Top Banner
PENGARUH PERSEPSI SISWA PADA KINERJAPROFESIONAL GURU DAN MINAT SISWAPADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA (Survei pada siswa/i SMK di Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat ) Tesis Di ajukan untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar magister NAMA : WIYONO NPM : 2009727905 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PASCA SARJANA
286

Tesis Mapel Matematika

Dec 21, 2015

Download

Documents

laboran_smpn187

PENGARUH PERSEPSI SISWA PADA KINERJAPROFESIONAL GURU DAN MINAT SISWAPADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tesis Mapel Matematika

PENGARUH PERSEPSI SISWA PADA KINERJAPROFESIONAL GURU DAN MINAT SISWAPADA

MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA

(Survei pada siswa/i SMK di Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat )

Tesis

Di ajukan untuk melengkapi persyaratan mencapai

gelar magister

NAMA : WIYONO

NPM : 2009727905

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PASCA SARJANA

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2012

Page 2: Tesis Mapel Matematika

LEMBAR PENGESAHAN

Tesis ini telah diujikan pada hari Selasa tanggal 10 April 2012

Tim Penguji Tanda Tangan

Ketua : Prof. Dr. H. Sumaryoto

Anggota : 1. Dr. H. Suparman Ibrahim Abdullah, M.Sc

2. Dr. Supardi US, MM, M. Pd

Mangesahkan

Ketua Sekertaris

Prof. Dr. H. Sumaryoto Dr. H. Suparman Ibrahim Abdullah, M.Sc

i

Page 3: Tesis Mapel Matematika

LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini adalah karya saya

sendiri. Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagaian isi tesis ini

bukan hasil karya saya sendiri, saya bersedia menerima sangsi sesuai Undang-

undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab IV Pasal 25 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

Jakarta, 10 Maret 2012

WIYONO

ii

Page 4: Tesis Mapel Matematika

ABSTRAK

A. WIYONO, NPM : 2009727905

B. Pengaruh Persepsi Siswa Pada Kinerja Profesional Guru dan Minat Siswa pada Pelajaran Matematika terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa.

C. xii + 5 Bab + 128

D. Kata Kunci : Persepsi Kinerja Profesional Guru, Minat Siswa, Prestasi Belajar Matemtika.

E. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh langsung persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar siswa, pengaruh langsung minat siswa pada pelajaran matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa, pengaruh langsung persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap minat siswa pada pelajaran matematika, pengaruh tidak langsung persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar siswa melalui minat siswa pada pelajaran matematika. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Sampel berukuran 100 orang yang diambil secara random dan berstrata berdasarkan perbandingan jumlah siswa di setiap SMK di Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Analisis data meliputi analisis Deskriptif, Uji Normalitas, Uji Linieritas, Uji Multikolinierritas, Analisis korelasi, koefisien jalur dan Analisis Jalur. Uji statistik yang digunakan uji F dengan bantuan SPSS. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November sampai dengan Maret 2012. Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh langsung yang signifikan persepsi siswa pada Kinerja profesional guru pelajaran terhadap prestasi belajar siswa ditunjukkan angka koefisien jalur 0,335, pengaruh langsung yang signifikan persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap minat siswa pada pelajaran matematika ditunjukkan dengan koefisien jalur sebesar 0,623, terdapat pengaruh langsung yang signifikan minat siswa pada pelajaran matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa dengan koefisien jalur sebesar 0,173, dan terdapat pengaruh tidak langsung persepsi kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar matematika melalui minat siswa pada pelajaran matematika dengan koefisien jalur sebesar 0,107

F. Daftar Pustaka :1. Buku 32 buah (tahun 2000 sampai dengan 2010)2. 7 Jurnal

G. Pembimbing ;

1. Prof. Dr.H. Sumaryoto2. Drs Ismu Prihanto, M. Kom

Page 5: Tesis Mapel Matematika

iii

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN TESIS

Nama : WIYONO

NPM : 2009727905

Program Pasca Sarjana : MIPA

Judul Tesis : Pengaruh Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional

Guru dan Minat Siswa pada Mata Pelajaran

Matematika terhadap Prestasi Belajar Matematika.

Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan

Pada tanggal 12 Matet 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Sumaryoto Dr s Ismu Prihanto, M. Kom

Page 6: Tesis Mapel Matematika

iv

“Kejarlah Impianmu setinggi

Langit demi masa depan ”

“Tesis ini kupersembahkan

Pada Kedua orang tua ku,

Anak, istri dan teman

tercinta ”

Page 7: Tesis Mapel Matematika

v

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat,hidayah dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga

akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis ini tepat pada waktunya.

Tesis yang berjudul “Pengaruh Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional

Guru dan Minat Siswa pada Pelajaran Matematika terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa” ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh gelar magister pada Universitas Indraprasta PGRI.

Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis menyampaikan rasa

hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas

telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan

tesis ini, terutama kepada :

1. Bapak Prof, Dr.H. Sumaryoto, selaku Rektor dan Dosen Pembimbing Materi

Universitas Indraprasta PGRI

2. Bapak Drs Ismu Prihanto, M .Kom Selaku Dosen Pembimbing Tekhnik

Universitas PGRI.

4. Bapak Dr. Suparman Ibrahim Abdullah, M.Sc selaku Direktur Program

Pascasarja Universitas PGRI

5. Para Kepala SMK di Kecamatan Cengkaraeng Jakarta Barat

6. Rekan-rekan Guru SMK di Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat

Page 8: Tesis Mapel Matematika

vi

Penulis penyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan baik bentuk,

isi maupun tekhnik penyejiannya, oleh sebab itu kritikan yang bersifat

membangun dari berbagai pihak penulis terima dengan tangan terbuka serta

sangat diharapkan. Semoga kehadiran tesis ini memenuhi sasarannya.

Jakarta, 10 Maret 2012

Wiyono

Page 9: Tesis Mapel Matematika

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................i

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii

ABSTRAK ............................................................................................................ iii

LEMBAR MOTTO ............................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar belakang ......................................................................... 1

B. Identifikasi masalah ................................................................ 8

C. Pembatasan masalah.............................................................. 10

D. Perumusan masalah ............................................................... 10

E. Tujuan penelitian ……………………………………….….. 11

F. Keguanaan penelitian ………...….………….……………... 11

G. Sistematika penulisan tesis ……..……….…………………. 12

BAB II LANDASAN TEORI,KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A. Landasan teori 14

a. Prestasi belajar matematika ............................................. 14

b. Persepsi siswa pada kinerja profesional guru .................. 25

Page 10: Tesis Mapel Matematika

viii

c. Minat siswa pada matematika ......................................... 40

B. Kerangka berpikir ................................................................. 57

C. Hipotesis ............................................................................... 61

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 62

A. Tempat dan waktu penelitian ................................................. 62

B. Metode penelitian .................................................................. 63

C. Populasi dan sampel .............................................................. 65

D. Metode pengumpulan data .................................................... 67

E. Pembakuan instrumen penelitian ........................................... 68

F. Teknik analisis data ............................................................... 78

G. Hipotesis statistik ................................................................... 80

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN 85

A. Deskripsi data penelitian ....................................................... 85

B. Pengujian persyaratan analisis ............................................. 105

C. Pengujian hipotesis .............................................................. 114

D. Interpretasi hasil penelitian .................................................. 122

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 127

A. Kesimpulan .......................................................................... 127

B. Saran ...................................................................... ............. 129

Daftar Pustaka.

Lampiran-lampiran:

Page 11: Tesis Mapel Matematika

ix

DAFTAR TABEL

1. Jadwal penelitian .......................................................................................... 63

2. Kisi-kisi instrumen persepsi siswa pada kinerja profesional guru ................ 70

3. Tabel hasil analisis validitas persepsi siswa pada kinerja profesional

guru .............................................................................................................. 70

4. Kisi-kisi instrumen minat siswa pada pelajaran matematika ........................ 74

5. Hasil analisis validitas instrumen minat siswa pada pelajaran

matematika .................................................................................................... 74

6. Skor mentah variabel persepsi siswa pada kinerja profesional guru ............ 85

7. Tabel frekuensi jawaban variabel persepsi siswa pada kinerja

profesional guru ........................................................................................... 87

8. Transformasi data ordinal ke interval variabel persepsi siswa pada

kinerja profesional guru ............................................................................... 88

9. Data interval variabel persepsi siswa pada kinerja profesional guru ........... 88

10. Analisis deskriptif data persepsi siswa pada kinerja profesional guru ........ 90

11. Distribusi frekuensi data persepsi siswa pada kinerja profesional guru ...... 91

12. Skor data ordinal minat siswa pada pelajaran matematika ........................... 93

13. Frekuensi jawaban koesioner minat siswa pada pelajaran matematika ........ 95

14. Transformasi data ordinal ke interval variabel minat siswa pada

pelajaran matematika ........................................... ........................................ 96

15. Data interval variabel minat siswa pada mata pelajaran matematika ........... 96

Page 12: Tesis Mapel Matematika

x

16. Distribusi frekuensi data minat siswa pada mata pelajaran

matematika .................................................................................................. 99

17. Data prestasi belajara matematika .............................................................. 100

18. Distribusi frekuensi data prestasi belajar siswa .......................................... 103

19. Uji normalitas data persepsi siswa pada kinerja profesional urgu .............. 105

20. Uji normalitas data minat siswa pada mata pelajaran matematika ............. 106

21. Uji normalitas data prestasi belajar matematika ......................................... 107

22. Uji liniertas hubungan variabel persepsi siswa pada kinerja profesional

guru dengan prestasi belajar matematika siswa .......................................... 109

23. Uji linieritas hubungan minat siswa pada pelajaran matematika

24. dengan prestasi belajar matematika siswa .................................................. 110

25. Uji linieritas hubungan persepsi siswa pada kinerja profesional guru

dengan minat siswa pada pelajaran matematika ........................................ 111

26. Analisis regresi ganda .................. .............................................................. 113

27. Uji multikolinieritas ................................ ................................................... 114

28. Koefisien korelasi ....................................................................................... 116

29. Analisis korelasi ..........,.............................................................................. 116

Page 13: Tesis Mapel Matematika

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat tugas pembimbing ............................................................................ 130

2. Kartu bimbingan ......................................................................................... 131

3. Ijin penelitian .............................................................................................. 133

4. Instrumen penelitian ................................................................................... 134

5. Output olah data uji coba ………………………………………………… 138

Page 14: Tesis Mapel Matematika

xii

Page 15: Tesis Mapel Matematika

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pasca pengesahan Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendididkan Nasional, terjadilah berbagai dinamika dan perubahan besar dalam

konteks pengelolaan proses pendidikan di Indonesia baik tingkat dasar, menengah

maupun tinggi, dimana dalam undang-undang tersebut tidak lagi dikenal istilah

pengajaran akan tetapi menggunakan istilah pembelajaran. UU No.20 tahun 2003

ini memberikan definisi bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan fasilitas belajar pada suatu lingkungan belajar. Peningkatan

akses masyarakat secara langsung terhadap proses pendidikan adalah merupakan

bagian dari upaya menciptakan kerjasam antara masyarakat dan lembaga untuk

mencapai pendidikan yang berkualitas seperti yang diharapkan. Hal ini

merupakan mandat yang harus dilakukan bangsa Indonesia sesuai dengan tujuan

negara Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi

segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan

bangsa, memajukan kesejahteraan umum dan ikut melaksanakan ketertiban dunia

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Lebih lanjut dalam Batang Tubuh UUD 1945 diamanatkan bahwa

pentingnya pendidikan bagi seluruh warga negara adalah merupakan bagian dari

proses pengembangan sumberdaya manusia dengan tujuan agar warga negara

dapat berusaha secara mandiri maupun kelompok secara bergotong royong dalam

1

Page 16: Tesis Mapel Matematika

mengembangan diri, berusaha memenuhi kebutuhan hidup serta mempunyai hak

untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Hal ini seperti tertuang dalam Pasal

28 B Ayat (1) yaitu bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui

pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan

mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi

meningkatkan kualitas hidupnya serta kesejahteraan umat manusia. Demikian pula

Pasal 31 Ayat (1) yang mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak

mendapat pendidikan.

Dalam menghadapi era globalisasi yang diiringi dengan perkembangan

IPTEK yang terus berkembang, peningkatan kualitas sumber daya manusia

mempunyai posisi yang strategis bagi keberhasilan dan kelanjutan pembangunan

nasional. Oleh sebab itu, upaya tersebut mutlak mendapat perhatian yang

sungguh-sungguh dan harus dirancang secara terencana, sistematis dan seksama

berdasarkan pemikiran yang matang, karena semuanya ini merupakan bagian dari

konsep awal dala upaya penignkatan kualitas sumber.

Berbagai langkah dan indikator yang digunakan dalam upaya peningkatan

mutu pendidikan antara lain melalui peningkatan kinerja guru dan peningkatan

mutu pelajaran yang melibatkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), Pakem,

serta peran serta masyarakat (PSM). Dalam kaitannya dengan Pakem, guru

dituntut untuk menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, aktif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan. Situasi yang demikian harus diupayakan untuk semua

mata pelajaran agar harapan peningkatan mutu pendidikan dapat tercapai secara

optimal.

Page 17: Tesis Mapel Matematika

Mencapai mutu pendidikan yang lebih baik, nampaknya tak boleh

dipandang sebagai jalan yang mudah untuk ditempuh, akan tetapi butuh banyak

pengorbanan dan keterlibatan dari berbagai pihak. Para murid dan orang tua

murid, guru dan kepala sekolah, pemerintah daerah dan pusat, keterlibatan pihak

donatur, serta sumbang saran dari para praktisi pendidikan yang dianggap mampu

serta para ahli pendidikan Indonesia lainnya. Karena bagaimana pun, pendidikan

di Indonesia adalah desain besar bangsa yang mempunyai indikasinya bahwa peta

peningkatan pendidikan guru merupakan barometer pertama dan peran utama

untuk melahirkan generasi bangsa yang bermutu.

Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, Bab IV Kualifikasi dan Kompetensi, Pasal 6 menyebutkan bahwa guru

dan dosen wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen

pembelajaran yang sehat jasmani dan rohani, memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional, serta memiliki sertifikat profesi.

Persyaratan keikutsertaan untuk memperoleh sertifikasi profesi, dijelaskan lebih

jauh dalam Pasal 7 ayat (1) yang berbunyi: Kualifikasi akademik guru diperoleh

melalui pendidikan tinggi program sarjana (S1) atau program diploma empat

(D4). Semua ini merupakan persyaratan mutlak dan mempunyai tujuan untuk

menghindari ungkapan menjadi guru hanya kesedar mendompleng sebuah

popularitas.

Hal tersebut di atas, maka wawasan, pengetahuan serta keterampilan

mengajar guru harus terus ditingkatkan melalui pola pembinaan profesional baik

secara vertikal maupun horizontal. Mengingat hal tersebut di atas,maka perlu

Page 18: Tesis Mapel Matematika

adanya suatu sistem pembinaan profesional dalam suatu pola dan mekanisme

yang lebih dinamis dengan dilandasi suatu cita-cita untuk menjadi lebih baik .

Dalam sistem pembinaan profesional ini terdapat berbagai program atau pola

pendekatan yang mampu meningkatkan dan mendorong guru untuk belajar, baik

sikap, kemampuan, pengetahun maupun keterampilan sehingga memberikan

dampak positif dalam melaksanakan proses pembelajaran yang akhirnya dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

Pembinaan profesionalisme guru melalui berbagai pendidikan dan

pelatihan merupakan salah satu upaya meningkatkan kemampuan dan wawasan

guru dalam bidang pendidikan yang lebih efektif dan berkualitas. Dengan

demikian pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada guru diharapkan dapat

meningkatkan kreativitas dan inovasi guru dalam melaksanakan pembelajaran di

kelas, dengan harapan para siswa lebih tertarik untuk mengikuti dan mendalami

pelajaran yang sedang diikutinya. Pembelajaran inovatif dan kreatif merupakan

salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan minat siswa dalam

belajar. Sebaliknya, pembelajaran yang bersifat monoton atau tidak vareatif

biasanya dapat menimbulkan minimnya minat siswa dan menimbulkan kejenuhan

siswa dalam mengikuti pelajaran tersebut. Di lain sisi, pada kenyataannya di

lapangan, tidak semua bahkan sangat sedikit guru-guru kita yang telah mencoba

untuk melaksanakan pembelajaran kreatif dan inovatif. Bahkan kebanyakan guru

melaksanakan pembelajaran di sekolah memakai metode konvensional, ceramah

atau memberikan tugas dari buku latihan kerja siswa (LKS).

Page 19: Tesis Mapel Matematika

Memang tidak mudah mengajak guru-guru untuk dapat melaksanakan

pembelajaran kreatif dan inovasi. Perlu adanya dorongan baik dari dalam maupun

luar diri guru untuk mencoba melaksanakan sistem pembelajaran sesuai dengan

yang diharapkan. Dorongan seperti ini yang dikenal dengan motivasi berprestasi.

Karena motivasi berprestasi merupakan kecenderungan seseorang untuk berjuang

dalam mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan yang berorientasi untuk

tujuan sukses atau gagal. Motivasi berprestasi itu bersumber dari dalam diri

individu dan bukan dari diri orang lain sehingga dapat tercapai suatu keberhasilan

dalam belajar. Dengan demikian motivasi berprestasi sangat penting peranannya

dalam pencapaian suatu keberhasilan karena tercapai suatu keberhasilan seseorang

disebabkan adanya motivasi dari diri sendiri sehingga tercapai hasil belajar yang

baik.

Bagi guru yang memiliki motivasi berprestasi akan senantiasa melakukan

peningkatan kemampuannya secara terus menerus dalam melakukan pembelajaran

yang dapat meningkatkan prestasi siswa. Bagi guru yang memiliki motivasi

berprestasi, selain berusaha untuk selalu meningkatkan kreativitasnya dalam

bidang pembelajaran, keberhasilan siswa dalam meraih prestasi adalah merupakan

suatu kebanggaan dan kepuasan baginya atas apa yang telah dia kerjakan.

Secara profesional Kreativitas guru dalam menciptakan sesuatu yang baru,

baik dalam melakukan pembelajaran yang kreatif dan inovatif maupun dalam

peningkatan wawasan dan keilmuan yang continue merupakan bagian yang tak

terpisahkan dari motivasi guru dalam menciptakan prestasi. Artinya, bagi guru

yang memiliki motivasi berprestasi, dia akan berusaha untuk menciptakan system

Page 20: Tesis Mapel Matematika

pembelajaran yang inovatif yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dan akan

senantiasa meningkatkan kemampuan dan wawasannya dalam bidang pendidikan.

Sebaliknya, bagi guru yang tidak memiliki motivasi berprestasi, ia tidak akan

tertarik untuk selalu meningkatkan kemampuan dan wawasannya, bahkan akan

cenderung stagnan atau bahkan menurun dalam prestasinya.

Dalam konteks pembelajaran matematika, seorang guru dituntut secara

profesional baik dari segi sikap, kematangan secara teoritik dari ilmu tentang

matematika, gaya mengajar merupakan bagian dari kemampuan yang harus

dimiliki oleh seorang guru selain pengetahuan tentang apa yang diajarkan, karena

gaya mengajar, penguasaan materi serta seni dalam menciptakan situasi belajar

adalah merupakan bagian terpenting yang dapat membangkitkan minat belajar

siswa sekaligus merupakan barometer untuk mengukur profesional tidaknya

seorang guru atau pengajar.

Berkaitan dengan tingkat kesulitan dalam pembelajaran matematika, maka

karakter terpenting dalam pembelajaran matematika adalah penguasaan konsep,

alogaritma, dan kemampuannya menyelesaikan masalah. Karena belajar

matematika berarti belajar konsep, struktur suatu topik, dan mencari hubungan

struktur dan konsep tersebut. Mengingat sulit dan pentingnya ilmu tentang

matematika, maka dalam proses pembelajaran harus diupayakan situasinya dapat

membangkitkan antusiasme siswa. Dengan demikian secara profesional seorang

guru harus memahami kemampuan siswa yang berbeda, memiliki kesabaran,

ketekunan dan kesungguhan dalam membina dan meningkatkan gaya dan cara

penyajian materi matematika.

Page 21: Tesis Mapel Matematika

Dalam era saat ini kita dihadapkan pada masalah yang lebih kompleks

dimana sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu menghadapi zaman

yang akan datang mampu bertahan. Pada kenyataannya semua bidang keilmuan

maupun sektor kehidupan kita, dihadapkan kepada masalah-masalah yang

memerlukan matematika sebagai pemecahannya.

Prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang meliputi faktor

internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang mempengaruhi yang

berasal dari dalam diri siswa yaitu meliputi, bakat, minat, sikap, motivasi, dan

keterampilan yang ada pada dirinya. Minat yang tinggi terhadap suatu mata

pelajaran, memungkinkan siswa memberikan perhatian yang tinggi terhadap mata

pelajaran itu sehingga memungkinkan pula memperoleh hasil belajar yang tinggi,

sebagai akibat dari ketertarikan siswa terhadap suatu mata pelajaran.

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa, yang

meliputi tiga lingkungan utama siswa yaitu lingkungan rumah, sekolah dan

masyarakat. Dalam proses pembelajaran di sekolah berbagai faktor eksternal

dapat berpengaruh terhadap pencapaian prestasil belajar siswa. Di antara berbagai

faktor tersebut adalah guru.

Guru memegang peranan penting dalam pencapaian prestasi belajar yang

optimal, karena gurulah yang menjadi perencana, pelaksana dan sekaligus yang

memberikan evaluasi pencapaian hasil belajar. Maka kinerja guru akan memiliki

pengaruh terhadap pencapaian hasil belajar itu. Guru adalah seorang pendidik,

pembimbing, pelatih dan pemimpin yang dapat menciptakan iklim belajar

menarik, aman, nyaman dan kondusif di kelas, keberadaannya di tengah siswa

Page 22: Tesis Mapel Matematika

dapat mencairkan suasana kebekuan, kekakuan dan kejenuhan belajar yang terasa

berat diterima siswa.

Karena iklim yang tidak kondusif akan berdampak negatif terhadap proses

pembelajaran sebab siswa akan merasa gelisah, resah, bosan dan jenuh.

Sebaliknya iklim belajar yang kondusif dan menarik dapat dengan mudah

tercapainya tujuan pembelajaran, dan proses pembelajaran yang dilakukan

menyenangkan bagi peserta didik. Sehingga akan tumbuh minat siswa pada

pelajaran matematika yang pada gilirannya akan tercapai hasil belajar yang

optimal.

Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya

proses dan hail pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu berbagai upaya

dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan

sumbangan yang signifikan kalau tanpa didukung oleh guru yang profesional dan

berkualitas.

Dari berbagai uraian di atas peneliti merasa tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa Pada Kinerja Profesional

Guru dan Minat Siswa pada Pelajaran Matematika Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa di SMK Swasta di Cengkarang Jakarta Barat ”

B. Identifikasi masalah

Dari latar belakang permasalahan di atas maka dapat diidentifikasi

berbagai permasalahan sebagai berikut :

Page 23: Tesis Mapel Matematika

1. Bagaimanakah kinerja profesional guru SMK di Kecamatan

Cengkareng Jakarta Barat, berdasarkan persepsi siswa?

2. Apakah yang mempengaruhi kinerja profesional guru ?

3. Bagaimanakah meningkatkan kinerja profesional guru ?

4. Bagaimanakah minat siswa terhadap mata pelajaran matematika ?

5. Apakah yang mempengaruhi minat siswa pada mata pelajaran

matematika?

6. Bagaimana menumbuhkan dan meningkatkan minat siswa pada

pelajaran matematika?

7. Bagaimana prestasi belajar matematika siswa ?

8. Apakah yang mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa ?

9. Bagaimanakah cara meningkatkan prestasi belajar matematika siswa ?

10. Adakah pengaruh kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar

matematika siswa ?

11. Adakah pengaruh minat terhadap prestasi belajar matematika siswa ?

12. Adakah pengaruh kinerja profesional guru terhadap minat siswa

terhadap mata pelajaran matematika ?

13. Adakah pengaruh kompetensi profesional kepala sekolah dan kinerja

profesional guru secara bersama-sama terhadap prestasi belajar

matematika siswa ?

Page 24: Tesis Mapel Matematika

C. Pembatasan masalah

Pembatasan masalah merupakan pembatasan penelaahan yang dilakukan

oleh peneliti agar penelitian tidak menjadi terlalu luas. Untuk itu peneliti

membatasi masalah penelitian sebagai berikut :

1. Penaruh persepsi siswa pada kinerja profesisonal guru adalah

gambaran yang terstruktur dan bermakna hasil kerja yang dicapai oleh

guru dalam melaksanakan tugas dan perannya sebagai tenaga

profesional pendidikan

2. Pengaruh minat diartikan sebagai perasaan senang atau ketertarikan

terhadap suatu objek yang berkaitan dengan dirinya. Dan karena rasa

senangnya itu kemudian dia memberikan perhatian yang lebih dari

objek lainnya. Minat dalam penelitian ini dibatasi pada minat siswa

terhadap mata pelajaran matematika.

3. Prestasi belajar matematika adalah perubahan tingkah laku yang

berupa : afektif, kognitif, dan psikomotor yang dimiliki siswa sebagai

akibat dari interaksi pembelajaran.

D. Perumusan masalah

Perumusan masalah merupakan permasalahan yang akan dicari

jawabannya dalam penelitian ini, dalam hal ini peneliti menetapkan 3 masalah

yang berkaitan dengan penilitian yaitu :

1. Adakah pengaruh langsung persepsi kinerja profesional guru terhadap

hasil belajar matematika siswa ?

Page 25: Tesis Mapel Matematika

2. Adakah pengaruh langsung minat siswa pada mata pelajaran

matematika terhadap prestasi belajar matematika?

3. Adakah pengaruh tidak langsung persepsi kinerja profesional guru

terhadap prestasi belajar matematika siswa melalui minat siswa pada

pelajaran matematika ?

E. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh langsung persepsi kinerja

profesional guru terhadap prestasi belajar matematika.

2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh langsung minat siswa pada

mata pelajaran matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa.

3. Mengetahui dan menganalisis pengaruh tidak langsung persepsi kinerja

profesional guru terhadap prestasi belajar matematika melalui minat

siswa pada pelajaran matematika.

F. Kegunaan penelitian

1. Teoritik

a. Penelitian ini diharapkan dapat mendorong guru dalam meningkatkan

kompetensinya, sehingga memiliki dampak yang positif bagi

terciptanya lingkungan yang kondusif dan tercapainya prestasi belajar

yang optimal.

b. Memberikan masukan dan memberikan gambaran kepada para

pendidik bahwa untuk dalam upayanya meningkatkan prestasi belajar

Page 26: Tesis Mapel Matematika

dapat ditempuh dengan peningkatan minat siswa pada pelajaran

matematika.

c. Mendorong guru untuk selalu inovatif, dalam melaksanakan proses

pembelajaran, sehingga memberikan dapak yang positif terhadap

tumbuhnya minat siswa pada pelajaran matematika.

2. Praktis

a. Meningkatkan kinerja guru matemtika.

b. Menumbuhkan minat siswa terhadap pelajaran matematika.

c. Mingkatkan Prestasil belajar matematika siswa dengan adanya

peningkatan kinerja guru dan minat siswa pada pelajaran matematika.

G. Sistematika penulisan Tesis

Secara garis besar, tesis ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian

awal,bagian inti, dan bagian akhir tesis.

1. Bagian awal Tesis

Pada bagian ini memuat halaman utama, halaman persetujuan

pembimbing, lembar pengesahan panitia ujian, lembar pernyataan, lembar

penguji, lembar persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, serta daftar tabel

dan gambar.

2. Bagian inti Tesis

Bagian inti tesis ini dibagi menjadi lima bab, yaitu :

a. Pendahuluan

Page 27: Tesis Mapel Matematika

Pada bagian ini memuat gambaran singkat tentang isi tesis meliputi latar

belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan

penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan tesis.

b. Landasan Teori, Kerangka Berpikir dan Hipotesis

Pada bagian ini memuat aspek teoritis yang menjadi landasan teori bagi

penulisan tesis, kerangka berpikir/model, serta hipotesis penelitian.

c. Metodologi Penelitian

Pada bagian ini memuat waktu dan tempat penelitian; metode penelitian;

populasi, sampel dan teknik sampling; teknik pengumpulan data; instrumen

penelitian; dan teknik analisis data.

d. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bagian ini memuat analisis dan laporan penelitian termasuk pengujian

hipotesis.

e. Kesimpulan dan Saran

Pada bagian ini memuat kesimpulan dan saran-saran yang relevan dari hasil

penelitian.

3. Bagian akhir Tesis

Pada bagian ini memuat daftar pustaka dan lampiran tesis

Page 28: Tesis Mapel Matematika
Page 29: Tesis Mapel Matematika

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A. Landasan teori

1. Pengertian prestasi belajar

a. Belajar

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan benyak bergantung kepada bagaimana proses

belajar yang dialami oleh anak didik.

Belajar merupakan proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Berbagai landasan

untuk menguraikan pengertian belajar adalah sebagai berikut :

1) Hilgard dan Bowner, dalam Theories of Learning (2000),

mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan tingkah laku

seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh

pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana

perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar

kecenderungan respon, pembawaan, kematangan, atau keadaan

sesaat seseorang. ( Ngalim Purwanto, 2004:84 )

2) Gagne dalam buku The Condition of Learning (2000),

mengemukakan bahwa belajar akan terjadi bila suatu situasi

stimulus bersama dengan ingatan mempengaruhi siswa sedemikian

rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia

Page 30: Tesis Mapel Matematika

mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi itu.

(Ngalim Purwanto, 2006:84)

3) Belajar merupakan perubahan yang relatif menetap dalam tingkah

laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman.

(Morgan dalam buku Introduction to Psychologi, 1988, Ngalim

Purwanto, 2006:84 )

4) Belajar merupakan proses, seuatu kegiatan dan bukan suatu hasil

atau tujuan, belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas

dari itu, yakni mengalami. Prestasi belajar bukan suatu penguasaan

hasil latihan melainkan pengubahan tingkah laku. Belajar

merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui

interaksi dengan lingkungan. (Oermar Hamalik,2001:27).

5) Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat

latihan dan pengalaman. Belajar harus dilakukan dengan sengaja

direncanakan sebelumnya dengan struktur tertentu, agar proses

belajar dan hasil-hasil yang dicapai dapat dikontrol secara cermat.

(Oemar Hamalik, 2002:11)

6) Secara psikologis , belajar merupakan suatu proses perubahan,

yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya(Slameto,2003:2)

7) Dalam Educational Psychology: a Realistic Approach (2002)

Good & Boophy mengartikan belajar adalah suatu proses yang

Page 31: Tesis Mapel Matematika

tidak dapat dilihat dengan nyata. Proses ini terjadi dalam diri

seseorang yang sedang mengalami belajar. Menurut pandangan

mereka belajar bukanlah suatu tingkah laku yang tampak, tetapi

terutama prosesnya yang terjadi secara internal pada individu

dalam usaha memperoleh berbagai hubungan baru. Hubungan-

hubungan baru ini bisa berupa; hubungan antarperangsang, antar

reaksi, atau antara perangsang dan reaksi.(Alex Sobur,2003:220)

8) Dalam bukunya Introduction to Psychology, Arkinson dan kawan-

kawan mendefinisikan bahwa belajar merupakan perubahan yang

relatif permanen pada perilaku sebagai akibat dari latihan.(Alex

Sobur,2003:221)

Dengan demikian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang

terjadi dalam kurun waktu tertentu, berupa perubahan kemampuan. Kemampuan-

kemampuan tersebut meliputi kemampuan kognitif, yang meliputi pengetahuan

dan pemahaman; kemampuan senso-motorik yang meliputi keterampilan

melakukan rangkaian gerak-gerik badan dalam urutan tertentu; kemapuan

dinamik-efektif yang meliputi sikap dan nilai yang meresapi sikap dan tindakan.

Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil penglamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungan.

b. Prestasi belajar

Prestasi belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi

siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, prestasi belajar merupakan tingkat

perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum

Page 32: Tesis Mapel Matematika

belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah

kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, prestasi belajar

merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. Menurut Oemar Hamalik

prestasi belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah

laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak

mengerti menjadi mengerti.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom prestasi belajar dalam rangka studi

dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor.

Perinciannya adalah sebagai berikut:

1) Ranah kognitif

Berkenaan dengan prestasi belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek

yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

2) Ranah afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang

kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan

karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3) Ranah psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi

neuromuscular (menghubungkan, mengamati). Tipe prestasi belajar kognitif lebih

dominan dari pada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun prestasi

belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian

dalam proses pembelajaran di sekolah. Prestasi belajar adalah kemampuan-

Page 33: Tesis Mapel Matematika

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Prestasi belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam

mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah

memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik

lagi.

Prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak melalui kegiatan

belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha

untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang bersifat menetap. Dalam

kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan

pembelajaran atau kegiatan instruksional, guru telah menetapkan tujuan

pembelajaran, tujuan itulah yang harus dicapai oleh siswa. Siswa yang berprestasi

dalam belajar adalah siswa yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

Dari hasil pencapaian tujuan pembelajaran itulah kemudian terjadi perubahan

tingkah laku pada diri siswa. Prestasi belajar dapat dipengaruhi berbagai faktor,

baik berupa faktor internal maupun eksternal. Secara garis besar, faktor-faktor

yang mempengaruhi belajar anak atau individu dibagi menjadi duabagian (Alex

Sobur,2003:244), yaitu :

1) Faktor endogen atau yang disebut faktor internal yakni semua faktor

yang terdapat dalam diri individu.

Faktor endogen meliputi dua faktor yaitu:

a) Faktor fisik

b) Faktor Psikis

Page 34: Tesis Mapel Matematika

2) Faktor eksogen atau yang disebut faktor eksternal yakni semua faktor

yang berada di luar individu, yang dapat dibagi menajdi 3 bagian yaitu:

a) Faktor keluarga

b) Faktor sekolah

c) Faktor lingkungan lain

Pembelajaran sebagai suatu proses maka harus ada yang diproses

(masukan atau input) dan hasil pemrosesan (keluaran atau output). Dengan

melalui pendekatan sistem kita dapat melihat adanya berbagai faktor yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar. Dengan pendekatan sistem kegiatan pembelajaran

dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar di atas menunjukkan bahwa masukan mentah (raw input)

merupakan bahan baku yang perlu diolah, dan diberi pengalaman belajar

(teaching-learning proses). Di dalam proses belajar mengajar itu berpengaruh

pula sejumlah faktor lingkungan yang merupakan masukan lingkungan

(environmental input), dan berfungsi sejumlah faktor yang sengaja dirancang dan

dimanipulasi (instrumental input) guna mencapai keluaran yang diharapkan

(output).

Di dalam proses pembelajran di sekolah, yang dimaksud dengan masukan

mentah adalah siswa, yang memiliki karakteristik tersendiri baik kondisi

Teaching Learning Proses

Instrumental input

Enviromental Input

OutputRaw Input

Page 35: Tesis Mapel Matematika

fisiologisnya maupun psikologisnya. Kondisi fisiologis meliputi kondisi fisik,

panca indera, dan lainnya. Kondisi fisiologis meliputi minat, kecerdasan, motivasi

dan lainnya. Yang termasuk instrumental input meliputi faktor yang disengaja

dirancang dan dimanipulasi di dalamnya, termasuk kurikulum atau bahan

pengajaran, guru yang mengorganisasikan pembelajaran, sarana, serta manajemen

yang berlaku di sekolah. Dari keseluruhan sistem, instrumental input perupakan

faktor yang sangat penting dan menentukan dalam mencapai hasil yang dihendaki.

Dari berbagai uraian tentang belajar dan prestasi belajar maka dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang bersifat

menetap, sebagai akibat dari proses belajar. Di mana dalam proses tersebut terjadi

interaksi langsung dengan lingkungan. Dengsn demikian dapat disimpulkan

bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang tejadi dalam proses belajar

adalah suatu perubahan tingkah laku yang terjadi dalam kurun waktu tertentu,

berupa perubahan kemampuan. Kemampuan-kemampuan tersebut meliputi

kemampuan kognitif, yang meliputi pengetahuan dan pemahaman; kemampuan

senso-motorik yang meliputi keterampilan melakukan rangkaian gerak-gerik

badan dalam urutan tertentu; kemapuan dinamik-efektif yang meliputi sikap dan

nilai yang meresapi sikap dan tindakan.

c. Konsep matematika

Konsep matematika yang dipelajari pada jenjang Sekolah menengah

Kejuruan ( Akuntansi ) meliputi :

1) Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep operasi bilangan riil

a. Menerapkan operasi pada bilangan riil

b. Menerapkan operasi pada bilangan ber-pangkat

c. Menerapkan operasi pada bilangan irasional

d. Menerapkan konsep logaritma

Page 36: Tesis Mapel Matematika

2) Memecahkan masalah berkaitan sistem persamaan dan pertidaksamaan

linier dan kuadrat

a. Menentukan himpunan penyelesaian persamaan dan

pertidaksamaan linier

b. Menentukan himpunan penyelesaian persamaan dan

pertidaksamaan kuadrat

c. Menerapkan persamaan dan pertidaksamaan kuadrat

3 ) Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep matriksa. Mendeskripsikan macam-macam matriks

b. Menyelesaikan operasi matriks

c. Menentukan determinan dan invers

4) Menyelesaikan masalah program liniera. Membuat grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan

linier

b. Menentukan model Matematka dari soal ceritera (kalimat verbal)

c. Menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linier.

d. Menerapkan garis selidik

5) Memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi, persamaan fungsi linier dan fungsi kuadrata. Mendeskripsikan perbedaan konsep relasi dan fungsi

b. Menerapkan konsep fungsi linier

c. Menggambar fungsi kuadrat

d. Menerapkan konsep fungsi kuadrat

6 ) Menerapkan logika Matematka dalam pemecahan masalah yang

berkaitan dengan pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor

Page 37: Tesis Mapel Matematika

a. Mendeskripsikan pernyataan dan bukan pernyataan (kalimat

terbuka)

b. Mendeskripsikan ingkaran, konjungsi, disjungsi, implikasi,

biimplikasi dan ingkarannya

c. Mendeskripsikan Invers, Konvers dan Kontraposisi

d. Menerapkan modus ponens, modus tollens dan prinsip silogisme.

7) Menerapkan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah

a. Mengidentifikasi pola, barisan dan deret bilangan

b. Menerapkan konsep barisan dan deret aritmatika

c. Menerapkan konsep barisan dan deret geometri

8) Menentukan kedudukan jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik,

garis dan bidang dalam ruang dimensi dua

a. Mengidentifikasi sudut

b. Menentukan keliling bangun datar dan luas daerah bangun datar

c. Menerapkan transformasi bangun datar

9) Memecahkan masalah dengan konsep teori peluang

a. Mendeskripsikan kaidah pencacahan, permutasi dan kombinasi.

b. Menghitung peluang suatu kejadian

10)Menerapkan aturan konsep statistika dalam pemecahan masalah

a. Mengidentifikasi pengertian statistik, statistika, populasi dan sampel

b. Menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram

c. Menentukan ukuran pemusatan data

d. Menentukan ukuran penyebaran data

Page 38: Tesis Mapel Matematika

11) Memecahkan masalah keuangan menggunakan konsep Matematka

a. Menyelesaikan masalah bunga tunggal dan bunga majemuk dalam

keuangan

b. Menyelesaikan masalah rente dalam keuangan

c. Menyelesaikan masalah anuitas dalam sistem pinjaman

d. Menyelesaikan masalah penyusutan nilai barang.

d. Prestasi belajar matematika

Dari berbagai uraian tentang belajar dan prestasi belajar maka dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah perubahan tingkah laku

sebagai akibat dari proses belajar. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut

aspek pengetahuan, sikap dan penerapan berbagai konsep matematika. Prestasi

belajar matematika adalah perubahan yang berisfat menetap sebagai hasil dari

kegiatan belajar matematika, yang mana di dalam kegiatan belajar tersebut terjadi

interaksi langsung dengan lingkungan dan kegiatan yang telah dirancang dan

dimanipulasi oleh guru, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang direncanakan.

Prestasi belajar matematika merupakan berbagai kemampuan yang

diperoleh siswa dari proses pembelajaran, sesuai dengan tujuan pembelajar

matematika di SMK Prestasi belajar matematika yang diharapkan adalah :

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep

dan mengaplikasikan konsep atau matriks, secara luwes, akurat,

efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

Page 39: Tesis Mapel Matematika

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

pemecahan masalah.

Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah perubahan

tingkah laku, yang meliputi pemahaman tentang konsep matematika,

menggunakan penalaran pola dan sifat, pemecahan masalah matematika,

pengkomunikasian ide dan gagasan, dan memiliki sikap menghargai kegunaan

matematika dalam kehidupan.

2 Persepsi siswa pada kinerja profesional guru

a. Pengertian persepsi

Persepsi adalah batasan yang digunakan pada proses memahami dan

menginterpetasikan sensori, atau kemampuan intelek untuk mencarikan makna

dari data yang diterima oleh berbagai indera. (Learner,2000:282, Mulyono

Abdurrahman, 2003:151)

Menurut kutipan diatas persepsi merupakan suatu proses dimana

kemampuan intelektual seseorang memberikan makna terhadap berbagai

informasi yang diterima melalui berbagai indera. Pemberian makna terhadap

berbagai informasi akan dipengaruhi oleh kemampuan intelektual seseorang.

Page 40: Tesis Mapel Matematika

Persepsi adalah proses dimana kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola

stimuluis respon, berupa gerak, cahaya, bunyi dan warna. (Rita L Atkinson dkk,

2003:201)

Persepsi dalam hal ini diartikan sebagai proses mengorganisasikan dan

menafsirkan berbagai informasi yang berupa gerak, bunyi dan cahaya. Sehingga

berbagai informasi tersebut menumbuhkan makna tertentu. Persepsi adalah proses

yang menyangkut masuknya pesan ke dalam otak manusia. Melalui persepsi

manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan

ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihatan, pendengaran, peraba,

perasa dan penciuman. (Slameto, 2003:102)

Dari pernyataan di atas persepsi diartikan sebagai suatu proses dimana

manusia mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Pemaknaan dari

hubungan dengan lingkungannya tersebut dilakukan dengan memanfaatan

berbagai indera yang dimilikinya. Persepsi,  menurut  Rakhmat  Jalaludin 

(2000: 51),  adalah pengalaman  tentang objek,  peristiwa,  atau hubungan-

hubungan  yang  diperoleh dengan  menyimpulkan informasi dan menafslrkan

pesan.   Menurut  Ruch  (2007:  300),  persepsi  adalah  suatu proses  tentang 

petunjuk-petunjuk  inderawi  (sensory)  dan pengalaman  masa  lampau  yang 

relevan diorgani-sasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang

terstruktur dan bermakna pada suatu  situasi  tertentu.  Senada dengan hal 

tersebut  Atkinson dan  Hilgard  (2001:  201) mengemukakan bahwa persepsi 

adalah proses  dimana  kita  menafsirkan  dan mengorganisasikan pola  stimulus 

dalam  lingkungan.  Gibson dan  Donely  (2004:  53) menjelaskan bahwa persepsi 

Page 41: Tesis Mapel Matematika

adalah proses  pemberian arti  terhadap  lingkungan oleh seorang individu.

(http://library.usu.ac.id)

Menurut pendapat di atas persepsi diartikan sebagai suatu kesimpulan dari

berbagai informasi dan penafsiran seseorang, tentang berbagai objek, peristiwa

atau hubungan-hubungan. Menurut Ruch (2002: 300), persepsi adalah suatu

proses tentang petunjuk petunjuk inderawi (sensory) dan pengalaman masa

lampau yang relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran

yang terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu.

Menurut pendapat tersebut persepsi di artikan sebagai proses

pengorganisasian dari berbagai pengalaman yang diterima oleh indera, selanjutnya

berbagabagai informasi yang relevan diorganisasikan. Sehingga memberikan

berbagai gambaran yang terstruktur dan bermakna atas suatu situasi tertentu.

Senada dengan hal tersebut Atkinson dan Hilgard (2001: 201) mengemukakan

bahwa persepsi adalah proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan

pola stimulus dalam lingkungan. Gibson dan Donely (2004: 53) menjelaskan

bahwa persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang

individu. .(Blog,setiabudhi.net)

Persepsi pada hakikatnya adalah merupakan proses penilaian seseorang

terhadap obyek tertentu. Menurut Young (2006) persepsi merupakan aktivitas

mengindera, mengintegrasikan dan memberikan penilaian pada obyek-obyek fisik

maupun obyek sosial, dan penginderaan tersebut tergantung pada stimulus fisik

dan stimulus sosial yang ada di lingkungannya. Sensasi-sensasi dari lingkungan

Page 42: Tesis Mapel Matematika

akan diolah bersama-sama dengan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya baik

hal itu berupa harapan-harapan,nilai-nilai, sikap, ingatan dan lain-lain. Sedangkan

menurut  Wagito (2001) menyatakan bahwa persepsi merupakan proses psikologis

dan hasil dari penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga

membentuk proses berpikir.(www.infoskripsi.com)

Dari berbagai uraian di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa persepsi

adalah proses pengorganisasian dan pemberian makna atas berbagai stimulus

respon yang diterima oleh indera. Selanjutnaya dari hasil pengorganisasian

tersebut memberikan gambaran yang terstruktur dan bermakna. Yang kemudian

memberikan gambaran tentang suatu keadaan.

b. Kompetensi guru

Kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung

jawab dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu

(Kepmendiknas No 045/U/2002). Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai

kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang berwujud tindakan cerdas

dan penuh tanggungjawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.

(Ahamad Sopari, Fasilitator,2007:13)

Undang-undang Guru dan Dosen dan PP No 19/2005 menyatakan bahwa

kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional, dan

sosial. Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan keterampilan dan kemampuan

yang dikuasai seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat

melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotor dengan sebaik-

baiknya. Menurut Finch dan Crunkilton kompetensi adalah penguasaan terhadap

suatu tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang

keberhasilan.(E.Mulyana dalam Kunandar, 2007:52)

Kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus

ada dalam diri guru agas dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif.

Page 43: Tesis Mapel Matematika

Yang meliputi kompetensi intelektual, kompetensi fisik, kompetensi pribadi,

kopetensi sosial, kompetensi spiritual. (Kunandar,2007:55).

Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai

dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.  Arti lain dari

kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

dimiliki seseorang serta penerapannya di dalam pekerjaan, sesuai dengan standar

kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan, karena kompetensi adalah seperangkat

pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan

dikuasai guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya (UU-RI

Nomor 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen)

Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan

menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya. Kompetensi tersebut akan terwujud

dalam bentuk  penguasaan pengetahuan, keterampilan maupun sikap profesional

dalam menjalankan fungsi  sebagai guru karena standar Kompetensi Guru

meliputi 3 (tiga) komponen kompetensi dan masing-masing komponen

kompetensi terdiri atas beberapa unit kompetensi. Secara keseluruhan Standar

Kompetensi Guru adalah sebagai berikut. (Blog Dunia Guru.net)

Komponen Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran dan Wawasan

Kependidikan, yang terdiri atas;

a. Sub komponen kompetensi pengelolaan pembelajaran seperti :

Menyusun rencana pembelajaran

Melaksanakan pembelajaran

Menilai prestasi belajar peserta didik.

Melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik.

b. Sub komponen kompetensi wawasan kependidikan :

Memahami landasan kependidikan

Memahami kebijakan pendidikan

Page 44: Tesis Mapel Matematika

Memahami tingkat perkembangan siswa

Memahami pendekatan pembelajaran yang sesuai materi pembelajarannya

Menerapkan kerja sama dalam pekerjaan

Memanfaatkan kemajuan  IPTEK dalam pendidikan

c. Komponen kompetensi akademik/vokasional, yang terdiri atas :

Menguasai keilmuan dan keterampilan sesuai materi pembelajaran.

d. Komponen kompetensi pengembangan profesi terdiri atas :

Mengembangkan profesi.

Secara keseluruhan standar kompetensi guru terdiri dari tujuh kompetensi

(Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas, 2003) yaitu :

1) penyusunan rencana pembelajaran

2) pelaksanaan interaksi belajar mengajar

3) penilaian prestasi belajar peserta didik

4) pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik

5) pengembangan profesi

6) pemahaman wawasan pendidikan

7) penguasaan bahan kajian akademik

Kompetensi guru adalah suatu pernyataan tentang kriteria yang

dipersyaratkan, ditetapkan dan disepakati bersama dalam bentuk  penguasaan

pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi seorang tenaga kependidikan sehingga

layak disebut kompeten. Kompetensi merupakan komponen utama dari standar

profesi disamping kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang ditetapkan

dalam prosedur dan sistem pengawasan tertentu. Kompetensi diartikan dan

dimaknai sebagai perangkat perilaku efektif yang terkait dengan eksplorasi dan

investigasi, menganalisis dan memikirkan, serta memberikan perhatian yang

Page 45: Tesis Mapel Matematika

mengarahkan seseorang menemukan cara-cara mencapai tujuan tertentu secara

efektif dan efisien.

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,

keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara faktual membentuk

kompetensi standar profesi guru yang mencakup penguasaan materi, pemahaman

terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan

profesionalisme.Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

kompentensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku

yang harus dikuasai dan dihayati dalam melaksnakan tugas profesionalnya.

Kompetensi guru meliputi berbagai komponen kompetensi yang meliputi

pengelolaan pembelajaran, wawasan kependidikan, akademik dan pengembangan

profesi. Kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru akan menunjukkan kualitas

guru yang sebenarnya.

c. Kompetensi profesional guru

Menurut M. Arifin (2002) kata profesi berasal dari kata profesion yang

mengandung arti sama dengan occupation yaitu suatu pekerjaan yang memerlukan

keahlian dan pendidikan yang diperoleh melalui suatu pendidikan khusus. Suatu

bidang keahlian yang khusus untuk menangani lapangan pekerjaan tertentu yang

membutuhkannya. (Syarifudin, Irwan Nasution,2005:27). Profesi mengandung

arti suatu keahlian (skill) dan kewenangan dalam suatu jabatan tertentu yang

mensyaratkan kompetensi (pengetahun, sikap dan keterampilan) tertentu secara

khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Guru sebagai

profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi (keahlian

dan kewenangan) dalam pendidikan dan pembelajaran agar dapat melaksanakan

pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien serta berhasil guna.

(Kunandar,2007:46)

Dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidik

merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan

proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan

pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama

Page 46: Tesis Mapel Matematika

bagi pendidik dan perguruan tinggi. Profesionalisme adalah kondisi, arah, nilai,

tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang berkaitan dengan mata

pencaharian seseorang. Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai

tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam pendidikan dan

pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

pencahariannya.(Kunandar, 2007:47)

Profesional guru mempunyai makna penting (Surya, dalam

Kunandar,:2007:48) yaitu :

1) Profesionalisme memberikan jaminan perlindungan kepada

kesejahteraan masyarakat umum.

2) Profesinalisme guru merupakan suatu cara untuk memperbaiki profesi

pendidikan.

3) Profesionalisme memberikan kemungkinan perbaikan dan

pengembangan diri yang memungkinkan guru dapat memberikan

pelayanan sebaik mengkin dan memaksimalkan kompetensinya.

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang

dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,

kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta

memerlukan pendidikan profesi.(UU NO 14 Tahun 2005). Gary dan Margaret

(E.Mulyana,2008:21) menjelaskan bahwa guru yang efektif dan kompeten secara

profesional memiliki karakteristik sebagai berikut :

1) Memiliki kemampuan menciptakan iklim belajar yang kondusif.

2) Berkemampuan mengembangkan strategi dan managemen

pembelajaran.

3) Memiliki kemempuan memberikan umpan balik dan penguatan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Kompetensi Profesional Guru

adalah pernyataan tentang kriteria yang dipersyaratkan, ditetapkan dan disepakati

Page 47: Tesis Mapel Matematika

bersama dalam bentuk  penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi

seorang tenaga kependidikan. Guru yang profesional adalah guru yang menganal

dirinya adalah pribadi yang dipanggil untuk mendampingi peserta didik dalam

belajar. Guru dituntut untuk terus menerus mencari tahu bagaiman seharusnya

peserta didik itu belajar. Seorang guru yang profesional dituntut dengan sejumlah

persyaratan minimal, antara lain : memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang

memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai bidang yang ditekuninya,

memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya, memiliki

jiwa kreatif dan produktif, memiliki etos kerja dan komitmen tinggi terhadap

profesinya dan selalu melakukan pengembangan diri secara terus menerus melalui

berbagai media.Kompetensi Profesional Guru adalah berbagai kemapuan yang

dimiliki oleh seseorang dalam menjalankan pekerjaannya sebagai guru dimana dia

harus mampu menciptakan iklim belajar yang kondusif, mampu mengembangkan

strategi dan managemen pembelajaran, serta mampu memberikan umpan balik

dan penguatan.

d. Persepsi pada kinerja profesional guru

Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67) “Kinerja

( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya”.(http://id.wikipedia.org) Kemudian menurut Ambar

Teguh Sulistiyani (2003 : 223) “Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari

kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”.

Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan “kinerja (prestasi kerja) adalah

suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang

dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan

kesungguhan serta waktu”.

Menurut John Whitmore (2003 : 104) “Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-

fungsi yang dituntut dari seseorang, kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi,

suatu pameran umum ketrampikan”. (http://id.wikipedia.org). Menurut Barry

Cushway (2002 : 1998) “Kinerja adalah menilai bagaimana seseorang telah

Page 48: Tesis Mapel Matematika

bekerja dibandingkan dengan target yang telah ditentukan”.

(http://id.wikipedia.org).

Menurut Veizal Rivai ( 2004 : 309) mengemukakan kinerja adalah : “

merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi

kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan”.

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson Terjamahaan Jimmy Sadeli dan

Bayu Prawira (2001 : 78), “menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa

yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan”.(http://id.wikipedia.org) John

Witmore dalam Coaching for Perfomance (1997 : 104) “kinerja adalah

pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan, suatu

prestasi, suatu pameran umum keterampilan”. Kinerja merupakan suatu kondisi

yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk

mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang

diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan

negative dari suatu kebijakan operasional. Mink (2003 : 76) mengemukakan

pendapatnya bahwa individu yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki

beberapa karakteristik, yaitu diantaranya: (a) berorientasi pada prestasi, (b)

memiliki percaya diri, (c) berperngendalian diri, (d) kompetensi.

(http://id.wikipedia.org)

Kinerja adalah catatan mengenai akibat-akibat yang dihasilkan pada

sebuah fungsi pekerjaan atau aktifitas selama periode tertentu yang berhubungan

dengan tujuan organisasi. (Kane & Kane, 2003, Bernardin & Russell, 2008,

Cascio, 2008). Kinerja seseorang merupakan gabungan dari kemampuan, usaha

dan kesempatan, yang dapat diukur dari akibat yang dihasilkannya, oleh karena itu

kinerja bukan menyangkut karakteristik pribadi yang ditunjukkan oleh seseorang

melalui hasil kerja yang telah dan akan dilakukan seseorang. Kinerja dapat pula

diartikan sebagai kesuksesan individu dalam melakukan pekerjaannya, dan ukuran

kesuksesan masing-masing karyawan tergantung pada fungsi dari pekerjaannya

yang spesifik dalam bentuk aktifitas selama kurun waktu tertentu, dengan kata

lain ukuran kesuksesan kinerja tersebut didasarkan pada ukuran yang berlaku dan

disesuaikan dengan jenis pekerjaannya. (http://wangmuba.com) Miner, (2002),

Page 49: Tesis Mapel Matematika

mengatakan bahwa kinerja sebagai perluasan dari bertemunya individu dan

harapan tentang apa yang seharusnya dilakukan individu terkait dengan suatu

peran, dan kinerja tersebut sebagai evaluasi terhadap berbagai kebiasaan dalam

organisasi, yang mana evaluasi tersebut membutuhkan standarisasi yang jelas.

(http://wangmuba.com) Kinerja merupakan suatu yang lazim digunakan untuk

memantau produktifitas kerja sumber daya manusia baik yang berorientasi

produksi barang, jasa maupun pelayanan. Demikian halnya perwujudan kinerja

yang membanggakan juga sebagai imbalan intrinsik. Hal ini akan berlanjut terus

dalam bentuk kinerja berikutnya, dan seterusnya. Agar dicapai kinerja yang

profesional maka perlu dikembangkan hal-hal seperti : kesukarelaan,

pengembangan diri pribadi, pengembangan kerjasama saling menguntungkan,

serta partisipasi seutuhnya. (Hadipranata, 2006). (http://wangmuba.com) Sejalan

dengan hal tersebut, Vroom, (2004) mengatakan bahwa tingkat sejauh mana

keberhasilan seseorang didalam melakukan tugas pekerjaannya dinamakan tingkat

kinerja (level of performance). Seseorang yang level of performance tinggi

disebut sebagai orang yang produktif, sebaliknya yang levelnya tidak mencapai

standar, dikatakan sebagai tidak produktif atau kinerjanya rendah.

(http://wangmuba.com) McCloy et. al, (2004), mengatakan bahwa kinerja juga

bisa berarti perilaku-perilaku atau tindakan-tindakan yang relevan terhadap

tercapainya tujuan organisasi (goal-relevant action). Tujuan-tujuan tersebut

tergantung pada wewenang penilai yang menentukan tujuan apa yang harus

dicapai oleh karyawan, oleh karenanya kinerja bukan merupakan hasil dari

tindakan atau perilaku, melainkan tindakan itu sendiri. Lebih lanjut McCloy

menguraikan, bahwa agar seseorang dapat melakukan suatu tugas sesuai dengan

kinerja yang diinginkan, maka hendaknya memenuhi prasyarat : pengetahuan

yang dibutuhkan, memiliki ketrampilan-ketrampilan, dan membuat pilihan dengan

sungguh- sungguh untuk bekerja pada tugas pekerjaannya selama beberapa

tenggang waktu tertentu dengan tingkat usaha tertentu. Sejalan dengan pendapat

tersebut, Schultz & Schultz, (2004), mengatakan bahwa karyawan akan mampu

memotivasi diri mereka sepenuhnya jika ada tujuan yang pasti yang ingin diraih.

Tujuan tersebut adalah hasil yang akan dicapai oleh karyawan dan memberikan

Page 50: Tesis Mapel Matematika

arah pada perilaku dan pikiran mereka sehingga membimbing kepada tujuan yang

hendak dicapai. Sejauh mana kesuksesan karyawan dalam mencapai tujuan

tersebut melalui tugas- tugas yang dilakukan disebut dengan kinerja (Suhartini,

2002).(http://wangmuba.com)

Cherington, (2004), mengatakan bahwa kinerja menunjukkan pencapaian

target kerja yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Pencapaian

kinerja tersebut dipengaruhi oleh kecakapan dan waktu. Kinerja yang optimal

akan terwujud bilamana organisasi dapat memilih karyawan yang memiliki

motivasi dan kecakapan yang sesuai dengan pekerjaannya serta memiliki kondisi

yang memungkinkan mereka agar dapat bekerja secara maksimal.

(http://wangmuba.com) Dari beberapa pengertian dari kinerja yang disampaikan

oleh para ahli sebagaimana diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian

kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh individu sesuai dengan peran atau

tugasnya dalam periode tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai

atau standar tertentu dari organisasi dimana individu tersebut bekerja.

Dalam melaksanakna tugasnya setidaknya guru harus memiliki

kemampuan dan sikap sebagai berikut : menguasai kurikulum, menguasai

substansi materi yang diajarkan, menguasai metode dan evaluasi belajar,

tanggungjawab terhadap tugas, disiplin dalam arti luas.(Kunandar,2007:60)

Sudijarto (Kunandar,2007:57) berpendapat bahwa kemampuan profesional guru

meliputi :

1) Merancang dan perencanakan pembelajaran

2) Mengembangkan program pembelajaran

3) Mengelola pelaksanaan program pembelajaran

4) Menilai proses dan hasil pembelajaran

5) Mendiagnosis faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses

pembelajaran.

Page 51: Tesis Mapel Matematika

Kinerja profesional guru merupakan kemampuan guru dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki.

Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru meliputi : pertama memiliki

pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, kedua, mempunyai sifat

yang tepat tentang dirinya dan bidang studi yang dibinanya, ketiga, menguasai

bidang studi yang diajarkan, keempat, memiliki keterampilan mengajar.

Keterampilan mengajar adalah sejumlah kompetensi guru yang

menampilkan kinerjanya secara profesional. Keterampilan ini menunjukkan

bagaimana guru memperllihatkan perilakunya selama interaksi belajar mengajar

berlangsung. Kinerja Profesional guru adalah keterampilan guru dalam

melaksanakan tugasnya secara profesional, sesuai dengan kompetensi yang

dimilikinya yang yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap

peserta didik, mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik, pengembangan

pribadi dan profesionalisme.

Penguasaan materi meliputi pemahaman karakteristik dan substansi ilmu

sumber bahan pembelajaran, pemahaman disiplin ilmu yang bersangkutan dalam

konteks yang lebih luas, penggunaan metodologi ilmu yang bersangkutan dalam

melakukan verifikasi dan memantapkan pemahaman konsep yang dipelajari,

penyesuaian substansi dengan tuntutan dan ruang gerak kurikuler serta

pemahaman terhadap managemen pembelajaran.

Pemahaman terhadap peserta didik meliputi berbagai karakteristik, tahap-

tahap perkembangan dalam berbagai aspek dan penerapannya (kognitif, afektif

dan psikomotor) dalam mengoptimalkan perkembangan peserta didik dan

pembelajaran. Pembelajaran yang mendidik terdiri atas pemahaman konsep dasar

proses pendidikan dan pembelajaran bidang studi yang bersangkutan, serta

penerapannya dalam pelaksanaan dan pengembangan pembelajaran.

Pengembangan pribadi dan profesionalisme mencakup pengembangan

intuisi keagamaan, kebangsaan yang berkepribadian, sikap dan kemampuan

mengaktulisasikan diri, serta sikap dan kemampuan mengembangkan

profesionalisme kependidikan. Dari beberapa pendapat tentang persepsi dan

kinerja profesional guru yang diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

Page 52: Tesis Mapel Matematika

persepsi siswa pada kinerja profesional guru adalah proses penginderaan dan

pemberian makna atas berbagai stimulus respon yang diterima oleh indera (siswa).

Yang selanjutnya dari pengorganisasian tersebut siswa dapat memberikan

gambaran yang terstruktur dan bermakna tentang hasil kerja yang dicapai oleh

individu (guru) sesuai dengan peran atau tugasnya sebagai guru dalam periode

tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar sesuai dengan

kompetensi yang harus dimilikinya

3 Minat siswa pada mata pelajaran matematika

a. Pengertian minat

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan

yang besar terhadp sesuatu. Minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi

kerena ketergantungannya banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti,

pemusatan perhatian, keinginan, motivasi dan kebutuhan.

Berminat pada sesuatu itu mungkin kerana melihat kegunaannya, karena

senang, atau karena menarik perhatian. Menurut A Musad, dkk (Saiful Bahri,

2000:60) minat adalah kesadaran seseorang atau sesuatu atau situasi mengandung

sangkut paut dirinya. Minat merupakan kecenderungan subyek yang menetap,

untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu (W.S Winkel,

2003:188). Beberapa ahli berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk

membangkitkan minat pada suatu objek yang baru adalah dengan menggunakan

minat-minat siswa yang telah ada. Tanner & Tanner (2005) menyarankan agar

para pengajar membentuk minat-minat baru pada siswa, dengan jalan memberikan

informasi-informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan

pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang telah lalu, serta

menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa datang. (Slameto,2003:181).

Minat siswa dapat dibangkitkan pula dengan cara menghubungkan bahan

pengajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui siswa.

(Rooijakkers, (1980), Slameto,2003:181) Apakah yang dapat dilakukan guru, agar

siswa yang pada awal proses belajar mengajar merasa tidak tertarik, menjadi

merasa tertarik ? Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan membina

Page 53: Tesis Mapel Matematika

hubungan yang akrab dengan siswa; menyajikan bahan pengajaran yang sesuai

dengan taraf berpikir siswa; menggunakan media pengajaran yang sesuai;

bervariasi dalam prosedur mengajar, namun tidak berganti dengan prosedur yang

tidak dikenal siswa, dengan tiba-tiba, dan tidak memberikan predikat ‘bodoh’ jika

mereka tidak bisa. (W.S Winkel, 2006:189).

Pelajaran akan lebih menarik jika murid melihat adanya hubungan yang

nyata antara pelajaran dengan kehidupan yang nyata, dan jika mereka diberi

kesempatan untuk giat sendiri. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak

sesuai bakatnya, tidak sesuai kebutuhannya, tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus

anak. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari anak dalam

mengikuti pelajaran itu. Dalam proses belajar mengajar guru perlu sekali

mengenal minat-minat yang dimiliki muridnya, karena penting bagi guru utnuk

memilih bahan pelajaran, merencanakan pengalaman-pengalaman belajar,

menuntun mereka ke arah pengetahuan, dan mendorong motivasi belajar mereka.

Pada dasarnya minat seseorang timbul karena adanya pengaruh dari luar

dan dari dalam dirinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat individu

meliputi:

1) Faktor jenis kelamin

Perbedaan jenis kelamin cenderung berbeda minatnya, anak pria

cenderung pada kegiatan-kegiatan yang memerlukan aktifitas fisik,

sedangkan anak perempuan memiliki kecenderungan untk memilih

kegiatan yang tidak terlalu memerlukan aktifitas fisik.

2) Faktor perkembangan fisik

Faktor ini merupakan faktor yang mempengaruhi manat yang

dipengaruhi oleh kematangan fisik, kesehatan dan mental seseorang

dalam memilih suatu objek tertentu yang sesuai dengan keadaan dan

perkembangan fisiknya.

3) Faktor Kecerdasan

Perbedaan kecerdasan anak menyebabkan adanya perbedaan minat

anak terhadap sesuatu. Anak yang cerdas cenderung perkembangan

minatnya tinggi sedangkan anak yang kecerdasannya kurang memiliki

Page 54: Tesis Mapel Matematika

kecenderungan perkembangan minatnya lambar dan hanya tertarik

kepada hal-hal yang bersifat kongkrit.

4) Faktor lingkungan

Lingkungan tempat individu berada dapat berpengaruh kepada

minatnya, baik itu lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Suatu minat dapat diekspresikan melalui sesuatu pernyataan yang

menunjukkkan bahwa siswa lebih menyukai sesuatu hal daripada yang lainnya,

dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Siswa yang

memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian

yang lebih besar terhadap subjek itu. Individu memiliki kecenderungan untuk

menghubungkan diri dengan lingkungan melalui cara-cara tertentu. Jika individu

menemukan suatu subjek maka individu menaruh minat terhadap objek itu. Yang

menyebabkan individu berhubungan secara aktif dengan objek yang menariknya.

Kita menaruh minat terhadap sesuatu yang ada hubungannya dengan

kebutuhan. Minat dan perilaku berhubungan erat, dapat dikatakan bahwa kelakuan

ditentukan oleh minat seseorang. Setiap minat memuaskan sesuatu kebutuhan

dalam diri anak walaupun kebutuhan itu mungkin tidak segera tampak bagi orang

dewasa. Semakin kuat kebutuhan ini, semakin kuat dan bertahan pada minat

tersebut. Selanjutnya semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan, maka

semakin kuat pula minat itu. Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya

minat dan perhatian siswa dalam belajar. Keterlibatan siswa dalam belajar erat

kaitannya dengan sifat-sifat siwa, baik yang bersifat kognitif seperti kecerdasan

dan bakat maupun yang afektif seperti motivasi, rasa percaya diri dan minatnya.

Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah sesuatu rasa

ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas. Minat pada dasarnya adalah penerimaan

akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin

kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.

b. Pelajaran matematika

Page 55: Tesis Mapel Matematika

Matematika adalah bahasa simbolis yang berfungsi praktisnya untuk

mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif keruangan sedangkan fungsi

teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir.(Myklebust;1967 dalam Mulyono

Abdurrahman, 2007;252) Matematika disamping bahasa simbolis juga merupakan

bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan

mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. (Lerner;1988 dalam

Mulyono Abdurrahman,2007:252).

Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah

yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan

pengetahuan tenatang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang

bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung. (Paling ;

1982, dalam Mulyono Abdurrahman, 2007:252) Matematika merupakan ilmu

universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran

penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini

dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar,

analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta

teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

(Depdiknas, Standar Kompetensi ; 2006). Dari berbagai pendapat tentang hakikat

matematika yang telah dikemukakan menunjukkan bahwa pandangan tentang

hakikat matematika lebih ditekankan pada metodenya daripada pokok persoalan

itu sendiri.

Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari

SD sampai SLTA bahkan perguruan tinggi. Alasan matematika perlu diajarkan

karena :(Cornelius,1982 dalam Mulyono Abdurrahman,2007:253)

1) Sarana berpikir yang jelas dan logis

2) Sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.

3) Sarana mengenali pola hubungan dan generalisasi pengalaman.

4) Sarana untuk mengembangkan kreativitas

Page 56: Tesis Mapel Matematika

5) Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan

budaya.

Menurut Cockroft (1982) (Mulyono Abdurrahman, 2007:253)

mengemukakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena :

1) Selalu digunakan di segala segi kehidupan

2) Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika.

3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas.

4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara.

5) Meningkatkan cara berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan

6) Memberikan kepuasan terhadap usaha pemecahan masalah yang

menantang.

Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut.(Depdiknas, Standar Isi ; 2006)

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,

efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh

Page 57: Tesis Mapel Matematika

4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

pemecahan masalah.

Dari berbagai uraian tentang pelajaran matematika maka dapat disimpulkan

bahwa pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang

bahasa simbolis yang menentukan hubungan kuantitatif keruangan, juga

merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat,

dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Pengajaran

matematika bertujuan agar peserta didik dapat memahami konsep matematika,

menggunakan penalaran dalam pola dan sifat, memecahkan masalah,

mengkomunikasikan gagasan, dan memiliki sikap menghargai matematika dalam

kehidupan.

c. Minat siswa pada pelajaran matematika

Menurut makna kata, minat diartikan sebagai kecenderungan hati yang

tinggi dan mencerminkan kemandirian terhadap sesuatu (Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 2008:583). Minat tumbuh berkat dorongan atau motif yang mampu

menggerakkan hati untuk memperoleh sesuatu. Dorongan minat memiliki

pengaruh besar terhap perilaku seseorang, semakin besar minat yang dimiliki

akan semakin tinggi pula keinginannya untuk mendapatkan keinginan tersebut.

Page 58: Tesis Mapel Matematika

Selanjutnya keinginan suda tercapai mencerminkan kemandirian dalam beusaha

mencapai keinginan tersebut.

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui

interaksi dengan lingkungan momen yang tepat dan kondisi yang menarik untuk

turut larut dalam proses pembelajaran Belajar bersifat aktif, siswa sebagai peserta

didik tidak akan mampu merubah perilaku jika ia tidak aktif mengikuti setiap

proses yang berlangsung. Efektivitas pembelajaran melekat pada aktivitas belajar

dan partisipasi siswa. Untuk dapat bersikap aktif dibutuhkan pula faktor

penggerak yang secara langsung memberi dorongan pada siswa untuk bertindak.

Faktor pendorong yang dimaksud adalah minat belajar. Dengan tumbunya minat

belajar, siswa akan berusaha menemukan atau mengetahui..

.Tidak sedikit yang bersedia mengorbankan miliknya hanya untuk

mengejar sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya banyak pula orang yang enggan

melakukan sesuatu karena dirinya tidak berminat untuk memilikinya.

Perkembangan peradaban manusia, telah menempatkan pendidikan sebagai

kebutuhan hidup, untuk dapat eksis mengikuti proses pendidikan dan mampu

mengaplikasikan materi pembelajaran dengan baik dibutuhkan minat untuk

belajar.

Hilgard yang dikutip oleh Slameto (2003:57) menyatakan “interest is

persisting tendency to pay attention to end enjoy some activity and content.”

Lebih lanjut dinyatakan bahwa minat adalah keinginan untuk melakukan suatu

kegiatan dalam mencapi sesuatu tujuan. Semakin tinggi keinginan meraih harapan

Page 59: Tesis Mapel Matematika

akan semakin kuat pula minat yang mendorong. Sesuai degan kondisi tersebut

pula kiranya guru dan orang tua memberi harapan pada anak dalam membangun

cita-cita yang mampu mendukung lahirnya minat belajar. Sardiman A. M

(2000:76) menjelaskan minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila

seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan

keinginan dan kebutuhannya sendiri.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, minat lahir saat seseorang

membandingkan sesuatu yang dimilikinya dengan objek lain yang diinginkannya.

Semakin besar perbedaan yang dimiliki akan semakin besar minat untuk

mendapatkan. Perilaku demikian sangat besar maknanya bagi siswa yang sedang

menempuh pendidikan. Semangat untuk mengejar ketertinggalan akan memaksa

siswa lebih bergairah dalam belajar. Tantangan belajar yang dihadapi akan

menjadi motor penggerak bagi dirinya untuk lebih optimal dalam belajar.

Pada hakikatnya minat terdiri dari minat aktif dan minat reseptif (John

Gay 2005:232). Minat aktif adalah minat terhadap sesuatu yang dirasakan saat

menginginkan sesuatu, yang dengan keinginan tersebut mendorong seseorang

untuk segera melakukan tindakan untuk mendapatkan keinginan tersebut. Minat

aktif membuat seseorang secera aktif memburu keinginannya dan ia bersedia

melayani demi memperoleh keinginannya.

Sedangkan minat reseptif adalah minat ingin dilayani, minat reseptif

adalah apa yang dirasakan ketika dengan hati terbuka mempertimbangkan nilai

apa yang ditawarkan, minat akan tumbuh jika kita mendukung tawaran yang

Page 60: Tesis Mapel Matematika

diberikan. Lebih jelasnya minat reseptif lebih bersifat pasif dan menunggu untuk

dilayani oleh orang lain yang menawarkan harapan tersebut.

Dalam dunia pendidikan, khususnya untuk siswa yang sedang menempuh

pendidikan, perlu ditumbuhkan minat aktif. Karena dengan minat aktif tersebut

akan mendorong siswa untuk lebih aktif mendapatkan cita-cita dan keinginannya.

Keberadaan minat ini dapat dibangun dengan memberi pengertian pada siswa

tentang manfaat pendidikan dan langkah apa yang harus dilakukan untuk

mendapatkannya.

Sumardiono (2006:169) menyatakan rasa percaya diri dalam diri siswa

dapat mendorong tumbuhnya minat belajar. Orang tua maupun guru perlu

meningkatkan rasa percaya diri pada anak. Karena dengan adanya rasa percaya

diri akan menumbuhkan minat belajar siswa, keyakinan bahwa akan mampu

memperoleh nilai terbaik akan mendorong siswa untuk lebih giat dalam belajar.

Orang tua maupun guru perlu meyakinkan anak bahwa mereka bukanlah

siswa yang terbelakang dan juga bukan siswa yang malas belajar, sebaiknya

orangtua maupun guru selalu memberi pujian dengan kata-kata positif sehingga

pada akhirnya siswa meyakini bahwa dirinya termasuk siswa yang berbakat dan

terampil, dan pada akhirnya ia akan berusaha belajar dengan bersungguh-sungguh

agar orang yang memberinya pujian dan tidak kecewa atas pujian yang diberikan.

Siswa yang memiliki perangkat belajar memadai dan didukung oleh

sumber belajar akan termotivasi untuk belajar. Minat belajar akan tumbuh

manakala siswa melihat bahwa segala sarana yang mendukung kegiatan belajar

Page 61: Tesis Mapel Matematika

telah dimiliki. Pernyataan ini didukung oleh Sumardiono (2006:127) yang

menyatakan bahwa ketersediaan alat dan sarana belajar dapat meningkatkan minat

belajar siswa. Membangun sikap belajar siswa dalam bidang studi matematika,

perlu dukungan guru untuk mempersiapkan buku, alat peraga, dan berbagai media

belajar sesuai dengan kompetensi belajar. Selanjutnya untuk membangun minat

belajar di rumah, orang tua perlu pula mempersiapkan sarana belajar seperti buku

paket, buku tulis, alat tulis dan sarana lain yang dianggap membantu kegiatan

belajar. Hardwinoto dan Setiabudhi (2006:103) menyatakan bahwa dengan

adanya dukungan komputer sebagai sarana belajar akan meningkatkan minat

belajar siswa. Informasi ini menjelaskan bahwa kelengkapan sarana belajar

menjadi modal dalam usaha meningkatkan minat belajar siswa. Akan sulit bagi

siswa untuk meningkatkan minat belajar jika kegiatan belajar yang ia lakukan

terhambat oleh minimnya sarana belajar.

Minat belajar dipengaruhi oleh kesehatan fisik dan kondisi mental (Sri

Hapsari, 2007:43). Lebih lanjut dapat dijelaskan, siswa yang kondisi kesehatannya

mengalami gangguan tidak akan memiliki keinginan untuk belajar, karena seluruh

potensi tubuhnya digunakan untuk menahan rasa sakit yang diderita. Demikian

pula dengan kesehatan mental, yang secara langsung akan mengganggu minat

belajar. Perasaan benci, sakit hati atau kecewa terhadap guru akan menghambat

minat belajar siswa. Tidak jarang siswa enggan belajar matematika, hanya karena

ia tidak suka dengan perilaku dan cara mengajar guru matematika. Beberapa siswa

menjadi enggan belajar matematika hanya karena guru yang tadinya ia kagumi

Page 62: Tesis Mapel Matematika

menegur perilakunya yang kurang baik, atau saat siswa mendapat nilai yang

kurang baik dalam ulangan.

Perlu ada usaha terencana dan berkelanjutan dari guru dan orang tua untuk

membangkintkan minat belajar siswa. Tanpa dukungan yang baik, minat belajar

akan mengalami penurunan dan pada akhirnya akan menghambat prestasi belajar.

Hendra Surya (2007:46) menyampaikan beberapa langkah untuk meningkatan

minat belajar diantaranya dengan menggugah rasa kebutuhan anak akan

pentingnya belajar.Strategi dalam menggugah tentang kebutuhan akan belajar

dapat dilakukan dengan membangun dialog dan pendekatan personal,

mengembangkan komunikasi kondusif dengan anak. Dalam kontek ini orang tua

atau guru sebaiknya tidak hadir dengan mengitervensi atau mendikte tetapi hadir

dengan memberi dukungan dan motivasi untuk berada pada jalur yang tepat

sebagai seorang pelajar. Pasaribu dan Simanjuntak (2004:52) mendefenisikan

minat sebagai suatu motif yang menyebabkan individu berhubungan secara aktif

dengan sesuatu yang menarik perhatiannya. Pernyataan ini searah dengan yang

disampaikan sebelumnya, oleh karenanya dalam membangun minat belajar,

sebaiknya guru maupun orang tua perlu membangun motif yang dapat

membangun motivasi siswa, selanjutnya melalui motivasi tersebut akan tumbuh

minat siswa untuk belajar.

Hendra Surya (2007:48) menjelaskan beberapa langkah untuk

meningkatkan minat belajar siswa diantaranya:

Page 63: Tesis Mapel Matematika

a. Memberi rangsangan penguat pada anak bahwa dirinya mampu

berbuat atau mampu mempelajari segala sesuatu

b. Tanamkan pada anak bahwa dirinya memiliki nilai plus yang tidak

dimiliki orang lain

c. Menanamkan tentang pentingnya belajar

Membangun minat belajar merupakan faktor penting yang dapat

memberikan spirit kepada siswa untuk memperkuat akan minat dan cita-cita yang

akan dicapai. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap siswa untuk

mengembangkan minatnya adalah:

1. Faktor minat siswa itu sendiri

2. Faktor dorongan orang tua

3. Faktor guru (pendidik)

4. Faktor lingkungan.

Dari beberapa faktor yang telah disebutkan di atas, orangtua berperan

memberi dukungan moril maupun materil pada siswa bahwa diri mereka memiliki

kemampuan dan bakat yang cukup baik sehingga tidak ada hal yang perlu

dirisaukan dan meyakinkan siswa bahwa pada dasarnya mereka memiliki

kemampuan untuk menguasai materi matematika sesulit apapun.

Hardwinoto dan Setiabudhi (2006:111) menginformasikan bahwa minat

siswa terhadap matematika akan bertambah apabila ia dapat memahami dan

meyelesaikan soal matematika degan mudah. Seseorang siswa yang mampu

memperoleh nilai terbaik dalam ulangan matematika, prestasi tersebut secara

langsung akan memberi rasa bangga, yang dengan rasa bangga tersebut terbentuk

Page 64: Tesis Mapel Matematika

minat untuk mencapai nilai yang lebih baik, selanjutnya keinginan tersebut akan

memacu lahinrnya minat belajar.

Selanjutnya menurut Zakiah Daradjat, dkk (2001:113), mengartikan minat

adalah kecenderungan jiwa yang tetap ke jurusan sesuatu hal yang berharga bagi

orang. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa minat belajar, merupakan suatu

dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang untuk mewujudkan sesuatu yang

dianggap orang lain berharga. Dengan mampunya ia memenuhi harapan tersebut

akan muncul rasa berharga dan keinginan untuk mewujudkan berbagai perilaku

lainnya untuk dapat meningkatkan perngahargaan atas dirinya. Jika dikaitkan

dengan minat belajar, jelas bahwa minat belajar merupakan keinginan siswa untuk

mewujudkan harapan guru dan teman serta orang tua bahwa dirinya termasuk

sebagai siswa yang memiliki kemampuan dan kecakapan dalam belajar. Dengan

tercapainya keinginan tersebut, selanjutnya akan tumbuh minat belajar yang lebih

baik, sampai merasa bahwa dirinya dihargai dan dihormati atas prestasi yang

dicapai. Andar Ismail (2007:37) menyampaikan bahwa terhambatnya minat

belajar akan menghambat pertumbuhan cita-cita. Siswa yang tidak didukung oleh

minat belajar, cenderung lebih pasif mengembangkan harapan dan cita-cita tinggi,

karena ia merasa bahwa dirinya tidak tertarik untuk belajar dan bersaing dengan

siswa lain yang memiliki minat belajar dan siswa yang telah mendapatkan prestasi

belajar. Andar Ismail (2007:37) juga menyampaikan faktor yang dapat

membentuk minat belajar diantaranya, orang tua yang demokratis, orang tua yang

suka membaca buku, orang tua yang menghargai prakarsa anak. Dalam hal ini

dapat dijelaskan, minat belajar siswa aan mengalami peningakatan jika orang tua

Page 65: Tesis Mapel Matematika

memberi dukungan terhadap perilaku belajar siswa. Perilaku yang dimaksud

adalah kemampuan orang tua dalam membangun hubungan yang demokratis

dengan anak. Semakin baik hubungan antara anak dengan orang tua lebih mudah

bagi orang tua untuk membangun minat belajar.

Perilaku lain yang juga dapat digunakan adalah memberi contoh pada anak

untuk membiasakan belajar, hal ini dicontohkan dengan membangun kebiasaan

membaca dihadapan anak. Dengan adanya contoh tersebut akan akan tertarik

untuk belajar dan pada akhirnya akan menjadi sebuah kebiasaan yang

berkelanjutan. Kebiasaan belajar pada anak juga dapat dibangun dengan

menghargai prakarsa anak, orang tua sebaiaknya memfasilitasi dan tidak terlalu

memaksakan kehendak pada anak. Dengan demikian akan tumbuh tanggung

jawab dan minat belajar.

Dari defenisi dan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa minat belajar

merupakan dorongan batin yang tumbuh dari seseorang siswa untuk

meningkatkan kebiasaan belajar. Minat belajar akan tumbuh saat siswa memiliki

keinginan untuk meraih nilai terbaik, atau ingin memenangkan persaingan dalam

belajar dengan siswa lainnya. Minat belajar juga dapat dibangun dengan

menetapkan cita-cita yang tinggi dan sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa.

Dalam hal ini cita-cita belajar yang dimiliki siswa harus disesuaikan

dengan kondisi fisik dan psikologis siswa, hal ini dibutuhkan agar cita-cita

tersebut tidak teralu tinggi sehingga sulit untuk diwujudkan. Minat belajar dapat

pula dikembangkan melalui kondisi lingkungan belajar yang layak dan

Page 66: Tesis Mapel Matematika

mendukung. Kondisi lingkungan sekolah yang terlalu padat, atau sekolah yang

berada di daerah kumuh sering mengganggu minat belajar siswa.

Hubungan antar individu yang dikembangkan dalam lingkungan sekolah

dan lingkungan rumah tangga akan sangat menentukan kualitas minat belajar

siswa. Siswa yang berdomisili pada daerah yang padat dan situasi lingkungan

yang kurang perhatian terhadap pendidikan akan membuat siswa enggan untuk

belajar. Sebaliknya siswa yang berdomisili di wilayah pemukiman yang harmonis

dengan keluarga memiliki perhatian terhadap sekolah akan mendukung siswa

untuk membangun dan mengembangkan minat belajar.

Minat belajar yang rendah akan menghambat pencapain tujuan dan juga

menghambat siswa untuk meraih cita-cita, banyak siswa di wilayah padat

penduduk tidak mampu memperoleh prestasi kerja optimal karena tidak dibekali

oleh minat belajar yang optimal. Rendahnya minat belajar tergambar dari

beberapa faktor diantaranya:

a. Prestasi belajar yang rendah

b. Sering menggunakan waktu belajar untuk bermain

c. Tidak disiplin mengerjakan tugas sekolah

d. Sarana belajar yang sering lupa dibawa

e. Tidak berkonsentrasi dalam belajar.

Kondisi demikian jelas tidak mendukung terhadap peningkatan prestasi

belajar dan pencapaian hasil belajar. Rendahnya prestasi belajar sebagai akibat

Page 67: Tesis Mapel Matematika

langsung dari minat belajar yang rendah pada akhirnya akan berpengaruh pula

terhadap keberlangsungan pendidikan anak.

Seiring dengan kondisi tersebut, sintesa minat belajar dapat dikembangkan

dalam beberapa dimensi diantaranya, dimensi lingkungan sekolah, dimensi

lingkungan rumah tangga, dimensi orang tua, dimensi guru, dimensi sarana

dimensi prasarana belajar, dimensi fisik, dimensi mental.

Minat adalah sesuatu lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau

aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan

sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat

atau dekat gubungan tersebut, semakin besar minatnya.

Suatu minat dapat diekspresikan melalui sesuatu pernyataan yang

menunjukkkan bahwa siswa lebih menyukai sesuatu hal daripada yang lainnya,

dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Siswa yang

memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian

yang lebih besar terhadap subjek itu.

Minat siswa terhadap mata pelajaran matematika merupakan suatu ekspresi

diri, yang menunjukkan rasa suka dan tidak suka terhadap mata pelajaran

matematika, yang dimanifestasikan dalam bentuk partisipasi dan aktifitasnya

dalam pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat terhadap

matematika adalah ketertarikan siswa terhadap matematika yang didasari oleh

kebutuhan dalam dirinya. Dalam memenuhi kebutuhan itu, siswa secara aktif dan

mau terlibat di dalamnya dengan kesadaran sendiri. Semakin kuat kebutuhan itu

semakin kuat dan bertahan minat itu. Selanjutnya semakin sering minat itu

diekspresikan semakin kuatlah minat itu.

Minat siswa terhadap mata pelajaran matematika adalah suatu kondisi

dimana siswa merasa tertarik terhadap pelajaran matematika, yang dapat

dikembangkan melalui berbagai upaya. Guru memegang peranan yang penting

terhadap tumbuhnya minat siswa, karena minat dapat dibentuk oleh guru melalui

Page 68: Tesis Mapel Matematika

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran melalui berbagai upaya diantaranya

pemilihan materi yang sesuai dengan kemampuan siswa, penggunaan alat

pembelajaran yang menarik dan pengelolaan kelas yang baik.

B. Kerangka berfikir

1. Pengaruh langsung persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap

prestasi belajar siswa.

Kinerja profesional guru merupakan kemampuan guru dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki, dalam

pencapaian hasil yang diharapkan. Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru

meliputi : pertama memiliki pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku

manusia, kedua, mempunyai sifat yang tepat tentang dirinya dan bidang studi

yang dibinanya, ketiga, menguasai bidang studi yang diajarkan, keempat,

memiliki keterampilan mengajar.

Kinerja profesional guru adalah keterampilan guru dalam melaksanakan

tugasnya secara profesional, sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya yang

yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, mampu

melaksanakan pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan

profesionalisme. Penguasaan materi meliputi pemahaman karakteristik dan

substansi ilmu sumber bahan pembelajaran, pemahaman disiplin ilmu yang

bersangkutan dalam konteks yang lebih luas, penggunaan metodologi ilmu yang

bersangkutan dalam melakukan verifikasi dan memantapkan pemahaman konsep

yang dipelajari, penyesuaian substansi dengan tuntutan dan ruang gerak kurikuler

serta pemahaman terhadap managemen pembelajaran. Prestasi belajar matematika

adalah perubahan yang berisfat menetap sebagai prestasi dari kegiatan belajar

matematika, yang mana di dalam kegiatan belajar tersebut terjadi interaksi

langsung dengan lingkungan dan kegiatan yang telah dirancang dan dimanipulasi

oleh guru, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang direncanakan

Dengan kompetensi yang dimiliki oleh guru, maka akan memungkinkan

pencapaian prestasi belajar siswa sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.

Page 69: Tesis Mapel Matematika

Dengan demikian terdapat pengaruh langsung kinerja profesional guru terhadap

prestasi belajar siswa.

2. Pengaruh langsung persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap

minat siswa pada mata pelajaran matematika.

Kinerja profesional guru adalah keterampilan guru dalam melaksanakan

tugasnya secara profesional, sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya yang

yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, mampu

melaksanakan pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan

profesionalisme. Minat terhadap matematika adalah ketertarikan siswa terhadap

matematika yang didasari oleh kebutuhan dalam dirinya. Dalam memenuhi

kebutuhan itu, siswa secara aktif dan mau terlibat di dalamnya dengan kesadaran

sendiri. Semakin kuat kebutuhan itu semakin kuat dan bertahan minat itu.

Selanjutnya semakin sering minat itu diekspresikan semakin kuatlah minat itu.

Minat siswa terhadap mata pelajaran matematika dapat dikembangkan melalui

berbagai upaya. Guru memegang peranan yang penting terhadap tumbuhnya

minat siswa, karena minat dapat dibentuk oleh guru melalui perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran melalui berbagai upaya diantaranya pemilihan materi

yang sesuai dengan kemampuan siswa, penggunaan alat pembelajaran yang

menarik dan pengelolaan kelas yang baik.

Dari uraian di atas maka dapat di duga bahwa kinerja profesional guru

dapat berpengaruh secara langsung terhadap minat siswa pada pelajaran

matematika.

3. Pengaruh tidak langsung persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap

prestasi belajar matematika siswa, melalui minat siswa pada pelajaran

matematika.

Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang menarik, serta

menumbuhkan keingintahuan dan mendorong siswa untuk menyadari perlunya

matematika dalam kehidupan sehari-hari, memungkinkan tumbuhnya minat siswa

pada pelajaran matematika. Minat yang muncul dalam diri siswa selanjutnya akan

Page 70: Tesis Mapel Matematika

mendorong siswa untuk mencurahkan perhatian yang tinggi pada mata pelajaran

yang diminatinya. Minat siswa terhadap mata pelajaran matematika merupakan

suatu ekspresi diri, yang menunjukkan rasa suka dan tidak suka terhadap mata

pelajaran matematika, yang dimanifestasikan dalam bentuk partisipasi dan

aktifitasnya dalam pembelajaran.

Dengan adanya minat yang tinggi terhadap mata pelajaran matematika

maka memungkinkan untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi pada mata

pelajaran yang diminatinya. Maka dapat diduga terdapat pengaruh tidak langsung

kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar matematika melalui minat

siswa pada pelajaran matematika.

C. HipotesisBerdasarkan kerangka berfikir yang ada maka penelliti menyusun hipotesis

penelitian sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan persepsi siswa pada kinerja

profesional guru terhadap prestasi belajar matematika siswa.

2. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan minat siswa pada pelajaran

matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa.

3. Terdapat pengaruh tidak langsung yang signifikan persepsi siswa pada

kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar matematika melalui

minat siswa pada pelajaran matematika.

Page 71: Tesis Mapel Matematika
Page 72: Tesis Mapel Matematika

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

1. Tempat penelitian

a. Letak : Kecamatan Cengkareng Jakarta

b. Jumlah SMK : 3 Sekolah

c. Jumlah siswa : 1200

1) SMK Mutiara Bangsa : 567

2) SMK 1 Cengkareng : 400

3) SMK PGRI 35 : 233

d. Jumlah guru

Matematika : 11 orang

e. Alamat Sekolah :

1) SMK Muitara Bangsa

Jln Utama Raya No 2 Cengkareng, Jakarta Barat.

2) SMK 1 Cengkareng

Jln Bambu Larangan Raya No 67 Cengkareng, Jakarta Barat.

3) SMK PGRI 35

Jln Jati Raya 1 No 52 Cengkareng, Jakarta Barat.

Page 73: Tesis Mapel Matematika

2. Waktu penelitian

Peneliti melakukan penelitian dengan kurun waktu November 2011 sampai

dengan Maret 2012 dengan penjadwalan sebagai berikut :

Tabel 1

TABEL JADWAL PENELITIAN

N

O

KEGIATA

N

November Desember Januari Februari Maret

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

2 Perencanaa

n

3 Pelaksanaan

4 Penyusunan

laporan

5 Pelaporan

dan

perbaikan

B. Metode penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid

dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu

pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,

memecahkan dan mengantisipasi masalah.

Metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode

survey dengan melalui pengumpulan data langsung dari responden, untuk

memperoleh data persepsi siswa terhadap kinerja profesional guru dan minat

Page 74: Tesis Mapel Matematika

siswa pada pelajaran matematika peneliti mengumpulkan data dengan

menggunakan koesioner. Untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa

digunakan metode survey terhadap data hasil belajar matematika siswa pada tes

sumatif kelas X semester II Tahun Pelajaran 2010 – 2011. Untuk mengetahui

hubungan antar variabel dalam penelitian ini, peneliti menyusun hubungan antar

variabel dalam bentuk diagram jalur berikut ini :

Diagram 1

P31

P21

P32

Dari diagram jalur di atas dapat dijelaskan bahwa X1 merupakan variabel

independen (eksogen) dari X2 dan Y. X1 mempunyai jalur hubungan

langsung dengan Y, tetapi juga mempunyai jalur hubungan tidak langsung

dengan Y karena harus melaui X2 . Dalam hal ini variabel X2 dan Y

merupakan variabel endogen.Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri

dari : Variabel bebas (X1 ) Persepsi siswa pada kinerja profesional.

X1

Y

X2

Page 75: Tesis Mapel Matematika

GuruVariabel inerving (X2 ) Minat siswa pada pelajaran.

MatematikaVariabel terikat (Y) Prestasi belajar siswa.

C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik yang telah ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,2008:117) Populasi dalam penelitian

ini meliputi siswa/i SMK swasta di Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat yang

berjumlah 1200 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi penelitian. Cara pengambilan sampel yang dilakukan oleh peneliti

dengan menggunakan simpel random sampling. Dimana setiap anggota populasi

mendapatkan kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel dalam penelitian.

Dalam menentukan jumlah sampel peneliti menggunakan rumus Taro Yamane

sebagai berikut :(Bambang Suwarsono,2007:44)

Nn = N.d2 + 1

Dimana :

n = Jumlah sampel

Page 76: Tesis Mapel Matematika

N = Jumlah populasi

d2 = Presesi yang ditetapkan

Dengan menggunakan rumus diatas maka jumlah sampel yang digunakan adalah :

Nn = N.d2 + 1Dimana :

n = Jumlah sampel

N = 1200

d2 = 10 %

Maka :

1200n = (1200).0,12 + 1

1200n = (1200).(0,01) + 1

1200n = = 92,31 = diambil 100 responden 13

Maka sampel yang digunakan dari populasi 1200 maka diperoleh jumlah

100 orang. Adapun anggota sampel yang digunakan oleh peneliti meliputi siswa

kelas X semester II dari 3 SMK swasta yang terdapat di wilayah kecamatan

Cengkareng, Jakarta Barat.

3. Tekhnik Sampling

Tekhnik sampling adalah pengambilan sampel dimana setiap anggota

populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel.

Page 77: Tesis Mapel Matematika

Peneliti dalam penelitian ini menggunakan tekhnik Proporsional Cluster Random

Sampling, dimana jumlah sampel dari setiap sekolah diambil secara proporsional

berdasarkan perbandingan jumlah siswa setiap sekolah terhadap jumlah populasi

keseluruhan. Dengan tekhnik ini ini maka diperoleh anggota sampel dari masing-

masing sekolah sebagai berikut :

a. SMK Mutiara Bangsa : 5671200

100% = 47,3 % = 47 orang

b. SMK 1 Cengkareng : 400

1200 x 100% = 33,3 % = 33 orang

c. SMK PGRI 35 : 233

1200 x 100% = 19,4 % = 20 orang

D. Metode pengumpulan data

1. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono;2008).

Dari diagran jalur yang disusun dapat dijelaskan bahwa :

X1 merupakan variabel independen (eksogen) dari X2 dan Y.

X1 mempunyai jalur hubungan langsung dengan Y, tetapi juga mempunyai

jalur hubungan tidak langsung dengan Y karena harus melaui X2 .

Dalam hal ini variabel X2 dan Y merupakan variabel endogen.Adapun variabel

dalam penelitian ini terdiri dari :

Variabel Bebas (X1 ) Persepsi siswa pada kinerja profesional guru.

Page 78: Tesis Mapel Matematika

Variabel Interving (X2 ) Minat siswa pada pelajaran matematika

Variabel Terikat (Y) Prestasi belajar siswa.

2. Sumber data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi kinerja profesional

guru berdasarkan persepsi siswa, minat siswa terhadap mata pelajaran matematika

dan Prestasi belajar matematika siswa. Sumber data dari persepsi siswa pada

kinerja profesional guru adalah siswa, dalam hal ini adalah persepsi siswa

terhadap guru dalam melaksanakan tugas profesinya dalam mengelola

pembelajaran, dan interaksinya dengan siswa.

Data prestasi belajar siswa bersumber pada nilai hasil tes sumatif kelas X

semester II tahun pelajaran 2010 - 2011.

3. Teknik pengumpulan data

a. Data persepsi siswa pada kinerja profesional guru dan minat siswa.

Untuk memperoleh data tentang persepsi kinerja profesional guru dan minat

siswa pada mata pelajaran matematika, pengumpulan data dilakukan dengan

memberikan Koesioner kepada siswa dengan bentuk skala Likert, dengan 5

jenjang. Setelah peneliti memperoleh data diperoleh selanjutnya peneliti

melakukan transformasi data dari data ordinal menjadi interval dengan tekhnik

MSI(Method of Successive Interval), (H.Bambang Suwarno,2007:30).

b. Data prestasi belajar matematika

Page 79: Tesis Mapel Matematika

Untuk memperoleh data tentang prestasi belajar matematika siswa peneliti

melakukan survey terhadap data hasil tes sumatif mata pelajaran matematika kelas

X semester II Tahun Pelajaran 2010 – 2011.

E. Pembakuan Instrumen penelitian

1. Persepsi siswa pada kinerja profesional guru

a. Definisi konseptual

Persepsi siswa pada kinerja ptofesional guru adalah gambaran yang

terstruktur dan bermakna tentang hasil kerja yang dicapai oleh guru dalam

melaksanakan tugas dan perannya sebagai tenaga profesional pendidikan.

b. Definisi Operasional

Persepsi siswa pada kinerja profesional guru adalah skor total yang

diperoleh atas kinerja guru berdasarkan persepsi siswa, yang meliputi :

1) Penguasaan bahan ajar

2) Pemahaman karakteristik siswa.

3) Penguasaan pengelolaan kelas.

4) Penguasaan metode dan strategi pembelajaran.

5) Penguasaan evaluasi pembelajaran.

6) Kepribadian.

Adapun instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data Persepsi

Siswa pada kinerja profesional guru digunakan koesioner skala linkert dengan

jumlah item 25 butir, dengan altrnatif jawaban sebagai berikut :

1 = Selalu

Page 80: Tesis Mapel Matematika

2 = Sering

3 = Kadang-kadang

4 = Jarang

5 = Tidak pernah

c. Kisi-kisi

Dalam menyusun koesioner tentang persepsi siswa pada kinerja profesional

guru, peneliti menyusun instrumen dengan kisi-kisi sebagai berikut :

Tabel 2

KISI-KISI INSTRUMEN PERSEPSI SISWA PADAKINERJA PROFESIONAL GURU

IndikatorJumlah Nomor item

+ - + -

Penguasaan bahan ajar 3 2 1, 3, 4 2, 5

Pemahaman karakteristik siswa. 3 1 6, 7, 9 8

Penguasaan pengelolaan kelas. 1 2 11 10, 12

Penguasaan metode dan strategi pembelajaran.

3 113, 15, 16

14

Penguasaan evaluasi pembelajaran. 2 2 17, 20 18, 19

Kepribadian. 3 221, 22, 23

24, 25

Jumlah 15 10  

d. Validasi Instrumen

Untuk melakukan validali instrument dilakukan dengan bantuan SPSS

dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 3

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Page 81: Tesis Mapel Matematika

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 40 100.0

Excludeda 0 .0

Total 40 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Page 82: Tesis Mapel Matematika

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.910 25

Page 83: Tesis Mapel Matematika

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Butir1 58,2348 147,379 ,490 ,907

Butir2 58,1878 144,940 ,473 ,908

Butir3 58,4813 150,176 ,361 ,910

Butir4 58,0295 150,681 ,348 ,910

Butir5 58,0453 155,701 ,040 ,917

Butir6 57,7625 144,041 ,574 ,906

Butir7 58,0535 147,933 ,592 ,906

Butir8 57,7128 143,704 ,497 ,908

Butir9 58,2743 142,623 ,744 ,903

Butir10 58,1095 147,028 ,524 ,907

Butir11 58,2035 143,530 ,651 ,904

Butir12 57,8933 140,822 ,716 ,903

Butir13 58,4638 146,896 ,532 ,907

Butir14 57,5690 143,686 ,701 ,904

Butir15 58,4868 151,110 ,266 ,912

Butir16 58,4858 146,710 ,543 ,907

Butir17 57,7128 143,704 ,497 ,908

Butir18 57,9330 145,762 ,494 ,907

Butir19 57,4593 148,859 ,328 ,911

Butir20 57,5740 143,550 ,598 ,905

Butir21 57,3933 139,669 ,626 ,905

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Butir22 57,7645 142,265 ,638 ,904

Butir23 57,8338 141,976 ,700 ,903

Butir24 58,0140 142,631 ,693 ,904

Butir25 57,0945 149,989 ,367 ,909

Page 84: Tesis Mapel Matematika

1) Validitas butir

Berdasarkan hasil pengujian di atas, pada bagian Item Total Statistics. Nilai

r tabel untuk pada taraf kepercayaan 95% atau signifikasi 5% dapat dicari

berdasarkan jumlah responden N. Berdasarkan tabel nilai r Product Moment

dengan N = 40 diperoleh nilai 0,312.

Selanjutnya kita membandingkan nilai yang terdapat pada kolom

Corrected Item-Total Correlation dengan nilai r table. Maka dapat disimpulkan

bahwa butir 5 (0,040) < rtabel (0,312), dan butir 15 (0,266) < rtabel (0,312), dan

dinyatakan tidak valid, karena r hitung < r tabel.

2) Reliabilitas Instrumen

Pada bagian Reliability Statistics terlihat bahwa nilai Alpha Cronbach

adalah 0,910 dengan jumlah pertanyaan 25 butir. Nilai r table untuk N = 40

dengan taraf kepercayaan 95% atau signifikasi 5% adalah 0,312. Oleh karena nilai

Alpha Cronbach (0,9) > r tabel (0,312), maka instrumen yang diujicobakan

dinyatakan reliabel.

2. Minat siswa pada pelajaran matematika

a. Definisi konseptual

Minat terhadap matematika adalah ketertarikan siswa terhadap matematika

yang didasari oleh kebutuhan dalam dirinya. Dalam memenuhi kebutuhan itu,

siswa secara aktif dan mau terlibat di dalamnya dengan kesadaran sendiri, atau

atas dorongan dari luar dirinya.

Page 85: Tesis Mapel Matematika

b. Definisi Operasional

Minat siswa adalah skor total yang diperoleh dari angket tentang minat

yang meliputi indikator sebabagai berikut:

1) Kebutuhan siswa terhadap mata pelajaran matematika

2) Pendapat siswa tentang pelajaran matematika

3) Kebiasaan belajar siswa

4) Usaha siswa dalam meningkatkan prestasi belajar matematikanya

5) Ketertarikan siswa terhadap prestasi belajar matematikanya

6) Pendapat siswa yang berhubungan dengan guru matematika.

Untuk memperoleh data tentang minat siswa pada pelajaran matematika,

dengan menggunakan koesioner skala linkert, dengan jumlah item 30 butir,

dengan alternatif jawaban sebagai berikut :

1 = Sangat setuju

2 = Setuju

3 = Ragu-ragu

4 = Tidak setuju

5 = Sangat tidak setuju

c. Kisi-kisi

KISI – KISI INSTRUMEN MINAT SISWAPADA PELAJARAN MATEMATIKA

Tabel 4

IndikatorJumlah Butir Nomor Butir Soal

+ - + -

Kebutuhan siswa terhadap mata

pelajaran matematika.4 1

1, 3, 4,

126

Page 86: Tesis Mapel Matematika

Pendapat siswa terhadap mata

pelajaran matematika 3 2 9,10,14 2,5

Kebiasaan belajar siswa 4 38, 15, 16,

21

7, 11,

13

Usaha siswa dalam

meningkatkan prestasainya3 1

17, 18,

2019

Ketertarikan siswa pada

prestasinya.1 4 25

22, 23,

24, 26

Pendapat siswa tenteng guru

matematika2 2 28, 30 27, 29

JUMLAH 17 13

d. Validasi

Untuk melakukan validali instrument dilakukan dengan bantuan SPSS

dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 5

ReliabilityScale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 40 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 40 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Page 87: Tesis Mapel Matematika

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.910 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Butir1 79,7573 160.249 .737 .903

Butir2 79,7518 163.868 .466 .907

Butir 3

Butir4

Butir5

Butir6

Butir7

79,4705

79,9333

80,1095

80,3355

79,6348

165.731

162.441

162.016

160.045

155.828

,536

.607

.421

.616

.764

,906

.905

.909

.905

.902

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Page 88: Tesis Mapel Matematika

Butir8

Butir9

Butir10

Butir11

Butir12

Butir13

Butir14

Butir15

Butir16

Butir17

Butir18

Butir19

Butir20

Butir21

Butir22

Butir23

Butir24

Butir25

Butir26

Butir27

Butir28

Butir29

79,2008

80,1953

79,8430

79,0220

80,2970

79,6080

79,5933

79,1313

79,7518

79,5445

79,3710

80,5888

79,6353

79,3813

79,9718

79,0495

79,7573

79,6080

79,3170

79,6348

80,3283

80,1480

162,741

164,037

163,137

166,319

163,944

159,735

164,503

169,019

163,868

164,865

166,613

186,663

167,602

165,007

166,148

164,036

160,249

159,735

155,055

155,828

167,,988

163,587

,621

,529

,608

,343

,485

,668

,457

,215

,466

,507

,383

-,509

,380

,425

,403

,458

,737

,668

,699

,764

,271

,498

,905

,906

,905

,909

,907

,904

,907

,912

,907

,907

,908

,923

,908

,908

,908

,907

,903

,904

,903

,902

,910

,907

Butir30 79,9718 166,148 ,403 ,908

1)Validitas butir

Page 89: Tesis Mapel Matematika

Berdasarkan hasil pengujian di atas, pada bagian Item Total Statistics.

Nilai r tabel untuk pada taraf kepercayaan 95% atau signifikasi 5% dapat dicari

berdasarkan jumlah responden N. Berdasarkan tabel nilai r Product Moment

dengan N = 40 diperoleh nilai 0,312.

Selanjutnya kita membandingkan nilai yang terdapat pada kolom

Corrected Item-Total Correlation dengan nilai r table. Maka dapat disimpulkan

bahwa butir 15 (0,215) < rtabel (0,312), dan butir 28 (0,271) < rtabel (0,312), dan

dinyatakan tidak valid, karena r hitung < r tabel.

2)Reliabilitas Instrumen

Pada bagian Reliability Statistics terlihat bahwa nilai Alpha Cronbach

adalah 0,910 dengan jumlah pertanyaan 30 butir. Nilai r table untuk N = 40

dengan taraf kepercayaan 95% atau signifikasi 5% adalah 0,312. Oleh karena nilai

Alpha Cronbach = 0,910 ternyata lebih besar dari nilai r tabel = 0,312, maka

instrumen yang diujicobakan dinyatakan reliabel.

3. Prestasi belajar matematika

a. Definisi konseptual

Prestasi belajar matematika adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat

dari proses belajar. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut aspek

pengetahuan, sikap dan penerapan berbagai konsep matematika, yang meliputi

pokok bahasan :

2) Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep matriks

d. Mendeskripsikan macam-macam matriks

e. Menyelesaikan operasi matriks

Page 90: Tesis Mapel Matematika

c. Menentukan determinan dan invers

2) Menyelesaikan masalah program linier

a. Membuat grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier

b. Menentukan model Matematka dari soal ceritera (kalimat verbal)

c. Menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linier.

d. Menerapkan garis selidik

3) Memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi, persamaan fungsi

linier dan fungsi kuadrat

e. Mendeskripsikan perbedaan konsep relasi dan fungsi

f. Menerapkan konsep fungsi linier

g. Menggambar fungsi kuadrat

h. Menerapkan konsep fungsi kuadrat

b. Definisi operasional

Prestasi belajar matematika adalah hasil belajar berdasarkan tes Sumatif

Siswa pada Semester II Tahun Pelajaran 2010 – 2011. Yang diselenggarakan oleh

masing-masing sekolah. Data nilai yang didapat oleh peneliti berdasarkan survey

terhadap data nilai yang diperoleh siswa.

F. Tekhnik analisis data

1. Transformasi nilai

Setelah data diperoleh, selanjutnya dilakukan transformasi dari data ordinal

menjadi interval dengan menggunakan MSI (Method of Successive Interval),

dengan langkah sebagai berikut (Bambang Suwarno, 2007:30) Perhatikan setiap

jawaban responden dari angket yang disebarkan.

Page 91: Tesis Mapel Matematika

a. Tentukan frekuensi untuk setiap alternatif jawaban responden.

b. Frekuensi setiap alternatif jawaban dibagi dengan jumlah seluruh

responden ( hasilnya disebut proporsi )

c. Tentukan nilai proporsi komulatif dengan jalan menjumlahkan nilai

proporsi secara berurutan, perkolom skor.

d. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi

komulatif yang diperoleh.

e. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh

(dengan menggunakan tabel tinggi densitas).

f. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus :

NS=( Density at Lower Limit )−(Densitiy at Upper Limit)

( Area Below Upper Limit )−( Area Below Lower Limit )

g. Tentukan nilai transformasi dengan rumus : Y = NS + [1+|NSmin|]

2. Analisis statistik deskriptif

Analisis deskriptif dari data hasil penelitian meliputi :

a. Menyususun tabel distribusi frekuensi

b. Mean, modus, median

c. Penyajian dalam bentuk diagram

3. Uji persyaratan analisis data

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan dengan tujuan mengatahui apakah data yang

kita peroleh berdistribusi normal. Untuk keperluan tersebut digunakan rumus Chi-

Kuadrat (χ2) dengan rumus (Sugiyono,2008:82) :

Page 92: Tesis Mapel Matematika

(fo – fh)2

χ2 = fh

Atau dengan bantuan SPSS dengan menggunakan Uji Normalitas

Kolmogorov Smirnov.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan ANOVA atau dengan

bantuan SPSS

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolineritas dilakukan untuk menguji adanya hubungan antar

variabel bebas, untuk pengujian multikolinieritas peneliti menggunakan SPSS

sebagai alat bantu pengilahan data.

G. Pengujian hipotesis penelitian

Untuk melukiskan dan menguji hubungan antar varibel penelitian, peneliti

dalam hal ini menggunakan Analisis Jalur (Path Analisis). Penggunaan Analisis

Jalur (Path Analisis) dilakukan peneliti dengan asumsi bahwa

(Sugiyono,2008:297)

a. Hubungan antar variabel yang akan dianalisis berbentuk linier, aditif, dan

kausal.

b. Variabel-variabel yang residual tidak berkorelasi dengan variabel yang

mendahuluinya, dan juga tidak berkorelasi dengan variabel yang lain.

c. Dalam model hubungan variabel hanya terdapat jalur kausal/sebab akibat

searah.

Page 93: Tesis Mapel Matematika

d. Dalam setiap variabel yang dianalisis adalah data interval dan berasal dari

sumber yang sama.

Untuk keperluan penggunaan analisis jalur peneliti perlu menyusun model

hubungan antar variabel, yang dalam hal ini disebut diagram jalur. Diagram jalur

disusun berdasarkan kerangka berfikir yang dikembangkan dari teori yang

digunakan untuk penelitian (Sugiyono, 2008:298). Untuk keperluan tersebut

peneliti menyusun diagram jalur sebagai berikut :

Diagram 2

P31

P21

P32

Untuk mencari hubungan antar variabel dilakukan dengan menggunakan

analisis korelasi product moment dengan bantuna SPSS 17. Hasil analisis korelasi

selanjutnya akan dugunakan sebagai dasar penghitungan koefisien jalur. Dalam

analisis jalur terdapat koefisien jalur. Koefisien jalur menunjukkan kuatnya

pengaruh variabel independen terhadap dependen. Bila koefisien jalur rendah, dan

angkanya di bawah 0,05 maka koefisien jalur tersebut dianggap rendah, maka

pengaruh jalur tersebut dapat dihilangkan. (Sugiono, 2008:302). Koefisien jalur

merupakan kefisien regresi standar (standar z), yang menunjukkan pengaruh

X1

Y

X2

Page 94: Tesis Mapel Matematika

variabel independen terhadap variabel dependen yang telah tersusun dalam

diagram jalur. Karena hubungan jalur antar variabel dalam diagram jalur adalah

gubungan korelasi, maka perhitungan angka koefisien jalur menggunakan standar

skor z.

Z1 = e1

Z2 = P21Z1 +e2

Z3 = P31Z1 + P32Z2 + e3

Selanjutnya koefisien jalur yang merupakan koefisien korelasi rij dapat dihitung.

Karena harga-harga variabel dinyatakan dalam angka baku z, maka untuk n buah

pengamatan dapat dihitung dengan rumus untuk menghitung koefisien jalur

sebagai berikut : (Sugiono,2008:304)

rij =1n

Σzizj

Berdasarkan rumus di atas selanjutnya dapat dihitung koefisien jalurnya

sebagai berikut :

1) Mencari harga P21

r12 = 1n

ΣZ1Z2, dimana Z2 = P21Z1 + e2

r12 = 1n

ΣZ1(P21Z1 + e2)

r12 = P21 1n

ΣZ12 +

1n

Σ Z1e2

karena 1n

ΣZ12 = 1 dan Σ Z1e2 = 0 (syarat residual tidak berkorelasi),

maka r12 = P21

2) Mencari harga P31

Page 95: Tesis Mapel Matematika

r13 = 1n

ΣZ1Z3, dimana Z3 = P31Z1 + P32Z2 + e2

r13 = 1n

ΣZ1(P31Z1 + P32Z2 + e2)

r13 = 1n

ΣZ12 + P32

1n

Σ Z1Z2 + 1n

Σ Z1e2

karena 1n

ΣZ12 = 1,

1n

Σ Z1Z2 = r12 dan Σ Z1e2 = 0 (syarat residual

tidak berkorelasi), maka r13 = P31 + P32r12

3) Mencari harga P32

r23 = 1n

ΣZ2Z3, dimana Z3 = P31Z1 + P32Z2 + e2

r23 = 1n

ΣZ2(P31Z1 + P32Z2 + e2)

r23 = 1n

ΣZ2 Z1+ P32 1n

Σ Z22 +

1n

Σ Z2e2

karena 1n

ΣZ2 Z1 = r12, 1n

Σ Z22 = 1 dan Σ Z1e2 = 0 (syarat residual

tidak berkorelasi), maka r23 = P31 r12+ P32

Dari hasil perhitungan di atas selanjutnya memasukan angka-angka yang

diperoleh kedalam diagram jalur yang telah disusun oleh peneliti. Digambarkan

sebagai berikut :

Diagram 3

X1

Page 96: Tesis Mapel Matematika

r13(p31)

r12 (p21)

r23(p32)

Catatan :

- Angka di luar kurung menunjukan korelasi antar variabel

- Angka di dalam kurung menunjukkan koefien jalur.

Kriteria pengujian signifikasi koefisien jalur :

a. Jika koefisien jalur lebih besar dari 0,05 maka koefisisen jalur

signifikan, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

dependen terhadap variabel independen

b. Jika koefisien jalur lebih kecil dari 0,05 maka koefisien jalur tidak

signifikan, artinya tidak terdapat pengaruh yang signfikan variabel

dependen terhadap variabel independen, dan jalur tersebut dapat

dihilangkan.

Y

X2

Page 97: Tesis Mapel Matematika

BAB IV

Page 98: Tesis Mapel Matematika

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Dalam deskripsi data penelitian ini akan dikemukakan berbagai hasil

penelitian dari data yang diperoleh, yang meliputi: skor tetrtinggi, skor terendah,

rerata (mean), modus, median, ragam/varians dan simpangan baku/standar

deviasi. Dalam pengolahan data yang diperoleh, peneliti melakukan pengolahan

data dengan bantuan Microsoft Office Exel 2007 dan SPSS 17 dengan hasil

sebaga berikut :

1. Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional Guru

a. Data Hasil Penelitian

Dari koesioner tentang pesesepsi siswa pada kinerja guru diperoleh hasil

berupa data ordinal berdasarkan alternatif jawaban yang tersedia, sebagai berikut :

Tabel 6

Tabel Data Ordinal

Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional Guru

Subjek Jumlah Skor Subjek Jumlah Skor

1 84   51 93

2 84   52 93

3 94   53 88

4 85   54 77

5 85   55 88

6 92   56 817 76 57 82

Subjek Jumlah Skor Subjek Jumlah Skor

8 44   58 84

Page 99: Tesis Mapel Matematika

9 84   59 69

10 96   60 7311 86   61 77

12 78   62 61

13 89   63 69

14 89   64 89

15 76   65 78

16 92   66 79

17 88   67 90

18 90   68 90

19 84   69 90

20 87   70 64

21 85   71 90

22 86   72 90

23 83   73 95

24 87   74 86

25 80   75 80

26 89   76 72

27 78   77 82

28 74   78 95

29 90   79 63

30 87   80 61

31 65   81 76

32 86   82 80

33 91   83 77

34 62   84 74

35 85   85 80

36 80   86 73

37 54   87 71

38 67   88 45

39 84   89 65

40 68   90 73

41 74   91 84

42 80   92 84Subjek Jumlah Skor Subjek Jumlah Skor

43 84   93 72

44 77   94 63

Page 100: Tesis Mapel Matematika

45 78 95 77

46 75   96 50

47 71   97 71

48 82   98 80

49 67   99 90

50 57   100 61

b. Tranformasi Data Ordinal ke Interval

Dari data hasil angket selanjutnya dilakukan tranformasi data ordinal

kedalam bentuk interval dengan perhitungan sebagai berikut :

Tabel 7

Tabel Frekuensi Jawaban Koesioner

Alternatif Jawaban Jumlah

1 177

2 361

3 582

4 631

5 549

Dari hasil di atas dilakukan tranformasi data dengan bantuan exel , dengan

hasil sebagai berikut :

Tabel 8

Tabel Transformasi Data Ordinal ke Interval

Page 101: Tesis Mapel Matematika

Alt

erna

tif

Ordinal

Frekuensi

ProporsiProporsi Komulat

if

z_val (Zi)

z*_val (Densita

s)

Scal Value

Skala

Akhir

1 177 177 0,07696 0,0770 -1,4258 0,1444 -1,8758 1,00

2 361 722 0,15696 0,2339 -0,7260 0,3065 -1,0331 1,84

3 582 1746 0,25304 0,4870 -0,0327 0,3987 -0,3644 2,51

4 631 2524 0,27435 0,7613 0,7105 0,3099 0,3236 3,20

5 549 2745 0,2387 1     1.,2985 4,17

Berdasarkan transformasi di atas maka diperoleh skor koesioner untuk

masing-masing subjek sebagai berikut :

Tabel 9Data skor persepsi siswapada kinerja profesional guru

SubjekSkor

 

Subjek

Skor

Ordinal IntervalOrdinal Interval

1 84 68,68   51 93 77,43

2 84 68,12   52 93 76,83

3 94 77,5   53 88 73,72

4 85 68.79   54 77 65,52

5 85 69,95   55 88 73,29

6 92 75,3   56 81 67,73

7 76 63,52   57 82 69,02

8 44 39,64   58 84 70,98

9 84 69,24   59 69 59,03

10 96 78,9   60 73 61,45

11 86 69,48   61 77 64,32

Page 102: Tesis Mapel Matematika

12 7864,15

  62 6152,67

13

Subjek

89   73,94

Skor 

64

Subjek

89 58,69

SkorOrdinal Interval Ordinal Interval

14 89 73,51   64 89 73,55

15 76 62,64   65 78 66,34

16 92 75,3   66 79 66,69

17 88 71,7   67 90 74,93

18 90 75,23   68 90 74,8

19 84 69,11   69 90 74,95

20 87 70,43   70 64 55,17

21 85 69,97   71 90 75,23

22 86 72,08   72 90 74,05

23 83 67,66   73 95 78,49

24 87 71,89   74 86 72,21

25 80 65,38   75 80 66,8

26 89 72,67   76 72 61,1

27 78 65,4   77 82 68,14

28 74 62,25   78 95 79,05

29 90 73,62   79 63 53,75

30 87 72,15   80 61 52,26

31 65 55,52   81 76 63,61

32 86 71,61   82 80 67,53

33 91 76,35   83 77 64,21

34 62 52,85   84 74 61,84

Page 103: Tesis Mapel Matematika

35 85 71,09   85 80 67,25

36 80 66,22   86 73 62,12

37 54 47,41   87 71 59,75

38 67 56,4   88 45 40,48

39 84 68,98   89 65 55,3

40 68 57,35   90 73 61,49

41 74 61,39   91 84 69,28

42 80 67,12   92 84 70,53

43 84 70,06   93 72 60,48

44 77 65,16   94 63 53,66

45 78 64,43   95 77 64,19

46 75 61,82   96 50 44,36

47 71 59,64   97 71 59,23

48 82 67,28   98 80 65,92

49 67 56,9   99 90 75,36

50 57 49,97   100 61 51,79Skor interval di atas digunakan sebagai dasar perhitungan dan analisis

data selanjutnya.

c. Analisis deskriptif data hasil penelitian

Berdasarkan perhitungan dengan bantuan SPSS diperoleh hasil

pengolahan data sebagai betikut :

Tabel 10

Page 104: Tesis Mapel Matematika

Statistics

Persepsi Siswa pada Kinerja Guru

N Valid 100

Missing 0

Mean 66,1059

Median 67,2650

Mode 75,23

Std. Deviation 8,83855

Variance 78,120

Minimum 39,64

Maximum 85,95

1) Mean : 66,11

2) Modus : 75,23

3) Median : 67,27

4) Standar Deviasi : 8,84

5) Varian : 78,12

6) Nialai tertinggi : 85,95

7) Nilai terendah : 39,64

Selanjutnya disusun tabel distribusi frekuensi untuk melhat distribusi

frekuensi, poligon dan histogram dari skor persepsi siswa pada kinerja profesional

guru bagai berikut :

Tabel 11

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI

Page 105: Tesis Mapel Matematika

PERSEPSI SISWA pada KINERJA PROFESIONAL GURU

Interval kelas

Frekuensi Absolut

Frekuensi Relatif

Frekuensi Persentatif

Frekuensi Komulatif

39,6 - 44,5 3 0,03 3% 3

44,6 - 51,5 2 0,02 2% 5

51,6 - 57,5 12 0,12 12% 17

57,6 - 63,5 16 0,16 16% 33

63,6 - 69,5 30 0,3 3% 63

69,6 - 75,5 28 0,28 28% 91

75,6 - 81,5 7 0,07 7% 98

81,6 - 87,5 2 0,02 2% 100

HISTOGRAM DAN POLIGON

SKOR PERSEPSI SISWA PADA KINERJA

PROFESIONAL GURU

Diagram 4

32 -

Page 106: Tesis Mapel Matematika

28 -

24 - Histogram

20 -

16 - Poligon

12 -

8 -

4 -

039,55 44,55 51,55 57,55 63,55 69,55 75,55 81,55 87,55

Histogram merupakan gambaran dalam bentuk batang yang menunjukkan

frekuensi dari masing-masing data yang terletak antara batas bawah dan batas atas

dari masing-masing interval kelas. Dari histogram diatas terlihat bahwa frekuensi

nilai yang terletak antara 39,55 dan 44,55 sebanyak 3 orang, antara 44,5 dan 51,55

sebanyak 2 orang, antara 51,55 dan 57,55 sebanyak 12 orang, antara 57,55 dan

63,55 sebanyak 16 orang, antara 63,55 dan 69,55 sebanyak 30 orang, 69,55 dan

75,55 sebanyak 28 orang, antara 75,55 dan 81,55 sebanyak 7 orang, antara 81,55

dan 87,55 sebanya 2 orang.

Poligon menunjukan bentuk mendekati kurva normal, hal ini menunjukkan

bahwa data yang diperoleh dalam penelitian ini berdistribusi normal, karena

bentuk dari kurva mendekati bentuk kurva normal.

2. Minat siswa pada pelajaran matematika.

a. Data hasil penelitian

Page 107: Tesis Mapel Matematika

Dari koesioner tentang minat siswa pada pelajaran matematika diperoleh

skor dalam bentuk data ordinal sebagai berikut :

Tabel 12

TABEL SKOR DATA ORDINAL

MINAT SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA

Subjek Skor   Subjek Skor

1 105   51 99

2 95   52 106

3 96   53 99

4 94   54 96

5 98   55 96

6 108   56 93

7 98   57 96

8 77   58 98

9 98   59 105

10 108   60 78

11 97   61 81

12 94   62 86

13 96   63 72

Subjek Skor   Subjek Skor

14 121   64 99

15 88   65 87

16 108   66 103

17 116   67 102

18 98   68 101

19 86   69 104

20 92   70 100

21 91   71 104

Page 108: Tesis Mapel Matematika

22 104   72 110

23 116   73 119

24 98   74 95

25 101   75 96

26 90   76 80

27 84   77 92

28 104   78 103

29 89   79 85

30 91   80 82

31 86   81 94

32 112   82 93

33 103   83 85

34 94   84 96

35 96   85 95

36 98   86 83

37 89   87 81

38 107   88 77

39 101   89 78

40 94   90 86

41 89   91 94

Subjek Skor   Subjek Skor

42 101   92 99

43 97   93 99

44 84   94 96

45 117   95 95

46 104   96 82

47 104   97 85

48 94   98 95

49 78   99 122

Page 109: Tesis Mapel Matematika

50 66   100 90

b. Transformasi data Ordinal kedalam bentuk Interval

Dari hasil perhitungan berdasarkan data di atas diperoleh frekuensi untuk

masing-masing alternatif jawaban sebagai berikut :

Tabel 13

FREKUENSI ALTERNATIF JAWABAN KOESIONER

MINAT SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA

Alternatif Jawaban Frekkuensi

1 7252 15693 25294 27995 1378

Selannjutnya dilakukan tranformasi data dengan bantuan Microsoft Office Exel

dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 14

TRANSFORMASI SKOR ORDINAL MENJADI INTERVAL

Alt

erna

tif

Ordinal

Frekuensi

Proporsi

Proporsi Kom

z_val (Zi)

z*_val (densitas)

Skala Nilai

Nilai Interval

1 725 725 0,0806 0,0806-

1,401 0,14945-

1,86 1

2 1569 3138 0,1743 0,2549-

0,659 0,32104-

0,98 1,87

Page 110: Tesis Mapel Matematika

3 2529 7587 0,2810 0,53590

,0901 0,39733-

0,27 2,58

4 2799 11196 0,3110 0,84691

,0232 0,236360

,518 3,37

5 1378 6890 0,1531 1    1

,544 4,39

Berdasarkan transformasi skor Ordinal ke dalam skor Interval di atas

diperoleh data skor Interval untuk masing-masing subjek, sebagai berikut :

Tabel 15

SKOR DATA INTERVAL MINAT SISWAPADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

SubjekJumlah Skor

 Subjek

Jumlah Skor

Ordinal Interval Ordinal Interval

1 105 90,37   51 99 85,56

2 95 81,09   52 106 91,23

3 96 83,28   53 99 85,94

4 94 80,46   54 96 82,96

5 98 84,77   55 96 84,03

6 108 93,43   56 93 81,21

7 98 84,46   57 96 83,57

8 77 67,66   58 98 84,31

9 98 84,77   59 105 88,91

10 108 93,43   60 78 68,22

Jumlah Jumlah Subjek Ordinal Interval Subjek Ordinal Interval

11 97 83,21   61 81 70,73

12 94 80,61   62 86 74,62

13 96 83,19   63 72 63,56

14 121 105,0   64 99 85,02

Page 111: Tesis Mapel Matematika

15 88 76,1   65 87 75,32

16 108 93,43   66 103 90,01

17 116 99,59   67 102 88,6318 98 85,53   68 101 86,98

19 86 75,76   69 104 89,66

20 92 79,42   70 100 85,66

21 91 78,79   71 104 91,19

22 104 91,04   72 110 95,47

23 116 99,59   73 119 102,9

24 98 84,77   74 95 81,86

25 101 86,67 75 96 83,65

26 90 77,22   76 80 69,56

27 84 72,79   77 92 79,04

28 104 90,35   78 103 88,79

29 89 76,9   79 85 73,58

30 91 79,78   80 82 71,68

31 86 74,52   81 94 81,38

32 112 96,74   82 93 80,13

33 103 88,71   83 85 74,13

34 94 82,37   84 96 82,2

35 96 84,03   85 95 81,95

36 98 84,77   86 83 72,7

37 89 77,05   87 81 71,19

38 107 91,79   88 77 68,28

39 101 87,06   89 78 68,46

Jumlah Ju

mlah

Subjek Ordinal Interval Subjek Ordinal Interval

40 94 80.69   90 86 74,93

41 89 76.75   91 94 81,2342 101 87.05   92 99 84,64

43 97 84.3   93 99 87,01

44 84 74.25 94 96 82,12

Page 112: Tesis Mapel Matematika

45 117 100.9   95 95 82,41

46 104 89.43   96 82 71,45

47 104 89.89   97 85 74,43

48 94 81.16   98 95 82,25

49 78 68.82   99 122 106,3

50 66 60.03   100 90 79,52

Skor nilai di atas selanjutnya digunakan dalam analisis data hasil penelitian.

c. Analisis Deskriptif data minat siswa pada pelajaran matematika.

Berdasarkan perhitungan dengan bantuan SPSS diperoleh hasil

pengolahan data sebagai betikut :

1) Mean : 82,74

2) Modus : 84,77

3) Median : 83,08

4) Standar Deviasi : 8,80

5) Varian : 77,43

6) Nialai tertinggi : 106,25

7) Nilai terendah : 60,03

Selanjutnya disusun tabel distribusi frekuensi untuk melhat distribusi

frekuensi, poligon dan histogram dari skor minat siswa pada pelajaran matematika

bagai berikut :

Tabel 16

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI MINAT SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA

Interval kelasFrekuensi Absolut

Frekuensi Relatif

Frekuensi Persentatif

Frekuensi Komulatif

Page 113: Tesis Mapel Matematika

60 - 65,9 2 0,02 2% 2

66 - 71,9 10 0,1 10% 12

72 - 77,9 16 0,16 16% 28

78 - 83,9 27 0,27 27% 55

84 - 89,9 27 0,27 27% 82

90 - 95,9 11 0,11 11% 93

96 - 101,9 4 0,04 4% 97

102 - 107,9 3 0,03 3% 100

HISTOGRAM DAN POLIGONSKOR MINAT SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA

Diagram 5

28 -

24 - Histogram

20 -

16 -

12 - Poligon

8 -

4 -

59,95 65,95 71,95 77,95 83,95 89,95 95,95 101,95 107,95Histogram merupakan gambaran dalam bentuk batang yang menunjukkan

frekuensi dari masing-masing data yang terletak antara batas bawah dan batas atas

dari masing-masing interval kelas. Dari histogram diatas terlihat bahwa frekuensi

nilai yang terletak antara 59,95 dan 65,95 sebanyak 2 orang, antara 69,95 dan

71,95 sebanyak 10 orang, antara 71,95 dan 77,95 sebanyak 16 orang, antara 77,95

dan 83,95 sebanyak 27 orang, antara 83,95 dan 89,95 sebanyak 27 orang, 89,95

Page 114: Tesis Mapel Matematika

dan 95,95 sebanyak 11 orang, antara 95,95 dan 101,95 sebanyak 4 orang, antara

101,95 dan 107,95 sebanya 3 orang.

Poligon merupakan garis yang menunjukkan keadaan distribusi data, dari

poligon diatas menunjukan bentuk mendekati kurva normal, hal ini menunjukkan

bahwa data minat siswa pada meta pelajaran matematika yang diperoleh dalam

penelitian ini berdistribusi normal, karena bentuk dari kurva mendekati bentuk

kurva normal.

3. Prestasi belajar matematika

a. Data hasil penelitian

Berdasarkan survey terhadap prestasi belajar tes semester II siswa

diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 17

TABEL DATA PRESTASI BELAJAR SISWA

Subjek Nilai Subjek Nilai

1 44 51 602 54 52 663 50 53 44

Subjek Nilai Subjek Nilai

4 74 54 525 60 55 526 50 56 307 62 57 408 58 58 349 54 59 5010 54 60 6011 70 61 4812 50 62 4213 50 63 38

Page 115: Tesis Mapel Matematika

14 66 64 4415 60 65 3016 74 66 4617 44 67 5018 62 68 4419 42 69 4020 42 70 3421 74 71 50

22 74 72 5023 84 73 58

24 60 74 3625 64 75 3626 74 76 3427 44 77 2828 60 78 4429 68 79 3330 52 80 3931 52 81 2832 52 82 3133 68 83 3034 52 84 3035 72 85 3836 52 86 2837 40 87 2838 44 88 3439 60 89 3040 56 90 3041 40 91 38

Subjek Nilai Subjek Nilai

42 56 92 6043 56 93 2244 48 94 2845 64 95 3646 56 96 2647 60 97 2448 48 98 3449 52 99 4450 44 100 28

Page 116: Tesis Mapel Matematika

b. Analisis deskriptif data hasil penelitian

Berdasarkan perhitungan dengan bantuan SPSS diperoleh hasil

pengolahan data sebagai betikut :

1) Mean : 48,1

2) Modus : 44

3) Median : 49

4) Standar Deviasi : 13,86

5) Varian : 192,49

6) Nialai tertinggi : 84

7) Nilai terendah : 22

Selanjutnya disusun tabel distribusi frekuensi untuk melhat distribusi frekuensi,

poligon dan histogram dari skor minat siswa pada pelajaran matematika bagai

berikut :

Tabel 18

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI DATAPRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Kelas IntervalFrekuensi Absolut

Frekuensi Relatif

Frekuensi Persentatif

Frekuensi Komulatif

22 - 29 9 0,09 9% 930 - 37 16 0,16 16% 2538 - 45 21 0,21 21% 4646 - 53 20 0,2 20% 66

Page 117: Tesis Mapel Matematika

54 - 61 18 0,18 18% 8462 - 69 8 0,08 8% 9270 - 77 7 0,07 7% 9978 - 85 1 0,01 1% 100

Diagram 6

GRAFIK POLIGON DAN HISTOGRAMDATA PRESTASI BELAJAR SISWA

20 -

18 -

16 - Histogram

14 -

12 - Poligon

10 -

8 -

6 -

4 -

2 -

21,5 29,5 37,5 45,5 53,5 61,5 69,5 77,5 83,5

Histogram merupakan gambaran dalam bentuk batang yang menunjukkan

frekuensi dari masing-masing data yang terletak antara batas bawah dan batas atas

dari masing-masing interval kelas. Dari histogram diatas terlihat bahwa frekuensi

nilai yang terletak antara 21,5 dan 29,5 sebanyak 9 orang, antara 29,5 dan 37,5

sebanyak 16 orang, antara 37,5 dan 45,5 sebanyak 21 orang, antara 45,5 dan 53,5

sebanyak 20 orang, antara 53,5 dan 61,5 sebanyak 18 orang, 61,5 dan 69,5

Page 118: Tesis Mapel Matematika

sebanyak 8 orang, antara 95,95 dan 77,5 sebanyak 7 orang, antara 77,5 dan 83,5

sebanya 1 orang. Poligon merupakan garis yang menunjukkan keadaan distribusi

data, dari poligon diatas menunjukan bentuk mendekati kurva normal, hal ini

menunjukkan bahwa data prestasi belajar yang diperoleh dalam penelitian ini

berdistribusi normal, karena bentuk dari kurva mendekati bentuk kurva normal.

B. Pengujian persyaratan analisis

1. Uji Normalitas

Hipotesis

H0 : Data berasal dari polulasi yang berdistribusi normal

H1 : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Kriteria pengujian hipotesis:Tolak H1 dan terima H0 jika nilai probabilitas

p < 0,05 berdasarkan pengujian dengan menggunakan Kolmogorof Smirnov pada

SPSS. Tolak H0 dan terima H1 jika nilai probalitas p > 0,05 berdasarkan pengujian

dengan menggunakan Kolmogorof Smirnof pada SPSS. Uji normalitas dilakukan

untuk mengetahui apakah data yang diperoleh peneliti berasala dari populasi

berdistribusi normal atau tidak. Hal ini dilakukan sebagai syarat jika pengujian

dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik. Dalam melakukan uji

normalitas peneliti menggunakan SPSS 17 sebagai alat bantu. Dalam hal ini

peneliti melakukan pengujian dengan menggunakan Kolmogov Smirnov.

a. Persepsi siswa pada kinerja profesional guru

Hasil pengujian dengan menggunakan SPSS diperoleh :

Tabel 19

Page 119: Tesis Mapel Matematika

TABEL PENGUJIAN NORMALITAS DATA

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kinerja Profesional Guru

N 100

Normal Parametersa,,b Mean 66,1059

Std. Deviation 8,83855

Most Extreme Differences Absolute ,072

Positive ,058

Negative -,072

Kolmogorov-Smirnov Z ,724

Asymp. Sig. (2-tailed) ,670

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Interpretasi

Dalam menginterpretasikan data hasil uji normalitas kita lihat kolom

kinerja profeional guru, Terdapat nilai Kosmogorov Smirnov = 0,724 dengan

probabilitas 0,670 (Asymp. Sig. (2-tailed)). Persyaratan data berdistribusi normal

jika probabilitas atau p > 0,05 pada uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov.

Oleh karena nilai p = 0,670, atau p > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Artinya data persepsi siswa pada kinerja profesional guru berasal dari populasi

yang berdistribusi normal.

b. Minat siswa pada pelajaran matematika

Hasil pengujian dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai

berikut :

Tabel 20

Page 120: Tesis Mapel Matematika

TABEL UJI NORMALITAS DATA MINAT SISWAPADA PELAJARAN MATEMATIKA

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Minat Siswa pada Pelajaran Matematika

N 100

Normal Parametersa,,b Mean 82,7428

Std. Deviation 8,79948

Most Extreme Differences Absolute ,062

Positive ,062

Negative -,058

Kolmogorov-Smirnov Z ,618

Asymp. Sig. (2-tailed) ,839

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Interpretasi

Dalam menginterpretasikan data hasil uji normalitas kita lihat kolom minat

siswa pada pelajaran matematika, Terdapat nilai Kosmogorov Smirnov = 0,618

dengan probabilitas 0,639 (Asymp. Sig. (2-tailed)). Persyaratan data berdistribusi

normal jika probabilitas atau p > 0,05 pada uji normalitas dengan Kolmogorov

Smirnov. Oleh karena nilai p = 0,639, atau p > 0,05, maka H0 diterima dan H1

ditolak, artinya data tentang minat siswa pada pelajaran matematika berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.

c. Prestasi belajar matematika

Dengan bantuan SPSS diperoleh hasil pengujian nomarlitas sebagai

berikut :

Page 121: Tesis Mapel Matematika

Tabel 21

UJI NORMALITAS DATAPRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

P{restasi Belajar Matematika

N 100

Normal Parametersa,,b Mean 48,0500

Std. Deviation 13,86178

Most Extreme Differences Absolute ,075

Positive ,075

Negative -,056

Kolmogorov-Smirnov Z ,749

Asymp. Sig. (2-tailed) ,628

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Interpretasi

Dalam menginterpretasikan data hasil uji normalitas kita lihat kolom

prestasi belajar matematika, terdapat nilai Kosmogorov Smirnov = 0,749 dengan

probabilitas 0,628 (Asymp. Sig. (2-tailed)). Persyaratan data berdistribusi normal

jika probabilitas atau p > 0,05 pada uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov.

Oleh karena nilai p = 0,628, atau p > 0,05, maka H0 daiterima H1 ditolak, artinya

data tentang Prestasi Belajar Matematika Siswa berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

Berdasarkan ketiga uji yang dilakukan di atas maka dapat disimpulkan

bahwa data dari ketiga variabel penelitian menunjukan berdistribusi normal.

Dengan demikian memenuhi syarat uji analisis parametrik.

Page 122: Tesis Mapel Matematika

2. Uji linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui, membuktikan bahwa hubungan

antar variabel yang diteliti memiliki hubungan yang linier. Dalam melakukan uji

linieritas regresi antar variabel, peneliti malakukan analisis regresi dengan

bentuan SPSS dengan hasil sebagai berikut :

a. Uji lineritas hubungan persepsi siswa pada kinerja profesional guru dengan

minat siswa pada pelajaran matematika

Hipotesis :

H0 : Ŷ = a + bX (regresi bersifat kinier)

H1 : Ŷ ≠ a + bX (regresi bersifat tidak linier)

Untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel persepsi siswa pada

kinerja profesional guru dengan variabel Prestasi Belajar matematika dilakukan

dengan menggunakan SPSS. Dengan kriteria jika nilai probabilitas p > 0,05 maka

H0 diterima dan H1 ditolak artinya model regresi bersifat linier.

Dari pengujian dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai

berikut:

Tabel 22

UJI LINIERITAS PERSEPSI SISWA PADA KINERJA PROFESIONAL GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

Page 123: Tesis Mapel Matematika

ANOVA Table

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Min

at p

ada

Pel

ajar

an M

atem

atik

a *

Kin

erja

Pro

fesi

onal

Gur

u

Between Groups

(Combined)

7649.641 98 78.058 4.873 .348

Linearity

2972.022 1 2972.022 185.545 .047

Deviation from Linearity

4677.619 97 48.223 3.011 .434

Within Groups 16.018 1 16.018

Total 7665.658 99

Interpretasi :

Pada ANOVA tabel di bagian Deviation from Linierity

menunjukkan hubungan antara persepsi siswa pada kinerja

profesional guru dengan minat siswa pada pelajaran matematika

menghasilkan nilai F = 3.011 dengan nilai probabilitas (kolom

sig) p = 0,434.

Karena nilai signifikasi p = 0,434 > 0,05 maka dengan demikian

dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak dan model regresi

bersifat linier.

b. Uji linieritas hubungan variabel persepsi siswa pada kinerja profesional guru

dengan prestasi belajar matematika

Hipotesis :

Page 124: Tesis Mapel Matematika

H0 : Ŷ = a + bX (regresi bersifat kinier)

H1 : Ŷ ≠ a + bX (regresi bersifat tidak linier)

Untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel persepsi siswa pada

kinerja profesional guru dengan variabel prestasi belajar matematika dilakukan

dengan menggunakan SPSS. Dengan kriteria jika nilai probabilitas (p) > 0,05

maka model regresi bersifat linier.

Dari pengujian dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai

berikut:

Tabel 23

UJI LINIERITAS MINAT SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PERSEPSI SISWA

ANOVA Table

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Has

il B

elaj

ar M

atem

atik

a *

Kin

erja

Pro

fesi

onal

G

uru

Between Groups

(Combined) 18950.750 98 193.375 2,686 ,457

Linearity 3739.586 1 3739.586 51,939 ,088

Deviation from Linearity

15211.164 97 156.816 2,178 ,500

Within Groups 72.000 1 72.000

Total 19022.750 99

Interpretasi :

Pada ANOVA tabel di bagian Deviation from Linierity

menunjukkan hubungan antara persepsi siswa pada kinerja

Page 125: Tesis Mapel Matematika

profesional guru dengan prestasi belajar matematika siswa

menghasilkan nilai F = 2,178 dengan nilai probabilitas (kolom

sig) p = 0,500

Karena nilai signifikasi p = 0,500 > 0,05 maka dengan demikian

H0 diterima dan H1 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa model

regresi bersifat linier.

c. Uji linieritas hubungan variabel minat siswa pada pelajaran matematika

dengan prestasi belajar matematika

Hipotesis

H0 : Ŷ = a + bX (regresi bersifat kinier)

H1 : Ŷ ≠ a + bX (regresi bersifat tidak linier)

Untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel persepsi siswa pada

kinerja profesional guru dengan variabel prestasi belajar matematika dilakukan

dengan menggunakan SPSS. Dengan kriteria jika nilai probabilitas (p) > 0,05

maka model regresi bersifat linier.

Dari pengujian dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut

Tabel 24

UJI LINIERITAS PERSEPSI SISWA PADA PROFESIONAL KINERJA GURU DENGAN MINAT SISWA

Page 126: Tesis Mapel Matematika

ANOVA Table

Sum of Squares Df

Mean Square F Sig.

Has

il B

elaj

ar M

atem

atik

a *

Min

at p

ada

Pel

ajar

an

Mat

emat

ika

Between Groups

(Combined)

17641.083 92 191.751 .971 .584

Linearity 2774.779 1 2774.779 14.058

.007

Deviation from Linearity

14866.304 91 163.366 .828 .694

Within Groups 1381.667 7 197.381

Total 19022.750 99

Interpretasi :

Pada ANOVA tabel di bagian Deviation from Linierity

menunjukkan hubungan antara persepsi siswa pada kinerja

profesional guru dengan prestasi belajar matematika siswa

menghasilkan nilai F = 0,828 dengan nilai probabilitas (kolom

sig) p = 0,694

Karena nilai signifikasi p = 0,694 > 0,05 maka dengan demikian

H0 diterima dan H1 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa regresi

bersifat linier.

3. Pengujian multikolinieritas

Multikolinieritas adalah suatu kondisi dimana terjadi korelasi yang kuat

diantara variabel-variabel bebas yang diikutsertakan dalam pembentukan model

regresi linier. Jelas bahwa multikolinieritas adalah suatu kondisi yang menyalahi

Page 127: Tesis Mapel Matematika

asumsi regresi linier. Tentu saja, multikolinieritas TIDAK MUNGKIN TERJADI

apabila variabel bebas yang diikutsertakan hanya satu.

Ciri-ciri yang sering ditemui apabila model regresi linier kita mengalami

multikolinieritas adalah:

a. Terjadi perubahan yang berarti pada koefisien model regresi (misal

nilainya menjadi lebih besar atau kecil) apabila dilakukan

penambahan atau pengeluaran sebuah variabel bebas dari model

regresi.

b. Diperoleh nilai R-square yang besar, sedangkan koefisien regresi

tidak signifikan pada uji parsial.

c. Tanda (+ atau -) pada koefisien model regresi berlawanan dengan

yang disebutkan dalam teori (atau logika). Misal, pada teori (atau

logika) seharusnya b1 bertanda (+), namun yang diperoleh justru

bertanda (-).

d. Nilai standard error untuk koefisien regresi menjadi lebih besar dari

yang sebenarnya (overestimated)

Untuk mendeteksi apakah model regresi kita mengalami multikolinieritas,

dapat diperiksa menggunakan VIF. VIF merupakan singkatan dari Variance

Inflation Factor.

Hipotesis

H0 : Terjadi multikolinieritas atara variabel bebas

H1 : Tidak terjadi multikolineritas antara varibel bebas

Model Regresi: Y = a + b1X1 + b2X2

Page 128: Tesis Mapel Matematika

Dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 25

ANALISIS REGRESI GANDA

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) -3,152 10,711 -,294 ,769

Kinerja Guru

,500 ,171 ,330 2,919 ,004

Minat Siswa ,198 ,136 ,164 1,456 ,148

a. Dependent Variable: Hasil Belajar

Maka :

a = -3,152

b1 = 0,500

b2 = 0,198

Model Regresi : Y = -3,152 + 0,5(X1

) + 0,198(X2

)

Kriteria pengujian Multikolineritas :

Suatu model regresi dikatakan bebas dari multikolineritas, jika :

Mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1

Menmpunyai angka tolerance mendekati angka 1

Dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 26

Page 129: Tesis Mapel Matematika

UJI MULTIKOLINIERITAS

Coefficientsa

Model

CorrelationsCollinearity

Statistics

Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 Kinerja Guru

,428 ,284 ,265 ,646 1,547

Minat Siswa ,361 ,146 ,132 ,646 1,547

a. Dependent Variable: Hasil BelajarBerdasarkan hasil pengujian di atas diperoleh nilai Tolerance 0,646 masih

dibawah angka 1 dan angka VIF jauh dari angka 1. Maka terdapat dugaan adanya

multikolinieritas atara variabel Persepsi siswa pada Kinerja Profesional Guru

dengan Variabel Minat Siswa Pada Pelajaran Matematika.

C. Pengujian hipotesis penelitian

Untuk melukiskan dan menguji hubungan antar variabel penelitian,

peneliti dalam hal ini menggunakan Analisi Jalur (Path Analisis). Untuk hal

tersebut peneliti menyusun model hubungan antar variabel berdasarkan kerangka

berfikir yang dikembangkan.

Untuk keperluan tersebut peneliti menyusun diagram jalur sebagai berikut :

Grafik 7

pyx1

p x2

pyx2

X1

Y

Page 130: Tesis Mapel Matematika

C. Pengujian hipotesis

a. Analisis korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mencari koefisien korelasi, yang

selanjutnya koefisien korelasi tersebut akan digunakan untuk menentukan

koefisien jalur. Dalam melakukan analisis korelasi, peneliti menggunakan SPSS

sebagai alat bantu dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 27UJI KOEFISIEN KORELASI

Correlations

Kinerja Profesional

Guru

Minat Siswa pada Pelajaran

Matematika

Prestasi Belajar

Matematika

Kinerja Profesional Guru

Pearson Correlation

1 .623** .443**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 100 100 100

Minat Siswa pada Pelajaran Matematika

Pearson Correlation

.623** 1 .382**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 100 100 100

Hasil Belajar Matematika

Pearson Correlation

.443** .382** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

X2

Page 131: Tesis Mapel Matematika

Tabel 28

RANGKUMAN HASIL ANALISIS KORELASI(Koefisien Korelasi)

Hubungan Antar Variabel Korelasi Nilai

Persepsi siswa pada kinerja profesional guru

dengan hasil belajar siswarX1 Y

0,443

Minat siswa pada pelajaran matematika dengan

hasil belajar matematika siswarX2 Y

0,382

Persepsi siswa pada kinerja profesional guru

dengan minat siswa pada pelajaran matematikarX1 X2 0,623

b. Menentukan koefisien jalur berdasarkan koefisien korelasi

Untuk menentukan koefisien jalur berdasarkan koefisien korelasi

menggunakan rumus di bawah ini:

r12 = p21

r13 = p31 + p32 r12

r23 = p32 r12 + p32

Maka diperoleh :

p21 = 0,623

r13 = p31 + p32(0,623)

r23 = p31(0,623) + p23

Dengan eliminasi diperoleh :

p21 = 0,623

0,443 = p31 + p32(0,623) x 1

0,382 = p31(0,623) + p23 x 0,623

0,443 = p31 + p32(0,623)

Page 132: Tesis Mapel Matematika

0,238 = p31(0,388) + p23(0,623) -

0,205 = p31 ( 0,612)

p31 = 0,205 : 0,612

p31 = 0,335

r23 = p31(0,623) + p32

0,382 = p31(0,623) + p32

0,382 = (0,335)(0,623) + p32

0,382 = 0,209 + p32

p32 = 0,382 – 0,209

p32 = 0,173

Maka diperoleh koefisien jalur sebagai berikut:

p21 = 0,623

p31 = 0,335

p32 = 0,173

c. Memasukan angka-angka koefisien korelasi dan koefisien jalur kedalam

model analisis jalur

Diagram 8

0,443(0,335)

0,623(0,623)

X1

Y

Page 133: Tesis Mapel Matematika

0,382(0,173)

Keterangan : Angka di luar kurung koefisien korelasi, dalam kurung koefisien

jalur.

d. Analisis jalur

Berdasarkan perhitungan yang di dasarkan oleh koefisien korelasi

diperoleh koefisen jalur, koefisien jalur menunjukkan kuatnya pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Jika koefisien jalur rendah di bawah 0,05

maka jalur tersebut dianggap tidak signifikan dan dapat dihilangkan

(Sujana,2008:302).

Dari perhitungan yang didapat dimasukan ke dalam diagram jalur sebagai

berikut :

Diagram 9

0,443(0,335)

0,623(0,623)

0,382(0,173)

Keterangan :

Angka diluar kurung koefisien korelasi, di dalam kurung koefisien jalur.

X2

X1

X2

Y

Page 134: Tesis Mapel Matematika

Dari koefisen jalur yang di peroleh angka yang signifikan (di atas 0,05). Hal ini

membuktikan bahwa diagram jalur yang disusun dapat siterima, hal ini

membuktikan bahwa :

1) Terdapat pengaruh langsung X1 terhadap X2 , dan juga

pengaruh tidak langsung X1 terhadap Y melalui X2 .

2) Terdapat pengaruh langsung X1 terhadap X2

3) Terdapat pengaruh langsung X2 terhadap Y

e. Pengujian hipotesis kesatu

H0 : Tidak terdapat pengaruh langsung persepsi siswa pada

kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar siswa

H1 : Terdapat pengaruh langsung persepsi siswa pada kinerja

profesional guru terhadap prestasi belajar matematika

siswa.

Berdasarkan analisis jalur diketahui bahwa koefisien jalur variabel

persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar matematika

siswa (rYX1) sebesar 0,335.

Kriteria pengujian:

Jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka terdapat pengaruh langsung

variabel persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar

matematika siswa. Maka berdasarkan kriteria pengujian diatas dinyatakan H1

dapat diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

Page 135: Tesis Mapel Matematika

terdapat pengaruh langsung yang signifikan persepsi siswa pada kinerja

profesional guru terhadap hasil belajar matematika siswa.

f. Pengujian hipotesis kedua

H0 : Tidak terdapat pengaruh langsung minat siswa pada

pelajaran matematika terhadap prestasi belajar

matematika.

H1 : Terdapat pengaruh langsung minat siswa pada pelajaran

matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa.

Berdasarkan analisis jalur diketahui bahwa koefisien jalur variabel minat

siswa pada pelajaran matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa

(rYX2 ) sebesar 0,173

Kriteria Pengujian:

Jika koefisien jalur lebih besar dari 0,05 maka terdapat pengaruh langsung

variabel minat siswa pada pelajaran matematika terhadap prestasi belajar

matematika siswa. Maka berdasarkan kriteria pengujian diatas dinyatakan H1

dapat diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh langsung yang signifikan minat siswa pada pelajaran

matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa.

g. Pengujian hipotesis ketiga

H0 : Tidak terdapat pengaruh tidak langsung persepsi siswa pada

kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar

Page 136: Tesis Mapel Matematika

matematika siswa melalui minat siswa pada mata pelajaran

matematika

H1 : Terdapat pengaruh tidak langsung persepsi siswa pada

pelajaran matematika terhadap prestasi belajar matematika

siswa melalui minat siswa pada pelajaran matematika.

Berdasarkan analisis jalur diketahui bahwa koefisien jalur pengaruh

persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar melalui

minat siswa pada pelajaran matematika sebesar 0,108 (0,623 x 1,73)

Kriteria Pengujian:

Jika koefisien jalur lebih besar dari 0,05 maka terdapat pengaruh langsung

variabel persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap minat siswa pada

pelajaran matematika. Maka berdasarkan kriteria pengujian diatas dinyatakan H1

dapat diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh tidak langsung yang signifikan persepsi siswa pada kinerja

profesional guru terhadap prestasi belajar matematika siswa melalui minat siswa

pada mata pelajaran matematika.

D. Interpretasi hasil penelitian

a. Persepsi siswa pada kinerja profesional guru berpengaruh langsung dan

signifikan terhadap prestasi belajar siswa.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa pada kinerja

profesional guru yang diukur oleh prestasi belajar matematika siswa, menunjukan

Page 137: Tesis Mapel Matematika

adanya korelasi yang signifikan dan memiliki pengaruh langsung yang kuat (lebih

besar dari 0,05) terhadap prestasi belajar matematika siswa.

Besarnya pengaruh langsung persepsi siswa pada kinerja profesional guru

terhadap hasil belajar matematika adalah KD = r2, 0,4432 = 0,196 = 19,6 %,

sisanya sebesar 80,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar kinerja

profesional guru. Oleh karena itu untuk meningkatkan dan mengoptimalkan

prestasi belajar siswa, salah satunya adalah dengan meningkatkan kinerja

profesional guru. Untuk meningkatkan kinerja profesisonalnya guru perlu

didukung oleh peningkatan kompetensinya.

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemapuan personal,

keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara nyata membentuk

kompetensi stanadar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi,

pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan

pribadi dan profesionalisme.

b. Minat siswa pada pelajaran matematika berpengaruh langung dan signifikan

terhadap prestasi belajar matematika siswa.

Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang

signifikan antara minat siswa pada pelajaran matematika dengan prestasi belajar

matematika siswa. Hal ini ditunjukkan oleh angka koefisien korelasi sebesar 0,382

dan sig 0,000<0,05 pada analisis korelasi. Terdapat pengaruh langsung dan

signifikan minat siswa pada mata pelajaran matematika terhadap hasil belajar

matematika siswa, hal ini ditunjukkan dengan adanya oleh hasil angka koefisien

jalur sebesar 0,173 (lebih besar dari 0,05). Besar pengruh minat siswa terhadap

Page 138: Tesis Mapel Matematika

hasil belajar matematika siswa sama sengan KD = r2, bedasarkan koefisien

korelasi diperoleh 14,6 % sedangkan sisanya sebesar 85,4 % dipengaruhi oleh

faktor lain.

Bedasarkan temuan penelitian tersebut bahwa hasil belajar matematika

siswa, dapat dipengaruhi oleh minat siswa terhadap terhadap mata pelajaran

matematika. Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan

bahwa siswa lebih menyukai sesuatu hal daripada yang lainnya, dapat pula

dimanifestasikan melalui partisipasi daam sustu aktifitas. Sesuai tulisan Prof. DR.

H Jaali dalam psikologi Pendidikan (2007). Tugas atau pekerjaan tidak dapat

diselesaikan tanpa pengerahan usaha, daya dan tenaga. Semakin sulit tugas,

semakin banyak pula tenaga yang diperlukan untuk mengerjakan tugas dengan

baik.

Penguasaan yang sempurna terhadap suatu mata pelajaran, memerlukan

pencurahan perhatian yang rinci. Minat yang telah disadari terhadap suatu mata

pelajaran, mungkin sekali akan menjaga pikiran siswa, sehingga dia dapat

menguasai pelajarannya. Pada gilirannya, meningkatkan prestasinya, juga

semakin meningkat pula minatnya.

c. Persepsi siswa pada kinerja profesional guru berpengaruh langsung dan

signifikan terhadap minat siswa pada pelajaran matematika.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan

antara kinerja profesional guru dengan minat siswa pada pelajaran matematika,

hal ini ditunjukkan oleh angka koefisien korelasi sebesar 0,623 dan sig , 0,05 pada

analisis korelasi.

Page 139: Tesis Mapel Matematika

Terdapat pengaruh langsung dan signifikan persepsi siswa pada kinerja

profesinal guru terhadap minat siswa pada pelajaran matematika. Hal ini

ditunjukkan oleh angka koefisien jalur sebesar 0,623 (lebih besar dari 0,05).

Besar pengaruh persepsi siswa pada kinerja profesional guru terhadap minat siswa

pada pelajaran matematika adalah sama dengan KD = r2 = 0,6232 = 0,388 =

38,3%. Sedangkan sisanya sebesar 61,7% dipengaruhi oleh faktor lainnya.

Berdasarkan temuan penelitian tersebut untuk meningkatkan minat siswa

pada pelajaran matematika dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kinerja

profesional guru. Hasil temuan penelitian ini di didukung oleh uaraian dari DR, E

Mulyana, M.Pd, bahwa guru adalah sebagai pemacu belajar harus mamapu

melipatgandakan potensi peserta didik, dan mengembangkannya sesuai dengan

aspirasi dan cita-cita mereka.

Guru memiliki andil yang besar terhadap keberhasilan pembelajaran di

sekolah, guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik

untuk mewujudkan tujaan hidupnya secara optimal. Semua ini menunjukkan

bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam perkembangannya, demikian

halnya peserta didik.

Minat, bakat, kemampuan dan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik

tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru

perlu memperhatikan peserta didik secara individual, karena masing-masing

individu memiliki perbedaan.

Page 140: Tesis Mapel Matematika

d. Persepsi siswa pada kinerja profesional guru berpengaruh tidak langsung dan

signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa melalui minat siswa

pada pelajaran matematika

Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung

dan signifikan persepsi siwa pada kinerja profesional guru terhadap prestasi

belajar matematika siswa, besar pengaruh tersebut adalah 0,623 x 0,382 = 0,238 =

23,8%

Berdasarkan temuan ini menunjukkan bahwa peningkatan prestasi belajar

dapat dilakukan dengan melalui peningkatan minat siswa pada pelajaran

matematika. Dengan membandingkan temuan yang lain dalam penelitian ini,

menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar matematika siswa oleh persepsi

kinerja profesional guru melalui peningkatan minat siswa pada pelajaran

matematika lebih tinggi daripada langsung dari persepsi siswa pada kinerja

profesional guru.

Hal ini menunjukkan bahwa patut diduga bahwa akan lebih efektif

meningkatkan hasil belajar matematika jika dilakukan dengan membangkitkan

minatnya terlebih dahulu pada mata pelajaran itu. Sehingga siswa merasa tertarik

dan suka tanpa paksaan pada mata pelajaran matematika. Dengan tumbuhnya

minat maka siswa kan mencurahkan perhatiaannya secara penuh.

Minat siswa terhadap mata pelajaran matematika akan tumbuh jika guru

memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola proses pembelajaran.

Page 141: Tesis Mapel Matematika
Page 142: Tesis Mapel Matematika

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya,

maka dihasilkan beberapa temuan sebagai berikut :

1. Persepsi siswa pada kinerja profesional guru memiliki pengaruh langsung

yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa. Dengan

demikian tinggi rendahnya prestasi belajar matematika siswa dijelaskan

oleh persepsi siswa pada kinaerja profesional guru. Besarnya pengaruh

Persepsi kinerja profesional guru terhadap prestasi belajar siswa adalah

19,6%. Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

”Persepsi siswa pada kinerja profesional guru berpengaruh secara

langsung dan signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa”

dapat diterima.

2. Minat siswa pada pelajaran matematika memiliki pengaruh langsung yang

signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa. Dengan demikian

tinggi rendahnya prestasi belajar matematika siswa dijelaskan oleh minat

siswa pada pelajaran matematika siswa. Besarnya pengaruh langsung

minat siswa pada pelajaran matematika terhadap prestasi belajar

matematika siswa adalah 14,6 %. Berdasarkan temuan penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa ”Minat siswa pada pelajaran matematika

Page 143: Tesis Mapel Matematika

perpengaruh langsung dan signifikan terhadap prestasi belajar

matematika siswa” dapat diterima.

3. Persepsi siswa pada kinerja profesional guru memiliki pengaruh tidak

langsung terhadap hasil belajar matematika siswa melalui minat siswa

terhadap mata pelajaran matematika. Dengan demikian tinggi rendahnya

prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh naik turunya minat siswa pada

mata pelajaran matematika yang dipengaruhi oleh persepsi siswa pada

kinerja profesional guru.

Besarnya pengaruh persepsi siswa pada kinerja profesional guru melalui

terhadap prestasi belajar matematika siswa melalui naik turunnya minat

siswa pada kinerja profesional guru adalah 23,8%.

Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa”Persepsi

kinerja profesional guru memiliki pengaruh langsung dan signifikan

terhadap prestasi belajar siswa, melalui mina siswa pada mata pelajaran

matematika” dapat diterima.

B. Saran-saran

Berdasarkan temuan penelitian di atas maka peneliti menyarankan kepada

para guru umumnya dan guru matematika khususnya:

1. Karena guru memili peran sentral dalam peningkatan prestasi belajar

siswa, maka guru harus senantiasa meningkatkan kinerja profesionalnya.

122

Page 144: Tesis Mapel Matematika

2. Dengan meningkatkan meningkatkan kinerja profesionalnya, maka akan

memiliki dampak langsung terhadap prestasi belajar dan minat siswa, yang

kemudian akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Kepala sekolah sebagai supervisor memiliki peranan dalam rangka

peningkatan kinerja profesional guru. Supervisi harus dijadikan alat unuk

membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya.

Page 145: Tesis Mapel Matematika
Page 146: Tesis Mapel Matematika

DAFTAR PUSTAKA

Ahamad Sopari, Fasilitator. 2007. Guru Profesional. Bandung:Remeja Rosdakarya

Alek Sobur. 2003. Psikologi Pendidikan.Bandung. Remaja Rosdakarya

Andar Ismail. 2007. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Grafindo

Atkinson dan Hilgrad. Theories of Learning. EnglewoodCliffi.New

Jersey:PrenticeHall Inc

Gipson dan Donely. 2004. Membiasakan belajar nyaman , Bandung: Publishing New

York/ kaiffa,

Hamalik, Oemar .2001. Proses belajar mengajar . Jakarta : PT. Bumi Aksara

Hardwinoto dan Setiyabudi. 2006. Sarana prasarana belajar akan meningkatkatkan

minat belajar. Jakarta: Gramedia

Hendra Surya. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdaarya

H.Bambang Suwarsono. 2007. Rumus Taro Yamane dengan SPSS. Yogyakarta: CV

Anddi Aoffset

. 2007. Analisis Jalur untuk riset dengan SPSS. Yogyakarta:

CV Anddi Aoffset

John Gay. 2005. Interaksi dan motivasi dalam mengajar. Jakarta :Rajawali

Kunandar. 2007. Strategi dalam proses belajar mengajar . Bandung: Remaja Rosda

Page 147: Tesis Mapel Matematika

Karya

Maluyu S.P. Hasibuan .2001. Strategi belajar mengajar . Jakarta: Quantum Teaching

Mulyono Abdurrahman .2003. Makna Diri .Yogyakarta: Pustaka Pajar

M. Arifin. 2002. Kompetensi Professional Guru. Bandung: Remaja Rosda Karya

Ngalim Purwanto. 2004 Perubahan Tingkah Laku. Bandung. Remaja Karya

.2006. Psikologi Pendidikan.Bandung: Remaja Karya

Pasaribu dan Simanjuntak. 2004. Metodologi penelitian pendidikan, kompetensi dan

prakteknya. Jakarta: Bumi Aksara

Rita L Atkinson. 2003. Pengukuran Kepribadian. Yogyakarta: Rake Sarasin

Ruch. 2002. Penelitian Prestasi Belajar . Bndung: Remaja Rosda Karya

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor – Faktor yang mempengarui. Jakarta: Rineka Cipta

Sri Habsari. 2007. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka

Karya

Sugiyono. 2008. Pengukuran dalam bidang pendidikan. Jakarta : Grasindo

Suhartini. 2002. Prosedur penilaian, suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Sumardiyono. 2006. Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Biru

Aglesindo

Teguh Sulistiyani. 2003. Produktifvitas Kerja dan Kesempatan Aktualisasi Diri Guru.

Yogyakarta : Wanita

Page 148: Tesis Mapel Matematika

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. 2005. Jakarta: Depdiknas. 2007. Peningkatan

Profesionalitas

Guru Berkelanjutan . Materi Workshop Guru Berprestasi Tingkat Nasional

tahun

2007. Yogyakarta: Direktorat Profesi Pendidik.

Wagito. 2001. P sikologi Belajar . Jakarta: Rineka Cipta

W.S Winkkel. 2003. Membangkitkan minat Siswa. Jakarta. Rinika Cipta .Cet 2

Young. 2006. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Prenada Media

Zakiah Daradjat. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan . Jakarta: Rajawali Pres

Anwar Prabu Mangkunegara. 2000. Prestasi Kerja. ( http//id.wikipedia.org )

Cushway. 2002. K inerja adalah bagaimana seseorang telah bekerja.

(http//id.wikipedia.org )

Cherington. 2004. K inerja adalah menunjukan target.( http://wangmuba.com )

Hadi pranata. 2006. P artisipasi seutuhnya.( http://wangmuba.com )

John Whitmore. 2003. Kinerja adalah pelaksanaan fungsi -fungsi yang dituntut dari

seseorang. ( http//id. Wikipedia.org )

M ink. 2006. K arakteristk memiliki kinerja yang tinggi. ( http//id.wikipedia.org )

Saiful Bahrri. 2000. Minat dan kecerdasan .( http://wangmuba.com )

Veizal Rivai. 2004. K enerja adalah perilaku yang nyata. ( http//id.wikipedia.org) .

Page 149: Tesis Mapel Matematika
Page 150: Tesis Mapel Matematika

Lampiran 1.

Instrumen Pengukuran Persepsi Siswa pada Kinerja Profesipnal Guru (Variabel X1)

INSTRUMEN PENELITIAN

KINERJA PROFESIONAL GURU

Nama Guru : ……………………………………………

NIP/NIK : ……………………………………………

Jenis kelamin : ……………………………………………

Pendidikan Terakhir : ……………………………………………

Pengalaman Mengajar : …………………………………… Tahun

Mata Pelajaran : ……………………………………………

Unit Kerja : ……………………………………………

……………………………………………

Petunjuk :

1. Dibawah ini terdapat 5 pilihan jawaban yaitu :

SL : Selalu

SR : Sering

KD : Kadang-kadang

JR : Jarang

TP : Tidak Pernah

Page 151: Tesis Mapel Matematika

2. Jawablah pertanyaan di bawah ini sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan

saudara, dengan cara memberi tanda ceklist () pada salah satu jawaban

yang saudara pilih ( SL, SR, KD, JR atau TP ).

3. Jawaban ini murni untuk keilmuan, bukan untuk publikasi.

4. Atas bantuan dan partisipasi Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.

NO. PERNYATAAN SL SR KD JR TP

1. Dalam bekerja saya berkeinginan memberikan segala upaya yang ada untuk membantu sekolah ini menjadi sukses.

2. Dalam menghadapi ujian, saya berupaya melakukan les tambahan kepada siswa di luar jam sekolah.

3. Saya yakin keberhasilan mengajar karena bakat ketekunannya dan menguasai bahan ajar.

4. Dalam melaksanakan tugas saya berusaha untuk mengajar sebaik mungkin.

5. Dalam keadaan terpaksa seperti sakit, saya meminta ijin kepada kepala sekolah untuk tidak mengajar, namun tetap memberikan tugas untuk siswanya.

6. Saya mencurahkan segala kemampuan untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh pimpinan.

7. Tugas-tugas yang menantang, membuat saya untuk meningkatkan kemampuan dalam bekerja.

8. Sebagai guru, saya lebih mementingkan

Page 152: Tesis Mapel Matematika

tugas pokok dari pada urusan pribadi.

9. Saya akan merasa senang apabila siswanya kelak menjadi orang yang terhormat di masyarakat.

10. Pada jam pertama masuk, saya sudah berada di dalam kelas tepat waktu.

11. Penghargaan atas prestasi yang saya kerjakan, mendorong saya bekerja lebih giat.

12. Hasil jerih payah guru dalam mendidik siswanya, bisa menghasilkan generasi yang cerdas.

13. Guru bekerja disamping untuk beribadah, juga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

14. Saya merasa bangga dan terhormat, karena pemerintah sangat memperhatikan kesejahteraan guru.

15. Saya mempunyai target dalam mengajar agar siswanya berhasil dan berprestasi.

16. Saya berusaha meningkatkan karir dengan cara kuliah lagi di perguruan tinggi atas biaya sendiri.

17. Saya memperoleh kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan latihan yang di selenggarakan oleh dinas sesuai dengan bidangnya.

18. Dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, saya menggunakan OHP / alat peraga lainnya di dalam kelas.

19. Tugas-tugas berat bagi saya membuat

Page 153: Tesis Mapel Matematika

tantangan untuk maju.

20. Saya di berikan kesempatan oleh kepala sekolah untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dengan beasiswa.

21 Dalam melaksanakan tugas, saya berusaha melakukan yang terbaik menurut ukuran saya

22 Tugas-tugas yang menantang, membuat saya untuk meningkatkan kemampuan kerja saya

23 Pemilihan pegawai teladan mendorong saya untuk mengembangkan diri

24 Dalam melakukan tugas-tugas yang bersifat kompetitif, saya berusaha melebihi teman-teman

25 Untuk mencapai prestasi kerja yang tinggi, saya bersedia mengerjakan tugas tambahan

Page 154: Tesis Mapel Matematika

Lampiran 2

Minat Belajar Siswa pada mata pelajaran Matematika ( Variabel X2 )

INSTRUMEN PENELITIAN

MINAT SISWA

Nama : ……………………………………………

Jenis kelamin : ……………………………………………

Kelas : ……………………………………………

Asal Sekolah : ……………………………………………

Alamat Sekolah : ……………………………………………

……………………………………………

Petunjuk :

1. Dibawah ini terdapat 5 pilihan jawaban yaitu :

SL : Selalu

SR : Sering

KD : Kadang-kadang

JR : Jarang

TP : Tidak Pernah

2. Jawablah pertanyaan di bawah ini sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan

saudara, dengan cara memberi tanda ceklist () pada salah satu jawaban

yang saudara pilih ( SL, SR, KD, JR atau TP ).

3. Jawaban ini murni untuk keilmuan, bukan untuk publikasi.

Page 155: Tesis Mapel Matematika

4. Atas bantuan dan partisipasi Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.

No. Pernyataan SL SR KD J R TP

1 Mata pelajaran matematika menyajikan

pengetahuan baru yang menarik.

2 Mengikuti mata pelajaran dengan dasar

matematika menantang keingintahuan.

3 Sulitnya tugas dan soal matematika

menambah semangat untuk

menyelesaikannya.

4 Adalah menyenangkan memilih matematika

sebagai mata pelajaran favorit

5 Mata pelajaran matematika membosankan.

6 Mempelajari rumus-rumus matematika

membuat putus asa.

7 Mempelajari rumus baru yang belum

disampaikan guru merupakan keasyikan

tersendiri.

8 Kekeliruan menjawab soal bukan alasan

untuk berhenti mempelajarinya.

9 Mata pelajaran matematika tidak penting

dalam kehidupan sehari-hari.

10 Saya memiliki kemahiran menggunakan

kalkulator.

Page 156: Tesis Mapel Matematika

12 Mata pelajaran matematika menghambat

kemampuan saya

13 Saya akan mendalami pendekatan kuantitatif

dengan menggunakan rumus dalam

menyelesaiakan tugas

14 Pelajaran matematika kelak sebagai bekal

untuk kemudian hari

15 Saran teman agar menekunin mata pelajaran

ini harus saya ikuti.

16 Kemampuan matematika adalah dasar saya

melanjutkan ke jenjang berikutnya

17 Saya merasa sulit untuk memahami maksud

setiap rumus matematika yang diberikan

oleh guru

18 Kesulitan dalam mempelajari matematika

bukan untuk saya hindari.

19 Mata pelajaran matematika memerlukan

lebih banyak perhatian dan kesabaran saya.

20 Memahami fungsi-fungsi tombol pada

kalkulator saya lakukan setiap saat.

21 Membantu teman yang mengalami kesulitan

dalam memahami materi matematika

merupakan upaya saya untuk meningkatkan

pemahaman diri terhadap materi pelajaran .

Page 157: Tesis Mapel Matematika

22 Saya mempelajari pelajaran matematika saat

menemui hal-hal sulit dalam tugas.

23 Saya melihat bahwa pelajaran matematika

memiliki peranan besar pada perkembangan

masyarakat.

24 Menerapkan pelajaran matematika dalam

kehidupan sehari-hari mengasah

keterampilan saya sebagai seorang pelajar.

25 Keberadaan mata peajaran matematika

dalam kurikulum merupakan kendala bagi

saya untuk mempercepat kelulusan.

26 Saya selalu menunggu arahan guru terlebih

dahulu sebelum mempelajari materi

pelajaran matematika.

27 Mengikuti mata pelajaran matematika

adalah suatu keterpaksaan bagi saya.

28 Bagi saya,siswa yang bernilai baik dalam

matematika ditentukan usahanya dalam

menguasai materi.

29 Penguasaan terhadap materi pelajaran

merupakan masukan yang baik untuk mata

pelajaran matemtika

30 Materi-materi matematika tidak mendukung

usaha saya kelak dalam melakukan tes

evaluasi

Page 158: Tesis Mapel Matematika

Lampiran 3

Prestasi Belajar Siswa pada mata pelajaran Matematika ( Variabel Y )

INSTRUMEN PENELITIAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Kompetensi Dasar

Materi IndikatorJumlah

SoalBentuk

Soal

Nomor Soal

Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep matriks

Gaya Mendiskripsikan macam -macam matriks

5 Pilihan Ganda

1,3,4.

7.9

Menyelesaikan operasi matriks

5 Pilihan Ganda

6,10, 1113,14

Menentukan determinan dan inves matriks

5 Pilihan Ganda

2,5 8, 12,15

Menyelesaikan masalah pogram linier

Membuat grafik himpunan penyelesaian sistim pertidak samaan linier

5 Pilihan Ganda

16,19,21,

26, 27

Menentukan model matematika dari soal cerita ( kalimat verbal )

5 Pilihan Ganda

17, 18, 22, 25,

30

Menentukan nilai optimum dari system pertidak samaan

5 Pilihan Ganda

20,23,24,

28,29

Page 159: Tesis Mapel Matematika

Butir Soal

Pilihlah jawablah a, b, c, d, dan e yang dianggap paling benar !

1. Diketahui matriks A =[−1 00

−2−5

6−7

1

2 −4−984

−312

7 5−1−2−6

−839

] elemen yang terletak

pada baris ke-3 kolom ke-5 adalah .

a. -2 b. -1 c. 0 d. 1 e. 2

2. Matriks-matriks di bawah ini yang merupakan matriks identitas adalah …

a. [123]b. [1 0

0 1]c. [ 1 2 3 ]

d. [1 23 4]

e. [1 2 34 5 06 0 0]

3. Jika matriks A = [2 10 −3] dan B = [−4 3

0 1], maka nilai dari At + 2B adalah …

a. [−2 40 −2]

b. [6 40 4 ]

c. [−6 16 −1]

Page 160: Tesis Mapel Matematika

d. [−6 61 −1]

e. [−2 13 −2]

4. Jika hasil perkalian matriks A2x4 x B4x3 = C, maka ordo matriks C adalah …

a. 2 x 3 b. 2 x 4 c. 4 x 4 d.4 x 2e. 3 x 2

5. Jika matriks A = [2 0 10 2 1] dan B = [−1 1

0 21 0 ], maka nilai dari A x B adalah …

a. [−1 32 22 1]

b. [ 3 2 1−1 2 2]

c. [2 −14 1 ]

d. [−1 21 4]

e. [1 1 10 4 11 0 0]

6. Jika matriks A = [ 2 3 −21 0 1

−3 2 −1], maka determinan matriks A adalah …

a. -14 b. -7 c. 0 d. 7 e. 14

7. Diketahui matriks A = [ x −65 2 ] adalah matriks singular. Nilai x yang

memenuhi adalah …

a. 15 b. 10 c. 0 d. -10 e. -15

8. Jika |2 x−1 x+25 3 | = 10, maka nilai x yang memenuhi adalah …

Page 161: Tesis Mapel Matematika

a. 23 b. 3 c. 0 d. -3 e. -23

9. Jika A matriks berordo 3 x 3 dan P invers dari matriks A, maka perkalian A x P akan menghasilkan matriks …

a. Segitiga atas b. Segitiga bawah c. Diagonal utama d. Diagonal kedua e. Identitas

10. Invers dari matriks A = [−3 2−7 5 ] adalah …

a. [5 −27 −3]

b. [−5 2−7 3]

c. [3 −27 −5 ]

d. [ 5 2−7 −3]

e. [−5 −27 3 ]

11. Jika matriks A = [1 22 5], maka invers matriks 2A adalah

a. [ 52

1

112]

b. [−52

1

1−12

]c. [ 5 −2

−2 1 ]

Page 162: Tesis Mapel Matematika

d. [−52

−1

−1−12

]e. [ 5

2−1

−112

]12. Jika matriks A = [0 3 1

2 −1 40 3 −2], maka nilai M12 adalah …

a. -11 b. -9 c. -4 d. 4 e. 11

13. Jika matriks A = [ 5 2 0−1 3 12 1 −1], maka nilai K23 adalah …

a. 5 b. 1 c. 0 d. -1 e. -5

14. Jika matriks A = [ 2 3 51 0 3

−1 1 −2], maka nilai dari 2(M 23+K 31)

M 22

adalah …

a. -28 b. -14 c. 0 d. 14 e. 28

15. Jika [1 21 −1] [ x

y ]=[ 41], maka nilai 2x – y adalah …

a. 4 b. 3 c. 2 d. 1 e. 0

16. Daerah yang diarsir pada gambar di bawah ini memenuhi sistem pertidaksamaan ….

Y

X

5

8

104

Page 163: Tesis Mapel Matematika

X

Y

4

8

6

4

0

X

Y

6

12

10

6

0

a. 2x + y 8; x + 2y 10; x 0; y 0b. 2x + y 8; 2x + y 10; x 0; y 0c. x + 2y 8; x + 2y 10; x 0; y 0d. x + 2y 8; x + 2y 10; x 0; y 0e. 2x + y 8; x + 2y 10; x 0; y 0

17. Daerah yang diarsir pada gambar di bawah ini memenuhi sistem pertidaksamaan ….

a. 2x + y 8; 2x + 3y 12; x 0; y 0b. 2x + y 8; 2x + 3y 12; x 0; y 0c. 2x + y 8; 3x + 2y 12; x 0; y 0d. x + 2y 8; 2x + 3y 12; x 0; y 0e. x + 2y 8; 3x + 2y 12; x 0; y 0

18. Daerah yang diarsir pada gambar di bawah ini memenuhi sistem pertidaksamaan ….

a. 2x + y 12; 5x + 3y 30; x 0; y 0b. 2x + y 12; 5x + 3y 30; x 0; y 0c. 2x + y 12; 3x + 5y 30; x 0; y 0d. x + 2y 12; 5x + 3y 30; x 0; y 0le. x + 2y 12; 3x + 5y 30; x 0; y 0

19. Perhatikan grafik berikut y

Page 164: Tesis Mapel Matematika

Sistem pertidaksamaan yang memenuhi daerah penyelesaian di atas adalah ….

a. x + 2y ≤ 8 ; 3x + 2y ≥12 ; x – y ≤ –2 ; x≥0 ; y≥0b. x + 2y ≥ 8 ; 3x + 2y ≥12 ; x – y ≥ –2 ; x≥0 ; y≥0 c. x + 2y ≥ 8 ; 3x + 2y ≤12 ; x – y ≥ –2 ; x≥0 ; y≥0d. x + 2y ≤ 8 ; 3x + 2y ≥12 ; x – y ≥ –2 ; x≥0 ; y≥0e. x + 2y ≤ 8 ; 3x + 2y ≤12 ; x – y ≥ –2 ; x≥0 ; y≥0

20.Seorang pedagang minuman kotak mempunyai lemari yang hanya cukup memuat 60 minuman kotak. Minuman kotak A dibeli dengan harga Rp15.000,00 setiap kotak dan minuman kotak B dibeli dengan harga Rp20.000,00 setiap kotak. Jika pedagang tersebut mempunyai modal Rp1.000.000,00 untuk membeli x minuman kotak A dan y minuman kotak B, maka model matematika yang sesuai dari masalah tersebut adalah ….

a. x + y ≤ 60,3x + 4y ≥ 200, x ≥ 0, y≥ 0b. x + y ≤ 60,3x + 4y ≤ 200, x ≥ 0, y≥ 0c. x + y ≥ 60,3x + 4y ≤ 200, x ≥ 0, y≥ 0d. x + y ≤ 60,4x + 3y ≤ 200, x ≥ 0, y≥ 0e. x + y ≥ 00,4x + 3y ≥ 200, x ≥ 0, y ≥ 0

21.Seorang pedagang biskuit mempunyai etalase yang hanya cukup memuat 50 boks biskuit. Biskuit A dibeli dengan harga Rp20.000,00 per boks dan biskuit B dibeli dengan harga Rp25.000,00 per boks. Jika pedagang tersebut mempunyai modal Rp1.000.000,00 dan dimisalkan x boks biskuit A dan y boks biskuit B, maka model matematika yang sesuai dari masalah tersebut adalah ….

a. x + y ≤ 50, 4x + 5y ≥ 200, x ≥ 0, y ≥ 0

X

Page 165: Tesis Mapel Matematika

b. x + y ≤ 50, 4x + 5y ≤ 200, x ≥ 0, y ≥ 0c. x + y ≥ 50, 4x + 5y ≥ 200, x ≥ 0, y ≥ 0d. x + y ≤ 50, 5x + 4y ≤ 200, x ≥ 0, y ≥ 0e. x + y ≥ 50, 5x + 4y ≤ 200, x ≥ 0, y ≥ 0

22.Seorang pedagang paling sedikit menyewa 30 kendaraan untuk jenis truk dan colt, dengan jumlah yang diangkut 354 karung. Truk dapat mengangkut 21 karung dan colt 9 karung. Ongkos sewa truk Rp300.000,00 dan colt Rp150.000,00. Jika x menyatakan banyaknya truk yang disewa dan y banyaknya colt yang disewa, maka model matematika dari permasalahan di atas adalah ….

a. x + y ≤ 30 ; 3x + 7y ≤ 118 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0b. x + y ≤ 30 ; 7x + 3y ≥ 118 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0c. x + y ≤ 30 ; 7x + 3y ≤ 118 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0d. x + y ≥ 30 ; 7x + 3y ≤ 118 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0e. x + y ≤ 30 ; 9x + 21y ≤ 118 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0

23.Seorang pedagang minuman mempunyai modal Rp 500.000,-. dengan modal tersebut ia membelanjakan minuman teh botol dengan harga Rp 1.200,- per botol dan minuman lemon tea dengan harga Rp 1.250,- per botol. Tempat yang ia miliki hanya menampung 400 botol. Model matematika yang dapat ditulis adalah ...

a. 25x + 24y 10.000; x + y 400; x 0; y  0b. 24x + 25y 10.000; x + y 400; x 0; y  0c. 120x + 125y 500.000; x + y 400; x  0; y  0d. 25x + 24y 10.000; x + y 0; x 0; y  0e. 24x + 25y 10.000; x + y 0; x 0; y  0

24. Nilai maksimum dari z = 5x + 4y untuk daerah yang diarsir pada gambar berikut adalah ...

Y

X

5

8

104

a. 16 b. 24 c. 26 d. 52 e. 82

Page 166: Tesis Mapel Matematika

X

Y

7

14

16

8

0

25. Perhatikan grafik berikut

Nilai optimum fungsi dari grafik di atas yang dinyatakan dengan persamaan f(x,y) = 3x + 5y adalah ....

a. 28 b. 44 c. 46 d. 56 e. 64 26. Daerah yang diarsir pada gambar berikut merupakan himpunan penyelesaian

sistem pertidaksamaan. Nilai maksimum bentuk objetif dari (3x + 2y) adalah ….

a. 16b. 21c. 23d. 24e. 26

27. Nilai maksimum fungsi sasaran Z = 6x + 8y dari sistem pertidaksamaan 4x +

2y ¿ 60, 2x + 4y ¿ 48, x¿ 0, y ¿ 0 adalah ….

a. 120 b.118 c. 116 d.114 e.112

28.Nilai maksimum fungsi obyektif 4x + 2y pada himpunan penyelesaian system

pertidaksamaan x + y ¿ 4, x + y ¿ 9, –2x + 3y ¿ 12, 3x – 2y ¿ 12 adalah ….

a. 16 b. 24 c. 30 d. 36 e. 48

x

y

0

A ( 3,2 )

B ( 8,4 )

C ( 7,7 )

D ( 2,8 )

E (1,5)

Page 167: Tesis Mapel Matematika

29. Luas daerah parkir 1.760 m2. Luas rata – rata untuk mobil kecil 4 m2 dan mobil besar 20 m2. Daya tampung maksimum hanya 200 kendaraan, biaya parkir mobil kecil Rp. 1.000,00/jam dan mobil besar Rp. 2.000,00/jam. Jika dalam satu jam terisi penuh dan tidak kendaraan yang pergi dan datang, maka hasil maksimum tempat parkir itu adalah ….

a. Rp. 176.000,00. d. Rp. 300.000,00.b. Rp. 340.000,00 e. Rp. 300.000,00c. Rp. 200.000,00.

30.Seorang pedagang menjual buah mangga dan pisang dengan menggunakan gerobak. Pedagang tersebut membeli mangga dengan harga Rp. 8.000,00/kg dan pisang Rp. 6.000,00/kg. Modal yang tersedia Rp. 1.200.000,00 dan gerobaknya hanya dapat memuat mangga dan pisang sebanyak 180 kg. Jika harga jual mangga Rp. 9.200,00/kg dan pisang Rp. 7.000,00/kg, maka laba maksimum yang diperoleh adalah ….

a. Rp. 150.000,00. d. Rp. 204.000,00.b. Rp. 180.000,00. e. Rp. 216.000,00c. Rp. 192.000,00.

Lampiran 4

Hasil Penelitian

Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional Guru

Subjek Jumlah Skor Subjek Jumlah Skor

1 84   51 93

2 84   52 93

3 94   53 88

4 85   54 77

5 85   55 88

6 92   56 81

7 76 57 82

8 44   58 84

9 84   59 69

Page 168: Tesis Mapel Matematika

10 96   60 73

11 86   61 77

12 78   62 61

13 89   63 69

14 89   64 89

15 76   65 78

16 92   66 79

17 88   67 90

18 90   68 90

19 84   69 90

20 87   70 64

21 85   71 90

22 86   72 90

23 83   73 95

24 87   74 86

25 80   75 80

26 89   76 72

27 78   77 82

28 74   78 95

29 90   79 63

30 87   80 61

31 65   81 76

32 86   82 80

33 91   83 77

Page 169: Tesis Mapel Matematika

34 62   84 74

35 85   85 80

36 80   86 73

37 54   87 71

38 67   88 45

39 84   89 65

40 68   90 73

41 74   91 84

42 80   92 84

43 84   93 72

44 77   94 63

45 78 95 77

46 75   96 50

47 71   97 71

48 82   98 80

49 67   99 90

50 57   100 61

Page 170: Tesis Mapel Matematika
Page 171: Tesis Mapel Matematika

Tabel 7

Tabel Frekuensi Jawaban Koesioner

Alternatif Jawaban Jumlah

Page 172: Tesis Mapel Matematika

1 177

2 361

3 582

4 631

5 549

Tabel 8

Tabel Transformasi Data Ordinal ke Interval

Alt

erna

tif

Ordinal

Frekuensi

ProporsiProporsi Komulat

if

z_val

(Zi)

z*_val (Densita

s)

Scal Value

Skala

Akhir

1 177 177 0.07696 0.0770 -1.4258 0.1444 -1.8758 1.00

2 361 722 0.15696 0.2339 -0.7260 0.3065 -1.0331 1.84

3 582 1746 0.25304 0.4870 -0.0327 0.3987 -0.3644 2.51

4 631 2524 0.27435 0.7613 0.7105 0.3099 0.3236 3.20

5 549 2745 0.2387 1     1.2985 4.17

Tabel 9Data Skor Persepsi Siswapada Kinerja Profesional Guru

SubjekSkor

 

Subjek

Skor

Ordinal Interval Ordinal Interval

Page 173: Tesis Mapel Matematika

1 84 68.68   51 93 77.43

2 84 68.12   52 93 76.83

3 94 77.5   53 88 73.72

4 85 68.79   54 77 65.52

5 85 69.95   55 88 73.29

6 92 75.3   56 81 67.73

7 76 63.52   57 82 69.02

8 44 39.64   58 84 70.98

9 84 69.24   59 69 59.03

10 96 78.9   60 73 61.45

11 86 69.48   61 77 64.32

12 78 64.15   62 61 52.67

13 89 73.94 64 89 58.69

14 89 73.51   64 89 73.55

15 76 62.64   65 78 66.34

16 92 75.3   66 79 66.69

17 88 71.7   67 90 74.93

18 90 75.23   68 90 74.8

19 84 69.11   69 90 74.95

20 87 70.43   70 64 55.17

21 85 69.97   71 90 75.23

SubjekSkor Subjek Skor

Ordinal Interval Oedinal Interval

22 86 72.08   72 90 74.05

Page 174: Tesis Mapel Matematika

23 83 67.66   73 95 78.49

24 87 71.89   74 86 72.21

25 80 65.38   75 80 66.8

26 89 72.67   76 72 61.1

27 78 65.4   77 82 68.14

28 74 62.25   78 95 79.05

29 90 73.62   79 63 53.75

30 87 72.15   80 61 52.26

31 65 55.52   81 76 63.61

32 86 71.61   82 80 67.53

33 91 76.35   83 77 64.21

34 62 52.85   84 74 61.84

35 85 71.09   85 80 67.25

36 80 66.22   86 73 62.12

37 54 47.41   87 71 59.75

38 67 56.4   88 45 40.48

39 84 68.98   89 65 55.3

40 68 57.35   90 73 61.49

41 74 61.39   91 84 69.28

42 80 67.12   92 84 70.53

43 84 70.06   93 72 60.48

44 77 65.16   94 63 53.66

45 78 64.43   95 77 64.19

46 75 61.82   96 50 44.36

47 71 59.64   97 71 59.23

Page 175: Tesis Mapel Matematika

48 82 67.28   98 80 65.92

49 67 56.9   99 90 75.36

50 57 49.97   100 61 51.79

d. Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian

Tabel 10

Page 176: Tesis Mapel Matematika

Statistics

Persepsi Siswa pada Kinerja Guru

N Valid 100

Missing 0

Mean 66.1059

Median 67.2650

Mode 75.23

Std. Deviation 8.83855

Variance 78.120

Minimum 39.64

Maximum 85.95

Tabel 11

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI

PERSEPSI SISWA pada KINERJA PROFESIONAL GURU

Interval kelasFrekuensi Absolut

Frekuensi Relatif

Frekuensi Persentatif

Frekuensi Komulatif

39,6 - 44,5 3 0.03 3% 3

44,6 - 51,5 2 0.02 2% 5

51,6 - 57,5 12 0.12 12% 17

57,6 - 63,5 16 0.16 16% 33

63,6 - 69,5 30 0.3 3% 63

69,6 - 75,5 28 0.28 28% 91

75,6 - 81,5 7 0.07 7% 98

Page 177: Tesis Mapel Matematika

81,6 - 87,5 2 0.02 2% 100

HISTOGRAM dan POLIGON

SKOR PERSEPSI SISWA PADA KINERJA

PROFESIONAL GURU

Diagram 4

32 -

28 -

24 - Histogram

20 -

16 - Poligon

12 -

8 -

4 -

039,55 44,55 51,55 57,55 63,55 69,55 75,55 81,55 87,5

Lampiran 5

a. Data Hasil Penelitian

Tabel 12

Page 178: Tesis Mapel Matematika

SKOR DATA ORDINAL

MINAT SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA

Subjek Skor   Subjek Skor

1 105   51 99

2 95   52 106

3 96   53 99

4 94   54 96

5 98   55 96

6 108   56 93

7 98   57 96

8 77   58 98

9 98   59 105

10 108   60 78

11 97   61 81

12 94   62 86

13 96   63 72

14 121   64 99

15 88   65 87

16 108   66 103

17 116   67 102

18 98   68 101

19 86   69 104

20 92   70 100

21 91   71 104

Page 179: Tesis Mapel Matematika

22 104   72 110

23 116   73 119

24 98   74 95

25 101   75 96

26 90   76 80

27 84   77 92

28 104   78 103

29 89   79 85

30 91   80 82

31 86   81 94

32 112   82 93

33 103   83 85

34 94   84 96

35 96   85 95

36 98   86 83

37 89   87 81

38 107   88 77

39 101   89 78

40 94   90 86

41 89   91 94

42 101   92 99

43 97   93 99

44 84   94 96

45 117   95 95

46 104   96 82

Page 180: Tesis Mapel Matematika

47 104   97 85

48 94   98 95

49 78   99 122

50 66   100 90

c. Transformasi Data Ordinal kedalam Bentuk Interval

Tabel 13

FREKUENSI ALTERNATIF JAWABAN KOESIONER

MINAT SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA

Alternatif Jawaban Frekkuensi

1 725

2 1569

3 2529

4 2799

5 1378

Tabel 14

TRANSFORMASI SKOR ORDINAL MENJADI INTERVAL

Alt

erna

tif

Jaw

aban

Ordinal Frekuensi ProporsiProporsi Kom

z_val (Zi)

z*_val (densitas)

Skala Nilai

Nilai Interval

Page 181: Tesis Mapel Matematika

1 725 725 0.0806 0.0806 -1.401 0.14945 -1.86 1

2 1569 3138 0.1743 0.2549 -0.659 0.32104 -0.98 1.87

3 2529 7587 0.2810 0.5359 0.0901 0.39733 -0.27 2.58

4 2799 11196 0.3110 0.8469 1.0232 0.23636 0.518 3.37

5 1378 6890 0.1531 1     1.544 4.39

Tabel 15

SKOR DATA INTERVAL MINAT SISWA

PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

SubjekJumlah Skor

 Subjek

Jumlah Skor

Ordinal Interval Ordinal Interval

1 105 90.37   51 99 85.56

2 95 81.09   52 106 91.23

3 96 83.28   53 99 85.94

4 94 80.46   54 96 82.96

5 98 84.77   55 96 84.03

6 108 93.43   56 93 81.21

7 98 84.46   57 96 83.57

8 77 67.66   58 98 84.31

9 98 84.77   59 105 88.91

10 108 93.43   60 78 68.22

11 97 83.21   61 81 70.73

Page 182: Tesis Mapel Matematika

12 94 80.61   62 86 74.62

13 96 83.19   63 72 63.56

14 121 105   64 99 85.02

15 88 76.1   65 87 75.32

16 108 93.43   66 103 90.01

17 116 99.59   67 102 88.63

18 98 85.53   68 101 86.98

19 86 75.76   69 104 89.66

20 92 79.42   70 100 85.66

21 91 78.79   71 104 91.19

22 104 91.04   72 110 95.47

23 116 99.59   73 119 102.9

24 98 84.77   74 95 81.86

25 101 86.67 75 96 83.65

26 90 77.22   76 80 69.56

27 84 72.79   77 92 79.04

28 104 90.35   78 103 88.79

29 89 76.9   79 85 73.58

30 91 79.78   80 82 71.68

31 86 74.52   81 94 81.38

32 112 96.74   82 93 80.13

33 103 88.71   83 85 74.13

Page 183: Tesis Mapel Matematika

34 94 82.37   84 96 82.2

35 96 84.03   85 95 81.95

36 98 84.77   86 83 72.7

37 89 77.05   87 81 71.19

38 107 91.79   88 77 68.28

39 101 87.06   89 78 68.46

40 94 80.69   90 86 74.93

41 89 76.75   91 94 81.23

42 101 87.05   92 99 84.64

43 97 84.3   93 99 87.01

44 84 74.25 94 96 82.12

45 117 100.9   95 95 82.41

46 104 89.43   96 82 71.45

47 104 89.89   97 85 74.43

48 94 81.16   98 95 82.25

49 78 68.82   99 122 106.3

50 66 60.03   100 90 79.52

Analisis Deskriptif Data Minat Siswa pada Pelajaran Matematika.

8) Mean : 82,74

9) Modus : 84,77

10) Median : 83,08

11) Standar Deviasi : 8,80

Page 184: Tesis Mapel Matematika

12) Varian : 77,43

13) Nialai tertinggi : 106,25

14) Nilai terendah : 60,03

Tabel 16

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI MINAT SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA

Interval kelasFrekuensi Absolut

Frekuensi Relatif

Frekuensi Persentatif

Frekuensi Komulatif

60 - 65,9 2 0.02 2% 2

66 - 71,9 10 0.1 10% 12

72 - 77,9 16 0.16 16% 28

78 - 83,9 27 0.27 27% 55

84 - 89,9 27 0.27 27% 82

90 - 95,9 11 0.11 11% 93

96 - 101,9 4 0.04 4% 97

102 - 107,9 3 0.03 3% 100

Page 185: Tesis Mapel Matematika

HISTOGRAM dan POLIGONSKOR MINAT SISWA pada PELAJARAN MATEMATIKA

Diagram 5

28 -

24 - Histogram

20 -

16 -

12 -

8 -

Poligon

4 -

Page 186: Tesis Mapel Matematika

0 59,95 65,95 71,95 77,95 83,95 89,95 95,95 101,95

107,95

Lampiran 6

b. Hasil Penelitian

Tabel 17

DATA PRESTASI BELAJAR SISWA

Subjek Nilai Subjek Nilai

1 44 51 60

2 54 52 66

3 50 53 44

4 74 54 52

5 60 55 52

6 50 56 30

7 62 57 40

8 58 58 34

9 54 59 50

10 54 60 60

11 70 61 48

12 50 62 42

13 50 63 38

14 66 64 44

Page 187: Tesis Mapel Matematika

15 60 65 30

16 74 66 46

17 44 67 50

18 62 68 44

19 42 69 40

20 42 70 34

21 74 71 50

22 74 72 50

23 84 73 58

24 60 74 36

25 64 75 36

26 74 76 34

27 44 77 28

28 60 78 44

29 68 79 33

30 52 80 39

31 52 81 28

32 52 82 31

33 68 83 30

34 52 84 30

35 72 85 38

36 52 86 28

37 40 87 28

38 44 88 34

Page 188: Tesis Mapel Matematika

39 60 89 30

40 56 90 30

41 40 91 38

42 56 92 60

43 56 93 22

44 48 94 28

45 64 95 36

46 56 96 26

47 60 97 24

48 48 98 34

49 52 99 44

50 44 100 28

Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian

Berdasarkan perhitungan dengan bantuan SPSS diperoleh hasil

pengolahan data sebagai betikut :

8) Mean : 48,1

9) Modus : 44

10) Median : 49

11) Standar Deviasi : 13,86

12) Varian : 192,49

13) Nialai tertinggi : 84

14) Nilai terendah : 22

Page 189: Tesis Mapel Matematika

Tabel 18

DISTRIBUSI FREKUENSI DATAPRESTASIBELAJAR MATEMATIKA SISWA

Kelas IntervalFrekuensi Absolut

Frekuensi Relatif

Frekuensi Persentatif

Frekuensi Komulatif

22 - 29 9 0.09 9% 9

30 - 37 16 0.16 16% 25

38 - 45 21 0.21 21% 46

46 - 53 20 0.2 20% 66

54 - 61 18 0.18 18% 84

62 - 69 8 0.08 8% 92

70 - 77 7 0.07 7% 99

78 - 85 1 0.01 1% 100

Page 190: Tesis Mapel Matematika

Diagram 6

GRAFIK POLIGON DAN HISTOGRAMDATA PRESTASI BELAJAR SISWA

20 -

18 -

16 - Histogram

14 -

12 -

10 - Poligon

8 -

6 -

4 -

2 -

Page 191: Tesis Mapel Matematika

0 21,5 29,5 37,5 45,5 53,5 61,5 69,5 77,5 83,5

Lampiran 7

Uji Normalitas

a. Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional Guru

Hasil pengujian dengan menggunakan SPSS diperoleh :

Tabel 19

TABEL PENGUJIAN NORMALITAS DATA

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kinerja Profesional Guru

N 100

Normal Parametersa,,b Mean 66.1059

Std. Deviation 8.83855

Most Extreme Differences Absolute .072

Positive .058

Negative -.072

Kolmogorov-Smirnov Z .724

Asymp. Sig. (2-tailed) .670

Page 192: Tesis Mapel Matematika

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

d. Minat Siswa pada Pelajaran Matematika

Hasil pengujian dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai

berikut :

Tabel 20

TABEL UJI NORMALITAS DATA MINAT SISWAPADA PELAJARAN MATEMATIKA

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Minat Siswa pada Pelajaran Matematika

N 100

Normal Parametersa,,b Mean 82.7428

Std. Deviation 8.79948

Most Extreme Differences Absolute .062

Positive .062

Negative -.058

Kolmogorov-Smirnov Z .618

Asymp. Sig. (2-tailed) .839

Page 193: Tesis Mapel Matematika

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

e. Prestasi Belajar Matematika

Dengan bantuan SPSS diperoleh hasil pengujian nomarlitas sebagai

berikut :

Tabel 21

TABEL NORMALITAS DATAPRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Hasil Belajar Matematika

N 100

Normal Parametersa,,b Mean 48.0500

Std. Deviation 13.86178

Most Extreme Differences Absolute .075

Positive .075

Negative -.056

Kolmogorov-Smirnov Z .749

Asymp. Sig. (2-tailed) .628

Page 194: Tesis Mapel Matematika

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Lampiran 9

Uji Linieritas

d. Uji Lineritas hubungan Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional Guru dengan

Minat Siswa pada Pelajaran Matematika

Tabel 22

TABEL UJI LINIERITAS

Page 195: Tesis Mapel Matematika

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Min

at p

ada

Pel

ajar

an M

atem

atik

a *

Kin

erja

Pro

fesi

onal

Gur

u

Between Groups

(Combined)

7649.641 98 78.058 4.873 .348

Linearity 2972.022 1 2972.022 185.545 .047

Deviation from Linearity

4677.619 97 48.223 3.011 .434

Within Groups 16.018 1 16.018

Total 7665.658 99

e. Uji Linieritas hubungan variabel Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional

Guru dengan Prestasi Belajar Matematika

Dari pengujian dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai

berikut:

Tabel 23

TABEL UJI LINIERITAS

Page 196: Tesis Mapel Matematika

ANOVA Table

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Has

il B

elaj

ar M

atem

atik

a *

Kin

erja

Pro

fesi

onal

Gur

u

Between Groups

(Combined) 18950.750 98 193.375 2.686 .457

Linearity 3739.586 1 3739.586 51.939 .088

Deviation from Linearity

15211.164 97 156.816 2.178 .500

Within Groups 72.000 1 72.000

Total 19022.750 99

f. Uji Linieritas hubungan variabel Minat Siswa pada Pelajaran Matematika

dengan Prestasi Belajar Matematika

Tabel 24

Page 197: Tesis Mapel Matematika

TABEL UJI LINIERITAS

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Has

il B

elaj

ar M

atem

atik

a *

Min

at p

ada

Pel

ajar

an M

atem

atik

a

Between Groups

(Combined) 17641.083 92 191.751 .971 .584

Linearity 2774.779 1 2774.779 14.058 .007

Deviation from Linearity

14866.304 91 163.366 .828 .694

Within Groups 1381.667 7 197.381

Total 19022.750 99

Lampiran 9

4. Pengujian Multikolinieritas

Dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :

Page 198: Tesis Mapel Matematika

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) -3.152 10.711 -.294 .769

Kinerja Guru .500 .171 .330 2.919 .004

Minat Siswa .198 .136 .164 1.456 .148

b. Dependent Variable: Hasil Belajar

Kriteria pengujian Multikolineritas :

Suatu model regresi dikatakan bebas dari multikolineritas, jika :

Mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1

Menmpunyai angka tolerance mendekati angka 1

Dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :

Coefficientsa

Model

Correlations Collinearity Statistics

Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 Kinerja Guru .428 .284 .265 .646 1.547

Minat Siswa .361 .146 .132 .646 1.547

a. Dependent Variable: Prestasi Belajar

Lampiran 10

h. Analisis Korelasi

Page 199: Tesis Mapel Matematika

Tabel 25

TABEL KOEFISIEN KORELASI

Correlations

Kinerja Profesional

Guru

Minat Siswa pada Pelajaran

MatematikaHasil Belajar Matematika

Kinerja Profesional Guru

Pearson Correlation

1 .623** .443**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 100 100 100

Minat Siswa pada Pelajaran Matematika

Pearson Correlation

.623** 1 .382**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 100 100 100

Hasil Belajar Matematika

Pearson Correlation

.443** .382** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel 26

RANGKUMAN HASIL ANALISIS KORELASI(Koefisien Korelasi)

Page 200: Tesis Mapel Matematika

Hubungan Antar Variabel Korelasi Nilai

Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional Guru dengan Hasil

Belajar Siswa rX1 Y0,443

Minat Siswa pada Pelajaran Matematika dengan Hasil

Belajar Matematika Siswa rX2 Y0,382

Persepsi Siswa pada Kinerja Profesional Guru dengan

Minat Siswa pada Pelajaran Matematika rX1 X2 0,623

Lampiran 11Analisis Jalur

Diagram 8

0,443(0,335)

0,623(0,623)

0,382(0,173)

Keterangan : Angka di luar kurung koefisien korelasi, dalam kurung koefisien

jalur.

i. Analisis Jalur

Diagram 9

0,443(0,335)

X1

X2

Y

X1

Page 201: Tesis Mapel Matematika

0,623(0,623)

0,382(0,173)

Angka diluar kurung koefisien korelasi, di dalam kurung koefisien jalur.

X2

Y