Top Banner
Sinusitis adalah infeksi atau peradangan dari mukosa sinus paranasal. Sinus hanya terjadi pada beberapa hari (sinusitis akut) atau berlanjut menjadi sinu tanpa pengobatan yang adekuat. Penatalaksanaan sinusitis adalah dengan menggunakan berbagai modalitas tera dari terapi konservatif saja sampai irigasi sinus dan pembedahan. Perkembanga pesat di bidang kedokteran juga membawa perubahan dalam penatalaksana Tersedianya alat diagnostik CT scan telah membuat pencitraan sinus paranasal dan terinci, sedangkan dipopulerkannya pemakaian alat endoskop untuk sinus menciptakan tindakan pengobatan yang tidak radikal tetapi dapat lebih t Tujuan utama penatalaksanaan sinusitis !. "empercepat penyemmbuhan #. "encegah komplikasi $. "encegah perubahan menjadi kronik 1. S%&'S%T%S 'T *iberikan terapi medikamentosa berupa antibiotik empirik (#+# jam). nti yang diberikan lini % yakni golongan penisilin atau cotrimo+a-ol dan terapi yakni obat dekongestan oral topikal, mukolitik untuk memperlancar drainas analgetik untuk menghilangkan rasa nyeri. Pada pasien atopi, diberikan anti atau kortikosteroid topikal. /ika ada perbaikan maka pemberian antibiotik d sampai mencukupi !01! hari. /ika tidak ada perbaikan maka diberikan terapi lini %% selama 2 hari yakni amoksisilin klavulanat3ampisilin sulbaktam, cep generasi %%, makrolid dan terapi tambahan. /ika ada perbaikan anti sampai mencukupi !01! hari. /ika tidak ada perbaikan maka dilakukan rontgen1polos atau 4T Scan dan at endoskopi. 5ila dari pemeriksaan tersebut ditemukan kelainan maka dilakukan sinusitis kronik. Tidak ada kelainan maka dilakukan evaluasi diagnosis yakn komprehensif alergi dan kultur dari pungsi sinus. Terapi pembedahan pada sinusitis akut jarang diperlukan, kecuali bila tel komplikasi ke orbita atau intrakranial, atau bila ada nyeri yang hebat kare tertahan oleh sumbatan. 2. S%&'S%T%SS'5 'T Terapinya mula1mula diberikan medikamentosa, bila perlu dibantu dengan ti yaitu diatermi atau pencucian sinus.
6

Tatalaksana Sinusitis

Nov 05, 2015

Download

Documents

Dixtrysan P

sinusitis
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Sinusitis adalah infeksi atau peradangan dari mukosa sinus paranasal. Sinusitis mungkin hanya terjadi pada beberapa hari (sinusitis akut) atau berlanjut menjadi sinusitis kronis jika tanpa pengobatan yang adekuat.

Penatalaksanaan sinusitis adalah dengan menggunakan berbagai modalitas terapi, mulai dari terapi konservatif saja sampai irigasi sinus dan pembedahan. Perkembangan yang pesat di bidang kedokteran juga membawa perubahan dalam penatalaksanan sinusitis. Tersedianya alat diagnostik CT scan telah membuat pencitraan sinus paranasal lebih jelas dan terinci, sedangkan dipopulerkannya pemakaian alat endoskop untuk operasi bedah sinus menciptakan tindakan pengobatan yang tidak radikal tetapi dapat lebih tuntas.Tujuan utama penatalaksanaan sinusitis:

1. Mempercepat penyemmbuhan

2. Mencegah komplikasi

3. Mencegah perubahan menjadi kronik 1. SINUSITIS AKUT

Diberikan terapi medikamentosa berupa antibiotik empirik (2x24 jam). Antibiotik yang diberikan lini I yakni golongan penisilin atau cotrimoxazol dan terapi tambahan yakni obat dekongestan oral + topikal, mukolitik untuk memperlancar drainase dan analgetik untuk menghilangkan rasa nyeri. Pada pasien atopi, diberikan antihistamin atau kortikosteroid topikal. Jika ada perbaikan maka pemberian antibiotik diteruskan sampai mencukupi 10-14 hari. Jika tidak ada perbaikan maka diberikan terapi antibiotik lini II selama 7 hari yakni amoksisilin klavulanat/ampisilin sulbaktam, cephalosporin generasi II, makrolid dan terapi tambahan. Jika ada perbaikan antibiotik diteruskan sampai mencukupi 10-14 hari.

Jika tidak ada perbaikan maka dilakukan rontgen-polos atau CT Scan dan atau naso-endoskopi. Bila dari pemeriksaan tersebut ditemukan kelainan maka dilakukan terapi sinusitis kronik. Tidak ada kelainan maka dilakukan evaluasi diagnosis yakni evaluasi komprehensif alergi dan kultur dari pungsi sinus.

Terapi pembedahan pada sinusitis akut jarang diperlukan, kecuali bila telah terjadi komplikasi ke orbita atau intrakranial, atau bila ada nyeri yang hebat karena ada sekret tertahan oleh sumbatan.2. SINUSITIS SUBAKUT Terapinya mula-mula diberikan medikamentosa, bila perlu dibantu dengan tindakan, yaitu diatermi atau pencucian sinus.

Obat-obat yang diberikan berupa antibiotika berspektrum luas atau yang sesuai dengan resistensi kuman selama 10 14 hari. Juga diberikan obat-obat simptomatis berupa dekongestan. Selain itu dapat pula diberikan analgetika, antihistamin dan mukolitik.

Tindakan dapat berupa diatermi dengan sinar gelombang pendek (Ultra Short Wave Diathermy) sebanyak 5 6 kali pada daerah yang sakit untuk memperbaiki vaskularisasi sinus. Kalau belum membaik, maka dilakukan pencucian sinus.

Pada sinusitis maksilaris dapat dilakukan pungsi irigasi. Pada sinusitis ethmoid, frontal atau sphenoid yang letak muaranya dibawah, dapat dilakukan tindakan pencucian sinus cara Proetz.

3. SINUSITIS KRONIS

Jika ditemukan faktor predisposisinya, maka dilakukan tatalaksana yang sesuai dan diberi terapi tambahan. Jika ada perbaikan maka pemberian antibiotik mencukupi 10-14 hari. Jika faktor predisposisi tidak ditemukan maka terapi sesuai pada episode akut lini II + terapi tambahan. Sambil menunggu ada atau tidaknya perbaikan, diberikan antibiotik alternative 7 hari atau buat kultur. Jika ada perbaikan teruskan antibiotik mencukupi 10-14 hari, jika tidak ada perbaikan evaluasi kembali dengan pemeriksaan naso-endoskopi, sinuskopi (jika irigasi 5 x tidak membaik). Jika ada obstruksi kompleks osteomeatal maka dilakukan tindakan bedah yaitu BSEF atau bedah konvensional. Jika tidak ada obstruksi maka evaluasi diagnosis.Diatermi gelombang pendek di daerah sinus yang sakit. Diatermi dengan sinar gelombang pendek (ultra short wave diathermy) selama 10 hari di daerah sinus yang sakit, untuk memperbaiki vaskularisasi sinus.

Pemberian diatermi ini menguntungkan oleh karena tidak invasif terutama untuk anak-anak dan prosedurnya lebih sederhana bila dibandingkan dengan irigasi. Short wave diathermy dikatakan efektif untuk sinusitis kronik karena membantu drainase sinus dengan membuka ostium sinus.

Pada sinusitis maksila dilakukan pungsi dan irigasi sinus, sedang sinusitis ethmoid, frontal atau sphenoid dilakukan tindakan pencucian Proetz. Pungsi dan irigasi sinus maksila dilakukan untuk mengeluarkan sekret yang terkumpul dalam rongga sinus maksila. Caranya ialah dengan memakai trokar yang ditusukkan di meatus inferior dengan diarahkan ke tepi atas daun telinga. Setelah dipungsi, dilanjutkan dengan irigasi sinus dengan mempergunakan larutan garam fisiologik. Dengan demikian sekret akan keluar melalui meatus medius dan dikeluarkan melalui hidung atau mulut. Pungsi dan irigasi dapat juga dilakukan melalui fosa kanina. Pada kasus yang meragukan, pungsi dan irigasi dapat dipakai untuk diagnostik dalam menentukan ada tidaknya sinusitis maksila.

Pungsi & irigasi sinus dan pencucian Proetz dilakukan 2 kali seminggu. Jika tindakan ini telah kita lakukan lebih 5-6 kali namun masih belum ada perbaikan dimana sekret purulen masih tetap banyak maka keadaan ini kita anggap telah irreversibel. Artinya mukosa sinus paranasal tidak dapat lagi kembali normal. Hal ini dapat diketahui dengan pemeriksaan sinoskopi dan dapat diatasi dengan tindakan operasi radikal. Pemeriksaan sinoskopi melihat langsung antrum (sinus maksila) menggunakan bantuan endoskopi.Bila pengobatan konservatif gagal, dilakukan terapi radikal, yaitu mengangkat mukosa yang patologik dan membuat drainase dari sinus yang terkena. Untuk sinus maksila dilakukan operasi Caldwell-Luc. Untuk sinus etmoid dilakukan etmoidektomi yang bisa dilakukan dari dalam hidung (intra-nasal) atau dari luar (ekstranasal).

Drainase sekret pada sinus frontal dapat dilakukan dari dalam hidung (intranasal) atau dengan operasi dari luar (ekstranasal). Drainase sinus sphenoid dilakukan dari dalam hidung (intranasal).

Gambar 1. Cara irigasi sinus maksila

Gambar 2. Pencucian Proetz

Gambar 3. BSEF (Sinus infections can recur when mucus can't drain from your frontal (A), maxillary (B) or ethmoid (C) sinuses (upper left). In endoscopic sinus surgery, your doctor uses an endoscope and tiny cutting tools to open the blocked passage and restore natural drainage (lower right).)

Gambar 4. Caldwell Luc

Gambar 5. Ethmoidectomy and sphenoidectomy intranasal

Gambar 6. Operasi frontal sinus dan ethmoidectomy extranasalPENCEGAHAN SINUSITIS ATAU KEKAMBUHAN SINUSITISCara pencegahan sinusitis atau kekambuhan sinusitis dapat dikatakan bervariasi karena banyaknya faktor yang melatar belakangi terjadinya penyakit ini. Untuk mencegah terjadinya sinusitis atau mencegah kekambuhannnya, kita harus menghindari faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya sinusitis, di samping juga melakukan koreksi terhadap keadaan atau kelainan yang dapat melatar belakangi terjadinya penyakit ini. Seorang penderita sinusitis walaupun telah menjalani pengobatan dan operasi, akan dapat mengalami kekambuhan apabila tidak menghindari faktor-faktor penyebabnya, atau tidak dilakukan koreksi terhadap keadaan atau kelainan yang melatar belakanginya.KOMPLIKASI SINUSITISSeperti halnya penyakit-penyakit yang lain, sinusitis juga dapat menyebabkan komplikasi.

Komplikasi sinusitis di antaranya: Otak (Infeksi pada otak atau timbunan pus pada otak)

Mata (Infeksi pada jaringan di sekitar bola mata, infeksi bola mata, pecahnya bola mata)

Infeksi tulang sekitar sinus (Dapat terjadi kebocoran pus keluar dari wajah, perubahan bentuk wajah/menonjol/membengkak)

Radang tenggorok yang sering kambuh

Radang amandel

Radang pita suara (sering batuk atau serak)

Sesak napas atau asma

Gangguan pencernaan (sering sakit perut, mual, muntah, diare)Prognosis

Prognosis untuk sinusitis umumnya baik dengan pengobatan yang tepat.