Top Banner
107

Teknik refrigerasi

Jun 24, 2015

Download

Education

faoeziku

know about the ac component
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Teknik refrigerasi
Page 2: Teknik refrigerasi
Page 3: Teknik refrigerasi
Page 4: Teknik refrigerasi
Page 5: Teknik refrigerasi
Page 6: Teknik refrigerasi
Page 7: Teknik refrigerasi
Page 8: Teknik refrigerasi
Page 9: Teknik refrigerasi

1. Recovery, Evacuating (Vacuum), and Charging

LANGKAH 1: Mendinginkan Tangki Penyimpan Refrigeran untuk Proses Persiapan Recovery

1. Pasang power plug pada recovery ke jala2 listrik yg sesuai lalu Buka katup V5, V6, V8 dan V9 2. Hidupkan power recovery. Perlahan atur V6 sehingga didapat perbedaan tekanan sekitar 7 bar (102 psi). Lakukan proses ini sekitar 5 sampai 10 menit sehingga temperatur tangki menjadi turun

Page 10: Teknik refrigerasi

2. RECOVERY REFRIGERAN CAIR (LIQUID RECOVERY)

LANGKAH 2: Refrigeran dalam bentuk cair dari sistem dimasukkan dalam tangki penyimpan tanpa perlu menghidupkan mesin recovery.

1. Hubungkan flexibel hose seperti dalam gambar. 2. Pasang power plug pada Pompa Vakum ke jala2 listrik yang sesuai. 3. Pastikan V5 dan valve pada sistem yg akan di-recovery dalam keadaan tertutup rapat. 4. Buka V1, V2, V3, V4 dan V10. 5. Hidupkan pompa Vakum. Langkah 1-4 berfungsi untuk membuang udara yang terperangkap dalam flexible hose sehingga menjamin kebersihan proses recovery. 6. Setelah proses Vakum selesai, tutup V1, V4 dan V10. 7. Matikan pompa Vakum. 8. Buka katup liquid pada sistem (jika tersedia) jika tdk biasanya terdapat access valve . lalu Buka

Page 11: Teknik refrigerasi

Pada saat V5 diposisikan ke “LIQUID” refrigeran cair dari sistem akan mengalir ke tangki penyimpan (storage tank)

3. RECOVERY REFRIGERAN GAS (VAPOUR RECOVERY)

LANGKAH 3: Setelah refrigeran cair berhasil di recovery, maka langkah selanjutnya adalah menarik sisa refrigeran yang tertinggal dalam sistem yg sebagian besar dalam bentuk gas /uap. 1. Buka penuh V1. 2. Buka penuh V5. 3. Hidupkan mesin recovery. 4. Setelah tekanan inlet pada recovery menunjukkan nilai dibawah nol segera tutup V5. 5. Matikan mesin recovery. 6. Tutup V5, V6 dan V8. Proses recovery selesai……

Lakukan perbaikan pada sistem pendingin (misalnya perbaiki kebocoran yg terjadi / lakukan

Page 12: Teknik refrigerasi

4. VAKUM (EVACUATING/VACUUM)

Proses vakum berfungsi untuk mengeluarkan udara dan non-condensable gas dari dalam sistem pendingin

LANGKAH 4: 1. Buka kedua valve pada sistem pendingin. 2. Buka V1, V2, V3, V4 dan V10 dan yakinkan V11 dalam keadaan tertutup rapat. 3. Hidupkan Pompa Vakum 4. Jika proses vakum telah selesai, tutup V4

Page 13: Teknik refrigerasi

5. PENGISIAN SISTEM DENGAN REFRIGERAN CAIR (LIQUID CHARGING)

LANGKAH 5: 1. Buka flexible hose yg terpasang ke Filter Drier 2. Pindahkan flexible hose yg terhubung ke Filter Drier ke V11. 3. Pastikan valve pada sistem dalam keadaan tertutup rapat. 4. Pastikan V1, V2, V3 dan V4 dalam keadaan terbuka. 5. Hidupkan Pompa Vakum. 6. Setelah proses Vakum selesai, tutup V1, V3, V4 dan V10. 7. Matikan pompa Vakum. 8. Buka katup liquid pada sistem. 9. Buka katup pada tangki refrigeran (V11) 10. Buka V3 (refrigeran cair akan mengisi selang yg sudah divakum tadi. 11. Perhatikan timbangan refrigeran (refrigerant scale). Set timbangan refrigerant agar menunjukkan “nol”. 12 Buka katup liquid line pada sistem. Refrigeran mengalir ke dalam sistem, atur pengisian dengan cara membuka / menutup V3. 12. Perhatikan jumlah refrigeran yg masuk ke sistem. 13. Jika jumlah refrigeran yg masuk ke sistem sudah mencukupi, tutup V3.

Page 14: Teknik refrigerasi

6. PENAMBAHAN REFRIGERAN (TOP-UP REFRIGERANT)

LANGKAH 6: 1. Balik tabung seperti gambar diatas. 2. Buka katup V3 dan V11. 3. Buka perlahan V1, atur refrigeran yg masuk ke sistem dengan katup ini, jika penambahan refrigeran sudah cukup, tutup V1.

Page 15: Teknik refrigerasi
Page 16: Teknik refrigerasi

Sistem Pendingin Ruang Akomodasi di Kapal Laut

Page 17: Teknik refrigerasi

Refrigerator / Kulkas

Page 18: Teknik refrigerasi
Page 19: Teknik refrigerasi
Page 20: Teknik refrigerasi

Peredam Getaran / Vibration Eliminator I. Contoh Peredam Getaran (Vibration Eliminator)

.II. Contoh Pemasangan Peredam Getaran (Vibration Eliminator)

Page 21: Teknik refrigerasi

Pengisian Sistem dengan Refrigeran yang Memiliki Glide Temperature

Berbeda dengan single substance refrigerant, seperti R-123, R-22, R-134a yang hanya memiliki satu titik didih (single boiling point). Pengisian refrigerant dalam bentuk gas ataupun cairan tdk menjadi masalah. Yg penting diperhatikan hanya dimana harus mengisi refrigerant cairan dan dimana harus mengisi refrigerant dalam bentuk gas.

Sebagai contoh R-404A ..merupakan campuran dari R-125 (44%) + R-143a (52%) + R-134a (4%). Ketiga jenis refrigerant tersebut memiliki titik didih (boiling point) yang berbeda2. Pada tekanan atmosfir, titik didihnya adalah: R-125 = -48.45 °C R-143a = -47.6 °C R-134a = -26.3 °C

Dalam bentuk cairan ketiga jenis refrigerant penyusun R-404A bercampur dengan sempurna. Sehingga komposisi refrigerant tdk berubah ketika keluar dalam bentuk cairan. Tetapi kalau refrigerant keluar dalam bentuk gas, refrigerant yg memiliki titik didih yg paling rendah akan keluar terlebih dahulu, kemudian diakhiri dengan refrigerant yg memiliki titik didih tertinggi, dalam kasus R-404A, refrigerant R-125 akan keluar terlebih dahulu, diikuti R-143a kemudian R-134a, dengan demikian komposisi refrigerant akan berubah. Dalam sistem yg diisi R-404A dalam bentuk gas, komposisi R-125 akan lebih besar (lebih dari 44%) dan dalam tabung yang tersisa, komposisi R-134a akan lebih besar (lebih dari 4%). Akibatnya temperature-pressure relationship-nya ataupun thermal properties-nya akan berubah. Yg kemudian bisa mengakibatkan turunnya performa mesin pendingin. Selain itu kita juga akan mengalami kesulitan untuk menentukan titik kerja/ tekanan kerja pada sistem yg bersangkutan, dikarenakan terjadi pergeseran hubungan antara temperatur dan tekanannya. Perhatikan dalam tabung refrigerant, biasanya terdapat anak panah tertulis “THIS END UP FOR GAS” maksudnya jika bagian yg ditandai arah anak panah tersebut berada diposisi atas maka refrigerant yg keluar dalam bentuk gas. Dan pada arah yang berlawanan tertulis “THIS END UP FOR LIQUID” maksudnya jika bagian yg ditandai arah anak panah tersebut berada diposisi atas maka refrigerant yg keluar dalam bentuk cairan.

Page 22: Teknik refrigerasi

Pengecekan Tekanan Refrigeran Pada Pendingin Udara Ruangan

Paling mudah lakukan pengecekan refrigerant pada saat peak load (siang hari) Pada saat cuaca panas, karena mesin pendingin akan bekerja pada titik puncak. Sistem pendingin ruangan (Air Conditioner) pada sisi tekanan rendah (Evaporator) bekerja pada titik evaporasi 0-10 derajat Celcius. Maksudnya pada titik puncak (peak load), temperature Evaporasi berada dititik 10 derajat celcius dan pada saat lowest load (beban terendah) tidak lebih rendah dari titik 0 derajat Celcius. Remember: “Tekanan kerja system dipengaruhi oleh beban pendinginan, semakin besar beban semakin tinggi kenaikan tekanan kerja system). Dari temperature evaporasi tersebut bisa dikonversi ke tekanan kerja: Untuk R-22: (0 derajat C =3.97bar s/d 10 derajat C = 5.8bar) Jadi rangenya dari 3.97 s/d 5.8bar atau dalam satuan psig = 57.6 s/d 84.1psig 57.6 psig saat beban terendah dan 84.1 psig saat beban puncak jika sistem bekerja dibawah tekanan 57.6 di evaporator akan terjadi frost (bunga es) yg terjadi akibat uap air di udara membeku pada pipa2 di evaporator atau di bagian yg tekanannya dibawah 57.6psig. Jika terjadi frost pada kompresor itu karena tekanan evaporasinya berada dibawah titik nol derajat, kemungkinan penyebabnya: 1. Penyetelan superheat pada Katup Exspansi yg terlalu rendah 2. Evaporator yg kotor 3. Sistem kurang refrigeran (mula2 timbul bunga es diawal masuk pipa evaporator, es yg semakin menebal kemudian menghambat aliran udara, pada akhirnya refrigerant cair yg tdk berevaporasi di evaporator kemudian masuk ke jalur pipa suction dan bisa sampai ke kompresor, jika terjadi evaporasi di bagian suction kompressor maka bunga es akan muncul disekitar kompresor tersebut) 4. Filter udara yg sudah tersumbat. 5. Penyetelan LPC cut-out yg terlalu rendah. 6. Penyetelan temperatur ruangan yg terlalu rendah. Jika sistem bekerja diatas 84.1 psig, system bekerja ekstra yg bisa menyebabkan overload. kalaupun tdk terjadi overload, umur kompressor tdk bisa bertahan lama dan konsumsi arus listrik menjadi lebih boros. Penyebabnya biasanya kapasitas unit pendingin lebih kecil dari beban pendinginan, atau bisa juga sistem mengalami overcharge. Pastikan juga tekanan di high side-nya. ada bebrapa kemungkinan: kondenser kotor, kompresi kompresor yg sudah bocor, terjadi restriksi di jalur refrigerant.

Page 23: Teknik refrigerasi

Pengecekan Superheat

Page 24: Teknik refrigerasi

Pemasangan Reversing Valve

Page 25: Teknik refrigerasi

Multiple Compressor

Page 26: Teknik refrigerasi

Kebanyakan digunakan pada sistem yang memiliki range operasi yang panjang, misalkan pada aplikasi temperatur rendah. Dimana kapasitas pendinginan akan bervariasi dalam range yang lebar, dgn sistem stagging maka kapasitas pendinginan diatur agar bisa mengikuti kondisi beban dinginan. Multiple Compressor juga sering di pakai di sistem yang memiliki multi chamber. Kemampuan total semua kompressor harus bisa mengcover beban pendinginan.

Page 27: Teknik refrigerasi

Mesin Pembuat Es Skala Kecil (Domestic Ice Maker)

Ada empat dasar cycle pada ice maker: 1. proses pengisian air di water reservoir: dengan menggunakan limit switch / timer, air dari luar akan dimasukkan ke dalam reservoir (sebuah solenoid digunakan mengatur buka tutup air). 2. proses pembersihan / pelepasan es yg terbentuk dan menempel pada cetakan / evaporator. 3. proses pembentukan es: kompresor bekerja melalui siklus normal sehingga es terbentuk sesuai dgn cetakan di evaporator. 4. proses pelepasan es yg terbentuk di evaporator/cetakan: Ada beberapa cara / metoda untuk pelepasan es ini: - menggunakan electric heater / hot gas defrost + mechanical untuk mendorong / menjatuhkan es. -menggunakan electric heater / hot gas defrost dan es jatuh karena pengaruh gravitasi. Bentuk evaporator bisa dibuat seperti gambar diatas (lihat insert photo). Penampung air digerakan oleh servo motor yg dikontrol dgn menggunakan 2 buah limit switch untuk menentukan posisi atas dan bawah. level air bisa dikontrol dgn timer, menggunakan input sensor dari hambatan air. lamanya proses hot gas defrost dikontrol menggunakan temperatur sensor di evaporator. lama pembuatan es (menentukan besar /kecilnya es) bisa menggunakan timer.

Page 28: Teknik refrigerasi

Marine Refrigeration Provision Room

Page 29: Teknik refrigerasi

Sistem Refrigerasi untuk Ruang Penyimpan Makanan di Kapal Laut .

klo cara kerja sistemnya sama dengan refrigerasi umumnya, bagaimana dengan perawatanya? apakah masih sama? lalu dengan efek pendinginannya juga? cara kerja, perawatan dan efect pendinginan tidak jauh berbeda dgn sistem refrigerasi pada umumnya. Pada marine air cond. Perbedaannya sistem refrigerasi pada aplikasi marine meminimalisir long black-out/shut down yg terlalu lama pada saat perbaikan/perawatan sehingga hampir setiap komponen, memiliki isolating valve (manual shut-off valve). Dan juga pada condenser dibagian sisi water coolernya umumnya dipasang ‘zinc anodyze’ yg perlu

Page 30: Teknik refrigerasi

Marine Accommodation Air Cond.

Page 31: Teknik refrigerasi
Page 32: Teknik refrigerasi
Page 33: Teknik refrigerasi

Jenis Relay kulkas & Penyambungan Kelistrikannya

Relay Starter yang biasa digunakan pada Kompresor untuk Refrigerator / Kulkas

A. Potential Relay: bekerja berdasarkan ggl induksi yg terjadi di koil stator / auxiliary winding). Kontaknya Normally Closed (NC)

B. Current Relay: bekerja berdasarkan induksi medan magnet yg timbul pada saat motor di start (memanfaatkan lonjakan arus start untuk mengangkat / menghubungkan kontak start pada relay). Kontaknya Normally Open (NO)

C. PTC/ Solid State Relay: Terdapat sebuah disc / piringan yg peka terhadap perubahan temperatur. Pada saat awal temperatur disc dingin dan hambatannya kecil sehingga arus bisa mengalir ke kumparan bantu, tetapi setelah dilewati arus temperatur disc menjadi naik dan tahanannya pun naik sehingga arus menjadi

Page 34: Teknik refrigerasi

Air Dryer

Page 35: Teknik refrigerasi
Page 36: Teknik refrigerasi
Page 37: Teknik refrigerasi
Page 38: Teknik refrigerasi
Page 39: Teknik refrigerasi
Page 40: Teknik refrigerasi

Oil Trap and Riser

Page 41: Teknik refrigerasi
Page 42: Teknik refrigerasi

Pada sistem refrigerasi berkapasitas sedang dan besar biasanya menggunakan air sebagai media pendingin Kondenser. Hal ini dikarenakan air memiliki kemampuan memindahkan kalor yang lebih baik daripada udara, sehingga dengan menggunakan air sebagai pendinginnya ukuran Kondenser dengan kapasitas yang sama bisa menjadi lebih kecil dibandingkan dengan yang berpendingin udara . Kondenser berpendingin air berdasarkan cara kerjanya diklasifikasikan menjadi 2 bagian,yaitu: 1. Sistem air buang (Waste Water System) Air dingin masuk ke Kondenser kemudian keluar dan langsung dibuang. 2. Sistem air sirkulasi (Recirculation) Dalam sistem ini air yang keluar dari Kondenser didinginkan kembali di Menara Pendingin (Cooling Tower) kemudian disirkulasikan kembali ke Kondenser. Cara Kerja Cooling Tower: Setelah melalui kondenser, temperatur air akan naik karena menyerap sejumlah kalor dari refrigerant di kondenser tersebut. Air panas ini kemudian masuk melalui hot water inlet port pada cooling tower untuk seterusnya naik kebagian atas cooling tower tersebut. Air kemudian keluar melalui lubang2 yang ada pada sprinkler. Sprinkler akan berputar sambil melepaskan air dan mendistribusikannya secara merata di bagian atas cooling tower. Air yang keluar dari sprinkler ini kemudian masuk ke water column dan bersinggungan dengan aliran udara yang arahnya berlawanan (air panas turun ke bagian bawah cooling tower, sementara udara masuk dari bagian bawah untuk seterusnya keluar dari bagian atas). Pada saat persinggungan antara air dan udara ini, sejumlah kalor akan dilepaskan dari air yang bertemperatur lebih tinggi ke udara yang bertemperatur lebih rendah. Akibatnya temperatur air akan turun. temperatur air yang sudah dingin ini kemudian ditampung di bagian bawah cooling tower (basin) untuk kemudian disirkulasikan lagi menuju ke kondenser agar bisa menyerap kalor lagi. Pada saat persinggungan antara air dan udara, sejumlah air akan ikut terbuang ke udara, sehingga volume air akan berkurang, dan untuk mengatasinya, maka make-up water yang dihubungkan dengan jalur air domestik (PAM) dengan dilengkapi pelampung akan tetap menjaga agar level air di penampung tidak berkurang.

Page 43: Teknik refrigerasi
Page 44: Teknik refrigerasi
Page 45: Teknik refrigerasi
Page 46: Teknik refrigerasi
Page 47: Teknik refrigerasi
Page 48: Teknik refrigerasi
Page 49: Teknik refrigerasi
Page 50: Teknik refrigerasi
Page 51: Teknik refrigerasi
Page 52: Teknik refrigerasi
Page 53: Teknik refrigerasi

Evaporator berfungsi untuk menyerap kalor untuk kemudian dibuang di Kondenser. Besarnya kalor yang diserap di Evaporator = Qe Untuk memindahkan kalor yang diserap di Evaporator diperlukan daya/tenaga dari luar/external yaitu Kompresor. Besarnya daya untuk memindahkan kalor dari Evaporator ke Kondenser = W Kondenser berfungsi untuk membuang/melepaskan kalor yang diserap oleh Evaporator. Besarnya kalor yang dibuang di Kondenser =Qc Daya external untuk menggerakkan Kompresor tidak semuanya menjadi tenaga tetapi sebagian lagi menjadi panas akibat adanya gesekan antara bagian-bagian yang bergerak di Kompresor saat proses kompresi. Kemana kalor yang timbul akibat gesekan itu harus dibuang agar proses bisa berlangsung terus menerus? Jawabannya ya di Kondenser. Persamaannya Qc = Qe + W Jadi terlihat jelas bahwa ukuran Kondenser akan lebih besar daripada Evaporator karena harus bisa membuang kalor yang diserap di Evaporator ditambah dengan kalor yang timbul selama proses kompresi Evaporasi Seperti terlihat pada gambar diatas, proses ini bermula dari titik 4 dan berakhir di titik 1, pada proses ini terjadi kenaikan enthalpy karena refrigeran menyerap sejumlah kalor dari udara/beban pendingian yang melalui Evaporator. Kompresi Proses ini terjadi di Kompresor yaitu dari titik 1 dan berakhir di titik 2, dimana kalor yang diserap di Evaporator harus dipindahkan agar proses penyerapan kalor di Evaporator bisa terus berlangsung. Secara natural kalor mengalir dari zat yang bertemperatur tinggi ke zat yang bertemperatur lebih rendah. Tetapi kalor juga bisa mengalir dari zat yang bertemperatur lebih rendah ke zat yang bertemperatur lebih tinggi dengan syarat ada media pembantunya, yaitu sebuah pompa kalor. Dalam sistem refrigerasi, Kompresor digunakan sebagai pompa kalor. Kenapa harus dikompresikan? Sebab pada proses pembuangan kalor harus terjadi secara natural juga, dalam arti temperatur refrigeran harus dinaikkan diatas temperatur media pendingin kondenser agar terjadi proses pelepasan kalor. Kompresor bekerja untuk memompa dan menaikkan tekanan refrigeran sehingga temperatur kondensasinya berada diatas temperatur media pendingin Kondenser. Ketika proses kompresi terjadi gesekan-gesekan diantara bagian-bagian yang bergerak di Kompresor juga kalor yang timbul akibat pembebanan refrigeran yang dipindahkan tersebut. Jumlah kalor yang dibutuhkan untuk proses kompresi ini menjadi penambah kalor yang harus dibuang di Kondenser. Kondensasi Proses ini terjadi di Kondenser, berawal dari titik 2 dan berakhir di titik 3, dimana kalor yang diserap di Evaporator dan kalor yang timbul selama proses kompresi harus dibuang sehingga kondisi refrigeran bisa dikembalikan ke kondisi awal proses Evaporasi untuk menjaga kelangsungan siklus refrigerasi. Ekspansi Dengan menggunakan sebuah komponen penghambat aliran/pengatur aliran, refrigeran yang sudah kembali ke kondisi awal diturunkan tekanannya untuk memulai lagi proses Evaporasi. Pada proses ekspansi ini tidak terjadi penambahan/pengurangan kalor (secara teoritis). Proses ekspansi dimulai dari titik 3 dan berakhir di titik 4. Siklus berulang terus selama semua komponen bekerja dengan normal dan ukurannya sesuai. Effisiensi Mesin Pendingin Effisiensi sebuah mesin pendingin sering dinyatakan dengan istilah COP (Coefficient Of Performance) ataupun EER (Energy Efficiency Ratio). COP didapatkan dari perbandingan antara Kapasitas Pendinginan Qe (kW) dengan Daya Input Kompressor (kW) COP = Qe (kW) /W (kW) atau EER yaitu perbandingan Kapasitas Pendinginan (Btu/h) dengan Daya Input Kompressor (w)EER = Qe(Btu/h) / W (w) Semakin besar nilai COP atau EER semakin effisien sebuah mesin pendingin.

Page 54: Teknik refrigerasi

Berarti benar-benar aman jika kompresor ini sudah memakai alat proteksi? Hal yang harus diperhatikan adalah saat penggantian kompresor. Rangkaian elektronik ini bisa saja menyatakan bahwa urutan phase sudah benar, tetapi bagaimana jika pada saat penggantian kompresor, pemasangan kabel ke kompresor salah? Jika anda memiliki alat untuk mendeteksi urutan phase (Phase Sequence Indicator) anda akan dengan mudah memasang kabel ke terminal motor di kompresor dengan benar. Jika tidak memiliki alat ini, pasangkan sesuai urutan aslinya, tetapi jika kompresor penggantinya berbeda dan tidak memiliki marking (1-2-3 atau R-S-T, atau L1-L2-L3) maka langkahnya pasangkan saja 3 kabel phase tersebut ke terminal kompresor, kemudian jalankan sebentar, apabila tidak ada kompresi atau terdengar suara yg keras (biasanya suara yang ditimbulkan akibat terbalik phase akan terdengar kuat dan terdengar kasar suara mekanik kompresornya). Segera matikan power ke kompresor dan balik salah satu phase yang masuk ke kompresor (R ke S dan S ke R, R ke T dan T ke R, atau S ke T dan T ke S)

Pump-Down Semakin dingin temperatur maka semakin baik pencampuran pelumas dengan refrigerant (walaupun ada batasannya). Pada saat kompresor berhenti, temperatur body kompresor akan turun menuju temperatur sekitarnya. Pada saat start-up, refrigerant yang bercampur dengan pelumas dalam ruang crankcase (low side) karena terjadi penurunan tekanan yang tiba2, maka refrigerant akan mendidih dengan cepat, sehingga dengan mudah masuk ke ruang cylinder. Jika hanya refrigerant saja yang masuk ke dalam cylinder, tidak menjadi masalah, tetapi karena refrigerant bercampur baik dengan pelumas, maka pelumas akan ikut terangkat masuk ke cylinder. Akibatnya, komponen yang rentan rusak adalah reed valve pada kompresor. Semakin banyak pelumas yang terangkat masuk, semakin besar kemungkinan terjadi kerusakan reed valve. Ini sama halnya dengan kejadian liquid hammering. Untuk mengurangi pencampuran refrigerant dengan pelumas pada saat kompresor off, maka dipasanglah crankcase heater yang berfungsi untuk menjaga agar temperatur body kompresor tidak turun jauh dari temperatur kerjanya. Tetapi perlu diingat juga, dengan diaktifkannya crankcase heater pada saat kompresor off bukan berarti pelumas bisa terbebas dari pencampuran refrigerant. Kenapa kompresor jenis sentrifugal tidak perlu off-pump down? Seperti telah disebutkan diatas, hal yang dikhawatirkan jika system tidak menggunakan off-pump down adalah naiknya pelumas dalam konsentrasi yang berlebihan ke dalam cylinder kompresor yang memiliki reed valve / jenis positif displacement pada saat start-up. Terlihat jelas yang harus diberi perhatian terutama kompresor jenis piston/reciprocating yang memiliki dua reed valve utk setiap cylindernya (rotary atau scroll hanya satu di bagian discharge). Dan untuk kompresor jenis sentrifugal naiknya pelumas tidak menjadi masalah yang besar karena termasuk non-positif displacement compressor. Kompresor sentrifugal hanya mempercepat aliran fluida untuk menaikkan tekanannya sehingga tidak memiliki reed valve, berbeda dengan positif displacement yang harus melalui proses kompresi. Satu hal lagi, kompresor sentrifugal juga bisa didesign tanpa perlu pelumas (oil less kompresor), dengan menggunakan magnetic bearing crankshaft kompresor ditahan melayang (levitation) ditengah2 magnetic bearing tsb, seperti yang digunakan pada beberapa jenis chiller merk "Y". Jika tekanan kerja di bagian low side adalah positif,maka sebaiknya pump down pressure dibuat cut-off pada tekanan sedikit diatas tekanan atmosfir. Tujuannya untuk menghindari masuknya udara jika terjadi kebocoran di daerah low side.

Page 55: Teknik refrigerasi

DOL Starter adalah metoda starting motor dengan memberikan tegangan penuh dari jala-jala secara langsung. Starter jenis ini biasanya digunakan untuk motor-motor listrik yang berukuran kecil. DOL Starter digunakan apabila penurunan tegangan saat motor dihidupkan (starting) tidak menjadi masalah atau tegangan jatuh tidak melewati batas toleransi yang diijinkan mengingat arus starting motor jenis ini bisa 4-7 kali lebih besar dari arus nominalnya. Sebagai contoh jika motor dalam kondisi running arusnya sekitar 4 ampere, maka ketika starting bisa mencapai 16 s/d 28 ampere. DOL Starter umumnya digunakan untuk starting motor dengan kapasitas dibawah 10 kW. Ada beberapa jenis DOL Starter: 1. Mechanical/Manual Operated Cara kerja: Pemberian tegangan pada motor langsung melalui hubungan operator melalui kontak mekanik. Tidak ada hubungan kontrol otomatis untuk starter jenis ini.

Mechanical/Manual Operated DOL melewatkan jalur utama yang masuk ke motor melalui switch. Kerugiannya pemasangan switch harus sedekat mungkin dengan motor sehingga faktor kerugian tegangan bisa dihindari. DOL Starter jenis ini hanya digunakan untuk motor-motor yang berkapastias kecil.

Page 56: Teknik refrigerasi

2. Electromagnetic Operated

Pemberian tegangan pada motor melalui sebuah kontak elektromagnetik. Posisi saklar bisa jauh dari motor yang dikontrol. Starter jenis ini bisa dihubungkan dengan rangkaian otomatis untuk pengontrolan/safety motor.

Page 57: Teknik refrigerasi

3. Solid State Relay Operated

Pemberian tegangan pada motor melalui sebuah rangkaian/komponen elektronik. SSR digunakan untuk menghindari percikan bunga api yang biasanya terjadi pada kontak listrik secara mekanik maupun electromagnetik. Starter jenis ini hanya digunakan untuk motor-motor yang berkapasitas kecil.

Page 58: Teknik refrigerasi
Page 59: Teknik refrigerasi
Page 60: Teknik refrigerasi
Page 61: Teknik refrigerasi
Page 62: Teknik refrigerasi

Sistem Refrigerasi untuk mesin pembuat es kapasitas kecil

Pada saat awal proses, water solenoid valve akan membuka untuk mengisi air di bak penampung air di Evaporator. Setelah air terisi maka solenoid akan menutup. System refrigerasi bekerja mendinginkan air di bak penampung. Air disekitar Evaporator kemudian akan membeku dan semakin lama semakin tebal. Untuk Ice Maker seperti gambar diatas, ketebalan es hanya diatur oleh sebuah timer. Jadi kalau mau es yg lebih tebal, waktu untuk proses cooling diperpanjang. Setelah waktu pendinginan/pembekuan es tercapai, kompresor tetap bekerja dan hot gas bypass solenoid valve akan membuka, sehingga yang tadinya gas panas dari kompresor masuk ke kondenser untuk di buang kalornya ke udara dengan bantuan kipas/fan, maka gas panas ini dilewatkan langsung ke evaporator dan membuang kalor di sekitar evaporator. Akibatnya temperatur evaporator akan naik diatas titik beku air. Jika temperatur evaporator sudah melewati titik beku air maka Es yg terbentuk di sekitar evaporator akan terlepas dan jatuh ke bak penampung Es

Page 63: Teknik refrigerasi
Page 64: Teknik refrigerasi
Page 65: Teknik refrigerasi
Page 66: Teknik refrigerasi
Page 67: Teknik refrigerasi
Page 68: Teknik refrigerasi
Page 69: Teknik refrigerasi
Page 70: Teknik refrigerasi

R-134a Quick Coupler

Page 71: Teknik refrigerasi

pada pendingin AC “Daikin VRV piping Diagram” di atas kami ingin tahu lebih banyak tentang cara pengisian Freon yang menggunakan R22, karena pada dasarnya kami kesulitan untuk mengisi freon (R22) dan terus terang kami belajar dari REEFER Container dengan set temperature -20′C dan -60′C, untuk itu kami mohon saran dan bantuan dari anda.,

Untuk proses pengisian refrigerant adalah sangat baik dengan menggunakan timbangan (scale). Anda tinggal mengikuti berat/jumlah refrigerant yg harus diisi ke dalam sistem (lihat di name plate). Pengisian dilakukan dari liquid line dalam bentuk refrigerant cair. tapi disesuaikan dulu dengan panjang pipa yang digunakan waktu pengisian freonnya ntuk jenis vrv

Page 72: Teknik refrigerasi
Page 73: Teknik refrigerasi
Page 74: Teknik refrigerasi
Page 75: Teknik refrigerasi

Mode Operasi Pada Penyejuk Udara Fan Mode > Hanya Indoor Fan yg hidup (Air Cond. berfungsi hanya seperti kipas angin biasa). Cool Mode > Indoor Fan hidup terus menerus dan Kompressor bekerja sesuai dengan penyetelan temperature Heat Mode > Pada Mode ini Indoor Unit akan mengeluarkan udara panas yg berfungsi untuk menghangatkan ruangan. (Untuk kelas Tropikal..Mode ini tdk tersedia) Dry Mode > berfungsi untuk mengurangi kelembaban udara dalam ruangan yg dikondisikan/ didinginkan. Indoor Fan bekerja sebentar kemudian mati, sehingga uap air disekitar evaporator akan mengembun dan kemudian mencair, Fan kemudian hidup sebentar dan kemudian mati kembali, siklus ini berulang terus. Energy Saver Mode > berfungsi untuk menghemat pemakaian listrik, Ketika Air Cond dihidupkan, sistem akan bekerja normal, pada saat temperature tercapai, Indoor Fan akan mati juga. Pada saat kompresor mati, Indoor Fan akan bekerja dan berhenti berdasarkan timer. Biasanya sekitar 2-3 menit.

Page 76: Teknik refrigerasi

Panasonic Inverter (Untuk Single CSE, CSXE, dan multi CSME)

H11> Communication Failure (Faulty Wiring or other problem with ID to OD communication) H12> ID/OD Compatibility Problem (Over or Under indexed multi system) H14> Indoor Air Sensor Faulty (Sensor Disconnected, Faulty or Contacts Dirty) H15> Compressor Sensor Faulty (Sensor Disconnected, Faulty or Contacts Dirty) H16> Current Transformer Problem (Power Transistor Module or Outdoor PCB Faulty. Very Low Gas) H19> Indoor Fan Motor Locked (Fan Motor of Indoor PCB Failure) H21> Float Switch Operated (Check Drainage) H23> Indoor Pipe Sensor Faulty (Sensor Disconnected, Faulty or Contacts Dirty) H27> Outdoor Air Sensor Faulty (Sensor Disconnected, Faulty or Contacts Dirty) H28> Outdoor Pipe Sensor Faulty (Sensor Disconnected, Faulty or Contacts Dirty) H30> Outdoor Discharge Sensor 1 Faulty (Sensor Disconnected, Faulty or Contacts Dirty) H32> Outdoor Discharge Sensor 2 Faulty (Sensor Disconnected, Faulty or Contacts Dirty) H33> Incorrect Connection Voltage (Indoor or Outdoor Voltage Incorrect/Faulty Wiring) H34> Outdoor Heat Sink Sensor Faulty (Sensor Disconnected, Faulty or Contacts Dirty) H36> Outdoor Gas Sensor Faulty (Sensor Disconnected, Faulty or Contacts Dirty) H37> Outdoor Liquid Sensor Faulty (Sensor Disconnected, Faulty or Contacts Dirty) H39> Abnormal Indoor Operation (Incorrect Piping or Expansion Valve Problem)

Page 77: Teknik refrigerasi

H41> Abnormal Wiring or Piping (Wiring or Piping Crossed on a Twin System) H97> Outdoor Fan Failure (Outdoor Fan Motor or PCB Failure) H98> Indoor Coil Overheat (Heat Mode) (Dirty Filters or Indoor Coil. Very High Room Temperature) H99> Indoor Coil De-Ice (Cool Mode) (Dirty Filters or Indoor Coil. Low Gas Charge or Low Ambient Temp) F11> Reversing Valve Failure (Faulty Reversing Valve, Coil or Outdoor PCB) F17> Standby Units Freezing (Multi Only. Expansion Valve Leakage) F90> PFC Failure (Problem with Inverter or Compressor) F91> Refrigeration Cycle Problem (Low Gas or Blockage) F93> Compressor Abnormal Revolution (Compressor Running Incorrectly) F95> Outdoor Coil Overheat (Cool Mode) (Dirty Condensor Coil, low gas or blockage) F96> IPM or Compressor Overheating (Excess or Low Gas Charge or dirty heat exchanger) F97> High Discharge/Compressor Temp (Low Gas Charge or Failed Compressor) F98> Overcurrent Protection (Outdoor Heat Exchanger Problem. Excess Gas) F99> DC Overcurrent Protection (Outdoor PC, Power Transistor or Compressor Failure)

Page 78: Teknik refrigerasi

isi freon (refrigerant) dan juga ampere (konsumsi arus) tergantung design, besarnya kapasitas, dan juga jarak antara indoor dan outdoor sebuah mesin pendingin. Pengecekan Tekanan Refrigerant Pada Pendingin Udara Ruangan Paling mudah lakukan pengecekan refrigerant pada saat peak load (biasanya saat siang hari) tpi jgn lagi hujan ^_^ Pada saat cuaca panas, mesin pendingin akan bekerja pada titik puncak. Sistem pendingin ruangan (Air Conditioner) pada sisi tekanan rendah (Evaporator) bekerja pada titik evaporasi 0-10 derajat Celcius. Maksudnya pada titik puncak (peak load), temperature Evaporasi berada dititik 10 derajat celcius dan pada saat lowest load (beban terendah) tidak lebih rendah dari titik 0 derajat Celcius. Remember: “Tekanan kerja system dipengaruhi oleh beban pendinginan, semakin besar beban semakin tinggi kenaikan tekanan kerja system). Dari temperature evaporasi tersebut bisa dikonversi ke tekanan kerja: Untuk R-22: (0 derajat C =3.97bar s/d 10 derajat C = 5.8bar) Jadi rangenya dari 3.97 s/d 5.8bar atau dalam satuan psig = 57.6 s/d 84.1psig 57.6 psig saat beban terendah dan 84.1 psig saat beban puncak

jika sistem bekerja dibawah tekanan 57.6 di evaporator akan terjadi frost (bunga es) yg terjadi akibat uap air di udara membeku pada pipa2 di evaporator atau di bagian yg tekanannya dibawah 57.6psig.

Jika sistem bekerja diatas 84.1 psig, system bekerja ekstra yg bisa menyebabkan overload. kalaupun tdk terjadi overload, umur kompressor tdk bisa bertahan lama dan konsumsi arus listrik menjadi lebih boros. Penyebabnya biasanya kapasitas unit pendingin lebih kecil dari beban pendinginan, atau bisa juga sistem mengalami overcharge.

Sedangkan untuk discharge (high side) tekanan kerjanya ada pada kisaran 15-20 derajat diatas temperatur media pendinginnya (untuk kondenser berpendingin udara).

Page 79: Teknik refrigerasi

Pipa air pendingin berada dibagian dalam dan pipa refrigerant berada di bagian luar, sehingga refrigerant selain mendapat pendinginan dari air juga mendapat pendinginan secara konveksi dari udara sekitarnya.

Refrigerant dalam bentuk gas panas bertekanan tinggi masuk ke bagian atas dari Kondenser dan keluar dari bagian bawah dalam bentuk cairan. Sedangkan air pendingin bisa masuk dari bawah (counter flow[1]) atau dari atas (parallel flow[2]).

Sistem aliran berlawanan lebih effisien dibandingkan dengan sistem searah karena antara air pendingin dan refrigerant akan selalu terdapat perbedaan temperatur yang lebih memudahkan kalor dari refrigerant mengalir ke air pendingin.

Kondenser jenis ini untuk unit berkapasitas kecil sampai dengan unit berkapasitas ±35kW, Kondenser terbuat dari pipa tembaga yang dibentuk menjadi koil (coiled tube in tube condenser). Pembuatannya mudah tetapi lebih sulit untuk membersihkannya.

[1] arah aliran air dan refrigerant berlawanan

Page 80: Teknik refrigerasi
Page 81: Teknik refrigerasi
Page 82: Teknik refrigerasi
Page 83: Teknik refrigerasi
Page 84: Teknik refrigerasi
Page 85: Teknik refrigerasi
Page 86: Teknik refrigerasi
Page 87: Teknik refrigerasi
Page 88: Teknik refrigerasi
Page 89: Teknik refrigerasi
Page 90: Teknik refrigerasi
Page 91: Teknik refrigerasi
Page 92: Teknik refrigerasi
Page 93: Teknik refrigerasi
Page 94: Teknik refrigerasi
Page 95: Teknik refrigerasi
Page 96: Teknik refrigerasi
Page 97: Teknik refrigerasi
Page 98: Teknik refrigerasi
Page 99: Teknik refrigerasi
Page 100: Teknik refrigerasi
Page 101: Teknik refrigerasi
Page 102: Teknik refrigerasi

Display akan menampilkan error code, kalau terjadi kerusakan: EE = parameter memory failure E1 = Room sensor failure E2 = Evaporator sensor failure

Page 103: Teknik refrigerasi
Page 104: Teknik refrigerasi
Page 105: Teknik refrigerasi
Page 106: Teknik refrigerasi
Page 107: Teknik refrigerasi