Top Banner
INDUSTRI FILM SUMUT, HIDUP SEGAN MATI TAK MAU LAPORAN KHUSUS FEBRI MAHENDRA, ISENG, DAN ANAK USU PROFIL Rp 3000 ISSN 1410-7384 SUARAUSU.CO EDISI 97 XIX/ APRIL 2014
6

Tabloid Mahasiswa SUARAUSU #97

Mar 29, 2016

Download

Documents

SUARA USU

 
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tabloid Mahasiswa SUARAUSU #97

INDUSTRI FILM SUMUT,HIDUP SEGAN MATI TAK MAU

LAPORAN KHUSUSFEBRI MAHENDRA, ISENG, DANANAK USU

PROFIL Rp 3000ISSN 1410-7384SUARAUSU.CO

EDISI 97

XIX/APRIL 2014

Page 2: Tabloid Mahasiswa SUARAUSU #97

suara pembacasuara sumbang

SUARA USU, EDISI 97, APRIL 20142 suara kitavvlepas

Redaksi

Seperti janji rektorat saat Prof Eddy Marlianto yang jadi Pembantu Rektor III, pengadaan jaket almamater USU akhirnya kembali ditangani rektorat sendiri. Persisnya sejak mahasiswa

angkatan 2011 masuk. Pengelolaannya diang-garkan dalam dana kelengkapan akademik (DKA) yang dibayarkan sekali di awal masuk sebagai mahasiswa USU.

Namun, tenggat pengerjaannya tak sejelas tenggat DKA. Mahasiswa 2011 baru bisa me-nikmati jaket yang harusnya menjadi identi-tas pada tahun berikutnya. Itupun di Septem-bernya.

Masalahnya beragam. Namun, yang menja-di sebab utama menurut pihak rektorat adalah karena kuantitasnya yang banyak, penjahit tak sanggup.

Nasib mahasiswa 2012 tak lebih berun-tung. Hal yang sama terulang. Keadaannya kian kompleks. Tender belum juga dilelang hingga Maret 2013. Alasan baru muncul, data ukuran jaket dari mahasiswa terlambat masuk ke biro administrasi kemahasiswaan. Baru Oktober, Si Jaket bisa dikenakan.

Dan akhirnya memuncak di tahun 2013. Pengelolaannya masih ditangani rektorat, na-mun anggarannya berubah. Untuk stambuk ini dimasukkan dalam uang kuliah tunggal. Namun prosesnya kurang lebih tersandung di sudut yang sama. Parahnya, saat ini prosesnya masih di tahap pembuatan laporan hasil uji laboratorium kain. Belum dilelang. Dan kini su-dah April.

Selesainya? Belum ada yang bisa pastikan.Sebab musababnya jelas: tak ada keseriu-

san menangani jaket almamater ini. Semua lini tampaknya menganggap sepele. Padahal yang diperlukan ialah timeline yang jelas, tentu saja selain keseriusan. Evaluasi besar-besaran ha-rus dilakukan terhadap pengelolaan tiga tahun terakhir.

Kita bisa contoh pengelolaan jaket alma-mater di universitas tetangga. Universitas Ne-geri Medan, misalnya. Mahasiswanya tak per-nah keluhkan kapan jaket almamater mereka hadir di tangan. Sebab dibagikan sejak tiga bu-lan awal kuliah.

Namun, ukuran biasanya jadi kendala bagi mereka. Kebesaran atau kekecilan jadi hal bia-sa. Tapi, untuk menyiasatinya rektorat bisa se-diakan ukurannya saat pendaftaran ulang.

Tentu saja solusi yang bisa dipikirkan seka-rang adalah untuk memperbaiki sistem, agar ke depannya kita tak jatuh ke lubang yang sama namun lebih dalam. Untuk mahasiswa 2013, hanya tinggal tunggu dan bersabar saja sambil mengingatkan, bila sewaktu-waktu lupa.

Rektorat sebenarnya juga punya solusi dan sadar akan keterlambatan jaket almamater ini. Solusinya adalah sebuah wacana untuk melaku-kan dua kali pengadaaan jaket almamater di ta-hun ini. Namun sayang, persiapannya sebagai wacana justru tak matang karena belum punya konsep dasar yang jelas.

Tapi sebenarnya, konsep dasar wacana itu bisa dimulai dengan menyusun timeline serius pengelolaan jaket almamater 2014. Agar se-muanya terencana dan mudah dikontrol.

Jangan sampai jaket almamater USU lebih dikenal sebagai jaket lamamater karena lama di prosesnya.

Salam Jurnalistik!

Setelah terbit edisi perdana, Tabloid SUARA USU hadir kali ke-dua di tahun ini. Diharapkan edisi 97 lebih baik dari segi penyajian berita dan tampilan.

SUARA USU mengangkat isu jaket almamater di rubrik Lapo-ran Utama. Menepati janjinya, 2011 silam rektorat kembali me-masukkan item jaket almamater ke dalam dana kelengkapan aka-demik (DKA). Niatnya agar peng-adaannya bisa lebih baik setelah sebelumnya diadakan sendiri oleh mahasiswa. Kini jaket almamater telah berubah jadi jaket ‘lama-mater’ saking lambatnya penger-jaan. Bisa setahun bahkan lebih. Desain jaket almamater 2013 pun berubah dan pengerjaannya baru dimulai. Simak kisahnya lebih lan-jut.

SUARA USU mengangkat in-dustri perfilman Sumatera Utara (Sumut) untuk disoroti. Bagaima-na para sineas Sumut masih ak-tif hingga sekarang untuk terus berkarya meskipun dengan dana

dan peralatan yang jauh dari cukup. Bahkan pemerintah seperti tutup mata untuk perkembangan indus-tri film lokal. Baca kisah selengkap-nya di rubrik Laporan Khusus.

Rubrik Ragam hadirkan bebera-pa isu hangat kampus. Jumlah dana yang dibutuhkan USU tahun ini tak sebanding dengan jumlah pemasu-kannya, itu semua termasuk ran-cangan anggaran dan bisnis (RBA). Cerita terkendalanya pengadaan buku perpustakaan dan penga-juan pembukaan perpustakaan cabang dijabarkan di sini. Lalu ada cerita persiapan USU sebagai tuan rumah jelang Malaysia Thailand-Growth Together (IMT-GT) 2014. Ada pula cerita Pemilihan Umum Raya (Pemira) USU yang lagi-lagi tertunda karena terkendala dana.

Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) mengisi halaman Podjok Sumut. Sejak diadakan pertama kali tahun 1972 PRSU berubah mandiri sejak 1980 di bawah Yayasan PRSU. Niat awalnya menjadikan PRSU se-bagai wadah menunjukkan potensi daerah hingga kini belum berubah. Ketiadaan anggaran pendapatan

Fasilitas di FISIPPeralatan proyektor Fakultas Ilmu-ilmu So-sial dan Ilmu Politik (FISIP) kurang banyak terus ada yang rusak. Gedung E-nya juga enggak ada listriknya. Rektorat jangan he-boh sendiri perbaiki fasilitas jalan, seharus-nya perhatikan peralatan yang lebih dibu-tuhkan dan tepat sasaran.Poppy Septiani PutriFakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2011

Ruang Tunggu DosenRuang tunggu dosen di sebelah gedung S-2 Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) enggak dipakai, padahal harusnya bisa di-fungsikan jadi tempat yang lebih berguna bagi mahasiswa. Misal, dibuat musala atau diubah jadi kantin FKM.Ahmad Zaki SagalaFakultas Kesehatan Masyarakat 2013

Susahnya Order Jaket ‘Lamamater’

dan belanja negara (APBN) jadi so-rotan dalam pelaksanaanya. Lihat ceritanya di rubrik Podjok Sumut.

Di rubrik Potret Budaya di-kupas cerita mandar hela, sarung pemberian orang tua mempelai wanita kepada mempelai pria da-lam pernikahan adat Batak Toba dan Simalungun yang berisi petu-ah dan pengharapan. Tak sekadar sarung biasa, perawatan pun tak sembarangan. Simak rubrik Potret Budaya untuk tahu lebih lengkap.

Febri Mahendra, orang diba-lik layar akun @anak_USU. Simak kisahnya sebagai pemilik akun anonim pusat informasi maha-siswa USU. Sukses dengan twitter, Febri mengelola website anakUSU.com. Bersama beberapa teman Febri membentuk tim kerja. Ini-lah ceritanya yang mengawali itu semua dari iseng belaka. Silakan baca rubrik Profil!

Sekian sambutan dari Redaksi SUARA USU. Semoga semua yang kami sajikan memiliki manfaat dan berdampak ke arah yang lebih baik. Selamat membaca! (Redaksi)

RalatKoresponden mahasiswa pada rubrik riset edisi 96 seharusnya berjumlah 480 maha-siswa bukan 388 mahasiswa

Penyandang disabilitas di Jakarta tuntut hak memilih pada KPU, Bah... cemananya? Ngakunya negara penjunjung tinggi HAM.

Delapan partai politik melanggar ketentuan penyiaran iklan kampanye. Mentang punya media sendiri, enggak berarti nyuri frekuensi publiklah, geng!

IKA PUTRI AGUSTINI SARAGIH | SUARA USU

Alumni dan anggota SUARA USU mengikuti acara Temu Ramah 2014 di TK Dharma Wanita USU, Minggu 23 Maret. Acara ini bertujuan menjalin silatu-rahmi antar alumni dan anggota.

TEMU RAMAH

suara redaksi

AUDIRA AININDYA | SUARA USU

Page 3: Tabloid Mahasiswa SUARAUSU #97

kata kita

suara kita 2-3laporan utama 4-7opini 8dialog 9ragam 10-11

galeri foto 12podjok sumut 13laporan khusus 14-15mozaik 16-17potret budaya 18

riset 19resensi 20iklan 21-22momentum 23profil 24

SUARA USU, EDISI 97, APRIL 2014 3suara kita

DESAIN SAMPUL: AUDIRA AININDYA

konten

Diterbitkan Oleh: Pers Mahasiswa SUARA USU

Pelindung: Rektor Universitas Sumatera Utara

Penasehat: Pembantu Rektor III Universitas Sumatera Utara

Pemimpin Umum: Gio Ovanny PratamaSekretaris Umum:

Guster CP SihombingBendahara Umum: Mezbah SimanjuntakPemimpin Redaksi:

Aulia AdamSekretaris Redaksi:

Erista Marito Oktavia SiregarRedaktur Pelaksana:

Apriani NovitasariKoordinator Online:

Lazuardi PratamaRedaktur Cetak:

Ridho Nopriansyah, Sri Wahyuni Fatmawati PRedaktur Foto Cetak:

Wenty TambunanRedaktur Artistik:

Audira AinindyaRedaktur Online:

Rati HandayaniRedaktur Foto Online:

Andika SyahputraReporter:

Febri Rahmania, Tantry Ika AdriatiFotografer:

Yulien Lovenny Ester GDesainer Grafis:

Yanti Nuraya Situmorang, Arpin Ajasaputra Hasibuan

Ilustrator:Yulien Lovenny Ester G

Pemimpin Perusahaan: Ferdiansyah

Sekretaris Perusahaan: Maya Anggraini S

Manajer Iklan dan Promosi: Hasnatul Dina

Manajer Produksi dan Sirkulasi: Yayu Yohana

Staf Perusahaan: Lamtiur Saputri Pasaribu

Desainer Grafis Perusahaan: Ika Putri Agustini Saragih

Kepala Litbang: Renti Rosmalis

Sekretaris Litbang: Riska Aulia Sibuea

Koordinator Pengembang an SDM: Shella Rafiqah Ully

Koordinator Kepustakaan: Mutia Aisa Rahmi

Koordinator Riset: Fredick BE Ginting

Staf Pengembangan SDM:Hardiansyah

Staf Kepustakaan:Santi Herlina

Staf Ahli: Tikwan Raya Siregar, Liston Aqurat Damanik,

Shahnaz A Yusuf, Bania Cahya Dewi

ISSN: No. 1410-7384 Alamat Redaksi, Promosi dan Sirkulasi:

Jl. Universitas No 32B Kampus USU, Padang Bulan, Medan-Sumatera Utara 20155

E-mail: [email protected]

Situs: www.suarausu.co

Percetakan: PT Medan Media Grafika (Isi di luar tanggung jawab per-

cetakan) Tarif Iklan:

Rubrik Ragam (BW) Rp 800/mm kolom, Rubrik Opini (BW) Rp 800/mm kolom, Rubrik Potret Budaya (FC) Rp 1200/mm ko-

lom, Rubrik Dialog (BW) Rp 800/mm kolom, Rubrik Riset (FC) Rp 1200/mm kolom, Rubrik Momentum (BW) Rp 800/mm

kolom, Halaman Iklan (BW) Rp 500/mm kolom, Rubrik Profil (FC) Rp 1500/mm kolom

Informasi Pemasangan Iklan dan Berlanggan an, Hubungi: 089617868091, 085264857912

Redaksi menerima tulisan berupa opini, puisi, dan cerpen. Untuk opini dan cerpen, tulisan maksimal 5000-6000 karakter. Tulisan harus disertai foto dan identitas penulis berupa foto-kopi KTM atau KTP. Tulisan yang telah masuk menjadi milik redaksi dan apabila dimuat akan mendapat imbalan. Tulisan

dapat dikirim ke email [email protected]

Kata Mahasiswa tentang ‘Warisan’ Rektor Syahril Pasaribu

Tahun 2014 menjadi tahun terakhir periode Rektor Syahril Pasaribu. Tahun depan USU akan miliki rektor baru. Selama periode 2009-2014 Rektor Syahril sudah lakukan banyak program kerja. Mulai dari USU ASRI, pengadaan Bus Lintas USU hingga peren-canaan lanjutan Kampus II Kwala Bekala. Tapi, hingga di akhir periode pun masih ada mahasiswa yang tidak mengenal pemimpinnya. Seberapa banyak mahasiswa yang

tahu program kerja orang nomor satu USU ini? Terasakah hasil program kerja itu? Lalu, apa kata mahasiswa USU tentang ‘warisan’ yang coba Rektor Syahril Pasaribu tinggalkan?

Rinie Indira Nauly - Fakultas Psikologi 2013

Walaupun tidak tahu nama rektor tetapi program yang dibuatnya sudah cukup ba-gus. Seperti bus kampus, apalagi sudah ada haltenya. Maunya rektor baru nanti kinerjanya lebih bagus, bus kampusnya lebih banyak, terus jangan ada perbedaan fasilitas pembangunan kampus depan dan belakang. Lebih bersosialisasi ke maha-siswa juga.

Rektor sekarang kinerjanya belum konkret. Selain kurang bersosialisasi juga kurang andil dalam kegiatan mahasiswa. Layanan dan fasilitas perpustakaan lebih diperhati-kan dan dibenahi. Sarannya sih rektor baru ikut andil dalam lingkungan supaya maha-siswa juga kenal dan ingat bahwa mereka punya rektor bukan pembantu dekan (PD) III saja. Keamanan juga ditingkatkan, ban-yak geng motor di USU.

Enggak kenal rektor, kinerjanya belum terlalu kelihatan. Gedung enggak efisien, harusnya ber-tingkat bukan melebar. Bus Lintas USU ada tapi enggak mematuhi peraturan. Informasi beasiswa juga enggak tersebar dan makin ketat seleksinya. Maunya rektor baru nanti memperhitungkan pengadaan fasilitas dengan matang. Sering-sering kunjungi fakultas. Seleksi beasiswa dan syaratnya juga lebih transparan.

Yudi Andriano - Fakultas Ilmu Budaya 2011

Pembangunan berkembang dari sebelumnya seperti gedung Fakultas Kedokteran, Gelang-gang Mahasiswa, Auditorium dan Biro Rek-tor. Namun, manfaatnya belum terasa untuk mahasiswa. Bus Lintas USU juga kurang dalam pelayanan. Untuk rektor baru lebih perbanyak kuota mahasiswa. Perpustakaan juga kalau bisa buka sampai malam.

Junita Charolina Hasugian Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2012

Emidola Elisabet Pinem Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (FMIPA) 2010

Yang kelihatan ya Bus Lintas USU. Terus ada program relawan untuk Sinabung. Baguslah, menyosialisasikan nama USU. Namun, saya menyayangkan pemba-ngunan USU di soroti dari luarnya saja. Fasilitas di FMIPA sebenarnya kurang dan mengganggu kondisi belajar. Penyeleksian dosen harus ada. Rektorat harus lebih peka meninjau laboratorium di FMIPA, banyak peralatan tak terpakai lagi. Per-hatikan juga gedung yang tidak layak pakai seperti gedung FIB yang di belakang koperasi.

TEKS DAN FOTO: MAYA ANGGRAINI S

Hana Novelina Fakultas Kesehatan Masyarakat 2012

Page 4: Tabloid Mahasiswa SUARAUSU #97

Jaket LamamaterSUARA USU, EDISI 97, APRIL 2014

4 laporan utama

Di minggu ke-dua Maret lalu, Meldiana Si-tumorang dan t e m a n - t e m a n

angkatan 2013 lainnya di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) diminta untuk memberikan ukuran jaket almamater yang akan mereka gunakan nanti. Meldiana menulis-kan ukurannya di selem-bar kertas yang kemudian diberikan kepada komting. Komtinglah yang bertugas memberikan ukuran terse-but ke bagian kemaha-siswaan fakultas. Setelah itu tidak ada pemberita-

Koordinator Liputan: Yanti Nuraya SitumorangReporter: Ferdiansyah, Ika Putri Agustini Saragih, Tantry Ika Adriati dan Yanti Nuraya Situmorang

Yanti Nuraya Situmorang

Jaket almamater tahun ini tetap diwar-nai keterlambatan. Memasuki April, ia

masih tahap uji laboratorium kain. Demi jadi lebih baik, wacana baru dilempar.

Ketar-ketir Jaket Almamater USU

huan apa pun terkait jaket almamater ini.

Meldiana bilang pe ngadaan jaket almamter termasuk lambat. Untuk itulah ia menyarankan agar baiknya data ukuran mahasiswa dikumpulkan saat penyambutan maha-siswa baru (PMB), “Supaya bisa langsung dibuat dan jadinya lebih cepat. Enggak lambat kayak sekarang ini,” ungkapnya. Sebenarnya, ba-gaimana kabar jaket terse-but kini?

Muhammad Husni, saat itu masih menjabat seba-gai Pembantu Dekan (PD) III Fakultas Hukum (FH), menerima surat yang di-layangkan untuk PD III tiap fakultas. Isinya perintah untuk dekanat tiap fakultas memberikan data ukuran jaket almamater mahasiswa

2013. Dekanat FH sudah miliki datanya, jadi tidak di-lakukan pengukuran lagi.

FH lakukan pengukuran sejak PMB dengan meng-gunakan sampel jaket al-mamater yang diberikan rektorat. Namun FH tidak langsung memberikan da-tanya ke rektorat. Saat teng-gat pengumpulan pada 11 Maret, FH baru memberi-kannya.

Sebenarnya awal Sep-tember 2013 biro admi-nistrasi kemahasiswaan (BAK) sudah kirimkan surat kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) bahwa akan ada pengerjaan jaket almamater. Oktober 2013 BAK sudah kirimkan surat ke tiap fakultas, meminta segera menghimpun data ukuran mahasiswa 2013 di fakultasnya.

Untuk cara menghim-punnya tergantung fakultas. Fakultas Kedokteran (FK) lakukan pengukuran de-ngan menggunakan sampel jaket almamater. Pemerin-tahan Mahasiswa (Pema) FK yang melakukan. Selain FK, Fakultas Ekonomi dan Bis-nis juga sudah melakukan pengukuran dengan sam-pel saat pendaftaran ulang, yang melakukan dekanat.

Berbeda dengan FIB, FH, dan Fakultas Teknik (FT) Mahasiswa diminta ukuran oleh komting, tidak me-ngenakan sampel. Ukuran yang terkumpul diberikan pada kemahasiswaan fakul-tas.

Sembari menunggu ter-kumpulnya data ukuran, akhir Desember 2013 Pem-bantu Rektor (PR) III Raja Bongsu Hutagalung bersa-

ma PPK Suhardi dan Kepala BAK Hindun Pasaribu me-rumuskan adanya desain jaket almamater yang baru. Tercetusnya ide ini berasal dari Bongsu. Ia merasa jaket almamater sebelumnya ke-lihatan biasa saja dan tidak bersifat nasional saat digu-nakan. “Mahasiswa kurang gagah pakainya,” komentar Bongsu.

Bongsu juga meminta BAK mengundang Pema USU untuk turut beri ide karena Pema USU dianggap mewakili seluruh maha-siswa. Yang diundang lima perwakilan Pema USU un-tuk koordinasi desain jaket almamater 2013. Diadakan keesokan harinya di Ruang Rapat BAK. Namun, Pema USU tak datang. Bahkan hingga saat ini tak ada tang-gapan dari Pema USU.

Dengan menggunakan jaket almamater, Pengurus Pema Fasilkom-TI periode 2013-2014 dilantik di Gedung A Fasilkom-TI, Sabtu 22 Maret.

PELANTIKAN PEMA

ANDIKA SYAHPUTRA | SUARA USU

Page 5: Tabloid Mahasiswa SUARAUSU #97

Jaket LamamaterSUARA USU, EDISI 97, APRIL 2014

5laporan utama “Gimana pun Pema USU

adalah wakil mahasiswa yang berhak tahu tentang ini,” kata Hindun.

Namun, anggota Pema USU merasa tidak menerima surat itu. Bendahara Umum Oki Ferianda mengaku tidak tahu-menahu. Pun Sekre-taris Jenderal Ahmad Rivai Naibaho. “Saya sudah cari, tapi enggak ketemu,” ung-kapnya. Sedang-kan Presi-den Mahasiswa Muhammad Mitra Nasution hingga kini tidak bisa dihubungi.

Koordinator Pema Seka-wasan Ganda Wijaya juga tidak tahu. Malahan, Ganda berharap surat yang da-tang ialah surat koordinasi pembagian jaket almamater 2013. “Ini kan udah lama, harusnya sekarang pem-bagiannya bukan baru minta desain,” imbuh Ganda.

Hindun tegaskan surat undangan memang sudah dikirimkan. Stafnya berna-ma Yogi langsung mengan-tarkan ke Sekretariat Pema USU, sekarang jadi basis Komisi Pemilihan Umum (KPU) USU. “Yang pasti udah dikirim, ada buktinya kok,” tutur Hindun sembari tunjukkan tanda terimanya. Ada nama Putra di sana, se-bagai penerima surat.

Ketua KPU USU 2014 Muhammad Sajali mengata-kan tak ada orang bernama Putra sebagai anggota KPU dan anggota Pema USU.

Tak ada respon Pema USU, rektorat memutuskan buat desain sendiri. “Ter-akhir PR III bilang, ditamba-hin aja bendera merah putih di lengan kanan, ditambah kancing tiga buah diujung lengan. Udah itu aja,” ujar Hindun. Maka, rampunglah desain yang baru.

Sampai saat ini, Suhardi bilang belum ada pelelang-an tender jaket almamater. “Gimana mau buat pelelan-gan, kan harus masuk uji lab kerapatan kain, tahu modelnya bagaimana serta jumlahnya berapa,” ujar Su-hardi.

Sebenarnya, wacana jaket almamater 2013 ini sudah dimulai sejak 2012, namun karena anggaran-nya ada di awal tahun, pe-ngadaan dilakukan di awal 2014. “Rencananya tahun ini akan ada tender untuk 2014, rektorat akan revisi keuangan,” ujar Suhardi

Proses pengadaan lama karena belum ada lapo-ran kemahasiswaan. “Soal kriteria tender itu nanti dulu, yang penting jaket al-mamater sudah dipegang oleh bagian pengadaan,” ujarnya.

Hal serupa diutarakan oleh Baihaqi, Kepala LPSE.

Dia menyatakan belum terima data dari pihak unit layanan pengadaan (ULP) hingga saat ini. “Kita belum ada terima data apa pun, jadi belum bisa berbuat apa-apa,” tegas Baihaqi.

Keterlambatan dikum-pulnya data ukuran me-nyebabkan pengunduran proses pengadaan. BAK yang mengawali dengan pengumpulan data, selan-jutnya pengadaan dilan-jutkan ke PPK. Setelahnya diadakan pelelangan tender oleh Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), dijahit oleh pemenang ten-der kemudian diserahkan ke BAK untuk didistribusi-kan ke fakultas, kemudian dibagi ke mahasiswa. Se-mua proses diawasi Unit Layanan Pengadaan (ULP).

Maret tiba, tenggat pem-berian data ukuran sudah lewat. Ada dua fakultas yang belum memberikan, FK dan FIB. Gubernur Pema FK Wynne Putradana diminta Berliana Hutasuhut, Kepala Subbagian Kemahasiswaan FK melakukan pengukuran untuk angkatan 2013 pada 11 Maret lalu. Namun hari itu sampel tertinggal di sek-retariat Pema FK, penguku-ran pun diundur. Dilakukan secara bertahap hingga 25 Maret. Berliana mengata-kan kesalahan bukan kare-na pihak dekanat. “Datanya terlambat dikirim karena pema lalai melakukan tu-gasnya,” ujarnya.

Di sisi lain, Wynne me-ngaku diundurnya pengu-kuran bukan karena sampel yang tertinggal di sekre-tariat Pema FK, melainkan karena waktu kuliah yang padat, “Jadi lama penguku-rannya,” sahut Wynne.

FIB juga terlambat mem-berikan data ukuran. Kasub-bag Kemahasiswaan FIB Eri-fah katakan terlambatnya penyerahan data ukuran dikarenakan belum semua departemen di FIB menye-rahkannya. “FIB kan juru-sannya banyak, tidak mu-dah kumpulkan mahasiswa buat ngukur,” ujarnya.

Hindun sendiri tak mau menyalahkan siapa pun, menurutnya biar data yang bicara. BAK juga tak mau menekan FK dan FIB untuk secepatnya serahkan data, Hindun bilang biar sama-sama tahu apa efeknya. Pun BAK tidak miliki target ka-pan akan selesai secara ke-seluruhan. “Karena terlam-bat beri ukuran, PPK belum bisa lakukan pengadaan jadi tak bisa dipastikan,” kata Hindun.

Saat dikonfirmasi ulang (28/3), Hindun sudah me-nerima data ukuran dari

seluruh fakultas. “Ya, semua sudah ngasih,” ujarnya.

BAK kemudian membe-rikan data ukuran ke PR III untuk ditandatangani agar segera diberikan ke PPK. PPK baru menerimanya pada Sabtu, 29 Maret. Kini tinggal PPK yang melakukan tugasnya. PPK sudah bisa lakukan uji lab kain karena sudah dapatkan data uku-ran.

PPK sendiri sudah be-rangkat ke Bandung untuk tes uji kerapatan kain. Nas-rul H, Kepala Biro Perenca-naan dan Kerja Sama me-ngatakan mereka sudah dua hari di sana.

“Harusnya hasil dari sana (Bandung–red) diin-formasikan ke sini (Biro Perencanaan dan Kerja Sa-ma–red), tapi sampai hari

ini belum ada diinformasi-kan,” sahutnya.

Jumat, 4 April Suhardi sudah kembali dari Ban-dung. Namun, Suhardi belum bisa memberitahu hasilnya karena ia masih harus membuat dokumen pengadaan berdasarkan hasil hunting dan uji lab kerapatan kain, spesifikasi, serta data ukuran. “Waktu-nya selama 15 hari buat do-kumennya,” ujarnya.

Langkah Baru Pengadaan Jaket Almamater

Selama ini pengerjaan jaket almamater dilakukan di awal tahun, pasalnya dana yang digunakan di-anggarkan di awal tahun. Pun 2013, meskipun sudah

FOTO ILUSTRAS | ANDIKA SYAHPUTRA | SUARA USU

“Rencananya tahun ini akan ada tender untuk

2014, rektorat akan revisi keuangan.

SuhardiPejabat Pembuat Komitmen

dibicarakan sejak Desem-ber 2013 pengerjaannya baru bisa dilakukan di awal tahun 2014. Yang menjadi kendala tidak hanya dana yang baru bisa digunakan di awal tahun, namun proses pengerjaan teknisnya juga menjadi kendala.

PR II Prof Armansyah Ginting mengungkapkan sebenarnya pengadaan jaket almamater ini merupakan sebagian dari porsi dana ke-lengkapan akademik (DKA). Tapi kini diambil dari uang kuliah tunggal (UKT). UKT ini termasuk dalam penda-patan negara bukan pajak (PNBP) dan rancangan bis-nis dan anggaran (RBA) ta-hun ini.

Sebut saja proses penghimpunan data uku-ran yang dilakukan di tiap fakultas. Langkah yang me-ngawali proses pengadaan ini harusnya lebih cepat dilakukan. Agar pengadaan jaket almamater bisa lebih cepat. Tapi dengan sistem sekarang‒pengadaan di awal tahun depannya, misal jaket almamater 2012 di-mulai di awal tahun 2013 dan jaket almamater 2013 dimulai di awal tahun 2014‒pengadaan jaket al-mamater masih akan lambat karena berefek sistematis di tahun depan.

Namun ada yang beda, Hindun bilang di 2014 akan dilakukan dua kali pe-ngadaan tender. Pertama untuk 2013 dan kedua un-tuk 2014. Namun ini masih sebatas wacana rektorat saja, belum ada perbincang-an lebih lanjut lagi. “Belum direalisasikan,” lanjutnya.

Prof Armansyah juga mengatakan hal yang sama. Sebenarnya, ia yang mewa-canakan gagasan ini pada rektorat. Niatnya ingin mempercepat pengadaan jaket almamater. Namun, untuk bagaimana proses pengerjaan dan kapan di-mulainya Prof Armansyah

belum punya gambaran sama sekali. “Tapi nanti pas PMB langsung diminta ukuran, kan sudah disedia-kan sampel di tiap fakultas,” ujarnya. Jadi pengerjaannya bisa dimaksimalkan di PPK untuk pengadaan.

Nasrul juga mengetahui perihal wacana ini. Nasrul coba gambarkan proses pengadaannya. Proses di-mulai dari PMB, di mana pe-ngukuran jaket almamater langsung dilakukan dengan menggunakan sampel ja-ket almamater sebelumnya. Kalau menilik proses pe-ngadaan di PPK yang me-makan waktu selama empat bulan, maka jaket almama-ter sudah dapat diterima di akhir tahun. “Apalagi kalau pengerjaannya digencar-kan,” tuturnya.

Perihal dana, Prof Ar-mansyah bilang jaket alma-mater 2014 dianggarkan dengan harga perkiraan se-mentara (HPS) yang sama dengan HPS pengadaan ja-ket almamater 2013, yaitu sebesar Rp 1,2 miliar. “Kita akan sampaikan kepada Pak Rektor tentang anggaran ini,” ucap Prof Armansyah.

Husni bilang ia belum mendengar perihal wacana ini. Ia sama sekali tidak tahu kalau tahun ini ren-cananya akan dilakukan dua kali tender jaket almamater. Ia merasa wacana ini baik untuk dilakukan karena itu berarti mahasiswa 2014 akan mendapatkan jaket almamaternya lebih cepat. Namun, ia juga menyayang-kan sikap mahasiswa terkait jaket alamamater ini. Pasal-nya di FH masih ada seban-yak tiga karung goni lagi jaket almamater 2012 yang belum diambil. “Padahal ka-tanya butuh,” lanjutnya.

Saat disinggung waktu dimulainya proyek wacana ini, Hindun menjawab, “Ja-ket almamater 2013 saja belum siap, dikerjakan yang di depan mata lah dulu.”

Page 6: Tabloid Mahasiswa SUARAUSU #97

Jaket LamamaterSUARA USU, EDISI 97, APRIL 2014

6 laporan utama

Ia tengah kebingungan. Arya Dharma, maha-siswa Fakultas Teknik 2011 harus melewati tahap ujian tertulis pada

Februari 2012 lalu untuk me-nangkan beasiswa. Salah satu syarat mengikuti ujian adalah memakai jaket almamater.

Namun, ia tak punya jaket almamater meski telah seta-hun menjadi mahasiswa. Sete-lah berpikir panjang, ia pilih untuk meminjam jaket alma-mater milik seniornya. “Tapi merepotkan,” ujarnya.

Arya sesalkan pengadaan jaket almamater yang terlam-bat. Apalagi fungsinya vital sebagai identitas mahasiswa. “Jangan sampai gara-gara ja-ket almamater yang terlambat mahasiswa pun tersendat ikut kegiatan kampus,” paparnya kecewa.

Masih di tahun yang sama, Mahasiswa Fakultas Keseha-

tan Masyarakat 2013 Manna Shintya Yuliana akan mengi-kuti kunjungan ilmiah ke salah satu perusahaan teh dalam kemasan.

Selain punya syarat harus membayar biaya administrasi peserta juga diharuskan pakai jaket almamater dalam kun-jungannya.

Sebagai mahasiswa baru ia juga sangat kebingungan kala itu. Alhasil, ia juga pinjam jaket almamater seniornya. Ia punya pendapat harusnya ja-ket almamater dibagikan saat pendaftaran ulang. “Kalau ja-ket almamater dibagikan di awal dan ada kegiatan seperti ini, enggak usah pinjam ke se-nior,” harap Manna.

Ketika menjabat seba-gai Gubernur Pemerintahan Mahasiswa (Pema) Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Politik Iskandar Zulkarnaen pernah aktif mendesak adanya jaket almamater ke rektorat.

April 2012 Iskandar me-mutuskan untuk temui PR III Raja Bongsu Hutagalung. Ia audiensi mempertanyakan tindakan Bongsu perihal ke-tiadaan jaket almamater serta tuntutan atas janji PR III sebe-lumnya Prof Eddy Marlianto untuk ambil alih kembali pe-ngadaan jaket almamater oleh rektorat.

Menanggapi hal tersebut, Bongsu lupa dirinya pernah di-datangi Gubernur FISIP 2011. Namun, ia memang upayakan jaket almamater dibagikan ce-pat. “Diupayakan segera setiap tahunnya,” jelasnya.

Sejak tahun 2011 ketika pengadaan jaket almamater diambil alih penanganannya oleh rektorat kondisinya tak lebih baik. Jaket almamater justru baru didistribusikan ke mahasiswa September 2012.

Suranto, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) kala itu pu-nya alasan bahwa pengadaan jaket almamater memakan waktu yang lama dan seleksi yang panjang karena kuantitas yang banyak.

Hal yang sama terulang pada tahun 2012. Hingga Maret 2013 tender tahun 2012 belum juga dilelang. PPK tahun 2013 Suhardi punya ala-san lain. Menurutnya kendala di tahun 2012 adalah belum terkumpulnya data ukuran jaket dari bagian administrasi dan kemahasiswaan (BAK) sehingga pihaknya terlambat menyusun dokumen untuk diserahkan ke unit layanan pengadaan (ULP).

Namun, Suhardi menyang-kal. Ia coba berikan gambaran sistem pengadaan jaket al-mamater di USU. PPK butuh

waktu sekitar lima belas hari untuk buat harga perkiraan sementara (HPS) dan lakukan cek pasar setelah menerima jumlah ukuran, desain model serta jenis kain dari bagian kemahasiswaan. Laporan ini diserahkan ke pihak ULP un-tuk dibuatkan dokumen le-

lang melakukan pelelangan serta melakukan evaluasi le-lang dengan perkiraan waktu sekitar dua puluh delapan hari hingga pengumuman peme-nang lelang.

Kemudian pengadaan dikembalikan oleh pihak ULP

Shella Rafiqah Ully

AUDIRA AININDYA | SUARA USU

Sebelum 2011 pengadaannya diserahkan ke fakultas. Tak

seragam warna serta lambat-nya pengadaan jadi masalah. Setelah 2011 pengadaannya diambil alih rektorat. Namun,

masalah keterlambatan tetap tak teratasi.

Koordinator Liputan: Shella Rafiqah UllyReporter: Febri Rahmania, Mutia Aisa Rahmi, Yulien Lovenny Ester G, dan Shella Rafiqah Ully

Enggak apa-apa terlam-bat dapat,

tapi ukurannya pas.“WENTY TAMBUNAN | SUARA USU

Raja Bongsu HutagalungPembantu Rektor III

kepada PPK untuk siapkan proses ikat kontrak. PPK tin-jau kembali banyaknya jumlah jaket yang akan dijahit untuk estimasikan waktu. “Untuk ke-seluruhan paling lama cuma menghabiskan waktu enam bulan.”

Meski mengaku jaket al-mamater penting, Bongsu tak terlalu permasalahkan pe-ngadaan jaket almamater yang terlambat. “Saya kira tak ada masalahlah, mahasiswa yang mewakili USU di acara-acara luar pun paling di tahun-tahun kedua.”

Hal tersebut jelas berbeda saat pengelolaan jaket alma-mater ditangani oleh fakultas. Misalnya saat pengadaan jaket almamater di FH. Tahun 2010 pengadaannya diserahkan ke-pada Pema FH yang saat itu dipimpin oleh Alamin Syahpu-tra melalui dekanat.

Pema FH atur pengelolaan mulai dari pengelompokan ukuran hingga proses pendis-tribusian. Sedangkan untuk desain dan warna, pema me-nyesuaikan dengan jaket al-mamater di tahun sebelum-nya. Harganya Rp 130 ribu per potong.

FISIP punya cerita lain lagi. Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2010 Marina Azhari katakan kekecewaannya tak dapatkan

Pengadaan Jaket AlmamaterJalan SIPUT