Teknik Menulis Features

Psikodista-Terpercaya Pelayanan Prima1

TEKNIK MENULIS FEATURES

PSIKODISTA KONSULTAN MEMPERSEMBAHKAN


FEATURES Artikel kreatif, yang memberikan

informasi lebih mendalam bagi pembaca tentang suatu kejadian atau aspek kehidupan obyektif

Tetap merupakan berita. Tetapi, yang ditulis dengan lebih banyak komentar, analisis, warna, dan latar belakang dengan tetap merujuk pada fakta.

Features juga merupakan tulisan yang efektif, dari segi dampaknya.


FEATURES Mungkin saja menggunakan pendapat

atau sudut pandang pribadi, tapi penekanannya tetap saja pada berita.

Apa yang kita utarakan semuanya fakta, dimana unsur 5 W + 1 H di dalam features tersebar di seluruh tubuh tulisan. Yang jelas features harus akurat dan bukan khayalan


TUJUAN PENULISAN FEATURES

Bertujuan untuk menarik pembaca untuk mengikuti berita.

Memberi jalan supaya alur cerita menjadi lancar


CIRI-CIRI FEATURES

Ada benang merah dalam rangkaian kalimat-kalimatnya. Artinya antara satu alenia harus ada kaitannya. Tulisan ini tidak bisa dipenggal menurut kepentingannya seperti berita biasa.

Boleh ada dialog. Perananannya bukan saja memperkuat argumentasi, tapi juga sebagai bumbu yang membuat sebuah berita penuh warna.


CIRI-CIRI FEATURES

Features yang baik mendahulukan hal-hal menarik sebagai angle (pembuka).

Struktur piramida biasa, terbalik, atau paralel.

Bagusnya yang berstruktur paralel. Dulu features lazim ditulis hingga 20

lembar kuarto spasi ganda, tapi sekarang biasanya hanya dua halaman komputer.


Features Tetap Memaparkan Fakta

Apapun strukturnya features tetaplah memaparkan fakta dan bukan opini penulis.

Salah satu cara menghindari opini, misalnya, "... begitu kata gadis manis itu”. Gadis manis merupakan opini, sebab manis suatu yang relatif. Lain orang lain penilaiannya. Supaya tidak terjebak, jangan menggunakan kata sifat. Tapi bisa dengan gambaran lain. Misalnya, "..." kata gadis kuning langsat berambut panjang pemilik wajah bulat telur lagi berlesung pipi itu. Merupakan fakta


Features Tetap Memaparkan Fakta

Kata opini lainnya misalnya kata sadis. Kata ini bila sempat menyinggung perasaan pelakunya, dia bisa menuntut penulis. Mencegah itu lebih baik dideskripsikan saja perbuatan yang terkesan sadis tersebut.

Misalnya : laki-laki itu menggorok leher korban sekaligus mematahkan kedua kakinya. Faktanya ini memang sadis. Ironisnya kalau sampai kita mengatakan laki-laki "penjahat yang sadis" itu menampar korban berkali-kali (bayangkan kalau dia sebenarnya bukan penjahat, tetapi ia hanya menampar korban, dan kebetulan korban pingsan misalnya. Layakkah disebut sadis?).


4 ASPEK PEMBUATAN FEATURES

FOKUS

DESKRIPTIF

ANEKDOT

KUTIPAN


F O K U S Penulisan harus menyentuh persoalan. Misalnya feature tentang mode jilbab.

Pengambilan datanya: perancang jilbab, tanggapan ahli tentang rambut (apalagi ada yang mengatakan jilbab bisa merontokkan rambut), kecendrungan mode, atau wawancara juga seorang pelanggan tentang suka dukanya ketika ia memutuskan menggunakan jilbab, atau tanggapan bahwa dengan berjilbab dia tak ketinggalan mode, dst.


DESKRIPTIF Dalam menulis features, deskripsi fakta

amat perlu . Features media televisi sangat

memperhatikan soal ini. Media cetak --agar tak basi-- harus lebih

tajam, terutama yang tidak bisa dipaparkan TV. Jadi ketika wawancara atau ketika di lokasi objek, catatlah sebanyak-banyaknya fakta yang ada untuk memperkaya tulisan.


ANEKDOT Anekdot sangat dipengaruhi oleh

temperamen seseorang. Anekdot harus ditempatkan sesuai fakta.

Misalnya..."Ah taik kucing itu. Toh sekarang kami tetap hidup di jalan!" Anekdot ini harus dipasang pada fakta lain agar "nyambung". Contoh ....Wak Bisni bagai putus asa dengan kebijakan dan janji pemerintah tentang ganti rugi terhadap korban penggusuran tersebut. "Ah taik kucing itu...dts!".


KUTIPAN Sewaktu-waktu memang diperlukan

kutipan. Menggunakan kutipan boleh

langsung atau tidak langsung. Kalau pernyataannya kuat pakai saja kutipan langsung. Misalnya, "Jangankan dibantu, dilihat sajapun tidak," sebutnya.


SENAM SEJENAK


TUGAS KITA AKAN MENDISKUSIKAN

BEBERAPA CONTOH FEATURES BERIKUT YANG TELAH DIBAGIKAN

MASING-MASING KELOMPOK MENDISKUSIKAN & MEMBERIKAN KOMENTAR & PENDAPAT PADA SATU JUDUL FEATURES YANG TELAH DITENTUKAN

TULISKAN PENDAPAT KELOMPOK ANDA DAN AKAN DIPRESENTASIKAN


SIFAT FEATURES1. SUBYEKTIF Biasanya ditulis dengan gaya aku (tapi

sebisanya dihindari), sebaiknya kita meminjam sumber.

2. INFORMATIF Misalnya, sebuah informasi museum Aceh akan

tutup. Kita lalu datang ke lokasi menghimpun data. Kenapa ditutup, jumlah koleksi dst. Jika berita ini ditulis dalam berita, hasilnya kurang menyentuh. Tetapi melalui feature kita bisa menyorot lebih dalam lagi fakta/sisi yang menarik.


SIFAT FEATURES3. MENGHIBUR Dengan gaya penulisannya, features bisa memapar

tentang kehidupan selebriti atau manusia. Bisa juga soal kisah kasih, perceraian, keseharian, dan sebagainya. Kalau yang kita pilih tokoh, sebaiknya yang punya klasifikasi terkenal, punya solusi, sensasi.

4. AWET Berbeda dengan sebuah berita yang unsur waktunya

sangat berperan, features tetap aktual/awet/tidak mudah punah, kecuali features yang ditulis sebagai ikutan berita. Misalnya berita kebakaran, diikuti features (peg. berita) yang diangkat dari sisi menarik/menggugah dari berita kebakaran itu.


BAGAN FEATURES

1. TERAS BERITA

2. TUBUH TULISAN

3. STRUKTUR TEMATIS

4. BAGIAN AKHIR


PERBANDINGAN LEAD/TERAS BERITA DAN FEATURES

BERITAPresiden Megawati, kamis

meninjau pasukan TNI/Polri di sebuah pegunungan di kab. Aceh Besar. Kunjungan dengan helikopter dilakukan untuk memberi semangat bagi TNI/POLRI yang sedang menumpas GAM

FEATURESPresiden Megawati terlihat

tertatih melangkah menelusuri jalan setapak lagi berbukit untuk bertemu pasukan TNI/Polri yang sedang menumpas GAM di suatu pedalaman Aceh


1. TERAS BERITA Teras (intro, lead, nose, attaque, kepala berita,

bisa merupakan intisari 5W+1H) adalah paragraf penting, menarik perhatian pembaca.

Teras harus menonjolkan tema utama atau segi/sisi berita (angle) dan menetapkan irama. Teras yang paling baik bila memasukkan 5 W + 1 H. Namun gaya jurnalistik sekarang menggunakan minimal 3 W + 1 H.

Dalam perjalanannya pembaca cenderung menyukai teras yang pendek dengan 26-30 kata, yang terdiri dari kalimat-kalimat pendek. Pada lead usahakan tidak beranak kalimat. Hindari pemakaian tanda --...--


MACAM TERAS FEATURES

TERAS RINGKASAN TERAS BERCERITA TERAS NARASI TERAS KOMENTAR IRONIS TERAS NARASI PRIBADI TERAS DESKRIPTIF


TERAS RINGKASAN

Lead ini sama sifatnya dengan yang dipakai dalam berita.

Yang ditulis hanya inti ceritanya. Contoh: Membuat mobil dari papan bekas tidak gampang bagi Muhammad (12), yang telah lumpuh selama enam tahun.

Dari contoh tersebut, pembaca bisa menangkap apa yang akan diceritakan selanjutnya. Pembaca langsung tahu bahwa karena kecacatannya Muhammad tidak mudah dan cepat menyelesaikan pekerjaannya membuat mobil dari papan.


TERAS BERCERITA Teras bercerita: Lead ini banyak digunakan dalam

penulisan novel atau fiksi. Ia menggaet pembaca, lantas membenamkannya

dalam alur cerita yang akan dibacanya. Tekniknya adalah membangun satu suasana dan membiarkan pembaca sebagai tokoh utama.

Contoh: Batu-batu besar menengahadah mengancam sekitar 80 meter di bawah, ketika Fakhruddin Abdullah berjuntai di ujung tambang pada lereng curam, sementara angin kencang berdesir di sebelah barat Puncak Seulawah Agam (lead ini dibangun dari cerita pendaki gunung yang tersesat di hutan lantas berteriak-teriak beberapa jam sebelum sempat diselamatkan).


TERAS NARASI

Teras narasi: teras ini cendrung mengagetkan pembaca. Penuh kejutan.

Contoh sebuah teras berita feature yang dimuat Majalah Femina (29 Juni-5 Juli 1995): Tak seorangpun bakal menyangkal, bila dikatakan bahwa Jackie Kennedy Onasis adalah wanita menakjubkan, anggun, dan gaya. Ia seorang tokoh legendaris, seorang katolik yang taat, seorang aristokrat tulen. Tampaknya ia dapat memilih pria manapun yang diinginkannya. Namun selama 17 tahun menjelang akhir hanyatnya, ia memilih Maurice Templesman, seorang saudagar berlian yang pendek dan botak. Suami orang, lagi!


TERAS KOMENTAR IRONIS Teras komentar ironis: Teras ini mengetengahkan

sinisme (tapi tetap fakta). Contoh dari Tabloid Kontan, 9 oktober 2000): Jadi

konglomerat enak, gila! Di masa orde baru bergelimang harta, di zaman reformasi pun tetap jaya. Boleh-boleh saja kaum reformis mencerca habis, toh nasib mereka tetap jatuh di spring bed yang super empuk. Setidaknya, Kiai Presiden Abdurrahman Wahid di sidang kabinet pernah terang-terangan menitahkan pembantunya untuk tidak menyentuh beberapa konglomerat. Tapi tentu saja tidak semua konglomerat mendapat windfall atawa rezeki nomplok itu. Penyelamatan hanya berlaku untuk empat kongkomerat pilihan Gus Dur; Marimutu sinavasan, Syamsul Nursalim, Salim Grup, Prayogo Pangestu.


TERAS NARASI PRIBADI Teras narasi pribadi: Teras ini paling gampang dipakai dalam

tulisan wisata. Sebab ia menampilkan kekuatan tentang berbagai peristiwa atau masalah dari sudut pandang pribadi reporter. Contoh: Purnama di Atas Sampireun (Ninuk Murdiana Pambudi, Laporan Wisata Kompas) Ada suara seruling sayup-sayup ketika malam semakin hening. Mula-mula terasa menyayat, tetapi kemudian iramanya berubah gembira. Dalam keheningan, suara binatang malam yang sesekali disela suara kodok, menigkah malam yang gemilang oleh caya bulan.


TERAS DESKRIPTIF

Teras ini menciptakan menggambaran dalam pikiran pembaca tentang suatu tokoh atau tempat kejadian. pemakaian kata sifat dan tempat merupakan kunci lead ini.

Contoh: Mata yang coklat dan dingin itu makin menyipit, ketika mengamati sebuah wajah. Ia seolah-olah menembus sebuah tempat persembunyiannya, sebuah kebohongan. itulah mata seorang polisi.


TUGAS

BUATLAH SEBUAH TERAS FEATURES

ANDA DAPAT MEMILIH SALAH SATU JENIS TERAS YANG ADA

SETELAH SELESAI DISKUSIKAN DAN FASILITATOR AKAN MEMBERIKAN KOMENTAR


2. TUBUH TULISAN

Feature terdiri juga atas "batang tubuh". Kendati cara penulisannya berwarna

dan isinya mengandung diskripsi, analisis, narasi, kutipan, serta dialog, namun karangan ini tetap dibangun berdasarkan detail faktual dan kepekaan yang tajam terhadap berita.


3. STRUKTUR TEMATIS

Feature berita juga ditulis berdasarkan kaitan tematis yang logis untuk membangun nilai berita.

Konsep piramida terbalik seperti dalam tulisan berita berlaku juga dalam penulisan feature. Jadi panjang lebarnya feature tetap pada fakta-fakta dengan ketentuan 5 W + 1 H.


4. BAGIAN AKHIR

Pada berita keras, informasinya dipaparkan berdasarkan nilai beritanya. Makin ke bawah sebuah berita makin kurang penting nilainya. Dengan kata lain alenia akhir merupakan bagian yang tidak penting dan dapat saja dibuang tanpa merusak tulisan.

Pada feature nilai beritanya tetap berperan penting. Bahkan bagian akhir justru seringkali memuat unsur yang penting juga. Tak lain karena data dan fakta sebuah feature tersebar di seluruh tubuhnya. Feature sebaiknya diselesaikan dengan manis, memikat, menyentuh. ***


Teknik Menulis Features

Documents