PERSEPSI SISWA SMP NEGERI DI KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN TERHADAP SMK KELOMPOK TEKNOLOGI DAN INDUSTRI BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Bangunan Pada Universitas Negeri Semarang Oleh Aries Gunanto NIM. 5114000001 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERSEPSI SISWA SMP NEGERI DI KECAMATAN
GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN TERHADAP SMK
KELOMPOK TEKNOLOGI DAN INDUSTRI BIDANG
KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Bangunan
Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Aries Gunanto
NIM. 5114000001
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
PENGESAHAN
“Persepsi Siswa SMP Negeri di kecamatan Gemolong kabupaten Sragen
Terhadap SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik
Bangunan”
Oleh
Aries Gunanto
NIM. 5114000001
Telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian skripsi Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 13 Agustus 2005
Ketua Sekretaris
Drs. Lashari, MT. Drs. Supriyono
NIP. 131471402 NIP. 131571560
Anggota Penguji
Pembimbing I 1. Drs. Harijadi GBW, MPd.
NIP. 131404318
Drs. Harijadi GBW, MPd. 2. Drs. Supriyono
NIP. 131404318 NIP. 131571560
Pembimbing II
Drs. Supriyono 3. Dra. Sri Handayani, MPd.
NIP. 131571560 NIP. 131961217
Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang
Prof. DR. Soesanto
NIP. 130875753
SARI
Aries Gunanto. 2005. Persepsi Siswa SMP Negeri di Kecamatan Gemolong
Kabupaten Sragen Terhadap SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan. Jurusan Teknik Sipil Program Studi
Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang. 62 hal. Pembimbing I : Drs. Harijadi Gunawan BW, MPd, II :
Drs. Supriyono
Kata Kunci: Persepsi, Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan, SMK Kelompok
Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada saat ini
menuntut para generasi bangsa untuk mencari bekal ilmu dan teknologi yang
tinggi. SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik
Bangunan merupakan salah satu SMK Kelompok Teknologi dan Industri yang
dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah ketenagakerjaan dan masalah-
masalah dalam pembangunan bidang konstruksi. Namun dilihat dari jumlah
tamatan SMP yang memilih melanjutkan pendidikan ke SMK Kelompok
Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan semakin rendah atau
bahkan tidak ada yang berminat.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian adalah adakah perbedaan
persepsi siswa SMP Negeri di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen terhadap
SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan
ditinjau dari pendapatan keluarga, dari tingkat pendidikan orang tua dan ditinjau
dari pendapatan keluarga dan tingkat pendidikan orang tua.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SMP Negeri di
kecamatan Gemolong kabupaten Sragen yang berjumlah 481 siswa. Sampel yang
diambil sebesar 10%, yaitu 50 siswa dengan menggunakan teknik pengambilan
sampel purposive random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan
metode dokumentasi dan metode Kuesioner. Teknik analisa data yang digunakan
adalah analisa varian dua jalur dengan menggunakan program SPSS.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan persepsi
siswa SMP terhadap SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian
Teknik Bangunan ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua. Hal ini ditunjukkan
bahwa nilai Fhitung sebesar 1.364 dengan probabilitas 0.26 > 0.05, yang berarti
bahwa siswa yang berasal dari tingkat pendidikan orang tua yang tinggi,
menengah maupun rendah mempunyai persepsi terhadap SMK Kelompok
Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan yang relatif sama.
Sedangkan ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua menunjukan bahwa ada
perbedaan persepsi siswa SMP terhadap SMK Kelompok Teknologi dan Industri
Bidang Keahlian Teknik Bangunan. Hal ini ditunjukkan bahwa Fhitung sebesar
15.612 dengan probabilitas 0.000 < 0.05, yang berarti bahwa siswa yang berasal
dari tingkat pendapatan orang tua yang tinggi, menengah maupun rendah
mempunyai persepsi terhadap SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang
Keahlian Teknik Bangunan yang relatif berbeda. Ditinjau dari tingkat pendidikan
dan tingkat pendapatan orang tua menunjukkan bahwa persepsi siswa SMP
terhadap SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik
Bangunan tidak ada perbedaan. Hal ini ditunjukkan bahwa Fhitung sebesar 0.742
dengan probabilitas 0.533 < 0.05.
Simpulan dari hasil penelitian adalah bahwa ditinjau dari tingkat
pendidikan dan tingkat pendapatan orang tua secara bersama-sama tidak ada
perbedaan persepsi siswa SMP terhadap SMK Kelompok Teknologi dan Industri
Bidang Keahlian Teknik Bangunan. Secara parsial, ditinjau dari tingkat
pendidikan orang tua tidak ada perbedaan persepsi siswa SMP terhadap SMK
Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan. Sedangkan
ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua ada perbedaan persepsi siswa SMP
terhadap SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik
Bangunan. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka saran yang dapat
disampaikan adalah untuk pihak SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang
Keahlian Teknik Bangunan meningkatkan kualitas lulusannya dengan
memperbaiki proses pembelajaran di sekolah, hubungan kerja sama dengan pihak
dunia industri serta meningkatkan fasilitas yang digunakan. Dan untuk penelitian
selanjutnya yang serupa lebih memperbanyak populasi penelitian dengan
membandingkan persepsi siswa SMP terhadap SMU atau SMK Bidang Keahlian
lainnya.
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
� Minta tolonglah kamu kepada Allah dengan bersikap sabar dan mengerjakan
shalat. Sesungguhnya shalat itu amat berat dirasakan, kecuali bagi orang-orang
yang khusuk (Q.S Al-Baqarah : 45).
� Sebaik-baiknya manusia adalah yang banyak memberi manfaat terhadap
manusia yang lain (Hr. Bukhori dan Muslim).
PERSEMBAHAN
� Bapak dan ibu tercinta yang selalu memberikan doa
dan restunya.
� Mbak Wiwik dan adikku Erna tercinta terima kasih
atas dukungannya.
� Simbah kakung dan putri serta keluarga besar di
Sragen.
� Pipin yang selalu memberikan semangat.
� Keluarga besar bapak Zaenun Banaran terima kasih
semuanya.
� Teman-teman PTB ‘00’
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian skripsi ini.
Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana
pendidikan pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang dan Dekan Fakultas Teknik yang telah
memberi kesempatan kepada penulis menyelesaikan studi di Jurusan Teknik
Sipil.
2. Ketua Jurusan Teknik Sipil, atas segala bantuan, saran dan petunjuknya.
3. Drs. Harijadi Gunanwan BW, MPd., Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan petunjuk, kritik serta saran sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
4. Drs. Supriyono, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan petunjuk, kritik
serta saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Dra. Sri Handayani, MPd., Dosen Penguji yang telah memberikan petunjuk,
kritik serta saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen, yang telah memberi bekal ilmu yang tidak ternilai
harganya selama belajar di Jurusan Teknik Sipil.
7. Kepala Dinas P dan K kabupaten Sragen yang telah memberikan ijin
penelitian.
8. Kepala SMP N 1 Gemolong, Kepala SMP N 2 Gemolong, Kepala SMP Islam
Mondokan, Kepala SMK Sakti Gemolong, SMK N 1 Mondokan, SMK N 1
Miri yang telah memberikan ijin penelitian.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan moril dan materiil kepada penulis.
Skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemapuan dan
pengetahuan penulis. Oleh karena itu segala bentuk kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini akan saya terima dengan senang hati.
Semarang, Agustus 2005
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii
PENGESAHAN............................................................................................ iii
PERNYATAAN ........................................................................................... iv
SARI ............................................................................................................ v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................... 1
Pada dasarnya pendapatan bisa juga dikelompokkan dalam pendapatan sektor formal, informal, sub
sistem dan penerimaan yang bukan pendapatan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pendapatan sektor formal
Pendapatan sektor formal adalah pendapatan baik berupa uang atau
barang yang sifatnya reguler dan yang diterima biasanya sebagai balas
jasa atau kontra prestasi, meliputi:
a. Pendapatan berupa uang
b. Pendapatan berupa barang
2. Pendapatan sektor informal
Pendapatan sektor informal adalah segala pendapatan baik berupa uang
atau barang yang diterima biasanya sebagai balas jasa, meliputi:
a. Pendapatan dari usaha yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri,
promosi, penjualan dari kerjinan rumah.
b. Pendapatan dari investasi
c. Pendapatan dari keuntungan sosial
3. Pendapatan subsistem
Pendapatan sektor subsistem menurut Partodirjo (1977: 31) adalah
pendapatan yang terjadi apabila produksi dengan konsumsi terletak di
satu tangan atau masyarakat. Hal ini terjadi apabila hasil produksi sendiri
dikonsumsi oleh diri sendiri, ini juga berlaku dalam satu keluarga,
masyarakat kecil atau sekelompok orang, atau dapat dikatakan bahwa apa
yang dikonsumsi itu diproduksi oleh sendiri.
c. Tingkat Pendapatan Keluarga
Keadaan ekonomi seseorang ditentukan oleh besarnya pendapatan yang diperoleh. Besarnya
pendapatan yang diperoleh dalam suatu keluarga itu berbeda-beda atau mempunyai tingkatan dan kriteria atau
ukuran yang biasanya dipakai untuk menggolong-golongkan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan di
antaranya kekayaan. Aristoteles mengatakan bahwa tiap-tiap negara itu terdapat tiga unsur yaitu kaya, miskin, dan mereka yang di tengah-tengahnya (Sukanto, 1982:219). Hal ini sependapat dengan yang dikemukakan oleh
Furdiantanto (1974: 6) yang menjelaskan penggolongan kelas ekonomi dalam keluarga berdasarkan tinggi
rendahnya kesejahteraan atau harta benda yang dimiliki, yaitu:
1. Golongan kelas ekonomi tinggi, yaitu milioner, umumnya banker.
2. Golongan kelas ekonomi menengah, yaitu golongan cukup, harta
miliknya tidak berlebihan.
3. Golongan kelas ekonomi rendah, yaitu harta miliknya hanya cukup untuk
hidup sederhana sampai hanya minimal saja.
Dari penggolongan di atas yang termasuk golongan tinggi umumnya adalah keluarga yang
pendapatannya sudah dipusatkan pada seluruh kebutuhan hidup rata-rata perorang, dengan kata lain semua hidup dapat dicapai. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Sumitro Djoyokusumo (1987: 105), bahwa:
“Jika seseorang atau suatu bangsa dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup dengan memuaskan, karena
tersedia cukup banyak barang dan jasa, maka tingkat hidupnya adalah tinggi.”
2.1.5 Tingkat Pendidikan Orang Tua
a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan yang berlaku di Indonesia saat ini adalah pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar
merupakan pendidikan yang lamanya sembilan tahun, diselenggarakan
selama enam tahun di SD dan tiga tahun di SMP, pendidikan menengah
lamanya tiga tahun sesudah pendidikan dasar dan diselenggarakan di SMU
atau yang sederajat. Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan
menengah.
Menurut Hasbullah (2001: 46) sekolah mampu berfungsi sebagai
jembatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga
dengan kehidupan dalam masyarakat kelak. Sasaran pendidikan adalah
membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi
kemanusiaannya (Umar Tirtahardja dan La Sulo, 1995: 1).
Dari pendapat-pendapat di atas, yang dimaksud dengan pendidikan
adalah:
1. Proses pertumbuhan yang berlangsung berkat perbuatan belajar.
2. Adanya subyek uji pendidik, orang tua, manusia dewasa dan adanya
obyek uji anak didik.
3. Terjadinya pengalihan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan
ketrampilan dalam rangka pembinaan kepribadian dan pengembangan
kemampuan.
4. Adanya tujuan yaitu mendewasakan anak didik agar mampu
melaksanakan hidupnya dengan baik.
b. Macam Pendidikan
Menurut Edi Suardi (1984: 11) pendidikan dapat dibedakan menjadi
pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan non formal.
1. Pendidikan formal
Pendidikan formal adalah pendidikan di sekolah yang diatur, sistematis,
mempunyai jenjang dan dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang
berlangsung dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi
(Soewarmin, 1980: 50). Tempat untuk melaksanakan pendidikan formal
disebut pendidikan formal. Disebut lembaga pendidikan formal karena
mempunyai bentuk yang jelas dan program yang telah direncanakan
dengan peraturan dan ditetapkan secara resmi.
2. Pendidikan informal
Menurut H. Coomb yang dikutip oleh Vembrianto (1981: 22) yang
dimaksud pendidikan informal adalah:
“Pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari
dengan sadar atau tidak sadar sejak seseorang lahir sampai mati, di dalam
keluarga, dalam pekerjaan atau pergaulan sehari-hari. Pendidikan
informal berlangsung setiap saat tidak terikat oleh waktu dan tempat.”
3. Pendidikan non formal
Pendidikan non formal menurut Philip H. Coomb adalah pendidikan
yang teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak terlalu mengikuti
peraturan yang tetap dan ketat. Pendidikan non formal mempunyai
bentuk dan aktivitas yang luas dan beraneka ragam serta tujuan yang
berbeda dan di bawah tanggung jawab departemen berbeda tergantung
tujuannya. Pendidikan non formal yang sekarang ini pada umumnya
dalam bentuk kursus-kursus, seperti kursus komputer, menjahit, bengkel
dan sebagainya.
c. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan perjenjangan pendidikan yang
dilakukan dalam pendidikan formal (Suryobroto, 1983: 49) membagi
pendidikan dan pengajaran menjadiempat jenis yaitu:
1. Pendidikan dan Pengajaran Taman Kanak-kanak (TK)
Pada dasarnya tujuan umum dari pendidikan TK adalah tumbuhnya
jasmani dan rohani anak, agar memiliki sifat-sifat dasar sebagai pribadi
yang bertanggung jawab dan menjadi warga negara yang baik.
2. Pendidikan dan Pengajaran Rendah/Dasar
Pendidikan dan pengajaran tingkat rendah atau tingkat sekolah dasar
merupakan kelanjutan dari tingkat pendidikan TK. Dalam tingkat
pendidikan ini anak sudah diberi pelajaran mengetahui nilai kecakapan
dan ilmu pengetahuan yang diterima dari pendidikan.
3. Pendidikan dan Pengajaran Menengah
Pendidikan menengah merupakan kelanjutan dari pendidikan dasar. Pada
pendidikan menengah sudah mulai diadakan penjurusan untuk
menyiapkan anak didik menjadi calon tenaga kerja. Berdasarkan
jenisnya, pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum
dan pendidikan menengah kejuruan. Kedua jenis pendidikan ini bertujuan
mendidik anak didik dapat menjalankan kewajiban membangun negara.
4. Pendidikan dan Pengajaran Tinggi
Pendidikan dan pengajaran tinggi merupakan kelanjutan dari pendidikan
menengah. Dalam pendidikan tinggi, bermaksud memberikan kepada
anak didik mempersiapkandiri menjadi calon-calon pemimpin dalam
masyarakat serta mengembangkan dan memelihara kemajuan ilmu
pengetahuan untuk kesejahteraan hidup masyarakat. Pendidikan tinggi
dapat berbentuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, dan lain-
lain (Suryobroto, 1983: 59). Dengan pendidikan yang semakin tinggi
diharapkan akan semakin baik pula dalam menggunakan daya pikir.
2.2 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian di atas, maka persepsi merupakan proses seseorang
mengetahui, menafsirkan, dan mengingat serta mengorganisasikan terhadap suatu
obyek dengan menggunakan alat indera. Sedangkan timbulnya suatu persepsi
disebabkan oleh adanya faktor dari dalam diri individu dan dari luar diri individu.
Dengan demikian persepsi mempunyai peranan yang penting dalam pencapaian
suatu tujuan, dalam hal ini adalah siswa-siswa SMP dalam memilih studi lanjut.
Persepsi setiap individu tentulah berbeda-beda tergantung dari seberapa luas dia
menerima informasi tentang obyek yang menjadi persepsinya. Namun persepsi
juga akan berbeda apabila dilihat dari latar belakang status sosial seseorang.
Kondisi pendapatan dan pendidikan orang tua setiap siswa tentunya juga
akan berbeda misalnya dalam hal pekerjaan, kekayaan, pendapatan, ataupun
statusnya di masyarakat. Kedudukan orang tua tersebut menunjukkan bahwa
kedudukan tingkat penididikan juga berbeda-beda ada yang berpendidikan tinggi
ada pula yang menduduki tingkat pendidikan rendah. Demikian juga dalam hal
status ekonomi ada yang termasuk ekonomi kelas atas, ada juga yang ekonomi
kelas bawah dan ada sebagian yang menduduki status ekonomi kelas menengah.
Dari keragaman tingkat pendidikan dan pendapatan orang tua itulah timbul
perbedaan persepsi dengan mengingat dan menyesuaikan keadaan masing-masing.
Orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan dan pendapatan yang tinggi
mempunyai harapan dan keinginan yang tingggi pula, sehingga mereka lebih
menjaga prestise daripada kebutuhan. Sedangkan orang tua yang mempunyai
status tingkat pendidikan dan pendapatan rendah akan mempunyai harapan
sebaliknya yaitu akan mengutamakan kebutuhan daripada prestise. Oleh
karenanya siswa yang memiliki keadaan tingkat pendidikan dan pendapatan orang
tua seperti di atas baik tingkat pendidikan dan pendapatan tinggi maupun rendah
akan dapat mempengaruhi persepsi siswa dalam memilih studi lanjut sesuai
dengan kondisi ststus sosial orang tuanya.
2.3 Pengajuan Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi
Arikunto, 1998: 62). Sedangkan menurut Sofyan Efendi (1987: 43) hipotesis
adalah suatu kesimpulan sementara atau proposi tentang hubungan antara dua
variabel atau lebih. Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah sebagai
berikut:
1. Ada perbedaan persepsi siswa SMP Negeri di kecamatan Gemolong
kabupaten Sragen terhadap SMK Kelompok Tekknologi dan Industri
Bidang Keahlian Teknik Bangunan ditinjau dari tingkat pendidikan orang
tua.
2. Ada perbedaan persepsi siswa SMP Negeri di kecamatan Gemolong
kabupaten Sragen terhadap SMK Kelompok Tekknologi dan Industri
Bidang Keahlian Teknik Bangunan ditinjau dari tingkat pendapatan
keluarga
3. Ada perbedaan persepsi siswa SMP Negeri di kecamatan Gemolong
kabupaten Sragen terhadap SMK Kelompok Tekknologi dan Industri
Bidang Keahlian Teknik Bangunan ditinjau dari pendapatan keluarga dan
tingkat pendidikan orang tua.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, karena data yang
diperoleh adalah hasil peristiwa yang berlangsung secara alami, dalam arti
penelitian tidak mengendalikan atau tidak memperlakukan secara khusus terhadap
variabel-variabel penelitian yang ada (Sugiyono, 1992: 3).
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini bertitik
tolak dari anggapanbahwa semula gejala yang diamati dapat diukur dan diubah
dalam bentuk angka yang memungkinkan digunakan teknik-teknik analisis
statistik (Sudarsono, 1988: 30).
Sesuai dengan judul skripsi, maka dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang
dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Variabel Bebas, meliputi:
a. Variabel Pendapatan Keluarga (X1)
b. Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua (X2)
2. Variabel Terikat, meliputi:
Persepsi siswa SMP terhadap SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan (Y).
Rancangan hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 2. Skema Hubungan Antar Variabel
X1
X2
Y
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat sama
(Sutrisno Hadi, 1993: 220). Sedangkan Sudjana berpendapat bahwa populasi
adalah totalitas nilai yang mungkin, hasil pengukuran atau perhitungan, kuantitatif
maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai kesimpulan obyek yang
lengkap dan jelas, yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (1986: 5).
Lebih singkatnya dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto, populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian (1998: 115). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa populasi
adalah keseluruhan obyek penelitian dari karakteristik tertentu untuk dipelajari
kemudian dijadikan sumber data.
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas III SMP
Negeri di kecamatan Gemolong kabupaten Sragen yang berjumlah 481 siswa.
Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Jumlah Populasi Penelitian
No Nama Sekolah Jumlah Kelas Jumlah Siswa
1
2
SMP Negeri I Gemolong
SMP Negeri II Gemolong
6 Kelas
6 Kelas
241 Siswa
240 Siswa
Jumlah 12 Kelas 481 Siswa
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1998:
117). Sedangkan menurut Sugiyono (1991: 67) sampel adalah sebagian jumlah
data dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Besarnya sampel yang dipergunakan menurut Arikunto (1998: 107),
apabila subyeknya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Apabila jumlah subyeknya lebih
besar dari seratus maka sampel yang digunakan antara 10 – 15% atau 20 – 25%.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive random sampling yaitu cara pemilihan sampel yang didasarkan atas
ciri-ciri atau sifat yang mempunyai sangkut paut dengan ciri populasi dan sudah
diketahui sebelumnya (Sutrisno Hadi, 1993: 226), yaitu siswa-siswi SMP Negeri
kelas III di kecamatan Gemolong kabupaten Sragen.
Karena subyek penelitian lebih dari 100, maka berdasarkan uraian di atas maka sampel dalam penelitian ini digunakan 10%, yaitu 50 orang. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 2 berikut ini:
Tabel 2. Jumlah Sampel Penelitian
No Nama Sekolah Jumlah Populasi Jumlah Sampel
1.
2.
SMP Negeri I Gemolong
SMP Negeri II Gemolong
241
240
26
24
Jumlah 481 50
3.3 Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Arikunto, 1998: 97). Dalam penelitian ini variabel yang akan
diteliti adalah:
3.3.1 Variabel Bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu:
1. Faktor Pendapatan Keluarga (X1), dengan sub variabel sebagai berikut:
a. Pendapatan tinggi : Pengeluaran untuk kebutuhan makanan semakin
rendah dan sebaliknya kebutuhan untuk non makanan semakin tinggi.
b. Pendapatan sedang : Pengeluaran untuk kebutuhan makanan dan non
makanan relative tetap atau seimbang.
c. Pendapatan rendah : Pengeluaran hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan
pokok saja atau hanya sampai minimal saja.
2. Faktor Tingkat Pendidikan Orang Tua (X2), dengan sub variabel sebagai
berikut:
a. Pendidikan rendah : SD
b. Pendidikan menengah : SMP, SMA/SMK
c. Pendidikan tinggi : Diploma dan Sarjana
3.3.2 Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah persepsi siswa SMP Negeri di
kecamatan Gemolong kabupaten Sragen terhadap SMK Kelompok Teknologi dan
Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan, dengan sub variabel sebagai berikut:
1. Kurikulum
2. Biaya pendidikan
3. Pembelajaran
4. Fasilitas
5. Prospek lulusan
6. Pandangan masyarakat
7. Manfaat
3.4 Instrumen
3.4.1 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data. Untuk
menyusun suatu instrumen penelitian ada beberapa syarat yang harus diperhatikan
yaitu:
1. Obyektif, artinya harus dapat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya
dari obyek yang akan diteliti.
2. Cocok, artinya harus dapat tepat dan sesuai dengan jenis data yang akan
dikumpulkan.
3. Valid, artinya instrumen harus dapat memiliki ketepatan dalam proses
pengukuran.
4. Reliabel, artinya instrumen harus ajeg, dapat digunakan kapan saja dan di
mana saja terhadap kelompok yang sama.
Instrumen dalam penelitian ini disusun berdasarkan indikator-indikator yang diturunkan dalam
definisi operasional dari variabel penelitian. Indikator-indikator tersebut dijadikan
kisi-kisi untuk menyusun item-item pertanyaan.
3.4.2 Penyusunan Instrumen
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen adalah sebagai berikut:
1. Mengenali responden dengan mengungkap identitas lainnya,
meliputi:
a. Nama responden
b. Umur responden pada saat penelitian
c. Tempat sekolah responden
2. Mengidentifikasi tingkat pendidikan
a. Pendidikan rendah
b. Pendidikan menengah
c. Pendidikan tinggi
3. Instrumen pendapatan keluarga
Variabel tingkat pendapatan keluarga hanya diungkap tiga item yaitu:
a. Rata-rata pendapatan keluarga yang diperoleh dalam satu bulan.
b. Jumlah tanggungan keluarga dalam pendidikan
c. Anggaran untuk pendidikan.
4. Instrumen persepsi siswa terhadap SMK kelompok teknologi
dan industri bidang keahlian teknik bangunan.
Untuk mengukur persepsi siswa digunakan angket pilihan, pertanyaan-pertanyaan yang disusun
berdasarkan indikator-indikator yang menunjukkan adanya persepsi siswa
terhadap SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik
Bangunan, yaitu kurikulum, biaya pendidikan, pembelajaran, fasilitas, prospek
lulusan, pandangan masyarakat, dan manfaat.
Skala yang digunakan adalah model likert dengan lima (5) pilihan jawaban. Jawaban pilihan
Sangat Setuju (SS) diberi skor 5, Setuju (S) diberi skor 4, Tidak punya pilihan (E)
diberi skor 3, Kurang Setuju (KS) diberi skor 2, dan pilihan Tidak Setuju (TS)
diberi skor 1.
Adapun instrumen dari masing-masing variabel tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 3. Ubahan Persepsi Siswa SMP Terhadap SMK Kelompok teknologi dan
Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan.
Variabel Obyek yang Diukur No. Item Juml
ah
Item
1. Kurikulum 1, 8, 10, 13, 29 5
2. Biaya Pendidikan 5, 15, 16 3
3. Pembelajaran 9, 11, 18, 21, 22, 28 6
4. Fasilitas 17,19 2
5. Prospek Lulusan 3, 6, 7, 31, 23, 27, 32 7
6.Pandangan Masyarakat 2, 4, 14, 20, 25, 26, 30 7
Persepsi
Siswa
7. Manfaat 12, 24 2
1. Tinggi
2. Sedang
Pendapatan
3. Rendah
Kuisioner pendapatan
keluarga
1. Tinggi
2. Sedang
Tingkat
Pendidikan
3. Rendah
Identitas Responden
3.4.3 Uji Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukan tingkatan-tingkatan kevaliditasan atau kesahihan
suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi (Arikunto,
1998:160).
Validitas instrumen penelitian ini diungkapkan dalam bentuk koefisien korelasi produk moment
dari pearson yang diperoleh dari hasilkorelasi antara skor pengukuran dan skor
butir setiap soal (Arikunto, 1998: 162).
( )( )
( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑
−−
−=
2222YYNXXN
YXXYNRXY
Keterangan:
RXY = koefisien korelasi antar variabel X dan Y
N = Jumlah responden
∑X = Jumlah skor item
∑Y = Jumlah skor total
∑X2 = Jumlah kuadrat skor item
∑Y2 = Jumlah kuadrat skor total
Hasil ujicoba angket oleh 21 responden terdapat 3 item angket dari 32
angket yang digunakan tidak valid, yaitu no 2, 13 dan 21. Ketiga item tersebut
mempunyai koefisien korelasi kurang dari rtabel (0.433), sedangkan 29 butir
lainnya mempunyai koefisien korelasi lebih dari 0.433 dalam kategori valid. Hasil
perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
3.4.4 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu instrumen cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen itu sudah baik. Untuk menguji kesahihan
instrumen penelitian ini digunakan rumus alpha crobach adalah:
( )
∑−
−=
211 11
t
b
k
kr
σ
σ
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir soal
∑σb = jumlah varian butir
σt2
= varian total
(Arikunto, 1998: 193).
Hasil analisis reliabilitas diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0.936 >
rtabel (0.433) pada taraf signifikansi 5% dan n = 21, yang berarti bahwa instrumen
tersebut reliabel.
Berdasarkan dari hasil analisis tersebut, maka untuk pengambilan data
dalam penelitian digunakan 29 item angket.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data cara yang ditempuh untuk memperoleh data sesuai dengan data yang
dibutuhkan, penelitian ini menggunakan metode:
1. Metode Angket (Kuesioner), adalah suatu jumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1998: 227).
Digunakan dalam penelitian ini untuk mengungkap perbedaan persepsi siswa
SMP Negeri di kecamatan Gemolong kabupaten Sragen terhadap SMK
Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Bangunan.
2. Metode Dokumentasi, adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998: 202). Digunakan dalam
penelitian ini untuk mengetahui jumlah orang tua siswa berdasarkan tingkat
pendidikan yang pernah ditempuh.
3.6 Metode Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan teknik persentase
yang meliputi: daftar distribusi frekuensi dengan crosstabulation. Untuk memberi
interpretasi skor mengenai persepsi siswa SMP Negeri di kecamatan Gemolong
kabupaten Sragen terhadap SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang
Keahlian Teknik Bangunan dalam penelitian digunakan tingkatan atau rangking.
Untuk memperoleh tingkatan atau rangking tersebut digunakan dari seluruh
subyek. Dengan cara tersebut dapat dibuat tingkatan atau rangking: baik, sedang,
dan kurang sebagai berikut.
Mean tertinggi = 5
Mean terendah = 1
Rentang = Mean tertinggi – mean terendah = 5-1 = 4
Banyak kelas interval = 3 (rendah, sedang dan baik)
Panjang kelas interval = Rentang : banyak kelas interval = 4 : 3 = 1.3
Dengan panjang interval 1.3 dan mean terendah 1, maka kriterianya sebagai
berikut.
1,000 – 2,33 Rendah
2,34 – 3,67 Sedang
3,68 – 5,00 Baik
3.6.1 Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis data untuk membuktikan hipotesis penelitian menurut Sutrisno
Hadi ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi masing-masing ubahan yaitu:
1. Sampel yang digunakan harus sampel yang diambil secara random.
2. Distribusi gejala yang diselidiki adalah apabila berdistribusi normal.
3. Varian-varian atau simpangan baku yang diselidiki dari masing-masing
populasi tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan satu sama lain
(Sutrisno Hadi, 1993: 338).
Sesuai dengan pendapat di atas maka sebelum diadakan pengujian hipotesis yang telah diajukan
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah tiap variabel pada data yang diperoleh
memiliki distribusi normal atau tidak. Imam Ghozali (2005:28) menyatakan
bahwa secara statistik ada dua komponen normalitas yaitu nilai skwwnes dan
kurtosis. Skewnes berkaitan dengan simetri distribusi, sedangkan kurtosis
berkaitan dengan puncak dari distribusi. Dengan menggunakan program SPSS
akan diperoleh nilai skewnes dan kurtosis, sedangkan pengujiannya dengan rumus
sebagai berikut.
Z skew =
N
6
0S − dan
Z kurt =
N
24
0K −
Apabila nilai Zhitung > 1.96 pada taraf signifikansi 5% dan 2.58 pada taraf signifikansi 1%, maka
dapat disimpulkan bahwa asumsi data berdistribusi normal ditolak.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui bahwa varian dari kelompok dalam populasi
masing-masing tidak menunjukkan perbedaan (Sutrisno Hadi, 1993: 338).
Pengujian homogenitas data menurut Imam Ghozali (2005: 60) dapat digunakan
Levene test. Jika nilai probabilitas < 0.05,
3.6.2 Pengujian Hipotesis
Untuk memastikan apakah hipotesis yang telah diajukan dapat diterima
atau ditolak, maka perlu dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis
penelitian ini menggunakan taraf signifikan 5% (0,05) dari 100% kebenaran yang
dicapai sebesar 95% (0,95). Hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis yang diajukan
adalah hipotesis alternatif (Ha).
Hipotesis nihil (Ho) adalah tandingan dari hipotesis alternatif (Ha),
dimana jika hasil pengujian dari secara statistik terhadap hipotesis nihil (Ho)
dinyatakan ditolak, maka hipotesis alternatif (Ha) diterima, begitu sebaliknya.
Sesuai hipotesis yang diajukan yaitu ada perbedaan persepsi siswa SMP
terhadap SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik
Bangunan ditinjau dari tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan orang tua di
kecamatan Gemolong kabupaten Sragen, maka pengujian hipotesis dilakukan
dengan teknik varian dua jalur. Karena dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah ada perbedaan persepsi siswa. Adapun rumus varian dua jalur
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Anilisis Varian Dua Jalur Untuk Pengujian Hipotesis
Sumber
Variasi
Jumlah Kuadrat
(JK)
db Mk Fo
Antar A
JKA=( ) ( )
∑ ∑∑−
N
x
n
x T
A
A
22
A-1
JKA/dbA
MKA/MKd
Antar B
Antar AB
Dalam
(d)
JKB=( ) ( )
∑ ∑∑−
N
x
n
x T
B
B
22
JKAB=
( ) ( )∑ ∑∑
−N
x
n
x T
AB
B
22
JK(d)=JKT -JKA-JKB-JKAB
B-1
DbA X dbB
dbT -dbA-dbB-
dbAB
JKB/dbB
JKAB/dbA
B
JKd/dbd
MKB/MK
d
MKAB/M
Kd
Total (T) JKT=XT
2 -
( )N
XT
2
∑
N - 1
(Arikunto, 1998: 320)
Keterangan:
Antar A = Tingkat Pendidikan Orang Tua
Antar B = Pendapatan Keluarga
Antar AB = Tingkat Pendidikan Orang Tua dan Pendapatan Keluarga
DK = Jumlah Kuadrat
Db = Derajat Kebebasan
MK = Mean Kuadrat
Fo = F observasi
N = Jumlah Sampel
Perhituangan selanjutnya digunakan program SPSS yaitu melalui analisis
univariate dilanjutkan dengan uji Duncan untuk mengetahui perbedaan dari
masing-masing kelompok dalam variabel bebas yang diteliti. Berdasarkan hasil
analisis menggunakan program SPSS, apabila diperoleh nilai probabilitas < 0.05,
dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan, dan melalui uji Duncan apabila
diperoleh nilai-nilai yang letaknya dalam satu kolom dapat disimpulkan nilai-nilai
tersebut tidak berbeda nyata.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian
Data penelitian ini dikumpulkan dari siswa kelas III SMP Negeri se
Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen yang terdiri dari dua SMP yaitu SMP
Negeri 1 Gemolong sebanyak 26 siswa dan SMP Negeri 2 Gemolong sebanyak 24
siswa. Siswa-siswa sebagian besar berasal dari latar belakang keluarga dengan
tingkat pendidikan menengah yaitu mencapai 24 siswa (48%), selebihnya 19
siswa (38%) dengan tingkat pendidikan rendah dan hanya 7 siswa (14%)
berpendidikan tinggi (lihat tabel 5).
Tabel 5. Tingkat Pendidikan Orang Tua Siswa
4 19 1 24
16.7% 79.2% 4.2% 100.0%
15 5 6 26
57.7% 19.2% 23.1% 100.0%
19 24 7 50
38.0% 48.0% 14.0% 100.0%
f
%
f
%
f
%
SMP Negeri 2
Gemolong
SMP Negeri 1
Gemolong
Sekolah
Total
Rendah Menengah Tinggi
Pendidikan orang tua
Total
Sumber: Data Primer yang diolah 2005
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa latar belakang pendidikan orang
tua siswa kelas III di SMP negeri 2 Gemolong, 19 siswa (79,2%) berpendidikan
menengah, 4 siswa (16,7%) berpendidikan rendah dan hanya 1 siswa (4,2%)
berpendidikan tinggi. Latar belakang pendidikan orang tua siswa kelas III SMP
Cipta. Dikmenjur. 2004. Kurikulum SMK Semua Bidang Keahlian. Jakarta: Depdikbud. Dimyati, Mahmud. 1989. Pengantar Psikologi Pendidikan. Yogyakarta:
Depdikbud. Effendi dan Usaman. 1985. Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit UNDIP. Gilarso. 1991. Dasar-dasar Ekonomi Makro. Jakarta: Kanisius. Hadikusumo, Kunaryo. dkk. 1996. Pengantar Pendidikan. Semarang: IKIP
Semarang Press. Hadi, Sutrisno. 1989. Statistika II. Yogyakarta: Andi Offset. Hardinsyah dan Soehardjo. 1989. Ekonomi Gizi. Bogor : Depdikbud Dirjen. PAU
Pangan dan Gizi IPB Irwanto, dkk. 1997. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Gramedia. Mulyanto S dan Hans D Evers. 1982. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta:
Semarang. Poerwadarminto. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakata: Balai Pustaka. Rachman, Maman dan Muchsin. 1999. Konsep dan Analisis Statistik. Semarang:
IKIP Semarang Press.
Sekretariat Kabinet RI. 2003. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretariat Kabinet RI.
Singgih, Santoso. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: Elex
Media Komputindo. Soekanto. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV. Rajawali. Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Walgito, Bimo. 1992. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Offset.