Top Banner
Ogas Prayoga Tetap Berpikir Merdeka! Tabloid Mahasiswa Universitas Lampung No. 122 Tahun XII Edisi 24 Mei-28 Juni 2012 Akses: teknokra.com Teknologi, Inovasi, Kreativitas, dan Aktivitas Ilmiah Bisa, Populer Juga Boleh! Hlm. 8 Hlm. 12 Hlm. 6 83% dari tiga ratus mahasiswa seluruh fakultas di Unila mengatakan pembagian beasiswa tidak adil. Dengan modal uang kuliah sebuah studio foto yang dirintisnya telah mampu membiayai kuliahnya. Rusunawa tak lagi sepi apalagi kumuh, kini ramai dengan celoteh-celoteh penghuni baru kumpulan mahasiswa pilihan.
12

Tabloid Teknokra 122

Apr 04, 2016

Download

Documents

Teknokra Unila

merupakan terbitan Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) Teknokra Universitas Lampung
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tabloid Teknokra 122

Ogas Prayoga

Tetap Berpikir Merdeka!

Tabloid Mahasiswa Universitas LampungNo. 122 Tahun XII Edisi 24 Mei-28 Juni 2012

Akses: teknokra.comTeknologi, Inovasi, Kreativitas, dan Aktivitas

Ilmiah Bisa, Populer Juga Boleh!

Hlm. 8Hlm. 12 Hlm. 683% dari tiga ratus mahasiswa seluruh fakultas di Unila mengatakan pembagian beasiswa tidak adil.

Dengan modal uang kuliah sebuah studio foto yang dirintisnya telah mampu membiayai kuliahnya.

Rusunawa tak lagi sepi apalagi kumuh, kini ramai dengan celoteh-celoteh penghuni baru kumpulan mahasiswa pilihan.

Page 2: Tabloid Teknokra 122

Redaksi hanya akan memuat SMS yang disertai identitas lengkap dan bisa dipertanggungjawabkan, Nama/Jurusan/Fakultas/angkatan. Kami akan me nyocokkannya dengan data siakad Unila.

Pelindung: Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, M.S. Penasehat: Prof. Dr. Sunarto, SH.MH Staf Ahli: Prof. Dr. Ir. Muhajir Utomo, M. Sc., Dr. M. Thoha B. Sampoerna Jaya, M,S., Syafarudin, S.Sos., Maulana Mukhlis, S.Sos., M.Ip.,Tony Wijaya S.Sos., M.A.

Tabloid TEKNOKRA diterbitkan oleh Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) TEKNOKRA Universitas LampungALAMAT: Gedung PKM Lt. 1 Jl. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandarlampung 35145, TELEPON: (0721) 788717 EMAIL: [email protected], WEBSITE: teknokra.com

Sampaikan Keluhanmu lewat SMS Mahasiswa, dengan format Nama_Jurusan/Angkatan_Komentar. Kirim ke 085658788492, 081957201982.

Suara Mahasiswa

Comment 2Salam Kami

Pemimpin Umum : Dian Wahyu Kusuma Pemimpin Redaksi : Nely Merina Pemimpin Usaha : Agnes Lisdiani Kepala Kesekretariatan: Esty Indriyani Safitri Kepala Pusat Pe-nelitian dan Pengembangan: Alvindra Redaktur Pelaksana: Lutfi Yulisa Redaktur Pelaksana Online: Reno Bima Yudha Redaktur Berita: Virda Altaria, Rika Wati Vina Oktavia Redaktur Foto: Ruku�Ruku�an Sujuda Redaktur Artistik: Apro han Saputra Redaktur Webde-sign: Arian Korizal Fotografer: Novalinda Silviana Staf Artistik: Muhamad Burhan Reporter: Desfi Dian Mustika, Sinta Septiana, Jenni Ayuningtyas Webdesigner: Syintia Kamala Kameramen: Yurike Pratiwi S, Faqih Abdul Aziz (Non Aktif) Manajer Keuangan: Bina Mandiri Zen (Non Aktif) Koordinator Periklanan: Puji Lestari Ningsih Koordinator Pemasaran: Hermawan Santoso Staf Keu-angan: Inayati Sofiah Staf Periklanan: Vandan Wiliyanti (Non Aktif) Staf Pemasaran: Windi Dewi Saputri Staf Analisis dan Perpus-takaan: Desisonia (Non Aktif) Staf Pengkaderan dan SDM: Ru�diyansyah, Staf Kesekretariatan: Indarti Magang: Eko S, Fitri W, Harry C, Meilinda O, Nurul F, Puspa A,Veni PS, Fadhilah K, Farhan K, Faris Y, Hayatun N, Herlinda, M Faza P, M. Syahid A, Tara M, Trie U, Tyas K, Yani M, Yenni H, Yovie L, Yulia IPS.

Foto M Faza P

Kyay Adienjamo Enggak ah, Dien, malas!!

Enggak pernah dapat, susah...Enggak punya link ke dekanat!

Kyay pengajuan Beasiswa PPA & BBM sudah

buka...Yok kita siapkan persyaratannya...

Oleh Aprohan Saputra

Judul:Beasiswa

Salah Sasaran

Ide & Desain: Aprohan Saputra

COVER

No. 122 Tahun XII Trimingguan Edisi 24 Mei-28 Juni 2012

Salam Pers Mahasiswa!Teknokra kembali hadir

memberikan warna pada Unila. Hitam putih Unila itulah yang kami sajikan. Kami mencoba berimbang dalam pemberitaan, meski terkadang di tengah jalan kami mengalami kesulitan dalam peliputan. Tak bermaksud untuk membuka aib apalagi menjelek-jelekan universitas sendiri.

Kami hanya sebuah lembaga penerbitan yang berfungsi sebagai kontrol sosial. Kami hanya menyajikan keadaan yang sebenarnya di Unila. Tak ada yang ditutupi apalagi dibumbui, inilah kondisi yang sebenarnya terjadi.

Tujuan kami meliput sisi hitam dan putih Unila agar warna hitam bisa putih kembali. Dan warna putih tak bernoda apalgi menghitam.

Sisi hitam Unila yang kini Teknokra liput adalah pembagian beasiswa yang tidak tepat sasaran. Fenomena

yang sudah menjadi rahasia umum namun sulit dibuktikan. Karena mahasiswa banyak yang tak berani bicara tentang fakta yang ada. Tak ada yang mau bicara semua mencari titik aman.

Maka kami mengungkapkannya lewat sebuah polling yang mewakili suara-suara mahasiswa yang bungkam. Dengan polling tersebut kami bisa membuktikan bahwa pembagian beasiswa yang tak adil memang terjadi. Dan tak benar jika ada yang menuduh pemberitaan Teknokra hanyalah isu belaka.

Jika ada pejabat kampus yang menolak pemberitaan dengan alasan kami tak berimbang dalam proporsi pemberitaan. Mungkin benar adanya, namun di lapangan memang sisi hitamlah yang lebih banyak terjadi dibandingkan sisi putihnya.

Bukan kami mengorek-ngorek hingga yang putih hingga menjadi hitam. Namun si hitam memang telah

lama menyelimuti Unila dan menjadi arang karena telah lama dibiarkan. Inilah fenomena yang sedang trend terjadi di Unila. Menutupi si hitam dan berebut menceritakan si putih.

Padahal meskipun si hitam ditutupi pun tak akan menjadi putih. Malahan semakin hitam karena tak pernah diberitahu letak kesalahan sehingga tak akan bisa terhapuskan

Inilah fenomena yang terjadi, si hitam tetap menjadi hitam dan si putih sebentar lagi akan menghitam karena terlalu sering tercemar.

Wahai Pejabat Unila! Kami hanyalah kumpulan mahasiswa yang mencoba idealis. Izinkanlah kami menceritakan fenomena hitam putih yang terjadi. Biarkanlah kami memberikan kritik untuk membangun Unila yang tercinta ini. Dan kami mengajak pembaca sekalian untuk Tetap Berpikir Merdeka !=

Hitam Putih

Kuliah tak salah�salah, bawaannya mobil, blackberry dan Ipad. Tapi ternyata mendapat beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM). Fenomena orang kaya pura�pura miskin untuk mendapatkan beasiswa kini marak di Unila. Yang mendapat beasiswa malahan orang berotak pas�pasan dengan kantong tebal. Sedangkan mahasiswa tak mampu dan pintar hanya bisa kecewa melihat kenyataan.

83% dari 300 mahasiswa seluruh fakultas pun mengaku lewat polling bahwa pembagian beasiswa ternyata salah sasaran. Dan ternyata yang mengambil hak orang miskin itu tak lain adalah pendidik�pendidik Unila sendiri. Dosen dan karyawan. Mereka memanfaatkan kekuasaan agar anak, kerabat dan mereka kenal mendapatkan hak yang bukan miliknya.

Siapa yang tak ingin mendapat uang gratis? Rp. 2.400.000 persemester lagi. Namun apakah tak malu jika mengambil harta orang miskin apalagi anak yatim. Ukuran kaya memang relative namun diri sendirilah yang bisa menilai masuk golongan manakah kita?

Jika memiliki orang tua karyawan apalagi pejabat itu berarti masih mampu jadi jangan pura�pura miskin. Nanti miskin beneran!Harusnya yang kaya membantu yang miskin bukan malah menyusahkan dengan mengambil hak orang miskin.

Lobi melobi dari lurah lumrah dilakukan. Untuk mendapatkan surat keterangan tak mampu. Adanya kongkalikong beasiswa antara mahasiswa dengan karyawan dosen sebenarnya pun lagu lama. Tapi tak ada yang berani menyanyikannya. Alasannya klise tak berani dan takut.Tapi menggerutu di belakang.

Itulah potret kebanyakan civitas akademika kita. Yang pintar tak berani bicara dan yang bodoh melakukan penipuan. Begitu juga jajaran atas hanya bisa mengambil keputusan jika ada pengaduan. Seperti kerbau saja yang harus dicucuk dulu hidungnya baru jalan.

Harusnya jajaran atas lebih peka, bahwa ini sudah menjadi rahasia umum. Masa iya gak tau?toh yang melakukan dari kalangan sendiri. Mungkin ia merasa tak enak untuk menegur atau karena ia juga ikut melakukan?

Masalah seperti tak bisa dibiarkan. Karena semakin diam semakin berjamuran. Jajaran atas harusnya bisa mengambil keputusan. Berikan sangsi yang tegas buat mahasiswa, karyawan dan dosen yang kongkalikong. Sangsi berupa pengembalian uang atau pemberhentian beasiswa tak akan membuat efek jera. Harus ada sangsi yang lebih tegas kepada orang kaya yang pengen miskin itu.=

Redaksi

Pura-Pura Miskin

Page 3: Tabloid Teknokra 122

Redaksi hanya akan memuat SMS yang disertai identitas lengkap dan bisa dipertanggungjawabkan, Nama/Jurusan/Fakultas/angkatan. Kami akan me nyocokkannya dengan data siakad Unila.

Pelindung: Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, M.S. Penasehat: Prof. Dr. Sunarto, SH.MH Staf Ahli: Prof. Dr. Ir. Muhajir Utomo, M. Sc., Dr. M. Thoha B. Sampoerna Jaya, M,S., Syafarudin, S.Sos., Maulana Mukhlis, S.Sos., M.Ip.,Tony Wijaya S.Sos., M.A.

Tabloid TEKNOKRA diterbitkan oleh Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) TEKNOKRA Universitas LampungALAMAT: Gedung PKM Lt. 1 Jl. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandarlampung 35145, TELEPON: (0721) 788717 EMAIL: [email protected], WEBSITE: teknokra.com

Sampaikan Keluhanmu lewat SMS Mahasiswa, dengan format Nama_Jurusan/Angkatan_Komentar. Kirim ke 085658788492, 081957201982.

Suara Mahasiswa

Comment 2Salam Kami

Pemimpin Umum : Dian Wahyu Kusuma Pemimpin Redaksi : Nely Merina Pemimpin Usaha : Agnes Lisdiani Kepala Kesekretariatan: Esty Indriyani Safitri Kepala Pusat Pe-nelitian dan Pengembangan: Alvindra Redaktur Pelaksana: Lutfi Yulisa Redaktur Pelaksana Online: Reno Bima Yudha Redaktur Berita: Virda Altaria, Rika Wati Vina Oktavia Redaktur Foto: Ruku�Ruku�an Sujuda Redaktur Artistik: Apro han Saputra Redaktur Webde-sign: Arian Korizal Fotografer: Novalinda Silviana Staf Artistik: Muhamad Burhan Reporter: Desfi Dian Mustika, Sinta Septiana, Jenni Ayuningtyas Webdesigner: Syintia Kamala Kameramen: Yurike Pratiwi S, Faqih Abdul Aziz (Non Aktif) Manajer Keuangan: Bina Mandiri Zen (Non Aktif) Koordinator Periklanan: Puji Lestari Ningsih Koordinator Pemasaran: Hermawan Santoso Staf Keu-angan: Inayati Sofiah Staf Periklanan: Vandan Wiliyanti (Non Aktif) Staf Pemasaran: Windi Dewi Saputri Staf Analisis dan Perpus-takaan: Desisonia (Non Aktif) Staf Pengkaderan dan SDM: Ru�diyansyah, Staf Kesekretariatan: Indarti Magang: Eko S, Fitri W, Harry C, Meilinda O, Nurul F, Puspa A,Veni PS, Fadhilah K, Farhan K, Faris Y, Hayatun N, Herlinda, M Faza P, M. Syahid A, Tara M, Trie U, Tyas K, Yani M, Yenni H, Yovie L, Yulia IPS.

Foto M Faza P

Kyay Adienjamo Enggak ah, Dien, malas!!

Enggak pernah dapat, susah...Enggak punya link ke dekanat!

Kyay pengajuan Beasiswa PPA & BBM sudah

buka...Yok kita siapkan persyaratannya...

Oleh Aprohan Saputra

Judul:Beasiswa

Salah Sasaran

Ide & Desain: Aprohan Saputra

COVER

No. 122 Tahun XII Trimingguan Edisi 24 Mei-28 Juni 2012

Salam Pers Mahasiswa!Teknokra kembali hadir

memberikan warna pada Unila. Hitam putih Unila itulah yang kami sajikan. Kami mencoba berimbang dalam pemberitaan, meski terkadang di tengah jalan kami mengalami kesulitan dalam peliputan. Tak bermaksud untuk membuka aib apalagi menjelek-jelekan universitas sendiri.

Kami hanya sebuah lembaga penerbitan yang berfungsi sebagai kontrol sosial. Kami hanya menyajikan keadaan yang sebenarnya di Unila. Tak ada yang ditutupi apalagi dibumbui, inilah kondisi yang sebenarnya terjadi.

Tujuan kami meliput sisi hitam dan putih Unila agar warna hitam bisa putih kembali. Dan warna putih tak bernoda apalgi menghitam.

Sisi hitam Unila yang kini Teknokra liput adalah pembagian beasiswa yang tidak tepat sasaran. Fenomena

yang sudah menjadi rahasia umum namun sulit dibuktikan. Karena mahasiswa banyak yang tak berani bicara tentang fakta yang ada. Tak ada yang mau bicara semua mencari titik aman.

Maka kami mengungkapkannya lewat sebuah polling yang mewakili suara-suara mahasiswa yang bungkam. Dengan polling tersebut kami bisa membuktikan bahwa pembagian beasiswa yang tak adil memang terjadi. Dan tak benar jika ada yang menuduh pemberitaan Teknokra hanyalah isu belaka.

Jika ada pejabat kampus yang menolak pemberitaan dengan alasan kami tak berimbang dalam proporsi pemberitaan. Mungkin benar adanya, namun di lapangan memang sisi hitamlah yang lebih banyak terjadi dibandingkan sisi putihnya.

Bukan kami mengorek-ngorek hingga yang putih hingga menjadi hitam. Namun si hitam memang telah

lama menyelimuti Unila dan menjadi arang karena telah lama dibiarkan. Inilah fenomena yang sedang trend terjadi di Unila. Menutupi si hitam dan berebut menceritakan si putih.

Padahal meskipun si hitam ditutupi pun tak akan menjadi putih. Malahan semakin hitam karena tak pernah diberitahu letak kesalahan sehingga tak akan bisa terhapuskan

Inilah fenomena yang terjadi, si hitam tetap menjadi hitam dan si putih sebentar lagi akan menghitam karena terlalu sering tercemar.

Wahai Pejabat Unila! Kami hanyalah kumpulan mahasiswa yang mencoba idealis. Izinkanlah kami menceritakan fenomena hitam putih yang terjadi. Biarkanlah kami memberikan kritik untuk membangun Unila yang tercinta ini. Dan kami mengajak pembaca sekalian untuk Tetap Berpikir Merdeka !=

Hitam Putih

Kuliah tak salah�salah, bawaannya mobil, blackberry dan Ipad. Tapi ternyata mendapat beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM). Fenomena orang kaya pura�pura miskin untuk mendapatkan beasiswa kini marak di Unila. Yang mendapat beasiswa malahan orang berotak pas�pasan dengan kantong tebal. Sedangkan mahasiswa tak mampu dan pintar hanya bisa kecewa melihat kenyataan.

83% dari 300 mahasiswa seluruh fakultas pun mengaku lewat polling bahwa pembagian beasiswa ternyata salah sasaran. Dan ternyata yang mengambil hak orang miskin itu tak lain adalah pendidik�pendidik Unila sendiri. Dosen dan karyawan. Mereka memanfaatkan kekuasaan agar anak, kerabat dan mereka kenal mendapatkan hak yang bukan miliknya.

Siapa yang tak ingin mendapat uang gratis? Rp. 2.400.000 persemester lagi. Namun apakah tak malu jika mengambil harta orang miskin apalagi anak yatim. Ukuran kaya memang relative namun diri sendirilah yang bisa menilai masuk golongan manakah kita?

Jika memiliki orang tua karyawan apalagi pejabat itu berarti masih mampu jadi jangan pura�pura miskin. Nanti miskin beneran!Harusnya yang kaya membantu yang miskin bukan malah menyusahkan dengan mengambil hak orang miskin.

Lobi melobi dari lurah lumrah dilakukan. Untuk mendapatkan surat keterangan tak mampu. Adanya kongkalikong beasiswa antara mahasiswa dengan karyawan dosen sebenarnya pun lagu lama. Tapi tak ada yang berani menyanyikannya. Alasannya klise tak berani dan takut.Tapi menggerutu di belakang.

Itulah potret kebanyakan civitas akademika kita. Yang pintar tak berani bicara dan yang bodoh melakukan penipuan. Begitu juga jajaran atas hanya bisa mengambil keputusan jika ada pengaduan. Seperti kerbau saja yang harus dicucuk dulu hidungnya baru jalan.

Harusnya jajaran atas lebih peka, bahwa ini sudah menjadi rahasia umum. Masa iya gak tau?toh yang melakukan dari kalangan sendiri. Mungkin ia merasa tak enak untuk menegur atau karena ia juga ikut melakukan?

Masalah seperti tak bisa dibiarkan. Karena semakin diam semakin berjamuran. Jajaran atas harusnya bisa mengambil keputusan. Berikan sangsi yang tegas buat mahasiswa, karyawan dan dosen yang kongkalikong. Sangsi berupa pengembalian uang atau pemberhentian beasiswa tak akan membuat efek jera. Harus ada sangsi yang lebih tegas kepada orang kaya yang pengen miskin itu.=

Redaksi

Pura-Pura Miskin3No. 122 Tahun XII Trimingguan

Edisi 24 Mei-28 Juni 2012Kampus HijauUnila-Tek: Unila menjadi penyelenggara sekaligus tuan rumah pada pagelaran Peksimida (Pekan Seni Mahasiswa tingkat Daerah (14–16 /5).

Pembantu Rektor III Prof Sunarto mengatakan Peksimida selain sebagai ajang perlombaan tingkat daerah yang bertujuan untuk melestarikan seni dan budaya Indonesia. Acara ini juga diselenggarakan untuk menjaga kekompakan antar mahasiswa se-Lampung.

Peserta yang mengikuti lomba ini adalah seluruh universitas di wilayah Lampung. Dan bagi yang menang, akan melanjutkan ke Pekan Seni Mahasiswa tingkat Nasional di Lombok pada 1–6 Juli 2012.

Menurut peraturan yang telah di-tentukan berdasarkan technical meeting, per universitas diperbolehkan mengirim kan maksimal 3 wakilnya untuk mengikuti Peksimida. Jika kontestan perlombaan tidak men-capai tiga peserta, maka tidak dilombakan. Namun untuk perlombaan tari hanya ada dua kontestan yaitu Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni (UKMBS)

Unila-Tek: Diusia yang terbilang tua, sejak awal berdiri tahun 1999 hingga 2008 Jurusan Teknik Kimia Fakultas Tenik Unila belum pernah mendapat prestasi.

Berawal dari semangat ingin men-jadi kan Teknik Kimia yang lebih baik, Ardy Kristianto maju pada perlombaan Nasional dibidang pe-rancangan pabrik kimia yang di-selenggarakan di Institut Pertanian Bogor.

Pada perlombaan tersebut maha-siswa angkatan 2008 ini beserta rekan nya berhasil memboyong juara dua kategori Problem Solver PT Krakatau Still dan peringkat empat kategori perancangan pabrik

Unila-Tek: Menteri Pendidikan Indonesia, Muhamad Nuh men-canang kan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) tak akan diselenggarakan lagi tahun depan dan diganti dengan nilai Ujian Nasional (UN).

Namun Pembantu Rektor I, Prof Hasradi Mat Akin agak keberatan dengan wacana tersebut mengingat banyaknya soal ujian nasional yang mengalami kebocoran. “Idenya memang bagus tapi harus dikaji kembali,” tutur Hasriadi.

Hasriadi menambahkan program ini memang akan menghemat biaya. Namun jika ditinjau kembali maka

Siapa Yang Ikut Peksiminas?

dan Program Studi Seni Tari. “Kemarin dalam ketentuan lomba,

kalau kontestan tidak berjumlah tiga, maka tidak akan dilombakan, tetapi mereka dari UKMBS tetap meminta untuk dilombakan.Ya pada akhirnya kita tampilkan, tapi tetap sesuai peraturan bahwa ini tidak dilombakan,” tegas Sri Sulastuti pengurus Badan Pembina Seni Mahasiswa Indonesia (BPMSMI). Namun Sri menyerahkan semua keputusan kepada PR III baik tentang jadi tidaknya dilombakan maupun siapa yang akan berangkat Peksiminas.

“Belum jelas siapa yang akan diberangkatkan ke Peksiminas, namun Ini lahan buat UKM, kalau yang diberangkatkan ke Peksiminas adalah dari Prodi Tari, lalu untuk apa didirikan UKMBS,” ujar Ketua UKMBS Devin Nodestyo.

Mengenai hal ini Nabilla perwakilan dari program studi Seni dan Tari menyerahkan keputusan pada juri. “Terserah aja, lomba ada juri, juri bilang yang berangkat UKM, tapi kenapa waktu pendaftaran boleh daftar,” ujar Nabilla ketika dihubungi melalui telephone seluler.

Sri Sulastuti pun menyangkal jika yang akan dikirim mutlak UKM. “Kita keluar bukan bawa nama UKM, tetapi membawa nama universitas,” tegas Sri.

Pembantu Rektor III mengatakan bahwa pada saat ini belum bisa diumumkan siapa saja yang terjun langsung di Peksiminas. Ketika ditemui di ruangannya Pembantu Rektor III menjelaskan bahwa hal ini menyangkut persoalan anggaran. “Ada keterbatasan dana, karena tidak ada dana dari Pemda, namun di beberapa daerah lain ada bantuan APBD untuk kegiatan Peksiminas. “Tetapi bukan berarti tidak diberangkatkan, tetap masih diusahakan dananya,” tambahnya.

Menanggapi soal siapa yang diberangkatkan ke Peksiminas, Pembantu Rektor III mengatakan bahwa yang akan diberangkatkan ke Pekiminas kemungkinan dari UKMBS. Karena ini sifatnya masih kemungkinan, Sri Sulastuti menegaskan,” Dalam ketentuan rapat di BPSMI ketika technical meeting, siapapun yang menjadi juara, tidak secara otomatis ikut Peksiminas”.=

Oleh M Faza, Faris Yursanto

bahan kimia khusus. Perlombaan tersebut diselenggarakan layaknya sayembara, yang berhasil mencapai pemecahan masalah pada PT Krakatau Still akan keluar sebagai pemenangnya. Ia juga mengantongi juara satu dan dua Nasional dalam perlombaan Industrial Vactori Desain Competition yang diadakan di Universitas Andalas.

Ardy menambahkan di tahun ini Teknik Kimia juga mendapat prestasi dibidang non akademis yakni mendapatkan hibah pengabdian masyarakat dalam program kreativi-tas mahasiswa yang diadakan Direktorat Kementerian Pendidikan Tinggi (Dikti).

Prestasi Baru di Usia TuaOleh Desfi Dian Mustika

Tahun Depan Tak Ada Lagi SNMPTNOleh Yovi Lusiana

banyak negatifnya. Misalnya akan ada penurunan kualitas perguruan tinggi, karena sudah rahasia umum bahwa banyak terjadi kebocoran soal. Dan sekolah yang jujur akan kalah bersaing dengan sekolah yang melakukan kecurangan.

“Tidak hanya itu jika rencana ini benar-benar teralisasi kasihan calon mahasiswa dua tahun sebelumnya karena yang biasa mengikuti SNMPTN berarti hanya yang baru lulus saja,” ujarnya. Tanggapan dari calon mahasiswa pun beragam ada yang pro dan ada yang kontra. Erlin Tasya lulusan SMA Negeri 1 Talang Padang ini mengatakan

jika SNMPTN tak lagi diadakan bearti membawa keuntungan bagi yang ingin masuk perguruan tinggi. Dengan begitu mahasiswa bisa masuk mudah karena nilai UN biasanya lebih tinggi dari nilai SNMPTN.

Tapi ia setuju dengan pendapat Hasriadi yang mengatakan jika nilai UN yang digunakan maka kualitas perguruan tinggi akan turun. Ia juga membenarkan bahwa Ujian Nasional tak semuanya murni banyak terjadi kebocoran soal ujian.

Silviameditasari (Agribisnis ‘11) juga menyayangkan jika SNMPTN benar-benar dihapuskan maka tak adil bagi siswa yang berada di daerah terpencil karena nilai mereka kalah dengan sekolah yang berada di kota. =

FKIP-Tek: Untuk menimalisir kesalahan pada pembuatan jurnal maka Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) akan menerbitkan jurnal ilmiah pada bulan Juli ini. Selaku Pembantu Dekan I, M Toha B Sampoerna Jaya menyarankan pada mahasiswa yang telah mengikuti ujian komphrensip untuk membuat jurnal minimal 10 hingga 15 halaman.

Namun kewajiban membuat jurnal ini hanya berlaku untuk mahasiswa

yang akan ujian komphrensif bulan Mei, sedangkan bulan april kebawah tidak. “Jadi untuk semua mahasiswa yang mau ujian, harus menyerahkan jurnal dalam bentuk cetak maupun online,” tegas Toha.

Yulia Febtiana mengatakan tidak ada masalah baginya untuk mengerjakan jurnal sebelum ujian komphrensif. “Selagi itu gak bikin ribet mahasiswanya biasa aja kan jurnal tinggal ringkas skripsi kita aja, ujarnya”.=

FKIP Terbitkan Jurnal Duluan

Oleh Faris Yursanto

Disisi lain Ardy pun menyesalkan sulitnya mendapat anggaran dari rektorat untuk mengikuti perlombaan. Padahal ia mengikuti lomba juga untuk mengangkat nama Unila. Ardy berharap kedepannya ada anggaran dana dari rektorat, karena ini juga mengangkat nama baik Unila.

Tak hanya itu hambatan dalam mengikuti lomba juga dikeluhkan oleh Sekertaris Jurusan Teknik Kimia, Heri Rustam Aji, Ia menyesal kan event pertama yang sebenarnya terbuka bagi mahasiswa Teknik Kimia ternyata sepi peminat. “Padahal semangat saja sudah menjadi sebuah kebanggaan,” kata dosen pembimbing perlombaan ini. Heri juga menerangkan Teknik Kimia selama ini belum familiar dikalangan masyarakat. Padahal kebutuhan tenaga kerja banyak, baik di Indonesia maupun luar negeri.=

Capoeira. Seorang Jogar sebutan bagi pemain Capoeira sedang beraksi. Keunikan beladiri ini adalah gerakan yang dipadukan dengan tabuhan musik samba. Olahraga beladiri yang berasal dari Brazil ini mulai terbentuk akhir 2011 dan rutin berlatih di halaman belakang rektorat. Foto dibidik (30/5).

Foto Rudiyansyah

Foto Desfi Dian MustikaRSP. Hasil Pembangunan Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Unila Tahap 1 hanya menghasilkan tiang�tiang pondasi. Sementara pembangunan dihentikan dan masih dalam proses penyelidikan kemana larinya uang bernilai Rp.52.892.862.000 ini. Foto dibidik (4/6).

Page 4: Tabloid Teknokra 122

No. 122 Tahun XII Trimingguan Edisi 24 Mei-28 Juni 20124 Kampus Ikam

iklan

Unila-Tek: Rehabilitas kolam renang pada tahun 2010 lalu ternyata tak membuat perubahan yang berarti. Begitu juga dengan kenaikan tarif masuk. Kolam renang Unila terkesan tak terawat.

Hal itulah yang dikemukakan oleh, Ade M salah satu alumnus program studi kedokteran 2005. “Sejak tahun saya masuk, tidak peningkatan sama sekali dari fasilitas yang ada di kolam renang Unila ini, bahkan banyak terdapat penurunan kualitas terutama di ruang bilas

Unila-Tek: Kerumunan orang mera-maikan pelataran Museum Lampung pada malam hari (22/5). Tampak wajah tegang diraut muka pengun-jung saat panitia akan membacakan pengumuman kejuaraan Simphony Lampung Choir & Solo Competition yang diadakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Paduan Suara Mahasiswa (PSM).

Hendra Wijaya Ketua Pelaksana mengatakan acara ini merupakan rangkaian dari ulang tahun PSM yang ke-9 dan berlangsung selama sepuluh hari. Ia menambahkan

Unila-Tek: Unila meraih kemenangan dalam Liga Medika yang diadakan Universitas Indonesia, pada (12/05). Acara yang diikuti oleh dua belas tim basket seluruh Indonesia ini diselenggarakan pada 4�12 Mei ini.

Ketika melawan tim dari Universitas Moestopo Jakarta, Unila menang dengan skor 32�28. Atas kemenangan dibabak pertama mengantar Unila ke babak selanjutnya dengan melawan Universitas Indonesia. Unila menang telak ketika melawan UI dengan skor 2�68. Babak selanjutnya pun dititi oleh Unila melawan Universitas Atmadjaya Jakarta namun karena kelelahan dan kurangnya persiapan Unila kalah. Meskipun kalah Unila tetap membawa pulang Juara III.

Menurut Kapten Basket Rosdiana Siburian, tim Unila melakukan persiapan perlombaan selama dua bulan. Pemilihan anggota tim dilakukan oleh Fakultas Kedokteran ’09 berdasarkan anak�anak yang berprestasi dalam basket. Pelatih basket mereka adalah Pelatih Fist tim buat Deteksi Basket League Lampung.=

Unila-Tek: Kini Futsal berwajah baru, mereka telah menjadi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang terpisah dengan Sepak Bola. Unila, namun karena pendanaan kurang ketika ada salah satu perlombaan ataupun dan ada beberapa masalah maka terbagilah menjadi dua UKM Futsal dan UKM Sepakbola.

Sebenarnya UKM ini berdiri pada 4 April 2011, namun karena masih kekurangan sumber daya manusia maka baru terbentuk secara nyata 4 Mei 2012. Dan pada saat itupun sekaligus terbentuk juga struktur kepengurusan yang terdiri dari Ketua Umum, Sekretaris Umum, Bendahara Umum dan bagian Divisi. UKM yang berlatih setiap hari Senin, Rabu dan Jumat di lapangan Futsal PGSD di jalan Ratulangi ini dibina oleh Madi Lartono

Meski masih baru UKM ini telah mengikuti dua kejuaraan tingkat nasional dan telah menghasilkan beberapa penghargaan di beberapa kompetisi lokal wilayah Lampung. “Harapan saya dengan terbentuknya UKM futsal ini supaya universitas kita lebih dikenal di Universitas lain dan PSSI,” ujar Henri.=

Kolam Renang Tak TerawatOleh Farhan Kurnia Mayendri

yang terkesan tidak diurus, bau dan tempat tutupnya juga tidak ada saat salin pakaian,” tuturnya. Ade menyarankan kolam renang unila membutuhkan peningkatan fasilitas, misalnya water boom.

Serupa dengan Ade, Luqvi Rizki Syahputra mahasiswa Teknik Elektro mengeluhkan lamanya jadwal pergantian air sehingga kolam renang banyak tumpukan kaporit. Ia pun menyarankan agar pergantian air di kolam berkisar 2-3 hari sekali.

Mahasiswa angkatan 2009 ini pun mengeluhkan kualitas tempat

Simphnony Lampung Choir & Solo CompetitionOleh Veny Purnamasari

dalam perlombaan ini terdapat dua kategori, yaitu Solo Song dan Paduan suara.

Dita Anggraini, selaku panitia mengatakan peserta solo song berjumlah 70 orang sedangkan paduan suara diikuti oleh 8 kelompok Paduan Suara, yakni dari SMA Negeri 1 Natar, SMA Negeri 1 Tumijajar, SMA Al-kautsar, SMA Negeri 2 Bandar Lampung, Xaverius Pringsewu, Perintis 2, YP Unila, dan Poltekes Kemenkes Tanjung Karang.

Para peserta ini nantinya akan

dinilai oleh para juri yang sangat berkompeten dibidangnya. Tim juri ini terdiri dari tiga orang pada tiap kategori, yang kemudian penilaiannya akan diberikan dalam bentuk angka. Penilaian-penilaian itu mencangkup beberapa aspek Materi Suara, Teknik Vokal dan Intonasi, Artikulasi dan Ekspresi, Aransemen, Musikalitas dan Interpretasi, serta Impresi Artistik secara keseluruhan dan kesesuai dengan partitur.

Hendra pun menambahkan kegiat an tak hanya terhenti saat ini namun PSM akan mengadakan acara selanjutnya. Di bulan Agustus mendatang PSM akan mengikuti Festival Bali International Choir Competition dan akan mengikuti Pesta Paduan Suara Gerejawi Mahasiswa (Pesparama) yang akan diselenggarakan pada bulan Oktober mendatang di Ambon.=

UKM Basket Unila Juara III di UI

Wajah Baru FutsalOleh M Faza Pandunegoro

Oleh Yovi Lusiana

bilas dan wc yang sejak awal ia menjadi mahasiswa baru belum juga diperbaiki. Padahal telah mengalami kerusakan. Menurutnya jika kolam renang tetap tak ada peningkatan kualitas maka yang akan malu Unila sendiri.

Ia mengharapkan adanya perbaikan kolam renang, karena pengunjungnya bukan hanya Mahasiswa Unila tetapi juga khalayak umum.

Hingga tiga kali konfirmasi petugas kolam renang tak bersedia diwawancarai dengan alasan takut salah bicara.=

PSM

Posko pendaftaran SNMPTN online di Unila sangat membantu calon pendaftar SNMPTN, Rabu (20/05). Posko ini dibuka sejak 10�31 Mei 2012. Peningkatan posko terlihat sejak satu minggu terakhir sebelum kelulusan SMA/SMK diumumkan. Para calon pendaftar dapat membuka situs www.snmptn.ac.id.

Foto Novalinda Silviana

Foto Desfi Dian Mustika

Tak digunakan Lagi. Sejak

handphone tak lagi menjadi

barang mewah. Telepon

umum mulai ditinggalkan.

Begitu juga dengan telepon

umum yang tak jauh dari bunderan air

mancur Unila. Dua telepon koin

gagangnya hilang dan satunya tak bisa digunakan.

Foto dibidik (3/6).

Page 5: Tabloid Teknokra 122

Lintas Fakultas No. 122 Tahun XII Trimingguan Edisi 24 Mei-28 Juni 2012 5

FKIP- Tek: Mahasiswa Jurusan Seni Tari mengalami kesulitan dalam membuat skripsi karena minimnya persediaan buku di perpustakaan. Indra Bulan misalnya, untuk mendapatkan untuk mendapatkan referensi ia harus pergi mencari ke Perpustakaan Daerah, Taman Budaya dan Museum Lampung.

”Buku tentang seni di perpustakaan Unila tidak ada, khusunya untuk seni Daerah Lampung, yang ada hanya mengenai pendidikan, “ keluh Mahasiswa Pendidikan Seni Tari.

Bahkan tak jarang mahasiswa angkatan 2008 ini harus meminjam buku hingga ke Yogyakarta melalui dosen yang sedang melanjukan kuliah di Universitas Gajah Mada, dan Institut Seni Indonesia. ”Saya sampai menghubungi dosen yang sedang kuliah disana minta tolong dicarikan buku seni, karena disana lebih lengkap kemudian bukunya dikirim dengan paket,” tutur Bulan.

Tidak hanya kesulitan dalam mencari buku, Bulan juga kesulitan dalam mendapatkan jurnal tentang seni. Selama ini ia mendapatkan jurnal-jurnal dari internet. Meskipun mengeluhkan minimnya referensi namun Bulan belum mengadu ke universitas. Ia berharap agar buku tentang seni ada di perpustakaan Unila. “Dan kalau pun meminjam buku ke Perpustakaan Daerah itu hanya sebagai tambahan saja,” ujar Bulan.

Hal senada juga diutarakan Stephanie Eka, ia mengeluhkan tidak tersedianya buku seni, khususnya seni tari daerah Lampung. Mahasiswa angkatan 2008 ini kebingungan ketika akan menyusun skripsi karena tidak memiliki referensi. Ia sudah mencari ke Perpustakaan Unila tetapi tidak ada. Sehingga ia harus meminta meminta tolong mencarikan referensi kepada temannya yang kuliah di Institut Seni Indonesia.

Kepala Perpustakaan Unila, Sugiyanta membenarkan bahwa persediaan buku untuk Seni Tari tidak ada. Hal ini dikarenakan kekurangan literatur yang dibutuhkan masing-masing jurusan. Saat ini Perpustakaan Unila hanya sekitar dua puluh lima ribu judul

FISIP-Tek: University of Kentucky dari United States of American (USA) mengunjungi Universitas Lampung (31/5). Diwakili oleh DR. Ong Do Kim untuk mendiskusikan public enterprise atau lebih dikenal dengan perusahaan publik. Menurut Kim, Public enterprise yang ada di Indonesia sering terjadi Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). KKN ini banyak dilakukan oleh pejabat nakal yang Kim sebut sebagai Collar White Crime atau kriminalitas.

Ia menuturkan, collar white crime di Indonesia dapat diberantas. “Yes, absolutely!”, tegas Kim yang yakin kepada generasi muda Indonesia yang penuh dengan fighting spirit tinggi. Kim menyarankan agar permasalahan public enterprise di Indonesia diselesaikan melalui pendekatan kepada birokrat serta generasi muda secara ‘one by one’.=

Fighting Spirit Berantas KKN

Seni Tari Minim ReferensiOleh Jenni Ayuningtyas

buku yang dimiliki. Sementara jumlah mahasiswanya juga dua puluh lima ribu perbandingannya satu berbanding satu. Perbandingan tersebut tidaklah ideal, idealnya adalah satu berbanding dua puluh.

Sugiyanta mengatakan pihaknya sudah melakukan berbagai upaya dalam pengadaan buku di setiap tahunnya. Tetapi terkendala oleh dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang tak kunjung cair. Sehingga pengadaan buku terhambat.

Dari tahun 2009 hingga 2011 pihak perpustakaan selalu mengusulkan dana APBN setiap tahunnya, tetapi tidak lolos. Untuk tahun 2012 ini kami akan mengajukan kembali dana APBN yang mulai di ajukan pada bulan Agustus.

Sugiyanta juga sudah menyebar katalog kepada setiap fakultas untuk mendata buku apa saja yang diperlukan sesuai bidang keilmuan masing-masing. Kemudian data buku-buku yang diajukan tersebut direkap dan di total dana yang dibutuhkan. Namun hanya 50% katalog yang kembali. “Untuk katalog yang tidak kembali pihak perpustakaan yang akan menyeleksi,” ungkapnya. Sugiyanta juga berharap

agar dosen, mahasiswa, dan karyawan dapat berkejasama dengan baik. Dan yang memiliki literature dapat segera mengajukan kepadanya untuk mempermudah dalam pengadaan buku.

Ditemui di rumahnya (29/5) Hasyim Kan MA mengatakan dosen memang memiliki banyak buku tetapi seharusnya Unila dapat membiayai dan memperbanyak buku tersebut agar sampai kepada mahasiswa. “Saya memiliki buku seni daerah yang bagus, buku itu ditulis oleh orang Australia yang meneliti kebudayaan di Lampung,” ujar Hasyim.

Menurutnya wajar jika pendidikan karakter dan kearifan local kini tergerus karena memang minimnya referensi mengenai Budaya Lampung di Unila sendiri. Dosen yang juga sedang melakukan penelitian terhadap Kebudayaan Lampung ini, mengatakan selama ini katalog tidak sampai pada Dosen Program Seni Tari. Ia juga belum pernah mengajukan literatur.

Ia juga merasa Unila menganak tirikan program seni tari. Misalnya saja program studi kedokteran kini sudah menjadi fakultas dan dibuatkan rumah sakit. Sedangkan pendidikan seni tari referensi saja minim apalagi tempat pementasan tari. Padahal kelahirannya saja hampir sama.

Hasyim berharap ada kepedulian dari Unila bukan hanya untuk program senii tari namun juga pelestarian budaya Lampung.=

FP-Tek: Tujuh ratus lima puluh mahasiswa pertanian seluruh dekan dan Kepala Program Studi FP makan ayam dan telur bersama di Aula A Fakultas Pertanian. I Nyoman Ari (Peternakan 2009) salah satu panitia kegiatan mengatakan disediakan 1000 potong ayam dan 10 peti telur ayam untuk kegiatan ini.

Ir. Syahrio Tantalo, Pembantu Dekan III Fakultas Pertanian menerangkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memerangi gizi buruk di Indonesia, dan menyebarluaskan informasi tentang manfaat protein hewani kepada mahasiswa,

Menurut Panca Putra ketua pelaksana kegiatan sekaligus koordinator duta mahasiswa Fakultas Pertanian, acara ini selain bekerja sama dengan PINTAR, mereka juga bekerja sama dengan Asosiasi Obat Hewan Indonesia

Lahap 1000 Ayam Bersama FP

(ASOHI) dan Perkumpulan Dokter Hewan Indonesia (PDHI). Panca mengatakan, kegiatan ini merupakan kegiatan yang wajib dilakukan kembali. “Ya, untuk memunculkan kontribusi dari jurusan juga,” katanya.

Kegiatan ini diselingi dengan sesi diskusi panel tentang memerangi gizi buruk di Indonesia yang disampaikan oleh Uki Basuki dari PINTAR, dan penyampaian materi tentang ayam dan telur sebagai sumber protein hewani oleh Santoso Adhi dari Dinas Kesehatan Provinsi Lampung.

Diskusi panel ditutup dengan motivasi yang disampaikan oleh Ir. Agus Wahyudi. Menurut Syahrio, alasan mereka menghadirkan seorang motivator adalah untuk memotivasi para mahasiswa bahwa dalam meraih kesuksesan, mahasiswa perlu berorganisasi.=

Oleh Fitri Wahyuningsih

FP-Tek: Kuliah Umum yang dilaksanakan di Gedung Aula Fakultas Pertanian (FP) Universitas Lampung (Unila), 25 Mei 2012 membahas tentang Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya dan Perekonomian Pesisir. Kuliah ini merupakan rangkaian acara kegiatan Aquaculture Expo III yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Budidaya Perairan Unila (HIDRILA) FP Unila. Guru besar fakultas perikanan dan ilmu kelautan asal Institut Pertanian Bogor ( IPB) yang juga penasehat menteri kelautan dan perikanan RI, yaitu Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS menyampaikan materinya selama dua jam.

Dalam kuliahnya tersebut, Rokhim menyampaikan fakta banyaknya penduduk miskin di Indonesia versi bank dunia yang mencapai 117 juta orang atau sekitar 47% total penduduk Indonesia. Ini artinya hampir 50% penduduk Indonesia hidup dalam kemiskinan. Menurutnya, banyaknya penduduk miskin yang ada di Indonesia makin tak diimbangi dengan pendapatan orang kaya.

Menurut Rokhim tingginya angka kemiskinan yang ada di Indonesia seharusnya dapat diatasi. Apalagi Indonesia memiliki semua potensi untuk menjadi bangsa besar yang maju dan makmur, yaitu banyaknya kekayaan alam yang beragam dan besar, serta jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 240 juta jiwa. Jumlah ini merupakan potensi pasar domestik dan human capital yang sangat besar. Selain itu, posisi

Kreativitas dan Inovasi Itu Tak Terbatas

geoekonomi Indonesia juga sangat strategis. Fakta menunjukkan 45% dari seluruh produk dan komoditas perdagangan global dengan nilai US$ 1.500 triliun/tahun ditransportasikan melalui laut Indonesia.

Lebih lanjut laki-laki yang juga Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia menjelaskan penyebab ketertinggalan Indonesia adalah karena pertumbuhan ekonomi di Indonesia sebagian besar dari sektor konsumsi, keuangan, dan sektor non-tradable. Sektor yang dapat meningkatkan perekonomian, yaitu sektor riil tradable (kelautan dan perikanan, pertanian, kehutanan, ESDM, pariwisata, ICT, dan industri manufaktur) tak berkembang secara optimal. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi tidak berkualitas dan pengangguran membludak.

Selain itu, daya saing ekonomi nasional masih lemah, liberalisasi perdagangan dibuka sebebas-bebasnya (ACFTA) sehingga, terjadi deindustrialisasi, PHK, neraca perdagangan negatif, dan dominasi kepemilikan asing di sektor keuangan, telkom, pertambangan, dan perkebunan. Cara efektif untuk mengatasi masalah ini menurut Rokhim adalah optimalisasi ekonomi berbasis SDA (kelautan dan perikanan, pertanian, kehutanan, ESDM, dan pariwisata). Sektor ini merupakan keunggulan komparatif (comparative advantage) yang relatif mudah dan cepat untuk ditransformasi menjadi keunggulan kompetitif Indonesia (Blue Ocean Strategy).

Diakhir kuliah umum tersebut,

Oleh Farhan Kurnia MayendriRokhim menghimbau agar sektor SDA dapat diolah dengan kreatif dan inovatif serta dapat lebih tingkatkan untuk masa yang akan datang. Menurutnya, sumber daya alam memang terbatas, namun kreativitas dan inovasi tidak terbatas. Ia juga menyampaikan beberapa kata-kata inspiratif dari beberapa tokoh dunia, diantaranya “Effective management of natural resource development means equipping managers with the best understanding and tools that science and technology can provide”. Rilis=

Sampah Berserakan. Tumpukan sampah bekas kegiatan berserakan di samping gedung FH. Foto dibidik (2/6).

Foto Fitri Wahyuningsih

No. 122 Tahun XII Trimingguan Edisi 24 Mei-28 Juni 20124 Kampus Ikam

iklan

Unila-Tek: Rehabilitas kolam renang pada tahun 2010 lalu ternyata tak membuat perubahan yang berarti. Begitu juga dengan kenaikan tarif masuk. Kolam renang Unila terkesan tak terawat.

Hal itulah yang dikemukakan oleh, Ade M salah satu alumnus program studi kedokteran 2005. “Sejak tahun saya masuk, tidak peningkatan sama sekali dari fasilitas yang ada di kolam renang Unila ini, bahkan banyak terdapat penurunan kualitas terutama di ruang bilas

Unila-Tek: Kerumunan orang mera-maikan pelataran Museum Lampung pada malam hari (22/5). Tampak wajah tegang diraut muka pengun-jung saat panitia akan membacakan pengumuman kejuaraan Simphony Lampung Choir & Solo Competition yang diadakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Paduan Suara Mahasiswa (PSM).

Hendra Wijaya Ketua Pelaksana mengatakan acara ini merupakan rangkaian dari ulang tahun PSM yang ke-9 dan berlangsung selama sepuluh hari. Ia menambahkan

Unila-Tek: Unila meraih kemenangan dalam Liga Medika yang diadakan Universitas Indonesia, pada (12/05). Acara yang diikuti oleh dua belas tim basket seluruh Indonesia ini diselenggarakan pada 4�12 Mei ini.

Ketika melawan tim dari Universitas Moestopo Jakarta, Unila menang dengan skor 32�28. Atas kemenangan dibabak pertama mengantar Unila ke babak selanjutnya dengan melawan Universitas Indonesia. Unila menang telak ketika melawan UI dengan skor 2�68. Babak selanjutnya pun dititi oleh Unila melawan Universitas Atmadjaya Jakarta namun karena kelelahan dan kurangnya persiapan Unila kalah. Meskipun kalah Unila tetap membawa pulang Juara III.

Menurut Kapten Basket Rosdiana Siburian, tim Unila melakukan persiapan perlombaan selama dua bulan. Pemilihan anggota tim dilakukan oleh Fakultas Kedokteran ’09 berdasarkan anak�anak yang berprestasi dalam basket. Pelatih basket mereka adalah Pelatih Fist tim buat Deteksi Basket League Lampung.=

Unila-Tek: Kini Futsal berwajah baru, mereka telah menjadi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang terpisah dengan Sepak Bola. Unila, namun karena pendanaan kurang ketika ada salah satu perlombaan ataupun dan ada beberapa masalah maka terbagilah menjadi dua UKM Futsal dan UKM Sepakbola.

Sebenarnya UKM ini berdiri pada 4 April 2011, namun karena masih kekurangan sumber daya manusia maka baru terbentuk secara nyata 4 Mei 2012. Dan pada saat itupun sekaligus terbentuk juga struktur kepengurusan yang terdiri dari Ketua Umum, Sekretaris Umum, Bendahara Umum dan bagian Divisi. UKM yang berlatih setiap hari Senin, Rabu dan Jumat di lapangan Futsal PGSD di jalan Ratulangi ini dibina oleh Madi Lartono

Meski masih baru UKM ini telah mengikuti dua kejuaraan tingkat nasional dan telah menghasilkan beberapa penghargaan di beberapa kompetisi lokal wilayah Lampung. “Harapan saya dengan terbentuknya UKM futsal ini supaya universitas kita lebih dikenal di Universitas lain dan PSSI,” ujar Henri.=

Kolam Renang Tak TerawatOleh Farhan Kurnia Mayendri

yang terkesan tidak diurus, bau dan tempat tutupnya juga tidak ada saat salin pakaian,” tuturnya. Ade menyarankan kolam renang unila membutuhkan peningkatan fasilitas, misalnya water boom.

Serupa dengan Ade, Luqvi Rizki Syahputra mahasiswa Teknik Elektro mengeluhkan lamanya jadwal pergantian air sehingga kolam renang banyak tumpukan kaporit. Ia pun menyarankan agar pergantian air di kolam berkisar 2-3 hari sekali.

Mahasiswa angkatan 2009 ini pun mengeluhkan kualitas tempat

Simphnony Lampung Choir & Solo CompetitionOleh Veny Purnamasari

dalam perlombaan ini terdapat dua kategori, yaitu Solo Song dan Paduan suara.

Dita Anggraini, selaku panitia mengatakan peserta solo song berjumlah 70 orang sedangkan paduan suara diikuti oleh 8 kelompok Paduan Suara, yakni dari SMA Negeri 1 Natar, SMA Negeri 1 Tumijajar, SMA Al-kautsar, SMA Negeri 2 Bandar Lampung, Xaverius Pringsewu, Perintis 2, YP Unila, dan Poltekes Kemenkes Tanjung Karang.

Para peserta ini nantinya akan

dinilai oleh para juri yang sangat berkompeten dibidangnya. Tim juri ini terdiri dari tiga orang pada tiap kategori, yang kemudian penilaiannya akan diberikan dalam bentuk angka. Penilaian-penilaian itu mencangkup beberapa aspek Materi Suara, Teknik Vokal dan Intonasi, Artikulasi dan Ekspresi, Aransemen, Musikalitas dan Interpretasi, serta Impresi Artistik secara keseluruhan dan kesesuai dengan partitur.

Hendra pun menambahkan kegiat an tak hanya terhenti saat ini namun PSM akan mengadakan acara selanjutnya. Di bulan Agustus mendatang PSM akan mengikuti Festival Bali International Choir Competition dan akan mengikuti Pesta Paduan Suara Gerejawi Mahasiswa (Pesparama) yang akan diselenggarakan pada bulan Oktober mendatang di Ambon.=

UKM Basket Unila Juara III di UI

Wajah Baru FutsalOleh M Faza Pandunegoro

Oleh Yovi Lusiana

bilas dan wc yang sejak awal ia menjadi mahasiswa baru belum juga diperbaiki. Padahal telah mengalami kerusakan. Menurutnya jika kolam renang tetap tak ada peningkatan kualitas maka yang akan malu Unila sendiri.

Ia mengharapkan adanya perbaikan kolam renang, karena pengunjungnya bukan hanya Mahasiswa Unila tetapi juga khalayak umum.

Hingga tiga kali konfirmasi petugas kolam renang tak bersedia diwawancarai dengan alasan takut salah bicara.=

PSM

Posko pendaftaran SNMPTN online di Unila sangat membantu calon pendaftar SNMPTN, Rabu (20/05). Posko ini dibuka sejak 10�31 Mei 2012. Peningkatan posko terlihat sejak satu minggu terakhir sebelum kelulusan SMA/SMK diumumkan. Para calon pendaftar dapat membuka situs www.snmptn.ac.id.

Foto Novalinda Silviana

Foto Desfi Dian Mustika

Tak digunakan Lagi. Sejak

handphone tak lagi menjadi

barang mewah. Telepon

umum mulai ditinggalkan.

Begitu juga dengan telepon

umum yang tak jauh dari bunderan air

mancur Unila. Dua telepon koin

gagangnya hilang dan satunya tak bisa digunakan.

Foto dibidik (3/6).

Page 6: Tabloid Teknokra 122

Info Teknologi No. 122 Tahun XII Trimingguan Edisi 24 Mei-28 Juni 2012 7

diisi dengan arang aktif kemudian diletakkan di atas filter kendaraan. Arang aktif ini berfungsi sebagai penyerap atau adsorben uap air dan Nitrogen dari udara.

Dalam proses pembakaran ter-dapat 3 komponen utama yaitu bahan bakar, udara, dan panas awal. Berdasarkan data penelitian Rahmat dan rekan-rekannya, dalam udara terkandung oksigen kira-kira sebanyak 21%, nitrogen sebanyak 78%, dan gas lain sebanyak 1%. Sedangkan untuk melakukan pem-bakaran yang baik, hanya dibutuhkan gas O2 (oksigen).

Jika dalam pembakaran terdapat gas Nitrogen dan uap air, maka jumlah panas awal yang didapat oleh oksigen lebih sedikit sehingga pembakaran menjadi tidak sempurna. Selain itu, reaksi gas nitrogen dan uap air dapat menurunkan efisiensi pembakaran atau prestasi mesin. Emas hitam ini berfungsi untuk menaikkan efisiensi pembakaran dan prestasi mesin sehingga dapat mengurangi polusi yang dihasilkan oleh kendaraan.

Secara mekanik dapat dijelaskan bahwa udara yang masuk melalui filter akan menabrak lapisan emas hitam yang tadi sudah diletak-kan di atas filter. Emas hitam ini kemudian mereduksi atau menurun kan kadar H2O yang ikut masuk melalui udara. Sehingga jumlah kandungan O2 udara yang masuk lebih banyak dibandingkan dengan tidak menggunakan emas hitam. Jika jumlah oksigen dalam pembakaran kurang, maka pem-bakaran akan menghasilkan gas CO (karbonmonoksida) yang ber-sifat racun. Juga akan menghasilkan gas Hidrokarbon (HC) dan

nitro dioksida (NO2) yang dapat mencemari lingkungan. Sedangkan jika pembakaran dilakukan dengan oksigen yang cukup, maka hasil pembakaran adalah CO2 dan H2O atau hasil pembakaran lebih sempurna.

Dalam penggunaannya, alat ini mampu menghemat energi hingga 42% pada kecepatan 40 km/jam secara konstan. Sedangkan jika berkendara dengan kecepatan 60 km/jam, dapat menghemat energi hingga 39%. Selain itu, alat ini juga dapat menurunkan emisi gas buang seperti gas karbonmonoksida (CO) sebesar 14-30% dan gas hidrokarbon (HC) sebesar 28-52 %. Jadi, selain dapat menghemat bahan bakar, alat ini juga ramah lingkungan.

Selain digunakan untuk sepeda motor, alat ini juga dapat diterapkan pada mesin diesel. Sama halnya dengan penerapan terhadap sepeda motor, pada mesin diesel, alat ini juga dipasang pada tempat biasa udara masuk ke dalam mesin. Dalam penerapan terhadap mesin diesel, alat ini mampu menghemat bahan bakar hingga 20%.

Meskipun alat ini sangat membantu untuk menghemat BBM, tetapi alat ini hanya mampu bertahan untuk berkendara hingga 500 km saja. Ir. Herry Wardono pun menyayangkan akan hal ini. Beliau berharap agar dapat dilakukan penelitian lebih lanjut, hingga masa pakainya bisa lebih lama atau bahkan tanpa batas. Meskipun begitu, emas hitam tersebut tetap dapat digunakan lagi dengan cara mengaktivasi ulang alat tersebut. Cara aktivasi ulangnya pun mudah, hanya dengan memanaskan atau mengoven alat tersebut kembali selama satu jam. Sama dengan

aktivasi emas hitam saat pertama kali akan digunakan.

Satu hal lagi yang perlu diperhatikan dalam pemasangan emas hitam pada filter kendaraan. Emas hitam ini dipasang di atas filter kendaraan agar tidak langsung mengotori mesin jika terjadi pengikisan pada tablet emas hitam penghemat BBM ini. Selain berharap agar alat ini dapat memiliki umur pakai yang lebih panjang, Herry juga berharap bahwa alat ini dapat dibuat dalam bentuk kain dan tidak mengalami pengikisan, sehingga tidak ada kemungkinan mengotori mesin.

Menurut Rahmat, emas hitam ini sudah dipublikasikan di siakad, okezone.com, dan TVRI. Sebelumnya, emas hitam telah men-juarai beberapa perlombaan. Yang pertama, menjadi juara pertama pada LPP TVRI Lampung dalam program Sang Penemu. Kemudian menjadi juara harapan kedua LPP TVRI Jakarta dalam program yang sama, dan menjadi juara pertama pada perlombaan yang diadakan oleh Badan Perencanaan dan Pem-bangunan Daerah (Bapeda) Provinsi Lampung pada tahun 2011.

Rahmat juga mengaku dirinya sudah memakai emas hitam peng-hemat BBM ini sejak Agustus tahun lalu. Baginya tidak ada masalah dengan permasalahan BBM yang saat ini sedang hangat dibicarakan di Indonesia.

Setelah sempat mengalami kendala dalam menumpuk arang sekam, akhinya Rahmat dan rekan-rekannya dapat menikmati hasil penelitian mereka dengan harapan alat temuan mereka ini dapat berguna untuk masyarakat dan mendapat pengakuan legal atau hak cipta.=

Emas BBMSulap Limbah Jadi

Oleh Fitri Wahyuningsih

Grafi

s Fitr

i Wah

yuni

ngsih

Polusi udara barangkali sudah menjadi rahasia umum di Indonesia. Di kota-kota

besar, jalanan selalu padat dengan kendaraan umum maupun pribadi. Asap tebal kendaraan kerap dijumpai. Dan polusi udara pun menjadi tak terkendali.

Antrian panjang kendaraan kerap terjadi di SPBU Indonesia. Tingginya pemakaian BBM oleh industri dan masyarakat mengakibatkan ter-jadinya krisis energi. Hemat dalam menggunakan bahan bakar ini menjadi satu hal yang diwajibakan pemerintah. Tapi kenyataannya sulit untuk berhemat dengan cara tidak menggunakan bahan bakar tersebut.

Hal inilah yang memicu Rahmat Afrizal Siregar (Teknik Mesin ‘05) beserta ketiga rekannya, Dimas Rilham (Teknik Mesin ‘06), Prima Kumbara (Teknik Mesin ‘06), dan M. Tito Riko R (Teknik Mesin ‘05) muncul sebagai penemu alat penghemat BBM. Alat ini dinamai Emas Hitam Penghemat BBM asal Provinsi Lampung.

Menurut Rahmat, ide untuk membuat alat ini berasal dari dosen pembimbingnya, Herry Wardono yang diambil dari skripsinya yang berjudul Pengaruh Penggunaan Arang Sekam Padi Sebagai Adsorben Udara Pembakaran Terhadap Prestasi Sepeda Motor Bensin 4 Langkah, yang kemudian ditambahkan dengan uji emisi kendaraan.

Menurut Herry, penelitian emas hitam penghemat BBM ini merupakan proyek lanjutan dari penelitian Zeolit Alam yang sudah ia lakukan sejak 2003 lalu. Zeolit Alam ini pada dasarnya digunakan untuk menyaring udara dan menghemat bahan bakar. Zeolit merupakan suatu jenis batuan yang digunakan untuk mereduksi atau menurunkan kadar Nitrogen yang ikut masuk dalam proses pembakaran bahan bakar.

Sekam padi, yang digunakan oleh Rahmat dan kawan-kawan dalam penelitiannya, dapat mereduksi kadar uap air yang ikut masuk dalam proses pembakaran.

Kemudian, sejak dua tahun yang lalu, Herry memikirkan untuk membuat emas hitam yang menggunakan sekam padi sebagai bahan dasarnya. Sedangkan Rahmat dan ketiga rekannya memulai penelitian mereka sejak februari 2011 lalu. Dibutuhkan kurang lebih 4 bulan untuk membuat emas hitam penghemat BBM ini.

Dalam proses pembuatannya, Rahmat dan rekan-rekannya hanya mengandalkan dana pribadi dari

tim. Menurut Rahmat, semua bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan alat ini, keberadaannya melimpah di lampung serta mudah didapatkan dan dapat diperbarui. Selain memanfaatkan limbah per-tanian, alat ini juga dibuat untuk mengoptimalkan potensi daerah lampung.

Untuk membuat alat ini Rahmat dan ketiga rekannya memakai sekam padi sebagai bahan utamanya. Namun, sekam padi dapat diganti dengan limbah pertanian lainnya seperti kayu dan bonggol jagung. Sekam pagi tersebut kemudian di-sangrai hingga menjadi arang yang selanjutkan didinginkan. Setelah arang hasil sangrai sekam pagi tadi dingin, proses selanjutnya adalah me numbuknya hingga halus dengan ukuran 100 Mesh (satuan ayakan).

Bubuk arang atau hasil tumbukan arang tadi, kemudian dicampur dengan aquades atau air dan tepung tapioka. Tepung tapioka di sini ber-peran sebagai perekat. Adonan bubuk arang, aquades, dan tepung tapioka kemudian diuleni hingga kalis sebelum akhirnya dicetak.

Adonan tersebut kemudian dicetak dengan menggunakan pipa silinder berongga yang memiliki diameter 10 mm, dan ketebalan 5 mm. Hasil cetakan ini berbentuk tablet hitam, seperti jolang jaling yang kemudian disebut sebagai emas hitam. Kemudian emas hitam tersebut didiamkan dalam suhu ruangan sebelum diaktivasi fisik. Aktivasi ini dilakukan dengan cara dioven selama 1 jam dengan suhu 150oC. Cetakan yang telah diaktivasi atau disebut arang aktif kemudian dimasukkan ke dalam plastik kedap udara agar daya adsorbennya tetap.

Proses pembuatannya dilanjutkan dengan membuat frame atau tempat yang nantinya akan digunakan untuk menyimpan arang aktif ini saat dipasang dalam filter kendaraan. Frame ini dibuat menggunakan kawat streaming dan dibentuk sesuai dengan dimensi filter kendaraan. “Kan setiap kendaraan bentuk filternya berbeda-beda. Jadi harus menyesuaikan bentuknya,” kata Rahmat. Dalam contoh Rahmat, bentuk frame yang digunakan saat uji coba adalah persegi panjang sesuai dengan dimensi filter motor Yamaha Jupiter miliknya.

Selanjutnya arang aktif diletakkan ke dalam frame secara teratur. Dalam setiap frame membutuhkan 15 gram arang aktif. Frame yang telah

Sekam Padi

Sekam PadiDisangrai

Ditumbuk

Cetakan Dipanaskan dengan Oven

Frame (Kawan Streaming) + Tablet

Frame Dipasang ke Filter Bagian Depan Kendaraan

Air, Tepung Tapioka, dan Bubuk Sekam diadon

Adonan Dicetak Berbentuk Tablet dengan

Pipa Cetak

No. 122 Tahun XII Trimingguan Edisi 24 Mei-28 Juni 20126

Oleh Rudiyansyah, Supervisor Yurike Pratiwi S, Enumerator: Novalinda Silviana, Windy Dewi S, Sinta Septiana, Jeni Ayu N, Fitri W, M Faza P, Faris Y, Farhan K

Bagus Wiranata. Mahasiswa Fakultas Hukum ini

pun berkeyakinan pasti lolos seleksi ketika mendaftar beasiswa. Namun mahasiswa angkatan 2010 ini merasa kecewa ketika membaca pengumuman beasiswa yang terpampang dimajalah dinding fakultasnya.

Namanya tak ada. Sedangkan banyak mahasiswa yang mendapatkan beasiswa adalah mereka yang memiliki IPK lebih rendah darinya. Baik beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) maupun Peningkatan Prestasi Akademik (PPA).

Padahal ketika akan mengumpulkan berkas beasiswa, ia sudah mengikuti saran dari salah satu karyawan yang menangani beasiswa di FH untuk beralih ke beasiswa BBM karena pendaftar beasiswa PPA kuotanya telah membludak. Berulang kali ia menanyakan kepada karyawan yang ia lupa namanya untuk memastikan apakah pasti bisa mendapatkan beasiswa. Karyawan itupun mengiyakan.

Namun pupus harapannya, ia pun bingung apa yang salah dari berkasnya. Menurutnya berkasnya telah lengkap syarat-syarat pun telah terpenuhi. IPK 3,90 telah ia kantongi apalagi ia seorang anak yatim dan ibunya hanya seorang pekerja di perkebunan tebu yang gaji tak seberapa.

Nasib sama juga menimpa Budi Apriyanto, mahasiswa Jurusan Manajemen. Ketika duduk disemester empat ia hampir di drop out karena sudah dua semester tak membayar Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP). SPP nya pun berbunga hingga ia hampir memutuskan kuliahnya. “Hampir setahun saya tidak masuk kuliah,” akunya.

Waktu semester dua anak yatim ini berharap mendapatkan beasiswa

Reportase Khusus

Oleh Sinta Septiana

B E A S I S W A Salah Sasaran

berinisiatif mengumpulkan uang guna membayar SPP yang sempat tertunggak. Namun Budi tak bisa bernafas lega untuk memenuhi kebutuhan kuliahnya seperti buku dan transportasi ia harus berkerja serabutan.

Novindri

(Hukum ‘10) pun merasa kecewa dengan sistem penerimaan beasiswa. Ia merasa heran namanya tertera pada mahasiswa yang menerima beasiswa BBM padahal ia mendaftar beasiswa PPA. Mahasiswa yang baru saja pulang dari ajang bergengsi di Jogjakarta untuk mewakili Lampung dalam “Model United Nation” ini pun

heran m e n g a p a untuk pengajuan beasiswa PPA juga harus menyertakan surat keterangan tidak mampu padahal seharusnya syarat itu hanya pada beasiswa BBM.

Yusnia Febrina Sari, mahasiswa D3 Keuangan dan Perbankan merasa diperlakukan tak adil. Dua kali ia mengajukan beasiswa PPA dan dua kali juga ia ditolak. Baginya tak

apa ia ditolak namun mengapa ada mahasiswa yang IPK nya turun tetapi bisa mendapatkan perpanjangan beasiswa PPA, sedangkan PPA itu artinya Peningkatan Prestasi Akademik. “Bukannya berarti Penurunan Prestasi Akademik,” keluhnya.

Handi Alifta Mahendra (Hukum ’09) yang setiap kuliah mengendarai motor “gede” dan Smartphone (red.Blackberry) ini mendapatkan beasiswa BBM. Awalnya ia ingin mengajukan beasiswa PPA karena ia termasuk mahasiswa berprestasi dan aktif dalam kegiatan mahasiswa dan IPK terakhir 3,44.

Namun karena maraknya kecurangan yang terjadi pada pendaftaran beasiswa PPA maka ia mengalihkan mendaftar ke beasiswa BBM. Ia melakukan hal tersebut atas saran dari seniornya yang mengatakan pendaftar PPA sangat banyak jadi kemungkinan besar tak akan lolos. “Karena BBM pasti dapet yang daftar itu dikit jadi kemungkinan lolos,”akunya. Ia pun kecewa dengan PPA karena yang menerima ternyata yang memiliki IPK lebih rendah darinya.

Kasubag Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi, Darmaputra

mengungkapkan pernyataan yang sama dengan Rusmiadi Kasubag Hukum, namun, sedikit perbedaan, dimana Darmaputra melakukan sistem ranking IPK dalam penerimaan beasiswa PPA.

“Dan

apabila ada IPK yang nilainya sama maka kami melakukan pertimbangan lain dengan melihat jumlah tanggungan, gaji orang tua serta pekerjaannya. Namun

hal seperti ini jarang terjadi,” jelasnya ketika ditemui dirungannya. Sedangkan untuk beasiswa BBM selalu diprioritaskan untuk mahasiswa yang benar-benar membutuhkan.

“BBM itu kan bantuan belajar mahasiswa jadi untuk mahasiswa yang IPK nya memenuhi syarat, serta berkasnya lengkap, dan dari data tanggungan orang tua, pengahasilan, serta pekerjaan termasuk berhak untuk mendapatkan beasiswa maka itu yang di prioritaskan,” tambah Darma.

Ia pun heran mengapa mahasiswa

tidak mampu tetapi tidak mendapatkan beasisiswa BBM. Menurutnya staf kemahasiswaan FE sudah selektif dalam memilih mahasiswa yang berhak mendapatkan beasiswa.

Ia pun menerangkan prosedur penerimaan beasiswa. Pertama penyeleksian berkas oleh staf kemahasiswaan, berkas yang sudah fix diseleksi kembali oleh tim seleksi yang terdiri dari Kajur, Sekjur Dekan, Pembantu Dekan, dan melibatkan BEM Fakultas.

Rusmiadi Kasubag Hukum, saat ditemui diruangannya menjelaskan mengapa adanya pengalihan beasiswa PPA ke BBM karena membludaknya mahasiswa yang mendaftar PPA sedangkan mahasiswa yang mendaftar BBM kurang dari kuota yang diberikan. “Tahun ini kuota penerimaan beasiswa BBM di Fakultas Hukum ada 175 baik yang baru ataupun yang diperpanjang, namun yang mendapatkan beasiswa BBM secara keseluruhan ada 117,” terangnya.

Ia pun menerangkan bahwa beasiswa PPA mengacu pada besarnya IPK untuk pendaftar baru dan peningkatan IP bagi yang memperpanjang beasiswany. Sedangkan untuk beasiswa BBM harus menyertakan surat keterangan tidak mampu bagi pendaftar baru dan perpanjangan beasiswa BBM ini hanya bisa dilakukan oleh mahasiswa yang sudah yatim. Dimana keterangan tersebut harus diperkuat dengan surat keterangan tidak mampu dari lurah setempat.

Masalah IPK tinggi tidak mendapatkan beasiswa sedangkan

mahasiswa untuk IPK rendah mendapatkan beasiswa,

hal itu sebenarnya tidak hanya dilihat dari IPK-nya saja, melainkan juga dilihat dari tanggungan orang tua dan gajinya. “Misalnya orang tuanya PNS tapi punya tanggungan anak 5, sedangkan anak yang ditanggung

oleh pemerintah itu hanya sampai anak

kedua. Bagaimana dengan tiga orang anak lainnya?”

lanjut Rusmiadi.Pembantu Dekan III, Dirman

mengatakan ia sudah mempercayakan masalah beasiswa kepada karyawan atau staf di kemahasiswaan. Jika ada yang mengadu adanya keterlibatan karyawan untuk penerimaan beasiswa maka akan diberikan sanksi sesuai dengan kesalahannya. Namun hingga hari ini belum juga ada yang mengadu kepada dirinya.

Ia pun menyarankan agar mahasiswa mau menyampaikan berbagai polemik yang terjadi di fakultas terutama dalam penerimaan beasiswa kepada-nya. Agar bisa dicari solusi bersama namun jika mahasiswa merasa takut ataupun segan maka ia akan memberikan trobosan supaya adanya ruangan pengaduan bagi mahasiswa yang ingin mengadukan keluhannya.

Menurut Prof. Sunarto, Pembantu Rektor III Universitas Lampung, pihak universitas tidak merekrut atau menyeleksi penerimaan beasiswa PPA dan BBM. Fakultas yang menangani masalah itu. Kemudian pihak fakultas menyerahkan semua nama-nama mahasiswa yang sudah lulus seleksi berkas ke universitas untuk dicek keaslian berkas tersebut, scaning atau tidak, terus apakah dia sedang menerima beasiswa atau tidak. Apabila ada berkas yang tidak asli dan double beasiswa maka berkas tersebut dikembalikan kembali ke fakultas, dan fakultas mengirim lagi berkas yang baru sesuai dengan jumlah berkas yang dikembalikan.

“Pihak universitas hanya menerima data matang, dan mensinkronkan semua data yang dikirim fakultas sudah sesuai belum dengan jumlah kuota yang diberikan,” tambah Sunarto.

Sunarto menerangkan beasiswa PPA indikatornya IPK minimal tiga maka apabila masih di atas tiga dan lulus seleksi berkas di fakultas serta lulus seleksi berkas di universitas maka ia berhak untuk mendapatkannya. Mengenai beasiswa BBM dan perpanjangannya, yang berhak mendapatkan adalah anak-anak yang benar-benar tidak mampu ataupun anak yatim. “Kalau memang dia benar-benar membutuhkan lalu masih ada orangtua maka itu bisa mengajukan kembali beasiswa perpanjangan BBM.”

Menurut beliau apabila ada mahasiswa yang benar-benar tidak mampu dan membutuhkan beasiswa maka beliau pun memberikan solusi agar mahasiswa tersebut datang ke ruangnya untuk melapor dan Ia akan mengupayakan agar mendapat beasiswa. Misalnya akan diprioritaskan untuk mendaptakan beasiswa untuk tahun yang akan datang, atau dicarikan beasiswa pengganti.

“Mahasiswa yang mampu namun dia mendapatkan BBM dengan memanipulasi data. Maka bisa dikatakan mahasiswa itu bandit, karena sudah memalsukan data. Mereka akan distop beasiswanya dan akan disuruh mengembalikan uangnya. Sedangkan sanksi sanksi moralnya dengan cara diyasinin orang-orang yang mampu tersebut dengan indikator bawa motor gede, mobil, gadget dll, supaya mereka miskin beneran,” kata Sunarto geram.

Sunarto menambahkan langkah kedepan agar tak terjadi kasus serupa maka ia akan memperbaiki sistem penerimaan beasiswa PPA dan BBM. Dengan cara membuat kisi-kisi melalui program excel, dimana data-data seperti gaji, status orang tua, pekerjaan, jumlah tanggungan, rekening listrik akan ada bobot tersendiri.

Apabila bobotnya tidak memenuhi maka ia akan di delete, disamping itu ia akan meminta verifikasi aktivis kampus untuk memastikan apakah mahasiswa tersebut berhak mendapatkannya atau tidak.=

Jauh merantau dari pulau seberang membuat Ersha Wida Mei Liana gigih belajar untuk

menjadi mahasiswa berprestasi. Tak tanggung-tanggung, gadis asal Kota Kediri Jawa Timur ini meraih Indeks Prestasi Tertinggi di angkatannya pada semester dua. Maka ia pun diberikan hadiah sebuah notebook oleh Dosennya Prof Gede Arya

BBM namun semua itu musnah haknya malah diambil oleh anak dosen. “Padahal ketika saat memasuki semester dua saya mencoba mendapatkan beasiswa BBM namun saya tidak mendapatkannya, malah anak dosen yang mendapat beasiswa tersebut, ”keluh mahasiswa angkatan 2007 ini.

Beruntung handai taulannya

Survey ini dilakukan pada Mei 2012 dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling (SRS). Dalam metode ini responden dipilih secara acak yaitu jika sebuah sampel n dari populasi berukuran n, dimana setiap unit sampel berukuran n yang mungkin dibentuk mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih atau bersifat general. (Jumlah responden (n) adalah 300 Mahasiswa yang pernah mengajukan beasiswa yang tersebar di 8 fakultas).

Page 7: Tabloid Teknokra 122

Info Teknologi No. 122 Tahun XII Trimingguan Edisi 24 Mei-28 Juni 2012 7

diisi dengan arang aktif kemudian diletakkan di atas filter kendaraan. Arang aktif ini berfungsi sebagai penyerap atau adsorben uap air dan Nitrogen dari udara.

Dalam proses pembakaran ter-dapat 3 komponen utama yaitu bahan bakar, udara, dan panas awal. Berdasarkan data penelitian Rahmat dan rekan-rekannya, dalam udara terkandung oksigen kira-kira sebanyak 21%, nitrogen sebanyak 78%, dan gas lain sebanyak 1%. Sedangkan untuk melakukan pem-bakaran yang baik, hanya dibutuhkan gas O2 (oksigen).

Jika dalam pembakaran terdapat gas Nitrogen dan uap air, maka jumlah panas awal yang didapat oleh oksigen lebih sedikit sehingga pembakaran menjadi tidak sempurna. Selain itu, reaksi gas nitrogen dan uap air dapat menurunkan efisiensi pembakaran atau prestasi mesin. Emas hitam ini berfungsi untuk menaikkan efisiensi pembakaran dan prestasi mesin sehingga dapat mengurangi polusi yang dihasilkan oleh kendaraan.

Secara mekanik dapat dijelaskan bahwa udara yang masuk melalui filter akan menabrak lapisan emas hitam yang tadi sudah diletak-kan di atas filter. Emas hitam ini kemudian mereduksi atau menurun kan kadar H2O yang ikut masuk melalui udara. Sehingga jumlah kandungan O2 udara yang masuk lebih banyak dibandingkan dengan tidak menggunakan emas hitam. Jika jumlah oksigen dalam pembakaran kurang, maka pem-bakaran akan menghasilkan gas CO (karbonmonoksida) yang ber-sifat racun. Juga akan menghasilkan gas Hidrokarbon (HC) dan

nitro dioksida (NO2) yang dapat mencemari lingkungan. Sedangkan jika pembakaran dilakukan dengan oksigen yang cukup, maka hasil pembakaran adalah CO2 dan H2O atau hasil pembakaran lebih sempurna.

Dalam penggunaannya, alat ini mampu menghemat energi hingga 42% pada kecepatan 40 km/jam secara konstan. Sedangkan jika berkendara dengan kecepatan 60 km/jam, dapat menghemat energi hingga 39%. Selain itu, alat ini juga dapat menurunkan emisi gas buang seperti gas karbonmonoksida (CO) sebesar 14-30% dan gas hidrokarbon (HC) sebesar 28-52 %. Jadi, selain dapat menghemat bahan bakar, alat ini juga ramah lingkungan.

Selain digunakan untuk sepeda motor, alat ini juga dapat diterapkan pada mesin diesel. Sama halnya dengan penerapan terhadap sepeda motor, pada mesin diesel, alat ini juga dipasang pada tempat biasa udara masuk ke dalam mesin. Dalam penerapan terhadap mesin diesel, alat ini mampu menghemat bahan bakar hingga 20%.

Meskipun alat ini sangat membantu untuk menghemat BBM, tetapi alat ini hanya mampu bertahan untuk berkendara hingga 500 km saja. Ir. Herry Wardono pun menyayangkan akan hal ini. Beliau berharap agar dapat dilakukan penelitian lebih lanjut, hingga masa pakainya bisa lebih lama atau bahkan tanpa batas. Meskipun begitu, emas hitam tersebut tetap dapat digunakan lagi dengan cara mengaktivasi ulang alat tersebut. Cara aktivasi ulangnya pun mudah, hanya dengan memanaskan atau mengoven alat tersebut kembali selama satu jam. Sama dengan

aktivasi emas hitam saat pertama kali akan digunakan.

Satu hal lagi yang perlu diperhatikan dalam pemasangan emas hitam pada filter kendaraan. Emas hitam ini dipasang di atas filter kendaraan agar tidak langsung mengotori mesin jika terjadi pengikisan pada tablet emas hitam penghemat BBM ini. Selain berharap agar alat ini dapat memiliki umur pakai yang lebih panjang, Herry juga berharap bahwa alat ini dapat dibuat dalam bentuk kain dan tidak mengalami pengikisan, sehingga tidak ada kemungkinan mengotori mesin.

Menurut Rahmat, emas hitam ini sudah dipublikasikan di siakad, okezone.com, dan TVRI. Sebelumnya, emas hitam telah men-juarai beberapa perlombaan. Yang pertama, menjadi juara pertama pada LPP TVRI Lampung dalam program Sang Penemu. Kemudian menjadi juara harapan kedua LPP TVRI Jakarta dalam program yang sama, dan menjadi juara pertama pada perlombaan yang diadakan oleh Badan Perencanaan dan Pem-bangunan Daerah (Bapeda) Provinsi Lampung pada tahun 2011.

Rahmat juga mengaku dirinya sudah memakai emas hitam peng-hemat BBM ini sejak Agustus tahun lalu. Baginya tidak ada masalah dengan permasalahan BBM yang saat ini sedang hangat dibicarakan di Indonesia.

Setelah sempat mengalami kendala dalam menumpuk arang sekam, akhinya Rahmat dan rekan-rekannya dapat menikmati hasil penelitian mereka dengan harapan alat temuan mereka ini dapat berguna untuk masyarakat dan mendapat pengakuan legal atau hak cipta.=

Emas BBMSulap Limbah Jadi

Oleh Fitri Wahyuningsih

Grafi

s Fitr

i Wah

yuni

ngsih

Polusi udara barangkali sudah menjadi rahasia umum di Indonesia. Di kota-kota

besar, jalanan selalu padat dengan kendaraan umum maupun pribadi. Asap tebal kendaraan kerap dijumpai. Dan polusi udara pun menjadi tak terkendali.

Antrian panjang kendaraan kerap terjadi di SPBU Indonesia. Tingginya pemakaian BBM oleh industri dan masyarakat mengakibatkan ter-jadinya krisis energi. Hemat dalam menggunakan bahan bakar ini menjadi satu hal yang diwajibakan pemerintah. Tapi kenyataannya sulit untuk berhemat dengan cara tidak menggunakan bahan bakar tersebut.

Hal inilah yang memicu Rahmat Afrizal Siregar (Teknik Mesin ‘05) beserta ketiga rekannya, Dimas Rilham (Teknik Mesin ‘06), Prima Kumbara (Teknik Mesin ‘06), dan M. Tito Riko R (Teknik Mesin ‘05) muncul sebagai penemu alat penghemat BBM. Alat ini dinamai Emas Hitam Penghemat BBM asal Provinsi Lampung.

Menurut Rahmat, ide untuk membuat alat ini berasal dari dosen pembimbingnya, Herry Wardono yang diambil dari skripsinya yang berjudul Pengaruh Penggunaan Arang Sekam Padi Sebagai Adsorben Udara Pembakaran Terhadap Prestasi Sepeda Motor Bensin 4 Langkah, yang kemudian ditambahkan dengan uji emisi kendaraan.

Menurut Herry, penelitian emas hitam penghemat BBM ini merupakan proyek lanjutan dari penelitian Zeolit Alam yang sudah ia lakukan sejak 2003 lalu. Zeolit Alam ini pada dasarnya digunakan untuk menyaring udara dan menghemat bahan bakar. Zeolit merupakan suatu jenis batuan yang digunakan untuk mereduksi atau menurunkan kadar Nitrogen yang ikut masuk dalam proses pembakaran bahan bakar.

Sekam padi, yang digunakan oleh Rahmat dan kawan-kawan dalam penelitiannya, dapat mereduksi kadar uap air yang ikut masuk dalam proses pembakaran.

Kemudian, sejak dua tahun yang lalu, Herry memikirkan untuk membuat emas hitam yang menggunakan sekam padi sebagai bahan dasarnya. Sedangkan Rahmat dan ketiga rekannya memulai penelitian mereka sejak februari 2011 lalu. Dibutuhkan kurang lebih 4 bulan untuk membuat emas hitam penghemat BBM ini.

Dalam proses pembuatannya, Rahmat dan rekan-rekannya hanya mengandalkan dana pribadi dari

tim. Menurut Rahmat, semua bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan alat ini, keberadaannya melimpah di lampung serta mudah didapatkan dan dapat diperbarui. Selain memanfaatkan limbah per-tanian, alat ini juga dibuat untuk mengoptimalkan potensi daerah lampung.

Untuk membuat alat ini Rahmat dan ketiga rekannya memakai sekam padi sebagai bahan utamanya. Namun, sekam padi dapat diganti dengan limbah pertanian lainnya seperti kayu dan bonggol jagung. Sekam pagi tersebut kemudian di-sangrai hingga menjadi arang yang selanjutkan didinginkan. Setelah arang hasil sangrai sekam pagi tadi dingin, proses selanjutnya adalah me numbuknya hingga halus dengan ukuran 100 Mesh (satuan ayakan).

Bubuk arang atau hasil tumbukan arang tadi, kemudian dicampur dengan aquades atau air dan tepung tapioka. Tepung tapioka di sini ber-peran sebagai perekat. Adonan bubuk arang, aquades, dan tepung tapioka kemudian diuleni hingga kalis sebelum akhirnya dicetak.

Adonan tersebut kemudian dicetak dengan menggunakan pipa silinder berongga yang memiliki diameter 10 mm, dan ketebalan 5 mm. Hasil cetakan ini berbentuk tablet hitam, seperti jolang jaling yang kemudian disebut sebagai emas hitam. Kemudian emas hitam tersebut didiamkan dalam suhu ruangan sebelum diaktivasi fisik. Aktivasi ini dilakukan dengan cara dioven selama 1 jam dengan suhu 150oC. Cetakan yang telah diaktivasi atau disebut arang aktif kemudian dimasukkan ke dalam plastik kedap udara agar daya adsorbennya tetap.

Proses pembuatannya dilanjutkan dengan membuat frame atau tempat yang nantinya akan digunakan untuk menyimpan arang aktif ini saat dipasang dalam filter kendaraan. Frame ini dibuat menggunakan kawat streaming dan dibentuk sesuai dengan dimensi filter kendaraan. “Kan setiap kendaraan bentuk filternya berbeda-beda. Jadi harus menyesuaikan bentuknya,” kata Rahmat. Dalam contoh Rahmat, bentuk frame yang digunakan saat uji coba adalah persegi panjang sesuai dengan dimensi filter motor Yamaha Jupiter miliknya.

Selanjutnya arang aktif diletakkan ke dalam frame secara teratur. Dalam setiap frame membutuhkan 15 gram arang aktif. Frame yang telah

Sekam Padi

Sekam PadiDisangrai

Ditumbuk

Cetakan Dipanaskan dengan Oven

Frame (Kawan Streaming) + Tablet

Frame Dipasang ke Filter Bagian Depan Kendaraan

Air, Tepung Tapioka, dan Bubuk Sekam diadon

Adonan Dicetak Berbentuk Tablet dengan

Pipa Cetak

No. 122 Tahun XII Trimingguan Edisi 24 Mei-28 Juni 20126

Oleh Rudiyansyah, Supervisor Yurike Pratiwi S, Enumerator: Novalinda Silviana, Windy Dewi S, Sinta Septiana, Jeni Ayu N, Fitri W, M Faza P, Faris Y, Farhan K

Bagus Wiranata. Mahasiswa Fakultas Hukum ini

pun berkeyakinan pasti lolos seleksi ketika mendaftar beasiswa. Namun mahasiswa angkatan 2010 ini merasa kecewa ketika membaca pengumuman beasiswa yang terpampang dimajalah dinding fakultasnya.

Namanya tak ada. Sedangkan banyak mahasiswa yang mendapatkan beasiswa adalah mereka yang memiliki IPK lebih rendah darinya. Baik beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) maupun Peningkatan Prestasi Akademik (PPA).

Padahal ketika akan mengumpulkan berkas beasiswa, ia sudah mengikuti saran dari salah satu karyawan yang menangani beasiswa di FH untuk beralih ke beasiswa BBM karena pendaftar beasiswa PPA kuotanya telah membludak. Berulang kali ia menanyakan kepada karyawan yang ia lupa namanya untuk memastikan apakah pasti bisa mendapatkan beasiswa. Karyawan itupun mengiyakan.

Namun pupus harapannya, ia pun bingung apa yang salah dari berkasnya. Menurutnya berkasnya telah lengkap syarat-syarat pun telah terpenuhi. IPK 3,90 telah ia kantongi apalagi ia seorang anak yatim dan ibunya hanya seorang pekerja di perkebunan tebu yang gaji tak seberapa.

Nasib sama juga menimpa Budi Apriyanto, mahasiswa Jurusan Manajemen. Ketika duduk disemester empat ia hampir di drop out karena sudah dua semester tak membayar Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP). SPP nya pun berbunga hingga ia hampir memutuskan kuliahnya. “Hampir setahun saya tidak masuk kuliah,” akunya.

Waktu semester dua anak yatim ini berharap mendapatkan beasiswa

Reportase Khusus

Oleh Sinta Septiana

B E A S I S W A Salah Sasaran

berinisiatif mengumpulkan uang guna membayar SPP yang sempat tertunggak. Namun Budi tak bisa bernafas lega untuk memenuhi kebutuhan kuliahnya seperti buku dan transportasi ia harus berkerja serabutan.

Novindri

(Hukum ‘10) pun merasa kecewa dengan sistem penerimaan beasiswa. Ia merasa heran namanya tertera pada mahasiswa yang menerima beasiswa BBM padahal ia mendaftar beasiswa PPA. Mahasiswa yang baru saja pulang dari ajang bergengsi di Jogjakarta untuk mewakili Lampung dalam “Model United Nation” ini pun

heran m e n g a p a untuk pengajuan beasiswa PPA juga harus menyertakan surat keterangan tidak mampu padahal seharusnya syarat itu hanya pada beasiswa BBM.

Yusnia Febrina Sari, mahasiswa D3 Keuangan dan Perbankan merasa diperlakukan tak adil. Dua kali ia mengajukan beasiswa PPA dan dua kali juga ia ditolak. Baginya tak

apa ia ditolak namun mengapa ada mahasiswa yang IPK nya turun tetapi bisa mendapatkan perpanjangan beasiswa PPA, sedangkan PPA itu artinya Peningkatan Prestasi Akademik. “Bukannya berarti Penurunan Prestasi Akademik,” keluhnya.

Handi Alifta Mahendra (Hukum ’09) yang setiap kuliah mengendarai motor “gede” dan Smartphone (red.Blackberry) ini mendapatkan beasiswa BBM. Awalnya ia ingin mengajukan beasiswa PPA karena ia termasuk mahasiswa berprestasi dan aktif dalam kegiatan mahasiswa dan IPK terakhir 3,44.

Namun karena maraknya kecurangan yang terjadi pada pendaftaran beasiswa PPA maka ia mengalihkan mendaftar ke beasiswa BBM. Ia melakukan hal tersebut atas saran dari seniornya yang mengatakan pendaftar PPA sangat banyak jadi kemungkinan besar tak akan lolos. “Karena BBM pasti dapet yang daftar itu dikit jadi kemungkinan lolos,”akunya. Ia pun kecewa dengan PPA karena yang menerima ternyata yang memiliki IPK lebih rendah darinya.

Kasubag Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi, Darmaputra

mengungkapkan pernyataan yang sama dengan Rusmiadi Kasubag Hukum, namun, sedikit perbedaan, dimana Darmaputra melakukan sistem ranking IPK dalam penerimaan beasiswa PPA.

“Dan

apabila ada IPK yang nilainya sama maka kami melakukan pertimbangan lain dengan melihat jumlah tanggungan, gaji orang tua serta pekerjaannya. Namun

hal seperti ini jarang terjadi,” jelasnya ketika ditemui dirungannya. Sedangkan untuk beasiswa BBM selalu diprioritaskan untuk mahasiswa yang benar-benar membutuhkan.

“BBM itu kan bantuan belajar mahasiswa jadi untuk mahasiswa yang IPK nya memenuhi syarat, serta berkasnya lengkap, dan dari data tanggungan orang tua, pengahasilan, serta pekerjaan termasuk berhak untuk mendapatkan beasiswa maka itu yang di prioritaskan,” tambah Darma.

Ia pun heran mengapa mahasiswa

tidak mampu tetapi tidak mendapatkan beasisiswa BBM. Menurutnya staf kemahasiswaan FE sudah selektif dalam memilih mahasiswa yang berhak mendapatkan beasiswa.

Ia pun menerangkan prosedur penerimaan beasiswa. Pertama penyeleksian berkas oleh staf kemahasiswaan, berkas yang sudah fix diseleksi kembali oleh tim seleksi yang terdiri dari Kajur, Sekjur Dekan, Pembantu Dekan, dan melibatkan BEM Fakultas.

Rusmiadi Kasubag Hukum, saat ditemui diruangannya menjelaskan mengapa adanya pengalihan beasiswa PPA ke BBM karena membludaknya mahasiswa yang mendaftar PPA sedangkan mahasiswa yang mendaftar BBM kurang dari kuota yang diberikan. “Tahun ini kuota penerimaan beasiswa BBM di Fakultas Hukum ada 175 baik yang baru ataupun yang diperpanjang, namun yang mendapatkan beasiswa BBM secara keseluruhan ada 117,” terangnya.

Ia pun menerangkan bahwa beasiswa PPA mengacu pada besarnya IPK untuk pendaftar baru dan peningkatan IP bagi yang memperpanjang beasiswany. Sedangkan untuk beasiswa BBM harus menyertakan surat keterangan tidak mampu bagi pendaftar baru dan perpanjangan beasiswa BBM ini hanya bisa dilakukan oleh mahasiswa yang sudah yatim. Dimana keterangan tersebut harus diperkuat dengan surat keterangan tidak mampu dari lurah setempat.

Masalah IPK tinggi tidak mendapatkan beasiswa sedangkan

mahasiswa untuk IPK rendah mendapatkan beasiswa,

hal itu sebenarnya tidak hanya dilihat dari IPK-nya saja, melainkan juga dilihat dari tanggungan orang tua dan gajinya. “Misalnya orang tuanya PNS tapi punya tanggungan anak 5, sedangkan anak yang ditanggung

oleh pemerintah itu hanya sampai anak

kedua. Bagaimana dengan tiga orang anak lainnya?”

lanjut Rusmiadi.Pembantu Dekan III, Dirman

mengatakan ia sudah mempercayakan masalah beasiswa kepada karyawan atau staf di kemahasiswaan. Jika ada yang mengadu adanya keterlibatan karyawan untuk penerimaan beasiswa maka akan diberikan sanksi sesuai dengan kesalahannya. Namun hingga hari ini belum juga ada yang mengadu kepada dirinya.

Ia pun menyarankan agar mahasiswa mau menyampaikan berbagai polemik yang terjadi di fakultas terutama dalam penerimaan beasiswa kepada-nya. Agar bisa dicari solusi bersama namun jika mahasiswa merasa takut ataupun segan maka ia akan memberikan trobosan supaya adanya ruangan pengaduan bagi mahasiswa yang ingin mengadukan keluhannya.

Menurut Prof. Sunarto, Pembantu Rektor III Universitas Lampung, pihak universitas tidak merekrut atau menyeleksi penerimaan beasiswa PPA dan BBM. Fakultas yang menangani masalah itu. Kemudian pihak fakultas menyerahkan semua nama-nama mahasiswa yang sudah lulus seleksi berkas ke universitas untuk dicek keaslian berkas tersebut, scaning atau tidak, terus apakah dia sedang menerima beasiswa atau tidak. Apabila ada berkas yang tidak asli dan double beasiswa maka berkas tersebut dikembalikan kembali ke fakultas, dan fakultas mengirim lagi berkas yang baru sesuai dengan jumlah berkas yang dikembalikan.

“Pihak universitas hanya menerima data matang, dan mensinkronkan semua data yang dikirim fakultas sudah sesuai belum dengan jumlah kuota yang diberikan,” tambah Sunarto.

Sunarto menerangkan beasiswa PPA indikatornya IPK minimal tiga maka apabila masih di atas tiga dan lulus seleksi berkas di fakultas serta lulus seleksi berkas di universitas maka ia berhak untuk mendapatkannya. Mengenai beasiswa BBM dan perpanjangannya, yang berhak mendapatkan adalah anak-anak yang benar-benar tidak mampu ataupun anak yatim. “Kalau memang dia benar-benar membutuhkan lalu masih ada orangtua maka itu bisa mengajukan kembali beasiswa perpanjangan BBM.”

Menurut beliau apabila ada mahasiswa yang benar-benar tidak mampu dan membutuhkan beasiswa maka beliau pun memberikan solusi agar mahasiswa tersebut datang ke ruangnya untuk melapor dan Ia akan mengupayakan agar mendapat beasiswa. Misalnya akan diprioritaskan untuk mendaptakan beasiswa untuk tahun yang akan datang, atau dicarikan beasiswa pengganti.

“Mahasiswa yang mampu namun dia mendapatkan BBM dengan memanipulasi data. Maka bisa dikatakan mahasiswa itu bandit, karena sudah memalsukan data. Mereka akan distop beasiswanya dan akan disuruh mengembalikan uangnya. Sedangkan sanksi sanksi moralnya dengan cara diyasinin orang-orang yang mampu tersebut dengan indikator bawa motor gede, mobil, gadget dll, supaya mereka miskin beneran,” kata Sunarto geram.

Sunarto menambahkan langkah kedepan agar tak terjadi kasus serupa maka ia akan memperbaiki sistem penerimaan beasiswa PPA dan BBM. Dengan cara membuat kisi-kisi melalui program excel, dimana data-data seperti gaji, status orang tua, pekerjaan, jumlah tanggungan, rekening listrik akan ada bobot tersendiri.

Apabila bobotnya tidak memenuhi maka ia akan di delete, disamping itu ia akan meminta verifikasi aktivis kampus untuk memastikan apakah mahasiswa tersebut berhak mendapatkannya atau tidak.=

Jauh merantau dari pulau seberang membuat Ersha Wida Mei Liana gigih belajar untuk

menjadi mahasiswa berprestasi. Tak tanggung-tanggung, gadis asal Kota Kediri Jawa Timur ini meraih Indeks Prestasi Tertinggi di angkatannya pada semester dua. Maka ia pun diberikan hadiah sebuah notebook oleh Dosennya Prof Gede Arya

BBM namun semua itu musnah haknya malah diambil oleh anak dosen. “Padahal ketika saat memasuki semester dua saya mencoba mendapatkan beasiswa BBM namun saya tidak mendapatkannya, malah anak dosen yang mendapat beasiswa tersebut, ”keluh mahasiswa angkatan 2007 ini.

Beruntung handai taulannya

Survey ini dilakukan pada Mei 2012 dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling (SRS). Dalam metode ini responden dipilih secara acak yaitu jika sebuah sampel n dari populasi berukuran n, dimana setiap unit sampel berukuran n yang mungkin dibentuk mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih atau bersifat general. (Jumlah responden (n) adalah 300 Mahasiswa yang pernah mengajukan beasiswa yang tersebar di 8 fakultas).

Page 8: Tabloid Teknokra 122

Artikel Tema No. 122 Tahun XII Trimingguan Edisi 24 Mei-28 Juni 2012 9

Citra mahasiswa saat ini memang tengah merosot keberadaannya dimata masyarakat. Untuk saat

ini saja, penafsiran dikalangan mahasiswa terkait modern masih menjadi debat kusir yang panjang. Dan jeleknya, mahasiswa menafsirkan modern itu sebagai kebebasan yang sebebas-bebasnya. Penafsiran tersebut sangat fatal akibatnya.

Mahaswiswa tidak lagi dapat dipercaya sebagai agen perubahan, agen modernisasi di mata masyarakat namun lebih sering disebut oknum perusak masyarakat. Jika sudah demikian keadaannya jelas bukan hanya memprihatinkan bagi keadaan mahasiswa, namun juga bagi kelangsungan bangsa dan negara dimasa yang akan datang.

Hal ini menjadi tanggung jawab kita semua (red. mahasiswa) untuk mengembalikan citra yang baik tersebut. Hanya saja, mengembalikan keadaan yang sudah ‘rusak’ memang tidak semudah mengedipkan mata, dan membutuhkan waktu yang lama. Pekerjaan ini sebenarnya bisa dilakukan kalau kita sebagai orang yang menyandang “gelar” agent of modernization dapat menempatkan prinsip modern sesuai pada tempatnya.

Namun demikian, fenomena tersebut merupakan bentuk akumulasi atas kejadian-kejadian masa lampau yang dialami oleh kalangan mahasiswa. Mahasiswa memang memiliki beban sejarah yang amat berat dan mau tidak mau mesti dipikul. Persoalannya, mahasiswa hari ini dihadapkan dengan perubahan kondisi yang begitu cepat datangnya.

Reformasi ‘98 mengakibatkan mahasiswa gagap menerima perubahan iklim politik, demikian pula dengan transformasi budaya yang tidak terbendung dan mengakibatkan

kalangan elit mahasiswa tergerus didalamnya. Seperti yang disampaikan oleh Dr. Amien Ra’is bahwa, gerakan mahasiswa yang dulu bersemangat sekarang mati suri. Gairah gerakan mahasiswa tergantikan dengan semangat hidup bermewah-mewahan akibat kapitalisme.

Dengan kata lain, mahasiswa hari ini dibesarkan oleh komponen-komponen budaya barat. Namun disatu sisi, kita tidak menapikkan kondisi masyarakat yang terengah-engah akibat krisisi multi dimensional. Hal ini memicu kejahatan dan kekacauan sosial yang semakin meningkat.

Ivan Illich (Menggugat Kaum Kapitalis: 1978), mengatakan bahwa modernisme mengharuskan manusia untuk berprilaku kompetitif. Relevansi ini kemudian memunculkan sebuah reaksi, salah satunya adalah pergeseran nilai budaya dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tak terkecuali dengan kehidupan kampus.

Amanat Penderitaan Rakyat“Sebagai mahasiswa dari negara dan rakyat

Ideologi Titipanyang sedang berbenah, saudara-saudara tidak bisa, melepaskan diri dari pergolakan dan gejolaknya perubahan tersebut, dan menempatkan anda pada posisi tertentu, suatu posisi yang padanya terletak suatu beban yang kita kenal sebagai Amanat Penderitaan Rakyat.” (Prof. Ruslan Abdhul Ghani: 1964).

Pernyataan seperti komitmen, concern terhadap persoalan keumatan, sebenarnya sangat populis di telinga kalangan mahasiswa. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari keberadaan mahasiswa sebagai orang yang dikenal dengan sebutan agent of modernization, agent of social change, dan the creative minority.

Sebagai seorang yang mendapat predikat seperti diatas, mahasiswa memegang tanggung jawab yang tidak ringan. Dia harus menunjukkan wajah yang beda dibandingkan orang yang tidak menyandang gelar seperti itu. Persoalannya apakah masih relevan sebutan atau predikat tersebut melekat kepada mahasiswa, yang kerjanya plagiat/fotocopy budaya, tawuran, atau yang lebih ekstrim menginfiltrasi ‘ideologi titipan’.

Ideologi titipan yang dimaksud adalah memperjuangkan sebuah ideologi namun bukan berasal dari hasil cipta karsa sendiri, melainkan domplengan suatu oknum atau komunitas tertentu, yang tidak ada sangkut paut dengan dunia kemahasiswaan.

Fakta tersebut tidaklah boleh kita menyalahkan salah satu pihak saja karena bagaimanapun mahasiswa adalah produk pendidikan bangsa. Dan pendidikan bangsa itu sebuah sistem, antarvariabel saling terkait, baik itu sistem pengajarannya, pendidikannya, atau pun sistem politik yang berlaku dalam sebuah negara. Mungkin saja dunia pendidikan kita akan berhasil, itupun jika kita siap dalam segala hal.

Bukti-bukti kegagalan dunia pendidikan kita adalah terjadinya pemindahan skripsi karya orang lain dengan rangkaian kata-kata menjadi sebuah skripsi baru. Ada juga kebijakan perguruan tinggi yang memberikan kesempatan mahasiswa untuk segera menyelesaikan studinya, pertanyaannya adalah bagaimana dengan kualitas mahasiswa tersebut?

Tetapi apakah kejadian tersebut tidak terjadi dikalangan pejabat pemerintah? hemat saya, itu terjadi juga, seperti kasus uang pelicin, agar mendapatkan gelar sarjananya tanpa mengeluarkan banyak waktu duduk diam dalam kelas. Ada juga uang pelicin dalam penerimaan pegawai, itu sedikit dari

banyak rentetan kasus yang sudah menjadi rahasia umum dan sangat memilukan yang terjadi di negara ini dan dianggap wajar oleh banyak kalangan.

Sudah demikian mendukung dan kondusif untuk bertindak demikian, tak ayal kalangan elit mahasiswa melakukan hal yang tidak sepantasnya dilakukan oleh orang yang mendapatkan sebutan hebat diatas. Memang, kesalahan tidak semua ditimpakan kepada kalangan mahasiswa. Namun, kenyataannya sekarang, yang banyak menjadi aktor adalah mahasiswa yang mendapatkan gelar macam-macam tersebut. Jika memang gelar tersebut sudah tidak relevan, kemudian apa kiranya gelar yang pantas disandang oleh mahasiswa saat ini.

Peran Perguruan Tinggi dan beban mahasiswa

Pertanyaannya, apa peran perguruan tinggi dan mahasiswa didalamnya, dalam upaya menata kembali masa depan bangsa? Perguruan tinggi mestilah mampu menjadi kawahcandradimuka bagi mahasiswa-mahasiswa yang ditempa untuk menjadi generasi yang mapan dalam melanjutkan cita-cita negara.

Dengan kata lain, perguruan tinggi mesti menekankan kualitas pendidikan baik teori

maupun praktek, agar setelah menjadi sarjana, mereka tidak gagap menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi didunia luar.

Bukan hanya menekankan untuk segera lulus, dan setelah lulus mereka seperti anak ayam kehilangan induk. Selanjutnya, mahasiswa sebagai agen amanat penderitaan rakyat, sekaligus aktor yang akan menerima tongkat estafet kepemimpinan bangsa dimasa yang akan datang. Sepatutnya memanfaatkan waktu mudanya untuk meningkatkan taraf kualitas diri, agar kemudian layak untuk melanjutkan cita-cita seluruh rakyat Indonesia.

Sudahi pertarungan ideologi yang hanya merusak dan apalagi memperjuangkan ‘ideologi titipan’ yang menguntungkan kelompok elit tertentu. Bagaimanapun bentuknya penyaluran aspirasi disahkan di negara demokrasi, namun jangan kemudian dengan menggunakan jargon mahasiswa untuk melakukan tindakan anarkis, apalagi sampai merusak fasilitas umum. Bukahkah fasilitas itu dibuat menggunakan uang rakyat juga?=

Oleh Ahmad Erlangga Ferdianto*

* Mahasiswa Diploma Hubungan Masyarakat

FISIP Unila

Ilust

rasi

Apro

han

Sapu

tra

Gerakan mahasiswa yang

dulu bersemangat sekarang mati suri. Gairah

gerakan mahasiswa tergantikan

dengan semangat hidup bermewah-mewahan akibat

kapitalisme.

Dr. Amien Ra’is

Liputan KhususNo. 122 Tahun XII Trimingguan Edisi 24 Mei-28 Juni 20128

Iklan

Rumah Susun Mahasiswa (Rusunawa) kini berwajah baru. Tak lagi sepi apalagi

kumuh, Rusunawa kini ramai dengan celoteh-celoteh penghuni barunya. Penghuninya juga bukan mahasiswa biasa, mereka adalah kumpulan mahasiswa pilihan. Ada 226 orang jumlahnya, mayoritasnya yang mendapat beasiswa bidik misi, sisanya mahasiswa yang menjadi atlet dan mahasiswa asing asal Madagaskar dan Vietnam.

Pagi-pagi seolah pemandangan biasa, antrian panjang untuk menggunakan kamar mandi. Namun tak dijadikan menjadi masalah serius bahkan dijadikan tempat untuk mengakrabkan diri dengan penghuni lainnya.

“Aku banyak kenal sama anak-anak sini pertamanya itu karena kan per 6 kamarnya di rusun itu ada 1 kamar mandi jadi setiap mandi atau ngantri ya kita ngobrol-ngobrol, trus lama-lama jadi akrab,” ujar Genta (Ilmu Pemerintahan ‘11).

Rusunawa pun kini tak hanya akrab dengan penghuni tetapnya. Namun juga mahasiswa umum yang hanya singgah disana, setiap siang kantin rusunawa ramai oleh mahasiswa-mahasiswa Unila lainnya. Jika malam pun Gedung yang dibangun sejak tahun 2005 ini ramai dengan mahasiswa Unila yang hanya ingin internetan gratis, karena di Rusunawa banyak titik hotspotnya.

“Disini itu sejuk tidak hanya pas buat ngobrol-ngobrol, tapi juga pas buat belajar,diskusi, ditambah juga

Tempat Tinggal Mahasiswa Pilihanada layanan hotspotnya,“ kata Cahyo Wibowo salah seorang mahasiswa yang sering berkunjung. Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan 2011 ini pun menepis anggapan miring tentang Rusunawa. Menurutnya, orang yang menganggap Rusunawa kumuh adalah salah. Mereka hanya melihat Rusunawa dari luar bukan pengamatan langsung.

Namun ada juga yang mengeluh-kan tentang Rusunawa, seringnya mati lampu membuat mereka tak konsentrasi dalam belajar. “Mahasiswa di sini mengeluhkan seringnya listrik di Rusun mati, tapi di lampu-lampu jalan hidup, jelas Gunawan salah satu mahasiswa bidik misi.Rusunawa dan Peraturannya

Gedung yang mampu menampung 384 orang mahasiswa ini pun kini memiliki peraturan. Peraturan itu dibuat agar tidak terjadi pelanggaran. Hal yang paling utama adalah pelanggaran asusila. Untuk mencegah itu maka para penghuni dilarang pulang malam.

Jika sudah melebihi pukul sepuluh malam maka tak boleh ada yang keluar atau masuk Rusunawa. Lantai hunian perempuan dan laki-laki pun dibuat terpisah. Tak hanya itu setiap malam Jum’at diadakan rutin yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa yang beragama Islam di Rusunawa. Hal ini bertujuan untuk menambah keimanan dan ketakwaan.

Meski banyak nya peraturan di rusunawa Frisya Pendidikan Guru Sekolah Dasar ini tetap kerasan

tinggal disana. Di rusunawa juga terdapat beberapa satpam yang bertugas menjaga keamanan. Sedangkan jika ada masalah atau keluhan maka bisa mengadu pada Forum Komunikasi (Forkom), terang Gunawan salah satu anggota Forkom. Rusunawa Dulu, Kini dan Akan Datang

Gedung ini dibangun sejak tahun 2005, periode kepemimpinan Rektor Muhajir Utomo. Rencananya gedung ini diperuntukan untuk hunian mahasiswa baru angkatan 2008 namun baru dihuni pada tahun 2010 oleh mahasiswa yang mengikuti Pusat Pendidikan dan Latihan Mahasiswa. Atau sering disebut mahasiswa atlet.

Dulu jika menginjakkan kaki ke Rusunawa pasti terlihat rumput ilalang yang menjulang. Bahkan sampai tumbuh ke dalam gedung. Lampu-lampu, beberapa properti kaca, pegangan pintu dan almunium pun hilang (Tek-News No 97 Edisi 17-30 Januari 2009)

Namun kini tampak lebih berbeda, fasilitas rusunawa lebih lengkap. Perkamarnya disediakan dua kasur bertingkat, dua lemari pakaian dan empat meja belajar. Kamar mandi yang disediakan adalah 1 kamar mandi dengan tiga ruang, tiga shower mandi, 3 WC, dan tiga wastafel, perenam kamar. Tak hanya itu rusunawa pun kini menyediakan lapangan bulu tangkis dan futsal untuk para penghuni.

Pemandangan eksotis pun kini bisa diintip dari jendela Rusunawa. Jika memandang dari jendela kamar yang menghadap utara pasti

terlihat lampu-lampu jalanan dan gedung-gedung yang menjulang di Kecamatan Rajabasa. Tapi jika mengintip dari arah selatan terasa berbeda sunyi dan sepi, karena pemandangan yang tampak di luar jendela hanya pemandangan pepohonan dan lapangan di Unila.

Dan sebentar lagi rusunawa akan ada penambahan gedung mengingat akan ada tambahan mahasiswa baru tahun depan. “Ini bukan rumor

Oleh Muhamad Faza

lagi, ini memang sudah rencana sejak awal, hal ini belum terealisasi dikarenakan, yang pertama, mahasiswa belum siap memenuhi kamar yang tersedia, yang kedua, kita sedang menunggu giliran,” jelas Manajer Yayasan Rusunawa Suarno Sadar. Giliran yang dimaksud olehnya adalah bahwa univeristas yang mimiliki mahasiswa bidik misi diberi jatah oleh pemerintah untuk membangun rusunawa =

Rusunawa

Foto-foto Novalinda Silviana

Page 9: Tabloid Teknokra 122

Artikel Tema No. 122 Tahun XII Trimingguan Edisi 24 Mei-28 Juni 2012 9

Citra mahasiswa saat ini memang tengah merosot keberadaannya dimata masyarakat. Untuk saat

ini saja, penafsiran dikalangan mahasiswa terkait modern masih menjadi debat kusir yang panjang. Dan jeleknya, mahasiswa menafsirkan modern itu sebagai kebebasan yang sebebas-bebasnya. Penafsiran tersebut sangat fatal akibatnya.

Mahaswiswa tidak lagi dapat dipercaya sebagai agen perubahan, agen modernisasi di mata masyarakat namun lebih sering disebut oknum perusak masyarakat. Jika sudah demikian keadaannya jelas bukan hanya memprihatinkan bagi keadaan mahasiswa, namun juga bagi kelangsungan bangsa dan negara dimasa yang akan datang.

Hal ini menjadi tanggung jawab kita semua (red. mahasiswa) untuk mengembalikan citra yang baik tersebut. Hanya saja, mengembalikan keadaan yang sudah ‘rusak’ memang tidak semudah mengedipkan mata, dan membutuhkan waktu yang lama. Pekerjaan ini sebenarnya bisa dilakukan kalau kita sebagai orang yang menyandang “gelar” agent of modernization dapat menempatkan prinsip modern sesuai pada tempatnya.

Namun demikian, fenomena tersebut merupakan bentuk akumulasi atas kejadian-kejadian masa lampau yang dialami oleh kalangan mahasiswa. Mahasiswa memang memiliki beban sejarah yang amat berat dan mau tidak mau mesti dipikul. Persoalannya, mahasiswa hari ini dihadapkan dengan perubahan kondisi yang begitu cepat datangnya.

Reformasi ‘98 mengakibatkan mahasiswa gagap menerima perubahan iklim politik, demikian pula dengan transformasi budaya yang tidak terbendung dan mengakibatkan

kalangan elit mahasiswa tergerus didalamnya. Seperti yang disampaikan oleh Dr. Amien Ra’is bahwa, gerakan mahasiswa yang dulu bersemangat sekarang mati suri. Gairah gerakan mahasiswa tergantikan dengan semangat hidup bermewah-mewahan akibat kapitalisme.

Dengan kata lain, mahasiswa hari ini dibesarkan oleh komponen-komponen budaya barat. Namun disatu sisi, kita tidak menapikkan kondisi masyarakat yang terengah-engah akibat krisisi multi dimensional. Hal ini memicu kejahatan dan kekacauan sosial yang semakin meningkat.

Ivan Illich (Menggugat Kaum Kapitalis: 1978), mengatakan bahwa modernisme mengharuskan manusia untuk berprilaku kompetitif. Relevansi ini kemudian memunculkan sebuah reaksi, salah satunya adalah pergeseran nilai budaya dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tak terkecuali dengan kehidupan kampus.

Amanat Penderitaan Rakyat“Sebagai mahasiswa dari negara dan rakyat

Ideologi Titipanyang sedang berbenah, saudara-saudara tidak bisa, melepaskan diri dari pergolakan dan gejolaknya perubahan tersebut, dan menempatkan anda pada posisi tertentu, suatu posisi yang padanya terletak suatu beban yang kita kenal sebagai Amanat Penderitaan Rakyat.” (Prof. Ruslan Abdhul Ghani: 1964).

Pernyataan seperti komitmen, concern terhadap persoalan keumatan, sebenarnya sangat populis di telinga kalangan mahasiswa. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari keberadaan mahasiswa sebagai orang yang dikenal dengan sebutan agent of modernization, agent of social change, dan the creative minority.

Sebagai seorang yang mendapat predikat seperti diatas, mahasiswa memegang tanggung jawab yang tidak ringan. Dia harus menunjukkan wajah yang beda dibandingkan orang yang tidak menyandang gelar seperti itu. Persoalannya apakah masih relevan sebutan atau predikat tersebut melekat kepada mahasiswa, yang kerjanya plagiat/fotocopy budaya, tawuran, atau yang lebih ekstrim menginfiltrasi ‘ideologi titipan’.

Ideologi titipan yang dimaksud adalah memperjuangkan sebuah ideologi namun bukan berasal dari hasil cipta karsa sendiri, melainkan domplengan suatu oknum atau komunitas tertentu, yang tidak ada sangkut paut dengan dunia kemahasiswaan.

Fakta tersebut tidaklah boleh kita menyalahkan salah satu pihak saja karena bagaimanapun mahasiswa adalah produk pendidikan bangsa. Dan pendidikan bangsa itu sebuah sistem, antarvariabel saling terkait, baik itu sistem pengajarannya, pendidikannya, atau pun sistem politik yang berlaku dalam sebuah negara. Mungkin saja dunia pendidikan kita akan berhasil, itupun jika kita siap dalam segala hal.

Bukti-bukti kegagalan dunia pendidikan kita adalah terjadinya pemindahan skripsi karya orang lain dengan rangkaian kata-kata menjadi sebuah skripsi baru. Ada juga kebijakan perguruan tinggi yang memberikan kesempatan mahasiswa untuk segera menyelesaikan studinya, pertanyaannya adalah bagaimana dengan kualitas mahasiswa tersebut?

Tetapi apakah kejadian tersebut tidak terjadi dikalangan pejabat pemerintah? hemat saya, itu terjadi juga, seperti kasus uang pelicin, agar mendapatkan gelar sarjananya tanpa mengeluarkan banyak waktu duduk diam dalam kelas. Ada juga uang pelicin dalam penerimaan pegawai, itu sedikit dari

banyak rentetan kasus yang sudah menjadi rahasia umum dan sangat memilukan yang terjadi di negara ini dan dianggap wajar oleh banyak kalangan.

Sudah demikian mendukung dan kondusif untuk bertindak demikian, tak ayal kalangan elit mahasiswa melakukan hal yang tidak sepantasnya dilakukan oleh orang yang mendapatkan sebutan hebat diatas. Memang, kesalahan tidak semua ditimpakan kepada kalangan mahasiswa. Namun, kenyataannya sekarang, yang banyak menjadi aktor adalah mahasiswa yang mendapatkan gelar macam-macam tersebut. Jika memang gelar tersebut sudah tidak relevan, kemudian apa kiranya gelar yang pantas disandang oleh mahasiswa saat ini.

Peran Perguruan Tinggi dan beban mahasiswa

Pertanyaannya, apa peran perguruan tinggi dan mahasiswa didalamnya, dalam upaya menata kembali masa depan bangsa? Perguruan tinggi mestilah mampu menjadi kawahcandradimuka bagi mahasiswa-mahasiswa yang ditempa untuk menjadi generasi yang mapan dalam melanjutkan cita-cita negara.

Dengan kata lain, perguruan tinggi mesti menekankan kualitas pendidikan baik teori

maupun praktek, agar setelah menjadi sarjana, mereka tidak gagap menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi didunia luar.

Bukan hanya menekankan untuk segera lulus, dan setelah lulus mereka seperti anak ayam kehilangan induk. Selanjutnya, mahasiswa sebagai agen amanat penderitaan rakyat, sekaligus aktor yang akan menerima tongkat estafet kepemimpinan bangsa dimasa yang akan datang. Sepatutnya memanfaatkan waktu mudanya untuk meningkatkan taraf kualitas diri, agar kemudian layak untuk melanjutkan cita-cita seluruh rakyat Indonesia.

Sudahi pertarungan ideologi yang hanya merusak dan apalagi memperjuangkan ‘ideologi titipan’ yang menguntungkan kelompok elit tertentu. Bagaimanapun bentuknya penyaluran aspirasi disahkan di negara demokrasi, namun jangan kemudian dengan menggunakan jargon mahasiswa untuk melakukan tindakan anarkis, apalagi sampai merusak fasilitas umum. Bukahkah fasilitas itu dibuat menggunakan uang rakyat juga?=

Oleh Ahmad Erlangga Ferdianto*

* Mahasiswa Diploma Hubungan Masyarakat

FISIP Unila

Ilust

rasi

Apro

han

Sapu

tra

Gerakan mahasiswa yang

dulu bersemangat sekarang mati suri. Gairah

gerakan mahasiswa tergantikan

dengan semangat hidup bermewah-mewahan akibat

kapitalisme.

Dr. Amien Ra’is

Liputan KhususNo. 122 Tahun XII Trimingguan Edisi 24 Mei-28 Juni 20128

Iklan

Rumah Susun Mahasiswa (Rusunawa) kini berwajah baru. Tak lagi sepi apalagi

kumuh, Rusunawa kini ramai dengan celoteh-celoteh penghuni barunya. Penghuninya juga bukan mahasiswa biasa, mereka adalah kumpulan mahasiswa pilihan. Ada 226 orang jumlahnya, mayoritasnya yang mendapat beasiswa bidik misi, sisanya mahasiswa yang menjadi atlet dan mahasiswa asing asal Madagaskar dan Vietnam.

Pagi-pagi seolah pemandangan biasa, antrian panjang untuk menggunakan kamar mandi. Namun tak dijadikan menjadi masalah serius bahkan dijadikan tempat untuk mengakrabkan diri dengan penghuni lainnya.

“Aku banyak kenal sama anak-anak sini pertamanya itu karena kan per 6 kamarnya di rusun itu ada 1 kamar mandi jadi setiap mandi atau ngantri ya kita ngobrol-ngobrol, trus lama-lama jadi akrab,” ujar Genta (Ilmu Pemerintahan ‘11).

Rusunawa pun kini tak hanya akrab dengan penghuni tetapnya. Namun juga mahasiswa umum yang hanya singgah disana, setiap siang kantin rusunawa ramai oleh mahasiswa-mahasiswa Unila lainnya. Jika malam pun Gedung yang dibangun sejak tahun 2005 ini ramai dengan mahasiswa Unila yang hanya ingin internetan gratis, karena di Rusunawa banyak titik hotspotnya.

“Disini itu sejuk tidak hanya pas buat ngobrol-ngobrol, tapi juga pas buat belajar,diskusi, ditambah juga

Tempat Tinggal Mahasiswa Pilihanada layanan hotspotnya,“ kata Cahyo Wibowo salah seorang mahasiswa yang sering berkunjung. Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan 2011 ini pun menepis anggapan miring tentang Rusunawa. Menurutnya, orang yang menganggap Rusunawa kumuh adalah salah. Mereka hanya melihat Rusunawa dari luar bukan pengamatan langsung.

Namun ada juga yang mengeluh-kan tentang Rusunawa, seringnya mati lampu membuat mereka tak konsentrasi dalam belajar. “Mahasiswa di sini mengeluhkan seringnya listrik di Rusun mati, tapi di lampu-lampu jalan hidup, jelas Gunawan salah satu mahasiswa bidik misi.Rusunawa dan Peraturannya

Gedung yang mampu menampung 384 orang mahasiswa ini pun kini memiliki peraturan. Peraturan itu dibuat agar tidak terjadi pelanggaran. Hal yang paling utama adalah pelanggaran asusila. Untuk mencegah itu maka para penghuni dilarang pulang malam.

Jika sudah melebihi pukul sepuluh malam maka tak boleh ada yang keluar atau masuk Rusunawa. Lantai hunian perempuan dan laki-laki pun dibuat terpisah. Tak hanya itu setiap malam Jum’at diadakan rutin yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa yang beragama Islam di Rusunawa. Hal ini bertujuan untuk menambah keimanan dan ketakwaan.

Meski banyak nya peraturan di rusunawa Frisya Pendidikan Guru Sekolah Dasar ini tetap kerasan

tinggal disana. Di rusunawa juga terdapat beberapa satpam yang bertugas menjaga keamanan. Sedangkan jika ada masalah atau keluhan maka bisa mengadu pada Forum Komunikasi (Forkom), terang Gunawan salah satu anggota Forkom. Rusunawa Dulu, Kini dan Akan Datang

Gedung ini dibangun sejak tahun 2005, periode kepemimpinan Rektor Muhajir Utomo. Rencananya gedung ini diperuntukan untuk hunian mahasiswa baru angkatan 2008 namun baru dihuni pada tahun 2010 oleh mahasiswa yang mengikuti Pusat Pendidikan dan Latihan Mahasiswa. Atau sering disebut mahasiswa atlet.

Dulu jika menginjakkan kaki ke Rusunawa pasti terlihat rumput ilalang yang menjulang. Bahkan sampai tumbuh ke dalam gedung. Lampu-lampu, beberapa properti kaca, pegangan pintu dan almunium pun hilang (Tek-News No 97 Edisi 17-30 Januari 2009)

Namun kini tampak lebih berbeda, fasilitas rusunawa lebih lengkap. Perkamarnya disediakan dua kasur bertingkat, dua lemari pakaian dan empat meja belajar. Kamar mandi yang disediakan adalah 1 kamar mandi dengan tiga ruang, tiga shower mandi, 3 WC, dan tiga wastafel, perenam kamar. Tak hanya itu rusunawa pun kini menyediakan lapangan bulu tangkis dan futsal untuk para penghuni.

Pemandangan eksotis pun kini bisa diintip dari jendela Rusunawa. Jika memandang dari jendela kamar yang menghadap utara pasti

terlihat lampu-lampu jalanan dan gedung-gedung yang menjulang di Kecamatan Rajabasa. Tapi jika mengintip dari arah selatan terasa berbeda sunyi dan sepi, karena pemandangan yang tampak di luar jendela hanya pemandangan pepohonan dan lapangan di Unila.

Dan sebentar lagi rusunawa akan ada penambahan gedung mengingat akan ada tambahan mahasiswa baru tahun depan. “Ini bukan rumor

Oleh Muhamad Faza

lagi, ini memang sudah rencana sejak awal, hal ini belum terealisasi dikarenakan, yang pertama, mahasiswa belum siap memenuhi kamar yang tersedia, yang kedua, kita sedang menunggu giliran,” jelas Manajer Yayasan Rusunawa Suarno Sadar. Giliran yang dimaksud olehnya adalah bahwa univeristas yang mimiliki mahasiswa bidik misi diberi jatah oleh pemerintah untuk membangun rusunawa =

Rusunawa

Foto-foto Novalinda Silviana

Page 10: Tabloid Teknokra 122

Oleh Jenni Ayuningtyas

Suci Aprodity

Foto-Foto Novalinda Silviana

Pojok PKMNo. 122 Tahun XII Trimingguan Edisi 24 Mei-28 Juni 2012 11 Life Style

Belakangan ini remaja di dunia mulai tergila-gila dengan Budaya Korea. Budaya barat

yang selama ini menjadi trendsetter pun telah tergeser. Bahkan remaja dari beberapa negara barat terlepas dari pengaruh budaya korea.

Fenomena ini jugalah yang sedang populer di kalangan mahasiswa Unila saat ini. Demam Korea berhasil menghipnotis telinga dan mata mereka mulai dari K-pop (Korean Pop), K-drama (Drama Korea), Korean style, bahasa korea dan lainnya begitu mewabah.

Dan kini pengaruh korea kian terasa kental terhadap hidup Aris Munandar. Sejak kemunculan drama Korea “Endless Love” membuat mahasiswa Pendidikan Biologi ini tergila-gila pada Budaya Korea. Sejak tahun 2005 Aris mulai mengikuti life style Korea. Mulai dari musik, drama, gaya busana hingga model rambut. Gaya rambutnya diubah bak Vokalis Suju ─ Yesung, potongan rambut tersasak, dibelah tengah dan berponi miring.

Tak hanya itu mahasiswa angkatan 2009 ini pernah telat kuliah karena keasyikan menonton drama korea. “ Waktu itu pernah rela telat kuliah karena nunggu drama korea sampai selesai,” aku Aris. Ia juga mengaku jika tak kuliah ia pernah menghabiskan waktu seharian hanya untuk menonton drama korea.

Artis korea yang m e n g i s p i r a s i n y a adalah Song Hae Kyo. Menurut Aris, “Song Hye Kyo merupakan salah satu artis wanita korea yang konsisten, peduli terhadap l i n g k u n g a n dan low profile”. Aris pernah membaca di sebuah majalah baca tentang Song Hye Kyo yang jadi duta lingkungan hidup.

Aris pun bergabung di beberapa Grup Pecinta Korea di dunia maya. Cintanya ter hadap Korea membuat ia bercita-cita ingin melanjutkan kuliah ke negara penghasil ginseng tersebut.

Senada dengan Aris, Annisa juga terkena Sindrom Korea. Mahasiswa Jurusan Kimia ini sudah lama tergila-gila. Sejak ia duduk dibangku Sekolah Dasar. Selain menyukai drama korea,

Demam Korea Mewabah,

Annisa juga sangat menyukai boy-band korea. Ia mulai tertarik dengan K-pop saat dikenalkan variety show perjalanan boyband Super Junior. Sejak itu lah ia ngefans berat dengan boy-band Korea tersebut.

Sangking tergila-gilanya pada boy band bermata sipit itu, Annisa rela menyisihkan uang jajannya sejak sebelum lebaran tahun lalu ketika ia mengetahui bahwa Suju akan datang ke Indonesia. Untuk mendapatkan tiket nonton konser Suju, perjuangan Annisa tidak lah mudah. Awalnya ia nitip tiket dengan temannya yang langsung membeli di Jakarta namun kehabisan. Ia tidak putus asa tetap mencari informasi-informasi penjualan tiket. Yang kedua kalinya ia mencoba membeli tiket melalui penjualan online tetapi tidak dapat juga.

Annisa masih tetap memiliki keinginan besar untuk dapat menonton konser idolanya. Ia menuggu untuk mendapatkan tiket konser tersebut dengan rasa galau sampai-sampai kuliah menjadi tidak fokus. Beberapa hari kemudian ia mendapat update terbaru di twitter bahwa konser suju di tambah satu hari lagi.

Ia pun langsung memesan tiket online melalui fans base sujunesia dan akhirnya ia mendapatkan tiket VIP junior seharga Rp 1,4 juta.Ia mendapat

tiket menonton untuk hari pertama jumat, 27 april 2012 yang bertempat di Mata Elang Internasional Stadium, Ancol, Jakarta Utara.

Sebenarnya, pada hari itu ia ada kuliah namun demi

Suju Annisa rela bolos. Meski konser dimulai pukul

delapan malam namun Annisa rela datang

pukul 8 pagi. Ia berbelanja a s e s o r i s yang berbau

Suju. Meski ketika konser ada sedikit

kerusuhan, tak memudarkan niat Annisa untuk menonton dan berteriak-teriak memanggil nama personil Suju. Tak ketinggalan Annisa ikutan meminta tanda tangan Suju.

Dari dua belas personil boyband Super Junior Annisa mengidolakan Lee

Hyuh Jae. Ia sangat ngefans dengan Eunhyuk nama panggilan dari Lee Hyun Jae karena ganteng dan lucu. Sangking ngefans dengan Eunhyuk ia pernah bermimpi dengan aktor Korea

itu, mimpinya seperti orang yang lagi kasmaran. Annisa juga memiliki

berbagai koleksi pernak-pernik yang berhubungan dengan suju, seperti kaset, Poster, bando, gantungan kunci dan masih banyak lagi.

Ia juga tergabung dalam beberapa komunitas fans super junior Elf suju Lampung dan sujunesia. Setiap Jumat Elf lampung mengadakan kumpul bareng. Mereka kumpul sekedar sharing dan curhat tentang berita- berita ter update idolanya.

Selain Aris dan Annisa, Dinda Nindika pun mempunyai perasaan yang sama. Mahasiswi Pemerintahan ini bahkan pernah bolos kuliah karena menonton Drama Korea. “Waktu itu juga pernah kena marah dengan orang tua gara-gara keasikan nonton film Korea sampai magrib, sampai-sampai tv dimatikan secara paksa oleh orang tua,” tutur Dinda. Mahasiswi angkatan 2010 ini menyukai drama korea lebih menarik dan bagus tidak membosankan. “Sangat berbeda dengan Sinetron Indonesia yang ending dari ceritanya gak jelas, terangnya.

Dosen Bimbingan Konseling pun menganggap perilaku mereka ini wajar.

Hal tersebut normal sesuai dengan perkembangan remaja,” ujar Sinta. Karena remaja memiliki tahapan perkembangan yaitu identifikasi. Pada tahap ini remaja mencari identitas jati diri. Salah satu yang dilakukan adalah mempunyai Roll Model atau tokoh panutan. Remaja sedang mencari tokoh yang mereka idolakan, hal ini ada kaitannya dengan peer group atau kelompok teman sebaya. Dimana pada kelompok tersebut mereka mengidolakan tokoh yang sama agar konformitas dengan teman-teman sebayanya.

“Tetapi remaja juga harus bisa membedakan antara realitas dan imajinasi,” sarannya. Menurutnya apabila remaja tersebut terlalu fanatic terhadap idolanya mereka akan kehilangan jati diri. Tokoh idola harusnya digunakan sebagai motivasi. Remaja harus tetap punya kesadaran diri yang imajinasi dan realitas. Selama remaja masih bisa memahami dan membedakan realitas dan imajinasi.

Menurutnya Demam Korea hanya bagian dari hiburan. Ia pun menyarankan agar mahasiswa harusnya melakukan kegiatan-kegiatan yang lebih positif seperti belajar dan bersosialisasi dengan orang sekitar daripada hanya berimajinasi dengan tokoh idolanya=

Gaya Hidup Berubah

iklan

Alia Sabur profesor termuda di dunia yang di nobatkan guinees world record pada usianya di 19 tahun. Sungguh menginspirasi banyak orang khususnya mahasiswa dan akademisi. Di Indonesia untuk menjadi seorang sarjana perlu menempuh pendidikan hingga usia rata�rata 21 tahun. Bayangkan bagaimana pendidikan di negara bagian barat sana, bagaimana pendidikan usia dini mereka, dan lingkungan keluarga sang profesor.

Teman saya pernah bercerita bahwa seorang doktor yang telah menjadi profesor menciptakan sebuah alat. Sistem kerjanya mudah. Bersumber pada knalpot motor. Knalpot yang bekerja pada motor menghasilkan energi kalor (panas). Energi tesebut terbuang begitu saja, tak termanfaatkan. Bahkan saat motor terpakir dan knalpotnya menimbulkan panas. Untuk itu profesor tesebut membuat sebuah alat bebentuk kotak yang dihubungkan dengan media kawat dan alumunium yang bersifat konduktor—penghantar panas. Kalor akan bepindah dari tempat yang bersuhu tinggi ke suhu rendah.

Panas dari knalpot tersebut mengalami perpindahan kalor—konduksi. Box panas itu dapat digunakan untuk menghangatkan produk makanan dan minuman. Dari cerita itu, kita sadar bahwa pelajaran perpindahan kalor, konduksi yang telah kita dapat saat duduk di bangku sekolah dasar dapat diaplikasikan untuk sesuatu yang bermanfaat. Mengapa sang professor baru menciptakan alat itu setelah mencapai pendidikan doktornya. Mengapa bukan saat mendapat pelajaran itu di waktu muda.

Padahal itu sudah dapat tepikirkan dan diciptakan saat kita mendapat pelajaran tersebut saat di bangku SD. Ada apa dengan ilmu yang kita pelajari?. Umumnya masyarakat Indonesia, baru sekadar mengetahui tentang suatu hal. Belum mencoba untuk memahami dan menerapkan dalam kehidupan sehari�hari. Andai saja kita tersadar bahwa sudah berapa lama kita mengenyam pendidikan, berapa banyak karya yang kita ciptakan tiap tahunnya, tiap bulannya, tiap minggunya bahkan tiap harinya.

Dari kelas IV SD, Alia langsung melompat ke universitas, dan lulus BA dengan predikat sum cum laude dari Universitas Stony Brook di New York. Saat itu usianya baru 14 tahun. Gadis itu melanjutkan pendidikan di Universitas Drexel. Di universitas itu dia mendapatkan gelar master of science dan PhD. Tiga hari menjelang ulang tahun ke�19 Februari lalu, Alia Sabur resmi menjadi dosen di Universitas Konkuk, Seoul, Korea Selatan. Alia memecahkan rekor sebelumnya yang dicatat oleh Colin MacLaurin, mahasiswa Isaac Newton, pada 1717.

Masa depan cemerlang terbentang luas di hadapan remaja Northport, New York itu. Hingga saat ini, orang�orang cerdas di dunia menginspirasi banyak orang. Pikirkan Alia Sabur saja bisa, mengapa kita tidak. Allah SWT telah menciptakan otak manusia itu sempurna. Asal kita mampu memanfaatkannya.

Seandainya semua orang mencoba untuk membuat karya ditiap harinya, semua orang berlomba�lomba untuk menciptakan alat. Alat yang bemanfaat bagi manusia. Selamat berkarya. Tetap Berpikir Merdeka!=

Pemimpin UmumDian Wahyu Kusuma

Si Inspirator

Zona AktivisNo. 122 Tahun XII Trimingguan Edisi 24 Mei-28 Juni 201210

Ngekhibas

Redaksi menerima kritikan/saran dan kirimkan berupa: Artikel (ketikan 1,5 spasi, panjang tulisan 4.000-6000 karakter), surat pembaca, dan informasi seputar keunilaan. Tulisan dikirimkan ke: [email protected] atau diantar langsung ke Sekretariat Graha Saidatul Firia, Pojok PKM Lt. 1 Unila.

Teknik Kimia baru punya prestasi dihari tua..Enggak apa-apa, daripada enggak punya prestasi...

Bawa mobil dapet beasiswa?

Pasti ada maen mata dengan karyawan, nih...

Tempat bilas kolam renang udah enggak layak...

Bukannya baru direhab, ya?

Unila-Tek: Salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa Unila (UKM-U) Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Lampung (Mapala Unila), pada tanggal 25-26 April 2012 telah meraih juara III panjat tebing di kampus Universitas Bandar Lampung (UBL). Acara ini di selenggarakan oleh pihak Universitas Bandar Lampung (UBL) dalam acara Climbing Contest III yang merupakan kejuaraan daerah Panjat Tebing Se-Provinsi Lampung.

Unila mengirimkan empat peserta dalam perlombaan itu. Diantaranya adalah Didi Aryadi, Noviatus Sa’diah, Faizal, dan Dwi Anggraini putri. Dan salah satu yang berhasil memenangkan kejuaraan itu adalah Dwi Anggraini Putri salah satu mahasiswa Unila dari Fakultas Pertanian (AGT ’11). Dwi Anggraini Putri yang biasa di sapa Puput itu telah berhasil mencapai salah satu posisi puncak dalam perlombaan

Setelah berhasil menaklukan puncak Carstenz Pyramid (4.884 mdpl) yang merupakan

merupakan puncak tertinggi di Lempeng Benua Australasia-Oceania. pada tahun 2007 silam. Kini Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) ingin mengulangnya lagi, namun bukan di tempat yang sama namun di Puncak Gunung Elbrus, Rusia yang merupakan gunung tertinggi di Benua Eropa.

Saat ini Mapala unila telah membentuk panitia besar dengan nama Indonesian Siger Expedition 2012, yang diketuai oleh Didi Aryadi (Teknik Sipil ’08). Selama bulan Februari hingga April 2012, Tim Training Centre (TC) akan menyeleksi calon-calon atlet yang akan dipilih sebagai tim ekspedisi yang berjumlah 5 orang, yang terdiri dari 4 (Empat) pendaki putra dan 1 (Satu) pendaki putri.

Tim ekspedisi Mapala Unila akan dilatih khusus oleh pelatih fisik yang direncakan berasal dari Brigif 3 Marinir, Piabung. Sedangkan untuk pelatih pendakian gunung es, Mapala Unila akan bekerjasama dengan pendaki senior Indonesia yaitu Ripto Mulyono (Mapala Universitas Indonesia).

bebas biaya fiskal.Indonesian Siger Expedition Mt.

Elbrus 2012, merupakan rangkaian dari Program Seven Summits (Tujuh Puncak Dunia), yang telah ditetapkan dalam Program Kerja Mapala Unila 2011-2012 dalam Musyawarah Besar XIX.

Tim ekspedisi ditargetkan akan

ini. Puput juga telah meraih trophy dan meraih sertifikat juara III dalam ajang perlombaan ini.

Kejuaraan tersebut merupakan suatu hal kebanggaan tersendiri bagi Unila, khususnya bagi Mapala Unila sendiri. Kejuaraan yang di peroleh dari puput tidak lepas dari usaha kerja keras, latihan secara rutin, teratur dan selalu tidak lupa untuk berdoa. Dan pada akhirnya, semua kerja keras puput kini telah membuahkan hasil yang memuaskan.

Kegiatan ini bertujuan untuk menyaring atlet-atlet panjat tebing muda yang terpilih itu akan diikut sertakan dalam ajang tingkat Nasional sebagai perwakilan dari Provinsi Lampung. Jika mereka mampu lagi mencapai posisi puncak, maka kemungkinan akan diikutsertakan pada ajang-ajang tingkat Internasional.=

berangkat menuju Moscow, Rusia pada tanggal 25 Oktober 2012 dan direncanakan Summit Attack Puncak Elbrus (5.642 mdpl) pada tanggal 10 November 2012, yang bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional Republik Indonesia.

Selain melakukan pendakian, Tim Ekspedisi Mapala Unila direncanakan

SEJARAH BERDIRINYA MAPALA UNILA

Sebelum berdirnya Mapala Unila telah ada pencinta alam di fakultas yang ada di Unila seperti:1. Watala (FP)2. Mahepel (FE)3. Mahusa (FH)4. Matekpala (FT)5. Makipala (FKIP)

Berdasarkan Surat Keputusan Badan Koordinasi kemahasiswaan Nomor: 001/BKKPM/UL/I1984 terbentuk wadah dengan nama

BAKO MAPALA BAHANA RIMBA. Mubes Bako Mapala tanggal 4-5 Desember 1988 serta hasil pertemuan PR III dan ketua Bako Mapala Bahana Rimba pada 20 November 1988 diubah menjadi MAPALA UNIVERSITAS LAMPUNG dengan surat Keputusan Rektor Nomor: 021/KPTS/R/1989. Sejak itu bendera Mapala Unila terus Berkibar dan berjuang.

Semenjak BAKOMAPALA SAMPAI MAPALA, selama berdirinya telah melaksanakan latihan dasar sampai dengan priode sekarang anggota seluruhnya 274 orang.

Selain petualangan Mapala

juga melakukan konservasi yaitu penghijauan dan pendidikan kepada siswa SD tentang lingkungan hidup, serta memunculkan atlet-atlet seperti panjat tebing dan arum jeram.

Divisi-divisi yang ada di Mapala Unila1. Divisi Panjat Tebing (Rock Climbing)2. Divisi Gunung Hutan (Mountaineering)3. Divisi Arung Jeram ( Rafting)4. Divisi Speleologi (Caving)5. Divisi Lingkungan Hidup (Environment).=

Kibarkan Bendera Hingga Gunung ElbrusMapala

Oleh Veny Purnamasari

Foto Desfi Dian Mustika

Dok.

Mapa

la

Dok.

Mapa

la

Meraih Juara III Panjat Tebing

Puncak SummitPuncak Jaya Wijaya (4.862 M) PAPUA 2007

mengadakan kegiatan di Moscow State University, yaitu Lampung Expo Ecotourism. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan potensi wisata alam dan budaya yang ada di Provinsi Lampung, di kalangan mahasiswa yang ada di Moscow State University, bekerjasama dengan KBRI di Moscow.=

Dok. Mapala

Dok.

Mapa

la

Page 11: Tabloid Teknokra 122

Oleh Jenni Ayuningtyas

Suci Aprodity

Foto-Foto Novalinda Silviana

Pojok PKMNo. 122 Tahun XII Trimingguan Edisi 24 Mei-28 Juni 2012 11 Life Style

Belakangan ini remaja di dunia mulai tergila-gila dengan Budaya Korea. Budaya barat

yang selama ini menjadi trendsetter pun telah tergeser. Bahkan remaja dari beberapa negara barat terlepas dari pengaruh budaya korea.

Fenomena ini jugalah yang sedang populer di kalangan mahasiswa Unila saat ini. Demam Korea berhasil menghipnotis telinga dan mata mereka mulai dari K-pop (Korean Pop), K-drama (Drama Korea), Korean style, bahasa korea dan lainnya begitu mewabah.

Dan kini pengaruh korea kian terasa kental terhadap hidup Aris Munandar. Sejak kemunculan drama Korea “Endless Love” membuat mahasiswa Pendidikan Biologi ini tergila-gila pada Budaya Korea. Sejak tahun 2005 Aris mulai mengikuti life style Korea. Mulai dari musik, drama, gaya busana hingga model rambut. Gaya rambutnya diubah bak Vokalis Suju ─ Yesung, potongan rambut tersasak, dibelah tengah dan berponi miring.

Tak hanya itu mahasiswa angkatan 2009 ini pernah telat kuliah karena keasyikan menonton drama korea. “ Waktu itu pernah rela telat kuliah karena nunggu drama korea sampai selesai,” aku Aris. Ia juga mengaku jika tak kuliah ia pernah menghabiskan waktu seharian hanya untuk menonton drama korea.

Artis korea yang m e n g i s p i r a s i n y a adalah Song Hae Kyo. Menurut Aris, “Song Hye Kyo merupakan salah satu artis wanita korea yang konsisten, peduli terhadap l i n g k u n g a n dan low profile”. Aris pernah membaca di sebuah majalah baca tentang Song Hye Kyo yang jadi duta lingkungan hidup.

Aris pun bergabung di beberapa Grup Pecinta Korea di dunia maya. Cintanya ter hadap Korea membuat ia bercita-cita ingin melanjutkan kuliah ke negara penghasil ginseng tersebut.

Senada dengan Aris, Annisa juga terkena Sindrom Korea. Mahasiswa Jurusan Kimia ini sudah lama tergila-gila. Sejak ia duduk dibangku Sekolah Dasar. Selain menyukai drama korea,

Demam Korea Mewabah,

Annisa juga sangat menyukai boy-band korea. Ia mulai tertarik dengan K-pop saat dikenalkan variety show perjalanan boyband Super Junior. Sejak itu lah ia ngefans berat dengan boy-band Korea tersebut.

Sangking tergila-gilanya pada boy band bermata sipit itu, Annisa rela menyisihkan uang jajannya sejak sebelum lebaran tahun lalu ketika ia mengetahui bahwa Suju akan datang ke Indonesia. Untuk mendapatkan tiket nonton konser Suju, perjuangan Annisa tidak lah mudah. Awalnya ia nitip tiket dengan temannya yang langsung membeli di Jakarta namun kehabisan. Ia tidak putus asa tetap mencari informasi-informasi penjualan tiket. Yang kedua kalinya ia mencoba membeli tiket melalui penjualan online tetapi tidak dapat juga.

Annisa masih tetap memiliki keinginan besar untuk dapat menonton konser idolanya. Ia menuggu untuk mendapatkan tiket konser tersebut dengan rasa galau sampai-sampai kuliah menjadi tidak fokus. Beberapa hari kemudian ia mendapat update terbaru di twitter bahwa konser suju di tambah satu hari lagi.

Ia pun langsung memesan tiket online melalui fans base sujunesia dan akhirnya ia mendapatkan tiket VIP junior seharga Rp 1,4 juta.Ia mendapat

tiket menonton untuk hari pertama jumat, 27 april 2012 yang bertempat di Mata Elang Internasional Stadium, Ancol, Jakarta Utara.

Sebenarnya, pada hari itu ia ada kuliah namun demi

Suju Annisa rela bolos. Meski konser dimulai pukul

delapan malam namun Annisa rela datang

pukul 8 pagi. Ia berbelanja a s e s o r i s yang berbau

Suju. Meski ketika konser ada sedikit

kerusuhan, tak memudarkan niat Annisa untuk menonton dan berteriak-teriak memanggil nama personil Suju. Tak ketinggalan Annisa ikutan meminta tanda tangan Suju.

Dari dua belas personil boyband Super Junior Annisa mengidolakan Lee

Hyuh Jae. Ia sangat ngefans dengan Eunhyuk nama panggilan dari Lee Hyun Jae karena ganteng dan lucu. Sangking ngefans dengan Eunhyuk ia pernah bermimpi dengan aktor Korea

itu, mimpinya seperti orang yang lagi kasmaran. Annisa juga memiliki

berbagai koleksi pernak-pernik yang berhubungan dengan suju, seperti kaset, Poster, bando, gantungan kunci dan masih banyak lagi.

Ia juga tergabung dalam beberapa komunitas fans super junior Elf suju Lampung dan sujunesia. Setiap Jumat Elf lampung mengadakan kumpul bareng. Mereka kumpul sekedar sharing dan curhat tentang berita- berita ter update idolanya.

Selain Aris dan Annisa, Dinda Nindika pun mempunyai perasaan yang sama. Mahasiswi Pemerintahan ini bahkan pernah bolos kuliah karena menonton Drama Korea. “Waktu itu juga pernah kena marah dengan orang tua gara-gara keasikan nonton film Korea sampai magrib, sampai-sampai tv dimatikan secara paksa oleh orang tua,” tutur Dinda. Mahasiswi angkatan 2010 ini menyukai drama korea lebih menarik dan bagus tidak membosankan. “Sangat berbeda dengan Sinetron Indonesia yang ending dari ceritanya gak jelas, terangnya.

Dosen Bimbingan Konseling pun menganggap perilaku mereka ini wajar.

Hal tersebut normal sesuai dengan perkembangan remaja,” ujar Sinta. Karena remaja memiliki tahapan perkembangan yaitu identifikasi. Pada tahap ini remaja mencari identitas jati diri. Salah satu yang dilakukan adalah mempunyai Roll Model atau tokoh panutan. Remaja sedang mencari tokoh yang mereka idolakan, hal ini ada kaitannya dengan peer group atau kelompok teman sebaya. Dimana pada kelompok tersebut mereka mengidolakan tokoh yang sama agar konformitas dengan teman-teman sebayanya.

“Tetapi remaja juga harus bisa membedakan antara realitas dan imajinasi,” sarannya. Menurutnya apabila remaja tersebut terlalu fanatic terhadap idolanya mereka akan kehilangan jati diri. Tokoh idola harusnya digunakan sebagai motivasi. Remaja harus tetap punya kesadaran diri yang imajinasi dan realitas. Selama remaja masih bisa memahami dan membedakan realitas dan imajinasi.

Menurutnya Demam Korea hanya bagian dari hiburan. Ia pun menyarankan agar mahasiswa harusnya melakukan kegiatan-kegiatan yang lebih positif seperti belajar dan bersosialisasi dengan orang sekitar daripada hanya berimajinasi dengan tokoh idolanya=

Gaya Hidup Berubah

iklan

Alia Sabur profesor termuda di dunia yang di nobatkan guinees world record pada usianya di 19 tahun. Sungguh menginspirasi banyak orang khususnya mahasiswa dan akademisi. Di Indonesia untuk menjadi seorang sarjana perlu menempuh pendidikan hingga usia rata�rata 21 tahun. Bayangkan bagaimana pendidikan di negara bagian barat sana, bagaimana pendidikan usia dini mereka, dan lingkungan keluarga sang profesor.

Teman saya pernah bercerita bahwa seorang doktor yang telah menjadi profesor menciptakan sebuah alat. Sistem kerjanya mudah. Bersumber pada knalpot motor. Knalpot yang bekerja pada motor menghasilkan energi kalor (panas). Energi tesebut terbuang begitu saja, tak termanfaatkan. Bahkan saat motor terpakir dan knalpotnya menimbulkan panas. Untuk itu profesor tesebut membuat sebuah alat bebentuk kotak yang dihubungkan dengan media kawat dan alumunium yang bersifat konduktor—penghantar panas. Kalor akan bepindah dari tempat yang bersuhu tinggi ke suhu rendah.

Panas dari knalpot tersebut mengalami perpindahan kalor—konduksi. Box panas itu dapat digunakan untuk menghangatkan produk makanan dan minuman. Dari cerita itu, kita sadar bahwa pelajaran perpindahan kalor, konduksi yang telah kita dapat saat duduk di bangku sekolah dasar dapat diaplikasikan untuk sesuatu yang bermanfaat. Mengapa sang professor baru menciptakan alat itu setelah mencapai pendidikan doktornya. Mengapa bukan saat mendapat pelajaran itu di waktu muda.

Padahal itu sudah dapat tepikirkan dan diciptakan saat kita mendapat pelajaran tersebut saat di bangku SD. Ada apa dengan ilmu yang kita pelajari?. Umumnya masyarakat Indonesia, baru sekadar mengetahui tentang suatu hal. Belum mencoba untuk memahami dan menerapkan dalam kehidupan sehari�hari. Andai saja kita tersadar bahwa sudah berapa lama kita mengenyam pendidikan, berapa banyak karya yang kita ciptakan tiap tahunnya, tiap bulannya, tiap minggunya bahkan tiap harinya.

Dari kelas IV SD, Alia langsung melompat ke universitas, dan lulus BA dengan predikat sum cum laude dari Universitas Stony Brook di New York. Saat itu usianya baru 14 tahun. Gadis itu melanjutkan pendidikan di Universitas Drexel. Di universitas itu dia mendapatkan gelar master of science dan PhD. Tiga hari menjelang ulang tahun ke�19 Februari lalu, Alia Sabur resmi menjadi dosen di Universitas Konkuk, Seoul, Korea Selatan. Alia memecahkan rekor sebelumnya yang dicatat oleh Colin MacLaurin, mahasiswa Isaac Newton, pada 1717.

Masa depan cemerlang terbentang luas di hadapan remaja Northport, New York itu. Hingga saat ini, orang�orang cerdas di dunia menginspirasi banyak orang. Pikirkan Alia Sabur saja bisa, mengapa kita tidak. Allah SWT telah menciptakan otak manusia itu sempurna. Asal kita mampu memanfaatkannya.

Seandainya semua orang mencoba untuk membuat karya ditiap harinya, semua orang berlomba�lomba untuk menciptakan alat. Alat yang bemanfaat bagi manusia. Selamat berkarya. Tetap Berpikir Merdeka!=

Pemimpin UmumDian Wahyu Kusuma

Si Inspirator

Page 12: Tabloid Teknokra 122

No. 122 Tahun XII Trimingguan Edisi 24 Mei-28 Juni 2012

iklan

Di kamar yang ber ukuran 4x5 meter dan berdinding putih itu terlihat ada yang berbeda tidak seperti

kamar pada umumnya.“Menjadikan usaha CV, Menaikan haji

emak bapak VIP 150 juta pada tahun 2013,” Kata-kata itu tertulis di atas kertas hvs putih dengan tinta merah yang ia tulis 3 tahun lalu, tulisan itu selalu ia pandangi sebelum tidur.

Ogas Prayoga, mahasiswa (Komunikasi ‘08) yang sebentar lagi akan wisuda di bulan Juni ini tak ingin tulisan itu hanya sekedar impian belaka, ia pun mulai membuat rencana jangka panjang dan pendek untuk masa depannya.

Dimulai tahun 2008 silam saat itu saat baru menyandang sebagai mahasiswa baru, Ogas mulai mengikuti banyak seminar. Diseminar terakhir, ia tertantang oleh motivasi pembicara, “Sekarang kalian datang di seminar terakhir kalian, dan saatnya untuk ber-aksi dan mengaplikasikan apa yang telah kalian dapat selama ini”.ujar ogas menirukan ucapan si pembicara

Namun ia bingung usaha apa yang ia harus jalani, Jangankan modal, ide saja belum ia kantongi. Berbekal uang pribadi Ogas berjualan pulsa elektrik. Namun usahanya bangkrut karena pembelinya kebanyakan berhutang dan beberapa tak dibayar.

Namun hal itu tidak membuatnya mundur, Ia pun kembali mencari

peluang bisnis, peluang pun datang ketika ia melihat daerah dekat rumahnya akan diadakan pasar malam. Ogas bersama Vero Govinda, teman dekatnya sejak duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP) pun mencoba peruntungan dengan berjualan jagung.

Keduanya pun tidak malu ketika berjualan jagung bahkan ketika ber-temu dengan guru SMA-nya. Mereka malah bangga menjual jagung-jagung yang mereka bakar. Alahasil mereka dalam waktu 15 menit saja keduanya dapat menjual 30 jagung.

Sayang, penghasilan yang mereka dapat tidak berlangsung lama, dengan berakhirnya pasar malam, sehingga berakhir pula kegiatan yang ia lakukan bersama Vero untuk berjualan jagung bakar. Ogas selalu memanfaatkan sekecil apapun peluang bisnis yang ada di depanya. Tak terkecuali saat Ramadhan datang, Ogas mecoba men-jajakan makanan untuk berbuka puasa. Namun ia sadar, bisnisnya itu tak akan bertahan lama. Hanya musiman.

Di tahun 2010, Ia diajak salah seorang temannya untuk magang di sebuah rumah photo production. Saat mereka magang, salah satu temannya yang menantangnya “Kalo kamu bisa dapet job, nanti saya kasih 400 ribu buat kamu”, ucap Ogas menirukan tantangan dari temannya itu. Karena merasa tertantang dengan ucapan temannya tersebut, Ogas pun langsung

Ogas tidak melupakan peran utamanya sebagai mahasiswa. Biasanya ia menjalankan profesinya sebagai seorang fotografer pada Sabtu-Minggu, supaya tidak menggangu aktivitas kuliahnya. Tapi beberapa kali ia harus meliput seminar-seminar yang datang saat yang bersamaan jadwalnya kuliah. Kalau sudah begitu, terkadang meninggalkan kuliahnya, tetapi nilai yang ia peroleh tak mengecewakan. Ini ia buktikan dengan mewujudkan targetnya untuk wisuda bulan Juni ini.

Kini, ketika bisnisnya menanjak dan banyak proyek yang berdatangan padanya, tak jarang ia harus merelakan proyeknya diberikan pada temannya. Hal ini ia lakukan untuk menyelesaikan ujian skripsi.

Disaat bersamaan ujian pun kembali datang kepadanya, sang ayah mengalami kecelakaan ketika mengambil kayu bakar dari pohon yang dipergunakan untuk memasak. Bagaikan jatuh tertimpa tangga, Ogas menerima kabar bahwa sang kakak mengidap usus buntu dan harus dioperasi. Ogas pun kian kebingungan bagaimana ia menyelesaikan permasalahan itu di saat yang bersamaan pula. Tetapi tak lama kemudian mereka berdua bisa pulih.

Namun kini ia sedikit bernafas lega karena dibulan Juni ia akan segera menyandang status sebagai Sarjana Komunikasi. Bahkan kini Ogas telah menjadi owner Raden Patah Production yang sekarang sudah berpenghasilan 6-8 juta rupiah per bulan. Ia semakin bekerja keras mewujudkan impiannya agar Raden Fatah Production akan sebesar Dukomsel pada tahun 2014 nanti. Ogas juga bertekad bahwa 5 tahun lagi ia ingin menjadi manajer sehingga bukan otot lagi yang ia kerahkan tapi otak, dan dapat memberi pekerjaan kepada orang lain.“Saya tidak bisa diam, kalau diam serasa seperti orang gila,” ujar Ogas bersemangat.

Euis Aulia (FT ‘09) salah seorang teman dekatnya mengaku bahwa Ogas tipe orang yang tidak mudah menyerah dan bisa memotivasi orang lain. “Jika kita punya masalah kalau ada didekat Ogas pasti kita bisa ikut terbawa semangatnya,” ungkap Euis.

Hal senada diungkapkan Neneng Sulastri. Dimatanya, Ogas tak pernah membuatnya kecewa. Ia pun berharap impian-impian buah hatinya tercapai. “Semoga Ogas dapat memcapai cita-citanya,” harap ibunya.=

Oleh Yovi Lusiana

menuliskan daftar impiannya yang ia tempel di dinding kamarnya.

Saat ia menulis impianya tersebut, Ogas terinspirasi untuk mendirikan sebuah rumah production. Ia pun mulai menghitung besar dana semua kebutuhan untuk mendirikan rumah production. Tetapi saat itu ia tidak memiliki modal usaha. Kemudian Ogas mengutarakan niatnya untuk mem buka usaha dan untuk meminta modal kepada orangtuanya.

“Mah, aku mau bisnis,” kata Ogas kepada ibunya. “Bisnis apa? Gimana peluangnya?” jawab ibunya. “Aku butuh uang muka Rp2 juta, angsuran selanjutnya aku yang bayar, sekarang sudah ada dua projek, Mah”, tutur Ogas kembali meyakinkan ibunya

“Tanya-tanya aja dulu, mamah ada uang tapi sudah mamah persiapin untuk biaya kamu kuliah sampai lulus nanti, terserah kamu kalau mau ambil, tapi nanti jangan minta-minta lagi, karena semuanya sudah ada disana,” tutur sang ibu sembari menyiapkan nasi uduk yang akan dijual.

Mendengar ucapan ibunya, dengan keyakinannya Ogas pun berani untuk mengambil semua resiko dengan mengambil semua uang yang dipergunakan untuk biaya kuliah hingga ia lulus sebesar Rp9,5 juta.

Dua minggu setelah percakapan dengan ibunya Ogas pun menuju toko untuk membeli kamera yang sudah ia lihat sebelumnya. Tetapi diluar

dugaanya harga kamera yang awalnya Rp9,5 juta naik menjadi Rp10,5 juta.

Karena modal yang dimiliki hanya Rp9,5 juta, Ogas pun memberikan penawaran kepada toko untuk mengkreditkan kamera itu, tetapi hal itu ditolak oleh pemilik toko dengan alasan pembayaran harus tunai.

Ogas bingung apa yang harus di lakukan, karena kamera itu adalah modal utama yang harus ia milik. Ia pun memutuskan untuk meminta tambahan modal lagi kepada ibunya. Beruntung ia diberikan tambahan modal dari ibunya untuk menutupi kekurangan membeli kamera.

Januari 2011, dengan bermodalkan sebuah kamera video, Ogas mem-beranikan diri untuk membuka sebuah rumah production. Dalam kurun waktu kurang dari setengah tahun, Ogas sudah bisa mengembalikan modal awal bahkan sudah mendapatkan keuntungan.

Proyek pun mulai berdatangan, mulai dari mengabadikan video pernikahan, Agro expo dan Way kanan expo serta banyak proyek lainya yang ia tangani.

Kini dari penghasilannya itu Ogas telah memiliki 11 alat untuk menunjang memaksimalkan jasa video yang ia tawarkan itu. Bahkan pria kelahiran 22 tahun silam ini telah bisa membiayai biaya kuliahnya sendiri dari kerja kerasnya itu.

Walaupun sibuk dengan bisnisnya,

Berawal dari rajin mengikuti seminar wirausaha, Ogas Prayoga termotivasi untuk menjadi pengusaha muda.

Setiap peluang usaha sudah dicoba, dengan modal uang kuliah sebuah studio foto yang dirintisnya telah mampu

membiayai kuliahnya. Kini Ogas bertekad membesarkan usahanya, dan mewujudkan mimpi-mimpinya.

Tak Ingin Jadi Mahasiswa Biasa

Ogas Prayoga

12 Ekspresi

Foto Novalinda Silviana