Top Banner
Berjalan di Atas Manhaj Ahlus Sunnah :: Edisi 6 Tahun VI :: Ramadhan 1435/Juli 2014 :: www.tauhidullah.com AKU BERSYUKUR MENJADI MUSLIM TAUHIDULLAH MENJELANG KEMENANGAN RAMADHAN
40

Tauhidullah Juli 2014

Dec 27, 2015

Download

Documents

brillyelrasheed

Majalah Islam Bulanan Gratis untuk Semua Kalangan edisi Juli 2014/Ramadhan 1435
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tauhidullah Juli 2014

Berjalan di Atas Manhaj Ahlus Sunnah

:: Edisi 6 Tahun VI :: Ramadhan 1435/Juli 2014 ::

www.tauhidullah.com

AKU BERSYUKUR MENJADI

MUSLIM

TAUHIDULLAH

MENJELANG KEMENANGAN

RAMADHAN

Page 2: Tauhidullah Juli 2014

AQIQAHSUNNAH

SESUAI

TIDAK LAGI

SUSAH

Ramadhan Sudah DatangBeraqiqah Sambil Berinfaq!

PAKET MENTAH MASAK NASI KOTAK KET.SUNNAH 1 850.000 1.000.000 1.540.000 Sate 225 tsk +

Gule 60 Porsi

SUNNAH 2 950.000 1.100.000 1.820.000 Sate 275 tsk + Gule 80 porsi

SUNNAH 3 1.100.000 1.250.000 2.150.000 Sate 325 tsk + Gule 100 porsi

SUNNAH 4 1.150.000 1.300.000 2.380.000 Sate 375 tsk + Gule 120 porsi

SUNNAH 5 1.250.000 1.400.000 2.660.000 Sate 425 tsk + Gule 130 porsi

SUNNAH 6 1.400.000 1.600.000 3.040.000 Sate 475 tsk + Gule 150 porsi

| Bonus krupuk udang, acar, bawang goreng, jeruk nipis | Layanan plus nasi dan buah dalam box | Menu sesuai pilihan (Sate, Gule, Krengsengan, Tongseng, Kikil, Sup, Daging Lapis, dll) | Gratis ongkos kirim wil. Surabaya | Pemesanan via 0813 3536 0320 atau ke kantor kami di Jl. Kedung Cowek

331, Surabaya |

Rincian Harga dan Paket Aqiqah Sunnah

(Harga dapat berubah sewaktu-waktu)

Salurkan infaq, zakat, shadaqah, waqaf, kafalah yatim dan janda, donasi pendidikan Islam, qurban dan lain sebagainya melalui Yayasan Tauhidullah. Insya Allah akan tersalurkan se-cara amanah dan sesuai sunnah.• Simpedes BRI 3188-01-005803-53-5• Syariah Mandiri 7060786814• Muamalat 7010075434Setelah transfer mohon konfirmasikan via SMS ke nomor 031 71119071

(Flexi) atau 08175057161 (XL) dengan format sebagai berikut. Contoh: • Telah transfer Rp 100.000,- yatim/BRI• Telah transfer Rp 500.000,- zakat mal/Muamalat• Telah transfer Rp 1.000.000,- fi sabilillah/Syariah Mandiri.Kami menyampaikan jazakumullah khairan katsiran atas kesediannya

dan kepercayaannya. Kami senantiasa mendoakan untuk para munfiq rizqi yang lebih melimpah penuh barakah dari Allah Ta’ala.

Kantor PP. Tauhidullah di Jl. Kedung Cowek, 331, Surabaya

Page 3: Tauhidullah Juli 2014

Se m o g a A l l a h meng iz -

inkan kita men-goptimalkan Ra-madhan 1435 ini dengan berbagai kebaikan. Amin.

Pembaca pasti berharap jauh-jauh hari agar ke-tika Ramadhan tiba, pembaca bisa menghiasi hari-harinya dengan shiyam (puasa), ti-lawah (membaca) Al-Qur`an, ber-shadaqah, shalat berjama’ah lima waktu, shalat tarawih berjama’ah, i’tikaf, dan amal-amal shalih lain-nya. Sekarang Ramadhan sudah kita dapati, pastikan harapan Anda itu terlaksana sekarang. Ke-napa? Tidak sedikit orang yang berharap bisa begini dan begitu tapi ketika Ramadhan tiba, hara-pan itu seolah tidak pernah ada.

Contoh mudahnya, jika sewaktu masih bulan Sya’ban kita berharap nanti saat Ramadhan bisa khatam Al-Qur`an enam kali, maka saat Ramadhan sudah tiba, jangan sekali-kali tergoda untuk tidak mengkhatamkan Al-Qur`an

enam kali. Contoh lain-

nya, jika sewak-tu masih bu-lan Sya’ban kita berharap nanti saat Ramadhan bisa melazimi shalat lima waktu berjama’ah di mas-jid, jangan sekali-kali tergoda untuk tidak shalat lima waktu berjama’ah di masjid.

Kenapa kita harus menepati harapan? Sebab jika kita tidak menepatinya be-rarti kita sudah menipu diri send-iri. Bukankah menipu diri sendiri adalah tindakan kebodohan yang memalukan?

Pembaca, semoga sajian kami edisi ini tidak membuat pembaca jengah. Pembaca, jangan lupa, ka-lau punya rizqi berlebih, salurkan infaq melalui kami! Insya Allah akan kami salurkan sesuai sun-nah.

Pembaca, sampaikan keluh kesah Anda terkait majalah kami yang mungkin kurang berkenan, melalui 081 515 526 665 dengan menyertakan identitas Anda.

RAMADHAN LAGI

1

TAQDIM

TAUHIDULLAHBerjalan di Atas Manhaj Ahlus Sunnah

:: Edisi 6 Tahun VI :: Ramadhan 1435/Juli 2014 ::

www.tauhidullah.com

Page 4: Tauhidullah Juli 2014

DAFTAR ISI

2

REDAKSIONAL

Penerbit: Pondok Pesantren Tauhidullah. Penasehat: Amien M. S. Naladigjaya. Pemimpin Umum: Ustadz Ridwan ibnu ‘Abdil ‘Aziz. Pemimpin Redaksi: Brilly Y. Will.. Redaktur Ahli: Ustadz Abu Isma’il Muslim, Ustadz Abu Zur’ah Ath-Thaybi. Kontributor: Abu ‘Ali, Adi Kurniawan, Abu ‘Abdirrahman, Zakariya. Design & Lay-out: Quantum Fiqih Art (081515526665). Distribusi & Marketing: Fathurrahman, Indra, ‘Abdullah Taslim. Alamat Redaksi: Jl. Kedung Cowek, 331, Surabaya. Call Center: 081335360320. Website: www.tauhidullah.com. Email: [email protected].

AKU BERSYUKUR MENJADI

MUSLIMMENJELANG KEMENANGAN

RAMADHAN

NIKMAT KESEHATAN DAN NIKMAT WAKTU LUANG

ILMU WARIS

MITOS KARBALA

MENYONGSONGLAILATUL QADAR

BERSAHA

JALABBAIKALLAAHUMMA

LABBAIK

3

8 13

16

21

27

3234

Page 5: Tauhidullah Juli 2014

Alhamdulillah aku benar-benar bersyukur kepada Allah I di-antara mereka ada yang ketun-

dukannya kepada hawa nafsunya sendiri, sehingga ia menjadi nafsu atao bahasa lain: SEBAGAI PENGEKOR NAFSSU.

Diantara mereka ada yang ketundu-kannya kepada gurunya, sehingga apa-pun yang dikatakan oleh gurunya diang-gap suatu kebenaran, meskipun ia harus sujud kepada kuburan, atau mengatakan sesuatu atas nama Allah terhadap apa-apa yang mereka tidak memilki pengeta-huan akan apa-apa yang mereka kataka-na itu.

Diantara mereka ada yang ketundu-kannya kepada golongannya atao yang sering kita sebut sebagai FANATISME GOLONGAN, sehingga ia rela memusuhi siapa saja yang tidak sefaham dengan-nya. Ya, tentunya hal ini sangat menakjub-kan dan menunjukkan jiwa satria ketika apa-apa yang dibelanya memang suatu kebenaran dari Allah dan RasulNya .

Ini adalah sebagian contoh saja dari

3

AQIDAH

Souvenir Kerang Laut Mutu Terjamin. Hubungi 031 773 5559/0821 391 381 11

AKU BERSYUKUR MENJADI

Oleh Ustadz Ridwan ibnu ‘Abdil ‘Aziz

MUSLIMAQIDAH

Page 6: Tauhidullah Juli 2014

para penyerah diri kepada selain Allah I dan mereka semua pada hakikatnya sama seperti kita yaitu untuk mem-peroleh keselamatan bagi dir-inya dari segala kemungkinan yang akan mencelakakan dir-inya.

Namun kebanyakan dari mereka tidak mengetahui bah-wa satu-satunya Dzat yang lay-ak untuk menjadi tempat pe-nyerahan diri itu hanyalah Al-lah I karena Dialah sebena-rnya Tuhan bagi semesta alam ini, sedangkan yang selainNya adalah bagian dari alam ini, dan semuanya adalah mahluk juga, yang sudah barang tentu tidak pantas menjadi tempat penyerahan diri dalam ke-adaan apapun.

Inilah alasan yang tepat di-mana kita senang dan bangga yang diliputi rasa syukur kare-na keberadaan kita di dunia yang sementara ini ternyata termasuk di antara hamba Al-lah yang muslim kepadaNya. Dan ini semoga merupakan isyarat dan kepastian bahwa kita termasuk yang dipilih olehNya, untuk menjadi dian-tara mereka yang dikasihiNya, dan menjadi golonganNya.

Dan aku senang dan bang-ga yang diliputi rasa syukur kepada Allah I dengan Is-lam yang aku yakini karena Is-lam adalah merupakan agama Allah I karena Islamlah satu-satunya agama yang di-wahyukan kepada para Nabi-Nya dan direkomendasikan kepada mereka untuk men-gajarkannya kepada ummat-ummat mereka. Dan Allah I telah menyatakan kepada kita di dalam kitab suciNya, bahwa ia adalah satu-satunya agama yang sah dan di terima olehNya, sebagaimana hal itu terdapat dalam surat: Ali-Im-ran: 19, Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. ....” .

Dan bahwasanya Allah I benar-benar mengan-cam kepada para hambaNya yang salah pilih dalam me-milih agama, sebagaimana hal itu bisa dilihat pada surat: Ali Imran: 85, Barangsiapa men-cari agama selain agama Is-lam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)dari-padanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi.

Berdasarkan ayat di atas

AQIDAH

4

Page 7: Tauhidullah Juli 2014

telah menunjukkan bahwasan-nya Allah I hanya akan me-nerima agama dari para ham-banya, islam yang telah di rid-hoi olehNya.

Dan aku senang dan bangga yang diliputi rasa syu-kur kepada Al-lah I dengan Islam yang aku yakini karena Islam adalah m e r u p a k a n agama para Ma-laikat, karena sepanjang se-jarah ajaran ke-agamaan yang kita pelajari kita dapati bahwa para Malaikat itu adalah para utusan Allah , dan perhubungan mereka adalah dengan para Nabi, bukan den-gan selain mereka dari nama-nama yang disebut-sebut oleh agama-agama selain Islam, seperti nama-nama dewa dan yang lainnya, dimana mereka sama sekali tidak ada hubun-gannya dengan para malai-kat, kacuali agama Yahudi dan agama Nashrani yang masih menyebut-nyebut nama seba-

gian malaikat, setelah mereka sudah sama-sama menyim-pang dari syariat para nabi mereka.

Dan aku senang dan bang-ga yang diliputi rasa syukur ke-pada Allah I dengan Islam yang aku yakini karena Islam adalah meru-pakan agama para Nabi dan Rasul seluruh-nya, karena mer-eka semua ber-dakwah kepada ummat mereka masing-masing kepada meny-

embah hanya kepada Allah I. Bukti kuat bahwa mereka semua berdakwah kepada ummat mereka masing-mas-ing kepada menyembah hanya kepada Allah I adalah pada beberapa dalil berikut ini.

Dakwah Nabiullah Nuh –alaihissalam- Al-A’rof: 58, “Ses-ungguhnya Kami telah meng-utus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-

5Souvenir Kerang Laut Mutu Terjamin. Hubungi 031 773 5559/0821 391 381 11

AQIDAH

Page 8: Tauhidullah Juli 2014

Nya.” Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Al-lah), aku takut kamu akan dit-impa azab hari yang besar (ki-amat).”

Dakwah Nabiullah Hud –alaihissalam- Al-A’rof: 65, “Dan (kami telah men-gutus) ke-pada kaum ‘Aad saudara mereka, Hud. ia berkata: “Hai kaumku, s e m b a h l a h Allah, seka-li-kali tidak ada Tuhan bagimu se-lain dari-Nya. Maka men-gapa kamu tidak bertak-wa kepada-Nya?”

Dakwah Nabiullah Sholih –alaihissalam- Al-A’rof: 73, Dan (kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka shaleh. ia berkata, “Hai kaum-ku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata

kepadamu dari Tuhammu. unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, Maka biarkanlah Dia Makan di bumi Allah, dan jan-ganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun,

(yang kare-nanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih.”

D a k w a h N a b i u l l a h Syu’aib –alai-h i s s a l a m - Al-A’rof: 85, “Dan (kami telah men-gutus) ke-pada pen-duduk Mad-yansaudara m e r e k a , Syu’aib. ia berkata: “Hai

kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesung-guhnya telah datang kepad-amu bukti yang nyata dari Tu-hanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya,

AQIDAH

6 Saatnya Parabola Siaran Islami. Hanya Sekali Bayar. Hubungi 0813 3536 0320!

AQIDAH

Page 9: Tauhidullah Juli 2014

dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesu-dah Tuhan memperbaikinya. yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman.”

Dan aku senang dan bang-ga yang diliputi rasa syukur kepada Allah I dengan Islam yang aku yakini karena Islam adalah merupakan agama para Nabi dan Rasul seluruhnya, karena mereka semua berda-kwah kepada ummat mereka masing-masing kepada me-nyembah hanya kepada Allah I Islam sungguh merupakan agama para Nabi dan Rasul, di-mana Allah I tidak akan me-nerima agama manapun dari selainnya, Allah I berfirman, “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Al-lah sangat cepat hisab-Nya.”

Ayat di atas memberita-kan kepada kita bahwasanya tidak agama di sisiNya yang Ia

terima dari seseorangpun se-lain islam, yaitu pengikut para Rasul dari sepanjang zaman hingga ditutup olehNya den-gan kenabian Rasulullah Mu-hammad r dimana beliau se-bagai penutup para Nabi dan Rasul, dan sebagai penutup semua jalan-jalan yang berke-naan dengan syariat atau agama, kecuali yang datang darinya dan yang didakwah-kan olehnya.

Maka barangsiapa kelak diakhirat, bagi siapapun yang terlahirkan setelah di utusnya Nabi Muhammad r ketika menghadap Allah I dengan membawa agama selain yang dijarkan oleh beliau maka hal itu tidak akan deiterima. Semoga aku dan anda semua bisa hadir dihadapan Allah I kelak pada hari kiamat dalam keadaan bersama Islam seu-tuhnya, amin.

Dan Allah telah me-nyatakan kepada

kita di dalam kitab suciNya, bahwa ia

adalah satu-satunya agama yang sah dan di terima olehNya...

7

AQIDAH

AQIDAH

Page 10: Tauhidullah Juli 2014

MANHAJ

8 Malem Minggu Ngaji Subulus Salam di Masjid Jariyat Jl. Kedung Cowek 331, SBY.

Ramadhan adalan bu-lan suci yang penuh rahmat dan barakah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala membuka pintu-pintu Al-Jan-nah (surga), menutup pintu-pintu neraka, dan membe-lenggu syaithan. Allah ‘Azza wa Jalla melipat gandakan amalan shalih yang tidak dik-etahui kecuali oleh Dia sendiri. Barangsiapa yang menyam-butnya dengan sungguh-sung-guh, bershaum degan penuh keimanan dan memperbanyak amalan shalih, serta menjaga diri dari perbuatan-perbua-tan yang bisa merusak ibadah shaumnya, niscaya Allah ‘Azza wa Jalla akan mengampuni dosa-dosanya dan akan me-lipatkan gandakan pahalanya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Barang siapa yang bershaum dengan penuh keimanan dan harapan (pahala dari Allah), niscaya Allah mengampuni dosa-dosa yang telah lampau.” (Mutta-faqun ‘alahi)

Rasulullah Shallallahu ‘ala-hi wa Sallam juga bersabda:

“Setiap amalan bani Adam

MENJELANG KEMENANGAN

RAMADHAN

Page 11: Tauhidullah Juli 2014

MANHAJ

9

akan dilipat gandakan sepu-luh kali lipat sampai tujuh ra-tus kali lipat, Allah berfirman: “kecuali ibadah shaum, shaum itu ibadah untuk-Ku dan Aku sendiri yang membalasnya.” (HR. Muslim)

Yang terpenting adalah mensyukuri atas limpahan ka-runia Allah dan rahmat-Nya. Janganlah nikmat yang besar ini kita nodai dan kita kotori dengan berbagai penyimpan-gan dan kemaksiatan. Nikmat itu akan semakin bertambah bila kita pandai mensyuku-rinya dan nikmat itu akan se-makin berkurang bahkan bisa sirna bila kita mengkufurinya.

Termasuk sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Al-lah, pada bulan yang penuh barakah ini kita ciptakan suasa yang penuh kondusif. Jangan kita nodai dengan perpeca-han. Kewajiban kita seorang muslim mengembalikan se-gala urusan kepada Allah dan Rasul-Nya, serta kepada para ulama bukan berdasarkan pendapat pribadi atau golon-gan.

Permasalah yang sering terjadi adalah perbedaan dalam menentukan awal ma-suknya bulan Ramadhan. Wa-hai saudara-saudaraku, in-gatlah sikap seorang muslim adalah mengembalikan kepa-da Kitabullah (Al-Qur’an) dan

As Sunnah dengan bimbingan para ulama yang terpercaya.

Rasulullah Shallallahu ‘ala-hi wa Sallam telah menetukan pelaksanaan shaum Ramad-han berdasarkan ru`yatul hilal. Beliau bersabda:

“Bershaumlah kalian ber-dasarkan ru`yatul hilal dan ber’idul fithrilah kalian ber-dasarkan ru`yatul hilal. Apabi-la (hilal) terhalangi atas kalian, maka sempurnakanlah bilan-gan bulan Sya’ban menjadi 30 hari.” HR. Al-Bukhari dan Mus-lim]

Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam juga menentukan pelaksanaan shaum Ramad-han secara kebersamaan. Ra-sulullah Shallallahu ‘alahi wa Sallam bersabda:

“Shaum itu di hari kalian (umat Islam) bershaum, (wak-tu) berbuka/beriedul Fitri adalah pada saat kalian ber-buka/beriedul Fitri, dan (wak-tu) berkurban/Iedul Adha di hari kalian berkurban.” (HR. At Tirmidzi dari shahabat Abu Hurairah)

Page 12: Tauhidullah Juli 2014

10 Saatnya Parabola Siaran Islami. Hanya Sekali Bayar. Hubungi 0813 3536 0320!

Al-Imam At-Tirmidzi ber-kata: “Sebagian ahlul ilmi menafsirkan hadits Abu Hurai-rah di atas dengan perkata-an (mereka), ‘sesungguhnya shaum dan ber’Idul Fitri itu (dilaksanakan) bersama Al-Jama’ah (Pemerintah Muslim-in) dan mayoritas umat Islam’.” (Tuhfatul Ahwadzi 2/37

Al-Imam Ahmad bin Han-bal rahimahullah berkata: “Seseorang (hendaknya) ber-shaum bersama pemerintah dan jama’ah (mayoritas) umat Islam, baik ketika cuaca cerah ataupun mendung.” Beliau juga berkata: “Tangan Allah bersama Al-Jama’ah.” (Majmu’ Fatawa 25/117)

Al-Imam Abul Hasan As-Sindi berkata: “Yang jelas, makna hadits ini adalah bah-wasanya perkara-perkara semacam ini (menentukan pelaksanaan shaum Rama-dhan, Iedul Fithri dan Iedul Adha –pen) keputusannya bu-kanlah di tangan individu, dan tidak ada hak bagi mereka untuk melakukannya sendiri-sendiri. Bahkan permasalahan semacam ini dikembalikan kepada pemerintah dan may-oritas umat Islam, dan dalam hal ini setiap individu pun wa-jib untuk mengikuti pemer-intah dan mayoritas umat Is-lam. Maka dari itu, jika ada seseorang yang melihat hilal (bulan sabit) namun pemer-

intah menolak persaksiannya, sudah sepatutnya untuk tidak dianggap persaksian terse-but dan wajib baginya untuk mengikuti mayoritas umat Is-lam dalam permasalahan itu.” (Ash-Shahihah 2/443)

Menaati pemerintah meru-pakan prinsip yang harus di-jaga oleh umat Islam. Terlebih pemerintah kita telah beru-paya menempatkan utusan-utusan pada pos-pos ru’yatul hilal di d berbagai daerah di segenap nusantara ini. Ra-sulullah. bersabda: “Barang-siapa menaatiku berarti telah menaati Allah, barangsiapa menentangku berarti telah menentang Allah, barangsia-pa menaati pemimpin (umat)ku berarti telah menaatiku, dan barang siapa menentang pemimpin (umat)ku berarti telah menentangku.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata: “Di dalam hadits ini terdapat keteran-gan tentang kewajiban me-naati para pemerintah dalam perkara-perkara yang bukan kemaksiatan. Adapun hik-mahnya adalah untuk menjaga persatuan dan kebersamaan (umat Islam), karena di dalam perpecahan terdapat keru-sakan.” (Fat-h Al-Bari, 13/120). Sebagai rasa syukur kita kepa-da Allah Subhanahu wa Ta’ala pula hendaklah kita hidupkan

MANHAJ

Page 13: Tauhidullah Juli 2014

11

bulan yang penuh barakah itu dengan amalan-amalan shalih, amalan-amalan yang ikhlash dan mencocoki sun-nah Rasulullah. Kita menjauh-kan dari amalan-amalan yang tidak ada contoh dari Rasu-lullah. Karena Rasulullah Shal-lallahu ‘alaihi wa Sallam telah berwasiat: “Barangsiapa yang membuat-buat amalan baru dalam agama kami yang bu-kan bagian darinya, maka per-buatannya tersebut tertolak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga bersabda: “Ba-

rangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak ada contoh dari kami, maka ama-lannya tersebut tertolak.” (HR. Muslim)

Para ‘ulama berkata : “Bah-wa hadits merupakan kaidah agung di antara kaidah-kaidah Islam. Ini merupakan salah satu bentuk jawami’ kalim (kalimat singkat namun bermakna luas) yang dimikili oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Hadits ini sangat jelas dalam membatalkan semua bentuk bid’ah dan hal-hal baru yang dibuat dalam agama. Lafazh kedua lebih bersifat umum, karena mencakup semua orang yang mengamalkan bid’ah, walaupun pembuatnya orang lain.”

Semestinya dalam me-nyambut Ramadhan Mubarak ini kita mempersiapkan iman dan niat ikhlash kita.

Hendaknya kita berniat untuk benar-benar mengisi Ramadhan ini dengan mening-katkan ibadah dan amal shalih. Baik puasa itu sendiri, mem-perbaiki kualitas ibadah shalat kita, berjama’ah di masjid, qi-yamul lail (shalat tarawih), tila-watul qur’an, memperbanyak dzikir, shadaqah, dan berb-agai amal shalih lainnya.

Tentunya itu semua butuh iman dan niat yang ikhlash, disamping butuh ilmu tentang

MANHAJ

Page 14: Tauhidullah Juli 2014

12

bagaimana tuntunan Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alai-hi wa Sallam dalam melak-sanakan berbagai amal shalih tersebut. agar amal kita men-jadi amal yang diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Juga perlu adanya kesiapan fisik, agar tubuh kita benar-benar sehat sehingga bisa menjalankan berbagai iba-dah dan amal shalih pada bu-lan Ramadhan dengan lancar. Puncak dari itu semua adalah semoga puasa dan semua amal ibadah kita pada bulan Ramad-han ini benar-benar bisa men-gantarkan kita pada derajat taqwa di sisi Allah ‘Azza wa Jalla. Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang gagal dalam Ramadhan ini. Rasulullah Shal-lallahu ‘alaihi wa Sallam bers-abda :

“Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak ada yang ia dapatkan dari puasan-ya kecuali rasa lapar saja. Dan berapa banyak orang men-egakkan ibadah malam hari, namun tidak ada yang ia dapat-kan kecuali hanya begadang saja.” (HR. Ibnu Majah) Juga beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :

“Sesungguhnya Jibril ‘alai-his salam mendatangiku, dia berkata : ‘Barangsiap yang mendapati bulan Ramadhan namun tidak menyebakan dosanya diampuni dia akan masuk neraka dan Allah jauh-kan dia. Katakan amin (wahai Muhammad). Maka aku pun berkata : Amin.” (HR. Ibnu Khu-zaimah dan Ahmad)

Semoga kita termasuk orang yang mendapat keuta-maan dan fadhilah dalam bu-lan Ramadhan ini.

Yang jelas, makna hadits ini adalah

bahwasanya perka-ra-perkara semacam

ini (menentukan pelaksanaan shaum

Ramadhan, Iedul Fithri dan Iedul Adha –pen) keputusannya bukanlah di tangan individu, dan tidak

ada hak bagi mereka untuk melakukan-nya sendiri-sendiri.

MANHAJ

Page 15: Tauhidullah Juli 2014

13

Usaha manusia dalam mengumpulkan har-ta hanya terbatas

hingga kematian menjemput-nya, kepemilikannya terhadap harta-pun terbatas oleh kema-tiannya. Setelah kematian men-jemputnya, seluruh harta yang dimilikinya bukan lagi haknya, menjadi hak ahli warisnya. Islam sebagai agama sempurna telah mengatur pembagian warisan ini secara adil, karena yang me-nentukannya adalah Dzat yang Maha Adil.

Apa yang Dimaksud Hu-kum Waris?

Hukum waris yang dalam bahasa Arab sering disebut se-bagai Ilmu Faroidh juga Fiqhul Mawaarits atau Fiqhut Tarikah

adalah sebuah cabang ilmu Fiqh yang membahas tentang pem-bagian harta yang ditinggalkan oleh orang yang telah wafat.

Ulama mendefinisikan Ilmu Faroidh sebagai berikut: “Ilmu yang membahas harta wari-san dan orang-orang yang ber-hak, dengan tujuan agar harta warisan sampai ke yang berhak mendapatkannya.”

Apa Hukum Membagi Warisan Sesuai Aturan Islam?

Alloh U yang memiliki si-fat Al-’Aliim (Maha Mengeta-hui) sangat memahami keadaan hamba-Nya, sangat memaha-mi kebutuhan masing-masing makhluk-Nya. Alloh U telah menentukan bagian bagi mas-ing-masing ahli wariss. Keten-tuan Alloh U ini bersifat mutlak

Parabola Islami. Sekali Bayar. Rp 1.500.000,-. Hubungi 0813 3536 0320!

FIQIH

ILMU WARIS

Oleh Ustadz Arifin Saefulloh

Page 16: Tauhidullah Juli 2014

FIQIH

14

tidak bisa ditawar apalagi diten-tang. Karenanya, Dia mengan-cam siapa saja yang keluar dari aturan-Nya dengan adzab yang pedih. Alloh berfirman setelah menjelaskan tentang pemba-gian warisan: “Itulah batas-batas (hukum) Alloh. Barangsiapa taat kepada Alloh dan Rosul-Nya, Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah ke-menangan yang agung.

Dan barangsiapa men-durhakai Alloh dan Rosul-Nya dan melanggar batas-batas hukum-Nya, niscaya Alloh memasuk-kannya ke dalam api neraka, dia kekal di dalamnya dan dia akan mendapat adzab yang menghi-nakan.” (QS. An-Nisa: 13-14)

Hendaknya kita sebagai orang yang mengimani Alloh ti-dak mencari-cari celah untuk menghindar dari aturan dengan berupaya mendapatkan keuntun-gan duniawi yang sepele. Alloh berfirman: “Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apa-bila Alloh dan Rosul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Alloh dan Rosul-Nya, maka sung-guh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata.” (QS. Al-

Ahzab: 36)

Maka tidak selayaknya seorang yang beriman kepada Alloh ta’ala dan hari akhir untuk menentang keputusan Alloh dan Rasul-Nya. Atau menganggapnya kuno dan tidak bisa menyesuai-kan kondisi terkini.

Apa Keutamaan Ilmu Fa-roid ini?

Ilmu Faroid merupakan ilmu yang sangat diperhatikan oleh para Ulama sejak masa Rasu-lulloh e diantara keutamaan ilmu ini adalah:

Pertama, ilmu Faroid adalah setengah ilmu. Rosululloh e memerintahkan untuk mempela-jarinya, beliau bersabda:

“Belajarlah Faroid, dan ajar-kanlah, sesungguhnya Faroid adalah setengah ilmu, ilmu Fa-roid dilupakan dan ilmu itulah yang pertama kali dicabut dari ummatku.”(HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim dalam mustadraknya, beliau berkata, hadits shahih).

Kedua, ilmu Faroid termasuk diantara tiga hal yang dianggap sebagai ilmu, dimana selainnya hanya dianggap sebagai keuta-maan saja. Rasululloh e bers-

www.tauhidullah.com

Page 17: Tauhidullah Juli 2014

FIQIH

15Aqiqah sesuai Sunnah mulai Rp 850.000.

abda:

Ilmu itu ada tiga, selainnya adalah keutamaan: yaitu Ayat Mu-hakkamah (Al-Qur-an), Sunnah yang Tegak, dan Faroid yang adil. (HR. Ibnu Majah dan dinyatakan Shahih oleh Imam as-Suyuthi).

Ketiga, mempelajari Faroid adalah perintah kedua Rosululloh e setelah mempelajari Al-Qur-an. Beliau bersabda:

“Belajarlah Al-Qur-an dan ajarkan pada manusia, dan be-lajarlah Faroid dan ajarkan pada manusia, hamper saja datang masa dimana dua orang ber-selisih dalam pembagian wari-san dan mereka berdua tidak menemukan seorangpun yang memutuskan perkaranya. (HR. Ad-Darimi)

Keempat, para Ulama san-gat memperhatikan Ilmu Faroid,

para sahabat Nabi e dianta-ranya Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit, Abdulloh bin Mas’ud, Ab-dulloh bin Abbas –ridhwanullohu ‘anhum ajma’in- sangat perhatian terhadap ilmu Faroid dan memo-tivasi untuk mempelajari, men-gajarkan dan menyampaikannya kepada manusia serta menga-malkannya

Umar bin Khathab t ber-kata: “Belajarlah Faroid, karena ilmu itu merupakan bagian dari agama kalian.” Beliau juga ber-kata: “Jika kalian berbincang, berbicaralah tentang Faroid, dan jika kalian bermain, bermainlah permainan melempar.”

Abdulloh bin Abbas t menafsiri ayat: “ Jika kamu (hai Para muslimin) tidak melak-sanakan apa yang telah diper-intahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (QS. Al-Anfal: 73) Beliau berkata: “Maksud ayat tersebut adalah: jika kalian tidak mengambil harta warisan sesuai apa yang Alloh perintahkan, maka akan terjadi fitnah di bumi dan keru-sakan yang besar.”

Page 18: Tauhidullah Juli 2014

INFO SYIAH

16 Souvenir Kerang Laut Mutu Terjamin. Hubungi 031 773 5559/0821 391 381 11

MITOS KARBALA

Tidak ada satu pun hadits shahih yang menjelaskan tentang

kesucian tanah Karbala’ di Irak . Lebih-lebih hadits yang menjelaskan keutamaan sujud di atas tanahnya, atau kesun-nahan mengambil lempengan tanah untuk digunakan alas su-jud sebagaimana yang diker-jakan oleh orang-orang syi’ah dewasa ini. Seandainya me-mang itu benar-benar ibadah sunnah, pasti masih akan lebih diutamakan tanah dua masjid suci yang berada di Makkah (Masjid Al-Haram) dan di Madinah (Masjid Nabawi). Makkah dan Madinah wa-laupun ia tanah suci, namun seorang tak dianjurkan untuk menjadikan tanahnya sebagai

sarana dalam mendapatkan berkah, atau dijadikan jimat. Ini tak boleh, karena terma-suk ajaran baru yang beru-saha disusupkan oleh para ahli bid’ah –utamanya kelompok sesat Syi’ah- ke dalam ajaran Islam yang murni.

Perbuatan ini sebenarnya hanya bid’ah yang diciptakan orang-orang Syi’ah akibat ke-cintaan mereka yang ekstrim kepada ahlul bait (keturunan Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-), dan bekas-bekas peninggalan mareka. Anehnya, mereka menganggap rasio sebagai sumber syariat bagi mereka. Karenanya, mere-ka bisa bebas menganggap sesuatu itu baik atau buruk menurut ukuran akal. Walau-

Page 19: Tauhidullah Juli 2014

INFO SYIAH

17

pun demikian, mereka tetap meriwayatkan hadits tentang keutamaan sujud di atas tanah Karbala’. Sedang hadits-hadits itu –menurut rasio- dikuatkan oleh akal yang sehat tentang kebatilannya.

Al-Albani berkata, “Sung-guh aku pernah menemu-kan salah satu risalah yang mereka miliki, yakni karan-gan As-Sayyid Abdur Ridho Al-Mar’asyi Asy-Syahrastani yang berjudul As-Sujud ‘ala At-Turbah Al-Husainiyah (su-jud di atas Pusara Husain). Di antara perkara yang tertera di dalamnya, “Telah datang se-buah riwayat bahwa sujud di atas tanah Karbala’ adalah pal-ing utama. Hal ini disebabkan kemuliaannya dan kesucian-nya, sekaligus juga kesucian seorang syahid yang dimak-amkan di sana (yakni, Al-Hu-sain, cucu Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam-). Telah dise-butkan juga hadits yang ber-sumber dari para imam ketu-runan Nabi yang suci -alaihis salam- bahwa sujud di atas tanah Karbala’ bisa menerangi bumi sampai lapis tujuh den-gan cahaya. Disebutkan pula dalam riwayat lain bahwa su-jud di sana bisa membakar hijab (penghalang) yang ber-jumlah tujuh. Di dalam riwayat lain disebutkan pula bahwa Allah akan menerima shalat orang yang sujud di atas tanah Karbala’ ketika di tempat lain tidak akan diterima. Riwayat

lain menyebutkan bahwa ses-ungguhnya sujud di atas tanah makam Al-Husain dapat men-erangi beberapa lapis bumi. ” [Lihat As-Sujud ‘ala At-Turbah Al-Husainiyah (hal. 15)]

Al-Albani - berkata, “Hadits-hadits seperti disebutkan di atas adalah tidak benar menu-rut pandangan kami. Para imam dari kalangan ahlul bait -radhiyallahu ‘anhum- sendiri, sama sekali cuci tangan dari hal tersebut. Hadits-hadits itu juga tidak memiliki sanad (mata rantai perawi) yang ber-sambung pada mereka sehing-ga bisa dikritik sesuai dengan disiplin ilmu hadits dan ilmu ushulul hadits. Hadits-hadits yang telah disebutkan itu han-ya hadits-hadits mursal (ada satu perawi yang gugur dalam rangkaian sanad) dan mu’dhal (ada dua orang perawi dalam rangkaian sanad).”

Pengarang risalah tersebut tidak sekedar membawakan nukilan-nukilan palsu ini dari para imam ahlul bait sehingga ia pun memberikan gambaran kepada para Pembaca bahwa nukilan-nukilan riwayat itu juga diriwayatkan dalam kitab-kitab kita –Ahlus Sunnah-.Na-mun sayangnya di dalam kitab itu, si Penulis itu berkata, “Ha-dits-hadits yang menerang-kan tentang keutamaan tanah Al-Husainiyah (Karbala’) dan kesuciannya tidak terbatas pada hadits-hadits para imam ahlul bait. Sebab hadits-hadits

Page 20: Tauhidullah Juli 2014

INFO SYIAH

18

semisal ini sebenarnya su-dah sangat terkenal di dalam kitab-kitab induk di seluruh sekte keagamaan dalam Is-lam dari jalur para ulama dan para perawi hadits di kalangan mereka. Di antaranya, hadits yang diriwayatkan oleh As-Suyuthiy di dalam kitabnya Al-Khosho’is Al-Kubra di dalam bab: Ikhbar An-Nabi -Shollal-lahu ‘alaihi wasallam- bi Qatl Al-Husain. Selain itu juga diri-wayatkan oleh sekitar dua pu-luhan perawi senior seperti Al-Hakim, Al-Baihaqiy, Abu Nu’aim, Ath-Thabraniy (aslin-ya dalam risalah itu tertulis: Ath-Thabariy), Al-Haitsamiy di dalam Al-Majma’ dan para perawi terkenal lainnya”. [Li-hat As-Sujud ‘ala At-Turbah Al-Husainiyyah (hal. 19)].

Sesungguhnya As-Suyutiy dan Al-Haitsamiy tidak meri-wayatkan satu hadits pun yang menerangkan masalah keu-tamaan tanah pusara Husain dan kesuciannya. Semua yang disebutkan dalam masalah itu hanya pemberitahuan Ra-sulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- tentang terbunuh-nya Al-Husain di sana. Apak-ah kamu akan menemukan pengakuan yang diklaim oleh orang Syi’ah tersebut di dalam risalah-nya atas As-Suyutiy dan Al-Haisamiy?! Sama sekali ti-dak!! Akan tetapi orang-orang syi’ah dalam rangka melegiti-masi kesesatan dan perbuatan bid’ah mereka, maka mereka

(orang-orang Syi’ah) sebena-rnya berpegang kepada ses-uatu yang lebih rapuh diband-ingkan sarang laba-laba.

Masalah manipulasi terha-dap para pembaca tidak ber-henti hanya sampai di sini, tapi yang lebih berbahaya adalah menimbulkan kon-sekuensi kebohongan atas nama Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- . Di dalam kitab tersebut, orang Syi’ah itu berkata, “Orang yang paling pertama mengambil lempen-gan tanah dari tanah Karbala’ untuk digunakan alas sujud adalah Nabi kita Muhammad -Shollallahu ‘alaihi wasal-lam- pada tahun ketiga hijri-yah. Ketika itu sedang terjadi perang yang berkecamuk an-tara kaum muslimin dan kafir Quraisy di gunung Uhud. Pada peperangan itulah banyak to-koh besar dalam Islam yang syahid, di antaranya adalah Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- . Pada waktu itu beliau telah memerintah-kan para wanita untuk merat-api kematian Hamzah di per-kumpulan-perkumpulan mer-eka. Perintah itu berkembang agar mereka memuliakan Hamzah, sampai akhirnya di-perintahkan mengambil ta-nah dari tanah itu dengan niat karena Allah -Ta’ala- sambil membaca lafazh-lafazh tasbih, sebagaimana yang tercantum di dalam kitab Al-Ardh wath

Page 21: Tauhidullah Juli 2014

INFO SYIAH

19Parabola Islami. Sekali Bayar. Rp 1.500.000,-. Hubungi 0813 3536 0320!

Turbah Al-Husainiyah…”. [Li-hat As-Sujud ‘ala At-Turbah Al-Hasaniyah (hal. 13)].

Pengarang Syi’ah tadi tidak merasa cukup dengan kebo-hongan yang telah dia rekaya-sa terhadap para generasi pertama umat ini, akan tetapi juga mengatasnamakan kebo-hongan itu pada generasi-gen-erasi berikutnya. Untuk lebih jelasnya, simaklah perkataan-nya yang berikut, “Di antara para ulama, yakni seorang ahli fiqhi senior yang tidak dira-gukan lagi kreidibilatasnya, Masruq bin Al-Ajda’ (wafat 62 H) telah menunjukkan sikap itu. Dia adalah seorang tabi’in yang besar dan termasuk guru (perawi) para imam ha-dits yang berjumlah enam (Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An-Nasa’i, At-Tirmidziy, dan Ibnu Majah). Beliau telah men-gambil lempengan dari tanah Madinah Al-Munawwarah un-tuk dijadikan alas sujud ketika bepergian jauh. Hal ini seb-agaimana yang diriwayatkan oleh Syaikh Al-Masyaikh Al-Hafidz Imam As-Sunnah Abu Bakr bin Abi Syaibah di dalam kitabnya Al-Mushannaf (jilid dua, dalam bab: Man Kana Yah-milu fis Safinah Syai’an Yasjudu ‘alahi). Beliau telah meriwayat-kan dengan dua sanad. Isinya adalah jika Masruq bepergian, maka dia akan membawa lem-pengan dari tanah Madinah di dalam kapal untuk digunakan alas sujud. ” [Lihat As-Sujud

alat Turbah Al-Husainiyyah (hal. 13)]

Di dalam perkataan di atas terdapat banyak sekali ke-bohongan. Pertama, jika dia menyebutkan bahwa Masruq mengambil lempengan tanah saat bepergian, maka yang dimaksud bepergian di sini adalah lewat jalur darat. Maka riwayat itu bertentangan den-gan keterangan yang dia se-butkan sendiri.

Kedua, pernyataan dia bahwa Masruq telah melaku-kan hal tersebut, sehingga memberikan opini bahwa memang hal itu berasal dari Masruq. Padahal yang benar, tidak demikian. Bahkan had-its itu tergolong dha’if (lemah) dan terputus sanadnya, seb-agaimana akan dibahas secara rinci.

Ketiga, Ucapannya, “…den-gan dua sanad” merupakan kedustaan. Padahal itu hanya satu sanad bermuara pada Mu-hammad bin Sirin. Dalam hal itu, sanad ke Masruq adalah dho’if (lemah), tak bisa dijadi-kan hujjah, karena bermuara pada seorang rawi yang tak disebutkan lagi majhul (tak dikenal).

Keempat, pengarang Syia’h ini telah menyusupkan redaksi tambahan dalam hadits terse-but. Redaksi susupan itu send-iri tidak tercantum dalam kitab Al-Mushannaf. Redaksi tamba-han yang dimaksud adalah ka-limat “Dari tanah Madinah Al-

Page 22: Tauhidullah Juli 2014

INFO SYIAH

20 Aqiqah sesuai Sunnah mulai Rp 850.000. Hubungi 0813 3536 0320!

Munawwarah”. Frase ini tidak terdapat di dalam dua riwayat tersebut dari Penulis Syi’ah itu. Tahukah Anda kenapa Penulis Syi’ah itu menyusupkan reda-ksi ini dalam atsar (hadits) itu?

Sekarang sudah jelas bah-wa mengambil lempengan ta-nah yang dianggap memiliki berkah (Madinah Al-Munaw-warah) untuk digunakan alas sujud tidak memiliki dasar dalil. Tujuan dari penyusu-nan redaksi tersebut sebena-rnya adalah untuk memberi-kan kesan kepada pembaca bahwa seakan-akan Masruq telah mengambil lempengan tanah Madinah untuk dibuat alas sujud dan digunakan un-tuk mencari berkah. Jika para pembaca telah membenar-kan informasi ini, maka secara otomatis orang Syi’ah itu akan mengikutkan di dalamnya pembolehan mengambil lem-pengan tanah Karbala’, karena status kedua tanah tersebut di-anggap memiliki “kesamaan”, yakni sama-sama suci dan mu-lia. Ya, walaupun tanah Karbala’ pada hakikatnya tak suci. [Li-hat Ash-Shahihah (3/162-166)]

Al-Qari berkata, “Disun-

nahkan untuk tidak menyamai kelompok Rafidhah (Syi’ah) dalam perkara agama yang mereka ada-adakan atau perkara yang telah menjadi syi’ar mereka -sebagaima-na hal itu telah ditetapkan dalam madzhab kami-. Di an-tara bid’ah dan syi’ar mereka adalah meletakkan batu di atas tempat sujud. Karena ses-ungguhnya sujud langsung di atas tanah adalah lebih afdhol menurut kesepakatan para ula-ma’. Disamping itu, memang boleh sujud di atas hamparan, loteng, dan sejenisnya menu-rut Ahlus Sunnah. Akan tetapi meletakkan batu di atas tem-pat sujud merupakan perbua-tan bid’ah yang diada-adakan oleh orang-orang Syi’ah. Hal ini telah menjadi syi’ar mer-eka. Karena itulah selayaknya perbuatan semacam ini di-jauhi dengan dua alasan: per-tama, karena akan menyamai mereka dalam bid’ah. Kedua, menghindarkan diri dari tudu-han yang tidak-tidak. ” [Lihat Tazyin Al-’Ibarah li Tahsinil Isyarah (hal. 12) dan As-Sailil Jarrar (1/217)]

RAMADHANsaat tepat

jumlah shadaqahMENINGKAT

SALURKAN MELALUI TAUHIDULLAH

Page 23: Tauhidullah Juli 2014

IBADAH

21

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan-nya (al-Qur`an) di

malam Lailatul Qadar. Ta-hukah kamu apa itu Lailatul Qadar? Lailatul Qadar lebih baik daripada seribu bulan. Para malaikat dan Jibril turun dengan seizin dari Rabb mer-eka pada malam tersebut un-tuk mengurus semua urusan dengan menyebarkan salam (kesejahteraan) hingga terbit

fajar.” [QS. Al-Qadar [97]: 1-5]Dari Mujahid, dia berkata,

“Di kalangan Bani Israil ada seseorang yang selalu shalat malam hingga subuh, kemu-dian berjihad melawan musuh di pagi hari hingga sore hari. Dia mengerjakan itu selama seribu bulan, lalu Allah menu-runkan ayat, ‘Lailatul Qadar lebih baik daripada seribu bulan.’ Shalat pada malam tersebut lebih baik daripada

MENYONGSONGLAILATUL QADAR

Oleh Ustadz Abu Zur’ah Ath-Thaybi

Page 24: Tauhidullah Juli 2014

IBADAH

22

amal lelaki tersebut.” [Tafsir Ibnu Katsir (VIII/443) dan Tafsir ath-Thabari (XXX/167)]

Dari Ali bin Urwah, dia berkata, “Pada suatu hari Ra-sulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan empat orang dari Bani Israil. Mereka beribadah selama 80 tahun dan tidak pernah bermaksiat meskipun sekejab mata. Lalu beliau menyebutkan mereka adalah Ayyub, Zakaria, Hizqil Ibnul Ajuz, dan Yusya’ bin Nun. Kemudian pada shahabat Ra-sulullah merasa takjub den-gan hal itu. Lalu Jibril datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, ‘Hai Muhammad! Apakah umatmu merasa takjub dengan ibadah orang-orang tersebut selama 80 tahun dan tidak pernah ber-maksiat kepada-Nya meski-pun sekejab mata? Sungguh Allah telah menurunkan yang lebih baik daripada itu.’ Lalu dia membacakan kepada be-liau, ‘Sesungguhnya Kami telah menurukannya (al-Qur`an) di malam Lailatul Qadar. Ta-hukah kamu apa itu Lailatul Qadar? Lailatul Qadar lebih baik daripada seribu bulan.’ Ini lebih utama daripada apa yang membuat takjub umat-mu.’ Lalu beliau dan para sha-habat yang bersamanya san-gat senang.” [Tafsir Ibnu Katsir (VIII/443) dan ad-Durrul Man-tsur (XIII/569) oleh as-Suyuthi]

Sungguh ini adalah kabar gembira bagi umat Muham-

mad shallallahu ‘alaihi wa sal-lam. Oleh karena itu, ketika membawakan hadits tentang Lailatul Qadar, Abu Hurairah mengawali dengan ucapan-nya, “Rasulullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mem-beri kabar gembira kepada para shahabatnya.”

Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah shallal-lahu ‘alaihi wa sallam mem-beri kabar gembira kepada para shahabatnya, “Sungguh telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan penuh berkah yang telah diwajibkan atas kalian berpuasa padan-ya. Pada bulan tersebut pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, setan-setan dibeleng-gu. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik daripa-da seribu bulan. Barangsiapa yang terhalang dari kebaikan-nya, sungguh dia benar-benar rugi.” [Shahih: Musnad Ah-mad (no. 8991, XIII/541) den-gan lafazh miliknya dan Sunan

Saatnya Parabola Siaran Islami. Hanya Sekali Bayar. Hubungi 0813 3536 0320!

Page 25: Tauhidullah Juli 2014

IBADAH

23

an-Nasa`i (no. 2106, IV/129)]Seribu bulan sama dengan

83 tahun lebih 4 bulan. Sedikit sekali dari umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bisa melampaui umur seperti itu. Namun, dengan Lailatul Qadar umat Muham-mad bisa mengungguli umat-umat sebelum mereka. Wal-hamdulillah.

Rasulullah shallallahu ‘alai-hi wa sallam bersabda, “Umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit sekali yang melampaui itu.” [Hasan: Su-nan at-Tirmidzi (no. 3550). Dinilai hasan oleh at-Tirmidzi, al-Albani dalam ash-Shahihah (no. 757), dan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (II/240)]

Kapan Turunnya Lailatul Qadar?

Lailatul Qadar turun pada bulan diturunkannya pertama kali al-Qur`an yaitu sepuluh terakhir bulan Ramadhan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Carilah malam Lailatul Qa-dar pada sepuluh akhir di bu-lan Ramadhan.” [Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih al-Bukhari (no. 2020) dan Shahih Muslim (no. 1169) dari Aisyah radhiyallahu ‘anha]

Lebih akuratnya lagi sepu-luh akhir yang ganjil. Rasu-lullah shallallahu ‘alaihi wa sal-lam bersabda, “Carilah malam Lailatul Qadar pada sepuluh akhir yang ganjil di bulan Ramadhan.” [Muttafaqun

Souvenir Kerang Laut dari Laut Kenjeran. Hubungi 031 773 5559/0821 391 381 11!

1.000 orang berpo-tensi menjadi pelang-

gan Anda!Hubungi layanan donatur!

Punya usaha? Iklankan saja di sini!

Butuh bantuan menyusun dan mencetak buku saku

souvenir pernikahan?

PP. Tauhidullah siap mem-bantu. Hubungi 081 515 526 665 atau 76204C7E.

Pemesanan minimal 30 hari sebelum deadline.

Minimal 500 eksemplar. Semakin banyak jumlah cetakan, se-

makin murah ongkos perbuku.

Sampul 1 hlm. : Rp 250.000,-Sampul 1/2 hlm. : Rp 150.000,-

Dalam 1 hlm. : Rp 125.000,-Dalam 1/2 hlm. : Rp 75.000,-

Desain iklan dikenakan biaya. Kirim file iklan dalam bentuk JPG/CDR/PDF

ke [email protected].

Page 26: Tauhidullah Juli 2014

24 Saatnya Parabola Siaran Islami. Hanya Sekali Bayar. Hubungi 0813 3536 0320!

‘Alaihi: Shahih al-Bukhari (no. 2017) dan Shahih Muslim (no. 1169) dari Aisyah radhiyallahu ‘anha]

Lebih akuratnya lagi tang-gal 27 Ramadhan. Ubay bin Ka’ab berkata, “Demi Allah! Aku benar-benar mengetahu malam di mana Rasulullah memerintahkan kami un-tuk menghidupkannya, yaitu malam kedua puluh tujuh.” [Shahih: Shahih Muslim (no. 762)]

Namun, pendapat mayori-tas ulama adalah malam Lail-atul Qadar itu berganti-ganti tiap tahun sesuai kehendak Al-lah. Adapun pernyataan Ubay bin Ka’ab di atas boleh jadi adalah malam Lailatul Qadar yang terjadi pada tahun terse-but.

Dari Abu Qilabah, dia ber-kata, “Lailatul Qadar berpin-dah-pindah pada sepuluh ter-akhir yang ganjil.” [Mushannaf Abdurrazzaq (no. 7699)]

Al-Hafizh Ibnu Hajar ber-pendapat bahwa sepuluh malam terakhir ini dihitung dari belakang bukan dari de-pan. Sehingga jika Ramadhan tersebut sebanyak 30 hari, hari ganjil dimulai tanggal 21 dan seterusnya. Namun, jika Rama-dhan tahun itu ternyata 29 hari, maka ganjilnya berupa genap. [Allahhu a’lam, kurang lebih seperti ini yang kami ingat dari pemaparan beliau]

Maka, dikarenakan kita ti-

dak bisa memastikan apakah Ramadhan tahun ini 29 atau 30 hari maka kita bersungguh-sungguh pada sepuluh malam terakhir baik ganjil maupun genap.

Tanda-Tanda Lailatul QadarTanda Lailatul Qadar turun

adalah pada malam hari cuaca tidak terlalu dingin dan indah, sementara pada pagi harinya matahari terbit dengan sinar yang cerah tidak terlalu meny-ilaukan.

Dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang Lailatul Qadar, “Malam yang indah, cerah, tidak panas, dan tidak dingin. Matahari terbit di pagi hari dengan melemah kemerah-merahan.” [Musnad ath-Thayalisi (no. 2802)]

Ubay bin Ka’ab berkata, “Tanda-tandanya adalah ma-tahari terbit pada pagi hari dalam keadaan cerah tetapi tidak menyilaukan.” [Shahih: Shahih Muslim (no. 762)]

Apa yang Perlu Dikerjakan Pada Sepuluh Hari Terakhir?

Yaitu bersungguh-sung-guh dalam beribadah dan ket-aatan.

Dari Aisyah radhiyalla-hu ‘anha, dia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki sepuluh terakhir mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan

IBADAH

Page 27: Tauhidullah Juli 2014

25

malamnya, dan membangunk-an keluarganya.” [Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih al-Bukhari (no. 2024) dan Shahih Muslim (no. 1147)]

Di antara bentuk ibadah yang ditekank-an adalah shalat malam, memohon ampun, tilawah al-Qur`an, dan bersedekah.

Nabi shallal-lahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ B a r a n g s i a p a yang shalat pada malam Lail-atul Qadar karena keimanan dan mengharap pahala, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” [Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih al-Bukhari (no. 2014) dan Shahih Muslim (no. 760) dari Abu Hurairah radhi-yallahu ‘anhu]

Dari Aisyah, bahwa dia berkata, “Wahai Rasulullah! Bagaimana menurutmu jika aku menjumpai Lailatul Qadar, doa apa yang aku panjatkan?” Beliau menjawab, “Berdoalah: Ya Allah! Sesungguhnya Eng-kau Maha Pengampun dan

mencintai orang yang me-minta ampun, maka ampunilah aku.” [Shahih: Sunan Ibnu Ma-jah (no. 3850)]

Dari Ibnu Ab-bas radhiyallahu ‘anhuma, dia ber-kata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling dermawan. Keadaan beliau paling dermawan adalah pada bu-lan Ramadhan saat ditemui oleh

Jibril alaihis salam. Dia men-emui beliau setiap malam di bulan Ramadhan untuk tadar-rus al-Qur`an. Sungguh Ra-sulullah adalah yang paling dermawan dalam kebaikan melebihi angin yang berhem-bus.” [Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih al-Bukhari (no. 6) dan Shahih Muslim (no. 2308)]

Sungguh amat agung keu-taman bulan Ramadhan teru-tama satu malam di dalamnya yang lebih utama daripada seribu bulan. Benarlah, sean-dainya ada seorang hamba yang terluput darinya keu-tamaan ini, sungguh benar-benar dia telah rugi. “Barang-siapa yang terhalang dari kebaikannya, sungguh dia benar-benar rugi.” [Shahih: Musnad Ahmad (no. 8991, XIII/541) dan Sunan an-Nasa`i (no. 2106, IV/129)]

IBADAH

Page 28: Tauhidullah Juli 2014

DARI KAMI

26 www.tauhidullah.com

BIDANG GARAP YAYASAN TAUHIDULLAH

Sesuai Anggaran Dasar Pasal 2 dan 3

A. BIDANG KEAGAMAAN1. Mendirikan, mengelola dan memelihara sarana ibadah2. Menyelenggarakan pondok pesantren dan madrasah3. Menerima dan menyalurkan amal zakat, infaq dan sedekah4. Meningkatkan pemahaman keagamaan5. Melaksanakan syiar keagamaan6. Studi banding keagamaan

B. BIDANG SOSIAL1. Lembaga formal dan nonformal2. Panti asuhan, panti jompo dan panti werda3. Rumah sakit, poliklinik dan laboratorium4. Pembinaan olahraga5. Penelitian di bidang ilmu pengetahuan

C. BIDANG KEMANUSIAAN1. Memberi bantuan kepada korban bencana alam2. Memberi bantuan kepada tuna wisma, fakir miskin dan ge-

landangan3. Mendirikan dan menyelenggarakan rumah singgah4. Memberikan perlindungan konsumen5. Melestarikan lingkungan hidup

Yayasan Tauhidullah berkomitmen untuk mendistribusikan donasi yang terkumpul sesuai sun-nah Rasulullah. Yayasan Tauhidullah bertekad untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para donatur dalam pendistribusian donasi. Yayasan Tauhidullah berharap bantuan doa dari para donatur, pembaca dan seluruh kaum muslimin agar para pengurus Yayasan Tauhidullah bisa ikhlash, ittiba’ dan istiqamah. Yayasan Tauhidullah berterima kasih kepada para donatur yang selama ini telah setia mempercayakan pendistribusian donasi melalui kami.

Page 29: Tauhidullah Juli 2014

TAFAKKUR

27

Allah berfirman, “Dan ingatlah hari ketika orang-orang kafir dih-

adapkan ke neraka. Dikatakan kepada mereka, “Kalian telah menghabiskan rizqi kalian yang baik dalam kehidupan dunia kalian saja, dan kalian telah bersenang-senang den-gannya. Maka pada hari ini kalian dibalas dengan adzab yang menghinakan karena kalian telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kalian telah fasiq.” [QS. Al-Ahqaf: 20]

Bagi Al-Qurthubi, ayat ini adalah celaan. Dalam Al-Jami’

li Ahkam Al-Qur`an, maknan-ya, kalian telah bersenang-senang dengan hal-hal yang enak di dunia, mengikuti ke-inginan syahwat dan hal-hal yang lezat, yaitu pelbagai per-buatan maksiat.

Tengoklah bagaimana para shahabat Nabi meneladankan kebersahajaan walaupun mer-eka bergelimang harta. Zuhud ketika miskin itu wajar, zuhud ketika kaya itu luar biasa. ‘Umar radhiyallahu ’anhu ber-kata, “Demi Allah, kalau saya mau, saya yang akan memakai pakaian yang paling lembut dan makanan yang paling

Oleh Brilly Y. Will. El-Rasheed

BERSAHA

JA

Page 30: Tauhidullah Juli 2014

TAFAKKUR

28

enak serta kehidupan yang paling bergengsi. Akan tetapi saya mendengar Allah Azza Wa Jalla mengadzab suatu kaum karena melakukan suatu perkara, sebagaimana Allah berfirman, …” [QS. Al-Ahqaf: 20] [Hilyah Al-Auliya`, 1/49]

Anda menangkap ‘kegan-jilan’? Ya, ternyata ‘Umar me-maknai ayat ini ancaman dan peringatan bagi setiap muslim padahal khithab ayat terse-but adalah orang-orang kafir, padahal Allah dalam ayat itu sedang membi-carakan karak-ter orang-orang yang kafir.

Ini artinya, kita sebagai pengikut Nabi dan Khulafa`ur Rasyidin, ketika mendapati ayat-ayat yang me-nyebutkan ten-tang kelakuan buruk orang-orang kafir, su-dah selayaknya segera memu-hasabahi diri, “Jangan-jangan aku seperti itu atau termasuk orang-orang yang diancam/diperingatkan Allah dalam ayat itu?” Bukannya malah sok suci dan berlepas diri, mera-sa tidak termasuk dalam ayat tersebut.

Barangkali kita diingatkan oleh orang lain dengan ayat-ayat yang konteksnya adalah

orang-orang kafir, munafiq dan musyrik zaman dulu, maka jangan sekali-kali sibuk men-ghujat orang yang mengingat-kan kita itu, melainkan jadilah pribadi yang selalu semangat mengevaluasi diri. Begitulah teladan ‘Umar.

Nampaknya wejangan ‘Umar tersebut terinspirasi pula oleh pesan Rasulullah, “Sesungguhnya seburuk-buruk umatku yang diberi kenikmatan adalah yang

memi l ih -mi l ih jenis makanan dan corak pakaian, mereka b e r l e b i h -lebihan dalam berbicara.” [Ash-Shahihah no. 1891]

Dari Abu Ju-haifah radhiyal-lahu ’anhu, dia berkata: Rasu-lullah shallallahu ‘alaihi wa sal-lam bersabda, “Sesungguhnya

orang yang paling banyak ke-nyang di dunia, mereka adalah orang yang paling lapar di hari kiamat”. Hadits ini diri-wayatkan oleh Ibnu Abu Du-nya, dengan tambahan tamba-han: Maka Abu Juhaifah tidak pernah makan memenuhi pe-rutnya (kekenyangan) sampai meninggal dunia. [Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 342]

Dari Mu’adz bin Jabal, keti-

Page 31: Tauhidullah Juli 2014

TAFAKKUR

29

k a i a

diutus ke Yaman, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berpesan kepadan-ya: “Tinggalkanlah sifat ge-mar bersenang-senang (at tana’um). Karena hamba Allah yang sejati bukanlah orang yang gemar bersenang-senang” (HR. Ahmad 5/243, 244, Ath Thabrani dalam Mus-nad Asy Syamiyyin 279, Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliya 5/155)

‘Ali Al-Qari menjelaskan “at tana’um adalah berlebi-han dalam memuaskan nafsu dalam bentuk selalu berke-inginan merasakan nikmat se-cara berlebihan, serta selalu merasa tidak pernah puas” (Mirqatul Mafatih, 8/3295).

“Sesungguhnya seburuk-buruk

umatku yang diberi kenikmatan adalah yang memilih-milih jenis makanan dan

corak pakaian, mer-eka berlebih-lebihan

dalam berbicara.” ‘Ali Al-Qari menambahkan

“Sesungguhnya hamba Al-

lah yang ikhlas bukanlah orang yang gemar berse-

nang-senang. Bahkan sifat demikian adalah ciri khas orang kafir, para penggemar maksiat, orang yang lalai dan orang yang jahil. Sebagaima-na firman Allah, “Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat per-buatan mereka).” [QS. Al Hijr: 3] dan juga firman-Nya, “Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya bi-natang. Dan jahannam adalah tempat tinggal mereka.” [QS. Muhammad: 12]juga firman-Nya: “Sesungguhnya mer-eka sebelum itu hidup ber-mewahan.” [QS. Al-Waqi’ah: 45].” [Mirqah Al-Mafatih, 8/3295]

Al-Munawi juga menggaris bawahi, “Sesungguhnya ham-ba Allah yaitu orang-orang tertentu yang berhiaskan den-gan kemuliaan ubudiyah, bu-kanlah orang yang suka ber-senang-senang. Karena berse-nang-senang dengan hal yang mubah, walaupun itu boleh, akan membuat seseorang la-lai mengingat Allah dan engga bertemu dengan-Nya” [At-Tai-sir Syarh Al-Jami’ Ash-Shaghir, 1/402]Simak artikel-artikel menarik lainnya di

www.quantumfiqih.com!

Parabola Islami. Sekali Bayar. Rp 1.500.000,-. Hubungi 0813 3536 0320!

Page 32: Tauhidullah Juli 2014

DARI KAMI

30 Saatnya Parabola Siaran Islami. Hanya Sekali Bayar. Hubungi 0813 3536 0320!

SafariIdul Fithri

Sudah menjadi tradisi Yayasan Tauhidullah setiap usai hari raya ‘Idul Fithri setiap tahunnya mengadakan safari ke desa-desa pelosok di Jawa Timur guna membagi-bagikan zakat maal, infaq, kafalah yatim dan janda, hibah, beasiswa dan lain seb-againya.

Desa-desa yang menjadi target program spesial ini adalah desa-desa yang notabene tingkat ekonomi warganya berada di bawah garis kemakmuran dan pemahaman keagamaan mereka membutuhkan pembinaan lebih intensif. Insya Allah ba’da ‘Idul Fithri 1435 H nanti, Yayasan Tauhidullah akan mengadakan lagi program spesial ini.

Bagi para donatur tetap dan seluruh kaum muslimin yang tertarik untuk ambil bagian, dengan senang hati kami membuka tangan. Kirim infaq, zakat maal, kafalah yatim dan janda, dan lain sebagainya melalui rekening

Simpedes BRI 3188-01-005803-53-5Syariah Mandiri 7060786814

Muamalat 7010075434Setelah transfer, kami mohon kesediaannya untuk konfirmasi baik telepon maupun SMS

melalui kontak layanan donatur agar tidak tercampur dengan donasi yang lain.

Bosan dengan siaran televisi yang hanya menampilkan hiburan yang melanggar sya-riah dan gaya hidup hedonistik?Saatnya beralih ke pa-rabola siaran sunnah!

Rp 1.500.000,-Tanpa tagihan bulananTanpa biaya pemasangan

Kami tidak hanya menjual tapi melayani. Jika Anda temukan banyak penyedia parabola yang menipu, kami tidak seperti itu. Kepuasan Anda, harta termahal kami.

Page 33: Tauhidullah Juli 2014

DARI KAMI

31

Zakat Fithri Spesialuntuk Thullabul Ilmi (Santri PP. Tauhidullah)

Ingin zakat fithrah Anda lebih produk-tif? Titipkan zakat fithri Anda kepada kami.

Sebagian zakat fithri Anda kami dis-tribusikan kepada thullabul ‘ilmi (santri) di Pondok Pesantren Tauhidullah yang tergolong faqir dan atau miskin. Jadi se-lain Anda dapat pahala zakat fithri, Anda juga dapat pahala memberi makan untuk thullabul ‘ilmi, tentu saja pahalanya lebih besar karena mereka adalah para pejuang agama Allah.

Selain itu, zakat fithri juga didistri-busikan kepada faqir dan atau miskin yang ada di sekitar komplek Yayasan Tauhidul-lah.

Kirimkan zakat fithri Anda ke kantor Yayasan Tauhidullah atau masjid Al-Jari-yat Ats-Tsalats!

Mau nikahan tapi bingung beli souvenir cantik apa buat para undangan? Mau hajatan tapi susah

mendapatkan souvenir unik buat para tamu? Souvenir Kerang Laut dari Laut Kenjeran adalah pilihan tepat.

Harga terjangkau dan mutu memukau.Hubungi 031 773 5559/0821 391 381 11!

Segenap awak media majalah Tauhidullah menyampaikan selamat menjalankan iba-dah puasa Ramadhan. Mari hiasi Ramad-han kali ini dengan semesta kebaikan!

Kami mohon maaf jika selama ini terdapat hal-hal yang kurang menya-mankan pembaca dan donatur. Kami berharap hal tersebut tidak mengurangi

antusiasme dalam mengkaji ilmu din melalui majalah tercinta ini.

Page 34: Tauhidullah Juli 2014

AKHLAQ

32

Apa yang kita lakukan di saat Allah subha-nahu wa ta’ala menga-

nugerahkan nikmat KESEHAT-AN kepada kita? sudahkah kita memanfaatkannya untuk hal yang bermanfaat bagi kehidu-pan akhirat kita kelak?

Apa yang kita lakukan saat Allah subhanahu wa ta’ala menganugerahkan nikmat WAKTU LUANG kepada kita? sudahkah kita memanfaatkan-nya untuk hal yang bermanfaat bagi kehidupan akhirat kita kelak?

Pertanyaan yang menjadi renungan di saat KEDUA NIK-MAT tersebut berkumpul di dalam diri kita. Adapun keban-yakan manusia tertipu dengan adanya dua nikmat yang Allah subhanahu wa ta’ala anugerah-kan ini. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari Rahima-hullah: “Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu padanya, yakni Kesehatan dan Waktu Luang”.

Ibnul Jauzi Rahimahul-

Oleh Chardian Ath-Thaybi

NIKMAT KESEHATAN DAN NIKMAT WAKTU LUANG

Page 35: Tauhidullah Juli 2014

AKHLAQ

33

lah mengatakan, “Ter-kadang manusia bera-da dalam kondisi sehat, namun ia tidak memi-liki waktu luang karena sibuk dengan urusan dunianya. Dan ter-kadang pula seseorang memiliki waktu luang, namun ia dalam kondi-si tidak sehat. Apabila terkumpul pada ma-nusia waktu luang dan nikmat sehat, sungguh akan datang rasa ma-las dalam melakukan amalan ketaatan. Itulah manusia yang telah tertipu (terperdaya)”

Oleh karena itu, hendak-lah kita selalu memperhatikan akan besarnya kedua nikmat ini dan tak ternilainya harga yang harus dibayarkan untuk mendapatkan kedua nikmat ini ketika kedua nikmat ini ti-dak lagi ada pada diri kita.

Orang yang sakit rela me-nukarkan triliunan rupiah uang yang dia miliki agar menjadi sehat. Orang yang sudah tua, seandainya ia bisa memilih maka pasti ia akan memilih menjadi muda karena masa muda adalah masa yang ban-yak kebaikan yang bisa diper-buatnya, masa dimana kondisi fisik masih sangat prima, dan

masa dimana semangat masih membara.

Ingatlah bahwa kesehatan tidak dapat ditukar dengan triliunan rupiah yang anda miliki dan waktu tidak dapat diputar kembali.

Mumpung kita masih se-hat, masih memiliki waktu lu-ang. Mari berusaha meman-faatkannya untuk kebaikan diri kita. Beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala, menuntut ilmu, beramal shalih, berbakti kepada kedua orang tua, membantu orang lain, dan masih banyak lainnya. Karena memanfaatkan kedua nikmat tersebut untuk hal-hal yang bermanfaat adalah bagian dari syukur kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Page 36: Tauhidullah Juli 2014

IBADAH

34

Dengan syi’ar ini seorang Muslim memasuki se-buah ibadah yang sangat

agung, yaitu “Haji ke Baitullah al-Haram”Sesungguhnya talbiah adalah syi’ar yang dilakukan oleh ses-eorang yang berhaji sejak per-tama kali ia memasukinya.

Sesungguhnya ini adalah syi’ar Tauhid, bahkan demi merealisasikan Tauhid kepada Allah, maka disyari’atkan bagi seseorang yang akan berhaji untuk memulai hajinya dengan syi’ar yang agung ini.

Sesungguhnya ini adalah pengumuman untuk menyerah-kan diri dengan sempurna kepa-da Allah dan tunduk kepada-Nya.

“Labbaikallahumma lab-baik”: adalah jawaban atas pang-gilan setelah jawaban atas suatu

panggilan.“Labbaikallahumma lab-

baik” : Maka kami akan tetap di dalam keta’atan terhadap-Mu dan beriltizam dengannya, kare-na ia mencakup kesinambungan ubudiyyah (penghambaan).

Talbiyah ini merupakan jawaban atas panggilan Nabi Ibrahim u ketika diperintah-kan oleh Allah untuk memanggil umat manusia agar berhaji: “Dan berserulah kepada manusia un-tuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan men-gendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh” QS. Al-Hajj: 27.

Pada waktu yang sama sep-erti pada tahun ini dan pada tempat yang sama, Rasul kita Muhammad r telah mengu-

Oleh Asy-Syaikh Al-Munajjid

LABBAIKALLAAHUMMA

LABBAIK

Page 37: Tauhidullah Juli 2014

IBADAH

35

mandangkan syi’ar ini “Syi’ar Tauhid”. Berkata Jabir bin Ab-dillah tentang sifat Haji Nabi r kemudian beliau mengumandan-gkan kalimat Tauhid: “Labbaik ya Allah labbaik, tidak ada sekutu bagi-Mu, labbaik, sesungguhnya seluruh pujian dan kenikmatan hanyalah untuk-Mu, begitu pula dengan kerajaan, tidak ada se-kutu bagi-Mu” HR. Muslim.

Pada saat bertalbiyah, se-seorang yang sedang berhaji akan merasakan adanya keteri-katan dirinya bersama seluruh makhluk, seluruhnya melakukan hal yang sama dengannya dalam penghambaan dan bertauhid, bersabda Rasulullah r “Ti-dak ada seorang Muslimpun yang bertalbiah kecuali akan ikut bertalbiah apa yang ada di samping kanan dan kirinya dari batu, pohon ataupun tanah, sampai ujung bumi dari arah ini dan arah ini” maksudnya adalah kanan dan kirinya. HR. Tirmidzi (828).

Dalam ibadah haji akan tampak terlihat makna tertinggi dalam beribadah kepada Allah, juga tampak akan kesempurnaan mengikuti hidayah sunnah Rasul-Nya r sebagaimana berikut.

Hari kedelapan (hari tarwiyah):1- Nabi r dari Makkah

menuju Mina, disana be-liau melaksanakan shalat dhuhur kemudian ashar, lalu maghrib dan isya

dengan mengqasar shalat yang empat raka’at tanpa di jama’.

2- Mabit (menginap) di Mina pada malam ke sembilan, mabit ini sunnah dan bu-kan wajib.

Hari kesembilan (hari arafah):1- Melaksanakan shalat fajar

(subuh) di Mina, tinggal sesaat disana sampai ter-bit matahari kemudian berjalan menuju Nami-rah, beliau tinggal disana sampai tergelincirnya matahari –sebelum me-masuki dzuhur-

2- Kemudian pergi ke Ara-fah, berkhutbah padanya lalu melaksanakan shalat dhuhur dan ashar secara jama’ dan qasar, dengan satu adzan dan dua iqo-mat.

3- Beliau tetap tinggal di Arafah sambil berdo’a kepada Allah dengan me-rendah kepada-Nya hing-ga terbenam matahari.

4- Pergi ke Muzdalifah, sesa-mpainya disana langsung melaksanakan shalat maghrib dan isya den-gan satu adzan dan dua iqomah, kemudian beliau berbaring (tidur) hingga terbit fajar. Setelah itu be-liau melaksanakan shalat subuh dengan satu adzan dan satu iqomah, kemudi-

Page 38: Tauhidullah Juli 2014

IBADAH

36 Ngaji Tafsir Ibnu Katsir Setiap Ba’da Maghrib di Masjid Jariyat Jl. Kedung Cowek 331, SBY

an menaiki untanya yang bernama al-Qoswa hing-ga sampai di masy’aril haram (suatu tempat di Muzdalifah), disana beliau menghadap kiblat, lalu berdo’a, bertakbir, ber-tahlil dan terus menge-sakan Allah, beliau terus dalam keadaan berdiri hingga langit terlihat ber-warna sangat kuning, lalu beliau bertolak sebelum terbit matahari

Hari kesepuluh (hari raya qurban):1- Rasul r melakukan

pelemparan jumroh aqobah dengan tujuh buah kerikil, sambil diiringi takbir pada setiap batunya.

2- Kemudian menyembelih hewan kurban

3- Kemudian mencukur ram-but

4- Kemudian bertahal-lul (tahallul kecil) dan menggunakan minyak wangi, kemudian pergi ke Ka’bah untuk melak-sanakan tawaf ifadhah, pada saat itu orang-orang yang berhaji tamattu’ ataupun yang belum sa’i setelah tawaf qudum (tawaf kedatangan) ikut sa’i bersama beliau.

5- Kemudian setelah itu be-liau kembali menuju Mina dan mabit disana pada malam ke sebelas.

Hari kesebelas:1- Melempar jumroh tiga-

tiganya setelah tergelin-cir matahari (setelah dhuhur), dimulai dengan yang sughra, kemudian wustha, kemudian ku-bro, pada setiap jumroh melempar tujuh buah kerikil, dan setelah jum-roh sughra serta wustha berdiri untuk berdo’a dengan waktu yang lama.

2- Kemudian menginap di Mina pada malam ke dua-belas.

Hari keduabelas:1- Melempar ketiga jumroh

setelah tergelincirnya ma-tahari, sebagaimana yang dilakukan pada hari kes-ebelas.

2- Menginap pada malam ketigabelas.Barangsiapa yang ingin bersegera, maka dia diha-ruskan untuk keluar dari Mina sebelum terbenam-nya matahari.

Hari ketigabelas:Melempar ketiga jumroh setelah tergelincirnya mataha-ri, kemudian keluar dari Mina, dan setelah selesai dari mana-siknya beliau melaksanakan tawaf wada’ (perpisahan) se-belum meninggalkan Makkah.

Page 39: Tauhidullah Juli 2014

Simpedes BRI 3188-01-005803-53-5Syariah Mandiri 7060786814Muamalat 7010075434

LAYANAN DONATUR

0817 5057 161

Yayasan Tauhidullah meng-harapkan bantuan doa dari

para pembaca dan masyarakat luas agar Allah berkenan memu-dahkan, Ma’had Tauhidullah ber-sama Takmir Masjid Al-Jariyat Ats-Tsalats juga berencana akan melakukan renovasi dan penam-bahan lantai atas.

Pengembangan masjid ini mendesak dilakukan karena jum-lah jama’ah shalat Jum’at ker-ap kali tidak bisa tertampung, demikian juga ketika sedang dia-dakan daurah atau ta’lim akbar.

Lantai dua masjid akan digu-nakan sebagai kelas untuk Taman Pendidikan Al-Qur`an dan ma-drasah diniyah serta untuk area

shalat jama’ah putri.Untuk pembangunan ini di-

perkirakan menelan biaya sebe-sar Rp 1.000.000.000,-. Panitia pembangunan mengundang kaum muslimin untuk ikut berpartisi-pasi dan berinfaq jariyah dalam pembangunan rumah Allah ini. Guna memudahkan, panitia mengharapkan infaq dalam uku-ran kavling permeter dengan nilai Rp 6.410.256,-. Nilai yang sangat besar ini tentu saja membutuhkan partisipasi dari Anda semua. Dan alhamdulillah hingga kini telah terkumpul dana infaq dari seba-gian muhsinin.

Informasi lebih lanjut hubungi nomor HP layanan donatur!

Page 40: Tauhidullah Juli 2014

Uang Pendaftaran Rp 200.000,-Uang Pangkal Rp 500.000,-Infaq Bulanan

• Rp 300.000,-• Rp 500.000,-• Atau tak terbatas

RANCANG BANGUNMASJID AL-JARIYAT ATS-TSALATS

YAYASAN TAUHIDULLAHTAHUN 2015 INSYA ALLAH!

Pondok Pesantren Tauhidullah Surabaya menerima santri baru (tahun ajaran 2014-2015, khusus yang sudah lulus sekolah) yang siap untuk dikader menjadi da’i yang profesional atau muslim yang faqih dan mahir berbahasa Arab yang dibina di asrama.