-
1
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROPONIK
BUDIDAYA SAWI
Oleh:
Devi Phina F14100117 Azmi Syahrian Zehn F14110095
Davin Pradana F14110020 Norisa Adhi Tina F14110097
Rizal Erwin S F14110044 Fahmi Faizal F14110098
Rusnaldi F14110045 Lois Marihot F14110101
Gerry andryana K F14110064 Wahyudi Rahari F14110105
Prakoso Ari Wibowo F14110068 Avicienna Ul-haq M F14110108
Jantammy R. M F14110080 Faturrahman N F14110128
Antoni Wijaya F14110084
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
-
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR ii
DAFTAR LAMPIRAN ii
PEMBAGIAN TUGAS 1
PENDAHULUAN 2
Latar Belakang 2
Tujuan 3
TINJAUAN PUSTAKA 4
METODOLOGI
Waktu dan Tempat Pelaksanaan 9
Tata Letak 9
Rona Lingkungan 10
Alat dan Bahan 10
HASIL DAN PEMBAHASAN 13
SIMPULAN DAN SARAN 20
DAFTAR PUSTAKA 21
DAFTAR TABEL
1 Pembagian Tugas Anggota Kelompok 1 2 Pengukuran parameter
pertumbuhan dan nutrisi hidroponik 13
DAFTAR GAMBAR
1 Ilustrasi rangkaian zig zag 4 2 Laboratorium greenhouse
pengamatan 9 3 Denah tata letak budidaya hidroponik 9 4 Grafik
perkembangan tinggi tanaman 13 5 Grafik perkembangan jumlah daun
pada tanaman 14 6 Grafik perubahan PH pada nutrisi 14 7 Grafik
Perubahan EC 14 8 Sampel nomor 7 setelah panen 18 9 Sampel nomor 8
setelah panen 18
10 Sampel nomor 3 setelah panen 19 11 Sampel nomor 9 setelah
panen 19
DAFTAR LAMPIRAN
1 Data lengkap pengukuran parameter hidroponik 18
file:///E:/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc330897740file:///E:/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc331485137file:///E:/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc331485138file:///E:/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc331485139
-
1
Pembagian Tugas untuk Laporan Teknologi Greenhouse dan
Hidroponik
Tabel 1 Pembagian Tugas Anggota Kelompok
No. Tugas Penanggung Jawab
1 Menyusun Pendahuluan
1.1 Latar belakang 1.2 Tujuan 1.3 Tinjauan Pustaka
i) Mengenai budidaya menggunakan teknologi hidroponik
khususnya
menggunakan deep flow
technique.
ii) Pembibitan sawi. iii) Mengenai budi daya sawi iv) Mengenai
nutrisi (Larutan AB)
dan cara menurunkan dan
meningkatkan PH.
(1.1) Norisa Adhi Tina (F14110097) (1.2) Rusnaldi (F14110045)
(1.3.i) Fahmi Faizal (F14110098)
(1.3.ii) Faturrahman N. (F14110128)
(1.3.iii) Prakoso A.W. (F14110068)
(1.3.iv) Avicienna U. M. (F14110108)
2 Metodologi (Jika memungkinkan sertakan
gambar)
2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 2.2 Tata Letak Budidaya 2.3
Rona lingkungan (iklim, topografi,
dan ketersediaan air)
2.4 Alat dan Bahan (meliputigreenhouse dan alat-alat yang
digunakan
sepanjang praktikum)
2.5 Metode/Prosedur i) Persiapan
Prosedur pembibitan
Pemeliharaan bibit
Pengukuran ii) Pelakasanaan (Hidroponik) iii) Pemeliharaan
(Hidroponik) iv) Pengukuran parameter-parameter
di hidroponik
(2.1) Davin Pradana (F14110020)
(2.2) Azmi Syahrian Zehn (F14110095)
(2.3) Jantammy R.M. (F14110080)
(2.4) Rizal Erwin S. (F14110044)
(2.5.i) & (2.5.ii) Wahyudi R. (F14110105)
(2.5 iii) & (2.5.iv) Devi P. (F14100117)
3 Hasil, Pembahasan, Kesimpulan, Daftar
Pustaka
3.1 Kompilasi data 3.2 Pengolahan data 3.3 Pembahasan/evaluasi
data
(dasar pembahasan/evaluasi didapat
dari bab-bab diatasnya, seperti
tinjauan pustaka dan metodologi,
tajam untuk menjawab tujuan)
3.4 Kesimpulan (disusun berdasarkan pembahasan
dalam jawaban dari tujuan)
3.5 Daftar Pustaka
(3.1; 3.2; 3.3) Lois Marihot (F14110101)
(3.3; 3.4; 3.5) Antoni Wijaya (F14110084)
(3.3; 3.4; 3.5) Gerry A. K. (F14110064)
-
2
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang
dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran),
baik segar
maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang
kadang-kadang
mirip satu sama lain. Di Indonesia penyebutan sawi biasanya
mengacu pada sawi
hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis, yang disebut juga
sawi bakso,
caisim, atau caisin). Selain itu, terdapat pula sawi putih
(Brassica rapa kelompok
pekinensis, disebut juga petsai) yang biasa dibuat sup atau
diolah menjadi asinan.
Jenis lain yang kadang-kadang disebut sebagai sawi hijau adalah
sesawi sayur
(untuk membedakannya dengan caisim). Kailan (Brassica oleracea
kelompok
alboglabra) adalah sejenis sayuran daun lain yang agak berbeda,
karena daunnya
lebih tebal dan lebih cocok menjadi bahan campuran mi goreng.
Sawi sendok
(pakcoy atau bok choy) merupakan jenis sayuran daun kerabat sawi
yang mulai
dikenal pula dalam dunia boga Indonesia.
Manfaat sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di
tenggorokan
pada penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih
darah,
memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar
pencernaan.
Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah protein,
lemak,
karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C.
Sawi bukan
tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. karena
Indonesia mempunyai
kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga
dikembangkan di
Indonesia ini. Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang
berhawa panas
maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran
rendah maupun
dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang
diperoleh lebih
baik di dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai
dari
ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan
laut.
Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai
ketinggian
100 meter sampai 500 meter dpl. Tanaman sawi tahan terhadap air
hujan,
sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang
perlu
diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam
pertumbuhannya
tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh
apabila ditanam
dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang
pada air yang
menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila di tanam
pada akhir
musim penghujan. Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah
tanah gembur,
banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik.
Derajat
kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah
antara pH 6
sampai pH 7.
Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha
tani. Benih
yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus.
Kebutuhan
benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram.
Benih sawi
berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan
agak keras.
Warna kulit benih coklat kehitaman.
Budidaya caisim dapat dilakukan dengan cara konvensional
ataupun
dengan cara organik dengan menggunakan sistem hidroponik.
Budidaya
-
3
hidroponik dilakukan untuk dapat menghasilkan produk caisim yang
bebas
pestisida serta fisik produk yang baik karena terlindungi dan
ternaungi oleh
tutupan greenhouse. Budidaya caisim dilakukan karena merupakan
salah satu
sayuran daun yang digemari pasar sehingga sampai sekarang ini
terus dilakukan
perkembangan proses pembudidayaan caisim agar dihasilkan produk
yang baik,
dan bermutu tinggi hingga menyebabkan naiknya nilai jual produk
caisim
dipasaran. Salah satu proses pembelajaran budidaya caisim
dilakukan dengan
skala kecil untuk dapat mengamati pola tumbuh caisim, kebutuhan
nutrisi, dan
lingkungan optimum untuk caisim di dalam ruangan greenhouse.
Tujuan
Tujuan dilakukannya kegiatan budidaya caisim dengan sistem
hidroponik
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui proses penyemaian benih caisim menggunakan media
arang sekam.
2. Mengetahui dan memahami bagaimana budidaya caisim menggunakan
sistem hidroponik.
3. Untuk mempelajari dan memahami cara budidaya tanaman sawi
mengunakan teknik hidroponik tipe deep flow technique (DFT).
4. Untuk mengetahui kualitas dan kuantitas hasil budidaya
tanaman sawi mengunakan teknik hidroponik tipe deep flow technique
(DFT).
5. Memahami proses pertumbuhan dan kebutuhan pertumbuhan caisim
mulai awal pembibitan hingga panen.
-
4
TINJAUAN PUSTAKA
Deep Flow Technique
Sistem Hidroponik Deep Flow Technique merupakan metode
budidaya
tanaman hidroponik dengan meletakkan akar tanaman pada lapisan
air yang
dalam. Kedalaman lapisan berkisar antara 4-6 cm. prinsip kerja
system hidroponik
DFT yaitu mensirkulasikan larutan nutrisi tanaman secara terus
menerus selama
24 jam. Teknik hidroponik ini dikategorikan sebagai system
hidroponik tertutup.
Umumnya penerapan teknik hidroponik ini digunakan pada budidaya
tanaman
daun dansayuran buah (Chadirin, 2007)
Pada teknik DFT system pipa, aliran nutrisi dengan kedalaman 2-3
cm
mengalir pada pipa PVC berdiamaeter 10 cm dan pada pipa tersebut
dikletakkan
tanaman dalam pot plastic, sehingga tanaman akan menerima nutisi
yang mengalir
tersebut. Pot plastic tersebut mengandung material seperti arang
sekam sebagai
tumpuan akar dan bagian bawah dari material tersebut menyentuh
larutan nutrisi
yang mengalir. Pipa PVC dapat dirangkai dalam satu bidang atau
zig zag,
tergantung pada jenis tanaman yang dibudidayakan. Sistem
rangkaian pipa zigzag
lebih memanfaatkan tempat secara efisien, namun hanya dpat
dipraktikan pada
tanaman yang mempunyai dengan tinggi tanaman yang rendah.
Sedangkan system
rangkaian satu bidang dapat dipraktikkan pada tanaman yang
tinggi atau rendah.
(Ruaf-asia Foundation, 2010)
Gambar 1 Ilustrasi Rangkaian system zig zag pada DFT
(Ruaf-asia
Foundation, 2010)
Tanaman diletakkan dalam pot plastik dan diletakkan secara tepat
pada
lubang yang telah dibuat disepanjang pipa pvc. Pot plastic
tersebut dilubangi
pada bagian bawah dan samping, sebagai penyerapan nutrisi. Pipa
PVC dipasang
pada slop 1 inch per 30-40, untuk membuat aliran nutrisi
mengalir. Aerasi nutrisi
terjadi pada saat larutan kembali ke tangki larutan (Solution
Tank). (Ruaf-asia
Foundation, 2010)
-
5
Pembibitan Sawi
Ada 2 cara pembibitan tanaman sawi. Cara pertama, benih di semai
di
bedengan yang berukuran kecil 0.5 x 1 m atau luas ukuran sesuai
dengan
kebutuhan bibit. Cara kedua, benih di semai di wadah plastik
dengan luas ukuran
wadah sesuai kebutuhan bibit (dapat dibeli ditoko). Benih
merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang baik akan
menghasilkan
tanaman yang tumbuh dengan bagus. Benih sawi berbentuk bulat,
kecil-kecil.
Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih
coklat
kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas
yang baik,
seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan,
varietas, kadar air, suhu
dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan
kemasan benih
harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil.
Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita
harus
memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan
diambil sebagai
benih harus berumur lebih dari 70 hari. Dan penanaman sawi yang
akan dijadikan
benih terpisah dari tanaman sawi yang lain. Juga memperhatikan
proses yang akan
dilakukan misalnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan
diharapkan
lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.
Sebelum benih disemai, benih direndam dengan air selama 2
jam.
Selama perendaman, benih yang mengapung dipisahkan dan dibuang.
Benih yang
tenggelam digunakan untuk disemai. Kemudian benih disebar secara
merata diatas
bedeng persemaian dengan tanah yang telah dicampur dengan pupuk
kandang
1:1, (media tanam) setebal 7 cm. Benih yang telah disebar
disiram sampai
basah kemudian ditutup dengan daun pisang atau karung goni
selama 2-3 hari.
Sebaiknya bedeng persemaian diberi naungan. Bila bibit sudah
berumur 2-3
minggu setelah disemai, bibit tersebut sudah siap untuk ditanam.
Perlakuan yang
sama pula dilakukan jika benih disemai di wadah plastik. Wadah
tersebut
diteduhkan di rumah persemaian sampai bibit berumur 2-3 minggu.
Bibit tersebut
sudah siap untuk ditanam.
Budidaya Sawi Konvensional Menggunakan Tanah sebagai
Perbandingan
Teknik budidaya sawi secara konvensional di lahan adalah
benih,
pengolahan tanah, pembibitan, penanaman, dan pemeliharaan.Tahap
benih
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani.
Benih yang baik
akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Kebutuhan
benih sawi
untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Apabila benih
yang kita
gunakan dari hasil penanaman kita harus memperhatikan kualitas
benih itu,
misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur
lebih dari 70
hari. Penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari
tanaman sawi yang
lain lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.
Tahap kedua adalah pengolahan tanah. Secara umum tahap ini
adalah
penggemburan dan pembuatan bedengan. Tahap-tahap pengemburan
yaitu
pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi
udara serta
pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah
yang akan
menambah kesuburan lahan yang akan kita gunakan. Tanah yang
hendak
-
6
digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak
atau pepohonan
yang tumbuh. Selain itu lahan harus bebas dari daerah ternaungi,
karena tanaman
sawi membutuhkan cahaya matahari langsung. Sedangkan kedalaman
tanah yang
dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm. Pemberian pupuk organik
sangat baik untuk
penyiapan tanah. Sebagai contoh pemberian pupuk kandang yang
baik yaitu 10
ton/ha. Pupuk kandang diberikan saat penggemburan agar cepat
merata dan
bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan. Bila daerah yang
mempunyai
pH terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran.
Pengapuran dilakukan
jauh hari sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4
minggu
sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam melakukan
penggemburan tanah
yaitu 2-4 minggu sebelum lahan hendak ditanam. Jenis kapur yang
digunakan
adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2).
Tahap ketiga adalah pembibitan. Kegiatan ini dapat dilakukan
bersamaan
dengan pengolahan tanah untuk penanaman agar benih dapat lebih
cepat
beradaptasi terhadap lingkungannya. Ukuran bedengan pembibitan
adalah lebar
80-120 cm, panjang 1-3 meter, dan tinggi bedengan 20-30 cm. Dua
minggu
sebelum benih ditabur ke lahan, bedengan pembibitan ditaburi
dengan pupuk
kandang terlebih dahulu lalu ditambah pupuk 20 gram urea, 10
gram TSP, dan 7,5
gram KCl. Cara melakukan pembibitan adalah: benih ditabur, lalu
ditutupi tanah
setebal 1-2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati
3-5 hari benih
akan tumbuh, setelah berumur 3-4 minggu sejak disemaikan tanaman
dipindahkan
ke bedengan.
Tahap keempat adalah penanaman. Seminggu sebelum penanaman
dilakukan, pemberian pupuk terlebih dahulu, yaitu pupuk kandang
10 ton/ha, TSP
100 kg/ha, KCl 75 kg/ha. Jarak tanam dalam bedengan adalah 40 x
40 cm, 30 x 30
cm, dan 20 x 20 cm. Bibit dipindahkan dengan hati-hati. Tahap
terakhir adalah
pemeliharaan. Pemeliharaan adalah hal yang penting dalam
budidaya tanaman.
Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan
didapat. Hal yang perlu
diperhatikan adalah penyiraman, penjarangan, penyulaman,
penyiangan, dan
pemupukan. Penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman,
penyulaman
ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru,
biasanya
penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman
disesuaikan dengan
kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman, dan pemupukan
tambahan
diberikan setelah 3 minggu tanam (Margiyanto 2008).
Hal Penting dalam Budidaya Sawi
Dalam budidaya tanaman sawi, unsur hara (nutrisi) dan kondisi
iklim
mikro merupakan hal yang sangat berpengaruh. Unsur hara yang
tersedia cukup
akan diserap oleh tanaman untuk pertumbuhannya, sedangkan iklim
berkaitan
dengan faktor di luar tanaman dalam mendukung pertumbuhannya.
Untuk itu
harus diketahui sifat-sifat tanaman terkait dengan iklim yang
sesuai dengan
pertumbuhannya. Tanaman sawi lebih sesuai jika ditanam di
dataran tinggi
dengan intensitas sinar matahari yang cukup, karena selama
pertumbuhannya
tanaman sawi memerlukan suhu yang rendah hingga hangat (22 - 33
C), suhu
tanah pada kisaran 7 - 28 , dan kelembaban lingkungan 75 % .
Kualitas
-
7
penyinaran dengan sinar matahari merupakan faktor utama di dalam
pertumbuhan
optimal tanaman sawi (Telaumbanua, Purwantana, dan Sutiarso
2014).
Sawi mulai dipanen setelah tanaman berumur 45-50 hari. Panen
dilakukan
dengan cara mencabut atau memotong pangkal batang. Bila panen
terlambat dapat
menyebabkan tanaman cepat berbunga. Sawi yang baru dipanen
ditempatkan di
tempat yang teduh, agar tidak cepat layu. Untuk mempertahankan
kesegaran
sayuran ini perlu diberi air dengan cara dipercik (Rieuwpassa
2011).
Larutan Hara
Menurut Jensen (1997), larutan hara tanaman merupakan
bahan-bahanyang
diserap oleh tanaman dan berisi satu atau lebih unsur esensial
yangdiperlukan oleh
tanaman. Syarat yang harus dipenuhi oleh unsur esensial
sebagaihara tanaman
adalah 1) kekurangan unsur tersebut dapat menyebabkan
tanamantidak dapat
melengkapi pertumbuhan vegetatif maupun generatif dalam
siklushidupnya, 2)
unsur tersebut secara langsung terlibat sebagai hara
tanaman.
Tanaman dapat berkembang dengan baik dalam larutan garam
nutrisisebagai pengganti tanah dimana tanaman menerima oksigen
dan semua
komponenmineral penting dalam komposisi yang tidak
meracuni.Terdapat 16
elemenpenting yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
Tigabelas unsur fungsional diperoleh tanaman dalam tanah antara
lain nitrogen
(N),fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan
sulfur (S).
unsurunsur tersebut diperlukan dalam jumlah banyak sehingga
disebut unsur
haramakro. Unsur besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng
(Zn), boron
(Bo),molibdenum (Mo), dan klor (CI) digunakan dalam jumlah
sedikit
sehinggadisebut unsur hara mikro. Unsur-unsur lain seperti
karbon (C) dan
oksigen (0)diperoleh langsung dari udara dan hidrogen (H)
diperoleh baik
langsung maupuntidak langsung dari dalam tanah (Soepardi, 1983).
Menurut Resh
(1998) dalambudi daya hidroponik diperlukan 6 unsur hara makro
(N, P, K, Ca,
Mg dan S) dan7 unsur hara mikro (Fe, CI, Mn, Cu, Zn, B dan Mo)
untuk
mendukungpertumbuhan tanaman.
Parameter yang berpengaruh pada larutan hara untuk tanaman,
salahsatunya
adalah pH. Menurut Diatloff (1999) pH merupakan kepanjangan
daripadahydrogenii (potensial hidrogen) yaitu nilai (dari 1
sampai 14) yang
menunjukkanreaksi asam atau basa dari suatu larutan. Larutan
hara budi daya
hidroponik seladabiasanya dipertahankan antara pH 5.6-6.0
(Morgan 1999).
Tetapi sebagian besarbudi daya tanaman hidroponik, larutan
dipertahankan
konstan pada kisaran pH 5.5-6.5 dengan menambah larutan asam
atau basa
(Adam, et al., 1995). Tinggirendahnya nilai pH akan mempengaruhi
ketersediaan
beberapa mineral yangdiperlukan oleh tanaman. Tingkat keasaman
larutan hara
mudah berubali karenaketidakseimbangan antara anion dan kation
yang diserap
oleh tanaman (Harjadi,1989). Nilai pH dan Menurut Suhardiyanto
(2010), harus
diupayakan bertahan pada nilai sekitaran 5.5 6.5 menyesuaikan
dengan tanaman
-
8
yang dibudidayakan. Penurunan dan peningkatan pH dapat dilakukan
dengan
menambah senyawa asam basa seperti HNO3, H3PO4, atau H2SO4untuk
asam
dan senyawa KOH untuk basa.
Parameter kedua yang berpengaruh pada larutan hara untuk tanaman
adalah
konduktivitas listrik (EC, Electrical Conductivity) yang juga
dikenalsebagai faktor
konduktivitas (CF, Conductivity factor) atau Daya Hantar
Listrik(DHL) yaitu
pengukur kadar garam dalam larutan hara. Konduktivitas
listrikmemberi indikasi
mengenai nutrisi yang terkandung pada larutan dan yangdiserap
oleh akar.
Larutan yang kaya nutrisi akan mempunyai konduktivitas
listrikyang lebih besar
daripada larutan yang mempunyai sedikit ion-ion garam. NilaiEC
tergantung dari
jenis-jenis ion yang terkandung di dalam larutan
nutrisi,konsentrasi ion, dan suhu
larutan (Morgan 2000b). Tingkat EC yang digunakan dalam
hidroponik tanaman
daun seperti seladayang ditanam di dataran rendah adalah 0.5-2.5
mS.cm-3. Total
konsentrasi elemendalam larutan nutrisi antara 1000-1500 ppm
(Morgan 1999).
Pada penelitian Nurfinayati (2004), menyatakan bahwaselada masih
bisa tumbuh
baik sampai EC 1 550 S.cm-1.
-
9
Hydroponic kit 1
Rakit
apung
Airoponic 1
Airoponic 2
Hydroponic kit 2
Sistem budidaya
kelompok 1
U
METODOLOGI
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum matakuliah Teknologi Greenhouse dan Hidroponik
dilakukan
setiap 1 minggu sekali. Pengamatan pada tanaman dilakukan setiap
hari. Waktu
pengamatan dimulai pada tanggal 11 November 2014 s/d bulan 16
Desember
2014. Tempat pengamatan laboratorium Greenhouse Siswadhi
SoepardjoDepartemen Teknik Mesin dan BiosistemFakultas Teknologi
Pertanian
(Gambar 2).
Gambar 2 Laboratorium greenhouse pengamatan, Leuwikopo
Tata Letak
Gambar 3 Denah tata letak budidaya hidroponik
-
10
Budidaya kelompok kami menggunakan hidroponic kit dengan sistem
deep flow
nutrition. Letak dari hidroponic kit di sebelah selatan dekat
dengan pintu keluar. Di dalam
greenhouse bagian selatan terdapat saluran air dan listrik.
Hidroponic kit membutuhkan
asupan daya listrik untuk menggerakkan pompa sehingga letak yang
dekat dengan sumber
listrik dianjurkan. Apabila terlalu jauh dapat menggunakan kabel
terminal. Cahaya untuk
tanaman selalu tersedia karena bangunan greenohouse yang
memanjang dari arah utara ke
selatan sedangkan arah datangnya cahaya matahari dari timur ke
barat. Tanaman akan
mendapatkan cahaya yang cukup dari pagi sampai sore. Bangunan
greenhouse yang
dindingnya terbuat dari kasa atau kawat akan mempermudah aliran
angin untuk
menurunkan suhu di dalam greenhouse. Hidroponic kit yang
terletak di tengah sebelah
belakang akan mengalami pertukaran udara dengan baik.
Rona Lingkungan
Lokasi pembangunan greenhouse terletak di Leuwikopo, Bogor.
dengan
koordinat 633'52"LS 10643'31"BT. Secara umum Bogor terletak
pada
ketinggian 190 sampai 330 m dari permukaan laut. Udaranya
relatif sejuk dengan
suhu udara rata-rata setiap bulannya adalah 26 C dan kelembaban
udaranya
kurang lebih 70%. Suhu rata-rata terendah di Bogor adalah 21,8
C, paling sering
terjadi pada Bulan Desember dan Januari. Arah mata angin
dipengaruhi oleh
angin muson. Bulan Mei sampai Maret dipengaruhi angin muson
barat.
Kemiringan Kota Bogor berkisar antara 015% dan sebagian
kecil
daerahnya mempunyai kemiringan antara 1530%. Jenis tanah hampir
di seluruh
wilayah adalah latosol coklat kemerahan dengan kedalaman efektif
tanah lebih
dari 90 cm dan tekstur tanah yang halus serta bersifat agak peka
terhadap erosi.
Bogor terletak pada kaki Gunung Salak dan Gunung Gede sehingga
sangat kaya
akan hujan orografi. Angin laut dari Laut Jawa yang membawa
banyak uap air
masuk ke pedalaman dan naik secara mendadak di wilayah Bogor
sehingga uap
air langsung terkondensasi dan menjadi hujan. Hampir setiap hari
turun hujan di
kota ini dalam setahun (70%).
Alat dan Bahan
Alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini
adalah:
a. Greenhouse b. EC(Electrical Conductivity c. PH meter d.
Penggaris e. Saluran pipa f. Pompa g. Gelas plastik h. Bibit sawi
i. Arang sekam j. Larutan nutrisi A dan B
-
11
Prosedur
1. Persiapan Hidroponik
Pembersihan benih
Perhitungan jumlah awal benih
Persiapan media tanam
Penyebaran benih di media tanam
Peletakkaan benih di greenhouse
Penyiraman benih
Peletakkan kode sampel pada bibit
Pengambilan data (tinggi, jumlah
daun dan dokumentasi)
Pengamatan
Benih sawi
Bibit sawi
-
12
2. Pelaksanaan Hidoroponik
a. Pemindahan tanaman sawi ke dalam dipflow tehnique paralon
Pembersihan perlengkapan dipflow tehnique paralon
Pengecekan Fungsional alat
Persiapan media tanam hidroponik :
1. Gelas plastik sebanyak 65-70
buah (dinding berpori)
2. Arang sekam
Pemasukan arang ke gelas media
tanam (3/4 tingginya)
Penyiraman
Penyiraman benih
Peletakkan bibit sawi ke dalam
media tanam gelas
Peletakkan media tanam ke dalam
plot Dipflow Tehnique Paralon
Pengamatan
Bibit sawi
A
-
13
b. Pemberian larutan nutrisi
Pengisian air ke dalam wadah penyedia air
Pemberian air pada pipa plot tanaman
Pengaturan kemiringan aliran air
pada pipa agar seragam
Pemberian 100 ml larutan AB mix ke dalam wadah
larutan nutrisi
Pengaturan pH (5.5-6.5), EC (1000)
Larutan AB mix
A
-
14
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengukuran Parameter Pertumbuhan dan Nutrisi
Hidroponik
Tanggal Tinggi Rata-rata
Tanaman (cm)
Jumlah Daun
Rata-rata
Electrical
Conductivity (C) PH
11/11/2014 3.75 3 1013 7.3
12/11/2014 4.35 4 1212 7.5
13/11/2014 5.07 4 1247 7.6
14/11/2014 5.43 4 1276 7.2
15/11/2014 5.54 4 1037 8
16/11/2014 5.88 4 1108 7.5
17/11/2014 6.26 4 1127 7.4
18/11/2014 6.93 5 1389 7.5
19/11/2014 7.94 5 2017 7
20/11/2014 8.19 5 1023 7.1
21/11/2014 8.39 5 1145 7.4
22/11/2014 8.84 5 1042 7.4
23/11/2014 8.86 5 1174 7.3
24/11/2014 9.53 6 1176 7
25/11/2014 10.53 6 1190 7.2
26/11/2014 12.39 6 1183 6
27/11/2014 12.95 6 1197 6.9
28/11/2014 13.36 6 1171 7.3
29/11/2014 13.88 6 1189 6.8
30/11/2014 15.18 6 1160 6.9
01/12/2014 16.17 7 1162 7
02/12/2014 17.65 7 1158 6.9
03/12/2014 18.72 7 1154 7
04/12/2014 18.99 7 1144 7.4
05/12/2014 19.84 7 1166 7.2
06/12/2014 20.65 7 1189 6.9
07/12/2014 21.37 7 1136 6.9
08/12/2014 23.27 7 1100 7.66
09/12/2014 24.2 8 1073 7.68
10/12/2014 25.85 8 1046 7.7
11/12/2014 26.5 8 1046 7.605
12/12/2014 27.15 9 1046 7.51
13/12/2014 28.07 9 1105 7.65
14/12/2014 29.69 10 1164 7.79
15/12/2014 30.44 10 1084 7.595
16/12/2014 31.51 10 1004 7.4
Tabel 2Pengukuran parameter pertumbuhan dan nutrisi
hidroponiksetiap hari
(data pengukuran lengkap ada pada lampiran 1)
-
15
Gambar 4 Grafik perkembangan tinggi tanaman hidroponik setiap
hari
Gambar 5 Grafik perkembangan jumlah daun tanaman di hidroponik
setiap hari
Gambar 6 Grafik perubahan PH pada nutrisi pada hidroponik setiap
hari
0
5
10
15
20
25
30
35
11
/11
/20
14
13
/11
/20
14
15
/11
/20
14
17
/11
/20
14
19
/11
/20
14
21
/11
/20
14
23
/11
/20
14
25
/11
/20
14
27
/11
/20
14
29
/11
/20
14
01
/12
/20
14
03
/12
/20
14
05
/12
/20
14
07
/12
/20
14
09
/12
/20
14
11
/12
/20
14
13
/12
/20
14
15
/12
/20
14
0
2
4
6
8
10
12
11
/11
/20
14
13
/11
/20
14
15
/11
/20
14
17
/11
/20
14
19
/11
/20
14
21
/11
/20
14
23
/11
/20
14
25
/11
/20
14
27
/11
/20
14
29
/11
/20
14
01
/12
/20
14
03
/12
/20
14
05
/12
/20
14
07
/12
/20
14
09
/12
/20
14
11
/12
/20
14
13
/12
/20
14
15
/12
/20
14
0
500
1000
1500
2000
2500
11
/11
/20
14
13
/11
/20
14
15
/11
/20
14
17
/11
/20
14
19
/11
/20
14
21
/11
/20
14
23
/11
/20
14
25
/11
/20
14
27
/11
/20
14
29
/11
/20
14
01
/12
/20
14
03
/12
/20
14
05
/12
/20
14
07
/12
/20
14
09
/12
/20
14
11
/12
/20
14
13
/12
/20
14
15
/12
/20
14
-
16
Gambar 7 Grafik perubahan EC pada nutrisi hidropinik setiap
hari
Tabel 2 Bobot semua sampel tanaman setelah dipanen
No.
Sampel
Bobot Tanaman dan
Gelas
Bobot
Gelas
Bobot
Tanaman
1 32.18 2.92 29.26
2 8.1 2.93 5.17
3 55.75 2.96 52.79
4 38.05 2.76 35.29
5 25.95 2.83 23.12
6 17.55 2.77 14.78
7 84.83 2.79 82.04
8 38.17 2.77 35.4
9 39.65 (tidak pakai
gelas) 39.65
10 13.4 2.75 10.65
Tabel 3 Bobot semua tanaman setelah dipanen
Parameter nilai(g)
Bobot Bahan + Nampan 3280
Bobot Nampan 820
Bobot Bahan 2460
0
500
1000
1500
2000
2500
11
/11
/20
14
13
/11
/20
14
15
/11
/20
14
17
/11
/20
14
19
/11
/20
14
21
/11
/20
14
23
/11
/20
14
25
/11
/20
14
27
/11
/20
14
29
/11
/20
14
01
/12
/20
14
03
/12
/20
14
05
/12
/20
14
07
/12
/20
14
09
/12
/20
14
11
/12
/20
14
13
/12
/20
14
15
/12
/20
14
-
17
PEMBAHASAN
Berdasarkan Gambar 4, terlihat pertumbuhan tanaman yang memiliki
tren
meningkat secara linier. Namun pada data pengamatan tanggal 20
November
2014, grafik jatuh pada titik nol karena tidak ada pengukuran
pada hari tersebut.
Hal yang sama juga ditunjukan pada Gambar 5 dimana jumlah
rata-rata daun
cenderung meningkat mendekati angka 6. Pada Gambar 6, nilai pH
larutan nutrisi
mayoritas di atas nilai 7 sehingga larutan terlalu basa. Hal ini
masih di atas nilai
pH optimum yang yang berkisar antara5.5 6.5 (Suhardiyanto 2010).
Pada
Gambar 7 terjadi peningkatan EC yang mencapai nilai 2017 pada
hari Kamis
tanggal 19 November 2014 karena penambahan larutan AB yang
mencapai 1 liter.
Pertumbuhan sawi yang meningkat setiap hari bisa disebabkan
oleh
ketersediaan larutan nutrisi yang selalu mengalir, suhu
lingkungan yang berada
dalam kisaran suhu yang rendah hingga hangat (26 0C) sesuai
dengan
Telaumbanua, Purwantana, dan Sutiarso (2014), dan kelembaban
udara yang
cukup (70 %) tinggi pada rona lingkungan. Nilai EC yang didapat
pada
pengamatan berada di atas 1 000 S.cm-1 . Hal ini masih sesuai
dengan literatur
yang dikemukakan Morgan (1999) dimana nilai ideal berkisar
antara 1 000
sampai 1 500 S.cm-1.
Perubahan nilai EC yang bisa meningkat disebabkan karena jumlah
larutan
garam terlarut meningkat seiring penyerapan hara oleh tanaman.
Jumlah ion yang
diserap bergantung kebutuhan unsur oleh tanaman yang
dibudidayakan. Pada
tanaman yang dibudidayakan untuk diambil daunnya, unsur K
untuk
perkembangan daun menjadi yang utama, sehingga pada larutan
nutrisi yang ada
dalam tangki, jumlah ion K akan bekurang. Jumlah air yang ada
dalam tangki
nutrisi juga mengalami pengurangan karena ada air yang terserap
oleh tanaman.
Jumlah potasium berpengaruh pada jumlah daun yang setiap
hari
meningkat karena salah satu fungsi potasium adalah perannya pada
pertumbuhan
daun. Bila dilihat pada Lampiran 1, sebaran pertumbuhan pada
sampel tidak
merata terlihat dari tinggi tanaman yang berbeda jauh, misalnya
pada sampel
nomor 2 dengan nomor 3.
Proses pemanenan dilakukan pada umur 36 hst yaitu pada tanggal
16
Desember 2014. Berdasarkan Tabel 3, distribusi sebaran massa
sampel pada
talang yang berada di atas memiliki bobot yang besar misalnya
sampel 7, 8, 3, dan
9. Namun ada juga individu yang posisinya berada di talang
bagian atas tetapi
bobotnya tidak terlalu besar seperti pada sampel 6. Nilai bobot
sawi secara
keseluruhan 3280 g. Bila bobot total tersebut dibagi total
individu saat panen yang
berjumlah 63 buah maka bobot rata-rata per individu sebesar 52 g
per individu.
Nilai ini masih lebih kecil dari potensi bobot maksimum sawi
yang mencapai 400
g per individu (Soenaryono 1983). Hal ini disebabkan karena sawi
dipanen lebih
cepat yaitu baru 36 hst sedangkan umur panen sawi adalah 45-50
tergantun
varietasnya. Faktor lain yang mempengaruhi adalah kandungan
dalam larutan
nutrisi yang tidak diukur menganai kandungan ion yang mendukung
pertumbuhan
vegetatif dari tanaman sawi dan hanya mengukur nilai EC
saja.
Kekerdilan yang terjadi pada beberapa sampel tanaman juga
disebabkan
oleh distribusi ketinggian dari air larutan yang berpengaruh
pada pertumbuhan
-
18
akar pada awal penanaman. Beberapa sampel pada minggu ke 3 masih
memiliki
akar yang belum mampu menjangkau air karena ketinggian air pada
beberapa
tingkatan talang tidak terlalu tinggi sesuai literatur yaitu
sekitar 6 cm. Gambar
mengenai keadaan beberapa sampel tanaman saat panen bisa dilihat
pada Gambar
8,9,10, dan 11.
Gambar 8 Sampel nomor 8 setelah panen
Gambar 9 Sampel nomor 7 setelah panen
-
19
Gambar 10 Sampel nomor 5 setelah panen
Gambar 11 Sampel nomor 9 setelah panen
-
20
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Sistem hidroponik deep flow technique merupakan salah satu
teknik
hidroponik yang menggunakan aliran air pada akar. Kualitas dan
kuantitas
tanaman pada sistem hidroponik ini dipengaruhi oleh banyak
faktor seperti
kelembaban udara, suhu lingkungan, keberadaan larutan nutrisi,
ketersedian
kandungan larutan nutrisi (nilai EC), pH larutan nutrisi, dan
sebagainya. Nilai EC,
suhu lingkungan dan kelembaban pada pengamatan sudah sesuai
literatur. Nilai
pH pada pengamatan belum sesuai dengan literatur. Bobot per
individu saat panen
sawi pada praktikum ini belum memenuhi standar literatur yang
ditetapkan karena
faktor panen yang terlalu cepat, larutan nutrisi, dan tinggi
aliran pada awal tanam.
Saran
Perlu adanya pembagian jadwal yang lebih ketat mengenai
pengamatan
dan perbaikan infrastruktur pendukung dalam pengamatan. Perlu
penambahan
bahan kimia pada larutan nutrisi untuk menurunkan pH. Perlu
kalibrasi penentuan
tinggi dari media tanam dan aliran yang sesuai dengan
pemanjangan akar pada
awal masa tanam.
-
21
DAFTAR PUSTAKA
Adam CR., Bamford, KM and Early, KM. 1995. Principle of
Horticulture.
Butterworth Heinemang. London. 278 p.
Chadirin, Y. 2007. Teknologi Greenhouse dan Hidroponik. Diktat
Kuliah
Departemen Teknik Pertanian, IPB.
Diatloff E. 1998. pH-what does it really mean? Practical
hydroponics
&Greenhouse-International Trade Directory
1998-1999:148-151.
Harjad, SS. 1990. Dasar-dasar Hortikultura. Departemen Budidaya
Pertanian.
IPB. Bogor. hal506
Jensen M. H. 1997. Hydroponics. Hort.Science 32(6) :1018-
1020.
Morgan L. 1999. Hydroponic Lettuce Production. Casper Publ. Pty
Ltd.
Narrabeen. lllp.
Morgan, L. 2000b. The pH Factor In Hydroponics, p.47-51. In Amy
Knutson
(ed). The Best of The Growing Edge. New Moon Publ. Inc.
Corvallis.
Nurfinayati. 2004. Pemanfaatan berulang larutan nutrisi pada
budidaya selada
(Lactuca sativa L.) dengan Teknologi Hidroponik Sistem Terapung
(THST).
Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian. IPB.
Resh HM. 1998. Hydroponic Food Production. Woodbridge Press
Publ. Co.
Santa Barbara. 527p.
Ruaf-asia Foundation, 2010. Hydroponics. Departement of
Agriculture, Ministry
of Agriculture
Priyowidodo, Titis. 2014. Cara Budidaya Caisim Organik.
http://alamtani.com/budidaya-caisim-organik.html [tanggal unduh
23
November 2014)
Rieuwpassa, Alexander J. Teknologi budidaya sawi [internet].
[diunduh tahun
2014 nov 24]. Tersedia pada:
http://maluku.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&
view=article&id=289:teknologi-budidaya-sawi&catid=15:benih
Maspary. 2014. Cara tepat menanam sawi dan caisim [Internet].
[diunduh tahun
2014 nov 24]. Tersedia pada:
http://www.gerbangpertanian.com/2014/09/cara-tepat-menanam-sawi-dan-
caisim.html
Edi S dan Bobohoe J. 2010. Budidaya Tanaman Sayuran. Jambi:
Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi.
Margiyanto E. 2008. Budidaya Tanaman Sawi.
http://zuldesains.wordpress.com/2008/01/11/budidaya-tanaman-sawi/
[terhubung berkala].
Rieuwpassa AJ. 2011. Teknologi Budidaya Sawi.
http://maluku.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&
view=article&id=289:teknologi-budidaya-sawi&catid=15:benih
[terhubung berkala].
Soenaryono H. 1989. Budidaya Brassica (Kubis) Terpenting di
Indonesia . Hal
371-400 dalam Harjadi S S (Ed). Dasar-dasar Hortikulutra.
Jurusan
Budidaya Pertanian. Bogor (ID) : Fakultas Pertanian IPB.
http://alamtani.com/budidaya-caisim-organik.htmlhttp://maluku.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=289:teknologi-budidaya-sawi&catid=15:benihhttp://maluku.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=289:teknologi-budidaya-sawi&catid=15:benihhttp://www.gerbangpertanian.com/2014/09/cara-tepat-menanam-sawi-dan-caisim.htmlhttp://www.gerbangpertanian.com/2014/09/cara-tepat-menanam-sawi-dan-caisim.html
-
22
Soepardi G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah.Fakultas
Pertanian. IPB.
Bogor.
Suhardiyanto H. 2010. Teknologi Hidroponik untuk Budidaya
Tanaman. Bogor :
IPB Press.
Telaumbanua M, Purwantana B, dan Sutiarso L. 2014. Rancang
Bangun Aktuator
Pengendali Iklim Mikro di Dalam Greenhouse untuk Pertumbuhan
Tanaman Sawi. Jurnal Agritech 34:2(213-222).
https://earth.google.com/
Pemerintah Kota Bogor[tahun tidak diketahui].Letak
geografis[internet].[diunduh
2014 nov 24]. Tersedia pada:
http://kotabogor.go.id/index.php/page/detail/9/letak-geografi
https://earth.google.com/http://kotabogor.go.id/index.php/page/detail/9/letak-geografi
-
23
LAMPIRAN
Lampiran 1 Data lengkap pengukuran paratemer tumbuh tanaman dan
nutrisi hidroponik
Tanggal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
EC PH
T n t n t n t n t n t n t n t n t n t n
11/11/2014 12/11/2014
5 3 3.5 3 4.5 3 2 3 4.5 2 3 3 3 3 3.2 3 2.8 4 6 3 1013 7.3
5.5 3 4 4 5.6 4 3 4 6 3 3.4 4 3 4 4 4 3 5 6 4 1212 7.5
13/11/2014 6.7 3 4 4 6.5 4 3.4 4 6.6 3 4 4 4.2 4 4.5 4 3.8 5 7 4
1247 7.6
14/11/2014 6.7 4 4.5 4 6.6 4 3.7 4 8 3 4.2 3 4.4 4 5 4 4 4 7.2 4
1276 7.2
15/11/2014 6.7 4 4.6 4 6.6 4 3.8 4 8 4 4.4 3 4.8 4 5.3 4 4 4 7.2
4 1037 8
16/11/2014 7 4 5 4 7 4 4 4 9 4 4.6 4 5 4 5.7 4 4.2 5 7.3 4 1108
7.5
17/11/2014 7.3 4 5.6 4 8 4 4.5 4 9.3 4 4.6 4 5.5 4 5.8 4 4.5 5
7.5 4 1127 7.4
18/11/2014 7.4 4 7 4 8.4 5 5.8 5 9.4 5 4.9 4 6 5 7 4 5.6 5 7.8 4
1389 7.5
19/11/2014 9 4 7.2 4 10.3 5 6.3 5 9.7 5 5 4 7.2 5 9 5 7.2 5 8.5
5 2017 7
20/11/2014 9.1 4 7.2 4 11 5 6.4 5 9.7 5 5.3 5 7.35 5 9.1 5 8.25
6 8.5 5 1023 7.1
21/11/2014 9.1 4 7.3 4 11.2 5 6.5 5 9.7 5 5.6 5 7.5 5 9.2 5 9.3
6 8.5 5 1145 7.4
22/11/2014 10 5 7.5 5 12 5 7 5 9.8 6 6 5 8 5 10 6 9.5 6 8.6 6
1042 7.4
23/11/2014 10.1 5 7.8 5 10.9 6 7.1 5 9.8 6 6.3 4 9.5 5 11 6 7.4
6 8.7 6 1174 7.3
24/11/2014 10.3 6 7.8 5 12 6 7.2 6 9.8 6 9.8 4 10 6 12 6 7.5 6
8.9 6 1176 7
25/11/2014 11 6 8 5 14.7 6 7.5 6 10 6 10.1 5 13 7 13 6 9 7 9 6
1190 7.2
26/11/2014 11.5 6 8.1 5 16.8 7 9.9 6 10.3 7 12.5 5 16.5 7 14 7
14.5 7 9.8 6 1183 6
27/11/2014 12 5 8.1 5 18 7 10 7 10.4 7 12.1 5 17.9 7 15.6 7 15.4
8 10 4 1197 6.9
28/11/2014 12 5 8.2 5 18.2 7 11 7 11 8 13 6 18.6 6 16 7 15.6 8
10 4 1171 7.3
29/11/2014 13 5 8.2 4 18.5 7 12 7 11 8 13.5 6 19.5 6 17 7 16 8
10.1 4 1189 6.8
30/11/2014 17 5 8.2 4 19.5 7 14.4 8 11.3 8 15.5 5 20.5 6 18.6 7
16.5 8 10.3 5 1160 6.9
01/12/2014 18.3 5 8.1 4 20 8 15.7 8 12 8 17 5 21.1 7 20 8 17 8
12.5 5 1162 7
02/12/2014 18.6 5 9.4 4 22.3 8 17 8 13.2 8 18 5 23.5 7 21.5 8
20.5 7 12.5 5 1158 6.9
03/12/2014 19 5 10.7 5 22.4 8 18.2 9 13.5 8 23.7 8 24 8 22 8 21
7 12.7 5 1154 7
-
24
04/12/2014 21 4 11 5 22.7 8 19 9 14 8 19 8 25 8 24 8 21.5 7 12.7
6 1144 7.4
05/12/2014 22 4 11 5 23.5 8 21 9 15 8 20.5 8 26 8 25 8 21.7 8
12.7 6 1166 7.2
06/12/2014 23 4 11 6 24.5 7 22 7 16 8 22 6 27.5 7 25.5 8 22 8 13
7 1189 6.9
07/12/2014 24.5 7 11 6 24.5 7 23.5 7 16.7 7 23 6 28.5 7 26 8
22.5 7 13.5 7 1136 6.9
08/12/2014 26.5 7 13 6 28.2 7 24 8 18.4 7 24.5 6 32.5 7 27 9
23.2 7 15.4 7 1100 7.66
09/12/2014 25 8 14 7 29 7 25 8 20 8 25 6 33 9 29 10 25 7 17 7
1073 7.68
10/12/2014 26.5 8 15.5 7 31 7 25.5 9 22 9 27 6 35 11 30 10 27 8
19 7 1046 7.7
11/12/2014 26.5 8 15.8 7 32 7 25.5 9 23 9 29 7 35 11 31 10 28 8
19.2 8 1046 7.605
12/12/2014 26.5 8 16 7 34 8 26 9 23.5 9 29.5 7 11 31.5 10 29.5 8
19.5 8 1046 7.51
13/12/2014 29 9 17 8 35 8 27.5 10 23.7 11 29.5 7 36 11 32 11 30
8 21 8 1105 7.65
14/12/2014 30.3 9 19.8 8 38 12 29 10 26 11 29.6 9 37.5 11 33.7
11 31 9 22 10 1164 7.79
15/12/2014 32 9 19.8 8 39 12 29.5 11 26 11 29.6 9 39 11 34 11 33
9 22.5 10 1084 7.595
16/12/2014 34 9 19.8 8 39.7 12 31 11 26.8 11 29.6 9 42.2 11 35
11 34 9 23 10 1004 7.4
Keterangan:
t = tinggi tanaman (cm)
n = jumlah daun