Top Banner
Tabloid Mahasiswa Universitas Lampung No. 123 Tahun XII Edisi 07-28 Oktober 2012 Akses: teknokra.com Teknologi, Inovasi, Kreativitas, dan Aktivitas Ilmiah Bisa, Populer Juga Boleh! Hlm. 8 Hlm. 12 Hlm. 6 Ada yang menampar dengan tangan, dan sandal. Ada juga yang keningnya dipukul dengan benda sekepalan tangan dan berwarna hitam. “Pembantu Rektor yang incumbent masih banyak Pekerjaan Rumah makanya mereka berdua masih menjabat,” aku Rektor Unila Prof Sugeng P Harianto Prof. Satria Bangsawan Seorang pemimpin bukan sekedar menjadi seorang yang memberi perintah tetapi harus jadi contoh.
12

Tabloid Teknokra 123

Apr 05, 2016

Download

Documents

Teknokra Unila

merupakan terbitan Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) Teknokra Universitas Lampung
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tabloid Teknokra 123

Tabloid Mahasiswa Universitas LampungNo. 123 Tahun XII Edisi 07-28 Oktober 2012

Akses: teknokra.comTeknologi, Inovasi, Kreativitas, dan Aktivitas

Ilmiah Bisa, Populer Juga Boleh!

Hlm. 8Hlm. 12 Hlm. 6Ada yang menampar dengan tangan, dan sandal. Ada juga yang keningnya dipukul dengan benda sekepalan tangan dan berwarna hitam.

“Pembantu Rektor yang incumbent masih banyak Pekerjaan Rumah makanya mereka berdua masih menjabat,” aku Rektor Unila Prof Sugeng P Harianto

Prof. Satria Bangsawan

Seorang pemimpin bukan sekedar menjadi seorang yang memberi perintah tetapi harus jadi contoh.

Page 2: Tabloid Teknokra 123

Redaksi hanya akan memuat SMS yang disertai identitas lengkap dan bisa dipertanggungjawabkan, Nama/Jurusan/Fakultas/angkatan. Kami akan me nyocokkannya dengan data siakad Unila.

Pelindung: Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, M.S. Penasehat: Prof. Dr. Sunarto, SH.MH Staf Ahli: Prof. Dr. Ir. Muhajir Utomo, M. Sc., Dr. M. Thoha B. Sampoerna Jaya, M,S., Syafarudin, S.Sos., Maulana Mukhlis, S.Sos., M.Ip.,Tony Wijaya S.Sos., M.A.

Tabloid TEKNOKRA diterbitkan oleh Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) TEKNOKRA Universitas LampungALAMAT: Gedung PKM Lt. 1 Jl. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandarlampung 35145, TELEPON: (0721) 788717 EMAIL: [email protected], WEBSITE: teknokra.com

Sampaikan Keluhanmu lewat SMS Mahasiswa, dengan format Nama_Jurusan/Angkatan_Komentar. Kirim ke 085766749755, 087899203564.

Suara Mahasiswa

Comment 2Salam Kami

Pemimpin Umum : Dian Wahyu Kusuma Pemimpin Redaksi : Nely Merina Pemimpin Usaha : Agnes Lisdiani Kepala Kesekretariatan: Esty Indriyani Safitri Kepala Pusat Pe-nelitian dan Pengembangan: Alvindra Redaktur Pelaksana: Lutfi Yulisa Redaktur Pelaksana Online: Reno Bima Yudha Redaktur Berita: Rika Wati Vina Oktavia Redaktur Foto: Novalinda Silvi�Novalinda Silvi�ana Redaktur Artistik: Apro han Saputra Redaktur Webdesign: Syintia Kamala (Non Aktif) Fotografer: Faqih AA (Non Aktif) Staf Artistik: M. Burhan Reporter: Sinta S, Jenni A, Yovi L Webde-signer: Hermawan S, Faris Y Kameramen: Yurike PS, Windi DS Manajer Keuangan: Inayati Sofiah Koordinator Periklanan: Desfi Dian Mustika Koordinator Pemasaran: Desisonia (Non Aktif) Staf Keuangan: Rukuan Sujuda Staf Periklanan: Veni PS Staf Pema-saran: M. Faza P Staf Analisis dan Perpustakaan: Bina MZ (Non Aktif), Puji LN Staf Pengkaderan dan SDM: Rudiyansyah Staf Ke-sekretariatan: Indarti, Fitri W Magang: Eko S, Harry C, Meilinda O, Nurul F, Puspa A, Hayatun N, Tara M, Adi N, Andi W, Desi N, Hanna F, Imam G, Imam M, Khoirul A, Kurnia M, M. Nur, Murti K, Nindi L, Puspita S, Riskiani J, Romilda O, Wuri S.

Kyay AdienjamoOleh Aprohan Saputra

Judul:Ketika Kekerasan Dianggap Wajar

Ide & Desain: Aprohan Saputra

COVER

No. 123 Tahun XII Trimingguan Edisi 07-28 Oktober 2012

Ibarat pertunjukan teater dimana penonton tak mau tahu kondisi dibalik layar. Bagaimana

pendekorasian sebuah panggung hingga lighting.

Bagaimana para pemain harus matian-matian latihan. Dan bagaimana kondisi para pemain, sakit atau sehat.

Penonton tak mau peduli itu. Penonton telah membeli tiket, mereka tak mau kecewa dengan pentas teater yang apa adanya.

Mereka akan bertepuk tangan jika suguhan bagus dan membuat mereka terpukau. Mereka akan menukar tepuk tangan dengan sebuah timpukan jika hasilnya tak memuaskan.

Itulah sebuah pentas teater penonton tak mau tahu bagaimana orang-orang jungkir balik dibalik layar. Memang penonton tak mesti tahu.

Begitu juga dengan terbitnya Tabloid Teknokra, pembaca tak mau tahu bagaimana proses terbitnya tabloid.

Pembaca tak mau tahu bagaimana kondisi dapur teknokra yang kekurangan sumber daya manusia untuk memasak berita. Atau kondisi awak yang sedang sibuk ujian dan kegiatan nasional.

Mereka hanya mau tahu terbit-terbit dan terbit karena mereka telah membayar enam ribu rupiah.

Menerbitkan suatu tabloid harus melewati berbagai proses diawali dengan rapat untuk menyepakati berita apa yang harus diterbitkan. Kemudian melakukan peliputan dengan narasumber yang beragam. Dari yang tak mau berpendapat hingga sibuk tak ada di tempat.

Setelah mendapat narasumber setelah itu perjalananan masih panjang. Dari proses editing hingga

Teaterchecking akhir. Bermalam-malam harus me-layout tulisan agar bisa dikemas secara apik sebelum dikirim ke percetakan.

Setelah terbit bukan berarti tugas kami selesai, kami harus memasarkan hingga sampai ke tangan ribuan orang.

Itulah kami bak pemain teater selalu ingin menampilkan yang terbaik di atas panggung meski terkadang dinilai buruk. Selalu ingin menutupi kekurangan di depan panggung mesti di belakang layar berantakan.

Namun tak melulu kami sama dengan pemain teater karena kami tak berakting. Tulisan yang kami terbitkan juga bukan skenario hasil karangan. Berita kami murni hasil peliputan. Inilah terbitan kami yang mungkin jauh dari kata sempurna.=Tetap Berpikir Merdeka !

Ah, Wajar itu, Mach, Din...Namanya Juga

Mahasiswa Baru...

Jangan Jadi Banci, Dik...Mahasiswa yg Masuk

Unila Adalah Mahasiswa yg Kuat bukan Lembek...

Loch, Kyay, Kok Mahasiswa pada

Digamparin...

Foto Bersama Kang Arul (Rulli Nasrullah) pada Acara Workshop Writerpreneurship UKPM Teknokra Unila di Gedung Aula Fakultas Pertanian Unila, pada Jumat (12/10).

Foto M. Burhan

Lingkaran Setan Lingkaran setan tanda kesetiakawanan. Tak boleh terlepas. Yang melepas berarti tak setia kawan. Yang lepas berarti harus dihajar. Masuk Teknik Mesin berarti harus masuk ke dalam lingkaran setan. Lingkaran setan tanda persahabatan. Lingkaran setan awal dari kerajaan impian. Kerajaan superlink seperti Gubernur Teknik impikan.

Konsep yang aneh tak boleh ada superman, tak boleh ada superwomen. Yang boleh hanya superlink tapi mengapa dalam pemilihan Komandan Tingkat (Komti) mereka mencari superman untuk jadi pemimpin. Dan mereka mencari orang yang terkuat dan terhebat. Yang harus berada di tengah�tengah lingkaran setan.

Mereka tak sadar bahwa mereka telah mengingkari aturan yang telah sepakati. Apalah arti lingkaran setan jika ternyata harus ada orang yang tak bergandengan tangan dan harus ada yang keluar lingkaran untuk berada di depan.

Dan hingga kini mereka tak sadar darah kekerasan telah mengalir ditubuh kerajaan yang mereka ciptakan. Dan musuh bersama mereka ternyata orang�orang yang baru mereka kenal. Yang tak mengerti mengapa mereka harus ditampar, ditendang, dan dipermalukan. Dan mereka menganggap semua itu wajar. Karena ingin membalas apa yang telah mereka rasakan.

Mahasiswa�mahasiswa baru itu pun yang jadi tumbal. Perasaan bangga menjadi mahasiswa ternyata harus bercampur ketakutan. Mereka terpaksa ke lingkaran setan untuk membentuk sebuah kerajaan yang senior mereka impikan.

Lingkaran setan yang menciptakan kerajaan kekerasan. Lingkaran setan yang menganggap bahwa kekerasan adalah wajar. Lingkaran setan mereka maksudkan untuk mengenalkan makna kehidupan. Kehidupan yang mana ? Kehidupan yang seperti apa? Apakah tanpa kekerasan tak akan ada makna kehidupan. Apakah tanpa kekerasan tak akan bisa tercipta solidarity forever seperti yang mereka impikan?

Mahasiswa baru yang datang dari seberang untuk belajar ternyata mendapatkan tamparan yang berulang�ulang. tamparan tanda sayang. Tamparan untuk memperkenalkan makna kehidupan. Tamparan untuk mengeratkan persahabatan. Solidarity Forever itu yang mereka banggakan. Patut diacungi jempol solidaritas untuk selamanya. Namun jika harus mencabut hak asasi manusia apakah itu masih patut dibanggakan?

Tangan yang bergandengan dan membentuk lingkaran akan menciptakan persatuan. Namun jika dengan kekerasan akan melahirkan penyakit keturunan yang bernama dendam. Dendam yang mendarah daging karena terlalu banyak didoktrin bahwa kekerasan adalah wajar. Bahwa lingkaran setan adalah bentuk persahabatan. Lingkaran setan itu telah terbentuk lama dan telah membesar. Mungkin sebentar lagi akan membuat kerajaan impian yang seperti yang mereka inginkan. Lingkaran setan itu mungkin bisa terputus seperti yang Pembantu Rektor III harapkan. Hanya ada dua pilihan lingkaran setan yang diputuskan dan dibentuk lingkaran baru tanpa embel�embel setan. Atau lingkaran setan tetap ada dengan Teknik Mesin hanya tinggal kenangan.=

Page 3: Tabloid Teknokra 123

No. 123 Tahun XII Trimingguan Edisi 07-28 Oktober 2012

Kampus Hijau

Unila-Tek: Selepas prosesi inagurasi Lembaga Kemahasiswaan, Hadi Setiawan dan Mediansyah Resaputra memimpin pekikkan tolakan. Deretan mahasiswa baru menyambut semangat pekikan si pemimpin. “Say no to partai mahasiswa, say yes to prestasi!” seru Mediyansyah. Rupanya, Gubernur Fakultas Ekonomi mengajak warganya menolak pembentukan partai mahasiswa. Bak gayung bersambut, usaha Mediansyah tak sia-sia. Ia mendapat dukungan dari sejolinya. Dewan Perwakilan Mahasiswa dan seluruh anggota Badan Eksekutif Mahasiswa berada di pihak Mediyansyah.

“Say no to partai mahasiswa, say yes to prestasi!,” teriak Hadi Satiawan mendukung rekannya. Ketua DPM FE tak setuju adanya partai mahasiswa karena dua hal. Menurut Hadi, kehadiran partai mahasiswa tak akan membawa dampak pada pemilihan presiden mahasiswa. Hadi meragukan peran partai mahasiswa sebagai jalan untuk mencegah aklamasi. Selain itu, Partai Mahasiswa justru akan dimanfaatkan partai politik untuk mengkader anggota baru. “Politiknya mahasiswa bukan di partai,” tegas Hadi sebagai ungkapan ketidak setujuannya.

Mahasiswa jurusan Manajemen ini menilai bahwa politik mahasiswa berbeda dengan politik politikus. Menurutnya, politik mahasiswa lebih baik beradu inovasi dan kreativitas. Hadi juga berjanji, ia dan jajaran DPM FE akan keluar mengikuti jejak DPM FP yang telah keluar dari Keluarga Besar Mahasiswa (KBM). Hadi menyayangkan tidak adanya tindak lanjut dari DPM Universitas mengenai wacana ini.

Partai Mahasiswa, Bolehkah ?Oleh Yovi Lusiana

Ketua DPM U, Andika Prayoga pun menjawabnya. Menurutnya, wacana pembentukan Partai Mahasiswa ini sudah ada sejak tahun 2005. Tapi pada saat itu ada penolakan dari rektor yang menjabat yaitu Muhajir Utomo. “Namun, tahun ini DPM U akan segera merealisasikannya,” tegas Andika.

Dalam pembentukannya, akan diadakan rancangan undang-undang dan diskusi mengenai draft antara DPM U dan dari BEM U. Setelah itu, akan di publikasi kepada UKM U dan UKM F. Tahap terakhir adalah penyepakatan draft rancangan DPM U dan BEM U. Ia memastikan tidak hanya DPM dan BEM saja yang terlibat dalam pembentukan partai mahasiswa ini. Partai mahasiswa yang terbentuk nantinya juga dapat ambil bagian dalam Pemilihan Raya tingkat fakultas dan universitas.

Menurut Andika, partai mahasiswa jelas berbeda dengan partai politik dan tidak ada hubungannya. “Jangan melihat partai mahasiswa dalam konsep Indonesia yang amburadul seperti sekarang, yang banyak terjadi pelanggaran dan kecurangan. Partai mahasiswa ini organisasi yang bebas tapi tidak liar dan tetap dalam pengawasan DPM, BEM, dan PR III,” tegas Andika.

Lebih lanjut ia menjelaskan tujuan pembentukan partai mahasiswa adalah mewujudkan Student Goverment yang idealis. Arjun Fathillah yang mejabat sebagai Presiden Mahasiswa mengamini pendapat Winda. “Ingin menghidupan kampus dengan adanya partai mahasiswa”, celoteh Arjun menguatkan.

Wacana pembentukan partai mahasiswa sudah menjadi bahan diskusi saat lokakarya BEM U.

3

FP-Tek: Dua puluh mahasiswa bejejer rapi dan khusyuk. Mereka tengah melakukan prosesi sumpah pada pelantikan 18 anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Gubernur dan Wakil Gubernur Fakultas Pertanian.

Acara ini dihadiri oleh Pembantu Rektor III, Dekan, dan seluruh Pembantu Dekan FP. Pembantu Rektor III mengucapkan selamat atas terpilihnya gubernur dan wakil gubernur pertanian secara aklamasi. Sunarto pun berpesan agar orang-orang yang telah dilantik terbuka kepada mahasiswa Fakultas Pertanian. “Nama besar mencerminkan perannya, lebih baik nama kecil tapi memiliki peran besar,” ungkapnya.

Proses pelantikan ini dimulai sejak 7 September dengan agenda DPM FP melantik panitia khusus pemilihan raya Fakultas Pertanian berdasarkan SK DPM FP Unila No. 003/C/KTTP/DPM/FP/UL/IX/2012, dengan ketua Pansus adalah Agasi Ala Anarki (Budidaya Perairan ’11). Kemudian berdasarkan hasil rapat Pansus maka dibuka pendaftaran bagi calon anggota DPM, Gubernur dan Wakil Gubernur (10-12/9)

Pada dua hari itu belum ada yang mengembaikan berkas, maka diperpanjang sehari hingga pukul empat sore. Hingga hari perpanjangan ada 18 berkas anggota DPM dan satu berkas calon Gubernur dan Wakil Gubernur.

Berdasarkan hasil verifikasi maka terpilihlah Panca Putra Kurniawan (Budidaya Perairan ’09) sebagai Gubernur Peranian dan Septian Naldo (Teknik Hasil Pertanian ’10) sebagai Wakil Gubernur secara aklamasi melalui rekomendasi dari Hidrila, Himapet, Himaseperta dan HMJ THP.

Panca mengatakan pada kepengurusan ini tidak ada koordinasi dengan pihak BEM dan DPM Universitas. “Makanya yang melantik Dekan FP. “Tidak ada hubungan lagi, tidak terpengaruh dengan BEM dan DPM U. Tetap jalan sendiri dengan dana fakultas,”jelas Panca.

Masalah kebijakan-kebijakan universitas Panca mengungkapkan dapat didiskusikan langsung melalui Pembantu Rektor III, karena hubungan dengan PR III pun baik-baik saja. “Terbukti dari hadirnya PR III dalam acara pelantikan.”

Panca berharap dalam setahun kepengurusannya nanti dapat terjalin kordinasi yang baik antar Lembaga Kemahasiswaan dan fakultas di Unila, organisasi di Pertanian semakin baik dan memotivasi mahasiswa untuk ikut belajar berorganisasi dan dapat membawa nama baik BEM FP menjadi lebih baik dan maju di Unila.

Hanya Presiden Yang Berhak Melantik

Oleh Lutfi Yulisa, Yovi Lusiana

Menyikapi masalah ini, Presiden Mahasiswa Universitas Lampung Arjuna Fatahillah (Teknik Kimia ’08) mengungkapkan Pertanian telah keluar dari institusi Keluarga Mahasiswa Unila (KBM). Ia mengaku saat ini sudah tidak ada kordinasi dengan kepengurusan BEM dan DPM Fakultas Pertanian sejak dualisme kepemimpinan di tubuh DPM U yaitu masa kepemimpinan Wawang Andrianto (Sosiologi ’07) kemudian berganti kepemimpinan Mahfudz Hudori (FMIPA Matematika ’07).

Pelantikan Gubernur dan BEM Fakultas oleh Dekan Pertanian merupakan dampak dari PP No. 66 2010 dalam Pasal 58. Rektor atau pejabat kampus berwenang mengatur seluruh organisasi kampus, hal ini mengakibatkan dekan-dekan mempunyai wewenang untuk melantik pula. Padahal itu melanggar kode etik KBM Unila.

“Tidak hanya Fakultas Pertanian beberapa fakultas lain seperti Hukum, ISIP dan Ekonomi juga tidak dilantik oleh Presiden Mahasiswa,” ungkap Arjuna.

Menurutnya masalah ini terjadi karena adanya ego eksternal, harusnya ego eksternal itu dilepas karena kita sudah tergabung dalam KBM Unila, karena dampaknya akan buruk, mahasiswa tak dapat menyatukan tujuan untuk bergerak bersama. “Saya akan tetap berusaha untuk merangkul dan mengadakan diskusi bersama dengan Pertanian,” ungkap Arjun.

Untuk mengatasi perpecahan, Arjun juga berencana mendahulukan pemira di Fakultas hingga sebelum liburan semester untuk mengantisipasi terjadinya perpecahan pada saat libur tiba. “Jadi saya bisa melantik gubernur-gubernur yang terpilih sebelum masa jabatan saya habis,” kata Arjun.

Berbeda dengan pernyataan Panca yang telah dilantik oleh dekan. Prof Wan Abbas Zakaria menampik telah melakukan pelantikan. Menurutnya ia hanya mengukuhkan saja berbeda dengan melantik. Yang berhak melantik hanyalah Presiden Mahasiswa.

Ia juga membantah Fakultas Pertanian tidak lagi masuk ranah Keluarga Besar Mahasiswa (KBM). “Unila itu sama dengan seperti Negara Kesatuan Republik Indonesia yang harus bersatu, harus ada komunikasi antara universitas dan fakultas karena kita keluarga besar, saran pria yang akrab dipanggil abang ini.=

Namun, Arjun berpendapat pendirian partai mahasiswa tidak semudah membalikkan telapak tangan. Selain harus ada undang-undang yang mengatur, wacana ini juga perlu didskusikan oleh semua pihak yang terlibat. Rencanannya, tahun depan Rancangan Undang-Undang mengenai partai mahasiswa akan disahkan.

Arjun tak memungkiri adanya dampak negatif kehadiran partai mahasiswa. Idealisme mahasiswa yang terduakan, keberpihakkan beberapa partai mahaisswa kepada kepentingan, dan kebijakan yang terlalu pro mahasiswa.

Lembaga Kemahasiswaan eks-ternal juga ikut ambil suara mengenai wacana ini. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia dan Himpunan Mahasiswa Islam misalnya. Kedua lembaga ini menyatakan setuju adanya partai mahasiswa. “Politik bukan hal yang tabu,” ungkap Hadi Prayitno yang merupakan pucuk pimpinan tertinggi organisasi KAMMI.

Ketua HMI, A. Muhammad Ersad menilai partai mahasiswa dibutuhkan ketika masyarakat atau instansi menjadi opertunis dan pragmatis. “Tapi, partai mahasiswa bisa jadi tidak dibutuhkan apabila organisasi internal menjadi aktif dan produktif,” sambung Ersad.

Pembantu Rektor III, Prof. Sunarto justru mempertanyakan urgensi dari pembentukan Partai Mahasiswa. Hal itu juga didukung oleh Yusdianto. Menurutnya dalam kehidupan berorganisasi di kampus haruslah ada konstitusi yang mengatur. “Apa urgensinya tentang adanya Partai mahasiswa itu, kalau ada konstitusi boleh ada Partai Mahasiswa,” ujar Yusdianto yang merupakan Tim Kerja PR III. Ia melanjutkan, tidak ada undang-undang yang mengatur tentang Partai Mahasiswa. Konstitusi terakhir tahun 2006 juga tidak mengesahkan dibentuknya partai mahasiswa.=

Foto Novalinda SilvianaOrasi. Gemala (Gerakan Mahasiswa Lampung) yang terdiri dari BEM ABL, BEM ABPTS, BEM Unila, BEM Polinela, BEM UBL, UKM Futsal, serta organisasi se�Lampung mengadakan Orasi di depan tugu Adipura, Jumat (19/10). Mereka menuntut atas kinerja SBY yang sudah delapan tahun namun tidak ada perubahan berarti.

Page 4: Tabloid Teknokra 123

No. 123 Tahun XII Trimingguan Edisi 07-28 Oktober 20124 Kampus Ikam

Unila-Tek: Unila tahun ini menerima sebanyak 14 orang mahasiswa yang berasal dari Pulau Irian. Mahasiswa tersebut berasal dari dua provinsi yaitu Papua dan Papua Barat. Dua September 2012 rombongan dari Papua yang terdiri dari delapan orang tiba di lampung, sehari berselang rombongan dari Papua Barat pun datang. Mereka dikirim oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) untuk percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat. Dalam penentuan jurusan mahasiswa ini memiliki tiga pilihan, dua diantaranya merupakan pilihan masing-masing mahasiswa dan sisanya Dikti yang menentukan.

Yance Yanpiter Duminggus (Teknik Sipil ’12) yang berasal dari Papua mengaku terkejut saat di terima kuliah di Unila, karena hal itu sama sekali bukan pilihanya. Saat penyeleksian rapor ia mengajukan pilihan untuk melanjutkan kuliah di

salah satu Perguruan Tinggi di Pulau Jawa yang menjadi pilihan pertama, pilihan keduanya pun bukan Unila melainkan Perguruan Tinggi di Lombok.

Yance bukan tak merasa senang mendapatkan pendidikan di Unila, namun jurusan Teknik Sipil yang sedang ia tempuh terasa berat. Jika boleh memilih, Yance lebih berminat melanjutkan pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), ketimbang di Fakultas Teknik. Namun Yance berusaha menjalankan perkuliahan sebaik-baiknya. “Aku sudah terlanjur berbaur dan seniorku pun baik-baik jadinya aku berat pindah ke jurusan lain,” ujarnya

Walaupun begitu Yance tetap merasa beruntung dibanding rekan-rekannya yang kuliah di universitas lain. “Mereka kebanyakan mengeluh karena mereka belum langsung tinggal di rumah susun, hingga kini

Warna Papua di UnilaOleh M. Faza Pandunegoro

Unila-Tek: Belasan kendaraan bermotor roda dua berjajar di depan gedung. Empat kendaraan lagi terlihat parkir di badan teras. Gedung tempat aktivis kampus beraktivitas ini tampak lusuh. Di dinding atas gedung terlihat tulisan ‘KEGIATAN KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS LAMPUNG’. Tulisan yang seharusnya ‘PUSAT KEGIATAN KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS LAMPUNG’.

Kondisi di dalam gedung PKM pun nampak tak terawat. Banyak sampah yang tergeletak dipojok-pojok ruangan. Toilet yang tersedia juga tak semuanya berfungsi. Di lantai satu misalnya, tulisan ‘WC Mampet’ terpampang di depan pintu toilet. Begitu juga dengan toilet lantai atas gelap dan kotor.

Marwanto yang merupakan (T. elektro ’08) mengungkapkan bahwa kondisi gedung PKM saat ini sudah cukup layak. “Kalau di sini udah enak, udah nyaman,” celoteh laki-laki yang memegang jabatan tertinggi di UKM Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala). Tetapi menurutnya, gedung PKM Unila memang kurang baik bila dibandingkan dengan gedung PKM di universitas lain.

Ketika ditanya mengenai fasilitas yang ada ruang sidang, ia mengungkapkan bahwa yang perlu diperhatikan adalah kursi dan kipas angin. Marwanto menceritakan saat ini kursi yang ada di ruang sidang sudah banyak yang hilang dan kipas anginnya tidak ada. “ruang sidang kursinya yang ditambah, kipas angin juga diganti,” jelas Marwanto.

Marwanto menambahkan bahwa sebenarnya dulu Forum Komunikasi (Forkom) pernah menghadap PR III agar Ruang Sidang diperbaiki. Namun PR III tidak merespon permintaan Forkom tersebut.

Senada dengan Marwanto, Nanda Evan Satria (Teknik Pertanian ’08)selaku ketua umum KSR yang juga sekaligus ketua Forkom menuturkan bahwa sebenarnya fasilitas gedung PKM memang kurang. Namun,

menurut Nanda semuanya bergantung pada kerjasama antara pihak rektorat dan juga penghuni gedung PKM.

Nanda juga meminta agar tulisan Pusat Kegiatan Mahasiswa diperbaiki karena tulisan tersebut sudah banyak yang hilang hurufnya. “Gak usah muluk-muluklah tulisan gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa aja yang diperbaiki dulu,” ungkap Nanda.

Berbanding lurus dengan gedung PKM lama gedung PKM baru juga bernasib sama. Meski sedang direnovasi namun sangat lama. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Umum Tapak Suci, Marita (Pend. Penjas ’09), ia mengeluhkan tak ada petugas yang membersihkan gedung padahal tahun lalu ada. “Setahun yang lalu ada petugas yang rutin, sekarang gak ada. Kalau ada acara aja dibersihin,” keluhnya.

Hesti (Pend. B. Inggris ’09) Ketua Umum ESO juga mengeluhkan wifi nya susah diakses. Padahal gedungnya menyatu dengan gedung Pusat Komunikasi Mahasiswa (Puskom) yang merupakan pusatnya koneksi internet. Selain itu banyak sampah yang berserakan.

Menurutnya kesadaran penghuninya juga masih kurang. Ia menyarankan agar membangun tempat sampah khusus untuk membuang sampah. “Saran saya buat tempat sampah khusus buang sampah, nggak berceceran seperti sekarang, berceceran karena bingung mau buang sampah dimana,” katanya. Begitu juga dengan toiletnya bernasib sama. “Wc, air susah kadang ada kadang gak,” keluhnya. Sehingga mereka (red. Penghuni PKM) patungan dengan pegawai Puskom untuk memperbaiki pompa air yang rusak dengan dana mereka masing-masing.

Menanggapi hal tersebut Pembantu Rektor III menyarankan agar dilakukan rapat dan musyawarah antar UKM, sehingga di peroleh kesepakatan terkait usulan yang akan diajukan kepada pihak rektorat.=

Nasib Gedung PKMOleh Faris Yursanto

juga belum tahu dimana mereka akan tinggal,” tuturnya perihatin.

Berbeda dengan Yance, Eca Orpa Wambrauw (Kedokteran ’12) yang tidak kerasan tinggal di Rusunawa. “Di sini itu jorok, agak kumuh, di penampungan dan di tempat evakuasi saja masih bagus dibanding di sini terus disana ada ac -nya, televisi, wc nya juga bersih,” terangnya.

Meski begitu tak menyurutkan semangat belajar Eca, ia yakin bisa bersaing dengan mahasiswa asli Lampung. Namun belum cairnya beasiswa membuat mahasiswa Papua ini kebingungan, jadi untuk saat ini mereka terpaksa menghidupi diri sendiri dengan uang yang diberikan oleh orang tua mereka.

Menanggapi hal ini di temui di ruangannya (11/10) Rektor Unila, Sugeng P. Harianto M.S, mengatakan bahwa beasiswa bagi mahasiswa asal Papua dan Papua Barat angkatan 2012 tahun ini sudah diterima oleh pihak rektorat hanya tinggal dicairkan. Sugeng mengatakan jika dana kemahasiswaan telah cair akan segera diberikan ke mahasiswa.

Lebih lanjut Sugeng mengatakan bahwa para mahasiswa dari Papua dan Papua Barat tidak perlu dibedakan dari ekspektasi dan motif mereka masuk Unila. “Mereka semua mahasiswa saya dan tidak perlu dibeda-bedakan, tugas mereka sama, yaitu belajar yang rajin dan tidak ada bedanya dengan mahasiswa lainnya serta yang terpenting, mereka harus belajar untuk membangun daerahnya sendiri yaitu papua,” ujar Sugeng.=

Foto Novalinda Silviana

Genangan Air. Derasnya hujan saat musim hujan tiba mengakibatkan akses jalan ke arah Gerbang Unila sedikit tehalang karena genangan air yang berada di depan kandang rusa Unila, Selasa (9/10).

Page 5: Tabloid Teknokra 123

Lintas Fakultas No. 123 Tahun XII Trimingguan Edisi 07-28 Oktober 2012 5

FMIPA-Tek: “Semakin bagus kondisi ruangannya, akan semakin kondusif aktivitas belajar mengajar yang ada di dalamnya, begitu juga sebaliknya,” ujar Suharso. Dengan alasan itu maka Dekan Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam (FMIPA) Prof Suharso mengeluarkan kebijakan menjadikan sekret Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) sebagai ruang belajar jurusan Ilmu Komputer. Sekret UKMF akan di pindahkan ke ruangan kantin FMIPA, sedangkan aktifitas kantin akan dihentikan sementara waktu.

Suharso menjelaskan Jurusan Ilkom yang dulunya bagian dari Jurusan matematika, namun sejak April lalu resmi menjadi Jurusan Ilmu Komputer hingga kini ruang perkuliahan masih tetap menumpang di gedung Jurusan Matematika. Dengan kondisi gedung yang terbatas membuat 600 mahasiswa jurusan Ilkom ini berdesak-desakan saat perkuliahan. Selain itu juga

Gusur Kantinuntuk Belajar

Oleh Yovi Lusiana

kurang aman apabila sekret LK berada di Gedung Fasilitas Bersama karena pernah terjadi kehilangan motor.

“Saya prihatin akan mahasiswa Ilkom yang nebeng di gedung matematika yang terkadang empet- empetan,” tuturnya. Menurut Suharso, ia juga memperhitungkan akibat dari kebijakan yang ia tetapkan itu para pedagang kantin akan kehilangan lapangan pekerjaan dan menggantungkan hidup keluarga dari penghasilan kantin

Salah satu pedagang kantin bernama Deni mengeluhkan de-ngan adanya kebijakan itu, ia ke-binggungan akan bekerja dimana lagi untuk bertahan hidup, karena ia hanya menggantungkan hidupnya dari berjualan di kantin saja.

Menurut Deni, ia memang pernah di beritahukan oleh PD II tahun lalu, bahwa tempat yang mereka tempati harus di kosongkan tapi belum ada kepastian waktunya. Namun setahun

berselang pada saat akan membuka kantinnya lagi pasca libur panjang ia mendapatkan surat yang berisi pada bulan Oktober mereka sudah tidak bisa melanjutkan kontrak yang memang berakhir pada bulan Oktober tahun ini.

Gubernur Fakultas MIPA, Ahmad Sulaiman setuju dengan kebijakan itu, menurutnya hal itu terkait pada kegiatan akademik yang memang menjadi hal utama. Silvia (Kimia ’10) sutuju dengan adanya kebijakan itu, “Karena kegiatan akademik harus dinomorsatukan”. Menurutnya Agus tus lalu telah ada diskusi me ngenai pemindahan LK , LK pun sudah menyetujui kebijakan itu. Tetapi mereka meminta beberapa tuntutan kepada dekanat supaya membersihkan lingkungan sekitar kantin dan juga menjamin keamanan di sekitar kesekretariatan yang baru.=

FKIP-Tek: Forum Pembinaan dan Pengkajian Islam (FPPI) FKIP Unila mengadakan pertandingan futsal antar tingkat fakultas yang ada di Unila. Acara yang berlangsung di lapangan futsal (7/10) bertujuan untuk membangun sebuah kekerabatan dan menjalin persaudaraan serta silaturahmi antar mahasiswa baru.

Ketua Umum FPPI, Joko Budiano (FKIP Ekonomi,10) mengatakan acara ini sebagai pencitraan untuk ber dak wah di lembaga-lembaga kam pus, me-ngukuhkan kekerabatan, me-nambah tali persaudaraan. Ia juga berharap dengan adanya acara

FPPI Bangun SilaturahmiOleh Adi Nursalim

tersebut Insya Allah Islam akan terus indah dan damai.

Agung Wahyudi sebagai pendukung, serta Ketua Umum Forum Silaturahmi dan Studi Islam (FOSSI) Fakultas Hukum Unila mengatakan menang atau kalah itulah sebuah pertandingan. Agung juga berharap acara seperti ini bukan suatu ajang penampilan senior dan junior untuk me-mainkan sebuah kekerasan, kontraversi, kriminalisasi dan bahkan disintergrasi sosial. “Disini adalah ajang dimana kekerabatan saling mengenal dengan yang lain serta menambah tali silaturrahim,” ujarnya.=

FISIP-Tek: “Ini sebagai pelajaran yang berharga bagi peserta maupun panitia tentang kedisiplinan karena kita belajar di lokasi yang dijaga ketat oleh marinir, mereka bertanggung jawab tentang apa yang terjadi di lokasi walaupun kegiatan itu sudah di setting, karena setting kekerasan tidak ada dalam motto militer yaitu marinir TNI Angkatan Laut,” ujar Paraswati (57) dosen pendamping dalam kegiatan makrab jurusan Sosiologi.

Pernyataan tersebut muncul menyusul terjadinya pemukulan oleh salah satu anggota Brigif 3 Marinir TNI AL kepada Johny alumni Sosiologi yang ikut hadir di acara makrab (7/10) lalu

Kejadian itu bermula saat panitia acara makrab mengubah jadwal penyampaian materi dari Kapten Lutfi yang seharusnya disampaikan hari sabtu sore di ubah menjadi minggu pagi. Padahal sesuai acara minggu pagi akan di adakan penyampaian materi kesolidaritasan oleh alumni. Sehingga hal tersebut membuat kesal para senior yang hadir.

Sehingga beberapa panitia dan peserta makrab di rendam pinggiran pantai, saat itu juga beberapa alumni melakukan acting memarahi dengan tujuan melatih mentalitas dan solidaritas antar junior. Hal itu juga sudah mendapatkan izin dari Kapten Marinir.

Namun salah seorang anggota marinir yang melihat kejadian tersebut langsung memukul Johny salah seorang alumni Sosiologi. Anggota marinir tersebut tak mengetahui jika hal tersebut bagian dari acting.

Zaqi Hilman Jiwandono (21)

Salah Paham Dihari Keakraban

Oleh Imam Gunawan

Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sosiologi menuturkan hal ini juga berkaitan dengan kurangnya koordinasi antar panitia makrab. Sehingga banyak konsep acara yang tidak terlaksana dan selalu diisi oleh senior yang sudah alumni untuk menggembleng mental adik juniornya dengan cara memarahi.

Senada dengan Zaki, Alfi Wira Pratama (19) Ketua Pelaksana makrab Sosiologi tahun ini mengatakan bahwa kejadian pemukulan tersebut hanya kesalah pahaman antara angota TNI dan Alumni Sosiologi. Dikarenakan sang kapten saja yang diberitahu bahwa hal tersebut merupakan settingan. Sedangkan anggotanya tidak tahu dan menganggap itu adalah sungguhan.

Paraswati sebagai dosen pembimbing yang hadir pada acara tersebut juga menyarankan supaya makrab selanjutnya diisi dengan kreatifitas seni dan olahraga, serta untuk panitia harus menyiapkan acara tersebut jauh-jauh hari. Dan bila perlu melibatkan dosen dalam perencanaannya agar hal kejadian tersebut tidak terjadi lagi. “cukup satu kali saja kejadian itu terjadi, ” terangnya.

Meskipun terjadi sebuah accident yang merusak acara makrab akan tetapi makrab tersebut tetap berkesan dihati peserta. “Makrabnya seru pengen lagi karena pasti abis makrab nggak ada lagi acara bersama seperti ini pengen seneng-seneng lagi tapi pasti udah sibuk masing-masing,” ujar Siska Desi Sujianti (Sosiologi’12).

Hingga kini alumni yang men-dapatkan accident pemukulan ter-sebut belum bisa di konfirmasi. =

FEB-Tek: Sebagai upaya mewujudkan world class faculty, Fakultas Ekonomi dan Bisnis mulai melakukan perekrutan mahasiswa baru 2012 untuk mengadakan Bilingual Class.

Program ini akan berjalan sesuai kurikulum, namun bedanya dalam proses perkuliahan menggunakan dua bahasa. Kemas Rahmat Zen mahasiswa Jurusan Manajemen yang juga sudah mendaftar program bilingual class ini mengatakan program ini sangat bagus dan lumayan peminatnya.

Selain itu program ini melatih mahasiswa improve menggunakan Bahasa Inggris. “Program ini juga bisa membuka peluang bagi mahasiswa yang ingin overseas study ke luar negeri,” ujar Kemas

Alasannya ini merupakan

Oleh Wuri Sakti Riesta A

kesempatan emas dan kapan lagi mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan wawasan. ”Kalau ada kemauan pasti ada jalan, orang lain aja bisa sampai menguasai sepuluh bahasa, kenapa basicnya Bahasa Internasional kita nggak bisa.”Tutur mahasiswa Jurusan Manajemen ini.

Ia juga berharap semoga dengan mengikuti Bilingual Class ini yang menjadi harapan terpenuhi dan hasilnya baik dan sukses. Hal senada juga disampaikan Yuniarti Fihartini, salah seorang dosen FEB. Ia juga menyambut baik program ini, terlebih lagi jika ada kerja sama dengan pihak luar negeri di era globalisasi ini.

Ia mengatakan hal ini juga mempermudah mahasiswa yang ingin melanjutkan kuliah di luar negeri. “Pengetahuan mahasiswa

bertambah terutama penguasaan Bahasa Inggris,” katanya.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prof. Satria Bangsawan.mengatakan program ini bertujuan untuk menjembatani mahasiswa yang ingin menambah wawasan dan pengalaman bagaimana kuliah di luar negeri saat ditemui di ruanganya, Selasa (9/10).

“Jadi mereka pondasinya sudah kuat terutama Bahasa Inggris,” tuturnya. Dekan FEB ini juga berharap dengan adanya Bilingual Class ini menjadi pondasi para mahasiswa ketika mereka mangambil study abroad, student acting, ataupun sandwich program dan dapat diterima di tataran Internasional.

Satria mengatakan program bilingual class akan menjadi cikal bakal degree atau Double Degree. “Jadi mahasiswa yang mahasiswa mendapatkan gelar S.E. dan Bachlor dari Perguruan tinggi yang mereka pilih,” terangnya. =

Kesempatan Emas Lewat Bilingual Class

Foto Novalinda Silviana

Aturan Baru Portal baru FKIP,

peringatan saja tidak membuat

mahasiswa serta penggunaan jalan tertib. Aturan baru

pun berlaku, portal yang difungsikan

saat jam perkuliahan ini mengatasi serta

meminimalisir kendaraan yang

hulu�hilir di depan pelataran parkir

dekanat FKIP. Foto dibidik Kamis

(18/10).

Page 6: Tabloid Teknokra 123

No. 123 Tahun XII Trimingguan Edisi 07-28 Oktober 20126 Reportase Khusus

13 Oktober 2012, jarum jam menunjukan pukul 15.00 tim Teknokra menuju ke lokasi keakraban Teknik Mesin, di Way Lima Pesawaran. Belum masuk ke lokasi, Pak,pok,pak, suara mulai terdengar. Padahal kami belum melihat apapun hanya pohon-pohon karet yang berbaris rapi.

Langkah kaki kami pun terhenti, delapan meter dihadapan kami ratusan orang terpencar diantara pepohonan karet. Jika berjalan lagi maka kami akan menemukan tanah berbentuk atau seperti tangga penghubung antara tebing dan sungai. Disebelah sungai ada sawah dan tanaman perdu. Disanalah mereka terpencar melakukan keakraban.

Pemandangan pun mulai terlihat dari atas tebing, mereka berada di bawah tepatnya terpencar di aliran sungai. Mereka duduk berjongkok sambil menyanyikan yel-yel. Tangan mereka disuruh menengadah lalu dipukul dengan sandal berulang-ulang dari satu pos ke pos lainnya. Satu persatu mahasiswa baru dipanggil oleh senior, Tamparan pun mulai mendarat di pipi para mahasiswa bahkan sampai berpuluh-puluh kali tamparan itu mereka terima setiap pos senior melakukan hal yang sama.

Ada yang hanya menggunakan tangan, ada yang memakai sandal untuk menampar. Dan ada juga yang keningnya dipukul dengan benda berukuran kepalan tangan manusia dan berwarna hitam. Meski keras terhadap pria mereka sama sekali tak menyentuh mahasiswa yang wanita. Wanita dipisahkan dari pria.

Semakin larut jumlah senior yang datang semakin banyak. Penjagaan pun ketat, Penerangan yang ada hanya obor-obor disepanjang perkebunan.

Sutan bukan nama sebenarnya membenarkan bahwa keakraban yang mereka langsungkan dari tanggal (12-

Ketika Kekerasan Dianggap Wajar

14/10) memang terjadi kekerasan. “Kayak anggota TNI dan STPD Nwaktu lampau,” terangnya. Namun saat propti kekerasan yang terjadi lebih parah dibandingkan dengan keakraban.

Hak Asasi Dicabut Boy bukan nama sebenarnya

hingga sampai saat ini masih trauma dengan kejadian kekerasan tahun lalu. Ia pun menceritakan kronologisnya kepada kami. “Sebelum berangkat ke youth camp lokasi yang dijadikan sebagai tempat makrab tidak ada kontak fisik yang terjadi antara kami dan senior, bahkan selama perjalanan kami bernyanyi-nyanyi,” ujar Boy yang saat itu ikut makrab di tahun 2011.

Semua gelak tawa berubah menjadi ketakutan setelah jarak beberapa meter dari youth camp, kami mulai dibentak-bentak disuruh menunduk tidak hanya itu kami pun saat turun dari truk ditendangi dan dipukuli oleh senior. Mereka membawa bambu dan membentak-bentak.

Setelah itu kami disuruh menundukan kepala sambil jalan merangkak dan digiring kesuatu tempat lapangan berpasir seperti lapangan voli. Dan ada senior yang berteriak, “Disini Hak Asasi Manusia kalian saya CABUT !”

Kami disuruh menunduk agar tidak bisa melihat senior dan di presser (ditekan pikirannya) tiba-tiba kami ditabrak-tabrak oleh senior, di tendang, digeret dan bahkan disitu beberapa dari kami mendapat tamparan dari para senior.

Beberapa saat kemudian kami mengambil barang-barang untuk diletakan ditenda dan setelah itu kami disuruh sholat dan makan, seusai istirahat kami menuju aula untuk menunggu para alumni dari angkatan paling tua 1990-an, 2000, 2001, yang

hanya mewakili. Yang paling banyak datang adalah

angkatan 2004 sampai dengan angkatan 2009. Saat adzan magrib berkumandang kami pun bergegas menunaikan sholat kemudian diberikan materi dari setiap angkatan hingga pada pukul 01.00WIB materi pun selesai.

Sirine Tanda Kekerasan Dilanjutkan

Boy pun melanjutkan pem-bicaraan, menurutnya setelah itu pun diizinkan untuk tidur akan tetapi ia dan temannya mendapat bocoran dari beberapa senior bahwasannya tepat pukul 02.00 WIB tenda akan dirubuhkan. Akhirnya kami pun tidak ada yang tidur dan benar tenda pun dirubuhkan. Sirine pun berbunyi dan kami bergegas bangun.

Lalu kami digiring menuju ke lapangan berpasir lagi dan kami berkumpul bersama kelompok masing-masing dimana. Setiap kelompok berisi 10 orang lalu kami disuruh berpegangan kuat-kuat satu sama lainnya dan tidak boleh ada yang terlepas apabila terlepas maka kami akan hancur karena dipukuli oleh senior.

Selanjutnya kami di suruh merayap untuk menuju tempat seperti gladiator dengan menggunakan almamater hingga kancing-kancing almamater hilang.

Lingkaran Setan “Ada tuh yang namanya malam

pertama, itu malam hari pertama dimana kita semua dikumpulkan disuruh membentuk lingkaran setan, itu kita disuruh bergandengan lengan dengan rekan sebelah, lalu kita ditendang, dihajar supaya lengan kita tidak bersatu lagi, dan untungnya gak ada yang melepas, Ya kalo sampai lepas artinya angkatan kami tidak

kompak,”Sutah..Berbeda dengan Sutah, di zaman

Boy lingkaran setan yang mereka buat kandas. Kami disuruh membuat lingkaran setan. Para senior berupaya melepaskan dan apabila terlepas maka dia akan dihajar oleh para senior. “Ada teman saya yang terlepas dari lingkaran setan, akhirnya ia dihajar oleh para senior,” ungkap Boy mengenang kejadian tersebut.

Esoknya kami mulai bergegas ke pos-pos mulai dari yang paling tua. Sesampainya dipos angkatan 2004 kami tidak diapa-apain hanya disuruh membuat api unggun karna posisinya saat itu sedang hujan.

Lalu kami mulai merangkak hingga sampai di pos angkatan 2005, disana kami ditanya tentang masalah pribadi misalnya “Lo, pernah ciuman nggak? Kalau nggak gua tamparin!” ujar senior, Akhirnya ada yang mengaku pernah dan ada yang tidak lalu yang menjawab tidak pernah mereka mendapatkan tamparan dari para senior.

“Ada juga temannya dari kelompok lain yang disuruh berhadap-hadapan dan membuka celana lalu entah disuruh apa, teman saya sampai lari ketakutan. Hingga saat ini temannya saya tak mau membuka mulutnya tentang itu ia masih ketakutan,” akunya.

Setiap Pos Ditampar Pos angkatan 2005 ini berada

dipinggir sungai apabila kami ditanya tidak bisa maka kami direndam di air hingga menggigil. Bahkan menurut Boy selama di pos angkatan 2005 ia selalu ditamparin oleh senior.

“Setiap pos ada yang namanya wedjangan, atau istilahnya password saat saya ditanya tidak maka ditamparin berulang kali hingga jawabannya benar,” kenang Boy.

Setelah itu kami bergegas ke angkatan 2006 sesampainya disana kami disuruh baris tiba-tiba kami ditamparin semua oleh senior. Di angkatan 2006 kami disuruh minta tanda tangan senior dan harus kenal seniornya kalau tidak kenal maka kami akan hancur disana seperti di pukul dan ditamparin.

Ada satu senior yang saya pinta tanda tangannya, saya tidak mengenalnya hingga saya pun ditanya, kamu kuat ditampar berapa kali?

Lalu saya menjawab 10 kali, saat pertama kali ditampar pipi saya langsung panas hingga telinga saya terasa sakit dan berbunyi, ketika ditampar untuk kedua kalinya saya benar-benar sudah tidak kuat lalu senior pun menghentikan tamparannya dan berkata makanya jangan sok kuat!” ucap Boy

Di Pos angkatan 2007, satu orang anggota kelompok saya disembunyikan oleh senior sedangkan satu kelompok tidak boleh berpisah sehingga saya disuruh untuk mencarinya karena saya adalah ketua kelompok, akan tetapi diangkatan 2007 tidak terlalu parah seperti diangkatan 2006, memang tetap di tampar dan di pukul tapi tidak terlalu keras.

Lalu kami bergegas ke pos terakhir yaitu pos angkatan 2008, kami disuruh baris disungai dan disana saya ditendang hingga jatuh karena dipos tersebut kita harus kenal dengan semua senior. Ketika acara malam memang enak karena disitu kami membakar ayam dan makam bersama serta saling minta maaf atas kejadian yang tadi dan acara outbond.

Esok Masih Ada Kekerasan

Kegiatan makrab tidak berakhir sampai malam itu, karna keesokan harinya kami harus mengambil baju angkatan. Disitu setiap sungai senior sudah menunggu disitu, disana hanya ada senior angkatan 2009 dan 2010 yang mengurus baju angkatan.

Disana kami disuruh nyelam dan makan santan kara yang asin lalu sampai puncak kami berhasil mengambil baju angkatan. Dan baju angkatan itu tak boleh diambil oleh senior, kalau diambil kita akan dihajar karena jika baju itu dirampas artinya kita bisa dengan mudah mleepaskan jurusan mesin, dan akhirnya oleh senior-senior yang dibawah berusaha menarik baju tersebut lalu kami ikat baju tersebut hingga kuat agar senior tidak bisa menariknya.

Oleh Nely Merina, Sinta Septiana Muhamad Faza, Yovi Lusiana

Foto-foto Dok. Narasumber

Page 7: Tabloid Teknokra 123

No. 123 Tahun XII Trimingguan Edisi 07-28 Oktober 2012 7Reportase Khusus

Lalu kami lari sambil berkata mesin..mesin...mesin sambil menuju lapangan voli sesampainya disana kami menunggu teman-teman yang mengambil baju angkatan, sambil disuruh mengangkat sesuatu atau barang-barang, apabila ada anggota yang baru datang maka beban yang kami angkat ikut bertambah sesuai dengan bertambahnya anggota.

Tangan kami sakit karena karna barang yang seperi galon, batu, bambu, celana dalam, dll. Parahnya lagi barang-barang tersebut tidak boleh jatuh, apabila jatuh kami akan hancur, kami mengankat barang-barang tersebut sampai semua angkatan kami berhasil mengambil baju angkatan, Hingga berjam-jam. Sebelum baju tersebut diambil maka kami tidak boleh pulang.

Komti Adalah Orang Terkuat di Angkatan

Saat ditanya siapa yang mau jadi komti saya mengacungkan tangan. Karena saya tak tahu apa itu komti.

Ada sekitar sepuluh orang yang mengajukan diri sedangkan yang dipiih hanya dua orang saja, untuk komti dan wakil komti,” aku Boy.

Yang tidak mencalonkan diri membuat lingkaran setan dan yang mencalonkan diri berada di tengah lingkaran setan Di tengah itu kami ditanya-tanya dan ditamparin, Setelah itu kami disuruh keluar dari lingkaran dan merayap melingkari teman-teman yang membuat lingkaran setan sampai tiga kali, lalu kami disuruh merangkak ke Gedung Teknik Elektro.

Sesampainya di gedung elektro kami disuruh push up, lalu dipisahin dan menempel di tembok, sambil ditanya-tanya oleh senior. Lalu kami berkumpul lagi dan disuruh buka baju dan buka celana. “Posisi saat itu hanya menggunakan celana dalam,” terang Boy.

Boy pun melanjutkan saat itu kami disuruh push up, ditamparin dan dipukuli, lalu temen yang terpilih menjadi komti tetap dipukuli sekuat dia, dan saya serta teman lainnya yang tidak terpilih disuruh keluar dan mengikuti barisan awal.

Sampai disana kami di press kembali, oleh senior (komti 2006) sampai rokok yang disulut senior habis, sedangkan saat itu posisi kami jongkok setengah berdiri hingga kaki kami sakit dan kram. Lalu setelah usai kami diberikan istirahat itu pun posisi berdiri dan kami disuruh menunduk karna komti sudah terpilih, dan mereka yang terpilih mengatakan “mesin..mesin..mesin..!” sambil mengelilingi kami tiga kali.

Begitu juga dengan Sutan bukan nama sebenarnya menurutnya pemilihan komti lebih berat dibandingkan dengan makrab. Pertama mereka disuruh mengajukan diri siapa yang sanggup menjadi komti lalu di perintahkan masuk ke sebuah ruangan besar di teknik.” Lalu mulailah dihajar abis-abisan hingga pening kepala. Mereka mukul pake kaki juga tapi kaki gak nendang kepala. Yang mukul banyak dia gak tahu berapa orangnya,” aku Sutan.

Tetapi mereka tidak menghajar bagian tubuh vital seperti sendi tulang, dan daerah kelamin mereka lebih focus ke bagian badan walaupun

muka juga kena. Bagi yang kuat digotong keluar sama tim kesehatan. Hingga yang terkuat itu yang masih berdiri hingga akhir maka dialah yang menjadi komti.

Tak Ikut Iringan Berbuah Pukulan

Kekerasan Tak Berhenti disitu, Boy mendapatkan pukulan kedua telapak tangannya hingga memar dan membiru, sebab kedua telapak tangannya dipukul menggunakan sendal gunung “Eiger” di sekret HMJ . Hanya karena ia dan beberapa temannya tidak mengikuti tradisi iring-iringan wisudawan Fakultas Teknik.

Teman seangkatannya telah melaporkan kejadian tersebut kepada dekan Akhirnya dekan memarahi senior yang memukuli juniornya akan tetapi senior tersebut tetap tidak jera.

Warga Pun Mencium Kekerasan Tim Teknokra bersama

Agus (32) salah satu warga yang memantau kegiatan yang mereka lakukan pun terpergok salah satu panitia. . “Enak banget namparin anak orang kayak gak ada dosa mereka itu,” ujar Agus sambil mengarah ke pos bawah tempat lokasi penamparan.

Pria bermata sipit itu pun menerangkan bahwa kegiatan keakraban yang wajar dan karena Teknik Mesin di perguruan tinggi seluruh Indonesia memang menggunakan kontak fisik. Mereka pun menyuruh kami meninggalkan lokasi dengan alasan agar anak-anak baru tidak down karena dilihat orang luar sedang dipukuli.

Begitu juga dengan Jumono, 40 th pun bingung mengapa ia tak boleh berjualan di lokasi keakraban. Padahal sehari-harinya ia bebas berjualan disana, “Saya biasa jualan disana, tapi yang satu ini saya tidak boleh berjualan di dalam lapangan katanya biar tidak mengganggu kegiatan mereka. Malam hari pun lampu harus ketika berdagang lampu harus dimatikan. Karena gelap dan banyak penjagaan Jumono tak tahu apa yang terjadi didalam, yang saya tahu cuman diteriakin dan disuruh push up.

Siklus Kekerasan Harus Dihentikan

Pembantu Rektor III pada pembukaan diklat UKM KSR pun mengatakan bahwa siklus kekerasan di Teknik Mesin harus dihentikan. Ia telah menerima pengaduan bahwa Teknik Mesin banyak terjadi tindak kekerasan dan keakraban dilakukan selama satu tahun.

“Banyak yang mengundurkan diri dari karena tidak tahan dengan kekerasan yang terjadi disana termasuk keponakan saya, ujar Prof Sunarto. Ia pun telah dipanggil menteri untuk menghentikan kekerasan yang terjadi di perguruan tinggi. Jika tidak bisa dihentikan maka harus ada pilihan program studi teknik mesin ditutup dan mahasiswa dialihkan ke program studi lain.

Asupan dana dari pemerintah akan dihentikan jika masih terjadi kekerasan. Untuk apa program studi dipertahankan jika hanya mencetak mahasiswa-mahasiswa yang suka kekerasan.

Mungkin Saya Kecolongan Ketika dihubungi via telepon

karena sedang perjalanan pulang dari Jogjakarta menuju Lampung, Ketua Jurusan Teknik Mesin Harmen, S.T., M.T mengatakan tak mungkin ada kekerasan.

Harmen heran mengapa bisa terjadi lagi kekerasan padahal malam pertama atau malam sabtu menginap disana gak tidur semaleman hingga setelah subuh baru pulang. Esok harinya dekan dan sekjur juga datang menggantikan.

“Untuk anak teknokra yang langsung melihat peristiwa pengtamparansaya tak tahu malah, mungkin saja benar. Mungkin saya

kecolongan. Untuk video kekerasan yang beredar tahun lalu saya tak tahu menahu,” terang Harmen.

Ia sudah mewanti-wanti dari awal ketika mereka minta izin, tidak boleh lagi bicara kasar, tidak boleh lagi ada kekerasan, dan tidak boleh lagi ada tampar-tamparan.” Saya izinkan dan saya tanda tangan itu surat karena saya percaya. Saya siap jika Teknik Mesin harus diproses seperti yang Pembantu Rektor III bilang,”tuturnya pasrah.

Harmen menjelaskan mahasiswa yang mundur itu bukan keponakan dari PR III, tetapi dosen dan ia lupa namanya siapa. Hingga saat ini PR III belum kordinasi dengan saya. Hanya dekan yang cerita banyak pengaduan tentang keakraban kemarin tapi yang mengadu hanya via telepon tak berani langsung tatap muka.

Dekan Fakultas Teknik, Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, DEA membenarkan bahwa ia berkunjung

ke sana beberapa jam dan tidak melihat adanya indikasi kearah kekerasan. “Saya kaget setelah diceritakan dari Teknokra dan setelah ini, kami dari pihak Fakultas akan meyelidiki dan akan berkonsultasi kepada Pembantu Rektor III untuk menyelesaikan masalah ini, ini kan sudah tindak kriminalitas,” tegasnyanya.

Ia mengatakan dulu Teknik Sipil ada kekerasan namun sekarang sudah aman, tidak ada lagi dan sebenarnya makrab itu tidak disetujui sebelumnya.

Semua Itu Bohong Berbeda dengan Boy dan Sutan,

Sekertaris Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin (Himatem) membantah bahwa di Teknik Mesin ada kekerasan. “Tak ada kekerasan yang terjadi di keakraban semuanya bohong, termasuk pada saat pemilihan komti. Ia menerangkan bahwa pemilihan komti itu ada lima kriteria yaitu kuat

fisik, kuat mental, didengar oleh angkatan (mempunyai pengaruh), disiplin dan berjiwa pemimpin.

Bagaimana cara melihat mereka layak jadi komti atau tidak maka dilihat ketika mereka pushup 50 kali. Setelah itu mereka ditanya siapa yang berani jadi komti. Mereka umumnya malu-malu dan menunduk maka harus ditanya.

Yang mengajukan diri menjadi komti akan dikerubungi sekitar sepuluh orang untuk ditanya-tanya hingga ia down. Biasanya pertanyaan seputar kenapa mengajukan diri jadi komti. “Tidak ada istilah mereka harus memakai celana dalam lalu disuruh tonjok-tonjokan. Saya jamin pemilihan komti tak ada yang seperti itu pake baju kok,” tegas galih.

Begitu juga dengan Ketua Pelaksana Keakraban, Baron Hariyanto Teknik Mesin 2010. Menurutnya tak ada kekerasan sama sekali yang ada hanya didorong sedikit dan bukan ditampar hanya memukul wajah pelan.

Ia pun menjelaskan runutan acaranya berangkat siang sampe sana jam tiga sore lalu langsung pengkondisian. Lalu dibuatlah lingkaran itu acara doktrin.

Lalu materi yang diisi dosen, lalu disuruh tidur, kemudian hari kedua pagi-pagi outbound dengan alumni dan abang-abang tingkat. Kemudian perkenalan dengan abang-abang tingkat. Kemudian dilanjutkan tidur lagi.

Hari ketiga outbound baru dengan Himatem, yang kemarin bukan. Pembagian kaos, siangnya pelantikan dan pemyematan resni sebagai mahasiswa Teknik Mesin. Menurut mereka berdua memang ada dosen yang memantau namun sebentar dan ship-shipan.

Untuk arak-arakan itu gak wajib gak ada hukumannya. Itu hanya bentuk apresiasi kepada kakak tingkat yang wisuda. Jadi gak bener kalo gak ikut arak-arakan di pukul sampe bengkak tangannya. “Kemaren aja saya lebih

milih UTS daripada arak-arakan,” terang Galih.

Bukan Lingkaran Setan Baron membantah bahwa itu

lingkaran setan. Menurutnya tak ada istilah itu. Tak ada lingkaran setan. Yang ada lingkaran yang dibuat oleh para pengurus dan alumni yang mengelilingi para mahasiswa baru.

Hingga mereka bingung karena diteriakin setelah bingung baru mereka didoktrin. Ia juga membantah banyaknya mahasiswa yang mengundurkan diri menurutnya yang mengundurkan diri hanya satu orang itupun karena alasan nglaju dari pringsewu ke Unila jadi tak mungkin ia bisa mengikuti kegiatan kumpul pagi kita terus menerus.

Kegiatan pagi dimulai dari jam enam hingga pukul setengah delapan pagi. Sore hari dari pukul tiga hingga lima sore. Tiap hari kecuali Sabtu dan Minggu. Kegiatan yang kami lakukan yaitu mengenalkan karakter dosen, pelajaran, perkuliahan. Kekerasan Itu Wajar

Gubernur Teknik Tri Wibowo ’09 angkat bicara. Menurutnya dari propti, pemilihan komti hingga keakraban semua telah dikonsepkan dan ada panitianya. Pemilihan komti memang lebih berat karena menggunakan tes mental. Karena komti adalah jabatan seumur hidup bukan seperti presiden yang bias digeser jabatannya dan mereka pun punya tim kesehatan.

“Manfaat dari ini adalah agar angkatan bisa solid dan kami terus mendoktrin mereka untuk menjunjung tinggi solidarity forever. Ibaratnya kami sedang membangun sebuah kerajaan besar, gak ada tuh superman, superwoman, yang ada kita sedang membangun superlink . Menurutnya setelah makrab tetap akan ada kumpul-kumpul seperti biasa namun lebih bersifat akademis. Seperti moment sharing dan berbagi pengalaman abang-abangnya. Baron pun mengatakan bahwa hal itu wajar. Keakraban hanya sebatas melatih mental keterlaluan jika dibilang kekerasan. Jika digertak dan disuruh push up saja dibilang kekerasan alangkah berlebihan.

. Teknik Mesin Tak Seperti Mereka Bilang

Kegiatan keakraban yang kami lakukan untuk membentuk solid angkatan, mengenalkan kehidupan di Teknik Mesin. “Teknik Mesin gak seperti yang mereka bilang bahwa suka melakukan kekerasan. Kita solidairity forever dari mahasiswa baru hingga alumni masih dekat bersatu hingga sekarang. Bersatu untuk selamanya,” terang Galih.

Galih pun mengatakan bahwa kegiatan mereka juga ada yang positif contohnya saja Mechanical Engenering Expo yang Teknik Mesin lolos ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional.

Serupa dengan Galih, Lusmeila pun mengakui keunggulan mahasiswa Teknik Mesin meski mereka suka kekerasan. ”Tetapi, kalau soal akademis, mereka itu kreatifitasnya bagus dan mereka semua anak-anak yang kreatif,” tuturnya bangga.=

Foto-foto Dok. Narasumber

Page 8: Tabloid Teknokra 123

Artikel Tema No. 123 Tahun XII Trimingguan Edisi 07-28 Oktober 2012 9

TANTANGAN Dibalik Berkah

Abdurachman Effendi ST*

Ilustrasi Aprohan Saputra

*PLP Laboratorium Sistem Tenaga Elektrik

Siang itu saya beserta dua orang teman sejawat saya, baru saja keluar dari ruang pembantu rektor I (PR I). Kami

keluar ruangan dengan membawa banyak kebahagiaan dan harapan. Awalnya kami masuk ke dalam ruangan tersebut dengan membawa banyak curahan hati, kami ingin silaturahmi dan meminta petunjuk. Maklum, sudah hampir setahun ini saya dan empat puluhan teman sejawat saya beralih status. Status yang awalnya hanya sebagai pegawai negeri biasa yang tidak jelas jenjang karirnya beralih menjadi tenaga fungsional yang keberadaan karir dan profesinya jelas.

“ Ini berkah,” komentar awal PR I begitu mendengar curhat dari teman saya. Alhasil siang itu kami mendapat banyak pencerahan dan petunjuk dari PR I yang tentunya menambah semangat kami. Berkah, kata tersebut dapat dipahami bahwa “Berkah” adalah kebaikan Tuhan, baik berupa materi maupun non materi.

Jabatan fungsional Pranata laboratorium memang sebuah berkah. Di balik jabatan tersebut setidaknya tugas dan fungsi serta karir semakin jelas. Tidak seperti sebelumnya, kerja tidak kerja, rajin tidak rajin sama saja. Kerja yang dilakukan hanya sekedar melaksanakan kewajiban. Tidak ada hasil lain yang didapatkan selain selesainya sebuah kewajiban. Urusan naik pangkat akan naik dengan sendirinya bila telah tiba waktunya. Kreativitas tidak terpacu untuk menghasilkan suatu karya.

Berbeda dengan status baru sebagai fungsional. Definisi atau pengertian jabatan fungsional menurut UU I6/ I999 dan Keppres 87/ I999 adalah Kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang PNS dalam suatu satuan organisasi yang dalam melaksanakan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau ketrampilan tertentu dan bersifat mandiri.

Sebagai tenaga fungsional seorang pranata laboratorium mempunyai tugas pokok mengelola laboratorium melalui serangkaian kegiatan perancangan kegiatan

laboratorium, pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan, pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan, pengevaluasian sistem kerja laboratorium, dan pengembangan kegiatan laboratorium baik untuk pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat. Hasil kerja Pranata laboratorium akan diberikan penilaian dalam bentuk angka kridit.

Untuk itu demi kelancaran penilaian dan penetapan angka kredit, setiap Pranata Laboratorium wajib mencatat dan menginventarisasi seluruh kegiatan yang dilakukan. Untuk jabatan fungsional ini seorang Pranata laboratorium mendapatkan tunjangan jabatan fungsional sesuai dengan jenjangnya. “Berkah” memang pantas kata itu di ucapkan. Lalu saya teringat dengan komentar beberapa teman saya sesama Pranata, “Waduh celaka, bakalan repot mengurus naik pangkat, semuanya harus di arsip menggunakan komputer. Jangankan tahu cara menggunakan komputer, menyentuhnya pun jarang “.

Fakta ini tidak dapat dipungkiri, karena memang ada beberapa Pranata yang dalam menjalankan fungsi dan tugas pokoknya tidak menggunakan komputer. “Berkah” ini bagi mereka merupakan kendala yang akan menyulitkan. Namun lambat laun kendala ini mereka anggap sebagai “Tantangan” yang harus dihadapi.

Mereka sadar sudah tiba waktunya untuk berubah. Berubah dalam arti mereka harus mau belajar dan memahami. Sesuatu yang selama ini bagi mereka tidak di butuhkan, seiring dengan perubahan status sebagai fungsional harus mereka pelajari dan pahami. Ini merupakan “Berkah“ lain yang memacu kreativitas, motivasi yang selama ini seakan tidur.

Para pranata sudah harus mulai berpikir untuk memperbaharui kualitas diri. Kualitas diri yang dimaksud adalah dengan meningkatkan keterampilan/keahlian dan pendidikan. Banyak cara yang bisa di tempuh oleh pranata, bisa dengan banyak mengikuti diklat atau dengan melanjutkan

studi Strata 1, Strata 2 atau bila mungkin Strata 3. Ke depan perbaharuan kualitas keterampilan atau keahlian dan pendidikan akan menjadi kebutuhan bahkan kewajiban bila ingin menuju jenjang yang lebih tinggi.

Di sisi lain “Berkah” ini bagaikan suara pluit yang ditiup sebagai tanda perlombaan telah di mulai. Semakin giat bekerja dan menjalankan tugas pokok dan fungsi maka akan semakin cepat pula untuk memproses kenaikan pangkat. Paradigma “Rajin tidak rajin sama saja” sudah harus di tinggalkan. Bagi pranata yang tetap larut dalam suasana lama akan mulai tertinggal.

Berkah yang di rasakan ini tidaklah sempurna bila tidak ikuti dengan kebijakan dan program-program yang mendukung dari institusi. Sebagai pihak yang akan melakukan penilaian terhadap kinerja Pranata, sudah seharusnya menyiapkan tim penilai, mekanisme dan standar penilaian.

Dalam hal pembinaan Pranata,sangat di harapkan adanya program-program pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan dapat berupa pelatihan manajemen dan mutu pengelolaan laboratorium. Pranata di berikan ruang yang cukup untuk melakukan kreativitas dan berinovasi. Keseharian pranata di laboratorium berpeluang besar untuk menghasilkan produk penelitian dan kreativitas karya. Akan sangat bermanfaat bila pranata di dorong dan diberikan kesempatan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pada akhirnya berkah ini di harapkan akan menjadi berkah bagi segenap civitas akademika. Amin Ya Rabbalallamin.=

Berkah ini bagi mereka

merupakan kendala yang

akan menyulitkan. Namun lambat laun kendala ini mereka

anggap sebagai tantangan yang harus di

hadapi.

Wawancara KhususNo. 123 Tahun XII Trimingguan Edisi 07-28 Oktober 20128

Sejak terpilih menjadi PR III kedua kalinya,apa yang menjadi program pokok Bapak?

Saya melanjutkan program yang sudah ada, karena semua program itu sudah menunjang visi unila.

Apa yang menjadi pokok perhatian Bapak sebagai PR III?

Meningkatkan pelayanan kemahasiswaan, baik bidang birokrasi maupun penyaluran minat bakat. Kesejahteraan mahasiswa serta pembinaan khusus mahasiswa bidik misi yang jumlahnya kian bertambah.

Apa strategi Bapak untuk mencapai program yang ada?

Pendekatan, pemanfaatan,serta membangun hubungan langsung antara pihak fakultas dan universitas, terutama pembantu dekan masing-masing fakultas.

Menurut Bapak selama kepemimpinan periode kemarin program apa yang tidak berhasil?

Program yang tidak berjalan itu pembentukan organisasi alumni, karena saat sudah lulus sudah jauh hubunganya masing-masing. Terlebih lagi program ini diserahkan kepada fakultas masing-masing, sedangkan pihak universitas hanya menerima laporanya saja.

Terpilih lagi menjadi Pembantu Rektor I apa yang anda rasakan?

Sekarang tanggung jawab akan lebih besar terlebih lagi saya merasa mendapatkan suara terbanyak dari Senat merupakan tanggung jawab. Kalau mereka kecewa kan nggak mungkin saya dipilih kembali.

Selama satu periode kepemmimpinan, program apa yang tidak berhasil?

Bukan belum berhasil tetapi belum mencapai

puncak maksimal. Tetapi saya sudah beusaha sebaik mungkin selama empat tahun terakhir Unila sudah populer selain itu juga citra Unila sudah terbangun.

Apa prestasi yang dibanggakan pada periode kepengurusan kemarin?

Unila memperoleh bintang II dan menjadi ke-11 terbaik bidang riset.

Lalu bagaimana dengan Akreditasi Unila di kepemimpinan Bapak kemarin?

Unila masih dapat akreditasi kan karena penilaian akreditasi universitas tidak berlaku lagi, jadi sekarang fokusnya akreditasi Program Studi (prodi). Selain itu juga akreditasi jurusan yang A juga sudah banyak. Kita menargetkan 45% Prodi berakreditasi A.

Apa visi dan misinya kepemimpinan periode kedua kalinya ini?

Melaksanakan Tridarma, iklim akademik dan kondusif serta akreditasi yang baik. Akan mengkoordinasikan unit kerja dekan dan jajaranya dalam penjaminan mutu.

Apa program utama Bapak di periode kepemimpinan ini?

World Class University, riset, peningkatan kinerja dan pembelajaran. Yang utama pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi lah bidang penelitian dan pengabdian masyarakat.

Tanggapan Bapak terkait banyaknya lembaga kemahasiswaan yang protes karena sulitnya dalam pencairan dana?

Kami terima saja segala kritikan kan sebetulnya selama ini juga tak ada masalah. Saya juga sudah menjelaskan saat pertemuan di Pondok Kelapa beberapa waktu lalu. Padahal sebenarnya PR III yang seharusnya resah karena nunggu dana pembayaran SPP tak terkumpul. Hal ini terjadi karena banyak mahasiswa yang terlambat dalam membayar SPP, sehingga Bank juga merekap setelah semua mahasiswa melunasi pembayaran SPP. Bank juga kan tidak mungkin nyicil-nyicil dalam penyerahannya. Hal itulah yang menyebabkan pencairan dana kemahasiswaan terlambat.

Apa strategi Bapak untuk mencapai program yang ada?

Pendekatan, pemanfaatan, serta membangun hubungan langsung antara pihak fakultas dan universitas, terutama pembantu dekan masing-masing fakultas.

Bagaimana jika di tengah kepengurusan ini banyak yang tidak suka dengan kepemimpinan Bapak?

Sudah biasa saja, laksanakan sesuai amanah saja. Suka atau tidak suka pasti ada. Jadi berusaha lakukan terbaik menjalankan amanah.

Banyak kegiatan kemahasiswaan yang kurang dukungan dari universitas, terutama terkait pendanaan, Padahal mereka membawa harum nama Unila ?

Memangkan anggaran 8% itu kurang, tetapi kami selalu berusaha melalui proposal dan mahasiswa kan bisa mencari dana di luar. Terbukti pelaksanaan kegiatan mahasiswa tetap berjalan. Sedikit atau banyaknya dana tetap saja merasa kurang.

Usaha seperti apa supaya dana untuk mendukung kegiatan mahasiswa, terutama kesulitan mendapatkan dana bisa teratasi?

Saya akan lebih bekerjasama dengan Pembantu Rektor (PR) II dalam mendukung kegiatan pembinaan dengan cara keterbukaan.

Tanggung Jawab Lebih Besar

Suka Tidak Suka Pasti Ada

“Pembantu Rektor (PR) yang incumbent masih banyak Pekerjaan Rumah (PR) makanya mereka berdua masih menjabat,” aku Rektor Unila Prof Sugeng P Harianto pada Redaktur Berita Teknokra Rikawati di detik-detik menjelang pelantikan pembantu rektor.

Diperiode ke pengurusan Sugeng ini ada dua pembantu rektor yang incumbent yaitu Pembantu Rektor I dan III, Prof Hasriadi Mat Akin dan Prof Sunarto. Sedangkan Pembantu Rektor II tak lagi dijabati oleh Sulastri Ramli karena telah dua kali menjabat. Ia digantikan oleh Prof Dwi Haryono, Dosen Fakultas Pertanian.

Mereka terpilih kembali bukan asal dipilih. Rektor banyak pertimbangan, selain PR mereka berdua yang masih menumpuk mereka terpilih kembali berdasarkan rekomendasi dari perwakilan mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa.

Meski rekomendasi Pembantu Rektor I yang mereka inginkan adalah Prof John Hendry malah meleset menjadi tetap Hasriadi, ternyata tak membuat Presiden Mahasiswa, Arjun Fathillah kecewa. Ia justru senang akan terpilih kembali mereka berdua namun dengan catatan bisa menjalankan amanah. Berikut petikan wawancara khusus bersama dua Pembantu Rektor Incumbent sebelum masa pelantikannya.=

PR Masih Banyak

PR Oleh Rikawati

Virda

Prof Hasriadi Mat AkinPembantu Rektor I

Prof Sunarto Pembantu Rektor III

PEMBERITAHUAN!Diberitahukan kepada pembaca bahwa:

Virda Altaria Putri (Ilmu Pemerintahan’09)diberhentikan statusnya menjadi Pengurus Teknokra

&

Farhan Kurnia Mayendri (Ekonomi Pembangunan’11) diberhentikan statusnya menjadi Magang Teknokra

Segala hal yang menyangkut nama tersebut diluar tanggug jawab kami.

Page 9: Tabloid Teknokra 123

Artikel Tema No. 123 Tahun XII Trimingguan Edisi 07-28 Oktober 2012 9

TANTANGAN Dibalik Berkah

Abdurachman Effendi ST*

Ilustrasi Aprohan Saputra

*PLP Laboratorium Sistem Tenaga Elektrik

Siang itu saya beserta dua orang teman sejawat saya, baru saja keluar dari ruang pembantu rektor I (PR I). Kami

keluar ruangan dengan membawa banyak kebahagiaan dan harapan. Awalnya kami masuk ke dalam ruangan tersebut dengan membawa banyak curahan hati, kami ingin silaturahmi dan meminta petunjuk. Maklum, sudah hampir setahun ini saya dan empat puluhan teman sejawat saya beralih status. Status yang awalnya hanya sebagai pegawai negeri biasa yang tidak jelas jenjang karirnya beralih menjadi tenaga fungsional yang keberadaan karir dan profesinya jelas.

“ Ini berkah,” komentar awal PR I begitu mendengar curhat dari teman saya. Alhasil siang itu kami mendapat banyak pencerahan dan petunjuk dari PR I yang tentunya menambah semangat kami. Berkah, kata tersebut dapat dipahami bahwa “Berkah” adalah kebaikan Tuhan, baik berupa materi maupun non materi.

Jabatan fungsional Pranata laboratorium memang sebuah berkah. Di balik jabatan tersebut setidaknya tugas dan fungsi serta karir semakin jelas. Tidak seperti sebelumnya, kerja tidak kerja, rajin tidak rajin sama saja. Kerja yang dilakukan hanya sekedar melaksanakan kewajiban. Tidak ada hasil lain yang didapatkan selain selesainya sebuah kewajiban. Urusan naik pangkat akan naik dengan sendirinya bila telah tiba waktunya. Kreativitas tidak terpacu untuk menghasilkan suatu karya.

Berbeda dengan status baru sebagai fungsional. Definisi atau pengertian jabatan fungsional menurut UU I6/ I999 dan Keppres 87/ I999 adalah Kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang PNS dalam suatu satuan organisasi yang dalam melaksanakan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau ketrampilan tertentu dan bersifat mandiri.

Sebagai tenaga fungsional seorang pranata laboratorium mempunyai tugas pokok mengelola laboratorium melalui serangkaian kegiatan perancangan kegiatan

laboratorium, pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan, pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan, pengevaluasian sistem kerja laboratorium, dan pengembangan kegiatan laboratorium baik untuk pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat. Hasil kerja Pranata laboratorium akan diberikan penilaian dalam bentuk angka kridit.

Untuk itu demi kelancaran penilaian dan penetapan angka kredit, setiap Pranata Laboratorium wajib mencatat dan menginventarisasi seluruh kegiatan yang dilakukan. Untuk jabatan fungsional ini seorang Pranata laboratorium mendapatkan tunjangan jabatan fungsional sesuai dengan jenjangnya. “Berkah” memang pantas kata itu di ucapkan. Lalu saya teringat dengan komentar beberapa teman saya sesama Pranata, “Waduh celaka, bakalan repot mengurus naik pangkat, semuanya harus di arsip menggunakan komputer. Jangankan tahu cara menggunakan komputer, menyentuhnya pun jarang “.

Fakta ini tidak dapat dipungkiri, karena memang ada beberapa Pranata yang dalam menjalankan fungsi dan tugas pokoknya tidak menggunakan komputer. “Berkah” ini bagi mereka merupakan kendala yang akan menyulitkan. Namun lambat laun kendala ini mereka anggap sebagai “Tantangan” yang harus dihadapi.

Mereka sadar sudah tiba waktunya untuk berubah. Berubah dalam arti mereka harus mau belajar dan memahami. Sesuatu yang selama ini bagi mereka tidak di butuhkan, seiring dengan perubahan status sebagai fungsional harus mereka pelajari dan pahami. Ini merupakan “Berkah“ lain yang memacu kreativitas, motivasi yang selama ini seakan tidur.

Para pranata sudah harus mulai berpikir untuk memperbaharui kualitas diri. Kualitas diri yang dimaksud adalah dengan meningkatkan keterampilan/keahlian dan pendidikan. Banyak cara yang bisa di tempuh oleh pranata, bisa dengan banyak mengikuti diklat atau dengan melanjutkan

studi Strata 1, Strata 2 atau bila mungkin Strata 3. Ke depan perbaharuan kualitas keterampilan atau keahlian dan pendidikan akan menjadi kebutuhan bahkan kewajiban bila ingin menuju jenjang yang lebih tinggi.

Di sisi lain “Berkah” ini bagaikan suara pluit yang ditiup sebagai tanda perlombaan telah di mulai. Semakin giat bekerja dan menjalankan tugas pokok dan fungsi maka akan semakin cepat pula untuk memproses kenaikan pangkat. Paradigma “Rajin tidak rajin sama saja” sudah harus di tinggalkan. Bagi pranata yang tetap larut dalam suasana lama akan mulai tertinggal.

Berkah yang di rasakan ini tidaklah sempurna bila tidak ikuti dengan kebijakan dan program-program yang mendukung dari institusi. Sebagai pihak yang akan melakukan penilaian terhadap kinerja Pranata, sudah seharusnya menyiapkan tim penilai, mekanisme dan standar penilaian.

Dalam hal pembinaan Pranata,sangat di harapkan adanya program-program pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan dapat berupa pelatihan manajemen dan mutu pengelolaan laboratorium. Pranata di berikan ruang yang cukup untuk melakukan kreativitas dan berinovasi. Keseharian pranata di laboratorium berpeluang besar untuk menghasilkan produk penelitian dan kreativitas karya. Akan sangat bermanfaat bila pranata di dorong dan diberikan kesempatan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pada akhirnya berkah ini di harapkan akan menjadi berkah bagi segenap civitas akademika. Amin Ya Rabbalallamin.=

Berkah ini bagi mereka

merupakan kendala yang

akan menyulitkan. Namun lambat laun kendala ini mereka

anggap sebagai tantangan yang harus di

hadapi.

Wawancara KhususNo. 123 Tahun XII Trimingguan Edisi 07-28 Oktober 20128

Sejak terpilih menjadi PR III kedua kalinya,apa yang menjadi program pokok Bapak?

Saya melanjutkan program yang sudah ada, karena semua program itu sudah menunjang visi unila.

Apa yang menjadi pokok perhatian Bapak sebagai PR III?

Meningkatkan pelayanan kemahasiswaan, baik bidang birokrasi maupun penyaluran minat bakat. Kesejahteraan mahasiswa serta pembinaan khusus mahasiswa bidik misi yang jumlahnya kian bertambah.

Apa strategi Bapak untuk mencapai program yang ada?

Pendekatan, pemanfaatan,serta membangun hubungan langsung antara pihak fakultas dan universitas, terutama pembantu dekan masing-masing fakultas.

Menurut Bapak selama kepemimpinan periode kemarin program apa yang tidak berhasil?

Program yang tidak berjalan itu pembentukan organisasi alumni, karena saat sudah lulus sudah jauh hubunganya masing-masing. Terlebih lagi program ini diserahkan kepada fakultas masing-masing, sedangkan pihak universitas hanya menerima laporanya saja.

Terpilih lagi menjadi Pembantu Rektor I apa yang anda rasakan?

Sekarang tanggung jawab akan lebih besar terlebih lagi saya merasa mendapatkan suara terbanyak dari Senat merupakan tanggung jawab. Kalau mereka kecewa kan nggak mungkin saya dipilih kembali.

Selama satu periode kepemmimpinan, program apa yang tidak berhasil?

Bukan belum berhasil tetapi belum mencapai

puncak maksimal. Tetapi saya sudah beusaha sebaik mungkin selama empat tahun terakhir Unila sudah populer selain itu juga citra Unila sudah terbangun.

Apa prestasi yang dibanggakan pada periode kepengurusan kemarin?

Unila memperoleh bintang II dan menjadi ke-11 terbaik bidang riset.

Lalu bagaimana dengan Akreditasi Unila di kepemimpinan Bapak kemarin?

Unila masih dapat akreditasi kan karena penilaian akreditasi universitas tidak berlaku lagi, jadi sekarang fokusnya akreditasi Program Studi (prodi). Selain itu juga akreditasi jurusan yang A juga sudah banyak. Kita menargetkan 45% Prodi berakreditasi A.

Apa visi dan misinya kepemimpinan periode kedua kalinya ini?

Melaksanakan Tridarma, iklim akademik dan kondusif serta akreditasi yang baik. Akan mengkoordinasikan unit kerja dekan dan jajaranya dalam penjaminan mutu.

Apa program utama Bapak di periode kepemimpinan ini?

World Class University, riset, peningkatan kinerja dan pembelajaran. Yang utama pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi lah bidang penelitian dan pengabdian masyarakat.

Tanggapan Bapak terkait banyaknya lembaga kemahasiswaan yang protes karena sulitnya dalam pencairan dana?

Kami terima saja segala kritikan kan sebetulnya selama ini juga tak ada masalah. Saya juga sudah menjelaskan saat pertemuan di Pondok Kelapa beberapa waktu lalu. Padahal sebenarnya PR III yang seharusnya resah karena nunggu dana pembayaran SPP tak terkumpul. Hal ini terjadi karena banyak mahasiswa yang terlambat dalam membayar SPP, sehingga Bank juga merekap setelah semua mahasiswa melunasi pembayaran SPP. Bank juga kan tidak mungkin nyicil-nyicil dalam penyerahannya. Hal itulah yang menyebabkan pencairan dana kemahasiswaan terlambat.

Apa strategi Bapak untuk mencapai program yang ada?

Pendekatan, pemanfaatan, serta membangun hubungan langsung antara pihak fakultas dan universitas, terutama pembantu dekan masing-masing fakultas.

Bagaimana jika di tengah kepengurusan ini banyak yang tidak suka dengan kepemimpinan Bapak?

Sudah biasa saja, laksanakan sesuai amanah saja. Suka atau tidak suka pasti ada. Jadi berusaha lakukan terbaik menjalankan amanah.

Banyak kegiatan kemahasiswaan yang kurang dukungan dari universitas, terutama terkait pendanaan, Padahal mereka membawa harum nama Unila ?

Memangkan anggaran 8% itu kurang, tetapi kami selalu berusaha melalui proposal dan mahasiswa kan bisa mencari dana di luar. Terbukti pelaksanaan kegiatan mahasiswa tetap berjalan. Sedikit atau banyaknya dana tetap saja merasa kurang.

Usaha seperti apa supaya dana untuk mendukung kegiatan mahasiswa, terutama kesulitan mendapatkan dana bisa teratasi?

Saya akan lebih bekerjasama dengan Pembantu Rektor (PR) II dalam mendukung kegiatan pembinaan dengan cara keterbukaan.

Tanggung Jawab Lebih Besar

Suka Tidak Suka Pasti Ada

“Pembantu Rektor (PR) yang incumbent masih banyak Pekerjaan Rumah (PR) makanya mereka berdua masih menjabat,” aku Rektor Unila Prof Sugeng P Harianto pada Redaktur Berita Teknokra Rikawati di detik-detik menjelang pelantikan pembantu rektor.

Diperiode ke pengurusan Sugeng ini ada dua pembantu rektor yang incumbent yaitu Pembantu Rektor I dan III, Prof Hasriadi Mat Akin dan Prof Sunarto. Sedangkan Pembantu Rektor II tak lagi dijabati oleh Sulastri Ramli karena telah dua kali menjabat. Ia digantikan oleh Prof Dwi Haryono, Dosen Fakultas Pertanian.

Mereka terpilih kembali bukan asal dipilih. Rektor banyak pertimbangan, selain PR mereka berdua yang masih menumpuk mereka terpilih kembali berdasarkan rekomendasi dari perwakilan mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa.

Meski rekomendasi Pembantu Rektor I yang mereka inginkan adalah Prof John Hendry malah meleset menjadi tetap Hasriadi, ternyata tak membuat Presiden Mahasiswa, Arjun Fathillah kecewa. Ia justru senang akan terpilih kembali mereka berdua namun dengan catatan bisa menjalankan amanah. Berikut petikan wawancara khusus bersama dua Pembantu Rektor Incumbent sebelum masa pelantikannya.=

PR Masih Banyak

PR Oleh Rikawati

Virda

Prof Hasriadi Mat AkinPembantu Rektor I

Prof Sunarto Pembantu Rektor III

PEMBERITAHUAN!Diberitahukan kepada pembaca bahwa:

Virda Altaria Putri (Ilmu Pemerintahan’09)diberhentikan statusnya menjadi Pengurus Teknokra

&

Farhan Kurnia Mayendri (Ekonomi Pembangunan’11) diberhentikan statusnya menjadi Magang Teknokra

Segala hal yang menyangkut nama tersebut diluar tanggug jawab kami.

Page 10: Tabloid Teknokra 123

No. 123 Tahun XII Trimingguan Edisi 07-28 Oktober 201210

Ngekhibas

Redaksi menerima kritikan/saran dan kirimkan berupa: Artikel (ketikan 1,5 spasi, panjang tulisan 4.000-6000 karakter), surat pembaca, dan informasi seputar keunilaan. Tulisan dikirimkan ke: [email protected] atau diantar langsung ke Sekretariat Graha Saidatul Firia, Pojok PKM Lt. 1 Unila.

Partai Mahasiswa akan disahkan....Wah, nanti dimanfaatkan oleh partai politik.

Gedung PKM memprihatinkan...

Kapan, nih, diperbaiki?

Keakraban membangun soladiritas....

Tapi ga pake kekerasan fisik, dong?

Terbentuknya Resimen Mahasiswa Raden Intan Lampung pada bulan Januari

1977 yang Surat Keputusannya dikeluarkan oleh gubernur ke-III Provinsi Lampung Jendral Purnawirawan Sutioso Almarhum kepada Saudara Suprapto Nitiharjo dengan perihal penunjukan Saudara Suprapto Nitiharjo untuk membentuk Resimen Mahasiswa di Lampung. Setelah terbitnya SK Gubernur tersebut maka di buatlah tim yang terdiri dari 3 (tiga) orang yang terdiri dari Suprapto Nitiharjo (Fakultas Ekonomi), Jamalam (Fakultas Pertanian), Erni (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) yang tiga-tiganya berasal dari Universitas Lampung. Langkah awal untuk membentuk Resimen Mahasiswa adalah mempelajari tentang Staf Komando Resimen (SKOMEN), maka dikirimlah tim tersebut ke Jakarta dan Bandung untuk mempelajari struktur SKOMEN dari Jakarta (SKOMEN MAHAJAYA) dan Bandung (SKOMEN MAHAWARMAN). Setelah mempelajari SKOMEN maka kembalilah tim tersebut ke Provinsi Lampung dan selanjutnya membentuk tim ke-2 yang terdiri dari Haidar (UNILA), Sodri (IAIN). Hingga akhirnya terbentuklah Staf Komando Resimen Mahasiswa Raden Intan (MENMAHARATAN) dan Komando Resimen Mahasiwa Satuan 201 Universitas Lampung sebagai menwa pertama di provinsi Lampung di bawah SKOMEN MENMAHARATAN.

Kegiatan-kegiatan

a. Kegiatan Rutin Kegiatan pembinaan : Rangkaian Acara Rekrutmen Anggota Baru, Pendidikan dasar, Pembinaan Tingkat Lanjut, Pendidikan Dinas Staff, Kursus Pelatih, Latihan kepemimpinan Putri (Latpintri), Latihan Gabungan Menwa se- Lampung, dll. Kegiatan seremonil: Rangkaian Kegiatan Temu Alumni, Rangkaian Kegiatan

Serah Terima Jabatan (Sertijab) Pengamanan Kegiatan Protokoler Unila (Wisuda, Propti, dsb), Rangkaian Kegiatan Purnayudha, dll.

b. Kegiatan PelengkapKegiatan peningkatan kemampuan: Pelatihan Search and Rescue (SAR), Bela Diri Menwa (BDM).Kegiatan Lain: Napak Tilas, Seminar dan Pameran Pertahanan, dll

Rangkaian Pendidikan

Sebagai Resimen Mahasiswa, Menwa S-201 Unila berupaya mendidik kader-kadernya menjadi sarjana Plus dengan rangkaian pendidikan:

a. Pendidikan Dasar (Diksar)Merupakan pendidikan awal dari Menwa S-201 Unila. Anggota dibekali dengan ilmu-ilmu dasar militer yang meliputi : ilmu medan, pengetahuan senjata, pembinaan fisik, kemenwaan, peraturan baris berbaris, dsb. Dari pendidikan ini siswa diharapkan mampu menjadi seseorang yang kuat mental dan fisiknya, serta memiliki kecintaan terhadap corps, almamater dan

tanah air.b. Pembinaan Tingkat Lanjut

Merupakan pendidikan lanjutan untuk anggota baru yang sifatnya merupakan pendalaman materi.

c. Kursus Pelatih dan Dinas Staff

Merupakan pendidikan tahap akhir dari anggota muda. Para anggota akan dibekali sebagai pengetahuan tentang dasar-dasar organisasi, tugas dan fungsi staf dalam organisasi militer dan dalam tubuh Menwa S-201 Unila itu sendiri. Anggota juga akan dipersiapkan menjadi seorang pelatih yang mampu menguasai materi, paham akan medan serta mampu menangani seorang siswa. Pendidikan ini diberikan oleh orang yang ahli dibidangnya.

d. Pendidikan lainnyaMerupakan pendidikan

kondisional lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan anggota dan kebutuhan Menwa S-201 Unila serta agenda satuan.

Prestasi

Berikut ini adalah beberapa prestasi yang pernah diraih oleh anggota Resimen Mahasiswa Raden Intan Satuan 201 Universitas Lampung adalah :

1. Lintas Medan Universitas Jenderal Ahmad Yani Cimahi Bandung (Pusat Pendidikan Teritorial) Kodam III Siliwangi Bandung, 19-21 Juli 2002.

2. Piala Bergilir (Umum) Sultan Hamengku Buwono X lomba napak tilas route Tentara Republik Indonesia Pelajar – IKA Menwa se- Provinsi Banten, 20– 22 November 2003.3. Juara 3 lomba team olahraga militer malang tahun 2004.4. Siswa terbaik ke-3 pendidikan polisi menwa. Bertempat di pusat pendidikan polisi militer.

5. Juara 3 lomba haling rintang tempur Yudha Manunggal Chakti Semarang – Yogyakarta 2008.

6. Juara Umum Piala Menpora Napak Tilas Ryacudu ke-2 Tingkat Nasional 2008.

7. Regu Terbaik Ke-2 Piala Tetap KSAD Napak Tilas Ryacudu IV Tingkat Nasional 2010.

Partisipasi

Partisipasi dan pengabdian yang dilakukan oleh anggota Resimen Mahasiswa Satuan 201 Universitas Lampung adalah :Bhakti menwa nasional Menwa Indonesia dalam Gempa Bumi Bengkulu (18-28 September 2000).

1. Latihan Integrasi Taruna Dewasa Nusantara (AKMIL, AKPOL, Mahasiswa Daerah) lampung tahun 2004.2. Satuan Tugas Operasi Kemanusiaan untuk Masyarakat Meulaboh-Aceh Barat dalam gempa bumi dan gelombang tsunami Januari-Februari 2005.3. Bhakti Sosial Penanganan Bencana Banjir di Pasar Gintung dan Teluk Bentung di Bandar Lampung 20094. Melatih PBB dalam Orentasi

VISI dan MISI

VISI Menjadikan Menwa S-201 Unila agar lebih berkarakter

MISI :

4Melaksanakan pendidikan lanjutan4Mengadakan seminar Bela Negara4Memberikan kebebasan pada setiap anggota untuk berfikir kreatif4Mengadakan dan mengikuti pelatihan Menwa4Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi4Menanamkan Panca Dharma Satya Resimen Mahasiswa Indonesia sebagai jati diri setiap anggota Menwa

Komando Resimen Mahasiswa Raden Inten Satuan 201 Universitas Lampung

Siswa tingkat SLTP dan SLTA5. Bhakti Menwa Peduli Pendidikan “Satu Buku Sejuta Ilmu” di SMA N 1 Tegineneng tahun 2011.6. Latihan SAR (Search and Rescue) Menwa dan Umum di BASARDA Bandar Lampung tahun 2011.7. Bhakti Sosial MENWA Indonesia dalam gempa bumi bengkulu (18- 28 September 2000)Bhakti 8. Sosial gempa bumi Liwa tahun 1996.9. Dharma Bhakti Menwa dalam operasi Seroja (Timor-timur) angkatan XV tahun angkatan 1996/1997.10. Latihan Penanggulangan Bencana dan Pengungsi oleh Badan Kesbanglinmas tingkat propinsi11. Penugasan Satgas Darma Bhakti MENWA suatu daerah konflik atau bencana.12. Propti Mahasiswa Baru dan Wisuda pada Perguruan Tinggi di lingkungan Universitas Lampung.13. Ekspedisi ke satuan MENWA Perguruan Tinggi Lain sesuai undangan dan sebagainya.14. Upacara Peringatan Hari Besar disetiap Provinsi/ Kabupaten/ Perguruan Tinggi.=

Delegasi Tim lomba Napak Tilas Ryacudu Waykanan dari satuan 201 Unila

Zona Aktivis

Page 11: Tabloid Teknokra 123

No. 123 Tahun XII Trimingguan Edisi 07-28 Oktober 2012 11 Life Style

Rabu pagi, pukul 09.45 WIB, puluhan mahasiswa D3 Pemasaran memenuhi

gedung F Fakultas Ekonomi. Salah satunya Diyah Royani angkatan 2011. Ia tampak sedang asik memencet-mencet keypad ponselnya sembari berbincang dengan rekan-rekanya. Sekilas tak ada yang berbeda denganya, namun jika diperhatikan mata wanita berambu panjang ini berwarna abu-abu.

Menurut Diyah, ia telah menggunakan softlens sejak duduk di bangku kelas 3 Sekolah Menengah Atas (SMA). Softlens dirasa sudah dekat dengan dara berusia 20 tahun ini lantaran banyak temannya yang sudah memakai. Terlebih lagi saat menjadi tren membuat Diyah semakin yakin untuk memakai softlens. Baginya, softlens membuat mata kecilnya menjadi lebih besar dan tampak lebih bagus. “Kan bola matanya kecil, jadi biar keliatan lebih gede aja,” akunya.

Selama 3 tahun ini Diyah sudah berganti softlens sebanyak 3 kali dengan budget setiap softlens yang dibelinya sekitar Rp 120.000 untuk sebuah softlens. Diyah mengaku tidak memiliki koleksi softlens karena dia hanya akan mengganti softlensnya dengan yang baru kalau dirasa sudah tidak nyaman lagi. “Jadi kalau dipake udah perih dan nggak enak lagi baru beli yang baru,” katanya.

Selain Diyah, Ratu Ayu Antika Sosiologi 2010 mengatakan sudah menggunakan softlens sejak setahun yang lalu lantaran minus 2 pada matanya. Dia lebih memilih menggunakan softlens karena lebih ringan dibandingkan dengan kacamata. “Kalo pakek kacamata itu berat, suka pegel tapi kalo pake softlens itu nggak begitu kerasa,” ujarnya.

R a t u m e n g a k u m e m a k a i s o f t l e n s t e r a s a l e b i h nyaman

Softlens, antara Gaya dan Bahaya

Oleh Fitri Wahyuningsih

dibandingkan menggunakan kacamata, meskipun ia mengakui ada efek yang tidak bagus dari softlens itu sendiri. Misalnya saja iritasi. Menurutnya softlens tidak bisa terlalu berdebu, karena kalau kotor bisa menimbulkan iritasi. Pemasangan softlense di mata juga harus diperhatikan. Kalau softlensnya terbalik bisa membuat mata pedih.

Mata pedih juga bisa disebabkan karena terlalu banyak air softlense. Tidak hanya kebanyakan air softlens saja yang berakibat buruk, jika softlens menjadi kering juga bisa membuat mata merah dan iritasi.

Meskipun ada ancaman iritasi dari softlens, Ratu tetap yakin untuk tetap memakainya. Menurutnya, semua itu tergantung dengan pemakainya dan cara pakainya. “Kalau dipakai dengan benar, dan perawatannya juga benar, pasti nggak akan terjadi,” katanya.

Sejarah SoflensIde pembuatan softlens pada

awalnya muncul dari ide da Vinci dan Rene Descartes yang tidak sempat terealisasaikan sejak hampir dua ratus tahun lamanya. Selanjutnya pada tahun 1801 seorang ahli fisika inggris, Thomas Young, yang merealisasikannya melalui tabung gelas berisi air dan memuat lensa yang sangat kecil. Penemuan Thomas kemudian disusul dengan penemuan seorang ahli astronom inggris bernama Sir John Herschel yang

m e m b u a t l e n s a

bergerinda sendiri, sehingga pas dan cocok dipakai langsung di permukaan mata pada tahun 1827.

Dedy Setiawan, Staf Manager Optik Sahabat Pahoman saat di temui Selasa (9/10) mengatakan ada dua jenis softlens yaitu dispossible dan convensional. Perbedaan dari keduanya ada pada masa pakainya. Dissposible softlens memiliki masa pakai yang beragam mulai perhari, minggu, 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 6 bulan. Sedangkan convensional softlens memiliki masa pakai selama 1 tahun.

Menurut Dedy, semakin singkat masa pakai suatu softlens semakin bagus karena semakin terjaga kesterilannya. Dedy juga mengatakan bahwa konsumen softlens, baik softlens minus atau pun normal pada umumnya adalah pelajar dan mahasiswa. “Biasanya pelajar-pelajar itu beli softlens warna kalau mau ada acara, atau pergi bareng temannya,” ujar Dedy.

Menurutnya, jika dilihat dari segi fashion, softlens lebih bagus digunakan dibandingkan dengan kacamata karena kacamata terlalu tebal.

Dr. Syamsul Arif, M.Sc, konsultas Yayasan Al kautsar mengatakan jika softlense tersebut bertujuan untuk pengobatan atau menghilangkan aib atau cacat bawaan itu diperbolehkan. Tetapi diharamkan kalau tujuannya hanya untuk fashion karena sama saja tidak puas dengan apa yang sudah diciptakan. Lebih lanjut syamsul mengatakan masalah penggunaan softlens ini masuk dalam kajian fiqih kontemporer, yakni kajian untuk menentukan hukum umat kekinian. Dalam hal ini para ulama mengkaji hukum penggunaan softlens yang pada zaman nabi belum ada atau disebut juga dengan ijtihad.

Syamsul juga mengatakan bahwa tidak ada hadis atau hukum yang langsung melarang penggunaan softlens untuk tujuan fashion, tetapi muncul hukum yang dihasilkan dari ijtihad para ulama tadi. Ulama dapat menentukan hal tersebut tidak diperbolehkan dengan menganalogikannya dengan hukum yang sudah ada.

Syamsul menyebutkan sebuah hadis riwayat bukhori dan muslim bahwasanya rasulullah

bersabda, “Allah melaknat wanita-wanita yang menatto

dan yang minta ditattokan, yang mencukur

(menipiskan) alis dan yang minta ditipiskan, yang mengikir gigi agar

kelihatan cantik dan merubah ciptaan allah. ”Dan diperbolehkannya penggunaan softlense jika digunakan untuk pengobatan berdasarkan hadist Bukhori dan Muslim.

Ditinjau dari segi kesehatan, Dr. Dasrinal, Sp.M seorang dokter mata Rumah Sakit Mata Permana Sari mengaku kontra dengan penggunaan softlens bahkan untuk mata minus. Menurutnya, penggunaan softlens memiliki banyak ancaman bahaya. Misalnya iritasi yang pada akhirnya akan merusak kornea mata dan akan membuat pandangan menjadi kabur.

Selain itu proses oksigenasi pada permukaan kornea menjadi berkurang sehingga mengurangi pasokan oksigen di mata. Hal ini dapat mengakibatkan berkembangnya virus Herpes Simplex yang dapat merusak kornea mata. Kuman yang berkembang karena debu yang masuk ke mata juga dapat

mengakibatkan infeksi. Dasrinal juga menjelaskan bahwa

setiap harinya pasti ada satu atau dua orang yang datang ke RS mata Permana Sari dengan keluhan pada matanya yang diakibatkan oleh softlens. Keluhan-keluhan berupa mata merah, mata nyeri, dan mata yang sulit terbuka hingga pasien menangis dan menghabiskan banyak air mata. “Kalau tetap dibiarkan seperti itu, dapat mengakibatkan kebutaan,” jelasnya.

Meskipun sejak awal mengaku kontra terhadap penggunaan softlens, Dasrinal menyarankan agar meminimalisir penggunaan softlens jika memang softlens lebih efektif dibandingkan kacamata. Menurutnya softlens boleh dipakai kalau minus pada matanya sudah sangat besar atau di saat-saat yang tidak memungkinkan untuk menggunakan kacamata seperti saat olahraga. =

Pojok PKM

“ … Aku ingin hidup penuh makna dan mengisap semua sumsum kehidupan. Untuk mengusir semua yang tidak hidup, jika tidak, jika mati aku tahu bahwa aku tidak pernah hidup.” –Henry David Thoreau-

Sekumpulan pemuda itu mendeklarasikan diri sebagai pemikir bebas. Dalam gelap malam mereka menyusur Goa. Satu persatu bergiliran membacakan puisi karya penyair ternama maupun karya sendiri. Di dalam Goa, mereka menemukan gairah kehidupan, ekspresi kebebasan, lepas dari pengekangan. Suatu hal yang sebelumnya tidak mereka miliki karena terpenjaranya kebebasan oleh sistem pendidikan otoriter berkedok disiplin di sekolah.

Seorang Guru telah membawa mereka mengenal kebebasan berkata-kata dalam puisi. Semboyan Carpe Diem atau Raihlah Kesempatan, memberikan keyakinan dan kepercayaan bahwa penting untuk selalu meraih kesempatan, membebaskan pemikiran. Untaian syair dalam puisi tidak hanya membawa mereka pada keindahan pemikiran namun juga energi untuk menjalani hidup, berkarya, berkreasi dan menemukan hakikat kehidupan, menjadi diri sendiri.

Adegan dalam film Dead Poets Society itu menggambarkan bagaimana kebebasan berekspresi belum mampu dirasakan semua kalangan. Film garapan Hollywod ini membuncah kesadaran bahwa proses kreativitas dan penciptaan sesungguhnya bersumber dari kebebasan berpikir dan keberagaman.

Puisi mungkin salah satu media berekspresi. Namun setiap orang tentu memiliki cara sendiri untuk menemukan kebebasan mereka. Saat ide dan gagasan mampu mengalir tanpa rasa takut. Apa yang diajarkan oleh Dead Poets Society adalah soal menemukan gairah hidup dan tidak hanya menjadi robot yang tunduk pada sistem baku yang menghambat kreativitas.

Dalam perkuliahan mahasiswa sering mengalami kebuntuan ide dan gagasan dalam berpikir. Hal ini adalah hasil pendidikan yang membelenggu mahasiswa dengan teori sejak Sekolah Dasar dimana penciptaan ide dan gagasan baru diluar ‘kotak’ tidak ditanamkan. Aturan untuk menuruti isi buku demi standar nilai yang tinggi membuat pelajar takut untuk mengekspresikan diri mereka sesuai keinginan.

Mampu berpikir sendiri adalah hal istimewa yang dimiliki setiap orang. Mengeskpresikan ide –ide yang berkembang dalam pemikiran sangat berperan dalam perkembangan kehidupan seseorang. Walaupun pemikiran yang kita perjuangkan itu akan ditentang oleh orang lain,.

Dengan ide, gagasan, dan kata-kata dapat mengubah dunia. Namun lingkungan yang tidak mendukung pemikiran bebas sering tidak mampu menampung ide kreatif yang keluar dari pemikiran seseorang.

Jika seseorang khususnya kaum mahasiswa tidak diberi ruang untuk berpikir bebas maka dia akan menjadi manusia yang tidak memiliki inovasi kreatif meski punya kemampuan untuk melakukan hal itu.

Gagasan yang mengubah dunia lahir dari pemikiran yang bebas tanpa terkekang oleh teori. Maka tidak heran jika pendidikan berorientasi pada kurikulum yang kaku justru banyak menghasilkan peniru yang miskin kreatifitas karena terpenjaranya ruang untuk berpikir.

Mahasiswa pemikir yang bebas berpikir akan mencari ruang untuk mengeksplorasi pemikirannya. Berproses menjadi diri sendiri meski hal itu tidak ditemukan dalam aktivitas perkuliahan.

pengembangan ide dan gagasan serta mengeksplorasi pemikiran dan potensi yang sesuai hati nurani. Bukan untuk hidup dalam pemikiran orang lain.

Namun saat pendidikan pun masih belum mampu memberikan ruang untuk kebebasan, maka menjadi pemikir yang bebas berpikir tetap menjadi pilihan. Karena kebebasan berpikir dengan sendirinya akan tetap berbicara dalam sebuah karya.=

Pemikir, Bebas BerpikirPemimpin UsahaAgnes Lisdiani

Page 12: Tabloid Teknokra 123

No. 123 Tahun XII Trimingguan Edisi 07-28 Oktober 201212 Ekspresi

Seorang pemimpin bukan seke-dar menjadi seorang yang memberi perintah tetapi harus

jadi contoh. Sebagai dekan bukanlah sebagai bos tetapi juga melayani dan juga harus memberi contoh,” ujar pemimpin Fakultas Terbaik di Unila, Prof Satria Bangsawan.

Sejak ia menjadi Dekan di Fakul-tas Ekonomi dan Bisnis, fakultas ini menjadi maju pesat terbukti dengan seluruh jurusan terakreditasi A. Ber-bagai cara yang ia tempuh agar FEB maju, salah satunya dengan mener-apkan disiplin waktu perkuliahan. Sejak pagi hari ia mulai berkeliling mengecek perkuliah di setiap kelas.

Tak sungkan ia menegur dosen yang terlambat mengajar. Bahkan ia pernah menelpon langsung sang dosen disamping mahasiswanya saat si dosen datang terlambat tanpa menginformasikan terlebih da-hulu.

“Kalau segera diberitahukan waktu mahasiswa kan tidak terbuang percuma, seharusnya waktu tersebut bisa diman-faatkan untuk belajar atau hal lain yang berman-faat bukan habis untuk menunggu d o s e n yang tak kunjung d a -tang,” s e s -

Jabatan Adalah Amanah Oleh Rikawati

Prof. Satria Bangsawan

alnya. Begitu juga dengan mahasiswa

yang berkeliaran di jam perkuliahan, pasti ia tegur. Menurutnya meng-gunakan kesempatan waktu semak-simal mungkin sehingga waktu bisa untuk melakukan kegiatan berman-faat.

Tak hanya itu Dekan FEB ini ter-us berusaha meningkatkan kualitas jurusan dengan perperan aktif men-girimkan mahasiswa/i untuk mengi-kuti berbagai kegiatan akademik maupun non akademik. Tak hanya mengirimkan keluar Lampung saja, tetapi juga keluar Negeri.

“Banyak mahasiswa kan yang pu-nya potensi, kita buka kan jalan seh-ingga termotivasi. Semacam reward lah,” tuturnya.

Terapkan Kebi-

jakan Baru Ayah satu

anak ini tetap menerapkan k e b i j a k a n baru untuk ujian. Sebe-

l u m u j i a n

m a -h a -

siswa harus memiliki kartu ujian. Untuk mendapat kartu ujian tidak-lah mudah, ma hasiswa harus menunjukan Kartu Tanda Mahasiswa, Pas Foto dan Slip SPP terakhir.

Kebijakan yang ia buat ternyata menuai protes namun Satria tetap menerapkannya. Alasannya kebi-jakan itu untuk mengantisipasi per-jokian saat ujian berlangsung.

“Itu semua upaya untuk menerap-kan pendidikan karakter, disiplin dan tertib bagi semua mahasiswa FEB,” akunya. Kartu ujian pun telah berisi jadwal dan lokasi perkuliahan seh-ingga mahasiswa tidak perlu berebut bangku saat ujian akan berlangsung.

Setiap Hari Jumat pun diterapkan-nya kegiatan Jumat Bersih dan Eng-lish Day, dimana seluruh warga FEB di hari itu wajib melaksanakan ber-sih-bersih dan bercakap-cakap den-gan Bahasa Inggris. Setiap sebulan sekali juga diadakan pengajian ber-sama untuk seluruh pegawai FEB yang di koordinir oleh Rois.

Buah Dari Kerja Keras Satria berasal dari keluarga seder-

hana, ayahnya hanya seorang petani di Lampung Barat sedangkan ibu-nya telah meninggal dunia. Meski begitu tak membuatnya minder ataupun pesimis. Ia pun bertekad hijrah dari kampung halaman Krui ke Kota Bandar Lampung. Ia tinggal bersama sang kakak, orang yang se-lalu memotivasi dirinya bahkan rela membanting tulang agar Satria bisa mengenyam pendidikan yang layak.

Akhirnya pria kelahiran Krui Lampung Barat ini memutuskan untuk ikut sang kakak dan melan-jutkan sekolah di Tanjungkarang sesuai keinginanya. Kerasnya didikan sang kakak membuat

Satria tumbuh menjadi pe-muda yang mandiri dan berkerja keras.

Sejak di Sekolah Menengah Atas ia aktif mengikuti organisasi seko-lah seperti Osis dan Pramuka. Sejak bangku sekolah ia juga selalu men-jadi juara kelas. Ketekunanya saat di bangku sekolah membuat ia diper-caya mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan S1. Keteku-nannya tak hanya sampai di situ saja, sejak duduk di bangku kuliah ia su-dah mengajari teman-temanya yang mengalami kesulitan dalam perku-liahan. Saat libur semester pendek ia manfaatkan untuk bekerja, berbekal mengajari teman-temanya itu lah menjadi bekal Satria sebagai seorang dosen.

Satria pun mendapatkan beasiswa dari Dirjen Pendidikan Tinggi untuk melanjutkan S2 dan S3 di Universi-tas Padjajaran. Saat menjadi dosen, prestasi Dekan FEB ini semakin ter-lihat, ia sebagai penerima anugerah Setya Lencana Karya Satya dari Presiden Republik Indonesia (RI). Selain itu juga ia menjadi penyaji terbaik pada Seminar Nasional Ha-sil Penelitian Kelompok Ilmu Sosial Depdiknas di Jakarta. Sebagai ten-aga pengajar ia selalu menerapkan kedisiplinan dan kerja keras, di ta-hun 2003 ia di anugerahkan sebagai dosen teladan I Unila.

Kariernya sebagai seorang pemimpin ia mulai dari bawah. Diawali sebagai sekretaris jurusan (sekjur), Ketua Program dan pernah di amanahkan sebagai pembantu Re-ktor IV.

Berkat kerja keras dan disiplin yang ia terapkan, kini ia menuai hasilnya. FEB kini sudah mendapatkan serti-fikasi ISO 9001: 2008. Baru-baru ini FEB di anugerahi Fakultas Terbaik Universitas saat Dies Natalis beber-apa waktu lalu.

Selain sebagai Dekan, Satria juga terus mengembangkan karyanya da-lam bentuk Pengabdian masyarakat. Tahun 2006 ia dipercaya sebagai ketua pelaksana pelatihan dan pem-binaan manajemen usaha kecil mitra binaan PT. Perkebunan Nusantara se Lampung dan Bengkulu. Selain itu juga aktif organisasi dan di per-caya di berbagai program pengab-dian masyarakat. Hingga kini pun ia dipercaya sebagai Ketua Asosiasi Manajemen (AMA) Indonesia

Hingga kini pria yang memilikisatu putra ini terus membangun keper-cayaan masyarakat terhadap fakultas yang ia pimpin dengan membangun kerjasama dengan pihak luar. Ia ber-harap lulusan FEB memiliki link set-elah lulus kelak.

Menurut Satria mengemban ama-nah sebagai dekan bukan hal yang mudah, dengan kesibukan yang tak sedikit. Tak jarang ia pun hingga malam menyelesaikan pekerjaanya. Akan tetapi Satria merasa senang dan tenang menjalankan itu semua dengan adanya dukungan keluarga. “Alhamdulillah keluarga men-suport apa yang saya kerjakan, karena apa yang saya lakukan dengan seizin ke-luarga. Selain itu, ia mencoba mem-bagi waktu antara pekerjaan dan ke-luarga,” ujarnya

Kemajuan di FEB juga ikut dira-sakan oleh mahasiswa, salah satunya Susi Susanti (Manajemen’11), menu-rut Susi Satria merupakan sosok yang bijaksana dan disiplin selain itu juga menurut susi Dekannya ini selain sebagai pemimpin tetapi juga mampu melayani.

“Waktu Jumat bersih ya pak Sa-tria juga gak segan-segan ikut sa-ma-sama kita nyapu terus pagi-pagi sering keliling ruangan kuliah, kalo ada waktu kuliah dosennya belum datang langsung di telpon sama Pak Satria,” tutur susi kagum. Susi juga mengatakan Satria merupakan sosok yang ramah, ia pun akrab dengan mahasiswa.

Senada dengan Susi, Dosen FEB Mahrina Sari mengatakan kekagu-mannya pada sosok Satria Bang-sawan,” Pak Satria itu bijaksana ulet, pekerja keras dan selalu mengusahan yang terbaik, selain itu sangat disip-lin.”

Lebih lanjut Mahrina mengata-kan, Dekan FEB ini tak segan-segan menegur langsung mahasiswa,dosen ataupun karyawan yang tidak disip-lin.

Satria bermimpi suatu saat Fakul-tas Ekonomi dan Bisnis Unila bias menjadi world class faculty. Pria kelahiran 4 september ini mengata-kan apa yang menjadi visi dan misi fakultas jangan hanya menjadi cita-cita saja,tetapi juga ada implementa-sinya.=