Top Banner
3.3 Teknik Budidaya Rumput Laut (Gracillaria verrucosa) dengan Metode Longline Rumput laut adalah salah satu hasil perikanan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan menjadi sumber devisa non migas. Secara umum, banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku industry makanan, kosmetik, farmasi dan lain-lain. Ditinjau secara biologi, rumput laut adalah kelompok tumbuhan berklorofil yang terdiri dari satu atau banyak sel dan berbentuk koloni. Didalam alga terkandung bahan-bahan organik seperti polisakarida, hormon, vitamin, mineral dan juga senyawa bioaktif (Putra, 2006). Pemanfaatan rumput laut dalam berbagai kepentingan baik untuk pangan maupun non pangan sudah mulai dirasakan oleh masyarakat Indonesia, Contohnya Gracillaria verrucosa. Menurut Ratnasari (2010) seiring dengan pesatnya dan semakin berkembangnya zaman dan semakin majunya teknologi membuat rumput laut jenis Gracilaria verrucosa ini semakin didayagunakan oleh manusia yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sekitar pada umumnya. Gracillaria merupakan salah satu marga rumput laut dari kelas Rhodophyceae dan sebagai bahan baku penghasil agar-agar. Penggunaan agar-agar dalam kehidupan sehari-hari sangatlah luas baik dalam bidang industri maupun kepentingan penelitian. Di bidang industri, agar-agar digunakan sebagai makanan,
21

Teknik Budidaya Rumput Laut Gracillaria

Jan 21, 2016

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Teknik Budidaya Rumput Laut Gracillaria

3.3 Teknik Budidaya Rumput Laut (Gracillaria verrucosa) dengan Metode

Longline

Rumput laut adalah salah satu hasil perikanan yang mempunyai nilai

ekonomis tinggi dan menjadi sumber devisa non migas. Secara umum, banyak

dimanfaatkan sebagai bahan baku industry makanan, kosmetik, farmasi dan lain-

lain. Ditinjau secara biologi, rumput laut adalah kelompok tumbuhan berklorofil

yang terdiri dari satu atau banyak sel dan berbentuk koloni. Didalam alga

terkandung bahan-bahan organik seperti polisakarida, hormon, vitamin, mineral

dan juga senyawa bioaktif (Putra, 2006).

Pemanfaatan rumput laut dalam berbagai kepentingan baik untuk pangan

maupun non pangan sudah mulai dirasakan oleh masyarakat Indonesia,

Contohnya Gracillaria verrucosa. Menurut Ratnasari (2010) seiring dengan

pesatnya dan semakin berkembangnya zaman dan semakin majunya teknologi

membuat rumput laut jenis Gracilaria verrucosa ini semakin didayagunakan oleh

manusia yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sekitar pada umumnya.

Gracillaria merupakan salah satu marga rumput laut dari kelas

Rhodophyceae dan sebagai bahan baku penghasil agar-agar. Penggunaan agar-

agar dalam kehidupan sehari-hari sangatlah luas baik dalam bidang industri

maupun kepentingan penelitian. Di bidang industri, agar-agar digunakan sebagai

makanan, pengemulsi atau pengental. Sedangkan untuk kepentingan penelitian,

agar-agar digunakan sebagai media kultur bakteri, kultur jaringan atau keperluan

dalam rekayasa genetika (Sjafrie, 2010).

Sinulingga (2006) mengklasifikasikan Gracilaria verrucosa dalam

taksonomi sebagai berikut :

Divisi : Rhodophyta

Kelas : Rhodophyceae

Ordo : Gigartinales

Famili : Gracilariaceae

Genus : Gracilaria

Spesies: Gracilaria verrucosa

Kegiatan budidaya rumput laut di Indonesia pada umumnya sudah mulai

diminati oleh masyarakat pesisir sebagai salah satu penghasilan tambahan.

Page 2: Teknik Budidaya Rumput Laut Gracillaria

Menurut Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (2009) rumput laut juga

merupakan sumberdaya yang berbasis keunggulan untuk menggerakan ekonomi

dengan dukungan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan

demikian, para penduduk akan berusaha untuk menghasilkan rumput laut

Gracillaria verrucosa dengan menggunakan alat dan bahan yang dengan mudah

didapat dan tidak mahal. Budidaya Gracillaria verrucosa dapat dilakukan dengan

tiga metode yaitu metode lepas dasar, rakit apung dan long line. Metode budidaya

long line banyak diminati oleh masyarakat karena alat dan bahan yang digunakan

lebih tahan lama dan mudah untuk didapat (Suparman, 2012). Metode budidaya

ini dapat dilakukan dengan mudah di Pantai Laut Utara Jawa dan sudah dilakukan

selama bertahun-tahun.

Budidaya Gracillaria verrucosa di Balai Besar

Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara bukanlah salah satu

hasil produksi utama, karena balai tersebut lebih

mengedepankan udang untuk menjadi hasil budidaya unggulan.

Namun budidaya rumput laut Gracillaria verrucosa tetap di

jalankan karena mempunyai peranan penting bagi masyarakat

sekitar balai. Pengembangan rumput laut untuk meningkatkan

hasil produksi yang dilakukan di balai kemudian akan di

sosialisasikan ke masyarakat sekitar sehingga membantu dan

mendorong perekonomian masyarakat pesisir Jepara.

A. Hari/Tanggal : 17 Juli 2013 - 16 Agustus 2013

B. Waktu : 07.30 – 12.00 dan 14.00-16.30

C. Lokasi Kegiatan : Saluran Inlet Balai Besar Pengembangan Budidaya Air

Payau RT 02 RW 04 Jepara, Jawa Tengah.

D. Alat dan Bahan

Page 3: Teknik Budidaya Rumput Laut Gracillaria

Alat yang digunakan dalam kegiatan budidaya rumput laut Gracillaria

verrucosa adalah bambu, tali Polyethylene, botol air mineral bekas, gunting, tali

plastik, timbangan, dan refraktometer.

Bahan yang digunakan adalah bibit rumput laut Gracillaria verrucosa.

E. Metode Kegiatan

Metode kegiatan yang dilakukan selama Praktik Kerja Lapang (PKL) pada

Budidaya Rumput Laut (Gracillaria verrucosa) sebagai berikut :

a. Pengumpulan data primer yaitu berperan aktif secara langsung dalam seluruh

kegiatan yang berkaitan dengan budidaya rumput laut (Glacillaria verrucosa),

melakukan observasi yaitu mengamati secara langsung segala kegiatan

interaksi dan juga mengumpulkan data hasil pengujian.

b. Pengumpulan data sekunder yaitu melakukan wawancara dengan pimpinan

operasional, staf pegawai, dan pihak-pihak lain yang kompeten di bidangnya.

c. Studi pustaka yaitu untuk melengkapi data primer dan data sekunder yang

telah diperoleh dengan tujuan untuk menambah informasi mengenai teknik

budidaya rumput laut (Gracillaria verrucosa) secara teoretis dari beberapa

literatur.

F. Hasil dan Pembahasan

1. Survey lokasi/identifikasi lahan

Langkah pertama sebagai kunci utama keberhasilan usaha budidaya

rumput adalah pemilihan lokasi yang tepat. Hal ini dapat dimengerti karena

pertumbuhan rumput laut ditentukan oleh kondisi perairan yang sesuai.

Identifikasi calon lokasi budidaya rumput laut Gracillaria verrucossa didasarkan

pada kegiatan usaha budidaya yang harus memperhatikan aspek kesesuaian lahan

tambak atau daya dukung lahan/lingkungan dan sistem pengelolaan lingkungan

yang benar. Menurut Yulianti (2011) keberhasilan suatu kegiatan budidaya

rumput laut sangat ditentukan oleh faktor lahan perairan, oleh karena itu untuk

memperoleh hasil yang optimal dari kegiatan tersebut hendaknya dipilih lokasi

yang sesuai dengan aspek ekobiologinya (persyaratan tumbuhnya), seperti

pemilihan bibit yang bagus, perairan yang cukup tenang dan terlindung dari

pengaruh angin, gelombang dan arus yang kuat serta tingkat kecerahan perairan

Page 4: Teknik Budidaya Rumput Laut Gracillaria

yang tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhi keberlangsungan hidup rumput

laut, maka dalam memilih lokasi budidaya harus memperhatikan beberapa faktor

berikut :

a. Faktor Biofisika

- Arus

Arus dan pergerakan air mempunyai pengaruh besar terhadap aerasi,

transportasi nutrien, dan pengadukan air yang besar pengaruhnya terhadap

keberadaan oksigen terlarut untuk menjaga kestabilan suhu

(Trono dan Fortes, 1988).

Gerakan air yang cukup akan menghindari terkumpulnya kotoran pada

thallus, membantu pengudaraan, dan mencegah adanya fluktuasi yang besar

terhadap salinitas maupun suhu air. Arus dapat disebabkan oleh arus pasang surut,

maupun karena angin dan ombak. Besarnya kecepatan arus yang baik antara 20-

40 cm/detik (Kasturi, 2011)

- Dasar Perairan

Dasar perairan atau substrat mempengaruhi pertumbuhan rumput laut

dikarenakan kandungan substrat yang berbeda juga akan memiliki kadar protein

yang berbeda juga. Pada umumnya Gracillaria verrucosa dapat tumbuh di

perairan yang memiliki substrat lumpur atau pasir.

- Kedalaman Air

Direktorat Jenderal Perikanan (1997) mengatakan bahwa kedalaman

perairan yang baik untuk budidaya rumput laut Gracilaria verrucosa adalah 0,5-

1,0 m pada waktu surut terendah di lokasi yang berarus kencang. Sementara

kedalaman perairan yang baik untuk budidaya dengan metode lepas dasar antara

2-15 m dan metode rakit apung antara 5-20 m. Kondisi ini untuk menghindari

rumput laut mengalami kekeringan dan mengoptimalkan perolehan sinar matahari.

- Salinitas

Salinitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

rumput laut. Menurut Alifatri (2012) kondisi salinitas yang baik untuk

pertumbuhan rumput laut yaitu berkisar antara 15-34 ppt. Penurunan salinitas

akibat masuknya air tawar ke lokasi budidaya tidak menyebabkan gangguan pada

Page 5: Teknik Budidaya Rumput Laut Gracillaria

pertumbuhan Gracillaria verrucosa dikarenakan Gracillaria verrucosa mampu

mentolerir perairan dengan salinitas yang rendah.

- Kecerahan

Cahaya matahari adalah merupakan sumber energi dalam proses

fotosintesis. Pada proses fotosintesis terjadi pembentukan bahan organik yang

diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan. Widodo dan Suadi (2006)

menyatakan bahwa cahaya menyediakan energi bagi terlaksananya fotosintesis,

sehingga kemampuan penetrasi cahaya pada kedalaman tertentu sangat

menentukan distribusi vertikal organisme perairan. Hal yang berhubungan erat

dengan penetrasi cahaya adalah kecerahan perairan.

- Suhu

Suhu perairan merupakan salah satu faktor yang sangat penentu dalam

keberhasilan kegiatan budidaya karena mempengaruhi kehidupan hewan dan

tumbuhan pada suatu perairan. Menurut Alifatri (2012) kemampuan adaptasi

rumput laut Gracilaria sp. terhadap suhu bervariasi, tergantung dimana rumput

laut tersebut hidup sehingga dimungkinkan akan tumbuh subur pada daerah yang

sesuai dengan suhu pertumbuhannya. Suhu yang optimal untuk pertumbuhan

rumput laut Gracilaria verrucosa adalah berkisar antara 20-28°C.

- pH

Pertumbuhan rumput laut memerlukan pH air laut optimal yang berkisar

antara 6-9 (Zatnika, 2009). Chapman (1962) menyatakan bahwa hampir seluruh

rumput laut menyukai kisaran pH 6,8-9,6 sehingga variasi pH yang tidak terlalu

besar tidak akan menjadi masalah bagi pertumbuhan rumput laut.

- Faktor biologi

Faktor biologi yang mempengaruhi pertumbuhan rumput laut adalah

organisme penempel dan hewan herbivora. Hasil penelitian Sulistijo (1985)

menyatakan bahwa tanaman penempel yang terdapat pada rak percobaan baik

yang terapung ataupun yang didasar pada umumnya hampir sama dan juga

ditemukan menempel pada tanaman yang dibudidayakan. Sedangkan hewan

herbivora adalah ikan yang memanfaatkan alga yang dikultur sebagai

makanannya seperti ikan Bandeng (Chanos chanos), ikan Beronang (Siganus sp.),

bulu babi (Diadema setosum) dan penyu (Chelonia mydas).

Page 6: Teknik Budidaya Rumput Laut Gracillaria

b. Ketersediaan Bibit

Bibit rumput laut adalah bahan yang paling utama dibutuhkan dalam

proses budidaya ini. Pemilihan rumput laut dengan kualitas yang baik akan

menghasilkan produksi yang bagus. Bibit yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah bibit rumput laut jenis Gracilaria verrucosa yang diperoleh dari hasil

budidaya rumput laut di sekitar daerah penelitian. Lokasi pengambilan bibit

rumput laut sebaiknya tidak terlalu jauh agar tidak menurunkan kualitas serta

mudah dalam pengangkutan dan penanganan. Pemilihan bibit dilakukan dengan

penyortiran sehingga didapatkan bibit yang berasal dari rumput laut yang masih

muda. Penyortiran dan pemilihan bibit yang baik sebaiknya tidak dilakukan

dibawah terik matahari, karena dapat mengurangi kadar agar yang terdapat di

dalam bibit rumput laut dan memputnya thallus nya menjadi kering.

c. Sosial ekonomi masyarakat

Partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung perkembangan budidaya

rumput laut merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan budidaya ini.

Kondisi sosial ekonomi masyarat yang kondusif akan sangat membantu.

Kemudian dapat menaikkan pendapatan msyarakat disekitar wilayah budidaya

rumput laut tersebut.

d. Dukungan masyarakat dan pemerintah

Dukungan masyarakat dan pemerintah dengan memperkenalkan usaha

budidaya rumput laut sebagai solusi mata pencarian penduduk yang tidak merusak

ekosistem lingkungan sangat diperlukan sehingga kehidupan sosial dan ekonomi

masyarakat juga dapat didorong dengan dukungan tersebut.

Faktor ini juga termasuk penting dalam menyangkut urusan perizinan

dalam menggunakan suatu lokasi / tempat yang akan dijadikan wilayah budidaya

rumput laut. Apabila tidak ada perizinan yang sah dari pemerintah setempat dan

warga sekitar, nantinya akan menjadi masalah dikemudian hari.

e. Ketersediaan bahan penunjang

Bahan penunjang adalah bahan pendukung berhasilnya budidaya rumput

laut disuatu wilayah. Seperti penyediaan peralatan untuk konstruksi bangunan

rumput laut, pengangkutan, dan penanganan.

f. Jauh dari sumber pencemaran

Page 7: Teknik Budidaya Rumput Laut Gracillaria

Pencemaran yang berasal dari limbah industri, pertanian, dan rumah

tangga harus dihindari untuk budidaya rumput. Bahan pencemar yang berasal dari

aktifitas tersebut dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan rumput laut

dan juga penurunan kualitas produksi.

g. Bukan daerah wisata bahari dan jalur transportasi laut

Daerah yang terbebas dari dua aktifitas tersebut dapat memaksimalkan

pertumbuhan rumput laut. Rumput laut terhindar dari gangguan perubahan kondisi

air yang disebabkan oleh aktifitas tersebut.

h. Jauh dari limpasan air tawar (sungai)

Air tawar akan menurunkan kadar salinitas dalam perairan yang ditanami

rumput laut serta air yang berasal dari aliran sungai tersebut membawa sumber

sampah dan kotoran lumpur yang dapat menutupi pertumbuhan thallus.

i. Luas lahan yang efektif

Ukuran luas lahan yang tepat untuk budidaya rumput laut dapat

mengefektifkan segala aktifitas yang dilakukan di areal budidaya tersebut

sehingga dapat mengoptimalkan usaha dan kerja budidaya rumput laut.

Gambar 16. Lokasi Penanaman Rumput Laut

2. Persiapan Bahan dan Alat

Setelah dilakukan pemilihan lokasi, selanjutnya mempersiapkan bahan dan

alat yang dibutuhkan pada budidaya tersebut. Alat dan bahan adalah :

a. Bambu

Bambu digunakan sebagai pacak atau dasar utama dalam pembuatan

konstruksi untuk melakukan budidaya rumput laut metode longline.

Page 8: Teknik Budidaya Rumput Laut Gracillaria

b. Botol air mineral bekas

Botol air mineral bekas berfungsi sebagai penanda untuk tiap titik rumput laut

yang dibudidayakan.

c. Tali PE

Tali PE berfungsi sebagai tali utama untuk membuat garis-garis penanaman

rumput laut serta penyambung/pengait antar mampu.

d. Tali plastik

Tali plastik berfungsi sebagai pengikat rumput laut ke tali utama.

e. Gunting

Gunting berfungsi sebagai alat pemotong.

f. Timbangan

Timbangan berfungsi untuk mengukur berat rumput laut sebelum ditanam,

pada tahap perkembangan, hingga tahap panen.

g. Refraktometer

Refraktometer adalah alat untuk mengukur tingkat salinitas pada air laut.

h. Kamera digital

Kamera digital berfungsi untuk mendokumentasikan segala kegiatan, dan juga

menjadi salah satu bukti otentik.

i. Bibit rumput laut (Glacillaria verrucosa)

Bibit rumput laut merupakan bahan utama yang dilakukan dalam budidaya ini.

Bibit yang digunakan harus dipilih secara teliti.

j. Air tawar

Air tawar digunakan sebagai bahan pencuci/penetral refrakto meter sebelum

digunakan.

3. Pembuatan Konstruksi Longline

Menurut Setyaningsih (2011) keuntungan metode rawai (longline) antara

lain: tanaman cukup menerima sinar matahari, tanaman lebih tahan terhadap

perubahan kualitas air, terbebas dari hama yang biasanya menyerang dari dasar

perairan, pertumbuhannya lebih cepat, cara kerjanya lebih mudah, biayanya lebih

murah, dan kualitas rumput laut yang dihasilkan baik. Kontruksi untuk Metode

Longline menggunakan alat-alat sebagai berikut :

Page 9: Teknik Budidaya Rumput Laut Gracillaria

- Meteran

- Pisau dan gunting

- Alat tulis

- Perahu

Bahan :

- Tali bingkai/rangka PE 12mm

- Tali pemberat PE 12mm

- Tal iris bentang PE 4-5mm

- Tali pelampung kecil PE 2mm

- Tali cincin PE 4-5mm

- Tali ikat biibit (titik) plastic raffia atau PE 2 mm

- Pelampung kecil berupa botol ukuran 500-1500ml

- Pelampung besar berbentuk bola diameter 36cm

- Pemberat dari betin minimal 50kg

Adapun rancangan bentuk konstruksinya adalah sebagai berikut.

(a) Rencana Konstruksi Tampak Atas

Page 10: Teknik Budidaya Rumput Laut Gracillaria

(b) Rencana Konstruksi Tampak Samping

Gambar 17. Rencana Konstruksi Penanaman Rumput Laut

Langkah kerja pembuatan konstruksi :

Penentuan besaran konstruksi :

- Menentukan besaran konstruksi berdasarkan hasil pengukuran lokasi atau

areal tanam.

Pembuatan pemberat beton :

- Membuat cetakan penampang/mal pemberat (jangkar/pancang) dari

campuran pasir, semen dan batu kerikil.

- Keringkan pemberat min. 7 hari pada kondisi matahari terang.

Pembuatan tali ris bentang dan tali bingkai/rangka longline

- Membuat bingkai longline berbentuk persegi empat sesuai ukuran yang

ditentukan dilakukan didarat.

- Pasang tali titik pemberat pada setiap sudut dan pada setiap 25 meter untuk

menambatkan pemberat agar dapat terbentang dengan sempurna.

- Pasang tali cincin pada bagian sisi yang digunakan untuk menambatkan

tali ris bentang dengan jarak antar cincin atau tali ris bentang 1 atau 2

meter, tergantung kekuatan arus yang terjadi.

- Potong tali ris bentang disesuaikan dengan lebar longline yang akan

digunakan.

- Selipkan tali raffia/tali gelang (PE diameter 2mm) dengan panjang antara

30-40 cm pada tali ris bentang sebagai tali titik ikat bibit dengan jarak 20-

25 cm.

Penurunan pemberat beton dan setting bingkai/rangka longline

- Turunkan pemberat pada saat pasang tertinggi.

- Angkut pemberat dengan menggunakan perahu yang yang lebih besar

- Ikatkan pemberat beton pada tali pemberat yang panjangnya 3 kali

kedalaman perairan dan turunkan pada areal yang telah ditetapkan dengan

memperhatikan arah arus. Pemberat yang telah turun diberi tanda dengan

pelampung besar sebagai awal pemasangan bingkai/rangka longline.

Page 11: Teknik Budidaya Rumput Laut Gracillaria

- Tarik bingkai/rangka longline hingga terbentang kuat, setelah terbentang,

kemudian turunkan pemberat lainnya pada sisi lainnya dan beri pelampung

sampai terbentuk persegi empat.

- Kencangkan tali bingkai setiap 25 meter dengan tali pemberat dan

pemberat serta ditandai dengan pelampung besar, sehingga berbentuk

empat persegi agar tidak kendor. Setiap titik pemberat terdapat 3 buah

pemberat dan 1 buah pelampung.

4. Pemilihan Bibit

Bibit yang digunakan dalam kegiatan budidaya ini adalah bibit dari hasil

budidaya di sekitar lokasi kegiatan yang dilakukan oleh warga. Zatnika (2009)

menyatakan bibit yang baik dicirikan dengan thallus yang baik (muda, keras dan

segar), warna agak gelap (coklat kecoklatan), usia minimal 2 minggu. Selanjutnya

pengumpulan, pengangkutan dan penyimpanan bibit harus selalu dilakukan dalam

keadaan lembab serta terhindar dari panas, minyak, air tawar dan bahan kimia

lain. Kualitas dan kuantitas produksi budidaya rumput laut sangat ditentukan oleh

bibit rumput lautnya, sehingga kegiatan penyediaan bibit harus direncanakan dan

memperhatikan sumber perolehan.

Menurut Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (2011) untuk

mendapatkan pertumbuhan rumput yang optimal bibit yang digunakan harus

berkualitas oleh karena itu perlu dilakukan seleksi bibit dengan kriteria sebagai

berikut :

a. Umur bibit antara 25-30 hari.

b. Bobot 50-100 g setiap titik ikat.

c. Bercabang banyak, rimbun dan runcing.

d. Tidak terdapat bercak-bercak dan terkelupas.

e. Warna spesifik (cerah) khas rumput laut.

f. Tidak terkena penyakit.

Menurut BPPT (2012), bibit Gracilaria yang baik harus memenuhi kriteria

sebagai berikut :

No Kriteria Uraian

1 Spesifikasi Thallus silindris, licin, berwarna merah-coklat atau

Page 12: Teknik Budidaya Rumput Laut Gracillaria

kuning-hijau. Percabangan tidak beraturan, memusat

pada bagian pangkal. Cabang lateral memanjang

menyerupai rambut dengan panjang sekitar 15-30 cm.

2 Komposisi Air 11,6% ; Protein kasar 25-35% ; Lemak 1,05% ;

Karbohidrat 43,10% ; Serat 7,50% , Abu 11, 40%

3 Gel Strength 220 g/cm2

Sebelum ditebar bibit harus dibersihkan terlebih dahulu dengan cara

direndam dan dicuci dengan air laut hingga terlepas dari lumut, kotoran-kotoran

dan organisme yang menempel di permukaan thallus nya. Setelah itu dilakuan

pemilihan bibit yang masih baik, bibit yang kodisinya masih baik segera

ditanam/ditebar.

Apabila bibit yang baik sudah dipilih, dilanjutkan dengan penanaman.

Pengangkutan bibit tersebut ke lokasi budidaya dimana harus diangkut dengan

kondisi yang aman. Penanaman dilakukan segera setelah selesai pengikatan,

dengan tujuan agar bibit masih segar dan tidak lama berada di darat. Menurut

Sudradjat (2008), penanganan bibit selama pengangkutan juga harus dijaga. Hal

ini dilakukan agar bibit tetap lembab/basah tetapi tidak sampai meneteskan air,

diusahakan tidak terkena air tawar, hujan, embun, minyak dan kotoran lain karena

dapat merusak bibit, tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung dan

diletakkan pada daerah yang jauh dari sumber panas seperti mesin perahu/mobil.

Gambar 18. Gambar 19. Proses Pencucian Bibit Bibit yang sudah dicuci 5. Penebaran/Penanaman Bibit Rumput Laut

Penebaran/penanaman bibit rumput laut dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Mengikatkan bibit rumput laut pada tali titik berjarak 25-30cm dengan

berat 50-100gram setiap titik ikat.

Page 13: Teknik Budidaya Rumput Laut Gracillaria

Mengikat bibit dengan cara menyimpulkan tali plastik ke bibit, ikat dan

sedikit dilonggarkan

Apabila melakukan pengikatan rumput laut di darat, tempat yang teduh

dan bersih dan bibit dijaga agar tetap dalam keadaan basah dan lembab.

Gambar 20. Glacillaria verrucosa yang sudah diikat

6. Monitoring

Melakukan pengukuran kualitas air (suhu, pH, salinitas, kecerahan dan

warna) dengan cara pengambilan sampe; air 1xseminggu

Melakukan pemeriksaan dan identifikasi dini hama yang mengganggu dan

penyalit yang timbul

Melakukan pemeriksaan dan identifikasi kompetitor.

Melakukan pengukuran pertumbuhan (bobot dan panjang thallus) rumput

laut setiap minggu dengan cara pengambilan sampel secara acak.

Pencatatan data

Gambar 21. Pengamatan pertumbuhan rumput laut

Data pertumbuhan yang diperoleh dari hasil monitoring hanya 2 minggu

setelah penanaman. Hal ini disebabkan karena faktor alam, pada waktu paraktek

Page 14: Teknik Budidaya Rumput Laut Gracillaria

berlangsung terjadi pasang purnama dimana air laut menjadi naik. Sehingga

rumput lain sebagian besar terbawa arus.

G. Nama Mahasiswa : Tantri Ayu Syahfitri

H. Pembimbing Lapangan : Ir. Tri Supratno KP, M. Sc