Top Banner
Terapi Oksigen Tambahan Fika Amanda Maengkom Indra Gunawan
30

Supplemental Oxygen Therapy

Oct 25, 2015

Download

Documents

Arif Banar
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Supplemental Oxygen Therapy

Terapi Oksigen Tambahan

Fika Amanda MaengkomIndra Gunawan

Page 2: Supplemental Oxygen Therapy

Pendahuluan

• Tujuan: mempertahankan oksigenasi jaringan cukup dan fungsi normal organ.

• Fokus pada ventilasi alveolar dan penggunaan terapi oksigen tambahan untuk meningkatkan oksigenasi arteri pada pasien hipoksemia tetapi tidak membutuhkan ventilasi mekanis.

Page 3: Supplemental Oxygen Therapy

Patofisiologi Hipoksemia

• Hipoksemia : defisiensi relatif oksigen dalam darah arteri yang diukur dengan tekanan arterial oksigen (PaO2)

• Hipoksia : tekanan oksigen yang tidak adekuat pada tingkat seluler– Dx berdasarkan fungsi organ dan oxygen

delivery

Page 4: Supplemental Oxygen Therapy

Patofisiologi Hipoksemia...

• PaO2 ditentukan oleh tekanan oksigen inspirasi, ventilasi alveolar, dan distribusi ventilasi dan perfusi (V / Q) di paru-paru

• 5 mekanisme hipoksemia:1.Penurunan fraksi oksigen inspirasi

(FiO2)2.Hipoventilasi alveolar3.Keterbatasan difusi pada membran alveolar-

kapiler4.Shunt5.V / Q mismatch

Page 5: Supplemental Oxygen Therapy

Patofisiologi Hipoksemia...

• Hipoventilasi alveolar murni pada pasien kritis sering berhubungan dengan:– overdosis obat– trauma SSP : trauma kepala, stroke, SAH,

SDH, edema serebral.

• Hipoksemia → penurunan tekanan oksigen alveolar (PaO2), diukur dengan persamaan gas alveolar :

PaO2 = FiO2 (PB - 47) - PaCO2 / R

Page 6: Supplemental Oxygen Therapy

• Hipoventilasi → PaO2 ↓ dan PaCO2 ↑, gradien

oksigen alveolar - arterial ([Aa]O2) & rasio

arterial - alveolar (PaO2/PAO2) normal.

• Abnormal [A-a]O2 & PaO2/PAO2 :– keterbatasan difusi pada alveolar-capillary membrane

– shunt → intracardiac atau intrapulmonary

– V/Q mismatch → penyebab umum hipoksemia,

membaik dengan terapi oksigen

Patofisiologi Hipoksemia...

Page 7: Supplemental Oxygen Therapy

Tujuan Terapi Oksigen Tambahan

• koreksi hipoksemia

• PaO2 ≥ 60 mmHg atau SaO2 ≥ 90%

Page 8: Supplemental Oxygen Therapy

Indikasi

• suspek hipoksemia

• AMI

• trauma hebat

• penyembuhan post-op dari anestesia

Page 9: Supplemental Oxygen Therapy

Gejala Klinis Hipoksemia

• takikardia• takipnea• tekanan darah ↑• gelisah• disorientasi• sakit kepala• gangguan penilaian• bingung

Page 10: Supplemental Oxygen Therapy

Gejala Klinis Hipoksemia...

• Hipoksemia berat :– pernapasan melambat dan ireguler– bradikardi– hipotensi– kejang– koma

Page 11: Supplemental Oxygen Therapy

Oxygen Delivery Systems

• low flow → variable performance– sejumlah kecil 100% oksigen sebagai

tambahan, FiO2 berdasarkan pola pernapasan pasien dan minute ventilation.

• high flow → fixed performance– suplai premixed oxygen sesuai dengan

volume yang dibutuhkan pasien dengan total ventilatory

– FiO2 konstan

Page 12: Supplemental Oxygen Therapy

Low Flow System

• paling banyak digunakan

• sederhana

• mudah digunakan

• murah

• banyak dikenal oleh tenaga medis

• diterima dengan baik oleh pasien

Page 13: Supplemental Oxygen Therapy

Low Flow System...

• nasal cannula

• simple face mask

• partial rebreathing mask

• non rebreathing mask

• tracheostomy collars

Page 14: Supplemental Oxygen Therapy

Kanula Nasal

• paling banyak digunakan• 100% oksigen pada flow

rate 0.5 - 6 L/menit– >6 L/menit :

ketidaknyamanan nasal - tidak dapat ditoleransi pasien

– >4 L/menit : harus dilembabkan untuk mencegah kekeringan/iritasi mukosa nasal

Page 15: Supplemental Oxygen Therapy

Kanula Nasal...

• syarat : rongga nasal paten/tidak terganggu untuk pengisian anatomic reservoir

• keuntungan : kenyamanan pasien

• kerugian : – iritasi mukosa hidung pada flow rate tinggi – reaksi alergi pada komponen kimiawi tube– FiO2 berubah sesuai pola pernapasan pasien

Page 16: Supplemental Oxygen Therapy

Simple Face Mask

• 35% - 50% oksigen

pada flow rate ≥5

L/menit

• reservoir masker

(100-200 ml) untuk

meningkatkan fraksi

O2 pada tidal volume

Page 17: Supplemental Oxygen Therapy

Simple Face Mask...

• Kerugian :– resultant variable FiO2

– harus dilepas bila akan makan dan minum

Page 18: Supplemental Oxygen Therapy

Partial - Rebreathing Mask

• 600 - 1000 ml kantong reservoir

• FiO2 ≥ 0.50 dengan flow rate yang rendah

• berguna untuk transport pasien dengan suplai oksigen portabel

Page 19: Supplemental Oxygen Therapy

Nonrebreathing Mask

• 600 - 1000 ml reservoir bag

• mirip partial rebreathing mask dengan penambahan 3 katub 1 arah– untuk venting exhaled gas + cegah masuknya

udara bebas– cegah exhaled gas masuk ke reservoir bag

• tidal volume hampir 100% oksigen dengan FiO2 yang tinggi

Page 20: Supplemental Oxygen Therapy

Nonrebreathing Mask

• kerugian :– resiko atelektasis– keracunan oksigen

(bila digunakan >24 - 48 jam)

• hanya untuk terapi jangka pendek

Page 21: Supplemental Oxygen Therapy

Tracheostomy Collars

• melembabkan jalan nafas buatan• FiO2 tidak bisa diprediksi, inkonsisten,

tergantung dari pola pernapasan pasien

Page 22: Supplemental Oxygen Therapy

High Flow System

• mengalirkan volume campuran gas dengan jumlah cukup

• flow rate melebihi ventilasi per menit pasien & memenuhi kebutuhan inspirasi pesien

• keuntungan :– konsentrasi oksigen tetap (FiO2)– kelembaban & temperatur terkontrol

Page 23: Supplemental Oxygen Therapy

High Flow System...

• Air-entrainment (Venturi) Mask

• Aerosol Mask

Page 24: Supplemental Oxygen Therapy

Noninvansive Ventilation

• oksigen juga bisa dialirkan menggunakan ventilator mekanik lewat masker yang dipasang pada wajah pasien, tanpa perlu intubasi trakeal.– nasal mask– full facial mask

• keberhasilan bergantung pada:– penerimaan pasien– toleransi terhadap kencangnya masker

Page 25: Supplemental Oxygen Therapy
Page 26: Supplemental Oxygen Therapy

Continuous Positive Airway Pressure (CPAP)

• tujuan utama penggunaan CPAP → terapi obstructive sleep apnea (nasal mask)

• pada pasien kritis → memperbaiki oksigenasi dengan membuka alveoli yang kolaps & mengurangi kerja pernapasan dengan menaikkan functional residual capacity

• Mask CPAP– pasien harus bisa bernafas spontan

– kontraindikasi : hipoventilasi

Page 27: Supplemental Oxygen Therapy

Monitoring of Oxygenation

• Arterial Blood Gas Analysis– pH, PaO2, PaCO2, dan SaO2– pH & PaCO2 → st. asam-basa & ventilasi

alveolar– sensitif untuk hipoksemia– FiO2 + PaCO2 + PaO2 → alveolar-arterial

oxygen gradient

Page 28: Supplemental Oxygen Therapy

Monitoring of Oxygenation

• Pulse Oximetry– standar monitoring pasien hipoksemia– SaO2– non-invasif, tidak mahal, sederhana,

peletakan probe pada jari atau telinga, nyaman untuk pasien

– akurat pada range saturasi 70% - 100%– dependen pada perfusi jaringan

Page 29: Supplemental Oxygen Therapy

Komplikasi

• Asidosis respiratorik kronik yang memburuk secara akut → COPD

• Atelektasis absorpsi– timbul ketika konsentrasi tinggi oksigen

alveolar menyebabkan kolapsnya alveolar• Keracunan Oksigen

– FiO2 tinggi (hiperoksia jaringan paru)→ radikal bebas oksigen tinggi → merusak membran sel

– koreksi hipoksemia jauh lebih penting dibandingkan potensi toksisitas oksigen

Page 30: Supplemental Oxygen Therapy

Terima Kasih