Top Banner

of 17

TAMAN MENTENG

Jul 13, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

ANALISIS MENGENAI TAMAN MENTENGMATA KULIAH ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN UNTUK UJIAN VERIFIKASI HASIL KONVERSI KURIKULUM

DOSEN : Ir. NuzuliarRachmah, MT

DISUSUN OLEH : MARIA MAGDALENA SARI A. 052. 09. 045 A1-GANJIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITAS TRISAKTI SEMESTER GANJIL 2011/2012

BAB I. PENDAHULUAN i. Latar Belakang Ruang terbuka (open spaces) merupakan ruang yang direncanakan karena kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka. Seiring berkembangnya pembangunan yang pesat di Kota Jakarta, ketersediaan lahan sebagai ruang terbuka semakin berkurang. Hal ini disebabkan pembangunan yang lebih terwujud berupa bangunan sehingga pembangunan bersifat ruang terbuka yang dapat memberikan wadah untuk aktivitas bersama justru kurang diperhatikan.

ii.

Maksud Tujuan Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk membahas dan menganalisa Taman Menteng. Makalah ini memberikan penjelasan seperti apa Taman Menteng sehingga dapat menguraikan permasalahan yang terdapat pada Taman Menteng dan dapat merekomendasikan bagaimana ruang hijau terbuka yang baik pada Taman Menteng.

iii.

Permasalahan Taman Menteng merupakan ruang terbuka publik serbaguna yang terdapat di

daerah Menteng, Jakarta. Letak taman yang berada di antara Jalan

HOS Cokroaminoto, dan Jalan Moh Yamin ini juga dilengkapi fasilitas olah-raga dan dua rumah kaca. Namun disisi lain, terdapatnyapemasalahan pada Taman Menteng ini, dimana permasalahan dengan kondisi Taman Menteng itu sendiri, dan keberadaannya yang menimbulkan dampak tertentu bagi pengguna dan lingkungan sekitar.

BAB II DATA OBJEK

i.

Sejarah Taman Menteng berawal dari Stadion Menteng yang tadinya merupakan

Lapangan Sepak Bola Persija, Menteng yang telah ada sejak tahun 1920 an, bernama Voetbalbond Indiesche Omstreken atau V.I.O.S Veld, berlokasi di Jl. HOS. Cokroaminoto 87 Menteng, Jakarta Pusat. Semula, selain sebagai lapangan bola, kawasan ini berfungsi juga sebagai ruang terbuka publik bagi masyarakat Menteng. Tahun 1961 Persija dirasa perlu memiliki sebuah lapangan yang cukup repersentatif. Pada tahun yang sama lapangan tersebut berubah nama menjadi Stadion Persija atau akrab disebut Stadion Menteng. Rencana Gubernur DKI Sutiyoso mengubah fungsi Stadion Menteng menjadi Taman Menteng berawal sejak 2004. Sekitar bulan September 2004. Dinas Pertamanan DKI Jakarta membuka sayembara desain Taman Menteng, ruang terbuka publik serba-guna. Sayembara menekankan pada tema penyelesaian masalah parkir melalui parkir bawah tanah dan ruang publik yang memiliki karakter kontemporer. Soebchardi Rahim dengan tema desain "Dual Memory" sebagai

pemenangnya. Desain pemenang sayembara tentunya sesuai selera Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yaitu menghilangkan stadion bersejarah yang sudah berumur 84 tahun itu. Sementara desain yang tetap mempertahankan keberadaan stadion dan memadukannya dengan taman interaktif yang serba-guna justru ditolak. Sejak awal keberadaan stadion yang menjadi salah satu daerah resapan air di Jakarta Pusat itu sudah direncanakan pindah. Dari penekanan tema desain, menghadirkan parkir bawah tanah, jelas terlihat adanya upaya menghilangkan resapan air di kawasan itu. Rencana menata Taman Menteng seperti itu pernah mencuat di saat Surjadi Soedirdja menjadi Gubernur DKI Jakarta (1992-1997). Namun, dengan pertimbangan akan merusak resapan air, Surjadi menolak rencana tersebut. Kelompok Studi Arsitektur Lanskap yang diketuai Yudi Nirwono Joga mengatakan bahwa pihaknya telah memberikan peringatan terhadap rencana memindahkan Stadion Menteng dan menjadikan taman serba guna. Namun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak memedulikannya. Pada tanggal 28 April 2007, taman ini diresmikan dan dikategorikan sebagai taman publik yang memiliki fasilitas olahraga, 44 sumur resapan, dan lahan parkir.

ii.

Lokasi

Taman Menteng terletak di HOS. Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat.

BAB III ANALISA i. Teori Ruang Public Pengertian ruang publik (public spaces) adalah suatu ruang dimana seluruh masyarakat mempunyai akses untuk menggunakannya. Ciri-ciri utama dari public spaces adalah: terbuka mudah dicapai oleh masyarakat untuk melakukan kegiatankegiatan kelompok. Taman Menteng merupakan ruang public yang bersifat Ruang terbuka hijau. Dimana membutuhkan kualitas perencanaan lingkungan yang lebih baik lagi untuk menjaga

keseimbangan

perkotaan.

Mempertahankan

lingkungan

perkotaan agar tetap berkualitas merupakan penjabaran dari GBHN 1993 dengan asas trilogi pembangunannya yaitu pertumbuhan ekonomi, pemerataan

pembangunan dan hasil-hasilnya, dan stabilitas nasional melalui pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dengan memperhatikan kelestarian

lingkungan hidup (GBHN, 1993; 94) Beberapa pengertian tentang Ruang Terbuka Hijau (RTH) diantaranya adalah:

Ruang yang didominasi oleh lingkungan alami di luar maupun di dalam

kota, dalam bentuk taman, halaman, areal rekreasi kota dan jalur hijau (Trancik, 1986; 61)

Ruang-ruang di dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam

bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur yang dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan yang berfungsi sebagai kawasan pertamanan kota, hutan kota, rekreasi kota, kegiatan Olah Raga, pemakaman, pertanian, jalur hijau dan kawasan hijau pekarangan (Inmendagri no.14/1988).

Fasilitas yang memberikan kontribusi penting dalam meningkatkan

kualitas lingkungan permukiman, dan merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam kegiatan rekreasi (Rooden Van FC dalam Grove dan Gresswell, 1983).

ii.

Pedestrian Pedestrian adalah tempat atau jalur untuk pejalan kaki. Fungsi utama dari

pedestrian adalah sebagai fasilitas yang diberikan bagi pejalan kaki sehingga dapat meningkatkan kenyamanan, kelancaran, dan keamanan bagi pejalan kaki.

Kondisi pedestrian pada Taman Menteng sudah tertata dengan cukup baik. Namun karena konsep yang diberikan sebagai taman, yang merupakan elemen visual, justru di sekitar pedestrian tidak memiliki vegetasi yang dapat memberikan kesejukkan bagi penggunanya.sebaikny kurangnya vegetasi sehingga terasa panas menyengat

Pedestrian yang baik seharusnya memiliki arahan koneksi jalan yang baik, memiliki lebar yang sesuai, dan memberikan kenyamanan bagi penggunannya.

iii. Tata Guna Lahan

Klasifikasi ruang terbuka hijau berdasarkan pada kepentingan pengelolaannya adalah sebagai berikut :

Kawasan Hijau Pertamanan Kota, berupa sebidang tanah yang sekelilingnya ditata secara teratur dan artistik, ditanami pohon pelindung, semak/perdu, tanaman penutup tanah serta memiliki fungsi relaksasi.

Termaktub dalam penjelasan UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang pasal 29 (ayat 1, 2 dan 3): Ayat 1 berbunyi: Ruang terbuka hijau publik merupakan ruang terbuka hijau yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah kota yang digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum. Yang termasuk ruang terbuka hijau publik, antara lain, adalah taman kota, taman pemakaman umum, dan jalur hijau sepanjang jalan, sungai, dan pantai. Yang termasuk uang terbuka hijau

privat, antara lain, adalah kebun atau halaman rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan. Ayat 2 berbunyi: Proporsi 30 (tiga puluh) persen merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan ekosistem kota, baik keseimbangan sistem hidrologi dan sistem mikroklimat, maupun sistem ekologis lain, yang selanjutnya akan meningkatkan ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyarakat, serta sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota. Untuk lebih meningkatkan fungsi dan proporsi ruang terbuka hijau di kota, pemerintah, masyarakat, dan swasta didorong untuk menanam tumbuhan di atas bangunan gedung miliknya. Ayat 3 berbunyi: Proporsi ruang terbuka hijau publik seluas minimal 20 (dua puluh) persen yang disediakan oleh pemerintah daerah kota dimaksudkan agar proporsi ruang terbuka hijau minimal dapat lebih dijamin pencapaiannya sehingga memungkinkan pemanfaatannya secara luas oleh masyarakat.

Kawasan Hijau Rekreasi Kota, sebagai sarana rekreasi dalam kota yang memanfaatkan ruang terbuka hijau.

Kawasan Hijau kegiatan Olahraga, tergolong ruang terbuka hijau area lapangan, yaitu lapangan, lahan datar atau pelataran yang cukup luas. Bentuk dari ruang terbuka ini yaitu lapangan olahraga, stadion, lintasan lari atau lapangan golf.

Taman Menteng merupakan taman yang memang ditujukan untuk publik sehingga ditata secara teratur dan artistik untuk memberikan suasana yang

menarik. Selain sebagai rekreasi, taman Menteng juga memberikan fasilitasfasilitasuntuk berolahraga dan area parkir.

Arena

Area Olahraga

Namun penggunaan lahan pun disalahgunakan oleh beberapa penjual yang menjajakan jualannya di pinggir-pinggir jalan dan juga di area taman. Hal ini membuat taman menjadi tidak bersih dan terlihat ketidaktertiban. Sebelumnya juga, taman ini buka 24 jam dan menimbulkan masalah dengan lingkungan sekitar, karena pada malam hari pun sering adanya kegiatan yang membuat warga disketiar taman menjadi terganggu. Untungnya masalah itu sudah diatasi dengan jadwal buka taman dari jam 8.00 sampai jam 22.00.

ketidaktertiban aktivitas pedagang

suasana malam Taman Menteng

iv. Material Taman Menteng memiliki pedestrian yang terbuat dari keramik, dengan adanya corak yang membuat taman menjadi terlihat menarik. Adanya 2 bangunan sebagai ruang pameran yang terletak dipusat taman menggunakan material baja dan kaca. Sayangnya pada taman ini, fasilitas untuk penyandang cacat kurang diperhatikan.

Bangunan kaca

kerami k bercor ak

Tanda2 / jalur khusus untuk tuna netra yaitu lantai dengan penonjolan & setiap persimpangan,

v. Lanskap

Lanskap Taman Menteng sudah terlihat baik dan dibuat semenarik mungkin.

bangku taman yang tertata rapi

Patung Barack Obama yang saat pembuatannya meicu kontrovesi

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Taman Menteng merupakan ruang terbuka di kota Jakarta yang digunakan sebagai tempat rekreasi, tempat berolahraga dan dapat sebagai paru-paru kota. Penataan Taman sudah baik dengan meberikan penghijauan dan kesan artistic sehingga dapat mearik penggunanya. Namun pada Taman Menteng terlihat kurangnya fasilitas-fasilitas bagi penyandang cacat, Selain itu taman ini lebih diperuntukan hanya sebagai wadah aktivitas bersama saja, tanpa adanya kenyamanan (panas terik), karena kurangnya vegetasi yang seharusnya membuat suasana menjadi sejuk. Selain itu pula setidaknya perlu sejumlah kegiatan interaktif yang menarik di Taman Menteng agar orang mau berkunjung ke sana. Namun lagi-lagi persoalan baru akan menghadang. Taman Menteng tak cukup bergengsi untuk bisa menarik berbagai lapisan masyarakat kota jika perawatan, kerapian, kebersihan, dan keamanannya tidak dipertahankan.

w