FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN TB PARU Oleh : Amar Ma’ruf (P07133112001)
FAKTOR-FAKTOR RISIKO
YANG BERHUBUNGAN
DENGAN TB PARU
Oleh :
Amar Ma’ruf
(P07133112001)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan penyakitmenular langsung yang disebabkan oleh kumanMycobacterium tuberculosis.
Sebagian besar menyerang paru, tetapi dapatjuga mengenai organ tubuh lainnya.
Berdasarkan laporan WHO, tahun 2004 jumlahseluruh kasus TB paru di dunia sebanyak 16,2 juta jiwa
Pasien TB paru di Indonesia lebih dari 600.000 orang
TB paru di Indonesia merupakan pembunuh
nomor 1 di antara penyakit menular lainnya
Mulai tahun 1995, program penanggulangan
TB paru nasional mengadopsi strategi DOTS
(Directly Observed Treatment Shortcourse)
yang direkomendasi WHO
Strategi DOTS telah dibuktikan dengan
berbagai uji coba lapangan dapat memberikan
angka kesembuhan yang tinggi.
B. Rumusan Masalah
Adakah faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian kasus baru TB paru pada
keluarga penderita TB paru BTA (+) di
Puskesmas Karangdoro Kota Semarang.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi dinas kesehatan kota Semarang dan
puskesmas Karangdoro dalam memberikan
pelayanan dan penyusunan rencana kegiatan
penanggulangan penyakit TB paru di kota
Semarang
2. Sebagai informasi kepada masyarakat
tentang faktor risiko yang berhubungan
dengan kejadian kasus baru TB paru
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyakit Tuberkulosis
1. Tuberkulosis (TBC)
2. Kuman TB paru
3. Cara Penularan
4. Riwayat Terjadinya Tuberkulosis
5. Gejala Klinis TB paru
6. Klasifikasi TB paru
7. Cara Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit TB paru
8. Diagnosis Penderita TB paru
9. Pengobatan
B. Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Kasus Baru TB paru
1. Umur
2. Pendidikan
3. Lama Kontak keluarga dengan
penderita TB paru
4. Perilaku
5. Pengetahuan
6. Status Ekonomi
7. Kepadatan Hunian
8. Kebiasaan Merokok
C. Kerangka Teori
Predisposing factors :pengetahuan tentang TB parusikap responden tentang TB paru
Enabling factors / faktor
pendukung :
•petugas kesehatan
•jarak rumah ke tempat
pelayanan kesehatan
•ketersediaan obat TB paru
Reinforcing factors / faktor
penguat :
•sikap dan perilaku petugas
anggota keluarga yang
menderita TB paru
Perilaku :
•Lama kontak dengan penderita TB
paru
•kebiasaan merokok
•kebiasaan meludah
•tidak menutup mulut saat batuk
Lingkungan :
•kepadatan hunian
•ventilasi
•pencahayaan
•kelembaban
•kondisi lantai
•suhu
Faktor ekonomi :status gizipendapatan per kapita
TB paru BTA (+)
Kejadian kasus baru TB paru pada keluarga
Karakteristik responden:umurpendidikanjenis kelamin
Ket. Tebal = variabel yg ditelitiTidak tebal = variabel yg tidak diteliti
D. Kerangka Konsep
Umur
Pendidikan
Pengetahuan
Lama Kontak
Pendapatan per Kapita
Kepadatan Hunian
TB paru BTA positif
Kejadian kasus baru TB paru pada
keluarga
E. Hipotesis1. Ada hubungan yang signifikan antara
umur dengan kejadian TB paru padakeluarga.
2. Ada hubungan yang signifikan antarapendidikan dengan kejadian TB parupada keluarga
3. Ada hubungan yang signifikan antarapengetahuan degan kejadian TB parupada keluarga.
4. Ada hubungan yang signifikan antara
lama kontak penderita dengan kejadian
TB paru pada keluarga.
5. Ada hubungan yang signifikan antara
pendapatan per kapita dengan kejadian
TB paru pada keluarga
6. Ada hubungan yang signifikan antara
kepadatan hunian dengan kejadian TB
paru pada keluarga.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan
B. Populasi dan Sampel
C. Variabel dan Definisi Operasional
D. Metode Pengumpulan Data
E. Metode Pengolahan Data
F. Metode Analisis Data
A. Gambaran Umum Penelitian1. Lokasi Penelitian2. Analisis Univariat
▪ Umur
▪ Pendidikan
▪ Pengetahuan Fesponden dengan TB Paru
▪ Lama Kontak
▪ Pendapatan per Kapita
▪ Kepadatan Hunian
▪ Kejadian Kasus Baru TB Paru
3. Analisis Bivariat Hubungan Antara Umur dengan Kejadian Kasus Baru TB
Paru
Hubungan Antara Pendidikan dengan Kejadian Kasus Baru TB Paru
Hubungan Antara Pengetahuan dengan Kejadian Kasus Baru TB Paru
Hubungan Antara Lama Kontak dengan Kejadian Kasus Baru TB Paru
Hubungan Antara Pendapatan Per Kapita dengan Kejadian Kasus Baru TB Paru
Hubungan Antara Kepadatan Hunian dengan Kejadian Kasus Baru TB Paru
B. Pembahasan
1. UmurHasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden
terbanyak adalah usia produktif yaitu 80,0 %
2. PendidikanHasil penelitian menunjukkan bahwa terbanyak
responden berpendidikan sekolah dasar (SD)
sebanyak 34,3 %
3. PengetahuanHasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
responden mempunyai pengetahuan kurang sebanyak
62,9 %
4. Lama Kontak
Jumlah responden yang lama tinggal dengan penderita
lebih dari sama dengan 3 bulan sebanyak 34,3 % yang
tertular TB paru
5. Pendapatan Per Kapita
Sebagian besar responden mempunyai pendapatan per
kapita keluarga rendah yaitu 74,3 %
6. Kepadatan Hunian
Sebagian besar responden adalah padat hunian
dengan persentase 57,1 %
7. Kejadian kasus baru TB Paru pada keluarga penderita TB paru BTA (+), diantara 35 responden ada 37,1 % kasus baru TB Paru.
8. Tidak ada hubungan antara umur dengan kejadian kasus baru TB Paru pada keluarga penderita TB paru BTA (+) dengan nilai p = 0,355 (p > 0,05).
9. Ada hubungan yang signifikan antara Pendidikan dengan kejadian kasus baru TB Paru pada keluarga penderita TB paru BTA (+) dengan nilai p = 0,016 ( p < 0,05).
10. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian kasus baru TB Paru pada keluarga penderita TB paru BTA (+) dengan nilai p = 0,086 ( p > 0,05).
11. Ada hubungan yang signifikan antara lama kontak dengan kejadian kasus Baru TB Paru pada keluarga penderita TB paru BTA (+)dengan nilai p = 0,001 ( p < 0,05).
12. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatan per Kapita dengan kejadian kasus baru TB Paru pada keluarga penderita TB paru BTA (+) dengan p = 0,140 ( p > 0,05).
13. Ada hubungan yang signifikan hubungan antara kepadatan hunian dengan kejadian kasus baru TB Paru pada keluarga penderita TB paru BTA (+) dengan nilai p = 0,030 ( p < 0,05).
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
A. KesimpulanBerdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Mayoritas responden dengan kategori umur produktif sebanyak 80%.
2. Sebagian responden berpendidikan tamat SD sebanyak 34,3%.
3. Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang kurang tentang penyakit TB paru sebanyak 62,9%.
4. Sebagian besar responden mempunyai lama kontak < 3 bulan dengan penderita TB Paru sebanyak 65,7%.
5. Sebagian besar responden mempunyai pendapatan per kapita keluarga rendah sebanyak 74,3%.
6. Sebagian besar responden termasuk padat huniannya sebanyak 57,1%.
7. Tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan
kejadian kasus baru TB paru.
8. Ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan
kejadian kasus baru TB paru.
9. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
dengan kejadian kasus baru TB paru.
10. Ada hubungan yang signifikan antara lama kontak
dengan kejadian kasus baru TB paru.
11. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatan
per kapita dengan kejadian kasus baru TB paru
12. Ada hubungan yang signifikan antara kepadatan hunian
dengan kejadian kasus baru TB paru.
B. Saran
1. Kepada Puskesmas Karangdoro dan dinas
kesehatan kota Semarang
2. Kepada masyarakat umum
TERIMA KASIH