Taufik Nur Rahmanda Sundae Coklat Aku janji, aku akan menyelamatkanmu, hingga hati dan jiwaku harus rusak sekalipun... Oppai-chan. Sebuah kisah tentang dua murid baru kelas dua SMA yang saling jatuh cinta dan rela melakukan apapun demi melindungi satu sama lain.
Preview Novel "Sundae Coklat" Sebuah kisah tentang dua murid baru kelas dua SMA yang saling jatuh cinta dan rela melakukan apapun demi melindungi satu sama lain.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Taufik Nur Rahmanda
Sundae Coklat Aku janji, aku akan menyelamatkanmu, hingga hati dan jiwaku
harus rusak sekalipun... Oppai-chan.
Sebuah kisah tentang dua murid baru kelas dua SMA
yang saling jatuh cinta dan rela melakukan apapun
demi melindungi satu sama lain.
Untuk keluarga, teman-teman,
dan semua orang.
1
1
Murid Pindahan
Suasana kelas seketika berubah menjadi ramai saat gadis berumur 16 tahun itu
berjalan memasuki ruangan kelas. Dia berhenti, berdiri di depan kelas, lalu mulai
memperkenalkan dirinya.
“Namaku Nina Claresta, nama panggilan Nina... aku suka menyanyi,”–dia
segera menundukkan badannya, rambutnya yang sangat panjang itu langsung
berjatuhan dari atas punggungnya, hingga ujungnya hampir menyentuh lantai –
“salam kenal....”
Dia kembali menegakkan badannya sambil membetulkan rambutnya.
Nina adalah siswi pindahan baru di SMA Yuruza—sekolah termewah dan
terfavorit di negara ini. Dia masuk di kelas dua C.
Nina sangat cantik, berkulit putih lembut. Wajahnya halus, bersih, bagaikan
bidadari dalam setiap mimpi lelaki. Matanya indah, berwarna hitam kebiruan,
sedangkan putih matanya masih benar-benar putih. Rambutnya hitam, begitu
halus, indah dan panjang sampai ke pantat, diikat twintail di kiri dan kanan atas
dengan pita putih. Poni depannya menutupi sebagian mata kirinya. Tubuhnya
begitu ideal. Ukuran buah dadanya yang tidak besar membuatnya sangat cocok
disebut ‘moe’1—dia benar-benar sempurna.
Selain itu, dari ekspresi wajah dan gayanya berbicara terlihat jelas bahwa
dia adalah perempuan yang santun.
Semua murid terpukau dengannya, tidak hanya laki-laki, tetapi semuanya.
Pak guru lalu mempersilakannya untuk memilih satu bangku yang masih kosong.
1 Istilah slang Jepang, dalam bahasa inggris bisa berarti ‘cute’, ’huggable’, atau ‘endearing’.
Menunjukkan karakteristik—umumnya perempuan usia belasan—yang membuat orang lain—terutama laki-laki—ingin memanjakannya, memeluknya dan menyayanginya.
2
Nina mengucapkan terima kasih, lalu berjalan dari depan kelas menuju bangku
kosong yang ada di belakang.
Nina berjalan dengan santainya, dan wajahnya, seolah tak tahu kalau
semua mata sedang tertuju padanya... seharusnya dia tahu.
Ada tiga bangku kosong di belakang. Dia memilih bangku kosong yang
paling pinggir, dekat jendela.
Nina adalah perempuan yang pendiam dan kurang pandai bergaul.
Walaupun begitu, dia memiliki IQ 140.
Saat istirahat tiba, banyak yang berdatangan ke Nina. Pertama-tama
kerumunannya adalah para perempuan. Ada yang bertanya-tanya, mengajak
gabung klub, dan lain-lain. Lama-lama kerumunan diambil alih oleh para laki-laki,
dan lama-lama nyasar ke PDKT, nggombal, bla bla bla.
Akhirnya sang romeo pun datang untuk membubarkan kerumuman itu.
Sang romeo-nya tak lain adalah Rei—si ketua kelas/ketua klub piano/si selalu
ranking satu.
Di atas itu semua, Rei adalah cowok yang paling diidamkan di sekolah ini.
Rambutnya hitam lurus, kulitnya putih, badan dan lengannya berbentuk karena
rutin fitness. Dia adalah sosok cowok ideal yang populer di sekolah ini dan disukai
banyak siswi—terutama kelas satu dan dua.
Nina mengucapkan terima kasih pada Rei dengan santun. Dan mereka pun
saling bertatapan mata—tetapi itu hanya beberapa detik, hingga Rei diseret oleh
kedua temannya, Tama dan Alvin.
“Ayo ke kantin, woy.”
“Keburu selesai istirahatnya.”
“Weeeii.... Iya, sabar.”
Sebenarnya belum ada yang tahu pasti alasan Nina pindah ke kota ini. Saat
perkenalan tadi pak guru dan dia sendiri tidak bercerita. Saat ditanya, dia hanya
bilang bahwa keluarganya pindah rumah di kota ini. Tetapi sepertinya ada alasan
lain yang tidak ingin dia katakan.
3
***
Hari telah berganti. Hari ini adalah hari rabu, tanggal 1 Mei 2013. Ternyata di
pagi yang cerah ini ada satu murid baru lagi, di kelas yang sama pula. Namun
sayangnya, kali ini murid barunya laki-laki.
“Aku Vian. Salam kenal.”
Begitulah murid pindahan baru itu memperkenalkan dirinya. Singkat dan
garing sekali. Vian berambut hitam, agak bergelombang. Warna kulitnya agak
gelap. Wajahnya begitu dingin—tanpa ekspresi. Tatapan matanya seolah ingin
membunuh orang.
Untuk beberapa detik, mata itu melihat ke Nina—entah apa alasannya.
Nina juga tampaknya terkejut, tetapi dia berusaha tetap tenang.
“Vian adalah murid pindahan dari SMA—”
Vian langsung berjalan menuju belakang ruangan kelas begitu saja, padahal
pak guru belum selesai berbicara. Dia langsung duduk di bangku kosong yang
pertama kali dia datangi. Kebetulan bangku kosong itu bersebelahan dengan
bangku Nina.
Huuft..., gumam Pak Aswan, guru fisika yang mengajar sekarang.
“—Ya sudah, kita langsung mulai pelajaran,” lanjutnya.
Pelajaran pertama pun dimulai.
Vian sangat misterus. Seperti ada hubungan misterius antara dia dan Nina.
Di jari tangan kirinya terlihat dia menggunakan cincin logam aneh—berbentuk
lingkaran besar, berkilau. Sifat Vian yang tidak banyak bicara membuat teman-
temannya tidak bisa tahu banyak tentang dirinya. Apalagi saat perkenalan tadi
pak guru juga malas untuk lanjut bercerita.
Saat istirahat, Nina diajak makan di kantin berempat sama teman-teman