN selama satu bulan di

Desa Sibanteng dengan cerita dan pengalaman yang begitu banyak saya

dapatkan dan banyak hal lainnya yang mungkin tidak akan terlupakan

selama satu bulan KKN berlangsung, mulai dari perbedaan pendapat dan

masalah-masalah kecil lainya. Namun, masalah tersebut dapat teratasi oleh

kedewasaan dari masing-masing individu dengan mencari jalan keluar yang

terbaik. Hal tersebut dapat menjadi pembelajaran kami terkhusus untuk

saya pribadi di kehidupan setelah KKN berakhir.

Bagian 3, Malaikat-malaikat kecil Desa Sibanteng

Desa Sibanteng menjadi desa untuk saya belajar menjadi dewasa dan

lebih baik lagi dari sebelumnya. Desa Sibanteng memiliki populasi dengan

Page 182: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

158

kepercayaan 100% adalah beragama Islam, hal tersebut mencerminkan

bahwa Islam berkembang dengan baik di Desa Sibanteng. Selain itu terdapat

lebih dari 10 pondok pesantren berdiri di desa ini, pendidikan yang

berdampingan dengan ajaran Islam menjadi dasar pada desa ini.

Desa Sibanteng terbagi menjadi lima dusun. Dusun yang saya tinggali

bersama dengan kelompok bernama Dusun Gunung Peteuy yang berada di

sebelah Barat desa dan berbatasan langsung dengan Desa Sadeng. Dusun

Gunung Peteuy berada pada daerah perbukitan, tidak heran jika udara

disana sangat sejuk dan masih asri karena banyak pepohonan. Terdapat satu

kawasan wisata alam yang masih dalam proses pembangunan dengan

mengandalkan konsep pemandangan pegunungan yang indah dan diberi

nama Wisata Alam Gunung Peteuy atau biasa disingkat menjadi

WAGUPET.

Masyarakatnya rata-rata bekerja sebagai petani dan peternak,

namun tidak sedikit pula yang merantau ke kota untuk mendapatkan

pendapatan yang lebih baik. Warga di sana sangat ramah dan terbuka

kepada kelompok kami, apabila bertemu di jalan atau di manapun pasti

selalu menyapa dengan hangat. Selain itu warganya juga rajin mengerjakan

ibadah seperti shalat dan mengaji, hal tersebut dapat dilihat dari masjid yang

tidak pernah sepi apabila waktu shalat telah tiba dan pengajian rutin setiap

minggu yang diadakan di daerah tersebut.

Salah satu yang membuat saya kagum pada dusun ini adalah banyak

anak kecil yang juga rajin beribadah seperti shalat di masjid dan tidak malas

untuk mengaji, berbeda dari anak kecil di daerah perkotaan yang sudah

mengenal internet sehingga lebih mengutamakan hal-hal duniawi

ketimbang akhirat. Hal tersebut tidak terlepas dari didikan orang tua yang

mengajarkan betapa pentingnya ajaran Islam untuk menjalankan kehidupan

ketika dewasa kelak.

Orang tua yang mengajarkan hal tersebut salah satunya adalah Bapak

Husni atau biasa dipanggil dengan sebutan Mang Husni oleh kelompok kami,

Mang Husni adalah salah satu guru mengaji di Dusun Gunung Peteuy. Beliau

ditemani istrinya dalam mengajarkan pelajaran agama kepada anak-anak

kecil disana dengan tempat mengaji yang dibuat senyaman mungkin

sehingga anak-anak semangat dalam belajar mengaji.

Saya kagum dengan Mang Husni karena salah satunya adalah Mang

Husni tidak memberikan tarif untuk jasanya dalam mengajarkan ilmu agama

kepada anak-anak, beliau hanya bermodalkan ikhlas dan tujuan yaitu

Page 183: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

159

mencerdaskan anak-anak desa dengan mengajarkan ilmu agama Islam

sehingga apabila anak-anak sudah dewasa nanti mereka mampu untuk

menjalani hidup sesuai dengan ajaran Islam. Saya berharap semoga akan ada

orang-orang seperti Mang Husni lainnya yang bekerja dengan ikhlas untuk

kebahagiaan dunia dan akhirat.

Banyak anak kecil yang dekat dan sering berkunjung kerumah yang

kelompok kami tinggali, ada yang tujuanya untuk belajar atau sekedar

mengajak main dan hampir setiap hari hal itu mereka dilakukan. Namun ada

penyesalan dalam diri saya dimana kadang kami menolak apabila sedang

diajak bermain, hal tersebut kami lakukan saat sedang kelelahan setelah

melakukan sebuah proker dan hanya ingin istirahat.

Saat diujung kegiatan KKN selesai kami mengadakan perpisahan

dengan kegiatan makan-makan dan bernyanyi bersama. Suhu yang dingin di

malam hari itu terasa hangat dengan canda tawa di hari-hari terakhir kami

bersama mereka, sampai pada akhirnya kata-kata perpisahan terucap dari

kelompok kami. Canda tawa berubah menjadi haru, banyak anak-anak

menangis yang ditemani oleh teman-teman saya, dalam benak saya berfikir

“mengapa waktu ini terasa begitu cepat berlalu? mengapa selalu ada

perpisahan yang terjadi?”, saya sudah terlalu nyaman berada disini dengan

cerita-cerita yang ada di desa ini. Namun saya hanya bisa berjanji kepada

anak-anak disana untuk kembali apabila Allah mengizinkan.

Bagian 4, Sibanteng kuat karena warganya

Warga Desa Sibanteng tidak berbeda dari warga desa lainnya di

Indonesia yang memiliki sifat ramah dan sopan kepada siapapun termasuk

kepada para pendatang seperti kelompok kami. Selain itu salah satu ciri khas

warga di desa ini adalah selalu bergotong-royong apabila melakukan suatu

kegiatan, contohnya seperti pembuatan jembatan penghubung antar dusun,

pengajian akbar, dan perayaan hari kemerdekaan Indonesia. Hal tersebut

menjadikan proker-proker yang kami realisasikan menjadi lebih mudah

dijalankan karena diaplikasikan secara bersama-sama bersama dengan

warga Desa Sibanteng.

Banyak proker yang sudah kami jalankan di Desa Sibanteng dengan

tujuan untuk membantu atau menyelesaikan permasalah yang ada pada desa

ini, salah satunya mengadakan seminar terkait masalah sosial seperti

pernikahan dini dan sadar akan hukum di desa ini, untuk di bidang

Page 184: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

160

pendidikan kelompok kami mengadakan sumbangan buku bacaan ke

beberapa sekolah serta merenovasi warung baca. Pada bidang ekonomi

kelompok kami mengadakan pelatihan seperti pelatihan membuat kerajinan

tangan dan makanan olahan dengan harapan ibu-ibu di desa ini menjadi

mandiri dan mempunyai pendapatan.

Di bidang kesehatan kelompok ABRAR mengadakan gaya hidup

bersih dan sehat dengan target pesertanya adalah siswa SD serta pengecekan

kesehatan gratis di beberapa tempat di wilayah Desa Sibanteng. Untuk

bidang pertanian kelompok ABRAR mengadakan pembagian bibit gratis ke

setiap RW di Desa Sibanteng yang diharpakan seluruh warga desa mampu

mendapatkan manfaatnya. Selain itu pengadaan sarana di desa ini juga

dilakukan seperti pengadaan tempat sampah untuk sekolah-sekolah, meja

belajar untuk pengajian serta waqaf al-Qur’an untuk beberapa masjid yang

ada di desa.

Jika melihat dari SDM dan SDA yang tersedia di Desa Sibanteng

banyak yang bisa di kembangkan dari desa ini, UMKM pada desa ini

terbilang cukup banyak mulai dari makanan olahan hingga kerajinan tangan,

pemberdayaan SDM pada UMKM serta mempromosikan hasil dari UMKM

di Desa Sibanteng diharapkan mampu memasarkan produk keluar desa.

Pertanian dan perternakan yang menjadi pekerjaan warga di desa ini

juga perlu diperhatikan, pembinaan oleh perangkat desa kepada petani dan

peternak juga perlu dilakukan agar permasalahan-permasalahan yang

terkait oleh pertanian mampu diselesaikan dengan cepat dan tepat sehingga

kegiatan pertanian tidak terganggu dan produksi dapat meningkat dan

berkelanjutan.

SDA yang ada di desa ini juga dapat dikembangkan, salah satunya

adalah wisata alam yang masih dalam proses pembangunan yang bernama

WAGUPET, apabila pengolahan tata ruang yang baik serta kebersihan yang

terjaga akan mampu menarik minat pengunjung, selain itu promosi yang

intens juga dapat dilakukan melalui media sosial sehingga banyak

masyarakat yang tertarik baik dari dalam kota maupun luar kota.

Banyak hal yang sudah saya pelajari dari mengikuti kegiatan KKN ini,

mulai dari mempelajari sifat teman kelompok satu sama lain, belajar bekerja

sama hingga mengetahui permasalahan yang ada pada masyarakat desa

khususnya Desa Sibanteng, pengalaman berharga yang tidak akan saya

lupakan selama hidup saya bahkan pengalaman ini akan saya ceritakan pada

Page 185: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

161

anak dan cucu saya kelak, sekali lagi saya ucapkan terimakasih ABRAR dan

Sibanteng atas pelajaran beharganya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Page 186: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

162

F

TIGA PULUH HARI DI DESA SIBANTENG

Diana Saadah

Perkenalan

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh, nama saya Diana Saadah.

teman-teman biasa memanggil saya “emak” atau “mpo”. Saya mahasiswi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial

semester 6. Pada tahun ini adalah tahun pertama dari sekian lama Fakultas

Tarbiyah menonaktifkan adanya KKN (Kuliah Kerja Nyata), tentu bagi saya

ini merupakan sesuatu hal yang baru karena pada tahun-tahun sebelumnya

tidak ada cerita atau gambaran dari kaka tingkat tentang KKN. KKN (Kuliah

Kerja Nyata) merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diikuti oleh

semua mahasiswa dan mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta (UIN).

Banyak tujuan yang bisa dicapai dalam kegiatan kuliah kerja nyata

ini, selain sebagai pengabdian, juga sebagai wadah untuk menerapkan ilmu

serta mengamalkan ilmu yang kita miliki, mahasiswa dituntut untuk terjun

secara langsung ke lapangan, berinteraksi dengan orang-orang baru,

lingkungan baru dan wawasan baru.

Sampai pihak PpMM resmi membagi menjadi dua ratus kelompok

yang tersebar diseluruh wilayah seperti Kabupaten Bogor, Kabupaten

Tangerang dan Kabupaten lainnya untuk menjalankan pengabdiannya

kemasyarakat. Dari sini perkenalan berawal, setelah PpMM resmi

mengumumkan daftar kelompok, saya mendapatkan kelompok nomor 141

yang terdapat di daerah Kabupaten Bogor. Beberapa saat setelah nama

kelompok diumumkan, masing-masing kelompok langsung membuat

saluran komunikasi melalui media sosial WhatsApp. Kelompok 141

beranggotakan sebanyak 19 orang dengan fakultas dan jurusan yang

berbeda-beda setiap individu.

Pada pertemuan pertama kelompok KKN 141 di lakukan di kampus

satu pada sore hari, kami saling sapa dan berkenalan satu sama lain, suasana

canggung dan gugup menghantui setiap anggota walau berangsur-angsur

suasan mencair menjadi nyaman. Pada pertemuan pertama ini terciptalah

strukuktur anggota kelompok yang terdiri dari ketua, wakil, sekretaris,

bendahara dan divisi-divisi yang lainnya.

Page 187: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

163

Setelah diadakannya pertemuan pertama, pesan-pesan WhatsApp

kelompok KKN 141 semakin ramai. Kami mulai membahas tentang nama

kelompok, logo, sponsor, survei dan bayangan-bayangan program kegiatan

kami di tempat KKN nanti. Kemudian tibalah pertemuan kedua yang

dilakukan di Fakultas Syariah dan Hukum pada pukul 16:00. Diskusi-diskusi

kecil terjadi saat beberapa anggota memiliki saran nama-nama untuk

kelompok 141 sehingga pemungutan suara dilakukan dengan sistem votting.

Sehinga munculnya hasil votting nama kelompok kuliah kerja nyata ini

dengan sebutan ‘ABRAR’ yang berartikan orang-orang yang membuat

kebajikan.

Saya menempatkan posisi sebagai divisi acara bersama empat teman

saya yang lainnya. Terdapat alasan mengapa saya menyetujui sebagai divisi

acara karena saya ingin berpartisipasi dan membantu dalam setiap program

kegiatan yang nantinya akan dilaksanakan. Serta saya yakin memiliki

komptensi yang bisa saya bagikan kepada masyarakat di tempat KKN.

Dalam kuliah kerja nyata ini saya berencana membuat kegiatan Pelatihan

Produk Olahan makanan yang dapat bernilai jual karena biasanya suatu desa

kaya akan sumber daya alam yang dapat diolah dan dimanfaatkan bagi

kehidupan. Saya juga dipercayai menjadi penanggung jawab kegiatan Senam

Ceria yang di adakan setiap minggunya di Dusun Gunung Peteuy.

Berbagai opini mengenai KKN telah muncul bahkan jauh sebelum

Kepala Jurusan Pendidikan IPS resmi mengumkan bawa tahun ini Fakultas

Tarbiyat ikut terlibat dalam kuliah kerja nyata. Berbagai perspektif buruk

atau pun baik tentang kuliah nyata selalu muncul dalam benak saya, terlebih

saya mengetahui bahwa seluruh anggota kelompok berasal dari fakultas dan

jurusan yang berbeda-beda. Tentu ini semua bukan hal mudah menyatukan

belasan manusia dengan sifat dan karakter yang berbeda menjadi sebuah

kelompok, terlebih tanpa mengenal mereka sebelumnya. Bayangan akan

konflik-konflik internal antar kelompok, berbedaan pendapat, perbedaan

pandangan, ditambah dengan keadaan lokasi tempat tinggal, listrik, sinyal,

air dan hal semacamnya membuat ketakutan dalam diri saya.

Tetapi ternyata tidak seperti apa yang saya bayangkan sebelumnya,

ketika sudah menjalankan kegiatan kuliah kerja nyata banyak pelajaran yang

saya dapatkan, diantaranya bersosialisasi dengan masyarakat baru yang

ramah tamah, perbedaan pendapat antar kelompok yang dapat

menimbulkan ide-ide cemerlang.

Page 188: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

164

Awal Yang Baru

Waktu terus berlalu, pertemuan-pertemuan berikutnya selalu di

adakan untuk membicarakan hal-hal yang akan di lakukan dilapangan

nantinya. Dan tibalah penentuan dosen pembimbing kuliah kerja nyata,

kelompok kami mendapatkan dosen pembimbing dari Fakultas Ekonomi

dan Bisnis yakni Ibu Nur Hidayah, pertemuan dengan dosen pembimbing

pun di lakukan dengan pembahasan mengenai lokasi dan program kegiatan

yang cocok di Desa Sibanteng Kecamatan Leuwisadeng. Pada bagian ini saya

hanya menyimak pembicaraan teman-teman tentang lokasi di sana karena

pada saat itu saya berhalangan hadir dan tidak bisa mengikuti survei

sehingga masih penyimpan tanda tanya besar dikepala saya seperti apa desa

yang akan saya tinggali sebulan nantinya.

Kemudian tiba lagi waktunya survei lokasi KKN pada kesempatan

ini alhamdulillah saya bisa mengikuti survei ini bersama sembilan orang

lainnya, survei kali ini bertujuan untuk mencari rumah yang akan kami

tempati, banyak pertimbangan yang harus dilakukan ketika kami

menempatkan posisi tinggal di Dusun Gunung Peteuy Kecamatan

Leuwisadeng karena pihak kantor desa memberikan masukan agar mencari

dusun yang lain di Kecamatan Leuwisadeng Desa Sibanteng karena Dusun

Gunung Peteuy pada saat itu sedang rawan pencurian motor. Sehingga salah

satu pihak kantor desa mencarikan alternatif rumah di dusun lainnya, akan

tetapi rumah tersebut tidak cocok untuk kami dengan banyak berbagai

alasan, akhirnya tujuan pun jatuh pada Dusun Gunung Peteuy.

Tak terasa waktu menuju KKN akan segera tiba, tinggal selama

sebulan dengan orang-orang baru, mengetahui kebiasaan aneh orang lain,

drama-drama lucu dan unik semuanya akan segera di mulai. Hingga tiba

pada waktunya kami semua tiba dan berkumpul bersama dalam satu rumah

untuk satu bulan kedepan. Satu bulan kedepan kami akan mengetahui sifat

asli dan karakter setiap anggota kelompok ABRAR yang beranggotakan 19

orang.

Inilah cerita tentang mereka dimulai, yang pertama adalah

Muhammad Abisena beliau menjabat sebagai ketua kelompok ABRAR, dan

kami biasa memanggilnya Abi, dia berasal dari fakultas yang sama dengan

saya, dia itu orangnya baik, lucu, konyol, dan cukup baik menjadi ketua, dan

yang kedua adalah gadis manis dari Bali yaitu Millatun Hanifah dia menjabat

sebagai wakil ketua kelompok, gadis bali ini memiliki public speaking yang

Page 189: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

165

bagus, tegas dalam mengambil keputusan dan penanggung jawab kegiatan

program pelatihan MC. Selanjutnya adalah bidadari surga yang bernamakan

Annisa Zikri yang mendapat tugas sebagai sekretaris, tidak banyak kata

yang dapat mendeskripsikan beliau karena sebaik-sebaiknya manusia ada

didalam dirinya, serta penanggung jawab kegiataan Pengadaan Timbangan

Bayi. Dan sekretaris kedua bernama Siti Hanifatul Aziz yang berasal dari

fakultas yang sama dengan saya tetapi walaupun satu gedung kami belum

pernah bertatap muka satu sama lain. Dia ini orangnya teramat lucu,

dikarenakan postur badan yang kecil dan gaya bicara dan suara yang seperti

anak-anak, kami biasa memanggilnya Kimi hal dikarenakan kecintaannya

dengan Korea, beliau juga penanggung jawab kegiatan program Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kemudian bendahara yang bernama Nurul

Yahya yang dari awal sudah membuat keakraban disetiap pertemuannya, dia

baik, lucu dan paling pintar membuat orang pusing dengan pertanyaan yang

mendetail. Bendahara kedua bernamakan Lia Agustina, biasa dipanggil Bu

Lia, beliau orangnya baik, sopan, tidak banyak bicara serta pandai dalam

mengatur keuangan selama sebulan disana, dia juga sebagai penanggung

jawab kegiatan Pengadaan Lemari untuk Masjid dan Wakaf al-Qu’an.

Selanjutnya ke bagian divisi humas, yang pertama adalah Jundi

Assydiq kesan pertama melihat beliau ada menakutkan, karena rambut yang

gondrong yang memberikan kesan seram dan tidak terurus, akan tetapi

kesan tersebut salah besar justru dia ini menjadi makhluk yang paling

terlucu dengan candaan-candaan yang konyol sehingga membuat anggota

kelompok ABRAR semakin erat. Selanjutnya, Hilmy Fadhly yang memiliki

postur badan besar, dan memiliki keahilan teknologi dan dokumentasi, di

kelompok kami terdapat enam laki-laki akan tetapi beliaulah yang paling

rajin. Kemudian si cantik dan imut yakni Umul Hamida yang teramat baik,

akan tetapi terkadang membuat kejenggalan dengan sikapnya unik. Dan

selanjutnya Intanzi Lestari yang memiliki sifat humble ke semua orang

sehingga mudah kita semua merasa nyaman. Beliau baik, cantik, dan lucu

serta penanggung jawab kegiatan program Seminar Sadar Hukum.

Selanjutnya kebagian divisi acara, yang pertama adalah Asrul Ummu

Darojat yang biasa dipanggil Mba Yu, beliau baik, rajin, dewasa dan

terkadung lucu serta partner terbaik di dalam kegiatan serta penanggung

jawab dalam kegiatan pelatihan kerajinan tangan. Selanjutnya Intan

Permata, beliau orangnya baik, sopan, tidak banyak bicara, rajin dan cantik.

Dan si kecil Yanti Nianti yang pandai berbahasa Inggris, dia baik, cantik,

Page 190: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

166

sedikit lucu serta terkadang menyebalkan. Yang terakhir dari divisi acara

adalah Aly Dzulfikar yang memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihan

yang pertama menjadi team hore di dalam kelompok, baik dan sedikit rajin

serta penanggung jawab dari kegiatan Seminar Pra Nikah.

Selanjutnya kebagian divisi pubdekdok, pertama adalah Danang

Koencoro, beliau baik, sedikit rajin, penanggung jawab program kegiatan

Penanaman Bibit dan Tumbuhan. Kemudian si gadis konyol dan lucu yakni

Hafina Rehana Jannah, beliau penanggung jawab program kegiatan Gebyar

Kemerdekaan, dia baik, cantik, dan pintar. Dan selanjutnya Afaf Nazrot,

beliau Insya Allah akan menjadi seorang Hafizah, dia baik, cantik, sopan, dan

rajin serta penanggung jawab kegiatan Renovasi dan Pembugaran Taman

Baca. Dan yang terakhir adalah Yasjudan Lidandy Oskandar si manusia

tetinggi di kelompok ABRAR, beliau orangnya baik, rajin, dan jahil.

Pagi itu, untuk pertama kalinya saya terbangun dari tidur dan

melihat sekeliling orang-orang baru yang tidak pernah dikenal sebelumnya,

tentu ini menjadikan kami satu sama lain canggung dan malu-malu, pada

hari pertama tinggal di sana agenda kami hanya membersihkan barang-

barang bawaan kami yang banyak, kemudian sore hari di susul dengan

kegiatan ramah tamah terhadap masyarakat Dusun Gunung Peteuy Desa

Sibanteng. Rutinitas yang dilakukan pada malam hari adalah evaluasi setiap

kegiatan baik yang akan segera dilaksanakan maupun setelah dilaksanakan,

dengan adanya evaluasi ini dapat menimbulkan kesan kekeluargaan serta

dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang terjadi di setiap program

kegiatan.

Awal yang dirasakan ketika berada di Dusun Gunung Peteuy adalah

sedih, kenapa sedih karena tidak adanya sinyal handphone dari segala kartu

yang dapat membuat kita sulit berkomunikasi dengan keluarga selama satu

bulan penuh, tentu ini menjadi hal yang amat menyebalkan karena di zaman

yang sekarang penuh dengan kecanggihan komunikasi ternyata masih ada

yang belum menggunakannya.

Namum seiring berjalanya waktu saya dan teman-teman mulai

terbiasa dengan ketidak hadiran handphone karena disibukkan dengan

kegiatan yang akan kami capai di Dusun Gunung Peteuy, serta dengan

kehadiran teman-teman satu kelompok yang membuat suasana semakin

nyaman sehingga kami bersyukur dari tidaknya adanya sinyal dapat

membuat kami semakin kekeluargaan dan membuat kami mengenal satu

sama lain.

Page 191: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

167

Perbedaan sifat dan karakter setiap individu menjadikan kelompok

ini menjadi lebih hangat, menyenangkan serta kekeluargaan yang erat, dan

penuh dengan berbagai kejadian dan cerita yang tak akan terlupakan. Satu

hal kejadian yang tidak dilupakan itu diantara suatu ketika saya bersama

Millatun Hanifah pergi membeli makan siang untuk teman-teman, jalan

menuju tempat tinggal kami memang melewati hutan dan tidak ada

penerangan ketika malam hari serta jalan yang menanjak dan berliku yang

teramat curam. Seketika selesai membeli makan siang saya dan Mila berniat

kembali ketempat KKN, suatu seketika hal tidak menyenangkan terjadi,

motor yang saya dan Mila kendarai mogok dan terpaksa harus mendorong

secara bersama hal ini dikarenakan motor yang saya gunakan kondisinya tak

sehat dan ditambah dengan jalan yang terjal.

Adapun hal lain yang tidak bisa dilupakan dan dapat saya jadikan

sebagai kenangan manis dari adanya KKN yang dapat membuat saya tertawa

geli jika mengingatnya adalah rubuhnya ranjang kasur pemilik rumah yang

kami sewakan karena di tempati oleh salah satu teman dari kelompok kami

yang berbobot lebih hehe. padahal ia baru ingin memulai menaiki kasur

dengan satu kaki dan apa yang terjadi gubrakkkk. kasur hancur lembur

berantakan dan debu bertebaran dimana-mana.

Di sisi lain kelompok KKN ABRAR 141 ini memiliki visi dan misi tujuan yang

sama yakni tercapainya semua program kegiatan secara sempurna, untuk

mecapai kesempurnaan itu dilakukan dengan kekompakan, solidaritas dan

saling membantu di dalam setiap kegiatan.

Desa yang menarik

Desa Sibanteng, tempat saya dan kedelapan belas sahabat mengabdi,

tinggal dan hidup secara berdampingan selama kurang lebih satu bulan. Desa

yang kaya akan hamparan sawah, pegunungan yang indah dan pohon-pohon

yang menyejukkan serta pemandang alam yang indah setiap pagi yang tak

ingin lepas dari pandangan mata. Masyarakat yang religius, di kelilingi

pesantren-pesantren yang menambah kesan agamis, serta berbudi pekerti

yang baik. Sebagian besar masyarakat Desa Sibanteng adalah petani dan

peternak, kegiatan rutinitas masyarakat dari pagi hingga sore hanya ke

sawah dan mengurus ternak.

Tanah Desa Sibanteng sangatlah subur terbukti dengan mayoritas

masyarakat berprofesi sebagai petani, terdapat beberapa jenis tanaman yang

Page 192: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

168

di tanam petani diantaranya, padi, kacang panjang, durian, cengkeh, mangga,

pisang, kelapa dan masih banyak lainnya. Sebagian besar hasil tanaman di

konsumsi sendiri dan sebagian lagi dijual ke seluruh pasar Kabupaten Bogor.

Lingkungan sekitar yang asri dan masyarakat yang ramah menambah

kesan tersendiri untuk saya, di tambah lagi dengan semangat yang tertanam

pada masyarakat Desa Sibanteng dalam bertani, menuntut Ilmu Pendidikan

dan Agama Islam yang membuat saya semakin bersemangat menjalani kuliah

kerja nyata ini. Sejak kedatangan pertama kami di desa ini, kami di sambut

dengan baik oleh warga Dusun Gunung Peteuy yang terdiri dari ibu-ibu dan

terlebih lagi anak-anak yang bertingkah lucu dan menggemaskan. Setiap

pagi dan sore rumah kami selalu ramai dikunjungi oleh anak-anak Dusun

Gunung Peteuy yang ingin berkenalan dan bermain bersama kami, kemudian

kami menyelipkan sedikit pembelajaran kepada adik-adik yang datang ke

tempat tinggal kami dengan memberikan buku bacaan yang bermanfaat bagi

yang membaca.

Anak-anak di Dusun Gunung Peteuy Desa Sibanteng telah di ajarkan

pendidikan agama Islam sejak usia dini, terbukti setiap sore hingga malam

mereka mengaji di rumah Mamang Husni selaku guru mengaji, suatu ketika

kami KKN ABRAR 141 berkesempatan hadir di dalam pengajian dan melihat

langsung proses pembelajaran mengaji, rasa takjub dan kagum kami berikan

kepada anak-anak karena di usia sekitar 6-8 tahun sudah fasih membaca

kitab suci al-Qur’an. Semangat dan kegigihan mereka dalam mengaji

membuat kami semakin ingin berlama-lama dan merasa nyaman berada di

Dusun Gunung Peteuy Desa Sibanteng ini.

Selain itu, terselip kisah yang menginsiprasi saya yaitu, guru mengaji

yang bernama Mamang Husni yang dengan ikhlas mengajarkan mengaji anak-

anak tanpa meminta bayaran atau imblan sedikit pun. Secara melihat kasat

mata keluarga mereka hidup sederhana dan tentu membutuhkan biaya,

tetapi dengan kesederhanaan itu mereka melakukan sebuah kebaikan yang

mulia.

Saya menyandari KKN bukan hanya pengabdian kepada masyarakat

atau bukan hanya sekedar tugas dan kewajiban dari kampus tetapi kuliah

kerja nyata ini memberikan arti hidup yang sesungguhnya, banyak pelajaran

yang bisa saya ambil dari desa ini diantaranya ketika kita ingin

menginginkan sesuatu maka harus bekerja keras untuk memperoleh apa

yang kita inginkan tersebut.

Page 193: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

169

Sepenggal Harapan untuk Sibanteng

Kedatangan mahasiswa KKN hanya sebagian kecil momentum untuk

memulai sedikit perubahan, masih banyak hal yang harus dibangun dan di

perbaiki untuk kedepannya, adapun hal infrastruktur yang harus dibangun

adalah lampu penerangan jalan menuju Dusun Gunung Petuey yang masih

belum muncul kehadirannya, padahal penerangan adalah bagian terpenting

di dalam kehidupan sehari-hari. Adapun hal lain yang harus diperbaiki

adalah jaringan sinyal handphone yang sangat minim dan lemah, hal ini di

sebabkan Dusun Gunung Peteuy berada di titik paling tertinggi dan tidak

adanya satelit jaringan. Padahal pada saat ini internet sangat dibutuhkan

oleh masyarakat terutama masyarakat desa agar mendapatkan wawasan

yang luas dan sebagai bahan pembelajaran. Hal-hal seperti ini seharusnya

mendapatkan perhatian lebih utama oleh aparatur pemerintah atau desa

maupun kelompok-kelompok KKN mahasiswa berikutnya.

Dari segi Pendidikan masih belum memadai, masih banyak anak-

anak yang belum bisa membaca, menulis serta menghitung, mungkin hal

dikarenakan kurang banyaknya tenaga pendidik sehingga pembelajaran

yang berlangsung tidak merata. Tentu kejadian ini tidak bisa didiami

berlama-lama karena akan menghambat proses pembelajaran. Peran orang

tua dalam hal ini sangatlah penting dalam membantu pembelajaran di rumah

karena keluarga merupakan wadah pertama yang anak-anak temui. Kami

berharap orang tua dapat menumbuhkan pentingnya arti membaca dalam

kehidupan, membaca memiliki sejuta manfaat yang dirasakan di kemudian

hari, dan kami juga mengharapkan orang tua mampu mendorong dan

memotivasi anak-anak untuk membaca buku-buku yang telah di sediakan

oleh kelompok KKN ABRAR 141.

Dari segi keagamaan, mayoritas agama masyarakat Dusun Gunung

Peteuy adalah Islam, dengan lingkungan di kelilingi pesantren-pesantren

salafi sehingga membuat pemuda-pemuda, anak-anak memiliki perilaku

yang baik dan sopan. Harapan kami Dusun Gunung Peteuy tetap

mempertahankan citra masyarakat yang religius sehingga dapat menjadi

panutan atau role model bagi desa-desa yang lainnya dalam kebersamaan

mewujudkan desa yang makmur dan sejahtera. Dan kami juga berharap,

nuansa kekeluargaan yang terbalut dalam budaya gotong-royong akan terus

tetap terjaga dan tetap lestari.

Page 194: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

170

Harapan kami kelompok KKN ABRAR 141 hanyalah sederhana,

untuk anak-anak Dusun Gunung Peteuy harus tetap rajin belajar untuk

menggapai semua cita-cita yang di inginkan, walaupun hanya tinggal di

pedesaan yang menurut mereka sangat kecil harapan untuk bisa

mewujudkan impian tapi janganlah patah semangat terus berusaha karena

dari berusaha akan ada hasil yang diperoleh. Kemudian kepada seluruh

warga Dusun Gunung Peteuy Desa Sibanteng kami berharap agar terus

menjaga tali silaturahmi dan dapat menjaga beberapa program fisik yang

kami tinggalkan dan dapat digunakan sebaik mungkin.

Page 195: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

171

G

Setitik Cahaya di Barat Sibanteng

Hafina Rehana Jannah

Garis Pertama Waktu

Pada saat pertama kuliah saya mendapatkan buku pedoman UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta bagi mahasiswa baru. Disana terdapat bab-bab

tentang mata kuliah yang akan diajarkan dari semester 1 sampai menjadi

sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada saat saya melihat semester 6

tepat pada bulan Agustus terdapat mata kuliah yang bernama KKN. KKN

itu merupakan kepanjangan dari Kuliah Kerja Nyata dimana dalam arti luas

yaitu mengabdi di masyarakat untuk mengimplementasikan ilmu-ilmu yang

telah diajarkan pada saat di bangku kuliah. Makna kata dari mengabdi di

masyarakat membuat saya menjadi ketar-ketir karena saya diharuskan turun

ke masyarakat dan menyalurkan ilmu-ilmu yang telah saya pelajari selama

perkuliahan saya yang mana masyarakat pasti sudah lebih paham bagaimana

tantangan-tantangan yang ada di lapangan, sedangkan saya sebagai anak

kuliah masih kurang memahami tantangan-tantangan tersebut dan hanya

teori yang saya ketahui.

Seiring berjalannya waktu, sampailah saya pada semester 6 dimana

itu adalah semester yang diawali dengan kegiatan KKN bukan diawali

namun lebih tepatnya dilakukan pada waktu libur semester 6 yaitu antara

bulan Juli dan Agustus. Awalnya saya takut akan kata KKN karena kita

diharuskan tinggal selama sebulan di desa orang lain, hidup bersama selama

satu bulan dengan orang yang belum pernah kita temui dan kenal, dan

mengimplementasikan ilmu-ilmu yang telah dipelajari selama masa

perkuliahan. Kata KKN selalu terbayang-bayang dikepala, saya terus

terbayangi bagaimana saya hidup disana rasa takut, khawatir, deg-degan

selalu muncul setiap mendengar kata KKN ditambah dengan cerita-cerita

diluar sana tentang KKN. Banyak cerita yang bertebaran diluar tentang KKN

seperti KKN itu seru, KKN itu asik, KKN itu ribet, KKN itu susah sinyal dan

sebagainya.

Waktu pendaftaran KKN pun tiba saya bersama teman-teman saya

mendaftar secara bersamaan melalui AIS UIN masing-masing. Setelah

mendaftar saya menunggu pengumuman siapa saja yang berkelompok

dengan saya. Pembagian kelompok KKN pada tahun 2018 dilakukan secara

Page 196: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

172

acak oleh PPM UIN Jakarta jadi, tidak bisa bebas memilih kelompok.

Dahulu, pembagian kelompok KKN di UIN Jakarta bermacam-macam

seperti bebas memilih kelompok didalam satu kelas, bebas memilih

kelompok melalui twitter, memilih kelompok per jurusan, dan sebagainya.

Sesungguhnya pembagian kelompok dengan sistem acak seperti ini menurut

saya sangat adil yang mana kita diharuskan beradaptasi dengan orang baru

agar hidup selama satu bulan kedepan nyaman dan bahagia. Setelah

menunggu hampir 2 minggu pengumuman pun diumumkan dan nama saya

tercatat di kelompok 141 yang terletak di Desa Sibanteng, Kecamatan

Leuwisadeng. Saya melihat-lihat nama yang tercantum didalam kelompok

141 dan akhirnya saya bertemu dengan teman yang satu Jurusan Agribisnis

dengan saya. Saya senang ternyata saya bersama dengan anak-anak Jurusan

Agribisnis lain yang mana Agribisnis pada saat kegiatan KKN tahun 2018

terdapat 2 orang didalam satu kelompok.

Tak lama setelah pembagian kelompok, teman-teman saya sudah

mulai masuk kedalam grup WhatsApp kelompok KKN nya masing-masing

namun saya belum menemukan teman kelompok KKN saya. Saya sediki

cemas dan panik, kemudian tiba-tiba dering handphone saya berbunyi

terdapat permintaan pertemanan dari Instagram yang mana ia merupakan

teman kelompok saya. Setelah memastikan dengan bertukar pesan ternyata

teman satu kelompok saya kemudian saya diundang kedalam grup WhatsApp

kelompok KKN 141. Kelompok KKN 141 terdiri dari 19 orang terdiri dari 13

Perempuan dan 6 laki-laki. Setelah semua anggota kelompok masuk kedalam

grup kami membahas banyak hal seperti pengumpulan berkas-berkas

persyaratan KKN, dan melakukan pertemuan pertama.

Pertemuan pertama kelompok KKN 141 dilakukan di Landmark UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu pada pukul 16.00 sampai dengan selesai

dengan agenda pemilihan struktur kelompok, dan menetapkan tanggal

untuk melakukan survei kedua. Namun saya dan teman saya yang satu

jurusan tidak dapat datang tepat waktu dikarenakan hari terakhir

pengumpulan Proposal PKL. Setelah selesai mengurus proposal PKL saya

lansung menuju ke Landmark UIN Jakarta, sesampainya disana saya kaget

sekaligus bingung karena banyak sekali kelompok KKN yang sedang

berkumpul. Akhirnya, saya menemukan kelompok 141 pada perkumpulan

perdana ini kami rapat tentang struktur kelompok dan ketika saya datang

ketua, wakil ketua, sekretaris dan bendahara sudah dipilih dan saya dikasih

pilihan ingin divisi acara atau dekdok, saya pun memilih divisi dekdok. Pada

Page 197: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

173

pertemuan pertama ini tidak semua hadir dikarenakan masih ada mata

kuliah namun sudah sebagian hadir, kami pun mengabadikan momen

pertama kalinya.

Setelah pertemuan pertama, PPM mengadakan pembekalan untuk

semua kelompok KKN untuk mengetahui dan menyiapkan apa saja yang

dibutuhkan pada saat KKN dan apa saja yang harus dilakukan pada saat

KKN. Pembekalan di bagi menjadi 2 sesi yaitu sesi pagi dan sesi siang dimana

sesi pagi dari pukul 08.00 - 12.00 WIB sedangkan sesi siang dari pukul 13.00

- 16.30 WIB. Setiap sesi dibagi per 25 kelompok. Alhasil, kelompok KKN 141

mendapatkan sesi di siang hari pada hari Kamis. Sehabis pembekalan kita

janjian bertemu untuk mengumpulkan berkas-berkas yang wajib

dikumpulkan oleh PPM seperti surat cek kesahatan, surat ketersediaan

mengikuti KKN dan membicarakan untuk melakukan survei pertama.

Pertemuan demi pertemuan terjadi untuk membahas kematangan

kegiatan KKN. Diawali dengan membentuk nama kelompok dimana

terdapat 3 calon nama yang pada akhirnya terpilih nama kelompok KKN 141

yaitu Abrar yang memiliki arti orang-orang yang melakukan kebajikan

diharapkan kami Kelompok KKN ABRAR 141 menyebarkan kebajikan di

Dusun Gn. Peteuy. Selanjutnya menentukan sekiranya kegiatan apa saja

yang akan dilaksanakan pada saat melaksanakan KKN, membuat proposal

KKN, dan merencanakan pada hari apa untuk melakukan survei pertama

kali ke Desa Sibanteng.

Pada survei pertama saya tidak dapat turut serta karena ada acara

yang tidak dapat ditinggalkan. Hasil pada survei pertama yaitu sudah

berbicara dengan pihak desa terkait akan didakannya kegiatan KKN di Desa

Sibanteng ini. Selanjutnya survei kedua, pada survei kedua ini saya dapat

mengikutinya. Kita mendapatkan hasil bahwa kita ditempatkan di Dusun

Gn. Peteuy. Oleh karena itu, kita diajak berkeliling-keliling daerah Dusun

Gn. Peteuy oleh Bpk. Aziz Staf dari Desa Sibanteng dan bertemu dengan para

RT dan RW dusun tersebut. Survei selanjutnya, untuk melihat tempat

tinggal yang akan ditempati, dan melihat tempat-tempat untuk dijadikan

tempat acara kegiatan KKN ABRAR 141. Dan survei terakhir yaitu fiksasi

tempat tinggal, dan melakukan pengizinan ke Kecamatan Leuwisadeng.

Dan hari pelepasan KKN pun tiba yang diwakilkan oleh 5 orang dari

kelompok KKN 141 dan esok harinya pemberangkatan KKN pun dimulai.

KKN ABRAR 141 memilih berangkat pada hari pertama setelah pelepasan.

Kami berangkat menggunakan 5 mobil dan 5 motor dimana 2 mobil untuk

Page 198: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

174

barang-barang dan 3 mobil lainnya untuk mengangkut semua perempuan

kelompok ABRAR dan para laki-laki menggunakan motor untuk akomodasi

di desa.

Sesampainya di tempat tinggal KKN, saya dan teman-teman saya

langsung membereskan barang-barang. Rumah yang kami tempati memiliki

3 kamar dimana dibagi menjadi 2 kamar untuk perempuan dan 1 kamar

untuk laki-laki. Namun laki-laki KKN ABRAR 141 tidak ingin tidur dikamar

melainkan di depan ruang tamu. Alhasil, kamar tersebut kami jadikan

tempat untuk menaruh barang-barang persiapan acara kegiatan.

Pada awalnya alasan saya mengikuti KKN karena itu adalah mata

kuliah wajib yang harus diikuti agar dapat lulus tepat waktu dan sertifikat

KKN dapat digunakan sebagai salah satu bukti untuk dapat mendaftar

sidang. Dikarenakan banyak cerita-cerita yang kurang mengenakan akan

KKN dimana pada saat laporan teman-temannya menghilang, tidak ada

sinyal, akses menuju kedesanya susah, dan air yang tidak ada karena sedang

musim kemarau hal itu yang membuat saya merasakan tidak ingin mengikuti

kegiatan KKN ini. Namun ternyata setelah mengikutinya, merasakannya

sendiri, KKN itu sangat sangat menyenangkan, asik, tidak seperti cerita-

cerita yang beredar. KKN itu lebih dari kata asik, KKN itu menyenangkan,

KKN itu memberikan pengalaman yang tidak bisa dilupakan yang akan

selalu dikenang sampai anak cucu nantinya. Cerita-cerita dari KKN tidak

akan lekang oleh waktu, tidak akan hilang dan selalu akan tertawa dan

bahagia bila mengingatnya kembali, dan bercerita kembali.

Sebulan untuk Selamanya

Hidup jauh dari keluarga dan orang-orang terdekat itu bukanlah hal

yang mudah bagi sebagian orang termasuk saya. Saya tidak pernah pergi jauh

dari keluarga untuk waktu yang cukup dibilang lama yaitu sebulan.

Mungkin sebagian teman di kelompok saya sudah terbiasa untuk tinggal

jauh dengan keluarga dikarenakan kuliah sudah nge-Kos. Jujur, saya selalu

merasakan homesick jika berpergian jauh tanpa keluarga maupun teman dekat

saya. Apalagi saya sesungguhnya orang yang jika bertemu orang-orang baru

masih malu-malu dan sulit untuk mendekati orang baru. Namun, berbeda di

kelompok ini dapat dikatakan bahwa saya sangat bersyukur dapat

dipertemukan dengan teman-teman dikelompok ABRAR ini. Teman teman

yang sangat mudah bergaul, tidak memandang dia itu siapa atau siapa itu

Page 199: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

175

dia, teman-teman yang selalu peduli, teman-teman yang apa adanya, teman-

teman yang dewasa, teman-teman yang humoris, teman-teman yang saling

membantu, dan teman-teman yang baiknya sudah tidak dapat dikatakan

lagi. Alhamdulillah, semua teman-teman di KKN ABRAR 141 ini memiliki sifat

yang tipe nya hampir sama dengan saya sehingga kita semua sangat mudah

dekat. Pembagian kamar untuk perempuan pun dimulai, saya mendapat

kamar di paling depan atau jika pada kelompok ini disebutnya “kamar 101”,

saya sangat bersyukur mendapat teman sekamar yang sangat membantu,

peduli, dan asik. Dan satu lagi kamar perempuan kami sering sebut sebagai

Las Vegas karena banyak segala jenis makanan yang tersimpan didalamnya.

Sebelum berlanjut kecerita selanjutnya, ijinkan saya untuk

menceritakan bagaimana sifat-sifat yang dimiliki oleh teman-teman saya di

kelompok KKN ABRAR 141 ini yang membuat saya sangat besyukur berada

di kelompok ini. Pertama diawali dengan ketua dari kelompok ABRAR yaitu

Muhammad Abiseina dari Fakultas Tabiyah Jurusan Pendidikan

Matematika, dia adalah teman satu piket saya sebenarnya Abi itu orangnya

rajin tapi harus di beri tahu untuk mengerjakan ini dan itu. Awalnya saya

sempat kaget karena pemilihan ketua kelompok Abi sendiri yang menunjuk

tangan untuk bersedia sebagai ketua kelompok. Bagaimana tidak, sudah

dijelaskan bahwa menjadi ketua kelompok merupakan amanat yang sangat

besar dan cukup sulit namun ditunjukkan oleh Abi bahwa dia mampu untuk

melakukannya walaupun dia harus terbagi dengan kegiatan organisasi

kampus. Namun, Abi itu orangnya sangat asik, kocak, dan memberikan solusi

saat sudah tidak ada jalan diantara kita.

Selanjutnya wakil ketua ABRAR yaitu Millatun Hanifah atau sering

disebut dengan “Ipeh” dari Fakultas Komunikasi dan Ilmu Dakwah Jurusan

Komisi Penyiaran Islam sang MC kelompok KKN 141 Abrar. Ipeh orangnya

sangat asik, lucu, dapat mengubah suasana tegang menjadi biasa, tegas,

dapat membedakan kapan waktunya bercanda dan tidak, sangat dapat

mengambil keputusan, anak yang ceria sekali, namun aneh karena kebiasaan

tidurnya yang selalu memegang telinga orang lain baru bisa tertidur dengan

nyenyak dan yang paling dikangenin dari Ipeh yaitu orangnya kalau sudah

sayang dengan seseorang dia akan selalu sayang dan perhatian terhadap

orang tersebut. Ipeh merupakan salah satu teman yang sangat dekat dengan

saya. Ipeh terima kasih sudah mau berteman dengan saya, dan ayo kita

bersama-bersama saling mengingatkan akan kebaikan dan selalu ingat

kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Page 200: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

176

Selanjutnya Annisa Zikri dari Fakultas Saintek Jurusan Fisika atau

yang lebih sering saya sebut dengan kata “Oenni” yang mana didalam bahasa

Korea berartikan kakak. Ya, Zikri itu sudah sebagai kakak bagi saya, Zikri

itu yang memberikan saya motivasi untuk menjadi lebih baik, untuk selalu

sabar, untuk selalu terjadwal kesehariannya, untuk selalu mengingat Allah

Subhanahu wa Ta'ala, pokoknya Oenni yang membantu saya untuk menjadi orang

yang lebih baik. Saya selalu bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala

dipertemukan dengan Oenni. Terima kasih Oenni akan motivasinya, akan

kesabarannya membantu saya untuk menjadi lebih baik.

Selanjutnya Sekretaris kedua kelompok KKN ABRAR 141 yaitu Siti

Hanifatul Aziz atau lebih sering dipanggil dengan sebutan “Kimmie” yang

dikarenakan kesukaannya dengan idol Korea yaitu Kim Taehyung, yang

mana saya juga seorang yang suka dengan Korea dan ternyata kegemaran

kita sama yaitu sama-sama suka Kim Taehyung. Kimmie orangnya lucu,

sangat rajin, sangat baik, sangat ramah. Kimmie itu sebagai satu-satunya

translator bahasa dikelompok kita karena dia merupakan orang Sunda. Oh ya

kimmie jangan lupa yaa untuk nonton konser bareng hahaha.

Bendahara 1 dari kelompok KKN ABRAR 141 yaitu Nurul Yahya, atau

yang sering dipanggil oleh kelompok kami yaitu “Ceuceu” dikarenakan dia

selalu memanggil seseorang baik perempuan maupun laki-laki dengan

akhiran “Ceu”. Ceuceu Nurul gak tau lagi harus bilang apa, orang nya sangat

baik, sangat peduli sama yang lain, sangat perhatian apalagi untuk urusan

keuangan jangan ditanya dia ahlinya mengatur keuangan. Tidak bisa

dikatakan lagi saya dan nurul sangat dekat karena kemana-mana saya selalu

berdua sama Nurul, dari mandi, mencuci baju, makan, bahkan sampai ronda

pun walaupun jadwalnya berbeda tetapi tetap selalu menemani satu sama

lain. Terima kasih untuk Nurul yang bersedia main sama saya, menerima

kekurangan saya, dan Rul mari kita bersama-sama memperbaiki diri menjadi

lebih baik agar mendapatkan jodoh yang baik juga Aamiin hehe.

Selanjutnya bendahara 2 dari kelompok ABRAR yaitu Lia Agustina

dari Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Kimia atau yang sering dipanggil

“Bulek”, atau “Bu Lia” tapi saya lebih suka memanggilnya dengan sebutan

“Mama Lia”. Mama Lia itu orangnya sangat rajin, baik, orangnya sangat tepat

waktu, lucu, dan kalau tertawa ketawanya mengajak orang lain ingin

tertawa juga karena ketawanya lucu.

Page 201: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

177

Selanjutnya Intan Permata Harum dari Fakultas Adab dan

Humaniora jurusan Sastra Inggris atau yang lebih sering dipanggil dengan

sebutan “Ka Intan” dia itu orang sangat baik, sangat peduli ama teman-

temannya dan sangat asik. Mungkin bagi sebagian orang intan pendiam

namun jika sudah kenal intan bukan pendiam. Intan itu cerewet, lucu, asik

kalau berbicara dengan dia apalagi kalau sudah menceritakan adik-adiknya

yang masih kecil-kecil terlihat sekali sifat penyanyangnya.

Selanjutnya Afaf Nazrat Uyun atau lebih sering dipanggil dengan

sebutan “Mba Afaf” yang berasal dari Fakultas Dirasat Islamiyah. Mba Afaf itu

orangnya sangat baik, sangat perhatian, sangat sabar, tegas, asik dan tegar

bagaimana tidak tegar, disaat yang lain hanya melakukan satu tugas yaitu

KKN Mba Afaf harus melakukan tugas akhir dari pondoknya yang mana

mengetahui tugasnya saja membuat saya dan teman saya yang lainnya

mengeleng-gelengkan kepala. Hal yang harus diketahui dari Mba Afaf yaitu

suara saat dia membaca al-Qur’an dan menceritakan tentang agama Islam

lebih luas, dan tentang sahabat-sahabat Nabi sangat enak didengar dan

membuat kita betah mendengarkannya.

Selanjutnya dari anggota terakhir kamar “101” yaitu Asrul Darojat

atau yang disebut dengan sebutan “Mbak Yu”. Mbak Yu orangnya sangat baik,

selalu mengingatkan kami untuk shalat Subuh, selalu sabar, asik, lucu apalagi

kalau sedang menonton drama Korea suka geregetan sendiri sama ceritanya

dan ditambah masakannya sangat enak apalagi saat membuat sayur semur

telur itu sangat nikmat ditambah sambal buatannya.

Mari beralih kekamar perempuan selanjutnya yaitu kamar “Las

Vegas”. Diawali dengan Diana Saadah yang lebih sering disebut dengan Didi.

Didi itu orangnya supel, lucu, kocak, perhatian sekali, tidak memilih-milih

teman, apa adanya dan peduli banget dengan yang lainnya. Didi itu sudah

saya anggap sebagai mama saya dikelompok ini bagaimana tidak dengan sifat

perhatianya, sifat pedulinya, sifat mendengarkan orang lainnya itu membuat

saya nyaman berada disampingnya. Didi terimakasih atas semua yang telah Didi

beritahu selama di Gn. Peteuy sehat selalu Didi, dan bahagia selalu ya keluarga kecilnya

semoga segera dipercepat untuk kehadiran malaikat kecilnya.

Selanjutnya Umul Hamida atau yang sering disebut dengan Amy.

Amy anggota paling cantik di kelompok KKN ABRAR 141. Amy itu orangnya

baik banget, polos banget, perhatian banget sama orang lain tapi terkadang

masih kekanak-kanakan tapi Amy orangnya sabar banget mau mengajari

Page 202: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

178

nari anak – anak di Gn. Peteuy untuk tampil diacara Gebyar Kemerdekaan

dalam waktu kurang dari seminggu.

Selanjutnya Intanzi Lestari atau sering disebut dengan Ira dari

Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Ilmu Hukum. Ira itu memang jika

belum kenal pasti akan gak suka sama dia. Dari gaya bicaranya yang apa

adanya, dari muka juteknya dia namun percaya kalau sudah kenal pasti

pandangan pertama tentang Ira hilang. Ira itu aslinya orangnya baik banget,

asik, supel, dan kocak.

Selanjutnya adik dari kelompok KKN ABRAR 141 yaitu Yanti Nianti

dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Hubungan Internasional yang

lebih sering dipanggil dengan sebutan “Yans”. Yanti orangnya baik banget,

kocak, kalau bicara selalu diiringi dengan tawaan, kalau bicara keluar dah

Betawi-nya, kenapa disebut adik dari kelompok ABRAR 141 dikarenakan

selalu membawa tempat minum anak kecil dan bertubuh mungil.

Selanjutnya yaitu anak laki-laki dikelompok KKN ABRAR 141

dimulai dari Jundi Assyidiq atau yang lebih sering dipanggil dengan

panggilan Bang Jundy. Kenapa dipanggil Bang Jundy? Ya, karena dia senior

diantara kita semua. Bang Jundy itu orangnya kocak, yang membuat suasana

dirumah rame, awalnya saya dan teman saya takut dengan dia karena

rambutnya yang gondrong namun ternyata setelah mengenal dan dia

memotong rambut dia orangnya baik, dan kocak.

Selanjutnya Yasjudan Lisnandy Oskandar yang lebih sering saya

panggil dengan sebutan Jundan karena ia dan Bang Jundi namanya hampir

sama dan saya sering tertukar akhirnya saya memanggil Jundan. Jundan

orangnya asik, baik dan bisa diandalkan untuk urusan imam shalat di rumah.

Selanjutnya Aly Dzulfiqar atau yang sering dipanggil dengan

sebutan Aly. Aly orangnya baik, asik, dan selalu berkata “iya” jika ada yang

meminta pertolongan namun sedikit malas gerak (mager) tapi jika sudah

diberi tugas dia akan bertanggung jawab dengan tugasnya.

Selanjutnya Hilmy Fadhly yang sering dipanggil dengan Hilmy atau

bos. Kenapa dipanggil “Bos” karena Hilmy adalah satu-satunya donatur

untuk kelompok KKN ABRAR 141 dimana ia memberikan Indomie sebanyak

2 dus ya walaupun sebenernya itu juga untuk kepentingan pribadinya dia

tapi anak-anak lain boleh kok untuk memasak Indomie tersebut kemudian

pada akhir acara dia menyumbang untuk kegiatan liwetan bersama anak-anak

pengajian. Hilmy itu jago sekali dengan design, design apapun dia bisa.

Page 203: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

179

Terakhir yaitu Danang Koencoro yang merupakan temen

sepenjurusan saya yaitu Agribisnis. Danang itu orangnya sebenernya sangat

baik kepada semua orang tanpa memandang dia itu laki-laki atau perempuan

oleh karena itu terkadang perempuan ada yang terbawa suasana hahaha.

Danang itu orangnya betanggung jawab dengan apa yang sudah

diamanatkan kepadanya tapi dia juga terkadang suka jaim (jaga image).

Namun, karena jaimnya itu terkadang dia berlaku seperti orang ongod (bodoh)

yang membuat image dia jatuh haha.

Hidup bersama orang baru dengan waktu yang cukup lama itu sangat

tidak mudah apalagi ditambah dengan kondisi di daerah tempat tinggal saya

tidak ada yang namanya sinyal. Semua jenis provider selalu no service tetapi

jika keluar dari pintu salah satu provider masih terkadang dapat sinyal. Kami

jika ingin mendapat sinyal harus turun ke pom bensin dahulu atau pun naik

ke bukit didekat tempat tinggal kami. Namun saya merasa bersyukur atas

minimnya sinyal di kelompok KKN saya, itu berarti saya dan teman-teman

saya diharuskan untuk saling mengenal agar menambah keakraban

ditambah dengan sifat – sifat yang dimiliki oleh teman-teman saya yang

mana sangat mempermudah kebersamaan. Alhasil setelah melakukan

kegiatan program kerja setiap malam kami selalu makan bersama sehabis

shalat Maghrib dilanjutkan dengan kegitan membantu mengajar di pengajian

dekat tempat tinggal kami. Saya dan teman-teman saya selalu melakukan

briefing dan evaluasi terkait apa yang dibutuhkan untuk esok hari dan

bagaimana hasil dari program yang telah terjadi. Oh ya, saya dan teman-

teman saya selalu menyempatkan untuk makan selalu bersama-sama dalam

satu waktu. Setelah briefing dan evaluasi saya dan teman saya selalu bermain

sebelum tidur biasanya bermain UNO kartu ataupun UNO Stacko, selalu

bercerita tentang jurusan masing-masing, bernyanyi diringi dengan Abi

ataupun Milla dengan gitarnya dan pada akhirnya kita menjadi dekat. Oh ya,

bercerita tentang makan, dikelompok ABRAR yang bisa bahkan handal

dalam masak itu ada dua yaitu Diana dan Asrul. Setiap minggu ketua masak

dibagi misalnya seminggu Diana, seminggu Asrul sampai bulan Agustus

selesai. Jadi, anggota yang lain dibagi jadwal piket dan hanya membantu

dalam memasak. Untuk urusan masakan tenang rasanya sangat enak tidak

kalah dengan masakan rumah.

Page 204: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

180

Pelangi di Gunung Peteuy

Pada saat saya dan teman saya survei kedua kalinya, salah satu staf

desa Pak Aziz mengatakan bahwa Bapak Kepala Desa menginginkan kami

melakukan KKN di Dusun Gunung Peteuy. Pertama kali saya mendengar

Dusun Gunung Peteuy saya berfikir bahwa dusun tersebut banyak terdapat

pete namun ternyata setelah saya keliling tidak terdapat pohon pete. Kami

diantar oleh Pak Aziz untuk melihat Dusun Gn. Peteuy dan kami langsung

dipertemukan oleh Ketua RT 02 RW 07 yaitu Bapak Ujang dan kami

meminta tolong untuk membantu mencarikan rumah untuk kami tinggali

selama 1 bulan. Bapak Ujang mengatakan bahwa terdapat rumah saudara

yang tinggal di Jakarta jadi dapat ditempati oleh kami. Namun, setelah kami

melihat-lihat kuncinya ternyata tidak ada dibawa oleh saudaranya di Jakarta

alhasil kami hanya melihat luarnya belum kedalamnya. Kami pun diantar

oleh Bapak Aziz kerumah yang tahun kemarin ditempati oleh anak KKN

namun sama tidak ada sang pemilik rumah alhasil kami hanya melihat dari

luarnya saja. Kemudian pada survei selanjutnya barulah fiksasi tempat

tinggal dikarenakan rumah yang ditempatkan pada kelompok KKN tahun

lalu tidak berisi barang-barang dan jauh dari tempat yang ingin dijadikan

sebagai acara kegiatan alhasil kita memilih untuk menempati rumah di

Gunung Peteuy yang dekat dengang lokasi kegiatan acara, dan rumahnya

sudah memiliki barang-barang sehingga kami tidak harus membawa barang-

barang seperti kompor, wajan, dan sebagainya. Pertama setelah memasuki

Dusun Gunung Peteuy saya kaget karena banyak anjing berkeliaran secara

bebas saya sempat berfikir apakah mayoritas agama masyarakat disini

adalah Nasrani namun setelah saya bertanya kepada Bapak RT yaitu pak

Ujang beliau mengatakan bahwa anjing-anjing disini dibiarkan bebas karena

untuk menjaga kampung disini terhadap orang-orang yang ingin berbuat

jahat dan untuk menjaga tanaman-tanaman dari serangan babi hutan.

Saya sangat senang dan bersyukur ditempatkan di Dusun Gunung

Peteuy karena pemandangan untuk menuju ke dusun tersebut harus naik

bukit dan melewati jurang-jurang namun, memiliki pemandangan yang

sangat indah, sejuk, asri bahkan jika malam hari seperti melihat Bukit

Bintang Bandung. Dusun Gunung Peteuy warga-warganya sangat ramah

kepada kelompok kami kekurangan yang dimiliki pada Gunung Peteuy yaitu

tidak adanya sinyal. Dusun Gn. Peteuy dapat dikatakan dusun santri dimana

terdapat pondok pesantren GPSS (Gerakan Perkumpulan Santri Salafi),

Page 205: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

181

semua anak-anak di dusun tersebut menghabiskan keseharian mereka

dengan belajar dan mengaji. Saya sangat kaget dan terharu melihat

keseharian anak-anak tersebut setiap pagi pada pukul 07.30 WIB mereka

sekolah umum sampai pukul 12.00 WIB, kemudian dilanjutkan dengan

sekolah agama pada pukul 13.00 sampai dengan 16.00 WIB, kemudian pukul

16.00 WIB sampai waktu menjelang maghrib itu adalah waktu bebas mereka

untuk bermain kemudian terakhir dilanjutkan dengan mengaji dari pukul

18.00 WIB sampai dengan 19.30 WIB setelah itu mereka pulang ke rumah

dan tidur. Pada malam hari tidak ada anak-anak yang bermain setelah

mengaji mereka lansung pulang dan itu membuat saya terkagum-kagum.

Anak-anak di Gunung Peteuy pada saat saya dan teman saya telah

tinggal selama 2 hari mereka sehabis sekolah agama ketempat tinggal kami.

Mereka mengajak kami bermain alhasil kami pun mulai bermain bersama

dan sudah menjadi rutinitas kalau saya, teman-teman saya, dan anak – anak

bermain bersama dari ba’da Ashar sampai mendekati adzan Maghrib. Mereka

bermain di dalam rumah kami dengan belajar bersama, membaca buku yang

kami bawa, dan bernyanyi bersama. Anak-anak di Gunung Peteuy selalu

mengajak saya dan teman saya ketempat wisata yang dimiliki Dusun

Gunung Peteuy yaitu Wagupet (Wisata Alam Gunung Peteuy) yang mana

terdapat rumah pohon seperti terletak di Pabangbon, Bogor. Ternyata di

Wagupet terdapat sinyal. Alhasil, saya dan teman- teman saya setiap pagi

selalu kesana untuk sekedar mencari sinyal untuk menghubungi keluarga

masing-masing. Setelah Wagupet anak-anak di Gunung Peteuy juga

mengajak saya dan teman saya Nurul ke tempat seperti Wagupet namun

lebih banyak wahananya dan bisa dijadikan tempat untuk camping yaitu

Waguruh (Wisata Alam Gunung Sereuh) sebenernya Waguruh itu bukan

daerah Desa Sibanteng namun daerah Desa Sadeng. Pada hari minggu pagi

saya, Hani dan Nurul berangkat bersama anak-anak namun teman saya satu

lagi ingin ikut yaitu Diana. Kita berangkat dengan jalan kaki yang

membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk sampai ke Waguruh tidak ada

tampak kelelahan dimuka anak-anak namun tampak kelelahan di muka

saya, Nurul, Hani dan Diana hahaha. Setelah sampai di Waguruh saya

terpesona oleh keindahan ciptaan Allah Subhanahu wa Ta'ala dari atas tampak

terlihat pemandangan seluruh Kabupaten Bogor sungguh indah sehingga

kelelahan yang saya dan teman saya alami hilang begitu saja. Sudah cukup

kita menikmati Waguruh akhirnya kita memutuskan untuk pulang dan

anak – anak bersiap-siap untuk sekolah agama.

Page 206: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

182

Saya dan teman-teman saya sangat dekat dengan salah satu warga

yang merupakan tetangga kami yaitu Nenek, Mang Usni, Teteh (Istri dari Mang

Usni) dan ibu depan rumah. Mang Usni dan Teteh adalah guru mengaji anak-

anak setiap habis Maghrib. Saya dan teman saya membantu Mang Usni untuk

mengajar mengaji dikarenakan banyaknya murid yaitu sekitar 45 anak-anak

dan hanya diajar oleh 2 orang. Nenek sangat baik kepada saya dan teman-

teman saya. Air ditempat saya tinggal sudah sering mati akhirnya saya dan

teman saya menumpang mandi dan cuci baju bahkan menjemur baju di

rumah nenek. Saya dan teman saya menumpang mandi dirumah nenek dari

air sanyo nya masih menyala sampai kami harus menimba sumur. Nenek

adalah perempuan yang hebat setiap pagi nenek selalu mengambil rumput di

Gunung Sereuh, pasir lakah untuk pakan kambing diperkarangan rumahnya.

Nenek pun mempunyai kebun teh yang tidak terlalu besar dan Nenek pun

mengsangrai teh itu sendiri dan diminum untuk anak-anak pengajian. Selain

di rumah nenek, saya dan teman saya juga menumpang mandi di rumah Ibu

depan rumah kami ternyata suami ibu adalah anak dari Nenek. Mereka

semua sangat baik kepada kita semua. Bahkan Nenek dan Teteh kalua

membuat kue basah selalu memberi ke rumah kami dan dadar gulungnya

sangat enak.

Selain Nenek, Teteh, Mang Husni dan ibu saya dan teman saya juga

dekat dengan Ibu Warung Baca yaitu Ibu Nur beliau juga merupakan guru

di TK An-nur yang mana TK tersebut saya dan teman saya terkadang suka

membantu mengajar anak-anak disana. Walaupun TK tersebut tidak seperti

TK-TK pada umumnya yang memiliki bangku, meja, tempat bermain dan

anak murid yang banyak namun TK tersebut dapat membantu anak-anak

menuntut ilmu di Gunung Peteuy. Selain belajar membaca di TK An-nur juga

diajarkan membaca Iqra dan terdapat pelajaran Olahraga walaupun

seminggu 2 kali hal tersebut sangat membuat anak-anak senang dan tertarik.

Olahraga dilakukan di lapangan sepakbola dekat TK. TK An-Nur sekarang

memiliki 6 murid yang sangat lucu, pintar dan menggemaskan mereka

adalah Haifa si kecil yang lucu, Rahma si kecil yang ceriwis, Afika si kecil

yang pintar dan kekakak-an, Amira si kecil yang pintar dan pengertian, Icha

si kecil yang pendiam namun pintar dan Affan si kecil yang satu-satunya

laki-laki yang paling baik, ramah senyum, pintar dan lucu. Ibu Nur

dahulunya sempat tinggal di Jakarta dan menjadi seorang guru oleh karena

itu beliau membuka TK di rumahnya. Oh ya, Warung Baca juga terletak di

rumahnya.

Page 207: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

183

Selain mereka diatas ada satu lagi warga yang sangat dekat dengan

saya dan teman-teman saya yaitu Teh Reni. Teh Reni adalah warga yang

memiliki warung hotspot. Dikarenakan tempat tinggal kami sangat sulit akan

sinyal, kami sering membeli hotspot di rumah Teh Reni. Hotspot tersebut

sangat membantu kami untuk mengabarkan sanak keluarga, mencari

informasi informasi terkini. Eitss, kami membeli hotspot setelah tugas dan

proker kami selesai. Oh ya, saya dan teman saya juga dekat dengan anak

santri yang tinggal didepan rumah kami. Warga di Gunung Peteuy semuanya

sangat ramah, sangat membantu saya dan teman-teman saya, semua

mendukung apasaja acara yang telah saya dan teman saya adakan, mereka

menyambut dengan antusias.

Hal yang paling menyedihkan bagi saya adalah ketika saya dan

teman-teman saya pamitan untuk kembali ke Jakarta mereka anak-anak

menangis bahkan anak laki-laki yang suka iseng kepada saya dan teman-

teman saya menangis. Saya dan teman saya juga tidak dapat menahan isak

tangis membayangkan betapa baiknya mereka, ramahnya mereka, lucunya

mereka, hebohnya mereka, bermain selama 1 bulan lamanya. Suasana yang

telah tercipta selama 1 bulan di Gunung Peteuy tidak pernah dapat saya

lupakan, suasana pagi harinya, suasana malam harinya, suasana bermain

bersama anak-anak, aroma teh buatan Nenek, suasana mengaji di Gunung

Peteuy tidak akan pernah saya lupakan. Terima kasih Gunung Peteuy untuk

pengalaman baru yang indah, untuk pelangi yang telah kau ciptakan didalam

perjalanan hidup saya.

Harapan untuk Gunung Peteuy ku

Gunung Peteuy adalah tempat yang memberikan pengalaman yang

sangat berharga bagi saya dan kehidupan saya. Dari Gunung Peteuy saya

belajar arti kebersamaan, arti saling tolong menolong, arti bersyukur, arti

menikmati hidup dan arti bahwa kebahagiaan harus diciptakan sendiri

bukan harus dicari. Semua hal yang telah saya lakukan di Gunung Peteuy

tidak akan bisa saya lupakan seumur hidup saya. Semua kenangan yang telah

tercipta di Gunung Peteuy tidak akan pernah bosan untuk selalu diceritakan

kepada orang lain.

Gunung Peteuy tetap pertahankan keindahan mu, keramahan warga-

warganya, keasrian udaranya. Gunung Peteuy adalah salah satu dusun yang

dapat dimajukan lagi dengan dilengkapi oleh fasilitas-fasilitas yang dapat

Page 208: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

184

membantu lebih maju. Sekolah-sekolah di Gunung Peteuy ditingkatkan lagi

fasilitasnya seperti komputer, dan perpustakaan dan Wagupet dapat

dijadikan tempat wisata jika ditata dengan rapi. Semoga Gunung Peteuy

semakin maju, warganya semakin giat dan peduli akan pendidikan anak-

anaknya, dan selalu memberikan kebahagian dan kenangan yang indah bagi

orang-orang baru seperti saya. Pesan saya untuk adik-adikku tersayang tetap

semangat belajarnya, sekolahnya yang rajin, selalu mematuhi perintah orang tua dan

orang yang lebih tua dari pada kalian, selalu bahagia, selalu seperti anak-anak pada

umurnya, dan selalu menjadi adik-adik kak pinah yang lucu, ramah dan pintar-pintar ya.

Terima kasih telah menemani kak pinah selama 1 bulan, terima kasih telah memberikan

pelajaran yang berharga bagi kak pinah, terima kasih atas senyum dan tertawa lepas

kalian untuk kak pinah, dan terima kasih untuk semua-muanya.

Page 209: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

185

H

EMBUN PAGI DI SIBANTENG

Hilmy Fadhly

Dering Telpon

Dimulai dengan pagi yang cerah, terdengar deringan telpon

genggamk, “hm... siapa nih?” ujarku, ya ternyata nomor telponku telah

dimasukan kedalam grup WhatsApp KKN. Saking penasarannya saya

mengintip satu persatu profil WA seluruh anggota di grup, selang beberapa

lama mulai satu persatu anggota mengenalkan diri lewat pesan WhatsApp lalu

ada satu anggota bertanya “kapan nih kita kumpul perdana?” satu, dua, tiga opsi

diajukan dari setiap anggota grup, dan disepakati hari Kamis sore adalah

waktu pertemuan pertama. Hari kamis pun tiba, sambil menunggu sore

kulakukan rutinitas sehari-hari seperti kuliah main game dan mengerjakan

tugas (kalau ada). Jarum jam pendek mulai menuju ke angka 4 dan grup pun

mulai ramai “OTW bre, siapa yg udah di lokasi? oke gw otw” ini isi pesan grup, aku

pun langsung meluncur ke lokasi pertemuan yang sudah di tentukan.

Sesampai disana kucari mana kelompok ku dan terlihat di bawah landmark

ada sekumpulan orang menyeru-nyeru “satu empat satu…” ya berarti itu dia

kelompok ku, ku hampiri mereka walaupun baru sebagian yang datang. Di

kesempatan pertama berkumpul ini kita langsung membicarakan struktur

dalam kelompok dan nama kelompok. Pada perbincangan srtuktur ini yang

paling lama menentukan siapa yang bisa menjadi sekretaris banyak ujaran-

ujaran “jangan jadi sekretaris KKN nanti di tinggal sama temen-temen kelompok pas

pembuatan laporan, jadi sekretaris KKN itu ga enak loh”. Ujaran-ujaran ini yang

membuat teman-teman saya untuk enggan menjadi sekretaris tetapi tak

lama kemudian “oke gw mau sekretaris” ujar Anis (Annisa Zikri) dia adalah

mahasiswi dari Fakultas Sains dan Teknologi jurusan Fisika. Setelah

bermusyawarah terbentuklah struktur kelompok dimana Ketua Pelaksana

yaitu Muhammad Abiseina Febian; Wakil Ketua yaitu Millatun Hanifah,

Sekretaris I yaitu Annisa Zikri, Sekretaris II yaitu Siti Hanifatul Aziz,

Bendahara I yaitu Nurul Yahya, Bendahara II yaitu Lia Agustina, divisi humas

terdiri dari Jundi Assydiq, Hilmy Fadhly, Umul Hamida, Intanzi Lestari.

divisi acara terdiri dari Diana Saadah, Yanti Nianti, Asrul Ummu Darojat,

Intan Permata Harum, Aly Dzulfikar. divisi PerDekDok (Perlengkapan

Page 210: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

186

Dekorasi dan dokumentasi) terdiri dari Hafina Rehana Jannah, Danang

Koencoro, Yasjudan Lidandy Oskandar, Afaf Nazrat, demikian struktur

telah di dapat nama kelompok masih menjadi PR bersama karena belum

mendapatkan nama yang tepat. Gelap malam telah tiba, satu jam setengah

kami berkumpul dan membuahkan hasil yaitu struktur kelompok dan PR

mengajukan nama kelompok.

Sebelumnya sedikit saya akan menyebutkan partner-partner KKN

saya, yang pertama ketua kelompok kami yaitu Muhammad Abiseina yang

akrab dipanggil Abi orang yang selalu menghangatkan suasana dengan

petikan gitarnya, yang kedua wakilnya yaitu Milatun Hanifah yang akrab

saya panggil dengan Mila walaupun yang lain manggil dia Ipeh ya dia wakil

yang sangat baik karena selalu bisa membackup kegiatan ketika ketua

berhalangan dan dia juga seorang MC di setiap acara yang ada. Selanjutnya

sekretaris pertama yaitu Annisa Zikri yang yang akrab saya panggil dengan

Anis walaupun yang lain memanggil dia dengan Uni atau Zikri dia sekretaris

paling keren wanita tertangguh menurut saya, selanjutnya sekretaris kedua

Siti Hanifatul Aziz yang akrab saya panggil dengan Hani orangnya lucu imut,

dan gak suka sama sekali pedas. Selanjutnya bendahara pertama yaitu Nurul

Yahya yang akrab saya panggil dengan Nurul walaupun yang lain memanggil

dia Cece. Dia bendahara yang bisa mengatur uang dengan sangat baik dan bisa

menghemat anggaran dengan sangat baik, selanjutnya bendahara kedua

yaitu Lia Agustina yang akrab saya panggil dengan Lia orangnya lembut

enggak banyak ngomong. Selanjutnya dengan Jundi Assydiq yang akrab saya

panggil dengan Jundi dia orang yang sering memecahkan suasana dengan

segala kelucuannya, lanjut dengan Umul Hamida yang akrab saya panggil

dengan Ami orangnya baik lembut dan dia satu almamater dengan saya,

lanjut dengan Intanzi Lestari yang akrab saya panggil dengan Intan orangnya

seru dan heboh. Kemudian dengan Diana Saadah yang akrab saya panggil

dengan Diana ini salah satu juru masak di kelompok kami orang nya heboh

dan ceria. Selanjutnya Yanti Nianti yang akrab saya panggil dengan Yanti

orangnya kecil, imut, bawel. Kemudian Asrul Ummu Darojat yang akrab

dipanggil dengan Asrul dia juga salah satu dari juru masak kelompok kami

orangnya tegas tidak suka bertele-tele, lanjut Intan Permata Harum yang

juga akrab saya panggil intan orangnya pendiam enggak banyak ngomong dan

dia satu fakultas dengan saya. Selanjutnya Ali Dzulfikar yang akrab saya

panggil dengan Ali orangnya rajin karena itu ia dipanggil si bocah ayo,

kemudian Hafina Rehana Jannah yang akrab saya panggil dengan Fina

Page 211: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

187

orangnya heboh dia yang paling sering main dengan anak-anak. Selanjutnya

Danang Kuncoro yang akrab saya panggil dengan Danang orangnya rajin dia

yang mengepalai kuproy dalam renovasi warung baca. Selanjutnya Yasjudan

Lidandy Oskandar yang akrab dipanggil judandia orang dengan postur

tubuh tertinggi di kelompok kami, dan yang terakhir Afaf Nazrat yang akrab

saya panggil dengan Afaf dia adalah Qariah di setiap acara kami, kurang lebih

paparan saya tentang teman-teman saya di KKN.

ABRAR

Di pertemuan selanjutnya, tepatnya setelah Pembekalan dari PpMM

kami menentukan nama yang cocok untuk kelompok kami ini. Ada empat

opsi dilayangkan oleh teman-teman kelompok KKN saya. Di sini suasana

sudah mulai mencair, keakraban mulai terbangun di antara kita walaupun

masih terlihat sedikit kecanggungan di antara kita. Dan akhirnya selang

waktu sore itu berjalan yang kami sepakati dan kami pilih menjadi nama

kelompok kami adalah “KKN ABRAR”. Ini lah nama kelompok KKN kami,

sebuah nama yang berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti “Golongan

orang yang berbuat kebajikan”. Nama ini diusulkan oleh Zikri, dengan

harapan selama kita ber-KKN, kita dapat menjalin keakraban dengan

masyarakat dan kami dapat bersatu tanpa ada celah sedikit pun dengan

mereka. Di pertemuan selanjutnya, persiapan demi persiapan pun kami

bahas, mulai dari rencana program kerja, rencana anggaran biaya, sampai

strategi dalam mendapatkan dana, mulai dari penyebaran proposal sampai

iuran dari pribadi kita masing-masing. Sampai pada saatnya kami memulai

program KKN. Setelah semua persiapan selesai kelompok kami siap

berangkat. Setelah pelepasan umum dari Rektor UIN Jakarta dan Kemensos

esok harinya kami berangkat menuju lokasi dengan 5 motor untuk 5 laki-laki

dan 5 mobil untuk 1 laki-laki, semua perempuan dan juga semua

perlengkapan.

Permulaan…

Hari kamis tanggal 19 Juli, pagi pertama di Desa Sibanteng tempat

saya akan mengabdi bersama 18 teman baru dengan sifat dan watak yang

pastinya saya tidak tahu satu persatu, pertanyaan demi pertanyaan mulai

terngiyang-ngiyang di kepala saya “gimana ya apa saya bisa bergabung dengan

Page 212: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

188

anak-anak kelompok?” mengingat saya sendiri mempunyai sifat yang

sebenarnya super cuek, keras kepala, tidak mau ribet, sombong, dan yang

paling jeleknya emosi yang agak susah dikendalikan. Tetapi saya

memikirkan kembali “kalau gini terus kapan saya bisa berbaur dengan yang lainya”,

baik, saya mulai coba dengan ikut nimbrung dengan anak laki-laki walaupun

terkadang saya suka tidak nyambung. Sifat cuek yang ada pada diri saya

memang membuat saya kurang suka ikut sana sini, dan suka memilih dengan

cara sendiri, tetapi lambat laun detik demi detik pertama kami jalani

bersama membangun kebersamaan. Dimulai dari candaan sampai

menyanyikan lagu-lagu yang kami tahu bersama diiringi alunan gitar yang

dimainkan langsung oleh ketua kami menyatukan kami. Membuat

keharmonisan awal di rumah kontrakan kami ini, ya saya pikir ternyata

tidak sulit juga untuk membaur bersama satu kelompok, dan lambat laun

pun kekhawatiran saya akan sifat buruk saya tertutupi dengan satu

kelompok yang mereka bisa menerima saya.

Di hari Minggu, 2 hari setelah pembukaan KKN di desa kami

langsung diajak untuk ikut bergotong royong membangun jembatan

penghubung untuk jalan lalu lalang mobil antara Rw 07 dan Rw 08. Pagi itu

juga kami yang laki-laki bergegas menuju lokasi pembangunan jembatan

tersebut, sesampainya di lokasi pembangunan jembatan kami langsung

disambut ramah oleh para bapak-bapak dan pemuda-pemuda disana. Saya

terkagum-kagum melihat kerjasama semua warga di sana dari yang muda

sampai ada yang sudah kakek-kakek bisa tetap bersama-sama bergotong

royong tanpa mengenal lelah. Di tengah perjalanan gotong royong, kaki

kanan saya tertancap paku. Satu paku tertancap di kaki masih bisa

mengangkut pasir, tetapi ketika kaki kiri baru lah saya tak sanggup berdiri

dan memutuskan untuk istirahat sebentar. Setelah mencabut paku di kedua

kaki saya dan beristirahat sebentar saya ikut kembali untuk gotong royong.

Waktu istirahat pun tiba, pada kesempatan ini kami menyempatkan untuk

mengobrol bersama dengan warga dengan di temani kopi, teh, dan nasi uduk.

Kami mengobrol dan bercanda ria dengan warga, setelah istirahat kami pun

kembali bergotong royong. Terik Matahari dan panasnya siang tidak

mengurangi semangat kami untuk menyelesaikan pembangunan jembatan

dan tepat jam setengah 2 jembatan pun berhasil dibangun kemudian kami

berbincang-bincang sebentar dan kami pun pulang ke kontrakan bersama-

sama.

Page 213: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

189

Kami di lokasi KKN tinggal di rumah keluarga dari Bapak Rt 1 Rw 07

Pak Ujang, tempatnya rindang dan orang-orang sangat ramah. Mereka

memberikan kesan yang sangat baik semenjak awal kami datang ke sana.

Rumah yang kami tinggali berupa rumah yang bisa dibilang sudah lumayan

tua dinding-dindingnya yang sudah retak, lantainya yang hanya ditutupi

dengan plastik yang tak tahu apa itu, jendela yang terkadang tidak bisa

ditutup, macam-macam hewan yang lalu lalang kesana kemari, kamar mandi

yang bisa dibilang sudah tidak layak pakai apalagi pintunya yang hanya

sehelai kain yang terkadang membuat was-was ketika ada di dalam kamar

mandi dan ada yang bisa masuk tiba-tiba ditambah pula satu set kandang

ayam di belakang rumah dan lengkap dengan ayam-ayamnya, ditambah pula

dengan keadaan jaringan seluler di sana hampir tidak ada sama sekali

dikarenakan letaknya yang pas diantara 2 gardu listrik yang besar dimana

itu bisa menghambat jaringan seluler masuk kedalam kampung dimana

lokasi KKN kami. Ketiadaan jaringan seluler di lokasi membuat kami lambat

dalam menerima informasi dari luar seperti ada perkumpulan humas seluruh

Kecamatan Leuwisadeng dan kami tidak ikut dikarenakan tidak mendapat

kabar masuk dari handphone kami. Tetapi segala sesuatu kejadian pasti ada

hikmahnya, dengan keadaan kami yang sedemikian rupa membuat

khususnya saya sangat bersyukur dengan apa yang Allah berikan kepada

saya. Dengan segala rezeki yang telah diberikan kepada saya kenikmatan

dari dulu sampai sekarang, ternyata masih ada yang lebih memprihatinkan,

dan juga ketiadaan jaringan seluler di tempat kami membuat kami lebih

menyatu karena tidak disuguhkan dengan handphone-nya masing-masing

dengan game-nya masing-masing, yang awalnya di Ciputat atau di rumah

masing-masing pastinya sibuk dengan Handphonenya tidak tahu sedang apa

melihat apa. Disini saya merasa menjadi lebih dekat dengan orang yang ada

di sekitar saya, yang tadinya saya itu orangnya super cuek menjadi lebih

peduli, ditambah dengan warga-warganya yang sangat ramah antusias dan

menerima kami dengan baik dari awal kami berada di lokasi. Menjadikan

rasa nyaman adalah rasa yang saya rasakan dari awal saya ada disana.

Belum genap satu minggu disana sudah ada 1 kejadian yang tak tahu

apa rasanya lucu kesal bingung dicampur jadi satu. Hal itu dikarenakan 1

kodok yang masuk ke kamar salah satu cewek dan membuat mereka di sana

ketakutan atau merasa jijik yang membuat laki-laki berpindah tempat ke

kamar itu. Biasanya orang berbadan besar itu agak susah untuk dibangunkan

apalagi untuk pindah tempat tidur dan itu adalah saya ketika disuruh untuk

Page 214: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

190

pindah tempat tidur. Kemudian saya memasuki kamar tersebut teman-

teman laki-laki yang lain menganjurkan saya untuk tidur di atas kasur dan

terjadilah kasur roboh “gubrak” begitu suaranya. Rasanya bingung, kesal,

pusing, hampir tidak sadar tetapi mengantuk, macam-macam deh rasanya.

Semua orang yang ada di kamar bingung apa yang mau dilakukan ingin

tertawa tapi masih ngantuk jadi kesal rasanya yang tadinya ngantuk menjadi

segar dan susah tidur kembali.

Di setiap sore ada 1 keluarga angsa yang setiap hari pasti mampir

dikontrakan kami. Di suatu sore ada dua ekor anak angsa yang jatuh ke

dalam satu lubang yang ada pas di samping kontrakan, kami pun berusaha

untuk menyelamatkan anak angsa itu tetapi usaha kami ternyata tidak

semudah yang kami fikirkan. Ternyata sang induk dari angsa itu menyerang

karena kesalahpahaman “mungkin”. Saya ikut andil dalam penyelamatan

anak anggsa itu saya menggunakan teknik yang saya pelajari selama SMA

yaitu teknik tawuran, tetapi biasanya dalam tawuran saya memakai gir

motor yang diikat dengan sabuk karate, tapi kali ini saya mengunakan sapu

ijuk. Dengan memutar sapu ijuk di atas kepala seperti gaya khas tauran, saya

ternyata bisa memukul mundur sang induk angsa dan salah satu teman saya

yang terpanjang di kelompok yaitu Judan turun ke dalam lubang untuk

mengangkat anak angsa tersebut, dan usaha kami pun berhasil dalam

penyelamatan anak angsa itu. Tetapi di akhir penyelamatan saya melakukan

kesalahan yaitu memukul anak angsa yang kami selamatkan dengan sapu

ijuk yang saya gunakan untuk memukul mundur sang induk angsa, alhasil

sang induk langsung melakukan tindakan yaitu loncat langsung kearah saya

dan saya pun menggunakan jurus pamungkas yaitu loncat sejauh mungkin.

Keluh kesah selalu kami hadapi bersama, alhamdulillah selama

dikontrakan tidak ada konflik serius diantara kami teman sekelompok.

Semua program dilakukan secara bersama tanpa ada yang saling

mengandalkan perorangan. Hari demi hari kami jalani dan program satu ke

program lain kami laksanakan, dan kami tidak menyangka momen terbesar

di bulan ini sebentar lagi akan kami temui, yaitu hari kemerdekaan

Indonesia. Berbagai persiapan kami siapkan untuk momen ini dan juga para

pemuda disana semangat mempersiapkan segala kebutuhan yang akan

diperlukan pada saat hari kemerdekaan. Merah putih, seluruh tempat dihiasi

dengan warna merah putih, dan bendera merah putih berkibar di sepanjang

jalan Kampung Gunung Peteuy dimana hal tersebut menandakan hari itu

telah datang, hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Warga Kampung

Page 215: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

191

Gunung Peteuy memulai pagi yang tenang di hari kemerdekaan ini dengan

melakukan syukuran dan mendoakan ruh para pahlawan kemerdekaan

Indonesia yang tanpa pengorbanannya mungkin kita tidak bisa hidup

dengan tenangnya di negara tercinta ini. Kami ikut berpartisipasi dalam

acara tersebut, bahkan secara khusus mereka mendoakan kami untuk

menjadi penerus bangsa yang mampu melakukan sebuah perbaikan

terhadap negeri ini. Sebuah do’a yang masuk ke hati dan raga ini, sebuah

harapan besar dari mereka kepada kami. Sebuah tanggung jawab moral yang

diberikan oleh mereka kepada kami untuk menjadi seorang yang bermanfaat

bagi negara. Setelah melakukan syukuran dan berdoa, perlombaan-

perlombaan pun dimulai. Dengan semangat yang menggelora adik-adik

memeriahkan lomba-lomba yang sudah disediakan, hari yang

menyenangkan bagi mereka dan kami menjadi salah satu bagian dari mereka.

Hari semakin siang terik sinar matahari dan hawa panas di siang itu

sama sekali tidak mengurangi antusias warga dan adik-adik untuk

mengikuti rangkaian lomba-lomba yang diselenggarakan. Melihat betapa

antusiasnya warga-warga dan adik-adik kami sebagai penyelenggara dan

sekaligus anggota KKN menjadi semakin semangat, rasa letih dan lelah

hilang melihat betapa semangatnya dan hangatnya suasana pada saat itu.

Mutiara Terpendam di balik Gunung Peteuy

Warga Kampung Gunung Peteuy masih mengedepankan akhlak dan

santun pada para kiai dan sesepuh di sana, kiai masih menjadi panutan dalam

kehidupan mereka sehari-hari. Setiap anak di Kampung Gunung Peteuy

diserahkan pada guru-guru disana untuk mengaji dan belajar agama Islam.

Pengajian rutin pun selalu diadakan setiap minggu untuk ibu-ibu dan setiap

bulan untuk bapak-bapak.

Selain dengan warga yang ramah, santun dan berakhlak baik ternyata

ada pula mutiara-mutiara kecil yaitu anak-anak yang ada disana di mana

anak-anak di Kampung Gunung Peteuy yang masih sangatlah polos belum

terkontaminasi dengan dunia modern. Di mana biasanya anak-anak kecil

jaman sekarang kebanyakan fokus dengan gadgetnya masing-masing,

bermain dengan permainannya masing-masing dan jarang sekali melakukan

hal-hal yang ada di Kampung Gunung Peteuy seperti masuk ke sekolah

agama, mengaji atau main bersama teman sebaya mereka di luar rumah.

Rutinitas anak-anak Kampung Gunung Peteuy setiap harinya itu pagi

Page 216: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

192

sekolah umum, agak siang mereka masuk ke kelas agama sampai sore, dan di

malam harinya mereka mengaji sampai isya dan itu terus berulang-ulang dan

menjadi rutinitas mereka sehari-hari.

Belum juga dengan santriwan dan santriwatinya yang ramah, santun,

dan serba mandiri dikampung ini. Melihat keadaan mereka teringat masa-

masa saya dulu ketika mondok di pesantren dimana saya diajarkan berbagai

macam dari ilmu-ilmu agama, ilmu bahasa, disiplin waktu dan masih banyak

lagi. Melihat para santriwan dan santriwati mengaji bersama kiai, jadi rindu

rasanya.

Tepat di bawah kiri rumah kontrakan ada sebuah keluarga kecil yang

sangat sederhana tetapi memiliki jiwa bak malaikat, dengan kesederhanaan

mereka, mereka tulus mengajar pengajian yang mereka bilang “ini adalah

pengajian sukarela” karena tidak di pungut biaya sepeserpun untuk siapapun

yang mengaji di pengajian itu. Pengajian itu di ajar langsung oleh sepasang

suami istri yang sangat ramah, dan selama kami disana terkadang suka ikut

mengajar di pengajian. Hampir di setiap pagi apa bila air di kontrakan tidak

ada, kami menumpang mandi di rumah Nenek yang ia adalah keluarga dari

Mang Husni, pemilik pengajian.

Kesan Pesan dari Teman-Temanku

Di malam-malam terakhir kami sekelompok saling bertukar pesan

dan kesan satu sama lainnya. Pada saat itu saya agak kebingungan karena

sebenarnya saya adalah orang yang super cuek, saya bingung untuk menulis

pesan maupun kesan kepada teman-teman saya. Tak lama kami pun selesai

menuliskan pesan kesan, dan apa yang saya perkirakan ternyata benar, kesan

pesan yang dituliskan ke saya adalah realita dan itu memang yang saya

lakukan semenjak disana. Berikut kesan dan pesan untuk saya dari teman-

teman tercinta saya : “Sering ngomong kasar gampang tersinggung tapi baik dan nggak

pelit dan rajin”, ”Rajin, nggak mageran tapi garing gak usah bikin joks ya wkwk”, “Hilmi

tetap jadi orang baik ya mi tetap rendah hati dan ramah tidak sombong bermanfaat bagi

orang lain nggak usah peduliin orang ngomong apa yang penting jadi orang baik”, “Kalau

ngomong kalau bisa sesuai dengan fakta aja jadi jangan omdo”, “Tetap easy going ya”,

“Kurang-kurangin sombongnya mi, kurangin kesotoianya, dengerin orang ngomong dulu

sampai selesai, ngertiin orangnya, baru dibales. Yang pasti kurangin kesotoianya kalau

bukan info yang valid nggak usah disebut ya, tapi rajinnya jangan dikurangin ya”,

Page 217: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

193

“Ngomong kasarnya dikurangin ya jangan terlalu sombong hehehe maaf ya”, “Baik aja,

paling rajin diantara cowok yang lain tapi enggak tegas”, “Kurang-kurangin malesnya

cowok shalat berjamaah di Masjid kalau masalah kerja lebih mending sih dari yang lain.

Oh iya kurang-kurangin banggain diri sendiri nggak baik”, “Baik hehe”, “Kurang

kurangin sombong, takabur, baper, dan lain-lain bilangan “ane yang maha” karena Yang

Maha cuma Allah jangan banyak ngeles”, “kalau tidur ngorok untung orangnya rajin”,

“Orangnya rajin, suka nggak jelas, baik”, “Orangnya rajin, aneh tapi terlalu serius, terus

ATMnya ditutup ya mi wkwk“, “Hilmy Kurang kurangin Sombongnya lu jadi bos untuk

semua orang ya hahaha”, “Rajin dan absurd”, “Rajin semangat terus agak kurangin

sotoinya”, “Hilmy, kurangin pamernya ya, tapi lu oranya baik, suka berkorban, cerdas,

Goodluck yah”. Semua pesan dan kesan ini saya terima baik buruknya ya

beginilah saya karena memang benar adanya seperti ini, terimakasih teman-

teman sudah mewarnai kehidupan saya, menerima saya apa adanya, terima

kasih semuanya dan sukses selalu.

Page 218: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

194

I

MENGUKIR KISAH DI DESA SIBANTENG

Intan Permata Harum

Awalnya…

KKN (Kuliah kerja nyata) adalah suatu kegiatan yang terprogram dan

wajib dilakukan oleh mahasiswa semester akhir. Awalnya saya memang

sudah tidak asing mendengar istilah KKN, karena banyak orang disekitar

saya pernah merasakan kegiatan tersebut. Berbagai macam pendapat

mengenai KKN pun sering saya dengar, mulai dari yang positif sampai

negatif dan pikiran awal saya mengenai KKN itu adalah suatu kegiatan yang

menyulitkan karena banyaknya program-program kerja yang harus

dilaksanakan nanti, tetapi disisi lain saya juga berpikir dengan adanya KKN

saya akan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru disana. Hari

dimana saya mendaftar KKN di AIS terdapat beberapa syarat, seperti

mencetak bukti pendaftaran dan surat keterangan sehat. Saya merasa sedikit

gugup karena semua tentang KKN saya pikirkan, mulai dari teman-teman

baru, lingkungan atau tempat baru dan lain lain.

Sampai dimana pengumuman kelompok dan tempatnya yang

ditentukan oleh kampus tiba, saya tergabung dalam kelompok 141 dan

langsung mencari tahu teman-teman kelompok saya melalui sosial media.

Saya sempat merasa cemas karena akan bertemu teman-teman baru yang

tidak diketahui latar belakang kehidupannya dan harus beradaptasi

kembali. Kelompok saya terdiri dari 19 orang, dari fakultas dan jurusan yang

berbeda-beda dan setelah itu saya mencari tahu desa yang saya akan tempati

selama sebulan yaitu Desa Sibanteng, kecamatan Leuwisadeng, kabupaten

Bogor. Setelah saya dan teman-teman sudah mengetahui lokasi, maka survei

pertama pun dilakukan, tetapi pada survei pertama saya tidak ikut karena

mendadak dan sudah ada acara, tetapi pada survei kedua dan ketiga saya

ikut, dan kesan yang pertama saya dapatkan yaitu cukup melelahkan dan

jauh, kami kesana menggunakan motor, dengan menempuh jarak yang

cukup jauh. Pada hari pertama saya ikut survei, saya sempat nyasar dan itu

cukup membuat saya dan teman-teman lainnya kerepotan, karena dari kami

tidak ada yang mengetahui daerah Bogor. Setelah sampai disana, kami

langsung menemui Pak lurah dan para stafnya dan salah satu staf kelurahan

yaitu Pak Aziz mengantarkan kita ke desa tempat kami akan melaksanakan

Page 219: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

195

kegiatan KKN. Disana kami melalui medan yang cukup sulit untuk naik

keatas gunung, sampai ada motor teman saya yang tidak kuat naik, dan rem

blong. Setelah itu kami bertemu dengan tokoh-tokoh masyarakat dan warga

Desa Sibanteng untuk meminta izin tinggal disana selama 1 bulan.

Singkat cerita, awalnya saya tidak terlalu antusias dengan adanya KKN,

karena berbagai alasan, misalnya KKN dilaksanakan ketika liburan, waktu

dimana 1 bulan liburan tersebut digunakan dan mendekati dengan lebaran

Idul Adha, tempat yang saya dapatkan tidak saya ketahui sebelumnya dan

teman-teman dari fakultas dan jurusan yang berbeda-beda. Tetapi setelah

saya mencari tahu lebih dalam mengenai desa yang saya akan tempati, saya

menjadi termotivasi ikut program KKN karena didalam negeri ini butuh

orang-orang yang peduli dan peka terhadap kehidupan masyarakat di desa-

desa dan kegiatan KKN juga untuk mengasah kompetensi dalam program

kerja untuk pengabdian masyarakat. Saya merasa desa kecil yang jauh dari

perkotaan membutuhkan kehadiran kita untuk memberikan pengabdian

yang terbaik untuk masyarakat dan lingkungannya. Sewaktu mendaftar

KKN tercantum kompetensi apa yang kita miliki. Kompetensi yang saya

miliki yaitu memberikan pelajaran mengenai bahasa Inggris untuk anak-

anak di Desa Sibanteng. Kami memiliki berbagai program kerja, salah

satunya bidang pendidikan, dan saya mengajar dalam kegiatan bimbingan

belajar bahasa inggris. Rencana yang saya miliki untuk desa tersebut adalah

memberikan pelajaran yang terbaik dan berkesan untuk anak-anak di Desa

Sibanteng.

Tanggal 20 Juli 2018 sambutan hangat dan sikap ramah dari warga Desa

Sibanteng membuat saya merasa sangat terharu dan senang, lingkungan dan

alam yang sangat indah. Pada pelaksanaan survei KKN, saya sudah

berekspetasi kalau saya akan sulit beradaptasi dengan lingkungannya,

karena medan yang sangat sulit untuk dijangkau dan tidak adanya sinyal.

Saya mengira KKN itu sulit dan harus membutuhkan waktu beradaptasi

yang cukup lama akan tetapi melihat sambutan yang ramah dari warga dan

lingkungan yang baik, saya menjalaninya dengan senang, walaupun pada

awal KKN saya masih sulit untuk beradaptasi. Suka duka saya lewati dengan

adanya KKN ini dengan menjalani program-program kerja yang kelompok

saya buat untuk sebulan lamanya. Setelah pelaksanaan program KKN selesai,

pikiran negatif saya pun menghilang tetapi yang ada kebahagian yang saya

dapatkan disana.

Page 220: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

196

32 Hari Bersama Mereka

Saya tergabung dalam kelompok 141 yang beranggotakan 19 orang dan

dinamakan kelompok KKN “Abrar” nama tersebut di tentukan setelah hari

pembekalan dilaksanakan. Sebelumnya ada beberapa pilihan nama yang

diajukan dan kami menentukannya melaui vote, akhirnya nama Abrar lah

yang terpilih sebagai nama kelompok saya. Mengagendakan jadwal

pertemuan pertama kalinya kurang lebih lima hari yang sebelumnya kami

membentuk dan berkenalan melalui grup WhatsApp, saya dan teman-teman

untuk pertama kalinya berkumpul di landmark UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Ada kejadian lucu ketika kami sedang berkabar, karena kami

sebelumnya tidak pernah bertemu dan disana juga banyak teman-teman dari

kelompok lain yang sedang mencari teman-teman kelompoknya. Hal itu

sedikit menyulitkan dan butuh waktu yang cukup lama untuk saling

bertemu, dan ada suatu kejadian lucu teman saya Yanti yang tempatnya di

kampus 2 FISIP, dia tidak tahu dimana itu landmark, teman-teman saya yang

sudah berkumpul termasuk saya pun merasa aneh, karena saya dan teman-

teman mengira semua mahasiswa tahu landmark UIN, setelah menunggu,

akhirnya dia sampai ketempat tersebut. Perasaan ketika pertama kali

bertemu dengan teman-teman kelompok saya pasti rasa canggung karena

saya dan teman-teman dari jurusan yang berbeda beda. Awal pertemuan

kami berkenalan dan menentukan Badan Pengurus Harian (BPH) dan divisi-

divisinya.

Saya termasuk dalam divisi acara bersama Diana, Aly, Asrul, dan Yanti.

Pertengahan sekitar bulan Juni PpMM menginfokan mengenai daftar nama

dosen pembimbing, kelompok saya mendapat dosen pembimbing dari

Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang bernama Ibu Nur Hidayah, setelah itu

teman saya mencari info dan nomor telepon dari beliau, dan langsung

menghubungi beliau untuk membicarakan tentang kegiatan program kerja

dan lain-lain. Pertemuan pertama hanya perwakilan dari beberapa orang

saja, disana beliau memberikan masukan yang sangat banyak dan penting

untuk membantu saya dan teman-teman dalam rangkaian program kerja

KKN. Ibu Nur adalah dosen pembimbing yang sangat perhatian dan selalu

memberikan motivasi untuk kami. Selanjutnya, saya bertemu dengan teman-

teman saya untuk beberapa pertemuan sampai akhirnya mendekati hari

Page 221: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

197

pelaksanaan kegiatan KKN. Sebelumnya saya dan teman-teman telah

melaksanakan kegiatan survei untuk beberapa kali, lewat itu kami sudah

mulai mengenal walaupun sedikit. Sampai pada hari Rabu 18 Juli 2018 kami

berangkat untuk melaksanakan kegiatan KKN, dimulai pada pukul 08:00

WIB kami sepakat berkumpul di kampus 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

setelah kumpul, kami berangkat menuju lokasi yaitu Desa Sibanteng.

Sebulan, saya harus siap dengan teman-teman dan lingkungan baru.

Sebenarnya untuk mengetahui sifat dan kemampuan yang dimiliki teman-

teman untuk waktu satu bulan itu kurang cukup karena saya pikir ada orang

yang langsung terlihat sifatnya ada juga yang butuh waktu lama untuk

mengetahuinya. Tetapi sejauh ini saya mengenal dengan baik dan ada juga

yang beberapa teman yang saya kurang tahu, tapi semuanya menurut saya

baik-baik sekali dan mempunyai hubungan kekeluargaan yang baik.

Kami dari asal yang berbeda, jurusan berbeda, sifat pun berbeda-beda.

Ada yang ngeselin, baik banget, polos, cerewet, pendiam, dan lain-lain.

Didalam satu kelompok terdiri dari 19 kepala dengan sifat yang berbeda dan

harus bisa bersatu untuk bekerja sama sebulan kedepan untuk

melaksanakan kegiatan program kerja yang sudah direncanakan

sebelumnya. Afaf, Hani, Lia, Asrul, Milla, Zikri, Nurul, Hafina, Ami, Diana,

Intanzi, Yanti, Abi, Aly, Hilmy, Judan, Jundi, Danang, mereka adalah teman-

teman satu kelompok saya. Banyak kejadian lucu, seru, dan tak terlupakan

yang saya dapatkan dari mereka. Ada teman saya namanya Asrul yang selalu

dipanggil Mbak Asrul dan selalu membuat suasana rumah kami ramai dan

seru, karena dia yang paling berani untuk berbicara dan dia juga dewasa.

Kegiatan seru setiap pagi yaitu selalu kepasar Leuwiliang yang cukup jauh

dan orang yang pergi yaitu sesuai dengan jadwal piket, ada juga yang susah

bangun tidur terutama cowok-cowok, ada yang rajin bangun pagi seperti

Zikri yang setiap hari bangun jam 3 pagi untuk shalat sunah dan mandi,

karena setiap saya bangun jam 2 atau 3 pagi selalu ada Zikri yang sedang

mandi atau shalat. Kami juga sering jajan-jajan, dan setiap pagi selalu ada

orang yang berjualan gorengan yang datang ke Posko kami. Saya, Lia, Hani

dan Mba Asrul yang dijuluki “reni squad” karena kami berempat jika sedang

ada waktu luang berkunjung kewarung Teh Reni untuk sekedar jajan. Saya

dan Lia yang selalu makan satu piring bedua karena makan kami yang

sedikit, dan hani yang selalu makan pakai piring warna pink. Soal makan,

kami memiliki 2 teman yang jago masak yaitu Diana dan Asrul, mereka yang

Page 222: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

198

selalu memimpin untuk kegiatan masak dan teman-teman yang lain

membantu sesuai jadwal piket.

Hidup bersama dengan 19 orang baru memang tidaklah mudah, saya

harus mulai beradaptasi dengan mereka. Satu bulan ini, bulan dimana saya

belajar banyak hal melalui teman-teman saya dimulai dari kesabaran,

kemandirian, keceriaan, kekeluargaan, dan lainnya. Mereka memiliki

kelebihan dan kekurangan masing-masing, kelebihan yang mereka miliki

yang saya lihat yaitu sesuai dengan jurusannya, ada yang jago bahasa Inggris,

matematika, bahasa Arab, pembawa acara, menyanyi dan lain-lain.

Bebicara mengenai kekurangan, tentu saja kekurangan tersebutlah yang

membuat saya merasa kurang nyaman. Tetapi saya menyikapi itu semua

dengan rasa sabar, karena saya juga merasa banyak kekurangan yang saya

miliki, terlepas dari itu semua, saya cukup senang mendapatkan teman-

teman seperti mereka. Sebenarnya dalam satu bulan ini jarang sekali konflik

yang muncul, bahkan tidak ada konflik-konflik besar, hanya saja ketika

sedang evaluasi dan rapat, terkadang muncul suatu emosional dari beberapa

teman ketika mencurahkan segala isi hatinya. Mulai dari yang susah mandi,

malas, rajin mandi, rajin shalat, yang paling jago masak, hal-hal seperti itulah

yang membuat saya terkadang tertawa ketika mengingatnya. Saya senang

kenal dengan mereka, 18 orang itulah yang menjadi orang terdekat saya

selama satu bulan ini. Bertemu setiap pagi, makan bersama, melakukan

aktivitas yang sama, melalui hari yang menyenangkan, mengesalkan, dan

mengharukan bersama-sama

KKN membuat saya belajar banyak hal yang sebelumnya saya tidak

pernah tahu, membuat saya mengenal teman-teman baru, membuat saya

peduli akan hal-hal yang sebelumnya saya tidak pedulikan, membuat saya

menjadi kakak sekaligus pengajar yang baik untuk anak-anak Desa

Sibanteng yang setiap harinya datang untuk belajar dan bermain bersama

dan membuat saya menjadi manusia yang lebih baik.

.

Menjadi Keluarga Baru Desa Sibanteng

Satu bulan saya KKN, saya dan teman-teman tinggal di RW 07 Dusun

Gn. Peteuy Desa Sibanteng, Leuwisadeng-Bogor. Disana kami tidak hanya

tinggal, tetapi saya dan teman-teman mengadakan program kerja di Desa

Sibanteng. Pertama kali saya datang ke desa tersebut, saya kagum dengan

keindahan alamnya, karena tempatnya yang berada diatas gunung, tetapi

Page 223: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

199

saya dikejutkan dengan banyaknya anjing yang berkeliaran disekitar

lingkungan tempat saya tinggal. Hal itu membuat saya dan teman-teman

sangat berhati-hati, akan tetapi setelah terbiasa, ternyata anjing-anjing

tersebut jinak dan tidak menakutkan dan juga kondisi lingkungan disana

yang damai dan tentram, warga-warga yang sangat ramah dan baik membuat

saya nyaman berada disana. Suasana yang sangat kekeluargaan dan agama

Islam yang kuat saya dapatkan disana, karena faktor tempat tinggal kami

juga yang berdekatan dengan pesantren. Mereka mengaji setiap hari dan

setiap waktu. Pihak dari tokoh-tokoh masyarakat disana juga sangat baik

dan menerima kami, mereka juga bersedia membantu kami dalam beberapa

kegiatan program kerja.

Satu bulan, saya banyak menemukan kisah yang menginspirasi salah

satunya yang paling berkesan untuk saya adalah ketika bertemu dengan

sebuah keluaraga kecil yang sederhana. Keluarga tersebut terdiri dari

seorang nenek dan keluarga kecilnya yaitu Pak Husni yang biasa saya dan

teman-teman panggil Mang Uus dan istri beserta kedua anak laki-lakinya

yang masih kecil, yang bernama Enden dan Muti. Saya dan teman-teman

sering memanggil keluarga tersebut dengan keluarga Nenek atau Mang Uus,

didalam keluarga tersebut saya mendapatkan berbagai macam pelajaran dan

motivasi dalam hidup. Berasal dari kehidupan yang sederhana tidak

membuat mereka berkecil hati, Nenek yang setiap harinya pergi ke sawah

dan menempuh jarak yang sangat jauh dengan berjalan kaki untuk memetik

daun teh dan mencari kayu. Sedangkan anaknya yaitu Mang Uus dan istri

yang setiap hari mengadakan pengajian untuk anak-anak dengan penuh

kasih sayang dan tanpa tanda jasa, hal itu membuat saya dan teman-teman

tersentuh dan setiap malam datang untuk mengaji disana, karena hal itu

membuat saya merasa nyaman dan damai dengan suasana keluarga dari

mereka. Agama Islam mereka yang sangat kuat dan kekeluargaan yang

sangat erat, setiap hari mereka ber-sholawat bersama, mengadakakan

kegiatan mengaji, hal itu menjadikan kesan dan pelajaran hidup yang sangat

banyak.

Keluarga Nenek sudah saya anggap sebagai keluarga saya sendiri, setiap

hari saya dan teman-teman disana selalu menerima kebaikan dari mereka

dan mereka selalu memberi kami perhatian dan kasih sayang layaknya

seperti sebuah keluarga. Terkadang saya dan teman-teman menumpang

untuk mandi dan mencuci pakaian, mengobrol bersama, terkadang juga

makan bersama dan mereka dengan senang hati menerimanya, saya merasa,

Page 224: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

200

mereka memperlakukan kami seperti anggota keluarganya sendiri.

Disamping itu juga ada keluarga kecil yang berada disamping posko

kelompok kami, mereka keluarga yang sangat tenang dan baik, karena setiap

hari dengan sangat ramahnya selalu menawari kita untuk mandi

dirumahnya, dan mereka juga masih saudara atau satu keluarga dengan

keluarga nenek.

Di Dusun Gunung Peteuy ini, saya telah bertemu dengan orang-orang

baik dan ramah, apalagi dengan kehadiran anak-anak yang selalu datang

ketempat kami untuk belajar, bermain, ngobrol, dan sholawat-an bersama,

saya senang karena warga dapat menerima kami apa adanya dan mau

berkontribusi dengan kami selama kegiatan KKN ini berlangsung. Anak-

anak disana mengingatkan saya dengan adik saya dirumah, karena mereka

sangat baik dan sopan terhadap kami, mereka selalu menyapa kami ketika

sedang dijalan dan selalu salaman apabila sedang bertemu, saya merasa

sangat senang karena hal kecil seperti itu. Erik, Syahrudin, Royan, Herlina,

Montok, Santi dan kawan-kawan, kalau tidak ada mereka mungkin suasana

rumah kami menjadi sepi, terlebih lagi mereka yang selalu samper ketika

ingin mengaji dan shalat.

Selain keluarga RW 07, kekeluargaan saya daptakan juga di RW 08.

Memang saya lebih mengenal warga-warga di Rw 07 karena faktor tempat

tinggal kami yang berada di rw 07, tetapi saya dan teman-teman juga sering

berkunjung kesana untuk bermain dan belajar bersama dan karena disana

saya dan teman-teman juga mengadakan berbagai program kerja,

diantaranya, bimbingan belajar, pelatihan MC, cek kesehatan, penanaman

bibit toga pengadaan wakaf al-Qur’an dan pengadaan lemari masjid, suasana

di rw 08 memang lebih tenang dan tidak terlalu ramai, tetapi antusias dari

anak-anak disana sangat tinggi ketik kami datang kesana untuk

melaksanakan program kerja, pelajaran yang saya dapatkan disana yaitu

semangat belajarnya dari anak-anak dan juga keramahan dari warga-warga

sekitarnya.

Hari terakhir kami disana pun tiba tepatnya tanggal 20 Agustus 2018,

malam sebelum kami pulang kerumah masing-masing, kami mengadakan

acara perpisahan, yaitu mengadakan acara makan-makan bersama adik-adik

dan keluarga pak Usni. Suasananya sangat mengharukan karena malam itu

adalah malam terakhir kami bertemu dengan keluarga di Desa Sibanteng,

setelah makan-makan, kami kembali keposko KKN, disana kami evaluasi

Page 225: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

201

untuk yang terakhir kalinya sekaligus menyampaikan kesan-kesan selama

berada disana.

Saya dan teman-teman berpamitan dengan warga-warga disana, tangis

haru pun datang, semua menangis karena kami semua akan berpisah tetapi

kami saling menguatkan sesama lain terutama untuk adik-adik disana yang

sudah saya anggap sebagai adik sendiri. Semua program kerja telah kami

laksanakan dengan segala usaha yang kami miliki, walaupun banyak

kesulitan yang saya dan teman-teman rasakan akan tetapi banyak warga

yang membantu sehingga kami merasa mudah menjalani semuanya. Selama

satu bulan saya mengenal warga Desa Sibanteng, kami semua adalah saudara

dan keluarga yang memang seharusnya saling membantu dan menjalin

ikatan silahturahmi yang baik satu sama lain.

Harapan untuk Desa Sibanteng

Sebulan program kerja kami telah laksanakan diantaranya bimbingan

belajar, PHBS, pelatiahan MC, wakaf al-Qur’an, penanaman bibit toga,

renovasi warung baca, gebyar kemerdekaan, pelatihan kerajinan tangan,

berbagai macam seminar, dan program berbentuk fisik seperti, pengadaan

lemari masjid, pengadaan plang dan penunjuk masjid, pengadaan tong

sampah, pengadaan timbangan untuk bayi, pengadaan meja dan papan tulis

dan pengadaan alat-alat kebersihan untuk masjid. Semua program-program

kerja tersebut saya dan teman-teman telah laksanakan untuk sebulan ini,

dan kami sangat bersyukur karena semua berjalan dengan baik dan aman.

Faktor lingkungan yang ramah, hangat dan religius yang telah diberikan

oleh Desa Sibanteng membuat saya nyaman berada disana. Walaupun waktu

yang saya miliki hanya satu bulan disana, tetapi saya merasakan kenyamanan

dan hal baru yang saya dapatkan. Antusias masyarakat disana ketika kami

mengadakan program-program kerja menjadikan sebuah motivasi untuk

saya dan teman-teman melaksanakan kegiatan tersebut. Warga-warga disini

bersedia membantu saya dan teman-teman dalam melaksanakan kegiatan-

kegiatan, seperti gotong royong, senam ceria, PHBS dan kegiatan lainnya.

Keramahan juga terlihat dari wajah mereka ketika bertemu kami, dengan

senyum dan sapaan dari mereka, sikap religius juga saya rasakan disana,

dimana setipa hari ada pengajian rutin pada malam hari, selama KKN saya

dan teman-teman mengikuti kegiatan mengaji yang diadakan di desa

tersebut. Selama sebulan disana, saya dan teman-teman tidak mengalami

Page 226: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

202

kejadian yang buruk dan menakutkan seperti yang banyak dibicarakan,

sebaliknya kami merasa aman disana karena warga-warga yang begitu baik

dan ramah.

Waktu yang saya dan teman-teman miliki memang terhitung singkat untuk

mereka, tetapi saya berpikir jika diberi waktu lagi, pasti saya dan teman-

teman akan berusaha dan mengoptimalkan semua kegiatan KKN ini karena

sudah menjadi sebuah keharusan bagi saya dan teman-teman untuk

melakukan berbagai hal yang terbaik untuk mereka. Berbagai pengalaman

berharga dan berkesan saya dapatkan disana, sebulan kami telah mengabdi

untuk mereka dengan usaha dan apapun yang dapat kami bisa berikan yang

terbaik untuk Desa Sibanteng. Terimakasih untuk Desa Sibanteng untuk

semua hal yang telah saya dapatkan disana, teruntuk Desa Sibanteng semoga

menjadi desa yang makmur , sejahtera dan dapat memajukan berbagai

macam bidang dan semoga apa yang telah saya dan teman-teman berikan

menjadikan sebuah pelajaran dan pengalaman yang berkesan untuk Desa

Sibanteng.

Page 227: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

203

J

SERIBU SATU PELAJARAN DARI DESA SIBANTENG

Intanzi Lestari

Ketertarikan Kuliah Kerja Nyata

Kamis, 18 Juli 2018 hari dimana penderitaan dimulai penderitaan

yang saya pribadipun tidak mengetahui akan seburuk dan semenderita apa

hidup jauh dari keluarga dan teman-teman serta harus bertemu dengan

lingkungan baru yang begitu jauh dari rumah, berada ditempat antah-

berantah yang saya tidak pernah ketahui sebelumnya, tinggal satu bulan

bersama orang-orang yang entah dari mana asalnya saya pun tidak

mengetahuinya. Sudah dari jauh-jauh hari saya selalu memikirkan akan

terasa sangat sengsara mengikuti kegiatan KKN yang diwajibkan oleh UIN

ini. Dengan sangat bersikeras saya tidak mau mengikuti kegiatan ini tapi

mau bagaimana lagi, semua diwajibkan untuk mengikutinya. Betapa berat

rasa hati saya untuk berpisah dari keluarga dan teman-teman terdekat.

Ketika sesampainya ditempat tinggal KKN saya yang berada di

Gunung Peteuy RT 003/RW 002 Desa Sibanteng Kecamatan Leuwisadeng.

Rumah yang ketika saya melangkah memasukinya saya berfikir bahwa

rumah itu akan menjadi tempat penderitaan saya selama satu bulan kedepan.

Dimana bentuk rumah tersebut sepertinya sudah tidak layak untuk

ditinggali, dimana banyak laba-laba, debu, cat dinding yang sudah kusam,

dan yang paling terpenting kamar mandinya yang benar-benar tidak layak

untuk digunakan karena hanya memakai kain untuk digunakan sebagai

pintu, dan jamban yang tidak ada WC untuk tempat membuang air. Saya

datang bersama ibu saya dan teman saya dan ketika sampai saya disambut

oleh teman-teman kelompok saya yang tidak saya ketahui siapa mereka dan

bagaimana sifat mereka. Mereka menyambut dengan hangat kedatangan

kami, saya langsung bergegas memasukkan barang-barang saya kedalam

kamar yang telah disediakan dan saya sudah mengetahui sebelumnya saya

akan sekamar dengan siapa.

Setelah beberapa saat kemudian anak-anak kelompok KKN saya

mengaji bersama-sama. Karena saya baru datang dan tidak tau seperti apa

kebiasaan hari kemarin saya berkumpul bersama ibu dan teman saya,

perasaan saya hanya ingin cepat pulang dan tidak ingin ditinggal hanya itu

saja yang ada dipikiran saya saat itu. Kapan KKN ini akan berakhir dan saya

Page 228: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

204

ingin kembali bersama keluarga dan lingkungan saya seperti biasa. Sudah

hampir jam 21.00 WIB ibu dan teman saya pun akhirnya berpamitan untuk

pulang dan saya pun sedih dan menangis karna saya tidak pernah merasakan

jauh dari keluarga satu kalipun. Dan baru saat ini saya akan merasakan satu

bulan jauh dari keluarga. Saya belum bisa beradaptasi dengan orang-orang

didalam rumah karna saya belum mengenali seperti apa sifat dan karakter

mereka, jadi saya hanya bermain dan mengobrol dengan teman sekamar saya

karna saya sudah mengenalnya pada saat rapat KKN dan lebih sering

berinteraksi dengan mereka daripada teman anggota kelompok yang

lainnya.

Dan beberapa saat setelah ibu saya dan teman saya pulang

penderitaan itu mulai terasa, dimana daerah rumah tempat kami tinggal

tidak mendapat signal operator apapun. Dan saya mulai gundah, merasa ingin

sekali pulang betapa tidak tahannya saya berada ditempat KKN itu. Teman

sekamar saya bernama Yanti mengajak saya untuk mencari signal saat itu, dan

saya pun bergegas ingin ikut karena memang signal yang saya butuhkan

untuk menghilangkan rasa ketidaknyamanan saya dirumah tempat kami

tinggal. Setelah mendapatkan signal saya langsung menelpon ibu saya,

menanyakan mereka sudah sampai mana dan sayapun menangis lagi saat itu

tidak ingin berada ditempat seperti itu dan ingin ikut mereka pulang.

Malampun berlalu, saya tidur dengan cepat malam ini karena saya

ingin setiap harinya berlalu dengan cepat sehingga saya bisa cepat kembali

kerumah dan berkumpul kembali dengan keluarga dan lingkungan tempat

dimana saya merasa nyaman. Dan Pagi harinya tepat pada hari Jumat, 19 Juli

2018 Pukul 13.00 WIB kelompok kami akan melaksanakan pembukaan di

Kantor Desa Sibanteng. Pembukaan dimulai dengan dihadirinya Kepala Desa

Sibanteng beserta jajarannya, tokoh-tokoh masyarakat sibanteng, serta

ketua RT dan Ketua RW.

Haripun terus berlalu, sebelum saya menjabarkan lebih lanjut hal

yang membuat saya termotvasi untuk saya mengikuti KKN UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta ini adalah ternyata masih banyak anak-anak diusia

yang mungkin apabila di Jakarta anak-anak tersebut sudah sibuk dengan

bermain ponsel pintarnya atau mainan dengan benda-benda elektronik yang

kekinian. Namun, di desa ini saya terperangah melihat anak-anak diusia 7-15

tahun masih buta bahkan tidak mengetahui sama sekali mengaplikasikan

suatu teknologi informasi dan mereka kesehariannya hanya disibukkan

dengan sekolah, mengaji siang dan malam sisanya digunakan bermain

Page 229: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

205

bersama teman-temannya. Hal tersebut menurut saya merupakan hal yang

tidak wajar, mengapa dikatakan tidak wajar? Karena sekolah yang

menerapkan ujian nasional mengguanakan komputer atau berbasis online

tetapi tidak mendukung siswa-siswinya dengan pelajaran ilmu teknologi.

Adapun masyarakatnya pula yang memotivasi saya untuk

menyadarkan serta memotivasi dalam bidang hukum. Bertepatan pula akan

diadakannya pemilihan kepala Desa Sibanteng, yang dimana sebelum saya

dan kelompok saya menjalani KKN telah melakukan survei dan pihak desa

menyebutkan bahwa pada pemilihan kades sebelum-sebelumnya terjadi

kerusuhan sampai harus menggunakan aparat kepolisian untuk

menghentikan kerusuhan tersebut. Ada pula satu hal yang membuat saya

bingung, banyak warga mengatakan apabila ingin menjadi Kepala Desa,

maka calon tersebut harus membuat jalan (memplester jalan) untuk

warganya. Dan calon tersebut telah dikatakan layak apabila telah

membangun jalan untuk warga. Mungkin hal ini dipengaruhi oleh keadaan

desa yang merupakan pegunungan dan jalan yang belum layak masih berupa

tanah dan jalan mendaki membahayakan warga apabila malam hari

menjelang serta hujan turun.

Hal ini yang memotivasi saya untuk mengikuti KKN UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta walaupun pada awalnya saya sangat terasa sedih dan

tidak nyaman tetapi saya sebagai mahasiswa Ilmu Hukum Fakultas Syariah

dan Hukum yang berpikiran kritis dan menjunjung tinggi hukum harus

dapat mengenalkan serta menerapkan seperti apa hukum yang ada di

Indonesia, agar masyarakat Sibanteng mengetahui hukum positif yang

berlaku di negara Indonesia sebagai negara hukum.

Bhineka Tunggal Ika Tetap Menjadi Motto dalam Kelompok

Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang untuk menuju tempat KKN dibenak saya selalu berpikiran suatu kesengsaraan panjang yang akan saya lewati dalam satu bulan kedepan, dimana saya tidak mengenal siapapun secara dekat dan saya harus tinggal jauh dari keluarga. Ini merupakan hal pertama bagi saya hidup jauh dari keluarga karena saya tidak pernah sekalipun jauh dari keluarga selama ini. Tangisan dan air mata selalu keluar disetiap harinya karena mengingat tempat tinggal yang berbeda dari tempat tinggl yang setiap harinya saya tinggali dan melakukan aktivitas, dimana saya harus tidur dan makan dengan seadanya dan tidak boleh protes dengan alasan apapun. Kamar mandi yang begitu tidak layak untuk

Page 230: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

206

digunakan, air yang macet dan harus mandi ke tetangga, teman-teman yang beragam sifat, sikap dan watak, lingkungan yang sangat berbeda dari tempat tinggal saya, begitu banyak perbedaaan yang harus saya pahami ditempat ini. Ada beberapa pengalaman yang unik dalam kelompok KKN ini, ini adalah tragedi anak soang. Di suatu siang hari yang sepi anak-anak kelompok kami hampir siang itu tidur semua, hanya beberapa yang tidak tidur dan sibuk dengan bibit toga yang baru datang saat itu. Tiba-tiba segerombolan soang 3 induk dan 3 anak soang mencari makan diempang samping rumah tempat kami tinggal. Dan dengan mengagetkan induk dan anak soang tersebut berteriak-teriak seperti meminta bantuan, dan setelah kita semua tengok kearah empang tersebut ternyata 2 induk dan 2 anak soang terjatuh diempang kering. Anak laki-laki hanya satu yang tidur dan sisanya saling tunjuk-menunjuk untuk menyelamatkan soang yang terjatuh tersebut. Setelah beberapa lama akhirnya induk soang dapat keluar dengan sendirinya dari empang kering tersebut tinggal tersisa 2 anak soang yang masih berteriak-teriak meminta bantuan. Sedangkan induk soang masih memantau dan berteriak meminta bantuan untuk anaknya yang masih terjebak dalam empang tersebut. Dan pada awalnya Judan dan Danang bekerja sama untuk menyelamatkan anak soang tersebut. Judan berperan sebagai penjaga Danang dari induk soang yang mengerikan untuk mengambil anak soang yang terjebak di empang kering. Dan penyelamatan itu tidak membuahkan hasil setelah lama menunggu Danang untuk mengambil anak soang dan akhirnya tidak diambil karena Danang ternyata tidak berani, dan Judan yang menjadi tameng sambil membawa sapu ijuk pun akhirnya mundur. Dan dalam misi penyelamatan kedua tim berubah menjadi Hilmy dan Judan. Hilmy yang beratnya mencapai 1 kwintal menjadi tameng penjaga Judan dari induk soang yang diantisipasi akan menyerang Judan yang sedang menyelamatkan anak soangnya yang masih terjebak dalam empang kering. Hilmy mempersiapkan alatnya berupa tali raffia yang diikat ujungnya dengan batu dan ujung satunya dililit ditangan kirinya dan tangan kanannya memegang sapu ijuk untuk menepis serangan dari induk soang. Dan misi penyelamatanpun berhasil menolong satu anak soang, dan Hilmy menjadi tameng untuk Judan dengan jurusnya yaitu memutar sapu ijuk diatas kepala sambil maju kedepan persis seperti sedang tawuran. Dan masih ada satu anak soang yang belum terselamatkan, Judan pun kembali turun ke empang kering tersebut dan Hilmy masih maju sambil mengeluarkan jurusnya untuk membuat induk soang tersebut mundur. Judan pun berhasil menyelamatkan anak soang yang terakhir, setelah anak soang itu berada diatas Hilmy dengan

Page 231: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

207

reflek memukul anak soang itu dengan senjatanya yaitu sapu ijuk dengan

mengatakan ‘sonoh lu’ dan pada saat itu juga induk soang menyerang Hilmy dengan jurus terbang dan menyosor. Para penonton dan semua yang melihat pun panik dan berteriak dan akhirnya Hilmy kaget langsung mengeluarkan jurus loncat dan terbang ke teras rumah.

Kisah kedua merupakan kisah yang lumrah sih sebenarnya tetapi hal

ini unik dimana pada saat malam hari saya sedang telephonan di dapur dan Judan sedang buang air besar di kamar mandi, karena kamar mandi atasnya terbuka jadi kami bisa mendengar satu sama lain. Dan Judan berkata kepada saya untuk minta ditemani sampai selesai sayapun menjawab iya. Saat saya sedang fokus menelpon tiba-tiba Judan yang tingginya hampir 2 meter itu naik ketas kolam dan mengeluarkan palanya lewat atas dinding yang menghalangi antara dapur dan kamar mandi, dengan kagetnya saya teriak sambil tertawa. Hal itu merupakan hal yang sangat unik. Dan di suatu pagi ada hal yang menakutkan, karena ketika hari itu tidak ada acara atau agenda dalam kelompok kami. Seperti biasa perempuan bertugas di dapur untuk memasak dan yang piket bersih-bersih rumah. tiba-tiba dari samping rumah terlihat ada seorang laki-laki terlihat sudah berumur sekitar 30-an melewati empang samping rumah dengan menggunakan kaca mata hitam, topi, dan jaket kulit berwarna hitam serta

celana panjang. Hal itu begitu mencurigakan dimana yang notabenenya orang tidak dapat melewati samping rumah kami yang itu adalah empang, dan juga apabila melewati samping rumah kami atau empang tersebut harus melewati teras kami atau ubin kami dan bukan merupakan jalanan umum. Dan juga hal yang membuat kami begitu curiga adalah, ketika lelaki tersebut sudah melewati samping rumah kami dan ternyata sudah ada teman yang menunggunya disamping sebelah kanan rumah kami dengan menggunakan sepeda motor untuk menjemputnya. Dan semenjak saat itu, kelompok kami mengadakan ronda malam untuk berjaga-jaga dikarenakan kami mencegah terjadinya sesuatu hal yang buruk terjadi. Mulai terlaksanalah program ronda dirumah dimulai dengan semua anak laki-laki terlebih dahulu yang berjaga. Keesokannya baru mengikuti jadwal yang sudah dibuat oleh sekretaris. Dan pada saat jadwal saya ronda hal yang lucu adalah semua perempuan dijadwal saya tidur dan hanya satu laki-laki yang bangun untuk berjaga. Dalam kelompok KKN saya hampir dalam satu bulan sejak saya tinggal bersama tidak ada konflik yang serius dan membuat ribut satu dengan anggota yang lain. Walaupun masalah tidak mungkin tidak ada dan

ketidaksukaan atau sensy satu anggota terhadap anggota kelompok yang lain

Page 232: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

208

pasti ada, namun dalam hal ini saya beserta teman-teman yang lain menanggapi dengan dewasa. Kebhinekaan mulai tebangun sejak awal saya dan yang lain dipertemukan menjadi satu kelompok. Permasalahan yang muncul dapat dibilang hanya masalah-masalaah yang kecil dan tidak perlu untuk diributkan dengan besar. Terdapat beberapa kategori masalah disini, permasalahan pertama yaitu permasalahan program kerja yang telah dibagi per-penanggungjawab. Mungkin ada beberapa individu atau penanggung jawab yang kurang memahami proker mereka karena memang bukan bidang mereka, dan adapula mungkin penanggung jawab yang tidak mengerti wilayah dan keadaan lingkungan tempat KKN seperti apa dan harus bagaimana cara menjalankan proker tersebut untuk dapat masuk ke masyarakat. Permasalahan selanjutnya yaitu permasalahan antar anggota yang masih kurang bisa memahami atau menerima perbedaan. Saya sendiripun masih merasa bahwa anggota kelompok saya masih kurang bisa menerima sifat dan kepribadian saya yang cuek, ceplas-ceplos dan tidak memperdulikan orang lain yang dalam arti saya menjadi diri saya sendiri dan tidak ingin ikut campur masalah orang lain. Mungkin banyak yang tidak suka dengan sifat dan watak saya yang seperti ini, tapi didalam tempat tinggal saya hal tersebut tidak dipermasalahkan demi lancarnya kehidupan bersama selama satu bulan. Sampai pada akhirnya KKN hampir selesai dan semua sifat dan watak teman-teman satu sama lain terlihat seperti apa dan bagaimana mereka. Bagaimana saya dan yang lain menghadapi permasalahan bersama, semua benar-benar terlihat.

Gunung Peteuy Gunung Santri

Entah takdir seperti apa yang membawa saya harus tinggal di daerah

Gunung Peteuy ini, dengan anggapan awal sebuah penderitaan yang akan

saya alami di desa ini. Anggapan-anggapan penderitaan yang saya pikir akan

membuat saya tersiksa dan menderita karena harus jauh dari keluarga, dan

tinggal di tempat yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya, bersama

orang-orang yang tidak saya kenal sebelumnya dan saya tidak mengetahui

seperti apa tampak dan rupa mereka, seperti apa sifat dan watak mereka,

seperti apa latar belakang mereka. Dan ternyata saya menemukan fakta

bahwa Gunung Peteuy mempunyai mutiara-mutiara terpendam, yang

dimana setiap anak-anak yang tinggal di Gunung Peteuy merupakan anak-

anak yang taat agama walaupun dalam bidang pendidikan formal mereka

masih kurang namun di daerah Gunung Peteuy hampir keseluruhan anak-

Page 233: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

209

anak disini adalah santriwan dan santriwati. Setiap pulang sekolah pada

siang hari mereka langsung pergi mengaji sampai sore dan pada saat mau

magrib mereka pergi kerumah Mang Husni untuk shalat berjamaah dan

mengaji sampai selesai isya.

Tidak pernah terbayangkan dalam benak saya, saya akan tinggal di lingkungan yang memiliki mutiara-mutiara terpendam, berada di lingkungan para santri yang sangat mendalami agama. Walaupun terkadang saya rindu keluarga dan ingin sekali cepat pulang tetapi anak-anak mutiara ini selalu mengingatkan saya untuk lebih giat mengingat agama yang lebih penting dibanding pendidikan formal, karena banyak yang mereka bisa lakukan tetapi saya belum mampu untuk melakukannya. Hal yang membuat saya tidak habis fikir ditempat ini adalah seperti yang telah saya paparkan diawal cerita pengantar saya diatas dan membuat saya termotivasi untuk mengikuti KKN ini ternyata mayoritas anak-anak di daerah Gunung Peteuy tidak mengerti ilmu teknologi bahkan laptop sekalipun yang seharusnya mereka sedikit-sedikit paham atau merupakan hal yang wajib bagi para siswa bisa mengopresikannya untuk sekedar mengerjakan tugas tetapi mereka belum bisa sama sekali. Untuk menyalakan laptop saja mereka belum mengerti, merupakan hal yang miris mengetahui keadaan tersebut. Dan sampai pada akhirnya kelompok saya memutuskan untuk mengadakan program kerja Pengajaran Ilmu Teknologi walaupun diluar dari program kerja yang telah kami rencanakan, namun melihat keadaan ini kelompok kami merasa terpanggil untuk membatu memajukan generasi bangsa. Dalam program kerja sadar hukum dimana saya yang menjadi penanggung jawabnya, saya mulai memahami karakter dari para pihak desa dan lingkungan sekitarnya, memang benar semua orang di dunia ini bersifat saling mengandalkan satu sama lain. Dimana kewajiban yang seharusnya diemban oleh pihak desa oleh individu atau oknumnya dengan sangat mudah

dilempar kepada mahasiswa yang notabenenya mahasiswa hanya membantu dan tidak menjadi sebagai pemeran utama. Akan tetapi saya selaku penanggung jawab dan sebagai seorang siswa yang berpikiran kritis dengan tegas menentang dan meluruskan posisi saya bersama teman-teman saya yang dimana hanya membantu dan ingin bekerja sama bukan seutuhnya mengambil alih. Hal tersebut merupakan pelajaran yang paling saya ingat selama berada di Desa Sibanteng Dusun Gunung Peteuy tempat saya dan kelompok saya melaksanakan KKN. Pada saat terlaksananya kegiatan sadar hukum, seluruh panitia yang isinya merupakan kelompok KKN ABRAR 141 melaksanakannya dengan

Page 234: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

210

sempurna, sebelum terlaksananya kami mengundang segenap tokoh masyarakat Desa Sibanteng mulai dari ketua RT, ketua RW, tokoh masyarakat dan lain sebagainya. Dan pada saat itu teman saya Milatun Hanifah bertugas sebagai pembawa acara (MC), Yasjudan sebagai pemimpin doa, Umul Hamida sebagai dirigen dengan mendadak, saya sendiri berperan sebagai ketua pelaksana, Yanti sebagai operator, Zikri dan 2 orang lainnya sebagai penerima tamu, Diana dan Hafina sebagai penanggung jawab bidang

Konsumsi, dan lainnya membantu sebagai divisi ke-ribet-an. Dan jujur saya sangat bangga dengan mereka semua, dikarenakan mereka mau membantu acara saya dengan sangat ikhlas, padahal saya orang yang paling malas mengikuti acara-acara yang telah disusun dengan alasan malas mandi dan keluar rumah karena susah air dan udara yang cukup panas diluar. Saya sangat berterima kasih kepada mereka dengan sangat.

Angan Harapan dan Cita-cita

Kuliah Kerja Nyata merupakan pembelajaran hidup sebenarnya sebelum para mahasiswa terjun langsung kedalam dunia pekerjaan. Itu benar adanya karena hari demi hari yang kita lewati ditempat pelaksanaan KKN akan menjadi sebuah pengalaman serta pembelajaran baru dalam hidup. Hal-hal yang belum pernah saya alami terjadi ditempat ini, hal yang belum pernah saya ketahui saya ketahui disini, dan hal yang belum pernah saya lakukan saya lakukan disini. Begitu banyak pelajaran dan pengalaman yang saya dapat di Desa Sibanteng Dusun Gunung Peteuy ini. Harapan saya setelah saya dan teman-teman KKN saya selesai menjalankan kewajiban saya melakukan Kuliah Kerja Nyata ditempat ini, semua ilmu yang telah kita sampaikan walaupun hanya sedikit-sedikit namun kita dapat bagikan dan sebarkan dapat terus teringat dan diterapkan oleh masyarakat Gunung Peteuy ini. Apabila saya menjadi bagian dari Gunung Peteuy saya akan meminta pemerintah setempat untuk membangun menara sinyal pemancar agar masyarakat tidak sulit untuk menanyakan kabar atau mengetahui berita yang terjadi di dunia ini. Karena hal yang saya sayangkan adalah

sulitnya sinyal didaerah tersebut. Semua provider kartu ponsel tidak

mendapat signal sama sekali ditempat tinggal kami, begitu juga dengan televisi saluran hanya ada satu dan itupun seperti semut tayangannya. Begitu menyedihkannya tinggal ditempat seperti diujung dunia yang tidak dapat mendapat informasi dari luar, akan tetapi setelah lama dan sekian lama kami dapat mengerti dan mulai merasa nyaman disini.

Page 235: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

211

Dan harapan saya untuk pemerintah dalam bidang pendidikan adalah perdalam pelajaran bahasa Indonesia disetiap sekolah, karena mayoritas sekolah didaerah diajarkan oleh gurunya menggunakan bahasa daerahnya sendiri. Bahkan bahasa nasional jarang sekali digunakan. Pelajar di daerah sana belajar dengan menggunakan bahasa ibu atau bahasa daerah dan hampir semua atau mayoritas pelajar disana tidak mengerti bahasa Indonesia yang baik dan benar atau sesuai dengan kamus besar bahasa Indonesia (KBBI). Begitu sulitnya memberikan pengetahuan yang saya punya dengan bahasa Indonesia karena jujur saja saya tidak mengerti bahasa sunda dengan lancer.

Begitupun dalam bidang ilmu teknologi, setidaknya setiap sekolah diberikan fasilitas oleh pemerintah berupa komputer dan guru yang menekuni bidangnya. Karena disetiap sekolah pada saat ini pemerintah menerapkan ujian nasional dengan menggunalan komputer atau berbasis online, apabila para siswa tidak memahaminya maka bagaimana mereka dapat mengerjakan ujiannya dengan lancar? Dan ini pun merupakan PR untuk pemerintah. Dan bukan hanya itu, agar setiap siswa para penerus bangsa tidak buta akan teknologi informasi dimana pada saat ini generasi

millennials-lah yang menguasai dunia. Dalam bidang pelayanan masyarakat saya inigin pemerintah mempermudah masyarakat Desa Sibanteng Dusun Gunung Peteuy dalam program pembuatan KTP, KK, Akta Kelahiran, dan pembuatan BPJS. Karena setelah saya survei dan saya teliti saya terjun langsung kewarga masyarakat untuk meneliti seberapa banyak anak-anak di dusun ini yang belum memiliki akta kelahiran dan ternyata 80% diantara masih belum memiliki akta dikarenakan sulitnya akses untuk menuju Cibinong tempat pembuatan akta kelahiran tersebut serta ditambah dengan sulitnya birokrasi yang harus iikuti oleh masyarakat untuk pembuatan akta kelahiran. Dan ketika saya beserta teman-teman konfirmasi ke pihak desa, pihak desa memberikan tanggapan bahwa dahulu pembuatan KK, AKTA KELAHIRAN memang dapat dibuat di kantor desa. Namun, setelah pemekaran wilayah hal tersebut tidak dapat dilaksanakan lagi dikarenakan pihak desa tidak mempunyai anggaran untuk melakukan hal tersebut. Dahulu pihak desa memungut biaya untuk pembuatan KTP, KK, Akta Kelahiran, serta BPJS. Namun saat ini pihak desa tidak dapat memungut biaya, dikarenakan apabila memungut biaya untuk akomodasi maka hal tersebut dapat dipermasalahkan karena telah melanggar aturan birokrasi. Semoga pemerintah mempermudah jalannya kemajuan daerah tertinggal, agar semua desa di Indonesia dapat berkembang mengikuti

Page 236: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

212

kemajuan negara sebagai negara berkembang. Dan hentikan kegiatan nepotisme dalam hierarki pemerintahan, hal tersebut memotong putra-putri bangsa dalam berkarya dan berkembang. Nepotisme sudah diatur dalam undang-undang, namun hal ini sudah dijadikan hal yang lumrah dalam kegiatan sehari-hari. Nepotisme telah diterapkan dalam kegiatan pemerintah sejak awal orde baru, dan telah mengakar dalam pemerintahan dan tidak dapat diberantas dengan mudah. Hal yang membuat resah warga, namun sulit untuk dihindari karena dalam kehidupan sehari-hari tetap saja diterapkan. Cita-cita yang kecil namun sangat bermanfaat mungkin, ketika saya sudah menyandang gelar S.H saya bercita-cita kecil, ingin membenahi birokrasi pemerintah yang begitu rumit dan menyulitkan warga untuk menerima apa yang menjadi haknya dan kewajiban yang harus dimiliki oleh warga negara yaitu kartu identitas.

Betapa sulitnya warga ingin membuat Akta Kelahiran harus melewati perjalanan yang begitu jauh, dari Gunung Peteuy ke Cibinong sebagai pusat pemerintahannya. Mereka harus mempunyai uang untuk ongkos minimal Rp 100.000,- untuk satu kali perjalanan, dan Akta Kelahiran tersebut belum bisa langsung jadi, jadi warga harus pulang dan kembali lagi 2-3 hari untuk mengambil Akta Kelahiran yang sudah jadi dan mereka harus memiliki ongkos lagi minimal Rp 100.000,-. Dengan mayoritas pekerjaan mereka yang seorang petani sangat sulit mencari uang yang lumayan banyak hanya untuk membuat Akta Kelahiran, dank arena alasan tersebut banyak warga masyarakat yang keberatan untuk membuat Akta Kelahiran. Beberapa harapan dan cita-cita yang mungkin sangat lumrah untuk diinginkan setiap warga masyarakat. Berkembang terus Sibanteng, Berkembang terus Gunung Peteuy, Berkembang terus Bogor, Berkembang terus Indonesiaku!!! Semoga di lain kesempatan saya dapat mengunjungi tempat itu

kembali, salam cinta dan kasih dari saya peserta KKN ABRAR 141 UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 237: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

213

K

DARI MAHASISWA UNTUK SIBANTENG

Jundi Assyidiq

Sekapur Sirih dari Penulis

Pertama-tama saya ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada

Bapak Kepala Desa Sibanteng Bapak H. Supriani beserta aparat desa dan

Warga sekalian yang telah menerima dan menyambut Kami selaku peserta

KKN dari Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Alasan saya mengikuti kegiatan KKN ini selain untuk menyelesaikan

syarat kelulusan akademik, saya ingin mengukur seberapa dalam ilmu yang

saya dapatkan di perkuliahan serta sampai mana kemampuan saya dalam

mengimplementasikan ilmu yang saya dapatkan di perkuliahan. Karena dari

pengalaman saya ada seseorang yang paham akan suatu hal namun tidak bisa

memberikan pemahaman kepada orang lain dan ada pula orang yang paham

akan suatu hal dan mampu memberikan pemahaman kepada orang lain.

Serta termotivasi atau lebih tepatnya tertantang oleh suatu hal, yaitu

mempersatukan pemikiran agar terjadinya keselarasan dalam setiap

kegiatan namun terbatasi oleh waktu yang singkat untuk mengenal satu

sama lain ini. Dikarenakan saya dipertemukan oleh teman-teman baru yang

secara mendadak ditunjuk oleh pihak kampus tantanganpun bertambah

mengingat teman-teman saya lebih muda satu tahun dalam hal akademik

karena saya baru mengikuti KKN setahun lebih lambat dari teman-teman

saya yang se-alumni.

Untuk tujuan pribadi saya sendiri adalah ingin memberikan manfaat

kepada masyarakat banyak seperti yang dijelaskan oleh Rasullah Shallallah

‘Alayhi wa Sallam “Orang yang paling baik diantara kalian adalah orang yang

memberikan manfaat kepada orang lain” dan Alhamdulillah Allah memberikan

Hamba-Nya jalan lewat perantara kegiatan KKN ini. Yang mana dalam

kegiatan tersebut saya dapat memberikan pemahaman tentang dunia yang

sebagian dari masyarakat desa belum tahu mengenai jenjang pendidikan

setelah SMA yaitu perkuliahan sekaligus menekan angka pernikahan dini

dengan cara mengadakan seminar pra nikah di desa tersebut, serta

menyadarkan para warganya untuk menggali potensi yang dimiliki desa

tersebut namun tidak mereka (warga) sadari seperti misalnya pemakaman

Belanda yang sudah tak terurus. Jika tempat ini direstorasi bukan tidak

Page 238: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

214

mungkin jika desa tersebut menjadi destinasi wisata dan dapat

meningkatkan taraf perekonomian masyarakat setempat. Dan membagikan

sedikit ilmu saya yang sudah saya tempuh di pesantren untuk menyadarkan

para generasi muda penerus bangsa agar bersikap kritis terhadap sesuatu

apapun dan tidak langsung menerima informasi apapun yang tidak bisa

dipertanggung jawabkan kebenarannya. Mengingat di zaman milenial ini

dengan alat yang serba canggih terutama smartphone yang dapat

memudahkan kita dalam mengakses konten apapun oleh karena itu

pembelajaran tentang sesuatu apapun terutama ideologi Islam yang bersifat

sensitif dan menanamkan sikap toleransi kepada setiap etnis maupun

ideologi apapun, karna tanpa adanya sikap toleransi ini seseorang cenderung

selalu menyalahkan orang lain yang tidak sepemikiran dengannya seolah

dirinya yang paling benar dan menimbulkan permasalahan pelik dikemudian

hari.

Menurut pandangan saya sebelum mengikuti kegiatan KKN adalah

hanya sebagai formalitas akademik dan sebagai sarana dan prasarana dalam

mewujudkan tujuan pribadi saya, nyatanya ketika saya menjalani kegiatan

ini ada suatu ikatan yang tumbuh satu sama lain tidak lain dan tidak bukan

adalah ikatan kekeluargaan yang tanpa saya sadari telah tumbuh bersama

teman-teman KKN saya tersebut. Semua kekhawatiran saya tentang

perbedaan tahun akademik, perbedaan usia, serta perbedaan pemikiran saya

sirna sudah layaknya angin yang berhembus hilang begitu saja, mungkin

tumbuhnya rasa kekeluargaan ini timbul karena teman-teman satu sama lain

saling membantu setiap program kerja individu yang membutuhkan kerja

sama tim, begitu pula dengan para warga, Mereka sudah saya anggap seperti

keluarga besar saya ditambah dengan suasana pedesaan yang asri serta para

warganya yang sangat ramah dan selalu siap membantu kami para peserta

KKN untuk membantu setiap kegiatan yang kami selenggarakan. Tak lupa

pula rasa antusianisme yang sangat tinggi ketika kami mengadakan kegiatan

yang bersifat perberdayaan seperti misalnya Produk Olahan dan Kerajinan

Tangan.

Dan di akhir penutupan saya dalam mengikuti acara KKN tersebut

yang selama kurang lebih satu bulan hidup bersama para warga dan teman-

teman KKN seperti ada separuh jiwa yang hilang dalam raga entah dari

kapan rasa kehilangan ini muncul yang jelas sangat terasa sekali rasa

kehilangan tersebut. Dan jujur belum pernah saya menjalin ikatan yang

begitu kuat bersama teman-teman KKN dan seluruh warga yang susah

Page 239: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

215

senang ditanggung bersama, mungkin inilah yang membuat ikatan

kekeluargaan muncul.

Perbedaan

Pada sub bab saya memberikan judul demikian karena pada tahap ini

Saya akan menjelaskan tentang persepsi dari sudut pandang saya pribadi.

Karena saya berasal dari lulusan pesantren semenjak lulus dari SD, belum

pernah terbayangkan atau terpikirkan sedikitpun di benak hati saya akan

satu rumah dengan bukan muhrim (wanita), rasa canggungpun selalu saya

rasakan ketika berada satu rumah dengan teman-teman KKN. Persoalanpun

diperparah dengan fakta bahwa dalam kelompok KKN saya beranggotakan

19 orang dimana paling banyak didominasi oleh para wanita, yaitu sekitar 13

orang, bandingkan para Laki-laki yang hanya 6 orang saja bisa dibayangkan

rasio antara laki-laki dan wanita kurang lebih adalah 1 banding 2. Namun

kenyataannya alhamdulillah saya dapat beradaptasi bahkan sangat dekat

dengan mereka (wanita) yang tentunya dalam batasan-batasan yang wajar

menurut syariat agama.

Dari hidup satu rumahpun saya dapat memahami bahwa kemampuan

seseorang itu tidak hanya dilihat dari Jurusan/Prodi yang sedang digeluti, ini

terlihat ketika teman-teman KKN mengusulkan program kerja (Proker)

Mereka misalnya teman saya yang bernama lengkap Asrul Ummu Darojat

Jurusan Filsafat Islam dan kebetulan satu Fakultas dengan Saya yakni

Ushuludin mengusulkan tentang program kerajinan tangan dari benang

yang tentunya berpotensi meningkatkan perekonomian para masyarakat

disana, khususnya para Ibu-ibu dan Anak-anak yang cenderung memiliki

waktu senggang lebih banyak ketimbang para Ayah. Sekedar info saja

Jurusan Filsafat Islam itu menitik beratkan tentang para Filsuf kenamaan

dunia terutama kalangan Filsuf Islam dan satu lagi yang masih teman saya

yang berasal dari kaum Hawa yang bernama lengkap Diana Sa’adah yang

mengambil Jurusan Pendidikan IPS. Ia mengusulkan program kerja dengan

tema produk olahan makanan yaitu nugget tempe yang sebagian, bahkan

Kami seluruh kelompok KKN tidak mengetahui produk olahan tersebut dan

lagi-lagi tentunya mengandung nilai ekonomi karena dapat menjadi jajanan

anak sekolah. Kemudian ada lagi teman saya yang bernama Annisa Zikri dari

Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi yang notabene mendalami ilmu

tentang subtansi dari fenomena alam ketika menyodorkan prokernya

Page 240: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

216

(Program Kerja) ingin mengadakan cek kesehatan berupa cek tensi darah

(Tekanan Darah) walau hanya bermodalkan alat tensi darah saja, namun

tidak mengurangi semangatnya bersama teman-teman KKN 141 khususnya

dari para wanita dalam rangka menjaga kesehatan dan mendeteksi suatu

penyakit sedini mungkin untuk menciptakan suatu masyarakat yang sehat.

Dan Alhamdulillah Allah memberikan jalan berupa kecocokan program ini

dengan program yang diselenggarakan oleh Kelurahan Sibanteng yang ingin

mengadakan cek kesehatan yang tentunya memiliki peralatan yang lebih

memadai dan yang tadinya pemusatan program ini hanya untuk para orang

tua dan lansia kini merambah dan lebih spesifik seperti misalnya cek berat

badan dan imunisasi bagi balita, cek berat badan, usia kehamilan dan tinggi

badan bagi para ibu hamil dan terakhir bagi para Lansia (Lanjut Usia) adalah

cek tensi darah, kadar gula, dan kadar asam urat.

Sedikit pengalaman tak terlupakan ketika hidup bersama dengan

teman-teman KKN yang ingin saya tuangkan dalam tulisan yang singkat ini

adalah pada saat itu saya dan teman-teman KKN baru dua hari berada disana

dan baru ingin melaksanakan kegiatan program kerja kami yang pertama,

yaitu mengisi waktu luang para pelajar MI (Madrasah Ibtidaiyah) yang pada

saat itu sedang liburan akhir dengan kegiatan mengajarkan dua bahasa asing

yaitu Bahasa Arab dan Inggris. Namun sebelum melaksanakan program

tersebut sang pengusul yang bernama Ummul Hamida ingin meminta izin

kepada Kepala Sekolah MI tersebut yang bernama Bapak Kiai Asep Dimyati

yang akrab disapa Pak Adim sekaligus meminta bantuan untuk

mensosialisasikan program Kami tersebut kepada para murid MI tersebut.

Dan yang menjadi persoalan adalah sang pengusul program tersebut

yaitu teman saya yang bernama Ummul Hamida meminta perwakilan

kepada pihak Laki-laki untuk menemaninya berbicara kepada Bapak Kiai

Asep Dimyati selaku Kepala Sekolah MI tersebut, dan setelah melalui proses

yang panjang, yaitu saling tunjuk-menunjuk diantara enam Laki-laki itu

sayalah yang ditunjuk untuk membuka pembicaraan dengan Bapak Kiai

Adim tentang izin mengajar tersebut. Mengingat latar belakang saya yang

seorang santri namun saya mengakui bahwasanya disamping segan dengan

sang kiai sifat sayapun hampir seperti kebanyakan Laki-laki pada kelompok

saya yaitu suka menunda-nunda sesuatu yang pada akhirnya berimbas pada

kemoloran deadline. Sehingga baru pada malam hari selepas shalat Isya saya

dan sebagian teman-teman KKN memberangkatkan diri untuk meminta izin

kepada yang bersangkutan, yaitu Bapak Kiai Adim. Namun tak disangka

Page 241: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

217

ketika saya dan sebagian teman-teman KKN ingin mengunjungi rumah

beliau, sang Kiai tersebut sedang keluar rumah dikarenakan ada pengajian di

RT tetangga dan beliaupun turut dipanggil dalam acara pengajian tersebut.

Dengan perasaan sedikit kecewa dan menyesal saya dan sebagian teman-

teman KKN kembali ke rumah kontrakan dan sesaat sebelum memasuki

rumah, khusus para laki-laki terutama saya sebagai orang yang ditunjuk

selaku penyambung lidah antara Teman-teman kelompok KKN dengan Pak

Kiai dimarahi oleh seorang wanita kelompok Saya yang bernama Asrul

Ummu Darojat dengan suara lantang dan sedikit amarah mengatakan “

Makanya jadi Cowo itu yang sigap jangan maunya didorong aja“ setelah mendengar

perkataan itupun saya dan teman-teman laki-laki tanpa pikir panjang lari

ketakutan Hahaha. Teman saya itulah yang bernama Asrul kelak akan

menjadi Algojo bagi para laki-laki di kelompok kami.

Di lain waktu, ada sebuah tragedi pula yang menyebabkan kami para

laki-laki merasakan kembali panasnya kuping karena dimarahi oleh teman

saya yang masih seperti cerita diatas. Ketika itu sedang ada kegiatan produk

olahan makanan dan kebetulan dirumah air tidak menyala alias kosong.

Kami pun para laki-laki rada ogah-ogahan untuk pergi ke kegiatan, tiba-tiba

Asrul yang biasa saya panggil dengan sebutan “Mbak Yu” yang artinya kaka

perempuan dalam Bahasa Jawa tersebut mengatakan dengan nada yang agak

meninggi “Kalo jam segini belum siap-siap kapan mau dimulai acaranya” dalam

hitungan sepersekian detik saya dan teman-teman langsung tancap gas

tanpa memerdulikan badan yang belum mandi, baju yang kurang pantas

dalam acara resmi. Pokoknya yang ada dipikiran saya dan teman-teman

bagaimana caranya untuk bertahan hidup dari amukan Mbak Yu. Dan untuk

kejadian paling lucu selama mengikuti acara KKN ini adalah ketika kami

mencoba alat cek tensi darah milik salah satu teman saya yaitu Annisa Zikri,

berhubung diantara kami tidak ada yang bisa menggunakan alat cek tensi

darah tersebut maka hasilnya pun tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya.

Bayangkan hasil tekanan darah saya adalah 190/80 sontak saja saya kaget

karena hasil ini sudah sangat berpotensi mengalami penyakit Darah Tinggi.

Untung saja setelah dicek ulang oleh teman yang bisa menggunakan alat

tersebut bahwa tekanan darah saya adalah 110/80 yang terhitung

normal..huft. Respon saya yang berlebihan pun mengundang gelak tawa.

Dan mungkin untuk kejadian indah yang tak pernah terlupakan

bersama teman-teman KKN adalah ketika saya dan sebagian teman

Page 242: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

218

kelompok saya bernyanyi bersama dengan bermodal alat-alat kadarnya.

Jujur sampai sekarangpun jika melihat video tersebut masih sangat terasa

seperti masih berasa KKN. Sungguh pengalaman yang sangat indah dan tak

terlupakan.

Lalu ada kegiatan terakhir KKN yang menurut saya berkesan yaitu

kegiatan Malam Pensi (Pentas Seni) dalam acara ini menampilkan bakat dan

kesenian yang dimiliki oleh para Anak-anak dari Kampung Gunung Peteuy

namun yang membuat kegiatan ini sangat berkesan bagi saya dan sulit tuk

dilupakan adalah saya sendirilah yang menjadi pembawa acara tersebut.

Sebagai catatan saya adalah orang yang memiliki penyakit demam panggung

dan kurang begitu menonjol karena masih banyak disekeliling saya yang

lebih bagus dan layak untuk menjadi pembawa acara dan Alhamdulillah

dengan adanya kegiatan KKN ini saya diberikan kesempatan untuk menjadi

pembawa acara tersebut tanpa grogi dan mendapat pujian dari teman-teman

KKN

Terakhir, pengalaman yang akan Saya ceritakan dalam tulisan yang

sangat singkat ini adalah ketika Saya memberanikan diri untuk membuka

pembicaraan perihal izin mengajar di MI tersebut, mungkin terkesan sepele

namun butuh keberanian yang besar untuk melakukannya ini dikarenakan

lawan bicara adalah seseorang yang sangat disegani dan dihormati seluruh

Kampung Gunung Peteuy. Lalu ada pengalaman tentang pertama kalinya

saya mengajar anak-anak desa untuk belajar mengaji al-Qur’an dan kesulitan

yang saya alami ketika mengajar adalah bagaimana sabarnya mengajarkan

anak-anak yang benar-benar dari nol atau biasa kita sebut dengan buta huruf

Hijaiah. Dan sabar disini bukan hanya sabar dalam mengajarkan sesuatu

yang baru akan tetapi menghadapi tingkah laku dari para muridpun menjadi

hal sulit untuk ditangani bayangkan saja ketika saya mengajar bersama

beberapa teman-teman KKN saya ada sebagian murid yang lari-larian kesana

kemari, ada yang memanjat pilar tempat mengajar sampai-sampai Saya

membatin “apa ketika saya seumuran dengan mereka pernah melakukan hal-hal yang

konyol”. Namun bagi saya ini merupakan serba-serbi dalam dunia mengajar

dan diantara semua program hanya program mengajar inilah yang sangat

sulit untuk dijalani karena dibutuhkan kesabaran, ketelatenan, dan

perhatian yang lebih. Itu semua adalah pengalaman dan poin penting dalam

dunia mengajar yang tak terlupakan yang pernah saya alami dan

Alhamdulillah kelak memori ini akan terkenang selamanya dalam hati.

Page 243: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

219

Secuil Surga

Pertama-tama saya ingin menjelaskan tentang penamaan judul

diatas. saya memilih kata-kata ini dikarenakan terinspirasi dari kampung

tempat saya tinggal, apa lagi kalau bukan Kampung Gunung Peteuy tercinta

ini. Dikarenakan oleh beberapa hal yaitu pertama adalah suasananya yang

indah nan asri dan belum tersentuh oleh asap limbah pabrik dan jauh dari

hiruk pikuk kota yang selalu terpapar oleh polusi ditambah para tokoh

masyarakat dan warganya yang sangat memperhatikan lingkungannya. Yang

kedua adalah banyak pesantren yang Alhamdulillah masih sangat aktif dan

menjadi indikator bahwa ikatan agama Islam yang masih sangat kuat dan

mengakar dikalangan masyarakat sekitar serta banyak pula para tokoh

agama semisal ustaz, kiai, dan para Muballigh jadi tidak salah jika Saya

menyebut kampung ini sebagai tanah santri. Yang ketiga adalah

masyarakatnya yang selalu bermusyawarah ketika ingin menetapkan

sesuatu dan dikerjakan secara gotong royong dan sangat ramah seperti

bertegur sapa kepada siapapun tanpa terkecuali saya dan teman-teman

kelompok KKN pun sudah dianggap seperti warga bahkan saudara itu

sangat berbanding terbalik dengan masyarakat kota yang sangat bersifat

individualis, cuek dan tidak memperdulikan keadaan sekitar bahkan

tetangga yang bersebelahanpun sering kali tidak saling mengenal. Alasan-

alasan inilah yang memantapkan hati saya untuk mengambil kata sub bab

tersebut.

Kejadian-kejadian yang tak terlupakan selama saya bergaul dengan

masyarakat sekitar adalah ketika pertama kali mengikuti kegiatan para

warga yang sudah hilang dalam masyarakat kota, apalagi kalau bukan

gotong royong untuk membangun jembatan dan betonisasi jalan sekitar agar

bisa dilalui oleh kendaraan beroda empat. Hal ini pertama kalinya lagi saya

mengikuti kegiatan gotong royong tersebut setelah terakhir kali

melakukannya pada empat tahun silam, tepatnya ketika saya masih

menempuh pendidikan dipesantren. Ketika saya dan teman-teman dari

kalangan Laki-laki melakukan gotong royong itu mungkin tidak ada yang

aneh yah lumrah seperti biasanya, kejadian aneh muncul ketika waktunya

istirahat sekitar ba’da Dzuhur sebagian warga memakan singkong yang

langsung dari tempatnya tanpa diolah dahulu memang kebetulan tempat

kami bergotong royong itu bersebelahan dengan kebun singkong. Saya yang

melihat kebiasaan sebagian mayarakat itupun sedikit terperangah yah

Page 244: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

220

mungkin ini hal yang tidak penting bagi orang lain namun bagi saya ini

adalah sesuatu yang patut dicoba karena beda dari yang lain.

Kisah selanjutnya yaitu datang dari anak-anak, jadi ketika saya dan

teman-teman KKN ingin mengumumkan penutupan KKN dan dibarengi

dengan acara makan bersama para murid dari pengajian tersebut. Ditempat

Saya mengajar mengaji dan Bahasa Arab tanpa diduga hampir sebagian besar

dari kalangan anak-anak terutama dari murid perempuan ikut bersedih dan

merasa kehilangan mungkin bagi mereka saya dan teman-teman sudah

dianggap sebagai kakak mereka sendiri karena kalau boleh jujur kekurangan

yang menurut saya yang ada ditempat saya KKN adalah kurangnya pemuda

di daerah tersebut. Hal ini dikarenakan para pemuda dan pemudinya yang

lebih memilih merantau demi pekerjaan yang lebih layak yah memang

berdampak baik bagi perekonomian namun dari segi public figure bagi anak-

anak tidak ada yang mengakibatkan tidak adanya tenaga pengajar yang

cukup untuk pengajian.

Dan kisah terakhirpun masih dari anak-anak Kampung Gunung

Peteuy, ketika selesai menutup dan mengucapkan perpisahan kepada para

anak-anak dengan makan bersama sebagian dari mereka ada yang mengajak

Kami untuk mengunjungi wisata alam yang terdapat di Desa Sibanteng

tersebut yaitu mendaki sebuah gunung yang tidak begitu tinggi namun

indah yang bernama Gunung Seureh. Disana Kami melakukan foto bersama

para murid pengajian mungkin tidak ada yang aneh, namun ada satu kejadian

yang sangat menyentuh dan takkan pernah terlupakan oleh saya yaitu ketika

saya sendiri sedang beristirahat dan duduk santai dibawah pohon yang

rindang tiba-tiba salah seorang murid saya yang bernama Dimas memeluk

saya dari belakang seraya berkata “Kak pulangnya nanti aja yah minggu depan”

dalam waktu beberapa saat saya terdiam antara sedih dan bingung atas

pertanyaan si murid. Sedih karena mendengar perkataannya yang tulus dan

polos dari hati dan bingung dengan jawaban apa yang tepat dan tidak

melukai hatinya akhirnya dengan sedikit lirih saya menjawab “Kakak juga

masih ada tugas lagi ntar juga kalau kakak udah sukses Insya Allah bakal datang lagi

kesini “lalu ketika Saya selesai menjawabnya Dimas pun sedikit menjauh dari

saya dan menghapus sedikit air matanya yang jatuh agar tidak terlihat oleh

saya, teman-teman KKN, dan teman-temannya sendiri.

Page 245: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

221

Angan-Angan Indah

Jika takdir bisa diubah dan jarum jam yang dapat kembali

kepermulaan dimana ia memulai dan saya terlahir sebagai bagian masyarakat

Kampung Gunung Peteuy. Insya Allah saya ingin mengabdikan diri saya

kepada kampung tersebut dan mencurahkan seluruh perhatian saya kepada

mereka para murid pengajian yang polos namun memiliki keinginan yang

kuat untuk meraih sesuatu. Namun apa dikata takdir berkata lain nasi sudah

menjadi bubur namun jika memang sudah menjadi bubur hiasilah bubur itu

dengan tambahan bumbu dan ayam dan menjadikan bubur itu lebih nikmat

ketimbang nasi, seperti halnya saya yang tidak memiliki takdir untuk

menjadi masyarakat Kampung Gunung Peteuy namun atas izin Allah lewat

kegiatan KKN ini saya dapat dipertemukan oleh masyarakat Gunung Peteuy

tersebut dan secara tidak langsung menjadi bagian dari keluarga besar

Kampung Gunung Peteuy. Namun yang lalu biarlah berlalu menjadi angan-

angan indah.

Page 246: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

222

L

REKAM JEJAK DI SIBANTENG

Lia Agustina

Awal dari Sebuah Pengabdian

Awal memasuki semester 6 terdapat mata kuliah KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang merupakan hal baru bagi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK). Tahun-tahun sebelumnya FITK tidak pernah ada mata kuliah KKN untuk mahasiswanya. Karena KKN merupakan sesuatu yang baru bagi Fakultas saya, maka Kepala Program Studi Pendidikan Kimia yang merupakan jurusan saya, melakukan pengarahan bagi mahasiswa/i semester 6 untuk segera mengambil mata kuliah KKN tersebut, karena mata kuliah ini merupakan syarat penentu kelulusan. Saya dan teman-teman mendaftar

KKN secara bersama-sama melalui AIS (Academic Information System). Setelah saya mendaftar, awalnya saya hanya tau bahwa KKN itu adalah hidup disuatu desa selama sebulan atau lebih. Namun, setelah saya mendengar berita-berita dari orang-orang di sekeliling saya, ada yang mengatakan bahwa KKN itu harus melaksanakan suatu kegiatan baik individu maupun kelompok di suatu desa yang akan saya tinggali nantinya, ditambah lagi ada yang mengatakan bahwa teman-teman satu kelompok akan berbeda dari masing-masing Fakultas yang ada di UIN.

Setelah mendengar berita-berita yang beredar dari orang-orang di sekitar, membuat saya khawatir tidak dapat menjalani KKN, apalagi ditambah harus bersama orang-orang yang baru saya kenal selama sebulan atau lebih. Saya bukan orang yang cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitar apalagi dengan orang-orang baru dan dengan sifat mereka yang beraneka ragam juga. Rasa khawatir yang muncul ini, membuat saya ingin mencari tau bagaimana KKN itu sebenarnya, tapi saya tidak punya senior yang bisa saya tanyakan, karena baru angkatan saya di FITK yang menjalani KKN. Saya yang sebenarnya lulusan tahun 2013 pada waktu SMA, mempunyai beberapa teman dari Universitas lain yang sudah lulus, akhirnya saya memutuskan untuk menanyakannya dengan teman-teman saya dari Universitas lain yang sudah menjalani KKN sebelumnya. Banyak informasi yang saya dapatkan dari teman saya, dia mengatakan bahwa KKN itu seru dan akan banyak sekali pelajaran hidup yang di dapat. Dari cerita-cerita teman saya yang sudah pernah mengikuti KKN inilah, yang membuat saya yakin bisa menjalaninya. Setelah mendapatkan cukup informasi tentang KKN dari teman, saya mencoba mencari informasi lain dengan melihat video

Page 247: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

223

KKN dari Universitas lain atau mencari cerita dari pengalaman orang yang dibagikan melalui Internet. Dari banyak pengalaman orang yang saya dapatkan tentang KKN, semakin memotivasi diri saya sendiri. Saya meyakinkan diri sendiri bahwa segala sesuatu yang dikerjakan secara ikhlas dan percaya akan diri sendiri pasti akan maksimal hasilnya.

Pembagian kelompok KKN diumumkan melalui WhatsApp, semua mahasiswa UIN khususnya semester 6 sangat ramai dan mulai mencari nama mereka ada di kelompok berapa, siapa teman mereka dalam satu kelompok, dan di daerah mana lokasi KKN yang didapatkan. Saya pun juga demikian, ketika berita pembagian kelompok KKN sudah ramai, saya pun mencari nama saya dan di daerah mana saya ditempatkan. Ternyata saya ditempatkan di Desa Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng, Kota Bogor bersama dengan 19 orang yang berbeda jurusan dan saya mendapatkan nomor kelompok 141. Dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan terdapat 5 orang perwakilan tentunya dari jurusan yang berbeda walaupun dalam satu Fakultas yang sama. Setelah pembagian kelompok, satu per satu dari kami mulai mencari

satu sama lain dan membuat grup WhatsApp KKN 141. Akhirnya setelah semua anggota kelompok KKN 141 terkumpul, kami mengadakan pertemuan

pertama yang bertempat di depan Landmark UIN, kami mulai berkenalan satu sama lain dan mulai membentuk divisi serta BPH (Badan Pengurus Harian). Saya mengajukan diri menjadi bendahara II, karena saya ingin mencoba pengalaman baru sebab sebelumnya saya belum pernah menjadi bendahara baik dalam kegiatan sewaktu saya SMA maupun kuliah.

Tiba pada waktu acara pembekalan KKN yang dilaksanakan pada tanggal Kamis, 26 April 2018, pada saat pembekalan ada beberapa pembicara yang menyampaikan materi seputar apa saja yang harus dilakukan selama KKN, dan salah satu pemateri yang paling saya ingat dari Pak Eva Nugraha selaku Koordinator Program KKN PpMM. Beliau menyampaikan materi tentang alur pelaksanaan KKN, selain itu beliau banyak memotivasi para peserta KKN yang hadir pada hari itu. Beliau menyampaikan bahwa KKN merupakan wujud nyata bagi seorang mahasiswa yaitu melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi yang salah satunya adalah Pengabdian kepada Masyarakat. Hal inilah yang membuat saya semakin termotivasi dan mempunyai alasan mengikuti KKN. Saya meyakinkan diri saya bahwa saya bisa terjun dan mengabdi ke masyarakat berdasarkan kompetensi yang saya miliki sekarang. Karena jurusan saya adalah pendidikan, maka kompetensi saya yaitu mengajar. Saya mulai memikirkan kegiatan apa yang akan saya

lakukan di tempat KKN, karena background pendidikan saya adalah Pendidikan Kimia yang merupakan rumpun IPA, saya akan melakukan

Page 248: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

224

kegiatan Chemistry for Kids yang merupakan kegiatan eksperimen kimia sederhana bagi anak-anak. Saya mengharapkan kegiatan saya ini dapat menambah pengetahuan anak-anak bahwa sains itu dekat dengan kehidupan.

Setelah pembekalan, kelompok KKN saya mengadakan kumpul

untuk membahas tentang nama kelompok. Setelah dilakukan voting dan diskusi, akhirnya kami sepakat bahwa nama kelompok KKN kami adalah ABRAR yang mempunyai arti golongan yang berbuat kebajikan. Pada tanggal 1 Mei 2018, ada beberapa teman saya yang melakukan survei pertama. Namun, saya berhalangan hadir sehingga tidak bisa ikut, hasil survei yang pertama tidak terlalu maksimal karena hari libur sehingga pegawai kantor desa tidak masuk. Akhirnya, saya dan teman-teman kembali melakukan survei tanggal 8 Mei 2018, kami berangkat dari kampus UIN bersama-sama menggunakan motor dan sampai di Kantor Kepala Desa Sibanteng dengan waktu tempuh kurang lebih 2 jam. Sesampainya disana kami bertemu dengan Kepala Desa Sibanteng, dan diajak berkeliling dengan staf desa untuk melihat tempat KKN, kami ditempatkan di Dusun Gunung Peteuy. Letak dusun ini cukup jauh dari kantor desa dan tidak ada sinyal sama sekali. Kami ditempatkan di RT 01 RW 07, sesampainya di Dusun Gunung Peteuy, saya dan teman-teman berkunjung ke rumah ketua RT 01 yaitu Bapak Ujang. Disana kami berbincang-bincang mengenai banyak hal, seperti bagaimana kondisi masyarakat disana, kegiatan apa yang sering dilakukan, apa saja kekurangan atau kelebihan dari Dusun Gunung Peteuy. Kami mengadakan survei sebanyak 4 kali, semua survei yang saya dan teman-teman lakukan membuat kami dapat memetakan kegiatan-kegiatan yang tepat dengan permasalahan desa yang sedang dihadapi.

Setelah survei yang dilakukan dirasa sudah cukup untuk memetakan kegiatan kelompok yang akan dilakukan disana, saya dan teman-teman melakukan beberapa kali rapat untuk memilih kegiatan. Kegiatan kelompok kami tersebar menjadi beberapa bidang, baik itu kesehatan, pendidikan, sosial, ekonomi, keagamaan, lingkungan, dan kesehatan. Saya dan teman-teman rutin melakukan diskusi walaupun tidak secara langsung dilakukan karena kesibukan kami masing-masing, tetapi diskusi dilakukan via grup

WhatsApp. Tiba pada waktu pelepasan KKN yang diadakan pada tanggal 17 Juli 2018, beberapa orang dari perwakilan kelompok saya menghadiri acara pelepasan tersebut. Keesokkan harinya pada tanggal 18 Juli 2018, kelompok saya berangkat menuju lokasi KKN, saya dan teman-teman berangkat dari kampus UIN sekitar pukul 10.00 dan tiba disana pukul 14.00 WIB.

Page 249: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

225

Pembukaan KKN berlangsung pada tanggal 20 Juli 2018 di Kantor Kepala Desa Sibanteng, acara pembukaan ini dihadiri oleh perwakilan dari Kecamatan Leuwisadeng, Kepala Desa Sibanteng, Dosen Pembimbing kelompok KKN 141, dan perwakilan RT/RW Dusun Gunung Peteuy. Pada acara pembukaan ini, kelompok kami menjelaskan tentang kegiatan yang akan kami lakukan selama sebulan di Dusun Gunung Peteuy. Setelah acara pembukaan, keesokkan harinya saya dan teman-teman melakukan kegiatan ramah tamah dengan warga dengan bersilaturahmi ke tokoh masyarakat dan masyarakat Dusun Gunung Peteuy khususnya RT 01 RW 07.

Selama pelaksanaan KKN, banyak kegiatan yang kelompok kami adakan di Dusun Gunung Peteuy. Dari bidang pendidikan, ada kegiatan bimbel TPA dan calistung, Pelatihan MC, Renovasi Warung Baca Masyarakat, dan Pelatihan IT. Dari bidang pendidikan, saya banyak membantu khususnya pada kegiatan bimbel dan pelatihan IT, pada kegiatan bimbel yang dilaksanakan di RW 08, saya mengajar membaca untuk anak-anak yang belum lancar dalam membaca, banyak sekali anak-anak yang sudah masuk SD tapi belum lancar membaca. Bimbel yang diadakan di RT 01 RW 07, saya berkesempatan untuk mengajar matematika untuk kelas III,

selain itu saya juga menjalankan kegiatan pribadi yaitu Chemistry For Kids. Pada kegiatan pelatihan IT, karena keterbatasan tempat akhirnya saya dan teman-teman mengadakannya di posko KKN, disana saya mengajarkan

Microsoft Office khususnya Microsoft Word untuk anak-anak SMP khususnya yang berada di RT 01 RW 07, banyak anak-anak yang belum lancar dalam

mengoperasikan Microsoft Word. Dari bidang lingkungan dan kebersihan, saya dan teman-teman

mengadakan kegiatan penanaman bibit tanaman, gotong royong, penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), dan pengadaan tempat sampah. Untuk kegiatan penanaman bibit tanaman, dilakukan secara simbolis dengan menanamnya di lahan sekitar RT 01, dan sisa bibitnya diberikan kepada warga sekitar Dusun Gunung Peteuy, bibit yang dipilih dalam kegiatan ini adalah bibit tanaman buah, karena variasi tanaman hasil panen di Dusun Gunung Peteuy yang kurang bervariatif. Kegiatan PHBS dilaksanakan di SDN 02 Sibanteng, disana saya dan teman-teman mengajarkan anak-anak kelas I-IV bagaimana cara menyikat gigi dan mencuci tangan dengan benar serta membedakan sampah organik dan anorganik. Untuk program fisik dari sektor lingkungan dan kebersihan, saya dan teman-teman menyumbangkan tempat sampah untuk sekolah-sekolah di Desa Sibanteng, karena dirasa sangat kurang sekali tempat sampah di sekitaran sekolah menyebabkan sampah berserakan.

Page 250: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

226

Pada bidang sosial dan ekonomi, saya dan teman-teman mengadakan kegiatan seminar pranikah, gebyar kemerdekaan, seminar sadar hukum dalam Pileg atau Pildes, pelatihan produk olahan, pelatihan kerajinan tangan, dan pengadaan meja dan papan tulis untuk TPA. Pelatihan-pelatihan seperti produk olahan dan kerajinan tangan diadakan karena banyak sekali ibu-ibu yang hanya menjadi ibu rumah tangga, menurut saya ibu-ibu yang hanya diam dirumah sebenarnya bisa diberikan suatu keterampilan agar mereka produktif dan dapat menghasilkan pundi-pundi uang untuk membantu perekonomian keluarga, walaupun tidak semuanya menjadi ibu rumah tangga, ada beberapa yang berjualan baik dengan cara berkeliling atau berjualan di depan rumahnya saja. Kegiatan saya dan teman-teman tidak hanya berfokus di Dusun Gunung Peteuy saja, kami mengadakan seminar pranikah di Dusun Kawung Luwuk yang lokasinya cukup jauh dari tempat kami tinggal, menurut saya seminar ini merupakan salah satu kegiatan yang penting diadakan karena mayoritas masyarakat Desa Sibanteng banyak sekali yang menikah pada usia muda, ada yang baru lulus SMP/SMA memutuskan untuk menikah.

Saya dan teman-teman saya juga diberikan amanah oleh staf Desa Sibanteng dan bekerja sama dengan panitia pemilihan Kepala Desa untuk berkunjung dari rumah ke rumah untuk mensosialisasikan tentang DPT dan DPS, selain itu saya dan teman-teman mengadakan kegiatan seminar sadar hukum dalam Pileg atau Pildes, dikarenakan seringnya kisruh pada waktu pemilihan Kepala Desa Sibanteng. Saya dan teman-teman juga melakukan sumbangan berupa pengadaan meja dan papan tulis untuk TPA yang berada di RT 01 RW 07, dimana tempat pengajian anak-anak ini tidak ada papan tulis dan jumlah meja yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar.

Pada bidang keagamaan, saya dan teman-teman mengadakan

kegiatan wakaf al-Qur’an dan alat shalat, pengadaan lemari masjid, bersih-bersih masjid, pengadaan alat-alat kebersihan masjid, dan pengadaan plang penunjuk dan nama masjid. Kondisi Masjid Jami Al-Barokah yang berada di RT 01 RW 07 sangat kurang terjaga kebersihannya serta tidak adanya alat kebersihan masjid yang lengkap, akhirnya saya dan teman-teman mengadakan kegiatan bersih-bersih masjid dan kami juga menyumbangkan alat-alat kebersihan. Saya dan beberapa teman saya juga mengadakan survei ke masjid di RW 08 yakni Masjid Jami Baitul Mu’minin, kondisi masjid disana bersih namun terdapat beberapa al-Qur’an yang tidak diletakkan pada tempatnya, karena tidak tersedia lemari penyimpanan. Saya dan teman-teman memutuskan untuk menyumbangkan lemari dan beberapa al-Qur’an

Page 251: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

227

serta alat shalat, selain itu beberapa alat shalat dan al-Qur’an juga disumbangkan kepada para santri pesantren salafi di RT 01 RW 07.

Pada bidang kesehatan, saya dan teman-teman mengadakan kegiatan senam ceria, kegiatan posyandu dan posbindu, dan pengadaan timbangan bayi. Kegiatan senam ceria diadakan karena kurangnya kegiatan pada bidang kesehatan, khususnya untuk ibu-ibu di Dusun Gunung Peteuy RT 01 RW 07, kebanyakan aktivitas ibu-ibu hanya menjadi ibu rumah tangga, bahkan ada ibu-ibu yang mengatakan kepada saya bahwa dia baru pertama kali mengikuti kegiatam senam, selain ibu-ibu yang menjadi peserta senam, ternyata banyak anak-anak yang antusias juga untuk ikut serta. Saya dan teman-teman perempuan yang lainnya juga ikut serta dalam kegiatan posyandu dan posbindu yang dilaksanakan setiap 1 bulan sekali, saya mengikuti kegiatan posyandu sebanyak 2 kali, saya membantu menimbang bayi serta memberikan vitamin A untuk para bayi dan anak-anak, pada kegiatan ini banyak sekali ilmu yang di dapat khususnya mengenai kesehatan anak dan ibu hamil. Saya dan teman-teman saya juga menyumbangkan timbangan bayi untuk posyandu RT 01 dikarenakan timbangan yang digunakan masih konvensional.

Menurut pemikiran saya yang awalnya KKN hanyalah tinggal selama satu bulan atau lebih di sebuah desa itu ternyata sangat berbeda dengan implementasi yang ada di lapangan selama pelaksanaan KKN berlangsung. Terlalu banyak masalah dalam masyarakat khususnya di sebuah desa yang saya dan teman-teman tinggal di daerah Bogor, yang awalnya saya mengira Kota Bogor tidak jauh dari Ibukota Jakarta dan pastinya tidak ada satu daerah pun yang tertinggal, ternyata berbeda sekali dengan yang saya pikirkan. Dengan terjun langsung ke masyarakat, saya menjadi tau bahwa permasalahan dalam masyarakat sangatlah kompleks dan membuat saya menjadi pribadi yang lebih bersyukur. Keluarga Baruku

Saya dan teman-teman sepakat untuk memberi nama kelompok kami ABRAR, dengan harapan kami kelak dapat membawa perubahan terhadap desa yang kami tinggali. Saya tidak mengenal mereka sama sekali, walaupun dari Fakultas saya ada 5 orang namun kami berasal dari jurusan yang berbeda-beda, yaitu ada saya, Muhammad Abiseina Febian, Siti Hanifatul Aziz, Diana Saadah, Umul Hamida Wilayati. Walaupun kami berasal dari Fakultas Tarbiyah, tetapi masing-masing dari kami mempunyai keahlian yang berbeda. Umul Hamida Wilayati yang biasa dipanggil Ami, teman saya

Page 252: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

228

ini berasal dari jurusan Pendidikan Bahasa Arab sehingga Ami menjadi pengajar bahasa arab untuk anak-anak di TPA, selanjutnya ada Siti Hanifatul Aziz atau yang biasa dipanggil Hani, teman saya yang satu ini sangat dekat sekali dengan anak-anak, dia punya cara-cara untuk membuat anak-anak tidak berisik ketika kami mengajar atau ada kegiatan KKN lain. Muhammad Abiseina Febian biasa dipanggil Abi, dia mempunyai kemampuan untuk bernegosiasi khususnya pada tokoh masyarakat di Dusun Gunung Peteuy, dan yang terakhir adalah Diana Saadah atau biasa dipanggil Diana, teman saya yang satu ini mempunyai sifat yang lucu sehingga mampu mencairkan suasana, ketika saya dan teman-teman saya lelah dengan kegiatan-kegiatan KKN, dia selalu punya cara untuk membuat kami tertawa. Selain itu, Diana juga pandai memasak, dia merupakan salah satu juru masak yang selalu menyediakan makanan kami setiap harinya.

Dari Fakultas Adab dan Humaniora, ada Hilmy Fadhly dan Intan Permata Harum. Hilmy Fadhly atau biasa dipanggil Hilmy mempunyai

keahlian mendesign, bahkan logo kelompok KKN ABRAR pun dia yang

mendesign, sementara Intan merupakan sahabat dekat saya selama KKN, dia orang yang pendiam dan sangat sabar, karena dia berasal dari jurusan Sastra

Inggris, dia selalu mengajarkan vocabulary atau kosakata bahasa inggris kepada anak-anak sewaktu bimbel. Dari Fakultas Ushuluddin ada Jundi Assyidiq atau biasa dipanggil Abang Jundi, karena dia dianggap paling tua diantara semuanya, menurut saya dia adalah orang yang lucu dan mampu mencairkan suasana, dia juga mempunyai keahlian untuk mengajarkan bahasa arab untuk anak-anak di TPA, dan ada Asrul Ummu Darojat atau biasa saya panggil Mbakyu karena dia paling tua diantara teman-teman saya yang perempuan dalam satu kelompok, dia mempunyai keahlian dalam memasak, dia bersama dengan Diana merupakan juru masak kelompok kami selama KKN, selain itu Asrul mempunyai keahlian dalam membuat kerajinan tangan yaitu merajut sehingga dapat melatih ibu-ibu di Dusun Gunung Peteuy dalam kegiatan pelatihan kerajinan tangan.

Dari Fakultas Syariah dan Hukum, ada Aly Dzulfiqar, Yasjudan Lidandy Oskandar, dan Intanzi Lestari. Saya kurang begitu dekat dengan Aly dan Yasjudan, tapi mereka memberikan kontribusi yang besar ketika tahap renovasi Warung Baca Masyarakat, sementara Intanzi pernah menjadi salah satu pembicara di seminar pranikah. Dari Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, ada Millatun Hanifah atau biasa dipanggil Milla, dia sering sekali menjadi MC di setiap acara seminar yang kelompok saya adakan, kemampuannya berbicara di depan umum membuat Milla menjadi salah satu pemateri pada pelatihan MC.

Page 253: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

229

Dari Fakultas Dirasat Islamiyah, ada Afaf Nazrat Uyun, atau biasa saya panggil Mba Afaf, teman saya yang satu ini sangat menginspirasi karena dia sering kali menceritakan kisah para Nabi, atau pengetahuan Islam yang lainnya kepada saya dan teman-teman saya sewaktu KKN, selain itu dia sangat dekat dengan anak kecil dan pandai berbahasa Arab, sehingga seringkali dia mengajar di TPA. Perwakilan dari Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, yaitu Nurul Yahya, dia merupakan partner saya dalam mengelola uang kelompok, dia merupakan bendahara I kelompok ABRAR. Dari Fakultas Sains dan Teknologi, ada Danang Koencoro dan Hafina Rehana Jannah, mereka berdua berasal dari jurusan yang sama yaitu Agribisnis. Danang mempunyai keahlian menggambar, karena keahliannya ini, dia yang

mendesign tembok Warung Baca ketika direnovasi. Hafina Rehana Jannah atau biasa dipangil Pinoy, menurut saya Pinoy mempunyai karakter yang sangat ceria dan dekat dengan anak-anak, selain itu dia mempunyai keahlian dalam mengajarkan bahasa inggris kepada anak-anak, dan yang terakhir ada Annisa Zikri yang berasal Fakultas yang sama dengan Danang dan Hafina, menurut saya Zikri adalah pribadi yang pendiam tapi dia memberikan pengaruh yang positif terhadap saya dan teman-teman perempuan yang lain untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Fakultas yang terakhir yaitu Fakultas Ilmu Sosial dan Psikologi, perwakilannya yaitu Yanti Nianti. Menurut saya, Yanti pribadi yang pendiam tetapi dia merupakan pribadi yang ceria dan mampu mencairkan suasana.

Selama pelaksanaan KKN, ada kendala yang saya dan teman-teman rasakan, yaitu terbatasnya akses ke Kantor Kepala Desa Sibanteng, dikarenakan motor yang ada hanya 5, maka harus bergantian menjemput setiap anggota kelompok untuk sampai di Kantor Kepala Desa. Akhirnya saya dan beberapa teman saya memutuskan untuk berjalan supaya mempersingkat waktu dan membuat teman-teman saya yang bolak-balik menjemput menggunakan motor tidak menempuh jarak yang terlalu jauh. Pada waktu itu ada acara seminar sadar hukum, acaranya dimulai pukul

13.00 setelah pelaksanaan shalat Jumat, akhirnya saya dan teman-teman perempuan yang lain memutuskan untuk berangkat jam 10.00 dengan berjalan kaki, karena jarak dari posko KKN ke Kantor Kepala Desa Sibanteng sangat jauh, dan butuh waktu lebih dari 30 menit. Di tengah perjalanan, saya dan teman-teman merasa kelelahan dan memutuskan untuk mencari tumpangan, akhirnya bermodalkan rasa lelah dan nekat, saya dan teman-teman berusaha memberhentikan mobil yang sedang melaju dan kami pun akhirnya mendapatkan tumpangan, dan kebetulan orang yang memberikan tumpangan juga searah dengan saya dan teman-teman. Saya

Page 254: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

230

dan teman-teman sangat senang dan itu merupakan pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan. Nuansa Religius di Gunung Peteuy

Selama tinggal di Dusun Gunung Peteuy, saya merasa tempat ini kental dengan nilai religiusnya. Selama di tempat ini, saya banyak belajar nilai-nilai agama dan pelajaran hidup tentang bersyukur. Dari segi masyarakatnya, menurut saya warga Dusun Gunung Peteuy khususnya masyarakat RT 01 RW 07 sangat ramah dan menyambut kedatangan kelompok kami dengan sukacita. Masyarakat Dusun Gunung Peteuy sangat menjaga kerukunan antar tetangganya, selain itu masyarakat Dusun Gunung Peteuy RT 01 RW 07 rutin mengadakan pengajian baik itu pengajian setiap

malam kamis yang bertempat di rumah Mang Husni yang merupakan guru ngaji anak-anak di RT 01, dan setiap malam jumat nya selalu diadakan pengajian rutin untuk ibu-ibu di Aula. Di Dusun Gunung Peteuy RT 01 juga terdapat Pondok Pesantren Salafi, adanya pesantren ini juga menambah nilai religius Dusun Gunung Peteuy. Masyarakat Dusun Gunung Peteuy mayoritas adalah petani, pedagang, ada juga yang menjadi buruh di kota.

Tetapi dari segi lingkungan, menurut saya di Dusun Gunung Peteuy masih kurang terjaga kebersihannya baik itu dari lingkungan rumah maupun sekolah di sekitar Dusun Gunung Peteuy. Masih banyak sekali sampah yang berserakan karena kurangnya tempat sampah, kebanyakan dari masyarakat Dusun Gunung Peteuy menggunakan cara membakar sampah karena disana tidak ada tukang pengumpul sampah atau TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Menurut saya, tidak adanya pengumpul sampah dikarenakan tidak adanya lahan untuk TPA dan jarak dari Dusun Gunung Peteuy ke kota cukup jauh. Ada pengalaman yang tidak pernah saya lupakan dan merupakan salah satu pengalaman berharga bagi saya, yaitu saya pernah mengajar mengaji di

TPA milik Mang Husni, di tempat pengajian ini Mang Husni tidak memungut biaya sepeser pun kepada anak-anak, dia secara sukarela mengajarkan ngaji

untuk anak-anak. Mang Husni tinggal bersama Ibunya, Istrinya, dan kedua

anak laki-lakinya yang masih kecil. Keluarga Mang Husni merupakan keluarga yang sederhana, setiap malam kamis beliau juga mengadakan pengajian keluarga besar yang bertempat dirumahnya.

Anak-anak Dusun Gunung Peteuy mempunyai semangat yang besar dalam belajar, sewaktu saya melaksanakan kegiatan pribadi saya yaitu

Chemistry for Kids mereka sangat antusias menyimaknya. Saya melakukan dua percobaan sederhana yaitu membuat balon tanpa meniup dan gunung

Page 255: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

231

meletus. Saya juga memberikan beberapa pertanyaan dan hadiah bagi anak-anak yang bisa menjawabnya. Saya merasa anak-anak sangat antusias karena sebelumnya tidak pernah melihat percobaan kimia sederhana sehingga rasa ingin tahu anak-anak sangat besar. Pada saat saya melakukan demonstrasi kedua percobaan tersebut, ada beberapa anak yang sangat berisik karena ingin melihat secara dekat, namun saya dengan sabar berusaha untuk mengkondisikan suasana kelas yang sangat ramai. Karena anak-anak yang sangat berisik, membuat saya harus berteriak kencang, sampai suara saya habis. Ini merupakan pengalaman berkesan yang tidak akan pernah saya lupakan.

Harapanku untuk Gunung Peteuy

Akhirnya hari perpisahan pun tiba, saya dan teman-teman telah selesai melaksanakan amanah yang telah diberikan. Saya menyimpan banyak sekali pesan untuk Dusun Gunung Peteuy, 30 hari bukanlah waktu yang singkat dan mudah bagi saya untuk beradaptasi dengan suasana dan lingkungan baru. Namun, saya merasa nyaman berada di Gunung Peteuy dengan segala keterbatasan yang ada. Selama sebulan saya tinggal, banyak sekali pelajaran hidup yang saya dapatkan, terutama rasa bersyukur. Mungkin apa yang saya dan teman-teman lakukan belum seberapa untuk memberdayakan desa ini, tapi semoga bermanfaat untuk masyarakat Gunung Peteuy. Masih banyak hal yang saya dan teman-teman belum lakukan, terutama dari segi pendidikan. Masih banyak anak-anak yang belum lancar membaca dan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Dari segi lingkungan dan kebersihan, menurut saya diperlukan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di setiap RT atau disediakan tempat sampah di setiap sudut jalan, sehingga lingkungan dapat terjaga kebersihannya. Jika saya bisa lebih lama tinggal, saya akan lebih semangat lagi untuk mengajar anak-anak Dusun Gunung Peteuy, memberikan mereka pengetahuan-pengetahuan baru yang mereka belum pernah dapatkan sesuai dengan kompetensi yang saya punya yaitu pendidikan sains.

Semoga suatu saat saya dan teman-teman dapat berkunjung kembali ke Dusun Gunung Peteuy, semoga keberkahan selalu menyelimuti Gunung Peteuy. Pesan saya untuk Gunung Peteuy semoga nilai-nilai religius yang sudah ada dapat terus dipertahankan, karena menurut saya itulah yang menjadi ciri khas dari Dusun Gunung Peteuy. Terima kasih untuk pelajaran yang telah diberikan kepada saya dan teman-teman.

Page 256: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

232

M

JATUH HATI DI DESA SIBANTENG

Millatun Hanifah

Resah di Dadaku

Masa-masa ini akhirnya datang juga. Masa yang menandakan bahwa

akhir kehidupan dibangku kuliah akan selesai, masa dimana para mahasiswa

harus keluar dari zona nyaman untuk melihat sisi kehidupan dari berbagai

macam sudut, pertemanan, pertengkaran, kebersamaan, kekeluargaan,

kehangatan bahkan percintaan ada di masa ini, inilah KKN. Kuliah Kerja

Nyata (KKN) merupakan salah satu kegiatan yang wajib dilakukan oleh

mahasiswa khususnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. KKN ini dikelola

oleh Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) di bawah Lembaga

Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), juga menjadi salah

satu tujuan Tridarma Perguruan Tinggi untuk mengabdi kepada masyarakat.

Merupakan kewajiban bagi saya untuk mengikuti kegiatan ini,

karena KKN menjadi salah satu syarat untuk kelulusan. Awalnya

menyebalkan, karena KKN ini dilaksanakan ketika libur semester, jadi tidak

ada istilah ‘liburan’ karena harus mengikuti kegiatan ini. Setiap kali

mendengar kata KKN, pertanyaan yang selalu muncul dibenak saya adalah

apa yang bisa saya bagi kepada masyarakat? Apakah saya sudah

berkompeten untuk membagi kemampuan yang saya punya? Apakah nanti

saya bisa hidup nyaman bersama teman-teman yang belum saya kenal?

Apakah teman-teman saya bisa menerima sifat saya? Dimana saya tinggal?

Apakah nanti saya bisa tidur nyenyak? Apakah di tempat KKN nanti ada

sinyal? Bagaimana dengan makanan sehari-hari? Berulang kali pikiran

tersebut muncul di detik-detik KKN akan diadakan.

Berada di jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) membuat saya

berpikir, apa yang akan saya bagi kepada masyarakat di desa? Apa yang

mereka butuhkan? Apa yang bisa saya ubah? Saya masih belum tahu apa yang

harus saya bagi. Dengan kemampuan terbatas saya berencana untuk

mengajarkan kepada masyarakat di desa untuk berani berbicara di depan

umum atau lebih dikenal dengan public speaking atau dengan mengajak

mereka untuk lebih mengenal apa itu sosial media, dan sebagainya. Takut?

Iya, karena saya belum tahu keadaan disana seperti apa, apakah mereka

menerima apa yang saya berikan atau tidak. Namun, semua ketakutan itu

Page 257: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

233

hilang ketika melihat antusias dari masyarakat yang menyambut dengan

sangat hangat.

Bahagia Lahir dan Batin

Sore itu di bangku taman Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, semua mahasiswa di sekitar saya antusias melihat dimana dan

dengan siapa mereka berjuang. Ada yang histeris karena satu kelompok

dengan kawan semasa sekolah dulu, ada yang sedih karena nama-nama yang

tertera tak satupun dikenal, ada yang berlari kesana kemari karena ingin

mengetahui dimana kawan lainnya di tempatkan, ada yang senang karena

desa yang akan ditinggalinya bersuhu dingin karena berada di daerah

gunung atau curug, ada pula yang bahagia karena walaupun tidak tinggal di

suhu yang dingin, namun dekat dengan pantai. Suasana menjadi riuh

sampai-sampai mahasiswa lain yang tidak KKN pun memperhatikan.

Sedangkan saya? Apa yang saya lakukan? Disaat teman-teman melihat

handphone mereka, mencari-cari nama, desa, kawan-kawan yang akan

bersama selama kurang lebih satu bulan. Cemas, itu yang saya alami ketika

itu, karena belum siap menyadari bahwa KKN itu benar-benar akan dimulai

dan harus berpisah dengan kawan-kawan saya. Lima belas menit saya hanya

bertanya kepada kawan-kawan dimana tempat mereka KKN, adakah orang

yang mereka kenal, itu saja. Setelah mengetahui hal itu, giliran saya

memberanikan diri melihat daftar kelompok dan dimana saya ditempatkan.

Diam seribu bahasa, karena tidak ada satu orang pun yang saya kenal. Semua

baru, seperti menerka-nerka apakah nama ini bisa menerima keadaan,

kebiasaan dan sifat saya?

Kelompok 141 Desa Sibanteng Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten

Bogor, disinilah saya ditakdirkan. Dimalam hari, muncul grup kelompok

KKN di WhatsApp, kawan-kawan saya sebagian besar sudah masuk kedalam

grup. Berbeda dengan saya, karena belum ada grup kelompok 141 yang

mengajak saya untuk masuk. Resah dan takut karena sama sekali belum ada

bayangan siapa saja kawan-kawan baru saya, seperti apa mereka. Sudah

timbul kecurigaan bahwa kelompok saya terlihat kurang peduli, tidak

kompak dan sebagainya, keresahan ini masih ada hingga keesokan harinya.

Dipagi hari, masih belum ada tanda-tanda kelompok KKN yang saya harap

sudah kompak, hingga akhirnya ada seseorang yang memasukkan saya

kedalam grup KKN dan rasa cemas itu mulai hilang sedikit-sedikit.

Page 258: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

234

Menyapa, berkenalan, bertanya dari jurusan apa, melihat-lihat foto yang

tertera untuk sedikit mengetahui bagaimana rupa orang-orang yang akan

tinggal bersama di Desa Sibanteng. Hal pertama yang harus dilakukan adalah

bertemu dengan orang-orang tersebut. Sore itu tepatnya di landmark UIN

Syarif Hidayatullah kami sepakat untuk bertemu. Disana banyak sekali

kelompok-kelompok yang berkumpul, sehingga untuk mencarinya harus

bertanya ke kelompok-kelompok lain, hingga pada akhirnya saya bertemu

dengan takdir saya. Satu persatu mulai datang dan berkumpul, satu sama

lain saling melihat-lihat, ada yang pendiam, ada yang ramah, ada yang heboh

ada juga yang aneh. Kami saling berkenalan, bertanya dari jurusan apa,

dimana tempat tinggalnya dan saat itu satu persatu saling menyebutkannya.

Saat itu juga kami langsung berdiskusi siapa yang akan menjadi ketua

kelompok, wakil, sekretaris, bendahara, divisi acara, humas, publikasi

dekorasi dan dokumentasi. Masing-masing mengajukan diri ingin berada di

posisi apa, awalnya saya ingin berada di posisi divisi acara, namun karena

kuota untuk menjadi anggota divisi acara sudah penuh, akhirnya saya

ditunjuk untuk menjadi wakil ketua, entah mengapa saya dipilih diposisi itu.

Karena sudah diberi kepercyaan dari kawan-kawan akhirnya saya

menerima. Setelah penentuan posisi, pertemuan pertama yang

menyenangkan ini ditutup dengan sesi foto bersama untuk mengenang awal

pertemuan ini.

Tidak berhenti sampai disini, saya jadi sering bertemu dengan

kelompok KKN 141 untuk menentukan nama kelompok dan program-

program apa saja yang akan dilakukan di Desa Sibanteng nanti. Setelah

berdiskusi cukup lama untuk menentukan nama kelompok KKN, lahir lah

nama ABRAR yang diambil dari bahasa arab yang artinya orang-orang yang

berbuat kebaikan. Nama ini diharapkan dapat mewujudkan keinginan

masyarakat di desa agar kami bisa memberikan kebaikan untuk mereka.

Hal selanjutnya yang dilakukan ialah survei ke lokasi. Saya bersama

dengan kawan-kawan berangkat di pagi hari. Perjalanan ditempuh kurang

lebih dua jam tiga puluh menit dengan menggunakan motor. Survei pertama

ini tidak semua anggota bisa ikut, karena ada beberapa orang yang

berhalangan hadir. Kami berencana untuk datang ke kantor Desa Sibanteng

untuk mengetahui keadaan desa tersebut dan program-program apa saja

yang kira-kira dibutuhkan di desa ini. Namun sayangnya, kantor desa tutup

karena itu adalah hari libur sehingga kami tidak bisa meriset. Dengan wajah

kelelahan karena jarak yang ditempuh cukup jauh dan merasa tidak

Page 259: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

235

mendapat apa-apa karena tujuan kami adalah ke kantor desa, agar survei ini

tidak menjadi sia-sia akhirnya kami bertanya dengan warga sekitar dimana

rumah kepala desa atau jajaran desa yang bisa kami temui. Akhirnya tepat di

depan kantor kepala desa, kami dipertemukan dengan salah satu staf Desa

Sibanteng, ialah Ibu Wiwin. Bu Wiwin menceritakan bagaimana keadaan

desa, apa saja rata-rata profesi yang dilakukan oleh masyarakat desa. Hari itu

hanya itu saja informasi yang Bu Win ceritakan. Tidak hanya sekali survei,

total sebanyak empat kali survei dilakukan untuk menggali informasi-

informasi.

Rancangan kegiatan sudah mulai disusun. Tak lupa pula dikelompok

KKN 141 memiliki dosen pembimbing selama KKN, ialah Ibu Nur Hidayah,

Ph. D Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Saya dan kawan-kawan

dibimbing dalam merencanakan apa yang harus kami lakukan disana. Ibu

Nur memberikan arahan kepada kelompok yang beliau bimbing ini agar

program-program yang direncanakan terlaksana dengan baik.

Hari demi hari berlalu, saat itu tanggal 18 Juli 2018 seluruh

mahasiswa yang mengikuti KKN dilepas oleh pihak kampus untuk

mengabdi kepada masyarakat. Dihari itu, ada yang langsung berangkat ke

lokasi KKN, ada pula yang belum. Termasuk kelompok saya yang berangkat

keesokan harinya pada tanggal 19 Juli 2018. Kami berangkat pukul 10 pagi

dari UIN syarif Hidayatullah menggunakan mobil. Sesampainya di lokasi

saya dan kawan-kawan merapihkan barang bawaan yang kami bawa dan

mengawali hari pertama dengan shalat berjamaah dan bertadarus bersama.

Awal yang sangat indah dan hangat. Kami tinggal di sebuah rumah

sederhana di Dusun Gunung Peteuy tepatnya di RW 07. Isi rumah ini cukup

lengkap dengan 2 kamar, 1 ruang tamu, dapur dan 1 kamar mandi. Walapun

dengan beralaskan lantai yang mulai retak namun nyaman untuk ditinggali.

Namun ada sesuatu yang mengejutkan dan harus meningkatkan tingkat

kewaspadaan, kamar mandi yang ada dirumah ini tak memiliki pintu hanya

ditutup dengan gorden usang saja. Ini membuat rasa cemas jika ingin ke

kamar mandi, karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Begitu juga

dengan keadaan tempat buang air, cukup dikatakan kurang layak karena

tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) menurut kawan-kawan

saya, tampat ini hanya terbuat dari semen. Namun bagaimanapun

keadaannya saya harus terima karena tidak hanya masyarakat, saya juga

disini harus kuat dan sabar untuk menguji kemandirian.

Page 260: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

236

Keesokan harinya pada hari Jum’at 20 Juli 2018, saya dan kawan-

kawan mulai mempersiapkan kegiatan pertama yaitu pembukaan sekaligus

berkenalan dengan beberapa warga yang bertempat di kantor Desa

Sibanteng. Kepala Desa Sibanteng Bapak H. Supriani menyambut kami

dengan senang hati, beliau berharap semoga program-program yang akan

dilaksanakan dapat terwujud dengan baik, aman dan bisa bermanfaat bagi

warga di Desa Sibanteng. Acara ini disertai dengan penyerahan simbolis kaos

dari Muhammad Abeseina selaku ketua kepada Bapak H. Sairin dengan

bertuliskan KKN Abrar 141 Leuwisadeng Bogor.

Mengawali hari-hari di Desa Sibanteng tentulah tidak mudah.

Kebiasaan-kebiasaan yang biasa dilakukan di kota tidak banyak yang bisa

dilakukan disini. Seperti kejadian yang tak terlupakan dan mebahagiakan

bagi saya, yaitu handphone. Alat komunikasi yang tak bisa dilepaskan kapan

pun dan dimana pun kita berada di era zaman yang semakin modren ini.

Apalagi berhubungan dengan media sosial, para kaum milenial tentu tak bisa

lepas dari media sosial, baik untuk berkomunikasi, bertukar pesan, update

status di media sosial, hingga bermain game online. Berbeda 180 derajat dari

kebiasaan-kebiasaan tersebut, kini hal tersebut sangat langka didapatkan

karena kami benar-benar tidak punya sinyal untuk melakukan kebiasaan-

kebiasaan tersebut. Resah, galau, bete, itu yang selalu saya santap sehari-hari

bersama kawan-kawan. Kalau ingin mendapatkan sinyal, kami harus keluar

dari rumah ke daerah yang lebih tinggi. Bayangkan saja, setiap malam kami

harus keluar mencari satu atau dua sinyal bahkan ada yang tidak dapat sama

sekali hanya untuk bermain handphone.

Malam hari, adalah malam yang paling ramai diluar rumah karena

hampir semua orang berlomba-lomba mencari sinyal. Ada yang menelpon

kekasih untuk menanyakan kabar, ada yang curhat tentang keadaannya

selama di desa, ada yang selalu update kegiatan hari ini di media sosial, ada

pula yang mengunduh permainan offline untuk mengisi kebosanan selama tak

ada sinyal. Kegiatan ini terus berulang hampir satu minggu pertama. Di

minggu kedua ada alternatif lain agar tetap mendapatkan sinyal, dengan

membeli layanan internet atau hotspot. Cukup dengan harga 2000 sampai

3000 rupiah, kami bisa mengakses internet walaupun terkadang tidak begitu

cepat kekuatannya. Dengan adanya warung hotspot ini kami tidak begitu

kesulitan untuk mengakses internet. Diminggu ketiga kebiasaan tidak ada

sinyal pun mulai terbiasa, saya dan kawan-kawan mengalihkannya dengan

Page 261: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

237

cara bermain games yang tidak menggunakan handpohone sebagai medianya.

Kami bermain kartu, monopoli, uno, dan lain-lain. Hampir setiap hari kami

melakukan hal ini, karena begitu menyenangkan bisa bercengkrama

langsung dengan kawan-kawan hingga saya pun lupa dengan kebisaan

bermain handphone setiap waktu. Banyak sekali kebahagiaan yang saya

dapatkan ketika saya dan kawan-kawan tidak mendapatkan sinyal di dusun

ini. Saya dan kawan-kawan jadi lebih dekat dan akrab karena banyak

berbicara, berbagi kisah dan pengalaman, hobi, kebiasaan sehari-hari tanpa

handphone. Saya sangat bersyukur dan bahagia sekali bisa merasakan

kebersamaan di KKN ini.

Ketentraman Jiwa dan Raga

Dihari berikutnya saya dan kawan-kawan berkeliling sekitar dusun

untuk ramah tamah dan meminta bantuan jika terjadi apa-apa. Alhamdulillah

warga disekitar sangat baik dan akan siap membantu jika terjadi apa-apa.

Mulai dari menumpang mandi, buang air, hingga mencuci baju mereka

bersedia membantu. Salah satu keluarga yang sering saya dan kawan-kawan

datangi ialah rumah nenek. Sayang sekali ketika itu saya lupa bertanya

kepada sang nenek siapa namanya, saya hanya memenggilnya nenek. Nenek

tinggal dibawah rumah kami yang letaknya tidak begitu jauh. Hampir setiap

hari saya dan kawan-kawan pergi kerumah nenek, tentunya selalu

‘merepotkan’ nenek. Nenek tinggal seorang diri, maka dari itu saya dan

kawan-kawan dipersilahkan untuk datang kapanpun. Saya ingin bercerita

sedikit tentang kisah keluarga nenek yang amat baik hati kepada saya.

Sejak sang suami meninggal dunia, nenek hidup seorang diri

dirumah. Rumah Nenek cukup besar untuk ditinggali banyak orang.

Walaupun hanya tinggal sendiri dirumah, namun anak-anak nenek beserta

menantu dan anak cucunya tinggal disekitar rumah Nenek sehingga Nenek

tidak merasa kesepian. Kehidupan Nenek sangat sederhana, walaupun

memiliki anak banyak namun nenek tetap mandiri tidak bergantung dengan

anak-anaknya. Setiap pagi nenek pergi ke kebun teh miliknya yang berada

tidak jauh dari tempat tinggalnya. Tak lupa pula beliau sambil mengarit

rumput untuk pakan ternak kambing miliknya. Suasana dirumah Nenek

selalu hangat, karena baru saja memasuki rumah asap dari tungku yang berisi

air matang sedang berkobar.

Page 262: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

238

Nenek memiliki banyak anak, salah satu anaknya sangat

menginspirasi saya untuk selalu menjadi manusia yang bermanfaat bagi

orang lain, beliau adalah Husni Mubarak atau biasa dipanggil Mang Husni.

Saya lupa bertanya berada diurutan berapa Mang Husni sebagai anak nenek.

Mang Husni memiliki satu istri dan dua orang anak laki-laki. Hati saya amat

tentram melihat keluarga ini, keluarga yang sederhana, selalu menebar

kebaikan dan selalu semangat menjalani kehidupan. Jujur saja, ketika saya

menulis tulisan ini saya merasa sangat bersyukur bertemu dengan keluarga

yang sangat saya kagumi kesederhanaannya. Dalam kesehariannya, memang

Mang Husni tidak memiliki pekerjaan tetap seperti halnya orang lain. Beliau

berkerja serabutan, membantu membangun rumah, mencari rumput-

rumput, apapun beliau lakukan asalkan pekerjaan itu halal baginya. Namun

ada kegiatan yang rutin beliau lakukan dan saya yakin dengan beliau

melakukan kegiatan ini, tidak ada bandingannya dengan apa yang beliau

lakukan selain kegiatan ini. Mang Husni memiliki tabungan amal soleh yang

ganjarannya InshaAllah tidak akan habis sampai beliau tak ada lagi di dunia

ini. Anak-anak yang berada di Dusun Gunung Peteuy, setiap hari belajar

mengaji dengan Mang Husni, dibantu oleh sang istri yang biasa kami sebut

Teteh. Pengajian ini dilakukan setelah shalat Maghrib dan bertempat dirumah

nenek. Dengan kesabaran dan keikhlasannya, Mang Husni selalu semangat

mengajar tentang ilmu agama yang beliau miliki. Dengan murid yang sangat

banyak, mungkin agak sulit untuk mengajar dengan hanya dua tenaga saja,

namun Mang Husni tak patah semangat, sehingga murid-muridnya pun

selalu bersemangat tiap kali ingin belajar ilmu agama Islam dengan Mang

Husni dan Teteh. Oleh karena itu, selama KKN berlangsung, saya dan kawan-

kawan mencoba membantu berbagi sedikit ilmu yang kami miliki kepada

murid-murid. Rasa tentram sangat terasa di keluarga ini, hingga ketika KKN

kami berakhir, air mata ini pun jatuh karena akan berpisah dengan murid-

murid dan kelurga yang sangat sederhana ini. Mang Husni berharap semoga

saya dan kawan-kawan bisa menjadi orang yang bermanfaat, lakukanlah

kebaikan walaupun nilai itu sangat kecil, namun bisa menjadi besar untuk

orang lain.

Satu lagi kisah yang membuat hati ini bergetar. Kisah seorang ibu

tangguh dengan dua orang anak yang semangatnya terus berkobar setiap

harinya. Beliau adalah Ibu Nur. Ibu tangguh yang memiliki dua orang anak,

Kayla sang kakak dan Afan si anak bungsu. Mengapa saya mengatakan

Page 263: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

239

bahwa Ibu Nur adalah ibu yang tangguh? Karena keseharian beliau sungguh

mulia. Beliau adalah seorang ibu, seorang guru TK dan guru mengaji,

pengusaha air mineral, penjual jajanan, hingga pengelola warung baca. Saya

akan menceritakan keseharian ibu tangguh ini.

Dimulai di pagi hari yang buta, di sepertiga malamnya beliau sudah

bangun untuk shalat sekaligus mempersiapkan makanan yang akan dijual di

warung tepat di depan rumahnya. Mulai dari bubur ayam, bakso, hingga

gorengan-gorengan dipersiapkan secepat mungkin. Setelah semua matang,

beliau langsung segera bersiap-siap untuk mengajar generasi penerus

bangsa. Enam murid TK beliau ajarkan agar kelak menjadi generasi-generasi

yang cerdas. Dengan kemampuan sedanya beliau tak pernah putus asa untuk

mengajar anak-anak ini. Ruangan tempat mengajar pun bisa dibilang sangat

kecil, karena hanya bermodalkan ruang tengah yang berada dirumah beliau.

Setelah mengajar TK beliau lanjut dengan berjualan makanan yang juga

berada di depan rumahnya. Banyak pembeli yang mampir ke warung beliau,

terutama anak-anak, karena disamping enak harga jajajan yang dijajakan Ibu

Nur sangat terjangkau. Disiang harinya beliau memasak makanan untuk

keluarganya sekaligus beristirahat. Dirumah Ibu Nur, tepatnya di depan

rumah terdapat ruangan kecil tempat Ibu Nur mencari pundi-pundi rupiah

sekaligus menjadi ladang ilmu bagi warga sekitar. Ada air mineral isi ulang

dan ada buku-buku bacaan yang disebut biasa disebut Warung Baca. Hal

yang paling mengagumkan adalah warung baca ini. Ibu Nur rela

menyedekahkan ruangan untuk ia berdagang untuk menjadi tempat

membaca buku masyarakat di Dusun Gunung Peteuy, karena masih

tingginya minat membaca masyarakat sekitar.

Tak berhenti sampai disitu, Ibu Nur juga sambil melayani para

pembeli yang ingin mengisi air mineral isi ulang sehingga rumah beliau tak

pernah sepi dari kermaian orang. Di sore hari, Ibu Nur mengajar mengaji

anak-anak seorang diri. Beliau tak pernah lelah untuk selalu menebarkan

kebaikan dan manfaat yang beliau miliki. Ketika malam hari, Ibu Nur tidak

diam, beliau membersihkan rumahnya yang belum sempat dibersihkan

karena banyaknya aktifitas yang beliau lakukan setiap hari. Sungguh, apa

yang dilakukan beliau sangat berarti bagi generasi penerus bangsa.

Walaupun hanya memiliki modal ijazah SD, beliau tak minder untuk berbagi

ilmu semampunya. Saya berharap Ibu Nur berserta keluarga diberikan umur

yang berkah, kesehatan lahir batin, rezeki yang lapang, kesabaran,

kelancaran dalam segala urusan hingga mencapai kebahagiaan dunia dan

Page 264: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

240

akhirat. Semoga apa yang beliau lakukan selama ini dapat membantu beliau

untuk amal soleh di hari akhir nanti, Aamiin aamiin Yaa Robbal ‘alamiiin.

Rasa Syukur dan Untaian Doa

Terima kasih tak terhingga saya ucapkan kepada kawan-kawan

seperjuangan KKN 141 Abrar tercinta yang sudah sama-sama berjuang untuk

membantu melayani masyarakat di Desa Sibanteng ini. Kepada Nenek,

Mang Husni, Teteh, Muti dan Nden saya ucapkan terima kasih telah

membantu saya dalam hal apa pun, mengajarkan arti tulus dan ikhlas tanpa

pamrih, semoga Allah selalu memberikan keberkahan dan kebahagiaan bagi

keluarga ini. Terima kasih juga untuk Pak Aziz dan Ibu Wiwin selaku staf

desa yang selalu membantu saya dan kawan-kawan dalam situasi apapun,

mengawasi dan memberi cahaya kepada kelompok saya dalam menjalani

KKN ini. Kepada seluruh jajaran RT, RW, tokoh masyarakat di Desa Gunung

Peteuy, para staf desa yang tidak bisa disebutkan satu persatu, Bapak H.

Supriani selaku Kepala Desa Sibanteng yang selalu memantau bagaimana

keadaan saya beserta kawan-kawan dan selalu mendukung kegiatan yang

kami lakukan, tak lupa juga saya ucapkan terima kasih yang sebanyak-

banyaknya kepada anak-anak dan masyarakat di Desa Sibanteng yang telah

membantu kami mensukseskan program-program yang sudah kami buat.

Selama 30 hari hidup di desa ini, saya merasa bahwa keterbatasan

bukan penghalang untuk selalu menebarkan kebaikan. Sekecil apapun

kemampuan yang kita miliki, cobalah berbagi dengan orang lain karena siapa

tahu bagi mereka itu sangatlah berarti. Perjalanan mengabdi ini akhirnya

berlabuh, saya berharap bahwa apa yang telah saya dan kawan-kawan

berikan kepada masyarkat dapat bermanfaat untuk kehidupan mereka.

Aamiin aamiin Yaa Robbal ‘alamiiin.

Page 265: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

241

N

MAHASISWA BARU DAN KKN

Muhamad Abiseina Febian

KKN bagi Mahasiswa Baru

Perkenalkan, nama saya Muhamad Abiseina Febian. Saya biasa

dipanggil Abi oleh teman-teman. Saya berasal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan atau biasa dikenal FITK di Jurusan Pendidikan Matematika.

Tahun 2018 adalah tahun pertama dimana FITK diikut sertakan dalam

kegiatan KKN ini, jadi pada dasarnya saya tidak mempunyai pengetahuan

atau cerita-cerita yang biasanya diceritakan oleh senior-senior tentang KKN.

Bisa dikatakan kami para mahasiswa FITK adalah mahasiwa baru dalam hal

KKN. Jadi sedikit terkesan hanya ikut-ikutan saja kegiatan KKN ini karena

memang sudah seharusnya dilakukan karena diwajibkan.

Dengan bermodalkan Pendidikan yang telah saya pelajari di fakultas

dan jurusan misalnya bisa mengajar, bisa matematika, maka mungkin disana

saya akan mengajarkan anak-anak di desa tempat KKN saya nantinya

tentang matematika yang tentunya tetap di jenjangnya masing – masing.

Karena sempat terbesit pikiran bahwa anak-anak desa yang mungkin

pendidikannya susah ditambah pula pelajaran Matematika. Bahkan banyak

siswa yang mendapatkan pendidikan yang bagus di kota pun masih

kualahan dengan matematika.

Mahasiswa Baru dan Kegiatannya

Pengumuman pembagian kelompok KKN tiba, saya mengunduh lalu

mencari nama saya ada di kelompok berapa. Dan ternyata saya berada di

kelompok 141 yang berjumlah 19 orang dan ditempatkan di Desa Sibanteng,

Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor. Tidak ada sama sekali yang

sudah saya kenal di kelompok itu. Kami berasal dari jurusan-jurusan yang

berbeda. Ego yang pastinya berbeda pula setiap orangnya. Akan seperti apa

saat KKN nanti? Bagaimana cara saya berbaur dengan mereka? Apakah saya

akan benar-benar diterima oleh mereka? Setidaknya itulah pertanyaan-

pertanyaan yang selalu saya tanyakan kepada diri saya saat akan menghadapi

KKN.

Page 266: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

242

Lalu kami pun tergabung di dalam sebuah grup WhatsApp. Tidak

terlalu banyak percakapan saat itu. Hanya pertanyaan seperti “kapan kita

kumpul?” sambil diiringi jawaban-jawaban dari teman-teman yang lainnya.

Karena saat itu masih masa perkuliahan, jadi banyak dari kelompok kami

yang susah untuk berkumpul karena sibuk dengan perkuliahannya. Maka

pertemuan pertama kami pun akhirnya berlangsung saat berpapasan dengan

agenda yang diadakan PPM.

Saat itu, sekitar pukul 16.00 WIB di sekitar landmark UIN kami pun

berkumpul untuk pertama kalinya. Tidak semuanya hadir tetapi lebih dari

setengahnya hadir saat itu. Ada pula yang datang terlambat karena baru

selesai dengan urusan perkuliahannya. Kami duduk melingkar dan

pertemuan kami dimulai dengan perkenalan masing-masing individu. Saya

memperkenalkan diri saya, lalu dilanjut oleh teman-teman lainnya. Awalnya

suasana perkumpulan tersebut bisa dibilang cukup kaku, mungkin karena

memang kita belum terlalu mengenal satu sama lain atau mungkin juga ada

beberapa yang jaim atau jaga image.

Setelah berkenalan, kami melanjutkan ke pembahasan selanjutnya,

yaitu pembahasan struktural. Selain Badan Pengurus Harian atau BPH, divisi

apa lagi yang sekiranya diperlukan untuk kelompok kami. Setelah beberapa

kami berdiskusi akhirnya telah ditentukan bahwa akan ada divisi acara,

divisi humas, divisi perlengkapan, dekorasi dan dokumentasi untuk

membantu Badan Pengurus Harian. BPH terdiri atas enam orang, yaitu

ketua, wakil ketua, dua orang sekretaris, dan dua orang bendahara. Dan

sisanya hanya tinggal mengisi divisi-divisi yang sudah ada dengan

kemampuan masing – masing individu di kelompok kami. Setelah itu, kami

melanjutkan diskusi kami tentang siapa yang akan berada di posisi apa.

Pertama, penentuan ketua kelompok. Karena laki-laki di kelompok

kami hanya enam orang, maka lelaki di kelompok kami mengajukan untuk

yang wanita saja untuk menjadi ketua agar yang lelaki dibiarkan di divisi saja

untuk bekerja. Tapi banyak yang tidak setuju, karena biar bagaimanapun

lelaki lah yang harusnya menjadi pemimpin, begitu katanya. Maka para

lelaki pun mengalah, karena kalau dilanjutkan ke tahap voting pun tetap

kalah. Sebenarnya dari awal saya ingin mengajukan diri untuk menjadi

ketua, tetapi ada sedikit keraguan karena sebelumnya fakultas saya belum

pernah ikut serta dalam KKN, jadi belum ada cerita tentang KKN dari

teman-teman atau senior seperti yang teman-teman saya sudah dapatkan

pastinya dari teman-teman dan seniornya masing-masing. Namun, pada

Page 267: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

243

akhirnya pun saya tetap terpilih menjadi ketua. Bukan mengajukan diri, tapi

dipilih dan dengan pertimbangan “saya belum pernah ada pengalaman dan di situasi

seperti ini, jadi mohon bantuannya, mohon bimbingannya atas terpilihnya saya menjadi

ketua dan mohon dimaklumi apabila terjadi kesalahan atau kekurangan saat saya

memimpin nantinya”, begitu yang saya sampaikan kepada teman-teman

kelompok 141 saat itu. Setelah terpilihnya ketua, kami melanjutkan diskusi

tentang wakil, sekretaris, bendahara, dan anggota-anggota divisi yang sudah

disepakati sebelumnya.

Pertemuan pertama kami pun selesai. Setelah itu kami

mengagendakan pertemuan selanjutnya untuk membahas program kerja

yang akan dilaksanakan disana selama kurang lebih satu bulan dan

pembahasan tentang agenda survei ke Desa Sibanteng. Beberapa program

kerja pun diajukan oleh teman-teman. Ada pula beberapa yang disarankan

oleh dosen pembimbing kami. Namun kami pun tidak bisa melaksanakan

semua pastinya, jadi hanya akan ada beberapa saja yang kami laksanakan

dengan pertimbangan yang benar-benar dibutuhkan dan sesuai dengan desa

tersebut.

Setelah beberapa kali pertemuan akhirnya ada beberapa program

kerja yang akan kami laksanakan disana, dan dibagi ke dalam beberapa

bidang, yaitu bidang Pendidikan, bidang kesehatan, bidang keagamaan,

bidang sosial dan bidang pemberdayaan. Misalnya ada pengajian rutin di

bidang keagamaan, ada Bimbel di bidang Pendidikan, ada Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) di bidang Kesehatan, dan lain-lain.

Selain kumpul dan bertemu, kami juga sempat beberapa kali

melakukan survei ke Desa Sibanteng. Akan tetapi, karena ada suatu kegiatan

yang tidak bisa ditinggalkan, maka saya tidak bisa ikut membantu teman-

teman untuk survei. Ada perasaan tidak enak kepada teman-teman karena

saya ketua tetapi tidak ikut survei. Hasil dari kurang lebih empat kali survei

yaitu kami diarahkan oleh pihak desa untuk melaksanakan KKN di Dusun

Gn. Peteuy karena beberapa dusun lainnya sudah pernah dijadikan lokasi

KKN di tahun-tahun sebelumnya. Dan kami pun sudah mendapatkan

tempat penginapan yang cukup strategis dan mudah dijangkau untuk

pelaksaaan-pelaksanaan program kami.

Pelepasan KKN oleh PPM pun tiba. Kami berangkat ke lokasi KKN

keesokan harinya. Setelah kegiatan itu, kami berkumpul sekali lagi untuk

memastikan keperluan-keperluan yang dibutuhkan selama KKN dan

membahas teknis untuk keberangkatan esok hari. Ternyata ada beberapa

Page 268: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

244

yang kurang, maka kami langsung menyelesaikannya hari itu juga. Karena

tidak memungkinkan jika dicari esok hari atau saat KKN berlangsung.

Setelah selesai kami kembali ke rumah masing-masing dan bersiap-siap.

Hari keberangkatan pun tiba. Para wanita berangkat menggunakan

mobil dan yang pria menggunakan sepeda motor. Sebenarnya bisa saja kami

semua naik mobil, tetapi karena sepeda motor dirasa diperlukan maka para

pria membawa sepeda motor saat KKN. Kami berkumpul pukul 08.00 WIB,

sambil menunggu mobil jemputan kami datang kami sambil mengobrol dan

berusaha untuk memecah suasana agar saat KKN nantinya tidak lagi terasa

kaku ataupun canggung. Sekitar pukul 10.00 WIB kami pun berangkat

menuju lokasi dan tiba sekitar pukul 14.00 karena kondisi jalan yang cukup

macet. Setelah sampai kami pun membersihkan rumah yang akan kami

singgahi selama KKN itu. Lalu malam harinya kita mengadakan pengajian di

rumah tersebut agar kegiatan kami selama KKN dipermudah dan

dilancarkan.

Keesokan harinya kami mengadakan pembukaan KKN di Kantor

Desa Sibanteng dan mengundang kepala desa, perangkat-perangkat desa,

RT, RW, dan beberapa tokoh desa di Dusun Gn. Peteuy. Pembukaan mulai

terlaksana sekitar pukul 13.00 WIB. Ada sambutan dari kepala desa,

perwakilan RW yang berada di Gn. Peteuy dan dosen pembimbing kami

yang sekaligus mengenalkan kami dan program apa saja yang akan

dilaksanakan selama KKN berlangsung. Kami sangat senang dengan

antusias dan sambutan yang begitu hangat dari pihak desa, RT, dan RW

kepada kami yang akan melaksanakan KKN dan hal tersebut membuat kami

sedikit bersemangat melaksanakan KKN.

Hari pertama KKN pun tiba. Program pertama kami yaitu Bimbel

tetapi bukan di sebuah sekolah melainkan di sebuah Pondok Pesantren

Salafiah. Namun, di hari pertama ini kami tidak langsung mengajar. Kami

berkoordinasi terlebih dahulu dengan pengurus pondok pesantren tersebut

dan meminta izin untuk sesekali mengajar disana, karena bimbel yang kami

lakukan tidak setiap hari. Banyak koordinasi-koordinasi dan obrolan-

obrolan kecil yang kami lakukan di hari pertama. Dengan bapak-bapak, ibu-

ibu, anak-anak dan yang remaja yang seusia kami. Dengan maksud untuk

memperkenalkan diri, memperkenalkan program yang akan dilakukan dan

menanyakan apa yang masyarakat disana butuhkan. Karena jika kami

sanggup untuk melakukan, akan kami lakukan. Dan ternyata pengurus

pondok pesantren dan para warga sangat antusias menerima kami. Kami

Page 269: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

245

sangat senang dengan antusiasme masyarakat Gn. Peteuy yang benar-benar

menerima kedatangan kami untuk melaksanakan KKN.

Hari-hari KKN pun berlangsung. Program demi program pun

terlaksana. Pertemanan kami pun semakin erat. Banyak sifat dari teman -

teman yang berbeda jauh seperti saat perkenalan. Kebiasaan-kebiasaan lucu,

aneh, setiap orangnya mulai bermunculan. Ada seorang lelaki bernama

Hilmy yang setiap tidur selalu mendengkur. Awalnya kami para lelaki

merasa terganggu dengan suara dengkurannya, akan tetapi semakin hari

kami semakin terbiasa. Dia juga orang yang paling bersemangat diantara

para lelaki. Semangat untuk menjemput dosen pembimbing kami apabila

ada suatu kegiatan yang diharuskan dosen pembimbing kami hadir. Paling

semangat apabila bersangkut paut dengan makanan. Keahliannya dalam

bidang komputer pun sangatlah diperlukan. Misalnya mengedit video,

membuat desain sertifikat, membuat desain banner, dan lain-lain.

Ada pula seorang wanita bernama Asrul yang seringkali dipanggil

“Mbak Yu” karena ke-Jawa-annya. Dia adalah wanita yang sangat dihormati

di kelompok kami. Karena umurnya yang lebih tua dibandingkan kita semua,

dan juga sifatnya yang sedikit tegas namun terkesan memarahi bagi kita yang

belum terbiasa. Dia seringkali menasihati para lelaki apabila malas. Dia

selalu membangunkan kami untuk shalat Subuh dengan caranya yang sangat

para lelaki takuti sehingga kami pun terbangun. Awalnya saya merasa

sedikit kesal akan tetapi semakin hari saya semakin terbiasa dan mengerti

mengapa dia melakukan hal itu. Dia juga ahli dalam memasak.

Selanjutnya ada wanita bernama Diana. Wanita Betawi yang akrab

dengan sapaan “Mpok” di kelompok kami. Dia sudah menikah saat berada di

semester 2, jadi dia seringkali menceritakan pengalaman-pengalaman dan

hal-hal lain tentang hubungan pernikahan saat kelompok kami sudah tidak

ada kegiatan. Karena sudah menikah, dia jadi ahli dalam hal masak memasak.

Mpok dan Mbak Yu lah yang hampir setiap harinya menyajikan makanan

untuk kami. Kelakuannya yang aneh, dan lucu pun membuat kelompok kami

semakin terbiasa dengan KKN.

Banyak cerita lucu, cerita haru yang terjadi selama KKN. Saya merasa

sangat bangga menjadi ketua kelompok KKN ABRAR 141. Banyak pula

pelajaran yang dapat diambil selama KKN. Banyak cerita yang saking

banyaknya sampai saya tidak bisa untuk menguraikannya disini. Saya hanya

ingin mengucapkan banyak terima kasih dan mohon maaf yang sebesar-

besarnya kepada kalian yang telah mengajarkan saya banyak hal. Saya

Page 270: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

246

bersyukur karena tidak banyak konflik yang terjadi di kelompok kami. Saya

akan selalu ingat kegiatan “what do you think about me?” di malam-malam

terakhir sebelum pulang. Banyak pesan, banyak keluhan yang kalian

ungkapkan kepada saya. Saya akan selalu belajar untuk berubah menjadi

lebih baik lagi dengan pesan-pesan yang kalian berikan. Hampir semua

kegiatan sepertinya akan sulit untuk dilupakan. Terima kasih telah

memberikan kesan indah tentang KKN yang belum pernah saya ketahui

sebelumnya.

Gn. Peteuy dan Segala Isinya.

Sibanteng adalah salah satu desa di Kecamatan Leuwisadeng.

Sibanteng mempunyai 5 dusun, yaitu Gn. Peteuy, Kawung Luwuk, Sinar

Jaya, Sadeng Kaum, dan Liojambu. Pada KKN kali ini, kelompok kami di

arahkan untuk fokus melaksanakan kegiatan di Dusun Gn. Peteuy. Dusun

ini berlokasi paling jauh dari Kantor Desa Sibanteng. Maka dari itu kami

harus menggunakan kendaraan bermotor jika hendak mengadakan kegiatan

di kantor desa.

Perjalanan menuju Gn. Peteuy cukup sulit. Kondisi jalan yang meliku

dan menanjak juga gelap apabila malam hari, karena selama perjalanan

belum banyak rumah-rumah dan belum ada lampu penerangan di sepanjang

jalan. Akan tetapi banyak pemandangan indah selama perjalanan menuju Gn.

Peteuy. Pada malam hari pun terlihat lampu-lampu kota dari atas bukit atau

biasa kita kenal dengan istilah “Bukit Bintang”.

Gn. Peteuy adalah salah satu dusun di Desa Sibanteng yang akan

menjadi tempat kami melaksanakan KKN. Pertama kali kesana, kami

disambut dengan hangat oleh Pak RT dan Pak RW disana. Hari pertama

KKN pun banyak warga dan anak kecil yang datang kerumah kami untuk

sekedar bertegur sapa. Sangat hangat sambutan warga disana menyambut

kami. Namun, karena kita masih sibuk dengan kegiatan bersih-bersih dan

rapi-rapi rumah, jadi kami belum sempat banyak ramah tamah dengan warga

desa disana hanya yang sekedar lewat lalu menyapa.

Setelah kami selesai dengan segala kegiatan kami dirumah, keesokan

harinya kami melakukan ramah tamah berkeliling desa. Menghampiri rumah

Pak RW, rumah Pak RT, dan beberapa rumah warga yang dianggap tokoh

penting di desa tersebut. Di dekat rumah kami tinggal pun ada sebuah

Pondok Pesantren Salafiah dan kami beberapa kali berkenalan dan menyapa

Page 271: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

247

mereka sekaligus berkunjung ke rumah ustaz pondok pesantren tersebut.

Karena dekat dengan pondok pesantren, maka mayoritas pemuda dan

pemudi yang berusia remaja disana adalah santri. Lalu sisanya hanya anak-

anak seusia anak SD dan SMP.

Di dekat rumah kami ada dua sekolah, satu sekolah SD dan satu

sekolah SMP. Akan tetapi karena tempat kami lumayan sulit untuk

dijangkau, maka murid -murid sekolah tersebut kebanyakan anak-anak di

sekitar kami juga. Namun, meski begitu anak-anak disana sangat

bersemangat untuk sekolah. Semangat mereka untuk belajar pun sangat

tidak diragukan lagi. Bahkan saat kami bersosialisasi tentang kedatangan

kami kepada anak-anak, mereka minta diajarkan oleh kami. Dan kebetulan

kami pun mempunyai program kerja Bimbel. Namun, tidak mengajar di

sekolah melainkan di aula yang biasa dipakai oleh santri karena anak-anak

biasa melakukan pengajian juga disana.

Sebenarnya masyarakat disana sepenuhnya beragama Islam, tapi

pada awalnya saya tidak mengetahui hal itu karena banyak anjing yang

berkeliaran disana. Jadi saya mengira ada beberapa yang non muslim. Tetapi

setelah diselidiki dan bertanya kepada warga disana, ternyata pemiliknya

adalah seorang muslim yang sengaja memelihara anjing tersebut untuk

menjaga ladang atau kebun yang dimilikinya. Karena masih banyak babi

hutan yang terkadang menjadi hama bagi kebun mereka. Jadi pada akhirnya

saya mengetahui bahwa masyarakat disini adalah semuanya Muslim.

Setelah pembagian jadwal mengajar Bimbel kelompok kami

dibagikan, saya langsung berfikir apa yang akan saya ajarkan. Karena modal

saya hanya matematika, tidak terlalu bisa mengajar Bahasa Arab, untuk

mengajar mengaji lebih dalam pun tidak bisa. Maka dari hasil pembagian

kelompok beberapa orang yang mengajar di saat yang bersamaan dengan

saya, kami menentukan kalau ingin belajar mengaji dengan siapa, belajar

Bahasa Arab dengan siapa, dan yang ingin belajar matematika dengan saya.

Saat saya mengajar, saya hanya benar-benar mengajar matematika. Ternyata

murid yang saya ajarkan yaitu murid kelas empat, lima, dan enam. Awalnya

saya ragu, apakah mereka mau belajar matematika. Namun ternyata mereka

sangat bersemangat. “Kalau belajar ngaji sih kita bosan, kak. Pengen belajar yang lain

juga” ucap salah seorang murid saat itu. Dan teman – teman yang lainnya pun

menyetujui. Saya pun jadi sangat bersemangat untuk mengajar matematika.

Dan ternyata murid-murid disana bisa untuk mengikuti yang saya ajarkan.

Ternyata mereka adalah anak-anak yang pintar yang sangat mau untuk

Page 272: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

248

belajar dan yang kurang bisa pun sangat bersemangat untuk tidak mau kalah

dengan yang sudah bisa. Hal ini akan menjadi hal yang sangat tidak bisa saya

lupakan selama mengajar. Kalau anak di desa yang kondisi pendidikannya

bisa dikatakan minim saja masih bisa bersemangat, kenapa masih banyak

siswa di kota yang mengabaikan pendidikan.

Gn. Peteuy dan sekitarnya adalah tempat dimana kami sulit untuk

mendapatkan sinyal internet. Hampir tidak ada satupun provider yang bisa

menjangkau desa kami. Hanya ada sinyal untuk telefon atau sms. Maka untuk

mendapatkan sinyal internet, kami harus sedikit berjalan kearah luar desa

sambil mencari sinyal. Banyak juga yang sudah menemukan spotnya masing-

masing untuk mendapatkan sinyal internet. Ada pula salah satu warung

yang menyediakan jasa Wi-Fi seperti sistem di Warnet Rp 3000/3jam.

Disamping itu ada keuntungan yang bisa diambil dari tidak adanya sinyal ini,

kelompok kami jadi semakin erat karena kegiatan yang kami lakukan

menjadi tidak terganggu dengan adanya gadget.

Disana pula ada suatu tempat yang katanya nantinya akan dijadikan

tempat wisata. Tempat tersebut biasa dikenal dengan nama WAGUPET

(Wisata Gunung Peteuy). Tempat wisata tersebut nantinya akan sama

seperti taman wisata Pabangbon yang sudah kita kenal. Hal tersebut

merupakan salah satu aset pula untuk warga Sibanteng, khususnya Gn.

Peteuy. Akan tetapi, hal tersebut belum didukung dengan akses menuju

tempat tersebut. Jika nantinya dijadikan tempat wisata, dan banyak

pengunjung yang pulang malam hari, hal itu akan sangat berbahaya karena

tidak adanya lampu penerangan di sekitar jalan menuju tempat tersebut.

Cita – Cita untuk Gn. Peteuy

Gn. Peteuy adalah tempat yang sangat indah. Tempat yang

memberikan saya banyak kenangan dalam hidup. Ke-indahan alamnya,

kebaikan warganya, dan segalanya. Semoga para penerus bangsa yang berada

disana tetap bersemangat untuk menuntut ilmu. Walaupun sangat minim

fasilitas yang dimiliki. Saya mendapatkan pelajaran disana bahwa bukan

perihal banyak uang, cukup berikan kami pendidikan dan akan kami peroleh

banyak hal dari sana. setidaknya begitu lah pemikiran warga disana. Bukan

menjadi dokter, bukan menjadi pilot, anak-anak disana hanya ingin menjadi

seorang Kiyai. Saya pun sedikit mengajarkan bahwa banyak yang bisa kalian

gapai jika kalian terus belajar. Apapun yang kalian mau, akan bisa kalian

Page 273: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

249

gapai jika kalian terus memperjuangkan itu. Do’a saya saat pulang, semoga

apa yang dicita-citakan warga Sibanteng bisa tercapai. Cita-cita mulia yang

sederhana tapi sangat menyentuh semoga bisa dikabulkan oleh Tuhan.

Semoga bisa dikabulkan oleh para pemimpin yang berkuasa atas Sibanteng.

RT, RW, Lurah, Bupati, Camat, bahkan sampai Presiden semoga bisa meng-

amini do’a mereka. Hanya hal kecil bagi kalian, tapi sangat besar untuk warga

Gn. Peteuy. Saya akan selalu ingat dengan apa yang sudah kalian berikan.

Tidak banyak yang bisa saya berikan. Saya akan menyempatkan mampir jika

ada waktu luang. Do’akan saya dan teman-teman agar menjadi orang sukses

kelak. Siapa tahu ada dari kami yang bisa mengabulkan do’a kalian.

Page 274: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

250

O

SEPENGGAL KISAH DI DESA SIBANTENG

Nurul Yahya

Berawal dari KKN

Kuliah kerja nyata atau yang lebih dikenal dengan istilah KKN

merupakan salah satu program yang diterapkan oleh UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta sebagai bentuk implementasi dari Tridarma Perguruan

Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Dimana, mahasiswa dituntut

memberikan pengabdiannya kepada masyarakat di daerah-daerah yang

cukup tertinggal untuk membantu memajukan desa di daerah tersebut

selama kurun waktu satu bulan. Program ini juga merupakan suatu

kewajiban yang harus diikuti oleh mahasiswa UIN Jakarta sebagai salah satu

syarat kelulusan. Hal ini membuat saya cukup terbebani. Selain karena

adanya tambahan uang, tenaga dan waktu, saya juga harus tinggal selama

sebulan penuh di desa orang yang bahkan belum pernah saya singgahi,

ditambah saya harus tinggal dengan orang-orang yang belum tentu saya

kenal selama sebulan.

Awalnya saya merasa heran mengapa harus ada KKN? Untuk apa

saya mengikuti kegiatan ini, tinggal di desa terpencil, jauh dari keramaian

kota? Apa hasil yang akan saya dapat? Dan apa untungnya bagi saya jika saya

mengikuti KKN ini? Sempat terbesit juga dalam benak saya, apakah kegiatan

KKN ini cocok untuk saya sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Sedangkan program Magang di perusahaan-perusahaan atau instansi

tertentu, menurut saya lebih bermanfaat untuk bekal saya ketika lulus nanti

ketimbang KKN.

Pertanyaan pun berulang-ulang saya lontarkan ke senior-senior saya

yang telah lebih dahulu menjalani kehidupan KKN, “Bagaimana KKN? Apa yang

kita lakukan saat KKN?” dan jawaban mereka sangat bersemangat, ada yang

bercerita sukanya, ada pula yang bercerita dukanya, semua tersimpan dalam

benak saya. Bahkan mereka mengatakan bahwa setelah KKN, kami akan

betah di sana dan tidak ingin pulang. Saya pun mencoba untuk berpikir

positif mengenai KKN. Hari demi hari berlalu, hingga akhirnya

pengumuman pembagian kelompok yang ditetapkan oleh PPM (Pusat

Pengabdian kepada Masyarakat) sudah tersebar.

Page 275: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

251

Saya mencari nama saya di antara ribuan nama dan yaa, saya

menemukannya! Saya masuk ke dalam kelompok 141 dari 200 kelompok yang

sudah dibentuk oleh pihak PPM. Saya mendapatkan nama-nama asing dalam

kelompok tersebut, tidak ada satu orangpun yang sejurusan bahkan satu

fakultas dengan saya. Saya mulai merasa khawatir, apakah mereka mau

berteman dengan saya, dan apakah kami bisa bekerja sama dengan baik

selama satu bulan ke depan sedangkan tahu sifat mereka saja tidak. Akan

lebih mudah jika mendapat teman kelompok yang bisa sepemikiran dengan

kita. Jika tidak, ini yang akan menjadi penghambat untuk menyatukan

pemikiran, terlebih egonya yang tinggi. Saat membicarakan mengenai

anggota kelompok, saya sempat merasa iri melihat teman saya yang satu

kelompok dengan teman sekelasnya atau teman sefakultasnya. Namun,

inilah pembelajaran untuk saya agar lebih mandiri dan belajar untuk cepat

beradaptasi dengan orang-orang baru.

Keesokan hari setelah pembagian kelompok, ada teman yang satu

kelompok dengan saya menghubungi saya dan memasukkan saya ke grup

WhatsApp KKN 141, disinilah pertama kalinya saya dan teman-teman

berkenalan via grup chat. Tidak cukup hanya melalui grup chat WhatsApp kami

mulai mengagendakan untuk melakukan pertemuan pertama. Pertemuan

pertama ini diadakan di halaman Landmark UIN, kami saling mencari satu

sama lain hingga akhirnya berkumpul di satu titik. Awalnya saling

memandang, melihat satu sama lain dan merasa canggung. Namun, kami

mencoba memecah suasana agar lebih cair, dimulai dengan memperkenalkan

nama, asal jurusan, alamat rumah dan hobi masing-masing anggota. Lucu,

ketika saya mengetahui ada salah satu teman yang ternyata rumahnya

bertetanggaan dengan saya dan kami belum pernah bertemu sekalipun.

Pada pertemuan tersebut, dibentuk pula struktur keanggotaan agar

lebih mudah dalam pembagian tugas untuk kedepannya. Dalam proses

pembentukan tersebut kami memberikan masing-masing individu untuk

memilih divisi yang diinginkan, agar bisa bekerja dengan maksimal sesuai

dengan harapannya. Saya pun memilih menjadi bendahara karena sesuai

dengan background jurusan saya yaitu Akuntansi. Selain itu saya dan teman-

teman juga mulai memikirkan nama yang cocok untuk kelompok KKN 141

ini. Namun, hari semakin gelap, pertemuan diusaikan dan dilanjut di grup

chat. Sejak saat itu, pertemuan saya dan teman-teman semakin intens di grup

WhatsApp yang dibuat oleh salah satu anggota kelompok saya. Bahasan di

Page 276: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

252

grup tersebut tidak jauh seputar KKN, berawal dari memikirkan nama

kelompok, waktu untuk melakukan rapat mingguan untuk membahas

kegiatan yang akan dilakukan di lokasi KKN, pelaksanaan survei sebelum

KKN, dan pencarian dana untuk kegiatan tersebut. Dari lima opsi nama

kelompok, saya dan teman-teman melakukan voting dan terpilihlah nama

ABRAR. Kata ABRAR sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya

golongan yang melakukan kebajikan, dan diharapkan kelompok KKN

ABRAR ini berisi orang-orang yang sedang melakukan kebajikan untuk

membantu mengangkat sebuah desa menjadi lebih baik.

Awal pertama kali survei, saya dan teman-teman tidak dapat

bertemu dengan kepala desa dikarenakan saat itu adalah hari Minggu,

dimana kantor desa pun tutup. Namun, kami disarankan oleh ibu warung

yang tinggal dekat dengan kantor desa untuk ke rumah Ibu Wiwin, salah

satu staf desa yang rumahnya tepat berada di seberang jalan kantor desa. Saat

itu ibu Wiwin mencoba membantu menghubungi kepala desa dan

mengabarkan jika ada mahasiswa yang ingin bertemu dan meminta izin

untuk melaksanakan kegiatan KKN di Desa Sibanteng. Namun, ternyata

Bapak Kepala Desa sedang tidak ada di rumah. Dan akhirnya kami hanya

berbicang-bincang dengan ibu Wiwin. Dari Ibu Wiwin jugalah, kami

mendapat nomor telepon Bapak Kepala Desa dan mengatur pertemuan

kembali di desa. Selanjutnya, di survei kedua saya dan teman-teman mulai

berbincang-bincang dan menentukan lokasi untuk fokus kegiatan KKN

kelompok saya. Kami diberikan dua opsi tempat, yaitu Gunung Peteuy dan

Kawung Luwuk yang merupakan tempat yang cukup terbelakang dibanding

kampung-kampung yang lainnya. Pandangan saya sebelum survei ke dua

tempat tersebut ialah akan jauh dari keramaian kota, susah akses untuk

kemana-mana, susahnya sinyal, takut tidak ada listrik yang terhubung dan

ketakutan terbesarnya tidak diterimanya kami oleh warga setempat. Dan

benar saja, saat saya dan teman-teman diajak untuk melihat ke dua lokasi

tersebut dengan diantar oleh dua orang staf desa, kondisi kampung harus

ditempuh dengan perjalanan yang cukup jauh dari jalan besar, menanjak

karena lokasi di atas gunung, jalanan yang hanya terlihat pepohonan dan

semak-semak, tidak ada lampu penerangan di sepanjang jalan dan sesampai

di atas sinyal pun seketika hilang. Perasaan saya dan teman-teman sedikit

syok, sempat terlintas dipikiran saya “wah parah sih kalau harus KKN di tempat

terpencil seperti ini, apakah saya bisa sanggup untuk tinggal selama sebulan disini”. Dan

ketakutan itu mulai menghantui saya ketika waktu KKN semakin dekat.

Page 277: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

253

Namun, setelah beberapa hari tinggal di sana, saya mulai

menyesuaikan semuanya dengan baik. Terasa mudah dan menyenangkan

ketika kita sudah terbiasa dengan kondisi yang ada. Ketakukan tidak

diterima oleh masyarakat setempat pun hanya kekhawatiran sementara.

Karena ternyata, keramahan dan kepedulian warga setempat kepada teman-

teman mahasiswa serta antusias dari adik-adik kecil di sana malah membuat

saya merasa nyaman dan betah untuk tinggal selama sebulan di desa tersebut.

Bahkan, berat rasanya untuk pulang ke rumah. Rasa takut dan khawatir

yang sebelumnya ada dipikiran saya pun hilang begitu saja.

Tim Seperjuangan

Mereka adalah kelompok KKN ABRAR 141 yang ditempatkan di

Dusun Gunung Peteuy, Desa Sibanteng, Leuwisadeng - Bogor. Kelompok

yang terdiri dari 19 orang, dengan komposisi 13 orang perempuan dan 6 orang

laki-laki. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya jika saya harus tinggal

bersama mereka, orang-orang yang baru saya kenal ketika KKN ini. Sempat

terbesit dalam pikiran saya, “Apakah kami bisa bersatu dan kompak? Apakah kami

bisa menyatukan pikiran, ketika 19 kepala, 19 pendapat timbul dari masing-masing

pribadi? Apakah akan saling peduli satu dengan yang lainnya? Perbedaan sifat, watak dan

pola pikir yang berbeda akankah menyatukan kami?”. Dan pertanyaan itu pun

terjawab, setelah kami telah tinggal bersama dalam satu rumah selama 32

hari di Desa Sibanteng.

Tidak hanya sembilan belas orang, kelompok saya juga memiliki

dosen pembimbing dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah ditetapkan

oleh PPM yaitu Ibu Nur Hidayah. Sebelum pelaksanaan KKN, pertemuan

demi pertemuan dilakukan guna membahas program kerja yang akan

dilaksanakan di lokasi tempat kami KKN dan lebih mempererat pertemanan

satu dan yang lainnya. Ibu Nur merupakan dosen yang sangat perhatian.

Beliau selalu menanyakan progress kegiatan yang saya dan teman-teman

lakukan. Beliau juga tidak segan memberikan kritik dan saran yang terbaik

demi kelancaran proses pelaksanaaan program kerja yang diadakan oleh

KKN ABRAR 141.

Selama tinggal di sana, minggu pertama dilalui dengan baik,

walaupun saya sempat sakit di hari pertama KKN karena terkena maag.

Namun, nyatanya teman-teman saya adalah orang yang sangat peduli dengan

Page 278: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

254

temannya. Mereka membawakan nasi untuk saya hingga membuatkan teh

hangat untuk mengurangi rasa mual yang saya rasakan. Pikiran saya tentang

ketidakpedulian mereka pun seketika hilang. Kebiasaan untuk makan

bersama di satu ruangan dengan posisi membentuk lingkaran pun dipilih

agar bisa lebih merasakan kebersamaan antara satu dengan yang lainnya.

Karena kekompakkan menjadi landasan untuk kami agar bisa bertahan

hingga KKN ini selesai. Bahkan kekhawatiran saya dan teman-teman

mengenai sinyal yang susah didapat, justru membuat tali kekeluargaan kami

menjadi lebih erat. Tidak adanya sinyal dan jauhnya akses ketempat

keramaian menjadikan kami pribadi yang tidak individual, kondisi ini

memaksa saya dan teman-teman harus mencari cara untuk menghibur diri

di rumah ketika rasa bosan mulai datang. Bercanda satu sama lain dan

melihat tingkah lucu mereka membuat saya dan teman-teman semakin

akrab. Dan saya bersyukur dengan kondisi seperti ini, memiliki teman-teman

seperti mereka. Teman yang justru membuat saya merasa sedang berkumpul

dengan keluarga sendiri.

Mereka juga merupakan orang yang sangat menghargai orang lain.

Meskipun begitu, naif sekali rasanya jika dikatakan tidak terjadi konflik

selama satu bulan tinggal dengan 19 kepala yang memiliki watak yang

berbeda-beda. Melihat laki-laki yang terkadang susah untuk bergerak tentu

membuat para wanita sedikit geram, sehingga membuat mereka sering

dimarahi oleh kaum perempuan. Tetapi, hal itu tidak membuat mereka

menjadi berbalik marah, justru terkadang menjadi bahan bercandaan untuk

kami di rumah yang semakin membuat rasa kekeluargaan semakin erat.

Kendala yang dirasakan ketika pelaksanaan kegiatan pun tidak pernah

menjadikan kami saling menyalahkan satu dengan yang lainnya. Justru

menjadi evaluasi bagi kami semua agar lebih baik lagi.

Perbedaan karakter yang dimiliki masing-masing dari saya dan

teman-teman menjadikan keunikan tersendiri di kelompok KKN ABRAR

141, dan menjadi sebuah tantangan untuk menyatukan visi dan misi kami.

Banyak pembelajaran yang dapat saya ambil dari KKN ini, selain harus lebih

menurunkan ego, belajar untuk mendengar keluh-kesah teman, menghargai

setiap kerja keras yang dilakukan siapapun, menjalin kerjasama lebih baik

lagi, belajar mengerti tujuan/maksud dibalik sesuatu yang dilakukan oleh

teman, dan mencoba untuk lebih menghargai waktu juga dapat membuat

semuanya berjalan dengan lebih baik dan sesuai dengan yang kita harapkan.

Page 279: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

255

Suasana rumah yang hangat membuat saya merasa sedang berada di

antara keluarga kandung saya sendiri. Kebaikan mereka, perhatian mereka,

keseruan mereka menjadi hal yang tidak bisa dilupakan dibenak saya. Betapa

kami sangat menjunjung tinggi nilai kebersamaan, dan keharmonisan dalam

suatu kelompok untuk saling menjaga perkataan agar tidak menyakiti orang

lain. Berat rasanya harus berpisah dengan mereka, KKN ABRAR 141,

kumpulan orang-orang yang memiliki karakter yang berbeda yang dipaksa

untuk saling mengenal, mengerti dan memahami satu dengan yang lainnya

dan dipaksa untuk tinggal bersama namun, kemudian dipaksa kembali

untuk berpisah.

Bertemu Keluarga Baru di Sibanteng

Desa Sibanteng yang berada di Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten

Bogor ini merupakan lokasi yang telah ditepatkan oleh PPM sebagai tempat

KKN bagi kelompok KKN ABRAR 141. Kondisi desa yang masih sangat

kental dengan nilai keagamaannya ini, terlihat cocok dengan background

teman-teman mahasiswa UIN yang juga banyak belajar tentang nilai-nilai

keagamaan. Masyarakat yang awal pertama kali survei terlihat tidak mudah

menerima orang baru pun membuat saya agak ragu apakah kegiatan KKN ini

akan berjalan dengan baik atau tidak. Namun, siapa sangka setelah saya dan

teman-teman sampai di sana untuk tinggal selama sebulan, perhatian warga

yang luar biasa membuat kami menjadi lebih optimis dan bersemangat untuk

mengabdi. Di minggu pertama kami tinggal, tetangga berdatangan silih

berganti untuk mengucapkan selamat datang kepada saya dan teman-teman

dan mencoba mengingatkan supaya saya dan teman-teman lebih waspada

menjaga barang-barang berharga yang kami bawa dari rumah, terutama

motor dan laptop. Mungkin karena mereka lebih tahu kondisi keamanan

daerah mereka sendiri. Hal ini membuktikan jika mereka cukup menerima

kedatangan kami.

Kondisi lingkungan di tanah Sibanteng masih banyak dihiasi dengan

sawah dan perkebunan di setiap sudut pemandangan desa. Kerenanya

mayoritas pencaharian masyarakat Desa Sibanteng yaitu bertani dan

berternak. Namun, tidak menutup kemungkinan ada juga yang menjadi

pegawai negeri/swasta. Suatu keunikan pun terlihat di Desa Sibanteng yaitu

mereka membiarkan hewan peliharaan mereka untuk mencari makan

sendiri. Selain kambing, bebek dan angsa, anjing pun dibiarkan berkeliaran

Page 280: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

256

di depan rumah. Awalnya memang mengerikan melihat anjing dibebaskan

berkeliaran di jalan. Namun, ternyata hal ini dilakukan untuk menjaga lahan

kebun mereka dari serangan hama. Selain itu, disalah satu dusun di

Sibanteng yaitu Gunung Peteuy juga terdapat pemandangan kota dari atas

gunung yang terlihat sangat indah, layaknya Bukit Bintang di Bandung, dan

ini bisa menjadi potensi yang dapat dikembangkan untuk dijadikan sebagai

tempat pariwisata yang nantinya bisa menjadi sumber pendapatan bagi desa

maupun masyarakat setempat.

Sebulan di sana, banyak program kerja yang sudah saya dan teman-

teman jalankan. Mungkin tidak akan berhasil jika tidak ada bantuan dari

warga setempat dan adik-adik kecil. Saya juga sempat melaksanakan

program kerja sederhana saya yaitu mengajarkan anak-anak untuk

menabung sejak dini, karena pentingnya menabung sedari kecil adalah

untuk membiasakan anak-anak kecil ini agar bisa menyisihkan sebagian

uang saku mereka untuk membeli keperluan mereka sendiri. Kegiatan ini

saya laksanakan di rumah singgah KKN ABRAR 141, karena kebetulan setiap

sore rumah kami selalu dikunjung anak-anak kecil yang hendak mengaji.

Selain itu, untuk membuat kegiatan ini lebih menarik, saya mencoba untuk

mengembangkan kreativitas anak-anak dengan mengajak mereka membuat

celengan dari kaleng bekas yang kemudian, mewarnai kaleng tersebut

dengan cat dan kuas. Mereka terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan ini.

Bahkan, membuat saya kebingungan karena mereka terus memanggil saya

untuk meminta bantuan. Tapi, hal ini justru membuat saya turut ikut

senang.

Selain itu, adapun kisah yang cukup berkesan bagi saya yang

mungkin suatu pembelajaran juga untuk saya pribadi yaitu tentang

ketulusan berbagi ilmu untuk membantu mencerdaskan anak-anak bangsa.

Di Dusun Gunung Peteuy, lokasi kami KKN, terdapat TK yang pengajarnya

tidak pernah mengharapkan imbalan dari anak muridnya. Ibu guru TK ini

sadar, tidak banyak warga yang menyisihkan uang untuk menyekolahkan

anaknya di jenjang TK/PAUD. Sedangkan pendidikan usia dini juga penting

bagi anak-anak sebelum memasuki sekolah SD. Kesulitan para orang tua di

kampung untuk sekedar mengajarkan anak-anak mengenal angka dan huruf

pun menjadi pendorong untuk beliau membantu anak-anak kecil belajar

membaca, menulis dan berhitung. Hanya dengan bermodalkan pengalaman

mengajar TK di luar dan niat yang baik, beliau mendirikan TK/PAUD di

rumahnya sendiri.

Page 281: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

257

Selain Ibu Guru TK ada juga cerita dari salah satu keluarga yang

sangat baik dan akrab dengan saya dan teman-teman KKN. Yaitu keluarga

Abi Husni. Beliau mengajar ngaji anak-anak di daerah tersebut dengan

dibantu oleh sang istri. Selain pengajian al-Qur’an, mereka juga mengajar

pendidikan agama kepada anak-anak. Sama halnya dengan Ibu guru TK,

pengajian anak-anak yang diadakan di rumah Abi Husni juga tidak pernah

dipungut biaya sepersen pun. Abi Husni sangat terbuka dengan saya dan

teman-teman. Kami diberikan kesempatan untuk mengajar anak-anak dari

awal kami tinggal sampai sebelum kami pulang. Namun, ada pemandangan

yang berbeda, kondisi rumah yang sederhana terbuat dari bilik bambu

menjadi tempat yang nyaman untuk anak-anak mengaji, minimnya alat

untuk mengajar seperti meja dan papan tulis pun membuat saya dan teman-

teman sedikit kebingungan untuk mengajar Bahasa Arab. Tetapi ini juga

tidak menyurutkan semangat anak-anak untuk belajar, terlihat dari

banyaknya anak yang mengaji di tempat tersebut. Kami juga paham mengapa

alat-alat yang dibutuhkan untuk mengajar sangat minim, mungkin karena

tidak adanya dana. Hal ini akhirnya mendorong saya dan teman-teman

untuk memberikan sedikit bantuan alat-alat untuk proses belajar-mengajar.

Banyak pelajaran yang bisa diambil dari KKN ini. Waktu sebulan

mungkin terasa lama di awal. Namun, terasa cepat ketika saya dan teman-

teman harus berpisah dengan warga dan anak-anak di Desa Sibanteng.

Melihat air mata yang mengalir dari hati adik-adik kecil membuat saya berat

untuk meninggalkan mereka. Ucapan terimakasih dari beberapa warga yang

sudah cukup dekat dengan saya dan teman-teman, juga membuat saya

merasakan menemukan keluarga baru disana. Terimakasih Desa Sibanteng

atas pelajaran dan pengalaman yang engkau berikan.

Harapanku

Selama satu bulan, saya dan teman-teman tinggal di Desa Sibanteng,

terlalu banyak tinta yang dibutuhkan untuk menulis cerita dan pengalaman

yang kami dapat selama tinggal di sana. Keramahan, kesederhanaan, dan

ketulusan dari merekalah yang membuat kami merasa sudah diterima

menjadi bagian dari Desa Sibanteng. Kebahagian sangat terpancar dari wajah

anak-anak kecil di sana, terlihat mereka senang sekali akan keberadaan

mahasiswa KKN. Antusias mereka ditunjukkan dengan kehadiran mereka

setiap harinya ke rumah singgah kami dan permintaan mereka untuk saya

Page 282: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

258

dan teman-teman bisa mengajari mereka baik di sekolah, majelis maupun

pengajian. Hal ini membuktikan betapa besarnya semangat belajar anak-

anak di Desa Sibanteng, walaupun masih ada sebagian dari mereka yang

masih terhambat untuk sekolah dan belajar. Oleh karena itu, jika saya

menjadi bagian dari Desa Sibanteng hal yang sangat menjadi perhatian saya

adalah dalam bidang pendidikan. Karena menurut saya, mereka adalah bibit-

bibit unggul yang bisa menjadi penerus bangsa untuk membantu dalam

memajukan desa tempat mereka tinggal.

Saya berharap bisa lebih fokus mengajar mereka agar ilmu yang

tersalur dapat diterima rata ke semua murid, hal ini dikarenakan masih

adanya murid SD yang belum bisa menulis bahkan untuk mengenal huruf

abjad saja susah. Saya juga ingin selalu memberikan motivasi bagi mereka

untuk selalu belajar dan mengapai cita-cita mereka setinggi langit, agar juga

dapat mengurangi jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan yang

rendah dan meminimalisir jumlah pernikahan usia dini. Selain itu, saya juga

ingin meneruskan salah satu kegiatan dari KKN ABRAR 141 sebelumnya,

yaitu memberikan pelatihan komputer. Karena melihat kondisi di era serba

teknologi seperti saat ini, kegiatan pelatihan komputer ini dapat membantu

anak-anak agar lebih mengenal dan mengerti pengoperasian menggunakan

sistem komputerisasi. Meskipun mereka tinggal di daerah pelosok, tidak

seharusnya membuat mereka menjadi tertinggal mengenai kecanggihan

tekhnologi.

Namun, saya yakin bahwa anak-anak di sana adalah anak-anak yang

hebat, yang dapat menjadi calon pemimpin bangsa yang amanah. Karena

selain ilmu pendidikan umum yang mereka pelajari, tidak lupa para orang

tua juga selalu menanamkan nilai-nilai agama dalam diri anak-anak di Desa

Sibanteng.

Page 283: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

259

P

TAK SEKEDAR 2500 KATA

Siti Hanifatul Aziz Sebuah Pilihan Hidup

Kuliah Kerja Nyata (KKN) masih menjadi satu fase perkuliahan yang wajib untuk dilewati. Sebagai mahasiswa semester akhir diwajibkan untuk mengikuti KKN. Alasannya? yang pasti untuk medapatkan nilai karena KKN sebagai syarat wajib untuk menempuh tugas akhir atau skripsi, dimana pelaksanaannya sudah menjadi budaya turun temurun disetiap universitas khusunya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya salah satu mahasiswa tingkat akhir yang ikut serta kegiatan KKN ini. Hani merupakan panggilan saya, Siti Hanifatul Aziz lengkapnya. Saya merupakan mahasiswa yang berasal dari Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah/MI, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FITK). Dengan mengikuti KKN saya dapat membagikan ilmu, keterampilan dan pengalaman yang saya miliki kepada masyarakat, karena setelah kuliah selesai hal yang kita lakukan sebagai sarjana adalah terjun langsung ke lapangan (masyakarakat) untuk membantu mengatasi berbagai permasalahan baik dibidang pendidikan, ekonomi, keagamaan dan sosial dengan ilmu, keterampilan dan pengalaman yang kita miliki dari apa yang telah kita pelajari selama kuliah.

Menjadi seorang guru adalah pilihan hidup saya. Memilih hidup sebagai seorang guru berarti sudah siap dengan segala komitmen dan konsekuensinya. Tidak sedikit orang yang mengesampingkan profesi guru dari daftar cita-cita mereka, mengapa demikian? karena bagi sebagaian orang, guru tidak menjanjikan masa depan yang cerah termasuk dalam urusan gaji. Beban yang dipikul tidak sebanding dengan kecukupan materi yang diperoleh. Dalam mengemban misi mulia ini, guru dihadapkan dengan berbagai karakter peserta didik dan permasalahannya baik internal maupun eksternal.

Guru bukan hanya sebagai orang yang memberikan materi pelajaran, melainkan juga sebagai orang tua kedua, sahabat dan pembimbing peserta didik. Hal inilah yang saya alami di lokasi KKN, pengajar/guru yang ada di beberapa sekolah merupakan bukan guru yang mengajar pada bidangnya, khusunya di pendidikan sekolah dasar. Mengapa demikian? karena banyaknya generasi muda yang putus sekolah dikarenakan hambatan ekonomi. Sehingga sekolahpun tidak memberikan syarat khusus lulusan sarjana untuk menjadi pengajar disekolah, dengan keterampilan bisa

Page 284: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

260

mengajar maka sudah diperbolehkan menjadi tenaga kerja di sekolah. Dengan ilmu, keterampilan dan pengalaman yang saya miliki selama belajar 6 semester ini saya berencana untuk membantu mengajar melalui bimbel (bimbingan belajar) yang dilakukan diluar jam sekolah agar tidak mengganggu aktivitas belajar peserta didik, dan warga sekolah lainnya. Kegiatan bimbel ini bisa dilakukan dimana saja, bisa dirumah KKN, di

pengajian, di aula pesantren dan bisa juga outdoor sehingga berkenalan langsung dan belajar langsung dengan alam.

Dimulai tanggal 20 Juli sampai 20 Agustus 2017, program pengabdian yang diselenggarakan oleh PpMM (Pusat Pengabdian kepada Masyarakat) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terasa berkesan di hati, dan besar manfaatnya untuk pelajaran kelak ketika sudah hidup bermasyarakat. Awalnya saya memandang KKN sebagai ajang untuk bersantai karena tidak harus mengikuti mata kuliah di kampus dan harus datang tepat waktu. Selain itu dengan mengikuti KKN bisa melatih pribadi yang mandiri dan beradaptasi dalam lingkungan yang baru baik dengan masyarakat desa maupun dengan teman-teman se-universitas yang tidak pernah kenal sebelumnya, dimana kita hidup bersama selama sebulan, makan bersama, tidur diatap yang sama dan bercanda bersama.

Tapi setelah melaksanakan KKN selama satu bulan semuanya berbanding terbalik dengan apa yang dibayangkan. Semula menganggap KKN sebagai ajang bersantai, nyatanya disibukan dengan berbagai program kerja (proker) baik individu maupun kelompok. Bukan hanya disibukan dengan proker, di lokasi KKN disibukan dengan beradaptasi dengan masyarakat juga, terutama anak-anaknya yang begitu antusias menyambut dan menerima kehadiran saya dan teman-teman lainnya. Banyak sekali hal yang saya dapatkan untuk dibawa pulang setelah mengikuti kegiatan KKN ini, terutama adalah pengalaman baru dan hikmah dari setiap kejadian yang terjadi. Saya mempelajari bagaimana berinteraksi dengan orang lain yang memiliki perbedaan pendapat, saling belajar menghargai antar sesama, mempelajari kehidupan bermasyarakat dan kegiatan kemasyarakatan di Desa Sibanteng Dusun Gunung Peteuy ini. Mempelajari bagaimana pandai bergaul dengan masyarakat yang menjunjung tinggi sikap sopan dan santun, saling membantu dan semangat gotong royong yang tinggi.

Hal yang terpenting adalah dengan adanya kehadiran mahasiswa KKN menjadikan inspirasi paling berharga bagi masyarakat. Kehadiran saya dan teman-teman mengajarkan yang tinggal dipelosok untuk memiliki cita-cita, semangat belajar yang tinggi, dan kemauan untuk menjadi yang lebih baik untuk menjadi seperti kami bahkan lebih dari kami. Dengan mengikuti

Page 285: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

261

pelaksanaan KKN saya bisa melihat dunia dengan kacamata yang lebih luas, membuka pengetahuan saya mengenai cara hidup orang-orang dipelosok yang susah sinyal, susah air, dan rumah yang berdindingkan bilik, beralaskan

lasbrakan semen dengan cuaca yang dingin mereka bisa bertahan hidup. Inilah yang membuat saya bangga menjadi mahasiswa KKN, karena bisa merasakan apa yang mereka rasakan dan menjadi sumber insprirasi bagi mereka. Menemukan keluarga baru Hal tersulit ketika berada di lingkungan yang baru adalah melakukan adapatasi dengan lingkungan tersebut. Sama halnya seperti yang saya alami, setelah pihak PpMM mengumumkan pembagian kelompok berserta daftar nama anggota kelompoknya saya merasa cemas. Dengan adanya KKN mau tidak mau saya harus tinggal dengan 18 orang berbeda yang tidak pernah saya kenal sama sekali sebelumnya, walaupun kami berada pada universitas yang sama.

Komposisi yang terbentuk pada kelompok KKN tahun ini beranggotakan 19 orang yang dipilih secara acak dari berbagai fakultas dengan jurusan yang berbeda. Dari komposisi tersebut menghasilkan sekitar 200 kelompok yang disebar ke wilayah Kabupaten Bogor, Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan untuk melakukan pengabdian di masyarakat. Setelah ditentukan kelompok salah satu anggota langsung

membentuk sebuah grup di WhatsApp guna mempermudah saya dan teman-teman berkomunikasi dan berkoordinasi satu sama lain ke depannya.

Saya dan teman-teman anggota kelompok yang memang tidak mengenal satu dengan lainnya bertemu bertatap muka untuk pertama kalinya, masih ingat pada sore hari itu seusai waktu kuliah selesai para

anggota berkumpul di Landmark UIN yang terletak disamping Auditorium Harun Nasution kampus satu. Pertemuan pertama dilakukan untuk memperkenalkan diri satu persatu, mengumpulkan berkas persyaratan KKN dan dilanjutkan dengan membuat struktur kepengurusan selama kegiatan KKN nanti.

Setelah melakukan diskusi saya dan teman-teman sepakat menjadikan Muhammad Abiseina Febian atau yang akrab dipanggil Abi

sebagai ketua dan wakilnya yaitu Millatun Hanifah/Milla. Kemudian dilanjut dengan penentuan sekretaris yaitu sekretaris I Annisa Zikri atau biasa

dipanggil Uni karena dia keturunan orang Padang, dan sekretaris II saya sendiri Siti Hanifatul Aziz atau biasa dipanggil Kimmy. Kimmy adalah nama

Page 286: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

262

panggilan saya selama KKN, panggilan itu bukan hanya dilontarkan oleh teman-teman, melainkan masyarakat disanapun memanggil saya dengan

nama Kimmy bedanya, mereka menambahkan kata teh/ kaka. Setelah sekretaris barulah penentuan bendahara, dimana bendahara I Nurul Yahya

atau biasa dipanggil Nurul dan bendahara II Lia Agustina atau biasa

dipanggil Lia/ bule yaitu singkatan dari bu Lia, seharusnya buli tapi teman-

teman lebih suka manggil bule. Selanjutnya penentuan anggota untuk setiap divisi, yang pertama yaitu divisi humas (hubungan masyarakat) yang

beranggotakan Jundi Assydiq/ bang Jundi, Hilmy Fadhly/ Hilmy/ Pa Boss karena dia pernah mentraktir saya dan teman-teman dengan membelikan

daging ayam untuk bakar-bakar, selanjutnya Umul Hamida/ Amy, Intanzi

Lestari/Ira. Yang kedua divisi acara yang beranggotakan Diana Saadah/

Diana/Mpok, kenapa dipanggil Mpok? Karena kalau berbicara kental banget

logat Betawi nya hehe. Selain Mpok Diana ada juga Yanti Nianti/ Yanti, Asrul

Ummu Darojat/ Mba Asrul/Mbayu karena dia mempunyai ciri khas berbicara

dengan logat Jawa yang kental. Selanjutnya Intan Permata Harum/ Intan, dan

Aly Dzulfikar/Aly. Yang ketiga yaitu divisi Perdekdok (Perlengkapan, Dekorasi dan Dokumentasi) yang beranggotakan Yasjudan Lidandy

Oskandar/Judan, Hafina Rehana Jannah/Hafina, Danang Koencoro/Danang,

dan Afaf Nazrot/Afaf/ Mba Afaf. Pertemuan selanjutnya dilakukan di Fakultas Adab dan Humaniora.

Saya dan teman-teman melakukan diskusi untuk penggunaan nama kelompok, hingga pada akhirnya saya dan teman-teman sepakat untuk menggunakan nama Abrar yang artinya “Golongan Orang yang Berbuat Kebajikan”. Lambang kelompok kami yaitu sebuah pegunungan dan warna yang digunakan yaitu warna merah. Makna dari lambang gunung yaitu karena tempat yang saya tinggali selama KKN yaitu berada di pegunungan, sedangkan warna merah melambangkan berani dan sesuai dengan nama desa nya yaitu Sibanteng, dimana ketika mendengar kata banteng maka akan dominan dengan warna merah.

Pertemuan demi pertemuan pun dan pembekalan dari pihak PpMM kami lakukan guna mempersiapkan diri untuk pelaksanaan KKN, walaupun

disetiap pertemuan tidak selalu fullteam. Pihak PpMM pun mengumumkan daftar dosen pembimbing, dan kelompok KKN ABRAR 141 mendapati dosen pembimbing perempuan yaitu Ibu Nur Hidayah, MA., Ph.D. Setelah penentuan struktur kepengurusan, lambang kelompok dan dosen pembimbing, saya dan teman-teman pun melaksanakan survei untuk perencanaan program kerja selama KKN. Saya dan teman-teman survei

Page 287: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

263

sebanyak 4 kali. Mulai dari permohonan perizinan lokasi KKN kepada pihak kecamatan dan desa, survei ke beberapa lokasi yang telah ditentukan oleh pihak desa, selanjutnya kelompok saya sepakat untuk melaksanakan KKN di Dusun Gunung Peteuy. Saya dan teman-teman kembali melakukan survei ke lokasi yang telah ditetapkan untuk melihat kondisi rumah yang akan saya dan teman-teman tinggali selama satu bulan. Hingga saatnya tiba dimana kita harus berangkat dan menetap selama satu bulan di lokasi KKN yaitu Desa Sibanteng Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor.

Dari 19-orang ini terdiri dari 9 fakultas dan 19 prodi/jurusan termasuk saya. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya ketika 19 orang harus tinggal dalam satu rumah bertemu dari pagi hingga pagi lagi, melakukan aktivitas yang sama, memakan makanan yang sama setiap harinya, melalui hari yang mengesalkan dan menyenangkan bersama-sama membuat saya tidak sulit mengenal sifat dan karakter mereka. Setiap orang tentunya mempunyai karakter masing-masing mulai dari yang mempunyai sikap lemah lembut hingga keras kepala, mulai dari yang pendiam hingga yang sering bercanda. Adapula kelebihan dan kekurangan masing-masing anggota yaitu ada yang pandai berkomunikasi dengan anak-anak, pandai mengajar, pandai memasak, pandai berkomunikasi dengan warga, pemberani, rajin dan lain sebagainya. Namun, dibalik kelebihan-kelebihan itu semua adapula kekurangannya yaitu ada yang penakut, ada yang pemalas, tidak suka sayur-sayuran, tidak suka ikan, tidak suka masakan pedas, alergi debu, susah dibangunkan tidur, ada yang paling lama mandi dan ada yang tidak suka dengan anak kecil.

Kerjasama antar individu dikelompok KKN ABRAR 141 dipimpin oleh seorang ketua umum yang membawahi beberapa divisi. Masing-masing divisi tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Setiap divisi dipimpin oleh seorang kepala divisi yang bertangungjawab atas divisinya. Dalam menjalankan tugas setiap divisi satu dengan divisi lainnya selalu berkomunikasi agar tidak terjadi kesalahpahaman dan kesalahan. Di kelompok KKN Abrar 141, saya dan teman-teman membuat jadwal piket masak senin-minggu yang didampingi oleh 2 juru masak yaitu Diana dan Asrul karena diantara 19 orang ini, merekalah yang paling pandai memasak. Adapula jadwal ronda yaitu sebagai tindakan antisipasi keamanan dan susunan program kegiatan yang masing-masing memilki penanggung jawab (PJ).

Kelompok KKN ABRAR 141 memiliki 18 program kerja (proker) yang di masing-masing memilki penanggung jawab (PJ). Ada tiga program yang saya dan teman-teman jadikan sandaran pada setiap program kegiatan yaitu

Page 288: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

264

program fisik, non fisik dan Soft skill. Untuk fisik ada program Pengadaan Tong Sampah, Renovasi Warung Baca serta Plang Petunjuk Arah Masjid dan Plang Nama Masjid. Kenapa tong sampah? Karena masyarakat di Gunung Peteuy ini banyak yang bekerja sebagai pedagang makanan ringan sehingga banyak sampah yang berserakan. Selanjutnya renovasi warung baca, sebelumnya ada warung baca yang bernamakan “Buku 100 Desa” dikarenakan ruangan yang kecil dengan jumlah buku yang tidak tersusun rapih maka kelompok KKN ABRAR 141 merenovasinya mulai dari mengecat

ulang ruangan, menambahkan wallpaper di dindingnya, menata buku pada rak-rak buku, hingga mendekor ruangan dengan menambahkan pernak-pernik lucu agar yang membaca kelak tidak bosan dengan keadaan ruang

warung baca. Selanjutnya kenapa plang petunjuk arah masjid dan plang nama masjid? Karena lokasi masjid tertutup oleh rumah-rumah warga sehingga bila ada orang asing yang ingin bersinggah sedikit kesulitan menemukan lokasi masjidnya.

Dalam bidang non fisik saya dan teman-teman merencanakan

program Bimbingan Belajar/ Bimbel Calistung (baca, tulis dan hitung), Bimbel Bahasa Arab, distribusi buku ke sekolah yang berada di Kecamatan Leuwisadeng, wakaf al-Qur’an dan mukena, Pengadaan Lemari untu Masjid, Pengadaan Perlengkapan Belajar (meja, papan tulis, spidol, penghapus), Pengadaan Alat Kebersihan untuk Masjid, Seminar Pra Nikah, Seminar Sadar Hukum, kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Penanaman Bibit Toga (Tanaman Obat Keluarga), Gebyar Kemerdekaan yang dimeriahkan dengan berbagai perlombaan, Pelatihan Kerajinan Tangan dengan merajut, Pelatihan Produk Olahan, Pelatihan Komputer/ IT dan Pengadaan Timbangan Bayi. Untuk pelaksanaan setiap proker telah dtentukan hari, waktu dan tempat untuk pelaksanaannya. Misalnya pelaksanaan kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meliputi membuang sampah pada tempatnya, cuci tangan, dan sikat gigi yang dilaksanakan pada hari Jum’at, 27 Juli 2018 yang dimulai dari pukul 9.30-11.00 WIB yang diikuti oleh kelas 2,3 dan 4 SD Negeri Sibanteng 02 dimana dalam pelaksanaannya berjalan dengan lancar dan disambut baik oleh pihak sekolah terutama peserta didiknya.

Dalam setiap kegiatan pastilah tidak pernah luput dari kesalahan dan kekhilafan. Maka dari itu perlu adanya evaluasi dalam setiap kegiatan yang kita lakukan. Setiap hari selama kegiatan KKN, setelah kegiatan seharian penuh, kami mengadakan evaluasi pada malam hari agar kinerja kami dari hari ke hari selalu menjadi lebih baik dan terarah. Setiap harinya ada saja yang jadi bahan tertawaan, sekalipun ada perdebatan atau berlainan

Page 289: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

265

pendapat itu hanya terjadi saat rapat evaluasi, setelah sesi itu selesai semua keadaan menjadi cair kembali. Semakin lama tinggal bersama saya merasa semakin nyaman, tidak ada hal yang ditutup-tutupi semua sudah menjadi rahasia umum. Bahkan masalah yang terjadi antara sesama anggota kelompok saja bisa menjadi bahan untuk bercanda. Meskipun begitu tidak mungkin dalam suatu kelompok tidak ada yang namanya konflik. Hal itu pasti terjadi dalam setiap kelompok, hanya saja konflik apa yang dihadapi dan bagaimana cara menyelesaikan masalah itu sendirilah yang membedakannya. Masalah yang ada selama saya menjalani KKN dikelompok KKN ABRAR 141 bukan konflik yang serius, konfliknya adalah bagaimana saya dan teman-teman bisa memahami sifat satu sama lain. Bukan hal yang mudah bisa membiasakan diri dan merubah kebiasaan buruk (seperti susah bangun tidur, malas-malasan dan lain sebagainya) yang mungkin ada, dalam waktu satu bulan. Sebuah kado dari Gupet (Gunung Peteuy)

Untuk tinggal di suatu desa atau kampung yang baru bukanlah hal yang sulit, yang menjadi sulit di sini adalah bagaimana kita bisa beradaptasi, berbaur dan menjadi bagian dari desa itu sendiri. Kehadiran saya dan teman lainnya sebagai kelompok KKN akan dilihat keberadaannya, apakah kami menanamkan citra baik di masyarakat sekitar ataukah malah saya dan teman-teman tidak bisa memberikan kesan positif yang membekas di hati.

Selama KKN, saya dan teman-teman tinggal di Dusun Gunung Peteuy Rt 01 Rw 07 Desa Sibanteng Kecamatan Lewisadeng Kabupaten Bogor. Tempat yang saya dan teman-teman tinggali sangat jauh sekali dari kota, bahkan untuk ke kantor desanya pun menempuh waktu 15 menit menggunakan kendaraan motor, dan uniknya untuk sampai ke Kantor Desa Sibanteng saya dan teman-teman harus melewati kantor desa lain terlebih dahulu yaitu Desa Sadeng. Penduduk yang tinggal di Desa Sibanteng ini sangat ramah, khususnya warga Dusun Gunung Peteuy dimana tempat saya dan teman-teman tinggal. Kedatangan saya dan teman-teman sebagai mahasiswa yang akan melaksanakan kegiatan KKN di desa ini disambut dengan ramah dan antusias oleh warga setempat, terutama anak-anak.

Perkembangan suatu daerah khususnya suatu desa bisa dilihat dari kondisi masyarakatnya. Desa yang makmur merupakan desa yang memiliki potensi baik itu dari segi sumber daya alam ataupun sumber daya manusia yang dimanfaatkan semaksimal mungkin. Berbicara mengenai sumber daya alam, kampung ini tanahnya sangatlah subur. Masyarakat di Desa Sibanteng

Page 290: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

266

ini mayoritas adalah bertani, berkebun dan berdagang. Seperti halnya tempat yang saya tinggali, yaitu Dusun Gunung Peteuy. Hampir disetiap rumah memiliki warung, mereka kebanyakan menjual jajanan untuk anak-

anak, misalnya seblak, mi gaul, sosis, tahu bulat, cilok, gorengan dan lain sebagainya. Walaupun banyak warung, kebersihan di dusun ini sangat terjaga karena setiap pemiliknya langsung membersihkannya. Dengan banyaknya tukang dagang pastilah banyak juga pembelinya dan sampah pun tersebar dimana-mana terutama dilingkungan sekolah. Oleh karena itu, saya melakukan kegiatan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yang meliputi membuang sampah pada tempatnya, mencuci tangan sebelum makan dan menggosok gigi agar terhindar dari penyakit.

Sebagai mahasiswa yang sudah melihat kondisi perekonomian Dusun Gunung Peteuy, program kerja KKN ABRAR 141 pun memasukkan bidang ekonomi di dalamnya. Diantaranya yaitu Kegiatan Kerajinan tangan yaitu merajut dan kegiatan produk olahan yaitu mengolah tempe menjadi

nugget dan buah pisang menjadi ice cream. Hal ini dilakukan untuk membantu terciptanya bibit-bibit seorang wirausahawan yang diharapkan kedepannya bisa berlanjut dan menghasilkan nilai ekonomis. Untuk menghasilkan nilai ekonomis tambahan, saya dan teman-teman membagikan 100 bibit Toga (Tanaman Obat Keluarga) kepada beberapa petani dan pekebun yang berada di desa Sibanteng. Hal ini sesuai dengan tema yang kami buat yaitu

“Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Desa untuk Mewujudkan Desa yang

Mandiri, Kreatif dan Terintegrasi”. Desa Sibanteng tempat saya dan teman-teman mengabdi merupakan

desa yang sangat religius. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa pondok pesantren dan pengajian anak-anak dibeberapa tempat di Desa Sibanteng terutama di Dusun Gunung Peteuy. Pengajian rutin ini diikuti mulai dari anak remaja hingga orang tua. Selain sangat religius, masyarakat di tempat saya KKN sangatlah haus akan ilmu, hal ini terbukti dengan adanya sekolah

tambahan yang dilakukan setelah waktu Dzuhur yang berlokasi di aula pondok pesantren dan masjid, pengajarnya merupakan para ustaz dan ustazah. Dengan adanya peluang ini, saya dan teman-teman ikut berpartisipasi dengan cara mengadakan bimbingan belajar mulai dari

Calistung (baca, tulis dan hitung), bahasa Arab hingga bahasa inggris. Di Desa Gunung Peteuy ini salah satu permasalahannya

masyarakatnya yaitu banyaknya pernikahan dini. “Di desa kami permasalahan

nya yaitu banyaknya pernikahan dini yang dipicu oleh keadaan ekonomi yang kurang

sehingga tidak sedikit remaja yang putus sekolah dan lebih memilih untuk melakukan

pernikahan dini” ujar Pak Azis yang merupakan salah satu staf Desa Sibanteng.

Page 291: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

267

Untuk menangani permasalahan ini, saya dan teman-teman mengadakan Seminar Pra Nikah sebagai upaya mencegah pernikahan dini yang menghadirkan pemateri dari KUA setempat, dosen pembimbing dan teman kami yaitu Intanzi atau yang akrab di panggil Ira. Dengan adanya Seminar Pra Nikah saya dan teman-teman pun mengadakan Seminar Sadar Hukum mengenai pemilu 2018 yang serempak diadakan diberbagai daerah. Seminar ini diadakan untuk menambah wawasan masyarakat mengenai tata cara dan atauran-aturan hukum mengenai pemilu agar tidak terjadi keributan yang dapat memecahbelah persaudaraan.

Saya dan teman-teman bertemu dengan sebuah keluarga yang

sederhana tetapi sangat hangat. Keluarga Mang Husni/ Mang Uus begitulah

kami memanggilnya, yang juga merupakan seorang guru ngaji. Mang Uus sudah seperti orang tua bagi saya dan teman-teman selama berada di sini.

Kebaikan serta perhatian keluarga Mang Uus membuat saya lupa dengan kata

homesick atau kangen rumah. Mereka tidak sungkan untuk mengulurkan tangan mereka untuk senantiasa membantu saya dan teman-teman selama kegiatan KKN. Apalagi disaat air sumur dirumah yang saya dan teman-teman tinggali mulai kering, mereka tidak sungkan untuk mempersilahkan

kami mandi dan mencuci ditempatnya. Mang Uus dan istrinya yang biasa

dipanggil Teteh dan juga Nenek memperlakukan para anggota seperti keluarga mereka sendiri, terlebih lagi banyaknya anak-anak yang mengaji dipengajian membuat saya dan teman-teman semakin dekat dengan mereka.

Ada hal yang sangat saya sukai ketika berinteraksi dengan anak-anak di Dusun Gunung Peteuy, yaitu keceriaan dan senyum tulus mereka. Saya jarang menemukan hal tersebut di daerah perkotaan tempat saya tinggali

dikarenakan disibukan dengan bermain gadget/alat-alat elektronik. Alhasil mereka cuek dengan keadaan sekitar dan jarang melakukan kontak sosial karena keseringan bermain sendiri di dalam rumah. Tidak hanya bermain bersama, saya dan anak-anak Gunung Peteuy terkadang bertukar cerita seputar kegiatan yang kita lakukan sehari-hari. Karena seringnya bertukar cerita, saya dan anak-anak pun semakin dekat dan bahkan seperti adik sendiri. Saat berkominkasi dengan mereka kadang-kadang saya menggunakan bahasa Sunda karena memang saya asli orang Sunda, dengan

adanya persamaan bahasa maka kedekatan kami pun semakin erat. “Kakak!” begitu sapaan anak-anak di Dusun Gunung Peteuy ketika mereka bertemu dengan saya dan teman-teman sembari mengulurkan tangannya untuk salam dan mencium tangan kami sebagai tanda hormat kepada yang lebih tua.

Setelah dua minggu menjadi bagian Gunung Peteuy saya merasa bosan karna hanya diam saja dirumah, bertegur sapa dengan masyarakat

Page 292: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

268

ditambah lagi tidak adanya sinyal. Hingga suatu hari ketika saya sedang duduk sambil termenung datanglah anak-anak dengan senyum tulus yang terukir tulus diwajahnya sambil mengulurkan tangan satu persatu untuk salam dan mereka menanyakan apa yang sedang saya lakukan. Salah satu dari

mereka yaitu Dika, Sahrudin dan Yusuf, mereka bertanya “Ka Hani lagi

ngapain? Ko sendirian?” pada saat itu kejadiaan di sore hari, dan saya pun

menjawab “Eh kalian, udah pada mandi belum?” dan mereka pun dengan kompak

mejawab “Sudah doonggg, ka Hani main yuk ke ‘Wagupet’?” mendengar kata wagupet membuat saya heran, dengan rasa ingin tahu saya bertanya kepada mereka

“Apa itu Wagupet?” dan mereka menjawab “Wagupet itu Wisata Alam Gunung

Peteuy ka, tempatnya lumayan jauh kalau jalan kaki mah. Tapi kalau udah sampai, pasti

kaka suka deh sama tempatnya. Soalnya kita bisa ngeliat pemandangan ka” begitu ucap anak-anak sembari menjelaskan ke saya apa itu Wagupet diiringi dengan

logat sunda yang khas.

Singkat cerita saya bersama anak-anak gupet beramai-ramai menuju

wagupet, berjalan kaki melewati jalan raya dan untuk sampai keatas wagupet, kami harus berjalan menanjak dan itu lumayan membuat berkeringat dan

kaki terasa pegal-pegal. Untungnya Wagupet ini tidak jauh dari tempat kami

tinggal (yaiyalah masih sama-sama Gunung Peteuy/ gupet hehe). Sambil berjalan kami bernyayi dan bercanda bersama, hingga akhirnya sampailah diatas

puncak wagupet. Rasa lelah pun seketika hilang disaat melihat senja disore

hari dengan pemandangan alam yang begitu luar biasa. Fabiayyi alaai

robbikuma tukadzibaan “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu

distakan?” walaupun jauh dari perkotaan tapi Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan nikmat yang luar biasa, pemandangan yang indah, tanah yang

subur dan orang-orang yang ramah. Selain Wagupet, saya dan anak-anak

sesekali pergi ke Waguru. Waguru adalah singkatan dari Wisata Alam

Gunung Sereuh, untuk menuju kesana perjalannya lebih jauh dari Wagupet. Tapi setelah sampai disana, kita akan disambut oleh pohon-pohon pinus yang menjulang tinggi dan rumah-rumah pohon. Pemandangan yang

disuguhkan pun tentunya lebih indah dari Wagupet, layaknya melihat

sebuah peta, dari puncak waguru ini kita bisa melihat keseluruhan Desa

Sibanteng dan Desa Sadeng. Subhanallah ini adalah sebuah kado dari Allah untuk warga Gunung Peteuy.

Page 293: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

269

Hidup itu member nilai

Waktu pun kian bergulir dengan cepatnya, sehingga waktu akhir KKN menjumpai saya dan teman-teman. Semua program kerja/ proker yang kami lakukan tidak semata dilakukan oleh kami sendiri, melainkan banyak dibantu juga oleh masyarakat Gunung Peteuy yang baik, ramah dan hebat

apalagi dalam hal gotong royong. Seperti kata pepatah “Di setiap pertemuan

pasti ada perpisahan”. Saya dan teman-teman KKN pun larut dalam keharuan pada malam perpisahan. Suasana haru dimulai ketika saya dan teman-teman berkumpul bersama diruang tengah saling meminta maaf dan saling bertukar pendapat antar teman dengan mengisi pernyataan di kertas putih

bertemakan “What do you think about me?”. Suasana haru pun berlanjut ketika harus berpamitan dengan masyarakat Gunung Peteuy dan adik-adik disana, dimulai dengan mengaji bersama, ucapan perpisahan dari perwakilan

masyarakat, hingga melakukan halal bihalal yang diiringi isak tangis yang begitu haru karena enggan berpisah. Terharu rasanya melihat mereka

meneteskan air mata, sambil memeluk mereka berkata “Kak jangan pulang,

disini aja ya?”, berat rasanya untuk sekedar menjawab pertanyaan mereka.

Kembali mereka berkata dengan senyum tulus “Ka Kimmy jangan nangis,

sarangahe/ aku cinta kamu (Bahasa korea)” begitu eratnya tali persaudaraan kami padahal hanya kenal selama satu bulan, tetapi rasanya sudah bertahun-tahun menjadi bagian dari masyarakat Gunung Peteuy.

Setelah melalui masa-masa haru, saya dan teman-teman kembali menghibur diri dengan mengajak masyarakat dan adik-adik untuk makan bersama dengan lauk pauk seadanya, suasana pun kembali menjadi ramai

dan penuh tawa tatkala ada yang berebut lauk pauk haha. Malam puncak penutupan pun ditutup dengan pensi gebyar kemerdekaan yang dilakukan malam hari. Banyak sekali pertunjukan yang disuguhkan, mulai dari

penampilan dance anak TK, penampilan tarian anak SMP hingga pengumuman pemenang lomba-lomba Agustusan. Rasa haru pun kembali terjadi, tatkala kepala desa, ketua rt, ketua rw, ketua pemuda dan para tokoh masyarakat menyampaikan salam perpisahan dan ucapan terimakasih mereka atas hadirnya mahasiswa KKN ABRAR 141 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Desa Sibanteng ini khususnya Dusun Gunung Peteuy yang

memberikan dampak positif bagi mereka. Seperti kata pepatah “Kemarin

adalah cerita, hari ini adalah kenyataan dan esok dalah harapan”. Apapun yang telah kami lakukan bersama-sama di Desa Sibanteng ini khususnya Dusun

Page 294: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

270

Gunung Peteuy mudah-mudahan bermanfaat dan dapat membangun Dusun Gunung Peteuy menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Page 295: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

271

Q ANGIN DINGIN YANG BERBALUT KEHANGATAN OLEH RASA

KEPEDULIAN DAN KASIH SAYANG Umul Hamida Wilayati

Kesan Pertama

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu perwujudan dari Tridarma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian terhadap masyarakat. KKN adalah pembelajaran bagi mahasiswa untuk mengabdi kepada masyarakat, KKN dilaksanakan secara rutin bagi mahasiswa tingkat akhir. Saya Umul Hamida Wilayati yang biasa teman-teman memanggil saya dengan nama Amy merupakan mahasiswa tingkat akhir yang berasal dari Prodi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Angkatan 2015 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jauh sebelum pelepasan KKN yang diadakan di Auditarium Harun Nasution di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 Juli 2018, sebelumnya saya berfikir bahwa KKN itu merupakan salah satu kegiatan yang jauh dari kata menyenangkan. Berdampingan dengan hal itu, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan juga baru di tahun ini mengikuti kegiatan KKN yang diselenggarakan oleh Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hal itu menyebabkan saya tidak dapat meminta saran atau cerita pengalaman oleh senior-senior di Fakultas Tarbiyah, jadi angkatan saya lah yang pertama kali mengikuti KKN dalam sejarah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Jujur saja ini adalah tantangan bagi saya, walaupun ini bukan pertama kalinya buat saya untuk tinggal dan bekerjasama dengan orang dan lingkungan yang baru. Di KKN inilah adalah kesempatan bagi saya untuk mengamalkan ilmu yang telah saya pelajari selama duduk dibangku

perkulihan, Insya Allah semuanya akan saya kerahkan semampu saya, dengan

kata Bismillah yang terucap lewat mulut saya akan saya mulai kegiatan KKN ini pada tanggal 18 Agustus 2018 sehari setelah hari pelepasan KKN di Auditorium Harun Nasution Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ini adalah cerita saya, dimana pada hari Kamis tanggal 26 April 2018 saya dipertemukan oleh orang-orang baru yang saya belum kenal sebelumnya. Mereka adalah Muhammad Abiseina, Afaf Nazrat Uyun, Aly Dzulfikar, Asrul Ummu Darajat, Danang Koencoro, Siti Hanifatul Aziz, Hilmy Fadhli, Intan Permata Harum, Intanzi Lestari, Jundi Assyidiq, Lia Agustina, Millatun Hanifah, Yanti Nianti, Nurul Yahya, Hafina Rehana

Page 296: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

272

Jannah, Yasjudan Lidandy Oskandar, Diana Sa’adah dan Annisa Zikri, mereka adalah ke delapan belas orang yang nantinya akan menjadi keluarga baru saya di Desa Sibanteng, Leuwisadeng, Kabupaten Bogor. Kami terbentuk dalam kelompok Kuliah Kerja Nyata 141. Di hari itulah saya dan teman-teman langsung memberi nama kelompok kami ABRAR yang terbentuk dari hasil musyawarah saya dan teman-teman. ABRAR yang

berarti manusia kuat, itu adalah do’a saya dan teman-teman supaya saya dan teman-teman ber-sembilan belas bisa menjadi manusia-manusia yang kuat manusia-manusia yang mampu untuk mengabdi kepada masyarakat di manapun tempat kami berpijak nanti. Masih lekat dalam ingatan saya bagaimana pertemuan pertama saya dengan teman-teman sekelompok saya, rasa canggung dan campur aduk tidak hanya dirasakan oleh saya saja, saya memastikan rasa itu juga dirasakan oleh teman-teman yang lainnya. Karna wajar saja antara saya dan teman-teman ber-sembilan belas tidak ada yg mengenali satu sama lain. Di hari itu sebelum saya dan teman-teman memutuskan nama kelompok, sebelumnya kami berkenalan terlebih dahulu. Setelah saya dan teman-teman memperkenalkan diri masing-masing, saya dan teman-teman juga membuat struktur keanggotaan dan saya terpilih menjadi humas kelompok Kuliah Kerja Nyata 141 bersama dengan Hilmy Fadhli, Jundi Assyidiq dan Intanzi Lestari. Awalnya saya tidak mau menjadi humas karena saya tau dalam KKN ini humas mempunyai peran penting untuk selalu cepat dan tanggap dalam mendapatkan info KKN dari PPM karna saya pribadi pun masih sangat buta sekali dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini yang baru pertama kali diadakan di fakultas saya, namun sejak pertemuan pertama ini saya percaya dengan kesolidaritasan anggota kelompok yang bisa untuk bekerjasama dan akhirnya saya menerima jabatan ini. Semua itu sangat lucu bila saya ingat kembali memori pertama kali kami bertemu.

Setelah pertemuan pertama, pertemuan-pertemuan berikutnya pun dimulai. Saya dan teman-teman memutuskan untuk mengadakan pertemuan seminggu sekali. Dari pertemuan-pertemuan inilah semua pembahasan kegiatan Kuliah Kerja Nyata dibahas. Dari program-program kerja kelompok, program-program kerja individu, proposal hingga membicarakan tentang tema dan logo kelompok kami dan banyak hal yang menjadi pembahasan disetiap pertemuannya, ttapi semakin berjalannya waktu setelah semakin mulai mendekati hari KKN, setiap pertemuan tidak seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya yang sangat santai, pertemuan kali ini sudah mulai serius memikirkan segala hal tentang Kuliah Kerja Nyata agar berlangsung sesuai dengan ekspetasi. Selain rapat yang diadakan setiap

Page 297: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

273

minggunya, saya dan teman-teman juga melakukan survei tempat ke Desa Sibanteng Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor. Dari survei-survei yang telah saya dan teman-teman lakukan beberapa kali, kami telah mendapatkan beberapa hasilnya, mulai dari mendapatkan perizinan untuk mengadakan Kuliah Kerja Nyata dari Kepala Desa Sibanteng, dapat bekerja sama dengan aparatur Desa Sibanteng, mendapatkan tempat tinggal selama sebulan nati, berkenalan dengan tokoh-tokoh masyarakat Desa Sibanteng dan masih banyak lagi hasil yang saya dan teman-teman dapatkan untuk membuat program kerja kelompok KKN ABRAR 141 nanti di Desa Sibanteng. Hal-hal yang saya dan teman-teman lakukan sebelum KKN sungguh sangat menguras tenaga dan pikiran. Dari mulai rapat-rapat yang diadakan setiap minggu, beberapa kali pembekalan KKN, berkali-kali survei langsung ke Desa Sibanteng yang memiliki jarak sangat jauh dari Kampus UIN bila dengan kendaran bermotor bisa menempuh jarak waktu selama 3 jam lebih, pembuatan proposal, mencari dana kesana-kesini, membuat program kerja yang harus memiliki konsep yang matang dan banyak lagi, pastinya perjuangan itu tidaklah mudah. Tetapi entah kenapa semua hal itu masih belum bisa merubah apa yang ada di fikiran saya tentang KKN adalah sebuah hal atau kegiatan yang sama sekali tidak menyenangkan ditambah lagi dengan fikiran saya yang berfikir tentang tinggal seatap serumah bersama orang-orang yang sama sekali saya tidak tahu sifat asli dari masing-masing setiap individunya.

Tidak lama dari pembagian kelompok, PPM juga menginfokan mengenai daftar nama-nama dosen pembimbing, kelompok kami mendapat dosen yang bernama Ibu Nur Hidayah, MA., Ph. D beliau berasal dari dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Setelah kelompok kami mendapatkan nomor telfon ibu Nur kemudian ketua kelompok saya Muhammad Abiseina dan sekretaris kelompok KKN ABRAR 141 Annisa Zikri langsung menghubungi ibu Nur dan membuat janji untuk bertemu dengan beliau. Pertemuan pertama dengan beliau hanya perwakilan dari beberapa anggota KKN ABRAR 141 saja karena sebagiannya lagi masih sibuk dengan jam perkuliahan. Sebelum bertemu dengan Ibu Nur Hidayah saya sangat cemas saya fikir saya akan mendapat dosen pembimbing yang galak dan mengerikan, tetapi kecemasan saya itu ternyata semuanya salah setelah bertemu dengan ibu Nur. Saya dan beberapa anggota bertemu di Fakultas Sains dan Teknologi lantai 4 sekitar pukul 14.00 WIB. Setelah bertemu beliau, saya dan teman-teman yang lain mendapat banyak sekali saran dan masukan yang bisa membuat fikiran dan ide-ide saya terbuka lebar untuk apa saja yang harus saya kerjakan dan lakukan sebelum KKN dan selama

Page 298: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

274

KKN satu bulan di Desa Sibanteng nanti. Ibu Nur Hidayah adalah dosen pembimbing sekaligus ibu yang sangat merangkul anggota KKN ABRAR 141 dan juga tidak segan untuk berbagi cerita pengalaman-pengalaman yang sangat memotivasi saya dan teman-teman yang lainnya. Pelajaran yang bisa saya ambil dari sosok Ibu Nur Hidayah adalah bekerja semaksimal mungkin secara totalitas, rapih dan disiplin. Ibu Nur Hidayah tidak ada lelahnya untuk selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan dari saya dan teman-teman, selalu membantu, mengontrol dan mengoreksi pekerjaan kami sudah sampai mana proses pekerjaannya dan ibu Nur Hidayah juga tidak segan untuk beberapa kali meluangkan waktunya di sela-sela kesibukannya untuk ikut survei ke lokasi Desa Sibanteng bersama saya dan teman-teman. Saya dan teman-teman sebagai anggota kelompok Kuliah Kerja Nyata ABRAR 141 sangat bangga dan bersyukur bisa mendapatkan dosen pembimbing seperti ibu Nur Hidayah.

Libur lebaran pun tiba. Segala hal mengenai Kuliah Kerja Nyata

hanya bisa dibahas melalui grup aplikasi WhatsApp dan untuk beberapa hari sebelum dan sesudah lebaran saya dan teman-teman istirahat sejenak dan merefleksikan fikiran-fikiran tentang KKN. Tetapi tidak lama kita memutuskan untuk aktif fokus kembali ke urusan KKN. Tidak terasa libur lebaran pun telah usai, artinya itu semakin dekat hari untuk saya dan teman-teman melaksanakan KKN di Desa Sibanteng Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor.

Saya dan anggota KKN ABRAR 141 lainnya pun mulai mengagendakan kembali waktu dan tempat untuk mengadakan rapat, mengagendakan kembali untuk konsultasi bertemu dengan dosen pembimbing kelompok KKN ABRAR 141 Ibu Nur Hidayah dan

mengagendakan kembali untuk mencari sponsorship dan dana untuk kegiatan KKN nanti di Desa Sibanteng dengan cara berjualan setiap hari sabtu dan minggu di pasar tumpah depan kampus 2 Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta pada pagi hari. Alhamdulillah saya dan teman-teman mendapatkan hasil yang cukup dan memuaskan, saya merasa sangat senang dan makin bersemangat. Tidak hanya dengan berjualan, anggota KKN ABRAR 141 pun juga berusaha mencari dana dengan menyebar proposal ke berbagai lembaga.

Minggu terakhir menjelang keberangkatan ke lokasi Kuliah Kerja Nyata, saya dan anggota KKN ABRAR 141 lainnya mulai mempersiapkan barang-barang perlengkapan dan segala sesuatunya yang dibutuhkan selama sebulan nanti di Desa Sibanteng. Selain itu seluruh anggota kelompok juga

membawa perlengkapan shalat lengkap seperti, mukena, sajadah, sarung, al-

Page 299: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

275

Qur’an dan buku-buku bacaan untuk disumbangkan ke warga-warga atau lembaga-lembaga yang ada di Desa Sibanteng. Setiap individu dari kami juga membawa beras sebanyak 5 liter dan mie instan 5 buah untuk persediaan makanan di rumah Desa Sibanteng nanti.

18 Juli 2018, tibalah hari dimana saya dan anggota kelompok lainnya berangkat menuju lokasi tempat KKN ABRAR 141 akan mengabdikan diri untuk masyarakat. Tepat pada pukul 08.00 WIB saya dan teman-teman

berkumpul di lobby Timur Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Di atas lantai lobby itu sudah dipenuhi oleh koper, tas, dan semua barang-barang bawaan. Sebagian dari anggota ada yang diantar oleh sanak keluarganya memakai mobil dan sebagiannya membawa sepeda motor pribadinya, tetapi semua barang-barang bawaan dimasukkan ke dalam mobil. Saya dan teman-teman pun berangkat ke tempat lokasi secara bebarengan (konvoi). Siang hari, tibalah saya di Dusun Gunung Peteuy Desa Sibanteng Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor. Tempat inilah yang akan menjadi tempat pengabdian saya sebagai anggota KKN ABRAR 141.

Keluarga Baru Sore itu, dimana hari pertama saya tinggal di tempat yang baru. Di dalam rumah itu terdapat tiga kamar, dua kamar untuk kamar perempuan dan satu kamar untuk kamar teman yang laki-laki. Setelah pembagian kamar

dan bersih-bersih rumah, saya dan anggota lainnya bersiap-siap untuk shalat

Maghrib secara jama’ah dan dilanjutkan dengan pengajian Surah Yasin. Setelah selesai mulailah kami makan malam bersama, saat itulah kali pertama saya melaksanakan kegiatan secara bersama-sama dengan anggota KKN ABRAR 141 yang lainnya. Tibalah waktu pagi, saya terbangun dengan suasana kamar yang berbeda dan dengan ditemani oleh ke tiga teman kamar saya yaitu, Diana, Yanti, dan Intanzi. Walaupun ini bukan pertama kalinya saya berbagi kamar dengan orang lain yang belum pernah saya kenal sebelumnya. Tetapi entah kenapa air mata selalu mengalir di pipi saya, jujur ini tidaklah mudah bagi saya. Tetapi saya tidak ingin menyerah untuk berusaha siap menjalani hari-

hari dirumah ini. Bismillahirrohmanirrohim, pagi ini dan hari ini saya memulai hidup baru disini dengan teman-teman disini dan dengan suasana baru disini. Mengingat memori tentang saya selama disana membuat saya ingin tertawa dan ingin menangis menahan rindu. Memang tidak mudah hidup

Page 300: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

276

bersama 19 orang yang baru di kenal dalam satu rumah. Mulai dari yang paling susah dibangunkan, yang paling cepat tidurnya, yang paling rajin

pergi ke masjid, yang paling jago masak, yang paling lama mandi, yang paling bisa mengayomi, yang paling suka bikin tertawa, yang paling pendiam, yang paling banyak makan dan sebagainya. Ya, apapun itu kini mereka telah menjadi keluarga baru dalam hidup saya. Bertemu dari pagi hingga pagi lagi, merekalah orang-orang terdekat saya, melakukan segala aktivitas bersama setiap harinya selama 30 hari, memakan makanan yang sama setiap harinya, mandi dan tidur di tempat yang sama, melewati hari-hari yang penuh suka dan duka bersama-sama. Pada awalnya saya merasakan tidak ada yang istimewa dari teman-teman serumah saya ini, tetapi entah kenapa, seiring berjalannya waktu saya merasa mereka adalah keluarga saya, yang saya inginkan bukan hanya ditempat KKN saja tetapi saya ingin tetap menjadi keluarga mereka sampai seterusnya. Saya merasakan kenyamanan dan kehangatan berada di dalam rumah itu. Banyak yang bilang kalau di tempat KKN yang lain selalu ada perselisihan atau cekcok antara satu sama lain, pertengkaran bahkan sampai ada yang mengganti ketua KKN nya. Tetapi saya tidak merasakan hal itu di dalam rumah ABRAR. Tidak ada perselisihan dan tidak ada pertengkaran diantara kami, yang ada hanyalah canda dan tawa. Bersama dengan mereka membuat saya seperti bersama dengan keluarga. Tidak ada lagi hal yang ditutup-tutupi, semuanya menjadi satu. Nikmat Allah yang mana lagi yang bisa saya dustakan? Betapa beruntung dan bersyukurnya saya memiliki mereka. Kata yang terlintas bila saya mengingat ABRAR adalah keluarga. Ya, mereka adalah keluarga. Sedikit cerita tentang keadaan rumah tempat dimana saya dan anggota KKN ABRAR 141 tinggal di Dusun Gunung Peteuy. Disana sama sekali tidak ada sinyal internet, sinyal telfon maupun sinyal televisi, sama sekali tidak ada. Disana kami tidak ada yang memegang

handphone, tidak ada yang sibuk dengan handphone nya sendiri-sendiri, tidak ada yang menonton televisi, dan tidak ada yang memiliki sifat individualisme. Rumah terasa ramai setiap waktunya, mengobrol bersama

semuanya, berdiskusi, bermain game bersama-sama di dalam rumah sampai larut malam, bernyanyi bersama-sama, bercanda dan tertawa bersama-sama, semuanya terasa begitu indah untuk dilupakan. Saya merasa dengan kami

dirumah tidak memegang handphone sama sekali dan tidak menonton televisi selama sebulan, itulah yang membuat anggota seluruh KKN ABRAR 141 merasa menjadi satu, itulah yang membuat rasa sayang kami terhadap satu sama lain tumbuh, itulah yang membuat saya dan teman-teman menjadi satu

Page 301: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

277

keluarga. Walaupun disana tidak ada sinyal internet, tidak ada sinyal telefon, tidak ada sinyal televisi sedikitpun, dan perjalanan yng jauh dan gelap tanpa adanya lampu jalanan jika saya dan teman-teman ingin membeli kebutuhan-kebutuhan, bahkan terkadang untuk mandi pun susah dikarenakan air yang kadang tidak keluar dari sumurnya, sungguh semua kesulitan-kesulitan itu tidak terasa, tidak mempengaruhi semangat seluruh anggota KKN ABRAR 141 untuk terus mengabdi kepada masyarakat, tidak mempengaruhi tali persaudaraan dan tidak merubah canda dan tawa kami. Didalam rumah itu yang dingin terdapat didalamnya kehangatan oleh rasa peduli, oleh rasa solidaritas yang tinggi dan oleh rasa kasih dan sayang antara satu dengan yang lainnya. Tinggal bersama mereka saya merasa tinggal serumah dengan orang-orang tersayang. Mereka adalah keluarga, mereka adalah kakak, mereka adalah adik, dan mereka adalah sahabat saya. Saya beruntung mereka bisa menerima saya apa adanya, tidak pernah menuntut apapun yang menyulitkan diri saya. Kami dan saya pribadi pun tidak menyangka kami semua bisa sedekat ini bahkan bisa sampai sesayang ini. Dan bila saya dapat berdiri tegar sampai saat ini di Desa Sibanteng bukan hanya karena kekuatan yang saya miliki, tetapi ini juga berkat bantuan, dorongan, dukungan, cinta, kasih serta sayang dari teman-teman untuk saya. Sekali lagi terimakasih dari hati yang paling dalam dari saya untuk kalian semua. Sungguh, tidak ada kata yang bisa menggambarkan bagaimana rasa bahagia dan bersyukurnya saya bertemu dan dipersatukan dengan keluarga ABRAR. Menjadi Warga Desa Sibanteng Selama KKN saya dan teman-teman tinggal di Dusun Gunung Peteuy Desa Sibanteng Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor. Walaupun demikian, saya dan teman-teman lainnya bukan hanya fokus di Dusun Gunung Peteuy saja, tetapi kami membagi program kerja kami juga ke dusun sebelah yaitu, Dusun Kawungluwuk. Selama 30 hari saya mengabdi di sana saya mendapatkan banyak sekali pelajaran-pelajaran dari masyarakat Sibanteng. Salah satunya adalah Ibu Nur. Ibu Nur adalah seorang ibu parubaya yang memiliki 2 anak, beliau membangun sendiri Taman Kanak-Kanak dan TPA dengan kemampuan yang ia punya. Dengan hanya didasari pendidikan terakhir Sekolah Dasar tetapi Ibu Nur memiliki kemauan semangat juang yang tinggi dan niat baik yang ikhlas tulus dari dasar hatinya untuk membangun TK dan TPA yang hanya ala kadarnya saja. Bukan hanya TK dan TPA saja yang telah beliau bangun dengan tangannya sendiri, beliau

Page 302: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

278

juga membuka Warung Taman Baca, dimana semua anak-anak dan semua orang siapa saja diperbolehkan mampir dan singgah untuk membaca-baca buku-buku yang ada di Warung Taman Baca tersebut. Dan perlu diketahui TK, TPA dan Warung Taman Baca tidak dipunguti biaya sepeserpun bagi siapa saja yang ingin menuntut ilmu disana. Sungguh luar biasa hati mulia yang dimiliki ibu Nur. Disini saya menemukan banyak orang baik, orang-orang yang ikhlas dalam melakukan hal apapun. Orang-orang yang memiliki tingkat keimanan religius yang sangat tinggi dan orang-orang yang juga mampu menerima saya dan teman-teman saya apa adanya disini. Masyarakat disini juga mau selalu berkontribusi dalam segala kegiatan-kegiatan dan program kerja KKN yang saya dan teman-teman lakukan untuk Desa Sibanteng. Ada Pak RT dan Pak RW yang selalu membantu saya dan anggota lainnya dalam memberitakan kepada masyarakat jika kami ingin melaksanakan program kerja. Ada juga

Mang Jen selaku aktivis warga yang selalu juga membantu seluruh anggota KKN ABRAR 141 sehingga kegiatan-kegiatan kami bisa terealisasikan.

Selain ibu Nur, ada pula keluarga Mang Husni yang membuat saya dan teman-teman saya banyak belajar dari keluarga beliau. Belajar tentang keikhlasan, belajar tentang kesabaran dan juga belajar untuk berbagi walaupun dalam keadaan sesulit apapun. Beliau adalah pendiri TPA di Dusun Gunung Peteuy. Beliau memiliki 1 anak kandung dan 1 anak angkat, istri dan ibu nya yang sudah lansia. Dalam satu rumah bambu yang mereka

tinggali bersama-sama disitulah pengajian TPA Mang Husni diadakan setiap

harinya setelah shalat Maghrib. Cukup banyak anak-anak yang belajar mengaji disana, dengan program pendidikan yang juga tidak dipungut biaya

sepeserpun. MasyaAllah ternyata masih banyak orang-orang yang seperti Ibu

Nur dan keluarga Mang Husni. Hati kami pun terketuk untuk membantu mengajar TPA disana. Dengan ke ramahan yang terjalin antara anggota

mahasiswa KKN dan keluarga Mang Husni dan dengan keantusiasan anak-anak murid disana dalam belajar bersama, maka di didalam rumah itulah terjalin keharmonisan juga merasakan kehangatan dan kebahagiaan bersama-sama. Mereka pun menerima kami dengan senang hati. Dari situlah

saya dan teman-teman menjadi begitu dekat dengan keluarga Mang Husni, kadang-kadang malah mereka yang mengirim makanan untuk saya dan teman-teman, bahkan saya dan teman-teman yang lainnya hampir setiap hari

juga selalu menumpang mandi dirumahnya, sampai Nenek (ibu Mang Husni) bilang kepada kami katanya pintu rumahnya terbuka lebar 24 jam untuk kami. Rasanya saya ingin meneteskan air mata bila ingat semua hal itu.

Nenek... saya rindu, semoga nenek selalu dalam keadaan sehat disana. Aamiin…

Page 303: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

279

Yang saya sadari selama 30 hari tinggal dan mengenal warga Desa Sibanteng ini adalah kami semua saudara dan kami semua keluarga yang memang sudah seharusnya dan semestinya terjalin ikatan dan persatuan yang baik antara satu dengan yang lainnya. Teruntuk Desaku Tercinta Sibanteng Cuaca yang sejuk dan udara yang dingin dengan dibaluti kabut-kabut putih yang indah disetiap paginya. Itulah kata yang menggambarkan keadaan Desa Sibanteng yang nampak dari luarnya. Namun berbeda dengan keadaan Sibanteng bila dirasakan dari dalamnya, begitu hangat, nyaman dan sangat tenang. Didalamnya penuh dengan rasa cinta, kasih, serta sayang diantara masyarakatnya. Kelembutan senyum serta sapa dan keramahan selalu menghiasi desa tersebut. Saya rasa tidak ada orang yang merasa tidak nyaman tinggal didalamnya. Saya dan teman-teman pun juga berterimakasih kepada seluruh masyarakat Desa Sibanteng khususnya untuk warga Dusun Gunung Peteuy atas partisipasi dan keantusiasanya yang sangat besar dalam mengikuti semua kegiatan-kegiatan yang kami adakan sehingga kegiatan-kegiatan itu bisa terlaksana dengan lancar dan sukses. Kerja sama yang baik dan gotong royong yang masih terjalin membuat kerukunan antar warga masih terjalin dengan hangat. Saya pun juga banyak berterimakasih telah menerima saya dan teman-teman untuk mengabdi dalam program Kuliah Kerja Nyata yang diadakan di Dusun Gunung Peteuy Desa Sibanteng Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor. Kenyamananlah yang telah saya dapatkan disini.

Sikap religius warga juga masih sangat lekat didalam hati dan diri masyarakatnya. Tanah santri, ya, kata itulah yang pantas untuk menggambarkan Desa Sibanteng. Dunia Islaminya begitu sangat kental, mengaji dan menuntut ilmu dari pagi hingga larut malam, terus dan terus belajar. Saya dan teman-teman pun juga sering mengikuti pengajian-pengajian yang diadakan di desa tersebut. Disana pun juga masih banyak lembaga-lembaga pendidikan pesantren, dan kebetulan Bapak Kepala Desa juga pernah mengatakan kepada kami bahwa masyarakat di Desa Sibanteng

ini InsyaAllah semuanya Muslim. Jadi, tidak ada alasan untuk kami ber-sembilan belas untuk tidak kerasan di desa ini.

Berbagai pengalaman berharga dan pelajaran-pelajaran yang saya dapatkan disini membuat saya sangat sedih ketika ingin meninggalkan desa ini, apalagi ketika melihat air mata yang bercucuran dari anak-anak dan

Page 304: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

280

warga Dusun Gunung Peteuy, suasana haru menghiasi kepergian kami dari desa ini. Sungguh, ingin rasanya mengulang waktu kembali merasakan kehangatan bersama teman-teman ABRAR dan bersama dengan masyarakat

Desa Sibanteng. Semoga kami selalu dipersatukan dalam do’a. Amin.

Page 305: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

281

R BELAJAR BAHAGIA DENGAN BERSYUKUR DI DESA SIBANTENG

Yanti Nianti

Hidup Adalah Belajar

Semester 7, merupakan semester dimana mahasiswa Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dari 9 fakultas harus melaksanakan

Kuliah Kerja Nyata (KKN). Diawali dengan melakukan pendaftaran di akun

AIS. Tepatnya tanggal 10 April 2018, Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat

(PPM) UIN Syarif Hidayatullah telah membagi dan mengkompilasi nama-

nama dari 9 fakultas yang mengikuti KKN ke dalam 200 kelompok untuk

ditempatkan di beberapa desa di Kota Bogor dan Tangerang. Kuliah Kerja

Nyata, dimana mahasiswa diwajibkan mengabdi kepada masyarakat,

mencurahkan waktu, tenaga, dan pikiranya untuk berkontribusi dalam

masyarakat pada waktu dan daerah tertentu.

Saya kemudian menjadi bagian dari anggota kelompok 141,

beranggotakan 19 orang yang berasal dari jurusan yang berbeda-beda. Dan

ternyata lokasi KKN saya yaitu berada di wilayah Bogor, tepatnya di Desa

Sibanteng Kecamatan Leuwisadeng, Bogor. Saya mencoba mencari informasi

lokasi KKN saya di internet, saya cukup kaget ternyata daerah tempat saya

KKN sangat jauh dari pusat Kota Bogor sendiri. Bahkan jalan menuju

lokasinya pun sangat kecil dan ekstrim karena dikelilingi dengan jurang dan

minim sekali penerangan.

Tanpa harus menunggu lama, undangan grup dari aplikasi WhatsApp

atas nama KKN 141 muncul, dengan hampir semua anggota telah bergabung

kedalam grup tersebut. Kita pun memperkenalkan diri satu persatu, dan

mulai membicarakan agenda pertemuan. Kemudian tanggal 18 April 2018,

bertempat di Landmark UIN Syarif Hidayatullah Jakarta disepakati sebagai

agenda pertemuan pertama kelompok 141. Seketika sampai, saya cukup

mengalami kebingungan karena ternyata di sekitar Landmark UIN tersebut

banyak kelompok KKN lain yang melakukan agenda yang sama dengan

kelompok saya. Untungnya beberapa dari mereka melakukan teriakan

masing-masing nomor kelompok KKN sehingga memudahkan para teman-

teman lain menemukan kelompoknya, walaupun terkadang masih ada yang

salah bergabung.

Page 306: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

282

Kurang lebih pukul 16.00 WIB, anggota kelompok 141 hampir

semuanya telah berkumpul, kita berkenalan kembali kemudian melakukan

pemilihan ketua, wakil ketua, sekretaris dan wakil sekretaris, menentukan

bendahara dan wakil bendahara, kemudian membuat beberapa divisi-divisi

untuk kelancaran dalam melaksanakan KKN nanti. Kita pun sepakat untuk

menamakan kelompok KKN 141 dengan KKN ABRAR 141. Sebelum waktu

keberangkatan, peserta KKN diberikan arahan dan pembekalan terkait

kegiatan ini oleh Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) UIN Jakarta

agar para peserta mampu beradaptasi dan memiliki pengetahuan mengenai

kegiatan tersebut. Kegiatan KKN ini berlangsung dari tanggal 18 Juli 2018

sampai tanggal 20 Agustus 2018.

Pertemuan dan survei beberapa kali dilakukan, berdasarkan hasil

survei yang kami lakukan, di rumah yang akan kami tempati yaitu di Gunung

Peteuy Desa Sibanteng, ternyata sangat sulit untuk mendapatkan sinyal.

Tentu terasa sukar, kenapa harus ada yang namanya KKN. Tempatnya yang

jauh dan bisa dikatakan pelosok rasanya seperti akan terisolasi dari

peradaban. Sebagai mahasiswi Hubungan Intenasional, yang “bertahan”

hidup dengan membaca atau menonton berita setiap harinya lalu

membayangkan betapa akan membosankannya tinggal selama sebulan di

Desa Sibanteng, membuat saya berpikir selama sebulan nanti tidak akan

tahu akan segala kehebohan yang terjadi di dunia.

Hari keberangkatan KKN pun pada akhirnya tiba, kita menggunakan

beberapa mobil pribadi untuk menuju lokasi KKN. Dan sesuai dengan hasil

survei, tidak ada sinyal, tidak bisa mengakses internet, bahkan untuk

melakukan panggilan telepon dan mengirim pesan singkat saja tidak bisa,

bahkan kami pun tidak bisa menikmati siaran televisi. Bukan itu saja, sumur

dirumah kami pun mengering selain karena perharinya digunakan oleh 19

orang. Kekeringan tersebut juga disebabkan karena terjadinya musim

kemarau. Imbasnya kami pun harus menumpang ketetangga dan masjid

dalam melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi dan mencuci.

Namun, KKN tidak selalu tentang keterbatasan. Setelah beberapa

hari berada di lokasi saya pun menyadari bahwa KKN menghadirkan

pengalaman unik tersendiri yang tidak akan saya dapatkan di ruang kuliah.

KKN yang awalnya terdengar formal dan tidak mengasyikkan. KKN di balik

setiap keterbatasannya, saya justru mendapatkan kesempatan belajar

banyak hal dari masyarakat lokal Desa Sibanteng. Kesederhanaan, keramah

tamahan, gotong royong dan saling tolong menolong disana masih sangat

Page 307: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

283

tinggi. Pelajaran yang dapat membuat saya selalu ingin menjadi pribadi yang

lebih baik lagi dan bisa lebih bersyukur lagi.

Bagi saya, KKN sebenarnya tidak hanya melulu soal

ketidaknyamanan ataupun kepentingan akademik semata, akan tetapi KKN

menyimpan banyak cerita dan pembelajaran yang tak hanya berguna bagi

mahasiswa di dunia kampus, namun juga bagi dunia yang sesungguhnya,

yaitu kehidupan. Saya merasa desa terpencil, jauh dari pusat kota justru

lebih membutuhkan kehadiran sumbangsih anak-anak muda. Kegiatan KKN

ini pun menjadi kesempatan bagi saya untuk merealisasikan ilmu yang telah

saya dapat di bangku perkuliahan kepada anak-anak sekitar tempat saya

melaksanakan KKN. Bersama-sama kami memberikan pelatihan komputer

dan bidang ilmu pendidikan lainnya seperti bahasa Inggris, bahasa Indonesia

dan Matematika, sehingga nantinya ilmu yang sedikit saya bisa bagikan

dapat menginspirasi dan diharapakan dapat mengembangkan potensi

daerah dan memajukan desa.

Sebagai mahasiswa HI, yang kerap kali “bersinggungan” dengan

dunia internasional maka KKN menjadi kesempatan besar bagi saya

mengenalkan pengetahuan dan keterampilan kepada anak-anak khususnya

untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan dan peluang di abad ke-

20 ini. Terlebih, menimba ilmu di UIN Syarif Hidayatullah memiliki

beberapa kelebihan, yaitu mendapat ilmu agama dan pengetahuan umum

secara bersamaan, pembahasan-pembahasan Islam yang lebih mendalam

yang mana belum tentu HI dikampus lain akan mempelajarinya.

Maka di tanah santri Desa Sibanteng ini, yang seluruh

masyarakatnya memeluk agama Islam menjadi tantangan bagi saya berbagi

pengetahuan dan menambah wawasan kepada warga desa bahwa sejak lama

Islam itu telah ada bukti interaksi internasional, Islam tidak hanya soal

agama tapi bisa menggeser pandangan-pandangan HI yang sebelumnya

selalu berasal dari perspektif barat. Selain itu, HI erat kaitannya dengan

politik. Pemahaman dinamika politik dalam negeri dan luar negeri Indonesia

ketika dikelas ini dapat memberi pemahaman bagi saya untuk menganalisa

permasalahan di Desa Sibanteng ini. Karena sebelumnya di Desa Sibanteng

ini sering terjadi konflik tiap kali diadakan pemilihan kepala desa.

Juga mengenalkan pengetahuan terutama ke anak-anak yang saya

temui dalam beberapa kesempatan, di era globalisasi ini cita-cita tidak hanya

polisi, dokter, ataupun guru. Karena setiap anak yang saya temui ketika

ditanya “nanti saat besar, ingin jadi apa?” jawaban yang saya dengar kebanyakan

Page 308: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

284

dari mereka bercita-cita mereka ingin menjadi guru, dokter dan polisi, itu

saja. Tak jarang mereka balik bertanya apa keinginan saya, saya pun bilang

kalau saya ingin jadi diplomat tinggal di luar negeri mewakili negara

Indonesia dan mengunjungi banyak negara di dunia. Karena tinggal di

Indonesia terus tanpa pernah melihat negara ini dari luar tidak akan

memberi perspektif yang lebih luas. Mereka pun mulai goyah akan cita-cita

mainstream mereka. Lucu ketika mereka bertanya “bagaimana caranya keluar

negeri kak?” saya menjawab untuk mereka belajar yang giat dan selalu lakukan

yang terbaik.

Memotivasi anak-anak di Desa Sibanteng untuk berpendidikan lebih

tinggi, bercita-cita tinggi, berwawasan luas dan kreatif menjadi pengalaman

yang mengesankan. Karena saya selalu percaya, tidak ada yang tidak

mungkin. Bermimpilah setinggi mungkin, karena mimpi itu gratis. Percaya

bahwa yang tidak mungkin bagi orang lain bukan berarti tidak mungkin bagi

kita. Yang tidak mungkin sekarang belum tentu tidak mungkin di esok hari.

Kebebasan berpikir dan dorongan untuk mengungkapkan pendapat

semasa kuliah membuat saya menjadi orang yang terbuka dan terbiasa

berpikir kritis. Proses pembelajaran di HI membuat saya menjadi orang yang

tidak mudah menghakimi. Karena ilmu HI pun aplikatif dalam kehidupan

sehari-hari. Sehingga KKN menjadi wadah bagi saya untuk mengasah

kemampuan bersosialisasi, menciptakan keakraban, memamahi perbedaan

dan karakter setiap individu. Belum lagi dengan berbagai Program Kerja

(Proker) yang ada, yang tentunya menuntut mahasiswa bersinggungan

langsung dengan masyarakat. Nah, disinilah kemampuan sosialisasi itu akan

terasah karena secara langsung mahasiswa akan berbaur dan menciptakan

keakraban dengan warga setempat.

Sambutan hangat, sikap bersahabat warga, semangat dan keceriaan

anak-anak di Desa Sibanteng layaknya sebuah keberkahaan bagi saya.

Bahasa tubuh yang mengisyaratkan dukungan penuh atas kehadiran kami.

Itulah mengapa saya sangat bersyukur mengikuti KKN ini. Kebahagiaan tak

terkira saya rasakan saat sukses menyelesaikan satu proker. Melihat

beberapa perubahan yang kita berikan di pelosok desa meski itu ada dalam

taraf sederhana, kecil. Seperti Pengadaan Alat Kebersihan, Timbangan bayi,

Plang dan Penunjuk Arah Masjid, Renovasi Warung Baca, dan lain-lain.

Selain itu, kebetulan sekali KKN dilaksanakan di bulan Agustus, jadi

kami pun merayakan hari kemerdekaan dengan mengadakan lomba 17-an

SMPN Satu Atap Sibanteng bersama ibu-ibu dan anak-anak sekitar Gn.

Page 309: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

285

Peteuy. Lomba yang diadakan sederhana, semacam balap karung, lomba

makan kerupuk, lomba paku dalam botol, lomba joget rebutan kursi, dan

lain-lain. Meskipun sederhana, tapi mereka sangat-sangat senang dan

antusias.

Pada hari-hari terakhir KKN, saya pun berkesempatan mewawancarai

warga desa salah satunya pemilik dari Warung Reni Hostpot. Warung ini

menjadi “penyelamat” bagi kami ketika membutuhkan sinyal untuk

menghubungi keluarga, ataupun sekedar berselancar di internet

menghilangkan rasa lelah seharian. Dimana warung ini menyediakan hotspot

dengan harga dua ribu rupiah untuk satu jam dan tiga ribu rupiah untuk dua

jam.

Demi keperluan laporan KKN, saya bersama Intanzi pun bertanya

akan bagaimana kesan dan pesan selama diadakannya KKN ini, Ibu Reni pun

tidak kuasa untuk membendung air matanya, karena disadari bahwa KKN

kami selesai dalam beberapa hari lagi, ia bahkan mengatakan telah

menganggap kami sudah seperti keluarga, juga merasa sedih karena suasana

akan terasa sepi. Pernah saya mendengar, jika ingin mengetahui KKN itu

berhasil atau tidak, lihat pada saat perpisahannya. Apabila masyarakatnya

menangis sampai air matanya berlinang-linang, maka berhasillah KKN

itu. Sebab itu menandakan bahwa mahasiswa telah berhasil menjalin ikatan

sosial dengan masyarakat.

Hari pun silih berganti, tidak terasa. Dari yang terasa sukar sampai

waktu yang justru terasa begitu cepat berlalu. Waktu KKN pun telah usai.

Kita mengadakan pengajian dan diakhiri dengan makan bersama anak-anak

murid Ustaz Husni. Keluarga Ustaz Husni, Anak-anak Dusun Gunung

Peteuy juga mahasiswa KKN ABRAR 141 larut dalam kesedihan perpisahan.

Tiba saatnya berpisah. Terdengar rajukan anak-anak yang mengatakan

untuk jangan melupakan mereka, untuk mengunjungi mereka bahkan

mengatakan kepada kami untuk jangan pergi dari Desa Sibanteng. Tapi,

memang dimana ada pertemuan, selalu ada perpisahan.

“Setiap tempat adalah sekolah, setiap orang adalah guru, dan setiap waktu adalah pelajaran”. Dan KKN adalah sekolah tentang kehidupan, guru

tentang kehidupan dan pelajaran tentang kehidupan. Hubungan yang intens

membuat saya sudah sangat akrab satu sama lain, yang awalnya sebel dengan KKN tiba-tiba merasa sedih. Kedekatan yang terjalin selama ini jadi terasa sangat berharga. KKN adalah pengalaman sekali seumur hidup yang membuat saya menyadari bahwa ada kehidupan lain yang berbeda dari yang

Page 310: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

286

saya temui setiap harinya. KKN memang menguras banyak pikiran dan tenaga. Tapi itu tak seberapa dengan pengalaman dan kenangan berharga yang saya dapatkan.

Bukan Teman tapi Keluarga

KKN yang dilaksanakan lintas fakultas membuat bertemunya

individu-individu yang tak saling mengenal satu sama lain. Ada yang

penyabar, cerewet, ataupun pendiam. Selama KKN kami tinggal dalam satu

rumah. Kondisi tersebut membuat setiap mahasiswa dituntut untuk bisa

beradaptasi dengan berbagai isi kepala, maka disanalah letak

pembelajarannya, saya dituntut untuk bagaimana perbedaan kebiasaaan,

berprilaku dan memahami sifat-sifat tiap individu. Hal ini menurut saya

akan membuat setiap individu semakin matang tidak hanya sebagai

mahasiswa tetapi juga sebagai manusia.

Rumah yang kami tempati memiliki 2 kamar utama yang digunakan

oleh anggota perempuan, sementara anak laki-laki tidur di ruang tamu. Satu

rumah yang tidak terlalu luas ditempati dengan 19 orang tentu

membutuhkan pembagian tugas, kami pun sepakat membagi menjadi 7

kelompok dalam hal mengurus kegiatan dirumah seperti menjaga rumah

ketika ada kegiatan, bersih-bersih rumah dan memasak, dikelompok saya

ada dua orang yang sangat jago memasak yaitu Diana dan Asrul. Setiap pagi

kami bergantian melaksanakan piket, dalam urusan memasak, bukanlah hal

yang mudah untuk menyiapkan makanan bagi 19 orang belum lagi lokasi

pasar yang jarakya sangat jauh.

Waktu KKN tidaklah singkat, sebulan lebih kami hidup bersama

dalam perbedaan karakter, selain sedih berpisah dengan warga desa, saya

juga sedih berpisah dengan temen-temen ABRAR. Bagaimana tidak? Semua

anggotanya begitu baik, pengertian dan selalu siap untuk dimintai bantuan.

Intanzi lestari (masih jadi misteri kenapa panggilannya Ira) yang keliatannya

jutek tapi aslinya selalu paling peduli, loyal, ekspresif dan lucu. Ummul

Hamida, si cantik yang walaupun belum mandi, yang polos, pengertian,

pembuat hati tentram bagai oasis ditengah gurun. Diana Sa’adah yang paling

dewasa, paling adil, jago masak dan pengertian yang rela kesusahan demi

buat yang lain nyaman, (aku terharu!).

Asrul Ummu Darojat yang pintar masak, mandiri, pengertian,

pelopor hidupku biar bisa serajin dan sepintar mba. Annisa Zikri, yang kuat

Page 311: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

287

angkat galon (aku kaget liatnya), yang gak kalah pengertian dan selalu bantu

aku, yang selalu buat aku kagum dalam segala hal. Millatun Hanifah yang

selalu semangat dan menjadi penyemangat KKN ABRAR 141. Afaf Nadzrat

Uyun yang penyabar dan penyayang (aku rindu suara mengajimu mba).

Hafina Rehana, si pemberani dari yang terberani (aku ragu kamu punya rasa

takut). Kemudian, ada Bang Jundi satu-satunya senior dikelompok KKN

ABRAR 141, yang selalu bikin suasana rame, berisik, dan rusuh. Judan yang

selalu jadi imam dan do’a di penutup setiap acara (jangan makin tinggi lagi

ya).

Kemudian ada Siti Hanifatul yang mukanya menggemaskan (apakah

ini efek dari suka K-pop ya), Abiseina si Ketua KKN ABRAR 141 yang gabut

dikit maen gitar (jangan takut makan sayur terus dong!), Danang Koencoro

tapi mau dipanggil Danang G. Bastian yang anaknya gabisa nolak. Ali

Dzulfikar yang selalu siap kemana pun (buat cari sinyal). Lia si rajin dan baik

hati yang kalau liat mukanya bawaanya adem, bikin damai. Hilmy cowok

terajin dan segala bisa (tapi kalau ngelawak suka garing). Intan si yang selalu

rapih kapanpun dan dimanapun. Nurul si bendahara utama KKN ABRAR

(maaf telor nya sering aku habisin). Semuanya, terimakasih ya untuk telah

menginspirasiku.

Dibalik perbedaan sifat, ataupun kebiasaan yang tidak semua orang

terbiasa, saya bersyukur luar biasa dipertemukan dengan kelompok ABRAR

yang selalu mencoba untuk saling memahami satu sama lain. Walaupun satu

bulan tanpa TV dan sinyal apalagi internet, handphone jika sudah dirumah

tidak berfungsi, akan berbunyi jika digunakan sebagai alarm saja, terdengar

membosankan memang. Namun, kami pun bisa mencari hiburan lain, kami

pun membeli beberapa permainan yang mungkin terakhir kali dimainkan

ketika masa Sekolah Dasar seperti bermain permainan monopoli, anak

tangga, dan Uno Stacko ataupun bermain bersama anak-anak desa.

Segala keterbatasan yang dihadapi, dan ruangan yang tidak terlalu

luas justru membuat kami semakin akrab, tidak ada individualisme, tidak

ada yang sibuk dengan dunianya masing-masing, kesempatan tersebut kami

gunakan dengan berbagi pengalaman dan cerita yang tentu dapat

menghilangkan kebosanan. Kekeluargaan menjadi satu yang terpenting dan

kunci utama dalam satu kelompok, menghilangkan perbedaan memang

sedikit sulit. Selama KKN, kami bukan lah mahasiswa FISIP, FDI, FITK, FU,

FIDIKOM, FST, FEB, FAH, selama KKN kami adalah kelompok KKN

Page 312: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

288

ABRAR 141. Yang saya pahami tidak ada istilah hura hura dalam kamus ber-

KKN selama satu bulan ini. Keseriusan dalam bekerja dan berkarya menjadi

aspek utama dalam profesionalitas kerja termasuk dalam melaksanakan

berbagai proker. Meski terkadang harus terjadi “drama” dalam beberapa

momen seperti sedikitnya warga yang hadir dalam acara yang kami

laksanakan, kekeliruan komunikasi antara mahasiswa KKN ABRAR 141

dengan staf desa, ataupun karena perbedaan pendapat tapi alhamdulillah

semuanya bisa mengerti dan bersama-bersama menyelesaikan program

kerja.

Berbagi Kebahagiaan di Desa Sibanteng

Desa Sibanteng juga terkenal dengan desa santri, karena memang

terdapat pesantren Gerakan Persatuan Santri Salafi (GPSS) dan semua

masyarakatnya memeluk agama Islam. Di desa ini juga terdapat berbagai

usaha kecil menengah milik warga, diantaranya Warung Hotspot Reni, dan

warung-warung sembako pun bisa dikatakan banyak sekali disekitar

tempat saya KKN. Warung Hospot Reni menjadi salah satu tempat favorit

saya, mengapa? karena tempat ini menjadi tempat “penyelamat” bukan hanya

saya tapi anggota KKN ABRAR 141 ketika membutuhkan jaringan internet

untuk melakukan panggilan video, atau sekedar mengetahui apa saja yang

terjadi dengan dunia.

Lingkungan desa Sibanteng yang berada dipegunungan membuat

cuaca disana terasa sejuk, masyarakatnya yang begitu ramah, kegiatan

pengajian disana pun sering diadakan. Program kami banyak dilakukan di

sekolah-sekolah. Anak-anak disekitar Gunung Peteuy sangat senang dan

antusisas ketika ada mahasiswa KKN. Biasanya kalau kita sedang jalan-jalan

pagi atau sore, anak-anak akan memanggil kita dengan sebutan “Kakak

KKN” atau banyak juga yang memanggil nama masing-masing. Dan hal

tersebut menjadi bagian yang mengesankan menjadi bagian yang paling saya

ingat kelak setelah selesai KKN ini, keceriaan anak-anak ketika belajar

dengan kami dan sapaan mereka disetiap pertemuan. Keinginan, antusiasme

yang tinggi, keceriaan dan semangat mereka untuk belajar, membuat saya

ingin bertemu lagi dengan mereka.

Rumah tempat KKN kami di Dusun Gunung Peteuy yang berada

wilayah pegunungan membuat kami mengalami krisis air dikarenakan

musim kemarau. Kami pun terkadang harus mengungsi mandi di

Page 313: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

289

rumah tetangga, walapun terkadang sipemilik rumah juga hanya memiliki

sedikit persediaan air namun mereka tetap dengan ramahnya

mempersilahkan kami untuk mandi. Nah, disinilah saya pun belajar

menyadari bahwa tidak perlu tunggu kaya untuk memberi sesuatu. Selain

itu, jalan yang curam, dikelilingi jurang dan gelap gulita di malam hari

membuat kata “hati-hati” menjadi semboyan kami. Ya, karena kami tentu

nggak mau teman kami mengalami sesuatu yang buruk di jalan. Jadi kami

harus saling mendukung satu sama lain, saling mendo’akan dan berhati-hati

menjaga teman dan diri kami sendiri.

Selama KKN kami tentu melakukan tugas utama, yaitu mengabdi ke

masyarakat melalui berbagai program-program yang berkaitan dengan

jurusan masing-masing juga program lintas jurusan. Berbagai program kami

lakukan mulai dari Kegiatan Belajar Mengajar, Renovasi Warung Baca,

Pelatihan IT, Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat),

Penanaman Bibit Tanaman, Pengadaan Tempat Sampah, Seminar Pra Nikah,

Seminar Sadar Hukum dalam Pileg atau Pilkades, Pelatihan Produk Olahan,

Pelatihan Kerajinan Tangan, Senam Ceria, dan program-program lainnya

disesuaikan dengan kebutuhan lokasi KKN kami.

Saya sendiri sendiri melakukan program jurusan yakni pelatihan IT.

Saya sempat bingung, karena sebagaimana diketahui kalau topik bahasan di

HI lebih kepada konflik, perang, pengambilan keputusan ataupun diplomasi.

Dan tentu di desa tempat saya KKN tidak ada perang ataupun

mengharuskan untuk berdiplomasi. Jadi, berdasarkan pengamatan selama

beberapa hari diputuskan untuk mengadakan program pelatihan IT

dikarenakan masyarakat terutama anak-anak disekitar sini masih kurang

“melek” akan teknologi.

Di era globalisasi seperti ini, anak-anak diperkotaan sudah terbiasa

dengan barang-barang elektronik namun tidak di Desa Sibanteng ini,

handphone masih sangat jarang dimiliki oleh para remaja. Ada pepatah

mengatakan, satu hal kecil yang terkadang tidak ada artinya bagi kita bisa

jadi satu hal yang membuat orang bahagia. Suatu hal yang kecil, masih

teringat jelas diingatan ketika saya hanya sekedar membagikan tisu ataupun

satu buah biskuit coklat kepada anak-anak menjadi sebuah kebahagian bagi

mereka atau setidaknya senyuman dan keceriaan diwajah mereka. Dan saya

pun ikut bahagia melihat keceriaan mereka.

Kebahagiaan memang bisa dirasakan oleh semua orang dengan cara

yang berbeda-beda. Petani misalnya akan merasakan kebahagiaan saat tiba

Page 314: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

290

waktu panen, seorang pedagang yang selalu laris dagangannya sehingga

mampu mengembangkan dagangannya. Demikian pun juga seorang guru

ngaji atau sering kami panggil Ustaz Husni yang merasakan kebahagiaan

yang luar biasa pada saat mengajar dan melihat anak didiknya mampu

membaca al-Qur’an dengan baik. Meskipun dengan keterbatasan tenaga dan

sarana, Ustaz Husni dengan sang istri secara ikhlas dengan tanpa

mengharapakan imbalan mengajar puluhan anak-anak di Dusun Gunung

Peteuy. Lagi- lagi saya pun mendapat pelajaran berharga, bahwa merasakan

kebahagiaan dalam hidup itu bukan hanya karena kita kaya harta tapi jauh

dari itu adalah kaya jiwa.

Disaat masyarakat di perkotaan begitu individualisme, justru

beberapa warga Desa Sibanteng kerap kali memberi kami beberapa makanan

yang walaupun mereka berada dalam keterbatasan tapi tidak lupa untuk

membagikannya kepada kami. Saya percaya semua kebaikan itu berarti.

Pelajaran yang dapat diambil yaitu untuk selalu mengapresiasi kebaikan.

Seperti anak kecil, semua orang dewasa pun akan berusaha menjadi lebih

baik dan baik lagi ketika kebaikan itu diapresiasi. Karena setiap kebaikan

merupakan amalan.

Segala sesuatu akan berakhir. Masa muda, kehidupan, begitupun

pertemuan dan itulah yang membuatnya sangat berharga. Senyum manis,

keceriaan dan semangat anak-anak, sikap ramah warga Desa Sibanteng juga

canda tawa kelompok KKN ABRAR 141 akan tetap terkenang, menjadi

pengalaman berharga dan menjadi gambaran tentang bagaimana kehidupan

yang sebenarnya.

Merajut Harapan dengan Kebersamaan

Jika saya adalah warga desa. Maka saya harus membangun desa. Saya

harus menjadi bagian positif pembangunan di desa seperti menggali dan

meningkatkan potensi desa. Bisa diawali dengan mengupayakan kampanye

“Sedekah Membawa Berkah”. Karena meskipun dana desa diluar sana

banyak, namun masyarakatnya juga harus berupaya membangun dengan

sumber pendanaan dari sedekah ini. Sehingga pembangunan di desa

nantinya tidak dilakukan hanya dengan mengandalkan kucuran dana dari

pemerintah, namun juga dengan menggalang potensi ummat.

Sehingga hal-hal signifikan dapat dirasakan oleh masyarakat desa,

seperti bertambahnya asset milik desa yang dapat membantu kelancaran

Page 315: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

291

aktivitas ekonomi dan lainnya di desa. Mengalokasikan dana ummat ke

transportasi seperti mobil siaga. Karena yang saya ketahui di Desa Sibanteng

ini wilayah dusunnya yang terbagi-bagi dengan jarak tidak berdekatan,

akses ke rumah sakit ataupun kesekolah lumayan jauh, membutuhkan

waktu yang tidak sebentar ditambah dengan jalanan yang curam juga tidak

semua warga desanya memiliki kendaraan serta tidak adanya transportasi

umum terutama dari Dusun Gunung Peteuy ke Desa Sibanteng.

Maka diperlukan adanya mobil siaga atau transportasi khusus di tiap

dusun. Dengan begitu, kini warga terbantu saat membutuhkan kendaraan

untuk mengangkut warga yang sakit, mengantar warga yang akan

melahirkan, mengantar anak-anak ke sekolah dan sebagainya. Selain itu,

menurut saya, kini pembangunan desa juga tidak hanya identik dengan

pembangunan fisik saja. Pembangunan juga melingkupi masalah

pemberdayaan sumber daya manusia. Kenapa? Karena Pertama, sekarang ini

internet sudah menjadi kebutuhan bagi banyak orang. Maka Ini adalah jalur

yang bisa dimainkan oleh orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan yakni

berjualan melalui internet produk-produk desa mereka.

Jadi, warga dusun di daerah pegunungan pun nantinya bisa

menawarkan produknya kepada orang di berbagai belahan dunia. Diawali

dengan melakukan identifikasi atau menemukan produk apa saja yang kira-

kira bernilai jual tinggi di internet. Kemudian membuka berbagai toko online

di internet lalu melihat apa saja barang yang ada di sana yang kira-kira ada

di desa. Misalnya kerajinan berbahan kulit, produk makanan olahan,

kerajinan kayu ataupun produk-produk yang hanya ada di desa tertentu saja.

Intinya, KKN itu seru, asyik, menantang, mengharukan dan tentu banyak

menginspirasi. KKN menjadi pengalaman seumur hidup sekali yang

memberi banyak “rasa” bagi mahasiswa yang menjalankannya. Namun yang

paling penting adalah, KKN membuat kita belajar untuk bersyukur atas

kehidupan yang kita miliki sekarang. Namun, tetap mengambil suka duka

dan pengalaman KKN sebagai pembelajaran untuk melihat hidup dari sudut

pandang yang berbeda. Suasana pagi, siang dan malam di Desa Sibanteng,

berinteraksi dengan warga desa, bermain dengan anak-anak, antusiasiame

dan inisiatif anak-anak untuk belajar, merasakan kearifan lokal desa akan

menjadi sesuatu yang akan sangat saya rindukan menjadikannya

pengalaman berharga yang tidak bisa dinilai dengan apapun. Terimakasih Desa

Sibanteng. Terimakasih untuk sebulan yang menginspirasi. Kebersamaan, kesederhanaan,

Page 316: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

292

dan semangat yang selalu ada menjadikannya sebuah kebahagiaan. Karena sejatinya

Kebahagiaan itu hanya dimiliki oleh Orang-orang yang dapat bersyukur.

Page 317: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

293

S

SEBUAH KEBAHAGIAAN DI ANTARA GUNUNG-GUNUNG

SIBANTENG

Yasjudan Lindady Oskandar

“Keluarga adalah salah satu hal terpenting yang kita miliki, yang tak pernah berubah dan

selalu ada ketika di butuhkan, keluarga bukanlah hanya sekedar status, keluarga

berbicara tentang kasih, pengorbanan dan kebersamaan. Zaman memang sudah berubah

tapi manusia tetap sama. Tetap butuh cinta, kebahagiaan dan kehangatan keluarga. Dan

percayalah bahwa keluarga adalah tempat terbaik untuk berbagi.”

OB (Orang Biasa)

Namaku Yasjudan Lidandy Oskandar, mahasiswa semester enam

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Syarif hidayatullah Jakarta. Aku

tinggal di Jurangmangu Barat, Pondok Aren Tangerang selatan.

Kembali ke tahun 2015 aku masih duduk di semester satu. Signg itu

setelah aku selesai kuliah, kakiku menuntunku berjalan keluar Gedung

fakultas mengikuti arus manusia mahasiswa beriringan meninggalkan

gedung fakultas. Ku arahkan kakiku menuju sepeda motor. “oii Dan sini! buru-

buru amat.” Nama panggilan akbrabku yang di lontarkan oleh seniorku,

mahasiswa semester 7. “Mau ke mana? Sini duduk ngopi dulu.” Sontak kubalas

panggilan itu dengan senyuman, dan ku ubah haluan kakiku memenuhi

panggilanya.

“Kenapa bang?” tanyaku.

“Buru-buru amat, anak sd aja belom pulang jam segini haha.” Ledek seniorku.

“Haha, siap bang.” Sambil mengeluarkan beberapa permen yang ada di

dalam tasku dan kutawarkan pada seniorku. “Lagi sibuk apa bang?” Tanyaku

untuk membuka sebuah obrolan.

“Ini nih, laporan KKN. Disuruh ngetik dua ribu lima ratus kata, haha.”

Jawabnya

“KKN itu apa bang?” Tanyaku kebingungan karena kepolosanku yang

masih baru menghadapi kehidupan di dunia perkuliahan.

Page 318: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

294

“Kuliah Kerja Nyata, Program dari kampus untuk mahasiswa semester 6. Jadi

kita dikirim ke sebuah desa untuk praktek mengabdi di masyarakat. Nanti lu juga

ngerasain kok haha.” Jawab seniorku dengan santai.

Haduh, mendengar kata desa membuat otaku untuk berfikir keras.

Memancing benaku untuk mendeskripsikan kata “desa”. Bermunculan

berbagai gambaran dalam benaku rumah gubuk dengan tembok anyaman

yang beratapkan sebuah jerami, mandi menimba dari sumur, tidak ada sinyal

handphone, masak menggunakan kompor tungku kayu bakar, dan juga

sebagainya.

Sebagai anak yang lahir dan tumbuh besar di kota metropolitan

Jakarta, aku tak dapat membayangkan bagaimana hidup menghabiskan

waktu di sebuah desa selama satu bulan. Meninggalkan semua kegiatan dan

aksebilitas di rumah untuk terjun langsung kedalam masyarakat pedesaan.

Keluar dari zona nyamanku dengan segala fasilitas yang kupunya. Mimpi

buruk mungkin salah satu sebuah ungkapan yang tepat.

Welcome to KKN

Tiga tahun pun telah berlalu, kini hidup telah membawaku ke

semester enam dengan jurusan dan fakultas yang sama. Kujalani hidupku

dengan biasa saja, mengalir apa adanya. Setenang arus sungai Ciliwung

mungkin juga sewangi aromanya. Sesekali terfikir tentang masa depan.

Terkadang tentang pekerjaan, Terkadang juga tentang seorang wanita

idaman. Semua sama saja belum terlihat jelasnya.

Tibalah hal yang kunantikan sekaligus hal yang kutakutkan pada

waktu semester awal, KKN. Hari itu ada pengumuman dari PPM yang berisi

calon daftar kelompok dan juga lokasi KKN tahun 2018. Dengan hati yang

berdegup dagdigdug dan juga tangan yang bergetar perlahan ku buka

pengumuman tersebut melalui smartphone, kucari namaku satu persatu di

setiap kelompok. “Nah, ini dia namaku berada di kelompok 141 yang di tempatkan di

Desa Sibanteng Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor”. Kelompokku berisi

sembilan belas orang dengan susunan formasi enam orang laki-laki dan 13

orang wanita. “Wah, bisa menang banyak nih” dalam batinku berkata. Dengan

presentase jumlah wanita yang lebih banyak, mungkin juga lebih banyak

peluang bagiku menemukan seorang wanita idaman yang belum jelas tadi

hehehe.

Page 319: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

295

Namun, tetap saja presentase yang menguntungkan tadi belum

membuat batinku siap untuk menghadapi KKN berdasarkan baying-bayang

yang menghantui sejak semester satu itu. Tak bisa ku bayangkan aku yang

sangat aktif di sosial media harus berhadapan dengan situasi desa yang ada

dalam benaku. Namun, apa boleh buat kewajiban adalah kewajiban. Aku

harus bisa memaksa diri ini untuk latihan mengabdi kepada masyarakat

yang memang sangat penting untuk kehidupanku setelah lulus kuliah nanti.

Setelah akhirnya salah satu diantara kami membuat grup WhatsApp,

di sepakati bahwa nama kelompok kami adalah KKN ABRAR 141. Kata

ABRAR berasal dari Bahasa Arab yang artinya golongan orang yang berbuat

kebajikan, kami menggunakan nama ABRAR beropini agar disaat kelompok

kami tiba di desa tempat kami KKN dapat melakukan sesuatu yang

bermanfaat serta kualitas yang memenuhi kebaikan moral sebagai pondasi

prinsip dan moral kebaikan.

Hari itu kumpul pertamaku dengan kelompokku, sekaligus survei

menuju desa yang akan di tempati olehku beserta sahabat-sahabat baruku

untuk KKN nanti. Kubuka Google Maps untuk estimasi jarak dan waktu

tempuh perjalanan. “Wah ternyata hanya sekitar lima puluh kilometer”. Mungkin

dengan jarak segitu bagiku itu biasa karena aku pernah touring

menggunalan motor ke daerah Garut Jawa Barat yang jaraknya kurang lebih

seratus delapan puluh kilometer.

Setelah berbincang sebentar tentang apa yang harus dilakukan

disana berangkatlah kami bersama-sama dengan menggunakan motor

masing-masing. Kami pacu sepeda motor kami dengan kecepatan kira-kira

sekitar enam puluh kilometer perjam. Perjalanan cukup santai disapa dengan

ladang hijau landau bertebaran. Seperti itu hingga kami melawati pasar

ciampea. Keadaan jalan yang sempit dan keramaian pasar membuat jalan

yang kami lewati menjadi macet, akan tetapi macet dan panas terik sinar

matahari tidak membuat kami patah semangat untuk melakukan survei

pertama kami.

Tiba lah kami di desa itu, Desa Sibanteng, akan tetapi sayang seribu

sayang kami lupa pada saat itu kami datang ke desa pada saat tanggal merah

sehingga kantor Desa Sibanteng tutup dan para staf desa libur. Akhirnya,

aku dan temanku duduk-duduk di warung samping kantor desa sambil

meminum es teh manis dan bertanya-tanya tentang desa. Beruntung pemilik

warung tersebut tau beberapa rumah staf desa dan kami pun di antarkan

menuju rumah staf desa tersebut. Setelah sesampainya kami di rumah dari

Page 320: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

296

salah satu staf desa yang bernama Ibu Wiwin dan kami pun menjelaskan

maksud dan tujuan kami datang ke Desa Sibanteng. Ibu Wiwin pun

menjelaskan secara singkat dan menyuruh kami untuk datang lagi di saat

hari kerja.

Satu minggu kemudian kami melakukan survei lagi dan pada hari itu

Alhamdulillah Kantor Desa Sibanteng buka kami di sambut oleh para staf desa

dan juga termasuk Ibu Wiwin juga ada disana. Lalu di arahkan ke Pak Aziz

yang kesan pertama yang terlihat tentang Pak Aziz adalah ‘ramah’. Aku

berfikir mungkin suatu saat dia akan menjadi sahabat kami dan menjadi

acuan kami dalam melaksanakan kegiatan atau program kerja KKN ini.

Kami di antar berkeliling desa oleh Pak Aziz. Ini hal yang aku

takutkan mengetahui situasi dan kondisi ketika berada di sebuah desa.

Sudah terbayang di benaku hal-hal yang aku khawatirkan tadi di awal.

Bagaimana jika jalan yang kami tempuh kotor dan membuat sepatuku kotor,

bagaimana jika nanti banyak serangga di pepohonan yang akan membuat

kulitku gatal-gatal.

Kami memulai perjalanan memasuki desa. Desa kami terletak diatas

gunung jalan menanjak kami lalui sehingga ada salah satu teman kami yang

harus di dorong motornya karena tanjakan yang begitu curam. Sesampainya

di desa ternyata dugaanku sedikit salah meskipun dugaanku yang semula

berisi rumah dari anyaman tetapi sudah ada sebagian yang rumahnya sudah

bagus dan kamar mandi menggunakan pompa air tetapi juga masih banyak

yang menggunakan sumur.

Bagaimana dengan penduduknya? Kami belum bersentuhan dengan

penduduk sana jadi aku belum bisa menyimpulkan penduduk disana.

Tibalah kami di halaman depan rumah Pak Ujang selaku RT di sana

beserta dengan istrinya Ibu Empat. Kesan pertama yang aku dapat adalah

Pak Ujang ini orang yang baik, begitu juga dengan istrinya Ibu Empat.

Setelah kami berbincang sedikit dengan menjelaskan maksud dan tujuan

kami ke desa ini, kami di ajak untuk langsung menuju rumah yang akan kami

tempati. Satu rumah kosong milik adik Ibu Empat dengan dua kamar tiga

kamar dan satu kamar mandi, lengkap dengan dapur, ruang keluarga, dan

ruang tamu, serta teras di bagian depan. Rumah yang cukup lumayan untuk

sebulan tinggal. Ada satu hal yang aku lupa. Kami bersembilan belas!

Kuharap pada cukup ruang untuku bersantai dan bermalas-malasan nanti.

Kami bersantai beristirahat sejenak dirumah tersebut hingga pada saatnya

aku dan teman-temanku kembali menuju Jakarta.

Page 321: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

297

Survei kami pada hari itu dapat dibilang cukup sukses. Sudah dapat

kenalan staf desa yang ramah. Juga mendapatkan rumah untuk kami tinggal

selama KKN nanti. Dan harganya cukup murah, hanya satu juta rupiah

untuk satu rumah dengan fasilitas mencukupi selama satu bulan.

Petualangan Baru Saja Dimulai

Hari-hari berlalu berjalan dengan semestinya. Layaknya kelompok

KKN lain kami mengadakan kumpul, rapat, survei, dan melakukan segala

persiapan untuk kami menjalani KKN nanti dengan baik. Mungkin apa bila

di jabarkan tilusan saya ini mungkin akan melebihi dari dua ribu lima ratus

kata seperti yang di tentukan oleh pihak PPM. Kurang lebihnya kami seperti

di pertemukan dengan keluarga baru. Rasa ini bahkan sudah ada semenjak

kami melakukan persiapam pra-KKN. Aku tidak bisa membayangkan

bagaimana nanti setelah selesai KKN.

Singkat cerita kami sudah berada pada satu hari menjelang

keberangkatan KKN. Kami mulai membicarakan tentang bagaimana kami

bersembilan belas berangkat kesana. Sangat banyak usul yang di lontarkan.

Ada tiga saran yang paling dominan, yaitu menggunakan mobil pribadi yang

bisa dipakai, menyewa mobil pick up, menggunakan jasa Go-Car atau GrabCar.

Akhirnya, di sepakati menggunakan mobil pribadi.

Hari keberangkatan pun tiba. Setelah menjalani pelepasan sehari

sebelum keberangkatan oleh pihak kampus. Selanjutnya aku memutuskan

untuk mengumpulkan segala barang pribadi dan barang kelompok di depan

Fakultas Tarbiyah karena tempat yang strategis dekat dengan pintu keluar.

Kami pun menunggu mobil-mobil yang ingin menjemput kami. Dan

akhirnya moabil yang kami tunggu pun datang, dengan total ada tiga mobil.

Tidak semua anggota berangkat dengan menggunakan mobil. Karena

tiga mobil hanya dapat menampung wanita dan barang-barang kami yang

super banyak, dan barang barang anggota wanita. Dan memang sudah di

rencanakan bahwa anggota laki-laki yang membawa sepeda motor untuk

keberangkatan, juga untuk operasional kami nanti di sana mengingat kami

harus mempunyai mobilitas yang tinggi.

Kupacu sepeda motorku beserta lima anggota lainya yang membawa

sepeda motor. Mobil sudah berangkat terlebih dahulu mengingat. Jalur yang

akan di ambil rawan sekali macet dan dengan menggunakan sepada motor

Page 322: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

298

aku dan teman-temanku sangat mudah untuk manuver selap-selip di antara

kendaraan menerobos dan kemacetan.

Here we are, sampailah kami di Desa Sibanteng. Desa dengan

penduduk kurang lebih sembilan ribu jiwa, dengan lias wilayah 640,816 Ha.

Desa yang menurutku indah dan yang terletak di antara gunung-gunung

yang begitu menakjubkan, Gunung Peteuy dan Gunung Sereuh. Karena kita

dapat melihat pemandangan yang amat sangat begitu indah dari atas sana.

Gunung, pepohonan, sawah dan lain sebagainya.

Begitu aku dan teman-temanku datang, langsung di arahkan untuk

parkir di depan lapangan pesantren yang letaknya tak jauh dari rumah kami

tinggal. Ya di Desa Sibanteng ini juga terdapat sebuah Pesantren Salafi, ada

sebagian santriwan dan santriwati yang menyambut kami dengan

senyuman. Dan juga kedatangan kami di sambut oleh warga RT 001/07 dan

pemuda, pemudi, ibu-ibu, bapak-bapak, bahkan juga banyak sekali anak-

anak yang antusias menyambut kedatanganku dan juga teman-temanku.

Kami disambut dengan baik dan cukup antusias oleh warga disana.

Hadir juga di situ Kang Zaenal selaku ketua pemuda di sana, juga hadir Pak

Uang selaku Ketua RT 001/07 beserta akang-akang yang lain. Kesan pertama

yang aku dapat dari mereka adalah ‘persahabatan’. Dengan sedikit jabaran

peta demografi di desa ini, aku dan teman-temanku yakin siap menghadapi

KKN ini dengan segala program kerja yang telah kami siapkan.

Hari pertama kami tak langsung kami gunakan untuk merealisasikan

program. Lebih banyak kami habiskan dengan bersosialisasi, bersentuhan

dengan masyarakat sekitar. Memang menurut yang selama ini aku pelajari

bahwa pendekatan terbaik itu bukan dengan apa-apa melainkan dengan

duduk bersama sejajar, saling tukar pikiran, tawa, dan hanya bermodalkan

segelas kopi hitam dan sebungkus rokok. Sangat efektif untuk mencairkan

diri di masyarakat. Hal seperti itu yang kami habiskan selama beberapa hari

ini, mencair dengan masyarakat.

Kesan pertama yang aku dapat setelah bersentuhan langsung dengan

masyarakat Desa Sibanteng adalah ‘keluarga’. Mereka menepis segala

pandangan burukku tentang desa. Pandangan yang sejak dahulu

menghantuiku sejak semester satu. Mereka sangat terbuka terhadap kami,

mengeluarkan apa saja yang dimiliki untuk menyambut kami. Membuat

kami merasa istimewa. Ah aku benar-benar terlalu Su’udzon.

Page 323: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

299

Berlomba-lomba dalam Kebaikan

Banyak program kerja yang telah kami siapkan demi kesuksesan

KKN kami kali ini. Semua dari kami mengusulkan program dan diberikan

penanggung jawab program kepada yang mengusulkan tersebut. Aku

mengusulkan satu program, yaitu Gotong Royong. Gotong royong

dilakukan pada setiap hari sabtu pagi dua minggu sekali. Gotong royong

pertama kami ialah membantu warga untuk membangun sebuah jembatan

penghubung antara RW. 07 dan RW. 08, dan Alhamdulillah berjalan dengan

lancar. Dan gontong royong selanjutnya membersihkan serta merapihkan

masjid Al-Barokah yang letaknya tak jauh dari tempat kami tinggal.

Ada juga beberapa program dari kami yang kiranya sangat cocok bagi

warga Desa Sibanteng. Yang pastinya mengajar, karena memang KKN UIN

tak jauh dari mengajar, pasti ada. Selanjutnya ada pelatihan MC (Master of

Ceremony), ada juga Seminar Sadar Hukum, ada lagi Kerajinan Tangan,

Pembagian Bibit Toga, Perilaku Hidup Bersih da Sehat (PHBS), dan ada juga

Seminar Pra Nikah, melihat banyak penduduk yang setelah lulus sma

langsung menikah.

Kami berniat mengajar di sekolah-sekolah di wilayah Desa

Sibanteng. Sejauh ini target kami adalah TPA Al-Barokah, karena melihat

yang hanya mengajar hanya kepala TPA nya saja dan SDN 02 Sibanteng.

Kami melakukan observasi dan sosialisasi sekaligus menyambung tali

silaturrahmi ke para guru dan kepala sekolah dari masing-masing sekolah.

Aku berserta sebagian temanku yang ditugaskan untuk menemui

kepala TPA, Asep Dimyati namanya atau lebih akrab di panggil Kang Idim.

Kami disambut dengan baik dan ramah oleh Kang Idim. Setelah ngobrol dan

bertanya-tanya tentang kegiatan mengejar di TPA akhirnya kami di Izinkan

untuk mengajar disana.

Akhirnya diputuskan bahwa kami mengajar pada hari Minggu dan

Rabu, karena di TPA Al-Barokah liburnya pada hari Jum’at bukan hari

Minggu. Aku sendiri mendapat jadwal mengajar Bahasa Arab di hari

Minggu, bergantian dengan temanku yang pasti semua mendapatkan jadwal

mengajar. Anak-anak disini sangat hyper aktif ketika di ajar oleh kami, ada

yang super berisik, ada juga yang tidak bisa diam memanjat tiang bangunan,

tetapi bagi kami mereka semua sangatlah lucu. Alhamdulillah kami jalani

Page 324: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

300

mengajar dengan lancar selama satu bulan tanpa ada halangan yang berarti,

sabar dan ikhlas.

Selanjutnya kami mendatangi SDN 02 Sibanteng untuk menanyakan

perihal mengajar dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang akan

dilaksanakan di sana. Singkat cerita akhirnya, pihak sekolah membolehkan

segala acara di sana, kecuali kegiatan belajar mengajar di sana. Akhirnya,

kami disana hanya melakukan kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

sehat (PHBS).

Program lain adalah Renovasi Taman Baca yang di garap oleh

temanku Afaf Nazrotul Uyun yang akrab di panggil mba Afaf. Aku dan dua

sahabtaku yg bernama Danang Koencoro dan Jundi Asyidiq mendapat tugas

mengecat tembok taman baca serta mendekorasi gambar di taman baca

tersebut. Alhamdulillah program ini berjalan dengan lancar dan proses yang

membutuhkan waktu kurang lebih selama satu minggu. Program ini di buat

agar warga yang datang ke taman membaca menjadi lebih nyaman untuk

menikmati bacaan buku yang telah di sediakan.

Ada juga program dari temanku Asrul yaitu membuat kerajinan

tangan, memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak terpakai menjadi

hiasan seperti bros, gelang, kalung dan sebagainya. Dan juga ada dari

temanku Hafina yaitu IT untuk anak-anak. Mereka semua sangat antusias

mengikuti program-program yang telah direncanakan teman-temanku ini.

Tak lupa kami juga mengajar di pengajian terbuka milik Kang Husni

yag berada dirumahnya setiap habis Maghrib yang jaraknya tidak jauh dari

rumah kami. Sebagai bentuk kepedulian kami terhadap masyarakat

Sibanteng. Di tempat ini juga kami biasa menumpang mandi dikala air

ditempat kami sedang habis dan mati.

Kami juga ikut masuk menjadi panitia Perlombaan 17 Agustusan.

Bukan hanya memeriahkan, tapi juga turun tangan membantu segalanya

untuk kesuksesan perlombaan. Dari segi teknis, perlengkapan, dana, dan lain

sebagainya. Disini kami seperti mendapatkan keluarga baru. Semua hal

kebersamaan ada disini. Dari mulai pembukaan hingga penutupan. Di

penutupan kami mengadakan pentas seni sekaligus pembagian hadiah.

Banyak warga yang ikut serta memeriahkan acara pentas seni yang kami

adakan dengan sangat antusias.

Page 325: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

301

Saudara beda Susuan

Kata “pengalaman” mungkin tidak cukup untuk menggambarkan

apa yang kurasakan di KKN ini. Aku bahkan dapat merasakan persaudaraan,

ketenangan, dan cinta. Mungkin karena keterbatasan kata manusia aku sulit

untuk menggambarkan perasaan ini. Lebih dari cukup, lebih dari sekedar

pengabdian, aku disini menemukan keluarga baru yang telah lama kucari.

Semuanya, dari kelompok KKN ku, dari warga Sibanteng, mereka

semua adalah keluarga baruku. Walaupun banyak dari anggota KKN ku

yang berkata tak kerasan di Sibanteng. Namun, air mata tumpah tanpa di

undang. Tak dapat membendungnya sama sekali, mengucur deras layaknya

seorang durjana yang memintakan taubat pada Tuhan-nya.

Akan terlalu banyak nama yang ku ucapkan untuk menyebutkan

mereka semua. Terlalu indah kata yang dapat melambangkan persaudaraan

ini. Terlalu hebat jika aku bisa menyebutkan apa yang telah mereka berikan.

Terlalu bahagia perasaan ini jika harus ku lupakan kenangan bersama

meraka. Bagaimana pula aku bisa melupakan mereka, sedangkan hidup

bersama mereka menenangkanku dan mengait hatiku sedalam samudera. Ah,

andai saja…

Sekian.

Page 326: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

302

“Sembunyikan kebaikanmu, sebagaimana engkau menyembunyikan keburukanmu”

Imam Al-Ghazali

Page 327: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

303

BAB VII

KESAN WARGA ATAS PROGRAM KKN

A. Kesan Tokoh Masyarakat12

“Terimakasih sudah membuat kegiatan di Kampung Gn. Peteuy yang menjadi

perangsang anak-anak untuk lebih giat belajar yang biasanya biasa-biasa saja sekarang

jadi lebih dan banyak orang tua yang senang karena anaknya lebih giat belajarnya apalagi

dengan taman baca yang baru sekarang anak-anak jadi lebih giat membacanya, semua

respon dari warga baik tidak ada respon negatif tidak ada kendala dan berjalan dengan

baik, sepulang anggota KKN semoga jejak langkahnya bisa diikuti oleh warga di sini, dan

kapan-kapan kalau ada umur bisa silahturahmi ke sini lagi” –Iik Sahri (Ketua Rw 07

Kampung Gn. Peteuy)

B. Kesan Warga13

“Alhamdulillah mahasiswa dan mahasiswi yang KKN disini semuanya pada baik-

baik dan ramah-ramah. Semua orang-orang disini sangat senang. Warga disini sedih

mahasiswanya pada mau pulang, sudah dianggap keluarga soalnya disini, saya juga sedih

dan terimakasih buat mahasiswa-mahasiswanya. Semoga mahasiswa dan mahasiswi

yang KKN disini pada sukses.” –Reni (Warga Kampung Gn. Peteuy)

C. Kesan Pemuda14

“Kami disini khususnya saya sebagai warga Dusun Gunung Peteuy Desa Sibanteng

sangat senang dengan kehadiran mahasiswa dan mahasiswi UIN Jakarta datang kesini.

Kita semua bangga dan berterimakasih atas kerja keras dan bantuan mahasiswa

mahasiswi untuk membangun Dusun Gunung Peteuy Desa Sibanteng menjadi desa yang

lebih maju dan lebih baik lagi. Dengan kekompakan dan dorongan mahasiswa dan

mahasiswi disini alhamdulillah pembangunan jembatan bisa terwujud, perenovasian

warung baca bisa terlaksana, wakaf perlengkapan shalat dan al-Qur’an untuk masjid

kami, pembuatan plang masjid dan masih banyak lagi yang telah dilakukan oleh kakak-

12 Wawancara Pribadi dengan Ketua RW 07 Desa Sibanteng, Bapak Iik Sahri, 18

Agustus 2018. 13 Wawancara Pribadi dengan warga Dusun Gunung Peteuy Desa Sibanteng, Ibu

Reni, 18 Agustus 2018. 14 Wawancara Pribadi dengan Ketua Pemuda Dusun Gunung Peteuy, Bapak M.

Zain, 18 Agustus 2018.

Page 328: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

304

kakak mahasiswa dan mahasiswi UIN Jakarta untuk desa kami. Berkat dorongan dan

kekompakkan yang diberikan oleh mahasiswa mahasiswi UIN Jakarta alhamdulillah

masyarakat Desa Sibanteng jadi sadar dan lebih tahu akan hal yang lebih baik yang

seharusnya dilakukan sedari dulu.” – M. Zain (Pemuda Gn Peteuy)

Bukan hanya itu saja, kakak-kakak mahasiswa mahasiswi di Desa

Sibanteng khususnya Dusun Gunung Peteuy sangat amat memiliki rasa

kekeluargaan dan persaudaraan yang tinggi, memiliki rasa kasih sayang yang

sangat amat dalam sehingga anak-anak disini begitu sangat dekat dengan

kakak-kakak mahasiswa dan mahasiswi. Mengajarkan banyak hal kepada

anak-anak, bermain dan sangat menghibur mereka dengan kedatangan

mahasiswa mahasiswi UIN jakarta.

Untuk kakak-kakak mahasiswa mahasiswi KKN UIN Jakarta

semoga sukses, tetap semangat, tetap kompak, tetap ramah dan tetap

menjadi orang yang baik. Serta juga agar kakak-kakak menjadi mahasiswa

dan mahasiswi yang bermanfaat bagi orang lain dimanapun kakak-kakak

berada khususnya untuk diri kakak-kakak sendiri. Selamat jalan dan

terimakasih untuk semuanya.

Page 329: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

305

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Iin Dwi. dkk. Tamansari Desa Pengabdian (Tentang Kisah 16 Mahasiswa

Mengabdi dalam 32 Hari). Ciputat: Pusat Pengabdian Kepada

Masyarakat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

Bruhn, John G. dan Howard Rebach, Sociological Practice: Intervention and Sosial

Change, 2nd edition. New York: Springer, 2007.

Peta “Sibanteng, Leuwisadeng, Bogor, Jawa Barat” diakses pada 10

September 2018 dari: https://goo.gl/maps/rsxkdMYbn4r .

Profil Desa Sibanteng Bulan Maret 2018, Dokumentasi tidak dipublikasikan.

Nugraha, Eva. Panduan Penyusunan Laporan Buku Lapoan Hasil KKN-PpMM 2017.

Jakarta: Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, 2017.

Wawancara Pribadi dengan Ketua RW 07 Desa Sibanteng, Bapak Iik Sahri,

18 Agustus 2018.

Wawancara Pribadi dengan warga Dusun Gunung Peteuy Desa Sibanteng,

Ibu Reni, 18 Agustus 2018.

Wawancara Pribadi dengan Ketua Pemuda Dusun Gunung Peteuy, Bapak

M. Zain, 18 Agustus 2018.

Zarkasih, Efendi. dkk. Gunung Menyan Sebuah Harapan dari Kemajuan Peradaban.

Ciputat: Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2017.

Page 330: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

306

“Takutlah kamu akan perbuatan dosa di saat sendirian, di saat inilah saksimu adalah

juga hakimmu.”

Ali bin Abi Thalib

Page 331: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

307

BIOGRAFI SINGKAT KKN ABRAR 141 UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Nur Hidayah, MA., Ph. D adalah dosen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Setelah menyelesaikan S1 Syariah dari UIN

Jakarta dan S1 Ekonomi Manajemen UT,

beliau melanjutkan S2 Syariah di UIN

Jakarta dan juga memperoleh MA di bidang

Islamic Political Economy dari Durham

University, UK. Kecintaannya kepada ilmu

dilanjutkan dengan menempuh program

doctoral di Melbourne University dengan

disertasi bertema “Feminising Islam in

Contemporary Indonesia (London: Routledge, forthcoming)”. Selain aktif

mengajar dan meneliti, Ibu tiga anak ini juga aktif mengisi berbagai kajian

keislaman di berbagai forum ilmiah dan majelis taklim bertema

pemberdayaan (ekonomi) umat, khususnya perempuan.

Yasjudan Lidandy Oskandar (20

Tahun) Lahir di Tangerang 13 Januari

1998. Mahasiswa Jurusan Hukum

Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Pernah

bersekolah di SDN Ciputat 1 pada

tahun 2003-2009, dan melanjutkan

MTs dan MA di Pondok Pesantren

Darunnajah Jakarta pada tahun 2009-

2015. Dia juga pernah menjadi bagian

kebersihan dan kesehatan di

Organisasi Santri Darunnajah (OSDN)

masa bakti 2014-2015. Dia hobi berenang, futsal, dan travelling. Dia dapat

digambarkan sebagai insan pencinta, penghibur, dan pemimpi.

Page 332: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

308

Ummul Hamida Wilayati (23 Tahun)

Lahir di Jakarta 20 September 1995.

Mahasiswi Jurusan Pendidikan

Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Wanita yang akrab disapa Amy ini

pernah mengenyam pendidikan di SD

Negeri Pejuang IV pada tahun 2007,

lalu melanjutkan di SMP Negeri 5

Bekasi pada tahun 2010 dan Pondok

Pesantren Modern Darussalam

Gontor Putri1 pada tahun 2014. Dia aktif di organisasi OSIS (Organisasi

Siswa Intra Sekolah) sebagai Seksi Kesenian dan Olahraga pada tahun 2009.

Dia memiliki hobi menulis dan bernyanyi.

Hilmy Fadhly (21 Tahun) lahir di Bekasi

25 Maret 1997. Pria ini adalah alumni dari

SD Kedung Pengawas 03 pada tahun

2010, Pondok Darul Ma’rifat pada tahun

2013 dan MA Al-Hamiroh pada tahun

2015. Saat ini ia adalah mahasiswa

Jurusan Tarjamah Arab Fakultas Adab

dan Humaniora Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia aktif di

Himpunan Mahasiswa Jurusan dan di

Dewan Eksekutif Mahasiswa. Selain

memiliki hobi makan, Hilmy juga

memiliki ketertarikan di bidang

kesenian, seperti fotografi, desain grafis

dan sastra.

Page 333: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

309

Lia Agustina (23 Tahun) lahir di

Jakarta 25 Agustus 1995. Wanita ini

mengawali pendidikannya di SD

Negeri Cipinang Melayu 09 pada

tahun 2006, dilanjutkan di SMP

Negeri 117 Jakarta pada tahun 2009

dan SMA Negeri 44 Jakarta. Saat ini

ia merupakan mahasiswi

Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta Jurusan

Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu

tarbiyah dan Keguruan. Saat SMA ia

pernah menjadi ketua FLC (Foreign

Languange Club), Ketua DKM Akhwat

Kerohanian dan Asisten Dosen Laboratorium Praktik Kimia Dasar. Ia

memiliki hobi membaca buku, bernyanyi dan mendengarkan musik.

Intanzi Lestari (21 Tahun) lahir di

Jakarta 18 Juni 1997. Perempuan

yang akrab disapa Ira ini merupakan

mahasiswi Jurusan Ilmu Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Ira adalah

alumni dari SD Negeri Cempaka

Baru 1, SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan dan SMA Dua Mei Ciputat.

Ira aktif sebagai anggota dan

sekretaris Kementrian

Kewirausahaan HMPS Ilmu

Hukum, HMI dan juga aktif di

Lembaga Konsultasi Bantuan

Lembaga Hukum Mahasiswa Islam Cabang Ciputat. Bernyanyi merupakan

hobi yang Ira senangi.

Page 334: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

310

Asrul Ummu Darojat (23 Tahun)

lahir di Trenggalek 28 Desember

1994. Ia merupakan lulusan dari MI,

MTS dan MA Mathaliul Falah pada

tahun 2007, 2010 dan 2013. Saat ini ia

kuliah di Jurusan Akidah Filsafat

Fakultas Ushuluddin Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Selain kuliah ia juga ikut

organisasi kampus, yakni HMJ

Akidah Filsafat pada tahun 2016 dan

sempat menjadi ketua pelaksana

Bedah Buku di jurusannya pada

tahun yang sama. Ia suka sekali

jalan-jalan, terlebih ke tempat yang

belum pernah dikunjungi.

Intan Permata Harum (21 Tahun)

lahir di Jakarta pada 1 Mei 1997.

Perempuan yang akrab disapa Intan

ini adalah alumni SD Negeri

Paninggala 01 pada tahun 2009, SMP

dan SMA An-Nurmaniyah pada tahun

2012 dan 2015. Saat ini Intan kuliah di

Jurusan Sastra Inggris Fakultas Adab

dan Humaniora Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Intan juga aktif di Himpunan

Mahasiswa Jurusan pada tahun 2016-

2017. Menonton film menjadi

kegemaran Intan dalam mengisi

waktu luang.

Page 335: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

311

Yanti Nianti (21 Tahun) lahir di

Kuningan 19 Mei 1997. Yanti

merupakan mahasiswi Jurusan

Hubungan Internasional Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Ia adalah

alumni SD Negeri 3 Cileuya pada

tahun 2009, SMP Negeri 2 Cimahi

pada tahun 2012 dan SMA Negeri 1

Luragung pada tahun 2015. Yanti

memiliki kegemaran dibidang

olahraga dan kesenian seperi lari dan

menggambar. Tetapi perempuan ini juga memiliki passion didunia make up

dan fashion.

Danang Koencoro (20

Tahun) lahir pada tanggal 14

November 1997. Pria ini

merupakan mahasiswa

Jurusan Agribisnis Fakultas

Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ia merupakan alumni SD

Negeri Pamulang 1 pada

tahun 2009, MTs Negeri II

Pamulang pada tahun 2012

dan SMA Negeri 8

Tangerang Selatan pada tahun 2015. Ia pernah bergabung di Himpunan

Mahasiswa Jurusan dan sekarang menjabat sebagai Ketua Komisi Hukum

SEMA-F periode 2018-2019. Olahraga merupakan hobi yang ia senangi.

Page 336: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

312

Afaf Nazrat Uyun (21

Tahun) lahir di Cirebon

29 September 1996. Mba

Afaf, begitulah

sapaannya kerap kali

menjadi pendongeng

kisah Nabi untuk anak-

anak di Dusun Gunung

Peteuy dan juga teman-

teman KKN ABRAR 141.

Perempuan berlogat

Jawa ini merupakan

alumni SDIT Yakpi Susukan Cirebon pada tahun 2008, MTS Negeri

Arjawinangun pada tahun 2011 dan MA An-Nur Bantul Yogyakarta pada

tahun 2014. Mahasiwi Jurusan Dirasat Islamiyah Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta ini gemar menonton tayangan kuliner atau food

vlogger, karena salah satu hobinya adalah makan.

Aly Dzulfikar (21 Tahun) lahir di

Tangerang 28 Maret 1997. Ia mengawali

pendidikannya di SD Islam Gunung Jati

pada tahun 2007, SMP Negeri 20

Tangerang pada tahun 2012 dan SMA A.

Wahid Hasyim di Jombang pada tahun

2015. Saat ini Aly merupakan

mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga

Fakultas Syari’ah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Cukup aktif di

bidang organisasi Aly pernah berada di

Divisi Ekonomi Kreatif HMPS pada

tahun 2016-2017 dan berada di Divisi

Pengabdian Masyarakat pada tahun

2017-2018. Aly gemar bermain games,

membaca buku dan bermain basket.

Page 337: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

313

Siti Hanifatul Aziz (21 tahun) lahir di Kuningan 10 Februari 1997. Hani adalah sapaannya, merupakan mahasiswi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Hani mengawali pendidikannya di MI Situgede pada tahun 2009, MTs Negeri 06 Kuningan pada tahun 2012 dan dilanjutkan di SMA Negeri 2 Gunung Sindur pada tahun 2015. Hani sempat bergabung di PMII Divisi Keputrian periode 2016/2017. Membaca merupakan kegermaran Hani untuk mengisi hari-harinya.

Muhamad Abiseina Febian (20

Tahun) lahir di Tangerang 5

Februari 1998. Mahasiswa yang

akrab disapa Abi ini merupakan

alumni SD Negeri Bintara 5 Bekasi

pada tahun 2009, SMP Negeri 14

Bekasi pada tahun 2012 dan SMA

Negeri 9 Tangerang Selatan pada

tahun 2015. Saat ini Abi kuliah di

Jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Abi

cukup aktif sebagai anggota di

Himpunan Mahasiswa Jurusan

(HMJ), anggota di Dewan Eksekutif

Mahasiswa Fakultas dan Umum (DEMA) serta anggota di Himpunan

Mahasiswa Islam (HMI). Hobi bermain musik dan futsal menjadi pilihan

Abi untuk melipur lara.

Page 338: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

314

Nurul Yahya (20 Tahun) lahir di Jakarta 14 Februari 1998. Perempuan yang akrab disapa Nurul ini merupakan mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Nurul sempat mengenyam pendidikan di SD Negeri Jatiwaringin XIV pada

tahun 2009, SMP Negeri 148 Jakarta pada tahun 2012 dan SMA Negeri 50 Jakarta pada tahun 2015. Nurul juga aktif menjadi anggota di HMJ

(Himpunan Mahasiswa Jurusan) pada tahun 2016. Travelling atau jalan-jalan menjadi kegiatan favoritnya untuk mengisi waktu luang.

Jundi Assyidiq (22 Tahun) lahir di

Karawang 12 Mei 1996. Laki-laki yang

akrab disapa Jundi ini merupakan

mahasiswa Jurusan Ilmu Al’Qur’an

dan Tafsir Fakultas Ushuluddin

Univerisitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Mahasiswa asal

Karawang ini adalah lulusan SD

Negeri Dawuan Tengah 9 pada tahun

2008, MTs dan MA Daarul Falah pada

tahun 2011 dan 2014. Ia juga sempat

aktif di Organisasi Siswa Intra

Sekolah (OSIS) di bagian Kesehatan

pada tahun 2013. Memiliki hobi

membaca merupakan kegiatan yang

ia sukai.

Page 339: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

315

Diana Saadah (21 Tahun) lahir di

Jakarta 23 November 1996.

Perempuan yang akrab disapa

Didi ini merupakan mahasiswi

Jurusan Pendidikan IPS Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Ia

mengawali pendidikannya di MI

Ad-Da’wah pada tahun 2009,

MTs Annida Al-Islamy pada

tahun 2012 dan dilanjutkan di

MA Negeri 12 Jakarta pada tahun

2015. Didi juga sempat aktif di

Organisasi Siswa Intra Sekolah

(OSIS) di MTs dan MA. Memasak

merupakan hobi yang sangat ia gemari, Didi merupakan salah satu orang

yang berjasa bagi kelompok KKN ABRAR 141 karena kegemaranya tersebut,

ia sering berbagi keahliannya kepada teman-teman KKN ABRAR 141.

Hafina Rehana Jannah (21 Tahun) lahir di

Jakarta 12 April 1997. Perempuan yang

akrab disapa Pinah ini merupakan

alumni SD Negeri Kreo 02 Tangerang

pada tahun 2009, SMP Negeri 11

Tangerang dan MA Negeri 19 Jakarta. Ia

pernah menjadi anggota Organisasi

Siswa Intra Sekolah (OSIS) di bidang

kerohanian sewaktu Aliyah, ia juga

pernah bergabung sebagai anggota

Karang Taruna di Kecamatan Larangan

dan pernah menjadi ketua Divisi Logistik

saat lomba Tarti Ratoh Jaroh se-

Jabodetabek. Memiliki hobi dibidang

kesenian membuat ia suka mendengarkan musik, selain itu ia juga suka

bersepeda, berenang dan menonton film.

Page 340: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

316

Annisa Zikri (23 Tahun) lahir di

Purbalingga, 20 Maret 1995. Wanita

yang akrab disapa Zikri ini merupakan

alumni SD Negeri Sukabumi Utara pada

tahun 2001-2002, SD Islam Ibnu Syam

Kubang Putih pada tahun 2002-2006,

SMP Negeri 229 Jakarta dan SMA

Negeri 16 Jakarta. Kini ia adalah

mahasiswi Jurusan Fisika Fakultas

Sains dan Teknologi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selain kuliah Zikri juga aktif di

organisasi yaitu Himpunan Mahasiswa

Jurusan sebagai angota periode

2015/2016, menjadi Bendahara II periode 2016/2018 dan menjadi Bendahara I

pada tahun 2018/2019. Membaca buku merupakan kegiatan yang disenangi

zikri, selain itu olahraga dan membersihkan rumah juga menjadi favoritnya.

Millatun Hanifah (21 Tahun) lahir di

Depok 23 November 1996. Perempuan

yang akrab disapa Milla ini adalah

mahasiswa Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Ia merupakam

alumni dari SD Negeri Rangkapan Jaya

Depok, MTs Negeri 4 Jakarta dan MA

Negeri 7 Jakarta. Ia cukup aktif di

organisasi kampus yaitu di Radio

Dakwah dan Komunikasi (RDK FM)

sebagai Music Director pada tahun 2016/2017, Produser dan Program Director

periode 2017/2018. Bermusik merupakan kegiatan yang disenangi olehnya.

Page 341: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 342: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

318

“Jihad terhebat adalah bertarung melawan dirimu sendiri. Untuk berjuang melawan sifat

buruk dalam diri.”

Nabi Muhammad Shallallah ‘Alayhi wa Sallam

Page 343: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

319

Page 344: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

320

Page 345: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

321

Logo KKN ABRAR 141

Banner KKN ABRAR 141

Page 346: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

322

Page 347: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

323

Page 348: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

324

Page 349: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

325

Page 350: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

326

Foto Kegiatan Senam Ceria

Page 351: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

327

Foto Kegiatan Posyandu

Page 352: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

328

Foto Kegiatan Seminar Sadar Hukum

Page 353: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

329

Foto Kegiatan Pelatihan Kerajinan Tangan

Page 354: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

330

Foto Kegiatan Praktek Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Page 355: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

331

Foto Kegiatan Pembukaan KKN di Kantor Desa Sibanteng

Page 356: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

332

“Memang sulit untuk bersabar. Tapi membuang pahala dari bersabar itu jauh lebih

buruk.”

Abu-Bakr as-Siddiq

Page 357: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

333

Page 358: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

334

Page 359: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

335

Page 360: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan

336

Page 361: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan
Page 362: Tetesan Embun - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Penulis Utama : Annisa Zikri, Millatun Hanifah, Siti Hanifatul Aziz, Nurul Yahya, Intan