Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar orang beranggapan bahwa rehabilitasi merupakan kegiatan exyramural dari pengobatan pasien mental sehingga selalu diorentasikan pada pekerjaan dan masalah- masalah social saja,hal tersebut tentunya kurang sesuai dengan tuntutan dan perkembangan psikiatri modern.Dengan adanya kemajuan dibidang psiko-farmakai dimana telah ditemukan berbagai jenis obat yang dapat mempercepat hilangnya/kurang gejala-gejala psikiatrik,maka bentuk pelayanan rehabilitasi juga harus disesuaikan dengan kemajuan tersebut maka perlu disusun kegiatan yang diberikan pada para rehabilitan yang sesuai ketika mereka dirawat di Rumah Sakit Jiwa.Upaya Rehabilitasi pasien mental di Indonesia mulai dirintis pada tahun 1969 dan berkembang sampai sekarang ini. Menurut L.E.Hinsie dan RJ.Cambell pengertian rehabilitasi dalam psychiatric Dictionary adalah segala tindakan fisik,penyesuaian psikososial dan latihan vokasional sebagai usaha untuk memperoleh fungsi dan penyesuaian diri secara maksimal dan untuk mempersiapkan pasien secara fisik,mental,dan vokasional untuk suatu kehidupan penuh sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuan yang ditunjukkan ke arah mencapai perbaikan fisik sebesar-besarnya, penempatan vokasional sehingga dapat bekerja dengan kapasitas maksimal, penyesuaian diri dalam hubungan perseorangan dan sosial secara 1
30

Terapi Okupasi Print

Dec 18, 2014

Download

Documents

Yogi Rockfaster
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Terapi Okupasi Print

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

      Sebagian besar orang beranggapan bahwa rehabilitasi merupakan kegiatan

exyramural  dari pengobatan pasien mental sehingga selalu diorentasikan pada pekerjaan dan

masalah-masalah social saja,hal tersebut tentunya kurang sesuai dengan tuntutan dan

perkembangan psikiatri modern.Dengan adanya kemajuan dibidang psiko-farmakai dimana

telah ditemukan berbagai jenis obat yang dapat mempercepat hilangnya/kurang gejala-gejala

psikiatrik,maka bentuk pelayanan rehabilitasi juga harus disesuaikan dengan kemajuan

tersebut maka perlu disusun kegiatan yang diberikan pada para rehabilitan yang sesuai ketika

mereka dirawat di Rumah Sakit Jiwa.Upaya Rehabilitasi pasien mental di Indonesia mulai

dirintis pada tahun 1969 dan berkembang sampai sekarang ini.

Menurut L.E.Hinsie dan RJ.Cambell pengertian rehabilitasi dalam psychiatric

Dictionary adalah segala tindakan fisik,penyesuaian psikososial dan latihan vokasional

sebagai usaha untuk memperoleh fungsi dan penyesuaian diri secara maksimal dan untuk

mempersiapkan pasien secara fisik,mental,dan vokasional untuk suatu kehidupan penuh

sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuan yang ditunjukkan ke arah mencapai

perbaikan fisik sebesar-besarnya, penempatan vokasional sehingga dapat bekerja dengan

kapasitas maksimal, penyesuaian diri dalam hubungan perseorangan dan sosial secara

memuaskan sehingga dapat berfungsi sebagai warga masyarakat yang berguna.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud terapi okupasi?

2. Apa tujuan terapi okupasi

3. Bagaimana jenis-jenis dan tahap-tahap terapi okupasi

4. Bagaimana pelaksanaan terapi okupasi

C. Tujuan

1. Untuk lebih memahami tentang terapi Okupasi

2. Untuk lebih memahami tentang tujuan terapi Okupasi

3. Untuk lebih memahami tentang jenis-jenis dan tahap-tahap terapi Okupasi

4. Untuk lebih memahamipelaksanaan terapi okupasi

D. Manfaat

1. Agar lebih memahami tentang terapi Okupasi

1

Page 2: Terapi Okupasi Print

2. Agar lebih memahami tentang tujuan terapi Okupasi

3. Agar lebih memahami tentang jenis-jenis dan tahap-tahap terapi Okupasi

4. Agar lebih memahami pelaksanaan terapi okupasi

2

Page 3: Terapi Okupasi Print

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Terapi Okupasi dan Rehabilitasi Medik

a. Terapi Okupasi adalah salah satu jenis terapi kesehatan yang merupakan bagian dari

rehabilitasi medis. Penekanan terapi ini adalah pada sensomotorik dan proses

neurologi dengan cara memanipulasi, memfasilitasi dan menginhibisi lingkungan,

sehingga tercapai peningkatan, perbaikan dan pemeliharaan kemampuan anak.

b. Terapi okupasi adalah terapi untuk membantu seseorang menguasai keterampilan

motorik halus dengan lebih baik. Keterampilan motorik halus adalah kemampuan

seseorang untuk melakukan sesuatu dengan otot-otot kecil yang ada di dalam tangan.

Contoh kemampuan motorik halus :

1. menulis dan menggambar

2. mewarnai

3. menggunting dan menempel

4. mengancing baju

5. mengikat tali sepatu

6. melipat, dll

c. Kegiatan terapi okupasi adalah profesi kesehatan yang menolong individu yang

mempunyai kelainan/kecacatan fisik dan atau mental baik yang bersifat

sementara/menetap dengan menggunakan aktifitas yang disesuaikan untuk membantu

pemulihan fungsi fisik, mental ataupun sosial secara optimal dibidang perawatan diri,

produktifitas dan yang bersifat rekreasi/menyenangkan.

B. Fungsi dan Tujuan Terapi Okupasi

Terapi okupasi bertujuan untuk membantu anak mengembangkan potensinya secara

optimal. Melalui terapi okupasi, anak belajar untuk melakukan kegiatan sehari-hari (day

living activities), misalnya memakai pakaian, makan sendiri, menggunakan gunting,

pensil, menalikan tali sepatu, dan bermain dengan teman. Termasuk juga belajar untuk

percaya diri dalam menentukan pilihan dan memutuskan sesuatu.

Okupasi terapi adalah terapan medic yang terarah bagi pasien fisik maupun mental

dengan menggunakan aktivitas sebagai media terapi dalam rangka memulihkan kembali

3

Page 4: Terapi Okupasi Print

fungsi seseorang sehingga dia dapat mandiri semaksimal mungkin. Aktivitas tersebut

adalah berbagai macam kegiatan yang direncanakan dan disesuaikan dengan tujuan

terapi. Pasien yang dikirimkan oleh dokter, untuk mendapatkan okupasi terapi adalah

dengan maksud sebagai berikut:

1. Terapi khusus untuk pasien mental/jiwa

a. Menciptakan suatu kondisitertentu sehingga pasien dapat mengembangkan

kemampuannya untuk dapat berhubungan dengan orang lain dan masyarakat

sekitarnya.

b. Membantu dalam melampiaskan gerakan-gerakan emosi secara wajar dan

produktif.

c. Membantu menemukan kemampuan kerja yang sesuai dengan bakat dan

keadaannya.

d. Membantu dalam pengumpulan data guna penegakan diagnose dan penetapan

terapi lainnya.

2. Terapi khusus untuk mengembalikan fungsi fisik, meningkatkan ruang gerak sendi,

kekuatan otot dan koordinasi gerakan.

3. Mengajarkan aktivitas kehidupan sehari-hari seperti makan, berpakaian, belajar

menggunakan fasilitas umum (telpon, televisi dan lain-lain), baik dengan maupun

tanpa alat bantu, mandi yang bersih, dan lain-lain.

4. Membantu pasien untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaan rutin di rumahnya, dan

memberi saran penyederhanaan (siplifikasi) ruangan maupun letak alat-alat kebutuhan

sehari-hari.

5. Meningkatkan toleransi kerja, memelihara dan meningkatkan kemampuan yang masih

ada.

6. Menyediakan berbagai macam kegiatan untuk dijajaki oleh pasien sebagai langkah

dalam pre-cocational training. Dari aktivitas ini akan dapat diketahui kemampuan

mental dan fisik, kebiasaan kerja, sosialisasi, minat, potensi dan lain-lainnya dari si

pasien dalam mengarahkannya kepekerjaan yang tepat dalam latihan kerja.

4

Page 5: Terapi Okupasi Print

7. Membantu penderita untuk menerima kenyatan dan menggunakan waktu selama masa

rawat dengan berguna.

8. Mengarahkan minat dan hoby agar dapat digunakan setelah kembali ke keluarga.

Program okupasiterapi adalah bagian dari pelayanan medik untuk tujuan rehabilitasi total

seseorang pasien melalui kerja sama dengan petugas lain dirumah sakit. Dalam

pelaksanaan okupasiterapi keliahatannya akan banyak overlapping dengan terapi lainnya,

sehingga dibutuhkan adanya kerjasama yang terkoordinir dan terpadu.

C. Peranan okupasi terapi/pekerjaan untuk terapi

Aktivitas dipercayai sebagai jembatan antara batin dan dunia luar. Melalui aktivitas

manusia dihubungkan deengan lingkungan, kemudian mempelajarinya, mencoba

keterampilan atau pengetahuan, mengekspresikan perasaan, memenuhi kebutuhan fisik

maupun emosi, mengembangkan kemampuan, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan

hidup. Potensi tersebutlah yang digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan

okupasiterapi, baik bagi penderita fisik maupun mental. Aktivitas dalam okupasiterapi

digunakan sebagai media baik untuk evaluasi, diagnosis, terapi, maupun rehabilitasi.

Dengan mengamati dan mengevaluasi pasien waktu mengerjakan suatu aktivitas dan

dengan menilai hasil pekerjaan dapat ditentukan arah terapi dan rehabilitasi selanjutnya

dari pasien tersebut. Penting untuk diingat bahwa aktivitas dalam okupasiterapi tidak

untuk menyembuhkan, tetapi hanya sebagai media. Diskusi yang terarah setelah

penyelesaian suatu aktivitas adalah sangat penting karena dalam kesempatan tersebutlah

terapis dapat mengarahkan pasien. Melalui diskusi tersebutlah pasien belajar mengenal

dan mengatasi persoalannya. Melalui aktivitas pasien diharapkan akan berkomunikasi

lebih baik untuk mengekpresikan dirinya. Melalui aktivitas kemampuan pasien akan

dapat diketahui baik oleh terapi maupun oleh pasien itu sendiri. Dengan menggunakan

alat-alat atau bahan-bahan dalam melakukan suatu aktivitas pasien akan didekatkan

dengan kenyataan terutama dalam hal kemampuan dan kelemahannya.

Mengerjakan suatu aktivitas dalam kelompok akan dapat merangsang terjadinya intraksi

diantara anggota yang berguna dalam meningkatkan sosialisasi, dan menilai kemampuan

diri masing-masing dalam hal keefisiensiannya berhubungan dengan orang lain.

5

Page 6: Terapi Okupasi Print

D. Aktivitas

Aktivitas yang digunakan dalam okupasi terapi sangat dipengaruhi oleh konteks

terapi secara keseluruhan, lingkungan, sumber yang tersedia, dan juga oleh kemampuan si

terapis sendiri (pengetahuan, keterampilan, minat dan kreativitasnya).

1. Jenis

Jenis aktivitas dalam okupasiterapi adalah :

a. Latihan gerak badan

b. Olahraga

c. Permainan

d. Kerajinan tangan

e. Kesehatan, kebersihan, dan kerapihan pribadi

f. Pekerjaan sehari-hari (aktivitas kehidupan sehari-hari)

g. Praktik pre-vokasional

h. Seni (tari, musik, lukis, drama, dan lain-lain)

i. Rekreasi (tamasya, nonton bioskop/drama, pesta ulang tahun dan lain-lain.

j. Diskusi dengan topik tertentu (berita surat kabar, majalah, televise, radio atau

keadaan lingkungan), dan lain- lain.

2. Karakteristik aktivitas

Aktivitas dalam okupasiterapi adalah segala macam aktivitas yang dapat

menyibukan seseorang secara produktif yaitu sebagai suatu media untuk belajar dan

berkembang, sekaligus sebagai sumber kepuasaan emosional maupun fisik. Oleh

karena itu setiap aktivitas yang digunakan dalam okupasi terapi harus mempunyai

karakteristik sebagai berikut :

a. Setiap gerakan harus mempunyai alasan dan tujuan terapi yang jelas. Jadi bukan

hanya sekedar menyibukan pasien

b. Mempunyai arti tertentu bagi pasien, artinya dikenal oleh atau ada hubungannya

dengan pasien.

c. Pasien harus mengerti tujuan mengerjakan kegiatan tersebut, dan apa

kegunaannya terhadap upaya penyembuhan penyakitnya.

d. Harus dapat melibatkan pasien secara aktif walaupun minimal.

6

Page 7: Terapi Okupasi Print

e. Dapat mencegah lebih beratnya kecacatan atau kondisi pasien, bahkan harus dapat

meningkatkan atau setidak-tidaknya memelihara koondisinya.

f. Harus dapat member dorongan agar si pasien mau berlatih lebih giat sehingga

dapat mandiri.

g. Harus sesuai dengan minat, atau setidaknya tidak dibenci olehnya.

h. Harus dapat dimodifikasi untuk tujuan peningkatan atau penyesuaian dengan

dengan kemampuan pasien

Faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih aktivitas :

a. Apakah bahan yang digunakan merupakan yang mudah dikontrol, ulet, kasar,

kotor, halus dan sebagainya.

b. Apakah aktivitas rumit atau tidak

c. Apakah perlu dipersiapkan sebelum dilaksanakan

d. Cara pemberian instruksi bagaimana

e. Bagaimana kira-kira setelah hasil selesai

f. Apakah perlu pasien membuat keputusan

g. Apakah perlu konsentrasi

h. Interaksi yang mungkin terjadi apakah menguntungkan

i. Apakah diperlukan kemampuan berkomunikasi

j. Berapa lama dapat diselesaikan

k. Apakah dapat dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat disesuaikan dengan

kemampuan dan keterampilan pasien, dan sebagainya.

3. Analisa aktivitas

Untuk dapat mengenal karakteristik maupun potensi atau aktivitas dalam rangka

perencanaan terapi, maka aktivitas tersebut harus dianalisa terlebih dahulu. Hal-hal

yang perlu dianalisa adalah sebagai berikut:

a. Jenis aktivitas

b. Maksud dan tujuan penggunaan aktivitas tersebut (sesuai dengan tujuan terapin)

c. Bahan yang digunakan:

1) Khusus atau tidak

2) Karakteristik bahan:

a) Mudah ditekuk atau tidak

b) Mudah dikontrol atau tidak

7

Page 8: Terapi Okupasi Print

c) Menimbulkan kekotoran atau tidak

d) Licin atau tidak

Rangsangan yang dapat ditimbulkan:

a) Taktil

b) Pendengaran

c) Pembauan

d) Penglihatan

e) Perabaan

f) Gerakan sendi, dan sebagainya

3) Warna

Macam-macamnya, namanya, dan banyaknya

d. Bagian-bagian aktivitas

1) Banyaknya bagian

2) Rumit atau sederhana

3) Apakah membutuhkan pengulangan

4) Apakah membutuhkan perhitungan matematika

e. Persiapan pelaksanaan:

1) Apakah harus dipersiapkan terlebih dahulu

2) Apakah harus ada contoh atau cukup dengan lisa

3) Apakah bahan telah tersedia atau harus dicari terlebih dahulu

4) Apakah ruangan untuk melaksanakan harus diatur

f. Pelaksanaan

Apakah dalam pelaksanaan tugas ini perlu adanya:

1) Konsentrasi

2) Ketangkasan

3) Rasa social diantara pasien

4) Kemampuan mengatasi masalah

5) Kemampuan bekerja sendiri

6) Toleransi terhadap frustasi

7) Kemampuan mengikuti instruksi

8) Kemampuan membuat keputusan

g. Apakah aktivitas tersebut dapat merangsang timbulnya interaksi diantara mereka

h. Apakah aktivitas tersebut membutuhkan konsentrasi, ketangkasan, inisiatif,

8

Page 9: Terapi Okupasi Print

penilaian, ingatan, komprehensi, dan lain-lain.

i. Apakah aktivitas tersebut melibatkan imajinasi, kreativitas, pelampiasan emosi

dan lai-lain.

j. Apakah ada kontra indikasi untuk pasien tertentu. Dalam hal ini harus bertindak

hati- hati, karena dapat berbahaya bagi pasien maupun sekelilingnya (misalnya

untuk pasien dengan paranoid sangat riskan memberikan benda tajam)

k. Yang penting lagi adalah apakah disukai oleh pasien

E. Indikasi Untuk Okupasiterapi

1. Seseorang yang kurang berfungsi dalam kehidupannya karena kesulitan-kesulitan

yang dihadapi dalam pengintegrasian perkembangan psikososialnya.

2. Kelainan tingkah laku yang terlihat dalam kesulitannya berkomunikasi dengan orang

lain.

3. Tingkah lau tidak wajar dalam mengekpresikan perasaan atau kebutuhan yang

primitive.

4. Ketidak mampuan menginterprestasikan rangsangan sehingga reaksinya terhadap

rangsangan tersebut tidak wajar pula.

5. Terhentinya seseorang dalam fase pertumbuhan tertentu atau seseorang yang

mengalami kemunduran.

6. Mereka yang lebih mudah mengekspresikan perasaannya melalui suatu aktivitas dari

pada dengan percakapan.

7. Mereka yang merasa lebih mudah mempelajari sesuatu dengan cara mempraktikannya

dari pada dengan membayangkan.

8. Pasien cacat tubuh yang mengalami gangguan dalam kepribadiannya dan sebagainya

9. Anak-anak yang mengalami keterlambatan keterampilan motorik halus. Ini

merupakan salah satu hambatan tumbuh kembang yang bisa dialami anak secara

umum.

10. Anak-anak dengan hambatan tumbuh kembang khusus (autisma, down syndrome,

cerebral palsy).

11. Pasien stroke terkadang kehilangan kemampuan motorik halus, dan terapi okupasi

bisa membantu pasien melatih tangannya lagi.

9

Page 10: Terapi Okupasi Print

F. Proses Okupasiterapi Yang Benar

Dokter yang mengirimkan pasien untuk okupasaiterapi akan menyertakan juga data

mengenai pasien berupadiagnosa, masalahnya dan juga akan menyatakan apa yang perlu

diperbuat dengan pasien tersebut. Apakah untuk mendapatkan data yang lebih banyak

untuk keperluan diagnose, atau untuk terapi, atau untuk rehabilitasi

Setelah pasien berada diunit okupasi terapi maka terapis akan bertindak sebagai berikut:

1. Koleksi data

Data biasa didapatkan dari kartu rujukan atau status pasien yang disertakan waktu

pertama kali pasien mengujungi unit terapi okupasional. Jika dengan mengadakan

interviu dengan pasien atau keluarganya, atau dengan mengadakan kunjungan rumah.

Data ini diperlukan untuk menyusun rencana terapi bagi pasien. Proses ini dapat

berlangsung beberapa hari sesuai dengan kebutuhan

2. Analisa data dan identifikasi masalah

Dari data yang terkumpul dapat ditarik suatu kesimpulan sementara tentang

masalah dan atau kesulitan pasien. Ini dapat berupa masalah dilingkungan keluarga

atau pasien itu sendiri.

3. Penentuan tujuan

Dari masalah dan latar belakang pasien maka dapat disusun daftar tujuan terapi

sesuai dengan prioritas baik jangka pendek maupun jangka panjangnya

4. Penentuan aktivitas

Setelah tujuan terapi ditetapkan maka dipilihlah aktivitas yang dapat mencapai

tujuan terapi tersebut. Dalam proses ini pasien dapat diikut sertakan dalam

menentukan jenis kegiatan yang kan dilaksanakan sehingga pasien merasa ikut

bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaannya. Dalam hal ini harus diingat

bahwa aktivitas itu sendiri tidak akan menyembuhkan penyakit, tetapi hanya sebagai

media untuk dapat mengerti masalahnya dan mencoba mengatasinya dengan

bimbingan terapis. Pasien itu sendiri harus diberitahu alasan-alasan mengenai dia

harus mengerjakan aktivitas tersebut sehingga dia sadar dan diharapkan akan

mengerjakannya dengan aktif.

5. Evaluasi

10

Page 11: Terapi Okupasi Print

Evaluasi harus dilaksanakan secara teratur dan terencana sesuai dengan tujuan

terapi. Hal ini perlu agar dapat menyesuaikan program terapi selanjutnya sesuai

dengan perkembangan pasien yang ada. Dari hasil evaluasi dapat direncanakan

kemudian mengenai peneyesuain jenis aktivitas yang kan diberikan. Namun dalam hal

tertentu penyesuain aktivitas dapat dilakukan setelah bebrapa waktu setelah melihat

bahwa tidak ada kemajuan atau kurang efektif terhadap pasien.

Hal-hal yang perlu di evalausi antara lain adalah sebagi berikut:

a. Kemampuan membuat keputusan.

b. Tingkah laku selama bekerja.

c. Kesadaran adanya orang lain yang bekerja bersama dia dan yang mempunyai

kebutuhan sendiri.

d. Kerjasama.

e. Cara memperlihatkan emosi (spontan, wajar, jelas, dan lain-lain).

f. Inisiatif dan tanggung jawab.

g. Kemampuan untuk diajak atau mengajak berunding.

h. Menyatakan perasaan tanpa agresi.

i. Kompetisi tanpa permusuhan.

j. Menerima kritik dari atasan atau teman sekerja.

k. Kemampuan menyatakan pendapat sendiri dan apakah bertanggung jawab atas

pendapatnya tersebut.

l. Menyadari keadaan dirinya dan menerimanya.

m. Wajar dalam penampilan.

n. Orientasi, tempat, waktu, situasi, orang lain.

o. Kemampuan menrima instruksi dan mengingatnya.

p. Kemampuan bekerja tanpa terus menerus diawasi.

q. Kerapian bekerja.

r. Kemampuan merencanakan suatu pekerjaan.

s. Toleransi terhadap frustasi.

t. Lambat atau cepat.

u. Dan lain sebagainya yang dianggap perlu.

11

Page 12: Terapi Okupasi Print

G. Pelaksanaan

1. Metode

Okupasiterapi dapat dilakukan baik secara indivisual, maupun berkelompok,

tergantung dari keadaan pasien, tujuan terapi dan lain-lain:

a. Metode individual dilakukan untuk:

1) Pasien baru yang bertujuan untuk mendapatkan lebih banyak informasi dan

sekaligus untuk evaluasi pasien.

2) Pasien yang belum dapat atau mampu untuk berinteraksi dengan cukup baik

didalam suatu kelompok sehingga dianggap akan mengganggu kelancaran

suatu kelomppok bila dia dimasukan dalam kelompok tersebut.

3) Pasien yang sedang menjalani latihan kerja dengan tujuan agar terapis dapat

mengevaluasi pasien lebih efektif

b. Metode kelompok dilakukan untuk:

Pasien lama atas dasar seleksi dengan masalah atau hamper bersamaan, atau

dalam melakukan suatu aktivitas untuk tujuan tertentu bagi bebrapa pasien

sekaligus. Sebelum memulai suatu kegiatan baik secara individual maupun

kelompok maka terapis harus mempersiapkan terlebih dahulu segala sesuatunya

yang menyangkut pelaksanaan kegiatan tersebut. Pasien juga perlu dipersiapkan

dengan cara memperkenalkan kegiatan dan menjelaskan tujuan pelaksanaan

kegiatan tersebut sehingga dia atau mereka lebih mengerti dan berusaha untuk ikut

aktif. Jumlah anggota dalam suatu kelompok disesuaikan dengan jenis aktivitas

yang akan dilakaukan, dan kemampuan terapis mengawasi.

2. Waktu

Okupasiterapi dilakukan antara 1 – 2 jam setiap session baik yang individu

maupun kelompok setiap hari,dua kali atau tiga kali seminggu tergantung tujuan

terapi, tersedianya tenaga dan fasilitas, dan sebagainya. Ini dibagi menjadi dua bagian

yaitu ½ - 1 jam untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan dan 1 – 1 ½ jam untuk

diskusi. Dalam diskusi ini dibicarakan mengenai pelaksanaan kegiatan tersebut, antara

lain kesulitan yang dihadapi, kesan mengarahkan diskusi tersebut kearah yang sesuai

dengan tujuan terapi.

3. Terminasi

Keikutsertaan seseorang pasien dalam kegiatan okupasiterapi dapat diakhiri dengan

dasar

12

Page 13: Terapi Okupasi Print

bahwa pasien :

a. Dianggap telah mampu mengatsi persolannya

b. Dianggap tidak akan berkembang lagi

c. Dianggap perlu mengikuti program lainnya sebelum okupasiterapi

13

Page 14: Terapi Okupasi Print

TERAPI OKUPASI

a. Jenis kegiatan : Melipat kertas

b. Kriteria klien :

1. Klien yang mengalami keterlambatan keterampilan motorik halus

2. Klien dengan tingkah laku tidak wajar dalam mengekpresikan perasaan

3. Sehat secara fisik

c. Alat/media :

- Kertas

I. Fase Orientasi

a. Salam terapeutik

b. Kontrak :

- waktu : 60 menit

- tempat : Ruang Mawar RSUP SANGLAH Denpasar

c. Topik : Melipat kertas

d. Tujuan aktivitas : klien dapat melipat kertas dengan baik dan benar ,dan klien juga

dapat menguasai keterampilan motorik halusnya lebih baik .

e. Aturan main :

1. Setiap peserta harus mengikuti kegiatan dari awal sampai dengan akhir

2. Bila ingin ke kamar kecil harus seijin pemimpin Terapi Okupasi

II. Fase Kerja

1. Peserta duduk di kursi dengan meja dihadapannya

2. Peserta diberikan beberapa buah kertas

3. Therapist mulai mencontohkan cara melipat kertas

4. Peserta mulai melipat kertas

5. Beri pujian untuk keberhasilan peserta dengan memberikan tepuk tangan

III. Fase Terminasi

a. Evaluasi :

1. Pemimpin terapi mengeksplorasikan perasaan peserta setelah memperkenalkan

diri. Contoh : “Bagaimana perasaannya setelah mengikuti kegiatan hari ini?”

2. Pemimpin terapi memberikan umpan balik positif pada peserta

14

Page 15: Terapi Okupasi Print

3. Pemimpin terapi meminta peserta untuk mencoba melipat kertas dengan cara

yang baik

b. Kontrak yang akan datang :

1. waktu : 60 menit

2. tempat : Ruang Mawar RSUP SANGLAH Denpasar

3. topik/kegiatan : melipat kertas dengan cara yang baik

c. Hasil yang diharapkan :

75 % peserta mampu melipat kertas dengan cara yang baik : mampu melipat kertas

sesuai dengan yang telah dicontohkan

15

Page 16: Terapi Okupasi Print

Narrator : Rini Perawat

Perawat fasilitator : juli 1. Rudy

observer : Dyah 2. Priandi

Pasien : 3. Ita

1. Adyasa 4. Dewi yani

2. Yuda 5. Sila

3. Ari

4. Intan

5. Fery

Keluarga

1. Lisna

2. Raysa

3. Puriasih

4. Yuliani

16

Page 17: Terapi Okupasi Print

NASKAH

Di rumah sakit umum pusat sanglah terdapat 30 pasien di ruang Mawar dan 5 orang pasien

dari ruangan tersebut telah memasukii taraf stabil. Karena 5 orang pasien tersebut sudah

memenuhi kriteria maka perawat akan mengadakan terapi yaitu terapi okupasi pada 5 pasien

tersebut.

Pasien 1 yang bernama Ari mengalami keterbelakangan mental. Ia berumur 20 tahun

tetapi sifat ari masih seperti bocah berusia 5 tahun.

Pasien 2 yang bernama Adyasa ,dia mengalami penyakit autisme

Pasien 3 yang bernama yuda mengalami penyakit autisme sejak kecil.

Pasien 4 yang bernama intan, intan mengalami keterbelakangan mental. Ia merasa

menjadi anak kecil tapi usia intan sebenarnya 22 tahun

Pasien 5 yang bernama Fery, fery mengalami waham kebesaran

DIALOG

Perawat Fasilitator (Juli ) : “selamat pagi, adik ari dan intan, seperti janji kita kemarin,

sekarang kita…”

Px Ari : “Apa sihh suster ini ganggu ajja!!!”

Px Intan : ‘‘ iya loh! Ganggua aja sih! Ga tau orang lagi sibuk apa!!!”

Perawat Fasilitator (Juli) : “ih dengerin dulu saya ngomong, sekarang kita akan

melakukan terapi di ruangan Mawar, kan kemarin adik-adik udah janji mau

ikut sama suster. Gimana jadi ikut ga?”

Px Ari & Intan: “ iya ….. suster.”

Kemudian fasilitator menuju taman untuk menjemput pasien adyasa, yuda dan fery.

Mereka sedang asyik dengan kesibukannya.

Px Fery : (sambil berbisik-bisik) fery berkata “ kalian semua tau ga, sebenarnya aku ini

sebenarnya artis Korea Lee Min Ho yang di film BBF itu loh, tapi aku ga mau

ngomong sama kalian, supaya kalian ga minta tanda tangan aku. Hahaha”

17

Page 18: Terapi Okupasi Print

Px adyasa & Px Yuda : yuda bertepuk tangan samabil berkata “ Fery gila, Fery

gila, Fery gila.”

Perawat Fasilitator ( Juli ) :” Aduh, adik-adik lagi ngapain ni?”

Px Fery :” ini lo, saya lagi ngasi tau temen-temen saya, kalau saya ini si Lee Min Ho

actor korea yang ganteng itu lo.”

Px Adyasa : “Orang gila tuh ngomong.”

Perawat Fasilitator( Juli) :” udah, udah. Daripada kalian debat disini mending ikut sama

saya yuk untuk melakukan suatu kegiatan.

Akhirnya mereka semua mau mengikuti ajakan si Fasilitator tersebut menuju sebuah

ruangan.

Diruangan tersebut sudah berkumpul 5 orang perawat dan di damping oleh keluarga

masing-masing.

Perawat Fasilitator (Juli) : “ayo adik-adik silahkan duduk di bangkunya masing-

masing?” (sambil dibantu oleh para perawat). “”Selamat pagi adik-adik, selamat

pagi bapak ibu orang tua, sekarang kami akan melakukan suatu kegiatan terapi

untuk anak-anak bapak-ibu,yang dinamakan terapi okupasi,tujuan dari terapi ini

adalah untuk membatu seseorang menguasai keterampilan motorik halus lebih baik

,untuk membantu mengembangkan potensi secara optimal,dan merangsang

terjadinya interaksi diantara sesama. Disini kegiatan yang kami ambil yaitu

melipat kertas,.. Oya disini juga ada teman-teman kakak, ada perawat sila, perawat

dewi, perawat Rudy, dan juga perawat Priandi. Untuk mempersingkat

waktu,,,silahkan temen-temen langsung saja di mulai

Perawat ita : selamat Pagi adik-adik ,saya perawat itha,,pagi hari ini kakak dan temen-temen

akan mengajarkan cara melipat kertas ,disini kami memerlukan waktu 60

menit,tujuan kegiatan ini adalah dimana adik-adik dapat melipat kertas dengan cara

yang baik,,,,dan dapat meningkatkan keterampilan motorik halus. disini akan

dicontohkan cara melipat yang baik..oleh temen kakak,,yaitu kakak rudi…

aturannya adalah adik-adik harus mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir ,,,jika

ada yang mau kekamar kecil..adik-adik harus minta ijin dulu ya,,,,,nah,,untuk

18

Page 19: Terapi Okupasi Print

mempersingkat waktu…silahkan temen-temen dibagikan kertasnya,,,dan silahkan

saudara rudi untuk memberikan contoh kepada adik-adik kita….

Setelah perawat menjelaskan prosedur keperawatannya, maka dimulailah

kegiatannya. Kemudian perawat Rudy menjelaskan bagaimana cara melipat kertas

yang telah di sediakan. Dan kegiatan pun dimulai dan didampingi oleh para keluarga.

Setelah 30 menit berlalu, maka berakhirlah kegiatan melipat meskipun para pasien ada

yang masih berontak dan tidak mau mengikuti arahan dari perawat, namun para

perawat bisa mengatasi hal tersebut sehingga para pasien bisa mengikuti kegiatan ini

dengan baik.

Perawat priandi : (Priandi memberikan pujian) ternyata adik-adik,,,sudah pinter-pinter semua

ya melipat kertas

Perawat Rudi : adik-adik sudah pinter-pinter semua ya melipat kertasnya,,,,,nah,,,,coba

sekarang adik-adik sendiri yang melipat,,tanpa kakak bantu……

“Pasien pun mulai melipat,,,,,,,,”

Perawat rudi : adik-adik…..sudah pinter semua ya melipat,,,nah,,,berhubung waktunya sudah

habis,,,,kegiatan hari ini kita akhiri,,,hasil lipatannya di kumpul di depan ya adik-

adik…

Pendamping : “di kumpul adik-adik ya?”

Perawat Fasilitator(juli) : “baiklah, demikian lah kegiatan melipat kertas. Semoga

kegiatan ini bermanfaat bagi adik-adik sekalian dan kalau tidak ada halangan kita

akan melakukan kegitan ini 3 hari lagi dengan waktu dan tempat yang sama. Dan

kita akan melakukan kegiatan yang sama yaitu melipat kertas… Ok?”

Px : ( pasien menunjukkan sikap sibuk sendiri).

19

Page 20: Terapi Okupasi Print

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Rehabilitasi adalah tindakan restorasi bagi kesehatan individu yang mengalami

kecacatan menuju kemampuan yang optimal dan berguna baik segi fisik,mental,sosial,dan

ekonomik,di rumah sakit-rumah sakit,dan pusat-pusat rehabilitasi tertentu.Fungsi perawat

dalam program rehabilitasi:

1. Menjaga komplikasi dari akibat gangguan/penyakit diderita pasien

2. Membatasi besarnya gangguan semaksimal mungkin

3. Merencanakan dan melaksanakan program rehabilitasi

Jenis - Jenis Kegiatan Rehabilitasi

1. Terapi Okupasional

2. Terapi Edukasional.

3. Rehabilitasi Vokasional

4. Okupasi adalah Aktivitas yang tera

B. SARAN

`Kita sebagai mahasiswa keperawatan bisa mengetahui dan memahami terapi yang

cocok di terapkan pada pasien yang mengalami gangguan jiwa khususnya terapi okupasi

yang digunakan untuk rehabilitasi pada pasien yang mengalami gangguan mental dan

fisik.

20

Page 21: Terapi Okupasi Print

DAFTAR PUSTAKA

www.saranaku.com/ okupasi .

wdnurhaeny.blogspot.com/.../terapi-okupasi-dan-rehabilitasi-wnes.html

www.saranaku.com/ okupasi .php

pelangilazuardi.tripod.com/id13.html

www.angelswing.or.id/pelayanan- okupasi .html

www.kancilku.com/Ind/index.php

www.klinikpela9.com/ okupasi .htm

21