BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan pelayanan transportasi saat ini semakin meningkat. Institusi pemerintah sebagai pelayan masyarakat perlu menemukan dan memahami cara yang profesional untuk memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat. Pelayanan kepada masyarakat atau pelayanan publik merupakan bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Pelayanan dapat berupa dalam bentuk barang dan jasa baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan perundang – undangan. Pemerintah memiliki peran, fungsi pelayanan dan pengaturan warga negara. Pelaksanaan aktivitas pelayanan, pembangunan, koordinasi dan birokratis sering sekali mengakibatkan pemberian pelayanan memakan waktu yang lama dan biaya yang tinggi. Transportasi didefinisikan sebagai kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di dalamnya terdapat unsur pergerakan (movement). Transportasi memegang peranan penting dalam pembangunan dan pengembangan 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan masyarakat akan pelayanan transportasi saat ini semakin
meningkat. Institusi pemerintah sebagai pelayan masyarakat perlu menemukan dan
memahami cara yang profesional untuk memenuhi kebutuhan transportasi
masyarakat. Pelayanan kepada masyarakat atau pelayanan publik merupakan
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di
pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Pelayanan dapat berupa dalam bentuk
barang dan jasa baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat
maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan perundang – undangan. Pemerintah
memiliki peran, fungsi pelayanan dan pengaturan warga negara. Pelaksanaan
aktivitas pelayanan, pembangunan, koordinasi dan birokratis sering sekali
mengakibatkan pemberian pelayanan memakan waktu yang lama dan biaya yang
tinggi.
Transportasi didefinisikan sebagai kegiatan pemindahan penumpang dan
barang dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di dalamnya terdapat unsur
pergerakan (movement). Transportasi memegang peranan penting dalam
pembangunan dan pengembangan infrastruktur kawasan perkotaan. Suatu interaksi
yang baik dan ideal antara komponen – komponen transportasi (penumpang,
barang, sarana dan prasarana) membentuk suatu sistem transportasi yang
komprehensif, efisien dan efektif sehingga diharapkan mampu mengoptimalkan
fungsi transportasi dalam suatu kawasan perkotaan. Pentingnya peranan
transportasi tersebut tentunya diimbangi dengan keterlibatan / partisipasi aktif dari
pihak – pihak yang terkait di dalamnya.
Dalam ruang lingkup transportasi, setidaknya terdapat tiga pihak yang harus
terlibat aktif dalam hubungan yang kooperatif dan berkesinambungan. Pihak yang
pertama yaitu pemakai (user), dimana kita (masyarakat) sebagai pengguna dan
pemakai harus memberikan kontribusi yang maksimal terhadap ketersediaan
sarana transportasi. Pihak kedua, yaitu pemilik dan pengelola (operator), dalam
1
perannya diharapkan mampu memberikan pelayanan (service) dan pengadaan
sarana transportasi secara optimal. Pihak terakhir adalah regulator, dimana dalam
hal ini pemerintah sebagai pengatur sistem transportasi, berperan memberi dan
mengeluarkan kebijakan bagi pihak user dan operator dalam sistem transportasi
tersebut. Mengingat pentingnya peranan masing – masing pihak tersebut,
hubungan yang kondusif dan berkesinambungan harus tercipta di dalamnya.
Perkembangan transportasi sekarang membawa dampak kehidupan yang
lebih baik. Tenaga manusia berpindah menjadi tenaga mesain sehingga
mempermudah masyarakat untuk melakukan aktifitas walaupun tempat tersebut
jauh. Namun kemacetan semakin banyak terjadi di jalan karena jumlah kendaraan
pribadi tidak sebanding dengan peningkatan kapasitas jalan, oleh karena itu
keberadaan angkutan umum bagi masyarakat sangat dibutuhkan.
1.2 Tujuan Dan Manfaat
Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui pelayanan bus Trans Metro
Pekanbaru kepada masyarakat. Perlu diketahui bagaimana tingkat kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan bus Trans Metro Pekanbaru sehingga dapat
dilakukan evaluasi-evaluasi dalam system transportasi di kota Pekanbaru.
Dengan dilakukannya pengamatan ini diharapkan akan diketahui tingkat
kepuasan masyarakat terhadap pelayanan bus Trans Metro Pekanbaru dan
kekurangan-kekurangan dalam pelayanannya. Dengan mengetahui kekurangan-
kekurangan ini maka akan dapat dilakukan evaluasi sehingga semakin lama system
transportasi massal di kota Pekanbaru akan semakin membaik dan membawa
kemajuan dalam kehidupan masyarakat kota Pekanbaru.
1.3 Rumusan Masalah
Angkutan umum masal diperlukan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di
suatu kota. Agar dapat menarik minat masyarakat untuk menaiki angkutan umum
maka angkutan umum tersebut harus memberikan pelayanan yang baik, dari segi
kenyamanan dan keamanan.
Di Pekanbaru, ada berbagai macam angkutan umum massal, yaitu bus kota,
angkot, dan bus Trans Metro Pekanbaru. Bus Trans Metro Pekanbaru merupakan
2
angkutan umum massal yang dikelola oleh Badan Usaha Milih Daerah (BUMD).
Sebagai angkutan umum yang dikelola oleh pemerintah maka Trans Metro
Pekanbaru harusnya memiliki pelayanan yang baik terhadap penumpang. Oleh
karena itu, dilakukan pengamatan di lapangan terhadap bus Trans Metro Pekanbaru
untuk mengetahui apakah pelayanan yang diberikan sudah baik.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Transportasi
Transportasi dapat diartikan sebagai usaha untuk memindahkan,
menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari satu tempat ke
tempat lain, dimana di tempat lain objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat
berguna untuk tujuan-tujuan tertentu. (Fidel Miro, 2005) Dalam pengertian lain
transportasi diartikan sebagai usaha pemindahan atau pergerakan dari suatu lokasi
ke lokasi yang lainnya dengan menggunakan suatu alat tertentu. Dengan demikian
maka transportasi memiliki dimensi seperti lokasi (asal dan tujuan), alat
(teknologi) dan keperluan tertentu (Miro,1997).
Sedangkan menurut Nasution (1996), transportasi dapat diartikan sebagai
pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Sehingga
dengan kegiatan tersebut maka terdapat tiga hal yaitu adanya muatan yang
diangkut, tersedianya kendaraan sebagai alat angkut, dan terdapatnya jalan yang
dapat dilalui. Proses pemindahan berlangsung dari tempat asal kegiatan
pengangkutan dimulai hingga ke tempat tujuan kegiatan diakhiri. Untuk itu dengan
adanya pemindahan barang dan manusia tersebut, maka transportasi merupakan
salah satu sektor yang dapat menunjang kegiatan ekonomi (the promoting sector)
dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan ekonomi.
2.2 Sistem Transportasi
Sistem transportasi selalu berhubungan dengan lokasi, alat, dan keperluan
tertentu. Jika salah satu dari ketiga dimensi tersebut tidak ada maka bukanlah
termasuk transportasi. Sementara itu sistem transportasi terdiri dari beberapa
sistem mikro yaitu (Tamin, 1997) :
1. Sistem kegiatan
2. Sistem jaringan prasarana transportasi
3. Sistem pergerakan lalu lintas
4. Sistem kelembagaan
4
Keempat sistem tersebut saling berinteraksi membentuk sistem transportasi
secara makro. Interaksi antar sistem kegiatan dan sistem jaringan akan
menimbulkan pergerakan manusia/barang dalam bentuk pergerakan kendaraan.
Perubahan pada sistem kegiatan akan membawa pengaruh pada sistem jaringan
melalui suatu perubahan pada tingkat pelayanan pada sistem pergerakan. Begitu
pula dengan perubahan pada sistem jaringan akan mengakibatkan sistem kegiatan
melalui peningkatan mobilitas dan aksesibillitas dari sistem pergerakan tersebut.
Transportasi mempunyai jangkauan pelayanan, yang diartikan sebagai batas
geografis pelayanan yang diberikan oleh transportasi kepada pengguna transportasi
tersebut. Jangkauan pelayanan ini didasarkan pada lokasi asal dan tujuan.
Sistem kelembagaan yang berkaitan dengan sistem transportasi meliputi
aspek legal (kesesuaian UU, Peraturan Pemerintah, RT dan RW, maupun kebijakan
insentif dan disinsetif dalam penyelenggaraan transportasi), aspek organisasi
(kesiapan organisasi pemerintah, masyarakat, maupun swasta dalam
penyelenggaraan transportasi termasuk kejelasan pembagian tugas dan koordinasi
antarorganisasi), aspek sumberdaya manusia (merupakan kesiapan sumberdaya
manusia yang terdiri dari operator, user, non-user, regulator, dan sebagainya dalam
penyelenggaraan transportasi), serta aspek keuangan.
Sistem transportasi merupakan suatu satuan dari elemen-elemen yang saling
mendukung dalam pengadaan transportasi. Elemen-elemen transportasi tersebut
adalah (Morlok,1991) :
• Manusia dan barang (yang diangkut)
• Kendaraan dan peti kemas (alat angkut)
• Jalan (tempat alat angkut bergerak)
• Terminal
• Sistem pengoperasian
Sedangkan Khisty and Lall, 2003 menyatakan bahwa empat elemen utama
transportasi adalah :
1. Sarana perhubungan (link)jalan raya atau jalur yang menghubungkan dua
titik atau lebih. Pipa, jalur darat, jalur laut, dan jalur penerbangan juga dapat
dikategorikan sebagai sarana perhubungan.
5
2. Kendaraan : alat yang memindahkan manusia dan barang dari satu titik ke
titik lainnya di sepanjang sarana perhubungan. Contohnya mobil, bis, kapal,
dan pesawat terbang.
3. Terminal : titik-titik dimana perjalanan orang dan barang dimulai atau
berakhir. Contoh: garasi mobil, lapangan parkir, gudang bongkar muat, dan
bandar udara.
4. Manajemen dan tenaga kerja : orang-orang yang membuat, mengoperasikan,
mengatur dan memelihara sarana perhubungan, kendaraan dan terminal.
Keempat elemen di atas berinteraksi dengan manusia, sebagai pengguna
maupun nonpengguna sistem, dan berinteraksi pula dengan lingkungan.
Menurut Soesilo (1997) transportasi memiliki manfaat yang sangat besar
dalam mengatasi permasalahan suatu kota atau daerah. Beberapa manfaat yang
dapat disampaikan adalah:
1. Penghematan biaya operasi
Penghematan ini akan sangat dirasakan bagi perusahaan yang menggunakan
alat pengangkutan, seperti bus dan truk. Penghematan timbul karena bertambah
baiknya keadaan sarana angkutan dan besarnya berbeda-beda sesuai dengan jenis
kendaraanya dan kondisi sarananya. Dalam hal angkutan jalan raya, penghematan
tersebut dihitung untuk tiap jenis kendaraan per km, maupun untuk jenis jalan
tertentu serta dengan tingkat kecepatan tertentu.
Biaya-biaya yang dapat diperhitungkan untuk operasi kendaraan adalah
sebagai berikut:
1) Penggunaan bahan bakar, yang dipengaruhi oleh jenis kendaraan, kecepatan,
naik-turunya jalan, tikungan dan jenis permukaan jalan.
2) Penggunaan pelumas
3) Penggunaan ban
4) Pemeliharaan suku cadang
5) Penyusutan dan bunga
6) Waktu supir dan waktu penumpang.
2. Penghematan waktu
Manfaat lainnya yang menjadi penting dengan adanya proyek transportasi
adalah penghematan waktu bagi penumpang dan barang. Bagi penumpang,
6
penghematan waktu dapat dikaitkan dengan banyaknya pekerjaan lain yang dapat
dilakukan oleh penumpang tersebut. Untuk menghitungnya dapat dihitung dengan
jumlah penumpang yang berpergian untuk satu usaha jasa saja; dan dapat pula
dihitung dengan tambahan waktu senggang atau produksi yang timbul apabila
semua penumpang dapat mencapai tempat tujuan dengan lebih cepat. Adapun
manfaat dari penghematan waktu tersebut dapat dihitung dengan mengalikan
perbedaan waktu tempuh dengan rata-rata pendapatan per jam dari jumlah pekerja
yang menggunakan fasilitas tersebut. Manfaat penghematan waktu untuk barang
terutama dilihat pada barang-barang yang cepat turun nilainya jika tidak segera
sampai di pasar, seperti sayur-sayuran, buah-buahan dan ikan. Manfaat lain akibat
adanya penghematan waktu tempuh adalah biaya modal (modal atas modal kerja)
sehubungan dengan pengadaan persediaan.
3. Pengurangan kecelakaan
Untuk proyek-proyek tertentu, pengurangan kecelakaan merupakan suatu
manfaat yang nyata dari keberadaan transportasi. Seperti perbaikan-perbaikan
sarana transportasi pelayaran, jalan kereta api dan sebagainya telah dapat
mengurangi kecelakaan. Namun di Indonesia, masalah ini masih banyak belum
mendapat perhatian, sehingga sulit memperkirakan besarnya manfaat karena
pengurangan biaya kecelakaan. Jika kecelakaan meningkat dengan adanya
peningkatan sarana dan pra sarana transportasi, hal ini menjadi tambahan biaya
atau bernilai manfaat negatif.
4. Manfaat akibat perkembangan ekonomi
Pada umumnya kegiatan transportasi akan memberikan dampak terhadap
kegiatan ekonomi suatu daerah. Besarnya manfaat ini sangat bergantung pada
elastisitas produksi terhadap biaya angkutan. Tambahan output dari kegiatan
produksi tersebut dengan adanya jalan dikurangi dengan nilai sarana produksi
merupakan benefit dari proyek tersebut.
5. Manfaat tidak langsung
Merupakan manfaat yang didapat karena terhubungnya suatu daerah dengan
daerah lain melalui jalur transportasi. Selain manfaat karena terintegrasinya dua
daerah tersebut, maka akan terjadi pemerataan pendapatan dan prestise, sehingga
manfaat ini sangat sulit untuk diperhitungkan secara kuantitatif.
7
2.3 Angkutan Umum
Angkutan umum perkotaan merupakan bagian dari sistem transportasi
perkotaan yang memegang peranan sangat penting dalam mendukung mobilitas
masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek
yang strategis dan diharapkan mampu mengakomodir seluruh kegiatan masyarakat.
Angkutan umum merupakan suatu bentuk transportasi kota yang sangat
esensial dan komplementer terhadap angkutan pribadi, tetapi pada kenyataannya
hal ini tidak dapat sepenuhnya diupayakan oleh masyarakat kota. Masyarakat
belum berpindah moda transportasi dari kendaraan pribadi dan angkutan umum.
Akibatnya pengguna kendaraan pribadi cenderung lebih dominan dari pada
kendaraan angkutan umum.
2.3.1 Pelayanan Angkutan Umum Kota
Aspek kualitas pelayanan dalam pelayanan publik merupakan aspek yang
terpenting dalam pemilihan jasa oleh pelanggan yang harus disediakan oleh
penyedia jasa didalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Penciptaan
kualitas pelayanan yang lebih baik merupakan kekuatan awal yang dapat
ditampilkan oleh institusi pemerintah kepada masyarakat penerima layanan. Kualitas
pelayanan yang diberikan oleh institusi pemerintah, khususnya penyedia jasa
transportasi dilakukan melalui berbagai pendekatan – pendekatan dan tindakan yang
berbeda – beda. Pelayanan yang diberikan akan berkualitas apabila dapat
meningkatkan loyalitas pelanggan, khususnya masyarakat sebagai pengguna layanan.
Selama ini kota-kota di Indonesia telah dilayani oleh berbagai jenis moda
angkutan umum jalan raya, baik dalam kota maupun antar kota. Sistem angkutan
umum dalam kota terdiri dari bus kota, taxi, becak, angkot. Adapun kecenderungan
penduduk untuk menggunakan kendaraan pribadi sedikit banyak menberikan aspek
negatif pada sistem angkutan umum. Karena adanya pandangan bahwa angkutan
kota memiliki beberapa kelemahan antara lain:
Tidak adanya jadwal yang tetap
Pola rute yang memaksa terjadinya transfer
Kelebihan penumpang pada jam sibuk
Cara mengemudi kendaraan yang sembarangan dan membahayakan
keselamatan
8
Kondisi internal dan eksternal yang buruk
Beberapa faktor-faktor penyebab kelemahan sistem pengelolaan transportasi
perkotaan di beberapa kota di Indonesia sebagai berikut:
a. Belum terbentuknya Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Tingkat II pada setiap
kota di Indonesia
b. Lemahnya mekanisme hubungan kerja atau koordinasi antar instansi yang
terkait dalam masalah transportasi perkotaan
c. Tidak jelasnya wewenang dan tanggung jawab setiap instansi dalam
penanganan masalah transportasi perkotaan
d. Kurangnya sumber daya manusia, baik dari sisi kualitas mapun dari sisi
kuantitas
e. Kurang lengkapnya peraturan pelaksanaan yang ada dan tidak tersedianya
arahan mengenai bagaimana sebaiknya sistem pengelolaan transportasi
perkotaan dilakukan dengan melihat tingkat kompleksitas permasalahan
transportasi perkotaan yang ada, tipologi kota, dan lain-lain.
2.3.2 Dimensi Kualitas Jasa
Parasuraman, Zeithamal dan Berry (1985) melakukan penelitian khusus
terhadap beberapa jenis industri jasa. Sebelum mengelompokkan ke dalam lima
dimensi, ketiga peneliti ini berhasil mengidentifikasi sepuluh faktor yang dinilai
konsumen dan merupakan faktor utama yang menentukan kualitas jasa, yaitu :
Untuk masing-masing trayek disediakan 5 – 7 buah bus TMP. Jarak antar bus
TMP tersebut adalah 10-15 menit. Pada setiap perjalanan TMP akan berhenti dan
beristirahat di halte selama 10-15 menit, setelah itu TMP akan kembali berjalan
walaupun tidak ada penumpang. Di dalam halte terdapat seorang petugas yang
bertugas mengatur keberangkatan bus, sehingga tidak ada keterlambatan bus yang
dapat membuat penumpang resah. Adakalanya terjadi keterlambatan bus, namun hal
ini terjadi jika ada kemacetan di jalan atau ada kerusakan di jalan.
Selain itu pengaturan keberangkatan bus ini juga dilakukan untuk
mengantisipasi jika terjadi kerusakan kendaraan selama perjalanan. Maka penumpang
tidak akan terlantar terlalu lama karena pasti ada bus lain dengan rute yang sama yang
akan datang.
3.4 Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan kepada penumpang, dan pihak operator bus (supir,
pramugari / pramugara, dan petugas pengatur keberangkatan bus). Hasil dari
wawancara kami adalah :
Wawancara kepada penumpang :
1. Apakah anda sering menggunakan TMP sebagai sarana transportasi ?
Penumpang yang masih anak sekolah menjawab bahwa mereka sering
menggunakan TMP sebagai sarana transportasi.
2. Kemanakah tujuan anda ?
Penumpang pada umumnya menggunakan TMP untuk pergi sekolah ataupun
kuliah. Ada juga penumpang yang menggunakan TMP hanya untuk jalan-jalan
mengelilingi Pekanbaru.
3. Mengapa anda memilih naik TMP ?
19
Penumpang lebih memilih naik TMP karena mereka merasa lebih nyaman dan
aman menggunakan TMP dibanding menggunakan bus kota ataupun angkot.
4. Apakah memerlukan waktu lama menunggu TMP di halte ?
Ya. Penumpang sering harus menunggu lama di halte sebelum bus yang mereka
tunggu datang.
5. Apakah menurut anda harga tiket TMP mahal ?
Tidak. Baik penumpang yang masih sekolah ataupun penumpang dewasa
mengatakan bahwa harga tiket tidak mahal dan masih wajar.
6. Bagaimana kebersihan dan kenyamanan di halte maupun di dalam bus TMP ?
Kebersihan di halte maupun di dalam bus cukup terjaga, karena baik di halte
maupun di dalam bus disediakan sapu dan tempat sampah. Mengenai kenyamanan
sebagian besar penumpang yang diwawancara mengaku nyaman dengan pelayanan
yang diberikan di bus TMP, bus yang ber-AC dan tempat duduk yang bagus
membuat penumpang nyaman dan betah berada di dalam bus.
Namun ada sedikit rasa kecewa pada penumpang karena armada bus TMP diganti
menjadi bus yang lebih kecil. Penumpang merasa lebih sempit di dalam bus jika
menaiki bus pada jam-jam sibuk / ramai. Selain itu terkadang kurangnya rasa
toleransi antar sesama penumpang, penumpang yang lebih muda tidak mau
mengalah dan memberikan tempat duduk kepada yang lebih tua, hal ini juga
merupakan ketidaknyamanan yang dirasakan penumpang.
7. Bagaimana keamanan di halte maupun di dalam bus TMP ?
Semua penumpang yang diwawancara mengatakan bahwa belum ada tindak
kriminal yang terjadi di bus TMP. Hal ini berarti keamanan di bus TMP sudah
terjamin.
8. Bagaimana supir mengemudikan bus ? Apakah ugal-ugalan ?
Supir tidak mengemudi ugal-ugalan, namun terkadang supir mengerem mendadak
dan menyebabkan penumpang yang berdiri merasa kurang nyaman.
9. Bagaimana sikap pramugari / pramugara terhadap penumpang ?
Pramugari / pramugara yang bertugas cukup ramah. Tidak jarang pramugari /
pramugara mengajak penumpang bercanda, khususnya untuk trayek T.Tambusai-
Paus-Kartama, sikap ramah pramugari / pramugara ini membuat penumpang yang
sebagian besar adalah anak sekolah merasa senang dan tidak bosan.
10. Apa saran anda mengenai pengelolaan bus TMP ?
20
Banyak penumpang yang berharap agar kedatangan bus TMP tidak terlalu lama.
Selain itu penumpang juga berharap dilakukan perbaikan pada halte bus seperti
mengganti kaca yang pecah, jika perlu halte diberikan AC.
Wawancara pihak operator bus TMP
1. Berapa lama bus TMP beroperasi dalam satu hari ?
Bus TMP beroperasi selama 15 jam dalam satu hari, dimulai dari pukul 06.00 WIB
dan berakhir pukul 21.00 WIB.
2. Berapa lama operator bekerja dalam satu hari ?
Untuk supir hanya bekerja 8 jam dalam sehari. Supir bekerja dengan system shift,
shift pertama yaitu pukul 06.00-14.00 WIB kemudian akan diganti dengan supir
kedua pukul 14.00-21.00 WIB. Sementara pramugari / pramugara dan petugas
pengatur keberangkatan bus bekerja selama 15 jam, tidak ada system shift untuk
pramugari dan petugas pengatur keberangkatan bus.
3. Apakah ada complain dari penumpang ?
Ada. Pada umumnya penumpang mengeluh mengenai waktu keberangkatan bus.
Kebanyakan penumpang kesal karena terlalu lama menunggu bus di halte.
4. Bagaimana cara pengaturan jarak keberangkatan bus TMP dari halte ?
Pengaturan keberangkatan bus sudah dimulai sejak bus berangkat dari pool. Bus
untuk masing-masing rute diberi urutan keberangkatan dan tidak boleh saling
mendahului. Jarak keberangkatan antar bus tidak boleh lebih dari 15 menit, kecuali
jika terjadi kerusakan. Jika satu bus terlambat, maka bus tersebut tidak akan
beristirahat di halte, melainkan langsung berjalan lagi.
21
BAB IV
PENUTUP
4.4 Kesimpulan
Dari hasil wawancara dan pengamatan di lapangan dapat disimpulkan bebeapa
hal berikut :
1. Sudah banyak masyarakat yang menggunakan bus TMP sebagai sarana
transportasi, kebanyakan penumpang adalah anak sekolah dan mahasiswa.
2. Kenyamanan dan keamanan di bus TMP lebih terjamin.
3. Sudah dilakukan pengaturan dalam pengoperasian bus TMP sehingga tidak terjadi
“perebutan” penumpang baik sesama bus TMP ataupun dengan bus kota dan
angkot.
4.5 Saran
Banyak penumpang yang mengeluh mengenai waktu menunggu bus di halte,
alangkah lebih baik jika jarak keberangkatan dan kedatangan antar bus dipersingkat
lagi. Cara lain untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap waktu adalah dengan
membuat jalur khusus bagi bus TMP sehingga bus tidak akan terhambat macet.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah perlunya perbaikan pada halte-halte bus
TMP. Setelah diperbaiki akan diperlukan pengawasan agar fasilitas ini tidak dirusak
oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
22
DOKUMENTASI
23
Rute Bus Trans Metro Pekanbaru
24
Kondisi di dalam bus TMP
25
Halte Bus TMP Kulim
Halte Bus TMP Taman Makam Pahlawan
26
Fasilitas di dalam Bus TMP
27
Pengamatan di Terminal BRPS
Wawancara dengan Petugas
28
Wawancara dengan Sopir TMP
Wawancara dengan Operator dan Penumpang
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang1.2 Rumusan Masalah1.3 Tujuan Pengamatan1.4 Manfaat Pengamatan
BAB II LANDASAN TEORI
1.2.2.1 Pengertian Transportasi2.2 Sistem Transportasi2.3 Angkutan Umum
2.3.1 Pelayanan Angkutan Umum Kota2.3.2 Dimensi Kualitas Jasa2.3.3 Kualitas Pelayanan
2.4 Komponen Biaya Transportasi
BAB II METODE PENELITIAN
3.3.1 Tempat Pengamatan3.2 Waktu Pengamatan3.3 Metode Pengumpulan Data
BAB IV PEMBAHASAN
1.2.3.4.4.1 Halte Bus Trans Metro Pekanbaru4.2 Bus Trans Metro Pekanbaru4.3 Rute Bus Trans Metro Pekanbaru4.4 Hasil Wawancara
BAB V PENUTUP
29
1.2.3.4.5.5.1 Kesimpulan5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA\
DOKUMENTASI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah, swt karena berkat rahmatNya lah penulis dapat melaksanakan survey dan menyelesaikan laporan ini.
Laporan mengenai Bus Trans Metro Pekanbaru ini adalah salah satu tugas pada mata kuliah system transportasi. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui tingkat kenyamanan pelayanan bus Trans Metro Pekanbaru bagi masyarakat.
Terima kasih penulis ucapkan kepada penumpang, supir, pramugari dan pramugara, serta petugas pengatur keberangkatan yang telah bersedia penulis wawancarai dan atas informasinya kepada penulis.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini juga kekurangan pada data-data yang kami kumpulkan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.