Page 1
PENGARUH PERSEPSI SISWA PADA KINERJAPROFESIONAL GURU DAN MINAT SISWAPADA
MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA
(Survei pada siswa/i SMK di Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat )
Tesis
Di ajukan untuk melengkapi persyaratan mencapai
gelar magister
NAMA : WIYONO
NPM : 2009727905
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PASCA SARJANA
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2012
Page 2
LEMBAR PENGESAHAN
Tesis ini telah diujikan pada hari Selasa tanggal 10 April 2012
Tim Penguji Tanda Tangan
Ketua : Prof. Dr. H. Sumaryoto
Anggota : 1. Dr. H. Suparman Ibrahim Abdullah, M.Sc
2. Dr. Supardi US, MM, M. Pd
Mangesahkan
Ketua Sekertaris
Prof. Dr. H. Sumaryoto Dr. H. Suparman Ibrahim Abdullah, M.Sc
i
Page 3
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini adalah karya saya
sendiri. Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagaian isi tesis ini
bukan hasil karya saya sendiri, saya bersedia menerima sangsi sesuai Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab IV Pasal 25 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Jakarta, 10 Maret 2012
WIYONO
ii
Page 4
ABSTRAK
A. WIYONO, NPM : 2009727905
B. Pengaruh Persepsi Siswa Pada Kinerja Profesional Guru dan Minat Siswa pada Pelajaran Matematika terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa.
C. xii + 5 Bab + 128
D. Kata Kunci : Persepsi Kinerja Profesional Guru, Minat Siswa, Prestasi Belajar Matemtika.
E. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh langsung persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar siswa, pengaruh langsung minat siswa pada pelajaran matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa, pengaruh langsung persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap minat siswa pada pelajaran matematika, pengaruh tidak langsung persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar siswa melalui minat siswa pada pelajaran matematika. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Sampel berukuran 100 orang yang diambil secara random dan berstrata berdasarkan perbandingan jumlah siswa di setiap SMK di Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Analisis data meliputi analisis Deskriptif, Uji Normalitas, Uji Linieritas, Uji Multikolinierritas, Analisis korelasi, koefisien jalur dan Analisis Jalur. Uji statistik yang digunakan uji F dengan bantuan SPSS. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November sampai dengan Maret 2012. Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh langsung yang signifikan persepsi siswa pada Kinerja profesional guru pelajaran terhadap prestasi belajar siswa ditunjukkan angka koefisien jalur 0,335, pengaruh langsung yang signifikan persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap minat siswa pada pelajaran matematika ditunjukkan dengan koefisien jalur sebesar 0,623, terdapat pengaruh langsung yang signifikan minat siswa pada pelajaran matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa dengan koefisien jalur sebesar 0,173, dan terdapat pengaruh tidak langsung persepsi kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar matematika melalui minat siswa pada pelajaran matematika dengan koefisien jalur sebesar 0,107
F. Daftar Pustaka :1. Buku 32 buah (tahun 2000 sampai dengan 2010)2. 7 Jurnal
G. Pembimbing ;
1. Prof. Dr.H. Sumaryoto2. Drs Ismu Prihanto, M. Kom
Page 5
iii
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN TESIS
Nama : WIYONO
NPM : 2009727905
Program Pasca Sarjana : MIPA
Judul Tesis : Pengaruh Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional
Guru dan Minat Siswa pada Mata Pelajaran
Matematika terhadap Prestasi Belajar Matematika.
Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan
Pada tanggal 12 Matet 2012
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. H. Sumaryoto Dr s Ismu Prihanto, M. Kom
Page 6
iv
“Kejarlah Impianmu setinggi
Langit demi masa depan ”
“Tesis ini kupersembahkan
Pada Kedua orang tua ku,
Anak, istri dan teman
tercinta ”
Page 7
v
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat,hidayah dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga
akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis ini tepat pada waktunya.
Tesis yang berjudul “Pengaruh Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional
Guru dan Minat Siswa pada Pelajaran Matematika terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa” ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar magister pada Universitas Indraprasta PGRI.
Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis menyampaikan rasa
hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas
telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan
tesis ini, terutama kepada :
1. Bapak Prof, Dr.H. Sumaryoto, selaku Rektor dan Dosen Pembimbing Materi
Universitas Indraprasta PGRI
2. Bapak Drs Ismu Prihanto, M .Kom Selaku Dosen Pembimbing Tekhnik
Universitas PGRI.
4. Bapak Dr. Suparman Ibrahim Abdullah, M.Sc selaku Direktur Program
Pascasarja Universitas PGRI
5. Para Kepala SMK di Kecamatan Cengkaraeng Jakarta Barat
6. Rekan-rekan Guru SMK di Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat
Page 8
vi
Penulis penyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan baik bentuk,
isi maupun tekhnik penyejiannya, oleh sebab itu kritikan yang bersifat
membangun dari berbagai pihak penulis terima dengan tangan terbuka serta
sangat diharapkan. Semoga kehadiran tesis ini memenuhi sasarannya.
Jakarta, 10 Maret 2012
Wiyono
Page 9
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
LEMBAR MOTTO ............................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang ......................................................................... 1
B. Identifikasi masalah ................................................................ 8
C. Pembatasan masalah.............................................................. 10
D. Perumusan masalah ............................................................... 10
E. Tujuan penelitian ……………………………………….….. 11
F. Keguanaan penelitian ………...….………….……………... 11
G. Sistematika penulisan tesis ……..……….…………………. 12
BAB II LANDASAN TEORI,KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A. Landasan teori 14
a. Prestasi belajar matematika ............................................. 14
b. Persepsi siswa pada kinerja profesional guru .................. 25
Page 10
viii
c. Minat siswa pada matematika ......................................... 40
B. Kerangka berpikir ................................................................. 57
C. Hipotesis ............................................................................... 61
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 62
A. Tempat dan waktu penelitian ................................................. 62
B. Metode penelitian .................................................................. 63
C. Populasi dan sampel .............................................................. 65
D. Metode pengumpulan data .................................................... 67
E. Pembakuan instrumen penelitian ........................................... 68
F. Teknik analisis data ............................................................... 78
G. Hipotesis statistik ................................................................... 80
BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN 85
A. Deskripsi data penelitian ....................................................... 85
B. Pengujian persyaratan analisis ............................................. 105
C. Pengujian hipotesis .............................................................. 114
D. Interpretasi hasil penelitian .................................................. 122
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 127
A. Kesimpulan .......................................................................... 127
B. Saran ...................................................................... ............. 129
Daftar Pustaka.
Lampiran-lampiran:
Page 11
ix
DAFTAR TABEL
1. Jadwal penelitian .......................................................................................... 63
2. Kisi-kisi instrumen persepsi siswa pada kinerja profesional guru ................ 70
3. Tabel hasil analisis validitas persepsi siswa pada kinerja profesional
guru .............................................................................................................. 70
4. Kisi-kisi instrumen minat siswa pada pelajaran matematika ........................ 74
5. Hasil analisis validitas instrumen minat siswa pada pelajaran
matematika .................................................................................................... 74
6. Skor mentah variabel persepsi siswa pada kinerja profesional guru ............ 85
7. Tabel frekuensi jawaban variabel persepsi siswa pada kinerja
profesional guru ........................................................................................... 87
8. Transformasi data ordinal ke interval variabel persepsi siswa pada
kinerja profesional guru ............................................................................... 88
9. Data interval variabel persepsi siswa pada kinerja profesional guru ........... 88
10. Analisis deskriptif data persepsi siswa pada kinerja profesional guru ........ 90
11. Distribusi frekuensi data persepsi siswa pada kinerja profesional guru ...... 91
12. Skor data ordinal minat siswa pada pelajaran matematika ........................... 93
13. Frekuensi jawaban koesioner minat siswa pada pelajaran matematika ........ 95
14. Transformasi data ordinal ke interval variabel minat siswa pada
pelajaran matematika ........................................... ........................................ 96
15. Data interval variabel minat siswa pada mata pelajaran matematika ........... 96
Page 12
x
16. Distribusi frekuensi data minat siswa pada mata pelajaran
matematika .................................................................................................. 99
17. Data prestasi belajara matematika .............................................................. 100
18. Distribusi frekuensi data prestasi belajar siswa .......................................... 103
19. Uji normalitas data persepsi siswa pada kinerja profesional urgu .............. 105
20. Uji normalitas data minat siswa pada mata pelajaran matematika ............. 106
21. Uji normalitas data prestasi belajar matematika ......................................... 107
22. Uji liniertas hubungan variabel persepsi siswa pada kinerja profesional
guru dengan prestasi belajar matematika siswa .......................................... 109
23. Uji linieritas hubungan minat siswa pada pelajaran matematika
24. dengan prestasi belajar matematika siswa .................................................. 110
25. Uji linieritas hubungan persepsi siswa pada kinerja profesional guru
dengan minat siswa pada pelajaran matematika ........................................ 111
26. Analisis regresi ganda .................. .............................................................. 113
27. Uji multikolinieritas ................................ ................................................... 114
28. Koefisien korelasi ....................................................................................... 116
29. Analisis korelasi ..........,.............................................................................. 116
Page 13
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat tugas pembimbing ............................................................................ 130
2. Kartu bimbingan ......................................................................................... 131
3. Ijin penelitian .............................................................................................. 133
4. Instrumen penelitian ................................................................................... 134
5. Output olah data uji coba ………………………………………………… 138
Page 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pasca pengesahan Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendididkan Nasional, terjadilah berbagai dinamika dan perubahan besar dalam
konteks pengelolaan proses pendidikan di Indonesia baik tingkat dasar, menengah
maupun tinggi, dimana dalam undang-undang tersebut tidak lagi dikenal istilah
pengajaran akan tetapi menggunakan istilah pembelajaran. UU No.20 tahun 2003
ini memberikan definisi bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan fasilitas belajar pada suatu lingkungan belajar. Peningkatan
akses masyarakat secara langsung terhadap proses pendidikan adalah merupakan
bagian dari upaya menciptakan kerjasam antara masyarakat dan lembaga untuk
mencapai pendidikan yang berkualitas seperti yang diharapkan. Hal ini
merupakan mandat yang harus dilakukan bangsa Indonesia sesuai dengan tujuan
negara Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan
bangsa, memajukan kesejahteraan umum dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Lebih lanjut dalam Batang Tubuh UUD 1945 diamanatkan bahwa
pentingnya pendidikan bagi seluruh warga negara adalah merupakan bagian dari
proses pengembangan sumberdaya manusia dengan tujuan agar warga negara
dapat berusaha secara mandiri maupun kelompok secara bergotong royong dalam
1
Page 16
mengembangan diri, berusaha memenuhi kebutuhan hidup serta mempunyai hak
untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Hal ini seperti tertuang dalam Pasal
28 B Ayat (1) yaitu bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan
mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya serta kesejahteraan umat manusia. Demikian pula
Pasal 31 Ayat (1) yang mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan.
Dalam menghadapi era globalisasi yang diiringi dengan perkembangan
IPTEK yang terus berkembang, peningkatan kualitas sumber daya manusia
mempunyai posisi yang strategis bagi keberhasilan dan kelanjutan pembangunan
nasional. Oleh sebab itu, upaya tersebut mutlak mendapat perhatian yang
sungguh-sungguh dan harus dirancang secara terencana, sistematis dan seksama
berdasarkan pemikiran yang matang, karena semuanya ini merupakan bagian dari
konsep awal dala upaya penignkatan kualitas sumber.
Berbagai langkah dan indikator yang digunakan dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan antara lain melalui peningkatan kinerja guru dan peningkatan
mutu pelajaran yang melibatkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), Pakem,
serta peran serta masyarakat (PSM). Dalam kaitannya dengan Pakem, guru
dituntut untuk menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan. Situasi yang demikian harus diupayakan untuk semua
mata pelajaran agar harapan peningkatan mutu pendidikan dapat tercapai secara
optimal.
Page 17
Mencapai mutu pendidikan yang lebih baik, nampaknya tak boleh
dipandang sebagai jalan yang mudah untuk ditempuh, akan tetapi butuh banyak
pengorbanan dan keterlibatan dari berbagai pihak. Para murid dan orang tua
murid, guru dan kepala sekolah, pemerintah daerah dan pusat, keterlibatan pihak
donatur, serta sumbang saran dari para praktisi pendidikan yang dianggap mampu
serta para ahli pendidikan Indonesia lainnya. Karena bagaimana pun, pendidikan
di Indonesia adalah desain besar bangsa yang mempunyai indikasinya bahwa peta
peningkatan pendidikan guru merupakan barometer pertama dan peran utama
untuk melahirkan generasi bangsa yang bermutu.
Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, Bab IV Kualifikasi dan Kompetensi, Pasal 6 menyebutkan bahwa guru
dan dosen wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran yang sehat jasmani dan rohani, memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, serta memiliki sertifikat profesi.
Persyaratan keikutsertaan untuk memperoleh sertifikasi profesi, dijelaskan lebih
jauh dalam Pasal 7 ayat (1) yang berbunyi: Kualifikasi akademik guru diperoleh
melalui pendidikan tinggi program sarjana (S1) atau program diploma empat
(D4). Semua ini merupakan persyaratan mutlak dan mempunyai tujuan untuk
menghindari ungkapan menjadi guru hanya kesedar mendompleng sebuah
popularitas.
Hal tersebut di atas, maka wawasan, pengetahuan serta keterampilan
mengajar guru harus terus ditingkatkan melalui pola pembinaan profesional baik
secara vertikal maupun horizontal. Mengingat hal tersebut di atas,maka perlu
Page 18
adanya suatu sistem pembinaan profesional dalam suatu pola dan mekanisme
yang lebih dinamis dengan dilandasi suatu cita-cita untuk menjadi lebih baik .
Dalam sistem pembinaan profesional ini terdapat berbagai program atau pola
pendekatan yang mampu meningkatkan dan mendorong guru untuk belajar, baik
sikap, kemampuan, pengetahun maupun keterampilan sehingga memberikan
dampak positif dalam melaksanakan proses pembelajaran yang akhirnya dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Pembinaan profesionalisme guru melalui berbagai pendidikan dan
pelatihan merupakan salah satu upaya meningkatkan kemampuan dan wawasan
guru dalam bidang pendidikan yang lebih efektif dan berkualitas. Dengan
demikian pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada guru diharapkan dapat
meningkatkan kreativitas dan inovasi guru dalam melaksanakan pembelajaran di
kelas, dengan harapan para siswa lebih tertarik untuk mengikuti dan mendalami
pelajaran yang sedang diikutinya. Pembelajaran inovatif dan kreatif merupakan
salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan minat siswa dalam
belajar. Sebaliknya, pembelajaran yang bersifat monoton atau tidak vareatif
biasanya dapat menimbulkan minimnya minat siswa dan menimbulkan kejenuhan
siswa dalam mengikuti pelajaran tersebut. Di lain sisi, pada kenyataannya di
lapangan, tidak semua bahkan sangat sedikit guru-guru kita yang telah mencoba
untuk melaksanakan pembelajaran kreatif dan inovatif. Bahkan kebanyakan guru
melaksanakan pembelajaran di sekolah memakai metode konvensional, ceramah
atau memberikan tugas dari buku latihan kerja siswa (LKS).
Page 19
Memang tidak mudah mengajak guru-guru untuk dapat melaksanakan
pembelajaran kreatif dan inovasi. Perlu adanya dorongan baik dari dalam maupun
luar diri guru untuk mencoba melaksanakan sistem pembelajaran sesuai dengan
yang diharapkan. Dorongan seperti ini yang dikenal dengan motivasi berprestasi.
Karena motivasi berprestasi merupakan kecenderungan seseorang untuk berjuang
dalam mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan yang berorientasi untuk
tujuan sukses atau gagal. Motivasi berprestasi itu bersumber dari dalam diri
individu dan bukan dari diri orang lain sehingga dapat tercapai suatu keberhasilan
dalam belajar. Dengan demikian motivasi berprestasi sangat penting peranannya
dalam pencapaian suatu keberhasilan karena tercapai suatu keberhasilan seseorang
disebabkan adanya motivasi dari diri sendiri sehingga tercapai hasil belajar yang
baik.
Bagi guru yang memiliki motivasi berprestasi akan senantiasa melakukan
peningkatan kemampuannya secara terus menerus dalam melakukan pembelajaran
yang dapat meningkatkan prestasi siswa. Bagi guru yang memiliki motivasi
berprestasi, selain berusaha untuk selalu meningkatkan kreativitasnya dalam
bidang pembelajaran, keberhasilan siswa dalam meraih prestasi adalah merupakan
suatu kebanggaan dan kepuasan baginya atas apa yang telah dia kerjakan.
Secara profesional Kreativitas guru dalam menciptakan sesuatu yang baru,
baik dalam melakukan pembelajaran yang kreatif dan inovatif maupun dalam
peningkatan wawasan dan keilmuan yang continue merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari motivasi guru dalam menciptakan prestasi. Artinya, bagi guru
yang memiliki motivasi berprestasi, dia akan berusaha untuk menciptakan system
Page 20
pembelajaran yang inovatif yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dan akan
senantiasa meningkatkan kemampuan dan wawasannya dalam bidang pendidikan.
Sebaliknya, bagi guru yang tidak memiliki motivasi berprestasi, ia tidak akan
tertarik untuk selalu meningkatkan kemampuan dan wawasannya, bahkan akan
cenderung stagnan atau bahkan menurun dalam prestasinya.
Dalam konteks pembelajaran matematika, seorang guru dituntut secara
profesional baik dari segi sikap, kematangan secara teoritik dari ilmu tentang
matematika, gaya mengajar merupakan bagian dari kemampuan yang harus
dimiliki oleh seorang guru selain pengetahuan tentang apa yang diajarkan, karena
gaya mengajar, penguasaan materi serta seni dalam menciptakan situasi belajar
adalah merupakan bagian terpenting yang dapat membangkitkan minat belajar
siswa sekaligus merupakan barometer untuk mengukur profesional tidaknya
seorang guru atau pengajar.
Berkaitan dengan tingkat kesulitan dalam pembelajaran matematika, maka
karakter terpenting dalam pembelajaran matematika adalah penguasaan konsep,
alogaritma, dan kemampuannya menyelesaikan masalah. Karena belajar
matematika berarti belajar konsep, struktur suatu topik, dan mencari hubungan
struktur dan konsep tersebut. Mengingat sulit dan pentingnya ilmu tentang
matematika, maka dalam proses pembelajaran harus diupayakan situasinya dapat
membangkitkan antusiasme siswa. Dengan demikian secara profesional seorang
guru harus memahami kemampuan siswa yang berbeda, memiliki kesabaran,
ketekunan dan kesungguhan dalam membina dan meningkatkan gaya dan cara
penyajian materi matematika.
Page 21
Dalam era saat ini kita dihadapkan pada masalah yang lebih kompleks
dimana sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu menghadapi zaman
yang akan datang mampu bertahan. Pada kenyataannya semua bidang keilmuan
maupun sektor kehidupan kita, dihadapkan kepada masalah-masalah yang
memerlukan matematika sebagai pemecahannya.
Prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang meliputi faktor
internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang mempengaruhi yang
berasal dari dalam diri siswa yaitu meliputi, bakat, minat, sikap, motivasi, dan
keterampilan yang ada pada dirinya. Minat yang tinggi terhadap suatu mata
pelajaran, memungkinkan siswa memberikan perhatian yang tinggi terhadap mata
pelajaran itu sehingga memungkinkan pula memperoleh hasil belajar yang tinggi,
sebagai akibat dari ketertarikan siswa terhadap suatu mata pelajaran.
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa, yang
meliputi tiga lingkungan utama siswa yaitu lingkungan rumah, sekolah dan
masyarakat. Dalam proses pembelajaran di sekolah berbagai faktor eksternal
dapat berpengaruh terhadap pencapaian prestasil belajar siswa. Di antara berbagai
faktor tersebut adalah guru.
Guru memegang peranan penting dalam pencapaian prestasi belajar yang
optimal, karena gurulah yang menjadi perencana, pelaksana dan sekaligus yang
memberikan evaluasi pencapaian hasil belajar. Maka kinerja guru akan memiliki
pengaruh terhadap pencapaian hasil belajar itu. Guru adalah seorang pendidik,
pembimbing, pelatih dan pemimpin yang dapat menciptakan iklim belajar
menarik, aman, nyaman dan kondusif di kelas, keberadaannya di tengah siswa
Page 22
dapat mencairkan suasana kebekuan, kekakuan dan kejenuhan belajar yang terasa
berat diterima siswa.
Karena iklim yang tidak kondusif akan berdampak negatif terhadap proses
pembelajaran sebab siswa akan merasa gelisah, resah, bosan dan jenuh.
Sebaliknya iklim belajar yang kondusif dan menarik dapat dengan mudah
tercapainya tujuan pembelajaran, dan proses pembelajaran yang dilakukan
menyenangkan bagi peserta didik. Sehingga akan tumbuh minat siswa pada
pelajaran matematika yang pada gilirannya akan tercapai hasil belajar yang
optimal.
Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya
proses dan hail pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu berbagai upaya
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan
sumbangan yang signifikan kalau tanpa didukung oleh guru yang profesional dan
berkualitas.
Dari berbagai uraian di atas peneliti merasa tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa Pada Kinerja Profesional
Guru dan Minat Siswa pada Pelajaran Matematika Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa di SMK Swasta di Cengkarang Jakarta Barat ”
B. Identifikasi masalah
Dari latar belakang permasalahan di atas maka dapat diidentifikasi
berbagai permasalahan sebagai berikut :
Page 23
1. Bagaimanakah kinerja profesional guru SMK di Kecamatan
Cengkareng Jakarta Barat, berdasarkan persepsi siswa?
2. Apakah yang mempengaruhi kinerja profesional guru ?
3. Bagaimanakah meningkatkan kinerja profesional guru ?
4. Bagaimanakah minat siswa terhadap mata pelajaran matematika ?
5. Apakah yang mempengaruhi minat siswa pada mata pelajaran
matematika?
6. Bagaimana menumbuhkan dan meningkatkan minat siswa pada
pelajaran matematika?
7. Bagaimana prestasi belajar matematika siswa ?
8. Apakah yang mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa ?
9. Bagaimanakah cara meningkatkan prestasi belajar matematika siswa ?
10. Adakah pengaruh kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar
matematika siswa ?
11. Adakah pengaruh minat terhadap prestasi belajar matematika siswa ?
12. Adakah pengaruh kinerja profesional guru terhadap minat siswa
terhadap mata pelajaran matematika ?
13. Adakah pengaruh kompetensi profesional kepala sekolah dan kinerja
profesional guru secara bersama-sama terhadap prestasi belajar
matematika siswa ?
Page 24
C. Pembatasan masalah
Pembatasan masalah merupakan pembatasan penelaahan yang dilakukan
oleh peneliti agar penelitian tidak menjadi terlalu luas. Untuk itu peneliti
membatasi masalah penelitian sebagai berikut :
1. Penaruh persepsi siswa pada kinerja profesisonal guru adalah
gambaran yang terstruktur dan bermakna hasil kerja yang dicapai oleh
guru dalam melaksanakan tugas dan perannya sebagai tenaga
profesional pendidikan
2. Pengaruh minat diartikan sebagai perasaan senang atau ketertarikan
terhadap suatu objek yang berkaitan dengan dirinya. Dan karena rasa
senangnya itu kemudian dia memberikan perhatian yang lebih dari
objek lainnya. Minat dalam penelitian ini dibatasi pada minat siswa
terhadap mata pelajaran matematika.
3. Prestasi belajar matematika adalah perubahan tingkah laku yang
berupa : afektif, kognitif, dan psikomotor yang dimiliki siswa sebagai
akibat dari interaksi pembelajaran.
D. Perumusan masalah
Perumusan masalah merupakan permasalahan yang akan dicari
jawabannya dalam penelitian ini, dalam hal ini peneliti menetapkan 3 masalah
yang berkaitan dengan penilitian yaitu :
1. Adakah pengaruh langsung persepsi kinerja profesional guru terhadap
hasil belajar matematika siswa ?
Page 25
2. Adakah pengaruh langsung minat siswa pada mata pelajaran
matematika terhadap prestasi belajar matematika?
3. Adakah pengaruh tidak langsung persepsi kinerja profesional guru
terhadap prestasi belajar matematika siswa melalui minat siswa pada
pelajaran matematika ?
E. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh langsung persepsi kinerja
profesional guru terhadap prestasi belajar matematika.
2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh langsung minat siswa pada
mata pelajaran matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa.
3. Mengetahui dan menganalisis pengaruh tidak langsung persepsi kinerja
profesional guru terhadap prestasi belajar matematika melalui minat
siswa pada pelajaran matematika.
F. Kegunaan penelitian
1. Teoritik
a. Penelitian ini diharapkan dapat mendorong guru dalam meningkatkan
kompetensinya, sehingga memiliki dampak yang positif bagi
terciptanya lingkungan yang kondusif dan tercapainya prestasi belajar
yang optimal.
b. Memberikan masukan dan memberikan gambaran kepada para
pendidik bahwa untuk dalam upayanya meningkatkan prestasi belajar
Page 26
dapat ditempuh dengan peningkatan minat siswa pada pelajaran
matematika.
c. Mendorong guru untuk selalu inovatif, dalam melaksanakan proses
pembelajaran, sehingga memberikan dapak yang positif terhadap
tumbuhnya minat siswa pada pelajaran matematika.
2. Praktis
a. Meningkatkan kinerja guru matemtika.
b. Menumbuhkan minat siswa terhadap pelajaran matematika.
c. Mingkatkan Prestasil belajar matematika siswa dengan adanya
peningkatan kinerja guru dan minat siswa pada pelajaran matematika.
G. Sistematika penulisan Tesis
Secara garis besar, tesis ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian
awal,bagian inti, dan bagian akhir tesis.
1. Bagian awal Tesis
Pada bagian ini memuat halaman utama, halaman persetujuan
pembimbing, lembar pengesahan panitia ujian, lembar pernyataan, lembar
penguji, lembar persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, serta daftar tabel
dan gambar.
2. Bagian inti Tesis
Bagian inti tesis ini dibagi menjadi lima bab, yaitu :
a. Pendahuluan
Page 27
Pada bagian ini memuat gambaran singkat tentang isi tesis meliputi latar
belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan tesis.
b. Landasan Teori, Kerangka Berpikir dan Hipotesis
Pada bagian ini memuat aspek teoritis yang menjadi landasan teori bagi
penulisan tesis, kerangka berpikir/model, serta hipotesis penelitian.
c. Metodologi Penelitian
Pada bagian ini memuat waktu dan tempat penelitian; metode penelitian;
populasi, sampel dan teknik sampling; teknik pengumpulan data; instrumen
penelitian; dan teknik analisis data.
d. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bagian ini memuat analisis dan laporan penelitian termasuk pengujian
hipotesis.
e. Kesimpulan dan Saran
Pada bagian ini memuat kesimpulan dan saran-saran yang relevan dari hasil
penelitian.
3. Bagian akhir Tesis
Pada bagian ini memuat daftar pustaka dan lampiran tesis
Page 29
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A. Landasan teori
1. Pengertian prestasi belajar
a. Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan benyak bergantung kepada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh anak didik.
Belajar merupakan proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Berbagai landasan
untuk menguraikan pengertian belajar adalah sebagai berikut :
1) Hilgard dan Bowner, dalam Theories of Learning (2000),
mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan tingkah laku
seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana
perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar
kecenderungan respon, pembawaan, kematangan, atau keadaan
sesaat seseorang. ( Ngalim Purwanto, 2004:84 )
2) Gagne dalam buku The Condition of Learning (2000),
mengemukakan bahwa belajar akan terjadi bila suatu situasi
stimulus bersama dengan ingatan mempengaruhi siswa sedemikian
rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia
Page 30
mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi itu.
(Ngalim Purwanto, 2006:84)
3) Belajar merupakan perubahan yang relatif menetap dalam tingkah
laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman.
(Morgan dalam buku Introduction to Psychologi, 1988, Ngalim
Purwanto, 2006:84 )
4) Belajar merupakan proses, seuatu kegiatan dan bukan suatu hasil
atau tujuan, belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas
dari itu, yakni mengalami. Prestasi belajar bukan suatu penguasaan
hasil latihan melainkan pengubahan tingkah laku. Belajar
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui
interaksi dengan lingkungan. (Oermar Hamalik,2001:27).
5) Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat
latihan dan pengalaman. Belajar harus dilakukan dengan sengaja
direncanakan sebelumnya dengan struktur tertentu, agar proses
belajar dan hasil-hasil yang dicapai dapat dikontrol secara cermat.
(Oemar Hamalik, 2002:11)
6) Secara psikologis , belajar merupakan suatu proses perubahan,
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya(Slameto,2003:2)
7) Dalam Educational Psychology: a Realistic Approach (2002)
Good & Boophy mengartikan belajar adalah suatu proses yang
Page 31
tidak dapat dilihat dengan nyata. Proses ini terjadi dalam diri
seseorang yang sedang mengalami belajar. Menurut pandangan
mereka belajar bukanlah suatu tingkah laku yang tampak, tetapi
terutama prosesnya yang terjadi secara internal pada individu
dalam usaha memperoleh berbagai hubungan baru. Hubungan-
hubungan baru ini bisa berupa; hubungan antarperangsang, antar
reaksi, atau antara perangsang dan reaksi.(Alex Sobur,2003:220)
8) Dalam bukunya Introduction to Psychology, Arkinson dan kawan-
kawan mendefinisikan bahwa belajar merupakan perubahan yang
relatif permanen pada perilaku sebagai akibat dari latihan.(Alex
Sobur,2003:221)
Dengan demikian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang
terjadi dalam kurun waktu tertentu, berupa perubahan kemampuan. Kemampuan-
kemampuan tersebut meliputi kemampuan kognitif, yang meliputi pengetahuan
dan pemahaman; kemampuan senso-motorik yang meliputi keterampilan
melakukan rangkaian gerak-gerik badan dalam urutan tertentu; kemapuan
dinamik-efektif yang meliputi sikap dan nilai yang meresapi sikap dan tindakan.
Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil penglamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan.
b. Prestasi belajar
Prestasi belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi
siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, prestasi belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum
Page 32
belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, prestasi belajar
merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. Menurut Oemar Hamalik
prestasi belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah
laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak
mengerti menjadi mengerti.
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom prestasi belajar dalam rangka studi
dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor.
Perinciannya adalah sebagai berikut:
1) Ranah kognitif
Berkenaan dengan prestasi belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek
yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
2) Ranah afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang
kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan
karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3) Ranah psikomotor
Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi
neuromuscular (menghubungkan, mengamati). Tipe prestasi belajar kognitif lebih
dominan dari pada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun prestasi
belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian
dalam proses pembelajaran di sekolah. Prestasi belajar adalah kemampuan-
Page 33
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Prestasi belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam
mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah
memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik
lagi.
Prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak melalui kegiatan
belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha
untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang bersifat menetap. Dalam
kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan
pembelajaran atau kegiatan instruksional, guru telah menetapkan tujuan
pembelajaran, tujuan itulah yang harus dicapai oleh siswa. Siswa yang berprestasi
dalam belajar adalah siswa yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Dari hasil pencapaian tujuan pembelajaran itulah kemudian terjadi perubahan
tingkah laku pada diri siswa. Prestasi belajar dapat dipengaruhi berbagai faktor,
baik berupa faktor internal maupun eksternal. Secara garis besar, faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar anak atau individu dibagi menjadi duabagian (Alex
Sobur,2003:244), yaitu :
1) Faktor endogen atau yang disebut faktor internal yakni semua faktor
yang terdapat dalam diri individu.
Faktor endogen meliputi dua faktor yaitu:
a) Faktor fisik
b) Faktor Psikis
Page 34
2) Faktor eksogen atau yang disebut faktor eksternal yakni semua faktor
yang berada di luar individu, yang dapat dibagi menajdi 3 bagian yaitu:
a) Faktor keluarga
b) Faktor sekolah
c) Faktor lingkungan lain
Pembelajaran sebagai suatu proses maka harus ada yang diproses
(masukan atau input) dan hasil pemrosesan (keluaran atau output). Dengan
melalui pendekatan sistem kita dapat melihat adanya berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar. Dengan pendekatan sistem kegiatan pembelajaran
dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar di atas menunjukkan bahwa masukan mentah (raw input)
merupakan bahan baku yang perlu diolah, dan diberi pengalaman belajar
(teaching-learning proses). Di dalam proses belajar mengajar itu berpengaruh
pula sejumlah faktor lingkungan yang merupakan masukan lingkungan
(environmental input), dan berfungsi sejumlah faktor yang sengaja dirancang dan
dimanipulasi (instrumental input) guna mencapai keluaran yang diharapkan
(output).
Di dalam proses pembelajran di sekolah, yang dimaksud dengan masukan
mentah adalah siswa, yang memiliki karakteristik tersendiri baik kondisi
Teaching Learning Proses
Instrumental input
Enviromental Input
OutputRaw Input
Page 35
fisiologisnya maupun psikologisnya. Kondisi fisiologis meliputi kondisi fisik,
panca indera, dan lainnya. Kondisi fisiologis meliputi minat, kecerdasan, motivasi
dan lainnya. Yang termasuk instrumental input meliputi faktor yang disengaja
dirancang dan dimanipulasi di dalamnya, termasuk kurikulum atau bahan
pengajaran, guru yang mengorganisasikan pembelajaran, sarana, serta manajemen
yang berlaku di sekolah. Dari keseluruhan sistem, instrumental input perupakan
faktor yang sangat penting dan menentukan dalam mencapai hasil yang dihendaki.
Dari berbagai uraian tentang belajar dan prestasi belajar maka dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang bersifat
menetap, sebagai akibat dari proses belajar. Di mana dalam proses tersebut terjadi
interaksi langsung dengan lingkungan. Dengsn demikian dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang tejadi dalam proses belajar
adalah suatu perubahan tingkah laku yang terjadi dalam kurun waktu tertentu,
berupa perubahan kemampuan. Kemampuan-kemampuan tersebut meliputi
kemampuan kognitif, yang meliputi pengetahuan dan pemahaman; kemampuan
senso-motorik yang meliputi keterampilan melakukan rangkaian gerak-gerik
badan dalam urutan tertentu; kemapuan dinamik-efektif yang meliputi sikap dan
nilai yang meresapi sikap dan tindakan.
c. Konsep matematika
Konsep matematika yang dipelajari pada jenjang Sekolah menengah
Kejuruan ( Akuntansi ) meliputi :
1) Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep operasi bilangan riil
a. Menerapkan operasi pada bilangan riil
b. Menerapkan operasi pada bilangan ber-pangkat
c. Menerapkan operasi pada bilangan irasional
d. Menerapkan konsep logaritma
Page 36
2) Memecahkan masalah berkaitan sistem persamaan dan pertidaksamaan
linier dan kuadrat
a. Menentukan himpunan penyelesaian persamaan dan
pertidaksamaan linier
b. Menentukan himpunan penyelesaian persamaan dan
pertidaksamaan kuadrat
c. Menerapkan persamaan dan pertidaksamaan kuadrat
3 ) Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep matriksa. Mendeskripsikan macam-macam matriks
b. Menyelesaikan operasi matriks
c. Menentukan determinan dan invers
4) Menyelesaikan masalah program liniera. Membuat grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan
linier
b. Menentukan model Matematka dari soal ceritera (kalimat verbal)
c. Menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linier.
d. Menerapkan garis selidik
5) Memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi, persamaan fungsi linier dan fungsi kuadrata. Mendeskripsikan perbedaan konsep relasi dan fungsi
b. Menerapkan konsep fungsi linier
c. Menggambar fungsi kuadrat
d. Menerapkan konsep fungsi kuadrat
6 ) Menerapkan logika Matematka dalam pemecahan masalah yang
berkaitan dengan pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor
Page 37
a. Mendeskripsikan pernyataan dan bukan pernyataan (kalimat
terbuka)
b. Mendeskripsikan ingkaran, konjungsi, disjungsi, implikasi,
biimplikasi dan ingkarannya
c. Mendeskripsikan Invers, Konvers dan Kontraposisi
d. Menerapkan modus ponens, modus tollens dan prinsip silogisme.
7) Menerapkan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah
a. Mengidentifikasi pola, barisan dan deret bilangan
b. Menerapkan konsep barisan dan deret aritmatika
c. Menerapkan konsep barisan dan deret geometri
8) Menentukan kedudukan jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik,
garis dan bidang dalam ruang dimensi dua
a. Mengidentifikasi sudut
b. Menentukan keliling bangun datar dan luas daerah bangun datar
c. Menerapkan transformasi bangun datar
9) Memecahkan masalah dengan konsep teori peluang
a. Mendeskripsikan kaidah pencacahan, permutasi dan kombinasi.
b. Menghitung peluang suatu kejadian
10)Menerapkan aturan konsep statistika dalam pemecahan masalah
a. Mengidentifikasi pengertian statistik, statistika, populasi dan sampel
b. Menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram
c. Menentukan ukuran pemusatan data
d. Menentukan ukuran penyebaran data
Page 38
11) Memecahkan masalah keuangan menggunakan konsep Matematka
a. Menyelesaikan masalah bunga tunggal dan bunga majemuk dalam
keuangan
b. Menyelesaikan masalah rente dalam keuangan
c. Menyelesaikan masalah anuitas dalam sistem pinjaman
d. Menyelesaikan masalah penyusutan nilai barang.
d. Prestasi belajar matematika
Dari berbagai uraian tentang belajar dan prestasi belajar maka dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari proses belajar. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut
aspek pengetahuan, sikap dan penerapan berbagai konsep matematika. Prestasi
belajar matematika adalah perubahan yang berisfat menetap sebagai hasil dari
kegiatan belajar matematika, yang mana di dalam kegiatan belajar tersebut terjadi
interaksi langsung dengan lingkungan dan kegiatan yang telah dirancang dan
dimanipulasi oleh guru, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang direncanakan.
Prestasi belajar matematika merupakan berbagai kemampuan yang
diperoleh siswa dari proses pembelajaran, sesuai dengan tujuan pembelajar
matematika di SMK Prestasi belajar matematika yang diharapkan adalah :
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau matriks, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
Page 39
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah perubahan
tingkah laku, yang meliputi pemahaman tentang konsep matematika,
menggunakan penalaran pola dan sifat, pemecahan masalah matematika,
pengkomunikasian ide dan gagasan, dan memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan.
2 Persepsi siswa pada kinerja profesional guru
a. Pengertian persepsi
Persepsi adalah batasan yang digunakan pada proses memahami dan
menginterpetasikan sensori, atau kemampuan intelek untuk mencarikan makna
dari data yang diterima oleh berbagai indera. (Learner,2000:282, Mulyono
Abdurrahman, 2003:151)
Menurut kutipan diatas persepsi merupakan suatu proses dimana
kemampuan intelektual seseorang memberikan makna terhadap berbagai
informasi yang diterima melalui berbagai indera. Pemberian makna terhadap
berbagai informasi akan dipengaruhi oleh kemampuan intelektual seseorang.
Page 40
Persepsi adalah proses dimana kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola
stimuluis respon, berupa gerak, cahaya, bunyi dan warna. (Rita L Atkinson dkk,
2003:201)
Persepsi dalam hal ini diartikan sebagai proses mengorganisasikan dan
menafsirkan berbagai informasi yang berupa gerak, bunyi dan cahaya. Sehingga
berbagai informasi tersebut menumbuhkan makna tertentu. Persepsi adalah proses
yang menyangkut masuknya pesan ke dalam otak manusia. Melalui persepsi
manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan
ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihatan, pendengaran, peraba,
perasa dan penciuman. (Slameto, 2003:102)
Dari pernyataan di atas persepsi diartikan sebagai suatu proses dimana
manusia mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Pemaknaan dari
hubungan dengan lingkungannya tersebut dilakukan dengan memanfaatan
berbagai indera yang dimilikinya. Persepsi, menurut Rakhmat Jalaludin
(2000: 51), adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafslrkan
pesan. Menurut Ruch (2007: 300), persepsi adalah suatu proses tentang
petunjuk-petunjuk inderawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang
relevan diorgani-sasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang
terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu. Senada dengan hal
tersebut Atkinson dan Hilgard (2001: 201) mengemukakan bahwa persepsi
adalah proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan pola stimulus
dalam lingkungan. Gibson dan Donely (2004: 53) menjelaskan bahwa persepsi
Page 41
adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu.
(http://library.usu.ac.id)
Menurut pendapat di atas persepsi diartikan sebagai suatu kesimpulan dari
berbagai informasi dan penafsiran seseorang, tentang berbagai objek, peristiwa
atau hubungan-hubungan. Menurut Ruch (2002: 300), persepsi adalah suatu
proses tentang petunjuk petunjuk inderawi (sensory) dan pengalaman masa
lampau yang relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran
yang terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu.
Menurut pendapat tersebut persepsi di artikan sebagai proses
pengorganisasian dari berbagai pengalaman yang diterima oleh indera, selanjutnya
berbagabagai informasi yang relevan diorganisasikan. Sehingga memberikan
berbagai gambaran yang terstruktur dan bermakna atas suatu situasi tertentu.
Senada dengan hal tersebut Atkinson dan Hilgard (2001: 201) mengemukakan
bahwa persepsi adalah proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan
pola stimulus dalam lingkungan. Gibson dan Donely (2004: 53) menjelaskan
bahwa persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang
individu. .(Blog,setiabudhi.net)
Persepsi pada hakikatnya adalah merupakan proses penilaian seseorang
terhadap obyek tertentu. Menurut Young (2006) persepsi merupakan aktivitas
mengindera, mengintegrasikan dan memberikan penilaian pada obyek-obyek fisik
maupun obyek sosial, dan penginderaan tersebut tergantung pada stimulus fisik
dan stimulus sosial yang ada di lingkungannya. Sensasi-sensasi dari lingkungan
Page 42
akan diolah bersama-sama dengan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya baik
hal itu berupa harapan-harapan,nilai-nilai, sikap, ingatan dan lain-lain. Sedangkan
menurut Wagito (2001) menyatakan bahwa persepsi merupakan proses psikologis
dan hasil dari penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga
membentuk proses berpikir.(www.infoskripsi.com)
Dari berbagai uraian di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa persepsi
adalah proses pengorganisasian dan pemberian makna atas berbagai stimulus
respon yang diterima oleh indera. Selanjutnaya dari hasil pengorganisasian
tersebut memberikan gambaran yang terstruktur dan bermakna. Yang kemudian
memberikan gambaran tentang suatu keadaan.
b. Kompetensi guru
Kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung
jawab dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu
(Kepmendiknas No 045/U/2002). Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai
kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang berwujud tindakan cerdas
dan penuh tanggungjawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.
(Ahamad Sopari, Fasilitator,2007:13)
Undang-undang Guru dan Dosen dan PP No 19/2005 menyatakan bahwa
kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional, dan
sosial. Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan keterampilan dan kemampuan
yang dikuasai seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat
melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotor dengan sebaik-
baiknya. Menurut Finch dan Crunkilton kompetensi adalah penguasaan terhadap
suatu tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang
keberhasilan.(E.Mulyana dalam Kunandar, 2007:52)
Kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus
ada dalam diri guru agas dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif.
Page 43
Yang meliputi kompetensi intelektual, kompetensi fisik, kompetensi pribadi,
kopetensi sosial, kompetensi spiritual. (Kunandar,2007:55).
Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai
dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Arti lain dari
kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
dimiliki seseorang serta penerapannya di dalam pekerjaan, sesuai dengan standar
kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan, karena kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan
dikuasai guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya (UU-RI
Nomor 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen)
Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan
menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya. Kompetensi tersebut akan terwujud
dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan maupun sikap profesional
dalam menjalankan fungsi sebagai guru karena standar Kompetensi Guru
meliputi 3 (tiga) komponen kompetensi dan masing-masing komponen
kompetensi terdiri atas beberapa unit kompetensi. Secara keseluruhan Standar
Kompetensi Guru adalah sebagai berikut. (Blog Dunia Guru.net)
Komponen Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran dan Wawasan
Kependidikan, yang terdiri atas;
a. Sub komponen kompetensi pengelolaan pembelajaran seperti :
Menyusun rencana pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran
Menilai prestasi belajar peserta didik.
Melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik.
b. Sub komponen kompetensi wawasan kependidikan :
Memahami landasan kependidikan
Memahami kebijakan pendidikan
Page 44
Memahami tingkat perkembangan siswa
Memahami pendekatan pembelajaran yang sesuai materi pembelajarannya
Menerapkan kerja sama dalam pekerjaan
Memanfaatkan kemajuan IPTEK dalam pendidikan
c. Komponen kompetensi akademik/vokasional, yang terdiri atas :
Menguasai keilmuan dan keterampilan sesuai materi pembelajaran.
d. Komponen kompetensi pengembangan profesi terdiri atas :
Mengembangkan profesi.
Secara keseluruhan standar kompetensi guru terdiri dari tujuh kompetensi
(Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas, 2003) yaitu :
1) penyusunan rencana pembelajaran
2) pelaksanaan interaksi belajar mengajar
3) penilaian prestasi belajar peserta didik
4) pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik
5) pengembangan profesi
6) pemahaman wawasan pendidikan
7) penguasaan bahan kajian akademik
Kompetensi guru adalah suatu pernyataan tentang kriteria yang
dipersyaratkan, ditetapkan dan disepakati bersama dalam bentuk penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi seorang tenaga kependidikan sehingga
layak disebut kompeten. Kompetensi merupakan komponen utama dari standar
profesi disamping kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang ditetapkan
dalam prosedur dan sistem pengawasan tertentu. Kompetensi diartikan dan
dimaknai sebagai perangkat perilaku efektif yang terkait dengan eksplorasi dan
investigasi, menganalisis dan memikirkan, serta memberikan perhatian yang
Page 45
mengarahkan seseorang menemukan cara-cara mencapai tujuan tertentu secara
efektif dan efisien.
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,
keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara faktual membentuk
kompetensi standar profesi guru yang mencakup penguasaan materi, pemahaman
terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan
profesionalisme.Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
kompentensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku
yang harus dikuasai dan dihayati dalam melaksnakan tugas profesionalnya.
Kompetensi guru meliputi berbagai komponen kompetensi yang meliputi
pengelolaan pembelajaran, wawasan kependidikan, akademik dan pengembangan
profesi. Kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru akan menunjukkan kualitas
guru yang sebenarnya.
c. Kompetensi profesional guru
Menurut M. Arifin (2002) kata profesi berasal dari kata profesion yang
mengandung arti sama dengan occupation yaitu suatu pekerjaan yang memerlukan
keahlian dan pendidikan yang diperoleh melalui suatu pendidikan khusus. Suatu
bidang keahlian yang khusus untuk menangani lapangan pekerjaan tertentu yang
membutuhkannya. (Syarifudin, Irwan Nasution,2005:27). Profesi mengandung
arti suatu keahlian (skill) dan kewenangan dalam suatu jabatan tertentu yang
mensyaratkan kompetensi (pengetahun, sikap dan keterampilan) tertentu secara
khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Guru sebagai
profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi (keahlian
dan kewenangan) dalam pendidikan dan pembelajaran agar dapat melaksanakan
pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien serta berhasil guna.
(Kunandar,2007:46)
Dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidik
merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan
pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama
Page 46
bagi pendidik dan perguruan tinggi. Profesionalisme adalah kondisi, arah, nilai,
tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang berkaitan dengan mata
pencaharian seseorang. Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai
tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam pendidikan dan
pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata
pencahariannya.(Kunandar, 2007:47)
Profesional guru mempunyai makna penting (Surya, dalam
Kunandar,:2007:48) yaitu :
1) Profesionalisme memberikan jaminan perlindungan kepada
kesejahteraan masyarakat umum.
2) Profesinalisme guru merupakan suatu cara untuk memperbaiki profesi
pendidikan.
3) Profesionalisme memberikan kemungkinan perbaikan dan
pengembangan diri yang memungkinkan guru dapat memberikan
pelayanan sebaik mengkin dan memaksimalkan kompetensinya.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.(UU NO 14 Tahun 2005). Gary dan Margaret
(E.Mulyana,2008:21) menjelaskan bahwa guru yang efektif dan kompeten secara
profesional memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Memiliki kemampuan menciptakan iklim belajar yang kondusif.
2) Berkemampuan mengembangkan strategi dan managemen
pembelajaran.
3) Memiliki kemempuan memberikan umpan balik dan penguatan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Kompetensi Profesional Guru
adalah pernyataan tentang kriteria yang dipersyaratkan, ditetapkan dan disepakati
Page 47
bersama dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi
seorang tenaga kependidikan. Guru yang profesional adalah guru yang menganal
dirinya adalah pribadi yang dipanggil untuk mendampingi peserta didik dalam
belajar. Guru dituntut untuk terus menerus mencari tahu bagaiman seharusnya
peserta didik itu belajar. Seorang guru yang profesional dituntut dengan sejumlah
persyaratan minimal, antara lain : memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang
memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai bidang yang ditekuninya,
memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya, memiliki
jiwa kreatif dan produktif, memiliki etos kerja dan komitmen tinggi terhadap
profesinya dan selalu melakukan pengembangan diri secara terus menerus melalui
berbagai media.Kompetensi Profesional Guru adalah berbagai kemapuan yang
dimiliki oleh seseorang dalam menjalankan pekerjaannya sebagai guru dimana dia
harus mampu menciptakan iklim belajar yang kondusif, mampu mengembangkan
strategi dan managemen pembelajaran, serta mampu memberikan umpan balik
dan penguatan.
d. Persepsi pada kinerja profesional guru
Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67) “Kinerja
( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya”.(http://id.wikipedia.org) Kemudian menurut Ambar
Teguh Sulistiyani (2003 : 223) “Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari
kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”.
Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan “kinerja (prestasi kerja) adalah
suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan
kesungguhan serta waktu”.
Menurut John Whitmore (2003 : 104) “Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-
fungsi yang dituntut dari seseorang, kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi,
suatu pameran umum ketrampikan”. (http://id.wikipedia.org). Menurut Barry
Cushway (2002 : 1998) “Kinerja adalah menilai bagaimana seseorang telah
Page 48
bekerja dibandingkan dengan target yang telah ditentukan”.
(http://id.wikipedia.org).
Menurut Veizal Rivai ( 2004 : 309) mengemukakan kinerja adalah : “
merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi
kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan”.
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson Terjamahaan Jimmy Sadeli dan
Bayu Prawira (2001 : 78), “menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa
yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan”.(http://id.wikipedia.org) John
Witmore dalam Coaching for Perfomance (1997 : 104) “kinerja adalah
pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan, suatu
prestasi, suatu pameran umum keterampilan”. Kinerja merupakan suatu kondisi
yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk
mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang
diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan
negative dari suatu kebijakan operasional. Mink (2003 : 76) mengemukakan
pendapatnya bahwa individu yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki
beberapa karakteristik, yaitu diantaranya: (a) berorientasi pada prestasi, (b)
memiliki percaya diri, (c) berperngendalian diri, (d) kompetensi.
(http://id.wikipedia.org)
Kinerja adalah catatan mengenai akibat-akibat yang dihasilkan pada
sebuah fungsi pekerjaan atau aktifitas selama periode tertentu yang berhubungan
dengan tujuan organisasi. (Kane & Kane, 2003, Bernardin & Russell, 2008,
Cascio, 2008). Kinerja seseorang merupakan gabungan dari kemampuan, usaha
dan kesempatan, yang dapat diukur dari akibat yang dihasilkannya, oleh karena itu
kinerja bukan menyangkut karakteristik pribadi yang ditunjukkan oleh seseorang
melalui hasil kerja yang telah dan akan dilakukan seseorang. Kinerja dapat pula
diartikan sebagai kesuksesan individu dalam melakukan pekerjaannya, dan ukuran
kesuksesan masing-masing karyawan tergantung pada fungsi dari pekerjaannya
yang spesifik dalam bentuk aktifitas selama kurun waktu tertentu, dengan kata
lain ukuran kesuksesan kinerja tersebut didasarkan pada ukuran yang berlaku dan
disesuaikan dengan jenis pekerjaannya. (http://wangmuba.com) Miner, (2002),
Page 49
mengatakan bahwa kinerja sebagai perluasan dari bertemunya individu dan
harapan tentang apa yang seharusnya dilakukan individu terkait dengan suatu
peran, dan kinerja tersebut sebagai evaluasi terhadap berbagai kebiasaan dalam
organisasi, yang mana evaluasi tersebut membutuhkan standarisasi yang jelas.
(http://wangmuba.com) Kinerja merupakan suatu yang lazim digunakan untuk
memantau produktifitas kerja sumber daya manusia baik yang berorientasi
produksi barang, jasa maupun pelayanan. Demikian halnya perwujudan kinerja
yang membanggakan juga sebagai imbalan intrinsik. Hal ini akan berlanjut terus
dalam bentuk kinerja berikutnya, dan seterusnya. Agar dicapai kinerja yang
profesional maka perlu dikembangkan hal-hal seperti : kesukarelaan,
pengembangan diri pribadi, pengembangan kerjasama saling menguntungkan,
serta partisipasi seutuhnya. (Hadipranata, 2006). (http://wangmuba.com) Sejalan
dengan hal tersebut, Vroom, (2004) mengatakan bahwa tingkat sejauh mana
keberhasilan seseorang didalam melakukan tugas pekerjaannya dinamakan tingkat
kinerja (level of performance). Seseorang yang level of performance tinggi
disebut sebagai orang yang produktif, sebaliknya yang levelnya tidak mencapai
standar, dikatakan sebagai tidak produktif atau kinerjanya rendah.
(http://wangmuba.com) McCloy et. al, (2004), mengatakan bahwa kinerja juga
bisa berarti perilaku-perilaku atau tindakan-tindakan yang relevan terhadap
tercapainya tujuan organisasi (goal-relevant action). Tujuan-tujuan tersebut
tergantung pada wewenang penilai yang menentukan tujuan apa yang harus
dicapai oleh karyawan, oleh karenanya kinerja bukan merupakan hasil dari
tindakan atau perilaku, melainkan tindakan itu sendiri. Lebih lanjut McCloy
menguraikan, bahwa agar seseorang dapat melakukan suatu tugas sesuai dengan
kinerja yang diinginkan, maka hendaknya memenuhi prasyarat : pengetahuan
yang dibutuhkan, memiliki ketrampilan-ketrampilan, dan membuat pilihan dengan
sungguh- sungguh untuk bekerja pada tugas pekerjaannya selama beberapa
tenggang waktu tertentu dengan tingkat usaha tertentu. Sejalan dengan pendapat
tersebut, Schultz & Schultz, (2004), mengatakan bahwa karyawan akan mampu
memotivasi diri mereka sepenuhnya jika ada tujuan yang pasti yang ingin diraih.
Tujuan tersebut adalah hasil yang akan dicapai oleh karyawan dan memberikan
Page 50
arah pada perilaku dan pikiran mereka sehingga membimbing kepada tujuan yang
hendak dicapai. Sejauh mana kesuksesan karyawan dalam mencapai tujuan
tersebut melalui tugas- tugas yang dilakukan disebut dengan kinerja (Suhartini,
2002).(http://wangmuba.com)
Cherington, (2004), mengatakan bahwa kinerja menunjukkan pencapaian
target kerja yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Pencapaian
kinerja tersebut dipengaruhi oleh kecakapan dan waktu. Kinerja yang optimal
akan terwujud bilamana organisasi dapat memilih karyawan yang memiliki
motivasi dan kecakapan yang sesuai dengan pekerjaannya serta memiliki kondisi
yang memungkinkan mereka agar dapat bekerja secara maksimal.
(http://wangmuba.com) Dari beberapa pengertian dari kinerja yang disampaikan
oleh para ahli sebagaimana diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian
kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh individu sesuai dengan peran atau
tugasnya dalam periode tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai
atau standar tertentu dari organisasi dimana individu tersebut bekerja.
Dalam melaksanakna tugasnya setidaknya guru harus memiliki
kemampuan dan sikap sebagai berikut : menguasai kurikulum, menguasai
substansi materi yang diajarkan, menguasai metode dan evaluasi belajar,
tanggungjawab terhadap tugas, disiplin dalam arti luas.(Kunandar,2007:60)
Sudijarto (Kunandar,2007:57) berpendapat bahwa kemampuan profesional guru
meliputi :
1) Merancang dan perencanakan pembelajaran
2) Mengembangkan program pembelajaran
3) Mengelola pelaksanaan program pembelajaran
4) Menilai proses dan hasil pembelajaran
5) Mendiagnosis faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses
pembelajaran.
Page 51
Kinerja profesional guru merupakan kemampuan guru dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki.
Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru meliputi : pertama memiliki
pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, kedua, mempunyai sifat
yang tepat tentang dirinya dan bidang studi yang dibinanya, ketiga, menguasai
bidang studi yang diajarkan, keempat, memiliki keterampilan mengajar.
Keterampilan mengajar adalah sejumlah kompetensi guru yang
menampilkan kinerjanya secara profesional. Keterampilan ini menunjukkan
bagaimana guru memperllihatkan perilakunya selama interaksi belajar mengajar
berlangsung. Kinerja Profesional guru adalah keterampilan guru dalam
melaksanakan tugasnya secara profesional, sesuai dengan kompetensi yang
dimilikinya yang yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap
peserta didik, mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik, pengembangan
pribadi dan profesionalisme.
Penguasaan materi meliputi pemahaman karakteristik dan substansi ilmu
sumber bahan pembelajaran, pemahaman disiplin ilmu yang bersangkutan dalam
konteks yang lebih luas, penggunaan metodologi ilmu yang bersangkutan dalam
melakukan verifikasi dan memantapkan pemahaman konsep yang dipelajari,
penyesuaian substansi dengan tuntutan dan ruang gerak kurikuler serta
pemahaman terhadap managemen pembelajaran.
Pemahaman terhadap peserta didik meliputi berbagai karakteristik, tahap-
tahap perkembangan dalam berbagai aspek dan penerapannya (kognitif, afektif
dan psikomotor) dalam mengoptimalkan perkembangan peserta didik dan
pembelajaran. Pembelajaran yang mendidik terdiri atas pemahaman konsep dasar
proses pendidikan dan pembelajaran bidang studi yang bersangkutan, serta
penerapannya dalam pelaksanaan dan pengembangan pembelajaran.
Pengembangan pribadi dan profesionalisme mencakup pengembangan
intuisi keagamaan, kebangsaan yang berkepribadian, sikap dan kemampuan
mengaktulisasikan diri, serta sikap dan kemampuan mengembangkan
profesionalisme kependidikan. Dari beberapa pendapat tentang persepsi dan
kinerja profesional guru yang diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Page 52
persepsi siswa pada kinerja profesional guru adalah proses penginderaan dan
pemberian makna atas berbagai stimulus respon yang diterima oleh indera (siswa).
Yang selanjutnya dari pengorganisasian tersebut siswa dapat memberikan
gambaran yang terstruktur dan bermakna tentang hasil kerja yang dicapai oleh
individu (guru) sesuai dengan peran atau tugasnya sebagai guru dalam periode
tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar sesuai dengan
kompetensi yang harus dimilikinya
3 Minat siswa pada mata pelajaran matematika
a. Pengertian minat
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadp sesuatu. Minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi
kerena ketergantungannya banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti,
pemusatan perhatian, keinginan, motivasi dan kebutuhan.
Berminat pada sesuatu itu mungkin kerana melihat kegunaannya, karena
senang, atau karena menarik perhatian. Menurut A Musad, dkk (Saiful Bahri,
2000:60) minat adalah kesadaran seseorang atau sesuatu atau situasi mengandung
sangkut paut dirinya. Minat merupakan kecenderungan subyek yang menetap,
untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu (W.S Winkel,
2003:188). Beberapa ahli berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk
membangkitkan minat pada suatu objek yang baru adalah dengan menggunakan
minat-minat siswa yang telah ada. Tanner & Tanner (2005) menyarankan agar
para pengajar membentuk minat-minat baru pada siswa, dengan jalan memberikan
informasi-informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan
pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang telah lalu, serta
menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa datang. (Slameto,2003:181).
Minat siswa dapat dibangkitkan pula dengan cara menghubungkan bahan
pengajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui siswa.
(Rooijakkers, (1980), Slameto,2003:181) Apakah yang dapat dilakukan guru, agar
siswa yang pada awal proses belajar mengajar merasa tidak tertarik, menjadi
merasa tertarik ? Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan membina
Page 53
hubungan yang akrab dengan siswa; menyajikan bahan pengajaran yang sesuai
dengan taraf berpikir siswa; menggunakan media pengajaran yang sesuai;
bervariasi dalam prosedur mengajar, namun tidak berganti dengan prosedur yang
tidak dikenal siswa, dengan tiba-tiba, dan tidak memberikan predikat ‘bodoh’ jika
mereka tidak bisa. (W.S Winkel, 2006:189).
Pelajaran akan lebih menarik jika murid melihat adanya hubungan yang
nyata antara pelajaran dengan kehidupan yang nyata, dan jika mereka diberi
kesempatan untuk giat sendiri. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak
sesuai bakatnya, tidak sesuai kebutuhannya, tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus
anak. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari anak dalam
mengikuti pelajaran itu. Dalam proses belajar mengajar guru perlu sekali
mengenal minat-minat yang dimiliki muridnya, karena penting bagi guru utnuk
memilih bahan pelajaran, merencanakan pengalaman-pengalaman belajar,
menuntun mereka ke arah pengetahuan, dan mendorong motivasi belajar mereka.
Pada dasarnya minat seseorang timbul karena adanya pengaruh dari luar
dan dari dalam dirinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat individu
meliputi:
1) Faktor jenis kelamin
Perbedaan jenis kelamin cenderung berbeda minatnya, anak pria
cenderung pada kegiatan-kegiatan yang memerlukan aktifitas fisik,
sedangkan anak perempuan memiliki kecenderungan untk memilih
kegiatan yang tidak terlalu memerlukan aktifitas fisik.
2) Faktor perkembangan fisik
Faktor ini merupakan faktor yang mempengaruhi manat yang
dipengaruhi oleh kematangan fisik, kesehatan dan mental seseorang
dalam memilih suatu objek tertentu yang sesuai dengan keadaan dan
perkembangan fisiknya.
3) Faktor Kecerdasan
Perbedaan kecerdasan anak menyebabkan adanya perbedaan minat
anak terhadap sesuatu. Anak yang cerdas cenderung perkembangan
minatnya tinggi sedangkan anak yang kecerdasannya kurang memiliki
Page 54
kecenderungan perkembangan minatnya lambar dan hanya tertarik
kepada hal-hal yang bersifat kongkrit.
4) Faktor lingkungan
Lingkungan tempat individu berada dapat berpengaruh kepada
minatnya, baik itu lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Suatu minat dapat diekspresikan melalui sesuatu pernyataan yang
menunjukkkan bahwa siswa lebih menyukai sesuatu hal daripada yang lainnya,
dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Siswa yang
memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian
yang lebih besar terhadap subjek itu. Individu memiliki kecenderungan untuk
menghubungkan diri dengan lingkungan melalui cara-cara tertentu. Jika individu
menemukan suatu subjek maka individu menaruh minat terhadap objek itu. Yang
menyebabkan individu berhubungan secara aktif dengan objek yang menariknya.
Kita menaruh minat terhadap sesuatu yang ada hubungannya dengan
kebutuhan. Minat dan perilaku berhubungan erat, dapat dikatakan bahwa kelakuan
ditentukan oleh minat seseorang. Setiap minat memuaskan sesuatu kebutuhan
dalam diri anak walaupun kebutuhan itu mungkin tidak segera tampak bagi orang
dewasa. Semakin kuat kebutuhan ini, semakin kuat dan bertahan pada minat
tersebut. Selanjutnya semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan, maka
semakin kuat pula minat itu. Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya
minat dan perhatian siswa dalam belajar. Keterlibatan siswa dalam belajar erat
kaitannya dengan sifat-sifat siwa, baik yang bersifat kognitif seperti kecerdasan
dan bakat maupun yang afektif seperti motivasi, rasa percaya diri dan minatnya.
Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah sesuatu rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas. Minat pada dasarnya adalah penerimaan
akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin
kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
b. Pelajaran matematika
Page 55
Matematika adalah bahasa simbolis yang berfungsi praktisnya untuk
mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif keruangan sedangkan fungsi
teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir.(Myklebust;1967 dalam Mulyono
Abdurrahman, 2007;252) Matematika disamping bahasa simbolis juga merupakan
bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan
mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. (Lerner;1988 dalam
Mulyono Abdurrahman,2007:252).
Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah
yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan
pengetahuan tenatang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang
bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung. (Paling ;
1982, dalam Mulyono Abdurrahman, 2007:252) Matematika merupakan ilmu
universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran
penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini
dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar,
analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta
teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
(Depdiknas, Standar Kompetensi ; 2006). Dari berbagai pendapat tentang hakikat
matematika yang telah dikemukakan menunjukkan bahwa pandangan tentang
hakikat matematika lebih ditekankan pada metodenya daripada pokok persoalan
itu sendiri.
Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari
SD sampai SLTA bahkan perguruan tinggi. Alasan matematika perlu diajarkan
karena :(Cornelius,1982 dalam Mulyono Abdurrahman,2007:253)
1) Sarana berpikir yang jelas dan logis
2) Sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.
3) Sarana mengenali pola hubungan dan generalisasi pengalaman.
4) Sarana untuk mengembangkan kreativitas
Page 56
5) Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan
budaya.
Menurut Cockroft (1982) (Mulyono Abdurrahman, 2007:253)
mengemukakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena :
1) Selalu digunakan di segala segi kehidupan
2) Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika.
3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas.
4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara.
5) Meningkatkan cara berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan
6) Memberikan kepuasan terhadap usaha pemecahan masalah yang
menantang.
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.(Depdiknas, Standar Isi ; 2006)
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh
Page 57
4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
Dari berbagai uraian tentang pelajaran matematika maka dapat disimpulkan
bahwa pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang
bahasa simbolis yang menentukan hubungan kuantitatif keruangan, juga
merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat,
dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Pengajaran
matematika bertujuan agar peserta didik dapat memahami konsep matematika,
menggunakan penalaran dalam pola dan sifat, memecahkan masalah,
mengkomunikasikan gagasan, dan memiliki sikap menghargai matematika dalam
kehidupan.
c. Minat siswa pada pelajaran matematika
Menurut makna kata, minat diartikan sebagai kecenderungan hati yang
tinggi dan mencerminkan kemandirian terhadap sesuatu (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2008:583). Minat tumbuh berkat dorongan atau motif yang mampu
menggerakkan hati untuk memperoleh sesuatu. Dorongan minat memiliki
pengaruh besar terhap perilaku seseorang, semakin besar minat yang dimiliki
akan semakin tinggi pula keinginannya untuk mendapatkan keinginan tersebut.
Page 58
Selanjutnya keinginan suda tercapai mencerminkan kemandirian dalam beusaha
mencapai keinginan tersebut.
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui
interaksi dengan lingkungan momen yang tepat dan kondisi yang menarik untuk
turut larut dalam proses pembelajaran Belajar bersifat aktif, siswa sebagai peserta
didik tidak akan mampu merubah perilaku jika ia tidak aktif mengikuti setiap
proses yang berlangsung. Efektivitas pembelajaran melekat pada aktivitas belajar
dan partisipasi siswa. Untuk dapat bersikap aktif dibutuhkan pula faktor
penggerak yang secara langsung memberi dorongan pada siswa untuk bertindak.
Faktor pendorong yang dimaksud adalah minat belajar. Dengan tumbunya minat
belajar, siswa akan berusaha menemukan atau mengetahui..
.Tidak sedikit yang bersedia mengorbankan miliknya hanya untuk
mengejar sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya banyak pula orang yang enggan
melakukan sesuatu karena dirinya tidak berminat untuk memilikinya.
Perkembangan peradaban manusia, telah menempatkan pendidikan sebagai
kebutuhan hidup, untuk dapat eksis mengikuti proses pendidikan dan mampu
mengaplikasikan materi pembelajaran dengan baik dibutuhkan minat untuk
belajar.
Hilgard yang dikutip oleh Slameto (2003:57) menyatakan “interest is
persisting tendency to pay attention to end enjoy some activity and content.”
Lebih lanjut dinyatakan bahwa minat adalah keinginan untuk melakukan suatu
kegiatan dalam mencapi sesuatu tujuan. Semakin tinggi keinginan meraih harapan
Page 59
akan semakin kuat pula minat yang mendorong. Sesuai degan kondisi tersebut
pula kiranya guru dan orang tua memberi harapan pada anak dalam membangun
cita-cita yang mampu mendukung lahirnya minat belajar. Sardiman A. M
(2000:76) menjelaskan minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila
seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan
keinginan dan kebutuhannya sendiri.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, minat lahir saat seseorang
membandingkan sesuatu yang dimilikinya dengan objek lain yang diinginkannya.
Semakin besar perbedaan yang dimiliki akan semakin besar minat untuk
mendapatkan. Perilaku demikian sangat besar maknanya bagi siswa yang sedang
menempuh pendidikan. Semangat untuk mengejar ketertinggalan akan memaksa
siswa lebih bergairah dalam belajar. Tantangan belajar yang dihadapi akan
menjadi motor penggerak bagi dirinya untuk lebih optimal dalam belajar.
Pada hakikatnya minat terdiri dari minat aktif dan minat reseptif (John
Gay 2005:232). Minat aktif adalah minat terhadap sesuatu yang dirasakan saat
menginginkan sesuatu, yang dengan keinginan tersebut mendorong seseorang
untuk segera melakukan tindakan untuk mendapatkan keinginan tersebut. Minat
aktif membuat seseorang secera aktif memburu keinginannya dan ia bersedia
melayani demi memperoleh keinginannya.
Sedangkan minat reseptif adalah minat ingin dilayani, minat reseptif
adalah apa yang dirasakan ketika dengan hati terbuka mempertimbangkan nilai
apa yang ditawarkan, minat akan tumbuh jika kita mendukung tawaran yang
Page 60
diberikan. Lebih jelasnya minat reseptif lebih bersifat pasif dan menunggu untuk
dilayani oleh orang lain yang menawarkan harapan tersebut.
Dalam dunia pendidikan, khususnya untuk siswa yang sedang menempuh
pendidikan, perlu ditumbuhkan minat aktif. Karena dengan minat aktif tersebut
akan mendorong siswa untuk lebih aktif mendapatkan cita-cita dan keinginannya.
Keberadaan minat ini dapat dibangun dengan memberi pengertian pada siswa
tentang manfaat pendidikan dan langkah apa yang harus dilakukan untuk
mendapatkannya.
Sumardiono (2006:169) menyatakan rasa percaya diri dalam diri siswa
dapat mendorong tumbuhnya minat belajar. Orang tua maupun guru perlu
meningkatkan rasa percaya diri pada anak. Karena dengan adanya rasa percaya
diri akan menumbuhkan minat belajar siswa, keyakinan bahwa akan mampu
memperoleh nilai terbaik akan mendorong siswa untuk lebih giat dalam belajar.
Orang tua maupun guru perlu meyakinkan anak bahwa mereka bukanlah
siswa yang terbelakang dan juga bukan siswa yang malas belajar, sebaiknya
orangtua maupun guru selalu memberi pujian dengan kata-kata positif sehingga
pada akhirnya siswa meyakini bahwa dirinya termasuk siswa yang berbakat dan
terampil, dan pada akhirnya ia akan berusaha belajar dengan bersungguh-sungguh
agar orang yang memberinya pujian dan tidak kecewa atas pujian yang diberikan.
Siswa yang memiliki perangkat belajar memadai dan didukung oleh
sumber belajar akan termotivasi untuk belajar. Minat belajar akan tumbuh
manakala siswa melihat bahwa segala sarana yang mendukung kegiatan belajar
Page 61
telah dimiliki. Pernyataan ini didukung oleh Sumardiono (2006:127) yang
menyatakan bahwa ketersediaan alat dan sarana belajar dapat meningkatkan minat
belajar siswa. Membangun sikap belajar siswa dalam bidang studi matematika,
perlu dukungan guru untuk mempersiapkan buku, alat peraga, dan berbagai media
belajar sesuai dengan kompetensi belajar. Selanjutnya untuk membangun minat
belajar di rumah, orang tua perlu pula mempersiapkan sarana belajar seperti buku
paket, buku tulis, alat tulis dan sarana lain yang dianggap membantu kegiatan
belajar. Hardwinoto dan Setiabudhi (2006:103) menyatakan bahwa dengan
adanya dukungan komputer sebagai sarana belajar akan meningkatkan minat
belajar siswa. Informasi ini menjelaskan bahwa kelengkapan sarana belajar
menjadi modal dalam usaha meningkatkan minat belajar siswa. Akan sulit bagi
siswa untuk meningkatkan minat belajar jika kegiatan belajar yang ia lakukan
terhambat oleh minimnya sarana belajar.
Minat belajar dipengaruhi oleh kesehatan fisik dan kondisi mental (Sri
Hapsari, 2007:43). Lebih lanjut dapat dijelaskan, siswa yang kondisi kesehatannya
mengalami gangguan tidak akan memiliki keinginan untuk belajar, karena seluruh
potensi tubuhnya digunakan untuk menahan rasa sakit yang diderita. Demikian
pula dengan kesehatan mental, yang secara langsung akan mengganggu minat
belajar. Perasaan benci, sakit hati atau kecewa terhadap guru akan menghambat
minat belajar siswa. Tidak jarang siswa enggan belajar matematika, hanya karena
ia tidak suka dengan perilaku dan cara mengajar guru matematika. Beberapa siswa
menjadi enggan belajar matematika hanya karena guru yang tadinya ia kagumi
Page 62
menegur perilakunya yang kurang baik, atau saat siswa mendapat nilai yang
kurang baik dalam ulangan.
Perlu ada usaha terencana dan berkelanjutan dari guru dan orang tua untuk
membangkintkan minat belajar siswa. Tanpa dukungan yang baik, minat belajar
akan mengalami penurunan dan pada akhirnya akan menghambat prestasi belajar.
Hendra Surya (2007:46) menyampaikan beberapa langkah untuk meningkatan
minat belajar diantaranya dengan menggugah rasa kebutuhan anak akan
pentingnya belajar.Strategi dalam menggugah tentang kebutuhan akan belajar
dapat dilakukan dengan membangun dialog dan pendekatan personal,
mengembangkan komunikasi kondusif dengan anak. Dalam kontek ini orang tua
atau guru sebaiknya tidak hadir dengan mengitervensi atau mendikte tetapi hadir
dengan memberi dukungan dan motivasi untuk berada pada jalur yang tepat
sebagai seorang pelajar. Pasaribu dan Simanjuntak (2004:52) mendefenisikan
minat sebagai suatu motif yang menyebabkan individu berhubungan secara aktif
dengan sesuatu yang menarik perhatiannya. Pernyataan ini searah dengan yang
disampaikan sebelumnya, oleh karenanya dalam membangun minat belajar,
sebaiknya guru maupun orang tua perlu membangun motif yang dapat
membangun motivasi siswa, selanjutnya melalui motivasi tersebut akan tumbuh
minat siswa untuk belajar.
Hendra Surya (2007:48) menjelaskan beberapa langkah untuk
meningkatkan minat belajar siswa diantaranya:
Page 63
a. Memberi rangsangan penguat pada anak bahwa dirinya mampu
berbuat atau mampu mempelajari segala sesuatu
b. Tanamkan pada anak bahwa dirinya memiliki nilai plus yang tidak
dimiliki orang lain
c. Menanamkan tentang pentingnya belajar
Membangun minat belajar merupakan faktor penting yang dapat
memberikan spirit kepada siswa untuk memperkuat akan minat dan cita-cita yang
akan dicapai. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap siswa untuk
mengembangkan minatnya adalah:
1. Faktor minat siswa itu sendiri
2. Faktor dorongan orang tua
3. Faktor guru (pendidik)
4. Faktor lingkungan.
Dari beberapa faktor yang telah disebutkan di atas, orangtua berperan
memberi dukungan moril maupun materil pada siswa bahwa diri mereka memiliki
kemampuan dan bakat yang cukup baik sehingga tidak ada hal yang perlu
dirisaukan dan meyakinkan siswa bahwa pada dasarnya mereka memiliki
kemampuan untuk menguasai materi matematika sesulit apapun.
Hardwinoto dan Setiabudhi (2006:111) menginformasikan bahwa minat
siswa terhadap matematika akan bertambah apabila ia dapat memahami dan
meyelesaikan soal matematika degan mudah. Seseorang siswa yang mampu
memperoleh nilai terbaik dalam ulangan matematika, prestasi tersebut secara
langsung akan memberi rasa bangga, yang dengan rasa bangga tersebut terbentuk
Page 64
minat untuk mencapai nilai yang lebih baik, selanjutnya keinginan tersebut akan
memacu lahinrnya minat belajar.
Selanjutnya menurut Zakiah Daradjat, dkk (2001:113), mengartikan minat
adalah kecenderungan jiwa yang tetap ke jurusan sesuatu hal yang berharga bagi
orang. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa minat belajar, merupakan suatu
dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang untuk mewujudkan sesuatu yang
dianggap orang lain berharga. Dengan mampunya ia memenuhi harapan tersebut
akan muncul rasa berharga dan keinginan untuk mewujudkan berbagai perilaku
lainnya untuk dapat meningkatkan perngahargaan atas dirinya. Jika dikaitkan
dengan minat belajar, jelas bahwa minat belajar merupakan keinginan siswa untuk
mewujudkan harapan guru dan teman serta orang tua bahwa dirinya termasuk
sebagai siswa yang memiliki kemampuan dan kecakapan dalam belajar. Dengan
tercapainya keinginan tersebut, selanjutnya akan tumbuh minat belajar yang lebih
baik, sampai merasa bahwa dirinya dihargai dan dihormati atas prestasi yang
dicapai. Andar Ismail (2007:37) menyampaikan bahwa terhambatnya minat
belajar akan menghambat pertumbuhan cita-cita. Siswa yang tidak didukung oleh
minat belajar, cenderung lebih pasif mengembangkan harapan dan cita-cita tinggi,
karena ia merasa bahwa dirinya tidak tertarik untuk belajar dan bersaing dengan
siswa lain yang memiliki minat belajar dan siswa yang telah mendapatkan prestasi
belajar. Andar Ismail (2007:37) juga menyampaikan faktor yang dapat
membentuk minat belajar diantaranya, orang tua yang demokratis, orang tua yang
suka membaca buku, orang tua yang menghargai prakarsa anak. Dalam hal ini
dapat dijelaskan, minat belajar siswa aan mengalami peningakatan jika orang tua
Page 65
memberi dukungan terhadap perilaku belajar siswa. Perilaku yang dimaksud
adalah kemampuan orang tua dalam membangun hubungan yang demokratis
dengan anak. Semakin baik hubungan antara anak dengan orang tua lebih mudah
bagi orang tua untuk membangun minat belajar.
Perilaku lain yang juga dapat digunakan adalah memberi contoh pada anak
untuk membiasakan belajar, hal ini dicontohkan dengan membangun kebiasaan
membaca dihadapan anak. Dengan adanya contoh tersebut akan akan tertarik
untuk belajar dan pada akhirnya akan menjadi sebuah kebiasaan yang
berkelanjutan. Kebiasaan belajar pada anak juga dapat dibangun dengan
menghargai prakarsa anak, orang tua sebaiaknya memfasilitasi dan tidak terlalu
memaksakan kehendak pada anak. Dengan demikian akan tumbuh tanggung
jawab dan minat belajar.
Dari defenisi dan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa minat belajar
merupakan dorongan batin yang tumbuh dari seseorang siswa untuk
meningkatkan kebiasaan belajar. Minat belajar akan tumbuh saat siswa memiliki
keinginan untuk meraih nilai terbaik, atau ingin memenangkan persaingan dalam
belajar dengan siswa lainnya. Minat belajar juga dapat dibangun dengan
menetapkan cita-cita yang tinggi dan sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa.
Dalam hal ini cita-cita belajar yang dimiliki siswa harus disesuaikan
dengan kondisi fisik dan psikologis siswa, hal ini dibutuhkan agar cita-cita
tersebut tidak teralu tinggi sehingga sulit untuk diwujudkan. Minat belajar dapat
pula dikembangkan melalui kondisi lingkungan belajar yang layak dan
Page 66
mendukung. Kondisi lingkungan sekolah yang terlalu padat, atau sekolah yang
berada di daerah kumuh sering mengganggu minat belajar siswa.
Hubungan antar individu yang dikembangkan dalam lingkungan sekolah
dan lingkungan rumah tangga akan sangat menentukan kualitas minat belajar
siswa. Siswa yang berdomisili pada daerah yang padat dan situasi lingkungan
yang kurang perhatian terhadap pendidikan akan membuat siswa enggan untuk
belajar. Sebaliknya siswa yang berdomisili di wilayah pemukiman yang harmonis
dengan keluarga memiliki perhatian terhadap sekolah akan mendukung siswa
untuk membangun dan mengembangkan minat belajar.
Minat belajar yang rendah akan menghambat pencapain tujuan dan juga
menghambat siswa untuk meraih cita-cita, banyak siswa di wilayah padat
penduduk tidak mampu memperoleh prestasi kerja optimal karena tidak dibekali
oleh minat belajar yang optimal. Rendahnya minat belajar tergambar dari
beberapa faktor diantaranya:
a. Prestasi belajar yang rendah
b. Sering menggunakan waktu belajar untuk bermain
c. Tidak disiplin mengerjakan tugas sekolah
d. Sarana belajar yang sering lupa dibawa
e. Tidak berkonsentrasi dalam belajar.
Kondisi demikian jelas tidak mendukung terhadap peningkatan prestasi
belajar dan pencapaian hasil belajar. Rendahnya prestasi belajar sebagai akibat
Page 67
langsung dari minat belajar yang rendah pada akhirnya akan berpengaruh pula
terhadap keberlangsungan pendidikan anak.
Seiring dengan kondisi tersebut, sintesa minat belajar dapat dikembangkan
dalam beberapa dimensi diantaranya, dimensi lingkungan sekolah, dimensi
lingkungan rumah tangga, dimensi orang tua, dimensi guru, dimensi sarana
dimensi prasarana belajar, dimensi fisik, dimensi mental.
Minat adalah sesuatu lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat
atau dekat gubungan tersebut, semakin besar minatnya.
Suatu minat dapat diekspresikan melalui sesuatu pernyataan yang
menunjukkkan bahwa siswa lebih menyukai sesuatu hal daripada yang lainnya,
dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Siswa yang
memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian
yang lebih besar terhadap subjek itu.
Minat siswa terhadap mata pelajaran matematika merupakan suatu ekspresi
diri, yang menunjukkan rasa suka dan tidak suka terhadap mata pelajaran
matematika, yang dimanifestasikan dalam bentuk partisipasi dan aktifitasnya
dalam pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat terhadap
matematika adalah ketertarikan siswa terhadap matematika yang didasari oleh
kebutuhan dalam dirinya. Dalam memenuhi kebutuhan itu, siswa secara aktif dan
mau terlibat di dalamnya dengan kesadaran sendiri. Semakin kuat kebutuhan itu
semakin kuat dan bertahan minat itu. Selanjutnya semakin sering minat itu
diekspresikan semakin kuatlah minat itu.
Minat siswa terhadap mata pelajaran matematika adalah suatu kondisi
dimana siswa merasa tertarik terhadap pelajaran matematika, yang dapat
dikembangkan melalui berbagai upaya. Guru memegang peranan yang penting
terhadap tumbuhnya minat siswa, karena minat dapat dibentuk oleh guru melalui
Page 68
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran melalui berbagai upaya diantaranya
pemilihan materi yang sesuai dengan kemampuan siswa, penggunaan alat
pembelajaran yang menarik dan pengelolaan kelas yang baik.
B. Kerangka berfikir
1. Pengaruh langsung persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap
prestasi belajar siswa.
Kinerja profesional guru merupakan kemampuan guru dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki, dalam
pencapaian hasil yang diharapkan. Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru
meliputi : pertama memiliki pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku
manusia, kedua, mempunyai sifat yang tepat tentang dirinya dan bidang studi
yang dibinanya, ketiga, menguasai bidang studi yang diajarkan, keempat,
memiliki keterampilan mengajar.
Kinerja profesional guru adalah keterampilan guru dalam melaksanakan
tugasnya secara profesional, sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya yang
yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, mampu
melaksanakan pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan
profesionalisme. Penguasaan materi meliputi pemahaman karakteristik dan
substansi ilmu sumber bahan pembelajaran, pemahaman disiplin ilmu yang
bersangkutan dalam konteks yang lebih luas, penggunaan metodologi ilmu yang
bersangkutan dalam melakukan verifikasi dan memantapkan pemahaman konsep
yang dipelajari, penyesuaian substansi dengan tuntutan dan ruang gerak kurikuler
serta pemahaman terhadap managemen pembelajaran. Prestasi belajar matematika
adalah perubahan yang berisfat menetap sebagai prestasi dari kegiatan belajar
matematika, yang mana di dalam kegiatan belajar tersebut terjadi interaksi
langsung dengan lingkungan dan kegiatan yang telah dirancang dan dimanipulasi
oleh guru, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang direncanakan
Dengan kompetensi yang dimiliki oleh guru, maka akan memungkinkan
pencapaian prestasi belajar siswa sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
Page 69
Dengan demikian terdapat pengaruh langsung kinerja profesional guru terhadap
prestasi belajar siswa.
2. Pengaruh langsung persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap
minat siswa pada mata pelajaran matematika.
Kinerja profesional guru adalah keterampilan guru dalam melaksanakan
tugasnya secara profesional, sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya yang
yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, mampu
melaksanakan pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan
profesionalisme. Minat terhadap matematika adalah ketertarikan siswa terhadap
matematika yang didasari oleh kebutuhan dalam dirinya. Dalam memenuhi
kebutuhan itu, siswa secara aktif dan mau terlibat di dalamnya dengan kesadaran
sendiri. Semakin kuat kebutuhan itu semakin kuat dan bertahan minat itu.
Selanjutnya semakin sering minat itu diekspresikan semakin kuatlah minat itu.
Minat siswa terhadap mata pelajaran matematika dapat dikembangkan melalui
berbagai upaya. Guru memegang peranan yang penting terhadap tumbuhnya
minat siswa, karena minat dapat dibentuk oleh guru melalui perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran melalui berbagai upaya diantaranya pemilihan materi
yang sesuai dengan kemampuan siswa, penggunaan alat pembelajaran yang
menarik dan pengelolaan kelas yang baik.
Dari uraian di atas maka dapat di duga bahwa kinerja profesional guru
dapat berpengaruh secara langsung terhadap minat siswa pada pelajaran
matematika.
3. Pengaruh tidak langsung persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap
prestasi belajar matematika siswa, melalui minat siswa pada pelajaran
matematika.
Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang menarik, serta
menumbuhkan keingintahuan dan mendorong siswa untuk menyadari perlunya
matematika dalam kehidupan sehari-hari, memungkinkan tumbuhnya minat siswa
pada pelajaran matematika. Minat yang muncul dalam diri siswa selanjutnya akan
Page 70
mendorong siswa untuk mencurahkan perhatian yang tinggi pada mata pelajaran
yang diminatinya. Minat siswa terhadap mata pelajaran matematika merupakan
suatu ekspresi diri, yang menunjukkan rasa suka dan tidak suka terhadap mata
pelajaran matematika, yang dimanifestasikan dalam bentuk partisipasi dan
aktifitasnya dalam pembelajaran.
Dengan adanya minat yang tinggi terhadap mata pelajaran matematika
maka memungkinkan untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi pada mata
pelajaran yang diminatinya. Maka dapat diduga terdapat pengaruh tidak langsung
kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar matematika melalui minat
siswa pada pelajaran matematika.
C. HipotesisBerdasarkan kerangka berfikir yang ada maka penelliti menyusun hipotesis
penelitian sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan persepsi siswa pada kinerja
profesional guru terhadap prestasi belajar matematika siswa.
2. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan minat siswa pada pelajaran
matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa.
3. Terdapat pengaruh tidak langsung yang signifikan persepsi siswa pada
kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar matematika melalui
minat siswa pada pelajaran matematika.
Page 72
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat penelitian
a. Letak : Kecamatan Cengkareng Jakarta
b. Jumlah SMK : 3 Sekolah
c. Jumlah siswa : 1200
1) SMK Mutiara Bangsa : 567
2) SMK 1 Cengkareng : 400
3) SMK PGRI 35 : 233
d. Jumlah guru
Matematika : 11 orang
e. Alamat Sekolah :
1) SMK Muitara Bangsa
Jln Utama Raya No 2 Cengkareng, Jakarta Barat.
2) SMK 1 Cengkareng
Jln Bambu Larangan Raya No 67 Cengkareng, Jakarta Barat.
3) SMK PGRI 35
Jln Jati Raya 1 No 52 Cengkareng, Jakarta Barat.
Page 73
2. Waktu penelitian
Peneliti melakukan penelitian dengan kurun waktu November 2011 sampai
dengan Maret 2012 dengan penjadwalan sebagai berikut :
Tabel 1
TABEL JADWAL PENELITIAN
N
O
KEGIATA
N
November Desember Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Perencanaa
n
3 Pelaksanaan
4 Penyusunan
laporan
5 Pelaporan
dan
perbaikan
B. Metode penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid
dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu
pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah.
Metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode
survey dengan melalui pengumpulan data langsung dari responden, untuk
memperoleh data persepsi siswa terhadap kinerja profesional guru dan minat
Page 74
siswa pada pelajaran matematika peneliti mengumpulkan data dengan
menggunakan koesioner. Untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa
digunakan metode survey terhadap data hasil belajar matematika siswa pada tes
sumatif kelas X semester II Tahun Pelajaran 2010 – 2011. Untuk mengetahui
hubungan antar variabel dalam penelitian ini, peneliti menyusun hubungan antar
variabel dalam bentuk diagram jalur berikut ini :
Diagram 1
P31
P21
P32
Dari diagram jalur di atas dapat dijelaskan bahwa X1 merupakan variabel
independen (eksogen) dari X2 dan Y. X1 mempunyai jalur hubungan
langsung dengan Y, tetapi juga mempunyai jalur hubungan tidak langsung
dengan Y karena harus melaui X2 . Dalam hal ini variabel X2 dan Y
merupakan variabel endogen.Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri
dari : Variabel bebas (X1 ) Persepsi siswa pada kinerja profesional.
X1
Y
X2
Page 75
GuruVariabel inerving (X2 ) Minat siswa pada pelajaran.
MatematikaVariabel terikat (Y) Prestasi belajar siswa.
C. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik yang telah ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,2008:117) Populasi dalam penelitian
ini meliputi siswa/i SMK swasta di Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat yang
berjumlah 1200 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi penelitian. Cara pengambilan sampel yang dilakukan oleh peneliti
dengan menggunakan simpel random sampling. Dimana setiap anggota populasi
mendapatkan kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel dalam penelitian.
Dalam menentukan jumlah sampel peneliti menggunakan rumus Taro Yamane
sebagai berikut :(Bambang Suwarsono,2007:44)
Nn = N.d2 + 1
Dimana :
n = Jumlah sampel
Page 76
N = Jumlah populasi
d2 = Presesi yang ditetapkan
Dengan menggunakan rumus diatas maka jumlah sampel yang digunakan adalah :
Nn = N.d2 + 1Dimana :
n = Jumlah sampel
N = 1200
d2 = 10 %
Maka :
1200n = (1200).0,12 + 1
1200n = (1200).(0,01) + 1
1200n = = 92,31 = diambil 100 responden 13
Maka sampel yang digunakan dari populasi 1200 maka diperoleh jumlah
100 orang. Adapun anggota sampel yang digunakan oleh peneliti meliputi siswa
kelas X semester II dari 3 SMK swasta yang terdapat di wilayah kecamatan
Cengkareng, Jakarta Barat.
3. Tekhnik Sampling
Tekhnik sampling adalah pengambilan sampel dimana setiap anggota
populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel.
Page 77
Peneliti dalam penelitian ini menggunakan tekhnik Proporsional Cluster Random
Sampling, dimana jumlah sampel dari setiap sekolah diambil secara proporsional
berdasarkan perbandingan jumlah siswa setiap sekolah terhadap jumlah populasi
keseluruhan. Dengan tekhnik ini ini maka diperoleh anggota sampel dari masing-
masing sekolah sebagai berikut :
a. SMK Mutiara Bangsa : 5671200
100% = 47,3 % = 47 orang
b. SMK 1 Cengkareng : 400
1200 x 100% = 33,3 % = 33 orang
c. SMK PGRI 35 : 233
1200 x 100% = 19,4 % = 20 orang
D. Metode pengumpulan data
1. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono;2008).
Dari diagran jalur yang disusun dapat dijelaskan bahwa :
X1 merupakan variabel independen (eksogen) dari X2 dan Y.
X1 mempunyai jalur hubungan langsung dengan Y, tetapi juga mempunyai
jalur hubungan tidak langsung dengan Y karena harus melaui X2 .
Dalam hal ini variabel X2 dan Y merupakan variabel endogen.Adapun variabel
dalam penelitian ini terdiri dari :
Variabel Bebas (X1 ) Persepsi siswa pada kinerja profesional guru.
Page 78
Variabel Interving (X2 ) Minat siswa pada pelajaran matematika
Variabel Terikat (Y) Prestasi belajar siswa.
2. Sumber data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi kinerja profesional
guru berdasarkan persepsi siswa, minat siswa terhadap mata pelajaran matematika
dan Prestasi belajar matematika siswa. Sumber data dari persepsi siswa pada
kinerja profesional guru adalah siswa, dalam hal ini adalah persepsi siswa
terhadap guru dalam melaksanakan tugas profesinya dalam mengelola
pembelajaran, dan interaksinya dengan siswa.
Data prestasi belajar siswa bersumber pada nilai hasil tes sumatif kelas X
semester II tahun pelajaran 2010 - 2011.
3. Teknik pengumpulan data
a. Data persepsi siswa pada kinerja profesional guru dan minat siswa.
Untuk memperoleh data tentang persepsi kinerja profesional guru dan minat
siswa pada mata pelajaran matematika, pengumpulan data dilakukan dengan
memberikan Koesioner kepada siswa dengan bentuk skala Likert, dengan 5
jenjang. Setelah peneliti memperoleh data diperoleh selanjutnya peneliti
melakukan transformasi data dari data ordinal menjadi interval dengan tekhnik
MSI(Method of Successive Interval), (H.Bambang Suwarno,2007:30).
b. Data prestasi belajar matematika
Page 79
Untuk memperoleh data tentang prestasi belajar matematika siswa peneliti
melakukan survey terhadap data hasil tes sumatif mata pelajaran matematika kelas
X semester II Tahun Pelajaran 2010 – 2011.
E. Pembakuan Instrumen penelitian
1. Persepsi siswa pada kinerja profesional guru
a. Definisi konseptual
Persepsi siswa pada kinerja ptofesional guru adalah gambaran yang
terstruktur dan bermakna tentang hasil kerja yang dicapai oleh guru dalam
melaksanakan tugas dan perannya sebagai tenaga profesional pendidikan.
b. Definisi Operasional
Persepsi siswa pada kinerja profesional guru adalah skor total yang
diperoleh atas kinerja guru berdasarkan persepsi siswa, yang meliputi :
1) Penguasaan bahan ajar
2) Pemahaman karakteristik siswa.
3) Penguasaan pengelolaan kelas.
4) Penguasaan metode dan strategi pembelajaran.
5) Penguasaan evaluasi pembelajaran.
6) Kepribadian.
Adapun instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data Persepsi
Siswa pada kinerja profesional guru digunakan koesioner skala linkert dengan
jumlah item 25 butir, dengan altrnatif jawaban sebagai berikut :
1 = Selalu
Page 80
2 = Sering
3 = Kadang-kadang
4 = Jarang
5 = Tidak pernah
c. Kisi-kisi
Dalam menyusun koesioner tentang persepsi siswa pada kinerja profesional
guru, peneliti menyusun instrumen dengan kisi-kisi sebagai berikut :
Tabel 2
KISI-KISI INSTRUMEN PERSEPSI SISWA PADAKINERJA PROFESIONAL GURU
IndikatorJumlah Nomor item
+ - + -
Penguasaan bahan ajar 3 2 1, 3, 4 2, 5
Pemahaman karakteristik siswa. 3 1 6, 7, 9 8
Penguasaan pengelolaan kelas. 1 2 11 10, 12
Penguasaan metode dan strategi pembelajaran.
3 113, 15, 16
14
Penguasaan evaluasi pembelajaran. 2 2 17, 20 18, 19
Kepribadian. 3 221, 22, 23
24, 25
Jumlah 15 10
d. Validasi Instrumen
Untuk melakukan validali instrument dilakukan dengan bantuan SPSS
dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 3
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Page 81
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Page 82
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.910 25
Page 83
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Butir1 58,2348 147,379 ,490 ,907
Butir2 58,1878 144,940 ,473 ,908
Butir3 58,4813 150,176 ,361 ,910
Butir4 58,0295 150,681 ,348 ,910
Butir5 58,0453 155,701 ,040 ,917
Butir6 57,7625 144,041 ,574 ,906
Butir7 58,0535 147,933 ,592 ,906
Butir8 57,7128 143,704 ,497 ,908
Butir9 58,2743 142,623 ,744 ,903
Butir10 58,1095 147,028 ,524 ,907
Butir11 58,2035 143,530 ,651 ,904
Butir12 57,8933 140,822 ,716 ,903
Butir13 58,4638 146,896 ,532 ,907
Butir14 57,5690 143,686 ,701 ,904
Butir15 58,4868 151,110 ,266 ,912
Butir16 58,4858 146,710 ,543 ,907
Butir17 57,7128 143,704 ,497 ,908
Butir18 57,9330 145,762 ,494 ,907
Butir19 57,4593 148,859 ,328 ,911
Butir20 57,5740 143,550 ,598 ,905
Butir21 57,3933 139,669 ,626 ,905
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Butir22 57,7645 142,265 ,638 ,904
Butir23 57,8338 141,976 ,700 ,903
Butir24 58,0140 142,631 ,693 ,904
Butir25 57,0945 149,989 ,367 ,909
Page 84
1) Validitas butir
Berdasarkan hasil pengujian di atas, pada bagian Item Total Statistics. Nilai
r tabel untuk pada taraf kepercayaan 95% atau signifikasi 5% dapat dicari
berdasarkan jumlah responden N. Berdasarkan tabel nilai r Product Moment
dengan N = 40 diperoleh nilai 0,312.
Selanjutnya kita membandingkan nilai yang terdapat pada kolom
Corrected Item-Total Correlation dengan nilai r table. Maka dapat disimpulkan
bahwa butir 5 (0,040) < rtabel (0,312), dan butir 15 (0,266) < rtabel (0,312), dan
dinyatakan tidak valid, karena r hitung < r tabel.
2) Reliabilitas Instrumen
Pada bagian Reliability Statistics terlihat bahwa nilai Alpha Cronbach
adalah 0,910 dengan jumlah pertanyaan 25 butir. Nilai r table untuk N = 40
dengan taraf kepercayaan 95% atau signifikasi 5% adalah 0,312. Oleh karena nilai
Alpha Cronbach (0,9) > r tabel (0,312), maka instrumen yang diujicobakan
dinyatakan reliabel.
2. Minat siswa pada pelajaran matematika
a. Definisi konseptual
Minat terhadap matematika adalah ketertarikan siswa terhadap matematika
yang didasari oleh kebutuhan dalam dirinya. Dalam memenuhi kebutuhan itu,
siswa secara aktif dan mau terlibat di dalamnya dengan kesadaran sendiri, atau
atas dorongan dari luar dirinya.
Page 85
b. Definisi Operasional
Minat siswa adalah skor total yang diperoleh dari angket tentang minat
yang meliputi indikator sebabagai berikut:
1) Kebutuhan siswa terhadap mata pelajaran matematika
2) Pendapat siswa tentang pelajaran matematika
3) Kebiasaan belajar siswa
4) Usaha siswa dalam meningkatkan prestasi belajar matematikanya
5) Ketertarikan siswa terhadap prestasi belajar matematikanya
6) Pendapat siswa yang berhubungan dengan guru matematika.
Untuk memperoleh data tentang minat siswa pada pelajaran matematika,
dengan menggunakan koesioner skala linkert, dengan jumlah item 30 butir,
dengan alternatif jawaban sebagai berikut :
1 = Sangat setuju
2 = Setuju
3 = Ragu-ragu
4 = Tidak setuju
5 = Sangat tidak setuju
c. Kisi-kisi
KISI – KISI INSTRUMEN MINAT SISWAPADA PELAJARAN MATEMATIKA
Tabel 4
IndikatorJumlah Butir Nomor Butir Soal
+ - + -
Kebutuhan siswa terhadap mata
pelajaran matematika.4 1
1, 3, 4,
126
Page 86
Pendapat siswa terhadap mata
pelajaran matematika 3 2 9,10,14 2,5
Kebiasaan belajar siswa 4 38, 15, 16,
21
7, 11,
13
Usaha siswa dalam
meningkatkan prestasainya3 1
17, 18,
2019
Ketertarikan siswa pada
prestasinya.1 4 25
22, 23,
24, 26
Pendapat siswa tenteng guru
matematika2 2 28, 30 27, 29
JUMLAH 17 13
d. Validasi
Untuk melakukan validali instrument dilakukan dengan bantuan SPSS
dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 5
ReliabilityScale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 40 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Page 87
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.910 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Butir1 79,7573 160.249 .737 .903
Butir2 79,7518 163.868 .466 .907
Butir 3
Butir4
Butir5
Butir6
Butir7
79,4705
79,9333
80,1095
80,3355
79,6348
165.731
162.441
162.016
160.045
155.828
,536
.607
.421
.616
.764
,906
.905
.909
.905
.902
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Page 88
Butir8
Butir9
Butir10
Butir11
Butir12
Butir13
Butir14
Butir15
Butir16
Butir17
Butir18
Butir19
Butir20
Butir21
Butir22
Butir23
Butir24
Butir25
Butir26
Butir27
Butir28
Butir29
79,2008
80,1953
79,8430
79,0220
80,2970
79,6080
79,5933
79,1313
79,7518
79,5445
79,3710
80,5888
79,6353
79,3813
79,9718
79,0495
79,7573
79,6080
79,3170
79,6348
80,3283
80,1480
162,741
164,037
163,137
166,319
163,944
159,735
164,503
169,019
163,868
164,865
166,613
186,663
167,602
165,007
166,148
164,036
160,249
159,735
155,055
155,828
167,,988
163,587
,621
,529
,608
,343
,485
,668
,457
,215
,466
,507
,383
-,509
,380
,425
,403
,458
,737
,668
,699
,764
,271
,498
,905
,906
,905
,909
,907
,904
,907
,912
,907
,907
,908
,923
,908
,908
,908
,907
,903
,904
,903
,902
,910
,907
Butir30 79,9718 166,148 ,403 ,908
1)Validitas butir
Page 89
Berdasarkan hasil pengujian di atas, pada bagian Item Total Statistics.
Nilai r tabel untuk pada taraf kepercayaan 95% atau signifikasi 5% dapat dicari
berdasarkan jumlah responden N. Berdasarkan tabel nilai r Product Moment
dengan N = 40 diperoleh nilai 0,312.
Selanjutnya kita membandingkan nilai yang terdapat pada kolom
Corrected Item-Total Correlation dengan nilai r table. Maka dapat disimpulkan
bahwa butir 15 (0,215) < rtabel (0,312), dan butir 28 (0,271) < rtabel (0,312), dan
dinyatakan tidak valid, karena r hitung < r tabel.
2)Reliabilitas Instrumen
Pada bagian Reliability Statistics terlihat bahwa nilai Alpha Cronbach
adalah 0,910 dengan jumlah pertanyaan 30 butir. Nilai r table untuk N = 40
dengan taraf kepercayaan 95% atau signifikasi 5% adalah 0,312. Oleh karena nilai
Alpha Cronbach = 0,910 ternyata lebih besar dari nilai r tabel = 0,312, maka
instrumen yang diujicobakan dinyatakan reliabel.
3. Prestasi belajar matematika
a. Definisi konseptual
Prestasi belajar matematika adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat
dari proses belajar. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut aspek
pengetahuan, sikap dan penerapan berbagai konsep matematika, yang meliputi
pokok bahasan :
2) Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep matriks
d. Mendeskripsikan macam-macam matriks
e. Menyelesaikan operasi matriks
Page 90
c. Menentukan determinan dan invers
2) Menyelesaikan masalah program linier
a. Membuat grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier
b. Menentukan model Matematka dari soal ceritera (kalimat verbal)
c. Menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linier.
d. Menerapkan garis selidik
3) Memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi, persamaan fungsi
linier dan fungsi kuadrat
e. Mendeskripsikan perbedaan konsep relasi dan fungsi
f. Menerapkan konsep fungsi linier
g. Menggambar fungsi kuadrat
h. Menerapkan konsep fungsi kuadrat
b. Definisi operasional
Prestasi belajar matematika adalah hasil belajar berdasarkan tes Sumatif
Siswa pada Semester II Tahun Pelajaran 2010 – 2011. Yang diselenggarakan oleh
masing-masing sekolah. Data nilai yang didapat oleh peneliti berdasarkan survey
terhadap data nilai yang diperoleh siswa.
F. Tekhnik analisis data
1. Transformasi nilai
Setelah data diperoleh, selanjutnya dilakukan transformasi dari data ordinal
menjadi interval dengan menggunakan MSI (Method of Successive Interval),
dengan langkah sebagai berikut (Bambang Suwarno, 2007:30) Perhatikan setiap
jawaban responden dari angket yang disebarkan.
Page 91
a. Tentukan frekuensi untuk setiap alternatif jawaban responden.
b. Frekuensi setiap alternatif jawaban dibagi dengan jumlah seluruh
responden ( hasilnya disebut proporsi )
c. Tentukan nilai proporsi komulatif dengan jalan menjumlahkan nilai
proporsi secara berurutan, perkolom skor.
d. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi
komulatif yang diperoleh.
e. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh
(dengan menggunakan tabel tinggi densitas).
f. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus :
NS=( Density at Lower Limit )−(Densitiy at Upper Limit)
( Area Below Upper Limit )−( Area Below Lower Limit )
g. Tentukan nilai transformasi dengan rumus : Y = NS + [1+|NSmin|]
2. Analisis statistik deskriptif
Analisis deskriptif dari data hasil penelitian meliputi :
a. Menyususun tabel distribusi frekuensi
b. Mean, modus, median
c. Penyajian dalam bentuk diagram
3. Uji persyaratan analisis data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan dengan tujuan mengatahui apakah data yang
kita peroleh berdistribusi normal. Untuk keperluan tersebut digunakan rumus Chi-
Kuadrat (χ2) dengan rumus (Sugiyono,2008:82) :
Page 92
(fo – fh)2
χ2 = fh
Atau dengan bantuan SPSS dengan menggunakan Uji Normalitas
Kolmogorov Smirnov.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan ANOVA atau dengan
bantuan SPSS
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolineritas dilakukan untuk menguji adanya hubungan antar
variabel bebas, untuk pengujian multikolinieritas peneliti menggunakan SPSS
sebagai alat bantu pengilahan data.
G. Pengujian hipotesis penelitian
Untuk melukiskan dan menguji hubungan antar varibel penelitian, peneliti
dalam hal ini menggunakan Analisis Jalur (Path Analisis). Penggunaan Analisis
Jalur (Path Analisis) dilakukan peneliti dengan asumsi bahwa
(Sugiyono,2008:297)
a. Hubungan antar variabel yang akan dianalisis berbentuk linier, aditif, dan
kausal.
b. Variabel-variabel yang residual tidak berkorelasi dengan variabel yang
mendahuluinya, dan juga tidak berkorelasi dengan variabel yang lain.
c. Dalam model hubungan variabel hanya terdapat jalur kausal/sebab akibat
searah.
Page 93
d. Dalam setiap variabel yang dianalisis adalah data interval dan berasal dari
sumber yang sama.
Untuk keperluan penggunaan analisis jalur peneliti perlu menyusun model
hubungan antar variabel, yang dalam hal ini disebut diagram jalur. Diagram jalur
disusun berdasarkan kerangka berfikir yang dikembangkan dari teori yang
digunakan untuk penelitian (Sugiyono, 2008:298). Untuk keperluan tersebut
peneliti menyusun diagram jalur sebagai berikut :
Diagram 2
P31
P21
P32
Untuk mencari hubungan antar variabel dilakukan dengan menggunakan
analisis korelasi product moment dengan bantuna SPSS 17. Hasil analisis korelasi
selanjutnya akan dugunakan sebagai dasar penghitungan koefisien jalur. Dalam
analisis jalur terdapat koefisien jalur. Koefisien jalur menunjukkan kuatnya
pengaruh variabel independen terhadap dependen. Bila koefisien jalur rendah, dan
angkanya di bawah 0,05 maka koefisien jalur tersebut dianggap rendah, maka
pengaruh jalur tersebut dapat dihilangkan. (Sugiono, 2008:302). Koefisien jalur
merupakan kefisien regresi standar (standar z), yang menunjukkan pengaruh
X1
Y
X2
Page 94
variabel independen terhadap variabel dependen yang telah tersusun dalam
diagram jalur. Karena hubungan jalur antar variabel dalam diagram jalur adalah
gubungan korelasi, maka perhitungan angka koefisien jalur menggunakan standar
skor z.
Z1 = e1
Z2 = P21Z1 +e2
Z3 = P31Z1 + P32Z2 + e3
Selanjutnya koefisien jalur yang merupakan koefisien korelasi rij dapat dihitung.
Karena harga-harga variabel dinyatakan dalam angka baku z, maka untuk n buah
pengamatan dapat dihitung dengan rumus untuk menghitung koefisien jalur
sebagai berikut : (Sugiono,2008:304)
rij =1n
Σzizj
Berdasarkan rumus di atas selanjutnya dapat dihitung koefisien jalurnya
sebagai berikut :
1) Mencari harga P21
r12 = 1n
ΣZ1Z2, dimana Z2 = P21Z1 + e2
r12 = 1n
ΣZ1(P21Z1 + e2)
r12 = P21 1n
ΣZ12 +
1n
Σ Z1e2
karena 1n
ΣZ12 = 1 dan Σ Z1e2 = 0 (syarat residual tidak berkorelasi),
maka r12 = P21
2) Mencari harga P31
Page 95
r13 = 1n
ΣZ1Z3, dimana Z3 = P31Z1 + P32Z2 + e2
r13 = 1n
ΣZ1(P31Z1 + P32Z2 + e2)
r13 = 1n
ΣZ12 + P32
1n
Σ Z1Z2 + 1n
Σ Z1e2
karena 1n
ΣZ12 = 1,
1n
Σ Z1Z2 = r12 dan Σ Z1e2 = 0 (syarat residual
tidak berkorelasi), maka r13 = P31 + P32r12
3) Mencari harga P32
r23 = 1n
ΣZ2Z3, dimana Z3 = P31Z1 + P32Z2 + e2
r23 = 1n
ΣZ2(P31Z1 + P32Z2 + e2)
r23 = 1n
ΣZ2 Z1+ P32 1n
Σ Z22 +
1n
Σ Z2e2
karena 1n
ΣZ2 Z1 = r12, 1n
Σ Z22 = 1 dan Σ Z1e2 = 0 (syarat residual
tidak berkorelasi), maka r23 = P31 r12+ P32
Dari hasil perhitungan di atas selanjutnya memasukan angka-angka yang
diperoleh kedalam diagram jalur yang telah disusun oleh peneliti. Digambarkan
sebagai berikut :
Diagram 3
X1
Page 96
r13(p31)
r12 (p21)
r23(p32)
Catatan :
- Angka di luar kurung menunjukan korelasi antar variabel
- Angka di dalam kurung menunjukkan koefien jalur.
Kriteria pengujian signifikasi koefisien jalur :
a. Jika koefisien jalur lebih besar dari 0,05 maka koefisisen jalur
signifikan, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
dependen terhadap variabel independen
b. Jika koefisien jalur lebih kecil dari 0,05 maka koefisien jalur tidak
signifikan, artinya tidak terdapat pengaruh yang signfikan variabel
dependen terhadap variabel independen, dan jalur tersebut dapat
dihilangkan.
Y
X2
Page 98
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian
Dalam deskripsi data penelitian ini akan dikemukakan berbagai hasil
penelitian dari data yang diperoleh, yang meliputi: skor tetrtinggi, skor terendah,
rerata (mean), modus, median, ragam/varians dan simpangan baku/standar
deviasi. Dalam pengolahan data yang diperoleh, peneliti melakukan pengolahan
data dengan bantuan Microsoft Office Exel 2007 dan SPSS 17 dengan hasil
sebaga berikut :
1. Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional Guru
a. Data Hasil Penelitian
Dari koesioner tentang pesesepsi siswa pada kinerja guru diperoleh hasil
berupa data ordinal berdasarkan alternatif jawaban yang tersedia, sebagai berikut :
Tabel 6
Tabel Data Ordinal
Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional Guru
Subjek Jumlah Skor Subjek Jumlah Skor
1 84 51 93
2 84 52 93
3 94 53 88
4 85 54 77
5 85 55 88
6 92 56 817 76 57 82
Subjek Jumlah Skor Subjek Jumlah Skor
8 44 58 84
Page 99
9 84 59 69
10 96 60 7311 86 61 77
12 78 62 61
13 89 63 69
14 89 64 89
15 76 65 78
16 92 66 79
17 88 67 90
18 90 68 90
19 84 69 90
20 87 70 64
21 85 71 90
22 86 72 90
23 83 73 95
24 87 74 86
25 80 75 80
26 89 76 72
27 78 77 82
28 74 78 95
29 90 79 63
30 87 80 61
31 65 81 76
32 86 82 80
33 91 83 77
34 62 84 74
35 85 85 80
36 80 86 73
37 54 87 71
38 67 88 45
39 84 89 65
40 68 90 73
41 74 91 84
42 80 92 84Subjek Jumlah Skor Subjek Jumlah Skor
43 84 93 72
44 77 94 63
Page 100
45 78 95 77
46 75 96 50
47 71 97 71
48 82 98 80
49 67 99 90
50 57 100 61
b. Tranformasi Data Ordinal ke Interval
Dari data hasil angket selanjutnya dilakukan tranformasi data ordinal
kedalam bentuk interval dengan perhitungan sebagai berikut :
Tabel 7
Tabel Frekuensi Jawaban Koesioner
Alternatif Jawaban Jumlah
1 177
2 361
3 582
4 631
5 549
Dari hasil di atas dilakukan tranformasi data dengan bantuan exel , dengan
hasil sebagai berikut :
Tabel 8
Tabel Transformasi Data Ordinal ke Interval
Page 101
Alt
erna
tif
Ordinal
Frekuensi
ProporsiProporsi Komulat
if
z_val (Zi)
z*_val (Densita
s)
Scal Value
Skala
Akhir
1 177 177 0,07696 0,0770 -1,4258 0,1444 -1,8758 1,00
2 361 722 0,15696 0,2339 -0,7260 0,3065 -1,0331 1,84
3 582 1746 0,25304 0,4870 -0,0327 0,3987 -0,3644 2,51
4 631 2524 0,27435 0,7613 0,7105 0,3099 0,3236 3,20
5 549 2745 0,2387 1 1.,2985 4,17
Berdasarkan transformasi di atas maka diperoleh skor koesioner untuk
masing-masing subjek sebagai berikut :
Tabel 9Data skor persepsi siswapada kinerja profesional guru
SubjekSkor
Subjek
Skor
Ordinal IntervalOrdinal Interval
1 84 68,68 51 93 77,43
2 84 68,12 52 93 76,83
3 94 77,5 53 88 73,72
4 85 68.79 54 77 65,52
5 85 69,95 55 88 73,29
6 92 75,3 56 81 67,73
7 76 63,52 57 82 69,02
8 44 39,64 58 84 70,98
9 84 69,24 59 69 59,03
10 96 78,9 60 73 61,45
11 86 69,48 61 77 64,32
Page 102
12 7864,15
62 6152,67
13
Subjek
89 73,94
Skor
64
Subjek
89 58,69
SkorOrdinal Interval Ordinal Interval
14 89 73,51 64 89 73,55
15 76 62,64 65 78 66,34
16 92 75,3 66 79 66,69
17 88 71,7 67 90 74,93
18 90 75,23 68 90 74,8
19 84 69,11 69 90 74,95
20 87 70,43 70 64 55,17
21 85 69,97 71 90 75,23
22 86 72,08 72 90 74,05
23 83 67,66 73 95 78,49
24 87 71,89 74 86 72,21
25 80 65,38 75 80 66,8
26 89 72,67 76 72 61,1
27 78 65,4 77 82 68,14
28 74 62,25 78 95 79,05
29 90 73,62 79 63 53,75
30 87 72,15 80 61 52,26
31 65 55,52 81 76 63,61
32 86 71,61 82 80 67,53
33 91 76,35 83 77 64,21
34 62 52,85 84 74 61,84
Page 103
35 85 71,09 85 80 67,25
36 80 66,22 86 73 62,12
37 54 47,41 87 71 59,75
38 67 56,4 88 45 40,48
39 84 68,98 89 65 55,3
40 68 57,35 90 73 61,49
41 74 61,39 91 84 69,28
42 80 67,12 92 84 70,53
43 84 70,06 93 72 60,48
44 77 65,16 94 63 53,66
45 78 64,43 95 77 64,19
46 75 61,82 96 50 44,36
47 71 59,64 97 71 59,23
48 82 67,28 98 80 65,92
49 67 56,9 99 90 75,36
50 57 49,97 100 61 51,79Skor interval di atas digunakan sebagai dasar perhitungan dan analisis
data selanjutnya.
c. Analisis deskriptif data hasil penelitian
Berdasarkan perhitungan dengan bantuan SPSS diperoleh hasil
pengolahan data sebagai betikut :
Tabel 10
Page 104
Statistics
Persepsi Siswa pada Kinerja Guru
N Valid 100
Missing 0
Mean 66,1059
Median 67,2650
Mode 75,23
Std. Deviation 8,83855
Variance 78,120
Minimum 39,64
Maximum 85,95
1) Mean : 66,11
2) Modus : 75,23
3) Median : 67,27
4) Standar Deviasi : 8,84
5) Varian : 78,12
6) Nialai tertinggi : 85,95
7) Nilai terendah : 39,64
Selanjutnya disusun tabel distribusi frekuensi untuk melhat distribusi
frekuensi, poligon dan histogram dari skor persepsi siswa pada kinerja profesional
guru bagai berikut :
Tabel 11
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI
Page 105
PERSEPSI SISWA pada KINERJA PROFESIONAL GURU
Interval kelas
Frekuensi Absolut
Frekuensi Relatif
Frekuensi Persentatif
Frekuensi Komulatif
39,6 - 44,5 3 0,03 3% 3
44,6 - 51,5 2 0,02 2% 5
51,6 - 57,5 12 0,12 12% 17
57,6 - 63,5 16 0,16 16% 33
63,6 - 69,5 30 0,3 3% 63
69,6 - 75,5 28 0,28 28% 91
75,6 - 81,5 7 0,07 7% 98
81,6 - 87,5 2 0,02 2% 100
HISTOGRAM DAN POLIGON
SKOR PERSEPSI SISWA PADA KINERJA
PROFESIONAL GURU
Diagram 4
32 -
Page 106
28 -
24 - Histogram
20 -
16 - Poligon
12 -
8 -
4 -
039,55 44,55 51,55 57,55 63,55 69,55 75,55 81,55 87,55
Histogram merupakan gambaran dalam bentuk batang yang menunjukkan
frekuensi dari masing-masing data yang terletak antara batas bawah dan batas atas
dari masing-masing interval kelas. Dari histogram diatas terlihat bahwa frekuensi
nilai yang terletak antara 39,55 dan 44,55 sebanyak 3 orang, antara 44,5 dan 51,55
sebanyak 2 orang, antara 51,55 dan 57,55 sebanyak 12 orang, antara 57,55 dan
63,55 sebanyak 16 orang, antara 63,55 dan 69,55 sebanyak 30 orang, 69,55 dan
75,55 sebanyak 28 orang, antara 75,55 dan 81,55 sebanyak 7 orang, antara 81,55
dan 87,55 sebanya 2 orang.
Poligon menunjukan bentuk mendekati kurva normal, hal ini menunjukkan
bahwa data yang diperoleh dalam penelitian ini berdistribusi normal, karena
bentuk dari kurva mendekati bentuk kurva normal.
2. Minat siswa pada pelajaran matematika.
a. Data hasil penelitian
Page 107
Dari koesioner tentang minat siswa pada pelajaran matematika diperoleh
skor dalam bentuk data ordinal sebagai berikut :
Tabel 12
TABEL SKOR DATA ORDINAL
MINAT SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA
Subjek Skor Subjek Skor
1 105 51 99
2 95 52 106
3 96 53 99
4 94 54 96
5 98 55 96
6 108 56 93
7 98 57 96
8 77 58 98
9 98 59 105
10 108 60 78
11 97 61 81
12 94 62 86
13 96 63 72
Subjek Skor Subjek Skor
14 121 64 99
15 88 65 87
16 108 66 103
17 116 67 102
18 98 68 101
19 86 69 104
20 92 70 100
21 91 71 104
Page 108
22 104 72 110
23 116 73 119
24 98 74 95
25 101 75 96
26 90 76 80
27 84 77 92
28 104 78 103
29 89 79 85
30 91 80 82
31 86 81 94
32 112 82 93
33 103 83 85
34 94 84 96
35 96 85 95
36 98 86 83
37 89 87 81
38 107 88 77
39 101 89 78
40 94 90 86
41 89 91 94
Subjek Skor Subjek Skor
42 101 92 99
43 97 93 99
44 84 94 96
45 117 95 95
46 104 96 82
47 104 97 85
48 94 98 95
49 78 99 122
Page 109
50 66 100 90
b. Transformasi data Ordinal kedalam bentuk Interval
Dari hasil perhitungan berdasarkan data di atas diperoleh frekuensi untuk
masing-masing alternatif jawaban sebagai berikut :
Tabel 13
FREKUENSI ALTERNATIF JAWABAN KOESIONER
MINAT SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA
Alternatif Jawaban Frekkuensi
1 7252 15693 25294 27995 1378
Selannjutnya dilakukan tranformasi data dengan bantuan Microsoft Office Exel
dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 14
TRANSFORMASI SKOR ORDINAL MENJADI INTERVAL
Alt
erna
tif
Ordinal
Frekuensi
Proporsi
Proporsi Kom
z_val (Zi)
z*_val (densitas)
Skala Nilai
Nilai Interval
1 725 725 0,0806 0,0806-
1,401 0,14945-
1,86 1
2 1569 3138 0,1743 0,2549-
0,659 0,32104-
0,98 1,87
Page 110
3 2529 7587 0,2810 0,53590
,0901 0,39733-
0,27 2,58
4 2799 11196 0,3110 0,84691
,0232 0,236360
,518 3,37
5 1378 6890 0,1531 1 1
,544 4,39
Berdasarkan transformasi skor Ordinal ke dalam skor Interval di atas
diperoleh data skor Interval untuk masing-masing subjek, sebagai berikut :
Tabel 15
SKOR DATA INTERVAL MINAT SISWAPADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
SubjekJumlah Skor
Subjek
Jumlah Skor
Ordinal Interval Ordinal Interval
1 105 90,37 51 99 85,56
2 95 81,09 52 106 91,23
3 96 83,28 53 99 85,94
4 94 80,46 54 96 82,96
5 98 84,77 55 96 84,03
6 108 93,43 56 93 81,21
7 98 84,46 57 96 83,57
8 77 67,66 58 98 84,31
9 98 84,77 59 105 88,91
10 108 93,43 60 78 68,22
Jumlah Jumlah Subjek Ordinal Interval Subjek Ordinal Interval
11 97 83,21 61 81 70,73
12 94 80,61 62 86 74,62
13 96 83,19 63 72 63,56
14 121 105,0 64 99 85,02
Page 111
15 88 76,1 65 87 75,32
16 108 93,43 66 103 90,01
17 116 99,59 67 102 88,6318 98 85,53 68 101 86,98
19 86 75,76 69 104 89,66
20 92 79,42 70 100 85,66
21 91 78,79 71 104 91,19
22 104 91,04 72 110 95,47
23 116 99,59 73 119 102,9
24 98 84,77 74 95 81,86
25 101 86,67 75 96 83,65
26 90 77,22 76 80 69,56
27 84 72,79 77 92 79,04
28 104 90,35 78 103 88,79
29 89 76,9 79 85 73,58
30 91 79,78 80 82 71,68
31 86 74,52 81 94 81,38
32 112 96,74 82 93 80,13
33 103 88,71 83 85 74,13
34 94 82,37 84 96 82,2
35 96 84,03 85 95 81,95
36 98 84,77 86 83 72,7
37 89 77,05 87 81 71,19
38 107 91,79 88 77 68,28
39 101 87,06 89 78 68,46
Jumlah Ju
mlah
Subjek Ordinal Interval Subjek Ordinal Interval
40 94 80.69 90 86 74,93
41 89 76.75 91 94 81,2342 101 87.05 92 99 84,64
43 97 84.3 93 99 87,01
44 84 74.25 94 96 82,12
Page 112
45 117 100.9 95 95 82,41
46 104 89.43 96 82 71,45
47 104 89.89 97 85 74,43
48 94 81.16 98 95 82,25
49 78 68.82 99 122 106,3
50 66 60.03 100 90 79,52
Skor nilai di atas selanjutnya digunakan dalam analisis data hasil penelitian.
c. Analisis Deskriptif data minat siswa pada pelajaran matematika.
Berdasarkan perhitungan dengan bantuan SPSS diperoleh hasil
pengolahan data sebagai betikut :
1) Mean : 82,74
2) Modus : 84,77
3) Median : 83,08
4) Standar Deviasi : 8,80
5) Varian : 77,43
6) Nialai tertinggi : 106,25
7) Nilai terendah : 60,03
Selanjutnya disusun tabel distribusi frekuensi untuk melhat distribusi
frekuensi, poligon dan histogram dari skor minat siswa pada pelajaran matematika
bagai berikut :
Tabel 16
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI MINAT SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA
Interval kelasFrekuensi Absolut
Frekuensi Relatif
Frekuensi Persentatif
Frekuensi Komulatif
Page 113
60 - 65,9 2 0,02 2% 2
66 - 71,9 10 0,1 10% 12
72 - 77,9 16 0,16 16% 28
78 - 83,9 27 0,27 27% 55
84 - 89,9 27 0,27 27% 82
90 - 95,9 11 0,11 11% 93
96 - 101,9 4 0,04 4% 97
102 - 107,9 3 0,03 3% 100
HISTOGRAM DAN POLIGONSKOR MINAT SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA
Diagram 5
28 -
24 - Histogram
20 -
16 -
12 - Poligon
8 -
4 -
59,95 65,95 71,95 77,95 83,95 89,95 95,95 101,95 107,95Histogram merupakan gambaran dalam bentuk batang yang menunjukkan
frekuensi dari masing-masing data yang terletak antara batas bawah dan batas atas
dari masing-masing interval kelas. Dari histogram diatas terlihat bahwa frekuensi
nilai yang terletak antara 59,95 dan 65,95 sebanyak 2 orang, antara 69,95 dan
71,95 sebanyak 10 orang, antara 71,95 dan 77,95 sebanyak 16 orang, antara 77,95
dan 83,95 sebanyak 27 orang, antara 83,95 dan 89,95 sebanyak 27 orang, 89,95
Page 114
dan 95,95 sebanyak 11 orang, antara 95,95 dan 101,95 sebanyak 4 orang, antara
101,95 dan 107,95 sebanya 3 orang.
Poligon merupakan garis yang menunjukkan keadaan distribusi data, dari
poligon diatas menunjukan bentuk mendekati kurva normal, hal ini menunjukkan
bahwa data minat siswa pada meta pelajaran matematika yang diperoleh dalam
penelitian ini berdistribusi normal, karena bentuk dari kurva mendekati bentuk
kurva normal.
3. Prestasi belajar matematika
a. Data hasil penelitian
Berdasarkan survey terhadap prestasi belajar tes semester II siswa
diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 17
TABEL DATA PRESTASI BELAJAR SISWA
Subjek Nilai Subjek Nilai
1 44 51 602 54 52 663 50 53 44
Subjek Nilai Subjek Nilai
4 74 54 525 60 55 526 50 56 307 62 57 408 58 58 349 54 59 5010 54 60 6011 70 61 4812 50 62 4213 50 63 38
Page 115
14 66 64 4415 60 65 3016 74 66 4617 44 67 5018 62 68 4419 42 69 4020 42 70 3421 74 71 50
22 74 72 5023 84 73 58
24 60 74 3625 64 75 3626 74 76 3427 44 77 2828 60 78 4429 68 79 3330 52 80 3931 52 81 2832 52 82 3133 68 83 3034 52 84 3035 72 85 3836 52 86 2837 40 87 2838 44 88 3439 60 89 3040 56 90 3041 40 91 38
Subjek Nilai Subjek Nilai
42 56 92 6043 56 93 2244 48 94 2845 64 95 3646 56 96 2647 60 97 2448 48 98 3449 52 99 4450 44 100 28
Page 116
b. Analisis deskriptif data hasil penelitian
Berdasarkan perhitungan dengan bantuan SPSS diperoleh hasil
pengolahan data sebagai betikut :
1) Mean : 48,1
2) Modus : 44
3) Median : 49
4) Standar Deviasi : 13,86
5) Varian : 192,49
6) Nialai tertinggi : 84
7) Nilai terendah : 22
Selanjutnya disusun tabel distribusi frekuensi untuk melhat distribusi frekuensi,
poligon dan histogram dari skor minat siswa pada pelajaran matematika bagai
berikut :
Tabel 18
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI DATAPRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
Kelas IntervalFrekuensi Absolut
Frekuensi Relatif
Frekuensi Persentatif
Frekuensi Komulatif
22 - 29 9 0,09 9% 930 - 37 16 0,16 16% 2538 - 45 21 0,21 21% 4646 - 53 20 0,2 20% 66
Page 117
54 - 61 18 0,18 18% 8462 - 69 8 0,08 8% 9270 - 77 7 0,07 7% 9978 - 85 1 0,01 1% 100
Diagram 6
GRAFIK POLIGON DAN HISTOGRAMDATA PRESTASI BELAJAR SISWA
20 -
18 -
16 - Histogram
14 -
12 - Poligon
10 -
8 -
6 -
4 -
2 -
21,5 29,5 37,5 45,5 53,5 61,5 69,5 77,5 83,5
Histogram merupakan gambaran dalam bentuk batang yang menunjukkan
frekuensi dari masing-masing data yang terletak antara batas bawah dan batas atas
dari masing-masing interval kelas. Dari histogram diatas terlihat bahwa frekuensi
nilai yang terletak antara 21,5 dan 29,5 sebanyak 9 orang, antara 29,5 dan 37,5
sebanyak 16 orang, antara 37,5 dan 45,5 sebanyak 21 orang, antara 45,5 dan 53,5
sebanyak 20 orang, antara 53,5 dan 61,5 sebanyak 18 orang, 61,5 dan 69,5
Page 118
sebanyak 8 orang, antara 95,95 dan 77,5 sebanyak 7 orang, antara 77,5 dan 83,5
sebanya 1 orang. Poligon merupakan garis yang menunjukkan keadaan distribusi
data, dari poligon diatas menunjukan bentuk mendekati kurva normal, hal ini
menunjukkan bahwa data prestasi belajar yang diperoleh dalam penelitian ini
berdistribusi normal, karena bentuk dari kurva mendekati bentuk kurva normal.
B. Pengujian persyaratan analisis
1. Uji Normalitas
Hipotesis
H0 : Data berasal dari polulasi yang berdistribusi normal
H1 : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujian hipotesis:Tolak H1 dan terima H0 jika nilai probabilitas
p < 0,05 berdasarkan pengujian dengan menggunakan Kolmogorof Smirnov pada
SPSS. Tolak H0 dan terima H1 jika nilai probalitas p > 0,05 berdasarkan pengujian
dengan menggunakan Kolmogorof Smirnof pada SPSS. Uji normalitas dilakukan
untuk mengetahui apakah data yang diperoleh peneliti berasala dari populasi
berdistribusi normal atau tidak. Hal ini dilakukan sebagai syarat jika pengujian
dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik. Dalam melakukan uji
normalitas peneliti menggunakan SPSS 17 sebagai alat bantu. Dalam hal ini
peneliti melakukan pengujian dengan menggunakan Kolmogov Smirnov.
a. Persepsi siswa pada kinerja profesional guru
Hasil pengujian dengan menggunakan SPSS diperoleh :
Tabel 19
Page 119
TABEL PENGUJIAN NORMALITAS DATA
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kinerja Profesional Guru
N 100
Normal Parametersa,,b Mean 66,1059
Std. Deviation 8,83855
Most Extreme Differences Absolute ,072
Positive ,058
Negative -,072
Kolmogorov-Smirnov Z ,724
Asymp. Sig. (2-tailed) ,670
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Interpretasi
Dalam menginterpretasikan data hasil uji normalitas kita lihat kolom
kinerja profeional guru, Terdapat nilai Kosmogorov Smirnov = 0,724 dengan
probabilitas 0,670 (Asymp. Sig. (2-tailed)). Persyaratan data berdistribusi normal
jika probabilitas atau p > 0,05 pada uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov.
Oleh karena nilai p = 0,670, atau p > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Artinya data persepsi siswa pada kinerja profesional guru berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.
b. Minat siswa pada pelajaran matematika
Hasil pengujian dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 20
Page 120
TABEL UJI NORMALITAS DATA MINAT SISWAPADA PELAJARAN MATEMATIKA
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Minat Siswa pada Pelajaran Matematika
N 100
Normal Parametersa,,b Mean 82,7428
Std. Deviation 8,79948
Most Extreme Differences Absolute ,062
Positive ,062
Negative -,058
Kolmogorov-Smirnov Z ,618
Asymp. Sig. (2-tailed) ,839
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Interpretasi
Dalam menginterpretasikan data hasil uji normalitas kita lihat kolom minat
siswa pada pelajaran matematika, Terdapat nilai Kosmogorov Smirnov = 0,618
dengan probabilitas 0,639 (Asymp. Sig. (2-tailed)). Persyaratan data berdistribusi
normal jika probabilitas atau p > 0,05 pada uji normalitas dengan Kolmogorov
Smirnov. Oleh karena nilai p = 0,639, atau p > 0,05, maka H0 diterima dan H1
ditolak, artinya data tentang minat siswa pada pelajaran matematika berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
c. Prestasi belajar matematika
Dengan bantuan SPSS diperoleh hasil pengujian nomarlitas sebagai
berikut :
Page 121
Tabel 21
UJI NORMALITAS DATAPRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
P{restasi Belajar Matematika
N 100
Normal Parametersa,,b Mean 48,0500
Std. Deviation 13,86178
Most Extreme Differences Absolute ,075
Positive ,075
Negative -,056
Kolmogorov-Smirnov Z ,749
Asymp. Sig. (2-tailed) ,628
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Interpretasi
Dalam menginterpretasikan data hasil uji normalitas kita lihat kolom
prestasi belajar matematika, terdapat nilai Kosmogorov Smirnov = 0,749 dengan
probabilitas 0,628 (Asymp. Sig. (2-tailed)). Persyaratan data berdistribusi normal
jika probabilitas atau p > 0,05 pada uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov.
Oleh karena nilai p = 0,628, atau p > 0,05, maka H0 daiterima H1 ditolak, artinya
data tentang Prestasi Belajar Matematika Siswa berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
Berdasarkan ketiga uji yang dilakukan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa data dari ketiga variabel penelitian menunjukan berdistribusi normal.
Dengan demikian memenuhi syarat uji analisis parametrik.
Page 122
2. Uji linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui, membuktikan bahwa hubungan
antar variabel yang diteliti memiliki hubungan yang linier. Dalam melakukan uji
linieritas regresi antar variabel, peneliti malakukan analisis regresi dengan
bentuan SPSS dengan hasil sebagai berikut :
a. Uji lineritas hubungan persepsi siswa pada kinerja profesional guru dengan
minat siswa pada pelajaran matematika
Hipotesis :
H0 : Ŷ = a + bX (regresi bersifat kinier)
H1 : Ŷ ≠ a + bX (regresi bersifat tidak linier)
Untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel persepsi siswa pada
kinerja profesional guru dengan variabel Prestasi Belajar matematika dilakukan
dengan menggunakan SPSS. Dengan kriteria jika nilai probabilitas p > 0,05 maka
H0 diterima dan H1 ditolak artinya model regresi bersifat linier.
Dari pengujian dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 22
UJI LINIERITAS PERSEPSI SISWA PADA KINERJA PROFESIONAL GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
Page 123
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Min
at p
ada
Pel
ajar
an M
atem
atik
a *
Kin
erja
Pro
fesi
onal
Gur
u
Between Groups
(Combined)
7649.641 98 78.058 4.873 .348
Linearity
2972.022 1 2972.022 185.545 .047
Deviation from Linearity
4677.619 97 48.223 3.011 .434
Within Groups 16.018 1 16.018
Total 7665.658 99
Interpretasi :
Pada ANOVA tabel di bagian Deviation from Linierity
menunjukkan hubungan antara persepsi siswa pada kinerja
profesional guru dengan minat siswa pada pelajaran matematika
menghasilkan nilai F = 3.011 dengan nilai probabilitas (kolom
sig) p = 0,434.
Karena nilai signifikasi p = 0,434 > 0,05 maka dengan demikian
dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak dan model regresi
bersifat linier.
b. Uji linieritas hubungan variabel persepsi siswa pada kinerja profesional guru
dengan prestasi belajar matematika
Hipotesis :
Page 124
H0 : Ŷ = a + bX (regresi bersifat kinier)
H1 : Ŷ ≠ a + bX (regresi bersifat tidak linier)
Untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel persepsi siswa pada
kinerja profesional guru dengan variabel prestasi belajar matematika dilakukan
dengan menggunakan SPSS. Dengan kriteria jika nilai probabilitas (p) > 0,05
maka model regresi bersifat linier.
Dari pengujian dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 23
UJI LINIERITAS MINAT SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PERSEPSI SISWA
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Has
il B
elaj
ar M
atem
atik
a *
Kin
erja
Pro
fesi
onal
G
uru
Between Groups
(Combined) 18950.750 98 193.375 2,686 ,457
Linearity 3739.586 1 3739.586 51,939 ,088
Deviation from Linearity
15211.164 97 156.816 2,178 ,500
Within Groups 72.000 1 72.000
Total 19022.750 99
Interpretasi :
Pada ANOVA tabel di bagian Deviation from Linierity
menunjukkan hubungan antara persepsi siswa pada kinerja
Page 125
profesional guru dengan prestasi belajar matematika siswa
menghasilkan nilai F = 2,178 dengan nilai probabilitas (kolom
sig) p = 0,500
Karena nilai signifikasi p = 0,500 > 0,05 maka dengan demikian
H0 diterima dan H1 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa model
regresi bersifat linier.
c. Uji linieritas hubungan variabel minat siswa pada pelajaran matematika
dengan prestasi belajar matematika
Hipotesis
H0 : Ŷ = a + bX (regresi bersifat kinier)
H1 : Ŷ ≠ a + bX (regresi bersifat tidak linier)
Untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel persepsi siswa pada
kinerja profesional guru dengan variabel prestasi belajar matematika dilakukan
dengan menggunakan SPSS. Dengan kriteria jika nilai probabilitas (p) > 0,05
maka model regresi bersifat linier.
Dari pengujian dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut
Tabel 24
UJI LINIERITAS PERSEPSI SISWA PADA PROFESIONAL KINERJA GURU DENGAN MINAT SISWA
Page 126
ANOVA Table
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig.
Has
il B
elaj
ar M
atem
atik
a *
Min
at p
ada
Pel
ajar
an
Mat
emat
ika
Between Groups
(Combined)
17641.083 92 191.751 .971 .584
Linearity 2774.779 1 2774.779 14.058
.007
Deviation from Linearity
14866.304 91 163.366 .828 .694
Within Groups 1381.667 7 197.381
Total 19022.750 99
Interpretasi :
Pada ANOVA tabel di bagian Deviation from Linierity
menunjukkan hubungan antara persepsi siswa pada kinerja
profesional guru dengan prestasi belajar matematika siswa
menghasilkan nilai F = 0,828 dengan nilai probabilitas (kolom
sig) p = 0,694
Karena nilai signifikasi p = 0,694 > 0,05 maka dengan demikian
H0 diterima dan H1 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa regresi
bersifat linier.
3. Pengujian multikolinieritas
Multikolinieritas adalah suatu kondisi dimana terjadi korelasi yang kuat
diantara variabel-variabel bebas yang diikutsertakan dalam pembentukan model
regresi linier. Jelas bahwa multikolinieritas adalah suatu kondisi yang menyalahi
Page 127
asumsi regresi linier. Tentu saja, multikolinieritas TIDAK MUNGKIN TERJADI
apabila variabel bebas yang diikutsertakan hanya satu.
Ciri-ciri yang sering ditemui apabila model regresi linier kita mengalami
multikolinieritas adalah:
a. Terjadi perubahan yang berarti pada koefisien model regresi (misal
nilainya menjadi lebih besar atau kecil) apabila dilakukan
penambahan atau pengeluaran sebuah variabel bebas dari model
regresi.
b. Diperoleh nilai R-square yang besar, sedangkan koefisien regresi
tidak signifikan pada uji parsial.
c. Tanda (+ atau -) pada koefisien model regresi berlawanan dengan
yang disebutkan dalam teori (atau logika). Misal, pada teori (atau
logika) seharusnya b1 bertanda (+), namun yang diperoleh justru
bertanda (-).
d. Nilai standard error untuk koefisien regresi menjadi lebih besar dari
yang sebenarnya (overestimated)
Untuk mendeteksi apakah model regresi kita mengalami multikolinieritas,
dapat diperiksa menggunakan VIF. VIF merupakan singkatan dari Variance
Inflation Factor.
Hipotesis
H0 : Terjadi multikolinieritas atara variabel bebas
H1 : Tidak terjadi multikolineritas antara varibel bebas
Model Regresi: Y = a + b1X1 + b2X2
Page 128
Dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 25
ANALISIS REGRESI GANDA
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) -3,152 10,711 -,294 ,769
Kinerja Guru
,500 ,171 ,330 2,919 ,004
Minat Siswa ,198 ,136 ,164 1,456 ,148
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
Maka :
a = -3,152
b1 = 0,500
b2 = 0,198
Model Regresi : Y = -3,152 + 0,5(X1
) + 0,198(X2
)
Kriteria pengujian Multikolineritas :
Suatu model regresi dikatakan bebas dari multikolineritas, jika :
Mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1
Menmpunyai angka tolerance mendekati angka 1
Dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 26
Page 129
UJI MULTIKOLINIERITAS
Coefficientsa
Model
CorrelationsCollinearity
Statistics
Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 Kinerja Guru
,428 ,284 ,265 ,646 1,547
Minat Siswa ,361 ,146 ,132 ,646 1,547
a. Dependent Variable: Hasil BelajarBerdasarkan hasil pengujian di atas diperoleh nilai Tolerance 0,646 masih
dibawah angka 1 dan angka VIF jauh dari angka 1. Maka terdapat dugaan adanya
multikolinieritas atara variabel Persepsi siswa pada Kinerja Profesional Guru
dengan Variabel Minat Siswa Pada Pelajaran Matematika.
C. Pengujian hipotesis penelitian
Untuk melukiskan dan menguji hubungan antar variabel penelitian,
peneliti dalam hal ini menggunakan Analisi Jalur (Path Analisis). Untuk hal
tersebut peneliti menyusun model hubungan antar variabel berdasarkan kerangka
berfikir yang dikembangkan.
Untuk keperluan tersebut peneliti menyusun diagram jalur sebagai berikut :
Grafik 7
pyx1
p x2
pyx2
X1
Y
Page 130
C. Pengujian hipotesis
a. Analisis korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mencari koefisien korelasi, yang
selanjutnya koefisien korelasi tersebut akan digunakan untuk menentukan
koefisien jalur. Dalam melakukan analisis korelasi, peneliti menggunakan SPSS
sebagai alat bantu dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 27UJI KOEFISIEN KORELASI
Correlations
Kinerja Profesional
Guru
Minat Siswa pada Pelajaran
Matematika
Prestasi Belajar
Matematika
Kinerja Profesional Guru
Pearson Correlation
1 .623** .443**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 100 100 100
Minat Siswa pada Pelajaran Matematika
Pearson Correlation
.623** 1 .382**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 100 100 100
Hasil Belajar Matematika
Pearson Correlation
.443** .382** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
X2
Page 131
Tabel 28
RANGKUMAN HASIL ANALISIS KORELASI(Koefisien Korelasi)
Hubungan Antar Variabel Korelasi Nilai
Persepsi siswa pada kinerja profesional guru
dengan hasil belajar siswarX1 Y
0,443
Minat siswa pada pelajaran matematika dengan
hasil belajar matematika siswarX2 Y
0,382
Persepsi siswa pada kinerja profesional guru
dengan minat siswa pada pelajaran matematikarX1 X2 0,623
b. Menentukan koefisien jalur berdasarkan koefisien korelasi
Untuk menentukan koefisien jalur berdasarkan koefisien korelasi
menggunakan rumus di bawah ini:
r12 = p21
r13 = p31 + p32 r12
r23 = p32 r12 + p32
Maka diperoleh :
p21 = 0,623
r13 = p31 + p32(0,623)
r23 = p31(0,623) + p23
Dengan eliminasi diperoleh :
p21 = 0,623
0,443 = p31 + p32(0,623) x 1
0,382 = p31(0,623) + p23 x 0,623
0,443 = p31 + p32(0,623)
Page 132
0,238 = p31(0,388) + p23(0,623) -
0,205 = p31 ( 0,612)
p31 = 0,205 : 0,612
p31 = 0,335
r23 = p31(0,623) + p32
0,382 = p31(0,623) + p32
0,382 = (0,335)(0,623) + p32
0,382 = 0,209 + p32
p32 = 0,382 – 0,209
p32 = 0,173
Maka diperoleh koefisien jalur sebagai berikut:
p21 = 0,623
p31 = 0,335
p32 = 0,173
c. Memasukan angka-angka koefisien korelasi dan koefisien jalur kedalam
model analisis jalur
Diagram 8
0,443(0,335)
0,623(0,623)
X1
Y
Page 133
0,382(0,173)
Keterangan : Angka di luar kurung koefisien korelasi, dalam kurung koefisien
jalur.
d. Analisis jalur
Berdasarkan perhitungan yang di dasarkan oleh koefisien korelasi
diperoleh koefisen jalur, koefisien jalur menunjukkan kuatnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Jika koefisien jalur rendah di bawah 0,05
maka jalur tersebut dianggap tidak signifikan dan dapat dihilangkan
(Sujana,2008:302).
Dari perhitungan yang didapat dimasukan ke dalam diagram jalur sebagai
berikut :
Diagram 9
0,443(0,335)
0,623(0,623)
0,382(0,173)
Keterangan :
Angka diluar kurung koefisien korelasi, di dalam kurung koefisien jalur.
X2
X1
X2
Y
Page 134
Dari koefisen jalur yang di peroleh angka yang signifikan (di atas 0,05). Hal ini
membuktikan bahwa diagram jalur yang disusun dapat siterima, hal ini
membuktikan bahwa :
1) Terdapat pengaruh langsung X1 terhadap X2 , dan juga
pengaruh tidak langsung X1 terhadap Y melalui X2 .
2) Terdapat pengaruh langsung X1 terhadap X2
3) Terdapat pengaruh langsung X2 terhadap Y
e. Pengujian hipotesis kesatu
H0 : Tidak terdapat pengaruh langsung persepsi siswa pada
kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar siswa
H1 : Terdapat pengaruh langsung persepsi siswa pada kinerja
profesional guru terhadap prestasi belajar matematika
siswa.
Berdasarkan analisis jalur diketahui bahwa koefisien jalur variabel
persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar matematika
siswa (rYX1) sebesar 0,335.
Kriteria pengujian:
Jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka terdapat pengaruh langsung
variabel persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar
matematika siswa. Maka berdasarkan kriteria pengujian diatas dinyatakan H1
dapat diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Page 135
terdapat pengaruh langsung yang signifikan persepsi siswa pada kinerja
profesional guru terhadap hasil belajar matematika siswa.
f. Pengujian hipotesis kedua
H0 : Tidak terdapat pengaruh langsung minat siswa pada
pelajaran matematika terhadap prestasi belajar
matematika.
H1 : Terdapat pengaruh langsung minat siswa pada pelajaran
matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa.
Berdasarkan analisis jalur diketahui bahwa koefisien jalur variabel minat
siswa pada pelajaran matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa
(rYX2 ) sebesar 0,173
Kriteria Pengujian:
Jika koefisien jalur lebih besar dari 0,05 maka terdapat pengaruh langsung
variabel minat siswa pada pelajaran matematika terhadap prestasi belajar
matematika siswa. Maka berdasarkan kriteria pengujian diatas dinyatakan H1
dapat diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh langsung yang signifikan minat siswa pada pelajaran
matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa.
g. Pengujian hipotesis ketiga
H0 : Tidak terdapat pengaruh tidak langsung persepsi siswa pada
kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar
Page 136
matematika siswa melalui minat siswa pada mata pelajaran
matematika
H1 : Terdapat pengaruh tidak langsung persepsi siswa pada
pelajaran matematika terhadap prestasi belajar matematika
siswa melalui minat siswa pada pelajaran matematika.
Berdasarkan analisis jalur diketahui bahwa koefisien jalur pengaruh
persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar melalui
minat siswa pada pelajaran matematika sebesar 0,108 (0,623 x 1,73)
Kriteria Pengujian:
Jika koefisien jalur lebih besar dari 0,05 maka terdapat pengaruh langsung
variabel persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap minat siswa pada
pelajaran matematika. Maka berdasarkan kriteria pengujian diatas dinyatakan H1
dapat diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh tidak langsung yang signifikan persepsi siswa pada kinerja
profesional guru terhadap prestasi belajar matematika siswa melalui minat siswa
pada mata pelajaran matematika.
D. Interpretasi hasil penelitian
a. Persepsi siswa pada kinerja profesional guru berpengaruh langsung dan
signifikan terhadap prestasi belajar siswa.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa pada kinerja
profesional guru yang diukur oleh prestasi belajar matematika siswa, menunjukan
Page 137
adanya korelasi yang signifikan dan memiliki pengaruh langsung yang kuat (lebih
besar dari 0,05) terhadap prestasi belajar matematika siswa.
Besarnya pengaruh langsung persepsi siswa pada kinerja profesional guru
terhadap hasil belajar matematika adalah KD = r2, 0,4432 = 0,196 = 19,6 %,
sisanya sebesar 80,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar kinerja
profesional guru. Oleh karena itu untuk meningkatkan dan mengoptimalkan
prestasi belajar siswa, salah satunya adalah dengan meningkatkan kinerja
profesional guru. Untuk meningkatkan kinerja profesisonalnya guru perlu
didukung oleh peningkatan kompetensinya.
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemapuan personal,
keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara nyata membentuk
kompetensi stanadar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi,
pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan
pribadi dan profesionalisme.
b. Minat siswa pada pelajaran matematika berpengaruh langung dan signifikan
terhadap prestasi belajar matematika siswa.
Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang
signifikan antara minat siswa pada pelajaran matematika dengan prestasi belajar
matematika siswa. Hal ini ditunjukkan oleh angka koefisien korelasi sebesar 0,382
dan sig 0,000<0,05 pada analisis korelasi. Terdapat pengaruh langsung dan
signifikan minat siswa pada mata pelajaran matematika terhadap hasil belajar
matematika siswa, hal ini ditunjukkan dengan adanya oleh hasil angka koefisien
jalur sebesar 0,173 (lebih besar dari 0,05). Besar pengruh minat siswa terhadap
Page 138
hasil belajar matematika siswa sama sengan KD = r2, bedasarkan koefisien
korelasi diperoleh 14,6 % sedangkan sisanya sebesar 85,4 % dipengaruhi oleh
faktor lain.
Bedasarkan temuan penelitian tersebut bahwa hasil belajar matematika
siswa, dapat dipengaruhi oleh minat siswa terhadap terhadap mata pelajaran
matematika. Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan
bahwa siswa lebih menyukai sesuatu hal daripada yang lainnya, dapat pula
dimanifestasikan melalui partisipasi daam sustu aktifitas. Sesuai tulisan Prof. DR.
H Jaali dalam psikologi Pendidikan (2007). Tugas atau pekerjaan tidak dapat
diselesaikan tanpa pengerahan usaha, daya dan tenaga. Semakin sulit tugas,
semakin banyak pula tenaga yang diperlukan untuk mengerjakan tugas dengan
baik.
Penguasaan yang sempurna terhadap suatu mata pelajaran, memerlukan
pencurahan perhatian yang rinci. Minat yang telah disadari terhadap suatu mata
pelajaran, mungkin sekali akan menjaga pikiran siswa, sehingga dia dapat
menguasai pelajarannya. Pada gilirannya, meningkatkan prestasinya, juga
semakin meningkat pula minatnya.
c. Persepsi siswa pada kinerja profesional guru berpengaruh langsung dan
signifikan terhadap minat siswa pada pelajaran matematika.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan
antara kinerja profesional guru dengan minat siswa pada pelajaran matematika,
hal ini ditunjukkan oleh angka koefisien korelasi sebesar 0,623 dan sig , 0,05 pada
analisis korelasi.
Page 139
Terdapat pengaruh langsung dan signifikan persepsi siswa pada kinerja
profesinal guru terhadap minat siswa pada pelajaran matematika. Hal ini
ditunjukkan oleh angka koefisien jalur sebesar 0,623 (lebih besar dari 0,05).
Besar pengaruh persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap minat siswa
pada pelajaran matematika adalah sama dengan KD = r2 = 0,6232 = 0,388 =
38,3%. Sedangkan sisanya sebesar 61,7% dipengaruhi oleh faktor lainnya.
Berdasarkan temuan penelitian tersebut untuk meningkatkan minat siswa
pada pelajaran matematika dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kinerja
profesional guru. Hasil temuan penelitian ini di didukung oleh uaraian dari DR, E
Mulyana, M.Pd, bahwa guru adalah sebagai pemacu belajar harus mamapu
melipatgandakan potensi peserta didik, dan mengembangkannya sesuai dengan
aspirasi dan cita-cita mereka.
Guru memiliki andil yang besar terhadap keberhasilan pembelajaran di
sekolah, guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik
untuk mewujudkan tujaan hidupnya secara optimal. Semua ini menunjukkan
bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam perkembangannya, demikian
halnya peserta didik.
Minat, bakat, kemampuan dan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik
tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru
perlu memperhatikan peserta didik secara individual, karena masing-masing
individu memiliki perbedaan.
Page 140
d. Persepsi siswa pada kinerja profesional guru berpengaruh tidak langsung dan
signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa melalui minat siswa
pada pelajaran matematika
Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung
dan signifikan persepsi siwa pada kinerja profesional guru terhadap prestasi
belajar matematika siswa, besar pengaruh tersebut adalah 0,623 x 0,382 = 0,238 =
23,8%
Berdasarkan temuan ini menunjukkan bahwa peningkatan prestasi belajar
dapat dilakukan dengan melalui peningkatan minat siswa pada pelajaran
matematika. Dengan membandingkan temuan yang lain dalam penelitian ini,
menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar matematika siswa oleh persepsi
kinerja profesional guru melalui peningkatan minat siswa pada pelajaran
matematika lebih tinggi daripada langsung dari persepsi siswa pada kinerja
profesional guru.
Hal ini menunjukkan bahwa patut diduga bahwa akan lebih efektif
meningkatkan hasil belajar matematika jika dilakukan dengan membangkitkan
minatnya terlebih dahulu pada mata pelajaran itu. Sehingga siswa merasa tertarik
dan suka tanpa paksaan pada mata pelajaran matematika. Dengan tumbuhnya
minat maka siswa kan mencurahkan perhatiaannya secara penuh.
Minat siswa terhadap mata pelajaran matematika akan tumbuh jika guru
memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola proses pembelajaran.
Page 142
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya,
maka dihasilkan beberapa temuan sebagai berikut :
1. Persepsi siswa pada kinerja profesional guru memiliki pengaruh langsung
yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa. Dengan
demikian tinggi rendahnya prestasi belajar matematika siswa dijelaskan
oleh persepsi siswa pada kinaerja profesional guru. Besarnya pengaruh
Persepsi kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar siswa adalah
19,6%. Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
”Persepsi siswa pada kinerja profesional guru berpengaruh secara
langsung dan signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa”
dapat diterima.
2. Minat siswa pada pelajaran matematika memiliki pengaruh langsung yang
signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa. Dengan demikian
tinggi rendahnya prestasi belajar matematika siswa dijelaskan oleh minat
siswa pada pelajaran matematika siswa. Besarnya pengaruh langsung
minat siswa pada pelajaran matematika terhadap prestasi belajar
matematika siswa adalah 14,6 %. Berdasarkan temuan penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa ”Minat siswa pada pelajaran matematika
Page 143
perpengaruh langsung dan signifikan terhadap prestasi belajar
matematika siswa” dapat diterima.
3. Persepsi siswa pada kinerja profesional guru memiliki pengaruh tidak
langsung terhadap hasil belajar matematika siswa melalui minat siswa
terhadap mata pelajaran matematika. Dengan demikian tinggi rendahnya
prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh naik turunya minat siswa pada
mata pelajaran matematika yang dipengaruhi oleh persepsi siswa pada
kinerja profesional guru.
Besarnya pengaruh persepsi siswa pada kinerja profesional guru melalui
terhadap prestasi belajar matematika siswa melalui naik turunnya minat
siswa pada kinerja profesional guru adalah 23,8%.
Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa”Persepsi
kinerja profesional guru memiliki pengaruh langsung dan signifikan
terhadap prestasi belajar siswa, melalui mina siswa pada mata pelajaran
matematika” dapat diterima.
B. Saran-saran
Berdasarkan temuan penelitian di atas maka peneliti menyarankan kepada
para guru umumnya dan guru matematika khususnya:
1. Karena guru memili peran sentral dalam peningkatan prestasi belajar
siswa, maka guru harus senantiasa meningkatkan kinerja profesionalnya.
122
Page 144
2. Dengan meningkatkan meningkatkan kinerja profesionalnya, maka akan
memiliki dampak langsung terhadap prestasi belajar dan minat siswa, yang
kemudian akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Kepala sekolah sebagai supervisor memiliki peranan dalam rangka
peningkatan kinerja profesional guru. Supervisi harus dijadikan alat unuk
membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya.
Page 146
DAFTAR PUSTAKA
Ahamad Sopari, Fasilitator. 2007. Guru Profesional. Bandung:Remeja Rosdakarya
Alek Sobur. 2003. Psikologi Pendidikan.Bandung. Remaja Rosdakarya
Andar Ismail. 2007. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Grafindo
Atkinson dan Hilgrad. Theories of Learning. EnglewoodCliffi.New
Jersey:PrenticeHall Inc
Gipson dan Donely. 2004. Membiasakan belajar nyaman , Bandung: Publishing New
York/ kaiffa,
Hamalik, Oemar .2001. Proses belajar mengajar . Jakarta : PT. Bumi Aksara
Hardwinoto dan Setiyabudi. 2006. Sarana prasarana belajar akan meningkatkatkan
minat belajar. Jakarta: Gramedia
Hendra Surya. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdaarya
H.Bambang Suwarsono. 2007. Rumus Taro Yamane dengan SPSS. Yogyakarta: CV
Anddi Aoffset
. 2007. Analisis Jalur untuk riset dengan SPSS. Yogyakarta:
CV Anddi Aoffset
John Gay. 2005. Interaksi dan motivasi dalam mengajar. Jakarta :Rajawali
Kunandar. 2007. Strategi dalam proses belajar mengajar . Bandung: Remaja Rosda
Page 147
Karya
Maluyu S.P. Hasibuan .2001. Strategi belajar mengajar . Jakarta: Quantum Teaching
Mulyono Abdurrahman .2003. Makna Diri .Yogyakarta: Pustaka Pajar
M. Arifin. 2002. Kompetensi Professional Guru. Bandung: Remaja Rosda Karya
Ngalim Purwanto. 2004 Perubahan Tingkah Laku. Bandung. Remaja Karya
.2006. Psikologi Pendidikan.Bandung: Remaja Karya
Pasaribu dan Simanjuntak. 2004. Metodologi penelitian pendidikan, kompetensi dan
prakteknya. Jakarta: Bumi Aksara
Rita L Atkinson. 2003. Pengukuran Kepribadian. Yogyakarta: Rake Sarasin
Ruch. 2002. Penelitian Prestasi Belajar . Bndung: Remaja Rosda Karya
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor – Faktor yang mempengarui. Jakarta: Rineka Cipta
Sri Habsari. 2007. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka
Karya
Sugiyono. 2008. Pengukuran dalam bidang pendidikan. Jakarta : Grasindo
Suhartini. 2002. Prosedur penilaian, suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Sumardiyono. 2006. Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Biru
Aglesindo
Teguh Sulistiyani. 2003. Produktifvitas Kerja dan Kesempatan Aktualisasi Diri Guru.
Yogyakarta : Wanita
Page 148
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 2005. Jakarta: Depdiknas. 2007. Peningkatan
Profesionalitas
Guru Berkelanjutan . Materi Workshop Guru Berprestasi Tingkat Nasional
tahun
2007. Yogyakarta: Direktorat Profesi Pendidik.
Wagito. 2001. P sikologi Belajar . Jakarta: Rineka Cipta
W.S Winkkel. 2003. Membangkitkan minat Siswa. Jakarta. Rinika Cipta .Cet 2
Young. 2006. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Prenada Media
Zakiah Daradjat. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan . Jakarta: Rajawali Pres
Anwar Prabu Mangkunegara. 2000. Prestasi Kerja. ( http//id.wikipedia.org )
Cushway. 2002. K inerja adalah bagaimana seseorang telah bekerja.
(http//id.wikipedia.org )
Cherington. 2004. K inerja adalah menunjukan target.( http://wangmuba.com )
Hadi pranata. 2006. P artisipasi seutuhnya.( http://wangmuba.com )
John Whitmore. 2003. Kinerja adalah pelaksanaan fungsi -fungsi yang dituntut dari
seseorang. ( http//id. Wikipedia.org )
M ink. 2006. K arakteristk memiliki kinerja yang tinggi. ( http//id.wikipedia.org )
Saiful Bahrri. 2000. Minat dan kecerdasan .( http://wangmuba.com )
Veizal Rivai. 2004. K enerja adalah perilaku yang nyata. ( http//id.wikipedia.org) .
Page 150
Lampiran 1.
Instrumen Pengukuran Persepsi Siswa pada Kinerja Profesipnal Guru (Variabel X1)
INSTRUMEN PENELITIAN
KINERJA PROFESIONAL GURU
Nama Guru : ……………………………………………
NIP/NIK : ……………………………………………
Jenis kelamin : ……………………………………………
Pendidikan Terakhir : ……………………………………………
Pengalaman Mengajar : …………………………………… Tahun
Mata Pelajaran : ……………………………………………
Unit Kerja : ……………………………………………
……………………………………………
Petunjuk :
1. Dibawah ini terdapat 5 pilihan jawaban yaitu :
SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-kadang
JR : Jarang
TP : Tidak Pernah
Page 151
2. Jawablah pertanyaan di bawah ini sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan
saudara, dengan cara memberi tanda ceklist () pada salah satu jawaban
yang saudara pilih ( SL, SR, KD, JR atau TP ).
3. Jawaban ini murni untuk keilmuan, bukan untuk publikasi.
4. Atas bantuan dan partisipasi Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.
NO. PERNYATAAN SL SR KD JR TP
1. Dalam bekerja saya berkeinginan memberikan segala upaya yang ada untuk membantu sekolah ini menjadi sukses.
2. Dalam menghadapi ujian, saya berupaya melakukan les tambahan kepada siswa di luar jam sekolah.
3. Saya yakin keberhasilan mengajar karena bakat ketekunannya dan menguasai bahan ajar.
4. Dalam melaksanakan tugas saya berusaha untuk mengajar sebaik mungkin.
5. Dalam keadaan terpaksa seperti sakit, saya meminta ijin kepada kepala sekolah untuk tidak mengajar, namun tetap memberikan tugas untuk siswanya.
6. Saya mencurahkan segala kemampuan untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh pimpinan.
7. Tugas-tugas yang menantang, membuat saya untuk meningkatkan kemampuan dalam bekerja.
8. Sebagai guru, saya lebih mementingkan
Page 152
tugas pokok dari pada urusan pribadi.
9. Saya akan merasa senang apabila siswanya kelak menjadi orang yang terhormat di masyarakat.
10. Pada jam pertama masuk, saya sudah berada di dalam kelas tepat waktu.
11. Penghargaan atas prestasi yang saya kerjakan, mendorong saya bekerja lebih giat.
12. Hasil jerih payah guru dalam mendidik siswanya, bisa menghasilkan generasi yang cerdas.
13. Guru bekerja disamping untuk beribadah, juga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
14. Saya merasa bangga dan terhormat, karena pemerintah sangat memperhatikan kesejahteraan guru.
15. Saya mempunyai target dalam mengajar agar siswanya berhasil dan berprestasi.
16. Saya berusaha meningkatkan karir dengan cara kuliah lagi di perguruan tinggi atas biaya sendiri.
17. Saya memperoleh kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan latihan yang di selenggarakan oleh dinas sesuai dengan bidangnya.
18. Dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, saya menggunakan OHP / alat peraga lainnya di dalam kelas.
19. Tugas-tugas berat bagi saya membuat
Page 153
tantangan untuk maju.
20. Saya di berikan kesempatan oleh kepala sekolah untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dengan beasiswa.
21 Dalam melaksanakan tugas, saya berusaha melakukan yang terbaik menurut ukuran saya
22 Tugas-tugas yang menantang, membuat saya untuk meningkatkan kemampuan kerja saya
23 Pemilihan pegawai teladan mendorong saya untuk mengembangkan diri
24 Dalam melakukan tugas-tugas yang bersifat kompetitif, saya berusaha melebihi teman-teman
25 Untuk mencapai prestasi kerja yang tinggi, saya bersedia mengerjakan tugas tambahan
Page 154
Lampiran 2
Minat Belajar Siswa pada mata pelajaran Matematika ( Variabel X2 )
INSTRUMEN PENELITIAN
MINAT SISWA
Nama : ……………………………………………
Jenis kelamin : ……………………………………………
Kelas : ……………………………………………
Asal Sekolah : ……………………………………………
Alamat Sekolah : ……………………………………………
……………………………………………
Petunjuk :
1. Dibawah ini terdapat 5 pilihan jawaban yaitu :
SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-kadang
JR : Jarang
TP : Tidak Pernah
2. Jawablah pertanyaan di bawah ini sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan
saudara, dengan cara memberi tanda ceklist () pada salah satu jawaban
yang saudara pilih ( SL, SR, KD, JR atau TP ).
3. Jawaban ini murni untuk keilmuan, bukan untuk publikasi.
Page 155
4. Atas bantuan dan partisipasi Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.
No. Pernyataan SL SR KD J R TP
1 Mata pelajaran matematika menyajikan
pengetahuan baru yang menarik.
2 Mengikuti mata pelajaran dengan dasar
matematika menantang keingintahuan.
3 Sulitnya tugas dan soal matematika
menambah semangat untuk
menyelesaikannya.
4 Adalah menyenangkan memilih matematika
sebagai mata pelajaran favorit
5 Mata pelajaran matematika membosankan.
6 Mempelajari rumus-rumus matematika
membuat putus asa.
7 Mempelajari rumus baru yang belum
disampaikan guru merupakan keasyikan
tersendiri.
8 Kekeliruan menjawab soal bukan alasan
untuk berhenti mempelajarinya.
9 Mata pelajaran matematika tidak penting
dalam kehidupan sehari-hari.
10 Saya memiliki kemahiran menggunakan
kalkulator.
Page 156
12 Mata pelajaran matematika menghambat
kemampuan saya
13 Saya akan mendalami pendekatan kuantitatif
dengan menggunakan rumus dalam
menyelesaiakan tugas
14 Pelajaran matematika kelak sebagai bekal
untuk kemudian hari
15 Saran teman agar menekunin mata pelajaran
ini harus saya ikuti.
16 Kemampuan matematika adalah dasar saya
melanjutkan ke jenjang berikutnya
17 Saya merasa sulit untuk memahami maksud
setiap rumus matematika yang diberikan
oleh guru
18 Kesulitan dalam mempelajari matematika
bukan untuk saya hindari.
19 Mata pelajaran matematika memerlukan
lebih banyak perhatian dan kesabaran saya.
20 Memahami fungsi-fungsi tombol pada
kalkulator saya lakukan setiap saat.
21 Membantu teman yang mengalami kesulitan
dalam memahami materi matematika
merupakan upaya saya untuk meningkatkan
pemahaman diri terhadap materi pelajaran .
Page 157
22 Saya mempelajari pelajaran matematika saat
menemui hal-hal sulit dalam tugas.
23 Saya melihat bahwa pelajaran matematika
memiliki peranan besar pada perkembangan
masyarakat.
24 Menerapkan pelajaran matematika dalam
kehidupan sehari-hari mengasah
keterampilan saya sebagai seorang pelajar.
25 Keberadaan mata peajaran matematika
dalam kurikulum merupakan kendala bagi
saya untuk mempercepat kelulusan.
26 Saya selalu menunggu arahan guru terlebih
dahulu sebelum mempelajari materi
pelajaran matematika.
27 Mengikuti mata pelajaran matematika
adalah suatu keterpaksaan bagi saya.
28 Bagi saya,siswa yang bernilai baik dalam
matematika ditentukan usahanya dalam
menguasai materi.
29 Penguasaan terhadap materi pelajaran
merupakan masukan yang baik untuk mata
pelajaran matemtika
30 Materi-materi matematika tidak mendukung
usaha saya kelak dalam melakukan tes
evaluasi
Page 158
Lampiran 3
Prestasi Belajar Siswa pada mata pelajaran Matematika ( Variabel Y )
INSTRUMEN PENELITIAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Kompetensi Dasar
Materi IndikatorJumlah
SoalBentuk
Soal
Nomor Soal
Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep matriks
Gaya Mendiskripsikan macam -macam matriks
5 Pilihan Ganda
1,3,4.
7.9
Menyelesaikan operasi matriks
5 Pilihan Ganda
6,10, 1113,14
Menentukan determinan dan inves matriks
5 Pilihan Ganda
2,5 8, 12,15
Menyelesaikan masalah pogram linier
Membuat grafik himpunan penyelesaian sistim pertidak samaan linier
5 Pilihan Ganda
16,19,21,
26, 27
Menentukan model matematika dari soal cerita ( kalimat verbal )
5 Pilihan Ganda
17, 18, 22, 25,
30
Menentukan nilai optimum dari system pertidak samaan
5 Pilihan Ganda
20,23,24,
28,29
Page 159
Butir Soal
Pilihlah jawablah a, b, c, d, dan e yang dianggap paling benar !
1. Diketahui matriks A =[−1 00
−2−5
6−7
1
2 −4−984
−312
7 5−1−2−6
−839
] elemen yang terletak
pada baris ke-3 kolom ke-5 adalah .
a. -2 b. -1 c. 0 d. 1 e. 2
2. Matriks-matriks di bawah ini yang merupakan matriks identitas adalah …
a. [123]b. [1 0
0 1]c. [ 1 2 3 ]
d. [1 23 4]
e. [1 2 34 5 06 0 0]
3. Jika matriks A = [2 10 −3] dan B = [−4 3
0 1], maka nilai dari At + 2B adalah …
a. [−2 40 −2]
b. [6 40 4 ]
c. [−6 16 −1]
Page 160
d. [−6 61 −1]
e. [−2 13 −2]
4. Jika hasil perkalian matriks A2x4 x B4x3 = C, maka ordo matriks C adalah …
a. 2 x 3 b. 2 x 4 c. 4 x 4 d.4 x 2e. 3 x 2
5. Jika matriks A = [2 0 10 2 1] dan B = [−1 1
0 21 0 ], maka nilai dari A x B adalah …
a. [−1 32 22 1]
b. [ 3 2 1−1 2 2]
c. [2 −14 1 ]
d. [−1 21 4]
e. [1 1 10 4 11 0 0]
6. Jika matriks A = [ 2 3 −21 0 1
−3 2 −1], maka determinan matriks A adalah …
a. -14 b. -7 c. 0 d. 7 e. 14
7. Diketahui matriks A = [ x −65 2 ] adalah matriks singular. Nilai x yang
memenuhi adalah …
a. 15 b. 10 c. 0 d. -10 e. -15
8. Jika |2 x−1 x+25 3 | = 10, maka nilai x yang memenuhi adalah …
Page 161
a. 23 b. 3 c. 0 d. -3 e. -23
9. Jika A matriks berordo 3 x 3 dan P invers dari matriks A, maka perkalian A x P akan menghasilkan matriks …
a. Segitiga atas b. Segitiga bawah c. Diagonal utama d. Diagonal kedua e. Identitas
10. Invers dari matriks A = [−3 2−7 5 ] adalah …
a. [5 −27 −3]
b. [−5 2−7 3]
c. [3 −27 −5 ]
d. [ 5 2−7 −3]
e. [−5 −27 3 ]
11. Jika matriks A = [1 22 5], maka invers matriks 2A adalah
a. [ 52
1
112]
b. [−52
1
1−12
]c. [ 5 −2
−2 1 ]
Page 162
d. [−52
−1
−1−12
]e. [ 5
2−1
−112
]12. Jika matriks A = [0 3 1
2 −1 40 3 −2], maka nilai M12 adalah …
a. -11 b. -9 c. -4 d. 4 e. 11
13. Jika matriks A = [ 5 2 0−1 3 12 1 −1], maka nilai K23 adalah …
a. 5 b. 1 c. 0 d. -1 e. -5
14. Jika matriks A = [ 2 3 51 0 3
−1 1 −2], maka nilai dari 2(M 23+K 31)
M 22
adalah …
a. -28 b. -14 c. 0 d. 14 e. 28
15. Jika [1 21 −1] [ x
y ]=[ 41], maka nilai 2x – y adalah …
a. 4 b. 3 c. 2 d. 1 e. 0
16. Daerah yang diarsir pada gambar di bawah ini memenuhi sistem pertidaksamaan ….
Y
X
5
8
104
Page 163
X
Y
4
8
6
4
0
X
Y
6
12
10
6
0
a. 2x + y 8; x + 2y 10; x 0; y 0b. 2x + y 8; 2x + y 10; x 0; y 0c. x + 2y 8; x + 2y 10; x 0; y 0d. x + 2y 8; x + 2y 10; x 0; y 0e. 2x + y 8; x + 2y 10; x 0; y 0
17. Daerah yang diarsir pada gambar di bawah ini memenuhi sistem pertidaksamaan ….
a. 2x + y 8; 2x + 3y 12; x 0; y 0b. 2x + y 8; 2x + 3y 12; x 0; y 0c. 2x + y 8; 3x + 2y 12; x 0; y 0d. x + 2y 8; 2x + 3y 12; x 0; y 0e. x + 2y 8; 3x + 2y 12; x 0; y 0
18. Daerah yang diarsir pada gambar di bawah ini memenuhi sistem pertidaksamaan ….
a. 2x + y 12; 5x + 3y 30; x 0; y 0b. 2x + y 12; 5x + 3y 30; x 0; y 0c. 2x + y 12; 3x + 5y 30; x 0; y 0d. x + 2y 12; 5x + 3y 30; x 0; y 0le. x + 2y 12; 3x + 5y 30; x 0; y 0
19. Perhatikan grafik berikut y
Page 164
Sistem pertidaksamaan yang memenuhi daerah penyelesaian di atas adalah ….
a. x + 2y ≤ 8 ; 3x + 2y ≥12 ; x – y ≤ –2 ; x≥0 ; y≥0b. x + 2y ≥ 8 ; 3x + 2y ≥12 ; x – y ≥ –2 ; x≥0 ; y≥0 c. x + 2y ≥ 8 ; 3x + 2y ≤12 ; x – y ≥ –2 ; x≥0 ; y≥0d. x + 2y ≤ 8 ; 3x + 2y ≥12 ; x – y ≥ –2 ; x≥0 ; y≥0e. x + 2y ≤ 8 ; 3x + 2y ≤12 ; x – y ≥ –2 ; x≥0 ; y≥0
20.Seorang pedagang minuman kotak mempunyai lemari yang hanya cukup memuat 60 minuman kotak. Minuman kotak A dibeli dengan harga Rp15.000,00 setiap kotak dan minuman kotak B dibeli dengan harga Rp20.000,00 setiap kotak. Jika pedagang tersebut mempunyai modal Rp1.000.000,00 untuk membeli x minuman kotak A dan y minuman kotak B, maka model matematika yang sesuai dari masalah tersebut adalah ….
a. x + y ≤ 60,3x + 4y ≥ 200, x ≥ 0, y≥ 0b. x + y ≤ 60,3x + 4y ≤ 200, x ≥ 0, y≥ 0c. x + y ≥ 60,3x + 4y ≤ 200, x ≥ 0, y≥ 0d. x + y ≤ 60,4x + 3y ≤ 200, x ≥ 0, y≥ 0e. x + y ≥ 00,4x + 3y ≥ 200, x ≥ 0, y ≥ 0
21.Seorang pedagang biskuit mempunyai etalase yang hanya cukup memuat 50 boks biskuit. Biskuit A dibeli dengan harga Rp20.000,00 per boks dan biskuit B dibeli dengan harga Rp25.000,00 per boks. Jika pedagang tersebut mempunyai modal Rp1.000.000,00 dan dimisalkan x boks biskuit A dan y boks biskuit B, maka model matematika yang sesuai dari masalah tersebut adalah ….
a. x + y ≤ 50, 4x + 5y ≥ 200, x ≥ 0, y ≥ 0
X
Page 165
b. x + y ≤ 50, 4x + 5y ≤ 200, x ≥ 0, y ≥ 0c. x + y ≥ 50, 4x + 5y ≥ 200, x ≥ 0, y ≥ 0d. x + y ≤ 50, 5x + 4y ≤ 200, x ≥ 0, y ≥ 0e. x + y ≥ 50, 5x + 4y ≤ 200, x ≥ 0, y ≥ 0
22.Seorang pedagang paling sedikit menyewa 30 kendaraan untuk jenis truk dan colt, dengan jumlah yang diangkut 354 karung. Truk dapat mengangkut 21 karung dan colt 9 karung. Ongkos sewa truk Rp300.000,00 dan colt Rp150.000,00. Jika x menyatakan banyaknya truk yang disewa dan y banyaknya colt yang disewa, maka model matematika dari permasalahan di atas adalah ….
a. x + y ≤ 30 ; 3x + 7y ≤ 118 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0b. x + y ≤ 30 ; 7x + 3y ≥ 118 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0c. x + y ≤ 30 ; 7x + 3y ≤ 118 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0d. x + y ≥ 30 ; 7x + 3y ≤ 118 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0e. x + y ≤ 30 ; 9x + 21y ≤ 118 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0
23.Seorang pedagang minuman mempunyai modal Rp 500.000,-. dengan modal tersebut ia membelanjakan minuman teh botol dengan harga Rp 1.200,- per botol dan minuman lemon tea dengan harga Rp 1.250,- per botol. Tempat yang ia miliki hanya menampung 400 botol. Model matematika yang dapat ditulis adalah ...
a. 25x + 24y 10.000; x + y 400; x 0; y 0b. 24x + 25y 10.000; x + y 400; x 0; y 0c. 120x + 125y 500.000; x + y 400; x 0; y 0d. 25x + 24y 10.000; x + y 0; x 0; y 0e. 24x + 25y 10.000; x + y 0; x 0; y 0
24. Nilai maksimum dari z = 5x + 4y untuk daerah yang diarsir pada gambar berikut adalah ...
Y
X
5
8
104
a. 16 b. 24 c. 26 d. 52 e. 82
Page 166
X
Y
7
14
16
8
0
25. Perhatikan grafik berikut
Nilai optimum fungsi dari grafik di atas yang dinyatakan dengan persamaan f(x,y) = 3x + 5y adalah ....
a. 28 b. 44 c. 46 d. 56 e. 64 26. Daerah yang diarsir pada gambar berikut merupakan himpunan penyelesaian
sistem pertidaksamaan. Nilai maksimum bentuk objetif dari (3x + 2y) adalah ….
a. 16b. 21c. 23d. 24e. 26
27. Nilai maksimum fungsi sasaran Z = 6x + 8y dari sistem pertidaksamaan 4x +
2y ¿ 60, 2x + 4y ¿ 48, x¿ 0, y ¿ 0 adalah ….
a. 120 b.118 c. 116 d.114 e.112
28.Nilai maksimum fungsi obyektif 4x + 2y pada himpunan penyelesaian system
pertidaksamaan x + y ¿ 4, x + y ¿ 9, –2x + 3y ¿ 12, 3x – 2y ¿ 12 adalah ….
a. 16 b. 24 c. 30 d. 36 e. 48
x
y
0
A ( 3,2 )
B ( 8,4 )
C ( 7,7 )
D ( 2,8 )
E (1,5)
Page 167
29. Luas daerah parkir 1.760 m2. Luas rata – rata untuk mobil kecil 4 m2 dan mobil besar 20 m2. Daya tampung maksimum hanya 200 kendaraan, biaya parkir mobil kecil Rp. 1.000,00/jam dan mobil besar Rp. 2.000,00/jam. Jika dalam satu jam terisi penuh dan tidak kendaraan yang pergi dan datang, maka hasil maksimum tempat parkir itu adalah ….
a. Rp. 176.000,00. d. Rp. 300.000,00.b. Rp. 340.000,00 e. Rp. 300.000,00c. Rp. 200.000,00.
30.Seorang pedagang menjual buah mangga dan pisang dengan menggunakan gerobak. Pedagang tersebut membeli mangga dengan harga Rp. 8.000,00/kg dan pisang Rp. 6.000,00/kg. Modal yang tersedia Rp. 1.200.000,00 dan gerobaknya hanya dapat memuat mangga dan pisang sebanyak 180 kg. Jika harga jual mangga Rp. 9.200,00/kg dan pisang Rp. 7.000,00/kg, maka laba maksimum yang diperoleh adalah ….
a. Rp. 150.000,00. d. Rp. 204.000,00.b. Rp. 180.000,00. e. Rp. 216.000,00c. Rp. 192.000,00.
Lampiran 4
Hasil Penelitian
Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional Guru
Subjek Jumlah Skor Subjek Jumlah Skor
1 84 51 93
2 84 52 93
3 94 53 88
4 85 54 77
5 85 55 88
6 92 56 81
7 76 57 82
8 44 58 84
9 84 59 69
Page 168
10 96 60 73
11 86 61 77
12 78 62 61
13 89 63 69
14 89 64 89
15 76 65 78
16 92 66 79
17 88 67 90
18 90 68 90
19 84 69 90
20 87 70 64
21 85 71 90
22 86 72 90
23 83 73 95
24 87 74 86
25 80 75 80
26 89 76 72
27 78 77 82
28 74 78 95
29 90 79 63
30 87 80 61
31 65 81 76
32 86 82 80
33 91 83 77
Page 169
34 62 84 74
35 85 85 80
36 80 86 73
37 54 87 71
38 67 88 45
39 84 89 65
40 68 90 73
41 74 91 84
42 80 92 84
43 84 93 72
44 77 94 63
45 78 95 77
46 75 96 50
47 71 97 71
48 82 98 80
49 67 99 90
50 57 100 61
Page 171
Tabel 7
Tabel Frekuensi Jawaban Koesioner
Alternatif Jawaban Jumlah
Page 172
1 177
2 361
3 582
4 631
5 549
Tabel 8
Tabel Transformasi Data Ordinal ke Interval
Alt
erna
tif
Ordinal
Frekuensi
ProporsiProporsi Komulat
if
z_val
(Zi)
z*_val (Densita
s)
Scal Value
Skala
Akhir
1 177 177 0.07696 0.0770 -1.4258 0.1444 -1.8758 1.00
2 361 722 0.15696 0.2339 -0.7260 0.3065 -1.0331 1.84
3 582 1746 0.25304 0.4870 -0.0327 0.3987 -0.3644 2.51
4 631 2524 0.27435 0.7613 0.7105 0.3099 0.3236 3.20
5 549 2745 0.2387 1 1.2985 4.17
Tabel 9Data Skor Persepsi Siswapada Kinerja Profesional Guru
SubjekSkor
Subjek
Skor
Ordinal Interval Ordinal Interval
Page 173
1 84 68.68 51 93 77.43
2 84 68.12 52 93 76.83
3 94 77.5 53 88 73.72
4 85 68.79 54 77 65.52
5 85 69.95 55 88 73.29
6 92 75.3 56 81 67.73
7 76 63.52 57 82 69.02
8 44 39.64 58 84 70.98
9 84 69.24 59 69 59.03
10 96 78.9 60 73 61.45
11 86 69.48 61 77 64.32
12 78 64.15 62 61 52.67
13 89 73.94 64 89 58.69
14 89 73.51 64 89 73.55
15 76 62.64 65 78 66.34
16 92 75.3 66 79 66.69
17 88 71.7 67 90 74.93
18 90 75.23 68 90 74.8
19 84 69.11 69 90 74.95
20 87 70.43 70 64 55.17
21 85 69.97 71 90 75.23
SubjekSkor Subjek Skor
Ordinal Interval Oedinal Interval
22 86 72.08 72 90 74.05
Page 174
23 83 67.66 73 95 78.49
24 87 71.89 74 86 72.21
25 80 65.38 75 80 66.8
26 89 72.67 76 72 61.1
27 78 65.4 77 82 68.14
28 74 62.25 78 95 79.05
29 90 73.62 79 63 53.75
30 87 72.15 80 61 52.26
31 65 55.52 81 76 63.61
32 86 71.61 82 80 67.53
33 91 76.35 83 77 64.21
34 62 52.85 84 74 61.84
35 85 71.09 85 80 67.25
36 80 66.22 86 73 62.12
37 54 47.41 87 71 59.75
38 67 56.4 88 45 40.48
39 84 68.98 89 65 55.3
40 68 57.35 90 73 61.49
41 74 61.39 91 84 69.28
42 80 67.12 92 84 70.53
43 84 70.06 93 72 60.48
44 77 65.16 94 63 53.66
45 78 64.43 95 77 64.19
46 75 61.82 96 50 44.36
47 71 59.64 97 71 59.23
Page 175
48 82 67.28 98 80 65.92
49 67 56.9 99 90 75.36
50 57 49.97 100 61 51.79
d. Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian
Tabel 10
Page 176
Statistics
Persepsi Siswa pada Kinerja Guru
N Valid 100
Missing 0
Mean 66.1059
Median 67.2650
Mode 75.23
Std. Deviation 8.83855
Variance 78.120
Minimum 39.64
Maximum 85.95
Tabel 11
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI
PERSEPSI SISWA pada KINERJA PROFESIONAL GURU
Interval kelasFrekuensi Absolut
Frekuensi Relatif
Frekuensi Persentatif
Frekuensi Komulatif
39,6 - 44,5 3 0.03 3% 3
44,6 - 51,5 2 0.02 2% 5
51,6 - 57,5 12 0.12 12% 17
57,6 - 63,5 16 0.16 16% 33
63,6 - 69,5 30 0.3 3% 63
69,6 - 75,5 28 0.28 28% 91
75,6 - 81,5 7 0.07 7% 98
Page 177
81,6 - 87,5 2 0.02 2% 100
HISTOGRAM dan POLIGON
SKOR PERSEPSI SISWA PADA KINERJA
PROFESIONAL GURU
Diagram 4
32 -
28 -
24 - Histogram
20 -
16 - Poligon
12 -
8 -
4 -
039,55 44,55 51,55 57,55 63,55 69,55 75,55 81,55 87,5
Lampiran 5
a. Data Hasil Penelitian
Tabel 12
Page 178
SKOR DATA ORDINAL
MINAT SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA
Subjek Skor Subjek Skor
1 105 51 99
2 95 52 106
3 96 53 99
4 94 54 96
5 98 55 96
6 108 56 93
7 98 57 96
8 77 58 98
9 98 59 105
10 108 60 78
11 97 61 81
12 94 62 86
13 96 63 72
14 121 64 99
15 88 65 87
16 108 66 103
17 116 67 102
18 98 68 101
19 86 69 104
20 92 70 100
21 91 71 104
Page 179
22 104 72 110
23 116 73 119
24 98 74 95
25 101 75 96
26 90 76 80
27 84 77 92
28 104 78 103
29 89 79 85
30 91 80 82
31 86 81 94
32 112 82 93
33 103 83 85
34 94 84 96
35 96 85 95
36 98 86 83
37 89 87 81
38 107 88 77
39 101 89 78
40 94 90 86
41 89 91 94
42 101 92 99
43 97 93 99
44 84 94 96
45 117 95 95
46 104 96 82
Page 180
47 104 97 85
48 94 98 95
49 78 99 122
50 66 100 90
c. Transformasi Data Ordinal kedalam Bentuk Interval
Tabel 13
FREKUENSI ALTERNATIF JAWABAN KOESIONER
MINAT SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA
Alternatif Jawaban Frekkuensi
1 725
2 1569
3 2529
4 2799
5 1378
Tabel 14
TRANSFORMASI SKOR ORDINAL MENJADI INTERVAL
Alt
erna
tif
Jaw
aban
Ordinal Frekuensi ProporsiProporsi Kom
z_val (Zi)
z*_val (densitas)
Skala Nilai
Nilai Interval
Page 181
1 725 725 0.0806 0.0806 -1.401 0.14945 -1.86 1
2 1569 3138 0.1743 0.2549 -0.659 0.32104 -0.98 1.87
3 2529 7587 0.2810 0.5359 0.0901 0.39733 -0.27 2.58
4 2799 11196 0.3110 0.8469 1.0232 0.23636 0.518 3.37
5 1378 6890 0.1531 1 1.544 4.39
Tabel 15
SKOR DATA INTERVAL MINAT SISWA
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
SubjekJumlah Skor
Subjek
Jumlah Skor
Ordinal Interval Ordinal Interval
1 105 90.37 51 99 85.56
2 95 81.09 52 106 91.23
3 96 83.28 53 99 85.94
4 94 80.46 54 96 82.96
5 98 84.77 55 96 84.03
6 108 93.43 56 93 81.21
7 98 84.46 57 96 83.57
8 77 67.66 58 98 84.31
9 98 84.77 59 105 88.91
10 108 93.43 60 78 68.22
11 97 83.21 61 81 70.73
Page 182
12 94 80.61 62 86 74.62
13 96 83.19 63 72 63.56
14 121 105 64 99 85.02
15 88 76.1 65 87 75.32
16 108 93.43 66 103 90.01
17 116 99.59 67 102 88.63
18 98 85.53 68 101 86.98
19 86 75.76 69 104 89.66
20 92 79.42 70 100 85.66
21 91 78.79 71 104 91.19
22 104 91.04 72 110 95.47
23 116 99.59 73 119 102.9
24 98 84.77 74 95 81.86
25 101 86.67 75 96 83.65
26 90 77.22 76 80 69.56
27 84 72.79 77 92 79.04
28 104 90.35 78 103 88.79
29 89 76.9 79 85 73.58
30 91 79.78 80 82 71.68
31 86 74.52 81 94 81.38
32 112 96.74 82 93 80.13
33 103 88.71 83 85 74.13
Page 183
34 94 82.37 84 96 82.2
35 96 84.03 85 95 81.95
36 98 84.77 86 83 72.7
37 89 77.05 87 81 71.19
38 107 91.79 88 77 68.28
39 101 87.06 89 78 68.46
40 94 80.69 90 86 74.93
41 89 76.75 91 94 81.23
42 101 87.05 92 99 84.64
43 97 84.3 93 99 87.01
44 84 74.25 94 96 82.12
45 117 100.9 95 95 82.41
46 104 89.43 96 82 71.45
47 104 89.89 97 85 74.43
48 94 81.16 98 95 82.25
49 78 68.82 99 122 106.3
50 66 60.03 100 90 79.52
Analisis Deskriptif Data Minat Siswa pada Pelajaran Matematika.
8) Mean : 82,74
9) Modus : 84,77
10) Median : 83,08
11) Standar Deviasi : 8,80
Page 184
12) Varian : 77,43
13) Nialai tertinggi : 106,25
14) Nilai terendah : 60,03
Tabel 16
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI MINAT SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA
Interval kelasFrekuensi Absolut
Frekuensi Relatif
Frekuensi Persentatif
Frekuensi Komulatif
60 - 65,9 2 0.02 2% 2
66 - 71,9 10 0.1 10% 12
72 - 77,9 16 0.16 16% 28
78 - 83,9 27 0.27 27% 55
84 - 89,9 27 0.27 27% 82
90 - 95,9 11 0.11 11% 93
96 - 101,9 4 0.04 4% 97
102 - 107,9 3 0.03 3% 100
Page 185
HISTOGRAM dan POLIGONSKOR MINAT SISWA pada PELAJARAN MATEMATIKA
Diagram 5
28 -
24 - Histogram
20 -
16 -
12 -
8 -
Poligon
4 -
Page 186
0 59,95 65,95 71,95 77,95 83,95 89,95 95,95 101,95
107,95
Lampiran 6
b. Hasil Penelitian
Tabel 17
DATA PRESTASI BELAJAR SISWA
Subjek Nilai Subjek Nilai
1 44 51 60
2 54 52 66
3 50 53 44
4 74 54 52
5 60 55 52
6 50 56 30
7 62 57 40
8 58 58 34
9 54 59 50
10 54 60 60
11 70 61 48
12 50 62 42
13 50 63 38
14 66 64 44
Page 187
15 60 65 30
16 74 66 46
17 44 67 50
18 62 68 44
19 42 69 40
20 42 70 34
21 74 71 50
22 74 72 50
23 84 73 58
24 60 74 36
25 64 75 36
26 74 76 34
27 44 77 28
28 60 78 44
29 68 79 33
30 52 80 39
31 52 81 28
32 52 82 31
33 68 83 30
34 52 84 30
35 72 85 38
36 52 86 28
37 40 87 28
38 44 88 34
Page 188
39 60 89 30
40 56 90 30
41 40 91 38
42 56 92 60
43 56 93 22
44 48 94 28
45 64 95 36
46 56 96 26
47 60 97 24
48 48 98 34
49 52 99 44
50 44 100 28
Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian
Berdasarkan perhitungan dengan bantuan SPSS diperoleh hasil
pengolahan data sebagai betikut :
8) Mean : 48,1
9) Modus : 44
10) Median : 49
11) Standar Deviasi : 13,86
12) Varian : 192,49
13) Nialai tertinggi : 84
14) Nilai terendah : 22
Page 189
Tabel 18
DISTRIBUSI FREKUENSI DATAPRESTASIBELAJAR MATEMATIKA SISWA
Kelas IntervalFrekuensi Absolut
Frekuensi Relatif
Frekuensi Persentatif
Frekuensi Komulatif
22 - 29 9 0.09 9% 9
30 - 37 16 0.16 16% 25
38 - 45 21 0.21 21% 46
46 - 53 20 0.2 20% 66
54 - 61 18 0.18 18% 84
62 - 69 8 0.08 8% 92
70 - 77 7 0.07 7% 99
78 - 85 1 0.01 1% 100
Page 190
Diagram 6
GRAFIK POLIGON DAN HISTOGRAMDATA PRESTASI BELAJAR SISWA
20 -
18 -
16 - Histogram
14 -
12 -
10 - Poligon
8 -
6 -
4 -
2 -
Page 191
0 21,5 29,5 37,5 45,5 53,5 61,5 69,5 77,5 83,5
Lampiran 7
Uji Normalitas
a. Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional Guru
Hasil pengujian dengan menggunakan SPSS diperoleh :
Tabel 19
TABEL PENGUJIAN NORMALITAS DATA
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kinerja Profesional Guru
N 100
Normal Parametersa,,b Mean 66.1059
Std. Deviation 8.83855
Most Extreme Differences Absolute .072
Positive .058
Negative -.072
Kolmogorov-Smirnov Z .724
Asymp. Sig. (2-tailed) .670
Page 192
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
d. Minat Siswa pada Pelajaran Matematika
Hasil pengujian dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 20
TABEL UJI NORMALITAS DATA MINAT SISWAPADA PELAJARAN MATEMATIKA
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Minat Siswa pada Pelajaran Matematika
N 100
Normal Parametersa,,b Mean 82.7428
Std. Deviation 8.79948
Most Extreme Differences Absolute .062
Positive .062
Negative -.058
Kolmogorov-Smirnov Z .618
Asymp. Sig. (2-tailed) .839
Page 193
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
e. Prestasi Belajar Matematika
Dengan bantuan SPSS diperoleh hasil pengujian nomarlitas sebagai
berikut :
Tabel 21
TABEL NORMALITAS DATAPRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Hasil Belajar Matematika
N 100
Normal Parametersa,,b Mean 48.0500
Std. Deviation 13.86178
Most Extreme Differences Absolute .075
Positive .075
Negative -.056
Kolmogorov-Smirnov Z .749
Asymp. Sig. (2-tailed) .628
Page 194
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Lampiran 9
Uji Linieritas
d. Uji Lineritas hubungan Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional Guru dengan
Minat Siswa pada Pelajaran Matematika
Tabel 22
TABEL UJI LINIERITAS
Page 195
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Min
at p
ada
Pel
ajar
an M
atem
atik
a *
Kin
erja
Pro
fesi
onal
Gur
u
Between Groups
(Combined)
7649.641 98 78.058 4.873 .348
Linearity 2972.022 1 2972.022 185.545 .047
Deviation from Linearity
4677.619 97 48.223 3.011 .434
Within Groups 16.018 1 16.018
Total 7665.658 99
e. Uji Linieritas hubungan variabel Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional
Guru dengan Prestasi Belajar Matematika
Dari pengujian dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 23
TABEL UJI LINIERITAS
Page 196
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Has
il B
elaj
ar M
atem
atik
a *
Kin
erja
Pro
fesi
onal
Gur
u
Between Groups
(Combined) 18950.750 98 193.375 2.686 .457
Linearity 3739.586 1 3739.586 51.939 .088
Deviation from Linearity
15211.164 97 156.816 2.178 .500
Within Groups 72.000 1 72.000
Total 19022.750 99
f. Uji Linieritas hubungan variabel Minat Siswa pada Pelajaran Matematika
dengan Prestasi Belajar Matematika
Tabel 24
Page 197
TABEL UJI LINIERITAS
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Has
il B
elaj
ar M
atem
atik
a *
Min
at p
ada
Pel
ajar
an M
atem
atik
a
Between Groups
(Combined) 17641.083 92 191.751 .971 .584
Linearity 2774.779 1 2774.779 14.058 .007
Deviation from Linearity
14866.304 91 163.366 .828 .694
Within Groups 1381.667 7 197.381
Total 19022.750 99
Lampiran 9
4. Pengujian Multikolinieritas
Dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :
Page 198
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) -3.152 10.711 -.294 .769
Kinerja Guru .500 .171 .330 2.919 .004
Minat Siswa .198 .136 .164 1.456 .148
b. Dependent Variable: Hasil Belajar
Kriteria pengujian Multikolineritas :
Suatu model regresi dikatakan bebas dari multikolineritas, jika :
Mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1
Menmpunyai angka tolerance mendekati angka 1
Dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :
Coefficientsa
Model
Correlations Collinearity Statistics
Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 Kinerja Guru .428 .284 .265 .646 1.547
Minat Siswa .361 .146 .132 .646 1.547
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Lampiran 10
h. Analisis Korelasi
Page 199
Tabel 25
TABEL KOEFISIEN KORELASI
Correlations
Kinerja Profesional
Guru
Minat Siswa pada Pelajaran
MatematikaHasil Belajar Matematika
Kinerja Profesional Guru
Pearson Correlation
1 .623** .443**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 100 100 100
Minat Siswa pada Pelajaran Matematika
Pearson Correlation
.623** 1 .382**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 100 100 100
Hasil Belajar Matematika
Pearson Correlation
.443** .382** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tabel 26
RANGKUMAN HASIL ANALISIS KORELASI(Koefisien Korelasi)
Page 200
Hubungan Antar Variabel Korelasi Nilai
Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional Guru dengan Hasil
Belajar Siswa rX1 Y0,443
Minat Siswa pada Pelajaran Matematika dengan Hasil
Belajar Matematika Siswa rX2 Y0,382
Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional Guru dengan
Minat Siswa pada Pelajaran Matematika rX1 X2 0,623
Lampiran 11Analisis Jalur
Diagram 8
0,443(0,335)
0,623(0,623)
0,382(0,173)
Keterangan : Angka di luar kurung koefisien korelasi, dalam kurung koefisien
jalur.
i. Analisis Jalur
Diagram 9
0,443(0,335)
X1
X2
Y
X1
Page 201
0,623(0,623)
0,382(0,173)
Angka diluar kurung koefisien korelasi, di dalam kurung koefisien jalur.
X2
Y