Top Banner
Flu burung (H5N1) A. Flu Burung Flu Burung (H5N1) adalah suatu jenis influenza tipe A yang menyerang hewan unggas terutama ayam dan kadangkala kepada manusia. Flu Burung dapat berpindah dari unggas hidup kepada manusia, walaupun penularan antara manusia relatif jarang terjadi. Gejala umum dari flu burung sama seperti virus influenza lainnya, seperti demam nyeri seluruh persendian otot, batuk dan sakit tenggorokan. Namun, pada berberapa kasus dapat berakibat pada demam yang tinggi, infeksi paru-paru, gagal pernafasan, kegagalan fungsi organ lainnya, dan kematian.flu burung ini menyebar akibat adanya unggas yang terinfeksi menyebarkan virusnya di air liur, cairan saluran pernafasan, dan kotorannya. Virus flu burung menyebar diantara burung-burung yang rentan saat mereka terkena kotoran yang telah terkontaminasi. Diyakini bahwa sebagian besar kasus infeksi H5N1 pada manusia disebabkan oleh kontak dengan unggas yang telah terinfeksi atau lingkungan yang telah terkontaminasi. Virus ini tidak menulari manusia pada khususnya. Namun pada tahun 1997, kejadian pertama penularan langsung virus influenza A (H5N1) dari burung ke manusia telah dibuktikan saat terjadi serangan penyakit flu burung diantara unggas di Hong Kong; virus tersebut telah menyebabkan sakit pernafasan yang parah pada 18 orang, 6 diantaranya meninggal. Sejak saat itu, terdapat kejadian penularan H5N1 pada manusia. Namun sejauh ini virus H5N1 tidak bisa menular dari manusia ke manusia. Petugas- petugas kesehatan terus memantau keadaan ini secara teliti untuk mendapatkan petunjuk adanya penularan H5N1 antar manusia. Sampai dengan tanggal 17 Oktober 2007, Indonesia telah melaporkan 109 kasus flu burung H5N1 pada manusia. 88 diantaranya mematikan. 3 kasus mematikan dilaporkan telah terjadi di Bali sejak bulan Agustus 2007. Burung-burung yang terinfeksi menyebarkan virusnya di air liur, cairan saluran pernafasan, dan kotorannya. Virus flu burung menyebar diantara burung-burung yang rentan saat mereka terkena kotoran yang telah terkontaminasi. Diyakini bahwa sebagian besar kasus infeksi H5N1 pada manusia disebabkan oleh kontak dengan unggas yang telah terinfeksi atau lingkungan yang telah terkontaminasi. B. Gejala flu burung
47

Tentang Flu Burung

Aug 12, 2015

Download

Documents

flu burung
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tentang Flu Burung

Flu burung (H5N1)A. Flu BurungFlu Burung (H5N1) adalah suatu jenis influenza tipe A yang menyerang hewan unggas terutama ayam dan kadangkala kepada manusia. Flu Burung dapat berpindah dari unggas hidup kepada manusia, walaupun penularan antara manusia relatif jarang terjadi. Gejala umum dari flu burung sama seperti virus influenza lainnya, seperti demam nyeri seluruh persendian otot, batuk dan sakit tenggorokan. Namun, pada berberapa kasus dapat berakibat pada demam yang tinggi, infeksi paru-paru, gagal pernafasan, kegagalan fungsi organ lainnya, dan kematian.flu burung ini menyebar akibat adanya unggas yang terinfeksi menyebarkan virusnya di air liur, cairan saluran pernafasan, dan kotorannya. Virus flu burung menyebar diantara burung-burung yang rentan saat mereka terkena kotoran yang telah terkontaminasi. Diyakini bahwa sebagian besar kasus infeksi H5N1 pada manusia disebabkan oleh kontak dengan unggas yang telah terinfeksi atau lingkungan yang telah terkontaminasi. Virus ini tidak menulari manusia pada khususnya. Namun pada tahun 1997, kejadian pertama penularan langsung virus influenza A (H5N1) dari burung ke manusia telah dibuktikan saat terjadi serangan penyakit flu burung diantara unggas di Hong Kong; virus tersebut telah menyebabkan sakit pernafasan yang parah pada 18 orang, 6 diantaranya meninggal. Sejak saat itu, terdapat kejadian penularan H5N1 pada manusia. Namun sejauh ini virus H5N1 tidak bisa menular dari manusia ke manusia. Petugas-petugas kesehatan terus memantau keadaan ini secara teliti untuk mendapatkan petunjuk adanya penularan H5N1 antar manusia. Sampai dengan tanggal 17 Oktober 2007, Indonesia telah melaporkan 109 kasus flu burung H5N1 pada manusia. 88 diantaranya mematikan. 3 kasus mematikan dilaporkan telah terjadi di Bali sejak bulan Agustus 2007. Burung-burung yang terinfeksi menyebarkan virusnya di air liur, cairan saluran pernafasan, dan kotorannya. Virus flu burung menyebar diantara burung-burung yang rentan saat mereka terkena kotoran yang telah terkontaminasi. Diyakini bahwa sebagian besar kasus infeksi H5N1 pada manusia disebabkan oleh kontak dengan unggas yang telah terinfeksi atau lingkungan yang telah terkontaminasi.

B. Gejala flu burung Flu burung (H5N1) memiliki persamaan gejala dengan virus influenza lainnya, termasuk adanya demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, sakit kepala dan nyeri otot. Namun virus flu burung kemungkinan besar dapat mengakibatkan demam yang tinggi, infeksi paru-paru, terganggunya saluran pernapasan, rusaknya bermacam-macam organ tubuh, sampai pada kematian.C. Macam-Macam Cara melindungi atau pencegahan Flu burung1. Rekomendasi sementara untuk pencegahan bagi mereka yang terlibat dalam peternakan/penyembelihan unggas/burung/ayam secara masal terutama di daerah terjangkit yang dikeluarkan oleh WHO/WPRO Manila 14 Januari 2004 intinya adalah sbb . :a) Basuh tangan sesering mungkin, penjamah sebaiknya juga melakukan disinfeksi tangan (dapat dengan alcohol 70%, atau larutan pemutih/khlorin 0,5%untuk alat2/instrumen)b) Gunakan alat pelindung perorangan seperti masker, sarung tangan, kaca mata pelindung, sepatu pelindung dan baju pelindung pada waktu melaksanakan tugas dipeternakan yang terjangkit atau di laboratoriumc) Mereka yang terpajan dengan unggas/burung/ayam yang diduga terjangkit sebaiknya dilakukan

Page 2: Tentang Flu Burung

vaksinasi dengan vaksin influenza manusia yang dianjurkan oleh WHO dalam rangka mencegah infeksi campuran Flu-Manusia dengan Flu-Burung , yang kemungkinan dapat menyebabkan jenis virus Flu-Burung baru yang dapat menginfeksi manusia.d) Lakukan pengamatan pasif terhadap kesehatan mereka yang terpajan dan keluarganya. Perhatikan keluhan-keluhan seperti Flu, radang mata, keluhan pernafasan). Orang berisiko tinggi terkena influenza yaitu mereka yang berusia lebih 60 tahun , atau berpenyakit paru dan jantung kronis tidak boleh bekerja di peternakan unggas/burung/ayam.e) Lakukan survei serologis pada mereka yang terpajan termasuk kepada dokter-hewanf) Jika terdapat risiko untuk menghirup udara yang tercemar di peternakan /tempat penyembelihan yang terjangkit , diajurkan pencegahan dengan obat antiviral (antara lain dengan Oseltamivir 75 mg dalam kapsul , 1 kali sehari selama 7 hari).g) Pemeriksaan laboratorium untuk memastikan dan mengisolasi virus penyebabnya : Kirimkan spesimen darah dan alat-alat dalam (usus, hati, hapusan hidung dan mulut, trachea, paru, limpa, ginjal, otak dan jantung) binatang yang diduga terjangkit penyakit itu (termasuk babi) ke laboratorium yang berwenang. Kotoran dan sekreta cairan unggas yang terjangkit dapat menularkan apabila tidak di masak. Pemanasan 90 derajat celcius dalam waktu 1 menit dapat mematikan virus tersebut.10 Analisa Mengenal Masalah Perilaku :1. Mengenal masalahMasalah yang sedang terjadi adalah meluasnya virus burung di Indonesia. Virus yang menyerang unggas ini menyerang masyarakat Indonesia, pemicu lain karena masih banyak masyarakat yang belum mengenal dan bagaimana cara menghindari.2. Mengenal Penyebab MasalahBurung-burung yang terinfeksi menyebarkan virusnya di air liur, cairan saluran pernafasan, dan kotorannya. Virus flu burung menyebar diantara burung-burung yang rentan saat mereka terkena kotoran yang telah terkontaminasi. Diyakini bahwa sebagian besar kasus infeksi H5N1 pada manusia disebabkan oleh kontak dengan unggas yang telah terinfeksi atau lingkungan yang telah terkontaminasi.3. Mengenal sifat Masalah Termasuk masalah yang darurat, karena penyebaran virus, seperti yang diketahui sangatlah cepat, sehingga membutuhkan penangangan yang ekstra untuk mencegah semakin meluasnya resiko masyarakat terjangkit.4. Mengenal Perkembangan Masalah5. Mengneal kebiasaan6. Sebab kebiasaan7. Rumusan Perilaku yang diharapkan1. Gunakan pelindung (Masker, kacamata renang, sarung tangan) setiap berhubungan dnegan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas2. Setiap hal yang berasal dari saluran cerna unggas seperti sekresi harus ditanam/dibakar supaya tidak menular kepada lingkungan sekitar3. Cuci alat yang digunakan dalam peternakan dengan desinfektan4. Kandang dan Sekresi unggas tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan5. Memasak daging ayam dengan benar pada suhu 80 derajat dalam 1 menit dan membersihkan telur ayam serta dipanaskan pada suhu 64 derajat selama 5 menit.6. Menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri.

Page 3: Tentang Flu Burung

8. Mengenal hambatanPencegahan masih sulit dilakukan menyeluruh, karena kurangnya tenaga pengawasan.Masih banyak masyarakat yang mengetahui gejala-gejala virus menyerang, sehingga tidak melaporkan sebelum penyakit menjadi serius dan seluruh anggota keluarga terjangkit. Dana yang kurang untuk melakukan vaksinasi influinza menyeluruh bagi masyarakat, terutama bagi yang sering kontak langsung dengan unggas tersebut.9. Mengenal hal-hal yang mendorong10. Mengenai hasil-hasil sampingan.Menggunakan masker dan cuci tangan setelah kontak langsung dengan unggas mencegah resiko. Pemberian pendidikan kesehatan mengenai flu burung akan menambah pengetahuan masyarakat mengenai gejala dan mencegah terjangkit penyakit menular ini.

makalah flu burung

Flu BurungPENGERTIANFlu Burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza yang menyerang burung/unggas/ayam . Salah satu tipe yang perlu diwaspadai adalah yang disebabkan oleh virus influenza dengan kode genetik H5N1 (H=Haemagglutinin, N=Neuramidase) yang selain dapat menular dari burung ke burung ternyata dapat pula menular dari burung ke manusia. PENYEBABPenyebab flu burung adalah virus influenza tipe A . Virus influenza termasuk famili Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk (Drift, Shift), dan dapat menyebabkan epidemi dan pandemi. Berdasarkan sub tipenya terdiri dari Hemaglutinin (H) dan Neuramidase (N) . Kedua huruf ini digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu burung yang banyak jenisnya.Pada manusia: hanya terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan pada binatang: H1-H5 dan N1-N98. Strain yang sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtipe A H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22 °C dan lebih dari 30 hari pada 0 °C. Virus akan mati pada pemanasan 60 °C selama 30 menit atau 56 °C selama 3 jam dan dengan detergent, desinfektan misalnya formalin, serta cairan yang mengandung iodin.GEJALAGejala flu burung dapat dibedakan pada unggas dan manusia. a. Gejala pada unggas:- Jengger berwarna biru- Borok di kaki - Kematian mendadak

Page 4: Tentang Flu Burung

b. Gejala pada manusia:- Demam (suhu badan diatas 38 °C) - lemas - Pendarahan hidung dan gusi - sesak nafas - muntah dan nyeri perut serta diare - Batuk dan nyeri tenggorokan - Radang saluran pernapasan atas - Pneumonia - Infeksi mata - Nyeri otot

MASA INKUBASI Pada Unggas : 1 minggu Pada Manusia : 1-3 hari , Masa infeksi 1 hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala. Pada anak sampai 21 hari

DEFINISI KASUS1. Kasus SuspekKasus suspek adalah seseorang yang menderita ISPA dengan gejala demam (temp > 38°C), batuk dan atau sakit tenggorokan dan atau ber-ingus serta dengan salah satu keadaan;• seminggu terakhir mengunjungi petemakan yang sedang berjangkit klb flu burung.• kontak dengan kasus konfirmasi flu burung dalam masa penularan.• bekerja pada suatu laboratorium yang sedang memproses spesimen manusia atau binatang yang dicurigai menderita flu burung2. Kasus "Probable"Kasus "probale" adalah kasus suspek disertai salah satu keadaan;• Bukti laboratorium terbatas yang mengarah kepada virus influenza A (H5N1), misal : Test HI yang menggunakan antigen H5N1.• Dalam waktu singkat berlanjut menjadi pneumonia gagal pernafasan/ meninggal.• Terbukti tidak terdapat penyebab lain.3. Kasus KompermasiKasus kompermasi adalah kasus suspek atau "probale" didukung oleh salah satu hasil pemeriksaan laboratorium;• Kultur virus influenza H5N1 positip.• PCR influenza (H5) positip.• Peningkatan titer antibody H5 sebesar 4 kali

PENULARANFlu burung menular dari unggas ke unggas, dan dari unggas kemanusia, melalui air liur, lendir dari hidung dan feces. Penyakit ini juga dapat menular melalui udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari kotoran atau sekreta burung/unggas yang menderita flu burung. Penularan dari unggas ke manusia juga dapat terjadi jika bersinggungan langsung dengan unggas yang terinfeksi flu burung. Contohnya: pekerja di peternakan ayam, pemotong ayam dan penjamah produk unggas lainnya. Unggas yang sakit oleh Influenza A atau virus H5N1 dapat mengeluarkan virus dengan jumlah besar dalam kotorannya. Virus itu dapat bertahan hidup di air sampai empat hari pada suhu 22 derajad celcius dan lebih dari 30 hari pada nol derajad celcius. Di dalam kotoran dan tubuh unggas yang sakit, virus dapat bertahan lebih lama. Virus ini mati pada pemanasan 56 derajat Celcius dalam 3 jam atau 60 derajad celcius selama 30 menit. Bahan disinfektan

Page 5: Tentang Flu Burung

fomalin dan iodine dapat membunuh virus menakutrkan ini.Virus flu burung hidup di dalam saluran pencernaan unggas. Burung yang terinfeksi virus akan mengeluarkan virus ini melalui saliva (air liur), cairan hidung, dan kotoran. Avian Virus influenza avian dapat ditularkan terhadap manusia dengan 2 jalan. Pertama kontaminasi langsung dari lingkungan burung terinfeksi yang mengandung virus kepada manusia. Cara lain adalah lewat perantara binatang babi. Penularan diduga terjadi dari kotoran secara oral atau melalui saluran pernapasan.

Penyebaran flu burung di berbagai belahan dunia antara lain: 1. Ayam dan manusia di Hongkong. Selama wabah tersebut Pada tahun 1997 Avian Influenza A (H5N1) telah menginfeksi berlangsung 18 orang telah dirawat di rumah sakit dan 6 diantaranya meninggal dunia. Untuk mencegah penyebaran tersebut pemerintah setempat memusnahkan 1,5 juta ayam yang terinfeksi flu burung. Pada tahun 1999, di Hongkong dilaporkan adanya kasus Avian Influenza A (H9N2) pada 2 orang anak tanpa menimbulkan kematian. Pada tahun 2003, di Hongkong ditemukan lagi dua kasus Avian Influenza A (H5N1) dan satu orang meninggal.2. Pada tahun 2003, di Belanda ditemukan 80 kasus Avian Influenza A (H7N7) dan satu diantaranya meninggal. 3. Pada tahun 2004 terjadi lagi 25 kasus Avian Influenza A (H5N1) di Vietnam (19) dan Thailand (6) yang menyebabkan 19 orang meninggal (5 di Thailand, 14 di Vietnam)

PENCEGAHAN

Pada Unggas: Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung Vaksinasi pada unggas yang sehat Pada Manusia: Kelompok berisiko tinggi (pekerja peternakan dan pedagang): - Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja. - Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu burung.- Menggunakan alat pelindung diri. (contoh : masker dan pakaian kerja).- Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja. - Membersihkan kotoran unggas setiap hari. - Imunisasi. Masyarakat umum: - Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi & istirahat cukup.- Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu : Pilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala penyakit pada tubuhnya) - Memasak daging ayam sampai dengan suhu ± 800 °C selama 1 menit dan pada telur sampai dengan suhu ± 640 °C selama 4,5 menit. - Basuh tangan sesering mungkin, penjamah sebaiknya juga melakukan disinfeksi tangan (dapat dengan alcohol 70%, atau larutan pemutih/khlorin 0,5%untuk alat2/instrumen) - Lakukan pengamatan pasif terhadap kesehatan mereka yang terpajan dan keluarganya. Perhatikan keluhan-keluhan seperti Flu, radang mata, keluhan pernafasan.

PENGOBATAN Pengobatan bagi penderita flu burung adalah: - Oksigenasi bila terdapat sesak napas. - Hidrasi dengan pemberian cairan parenteral (infus).

Page 6: Tentang Flu Burung

- Pemberian obat anti virus oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hari. - Anti replikasi neuramidase (inhibitor): Tamiflu dan Zanamivir- Amantadin diberikan pada awal infeksi, sedapat mungkin dalam waktu 48 jam pertama selama 3-5 hari dengan dosis 5 mg/kg BB perhari dibagi dalam 2 dosis. Bila berat badan lebih dari 45 kg diberikan 100 mg 2 kali sehari.

KEBIJAKAN PEMERINTAH Dalam rangka mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh flu burung, pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa kebijakan, di antaranya adalah sebagai berikut : - Memberikan konpensasi bagi peternakan rakyat selama 6 bulan dari 29 Januari – 30 Juli 2004 berupa DOC dan Pakan. - Memusnahkan semua unggas yang terserang flu burung dengan cara dibakar.- Mengadakan vaksinasi bagi ayam atau ternak unggas yang masih sehat.- Melakukan tindakan biosekuriti (pengawasan secara ketat terhadap lalu-lintas unggas produk unggas dan limbah peternakan unggas) untuk daerah yang bebas flu burung.CATATAN PENTING Penyebab flu burung di Indonesia adalah virus influenza tipe A subtipe H5N1. PENTING YANG HARUS ANDA KETAHUI DARI FLU BURUNG DARI WHO Petunjuk bagi penduduk yang tinggal di daerah yang tertular flu burung Penyebaran flu burung di daerah yang tertular bisa dicegah:1. orang sebaiknya menghindari kontak dengan ayam, bebek dan unggas lainnya kecuali sangat perlu. Ini adalah cara terbaik untuk mencegah infeksi oleh flu burung.2. Anak anak memiliki resiko yang lebih tinggi karena mungkin mereka bermain di tempat di mana unggas berada. Ajarilah anak anak untuk mengikuti petunjuk berikut:o Hindari kontak dengan unggas jenis apapun, dengan bulu bulunya, kotoran maupun limbahnya.o Jangan memelihara unggas sebagai hewan kesayangan.o Cucilah tangan dengan air dan sabun setiap sesudah bersentuhan dengan unggas.o Jangan tidur di dekat tempat pemeliharaan unggas.

3. Jangan memindahkan unggas baik yang hidup maupun yang mati dari satu tempat ke tempat lain, bahkan sekalipun anda kira unggas tersebut sehat.4. Menangani unggas di daerah tertular harus dilakukan ditempat, tanpa memindahkannya ke luar dari area tersebut.5. Jangan memasak unggas berasal dari daerah tertular untuk makanan keluarga maupun hewan peliharaan anda. Penyembelihan dan penanganan unggas tersebut untuk makanan adalah berbahaya.6. Apabila anda secara tidak sengaja kontak dengan unggas di daerah tertular, seperti misalnya menyentuh badan unggas, feses atau kotoran unggas yang lain, atau berjalan di atas tanah di mana ada kotoran unggasnya:o Cucilah tangan sampai bersih memakai air dan sabun sesudah setiap kontak.o Lepaskan sepatu di luar rumah dan dibersihkan.o Periksa suhu tubuh anda sekali setiap hari selama 7 hari. Apabila anda demam ( di atas 37.5 oC), periksakan diri anda ke dokter atau ke rumah sakit terdekat dengan segera. 7. Penanganan yang benar terhadap unggas yang sakit, diduga karena flu burung atau unggas yang mati merupakan kontrol yang penting untuk mencegah penyebaran penyakit.8. Anak anak di jaga agar tidak mendekati unggas yang sakit atau mati.9. Apabila anda harus menangani unggas yang mati atau sakit, pakailah alat pelindung, seperti masker, goggle (pelindung mata), sepatu boot, sarung tangan.. Apabila peralatan tersebut tidak tersedia, gunakan kain/sapu tangan untuk menutup mulut dan

Page 7: Tentang Flu Burung

hidung, pakailah kaca mata, gunakan tas plastik sebagai sarung tangan dan pembungkus sepatu dan mengikatnya pada pergelangan tangan dan kaki dengan karet. Pakailah baju overall yang bisa dicuci.10. Apabila anda baru pertama kali mendapati unggas yang sakit atau mati dan tidak yakin situasinya, segera beritahu petugas yang berwenang dan serahkan penangan unggas tersebut kepada ahlinya. Dekontaminasi kebun atau kandang ayam akan membantu menghambat penyebaran penyakit.11. Apabila mungkin, mintalah jasa petugas yang ahli untuk membantu dekontaminasi kebun atau kandang ayam.12. Apabila hal itu tidak mungkin, dan anda harus mengejakannya sendiri, pakailah perlengkapan untuk melindungi mata, kepala, tangan, kaki dan bagian bagian lain yg tidak tertutup pakaian.13. Unggas yang mati harus dikubur dengan aman 14. Pembersihan yang efektif akan menghilangkan bulu bulu atau feses yang tertinggal di kandang.15. Virus flu bisa bertahan untuk sementara waktu di bahan bahan organic, jadi melalui pembersihan total dengan deterjen merupakan langkah yang amat penting. Semua bahan organic harus disingkirkan dari kandang ayam sedapat mungkin.16. Oleh karena area terbuka (pekarangan) yang digunakan untuk memelihara unggas sulit untuk di bersihkan ataupun didesinfeksi, unggas sebaiknya ditiadakan dari area tersebut selama paling sedikit 42 hari untuk membiarkan radiasi ultraviolet menghacurkan sisa sisa virus. Periode pengosongan ini perlu diperpanjang pada musim dingin (hujan).17. Penyemprotan desinfektan pada tumbuh tumbuhan di pekarangan/kebun maupun pada tanah hampir tidak ada gunanya, karena bahan kimia tersebut akan diinaktifkan oleh bahan organic. Pengupasan lapisan tanah biasanya tidak dianjurkan kecuali bila kontaminasi feses pada tanah tersebut sangat berat. Unggas yang mati dan feses/kotorannya harus dikubur. 18. Sedapat mungkin, mintalah bantuan dari petugas peternakan setempat bagaimana cara mengubur bangkai unggas dengan aman.19. Pada waktu mengubur bangkai unggas dan fesesnya, usahakan untuk tidak menimbulkan debu. Semprotlah terlebih dahulu area penguburan dengan air untuk melembabkan. Kuburlah bangkai unggas dan fesesnya dengan kedalaman paling sedikit 1 meter.20. Setelah bangkai unggas telah dikubur dengan benar, bersihkan seluruh area dengan seksama menggunakan deterjen dan air. Virus flu relatif bisa dimatikan oleh berbagai jenis deterjen dan desinfektan.Pakaian pelindung yang terkontaminasi harus ditangani dengan benar atau dimusnahkan.21. Setelah area dibersihkan, lepaskan semua perlengkapan pelindung dan cucilah tangan dengan air dan sabun.22. Cucilah pakaian menggunakan air panas atau air sabun yang hangat. Jemurlah dibawah sinar matahari.23. Letakkan sarung tangan bekas pakai dan benda benda lain yg akan dimusnahkan ke dalam kantung plastik untuk dimusnahkan dengan aman.24. Bersihkan semua perlengkapan yang bisa dipakai kembali seperti misalnya sepatu boot dan kaca mata pelindung menggunakan air dan deterjen, tapi jangan lupa untuk mencuci tangan setelah memegang benda benda tersebut.25. Benda benda yang tidak dapat dibersihkan dengan baik harus dimusnahkan.26. Bersihkan badan/ mandi dengan air dan sabun. Cucilah rambut juga.27. Hati hati untuk tidak menyentuh lagi pakaian atau benda yang terkontaminasi, atau mengotori lagi area yang telah dibersihkan.28. Yang paling penting, cucilah tangan setiap selesai menangani benda benda yang terkontaminasi.

Page 8: Tentang Flu Burung

Alas kaki/sepatu juga harus didekontaminasi.29. Setelah berjalan di area yang mungkin terkontaminasi ( misalnya: peternakan, pasar, kebun tempat memelihara ayam), bersihkan sepatu sebaik mungkin menggunakan air dan sabun.30. Pada saat membersihkan sepatu, berhati hati agar tidak ada kotoran yang terpercik ke wajah atau ke baju. Pakailah kantong plastik untuk melindungi tangan, lindungi mata dengan kaca mata atau goggles, tutuplah hidung dan mulut dengan kain/ saputangan.31. Tinggalkan sepatu dan sepatu boot di luar rumah sampai kita merasa yakin sepatu tersebut sudah benar benar bersih. Orang orang yang menderita gejala flu/pilek sebaiknya lebih berhati hati.32. WHO percaya bahwa sangatlah penting untuk mencegah penyebaran flu manusia pada area yang terkena flu burung. Apabila flu manusia dan flu burung saling kontak, ada resiko terjadinya pertukaran materi genetis yang bisa menimbulkan terbentuknya jenis virus baru.33. Setiap orang yang sedang menderita flu/pilek haruslah berhati hati dengan kotoran dari hidung(ingus) dan mulutnya pada saat berada di sekitar orang lain, terutama anak anak, untuk mencegah penularan flu manusia.34. Tutuplah hidung dan mulut pada waktu batuk atau bersin. Gunakan tissue dan dibuang setelah sekali pakai. Ajarkan anak anak untuk melakukan hal ini juga.35. Selalu mencuci tangan dengan air dan sabun setiap sehabis menyentuh kotoran hidung atau mulut karena kotoran tersebut bisa mengandung virus.36. Anak anak cenderung untuk menyentuh wajah, mata dan mulut dengan tangan yang masih kotor. Ajarkan pada anak anak untuk mencuci tangan setelah batuk, bersih dan menyentuh benda benda yang kotor.37. Laporkan ke petugas kesehatan segera dan konsultasikan ke ahli kesehatan apabila anda menderita demam dan atau gejala seperti flu. Tindakan pencegahan bisa dilakukan apabila mengunjungi teman/saudara yang dirawat di rumah sakit38. Apabila anda mengunjungi pasien yang menderita flu burung, ikuti petunjuk dari petugas rumah sakit untuk mengenakan pakaian pelindung, termasuk masker, jas laboratorium, sarung tangan dan goggles (pelindung mata).39. Pakaian pelindung seperti itu dibutuhkan apabila anda akan kontak secara langsung dengan pasien atau lingkungan di mana pasien berada.40. Pastikan bahwa masker yang anda kenakan unkurannya pas buat anda. Apabila tidak, bicarakan dengan petugas rumah sakit.41. Pada waktu anda meninggalkan ruangan pasien, anda harus melepaskan semua pakaian pelindung tersebut dan mencuci tangan dengan air dan sabun.Di daerah tertular, di mana adanya flu burung telah dipastikan, jangan mengkonsumsi daging ayam yang berasal dari ayam yang sakit atau mati.42. Di daerah tertular, disarankan untuk tidak memanfaatkan ayam sakit atau mati untuk makanan orang maupun hewan. Walaupun nampak sehat, ayam yang berasal dari daerah tertular jangan dimanfaatkan untuk makanan. Di daerah sekitarnya ( yang berdekatan dengan daerah tertular) beberapa tindakan pencegahan perlu dilakukan.43. Secara umum, hanya unggas yang sehat yang boleh dimanfaatkan sebagai bahan makanan.44. Untuk memotong/mematikan unggas, gunakan cara cara agar anda maupun lingkungan di rumah anda tidak dicemari oleh darah, debu, feses maupun kotoran lain yang berasal dari unggas tersebut. Tanyakan ke petugas peternakan setempat mengenai prosedur pemotongan unggas yang benar.45. Untuk pencabutan bulu, gunakan cara yang benar agar tidak mengotori anda maupun lingkungan tempat tinggal anda. Cara terbaik adalah dengan merendam unggas tersebut di dalam air panas sebelum mencabuti bulunya.

Page 9: Tentang Flu Burung

46. Untuk membersihkan isi perut dan usus unggas gunakan cara yang benar agar tidak mengotori lingkungan tempat tinggal anda.47. Jangan menyentuh benda benda lain maupun wajah anda (misalnya: mengusap mata) pada saat anda melakukan prosedur prosedur tersebut di atas, kecuali setelah anda mencuci tangan dengan air dan sabun. Lakukan semua tindakan pencegahan untuk memastikan bahwa unggas atau produk asal unggas diproses dengan benar dan aman untuk di konsumsi.48. Ayam diproses secara higienis dan di masak sampai matang, contohnya: sudah tidak ada lagi cairan berwarna kemerahan, ayam dianggap aman untuk di makan.Tetapi perlu diingat bahwa apabila ayam tersebut mengandung penyakit menular spt misalnya flu burung, orang yang memasak ayam tersebut mempunyai resiko tertular demikian juga lingkungan tempat ayam itu dipersiapkan untuk dimasak bisa tercemar oleh virus.49. Telur juga bisa membawa bibit penyakit, seperti misalnya virus flu burung di bagian dalam telur maupun di kulit luarnya. Telur mentah dan kulit telur harus ditangani dengan hati hati. Cucilah kulit telur dengan air sabun dan cucilah tangan setelahnya. Telur yang dimasak sampai matang (direbus selama 5 menit pada temperature 70oC) tidak akan menularkan virus flu burung apabila dimakan.50. Secara umum, semua makanan harus dimasak sampai matang, mencapai temperatur paling sedikit 70oC atau lebih di bagian dalam.

SUMBER:

1. PUSAT DATA DAN INFORMASI PERSI - 21 September 20052. WHO : Avian Influenza-Fact Sheet 15 January 2004 3. LITBANG DEPKES

Page 10: Tentang Flu Burung

MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT FLU BURUNG

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Penyakit flu burung (bird flu, avian influenza/AI) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan antar unggas. Unggas penular tersebut ialah burung, bebek, ayam, selain itu dapat ditularkan oleh beberapa hewan yang lain seperti babi, kuda, anjing laut, ikan paus, dan musang. Data lain menunjukkan penyakit ini bisa terdapat di burung puyuh dan burung onta. Penyakit ini ditularkan dari burung ke burung, tetapi dapat juga menular ke manusia.. Pada tahun 1918 terjadi kejadian-kejadian luar biasa virulen influenza A (H1N1) yang mengakibatkan kematian 20 sampai 40 juta orang. Di laporkan bahwa di Asia 44 infeksi H5N1, 32 diantaranya meninggal, dan Kamboja, Cina,Indonesia, Laos, Malaysia, Thailand, dan Vietnam terjangkit H5N1 di peternakan ungags.

B.TUJUAN UMUM

Agar masyarakat mengetahui tentang penyakit flu burungAgar masyarakat mengetahui cara penyebaran penyakit flu burungAgar masyarakat mengetahui gejala penyakit flu burungAgar masyarakat mengetahui penyebab dan cara pencegahan penyakit flu burung

C. TUJUAN KHUSUS

Agar mahasiswa memahami epidemiologi penyakit flu burungAgar mahasiswa bisa memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit flu

burung

D.GAMBARAN TERJADINYA WABAH

Adanya kematian tiba-tiba (dalam waktu 1-4 jam)tanpa adanya tanda-tanda sebelumnya, burung yang ditemukan mati di beberapa tempat terpisah, kasus yang melibatkan lebih dari satu rumah/kumpulan burung dan kematian melebihi 80% dalam waktu 2-3 hari . Analisis awal dari data yang telah dikumpulkan sejauh ini menunjuk kan bahwa peternak menghubungkan kematian tiba-tiba dan jengger/kepala yang membiru dengan HPAI(gunakan sebutan penyakit ini dalam bahasa setempat), dan keluarnya lendir hidung, lemas,torticolis dan diare berwarna putih dengan ND. Dua tanda klinis, badan yang membiru dan tingginya kematian (>80%)belum secara khusus dihubungkan penyakit tersebut.Pengamatan ini berkaitan dengan pola yang diperkirakan untuk sebagian besar wabah HPAI meskipun ada pengecualian kasus yang mungkin sulit untuk

Page 11: Tentang Flu Burung

dicari ciricirinya,contohnya, wabah yang melibatkan strain velogen. Hasil yang dipaparkan diberikan berdasarkan data yang dikumpulkan dengan teknik matriks penilaian sederhana dimana peternak diminta untuk mengurutkan tanda-tanda klinis sesuai dengan konsistensi dan kejadiannya saat wabah melanda. Hal ini dilakukan untuk masing-masing penyakit.

BAB II

PEMBAHASAN EPIDEMIOLOGI FLU BURUNG

Satu-satunya cara virus influenza A (H5N1) dapat menyebar dengan mudah dari manusia ke manusia ialah jika virus influenza A (H5N1) tersebut bermutasi dan bercampur dengan virus influenza manusia. Secara umum ada tiga kemungkinan mekanisme penularan dari unggas ke manusia.

Kemungkinan 1

Unggas liar

Unggas domestic

Babi terinfeksi virus influenza-burung dan virus influenza manusia

manusia

Menular ke manusia yang lain

Kemungkinan 2

Unggas liar

Unggas domestic

Babi terinfeksi virus influenza-burung dan virus influenza manusia

Menular ke manusia yang lain

Kemungkinan 3

Unggas liar

Unggas domestic

Manusia terinfeksi virus influenza-burung

Menular ke manusia yang lain

Gambaran Klinis

Masa inkubasi AI (H5N1) lebih lama daripada influenza manusia umumnya. Pada tahun 1997,

sebagian kasus terjadi dalam 2–4 hari setelah terpajan. Laporan yang terbaru menunjukkan interval

Page 12: Tentang Flu Burung

yang sama tetapi sampai dengan 8 hari. Inkubasi pada anak dapat sampai 21 hari setelah terpajan. Hal

ini kemungkinan karena tidak tahu bilamana waktu terjadinya pajanan terhadap hewan yang terinfeksi

atau sumber lain di lingkungan. Masa inkubasi di unggas ialah 1 minggu.

Tanda dan gejala pada unggas

Gejala unggas yang sakit beragam, mulai dari gejala ringan sampai sangat berat. Hal ini bergantung

keganasan virus, lingkungan, dan keadaan unggas sendiri. Gejala awal berupa penurunan produksi

telur. Gejala yang timbul seperti jengger berwarna biru, kepala bengkak, sekitar mata bengkak, demam,

diare,depresi dan tidak mau makan. Di beberapa kasus,unggas mati tanpa gejala. Kematian terjadi setelah 24 jam timbul gejala. Di kalkun, kematian dapat terjadi dalam 2–3 hari.

Tanda dan gejala pada manusia

Sebagian besar penderita gejala AI (H5N1) pada dasarnya sama dengan influenza lainnya awal demam lebih 38° C dan gejala saluran napas bawah. Diare,muntah-muntah, nyeri perut, nyeri dada (pleuritik)dan perdarahan dari hidung dan gusi pada beberapa penderita. Sputum yang dihasilkan bervariasi kadang-kadang dengan darah, pernapasan tertekan(respiratory distress), tachipnea dan inspirasi dedas(crackle). Kegagalan pernapasan yang progresif difus, bilateral, infiltrasi dan tampilan gejala napas akut(ARDS=acute respiratoric distress syndrome).Kegagalan banyak organ disfungsi ginjal, jantung termasuk dilatasi dan supraventrikular aritmia. Komplikasi yang lain ventilator berhubungan pneumonia, perdarahan paru, pneumothoraks, pancytopenia, gejala dari Reye dan sepsis tanpa bakteremia.4 Awal penyakit yang tiba-tiba dan cepat memburuk, demam tinggi, nyeri otot, dan batuk kering sering dijumpai di infeksi AI(H5N1).9 Diagnosis banding AI (H5N1) diantaranya ialah respiratory syncytial virus (RSV), adenovirus, parainfluenza virus, rhinovirus, Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia pneumoniae, Legionella pneumophila. Ada beberapa perbedaan gejala AI(H5N1) dan influenza lain(crackle).

Klasifikasi Diagnosis

Departemen Kesehatan Republik Indonesia(DEPKES RI) membagi diagnosis AI (H5N1) di manusia menjadi kasus dugaan, kemungkinan(probable), dan kasus terkukuhkan (konfirmasi).Kasus dugaan AI (H5N1) ialah bila seseorang mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)disertai demam (≥ 38° C), batuk dan atau sakit tenggorokan dengan salah satu kegiatan sebelumnya.Misalnya: seminggu terakhir mengunjungi peternakan yang terjangkit KLB (kejadian luar biasa) AI (H5N1),bersentuhan dengan kasus terkukuhkan (konfirmasi) AI (H5N1) dalam masa penularan, bekerja di laboratorium yang memproses spesimen manusia atau hewan yang dicurigai menderita AI (H5N1). Dalam hal itu pemeriksaan darah menunjukkan lekopeni (lekosit ≤ 3000/uL) dan atau trombositopeni (trombosit ≤ 150.000/uL), ditemukan titer antibody <1:20 terhadap H5 dengan pemeriksaan uji HAI,foto dada menggambarkan pneumonia atipikal atau infiltrat di kedua sisi paru yang meluas (foto serial). Kriteria kasus dugaan yang lain, jika terjadi ARDS dengan satu atau lebih gejala: lekopeni atau

Page 13: Tentang Flu Burung

limfopenia dengan atau tanpa trombositopenia, foto dada menunjukkan pneumonia atipikal atau infiltrate kedua sisi paru yang makin luas.Kasus kemungkinan (probable) yaitu kasus suspek dengan salah satu keadaan: bukti laboratorium terbatas mengarah ke virus influenza A H5N1.Misalnya kenaikan 4 kali titer antibodi dengan uji HAI terhadap sepasang serum yang diambil setelah 10–14 hari saat pengambilan yang pertama, terkenalinya antigen atau bahan genetika virus atau adanya titer antibodi spesifik yang sangat tinggi dalam serum tunggal dengan uji penetralan di laboratorium rujukan. Dalam waktu singkat keadaan tersebut berlanjut menjadi pneumonia atau gagal pernapasan,bahkan meninggal dengan pembuktian tidak ada penyebab lain.

Sampai saat ini pandemik AI masih terjadi baik dinegara berkembang maupun maju, kemungkinan transmisi dari perpindahan burung dari Negara endemis ke nonendemis.Meskipun penyakit AI menyerang unggas, atau binatang ternak lain tapi dapat menular ke manusia selain itu antar manusia belum dapat dibuktikan.Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan dengan pemeriksaan lekosit, trombosit yang dilakukan pada kasus dicurigai.Pemeriksaan yang klinis mencurigakan AI dapat dilakukan secara bersamaan yaitu mengambil darah untuk serologi, usap tenggorok, nasofaring, danorofaring untuk pemeriksaan RT-PCR maupun untuk uji emas kultur virus sebagai konfirmasi.Kelemahan pemeriksaan laboratorium belum semua laboratorium rujukan dapat melakukan pemeriksaan RT-PCR.Cara penanganan sampel harus dilakukan secara cermat agar tidak timbul hasil negatif atau positif palsu. Pemantauan di daerah endemik perlu dilakukan baik pada peternak maupun penduduk sekitarnya.Perlu diwaspadai gejala klinik pneumonia dengan pneumonia non AI, karena gejala hampir sama atau mirip. Sudah saatnya Indonesia mengembangkan pemeriksaan RT-PCR mengingat banyak kasus AI yang sudah tersebar di sebagian daerah Indonesia atau kegunaan lain untuk diagnosis penyakit yang tidak dapat dipantau secara konvensionil.

POPULASI PENYEBARANYYA

Penyebaran Penyebaran flu burung di berbagai belahan dunia antara lain: . Ayam dan manusia di Hongkong. Selama wabah tersebut Pada tahun 1997 Avian Influenza A (H5N1) telah menginfeksi berlangsung 18 orang telah dirawat di rumah sakit dan 6 diantaranya meninggal dunia. Untuk mencegah penyebaran tersebut pemerintah setempat memusnahkan 1,5 juta ayam yang terinfeksi flu burung. Pada tahun 1999, di Hongkong dilaporkan adanya kasus Avian Influenza A (H9N2) pada 2 orang anak tanpa menimbulkan kematian. Pada tahun 2003, di Hongkong ditemukan lagi dua kasus Avian Influenza A(H5N1) dan satu orang meninggal. Pada tahun 2003, di Belanda ditemukan 80 kasus Avian Influenza A (H7N7) dan satu diantaranya meninggal. Pada Januari 2004, di beberapa provinsi di Indonesia terutama Bali, Botabek (Bogor,Tangerang, Bekasi), Jawa Timur, Jawa Tengah,Kalimantan Barat, dan Jawa Barat dilaporkan kejadian kematian ayam yang luar biasa. Jumlah unggas yang mati akibat wabah penyakit AI di 10 provinsi diperkirakan 3.842.275 ekor dan paling tinggi di provinsi Jawa Barat sebesar 1.541.427 ekor.Awal kematian tersebut diduga akibat virus New Castle, tetapi pengukuhan terakhir oleh Departemen Pertanian disebabkan oleh AI (H5N1).Pada 19 Januari 2004, WHO mengumumkan Pada Januari 2004, di beberapa propinsi di Indonesia terutama Bali, Botabek, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat dan Jawa Barat dilaporkan adanya kasus kematian ayam ternak yang luar biasa. Awalnya kematian tersebut disebabkan oleh karena virus new castle, namun konfirmasi terakhir oleh Departemen Pertanian disebabkan oleh virus flu burung (Avian influenza (AI)). Jumlah unggas yang mati akibat wabah

Page 14: Tentang Flu Burung

penyakit flu burung di 10 propinsi di Indonesia sangat besar yaitu 3.842.275 ekor (4,77%) dan yang paling tinggi jumlah kematiannya adalah propinsi Jawa Barat (1.541.427 ekor ).

Kehebohan itu bertambah ketika wabah tersebut menyebabkan sejumlah manusia juga meninggal. Pada tanggal 19 Januari 2004, pejabat WHO mengkonfirmasikan lima warga Vietnam tewas akibat flu burung. Sementara itu di negara Thailand sudah enam orang tewas akibat terserang flu burung, seorang remaja berusia 6 tahun dipastikan menjadi orang Thailand pertama yang dikonfirmasi tewas akibat wabah tersebut. Seorang Epidemiologis dari Pusat Pengawasan Penyakit Dr. Danuta Skowronski, mengatakan bahwa 80% kasus flu burung menyerang anak-anak dan remaja. Tingkat kematian akibat flu burung sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian atas 10 orang yang terinfeksi virus flu burung di Vietnam, WHO menemukan bahwa dari 10 orang yang terinfeksi 8 orang yang meninggal, seorang sembuh dan seorang lagi dalam kondisi kritis.

Bila kita bandingkan dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) Penyakit flu burung ini lebih sedikit kasusnya hanya 25 kasus di seluruh dunia dan yang meninggal mencapai 19 orang (CFR=76%). Sedangkan pada penyakit SARS dari 8098 kasus yang meninggal hanya 774 orang (CFR = 9,6%).

Berdasarkan hasil penelitian sementara (serosurvei) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dan Dirjen P2MPLP, Depkes RI pada tanggal 1-3 Februari di sejumlah wilayah Indonesia ( di Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten dan Kabupaten Tabanan & Karang Asem Bali) belum ditemukan adanya kasus flu burung pada manusia.

Melihat kenyataan ini seyogyanya masyarakat tidak perlu panik dengan adanya kasus flu burung di Indonesia, tetapi harus tetap waspada, terutama bagi kelompok yang beresiko karena kita tidak bisa memungkiri bahwa virus ini di negara lain telah menginfeksi manusia.

Dengan tambahan dua kasus korban Flu Burung lagi di Indonesia, mencapai jumlah 94 orang dengan 74 orang di antaranya meninggal dunia. Jumlah propinsi yang terjangkitpun akhir bulan lalu telah bertambah menjadi 10 propinsi dengan dikonfirmasinya satu kasus asal Palembang, Propinsi Sumatera Selatan, yaitu M (P, 22) yang meninggal tanggal 24 Maret 2007.Propinsi DKI Jakarta memiliki jumlah kasus Flu Burung kedua terbanyak setelah Propinsi Jawa Barat. Dalam kurun waktu 1 Januari-7 April 2007, sudah enam (6) warga Jakarta dan dua (2) warga Jawa Tengah terjangkit Flu Burung.Kasus ke lima di Jawa Tengah meninggal pada tanggal 19 Januari 2007. Di DKI Jakarta, meski Gubernur Sutiyoso telah memberlakukan larangan memelihara unggas di kawasan pemukiman pada pertengahan Januari 2007, lima (5) warga Jakarta meninggal dunia setelah masa pemberlakuan tersebut. Dari penyelidikan epidemiologis di lingkungan tempat tinggal kasus Flu Burung, terbukti bahwa unggas masih dipelihara warga yang tinggal di lingkungan pemukiman. Tampaknya walaupun peraturan daerah tersebut telah diketahui kebanyakan warga, warga masih enggan memisahkan diri dari unggas-unggasnya.Dengan 94 kasus Flu Burung, kini Indonesia memiliki jumlah kasus Flu Burung terbanyak di dunia, melebihi Vietnam yang memiliki 93 kasus Flu Burung. Flu Burung mulai menjangkiti warga Vietnam sejak tahun 2003, namun Pemerintah Vietnam telah berhasil menghentikan pertambahan jumlah kasus Flu Burung di negara sosialis tersebut sejak akhir November 2005. Membandingkan CFR, Indonesia pun duduk di peringkat teratas dengan Angka Kematian Kasus mencapai 78,72% sementara Vietnam hanya 45,16%. Diakui pakar dunia bahwa strain virus Flu Burung di Indonesia memang lebih membahayakan daripada strain virus Vietnam. Apalagi warga baru pergi berobat setelah lebih dari 2 hari merasa demam dan menampakkan gejala flu. Padahal obat Tamiflu hanya efektif jika diberikan dalam jangka waktu kurang dari 2 x 24 jam (dua

Page 15: Tentang Flu Burung

hari) setelah gejala sakit muncul. Pada tanggal 29 April 2009, WHO menyatakan bahwa dunia sudah memasuki fase 5 pandemi yaitu terjadi penularan antar manusia untuk virus influenza baru yaitu Swine Flu H1N1 (Flu Meksiko). Negara-negara yang sudah terinfeksi sampai tanggal 30 April 2009 adalah Meksiko, Amerika Serikat ( California, Texas, New York, Ohio, Kansas,Massachusetts, Michigan, Nevada , Indiana, Arizona), Israel, Selandia Baru, Spanyol, United Kingdom, Austria dan Jerman. Jumlah kasus yang konfirmasi yang dilaporkan ke WHO adalah 148 kasus dengan 8 kematian.Kondisi tersebut memerlukan kewaspadaan dan kesiapan yang tinggi dari semua negara di dunia termasuk Indonesia dalam menghadapi penyebaran virus Swine Influenza H1N1 tersebut.

UPAYA PENCEGAHAN

Tidak menyentuh unggas yang sakit atau mati. Jika terlanjur, segera bersihkan tubuh dengan sabun. Langsung laporkan kejadian tersebut pada RT/RW atau Kepala Desa,

Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung, dan Vaksinasi pada unggas yang sehat.Menggunakan air dan sabun untuk mencuci tangan dan peralatan masak. Masak unggas dan

telur unggas hingga matang,Memisahkan unggas dari manusia. Pisahkan unggas baru dari unggas lama selama 3 minggu,Memeriksakan diri ke Puskesmas atau rumah sakit (terutama rumah sakit rujukan pemerintah)

jika mengalami gejala flu dan demam, terutama setelah berdekatan dengan ungagsUsahakan kebersihan kandang dan semprotkan bahan desinfektan (anti hama)Mencuci tangan dengan sabun setelah kontak langsung dengan unggas atau produk unggas.Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi & istirahat cukup

Pengawasan

Seseorang yang terkena flu harus istirahat dan tidur yang cukup dan banyak minum. Obat demam dan sirup obat batuk berguna untuk meringankan gejala. Apabila tidak ada infeksi karena bakteri, obat antibiotika jangan dipakai. Pasien juga perlu menjaga kebersihan diri dan sering cuci tangan untuk menghindari penyebaran virus dari tangan yang kena virus sewaktu menyentuh hidung atau mulut. Aspirin tidak boleh digunakan untuk anak-anak, karena dapat mengakibatkan sindrom Reye. Penderita yang memiliki kekebalan melawan penyakit yank rendah atau apabila terjadi tanda-tanda memburuknya kondisi badan, perlu segara meminta nasehat dokter.Flu burung H5N1 pada umumnya lebih menyengsarakan daripada flu biasa, dan seringkali memerlukan perawatan di rumah sakit. Penderita harus berkonsultasi ke dokter sesegara mungkin. Berberapa obat anti virus mungkin efektif untuk pengobatan penyakit itu. Obat-obatan harus digunakan secara hati-hati sesuai instruksi dokter, karena obat-obatan itu kemungkinan dapat mendatangkan akibat sampingan yang kurang baik. Perlindungan terbaik terhadap influenza dan flu burung adalah dengan membangun ketahanan tubuh yang baik. Hal ini bisa diperoleh melalui pola makan seimbang, olahraga teratur, istirahat yang cukup, pengurangan ketegangan dan tidak merokok. Apabila anda memiliki gejala-gejala flu, lebih baik menghindari tempat-tempat umum yang ramai yang memiliki sirkulasi udara buruk.Kotoran-kotoran burung dan unggas hidup yang terinfeksi dapat membawa virus flu burung. Orang harus menghindari untuk menyentuh burung dan unggas serta kotorannya. Apabila anda telah memegang burung dan u ggas hidup. segara cuci tangan dengan sabun cair dan air dengan benar. Apabila anda memeliharan burung di rumah, hindari memegang burung itu dan mencuci tangan dengan benar memakai sabun cair setiap kali sehabis memegangnya atau setelah membersihkan kotorannya. Sekolah-sekolah dan tempat-tempat penitipan anak harus mengambil tindakan-tindakan untuk

Page 16: Tentang Flu Burung

menghindari anak-anak untuk menyantuh unggas hidup. Unggas dan telur harus dimasak dengan benar sebelum dimakan. Apabila melakukan perjalanan keluar negri, hindari memegang burung dan unggas hidup. Apabila mengalami gejala flu setelah kembali dari daerah berjangkitnya flu burung, harus segera berkonsultasi ke dokter. Beritahu dokter riwayat perjalanan anda. Pakailah masker untuk menghindari penyebaran penyakit itu.

Perhatikan selalu kebersihan diri dan lingkungan dengan baik setiap saat. Pelihara kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan memakai sabun cair, terutama sebelum makan, memegang hidung, mulut dan mata. Tutup mulut dan hidung anda dengan kertas batuk atau bersin. Buang kertas tisu kotor ke dalam tempat sampah yang memiliki tutup, lalu cuci tangan dengan benar.

BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas.

Penyebab flu burung di Indonesia adalah virus influenza tipe A subtipe H5N1. Tingkat kematian flu burung tinggi (CFR 76%) . Membandingkan CFR, Indonesia pun duduk di

peringkat teratas dengan Angka Kematian Kasus mencapai 78,72% sementara Vietnam hanya 45,16%. Diakui pakar dunia bahwa strain virus Flu Burung di Indonesia memang lebih membahayakan daripada strain virus Vietnam.

Gejala pada unggas: Jengger berwarna biru, Borok di kaki, dan Kematian mendadakGejala pada manusia yaitu: Demam (suhu badan diatas 38 °C), Batuk dan nyeri tenggorokan,

Radang saluran pernapasan atas, Pneumonia, Infeksi mata, dan Nyeri ototUntuk pencegahan, Pada Unggas dilakukan: Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu

burung, dan Vaksinasi pada unggas yang sehat; Pada Manusia : Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja, Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu burung, Menggunakan alat pelindung diri. (contoh: masker dan pakaian kerja), Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja, Membersihkan kotoran unggas setiap hari, Imunisasi, Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi & istirahat cukup, dan Mengolah unggas dengan cara yang benar.

B. Saran

Perlu adanya penyuluhan/promosi kesehatan dari tenaga kesehatan kepada masyarakat tentang penyakit flu burung agar masyarakat tidak panik dan takut untuk mengkonsumsi produk unggas namun harus tetap waspada.

DAFTAR PUSTAKA

Santoso, M., Salim, H., Alim, H., Avian influenza (flu burung).2005:Jakarta,Cermin dunia Kedokteran.

Page 17: Tentang Flu Burung

Anorital,Epidemiologi avian influenza Denpasar, Desember 2005.Kumpulan makalah pelatihan penanganan sampel flu burung (avian influeza).

Fadhilah,Siti.pencegahan flu burung .Retrived 18 maret 2010 from:http://www.madina.on line.go.id

NHARTI .Penyakit Flu Burung.Retrived 18 maret 2010 From: http://nartifkmug.blogspot.com/2009/04/flu-burung

Community-Based Avian Influenza Control Project.flu burung.Retrived 20 maret 2010. From: http://www.dai.com/work/project_detail.

World Health Organization.Flu Burung.Retrived 20 maret 2010.From: http://www.who.int/csr/disease/avian_influenza/en/index.html

KOMNAS FBPI.Bahaya FluBurung.Retrived 20 Maret 2010.From:

http://www.komnasfbpi.go.id/utama_eng.php

Departemen Pertanian, Republik Indonesia.Flu Burung.Retrived 20 maret 2010.From:

http://www.deptan.go.id

Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.Kasus Flu Burung.Retrived 20 Maret 2010.From:

http://www.depkes.go.id/en/index_en.htm

Artikel Makalah Flu Burung

Posted by ATMAJA'Z

irus influenza termasuk dalam keluarga Orthomyxoviridae, virus ini berdasarkan antigen pada nucleoprotein (NP) dan protein matriks (M1) diklasifikasikan menjadi Influenza A,B dan C. Wabah influenza sesungguhnya terjadi setiap tahun, meskipun luas dan derajatnya bervariasi. Wabah yang bersifat local terjadi dengan interval yang bervariasi, biasanya 1 – 3 tahun.

1, kecuali tahun 1918, 1957 dan 1969 yang merupakan global epidemi atau pandemi. 1-4 Ketiga pandemi tersebut disebabkan oleh virus yang berasal dari virus avian influenza. Strain (jenis protein) yang bertanggung jawab terjadinya pandemi 1957 dan 1968 adalah H2N2 dan H3N2 melalui re assortment gen (penyusunan ulang materi genetik) antara virus avian dan virus human (manusia) influenza yang beredar di sirkulasi saat itu.2,4 Sedangkan pandemi tahun 1918 disebabkan oleh strain H1N1 dengan transmisi langsung ke manusia setelah adaptasi ke pejamu yang lain. 2

Transmisi virus AI antar spesiesVirus AI pertama kali dikenal pada tahun 1878. Virus ini sering dijumpai pada jenis unggas air yang merupakan reservoir (penyimpan) alami,5-7 dimana virus tersebut tampaknya mendapatkan keadaan optimal dalam adaptasi dengan pejamu (host) . 2, Beberapa negara di Asia dimana wabah

Page 18: Tentang Flu Burung

AI pada unggas telah terjadi dan telah mencapai tingkat endemi. Hal ini akan menyebabkan kejadian kontak unggas dengan manusia terus berlangsung sehingga akan meningkatkan peluang virus beradaptasi dengan kondisi tubuh manusia dan mendapat kemampuan untuk menyebar antar manusia.2,4 Memang transmisi virus influenza antar spesies dapat saja terjadi, tetapi sesungguhnya terdapat keterbatasan pejamu. Sebagai contoh virus AI tidak dapat melakukan replikasi secara efisien pada manusia atau pada primata bukan manusia, demikian juga virus influenza pada manusiapun tidak dapat tumbuh dengan baik pada unggas. Sangat sedikit yang diketahui tentang virus dan faktor pejamu yang dapat menentukan rentang spesies yang dapat terjadi transmisi virus influenza.8 Glikoprotein antigen hemaglutinin (HA) secara jelas adalah penentu dominan adanya pembatasan rentang penjamu, terutama peranannya pada pengenalan sel pejamu. Spesifisitas reseptor virus influenza bervariasi tergantung dari pejamu darimana virus tersebut berasal. Pada manusia virus influenza mengenali sialyloligosaccaharides yang ditentukan dengan N-acethyl sialic acid bergabung dengan a2,6 linkages (Neu Aca2, 6 Gal) sedangkan virus pada unggas dan kuda mengenali N-acetylsialic acid bergabung dengan ikatan a2,3 (Neu Aca2, 3 Gal) Sebagai contoh, sel epitel pada trakea manusia mengandung Neu Aca2, 6 Gal, sedangkan trakea kuda dan usus itik (dimana virus pada unggas berreplikasi) mengandung ikatan Neu Aca2, 3 Gal. Menariknya, sel epitel pada trakea babi mengandung ikatan Neu Aca2, 3 Gal dan Neu Aca2, 6 Gal. Hal ini menjelaskan mengapa hewan ini mempunyai kepekaan yang tinggi pada virus avian dan human influenza.2,4,8Berdasarkan struktur virus (genome) influenza A terdiri dari 8 segmen single stranded RNA. Oleh karena genome berupa segmen, kesempatan untuk terjadi re assortment akan tinggi selama infeksi.1 Secara teoritis (teori reseptor) virus AI tidak dapat tumbuh pada sel mukosa manusia karena terdapat perbedaan reseptor. Virus AI pada unggas memiliki reseptor Neu Aca2, 3 Gal sementara sel mukosa manusia memiliki reseptor Neu Aca2, 6 Gal. Maka virus AI pada unggas dapat menginfeksi manusia setelah virus tersebut mengalami mutasi, yaitu setelah melalui re assortment materi genetik dengan virus manusia pada tubuh babi yang menghasilkan virus AI baru yang mampu tumbuh pada sel mukosa manusia, adaptasi spesifikasi reseptor menjadi a 2,6 sialic acid pada mukosa babi, atau langsung ke manusia setelah mengalami adaptasi spesifitas reseptor virus.8

Mekanisme Terjadinya PandemiJumlah kasus AI yang menginfeksi manusia di Indonesia sampai pertengahan Desember 2005 ini tercatat 14 kasus pasti (confirmed) 9 diantaranya meninggal, 76 kasus masih dalam proses penyelidikan diagnosis dan terdapat 112 kasus yang sebelumnya masuk suspect case sudah dipastikan bukan kasus AI. Jumlah provinsi yang telah merawat kasus ini baik tingkat suspect, probable dan confirmed adalah 12 provinsi. 9 Sementara itu kasus AI pada unggas telah memusnahkan jutaan unggas dan sampai pertengahan 2005 ini telah menyebar di 143 kabupaten/ kota dari 24 provinsi di Indonesia. Berdasarkan banyaknya kasus dan luasnya daerah yang terlibat, maka kemungkinan terjadinya ancaman pandemi secara dini harus segera diatasi. 6Terdapat 3 komponen penting sehingga virus dapat menyebabkan pandemi yaitu : 101. Kemampuan virus tersebut menginfeksi manusia2. Terdapat populasi yang rentan terinfeksi karena tidak mempunyai kekebalan3. Dengan cepat dan mudah (efficien) menyebar dari manusia ke manusiaPada kasus AI (H5N1) ini dua komponen diatas telah memenuhi kriteria diatas yaitu virus AI terbukti mampu menginfeksi manusia dengan patogenitas yang sangat tinggi, dan kedua memang strain virus ini baru, jadi sebagian besar manusia kemungkinan besar belum memiliki kekebalan yang khusus. Hanya kriteria ke 3 saja yang belum terpenuhi, tetapi arahnya sudah ke sana. Beberapa kasus telah

Page 19: Tentang Flu Burung

dilaporkan dengan kemungkinan besar penularan virus H5N1 dari manusia ke manusia yaitu pada kasus dengan sifat kontak erat, berlangsung lama dan tanpa alat pelindung diri. 10-12Para ahli epidemiologi membagi pandemi dalam 6 phase yaitu : 131. Tidak terdapat subtype virus influenza baru yang terdeteksi pada manusia. Virus tersebut terdapat pada hewan tetapi berisiko kecil untuk menginfeksi manusia2. Tidak terdeteksi subtype virus tersebut pada manusia, tetapi berisiko besar untuk menginfeksi manusia3. Terjadi infeksi pada manusia oleh subtype virus baru, tetapi tidak terjadi penularan antar manusia, atau jarang sekali terjadi penularan pada kontak terdekat sekalipun4. Terjadi penularan antar manusia pada kelompok kecil (small cluster), tetapi hanya terlokalisir pada daerah yang terbatas. Hal ini mengesankan virus belum mampu beradaptasi pada tubuh manusia5. Terjadi penularan antar manusia pada kelompok yang lebih besar (larger cluster), tetapi masih pada daerah tertentu. Hal ini mengesankan virus sudah beradaptasi lebih baik pada tubuh manusia, tetapi belum dapat menyebar secara mudah6. Terjadi peningkatan penularan yang menetap pada populasi manusia secara umumTingkat 1 dan 2 dikatakan sebagai tahap interpandemi, tingkat 3 sampai 5 disebut tahap kesiagaan pandemi, dan tingkat 6 adalah tahap pandemi yang menyebar luas ke berbagai belahan dunia. Pada saat ini keadaan di Indonesia sudah berada pada tingkat 3 dan menuju ke tingkat 4. Bahkan dugaan kasus di Indonesia sudah pada awal dari tingkat 4, karena beberapa kasus penularan antar manusia diduga kuat sudah terjadi, tetapi hanya pada kelompok kecil (small cluster). Kemampuan virus yang sebelumnya sulit menular antar manusia menjadi mudah dengan virulensi yang tinggi pernah terjadi pada pendemi sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh genetic re assortment (penyusunan ulang materi genetik) atau istilah yang serupa adalah antigenic shift yang berupa perubahan mendadak dan besar pada virus, selanjutnya menyebabkan kombinasi protein baru pada antigen H (haemaglutinin) dan N (neuramini dase). Mekanisme ke 2 adalah melalui adaptasi strain avian murni yang menginfeksi manusia atau istilah yang serupa adalah antigenic drift yaitu perubahan kecil pada virus yang terus berlangsung sehingga kekebalan tubuh tidak lagi mengenalnya. 2,3,10Untuk mengantisipasi terjadinya pandemi adalah dengan cara mencegah agar tingkat 4 awal yang kemungkinan sudah terjadi tetap bertahan pada tingkat tersebut, yaitu penularannya terbatas pada kelompok kecil (keluarga) jangan sampai meluas pada kelompok besar, misalnya antar desa, kecamatan bahkan melewati batas-batas yang lebih luas misalnya kabupaten/ kota. Menteri Kesehatan sudah menetapkan KLB pada bulan September lalu, tetapi sampai saat ini belum ada program khusus yang menyentuh langsung ke perubahan perilaku masyarakat. 6Program penanggulangan ini harus melibatkan berbagai pihak, dimana Departemen Kesehatan dan Departemen Pertanian sebagai leadernya. Langkah-langkah yang telah ditetapkan Departemen Kesehatan yaitu tindakan segera dan cepat terhadap manusia yang terinfeksi AI, mencegah penyebaran kasus, kampanye kewaspadaan publik terhadap bahaya pandemi ke masyarakat luas, pembentukan forum flu burung (AI) agar penanganan kasus lebih terkoordinasi, dan melakukan kerjasama internasional. 9Kemungkinan apakah virus avian H5N1 akan menimbulkan pandemi atau tidak kita semua belum tahu, tetapi langkah antisipasi sedini mungkin melalui koordinasi yang erat antara para ilmuwan dan petugas di lapangan sangat diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA1. Dolin R. Influenza. In: Braunwald E, Kasper D, Fanci AS, Hanser S, LongoD, Jameson L, editors.

Page 20: Tentang Flu Burung

Horrison's principles of internal medicine. 16 th ed. New York: Mc Graw Hill; 2005.p.1066-712. Jong MD, Hien TT. Avian influenza A (H5N1), Journal of clinical Virology XXX (2005) XXX-XXX3. Monto AS. The threat of an avian influenza pandemic. N Engl J Med 2005; 352:323-54. Horimoto T, Kawaoka Y. Pandemic threat posed by avian influenza A viruses. Clin Microbiol Rev.2001;14.1:129-495. Matrosovich M, Tuzikov A, Bovin N, etal. Early alterations of the receptor binding properties of H1,H2 and H3 avian influenza virus hemagglutinins after their introduction into mammal.J Virol 2000; 74;8502-126. Akoso BT. Pemberantasan avian influenza pada unggas pandangan dari dokter hewan. Disampaikan pada Seminar nasional: Perspektif global antisipasi pandemi flu burung; 9 Desember; Jakarta7. Widjaja L, Krauss SL, Webby RJ, etal. Matrix gene of influenza A viruses Isolated from wild aquatic birds: ecology and emergence of influenza A viruses. J Virol 2004; 78: 8771-98. Adjid RMA, Dharmayanti NLPI. Pencegahan penularan virus avian influenza daria hewan ke manusia. Disampaikan pada seminar nasional: Perspektif global antisipasi pandemi flu burung; 9 Desember: Jakarta9. Supari SF.Goverment policy in anticipating avian influenza in human outbreak in Indonesia Disampaikan pada seminar nasional: Perspektif global antisipasi pandemi flu burung; 9 Desember: Jakarta10. Mermel LA. Pandemic avian influenza. Lancet 2005;5:666-711. Editorial. Avian influenza: the threat looms. Lancet 2004;363:25712. Ung Chusak K, Auewarakal P, Dowel SF,etal. Probable person to person transmission of avian influenza A (H5N1). NEngl J Med 2005;352:333-4013. WHO.WHO global influenza preparedness plan. 2005

Dr Reviono,SpP

SMF/Bagian Paru RSUD Dr Moewardi/FK UNS Surakarta

makalah flu burung

MIZAN-POENYA : Tempat berbagi ilmu dan pengalaman, pengalaman hidup sampai pengalaman bukan mati,emm..emang beda yach?? sedia juga aneka tips dan resep,(kayak warung aja nich he he .. ) makalah pendidikan,macam-macam artikel, contoh surat menyurat,proposal, al-qur'an, hadits, dll. semua bisa antar jemput lho, ha ha..tapi ya itu, semua masih amatiran dot kom..weleh..weleh!! ........................................................

FLU BURUNG

(avian influenza)

Page 21: Tentang Flu Burung

 KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, kami dapat menyelesaikan makalah

yang berjudul FLU BURUNG dengan baik, tanpa ada halangan suatu apapun.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Junjungan Nabi Agung

Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya dari dunia sampai akhirat.

Dan tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan teman-

teman yang telah memberikan motivasi kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini berisi tentang gejala, penyebab, penularan, pencegahan, dan informasi

lainnya yang berhubungan dengan flu burung yang kami rangkum dalam bentuk makalah.

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan para pembaca tentang flu

burung dan dapat berguna dalam kemajuan ilmu keperawatan.

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ......................................................................................   i

DAFTAR ISI ....................................................................................................  ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................   1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................   2

Page 22: Tentang Flu Burung

1.     Penyebab .............................................................................................   3

2.     Gejala ..................................................................................................   4

3.     Masa Inkubasi .....................................................................................   4

4.     Penularan .............................................................................................   4

5.     Pencegahan ..........................................................................................   5

6.     Pengobatan ..........................................................................................   5

BAB III PENUTUP ..........................................................................................   6

A.    Kesimpulan .........................................................................................   6

B.    Kritik dan Saran ..................................................................................   6

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................   7

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian influenza) adalah suatu penyakit

menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas. Penyakit flu

burung yang disebabkan oleh virus avian infuenza jenis H5N1 pada unggas di konfirmasikan

telah terjadi di Republik Korea, Vietnam, Jepang,

Thailand, Kamboja, Taiwan, Laos, China, Indonesia dan Pakistan. Sumber virus diduga

berasal dari migrasi burung dan transportasi unggas yang terinfeksi.

Page 23: Tentang Flu Burung

Di Indonesia pada bulan Januari 2004 di laporkan adanya kasus kematian ayam ternak

yang luar biasa (terutama di Bali, Botabek, Jawa Timur, Jawa Tengah,

Kalimantan Barat dan Jawa Barat). Awalnya kematian tersebut disebabkan oleh karena

virus new castle, namun konfirmasi terakhir oleh Departemen Pertanian disebabkan oleh

virus flu burung (Avian influenza (AI)). Jumlah unggas yang mati akibat wabah penyakit flu

burung di 10 propinsi di Indonesia sangat besar yaitu 3.842.275 ekor (4,77%) dan yang

paling tinggi jumlah kematiannya adalah propinsi

Jawa Barat (1.541.427 ekor). Pada bulan Juli 2005, penyakit flu burung telah

merenggut tiga orang nyawa warga Tangerang Banten, Hal ini didasarkan pada hasil

pemeriksaan laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes

Jakarta dan laboratorium rujukan WHO di Hongkong..

Melihat kenyataan ini seyogyanya masyarakat mewaspadai adanya penyakit  flu

burung, namun tidak perlu sampai timbul kepanikan

BAB II

PEMBAHASAN

Wabah Flu Burung tahun 2003-2004. Pada akhir tahun 2003 dan awal 2004, virus flu

burung terdapat pada unggas yang ada pada delapan negara di Asia, seperti: Kamboja, Cina,

Indonesia, Jepang, Laos, Korea Selatan, Thailand dan Vietnam.

Pada saat itu, 100 juta burung mati sebagai akibat dari adanya penyakit ini dan sebagai

akibat tindakan pembasmian guna pencegahan.

Pada tanggal 30 December 2003 sampai dengan tanggal 17 Maret 2004, kasus flu

burung terjadi pada 12 orang di Thailand . Duapuluhtiga orang di Vietnam juga terkena

penyakit ini. Pada akhirnya 23 orang meninggal karena flu burung pada saat itu.

Negara-negara yang terjangkit penyakit ini melaporkan bahwa unggas-unggas di negara

mereka terinfeksi flu burung ini. Tidak ada bukti yang mendukung bahwa virus ini dapat

menular dari manusia ke manusia.

Wabah itu dapat terjadi kembali.Wabah baru dan mematikan dari H5N1 mulai

dilaporkan di beberapa negara di Asia pada akhir Juni 2004. Kamboja, Cina , Indonesia ,

Page 24: Tentang Flu Burung

Thailand dan Vietnam melihat kemungkinan munculnya penyakit ini kembali. Malaysia

melaporkan adanya wabah ini untuk pertama kalinya.

Wabah ini diikuti oleh wabah selanjutnya di Vietnam dan Thailand . Gelombang infeksi

ini terjadi dari bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2004.

Wabah berikutnya dari infeksi H5N1 terjadi dalam bulan December 2004 dan tetap

menjangkiti penduduk. Pada tanggal 28 Juni 2005, secara resmi diumumkan adanya 108

kasus fluburung. Hal ini dilaporkan oleh Vietnam , Kamboja dan Thailand sejak akhir

December 2003. Dari mereka yang terinfeksi, 54 orang meninggal dunia. Di Indonesia

terdapat 3 kasus flu burung yang dilaporkan dalam bulan Juli 2005, dan ketiganya

meninggal dunia.

Walaupun pengamatan terhadap flu burung tersebut membaik, namun tampak jumlah

sebenarnya dari mereka yang terinfeksi lebih tinggi daripada yang dilaporkan.

Apakah penyakit ini dapat menjadi wabah? Tidak ada seorangpun yang tahu apakah

virus ini dapat menyebabkan wabah. Namun, kemungkinan untuk itu sangatlah mungkin

terjadi. Influenza H5N1 sekarang ini merupakan wabah di Asia Tenggara. Semakin lama

virus ini berada, semakin besar kemungkinan untuk menyebar pada manusia. Kalau hal ini

terjadi, wabah dunia influenza dapat terjadi. Untunglah, sampai saat ini belum terbukti

adanya penyebaran antar manusia.

Sampai saat ini, influenza A/H5N1 merupakan penyakit berat pada manusia dengan

tingkat kematian yang tinggi. Apabila wabah dunia terjadi, hal ini dapat menyebabkan wabah

yang lebih mematikan dari pada wabah dunia sebelumnya.

1. Penyebab

Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A. Virus influenza termasuk famili

Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk (Drift, Shift), dan dapat

menyebabkan epidemi dan pandemi. Virus influenza tipe A terdiri dari Hemaglutinin (H) dan

Neuramidase (N), kedua huruf ini digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu burung

yang banyak jenisnya. Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3, H5N1,

H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan pada binatang H1-H5 dan N1-N9.

Strain yang sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtipe A

H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 220 C dan lebih

dari 30 hari pada 00 C. Virus akan mati padapemanasan 600 C selama 30 menit atau 560 C

selama 3 jam dan dengandetergent, desinfektanmisalnya formalin, serta cairan yang

mengandung iodine.

Page 25: Tentang Flu Burung

2. Gejala

Gejala flu burung dapat dibedakan pada unggas dan manusia.

a. Gejala pada unggas.

- Jengger berwarna biru

- Borok dikaki

- Kematian mendadak

b. Gejala pada manusia.

- Demam (suhu badan diatas 38oC)

- Batuk dan nyeri tenggorokan

- Radang saluran pernapasan atas

- Pneumonia

- Infeksi mata

- Nyeri otot

3. Masa Inkubasi

- Pada Unggas          : 1 minggu

- Pada Manusia        : 1-3 hari , Masa infeksi 1 hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala. Pada anak

sampai 21 hari.

4. Penularan

Flu burung menular dari unggas ke unggas, dan dari unggas ke manusia,

Penyakit ini dapat menular melalui udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari

kotoran atau sekreta burung/unggas yang menderita flu burung. Penularan dari unggas ke

manusia juga dapat terjadi jika manusia telah menghirup udara yang mengandung virus flu

burung atau kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi flu burung.

Sampai saat ini belum ada bukti yang menyatakan bahwa virus flu burung dapat

menular dari manusia ke manusia dan menular melalui makanan.

5. Pencegahan

a. Pada Unggas:

1.Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung

2.Vaksinasi pada unggas yang sehat

b. Pada Manusia :

1. Kelompok berisiko tinggi ( pekerja peternakan dan pedagang)

Page 26: Tentang Flu Burung

a. Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja.

b. Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinsfeksi flu burung.

c. Menggunakan alat pelindung diri. (contoh : masker dan pakaian kerja).

d. Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja.

e. Membersihkan kotoran unggas setiap hari.

f. Imunisasi.

2. Masyarakat umum

a. Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi & istirahat cukup.

b. Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu :

- Pilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala penyakit pada tubuhnya)

- Memasak daging ayam sampai dengan suhu ± 800C selama 1 menit dan pada telur sampai

dengan suhu ± 640C selama 4,5 menit.

6. Pengobatan

Pengobatan bagi penderita flu burung adalah:

1. Oksigenasi bila terdapat sesak napas.

2. Hidrasi dengan pemberian cairan parenteral (infus).

3. Pemberian obat anti virus oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hari.

4. Amantadin diberikan pada awal infeksi , sedapat mungkin dalam waktu 48 jam pertama

selama 3-5 hari dengan dosis 5 mg/kg BB perhari dibagi dalam 2 dosis. Bila berat badan

lebih dari 45 kg diberikan 100 mg 2 kali sehari.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Flu burung (avian influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh

virus influensa yang ditularkan oleh unggas. Virus influensa terdiri dari beberapa tipe, antara

lain tipe A, tipe B dan tipe C. Influensa tipe A terdiri dari beberapa strain, antara lain H1N1,

H3N2, H5N1 dan lain-lain. Influensa A (H5N1) merupakan penyebab wabah flu burung di

Hongkong, Vietnam, Thailand, dan Jepang. Di Vietnam dan Thailand juga menyerang pada

manusia dengan delapan kasus diantaranya meninggal.

B.    Kritik dan Saran

Page 27: Tentang Flu Burung

Kami sadar atas keterbatasan pengetahuan kami. Untuk itu besar harapan bagi kami

atas kritik dan saran dari pembaca guna perbaikan makalah ini.

Flu burung merupakan infeksi virus influenza A subtipe H5N1 (H=hemagglutinin; N=neuraminidase) yang pada umumnya menyerang unggas, burung dan ayam yang kemudian dapat menyerang manusia (penyakit zoonosis).

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Syahrurachman, Agus “Perspektif Baru Edisi 499”, Jakarta 2006.

International SOS, Jakarta 19 September. 2005

http://www.ppmplp.depkes.go.id/images/m22_s2_i288_b.pdf).

Dr. Nadesul, Handrawan, Dokter Umum, Jakarta 1 Oktober 2005.

makalah Flu burung

BAB IPENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Page 28: Tentang Flu Burung

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar masyarakat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dan mendukung pembangunan ekonomi, serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan dihadapkan pada berbagai permasalahan penting antara lain disparitas status kesehatan; beban ganda penyakit; kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan; pelindungan masyarakat di bidang obat dan makanan; serta perilaku hidup bersih dan sehat. Beberapa masalah penting lainnya yang perlu ditangani segera adalah peningkatan akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan, penanganan masalah gizi buruk, penanggulangan wabah penyakit menular, pelayanan kesehatan di daerah bencana, dan pemenuhan jumlah dan penyebaran tenaga kesehatan.

Langkah-langkah yang telah ditempuh adalah peningkatan akses kesehatan terutama bagi penduduk miskin melalui pelayanan kesehatan gratis; peningkatan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular seperti penyakit demam berdarah dan flu burung; peningkatan kualitas, keterjangkauan dan pemerataan pelayanan kesehatan dasar; peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan; penjaminan mutu, keamanan dan khasiat obat dan makanan; penanganan kesehatan di daerah bencana; serta peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

Sebagai tindak lanjut, pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan; meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan; meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat; meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap masalah-masalah tersebut. Adapula hal yang menjadi tugas khusus organ pelayanan kesehatan seperti penanggulangan angka kematian pada ibu melahirkan dan angka kematian bayi.

Akan tetapi pelayanan kesehatan dari pemerintah tidak cukup efektif tanpa adanya upaya tersendiri oleh masyarakat, atau masyarakat sendiri perlu meningkatkan kesadaran walaupun tanpa adanya penyuluhan oleh lembaga-lembaga kesehatan. Biasanya masyarakat terutama masyarakat desa sering menganggap remeh hal kesehatan, padahal jika dianalisis lebih jauh, penyakit yang dianggap kecil tersebut sangat berbahaya penyakit flu burung misalnya, berasal dari unggas peliharaan. Masyarakat cenderung mengabaikan kepedulian terhadap lingkungan baik melalui interaksi langsung maupun tidak langsung. Padahal efek dari sesuatu yang kecil tersebut akan menimbulkan dampak yang fatal. Dalam kehidupan sehari-hari Kesehatan adalah hal yang paling berharga bagi semua orang. Mulai dari olahraga teratur, pola makan yang disiplin, dan istirahat yang cukup dilakukan demi mendapatkan tubuh yang tetap fit. Namun terkadang antioksidan dalam tubuh juga melemah karena kecapaian atau nutrisi yang kurang dalam tubuh. Hal ini menyebabkan penyakit mudah masuk dan menyerang dalam tubuh.

Oleh karena itu, perlu adanya pembahasan lebih lanjut tentang upaya penanggulangan penyakit-penyakit berbahaya yang berasal dari lingkungan masyarakat diantaranya adalah flu burung dan demam berdarah serta upaya kesehatan masyarakat dalam menanggulangi dan mengurangi angka kematian bayi dan Ibu melahirkan.

B.     Rumusan Masalah

Dalam latar belakang telah disebutkan beberapa klasifikasi penyakit, yaitu flu burung dan penyakit demam berdarah serta masalah yang secara tidak langsung menjadi beban tugas masyarakat tetapi berdampak serius bagi masyarakat yaitu angka kematian bayi dan angka

Page 29: Tentang Flu Burung

kematian ibu melahirkan. Maka berikut ini disebutkan beberapa rumusan masalah ketiga hal tersebut.

  Apa upaya-upaya kesehatan masyarakat dalam rangka penanggulangan dan pencegahan penyakit flu burung

  Apa upaya-upaya kesehatan masyarakat dalam rangka penanggulangan dan pencegahan penyakit demam berdarah

  Bagaimana upaya-upaya kesehatan masyarakat dalam rangka menurunkan angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan

C.    Tujuan Penulisan

  Untuk mengetahui dan memahami upaya-upaya penanggulangan dan pencegahan terhadap dua  penyakit yang berasal dari lingkungan sekitar yaitu flu burung dan penyakit demam berdarah

  Untuk memberikan pemahaman upaya kesehatan masyarakat dalam rangka mengurangi presentase angka kematian bayi danibu melahirkan.

D.    Manfaat Penulisan

  mengetahui dan memahami upaya-upaya penanggulangan dan pencegahan terhadap dua  penyakit yang berasal dari lingkungan sekitar yaitu flu burung dan penyakit demam berdarah

  memberikan pemahaman upaya kesehatan masyarakat dalam rangka mengurangi presentase angka kematian bayi danibu melahirkan

BAB IIPEMBAHASAN

A.  Flu Burung

Avian Influenza (AI) atau flu burung (bird flu) atau sampar unggas (fowl plague) pertama kali ditemukan menyerang di Italia sekitar 100 tahun yang lalu. Pada mulanya penyakit ini hanya menyerang unggas mulai dari ayam, merpati, sampai burung-burung liar. Akan tetapi, laporan terakhir menyebutkan serangan pada babi dan manusia.

Wabah virus ini menyerang manusia pertama kali di Hongkong pada tahun 1997 dengan 18 korban dan 6 diantaranya meninggal. Di Indonesia, penyakit ini awalnya diduga

Page 30: Tentang Flu Burung

sebagai penyakit tetelo atau VVND (Velogenic Viscerotopic Newcastle Diseae) yang pernah menyerang pada tahun-tahun sebelumnya.

Penyakit ini merupakan penyakit baru (new emerging disease) yang banyak menarik perhatian berbagai pihak karena penularannya yang sangat cepat dengan angka kematian yang tinggi. Avian flu juga melibatkan sektor peternakan, khususnya unggas, yang mempunyai dampak besar terhadap ketersediaan daging (gizi) di masyarakat, dan sektor ekonomi para peternaknya.Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas. Sejarah dunia telah mencatat tiga pandemi besar yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Pandemi pertama terjadi pada tahun 1918 berupa flu Spanyol yang disebabkan oleh subtipe H1N1 dan memakan korban meninggal 40 juta orang. Pandemi ini sebagian besar terjadi di Eropa dan Amerika Serikat. Pandemi kedua terjadi pada tahun 1958 berupa flu Asia yang disebabkan oleh H2N2 dengan korban 4juta jiwa. Pandemi terakhir terjadi pada tahun 1968 berupa flu Hongkong yang disebabkan oleh H3N2 dengan korban 1 juta jiwa.

Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A. Virus influenza termasuk famili Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk (Drift, Shift), dan dapat menyebabkan epidemi dan pandemi. Berdasarkan sub tipenya terdiri dari Hemaglutinin (H) dan Neuramidase (N). Kedua huruf ini digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu burung yang banyak jenisnya.

Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan pada binatang H1-H5 dan N1-N98. Strain yang sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtipe A H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22 V C dan lebih dari 30 hari pada 0 VC. Virus akan mati pada pemanasan 60 V C selama 30 menit atau 56 V C selama 3 jam dan dengan detergent, desinfektan misalnya formalin, serta cairan yang mengandung iodin.

Meskipun reservoar alami viris AI adalah unggas liar yang sering bermigrasi (bebek liar), tetapi hewan tersebut resisten terhadap penyakit ini. Menurut WHO, kontak hewan tersebut dengan unggas ternak menyebabkan epidemik flu burung di kalangan unggas. Penularan penyakit terjadi melalui udara dan ekskret (kotoran, urin, dan ingus) unggas yang terinfeksi.

Virus AI dapat hidup selama 15 hari di luar jaringan hidup. Virus pada unggas akan mati pada pemanasan 80 V C selama 1 menit, dan virus pada telur akan mati pada suhu 64 V C selama 5 menit. Virus akan mati dengan pemanasan sinar matahari dan pemberian diinfektan. Secara genetik, virus influenza tipe A sangat labil dan tidak sulit beradaptasi untuk menginfeksi spesies sasarannya. Virus ini tidak memiliki sifat proof reading, yaitu kemampuan untuk mendeteksi kesalahan yang terjadi dan memperbaiki kesalahan pada saat replikasi. Ketidakstabilan sifat genetik virus inilah yang mengakibatkan terjadinya strain/jenis/mutan virus yang baru. Akibat dari proses tersebut, virus virulensi virus AI dapat berubah menjadi lebih ganas dari sebelumnya (HPAI, high pathogenic avian influenza).

Karakteristik lain dari virus ini adalah kemampuannya untuk bertukar, bercampur, dan bergabung dengan virus influenza strain yang lain sehingga menyebabkan munculnya strain baru yang bisa berbahaya bagi manusia. Mekanisme ini juga menyebabkan kesulitan dalam membuat vaksin untuk program penanggulangan.

Flu burung menular dari unggas ke unggas, dan dari unggas ke manusia, melalui air liur, lendir dari hidung dan feces. Penyakit ini dapat menular melalui udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari kotoran atau sekreta burung/unggas yang menderita flu burung. Penularan dari unggas ke manusia juga dapat terjadi jika bersinggungan langsung dengan unggas

Page 31: Tentang Flu Burung

  pencegahan Penyakit Flu Burung  Pada Unggas:         Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung         Vaksinasi pada unggas yang sehat

  Pada Manusia :         Kelompok berisiko tinggi (pekerja peternakan dan pedagang)         Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja.         Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu burung.         Menggunakan alat pelindung diri. (contoh : masker dan pakaian kerja).         Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja.         Membersihkan kotoran unggas setiap hari.         Orang yang kontak dengan unggas (misalnya peternak ayam) harus menggunakan masker,

baju khusus, kaca mata renang.         Membatasi lalu lintas orang yang masuk ke peternakan.         Mendisinfeksi orang dan kendaraan yang masuk ke peternakan.         Mendisinfeksi peralatan peternakan.         Mengisolasi kandang dan kotoran dari lokasi peternakan.

  Masyarakat umum         Memilih daging yang baik dan segar.         Memasak daging ayam minimal 80 VC selama 1 menit dan telur minimal 64 V C selama 5 menit

(atau sampai air atau kuahnya mendidih cukup lama).         Menjaga kesehatan dan ketahanan umum tubuh dengan makan, olahraga, dan istirahat yang

cukup.         Segera ke dokter/puskesmas/rumah sakit bagi masyarakat yang mengalami gejala-gejala di

atas.         Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi & istirahat cukup.         Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu :         Pilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala penyakit pada tubuhnya)         Memasak daging ayam sampai dengan suhu ± 80   V C selama 1 menit dan pada telur sampai

dengan suhu ±64  V C selama 4,5 menit.