Top Banner
Tension Headache Oleh: Rosalin Yuniarti Ma’ruf 0718011081 Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Bandar Lampung 2012 Pembimbing: Dr. RA. Neilan Amroisa, Sp.S., M.Kes
20

Tension Type Headache

Feb 12, 2015

Download

Documents

Rosalin Ma'ruf

Tugas referat waktu ngoas di neuro
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tension Type Headache

Tension Headache

Oleh:Rosalin Yuniarti Ma’ruf

0718011081

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafRumah Sakit Umum Abdul Moeloek

Fakultas Kedokteran Universitas LampungBandar Lampung 2012

Pembimbing:Dr. RA. Neilan Amroisa, Sp.S.,

M.Kes

Page 2: Tension Type Headache

Primary Headache

Migraine

Tension type

Headache

Cluster headach

e and other

trigeminal

autonomic

cephalalgias

Other Primary Headac

he

Page 3: Tension Type Headache

Definisi

Nyeri kepala tipe tegang didefinisikan sebagai serangan nyeri kepala berulang yang berlangsung dalam menit sampai hari , dengan sifat nyeri yang biasanya berupa rasa tertekan atau diikat, dari ringan-berat, bilateral, tidak dipicu aktivitas fisik dan gejala penyertanya tidak menonjol.

Page 4: Tension Type Headache

Merupakan sakit kepala paling umum terjadi, dgn prevalensi 78% pd pria dan 88% wanita

Dapat dimulai pada segala usia, onset terutama pada usia remaja dan dewasa muda

40% memiliki riwayat keluarga sakit kepala tegang otot

Umumnya sakit kepala berkurang dengan meningkatnya usia

25% pasien juga mengidap migrain

Page 5: Tension Type Headache

Nyeri kepala dirasakan seperti kepala berat, pegal, rasa kencang atau seperti diikat sekeliling kepala.

Nyeri kepala terutama pada dahi, pelipis, belakang kepala atau leher.

Nyeri tidak berdenyut, tidak ada mual, fotofobia dan fonofobia dapat muncul salah satu.

Nyeri dapat menjalan sampai bahu. Nyeri kepala berlangsung selama 30 menit hingga 1

minggu penuh. Nyeri bisa dirasa kadang-kadang atau terus menerus. Nyeri pada awalnya dirasakan pasien pada leher bagian

belakang kemudian menjalar ke kepala bagian belakang selanjutnya menjalar ke bagian depan.

Gejala lain yang juga dapat ditemukan seperti insomnia (gangguan tidur yang sering terbangun atau bangun dini hari), nafas pendek, konstipasi, berat badan menurun, palpitasi dan gangguan haid.

Gejala Tension Type Headache

Page 6: Tension Type Headache

Tension HeadacheInfrequent episodic tension-type headache

2.1.1 Infrequent episodic tension-type headache associated with pericranial tenderness

2.1.2 Infrequent episodic tension-type headache not associated with pericranial tenderness

Frequent episodic tension-type headache2.2.1 Frequent episodic tension-type headache

associated with pericranial tenderness2.2.2 Frequent episodic tension-type headache

not associated with pericranial tenderness

Chronic tension-type headache2.3.1 Chronic tension-type headache associated

with pericranial tenderness2.3.2 Chronic tension-type headache not associated with pericranial tenderness

Probable tension-type headache2.4.1 Probable infrequent episodic tension-type

headache 2.4.2 Probable frequent episodic tension-type headache 2.4.3 Probable chronic

tension-type headache

Page 7: Tension Type Headache

Patofisiologi Dulunya nyeri kepala tipe tegang dianggap

disebabkan oleh kontraksi terus menerus otot-otot kepala dan tengkuk (muscle contraction headache). Pada akhir-akhir ini pada beberapa penelitian yangmenggunakan EMG pada penderita tension type headache ternyata hanya menunjukkan sedikit sekali terjadi aktifitas otot, yang tidak mengakibatkan iskemik otot,jika meskipun terjadi kenaikan aktifitas otot maka akan terjadi pula adaptasi protektif terhadap nyeri.

Page 8: Tension Type Headache

TTH adalah kondisi stress mental, non-physiological motor stress, dan miofasial lokal yang melepaskan zat iritatif ataupun kombinasi dari ke tiganya yang menstimuli perifer kemudian berlanjut mengaktivasi struktur persepsi supraspinal pain, kemudian berlanjut lagi ke sentral modulasi yang masing2 individu mempunyai sifat self limiting yang berbeda beda dalam hal intensitas nyeri kepalanya.

Pada penderita Tension type headache didapati gejala yang menonjol yaitu nyeri tekan yang bertambah pada palpasi jaringan miofascial perikranial. Impuls nosiseptif dari otot perikranial yang menjalar kekepala mengakibatkan timbulnya nyeri kepala dan nyeri yang bertambah pada daerah otot maupun tendon tempat insersinya.

Page 9: Tension Type Headache

Dalam keadaan normal nyeri miofascial di mediasi oleh serabut kecil bermyelin (Aoc) dan serabut tak bermyelin (C), sedangkan serabut tebal yang bermyelin (A∝ dan AB) dalam keadaan normal mengantarkan sensasi yang ringan/ tidak merusak (inocuous). Pada rangsang noxious dan inocuous event, seperti misalnya proses iskemik, stimuli mekanik, maka mediator kimiawi terangsang dan timbul proses sensitisasi serabut Aa dan serabut C yang berperan menambah rasa nyeri tekan pada tension type headache.

Page 10: Tension Type Headache

Untuk jenis TTH episodik biasanya terjadi sensitisasi perifer terhadap nosiseptor, sedang yang jenis kronik berlaku sensitisasi sentral. Proses kontraksi otot sefalik secara involunter, berkurangnya supraspinal descending pain inhibitory activity, dan hipersensitivitas supraspinal terhadap stimuli nosiseptif amat berperan terhadap timbulnya nyeri pada Tension type Headache. Semua nilai ambangpressure pain detection, thermal & electrical detection stimuli akan menurun di sefalik maupun ekstrasefalik. Stress dan depresi pada umumnya berperan sebagai faktor pencetus(87%), exacerbasi maupun mempertahankan lamanya nyeri kepala.

Page 11: Tension Type Headache

Diagnosis2,1 Infrequent episodes of headache

A. Setidaknya 10 episode yang terjadi pada <1 hari per bulan rata-rata (<12 hari per tahun) dan memenuhi kriteria B-D

B. Sakit kepala berlangsung dari 30 menit sampai 7 hari. C. memiliki setidaknya dua dari karakteristik berikut: 1. lokasi bilatera 2. kualitas menekan /mengikat (tidak berdenyut) 3. intensitas ringan atau sedang 4. tidak diperberat dengan aktivitas fisik rutin seperti

berjalan atau naik tangga D. Keduanya memenuhi 1. tidak ada mual atau muntah (dapat terjadi anoreksia) 2. Hanya salah satu dari : nausea, fotofobia dan fonofobia E. Tidak ditemukan tanda-tanda adanya nyeri kepala

sekunder.

Page 12: Tension Type Headache

2,2 Frequent episodic tension-type headache Kriteria Diagnostik: A. Setidaknya 10 episode yang terjadi pada 1 bulan namun

<15 hari per bulan selama 3 bulan (12 dan <180 hari per tahun) dan kriteria memenuhi B-D

B. berlangsung dari 30 menit sampai 7 hari

  C. memiliki setidaknya dua dari karakteristik berikut: 1. Lokasi bilateral 2. kualitas menekan / mengikat (non-berdenyut) 3. intensitas ringan atau sedang 4. tidak diperberat dengan aktivitas fisik rutin seperti

berjalan atau naik tangga D. Memenuhi: 1. tidak ada mual atau muntah (dapat terjadi anoreksia) 2. Hanya satu jenis saja fotofobia atau fonofobia E. Tidak dikaitkan dengan disorder1 (migrain)

Page 13: Tension Type Headache

2.3 Chronic tension-type headache A. Sakit kepala rata-rata terjadi pada >15 hari per bulan

selama>3 bulan (>180 hari per tahun) dan memenuhi kriteria B dan D

B. berlangsung dalam beberapa jam atau terus menerus C. memiliki setidaknya dua dari karakteristik berikut: 1.  Lokasi bilateral 2. Kualitas menekan / mengikat (non-berdenyut) 3. intensitas ringan atau sedang 4. tidak diperberat dengan aktivitas fisik rutin seperti

berjalan atau naik tangga D. Keduanya memenuhi: 1.  tidak ada mual atau muntah atau anoreksia 2. tidak mual dalam intensitas sedang atau berat ataupun

terdapat muntah E. Tidak dikaitkan dengan lain penyakit lain

Page 14: Tension Type Headache

PenatalaksanaanA. Tindakan umum Pembinaan hubungan empati awal yang

hangat antara dokter dan pasien. Penjelasan dokter yang meyakinkan pasien bahwa tidak ditemukan kelainan fisik dalam rongga kepala atau dalam otaknya dapat menghilangkan rasa takut akan adanya tumor otak atau penyakit intrakranial lainnya.

Page 15: Tension Type Headache

Penilaian adanya kecemasan atau depresi harus segera dilakukan. Pengobatan harus ditujukan kepada penyakit yang mendasari dengan obat anti cemas atau anti depresi serta modifikasi pola hidup yang salah, di samping pengobatan nyeri kepalanya. Bila depresi berat dengan kemungkinan bunuh diri maka pasien harus dirujuk ke ahli jiwa.

Page 16: Tension Type Headache

B. Terapi farmakologik 1. Analgetik

Asetamenofen. Merupakan pilihan utama untuk nyeri kepala ini dengan dosis awal 650-1000 mg, dapat diulangi setelah enam jam bila dirasa perlu.

Asam asetilsalisilat 500 mg tablet dengan dosis 1500 mg / hari.

Metampiron 500 mg tablet dengan dosis 1500 mg / hari

Glafenin 200 mg tablet dengan dosis 600-1200 mg / hari

Asam mefenamat 250-500 mg tablet dengan dosis 750-1500 mg /hari

Page 17: Tension Type Headache

2. Penenang /anxiolitik, misalnya :

Klordiazepoksid 5 mg tablet dengan dosis 15-30 mg / hari

Klobazam 10 mg tablet dengan dosis 20-30 mg / hari

Lorazepam 1-2 mg tablet dengan dosis 3-6 mg / hari.

 

Page 18: Tension Type Headache

3. Antidepresan Antidepresan trisiklik terbukti efektif mencegah

berulangnya nyeri kepala pada penderita. Yang banyak digunakan adalah amitriptilin tablet 25 mg dengan dosis 50-100 mg / hari; nortiptilin 25-100 mg / hari; Maprotiline 25,50, 75 mg tablet dengan dosis 200 mg/hari.

Golongan antidpepressan SSRI juga bisa digunakan, mislanya fluoxetin, buspiron.

Page 19: Tension Type Headache

4. Anestesi/analgetika lokal, misalnya injeksi prokain, prokain kafein kompleks, lidokain, dll.

Injeksi ini dapat menghilangkan nyeri, dapat dilakukan pada : Injeksi trigger point dengan 0,25-0,50 ml lidokain

1% dicampur deksametason / triamsinolon dalam volume yang sama dapat membantu mempercepat penyembuhan nyeri kepala tipe tegang pada kasus-kasus tertentu.

Blokade nervus oksipitalis minor dan mayor Blokade nervus aurikulotemporalis Blokade nervus supraorbitalis Injeksi toksin botulinum pada otot perikranial

Page 20: Tension Type Headache

5. Terapi akupunktur, namun keberhasilannya belum sepenuhnya terbukti.

6. Relaksasi, biofeedback, hipnosis, medikasi dan teknik relaksasi lain dapat membantu mengurangi berat ringan dan frekuensi serangan.

7. Psikoterapi bermanfaat pada kasus dengan ansietas atau depresi yang berat.

8. Fisioterapi, terdiri dari diatermi, masase, kompres hangat, TENS (transcutaneus electrical nerve stimulation)