Top Banner
Analisa Pemangku Kepentingan VICO Indonesia dalam Pembentukkan Reputasi Perusahaan Studi Kualitatif Komunikasi Mengenai Analisa Pemangku Kepentingan VICO Indonesia Dalam Pembentukkan Reputasi Perusahaan pada rentang waktu 2010-2015 di Kec. Muara Badak, Kec. Marangkayu, Kec. Muara Jawa, Kec. Anggana, Kec. Samboja Kab. Kutai Kartanegara Susanto August Satria 15211030001 PGP-LSPR
14

Susanto Satria

Jan 29, 2016

Download

Documents

elearninglspr

Susanto Satria
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Susanto Satria

Analisa Pemangku Kepentingan

VICO Indonesia dalam Pembentukkan

Reputasi Perusahaan

Studi Kualitatif Komunikasi Mengenai Analisa Pemangku Kepentingan

VICO Indonesia Dalam Pembentukkan Reputasi Perusahaan pada

rentang waktu 2010-2015 di Kec. Muara Badak, Kec. Marangkayu,

Kec. Muara Jawa, Kec. Anggana, Kec. Samboja Kab. Kutai

Kartanegara

Susanto August Satria

15211030001 PGP-LSPR

Page 2: Susanto Satria

Alasan Judul Proposal Penelitian

VICO atau Virginia Indonesia Company, LLC adalah salah satu perusahaanKontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang ditunjuk SKK Migas untukmelakukan proses pengeboran minyak dan gas bumi di blok Sanga Sanga, Kalimantan Timur.

VICO telah beroperasi di Indonesia tepatnya di Kabupaten Kutai Kartanegara sejak 1968.

Dalam menjalankan kegiatan operasinya, VICO banyak bersinggungandengan beragam pemangku kepentingan (stakeholders).

Untuk menjangkau pemangku kepentingan, maka VICO melaksanakanprogram Community Development(comdev) atau pengembanganmasyarakat.

Pelaksanaan comdev merupakan investasi jangka panjang perusahaan yang berguna untuk meminimalisasi resiko sosial, serta berfungsi sebagai saranameningkatkan citra, reputasi dan nilai perusahaan di mata publik.

Page 3: Susanto Satria

Alasan Judul Proposal Penelitian Sebagai perusahaan multinasional yang sudah bergerak selama lebih dari 4

dekade, citra VICO di hadapan pemangku kepentingan menjadi salah satu faktor license to operate yang dipertimbangkan.

Berbagai penelitian dan tulisan dalam jurnal ilmiah mengindikasikan bahwafitur penting dalam pembentukan reputasi adalah manajemen hubunganpemangku kepentingan yang efektif.

Davies (2003:60) mengungkapkan manajemen reputasi haruslahberdasarkan perspektif pemangku kepentingan.

Page 4: Susanto Satria

Latar Belakang Untuk meraih komunitas ataupun pemangku kepentingan yang memiliki

bermacam-macam kepentingan, perusahaan melalui praktisi humas ataupetugas yang mempunyai peran mengimplementasikan program community development membentuk apa yang dinamakan dengan citradan reputasi.

Para Pemangku kepentingan dimana VICO beroperasi sedikit banyak mempengaruhi bagaimana VICO melakukan program comdev.

VICO sebagai perusahaan yang ingin mendapatkan license to operate dari masyarakat mengkontruksi citra di hadapan masyarakat sekitar wilayah operasinya.

Wilayah operasi VICO yang berada di wilayah Kab. Kutai Kartanegara meliputi 5 kecamatan yaitu Kec. Muara Badak, Kec. Marangkayu, Kec. Samboja, Kec. Muara Jawa, dan Kec. Anggana merupakan wilayah yang luas dan heterogen dimana mayoritas bersuku bugis.

Page 5: Susanto Satria

Latar Belakang

VICO sebagai perusahaan multinasional yang telah lebih dari 4 dekadeberoperasi di Kalimantan Timur tentunya mempunyai pemangku-pemangku kepentingan kunci yang turut mempengaruhi bagaimana suatuprogram dimodifikasi untuk kepentingan pengelolaan reputasi.

Pola-pola komunikasi dalam membangun citra dan reputasi dengan tujuanuntuk meminimalisasikan resiko sosial menjadi menarik untuk diteliti.

Page 6: Susanto Satria

Rumusan Masalah

Bagaimana VICO mengelola reputasinya menurut perspektif citra socialberdasar interest pemangku kepentingan perusahaan dalam rentang waktu2010-2015 di lima wilayah kecamatan, Kab. Kutai Kartanegara.

Bagaimana analisa pemangku kepentingan VICO dalam menentukanprogram pengelolaan reputasi perusahaan.

Page 7: Susanto Satria

Definisi Freeman, 1984 (definisi luas): Kelompok dan individu yang dapat

mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan dari sebuahorganisasi

Freeman dan Reed, 1983 (definisi sempit): Kelompok dan individu kepadasiapa sebuah organisasi bergantung untuk mempertahankankeberadaannya.

Dalton dan Croft (2003:9) menyatakan reputasi perusahaan adalahkeseluruhan penilaian pemangku kepentingan terhadap sebuahperusahaan berdasarkan persepsi dan interpretasi citra komunikasiperusahaan dan perilakunya sepanjang waktu.

Menurut pengertian diatas maka reputasi bergantung pada cara pandangsetiap pemangku kepentingan terhadap organisasi dalam jangka waktuyang lama. Sedangkan citra yang dimiliki organisasi tidaklah bersifat ajegatau abadi tetapi terus menerus berubah sepanjang waktu.

Dapat dikatakan bahwa membangun reputasi dibutuhkan jangka waktulama dan usaha yang terus menerus tetapi menghacurkan reputasi bisaterjadi dalam sekejap.

Page 8: Susanto Satria

Definisi

Gaines-Ross (2008:6) menyatakan reputasi bermakna bagaimana secarapositif atau negatif sebuah perusahaan atau lembaga dinilai olehpemangku kepentingan kunci-nya yaitu orang atau entitas di manaperusahaan menggantungkan sukses atau tidaknya.

Fombrun menggambarkan reputasi perusahaan sebagai gambaranpersepsi dari tindakan masa lalu dan prospek tindakan ke depan yang menggambarkan pendekatan perusahaan terhadap semua konstituenkunci-nya (da Camara, 2011:50).

Dalam konteks pengertian reputasi diatas dapat disimpulkan bahwapemangku kepentingan organisasi akan menjadi titik kunci darikeberhasilan manajemen reputasi.

Page 9: Susanto Satria

Teori Penelitian

Hubungan Citra dengan Reputasi (Gotsi dan Wilson, 2001:26)

Berdasarkan pada gambar konsep Gotsi dan Wilson di atas, reputasi merupakan hasildari tiga citra organisasi.1. Reputasi hasil dari citra perilaku organisasi.2. Reputasi yang didasarkan pada simbol3. Reputasi perusahaan merupakan hasil dari citra program komunikasi organisasi

terhadap publik.

Page 10: Susanto Satria

Teori Penelitian

(van Riel, 2007:46) Mengungkapkan bahwa dalam proses pembentukanreputasi, pemangku kepentingan bergantung pada tiga level informasi yaituinformasi primer, informasi sekunder, dan informasi tersier.

Informasi primer yang didasarkan pada pengalaman pribadi.

Informasi sekunder yang didasarkan pada pengalaman orang lain yang merasakan layanan atau produk organisasi.

Informasi yang bersifat tersier yaitu didasarkan pada informasi darimedia massa seperti berita maupun iklan. Kita seringkali menilaireputasi organisasi dengan panduan media massa.

Ketiga level informasi ini dapat dijadikan dasar dalam mengembangkanstrategi manajemen reputasi sesuai dengan interest informasi masing-masing pemangku kepentingan.

Page 11: Susanto Satria

Teori Penelitian

Manajemen Reputasi (Fombrun dalam Larkin, 2003:44)

Fombrun dalam Larkin (2003:44)menyatakan bahwa kekaguman,kepercayaan, dan perasaan sukaterhadap organisasi merupakanhasil dari lima aspek yaitu:1. Produk dan layanan2. Lingkungan kerja yang meliputi

kenyamanan kerja, kualitaskerja, dan pengelolalanmanajerial.

3. Erat kaitannya dengan citrasosial sehingga perusahaanharus memiliki programtanggungjawab sosialperusahaan.

4. Reputasi dihasilkan darikepemimpinan organisasi yangmeliputi visi kemimpinan,kepemimpinan yangmengagumkan, tata kelolaperusahaan yang baik.

5. Reputasi dihasilkan dari kinerjakeuangan.

Page 12: Susanto Satria

Teori Penelitian

Negotiation & Partnership

Stakeholder Involvement in Project Monitoring

Management Functions

Information

Disclosure

GOOD STAKEHOLDER ENGAGEMENT

Komponen Kunci Hubungandengan Pemangku Kepentingan

“Stakeholder Engagement: A Good Practice Handbook for Companies Doing Business in Emerging Market”

– IFC, Washington, 2007

Page 13: Susanto Satria

Teori Penelitian

Kekuatan bersifatmemaksa, misalnya

berupa daya beli ataukekerasan, dalam upaya

mewujudkankepentingannya dalam

sebuah relasi

Legitimasi struktur danperilaku yang menjadidasar validitas klaim, misalnya hukum adat, agama, kesepakatanmasyarakat, hukum

positif, dan ilmupengetahuan

Urgensi kondisi klaim yang terkait dengan apakah

mendesak untuk diperhatikan segera

ataukah bisa ditunda

Kedekatan: keadaan, kualitas dan fakta bahwa pemangku

kepentingan berada dekat atau jauh, dari sisi

ruang, waktu dan urutan

Mitchell, R., Agle, B. and Wood, D. 1997. Toward a Theory of Stakeholder Identification and Salience: Defining the Principle of Who and What Really Counts. Academy of Management Review, Vol. 22/4.

Empat Atribut Pemangku Kepentingan

Page 14: Susanto Satria

Daftar Pustaka da Camara, Nuno Zarco (2011). Identity Image and Reputation dalam Sabrine Helm et al

(editor)

Dalton, John dan Croft, Susan. (2003). Managing Corporate Reputation. Thorogood

Davies, Gary. (2003). Corporate Reputation and Competitiveness. Pscychology Press

Freeman, E. 1984. Strategic Management: A Stakeholder Approach. Pitman Publishing Inc. Mansfield, MA.

Freeman, E. and Reed, D. 1983. Stockholders and Stakeholders: A New Perspective on Corporate Governance. California Management Review, Vol 25/3.

Gaines-Ross, Leslie. (2008). Corporate Reputation. Wiley and Sons

Larkin, Judy.(2003). Strategic Reputation Risk Management. Palgrave Macmillan

Mitchell, R., Agle, B. and Wood, D. 1997. Toward a Theory of Stakeholder Identification and Salience: Defining the Principle of Who and What Really Counts. Academy of Management Review, Vol. 22/4.

[Majalah Bisnis dan CSR]. 2007. Regulasi Setengah Hati. Jakarta: Majalah Bisnis dan CSR.

Newsom, Doug et al (2013). This is PR: The Realities of Public Relations Cengage Learning

O'Connor, Anna (2004) Reputation Management dalam Robert L.Heath (editor)

Encylopedia Public Relations. Sage

van Riel, Cees B.M (2007). Essentials Of Corporate Communication. Routledge