Top Banner
TUGAS : SWAMEDIKASI Dosen : Dr. Hj. Latifah Rahman, DESS, Apt MAKALAH SWAMEDIKASI Mulut, Hidung, Telinga KELOMPOK 14 Kelas B NELYANI HASRAH N 21113843 ABDULLAH MAHMUD N 21113849 NUR AFRA YUSNI SAIDI N 21113850 PROGRAM PENDIDIKAN APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN 1
92

Swamedikasi Klp 14

Dec 26, 2015

Download

Documents

pengobatan telinga hidung dan mulut
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Swamedikasi Klp 14

TUGAS : SWAMEDIKASI

Dosen : Dr. Hj. Latifah Rahman, DESS, Apt

MAKALAH SWAMEDIKASI

Mulut, Hidung, Telinga

KELOMPOK 14

Kelas B

NELYANI HASRAH N 21113843

ABDULLAH MAHMUD N 21113849

NUR AFRA YUSNI SAIDI N 21113850

PROGRAM PENDIDIKAN APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

1

Page 2: Swamedikasi Klp 14

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pengobatan sendiri atau swamedikasi adalah tindakan yang dilakukan untuk

mengatasi masalah kesehatan dengan menggunakan obat-obatan yang dapat

dikonsumsi tanpa pengawasan dari dokter.Obat-obatan yang digunakan untuk

pengobatan sendiri atau swamedikasi biasa disebut dengan obat tanpa resep / obat

bebas / obat OTC (over the counter).Biasanya obat-obat bebas tersebut dapat

diperoleh di toko obat, apotek, supermarket hingga di warung-warung dekat

rumah.Sedangkan obat-obat yang dapat diperoleh dengan resep dokter biasa disebut

dengan obat resep.

Menurut situs.wsmi (world self-medication industry), pengobatan sendiri atau

swamedikasi yang bertanggung jawab (responsible self-medication) biasa digunakan

untuk menegaskan penggunaan obat bebas yang tepat oleh pasien atau konsumen,

dengan bantuan tenaga kesehatan bila diperlukan.Sebaliknya, untuk peresepan sendiri

(self-prescription), mengacu pada penggunaan yang tidak tepat dari obat resep oleh

pasien atau konsumen karena tanpa pengawasan dari dokter.Sayangnya hingga saat

ini peresepan sendiri masih banyak terjadi di banyak negara, terutama di negara

berkembang termasuk Indonesia.

Dengan semakin banyak masyarakat yang melakukan pengobatan sendiri atau

swamedikasi, maka informasi mengenai obat yang tepat & sesuai dengan kebutuhan

mereka juga semakin diperlukan.Dalam hal itulah maka apoteker mempunyai peranan

penting untuk memberikan informasi yang tepat tentang obat kepada pasien atau

konsumen.

B. Tujuan

2

Page 3: Swamedikasi Klp 14

Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu :

1. Untuk memberikan informasi mengenai patofisiologi penyakit mulut, hidung dan

telinga.

2. Untuk memberikan informasi mengenai swamedikasi penyakit mulut, hidung, dan

telinga.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Mulut

1.1 Anatomi mulut

3

Page 4: Swamedikasi Klp 14

(Sumber: http://kesehatan96.blogspot.com)

a. Mulut

Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada

rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk

membantu pencernaan makanan. Pada Mulut terdapat :

b. Gigi

Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan

menjadi partikel yang kecil-kecil.

Gigi di bagi menjadi 3 macam, antara lain:

1. Gigi seri (dens insisivus), berjumlah 8 buah, berfungsi memotong

makanan.

2. Gigi taring (dens caninus), berjumlah 4 buah, berfungsi merobek

makanan.

3. Gigi geraham kecil (dens premolare), berjumlah 8 buah, berfungsi

mengunyah makanan.

c. Lidah

Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta

mengecap rasa makanan.

4

Page 5: Swamedikasi Klp 14

d. Kelenjar Ludah

Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah

tersebut menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter

ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim

amilase, zat antibakteri. Ketiga kelenjar tersebut yaitu:

1. Glandula parotis merupakan kelenjar ludah di dekat telinga,

menyekresikanludah yang mengandung enzim ptialin (amilase).

2. Glandula submaksilaris merupakan kelenjar ludah di samping rahang

atas,menyekresikan ludah yang mengandung air dan lendir.

3. Glandula submandibularis merupakan kelenjar ludah di bawah lidah,

menyekresikan ludah yang mengandung air dan lendir.

Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna

karbohidrat menjadi disakarida.

Jaringan lunak mulut terdiri dari mukosa pipi, bibir, ginggiva, lidah,

palatum,dan dasar mulut. Struktur jaringan lunak mulut terdiri dari lapisan

tipis jaringan mukosa yang licin, halus, fleksibel, dan berkeratin atau tidak

berkeratin. Jaringan lunak mulut berfungsi melindungi jaringan keras di

bawahnya; tempat organ, pembuluh darah, saraf, alat pengecap dan alat

pengunyah. Secara histologis jaringan mukosa mulut terdiri dari 3 lapisan

(sulistiawati, 2011).

1.2 Patofisiologi mulut

Mulut merupakan pintu gerbang masuknya kuman-kuman atau

rangsanganrangsangan yang bersifat merusak. Mukosa mulut dapat

mengalami kelainan yang bukan merupakan suatu penyakit tetapi merupakan

kondisi herediter (Sulistiawati, 2011).

5

Page 6: Swamedikasi Klp 14

Pada keadaan normal di dalam rongga mulut terdapat bermacam-

macam kuman yang merupakan bagian daripada “flora mulut” dan tidak

menimbulkan gangguan apapun dan disebut apatogen. Jika daya tahan mulut

atau tubuh menurun, maka kuman-kuman yang apatogen itu menjadi patogen

dan menimbulkan gangguan atau menyebabkan berbagai penyakit/infeksi.

Daya tahan mulut dapat menurun karena gangguan mekanik (trauma,

cedera), gangguan kimiawi, termik, defisiensi vitamin, anemia dan lain-lain.

Pada individu tertentu dapat terjadi reaksi alergi terhadap jenis makanan

tertentu sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada mukosa mulut, begitu

juga dengan faktor psikis dan hormonal. Ini semua dapat terjadi pada suatu

gangguan mulut yang disebut radangmukosa mulut. Mukosa mulut adalah

jaringan yang melapisi permukaan rongga mulut.

Selain berfungsi untuk proteksi, mukosa mulut juga berfungsi untuk

pertahanan terhadap antigen dengan adanya sel PMN, limfosit plasma dan

makrofag (Sulistiawati, 2011).

Macam-macam Penyakit pada Mulut

Bau mulut

Bau mulut biasanya disebabkan oleh berbagai hal, misalnya sisa

makanan dalam mulut, gigi yang berlubang, banyaknya plak atau karang

gigi sehingga kuman bersarang di dalamnya.

Penatalaksanaan :

- Menyikat Gigi. Sebaiknya gigi disikat dua kali sehari. Gigi disikat

dengan bulu sikat yang lembut dan kepala sikat yang kecil. Hindarkan

pemakaian bulu sikat yang kasar karena bulu sikat yang kasar dapat

6

Page 7: Swamedikasi Klp 14

menyebabkan resesi gingiva.Penyikatan gigi sebaiknya menggunakan

pasta gigi yang mengandung fluor untuk mencegah karies gigi

sekaligus. ( Dentika Dental Journal, Vol 13 )

- Menggunakan Benang Gigi (Dental Floss). Benang gigi (dental floss)

digunakan untuk membersihkan celah gigi yang sempit yang tidak

dapat dicapai dengan sikat gigi. Hal ini dilakukan dengan cara

memotong benang kira-kira sepanjang 40 cm, kemudian diputarkan di

kedua jari tengah kanan dan kiri. Benang dimasukkan ke celah

diantara gigi dan ditahan dengan ibu jari agar kuat dan tidak lepas

ketika dilakukan gerakan seperti menggergaji. Tindakan ini sebaiknya

dilakukan satu kali sehari, namun bila memungkinkan dilakukan dua

kali sehari. Setelah tahap ini diperbolehkan kumur sampai bersih atau

dibilas dengan air. (Dentika Dental Journal, Vol 13).

- Membersihkan Lidah. Permukaan lidah dibersihkan dengan cara

menyikat lidah dua kali sehari menggunakan sikat gigi atau alat khusus

pembersih lidah (tongue scrapper). Permukaan lidah disikat dengan

lembut dan perlahan agar lidah tidak luka. Sambil lidah dijulurkan ke

depan, tempatkan tongue scrapper sejauh mungkin ke belakang lidah,

selama masih tahan, sambil ditarik ke depan dan ke bawah dengan

tekanan ringan. Gunakan kain/kertas tissue bersih atau air mengalir

untuk membersihkan tongue scrapper. Ulangi prosedur ini 2-4 kali

sampai seluruh permukaan dibersihkan. (Dentika Dental Journal, Vol

13).

- Penggunaan Obat Kumur. Obat kumur digunakan paling sedikit sekali

sehari. Waktu yang paling tepat menggunakan obat kumur adalah

7

Page 8: Swamedikasi Klp 14

sebelum tidur karena obat kumur memberikan efek antibakteri selama

tidur saat aktivitas bakteri penyebab bau mulut meningkat. Obat kumur

yang mengandung alkohol dapat mengakibatkan mulut kering dan

apabila digunakan dalam waktu lama dapat menyebabkan mukosa

mulut terkelupas. Oleh karena itu, sebaiknya menggunakan obat kumur

non-alkohol seperti yang mengandung sodium sakarin. Penggunaan

tidak perlu terlalu berlebihan, kurang lebih 10-15 ml sudah cukup untuk

membasahi seluruh permukaan mulut. Kumur sekurang-kurangnya 1-2

menit. Jangan kumur langsung dari botol, karena apabila tersentuh

ludah, bahan akan terkontaminasi, sehingga bahan aktif selebihnya di

dalam botol dapat menjadi rusak, akibatnya tidak berguna lagi untuk

pemakaian selanjutnya. (Dentika Dental Journal, Vol 13).

- Diet Sehat. Diet sehat dilakukan dengan memakan makanan segar

berserat seperti sayuran dan mempunyai konsistensi kasar yang dapat

membantu membersihkan dorsum lidah, menghindari memakan

makanan yang menimbulkan bau, serta banyak minum air putih setiap

hari. Baru-baru ini, penelitian di Jepang melaporkan bahwa yogurt

tanpa gula dapat mengurangi senyawa penyebab halitosis. Hal ini

dibuktikan dengan dijumpai penurunan level senyawa hidrogen sulfida

sampai 80% setelah mengkonsumsi 90 gram yogurt setiap hari selama

6 minggu. Selain itu, hasil penelitian di Amerika menunjukan bahwa

polifenol (seperti catechin dan theaflavin), senyawa yang terkandung

dalam teh juga dapat menghambat pertumbuhan bakkteri penyebab

halitosis. Catechin terkandung dalam teh hijau maupun teh hitam

sedangkan theaflavin lebih dominan pada teh hitam. Mengurangi

8

Page 9: Swamedikasi Klp 14

konsumsi makanan dengan protein tinggi. Kunyahlah permen bebas

gula (non-kariogenik) khususnya apabila mulut terasa kering. Banyak

minum air dalam sehari. Menghindari konsumsi alkohol, rokok, obat-

obatan yang dapat menurunkan aliran saliva. (Dentika Dental Journal,

Vol 13).

Sariawan

Stomatitis Aphtous Reccurent atau yang di kalangan awam disebut

sariawan adalah luka yang terbataspada jaringan lunak rongga mulut.

Istilah recurrent digunakan karena memang lesi ini biasanya hilangtimbul.

Luka ini bukan infeksi, dan biasanya timbul soliter atau di beberapa

bagian di rongga mulutseperti pipi, di sekitar bibir, lidah, atau mungkin

juga terjadi di tenggorokan dan langit-langit mulut.

Penatalaksanaan :Sariawan sebetulnya dapat sembuh sendiri, karena

sifat dari kondisi ini adalah self-limiting. Obat-obatan untuk mengatasi

sariawan diberikan sesuai dengan tingkat keparahan lesi.Untuk kasus

ringan, jenisnya bisa berupa obat salep yang berfungsi sebagai topical

coating agent yangmelindungi lesi dari gesekan dalam rongga mulut saat

berfungsi dan melindungi agar tidak berkontak langsung dengan

makanan yang asam atau pedas. Selain itu ada juga salep yang berisi

anestesi topikaluntuk mengurangi rasa perih. Obat topikal adalah obat

yang diberikan langsung pada daerah yangterkena (bersifat lokal).Pada

kasus yang sedang hingga berat, dapat diberikan salep yang

mengandung topikal steroid. Danpada penderita yang tidak berespon

terhadap obat-obatan topikal dapat diberikan obat-obatan sistemik.

Penggunaan obat kumur chlorhexidine dapat membantu mempercepat

9

Page 10: Swamedikasi Klp 14

penyembuhan sariawan. Namunpenggunaan obat ini secara jangka

panjang dapat menyebabkan perubahan warna gigi menjadi

kecoklatan.Obat-obatan tersebut didapat dengan resep dokter. Meskipun

penyakit ini terbilang ringan, ada baiknya bila ditangani oleh dokter gigi

spesialis penyakit mulut.

Radang Mulut

Radang Mukosa mulut/ stomatitis adalah radang yang terjadi

pada mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan. Bercak

ini dapat berupa bercaktunggal maupun berkelompok. Radang mukosa

mulut dapat menyerang selaput lendir pipi bagian dalam, bibir bagian

dalam, lidah, gusi serta langit-langit dalam rongga mulut (Sulistiawati,

2011).

Radang mukosa mulut disebabkan oleh beberapa faktor, antara

lain defisiensi vitamin (zat besi, asam folat, Vitamin B12 atau B

kompleks), psikologis, trauma, endokrin, herediter, alergi, imunologi dan

lain-lain (Lewis, 1998). Sumber lain menyebutkan penyebab radang

mukosa mulut sesungguhnya sangat beragam, mulai dari tergigit, luka

ketika menyikat gigi, alergi terhadap makanan ataupun adanya infeksi

oleh bakteri (Sulistiawati, 2011).

Infeksi Gusi

Peningkatan peradangan menyebabkan gusi menyusut, membentuk

kantong diantara gigi dan gusi.Ini perangkap kantong karang gigi, plak,

dan sisa-sisa makanan yang pada akhirnya menyebabkan infeksi dan

abses.Penyakit gusi lanjut merusak tulang yang mendukung gigi dan

10

Page 11: Swamedikasi Klp 14

merupakan salah satu penyebab utama hilangnya gigi pada orang

dewasa.Temui dokter gigi untuk mengobati gusi surut.

1.3 Etiologi

a. Bau mulut

Halitosis dapat disebabkan oleh faktor-faktor fisiologis dan patologis

yang berasal dari rongga mulut atau intra oral dan faktor- faktor sistemik

atau ekstra oral. Berdasarkan survei yang telah dilakukan di Amerika

Serikat, penyebab utama halitosis sebagian besar (90%) adalah karena

faktor-faktor yang melibatkan rongga mulut. Perlu ditekankan bahwa

halitosis bukanlah suatu penyakit, tetapi dianggap sebagai gejala dari

penyakit sistemik tertentu. Namun bukan berarti bahwa setiap bau yang

tidak sedap menandakan adanya suatu penyakit tertentu.

b. Radang mukosa mulut

Etiologi radang mukosa mulut masih belum diketahui secara pasti

dari seluruh kasus yang ada, faktor penyebab baru dapat teridentifikasi

sekitar 30%. Menurut Sonis dkk., 1995; Cawson dan Odell, 2002; bahwa

faktor penyebabnya antara lain:

1. Trauma. Adanya riwayat trauma pada penderita sebagai gejala awal

misalnya tergigit, trauma sikat gigi, pemakaian peralatan gigi, sehingga

terjadi ulser pada mukosa mulut.

2. Infeksi. Belum adanya bukti bahwa radang mukosa mulut secara

langsung disebabkan oleh mikroba, di duga yang berperan penting

untuk terjadinya radang mukosa mulut adalah adanya reaksi silang

11

Page 12: Swamedikasi Klp 14

antigen dari streptococcus. Hipotesis lain, meskipun belum terbukti,

menyatakan adanya gangguan regulasi imun yang disebabkan oleh

virus herpes atau virus lainnya.

3. Gangguan Imunologik. Sampai saat ini etiologi radang mukosa mulut

belum diketahui, radang mukosa mulut cenderung dikaitkan dengan

proses autoimun. Peneliti lain mengemukakan adanya perubahan

perbandingan antara limfosit T Helper dan T Supresor.

4. Gangguan Pencernaan. Radang mukosa mulut sebelumnya dikenal

dengan nama dyspeptic ulcer, namun jarang berkaitan dengan

penyakit gastrointestinal. Adanya hubungan dengan penyakit ini

biasanya karena terjadi defisiensi, terutama defisiensi vitamin B12 atau

asam folat yang terjadi secara sekunder akibat malabsorbsi.

5. Defisiensi Nutrisi. Defisiensi zat besi, vitamin B12 dan asam folat, telah

dilaporkan pada lebih dari 20% penderita dengan radang mukosa

mulut. Pemberian vitamin B12 atau asam folat akan mempercepat

penyembuhan radang mukosa mulut.

6. Kelainan Hormonal. Pada beberapa wanita, radang mukosa mulut

berkaitan erat dengan fase luteal dari siklus menstruasi. Beberapa

penderita, kekambuhan dari radang mukosa mulut dikaitkan dengan

stress, meskipun masih adanya pertentangan diantara peneliti.

7. Infeksi HIV. Radang mukosa mulut dapat dijumpai sebagai salah satu

kelainan dari infeksi HIV. Kekambuhan dan keparahannya

berhubungan dengan derajat penurunan imunitas pertahanan tubuh

8. Faktor Genetik. Terdapat sejumlah bukti tentang adanya pengaruh

faktor genetik. Riwayat medis keluarga kadang dijumpai adanya

12

Page 13: Swamedikasi Klp 14

anggota keluarga yang menderita radang mukosa mulut dan kelainan

ini tampaknya lebih banyak mempengaruhi pasangan saudara kembar

yang identik dibandingkan dengan non identik. Pendapat lain

mengatakan bahwa bila kedua orangtua terserang radang mukosa

mulut maka kemungkinan besar pada beberapa anaknya dapat

ditemukan adanya kelainan tersebut.

1.4 Swamedikasi

Pengobatan dengan obat sintetis

a. Bau mulut

Efisol®

Komposisi: PerIozSequalinium Cl 250 mcg, vit C 25 mg. Per ml

lar. Dequalinium Cl 5 mg, thymol 2,5 mg.Indikasi : Infeksi pada

selaput lendir mulut dan nafas mulut bau akibat infeksi

tersebut.Dosi : Lar. 10-20 tetes dicampur air segelas 2-4 kali /

hari.Produsen: Novell Fharma Golongan Obat : Obat Bebas

Forinfec Gargle®

Komposisi : Vofidon iodine 1% Indikasi : Bau mulut dan nafas

tidak segarDosis : Kumur selama 30 detik ulangi tiap 3-4 jam

Produsen : Lapi Golongan obat : Obat bebas terbatas

Listermint Arctic Fresh®

Komposisi : Na. Flourida 0,221 mg per ml gargle dan

mouthwashIndikasi : Melawan kuman penyebab nafas tak

sedapProdusen : PfiszerGolongan obat : Obat bebas

Minosep Gargle®

13

Page 14: Swamedikasi Klp 14

Komposisi : Klorheksidin glukonat 0,2% Indikasi : Bau mulut,

memelihara kebersihan mulut, mencegah gingivitis/radang

gusi.Dosis : 15 ml obat kumur dikumurkan pagi dan malam hari

Produsen : MinorockGolongan Obat : Obat bebas

Listerine Antiseptic Mouthwash®

Komposisi : Timol 0,06%, eukaliptol 0,09%, mentol 0,04%, metil

salisilat 0,05%, alkohol 22,86%, cairan coldmint: timol 0,01%,

eukaliptol 0,02%, metil salisilat 0,02%, alkohol 18,54%, anetol

0,004%, fluronat 0,5%, asam benzoat 0,15% peppermint oil

0,02%, spearmint oil 0,02%Indikasi: mencegah pembentukan plak

serta melawan kuman penyebab bau mulut.Produsen : Pfizer

Golongan Obat : Obat bebas

b. Sariawan

Bactidol®

Komposisi : Heksetidin 1 mg

Indikasi : antiseptic lokal dalam pengobatan radang mulut dan

tenggorokan disebabkan bakteri dan jamur termasuk

sariawan.Dosis : 15 ml obat kumur, dikumurkan tiap pagi dan

malam hariProdusen : PfizerGolongan Obat : Obat bebas

Dentasol®

Komposisi: tiap ml: benzokain 63 mg, septilpiridinium klorida 0,2

mg, kamfer 0,85mg, mentol 0,77 mg, fenol 5 mgIndikasi :

sariawan dan radang gusiDosis : oleskan dengan kapas pada

tempat yang sakit, jika perlu diulangi 3-4 jamProduksi :

ErelaGolongan obat : Obat bebas Terbatas

14

Page 15: Swamedikasi Klp 14

Sanorine hijau 0,1%®

Komposisi : Asam hialuronat 0,1%, eukalyptol, menthol, thymol,

metil salisilat, natrium florida, natrium sakarin, natrium siklamat,

natrium benzoatIndikasi : mempercepat penyembuhan sariawan

Dosis : 10 ml kumur selama 1-2 menit, kumur setidaknya 2 kali

sehari secara teratur setelah menyikat gigiProdusen : Sanbe

farma

Sterox®

Komposisi: povidon iodida 1% b/v Indikasi : peradangan dan

infeksi mulut, gusi, lidah, sariawan.Produsen : MecosinGolongan

Obat : Obat bebas terbatas

Tanflex®

Komposisi : benzidamin HCl 15 mg per mlIndikasi : sariawan,

glositix.Dosis : kumur 2-3 kali per hari dengan interval 3-4 jam,bila

perlu 5 kali per hari hanya untuk membilas rongga mulut dan

kumur.Produsen : CombipharGolongan obat : Obat bebas

terbatas

c. Radang mulut

Aloclair®

Komposisi : Ekstrak aloe ver, natrium hialuronat, asam glycyrhetik,

polyvinylvyorrlidone (PVP)Indikasi : membantu mengatasi

stomatitis aftosa dan lesi oral lainnya termasuk lesi tromatik yang

disebabkan oleh kawat gigi dan gigi palsu dengan cara

membentuk selaput pelindung yang melekat pada mukosa rongga

mulut.Dosis : sehari 3-4 kali atau sesuai kebutuhan. Oral rinse:

15

Page 16: Swamedikasi Klp 14

kumur 10 ml larutan selama 1 menit. Gel : oleskan 1-2 cm gel

pada bagian yang terkena stomatitis/lesi oralProdusen : Kalbe

farmaGolongan obat : Obat bebas

Bactidol®

Kompisisi : Heksetidin 1 mg

Indikasi : antiseptic lokal dalam pengobatan radang mulut dan

tenggorokan disebabkan bakteri dan jamur termasuk sariawan.

Dosis : 15 ml obat kumur, dikumurkan tiap pagi dan malam

hariProdusen : PfizerGolongan Obat : Obat bebas

Cequalin®

Komposisi : dequalinium klorida 0,250 mg, vit. C 50 mgIndikasi :

infeksi pada mulut dan tenggorokan seperti tongsilitisDosis :

dihisap pelan-pelan beberapa kali sehari sesuai dengan

kebutuhanProdusen : Lozenges ErelaGolongan obat : Obat bebas

terbatas

Lemosin®

Komposisi : Tirotrisin 4 mg, sentrimonium bromida 2 mg, lidokain 1

mg.Indikasi : radang dan meredakan nyeri pada infeksi rongga

mulut dan faringitis, pengobatan sebelum dan sesudah

pembedahan mulut dan tenggorokan.Dosis : infeksi berat dan

akut, 1 tablet dihisap setiap 1-2 jam. Infeksi ringan 1 tablet dihisap

setiap 2-3 jamProdusen : Sandoz

Pyralvex®

Komposisi : ekstrak rhubarb (setara dengan antraquinone

glicosides 0,003 gr) 0,05 gr, salisilit acid 0,01 gr per mlIndikasi :

16

Page 17: Swamedikasi Klp 14

nyeri karena radang rongga mulut, gusi, iritasi pemakaian gigi

palsuDosis : dewasa dan anak > 12 tahun bubuhkan 3-4 kali per

hari, biarkan 15 menitProdusen : Alvarma/NorgineGolongan obat:

Obat bebas

d. Infeksi Gusi

Decamedin Lozenges®

Komposisi : dequalinium klorida 0,25 mgIndikasi : infeksi gusi dan

selaput lendir, rongga mulutDosis : Dewasa dan anak > 6 tahun

dihisap perlahan 1 tablet setiap 2 jam setelah gejala mereda 1

tablet tiap 4-5 jam.Produsen : Tanabe IndonesiaGolongan obat :

Obat bebas

Dentasol®

Komposisi: tiap ml: benzokain 63 mg, septilpiridinium klorida 0,2

mg, kamfer 0,85mg, mentol 0,77 mg, fenol 5 mgIndikasi :

sariawan dan radang gusiDosis : oleskan dengan kapas pada

tempat yang sakit, jika perlu diulangi 3-4 jamProduksi :

ErelaGolongan obat : Obat bebas Terbatas

Minosep Gargle®

Komposisi : Klorheksidin glukonat 0,2% Indikasi : Bau mulut,

memelihara kebersihan mulut, mencegah gingivitis/radang

gusi.Dosis : 15 ml obat kumur dikumurkan pagi dan malam hari

Produsen : Minorock Golongan Obat : Obat bebas

17

Page 18: Swamedikasi Klp 14

Sterox®

Komposisi: povidon iodida 1% b/v Indikasi : peradangan dan

infeksi mulut, gusi, lidah, sariawan.Produsen : MecosinGolongan

Obat : Obat bebas terbatas

Pengobatan dengan obat tradisional

1. Bau mulut

Daun sirih merah (Piper ornatum)

Kandungan kimia : Kandungan Alkoloid pada tanaman sirih merah

berfungsi sebagai antimikroba selain itu juga mengandung tannin,

saponin dan flavonoid. Satu lembar daun sirih setelah dicuci

bersih dikunyah-kunyah, ditahan bebearapa menit dalam mulut

lalu diludahkan.Kerjakan hal itu 2-3 kali sehari. Cara lainnya rebus

5-6 lembar daun sirih dengan 2 gelas air sampai mendidih.

Dinginkan dan saring dan setelah itu untuk kumur-kumur setiap

pagi dan sore.

Daun sirih (Piper betle)

18

Page 19: Swamedikasi Klp 14

Kandungan kimia : Daun sirih mempunyai kandungan minyak

astiri yang cukup banyak dan memiliki aktifitas anti-bakteri yang

cukup besar. Dengan banyaknya kandungan tersebut maka daun

sirih dapat kita digunakan untuk membunuh bakteri jahat yang

menjadi masalah utama penyebab aroma tak sedap pada mulut.

Berikut ini cara menggunakan daun sirih untuk mengatasi bau

mulut yang tidak sedap.

Bahan:

5-10 lembar daun sirih

4 gelas air

Cara membuat dan memakainya:

Bersihkan 5-10 lembar duan sirih tadi

Kemudian seduhlah semua daun sirih yang telah bersih ke

dalam 4 gelas air hingga tersisa 2 gelas.

Setelah itu saring dan dinginkan seduhan tersebut.

Gunakan air seduhan yang telah dingin untuk berkumur

Minumlah air seduhan setelah selesai makan, dan lakukan

selama seminggu berturu-turut.

2. Sariawan

19

Page 20: Swamedikasi Klp 14

Komposisi :

1. Abrus precatorius (buah saga)

2. Centella asiatica (pegagan)

3. Imperata cylindrica (akar alang-alang)

Dosis: Diminum 3 kali 1-2 kapsul per hari, Golongan obat : Jamu

Izin produksi : 503/4689/2

Daun Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)

Kandungan kimia : Flafanoid, saponin dan polifenol

Bahan : 30 gram daun kembang sepatu

Cara membuat : cuci bersih bahan, potong-potong lalu seduh dengan 100

ml air mendidih selama 15 menit setelah dingin, saring.

Cara pemakaian : minum 3 kali sehari, masing-masing 100 ml

Daun sirih(Piper bettle)

20

Page 21: Swamedikasi Klp 14

Kandungan kimia : Minyak atsiri

Bahan : 3 lembar daun sirih

Cara membuat : cuci bersih bahan, kunyah sampai lumat dan biarkan di

dalam mulut beberapa menit

Cara pemakaian : telan air hasil mengunyah dan buang ampasnya,

lakukan 3 kali sehari

3. Infeksi gusi

Daun Picisan (Pyrrosia piloselloides)

Kandungan kimia : Asperuloside, deacetylasperuloside, scandoside,

paederosid, paederosidic acid dan gama-sitosterol, arbutin, oleanolic

acid dan minyak atsiri.

Cara penggunaan:

1. Cuci daun picisan sampai bersih

21

Page 22: Swamedikasi Klp 14

2. Lalu kunyah daun picisan, biarkan menetap agak lama pada

bagian gusi yang meradang

3. Kemudian buang ampasnya

4. Lakukan 4 kali sehari sampai sembuh

Biji Jambu Mede(Anacardium occidentale)

Kandungan kimia : Biji mengandung 40-45 % minyak dan 21% protein.

Minyaknya mengandung asam oleat, asam linoleat, dan vitamin E.

1. Gongseng biji jambu mede kering sampai menguning

2. Lalu giling sampai halus dan menjadi serbuk

3. Ambil 1 sendok teh serbuk kacang mede tersebut

4. Kemudian tambahkan madu, aduk sampai rata

5. Setelah itu bubuhkan ramuan ini pada bagian gusi yang meradang

Daun Jambu biji (Psidii folium)

Kandungan kimia : polifenol, karoten, flavanoid dan tanin.

Bahan: 30 gram daun jambu biji

22

Page 23: Swamedikasi Klp 14

Cara membuat : cucibersih bahan lalu rebus dengan 200 ml cuka

beras. Setelah dingin saring.

Cara pemakaian : gunakan untuk berkumur, lakukan secara teratur 5

kali sehari.

2.Hidung

2.1 Anatomi hidung

(sumber:http://www.hendrosmk.wordpress.com )

Secara anatomi, hidung (latin = nasale) adalah penonjolan pada vertebrata

yang mengandung nostril, yang menyaring udara untuk pernapasan..

Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi

menghirup udara pernapasan, menyaring udara, menghangatkan udara

pernapasan, juga berperan dalam resonansi suara.

Bagian- bagian hidung adalah :

23

Page 24: Swamedikasi Klp 14

1. Saraf pembau yang terletak pada selaput lendir di rongga hidung atas, kerang

hidung atas dan permukaan atas kerang hidung tengah.

2. Selaput lendir, berfungsi untuk menahan kotoran yang terbawa oleh udara yang

kita hirup

3. Bulu – bulu hidung, berfungsi untuk menahan kotoran yang terbawa oleh udara

yang kita hirup.

Hidung merupakan alat indera manusia yang menanggapi rangsang berupa

bau atau zat kimia yang berupa gas.di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf

pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau mempunyai

rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang

berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.

Hidung bagian atas terdiri dari tulang dan hidung bagian bawah terdiri dari

tulang rawan (kartilago). Di dalam hidung terdapat rongga yang dipisahkan menjadi

2 rongga oleh septum, yang membentang dari lubang hidung sampai ke

tenggorokan bagian belakang.

2.2 Patofisiologi hidung

Hidung menjadi jalan masuk utama oksigen dan keluarnya

karbondioksida. Menjaga kesehatan hidung sama pentingnya dengan organ tubuh

lainnya.

Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi

menghirup udara pernapasan, menyaring udara, menghangatkan udara

pernapasan, juga berperan dalam resonansi suara. Hidung merupakan organ

penciuman dan jalan utama keluar-masuknya udara dari dan ke paru-paru. Hidung

juga memberikan tambahanresonansi pada suara dan merupakan tempat

bermuaranyasinus paranasalis dan saluran air mata.

24

Page 25: Swamedikasi Klp 14

Hidung bagian atas terdiri dari tulang dan hidung bagian bawah terdiri

dari tulang rawan (kartilago).Di dalam hidung terdapat rongga yang dipisahkan

menjadi 2 rongga olehseptum, yang membentang dari lubang hidung sampai ke

tenggorokan bagian belakang. Tulang yang disebut konka nasalis menonjol ke

dalam rongga hidung, membentuk sejumlah lipatan. Lipatan ini menyebabkan

bertambah luasnya daerah permukaan yang dilalui udara. Rongga hidung dilapisi

oleh selaput lendir dan pembuluh darah. Luasnya permukaan dan banyaknya

pembuluh darah memungkinkan hidung menghangatkan dan melembabkan udara

yang masuk dengan segera. Sel-sel pada selaput lendir menghasilkan lendir dan

memiliki tonjolan-tonjolan kecil seperti rambut (silia). Biasanya kotoran yang

masuk ke hidung ditangkap oleh lendir, lalu disapu oleh silia ke arah lobang

hidung atau ke tenggorokan. Cara ini membantu membersihkan udara sebelum

masuk ke dalam paru-paru. Bersin secara otomatis membersihkan saluran hidung

sebagai respon terhadap iritasi, sedangkan batuk membersihkan paru-paru. Sel-

sel penghidu terdapat di rongga hidung bagian atas. Sel-sel ini memiliki silia yang

mengarah ke bawah (ke rongga hidung) dan serat saraf yang mengarah ke atas

(kebulbus olfaktorius, yang merupakan penonjolan pada setiapsaraf

olfaktorius/saraf penghidu). Saraf olfaktorius langsung mengarah ke otak.

Hidung merupakan alat indera manusia yang menanggapi rangsang

berupa bau atau zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat

serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau

mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh

selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung. Tulang di sekitar

hidung terdiri dari sinus paranasalis, yang merupakan ruang berrongga dengan

lubang yang mengarah ke rongga hidung. Dengan adanya sinus ini maka: - berat

25

Page 26: Swamedikasi Klp 14

dari tulang wajah menjadi berkurang, - kekuatan dan bentuk tulang terpelihara, -

resonansi suara bertambah.

Macam-macam penyakit hidung:

1. Gangguan Sinus (Sinusitis)

Sinusitis atau peradangan sinus yang terjadi pada rongga-rongga

dalam tulang yang berhubungan dengan rongga hidung. Jika kondisi sudah

memasuki tahap gawat biasanya terjadi dalam setahun. Sinusitis terbagi

menjadi sinusitis akut dan kronik.

Sinusitis memiliki tanda-tanda berikut:

Terasa sakit di wajah, khususnya sekitar mata. Terlebih ketika mengetuk

tulang atau menundukkan kepala.

Hidung sering tersumbat karena adanya nanah atau ingus yang kental.

Terkadang disertai panas.

Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-ostium sinus dan

kelancaran klirens dari mukosiliar didalam komplek osteo meatal (KOM).

Disamping itu mukus juga mengandung substansi antimikrobial dan zat-zat

yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap kuman yang masuk bersama

udara pernafasan.

Bila terinfeksi organ yang membentuk KOM mengalami oedem, sehingga

mukosa yang berhadapan akan saling bertemu. Hal ini menyebabkan silia

tidak dapat bergerak dan juga menyebabkan tersumbatnya ostium. Hal ini

menimbulkan tekanan negatif didalam rongga sinus yang menyebabkan

terjadinya transudasi atau penghambatan drainase sinus. Efek awal yang

ditimbulkan adalah keluarnya cairan serous yang dianggap sebagai sinusitis

non bakterial yang dapat sembuh tanpa pengobatan. Bila tidak sembuh maka

26

Page 27: Swamedikasi Klp 14

sekret yang tertumpuk dalam sinus ini akan menjadi media yang poten untuk

tumbuh dan multiplikasi bakteri, dan sekret akan berubah menjadi purulen

yang disebut sinusitis akut bakterialis yang membutuhkan terapi antibiotik.

Jika terapi inadekuat maka keadaan ini bisa berlanjut, akan terjadi hipoksia

dan bakteri anaerob akan semakin berkembang. Keadaan ini menyebabkan

perubahan kronik dari mukosa yaitu hipertrofi, polipoid atau pembentukan

polip dan kista.

Penatalaksanaan: Sinusitis akut

Tujuan pengobatan sinusitis akut adalah untuk mengontrol infeksi,

memulihkan kondisi mukosa nasal, dan menghilangkan nyeri. Antibiotik

pilihan untuk kondisi ini adalah amoksisilin dan ampisilin. Alternatif bagi

pasien yang alergi terhadap penisilin adalah trimetoprim/sulfametoksazol

(kekuatan ganda).

Dekongestan oral atau topikal dapat saja diberikan. Kabut dihangatkan

atau diirigasi salin juga dapat efektif untuk membuka sumbatan saluran,

sehingga memungkinkan drainase rabas purulen. Dekongestan oral yang

umum adalah Drixoral dan Dimetapp. Dekongestan topikal yang umum

diberikan adalah Afrin dan Otrivin. Dekongestan topikal harus diberikan

dengan posisi kepala pasien ke belakang untuk meningkatkan drainase

maksimal. Jika pasien terus menunjukkan gejala setelah 7-10 hari, maka

sinus perlu diirigasi.

Sinusitis kronis

Penatalaksanaan medis sinusitis kronik sama seperti penatalaksanaan

sinusitis akut. Pembedahan diindikasikan pada sinusitis kronis untuk

memperbaiki deformitas struktural yang menyumbat ostia (ostium) sinus.

27

Page 28: Swamedikasi Klp 14

Pembedahan dapat mencakup eksisi atau kauterisasi polip, perbaikan

penyimpangan septum, dan menginsisi serta mendrainase sinus.

Sebagian pasien dengan sinusitis kronis parah mendapat kesembuhan

dengan cara pindah ke daerah dengan iklim yang kering.

2. Perdarahan pada hidung

Suatu keadaan pendarahan dari hidung yang keluar melalui lubang

hidung. Terdapat dua tipe yaitu:

Tipe anterior (bagian depan) : merupakan tipe yang biasa terjadi, dalam

kasus tertentu, darah dapat berasal dari sinus dan mata. Selain itu,

pendarah juga dapat masuk ke saluran pencernaan sehingga

menyebabkan muntah.

Tipe posterior (bagian belakang): penyebabnya dapat berupa sistemik

maupun lokal. Lokal biasanya akibat kecelakaan lalu lntas, olahraga

disertai patah tulang, mengorek hidung terlalu keras. Sistemik karena

mimisan karena penyakit lain seperti hipertensi, penyakit DBD, hemofili.

Penatalaksanaan: aliran darah akan berhenti setelah berhasil dibekukan

dalam proses pembekuan darah. Ketika pendarahan terjadi, posisi kepala

dimiringkan kedepan untuk mengalirkan darah dan mencegah darah masuk

ke saluran pencernaan. Kemudian jika terjadi tekanan, dapat dikompres untuk

mengecilkan pembuluh darah.

b. Anosmia

28

Page 29: Swamedikasi Klp 14

Gangguan pada hidung berupa kehilangan kemampuan untuk membau.

Penyakit ini dapat terjadi diantaranya karena cidera di kepala, keracunan

timbel, kebanyakan merokok, atau tumor otak bagian depan.

Penatalaksaan: untuk mengatasi penyakit harus diketahui dulu penyebabnya.

2.3 Etiologi

1. Sinusitis

Terjadinya sinusitis dapat merupakan perluasan infeksi dari hidung

(rinogen), gigi dan gusi (dentogen), faring, tonsil serta penyebaran hematogen

walaupun jarang. Sinusitis juga dapat terjadi akibat trauma langsung,

barotrauma, berenang atau menyelam.

Faktor predisposisi yang mempermudah terjadinya sinusitis adalah

kelainan anatomi hidung, hipertrofi konka, polip hidung, dan rinitis

alergi.Rinosinusitis ini sering bermula dari infeksi virus pada selesma, yang

kemudian karena keadaan tertentu berkembang menjadi infeksi bakterial

dengan penyebab bakteri patogen yang terdapat di saluran napas bagian atas.

Penyebab lain adalah infeksi jamur, infeksi gigi, dan yang lebih jarang lagi

fraktur dan tumor.

2.4 Swamedikasi

Pengobatan dengan sintetis

Gangguan sinus

29

Page 30: Swamedikasi Klp 14

Afrin®

Komposisi : oksimetazolin HCl 0,05% obat semprothidung; 0,05%

obat tetes hidung. Indikasi : Simptomatik dan kongesti

(kesembaban hidung dan nasofaring karena flu), sinusitits, hay

fever atau alergi saluran nafas bagian atas lainnya. Dosis: Obat

semprot hidung, : Dewasa anak> 6 th,2-3 semprotan pada tiap

lubang hidung disertai tarikan nafas 2xsehari, pagi dan sore hari.

Obat tetes: 2-3 tetes pada tiap lubang hidung, diberikan 2x sehari,

pagi dan sore hari. Produsen Scherin plough . Golongan obat :

bebas terbatas

Otrivin ®

Komposisi : Xilometazolin HCl 0,05% ; 0,1%. Indikasi :

Meringankan hidung tersumbat karena pilek, hay fever atau rinitis

alergik, sinusitis, membantu meringakan sekresi pada peradangan

paranasal sinus, mempermudah tindakan rinoskopi. Dosis : 3x

sehari 2-3 tetes larutan 0,1% atau semprotan mikrodoser. Anak 2

th keatas : 1-2x sehari 1-2 tetes. Produsen : Sandoz. Golongan

obat : Obat bebas terbatas

Temprafen®

Komposisi : Asetaminofen 120mg, difenhidramin HCl 12,5 mg,

pseudoefedrin HCl 15 mg tiap 5 mL sirup. Indikasi : Selesma,

gangguan saluran nafas bagian atas, sinusitis akut, dan kronik,

rinorea, drip paska nasal, bersin, penyumbatan sinus, berat

30

Page 31: Swamedikasi Klp 14

kepala. Dosis : 2-6 th :3-4x sehari 5 mL sirup; 6-12 th, sehari 3-4x

sehari 15 mL sirup. Produsen : Bristol- Myers Squibb. Golongan

obat: Obat bebas terbatas

Tuseran Forte®

Komposisi : Susp : Dekstrometorfan HBr 10 mg, guaifenesin

50mg, fenilpropanolamin HCl 12,5 mg, klorfeniramin maleat 1 mg,

Kap: Dekstrometorfan HBr 10 mg, guaifenesin 50mg,

fenilpropanolamin HCl 25 mg, klorfeniramin maleat 1 mg,

parasetamol 325 mg. Indikasi : Batuk dan pilek karena infeksi

saluran napas dan alergi pada masuk angin, rhinitis alergi,

influenza, TB, bronchitis asma, pertusis, campak, sinusitis,

faringitis. Dosis: Dewasa 1 kaps/hari atau 5-10 mL/hari. Anak 7-12

th 5 mL/hari. 2-6 th 2,5 mL/hari. Bayi 1,2-2,5 mL diberikan 3-4 x

/hari. Produsen : Mediafarma. Golongan obat : Obat bebas

terbatas.

- Pengobatan dengan herbal

Jeruk purut (Citrus × hystrix DC.)

31

Page 32: Swamedikasi Klp 14

Kandungan kimia : Kulit buah mengandung saponin, tannin 1%, steroid

triterpenoid, dan minyak asiri yang mengandung sitrat 2-2,5% v/b

Bahan : 1 buah jeruk purut matang yang berair banyak

Cara membuat : peras bahan, lalu seduh airnya dengan 60 ml air panas

Cara pemakaian : minum sekaligus selagi hangat untuk pengobatan

influenza

Daun gandola (Basella rubra Linn.)

Kandungan kimia : Dalam daun terdapat zat Glucan c, carotene, organic

acid, dan mucopolysacharida seperti L-arabinose, D-galactose, L-

rhamnose dan aldonic acid. Selain itu juga ada saponin, vit. A, B dan C.

Bahan : 15 gram daun gandola segar

Cara membuat : cuci bersih bahan, lalu rebus dengan 2 gelas air hingga

tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan tambahkan sedikit garam

sambil diaduk hingga larut.

Cara pemakaian : minum sekaligus (untuk pengobatan influenza).

Rimpang kencur dan kelapa

32

Page 33: Swamedikasi Klp 14

Kelapa(Cocos nucifera) rimpang kencur(Kaempferia galanga L.)

Kandungan kimia : Buah kelapa : Daging buah kelapa juga mengandung

asam amino dengan komposisi, diantaranya : isoleusin 2 ,5 g/16 g N,

leusin 4 ,9 g/16 gN, lisin 2 ,7 g/16 g N, metionin 1 ,5 g/16 g N, threosin 2 ,3

g/16 g N, tripthopan0 ,6 g/16 g N dan valin 3 ,8 g/16 g, vitamin C (10 ppm),

vitamin B(15 IU), dan vitamin E (2 ppm). Rimpang kencur : pati (4,14 %),

mineral (13,73 %), minyak-minyak atsiri (0,02 %), berupa sineol, asam

metil kanil dan penta dekaan, asam sinamat, etil ester, borneol,

kamphene, paraeumarin, asam anisat, alkaloid dan gom.

Bahan : ¼ butir buah kelapa dan 1 rimpang kencur sebesar ibu jari

Cara membuat : parut kedua bahan tersebut, lalu campurkan. Setelah itu,

tambahkan 1 gelas air matang lalu peras.

Cara pakai : minum 1 kali sehari

3. Telinga

Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks,

pendengaran dan keseimbangan anatominya juga sangat rumit . Indera pendengaran

berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.

Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan

kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada

kemampuan mendengar.

33

Page 34: Swamedikasi Klp 14

Anatomi Telinga Luar

(sumber: buku anatomi dan fisiologi manusia)

Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius

eksternus, dipisahkan dari telinga tengah oleh struktur seperti cakram yang dinamakan

membran timpani (gendang telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang

lebih setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama

oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus

membantu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis

auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi

temporal mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari

di meatus auditorius eksternus ketika membuka dan menutup mulut. Kanalis auditorius

eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. Sepertiga lateral mempunyai kerangka

kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas

tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrana

timpani. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang

mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri

telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga. Serumen

nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit.

Anatomi Telinga Tengah

34

Page 35: Swamedikasi Klp 14

(sumber: buku anatomi dan fisiologi manusia)

Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah

lateral dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua

Membrana timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas

lateral telinga, Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu

mutiara dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan

rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke

nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang

temporal.

Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus stapes.

Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang

membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval dan dinding medial

telinga tengah, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam. Bagian dataran

kaki menjejak pada jendela oval, di mana suara dihantar telinga tengah. Jendela bulat

memberikan jalan ke getaran suara. Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis,

dan dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk cincin.

anulus jendela bulat maupun jendela oval mudah mengalami robekan. Bila ini terjadi,

35

Page 36: Swamedikasi Klp 14

cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan

fistula perilimfe.

Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm,

menghubungkan telinga ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun

dapat terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau

menguap atau menelan. Tuba berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan

menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah dengan tekanan atmosfer.

Anatomi Telinga Dalam

(sumber:http://www.biologoterapan.com)

Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk

pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial

VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan bagian

dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun tulang

labirint. Ketiga kanalis semisi posterior, superior dan lateral terletak membentuk sudut

90 derajat satu sama lain dan mengandung organ yang berhubungan dengan

keseimbangan. Organ akhir reseptor ini distimulasi oleh perubahan kecepatan dan arah

gerakan seseorang.

Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua

setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran, dinamakan

36

Page 37: Swamedikasi Klp 14

organ Corti. Di dalam labirin, namun tidak sempurna mengisinya,Labirin membranosa

terendam dalam cairan yang dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung dengan

cairan serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis. Labirin membranosa

tersusun atas utrikulus, akulus, dan kanalis semisirkularis, duktus koklearis, dan

organan Corti. Labirin membranosa memegang cairan yang dinamakan endolimfe.

Terdapat keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan endolimfe dalam

telinga dalam, banyak kelainan telinga dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu.

Percepatan angular menyebabkan gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis

dan merangsang sel-sel rambut labirin membranosa. Akibatnya terjadi aktivitas elektris

yang berjalan sepanjang cabang vestibular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan

posisi kepala dan percepatan linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga

mengakibatkan aktivitas elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis

VIII. Di dalam kanalis auditorius internus, nervus koklearis yang muncul dari koklea,

bergabung dengan nervus vestibularis, yang muncul dari kanalis semisirkularis,

utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus kranialis VIII). Yang bergabung

dengan nervus ini di dalam kanalis auditorius internus adalah nervus fasialis (nervus

kranialis VII). Kanalis auditorius internus membawa nervus tersebut dan asupan darah

ke batang otak.

3.2 Patofisiologi Telinga

Telinga merupakan pendengar manusia. Getaran dan suara masuk ke telinga

melalui udara langsung ke cochlea. Getaran suara ditangkap daun telinga dan

diteruskan ke membran timpani. Didalam telinga terjadi aliran listrik karena adanya

perbedaan ion K dan Na sehingga otak pada saraf sensorik dapat menerima

pendengaran di lobus temporalis.

37

Page 38: Swamedikasi Klp 14

Pada telinga terdapat cairan serumen yang merupakan hasil dari produksi kelenjar

sebasea, kelenjar seruminosa yang terdapat di bagian kartilago liang telinga. Dalam

keadaan normal serumen terdapat disepertiga luar liang telinga dan keluar dengan

sendirinya akibat migrasi epitel kulit yang bergerak dari arah membran timpani.

Penyakit Pada Telinga

Impaksi Serumen

Secara normal serumen dapat tertimbun dalam eksternus dan dalam jumlah

dan warna yang bervaria. Meskipun biasanya tidak perlu dikeluarkan, kadang-

kadang dapat mengalami infeksi, menyebabkan rasa penuh dalam telinga atau

kehilangan perdengaran. Penumpukan serumen terutama bermakna populasi

geriatrik sebagai penyebab defisit pendengar. Usaha membersihkan kanalis

auditorius dengan bata korek api, jepit rambut, atau alat lain bisa berbahaya karena

trauma terhadap kulit dapat mengakibatkan infeksi atau kerusakan gendang telinga.

Penatalaksanaan.

Serumen dapat diambil dengan irigasi, pengisapan, atau instrumentasi. Kecuali

bila riwayat perforasi membran timpani atau terdapat inflamasi telinga luar (otitis

eksterna), irigasi merupakan prosedur yang dapat diterima untuk mengambil

serumen.

Teknik ini efektif bila serumen tidak terlalu melekat dalam kanalis auditorius

eksterni. Pengambilan serumen yang berhasil dengan irigasi hanya bisa dicapai bila

aliran air dapat mencapai belakang serumen yang menyumbat agar dapat

mendorongnya lateral dan ke luar dari kanalis. Meskipun irrigator pic air biasanya

aman, namun instrumen ini berhubungan dengan perforasi membrana timpani dan

bahkan cedera otologik yang lebih serius. Maka harus digunakan tekanan serendah

mungkin yang digunakan untuk mencegah trail mekanik.

38

Page 39: Swamedikasi Klp 14

Bila sebelumnya sudah terdapat perforasi membran timpani di belakang

impaksi serumen, air dapat memasuki ruang telinga tengah. Masuknya air dingin ke

dalam telinga tengah dapat mengakibatkan vertigo akut dengan cara menginduksi

arus konveksi termal dalam kanalis semi sirkularis. Memasukkan air ke dalam

rongga telinga tengah dapat juga meningkatkan resiko infeksi. Irigasi kanalis juga

terbukti mengakibatkan otitis eksterna (osteomielitis tulang temporal) pada manula

penderita diabetes. Bila harus melakukan irigasi aural pada penderita diabetes,

harus digunakan larutan steril. Bila irigasi tidak berhasil sempurna atau bila impaksi

serumen tidak sempurna, maka dapat dilakukan pengangkatan secara mekanis,

dengan pandangan langsung pada pasien yang kooperatif oleh tenaga profesional

yang terlatih.

Serumen juga dapat dilunakkan dengan meneteskan beberapa tetes gliserin

hangat, minyak mineral atau hidrogen peroksida perbandingan setengah selama 30

menit sebelum pengangkatan. Bahan seruminolitik, seperti peroksida dalam gliseril

(Debrox) atau Cerumenex juga tersedia. Namun, senyawa ini dapat menyebabkan

reaksi alergi dalam bentuk dermatitis. Pemakaian larutan ini dua sampai tiga kali

sehari selama beberapa hari biasanya sudah mencukupi untuk memudahkan

pengangkatan impaksi. Bila impaksi serumen tak dapat dilepaskan dengan cara ini,

dapat diangkat oleh petugas perawatan kesehatan dengan instrumen khusus seperti

kuret serumen dan pengisap aural yang menggunakan mikroskop binokuler untuk

pembesaran.

Otalgia dan Otitis media akut

Inervasi tersedia oleh auriculotemporal cabang dari nervus cranial ke 5 (CN V),

nervus cervical 1 dan 2, cabang Jacobson dari glossopharyngeal nerve, cabang

arnold dari vagus nerve, dan cabang Ramsey Hunt dari nervus facialis. Sensasi

39

Page 40: Swamedikasi Klp 14

otalgia dihantarkan oleh nervus cranial yang ke 5. Dan yang berkaitan dengan

cabang itu menuju telinga menghasilkan otalgia.

Otalgia adalah nyeri pada bagian telinga. Nyeri ini bisa dari bagian luar dan

dalam, kalau di luar bisa seperti lesi, tumor, keratosis bagian saluran telinga dan

sebagainya. Intrinsik, bisa tejadi karena otitis media, spasme otot pada bagian

dalam, dan masih banyak penyakit lain.Otalgia adalah rasa nyeri pada telinga.

Karena telinga dipersarafi oleh saraf yang kaya (nervus kranialis V, VII, IX, dan X

selain cabang saraf servikalis kedua dan ketiga) maka kulit di tempat ini menjadi

sangat sensitif.

Otalgia adalah gejala yang dapat timbul dari iritasi lokal karena banyak kondisi

dan dapat juga disebabkan oleh nyeri pindahan dari laring dan faring. Banyak

keluhan nyeri telinga sebenarnya akibat nyeri di dekat sendi temporomandibularis.

Penatalaksanaan: Penatalaksanaan Otitis Media Akut sangat bergantung pada

stadiumnya, pada stadium oklusi pengobatan bertujuan untuk melebarkan kembali

saluran eustachius, dengan pemberian obat tetes hidung berupa dekongestan,

selain itu sumber infeksi harus segera diobati. Pada stadium hiperemis dapat

diberikan antibiotik, anti peradangan, dan anti nyeri. Pemilihan antibiotik lebih

ditargetkan pada kuman-kuman yang sering menjadi penyebab. Pada stadium

supurasi disamping pemberian antibiotik dapat dilakukan miringotomi yakni tindakan

perobekan pada sebagian kecil membran timpani sehingga cairan yang kental dapat

keluar sedikit-sedikit dan tidak menimbulkan lubang yang besar, sehingga

membrane timpani tidak dapat menyembuh. Pada stadium perforasi dapat diberikan

obat cuci telinga, dan antibiotik yang adekuat.

Otitis Eksterna

40

Page 41: Swamedikasi Klp 14

Infeksi, utamanya bakteri atau jamur, merupakan masalah yang paling sering

pada telinga. Kebanyakan penyebab otitis eksterna (infeksi telinga luar) termasuk air

dalam kanalis auditorius eksternus (telinga perenang), trauma kulit kanalis

memungkinkan masuknya organisme ke jaringan dan kondisi sistemik seperti

defisiensi vitamin dan kelainan endokrin. Kanalis telinga normal steril pada

beberapa orang, sedang lainnya mengandung Staphylococcus albus dan atau

organisme lain seperti difteroid. Patogen otitis eksterna yang paling sering adalah

Staphylococcus aureus dan spesies Pseudomonas. Jamur yang paling sering dapat

terisolasi dari telinga normal maupun yang terinfeksi adalah Aspergillus. Otitis

eksterna sering disebabkan oleh dermatosis seperti psoriasis, ekzema, atau

dermatitis sebore. Bahkan reaksi alergi terhadap semprot rambut, cat rambut, dan

losion pengeriting rambut permanen dapat mengakibatkan dermatitis, yang akan

hilang bila bahan penyebabnya dihilangkan.

Penatalaksanaan: Pemberian terapi medikamentosa ini tergantung pada stadium

penyakitnya.

Stadium oklusi

Pada stadium ini pengobatan terutama bertujuan untuk membuka kembali tuba

Eustachius, sehingga tekanan negatif di telinga tengah hilang. Untuk ini diberikan

obat tetes hidung. HCl efedrin 0,5% dalam laruitan fisiologis (anak 12 tahun) atau

HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologik untuk yang berumur di atas 12 tahun dan

pada orang dewasa. Disamping itu sumber infeksi harus diobati. Antibiotika

diberikan apabila penyebab infeksi adalah kuman, bukan oleh virus atau alergi.

Stadium Presupurasi

Pada stadium ini antibiotika, obat tetes hidunng dan analgetika perlu diberikan.

Bilamembran timpani sudah terlihat hiperemis difus, sebaiknya dilakukan

41

Page 42: Swamedikasi Klp 14

miringotomi. Antibiotika yang dianjurkan adalah dari golongan penisilin atau

ampisilin. Pemberian antibiotika dianjurkan minimal selama 7 hari. Bila pasien alergi

terhadap penisilin, maka diberikan eritromisin. Pada anak ampisilin diberikan

dengan dosis 50 – 100 mg/BB/hari, dibagi dalam 4 dosis, atau eritromisin 40

mg/BB/hari.

Stadium Supurasi

Diamping diberikan antibiotika, idealnya harus disertai dengan miringotomi, bila

membran timpani masih utuh. Dengan miringotomi gejala – gejala klinis lebih cepat

hilang dan ruptur dapat dihindari. Pada stadium ini bila terjadi perforasi sering

terlihat adanya sekret berupa purulen dan kadang terlihat keluarnya sekret secara

berdenyut (pulsasi). Pengobatan yang diberikan adalah obat cuci telinga H2O2

selam 3 – 5 hari serta antibiotika yang adekuat. Biasanya sekret akan hilang dan

perforasi dapat menutup kembali dalam waktu 7 – 10 hari.

Stadium Resolusi

Pada stadium ini jika terjadi resolusi maka membran timpani berangsur normal

kembali, sekret tidak ada lagi dan perforasi membran timpani menutup. Tetapi bila

tidak terjadi resolusi akan tampak sekret mengalir di liang telinga luar melalui

perforasi membran timpani. Keadaan ini dapat disebabkan karena berlanjutnya

edema mukosa telinga tengah. Pada keadaan demikian antibiotika dapat dilanjutkan

sampai 3 minggu bila 3 minggu setelah pengobatan sekret masih tetap banyak,

kemungkina telah terjadi mastoiditis. Bila berlanjut dengan keluarnya sekret dari

telinga tengah lebih dari 3 minggu,maka keadaan ini disebut otitis media supuratif

subakut. Bila perforasi menetap dan sekret masih tetap keluar lebih dari satu

setengah bulan atau dua bulan maka keadaan ini disebut otitis media supuratif

kronik (OMSK).

42

Page 43: Swamedikasi Klp 14

Infeksi telinga

Penyakit infeksi telinga adalah infeksi pada telinga bagian tengah dan dalam

yang disebabkan serangan bakteri atau virus. Bagian yang terinfeksi adalah

ruangan di belakang gendang telinga tempat ketiga tulang pendengaran berada.

Infeksi telinga atau otitis media biasanya sangat menyakitkan, hal tersebut

dikarenakan adanya peradangan dan penumpukan cairan pada bagian telinga

tengah. Penyakit ini umumnya terjadi pada anak-anak. Infeksi telinga sendiri

sebenarnya banyak macamnya. Salah satunya adalah swimmer’s ear, infeksi telinga

bagian luar karena masuknya air.

Beberapa jenis bakteri yang menjadi penyebab infeksi telinga diantaranya

Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis,

Streptococcus pyogenes dan Staphylococcus aureus.

3.3 Etiologi

- Etiologi peradangan pada telinga tengah dapat di kelompokkan menjadi :

1. Peradangan pada telinga tengah yang disebabkan oleh adanya kelainan pada

nasofaring,yaitu :

a. waktu pilek mukosa nasofaring mengalami peradangan dan mikroorganisme

terdorong masuk melalui tuba eustachius waktu membuang ingus keras-keras.

b. adenoid meradang sehingga menyumbat muara tuba, akan menyebabkan

terjadinya absorbsi udara dalam telinga dan di gantikan oleh mukous. Pada

suatu saat mukous ini akan berubah menjadi mukopus.

c. mukopus dari proses peradangan akan mengalir ke rongga belakang hidung

dan menyebabkan peradangan tuba.

43

Page 44: Swamedikasi Klp 14

Walaupun infeksi saluran nafas atas disebabkan oleh virus, sebagian besar OMA

disebabkan oleh bakteri piogenik. Bakteri yang sering di temukan adalah

streptokokus pneumonia, hemophilus influenza, streptokokus hemolitikus.

Sejauh ini streptokokus pneumonia merupakan organisme penyebab tersering

pada semua kelompok umur, sedangkan hemophilus influenza adalah patogen

yang sering ditemukan pada anak di bawah usia 5 tahun, meskipun juga

merupakan patogen pada orang dewasa.

Adapun mikrorganisme penyebab OMA :

1. Sreptococcus pneumonia

2. Hemophilus influenza

3. Streptococcus grup A

4. Branhamella catarrhalis

5. Staphilococcus aureus

6. Staphilococcus epidermidis

7. Pada bayi : Chlamydia trachomatis, Escherchia coli, spesies Klebsiela.

- Etiologi etalgia

Beberapa bakteri tersering penyebab otitis media akut adalah bakteri-

bakteri saluran pernafasan bagian atas seperti streptokokus, stafilokokus dan

hemofilus influenza. Beberapa perubahan yang terjadi dalam proses terjadinya

Otitis media akut

1. Stadium penyumbatan tuba eustachius, tanda yang khas pada stadium ini

adalah penarikan membran timpani pada telinga ke arah dalam akibat

tekanan negatif yang ditimbulkan oleh sumbatan

2. Stadium Hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di membran

timbani atau seluruh membran timpani.

44

Page 45: Swamedikasi Klp 14

3. Stadium Supurasi, bengkak yang hebat pada selaput permukaan telinga

tengah dan hancurnya sel-sel di dalam telinga tengah menyebabkan cairan

yang kental tertimbun di telinga tengah

4. Stadium Perforasi, pecahnya membrane timpani, dan keluar cairan putih

5. Stadium Resolusi, perlahan-lahan membrane timpani akan menyembuh jika

robekan tidak terlalu lebar, tetapi jika robekan lebar, stadium perforasi dapat

menetap dan berubah menjadi Otitis Media Supuratif Kronik.

3.4 Swamedikasi

Pengobatan dengan bahan sintetik

Waxsol®

Komposisi : Tiap ml larutan : Na-dokusat 0,5% b/v dalam pelarut air, gliserin,

dan pengawet. Indikasi : serummenolitik. Peringatan : tidak boleh digunakan

lebih dari 2 hari. Produsen : Alpharma. Golongan obat : Golongan obat

bebas.

Vital®

Komposisi : Tiap 10 ml cairan: Timol 10mg, minyak permen 20 mg, minyak

kamfer 600 mg, parafin cair 10 ml. Indikasi : antiseptik rongga telinga. Dosis:

3x2 tetes sehari. Produsen : Medikon Prima. Golongan obat :golongan obat

bebas

Obat Kuping®

Komposisi : Tiap botol 7 ml: fenol kristal 2,439%, glycerolum 97,561%.

Indikasi : menyembuhkan infeksi pada telinga bagian tengah dan bagian luar

seperti : uka bisul, radang nanah, telinga berbau busuk dan rasa sakit yang

45

Page 46: Swamedikasi Klp 14

luar biasa. Dosis: 3-4 kali sehari 1-2 tetes pada telinga yang sakit. Produsen :

Degepharm. Golongan obat : Golongan obat bebas.

Pengobatan dengan herbal

1. Infeksi telinga

Ace Max®

Bahan : ekstrak kulit manggis dan daun sirsak di tambah dengan apel,

anggur, madu murni sebagai pewarna, pengawet dan pemanis alami.

Indikasi: Antioksidan di dalam kulit manggis berperan sebagai imunitas,

antibiotik (ampisilin dan minosin), antijamur, antivirus, antikanker,

antidiabetes, antiradang dan anti infeksi, sehingga kulit manggis layak

dijadikan sebagai bahan utama Obat Herbal Infeksi Telinga

Dosis: diminum 1 sendok makan tiap pagi dan malam

Penggunaan: kocok dahulu sebelum diminum, sisanya simpan di kulkas.

Minum 2-3 kali 30ml/hari. Dianjurkan minum air putih lebih banyak.

Produksi : PT. H2O internasional

Izin produksi: DEPKES RI P-IRT No. 113317401444-17

2. Radang telinga

Jelly Gamat Gold-G®

46

Page 47: Swamedikasi Klp 14

Komposisi : teripang atau dikenal juga dengan nama gamat emasyang

berasal dari spesies jenis golden stichopus variegatus.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan para ahli, terdapat 50 jenis

kandungan aktif biologi di dalam gamat emas, diantaranya Protein 86,8%,

Kolagen 80,0%, Mineral, Mukopolisakarida, Glucosaminoglycans (GAGs),

Antiseptik alamiah, Glucosamine dan Chondroitin, Saponin, Omega-3, 6,

dan 9, Asam Amino, Lektin, Vitamin dan Mineral, serta Gamapeptide.

Dosis : cukup 30 ml atau setara 6 sendok makan setiap pagi dan malam

setelah makan.

3. Sakit Telinga

Daun dewa, daun pegagan, sambiloto dan biji teratai

47

Page 48: Swamedikasi Klp 14

Daun dewa Daun pegagan

Daun sambiloto biji teratai

Kandungan kimia : Daun dewa: saponin, flavanoid, minyak atsiri. daun

Pegagan: betakaroten, vitamin B1, B2, B3, dan C. Daun Sambiloto:

Kandungan andrografin, androfolit (zat pahit), dan panikulin dalam

sambiloto merupakan antibiotika alami. Biji Teratai: Kaya akan pati, juga

mengandung raffinose, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, phosphor dan

besi. Kulit biji teratai mengandung nuciferine, oxoushinsunine, N-

norarmepavine.

Bahan : 15 gr daun dewa dan daun pegagan kering, 10 gr sambiloto da 15

butir biji teratai.

Cara pembuatan : cuci dan bersihkan semua bahan tersebut, rebus

dengan air 700 cc hingga tersisa 300 cc. Kemudian saring air rebusan

tersebut.

48

Page 49: Swamedikasi Klp 14

Cara penggunaan : minum 2 kali sehari, serta makan biji teratai (1 kali

minum 150 cc).

Buah manggis dan murbei

Buah manggis buah murbei

Kandungan kimia : Buah manggis: polifenol, termasuk xanthones dan

tanin yang menjamin astringent dapat menghambat perhatian serangga,

jamur, virus tanaman, bakteri dan pemangsa hewan, pada saat buah

belum matang. Buah murbei: vitamin A, karoten, asam folat, tanin.

Bahan : 3 buah manggis (ambil daging buahnya) dan 60 gr buah murbei

yang segar dan 30 gr buah murbei yang kering.

Cara pembuatan : cuci dan bersihkan semua bahan tersebut, kemudian di

blender (dibuat jus).

Cara penggunaan : diminum jus

BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

49

Page 50: Swamedikasi Klp 14

Terdapat berbagai macam penyakit yang terdapat pada mulut, hidung dan telinga.

Beberapa diantaranya dapat dilakukan swamedikasi dengan menggunakan obat

sintetis golongan obat bebas dan bebas terbatas, dapat pula dengan menggunakan

herbal. Beberapa penyakit pada mulut, hidung dan telinga diantaranya tidak

dibolehkan diswamedikasi seperti kanker mulut, tumor hidung, pendarahan pada

telinga dan penyakit infeksi yang berbahaya dan memerlukan konsultasi dokter ahli.

b. Saran

Jaga kesehatan mulut, hidung dan telinga. Lakukan swamedikasi untuk penyakit

ringan dan konsultasi ke dokter untuk penyakit yang tidak bisa diswamedikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonym.Tersedia pada http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/131087479.pdf) diakses pada tanggal 23 Maret 2014.

Khasiat Dan Kandungan Obat Jelly Gamat Gold-G. http://obatsakittelinga.com/.html. Diakses pada Senin, 17 Maret 2014.

50

Page 51: Swamedikasi Klp 14

Nursecerdas. 5 Februari 2009. Anatomi Fisiologi Telinga. http://nursecerdas.blogspot.com/2009/2/5/anatomi-fisiologi-telinga.html. Diakses pada Senin, 17 Maret 2014.

Obat Herbal Infeksi Telinga. http://acemaxsherbal15.blogspot.com/2013/09/obat-herbal-infeksi-telinga.html. Diakses pada Senin, 17 Maret 2014.

Putri, Yohana. Rabu 13 november 2013. Patofisiologi penyakit telinga. http://yohana-puthree.blogspot.com/2013/11/patofisiologi-penyakit-telinga.html. Diakses pada Senin, 17 Maret 2014.

Setiadi. 2007. Anantomi dan Fisiologi Pemula.Graha ilmu: Yogyakarta

Sloane, Ethel. 2003. Anantomi dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC: Jakarta

Sumber: http://kesehatan-96.blogspot.com/2013/03/macam-macam-penyakit-pada-mulut. diakses pada senin, 17 maret 2014

Sumber: http://joevania.blogspot.com/2013/06/apa-itu-rhinitis-radang-pada-mukosa.html

Sumber: http://radanggusi.com/cara-mengobati-radang-gusi/diakses pada senin, 17 maret 2014

Sumber: http://melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?id?id= macam-macam-penyakit-hidung. diakses pada senin, 17 maret 2014

Utami, prapti. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat.Redaksi Agro Media: Jakarta

Sulistiawati, I. D. A. Nuraini. 2011. Pemberian ekstrak daun lidah buaya (Aloe vera) konsentrasi 75% lebih menurunkan jumlah makrofag dari pada konsentarsi 50% & 25% pada radang mukosa mulut tikus putih jantan (tesis). Program Magister Ilmu Biomedik Pascasarjana Universitas Udaya: Denpasar.

Pertanyaan & Jawaban

1. Pada penyakit radang mulut terjadi iritasi, tapi penatalaksaannya menggunakan tablet

isap, apakah tidak memperparah radang? (Siti Hira Wahyuti)

Jawaban:

51

Page 52: Swamedikasi Klp 14

2. Apakah penyebab sariawan hanya candida, karena terdapat juga sariawan yang

disebabkan kekurangan vitamin C. Apakah pengobatan farmakologinya sama, apakah

yang karena candida bisa diswamedikasi ? (Muh. Subhan)

Jawaban :

Penyabab sariawan ada banyak bukan hanya candida, beberapa diantaranya

kekurangan vitamin C, B12, asam folat dan zat besi. Pengobatannya juga berbeda.

Untuk sariawan dengan kekurangan vitamin C dapat diobati dengan pemberian

vitamin C sedangkan jika sariawan karena candida maka tidak dapat hanya diobati

dengan vitamin C, melainkan harus dengan penggunaan antibiotik.

3. Apa penyebab lain dari sariawan, apakah benar sariawan bisa terjadi karena kelaian

hormon pada wanita sebelum haid, bagaimana pengobatannya ? (Irmayani)

Beberapa sariawan disebabkan karena kekurangan vitamin C, bisa juga karena

adanya candida. Dapat pula karena faktor-faktor yang diduga kuat menjadi pemicu

atau pencetusnya diantaranya adalah:

- Trauma pada jaringan lunak mulut (selain gigi), misal tergigit, atau ada gigi yang

posisinya di luar lengkung rahang yang normal sehingga menyebabkan jaringan

lunak selalu tergesek/tergigit pada saat makan/mengunyah

- Kekurangan nutrisi, terutama vitamin B12, asam folat dan zat besi.

- Stress

- Gangguan hormonal, seperti pada saat wanita akan memasuki masa menstruasi

di mana terjadi perubahan hormonal sehingga lebih rentan terhadap iritasi

- Gangguan autoimun / kekebalan tubuh, pada beberapa kasus penderita memiliki

respon imun yang abnormal terhadap jaringan mukosanya sendiri.

- Penggunaan gigi tiruan yang tidak pas atau ada bagian dari gigi tiruan yang

mengiritasi jaringan Lunak

52

Page 53: Swamedikasi Klp 14

- Pada beberapa orang, sariawan dapat disebabkan karena hipersensitivitas

terhadap rangsangan antigenik tertentu terutama makanan.

Sariawan dapat terjadi pada saat wanita akan memasuki masa menstruasi karena

pada wanita pramenstruasi kadar hormon didalam tubuh tidak seimbang,

4. Bagaimana ketika seseorang mengalami radang pada telinga dan secara tiba-tiba

keluar cairan dari telinga berwarna putih tapi tidak berbau, apakah bisa

diswamedikasi? (Fivi cahyanti)

Keadaan ini merupakan penyakit otitis media,Otitis media diawali dengan infeksi pada

saluran nafas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah

lewat saluran Eustachius. Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat

menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar

saluran, dan terjadi penyumbatan pada saluran dan sel-sel darah putih akan datang

untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan

mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga

tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan

lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah berkumpul di belakang gendang telinga.

Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena

gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ

pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas.

Keadaan ini tidak dapat diswamedikasi, harus melalui pemeriksaan dokter spesialis

telinga.

53