Top Banner
System Development Life Cycle Siklus Hidup Pengembangan Sistem (System Development Life Cycle/ Software Development Life Cycle) dalam sytem engineering, information system dan software engineering, adalah proses menciptakan atau mengubah sistem, dan model atau metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sebuah sistem. System Development Methodology atau Metodologi Pengembangan Sistem adalahframework yang digunakan menyusun, merencanakan dan mengontrol proses pengembangan sistem informasi. Setiap kerangka metodolgi pengembangan sistem informasi bertindak sebagai dasar atau sumber pendekatan untuk mengembangkan dan memelihara sebuah sistem informasi. Beberapa metodologi pengembangan sistem informasi ini telah digunakan sejak awal terciptanya sistem informasi berbasis teknologi informasi. Diantaranya adalah : Ad-Hoc Development Waterfall Development Structured Evolutionary Prototyping Development Incremental Development Spiral Development Rapid Application Development B1. Ad-Hoc Development Ad-Hoc development adalah sebuah sistem pengembangan yang pertama kali dikembangakan dan sistem ini merupakan sistem yang masih sedikit kacau dan terkesan serampangan karena pada pelaksanaannya lebih mengedepankan atau bergantung pada keahlian dan pengalaman dari masing-masing individu dalam ruang lingkup pekerjaan. Institut Rekayasa Perangkat Lunak di Carnegie Mellon University berpendapat bahwa dengan sistem pengembangan Ad-Hoc ini, kapabilitas
32

System Development Life Cycle

Aug 07, 2015

Download

Documents

gunawandayan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: System Development Life Cycle

  

System Development Life Cycle

Siklus Hidup Pengembangan Sistem (System Development Life Cycle/ Software Development Life Cycle) dalam sytem engineering, information system dan software engineering, adalah proses menciptakan atau mengubah  sistem, dan model atau metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sebuah sistem.

System Development Methodology atau Metodologi Pengembangan Sistem adalahframework yang digunakan menyusun, merencanakan dan mengontrol proses pengembangan sistem informasi. Setiap kerangka metodolgi pengembangan sistem informasi bertindak sebagai dasar atau sumber pendekatan untuk mengembangkan dan memelihara sebuah sistem informasi. Beberapa metodologi pengembangan sistem informasi ini telah digunakan sejak awal terciptanya sistem informasi berbasis teknologi informasi. Diantaranya adalah :

Ad-Hoc Development

Waterfall Development

Structured Evolutionary Prototyping  Development

Incremental Development

Spiral Development

Rapid Application Development

B1.     Ad-Hoc Development

Ad-Hoc development adalah sebuah sistem pengembangan yang pertama kali dikembangakan dan sistem ini merupakan sistem yang masih sedikit kacau dan terkesan serampangan karena pada pelaksanaannya lebih mengedepankan atau bergantung pada keahlian dan pengalaman dari masing-masing individu dalam ruang lingkup pekerjaan.

Institut Rekayasa Perangkat Lunak di Carnegie Mellon University berpendapat bahwa dengan sistem pengembangan Ad-Hoc ini, kapabilitas sebuah sistem informasi tidak dapat diprediksi. Hal ini dikarenakan, proses pada perangkat lunak akan berubah sesuai dengan proses pekerjaan. Performanya bergantung pada kapabilitas individual dan juga bervariasi tergantung pada bakat, pengetahuan dan motivasi mereka. Terdapat beberapa proses perangkat lunak yang dapat diprediksi tapi berdasarkan kemampuan perorangan bukan berdasarkan kemampuan kelompok.

B2.      Waterfall Development

Page 2: System Development Life Cycle

          Model pengembangan ini adalah model yang paling lama dan paling banyak digunakan dalam pembangunan sebuah sistem informasi. Sistem ini seperti namanya jika digambarkan akan berbentuk seperti air terjun yaitu dengan urutan yang mengalir kebawah, dengan urutan sebagai berikut :

System Conseptualization ; menetapkan konsep dari proyek yang dimaksud dan menentukan tujuannya.

System Analys ; mendefinisikan tujuan dari proyek tersebut kedalam fungsi dan penggunaannya.  

System Design ; menjelaskan fitur dan operas yang diinginkan secara detail, termasuk desain tampilan pada layar, aturan bisnis, diagram proses, pseudocode, dan dokumen yang lainnya.

 Implementation ; kode yang sebetulnya dituliskan pada tahap ini.

Integration and Testing ; membawa semua bagian secara bersamaan kepada sebuah lingkungan pengetesan secara khusus, kemudian diadakan pengecekkan pada beberapa kesalahan operasioanl, bugs, dan interopabilitas.

 Acceptance, Installation and Deployment ; tahap akhir  pada pengembangan awal, dimana perangkat lunak diintegrasikan kedalam produksi dan dijalankan pada bisnis yang sebenarnya.

Maintenance ; beberapa hal yang dialami oleh sebuah sistem selama penggunaannya meliputi, perubahan, perbaikan, penambahan, pemindahan kepada sebuah komputer yang berbeda platform dan sebagainya.

B3.      Structured Evolutionary Prototyping Development

          Model pengembangan ini pada dasarnya adalah, ketika telah ditentukan sebuah proyek untuk membangun sistem informasi, lalu pengembang (developer) membuat sebuah prototip dari sistem informasi yang akan digunakan nanti. Langkah berikutnya adalah prototip tersebut dievaluasi oleh pengguna, dikoreksi jika ada kesalahan, ditambahkan jika ada kekurangan. Sehingga setelah ada evaluasi ini, pengembang akan kembali mnyusun protipnya sampai sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pengguna.

B4.      Incremental Development

Pada model ini, pengembang memecah berbagai data sehingga nantinya akan membentuk beberapa bagian seperti pada model Waterfall tetapi dalam skala yang lebih kecil atau mini-Waterfall. Dalam pemecahan ini, pengembang memiliki keleluasaan untuk menyelsaikan hal yang paling utama, ini merupakan suatu keuntungan dari model Incremental.

Pengetesan dari hasil proses juga dapat dilakuakan pada tiap increment atau bagian, sehingga lebih mudah menganilsa kekurangan atau kesalahan. Setelah semua bagian dianggap sempurna, barulah ada proses pengintegrasian terhadap bagian yang lain sehingga membentuk suatu sistem informasi seutuhnya.

B5.      Spiral Development

Page 3: System Development Life Cycle

          Spiral Model adalah proses pengembangan software yang menggabungkan kedua element antara desain dan prototyping-in-stages, dalam upaya untuk menggabungkan kelebihan dari konsep top-down dan bottom-up.

Prinsip dasarnya adalah :

Fokus dari model adalah pada resiko penilaian dan mengurangi resiko proyek dengan cara membagi proyek kedalam bagian yang lebih kecil sehingga memudahkan perubahan selama proses pengembangan.

Setiap siklus melibatkan kemajuan melalui langkah-langkah yag sama, untuk setiap bagian dari produk dan untuk masing-masing tingkat atas elaborasi, dari keseluruhan konsep dokumen operasi ke coding setiap individu.

Setiap proses melewati 4 kuadran :

menentukan tujuan, alternatif, dan kendala dari iterasi

mengevaluasi alternatif, mengenali dan menyelesaikan resiko

mengembangkan dan mengecek kiriman dari iterasi

merencanakan iterasi selanjutnya

Memulai setiap siklus lingkaran dengan keinginan pemangku kepentingannya, dan akhiri dengan review dan komitmen.

B6       Rapid Application Development

          Rapid Application Development pada umumnya terbagi menjadi 4 tahap penyelesaian, yaitu :

Requirement Planning Phase : workshop memanfaatkan diskusi terstruktur mengenai masalah atau kebutuhan sistem yang sedang dihadapi.

User Description Phase : tahap automatisasi sistem dengan mengumpulkan informasi dari pengguna.

Construction Phase : tahap pembangunann dan pengembangan sistem.

Cutover Phase : tahap penyelesaian dan instalasi sistem pada penggunaan sesungguhnya, termasuk didalamnya pengetesan, dan beberapa pengembangan lanjutan.

Pengembangan dengan model ini tentunya memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan masing-masing. Kelebihan dari model pengembangan ini antara lain adalah sedikitnya waktu dan tenaga profesional yang dibutuhkan sehingga mengurangi biaya operasional, pengguna yang terlibat langsung sehingga dapat dengan mudah memberikan masukkan selama pengembangan sistem informasi tersebut, menggunakan konsep pemodelan untuk mengumpulkan berbagai data, informasi dan proses. Sedangkan kekurangannya antara lain adalah proses percepatan pengembangan harus memberikan 

Page 4: System Development Life Cycle

respon yang cepat terhadap pengguna, pengembang dan pengguna harus bekerja sama untuk menyelesaikan sistem ini dengan cepat.

KESIMPULAN

          Setelah melewati pembahasan singkat yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan, bahwa sebetulnya, dari keseluruhan model mempunyai kerangka yang sama dalam pengembangan sebuah sistem informasi. Yaitu terdiri dari membentuk sebuah konsep sistem, melakukan analisa, mendesain sistem, implementasi, integrasi, dan instalasi. Perbedaannya terletak pada proses pengembangannya, ada memecah menjadi beberapa bagian kecil, ada pula yang langsung membuatnya secara bertahap. Pada penerapannya saat ini, tergantung dari pengembang dan kondisi lapanganlah yang menentukan model mana yang akan dipilih.

Referensi

Center for Tchnology in Government (1998). A Survey of System Development Process Models. New York : University at Albany.

Underwood Jame (1981). Models of System Information Development. Canberra College of Advance Education: Technical Report.

Wikipedia. Software Development Methodology. Fromhttp://en.wikipedia.org/wiki/Software_development_methodologies. 25 April 2011.

Wikipedia. System Development Life Cycle. Fromhttp://en.wikipedia.org/wiki/Systems_Development_Life_Cycle. 11 Mei 2011.

¨  Uraikanlah model-model pengembangan sistem informasi yang ada? model air terjun(waterfall model) dimana model ini mendeskripsikan alur proses pengembangan sistem informasi  .Kebutuhan spesifikasi>>>analisis>>perancangan>>implementasi&pengetesan unit>>integrasi>>pemeliharaan

¨  Uraikanlah tahap-tahap pengembangan sistem informasi tradisional

¨   Tahap Perencanaan

¨  Tahap Analisis

¨  Tahap Perancangan/Desain

¨  Tahap Pembangunan Fisik/Konstruksi

¨  Tahap Pasca Implementasi  

¨  Ditahap apakah biasanya dilakukan kegiatan pemrograman (coding)? Tahap Perancangan/Desain

¨  Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan melakukan 

Page 5: System Development Life Cycle

perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti sistem basis data, jaringan komputer, teknik koversi data, metode migrasi sistem

¨  Jelaskanlah apa yang biasanya dikerjakan dalam tahap konstruksi! tahap konstruksi paling banyak melihatkan sumber daya terbesar, terutama dalam hal penggunaan SDM, biaya, dan waktu

¨  Pada tahap apa paling banyak waktu dibutuhkan untuk pengembangan sistem? Tahap Implementasi

¨  Karena banyak sekali cakupan yang harus di kerjakan pada tahap ini

¨  Apakah yang membedakan pendekatan metode fungsi/data bila dibandingkan dengan metode yang berorientasi objek? Pengendalian Umum (General Control)

¨  Pengendalian Aplikasi

¨  Karena keduanya sangat penting dalam pengendalian sim

¨  Pengendalian umum diterapkan pada keseluruhan aktivitas dan aplikasi sistem informasi suatu sistem informasi dengan tujuan untuk mengendalikan rancangan, pengamanan, dan penggunaan program-program komputer, serta pengamanan atas file data di dalam infrastruktur teknologi informasi

¨  Pengendalian aplikasi adalah pengendalian yang secara khusus dipasangkan pada aplikasi tertentu atau suatu subsistem tertentu, misalnya pengendalian aplikasi yang dipasangkan di aplikasi sistem penggajian, piutang, atau pemrosesan order untuk pengadaan barang dan jasa.

¨  Pengendalian umum diterapkan pada keseluruhan aktivitas dan aplikasi sistem informasi suatu sistem informasi dengan tujuan untuk mengendalikan rancangan, pengamanan, dan penggunaan program-program komputer, serta pengamanan atas file data di dalam infrastruktur teknologi informasi

Pengendalian aplikasi adalah pengendalian yang secara khusus dipasangkan pada aplikasi tertentu atau suatu subsistem tertentu, misalnya pengendalian aplikasi yang dipasangkan di aplikasi sistem penggajian, piutang, atau pemrosesan order untuk pengadaan barang dan

pengendalian pengendalian yang harus Anda dalami!

¨  Pengendalian Umum (General Control)

¨  Pengendalian Aplikasi

¨  Karena keduanya sangat penting dalam pengendalian sim

Uraikanlah penggunaan SIM di kantor saudara? Jawab :di suatu perusahaan yang di pimpin oleh seorang manajer ,dan di bawah manajer terdapat kepala bagian yang membantu karyawan agar bisa bekerja dengan baik sesuai prosedur yang ada di perusahaan itu.

Page 6: System Development Life Cycle

Uraikanlah penggunaan SIM di kantor objek yang anda periksa? Jawab :seorang manajer yang memimpin kepala bagian,sedangkan kepala bagian memimpin pula anggota-anggota di bawah mereka untuk memproses agar cara kerja mereka sesuai dengan prosedur yang ada di perusahaan.

Jika anda di tugaskan untuk merancang laporan bulanan penugasan Jika anda di tugaskan untuk merancang laporan bulanan penugasan 

Jawab :langkah awal yang di lakukan terlebih dahulu mengamati (observasi),lalu mengumpulkan data,dan langah selanjutnya memberi kesimpulan

Jawab :kelebihan jaringan dapat mengakses keseluruh wilayah secara akurat baik di dalam kota maupun di luar kota,sedangkan kekurangan jaringan keterganggunya  suatu jaringan apabila cuaca yang kurang mendukung karena jaringan juga membutuhkan faktor cuaca yang baik juga.

Sebutkan kesimpulan dari pengambilan SIM

Jawab :SIM bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam subunit organisosional perusahaan.SIM menyediakan informasi bagi oemakai dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi model matematika.

Sebutkan penggunaan SIM?

Jawab :para pengguna SIM biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal,perusahaan atau sub unit di bawahnya.

 

Uraikanlah model-model pengembangan sistem informasi yang ada?

•       model air terjun (waterfall model) dimana model ini mendeskripsikan alur proses pengembangan sistem informasi 

                                                                                                                                                                         

Pekerjaan pengembangan sistem dengan model air terjun dimulai dengan pembuatan spesifikasi kebutuhan suatu sistem

Setelah spesifikasi kebutuhan ini selesai, lantas dilakukanlah suatu analisis dan deskripsi logika sistem.

Rancangan sistem kemudian diselesaikan dan diikuti dengan implementasi modul yang lebih kecil

Modul-modul ini pertama-tama diuji secara sendiri-sendiri dan kemudian secara hersama-sama

keseluruhan sistem dapat diserahkan ke pemakai serta dimulailah tahap pemeliharaan 

Page 7: System Development Life Cycle

  2. Uraikanlah tahap-tahap pengembangan sistem informasi tradisional! 

1.  Tahap Perencanaan

Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang melatarbelakangi pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. seperti perencanaan pengadaan perangkat jaringan teknologi informasi (TI), rencana membangun gedung kantor 15 tingkat.

Keuntunganya apa begitu mencakup apa saja.

2.    Tahap Analisis

Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis atau manajemen dan aspek teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari karakteristik organisasi yang bersangkutan. Tujuan dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui posisi atau peranan teknologi informasi yang paling sesuai dan relevan di organisasi dan mempelajari fungsi-fungsi manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait

3.    Tahap Perancangan/Desain

Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti sistem basis data, jaringan komputer, teknik koversi data, metode migrasi sistem, dan sebagainya.

4.     Tahap Pembangunan Fisik/Konstruksi

Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau pengembangan sistem yang sesungguhnya (secara fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung pelaksanaan tahap ini, mengingat semua hal yang bersifat konseptual harus diwujudkan dalam suatu konstruksi teknologi informasi dalam skala yang lebih detail.

5.     Tahap Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertarna kalinya sistem informasi akan dipergunakan di dalam organisasi. Ada berbagai pendekatan untuk implementasi sistem yang baru didesain. Pekerjaan utama dalam implementasi sistem biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut:

Page 8: System Development Life Cycle

a.     Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi

b.     Mengumumkan rencana implementasi

c.     Mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak

d.      Menyiapkan database

e.     Menyiapkan fasilitas fisik

f.      Memberikan pelatihan dan workshop

g.     Menyiapkan saat yang tepat untuk cutover (peralihan sistem)

h.     Penggunaan sistem baru

Pemberian pelatihan (training) harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat sebelum tahap implementasi dimulai.

6.     Tahap Pasca Implementasi

Pengembangan sistem informasi biasanya diakhiri setelah tahap implementasi dilakukan. Namun, ada satu tahapan lagi yang harus dijaga dan diperhatikan oleh manajemen, yaitu tahap pasca implementasi. Kegiatan yang dilakukan di tahap pasca implementasi adalah bagaimana pemeliharaan sistem akan dikelola

3.     Ditahap apakah biasanya dilakukan kegiatan pemrograman (coding)?

Page 9: System Development Life Cycle

  Tahap Perancangan/Desain

Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti sistem basis data, jaringan komputer, teknik koversi data, metode migrasi sistem, dan sebagainya.

•       4. Jelaskanlah apa yang biasanya dikerjakan dalam tahap konstruksi!

•       tahap konstruksi  paling banyak melihatkan sumber daya terbesar, terutama dalam hal penggunaan SDM, biaya, dan waktu.

5.Pada tahap apa paling banyak waktu dibutuhkan untuk pengembangan sistem?

•       Jawab :

Tahap Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertarna kalinya sistem informasi akan dipergunakan di dalam organisasi. Ada berbagai pendekatan untuk implementasi sistem yang baru didesain. Pekerjaan utama dalam implementasi sistem biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut:

i.      Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi

j.      Mengumumkan rencana implementasi

Page 10: System Development Life Cycle

k.     Mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak

l.        Menyiapkan database

m.   Menyiapkan fasilitas fisik

n.     Memberikan pelatihan dan workshop

o.     Menyiapkan saat yang tepat untuk cutover (peralihan sistem)

p.     Penggunaan sistem baru

Pemberian pelatihan (training) harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat sebelum tahap implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko kegagalan, pemberian pelatihan juga berguna untuk menanamkan rasa memiliki terhadap sistem baru yang akan diterapkan. Dengan cara ini, seluruh jajaran pengguna akan dengan mudah menerima sistem tersebut dan memeliharanya dengan balk di masa-masa mendatang

6.     Apakah yang membedakan pendekatan metode fungsi/data bila dibandingkan dengan metode yang berorientasi objek?

metode fungsi/data memberlakukan fungsi dan data secara terpisah. Motode berorientasi objek memberlakukan fungsi dan data secara ketat sebagai satu kesatuan.

Metode fungsi/data membedakan fungsi dan data. Fungsi, pada prinsipnya, adalah aktif dan memiliki perilaku, sedangkan data adalah pemegang informasi pasif yang dipengaruhi oleh fungsi. Sistem 

Page 11: System Development Life Cycle

biasanya dipilah menurut fungsi, di mana data dikirim di antara fungsi-fungsi tersebut. Fungsi kemudian dipilah lebih lanjut dan akhirnya diubah menjadi kode sumber (program komputer).

Apakah yang dimaksud dengan pengendalian umum dan pengendalian aplikasi?

Pengendalian umum diterapkan pada keseluruhan aktivitas dan aplikasi sistem informasi

suatu sistem informasi dengan tujuan untuk mengendalikan rancangan, pengamanan, dan penggunaan program-program komputer, serta pengamanan atas 

data di dalam infrastruktur teknologi informasi

Pengendalian umum sistem informasi berhubungan dengan risiko-risiko yang berkaitan di berbagai area kegiatan, seperti: sistem operasi, sumber daya data, pemeliharaan sistem, pusat komputer, komunikasi data, pertukaran data elektronik (electronic data interchange-EDI), komputer mikro,

Pengendalian aplikasi adalah pengendalian yang secara khusus dipasangkan pada aplikasi tertentu atau suatu subsistem tertentu, misalnya pengendalian aplikasi yang dipasangkan di aplikasi sistem penggajian, piutang, atau pemrosesan order untuk pengadaan barang dan jasa.

 

Sistem operasi mengendalikan sistem komputer lainnya dan memberikan ijin aplikasi-aplikasi untuk menggunakan secara bersama-sama sumberdaya dan peralatan komputer. Karena ketergantungannya, masalah yang timbul dalam sistem operasi ini dapat menimbulkan masalah-masalah lain pada seluruh pengguna dan aplikasinya

http://yayankuningan.blogspot.com/2012/06/tugas-sistem-informasi-management.html

IT Audit

Audit pada dasarnya adalah proses sistematis dan objektif dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tindakan ekonomi, guna memberikan asersi dan menilai seberapa jauh tindakan ekonomi sudah sesuai dengan kriteria berlaku, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak terkait.

Ada beberapa aspek yang diperiksa pada audit sistem teknologi informasi: Audit secara keseluruhan menyangkut efektifitas, efisiensi, availability system, reliability, confidentiality, dan integrity, serta aspek security. Selanjutnya adalah audit atas proses, modifikasi program, audit atas sumber data, dan data file. 

Page 12: System Development Life Cycle

Audit IT sendiri merupakan gabungan dari berbagai macam ilmu, antara lain: Traditional Audit, Manajemen Sistem Informasi, Sistem Informasi Akuntansi, Ilmu Komputer, dan Behavioral Science.

Sistem komputerisasi akuntansi merupakan suatu dampak perkembangan ilmu dan teknologi, dimana pencatatan akuntansi secara manual kini digantikan oleh komputer, hal ini tentunya memberikan dampak yang positif dan dampak negatif bagi perusahaan dan sumber daya manusia, yaitu pekerjaan akuntansi menjadi lebih mudah dan cepat serta dapat meminimalisasi kesalahan dalam menyusun laporan keuangan, disisi lain membawa dampak negatif yaitu terjadinya pengurangan tenaga kerja

Dengan kemajuan teknologi di dunia usaha yang terus menerus, Sistem Informasi Akuntansi yang dikerjakan secara manual sekarang dapat dilakukan dengan bantuan komputer yaitu Sistem Informasi Akuntansi berbasis komputer. Proses dalam akuntansi secara manual dan berbasis komputer tidak jauh beda, yang membedakan dalam Sistem Informasi berbasis komputer dapat dilakukan dengan sekali entry (input) data atau transaksi saja, hal ini dalam buku besar akan berubah dan secara langsung dapat merubah Financial Report juga.

Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut :

Auditing adalah sebuah proses sistemeatis untuk secara obyektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai pernyataan perihal tindakan dan transaksi bernilai ekonomi, untuk memastikan tingkat  kesesuaian  antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta mengkomunikasikan hasil-hasilnya pada para pemakai yang berkepentingan

Auditing membutuhkan pendekatan langkah per langkah yang dibentuk dengan perencanaan teliti serta pemilihan dan pelaksanaan teknik yang tepat dengan hati-hati.

Keterlibatan audit yaitu mengumpulkan, meninjau, dan mendokumentasikan bukti audit.

Interaksi keahlian dalam Audit Sistem Informasi

Audit Sistem Informasi bukan hanya sekedar perluasan dari traditional auditing (manual auditing). Kebutuhan akan audit sistem informasi beranjak dari dua hal, yaitu: Pertama, auditor menyadari bahwa komputer berpengaruh dalam fungsi atestasi yang mereka lakukan. Kedua, organisasi dan manajemen menyadari bahwa sistem informasi komputer merupakan sumberdaya yang bernilai sehingga perlu adanya pengendalian seperti halnya sumberdaya lain dalam organisasi.

Audit Sistem Informasi merupakan interseksi dari empat bidang ilmu, yaitu:

1. Taditional Auditing (Traditional Auditing)

Traditional Auditing memberikan pengetahuan dan pengalaman tentang teknik pengendalian internal di sebuah sistem informasi. Beberapa pengendalian yang dilakukan dalam audit tradisional dapat dilakukan secara langsung dalam pengendalian di lingkungan PDE. Metodologi umum untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang digunakan pada lingkungan PDE berasal dari audit tradisional. Auditor yang berpengalaman dan dengan tambahan pemahaman pengetahuan tentang 

Page 13: System Development Life Cycle

komputer akan lebih mudah menerapkan logika pengendalian internal yang tradisional ke basis komputer.

2. Information System ManagementBanyak kejadian ketika awal penerapan sebuah sistem pemrosesan data elektronik terjadi banyak ‘kecelakaan’. Seringkali memerlukan biaya yang sangat tinggi dan sering pula terjadi kegagalan dalam pencapaian tujuan. Hal ini karena belum adanya manajemen sistem informasi yang baik pada saat itu. Sebuah Information System Management akan menghasilkan cara-cara penerapan sistem informasi berbasis komputer pada perusahaan dengan lebih baik melalui tahap-tahap pengembangan sistem, seperti: analisis sistem, perancangan sistem, programming, testing, implementation dan kemudian operasional serta pemantauan dan evaluasinya.

3. Computer Science

Pengetahuan teknik mengenai ilmu komputer sangat penting agar dapat menghasilkan kemampuan sistem informasi berbasis komputer yang dapat digunakan untuk safeguard assets, integritas data, efektifitas dan efisiensi. Teknologi komputer yang berkembang pesat dengan munculnya e-commerce, e-business, dan sebagainya akan membawa pengaruh besar kepada perkembangan teknologi informasi.

4. Behavioral Science

Kegagalan penerapan sistem informasi berbasis komputer di banyak organsiasi seringkali juga karena masalah perilaku organisasional, yang terkadang sering diabaikan dalam pengembangan sistem informasi. Kegagalan tersebut dikarenakan oleh adanya ‘resistance to change’ yang berasal dari puhak-pihak yang terkena dampak penerapan sistem informasi berbasis

Standar-standar Audit Internal

•          Berdasarkan According Institute of Internal Auditors (IIA), tujuan dari audit internal adalah untuk mengevaluasi kecukupan dan efektifitas sistem pengendalian internal perusahaan.

•          Juga menetapkan keluasan dari pelaksanaan tanggung jawab yang benar-benar dilakukan.

•          Kelima standar lingkup audit IIA memberikan garis besar atas tanggung jawab auditor internal :

1.      Melakukan tinjauan atas keandalan dan integritas informasi operasional dan keuangan, serta bagaimana hal tersebut diidentifikasi, diukur, diklasifikasi dan dilaporkan.

2.      Menetapkan apakah sistem telah didesain untuk sesuai dengan kebijakan operasional dan pelaporan, perencanaan, prosedur, hukum, dan peraturan yang berlaku.

3.      Melakukan tinjauan mengenai bagaimana aset dijaga, dan memverifikasi keberadaan aset tersebut.

4.      Mempelajari sumber daya perusahaan untuk menetapkan seberapa efektif dan efisien mereka digunakan.

Page 14: System Development Life Cycle

5.      Melakukan tinjauan atas operasional dan program perusahaan, untuk menetapkan apakah mereka telah dilaksanakan sesuai rencana dan apakah mereka dapat memenuhi tujuan-tujuan mereka.

Jenis-jenis Kegiatan Audit Internal

Terdapat tiga jenis audit yang biasanya dilakukan, yaitu :

1.   Audit keuangan

2.   Audit sistem informasi

3.  Audit operasional atau manajemen

•       Audit keuangan memeriksa keandalan dan integritas catatan-catatan akuntansi (baik informasi keuangan dan operasional).

•          Audit sistem informasi melakukan tinjauan atas pengendalian SIA untuk menilai kesesuaiannya dengan kebijakan dan prosedur pengendalian serta efektivitas dalam menjaga aset perusahaan.

•          Audit operasional atau manajemen berkaitan dengan penggunaan secara ekonomis dan efisien sumber daya, serta pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

Seluruh audit menggunakan urutan kegiatan yang hampir sama, hingga dapat dibagi ke dalam empat langkah:

1. Merencanakan audit

2. Mengumpulkan bukti audit

3. Mengevaluasi bukti audit

4. Dan mengkomunikasikan hasil audit

Audit Sistem Informasi

Audit Sistem Informasi adalah sebuah proses yang sistematis dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti untuk menentukan bahwa sebuah sistem informasi berbasis komputer yang digunakan oleh organisasi telah dapat mencapai tujuannya.

Tujuan itu antara lain adalah:

1. Pengamanan atas aktiva

Dukungan sistem informasi berbasis komputer dalam pengamanan aktiva yang terdapat di bagian atau fungsi pengolahan data elektronik, yang meliputi: hardware, software, personel, file data dan pendukung sistem informasi. Hardware dapat saja rusak, data dapat hilang dan masih banyak kemingkinan yang terjadi. Seperti halnya aktiva lain, sistem informasi juga harus didukung oleh suatu sistem pengendalian internal yang memadai. Dukungan sistem informasi berbasis komputer dalam 

Page 15: System Development Life Cycle

pengamanan aktiva juga tidak terbatas hanya pada assets bagian PDE saja, tetapi meliputi juga bagian-bagian lain dalam organisasi.

2. Pemeliharaan atas integritas data.

Integritas data (data integrity) di dalam sebuah sistem informasi berbasis komputer mempunyai pengertian bahwa data yang diolah dalam suatu sistem informasi berbasis komputer haruslah data yang memenuhi syarat:

lengkap (completeness)

mencerminkan suatu fakta yang sebenarnya (soundness)

asli, belum diubah (purity)

dapat dibuktikan kebenarannya (veracity)

3. Peningkatan Efektivitas

Penggunaan sistem informasi berbasis komputer harus dapat meningkatkan efektifitas dalam pencapaian tujuan organisasi. Hal ini berarti adanya evaluasi sistem informasi dan kebutuhan pemakai terhadap sistem informasi.

Penggunaan sistem informasi berbasis komputer harus dapat meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya yang dibutuhkan dalam upaya mendukung efisiensi operasi organisasi. Hal ini berarti adalah sebuah sistem informasi yang efisien yaitu dengan penggunaan sumberdaya seminimal mungkin untuk mencapai tujuan organisasi.

Tujuan audit SIA adalah untuk meninjau dan mengevaluasi pengendalian internal yang melindungi sistem tersebut.

•          Ketika melaksanakan audit sistem informasi, para auditor harus memastikan tujuan-tujuan berikut ini dipenuhi :

1.      Perlengkapan keamanan melindungi perlengkapan komputer,  program, komunikasi, dan data dari akses yang tidak sah, modifikasi, atau penghancuran.

2.      Pengembangan dan perolehan program dilaksanakan sesuai dengan otorisasi khusus dan umum dari pihak manajemen.

3.      Modifikasi program dilaksanakan dengan otorisasi dan persetujuan pihak manajemen.

4.      Pemrosesan transaksi, file, laporan, dan catatan komputer lainnya telah akurat dan lengkap.

5.      Data sumber yang tidak akurat atau yang tidak memiliki otorisasi yang tepat diidentifikasi dan ditangani sesuai dengan kebijakan manajerial yang telah ditetapkan.

6.      File data komputer telah akurat, lengkap, dan dijaga kerahasiaannya.

Page 16: System Development Life Cycle

Mengapa perlu Audit Sistem Informasi ?

Munculnya berbagai jenis komputer kecil PC yang menggantikan jenis komputer mainframe dan harga komputer komputer yang relatif terjangkau dengan kemampuan teknologi yang memadai (bahkan lebih handal) telah membantu perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasi bisnisnya. Saat ini komputer telah hampir ada di setiap kantor dan menjadi sebuah peralatan penting.

Semenjak komputer menjadi alat utama dalam pemrosesan data dan penyediaan informasi untuk berbagai keputusan, maka sangat perlu bagi pengguna sistem informasi berbasis komputer untuk mengendalikan pemakaian sistem pengolah data berbasis komputer tersebut secara lebih baik.

Alasan utama untuk sebuah manajemen sistem informasi yang efektif adalah:

1. Ketergantungan terhadap Sistem Informasi

Meningkatnya ketergantungan kepada sistem informasi dan prasarana pendukung sistem informasi itu sendiri sebagai akibat penggunaan informasi dalam aktivitas bisnis sehari-hari. Sistem informasi telah menjadi sebuah kebutuhan sehari-hari dalam menjalankan setiap kegiatan dalam organisasi bisnis. Organisasi bisnis menjadi sangat tergantung kepada sistem informasi, tanpa bantuan sebuah sistem informasi perusahaan tidak dapat beroperasi lagi dan dapat melumpuhkan seluruh kegiatannya.

Perusaahaan retail kecil seperti Indomart, Alfamart dan sejenisnya telah menggunakan sebuah sistem informasi berbasis komputer. Bayangkan saja apa yang akan terjadi jika sistem informasi yang ada di perusahaan retail besar seperti Makro, Giant atau Carefour macet, maka hampir seluruh kegiatan penjualan di tempat tersebut akan terganggu.

2. Skala dan Biaya untuk investasi Sistem Informasi.

Skala investasi dan biaya yang telah diinvestasikan pada saat ini maupun mendatang kepada sebuah sistem informasi sangatlah besar. Berapa investasi yang ditanamkan oleh perusahaan-perusahan seperti PT. Telkom, PT. Semen Gresik atau investasi yang ditanamkan dalam industri perbankan seperti Bank BNI, Bank BCA dan sebagainya? Sebagai contoh Investasi yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum dalam Teknologi Informasi guna membantu Pemilihan Umum tahun 2004 ini hampir mencapai Rp. 300 Milyar. Sehingga sebuah sistem informasi sangatlah perlu dikelola dengan baik.

3. Sistem Informasi sebagai pendukung (enabler) pencapaian strategi dan tujuan organisasi.

Dampak potensial dari perkembangan teknologi informasi yang mengubah secara dramatis praktek-praktek organisasi dan bisnis yang ada saat ini, serta adanya kemungkinan menciptakan peluang-peluang baru dan untuk pengurangan biaya karena penggunaan teknologi informasi.

4. Ancaman terhadap Sistem Informasi

Meningkatnya kerentanan dan luasnya spektrum ancaman terhadap sistem informasi, seperti cyber threats, hackers dan perang informasi (information war)

Page 17: System Development Life Cycle

Teknik Audit berbantuan Komputer

Sesuai dengan perkembangan zaman perkembangan terjadi beberapa perubahan – perubahan terhadap teknik audit sehingga muncul suatu istilah Teknik Audit Berbantuan Komputer ( TABK ) atauComputer Assisted Audit Techniques (CAATs) ini sesuai dengan PSA No. 59. Tujuan PSAs ini di buat adalah apabila auditor mempertimbangkan teknik – teknik yang menggunakan komputer sebagai suatu alat audit.

Beberapa manfaat TABK adalah sebagai berikut :

1.      Tidak adanya dokumen masukan atau tidak adanya jejak audit (audit trail ) dapat mengharuskan auditor menggunakan TABK dalam penerapan pengujian dan pengendalian subtantif

2.      Efektivitas dan efisiensi prosedur audit dapat meningkat dengan penggunaan TABK

Terdapat beberapa tipe dari TABK adalah sebagai berikut :

a. Perangkat Lunak Audit

Perangkat lunak audit terdiri dari program komputer yang digunakan oleh auditor, sebagai bagian prosedur auditnya, untuk mengolah data audit yang signifikan dari sistem akuntansi entitas.

b. Data Uji

Teknik data uji digunakan dalam pelaksanaan prosedur audit dengan cara memasukkan data dalam sistem komputer entitas, dan membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil yang telah ditentukan sebelumnya.

Pertimbangan dalam Penggunaan TABK

Ketika merencanakan suatu proses audit, auditor perlu mempertimbangkan suatu kombinasi semestinya teknik audit secara manual dan teknik audit secara berbantuan komputer, dalam penggunaan TABK faktor – faktor ini harus dipertimbangkan :

1.      Pengetahuan, keahlian dan pengalaman komputer yang dimiliki oleh auditor

2.      Tersedianya TABK dan fasilitas komputer yang sesuai

3.      Ketidakpraktisan pengujian manual

4.      Efektivitas dan efisiensi

5.      Saat pelaksanaan

Dua tipe IT auditor

Dalam sebuah tulisan (priandoyo 2006) bahwa Dikantor akuntan publik (KAP) ada dua tipe IT auditor, jenis yang pertama adalah IT auditor yang berlatar belakang akuntasi dan jenis yang kedua umumnya 

Page 18: System Development Life Cycle

berlatar belakang teknik atau komputer. Ada perbedaan mendasar diantara kedua tipe ini, yang sangat mempengaruhi cara kerja dan pandangan mereka kedepan.

Tipe I: Accounting type

Dengan background accounting tentunya auditor ini sangat paham mengenai istilah OTC (order to cash), PTP (purchase to pay) dan term financial statement yang lain. Tipe ini lebih menguasai seputar ERP package seperti SAP ataupun Oracle Finance dan kontrol-kontrol didalamnya. Auditor ini umumnya kurang tertarik dengan masalah security apalagi dilevel OS dan DB. Namun penguasaan tentang ERP dan controlnya hampir dipastikan lebih berkualitas dibandingkan jenis yang lain

Tipe II: Computer Science

Background CS tentunya membuat auditor tipe ini memiliki penalaran logika yang lebih baik, dilengkapi dengan keterampilan pemrograman, db, dan system administration. Auditor tipe ini umumnya lebih tertarik dalam membahas masalah security dilevel OS dan DB.

Yang menjadi pertanyaan tipe yang mana yang lebih baik? tipe pertama atau yang kedua? Jika pertanyaan ini diajukan dalam wilayah KAP tentunya tipe accounting adalah tipe yang paling baik. Ini tentunya didukung dengan core/inti business KAP adalah di bidang audit/akuntasi sehingga IT auditor dengan tipe ini akan lebih mudah beradaptasi dan tentunya menikmati pekerjaannya dengan baik.

Sedangkan tipe CS tentunya membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk mempelajari proses akuntasi berikut termin-termin yang sama sekali baru. Hal-hal ini menyebabkan beberapa IT auditor tipe CS kurang menikmati bekerja di KAP.

Namun bila pertanyaan ini diajukan pada kelanjutan karir IT auditor kedepan. Maka auditor tipe CS tentunya akan lebih beruntung dibandingkan dengan auditor tipe Accounting. Penjelasannya adalah pada struktur IT auditor disebuah perusahaan. IT auditor bisa ditempatkan dalam banyak posisi dalam divisi IT, IT auditor dengan tipe CS bisa ditempatkan pada departement planning, quality control, hingga security. Sedangkan tipe accounting kemungkinan besar ditempatkan pada divisi audit yang merupakan kepanjangan dari manajemen. Dengan kata lain pilihan karir bagi tipe CS jauh lebih besar dan terbuka tipe accounting.

Namun dalam prakteknya dilapangan ternyata jauh lebih bervariasi karena disesuaikan dengan visi perusahaan itu sendiri. Sebuah kasus di perusahaan telekomunikasi nasional di tanah air, IT auditor diambil dari orang-orang IT yang kemudian mendapat training untuk menjadi IT auditor, sementara di tempat lain IT auditor justru diambil dari security expert di konsultan untuk security yang tidak memiliki background penuh di audit IT.

Jadi kalau boleh mengambil kesimpulan tipe yang terbaik sangat tergantung pada individu yang bersangkutan, bagaimana ia membawa dan mengarahkan dirinya dan menyesuaikan dengan kebutuhan pasar.

Software Komputer

Page 19: System Development Life Cycle

•          Beberapa program komputer, yang disebut computer audit software (CAS) atau generalized audit software (GAS), telah dibuat secara khusus untuk auditor.

•          CAS adalah program komputer yang, berdasarkan spesifikasi dari auditor, menghasilkan program yang melaksanakan fungsi-fungsi audit.

Pemakaian Software computer

•          Langkah pertama auditor adalah memutuskan tujuan-tujuan audit, mempelajari file serta databse yang akan diaudit, merancang laporan audit, dan menetapkan bagaimana cara menghasilkannya.

•          Informasi ini akan dicatat dalam lembar spesifikasi dan dimasukkan ke dalam sistem melalui program input data.

•          Program ini membuat catatan spesifikasi yang digunakan CAS untuk menghasilkan satu atau lebih program audit.

•          Program audit memproses file-file sumber dan melaksanakan operasional audit yang dibutuhkan untuk menghasilkan laporan audit yang telah ditentukan.

Fungsi Umum Software Audit Komputer

–        Pemformatan ulang

–        Manipulasi file

–        Perhitungan

–        Pemilihan data

–        Analisis data

–        Pemrosesan file

–        Statistik

–        Pembuatan laporan

Audit Operasional Atas Suatu SIA

Berbagai teknik dan prosedur yang digunakan dalam audit operasional hampir sama dengan yang diterapkan dalam audit sistem informasi dan keuangan.

•          Perbedaan utamanya adalah bahwa lingkup audit sistem informasi dibatasi pada pengendalian internal, sementara lingkup audit keuangan dibatasi pada output sistem.

•          Sebaliknya, lingkup audit operasional lebih luas, melintasi seluruh aspek manajemen sistem informasi.

Page 20: System Development Life Cycle

•          Tujuan audit operasional  mencakup faktor-faktor seperti: efektivitas, efisiensi, dan pencapaian tujuan.

•          Pengumpulan bukti mencakup kegiatan-kegiatan berikut ini :

•          Meninjau kebijakan dokumentasi operasional

•          Melakukan konfirmasi atas prosedur dengan pihak manajemen serta personil operasional

Prosedur pengumpulan bukti, cont.

–        Mengamati fungsi-fungsi dan kegiatan operasional

–        Memeriksa rencana dan laporan keuangan serta operasional

–        Menguji akurasi informasi operasional

–        Menguji pengendalian

Resume

Dengan pengolahan transaksi yang sudah menggunakan komputer yaitu Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer. Proses akuntansi yang dilakukan untuk pengolahan transaksi/data, cukup user/pemakai tersebut hanya dengan menginput data/transaksi, sehingga secara otomatis data tersebut akan terintegrasi dan bisa membuat informasi Laporan Keuangan yang up to date.

Dengan adanya Audit Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer, maka BOSS (Branch Operation Support System) berjalan dengan lancar sehingga dalam penyajian Laporan Keuangan memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan seperti : relevan, andal, dapat dimengerti, daya uji, netral, tepat waktu, daya banding dan lengkap. Dengan demikian dalam penyajian Laporan Keuangan dapat berupa informasi yang up to date dan juga sebagai dasar pengambilan keputusan.

Source :

http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptunikompp-gdl-s1-2004-donywaluya-616

http://ruzaqir.multiply.com/journal/item/46/Peranan_Softskill_terhadap_Profesi_Akuntan_Publik

http://aminahhumairoh.wordpress.com/2010/11/22/audit-sistem-informasi-akuntansi-berbasis-komputer/

tika dan Moral dalam Pemanfaatan TIPosted by aeroaquila at 08:45

Page 21: System Development Life Cycle

Etika Penggunaan Teknologi Informasi 

Etika secara umum didefinisikan sebagai suatu kepercayaan atau pemikiran yang mengisi suatu individu, yang keberadaanya bisa dipertanggung jawabkan terhadap masyarakat atas perilaku yang diperbuat. Biasanya pengertian etika akan berkaitan dengan masalah moral. Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku benar dan salah yang diakui oleh manusia secara universal. Perbedaanya bahwa etika akan menjadi berbeda dari masyarakat satu dengan masyarakat yang lain. Sebuah survei menyebutkan bahwa penggunaan software bajakan yang berkembang di Asia saat ini bisa mencapai lebih dari 90 %, sedangkan di Amerika kurang dari 35 %. Ini bisa dikatakan bahwa masyarakat pengguna software di Asia kurang etis di banding di Amerika. Contoh lain misalnya kita melihat data orang lain atau perusahaan lain yang menjadi rahasinya, berarti kita bertindak kurang etis.

Hak-Hak Atas Informasi /Komputer 

Menurut Deborah Johnson, Profesor dari Rensselaer Polytechnic Institute mengemukakan bahwa masyarakat memiliki :• Hak atas akses computer• Hak atas keahlian computer• Hak atas spesialis computer • Hak atas pengambilan keputusan komputer.

Menurut Richard O. Masson, seorang profesor di Southern Methodist University, telah mengklasifikasikan hak atas informasi berupa : • Hak atas privasi• Hak atas akurasi• Hak atas kepemilikan. • Hak atas akses

Dampak Pemanfaatan Teknologi Informasi 

Didalam organisasi modern, dan dalam bahasan ekonomis secara luas, informasi telah menjadi komoditas yang sangat berharga, dan telah berubah dan dianggap sebagai sumber daya habis pakai, bukannya barang bebas. Dalam suatu organisasi perlu dipertimbangkan bahwa informasi memiliki karakter yang multivalue, dan multidimensi. Dari sisi pandangan teori sistem, informasi memungkinkan kebebasan beraksi, Pengendalikan pengeluaran, mengefisiensikan pengalokasian sumber daya dan waktu. Sirkulasi informasi yang terbuka dan bebas merupakan kondisi yang optimal untuk pemanfaatan informasi.

Selain dampak positif dari kehadiran teknologi informasi pada berbagai bidang kehidupan, pemakaian teknologi informasi bisa mengakibatkan atau menimbulkan dampak negatif bagi pengguna atau pelaku bidang teknologi informasi itu sendiri, maupun bagi masyarakat luas yang secara tidak langsung berhubungan dengan teknologi informasi tersebut. Informasi jelas dapat disalah-gunakan. Polusi informasi, yaitu propagasi informasi yang salah, dan

Page 22: System Development Life Cycle

pemanfaatan informasi (baik benar atau salah) untuk mengendalikan hidup manusia tanpa atau dengan disadari merupakan suatu akibat dari penyalah-gunaan ini. Begitu juga informasi yang tidak lengkap bisa menimbulkan salah persepsi terhadap yang menerima atau membacanya. Mis-informasi akan terakumulasi dan menyebabkan permasalahan pada masyarakat. beberapa langkah strategis yang dapat diimplementasikan untuk mengurangi dampak buruk tersebut, antara lain :

• Disain yang berpusat pada manusia. • Dukungan organisasi. • Perencanaan pekerjaan (job). • Pendidikan.• Umpan balik dan imbalan. • Meningkatkan kesadaran public• Perangkat hukum. • Riset yang maju.

Kriminalitas di Internet (Cybercrime) 

Kriminalitas siber (Cybercrime) atau kriminalitas di internet adalah tindak pidana kriminal yang dilakukan pada teknologi internet (cyberspace), baik yang menyerang fasilitas umum di dalamcyber space atupun kepemilikan pribadi. Secara teknis tindak pidana tersebut dapat dibedakan menjadi off-line crime, semi on-line crime, dan cybercrime. Masing-masing memiliki karakteristik tersendiri, namun perbedaan utama diantara ketiganya adalah keterhubungan dengan jaringan informasi public (baca: internet). Cybercrime merupakan perkembangan lebih lanjut dari kejahatan atau tindak pidana yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi komputer. Fenomenacybercrime memang harus diwaspadai karena kejahatan ini agak berbeda dengan kejahatan lain pada umumnyaCybercrime dapat dilakukan tanpa mengenal batas teritorial dan tidak diperlukan interaksi langsung antara pelaku dengan korban kejahatan. 

Kejahatan yang terjadi di internet terdiri dari berbagai macam jenis dan cara yang bisa terjadi. Bentuk atau model kejahatan teknologi informasi (baca pada bab sebelumnya). Menurut motifnya kejahatan di internet dibagi menjadi dua motif yaitu : • Motif Intelektual. Yaitu kejahatan yang dilakukan hanya untuk kepuasan diri pribadi danmenunjukkan bahwa dirinya telah mampu untuk merekayasi dan mengimplementasikan bidangteknologi informasi.

• Motif ekonomi, politik, dan kriminal. Yaitu kejahatan yang dilakukan untuk keuntungan pribadi atau golongan tertentu yang berdampak pada kerugian secara ekonomi dan politik pada pihak lain.

Undang Undang ITEUndang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik adalah ketentuan yang berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Page 23: System Development Life Cycle

ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia.

1. Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

2. Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya.

3. Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan informasi.

4. Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

5. Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik.

6. Penyelenggaraan Sistem Elektronik adalah pemanfaatan Sistem Elektronik oleh penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat.

7. Jaringan Sistem Elektronik adalah terhubungnya dua Sistem Elektronik atau lebih, yang bersifat tertutup ataupun terbuka.

8. Agen Elektronik adalah perangkat dari suatu Sistem Elektronik yang dibuat untuk melakukan suatu tindakan terhadap suatu Informasi Elektronik tertentu secara otomatis yang diselenggarakan oleh Orang.

9. Sertifikat Elektronik adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang memuat Tanda Tangan Elektronik dan identitas yang menunjukkan status subjek hukum para pihak dalam Transaksi Elektronik yang dikeluarkan oleh Penyelenggara Sertifikasi Elektronik.

10. Penyelenggara Sertifikasi Elektronik adalah badan hukum yang berfungsi sebagai pihak yang layak dipercaya, yang memberikan dan mengaudit Sertifikat Elektronik.

Page 24: System Development Life Cycle

11. Lembaga Sertifikasi Keandalan adalah lembaga independen yang dibentuk oleh profesional yang diakui, disahkan, dan diawasi oleh Pemerintah dengan kewenangan mengaudit dan mengeluarkan sertifikat keandalan dalam Transaksi Elektronik.

12. Tanda Tangan Elektronik adalah tanda tangan yang terdiri atas Informasi Elektronik yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan Informasi Elektronik lainnya yang digunakan sebagai alat verifikasi dan autentikasi.

13. Penanda Tangan adalah subjek hukum yang terasosiasikan atau terkait dengan Tanda Tangan Elektronik.

14. Komputer adalah alat untuk memproses data elektronik, magnetik, optik, atau sistem yang melaksanakan fungsi logika, aritmatika, dan penyimpanan.

15. Akses adalah kegiatan melakukan interaksi dengan Sistem Elektronik yang berdiri sendiri atau dalam jaringan.

16. Kode Akses adalah angka, huruf, simbol, karakter lainnya atau kombinasi di antaranya, yang merupakan kunci untuk dapat mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik lainnya.

17. Kontrak Elektronik adalah perjanjian para pihak yang dibuat melalui Sistem Elektronik.

18. Pengirim adalah subjek hukum yang mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik.

19. Penerima adalah subjek hukum yang menerima Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dari Pengirim.

20. Nama Domain adalah alamat internet penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat, yang dapat digunakan dalam berkomunikasi melalui internet, yang berupa kode atau susunan karakter yang bersifat unik untuk menunjukkan lokasi tertentu dalam internet.

21. Orang adalah orang perseorangan, baik warga negara Indonesia, warga negara asing, maupun badan hukum.

22. Badan Usaha adalah perusahaan perseorangan atau perusahaan persekutuan, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.

23. Pemerintah adalah Menteri atau pejabat lainnya yang ditunjuk oleh Presiden.Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UUITE) mengatur berbagai perlindungan hukum atas kegiatan yang memanfaatkan internet sebagai medianya, baik transaksi maupun pemanfaatan informasinya. Pada UUITE ini juga diatur berbagai ancaman hukuman bagi kejahatan melalui internet. UUITE mengakomodir kebutuhan para pelaku bisnis di

Page 25: System Development Life Cycle

internet dan masyarakat pada umumnya guna mendapatkan kepastian hukum, dengan diakuinya bukti elektronik dan tanda tangan digital sebagai bukti yang sah di pengadilan.