Top Banner

of 28

Taman Nasional

Oct 16, 2015

Download

Documents

Yunita Yuyun

asd
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Macam-Macam Taman Nasional di Dunia Diajukan sebagai salah satu syarat ujian akhir SMA

Nama Siswa : Novita Suwardi

No.Induk : Jurusan : IPS Program : Regular

SMA Jubilee

Jalan. Sunter Jaya I,Kel.Sunter Agung

Jakarta Utara 14350,Indonesia

2012/2013 Halaman Pernyataan Orisinalitas

Karya tulis ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Novita SuwardiNIS : Tanda tangan Tanggal : Halaman PengesahanKarya tulis ini diajukan oleh :

Nama : Novita SuwardiNIS : Jurusan : IPSJudul Karya Tulis : Macam-Macam Taman Nasional di DuniaTelah selesai diperiksa dan sudah disetujui oleh guru pembimbing dan diterima sebagaibagian persyaratan ujian akhir dalam sistem SKS pada Program Regular Jurusan Ilmu Pengetahuan Sejarah SMA Jubilee.

Dewan Pemeriksa

Pembimbing Karya Tulis : Pembimbing Materi : Kepala Sekolah : Budiman M.Si

Ditetapkan di : Jakarta

Tanggal

Kata PengantarPertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan.Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.

Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal.Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan.Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini.Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki.Di mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan.

Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman.

Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis kami di masa datang.Sehingga semoga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.

Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini

Jakarta,11 Oktober 2012DAFTAR ISIHalaman Pernyataan Orisinalitas . iHalaman Pengesahan ii

Kata Pengantar .. iiiDaftar Isi ....................................................................................................................... iv

Bab I Pendahuluan ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 2

1.2 Tujuan .................................................................................................................. 3

1.3 Pembahasan Masalah .......................................................................................... 4

1.4 Perumusan Masalah ............................................................................................ 5

Bab II Pembahasan .......................................................................................................... 6

2.1

2.2 Luas dan Penyebaran Hutan Bakau 2.3 Lingkungan Fisik dan Zonasi Hutan Bakau 2.4 Bentuk-bentuk Adaptasi Hutan Bakau 2.5 Fungsi dan Peranan Hutan Bakau (Mangrove) dalam EkosistemBab IPendahuluan1.1 Latar Belakang

Di Negara kita masih banyak orang yang tidak mengetahui tentang apa itu Taman Nasional. Hal ini dikarenakan minimnya informasi yang sampai ke masyarakat luas, bahkan masyarakat yang berbatasan dengan Taman Nasional itu sendiri pun masih banyak yang tidak mengerti arti Taman Nasional, fungsi dan juga manfaatnya. Sangat sedikit sekali orang yang perduli akan keindahan taman nasional yang dimiliki oleh masing masing negara, tanpa mereka sadari Taman Nasional merupakan anugrah indah yang diciptakan oleh Maha pencipta yang apabila kita kembangkan dan lestarikan akan semakin terlihat indah dan terlihat menawan. 1.1 Ruang Lingkup Pembahasan

Berpijak pada latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk membahas tentang macam macam taman nasional di dunia. Banyak taman nasional yang jarang diketahui oleh orang-lain Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin memberikan penjelasan dan pengetahuan tentang macam macam taman nasional1.3 Rumusan Masalah

- Bagaimana cara kita melestarikan dan menjaga taman nasional yang dimiliki oleh masing-masing negara? - Apa dampak buruk apabila kita tidak melestarikan dan menjaga taman nasional?1.4 Tujuan Penulisan

Penulis memilih Judul Macam-Macam Taman Nasional di Dunia karena ingin Membahas tentang macam-macam taman nasional yang ada didunia dan untuk melengkapi ketentuan untuk mengikuti Ujian Nasional. 1.5 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan karya tulis ini adalah Membahas,member pengetahuan serta menyadarkan masyarakat bahwa kita harus menjaga dan melestarikan taman nasional yang sudah kita milikiBab IILandasan Teoritis 2.1 Definisi Taman NasionalTaman nasional merupakan sesuatu yang sangat berharga, karena di dalamnya kita bisa melihat banyak keindahan alam flora dan fauna yang khas dari suatu negara. maka tak heran jika negara-negara di dunia ini berusaha untuk memugar dan mempercantik taman nasional yang mereka miliki, disamping usaha dari pemerintah, keindahan alami juga ikut mempengaruhi tingkat keindahan taman nasional tersebut.

Taman Nasional (National Park) merupakan kawasan yang dilindungi oleh pemerintah dari perkembangan manusia dan polusi. Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Taman Nasional didefinisikan sebagai kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi alam.

Taman Nasional juga dilindungi olehWorld Conservation UnionKategori II (IUCN;International Union for Conservation of Nature and Natural Resources).BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Macam-Macam Negara yang memiliki Taman Nasional

3.1.1 Amerika

Amerika siapa yang tidak kenal negara maju seperti amerika ini, Amerika juga dikenal dengan lingkungannya yang tidak jarang turis dari berbagai negara datang hanya untuk berlibur dan menikmati indahnya objek-objek wisata yang dimiliki oleh negara iniKekhasan negara Amerika membuat turis merasa nyaman berada disana, dan tidak sedikit turis dari negara lain menepat di negara amerika yang indahAmerika mempunyai banyak keunikan keragaman y

2.3 Lingkungan Fisik dan Zonasi Hutan Bakau

Jenis-jenis tumbuhan hutan bakau ini bereaksi berbeda terhadap variasi-variasi lingkungan fisik di atas,sehingga memunculkan zona-zona vegetasi tertentu.Beberapa faktor lingkungan fisik tersebut adalah :1. Jenis tanah

Sebagai wilayah pengendapan, substrat di pesisir bisa sangat berbeda.Yang paling umum adalah hutan bakau tumbuh di atas lumpur tanah liat bercampur dengan bahan organik.Akan tetapi di beberapa tempat, bahan organik ini sedemikian banyak proporsinya; bahkan ada pula hutan bakau yang tumbuh di atas tanah bergambut.

Substrat yang lain adalah lumpur dengan kandungan pasir yang tinggi, atau bahkan dominan pecahan karang, di pantai-pantai yang berdekatan dengan terumbu karang.2. Terpaan ombak

Bagian luar atau bagian depan hutan bakau yang berhadapan dengan laut terbuka sering harus mengalami terpaan ombak yang keras dan aliran air yang kuat. Tidak seperti bagian dalamnya yang lebih tenang.Yang agak serupa adalah bagian-bagian hutan yang berhadapan langsung dengan aliran air sungai, yakni yang terletak di tepi sungai. Perbedaannya, salinitas di bagian ini tidak begitu tinggi, terutama di bagian-bagian yang agak jauh dari muara. Hutan bakau juga merupakan salah satu perisai alam yang menahan laju ombak besar..3. Penggenangan oleh air pasang

Bagian luar juga mengalami genangan air pasang yang paling lama dibandingkan bagian yang lainnya; bahkan terkadang terus menerus terendam. Pada pihak lain, bagian-bagian di pedalaman hutan mungkin hanya terendam air laut manakala terjadi pasang tertinggi sekali dua kali dalam sebulan.

Menghadapi variasi-variasi kondisi lingkungan seperti ini, secara alami terbentuk zonasi vegetasi mangrove; yang biasanya berlapis-lapis mulai dari bagian terluar yang terpapar gelombang laut, hingga ke pedalaman yang relatif kering.

Jenis-jenis bakau (Rhizophora spp.) biasanya tumbuh di bagian terluar yang kerap digempur ombak. Bakau Rhizophora apiculata dan R. mucronata tumbuh di atas tanah lumpur. Sedangkan bakau R. stylosa dan perepat (Sonneratia alba) tumbuh di atas pasir berlumpur. Pada bagian laut yang lebih tenang hidup api-api hitam (Avicennia alba) di zona terluar atau zona pionir ini.Di bagian lebih ke dalam, yang masih tergenang pasang tinggi, biasa ditemui campuran bakau R. mucronata dengan jenis-jenis kendeka (Bruguiera spp.), kaboa (Aegiceras corniculata) dan lain-lain.

Sedangkan di dekat tepi sungai, yang lebih tawar airnya, biasa ditemui nipah (Nypa fruticans), pidada (Sonneratia caseolaris) dan bintaro (Cerbera spp.).Pada bagian yang lebih kering di pedalaman hutan didapatkan nirih (Xylocarpus spp.), teruntum (Lumnitzera racemosa), dungun (Heritiera littoralis) dan kayu buta-buta (Excoecaria agallocha).2.4 Bentuk-bentuk Adaptasi Hutan Bakau

Menghadapi lingkungan yang ekstrim di hutan bakau,tumbuhan beradaptasi dengan berbagai cara.Secara fisik, kebanyakan vegetasi mangrove menumbuhkan organ khas untuk bertahan hidup. Seperti aneka bentuk akar dan kelenjar garam di daun. Namun ada pula bentuk-bentuk adaptasi fisiologis.Pohon-pohon bakau (Rhizophora spp.), yang biasanya tumbuh di zona terluar,mengembangkan akar tunjang (stilt root) untuk bertahan dari ganasnya gelombang.Jenis-jenis api-api (Avicennia spp.) dan pidada (Sonneratia spp.) menumbuhkan akar napas (pneumatophore) yang muncul dari pekatnya lumpur untuk mengambil oksigen dari udara. Pohon kendeka (Bruguiera spp.) mempunyai akar lutut (knee root), sementara pohon-pohon nirih (Xylocarpus spp.) berakar papan yang memanjang berkelok-kelok; keduanya untuk menunjang tegaknya pohon di atas lumpur, sambil pula mendapatkan udara bagi pernapasannya. Ditambah pula kebanyakan jenis-jenis vegetasi mangrove memiliki lentisel, lubang pori pada pepagan untuk bernapas.Untuk mengatasi salinitas yang tinggi, api-api mengeluarkan kelebihan garam melalui kelenjar di bawah daunnya.Sementara jenis yang lain, seperti Rhizophora mangle, mengembangkan sistem perakaran yang hampir tak tertembus air garam.Air yang terserap telah hampir-hampir tawar, sekitar 90-97% dari kandungan garam di air laut tak mampu melewati saringan akar ini.Garam yang sempat terkandung di tubuh tumbuhan, diakumulasikan di daun tua dan akan terbuang bersama gugurnya daun.

Pada pihak yang lain, mengingat sukarnya memperoleh air tawar, vegetasi mangrove harus berupaya mempertahankan kandungan air di dalam tubuhnya. Padahal lingkungan lautan tropika yang panas mendorong tingginya penguapan. Beberapa jenis tumbuhan hutan bakau mampu mengatur bukaan mulut daun (stomata) dan arah hadap permukaan daun di siang hari terik, sehingga mengurangi evaporasi dari daun.

1. Perkembangbiakan :

Adaptasi lain yang penting diperlihatkan dalam hal perkembang biakan jenis. Lingkungan yang keras di hutan bakau hampir tidak memungkinkan jenis biji-bijian berkecambah dengan normal di atas lumpurnya. Selain kondisi kimiawinya yang ekstrem, kondisi fisik berupa lumpur dan pasang-surut air laut membuat biji sukar mempertahankan daya hidupnya.Hampir semua jenis flora hutan bakau memiliki biji atau buah yang dapat mengapung, sehingga dapat tersebar dengan mengikuti arus air. Selain itu, banyak dari jenis-jenis mangrove yang bersifat vivipar: yakni biji atau benihnya telah berkecambah sebelum buahnya gugur dari pohon.Contoh yang paling dikenal barangkali adalah perkecambahan buah-buah bakau (Rhizophora), tengar (Ceriops) atau kendeka (Bruguiera). Buah pohon-pohon ini telah berkecambah dan mengeluarkan akar panjang serupa tombak manakala masih bergantung pada tangkainya. Ketika rontok dan jatuh, buah-buah ini dapat langsung menancap di lumpur di tempat jatuhnya, atau terbawa air pasang, tersangkut dan tumbuh pada bagian lain dari hutan. Kemungkinan lain, terbawa arus laut dan melancong ke tempat-tempat jauh.

Buah nipah (Nypa fruticans) telah muncul pucuknya sementara masih melekat di tandannya. Sementara buah api-api, kaboa (Aegiceras), jeruju (Acanthus) dan beberapa lainnya telah pula berkecambah di pohon, meski tak nampak dari sebelah luarnya. Keistimewaan-keistimewaan ini tak pelak lagi meningkatkan keberhasilan hidup dari anak-anak semai pohon-pohon itu. Anak semai semacam ini disebut dengan istilah propagul.

Propagul-propagul seperti ini dapat terbawa oleh arus dan ombak laut hingga berkilometer-kilometer jauhnya, bahkan mungkin menyeberangi laut atau selat bersama kumpulan sampah-sampah laut lainnya.Propagul dapat tidur (dormant) berhari-hari bahkan berbulan, selama perjalanan sampai tiba di lokasi yang cocok. Jika akan tumbuh menetap, beberapa jenis propagul dapat mengubah perbandingan bobot bagian-bagian tubuhnya, sehingga bagian akar mulai tenggelam dan propagul mengambang vertikal di air. Ini memudahkannya untuk tersangkut dan menancap di dasar air dangkal yang berlumpur.2. Suksesi hutan bakau :

Tumbuh dan berkembangnya suatu hutan dikenal dengan istilah suksesi hutan (forest succession atau sere).Hutan bakau merupakan suatu contoh suksesi hutan di lahan basah (disebut hydrosere).Dengan adanya proses suksesi ini, perlu diketahui bahwa zonasi hutan bakau pada uraian di atas tidaklah kekal, melainkan secara perlahan-lahan bergeser.Suksesi dimulai dengan terbentuknya suatu paparan lumpur (mudflat) yang dapat berfungsi sebagai substrat hutan bakau.Hingga pada suatu saat substrat baru ini diinvasi oleh propagul-propagul vegetasi mangrove, dan mulailah terbentuk vegetasi pionir hutan bakau

Tumbuhnya hutan bakau di suatu tempat bersifat menangkap lumpur. Tanah halus yang dihanyutkan aliran sungai, pasir yang terbawa arus laut, segala macam sampah dan hancuran vegetasi, akan diendapkan di antara perakaran vegetasi mangrove. Dengan demikian lumpur lambat laun akan terakumulasi semakin banyak dan semakin cepat. Hutan bakau pun semakin meluas.

Pada saatnya bagian dalam hutan bakau akan mulai mengering dan menjadi tidak cocok lagi bagi pertumbuhan jenis-jenis pionir seperti Avicennia alba dan Rhizophora mucronata. Ke bagian ini masuk jenis-jenis baru seperti Bruguiera spp. Maka terbentuklah zona yang baru di bagian belakang.Demikian perubahan terus terjadi, yang memakan waktu berpuluh hingga beratus tahun.

Sementara zona pionir terus maju dan meluaskan hutan bakau, zona-zona berikutnya pun bermunculan di bagian pedalaman yang mengering.

Uraian di atas adalah penyederhanaan, dari keadaan alam yang sesungguhnya jauh lebih rumit. Karena tidak selalu hutan bakau terus bertambah luas, bahkan mungkin dapat habis karena faktor-faktor alam seperti abrasi. Demikian pula munculnya zona-zona tak selalu dapat diperkirakan.Di wilayah-wilayah yang sesuai, hutan mangrove ini dapat tumbuh meluas mencapai ketebalan 4 km atau lebih; meskipun pada umumnya kurang dari itu.

3. Kekayaan flora :

Beraneka jenis tumbuhan dijumpai di hutan bakau. Akan tetapi hanya sekitar 54 spesies dari 20 genera, anggota dari sekitar 16 suku, yang dianggap sebagai jenis-jenis mangrove sejati. Yakni jenis-jenis yang ditemukan hidup terbatas di lingkungan hutan mangrove dan jarang tumbuh di luarnya.Dari jenis-jenis itu, sekitar 39 jenisnya ditemukan tumbuh di Indonesia; menjadikan hutan bakau Indonesia sebagai yang paling kaya jenis di lingkungan Samudera Hindia dan Pasifik. Total jenis keseluruhan yang telah diketahui, termasuk jenis-jenis mangrove ikutan, adalah 202 spesies

Berikut ini adalah daftar suku dan genus mangrove sejati, beserta jumlah jenisnya :Suku :Genus, jumlah spesies :

Acanthaceae (syn.: Avicenniaceae atau Verbenaceae) Avicennia (api-api), 9

Combretaceae Laguncularia, 11; Lumnitzera (teruntum), 2

Arecaceae Nypa (nipah), 1

Rhizophoraceae Bruguiera (kendeka), 6; Ceriops (tengar), 2; Kandelia (berus-berus), 1; Rhizophora (bakau), 8

Sonneratiaceae Sonneratia (pidada), 5

Suku : Genus, jumlah spesies :

Acanthaceae Acanthus (jeruju), 1; Bravaisia, 2

Bombacaceae Camptostemon, 2

Cyperaceae Fimbristylis (mendong), 1

Euphorbiaceae Excoecaria (kayu buta-buta), 2

Lythraceae Pemphis (cantigi laut), 1

Meliaceae Xylocarpus (nirih), 2

Myrsinaceae Aegiceras (kaboa), 2

Myrtaceae Osbornia, 1

Pellicieraceae Pelliciera, 1

Plumbaginaceae Aegialitis, 2

Pteridaceae Acrostichum (paku laut), 3

Rubiaceae Scyphiphora, 1

Sterculiaceae Heritiera (dungun)2, 3

Bakau adalah nama sekelompok tumbuhan dari marga Rhizophora, suku Rhizophoraceae. Tumbuhan ini memiliki ciri-ciri yang menyolok berupa akar tunjang yang besar dan berkayu, pucuk yang tertutup daun penumpu yang meruncing, serta buah yang berkecambah serta berakar ketika masih di pohon (vivipar). Pohon bakau juga memiliki banyak nama lain seperti tancang, tanjang (Jw.); tinjang (Md.); bangko (Bugis); kawoka (Timor), wako, jangkar dan lain-lain.

4. HabitusPohon besar, dengan akar tunjang yang menyolok dan bercabang-cabang. Tinggi total 4-30 m, dengan tinggi akar mencapai 0.5-2 m atau lebih di atas lumpur, dan diameter batang mencapai 50 cm. Bakau merupakan salah satu jenis pohon penyusun utama ekosistem hutan bakau.Daun tunggal, terletak berhadapan, terkumpul di ujung ranting, dengan kuncup tertutup daun penumpu yang menggulung runcing. Helai daun eliptis, tebal licin serupa kulit, hijau atau hijau muda kekuningan, berujung runcing, bertangkai, 3,5-13 7-23 cm. Daun penumpu cepat rontok, meninggalkan bekas serupa cincin pada buku-buku yang menggembung.

Bunga berkelompok dalam payung tambahan yang bertangkai dan menggarpu di ketiak, 2-4-8-16 kuntum, berbilangan 4.Tabung kelopak bertaju sekitar 1,5 cm, kuning kecoklatan atau kehijauan, melengkung.Daun mahkota putih berambut atau gundul agak kekuningan, bergantung jenisnya.Perbungaan terjadi sepanjang tahun.Buah berbentuk telur memanjang sampai mirip buah pir yang kecil, hijau coklat kotor.Hipokotil tumbuh memanjang, silindris, hijau, kasar atau agak halus berbintil-bintil.5. Keragaman jenis, habitat dan penyebaran

Ada tiga jenis bakau yang biasa dijumpai di hutan-hutan bakau di Indonesia. Jenis-jenis tersebut ialah: Bakau minyak Memiliki nama ilmiah Rhizophora apiculata Bl. (atau sering pula disebut R.conjugata L.), bakau minyak juga disebut dengan nama bakau tandok,bakau akik,bakau kacang dan lain-lain.Tandanya, dengan warna kemerahan pada tangkai daun dan sisi bawah daun.Bunga biasanya berkelompok dua-dua, dengan daun mahkota gundul dan kekuningan. Buah kecil,coklat,panjangnya 2 3,5 cm.Hipokotil dengan warna kemerahan atau jingga, dan merah pada leher kotiledon bila sudah matang.Panjang hipokotil sekitar 18 38 cm. Menyukai tanah berlumpur halus dan dalam,yang tergenang jika pasang serta terkena pengaruh masukan air tawar yang tetap dan kuat.Menyebar mulai dari Sri Lanka, Semenanjung Malaya, seluruh Indonesia,sampai ke Australia dan pulau-pulau di Pasifik.

Bakau kurapNama ilmiahnya adalah Rhizophora mucronata Poir. Juga disebut dengan nama-nama lain seperti bakau betul, bakau hitam dan lain-lain. Kulit batang hitam, memecah datar.Bunga berkelompok, 4-8 kuntum. Daun mahkota putih, berambut panjang hingga 9 mm. Buah bentuk telur, hijau kecoklatan, 5 7 cm. Hipokotil besar, kasar dan berbintil, panjang 36 70 cm. Leher kotiledon kuning jika matang.Sering bercampur dengan bakau minyak, namun lebih toleran terhadap substrat yang lebih keras dan berpasir. Lebih menyukai substrat yang tergenang dalam dan kaya humus; jarang sekali didapati di tempat yang jauh dari pasang surut. Bakau kurap menyebar luas mulai dari Afrika timur, Madagaskar, Mauritania, Asia Tenggara, kepulauan Nusantara, Melanesia dan Mikronesia.Diintroduksi ke Hawaii.- Bakau kecil

Pohon dengan satu atau banyak batang. Tidak seperti dua kerabatnya terdahulu yang dapat mencapai 30 m, bakau kecil hanya tumbuh sampai dengan tinggi sekitar 10 m. Nama ilmiahnya adalah Rhizophora stylosa Griff.Bunga dalam kelompok besar, 8-16 kuntum, kecil-kecil. Daun mahkota putih, berambut panjang hingga 8 mm. Buah coklat kecil, panjang s/d 4 cm. Hipokotil berbintil agak halus, 20-35 cm (terkadang 50 cm); leher kotiledon kuning kehijauan ketika matang.

Bakau ini menempati habitat yang paling beragam. Mulai dari lumpur, pasir sampai pecahan batu atau karang. Mulai dari tepi pantai hingga daratan yang mengering. Terutama di tepian pulau yang berkarang. Diketahui menyebar di Taiwan, Filipina, Malaysia, Papua Nugini, dan Australia tropis. Di Indonesia didapati mulai dari Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Sulawesi, Maluku dan Papua. KegunaanKayu bakau memiliki kegunaan yang baik sebagai bahan bangunan, kayu bakar, dan terutama sebagai bahan pembuat arang. Kulit kayu menghasilkan tanin yang digunakan sebagai bahan penyamak.Sebagai kayu bakar, secara tradisional masyarakat biasa memakai jenis Xylocarpus (Nirih atau Nyirih). Sedangkan untuk bahan baku pembuat arang biasa dipakai Rhizophora sp., sedangkan penggunaan kulit kayu bakau untuk diambil tanninnya, hampir-hampir tidak terdengar lagi.

Satu lagi kegunaan kayu bakau, adalah untuk bahan kertas. Kayu bakau biasa dicincang dengan mesin potong menghasilkan serpihan kayu / wood chips. Menurut berita, jenis kertas yang dibuat dari kayu bakau adalah termasuk kertas kualitas tinggi.

Kegunaan dari hutan bakau yang paling besar adalah sebagai penyeimbang ekologis dan sumber (langsung atau tidak langsung) pendapatan masyarakat pesisir, di mana peran pemerintah untuk pengaturannya masih sangat minim.

2.5 Fungsi dan Peranan Hutan Bakau (Mangrove) dalam EkosistemMengingat betapa pentingnya arti kelestarian hutan bakau ini bagi kelangsungan hidup ekosistem kelautan maka sudah selayaknya dan sewajarnya lah apabila pemerintah sangat memperhatikan keselamatan hutan-hutan bakau yang ada di Indonesia.Tak terbayangkan apa yang akan dirasakan oleh seluruh masyarakat bila suatu saat kelak ekosistem hutan Mangrove (hutan bakau) yang ada di Indonesia ini hancur atau bahkan musnah,seberapa besar nilai kerugian yang akan didapat,dan seimbangkah dengan pendapatan dan penghasilan dari kegiatan perekonomian yang hanya akan berdampak sesaat saja? Tanpa memperhatikan dampak negatif jangka panjang.Kerugian materiil yang sangat besar nilainya jika di rupiahkan dan kerugian sprituil yang tak ternilai harganya.Hutan bakau (mangrove) merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur.Sementara ini wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah dimana daratan berbatasan dengan laut. Batas wilayah pesisir di daratan ialah daerah-daerah yang tergenang air maupun yang tidak tergenang air dan masih dipengaruhi oleh proses-proses bahari seperti pasang surutnya laut, angin laut dan intrusi air laut, sedangkan batas wilayah pesisir di laut ialah daerah-daerah yang dipengaruhi oleh proses-proses alami di daratan seperti sedimentasi dan mengalirnya air tawar ke laut, serta daerah-daerah laut yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan seperti penggundulan hutan dan pencemaran.

Kawasan pesisir dan laut merupakan sebuah ekosistem yang terpadu dan saling berkolerasi secara timbal balik.Masing-masing elemen dalam ekosistem memiliki peran dan fungsi yang saling mendukung. Kerusakan salah satu komponen ekosistem dari salah satunya (daratan dan lautan) secara langsung berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem keseluruhan. Hutan mangrove merupakan elemen yang paling banyak berperan dalam menyeimbangkan kualitas lingkungan dan menetralisir bahan-bahan pencemar.

Mangrove mempunyai peranan ekologis, ekonomis, dan sosial yang sangat penting dalam mendukung pembangunan wilayah pesisir. Kegiatan rehabilitasi menjadi sangat prioritas sebelum dampak negatif dari hilangnya mangrove ini meluas dan tidak dapat diatasi (tsunami, abrasi, intrusi, pencemaran, dan penyebaran penyakit). Kota-kota yang memiliki areal mangrove seluas 43,80 ha dalam kawasan hutan berpotensi untuk dikembangkan sebagai obyek wisata (ekoturisme).

Dalam merehabilitasi mangrove yang diperlukan adalah master plan yang disusun berdasarkan data obyektif kondisi biofisik dan sosial. Untuk keperluan ini, Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam dapat memberikan kontribusi dalam penyusunan master plan dan studi kelayakannya. Dalam hal rehabilitasi mangrove, ketentuan green belt perlu dipenuhi agar ekosistem mangrove yang terbangun dapat memberikan fungsinya secara optimal (mengantisipasi bencana tsunami, peningkatan produktivitas ikan tangkapan serta penyerapan polutan perairan).

Menurut Davis, Claridge dan Natarina (1995),hutan mangrove memiliki fungsi dan manfaat sebagai berikut :

1. Habitat satwa langka Hutan bakau sering menjadi habitat jenis-jenis satwa. Lebih dari 100 jenis burung hidup disini, dan daratan lumpur yang luas berbatasan dengan hutan bakau merupakan tempat mendaratnya ribuan burug pantai ringan migran, termasuk jenis burung langka Blekok Asia (Limnodrumus semipalmatus) 2. Pelindung terhadap bencana alam Vegetasi hutan bakau dapat melindungi bangunan, tanaman pertanian atau vegetasi alami dari kerusakan akibat badai atau angin yang bermuatan garam melalui proses filtrasi. 3. Pengendapan lumpur Sifat fisik tanaman pada hutan bakau membantu proses pengendapan lumpur. Pengendapan lumpur berhubungan erat dengan penghilangan racun dan unsur hara air, karena bahan-bahan tersebut seringkali terikat pada partikel lumpur. Dengan hutan bakau, kualitas air laut terjaga dari endapan lumpur erosi.4. Penambah unsur haraSifat fisik hutan bakau cenderung memperlambat aliran air dan terjadi pengendapan. Seiring dengan proses pengendapan ini terjadi unsur hara yang berasal dari berbagai sumber, termasuk pencucian dari areal pertanian. 5. Penambat racun Banyak racun yang memasuki ekosistem perairan dalam keadaan terikat pada permukaan lumpur atau terdapat di antara kisi-kisi molekul partikel tanah air. Beberapa spesies tertentu dalam hutan bakau bahkan membantu proses penambatan racun secara aktif

6. Sumber alam dalam kawasan (In-Situ) dan luar Kawasan (Ex-Situ)

Hasil alam in-situ mencakup semua fauna dan hasil pertambangan atau mineral yang dapat dimanfaatkan secara langsung di dalam kawasan. Sedangkan sumber alam ex-situ meliputi produk-produk alamiah di hutan mangrove dan terangkut/berpindah ke tempat lain yang kemudian digunakan oleh masyarakat di daerah tersebut, menjadi sumber makanan bagi organisme lain atau menyediakan fungsi lain seperti menambah luas pantai karena pemindahan pasir dan lumpur.

7. Transportasi

Pada beberapa hutan mangrove, transportasi melalui air merupakan cara yang paling efisien dan paling sesuai dengan lingkungan. 8. Sumber plasma nutfah

Plasma nutfah dari kehidupan liar sangat besar manfaatnya baik bagi perbaikan jenis-jenis satwa komersial maupun untukmemelihara populasi kehidupan liar itu sendiri. 9. Rekreasi dan pariwisata

Hutan bakau memiliki nilai estetika, baik dari faktor alamnya maupun dari kehidupan yang ada di dalamnya. Hutan mangrove yang telah dikembangkan menjadi obyek wisata alam antara lain di Sinjai (Sulawesi Selatan), Muara Angke (DKI), Suwung, Denpasar (Bali), Blanakan dan Cikeong (Jawa Barat), dan Cilacap (Jawa Tengah). Hutan mangrove memberikan obyek wisata yang berbeda dengan obyek wisata alam lainnya. Karakteristik hutannya yang berada di peralihan antara darat dan laut memiliki keunikan dalam beberapa hal. Para wisatawan juga memperoleh pelajaran tentang lingkungan langsung dari alam. Pantai Padang, Sumatera Barat yang memiliki areal mangrove seluas 43,80 ha dalam kawasan hutan, memiliki peluang untuk dijadikan areal wisata mangrove.

Kegiatan wisata ini di samping memberikan pendapatan langsung bagi pengelola melalui penjualan tiket masuk dan parkir, juga mampu menumbuhkan perekonomian masyarakat di sekitarnya dengan menyediakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, seperti membuka warung makan, menyewakan perahu, dan menjadi pemandu wisata.

10. Sarana pendidikan dan penelitian

Upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan laboratorium lapang yang baik untuk kegiatan penelitian dan pendidikan.

11. Memelihara proses-proses dan sistem alami

Hutan bakau sangat tinggi peranannya dalam mendukung berlangsungnya proses-proses ekologi, geomorfologi, atau geologi di dalamnya. 12. Penyerapan karbon Proses fotosentesis mengubah karbon anorganik (C02) menjadi karbon organik dalam bentuk bahan vegetasi. Pada sebagian besar ekosistem, bahan ini membusuk dan melepaskan karbon kembali ke atmosfer sebagai (C02). Akan tetapi hutan bakau justru mengandung sejumlah besar bahan organik yang tidak membusuk. Karena itu, hutan bakau lebih berfungsi sebagai penyerap karbon dibandingkan dengan sumber karbon.

13. Memelihara iklim mikro

Evapotranspirasi hutan bakau mampu menjaga ketembaban dan curah hujan kawasan tersebut, sehingga keseimbangan iklim mikro terjaga.

14. Mencegah berkembangnya tanah sulfat masam

Keberadaan hutan bakau dapat mencegah teroksidasinya lapisan pirit dan menghalangi berkembangnya kondisi alam.

Bab III

Kesimpulan dan Saran

3.1 Kesimpulan

Hutan bakau mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia.Hal itu disebabkan karena hutan bakau memiliki banyak kegunaan,diantaranya dapat digunakan sebagai bahan industri,penyeimbang ekologis,dan yang lebih penting sebagai pencegah banjir dan erosi.

Ironisnya hutan bakau banyak yang dirusak oleh masyarakat yang tidak peduli dengan kelestarian hutan bakau.Seharusnya kita wajib melestarikannya dengan cara rehabilitasi/penanaman ulang tanaman bakau.

3.2 Saran

Pemerintah sebaiknya mengadakan penyuluhan bagi masyarakat tentang pentingnya pelestarian hutan bakau.Oleh sebab itu masyarakat perlu dibekali cara melestarikan dan perkembangbiakan tanaman bakau.

Daftar Pustaka