TANDA-TANDA BESAR KIAMAT Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil URUTAN TANDA-TANDA BESAR KIAMAT Kami belum pernah mendapatkan dalil yang secara jelas menerangkan urutan tanda-tanda besar Kiamat berdasarkan kejadiannya. Semuanya hanyalah diungkapkan dalam berbagai hadits tanpa urutan, karena urutan penyebutan di dalamnya sama sekali tidak mengandung arti urutan di dalam kejadian. Ungkapan di dalamnya menggunakan huruf sambung wawu, sementara huruf tersebut tidak mengandung makna urutan. Ada beberapa nash yang urutannya menyalahi urutan yang disebutkan pada nash lainnya. Agar hal ini menjadi lebih jelas, maka kami akan menyebutkan sebagian contoh dengan mengungkapkan beberapa hadits yang menyebutkan tanda-tanda besar Kiamat secara keseluruhan atau sebagiannya. 1. Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dari Hudzaifah bin Asid al-Ghifari Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang kepada kami. Sedangkan kami tengah berbincang - bincang, lalu beliau bertanya: ؟َ نْ وُ رَ اكَ ذَ ا تَ م‘Apa yang kalian bicarakan?’ Mereka menjawab, ‘Kami sedang membicarakan Kiamat.’ Beliau berkata: ا اَ آ َ رْ َ اَ َ ْ َ َ نْ وَ رَ ت تَ َ ْ وُ َ تْ نَ اَ ِ . ‘Sesungguhnya ia (Kiamat) tidak akan terjadi hingga kalian melihat sepuluh tanda sebelumnya.’ Kemudian beliau menyebutkan asap, Dajjal, binatang, terbitnya matahari dari barat, turunnya Nabi ‘Isa bin Maryam, Ya'-juj dan Ma'-juj, dan tiga khasf (penenggelaman ke dalam bumi); khasf di timur, khasf di barat, dan khasf di Jazirah Arab, dan yang terakhirnya adalah api keluar dari Yaman yang menggiring manusia ke tempat mereka berkumpul.”*1+ Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan hadits ini dari Hudzaifah bin Asid dengan lafazh lain, yaitu: ا اَ آ ُ رْ َ َ نْ وُ كَ ت تَ ُ نْ وُ كَ تَ َ َ ال ا نِ : ُ اَ دَ ، وُ ال جد اَ ، وُ انَ خد اَ ، وِ بَ رَ عْ اِ ةَ رْ آِ زَ جِ ٌ فْ لَ خَ ، وِ بِ رْ غَ مْ اِ ٌ فْ لَ خَ ، وِ قِ رْ َ مْ اِ ٌ فْ لَ خَ ا ا اُ لَ ْ رَ ت نَ دَ ِ ةَ رْ عُ ْ نِ مُ ُ رْ خَ تٌ ارَ َ ا، وَ ِ ِ رْ غَ مْ نِ مِ اْ م اُ ْ وُ ُ َ ، وُ ْ وُ جْ َ مَ وُ ْ وُ جْ َ آَ ، وِْ رَ ْ ا. “Sesungguhnya Kiamat tidak akan terjadi hingga ada sepuluh tanda (sebelumnya): khasf di timur, kha sf di barat, khasf di Jazirah Arab, asap, Dajjal, binatang bumi, Ya'-juj dan Ma'-juj, terbitnya matahari dari barat, dan api yang keluar dari jurang ‘Adn yang menggiring manusia.” Dalam riwayat lain:
kajian tanda besar hari akhir berdasar hadits shohih
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TANDA-TANDA BESAR KIAMAT Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil URUTAN TANDA-TANDA BESAR KIAMAT Kami belum pernah mendapatkan dalil yang secara jelas menerangkan urutan tanda-tanda besar Kiamat berdasarkan kejadiannya. Semuanya hanyalah diungkapkan dalam berbagai hadits tanpa urutan, karena urutan penyebutan di dalamnya sama sekali tidak mengandung arti urutan di dalam kejadian. Ungkapan di dalamnya menggunakan huruf sambung wawu, sementara huruf tersebut tidak mengandung makna urutan. Ada beberapa nash yang urutannya menyalahi urutan yang disebutkan pada nash lainnya. Agar hal ini menjadi lebih jelas, maka kami akan menyebutkan sebagian contoh dengan mengungkapkan beberapa hadits yang menyebutkan tanda-tanda besar Kiamat secara keseluruhan atau sebagiannya. 1. Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dari Hudzaifah bin Asid al-Ghifari Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang kepada kami. Sedangkan kami tengah berbincang-bincang, lalu beliau bertanya: ما تذاكرون؟ ‘Apa yang kalian bicarakan?’ Mereka menjawab, ‘Kami sedang membicarakan Kiamat.’ Beliau berkata: ا ن ت و تن ترون ا ر آاات . ن ‘Sesungguhnya ia (Kiamat) tidak akan terjadi hingga kalian melihat sepuluh tanda sebelumnya.’ Kemudian beliau menyebutkan asap, Dajjal, binatang, terbitnya matahari dari barat, turunnya Nabi ‘Isa bin Maryam, Ya'-juj dan Ma'-juj, dan tiga khasf (penenggelaman ke dalam bumi); khasf di timur, khasf di barat, dan khasf di Jazirah Arab, dan yang terakhirnya adalah api keluar dari Yaman yang menggiring manusia ke tempat mereka berkumpul.”*1+ Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan hadits ini dari Hudzaifah bin Asid dengan lafazh lain, yaitu:
ا تكون تن تكون ر آاات : نن ا لن ال، ودا ن جن خان، وا دن خلف ا م رق، وخلف ا مغرب، وخلف جزآرة ا عرب، وا دما من مغر ا، و ار تخر من عرة دنت تر ل ا ناا .ا ر ، وآ جو وم جو ، و و ا ن “Sesungguhnya Kiamat tidak akan terjadi hingga ada sepuluh tanda (sebelumnya): khasf di timur, khasf di barat, khasf di Jazirah Arab, asap, Dajjal, binatang bumi, Ya'-juj dan Ma'-juj, terbitnya matahari dari barat, dan api yang keluar dari jurang ‘Adn yang menggiring manusia.” Dalam riwayat lain:
زول آل ن مرآ : وا عا رة . “Dan yang kesepuluh: turunnya ‘Isa bin Maryam.”*2+ Ini adalah satu hadits dari seorang Sahabat yang diriwayatkan dengan dua lafazh (redaksi) yang berbeda mengenai urutan tanda-tanda besar Kiamat. 2. Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
دك ، و مر ا عامن : ادروا ا م ال لتا ، و خاان ا ن ال، و ا دن جن خان، و ا دن ما من مغر ا، و ا د و ا ن . “Bersegeralah kalian dalam beramal (sebelum datang) enam hal: terbitnya matahari dari barat, asap, Dajjal, binatang, sesuatu yang khusus untuk kalian (kematian), atau masalah yang umum (hari Kiamat).”*3+ Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan hadits ini dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dengan lafazh lain:
، وخوآا دك : ادروا ا مال لتا ما من مغر ا، و مر ا عامن ا ر ، و و ا ن خ ان، ودا ن ال، وا د جن ا دن . “Bersegeralah kalian dalam beramal (sebelum datang) enam hal: Dajjal, asap, binatang bumi, terbitnya matahari dari barat, masalah yang umum (hari Kiamat), dan sesuatu yang khusus untuk kalian (kematian).”*4+ Ini pun satu hadits dari seorang Sahabat yang diriwayatkan dengan dua redaksi yang berbeda dalam urutan sebagian tanda-tanda besar Kiamat juga dalam penggunaan huruf athaf, di mana riwayat yang pertama menggunakan ( و ) sedangkan yang lain menggunakan ( و), dan keduanya sama sekali tidak menunjukkan urutan. Yang mungkin kita ketahui adalah urutan sebagian tanda dari segi kemunculan sebagiannya setelah yang lainnya, sebagaimana terdapat dalam beberapa riwayat, seperti yang dijelaskan dalam hadits an-Nawwas bin Sam’an Radhiyallahu anhu, sebagaimana akan dijelaskan nanti insyaa Allah Ta’ala. Disebutkan di dalamnya sebagian tanda secara berurutan berdasarkan kejadiannya. Di dalamnya disebutkan keluarnya Dajjal kepada manusia terlebih dahulu, lalu turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam untuk membunuhnya, setelah itu keluarnya Ya'-juj dan Ma'-juj pada masa Nabi ‘Isa Alaihissallam, dan menyebutkan do’a beliau agar mereka dihancurkan. Demikian pula terdapat di sebagian riwayat bahwa tanda yang pertama adalah ini, sementara yang terakhir adalah ini. Walaupun demikian, sesungguh-nya ada perbedaan pendapat di antara para ulama tentang tanda yang pertama kali muncul, dan perdebatan ini sudah ada sejak zaman para Sahabat Radhiyallahu anhum. Imam Ahmad dan Muslim ر م ما هللاmeriwayatkan dari Abu Zur’ah *5+ , beliau berkata, “Ada tiga orang dari kalangan kaum muslimin yang duduk bersama Marwan bin Hakam di Madinah, mereka mendengarnya meriwayatkan hadits tentang tanda-tanda (Kiamat) bahwa yang pertama menjadi tandanya adalah keluarnya Dajjal. Kemudian ‘Abdullah bin ‘Amr*6+ rahimahullah berkata, “Marwan tidak mengatakan sesuatu (yang bisa dipegang), aku telah hafal dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebuah hadits yang tidak pernah aku lupakan setelahnya, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ما ما كا ا ل اا ت ا؛ فا خرى ثرها ا ناا ض ، و آ ا ن ما من مغر ا، وخرو ا دن ا و ا ن ل اآلآاا خروج نن ونا . رآ “Sesungguhnya tanda (Kiamat) yang pertama kali keluar adalah terbit-nya matahari dari arah barat, lalu keluarnya binatang (dari dalam bumi) kepada manusia pada waktu dhuha. Dan mana saja di antara keduanya yang terlebih dahulu keluar, maka yang lainnya terjadi setelahnya dalam waktu yang dekat.” Ini adalah redaksi dalam riwayat Muslim. Sementara Imam Ahmad rahimahullah memberikan tambahan dalam riwayatnya, “‘Abdullah berkata -saat itu beliau membaca beberapa kitab- ‘Aku meyakini bahwa yang pertama kali keluar adalah terbitnya matahari dari barat.’”*7+ Benar, al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menggabungkan antara (riwayat yang menjelaskan) bahwa keluarnya Dajjal adalah yang pertama kali dan (riwayat yang menjelaskan) bahwa terbitnya matahari dari barat adalah yang pertama kali, beliau berkata, “Pendapat yang paling kuat dari keseluruhan riwayat bahwa keluarnya Dajjal adalah tanda besar pertama yang mengisyaratkan perubahan keadaan secara umum di muka bumi, hal itu berakhir dengan wafatnya Nabi ‘Isa Alaihissallam. Sedangkan terbitnya matahari dari arah barat adalah tanda besar pertama yang mengisyaratkan perubahan alam atas (susunan tata surya), hal itu berakhir dengan datangnya Kiamat, dan saya kira keluarnya binatang besar (dari perut bumi) terjadi pada hari itu di mana matahari terbit dari barat.” Kemudian beliau berkata, “Hikmah dalam hal itu bahwa ketika matahari terbit dari barat, pintu taubat ditutup, lalu binatang besar keluar. Binatang besar ini akan membedakan antara seorang mukmin dan kafir, sebagai penyempurna dari tujuan penutupan pintu taubat, dan tanda pertama yang mengisyaratkan tegaknya Kiamat adalah api yang mengumpulkan manusia.”*8+ Adapun al-Hafizh Ibnu Katsir berpendapat bahwa keluarnya binatang besar yang aneh merupakan tanda Kiamat besar pertama yang terjadi di muka bumi (alam bawah), karena binatang yang berbicara dengan manusia dan membedakan antara seorang mukmin dan kafir adalah hal yang menyelisihi kebiasaan. Sementara terbitnya matahari dari barat, maka hal itu merupakan hal yang sangat jelas dan merupakan tanda Kiamat pertama yang terjadi di langit. Adapun munculnya Dajjal, turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam dari langit, dan keluarnya Ya'-juj dan Ma'-juj, walaupun mereka keluar sebelum terbit matahari dari barat sebelum munculnya binatang karena mereka semua adalah manusia, menyaksikan mereka juga yang semisal dengan mereka, bukan hal aneh. Berbeda dengan keluarnya binatang dan terbitnya matahari dari barat, maka se-muanya adalah hal aneh.[9] Nampaknya, pendapat yang dapat dijadikan sandaran adalah pendapat yang dipegang oleh Ibnu Hajar, karena keluarnya Dajjal dari keadaannya sebagai seorang manusia sama sekali bukan tanda Kiamat, yang menjadikannya sebagai tanda Kiamat adalah keadaannya sebagai manusia dengan kemampuan memerintahkan langit untuk menurunkan hujan, maka hujan pun turun, dan memerintahkan bumi agar menumbuhkan tumbuhan, maka bumi pun me-numbuhkan tumbuhan. Dia memiliki banyak kemampuan yang luar biasa, sebagaimana akan dijelaskan dalam pembahasan tentang Dajjal.
Maka Dajjal pada hakikatnya adalah tanda Kiamat besar pertama yang terjadi di bumi yang ada di luar kebiasaan. Ath-Thaibi rahimahullah *10+ berkata, “Kejadian-kejadian luar biasa tersebut merupakan tanda-tanda Kiamat, sebagai tanda akan dekatnya Kiamat, atau tanda akan terjadinya Kiamat. Yang pertama adalah Dajjal, turunnya Nabi ‘Isa, Ya'-juj Ma'-juj, dan penenggelaman ke dalam bumi. Bagian kedua adalah asap, terbit-nya matahari dari barat, keluarnya binatang, dan api yang mengumpulkan manusia.”*11+ Ini adalah urutan antara satu kelompok tanda-tanda Kiamat dengan kelompok yang lainnya tanpa berusaha mengurutkan setiap tanda yang ada di bawah dua kelompok tersebut, walaupun nampak bagi kami bahwa ath-Thaibi berpendapat adanya urutan Kiamat sesuai dengan yang beliau sebutkan pada setiap kelompok, karena pembagian ini -yang beliau pegang- adalah pembagian yang baik lagi teliti. Karena, jika bagian pertama yang menunjukkan dekatnya Kiamat telah keluar, maka hal itu bisa menyadarkan setiap manusia agar mereka bertaubat dan kembali kepada Rabb mereka, yang sebelumnya belum ada pembedaan antara seorang mukmin dan kafir. Tanda-tanda yang beliau sebutkan pada pembagian pertama telah kami nyatakan bahwa semua urutannya sesuai dengan kejadiannya, ditambah lagi dengan adanya penenggelaman ke dalam bumi, maka hal itu sesuai baginya. Adapun jika bagian kedua telah muncul -yang menunjukkan datangnya Kiamat-, maka sesungguhnya manusia sudah dibedakan antara mukmin dan kafir, seperti yang akan dijelaskan nanti bahwa ketika munculnya asap yang menimpa setiap mukmin, maka mereka seperti dalam keadaan pilek, adapun orang kafir mengembung karena menghirup asap tersebut. Kemudian matahari terbit dari barat, maka tutuplah pintu taubat, sehingga keimanan seseorang yang sebelumnya kafir sama sekali tidak bermanfaat, demikian pula seseorang yang bertaubat. Setelah itu muncullah binatang besar yang akan membeda-bedakan manusia, sehingga seorang kafir bisa dibedakan dari seorang mukmin, karena binatang tersebut memberikan tanda bagi orang mukmin juga memberikan tanda (lain) bagi orang kafir sebagaimana akan dijelaskan. Dan akhir dari itu semua adalah munculnya api yang menggiring manusia. Kami sengaja menyebutkan tanda-tanda besar Kiamat sesuai dengan urutan yang disebutkan oleh ath-Thaibi; karena pendapat itu -menurut hemat kami- lebih dekat kepada kebenaran, wallaahu a’lam. Dan sebelum menyebutkan tanda-tanda besar yang sepuluh ini, kami akan berbicara terlebih dahulu tentang al-Mahdi, karena dia muncul sebelum tanda-tanda tersebut. Dialah yang bergabung dengan kaum mukminin untuk membunuh Dajjal, kemudian turunlah Nabi ‘Isa Alaihissallam, dan shalat di belakang-nya sebagaimana akan dijelaskan, insya Allah. BERANGKAINYA KEMUNCULAN TANDA-TANDA BESAR KIAMAT Jika tanda besar Kiamat yang pertama telah muncul, maka tanda-tanda yang lainnya akan keluar secara berurutan bagaikan mutiara di dalam sebuah rangkaian, salah satunya mengikuti yang lain. Ath-Thabrani rahimahullah meriwayatkan dalam kitab al-Ausath dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda: ، آتتا عن كم ا تتا ا خرز ف ا ن ا .خرو اآلآاا عض ا ثر ع ت “Munculnya tanda-tanda (Kiamat) sebagiannya mengikuti bagian yang lain, saling mengikuti bagaikan mutiara pada sebuah rangkaian.”*12+
Dan al-Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhuma, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ا ك؛ آت عض ا عض ، فإن آ ا لن .اآلآاا خرزاا م وماا ف ل كت ‘Tanda-tanda (Kiamat) bagaikan mutiara yang terangkai di dalam seutas benang, jika benang itu diputus, maka sebagiannya akan mengikuti sebagian yang lain.’”*13+ Hemat kami -wallaahu a’lam- yang dimaksud dengan tanda-tanda di sini adalah tanda-tanda besar Kiamat, karena zhahir dari hadits-hadits ini menunjukkan saling berdekatannya kemunculan tanda-tanda tersebut dengan jarak yang sangat dekat. Hal ini diperkuat oleh keterangan yang telah berlalu tentang urutan tanda-tanda besar Kiamat, di mana sebagian hadits menyebutkan bahwa se-bagian tanda-tanda itu muncul pada zaman yang saling berdekatan. Tanda besar Kiamat yang pertama setelah kemunculan al-Mahdi adalah keluarnya Dajjal, kemudian turunnya ‘Isa Alaihissallam untuk membunuhnya, selanjutnya datangnya Ya'-juj Ma'-juj, dan do’a Nabi ‘Isa Alaihissallam untuk kebinasaan mereka, akhirnya Allah membinasakan mereka, selanjutnya Nabi ‘Isa Alaihissallam berkata: ا ا كا امل ا مت ن ا نت آدري ه ا مت تفجؤه و دها آال و ار .ففآما د ن ر ن نن ذ ك ذا كان كذ ك؛ فإنن ا لن “Maka di antara yang diwahyukan oleh Rabb-ku kepadaku, bahwa hal itu (Kiamat) terjadi jika demikian. Maka sesungguhnya Kiamat itu bagaikan wanita hamil yang telah sempurna (kehamilannya) sementara keluarganya tidak mengetahui kapan mereka dikagetkan oleh kelahirannya, malam harikah atau siang hari?”*14+ Ini adalah dalil sangat dekatnya Kiamat, karena antara wafatnya Nabi ‘Isa Alaihissallam dan terjadinya Kiamat terdapat beberapa tanda-tanda besar Kiamat, seperti terbitnya matahari dari barat, munculnya binatang besar, asap, dan keluarnya api yang mengumpulkan manusia. Tanda-tanda Kiamat ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat sebelum tegaknya Kiamat. Perumpamaannya seperti ikatan yang terputus dari rangkaiannya, wallaahu a’lam. Dan kami telah mendapatkan sesuatu yang memperkuat pendapat yang telah kami sebutkan. Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah telah berkata, “Telah tetap bahwa tanda-tanda besar Kiamat bagaikan benang, jika ia putus, maka mutiara yang ada di dalamnya akan berjatuhan. Hadits ini dijelaskan di dalam riwayat Ahmad.” *15+ [Disalin dari kitab Asyraathus Saa'ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir] _______ Footnote [1]. Shahiih Muslim , kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah (XVIII/27-28, Syarh an-Nawawi). [2]. Shahiih Muslim (XVIII/28-29, Syarh an-Nawawi). [3]. Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah bab fii Baqiyyati min Ahaadiitsid Dajjal (XVIII/ 78, Syarh an-Nawawi). [4]. Ibid. *5+. Dikatakan bahwa namanya adalah Haram, ada juga yang mengatakan ‘Abdullah dan ada juga yang
mengatakan ‘Abdurrahman bin ‘Amr bin Jarir bin ‘Abdillah al-Bajali al-Kufi dari kalangan ulama Tabi’in. Beliau melihat ‘Ali Radhiyallahu anhu dan telah meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah, Mu’awiyah dan ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhuma. Lihat Tahdziibut Tahdziib (XII/99). [6]. Di dalam teks asli bahasa Arab tertulis ‘Abdullah bin ‘Umar, sementara di dalam teks asli hadits saya temukan ‘Abdullah bin ‘Amr.-penj. [7]. Musnad Ahmad (II/110-111), tahqiq Ahmad Syakir, dan Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah, bab Dzikrud Dajjal (XVIII/77-78, dengan Syarh an-Nawawi). [8]. Fat-hul Baari (XI/353). [9].Lihat an-Nihaayah/al-Fitan wal Malaahim (I/164-168), tahqiq Dr. Thaha Zaini. [10]. Beliau adalah Syarafuddin al-Hasan bin Muhammad bin ‘Abdillah ath-Thaibi, termasuk kalangan ulama hadits, tafsir dan sastra. Beliau memiliki beberapa karya tulis, di antaranya: Syarh Misykaatil Mashaabiih, Syarh al-Kasyaaf, al-Khulaashah fii Ushuulil Hadiits, dan yang lainnya. Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata tentangnya, “Dia sangat piawai dalam mengeluarkan makna-makna mendalam di dalam al-Qur-an dan as-Sunnah, orang yang bersemangat dalam menyebarkan ilmu dan memiliki ‘aqidah yang shahih.” Beliau raimahullah wafat pada tahun 743 H. Lihat biografinya dalam kitab Syadzaraatudz Dzahab (VI/137-138), Kasyfudz Dzunuun (I/720), al-A’laam (II/256), karya az-Zarkali. [11]. Fat-hul Baari (XI/352-353). [12]. Al-Haitsami berkata, “Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Ausath, dan perawinya adalah perawi ash-Shahiih selain ‘Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dan Dawud az-Zahrani, keduanya tsiqah.” Majmaa’uz Zawaa-id (VII/331). Al-Albani berkata, “Shahih.” Lihat Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (III/110, no. 3222). [13]. Musnad Ahmad (XII/6-7, no. 7040) syarah Ahmad Syakir, beliau berkata, “Isnadnya shahih.” Al-Haitsami berkata, “Diriwayatkan oleh Ahmad, dan di dalamnya ada ‘Ali bin Zaid, dia adalah perawi yang hasan haditsnya.” Majmaa’uz Zawaa-id (VII/321). *14+. Musnad Imam Ahmad dari hadits Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu (V/189-190, no. 3556), tahqiq Ahmad Syakir, beliau berkata, “Sanadnya shahih.” [15]. Fat-hul Baari (XIII/77). Sumber : http://almanhaj.or.id/content/3421/slash/0/tanda-tanda-besar-kiamat/
TANDA-TANDA MENJELANG KIAMAT
BERDASARKAN AL-QURAN DAN HADITS-HADITS
YANG SHAHIH 30 November 2012 pukul 0:04
Tanda-tanda Kiamat Kecil (‘Alamah Sughra), Pertengahan (‘Alamah Wustha), dan Besar
(‘Alamah Kubra) Berdasarkan Hadits-Hadits Rasulullah S.A.W. Yang Berstatus Shahih.
(Tafsir Ibnu Katsir, Surah Al-Kahfi), (HR. Ahmad dalam Musnad Imam Ahmad: V/271), (HR.
Muslim dalam Shahih Muslim: IV/2254, no. 2937) dan banyak lagi hadits shahih yang
menerangkannya.
[78] (QS. Ad-Dukhan {44}: 10), (HR. Muslim {4/2225}, no. 2900) dan (HR. Ath-Thabrani dan
Ibnu Jarir dengan isnad yang baik).
[79] (HR. Muslim {4/2225}, no. 2900), (HR. Al-Bukhari, Muslim dan Ahmad Fath Al-Barri,
XI/352, Shahih Muslim no. 157, Musnad Ahmad: 11/312) dan banyak lagi Hadits Shahih yang
menerangkannya.
[80] (QS. An-Naml {27}: 82), (HR. Ahmad dalam Musnad Ahmad, 11/201)
[81] (HR. Ibnu Majah dalam Sunan Ibnu Majah, no. 4049), (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim
dalam Silsilah Al-Ahadit Ash-Shahihah, no. 2949), (HR. Ad-Dailami dalam Sunan Ad-Dailami,
no. 8848) dan (HR. Ad-Dailami dalam Sunan Ad-Dailami, no. 7713).
[82] (HR. Al-Bukhari dan Muslim dalam Shahih Al-Bukhari no. 1596 dan Shahih Muslim no.
2909), (HR. Ahmad dalam Musnad Ahmad no. 2/220), (HR. Al-Bukhari dalam Shahih Al-
Bukhari no. 1595) dan (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, 4/453 dan beliau mengatakan
bahwa hadits ini shahih sesuai syarat Syaikhani).
[83] (HR. Muslim dalam Shahih Muslim, kitab Al-Fitan, hadits no. 2901), (HR. At-Tirmidzi
dalam Jami‟ Al-Ushul, hadits no. 7933) dan (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Ausath Majma‟ Az-
Zawaid: 8/11).
[84] (HR. Muslimdalam Shahih Muslim no. 2949), (HR. Muslimdalam Shahih Muslim no. 7915,
(HR. Muslimdalam Shahih Muslim no. 2937), dan (HR. Al-Bukhari dalam An-Nihayah, Ibnu
Katsir: 1/186).
[85] (HR. Muslim dalam Shahih Muslim, kitab Al-Fitan, {4/2225), hadits no. 2900 dan 2901).
(Dipetik dari: Kitab "Asyrath As-Sa'ah, Al-'Alamah Ash-Sughra, Wal-Wustha, Wal-Kubra."
Karangan Mahir Ahmad As-Sufi). Sumber : https://id-id.facebook.com/notes/zulfikar-hanafiah/tanda-tanda-menjelang-kiamat-berdasarkan-al-quran-dan-hadits-hadits-yang-shahih/493423730689047
Beriman Kepada Hari Akhir (Tanda-Tanda Besar Kiamat)
Pada edisi yang lalu telah dibahas tanda kecil kiamat, dan sekarang akan disebutkan tanda besar
kiamat.
Tanda besar adalah tanda yang menunjukkan sudah sangat dekatnya kiamat. Apabila tanda yang
satu tiba, maka akan diiringi dengan tanda berikutnya secara beruntun. Rasulullah shallallahu
„alaihi wa sallam bersabda:
ا ا اا ىو سشا ا ى ام ا و ا ي ا سا و ا او اا و س و
“Munculnya tanda-tanda kiamat yang satu akan mengikuti kemunculan tanda-tanda lain, secara
beruntun sebagaimana lepasnya manik dalam untaian.” (HR. Thabrani dalam al-Awsath, dan
dishahihkan oleh al-Albani)
Tanda-Tanda Besar
Termasuk tanda-tanda besar kiamat adalah munculnya Mahdi. Rasulullah shallallahu „alaihi wa
sallam bersabda:
ط ا اا قعو يؤه ا دو و اأ يا ي اأ يوها ظو ا ا ظو يو ها ظو يا ظو ا و ثاهللاازجالا ز ا اظيو اجوو يئتو ا ئذ ا ز ا اظيو ضاجوو زو ا لو ل و ى
ثسا عو اأمو و ي ا ئ ا اظ و اأ و و نثا يون و ا ا و ضاشيوئ اا زو اقطوسه ا ااا لو و ءاشيوئ ا عا ىع و ا الا ز ا اظيو اجوو يئتو ا م
“Sungguh, bumi ini akan dipenuhi dengan ketidakadilan dan kezaliman. Jika ia telah dipenuhi
dengan ketidakadilan dan kezaliman, maka Allah akan membangkitkan seorang laki-laki dari
keturunanku, namanya seperti namaku, ia akan memenuhi bumi dengan keadilan, sebagaimana
sebelumnya dipenuhi ketidakadilan dan kezaliman. Sehingga langit pun tidak menahan airnya,
bumi pun tidak menahan tumbuhannya. Dia akan tinggal di tengah-tengah kalian tujuh atau
delapan tahun, jika lebih bisa sembilan tahun.” (HR. al-Bazzar dan Thabrani, dishahihkan oleh
al-Albani dalam Shahihul Jami‟ no. 5073)
Di samping munculnya Mahdi, ada beberapa tanda besar lainnya, yaitu seperti yang disabdakan
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam berikut:
اصي ا سو ا س ا ص ها يع ا و غو ا و طا و ا ىدج ها ىد ةا طيواا ىش ساآ اا رمسا ىد اق وي ا شو اح ا س و ا قو و إ اى