Top Banner
Kasus 3 Topik: luka bakar api Tanggal (kasus) : Persenter : dr. Dendy Yogaswara Tanggal (presentasi) : Pendamping : dr. Munawar Tempat Presentasi : Ruang Geutanyoe RSUTP Obyektif Presentasi: Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil Deskripsi : Laki-laki, 45 tahun, luka bakar, BB 70 kg Tujuan: - Mampu mengetahui klasifikasi, berat dan luas luka bakar - Mampu mengetahui penatalaksanaan luka bakar - Mampu mengetahui perawatan luka bakar Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos Data pasien Nama : Saiful Nomor Registrasi : 02-02-16-42 Nama klinik: RSUD Teuku Pekan Telp: (-) Terdaftar sejak : 27 Juni 2014
13

Termal Injury

Jan 05, 2016

Download

Documents

Fauzan Husaini

laporan kasus luka bakar
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Termal Injury

Kasus 3

Topik: luka bakar api

Tanggal (kasus) : Persenter : dr. Dendy Yogaswara

Tanggal (presentasi) : Pendamping : dr. Munawar

Tempat Presentasi : Ruang Geutanyoe RSUTP

Obyektif Presentasi:

Keilmuan

Keterampilan

Penyegaran

Tinjauan Pustaka

Diagnostik

Manajemen

Masalah

Istimewa

Neonatus

Bayi

Anak

Remaja Dewasa

Lansia

Bumil

Deskripsi : Laki-laki, 45 tahun, luka bakar, BB 70 kg

Tujuan:

- Mampu mengetahui klasifikasi, berat dan luas luka bakar

- Mampu mengetahui penatalaksanaan luka bakar

- Mampu mengetahui perawatan luka bakar

Bahan bahasan:

Tinjauan Pustaka

Riset

Kasus

Audit

Cara membahas:

Diskusi

Presentasi dan diskusi

Email

Pos

Data pasien Nama : Saiful Nomor Registrasi : 02-02-16-42

Nama klinik: RSUD Teuku Pekan Telp: (-) Terdaftar sejak : 27 Juni 2014

Page 2: Termal Injury

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Keluhan utama :

Kulit leher, kedua tangan dan kedua kaki melepuh dan terkelupas sejak 30 menit sebelum masuk rumah sakit (SMRS).

2. Riwayat penyakit sekarang :

30 menit SMRS, pasien hendak menuangkan minyak tanah ke kompor di rumah, tiba-tiba api menjalar di celana dan baju. Terkurung

dalam ruangan (-), menghirup asap (+), sesak nafas (-), terbentur di kepala (-), pingsan (-), pusing (-), mual (-), muntah (-).

3. Riwayat penyakit dahulu :

Alergi obat, hipertensi, DM, dan asma disangkal.

4. Pemeriksaan Fisik

I. PRIMARY SURVEY

Airway : Bebas, bulu hidung tidak terbakar

Breathing : Spontan, frekuensi nafas 20x/menit, reguler, kedalaman cukup

Circulation : Akral hangat, CRT < 2”, tekanan darah 100/80 mmHg, frekuensi nadi 112x/menit, suhu afebris

Disability : GCS 15, E4M6V5

Exposure : tampak bekas luka bakar pada leher, kedua tangan dan kedua kaki

II. SECONDARY SURVEY

Kepala & wajah : tidak tampak bekas luka bakar pada rambut kepala dan hidung, deformitas (-)

Mata : bulu mata utuh, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik

Leher : tampak bekas luka bakar pada leber sebelah kanan, pembesaran KGB (-)

Dada : simetris dalam diam dan pergerakan, vesikuler(+/+), ronki -/-, wheezing -/-, murmur (-), gallop (-)

Abdomen : soepel, BU (+) normal, H/L tidak teraba, NT (-), tidak teraba massa

Ekstremitas : tampak bekas luka bakar pada kedua tangan dan kedua kaki.

Page 3: Termal Injury

III. STATUS LOKALIS

Kepala dan leher : 2 %

Thoraks anterior : 0 %

Troraks posterior : 0 %

Esktremitas atas kanan : 2 %

Ekstremitas atas kiri : 2 %

Abdomen : 0 %

Genitalia : 0 %

Ekstremitas bawah kanan : 10 %

Ekstremitas bawah kiri : 10 % +

Total luka bakar : 26 %

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil Laboratorium

Jenis pemeriksaan

Darah Rutin Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan

Haemoglobin 13,0 gr/dl 10,9 – 16,7 gr/dl

Leukosit 12,3 x 103 /ul 3,9-10,4.103/ul

Trombosit 292 x 103 / ul 148-382.103/ul

Hematokrit 40,0 % 32,5-49,4%

Gula darah acak 138 mg/dl 200 mg/dl

Creatinin 1,2 mg/dl 0,7-1,5 mg/dl

V. DIAGNOSA

Luka bakar grade II B 22% e.c. api

Page 4: Termal Injury

PENATALAKSANAAN

- O2 3 liter/ menit

- IVFD NaCl 0,9 % 3000cc per 8 jam, lalu 3000 cc dalam 16 jam selanjutnya.

- Inject ATS 1500 IU IM (skin test)

- Inject Ceftriaxone 1g per 12 jam

- Inject Ranitidine 1 amp per 12 jam

- Inject Ketorolac 3% 1 amp per 8 jam

- Drip tramadol dalam 200cc NaCl 0,9 % per 8 jam

- Wound toilet dengan NaCl 0,9 %

- Rawat luka dengan Burnazine zalf per 8 jam

VI. PROGNOSIS

Quo ad vitam : Bonam

Quo ad sanactionam : Bonam

Quo ad functionam : Bonam

Daftar Pustaka:

1. Tintinalli, Judith E. (2010). Emergency Medicine: A Comprehensive Study Guide (Emergency Medicine (Tintinalli)). New York:

McGraw-Hill Companies. hlm. 1374–1386.ISBN 0-07-148480-9.

2. Buttaro, Terry (2012). Primary Care: A Collaborative Practice. Elsevier Health Sciences. hlm. 236. ISBN 978-0-323-07585-5

3. Herndon D (ed.). "Chapter 10: Evaluation of the burn wound: management decisions". Total burn care (ed. 4th). Edinburgh:

Saunders. hlm. 127. ISBN 978-1-4377-2786-9.

4. Wim de Jong. 2005. Bab 3 : Luka, Luka Bakar : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.

5. Moenadjat Y. Luka bakar. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2003.

Page 5: Termal Injury

6. Garmel, edited by S.V. Mahadevan, Gus M. (2012). An introduction to clinical emergency medicine (ed. 2nd). Cambridge:

Cambridge University Press. hlm. 216–219. ISBN 978-0-521-74776-9.

7. Brunicardi, Charles (2010). "Chapter 8: Burns". Schwartz's principles of surgery (ed. 9th). New York: McGraw-Hill, Medical

Pub. Division. ISBN 978-0-07-154769-7.

8. Hettiaratchy, S; Papini, R (2004 Jul 10). "Initial management of a major burn: II--assessment and resuscitation.". BMJ (Clinical

research ed.) 329 (7457): 101–3. PMID 15242917

9. Mayo clinic staff. Burns First Aids. http: // www.nlm.nih.gov/medlineplus.

10. James H. Holmes., David M. heimbach. 2005. Burns, in : Schwartz’s Principles of Surgery. 18th ed. McGraw-Hill. New York.

p.189-216

Hasil pembelajaran:

1. Mengetahui klasifikasi, berat dan luas luka bakar

2. Mengetahui penatalaksanaan luka bakar

3. Mengetahui perawatan luka bakar

Rangkuman

1. Subjektif:

- Seorang laki-laki 45 tahun, BB 70kg dengan luka bakar di leher, kedua tangan dan kaki yang terjadi 30 menit SMRS

- Terkurung dalam ruangan (-), menghirup asap (+), sesak nafas (-), terbentur di kepala (-), pingsan (-), pusing (-), mual (-),muntah (-).

2. Objektif:

Airway : Bebas, bulu hidung tidak terbakar

Breathing : Spontan, frekuensi nafas 20x/menit, reguler, kedalaman cukup

Circulation : Akral hangat, CRT < 2”, tekanan darah 100/80 mmHg, frekuensi nadi 112x/menit, suhu afebris

Disability : GCS 15, E4M6V5

Exposure : tampak bekas luka bakar pada leher, kedua tangan dan kedua kaki

Page 6: Termal Injury

3. Assessment:

a. Klasifikasi luka bakar 1

Jenis Lapisan yang dilibatkan Tampilan Tekstur Sensasi Waktu

Penyembuhan Prognosis Contoh

Superfisial

(derajat I) Epidermis Merah tanpa lepuh Kering Nyeri 5-10 hari

Sembuh dengan baik;

Sengatan matahari yang

berulang meningkatkan risiko

kanker kulit di kemudian hari2

Agak superfisial,

mengenai

sebagian lapisan

kulit

(derajat II)

Meluas ke lapisan dermis

(papiler) superfisial

Merah dengan lepuh

yang jelas. Pucat

dengan tekanan

Lembab Sangat

nyeri

kurang dari 2–3

minggu

Infeksi lokal/selulitis tapi

biasanya tanpa parut 3

Cukup dalam,

mengenai

sebagian lapisan

kulit

(derajat II)

Meluas ke lapisan dermis

(retikular) dalam

Kuning atau putih.

Lebih tidak pucat.

Mungkin melepuh

Agak

kering

Tekanan

dan tidak

nyaman

3–8 minggu

Parut, kerut

(mungkin memerlukan eksisi

dan cangkok kulit) 3

Seluruh lapisan

kulit

(Derajat III)

Meluas ke seluruh lapisan

dermis

Kaku dan

putih/coklat

Tidak pucat

Kasar Tidak nyeri

Lama (berbulan-

bulan) dan tidak

sempurna

Parut, kerut, amputasi

(eksisi dini dianjurkan) 3

Derajat IV

Meluas ke seluruh lapisan

kulit, dan ke dalam lapisan

lemak, otot dan tulang di

bawahnya

Hitam;

hangus dengan eskar Kering Tidak nyeri Perlu eksisi

Amputasi, gangguan

fungsional yang signifikan

dan, dalam beberapa kasus,

kematian

b. Luas luka bakar 4,5

Semakin luas permukaan tubuh yang terlibat, morbiditas dan mortalitasnya meningkat, dan penanganannya juga akan semakin

kompleks. Luas luka bakar dinyatakan dalam persen terhadap luas seluruh tubuh. Ada beberapa metode cepat untuk menentukan

luas luka bakar, yaitu:

Page 7: Termal Injury

Estimasi luas luka bakar menggunakan luas permukaan palmar pasien. Luas telapak tangan individu mewakili 1% luas

permukaan tubuh. Luas luka bakar hanya dihitung pada pasien dengan derajat luka II atau III.

Rumus 9 atau rule of nine untuk orang dewasa

Pada dewasa digunakan ‘rumus 9’, yaitu luas

kepala dan leher, dada, punggung, pinggang dan

bokong, ekstremitas atas kanan, ekstremitas atas kiri,

paha kanan, paha kiri, tungkai dan kaki kanan, serta

tungkai dan kaki kiri masing-masing 9%. Sisanya 1%

adalah daerah genitalia. Rumus ini membantu

menaksir luasnya permukaan tubuh yang terbakar

pada orang dewasa.

Pada anak dan bayi digunakan rumus lain

karena luas relatif permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Karena perbandingan

luas permukaan bagian tubuh anak kecil berbeda, dikenal rumus 10 untuk bayi, dan rumus 10-15-20 untuk anak.

Page 8: Termal Injury

Metode Lund dan Browder

Metode yang diperkenalkan untuk kompensasi besarnya porsi massa tubuh di

kepala pada anak. Metode ini digunakan untuk estimasi besarnya luas permukaan

pada anak. Apabila tidak tersedia tabel tersebut, perkiraan luas permukaan tubuh

pada anak dapat menggunakan ‘Rumus 9’ dan disesuaikan dengan usia :

Pada anak di bawah usia 1 tahun: kepala 18% dan tiap tungkai 14%. Torso dan

lengan persentasenya sama dengan dewasa.

Untuk tiap pertambahan usia 1 tahun, tambahkan 0.5% untuk tiap tungkai dan

turunkan persentasi kepala sebesar 1% hingga tercapai nilai dewasa.

c. Berat luka kabar 6

Berat luka bakar bergantung pada dalam, luas, dan letak luka.

Usia dan kesehatan pasien sebelumnya akan sangat mempengaruhi

prognosis. Adanya trauma inhalasi juga akan mempengaruhi berat

luka bakar.

Jaringan lunak tubuh akan terbakar bila terpapar pada suhu di

atas 46oC. Luasnya kerusakan akan ditentukan oleh suhu permukaan

dan lamanya kontak. Luka bakar menyebabkan koagulasi jaringan

lunak. Seiring dengan peningkatan suhu jaringan lunak,

permeabilitas kapiler juga meningkat, terjadi kehilangan cairan, dan viskositas plasma meningkat dengan resultan pembentukan

mikrotrombus. Hilangnya cairan dapat menyebabkan hipovolemi dan syok, tergantung banyaknya cairan yang hilang dan

respon terhadap resusitasi. Luka bakar juga menyebabkan peningkatan laju metabolik dan energi metabolisme.

Page 9: Termal Injury

d. Indikasi rawat inap pada pasien luka bakar 6

Menurut American Burn Association, seorang pasien diindikasikan untuk dirawat inap bila:

1. Luka bakar derajat III > 5%

2. Luka bakar derajat II > 10%

3. Luka bakar derajat II atau III yang melibatkan area kritis (wajah, tangan, kaki, genitalia, perineum, kulit di atas sendi utama)

risiko signifikan untuk masalah kosmetik dan kecacatan fungsi

4. Luka bakar sirkumferensial di thoraks atau ekstremitas

5. Luka bakar signifikan akibat bahan kimia, listrik, petir, adanya trauma mayor lainnya, atau adanya kondisi medik signifikan

yang telah ada sebelumnya

6. Adanya trauma inhalasi

4. Plan:

Diagnosis : direncanakan pemeriksaan penunjang antara lain :

a. Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah

b. Urinalisis

Tatalaksana luka bakar :

a. Tatalaksana resusitasi jalan nafas meliputi 7 :

1. Intubasi

2. Krikotiroidotomi

3. Pemberian oksigen 100%

4. Perawatan jalan nafas

5. Penghisapan sekret (secara berkala)

Page 10: Termal Injury

6. Pemberian terapi inhalasi

7. Bilasan bronkoalveolar

8. Perawatan rehabilitatif untuk respirasi

b. Tatalaksana resusitasi cairan 8

Resusitasi cairan diberikan dengan tujuan preservasi perfusi yang adekuat dan seimbang di seluruh pembuluh darah vaskular regional,

sehingga iskemia jaringan tidak terjadi pada setiap organ sistemik. Selain itu cairan diberikan agar dapat meminimalisasi dan eliminasi

cairan bebas yang tidak diperlukan, optimalisasi status volume dan komposisi intravaskular untuk menjamin survival/maksimal dari

seluruh sel, serta meminimalisasi respons inflamasi dan hipermetabolik dengan menggunakan kelebihan dan keuntungan dari berbagai

macam cairan seperti kristaloid, hipertonik, koloid, dan sebagainya pada waktu yang tepat. Dengan adanya resusitasi cairan yang tepat,

kita dapat mengupayakan stabilisasi pasien secepat mungkin kembali ke kondisi fisiologik dalam persiapan menghadapi intervensi bedah

seawal mungkin.

Resusitasi cairan dilakukan dengan memberikan cairan pengganti. Ada beberapa cara untuk menghitung kebutuhan cairan ini:

Cara Evans

1. Luas luka bakar (%) x BB (kg) = jumlah mL NaCl / 24 jam

2. Luas luka bakar (%) x BB (kg) = jumlah mL plasma / 24 jam

(No 1 dan 2 pengganti cairan yang hilang akibat oedem. Plasma untuk mengganti plasma yang keluar dari pembuluh dan

meninggikan tekanan osmosis hingga mengurangi perembesan keluar dan menarik kembali cairan yang telah keluar)

3. 2.000 cc glukosa 5% / 24 jam (untuk mengganti cairan yang hilang akibat penguapan)

Separuh dari jumlah cairan 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua

diberikan setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.

Cara Baxter

Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL

Page 11: Termal Injury

Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan

setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.

Cara Parkland

24 jam pertama. Cairan Ringer laktat : 4ml/kgBB/% luka bakar

½ jumlah cairan diberikan dalam 8 jam

½ jumlah cairan sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya.

c. Resusitasi nutrisi

Pada pasien luka bakar, pemberian nutrisi secara enteral sebaiknya dilakukan sejak dini dan pasien tidak perlu dipuasakan. Bila

pasien tidak sadar, maka pemberian nutrisi dapat melalui naso-gastric tube (NGT). Nutrisi yang diberikan sebaiknya mengandung 10-

15% protein, 50-60% karbohidrat dan 25-30% lemak. Pemberian nutrisi sejak awal ini dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh

dan mencegah terjadinya atrofi vili usus. Dengan demikian diharapkan pemberian nutrisi sejak awal dapat membantu mencegah

terjadinya Sistemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan Multi-system Organ Dysfunction Syndrome (MODS).

Kebutuhan kalori pasien dewasa dengan menggunakan formula Curreri, adalah 25 kcal/kgBB/hari ditambah denga 40 kcal/%

luka bakar/hari.

Antimikroba 9,10 :

Dengan terjadinya luka mengakibatkan hilangnya barier pertahanan kulit sehingga memudahkan timbulnya koloni bakteri atau jamur

pada luka. Bila jumlah kuman sudah mencapai 105 organisme jaringan, kuman tersebut dapat menembus ke dalam jaringan yang lebih dalam

kemudian menginvasi ke pembuluh darah dan mengakibatkan infeksi sistemik yang dapat menyebabkan kematian. Pemberian antimikroba ini

dapat secara topikal atau sistemik. Pemberian secara topikal dapat dalam bentuk salep atau cairan untuk merendam. Contoh antibiotik yang

sering dipakai : Salep Silver sulfadiazine, Mafenide acetate, Silver nitrate, Povidone-iodine, Bacitracin (biasanya untuk luka bakar grade I),

Neomycin, Polymiyxin B, Nysatatin, Mupirocin , Mebo.

Page 12: Termal Injury

MEBO/MEBT (Moist Exposed Burn Ointment / Therapy)

BROAD SPECTRUM OINTMENT

Preparat herbal, mengungakan zat alami tanpa kimiawi. Toxisitas dan efek samping belum pernah ditemukan. Terdiri dari :

1. Komponen Pengobatan :

beta sitosterol, bacailin, berberine Yang mempunyai efek : Analgesik, anti-inflamasi, anti-infeksi pada luka bakar dan mampu mengurangi

pembentukan jaringan parut.

2. Komponen Nutrisi : amino acid, fatty acid dan amylose, yg memberikan nutrisi untuk regenerasi dan perbaikan kulit yg terbakar. Efek

pengobatan :

- Menghilangkan nyeri luka bakar

- Mencegah perluasan nekrosis pada jaringan yang terluka.

- Mengeluarkan jaringan nekrotik dengan mencairkkannya

- Membuat lingkungan lembab pada luka , yang dibutuhkan selama perbaikan jaringan kulit tersisa.

- Kontrol infeksi dengan membuat suasana yang jelek untuk pertumbuhan kuman. bukan dengan membunuh kuman.

- Merangsang pertumbuhan PRCs(potential regenerative cell) dan stem cell untuk penyembuhan luka, mengurangi terbentuknya jaringan parut

- Mengurangi kebutuhan untuk skin graft

Prinsip penanganan luka bakar dengan MEBO

• Makin cepat diberi MEBO , hasilnya lebih baik ( dalam 4-12 jam setelah kejadian)

• Biarkan luka terbuka

• Kelembaban yang optimal pada luka dengan MEBO

• Pemberian salep harus teratur & terus menerus tiap 6-12 jam dibersihkan dengan kain kasa steril jangan dibiarkan kulit terbuka tanpa salep

> 2-3 menit untuk mencegah penguapan cairan di kulit dan microvascular menyebabkan thrombosit merusak jaringan dibawahnya yang masih

vital.

Page 13: Termal Injury

• Pada pemberian jangan sampai kesakitan / berdarah, menimbulkan perlukaan pada jaringan hidup tersisa

• Luka jangan sampai maserasi maupun kering

• Tidak boleh menggunakan : desinfektan (apapun) , saline atau air untuk Wound debridement

Analgesik 10 :

Rasa sakit merupakan masalah yang signifikan untuk pasien yang mengalami luka bakar untuk melalui masa pengobatan. Pada luka

bakar yang mengenai jaringan epidermis akan menghasilkan rasa sakit dan perasaan tidak nyaman. Dengan tidak terdapatnya jaringan

epidermis (jaringan pelindung kulit), ujung saraf bebas akan lebih mudah tersensitasi oleh rangsangan. Pada luka bakar derajat II yang

dirasakan paling nyeri, sedangkan luka bakar derajat III atau IV yang lebih dalam, sudah tidak dirasakan nyeri atau hanya sedikit sekali. Saat

timbul rasa nyeri terjadi peningkatan katekolamin yang mengakibatkan peningkatan denyut nadi, tekanan darah dan respirasi, penurunan

saturasi oksigen, tangan menjadi berkeringat, flush pada wajah dan dilatasi pupil. Pasien akan mengalami nyeri terutama saat ganti balut,

prosedur operasi, atau saat terapi rehabilitasi.

Dalam kontrol rasa sakit digunakan terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi yang digunakan biasanya dari golongan

opioid dan NSAID. Preparat anestesi seperti ketamin, N2O (nitrous oxide) digunakan pada prosedur yang dirasakan sangat sakit seperti saat

ganti balut. Dapat juga digunakan obat psikotropik sepeti anxiolitik, tranquilizer dan anti depresan. Penggunaan benzodiazepine bersama

opioid dapat menyebabkan ketergantungan dan mengurangi efek dari opioid.

Pendidikan:

Dilakukan pemahaman kepada pasien dan keluarga terhadap kondisi kulit pasien agar pasien dan keluarga mengerti kontaminasi kuman

sehingga keluarga tidak memberi ramuan-ramuan tradisional langsung kepada kulit pasien.

Konsultasi :

Konsultasi lebih lanjut ke dokter bedah untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut dan mencegah komplikasi.