Top Banner
  Modul Muskuloskeletal - PSPD 2011 TENTIR MEKANISME KONTRAKSI OTOT Fungsi otot rangka :  Berkontraksi  Menghasilkan gerakan  Menghasilkan kekuatan  Menghasilkan panas  Penyangga tubuh Klasifikasi otot :  Berdasarkan ada tidaknya pita gelap terang :  Otot polos : tidak memiliki pita gelap terang  Otot lurik : memiliki pita gelap terang (otot rangka dan otot jantung)  Berdasarkan persarafannya :  Otot volunteer : dipersarafi oleh saraf somatik dan berada dibawah control kesadaran , contohnya otot rangka  Otot involunter : dipersarafi oleh saraf otonom dan tidak berada di bawah control kesadarn, contohnya otot jantung dan otot polos Karakteristik otot rangka :  Melekat pada tulang  Berperan aktif dalam pergerakan  Menyangga tubuh  Memiliki pasangan antagonis, yaitu fleksor dan ekstensor Figure 1. Tipe otot Keterangan :  Otot rangka : lurik, tidak bercabang, inti banyak di pinggirsel otot  Otot jantung : lurik, bercabang, inti banyak di tengah sel otot
8

Tentir Mekanisme Kontraksi Otot (2)

Nov 02, 2015

Download

Documents

apriangga
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Modul Muskuloskeletal - PSPD 2011

    TENTIR MEKANISME KONTRAKSI OTOT

    Fungsi otot rangka :

    Berkontraksi

    Menghasilkan gerakan

    Menghasilkan kekuatan

    Menghasilkan panas

    Penyangga tubuh

    Klasifikasi otot :

    Berdasarkan ada tidaknya pita gelap terang :

    Otot polos : tidak memiliki pita gelap terang

    Otot lurik : memiliki pita gelap terang (otot rangka

    dan otot jantung)

    Berdasarkan persarafannya :

    Otot volunteer : dipersarafi oleh saraf somatik dan

    berada dibawah control kesadaran , contohnya otot

    rangka

    Otot involunter : dipersarafi oleh saraf otonom dan

    tidak berada di bawah control kesadarn, contohnya

    otot jantung dan otot polos

    Karakteristik otot rangka :

    Melekat pada tulang

    Berperan aktif dalam pergerakan

    Menyangga tubuh

    Memiliki pasangan antagonis, yaitu fleksor dan ekstensor

    Figure 1. Tipe otot

    Keterangan :

    Otot rangka : lurik, tidak bercabang, inti banyak di pinggirsel

    otot

    Otot jantung : lurik, bercabang, inti banyak di tengah sel

    otot

  • Modul Muskuloskeletal - PSPD 2011

    Otot polos : tidak lurik, inti satu di tengah sel otot

    Anatomi otot rangka

    Otot rangka dilapisi oleh jaringan ikat :

    Epimisium : membungkus seluruh otot

    Perimisium : membungkus fasikulus (bundles)

    Endomisium : membungkus masing-masing serat otot

    Otot rangka juga mengandung saraf dan pembuluh darah.

    Figure 2. komponen otot rangka

    Keterangan :

    Sarkomer : daerah antara 2 garis Z, sebagai unit fungsional

    otot rangka. Unit fungsional organ berarti komponen

    terkecil yang dapat melakukan semua fungsi organ tersebut.

    Protein titin : protein raksasa yang sangat elastic yang

    berjalan di kedua arah dari garis M di sepanjang filament

    tebal ke garis Z di ujung sarkomer yang berlawanan. Protein

    ini memiliki fungsi :

    Bersama dengan protein garis M, membantu

    menstabilkan posisi filament tebal dalam kaitannya

    dengan filament tipis

    Berfungsi sebagai pegas, meningkatkan kelenturan

    otot. Membantu otot yang teregang kembali ke

    panjang istirahatnya.

  • Modul Muskuloskeletal - PSPD 2011

    Dibantu oleh nebulin, suatu protein tidak elastic

    yang terbentang sepanjang filament tipis dan

    menempel pada lempeng Z

    Struktur serat otot

    keterangan :

    Di dalam serat otot terdapat triad, terdiri dari 2

    terminal sisterna dan 1 Tubulus Transversus

    Sarkolema : membrane yang membungkus serat

    otot lurik

    Reticulum sarkoplasma : modifikasi dari reticulum

    endoplasma, berfungsi sebagai tempat

    penyimpanan protein

    Filament tipis : tersusun atas dua rantai molekul

    aktin, molekul troponin, dan molekul tropomiosin

    Filament tebal : tersusun atas molekul-molekul

    miosin yang memanjang, berhubungan dengan

    kecepatan kontraksi.

    Teori Pergeseran Filamen (Sliding Filament Theory)

  • Modul Muskuloskeletal - PSPD 2011

    1. Dalam keadaan kaku (rigor) terjadi ikatan kuat antara

    kepala myosin dengan molekul G-aktin. Jembatan silang

    memiliki sudut 45 derajat dengan filament. Saat itu, tidak

    ada ATP yang berikatan dengan kepala myosin.

    2. Ketika ATP datang, ATP berikatan dengan binding site yang

    terdapat di myosin. Myosin pun akhirnya terlepas dari aktin

    3. Aktivitas ATP ase dari myosin menghidrolisis ATP

    menghasilkan ADP dan fosfat inorganic (Pi). ATP dan Pi

    tetap berikatan dengan myosin.

    4. Kepala myosin berayun dan berikatan lemah dengan

    molekul aktin baru. Kini jembatan silang memiliki sudut 90

    derajat dengan filament.

    5. Pelepasan Pi , menginisiasi terjadinya power stroke. Kepala

    myosin berputar pada engselnya, mendorong filament aktin

    melewatinya

    6. Pada akhir power stroke, kepala myosin melepaskan ADP

    dan kembali berikatan kuat seperti saat keadaan kaku

    (rigor).

  • Modul Muskuloskeletal - PSPD 2011

    Mekanisme Kontraksi Otot Rangka

    1. Saraf motorik somatic melepaskan Ach pada neuromuscular

    junction

    2. Masuknya Na melalui kanal reseptor Ach menginisiasi

    terbentuknya potensial aksi otot

    3. Potensial aksi pada tubulus T mengubah konformasi dari

    reseptor DHP

    4. Reseptor DHP membuka kanal pelepasan kalsium pada

    reticulum sarkoplasma dan kalsium akhirnya memasuki

    sitoplasma

    5. Kalsium berikatan dengan troponin , mengakibatkan ikatan

    kuat aktin-miosin

    6. Kepala myosin menghasilkan power stroke

    7. Filament aktin bergeser menuju pertengahan sarkomer.

  • Modul Muskuloskeletal - PSPD 2011

    Kekuatan kontraksi otot dipengaruhi oleh banyaknya jembatan

    silang, semakin banyak jembatan silang maka semakin kuat

    kontraksi yang dihasilkan

    Energi yang dibutuhkan untuk kontraksi otot

    ATP dan fosfokreatin

    Respirasi Aerob memerlukan

    Oksigen

    Glukosa

    Asam lemak

    Menghasilkan 30-32 ATP

    Respirasi Anaerob

    Cepat , tetapi hanya menghasilkan 2 ATP/glukosa

    Figure 3. kebutuhan energi otot

    Mekanisme Kelelahan Otot

    Kelelahan otot, terjadi jika otot yang beraktivitas tidak

    dapat lagi berespons terhadap rangsangan dengan derajat kontraksi

    yang sama. Kelelahan otot berfungsi melindungi otot sehingga otot

    tidak mencapai titik dimana ATP tidak dapat lagi diproduksi.

    Beberapa faktor yang dapat menimbulkan kelelahan otot, yaitu :

  • Modul Muskuloskeletal - PSPD 2011

    Meningkatnya ADP dan Pi local: menghambat siklus

    jembatan silang dan menghambat pelepasan dan

    penyerapan Ca kembali oleh reticulum sarkoplasma

    Akumulasi asam laktat : menghambat enzim pada

    metabolism energy dan proses eksitasi-kontraksi

    Akumulasi K+ ekstrasel : penurunan local potensial

    membrane yang mengurangi pembebasan Ca

    Terkurasnya cadangan energy glikogen : kelelahan olahraga

    yang berat.

    Figure 4. tipe kelelahan otot

    Tipe serat otot

    Berdasarkan kapasitas biokimiawinya , jenis serat otot terbagi

    menjadi :

  • Modul Muskuloskeletal - PSPD 2011

    Keterangan :

    Serat oksidatif lambat (tipe 1a)

    Diameter serat otot lebih kecil

    Warna lebih gelap dikarenakan banyak mioglobin

    Lebih resisten terhadap kelelahan, karena bersifat

    aerob

    Memiliki banyak mitokondria

    Biasanya digunakan dalam aktivitas ketahanan ,

    contohnya lari marathon

    Memiliki lebih banyak kapiler

    Serat oksidatif cepat (tipe IIa)

    Memiliki diameter serat otot yang lebih besar

    Warna lebih pucat

    Cepat lelah karena bersifat anaerob

    Biasanya digunakan untuk aktivitaskekuatan,

    contohnya lari sprint dan angkat beban

    Kecepatan kontraksi 2-3 kali lebih besar

    Serat glikolitik cepat (tipe IIx)

    Unit Motorik

    satuan neuron motorik plus semua serat otot yang

    dipersarafinya.

    Bersifat all or none

    Pada sentuhan halus, perbandingan serat otot dan saraf

    adalah 1 : 1 , contohnya pada ujung jari

    Pada otot yang lebih besar, perbandingan saraf dengan

    serat otot adalah 1 : 2000. Contohnya pada otot kaki

    Sekian ya teman teman , semoga tentirnya bermanfaat. Untuk

    lebih lengkapnya bisa dibaca di Sherwood ya, Maaf jika banyak

    kekurangan

    NR