Top Banner
MAKALAH INDIVIDU TEKNIK PENULISAN MAKALAH ILMIAH KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Bahasa Indonesia Dosen Pengampu: Siti Isnaniah, S.Pd Oleh: RIZKI KURNIASIH J 110 070 037 JURUSAN FISIOTERAPI (D4)
34

Teknik Penulisan Makalah Ilmiah (Qq Lho)

Oct 21, 2015

Download

Documents

heny
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Teknik Penulisan Makalah Ilmiah (Qq Lho)

MAKALAH INDIVIDU

TEKNIK PENULISAN MAKALAH ILMIAH

KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir

mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu: Siti Isnaniah, S.Pd

Oleh:

RIZKI KURNIASIH J 110 070 037

JURUSAN FISIOTERAPI (D4)

FAKULTAS ILMU KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2008

Page 2: Teknik Penulisan Makalah Ilmiah (Qq Lho)

BAB I

PENDAHULUAN

“Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Maha Pencipta”

Menciptakan manusia dari segumpal darah

Bacalah. Tuhanmulah yang paling muliah

Yang mengajar dengan kalam

Mengajar manusia apa yang tiada ia tahu” (Al Alaq, 96)

Makalah ilmiah dan non ilmiah ada bedanya. Makalah ilmiah harus

memenuhi persyaratan ilmiah. Setiap langkah dalam proses penelitiah haruslah

diungkap dengnajelas. Mulai dengan keterangan tentang apa yang telah diketahui

dan apa yang belum diketahui tentang pokok masalah yang akan diteliti. Akan

lebih lengkap lagi, kalau ditambah tujuan penelitian serta hipotesis, yaitu

keterangan atau jawaban sementara berdasarkan pemikiran yang logis dan

sistematis.

Setelah penguraian masalah, maka semua tahap metodologi penelitian

haruslah dituliskan. Mulai dari bahan atau sampel yang dipakai lengkap dengan

jumlah dan karakteristiknya. Kalau memakai kimia dan alat, maka itu pun harus

dicantumkan. Rumus-rumus perhitungan atau statistik yang dipergunakan dalam

pengolahan data perlu dituliskan. Data-data yang dikemukakan harus data yang

obyektif dan jujur.

Makalah itu ditutup dengan suatu diskusi dan kesimpulan yang diambil dari

hasil penelitian tersebut. akan tetapi lebih baik lagi kalau di samping kesimpulan

itu, diajukan pula saran untuk kelanjutan penelitian itu. Yang tidak boleh

dilupakan pula ialah daftar pustaka atau rujukan atau acuan.

Makalah non ilmiah tidak perlu memenuhi persyaratan seperti makalah

ilmiah, pernyataan dalam makalah non ilmiah tidak dituntut untuk didukung oleh

data-data ilmiah. Isi makalah non ilmiah merupakan buah pikiran si penulis yang

tentu saja diharapkan sebagai hasil pemikiran yang logis, sistematis dan kritis.

Sebagai makalah ilmiah, maka makalah ilmiah bidang kedokteran atau

kesehatan itu tetap harus memenuhi persyaratan makalah ilmiah lainnya. Apabila

Page 3: Teknik Penulisan Makalah Ilmiah (Qq Lho)

dalam penelitian kedokteran atau kesehatan itu dipakai manusia (pasien dan orang

sehat sebagai kontrol), maka orang-orang itu harus dilindungi dari hal-hal yang

merugikan. Misalnya tidak boleh disebut nama-nama pasien, gambar pasien yang

dipasang perlu mendapat persetujuannya lebih dahulu dan biasanya bagian

matanya ditutup. Dalam uji coba klinis, maka percobaan baru boleh dilakukan jika

sudah mendapat “ethical clearance”, yaitu persetujuan dari suatu komisi etik

penelitian kedokteran.

Persetujuan itu perlu diberikan kalau dalam rencana penelitian sudah

dicantumkan persetujuan orang-orang yang akan menjadi subyek penelitian,

langkah-langkah pengamanan yang akan dilakukan jika manusia subyek

penelitian dan ia berhak menghentikan dan minta perlindungan. Penelitian ini

betul-betul bermanfaat untuk kepentingan umum dan tidak sekedar memuaskan

rasa ingin tahu si peneliti saja.

Hal-hal yang dikemukakan di atas tidak perlu dituntut secara mutlak bagi

penelitian yang tidak memakai manusia sebagai subyeknya.

Page 4: Teknik Penulisan Makalah Ilmiah (Qq Lho)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Struktur Pokok Penulisan Ilmiah

Sebagai ringkasan dari apa yang telah diutarakan di atas, dapat

dikatakan pokok-pokok penulisan makalah ilmiah, adalah sebagai berikut:

1. Pendahuluan, yang isinya mengungkapkan masalah dengan latar

belakangnya serta tujuan penelitian.

2. Metodologi penelitian, yang isinya menjelaskan bahan atau subyek

penelitian, cara atau eksperimen yang dikerjakan dengan menyebutkan alat

dan bahan kimia (kalau ada) yang dipakai. Begitu pula rumus atau statistik

yang dipergunakan dalam pengolah data.

3. Diskusi atau kesimpulan, yang membahas mengenai hasil-hasil yang

diperoleh dalam penelitian.

4. Daftar rujukan, pustaka atau acuan

B. Sistematika dan Cara-Cara Membuat Bagian-Bagian Makalah Penelitian

(Terutama Penelitian)

Dalam melaksanakan penelitian terdapat langkah-langkah penting yang

harus dilakukan secara sistematis. Langkah pertama dan yang paling penting

adalah menemukan dan mengidentifikasi masalah. Tanpa masalah maka tidak

mungkin penelitian dilakukan, karena salah satu tujuan penelitian ialah untuk

memecahkan suatu masalah. Berdasarkan masalah tersebut kemudian

dibangun kerangka teoritis hingga sampai kepada suatu hipotesis, yaitu

jawaban sementara terhadap permasalahan itu. Jadi hipotesis, yaitu jawaban

sementara terhadap permasalahan itu. Jadi hipotesis tidak lain merupakan

suatu dugaan ilmiah yang jitu berlandasarkan teori-teori yang dihimpun dari

penelurusan kepustakaan.

Langkah berikutnya barulah merancang bagaimana penelitian hendak

dilaksanakan untuk menguji kebenaran hipotesis. Dalam merancang penelitian

perlu diperhatikan hal-hal seperti: macam variabel, alat pengamatan, sampel

Page 5: Teknik Penulisan Makalah Ilmiah (Qq Lho)

yang dipergunakan, cara pengamatan, metode statistik dan lain-lain. Setelah

dirancang secara konkret maka barulah data atau informasi dikumpulkan

dengan cara-cara yang telah disusun tadi. Data yang telah dikumpulkan secara

sistematis itu kemudian diolah, yang dimulai dari: menyaring data, menyusun

data, menguji data, menarik kesimpulan. Pada saat inilah teruji kebenaran

hipotesis yang kita ajukan itu. Bila benar maka hipotesis berubah menjadi

tesis, yaitu suatu teori yang dapat menjelaskan fenomena alam, dan

memperkaya khasanah ilmu (science).

Penelitian ilmiah yang dilaksanakan itu tidak terhenti pada pembuktian

hipotesis saja, melainkan harus dilanjutkan dengan langkah-langkah terakhir,

yaitu penulisan laporan penelitian. Penulisan laporan penelitian ini diperlukan

karena sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu: untuk menemukan kebenaran

relatif, menyusun pengetahuan secara sistematis, dan menyusun serta

menggunakan teori.

C. Patokan penting dalam membuat makalah

Pada hakekatnya suatu makalah tentang penelitian ilmiah adalah suatu

dokumen tertulis yang dibuat secara jelas, tepat, obyektif dan sistematis serta

cukup detail, namun tidak bertele-tele (berkepanjangan tidak menentu).

Dengan cara demikian itu, diharapkan para pembaca dapat mengikuti uraian

kita secara baik, sistematis sehingga dapat mengerti memahami dan menilai

hasil penelitian yang kita lakukan itu. Yang dimaksud dengan sistematis

dalam penulisan, ialah sistematis dalam mengutarakan apa yang dikerjakan

dalam penelitian itu, sehingga apabila dikehendaki, para pembaca dapat

mengulang penelitian tersebut tanpa membuat keselahan. Oleh karena itu

suatu makalah ilmiah harus didahului dengan pengungkapan: masalah, latar

belakang (kerangka teoritis), hipotesis dan akhirnya hasil dan kesimpulan

penelitian tersebut.

Nilai suatu makalah ilmiah terletak pada perumusan kesimpulan dalam

bentuk dalil, generalisasi, hukum atau tesis. Kesimpulan yang diperoleh harus

didasarkan kepada pembuktian yang tidak dapat dibantah lagi kebenarannya.

Page 6: Teknik Penulisan Makalah Ilmiah (Qq Lho)

Agar tujuan penulisan makalah ilmiah itu tercapai, maka kita harus

menguasai bahasa tulisan yang kita pakai. Bila kita memakai bahasa Inggris

tersebut, dan bila kita memakai bahasa Indonesia, maka segala peraturan dan

kaidah dalam bahasa Indonesia harus ditaati dan diperhatikan.

D. Kerangka Makalah Ilmiah

Setiap makalah yang merupakan hasil penelitian ilmiah mempunyai

kerangka dasar yang khas. Tanpa kerangka semacam ini, maka malaha

tersebut dapat dikategorikan sebagai makalah ilmiah, atau bahkan tidak dapat

dipahami oleh para ilmuwan lainnya.

Unsur-unsur dalam suatu kerangka makalah ilmiah yang lazim ada

dalam suatu majalah profesi, ialah sebagai berikut:

1. Judul Makalah

Judul makalah tidak lain adalah judul penelitian itu sendiri, yang

seringkali sedikit dimodifikasi untuk kepentingan gaya bahasa. Ide atau

pikiran utama dalam makalah atau penelitian yang sudah dilakukan itu,

harus tercermin di dalam judul makalah itu.

2. Nama Penulis (author) dan penulis penyerta (co author)

Penulis utama ialah penulis makalah ilmiah yang menjadi motor

utama dalam penulisan dan penelitian ilmiah itu, sedangkan penulis

penyerta ialah penulis makalah ilmiah yang turut membuat, bekerja dan

membantu dalam pembuatan makalah dan pelaksanaan penelitian.

3. Nama tempat penelitian atau tempat penulisan bekerja.

Nama tempat yang dicantumkan biasanya sesuai dengan nama

tempat penulis bekerja sehari-harinya. Nam atempat penulis itu bekerja

dicantumkan secara lengkap, yaitu mulai dari sub-bagian, bagian, bagian,

fakultas, dan universitas serta kota.

4. Ringkasan (summary) atau abstrak (abstract)

Ringkasan atau summary berisi singkatan tentang pokok-pokok

informasi dari suatu makalah penelitian ilmiah, dan yang terutama

ditonjolkan di dalamnya ialah penemuan yang utama serta kesimpulannya

Page 7: Teknik Penulisan Makalah Ilmiah (Qq Lho)

saja. Berbeda dengan ringkasan, maka abstrak berisi hampir seluruh

informasi dari setiap unsur di dalam makalah penelitian ilmiah itu. Jadi

suatu abstrak selain harus ada: judul makalah ilmiah, nama-nama penulis,

nama tempat penulis bekerja, juga berisi semua unsur karangan secara

singkat namun yang paling penting, seperti: pendahuluan, masalah,

hipotesis, bahan dan cara, hasil, diskusi, kesimpulan, dan saran bila

diperlukan.

5. Pendahuluan (introduction). Pendahuluan di dalam makalah ilmiah dapat

dikatakan merupakan “jantung” nya, karena seluruh ide dan inti pemikiran

mengapa sampai penelitian itu dilakukan dan apa yang diharapkan dari

pekerjaan itu terdapat di dalam pendahuluan. Di dalam pendahuluan

terdapat:

a. Latar Belakang masalah yang berupa tinjauan kepustakaan.

b. Masalah penelitian

c. Tujuan penelitian, hipotesis dan hasil yang diharapkan ditulis secara

cermat.

6. Bahan (material) dan cara (methods)

Di dalam majalah ilmiah internasional bagian bahan dan cara disebut

: materials and methods. Secara garis besar isinya meliputi uraian tentang

bahan-bahan (materials) yang dipakai dalam pelaksanaan penelitian ini,

dan cara (methods) yang dipergunakan atau yang dilakukan.

7. Hasil (result)

Pada waktu bagian hasil, maka seringkalai timbul kebingungan data-

data atau informasi yang hendak disajikan dan bagaiman amenyajikannya.

Yang biasa terjadi ialah kita ingin menyajikan semua data yang kita

peroleh kepada para pembacanya. Patokan yang harus senantiasa ditaati

adalah sebagai berikut, yaitu: data yang disajikan itu hendaknya tidak

menyimpang dari judul makalah, tujuan penelitiannya dan masalah yang

sedang dihadapi, serta, kalau ada, hipotesis yang telah dibuat berdasarkan

landasan teori yang digali.

Page 8: Teknik Penulisan Makalah Ilmiah (Qq Lho)

8. Pembahasan atau diskusi (discussion)

Isi bagian diskusi atau pembahasan ini ialah mendiskusikan dan

membahas hasil-hasil yang kita peroleh lebih lanjut dan membandiungkan

dengan bahan bacaan yang kita peroleh.

9. Kesimpulan (conclusion). Bila kesimpulan ditulis secara tersendiri, maka

buatlah kesimpulan dengan argumentasi yang logis dan benar, serta

hubungkanlah dengan tujuan penelitian dan hipotesis serta permasalahan

yang ingin dipecahkan. Janganlah sekali-kali menyimpulkan sesuatu dari

data yang kurang lengkap atau kurang sempurna atau tidak menyokong

sama sekali.

10. Ucapan terima kasih (acknowledgements). Bagian ini berisi pernyataan

terima kasih kepada orang atau badan yang telah membantu sehingga

penelitian ini terlaksana. Bantuan dapat berupa pemberain nasehat,

pembacaan naskah, pemberian komentar, membantu dalam bidang

keuangan, zat kimia, alat-alat, hewan percobaan dan lain-lain.

11. Daftar rujukan (reference). Daftar rujukan berisi semua sumber informasi

yang dipakai untuk menguatkan pernyataan yang ditulis. Daftar ini ditulis

dan disusun menurut peraturan yang berlaku dan dicantumkan di akhir

makalah. Sumber informasi yang dicantumkan dalam daftar rujukan

hendaknya benar-benar dibaca, diperiksa dan dipakai dalam penelitian ini.

E. Cara-Cara Penyajian Hasil Secara Sistematika dan Tepat

Pada salah satu definisi statistik disebutkan bahwa yang dimaksud

dengan statistik ialah suatu pengetahuan pembantu yang meliputi

pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian data dari suatu penelitian

kelompok, sehingga jelaslah sifat-sifat salah satu segi kehidupan. Jelaslah

bahwa data yang telah dikumpulkan baik dari sampel maupun populasi, perlu

disajikan.

Yang dimaksud dengan data ialah hasil pengamatan yang obyektif yang

dinyatakan dalam bentuk-bentuk angka-angka, keterangan-keterangan atau

informasi.

Page 9: Teknik Penulisan Makalah Ilmiah (Qq Lho)

1. Cara-cara penyajian data

Adapun cara-cara penyajian data bergantung pada tujuan dan

kepentingan yang dimaksud. Secara garis besar, cara penyajian data

digolongkan dengan 3 cara ialah:

a) Tekstular, dengan menggunakan teks atau naskah.

Tekstular adalah bentuk penyajian data yang menggunakan

kalimat-kalimat pendek, lengkap. Di dalamnya harus mengandung

unsur-unsur apa, dimana, kapan, dan oleh siapa penelitian itu

dilakukan. Cara ini biasanya diletakkan pada bab kesimpulan suatu

tulisan penelitian.

b) Tabular, dengan menggunakan tabel atau daftar

Tabular ialah bentuk penyajian data yang menggunakan tabel

atau daftar yang sistematik. “the statistical table is a systematic

arrangement of numerical data presented in column and rows for

purpose of comparison”. Menurut kegunaannya, tabel dapat dibagi

menjadi 2 kelompok:

1) Tabel induk (master tabel, general tabel, reference tabel)

- Berisi seluruh data suatu penelitian

- Berisi data penelitian

- Data masih dalam keadaan asli (original, row data)

- Dari tabel induk tidak dapat diambil suatu kesimpulan

- Dari tabel induk diturunkan tabel anak menurut keperluan

2) Tabel anak (text tabel, derived tabel)

- Bagian tabel induk untuk menjelaskan suatu masalah

- Dari tabel anak dapat ditarik suatu kesimpulan

- Merupakan tabel yang dapat untuk perhitungan selanjutnya

c) Grafikal, dengan menggunakan grafik atau rajah

Grafikal ialah penyajian data yang merupakan gambar-gambar

yang dapat menerangkan dirinya sendiri (self explanatory). Semua

angka-angka sudah diubah bentuknya menjadi gambar-gambar.

Dikenal sebagai bentuk grafik yang bergantung pada:

Page 10: Teknik Penulisan Makalah Ilmiah (Qq Lho)

1) Jenis data

2) Tujuan (guna grafik tadi disajikan)

Adapun bentuk-bentuk grafik ialah sebagai berikut:

1) Area diagram yang terdiri atas

- Histogram

- Frekuensi poligon

- Bar diagram

- Pie diagram

2) Pictogram

3) Map diagram

4) Line diagram

F. Berbagai Cara Penulisan Daftar Rujukan dan Penunjukkannya Di

Dalam Makalah Ilmiah

Penulisan makalah ilmiah merupakan suatu tugas yang seyogyanya

dikerjakan oleh seorang cendekiawan yang telah melakukan suatu penelitian.

Di dalam makalah ilmiah maka ke lima unsur itu dituangkan di dalam bagian-

bagian yang sesuai, yakni identifikasi masalah dan perumusan hipotesis di

dalam pendahuluan, perencanaan dan pelaksanaan penelitian di dalam bahan

dan cara, penilaian hasil di dalam hasil dan rangkuman seluruh proses atau

penilaian maknanya di dalam diskusi.

Sumber informasi atau rujukan dapat berupa suatu buku seluruhnya, bab

atau bagian suatu buku, monografi, makalah di dalam majalah, laporan atau

naskah penerbitan badan atau lembaga resmi.

Suatu rujukan yang lengkap mengandung tiga unsur utama: penulis,

judul dan fakta-fakta penerbitan. Penulis mencakup penulis pendamping (co

author), editor atau badan lembaga resmi. Judul mencakup: judul, sub judul

makalah di dalam majalah, bab atau bagian buku dan judul, sub judul majalah,

buku atau monografi. Fakta-fakta penerbitan mencakup tempat (kota),

penerbit, datum, dan jika perlu volum dan edisi (selain yang pertama).

Page 11: Teknik Penulisan Makalah Ilmiah (Qq Lho)

Penyusunan dan cara penulisan daftar rujukan bergantung kepada car

apenunukkannya di dalam naskah. Dikenal tiga macam cara atau sistem

penulisan rujukan:

1) Cara (sistem) nomor

Tiap rujukan diberi nomor sesuai dengan urutan penunjukannya

pertama kali di dalam naskah. Penunjukkannya di dalam naskah dengan

mencantumkan nomor rujukan di antara tanda kurung mengikuti nama

penulis atau akhir pernyataan atau kalimat.

2) Cara (sistem) nama dan tahun (Harvard)

Daftar rujukan disusun secara alfabetik berdasarkan nama penulis

(nama keluarga atau nama pengganti nama keluarga yang ditaruh di

depan). Penunjukkanya di dalam naskah dengan mencantumkan tahun

penerbitan di antara tanda kurung mengikuti nama penulis, atau dengan

mencantumkan nama penulis dan tahun penerbitan di antara tanda kurung

pada akhir kalimat.

3) Cara (sistem) kombinasi alfabet dan nomor (H & N)

Rujukan disusun secara alfabetik berdasarkan nama penulis dan

diberi nomor berurutan. Penunjukannya di dalam naskah dengan

mencantumkan nomor atau penulis, atau ke duanya (diantara tanda

kurung).

4) Cara (sistem) Vancouver

Sistem ini diajurkan sebagai cara penulisan rujukan yang

diseragamkan untuk majalah biomedik, yang disahkan oleh international

steering committee of medical journal editors di Vancouver, British

Columbia, pada 1978 sebagai “gaya Vancouver” dan akhir-akhir ini telah

dianut oleh lebih dari 130 majalah buku.

Sistem ini menggunakan sistem nomor disertai penyeragaman cara

penulisannya, dengan cara penunjukan di dalam naskah dan pemberian

urutan nomor sesuai dengan pemunculannya yang pertama kali di dalam

naskah. Nama semua penulis ditulis untuk jumlah penulis sampai dengan

Page 12: Teknik Penulisan Makalah Ilmiah (Qq Lho)

anam: bila jumlahnya lebih dari enam maka hanya tiga penulis yang

pertama disebutkan dan diikuti dengan et al.

Sumber informasi tertulis yang tidak dapat dimasukkan ke dalam

daftar rujukan, seperti data yang tidak dipublikasikan, komunikasi pribadi,

majalah berkala (non ilmiah), surat kabar dituliskan sebagai catatan

bawah.

Didalam penulisan ilmiah catatan bawah digunakan;

1) Menyebutkan sumber informasi bagi pernyataan di dalam naskah yang

berupa kutipan, fakta atau gagasan.

2) Membuat ulasan tambahan untuk menegaskan atau memperjelas

pembicaraan tanpa mengganggu jalan pikiran di dalam naskah.

3) Menyebutkan rujukan silang (cross reference), yakni menunjukkan

informasi yang terdapat di bagian lain naskah.

4) Memberi penghargaan yang sepatutnya.

G. Seluk Beluk Etika Penulisan Makalah Ilmiah

Adalah menjadi tanggung jawab oenulis mendapatkan ijin dengan biaya

sendiri untuk memperbanyak ciptaan (tulisan, tabel, gambar) yang telah

diumumkan sebelumnya. Adalah juga menjadi tanggung jawab penulis untuk

memberikan penghargaan (pengakuan) terhadap semua ciptaan yang

dikutipnya, dan untuk memperoleh ijin tertulis, baik dari penulis maupun dari

penerbit ciptaan itu.

1. Penulis

Penulis adalah pencipta. Pencipta adalah seseorang atau beberapa

yang secara bersama-sama atas inspirasinya menghasilkan suatu ciptaan.

Yang dianggap sebagai penulis (pencipta) suatu makalah, buku, atau

ceramah, itu namanya terdaftar sebagai pencipta di departemen

kehamkiman.

2. Ciptaan

Ciptaan yang dilindungi Undang-Undang Hak Cipta (1982) antara

lain adalah:

Page 13: Teknik Penulisan Makalah Ilmiah (Qq Lho)

a. Semua hasil karya tulis.

b. Ceramah, kuliah, pidato

c. Fotografi, gambar, pamflet, buku

d. Terjemahan, saduran, penyusunan bunga rampai

Hal-hal yang tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta:

a. Kalau sumbernya disebut secara lengkap

b. Menerjemahkan langsung dari bahasa asing ke bahasa Indonesia untuk

kepentingan nasional.

c. Memperbenyak segala sesuatu yang diumumkan oleh pemerintah atau

atas nama pemerintah, kecuali apabila hak cipta itu dinyatakan

dilindungi, baik dengan peraturan perundang-undangan maupun

dengan pernyataan dari ciptaan itu sendiri atau ketika ciptaan itu

diumumkan.

3. Potret

Potret adalah gambar yang dibut dengan cara atau alat apapun dari

wajah orang, yang digambar baik dengan anggota tubuh lainnya maupun

tidak. Hak cipta atas ciptaan karya fotografi atau sinematografis berlaku

selama 15 tahun, sejak tanggal ciptaan itu diumumkan untuk pertama

kalinya.

H. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Ilmu Kedokteran

Bahasa digunakan dalam tiga bidang, yaitu: 1) percakapan sehari-hari,

2) bidang sastra, dan 3) bidang keilmuan. Bahasa ilmu memerlukan lebih

banyak istilah yang menyangkut bidang ilmu masing-masing. Istilah sayang

sama dapat mempunyai makna berlainan di bidang ilmu yang berbeda. Jadi

tiap bidang ilmu mempunyai bahasanya sendiri. Seorang ilmuwan harus

menguasai bahasa ilmu yang digelutinya. Selain menguasai istilah-istilah, ia

pun harus menguasai tata bahasa yang digunakan dengan baik, bila ia hendak

mengutarakan pikirannya dengan baik pula.

Page 14: Teknik Penulisan Makalah Ilmiah (Qq Lho)

1. Bahasa kedokteran

Bahasa Indonesia dengan kosa kata yang berasal dari bahasa melayu

dan istilah-istilah dari bahasa lain yang sudah dimelayukan jelas tidak

memadai untuk digunakan di bidang keilmuan termasuk ilmu kedokteran.

Bahasa ilmu “murni” terlalu miskin untuk digunakan di bidang ilmu. Di

bidang ilmu kedokteran saja bahasa Indonesia sudah kekurangan beribu-

ribu istilah. Ingat saja misalnya istilah-istilah anatomi.

Jadi bila bahasa Indonesia hendak digunakan dalam bidang

keilmuan, jumlah istilahnya harus ditambahkan. Untuk keperluan ini pusat

pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia departemen pendidikan

dan kebudayaan telah menyusun sebuah buku pedoman bagaimana

membuat, meneyrap dan mengeja istilah-istilah yang berasal dari bahasa

lain.

2. Bahasa asing yang digunakan sebagai pedoman

Pedoman umum pembentukan istilah mengajurkan untuk sedapat-

dapatnya berpedoman pada bahasa Inggris yang bila tidak mungkin baru

digunakan bahasa lainnya. Di Indonesia, di bidang kedokteran kita lebih

terpengaruh bahasa latin, Yunani dan Belanda, sehingga anjuran ini tidak

selalu dapat dilaksanakan.

3. Masalah-masalah lain dalam pembentukan istilah

Pedoman pembentukan istilah memang berisi banyak petunjuk

bagaimana menyerap istilah asing, tetapi masih ada persoalan-persoalan

yang belum disinggung, antara lain:

1) Pembentukan kata sifat dari kata benda

a. Bahasa Indonesia mengenal pembentukan kata sifat dari kata

benda:

Manusia → manusiawi

Kimia→ kimiawi (atau kemikal)

Ilmu → ilmiah

b. Yang berasal dari bahasa asing

Fungsi → fungsional

Page 15: Teknik Penulisan Makalah Ilmiah (Qq Lho)

Neuron → neural

Selebrum → serebri, serebrial

Antagonis → antagonistic

Biologi → biologis

c. Perubahan bentuk ini dalam beberapa hal memang tidak perlu,

tetapi dalam hal-hal lain dapat menimbulkan pengertian yang

berbeda;

Antagonis → lawan, otot yang fungsinya berlawanan

Fungsi antagonis → fungsi otot tersebut di atas ini

Fungsi antagonistic → fungsi yang saling berlawanan

Status epileptic → keadaan kejang-kejang yang timbul

dalam serangan serangan terus menerus

Status epilepsy → dapat berarti catatan mengenai penderita

epilepsi

d. Berkaitan dengan persoalan kata sifat ini timbul masalah

bagaimana mengindonesiakan istilah:

Coma hepaticum (latin), hepatic coma (Inggris)

e. Beberapa kemungkinan ialah:

Koma hepatikum → koma hepar

Koma hepatic → koma hati

Supaya lengkap ditambah satu lagi: koma hatiwi

f. Demikian pula timbul persoalan

Meningitis tuberkulosa atau Maningistis tuberkulosis

Tensilitis difterika atau Tonsillitis difteri

2) Adverbia

Bagaimana meng-Indonesiakan adverbial

Function functional functionally

Fungsi fungsional secara fungsional?

Secara fungsi?

Page 16: Teknik Penulisan Makalah Ilmiah (Qq Lho)

3) Persoalan tunggal-jamak

a. Bahasa Indonesia mengenal pembentukan kata-kata yang

menunjukkan banyak, yaitu dengan mengulang istilah

tunggalnya atau dengan sedikit mengubahnya, atau dengan

menambahkan awalan para:

Tamu-tamu tetamu

Gigi-gigi gigi geligi

Jari-jari jejari

b. Bagaimana dengan penjamakan istilah-istilah yang berasal dari

bahasa asing.

Lateral ventricles ventrikel-ventrikel lateral

Interneuron’s antar neureon-antar neuron

Corpora quandigemina korpus-korpus kuadrigeminum

Korpus kuadrigeminum korpus

kuadrageminum

c. Kesulitan yang akan timbul ialah dalam terjemahan kalimat

dalam bahasa asing yang kata-kata bendanya jamak. Kalimat

terjemahannya akan mengandung banyak istilah yang berulang-

ulang, sehingga bila tidak mengubah makna, istilah yang jamak

dijadikan tunggal.

d. Persoalan-persoalan lain antaranya persoalan istilah “to be”

yang dalam bahasa Indonesia sering tidak diterjemahkan,

kadang-kadang harus diterjemahkan dengan ada, adalah,

merupakan. (bagaimana menerjemahkan to be dan not to be.

e. Istilah “it, they” untuk benda, persoalan macam-macam “tense”

dalam makalah kedokteran memang tidak merupakan masalah

penting.

4) Kalimat-kalimat rancu

Kerancuan dalam kalimat dapat timbul karena bermacam-

macam hal, yaitu:

a. Salah pengertian istilah

Page 17: Teknik Penulisan Makalah Ilmiah (Qq Lho)

b. Kekurangan penggunaan istilah

c. Kelebihan penggunaan istilah

d. Tidak mengenal istilah yang tepat

e. Tak baiknya penguasaan tata bahasa

f. Tidak logis

g. Gaya bahasa yang tidak lazim

h. Lain-lain

I. Cara-Cara mengevaluasi makalah ilmiah

Memang banyak tulisan ilmiah yang tidak memenuhi syarat, karena

disebabkan beberapa hal, seperti penulis kurang menguasai cara-cara

penulisan ilmiah, penulisan dibuat untuk mendapatkan kum, yaitu syarat

kenaikan pangkat, majalah ilmiah dan jurnal yang memuat tulisan itu tidak

ketat dalam menseleksi tulisan yang diterbitkan.

Dalam makalah ini dicoba uraikan bagaimana cara-cara mengevaluasi

dan menilai suatu tulisan ilmiah secara kritis. Tujuannya agar dapat

mengembangkan critical dan logical sense pada peneliti pada waktu membaca

tulisan ilmiah, sehingga pada waktu membaca kita tidak mudah menerima

begitu saja apa yang disajikan orang lain.

1. Mengapa perlu mengevaluasi makalah

Kita perlu mengevaluasi suatu makalah karena dengan menganalisis

makalah tersebut secara kritis, kita akan mendapatkan suatu pengertian

yang mendalam mengenai apa yang disampaikan oleh si peneliti atau

penulis, apa sebetulnya yang dipermasalahkan dan bagaimana masalah

tersebut akan dipecahkan.

2. Syarat-syarat mengevaluasi makalah ilmiah

Agar seseorang dapat mengevaluasi sesuatu, tentu ia sendiri harus

mengethaui benar obyek yang dinilai, sehingga ia dapat melihat secara

kritis apakah terdapat kejanggalan-kejanggalan tentang obyek yang

dievaluasinya itu. Begitu juga dalam menilai suatu makalah ilmiah, paling

sedikit kita harus mengetahui bagaimana bentuk rancangan makalah

Page 18: Teknik Penulisan Makalah Ilmiah (Qq Lho)

ilmiah, sistematikanya, langkah-langkah yang harus diambil dalam

penulisan itu, komponen-komponen yang terdapat dalam suatu makalah,

serta hubungan antara komponen itu sama lain, sehingga dengan demikian

seseorang dapat melihat suatu makalah secara keseluruhan yang utuh.

3. Pokok-pokok pembahasan dalam mengevaluasi makalah ilmiah

Kita telah mengetahui, pertanyaan-pertanyaan yang harus ditanyakan

dalam membaca dan mengevaluasi suatu makalah ilmiah. Di bawah ini

diuraikan secara singkat pokok-pokok tersebut.

a. Judul

Pertama sekali kita melihat pada judul, karena judul sangat penting.

Judul harus jelas dan padat, logis serta inovatif. Kalau kita membaca

judul, kita lihat apakah judul telah memuat variabel yang akan diteliti,

dari sini kita akan tahu tipe penelitian, materi yang diteliti dan metode

yang digunakan.

b. Masalah

Pertama kita lihat apakah permasalahan dalam penelitian itu telah

dinyatakan dengan jelas. Perumusan masalah dapat berbentuk

pertanyaan ataupun pernyataan, tapi lebih sering dalam bentuk

pertanyaan, karena masalah adalah sesuatu yang ingin kita cari

jawabannya.

Kriteria masalah dan perumusan masalah yang baik adalah:

4. Masalah harus mengemukakan hubungan antara dua atau lebih

variabel

5. Masalah harus dinyatakan dengan jelas dan tidak membingungkan

6. Pernyataan masalah harus menunjukkan kemungkinan untuk dapat

diuji secara empiris

c. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan hubungan antara dua atau lebih variabel.

Hipotesis juga merupakan kesimpulan atau perkiraan yang tajam dan

cermat yang dirumuskan dan untuk sementara diterima untuk

menjelaskan kenyataan-kenyataan, peristiwa-peristiwa, atau kondisi-

Page 19: Teknik Penulisan Makalah Ilmiah (Qq Lho)

kondisi yang diperhatikan dalam suatu penelitian. Hipotesis berfungsi

sebagai yang menjelaskan, yang menerangsang penelitian, sebagai

sumber metodologi, sebagai kriteria menilai teknik eksperimen dna

untuk mengorganisasi prinsip-prinsip.

d. Tipe penelitian

Pada penelitian ilmu kedokteran dikenal 3 bentuk dasar atau tipe, yang

diklasifikasikan atau Riegelmam, yaitu:

1) Retrospective

Tanda yang unik penelitian retropektif adalah bahwa dia mulai

setelah individu-individu mengembangkan atau menderita suatu

penyakit yang hendak diteliti. Penelitian ini kembali ke saat untuk

menentukan karakteristik individu-individu sebelum penyakit

timbul.

2) Prospective study atau cohort study

Tanda yang unik penelitian ini adalah bahwa dia mulai sebelum

individu menderita penyakit yang diteliti dan mengikutinya sampai

saat individu-individu itu kemudian menderita penyakit itu.

3) Experimental study atau clinical trial

Penelitian eksperimental ini juga disebut sebagai clinical trial.

Secara prospektif, individu-individu diikuti terus sampai

menunjukkan apakah dia mengembangkan suatu penyakit tertentu

atau suatu kondisi tertentu yang sedang diteliti.

Riegelman mengemukakan 5 komponen dalam kerangka penelitian

(frame works) yang dapat diterapkan ke dalam 3 tipe di atas.

1) Assignment, yaitu pemilihan individu yang akan dijadikan

kelompok studi dan kelompok pembanding.

2) Assessment, yaitu perbandingan hasil penelitian dari kelompok

yang diteliti dan kelompok kontrol

3) Analysis, yaitu perbandingan hasil dari kelompok studi dengan

kelompok pembanding atau kelompok kontrol

Page 20: Teknik Penulisan Makalah Ilmiah (Qq Lho)

4) Interpretation, yaitu penarikan kesimpulan mengenai hasil setiap

perbedaan yang didapat antara kelompok studi dan kelompok kontrol.

5) Extrapolation, yaitu penarikan kesimpulan mengenai arti penelitian

bagi individu yang tidak termasuk dalam penelitian

Dalam pengevaluasian makalah maka semua komponen di atas harus

diperhatikan.

Page 21: Teknik Penulisan Makalah Ilmiah (Qq Lho)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setiap penemuan baru walaupun kecil akan merupakan sumbangan

kepada khasanah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu perlu diketahui oleh

orang lain, khususnya masyarakat ilmiah. Singkatnya dapat dikatakan bahwa

seorang ilmuwan harus menulis hasil penelitiannya dan menyampaikannya

kepada masyarakat ilmiah demi pengembangan ilmu dan mutunya.

Penulisan makalah kedokteran dan kesehatan harus berdasarkan pada

kaidah-kaidah yang telah ditetapkan. Dengan mengikuti kaidah tersebut,

dalam penulisan makalah diharapkan dapat dipahami oleh para pembaca

dengan baik dan benar.

B. Saran

Bagi para peneliti kedokteran dan kesehatan diharapkan untuk

memperhatikan struktur dan teknik penulisannya. Penulisan tersebut

berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menurut

kaidah ilmu kedokteran dan kesehatan.

Page 22: Teknik Penulisan Makalah Ilmiah (Qq Lho)

DAFTAR PUSTAKA

Arjatmo Tjokronegoro dan Faisal Baraas. 1986. Teknik Penulisan Makalah Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Asri Rasad. 1986. Dasar Falsafah, Tujuan dan Cara Penulisan Makalah Ilmiah. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Budi Raharjo. 2007. “Panduan Menulis Karya Ilmiah: Thesis, Skripsi, dan Makalah”. http://loomme.wordpress.com/2007/05/04/panduan-menulis-karya-ilmiah-thesis-skripsi-dan-makalah/ (Diakses pada tanggal 7 Desember 2007)

Kharisma. 2001. ”Tips Menulis Ilmiah Populer”. http://kharisma.de/files/education/tips%20menulis%ilmiah%20populer.pdf (Diakses pada tanggal 7 Desember 2007)

Revolta, Yon’s. 2006. “Karya Ilmiah Populer”. http://penamuda.multiply.com/journal/item/31/tips-menulis-karya-ilmiah-populer (diakses pada tanggal 7 Desember 2007)

Riegelman, R.K. 1981. Studying a Study and Testing a Test, How to Read the Medical Literature. Boston: Litle, Brown and Company.

Slamet Soeseno. 1984. Teknik Penulisan Karya Ilmiah Populer. Jakarta: PT Gramedia.

Soemarmo Markam. 1994. Penggunaan bahasa Indonesia dalam Ilmu Kedokteran. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Sudraji Sumapraja. 1994. Seluk Beluk Etika Penulisan Makalah Ilmiah. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Sugianto. 2005. “Tips Menulis karya Ilmiah Populer”. http://www.vaval.com/blog/indez.php?/archives/7-tips-menulis-karya-ilmiah-populer.html (Diakses pada tanggal 7 Desember 2007)

Teguh Budiharso. 2007. Panduan Lengkap Penulisan karya Ilmiah. Yogyakarta: Gala Ilmu.

Tieneke. 1994. Cara-Cara Mengevaluasi Makalah. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.