7/31/2019 TEKNIK BUDIDAYA cabai
1/22
TEKNIK BUDIDAYA
CABAI HIBRIDA SISTEM MULSA PLASTIK
Dewasa ini bertani cabai hibrida sistem mulsa plastik hitam perak (MPHP) banyak
dipraktekkan pada cabai Hot Beauty, Hero, Long Chili, Ever-Flavor dan cabai Paprika.
Dimungkinkan pula pada usahatani cabai keriting hibrida maupun cabai kecil (rawit,
cengek) hibrida.Alasan utama sistem MPHP digunakan pada cabai-cabai hibrida adalah
untuk mengimbangi biaya pengadaan MPHP dari peningkatan hasil cabai yang lebih tinggi
daripada cabai biasa, sehingga secara ekonomis menguntungkan. Budidaya cabai hibrida
dengan sistem MPHP merupakan perbaikan kultur teknik ke arah yang intensif. Pada
umumnya sistem budidaya cabai di sentra-sentra produksi cabai masih menggunakan
benih lokal dan populasi tanaman per hektarnya tinggi. Populasi yang sangat rapat inidapat mengakibatkan penangkapan sinar matahari setiap tanaman berkurang dan
kelembaban udara di sekitar kebun menjadi tinggi. Kelembaban yang tinggi seringkali
dapat meningkatkan serangan hama dan penyakit. Perbaikan kultur teknik budidaya cabai
secara intensif untuk meningkatkan produksi maupun kualitas hasil, diantaranya adalah
penggunaan benih unggul dari varietas hibrida yang bermutu tinggi, penerapan MPHP,
pemupukan berimbang, pengendalian hama dan penyakit, serta cara-cara lain yang khas
seperti pemasangan turus dan perempelan tunas ataupun daun. Kegiatan pokok teknik
budidaya cabai hibrida sistem MPHP meliputi :
Penyiapan Lahan
Dalam budidaya cabai hibrida sistem MPHP, penyiapan lahan harus didahulukan,
kemudian disusul dengan penyiapan benih atau pembibitan. Maksudnya agar tanah
sebagai media tanam benar-benar telah matang dan layak ditanami. Sebaliknya, bila
pembibitan didahulukan, maka penyiapan lahan akan terburu-buru, sehingga tanahnya
belum matang benar dan bibit sudat terlanjur tua. Bibit cabai hibrida umumnya siap
dipindahtanamkan dari persemaian ke lapangan (kebun) pada umur 17 - 23 hari (berdaun 2
- 4 helai). Bila bibit terlambat dipindahtanamkan (terlanjur tua), pertumbuhan kurang
optimal dan produksinya menurun (rendah).
7/31/2019 TEKNIK BUDIDAYA cabai
2/22
Persyaratan lahan untuk kebun cabai hibrida sistem MPHP adalah :
Tempatnya terbuka agar mendapat sinar matahari secara penuh.
Lahan bukan bekas pertanaman yang sefamili, seperti kentang, tomat, terung taupun
tembakau ; guna menghindari risiko serangan penyakit.
Lahan yang paling baik adalah berupa tanah sawah bekas tanaman padi, agar tidak
perlu membajak cukup berat.
Lahan tegalan (tanah kering) dapat digunakan, asal cukup tersedia air.
IKLIM DAN TANAH
Syarat Iklim
Pada umumnya cabai dapat ditanam di dataran rendah sampai pegunungan (dataran
tinggi) + 2.000 meter dpl yang membutuhkan iklim tidak terlalu dingin dan tidak terlalu
lembab. Temperatur yang baik untuk tanaman cabai adalah 240 - 270C, dan untuk
pembentukan buah pada kisaran 160 - 230 C. Setiap varietas cabai hibrida mempunyai daya
penyesuaian tersendiri terhadap lingkungan tumbuh.Cabai hibrida Hot Beauty dan
Hero dapat berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi + 1200 m
dpl. Sedangkan cabai hibrida Long Chililebih cocok ditanam pada ketinggian antara 800
- 1500 m dpl. Khusus untukcabai Paprika umumnya hanya cocok ditanam di dataran
tinggi. Kisaran temperatur optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman
paprika antara 210 - 250C, sedangkan untuk pembentuk-an buah memerlukan temperatur
18,30. Cabai paprika tidak tahan terhadap intensitas cahaya matahari yang tinggi karena
dapat menyebabkan buah seperti terbakar (sunburn) dan juga hasil akhir bobot buah akan
sangat rendah. Pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, tanaman paprika akan
mengalami gugur tunas, gugur bunga dan buah muda, serta ukuran buah sangat kecil.
Meskipun cabai paprika umumnya cocok ditanam di dataran tinggi, tetapi dapat pula
dikembangkan di dataran menengah mulai ketinggian 600 m dpl; yakni dengan cara
memanipulasi lingkungan. Alih teknologi budidaya paprika di dataran menengah antara
lain menggunakan sungkup beratapkan plastik bening (transparan).
7/31/2019 TEKNIK BUDIDAYA cabai
3/22
Syarat Tanah
Hampir semua jenis tanah yang cocok untuk budidaya tanaman pertanian, cocok pula bagi
tanaman cabai. Untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas hasil yang tinggi, cabai
menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya akan organik, tidak mudah becek
(menggenang), bebas cacing (nematoda) dan penyakit tular tanah. Kisaran pH tanah yang
ideal adalah antara 5.5 - 6.8, karena pada pH di bawah 5.5 atau di atas 6.8 hanya akan
menghasilkan produksi yang sedikit (rendah). Pada tanah-tanah yang becek seringkali
menyebabkan gugur daun dan juga tanaman cabai mudah terserang penyakit layu. Khusus
untuk tanah yang pH-nya di bawah 5.5 (asam) dapat diperbaiki keadaan kimianya dengan
cara pengapuran, sehingga pH-nya naik mendekati pH normal.
Beberapa angka pH tanah (reaksi tanah), terdiri atas :
Paling masam (< 4.0)
Sangat asam (4.0 - 4.5)
Asam (4.5 - 5.5)
Agak asam (5.5 - 6.5)
Netral (6.5 - 7.5)
Agak basa (7.5 - 8.5)
Basa (8.5 - 9.0) Sangat basa (9.0).
Pada pH tanah asam, ketersediaan unsur-unsur Fosfor, Kalium, Belerang, Kalsium,
Magnesium dan Molibdinum menurun dengan cepat. Pada pH tanah basa akan
menyebabkan unsur-unsur Nitrogen, Besi, Mangan, Borium, Tembaga dan Seng
ketersediaannya relatif menjadi sedikit. Cabai yang ditanam pada tanah asam pada
umumnya keracunan unsur Alumunium (Al), Besi (Fe) dan Mangan (Mn). Sebaliknya
pada pH basa, jumlah unsur bikarbonat cukup banyak untuk merintangi penyerapan ion
lain, sehingga dapat menghalangi pertumbuhan tanaman secara optimum.
PERSIAPAN LAHAN DAN TANAM
Tahapan pengolahan tanah dilakukan dengan tata cara sebagai berikut :
Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman atau perakaran dari pertanaman
sebelumnya.
7/31/2019 TEKNIK BUDIDAYA cabai
4/22
Tanah dibajak atau dicangkul sedalam 30 - 40 cm, kemudian dikeringkan selama 7 -
14 hari.
Tanah yang sudah agak kering segera dibentuk bedengan-bedengan selebar 110 -
120 cm, tinggi 40 - 50 cm, lebar parit 60 - 70 cm/60 x 60 cm, sedangkan panjang
bedengan sebaiknya lebih dari 12 meter. Khusus pada tanah yang banyak
mengandung air (mudah becek), sebaiknya parit dibuat sedalam 60 - 70 cm./ 60 x 60
cm
Di sekeliling lahan kebun cabai dibuat parit keliling selebar dan sedalam 70
centimeter.
Pada saat 70% bedengan kasar terbentuk, bedengan dipupuk dengan pupuk kandang
(kotoran ayam, domba, kambing, sapi ataupun kompos) yang telah matang sebanyak
1,0 - 1,5 kg/tanaman.
Pada tanah yang pH-nya masam, bersamaan dengan pemberian pupuk kandang
dilakukan pengapuran sebanyak 100 - 125 gram/tanaman.
Pupuk kandang dan kapur pertanian dicampur dengan tanah bedengan secara merata
sambil dibalikkan, kemudian dibiarkan diangin - anginkan selama kurang lebih 2
minggu.
Catatan :
Jika populasi cabai hibrida per hektar antara 18.000 - 20.000 tanaman pada jarak tanam 60
x 70 cm, maka diperlukan pupuk kandang 18 - 30 ton, dan kapur pertanian 1,8 - 2,0 ton.
Penyiapan Benih dan Pembibitan
Bersamaan dengan terbentuknya bedengan kasar, dilakukan penyiapan benih dan
pembibitan di pesemaian. Untuk lahan (kebun) seluas 1 hektar diperlukan benih +180 gr
atau 18 bungkus kemasan masing-masing berisi 10 gram. Benih dapat disemai langsung
satu dalam bumbung (koker) yang terbuat dari daun pisang ataupun polybag kecil ukuran
8 x 10 cm, tetapi dapat pula dikecambahkan terlebih dahulu. Sebelum dikecambahkan,
benih cabai sebaiknya direndam dulu dalam air dingin ataupun air hangat 550 - 600 selama
15 - 30 menit untuk mempercepat proses perkecambah-an dan mencucihamakan benih
tersebut. Bila benih cabai akan disemai langsung dalam polybag, maka sebelumnya
polybag harus diisi dengan media campuran tanah halus, pupuk kandang matang halus,
7/31/2019 TEKNIK BUDIDAYA cabai
5/22
ditambah pupuk NPK dihaluskan serta Furadan atau Curater. Sebagai pedoman untuk
campuran adalah : tanah halus 2 bagian (2 ember volume 10 liter) + 1 bagian pupuk
kandang matang halus (1 ember volume 10 liter) + 80 gr pupuk NPK dihaluskan (digerus)
+ 75 gr Furadan. Bahan media semai tersebut dicampur merata, lalu dimasukkan ke dalam
polybag hingga 90% penuh. Benih cabai hibrida yang telah direndam, disemaikan satu per
satu sedalam 1,0 - 1,5 cm, lalu ditutup dengan tanah tipis. Berikutnya semua polybag yang
telah diisi benih cabai disimpan di bedengan secara teratur dan segera ditutup dengan
karung goni basah selama + 3 hari agar cepat berkecambah. Bila benih dikecambahkan
terlebih dahulu, maka sehabis direndam harus segera dimasukkan ke dalam lipatan kain
basah (lembab) selama + 3 hari. Setelah benih keluar bakal akar sepanjang 2-3 mm, dapat
segera disemaikan ke dalam polybag. Cara ini untuk meyakinkan daya kecambah benih
yang siap disemai dalam polybag. Tata cara penyemaian benih ke dalam polybag
prinsipnya sama seperti cara di atas hanya perlu alat bantu pinset agar kecambah benih
cabai tidak rusak. Penyimpanan polybag berisi semaian cabai dapat ditata dalam rak-rak
kayu atau bambu, namun dapat pula diatur rapi di atas bedengan-bedengan selebar 110 -
120 cm. Setelah semaian cabai tersebut diatur rapi, maka harus segera dilindungi dengan
sungkup dari bilah bambu beratapkan plastik bening (transparan) ataupun jaring net kassa.
Selama bibit di pesemaian, kegiatan rutin pemeliharaan adalah penyiraman 1-2 kali/hari
atau tergantung cuaca, dan penyemprotan pupuk daun pada dosis rendah 0,5 gr/liter air
saat tanaman muda berumur 10 - 15 hari, serta penyemprotan pestisida pada konsentrasi
setengah dari yang dianjurkan untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit.
Pemasangan MPHP
Sebelum MPHP dipasang untuk menutupi permukaan bedengan, terlebih dahulu dilakukan
pemupukan pupuk buatan secara total sekaligus. Jenis dan dosis pupuk yang biasa
digunakan untuk cabai hibrida adalah sebagai berikut :
Untuk praktisnya dapat menghitung pupuk per bedengan. Misalnya panjang bedengan 12
meter, jarak tanam 60 x 70 cm akan berisi 40 tanaman. Jadi, pupuk yang diperlukan
sejumlah + 4 kg, yang terdiri atas perbandingan 3 ZA : 1 Urea : 2 TSP : 1,5 Kcl, dengan
catatan tiap 100 kg pupuk campuran tadi ditambahkan 1 kg Borate dan 1,5 kg Furadan.
Campuran pupuk buatan ini disebar merata sambil diaduk dan dibalikkan dengan tanah
bedengan. Kemudian bedengan diratakan kembali sambil dirapihkan, dan setelah itu
7/31/2019 TEKNIK BUDIDAYA cabai
6/22
disiram air secukupnya agar pupuk dapat larut ke lapisan tanah. Pemasangan MPHP
sebaiknya memperhatikan cuaca, yakni pada saat terik matahari antara pukul 14.00 - 16.00
agar plastik tersebut memanjang (memuai) dan menutup tanah serapat mungkin.
Pemasangan MPHP minimal dilakukan oleh 2 orang. Caranya adalah : tariklah kedua
ujung MPHP ke masing-masing ujung bedengan arah memanjang. Kemudian dikuatkan
dengan pasak bilah bambu berbentuk "U" yang ditancapkan di setiap sisi bedengan.
Berikutnya tarik pula lembar MPHP ke bagian sisi kiri kanan (lebar) bedengan hingga
nampak rata menutup permukaan bedengan. Kuatkan dengan pasak bilah bambu pada
setiap jarak 40 - 50 cm. Bedengan yang telah ditutup MPHP dibiarkan dulu selama + 5
hari agar pupuk buatan larut dalam tanah dan tidak membahayakan (toksis) bibit cabai
yang ditanam.
Penanaman
Waktu tanam yang paling baik adalah pagi atau sore hari, dan bibit cabai telah berumur 17
- 23 hari atau berdaun 2 - 4 helai. Sehari sebelum tanam, bedengan yang telah ditutup
MPHP harus dibuatkan lubang tanam dulu. Jarak tanam untuk cabai merah hibrida adalah
60 x 70 cm atau 70 x 70 cm, sedangkan cabai paprika 50 x 70 cm atau 60 x 70 cm.
Pembuatan lubang tanam dapat menggunakan alat bantu khusus yang terbuat dari
potongan pipa besi diisi arang. Penggunaan alat ini dengan cara menempelkan ujung
bawahnya pada MPHP sesuai dengan jarak tanam yang telah ditetapkan. Dengan cara
demikian MPHP akan berlubang berupa bulatan-bulatan kecil berdiameter + 6 - 8 cm.
Selain itu, dapat juga menggunakan alat bantu bekas kaleng susu yang salah satu
permukaannya telah dipotong. Cara penggunaan kaleng bekas susu ini adalah : tutupkan
pada calon lubang tanam yang telah ditetapkan, kemudian putarlah sambil ditekan
alakadarnya, maka akan langsung terbentuk lubang kecil. Cara lain adalah menggunakan
pisau silet atau pisau cutter dengan cara dikeratkan langsung pada MPHP berbentuk
bulatan kecil. Bibit cabai hibrida yang siap dipindahtanamkan segera disiram dengan air
bersih secukupnya. Kemudian bersama dengan polybagnya direndam dalam larutan
fungisida sistemik atau bakterisida pada dosis 0,5 - 1,0 gram/liter air selama 15 - 30 menit
untuk mencegah penularan hama dan penyakit. Setelah media semainya cukup kering,
bibit cabai hibrida dikeluarkan dari polybag secara hati-hati. Caranya : ambil polybag
berisi bibit sambil dibalikkan dan pangkal batang bibit cabai dijepit oleh jari telunjuk dan
7/31/2019 TEKNIK BUDIDAYA cabai
7/22
jari tengah. Bagian dasar polybag ditepuk-tepuk secara pelan dan hati-hati, maka bibit
cabai akan keluar bersama akar dan medianya. Bibit cabai hibrida siap langsung ditanam
pada lubang tanam yang tersedia.
Cara penanaman bibit cabai adalah : mula-mula sebagian tanah pada lubang tanam
diangkat kira-kira seukuran media polybag; kemudian bibit dimasukkan sambil diurug
tanah hingga dekat pangkal batangnya cukup padat. Bibit cabai hibrida yang disemai
dalam polybag ini, begitu dipindahtanamkan langsung tumbuh (segar) tanpa mengalami
kelayuan (stagnasi). Selesai tanam, segera disiram sampai tanahnya cukup basah.
PEMELIHARAAN TANAMAN
Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman meliputi : pemasangan ajir (turus),
penyiraman (pengairan), perempelan tunas dan bunga pertama, pemupukan
tambahan (susulan), perempelan daun bawah di bawah cabang, pengendalian hama
dan penyakit. Khusus untuk cabai paprika yang sifatnya peka terhadap sinar
matahari yang terik diperlukan naungan beratap plastik bening (transparan).
Pemasangan kerangka naungan ini bisa tunggal per bedengan, atau 2 bedengan
bahkan tiap 4 bedengan; tergantung dari kepraktisan maupun ketersediaan bahan.
Tata cara pemasangan sungkup (naungan) untuk cabai paprika (atau cabai
hibrida di musim hujan), pada prinsipnya adalah sebagai berikut :
Pasang tiang-tiang dari bambu gelondongan setinggi 50 - 80 cm di
bagian pinggir bedengan; arahnya memanjang pada jarak tiap 3-4 meter.
Pasang bilah bambu yang bentuknya dilengkungkan setengah lingkaran
setinggi 160 - 200 cm dari permukaan tanah. Caranya adalah dengan
memasukkan ujung bilah bambu ke dalam lubang bambu gelondongan yang
letaknya berpasangan.
Hubungkan antara kerangka sungkup yang satu dengan yang lainnya
dengan bilah bambu yang dipasang memanjang, kemudian ikat dengan tali
kawat, hingga akhirnya sungkup (kerangka) naungan siap dipasang atap
plastik bening.
Pasang atap plastik bening, dan kuatkan dengan tali pengikat agar tidak
mudah lepas oleh terpaan angin.
7/31/2019 TEKNIK BUDIDAYA cabai
8/22
Kegiatan pemeliharaan tanaman untuk semua jenis atau varietas cabai hibrida
umumnya meliputi :
Pemasangan ajir (turus)
Cabai hibirida umumnya berbuah lebat, sehingga untuk menopang pertumbuhan
tanaman agar kuat dan kokoh serta tidak rebah perlu dipasang ajir (turus) dari bilah
bambu setinggi 125 cm, lebar + 4 cm dan tebalnya + 2 cm. Ajir dipasang
(ditancapkan) tegak tiap 3 tanaman cabai 1 ajir secara berjajar mengikuti arah
panjang bedengan. Antara ajir dengan ajir lainnya dihubungkan dengan bilah bambu
memanjang (gelagar) tepat pada ketinggian 80 cm dari permukaan tanah.
Pemasangan ajir harus sedini mungkin, yakni pada saat tanaman belum berumur 1
bulan setelah pindah tanam. Hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan akar
tanaman cabai sewaktu memasang (menancapkan) ajir. Khusus untuk cabai paprika,
pemasangan ajir setiap tanaman 1 ajir.
Pengairan (Penyiraman)
Pada fase awal pertumbuhan atau saat tanaman cabai masih menyesuaikan diri
terhadap lingkungan kebun (adaptasi), maka penyiraman perlu dilakukan secara
rutin tiap hari, terutama di musim kemarau. Setelah tanaman tumbuh kuat dan
perakarannya dalam, pengairan berikutnya dilakukan dengan cara dileb setiap 3 - 4
hari sekali. Pengeleban ini airnya cukup sampai batas antara tanah bagian bawah
dengan ujung MPHP. Setelah tanah bedengan basah, airnya segera dibuang kembali
melalui saluran pembuangan. Tanah yang becek atau menggenang akan
memudahkan tanaman terserang penyakit layu. Di lahan tertentu yang tidak
mungkin melakukan pengairan dengan cara dileb, dapat menggunakan teknik
kocoran melalui selang yang dialirkan di antara 4 tanaman. Ujung selang
dimasukkan ke dalam lubang MPHP di tengah-tengah bedengan. Tanaman cabai
hibrida di bawah 40 hari, memerlukan pengairan yang intensif dan rutin. Sedangkan
tanaman yang sudah produktif (berbuah) tidak mutlak memerlukan air banyak.
Tetapi yang terpenting adalah menjaga agar tanah tidak kekeringan.
Perempelan
7/31/2019 TEKNIK BUDIDAYA cabai
9/22
Cabai hibrida umumnya bertunas banyak yang tumbuh dari ketiak-ketiak daun.
Tunas ini tidak produktif dan akan mengganggu pertumbuhan secara optimal. Oleh
karena itu, perlu dilakukan perempelan (pembuangan) tunas samping.
Perempelan tunas samping dilakukan pada tanaman cabai hibrida yang berumur
antara 7 - 20 hari. Semua tunas samping dibuang agar tanaman tumbuh kuat dan
kokoh. Saat terbentuk cabang, maka perempelan tunas dihentikan. Biasanya
perempelan tunas ini dilakukan 2 - 3 kali. Tanpa perempelan tunas samping,
pertumbuhan tanaman cabai akan lambat.
Ketika tanaman cabai mengeluarkan bunga pertama dari sela-sela percabangan
pertama, maka bunga ini pun harus dirempel. Tujuan perempelan bunga perdana ini
adalah untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas dan percabangan di atasnya
yang lebih banyak dan produktif menghasilkan buah yang lebat. Kelak tanaman
cabai hibrida yang sudah berumur 75 - 80 hari biasanya sudah membentuk
percabangan yang optimal. Daun-daun tua yang ada di bawah cabang dapat
dirempel, terutama daun yang terserang hama dan penyakit. Daun tua tersebut sudah
tidak produktif lagi, bahkan seringkali menjadi sumber penularan hama dan
penyakit. Perempelan daun-daun tua ini jangan terlalu awal, sebab pertumbuhan
cabang daun belum optimal. Kesalahan perempelan daun tua, justru berakibat fatal,
yakni menyebabkan tanaman cabai tumbuh merana dan produksinya menurun.
Pemupukan Tambahan (susulan)
Sekalipun tanaman cabai hibrida sudah dipupuk total pada saat akan memasang
MPHP, namun untuk menyuburkan pertumbuhan yang prima dapat diberi pupuk
tambahan (susulan). Jenis pupuk yang digunakan pada fase pertumbuhan vegetatif
aktif (daun dan tunas) adalah pupuk daun yang kandungan Nitrogennya tinggi,
misalnya Multimicro dan Complesal cair. Interval penyemprotan pupuk daun antara
10 - 14 hari sekali, dengan dosis atau konsentrasi yang tertera pada labelnya
(kemasan) pupuk daun tersebut. Pada fase pertumbuhan bunga dan buah (generatif),
masih perlu pemberian pupuk daun yang mengandung unsur Phospor dan
Kaliumnya tinggi, misalnya Complesal merah, Kemira merah ataupun Growmore
Kalsium. Untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah, tanaman cabai yang
7/31/2019 TEKNIK BUDIDAYA cabai
10/22
berumur 50 hari dapat dipupuk susulan berupa NPK atau campuran ZA, Urea, TSP,
Kcl, (1 : 1 : 1 : 1) sebanyak + 4 sendok makan. Cara pemberiannya adalah dengan
melubangi MPHP diantara 4 tanaman. Kemudian pupuk dimasukkan melalui lubang
tersebut sambil diaduk-aduk dengan tanah dan langsung disiram air bersih agar
cepat larut dan meresap ke dalam tanah. Pemupukan susulan berikutnya masih
diperlukan, terutama bila kondisi pertumbuhan tanaman cabai kurang memuaskan
atau karena terserang hama dan penyakit. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan
adalah NPK sebanyak 4-5 kg yang dilarutkan dalam 200 liter air (1 drum).
Pemberiannya adalah dengan cara dikocorkan pada setiap tanaman sebanyak 300 -
500 cc atau tergantung kebutuhan. Cara pengocoran dapat dilakukandengan alat
bantu corong atau selang sepanjang 0,5 - 1,0 m dimasukkan ke dalam lubang MPHP
dekat pangkal batang tanaman cabai. Pengocoran pupuk larutan ini dapat dilakukan
setiap dua minggu sekali. Varietas cabai hibrida umumnya bisa berbuah cukup
lama, sehingga dapat dipanen beberapa kali (12 - 14 kali), terutama pada hibrida
Hot Beauty dan Hero. Setiap kali selesai panen perlu dipupuk susulan untuk
mempertahankan produktivitas buah. Jenis dan dosis pupuknya adalah berupa NPK
atau campuran ZA, Urea, TSP, KCl, (1 : 1 : 1 : 1) sebanyak 2 sendok per tanaman
yang diberikan di antara 2 tanaman cabai bagian kiri dan kanan. Pada kondisi
pertumbuhan tanaman cabai cukup bagus, pemberian pupuk susulan ini cukup
sebulan sekali. Pemupukan Nitrogen pada cabai hibrida dianjurkan 2 macam sumber
N, yaitu ZA san Urea. Pupuk ZA selain mengandung unsur Nitrogen, juga kaya
akan unsur Belerang (S) yang diperlukan untuk pertumbuhan cabai hibrida secara
optimal.
KEUNTUNGAN PENGGUNAAN PLASTIK HITAM-PERAK
Mulsa plastik yang dianggap baik di daerah subtropis adalah yang berwarna hitam
dengan ketebalan 50 mikron. Mulsa Plastik Hitam (MPH) sudah membudaya pada
tanaman mentimun, tomat, strawberri dan kubis bunga. Adaptasi atau
pengembangan teknologi sistem Mulsa Plastik dirintis oleh Jepang dan Taiwan yang
memperkenalkan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP). MPHP ini memiliki dua
muka dan dua warna, yaitu muka pertama berwarna hitam dan muka kedua
berwarna perak. Warna hitam untuk menutup permukaan tanah, warna
peraksebagai permukaan atas tempat menanam suatu tanaman budidaya.
7/31/2019 TEKNIK BUDIDAYA cabai
11/22
Keuntungan bertani sistem MPHP antara lain :
1. Pemberian pupuk dapat dilakukan sekaligus total sebelum tanam.
2. Warna hitam dari mulsa menimbul-kan kesan gelap sehingga dapat
menekan rumput-rumput liar atau gulma.
3. Warna perak dari mulsa dapat memantulkan sinar matahari ; sehingga
dapat mengurangi hama aphis, trips dan tungau, serta secara tidak langsung
menekan serangan penyakit virus.
4. Menjaga tanah tetap gembur, suhu dan kelembaban tanah relatif tetap
(stabil).
5. Mencegah tercucinya pupuk oleh air hujan, dan penguapan unsur hara
oleh sinar matahari.6. Buah cabai yang berada di atas permukaan tanah terhindar dari
percikan air tanah sehingga dapat mengurangi resiko berjangkitnya penyakit
busuk buah.
7. Kesuburan tanah karena pemupukan dapat merata, sehingga
pertumbuhan dan produksi tanaman budidaya relatif seragam (homogen).
8. Praktis untuk melakukan sterilisasi tanah dengan menggunakan gas
fumigan seperti Basamid-G, karena fungsi MPHP mempercepat proses
pembentukan gas zat fumigan tanpa harus membeli plastik khusus.
9. Secara ekonomis penggunaan MPHP dapat mengurangi pekerjaan
penyiangan dan penggemburan tanah, sehingga biaya pengadaan MPHP dapat
dialokasikan dari biaya pemeliharaan tanaman tersebut.
10. Pada musim kering (kemarau), MPHP dapat menekan penguapan air
dari dalam tanah, sehingga tidak terlalu sering untuk melakukan penyiraman
(pengairan).
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
Salah satu faktor penghambat peningkat-an produksi cabai adalah adanya serangan
hama dan penyakit yang fatal. Kehilangan hasil produksi cabai karena serangan
7/31/2019 TEKNIK BUDIDAYA cabai
12/22
penyakit busuk buah (Colletotrichum spp), bercak daun (Cercospora sp) dan
cendawan tepung (Oidium sp.) berkisar antara 5% - 30%. Strategi pengendalian
hama dan penyakit pada tanaman cabai diajurkan penerapan pengendalian secara
terpadu. Komponen Pengendalian Hama dan Penyakit secara Terpadu (PHPT) ini
mencakup pengen-dalian kultur teknik, hayati (biologi), varietas yang tahan
(resisten), fisik dan mekanik, peraturan-peraturan, dan cara kimiawi.
HAMA CABAI
Ulat Grayak(Spodoptera litura)
Serangga dewasa dari hama ini adalah kupu-kupu, berwarna agak gelap dengan
garis agak putih pada sayap depan. Meletakkan telur secara berkelompok di atas
daun atau tanaman dan ditutp dengan bulu-bulu. Jumlah telur tiap betina antara 25-
500 butir. Telur akan menetas menjadi ulat (larva), mula-mula hidup ber-kelompok
dan kemudian menyebar. Ciri khas dari larva (ulat) grayak ini adalah terdapat
bintik-bintik segitiga berwarna hitam dan bergaris-garis kekuningan pada sisinya.
Larva akan menjadi pupa (kepompong) yang dibentuk di bawah permukaan tanah.
Daur hidup dari telur menjadi kupu-kupu berkisar antara 30 - 61 hari. Stadium yangmembahayakan dari hama Spodoptera litura adalah larva (ulat). Menyerang
bersama-sama dalam jumlah yang sangat besar. Ulat ini memangsa segala jenis
tanaman (polifag), termasuk menyerang tanaman cabai. Serangan ulat grayak terjadi
di malam hari, karena kupu-kupu maupun larvanya aktif di malam hari. Pada siang
hari bersembunyi di tempat yang teduh atau di permukaan daun bagian bawah.
Hama ulat grayak merusak di musim kemarau dengan cara memakan daun mulai
dari bagian tepi hingga bagian atas maupun bawah daun cabai. Serangan hama ini
menyebabkan daun-daun berlubang secara tidak beraturan; sehingga menghambat
proses fotosintesis dan akibatnya produksi buah cabai menurun. Pengendalian
secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Mekanis, yaitu mengumpulkan telur dan ulat-ulatnya dan langsung
dibunuh.
7/31/2019 TEKNIK BUDIDAYA cabai
13/22
1. Kultur teknis, yaitu menjaga kebersihan kebun dari gulma dan sisa-
sisa tanaman yang menjadi tempat persembunyian hama, serta melakukan
rotasi tanaman.
1. Hayati (biologis) kimiawi, yaitu disemprot dengan insektisida
berbahan aktif Bacilus thuringiensis seperti Dipel, Florbac, Bactospeine, dan
Thuricide.
1. Sex pheromone, yaitu perangkap ngengat (kupu-kupu) jantan. Sex
pheromone merupakan aroma yang dikeluarkan serangga betina dewasa yang
dapat menimbulkan rangsangan sexual (birahi) pada serangga jantan dewasa
untuk menghampiri dan melakukan perkawinan sehingga membuahkan
keturunan. Sex pheromone dari Taiwan yang di Indonesia diberi nama
"Ugratas" atau Ulat Grayak Berantas Tuntas berwarna "merah" sangat efektif
untuk dijadikan perangkap kupu-kupu dewasa dari ulat grayak (S. litura).
Cara pemasangan Ugratas merah ini adalah dimasukkan ke dalan botol bekas
aqua volume 500 cc yang diberi lubang kecil untuk tempat masuknya kupu-
kupu jantan. Untuk 1 hektar kebun cabai cukup dipasang 5-10 buah Ugratas
merah, dengan cara digantungkan sedikit lebih tinggi di atas tanaman cabai.
Daya tahan (efektivitas) Ugratas ini + 3 minggu, dan tiap malam bekerja
efektif sebagai perangkap ngengat jantan. Keuntungan penggunaan Ugratas
ini antara lain : aman bagi manusia dan ternak, tidak berdampak negatif
terhadap lingkungan, dapat menekan penggunaan insektisida, tidak
menimbulkan kekebalan hama, dan dapat memperlambat perkem-bangan
hama tersebut.
1. Kimiawi, yaitu disemprot insektisida seperti Hostathion 40 EC 2 cc/lt
atau Orthene 75 SP 1 gr/lt.
Kutu Daun (Myzus persicae Sulz.)
Kutu daun atau sering disebut Aphid tersebar di seluruh dunia. Hama ini memakan
segala jenis tanaman (polifag), lebih dari 100 jenis tanaman inang, termasuk
tanaman cabai. Kutu daun berkembang biak dengan 2 cara, yaitu dengan
perkawinan biasa dan tanpa perkawinan atau telur-telurnya dapat berkembang
menjadi anak tanpa pembuahan (partenogenesis). Daur hidup hama ini berkisar
7/31/2019 TEKNIK BUDIDAYA cabai
14/22
antara 7 - 10 hari. Hama ini menyerang tanaman cabai dengan cara mengisap cairan
daun, pucuk, tangkai bunga ataupun bagian tanaman lainnya. Serangan berat
menyebabkan daun-daun melengkung, keriting, belang-belang kekuningan
(klorosis) dan akhirnya rontok sehingga produksi cabai menurun.
Kehadiran kutu daun di kebun cabai, tidak hanya menjadi hama tetapi juga
berfungsi sebagai penular (penyebar) berbagai penyakit virus. Di samping itu, kutu
daun mengeluarkan cairan manis (madu) yang dapat menutupi permukaan daun.
Cairan manis ini akan ditumbuhi cendawan jelaga berwarna hitam sehingga
menghambat proses fotosintesis. Serangan kutu daun menghebat pada musim
kemarau.
Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Kultur teknik, yaitu menanam tanaman perangkap (trap crop) di
sekeliling kebun cabai, misalnya jagung.
1. Kimiawi, yaitu dengan semprotan insektisida yang efektif dan selektif
seperti Deltamethrin 25 EC pada konsentrasi 0,1 - 0,2 cc/liter, Decis 2,5 EC
0,04%, Hostathion 40EC 0,1% atau Orthene 75 SP 0,1%.
Lalat Buah (Dacus ferrugineus)
Serangga dewasa panjangnya + 0.5 cm, berwarna coklat-tua, dan meletakkan
telurnya di dalam buah cabai. Telur tersebut akan menetas, kemudian merusak buah
cabai. Buah-buah yang diserang akan menjadi bercak-bercak bulat, kemudian
membusuk dan berlubang kecil. Buah cabai yang terserang akan dihuni larva yangpandai meloncat-loncat. Akibatnya semua bagian buah cabai rusak, busuk, dan
berguguran (rontok). Daur hidup hama ini lamanya sekitar 4 minggu, dan
pembentukan stadium pupa terjadi di atas permukaan tanah.
Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Kultur teknik, yaitu dengan pergiliran tanaman yang bukan tanamaninang lalat buah.
7/31/2019 TEKNIK BUDIDAYA cabai
15/22
1. Mekanis, yaitu dengan mengumpul-kan buah cabai yang terserang,
kemudian dimusnahkan.
1. Kimiawi, yaitu dengan pemasangan perangkap beracun "metil
eugenol" atau protein hydrolisat yang efektif terhadap serangga jantan
maupun betina. Dapat pula disemprot langsung dengan insektisida seperti
Buldok, Lannate ataupun Tamaron.
Thrips (Thrips sp.)
Spesies Thrips yang sering ditemukan adalah T. tabaci yang hidupnya bersifat
pemangsa segala jenis tanaman (polifag). Serangga Thrips sangat kecil, panjang + 1
mm, berkembang biak tanpa pembuahan sel telur (partenogenesis) dan siklus
hidupnya berlangsung selama 7 - 12 hari. Hama Thrips menyerang hebat pada
musim kemarau dengan memperlihatkan gejala serangan strip-strip pada daun dan
berwarna keperakan. Serangan yang berat dapat mengakibatkan matinya daun
(kering). Thrips ini kadang-kadang berperan sebagai penular (vektor) penyakit
virus.
Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Kultur teknis, yaitu dengan pergiliran tanaman atau tidak menanam
cabai secara bertahap dengan selisih waktu cukup lama karena tanaman muda
akan terserang parah.
1. Kimiawi, yaitu dengan disemprot insektisida Deltamethrin 25 EC 0,1-
0,7 cc/lt, Triazophos 40 EC 0,5-2,0 cc/lt, Endosulfan 25 EC 0,5-2,0 cc/lt, atau
juga Decis 2,5 EC (0,04%), Hostathion 20 EC (0,2%) maupun Mesurol 50
WP (0,1-0,2%).
Tungau (Tarsonemus translucens)
Tungau berukuran sangat kecil, tetapi bersifat pemangsa segala jenis tanaman
(polifag). Serangga dewasa panjangnya + 1 mm, bentuk mirip laba-laba, dan aktif di
7/31/2019 TEKNIK BUDIDAYA cabai
16/22
siang hari. Siklus hidup tungau berkisar selama 14-15 hari. Tungau menyerang
tanaman cabai dengan cara mengisap cairan sel daun atau pucuk tanaman. Akibat
serangannya dapat menimbulkan bintik-bintik kuning atau keputihan. Serangan
yang berat, terutama di musim kemarau, akan menyebabkan cabai tumbuh tidak
normal dan daun-daunnya keriting. Pengendalian tungau dapat dilakukan dengan
cara disemprot insektisida akarisasi seperti Omite EC (0,2%) atau Mitac 200 EC
(0,2%).
PENYAKIT CABAI
Layu Bakteri (Pseudomonas solana-cearum E.F. Smith)
Bakteri layu mempunyai banyak tanaman inang, diantaranya adalah tomat, kentang,
kacang tanah dan cabai. Penyebaran penyakit layu bakteri dapat melalui benih,
bibit, bahan tanaman yang sakit, residu tanaman, irigasi (air), serangga, nematoda
dan alat-alat pertanian. Bakteri layu biasanya menghebat pada tanaman cabai di
dataran rendah. Gejala kelayuan tanaman cabai terjadi mendadak, dan akhirnya
menyebabkan kematian tanaman dalam beberapa hari kemudian. Bakteri layu
menyerang sistem perakaran tanaman cabai. Bila pangkal batang cabai yang
diserang, dipotong atau dibelah, kemudian direndam dalam gelas berisi air bening,
maka setelah beberapa menit digoyang-goyangkan akan keluar cairan berwarna
coklat susu atau berkas pembuluh batangnya berwarna coklat berlendir (slime
bakteri). Gejala yang dapat diamati secara visual pada tanaman cabai adalah
kelayuan tanaman mulai dari bagian pucuk, kemudian menjalar ke seluruh bagian
tanaman. Daun menguning dan akhirnya mengering serta rontok. Penyakit bakteri
layu dapat menyerang tanaman cabai pada semua tingkatan umur, tetapi paling peka
adalah tanaman muda atau menjelang fase berbunga maupun berbuah.
Pengendalian penyakit bakteri layu harus dilakukan secara terpadu, yaitu :
1. Perlakuan benih atau bibit sebelum tanam dengan cara direndam dalam
bakterisida Agrimycin atau Agrept 0,5 gr/lt selama 5-15 menit.
7/31/2019 TEKNIK BUDIDAYA cabai
17/22
1. Perbaikan drainase tanah di sekitar kebun agar tidak becek atau
menggenang.
1. Pencabutan tanaman yang sakit agar tidak menular ke tanaman yang
sehat.
1. Penggunaan bakterisida Agrimycin atau Agrept dengan cara
disemprotkan atau dikocor di sekitar batang tanaman cabai tersebut yang
diperkirakan terserang bakteri P. solanacearum.
1. Pengelolaan (manajemen) lahan, misalnya dengan pengapuran tanah
ataupun pergiliran tanaman yang bukan famili Solanaceae
Layu Fusarium (Fusarium oxysporum Sulz.)
Layu Fusarium disebabkan oleh organisme cendawan bersifat tular tanah. Biasanya
penyakit ini muncul pada tanah-tanah yang ber pH rendah (masam). Gejala
serangan yang dapat diamati adalah terjadinya pemucatan warna tulang-tulang daun
di sebelah atas, kemudian diikuti dengan merunduknya tangkai-tangkai daun;
sehingga akibat lebih lanjut seluruh tanaman layu dan mati. Gejala kelayuan
tanaman seringkali sulit dibedakan dengan serangan bakteri layu (P. solanacearum).
Untuk membuktikan penyebab layu tersebut dapat dilakukan dengan cara
memotong pangkal batang tanaman yang sakit, kemudian direndam dalam gelas
berisi air bening (jernih). Biarkan rendaman batang tadi sekitar 5-15 menit,
kemudian digoyang-goyangkan secara hati-hati. Bila dari pangkal batang keluar
cairan putih dan terlihat suatu cincin berwarna coklat dari berkas pembuluhnya, hal
itu menandakan adanya serangan Fusarium.
Pengendalian penyakit layu Fusarium dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
1. Perlakuan benih atau bibit dengan cara direndam dalam larutan
fungisida sistemik, misalnya Benlate ataupun Derosal 0,5-1,0 gr/lt air selama
10-15 menit.
1. Pengapuran tanah sebelum tanam dengan Dolomit atau Captan (Calcit)
sesuai dengan angka pH tanah agar mendekati netral.
1. Pencabutan tanaman yang sakit agar tidak menjadi sumber infeksi bagi
tanaman yang sehat.
7/31/2019 TEKNIK BUDIDAYA cabai
18/22
1. Pengaturan pembuangan air (drainase), dengan cara pembuatan
bedengan yang tinggi, terutama pada musim hujan.
1. Penyiraman larutan fungisida sistemik seperti Derosal, Anvil, Previcur
N dan Topsin di sekitar batang tanaman cabai yang diduga sumber atau
terkena cendawan.
Bercak Daun dan Buah (Collectro-tichum capsici (Syd). Butl. et. Bisby).
Bercak daun dan buah cabai sering disebut penyakit Antraknose atau "patek".
Penyakit ini menjadi masalah utama di musim hujan. Disebabkan oleh
cendawan Gloesporium piperatum Ell. et. Ev dan Colletotrichum capsici. Cendawan
G. piperatum umumnya menyerang buah muda dan menyebabkan mati ujung.
Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan terbentuknya bintik-bintik kecil
kehitaman dan berlekuk, serta tepi bintik berwarna kuning. Di bagian lekukan akan
terus membesar dan memanjang yang bagian tengahnya berwarna gelap. Cendawan
C. capsici lebih sering menyebabkan buah cabai membusuk. Gejala awal serangan
ditandai dengan terbentuknya bercak coklat-kehitaman pada buah, kemudian meluas
menjadi busuk-lunak. Pada bagian tengah bercak terdapat titik-titik hitam yang
merupakan kumpulan dari konidium cendawan. Serangan yang berat menyebabkan
buah cabai mengkerut dan mengering menyerupai "mummi" dengan warna buah
seperti jerami.
Pengandalian dapat dilakukan dengan cara :
1. Perlakuan benih, yaitu direndam dalam larutan fungisida berbahan aktif
Benomyl atau Thiram, misalnya Benlate pada dosis 0,5/lt, ataupun berbahan
aktif Captan (Orthocide) dengan dosis 1 gr/lt. Lamanya perendaman benih
antara 4-8 jam.
1. Pengaturan jarak tanam yang sesuai sehingga kondisi kebum tidak
terlalu lembab. Pada musim kemarau dapat menggunakan jarak tanam 50 x
70 cm, sedangkan di musim hujan 60 x 70 cm ataupun 65 x 70 cm, baik
sistem segi empat atau segi tiga zig-zag.
7/31/2019 TEKNIK BUDIDAYA cabai
19/22
1. Pembersihan (sanitasi) lingkungan yaitu dengan cara menyiang gulma
atau sisa-sisa tanaman yang ada di sekitar kebun agar tidak menjadi sarang
hama dan penyakit.
1. Buah cabai yang sudah terserang penyakit dikumpulkan, kemudian
dimusnahkan (dibakar).
1. Penyemprotan dengan fungisida seperti Kasumin 2 cc/lt, Difolatan 4
cc/lt, Phycozan, Dithane M-45, Daconil, Topsin, Antracol dan Delsen.
Fungisida-fungisida tersebut efektif menekan Antraknosa.
1. Rotasi tanaman, yakni pergiliran tanaman yang bukan famili
Solanaceae (tomat, kentang, terung, tambakau). Tujuan rotasi tanaman ini
adalah untuk memotong siklus hidup cendawan penyebab penyakit
Antraknosa.
BercakDaun (Cercospora capsici Heald et Wolf)
Penyebab penyakit bercak daun adalah cendawan Cercospora capsici. Gejala
serangan penyakit ditandai dengan bercak-bercak bulat kecil kebasah-basahan.
Berikutnya bercak akan meluas dengan garis tengah +0,5 cm. Di pusat bercak
nampak berwarna pucat sampai putih dengan tepinya berwarna lebih tua. Serangan
yang berat (parah) dapat menyebabkan daun menguning dan gugur, ataupun
langsung berguguran tanpa didahului menguningnya daun. Pengen-dalian penyakit
ini dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kebun, dan disemprot fungisida
seperti Topsin, Velimek, dan Benlate secara berselang-seling.
Bercak Alternaria (Alternaria solani Ell & Marf)
Penyebab penyakit bercak Alternaria adalah cendawan. Gejala serangan penyakit ini
adalah ditandai dengan timbulnya bercak-bercak coklat-tua sampai kehitaman
dengan lingkaran-lingkaran konsentris. Bercak-bercak ini akan membesar dan
bergabung menjadi satu. Serangan penyakit bercak Alternaria dimulai dari daun
yang paling bawah, dan kadang-kadang juga menyerang pada bagian batang.
Pengendalian penyakit bercak Alternaria antara lain dengan cara menjaga
kebersihan kebun, dan disemprot fungisida seperti Cupravit, Dithane M-45 dan
Score, secara berselang-seling.
7/31/2019 TEKNIK BUDIDAYA cabai
20/22
Busuk Daun dan Buah (Phytophthora spp)
Penyakit busuk daun dapat pula menyebabkan busuk buah cabai. Gejala serangan
nampak pada daun yaitu bercak-bercak kecil di bagian tepinya, kemudian
menyerang seluruh batang. Batang tanaman cabai juga dapat diserang oleh penyakit
ini, ditandai dengan gejala perubahan warna menjadi kehitaman. Buah-buah cabai
yang terserang menunjukkan gejala awal bercak-bercak kebasahan, kemudian
meluas ke arah sumbu panjang, dan akhirnya buah akan terlepas dari kelopaknya
karena membusuk. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara
pengaturan jarak tanam yang baik, yaitu di musim hujan idealnya 70 x 70 cm,
mengumpulkan buah cabai yang busuk untuk dimusnahkan, dan disemprot
fungisida seperti Sandovan MZ, Kocide atau Polyram secara berselang-seling.
Virus
Penyakit virus pada tanaman cabai di pulau Jawa dan Lampung ditemukan
adanya Cucumber Mosaic Virus (CMV),Potato Virus Y(PVY), Tobacco Etch
Virus (TEV), Tobacco Mosaic Virus (TMV), Tobacco Rattle Virus(TRV), dan
juga Tomato Ringspot Virus (TRSV).
Gejala penyakit virus yang umum ditemukan adalah daun mengecil, keriting, dan
mosaik yang diduga oleh TMV, CMV dan TEV. Penyebaran virus biasanya dibantu
oleh serangga penular (vektor) seperti kutu daun dan Thrips. Tanaman cabai yang
terserang virus seringkali mampu bertahan hidup, tetapi tidak menghasilkan buah.
Pengendalian penyakit virus ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Pemberantasan serangga vektor (penular) seperti Aphids dan Thrips
dengan semprotan insektisida yang efektif.
1. Tanaman cabai yang menunjukkan gejala sakit dan mencurigakan
terserang virus dicabut dan dimusnahkan.
1. Melakukan pergiliran (rotasi) tanaman dengan tanaman yang bukan
famili Solanaceae.
Penyakit Fisiologis
7/31/2019 TEKNIK BUDIDAYA cabai
21/22
Merupakan keadaan suatu tanaman menderita sakit atau kelainan, tetapi
penyebabnya bukan oleh mikroorganisme. Beberapa contoh penyakit fisiologis pada
tanaman cabai yang paling sering ditemukan adalah kekurangan unsur hara Kalsium
(Ca), dan terbakarnya buah cabai akibat sengatan sinar matahari, terutama pada
cabai Paprika. Tanaman cabai yang kekurangan unsur Ca akan menunjukkan gejala
pada buahnya terdapat bercak hijau-gelap, kemudian menjadi lekukan bacah coklat
kehitam-hitaman. Jaringan di tempat bercak menjadi rusak sampai ke bagian dalam
buah. Bentuk buah cabai menjadi pipih dan berubah warna lebih awal (sebelum
waktunya). Biasanya kekurangan Ca pada stadium buah rusak akan diikuti
tumbuhnya cendawan. Usaha pencegahan kekurangan Ca dapat dilakukan dengan
cara pengapuran sewaktu mengolah tanah, diikuti pemupukan berimbang, dan
pengairan kebun secara merata. Bila tanaman cabai atau paprika sedang produktif
berbuah tetapi baru diketahui kekurangan Ca, maka dapat disemprot dengan pupuk
daun yang banyak mengandung unsur Ca, seperti Growmore Kalsium. Cabai
paprika tidak tahan terhadap sinar matahari, sehingga bila mengenai permukaan
buah akan menyebabkan terbakarnya kulit dan bagian dalam buah. Gejala yang
nampak di bagian luar adalah warna kulit buah berubah menjadi keputih-putihan
hingga kecoklatan dan mengkerut. Meskipun tidak menjadi busuk basah, tetapi
warna buah menjadi jelek dan kualitasnya menurun (rendah). Pengendalian terhadap
sengatan sinar matahari adalah melindungi tanaman dengan sungkup beratapkan
plastik transparan (bening). Menurut penelitian, fungsi naungan plastik bening
selain dapat mengurangi (mereduksi) intensitas cahaya matahari, juga dapat
mengurangi tingginya temperatur tanah dan defisit air; sehingga dapat
meningkatkan kelembaban relatif tanah di sekitar pertanaman paprika. Di samping
itu, pengaruh naungan plastik bening dapat meningkatkan hasil (bobot) buah total.
PANEN & PASCA PANEN
PANEN CABAI HIBRIDA
Panen cabai hibrida sangat dipengaruhi oleh faktor jenis atau varietasnya, dan
lingkungan tempat tanam. Di dataran rendah, umumnya cabai mulai dipanen pada
umur 75-80 hari setelah tanam. Panen berikutnya dilakukan selang 2-3 hari sekali.
Sedangkan di dataran tinggi (pegunungan), panen perdana dapat dimulai pada umur
7/31/2019 TEKNIK BUDIDAYA cabai
22/22
90-100 hari setelah tanam. Selanjutnya pemetikan buah dilakukan selang 6-10 hari
sekali. Khusus untuk sasaran ekspor, panen cabai dipilih pada tingkat kemasakan
85% - 90% saat warna buah merah-kehitaman. Di dataran rendah, panen cabai
untuk tujuan ekspor dapat diatur 2 hari sekali ; sedangkan di dataran tinggi antara 4-
6 hari sekali. Pada cabai paprika, persyaratan layak panen adalah bila buahnya telah
mencapai ukuran maksimal, hampir matang tetapi warnanya masih hijau. Buah
cabai paprika yang dipanen terlalu muda bobotnya akan menurun secara drastis dan
kurang tahan angkut (cepat rusak). Sebaliknya, buah cabai paprika yang dipanen
terlalu matang atau warnanya sudah merah, maka kualitasnya kurang disukai pasar
(konsumen). Kecuali beberapa varietas cabai paprika memang khusus untuk
dipanen buah merah ataupun buah kuning.
Cara panen cabai hibrida adalah memetik buah bersama tangkainya secara hati-hati
di saat cuaca terang. Hasil panen dimasukkan ke dalam wadah, kemudian
dikumpulkan di tempat penampungan. Pada pertanaman yang baik, dapat
menghasilkan produksi antara 20-40 ton/ha. Khusus cabai paprika minimal dapat
menghasilkan 5-10 ton/hektar, harga jualnya lebih mahal dibanding dengan jenis-
jenis cabai lainnya.