Top Banner
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 2, Desember 2017 85 SUPPLY DAN DEMAND FASILITAS KESEHATAN DI KOTA MALANG (PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PEMBANTU) Dwi Prabawati, Dian Kusuma Wardhani, Deni Agus Setyono Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)567886 Email: [email protected] ABSTRAK Kota Malang memiliki tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 0,31% dan jumlah kunjungan masyarakat ke puskesmas dan puskesmas pembantu yang meningkat sebesar 4% selama empat tahun terakhir. Puskesmas merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang merupakan rujukan tingkat pertama dengan jumlah 15 puskesmas dan 33 puskesmas pembantu tersebar disetiap kecamatan. Kunjungan rawat inap di puskesmas hanya mencapai 1,39% dari target SPM sebesar 11,8%. Tingkat pelayanan puskesmas dan puskesmas pembantu harus disesuaikan dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggal di suatu kota sehingga dapat memenuhi demand masyarakat terhadap ketersediaan fasilitas kesehatan berupa puskesmas dan puskesmas pembantu di Kota Malang. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui supply berupa ketersediaan puskesmas dan puskesmas pembantu serta demand berupa orientasi masyarakat dalam memilih fasilitas kesehatan di Kota Malang. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis sebaran fasilitas kesehatan berupa puskesmas dan puskesmas pembantu, analisis tingkat pelayanan puskesmas dan puskesmas pembantu dan analisis orientasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh kecamatan di Kota Malang dapat terlayani oleh puskesmas dan puskesmas pembantu dan orientasi masyarakat di Kota Malang terhadap puskesmas dan puskesmas pembantu sebesar 66% yang disebabkan oleh kedekatan tempat tinggal dan kualitas pelayanannya. Kata Kunci : Supply, Demand, Puskesmas, Puskesmas pembantu. ABSTRACT Malang City over the past four years have a growth population of 0,31% and the number of people visit to Community Health Center and Community Health Sub-Center increased by 4%. Community Health Center is one of the health facilities that become the first degree of referral with 15 Community Health Center and 33 Community Health Sub-Center in total spreading on every district. Inpatient service in Community Health Center only reached 1,39% from SPM target of 11,8%. The service level of Community Health Center and Community Health Sub-Center must be adjusted with a growth population of a city so that I can fulfilled the people’s demand for health facilities accessibility. Based on it, the objective of this research is to knowing the supply and demand of Community Health Center and Community Health Sub-Center in the form of peoples’s orientation when choosing health facilities in Malang. The analysis used in this research was analysis of health facilities distributions in the form of Community Health Center and Community Health Sub-Center, level of service analysis of Community Health Center and Community Health Sub-Center, and Orientation analysis. The reseach result showed that all of the district in Malang city can be served by Community Health Center and Community Health Sub-Center. The reseach result showed that all of the district in Malang city can be served by Community Health Center and Community Health Sub-Center and also 66% people’s orientation in Malang City for Community Health Center and Community Health Sub-Center caused by proximity shelter and service quality Keywords: Supply, Demand, Community-Health-Center, Community-Health-Sub-Center. PENDAHULUAN Kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan terus berkembang, karena fasilitas pelayanan kesehatan merupakan salah satu kebutuhan hidup yang menunjang kegiatan sehari-hari. Pada dasarnya, penyediaan sarana kesehatan membantu masyarakat dalam upaya pemeliharaan dan peningkatan kondisi kesehatan maka lokasi peletakan sarana kesehatan sesuai dengan jenisnya, jumlah fasilitas minimum berdasarkan kemampuan kapasitas pelayanan penduduk dan jarak jangkau pelayanan telah diatur pada SNI Nomor 03-1733 tahun 2004. Ketersediaan berbagai jenis pelayanan kesehatan tersebut mengakibatkan adanya kecenderungan masyarakat dalam memilih fasilitas kesehatan berdasarkan penilaian terhadap kualitas pelayanannya. Salah satu jenis fasilitas kesehatan yang memiliki fungsi dan peran yang cukup penting di wilayah perkotaan adalah puskesmas. Menurut Permenkes Nomor 75 Tahun 2014,
10

SUPPLY DAN DEMAND FASILITAS KESEHATAN DI KOTA …

Nov 05, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SUPPLY DAN DEMAND FASILITAS KESEHATAN DI KOTA …

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 2, Desember 2017 85

SUPPLY DAN DEMAND FASILITAS KESEHATAN DI KOTA MALANG

(PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PEMBANTU)

Dwi Prabawati, Dian Kusuma Wardhani, Deni Agus Setyono

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)567886

Email: [email protected]

ABSTRAK

Kota Malang memiliki tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 0,31% dan jumlah kunjungan masyarakat ke

puskesmas dan puskesmas pembantu yang meningkat sebesar 4% selama empat tahun terakhir. Puskesmas

merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang merupakan rujukan tingkat pertama dengan jumlah 15 puskesmas

dan 33 puskesmas pembantu tersebar disetiap kecamatan. Kunjungan rawat inap di puskesmas hanya mencapai

1,39% dari target SPM sebesar 11,8%. Tingkat pelayanan puskesmas dan puskesmas pembantu harus

disesuaikan dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggal di suatu kota sehingga dapat memenuhi demand

masyarakat terhadap ketersediaan fasilitas kesehatan berupa puskesmas dan puskesmas pembantu di Kota

Malang. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui supply berupa

ketersediaan puskesmas dan puskesmas pembantu serta demand berupa orientasi masyarakat dalam memilih

fasilitas kesehatan di Kota Malang. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis sebaran fasilitas

kesehatan berupa puskesmas dan puskesmas pembantu, analisis tingkat pelayanan puskesmas dan puskesmas

pembantu dan analisis orientasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh kecamatan di Kota Malang dapat

terlayani oleh puskesmas dan puskesmas pembantu dan orientasi masyarakat di Kota Malang terhadap

puskesmas dan puskesmas pembantu sebesar 66% yang disebabkan oleh kedekatan tempat tinggal dan kualitas

pelayanannya.

Kata Kunci : Supply, Demand, Puskesmas, Puskesmas pembantu.

ABSTRACT

Malang City over the past four years have a growth population of 0,31% and the number of people visit to

Community Health Center and Community Health Sub-Center increased by 4%. Community Health Center is

one of the health facilities that become the first degree of referral with 15 Community Health Center and 33

Community Health Sub-Center in total spreading on every district. Inpatient service in Community Health

Center only reached 1,39% from SPM target of 11,8%. The service level of Community Health Center and

Community Health Sub-Center must be adjusted with a growth population of a city so that I can fulfilled the

people’s demand for health facilities accessibility. Based on it, the objective of this research is to knowing the

supply and demand of Community Health Center and Community Health Sub-Center in the form of peoples’s

orientation when choosing health facilities in Malang. The analysis used in this research was analysis of health

facilities distributions in the form of Community Health Center and Community Health Sub-Center, level of

service analysis of Community Health Center and Community Health Sub-Center, and Orientation analysis. The

reseach result showed that all of the district in Malang city can be served by Community Health Center and

Community Health Sub-Center. The reseach result showed that all of the district in Malang city can be served by

Community Health Center and Community Health Sub-Center and also 66% people’s orientation in Malang City

for Community Health Center and Community Health Sub-Center caused by proximity shelter and service

quality

Keywords: Supply, Demand, Community-Health-Center, Community-Health-Sub-Center.

PENDAHULUAN

Kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas

pelayanan kesehatan terus berkembang, karena

fasilitas pelayanan kesehatan merupakan salah

satu kebutuhan hidup yang menunjang kegiatan

sehari-hari. Pada dasarnya, penyediaan sarana

kesehatan membantu masyarakat dalam upaya

pemeliharaan dan peningkatan kondisi kesehatan

maka lokasi peletakan sarana kesehatan sesuai

dengan jenisnya, jumlah fasilitas minimum

berdasarkan kemampuan kapasitas pelayanan

penduduk dan jarak jangkau pelayanan telah

diatur pada SNI Nomor 03-1733 tahun 2004.

Ketersediaan berbagai jenis pelayanan kesehatan

tersebut mengakibatkan adanya kecenderungan

masyarakat dalam memilih fasilitas kesehatan

berdasarkan penilaian terhadap kualitas

pelayanannya. Salah satu jenis fasilitas kesehatan

yang memiliki fungsi dan peran yang cukup

penting di wilayah perkotaan adalah puskesmas.

Menurut Permenkes Nomor 75 Tahun 2014,

Page 2: SUPPLY DAN DEMAND FASILITAS KESEHATAN DI KOTA …

SUPPLY DAN DEMAND FASILITAS KESEHATAN DI KOTA MALANG (PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PEMBANTU)

86 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 2, Desember 2017

puskesmas merupakan jenis fasilitas kesehatan

tingkat pertama yang memiliki peranan penting

dalam sistem kesehatan nasional, khususnya

dalam upaya memenuhi kebutuhan fasilitas

kesehatan masyarakat.

Kota Malang merupakan kota terbesar

kedua di Provinsi Jawa Timur yang memiliki

rasio pertumbuhan penduduk sebesar 0,31%

setiap tahunnya berdasarkan data Kota Malang

Dalam Angka tahun 2016, dengan semakin

bertambahnya penduduk yang tinggal di suatu

kota maka fasilitas-fasilitas yang telah ada harus

disesuaikan dengan jumlah penduduk yang

dilayani. Jumlah kunjungan puskesmas di Kota

Malang selama empat tahun terakhir mangalami

peningkatan rata-rata sebesar 4% setiap tahunnya

dengan jumlah kunjungan masyarakat yang

berobat di puskesmas dan puskesmas pembantu

mencapai 631.892 orang pada tahun 2015.

Peningkatan jumlah kunjungan puskesmas secara

keseluruhan meningkat namun jumlah kunjungan

rawat inap hanya sebesar 1,39% dari target SPM

kunjungan rawat inap sebesar 11,8% pada tahun

2015.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka

melalui studi ini sebaran dan tingkat pelayanan

fasilitas kesehatan berupa puskesmas dan

puskesmas pembantu di Kota Malang akan

diidentifikasi sebagai sistem rujukan tingkat

pertama atau jenis fasilitas kesehatan primer.

Kajian ini juga akan mengidentifikasi demand

masyarakat di Kota Malang dalam memilih

fasilitas kesehatan terkait dengan supply berupa

ketersediaan puskesmas dan puskesmas

pembantu dan demand berupa kebutuhan

masyarakat untuk pengembangan fasilitas

kesehatan di Kota Malang.

METODE PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui supply (ketersediaan) dan demand

berupa kecenderungan masyarakat dalam

memilih fasilitas kesehatan berupa puskesmas

dan puskesmas pembantu di Kota Malang. Supply

pelayanan puskesmas dan puskesmas pembantu

ditinjau berdasarkan sebaran dan tingkat

pelayanan menurut SNI Nomor 03-1733 tahun

2004, sedangkan demand masyarakat

berdasarkan kecenderungan masyarakat dalam

memilih puskesmas dan puskesmas pembantu

dan alasan yang mempengaruhi dalam memilih

fasilitas kesehatan untuk berobat. Berdasarkan

tujuan penelitian, maka variabel-variabel yang

akan digunakan dalam penelitian ini terdapat

pada Tabel 1.

Tabel 1. Variabel penelitian Variabe

l

Sub

Variabel Parameter Sumber

Supply

Sebaran

puskesmas

dan pustu

Lokasi

SNI Nomor

03-1733

tahun 2004

Jumlah

Aksesibilitas

Tingkat

pelayanan Kapasitas pelayanan

Demand Orientasi

Jenis fasilitas Notoatmodjo,

2014 Lokasi

Perilaku kesehatan

Metode Sampling

Populasi merupakan keseluruhan subjek

penelitian yang diteliti pada wilayah penelitian.

Populasi dalam penelitian adalah seluruh

masyarakat Kota Malang untuk semua kategori

umur yang tersebar dan terbagi dalam lima

kecamatan yang ada di Kota Malang.

Pengambilan sampel meupakan bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi sehingga dapat menggambarkan

keadaan populasi yang sebenarnya.

Langkah pertama yang dilakukan adalah

mengidentifikasi jumlah penduduk yang terdapat

di 5 kecamatan di Kota Malang, kemudian

setelah diketahui jumlah total penduduk

selanjutnya diidentifikasi berdasarkan kelompok

umur 15-64 tahun pada setiap kecamatan. Metode

penarikan sampel dalam penelitian ini

menggunakan probability sampling dengan

teknik simple random sampling yang merupakan

metode yang digunakan untuk memilih sampel

dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi

tersebut. Jumlah sampel akan ditentukan melalui

rumus Isaac dan Michael (Sugiyono, 2014). Hasil

dari perhitungan menggunakan rumus Isaac dan

Michael menghasilkan sampel sebesar 970

responden.

Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri dari beberapa metode, yaitu

analisis sebaran sarana, tingkat pelayanan sarana

untuk menghasilkan supply pelayanan puskesmas

dan puskesmas pembantu serta analisis orientasi

untuk mengidentifikasi kecenderungan berobat

masyarakat.

Analisis sebaran sarana

Perhitungan untuk mengetahui eksisting

ketersediaan sarana Kota Malang menggunakan

analisa deskriptif dengan data berupa jumlah dan

lokasi puskesmas dan puskesmas pembantu di

Kota Malang. Langkah selanjutnya yaitu

pemetaan persebaran puskesmas dan puskesmas

pembantu di Kota Malang dengan menggunakan

software ArcGis sehingga akan diperoleh adalah

Page 3: SUPPLY DAN DEMAND FASILITAS KESEHATAN DI KOTA …

Dwi Prabawati, Dian Kusuma Wardhani, Deni Agus Setyono

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 2, Juli 2017 87

jumlah dan sebaran lokasi puskesmas dan

puskesmas pembantu di Kota Malang. Analisis

sebaran sarana berupa puskesmas dan puskesmas

pembantu juga ditinjau dari kondisi aksesibilitas,

ketersediaan jalur angkutan kota dan kondisi

jalan.

Analisis tingkat pelayanan

Analisa tingkat pelayanan sarana berfungsi

untuk mengukur tingkat pelayanan sarana dilihat

dari pedoman SNI 03–1733–2004 tentang Tata

Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di

Perkotaan. Identifikasi tingkat pelayanan

puskesmas dan puskesmas pembantu di Kota

Malang berdasarkan kapasitas pelayanan dan

skala pelayanan sarana Puskesmas dan

Puskesmas Pembatu di Kota Malang. Langkah

pengerjaan dalam analisis untuk mengetahui

tingkat pelayanan sarana yaitu dengan

menghitung kapasitas pelayanan sarana

berdasarkan kapasitas pelayanan sarana

dibandingkan dengan jumlah penduduk yang

dilayani serta dengan skala pelayanan sarana

untuk mengetahui jangkauan pelayanan dari

puskesmas dan puskesmas pembantu di Kota

Malang.

Kapasitas pelayanan

Kapasitas pelayanan berupa puskesmas

pembantu yaitu 30.000 jiwa dan puskesmas

120.000 jiwa. Berikut merupakan rumus

perhitungan kapasitas pelayanan puskesmas dan

puskesmas pembantu :

Kapasitas =Σ Sarana x Σkapasitas penduduk terlayani

ΣPenduduk Eksistingx100%

(1)

Berdasarkan perhitungan kapasitas

pelayanan puskesmas dan puskesmas pembantu

akan diperoleh besar persentase kapasitas

pelayanan yang mampu dilayani oleh pelayanan

puskesmas dan puskesmas pembantu di Kota

Malang. Jika memiliki nilai >100% artinya

puskesmas dan puskesmas pembantu dapat

melayani jumlah penduduk eksisting di Kota

Malang.

Skala pelayanan

Input data yang diperlukan yaitu jumlah

puskesmas dan puskesmas pembantu di Kota

Malang dan lokasi. Teknik analisis yang

digunakan adalah mapping berdasarkan SNI 03–

1733–2004 tetang Tata Cara Perencanaan

Lingkungan Perumahan di Perkotaan dengan

jangkauan pelayanan puskesmas 3000 m dan

puskesmas pembantu 1500 m. Langkah

selanjutnya adalah dengan melakukan overlay

peta buffer jangkauan pelayanan puskesmas dan

puskesmas pembantu dengan wilayah

administrasi berupa kelurahan sehingga output

dari analisis skala pelayanan adalah peta skala

pelayanan dan peta tingkat pelayanan yang

menggambarkan keragaman pemilihan fasilitas

kesehatan berupa jumlah terlayani puskesmas dan

puskesmas pembantu di Kota Malang dalam

lingkup administrasi kelurahan.

Langkah selanjutnya adalah

pengelompokan jumlah unit puskesmas dan

puskesmas pembantu berdasarkan hasil peta

jumlah terlayani pelayanan puskesmas dan

puskesmas pembantu di setiap kelurahan

berdasarkan teori Sturgess (Cahyono, 2016)

daftar distribusi frekuensi dengan panjang kelas

yang sama, sebagai berikut:

1. Tentukan rentang, ialah data terbesar

dikurangi data terkecil.

2. Tentukan banyak kelas interval yang

diperlukan yaitu:

Banyak kelas – 1+ (3,3) log n (2)

3. Tentukan panjang kelas interval p

P =rentang

panjang kelas

(3)

4. Pilih ujung bawah kelas interval pertama

Analisis orientasi

Analisis orientasi yaitu untuk mengetahui

demand atau kecenderungan yang dilakukan

masyarakat dalam memutuskan lokasi untuk

berobat. Analisis orientasi pemilihan fasilitas

kesehatan berdasarkan jenis fasilitas dan lokasi

fasilitas kesehatan di Kota Malang, serta alasan

yang mempengaruhi perilaku kesehatan

masyarakat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Sebaran Sarana

Sebaran Puskesmas dan puskesmas

pembantu terdiri dari 3 puskesmas di setiap

kecamatan. Terdapat 4 puskesmas sebagai

puskesmas perawatan dan 11 puskesmas sebagai

puskesmas non-perawatan. Puskesmas

perawatan di Kota Malang adalah Puskesmas

Kedungkandang, Kendalsari, Dinoyo dan

Kendalkerep. Sedangkan jumlah puskesmas

pembantu adalah 33 puskesmas pembantu.

Berdasarkan hasil analisis sebaran dan

aksesibilitas dapat diidentifikasi bahwa lokasi

puskesmas dan puskesmas pembantu dapat

diakses dengan angkutan umum dengan kondisi

perkerasan jalan aspal dan paving blok dan

58,28% masyarakat yang memilih berobat ke

puskesmas dan puskesmas pembantu dengan

waktu tempuh 5-10 menit untuk menuju

puskesmas dan puskesmas pembantu. Analisa

Page 4: SUPPLY DAN DEMAND FASILITAS KESEHATAN DI KOTA …

SUPPLY DAN DEMAND FASILITAS KESEHATAN DI KOTA MALANG (PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PEMBANTU)

88 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 2, Desember 2017

sebaran pelayanan puskesmas dan puskesmas

pembantu di Kota Malang dilihat dari lokasi dan

ketersediaan akses berupa jalur angkutan kota.

Gambar 1. Sebaran puskesmas dan puskemas

pembantu di Kota Malang

Puskesmas di Kota Malang 100% dapat

dijangkau dengan kendaraan umum berupa

angkutan kota, sedangkan untuk puskesmas

pembantu sebesar 63 % dapat dijangkau dengan

kendaraan umum berupa angkutan kota dan 37%

tidak dapat dijangkau oleh angkutan kota.

Puskesmas pembantu yang tidak dapat dijangkau

oleh angkutan kota dapat diakses dengan

kendaraan umum lain seperti ojek atau kendaraan

pribadi.

Analisis Tingkat Pelayanan

Analisis tingkat pelayanan dalam

penelitian ditinjau berdasarkan kapasitas

pelayanan dan skala pelayanan sarana. Hasil dari

analisis kapasitas pelayanan puskesmas dan

puskesmas pembantu di Kota Malang

berdasarkan SNI 03-733 tahun 2004 tentang Tata

Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di

Perkantoran dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kapasitas Pelayanan Puskesmas di Kota

Malang

Kecamatan Σ

Puskesmas

Σ

Penduduk

Total (jiwa)

Kapasitas

Pelayanan (%)

Blimbing 3 176.842 204%

Lowokwaru 3 192.066 187%

Sukun 3 188.545 191%

Kecamatan Σ

Puskesmas

Σ

Penduduk

Total (jiwa)

Kapasitas

Pelayanan (%)

Klojen 3 132.529 272%

Kedungkandang 3 182.342 197%

Kapasitas pelayanan puskesmas di

Kecamatan Blimbing sebesar 204% dengan

jumlah 3 unit puskesmas, artinya puskesmas di

Kecamatan Blimbing dapat melayani dua kali

lipat jumlah penduduk eksisting yang terdapat di

Kecamatan Blimbing. Kapasitas pelayanan

puskesmas di Kecamatan Lowokwaru sebesar

187%, artinya puskesmas di Kecamatan

Lowokwaru dapat melayani hampir dua kali lipat

jumlah penduduk eksisting di Kecamatan

Lowokwaru. Kapasitas pelayanan puskesmas di

Kecamatan Sukun sebesar 191% dengan jumlah,

artinya puskesmas di Kecamatan Sukun dapat

melayani hampir dua kali lipat jumlah penduduk

eksisting di Kecamatan Sukun.

Kapasitas pelayanan puskesmas di

Kecamatan Klojen sebesar 272% artinya,

puskesmas di Kecamatan Klojen dapat melayani

hampir tiga kali lipat jumlah penduduk eksisting

penduduk di Kecamatan Klojen sedangkan

kapsitas pelayaanan di Kecamatan

Kedungkandang sebesar 197%, artinya

puskesmas di Kecamatan Kedungkandang dapat

melayani dua kali lipat dari jumlah penduduk

eksisting di Kecamatan Kedungkandang.

Berdasarkan hasil perhitungan kapasitas

pelayanan dapat diidentifikasi bahwa puskesmas

di setiap kecamatan di Kota Malang rata-rata

dapat melayani sebesar dua kali lipat hingga tiga

kali lipat dari jumlah penduduk eksisting di Kota

Malang. Kapasitas pelayanan puskesmas

pembantu di Kota Malang pada lingkup

kelurahan dihitung berdasarkan jumlah

puskesmas pembantu dikalikan kapasitas

penduduk yang dapat dilayani dibagi dengan

jumlah penduduk eksisting pada setiap kelurahan

di Kota Malang

Tabel 3. Kapasitas Pelayanan Puskesmas

Pembantu di Kota Malang

Kecamatan Kelurahan Σ

pustu ΣPenduduk

Kapasitas

Pelayanan

(%)

Blimbing

Jodipan 0 11.684 0%

Polehan 1 17.493 171%

Kesatrian 0 10.923 0%

Bunulrejo 0 25.492 0%

Purwantoro 0 27.279 0%

Pandanwangi 0 29.196 0%

Blimbing 0 8.748 0%

Purwodadi 1 17.591 171%

Polowijen 1 11.084 271%

Arjosari 1 9.159 328%

Balearjosari 1 8.193 366%

Lowokwaru

Merjosari 1 19.278 156%

Dinoyo 0 17.802 0%

Page 5: SUPPLY DAN DEMAND FASILITAS KESEHATAN DI KOTA …

Dwi Prabawati, Dian Kusuma Wardhani, Deni Agus Setyono

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 2, Juli 2017 89

Kecamatan Kelurahan Σ

pustu ΣPenduduk

Kapasitas

Pelayanan

(%)

Sumbersari 1 17.523 171%

Ketawangegede 0 10.203 0%

Jatimulyo 1 21.216 141%

Lowokwaru 0 17.605 0%

Tulusrejo 0 15.985 0%

Mojolangu 0 24.777 0%

Tunjungsekar 1 15.098 199%

Tasikmadu 1 6.031 497%

Tunggulwulung 1 7.524 399%

Tlogomas 1 19.024 158%

Sukun

Kebonsari 1 10.679 281%

Gadang 1 18.306 164%

Ciptomulyo 0 12.656 0%

Sukun 1 17.561 171%

Bandungrejosari 1 30.991 97%

Bakalan Krajan 1 7.686 390%

Mulyorejo 1 13.978 215%

Bandulan 1 16.013 187%

Tanjungrejo 1 26.470 113%

Pisangcandi 1 15.650 192%

Karang Besuki 1 18.555 162%

Klojen

Kasin 0 15585 0%

Kiduldalem 0 11848 0%

Sukoharjo 0 6100 0%

Kauman 0 13702 0%

Bareng 0 18540 0%

Gadingkasri 1 14274 210%

Oro-oro Dowo 0 13311 0%

Klojen 0 4636 0%

Rampal Celaket 0 6805 0%

Samaan 0 10686 0%

Penanggungan 1 17046 176%

Kedungkandang

Arjowinangun 0 9740 0%

Tlogowaru 1 6088 493%

Wonokoyo 1 5680 528%

Bumiayu 1 15228 197%

Buring 1 11810 254%

Mergosono 1 17787 169%

Kotalama 1 28483 105%

Kedungkandang 0 10104 0%

Sawojajar 1 30613 98%

Madyopuro 0 16629 0%

Lesanpuro 1 19768 152%

Cemorokandang 1 10412 288%

Kapasitas pelayanan puskesmas pembantu

di Kota Malang berdasarkan lingkup kelurahan

dihitung berdasarkan jumlah puskesmas

pembantu dikalikan kapasitas penduduk yang

dapat dilayani dibagi dengan jumlah penduduk

eksisting pada setiap kelurahan di Kota Malang.

Kapasitas pelayanan puskesmas pembantu di

Kota Malang rata-rata >100% artinya puskesmas

pembantu di Kota Malang dapat melayani jumlah

penduduk eksisting penduduk disetiap kelurahan

yang memiliki puskesmas pembantu dan dapat

melayani kelurahan lainnya yang tidak memiliki

puskesmas pembantu.

Perhitungan interval jumlah terlayani

puskesmas dan puskesmas pembantu di Kota

Malang menggunakan aturan Sturgess (Cahyono,

2016), hasilnya disederhanakan dan dapat

diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:

a. Terlayani 3-8 unit puskesmas dan

puskesmas pembantu

b. Terlayani 9-12 unit puskesmas dan

puskesmas pembantu

c. Terlayani >12 unit puskesmas dan

puskesmas pembantu

Gambar 2. Peta tingkat pelayanan puskesmas

dan puskesmas pembantu di Kota Malang

Hasil analisis skala pelayanan puskesmas

dan puskesmas pembantu di Kota Malang yaitu

dalam satu wilayah administrasi berupa

kelurahan, masyarakat dalam satu kelurahan

dapat memiliki kecenderungan yang beragam

dalam memilih fasilitas kesehatan berupa

puskesmas dan puskesmas pembantu. Seperti

pada Kelurahan Jatimulyo yang dapat memilih

janis fasilitas kesehatan berupa puskesmas dan

puskesmas pembantu dengan lokasi

kecenderungan 15-16 unit puskesmas dan

puskesmas pembantu. Hal tersebut disebabkan

oleh Kelurahan Jatimulyo termasuk dalam radius

pelayanan puskesmas dengan jangkauan 3000 m

dan puskesmas pembantu dengan jangkauan 1500

m.

Page 6: SUPPLY DAN DEMAND FASILITAS KESEHATAN DI KOTA …

SUPPLY DAN DEMAND FASILITAS KESEHATAN DI KOTA MALANG (PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PEMBANTU)

90 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 2, Desember 2017

Gambar 3. Peta garis arah pelayanan puskesmas

dan puskesmas pembantu Kecamatan Blimbing

Kelurahan Jodipan dapat terlayani 12

puskesmas dan puskesmas pembantu, Kelurahan

Kesatrian dapat terlayani 13 puskesmas dan

puskesmas pembantu dan Kelurahan Blimbing

dapat terlayani 11 puskesmas dan puskesmas

pembantu. Jumlah puskesmas dan puskesmas

pembantu tersebut diperoleh dari jumlah

puskesmas dan puskesmas pembantu di dalam

kecamatan atau diluar kecamatan yang dapat

menjangkau kelurahan tersebut berdasarkan

standar SNI 03-1733 tahun 2004 tentang Tata

Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di

Perkotaan.

Kelurahan Bunulrejo, dapat terlayani oleh

11 puskesmas dan puskesmas pembantu di

sekitarnya sehingga masyarakat di Kelurahan

Bunulrejo dapat memiliki pilihan berobat pada

puskesmas dan puskesmas pembantu yang

beragam. Kelurahan Purwantoro, dapat terlayani

oleh 11 puskesmas dan puskesmas pembantu di

sekitarnya sehingga masyarakat di Kelurahan

Puwantoro dapat memiliki pilihan berobat pada

puskesmas dan puskesmas pembantu yang

beragam. Puskesmas Pandanwangi dapat

melayani 8 kelurahan di luar Kecamatan

Blimbing. Kelurahan Pandanwangi terlayani

oleh 12 puskesmas dan puskesmas pembantu di

sekitarnya sehingga masyarakat di Kelurahan

Pandanwangi dapat memiliki pilihan berobat

pada puskesmas dan puskesmas pembantu yang

beragam. Kelurahan Purwodadi dapat terlayani

10 puskesmas dan puskesmas pembantu yang

berada dalam kelurahan tersebut dan puskesmas

dan puskesmas pembantu di sekitarnya,

Kelurahan Polowijen dapat terlayani 11

puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada

dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan

puskesmas pembantu di sekitarnya dan

Kelurahan Arjosari dan Balearjosari dapat

terlayani 8 puskesmas dan puskesmas pembantu

yang berada dalam kelurahan tersebut dan

puskesmas dan puskesmas pembantu di

sekitarnya.

Gambar 4. Peta garis arah pelayanan puskesmas

dan puskesmas pembantu Kecamatan Klojen

Kelurahan Ketawanggede dapat terlayani

12 puskesmas dan puskesmas pembantu di

sekitarnya, sedangkan Kelurahan Lowokwaru

dapat terlayani 11 puskesmas dan puskesmas

pembantu di sekitarnya. Jumlah puskesmas dan

puskesmas pembantu tersebut diperoleh dari

jumlah puskesmas dan puskesmas pembantu

yang dapat menjangkau kelurahan tersebut

berdasarkan standar SNI 03-1733 tahun 2014.

Kelurahan Dinoyo, dapat terlayani oleh 11

puskesmas dan puskesmas pembantu di

sekitarnya sehingga masyarakat di Kelurahan

Dinoyo dapat memiliki pilihan berobat pada

puskesmas dan puskesmas pembantu yang

beragam. Kelurahan Tulusrejo, dapat terlayani

oleh 10 puskesmas dan puskesmas pembantu di

sekitarnya sehingga masyarakat di Kelurahan

Tulusrejo dapat memiliki pilihan berobat pada

puskesmas dan puskesmas pembantu yang

Page 7: SUPPLY DAN DEMAND FASILITAS KESEHATAN DI KOTA …

Dwi Prabawati, Dian Kusuma Wardhani, Deni Agus Setyono

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 2, Juli 2017 91

beragam. Kelurahan Mojolangu, dapat terlayani

oleh 15 puskesmas dan puskesmas pembantu di

sekitarnya sehingga masyarakat di Kelurahan

Mojolangu dapat memiliki pilihan berobat pada

puskesmas dan puskesmas pembantu yang

beragam.

Kelurahan Merjosari dapat terlayani 10

puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada

dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan

puskesmas pembantu di sekitarnya, Kelurahan

Sumbersari dapat terlayani 14 puskesmas dan

puskesmas pembantu yang berada dalam

kelurahan tersebut dan puskesmas dan puskesmas

pembantu di sekitarnya, Kelurahan Jatimulyo

dapat terlayani 16 puskesmas dan puskesmas

pembantu yang berada dalam kelurahan tersebut

dan puskesmas dan puskesmas pembantu di

sekitarnya.

Kelurahan Tunjungsekar dapat terlayani 12

puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada

dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan

puskesmas pembantu di sekitarnya, Kelurahan

Tasikmadu dapat terlayani 9 puskesmas dan

puskesmas pembantu yang berada dalam

kelurahan tersebut dan puskesmas dan puskesmas

pembantu di sekitarnya dan Kelurahan

Tunggulwulung dan Tlogomas dapat terlayani 8

puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada

dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan

puskesmas pembantu di sekitarnya.

Gambar 5. Peta garis arah pelayanan puskesmas

dan puskesmas pembantu Kecamatan Sukun

Kelurahan Sukun dapat terlayani oleh 14

puskesmas dan puskesmas pembantu, Kelurahan

Mulyorejo dapat terlayani 11 puskesmas dan

puskesmas pembantu yang berada di dalam

wilayah Kelurahan Sukun dan Mulyorejo dan

puskesmas dan puskesmas pembantu di

kelurahan lainnya. Kelurahan Ciptomulyo dapat

terlayani 13 puskesmas dan puskesmas pembantu

yang berada dalam kelurahan tersebut dan

puskesmas dan puskesmas pembantu di

sekitarnya.

Kelurahan Bandulan dapat terlayani 6

puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada

dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan

puskesmas pembantu di sekitarnya, Kelurahan

Gadang dapat terlayani 10 puskesmas dan

puskesmas pembantu, Kelurahan Bakalan Krajan

dapat terlayani 8 puskesmas dan puskesmas

pembantu yang berada dalam kelurahan tersebut

dan puskesmas dan puskesmas pembantu di

sekitarnya, Kelurahan Bandulan dapat terlayani

14 puskesmas dan puskesmas pembantu yang

berada dalam kelurahan tersebut dan puskesmas

dan puskesmas pembantu di sekitarnya,

Kelurahan Tanjungrejo dapat terlayani 13

puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada

dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan

puskesmas pembantu di sekitarnya dan

Kelurahan Pisang Candi dan Karang Besuki

dapat terlayani 14 puskesmas dan puskesmas

pembantu yang berada dalam kelurahan tersebut

dan puskesmas dan puskesmas pembantu di

sekitarnya. Masyarakat di Kelurahan

Bandungrejosari dapat terlayani oleh 15

puskesmas dan puskesmas pembantu di

sekitarnya sehingga masyarakat dapat

menjangkau dan memilih berobat pada

puskesmas dan puskesmas pembantu yang

terdapat pada kelurahan di sekitarnya.

Page 8: SUPPLY DAN DEMAND FASILITAS KESEHATAN DI KOTA …

SUPPLY DAN DEMAND FASILITAS KESEHATAN DI KOTA MALANG (PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PEMBANTU)

92 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 2, Desember 2017

Gambar 6. Peta garis arah pelayanan puskesmas

dan puskesmas pembantu Kecamatan Klojen

Kelurahan Kiduldalem, Klojen dan

Samaan dapat terlayani oleh 11 puskesmas dan

puskesmas pembantu, Kelurahan Kasin,

Sukoharjo dan Oro-oro Dowo dapat terlayani 14

puskesmas dan puskesmas pembantu. Kelurahan

Bareng dapat terlayani 12 puskesmas dan

puskesmas pembantu yang berada dalam

kelurahan tersebut dan puskesmas dan puskesmas

pembantu di sekitarnya sehingga masyarakat di

Kelurahan Bareng dapat memiliki pilihan berobat

pada puskesmas dan puskesmas pembantu yang

beragam. Kelurahan Kauman dapat terlayani 14

puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada

dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan

puskesmas pembantu di sekitarnya sehingga

masyarakat di Kelurahan Kauman dapat memiliki

pilihan berobat pada puskesmas dan puskesmas

pembantu yang beragam. Kelurahan Rampal

Celaket dapat terlayani 10 puskesmas dan

puskesmas pembantu yang berada dalam

kelurahan tersebut dan puskesmas dan puskesmas

pembantu di sekitarnya. Kelurahan Gadingkasri

dapat terlayani 15 puskesmas dan puskesmas

pembantu yang berada dalam kelurahan tersebut

dan puskesmas dan puskesmas pembantu di

sekitarnya dan Kelurahan Penanggungan dapat

terlayani 13 puskesmas dan puskesmas pembantu

yang berada dalam kelurahan tersebut dan

puskesmas dan puskesmas pembantu di

sekitarnya.

Gambar 7. Peta garis arah pelayanan puskesmas

dan puskesmas pembantu Kecamatan

Kedungkandang

Kelurahan Tlogowaru dapat terlayani 3

puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada

dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan

puskesmas pembantu di sekitarnya, Kelurahan

Wonokoyo dan Lesanpuro dapat terlayani 9

puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada

dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan

puskesmas pembantu di sekitarnya, Kelurahan

Bumiayu dan Buring dapat terlayani 14

puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada

dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan

puskesmas pembantu di sekitarnya, Kelurahan

Mergosono dan Kotalama dapat terlayani 12

puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada

dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan

puskesmas pembantu di sekitarnya, dan

Kelurahan Cemorokandang dapat terlayani 5

puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada

dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan

puskesmas pembantu di sekitarnya.

Kelurahan Arjowinangun dapat terlayani 4

puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada

dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan

puskesmas pembantu di sekitarnya sehingga

masyarakat di Kelurahan Kelurahan

Kedungkandang juga dapat terlayani 13

puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada

dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan

puskesmas pembantu di sekitarnya sehingga

Page 9: SUPPLY DAN DEMAND FASILITAS KESEHATAN DI KOTA …

Dwi Prabawati, Dian Kusuma Wardhani, Deni Agus Setyono

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 2, Juli 2017 93

masyarakat di Kelurahan Kedungkandang dapat

memiliki pilihan berobat pada puskesmas dan

puskesmas pembantu yang beragam.

Kelurahan Madyopuro dapat terlayani 8

puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada

dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan

puskesmas pembantu di sekitarnya sehingga

masyarakat di Kelurahan Madyopuro dapat

memiliki pilihan berobat pada puskesmas dan

puskesmas pembantu yang beragam. Masyarakat

di Kelurahan Sawojajar dapat terlayani oleh 12

puskesmas dan puskesmas pembantu di

sekitarnya sehingga masyarakat dapat

menjangkau dan memilih berobat pada

puskesmas dan puskesmas pembantu yang

terdapat pada kelurahan di sekitarnya.

Berdasarkan hasil analisis sebaran dan

tingkat pelayanan maka, dari sisi supply

(ketersediaan) fasilitas berupa puskesmas dan

puskesmas pembantu masih dapat melayani

penduduk di Kota Malang dan belum

membutuhkan penambahan puskesmas dan

puskesmas pembantu.

Analisis Orientasi

Hasil analisis orientasi masyarakat dalam

memilih fasilitas kesehatan untuk berobat

diidentifikasi dengan 6 jenis sarana kesehatan

berupa posyandu, klinik pengobatan, praktek

dokter, puskesmas dan puskesmas pembantu,

rumah sakit dan apotek.

Tabel 4. Orientasi Masyarakat dalam Memilih

Jenis Sarana Kesehatan Kecamatan Klinik P.dokter Puskesmas RS Apotek

Kedungkandang 4 38 117 47 1

Sukun 14 23 137 25 0

Klojen 3 25 131 28 3

Blimbing 9 25 121 44 3

Lowokwaru 4 8 137 23 0

Jumlah 34 119 643 167 7

Orientasi masyarakat di Kota Malang

dalam memilih sarana kesehatan untuk berobat

didominasi oleh masyarakat yang memilih

puskesmas dan puskesmas pembantu yaitu

sebesar 66,29% atau 643 responden dari total

jumlah sampel yaitu 970 responden. Sedangkan

jenis fasilitas yang dipilih terbesar kedua adalah

rumah sakit yaitu 17,22% atau 167 responden.

Gambar 8. Jarak tempuh rata-rata masyarakat

dalam memilih fasilitas kesehatan

Jarak tempuh rata-rata yang ditempuh oleh

masyarakat menuju fasilitas kesehatan yaitu

77,42% dengan jarak 1-5 km dari tempat tinggal

dengan moda kendaraan umum berupa angkutan

kota maupun dengan kendaraan pribadi.

Gambar 9. Demand kesehatan masyarakat di

Kota Malang terhadap fasilitas kesehatan

Demand masyarakat di Kota Malang

dalam memilih jenis fasilitas kesehatan 38,55%

dipengaruhi oleh jarak tempuh menuju fasilitas

kesehatan dan 26,52% dipengaruhi oleh biaya

berobat, sedangkan alasan masyarakat dalam

memillih puskesmas dan puskesmas pembantu

dijelaskan pada Gambar 10.

Gambar 10. Demand kesehatan masyarakat di

Kota Malang terhadap puskesmas dan puskesmas

pembantu

Demand masyarakat di Kota Malang

dalam memilih jenis fasilitas kesehatan berupa

puskesmas dan puskesmas pembantu di dalam

kecamatan sesuai dengan tempat tinggalnya

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor

terbesar 42,24% merupakan faktor jarak tempuh

14,85%

77,42%

5,05%1,44% 1,24%

<1KM

1-5KM

6-10KM

11-15KM

>15KM

38,55%

0,29%7,68%

26,52%

15,36%

5,58%6,01%

Jarak

Waktu Tempuh

Kelengkapn fasilitas

Biaya

Kualitas pelayanan

Ketersediaanlayanan RujukanJenis Penyakit

42,24%

0,23%3,06%

34,43%

8,38%

4,08%7,59%

Jarak

Waktu Tempuh

KelengkapnfasilitasBiaya

Kualitas pelayanan

Ketersediaanlayanan RujukanJenis Penyakit

Page 10: SUPPLY DAN DEMAND FASILITAS KESEHATAN DI KOTA …

SUPPLY DAN DEMAND FASILITAS KESEHATAN DI KOTA MALANG (PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PEMBANTU)

94 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 2, Desember 2017

tempat tinggal responden dengan lokasi

puskesmas dan puskesmas pembantu sehingga

dapat lebih efisien dan efektif bagi masyarakat

dan biaya merupakan alasan kedua terbesar yaitu

sebesar 34,43%. Jarak tempuh rata-rata yang

ditempuh oleh masyarakat menuju puskesmas

dan puskesmas pembantu yaitu 55,15% dengan

jarak 1-5 km dari tempat tinggal dengan moda

transportasi yang digunakan adalah kendaraan

pribadi berupa motor sebesar 76,98% dan

berjalan kaki sebesar 12,13%.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan

hasil analisis yang sudah dilakukan sebelumnya

adalah: 1. Puskesmas induk tersebar pada 5

Kecamatan dengan masing-masing

kecamatan terdiri dari 3 unit puskesmas,

sedangkan untuk puskesmas pembantu di

Kecamatan Blimbing memiliki 5 unit,

Kecamatan Lowokwaru memiliki 7 unit,

Kecamatan Sukun 10 unit, Kecamatan

Klojen 2 unit dan Kecamatan

Kedungkandang 9 unit puskesmas

pembantu. Lokasi Puskesmas di Kota

Malang 100% dapat dijangkau angkutan

kota, puskesmas pembantu sebesar 63 %

dapat dijangkau angkutan kota dan 37%

tidak dijangkau oleh angkutan kota.

Puskesmas pembantu yang tidak dapat

dijangkau oleh angkutan kota dapat

diakses dengan ojek atau kendaraan

pribadi.

2. Tingkat pelayanan berdasarkan kapasitas

pelayanan puskesmas rata-rata sebesar

210% artinya puskesmas dan puskesmas

pembantu di Kota Malang dapat melayani

dua kali lipat dari jumlah penduduk

eksisting di Kota Malang tahun 2015.

Berdasarkan skala pelayanan pada seluruh

kecamatan juga dapat terlayani puskesmas

dan puskesmas pembantu, sehingga dari

sisi supply rencana kedepan belum

membutuhkan penambahan jumlah

fasilitas kesehatan berupa puskesmas dan

puskesmas pembantu.

3. Orientasi masyarakat dalam memilih

berdasarkan jenis fasilitas kesehatan

66,29% masyarakat memilih puskesmas

dan puskesmas pembantu.

4. Demand masyarakat dalam memilih

fasilitas kesehatan adalah lokasi fasilitas

kesehatan dengan jarak terdekat dari

tempat tinggalnya rata-rata sejauh 1-5 km.

5. Demand berdasarkan perilaku kesehatan

dalam memilih jenis fasilitas kesehatan

berupa puskesmas dan puskesmas

pembantu dipengaruhi oleh jarak tempuh

sebesar 42,24%

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional: SNI Nomor 03-

1733 tahun 2004 tentang Tata Cara

Perencanaan Lingkungan Perumahan di

Perkotaan

Badan Pusat Statistika: Kota Malang Dalam

Angka 2016. (2016), diunduh dari

https://malangkota.bps.go.id/.pdf (diakses

tanggal 5 April 2017)

Cahyono, Tri. 2016. Statistik Deskriptif (Analisis

Univariat). Purwokerto: Yasamas

Dinas Kesehatan Kota Malang: Laporan Kinerja

Dinas Kesehatan Kota Malang 2014.

(2015), diunduh dari

http://dinkes.malangkota.go.id/.pdf

(diakses tanggal 6 April 2017)

Menteri Kesehatan Republik Indonesia:

Kepmenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang

Pusat Kesehatan Masyarakat

Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan

Ilmu Perilaku. Jakarta: PT.Rineka Cipta

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Santoso, Singgih. 2017. Statistik Multivariat

dengan SPSS. Jakarta. PT Elex Media

Komputindo.