Top Banner
PROSES KEBANGKITAN NASIONAL . 1.Perkembangan pendidikan Barat dan perkembangan pendidikan Islam terhadap munculnya nasionalisme Indonesia. Gedung Kebangkitan Nasional Jakarta 2.Peranan golongan terpelajar, profesional dan pers dalam menumbuh kembangkan kesadaran nasional Indonesia
72

Terbentuknya kesadaran nasional

Jul 29, 2015

Download

Education

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Terbentuknya kesadaran nasional

PROSES KEBANGKITAN NASIONAL.

1.Perkembangan pendidikan Barat dan perkembangan pendidikan Islam terhadap munculnya nasionalisme Indonesia.

Gedung Kebangkitan Nasional Jakarta

2.Peranan golongan terpelajar, profesional dan pers dalam menumbuh kembangkan kesadaran nasional Indonesia

Page 2: Terbentuknya kesadaran nasional

3.Perkembangan pergerakan nasional dari yang bersifat etnik, kedaerahan, keagamaan sampai terbentuknya nasionalisme Indonesia.

4.Peran manifesto politik 1925, Konggres Pemuda 1928 dan Konggres Perempuan Pertama dalam proses pembentukan identitas kebangsaan Indonesia.

Page 3: Terbentuknya kesadaran nasional

1.Perkembangan pendidikan Barat dan pendidikan Islam terhadap munculnya nasionalisme Indonesia.

1.1. Perkembangan pendidikan Barat terhadap munculnya nasionalisme Indonesia. Kebutuhan akan tenaga-tenaga terdidik dan ahli, mendorong pemerintah untuk mendirikan sekolah dasar, sekolah menengah, sekolah pamongpraja. Juga didirikan beberapa perguruan tinggi seperti Perguruan Tinggi Kedokteran, Perguruan Tinggi Teknik, Perguruan Tinggi Hukum, dan Perguruan Tinggi Pertanian. Bidang pendidikan ini tidak hanya dilaksanakan oleh pemerintah etapi juga oleh swasta, yaitu swasta asing missie dan zending, dan swasta pribumi.

Page 4: Terbentuknya kesadaran nasional

hasil pendidikan menumbuhkan golongan cerdik-pandai dikalangan rakyat Indonesia. Golongan ini sadar akan dirinya dan keadaan yang serba terbelakang dari masyarakatnya. Mereka mulai bangkit menjadi suatu kekuatan sosial baru, yang berjuang untuk perbaikan nasib bagi rakyat Indonesia. Tidak hanya kesejahteraan yang mereka tuntut tetapi juga kemerdekaan nasional. Gerakan yang mereka lakukan disebut Pergerakan Nasional.

Soetomo dan teman-temannya para siswa STOVIA tahun 1908 sedang praktikum anatomi

Page 5: Terbentuknya kesadaran nasional

awal abad ke-20 diperkenalkan sistem sekolah desa. Penyelenggaraan sekolah ini tergantung kmasyarakat setempat. Pemerintah memberikan subsidi dan pengawasan. belajar tiga tahun. Mata pelajaran membaca, menulis, dan berhitung. sangat terbatas. Hanya murid yang terpandai dan terpilih melanjutkan ke sekolah sambungan.

Page 6: Terbentuknya kesadaran nasional

Penyebaran pendidikan melalui sekolah, walaupun tidak merata, telah terjadi di seluruh Indonesia. Daerah di mana kekuasaan pemerintah telah berakar sampai ke desa-desa, penyebarannya sudah luas sekali.Tahun 1910 – 1930 merupakan masa subur bagi perluasan pendidikan.

Page 7: Terbentuknya kesadaran nasional

1.2.Pengaruh Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia Perkembangan pendidikan di Indonesia juga banyak diwarnai oleh pendidikan yang dikelola umat Islam. Ada tiga macam jenis pendidikan Islam di Indonesia yaitu pendidikan di surau atau langgar, pesantren, dan madrasah. Walaupun dasar pendidikan dan pengajarannya berlandaskan ilmu pengetahuan agama Islam, mata pelajaran umum lainnya juga mulai disentuh. Usaha pemerintah kolonial Belanda untuk memecah belah dan Kristenisasi tidak mampu meruntuhkan moral dan iman para santri. Tokoh-tokoh pergerakan nasional dan pejuang muslimpun bermunculan dari lingkungan ini. Banyak dari mereka menjadi penggerak dan tulang punggung perjuangan kemerdekaan.

Page 8: Terbentuknya kesadaran nasional

Rakyat Indonesia yang mayoritas kaum muslim merupakan salah satu unsur penting untuk menumbuhkan semangat nasionalisme Indonesia. Para pemimpin nasional yang bercorak Islam sangat mudah untuk memobilisasi kekuatan Islam dalam membangun kekuatan bangsa.

Gambar Pelopor pendidikan Islam modern di Indonesia K.H. AhmadDahlan.

Page 9: Terbentuknya kesadaran nasional

2.Peranan golongan terpelajar, profesional dan pers dalam menumbuh kembangkan kesadaran Nasional Indonesia.

Salah satu realisasi dari pelaksanaan politik etis adalah didirikannya sekolah-sekolah di Indonesia. Walaupun sebenarnya sekolah-sekolah tersebut untukkepentingan pemerintah Belanda. Namun ada juga rakyat Indonesia yang mengenyam pendidikan. Golongan inilah yang nanti sangat berperan dalammenumbuhkembangkan kesadaran Nasional Indonesia, yang kemudian disebut golongan terpelajar.

Page 10: Terbentuknya kesadaran nasional

Dalam menumbuhkan golongan terpelajar ini pengaruh sistim pendidikan Barat, terutama di perguruan tinggi, sangat menonjol. Dengan ilmu, mereka mencari ide dan pemikiran sendiri untuk kemajuan masyarakat. Keahlian seseorang dalam suatu ilmu mendesak keturunan sebagai ukuran bagi penentuan status seseorang. Kaum terpelajar yang tumbuh menjadi elite nasional sadar bahwa belenggu tradisional yang mengikat daerah-daerah, dan juga diskriminasi rasial yang dijalankan pemerintahkolonial, sangat menghambat bagi cita-cita nasionalisme Indonesia, yaitu menggalang persatuan nasional dan mencapai kemerdekaan nasional.

Page 11: Terbentuknya kesadaran nasional

Elite nasional mempunyai dasar baru dalam memandang masyarakat sekitarnya, yaitu berusaha merubah pandangan yang bertolak dari lingkungan daerahnya masing-masing. Mereka yakin bahwa cita-cita kemerdekaan Indonesia akan berhasil bila nasionalisme telah tumbuh subur, sehingga merupakan kekuatan yang merata yang mengikat semua suku di Indonesia dalam ikatan persatuan nasional yang kokoh. Mereka sadar untuk mempercepat proses tercapainya hal tersebut perlu diadakan organisasi terhadap rakyat dengan membentuk partai dan perserikatan massa yang mempunyai keanggotaan luas

Page 12: Terbentuknya kesadaran nasional

faktor yang memudahkan proses pertumbuhan nasionalisme itu, yakni : pendidikan, bahasa dan media komunikasi massa. Pemimpin-pemimpin pergerakan nasional sadar, bahwa langkah pertama untuk mengembangkan nasionalisme adalah melalui pendidikan. Karena itu partai-partai politik maupun tokoh nasionalis secara perorangan mendirikan sekolah-sekolah yang tujuannya di samping untuk mendidik kader-kader partai juga mendidik murid-muridnya dalam iklim nasionalisme. Adalah menarik bahwa kaum ibu Indonesia yang dipelopori oleh R.A. Kartini juga telah membantu pertumbuhan nasionalisme di kalangan kaum wanita. Kongres Wanita Pertama tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta memperkuat peranan wanita dalam Pergerakan Nasional.

Page 13: Terbentuknya kesadaran nasional

Puncak peranan elite nasional dalam menumbuhkan nasionalisme dengan diucapkannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda di Jakarta. Semenjak itu bahasa Melayu disebut bahasa Indonesia, yang penggunaannya kemudian semakin luas. Lagu Indonesia Raya karangan W.R. Supratman yang diperdengarkan pada Kongres Pemuda tahun 1928 itu makin memantapkan rasa nasionalisme itu. Peranan para profesional yang terdiri dari para dokter, ahli hukum, insinyur, seniman, ahli pertanian, ahli kehewanan, para pendidik, dengan kesadarannya menulis di dalam pers Indonesia dan organisasi pergerakan. Dengan demikian, mereka telah ikut serta dalam pendidikan nasional bagi rakyat Indonesia.

Page 14: Terbentuknya kesadaran nasional

2.1. Peranan Pers dalam Perkembangan Kesadaran Nasional

Pers atau media komunikasi memegang peranan sangat penting dalam menyadarkan rakyat Indonesia dalam menempuh perjuangan. Di bidang media komunikasi massa puluhan surat kabar dan majalah yang diterbitkan oleh orang Indonesia pada waktu itu. Menyerukan agar rakyat Indonesia bangkit dan bersatu-padu untuk menghadapi imperialisme, kolonialisme, dan kapitalisme Belanda. Kemiskinan, kesengsaraan dan keterbelakangan sebagai rakyat terjajah akan dapat diatasi apabila rakyat di tiap daerah bersatu untuk berjuang mencapai kemerdekaan.

Page 15: Terbentuknya kesadaran nasional

Pers memang merupakan alat komunikasi massa yang sangat tepat untuk menggerakkan semangat perjuangan karena langsung berhubungan dengan masyarakat luas. Meskipun pers masih terbatas pada pers cetak yang jumlahnya masih terlalu sedikit, ternyata peranannya sangat besar. Khususnya dalam membangkitkan rasa kebangsaan dan persatuan. Melalui pers perkembangan setiap pergerakan dapat segera diketahui masyarakat, baik masyarakat pergerakan maupun masyarakat pada umumnya. Sejalan dengan perkembangan pergerakan,berkembang pula kesadaran masyarakat akan arti pers dalam perjuangan mencapai kemerdekaan.

Page 16: Terbentuknya kesadaran nasional

Pers yang ada pada waktu itu, pada umumnya berupa harian surat kabar dan majalah. terkenal waktu itu ialah De Expres, Oetoesan Hindia, dan lain-lain. Majalah yang banyak pengaruhnya adalah Indonesia Merdeka yang diterbitkan oleh Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda. Tidak heran bila banyak dari surat kabar dan majalah itu dibrangus oleh pemerintah kolonial karena dipandang sangat berbahaya.

Pers Nasional di Masa Pergerakan

Page 17: Terbentuknya kesadaran nasional

3.Perkembangan pergerakan nasional dari yang bersifat etnik, kedaerahan, keagamaan sampai terbentuknya nasionalisme Indonesia.

Pergerakan Nasional Indonesia didorong oleh faktor dari dalam negeri dan faktor dari luar negeri.1. Faktor dari Dalam NegeriFaktor-faktor dari dalam negeri yang mendorong munculnya pergerakan nasional di antaranya adalah:a. Penderitaan Rakyat yang BerkepanjanganPenjajahan yang pada hakekatnya merupakan penderitaan, karena potensi bangsa terjajah dikuasai untuk kepentingan penjajah. Bangsa Indonesia mengalami zaman penjajahan yang panjang dan menyengsarakan sejak kedatangan Portugis, Inggris, dan Belanda. Kebencian rakyat muncul karena adanya jurang pemisah yang lebar antara bangsa Barat dengan rakyat Bhumiputra.

Page 18: Terbentuknya kesadaran nasional

Penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial meliputi berbagai aspek kehidupan yang mengakibatkan penderitaan rakyat sehingga memunculkan kesadaran nasional dan mulai memahami perlunya menggalang persatuan. Atas prakarsa kaum terpelajar maka keinginan itu menjadi kenyataan dalam bentuk pergerakan nasional. Mereka menyadari hanya dengan persatuan dan kesatuan itulah akan terbentuk sesuatu kekuatan yang besar untuk mencapai kemenangan.

Page 19: Terbentuknya kesadaran nasional

b. Lahirnya Golongan TerpelajarPelopor pergerakan nasional terdiri atas para pelajar STOVIA (sekolah ”dokter Hindia”). mereka sangat peka terhadap penderitaan rakyat karena tugas yang diemban berupa pengabdian terhadap kondisi masyarakat. Dengan intelektualnya, mereka memiliki gagasan untuk mengembangkan taktik perjuangan dengan berorganisasi. Inilah peran penting kaum terpelajar yang hendak menjadi pelopor di masyarakat. c. Mengenang Kejayaan Masa Lampau yang GemilangKejayaan masa lampau bangsa Indonesia pada zaman Sriwijaya dan Majapahit dapat menggugah semangat nasionalisme golongan terpelajar sehingga berupayamelepaskan diri dari penjajah Belanda.

Page 20: Terbentuknya kesadaran nasional

2. Faktor dari Luar Negeri Faktor-faktor dari luar negeri yang mendorong munculnya pergerakan nasional di antaranya adalah sebagai berikut ;

a. Kemenangan Jepang atas Rusia dalam tahun 1905.b. Kebangkitan Nasional negara-negara tetangga seperti India, Philipina, Cina, dan Turki.c. Masuknya paham-paham baru seperti nasionalisme dan demokrasi.

Page 21: Terbentuknya kesadaran nasional

1. Masa Awal PerkembanganPerkembangan organisasi dalam pergerakan nasional pada masa awal ditandai dengan munculnya organisasi Budi Utomo, Sarekat Islam, dan IndischePartij.a. Budi Utomo (BU)Seorang dokter Jawa bernama dr. Wahidin Sudirohusodo pada tahun 1906 dan 1907 mengadakan perjalanan kampanye di kalangan priyayi di pulau Jawa.Ia menyampaikan pendapat untuk memajukan bangsanya melalui pendidikan.

Page 22: Terbentuknya kesadaran nasional

Dalam akhir tahun 1907 dr. Wahidin Sudirohusodo bertemu dengan Sutomo, mahasiswa STOVIA di Jakarta. Sutomo menyampaikan gagasan dr. Wahidin Sudirohusodo kepada teman-temannya di STOVIA. Mahasiswa-mahasiswa STOVIA yang sudah memiliki citacita meningkatkan kedudukan dan martabat bangsa itu terdorong oleh kampanye yang dilakukan dr. Wahidin Sudirohusodo.

Page 23: Terbentuknya kesadaran nasional

padatanggal 20 Mei 1908, Sutomo dankawan-kawannya berkumpul di ruang anatomi gedung STOVIA. Mereka mendirikan organisasi Budi Utomo. Para mahasiswa yang tergabung dalam Budi Utomo ini adalah Sutomo sebagai ketua, Moh. Sulaeman sebagai Wakil Ketua, Gondo Suwarno sebagai Sekretaris I, GunawanMangunkusumo sebagai Sekretaris II, Angka sebagai bendahara, Muhammad Saleh dan Suwarno sebagai komisaris. Juga beberapa nama lain yakni Suwardi, Samsu,Suradji, Sudibyo, dan Gumbrek.

Page 24: Terbentuknya kesadaran nasional

Dari bulan Mei sampai awal Oktober 1908, Budi Utomo merupakan organisasi pelajar dengan intinya pelajar STOVIA. Tujuan organisasi ini dirumuskan secara samarsamar, yaitu kemajuan bagi Hindia, di mana jangkauan geraknya pada penduduk Jawa dan Madura. Dalam waktu singkat di beberapa kota berdiri cabang-cabang Budi Utomo yakni Bogor, Bandung, Yogyakarta, Magelang, Surabaya, danProbolinggo.

Page 25: Terbentuknya kesadaran nasional

H. Samanhudi

b. Sarekat Islam (SI)Pada tahun 1909, Raden Mas Tirtoadisuryo mendirikan perkumpulan dagang di Jakarta dengan nama Sarekat Dagang Islam (SDI). H. Samanhudi seorang pedagang batik dari Laweyan Solo merasa tertarik dengan organisasi dagang ini. Akhirnya ia mendirikan Sarekat Dagang Islam di Solo pada akhir tahun 1911. Tujuannya adalah untuk memajukan agama, dan untuk memperkuat diri bagi golongan pedagang-pedagang Indonesia terhadap pedagang-pedagang Cina.

Page 26: Terbentuknya kesadaran nasional

H.O.S.Cokroaminoto, ketua SI. H. Agus Salim

Pada waktu itu pedagang Cina memegang peranan penting dalam leveransir bahan-bahan yang diperlukan oleh perusahaan batik. Dalam mendirikan Sarekat Dagang Islam di Solo, H. Samanhudi mengajak pedagang-pedagang batik terkenal di antaranya M.Asmodimejo, M. Kertotaruno, M. Sumowerdoyo, dan H.M. Abdulrajak. Organisasi yang baru didirikan tersebut diketuai oleh H. Samanhudi. Berdirinya Sarekat Islam selain didorong oleh faktor ekonomi juga dilandasi oleh faktor agama.

Page 27: Terbentuknya kesadaran nasional

Pada tanggal 10 September 1912, Sarekat Dagang Islam diubah menjadi Sarekat Islam. Hal ini dilakukan atas saran Haji Oemar Said Tjokroaminoto, seorang pelajar Indonesia yang bekerja pada perusahaan dagang di Surabaya. Alasan perubahan nama ini adalah agar perkumpulan itu jangkauannya lebih luas tidak terbatas pada golongan pedagang saja.Tujuan Sarekat Islam sesuai anggaran dasarnya adalah sebagai berikut.1) Memajukan perdagangan.2) Memberikan pertolongan kepada anggota-anggota yang mengalami kesulitan.3) Memajukan kepentingan rokhani dan jasmani dari penduduk asli.4) Memajukan kehidupan agama Islam.

Page 28: Terbentuknya kesadaran nasional

Dalam waktu singkat Sarekat Islam berhasil mendapat anggota di kalangan rakyat banyak sehingga meluas menjadi organisasi massa yang pertama di Indonesia. Hal ini berbeda dengan Budi Utomo yang dalam praktiknya hanya beranggotakan rakyat dari golongan atas. Kongres pertama Sarekat Islam dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 1913 di Surabaya dipimpin oleh H.O.S. Tjokroaminoto. Dalam kongres ini, beliau menerangkan bahwa Sarekat Islam bukan partai politik dan tidak beraksi melawan pemerintah Belanda. Pada waktu itu anggota Sarekat Islam semakin bertambah. Di Jakarta berjumlah kurang lebih 12.000 anggota. Kongres Sarekat Islam kedua dilaksanakan di Solo.Kongres kedua ini memutuskan bahwa Sarekat Islam hanyaterbuka bagi rakyat biasa sedangkan pegawai pangreh prajatidak boleh menjadi anggota. Hal ini dimaksudkan agar Sarekat Islam tetap merupakan organisasi rakyat.

Page 29: Terbentuknya kesadaran nasional

Memasuki tahun 1920 Sarekat Islam pecah menjadi dua yaitu:1. SI yang berpaham Islam, dikenal dengan SI Putih atau golongan kanan. Kelompok ini dipimpin H.O.S. Tjokroaminoto, H. Agus Salim, dan Suryopranoto yang berpusat di Yogyakarta.2. SI yang berpaham Marxisme atau Komunisme, dengan SI Merah atau golongan kiri. Kelompok ini dipimpin Semaun yang berpusat di Semarang. Pada akhir tahun 1921 (dalam kongres keenam) diputuskan adanya disiplin partai yakni larangan anggota SI merangkap dua

keanggotaan partai politik. Dengan demikian kelompok Semaun dapat terdepak dari SI. Pada tahun 1923, kelompok Semaun ini secara resmi diakui sebagai cabang Partai Komunis Indonesia dengan nama Sarikat Rakyat.

Page 30: Terbentuknya kesadaran nasional

Pada tanggal 17-20 Februari 1923, SI menyelenggarakan Kongres Nasional ketujuh di Madiun. Nama SI pada waktu itu diubah menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). Kemudian atas pengaruh dr. Sukiman yang baru pulang dari Belanda, PSI diubah menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Dalam perkembangannya PSII pecah menjadi dua kelompok yakni kelompok Sukiman yang menghendaki PSII menekankan pada asas kebangsaan, dan kelompok HOS Tjokroaminoto yang menekankan pada asas agama. Kelompok Sukiman mendirikan partai baru yakni Partai Islam Indonesia (PARII). Pada tahun 1940, PSII pecah lagi menjadi PSII Kartosuwiryo. Inilah perkembangan Sarekat Islam di mana untuk mencapai tujuannya harus menghadapi berbagai tantangan.

Page 31: Terbentuknya kesadaran nasional

c. Indische Partij (IP)Indische Partij didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912. Pendirinya Dr. E.F.E. Douwes Dekkersebagai ketua sedangkan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) dan dr. Tjipto Mangunkusumo sebagaiwakil ketua. Ketiga tokoh ini kemudian dikenal dengan ”Tiga Serangkai”. Adapun tujuan Indische Partij seperti yang termuat dalam anggaran dasar yaitu membangunkan patriotisme semua ”Indiers” terhadap tanah air. Juga untuk mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka. Untuk mencapai tujuan tersebut ditetapkan cara-cara sebagai berikut :

Page 32: Terbentuknya kesadaran nasional

1. Memelihara nasionalisme dengan cara meresapkan cita-cita kesatuanbangsa Indonesia.2. Memberantas rasa kesombongan rasial.3. Memberantas usaha-usaha untuk membangkitkan kebencian antar-agama.4. Berusaha mendapatkan persamaan hak bagi semua orang Indonesia (Hindia).5. Memperbesar pengaruh pro Hindia (Indonesia) di dalam pemerintahan.6. Memperbaiki ekonomi rakyat Indonesia dengan memperkuat mereka yang lemah ekonominya.

Page 33: Terbentuknya kesadaran nasional

Kembalinya Douwes Dekker dari negeri Belanda tidak banyak berarti bagi perkembangan Partai Insulinde. Pada bulan Juni 1919 partai ini berganti nama menjadi National Indische Partij (NIP), namun partai ini tidak banyak berpengaruh terhadap rakyat. Sedangkan pembebasan hukuman terhadap Suwardi Suryaningrat dilakukan pada bulan Juli 1918. Kemudian ia berjuang di bidang pendidikan dengan mendirikan Taman Siswa. Dari uraian di atas, perjuangan Indische Partij besar sekali pengaruhnya terhadap bangsa Indonesia, antara lain dengan propaganda nasionalisme Hindia dan aksi mencapai kemerdekaan kelak, juga sebagai pembangun semangat, Douwes Dekker sangat berjasa terhadap bangsa Indonesia. Para tokoh Indische Partij berani menanggung risiko sebagai pejuang demi kepentingan bangsa dan negara, bukan untuk kepentingan pribadi atau golongan.

Page 34: Terbentuknya kesadaran nasional

2. Masa Radikal (Tahun 1920 – 1927-an)Perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah pada abad XX disebut masa radikal karena pergerakan-pergerakan nasional pada masa ini bersifat radikal/keras terhadap pemerintah Hindia Belanda. Mereka menggunakan asas nonkooperatif.Organisasi-organisasi yang bersifat radikal adalah:a. Perhimpunan Indonesia (PI)Organisasai ini pada mulanya bernama Indische Vereeniging yang berdiri di negeri Belanda pada tahun 1908. Organisasi ini dipelopori oleh para mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Belanda. PI pada mulanya bergerak di bidang sosial, tahun 1922 namanya diganti menjadi Indonesia Vereeniging.

Page 35: Terbentuknya kesadaran nasional

Tokoh-tokoh pendiri Perhimpunan Indonesia antara lain R.P. Sosro Kartono, R.Husein Djoyodiningrat, R.M Noto Suroto, Notodiningrat, Sutan Kasyayangan Saripada, Sumitro Kolopaking, dan Apituley. Di samping bergerak di bidang sosial, organisasi ini merambah ke dunia politik. Untuk menyalurkan gagasannya mereka menerbitkan majalah Hindia Putra. Kegiatan ini makin radikal setelah tahun 1924 berganti nama Perhimpunan Indonesia (PI).Kemudian majalah Hindia Putra diganti nama menjadi Indonesia Merdeka. Tokohnya yang terkenal terutama Moh. Hatta dan Ahmad Subarjo.

Para pemimpin Perhimpunan Indonesia. Dari kirike kanan: Gunawan Mangunkusumo, Mohammad Hatta, IwaKusumasumantri, Sastro Mulyono, dan R.M. Sartono.

Page 36: Terbentuknya kesadaran nasional

PI banyak menulis artikel perjuangan di Indonesia Merdeka. Perhimpunan Indonesia juga mendatangi kongres-kongres di luar negeri untuk memperoleh dukungan. Perhimpunan Indonesia di bawah pimpinan Moh. Hatta diakui oleh organisasi lain di Indonesia sebagai pelopor dalam perjuangan diplomasi ke luar negeri. Dalam pertemuan-pertemuan yang dihadirinya ditegaskan tentang tuntutan Indonesia merdeka, seperti pada Kongres Liga Demokrasi Internasional pertama di Paris tahun 1926 dan KongresLiga Demokrasi Internasional kedua tahun 1927 di Berlin yang menyokong perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia.

Page 37: Terbentuknya kesadaran nasional

Keyakinan yang dikembangkan untuk mencapai tujuan itu adalah:1.Perlunya persatuan seluruh tanah Indonesia.2.Perlunya mengikutsertakan seluruh tanah air Indonesia.3.Adanya perbedaan kepentingan antara penjajah dan yang dijajah maka tidak mungkin adanya kerja sama (non kooperatif).4.Perlunya kerja sama dan segala cara harus dilakukan untuk memulihkan jiwa dan raga kehidupan bangsa Indonesia yang rusak akibat penjajahan.

Page 38: Terbentuknya kesadaran nasional

Karena kegiatan Perhimpunan Indonesia tidak disukai oleh Belanda, maka pada bulan September 1927 pemimpin-pemimpin Perhimpunan Indonesia ditangkap dan diadili. Pemimpin tersebut antara lain Mohammad Hatta, Nazir Datuk Pamuncak, Ali sastroamidjoyo, dan Abdul Madjid Djojodiningrat. Dalam pengadilan di Deen Haag bulan Maret 1928 Moh Hatta mengajukan pembelaan dengan judul Indonesia Vrij (Indonesia Merdeka). Keempat tokoh tersebut akhirnya dibebaskan karena tidak terbukti bersalah, tetapi Belanda tetap mengawasi dengan ketat kegiatan PerhimpunanIndonesia.

Page 39: Terbentuknya kesadaran nasional

b. Partai Komunis Indonesia (PKI)Ajaran komunis masuk ke Indonesia dibawa oleh orangBelanda, yaitu H.J.F.M. Sneevliet, yang bekerja pada sebuah surat kabar di Semarang. H.J.F.M. Sneevliet mendirikan partai yang berhaluan komunis dengan nama Indische Social Democraties The Vereeniging (ISDV). Namun ternyata, ajaran komunis kurang mendapat respons dari masyarakat, sehingga merubah taktik penyebarluasan pengaruh dengan melakukan penyusupan ke organisasi-organisasi yang telah ada. Salah satu korban penyusupan komunis adalah SI, melalui tokoh Semaun dan Darsono. Akhirnya pada tanggal 23 Mei 1920 dibentuklah organisasi dengan nama Partai Komunist Hindia yang pada bulan Desember tahun yang sama namanya dirubah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).

Page 40: Terbentuknya kesadaran nasional

Pada tanggal 16 Desember 1926 PKI melakukan pemberontakan di berbagai tempat di Pulau Jawa. Tapi berhasil dipadamkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Adapun di Sumatra Barat, pemberontakan PKI baru meletus pada tanggal 1 Januari 1927, tetapi dalam waktu tiga hari pemberontakan tersebut dapat dipadamkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Akibat pemberontakan yang gagal ini pemerintah kolonial makin bertindak keras dan tegas terhadap organisasi-organisasi pergerakan nasional yang ada pada saat itu.

Page 41: Terbentuknya kesadaran nasional

C. Partai Nasional Indonesia (PNI)Organisasi ini semula bernama Perserikatan Nasional Indonesia. PNI berdiri di Bandung pada tangal 4 Juli 1927. Pendirinya adalah Ir. Soekarno, Anwari, Mr. Sartono, Mr. Iskaq Cokroadisuryo, Mr. Sunaryo, M. Budiarto, dan dr. Samsi. Dalam kongres Perserikatan Nasional yang pertama di Surabaya, Perserikatan Nasional Indonesia diubah namanya menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI). Tujuannya adalah mencapai Indonesia Merdeka atas usaha sendiri. Adapun ideologinya adalah marhaenisme, bersifat mandiri, dan nonkooperatif.Tokoh-tokoh PNI di depan gedungpengadilan di Bandung tahun 1930. Ir. Soekarno berdiri ditengah.

Page 42: Terbentuknya kesadaran nasional

Sebagai wadah persatuan politik yang ada di Indonesia pada tanggal 17 Desember 1927 diselenggarakan kongres pertama dengan tujuan agar langkah dan perjuangan partai-partai yang ada seragam. Dalam kongresnya di Surabaya pada tahun 1928 PNI berhasil menyusun program kegiatan dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial.

IR.SUKARNO

Suasana Kongres PNI 1929.

Page 43: Terbentuknya kesadaran nasional

3. Masa Moderat (Tahun 1930-an)Sejak tahun 1930 organisasi-organisasi pergerakan Indonesia mengubah taktik perjuangannya, mereka menggunakan taktik kooperatif (bersedia bekerja sama) dengan pemerintah Hindia Belanda. Sebab-sebab perubahan taktik ini antara lain disebabkan :a. Terjadinya krisis malaise yang melanda dunia.b. Sikap pemerintah kolonial makin tegas dan keras terhadap partai-partai yang ada sebagai dampak PKI yang gagal memberontak.

Organisasi-organisasi yang berhaluan moderat antara lain:

Page 44: Terbentuknya kesadaran nasional

a. Partindo 1931Setelah Ir.Soekarno dan kawan-kawannya ditangkap Belanda, Mr. Sartono dan tokoh PNI yang lepas dari incaran Belanda segera mengadakan kongres luar biasa PNI. Dalam kongres luar biasa ini Mr. Sartono menghendaki PNI dibubarkan dengan alasan agar pergerakan nasional tetap dapat melanjutkan perjuangannya. Setelah PNI bubar Mr. Sartono mendirikan Partai Indonesia (Partindo). Asas Partindo nonkooperatif, mandiri, dan kerakyatan.

Page 45: Terbentuknya kesadaran nasional

b. PNI Baru 1931Dengan dibubarkannya PNI dan berdirinya Partindomenimbulkan penafsiran yang berbeda-beda di kalangan tokoh PNI sendiri. Kelompok Moh. Hatta dan Sutan Syahrir mendirikan partai baru dengan Nama Partai Nasional Baru (PNI) Baru. didirikan di Jogjakarta tahun 1931. Asas PNI Baru nonkooperatif, mandiri, dan kerakyatan. Tujuan PNI Baru lebih menekankan kepada pendidikan kader dan massa untuk meningkatkan semangat kebangsaan dalam perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia.

Page 46: Terbentuknya kesadaran nasional

c. Partai Indonesia Raya (Parindra)Partai ini didirikan oleh dr. Sutomo tahun 1935. Parindra adalah partai peleburan antara Budi Utomo dan PBI.Tujuan Parindra adalah mencapai Indonesia Raya yang muliadan sempurna, karena bersifat kooperatif, maka Parindramempunyai wakil-wakil di Dewan Perwakilan Rakyat (Volksraad). Tokoh Parindra yang duduk di Volkstraad ialah Moh. Husni Tamrin, R. Sukardjo Pranoto, R.P. Suroso, Wiryoningrat, dan Mr. Susanto Tirtoprodjo.Usaha-usaha yang dilakukan Parindra antara lain:1) Membentuk usaha rukun tani.2) Mendirikan organisasi rukun tani.3) Membentuk serikat pekerja.4) Menganjurkan rakyat agar menggunakan barang-barangproduk sendiri dan lain-lain.

Page 47: Terbentuknya kesadaran nasional

d. Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)Gerindo berdiri di Jakarta pada tanggal 24 Mei 1937 sebagai akibat bubarnya Partindo. Adapun yang menjabat sebagai ketuanya adalah Adnan Kapau Ghani (A. K. Ghani). Adapun anggota Gerindo di antaranya adalah anggota-anggota Partindo, yaitu Mr. Moh Yamin, Mr. Amir Syarifudin, Mr. Sartono, S. Mangunsarkoro, Mr.Wilopo, dan Nyonopranoto. Tujuan Gerindo adalah tercapainya Indonesia merdeka. Sikap Gerindo yaitu kooperatif.

Page 48: Terbentuknya kesadaran nasional

e. Gabungan Politik Indonesia (Gapi)Berdirinya Gabungan Politik Indonesia (Gapi) disebabkan adanya penolakan petisi Sutarjo dan gentingnya situasi internasional menjelang pecahnya Perang Dunia II. Gapi bukanlah sebuah partai, hanya sebuah wadah kerja sama partai-partai. Gapi berdiri tanggal 21 Mei 1939. Partai-partai yang tergabung dalam Gapi : Gerindo, Parindra, Pasundan, Persatuan Minahasa, PSII dan Persatuan Partai Katholik (PPK).

Page 49: Terbentuknya kesadaran nasional

Gapi menuntut hak untuk menentukan nasib dan pemerintahan sendiri. Pada kongres yang pertama tanggal 4 Juli 1939 Gapi menuntut Indonesia berparlemen. organisasi kepemudaan dan keagamaan lainnya yang ada dan berkembang pada masa moderat antara lain :a. Pergerakan Tarbiyah Islamiyah (Perti) tahun 1928.b. Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) tahun 1937)c. Jong Islamieten Bond.d. Sumatra Thawalib, yang lahir di Minangkabau tahun 1918.e. Persatuan Pemuda Kristenf. Persatuan Pemuda Katholik.

Page 50: Terbentuknya kesadaran nasional

f. Nahdatul Ulama

Pendiri NU adalah K.H. Hasyim Asy’ari dari PondokPesantren Tebu Ireng. NU berdiri pada tanggal 31 Januari 1926. NU bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan budaya. Tujuannya adalah mencerdaskan umat Islam dan menegakkan syariat agama Islam berdasarkan Mazhab Syafi’i. Selain bergerak dalam bidang agama pendidikan, sosial, dan budaya NU juga bergerak dalam bidang politik. Hal tersebut dapat dilihat dari kegiatannya yaitu mendorong kepada rakyat untuk memperoleh kemerdekaan. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1946 NU menyatakan sebagai organisasi sosial politik.

Page 51: Terbentuknya kesadaran nasional

g. MuhammadiyahMuhammadiyah didirikan pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijjah1330 H) di Yogyakarta oleh K.H. Ahmad Dahlan. Tujuan yang ingin dicapai adalah memajukan pengajaran berdasarkan agama, memajukan pengertian ilmu agama dan hidup menurut peraturan agama.

KH.AHMAD DAHLAN.

Page 52: Terbentuknya kesadaran nasional

Muhammadiyah merupakan organisasi Islammodern yang bergerak di berbagai bidang kehidupan. Cara-cara untuk mencapai tujuan itu adalah mendirikan, memelihara, menyokong sekolah-sekolah berdasarkan agama Islam, mendirikan dan memelihara masjid dan langgar, dan sebagainya. Jadi Muhammadiyah merupakan perkumpulan yang bergerak di bidang sosial, pendidikan dan keagamaan. Pemerintah kolonial Belanda tidak melarang perkumpulan ini karena tidak bersifat menentang.

Page 53: Terbentuknya kesadaran nasional

4.Peran manifesto politik 1925, Konggres Pemuda Konggres Perempuan Pertama dalam 1928 dan roses pembentukan identitas kebangsaan

Indonesia.

4.1. Peran manifesto politik 1925 dalam proses pembentukan identitas kebangsaan Indonesia.

Pada tahun 1908 di negeri Belanda berdirilah organisasi Indische Vereenlging. Organisasi ini didirikan para mahasiswa yang belajar di negeri Belanda. Mereka itu adalah Sutan Kasayangan Sorlpada, R.N. Noto Suroto, R.P. Sosrokartono,R. Husein Djayadiningrat, Notodiningrat, Sumitro Kolopaking, dan dr. Apituley.

Page 54: Terbentuknya kesadaran nasional

Tujuan organisasi ini adalah memajukan kepentingan-kepentingan bersama dari orang-orang yang berasal dari Indonesia, maksudnya orang-orang pribumi dan nonpribumi bukan Eropa di negeri Belanda.Pada mulanya organisasi ini bersifat sosial budaya, namun sejak berakhirnya Perang Dunia I perasaan anti kolonialisme dan imperialisme tokoh-tokoh Indische Vereeniging semakin menonjol. Mereka mengubah suasana dan semangat kegiatan organisasi ke dalam bidang politik. Hal ini dipengaruhi oleh kedatangan tiga tokoh Indische Partij yang dibuang Belanda yakni Dr. Cipto Mangunkusumo, R.M. Suwardi Suryaningrat, dan E.F.E. Douwes Dekker, yang berjiwa Nasionalis.

Page 55: Terbentuknya kesadaran nasional

Gambar, Douwes Dekker

Paham nasionalisme semula berkembang di Eropa. Nasionalisme pada hakikatnya merupakan kesetiaan manusia sebagai warga negara pada kepentingan bangsanya. Nasionalisme dapat diartikan sebagai perasaan cinta terhadap bangsa dan tanah airnya yang ditimbulkan oleh perasaan tradisi (sejarah, agama, bahasa, kebudayaan, pemerintahan, tempat tinggal) dan keingingan untuk mempertahankan serta mengembangkan tradisi sebagai milik bersama. Manifesto politik Perhimpunan Indonesia yang lahir di negeri Belanda juga tidak terlepas dari jiwa nasionalisme mahasiswa Indonesia yang belajar di Eropa.

Page 56: Terbentuknya kesadaran nasional

Manifesto politik adalah suatu pernyataan terbuka tentang tujuan dan pandangan seseorang atau suatu kelompok terhadap masalah negara. Pada masa pergerakannasional, Perhimpunan Indonesia mengeluarkan pernyataan politik yang berkaitan dengan nasib dan masa depan bangsanya. Pernyataan politik ini amat penting artinyabagi terwujudnya Indonesia merdeka yang didengar dan didukung oleh dunia Internasional. Konsep-konsep manifesto politik Perhimpunan Indonesia sebenarnyatelah dimunculkan dalam Majalah Hindia Poetra, edisi Maret 1923. Akan tetapi, Perhimpunan Indonesia baru menyampaikan manifesto politiknya secara tegas padaawal tahun 1925 yang kemudian dikenal sebagai Manifesto Politik 1925.

Page 57: Terbentuknya kesadaran nasional

Pada tahun 1924 nama majalah Hindia Poetra diubah menjadi Indonesia Merdeka. Kemudian tahun 1925 dipakailah nama baru organisasi Indonesische Vereeniging menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Kegiatan organisasi PI ini semakin tegas dalam bidang politik.Dengan bertambahnya mahasiswa yang belajar di negeri Belanda, maka bertambah pulalah kekuatan organisasi PI. Pada permulaan tahun 1925 dibuatlah suatu Anggaran Dasar baru yang merupakan penegasan lebih jelas dari perjuangan PI. Pada saat itu PI di bawah pimpinan Dr. Sukiman Wiryosanjoyo. Anggaran Dasar baru itu merupakan manifesto politik, di dalamnya dimuat prinsip-prinsip yang harus dilaksanakan oleh gerakan kebangsaan untuk mencapai kemerdekaan.

Page 58: Terbentuknya kesadaran nasional

Cita-Cita Perhimpunan Indonesia tertuang dalam 4 pokok ideologi dengan memperhatikan masalah sosial, ekonomi dengan menempatkan kemerdekaan sebagai tujuan politik yang dikembangkan sejak tahun 1925 dirumuskan sebagai berikut :1. Kesatuan Nasional : mengesampingkan perbedaan-perbedaan sempit seperti yang berkaitan dengan kedaerahan, serta perlu dibentuk suatu kesatuan aksi untuk melawan Belanda untuk menciptakan negara kebangsaan Indonesia yang merdeka dan bersatu.2. Solidaritas : terdapat perbedaan kepentingan yang sangat mendasar antara penjajah dengan yang dijajah (Belanda dengan Indonesia). Oleh karena itu haruslah mempertajam konflik antara orang kulit putih dan sawo matang tanpamelihat perbedaan antara orang Indonesia.

Page 59: Terbentuknya kesadaran nasional

3 Non-kooperasi : harus disadari bahwa kemerdekaan bukanlah hadiah, oleh karena itu hendaknya dilakukan perjuangan sendiri tanpa mengindahkan lembaga yang telah ada yang dibikin oleh Belanda seperti Dewan PerwakilanKolonial (Volksraad). 4. Swadaya : perjuangan yang dilakukan haruslah mengandalkan kekuatan diri sendiri. Dengan demikian perlu dikembangkan struktur alternatif dalam kehidupan nasional, politik, sosial, ekonomi, hukum yang kuat berakar dalammasyarakat pribumi dan sejajar dengan administrasi kolonial.

Dalam rangka merealisasikan keempat pikiran pokok berupa ideologi.

Page 60: Terbentuknya kesadaran nasional

Dalam deklarasi tersebut ditekankan pula pokok-pokok, seperti ide unity (kesatuan), equality (kestaraan), dan liberty (kemerdekaan). Perhimpunan Indonesia berusaha menggabungkan semua unsur tersebut sebagai satu kebulatan yang belum pernah dikembangkan oleh organisasi-organisasi sebelumnya. Perhimpunan Indonesia percaya bahwa semua orang Indonesia dapat menerima dan menciptakan gerakan yang kuat dan terpadu untuk memaksakan kemerdekaan kepada pihak Belanda. Pernyataan di atas merupakan cita-cita Perhimpunan Indonesia yang mengandung 4 pokok ideologi yang dikembangkan sejak tahun 1925. Empat pokok ideologi tersebut meliputi kesatuan nasional, solidaritas,nonkooperasi, dan swadaya. Dan di sinilah dapat kita Iihat bahwa Perhimpunan Indonesia merupakan sebuah organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia.

Page 61: Terbentuknya kesadaran nasional

4.2. Peran Kongres Pemuda 1928 dalam proses pembentukan identitas kebangsaan Indonesia.

Sejak berdirinya Budi Utomo (20 Mei 1908) maka muncullah organisasiorganisasl pergerakan kebangsaan di berbagal daerah. Di antaranya organisasi pemuda Tri Koro Dharmo (7 Maret1915) yang dldlrikan di Jakarta oleh Dr. R. SatimanWiryosanjoyo, Kadarman dan Sunardi. Tujuan organisasi ini adalah mencapai Jawa-Raya dengan jalan lain memperkokoh persatuan antara pemuda Jawa, Sunda, dan Madura. Untuk menghindari perpecahan maka pada waktu kongres di Solo ditetapkan bahwa mulai tanggal 12 Juni 1918 namanya diubah menjadi Jong Java.

Page 62: Terbentuknya kesadaran nasional

Jong Java bertujuan mendidik para anggotanya supaya kelak ia dapat menyumbangkan tenaganya untuk pembangunan Jawa-Raya dengan jalan mempererat persatuan, menambah pengetahuan anggota, serta berusaha menumbuhkan rasa cinta akan budaya sendiri. Dalam perkembangannya, ternyata Jong Java juga ikut berpolitik.Seiring dengan berdirinya Jong Java, berdiri pula perkumpulan-perkumpulan pemuda bersifat kedaerahan, seperti Pemuda Pasundan, Jong Sumateranen Bond,Jong Minahasa, Jong Batak, Jong Ambon, dan Jong Celebes (Sulawesi). Semua organisasi kepemudaan ini bercita-cita ke arah kemajuan Indonesia terutama memajukan budaya dan daerahnya masing-masing.

Page 63: Terbentuknya kesadaran nasional

Wisma Indonesia, tempat dilaksanakannya Kongres Pemuda IIpada tanggal 28 Oktober 1928. Wisma Indonesia terletak di Peserta Kongres Pemuda Indonesia bulan Oktober 1928 di Jakarta Jl. Kramat Raya No. 106, Jakarta Pusat.

Dengan munculnya perkumpulan-perkumpulan ini ternyata terdapat benih-benih yang dapat disatukan ke arah persatuan bangsa Indonesia. Oleh karena itu pemuda Indonesia merasa, perlu membentuk suatu wadah untuk menyamakan langkah dalam mencapai tujuan. Wadah kegiatan itulah yang dikenal dengan Kongres Pemuda yang disebut juga dengan nama Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda yang kemudian dikenal sebagai sebuah tonggak dalam sejarah Indonesia tidak dapat dilepaskan dari organisasi kepemudaan seperti Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI).

Page 64: Terbentuknya kesadaran nasional

Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia ini yangmendapat dukungan dari organisasi kepemudaan yang lain sepertiJong Java, Jong Sumatera dan sebagainya dengan penuh keyakinan ingin mencapai tujuannya yaitu persatuan Indonesia. Organisasi yang bernama Jong Indonesia yang didirikan pada Februari 1927 ini kemudian mengganti nama menjadi Pemuda Indonesia. Para anggotanya terdiri dari murid-murid yang berasal dari AMS, RHS, dan Stovia.Dalam perjalanannya para pemuda ini menginginkan suatu upaya penyatuan peletakan dasar untuk kemerdekaan dengan menentang ketidakadilan yang dialami selama masa penjajahan. Pertemuan awalnya dimulai 15 Nopember 1925 dengan membentuk panitia Kongres Pemuda Pertama yang bertugas menyusun tujuan kongres.

Page 65: Terbentuknya kesadaran nasional

a. Kongres Pemuda (30 April – 2 Mei 1926)1.Tempat kongres di Jakarta2.Tujuan kongres: menanamkan semangat kerjasama antara perkumpulan pemuda di Indonesia untuk menjadi dasar bagi persatuan Indonesia.b. Kongres Pemuda IIKongres ini berlangsung di Gedung Indonesische Club, di Jalan Kramat Raya 106 Jakarta, pada tanggal 27 – 28 Oktober 1928. Kongres ini terlaksana atas inisiatif dari PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia) dan Pemuda Indonesia. Ketua kongres ini adalah Sugondo Joyopuspito. Keputusan-keputusan Kongres Pemuda II sebagai berikut:1. Mengucapkan ikrar Sumpah Pemuda.2. Menetapkan lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan.3. Menetapkan sang Merah Putih sebagai bendera Indonesia.4. Melebur semua organisasi pemuda menjadi satu dengan nama Indonesia Muda.

Page 66: Terbentuknya kesadaran nasional

5. Diikrarkannya “Sumpah Pemuda” oleh semua wakil pemuda yang hadir. Isi Ikrar Sumpah Pemuda :1. Kami putra dan putri Indonesia, mengakui bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.2. Kami putra dan putri Indonesia, mengakui berbangsa satu, bangsa Indonesia.3. Kami putra dan putri Indonesia, mengakui menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Sumpah Pemuda amat berpengaruh bagi upaya mencapai lndonesia merdeka. Partai-partai yang ada segera menyesualkan diri dengan cita-cita pemuda. Semangat persatuan dan kesatuan bangsa yang telah menjiwai partai-partai di Indonesia itu diwujudkan dalam wadah baru bernama Gabungan Poitik Indonesia (GAPI). Demikian pula beberapa perkumpulan wanita yang kemudian bergabung dalam Perikatan Perhimpunan Isteri Indonesia, juga semua, organisasi kepanduan yang membentuk persatuan dengan nama Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI).

Page 67: Terbentuknya kesadaran nasional

4.3.Kongres Perempuan Pertama dalam proses pembentukan identitas kebangsaan Indonesia.

Page 68: Terbentuknya kesadaran nasional

Kongres Perempuan IndonesiaPerkembangan organisasi wanita di Indonesia sebagai berikut.a. Pada tahun 1912 berdiri organisasi wanita yang pertama bernama Putri Mardika, yang merupakan bagian dari Budi Utomo. Putri Mardika mendampingi para perempuan dalam pendidikan, memberikan beasiswa, dan menerbitkan majalah sendiri.b. Pada tahun 1913 di Tasikmalaya berdiri organisasi Keutamaan Istri yang menaungi sekolah- sekolah yang didirikan oleh Dewi Sartika.c. Atas inisiatif Ny. Van Deventer berdirilah Kartini Fonds. Salah satu usaha Kartini Fonds adalah mendirikan sekolah-sekolah yang disebut Sekolah Kartini di berbagai kota seperti Batavia, Cirebon, Semarang, Madiun, dan Surabaya.

Page 69: Terbentuknya kesadaran nasional

d. Pada tahun 1914 di Kota Gadang, Bukittinggi, Sumatra Barat,Rohkna Kudus mendirikan Kerajinan Amal Setia. Salah satuusahanya adalah mendirikan sekolah-sekolah untuk wanita.e. Pada tahun 1917, Siti Wardiah, istri Ahmad Dahlan mendirikanAisyiah sebagai bagian dari Muhammadiyah.f. Organisasi wanita lainnya yang merupakan pengembangan dariorganisasi pria (pemuda) antara lain:1) Sarekat Putri Islam (dari Sarekat Islam).2) Ina Tuni (dari Jong Ambon).3) Jong Java Meisjekring (dari Jong Java).4) Jong Islami Bond Dames Afeiding (dari Jong Islami).Adapun tokoh-tokoh wanita Indonesia yang dengan gigihberusaha memperjuangkan derajat dan emansipasi wanita antaralain:a. RA Kartini (1879–1904).b. Raden Dewi Sartika (1884–1947).c. Maria Walanda Maramis (1872–1924).

Page 70: Terbentuknya kesadaran nasional

a. Kongres Perempuan Indonesia IPada tanggal 22 Agustus 1928 di Jogjakarta diselenggarakanKongres Perempuan Indonesia I diikuti berbagai wakil organisasi wanita di antaranya Ny. Sukamto, Ny. Ki Hajar Dewantara, dan Nona Suyatin. Kongres berhasil membentuk Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI) dan berhasil merumuskan tujuan mempersatukan cita-cita dan usaha memajukan wanita Indonesia serta mengadakan gabungan atau perikatan di antara perkumpulan wanita. Pada tangal 28–31 Desember 1929 PPI mengadakankongres di Jakarta dan mengubah nama PPI menjadi PPII(Perserikatan Perhimpunan Istri Indonesia).

Page 71: Terbentuknya kesadaran nasional

b. Kongres Perempuan Indonesia IITanggal 20–24 Juli 1935 diadakan Kongres Perempuan Indonesia II di Jakarta dipimpin oleh Ny. Sri Mangunsarkoro. Kongres tersebut membahas masalah perburuhan perempuan, pemberantasan buta huruf, dan perkawinan.c. Kongres Perempuan Indonesia IIIKongres Perempuan III berlangsung di Bandung tanggal 23– 28 Juli 1938 dipimpin oleh Ny. Emma Puradireja, membicarakan hak pilih dan dipilih bagi wanita di badan perwakilan. Dalam kongres tersebut disetujui RUU tentang perkawinan modern yang disusun oleh Ny. Maria Ulfah, dan disepakati tanggal lahir PPI 22 Desember sebagai Hari Ibu.

Page 72: Terbentuknya kesadaran nasional

s e k i a n

Selamat bertemu pada materi selanjutnya…………………