Page 1
TUGAS : SWAMEDIKASI
Dosen : Dr. Hj. Latifah Rahman, DESS, Apt
MAKALAH SWAMEDIKASI
Mulut, Hidung, Telinga
KELOMPOK 14
Kelas B
NELYANI HASRAH N 21113843
ABDULLAH MAHMUD N 21113849
NUR AFRA YUSNI SAIDI N 21113850
PROGRAM PENDIDIKAN APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
1
Page 2
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pengobatan sendiri atau swamedikasi adalah tindakan yang dilakukan untuk
mengatasi masalah kesehatan dengan menggunakan obat-obatan yang dapat
dikonsumsi tanpa pengawasan dari dokter.Obat-obatan yang digunakan untuk
pengobatan sendiri atau swamedikasi biasa disebut dengan obat tanpa resep / obat
bebas / obat OTC (over the counter).Biasanya obat-obat bebas tersebut dapat
diperoleh di toko obat, apotek, supermarket hingga di warung-warung dekat
rumah.Sedangkan obat-obat yang dapat diperoleh dengan resep dokter biasa disebut
dengan obat resep.
Menurut situs.wsmi (world self-medication industry), pengobatan sendiri atau
swamedikasi yang bertanggung jawab (responsible self-medication) biasa digunakan
untuk menegaskan penggunaan obat bebas yang tepat oleh pasien atau konsumen,
dengan bantuan tenaga kesehatan bila diperlukan.Sebaliknya, untuk peresepan sendiri
(self-prescription), mengacu pada penggunaan yang tidak tepat dari obat resep oleh
pasien atau konsumen karena tanpa pengawasan dari dokter.Sayangnya hingga saat
ini peresepan sendiri masih banyak terjadi di banyak negara, terutama di negara
berkembang termasuk Indonesia.
Dengan semakin banyak masyarakat yang melakukan pengobatan sendiri atau
swamedikasi, maka informasi mengenai obat yang tepat & sesuai dengan kebutuhan
mereka juga semakin diperlukan.Dalam hal itulah maka apoteker mempunyai peranan
penting untuk memberikan informasi yang tepat tentang obat kepada pasien atau
konsumen.
B. Tujuan
2
Page 3
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu :
1. Untuk memberikan informasi mengenai patofisiologi penyakit mulut, hidung dan
telinga.
2. Untuk memberikan informasi mengenai swamedikasi penyakit mulut, hidung, dan
telinga.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Mulut
1.1 Anatomi mulut
3
Page 4
(Sumber: http://kesehatan96.blogspot.com)
a. Mulut
Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada
rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk
membantu pencernaan makanan. Pada Mulut terdapat :
b. Gigi
Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan
menjadi partikel yang kecil-kecil.
Gigi di bagi menjadi 3 macam, antara lain:
1. Gigi seri (dens insisivus), berjumlah 8 buah, berfungsi memotong
makanan.
2. Gigi taring (dens caninus), berjumlah 4 buah, berfungsi merobek
makanan.
3. Gigi geraham kecil (dens premolare), berjumlah 8 buah, berfungsi
mengunyah makanan.
c. Lidah
Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta
mengecap rasa makanan.
4
Page 5
d. Kelenjar Ludah
Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah
tersebut menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter
ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim
amilase, zat antibakteri. Ketiga kelenjar tersebut yaitu:
1. Glandula parotis merupakan kelenjar ludah di dekat telinga,
menyekresikanludah yang mengandung enzim ptialin (amilase).
2. Glandula submaksilaris merupakan kelenjar ludah di samping rahang
atas,menyekresikan ludah yang mengandung air dan lendir.
3. Glandula submandibularis merupakan kelenjar ludah di bawah lidah,
menyekresikan ludah yang mengandung air dan lendir.
Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna
karbohidrat menjadi disakarida.
Jaringan lunak mulut terdiri dari mukosa pipi, bibir, ginggiva, lidah,
palatum,dan dasar mulut. Struktur jaringan lunak mulut terdiri dari lapisan
tipis jaringan mukosa yang licin, halus, fleksibel, dan berkeratin atau tidak
berkeratin. Jaringan lunak mulut berfungsi melindungi jaringan keras di
bawahnya; tempat organ, pembuluh darah, saraf, alat pengecap dan alat
pengunyah. Secara histologis jaringan mukosa mulut terdiri dari 3 lapisan
(sulistiawati, 2011).
1.2 Patofisiologi mulut
Mulut merupakan pintu gerbang masuknya kuman-kuman atau
rangsanganrangsangan yang bersifat merusak. Mukosa mulut dapat
mengalami kelainan yang bukan merupakan suatu penyakit tetapi merupakan
kondisi herediter (Sulistiawati, 2011).
5
Page 6
Pada keadaan normal di dalam rongga mulut terdapat bermacam-
macam kuman yang merupakan bagian daripada “flora mulut” dan tidak
menimbulkan gangguan apapun dan disebut apatogen. Jika daya tahan mulut
atau tubuh menurun, maka kuman-kuman yang apatogen itu menjadi patogen
dan menimbulkan gangguan atau menyebabkan berbagai penyakit/infeksi.
Daya tahan mulut dapat menurun karena gangguan mekanik (trauma,
cedera), gangguan kimiawi, termik, defisiensi vitamin, anemia dan lain-lain.
Pada individu tertentu dapat terjadi reaksi alergi terhadap jenis makanan
tertentu sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada mukosa mulut, begitu
juga dengan faktor psikis dan hormonal. Ini semua dapat terjadi pada suatu
gangguan mulut yang disebut radangmukosa mulut. Mukosa mulut adalah
jaringan yang melapisi permukaan rongga mulut.
Selain berfungsi untuk proteksi, mukosa mulut juga berfungsi untuk
pertahanan terhadap antigen dengan adanya sel PMN, limfosit plasma dan
makrofag (Sulistiawati, 2011).
Macam-macam Penyakit pada Mulut
Bau mulut
Bau mulut biasanya disebabkan oleh berbagai hal, misalnya sisa
makanan dalam mulut, gigi yang berlubang, banyaknya plak atau karang
gigi sehingga kuman bersarang di dalamnya.
Penatalaksanaan :
- Menyikat Gigi. Sebaiknya gigi disikat dua kali sehari. Gigi disikat
dengan bulu sikat yang lembut dan kepala sikat yang kecil. Hindarkan
pemakaian bulu sikat yang kasar karena bulu sikat yang kasar dapat
6
Page 7
menyebabkan resesi gingiva.Penyikatan gigi sebaiknya menggunakan
pasta gigi yang mengandung fluor untuk mencegah karies gigi
sekaligus. ( Dentika Dental Journal, Vol 13 )
- Menggunakan Benang Gigi (Dental Floss). Benang gigi (dental floss)
digunakan untuk membersihkan celah gigi yang sempit yang tidak
dapat dicapai dengan sikat gigi. Hal ini dilakukan dengan cara
memotong benang kira-kira sepanjang 40 cm, kemudian diputarkan di
kedua jari tengah kanan dan kiri. Benang dimasukkan ke celah
diantara gigi dan ditahan dengan ibu jari agar kuat dan tidak lepas
ketika dilakukan gerakan seperti menggergaji. Tindakan ini sebaiknya
dilakukan satu kali sehari, namun bila memungkinkan dilakukan dua
kali sehari. Setelah tahap ini diperbolehkan kumur sampai bersih atau
dibilas dengan air. (Dentika Dental Journal, Vol 13).
- Membersihkan Lidah. Permukaan lidah dibersihkan dengan cara
menyikat lidah dua kali sehari menggunakan sikat gigi atau alat khusus
pembersih lidah (tongue scrapper). Permukaan lidah disikat dengan
lembut dan perlahan agar lidah tidak luka. Sambil lidah dijulurkan ke
depan, tempatkan tongue scrapper sejauh mungkin ke belakang lidah,
selama masih tahan, sambil ditarik ke depan dan ke bawah dengan
tekanan ringan. Gunakan kain/kertas tissue bersih atau air mengalir
untuk membersihkan tongue scrapper. Ulangi prosedur ini 2-4 kali
sampai seluruh permukaan dibersihkan. (Dentika Dental Journal, Vol
13).
- Penggunaan Obat Kumur. Obat kumur digunakan paling sedikit sekali
sehari. Waktu yang paling tepat menggunakan obat kumur adalah
7
Page 8
sebelum tidur karena obat kumur memberikan efek antibakteri selama
tidur saat aktivitas bakteri penyebab bau mulut meningkat. Obat kumur
yang mengandung alkohol dapat mengakibatkan mulut kering dan
apabila digunakan dalam waktu lama dapat menyebabkan mukosa
mulut terkelupas. Oleh karena itu, sebaiknya menggunakan obat kumur
non-alkohol seperti yang mengandung sodium sakarin. Penggunaan
tidak perlu terlalu berlebihan, kurang lebih 10-15 ml sudah cukup untuk
membasahi seluruh permukaan mulut. Kumur sekurang-kurangnya 1-2
menit. Jangan kumur langsung dari botol, karena apabila tersentuh
ludah, bahan akan terkontaminasi, sehingga bahan aktif selebihnya di
dalam botol dapat menjadi rusak, akibatnya tidak berguna lagi untuk
pemakaian selanjutnya. (Dentika Dental Journal, Vol 13).
- Diet Sehat. Diet sehat dilakukan dengan memakan makanan segar
berserat seperti sayuran dan mempunyai konsistensi kasar yang dapat
membantu membersihkan dorsum lidah, menghindari memakan
makanan yang menimbulkan bau, serta banyak minum air putih setiap
hari. Baru-baru ini, penelitian di Jepang melaporkan bahwa yogurt
tanpa gula dapat mengurangi senyawa penyebab halitosis. Hal ini
dibuktikan dengan dijumpai penurunan level senyawa hidrogen sulfida
sampai 80% setelah mengkonsumsi 90 gram yogurt setiap hari selama
6 minggu. Selain itu, hasil penelitian di Amerika menunjukan bahwa
polifenol (seperti catechin dan theaflavin), senyawa yang terkandung
dalam teh juga dapat menghambat pertumbuhan bakkteri penyebab
halitosis. Catechin terkandung dalam teh hijau maupun teh hitam
sedangkan theaflavin lebih dominan pada teh hitam. Mengurangi
8
Page 9
konsumsi makanan dengan protein tinggi. Kunyahlah permen bebas
gula (non-kariogenik) khususnya apabila mulut terasa kering. Banyak
minum air dalam sehari. Menghindari konsumsi alkohol, rokok, obat-
obatan yang dapat menurunkan aliran saliva. (Dentika Dental Journal,
Vol 13).
Sariawan
Stomatitis Aphtous Reccurent atau yang di kalangan awam disebut
sariawan adalah luka yang terbataspada jaringan lunak rongga mulut.
Istilah recurrent digunakan karena memang lesi ini biasanya hilangtimbul.
Luka ini bukan infeksi, dan biasanya timbul soliter atau di beberapa
bagian di rongga mulutseperti pipi, di sekitar bibir, lidah, atau mungkin
juga terjadi di tenggorokan dan langit-langit mulut.
Penatalaksanaan :Sariawan sebetulnya dapat sembuh sendiri, karena
sifat dari kondisi ini adalah self-limiting. Obat-obatan untuk mengatasi
sariawan diberikan sesuai dengan tingkat keparahan lesi.Untuk kasus
ringan, jenisnya bisa berupa obat salep yang berfungsi sebagai topical
coating agent yangmelindungi lesi dari gesekan dalam rongga mulut saat
berfungsi dan melindungi agar tidak berkontak langsung dengan
makanan yang asam atau pedas. Selain itu ada juga salep yang berisi
anestesi topikaluntuk mengurangi rasa perih. Obat topikal adalah obat
yang diberikan langsung pada daerah yangterkena (bersifat lokal).Pada
kasus yang sedang hingga berat, dapat diberikan salep yang
mengandung topikal steroid. Danpada penderita yang tidak berespon
terhadap obat-obatan topikal dapat diberikan obat-obatan sistemik.
Penggunaan obat kumur chlorhexidine dapat membantu mempercepat
9
Page 10
penyembuhan sariawan. Namunpenggunaan obat ini secara jangka
panjang dapat menyebabkan perubahan warna gigi menjadi
kecoklatan.Obat-obatan tersebut didapat dengan resep dokter. Meskipun
penyakit ini terbilang ringan, ada baiknya bila ditangani oleh dokter gigi
spesialis penyakit mulut.
Radang Mulut
Radang Mukosa mulut/ stomatitis adalah radang yang terjadi
pada mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan. Bercak
ini dapat berupa bercaktunggal maupun berkelompok. Radang mukosa
mulut dapat menyerang selaput lendir pipi bagian dalam, bibir bagian
dalam, lidah, gusi serta langit-langit dalam rongga mulut (Sulistiawati,
2011).
Radang mukosa mulut disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain defisiensi vitamin (zat besi, asam folat, Vitamin B12 atau B
kompleks), psikologis, trauma, endokrin, herediter, alergi, imunologi dan
lain-lain (Lewis, 1998). Sumber lain menyebutkan penyebab radang
mukosa mulut sesungguhnya sangat beragam, mulai dari tergigit, luka
ketika menyikat gigi, alergi terhadap makanan ataupun adanya infeksi
oleh bakteri (Sulistiawati, 2011).
Infeksi Gusi
Peningkatan peradangan menyebabkan gusi menyusut, membentuk
kantong diantara gigi dan gusi.Ini perangkap kantong karang gigi, plak,
dan sisa-sisa makanan yang pada akhirnya menyebabkan infeksi dan
abses.Penyakit gusi lanjut merusak tulang yang mendukung gigi dan
10
Page 11
merupakan salah satu penyebab utama hilangnya gigi pada orang
dewasa.Temui dokter gigi untuk mengobati gusi surut.
1.3 Etiologi
a. Bau mulut
Halitosis dapat disebabkan oleh faktor-faktor fisiologis dan patologis
yang berasal dari rongga mulut atau intra oral dan faktor- faktor sistemik
atau ekstra oral. Berdasarkan survei yang telah dilakukan di Amerika
Serikat, penyebab utama halitosis sebagian besar (90%) adalah karena
faktor-faktor yang melibatkan rongga mulut. Perlu ditekankan bahwa
halitosis bukanlah suatu penyakit, tetapi dianggap sebagai gejala dari
penyakit sistemik tertentu. Namun bukan berarti bahwa setiap bau yang
tidak sedap menandakan adanya suatu penyakit tertentu.
b. Radang mukosa mulut
Etiologi radang mukosa mulut masih belum diketahui secara pasti
dari seluruh kasus yang ada, faktor penyebab baru dapat teridentifikasi
sekitar 30%. Menurut Sonis dkk., 1995; Cawson dan Odell, 2002; bahwa
faktor penyebabnya antara lain:
1. Trauma. Adanya riwayat trauma pada penderita sebagai gejala awal
misalnya tergigit, trauma sikat gigi, pemakaian peralatan gigi, sehingga
terjadi ulser pada mukosa mulut.
2. Infeksi. Belum adanya bukti bahwa radang mukosa mulut secara
langsung disebabkan oleh mikroba, di duga yang berperan penting
untuk terjadinya radang mukosa mulut adalah adanya reaksi silang
11
Page 12
antigen dari streptococcus. Hipotesis lain, meskipun belum terbukti,
menyatakan adanya gangguan regulasi imun yang disebabkan oleh
virus herpes atau virus lainnya.
3. Gangguan Imunologik. Sampai saat ini etiologi radang mukosa mulut
belum diketahui, radang mukosa mulut cenderung dikaitkan dengan
proses autoimun. Peneliti lain mengemukakan adanya perubahan
perbandingan antara limfosit T Helper dan T Supresor.
4. Gangguan Pencernaan. Radang mukosa mulut sebelumnya dikenal
dengan nama dyspeptic ulcer, namun jarang berkaitan dengan
penyakit gastrointestinal. Adanya hubungan dengan penyakit ini
biasanya karena terjadi defisiensi, terutama defisiensi vitamin B12 atau
asam folat yang terjadi secara sekunder akibat malabsorbsi.
5. Defisiensi Nutrisi. Defisiensi zat besi, vitamin B12 dan asam folat, telah
dilaporkan pada lebih dari 20% penderita dengan radang mukosa
mulut. Pemberian vitamin B12 atau asam folat akan mempercepat
penyembuhan radang mukosa mulut.
6. Kelainan Hormonal. Pada beberapa wanita, radang mukosa mulut
berkaitan erat dengan fase luteal dari siklus menstruasi. Beberapa
penderita, kekambuhan dari radang mukosa mulut dikaitkan dengan
stress, meskipun masih adanya pertentangan diantara peneliti.
7. Infeksi HIV. Radang mukosa mulut dapat dijumpai sebagai salah satu
kelainan dari infeksi HIV. Kekambuhan dan keparahannya
berhubungan dengan derajat penurunan imunitas pertahanan tubuh
8. Faktor Genetik. Terdapat sejumlah bukti tentang adanya pengaruh
faktor genetik. Riwayat medis keluarga kadang dijumpai adanya
12
Page 13
anggota keluarga yang menderita radang mukosa mulut dan kelainan
ini tampaknya lebih banyak mempengaruhi pasangan saudara kembar
yang identik dibandingkan dengan non identik. Pendapat lain
mengatakan bahwa bila kedua orangtua terserang radang mukosa
mulut maka kemungkinan besar pada beberapa anaknya dapat
ditemukan adanya kelainan tersebut.
1.4 Swamedikasi
Pengobatan dengan obat sintetis
a. Bau mulut
Efisol®
Komposisi: PerIozSequalinium Cl 250 mcg, vit C 25 mg. Per ml
lar. Dequalinium Cl 5 mg, thymol 2,5 mg.Indikasi : Infeksi pada
selaput lendir mulut dan nafas mulut bau akibat infeksi
tersebut.Dosi : Lar. 10-20 tetes dicampur air segelas 2-4 kali /
hari.Produsen: Novell Fharma Golongan Obat : Obat Bebas
Forinfec Gargle®
Komposisi : Vofidon iodine 1% Indikasi : Bau mulut dan nafas
tidak segarDosis : Kumur selama 30 detik ulangi tiap 3-4 jam
Produsen : Lapi Golongan obat : Obat bebas terbatas
Listermint Arctic Fresh®
Komposisi : Na. Flourida 0,221 mg per ml gargle dan
mouthwashIndikasi : Melawan kuman penyebab nafas tak
sedapProdusen : PfiszerGolongan obat : Obat bebas
Minosep Gargle®
13
Page 14
Komposisi : Klorheksidin glukonat 0,2% Indikasi : Bau mulut,
memelihara kebersihan mulut, mencegah gingivitis/radang
gusi.Dosis : 15 ml obat kumur dikumurkan pagi dan malam hari
Produsen : MinorockGolongan Obat : Obat bebas
Listerine Antiseptic Mouthwash®
Komposisi : Timol 0,06%, eukaliptol 0,09%, mentol 0,04%, metil
salisilat 0,05%, alkohol 22,86%, cairan coldmint: timol 0,01%,
eukaliptol 0,02%, metil salisilat 0,02%, alkohol 18,54%, anetol
0,004%, fluronat 0,5%, asam benzoat 0,15% peppermint oil
0,02%, spearmint oil 0,02%Indikasi: mencegah pembentukan plak
serta melawan kuman penyebab bau mulut.Produsen : Pfizer
Golongan Obat : Obat bebas
b. Sariawan
Bactidol®
Komposisi : Heksetidin 1 mg
Indikasi : antiseptic lokal dalam pengobatan radang mulut dan
tenggorokan disebabkan bakteri dan jamur termasuk
sariawan.Dosis : 15 ml obat kumur, dikumurkan tiap pagi dan
malam hariProdusen : PfizerGolongan Obat : Obat bebas
Dentasol®
Komposisi: tiap ml: benzokain 63 mg, septilpiridinium klorida 0,2
mg, kamfer 0,85mg, mentol 0,77 mg, fenol 5 mgIndikasi :
sariawan dan radang gusiDosis : oleskan dengan kapas pada
tempat yang sakit, jika perlu diulangi 3-4 jamProduksi :
ErelaGolongan obat : Obat bebas Terbatas
14
Page 15
Sanorine hijau 0,1%®
Komposisi : Asam hialuronat 0,1%, eukalyptol, menthol, thymol,
metil salisilat, natrium florida, natrium sakarin, natrium siklamat,
natrium benzoatIndikasi : mempercepat penyembuhan sariawan
Dosis : 10 ml kumur selama 1-2 menit, kumur setidaknya 2 kali
sehari secara teratur setelah menyikat gigiProdusen : Sanbe
farma
Sterox®
Komposisi: povidon iodida 1% b/v Indikasi : peradangan dan
infeksi mulut, gusi, lidah, sariawan.Produsen : MecosinGolongan
Obat : Obat bebas terbatas
Tanflex®
Komposisi : benzidamin HCl 15 mg per mlIndikasi : sariawan,
glositix.Dosis : kumur 2-3 kali per hari dengan interval 3-4 jam,bila
perlu 5 kali per hari hanya untuk membilas rongga mulut dan
kumur.Produsen : CombipharGolongan obat : Obat bebas
terbatas
c. Radang mulut
Aloclair®
Komposisi : Ekstrak aloe ver, natrium hialuronat, asam glycyrhetik,
polyvinylvyorrlidone (PVP)Indikasi : membantu mengatasi
stomatitis aftosa dan lesi oral lainnya termasuk lesi tromatik yang
disebabkan oleh kawat gigi dan gigi palsu dengan cara
membentuk selaput pelindung yang melekat pada mukosa rongga
mulut.Dosis : sehari 3-4 kali atau sesuai kebutuhan. Oral rinse:
15
Page 16
kumur 10 ml larutan selama 1 menit. Gel : oleskan 1-2 cm gel
pada bagian yang terkena stomatitis/lesi oralProdusen : Kalbe
farmaGolongan obat : Obat bebas
Bactidol®
Kompisisi : Heksetidin 1 mg
Indikasi : antiseptic lokal dalam pengobatan radang mulut dan
tenggorokan disebabkan bakteri dan jamur termasuk sariawan.
Dosis : 15 ml obat kumur, dikumurkan tiap pagi dan malam
hariProdusen : PfizerGolongan Obat : Obat bebas
Cequalin®
Komposisi : dequalinium klorida 0,250 mg, vit. C 50 mgIndikasi :
infeksi pada mulut dan tenggorokan seperti tongsilitisDosis :
dihisap pelan-pelan beberapa kali sehari sesuai dengan
kebutuhanProdusen : Lozenges ErelaGolongan obat : Obat bebas
terbatas
Lemosin®
Komposisi : Tirotrisin 4 mg, sentrimonium bromida 2 mg, lidokain 1
mg.Indikasi : radang dan meredakan nyeri pada infeksi rongga
mulut dan faringitis, pengobatan sebelum dan sesudah
pembedahan mulut dan tenggorokan.Dosis : infeksi berat dan
akut, 1 tablet dihisap setiap 1-2 jam. Infeksi ringan 1 tablet dihisap
setiap 2-3 jamProdusen : Sandoz
Pyralvex®
Komposisi : ekstrak rhubarb (setara dengan antraquinone
glicosides 0,003 gr) 0,05 gr, salisilit acid 0,01 gr per mlIndikasi :
16
Page 17
nyeri karena radang rongga mulut, gusi, iritasi pemakaian gigi
palsuDosis : dewasa dan anak > 12 tahun bubuhkan 3-4 kali per
hari, biarkan 15 menitProdusen : Alvarma/NorgineGolongan obat:
Obat bebas
d. Infeksi Gusi
Decamedin Lozenges®
Komposisi : dequalinium klorida 0,25 mgIndikasi : infeksi gusi dan
selaput lendir, rongga mulutDosis : Dewasa dan anak > 6 tahun
dihisap perlahan 1 tablet setiap 2 jam setelah gejala mereda 1
tablet tiap 4-5 jam.Produsen : Tanabe IndonesiaGolongan obat :
Obat bebas
Dentasol®
Komposisi: tiap ml: benzokain 63 mg, septilpiridinium klorida 0,2
mg, kamfer 0,85mg, mentol 0,77 mg, fenol 5 mgIndikasi :
sariawan dan radang gusiDosis : oleskan dengan kapas pada
tempat yang sakit, jika perlu diulangi 3-4 jamProduksi :
ErelaGolongan obat : Obat bebas Terbatas
Minosep Gargle®
Komposisi : Klorheksidin glukonat 0,2% Indikasi : Bau mulut,
memelihara kebersihan mulut, mencegah gingivitis/radang
gusi.Dosis : 15 ml obat kumur dikumurkan pagi dan malam hari
Produsen : Minorock Golongan Obat : Obat bebas
17
Page 18
Sterox®
Komposisi: povidon iodida 1% b/v Indikasi : peradangan dan
infeksi mulut, gusi, lidah, sariawan.Produsen : MecosinGolongan
Obat : Obat bebas terbatas
Pengobatan dengan obat tradisional
1. Bau mulut
Daun sirih merah (Piper ornatum)
Kandungan kimia : Kandungan Alkoloid pada tanaman sirih merah
berfungsi sebagai antimikroba selain itu juga mengandung tannin,
saponin dan flavonoid. Satu lembar daun sirih setelah dicuci
bersih dikunyah-kunyah, ditahan bebearapa menit dalam mulut
lalu diludahkan.Kerjakan hal itu 2-3 kali sehari. Cara lainnya rebus
5-6 lembar daun sirih dengan 2 gelas air sampai mendidih.
Dinginkan dan saring dan setelah itu untuk kumur-kumur setiap
pagi dan sore.
Daun sirih (Piper betle)
18
Page 19
Kandungan kimia : Daun sirih mempunyai kandungan minyak
astiri yang cukup banyak dan memiliki aktifitas anti-bakteri yang
cukup besar. Dengan banyaknya kandungan tersebut maka daun
sirih dapat kita digunakan untuk membunuh bakteri jahat yang
menjadi masalah utama penyebab aroma tak sedap pada mulut.
Berikut ini cara menggunakan daun sirih untuk mengatasi bau
mulut yang tidak sedap.
Bahan:
5-10 lembar daun sirih
4 gelas air
Cara membuat dan memakainya:
Bersihkan 5-10 lembar duan sirih tadi
Kemudian seduhlah semua daun sirih yang telah bersih ke
dalam 4 gelas air hingga tersisa 2 gelas.
Setelah itu saring dan dinginkan seduhan tersebut.
Gunakan air seduhan yang telah dingin untuk berkumur
Minumlah air seduhan setelah selesai makan, dan lakukan
selama seminggu berturu-turut.
2. Sariawan
19
Page 20
Komposisi :
1. Abrus precatorius (buah saga)
2. Centella asiatica (pegagan)
3. Imperata cylindrica (akar alang-alang)
Dosis: Diminum 3 kali 1-2 kapsul per hari, Golongan obat : Jamu
Izin produksi : 503/4689/2
Daun Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
Kandungan kimia : Flafanoid, saponin dan polifenol
Bahan : 30 gram daun kembang sepatu
Cara membuat : cuci bersih bahan, potong-potong lalu seduh dengan 100
ml air mendidih selama 15 menit setelah dingin, saring.
Cara pemakaian : minum 3 kali sehari, masing-masing 100 ml
Daun sirih(Piper bettle)
20
Page 21
Kandungan kimia : Minyak atsiri
Bahan : 3 lembar daun sirih
Cara membuat : cuci bersih bahan, kunyah sampai lumat dan biarkan di
dalam mulut beberapa menit
Cara pemakaian : telan air hasil mengunyah dan buang ampasnya,
lakukan 3 kali sehari
3. Infeksi gusi
Daun Picisan (Pyrrosia piloselloides)
Kandungan kimia : Asperuloside, deacetylasperuloside, scandoside,
paederosid, paederosidic acid dan gama-sitosterol, arbutin, oleanolic
acid dan minyak atsiri.
Cara penggunaan:
1. Cuci daun picisan sampai bersih
21
Page 22
2. Lalu kunyah daun picisan, biarkan menetap agak lama pada
bagian gusi yang meradang
3. Kemudian buang ampasnya
4. Lakukan 4 kali sehari sampai sembuh
Biji Jambu Mede(Anacardium occidentale)
Kandungan kimia : Biji mengandung 40-45 % minyak dan 21% protein.
Minyaknya mengandung asam oleat, asam linoleat, dan vitamin E.
1. Gongseng biji jambu mede kering sampai menguning
2. Lalu giling sampai halus dan menjadi serbuk
3. Ambil 1 sendok teh serbuk kacang mede tersebut
4. Kemudian tambahkan madu, aduk sampai rata
5. Setelah itu bubuhkan ramuan ini pada bagian gusi yang meradang
Daun Jambu biji (Psidii folium)
Kandungan kimia : polifenol, karoten, flavanoid dan tanin.
Bahan: 30 gram daun jambu biji
22
Page 23
Cara membuat : cucibersih bahan lalu rebus dengan 200 ml cuka
beras. Setelah dingin saring.
Cara pemakaian : gunakan untuk berkumur, lakukan secara teratur 5
kali sehari.
2.Hidung
2.1 Anatomi hidung
(sumber:http://www.hendrosmk.wordpress.com )
Secara anatomi, hidung (latin = nasale) adalah penonjolan pada vertebrata
yang mengandung nostril, yang menyaring udara untuk pernapasan..
Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi
menghirup udara pernapasan, menyaring udara, menghangatkan udara
pernapasan, juga berperan dalam resonansi suara.
Bagian- bagian hidung adalah :
23
Page 24
1. Saraf pembau yang terletak pada selaput lendir di rongga hidung atas, kerang
hidung atas dan permukaan atas kerang hidung tengah.
2. Selaput lendir, berfungsi untuk menahan kotoran yang terbawa oleh udara yang
kita hirup
3. Bulu – bulu hidung, berfungsi untuk menahan kotoran yang terbawa oleh udara
yang kita hirup.
Hidung merupakan alat indera manusia yang menanggapi rangsang berupa
bau atau zat kimia yang berupa gas.di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf
pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau mempunyai
rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang
berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.
Hidung bagian atas terdiri dari tulang dan hidung bagian bawah terdiri dari
tulang rawan (kartilago). Di dalam hidung terdapat rongga yang dipisahkan menjadi
2 rongga oleh septum, yang membentang dari lubang hidung sampai ke
tenggorokan bagian belakang.
2.2 Patofisiologi hidung
Hidung menjadi jalan masuk utama oksigen dan keluarnya
karbondioksida. Menjaga kesehatan hidung sama pentingnya dengan organ tubuh
lainnya.
Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi
menghirup udara pernapasan, menyaring udara, menghangatkan udara
pernapasan, juga berperan dalam resonansi suara. Hidung merupakan organ
penciuman dan jalan utama keluar-masuknya udara dari dan ke paru-paru. Hidung
juga memberikan tambahanresonansi pada suara dan merupakan tempat
bermuaranyasinus paranasalis dan saluran air mata.
24
Page 25
Hidung bagian atas terdiri dari tulang dan hidung bagian bawah terdiri
dari tulang rawan (kartilago).Di dalam hidung terdapat rongga yang dipisahkan
menjadi 2 rongga olehseptum, yang membentang dari lubang hidung sampai ke
tenggorokan bagian belakang. Tulang yang disebut konka nasalis menonjol ke
dalam rongga hidung, membentuk sejumlah lipatan. Lipatan ini menyebabkan
bertambah luasnya daerah permukaan yang dilalui udara. Rongga hidung dilapisi
oleh selaput lendir dan pembuluh darah. Luasnya permukaan dan banyaknya
pembuluh darah memungkinkan hidung menghangatkan dan melembabkan udara
yang masuk dengan segera. Sel-sel pada selaput lendir menghasilkan lendir dan
memiliki tonjolan-tonjolan kecil seperti rambut (silia). Biasanya kotoran yang
masuk ke hidung ditangkap oleh lendir, lalu disapu oleh silia ke arah lobang
hidung atau ke tenggorokan. Cara ini membantu membersihkan udara sebelum
masuk ke dalam paru-paru. Bersin secara otomatis membersihkan saluran hidung
sebagai respon terhadap iritasi, sedangkan batuk membersihkan paru-paru. Sel-
sel penghidu terdapat di rongga hidung bagian atas. Sel-sel ini memiliki silia yang
mengarah ke bawah (ke rongga hidung) dan serat saraf yang mengarah ke atas
(kebulbus olfaktorius, yang merupakan penonjolan pada setiapsaraf
olfaktorius/saraf penghidu). Saraf olfaktorius langsung mengarah ke otak.
Hidung merupakan alat indera manusia yang menanggapi rangsang
berupa bau atau zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat
serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau
mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh
selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung. Tulang di sekitar
hidung terdiri dari sinus paranasalis, yang merupakan ruang berrongga dengan
lubang yang mengarah ke rongga hidung. Dengan adanya sinus ini maka: - berat
25
Page 26
dari tulang wajah menjadi berkurang, - kekuatan dan bentuk tulang terpelihara, -
resonansi suara bertambah.
Macam-macam penyakit hidung:
1. Gangguan Sinus (Sinusitis)
Sinusitis atau peradangan sinus yang terjadi pada rongga-rongga
dalam tulang yang berhubungan dengan rongga hidung. Jika kondisi sudah
memasuki tahap gawat biasanya terjadi dalam setahun. Sinusitis terbagi
menjadi sinusitis akut dan kronik.
Sinusitis memiliki tanda-tanda berikut:
Terasa sakit di wajah, khususnya sekitar mata. Terlebih ketika mengetuk
tulang atau menundukkan kepala.
Hidung sering tersumbat karena adanya nanah atau ingus yang kental.
Terkadang disertai panas.
Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-ostium sinus dan
kelancaran klirens dari mukosiliar didalam komplek osteo meatal (KOM).
Disamping itu mukus juga mengandung substansi antimikrobial dan zat-zat
yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap kuman yang masuk bersama
udara pernafasan.
Bila terinfeksi organ yang membentuk KOM mengalami oedem, sehingga
mukosa yang berhadapan akan saling bertemu. Hal ini menyebabkan silia
tidak dapat bergerak dan juga menyebabkan tersumbatnya ostium. Hal ini
menimbulkan tekanan negatif didalam rongga sinus yang menyebabkan
terjadinya transudasi atau penghambatan drainase sinus. Efek awal yang
ditimbulkan adalah keluarnya cairan serous yang dianggap sebagai sinusitis
non bakterial yang dapat sembuh tanpa pengobatan. Bila tidak sembuh maka
26
Page 27
sekret yang tertumpuk dalam sinus ini akan menjadi media yang poten untuk
tumbuh dan multiplikasi bakteri, dan sekret akan berubah menjadi purulen
yang disebut sinusitis akut bakterialis yang membutuhkan terapi antibiotik.
Jika terapi inadekuat maka keadaan ini bisa berlanjut, akan terjadi hipoksia
dan bakteri anaerob akan semakin berkembang. Keadaan ini menyebabkan
perubahan kronik dari mukosa yaitu hipertrofi, polipoid atau pembentukan
polip dan kista.
Penatalaksanaan: Sinusitis akut
Tujuan pengobatan sinusitis akut adalah untuk mengontrol infeksi,
memulihkan kondisi mukosa nasal, dan menghilangkan nyeri. Antibiotik
pilihan untuk kondisi ini adalah amoksisilin dan ampisilin. Alternatif bagi
pasien yang alergi terhadap penisilin adalah trimetoprim/sulfametoksazol
(kekuatan ganda).
Dekongestan oral atau topikal dapat saja diberikan. Kabut dihangatkan
atau diirigasi salin juga dapat efektif untuk membuka sumbatan saluran,
sehingga memungkinkan drainase rabas purulen. Dekongestan oral yang
umum adalah Drixoral dan Dimetapp. Dekongestan topikal yang umum
diberikan adalah Afrin dan Otrivin. Dekongestan topikal harus diberikan
dengan posisi kepala pasien ke belakang untuk meningkatkan drainase
maksimal. Jika pasien terus menunjukkan gejala setelah 7-10 hari, maka
sinus perlu diirigasi.
Sinusitis kronis
Penatalaksanaan medis sinusitis kronik sama seperti penatalaksanaan
sinusitis akut. Pembedahan diindikasikan pada sinusitis kronis untuk
memperbaiki deformitas struktural yang menyumbat ostia (ostium) sinus.
27
Page 28
Pembedahan dapat mencakup eksisi atau kauterisasi polip, perbaikan
penyimpangan septum, dan menginsisi serta mendrainase sinus.
Sebagian pasien dengan sinusitis kronis parah mendapat kesembuhan
dengan cara pindah ke daerah dengan iklim yang kering.
2. Perdarahan pada hidung
Suatu keadaan pendarahan dari hidung yang keluar melalui lubang
hidung. Terdapat dua tipe yaitu:
Tipe anterior (bagian depan) : merupakan tipe yang biasa terjadi, dalam
kasus tertentu, darah dapat berasal dari sinus dan mata. Selain itu,
pendarah juga dapat masuk ke saluran pencernaan sehingga
menyebabkan muntah.
Tipe posterior (bagian belakang): penyebabnya dapat berupa sistemik
maupun lokal. Lokal biasanya akibat kecelakaan lalu lntas, olahraga
disertai patah tulang, mengorek hidung terlalu keras. Sistemik karena
mimisan karena penyakit lain seperti hipertensi, penyakit DBD, hemofili.
Penatalaksanaan: aliran darah akan berhenti setelah berhasil dibekukan
dalam proses pembekuan darah. Ketika pendarahan terjadi, posisi kepala
dimiringkan kedepan untuk mengalirkan darah dan mencegah darah masuk
ke saluran pencernaan. Kemudian jika terjadi tekanan, dapat dikompres untuk
mengecilkan pembuluh darah.
b. Anosmia
28
Page 29
Gangguan pada hidung berupa kehilangan kemampuan untuk membau.
Penyakit ini dapat terjadi diantaranya karena cidera di kepala, keracunan
timbel, kebanyakan merokok, atau tumor otak bagian depan.
Penatalaksaan: untuk mengatasi penyakit harus diketahui dulu penyebabnya.
2.3 Etiologi
1. Sinusitis
Terjadinya sinusitis dapat merupakan perluasan infeksi dari hidung
(rinogen), gigi dan gusi (dentogen), faring, tonsil serta penyebaran hematogen
walaupun jarang. Sinusitis juga dapat terjadi akibat trauma langsung,
barotrauma, berenang atau menyelam.
Faktor predisposisi yang mempermudah terjadinya sinusitis adalah
kelainan anatomi hidung, hipertrofi konka, polip hidung, dan rinitis
alergi.Rinosinusitis ini sering bermula dari infeksi virus pada selesma, yang
kemudian karena keadaan tertentu berkembang menjadi infeksi bakterial
dengan penyebab bakteri patogen yang terdapat di saluran napas bagian atas.
Penyebab lain adalah infeksi jamur, infeksi gigi, dan yang lebih jarang lagi
fraktur dan tumor.
2.4 Swamedikasi
Pengobatan dengan sintetis
Gangguan sinus
29
Page 30
Afrin®
Komposisi : oksimetazolin HCl 0,05% obat semprothidung; 0,05%
obat tetes hidung. Indikasi : Simptomatik dan kongesti
(kesembaban hidung dan nasofaring karena flu), sinusitits, hay
fever atau alergi saluran nafas bagian atas lainnya. Dosis: Obat
semprot hidung, : Dewasa anak> 6 th,2-3 semprotan pada tiap
lubang hidung disertai tarikan nafas 2xsehari, pagi dan sore hari.
Obat tetes: 2-3 tetes pada tiap lubang hidung, diberikan 2x sehari,
pagi dan sore hari. Produsen Scherin plough . Golongan obat :
bebas terbatas
Otrivin ®
Komposisi : Xilometazolin HCl 0,05% ; 0,1%. Indikasi :
Meringankan hidung tersumbat karena pilek, hay fever atau rinitis
alergik, sinusitis, membantu meringakan sekresi pada peradangan
paranasal sinus, mempermudah tindakan rinoskopi. Dosis : 3x
sehari 2-3 tetes larutan 0,1% atau semprotan mikrodoser. Anak 2
th keatas : 1-2x sehari 1-2 tetes. Produsen : Sandoz. Golongan
obat : Obat bebas terbatas
Temprafen®
Komposisi : Asetaminofen 120mg, difenhidramin HCl 12,5 mg,
pseudoefedrin HCl 15 mg tiap 5 mL sirup. Indikasi : Selesma,
gangguan saluran nafas bagian atas, sinusitis akut, dan kronik,
rinorea, drip paska nasal, bersin, penyumbatan sinus, berat
30
Page 31
kepala. Dosis : 2-6 th :3-4x sehari 5 mL sirup; 6-12 th, sehari 3-4x
sehari 15 mL sirup. Produsen : Bristol- Myers Squibb. Golongan
obat: Obat bebas terbatas
Tuseran Forte®
Komposisi : Susp : Dekstrometorfan HBr 10 mg, guaifenesin
50mg, fenilpropanolamin HCl 12,5 mg, klorfeniramin maleat 1 mg,
Kap: Dekstrometorfan HBr 10 mg, guaifenesin 50mg,
fenilpropanolamin HCl 25 mg, klorfeniramin maleat 1 mg,
parasetamol 325 mg. Indikasi : Batuk dan pilek karena infeksi
saluran napas dan alergi pada masuk angin, rhinitis alergi,
influenza, TB, bronchitis asma, pertusis, campak, sinusitis,
faringitis. Dosis: Dewasa 1 kaps/hari atau 5-10 mL/hari. Anak 7-12
th 5 mL/hari. 2-6 th 2,5 mL/hari. Bayi 1,2-2,5 mL diberikan 3-4 x
/hari. Produsen : Mediafarma. Golongan obat : Obat bebas
terbatas.
- Pengobatan dengan herbal
Jeruk purut (Citrus × hystrix DC.)
31
Page 32
Kandungan kimia : Kulit buah mengandung saponin, tannin 1%, steroid
triterpenoid, dan minyak asiri yang mengandung sitrat 2-2,5% v/b
Bahan : 1 buah jeruk purut matang yang berair banyak
Cara membuat : peras bahan, lalu seduh airnya dengan 60 ml air panas
Cara pemakaian : minum sekaligus selagi hangat untuk pengobatan
influenza
Daun gandola (Basella rubra Linn.)
Kandungan kimia : Dalam daun terdapat zat Glucan c, carotene, organic
acid, dan mucopolysacharida seperti L-arabinose, D-galactose, L-
rhamnose dan aldonic acid. Selain itu juga ada saponin, vit. A, B dan C.
Bahan : 15 gram daun gandola segar
Cara membuat : cuci bersih bahan, lalu rebus dengan 2 gelas air hingga
tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan tambahkan sedikit garam
sambil diaduk hingga larut.
Cara pemakaian : minum sekaligus (untuk pengobatan influenza).
Rimpang kencur dan kelapa
32
Page 33
Kelapa(Cocos nucifera) rimpang kencur(Kaempferia galanga L.)
Kandungan kimia : Buah kelapa : Daging buah kelapa juga mengandung
asam amino dengan komposisi, diantaranya : isoleusin 2 ,5 g/16 g N,
leusin 4 ,9 g/16 gN, lisin 2 ,7 g/16 g N, metionin 1 ,5 g/16 g N, threosin 2 ,3
g/16 g N, tripthopan0 ,6 g/16 g N dan valin 3 ,8 g/16 g, vitamin C (10 ppm),
vitamin B(15 IU), dan vitamin E (2 ppm). Rimpang kencur : pati (4,14 %),
mineral (13,73 %), minyak-minyak atsiri (0,02 %), berupa sineol, asam
metil kanil dan penta dekaan, asam sinamat, etil ester, borneol,
kamphene, paraeumarin, asam anisat, alkaloid dan gom.
Bahan : ¼ butir buah kelapa dan 1 rimpang kencur sebesar ibu jari
Cara membuat : parut kedua bahan tersebut, lalu campurkan. Setelah itu,
tambahkan 1 gelas air matang lalu peras.
Cara pakai : minum 1 kali sehari
3. Telinga
Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks,
pendengaran dan keseimbangan anatominya juga sangat rumit . Indera pendengaran
berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.
Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan
kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada
kemampuan mendengar.
33
Page 34
Anatomi Telinga Luar
(sumber: buku anatomi dan fisiologi manusia)
Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius
eksternus, dipisahkan dari telinga tengah oleh struktur seperti cakram yang dinamakan
membran timpani (gendang telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang
lebih setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama
oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus
membantu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis
auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi
temporal mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari
di meatus auditorius eksternus ketika membuka dan menutup mulut. Kanalis auditorius
eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. Sepertiga lateral mempunyai kerangka
kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas
tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrana
timpani. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang
mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri
telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga. Serumen
nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit.
Anatomi Telinga Tengah
34
Page 35
(sumber: buku anatomi dan fisiologi manusia)
Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah
lateral dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua
Membrana timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas
lateral telinga, Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu
mutiara dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan
rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke
nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang
temporal.
Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus stapes.
Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang
membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval dan dinding medial
telinga tengah, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam. Bagian dataran
kaki menjejak pada jendela oval, di mana suara dihantar telinga tengah. Jendela bulat
memberikan jalan ke getaran suara. Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis,
dan dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk cincin.
anulus jendela bulat maupun jendela oval mudah mengalami robekan. Bila ini terjadi,
35
Page 36
cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan
fistula perilimfe.
Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm,
menghubungkan telinga ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun
dapat terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau
menguap atau menelan. Tuba berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan
menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah dengan tekanan atmosfer.
Anatomi Telinga Dalam
(sumber:http://www.biologoterapan.com)
Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk
pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial
VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan bagian
dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun tulang
labirint. Ketiga kanalis semisi posterior, superior dan lateral terletak membentuk sudut
90 derajat satu sama lain dan mengandung organ yang berhubungan dengan
keseimbangan. Organ akhir reseptor ini distimulasi oleh perubahan kecepatan dan arah
gerakan seseorang.
Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua
setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran, dinamakan
36
Page 37
organ Corti. Di dalam labirin, namun tidak sempurna mengisinya,Labirin membranosa
terendam dalam cairan yang dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung dengan
cairan serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis. Labirin membranosa
tersusun atas utrikulus, akulus, dan kanalis semisirkularis, duktus koklearis, dan
organan Corti. Labirin membranosa memegang cairan yang dinamakan endolimfe.
Terdapat keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan endolimfe dalam
telinga dalam, banyak kelainan telinga dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu.
Percepatan angular menyebabkan gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis
dan merangsang sel-sel rambut labirin membranosa. Akibatnya terjadi aktivitas elektris
yang berjalan sepanjang cabang vestibular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan
posisi kepala dan percepatan linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga
mengakibatkan aktivitas elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis
VIII. Di dalam kanalis auditorius internus, nervus koklearis yang muncul dari koklea,
bergabung dengan nervus vestibularis, yang muncul dari kanalis semisirkularis,
utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus kranialis VIII). Yang bergabung
dengan nervus ini di dalam kanalis auditorius internus adalah nervus fasialis (nervus
kranialis VII). Kanalis auditorius internus membawa nervus tersebut dan asupan darah
ke batang otak.
3.2 Patofisiologi Telinga
Telinga merupakan pendengar manusia. Getaran dan suara masuk ke telinga
melalui udara langsung ke cochlea. Getaran suara ditangkap daun telinga dan
diteruskan ke membran timpani. Didalam telinga terjadi aliran listrik karena adanya
perbedaan ion K dan Na sehingga otak pada saraf sensorik dapat menerima
pendengaran di lobus temporalis.
37
Page 38
Pada telinga terdapat cairan serumen yang merupakan hasil dari produksi kelenjar
sebasea, kelenjar seruminosa yang terdapat di bagian kartilago liang telinga. Dalam
keadaan normal serumen terdapat disepertiga luar liang telinga dan keluar dengan
sendirinya akibat migrasi epitel kulit yang bergerak dari arah membran timpani.
Penyakit Pada Telinga
Impaksi Serumen
Secara normal serumen dapat tertimbun dalam eksternus dan dalam jumlah
dan warna yang bervaria. Meskipun biasanya tidak perlu dikeluarkan, kadang-
kadang dapat mengalami infeksi, menyebabkan rasa penuh dalam telinga atau
kehilangan perdengaran. Penumpukan serumen terutama bermakna populasi
geriatrik sebagai penyebab defisit pendengar. Usaha membersihkan kanalis
auditorius dengan bata korek api, jepit rambut, atau alat lain bisa berbahaya karena
trauma terhadap kulit dapat mengakibatkan infeksi atau kerusakan gendang telinga.
Penatalaksanaan.
Serumen dapat diambil dengan irigasi, pengisapan, atau instrumentasi. Kecuali
bila riwayat perforasi membran timpani atau terdapat inflamasi telinga luar (otitis
eksterna), irigasi merupakan prosedur yang dapat diterima untuk mengambil
serumen.
Teknik ini efektif bila serumen tidak terlalu melekat dalam kanalis auditorius
eksterni. Pengambilan serumen yang berhasil dengan irigasi hanya bisa dicapai bila
aliran air dapat mencapai belakang serumen yang menyumbat agar dapat
mendorongnya lateral dan ke luar dari kanalis. Meskipun irrigator pic air biasanya
aman, namun instrumen ini berhubungan dengan perforasi membrana timpani dan
bahkan cedera otologik yang lebih serius. Maka harus digunakan tekanan serendah
mungkin yang digunakan untuk mencegah trail mekanik.
38
Page 39
Bila sebelumnya sudah terdapat perforasi membran timpani di belakang
impaksi serumen, air dapat memasuki ruang telinga tengah. Masuknya air dingin ke
dalam telinga tengah dapat mengakibatkan vertigo akut dengan cara menginduksi
arus konveksi termal dalam kanalis semi sirkularis. Memasukkan air ke dalam
rongga telinga tengah dapat juga meningkatkan resiko infeksi. Irigasi kanalis juga
terbukti mengakibatkan otitis eksterna (osteomielitis tulang temporal) pada manula
penderita diabetes. Bila harus melakukan irigasi aural pada penderita diabetes,
harus digunakan larutan steril. Bila irigasi tidak berhasil sempurna atau bila impaksi
serumen tidak sempurna, maka dapat dilakukan pengangkatan secara mekanis,
dengan pandangan langsung pada pasien yang kooperatif oleh tenaga profesional
yang terlatih.
Serumen juga dapat dilunakkan dengan meneteskan beberapa tetes gliserin
hangat, minyak mineral atau hidrogen peroksida perbandingan setengah selama 30
menit sebelum pengangkatan. Bahan seruminolitik, seperti peroksida dalam gliseril
(Debrox) atau Cerumenex juga tersedia. Namun, senyawa ini dapat menyebabkan
reaksi alergi dalam bentuk dermatitis. Pemakaian larutan ini dua sampai tiga kali
sehari selama beberapa hari biasanya sudah mencukupi untuk memudahkan
pengangkatan impaksi. Bila impaksi serumen tak dapat dilepaskan dengan cara ini,
dapat diangkat oleh petugas perawatan kesehatan dengan instrumen khusus seperti
kuret serumen dan pengisap aural yang menggunakan mikroskop binokuler untuk
pembesaran.
Otalgia dan Otitis media akut
Inervasi tersedia oleh auriculotemporal cabang dari nervus cranial ke 5 (CN V),
nervus cervical 1 dan 2, cabang Jacobson dari glossopharyngeal nerve, cabang
arnold dari vagus nerve, dan cabang Ramsey Hunt dari nervus facialis. Sensasi
39
Page 40
otalgia dihantarkan oleh nervus cranial yang ke 5. Dan yang berkaitan dengan
cabang itu menuju telinga menghasilkan otalgia.
Otalgia adalah nyeri pada bagian telinga. Nyeri ini bisa dari bagian luar dan
dalam, kalau di luar bisa seperti lesi, tumor, keratosis bagian saluran telinga dan
sebagainya. Intrinsik, bisa tejadi karena otitis media, spasme otot pada bagian
dalam, dan masih banyak penyakit lain.Otalgia adalah rasa nyeri pada telinga.
Karena telinga dipersarafi oleh saraf yang kaya (nervus kranialis V, VII, IX, dan X
selain cabang saraf servikalis kedua dan ketiga) maka kulit di tempat ini menjadi
sangat sensitif.
Otalgia adalah gejala yang dapat timbul dari iritasi lokal karena banyak kondisi
dan dapat juga disebabkan oleh nyeri pindahan dari laring dan faring. Banyak
keluhan nyeri telinga sebenarnya akibat nyeri di dekat sendi temporomandibularis.
Penatalaksanaan: Penatalaksanaan Otitis Media Akut sangat bergantung pada
stadiumnya, pada stadium oklusi pengobatan bertujuan untuk melebarkan kembali
saluran eustachius, dengan pemberian obat tetes hidung berupa dekongestan,
selain itu sumber infeksi harus segera diobati. Pada stadium hiperemis dapat
diberikan antibiotik, anti peradangan, dan anti nyeri. Pemilihan antibiotik lebih
ditargetkan pada kuman-kuman yang sering menjadi penyebab. Pada stadium
supurasi disamping pemberian antibiotik dapat dilakukan miringotomi yakni tindakan
perobekan pada sebagian kecil membran timpani sehingga cairan yang kental dapat
keluar sedikit-sedikit dan tidak menimbulkan lubang yang besar, sehingga
membrane timpani tidak dapat menyembuh. Pada stadium perforasi dapat diberikan
obat cuci telinga, dan antibiotik yang adekuat.
Otitis Eksterna
40
Page 41
Infeksi, utamanya bakteri atau jamur, merupakan masalah yang paling sering
pada telinga. Kebanyakan penyebab otitis eksterna (infeksi telinga luar) termasuk air
dalam kanalis auditorius eksternus (telinga perenang), trauma kulit kanalis
memungkinkan masuknya organisme ke jaringan dan kondisi sistemik seperti
defisiensi vitamin dan kelainan endokrin. Kanalis telinga normal steril pada
beberapa orang, sedang lainnya mengandung Staphylococcus albus dan atau
organisme lain seperti difteroid. Patogen otitis eksterna yang paling sering adalah
Staphylococcus aureus dan spesies Pseudomonas. Jamur yang paling sering dapat
terisolasi dari telinga normal maupun yang terinfeksi adalah Aspergillus. Otitis
eksterna sering disebabkan oleh dermatosis seperti psoriasis, ekzema, atau
dermatitis sebore. Bahkan reaksi alergi terhadap semprot rambut, cat rambut, dan
losion pengeriting rambut permanen dapat mengakibatkan dermatitis, yang akan
hilang bila bahan penyebabnya dihilangkan.
Penatalaksanaan: Pemberian terapi medikamentosa ini tergantung pada stadium
penyakitnya.
Stadium oklusi
Pada stadium ini pengobatan terutama bertujuan untuk membuka kembali tuba
Eustachius, sehingga tekanan negatif di telinga tengah hilang. Untuk ini diberikan
obat tetes hidung. HCl efedrin 0,5% dalam laruitan fisiologis (anak 12 tahun) atau
HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologik untuk yang berumur di atas 12 tahun dan
pada orang dewasa. Disamping itu sumber infeksi harus diobati. Antibiotika
diberikan apabila penyebab infeksi adalah kuman, bukan oleh virus atau alergi.
Stadium Presupurasi
Pada stadium ini antibiotika, obat tetes hidunng dan analgetika perlu diberikan.
Bilamembran timpani sudah terlihat hiperemis difus, sebaiknya dilakukan
41
Page 42
miringotomi. Antibiotika yang dianjurkan adalah dari golongan penisilin atau
ampisilin. Pemberian antibiotika dianjurkan minimal selama 7 hari. Bila pasien alergi
terhadap penisilin, maka diberikan eritromisin. Pada anak ampisilin diberikan
dengan dosis 50 – 100 mg/BB/hari, dibagi dalam 4 dosis, atau eritromisin 40
mg/BB/hari.
Stadium Supurasi
Diamping diberikan antibiotika, idealnya harus disertai dengan miringotomi, bila
membran timpani masih utuh. Dengan miringotomi gejala – gejala klinis lebih cepat
hilang dan ruptur dapat dihindari. Pada stadium ini bila terjadi perforasi sering
terlihat adanya sekret berupa purulen dan kadang terlihat keluarnya sekret secara
berdenyut (pulsasi). Pengobatan yang diberikan adalah obat cuci telinga H2O2
selam 3 – 5 hari serta antibiotika yang adekuat. Biasanya sekret akan hilang dan
perforasi dapat menutup kembali dalam waktu 7 – 10 hari.
Stadium Resolusi
Pada stadium ini jika terjadi resolusi maka membran timpani berangsur normal
kembali, sekret tidak ada lagi dan perforasi membran timpani menutup. Tetapi bila
tidak terjadi resolusi akan tampak sekret mengalir di liang telinga luar melalui
perforasi membran timpani. Keadaan ini dapat disebabkan karena berlanjutnya
edema mukosa telinga tengah. Pada keadaan demikian antibiotika dapat dilanjutkan
sampai 3 minggu bila 3 minggu setelah pengobatan sekret masih tetap banyak,
kemungkina telah terjadi mastoiditis. Bila berlanjut dengan keluarnya sekret dari
telinga tengah lebih dari 3 minggu,maka keadaan ini disebut otitis media supuratif
subakut. Bila perforasi menetap dan sekret masih tetap keluar lebih dari satu
setengah bulan atau dua bulan maka keadaan ini disebut otitis media supuratif
kronik (OMSK).
42
Page 43
Infeksi telinga
Penyakit infeksi telinga adalah infeksi pada telinga bagian tengah dan dalam
yang disebabkan serangan bakteri atau virus. Bagian yang terinfeksi adalah
ruangan di belakang gendang telinga tempat ketiga tulang pendengaran berada.
Infeksi telinga atau otitis media biasanya sangat menyakitkan, hal tersebut
dikarenakan adanya peradangan dan penumpukan cairan pada bagian telinga
tengah. Penyakit ini umumnya terjadi pada anak-anak. Infeksi telinga sendiri
sebenarnya banyak macamnya. Salah satunya adalah swimmer’s ear, infeksi telinga
bagian luar karena masuknya air.
Beberapa jenis bakteri yang menjadi penyebab infeksi telinga diantaranya
Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis,
Streptococcus pyogenes dan Staphylococcus aureus.
3.3 Etiologi
- Etiologi peradangan pada telinga tengah dapat di kelompokkan menjadi :
1. Peradangan pada telinga tengah yang disebabkan oleh adanya kelainan pada
nasofaring,yaitu :
a. waktu pilek mukosa nasofaring mengalami peradangan dan mikroorganisme
terdorong masuk melalui tuba eustachius waktu membuang ingus keras-keras.
b. adenoid meradang sehingga menyumbat muara tuba, akan menyebabkan
terjadinya absorbsi udara dalam telinga dan di gantikan oleh mukous. Pada
suatu saat mukous ini akan berubah menjadi mukopus.
c. mukopus dari proses peradangan akan mengalir ke rongga belakang hidung
dan menyebabkan peradangan tuba.
43
Page 44
Walaupun infeksi saluran nafas atas disebabkan oleh virus, sebagian besar OMA
disebabkan oleh bakteri piogenik. Bakteri yang sering di temukan adalah
streptokokus pneumonia, hemophilus influenza, streptokokus hemolitikus.
Sejauh ini streptokokus pneumonia merupakan organisme penyebab tersering
pada semua kelompok umur, sedangkan hemophilus influenza adalah patogen
yang sering ditemukan pada anak di bawah usia 5 tahun, meskipun juga
merupakan patogen pada orang dewasa.
Adapun mikrorganisme penyebab OMA :
1. Sreptococcus pneumonia
2. Hemophilus influenza
3. Streptococcus grup A
4. Branhamella catarrhalis
5. Staphilococcus aureus
6. Staphilococcus epidermidis
7. Pada bayi : Chlamydia trachomatis, Escherchia coli, spesies Klebsiela.
- Etiologi etalgia
Beberapa bakteri tersering penyebab otitis media akut adalah bakteri-
bakteri saluran pernafasan bagian atas seperti streptokokus, stafilokokus dan
hemofilus influenza. Beberapa perubahan yang terjadi dalam proses terjadinya
Otitis media akut
1. Stadium penyumbatan tuba eustachius, tanda yang khas pada stadium ini
adalah penarikan membran timpani pada telinga ke arah dalam akibat
tekanan negatif yang ditimbulkan oleh sumbatan
2. Stadium Hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di membran
timbani atau seluruh membran timpani.
44
Page 45
3. Stadium Supurasi, bengkak yang hebat pada selaput permukaan telinga
tengah dan hancurnya sel-sel di dalam telinga tengah menyebabkan cairan
yang kental tertimbun di telinga tengah
4. Stadium Perforasi, pecahnya membrane timpani, dan keluar cairan putih
5. Stadium Resolusi, perlahan-lahan membrane timpani akan menyembuh jika
robekan tidak terlalu lebar, tetapi jika robekan lebar, stadium perforasi dapat
menetap dan berubah menjadi Otitis Media Supuratif Kronik.
3.4 Swamedikasi
Pengobatan dengan bahan sintetik
Waxsol®
Komposisi : Tiap ml larutan : Na-dokusat 0,5% b/v dalam pelarut air, gliserin,
dan pengawet. Indikasi : serummenolitik. Peringatan : tidak boleh digunakan
lebih dari 2 hari. Produsen : Alpharma. Golongan obat : Golongan obat
bebas.
Vital®
Komposisi : Tiap 10 ml cairan: Timol 10mg, minyak permen 20 mg, minyak
kamfer 600 mg, parafin cair 10 ml. Indikasi : antiseptik rongga telinga. Dosis:
3x2 tetes sehari. Produsen : Medikon Prima. Golongan obat :golongan obat
bebas
Obat Kuping®
Komposisi : Tiap botol 7 ml: fenol kristal 2,439%, glycerolum 97,561%.
Indikasi : menyembuhkan infeksi pada telinga bagian tengah dan bagian luar
seperti : uka bisul, radang nanah, telinga berbau busuk dan rasa sakit yang
45
Page 46
luar biasa. Dosis: 3-4 kali sehari 1-2 tetes pada telinga yang sakit. Produsen :
Degepharm. Golongan obat : Golongan obat bebas.
Pengobatan dengan herbal
1. Infeksi telinga
Ace Max®
Bahan : ekstrak kulit manggis dan daun sirsak di tambah dengan apel,
anggur, madu murni sebagai pewarna, pengawet dan pemanis alami.
Indikasi: Antioksidan di dalam kulit manggis berperan sebagai imunitas,
antibiotik (ampisilin dan minosin), antijamur, antivirus, antikanker,
antidiabetes, antiradang dan anti infeksi, sehingga kulit manggis layak
dijadikan sebagai bahan utama Obat Herbal Infeksi Telinga
Dosis: diminum 1 sendok makan tiap pagi dan malam
Penggunaan: kocok dahulu sebelum diminum, sisanya simpan di kulkas.
Minum 2-3 kali 30ml/hari. Dianjurkan minum air putih lebih banyak.
Produksi : PT. H2O internasional
Izin produksi: DEPKES RI P-IRT No. 113317401444-17
2. Radang telinga
Jelly Gamat Gold-G®
46
Page 47
Komposisi : teripang atau dikenal juga dengan nama gamat emasyang
berasal dari spesies jenis golden stichopus variegatus.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan para ahli, terdapat 50 jenis
kandungan aktif biologi di dalam gamat emas, diantaranya Protein 86,8%,
Kolagen 80,0%, Mineral, Mukopolisakarida, Glucosaminoglycans (GAGs),
Antiseptik alamiah, Glucosamine dan Chondroitin, Saponin, Omega-3, 6,
dan 9, Asam Amino, Lektin, Vitamin dan Mineral, serta Gamapeptide.
Dosis : cukup 30 ml atau setara 6 sendok makan setiap pagi dan malam
setelah makan.
3. Sakit Telinga
Daun dewa, daun pegagan, sambiloto dan biji teratai
47
Page 48
Daun dewa Daun pegagan
Daun sambiloto biji teratai
Kandungan kimia : Daun dewa: saponin, flavanoid, minyak atsiri. daun
Pegagan: betakaroten, vitamin B1, B2, B3, dan C. Daun Sambiloto:
Kandungan andrografin, androfolit (zat pahit), dan panikulin dalam
sambiloto merupakan antibiotika alami. Biji Teratai: Kaya akan pati, juga
mengandung raffinose, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, phosphor dan
besi. Kulit biji teratai mengandung nuciferine, oxoushinsunine, N-
norarmepavine.
Bahan : 15 gr daun dewa dan daun pegagan kering, 10 gr sambiloto da 15
butir biji teratai.
Cara pembuatan : cuci dan bersihkan semua bahan tersebut, rebus
dengan air 700 cc hingga tersisa 300 cc. Kemudian saring air rebusan
tersebut.
48
Page 49
Cara penggunaan : minum 2 kali sehari, serta makan biji teratai (1 kali
minum 150 cc).
Buah manggis dan murbei
Buah manggis buah murbei
Kandungan kimia : Buah manggis: polifenol, termasuk xanthones dan
tanin yang menjamin astringent dapat menghambat perhatian serangga,
jamur, virus tanaman, bakteri dan pemangsa hewan, pada saat buah
belum matang. Buah murbei: vitamin A, karoten, asam folat, tanin.
Bahan : 3 buah manggis (ambil daging buahnya) dan 60 gr buah murbei
yang segar dan 30 gr buah murbei yang kering.
Cara pembuatan : cuci dan bersihkan semua bahan tersebut, kemudian di
blender (dibuat jus).
Cara penggunaan : diminum jus
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
49
Page 50
Terdapat berbagai macam penyakit yang terdapat pada mulut, hidung dan telinga.
Beberapa diantaranya dapat dilakukan swamedikasi dengan menggunakan obat
sintetis golongan obat bebas dan bebas terbatas, dapat pula dengan menggunakan
herbal. Beberapa penyakit pada mulut, hidung dan telinga diantaranya tidak
dibolehkan diswamedikasi seperti kanker mulut, tumor hidung, pendarahan pada
telinga dan penyakit infeksi yang berbahaya dan memerlukan konsultasi dokter ahli.
b. Saran
Jaga kesehatan mulut, hidung dan telinga. Lakukan swamedikasi untuk penyakit
ringan dan konsultasi ke dokter untuk penyakit yang tidak bisa diswamedikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym.Tersedia pada http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/131087479.pdf) diakses pada tanggal 23 Maret 2014.
Khasiat Dan Kandungan Obat Jelly Gamat Gold-G. http://obatsakittelinga.com/.html. Diakses pada Senin, 17 Maret 2014.
50
Page 51
Nursecerdas. 5 Februari 2009. Anatomi Fisiologi Telinga. http://nursecerdas.blogspot.com/2009/2/5/anatomi-fisiologi-telinga.html. Diakses pada Senin, 17 Maret 2014.
Obat Herbal Infeksi Telinga. http://acemaxsherbal15.blogspot.com/2013/09/obat-herbal-infeksi-telinga.html. Diakses pada Senin, 17 Maret 2014.
Putri, Yohana. Rabu 13 november 2013. Patofisiologi penyakit telinga. http://yohana-puthree.blogspot.com/2013/11/patofisiologi-penyakit-telinga.html. Diakses pada Senin, 17 Maret 2014.
Setiadi. 2007. Anantomi dan Fisiologi Pemula.Graha ilmu: Yogyakarta
Sloane, Ethel. 2003. Anantomi dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC: Jakarta
Sumber: http://kesehatan-96.blogspot.com/2013/03/macam-macam-penyakit-pada-mulut. diakses pada senin, 17 maret 2014
Sumber: http://joevania.blogspot.com/2013/06/apa-itu-rhinitis-radang-pada-mukosa.html
Sumber: http://radanggusi.com/cara-mengobati-radang-gusi/diakses pada senin, 17 maret 2014
Sumber: http://melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?id?id= macam-macam-penyakit-hidung. diakses pada senin, 17 maret 2014
Utami, prapti. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat.Redaksi Agro Media: Jakarta
Sulistiawati, I. D. A. Nuraini. 2011. Pemberian ekstrak daun lidah buaya (Aloe vera) konsentrasi 75% lebih menurunkan jumlah makrofag dari pada konsentarsi 50% & 25% pada radang mukosa mulut tikus putih jantan (tesis). Program Magister Ilmu Biomedik Pascasarjana Universitas Udaya: Denpasar.
Pertanyaan & Jawaban
1. Pada penyakit radang mulut terjadi iritasi, tapi penatalaksaannya menggunakan tablet
isap, apakah tidak memperparah radang? (Siti Hira Wahyuti)
Jawaban:
51
Page 52
2. Apakah penyebab sariawan hanya candida, karena terdapat juga sariawan yang
disebabkan kekurangan vitamin C. Apakah pengobatan farmakologinya sama, apakah
yang karena candida bisa diswamedikasi ? (Muh. Subhan)
Jawaban :
Penyabab sariawan ada banyak bukan hanya candida, beberapa diantaranya
kekurangan vitamin C, B12, asam folat dan zat besi. Pengobatannya juga berbeda.
Untuk sariawan dengan kekurangan vitamin C dapat diobati dengan pemberian
vitamin C sedangkan jika sariawan karena candida maka tidak dapat hanya diobati
dengan vitamin C, melainkan harus dengan penggunaan antibiotik.
3. Apa penyebab lain dari sariawan, apakah benar sariawan bisa terjadi karena kelaian
hormon pada wanita sebelum haid, bagaimana pengobatannya ? (Irmayani)
Beberapa sariawan disebabkan karena kekurangan vitamin C, bisa juga karena
adanya candida. Dapat pula karena faktor-faktor yang diduga kuat menjadi pemicu
atau pencetusnya diantaranya adalah:
- Trauma pada jaringan lunak mulut (selain gigi), misal tergigit, atau ada gigi yang
posisinya di luar lengkung rahang yang normal sehingga menyebabkan jaringan
lunak selalu tergesek/tergigit pada saat makan/mengunyah
- Kekurangan nutrisi, terutama vitamin B12, asam folat dan zat besi.
- Stress
- Gangguan hormonal, seperti pada saat wanita akan memasuki masa menstruasi
di mana terjadi perubahan hormonal sehingga lebih rentan terhadap iritasi
- Gangguan autoimun / kekebalan tubuh, pada beberapa kasus penderita memiliki
respon imun yang abnormal terhadap jaringan mukosanya sendiri.
- Penggunaan gigi tiruan yang tidak pas atau ada bagian dari gigi tiruan yang
mengiritasi jaringan Lunak
52
Page 53
- Pada beberapa orang, sariawan dapat disebabkan karena hipersensitivitas
terhadap rangsangan antigenik tertentu terutama makanan.
Sariawan dapat terjadi pada saat wanita akan memasuki masa menstruasi karena
pada wanita pramenstruasi kadar hormon didalam tubuh tidak seimbang,
4. Bagaimana ketika seseorang mengalami radang pada telinga dan secara tiba-tiba
keluar cairan dari telinga berwarna putih tapi tidak berbau, apakah bisa
diswamedikasi? (Fivi cahyanti)
Keadaan ini merupakan penyakit otitis media,Otitis media diawali dengan infeksi pada
saluran nafas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah
lewat saluran Eustachius. Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat
menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar
saluran, dan terjadi penyumbatan pada saluran dan sel-sel darah putih akan datang
untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan
mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga
tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan
lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah berkumpul di belakang gendang telinga.
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena
gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ
pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas.
Keadaan ini tidak dapat diswamedikasi, harus melalui pemeriksaan dokter spesialis
telinga.
53