Top Banner
Halaman 10 Selama dua periode kepemimpinannya, ia menargetkan Unila menjadi dua puluh perguruan tinggi terbaik di Indonesia di tahun 2015. www.teknokra.com Edisi November 2015 No 145 Tahun XV Trimingguan Halaman 6 Bujang Rahman resmi dikukuhkan oleh Rektor Unila sebagai Profesor Bidang Manajemen Pendidikan, di Gedung Ser- ba Guna (GSG), Kamis (5/11). Tetap Berpikir Merdeka! Ilmiah Bisa, Populer Juga Boleh TABLOID MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG Teknologi, Inovasi, Kreativitas dan Aktivitas Teknokra Unila @TeknokraUnila Halaman 5 Satuan Pengamanan (Satpam)Unila) sudah enam kali mendapat laporan ke- hilangan sepeda motor selama Oktober hingga November di kawasan Unila. Menentukan Peran
16

Tabloid Teknokra Edisi 145 November 2015

Jul 25, 2016

Download

Documents

Teknokra Unila

Merupakan terbitan Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) Teknokra Universitas Lampung
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tabloid Teknokra Edisi 145 November 2015

Halaman 10Selama dua periode kepemimpinannya, ia menargetkan Unila menjadi dua puluh perguruan tinggi terbaik di Indonesia di tahun 2015.

www.teknokra.com

Ed i s i Novembe r 2015No 145 Tahun XV Trimingguan

Halaman 6Bujang Rahman resmi dikukuhkan oleh Rektor Unila sebagai Profesor Bidang Manajemen Pendidikan, di Gedung Ser-ba Guna (GSG), Kamis (5/11).

Tetap Berpikir Merdeka!Ilmiah Bisa, Populer Juga Boleh

TABLOID MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG

Teknologi, Inovasi, Kreativitas dan Aktivitas

Teknokra Unila@TeknokraUnila

Halaman 5Satuan Pengamanan (Satpam)Unila) sudah enam kali mendapat laporan ke-hilangan sepeda motor selama Oktober hingga November di kawasan Unila.

Dalam KebimbanganMenentukan Peran

Page 2: Tabloid Teknokra Edisi 145 November 2015

No 145 Tahun XV Trimingguan | Edisi November 20152

wwww

SALAM KAMI

Judul : Dalam Kebimbangan Mengambil Peran

Ide & Desain : Defika Putri Nastiti

Krisis kepemimpinan dan krisis kepedulian makin lama ma-kin terasa. Tengok saja gedung Grha Kemahasiswaan yang makin lama makin sepi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Setidaknya keikutsertaan mahasiswa dalam berorganisasi bisa menjadi salah satu indikator dari permasalahan krisis-krisis tadi.

Masa mahasiswa merupakan fase belajar kita yang terakhir dari struktur pendidikan formal di Indonesia . Usai melewati fase tera-khir itu, kemudian kita akan menjadi orang-orang “bekerja” tidak lagi belajar. Dan bekerja itu diperlukan kemampuan bukan seka-dar prestasi akademik tapi dibutuhkan pengalaman, keterampilan untuk bisa memimpin, mengelola, berorganisasi. Pengalam ber-organisasi selama kuliah itu yang menjadi modal meniti karier ke depan dengan baik.

Lalu aktif organisasi, itu sebenarnya sebuah kewajiban secara mo ral, secara hukum mengatakan itu tidak. Lalu dengan begitu pentingnya aktif berorganisasi, maka apakah ada porsi yang pas antara kuliah dengan berorganisasi, 50-50 kah porsinya? Atau kita harus tetap mendahulukan kuliah?

Itu bukan dinomorsatukan atau tidak, itu sesuatu yang harus dikerjakan, tak bisa dikatakan itu terpisahkan . Itu sudah hal yang harus dikerjakan. Jelas dengan berpikir seperti itu, kita melatih diri untuk memiliki multiple role yang tentu tidak bisa dimulai saat sudah lulus kuliah, tapi harus dibiasakan dari sekarang. Saat kita tidak terbiasa dengan multiple role kita akan selalu berpikirn-ya ini atau ini, ini atau ini, kita harus bisa mengerjakan semuanya.

Hal lain yang membuat mahasiswa makin gamang untuk ber-gabung organisasi adalah kegiatan kemahsiswaan kebanyakan ha-nya menampung kelompok yang organisator. Kemudian melabeli mereka yang tidak jadi bagian, seakan-akan mereka lebih rendah, jangan katakan mereka skpetis-apatis. Karena nyatanya hanya mengisolasi diri sendiri. Hal penting yang harus dilakukan ada-lah buat gerakan kegiatan kemahasiswan menjadi kegiatan yang dirasa menarik untuk semua dan ini akan sedikit demi sedikit bisa merangsang orang terlibat.=

Next Chapter

Salam Persma!Tak terasa kami sudah

sampai di penghujung kepengurusan, lama rasanya tak menyapa para pembaca lewat tabloid Teknokra. Bulan November ini menjadi bulan ter akhir bagi kepengurusan periode 2015 berkarya. Na-mun, meski sudah sampai di akhir kami masih memiliki banyak PR yang belum kelar kami garap. Janji kami untuk menerbitkan dua tabloid dan satu majalah tahunan di bulan ini masih dalam pro sesnya. Mungkin pembaca sudah tak sabar, karena kami yang meng-garapnya juga sudah tak sabar untuk segera menyelesaikannya.

Hambatan silih ber ganti tak bosan menyapa kami, mulai dari birokrasi yang menyulit-kan proses peliputan, pemad-aman listrik yang menghambat proses layout, sampai PJ lipu-tan yang menghilang mening-galkan tanggungjawabnya. Na-mun, kami yang masih di Pojok PKM ini tak mau mengalah

Sampul

begitu saja. Kami ingat bahwa saat-saat seperti itulah yang membuat kami belajar dengan sungguh-sungguh.

Tekanan dari banyak pihak, deadline yang jadi tirani, kuli-ah yang tak boleh diabaikan, sampai masalah internal se-olah datang bersamaan. Tapi kami tentu tak boleh pesimis, kami pasti bisa menyelesaikan semuanya. Akhir yang baik un-tuk awal yang jauh lebih baik menjadi pegangan kami untuk tak berhenti di saat ini.

Kami sangat bersyukur tab-loid edisi 145 ini telah sampai di tangan pembaca, mengingat rasa lelah yang harus kami ra-sakan dalam penggarapannya. Kami juga merasa sangat ber-salah kepada pembaca karena tabloid ini seharusnya terbit di bulan lalu. Atas keceroboha ini kami mohon maaf.

Terbitnya tabloid ini juga menjadi bukti bahwa kami tidak mudah menyerah, loya-litas masih terus kami kucur-kan, semangat berkarya juga

Comment

masih menyala, dan pembaca yang menunggu terbitan kami menambah semua itu. Apa lagi yang lebih berarti ketimbang pembaca yang setia menanti membaca karya kami?

Pada edisi 145 ini kami menyoroti minat mahasiswa terhadap organisasi di tengah banyak tuntutan salah satunya untuk lulus cepat, berita terse-but kami kaver dalam repor-tase khusus. Selain itu, kami juga menyajikan hasil survei menyoal kinerja rektor yang telah menjabat selama dua periode itu. Info seputar kam-pus juga tak luput dari karya kami ini. Dan rubrik-rubrik lainnya yang menarik dan di-butuhkan bagi pembaca.

Setelah tabloid ini sampai ke tangan pembaca, bukan arti nya PR kami sudal selesai. Karena kami masih harus menyele-saikan sesi lainnya sebelum ta-hun ini habis. Dari Pojok PKM kami tak bosan meng ajak pem-baca untuk

Tetap Berpikir Merdeka!=

TABLOID TRI MINGGUAN diterbitkan oleh Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) TEKNOKRA Universitas Lampung ALAMAT Grha Kemahasiswaan Lt.1 Jl.Soemantri Brodjonegoro No.1 Bandar Lampung 35145 Telp .(0721) 788717 EMAIL [email protected], [email protected] WEBSITE www.teknokra.com Pelindung: Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, MS Penasihat: Prof. Dr. Sunarto, SH, MH Dewan Pembi na: Maulana Mukhlis, S.Sos.,MIP. Anggota Dewan Pembina: Prof. Dr. Ir. Muhajair Utomo, M.Sc., Asep Unik, SE. ME., Drs. M. Toha B. Sampurna Jaya, M.S., Dr. Eddy Riva’i, S.H., M.H., Ir. Anshori Djausal, M.T., M.A., Dr.Yuswa-nto.SH.,MH., Dr.Eddi Rifai SH.MH., Asrian Hendi Caya,SE.,ME., Dr. Yoke Moelgini M.Sc, Irsan Dalimunte,SE.M.Si,MA., Dr.Dedy Hermawan S.Sos,M.Si., Dr. Nanang Trenggono M.Si., Dr.H.Sulton Djasmi, M.Si., Syafarrudin, S. Sos. MA., Toni Wijaya S.Sos.MA, M. Burhan, Vina Oktavia, S.Pd., Yurike Pratiwi

Pemimpin Umum: Faris Yursanto Pemimpin Redaksi: Hayatun Nisa F Pemimpin Usaha: Fitri Wahyuningsih Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan: Kurnia Mahardika Kepala Kesekretarian: Lia Vivi Farida Redaktur Pelaksana: Ayu Yuni An-tika Redaktur Pelaksana Daring: Khorik Istiana, Retno Wulandari Redaktur Berita: Rika Andriani Reporter : Enindita Prastiwi (Non Aktif), Ariz Nisrina, Faiza Ukhti A Redaktur Foto: Wawan Taryanto Fotografer: Luvita Wilya H, Ariz Nisrina Redaktur Artistik: Defika Putri Nastiti Staf Artistik: Retnoningayu JU Kameramen: Fitri Ardiani, Redaktur Daring: Yola Septika (Non Aktif) Manajer Keuangan: Fitria Wulandari Ma-najer Usaha : Imam Gunawan Staf Keuangan: Yola Savitri Staf Periklanan: Riska Martina (Non Aktif), Luvita Wilya H Staf Pemasaran: Yola Septika (Non Aktif) Staf Kesekretariatan: Fitri Ardiani Staf Analisis dan Perpustakaan: Wawan Taryanto Staf Pengkaderan dan SDM: Fajar Nurrohmah Magang: Agung M, Ari A, Arif S, M. Ghufroni A, Trias S.P.N, Winda S, Yessi E.N, Abdullah Masykur, Alfanny P F, Atsila Husna, Dinda Pramesti C, Elliyen Sutrisna, Hendi Nur P, Kalista Setiawan, Khusnul Aulia, Putri Lestari MNG, Rian Meigiana, Rocky Irfan, Silviana, Tuti Nur K, Yayu Isnaini, Zahra Qurrotu’aini

Kuliah dan Organisasi Bukan Pilihan

Dok

.

KYAY JAMO ADIEN

Oleh Defika Putri Nastiti

Page 3: Tabloid Teknokra Edisi 145 November 2015

No 145 Tahun XV Trimingguan | Edisi November 2015 3KAMPUS IKAM

Aspirasi. Sejumlah mahasiswa Fakultas Teknik Unila melakukan aksi Sumpah Pemuda di depan Rektorat Unila. Aksi ini dilakukan untuk menyuarakan aspirasi mahasiswa teknik terkait fasilitas, dan keamanan di Unila. Foto dibidik Rabu (28/10).

Unila-Tek: Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka Unila mengadakan Latihan Sar Nasional (Latsarnas) IV tingkat na-sional pada Minggu-Sabtu, (1-7/11). Acara yang mengusung tema “Membentuk Anggota Pramuka yang Siap dan Setia da-lam Penanggulangan Bencana” ini diikuti oleh 150 peserta dari 47 Perguruan Tinggi se-Indonesia.

Dalam kegiatan tersebut, peserta mendapatkan pelatihan keterampilan penanggulangan bencana alam baik di darat, laut, dan hutan. Hal ini bertujuan untuk membentuk pramu-ka yang berdaya guna dalam membantu masyarakat saat ter-jadi bencana.

Sebagai salah satu peserta, Hidayyattul Wahdah (maha-siswa UGM) mengatakan kegiatan Laksarnas bermanfaat bagi pemuda yang tergabung di dalam anggota pramuka. “Materi lapangan dan prakteknya sangat menarik untuk dii-kuti,” ungkapnya.

Ketua Umum Pramuka, Erwanto (Tehnik Pertanian ’12) yang merangkap ketua pelaksana mengatakan, pelatihan ini sebagai ajang memperkenalkan budaya Lampung, mengang-kat nama baik Lampung, Unila, serta UKM Pramuka Unila di kancah nasional. “Acara ini juga sekaligus menjalin per-saudaraan antar Perguruan Tinggi se-Indonesia, baik negeri maupun swasta,” ujarnya.=

Oleh Yayuk AsnainiPramuka Gelar Laksarnas

FISIP-Tek: Jurusan Ilmu Ko-munikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Uni-versitas Lampung (Unila) siap membuka program pascasar-jana. Hal tersebut disampaikan Teguh Budi Raharjo saat dies natalis Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Komunika-si, Rabu (7/10).

Selaku Ketua Jurusan S-1 Ilmu Komunikasi, ia menjelas-kan tim pengusul telah men-gusulkan proposal sejak tahun 2014. Namun, adanya kebija-kan moratorium pe mbukaan prodi baru dari Dirjen Perguru-an Tinggi (Dikti) saat itu, mem-buat pengusulan dilakukan kembali pada 27 Maret 2015 dengan format yang baru.

Ia juga menjelaskan hasil keputusan rapat internal pe-ngelola. Rencananya sebagai awalan, program pascasarjana hanya akan menerima 25 ma-hasiswa, dengan Andy Corry Wardhani sebagai Ketua Juru-sannya.

“Kurikulum pendidikan juga sedang disusun, pihak juru-san akan memanfaatkan staf pengajar di luar jurusan Ilmu komunikasi, sehingga secara operasional sudah sangat men-cukupi. Sedangkan fasi litas pembelajaran akan digabung dengan program Magi ster Ilmu Pemerintahan dan Magister Ilmu Administrasi di gedung F Pascasarjana FISIP,” ujar Andy saat ditemui di ruangannya,

Senin (2/11).Program pascasarjana terse-

but dibuka karena besarnya keinginan alumni dan dosen untuk melanjutkan studi S-2 Ilmu Komunikasi tanpa harus keluar Lampung. “Program ini benar-benar bagus, ini bentuk pengembangan jurusan yang progresif, karena kita meman-faatkan momentum akreditas A dan mulai diperhitungkan dalam ranah nasional, yang artinya sudah dinilai mampu membuka program pasca,” ujar Khoirul Afifah (Komunikasi ’11). Senada dengan Khoirul, Oktaria Kurnia Ningrum (Ko-munikasi ’11) juga berharap agar program ini segera direal-isasikan.=

Oleh Khusnul Aulia

S-2 Komunikasi Siap Dibuka

Foto Wawan Taryanto

FKIP-Tek :Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung (Unila) mengadakan acara desa binaan (desbin), Sabtu dan Minggu (8-9/11) di Desa Margo Agung, Keca-matan Jati Agung, Lampung Selatan. Kegiatan yang berte-makan “Desa Binaan Pendidikan Ekonomi dalam Rangka Membangun Desa yang Cerdas, Kreatif, dan Produktif” ini wajib diikuti oleh tiga angkatan yaitu 2013, 2014 dan 2015 sebanyak 220 orang dan dihadiri oleh para dosen Pendi-dikan Ekonomi.

Desbin yang pertama kali dilaksanakan oleh Pendidikan Ekonomi tersebut berisi rangkaian kegiatan seperti pere-smian taman baca oleh Ketua RT Desa Margo Agung. Ta-man baca tersebut dibangun oleh mahasiswa Pendidikan Ekonomi bersama warga setempat, buku-buku yang terdapat di taman baca tersebut merupakan hasil sumbangan maha-siswa pendidikan ekonomi. Taman baca buku itu nantinya akan menjadi wadah bagi masyarakat dari kalangan muda sampai tua untuk menambah ilmu pengetahuan.

Eva Anisa (Pendidikan Ekonomi ‘15) mengatakan bahwa ia sangat senang mengikuti kegiatan tersebut karena bisa berkumpul bersama teman satu angkatan, kakak tingkat dan dosen-dosen Pendidikan Ekonomi.

Selaku Ketua Pelaksana, Odi Darmawan (Pendidikan Ekonomi ’14) menjelaskan tujuan kegiatan itu untuk mem-pererat tali silaturahmi, rasa solidaritas antarangkatan dan alumni. “Semoga apa yang diberikan oleh kami kepada mas-yarakat Margo Agung bisa diterima dan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar,” harap Odi mengakhiri.=

Oleh Putri Lestari Mng

Makin Solid Lewat Pengabdian

Economic Sport WeekOleh Trias Suci Puspa Ningrum

FEB-TEK: Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unila gelar acara Economic Sport Week pada (19-25/10). Kegiatan yang mengusung tema “My Game Is Fair Flay” ini mengadakan em-pat cabang olahraga diantaranya, dekan cup (19-21/10), bad-minton (21- 24/10), serta maraton dan outbond (25/10).

Febri Romadon selaku Gubernur BEM mengungkapkan bahwa acara ini sebagai wadah bagi mahasiswa yang gemar olahraga, sekaligus melatih kekompakkan antarmahasiswa. “Alhamdulillah mahasiswa sangat antusias. Terbukti dekan cup, kuota pendaftarannya full. Enam peserta putri dan 20 peserta putra untuk perlombaan badminton. Sebanyak 150 orang mengikuti maraton, serta 10 tim mengikuti out bond,” ujar mahasiswa Akuntansi ’12 ini.

Deri Firnanda Tampi (Ekonomi Pembangunan ’12) selaku ketua pelaksana berharap dengan kegiatan tersebut, FEB terus maju dan menambah kekompakkan anggota BEM-F. Jen-ny Tiara Wulandari (Manajemen ’14) juga berharap kegiatan olahraga seperti ini bisa diadakan setiap tahunnya. =

pung.Juara I tiap bidang akan

diseleksi nilainya dan menjadi juara kategori regional. Juara kategori regional ini akan mengikuti seleksi nasional di Universitas Indonesia (UI) pada Minggu (22/11). Pada semifinal, peserta yang terpilih harus mengerjakan soal esai. Setelah itu akan ada 18 finalis yang terpilih dari semifinal, dan akan diambil enam fina-lis untuk melanjutkan ke final. Saat final, para finalis akan mempresentasikan makalah open ended yang sudah dibuat, kemudian diseleksi sebagai juara OSN Pertamina 2015. =

Unila-tek :Universitas Lam-pung (Unila) kembali menjadi tuan rumah kegiatan selek-si Olimpiade Sains Nasional (OSN) Pertamina 2015. Kali ini, acara yang diikuti oleh beberapa perguruan tinggi di Lampung itu diselenggarakan di gedung dekanat Fakultas Matem-atika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Sabtu (15/10).

Tugiyono selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FMIPA mengung-kapkan kegiatan tersebut mer-upakan salah satu pemicu bagi mahasiswa untuk berkompeti-si, sekaligus menjadi akses un-tuk masuk ke Pertamina.

Pada penetapan juara lintas bidang se-provinsi Lampung Ferdianto (FKIP Matemati-ka’12) ditetapkan sebagai juaranya. Namun, karena dia sudah mengikuti OSN tahun lalu dan lolos nasional, maka dia didiskualifikasi. Dan akh-irnya Giovani (FMIPA Matem-atika’12) yang ditetapkan se-bagai juaranya.

Husain Khairi (FKIP Matem-atika’13) juga lolos sebagai juara OSN Pertamina Bidang Matematika regional Sumbag-sel. Sedangkan Ahmad Hidayat (FKIP Fisika’13) ditetapkan sebagai juara OSN Pertamina bidang Fisika se-provinsi Lam-

Unila Tuan Rumah Seleksi OSN PertaminaOleh Ariz Nisrina, Putri Lestari

Page 4: Tabloid Teknokra Edisi 145 November 2015

No 145 Tahun XV Trimingguan | Edisi November 20154KAMPUS IKAM

Pintu Rusak. Beberapa pintu di kamar mandi gedung D FKIP terlihat sudah rusak dan terlepas dari engselnya serta lantainya yang terlihat kotor. Foto dibidik Selasa (10/11).

Foto Luvita Willya Hendri

Oleh Trias Suci Puspa Ningrum

FEB-Tek: Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (BEM FEB) Uni-versitas Lampung (Unila) mengajak masyarakat peduli sesama lewat desa binaan dengan menyumbangkan uang untuk pembangunan Mandi Cuci Kakus (MCK) un-tuk Dusun Fajar Bulan Desa Mulyosari Kabupaten Pe-sawaran. Penggalangan dana yang sudah dimulai sejak 23 September dan sudah berha-sil meng umpulkan dana se-besar 5,7 juta rupiah.

Masyarakat umum dapat menyumbangkan dana de-ngan cara transfer yang akan dipublikasikan lewat kita-bisa.com/ayopatunganmck. Sedangkan mahasiswa dapat menyumbangkan dana di hari selasa sedekah di tem-

Patungan Bangun MCK

pat-tempat yang disediakan. Riski Putra Kusuma (Akun-

tansi’12) selaku ketua pelak-sana mengungkapkan pu ncak penggalangan dana akan dilakukan saat charity night, Jumat, (13/11). “Dalam char-ity night nanti akan diumum-kan jumlah uang yang telah terkumpul dan jumlah MCK yang akan dibangun, serta penyerahan secara simbolis kepada kepala desa yang ber-sangkutan,” ujarnya.

Riski juga menjelaskan sistem pembangunan MCK berupa penyerahan aset bukan penyerahan dana. “Rencananya kami (BEM FEB) akan menggandeng BEM Teknik sebagai pe-ngontrol proses pembangu-nan. Fakultas Kedokteran untuk sosialisasi mengenai

Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Serta Fakultas Perta-nian memberikan sosialisasi tentang tanaman obat kelu-arga (toga),” tambahnya.

“Saya berharap dengan kegiatan ini dapat me-numbuhkan rasa simpati dari masyarakat untuk saling membantu sesama. Setiap rupiah yang kita keluarkan sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan,” ung-kap Riski. Febri Ramadhan (Akuntansi’12) selaku Gu-bernur BEM FEB me ngatakan kegiatan pembangunan MCK merupakan kegiatan lanju-tan dari masa kepemimpinan sebelum nya. “Kami berharap kegiatan ini dapat berguna bagi masyarakat khususnya Dusun Fajar Bulan,” ujar-nya.=

Unila-Tek: Kebakaran hutan dan lahan di Riau yang tak kunjung reda menggerakkan beberapa lembaga kemaha-siswaan di Universitas Lampung (Unila) melakukan pengga-langan dana bagi korban asap Riau.

Seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Keguruaan dan Pendidikan (FKIP) yang bekerjasama dengan lembaga-lembaga kemahasiswaan di FKIP dengan menggalang dana di jurusan masing-masing, dan puncaknya penggalangan dana dilakukan di Lampu Merah Unila, Lampu merah depan Teknokrat dan lampu merah di Bunderan Ga-jah, Minggu (18/10). Risko Apriandi (Pendidikan Kimia ’12) selaku Gubernur BEM FKIP Unila menuturkan penggala-ngan dana tersebut merupakan bentuk simpati mahasiswa Unila kepada korban asap Riau.

Hal yang sama juga dilakukan BEM Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Khoirul Anwar (Kimia ’12) selaku Gubernur BEM FMIPA menuturkan bahwa kabut asap di Riau merupakan keadaan yang parah menurutnya harus ada aksi nyata dari pemerintah daerah untuk segera menanggulangi masalah tersebut. “Di sini BEM FMIPA meng ajak lembaga kemahasiswaan FMIPA untuk melakukan penggalangan dana di beberapa tempat strategis di lingku-ngan Unila yang dilakukan oleh Garuda BEM FMIPA 2015,” jelasnya.=

Galang Dana untuk RiauOleh Arif Sabarudin

FT-Tek. Badan Eksekutif Ma-hasiswa Fakultas Teknik (BEM FT) Universitas Lampung (Unila) menyelenggarakan ke-giatan sosial sekaligus untuk memperingati hari Pahlawan Nasional, hari Kesehatan Nasi-onal, dan hari Pangan Nasion-al Rangkaian acaranya berupa donor darah dan berbagi nasi geratis dengan taggar #teknik-peduli. Dalam program sosial tersebut BEM FT juga meng-gandeng Korp Suka Rela (KSR) Unila dan Palang Merah Indo-nesia (PMI) untuk pelaksanaan donor darah. Sedangkan kegia-

tan berbagi nasi gratis dilaku-kan bersama Komunitas Berb-agi Nasi Lampung.

Acara tersebut bertujuan un-tuk menumbuhkan rasa peduli terhadap sesama dan menjadi pergerakan sivitas Teknik untuk lebih peduli terhadap kondisi masyarakat. Ketua pelaksana, Suwanto (Teknik Elektro ’12) mengatakan acara ini diseleng-garakan sebagai wadah untuk menyalurkan kepedulian sosial kepada ma syarakat yang mem-butuhkan. Ia berharap melalui program tersebut akan lebih ba nyak nasi yang dibagikan

secara rutin tiap bulan dan sa-ling bantu dalam pendonoran darah.

Gubernur BEM-FT, Abdus-salam Ahmad (Teknik Elektro ’12) berharap kegiatan sosial selanjutnya bukan hanya do-nor darah, tapi juga kepedulian lainnya dan dalam mempub-likasikan kegiatan lebih di-gencarkan agar masyarakat lebih tahu. “Di luar sana masih banyak yang butuh, kita harus sadar kita siapa, bagaimana kondisi di lingkungan kita, kita perlu tingkatkan kesadaran,” ujarnya.=

Teknik Peduli SosialOleh Luvita Willya Hendri

Unila-Tek: Center of Carier Enterpreneurship Development (CCED) Universitas Lampung (Unila) dipercaya bekerjasa-ma dengan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Tanggamus untuk menyelenggarakan assesment psikologi pejabat Kabu-paten Tanggamus, Sabtu (24/10).

Tes tersebut diikuti oleh pejabat golongan eksekutif, eselon II, dan eselon III. Jumlah peserta yang mengikuti tes tersebut sebanyak 96 pejabat. Tes yang harus dilalui oleh tiap pejabat adalah tes tulis, diskusi, dan wawancara. Meng-hadirkan Feri Amriyanto selaku sekretaris pelaksana BKD Tanggamus sebagai pemateri, tes tersebut berfokus pada personaliti gaya kepemimpinan. Tes manajerial dilakukan untuk mengetahui tipe kepemimpinan; orietasi pada tugas orientas pada karyawan, orientasi pada perhatian kerja, dan peraturan.

Shinta Mayasari selaku Ketua Divisi CCED sekaligus ketua kegiatan tersebut menuturkan CCED dipilih mengurusi tes tersebut karena dipercaya memiliki akurasi data dan tenaga profesional. Shinta berharap CCED selalu bisa menjaga in-tegritas dan kredibilitas, agar masyarakat terus percaya de-ngan kualitas CCED Unila, sekaligus percaya dengan Unila=

Tes Psikologi Pejabat Oleh Wawan Taryanto

Unila-Tek: Universitas Lampung (Unila) mengadakan Sosialisasi Sertifikasi Pendidik untuk Dosen (Serdos) di ruang sidang gedung rektorat lantai tiga, Senin (2/11). Serdos menjadi salah satu program Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, dan memulihkan kesejahteraan dosen supaya dapat terus mengoptimalkan kompetensinya. Sosisalisasi ini dihadiri oleh sekitar 30 dosen dari 52 undangan yang disediakan.

Muji Ramlan selaku Koordinator Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) yang juga merupakan pemateri, mengatakan sosialisasi tersebut penting, karena terdapat perubahan dari sistem manual ke sistem daring. “Nanti proses sertifikasinya online. Kalau enggak disosialisasikan takut ada kegagalan dalam mengunggah dokumen atau ketimpangan data yang diterima oleh sistem pusat,” ujarnya.

Teguh Endaryanto (Dosen Agribisnis Unila) menyambut baik acara tersebut, menurutnya Serdos sebagai ajang bagi perguruan tinggi dalam memberikan fasilitas bagi dosen berupa tunjangan profesi.

Hal sama pun disampaikan Dewi Lengkana (Dosen Pend. Biologi), menurutnya sangat krusial bagi para dosen yang belum mendapatkan sertifikasi untuk dapat mengikuti sosialisasi tersebut=

Oleh Abdullah Masykur

Sosialisasi Sertifikasi Dosen

Page 5: Tabloid Teknokra Edisi 145 November 2015

No 145 Tahun XV Trimingguan | Edisi November 2015 5KAMPUS IKAM

Unila-Tek: Satuan Pengaman-an (Satpam) Universitas Lam-pung (Unila) sudah enam kali mendapat laporan kehilangan sepeda motor selama Oktober hingga November di kawasan Unila. Salah satu korban, Yayu Asnaini (FKIP Ekonomi’15) mengaku kehilangan motornya yang ia parkirkan di lapangan parkir depan Grha Kemaha-siswaan, Senin (26/10).

Yayu baru sadar motor-nya dicuri saat hendak pulang pukul 19.30. Ia pun langsung melaporkan kejadian tersebut ke Satpam, tapi ia malah dis-arankan untuk melaporkan pencurian motornya ke Polisi. Mengikuti saran dari Satpam Unila, keesokan harinya Yayu melapor ke Polisi. Namun, sampai saat ini Yayu belum mendapat kabar apa pun.

Anggi Arif Wibowo (IESP’11) juga kehilangan motornya yang

ia parkirkan di lapangan parkir musolah Fakultas Teknik (FT) sekitar pukul 16.00. Saat Ang-gi memeriksa motornya pukul 17.56 hingga 19.03 motor dengan nomor plat BE 3630 HM miliknya itu masih ada di tempat parkir. Namun pukul 21.30 motor miliknya sudah raib.

“Waktu itu saya langsung lapor ke Satpam. Tadinya mau lapor ke pihak kepolisian, tapi dilarang sama satpam. Soalnya STNK saya kan hilang, jadi ka-lau lapor takutnya dipersulit dan lebih parahnya dianggap memberikan berita palsu. Jadi saya gak lapor polisi,” jelas Anggi. Menurutnya pihak kea-manan mulai memasang CCTV di titk-titik rawan pencurian, dan mengimbau mahasiswa untuk menambahkan kunci ganda baik berupa sensor mau-pun kunci gembok.

Menanggapi masalah terse-

but, Syafei selaku Komandan Satpam mengaku sudah men-goptimalkan keamanan di Unila. Pada awal Januari, Sat-pam Unila telah memberikan batas-batas wilayah yang dila-rang parkir. Pada Oktober lalu, pihaknya telah membuat sele-baran berisai imbaun untuk me-makirkan motor di tempat yang disediakan, dan di tempat-tempat yang diawasi, serta imbauan un-tuk menambahkan kunci ganda.

Selain itu, Satpam Unila juga melakukan kerja sama dengan Buser Sektor Kedaton. “Kami akan berusaha sebaik mungkin untuk meningkatkan keaman-an di Unila, tetapi kami juga butuh bantuan dari para ma-hasiswa supaya tertib parkir dan patuhi aturan. Jangan me-markirkan motor di titik rawan yang sudah dilarang. Tambah-kan juga kunci pengaman,” im-bau Syafei.=

Unila Marak CuranmorOleh Trias Suci Puspa Ningruma

Menggali. Beberapa pekerja menggali sebuah lubang penam-pungan air dengan lebar 5 meter dan kedalaman 4 meter di depan gedung Pascasarjana FKIP. Foto dibidik (30/10).

Evaluasi Satu Tahun Jokowi

Unila-TEK: Badan Eksekutif Mahasiswa Unila (BEM U) mengadakan diskusi publik di gazebo beringin Unila, Kamis (15/10). Diskusi yang me ngusung tema “Evaluasi Satu Tahun Kinerja Jokowi” itu mengkaji dan mengevaluasi kinerja Jokowi yang dinilai belum menampakkan kemajuan.

Deni Yuniardi (Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia ’11) se-lakUsai diskusi, kegiatan -dilanjutkan dengan Aksi Tolak Asap di Jalur Lintas Sumatera dan Bundaran Raden Intan, Bandar Lampung. Aksi itu bertujuan mengajak ma syarakat untuk ber-sama-sama mengevaluasi kinerja peme rintahan Jokowi serta menu njukkan kepedulian Lampung kepada warga Riau yang terkena asap. Aksi ini diikuti 80 orang dari pimpinan BEM U, staf keme nterian, dan anggota Komando pasukan aksi (Kopas-si).

Bambang Irawan (Admini strasi Bisnis’11) selaku Presiden BEM U menilai pemerintah lamban menanggulangi masalah asap yang hampir setiap tahun terjadi. Ia berharap pemerintah agar lebih terbuka terhadap masyarakat dan mahasiswa, lebih profesional dalam pemerintahannya, terbebas dari intervensi asing, serta ada regulasi yang jelas terhadap masalah. =

Oleh Faiza Ukhti Annisa

FT-Tek: Selasa (10/11) Tim Asesor Badan Akreditasi Nasi-onal Perguruan Tinggi (BAN-PT) mengunjungi ke jurusan Teknik Kimia Universitas la-mpung (Unila) dalam rangka peningkatan Akreditasi. Pagi itu pihak BAN-PT beserta dengan tim penjaminan mutu jurusan melakukan rapat dalam rangka verifikasi dokumen-dokumen dengan kenyataan di lapangan.

Akreditasi merupakan suatu proses penjaminan mutu dan pembinaan secara berkelanjut-an. Kegiatan ini wajiib dilaku-kan suatu institusi di mana-pun setiap lima tahun sekali. Banyak standar yang harus dilaporkan mulai dari aspek manajemen dan pelaksaanaan Tridharma Perguruan Tinggi,

pelayanan, kegiatan kemaha-siswaan, kiprah alumni, dan kontribusi alumni dalam juru-san serta lainnya.

“Kalau kita bicara akredita-si bukanlah menuju ke A atau B, yang terpenting adalah ada up a ya perbaikan terus me-nerus agar kualitas layanan ke-pada masyarakat meningkat,” ujar Ir.Azhar selaku Ketua Juru-san Teknik Kimia.

Ia juga menjelaskan dari as-pek manajemen, penyediaan dokumen-dokumen jurusan sudah siap, dan jauh lebih meningkat dari tahun lalu. Mi-nat pendaftar yang mengalami peningkatan, mengakibatkan persaingan masuk ke Teknik Kimia semakin ketat. Hal ini mengindikasi, bahwa masyarakat

sudah memperlihatkan tingkat kepercaanya pada institusi.

Prestasi mahasiswa juga termasuk ke dalam kinerja ju-rusan. Penyediaan dosen dari kuantitas serta kualitas men-jadi ukuran penilaian, hal ini juga yang menjadi saran dari BAN-PT sebelumnnya. Sam-pai tahun ini Teknik Kimia memiliki 18 dosen pengajar yang dinilai masih belum cuk-up dikarenakan pertambahan Mahasiswa aktif yang dari data Desember 2014 akhir tercatat 320 mahasiswa aktif di Teknik Kimia. “Dari akreditasi ini, se-moga hasilnya memuaskan berbagai elemen , mulai dari dosen, fakultas, Unive rsitas, mahasiswa, serta masyarakat.” harap Azhar =

BAN-PT Sambangi Teknik KimiaOleh Retnoningayu Janji Utami

Unila-Tek: Kedatangan tim evaluasi Dirjen Dikti perten-gahan Oktober lalu, membawa angin segar bagi kelanjutan pembangunan Rumah Sakit Pendidikan (RSP) di Unila. Da-lam kunjungan tersebut, tim evaluasi tak dapat meloloskan keinginan Unila untuk melan-jutkan pembangunan RSP se-cara keseluruhan.

Alhasil, hanya satu gedung saja yang akan dibangun den-gan biaya 60 miliar rupiah. “Un-tuk sementara ini Unila konsen untuk berharap ke APBN. Jika Desember akhir ini sudah ada keputusan dari pemerintah,

sekitar Maret atau April akan dimulai dilanjutkan,” ungkap Lusmelia Afriani, selaku Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, Teknologi Infor-masi dan Komunikasi.

Aprilia (FKIP Biologi ’12) menyambut baik keputu-san tersebut. Ia sempat me-nyayangkan tertundanya pembangunan RSP yang dulu berbarengan dengan Mal Lam-pung itu. “Tahun depan jangan sampai gak jadi dibangun,” ujarnya. Ia juga mengung-kapkan bahwa pihak rektorat harus lebih bersemangat me-minta dan mengupayakan

dana untuk kelanjutan RSP. Meski belum mendapat in-formasi langsung dari pihak terkait, Wakil Presiden BEM Unila, Deny Yuniardi (FKIP Bahasa Indonesia ’11) turut mendukung keberlanjutan RSP yang pembangunannya sempat molor itu.

Areal RSP yang sudah di-tumbuhi semak lebat memang sudah tak terlihat seperti ban-gunan. Sebagai mahasiswa, ia mengaku akan terus mengiku-ti perkemba ngannya. Ia pun berharap rektor terpilih serius melanjutkan pembangunannya hingga rampung. =

Satu Gedung untuk RSPOleh Retnoningayu Janji Utami

Unila-Tek: Universitas Lampung (Unila) bersama Pusat Riset Ilmu Kepolisian Universitas Indonesia (UI) mengadakan seminar Post-Prison Programme di ruang sidang lt.2 Gedung Rektorat, Jumat (13/11). Seminar dengan tema “Toleransi dan Anti Kekerasan” ini menghadirkan dua pemateri, yaitu Murni Sulaiman sebagai anggota Negara Islam Indonesia (NII), serta Ichsan Malik mediator konflik di Ambon.

Ichsan Malik menjelaskan konflik yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh diskriminasi dan ketidakadilan dari kepastian hukum yang berlaku. “Di atas kepastian hukum tertinggi ter-dapat ketidakadilan yang tinggi,” kata Ichsan. Ia pun berharap mahasiswa sebagai agent of change dapat mendalami makna Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila sebagai pemersatu bangsa.

Sebagai peserta, Mita Wijayanti mengatakan pemuda me-miliki peran dalam mengatasi konflik yang ada tanpa diwarnai oleh kekerasan. “Saya berharap peserta yang hadir dapat me-nerapkan dan mengaplikasikan ilmu-ilmu yang didapat,” tam-bah mahasiswa Ilmu Komunikasi‘13 itu.=

Mahasiswa Pelopor PerdamaianOleh Luvita Willya Hendri

Foto

Luv

ita W

illya

Hen

dri

Page 6: Tabloid Teknokra Edisi 145 November 2015

No 145 Tahun XV Trimingguan | Edisi November 20156KAMPUS IKAM

Parkir. Beberapa pekerja sedang membuat tempat parkir dengan memperluas bahu jalan di be-lakang gedung Rektorat. Foto dibidik Jumat (30/10).

Foto Luvita Willya Hendri

NGEKHIBASCuranmor marak lagi?Mahasiswa parkir sembarangan sih!

RSP mau dibangun lagi?Semoga kali ini bener deh..

Mahasiswa minim organisasi?

Mau jadi apa nantinya!

Dua kali periode masih banyak PR?Rektor selanjutnya harus kerja keras tuh!

FKIP-TEK: Association of Economic Education Students (ASSETS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) menyelenggarakan stadium general, Jumat (30/10) di Aula K FKIP. Kegiatan yang men-gusung tema “Melalui Stadium General Kembangkan Potensi Kewira usahaan dalam Diri Ma-hasiswa” itu dihadiri 350 ma-hasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan 2013, 2014 dan 2015.

Acara yang dihadiri oleh Mu-hammad Fuad (Wakil Dekan Bidang Kemahsiswaan dan Alumni), Zulkarnain (Ket-ua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial), Teddy Rusman (Ke tua Program Stu-di Pendidikan Ekonomi), ser-ta sembilan pengusaha asal Bali itu mengajak mahasiswa Pendidikan Ekonomi untuk menjadi enterpreneur. Tedi Rusman selaku ketua jurusan dan ketua pelaksana berharap

mahasiswa bisa menjadi enter-preneur muda dan dapat mencip-takan la pangan pekerjaan sendiri.

“Stadium general ini penting dilakukan setiap semester-nya mengingat bahwasannya Universitas Lampung sedang gencar meningkatkan status akreditasi dan syarat akredita-si adalah melaksanakan stadi-um general atau kuliah umum setiap semester,” ungkap Zu-lkarnain.

Salah satu pemateri, Agung Darmayanto pengusaha Dewa-ta Bali Souvenir mengatakan untuk menjadi pengusaha, mahasiswa dapat memulai dengan merencanakan usaha, fokus, kreatif serta mampu ber-kompetisi. “Mahasiswa dapat me mulai dengan membuka kedai kecil-kecilan,” ujarnya. Nantinya, penghasilan usaha tersebut dapat dimanfaatkan mahasiswa sebagai modal un-tuk menciptakan lapangan pekerjaan. “Dengan niat, ke-

mauan yang keras, berusaha dan dengan modal yang cukup maka bisa menjadi penguasaha sukses,” tambahnya.

Sukur Pamudi (Pend. Ekonomi ’13) selaku Ketua ASSETS berharap dapat mem-buat acara-acara yang lebih baik lagi, serta menghadirkan narasumber yang lebih hebat lagi guna memajukan ASSETS, Pendidikan Ekonomi dan Unila.

Salah satu peserta stadium general, Dyah Ayu Ramadhani (Pendidikan Ekonomi ’14) me-ngaku bahwa kegiatan tersebut dapat menambah wawasannya tentang dunia kewirausahaan. senada dengan Dyah, Belika Riswana (Pendidikan Ekonomi ’15) ikut mengapresiasi ke-giatan tersebut. “Kegiatan ini menambah wawasan. Materi yang disampaikan pun menar-ik,” ujar Belika. Ia berharap AS-SETS dapat mengundang lebih banyak pemateri dikesempa-tan yang lain.=

Kembangkan Potensi Jiwa WirausahaOleh Defika Putri Nastiti dan Kalista Setiawan

Unila-Tek: Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pecin-ta Alam (Mapala) mengadakan kegiatan fun climbing di depan Graha Kemahasiswa Unila, Selasa-Kamis (2-4/11). Kegiatan yang ditujukan untuk umum tersebut mengajak peserta untuk mencoba memanjat papan climbing setinggi 12 meter. Selain sebagai media silahturahmi dengan mahasiswa Unila, acara ini digelar untuk meresmikan papan climbing baru Mapala.

Noviatu Sa’adiah (Ilmu Komunikasi ’11) selaku ketua UKM Mapala mengaku bahwa kegiatan ini bertujuan menarik ma-hasiswa untuk bergabung dengan UKM Mapala. “Selama ini Mapala kan kesannya menakutkan. Harapannya dengan ini, mahasiswa enggak beranggapan seperti itu lagi,” tambahnya.

Dengan membayar biaya pendaftaran sebesar 5 ribu rupiah, tiap peserta berkesempatan mendapatkan doorprize menarik yang sengaja ditempel di papan climbing. Handoko (Teknik Per-tanian ‘14) mengaku baru pertama kali mencoba climbing. Ia merasa climbing adalah hal yang menyenangkan meski cukup menguras tenaganya.

Salah satu peserta yang berasal dari Perguruan Tinggi Tek-nokrat, Reja Pahlevi Ikhsansi mengungkapkan banyak manfaat yang ia dapatkan. ”Mulai dari menambah wawasan, pengala-man, serta memperbanyak teman,” ungkapnya. =

Fun Climbing Ala Mapala

Oleh Yayuk AsnainiFun Climbing Mapala

Oleh Hendi Nur PratamaUnila Kukuhkan Guru Besar

Unila-Tek: Universitas Lampung (Unila) kembali menambah jumlah profesornya tahun ini. Bujang Rahman resmi dikukuh-kan oleh Rektor Unila sebagai Profesor Bidang Manajemen Pen-didikan, di Gedung Serba Guna (GSG), Kamis (5/11).

Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul “Mempersiapkaan Guru Profesional Suatu Pendekatan Komprehensif”, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) ini mengatakan dirinya akan meneruskan riset yang berkaitan dengan pembinaan guru, karena guru adalah ujung tombak pendidikan. “Jika kita ingin meningkatkan mutu pendidikan, maka yang pertama harus dit-ingkatkan adalah gurunya. Jika mutu guru sudah ditingkatkan, maka yang lainnya akan menyesuaikan,” ujarnya.

Menurutnya, Indonesia masih dihadapkan pada permasalah-an bagaimana cara meningkatkan mutu pendidikan yang dilihat dari kualitas dan profesionalitas guru. Selama ini peningkatan mutu guru dilakukan secara parsial. Masing-masing pihak ku-rang si nergis seakan berjalan sendiri. Pemerintah mengadakan pelatihan sendiri, Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependi-dikan (LPTK) seakan melepas tanggung jawab pasca melulus-kan peserta di diknya, sekolah seperti hanya didikte saja.

“Semua harus duduk bersama dan masing-masing memi-liki pedoman. Artinya semua pihak dapat memformulasikan kerangka acuan pembinaan guru profesional yang dapat dijad-ikan acuan bersama oleh semua pihak dalam memainkan peran ma sing-masing,” ujarnya berharap=

Unila-Tek: Mahasiswa Pencin-ta Alam Universitas Lampung (Mapala Unila) mengikuti ke-giatan Ajang Tahura, Sabtu (32/10) di Tahura Wan Ab-durahman, Pesawaran. Ajang Tahura perdana yang dilak-sanakan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu bertu-juan memperkenalkan Tahura sebagai tujuan pariwisata di Lampung.

Acara jelajah alam tersebut meliputi kegiatan penanaman pohon, lomba ter-selfie, ter-cepat, tertepat, dan terbaik. Acara itu juga diikuti oleh Uni-versitas Lampung, Universitas

Oleh Maryadi Budi

Malahayati, Insitut Agama Is-lam Negeri (IAIN) Raden Intan dan Insitut Bisnis dan Informa-tika (IBI) Darmajaya. Noviatus Sa’adiah (Ilmu Komunikasi’11) selaku Ketua Umum Mapala menjelaskan keikutsertaan Mapala Unila dalam ajang itu salah satunya membantu mem-promosikan Tahura sebagai objek wisata. Ia menambahkan ajang Tahura akan diadakan kembali di tahun depan.

Novia berharap acara yang akan datang bisa lebih ramai dan dapat diadakan lebih dari satu hari. “Saat itu acara dilak-sanakan hanya setengah hari,

kita belum terlalu tahu naman-ya Tahura jadi kalau acara dilaksanakan lebih dari satu hari kan kita bisa lebih men-genal Tahura,” ujarnya .

Apis Prada Ramadhan (Teknik Sipil ’13) yang mer-upakan ang gota Mapala Unila yang juga mengikuti acara tersebut merasa terkesan den-gan keseruan rangkaian acara. Ia mengaku senang mengikuti acara itu, karena dapat berke-nalan de ngan mahasiswa lain yang sehobi dengan nya, juga mendapatkan ilmu baru dari acara tersebut.=

Mapala Bantu Promosikan Tahura

Page 7: Tabloid Teknokra Edisi 145 November 2015

No 145 Tahun XV Trimingguan | Edisi November 2015 7ZONA AKTIVIS

Dua puluh pencinta puisi berkumpul dalam satu komunitas puisi yang

tampil hanya di malam hari, sesuai dengan namanya Malam Puisi Bandarlampung. Komuni-tas ini aktif mengikuti berbagai macam event hampir setiap bu-lan, dan mengikuti acara-acara yang berkaitan tentang puisi di Bandarlampung. Mereka biasa melakukan kopi darat serta latihan puisi di best camp yang bertempat di Bumi Pus-pa Kencana atau di kafe yang tidak terlalu ramai serta yang menyediakan live music. “Dip-ilih tempat seperti itu agar membantu kami untuk latihan puisi,” ujar Muntia selaku ketua komunitas ini, Rabu (28/10).

Berawal dari kekecewaan tidak dapat menghadiri acara yang diadakan Malam Puisi Jakarta, Muntia Hartati beser-ta beberapa kawannya beri-nisiatif membuat Komunitas Malam Puisi di Bandarlam-

pung. Mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi 2012 Universitas Lampung (Unila) ini mera-sa bahwa di Bandarlampung bahkan Lampung wadah bagi para pencinta puisi sangat ku-rang, Maka pada awal Novem-ber 201, setelah mengajukan permohonan Tim Penggerak kepada admin akun twitter @MalamPuisi dan diterima den-gan baik, akhirnya Malam Pui-si Bandarlampung membuat akun twitter resmi yakni @MalamPuisi_BDL.

Sounding pertama ten-tang #MalamPuisiBDL hanya dilakukan di twitter. Muntia dan kawan-kawannya pun tak menyangka banyak respon positif bermunculan. Akhirnya tanggal 10 November 2013, Malam Puisi BDL perdana suk-ses diselanggarakan.

Komunitas Malam Puisi sendiri berdiri pertama kali di Bali pada Maret 2013. Lalu ko-munitas ini memprakasai serta

menyebar luaskan wadah baru bagi pencinta puisi di Indo-nesia. Hingga kini komunitas Malam Puisi telah mempunyai 40 cabang di Indonesia. Komu-nitas Malam Puisi Bandarlam-pung merupakan cabang ke-18 dari komunitas Malam Puisi.

Dalam komunitas ini ada cabang-cabang bagi pem-bacaan puisi, yaitu cabang baca puisi, musikalisasi pui-si, prolog, serta cabang lain yang dapat dikaitkan dengan metode pembacaan puisi. Ko-

munitas Malam Puisi Bandar-lampung menerima siapa saja pemuda-pemudi Lampung yang mencintai puisi untuk bergabung.

Pada 10 November lalu, ko-munitas Malam Puisi Bandar-lampung berkolaborasi dengan komunitas Bung Hatta An-ti-Corruption Award (BHACA) yang sedang melakukan tur di Sumatera dalama rangka me-meriahkan bulan bahasa den-gan menyelenggarakn berbagai acara menarik di berbagai kota

di Indonesia. Acara yang dise-langgarakan antara lain diskusi tentang korupsi, Sadar mem-baca serta menginformasikan kepada masyarakat tentang korupsi. Dalam acara terse-but Komunitas Malam Puisi Bandarlampung akan memba-cakan puisi.

Galih Aditya yang merupa-kan salah satu anggota komu-nitas ini berharap komunitasn-ya dapat lebih dikenal, lebih solid, dan lebih kompak=

Dok

.

Komunitas

Berinvestasi ternyata tak selalu membutuhkan modal yang besar dan

mahal. Seperti sekelompok mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung (Unla) yang ter-gabung dalam Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) ini, mere-ka belajar berinvestasi dengan modal yang kecil sesuai den-gan kantong mahasiswa. Da-lam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) ini tiap anggotannya yang merupakan mahasiswa FEB belajar cara-cara berin-vestasi dan memahami soal pasar modal yang merupakan pasar untuk berbagai instru-men keuangan jangka panjang yang bisa dijual-belikan.

Organisasi tingkat fakultas ini berdiri sejak 27 Septem-ber 2000 yang didirikan oleh Edi Susanto. Selain mewadahi para mahasiswa untuk balajar cara-cara berinvestasi, sebagai lembaga kemahasiswaan yang bergerak di bidang edukasi ter-utama di bidang pasar modal, selama 15 tahun berdiri KSPM berusaha menciptakan genera-si-generasi muda yang berjiwa

Investasi dengan Modal Kecil

investor, atas dasar inilah UKM ini dibentuk.

Ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh tiap anggot-anya, setelah open recruitment para mahasiswa baru diber-ikan tutorial oleh pengurus sekali dalam seminggu dalam enam kali pertemuan. Tutori-al tersebut mengajarkan ten-tang dasar-dasar pasar modal dan pengertian pasar modal. Setelah mereka cukup men-gerti dasar-dasar pasar modal mahasiswa baru selanjutnya diajarkan cara-cara memilih saham dan berinvestasi.

Selanjtunya para mahasiswa baru yang merupakan anggota muda KSPM tersebut akan di-arahkan ke bidang-bidang yang ada di KSPM sesuai dengan ke-mampuan, bakat, dan minat mereka. Mereka yang lebih me-nonjol di bidang pengkaderan keilmuan atau krativitas, dan yang lebih mengarah ke bidang akademis akan diarahkan ke bidang pasar modal.

KSPM memiliki tiga bidang yaitu bidang pengkaderan, bidang keilmuan, dan bidang kreativitas. Masing-masing

bidang bergerak untuk men-guatkan tiap anggota agar memiliki modal dasar untuk menjadi investor profesional nantinya.

Sobiansyah Eka Prata-ma (Akuntansi’13) sebagai Ketua Umum KSPM periode 2015/2016 menjelaskan bah-wa visi misi KSPM adalah men-ciptakan gen-gen pasar modal yang berdaya saing, inovatif, dan memiliki loyalitas dalam bingkai kekeluargaan.

Selama kepengurusannya setahun ke depan, KSPM akan menekankan setiap anggotan-ya untuk lebih serius t e r -utama pemahaman seputar pasar mod-al dan pentingn-ya berinvestasi. M e n u r u t n y a berinvestasi san-gat penting da-lam kehidupan ekonomi. Ro-biansyah mera-sa prihatin atas kondisi sedikitnya investor-investor di Indonesia, ter-catat kurang dari

1% investor di Indonesia. Robiansyah berharap tiap

anggota KSPM menjadi inves-tor-investor muda Indonesia. KSPM telah mencetak alumni yang sudah berhasil menjadi investor, salah satunya admin bursa efek di Lampung, kapi-ta sekuritas di pasar modal di Garuda Nusantara.

Bukan tak ada halangan menjaga eksistensi KSPM. Ke-sulitan yang di hadapi KSPM menurut Robiansyah kare-na program-program KSPM bergerak di bidang edukasi se-dangkan mahasiswa sekarang cenderung hedonis

sehingga agak sulit diajak ke arah bidang edukasi, mereka beranggapan program-pro-gram di KSPM terlalu mengar-ah ke akademis yang membuat mereka bosan.

Robiansyah pun berharap banyak mahasiswa yang ingin tahu dan mengerti tentang pentingnya pasar modal, serta mengerti pentingnya berin-vestasi. Dan selanjuntya bisa mengubah paradigma mas-yarakat tentang investasi yang masih dianggap sesuatu yang membutuhkan modal yang be-sar dan susatu yang mahal. =

Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM):

Oleh Ginanjar

Wadah bagi Pecinta PuisiOleh Defika Putri Nastiti

Komunitas Malam Puisi:

Foto Ginanjar

Page 8: Tabloid Teknokra Edisi 145 November 2015

No 145 Tahun XV Trimingguan | Edisi November 20158

Dalam Kebimbangan

REPORTASE KHUSUS

Oleh Yola Savitri, Ayu Yuni Antika

Mengambil Peran

Menjelang pukul 16.00 WIB, lapangan rum-put yang berada di

belakang gedung Rektorat Uni-versitas Lampung (Unila) mu-lai ramai didatangi mahasiswa dari berbagai fakultas. Sore itu, seperti sore-sore lainnya, ma-hasiswa-mahasiswa itu akan berkumpul sesuai organisasi yang mereka ikuti. Ada yang mengadakan rapat, ada yang berlatih ketangkasan, atau sekadar berdiskusi ringan. Kedatangan mahasiswa baru yang ikut organisasi membuat suasana sore makin ramai.

Namun, antusiasme maha-siswa baru dalam berorgani-sasi tak jarang hanya di awal saja. Seperti yang disampaikan Yusuf Efendi (Teknik Geofisi-ka’11), selaku Ketua Umum Korps Suka Rela (KSR) ia tak menampik di awal penerimaan mahasiswa baru, mahasiswa yang berorganisasi terbilang tinggi. “Tahun ini saja yang mendaftar KRS sekitar 135 orang. Tapi, semakin ke sini yang aktif enggak ada seperli-manya,” ujar Yusuf.

Keikutsertaan mahasiswa dalam KSR memang tak dipak-sa, karena menurutnya seleksi alam masing-masing anggota akan menyaring mahasiswa itu berorganisasi di KSR atau tidak. “Kuantitas tidak memen-garuhi kualitas dan kinerja KSR. Namun, niat bergabung akan memengaruhi kualitas masing-masing anggota,” tam-bahnya.

Tak berbeda dengan Yusuf, Ade Putri Damayanti men-gaku permasalah Sumber Daya Manusia (SDM) selalu menjadi polemik dalam re-organisasi di Unit kegiatan Mahasiswa (UKM) Zoom. Ket-ua umum UKM fotografi ini menyayangkan dari 90 maha-siswa yang mendaftar UKM Zoom, hanya menyisakan 40 mahasiswa yang sampai ke tahap wawancara dan tertulis. Tahapan-tahapan berikutnya menghasilkan anggota Zoom yang benar-benar loyal dengan jumlah delapan sampai sepu-luh orang saja. Padahal, Zoom telah memberikan kemudahan bagi anggotanya dengan segala

fasilitas yang ada di sekretari-at, seperti komputer, printer, dan sinyal wifi untuk menger-jakan tugas kuliah, agar tetap bisa berkegiatan di Zoom.

UKM Komando Resimen Ma-hasiswa (Menwa) juga men-galami hal yang sama, meski Arif Dwi Purnama mengaku jumlah anggotanya semakin membaik, terlihat dari sekitar 200 pengurus yang masih ak-tif. Namun, ia tak menampik masih ada mahasiswa yang mendaftar kemudian menghi-lang begitu saja. Di tahun ini, kurang lebih seratus pendaftar yang sampai Pradiksar hanya 25 orang. Salah satu faktornya adalah perkuliahan yang ku-rang mendukung. Bagi Menwa, mandat serta tugas bela negara harus dilaksanakan dan sering-kali mereka mendapat tugas untuk upacara dan kegiatan bela negara lainnya baik di Ban-darlampung maupun di luar kota. Namun, jadwal perkuliah seringkali bertabrakan, surat dispensasi masih sering tidak dianggap. Akhirnya disamakan dengan mahasiswa yang mem-

bolos tanpa keterangan.Menilik permasalahan yang

terjadi, UKM Bidang Seni (BS) membuat terobosan baru un-tuk menarik minat mahasiswa bergabung dengan organisasi. Salah satunya berinovasi dalam kegiatan open recruitment ang-gota. “Kami menggunakan se-ruan-seruan bernada unik dan humoris yang banyak ditempel di papan pengumuman Graha Kemahasiswaan dan fakultas di Unila. Kami tidak hanya mem-buat format yang mainstream dalam bentuk reklame biasa,” ujar Edythia Rio selaku Ketua Umum UKM-BS.

Menanggapi mahasiswa yang tidak aktif di organisa-si, ia tak menyalahkan maha-siswa yang memilih mengejar nilai akademik dibandingkan organisasi. “Semua itu pilihan mereka. Mungkin yang menja-di pertimbangan regulasi pen-didikan yang menuntut supaya mahasiswa bisa cepat lulus tepat waktu,” kata mahasiswa jurusan Manajemen angkatan 2011 itu.

Memilih tak mengikuti or-ganisasi

Banyak alasan yang mem-buat mahasiswa enggan ber-organisasi. Seperti yang di-ungkapkan oleh Adnan Bahrul Ulum (Teknik Pertanian’12) yang tahu tentang adanya seleksi alam dalam sebuah organisasi. “Awalnya saja se-mangat lalu habis (orangnya) karena rata-rata tidak ada tu-juan masuk ke situ dan hanya untuk bersenang-senang saja. Dari situ tidak dapat sesuatu yang lebih lewat organisasi kampus,” ujarnya

Adnan beranggapan kalau mahasiswa yang ikut organ-isasi haruslah yang memang cakap untuk kemajuan or-ganisasi tersebut, sementara mahasiswa yang pendiam dan cenderung tidak menonjol da-lam sebuah kumpulan itu tidak akan ada kemajuan apapun walau ikut organisasi. “Yang dari awal pintar ngomong di-angkat(jabatannya) makin pin-tar ngomong dan sebaliknya ya gitu-gitu aja,” tambahnya.

Ia mengaku lebih baik bisa

Foto Hayatun N

isa Fahmiyati

Datangnya mahasiswa baru menjadi ajang perekrutan besar-besaran bagi tiap UKM di Unila, sayangnya antusiasme mahasiswa baru hanya di awal. Banyak hal yang menurunkan minat mahasiswa untuk berorganisasi, mulai dari faktor eksternal hingga faktor internal mahasiswa sendiri. Kebimbangan dalam mengambil peran dalam organisasi malah membuat mahasiswa manjadi pasif.

Page 9: Tabloid Teknokra Edisi 145 November 2015

No 145 Tahun XV Trimingguan | Edisi November 2015 9REPORTASE KHUSUSmembentuk suatu komuni-tas sendiri yang bisa terjun langsung ke masyarakat dar-ipada ikut organisasi, namun hanya jadi “ b u n t u t n y a ” saja. Meski be-gitu, pernah terbesit juga dipikiran ma-hasiswa yang hobi futsal itu untuk ikut ber-gabung di UKM Koperasi Ma-hasiswa (Kop-ma).

Tidak memi-liki pengala-man beror-ganisasi juga membuat ma-hasiswa eng-gan ikut andil dalam organ-isasi. Salah satunya Said Ach-mad yang mengaku sejak SMP tidak pernah terlibat dalam organisasi. “Saya bukan orang yang konsisten dan tidak suka dengan hal yang terikat. Saya juga cepet bosan,” ungkap ma-hasiswa Ilmu Komputer tahun kedua itu.

Sedangkan, Desis Kurniyati (Agroteknologi ’10) mengaku salah satu alasannya tidak ikut berorganisasi lantaran banyak senior dalam organisasi terse-but yang kuliahnya berantakan. “Enggak heran ada yang bilang organisasi mengganggu akade-mik,” tuturnya.

Lain halnya dengan Neni yang telah dialami oleh maha-siswa yang pernah berorgan-isasi. Mahasiswi FKIP Fisika angkatan 2012 ini memilih untuk berhenti dari FPPI dan Himaskta setelah dua tahun beraktivitas di dalamnya. Su-litnya membagi waktu organ-isasi dengan kuliah membuat ia memutuskan untuk berhenti berorganisasi dan fokus pada nilai akademiknya.

Kini ia merasa kehilangan aktivitasnya di organisasi dulu, meski begitu ia mengatakan merasakan manfaat dari ber-organisasi. Ia mengaku karena pernah berorganisasi ia mera-sa lebih mudah menyelesaikan masalah dalam hidupnya, memiliki mental yang berani, serta bisa mempimpin dalam kelompok.

Manfaat berorganisasiTergabung dalam organisasi,

banyak mendatangkan man-faat bagi mahasiswa. Hal ini di-buktikan oleh Reni Andriyani. Sebagai anggota UKM Pramuka Unila, Reni mengaku mendapat banyak pelajaran perjuangan, kekompakan, dan kemandi-rian. Tak hanya itu, menurutn-ya dengan berorganisasi dapat memperbanyak relasi untuk dunia kerja nantinya. “Masa depan lebih cerah lagipula ka-

lau tidak ikut organisasi waktu akan terbuang dengan ber-main tanpa ada hasilnya,” ujar mahasiswi Pendidikan Bahasa

I n g g r i s angkatan 2013 ini.

Berbe-da den-gan Reni, B a y u S a p u t r a ( A g r i b -isnis ’12) menurut-nya ada sisi nega-tif dan p o s i t i f d a l a m m e n g i -kuti or-ganisasi. “Baiknya d a p a t

ilmu di luar perkuliahan, tapi ya negatifnya terkadang bidang akademisnya menurun,” keluhnya. Mahasiswa yang ak-tif di Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (Hi-maseperta) mengaku kema-juan teknologi telah membuat mahasiswa ketergantungan dengan gawai. “Intensitas ber-komunikasi dan bersosialisai langsung dengan teman san-gat jarang dilakukan sejak ada gedget. Selain itu, mereka eng-gak sungguh-sungguh akhirn-ya banyak yang tidak bertahan karena tidak bisa menjaga komitmen,” tukasnya.

S e d a n g k a n menurut Ade, m a h a s i s w a yang ber-organisasi juga paham bagaima-na cara memper-l a k u k a n o r a n g lain, berbicara di depan umum, dan bertingkah laku. Mahasiswa tidak serta merta bisa begitu karena pada awalnya banyak juga yang pe-malu namun mereka terbentuk untuk menjadi pemberani dan pemimpin yang baik.

“Zoom melatih kehidupan sosial dan juga mental anggot-anya. Saat menghadapi orang banyak, orang-orang penting dan attitude. Di Zoom, atti-tude itu nomor satu, jika ada calon anggota yang loyal na-mun attitude-nya nol tidak bisa menjadi anggota. Anggota Zoom harus tahu di mana saat harus bercanda dan serius. Harus paham posisi sebagai junior maupun senior,” jelas mahsiswa Sosiologi angkatan 2012 itu.

Selain manfaat tersebut, menjadi anggota UKM khusus-nya Zoom juga bisa dapat ilmu fotografi gratis dari senior-se-

nior, sedangkan les fotografi membutuhkan biaya yang ti-dak murah.

Wakil Presiden Badan Ek-sekutif Mahasiswa Universi-tas (BEM-U), Deny Yuniardi (Pend. Bahasa Indonesia ’11) membenarkan bahwa ada penurunan minat mahasiswa dalam mengikuti organisasi. Padahal menurutnya organisa-si tidak bertentangan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Mahasiswa sering mengambin-ghitamkan organisasi saat aka-demik mulai menurun.

Menurutnya, pemuda saat ini sedang menikmati Indonesia modern, untuk itu sangat pent-ing bagi organisasi melakukan inovasi agar hobi dan minat mahasiswa dapat tersalurkan.

Seiring bertambahnya jum-lah UKM dan HMJ di lingkun-gan Unila seharusnya ikut dibarengi dengan meningkat-nya jumlah mahasiswa yang aktif organisasi. Hal tersebut disampaikan oleh Igo Febrianto.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unila tersebut ti-dak bisa menilai kecenderun-gan minat mahasiswa Unila berorganisasi karena tidak

“Saya bukan orang

yang konsisten dan

tidak suka dengan hal

yang terikat. Saya juga

cepet bosan,”

Adnan Bahrul Ulum (Teknik Pertanian’12)

ada data pastinya namun un-gkapnya, memang seharusnya bertambah seiring juga dengan perkembangan teknologi seka-rang ini.

Ia hanya bisa menilai per-bedaan antara mahasiswan-ya yang aktif berorganisasi dibandingkan yang tidak, terlihat ketika perkuliahan. “Hal tersebut terlihat dari segi afektif berupa sikap, perilaku, lancar berkomunikasi serta menyampaikan pendapat. Se-mentara nilai serta besarnya IPK adalah segi kognitif. Seha-rusnya mahasiswa memiliki kedua hal tersebut dan menye-imbangkan porsinya,” paparn-ya.

“Ikut organisasi itu pilihan. Ruginya ikut organsasi itu ca-pek, kalau tidak mau capek ya tidak usah ikut organisasi. Mahasiswa yang berorganisasi tidak boleh mengeluh karena memang itu risikonya. Yang hebat itu mahasiswa beror-ganisasi yang semua orang di kelas tahu dia capek. namun ia tetap mengikuti kelas dengan baik, hal tersebut yang patut mendapat apresiasi yang be-sar,” tuturnya.

Ia sendiri sangat mengapre-siasi mahasiswa yang beror-ganisasi selama tidak ada pera-turan yang dilanggar dan tidak mengatasnamakan organisasi untuk melanggar presensi.

Solusi Menanggapi masalah kekua-

tan surat dispensasi yang kurang dianggap oleh

beberapa dosen, Igo mengakui

bahwa kara-teristik dosen di Unila ber-beda-beda . Harus ada etiket baik dari maha-

siswa yang memiliki tu-

gas organisasi di luar kam-

pus untuk me-minta izin secara

langsung terlebih da-hulu kepada dosen yang

bersangkutan daripada hanya menyerahkan surat dis-pensasi yang dititipkan.

Igo yang juga pernah berke-cimpung sebagai aktivis kam-pus ini mengakui bahwa ban-yak manfaat yang didapat dari berorganisasi. Ia yang pernah menjabat sebagai Pemimp-in Umum Lembaga Pers Ma-hasiswa Pilar FEB di tahun 2000-an ini mengaku meski organisasi yang diikutinya dulu tak berkaitan dengan disiplin ilmunya, ia tetap mendapat manfaat lainnya seperti skill berargumen, memimpin, mengelola usaha untuk bekal menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya.

Syafarudin Rahman, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ini juga menekankan pentingnya mahasiswa beror-ganisasi. “Organisasi ilmunya banyak. Baru tahu pentingnya (berorganisasi) nanti setelah kerja. Tidak hanya IQ yang di-lihat namun juga EQ dan SQ da-lam artian mampu mengelola kelompok, mengelola usaha serta kemampuan memanaje-men organisasi,” katanya.

Kemampuan tersebut tam-bahnya dapat dipelajari saat aktif berorganisasi karena ma-hasiswa dituntut untuk dapat kreatif, contohnya saat ditun-juk untuk ikut dalam kepani-tiaan sebuah event. Dengan sendirinya mendapat ilmu membuat proposal, mencari, dan menghubungi pembicara, mencari dana serta mendapat pengalaman baru. Apalagi un-tuk bersaing di era MEA sangat disayangkan jika hanya menja-di mahasiswa yang minim soft skill.

Sebagai dosen ia juga dapat melihat mahasiswanya yang ikut organisasi dan yang ti-dak. “Kalau sudah disuruh jadi komti atau ketua kelas tidak ada yang mau, sudah, itu berar-ti tanda-tanda kalau tidak ada mahasiswa yang ikut organisa-si,” katanya.

Ia juga menyarankan solusi yang dapat dilakukan organ-isasi kampus untuk menarik minat mahasiswa, Syafarudin menyarankan memperbanyak testimoni dari alumni yang telah sukses berkarier. Dengan pengalaman yang benar-benar dirasakan oleh alumni saat bersaing di dunia kerja dengan modal pengalaman organisasi yang dimiliki selain modal IPK, testimoni tersebut dapat men-jadi motivasi untuk mahasiswa di luar sana yang belum men-gerti akan manfaat dari beror-ganisasi.

Menyoal masalah klasik, pembagian waktu yang sulit antara kuliah dengan kegiatan organisasi, Syafarudin yang pernah aktif dalam pers ma-hasiswa Teknokra ini menga-takan mahasiswa hanya harus memanajemen waktu. Porsi belajar serta berkegiatan harus seimbang. Tidak ada masalah yang berarti jika mahasiswa mampu mengatur waktu se-baik-baiknya.

Ia berharap mahasiswa dapat benar-benar memanfaat-kan waktunya untuk kegiatan yang dapat menambah softskill selain dari tugas utamanya, yai-tu belajar. “Karena penyesalan tidak pernah di depan. Contoh kecilnya dapat dirasakan saat mahasiswa KKN. Akan ada hal-hal yang tidak dimengerti oleh mahasiswa yang tidak beror-ganisasi karena tidak ada pen-galaman,” ujarnya. =

Page 10: Tabloid Teknokra Edisi 145 November 2015

No 145 Tahun XV Trimingguan | Edisi November 201510POLLING

Unila dalam Dua

Oleh : Fajar Nurrohmah, Faiza Ukhty Annisa

Supervisor : Kurnia Mahardika

Enumerator : Ariz Nisrina, Trias Suci Puspa, Atsila Husna, Kalista Setiawan, Yayu Asnaini, Tuti Nur Komariah, Rocky Irfan, Rian Meigiana, Alfanny Pratama, Zahra Qurotu’aini, Putri Lestari, Khusnul Aulia

Infografis : Fajar Nurrohmah

Usia emas Unila di tahun 2015 menjadi tahun terakhir Prof. Sugeng

P. Harianto menjabat sebagai Rektor. Selama dua periode kepemimpinannya, ia menarg-etkan Unila menjadi dua puluh perguruan tinggi terbaik di In-donesia di tahun 2015.

Namun, di tahun terakhir jabatannya dominasi apresiasi negatif muncul. Proporsi pe-nilaian terhadap kinerja rek-tor dan jajarannya di periode 2010-2015, tercermin dari komposisi penilaian negat-if 45,5 persen dan penilaian positif 41,7 persen. Dengan memperhitungkan kesalahan pencuplikan (sampling error) 5 persen.

Menurut Syarif Makhya, se-laku dosen Ilmu Pemerintah-an FISIP Unila selama delapan tahun terakhir masih banyak pekerjaan yang belum tersele-saikan seperti Rumah Sakit Pendidikan (RSP), gedung-ge-dung pascasarjana, gedung FISIP, gedung FH dan bebera-pa gedung lainnya. Sedangkan dari aspek lingkungan relatif ti-dak terjaga seperti sekitar jalur dua Unila dan warung-warung di pelataran Gedung Serba Guna yang tampak kumuh. “Masalah yang paling disoroti dalam empat tahun terakhir ialah pembangunan RSP, Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang ter-lalu tinggi, dan fasilitas yang masih belum sesuai standar”, ujarnya.

Hal senada disampaikan Prof. Muhajir Utomo, ia men-yampaikan bahwa Unila memi-liki mahasiswa yang melebihi kapasitas kampus, dan kampus yang tidak berkembang sehing-ga kampus semakin penuh.

Kondisi sama baikDari hasil survei tentang

kondisi sarana dan prasarana 29,2 persen responden men-yatakan sama baik, 25 persen menjawab lebih baik, 5 persen lebih buruk, 26,7 persen sama buruk, dan 14,2 persen men-jawab tidak tahu. Sama dengan perpustakaan Unila, sebanyak 34,2 persen responden men-jawab perpustakaan dalam kondisi sama baik, 27,5 persen menjawab lebih baik, 0,8 pers-en menjawab lebih buruk, 15,8 persen menjawab sama buruk, dan 20,8 persen menjawab ti-dak tahu.

Terkait dengan pelayanan administrasi di Unila 30 pers-en responden menilai sama baik, 18,3 persen menilai lebih baik, 5 persen menilai lebih bu-ruk, 25,8 persen menilai sama buruk, sisanya 20,8 persen menilai tidak tahu. Dan ke-disiplinan sivitas akademika Unila, 37,5 persen responden menilai sama baik, 15 persen menilai lebih baik, 4,2 persen menilai lebih baik, 4,2 pers-en menilai lebih buruk, 17,5 persen menilai sama buruk, dan 25,8 persen menilai tidak tahu. Sedangkan ruang terbuka hijau di Unila 36,7 persen re-sponden menjawab sama baik, 21,7 persen menjawab lebih baik, 8,3 persen lebih buruk, 15 persen sama buruk, sisanya 18,3 persen tidak tahu.

Web Unila Survei menunjukkan website

Unila juga diakui 41,7 persen responden menilai lebih baik, 29,2 persen menilai sama baik, 6,7 persen menilai sama buruk, 2,5 persen menilai lebih buruk, dan 20 persen menilai tidak tahu.

Produktivitas lulusan yang bervariasi

Produktivitas lulusan Unila masih bervariasi. Pada tahun 2011/2012 produktivitas lulu-san mencapai 19,6 persen. Na-mun, pada tahun 2012/2013 mengalami penurunan hing-ga 18,6 persen dan kembali meningkat 18 persen pada tahun 2013/2014. Di tahun 2014/2015 produktivitas lulu-san cenderung stagnan, tidak mengalami peningkatan dan tidak menurun.

Kriteria menuju Top Ten University belum jelas

Menurut Syarif Makhya kri-teria Unila untuk menuju Top Ten University masih belum jelas, misalnya target jumlah doktor, professor, dan publikasi ilmiah. Masuknya Unila menja-di 10 besar universitas dengan peminat terbanyak, diperkira-kan karena daya saing jalur masuk perguruan tinggi yang sangat ketat sehingga Unila menjadi alternatif pilihan kare-na berada di level menengah=

Grafik ini Berdasar dari:

Poling ini dilakukan pada 29-30 Oktober 2015. Responden merupakan mahasiswa aktif Universitas Lampung (Unila) angkatan 2013, 2012, 2011, 2010, 2009 sebanyak 120 responden, yang diambil secara acak dari setiap jurusan atau program studi di delapan fakultas. Metode ini memilki ting-kat kepercayaan 95%, margin of error 5% dalam kondisi penarikan Simple Random Sampling. Meskipun demikian kesalahan di luar pemilihan sampel mungkin terjadi.

Periode Kepemimpinan

Page 11: Tabloid Teknokra Edisi 145 November 2015

No 145 Tahun XV Trimingguan | Edisi November 2015 11INOVASI

Iklan

Kakao menjadi salah satu tanaman yang paling banyak ditaman sebagai

hasil perkebunan di Lampung. Namun, kualitas buah kakao yang dihasilkan terbilang rendah. Hal ini karena teknik penjemuran yang digunakan petani kakao di Lampung ma-sih dilakukan secara tradision-al, yaitu dijemur langsung di bawah sinar matahari. Teknik ini memiliki banyak kekuran-gan, seperti cuaca yang tidak menentu, temperatur yang sulit dikontrol, tidak higienis karena dijemur pada tempat yang seadanya, serta besar ka-dar air pada biji kakao tidak terkontrol. Tentu semua itu menurunkan harga jual kakao di pasar.

Hal tersebut mengilhami Ali Mustafa (Teknik Mesin’11) beserta timnya berinovasi un-tuk meningkatkan kualitas kakao dengan membuat me-dia pengering kakao mekanik. Dibimbing oleh Amrul yang merupakan Kepala Laboratori-um Termologi Fakultas Teknik, Ali dan tim memulai peneli-tiannya di Way Belerang, Ka-lianda. Mesin yang dibuatnya itu khusus untuk daerah yang memliki sumber energi panas yang terbentuk secara alami di bawah permukaan bumi atau geotermal. Mesin ini memiliki panjang keseluruhan 5 meter, panjang ruang pengering 2 me-ter dan tinggi kurang lebih 1

meter, karena ukurannya terse-but mesin ini dapat menger-ingkan kakao basah sebanyak 173,5 kilogram per jam.

Ruang pengering kakao ini terdiri dari 2 buah kipas dan 2 buah sensor yang akan dikon-trol dengan arduino uno. Kipas 1 yang dipasang pada bagian atas ruang pengering sebagai exhaust, kipas 2 yang dipasang di samping Heat Exchanger (HE) untuk supply laju aliran udara masuk ruang penger-ing, sensor DHT-21 dan LM-35 dipasang di dalam ruang pen-gering, dimana sensor DHT-21 berfungsi sebagai sensor kelembaban udara sedangkan, LM-35 sebagai sensor suhu.

Cara menggunakan mesin pengering ini sangat sederha-

na, yaitu hanya dengan meng-hidupkan pompa dan kipas HE. Pada saat proses awal penger-ingan dimulai, maka kipas HE akan berputar pelan. Sedang-kan kipas keluar (exhaust fan) dalam posisi OFF atau mati, dimaksudkan agar suhu dalam ruang pengering naik dengan cepat. Pompa akan menarik air panas 100 derajat celcius dan panas dialirkan menuju HE kemudian mengalirkan panas ke ruang pengeringan sehingga suhu turun menjadi 65-68 der-ajat celcius.

Air panas yang melewati HE tadi dapat digunakan kemba-li untuk pemandian air panas dan sebagainya. Apabila suhu dalam ruang pengering lebih dari 68 derajat celcius, maka

sitem akan memberi perintah untuk menghidupkan kipas keluar dan kemudian switch kipas HE berpindah posisi yang awalnya posisi switch 1 ber-pindah ke switch 3. Tujuannya untuk membuang panas yang berlebihan melalui exhaust fan serta menurunkan panas yang masuk ke ruang pengering melalui pengontrolan switch tersebut agar panas di dalam ruang pengering tetap stabil.

Kakao basah dapat dima-sukkan sebelum atau sesudah mesin dihidupkan. Ketika ka-dar air kakao sudah mencapai 8 persen maka mesin akan se-cara otomatis berbunyi yang menandakan proses pengerin-gan sudah selesai.

Keunggulan pengeringan

menggunakan tenaga geoter-mal ini ialah ramah lingkungan dan murah karena tidak meng-gunakan bahan bakar untuk supply energinya, suhu dapat di atur secara otomatis sehingga akan menghasilkan kakao yang berkualitas.

“Walaupun ini baru rancan-gan tetapi kami sudah melaku-kan simulasi dengan menggu-nakan software simulasi yang biasa digunakan di jurusan teknik, dan ini hasilnya,” jelas Ali. Langkah selanjutnya yang akan dilakukan Ali dan tim untuk dapat merealisasikan mesin ini ialah dengan mengi-rimkan penelitiannya melalui Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) untuk mendapatkan bantuan dana. =

Pengering Kakao

Oleh Faiza Ukhti Annisa

Ilustrasi Retnoningayu Janji Utami

Tenaga Geotermal

Page 12: Tabloid Teknokra Edisi 145 November 2015

No 145 Tahun XV Trimingguan | Edisi November 201512ARTIKEL TEMA

Iklan

Silahkan kirimkan kritik, saran, dan pertanyaan andake alamat e-mail Teknokra

[email protected]

Oleh Panji Satrio*

Tabloid Teknokra menerima keluhan yang bisa disampaikan melalui rubrik konsultasi. Rubrik ini diasuh langsung oleh Dosen Bimbingan

Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)Unila, Diah Utaminingsih, S.Psi, M.A, Psi. Lulusan Psikologi Universitas

Gajah Mada (UGM) ini akan menjawabpertanyaan seputar akademik, kejiwaan, dan pertanyaan lain yang dia-

jukan.

ilust

rasi

Defi

ka P

utri

Nas

titi

Mahasiswa merupakan bagian dari pemuda yang memiliki per-

anan strategis dalam keberlan-jutan suatu bangsa. Bahkan, bangsa ini lahir pun tidak jauh membawa nama mahasiswa. Begitu potensial, jika melihat secara luas bagaimana peran dan pencapaiannya di masa lalu. Namun, apa masih mau menari di atas kejayaan dahu-lu, yang pada pikiran mereka memperjuangkan rakyat, bu-kan atas dasar kepentingan individu maupun kelompok semata.

Pergerakan mahasiswa seka-rang dapat dilihat, kala kepent-ingan masuk dalam tubuh suatu wadah perkumpulan. Jika sebuah pergerakan terus pada kepentingan secara kelompok, maka yang ada keberlanjutan yang terus-menerus dalam lingkaran politik praktis kam-pus. Penyebaran dan pena-naman ideologi, menjadikan mahasiswa berada dalam ko-tak-kotak dan tidak sejalan. Padahal mereka sering berkoar ‘’Mahasiswa adalah agen pe-rubahan, mahasiswa adalah sosial kontrol’’ tapi kadang mereka tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.

Mahasiswa yang semestin-ya menjadi oposisi permanen pemerintah, ternyata bermain dengan partai. Kepentingan rakyat yang semula digem-bor-gemborkan, lalu hilang kala partai yang bermain den-gannya menjadi penguasa. Memang bukan hal yang tabu

MAHASISWA,

lagi bagi organisasi intrakam-pus yang sejalan dengan partai politik, yang berhubungan juga dengan organisasi eksternal da-lam benang yang sama. Ketika kepentingan politik masuk, itu juga berarti ada tujuan dalam hal tersebut. Bisa menimbul-kan asumsi bahwa hancurnya independensi organisasi kam-pus karena adan-ya kepentingan politik ma-suk secara terselubung maupun ti-dak.

Apakah ala-san mereka melakukan ini karena asumsi bahwa ‘’Kam-pus adalah Min-iatur Negara’’ yang di dalam-nya intervensi asing (partai politik). Ma-hasiswa mau-pun organ-isasi yang terkontam-inasi oleh p o l i t i k p r a k t i s m e n g a -kibatkan jarak an-tarmahasiswa itu sendiri. Apa-kah tidak lebih baik kampus dikatakan se-bagai “Labolatorium Bangsa’’, ada budaya mahasiswa berupa di-

skusi dan menulis tetap tumbuh beriringan dengan keintlektu-alitasan, dan tetap mengawasi kinerja pemerintah agar mem-bawa perubahan untuk rakyat yang lebih baik. Walapun di da-lam diskusi ada perdebatan, se-baiknya itulah yang hanya ada dalam forum dan tidak dibawa sampai keluar. Tokoh-tokoh besar perjuangan pun ber-beda pikiran ketika be-rada di dalam forum, teta-pi mereka

t i d a k

membawanya sampai keluar, seperti Soekarno, Mohammad Hatta, D.N Aidit, dan lain-lain.

Sebaiknya visi Trisakti perlu dihidupkan, dijabarkan, diopra-sionalkan, dan diaplikasikan dalam konteks mahasiswa

kekinian. Pertama, mahasiswa ber-

daulat secara politik. Artinya, d i p e r l u k a n nilai-nilai pa-triotik, nasion-alisme, dan ke-bangsaan agar

menjadi benteng dan filter terhadap

nilai-nilai global dan asing yang tidak sesuai

dengan Pancasila se-bagai ideologi bangsa.

Melalui bingkai per-satuan, kesatuan,

dan keutuhan bangsa, maka

m a h a s i s w a tidak mu-

dah terko-tak-kotak

o l e h

kepe n tingan elit dan politik praktis. Hal ini dilakukan un-tuk menjaga, memelihara, dan mengamankan keyakinan ma-hasiswa yang berdaulat dengan memegang teguh empat pilar bangsa.

Kedua, mahasiswa berdikari secara ekonomi. Diperlukan nilai-nilai inovasi, kreasi, dan invensi yang ditanamkan agar memiliki daya saing, etos kerja dan jiwa kewirausahaan bang-sa untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan mas-yarakat, dan pembangunan na-sional di tengan perdagangan bebas dan pasar bebas.

Ketiga, mahasiswa berkepribadian secara budaya. Diperlukan nilai-nilai toler-ansi, gotong royong, tenggang rasa, humanis, sopan santun, dan simpatik yang ditanamkan agar memiliki jiwa, hati, keprib-adian, dan mental yang unggul, baik, beradab, manusiawi, dan bermartabat sehingga mampu membentengi dari ancaman individualisme, radikalisme, matrealisme, hedonisme, dan konsumerisme.

Pola pikir, budaya berpikir, pola, dan cara pandang yang berbasis nilai kebangsaan yang dibingkai dalam seman-gat yang positif, akan mampu menjadikan mahasiswa yang berkepribadian dan berkarak-ter. Hidupkan Mahasiswa. Jan-gan sampai menghidupkan kepentingan yang membawa mahasiswa sebagai korban kepentingan politik praktis. =

*Anggota LSSP Cendekia Ma-hasiswa Ilmu Pemerintahan FI-SIP UNILA

ANTARA IDEOLOGI atau KEPENTINGAN POLITIK PRAKTIS

“Pola pikir, budaya berpikir, dan cara pandang yang berbasis nilai kebangsaan menja dikan mahasiswa yang berkepribadian dan berkarakter.”

Page 13: Tabloid Teknokra Edisi 145 November 2015

No 145 Tahun XV Trimingguan | Edisi November 2015 13APRESIASI

Sampaikan keluhanmu lewat Suara Mahasiswa, dengan format Nama_Jurusan/Angkatan_Komentar. Kirim ke 08982252881/08978669233 atau Line @

Redaksi hanya akan memuat SMS/Komentar yang disertai identias lengkap dan bisa dipertanggungjawabkan, Nama/Jurusan/Fakultas/Angkatan. Kami men-cocokkannya dengan data siakad Unila.

Suara Mahasiswa

Lentera

Kepada Bapak saya berkata Wahai penguasa yang terhormat

Kami utus Engkau tuk menerima mandat Di bangsa yang katanya bermartabat

Kepada Bapak saya berkata

Kami bangsa yang sangat kaya Kami ekspor segalanya pada tetangga

Termasuk wabah penyakit dan ispa Mereka tertawa bahagia

Dan berkata Terimakasih Indonesia

Kepada Bapak saya berkata

Kami adalah bangsa yang terhormat Yang menyaksikan hewan bercinta

Dan membiarkan putra bangsa menganggap itu tayangan remaja

Kepada Bapak saya berkata Kami bangga menjadi Indonesia.

Suasana tak lagi samaBerbanding terbalik dengan dulu kurasaHidup di antara manusia yang seolah tak butuh manusiaDi antara manusia yang hanya mau tau mereka bergelimang harta Saat angan angan ingin terwujud Dengan lihai berganti muka Aku bukan Tuhan, Di saat Kau butuh aku harus utuhPergi saja ke hutanLalu mengadu pada tumbuhanTeruk… Hatiku remukSaat terucap sapa namun cela yang kuterima Mereka pongah atas harta orang tua Untuk apa angkuh karena harta Jika bebal dalam etika…

HARAPAN BARU

Silau pagi di ufuk Timur Menyambut maha panutan yang masyhur Yang menaruh beribu tuntutan di bakulnya Tanpa keluh kesah yang merintanginya

Mencoba mempreventifkan Agar sinar-sinar mentari terpancar Menambah memrepresifkan Supaya sinar kembali pada posisinya yang benar

Hanya menadahkan tangan sang pencipta Untuk membantu dan membimbingnya Sang maha pemberi perubahan Semoga ingat sumpahnya di atas kitab

Alfanny Pratama FFKIP, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2015

BEBAL ETIKA

Okti TriwidayantiFP, Peternakan 2013

FKIP. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2014

Okyana Giti Ananti Usnul Khotimah FKIP, Pendidikan Bahasa dan Sastra 2015

Di antara senja aku mencari Gemercik cahaya di antara gelap

Menghena nafas panjang dalam sesal Membawaku tenggelam dalam kelam

Jika mentari kan bersinar lebih lama Biarkan harapku kan berhias Warnai langkah yang tersisa

Temani tiap derup jantungmu

Di kala mataku tak mampu lagi terbuka Biarkan mimpi ini selalu nyata

Temani tidurku yang sepi Haus akan kasih

Harap yang begitu dalam Menusuk jantungku perlahan

Namun ku masih berdiri kokoh Karena yakinku akan waktu

Waktu

Rejeki Dewi Muly-ani (Sosiologi ‘14) 081996846xxx

Mohon untuk lebih memperhatikan ke-bersihan beringin Unila, menyediakan tempat sampah lebih banyak lagi

serta petugas kebersihan setiap harinya mem-bersihkan area beringin. Terimakasih.

Page 14: Tabloid Teknokra Edisi 145 November 2015

No 145 Tahun XV Trimingguan | Edisi November 201514

Rep

ro

RESENSI

Oleh Ariz Nisrina

Foto

Luv

ita W

illya

Hen

dri

LIFESTYLE

Resep Sukses Kuliah dari Anak FISIP

Menjadi mahasiswa sejatinya mampu bertahan dengan pi-

jakan kakinya sendiri pada masa-masa sulit selama kuliah. Mahasiswa dituntut agar bisa melakukan banyak hal dan ber-pikir kritis terhadap kondisi sosial-ekonomi di sekitarnya. Mahasiswa dihadapkan pada sebuah laboratorium perad-aban sebelum menghadapi realita kehidupan. Mengena-li potensi diri menjadi salah satu bekal utama mahasiswa untuk dapat memaksimalkan hasil penelitian di laboratori-um peradaban tersebut tanpa mengabaikan masalah dalam meraih mimpi dan mengata-sinya dengan cerdik.

“Mahasiswa Pemimpi” begit-ulah buku ini dibuka, percikan semangat coba penulis hadir-kan lewat bab pertama atau disebut sebagai bab pencer-ahan diri sebelum bergumul menuju bagian-bagian lain

dari buku berjudul “Sukses Kuliah Ala Anak Fisip” ini. Buku yang ditulis oleh empat kontributor ini bukan sekadar buku motivasi membosankan seperti kebanyakan. Misalnya pada bab selanjutnya pembaca diajak menjelajahi bagian lebih ilmiah. Penjelasan mengenai esai yang dikemas dalam “Aca-demic Writing Techniques”.

Penjelasan tentang defini-si dan karakteristik, format penulisan, prosedur penu-lisan, serta tips menulis esai dan makalah dipaparkan se-cara lengkap dan mendetail. Dan bada bab membahas “UTS dan UAS ala Anak Kuliahan”. Dengan penulisan yang ringan pembaca akan memahami es-ensi menghadapi UTS dan UAS dengan baik alias memahami kejujuran.

“Where Will I go After Study?” sesuai judulnya, pada bab ini membahas seputar rencana usai gelar sarjana didapat.

Dilengkapi juga dengan be-berapa kutipan terkait dengan topik yang menginspirasi dari tokoh-tokoh terkenal. Bab ini juga menjadi wadah informasi bagi scholarship hunters karena di dalamnya dijelaskan menge-nai beberapa beasiswa dalam dan luar negeri yang menjan-jikan berikut persyaratan serta catatan pengalaman mendapa-tkan beasiswa pascasarjana ke Australia yang ditulis oleh penulis utama buku ini.

Seperti menjadi bonus bagi pembaca, pada bab lima diberikan dua contoh maha-

siswa FISIP berprestasi den-gan dua karakteristik dan bidang keilmuan, pengalaman serta keahlian yang bertolak belakang. Persamaan antara keduanya adalah mereka di-anggap layak untuk mengin-spirasi pembaca.

Penulis utama, Budi Kurni-awan yang merupakan Kepala Laboratorium Politik Lokal dan Otonomi Daerah FISIP Unila serta dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Unila tel-ah menyusun buku ini dengan apik dan runut sehingga pem-baca dapat memahami isi buku

Salah satu item yang lekat dengan wanita adalah rok. Menggunakan rok

merupakan cara jitu agar tampilan terlihat feminim. Rok juga serasi dipadupadankan dengan kemeja, kaos, maupun sweater. Banyak model rok yang sedang trend sepanjang tahun ini, salah satunya rok pensil (Pencil Skirt). Model- nya lurus dan ketat, cenderung memperlihatkan bentuk tubuh penggunanya. Beberapa jenis rok pensil bahkan dilengkapi belahan di belakang, membe- rikan kesan seksi nan elegan. Penggemarnya mulai dari per-empuan tak berhijab hingga yang berhijab. Melita Fisilia Olani (FKIP Bahasa Inggris ’14) salah satunya, mahasiswi ber-hijab ini gemar mengenakan rok termasuk model pensil. “Rok pensil dengan belahan menurut saya lucu aja. Lagian menyesuaikan badan saya yang kecil. Rok model pensil juga membuat saya lebih percaya diri,” ujarnya.

Menjadi mahasiswi di Fakul-tas Keguruan dan Ilmu Pendi-

TRENDY DAN EKSIS

dikan (FKIP) Unila memang mengharuskannya memakai rok saat berkuliah. Meski awal-nya hanya ikut-ikutan, akhirn-ya ia mulai mengisi lemarinya dengan beberapa koleksi rok berbagai warna dan motif se-jak semester pertama. Ber-beda dengan Melita, Lisa Fatmala (FKIP Bimbingan Konseling ’14) menga-ku jarang menggunakan rok pensil meski ia memilikinya. Ia leb-ih nyaman memakai rok pendek. “Saya lebih sering pakai rok pendek, tapi saya punya beberapa rok model pensil, dan menurut saya kalau dipake terlihat lebih keren,” tuturnya.

Menurut Nanda Sekar Anggita, rok pensil dengan belahan di bagian belakang memudahkannya saat se-dang berjalan dan mampu memberikan kesan seksi dibanding dengan rok biasa. Model rok pensil memang sedang marak digunakan. Na-

mun kesan seksi yang melekat menimbulkan cibiran bagi pe-makainya, termasuk Nanda. “Pernah sih dikomentarin sama temen-temen. Bahkan pernah diejek mirip mbak-mbak pen-

jaga bioskop. K a d a n g m e r a s a r i s i h s i h t a p i saya

tetap pake, karena emang lagi trend dan saya suka modelnya,” ujar mahasiswi FKIP Bimbin-gan Konseling ’14 ini.

Kesan tak etis dan kurang sopan pun diungkap-

kan Anang Gawidu-ta (FKIP Pend. Jas-

mani Kesehatan dan Rekreasi

’14 ). Menurut-nya rok pensil dengan bela-han, apalagi yang terla-mpau tinggi dinilai ku-

rang pantas d i k e n a k a n wanita ter-utama seo-rang calon tenaga pen-

didik. D o s e n

FKIP Bimb-ingan Kon-seling Unila yang juga l u l u s a n

P s i k o l o g i Universitas

Gadjah Mada (UGM), Diah Uta-miningsih memaparkan bah-wa cara berpakaian seseorang merupakan cerminan rasa percaya diri (self confidence) pemakainya. Menurutnya, ke-tika seseorang memiliki keper-cayaan diri terhadap apa yang ia kenakan, maka rasa nyaman akan timbul dengan sendirin-ya. “Sebenarnya sah-sah saja untuk seseorang menggunakan rok span model pensil, selama ia merasa nyaman,” ungkapnya. Perasaan ingin diakui menja-di faktor pendorong mengapa seseorang ingin mengenakan sesuatu yang sedang trendy. Seseorang tersebut berharap dapat menunjukkan eksisten-sinya di dalam suatu kelompok tertentu. Yang perlu menja-di perhatian bagi penggemar rok pensil adalah bagaimana semestinya menempatkan diri dengan pakaian tersebut. Menurutnya, keadaan psikolo-gi bagi seseorang yang melihat memang berbeda, tergantung persepsi dan gender. Sehingga dampak yang ditimbulkan pun berbeda. =

dengan Rok Pensil

Oleh Yola Savitri

Judul : Sukses Kuliah Ala Anak FISIP Penulis : Budi KurniawanPenerbiT : Aura PublishingJumlah halaman: x + 104 hlm

serta perpindahan bab dengan baik. Namun, hadirnya em-pat penulis lain yang menjadi kontributor dalam buku ini, membuat kualitas tulisan tidak sama, cenderung naik turun. Beberapa kesalahan pengeti-kan pun ditemukan pada bab pertama membuat pembaca sedikit terganggu. Meskipun berembel-embel “anak FISIP” buku ini sangatlah layak dan pas untuk dibaca oleh maha-siswa lintas jurusan karena informasi yang terdapat di da-lamnya tidak melulu dikhusus-kan bagi mahasiswa FISIP. =

Page 15: Tabloid Teknokra Edisi 145 November 2015

No 145 Tahun XV Trimingguan | Edisi November 2015 15

lam mengerjakan tulisannya. Target menjadi acuan dalam tulisannnnya, ia selalu memili-ki target dalam satu hari untuk menulis. Jika target itu tidak diselesaikan maka I Gede akan menghukum dirinnya sendiri dengan menulis dua kali lipat dari target awal di esok harinya.

Tak hanya akrab dengan masyarakat di sekitar tem-pat tinggalnnya, I Gede pun dekat dengan mahasiswanya. Ia selalu ingin menciptakan kedekatan antara mahasiswa dengan dosen. Baginnya meng-ganggap mahasiswa sebagai teman itu harus dilakukan, se-lama kedua-duannya bisa saling menghargai. Ia juga berusaha menumbuhkan minat menulis pada mahasiswanya dengan memberikan reward kepada mahasiswa yang dapat menulis di koran lokal maupun nasional.

Kebaikan dan kedekatan di-rinnya dengan mahasiswa pun terlihat dari banyaknnya maha-siswa yang sering berkonsultasi perihal naskah, sesekali ia pun menjadi editor. “La Tanza” buku yang terkenal di Timur Tengah itu merupakan buku hadiah dari mahasiswannya yang ma-sih bertengger dalam lemari buku di ruang kerjanya. “Ini buku tentang Islam yang isinya menyentuh, saya tidak pernah membatasi jenis buku apa pun yang akan saya baca,” ujar la-ki-laki yang kini telah memiliki koleksi buku mencapai empat ribu buku.

Dosen yang pernah menda- patkan penghargaan sebagai dosen teladan pada 2011 untuk mutu pembelajaran terbaik ini merupakan dosen yang sangat selektif dalam memberikan nilai bagi mahasiswannya. Baginnya

yang terpenting sebenarnnya bukan nilai, tapi proses. =

POJOK PKM

Mereka Juga Berorganisasi!Apa yang kalian kenal dari sosok Mohammad Hatta? Sebagai

warga negara Indonesia yang pernah sekolah atau tidak, pas-ti tahu, beliau adalah wakil presiden pertama Indonesia. Kalau pernah lulus Sekolah Dasar setidaknya tahu beliau adalah Bapak Koperasi Indonesia dan Bapak Proklamator Indonesia. Nah, kalau sudah jadi mahasiswa, apa yang kalian kenal dari sosok beliau?

Beliau adalah orang yang namanya ada dalam teks proklamasi Indonesia, disebutkan bersama-sama dengan nama Bung Karno. Beliau adalah yang namanya disebutkan bersama-sama dengan Bung Karno dan diabadikan sebagai nama salah satu Bandar Uda-ra di Indonesia. Atau beliau adalah mereka yang selalu kita rindu-kan kehadirannya di dompet, sebagai pelengkap Soekarno dalam pecahan uang seratus ribuan.

Tapi pernah tidak, mahasiswa mengenalnya sebagai sosok yang bisa dijadikan inspirasi para intelegensia? Inspirasi bagi para pemuda, mahasiswa seperti kita. Mengenalnya seperti mengenal BJ Habibie yang bisa membuat pesawat dan memiliki kisah per-cintaan yang mengharukan. Atau mengenalnya seperti mengenal Dahlan dan sepatunya.

Dan tahukah mahasiswa, beliau adalah orang yang sangat di-siplin dan berpendirian. Beliau adalah sosok yang terus maju dengan pendidikannya namun tidak pernah lupa untuk aktif mem-perjuangkan kemerdekaan bangsa. Kepada mahasiswa, harusnya beliau bisa dikenal lebih dari sebuah nama.

Saya pribadi amat mengidolakan tokoh satu ini atau lebih tepat-nya saya selalu mengidolakan tokoh-tokoh pinggiran yang dikenal masyarakat sebagai pendukung, pendamping, atau ya, peleng-kap saja. Seperti Hatta yang namanya selalu dipasangkan dengan Soekarno. Pemalu, tapi dengan entah bagaimana tak mau kalah dengan rasa malunya.

Berbeda dengan mahasiswa sekarang yang selalu ingin dikenal luas. Yang pada umumnya berprestasi dan membuat karya untuk mengabadikan dirinya. Kalau hanya menjadi pelengkap rasa, ya sudahlah, tinggalkan saja, banyak tempat yang akan menjadikan kita nomor 1 bukan 2. Atau merasa dirinya pemalu lantas tak ber-buat apa-apa.

Bayangkan saja kalau dulu Hatta sudah berpikiran demikian. Bagaimana jika Hatta lebih memilih pekerjaan yang ditawarkan Belanda? Pasti beliau tidak akan hanya menyimpan potongan iklan sepatu Bally hingga akhir hayatnya. Tapi begitulah Hatta, sosok bersahaja yang dikenal tidak mau bekerja sama dengan Belanda. Dan tetap menjaga pendirian walau semasa pensiunnya, beliau bahkan tidak mampu membayar tagihan listrik rumahnya.

Kemudian saya menyadari sesuatu yang membuat saya men-gagumi Bung Hatta. Bahwa melengkapi sesuatu bukan berarti kita hidup dalam bayang-bayang sosok yang terlengkapi. Bung Hatta yang mendampingi Sukarno dengan prinsipnya dan mengajarkan kedisiplinan kepada rakyatnya. Dan bukan karena malu lantas urung ambil bagian dalam membuat perubahan.

Sementara fenomena mahasiswa yang saya pahami sekarang, adalah mereka yang terlalu menutup diri. Yang susah untuk diajak lebih berkembang lagi. Sudah lupa kalau perjuangan kemerdekaan Indonesia terjadi bukan hanya karena pendidikan tinggi dan prestasi, tapi juga karena mereka mau berorganisasi. Yang bicara-nya bukan “Saya begini, mau bagaimana lagi” tapi “Saya begini dan akan berusaha menjadi begitu”. Mahasiswa saat ini harus (kemba-li) meneladani sosok Bung Hatta, jangan mau hanya mengenalnya dari selembar uang seratus ribuan atau dari nama salah satu ban-dar udara saja.

Dari sana kita musti paham, bahwa kamu perlu aktif untuk bisa berprestasi. Zona nyaman hanya membuat kita ketinggalan lebih banyak momen berharga. Seperti Bung Hatta yang mengajarkan pada kita untuk terus aktif sebagaimana sajak Rene de Clerq yang pernah dikutip oleh beliau bahwa “hanya ada satu negeri yang bisa menjadi tanah airku. Yaitu negeri yang berkembang karena perbuatan, dan perbuatan itu adalah perbuatanku.” Selamat hari pahlawan. Tetap Berpikir Medeka! =

Pemimpin Usaha

Fitri Wahyuningsih

Berasal dari keluarga Bali yang kental dengan bu-daya dan keagamaan

yang taat, semasa hidup sang ibu sering melantunkan isi ki-tab Sutasoma dan menyatakan kekagumannya pada tulisan-tu-lisan indah seperti yang ada di kitab itu. “Jika Kamu bisa menu-lis, namamu akan terus dikenal dan abadi,” ujar Prof. I Gede AB Wiranata mengenang pesan al-marhum ibundanya. Membaca, kemudian tuliskanlah! Begitu-lah I Gede memulai kehidupan menulisnya. Dirinnya sudah mulai menulis sejak kecil. Sejak SD, laki-laki kelahiran Tabanan, Bali 9 November 1962 ini sudah rajin menulis buku harian dan juga puisi.

Buku pertama yang mengispirasinnya untuk mulai menulis berjudul “Indonesia Menggugat” buku itu dipinjam-nya ketika ia duduk di bangku SMA. Tak hanya buku itu, buku “Bung Karno Putra Fajar” ka-rangan Soekarno pun mem-buatnnya merasa tertantang untuk menulis. Petualangan menulisnya berlanjut hingga di bangku kuliah. Di tahun 1985 dirinya mulai aktif menulis. Ar-tikel “Peradilan Anak di Bali” menjadi tulisan pertamanya yang dimuat di jurnal kampus yang berhonor tujuh ribu lima ratus rupiah. Kala itu, jumlah itu terbilang cukup besar bagi mahasiswa. Katanya, artikelnya itu juga menjadi inspirasinya menggarap skripsi saat itu.

Honor pertamnya itu, ia gu-nakan untuk membeli kamus, kamus dengan sampul ber-warna hijau itu menjadi saksi perjalanan kariernya, sampai sekarang kamus itu masih bera-da tepat di atas meja kerjannya. Alumni Universitas Atmajaya itu saat ini telah menulis 34 judul buku, tujuh bukunya telah di-terbitkan secara nasional, yang lainnya diterbitkan oleh Universitas Lam-pung (Unila), serta pe- nerbit lain.

Bukunya pun men-jadi bahan ajar untuk seluruh mata kuli-ah yang di

asuhannya di Fakultas Hukum Unila. “Membedah Hukum Pro-gresif” merupakan buku terbi-tan Kompas tahun 2006 yang dituliskannya dari hasil me- ngumpulkan tulisan-tulisan milik Satjipto Raharjo, yang me- rupakan dosen pembimbing S-3 di Universitas Diponogoro.

Ia bersama dua temannya berinisiatif membuat tulisan-tu-lisan itu menjadi satu buku. “Sayang sekali kalau tulisan itu hilang begitu saja, kenapa tidak dijadikan buku,” ujar I Gede yang juga terinpirasi oleh dosen pembimbingnnya tersebut.

Buku yang sudah masuk ce-takan kedua ini mengajarkan keteraturan untuk menemukan ketidakteraturan. ”Hukum itu untuk manusia, bukan manusia untuk hokum,” jelasnya. “Hu-kum bukan tentang hitam dan putih, bisa juga abu-abu. Karena hukum dalam buku, terkadang berbeda dengan hukum dalam action,”tambahnnya. Buku- nya ini merupakan awal dari berkembangnya hukum progre-sif, dan menjadi semacam aliran peleburan di Semarang.

Bagi dosen yang menerima gelar Guru Besar Unila ta-hun 2008 ini, menulis bukan-lah pekerjaan untuk mencari kekayaan, tapi merupakan transfer ilmu kepada pemba-canya agar dapat meng inspirasi orang lain. Menurutnya menulis itu tentang konsistensi, menulis itu tidak sulit, hanya keinginan-nya saja. Ia memang ti-d a k b e r m a i n

estimasi w a k -t u d a -

Oleh Retnoningayu Janji Utami

Menulislah! Walau Hanya Satu Baris

Menulis, dengan cara itulah ia ingin dikenang. Menginspirasi banyak orang lewat tulisan-tulisannya dan menjadi yang bermanfaat menjadi tujuan hidupnya. Mem- baca dan menulis menjadi proses ia bertumbuh menjadi sosok yang terinspirasi dan menginspirasi.

Foto

Luv

ita W

illya

Hen

dri

Page 16: Tabloid Teknokra Edisi 145 November 2015