Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan pelayanan transportasi saat ini semakin meningkat. Institusi pemerintah sebagai pelayan masyarakat perlu menemukan dan memahami cara yang profesional untuk memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat. Pelayanan kepada masyarakat atau pelayanan publik merupakan bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Pelayanan dapat berupa dalam bentuk barang dan jasa baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan perundang – undangan. Pemerintah memiliki peran, fungsi pelayanan dan pengaturan warga negara. Pelaksanaan aktivitas pelayanan, pembangunan, koordinasi dan birokratis sering sekali mengakibatkan pemberian pelayanan memakan waktu yang lama dan biaya yang tinggi. Transportasi didefinisikan sebagai kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di dalamnya terdapat unsur pergerakan (movement). Transportasi memegang peranan penting dalam pembangunan dan pengembangan 1
45

Survei Trans Metro Pekanbaru

Jul 11, 2016

Download

Documents

Eri El Niño

teknik sipil
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Survei Trans Metro Pekanbaru

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan masyarakat akan pelayanan transportasi saat ini semakin

meningkat. Institusi pemerintah sebagai pelayan masyarakat perlu menemukan dan

memahami cara yang profesional untuk memenuhi kebutuhan transportasi

masyarakat. Pelayanan kepada masyarakat atau pelayanan publik merupakan

bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di

pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Pelayanan dapat berupa dalam bentuk

barang dan jasa baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat

maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan perundang – undangan. Pemerintah

memiliki peran, fungsi pelayanan dan pengaturan warga negara. Pelaksanaan

aktivitas pelayanan, pembangunan, koordinasi dan birokratis sering sekali

mengakibatkan pemberian pelayanan memakan waktu yang lama dan biaya yang

tinggi.

Transportasi didefinisikan sebagai kegiatan pemindahan penumpang dan

barang dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di dalamnya terdapat unsur

pergerakan (movement). Transportasi memegang peranan penting dalam

pembangunan dan pengembangan infrastruktur kawasan perkotaan. Suatu interaksi

yang baik dan ideal antara komponen – komponen transportasi (penumpang,

barang, sarana dan prasarana) membentuk suatu sistem transportasi yang

komprehensif, efisien dan efektif sehingga diharapkan mampu mengoptimalkan

fungsi transportasi dalam suatu kawasan perkotaan. Pentingnya peranan

transportasi tersebut tentunya diimbangi dengan keterlibatan / partisipasi aktif dari

pihak – pihak yang terkait di dalamnya.

Dalam ruang lingkup transportasi, setidaknya terdapat tiga pihak yang harus

terlibat aktif dalam hubungan yang kooperatif dan berkesinambungan. Pihak yang

pertama yaitu pemakai (user), dimana kita (masyarakat) sebagai pengguna dan

pemakai harus memberikan kontribusi yang maksimal terhadap ketersediaan

sarana transportasi. Pihak kedua, yaitu pemilik dan pengelola (operator), dalam

1

Page 2: Survei Trans Metro Pekanbaru

perannya diharapkan mampu memberikan pelayanan (service) dan pengadaan

sarana transportasi secara optimal. Pihak terakhir adalah regulator, dimana dalam

hal ini pemerintah sebagai pengatur sistem transportasi, berperan memberi dan

mengeluarkan kebijakan bagi pihak user dan operator dalam sistem transportasi

tersebut. Mengingat pentingnya peranan masing – masing pihak tersebut,

hubungan yang kondusif dan berkesinambungan harus tercipta di dalamnya.

Perkembangan transportasi sekarang membawa dampak kehidupan yang

lebih baik. Tenaga manusia berpindah menjadi tenaga mesain sehingga

mempermudah masyarakat untuk melakukan aktifitas walaupun tempat tersebut

jauh. Namun kemacetan semakin banyak terjadi di jalan karena jumlah kendaraan

pribadi tidak sebanding dengan peningkatan kapasitas jalan, oleh karena itu

keberadaan angkutan umum bagi masyarakat sangat dibutuhkan.

1.2 Tujuan Dan Manfaat

Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui pelayanan bus Trans Metro

Pekanbaru kepada masyarakat. Perlu diketahui bagaimana tingkat kepuasan

masyarakat terhadap pelayanan bus Trans Metro Pekanbaru sehingga dapat

dilakukan evaluasi-evaluasi dalam system transportasi di kota Pekanbaru.

Dengan dilakukannya pengamatan ini diharapkan akan diketahui tingkat

kepuasan masyarakat terhadap pelayanan bus Trans Metro Pekanbaru dan

kekurangan-kekurangan dalam pelayanannya. Dengan mengetahui kekurangan-

kekurangan ini maka akan dapat dilakukan evaluasi sehingga semakin lama system

transportasi massal di kota Pekanbaru akan semakin membaik dan membawa

kemajuan dalam kehidupan masyarakat kota Pekanbaru.

1.3 Rumusan Masalah

Angkutan umum masal diperlukan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di

suatu kota. Agar dapat menarik minat masyarakat untuk menaiki angkutan umum

maka angkutan umum tersebut harus memberikan pelayanan yang baik, dari segi

kenyamanan dan keamanan.

Di Pekanbaru, ada berbagai macam angkutan umum massal, yaitu bus kota,

angkot, dan bus Trans Metro Pekanbaru. Bus Trans Metro Pekanbaru merupakan

2

Page 3: Survei Trans Metro Pekanbaru

angkutan umum massal yang dikelola oleh Badan Usaha Milih Daerah (BUMD).

Sebagai angkutan umum yang dikelola oleh pemerintah maka Trans Metro

Pekanbaru harusnya memiliki pelayanan yang baik terhadap penumpang. Oleh

karena itu, dilakukan pengamatan di lapangan terhadap bus Trans Metro Pekanbaru

untuk mengetahui apakah pelayanan yang diberikan sudah baik.

3

Page 4: Survei Trans Metro Pekanbaru

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Transportasi

Transportasi dapat diartikan sebagai usaha untuk memindahkan,

menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari satu tempat ke

tempat lain, dimana di tempat lain objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat

berguna untuk tujuan-tujuan tertentu. (Fidel Miro, 2005) Dalam pengertian lain

transportasi diartikan sebagai usaha pemindahan atau pergerakan dari suatu lokasi

ke lokasi yang lainnya dengan menggunakan suatu alat tertentu. Dengan demikian

maka transportasi memiliki dimensi seperti lokasi (asal dan tujuan), alat

(teknologi) dan keperluan tertentu (Miro,1997).

Sedangkan menurut Nasution (1996), transportasi dapat diartikan sebagai

pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Sehingga

dengan kegiatan tersebut maka terdapat tiga hal yaitu adanya muatan yang

diangkut, tersedianya kendaraan sebagai alat angkut, dan terdapatnya jalan yang

dapat dilalui. Proses pemindahan berlangsung dari tempat asal kegiatan

pengangkutan dimulai hingga ke tempat tujuan kegiatan diakhiri. Untuk itu dengan

adanya pemindahan barang dan manusia tersebut, maka transportasi merupakan

salah satu sektor yang dapat menunjang kegiatan ekonomi (the promoting sector)

dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan ekonomi.

2.2 Sistem Transportasi

Sistem transportasi selalu berhubungan dengan lokasi, alat, dan keperluan

tertentu. Jika salah satu dari ketiga dimensi tersebut tidak ada maka bukanlah

termasuk transportasi. Sementara itu sistem transportasi terdiri dari beberapa

sistem mikro yaitu (Tamin, 1997) :

1. Sistem kegiatan

2. Sistem jaringan prasarana transportasi

3. Sistem pergerakan lalu lintas

4. Sistem kelembagaan

4

Page 5: Survei Trans Metro Pekanbaru

Keempat sistem tersebut saling berinteraksi membentuk sistem transportasi

secara makro. Interaksi antar sistem kegiatan dan sistem jaringan akan

menimbulkan pergerakan manusia/barang dalam bentuk pergerakan kendaraan.

Perubahan pada sistem kegiatan akan membawa pengaruh pada sistem jaringan

melalui suatu perubahan pada tingkat pelayanan pada sistem pergerakan. Begitu

pula dengan perubahan pada sistem jaringan akan mengakibatkan sistem kegiatan

melalui peningkatan mobilitas dan aksesibillitas dari sistem pergerakan tersebut.

Transportasi mempunyai jangkauan pelayanan, yang diartikan sebagai batas

geografis pelayanan yang diberikan oleh transportasi kepada pengguna transportasi

tersebut. Jangkauan pelayanan ini didasarkan pada lokasi asal dan tujuan.

Sistem kelembagaan yang berkaitan dengan sistem transportasi meliputi

aspek legal (kesesuaian UU, Peraturan Pemerintah, RT dan RW, maupun kebijakan

insentif dan disinsetif dalam penyelenggaraan transportasi), aspek organisasi

(kesiapan organisasi pemerintah, masyarakat, maupun swasta dalam

penyelenggaraan transportasi termasuk kejelasan pembagian tugas dan koordinasi

antarorganisasi), aspek sumberdaya manusia (merupakan kesiapan sumberdaya

manusia yang terdiri dari operator, user, non-user, regulator, dan sebagainya dalam

penyelenggaraan transportasi), serta aspek keuangan.

Sistem transportasi merupakan suatu satuan dari elemen-elemen yang saling

mendukung dalam pengadaan transportasi. Elemen-elemen transportasi tersebut

adalah (Morlok,1991) :

• Manusia dan barang (yang diangkut)

• Kendaraan dan peti kemas (alat angkut)

• Jalan (tempat alat angkut bergerak)

• Terminal

• Sistem pengoperasian

Sedangkan Khisty and Lall, 2003 menyatakan bahwa empat elemen utama

transportasi adalah :

1. Sarana perhubungan (link)jalan raya atau jalur yang menghubungkan dua

titik atau lebih. Pipa, jalur darat, jalur laut, dan jalur penerbangan juga dapat

dikategorikan sebagai sarana perhubungan.

5

Page 6: Survei Trans Metro Pekanbaru

2. Kendaraan : alat yang memindahkan manusia dan barang dari satu titik ke

titik lainnya di sepanjang sarana perhubungan. Contohnya mobil, bis, kapal,

dan pesawat terbang.

3. Terminal : titik-titik dimana perjalanan orang dan barang dimulai atau

berakhir. Contoh: garasi mobil, lapangan parkir, gudang bongkar muat, dan

bandar udara.

4. Manajemen dan tenaga kerja : orang-orang yang membuat, mengoperasikan,

mengatur dan memelihara sarana perhubungan, kendaraan dan terminal.

Keempat elemen di atas berinteraksi dengan manusia, sebagai pengguna

maupun nonpengguna sistem, dan berinteraksi pula dengan lingkungan.

Menurut Soesilo (1997) transportasi memiliki manfaat yang sangat besar

dalam mengatasi permasalahan suatu kota atau daerah. Beberapa manfaat yang

dapat disampaikan adalah:

1. Penghematan biaya operasi

Penghematan ini akan sangat dirasakan bagi perusahaan yang menggunakan

alat pengangkutan, seperti bus dan truk. Penghematan timbul karena bertambah

baiknya keadaan sarana angkutan dan besarnya berbeda-beda sesuai dengan jenis

kendaraanya dan kondisi sarananya. Dalam hal angkutan jalan raya, penghematan

tersebut dihitung untuk tiap jenis kendaraan per km, maupun untuk jenis jalan

tertentu serta dengan tingkat kecepatan tertentu.

Biaya-biaya yang dapat diperhitungkan untuk operasi kendaraan adalah

sebagai berikut:

1) Penggunaan bahan bakar, yang dipengaruhi oleh jenis kendaraan, kecepatan,

naik-turunya jalan, tikungan dan jenis permukaan jalan.

2) Penggunaan pelumas

3) Penggunaan ban

4) Pemeliharaan suku cadang

5) Penyusutan dan bunga

6) Waktu supir dan waktu penumpang.

2. Penghematan waktu

Manfaat lainnya yang menjadi penting dengan adanya proyek transportasi

adalah penghematan waktu bagi penumpang dan barang. Bagi penumpang,

6

Page 7: Survei Trans Metro Pekanbaru

penghematan waktu dapat dikaitkan dengan banyaknya pekerjaan lain yang dapat

dilakukan oleh penumpang tersebut. Untuk menghitungnya dapat dihitung dengan

jumlah penumpang yang berpergian untuk satu usaha jasa saja; dan dapat pula

dihitung dengan tambahan waktu senggang atau produksi yang timbul apabila

semua penumpang dapat mencapai tempat tujuan dengan lebih cepat. Adapun

manfaat dari penghematan waktu tersebut dapat dihitung dengan mengalikan

perbedaan waktu tempuh dengan rata-rata pendapatan per jam dari jumlah pekerja

yang menggunakan fasilitas tersebut. Manfaat penghematan waktu untuk barang

terutama dilihat pada barang-barang yang cepat turun nilainya jika tidak segera

sampai di pasar, seperti sayur-sayuran, buah-buahan dan ikan. Manfaat lain akibat

adanya penghematan waktu tempuh adalah biaya modal (modal atas modal kerja)

sehubungan dengan pengadaan persediaan.

3. Pengurangan kecelakaan

Untuk proyek-proyek tertentu, pengurangan kecelakaan merupakan suatu

manfaat yang nyata dari keberadaan transportasi. Seperti perbaikan-perbaikan

sarana transportasi pelayaran, jalan kereta api dan sebagainya telah dapat

mengurangi kecelakaan. Namun di Indonesia, masalah ini masih banyak belum

mendapat perhatian, sehingga sulit memperkirakan besarnya manfaat karena

pengurangan biaya kecelakaan. Jika kecelakaan meningkat dengan adanya

peningkatan sarana dan pra sarana transportasi, hal ini menjadi tambahan biaya

atau bernilai manfaat negatif.

4. Manfaat akibat perkembangan ekonomi

Pada umumnya kegiatan transportasi akan memberikan dampak terhadap

kegiatan ekonomi suatu daerah. Besarnya manfaat ini sangat bergantung pada

elastisitas produksi terhadap biaya angkutan. Tambahan output dari kegiatan

produksi tersebut dengan adanya jalan dikurangi dengan nilai sarana produksi

merupakan benefit dari proyek tersebut.

5. Manfaat tidak langsung

Merupakan manfaat yang didapat karena terhubungnya suatu daerah dengan

daerah lain melalui jalur transportasi. Selain manfaat karena terintegrasinya dua

daerah tersebut, maka akan terjadi pemerataan pendapatan dan prestise, sehingga

manfaat ini sangat sulit untuk diperhitungkan secara kuantitatif.

7

Page 8: Survei Trans Metro Pekanbaru

2.3 Angkutan Umum

Angkutan umum perkotaan merupakan bagian dari sistem transportasi

perkotaan yang memegang peranan sangat penting dalam mendukung mobilitas

masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

yang strategis dan diharapkan mampu mengakomodir seluruh kegiatan masyarakat.

Angkutan umum merupakan suatu bentuk transportasi kota yang sangat

esensial dan komplementer terhadap angkutan pribadi, tetapi pada kenyataannya

hal ini tidak dapat sepenuhnya diupayakan oleh masyarakat kota. Masyarakat

belum berpindah moda transportasi dari kendaraan pribadi dan angkutan umum.

Akibatnya pengguna kendaraan pribadi cenderung lebih dominan dari pada

kendaraan angkutan umum.

2.3.1 Pelayanan Angkutan Umum Kota

Aspek kualitas pelayanan dalam pelayanan publik merupakan aspek yang

terpenting dalam pemilihan jasa oleh pelanggan yang harus disediakan oleh

penyedia jasa didalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Penciptaan

kualitas pelayanan yang lebih baik merupakan kekuatan awal yang dapat

ditampilkan oleh institusi pemerintah kepada masyarakat penerima layanan. Kualitas

pelayanan yang diberikan oleh institusi pemerintah, khususnya penyedia jasa

transportasi dilakukan melalui berbagai pendekatan – pendekatan dan tindakan yang

berbeda – beda. Pelayanan yang diberikan akan berkualitas apabila dapat

meningkatkan loyalitas pelanggan, khususnya masyarakat sebagai pengguna layanan.

Selama ini kota-kota di Indonesia telah dilayani oleh berbagai jenis moda

angkutan umum jalan raya, baik dalam kota maupun antar kota. Sistem angkutan

umum dalam kota terdiri dari bus kota, taxi, becak, angkot. Adapun kecenderungan

penduduk untuk menggunakan kendaraan pribadi sedikit banyak menberikan aspek

negatif pada sistem angkutan umum. Karena adanya pandangan bahwa angkutan

kota memiliki beberapa kelemahan antara lain:

Tidak adanya jadwal yang tetap

Pola rute yang memaksa terjadinya transfer

Kelebihan penumpang pada jam sibuk

Cara mengemudi kendaraan yang sembarangan dan membahayakan

keselamatan

8

Page 9: Survei Trans Metro Pekanbaru

Kondisi internal dan eksternal yang buruk

Beberapa faktor-faktor penyebab kelemahan sistem pengelolaan transportasi

perkotaan di beberapa kota di Indonesia sebagai berikut:

a. Belum terbentuknya Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Tingkat II pada setiap

kota di Indonesia

b. Lemahnya mekanisme hubungan kerja atau koordinasi antar instansi yang

terkait dalam masalah transportasi perkotaan

c. Tidak jelasnya wewenang dan tanggung jawab setiap instansi dalam

penanganan masalah transportasi perkotaan

d. Kurangnya sumber daya manusia, baik dari sisi kualitas mapun dari sisi

kuantitas

e. Kurang lengkapnya peraturan pelaksanaan yang ada dan tidak tersedianya

arahan mengenai bagaimana sebaiknya sistem pengelolaan transportasi

perkotaan dilakukan dengan melihat tingkat kompleksitas permasalahan

transportasi perkotaan yang ada, tipologi kota, dan lain-lain.

2.3.2 Dimensi Kualitas Jasa

Parasuraman, Zeithamal dan Berry (1985) melakukan penelitian khusus

terhadap beberapa jenis industri jasa. Sebelum mengelompokkan ke dalam lima

dimensi, ketiga peneliti ini berhasil mengidentifikasi sepuluh faktor yang dinilai

konsumen dan merupakan faktor utama yang menentukan kualitas jasa, yaitu :

accsess, communication, competence, courtesy, credibility, reliability,

responsiveness, security, understanding, dan tangible.

Selanjutnya Parasuraman (1988) melakukan kembali penelitian pada

kelompok fokus (focus group), baik pengguna maupun penyedia jasa. Akhirnya

ditemukan hasil, bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara

communication, competence, courtesy, credibility, dan security yang kemudian

dikelompokan menjadi satu dimensi yaitu assurance. Demikian pula halnya

mereka menemukan hubungan yang sangat kuat diantara accsess dan

understanding yang kemudian digabung menjadi dimensi emphaty. Akhirnya

Parasuraman (1988) mengemukakan lima dimensi kualitas jasa. Kelima dimensi

tersebut adalah (Jasfar 2002 : 68) :

1. Reliability ( kehandalan)

9

Page 10: Survei Trans Metro Pekanbaru

Yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan

tepat (accurately) dan kemampuan untuk dipercaya (dependably), terutama

memberikan jasa secara tepat waktu (ontime), dengan cara yang sama sesuai

dengan jadual yang telah dijanjikan dan tanpa melakukan kesalahan setiap kali.

Adapun atribut-atribut yang berada dalam dimensi ini antara lain adalah

(Parasuraman, 2005) :

a. Memberikan pelayanan sesuai janji

b. Pertanggung jawaban tentang penanganan konsumen akan masalah

pelayanan

c. Memberi pelayanan yang baik saat kesan pertama kepada konsumen

d. Memberikan pelayanan tepat waktu

e. Memberikan informasi kepada konsumen tentang kapan pelayanan yang

dijanjikan akan direlisasikan

2. Responsiveness (daya tanggap)

Yaitu kemauan atau keinginan para karyawan untuk membantu dan

memberikan jasa yang dibutuhkan konsumen. Membiarkan konsumen menunggu,

terutama tanpa alasan yang jelas, akan menimbulkan kesan negatif yang tidak

seharusnya terjadi. Kecuali jika kesalahan ini ditanggapi dengan cepat, maka bisa

menjadi suatu yang berkesan dan menjadi pengalaman yang menyenangkan.

Atribut-atribut yang ada dalam dimensi ini adalah (Parasuraman, 2005) :

a. Memberikan pelayanan yang cepat

b. Kerelaan untuk membantu / menolong konsumen

c. Siap dan tanggap untuk menangani respon permintaan dari para konsumen

3. Assurance (jaminan)

Meliputi pengetahuan, kemampuan, keramahan, sopan, dan sifat dapat

dipercaya dari kontak personel untuk menghilangkan sifat keragu-raguan

konsumen dan merasa terbebas dari bahaya dan resiko. Atribut-atribut yang ada

dalam dimensi ini adalah (Parasuraman, 2005) :

a. Karyawan yang memberi jaminan berupa kepercayaan diri kepada

konsumen

b. Membuat konsumen merasa aman saat menggunakan jasa pelayanan

perusahaan

10

Page 11: Survei Trans Metro Pekanbaru

c. Karyawan yang sopan

d. Karyawan yang memiliki pengetahuan yang luas sehingga dapat menjawab

pertanyaan dari konsumen

4. Emphaty (empati)

Meliputi sikap kontak personel maupun perusahan untuk memahami

kebutuhan maupun kesulitan konsumen, komunikasi yang baik, perhatian pribadi,

kemudahan dalam melakukan komunikasi atau hubungan. Atribut-atribut yang ada

dalam dimensi ini adalah (Parasuraman, 2005):

a. Memberikan perhatian individu kepada konsumen

b. Karyawan yang mengerti keinginan dari para konsumennya

5. Tangibles (produk-produk fisik)

Tersedianya fasilitas fisik, perlengkapan, dan sarana komunikasi serta yang

lainnya yang dapat dan harus ada dalam proses jasa.

Atribut-atribut yang ada dalam dimensi ini adalah (Parasuraman, 2005) :

a. Peralatan yang modern

b. Fasilitas yang menarik

2.3.3 Kualitas Pelayanan

Adapun kriteria kualitas pelayanan angkutan umum diwilayah perkotaan dalam

trayek tetap dan teratur menurut Mudita (2000), sesuai dengan Keputusan Direktur

Jendral Perhubungan Darat no. 274/HK.105/DRJD/1996, yaitu :

Waktu tunggu di pemberhentian bus rata-rata 5-10 menit dan maksimum 10-20

menit guna menjamin kepastian pelayanan.

Jarak untuk mencapai tempat pemberhentian bus di pusat kota 300-500 meter,

sedangkan untuk dipinggiran kota 500-1.000 meter.

Lama perjalanan ke dan dari tempat tujuan tidak lebih dari 2 dan 3 jam.

Kondisi pengoperasian angkutan umum yang ideal dapat ditinjau dari

kinerja pelayanan yaitu frekuensi, load factor, headway dan waktu perjalanan.

Frekuensi adalah banyaknya kendaraan pada setiap rute yang masuk atau keluar

terminal atau melewati ruas jalan yang dihitung untuk tiap satuan waktu. Frekuensi

angkutan mempengaruhi waktu tunggu penumpang. Semakin tinggi frekuensi

maka semakin baik pelayanan angkutan tersebut. Frekuensi yang ideal adalah 12

kend./jam pada peak hour dan 6 kend./jam pada off peak hour. Semakin besar

11

Page 12: Survei Trans Metro Pekanbaru

frekuensi, semakin banyak kesempatan penumpang untuk memperoleh kendaraan

sehingga dapat memperkecil waktu tunggu.

Load Factor (Faktor Muat) adalah perbandingan antara jumlah penumpang

yang ada dalam kendaraan dengan kapasitas kendaraan tersebut, dinyatakan dalam

%. Load Factor terdiri dari Load Factor Statis dan Load Factor Dinamis. Load

Factor Statis merupakan hasil survei statis pada 1 titik pengamatan (misalnya di

pintu keluar terminal), diperoleh dari perbandingan jumlah penumpang di dalam

kendaraan dengan kapasitas kendaraan pada saat melewati 1 titik pengamatan.

Load Factor Dinamis merupakan hasil survei dinamis di dalam kendaraan,

diperoleh dari perbandingan jumlah penumpang yang naik dan turun kendaraan

pada tiap segmen ruas jalan dengan kapasitas kendaraan pada rute yang dilewati.

Load Factor yang ideal adalah 70%. Kondisi ini memungkinkan penumpang

duduk dengan nyaman didalam kendaraan dan tidak berdesak-desakan.

Waktu Perjalanan adalah waktu yang dibutuhkan kendaraan untuk

menempuh panjang rute pada trayeknya atau waktu yang dibutuhkan kendaraan

untuk menempuh rute dari terminal asal sampai terminal tujuan. Standar yang ideal

untuk waktu perjalanan adalah 60–90 menit. Kondisi ini memungkinkan

penumpang sampai di lokasi tujuan dengan fisik yang baik dan tidak cepat lelah

dalam melakukan perjalanan (Abubakar, 1996)

Tabel 2.1 Standar Kinerja Pelayanan Angkutan Umum

12

Page 13: Survei Trans Metro Pekanbaru

Status pelayanan dapat memberikan dampak positif dan dampak negatif,

sehingga pengguna akan mengalami pengalaman positif dan negatif. Pada

umumnya pengguna mengekspresikan pengalaman negatifnya sebagi sebuah

pengaduan. Pengaduan tersebut seharusnya tidak hanya dilihat sebagai refleksi

negatif dari status pelayanan, melainkan sebagai sebuah indikator untuk

meningkatkan pelayanan dari angkutan umum tersebut. Terdapat beberapa atribut

pelayanan transportasi :

1. Waktu

a. Total waktu perjalanan d. Frekuensi layanan

b. Ketepatan waktu e. Jadwal perjalanan

c. Waktu tunggu

2. Biaya

a. Biaya transportasi langsung seperti harga tiket, tol, bensin dan parkir.

b. Ongkos operasi langsung lainnya seperti ongkos muat (loading) dan

dokumentasi.

c. Biaya tak langsung seperti biaya perolehan, perawatan dan asuransi

kendaraan.

3. Keamanan

a. Resiko kecelakaan fatal atau kerusakan barang pada cargo

b. Resiko kecelakaan ringan

c. Resiko penyebaran tipe kecelakaan (goncangan getaran, kerusakan terkena

air, dll)

d. Rasa (persepsi) aman

4. Kesenangan dan Kenyamanan

a. Jarak berjalan untuk memperoleh fasilitas

b. Jumlah kendaraan yang tersedia untuk antisipasi perubahan yang terjadi

c. Kenyamanan secara fisik (suhu, kelembaban, kebersihan, mutu kendaraan,

kesesuaian dengan cuaca)

d. Kenyamanan secara psikologis (status, privacy)

13

Page 14: Survei Trans Metro Pekanbaru

e. Keramahtamahan (penanganan bagasi, penjualan tiket, layanan makanan

dan minuman)

f. Kenikmatan perjalanan

g. Pengalaman estetika

2.4 Komponen Biaya Transportasi

Komponen biaya transportasi dibedakan atas biaya tetap (fixed cost = FC)

dan biaya tidak tetap (variable cost =VC) . Biaya tetap adalah biaya yang besarnya

satuan tidak berubah dengan adanya perubahan hasil keluaran suatu operasi.

Sedangkan Biaya tidak tetap adalah biaya yang besarnya berubah- ubah sesuai

dengan perubahan hasil keluaran. Sehingga biaya total (Total cost =TC) adalah :

TCx = FC + VCx

Biaya rata –rata ( Biaya total rata – rata ) adalah sebagai berikut :

Dimana :

TCx = Total cost (Biaya total)

FC = Fixed cost (Biaya tetap)

VCx = Variable cost (Biaya variabel)

ACx = Average cost (Biaya rata-rata)

x = Output variable (Variabel keluaran)

a. Biaya Tetap

Biaya Tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dan harus dibayar pengelola

angkot beroperasi atau tidak selama ia masih ingin mengoperasikan kendaraannya.

Secara umum komponen- komponen biaya tetap adalah sebagai berikut :

1. Biaya administrasi

2. Biaya restribusi

3. Pajak kendaraan

4. Iuran (organda, koperasi )

5. Cicilan bank

6. Angsuran kendaraan

14

Page 15: Survei Trans Metro Pekanbaru

7. Asuransi

b. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang besarnya berubah- ubah sesuai dengan

pengoperasian kendaraan. Komponen-komponen biaya variabel meliputi :

1. Biaya bahan bakar

2. Biaya oli (pelumas)

3. Biaya pemakaian ban

4. Biaya perawatan dan perbaikan kendaraan

5. Biaya suku cadang

6. Depresiasi

15

Page 16: Survei Trans Metro Pekanbaru

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Halte Bus Trans Metro Pekanbaru

Bangunan halte bus TMP sebagai tempat penumpang menunggu bus TMP

sudah cukup banyak di Pekanbaru ini. Pada awalnya bangunan halte yang disediakan

sangat bagus, bersih, bangunan terbuat dari beton, diberi kaca sehingga keseluruhan

halte tertutup dan dapat melindungi penumpang dari hujan, tempat duduk terbuat dari

besi yang cukup bagus dan nyaman, dan halte dilengkapi gambar rute bus TMP.

Namun, belum lama bus TMP beroperasi halte sudah dirusak oleh orang-orang yang

tidak bertanggung jawab. Kaca halte dilempari batu, dinding halte dicoret, serta

sampah-sampah yang berserakan di halte yang tidak ada petugasnya.

Setelah semakin banyak armada bus TMP yang disediakan halte pun ditambah,

namun halte baru ini tidak lagi berupa bangunan tertutup, kursi panjang disediakan

untuk penumpang duduk dan diberi atap untuk melindungi dari hujan dan panas

matahari, tidak ada lagi dinding yang mengelilingi tempat duduk, sehingga jika terjadi

hujan disertai angin kencang penumpang tetap akan terkena percikan air hujan.

Tangga untuk menaiki bus pun tidak lagi dibuat permanen dari beton, melainkan

hanya berupa tangga besi yang diletakkan di tepi trotoar.

Selain itu pada awalnya pembelian tiket dilakukan di halte, namun sekarang

tidak ada lagi petugas yang menjaga dan memberikan tiket penumpang di halte,

pembelian tiket dilakukan di dalam bus setelah penumpang duduk.

Lokasi antar halte bus TMP sekarang sudah semakin dekat. Halte pada

umumnya berada di dekat tempat-tempat rekreasi, gedung kantor, sekolah-sekolah,

dan jarak antar halte juga tidak terlalu jauh. Hal ini tentu saja akan menarik minat

masyarakat untuk menggunakan bus TMP sebagai sarana transportasi. Masyarakat

tidak perlu lagi berjalan jauh untuk mencapai halte.

Menurut aturan bus TMP hanya boleh menaikkan dan menurunkan penumpang

di halte. Tidak seperti bus kota ataupun angkot yang dapat menurunkan penumpang di

sembarang tempat. Selain untuk kenyamanan dan keamanan penumpang aturan ini

diterapkan agar tidak terjadi konflik antara bus TMP dengan angkutan umum lain yang

disebabkan karena “perebutan” penumpang. Namun, untuk rute jalan T.Tambusai-

16

Page 17: Survei Trans Metro Pekanbaru

Paus-Kartama bus TMP diberikan pengecualian. Penumpang boleh naik dan turun

dimana saja, tidak harus di halte, hal ini karena tidak ada angkutan umum lainnya

seperti angkot yang melintasi rute ini.

3.2 Bus Trans Metro Pekanbaru

Armada bus TMP yang disediakan sudah cukup banyak. Rata-rata untuk

masing-masing rute disediakan 5 – 7 armada yang beroperasi setiap harinya. Bus TMP

ini beroperasi mulai dari pukul 06.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB.

Disaat bus TMP baru dioperasikan, armada yang disediakan berupa bus-bus

besar. Kapasitas bus ini adalah 33 penumpang duduk dan 32 penumpang berdiri.

Namun sekarang armada yang disediakan berupa bus yang lebih kecil, kapasitas untuk

penumpang duduk hanya 20 orang.

Fasilitas yang ada di dalam bus sudah tergolong lengkap dan bagus. Bus

memiliki AC dan penumpang dilarang merokok di dalam TMP, tempat duduk bagus

tidak ada yang rusak, terdapat kursi yang dikhususkan untuk penyandang cacat,

disediakan sapu dan tempat sampah, alat keamanan seperti pintu darurat dan alat

pemecah kaca. Fasilitas ini sudah cukup memadai apabila dibandingkan dengan bus

kota ataupun angkot. Selain itu di dalam bus juga diputar musik untuk menghibur

penumpang agar tidak bosan.

Setiap bus sebelum berangkat harus diperikasa keadaannya, apakah ada

kerusakan atau ada bagian bus yang kurang lengkap. Jika terjadi kerusakan di jalan,

kerusakan-kerusakan ini juga akan dilaporkan ke pihak pengelola bus.

Dari segi keamanan, TMP lebih aman dibandingkan dengan bus kota ataupun

angkot. Sejauh ini belum ada keluhan dari penumpang mengenai kejadian dicopet

ataupun pelecehan oleh penumpang lain. Hal ini karena bus tidak mengisi penumpang

melebihi kapasitas sehingga penumpang di dalam bus tidak terlalu berdesak-desakan,

jika bus sudah penuh maka penumpang harus menunggu bus lain dengan rute yang

sama.

3.3 Rute Bus Trans Metro Pekanbaru

Rute perjalanan TMP direncanakan untuk dapat memenuhi kebutuhan

transportasi seluruh masyarakat Pekanbaru, rute perjalanan TMP akan melalui seluruh

jalan di kota Pekanbaru. Pasca-mendapatkan bantuan 50 unit bus dari Kementerian

17

Page 18: Survei Trans Metro Pekanbaru

Perhubungan Republik Indonesia, Pemko Pekanbaru berencana mengoperasikan di

beberapa rute terbaru guna memperluas lagi jangkauannya.

Berikut ini trayek rute perjalanan TMP tersebut :

TRAYEK 1  : PELITA PANTAI – PANDAU

Pelita Pantai - Jl. Jend. Sudirman - bandar Udara SSQ II - Jl. Kaharuddin

Nasution - Jl. Pasir Putih - Perumnas Pandau

TRAYEK 2  : TERMINAL BRPS - KULIM PP

Terminal Bandar Raya Payung Sekaki - Jl. T. Tambusai - Jl. Jend. Sudirman

(U-Turn RRI) - Jl. Jend. Sudirman - Jl. Imam Munandar - Kulim Atas

TRAYEK 3  : KAMPUS UIN - PASAR WISATA

Kampus UIN - Jl. HR. Subrantas - UNRI - Jl. HR. Subrantas - Jl. SM Amin

(U-Turn SPBU) - Jl. SM. Amin - Jl. HR. Subrantas - Jl. Sukarno Hatta - Jl. T.

Tambusai - Jl. Jend. Sudirman - Jl. Cut Nyak Dien I - Jl. Jend. A. Yani - Pasar

Wisata

TRAYEK 4  : TERMINAL BRPS – TORGANDA

Terminal BRPS - Jl. T. Tambusai - Jl. Sukarno Hatta - Jl. Subrantas - Jl.

Sukarno Hatta - Jl. Kaharuddin Nasution - Pasir Putih - Torganda PP

TRAYEK 5  : TERMINAL BRPS – KULIM

Terminal BRPS - Jl. T. Tambusai Ujung - Jl. SM. Amin - Jl. Riau - Jl. Jend. A.

Yani - Jl. Ir. Juanda - Jl. Jend. Sudirman - Jl. Kuantan - Jl. Mustika

TRAYEK 6A : TORGANDA - TERMINAL BRPS

Torganda Pasir Putih – Jl. KH. Nasution - Baterai R – Jl. Sukarno Hatta - Pasar

Pagi Arengka – Jl. Subrantas – Jl. SM. Amin - Terminal BRPS

TRAYEK 6B : TERMINAL BRPS – SENPELAN

Terminal BRPS - Mall SKA - Arengka – Jl. Riau - Mall Ciputra – Jl. Panglima

Udan - Senapelan - Pasar Wisata – Jl. A.Yani – Jl. Riau - Terminal BRPS (PP)

TRAYEK 7A  : KANTOR WALIKOTA - PASAR WISATA

Kantor Walikota - Jl. Cut Nyak Dien I - Jl. Jend. A. Yani - Pasar Wisata

TRAYEK 7B : KARTAMA - TUANKU TAMBUSAI 

Simpang KH. Nasution - Impres - Arifin Ahmad - Paus - memutar Global

Bangunan – Jl. T. Tambusai – Jl. Paus

TRAYEK 8A : KANTOR WALIKOTA - KAMPUS UNILAK

18

Page 19: Survei Trans Metro Pekanbaru

Kantor Walikota Pekanbaru – Jl. Cut Nyak Dien – Jl. Ahmad Yani – Jl. Riau –

Jl. Yos Sudarso – Politeknik Caltex Riau

TRAYEK 8B : KAMPUS UNILAK - PALAS RAYA

Kampus Politeknik Caltex Riau – Kantor Camat Rumbai – Jalan SM. Amin

TRAYEK 9 : PEKANBARU - KAMPAR (KORIDOR AGLOMERASI) 

Untuk saat ini masih dalam tahap Perencanaan

Untuk masing-masing trayek disediakan 5 – 7 buah bus TMP. Jarak antar bus

TMP tersebut adalah 10-15 menit. Pada setiap perjalanan TMP akan berhenti dan

beristirahat di halte selama 10-15 menit, setelah itu TMP akan kembali berjalan

walaupun tidak ada penumpang. Di dalam halte terdapat seorang petugas yang

bertugas mengatur keberangkatan bus, sehingga tidak ada keterlambatan bus yang

dapat membuat penumpang resah. Adakalanya terjadi keterlambatan bus, namun hal

ini terjadi jika ada kemacetan di jalan atau ada kerusakan di jalan.

Selain itu pengaturan keberangkatan bus ini juga dilakukan untuk

mengantisipasi jika terjadi kerusakan kendaraan selama perjalanan. Maka penumpang

tidak akan terlantar terlalu lama karena pasti ada bus lain dengan rute yang sama yang

akan datang.

3.4 Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan kepada penumpang, dan pihak operator bus (supir,

pramugari / pramugara, dan petugas pengatur keberangkatan bus). Hasil dari

wawancara kami adalah :

Wawancara kepada penumpang :

1. Apakah anda sering menggunakan TMP sebagai sarana transportasi ?

Penumpang yang masih anak sekolah menjawab bahwa mereka sering

menggunakan TMP sebagai sarana transportasi.

2. Kemanakah tujuan anda ?

Penumpang pada umumnya menggunakan TMP untuk pergi sekolah ataupun

kuliah. Ada juga penumpang yang menggunakan TMP hanya untuk jalan-jalan

mengelilingi Pekanbaru.

3. Mengapa anda memilih naik TMP ?

19

Page 20: Survei Trans Metro Pekanbaru

Penumpang lebih memilih naik TMP karena mereka merasa lebih nyaman dan

aman menggunakan TMP dibanding menggunakan bus kota ataupun angkot.

4. Apakah memerlukan waktu lama menunggu TMP di halte ?

Ya. Penumpang sering harus menunggu lama di halte sebelum bus yang mereka

tunggu datang.

5. Apakah menurut anda harga tiket TMP mahal ?

Tidak. Baik penumpang yang masih sekolah ataupun penumpang dewasa

mengatakan bahwa harga tiket tidak mahal dan masih wajar.

6. Bagaimana kebersihan dan kenyamanan di halte maupun di dalam bus TMP ?

Kebersihan di halte maupun di dalam bus cukup terjaga, karena baik di halte

maupun di dalam bus disediakan sapu dan tempat sampah. Mengenai kenyamanan

sebagian besar penumpang yang diwawancara mengaku nyaman dengan pelayanan

yang diberikan di bus TMP, bus yang ber-AC dan tempat duduk yang bagus

membuat penumpang nyaman dan betah berada di dalam bus.

Namun ada sedikit rasa kecewa pada penumpang karena armada bus TMP diganti

menjadi bus yang lebih kecil. Penumpang merasa lebih sempit di dalam bus jika

menaiki bus pada jam-jam sibuk / ramai. Selain itu terkadang kurangnya rasa

toleransi antar sesama penumpang, penumpang yang lebih muda tidak mau

mengalah dan memberikan tempat duduk kepada yang lebih tua, hal ini juga

merupakan ketidaknyamanan yang dirasakan penumpang.

7. Bagaimana keamanan di halte maupun di dalam bus TMP ?

Semua penumpang yang diwawancara mengatakan bahwa belum ada tindak

kriminal yang terjadi di bus TMP. Hal ini berarti keamanan di bus TMP sudah

terjamin.

8. Bagaimana supir mengemudikan bus ? Apakah ugal-ugalan ?

Supir tidak mengemudi ugal-ugalan, namun terkadang supir mengerem mendadak

dan menyebabkan penumpang yang berdiri merasa kurang nyaman.

9. Bagaimana sikap pramugari / pramugara terhadap penumpang ?

Pramugari / pramugara yang bertugas cukup ramah. Tidak jarang pramugari /

pramugara mengajak penumpang bercanda, khususnya untuk trayek T.Tambusai-

Paus-Kartama, sikap ramah pramugari / pramugara ini membuat penumpang yang

sebagian besar adalah anak sekolah merasa senang dan tidak bosan.

10. Apa saran anda mengenai pengelolaan bus TMP ?

20

Page 21: Survei Trans Metro Pekanbaru

Banyak penumpang yang berharap agar kedatangan bus TMP tidak terlalu lama.

Selain itu penumpang juga berharap dilakukan perbaikan pada halte bus seperti

mengganti kaca yang pecah, jika perlu halte diberikan AC.

Wawancara pihak operator bus TMP

1. Berapa lama bus TMP beroperasi dalam satu hari ?

Bus TMP beroperasi selama 15 jam dalam satu hari, dimulai dari pukul 06.00 WIB

dan berakhir pukul 21.00 WIB.

2. Berapa lama operator bekerja dalam satu hari ?

Untuk supir hanya bekerja 8 jam dalam sehari. Supir bekerja dengan system shift,

shift pertama yaitu pukul 06.00-14.00 WIB kemudian akan diganti dengan supir

kedua pukul 14.00-21.00 WIB. Sementara pramugari / pramugara dan petugas

pengatur keberangkatan bus bekerja selama 15 jam, tidak ada system shift untuk

pramugari dan petugas pengatur keberangkatan bus.

3. Apakah ada complain dari penumpang ?

Ada. Pada umumnya penumpang mengeluh mengenai waktu keberangkatan bus.

Kebanyakan penumpang kesal karena terlalu lama menunggu bus di halte.

4. Bagaimana cara pengaturan jarak keberangkatan bus TMP dari halte ?

Pengaturan keberangkatan bus sudah dimulai sejak bus berangkat dari pool. Bus

untuk masing-masing rute diberi urutan keberangkatan dan tidak boleh saling

mendahului. Jarak keberangkatan antar bus tidak boleh lebih dari 15 menit, kecuali

jika terjadi kerusakan. Jika satu bus terlambat, maka bus tersebut tidak akan

beristirahat di halte, melainkan langsung berjalan lagi.

21

Page 22: Survei Trans Metro Pekanbaru

BAB IV

PENUTUP

4.4 Kesimpulan

Dari hasil wawancara dan pengamatan di lapangan dapat disimpulkan bebeapa

hal berikut :

1. Sudah banyak masyarakat yang menggunakan bus TMP sebagai sarana

transportasi, kebanyakan penumpang adalah anak sekolah dan mahasiswa.

2. Kenyamanan dan keamanan di bus TMP lebih terjamin.

3. Sudah dilakukan pengaturan dalam pengoperasian bus TMP sehingga tidak terjadi

“perebutan” penumpang baik sesama bus TMP ataupun dengan bus kota dan

angkot.

4.5 Saran

Banyak penumpang yang mengeluh mengenai waktu menunggu bus di halte,

alangkah lebih baik jika jarak keberangkatan dan kedatangan antar bus dipersingkat

lagi. Cara lain untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap waktu adalah dengan

membuat jalur khusus bagi bus TMP sehingga bus tidak akan terhambat macet.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah perlunya perbaikan pada halte-halte bus

TMP. Setelah diperbaiki akan diperlukan pengawasan agar fasilitas ini tidak dirusak

oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

22

Page 23: Survei Trans Metro Pekanbaru

DOKUMENTASI

23

Rute Bus Trans Metro Pekanbaru

Page 24: Survei Trans Metro Pekanbaru

24

Kondisi di dalam bus TMP

Page 25: Survei Trans Metro Pekanbaru

25

Halte Bus TMP Kulim

Halte Bus TMP Taman Makam Pahlawan

Page 26: Survei Trans Metro Pekanbaru

26

Fasilitas di dalam Bus TMP

Page 27: Survei Trans Metro Pekanbaru

27

Pengamatan di Terminal BRPS

Wawancara dengan Petugas

Page 28: Survei Trans Metro Pekanbaru

28

Wawancara dengan Sopir TMP

Wawancara dengan Operator dan Penumpang

Page 29: Survei Trans Metro Pekanbaru

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang1.2 Rumusan Masalah1.3 Tujuan Pengamatan1.4 Manfaat Pengamatan

BAB II LANDASAN TEORI

1.2.2.1 Pengertian Transportasi2.2 Sistem Transportasi2.3 Angkutan Umum

2.3.1 Pelayanan Angkutan Umum Kota2.3.2 Dimensi Kualitas Jasa2.3.3 Kualitas Pelayanan

2.4 Komponen Biaya Transportasi

BAB II METODE PENELITIAN

3.3.1 Tempat Pengamatan3.2 Waktu Pengamatan3.3 Metode Pengumpulan Data

BAB IV PEMBAHASAN

1.2.3.4.4.1 Halte Bus Trans Metro Pekanbaru4.2 Bus Trans Metro Pekanbaru4.3 Rute Bus Trans Metro Pekanbaru4.4 Hasil Wawancara

BAB V PENUTUP

29

Page 30: Survei Trans Metro Pekanbaru

1.2.3.4.5.5.1 Kesimpulan5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA\

DOKUMENTASI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah, swt karena berkat rahmatNya lah penulis dapat melaksanakan survey dan menyelesaikan laporan ini.

Laporan mengenai Bus Trans Metro Pekanbaru ini adalah salah satu tugas pada mata kuliah system transportasi. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui tingkat kenyamanan pelayanan bus Trans Metro Pekanbaru bagi masyarakat.

Terima kasih penulis ucapkan kepada penumpang, supir, pramugari dan pramugara, serta petugas pengatur keberangkatan yang telah bersedia penulis wawancarai dan atas informasinya kepada penulis.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini juga kekurangan pada data-data yang kami kumpulkan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Pekanbaru, April 2014

Hormat kami,

Penulis

30

Page 31: Survei Trans Metro Pekanbaru

31

Page 32: Survei Trans Metro Pekanbaru

KUIS I

SISTEM TRANSPORTASI

LAPORAN PENGAMATAN

TINGKAT KENYAMANAN BUS TRANS METRO PEKANBARU

Oleh : Kelompok 8

AFDAL SUZALICI PUTRA

RANDI YUZTI RAMADHAN

RIVAI MORHAN

AISYAH PUTRI

DEBY ELFI COPRICORN

KELAS A

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL S1

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU

2014

32