Top Banner

of 25

Tentang TOEFL

Jul 13, 2015

Download

Documents

Matho Nurse
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Tentang TOEFL Pengertian TOEFL merupakan singkatan dari Test Of English as a Foreign Language. TOEFL adalah standardisasi kemampuan bahasa inggris seseorang secara tertulis (de jure) yang meliputi empat aspek penguasaan: Listening, Writing dan Reading. Sistem penilaian TOEFL menggunakan konversi dari setiap jawaban yang benar. Nilai TOEFL tertinggi yang bisa dicapai seseorang adalah 675. Tujuan Test TOEFL TOEFL memiliki dua tujuan umum yaitu: Academic dan General. Dalam bentuk yang sama, sertifikasi rekomendasi TOEFL bisa gunakan untuk kedua hal tadi. Academic adalah menggunakan test untuk tujuan pendidikan, penelitian atau yang berhubungan dengan kegiatan akademis di luar negeri, ataupun di Indonesia. Untuk paska sarjana, biasanya nilai minimal adalah 550. sedangkan untuk S1 adalah 500 General pada umumnya digunakan untuk tujuan pekerjaan, kenaikan pangkat atau tugas kerja. Banyak perusahaan yang memasang standar bahasa inggris karyawannya dengan melihat nilai TOEFL nya. Umumnya, nilai TOEFL minimal adalah 500 untuk kenaikan pangkat standar. Sepanjang yang saya temui, kisaran nilai TOEFL rata rata orang indonesia dengan jenjang pendidikan minimal S1 sangat fluktuatif. Bahkan ada beberapa yang tidak mengetahui apa dan untuk apa itu TOEFL (mereka membaca dengan : tufl). Tidak demikian dengan para pengambil jurusan bahasa inggris semasa kuliah. Minimal mereka tahu, apa itu TOEFL. Meski demikian, nilai TOEFL seorang mahasiswa atau lulusan jurusan bahasa inggris sekalipun tidak menjamin tinggi. Pada beberapa kali case recruiment, saya mendapati beberapa applicant mendapatkan nilai TOEFL 300, padahal di lamarannya, yang bersangkutan adalah alumni sebuah ABA (Akademi Bahasa Asing). Sedangkan secara umum, fluktuasi nilai TOEFL rata ratanya berkisar antara 300 sampai 600. Apakah nilai TOEFL seseorang menjamin kemampuan bahasa inggris seseorang? Umumnya, orang memahami bahwa bahasa inggris adalah speaking, conversation, cas cis cus dan seterusnya. Bahasa inggris mengcover 4 skill utama yaitu: Listening (pencernaan kata melalui pendengaran), Writing (pencernaan kata melalui tulisan dan tata bahasanya), reading (pencernaan makna sebuah text bahasa) dan Speaking (mampu mengucapkannya). Berbicara tentang penguasaan bahasa, maka tidak bisa dilepaskan dari penguasaan empat skill tadi, secara sempurna. Namun, banyak yang beranggapan, yang penting adalah kemampuan mengucapkannya, meski dengan tata bahasa yang penuh toleransi dan pilihan kata yang seadanya dan asal ketemu.

Contohnya: John Us : Would you drive me to the hospital? : Better go now.

Dari makna pembicaraan, ucapan tersebut memiliki pengertian. Tetapi kita juga tahu, kualitas seseorang diketahui dari caranya berbicara, terlebih penggunaan diksinya (pilihan kata).http://teachingaids.multiply.com/journal/item/12/Tentang_TOEFL? &show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

Pendidikan Berbasis Internasional24 September 2011agus bustomiTinggalkan komentarGo to comments

Era globalisasi telah memasuki babak baru dengan perkembangan di berbagai bidang. Dari mulai perekonomian global hingga pendidikan global yang ditandai dengan internasionalisasi pendidikan. Pendidikan berbasis internasional sedemikian digandrungi untuk di terapkan dalam setiap jenjang pendidikan. Di tingkat menengah pertama dan menengah atas ditetapkan Sekolah Berstandar Internasional, sedangkan di tingkat Perguruan Tinggi berbagai program seperti Student Exchange hingga pengadaan Kelas Internasioanal. Universitas Brawijaya pada tahun 2006 mulai membuka kelas internasional. Program tersebut hanya ditawarkan di Fakultas Kedokteran yang berhasil merekrut 21 Mahasiswa asal Malaysia (tempointeraktif.com). Kemudian Fakultas Ilmu Administrasi pada tahun 2007 membuka program kelas Bahasa Inggris yang diikuti oleh Fakultas Hukum pada tahun 2008 dengan kuota maksimal 20 Mahasiswa. Kelas internasional merupakan salah satu program Universitas Brawijaya dengan kurikulum yang dipakai harus sesuai dengan World Class University. Tetapi di Universitas Brawijaya sendiri masih dalam tahap persiapan menuju kelas internasional, sehingga diawali dengan kelas bahasa Inggris Entah apa sebutannya, kelas Bahasa Inggris atau kelas Internasional, yang jelas mahasiswa yang masuk dalam program ini dikenakan tarif pendidikan yang lebih mahal daripada yang mengikuti program biasa (kelas indonesia.red). Realita yang saat ini ada di Universitas Brawijaya ini jelas menimbulkan gap antar mahasiswa. Berbagai variasi tarif pendidikan yang diterapkan dari mulai SPP Proposional hingga Uang Pangkal Proposional seakan menjadikan pendidikan sebagai arena lelang fasilitas pendidikan. Mahasiswa yang mampu membayar lebih akan mendapatkan fasilitas yang lebih pula. Begitu juga pada kelas internasional (kelas dengan pengantar bahasa inggris?.red) yang mendapatkan fasilitas lebih sebagai konsekuensi dari tarif pendidikan yang lebih tinggi tersebut. Ironis sekali ketika pendidikan diorientasikan pada kualitas fasilitas ketimbang mutu pendidikan itu sendiri. Melihat realitanya, belum tentu juga pendidikan yang hari ini diterapkan dengan menggunakan konsep internasional tersebut mendapatkan kualitas pendidikan yang labih baik. Padahal, Pendidikan di Indonesia dituntut untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul di segala bidang, mampu bersaing di dunia kerja, tetapi jiwa kebangsaannya tidak diragukan lagi. Jadi output dari lembaga pendidikan di Indonesia selain unggul di bidang akademik juga harus berwawasan kebangsaan. (Kusnadi, www.taruna-nusantara-mgl.sch.id : 2006). [1]Terintegrasinya dunia pendidikan ke dalam pasar bebas (dengan internasionalisasi pendidikan.red), adalah fenomena yang tidak sebanding ataupun berlainan sama sekali dengan ketidakberdayaan ekonomi masyarakat di lain pihak. Jika di negara-negara maju, pendidikan yang berbiaya mahal tidak mendapatkan protes adalah karena masyarakatnya yang melihat kemampuan dirinya untuk mengakses dunia pendidikan tersebut.

Ketika Pendidikan dengan konsep Internasional yang begitu diagungkan bahkan diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dapatlah dikatakan telah terjadi perubahan paradigma pendidikan bangsa kita. Ki Hajar Dewantara yang telah mencetuskan konsep pendidikan dengan slogan ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso lan tut wuri handayani, agaknya telah banyak ditinggalkan dalam pendidikan kita hari ini. Orientasi untuk memposisikan kapasitas pendidikan kita setara dengan negara-negara lain melalui program internasionalisasi pendidikan seakan kurang mempertimbangkan kondisi masyarakat indonesia yang masih lemah ekonominya. Sehingga ketika orientasi itu diterapkan, semakin banyak masyarakat yang tidak bisa mengakses pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan berbasis internasional yang hari ini mencoba diintegrasikan dalam sistem pendidikan kita di Indonesia pada umumnya, dan di Universitas Brawijaya pada khususnya, agaknya perlu mempertimbangkan kondisi masyarakat Indonesia. Sehingga tidak ada kesenjangan pendidikan dimana salah satu pihak berkesempatan mengenyam pendidikan berbasis internasional, dan disisi lain tidak mampu karena biaya yang ditetapkan cukup tinggi

http://akangthea.wordpress.com/2011/09/24/pendidikan-berbasis-internasional/

TOEFLDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari

Test of English as a Foreign Language disingkat TOEFL adalah ujian kemampuan berbahasa Inggris (logat Amerika) yang diperlukan untuk mendaftar masuk kekolese (college) atau universitas di Amerika Serikat atau negara-negara lain di dunia. Ujian ini sangat diperlukan bagi pendaftar atau pembicara yang bahasa ibunyabukan bahasa Inggris. Ujian TOEFL ini diselenggarakan oleh kantor ETS (Educational Testing Service) di Amerika Serikat untuk semua peserta tes di seluruh dunia. Jenis tes bahasa Inggris TOEFL ini pada umumnya diperlukan untuk persyaratan masuk kuliah pada hampir semua universitas di Amerika Serikat dan Kanada baik untuk program undergraduate (S-1) maupun graduate (S-2 atau S-3). Hasil tes TOEFL ini juga dipakai sebagai bahan pertimbangan mengenai kemampuan bahasa Inggris dari calon mahasiswa yang mendaftar ke universitas di negara lain, termasuk universitas di Eropa dan Australia. Secara umum, tes TOEFL lebih berorientasi kepada American English, dan sedikit berbeda dengan jenis tes IELTS yang

berorientasi kepada British English. Tidak seperti tes IELTS, tes TOEFL ini pada umumnya tidak mempunyai bagian individual interview test. Biasanya tes ini memakan waktu sekitar tiga jam dan diselenggarakan dalam 4 bagian, yaitu bagian: listening comprehension, grammar structure and written expression, reading comprehension, dan bagian writing. Nilai hasil ujian TOEFL berkisar antara: 310 (nilai minimum) sampai 677 (nilai maximum) untuk versi PBT (paper-based test). Sejak tahun 1998, tes TOEFL ini diadakan secara online dengan menggunakan komputer (Computer-based Testing/CBT), dan sejak tahun 2005 disebut iBT(Internetbased Test). Di tempat-tempat yang belum bisa melaksanakan CBT atau iBT (karena belum ada fasilitas komputer dan jaringan internetnya), ujian TOEFL ini masih tetap diadakan secara manual menggunakan kertas dan potlot (paper-based test atau PBT). Informasi lebih lengkap tentang tes CBT dan paper-based TOEFL berkaitan dengan pendaftaran, lokasi penyelenggaraan, biaya, dan bahan-bahan persiapan tes dapat dilihat di situs resmi TOEFL, http://www.toefl.org (hasil ujian TOEFL versi CBT mempunyai nilai berkisar antara 0 sampai 300, sementara nilai untuk iBT adalah dari 0 sampai 120) [1]. Akhir-akhir ini penyelenggara tes TOEFL juga mengadakan jenis tes TWE (Test of Written English) yang hasil nilainya terpisah dari nilai tes TOEFL. Tes ini memakan waktu selama 30 menit, dan peserta akan diminta untuk menuliskan karangan singkat yang menggambarkan mengenai kemampuan peserta untuk mengekspresikan dan menuangkan suatu gagasan atau ide, serta mendukung gagasan itu dengan contohcontoh yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan bahasa Inggris yang standar. Jenis tes TOEFL yang lain adalah TSEP (Test of Spoken English Program) yang mirip dengan bagian individual interview pada tes IELTS. Tes ini biasanya dipakai kalau kita ingin mendaftar sebagai asisten dosen atau asisten laboratorium (sebagai salah satu cara untuk meringankan biaya kuliah) di universias di AS (atau negara lain). Bentuk tesnya diadakan secara lisan dan berlangsung selama kurang lebih 20 menit. Waktu penyelenggaraan dan batas akhir pendaftarannya sama dengan tes TOEFL yang lain, dan biayanya kira-kira sebesar US$100. Bagi mereka yang ingin mengikuti tes TOEFL ini, alamat dari penyelenggara tes adalah:TOEFL Test Office P.O. Box 6000, Princeton, New Jersey 08541-6000, U.S.A.

Di Indonesia, tes ini diselenggarakan biasanya 5 kali dalam satu tahun oleh IIEF (Indonesian International Education Foundation), http://www.iief.or.id/ yang mempunyai cabang di beberapa kota di Indonesia dengan biaya sekitar US$175.http://id.wikipedia.org/wiki/TOEFL(Test of English as a Foreign Language) TOEFL adalah tes Bahasa Inggris yang ditujukan untuk; mengukur kemampuan berbahasa Inggris seseorang untuk belajar & bekerja di luar negeri; menunjukkan kesiapan akademik seseorang; juta dirancang untuk menjadi standard yang obyektif dan tidak memihak sehingga siswa dapat membandingkan kemampuannya dengan adil. TOEFL dibagi ke dalam tiga metoda : 1. pBt (Paper Base) 2. cBt (Computer Base) 3. iBt (Internet Base ) Karena semakin sering kampus-kampus internasional menggunakan iBt maka kali ini yang dibahas yang iBt saja dulu. TOEFL berbasis internet (iBT) uji terdiri dari 4 bagian: Listening Reading Speaking Writing Keempat bagian akan diujikan pada hari yang sama. Ujian diselesaikan dalam tempo waktu kurang lebih sekitar 4 jam. Yang baru di iBt adalah peserta akan dimina untuk menggabungkan, atau mengintegrasikan lebih dari 1 keterampilan berbahasa yaitu: membaca sebuah artikel. mendengarkan ceramah singkat tentang topik artikel yang kita baca. berbicara atau menulis tanggapan terhadap apa yang kita baca dan dengarkan. Hal ini dianggap sama apabila kita nantinya kuliah keluar negeri yaitu, Membaca buku teori Mendengarkan dosen menjelaskan mata kuliah Menyampakan opini kita dan menuangkannya ke dalam tulisan demi tulisan. REGISTRASI TOEFL Saat ini sudah banyak lembaga pendidikan yang meimiliki otorisasi dari ETS (Lembaga di Amerika Serikat yang berwenang untuk pengaturan TOEFL, IELTS GRE dll). TS sendiri adalah salah satu contributor untuk sebuah lembaga pendidikan internasional yang telah puluhan tahun bergerak di bidang TOEFL, IELTS, GRE, GMAT PREPARATION dan Learning Overseas Consultant. So kalau mau Tanya lebih dalam lagi bisa PM TS, lets discus more detail if necessary. Mendaftar untuk tes TOEFL Ketika Anda mendaftar untuk tes ini, sebaiknya kita melihat dulu berapa standard minimum TOEFL yang diminta kampus. Sehingga ini dapat membuat anda fokus mendapatkan goal yang komprehensif dalam mengikuti tes TOEFL.

Lakukan persiapan sebelum mengambil tes TOEFL Silahkan anda melihat hasil TOEFL secara online 15 hari setelah Anda mengikuti tes. Laporan nilai Anda memberitahu tentang bagaimana meningkatkan keterampilan Anda. ETS juga akan mengirimkan laporan tertulis hasil skor anda.

IELTS (International English Language Testing System) Tes IELTS diselenggarakan di lebih dari 500 pusat dilaksanakan empat kali sebulan. Kita dapat memilih dua jenis tes IELTS: Academic atau General Training, tergantung tujuan kita apakah untuk belajar, bekerja atau bermigrasi. Tes yang akan dilakukan dibagi ke dalam empat bagian : SpeakingWriting | Reading | Listening Hasil IELTS yang dinilai pada skala 9. Kita tidak dibatasi berapa kali mengambil ujian dan dapat mempercayai kualitas dan keamanan IELTS karena dikelola oleh tiga lembaga internasional terkemuka yaitu British Council, IDP: IELTS Australia and the University of Cambridge ESOL Examinations (Cambridge ESOL). Speaking (IELTS) untuk Academic atau pun General Training adalah sama namun untuk| Materi ujian Listening Writing soalnya berbeda.| Reading Writing harus diselesaikan dalam satu hari. Untuk tes Speaking tergantung tempat dimanna kita tes, biasanya seminggu sebelum atau sesudah ketiga tes pertama dilaksanakan. Berikut ini adalah schedule IELTS :Reading | Ujian Listening Listening: 4 sections, 40 items 30 min Reading: 3 sections, 40 items 60 minutes Writing: 2 tasks (150-250 words) 60 minutes Speaking: 11-14 minutes

TOEIC (TEST OF ENGLISH FOR INTERNATIONAL COMMUNICATION) TOEIC yang dikembangkan pada tahun 1979, ditujukan untuk mengukur kemahiran seseorang dalam bahasa Inggris pada level intermediate (menengah) dan advance (lanjutan). Ada lebih dari 4,5 juta pengambil tes ini tiap tahun. TOEIC adalah sebuah standarisasi kemampuan bahasa Inggris di tempat kerja di seluruh dunia. Tes TOEIC adalah sertifikasi yang sangat berharga bagi para profesional. Tujuan dari TOEIC lebih bervariasi dari test-test lainnya. Umumnya TOEIC digunakan untuk 3 kegunaa yaitu : Corporate- perusahaan Menggunakan tes TOEIC untuk kemajuan dalam korespondensi dan dokumentasi perusahaan juga dalam program pelatihan bahasa Inggris, merekrut dan mempromosikan karyawan, serta menempatkan pengukuran standar di tempat di lokasi kerja. Program bahasa Inggris menggunakannya untuk menempatkan siswa pada tingkat pembelajaran yang tepat, dan mengevaluasi kemampuannya. Instansi pemerintah menggunakannya untuk mendokumentasikan kemajuan dalam program pelatihan bahasa Inggris, merekrut dan mempromosikan serta merekrut karyawan.

SAT (Scholastic Aptitude Test)

SAT adalah test yang akan mengukur sudah sejauh mana anda menguasai materi yang dipelajari di sekolah dan seberapa baik pula anda dapat menerapkan pengetahuan itu. SAT ini menilai pengetahuan Anda tentang membaca secara kritis, menulis dan keterampilan matematika yang sudah anda pelajari. Waktu uji total SAT ini adalah 3 jam dan 45 menit. Test SAT terdiri dari tiga bagian: critical reading, mathematics, dan writing. Setiap bagian dinilai pada skala 200 - 800. Critical Reading Tes kemampuan anda untuk memahami soal-soal setingkat akademi yang tertulis dalam bahasa Inggris. Anda diminta untuk mengisi kalimat dengan kata yang tepat atau kata-kata untuk menjawab pertanyaan yang menunjukkan pemahaman Anda membaca cerita pendek dan panjang. Mathematics Sesi tes ini untuk menilai seberapa baik Anda menganalisa dan bagaimana keterampilan kita memecahkan masalah yang nantinya akan dibutuhkan di universitas. Pertanyaan yang harus anda selesaikan termasuk tentang rumus aljabar, fungsi linear, fungsi eksponen dan manipulasi eksponen, sifat-sifat garis singgung, nilai mutlak, notasi fungsi, geometri, probabilitas, serta menganalisis data. Beberapa pertanyaan adalah pilihan ganda, sementara yang lain akan diujikan secara essay. Anda dapat menggunakan kalkulator yang disetujui, dan anda tidak diharuskan untuk menghafal rumus-rumus. Writing Writing mencakup pertanyaan-pertanyaan pilihan ganda untuk menguji seberapa baik Anda menggunakan standar menulis dalam bahasa Inggris. Kita juga akan diminta untuk menulis esai singkat. Pertanyaan-pertanyaan pilihan ganda menilai kemampuan Anda untuk mengidentifikasi kesalahan kalimat, memperbaiki kalimat, dan meningkatkan kualitas paragraf. Pertanyaan esai meminta anda untuk berada diposisi pada contoh-contoh masalah dan menggunakannya untuk mendukung posisi Anda. Petugas yang nantinya memeriksa jawaban akan tahu bahwa esai itu ditulis dalam waktu singkat dan merupakan draft pertama. Mereka tidak akan mengharapkan tulisan yang halus tutur bahasanya melainkan mereka akan membaca esai Anda untuk melihat seberapa baik Anda mengatur dan mengungkapkan sudut pandang Anda dan mengembangkannya serta mendukung ide utama. Seluruh test harus diselesaikan dalam waktu 3 jam dan 45 menit.

GRE (Graduate Record Examinations) Tes GRE diperlukan oleh individu yang akan melanjutkan jenjang studi S1 & S2 (Sarjana & Master) baik itu untuk displin ilmu alam, teknik, ilmu sosial, humaniora dan seni, pendidikan, bisnis atau bidang lainnya. Tes ini dirancang untuk membantu panitia penerimaan mahasiswa baru dan para sponsor dalam menilai kualifikasi pelamar untuk tujuan program mereka. Bentuk Test GRE GRE General Test Test ini untuk mengukur keterampilan yang telah dikembangkan dalam jangka waktu yang panjang dan biasanya tidak selalu berhubungan dengan bidang studi tertentu. Tes ini terdiri dari

Verbal Reasoning - Penalaran Verbal mengukur kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi bahan tertulis; mensintesis informasi yang diperoleh dari bahan itu; menganalisa hubungan antara komponenkomponen kalimat, dan mengenali hubungan antara kata dan konsep. Quantitative Reasoning - Penalaran Kuantitatif mengukur kemampuan matematika dasar; pemahaman tentang konsep-konsep matematika dasar, kemampuan alasan kuantitatif dan memecahkan masalah dalam pengaturan kuantitatif. Ada keseimbangan antara pertanyaan yang membutuhkan aritmatika, aljabar, geometri dan analisis data. Analytical writing sections - Analisis mengukur kemampuan untuk mengartikulasikan dan mendukung ide-ide yang kompleks, menganalisis argumen, mempertahankan sebuah diskusi menjadi lebih fokus dan koheren. Tes ini tidak menilai pengetahuan spesifik, dan tidak ada cara cepat terbaik untuk menjawabnya.

GMAT (Graduate Management Admission Test) GMAT adalah standard test international yang dipakai oleh banyak universitas internasional dalam menentukan APTITUDE mahasiswa yang ingin melanjutkan kuliah untuk mendapatkan gelar Master (MBA). Test ini dirancang untuk membantu program pascasarjana manajemen menilai kualifikasi pelamar untuk studi lanjutan di bidang bisnis dan manajemen.

The Graduate Manajemen penerimaan Test mengevaluasi kemampuan menulis verbal, kuantitatif, dan analitis bahwa Anda telah berkembang dari waktu ke waktu melalui pendidikan dan bekerja. The Verbal Section mengukur kemampuan Anda untuk membaca dan memahami materi tertulis, dengan akal dan mengevaluasi argumen, memperbaiki bahan tertulis untuk menyesuaikannya ke dalam standard Bahasa Inggris yang baku

http://forum.kompas.com/sekolah-pendidikan/35706-penjelasan-singkat-tentangtoefl%3B-ielts%3B-sat%3B-gre%3B-gmat.html

Sekilas Tentang TOEFLFebruary 22nd, 2010 Related Filed Under Apakah TOEFL itu? TOEFL (Test of English as a Foreign Language) adalah pengujian berbahasa Inggris yang dibuat untuk mengetahui tingkat dari penguasaan di dalam pemahaman berbahasa Inggris,TOEFL ditujukan kepada orang yang tidak menggunakan bahasa inggis sebagai bahasa sehari harinya/bahasa interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Test Toefl dikembangkan dan diselenggarakan oleh ETS (Educational Testing Service) sebuah lembaga Nirlaba yang berkedudukan di Amerika Serikat dan pertama kali diselenggarakan pada tahun 1964. Nilai TOEFL biasanya merupakan salah satu persyaratan masuk di sejumlah 2400 perguruan tinggi di Amerika, Kanada dan 80 negara lainnya di dunia.

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/sekilas-tentang-toefl/TOEFL (Test Of English as A Foreign Language) adalah salah satu cara pengujian bahasa inggris yang digunakan untuk mengukur tingkat kecakapan atau profisiensi mereka yang tidak mengunakan bahsa inggris sebagai bahasa ibu (non native speaker). TOEFL terdiri dari 2 jenis yaitu computer-based testing dan paper-based testing. Ada 4 bagian yang di ujikan dalam tes TOEFL 1. Listening Comprehension 2. Structure And Written Expression 3. Reading Comprehension 4. Test Of English Written Point- point yang harus dipersiapkan sebelum menjalankan ujian TOEFL - TOEFL merupakan model yang mempunyai pola-pola tertentu. - Kenali bentuk-bentuk perintah (direction) dalam TOEFL. - Tes TOEFL bukan merupakan bahan yang harus dihindari. - Belajar TOEFL itu entertaining dan meyenangkan. - Biasakan hari-hari anda dengan membaca bacaan apa saja yang berbahasa inggris. - Jangan perna membatasi bacaan anda pada tema-tema tertentu. - Langkan waktu anda untuk membaca tiga kalimat dalam setiap harinya. - Belajar bahasa adalah proses yang memakan waktu. KUNCI-KUNCI DALAM TEST TOEFL Kunci Untuk Listening Comprehension Kunci umum 1. Pahami bentuk-bnetuk perintah (direction) pada masing-masing bagian (part) dengan baik sbelum hari H ujian. 2. Bacalah pilihan pada masing-masing soal sebanyak mungkin ketika narator sedang membacakan direction dan contoh soal (example). 3. Dengarkan dengan penuh konsentrasi dan focuskan perhatian anda pada percakapan yang sedang anda dengarkan. 4. Memaksimalkan kemampuan listening anda pada soal-soal pertama pada masing part. Part A: short conversation 5. Fokuskan pendengaran anda pada orang kedua. 6. Jangan panik jika tidak bisa memahami kata demi kata dalam percakapan secara komplit. Anda hanya perlu menangkap ide atau isi percakapan. 7. Bila anda sma sekali tidak bisa memahami apa yang dibicarakan pembicara kedua, pilihlah jawaban yang paling berbeda dari apa yang anda dengar. 8. Pahami bentuk-bentuk funtional expresion (agreement (persetujuan), uncertainty (ketidakpastian), suggestion (sugesti), surprise(keterkejutan)), idiomatic, expression , dan situasi ketika pembicaraan dilakukan. Part B: longer conversation 9. Ketika narator membacakan direction part B anda sebaiknya membaca pilihan jawaban secara sekilas kemudian merekamnya dan memeperkirakan tema apa yang akan menjadi perbincangan. 10. Ketika menyimak conversation, anda harus mengetahui apa tema/topik yang dibicarakan. 11. Waspadalah terhadap masing-masing pertanyaan. 12. Cermati kondisi dan situasi yang terjadi selama percakapan berlangsung, yakni menyangkut tempat dan waktu pembicaraan, apa dan siapa yang dibicarakan. Part C: talks 13. Bila anda memiliki waktu, lihatlah pilihan-pilihan jawaban yang tertera pada lembar soal dan temukan kata kuncinya. 14. Waspadailah pembicaraan pada kalimat pertama karena biasanya akan menjadi topik bagi kalimat-kalimat selanjutnya. 15. Fokuskan pendengaran anda pada hal-hal yang berkaitan dengan pertanyaan 5 W (what, who, when, where, why ) dan How. 16. Buatlah kesimpulan/inferasi atas situasi yang terjadi saat pembicaraan dilakukan. Structure And Written Expression Kunci umum 1. Pahami bentuk-bnetuk perintah (direction) pada masing-masing bagian (part) dengan baik sbelum hari H ujian. 2. Kerjakan soal-soal struktur terlebih dahulu. 3. Lanjutkan pada soal-soal written expression Kunci structure 4. Pertama-tama perhatikan kalimat yang dipertanyakan dalam soal.

5. Perhatikan masing-masing jawaban yang tersedia, pilihlan yang paling tepat untuk menelngkapi kalimat yang dipersoalkan. 6. Jangan perna mengiliminasi sebuah pilihan jawaban dengan hanya melihat pada jawaban tanpa melihat kalimat soal. 7. Pertama-tama perhatikan kata atau kelompk kata yang digaris bawahi dan temukan secara cepat bagian mana yang tidak tepat. 8. Bila soal yang anda hadapi tidak bis adiidentifikasi hanya melihat kata atau kelompok kata yang bergaris bawah, segeralah membaca kalimat secara lengkap. Reading Comprehension Kunci umum 1. Jangan terlalu lam membaca teks bacaan. 2. Perhatikan semua pertanyaan yang terdapat pada sebuah bacaan dan ingat-ingat kata kuncinya. 3. Jangan panik apabila tema bacaan bukan merupakan disiplin ilmu yang anda kuasai. 4. Lakukan previewing untuk mengetahui topik bacaan. 5. Perhatikan kalimat pertama dari sebuah bacaan paragraf untuk mengetahui main idea. 6. Pahami konteks yang terdapat pada bacaan untuk mengetahui arti kata tertentu. 7. Lakukan scanning untuk menemukan informasi tertentu yang berkaitan dengan permintaan soal. 8. Kumpulkan fakta dan data dalam bacaan untuk melakukan inferasi/ penyimpulan. 9. Berkonsentrasi selama membaca teks bacaan. 10. Tingkatkan kecepatan membaca anda. Sumber: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2008821-34-kunci-sukses-menaklukan-toefl/#ixzz1i0WdxOAQ

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2008821-34-kunci-sukses-menaklukantoefl/TOEFL (Test of English as a Foreign Language). Itulah tes kemampuan berbahasa Inggris yang diselenggarakan bagi orang-orang yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris. TOEFL pertama kali diselenggarakan pada tahun 1963. TOEFL mempunyai kedudukan yang sangat penting karena semua perguruan tinggi di luar negeri, terutama negara-negara berbahasa Inggris menjadikan TOEFL sebagai salah satu syarat penerimaan mahasiswanya. TOEFL ada dua macam: 1. International TOEFL diselenggarakan oleh Kantor TOEFL di Amerika dengan menunjuk badan-badan khusus yang tersebar di seluruh dunia. 2. Institutional TOEFL Biasanya diselenggarakan perguruan tinggi atau lembaga bahasa Inggris terkemuka dengan mengacu soal-soal dari International TOEFL. Sebaiknya, sebelum memutuskan mengikuti International TOEFL, pastikan dulu pada pihak universitas atau pemberi beasiswa apakah mereka menerima Institutional TOEFL. Jika ya, lebih baik menggambil Intitutional TOEFL, karena biasanya jauh lebih murah. Di Indonesia, salah satu penyelenggara Institutional TOEFL adalah Aminef. Banyak orang menganggap soal TOEFL sangat sulit dan menjebak karena berbeda dengan soal-soal di Bahasa Inggris biasa (general English). Namun, walau sulit, bukan tidak mungkin mendapatkan nilai tinggi di TOEFL. Dengan persiapan yang baik dan tahu strategi mengerjakan soal-soal TOEFL maka peluang mendapatkan nilai tinggi TOEFL sangat terbuka. Sekian dulu summary mengenal ujian TOEFL, to be continue di ringkasan berikutnya ya!

Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2075859-mengenal-ujian-toefl/#ixzz1i0XR9NZ6

http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2075859-mengenal-ujian-toefl/

UJIAN NASIONAL 2012 TETAP DISELENGARAKAN15:07 KUMPULAN SOAL UJIAN TERLENGKAP No comments

Adanya sementara keraguan dari sebagian kalangan tentang Ujian Nasional ternyata ditepis secara resmi oleh Kementrian Pendidikan Nasional RI. Adalah Prof. DR. Fasli Jalal yang menjabat Wakil Mendiknas yang menyatakan bahwa Ujian Nasional akan tetap dilaksanakann karena sudah didukung oleh presiden dan menteri. Pernyataan itu disampaikan oleh Prof. DR. Fasli Jalal dalam pidatonya saatmembuka Lokakarya Manajemen Penyelenggaraan Ujian Nasional 2012 yang mulai 23-25 di Hotel Salak, Bogor. Dilain pihak Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional (Balitbang Kemdiknas, Khairil Anwar, menyatakan kebijakan UN tidak akan berubah. Dan sepengetahuannya belum ada arahan dari Mendiknas untuk melakukan perubahan kebijakan UN. Kebijakan UN sebagai penentu kelulusan tidak akan berubah dengan porsi 60:40, namun secara teknis akan terus disempurnakan. Dan juga akan kita kaji mengenai tingkat kesulitan soal, distribusi dan pengamanannya, tutur Khairil, Senin (26/9). Meski begitu, untuk menjamin kualitas UN agar mengalami peningkatan kualitas di setiap tahunnya, Balitbang Kemdiknas bekerjasama dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menggelar lokakarya nasional dengan tema Manajemen Penyelenggaraan Ujian Nasional 2012: Peningkatan Kualitas, Akseptabilitas, dan Kredibilitas Ujian Nasional. Lokakarya nasional ini digelar di Bogor selama tiga hari, 2325 September 2011, dan dihadiri oleh seluruh pihak terkait. Seperti seluruh Kepala Dinas Pendidikan se-Indonesia, perwakilan guru, komite sekolah, dewan pendidikan dan lain sebagainya. Lokakarya ini merupakan forum diskusi perumusan untuk UN yang lebih baik. Karena UN ini sendiri mendapat dukungan beragam pihak, kata Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas), Fasli Jalal, saat membuka lokakarya tersebut, Jumat (23/9), di Kantor Pusat Kemdiknas, Jakarta. Fasli menjelaskan, dalam lokakarya ini, nantinya secara khusus akan dibicarakan mengenai evaluasi UN sebelumnya seperti memperbaiki organisasi, manajemen, dan mekanisme penyelengaraan UN tahun depan. Ini untuk mendapatkan hasil ujian yang berkualitas, kredibel dan akseptebel. Juga mampu meningkatkan kejujuran, ujar Fasli. Nilai UN Bisa Dijadikan Syarat Untuk Seleksi PTN Tahun 2012 hasil ujian nasional (UN) bisa diintegrasikan untuk masuk perguruan tinggi negeri (PTN). Terlebih, hal tersebut sudah menjadi kesepakatan bersama. Hal itu diungkapkan peneliti pendidikan dari Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), Drs. Safari, M., P.A.U. kepada wartawan di sela-sela lokakarya pendidikan Kota Bandung di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 9, Jln. Soekarno-Hatta Bandung, Rabu (28/9). Namun pasti atau tidaknya adalah kebijakan pemerintah, saya tidak bisa memastikan, ungkap Safari. Dikatakan, keinginan diintegrasikan nilai UN ke

PT ini, karena nilai UN-nya sama (standar). Sementara perguruan tinggi negeri hasil ujiannya belum standar. Inilah yang menjadi dasar, kami menginginkan nilai UN bisa menjadi syarat masuk ke PTN, tandasnya. Menurutnya, secara pelaksanaan, UN sudah berjalan lancar dan sempurna. Yang perlu disempurnakan, adalah masalah teknisnya saja, terutama untuk masuk ke PTN. PTN harus menerima, karena wacana ini sudah dibicarakan dan disetujui semua pihak, tambahnya. Menurutnya, dari hasil penelitian, pelaksanaan UN di Indonesia dicemburui negara lain, terutama dari sisi teknis pelaksanaan. Selain itu, standar nilai UN pun sama, yakni 5,5 sekalipun standar nilai UN masih terbilang kecil. Di negara lain, seperti Malaysia dan Singapura standar nilai ujian minimal 7, tandasnya. Safari menyebutkan, UN untuk mengukur kemampuan siswa yang dilaksanakan secara nasional. Sementara materi yang diujikan adalah minimal pelajaran yang telah diajarkan di sekolah. Tidak mungkin materi yang diujikan adalah pelajaran yang tidak diajarkan di sekolah, katanya. Adanya yang kontra mengenai UN ini, karena materi yang di UN tidak sesuai dengan yang diajarkan. Safari mengatakan, harusnya sekolah introspeksi, karena para gurunya mengajar tak benar. Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Jabar, Prof. Dr. Wahyudin Zarkasyi menyebutkan, diintegrasikannya hasil UN untuk masuk PTN memang sudah dibicarakan dan akan diujicobakan pada tahun 2012 mendatang. Namun, memang ada beberapa teknis pelaksanaan yang harus disempurnakan. Khusus mekanisme pelaksanaan UN yang diintegrasikan masuk ke PTN, tambahnya. Wahyudin mengaku sangat mendukung hasil UN bisa dijadikan prasayarat untuk masuk PTN. Namun ada beberapa yang harus disempurnakan, tandasnya. Sementara Ketua Dewan Pendidikan Kota Bandung, Kusmeni Hartadji menilai, pemeritah belum siap mengintegrasikan hasil UN untuk menjadi prasyarat masuk ke PTN. Selain sistem pelaksanaan yang belum sempurna, masih terjadi ketidakjujuran di antara para siswa maupun pengawas dalam pelaksanaan UN.

http://www.gudangsoalpro.com/2011/10/adanya-sementara-keraguan-darisebagian.html

Internasionalisasi Pendidikan Tinggi, Tanya Kenapa? (Kritik terhadap RUU Pendidikan Tinggi)HL | 08 November 2011 | 16:06 179 9 1 dari 2 Kompasianer menilai menarik

Ilustrasi/Admin (Shutterstock)

Hasil Survei tenaga kerja nasional 2009 Bappenas menyatakan, dari 21,2 juta masyarakat yang masuk dalam angkatan kerja , terdapat 4,1 juta atau sekitar 22,2 persen menganggur. Sementara itu, harian Kompas 23 februari 2010 juga menjelaskan, tingkat pengangguran itu didominasi oleh lulusan diploma dan universitas dengan kisaran diatas dua juta orang. Hal ini disebabkan, pemberian pendidikan hanya bersifat akademis dan mengesampingkan moral dan kemasyarakatan. Seharusnya perguruan tinggi mempersiapkan mahasiswa yang bukan hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga kompetensi, pengalaman kerja, dan kepribadian pun menjadi hal yang penting sebagai bekal bagi mahasiswa. Dari fakta tersebut, nampaknya Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama Pemerintah mulai gusar melihatnya. Sehingga, lahirlah RUU Pendidikan Tinggi (RUU PT). Sampai saat ini, RUU PT masih dalam pembahasan di Panitia Kerja (Panja). Alih alih meningkatkan mutu, ternyata terdapat pasal yang sangat mencederai konstitusi, yaitu pasal Internasionalisasi Pendidikan Tinggi.Pasal ini lahir dengan tiga iktikad baik, yaitu pembentukan masyarakat intelektual yang mandiri;pemberian wawasan pada mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat internasional dan pemajuan nilai-nilai dan budaya bangsa Indonesia dalam pergaulan internasional. Namun, dalam pasal berikutnya dijelaskan pelaksanaanya meliputi: penyelenggaraan pembelajaran yang bertaraf internasional, kerja sama internasional antara lembaga penyelengara pendidikan tinggi Indonesia dan lembaga penyelenggara pendidikan tinggi negara lain; dan penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh lembaga penyelenggara pendidikan tinggi negara lain. Kalimat yang jelasjelas memberikan celah neoliberalisasi bagi pendidikan tinggi Indonesia. Dari fashion, makanan, hingga pendidikan pun semuanya akan berbau asing. Itulah kenyataan hari ini, bahwa Bagsa Indonesia telah kehilangan jati dirinya.

Mutu Perguruan Tinggi Indonesia Berdasarkan data dari Ditjen Dikti, pada tahun 2010 tenaga kerja lulusan perguruan tinggi hanya mampu mencapai angka 7,3 persen. Artinya, tingat pendidikan tenaga kerja Indonesia sangatlah rendah. Lulusan SD atau tidak tamat SD menjadi mayoritas tingkat pendidikan tenaga kerja Indonesia, yaitu 51,5 persen. Komposisi yang lain, sebanyak 18, 9 persen dipenuhi lulusan SMP, 14,6 persen lulusan SMA dan 7,8 persen lulusan SMK. Hal ini sangatlah berpengaruh pada jenis pekerjaan dan hasil yang diperoleh. Merujuk pada data tersebut, berarti masih banyak lulusan perguruan tinggi yang belum menempati bursa tenaga kerja. Dengan kata lain, masih minimnya tingkat relevansi lulusan perguruan tinggi dengan dunia kerja paska kampus. Persoalan mutu menjadi sorotan utama. Meskipun pemerintah telah mengacu pada Undang Undang Sisdiknas, namun pencapain pendidikan nasional masih jauh dari harapan. Pendidikan yang seharusnya berdampak pada peningkatan kualitas manusia Indonesia masih belum meningkat secara signifikan, justru disusul oleh negaranegara berkembang lainnya. Perguruan tinggi selalu menjadi motor perubahan sosial masyarakat. Keterpurukan mutu ini, janganlah menjadi alasan untuk membuka pintu bagi perguruan tinggi asing untuk didirikan di Indonesia. Melalui pasal Internasionalisasi Pendidikan Tinggi, berarti membuka peluang kerjasama pendirian perguruan tinggi asng di Indonesia. Hal ini akan melumpuhkan secara perlahan perguruan tinggi dalam negeri. Selain itu, melihat tipe masyarakat Indonesia yang selalu gamang dengan kebudayaan barat, maka akan menimbulkan ancaman bagi eksistensi budaya Indonesia. Penyederhanaan Solusi terbaik dari permasalahan ini adalah peningkatan mutu pendidikan tinggi di Indonesia. Namun, bukan dengan membuka pasar asing untuk masuk ke dalam negeri. . Bila dibandingkan dengan negara lain, peringkat perguruan tinggi

Indonesia masih jauh dari harapan. Misalnya, Universitas Indonesia (UI) yang merupakan perguruan tinggi terbaik di Indonesia baru mampu menduduki peringkat ke 201 dari universitas seluruh dunia. Nah, bagaimana bisa perguruan tinggi dalam negeri mau leading di Internasional? Seharusnya RUU PT inilah yang akan melindungi pendidikan tinggi Indonesia, bukan malah membuka pintu lebar-lebar bagi produk asing. Jika urusan pangan, maka petani yang telah dibunuh perlahan lahan dengan adanya impor pangan. Sekarang, giliran sektor pendidikan yang akan lumpuh secara pelan-pelan. Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) telah menjadi bukti nyata, bagaimana pendidikan mengutamakan nama internasional, namun mutu nya masih dipertanyakan. Jadi, internasionalisasi ini lahir karena ketidakberdayaan perguruan tinggi dalam negeri dalam bersaing dengan perguruan tinggi asing. Konstruksi berfikir ini yang harus dihilangkan dari para pengambil kebijakan di negeri ini. Jangan sampai pendidikan sebagai backbone karakter bangsa ini tercemar dengan segala bentuk jenis asing. http://edukasi.kompasiana.com/2011/11/08/internasionalisasi-pendidikan-tinggitanya-kenapa-kritik-terhadap-ruu-pendidikan-tinggi/

Pendidikan Karakter untuk Membangun Keberadaan BangsaApril 27th 2011 2 Comments

Mengawali tulisan ini, patut kiranya kita memberikan makna lebih tentang tema besar yang diangkat pada acara Hari Pendidikan Nasional tahun 2010 yakni Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa. Karena Dunia pendidikan diharapkan sebagai motor penggerak untuk memfasilitasi perkembangan karakter, sehingga anggota masyarakat mempunyai kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis dan demokratis dengan tetap memperhatikan sendi-sendi Nagara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan norma-norma sosial di masyarakat yang telah menjadi kesepakatan bersama. Dari mana asalmu tidak penting, Ukuran tubuhmu juga tidak penting, Ukuran Otakmu cukup penting, ukuran hatimu itulah yang sangat penting karena otak (pikiran) dan kalbu hati yang paling kuat menggerak seseorang itu bertutur kata dan bertindak Simak, telaah, dan renungkan dalam hati apakah telah memadai wahana pembelajaran memberikan peluang bagi peserta didik untuk multi

kecerdasan yang mampu mengembangkan sikap-sikap; kejujuran, integritas, komitmen, kedisipilinan, visioner, dan kemandirian. Sejarah memberikan pelajaran yang amat berharga, betapa perbedaan, pertentangan, dan pertukaran pikiran itulah sesungguhnya yang mengantarkan kita ke gerbang kemerdekaan. Melalui perdebatan tersebut kita banyak belajar, bagaimana toleransi dan keterbukaan para Pendiri Republik ini dalam menerima pendapat, dan berbagai kritik saat itu. Melalui pertukaran pikiran itu kita juga bisa mencermati, betapa kuat keinginan para Pemimpin Bangsa itu untuk bersatu di dalam satu identitas kebangsaan, sehingga perbedaan-perbedaan tidak menjadi persoalan bagi mereka. Karena itu pendidikan karakter harus digali dari landasan idiil Pancasila, dan landasan konstitusional UUD 1945. Sejarah Indonesia memperlihatkan bahwa pada tahun 1928, ikrar Sumpah Pemuda menegaskan tekad untuk membangun nasional Indonesia. Mereka bersumpah untuk berbangsa, bertanah air, dan berbahasa satu yaitu Indonesia. Ketika merdeka dipilihnya bentuk negara kesatuan. Kedua peristiwa sejarah ini menunjukan suatu kebutuhan yang secara sosio-politis merefleksi keberadaan watak pluralisme tersebut. Kenyataan sejarah dan sosial budaya tersebut lebih diperkuat lagi melalui arti simbol Bhineka Tunggal Ika pada lambang negara Indonesia. Dari mana memulai dibelajarkannya nilai-nilai karakter bangsa, dari pendidikan informal, dan secara pararel berlanjut pada pendidikan formal dan nonformal. Tantangan saat ini dan ke depan bagaimana kita mampu menempatkan pendidikan karakter sebagai sesuatu kekuatan bangsa. Oleh karena itu kebijakan dan implementasi pendidikan yang berbasis karakter menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka membangun bangsa ini. Hal ini tentunya juga menuntut adanya dukungan yang kondusif dari pranata politik, sosial, dan budaya bangsa. Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa, adalah kearifan dari keaneragaman nilai dan budaya kehidupan bermasyarakat. Kearifan itu segera muncul, jika seseorang membuka diri untuk menjalani kehidupan bersama dengan melihat realitas plural yang terjadi. Oleh karena itu pendidikan harus diletakan pada posisi yang tepat, apalagi ketika menghadapi konflik yang berbasis pada ras, suku dan keagamaan. pendidikan karakter bukanlah sekedar wacana tetapi realitas implementasinya, bukan hanya sekedar kata-kata tetapi tindakan dan bukan simbol atau slogan, tetapi keberpihak yang cerdas untuk membangun keberadaban bangsa Indonesia. Pesan akhir tulisan ini, berikan layanan yang terbaik kepada Pendidik dan Tenaga Kependidikan sehingga terwujud masyarakat yang beradab yang mengimplementasikan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.. Pembiasaan berperilaku santun dan damai adalah refreksi dari tekad kita sekali merdeka, tetap merdeka

Posts Related to Pendidikan Karakter untuk Membangun Keberadaan Bangsa

6 Siswa Indonesia Berkompetisi di ASPelajar Indonesia akan bersaing di ajang kejuaraan ilmu pengetahuan prakuliah terbesar di dunia, yaitu Intel International Science and Engineering Fair (ISEF) 2011 di Los Angeles, ...

Menggapai Asa dengan Bidik MisiMedan, 23 April 2011--Menteri Pendidikan Nasional M. Nuh berkunjung ke rumah penerima bantuan biaya pendidikan Bidik Misi di Medan. Tak pernah terbersit di benak Hamzah ...

1st I Award Assessment Committee Meeting

Jakarta, 25 April 2011--Malaysia Indonesia Thailand (MIT) menggelar 1st I Award Assessment. Penghargaan ini bertujuan untuk menilai kesiapan negara MIT dalam internasionalisasi kampus. Perwakilan Indonesia ...

Pelajar Indonesia Raih 8 Medali ICYSPelajar Indonesia mampu menunjukkan konsistensinya untuk berprestasi di ajang kompetisi penelitian tingkat dunia International Conference of Young Scientis (ICYS) di Moskwa, Rusia. Indonesia berhasil mempersembahkan ...

Ujian Nasional 18-21 April 2011Ujian nasional tahun pelajaran 2010/2011 jenjang sekolah menengah atas/madrasah aliyah/sekolah menengah kejuruan (SMA/MA/SMK) akan diselenggarakan 18-21 April 2011. Sementara jenjang sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs) ...

http://pusbangprodik.org/?p=12

Memaknai InternasionalisasiIn Manajemen Pendidikan, Manajemen Sekolah, Organizational Learning, Pendidikan Dasar, Pendidikan Indonesia,Pendidikan Menengah, Pendidikan Tinggi, Penelitian Pendidikan on November 30, 2011 at 10:28 am

Saya baru saja mengikuti sebuah simposium internasional tentang coastal management yang diselenggarakan sebuah jurnal internasional di kampus kami. Sebenarnya saya bukan ahli di bidang ini, dan tidak pula mendalami kelautan, daerah pesisir, dll yang berbau ikan, tetapi karena saya tertarik mengetahui kehidupan dan dunia pesisir, dan tentu saja terkait dengan upaya penggalian yang saya lakukan terhadap model pendidikan di daerah pesisir dan kepulauan terpencil. Simposium berlangsung dua hari, dan di hari pertama saya cukup mendapatkan gambaran tentang pengawetan ikan dan bentuk olahannya, yang dikenal dengan surimi, sebab keynote speaker dari Thailand memaparkan contohcontoh penganan yang sering saya jumpai di Jepang. Dan juga mendapatkan informasi tentang kerusakan terumbu karang dan upaya pemberdayaan masyarakat di wilayah pesisir. Hari kedua pun, kepenasaran saya terpuaskan dengan penjelasan yang sangat menarik dari dua keynote speaker yang membahas tentang ekspor perikanan dan liku-liku pemberdayaan masyarakat. Karena internasional, maka sedari awal acara dibuka, pemakalah berpresentasi, dan tanya jawab dilakukan dalam bahasa Inggris. Bahkan saya merasa ada pemaksaan menggunakan bahasa Inggris, sebab terlihat banyak presenter yang sebenarnya kurang mampu dan kami yang mendengarkan menjadi tidak paham apa yang disampaikannya. Terasa kurangnya makna share ilmu, dan kuat kesan forum ini adalah forum latihan berbahasa Inggris. Untungnya, keynote speaker hari ini memutuskan menggunakan bahasa

Indonesia (sekalipun saya yakin beliau sangat fasih berbahasa Inggris), dengan maksud agar transfer ilmu lebih berjalan dengan baik. Dan memang, disampaikan dengan bahasa Indonesia lebih asyik dan tentu saja lebih dapat dipahami. Tetapi inisiatif simposium seperti ini patut diacungi jempol. Saya merasakan kembali atmosfer annual meeting asosiasi keilmuan yang saya ikuti di Jepang dulu. Semua peserta memiliki semangat dan antusiasme tinggi untuk menyampaikan dan membagi hasil penelitian dan pemikirannya. Dan inilah yang sedikit tertangkap selama dua harian ini. Selama mengikuti seminar tersebut, saya berpikir-pikir apakah kita sudah salah langkah memaknai internasionalisasi di negara ini? Kembali pada perdebatan panjang di dunia pendidikan Indonesia terkait masalah RSBI, SBI, dan segala sekolah internasional. Pemaknaan kita terhadap kata internasional hanya sebatas pada ruang kelas ber-AC, dilengkapi audio visual, dan pembelajaran menggunakan bahasa Inggris. Sedikit tambahan barangkali pada kurikulum asing ber- ISO yang harus dimasukkan dengan paksa. Di dunia pendidikan tinggi, makna internasionalisasi seperti di atas tidak terlalu kuat dengungannya. Dan untung saja, tidak ada universitas yang mengaku Universitas Bertaraf Internasional (UBI) karena ruang kelasnya sudah ber-AC dan ber-LCD. Karena kalau ada, kita benar-benar bangsa yang gagap internasionalisasi. Pemaknaan internasionalisasi di level universitas lebih cenderung pada pemakaian bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar perkuliahan dan penulisan artikel berbahasa Inggris yang akan diterbitkan dalam jurnal internasional atau pembuatan jurnal internasional, penyelenggaraan simposium internasional, dan tentu saja penandatanganan MoU dengan universitas di luar negeri. Saya mempunyai definisi dan pemaknaan tersendiri terhadap istilah internasional. Sekolah bertaraf internasional menurut saya tidak identik dengan up to date-nya peralatan dan fasilitas sekolah. Juga bukan penggunaan bahasa Inggris di tengah-tengah siswa yang notabene orang Indonesia semua (tidak ada siswa asing). Internasionalisasi akan lebih cantik dan elegan jika diarahkan pada perubahan sikap, perilaku, dan cara pikir yang universal.

Di lingkungan sekolah/universitas yang masih menggunakan papan tulis dan kapur tulis, yang bangku sekolahnya masih kayu (bukan kursi lipat), yang audio visualnya hanya tape recorder atau TV 14 inch yang biasa saja (bukan plasma), bisa dikatakan telah bertaraf internasional jika guru/dosen dan siswa (mahasiswa)nya menjalani proses belajar mengajar sebagaimana yang dijalankan oleh mereka di negara modern. Artinya, tidak ada contek menyontek, tidak lagi mementingkan nilai, belajar untuk tujuan memperoleh kepahaman dan kebisaan (tidak saja mengerti tetapi dapat mengerjakan dengan masalah yang berbeda), tidak ada budaya copy paste, mengembangkan diskusi yang didasari rasa ingin tahu dan ingin mendapatkan pemahaman, menghargai karya/pendapat/ide orang lain, dan selalu berfikir ilmiah. Saya cukup prihatin mendapati mahasiswa banyak yang hanya bisa mengcopy paste dan tidak bisa menganalisa dan mengajukan pendapat pribadi. Tentunya ini terjadi karena rendahnya minat baca mahasiswa terhadap referensi bidang ilmunya, dan apalagi buku-buku di luar ilmu yang ditekuninya. Dalam kegiatan seminar, harus muncul sikap internasional, yaitu sikap yang diakui secara universal sebagai sikap baik. Misalnya, diam dan tenang ketika presenter menyampaikan makalah, mematikan HP, tidak keluar masuk ruangan tanpa meminta ijin, tidak makan minum selama presentasi berlangsung, tidak mengobrol, tidak tidur, dan mengajukan pertanyaan dengan dasar konfirmasi data, mendapatkan ilmu baru, dan bukan untuk menguji pembicara atau menimbulkan adu domba. Internasionalisasi dalam penulisan dan penerbitan karya ilmiah adalah kejujuran dalam melakukan penelitian (dosen tidak hanya menyuruh mahasiswa mengerjakan atau tidak hanya numpang nama dari hasil penelitian mahasiswa), kejujuran dalam mengutip pendapat orang lain (bukan plagiator), dan keinginan besar untuk selalu menulis dan membagi hasil penelitiannya. Adapun penulisan dalam bahasa asing hanyalah sarana untuk memudahkan pengguna bahasa lain memahami apa yang sudah kita kerjakan. Jadi, mari kita menjadi orang/bangsa yang disegani dan dihormati karena sikap, perilaku dan pandangan kita yang positif. Bukan karena kita sudah dapat bercas cis cus dengan bahasa Inggris, dan bukan karena ruang kelas kita sudah ber-AC dan ber-LCD (padahal benda-benda inipun bukan karya anak bangsa).http://murniramli.wordpress.com/2011/11/30/memaknai-internasionalisasi/

Internasionalisasi Pendidikan Tinggi: Telaah Kritis atas Draft RUU Pendidikan TinggiJUMAT, 02 DESEMBER 2011 00:00 WIB ADMIN NO COMMENTS

Era globalisasi ditandai oleh semakin pudarnya sekat-sekat geografis wilayah setiap Negara. Hal ini berakibat semakin derasnya arus pergerakan barang dan jasa yang keluar masuk antar Negara. Kondisi ini ditopang pula oleh perkembangan teknologi informasi yang berkontribusi terhadap penyebaran informasi yang berlangsung secara cepat. Globalisasi juga ditandai oleh semakin ketatnya persaingan antarnegara dalam berbagai bidang, baik kualitas sebuah produk barang/jasa, maupun efisiensi proses produksinya.

Sebagai bagian dari warga dunia, Indonesia tidak bisa hidup sendirian di tengah-tengah pergaulan masyarakat dunia yang semakin terbuka ini. Sebaliknya, Indonesia dituntut kesiapannya meghadapi era persaingan yang ketat ini. Indonesia dituntut dapat menyesuaikan diri dengan keadaan dunia yang senantiasa berubah cepat. Penyesuaian diri itu dapat dilakukan, misalnya dengan peningkatan kualitas SDM.

Kalangan perguruan tinggi nasional, sebagai bagian dari system pendidikan tinggi, memiliki peran yang sangat strategis menghadapi persaingan global ini. Perguruan tinggi nasional harus secara sungguh-sungguh meningkatkan mutu dan kapasitasnya.Apalagi, kemungkinan masuknya perguruan tinggi asing ke Indonesia, mau tidak mau harus diantisipasi, manfaat dan dampak negatifnya.

Secara regulatif, desain pendidikan nasional, sebenarnya sudah membuka ruang yang sangat terbuka bagi kalangan pendidikan untuk senantiasa tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman, sebagaimana dinyatakan dalam UU Sisdiknas Pasal 1 ayat (2), Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman

Dari redaksi pasal dalam UU Sisdiknas tersebut kita bisa nyatakan bahwa meskipun kita dituntut untuk tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman, pendidikan kita, termasuk pendidikan tinggi, didesain juga harus tetap mengakar pada nilai-nilai agama dan kebudayaan nasional Indonesia.

Tampaknya, inilah yang coba untuk diterjemahkan ke dalam salah satu pasal dalam draft RUU Pendidikan Tinggi yang sedang di bahas di DPR, sebagai INTERNASIONALISASI PENDIDIKAN TINGGI

Dalam pasal 1 ayat (1) draft RUU tersebut dinyatakan bahwa Internasionalisasi adalah proses menyejajarkan perguruan tinggi dalam pergaulan internasional.

Definisi tersebut mungkin bermulti tafsir. Draft definisi tersebut bisa ditafsirkan bahwa sampai sekarang posisi perguruan tinggi kita masih belum sejajar, sehingga perlu disejajarkan dalam pergaulan internasional. Draft tersebut juga menimbulkan sebuah asumsi bahwa, jika ingin sejajar dengan dunia pendidikan internasional, maka perguruan tinggi kita harus mengikuti standar internasional.

Pertanyaan yang muncul adalah, apakah kita memang harus menyejajarkan perguruan tinggi kita, mengikuti standar yang ditetapkan secara internasional? Bukankah kita memiliki karakteristik tersendiri, sehingga tidak harus disamakan dengan standar yang dibuat berdasarkan kacamata global? Atau, apakah justru kita sendiri yang seharusnya menyebarluaskan nilai-nilai dan karakteristik kita ke tengah-tengah masyarakat global?

Atau, adakah definisi lain yang lebih tepat dari INTERNASIONALISASI sebagaimana tertulis dalam draft RUU tersebut? Forum diskusi ini seyogyanya bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.

Persoalan lain yang juga harus dijawab dalam diskusi ini ialah adanya perbedaan penekanan pada beberapa pasal INTERNASIONALISASI.

(1) Dalam pasal 31 ayat (3) huruf (c) Kebijakan nasional internasionalisasi pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit memuat a. pembentukan masyarakat intelektual yang mandiri; b. pemberian wawasan pada mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat internasional dan c. pemajuan nilai-nilai dan budaya bangsa Indonesia dalam pergaulan internasional.

Sementara, dalam pasal 32 ayat dinyatakan bahwa

Internasionalisasi Pendidikan Tinggi dilaksanakan melalui: a. penyelenggaraan pembelajaran yang bertaraf internasional. b. Kerja sama internasional antara lembaga penyelengara pendidikan tinggi Indonesia dan lembaga penyelenggara pendidikan tinggi negara lain; dan c. penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh lembaga penyelenggara pendidikan tinggi negara lain.

Redaksi memuat dan dilaksanakan dalam kedua pasal tersebut jelas menunjukkan penekanan yang berbeda. Kata memuat jelas lebih eufimistik ketimbang dilaksanakan yang bermakna lebih implementatif.

Dari redaksi pasal 32 huruf b di atas, secara faktual kita sudah melihat institusi pendidikan tinggi kita yang menjalin kerja sama dengan lembaga penyelenggara pendidikan tinggi negara lain. Akan tetapi yang patut kita kemukakan di sini ialah, sejauh mana manfaat kerja sama tersebut?

Dari redaksi pasal 32 di atas yang juga patut ditelaah secara kritis ialah soal dibukanya peluang yang sangat lebar bagi pendidikan tinggi yang diselenggaraan oleh negara lain (huruf c). Jika pasal ini disetujui, kita bisa membayangkan, bermunculannya PT asing di negara kita. Konsekuensinya ialah persaingan akan muncul antara PT nasional dan PT asing tersebut dalam memperebutkan pasar mahasiswa.

Redaksi pasal 32 huruf c di atas pun menimbulkan pertanyaan yang lainnya, apakah terbukanya peluang PT Asing untuk mencari pasar di Indonesia ini diimbangi dengan terbukanya peluang PT nasional untuk juga mencari pasar di luar negeri dengan membuka kantornya di negara-negara tertentu? Apakah negara-negara lain mau membuka pasarnya bagi PT Indonesia? Atau, pertanyaannya lebih pesimistis, apakah PT Indonesia berminat membuka PT di suatu negara?

Jika persepsi kita bersifat pesimistis, maka yang terjadi adalah kalahnya perguruan tinggi kita dalam persaingan dengan PT asing. Jika persepsi kita bersifat optimis, maka eksistensi PT asing tersebut haruslah dihadapi dengan segala kesiapan yang kita miliki.

Nah, forum diskusi ini diharapkan dapat memberikan pandangan-pandangan yang kritis, korektif, dan antisipatif terhadap draft naskah RUU Pendidikan Tinggi, khususnya pasal yang terkait dengan INTERNASIONALISASI PENDIDIKAN TINGGI tersebut.

http://www.raihaniskandar.net/2011/12/internasionalisasi-pendidikan-tinggi.html

Internasonalisasi Pendidikan Mengancam PT Lokal?Selasa, 20 Desember 2011 10:33 | Author: admin |

B e r i t a P e n d i d i k a n

Palmerah, Warta Kota Internasionalisasi Pendidikan Tinggi yang tercantum dalam Rancangan Undang-Undang Pendidikan Tinggi (RUU PT) mendapat banyak penolakan. Penolakan terbesar datang dari asosiasi perguruan tinggi swasta, menyusul adanya rencana kebijakan yang memperbolehkan Perguruan Tinggi Asing (PTA) masuk ke Indonesia. Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI), Edi Suandi Hamid mengatakan, internasionalisasi pendidikan dapat mengancam eksistensi pendidikan tinggi terutama perguruan tinggi swasta (PTS) di dalam negeri. Untuk itu, katanya, perlu ada batasan tegas tentang aturan serta peranan PTA jika nantinya diperbolehkan masuk ke Indonesia. "Dalam RUU PT tidak ada pengertian internasionalisasi dan pasal apa yang digunakan. Jangan hanya memakai Peraturan Presiden (Perpres) No 77 tahun 2007 yang memang sangat liberal," kata Edi, dalam Seminar Internasionalisasi Perguruan Tinggi di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (19/12). Edi mengutarakan, jika dipandang dari kebijakan UNESCO, internasionalisasi pendidikan sangat positif. Namun APTISI meminta agar ada pasal-pasal yang mengatur secara lebih rinci tentang internasionalisasi pendidikan tersebut. "Harus ada aturan apakah PTA dapat membuka kampus sendiri atau tetap harus terintegrasi dengan perguruan tinggi lokal," ujarnya. Jika tidak ada aturan yang jelas tentang masuknya PTA ke Indonesia, Edi khawatir nantinya pendidikan tinggi akan sama dengan bebas masuknya produk-produk dari China ke Indonesia. "Berakhir dengan bangkrutnya perusahaan lokal yang tidak mampu bersaing dengan murahnya produk dari China, jangan sampai ada penjajahan dalam pendidikan," katanya. Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi X DPR Rully Chairil Azwar menjelaskan, sejumlah pasal dalam RUU PT masih dalam pembahasan untuk dipertajam. Misalnya seperti pasal pengelolaan di mana otonomi penuh yang belum ada aturannya. "Semua masih akan kita pertajam, karena UU saat ini baru mengatur sampai ke otonomi BLU (Badan Layanan Umum),"

http://pusdiklat.kemenperin.go.id/index.php? option=com_content&view=category&layout=blog&id=142&Itemid=92

Budaya Berperan Penting dalam Pendidikan KarakterMargaret PuspitariniRabu, 19 Oktober 2011 17:17 wib 0 0Email0

foto: Mendikbud, M Nuh/ ist

JAKARTA - Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) resmi berubah nama menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemedikbud) sejak tadi pagi. Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh, penggabungan kebudayaan dalam kementerian pendidikan sesuai dengan pendidikan karakter yang tengah digalakkan olehnya. "Pembentukan pendidikan karakter di kalangan pelajar erat kaitannya dengan nilai budaya yang dimiliki bangsa. Maka, sangat tepat jika penambahan bidang budaya dalam kementerian pendidikan," ujar M Nuh di acara konferensi pers pengenalan dan penjelasan tugas dua wakil menteri pendidikan dan kebudayaan (wamendikbud) yang baru di Gedung DSS, Rabu (19/10/2011).

M Nuh mengungkapkan, budaya terbagi menjadi dua aspek, yaitu budaya sebagai tontonan dan budaya sebagai tuntunan. "Budaya sebagai tontonan mengandung nilai ekonomis dan bukan bagian dari kita, melainkan masuk dalam Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sementara, budaya sebagai tuntunan, erat kaitannya dengan nilai-nilai yang dikandung di dalamnya. Maka, sesuai jika dimasukan dalam bidang pendidikan," katanya menjelaskan.

Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika(Menkominfo) ini menyebutkan, banyak nilai-nilai budaya asli Indonesia yang mulai hilang di diri para pelajar. "Nilai-nilai budaya, seperti kejujuran dan kesetiakawanan inilah yang akan dibangun dalam diri para pelajar agar sesuai dengan pendidikan karakter yang kita galakkan," katanya. Mengenai, penambahan bidang budaya dalam Kemedikbud ini, lanjutnya, memiliki tiga tujuan utama. Pertama, membangun nilai kebudayaan yang melekat dalam pendidikan sesuai dengan pendidikan karakter dan diaplikasikan dalam budaya sekolah (school culture). Kedua, tambahnya, untuk menumbuhkan nilai kecintaan anak-anak terhadap budayanya sendiri. Salah satunya dengan mengunjungi museum yang merupakan tempat penyimpanan warisan bangsa. "Sekarang ini, siapa coba yang mau masuk museum? Anak-anak lebih sering mengunjungi mall dibandingkan museum," ujar mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tersebut. Terakhir, bertujuan untuk menggali banyak warisan budaya yang masih terpendam. Seperti diberitakan sebelumnya, dalam reshuffle kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II ini, M Nuh memiliki dua wakil menteri baru. Rektor Universitas Andalas (Unan) Sumatera Barat, Musliar Kasim didapuk sebagai wamendikbud bidang pendidikan dan guru besar Arsitektur Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Wiendu Nuryanti sebagai wamendikbud bidang budaya. (rhs)

http://berita.ini-aja.com/home/readmore/284698