Top Banner
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 BUKU 1 : BIDANG ENERGI I.7 SURVEI TERPADU GEOLOGI, GEOKIMIA, DAN GEOFISIKA DAERAH PANAS BUMI WAI SELABUNG, KABUPATEN OKU SELATAN, PROVINSI SUMATERA SELATAN Mochamad Nur Hadi, Arif Munandar, Dedi Kusnadi, Ahmad Zarkasyi, Dendi Suryakusuma, Wiwid Joni, Asep Sugianto Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geologi SARI Semakin meningkatnya kebutuhan akan energi mendorong pemerintah untuk mengupayakan penamba- han energi baru sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan. Penyelidikan terpadu geologi, geokimia, dan geofisika ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya pemerintah untuk mengupayakan peningkatan kebutuhan energi listrik di daerah Sumatera Selatan khususnya di daerah Wai Selabung, Kabupaten Ogan Kemiring Ulu Selatan, Provinsi Sumatera Selatan. Tatanan tektonik daerah penyelidikan termasuk ke dalam jalur magmatik Sumatera bagian Selatan den- gan lingkungan vulkanik. Secara geologi, batuan di daerah Wai Selabung didominasi oleh batuan Vulkanik dan Sedimen Tersier. Pembentukan sistem panas bumi di daerah Wai Selabung dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik dan tektonik yang searah dengan pola sesar Sumatera. Keberadaan panas bumi daerah ini dicirikan dengan munculnya manifestasi berupa air panas dengan temperatur 92 °C, pH netral, dan alterasi batuan dengan tipe alterasi argilik. Fluida panas bertipe klo- rida - bikarbonat berada pada zona immature water. Temperatur reservoir diambil melalui perhitungan geotermometer Na-K (176°C), termasuk entalpi sedang. Tahanan jenis DC AB/2 1000 m memperlihatkan sebaran yang relatif rendah mengisi bagian tengah ke arah barat sekitar Teluk Agung, anomali rendah pada gaya berat terindikasi sebagai zona depresi yang mengikuti sesar besar Sumatera. Anomali geomagnet juga memperlihatkan pola yang sama berupa kelur- usan berarah baratlaut-tenggara. Sumber panas berasal dari batuan vulkanik Kuarter yang berumur Plistosen. Batuan penudung terbentuk sebagai hasil proses alterasi mineral lempung yang tersebar di sekitar air panas hingga kedalaman 1500 m. Permeabilitas batuan reservoir terbentuk pada produk Vulkanik Tua yang didukung data Magnetotelluric dengan nilai tahanan jenis sedang pada kedalaman 1500 m diduga sebagai top reservoir.
14

survei terpadu geologi, geokimia, dan geofisika daerah panas bumi ...

Jan 15, 2017

Download

Documents

truongtuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: survei terpadu geologi, geokimia, dan geofisika daerah panas bumi ...

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 1 : BIDANG ENERGI I.7SURVEI TERPADU GEOLOGI, GEOKIMIA, DAN GEOFISIKA DAERAH PANAS BUMI WAI SELABUNG, KABUPATEN OKU SELATAN, PROVINSI SUMATERA SELATAN

Mochamad Nur Hadi, Arif Munandar, Dedi Kusnadi, Ahmad Zarkasyi, Dendi Suryakusuma, Wiwid Joni, Asep Sugianto

Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geologi

SARI

”Semakin meningkatnya kebutuhan akan energi mendorong pemerintah untuk mengupayakan penamba-han energi baru sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan. Penyelidikan terpadu geologi, geokimia, dan geofisika ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya pemerintah untuk mengupayakan peningkatan kebutuhan energi listrik di daerah Sumatera Selatan khususnya di daerah Wai Selabung, Kabupaten Ogan Kemiring Ulu Selatan, Provinsi Sumatera Selatan.

Tatanan tektonik daerah penyelidikan termasuk ke dalam jalur magmatik Sumatera bagian Selatan den-gan lingkungan vulkanik. Secara geologi, batuan di daerah Wai Selabung didominasi oleh batuan Vulkanik dan Sedimen Tersier. Pembentukan sistem panas bumi di daerah Wai Selabung dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik dan tektonik yang searah dengan pola sesar Sumatera.

Keberadaan panas bumi daerah ini dicirikan dengan munculnya manifestasi berupa air panas dengan temperatur 92 °C, pH netral, dan alterasi batuan dengan tipe alterasi argilik. Fluida panas bertipe klo-rida - bikarbonat berada pada zona immature water. Temperatur reservoir diambil melalui perhitungan geotermometer Na-K (176°C), termasuk entalpi sedang.

Tahanan jenis DC AB/2 1000 m memperlihatkan sebaran yang relatif rendah mengisi bagian tengah ke arah barat sekitar Teluk Agung, anomali rendah pada gaya berat terindikasi sebagai zona depresi yang mengikuti sesar besar Sumatera. Anomali geomagnet juga memperlihatkan pola yang sama berupa kelur-usan berarah baratlaut-tenggara.

Sumber panas berasal dari batuan vulkanik Kuarter yang berumur Plistosen. Batuan penudung terbentuk sebagai hasil proses alterasi mineral lempung yang tersebar di sekitar air panas hingga kedalaman 1500 m. Permeabilitas batuan reservoir terbentuk pada produk Vulkanik Tua yang didukung data Magnetotelluric dengan nilai tahanan jenis sedang pada kedalaman 1500 m diduga sebagai top reservoir.

Page 2: survei terpadu geologi, geokimia, dan geofisika daerah panas bumi ...

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.7

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Kompilasi terpadu memperlihatkan daerah prospek berada di bagian barat daya daerah survei dengan luas sekitar 27 km2 yang termasuk kedalam kelas cadangan terduga sekitar 70 Mwe, dan di bagian barat dengan luas 15 km2 sebagai potensi sumber daya hipotetis sebesar 64 MWe.”Kata Kunci : Panas Bumi, Wai Selabung, Potensi, Prospek

PENDAHULUAN

Kebutuhan listrik di Indonesia merupakan salah satu prioritas pemerintah dalam pro-gram diversifikasi energi. Pemanfaatan energi panas bumi secara langsung untuk tenaga listrik diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Indonesia yang diperkirakan terus meningkat. Salah satu alternatif dalam pengembangan energi listrik adalah melalui panas bumi, disamping energi lainnya yang terbarukan seperti matahari, angin dan mikro hidro. Pemilihan daerah Wai Selabung, Kabupa-ten OKU Selatan Sumatera Selatan (Gambar 1) sebagai salah satu pertimbangan akan peman-faatan energi panas bumi adalah berdasarkan data manifestasi yang ada, melalui program survei terpadu oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2011. Survei ini dilakukan dengan menggunakan metode geologi, geokimia, dan geofisika (gayaberat, geomagnet, geolistrik dan magnetotelurik).

Hasil Penyelidikan

Geologi

Wai Selabung secara tatanan tektoniknya berada pada busur magmatik Sumatera dan

tepat pada salah satu segmen sesar Sumatera bagian selatan. Daerah Danau Ranau merupa-kan penciri tatanan tektonik tersebut, dimana pembentukannya merupakan akibat proses vulkanisme dan tektonisme yang membentuk suatu Kaldera besar dengan material piroklas-tik yang tersebar luas di sekitarnya. Posisi Wai Selabung sekitar 20 km di bagian utara Danau Ranau. Secara umum batuan penyusun di daerah penyelidikan di dominasi oleh batuan vulkanik pada bagian barat daya dan batuan sedimen klastik yang berumur Tersier di timur lautnya.

Urutan stratigrafi batuan dikelompokkan menjadi Satuan Lava Akar Jangkang, Satuan Batupasir, Lava Asadimana, Lava Pematang Gong, Breksi Tua, Aliran piroklastik Ranau (terelaskan), Aliran piroklastik Sapatuhu, Jatu-han piroklastik Ranau, Lava Laai, Lava Bengkok, Lava Pandan, Lava Gedang, Lava Perean, Lava Tebatgayat, Aluvium (Gambar 2 ).

Batuan sedimen klastik berupa serpih dan batupasir merupakan batuan dasar di daerah ini yang kemudian ditindih oleh batuan vulkanik muda berumur Kuarter Awal produk Danau Ranau. Di sisi Barat terbentuk batuan vulkanik dengan komposisi andesit – basaltis yang menindih produk piroklastik Danau Ranau dan diduga berperan dalam pembentukan sistem

Page 3: survei terpadu geologi, geokimia, dan geofisika daerah panas bumi ...

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 I.7

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

panas bumi di daerah Wai Selabung. Batuan termuda yang diperoleh dari analisis umur bat-uan dengan metode jejak belah pada lava basalt produk Tebat Gayat diperoleh kisaran umur 0,4 ± 0,2 juta tahun yang lalu atau pada Kala Plis-tosen (Laboratorium PSG, 2011).

Pola struktur didominasi oleh arah barat laut – tenggara ditunjukkan oleh sesar Asadimana, sesar Kayumanis, sesar Telukagung, sesar Kotadalam, dan sesar WaeSelabung yang mengisi bagian tengah dari depresi Selabung. Sesar tersebut terpotong oleh sesar dengan arah barat daya – timur laut seperti sesar Pematanggong dan sesar Gistong. Sesar Gis-tong diperkirakan sebagai kontrol struktur yang memfasilitasi munculnya air panas Lubuk Suban dan sesar dengan arah utara – selatan seperti sesar Pematangbuluh, sesar Perean, sesar Sinarmarga, dan sesar Akarjang-kang. Sesar tersebut mengikuti pola Sunda yang terbentuk pada Eosen dan diperkirakan merupakan sesar tua. Sesar akarjangkang diperkirakan merupakan salah satu sesar yang mengontrol munculnya air panas Wai Selabung. Disamping pola tersebut terbentuk bentu-kan depresi kawah di Bukit Gedang. Analisis Fracture and Fault Density menunjukkan nilai anomali tinggi disekitar air panas pada perpo-tongan sesar Kotadalam dan Wai Selabung

Manifestasi panas bumi yang ada di sekitar lokasi penyelidikan terdiri dari pemunculan mata air panas di Sungai Wai Selabung (2 kelom-pok), di anak sungai Wai Selabung (2 kelompok), manifestasi lainnya berupa alterasi yang mun-cul di dekat air panas Suban (pinggir sungai Wai Selabung).

Air panas Wai Selabung1

Manifestasi panas bumi ditemukan di anak Sungai Wai Selabung berupa air panas pada koordinat UTM zona 48 S (369107 mT, 9479937 mS) dengan temperatur 92,5°C pada temperatur udara sekitar 25,43°C, pH 9,43, debit 0,1 lt/det, tidak berasa dan berbau, muncul pada celah batuan vulkanik berupa lava andesit basaltis yang telah teralterasi. Mata air panas relatif jernih, tawar, terdapat sinter karbonat.

Air panas Wai Selabung2

Manifestasi panas bumi ditemukan di anak Sungai Wai Selabung 40 m dari Wai Selabung 1 berupa air panas pada koordinat UTM zona 48 S (369171 mT, 9479959 mS) dengan tem-peratur 89,3°C pada temperatur udara sekitar 29,9°C, pH 9,47, debit 0,05 lt/det, tidak berasa dan berbau, muncul pada celah batuan vulkanik berupa lava andesit basaltis yang telah teralter-asi. Mata air panas relatif jernih, tawar, terdapat sinter karbonat.

Air panas Wai Selabung3

Manifestasi panas bumi ditemukan di anak Sungai Wai Selabung 100 m dari Wai Selabung 2 berupa air panas pada koordinat UTM zona 48 S (369256 mT, 9480060 mS) dengan temperatur 40,2°C pada temperatur udara sekitar 30,1°C, pH 8,38, debit 0,1 lt/det, tidak berasa dan ber-bau, muncul pada celah batuan vulkanik berupa aliran piroklastik. Mata air panas relatif jernih, tawar, terdapat sinter karbonat.

Page 4: survei terpadu geologi, geokimia, dan geofisika daerah panas bumi ...

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.7

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Air panas Lubuk Suban

Manifestasi panas bumi ditemukan di Sungai Wai Selabung berupa air panas pada koordinat UTM zona 48 S (369055 mT, 9481615 mS) den-gan temperatur 68,1°C pada temperatur udara sekitar 27,0°C, pH 8,92, debit 0,5 lt/det, tidak berasa dan berbau, muncul pada celah batuan vulkanik berupa lava basaltis. Mata air panas relatif jernih, tawar, terdapat sinter karbonat.

Air panas Selabung Damping

Manifestasi panas bumi ditemukan di Sungai Wai Selabung berupa air panas pada koordinat UTM zona 48 S (367959 mT, 9479453 mS) den-gan temperatur 44,4°C pada temperatur udara sekitar 25,1°C, pH 8,19, debit 0,1 lt/det, tidak berasa dan berbau, muncul pada celah batuan vulkanik berupa aliran piroklastik. Mata air panas relatif jernih, tawar, terdapat sinter kar-bonat.

Alterasi Lubuk Suban

Lokasi alterasi batuan berada di pinggir sungai Wai Selabung dengan jarak sekitar 20 m dari air panas Lubuk Suban (369.036 mT, 9.481.651 mU). Kenampakan fisik alterasi berupa min-eral lempung dengan warna abu-abu kebiruan sampai keputih-putihan yang kelilingi endapan oksida besi kemerahan dengan luas sekitar 0,5 x 0,5 m2. Alterasi batuan menunjukkan beberapa mineral seperti haloysit, montmo-rilonit, piropilit, klorite dan paligorskit yang terbentuk pada zona argilik – argilik lanjut.

Geokimia

Hasil analisis air panas (gambar 3) pada dia-gram segi tiga Cl-SO4-HCO3, air panas bertipe klorida bikarbonat atau klorida sulfat dan juga tipe bikarbonat. Mata air panas dengan tem-peratur relatif rendah (air panas Selabung 3, Selabung Damping) termasuk ke dalam tipe bikarbonat, sementara mata air panas dengan temperatur lebih tinggi termasuk ke dalam tipe klorida sulfat ataupun klorida bikarbonat. Plot pada diagram Na-K-Mg menunjukkan bahwa air panas Wai Selabung 1 dan Wai Selabung 3 berada pada partial equilibrium yang mengin-dikasikan bahwa reaksi antara fluida dengan batuan reservoir telah mencapai kesetimban-gan sebagian. Air panas yang lain berada pada daerah immature water, lebih mengindikasikan bahwa air panas tersebut telah tercampur den-gan air dingin di permukaan dengan proporsi yang tinggi. Hasil analisis air panas daerah Wai Selabung pada diagram Cl-Li-B menun-jukkan bahwa air panas tersebut terbentuk pada lingkungan vulkanik. Untuk air panas Wai Selabung 2 diperkirakan selama perjalanannya mengalami kontak dengan batuan sedimen sehingga cenderung mendekati sudut B.

Plotting hasil analisis isotop pada grafik δD ter-hadap δ18O (gambar 3), memperlihatkan bahwa air panas Wai Selabung 2 dan Wai Selabung 3 terletak sangat dekat pada garis Meteoric Water Line (MWL), menunjukkan bahwa mata air panas tersebut sangat dipengaruhi oleh air meteorik atau air permukaan. Sementara air panas Wai Selabung 1, Lubuk Suban, Selabung Damping, menunjukkan adanya pengayaan oksigen menjauhi garis MWL, sebagai indikasi mata air panas berhubungan dengan adanya

Page 5: survei terpadu geologi, geokimia, dan geofisika daerah panas bumi ...

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 I.7

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

interaksi antara fluida panas pada sistem panas bumi dengan batuan yang menyebabkan ter-jadinya pengkayaan 18O.

Konsentrasi Hg tanah setelah dikoreksi oleh nilai konsentrasi H2O

-, bervariasi dari nilai terendah 8 ppb (BT1), sampai dengan 312 ppb (TB7). Variasi Hg tanah memberikan nilai back-ground 140 ppb, nilai treshold 189 ppb, dan nilai rata-rata 92 ppb. Peta distribusi nilai Hg tanah (gambar 3.2.9), memperlihatkan anom-ali relatif tinggi >150ppb terletak di sebelah selatan daerah penyelidikan yaitu di sekitar Tal Pelekat, yang berasosiasi dengan lava Tebat Gayat, sedangkan Hg 100-150 ppb berada sebelah barat lokasi mata air panas atau di daerah Selabung Damping, sementara Hg <100 ppb menyebar merata di bagian timur, barat dan utara daerah penyelidikan.

Geotermometer air yang mungkin dapat diap-likasikan adalah geotermometer NaK. Hasil perhitungan dengan geotermometer Na-K terhadap sampel yang ada pada umumnya menunjukkan temperatur reservoir berkisar antara 146-176oC.

Geofisika

Gaya Berat

Pola lineasi anomali Bouguer memperlihatkan arah umum baratlaut – tenggara dan baratdaya - timurlaut yang di beberapa tempat, (bagian selatan, tengah, timur, dan barat) terjadi pem-belokan dan pengkutuban anomali rendah dan tinggi. Dari peta ini memperlihatkan kecen-derungan pola regional berarah baratlaut - tenggara dengan nilai gayaberat yang menin-

ggi ke arah utara, timur, dan tenggara. Arah pola regional ini sesuai dengan arah struktur geologi yang membentang dari barat laut ke arah tenggara. Beberapa kelurusan dengan pola yang kuat dan tegas (terutama di bagian baratldaya, tenggara, dan selatan) memperte-gas keberadaan struktur-struktur berarah baratlaut-tenggara dan baratdaya - timurlaut, yang secara geologi dapat dikenali di permu-kaan dan merupakan struktur-struktur tua di daerah ini. Dari Anomali Sisa (Gambar 4) mem-perlihatkan kelurusan-kelurusan gayaberat berarah baratdaya - timurlaut, dan baratlaut - tenggara yang secara tegas tampak di bagian tengah, selatan, barat, dan timur daerah penyelidikan. Kelurusan ini searah dengan keberadaan struktur-struktur geologi yang dapat dikenali di permukaan dan dari kelurusan kontur topografi, dan se arah dengan struktur sesar utama Sumatera yang berarah baratlaut – tenggara. Kompleksitas kelurusan di daerah tengah dan tenggara tidak dapat dikenali dari geologi permukaan mungkin karena tingkat erosi yang kuat di daerah tersebut. Selain itu juga memperlihatkan pengkutuban anomali positif dan anomali negatif dengan kerapatan serta pembelokan kontur yang tajam. Ano-mali rendah umumnya ditempati oleh batuan yang telah mengalami ubahan, dari tingkat lemah – kuat, akibat berkembangnya struktur dan fluida panas hidrothermal. Jalur anomali rendah negatif ini sangat menarik karena dia-pit oleh anomali tinggi positif yang mempunyai arah yang sama dengan jalur anomali rendah. Hal ini ditafsirkan bahwa zona anomali ren-dah yang membujur dari arah barat ke arah selatan dan tengah ke arah tenggara diduga merupakan suatu zona depresi atau graben yang diikuti dengan munculnya manifestasi

Page 6: survei terpadu geologi, geokimia, dan geofisika daerah panas bumi ...

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.7

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

panasbumi Wai Selabung akibat struktur yang berkembang dengan arah baratlaut – teng-gara. anomali tinggi sangat terlihat jelas pada peta sebaran ini yang membatasi zona ano-mali rendah sehingga zona anomali tinggi yang berada tidak jauh dari manifestasi air panas Wai Selabung, kemungkinan ditimbulkan oleh blok batuan dengan densitas yang relatif lebih tinggi dari pada batuan yang ada di sekitarnya atau berupa tubuh batuan pluton. Tubuh batuan diantaranya mempunyai kontras densitas 0,30 atau 2,90 gram/cm3, diinterpretasikan sebagai batuan andesit basalt yang masih segar.

Geomagnet

Batuan di daerah penyelidikan yang memberi-kan nilai kerentanan magnet 0.0 – 0.1 x 10-6 cgs mengindikasikan batuan tersebut bersifat non magnetik sedangkan batuan yang mempunyai nilai K, antara 0,2 – 1 x 10-3 cgs mengindikasi-kan batuan bersifat magnetis dari batuan lain yang ada di daerah penyelidikan. Nilai anomali rendah < 0 nT (warna biru) hampir mendomi-nasi daerah survei. Nilai ini terdapat di bagian utara, timurlaut, tenggara, selatan, dan barat-daya daerah survei. Anomali sedang dengan nilai sekitar 0 s/d 250 nT (warna kuning hingga hijau) terlihat dengan pola kelurusan berarah baratlaut-tenggara yang sejajar dengan arah sesar Semangko. Nilai anomali tinggi diba-gian barat ini tepatnya ujung lintasan D berupa spot menutup, sedangkan di bagian baratlaut kemungkinan masih membuka kearah barat-laut daerah survei Wai Selabung (gambar 5).

Setelah dilakukan (Reduction to Pole) RTP kontur anomali-anomali ini membesar dan meman-jang dengan pola delineasi baratlaut-tenggara

pada bagian baratlaut dan pada bagian sela-tan nilai anomali tinggi hampir berarah utara – selatan. Pola kontur terlihat semakin smooth sesuai dengan bertambahnya ketinggian. Secara umum pola delineasi anomali magnet berarah baratlaut-tenggara yang sejajar den-gan keberadaan sesar Semangko. Pola anomali magnet rendah secara umum berada pada bagian tengah daerah survei dengan delineasi berarah baratlaut-tenggara yang secara tegas diapit keberadaannya oleh nilai anomali magnet sedang.

Geolistrik

pengukuran tahanan jenis semu pada ben-tangan AB/2 250 meter memperlihatkan nilai Tahanan jenis tinggi >150 ohm-m umumnya mengisi bagian timur dan tengah area penye-lidikan, sedangkan bagian barat dan sekitar mata air panas Wai Selabung dan Lubuk Suban terisi tahanan jenis relatif rendah <75 ohm-m. Pada bentangan AB/2 500 m dan AB/2 800 m memiliki kemiripan pola sebaran tahanan jenis-nya. Tahanan jenis yang tinggi mengisi bagian tenggara, timur dan timurlaut, dengan nilai relatif lebih rendah (150-250 ohmm) dibanding-kan dengan tahanan jenis tinggi yang mengisi di area yang sama pada bentangan AB/2 500 m (>250 ohm-m). Tahanan jenis rendah <50 ohm-m tetap mengisi bagian barat sedang-kan ke tiga kelompok manifestasi mata air panas berada pada tahanan jenis 50-75 ohm-m. Pada bentangan AB/2 1000 m (Gambar 6), pola sebaran tahanan jenisnya sangat mirip dengan bentangan sebelumnya (AB/2 500 dan 800 m). Hal ini mengindikasikan distribusi lat-eral batuan yang menyusun area adalah sama di kedalaman yang terukur pada bentangan

Page 7: survei terpadu geologi, geokimia, dan geofisika daerah panas bumi ...

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 I.7

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

AB/2 mulai 500 sampai dengan 1000 m. Nilai rendah yang terukur di bagian barat, bila dili-hat dari distrbusi titik ukur, merupakan respon batuan alluvium yang mengisi graben yang ter-bentuk di Sumatera, sedangkan batas graben bagian barat yang secara permukaan diisi oleh lava tidak terdeteksi oleh pengukuran geolis-trik. Dominasi tahanan jenis tinggi di daerah ini diduga merupakan respon batuan piroklas-tik yang berasal dari beberapa produk gunung api dan mengisi hampir semua area penyelidi-kan.Secara makrokopis batuan piroklastik ini berupa batuan lepas yang membentuk ruang udara di antaranya, sehingga tahanan jenis ter-ukur menjadi tinggi. Daerah sekitar mata air panas Wai Selabung, Selabung Dumping dan Lubuk Suban terukur tahanan jenis rendah, hal ini diduga karena adanya fluida panas yang menyusupi batuan di area tersebut. Pola liniasi kontur tahanan jenis yang berarah baratlaut-tenggara mengindikasikan kuatnya pengaruh struktur besar Sumatera terhadap sebaran batuan di daerah ini.

Di bagian timurlaut lapisan batuan bertahanan jenis rendah <50 ohm-m terindikasi sampai dengan permukaan. Diduga batuan bertahanan jenis rendah di permukaan disebabkan adanya fluida panas yang mengisi ruang antar batuan yang dicirikan dengan keberadaan mata air panas Wai Selabung. Secara lateral sebaran tahanan jenis mencerminkan distribusi litologi batuan yang menyusun daerah Wai Selabung. Sebaran tahanan jenis yang relatif rendah mengisi bagian tengah ke arah barat dengan arah liniasi baratlaut-tenggara yang terindi-kasi sampai bentangan AB/2=1000 m. Korelasi dengan peta geologi, kemungkinan nilai rendah yang dipermukaan merupakan respon jatuhan

batuan piroklastik produk Ranau yang berkom-posisi batu apung dan debu vulkanik yang mengisi celah depresi di daerah ini sedangkan nilai rendah yang bagian dalam merupakan respon batuan sedimen berupa batu pasir. Sedangkan liniasi sebaran tahanan jenis yang berarah baratlaut-tenggara diperkirakan akibat kontrol Sesar Besar Sumatera. Sebaran nilai tahanan jenis relatif tinggi di bagian timur dan timurlaut diperkirakan respon batuan piroklas-tik produk Sapatuhu yang tersusun dari lava andesit, batu apung dan juga konglomerat.

Magnetotelluric

Sebaran tahanan jenis secara lateral dan ver-tikal (Gambar 6) memperlihatkan pola lineasi berarah baratlaut - tenggara yang diinterpre-tasikan sebagai struktur sesar. Dilihat dari atas hingga ke bawah, pola lineasi tersebut cenderung mengalami pergeseran arah yang berlawanan dengan arah jarum jam. Per-geseran ini sebagai indikasi adanya pergerakan aktif dari Sesar Besar Sumatera. Sesar-sesar aktif inilah yang diperkirakan menjadi pen-gontrol utama sistem panas bumi di daerah ini. Di sebelah baratdayanya terlihat adanya sebaran tahanan jenis rendah dari elevasi 250 meter hingga elevasi -500 meter. Tahanan jenis ini diduga sebagai batuan penudung pada sis-tem panas bumi daerah Wai Selabung. Pada elevasi -750 meter sebaran tahanan jenis ren-dah tersebut cenderung mengecil dan mulai muncul tahanan jenis sedang. Tahanan jenis sedang ini diinterpretasikan sebagai batas antara batuan penudung dan puncak zona res-ervoir.

Tahanan jenis rendah yang tersebar di seb-

Page 8: survei terpadu geologi, geokimia, dan geofisika daerah panas bumi ...

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.7

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

elah timurlaut diperkirakan berbeda dengan tahanan jenis rendah yang berada di baratdaya. Tahanan jenis rendah yang berada di timurlaut cenderung memiliki nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai tahanan jenis rendah di sebelah baratdaya, sehingga diinterpreta-sikan sebagai batuan sedimen tersier yang merupakan basemen dari sistem panas bumi di daerah ini. Tahanan jenis tinggi tersebar di sebelah selatan dan bagian tengah daerah sur-vei. Tahanan jenis tinggi ini diinterpretasikan sebagai batuan beku yang menjadi indikasi ter-dapatnya sumber panas.

Tahanan jenis rendah yang diinterpretasikan sebagai batuan ubahan tersebar di sebelah baratdaya dari dekat permukaan hingga kedala-man sekitar 1500 meter dengan ketebalan antara 1000 meter hingga 1500 meter (Gambar 7). Di bagian bawahnya tersebar nilai tahanan jenis sedang yang diinterpretasikan sebagai zona reservoir. Puncak dari reservoir ini berada pada kedalaman sekitar 1500 meter di bawah permukaan tanah dan memiliki ketebalan seki-tar 1000 meter.

PEMBAHASAN

Sistem panas bumi berhubungan dengan tek-tono-vulkanik dengan pembentukan kaldera dan kawah serta di bagian tengahnya terbentuk jalur depresi Kepayang yang diakibatkan oleh pola merencongnya sesar Sumatera.

Pembentukan sistem panas bumi di daerah Wai Selabung (gambar 8) berhubungan dengan munculnya tubuh basalt yang berumur Kuarter

dengan permeabilitas yang terbentuk akibat perpotongan sesar Wai Selabung, Kotadalam dan Akarjangkang dalam suatu pola hidroge-ologi di daerah lepasan (discharge).

Berdasarkan data analisis laboratorium terse-but maka sumber panas untuk sistem panas bumi Wai Selabung diperkirakan berasal dari vulkanik dome Tebat gayat berumur 0,4 ± 0,2 juta tahun yang lalu/ Kala Plistosen (Laboratorium PSG, 2011). Batuan penudung diperkirakan berupa lapisan batuan vulkanik yang telah teralterasi (argilik-argilik lanjut) yang berada di sekitar pemunculan manifes-tasi panas bumi memanjang hingga tersebar di bagian depresi Kepayang, sekitar Teluk Agung, memiliki ketebalan hingga 1500m. Batuan sarang dan permeabel sebagai reservoir diperkirakan pada batuan lava tua dan lapisan batuan sedimen yang telah terdeformasi kuat di sekitar Teluk Agung dibawah lapisan piroklastik Ranau, sesuai hasil analisis MT yang men-unjukkan berada pada kedalaman lebih dari 1500m . Fluida sistem ini termasuk tipe klorida bikarbonat dan bikarbonat. Pasokan fluida ter-besar dari sistem panas bumi berasal dari air meteorik, namun diperkirakan terdapat pula fluida yang berasal dari magma (juvenile) dalam proporsi yang kecil. Untuk menjaga pasokan air meteorik tersebut perlu dijaga daerah resapan (recharge area) yang ada. Temperatur reservoir diperkirakan sekitar 176oC berdasarkan geoter-mometer Na-K dari manifestasi air panas Wai Selabung 2.

Deliniasi daerah potensi panas bumi Wai Selabung dilakukan dengan menggabungkan hasil analisis dari metode geologi, geokimia, dan geofisika yang kemudian dituangkan dalam

Page 9: survei terpadu geologi, geokimia, dan geofisika daerah panas bumi ...

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 I.7

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

bentuk peta kompilasi. Penentuan daerah pros-pek diambil dengan pertimbangan nilai anomali Hg tinggi (>150 ppb), CO2 (> 2%), lokasi air panas dan alterasi serta batas struktur geologi, anomali rendah gaya berat dan magnet serta nilai tahanan jenis rendah dari magnetotellurik (<30 ohmm) maka diperoleh luas daerah pros-pek terduga panas bumi Wai Selabung sekitar 27 km2 berada di sekitar Teluk Agung dan pros-pek hipotetis di sekitar Akarjangkang sekitar 15 km2 meliputi air panas Wai Selabung (gambar 9). Perhitungan potensi dengan asumsi tebal reservoir 1500m, T cut off 150 oC, Recovery factor 25 % diperoleh 70 MWe kelas cadangan terduga dan 64 MWe kelas sumber daya hipotetis.

KESIMPULAN

Daerah Wai Selabung termasuk kedalam sis-tem panas bumi vulkanik yang juga berada pada sistem sesar sumatera. Pembentukan sistem panas bumi Wai Selabung dicirikan oleh munculnya manifestasi air panas dengan tem-peratur 92 oC, dengan nilai geotermometer 176 oC termasuk entalpi menengah. Luas prospek di bagian barat adalah 27 km2, diperoleh potensi 70 MWe kelas cadangan terduga, dan 16 km2 , diperoleh potensi 64 MWe kelas sumber daya hipotetis.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pemerintah daerah OKU Selatan dan tim WEST JEC, Jepang atas bantuan dan ker-jasama di lapangan selama kegiatan survei serta bagi seluruh staf dan pimpinan Kelom-

pok Penyelidikan Panas Bumi atas dukungan dan diskusi hingga terselesaikannya kegiatan ini dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Fournier, R.O., (1981), Application of Water Geo-chemistry Geothermal Exploration and Reservoir Engineering, “Geothermal System : Principles and Case Histories”. John Willey & Sons, New York.

Gafur .S dkk 1993; Geologi Regional Bersis-tem Lembar Baturaja, Skala 1 : 250.000 (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi).

Giggenbach, W.F., (1988), Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na – K - Mg – Ca Geo Indi-cators, Geochemica Acta 52, 2749 – 2765.

Hassan R, dkk (1999); Penyelidikan Potensi Panas bumi di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Sumatera Selatan.

Hochstein, M.P., dan Browne, P.R.L., 2000. Sur-face Manifestations of Geothermal System with Vulcanic Heat Source, dalam Encyclopedia of Volcanoes, Geothermal Institite, Auckland.

Katili, J.A. 1998. Geotectonics of Indonesia: A Modern View, The Directorate General of Mines, Jakarta.

Kadir, W.G.A., 2000. Eksplorasi Gaya Berat dan Magnetik, Jurusan Teknik Geofisika, Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral, Institut Teknologi Bandung

Page 10: survei terpadu geologi, geokimia, dan geofisika daerah panas bumi ...

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.7

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Kingston Morrison, 1997. Important Hydroter-mal Minerals and their Significance, Seventh Edition, New Zealand.

Kusumadinata,K.,1979, Data Dasar Gunungapi Indonesia, Direktorat Vulkanologi.

Lawless, J., 1995. Guidebook: An Introduction to Geothermal System. Short course. Unocal Ltd. Jakarta.

Mahon K., Ellis, A.J., (1977), Chemistry and Geo-thermal system, Academic Press, Inc. Orlando.

Nikmatul Akbar (1994), Penyelidikan Lapangan Geologi Panas Bumi Selatan Margabayur, Kec. Pulau Beringin, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi Sumatera Selatan.

Nicholson, K., 1993, Geothermal Fluids Chemis-try and Exploration Technique Springer Verlag, Inc. Berlin.

Sumintadireja P., 2005. Vulkanologi dan Geoter-mal, Teknik Geologi, Institut Teknologi Bandung.

Standar Nasional SNI 13-6171-1999, Metode Estimasi Potensi Energi Panas Bumi, Badan Standarisasi Nasional.

Thompson A.J.B dan Thompson J.F.H, 1996. Atlas of Alteration, Mineral Deposit Division, Geological Association of Canada.

Telford, W.M. et al, 1982. Applied Geophysics, Cambridge University Press. Cambridge.

Tim Survei Terpadu, 2011. Survei Terpadu Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi Way Selabung, Kabupaten OKU Selatan, Provinsi Sumatera Selatan, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.

Tim Survei Geofisika Terpadu, 2011. Survei Geofisika Terpadu Daerah Panas Bumi Way Selabung, Kabupaten OKU Selatan, Provinsi Sumatera Selatan, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.

Page 11: survei terpadu geologi, geokimia, dan geofisika daerah panas bumi ...

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 I.7

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 1. Peta Indeks Gambar 3. Diagram segitiga tipe air, Na-K- Mg, Cl-Li-B dan isotop

Gambar 2. Peta Geologi daerah Wai Selabu

Page 12: survei terpadu geologi, geokimia, dan geofisika daerah panas bumi ...

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.7

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 4. Peta anomali bouguer dan sisa bouguer gaya berat

Gambar 5. Peta anomali magnet total, RTP danPseudo Gravity

Page 13: survei terpadu geologi, geokimia, dan geofisika daerah panas bumi ...

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 I.7

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 6. Peta tahanan jenis AB/2 1000 m dan penampang lintasan C

Gambar 7. Layer peta tahanan jenis dan penampang MT

Page 14: survei terpadu geologi, geokimia, dan geofisika daerah panas bumi ...

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.7

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Gambar 8. Model tentatif panas bumi Wai Selabung

Gambar 9. Peta kompilasi daerah panas bumi Wai Selabung