Top Banner
Nama : Indra mahendra ks Kelas : 2DB12 NPM : 33111596 UNIVERSITAS GUNADARMA
24

System Development Life Cycle I.pdf

Apr 16, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: System Development Life Cycle I.pdf

Nama : Indra mahendra ks

Kelas : 2DB12

NPM : 33111596

UNIVERSITAS GUNADARMA

Page 2: System Development Life Cycle I.pdf

Kata pengantar

Alhamdulillah atas kehadirat allah swt, dan junjungan nabi besar kita Muhammad saw,

dengan ini saya turut berbahagi karna dengan ini saya bisa menuliskan artikel tentang penjelasan

System Development Life Cycle (SDLC). Dengan saya menuliskan artikel ini semoga dapat

memperjelas metode-metode apa saja dan bagaimana cara mengerjakannya, semoga artikel yang

saya kerjakan ini dari beberapa nara sumber yg saya cari, semoga dapat bermanfaat bagi

pembaca sekalian…

Page 3: System Development Life Cycle I.pdf

Daftar isi….:

Penjelasan tentang system development life cycle (SDLC)

Pemahaman siklus hidup system

Macam-macam metode siklus hidup system

Penjelasan tentang keuntungan&kerugian dari metode-metode tersebut

Page 4: System Development Life Cycle I.pdf

System Development Life Cycle (SDLC)

SDLC adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer

dalam membangun sistem informasi. Langkah yang digunakan meliputi :

1.Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi

2.Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan

3.Menentukan permintaan pemakai sistem informasi

4.Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik

5.Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)

6.Merancangsistem informasi baru

7.Membangun sistem informasi baru

8.Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru

9. Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila diperlukan

System Development Lyfe Cycle (SDLC) adalah keseluruhan proses dalam membangun sistem

melalui beberapa langkah. Ada beberapa model SDLC. Model yang cukup populer dan banyak

digunakan adalah waterfall. Beberapa model lain SDLC misalnya fountain, spiral, rapid,

prototyping, incremental, build & fix, dan synchronize & stabilize.

Dengan siklus SDLC, proses membangun sistem dibagi menjadi beberapa langkah dan pada

sistem yang besar, masing-masing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda.

Dalam sebuah siklus SDLC, terdapat enam langkah. Jumlah langkah SDLC pada referensi lain

mungkin berbeda, namun secara umum adalah sama. Langkah tersebut adalah

1. Analisis sistem, yaitu membuat analisis aliran kerja manajemen yang sedang berjalan

2. Spesifikasi kebutuhan sistem, yaitu melakukan perincian mengenai apa saja yang dibutuhkan

dalam pengembangan sistem dan membuat perencanaan yang berkaitan dengan proyek sistem

3. Perancangan sistem, yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan desain pemrograman

yang diperlukan untuk pengembangan sistem informasi

Page 5: System Development Life Cycle I.pdf

4. Pengembangan sistem, yaitu tahap pengembangan sistem informasi dengan menulis program

yang diperlukan

5. Pengujian sistem, yaitu melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat

6. Implementasi dan pemeliharaan sistem, yaitu menerapkan dan memelihara sistem yang telah

dibuat

Siklus SDLC dijalankan secara berurutan, mulai dari langkah pertama hingga langkah keenam.

Setiap langkah yang telah selesai harus dikaji ulang, kadang-kadang bersama expert user,

terutama dalam langkah spesifikasi kebutuhan dan perancangan sistem untuk memastikan bahwa

langkah telah dikerjakan dengan benar dan sesuai harapan. Jika tidak maka langkah tersebut

perlu diulangi lagi atau kembali ke langkah sebelumnya.

Kaji ulang yang dimaksud adalah pengujian yang sifatnya quality control, sedangkan pengujian

di langkah kelima bersifat quality assurance. Quality control dilakukan oleh personal internal tim

untuk membangun kualitas, sedangkan quality assurance dilakukan oleh orang di luar tim untuk

menguji kualitas sistem. Semua langkah dalam siklus harus terdokumentasi. Dokumentasi yang

baik akan mempermudah pemeliharaan dan peningkatan fungsi sistem

SIKLUS HIDUP SISTEM

A. PENDAHULUAN

Sistem Informasi adalah suatu sinergi antara data, mesin pengolah data (yang biasanya meliputi

komputer, program aplikasi dan jaringan) dan manusia untuk menghasilkan informasi. Jadi

sistem informasi bukan hanya aplikasi perangkat lunak. Sistem Informasi ada pada hampir setiap

perusahaan atau instansi untuk mendukung kegiatan bisnis mereka sehari-hari. Biasanya porsi

pengerjaan pengembangan sistem informasi diserahkan kepada orang-orang yang bekerja di

bidang Teknologi Informasi.

Dalam membangun suatu sistem informasi (dalam hal ini lebih mengacu kepada pengertian

aplikasi perangkat lunak) digunakan metode Siklus Hidup dan Pengembangan Sistem (System

Development Life Cycle atau SDLC). SDLC terdiri dari sejumlah tahapan yang dilaksanakan

Page 6: System Development Life Cycle I.pdf

secara berurutan. Secara umum tahapan dari SDLC adalah Perencanaan, analisis, rancangan,

penerapan dan penggunaan. Namun pada prakteknya hal ini tidaklah selalu mulus untuk

dilaksanakan. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengembangan sistem informasi.

Terutama adalah pada faktor manusia yang terlibat. Dari pihak pengembang, kurangnya keahlian

dan pengalaman bisa menyebabkan kesalahan dalam satu tahapan sehingga menyebabkan siklus

ini harus diulangi dari tahapan yang salah. Bisa terjadi bahwa siklus ini dilakukan sampai

berulang-ulang. Dari pihak pengguna, idealnya perlu bersama-sama dengan pihak pengembang

untuk memahami sistem informasi mulai dari awal siklus hidup pengembangan sistem. Apabila

perlu dilakukan revisi dan pengulangan tahapan siklus hidup pengembangan sistem.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana definisi dari siklus hidup system

b. Tahap-tahap apa saja yang dilalui oleh suatu system dalam aplikasinya pada suatu perusahaan

SIKLUS HIDUP SISTEM

Dasar Perencanaan Sistem Informasi Berbasis Komputer

Implementasi sistem informasi berbasis komputer merupakan aktivitas yang berskala luas yang

melibatkan orang dan fasilitas yang banyak, uang dan peralatan dalam jumlah yang besar, dan

waktu yang panjang.

Perencanaan Sistem Informasi Berbasis Komputer juga mempunyai manfaat, yaitu:

Memberikan dasar pengontrolan.

Mendefinisikan lingkup proyek;

Mengatur urutan tugas;

Mengetahui bidang masalah yang potensial;

Siklus Hidup Sistem

PENGERTIAN SIKLUS HIDUP SISTEM

Metodologi adalah suatu cara yang disarankan untuk melakukan suatu hal. Pendekatan sistem

adalah metodologi dasar untuk memecahkan masalah.

Page 7: System Development Life Cycle I.pdf

SIKLUS HIDUP SISTEM (System Life Cycle-SLC)

System Life Cycle (SLC) adalah proses evolusi yang diikuti oleh pelaksanaan system informasi

dasar-dasar atau subsistem. Telah ada pendekatan implementasi tradisional sepanjang era

komputer, dan ada perjanjian umum antara ahli-ahli komputer sehubungan dengan tugas-tugas

yang dilaksanakan.

Adalah penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan sistem atau subsistem informasi

berbasis komputer. Sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi

pengembangan dan penggunaan sistem.

Berbagai metodologi SLC telah dikembangkan untuk memandu proses yang terlibat termasuk

model air terjun (asli metode SLC), pengembangan aplikasi cepat (RAD), pengembangan

aplikasi bersama (JAD), maka air mancur model dan spiral model.Umumnya, beberapa model

digabungkan ke dalam beberapa jenis hibrida metodologi. Dokumentasi sangat penting

berapapun jenis model dipilih atau dibuat untuk setiap aplikasi, dan biasanya dilakukan

bersamaan dengan proses pembangunan. Beberapa metode kerja lebih spesifik untuk jenis

proyek, tetapi dalam analisis terakhir, faktor yang paling penting bagi keberhasilan suatu proyek

dapat seberapa dekat rencana tertentu diikuti.

Beberapa SLC terdapat dalam perusahaan yang menggunakan komputer, mungkin ada seratus

atau lebih. Pada kenyataannya SLC adalah sarana yang digunakan oleh manajemen untuk

melaksanakan rencana strategis. Konsep life cycle menjadikan segala sesuatu yang tumbuh,

menjadi dewasa setiap waktu dan akhirnya mati. Pola ini digunakan untuk sistem dasar komputer

seperti subsistem pemrosesan data atau SSD.

System Life Cycle terdiri dari lima fase yaitu :

1. Fase Perencanaan

Fase ini dimulai dengan mendefinisikan masalah dan dilanjutkan dengan sistem penunjukan

objektif dan paksaan. Di sini sistem analis memimpin studi yang mungkin terjadi dan

mengemukakan pelaksanaannya pada manajer.

Page 8: System Development Life Cycle I.pdf

2. Fase Analisis

Fase ini mempunyai tugas penting yaitu menunjukkan kebutuhan pemakai informasi dan

menentukan tingkat penampilan sistem yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan tersebut.

Fase ini meliputi penetapan jangkauan proyek, mengenal resiko, mengatur rangkaian tugas, dan

menyediakan dasar untuk kontrol. Analisis mengumpulkan persyaratan untuk sistem. Tahap ini

meliputi rinci kajian terhadap kebutuhan bisnis organisasi.Pilihan untuk mengubah proses bisnis

dapat dianggap. Berfokus pada desain tingkat tinggi seperti desain, program apa yang diperlukan

dan bagaimana mereka akan berinteraksi, desain tingkat rendah (bagaimana setiap program akan

bekerja), desain interface (antarmuka apa saja yang akan terlihat seperti) dan data desain (data

yang akan diperlukan). Selama tahap ini, perangkat lunak dari keseluruhan struktur yang

ditetapkan. Analisis dan Desain sangat krusial dalam pembangunan seluruh siklus. Any

glitch dalam tahap desain dapat menjadi sangat mahal untuk memecahkan di kemudian tahap

pengembangan perangkat lunak. Banyak perawatan dilakukan selama tahap ini. Yang logis

sistem produk dikembangkan di tahap ini.

3. Fase Desain

Fase Desain ini meliputi penentuan pemrosesan dan data yang dibutuhkan oleh sistem yang baru,

dan pemilihan konfigurasi terbaik dari hardware yang menyediakan desain. Desain system

adalah ketentuan mengenal proses dan data yang dibutuhkan oleh sistem yang baru. Proses

desain akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak yang

dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada : struktur data, arsitektur

perangkat lunak, representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Merancang alir kerja

(workflow) dari sistem dalam bentuk diagram alir (flowchart) atau Data Flow Diagram (DFD).

Merancang basis data (database) dalam bentuk Entity Relationship Diagram (ERD) bisa juga

sekalian membuat basis data secara fisik. Merancang input ouput aplikasi (interface) dan

menentukan form-form dari setiap modul yang ada. Merancang arsitektur aplikasi dan jika

diperlukan menentukan juga kerangka kerja (framework) aplikasi. Pada tahapan ini atau

sebelumnya sudah ditentukan teknologi dan tools yang akan digunakan baik selama tahap

pengembangan (development) maupun pada saat implementasi (deployment).

Page 9: System Development Life Cycle I.pdf

4. Fase Pelaksanaan / Implementasi

Fase ini melibatkan beberapa spesialis informasi tambahan yang mengubah desain dari bentuk

kertas menjadi satu dalam hardware, software, dan data. Pelaksanaan adalah penambahan dan

penggabungan antara sumber-sumber secara fisik dan konseptual yang menghasilkan pekerjaan

sistem. Dalam tahap ini, desain yang sudah diterjemahkan ke dalam kode.Program komputer

yang ditulis menggunakan bahasa pemrograman konvensional atau aplikasi generator. Alat

pemrograman seperti kompiler, Juru, Debuggers digunakan untuk menghasilkan kode. Berbagai

bahasa pemrograman tingkat tinggi seperti C, C ++, Pascal, Java digunakan untuk coding.

Sehubungan dengan jenis aplikasi, hak bahasa pemrograman yang dipilih.

5. Fase Pemakaian / Penggunaan

Selama fase penggunaan, audit memimpin pelaksanaannya untuk menjamin bahwa sistem benar-

benar dikerjakan, dan pemeliharaannya pun dilakukan sehingga sistem dapat menyediakan

kebutuhan yang diinginkan.

Pada fase 1-3 adalah siklus hidup pengembangan system. Tahap 4 adalah tahap penggunaan

(implementasi) yang berlangsung hingga tiba waktunya untuk merancang system itu kembali jika

diperlukan. Proses merancang kembali akan mengakibatkan berulangnya siklus hidup sistem

secara keseluruhan.

PROTOTYPING

Prototipe memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara sistem akan

berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses menghasilkan prototipe disebut dengan Prototyping.

Jenis-Jenis Prototipe

sistem operasional®Prototipe jenis I

Prototipe jenis II sbg ceak biru bagi sistem operasional®

PENGEMBANGAN PROTOTIPE JENIS I

1. Mengidentifikasikan kebutuhan pemakai

2. Mengembangkan prototipe

Page 10: System Development Life Cycle I.pdf

3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima

4. Menggunakan prototipe

MENGEMBANGKAN PROTOTIPE JENIS II

4. Mengkodekan sistem operasional

5. Menguji sistem operasional

6. Menentukan jika sistem operasional dapat diterima

7. Menggunakan sistem operasional

Daya Tarik Prototyping

• Komunikasi ant. Analis sistem dan pemakai baik

• Analis dpt bekerja lebih baik

• Pamakai berperan aktif

• Spesialis informasi dan pemakai efisien dlm waktu

• Penerapan menjadi mudah

Potensi Kegagalan Prototyping

• Tergesa-gesa dlm mendefinisikan mslh, evaluasi alternatif dokumentasi

• Mengharapkan sesuatu yg tdk realistis dr sistem operasional

• Prototipe jenis I tdk seefisiensi sistem yg dikodekan dlm bhs program

• Hubungan komp-manusia tdk mencerminkan tek.perancangan yg baik

Penerapan yg Berprospek Baik untuk Prototyping

• Risiko tinggi

• Interaksi pemakai penting

• Jumlah pemakai banyak

• Penyelesaian yg cepat diperlukan

• Perkiraan tahap penggunaan sistem yg pendek

• Sistem yg inovatif

• Perilaku pemakai yg sukar ditebak

Page 11: System Development Life Cycle I.pdf

Pengertian Sistem

Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang

berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. (Erwan Arbie, 2000, 5).

Sistem adalah hubungan atau interaksi yang berlangsung diantara satu kesatuan ataupun

komponen secara teratur sehingga tujuan maupun sasaran sistem dapat dicapai.

Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi sipenerima dan

mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang

sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang. (Erwan Arbie, 2000, 6).

Informasi adalah sejumlah data yang telah diproses dengan baik dan berguna bagi pemakainya.

Disebut informasi apabila data tersebut yang telah diproses sesuai dengan kebutuhan

pemakainya.

Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan

pengolahan transaksi harian, membantu dan mendukung kegiatan operasi, bersifat manajerial

dari suatu organisasi dan membantu mempermudah penyediaan laporan yang diperlukan.

Sistem informasi adalah data yang dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah sedemikian rupa

sehingga menjadi sebuah satu kesatuan informasi yang saling terkait dan saling mendukung

sehingga menjadi suatu informasi yang berharga bagi yang menerimanya.

Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Siklus hidup pengembangan sistem (SHPS) adalah pendekatan melalui beberapa tahap untuk

menganalisis dan merancang sistem. Berikut ini adalah gambar siklus hidup pengembangan

sistem dapat dilihat pada gambar.

Page 12: System Development Life Cycle I.pdf

Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Berikut tahap-tahap dalam siklus hidup pengembangan sistem:

1. Mengidentifikasi masalah, peluang dan tujuan

Tahap pertama ini berarti bahwa penganalisis melihat dengan jujur pada apa yang terjadi didalam

bisnis. Kemudian, bersama-sama dengan anggota organisasional lain, penganalisis menentukan

dengan cepat masalah-masalah dengan anggota organisasi lain, penganalisis menentukan dengan

tepat masalah-masalah tersebut.

2. Menentukan syarat-syarat informasi

Tahap berikutnya, penganalisis memasukkan apa saja yang menentukan syarat-syarat informasi

untuk para pemakai yang terlibat. Di antara perangkat-perangkat yang dipergunakan untuk

menetapkan syarat-syarat informasi dalam bisnis diantaranya ialah menentukan sampel dan

memeriksa data mentah, wawancara dan mengamati perilaku pembuat keputusan dan lingkungan

kantor dan prototyping.

3. Menganalisis kebutuhan sistem

Tahap berikutnya ialah menganalisis kebutuhan-kebutuhan sistem. Sekali lagi perangkat dan

teknik-teknik tertentu akan membantu penganalisis menentukan kebutuhan. Perangkat yang

Page 13: System Development Life Cycle I.pdf

dimaksud ialah penggunaan diagram aliran data untuk menyusun daftar input, proses dan output

fungsi bisnis dalam bentuk grafik terstruktur.

4. Merancang sistem yang direkomendasikan

Dalam tahap ini penganalisa sistem menggunakan informasi-informasi yang terkumpul

sebelumnya untuk mencapai desain sistem informasi yang logik. Penganalisis merancang

prosedur data-entry sedemikian rupa sehingga data yang dimasukkan ke dalam sistem informasi

benar-benar akurat. Selain itu, penganalisis menggunakan teknik-teknik bentuk dan perancangan

layar tertentu untuk menjamin keefektifan input sistem informasi.

5. Mengembangkan dan mendokumentasikan perangkat lunak

Dalam tahap kelima ini penganalisis bekerja bersama-sama dengan pemrogram untuk

mengembangkan suatu perangkat lunak awal yang diperlukan. Beberapa teknik terstruktur untuk

merancang dan mendokumentasikan perangkat lunak meliputi rencana struktur, Nassi-

Shneiderman charts, dan pseudocode.

6. Menguji dan mempertahankan sistem

Sebelum sistem informasi dapat digunakan, maka harus dilakukan pengujian terlebih dulu. Akan

bisa menghemat biaya bila dapat menangkap adanya masalah sebelum sistem tersebut

ditetapkan. Sebagian pengujian dilakukan oleh pemrogram sendiri, dan lainnya dilakukan oleh

penganalisis sistem. Rangkaian pengujian ini pertama-tama dijalankan bersama-sama dengan

data contoh serta dengan data aktual dari sistem yang telah ada. Mempertahankan sistem dan

dokumentasinya dimulai di tahap ini dan dilakukan secara rutin selama sistem informasi

dijalankan.

7. Mengimplementasikan dan mengevaluasi sistem

Di tahap terakhir ini penganalisis membantu untuk mengimplementasikan sistem informasi.

Tahap ini melibatkan pelatihan bagi pemakai untuk mengendalikan sistem. Sebagian pelatihan

tersebut dilakukan oleh vendor, namun kesalahan pelatihan merupakan tanggung jawab

penganalisis sistem. Selain itu, penganalisis perlu merencanakan konversi perlahan dari sistem

lama ke sistem baru. Evaluasi yang ditunjukkan sebagai bagian dari tahap terakhir ini biasanya

dimaksudkan untuk pembahasan. Sebenarnya, evaluasi dilakukan di setiap tahap. Kriteria utama

Page 14: System Development Life Cycle I.pdf

yang harus dipenuhi ialah apakah pemakai yang dituju benar-benar menggunakan sistem.

(Kenneth. E. Kendall dan Julie. E. Kendall., (1), 2003 , 11).

Model Pengembangan Sistem Informasi

MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

A. PENDAHULUAN

Ada banyak macam pemodelan dalam pengembangan system informasi. Pemodelan dari

pengembangan system ini berupa metode – metode, prosedur – prosedur – prosedur, konsep –

konsep pekerjaan, aturan – aturan yang akan digunakan sebagai pedoman dan apa yang harus

dikerjakan selama mengerjakan selama pengembangan system informasi. Tujuan dari

pengembangan system informasi ini agar dapat memenuhi kebutuhan user, dilakukan tepat

waktu, tidak melampaui anggaran biaya, mudah dipergunakan, mudah dipahami dan mudah

dirawat.

B. MODEL PROSES PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC)

SDLC (System Development Life Cycle) merupakan siklus yang menggambarkan perangkat

lunak yang dibangun. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem

perangkat lunak, yang terdiri dari tahap-tahap:

1. Rencana (planning),

2. Analisis (analysis),

3. Desain (design),

4. Implementasi (implementation),

Page 15: System Development Life Cycle I.pdf

5. Uji coba (testing) dan

6. Pengelolaan (maintenance).

Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi

pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja

untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan

perangkat lunak. Terdapat 3 jenis metode siklus hidup sistem yang paling banyak digunakan,

yakni:

1. Siklus hidup sistem tradisional (traditional system life cycle),

Berupa definisi masalah, Studi kelayakan, Analisa, Desain, dan Implementasi.

2. Siklus hidup menggunakan protoyping (life cycle using prototyping)

Merupakan salah satu metode siklus hidup sistem yang didasarkan pada konsep model

bekerja (working model)

3. Siklus hidup sistem orientasi objek (object-oriented system life cycle).

Dasar dari konsep obyek oriented adalah obyek, class, asosiasi dan inheritance menjadi kemudi

dalam proses pembuatan dari tahap paling awal dan menyediakan dasar tunggal bagi daur hidup

sistem.

Model-model yang digunakan pada Software Development Life Cycle (SDLC) yaitu:

· MODEL WATERFALL

Merupakan model pengembangan system yang paling mudah dan paling sering digunakan.

Model pengembangan ini bersifat linear dari tahap awal pengembangan system yaitu tahap

perencanaan sampai tahap akhir pengembangan system yaitu tahap pemeliharaan. Tahapan

berikutnya tidak akan dilaksanakan sebelum tahapan sebelumnya selesai dilaksanakan dan tidak

bisa kembali atau mengulang ke tahap sebelumnya.

Tahap-tahap yang dilakukan pada model Waterfall ini digambarkan pada gambar berikut ini :

Page 16: System Development Life Cycle I.pdf

Kelebihan dan Kelemahan Waterfall

Kelebihan Model Waterfall :

1. Merupakan model pengembangan paling handal dan paling lama digunakan.

2. Cocok untuk system software berskala besar.

3. Cocok untuk system software yang bersifat generic.

4. Pengerjaan project system akan terjadwal dengan baik dan mudah dikontrol.

Kekurangan Model Waterfall :

1. Persyaratan system harus digambarkan dengan jelas.

2. Rincian proses harus benar-benar jelas dan tidak boleh berubah-ubah.

3. Sulit untuk mengadaptasi jika terjadi perubahan spesifikasi pada suatu tahapan pengembangan.

· MODEL ITERASI

Merupakan model pengembangan system yang bersifat dinamis dalam artian setiap tahapan

proses pengembangan system dapat diulang jika terdapat kekurangan atau kesalahan. Setiap

tahapan pengembangan system dapat dikerjakan berupa ringkasan dan tidak lengkap, namun

pada akhir pengembangan akan didapatkan system yang lengkap pada pengembangan system.

Model Iterasi digambarkan sebagai berikut :

Page 17: System Development Life Cycle I.pdf

Kelebihan dan Kelemahan Model Iterasi

Kelebihan Model Iterasi :

1. Dapat mengakomodasi jika terjadi perubahan pada tahapan pengembangan yang telah

dilaksanakan.

2. Dapat disesuaikan agar system bisa dipakai selama hidup software computer.

3. Cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar.

4. Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap

tahapan karena system terus bekerja selama proses.

Kekurangan Model Iterasi :

1. Hanya berlaku untuk Short-Lifetime system.

2. Tahapan proses tidak terlihat sedang berada ditahapan mana suatu pekerjaan.

3. Memerlukan alat ukur kemajuan secara regular.

4. Perubahan yang sering terjadi dapat merubah struktur system.

5. Memerlukan tenaga ahli dengan kemampuan tinggi.

Terdapat dua jenis Model Iterasi, yaitu :

1. Model Incremental, merupakan model pengembangan system yang dipecah sehingga model

pengembangannya secara increment/bertahap. Kebutuhan pengguna diprioritaskan dan prioritas

tertinggi dimasukkan dalam awal increment.

Tahapan Incremental Model :

· Requirement

· Specification

· Architecture

Page 18: System Development Life Cycle I.pdf

DesignTahapan-tahapan tersebut dilakukan secara berurutan. Setiap bagian yang sudah selesai

dilakukan testing, dikirim ke pemakai untuk langsung dapat digunakan.

Model ini menerapkan sistem kerja yang paralel. Setelah daftar kebutuhan didapatkan dari

pemakai, tim spesifikasi membuat spesifikasi untuk modul pertama. Setelah spesifikasi pertama

selesai, tim desain menindak lanjuti. Tim spesifikasi sebelumnya juga langsung membuat

spesifikasi untuk model kedua, dan seterusnya.

Kelebihan dan Kekurangan Model Incremental

Kelebihan Model Incremental :

1. Penambahan kemampuan fungsional akan lebih mudah diuji, diverifikasi, dan divalidasi

dandapat menurunkan biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki system.

2. Nilai penggunaan dapat ditentukan pada setiap increament sehingga fungsionalitas

sistemdisediakan lebih awal

3. Increment awal berupa prototype untuk membantu memahami kebutuhan pada

incrementberikutnya.

4. Memiliki risiko lebih rendah terhadap keseluruhan pengembagan sistem.

5. Prioritas tertinggi pada pelayanan sistem adalah yang paling diuji

Kekurangan Model Incremental

1. Tiap bagian tidak dapat diintegrasikan

2. Setiap tambahan yang dibangun harus dimasukkan kedalam struktur yang ada

tanpamenurunkan kualitas dari yang telah dibangun system tersebut sampai saat ini.

3. Penambahan staf dilakukan jika hasil incremental akan dikembangkan lebih lanjut

Model Incremental digambarkan sebagai berikut :

Page 19: System Development Life Cycle I.pdf

2. Model Spiral, merupakan model pengembangan system yang digambarkan berupa

spiral. Model spiral ini tidak merepresentasikan rangkaian tahapan dengan penelusuran

balik (back-tracking), tidak ada fase-fase tahapan yang tetap seperti spesifikasi atau

perancangan. Setiap untaian pada pada spiral menunjukkan fase software process. Model

ini merupakan perbaikan dari model waterfall dan prototype. Mengabungkan keuntungan

model air terjun dan prototype dan memasukkan analissis resiko

Beberapa hal yang dilakukan dalam Model Spiral :

1. Mendefinisikan kebutuhan dengan sedetail mungkin

2. Pembuatan desain untuk sistem yang baru

3. Pembuatan prototipe dari pembuatan desain, pembuatan prototipe selanjutnya berdasarkan

evaluasi prototipe sebelumnya

4. Proses prototipe dilakukan berulang-ulang sampai customer puas

5. Sistem dibuat berdasarkan prototipe yang memuaskan customer

6. Sistem di tes dan dievaluasi

Kelebihan dan Kekurangan Model Spiral :

Kelebihan Model Spiral :

1. Dapat digunakan untuk sistem yang besar

2. Sangat cocok sebagai mekanisme mengurangi resiko

Kelemahan Model Spiral :

1. Terlalu banyak memikirkan resiko yang akan terjadi

2. Masih jarang digunakan

Page 20: System Development Life Cycle I.pdf

3. Metode ini lambat dan mahal karena setiap tahapan yang dilalui harus menikutsertakan

pemesan

Model Spiral ini digambarkan sebagai berikut :

· MODEL RAPID APPLICATION DEVELOPMENT (RAD)

Merupakan model pengembangan system yang melakukan beberapa penyesuaian terhadap

SDLC pada beberapa bagian sehingga lebih cepat untuk sampai ke tangan pengguna system.

metodologi ini biasanya mensyaratkan beberapa teknik dan alat-alat khusus agar proses bisa

cepat, misalnya melakukan sesi Joint Application Development(JAD), penggunaan alat-

alat Computer Aided Software Engineering (CASE Tools), kode generator dan lain-lain.

Model RAD ini digambarkan sebagai berikut :

Page 21: System Development Life Cycle I.pdf

· MODEL PROTOTYPING

Merupakan model pengembangan system yang proses iterative dalam pengembangan sistem

dimana requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara terus

menerus diperbaiki melalui kerjasama antara user dan analis. Prototype juga bisa dibangun

melalui beberapa tool pengembangan untuk menyederhanakan proses. Prototyping merupakan

bentuk dari Rapid Application Development (RAD). Dalam metode ini, pengembang dan

pelanggan dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan system.

Tahapan-tahapan Prototyping

Tahapan-tahapan dalam Prototyping adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan kebutuhan

Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak,

mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.

2. Membangun prototyping

Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian

kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output)

3. Evaluasi protoptyping

Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai

dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil. Jika tidak

prototyping direvisi dengan mengulangu langkah 1, 2 , dan 3.

4. Mengkodekan sistem

Page 22: System Development Life Cycle I.pdf

Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa

pemrograman yang sesuai

5. Menguji sistem

Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum

digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian

arsitektur dan lain-lain.

6. Evaluasi Sistem

Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan .

Jika ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5.

7. Menggunakan sistem

Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

Kelebihan dan Kelemahan Prototyping

Kelebihan Prototyping adalah:

1. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan

2. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan

3. Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem

4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem

5. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang

diharapkannya.

Kelemahan Prototyping adalah :

1. Pelanggan kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada

belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum

memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangka waktu lama.

2. Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek. Sehingga menggunakan

algoritma dan bahasa pemrograman yang sederhana untuk membuat prototyping lebih

cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan

cetak biru sistem .

3. Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak

mencerminkan teknik perancangan yang baik

Page 23: System Development Life Cycle I.pdf

Prototyping bekerja dengan baik pada penerapan-penerapan yang berciri sebagai berikut:

1. Resiko tinggi Yaitu untuk masalah - masalah yang tidak terstruktur dengan baik,

ada perubahan yang besar dari waktu ke waktu, dan adanya persyaratan data yang tidak

menentu.

2. Interaksi pemakai penting. Sistem harus menyediakan dialog on-line antara

pelanggan dan komputer.

3. Perlunya penyelesaian yang cepat

4. Perilaku pemakai yang sulit ditebak

5. Sitem yang inovatif. Sistem tersebut membutuhkan cara penyelesaian masalah

dan penggunaan perangkat keras yang mutakhir

6. Perkiraan tahap penggunaan sistem yang pendek

Model Prototyping digambarkan sebagai berikut :

KESIMPULAN

Bahwa siklus hidup system tidaklah luput dari perencanaan yang matang karena tanpa

perencanaan tersebut maka suatu system tidaklah dapat berjalan sesuai rencana.

Page 24: System Development Life Cycle I.pdf

Daftar pustaka….:

-http://yuliagroups.wordpress.com/system-development-life-cycle-sdlc/

-http://danukusumapraja.wordpress.com/2011/10/30/siklus-hidup-sistem/

-http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-dan-siklus-sistem-informasi.html#.UPa_i6xF_Bs

-http://effendyhaqee.blogspot.com/2012/04/model-pengembangan-sistem-informasi.html