Top Banner

of 12

Talk Show Kungfu

Jul 18, 2015

Download

Documents

Raissa Afra
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

(Ber) KARAKTER KUNGFU NAGA MAS talkshow di salah satu radio terkemuka di kota kota Semarang. Pembicara talkshow adalah Anthony Dio Martin (Managing Director HR Excellency, www.hrexcellency.com) yang juga dikenal sebagai penulis buku best seller dan trainer terkemuka di Indonesia. Topik talkshow adalah tentang Kung Fu Emosi. Pak Anthony memang pakarnya topik emosi. Salah satu bukunya Emotional Quality Management pernah menjadi best seller. Kungfu (gong fu) artinya keterampilan. Kung Fu adalah seni bela diri dari Tiongkok. Sebenarnya Kung Fu lebih dari sekedar seni bela diri. Kung Fu juga sarana untuk menjaga kebugaran jasmani, melatih dan membentuk karakter. Inti Kung Fu adalah pengenalan diri dan batas diri, kemudian melampauinya. Dalam skala yang lebih luas, Kung Fu adalah way of life. Kenapa disebut way of life? karena tujuan akhir yang dapat dicapai setelah mempelajari Kung Fu adalah menaklukan diri sendiri. Karakter yang dibentuk dari mempelajari Kung Fu adalah : 1. Loyalitas Mahir dalam Kung Fu tidak bisa diperoleh dalam hitungan jam atau hari. Loyalitas dan kesabaran-lah yang dapat membuat orang bertahan untuk bisa mahir menguasai seni Kung Fu ini. Demikian juga dalam kehidupan. Loyalitas membuat kita memiliki passion memiliki harapan dan memiliki keinginan untuk mencapai yang lebih baik. Loyalitas tidak semata diukur dari durasi tahun atau keberadaan secara fisik. Lebih dari itu, loyalitas adalah apa yang kita berikan selama waktu yang dilalui. Meliputi segala upaya, karya dan pemikiran kita yang terbaik yang kita berikan dengan penuh ketulusan. 2. Kepercayaan Guru Kung Fu akan memberikan kepercayaan kepada murid yang belajar Kung Fu agar kepercayaan diri si murid terbentuk. Demikian pula kepercayaan terhadap diri sendiri dan tujuan belajar Kung Fu akan menambah keyakinan terhadap manfaat Kung Fu. Kepercayaan memang tidak mudah dibentuk, namun bisa diruntuhkan dalam hitungan detik. Menjadi orang yang bisa dipercaya adalah usaha yang sama dengan memberi kepercayaan bagi orang lain, untuk mereka yang sulit menaruh kepercayaan. Kepercayaan membuat kita semakin optimal karena kita tahu bahwa yang ada dalam diri kita dapat memberikan rasa aman dan keyakinan bagi orang yang memberi kepercayaan. 3. Hormat kepada yang lebih senior Murid belajar Kung Fu dari yang sudah mahir dan sudah banyak pengalaman. Tanpa rasa hormat, bisa jadi setelah kita banyak belajar dan mumpuni, kita menjadi lupa diri, lupa bahwa segala yang telah kita miliki adalah hasil dari kebaikan hati dan ketulusan dari senior kita yang sudah mengajarkan kita segalanya. Yang sederhana dari pelajaran karakter ini adalah : hormatilah orang lain seperti kita ingin dihormati. Kitapun akan menjadi yang senior kelak.

4. Melindungi dan bertanggung-jawab terhadap yang lebih yunior Yunior yang masih belum mahir, patut untuk dilindungi dan dijaga dari segala bahaya. Yang senior melindungi yang yunior, sebaliknya yunior menghormati senior. Ada beberapa bagian dari kehidupan yang tidak membedakan antara yunioritas dan senioritas ini. Bagaimanapun juga, yang masih lemah dan belum bisa berdiri diatas kaki sendiri perlu dilindungi dan dijaga, sembari dilatih untuk menjadi mandiri. 5. Sopan santun Kalau kita lihat di film-flm Kung Fu, cara menunjukkan rasa hormat adalah dengan membungkukkan badan, atau memberikan salam hormat dengan kedua telapak tangan disatukan di depan wajah. Sopan santun dan rasa hormat akan menjaga kita untuk selalu bisa menahan diri lebih baik dan lebih baik lagi. Sopan santun tidak diartikan sebagai sebuah kekakuan sikap. Namun sebuah kebebasan (untuk menjadi diri sendiri) yang tetap mengingatkan kita untuk bisa menahan diri. 6. Rendah hati Makin tinggi ilmu Kung Fu yang dikuasai bisa membuat murid menjadi sombong dan merasa sudah pintar segalanya. Kerendahan hati dalam belajar ilmu Kung Fu diperlukan untuk membentuk pola pikir bahwa diatas langit masih ada langit. Rendah hati memotivasi kita untuk selalu belajar banyak hal, mengasah potensi dan mengetahui bahwa masih banyak talenta dari diri kita yang bisa dikembangkan. 7. Memiliki rasa malu (bila berbuat salah) Kung Fu tidak mengajarkan rasa malu ketika kalah. Namun ketika berbuat salah. Kesalahan membuat kita belajar bahwa ada sesuatu yang harus diperbaiki. Selalu ada kesempatan untuk mengubah kesalahan yang pernah kita perbuat. Rasa malu untuk membuat kita sadar, bukan untuk menarik diri, apalagi membatalkan niatan diri untuk menjadi lebih baik lagi. Selain karakter diatas, dan bisa jadi masih banyak lagi karakter yang bisa digali dari filosofi belajar Kung Fu, sejatinya dalam Kung Fu ada point of view yang menarik. Kemenangan sejati tercapai apabila kita dapat merubah dan atau menghilangkan keinginan lawan untuk berkelahi. Apabila kita berhasil menghilangkan keinginan musuh untuk berkelahi, kemenangan yang hakiki sudah kita miliki. Mungkin kita tidak ada waktu untuk belajar Kung Fu. Tapi belajar dan mempraktikkan karakter Kungfu akan membuat kita menjadi pemenang (hidup) sejati. Semoga anda dapat memetik banyak manfaat di Perguruan Kungfu Naga Mas dan selamat ber(karakter)-Kung Fu!!

KONI Pusat: Wushu Salah Satu Cabor Terbaik Jakarta, (Analisa) Insan wushu di tanah air pantas gembira. Soalnya, cabor yang dipimpin Master Supandi Kusuma ini mendapat pengakuan dari KONI Pusat sebagai salah satu cabang olahraga (cabor ) terbaik, baik dalam tertib administrasi organisasi maupun prestasi. Bahkan wushu kini sudah menjadi cabor prioritas di tanah air. Wakil Ketua Umum KONI Pusat Sri Sudono Sumarto menjelaskan hal tersebut ketika membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Wushu 2010 di Hotel Century Jakarta, Sabtu (20/3). "KONI Pusat sangat apresiasif pada wushu. Semua tatanan kerja organisasi, baik Raker maupun kegiatan-kegiatan pembinaan lainnya dilaksanakan tepat waktu. Wushu juga berhasil menorehkan prestasi internasional baik di Asian Games bahkan Kejuaraan Dunia," kata Sri Sudono yang akrab disapa Pak Don ini. Berkenaan hal tersebut, Sri Sudono di hadapan Bapak Wushu Indonesia serta unsur pengurus PB WI yang mewakili Master Supandi Kusuma seperti Wakil Ketua II Eisen Gauw dan Wakl Ketua III Sugihartatmo, Sekjen Ngatino, Wakil Sekjen Iwan Kwok, Ketua Bidang Organisasi Drs Chairul Azmi Hutasuhut MPd dan para pengurus lainnya, mengharapkan Wushu Indonesia bisa mepertahankan bahkan meningkatkan prestasinya. KONI Pusat, tambah Pak Don, sangat berharap wushu bisa kembali mengulangi prestasi merebut medali seperti Asian Games Doha Qatar Tahun 2006, pada Asian Games Guangzhou November 2010 mendatang. Selain itu wushu juga sangat diharapkan memainkan perannya mendukung upaya Indonesia menjadi juara umum SEA Games 2011. "Selaku tuan rumah SEA Games 2011, Indonesia bertekad meraih sukses ganda, yakni sukses prestasi dan penyelenggaraan," jelasnya. Sri Sudono juga menilai, Rakernas yang dilaksanakan PB WI cukup strategis untuk menjadikan Wushu Indonesia kian solid. Karenanya, seluruh Pengprov WI di tanah air juga diimbau mendukung dan membantu PB WI dengan mengikuti seluruh program yang ditetapkan. Bapak Wushu Indonesia IGK Manila juga mengajak seluruh insan wushu di Tanah Air tetap

mempertahankan komitmen menjadikan wushu sebagai alat perjuangan mengangkat harkat dan martabat bangsa di pentas internasinal. Karenanya, seluruh Pengprov WI diminta tetap solid dan kompak, sehingga tujuan menjadikan prestasi sebagai tujuan sesungguhnya menjadi kenyataan."Jangan hanya lihat kekurangan, tapi mari kita sama-sama membangun pretasi," pinta Manila. Ketua Umum PB WI Master Supandi Kusuma melalui Wakil Ketua III Sugihartatmo dalam kesempatan tersebut menjelaskan, Rakernas dilaksanakan karena merupakan pijakan bersama untuk meraih prestasi dan mencapai solidaritas kerja seluruh bidang. Seluruh pengurus termasuk Pengprov Pengprov di daerah diminta menjaga semangat dan terus melakukan pembinaan. Apalagi, tambah Sekjen PB WI Ngatino, Wushu yang telah menorehkan prestasi internasional, baik di SEA Games, Asian Games bahkan Kejuaraan Dunia, kini telah menjadi olahraga priortas di tanah air.

PB WI Tetapkan Batasan Usia Atlet untuk PON Jakarta, (Analisa). Wakil Ketua Umum KONI Pusat Sri Sudono Sumarto (tengah) didampingi Bapak Wushu Indonesia IGK Manila, Sekjen Ngatino (paling kiri), Wakil Ketua II Eisen Gauw dan Wakil Ketua III Sugihartatmo (paling kanan) memberi sambutan sebelum membuka Rakernas Wushu 2010.

Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI) menetapkan batasan usia atlet untuk pelaksanaan PON XVIII/2012 di Pekanbaru. Penetapan ini dicapai dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Hotel Century Jakarta, Sabtu (20/3). Sesuai hasil Rakernas yang diikuti 20 dari 23 Pengprov WI di tanah air, ditetapkan batasan usia untuk atlet taolu yang boleh tampil di PON Pekanbaru maksimal 30 tahun. Sementara untuk sanshou, usia minimal 18 tahun dan maksimal 33 tahun. Selain batasan usia atlet PON, Rakernas yang dibuka Wakil Ketua KONI Pusat Sri Sudono Sumarto ini juga memutuskan Sulsel sebagai tuan rumah Kejurnas 2011 sekaligus Babak Kualifikasi PON XVIII.

Di samping itu, seluruh peserta menyetujui, Kejurnas Wushu Yunior dan Senior 2010 di Jakarta, juga bersifat open (terbuka=boleh diikuti sasana khusus untuk taolu yunior) dengan disertai tanggungjawab, dan draft visi misi Wushu Indonesia disepakati untuk disempurnakan dan dijadikan landasan pembinaan wushu di tanah air baik oleh PB maupun Pengprov WI. Sebelumnya, peserta Rakernas lebih dulu menyepakati program kerja tahun 2010 serta laporan kerja tahun 2009. Alot Penetapan batasan usia atlet untuk PON XVIII/2011 berlangsung alot. Hal ini karena masukan dan pandangan dari peserta Rakernas bervariasi. Apalagi sebelumnya, Sekjen PB WI Ngatino yang memimpin jalannya persidangan bersama Wakil Ketua II Eisen Gauw dan Wakil Ketua III Sugihartatmo, menyebutkan bahwa batasan usia atlet PON memang harus bisa disepakati, sebab akan dilaporkan ke KONI Pusat untuk dibakukan sebagai ketentuan dan persyaratan mengikuti PON. Pengprov WI Sumut yang diwakili H Sakiruddin SE MM dan Drs Rahman Situmeang, mengusulkan batasan usia atlet, baik taolu maupun sanshou disamakan yakni 30 tahun.Hal ini dimaksudkan, selain untuk menepikan anggapan adanya perbedaan antara dua nomor yang dipertandingkan di wushu tersebut, usia 30 tahun juga dianggap usia maksimal untuk meraih prestasi. Pengprov Jabar Elvis Pongsapan malah menyarankan batasan usia maksimal 28 tahun. Hal ini sejalan dengan keinginan Wushu Indonesia mengedepankan unsur kualitas, bukan kuantitas. Namun beberapa Pengprov seperti Sulut, Kalsel, Jatim menyarankan perbedaan batasan usia tetap diberlakukan, karena golden age atlet taolu dan sanshou dianggap berbeda. Selain itu, hal ini juga dimaksudkan untuk tidak mengganggu program pembinaan yang telah berjalan di berbagai provinsi di tanah air. Masih mengenai PON, Sekjen PB WI Ngatino dalam kesempatan tersebut menjelaskan, sesuai peraturan PON, penjaringan atlet sebelum tampil di PON adalah babak kualifikasi (Pra PON) yang mnimal diikuti 10 provinsi, dan jika sudah lolos minimal diikuti 5 provinsi. Bagi atlet yang sudah lolos kualifikasi, KONI masing-masing provinsi wajib mengirimkan atlet tersebut mengikuti PON. "Bakal ada sanksi yang diberikan untuk mengantisipasi kemungkinan tidak dikirimkan atlet lolos kualifikasi ke PON, oleh KONI provinsinya," kata Ngatino. Wakil Sekjen Iwan Kwok yang sekaligus menjabat Komisi Tehnik, dalam kesempatan tersebut juga menjelaskan, sesuai ketentuan KONI Pusat, cabang wushu di PON mempertandingkan 19 nomor (10 taolu - 9 sanshou). Hal ini dicapai berkat kerja keras dan loby-loby PB WI pimpinan Master Supandi Kusuma, karena sebelumnya KONI hanya menetapkan kuota untuk wushu 16 nomor. Adapun nomor untuk taoulu, putra: changquan, daoshu+gunshu, nanquan+nangun, taijiquan+taijijian dan duillian. Sementara untuk putri: changquan, jianshu+qiangshu,

Nanquan+Nandao, Taijiquan+Taijijian dan Duillian. Sedangkan kelas yang dipertandingkan di Sanshou, Putra; s/d Kelas 48 kg, 48 s/d 52 kg, 52 s/d 56 kg, 56 s/d 60 kg, 60 kg s/d 65 kg dan 65 s/d 70 kg. Putri; s/d Kelas 48 kg, 48 s/d 52 kg, 52 s/d 56 kg. Mutasi Atlet Menyinggung mutasi atlet yang banyak dipertanyakan peserta Rakernas. Ngatino menjelaskan, hal ini tetap mengacu kepada ketentuan sebelumnya yakni minimal 1,5 tahun sebelum PON si atlet sudah harus berdomisili di provinsi dimaksud. Peserta Rakernas dalam kesempatan tersebut juga mengusulkan PB WI bisa memperjuangkan Wushu menjadi salah satu cabor yang dipertandingkan di Popnas termasuk 02SN serta Pomnas. Hal ini sejalan dengan keinginan untuk menjadikan wushu lebih berprestasi. Dalam Rakernas seluruh peserta sepakat mendukung seluruh program PB WI yang di tahun 2010 banyak melakukan kegiatan seperti penataran wasit/juri, pelatih baik tingkat nasional bahkan internasional, serta pelaksanaan event termasuk Invitasi Sanshou Internasional II di Medan Mei 2010, serta pencapaian prestasi di Asian Games Guanzhou dan Kejuaraan Dunia Wushu Yunior di Singapura Desember 2010. (mp)

What is Wushu Wushu means "Chinese martial arts". Wushu is also called Goushu or Kungfu and westermers are more familiar with the tram Kungfu. Wushu is a wonderful martial arts with dating back thousands of years in China, and has been recognized as an ancient Chinese art for self discipline of body and mind. Wushu was displayed in those moives: "Shaolin temple, Crouching Tiger Hidden Dragon and Fearless etc by Jet Li, and Jackie Chan. Wushu in Chinese has two parts. The first part which means stop and second part means weapon. When put together the term symbolizes the idea of using military power to subdue violent disorder. By promoting peace, Chinese martial arts serve and protect while avoiding conflict. Wushu involves training and competing. Wushu has many elements of acrobatics and gymnastics. Wushu is performed the quality and complexity of each movement is emphasized. The important elements include flexibility, speed, coordination, presentation and precision. Wushu involves training and competing. Wushu has many elements of acrobatics and gymnastics. Wushu is performed the quality and complexity of each movement is emphasized. The important elements include flexibility, speed, coordination, presentation and precision. Wushu is a national sport in China. Wushu competitions take place every year. In 1991, Wushu was inducted as an official event in the Asian Games. Many countries around the world participate in Wushu competitions. Wushu was introduced into the 2008 Olympics in Beijing, China.

Benefits of Wushu There are numerous benefits to practicing Wushu. Practitioners both young and old can experiance physical, emotional. mental, social and spiritual benefits of the lifeling art. Wushu has a lot of benefits. People who practice Wushu get stronger physically, mentally and emotionally. Long term practitioners of Wushu also get stronger socially and spiritually because Wushu is a lifelong art. When people age naturally they lose strength and flexibility but Wushu practitioners stay strong and flexible into their nineties. (HongWu Kung Fu Tai ChiAcademy)

Wushu practice benefits Wushu improves flexibility Wushu improves coordination Wushu improves balance Wushu practice improves agility Wushu practice improves stamina Wushu practice improves confidence Wushu practice toughens the mind Wushu rejuvenates the spirit Wushu makes the body stronger

Wushu practice benefits for children Wushu improves basic motor and listening skills Wushu improvers how to work with others Wushu teaches children how to listen to instructors Wushu improves children confidence These benefits are composed of physical and mental: Focus, Teamwork, control, balance, memory, Discipline, fitness, and coordination

10th China Game Wushu fighting pictures

Chinese Wushu (Martial Arts) Chinese Wushu, also called Chinese Martial Arts or Kung Fu, is an important and unique component of Chinese cultural heritage with a rich content that has remained untarnished over the centuries. Literally translated, "wu" is military, "shu" is art. Wushu therefore means the art of fighting, or martial arts. Wushu not only includes physical exercise but also Chinese philosophy, meditation and aesthetics. Previously, Wushu figured significantly in the simple matter of survival through China's many wars and political upheaval. Today, Wushu has been organized and systematized into a formal branch of study in the performance arts by the Chinese. Its emphasis has shifted from combat to performance, and it is practiced for its method of achieving heath, self-defense skills, mental discipline, recreational pursuit and competition. Wushu appeared in ancient China as early as 2,500 years ago. Because of its long history incorporating differences in culture, ideology, religion and usage, Wushu has developed into a great variety of schools and styles. Among the many forms, Taijiquan may enjoy the highest popularity. Characterized by gentle, rhythmic movements, natural breathing, physical and mental coordination, it is of particular good to the old and weak, and those suffering from chronic diseases. Through its long history, Wushu has developed into a number of categories, they generally are:

Empty Hand Forms It involves the performance of a sequence, usually traditional, demonstrating the function and essence of a particular martial style. It can normally fall into the following subdivisions: Long Fist, Taijiquan, Southern Fist, Imitating Styles and some other styles. Weapon Forms There are more than 400 different types of ancient Chinese weapons and many usages of each, but only about 18 standard weapons will be usually seen in Wushu competition. Sometimes a practitioner will combine two weapons in a form or do a variation involving two of the same weapons. Some instances of forms often seen in competition are: Broadsword, straight sword, spear, staff, Kwan-sword, double-swords, double hook-swords, rope-dart, chained hammer, 3sectional staff, 2-sectional staff, daggers, double short-staff, etc. Choreographed Routines (involving 2 or more people.) It is more often used by students in order to develop an understanding of the offense, defense, distance, reaction, speed, and so forth of a particular martial style. These forms can be practiced to the extent that spontaneity replaces the more mechanical. Sparring Competition Sparring competition is normally broken down into the following categories: Bare-hand sparring: with or without protective equipment. Taiji Push Hands: Stationary, moving, free-style, free-sparring. Qinna: This joint-locking and controlling is done seated or standing. Qigong The category of Qigong involves demonstrations of internal power and strength. Practitioners of this esoteric art demonstrate the powers that internal strength training and breath-training have given them. Wushu benefits the person who practices it in both body and mind: Moral Cultivation: As a human practice stressing cultivation of moral characters and demonstration of spirit and temperament, Wushu is conducive to developing good manners and conduct. It also helps adjust one's psychology. The moral characters and etiquette are held in esteem by all schools of Wushu masters. Offence and Defense: Wushu practitioners can aquire various offence and defense techniques of armed and unarmed combat for self defense through a great number of training exercises. Many Wushu techniques can also be used in military and police training. Curative Effect: Wushu exercises emphasize the adjustment of one's breathing, thinking and psychology. These exercises prove to have good curative and rehabilitative effects on contractors of chronic diseases of many kinds. As these exercises help strengthen the coordination of the human body and its immunity, they are ideal for preventing and curing diseases.

Health Improvement: Wushu exercises are effective methods for improving the pliability of the joints and the suppleness of the back and legs. The generation of energy, the jumping and leaping and the changes from one stance to another, all help enhance human strength and speed of movement. Wushu, therefore, can be taken as the basic exercise for other sporting activities. Artistic Effect: The graceful movement of the body, especially the typical oriental charm revealed during exercises of Wushu, has an impressive artistic effect and provides visual delight. People can benefit mentally as well as physically from the display of the Wushu performances. With its graceful movements and salubrious effects on health, Wushu has a strong appeal to a vast multitude of people at home and abroad. Although still in budding stages in many countries, Wushu is an established international sport. In 1990, wushu was inducted as an official medal event in the Asian Games. Since then World Championships have taken place with 56 nations participating. Wushu is also vying for the Olympic Games in the 21st century.( easytourchina.com)

wushu nowadays is used for showing off in tournaments or chinese opera etc. it used to be a fighting art but has lost that essence. you just need to find a teacher that knows the application and fighting methods of real wushu either way wushu practitioners are very strong, coordinated, fast, and flexible to do what they do.

The Eight Wisdoms of Kung FuStudents at Golden Lion Academy are also taught The Eight Wisdoms of Kung Fu and these are listed on a banner as a reminder during classes. These include: Respect - be polite, show consideration to others and be respectful of teachers, students, people and members of other martial arts clubs. Loyalty - show faithfulness to those around, stay constructive when dealing with difficult issues and treat Golden Lion members as brothers and sisters. Tolerance - permit others to be different from you, with their own beliefs and opinions. Keep an open mind. This is not about putting up with people but appreciating differences. Perseverance - be persistent and dont give up. In the end this brings results. As the tablet by the club altar reads, "100 perseverances leads to success". If something is hard, constant practice will bring your reward. Patience - recognise that it takes time to learn anything worth learning. It is important to build a firm foundation before moving to the next skill. Dignity - conduct oneself with dignity in order to earn the respect of others and feel a sense of self-respect.

Humility - be humble. Recognise that however much we know, there is still much more that can be learned. In other words, retain a beginners mind. Honour show personal integrity. Stay by your moral principles and live by example. Another aspect is holding others in high regard and thus treating others as you would have them treat you.