Top Banner
Data Administrasi Tanggal 19 Juli 2011 Diisi oleh : Anggia Hendresty Thia Wanudyo Hutami Tabel 1. Identitas Pasien Berkas Pasien Pasien Pelaku Rawat Nama Kedudukan dalam keluarga Usia Alamat Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Agama Suku Status Perkawinan Ny. A Istri 36 tahun PuloMas Perempuan Tamat SLTP Kerja Salon Islam Jawa Menikah TN.S Suami 38 tahun Pulo Mas Laki-laki Tamat SLTP Pekerja serabutan Islam Jawa Menikah ANAMNESIS Data diperoleh dari autoanamnesis, alloanamnesis dan data rekam medik yang dilakukan pada 19,25, 29 Juli 2011 dan 03 Agustus 2011 KELUHAN UTAMA Gatal di bagian perut dan lutut 1
57

Stukas Tinea (Tia & Gia)

Aug 04, 2015

Download

Documents

Vina Subaidi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Stukas Tinea (Tia & Gia)

Data Administrasi

Tanggal 19 Juli 2011 Diisi oleh : Anggia Hendresty

Thia Wanudyo HutamiTabel 1. Identitas Pasien

Berkas Pasien

Pasien Pelaku Rawat

Nama

Kedudukan dalam

keluarga

Usia

Alamat

Jenis Kelamin

Pendidikan

Pekerjaan

Agama

Suku

Status Perkawinan

Ny. A

Istri

36 tahun

PuloMas

Perempuan

Tamat SLTP

Kerja Salon

Islam

Jawa

Menikah

TN.S

Suami

38 tahun

Pulo Mas

Laki-laki

Tamat SLTP

Pekerja serabutan

Islam

Jawa

Menikah

ANAMNESIS

Data diperoleh dari autoanamnesis, alloanamnesis dan data rekam medik yang dilakukan pada

19,25, 29 Juli 2011 dan 03 Agustus 2011

KELUHAN UTAMA

Gatal di bagian perut dan lutut

HARAPAN

Keluhan gatal menghilang dan sembuh

1

Page 2: Stukas Tinea (Tia & Gia)

KEKHAWATIRAN

Pasien khawatir gatalnya semakin memburuk

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang berobat ditemani suami dan anak keduanya ke klinik pada tanggal 19 juli

2011. Pasien mengatakan sejak dua minggu yang lalu merasakan gatal yang datang hilang

timbul, terutama saat aktivitas seperti kerja salon, menaiki sepeda, memasak dan mengepel

sehingga pasien harus berhenti sejenak dari aktivitasnya. Pasien mengeluhkan gatal-gatal pada

daerah kedua tungkai bawahnya dan pada daerah perut. Ini dikeluhkan oleh pasien sudah 1

minggu sebelum datang ke klinik dokter keluarga di kayu putih. Pasien merasakan paling gatal

pada daerah perutnya sampai pasien mengelukan capek untuk menggaruknya. Pasien

mengatakan bahwa dirinya takut kalau dia alergi dengan air tanah yang digunakan di rumah

kontrakannya tersebut. Tetapi setelah pasien mandi dia tidak merasakan gatal-gatal ,keluhan

gatal terkadang hilang timbul. Sebelum merasakan gatal, pasien tidak mengkonsumsi makanan

apapun.Selain gatal pasien juga mengeluhkan perutnya sering terasa begah, ini dikeluhkan oleh

pasien sejak beberapa hari yang lalu. Diakui oleh pasien,bahwa pasien sering mengkonsumsi

makanan yang pedas dan asam. Pasien menyangkal adanya nyeri ulu hati, dada terasa panas dan

terbakar. Gatal yang dirasakan tidak dipengaruhi oleh asupan makanan dan tidak ada perubahan

jika terjadi pergantian pola makan.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat gatalnya 9 bulan yang lalu, berobat ke praktik dokter umum, lupa diberi obat apa, tidak

diberi tahu sakitnya apa, sembuh dalam satu minggu.

Riwayat penyakit maag sejak muda, membaik dengan obat promag yang dibeli sendiri.

Riwayat tekanan darah rendah yang diderita oleh pasien.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Bapak pasien menderita penyakit darah tinggi dan diberikan obat tetapi pasien tidak tau nama

obatnya apa. Bapak pasien menderita penyakit darah tinggi sudah kurang lebih 15 tahun

lamanya,sebelum pasien menikah.

2

Page 3: Stukas Tinea (Tia & Gia)

Ibu pasien menderita penyakit maag dan untuk mengurangi sakitnya hanye membeli obat

warung.

Suami pasien pernah menderita penyakit malaria sejak pasien bekerja di luar kota beberapa tahun

yang lalu. Suami pasien tidak pernah mengontrol penyakitnya karena alasan biaya.

Penyakit darah tinggi, kencing manis, asma, sakit jantung, alergi obat dan makanan disangkal.

RIWAYAT REPRODUKSI

Status ginekologi: P2A0

Pasien menarche pada usia 15 tahun.

Siklus menstruasi pasien teratur 1x/bulan, lama menstruasi 5-6 hari. Pasien menggunakan

pembalut sebanyak 2-3 buah per hari.

Pasien menggunakan kontrasepsi rutin kontrol ke bidan/dokter, melahirkan anak pertama di

bidan, sedangkan anak kedua di rumah sakit (SC). Hipertensi pada kehamilan tidak diketahui.

Riwayat hipertensi pada kehamilan di keluarga tidak diketahui. Komplikasi lain ketika hamil dan

melahirkan tidak diketahui.

RIWAYAT PSIKOSOSIAL

Pasien pernah mengenyam pendidikan formal hanya sampai SLTP. Pasien dapat menulis dan

membaca. Pekerjaan pasien sehari-hari sebagai pekerja salon sejak berusia 15 tahun. Bekerja

sejak pukul setengah tujuh pagi hingga enam malam. Pasien menempuh tempat kerjanya dengan

bersepeda sekitar 15 menit. Pekerjaan relatif berat karena dikerjakan sendiri. Aktivitas berupa

tugas-tugas rumah tangga harian seperti mencuci pakaian, mencuci piring, menyetrika dan

membersihkan lantai. Pasien mencuci pakaian dengan tangan dengan posisi duduk, mencuci

piring dengan posisi berdiri, menyetrika dalam posisi berdiri kadang duduk, dan membersihkan

lantai dengan posisi berdiri. Sejak tiga bulan terakhir pasien bekerja hanya membersihkan lantai

saja karena keterbatasan fisik dan keluhan sakitnya ditambah lagi pasien sebagai pekerja salon

yang pekerjaan menguras tenaga.

3

Page 4: Stukas Tinea (Tia & Gia)

Pasien mempunyai kebiasaan waktu makan yang tidak teratur, 2-3 kali sehari dan pasien

mengatakan,terkadang satu hari tidak makan sama sekali dikarenakan waktu yang sangat padat.

Ia menyukai makanan yang asin dan pedas. Waktu masih muda pasien sering mengkonsumsi

makanan tinggi lemak, seperti santan, daging berlemak, kulit, jeroan dan makanan tinggi garam

seperti ikan asin. Pasien makan dari makanan yang dibelinya di warteg dan sesekali makan di

rumah bersama keluarga pada malam hari sesudah pulang kerja,diakui oleh pasien terkadang

membawa bekal dari rumah atau membeli makanan sebagai bekal di tempat kerjanya. Di sela-

sela waktu makan pasien sering makan selingan berupa makanan-makanan kecil yang dibelinya

diwarung. Pasien jarang berolah raga karena tidak mempunyai waktu khusus dan tempat yang

layak untuk melakukannya dan tidak terlalu paham pentingnya berolah raga. Namun aktivitas

fisiknya senantiasa terjaga karena ia mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah harian dan juga

pasien mengakui sudah berolahraga setiap pagi dengan mengendarai sepeda dari rumahnya ke

tempat kerja selama 15 menit. Merokok, konsumsi alkohol, dan konsumsi obat terlarang

disangkal oleh pasien.

Pasien berstatus menikah saat berusia 23 tahun. Sejak pasien menikah dengan suaminya pada

tahun 1988, pasien dan suaminya tinggal di madiun bersama keluarganya pasien selama 8 bulan.

Setelah itu pasien dan suami memutuskan untuk pindah dan mencari kerja dijakarta, beberapa

tahun tinggal dijakarta dirumah kontrakan tepatnya daerah jakarta timur pasien memutuskan

pindah ke bandung untuk mencari kerja di sana,karena biaya hidup dijakarta terlalu tinggi dan

suami pasien hanya bekerja serabutan dan pasien bekerja hanya sebagai pekerja salon. Beberapa

bulan di bandung pasien memutuskan untuk kembali ke jakarta dengan alasan tempat kerja yang

dibandung tidak maju seperti yang dijakarta. Di jakarta,pasien dan keluarganya tidak tinggal di

tempat yang sama. Pasien dan keluarganya mendapatkan rumah kontrakan kecil dan hanya

mendapat 1 buah kamar dengan ukuran 3mx3m kamar mandi berada diluar dan 1kamar tersebut

seharga 350 rb selama 1 bulan. Pasien tinggal di daerah pulo mas tepatnya dibelakang RS Omni

pusat. Pasien mempunyai dua orang puteri, anak yang pertama berusia 10 tahun yang masih

menduduki Sekolah Dasar kelas 5 di dekat daerah rumah kontrakannya di daerah pulo mas

tersebut, dan puteri yang kedua berusia 5 tahun yang masih di taman kanak-kanak dekat dengan

sekolah puteri pertamanya.

4

Page 5: Stukas Tinea (Tia & Gia)

Pasien beberapa bulan terakhir ini selalu bekerja keras untuk memperoleh penghasilan seorang

diri dan hanya bergantung dari hasil kerja salonnya dan uang tip dari pelanggan salon,karena

suami pasien bekerja serabutan dan hanya dirumah menjaga anaknya,mengurus pekerjaan rumah

yang bisa dilakukan dan menunggu panggilan atau ajakan temannya jika ada pekerjaan yang bisa

dilakukan,jika pekerjaan itu berat suami pasien menolaknya karena pasien mengaku suaminya

tidak bisa mengerjakan hal-hal yang berat semenjak beberapa tahun yang lalu karena pernah

menderita penyakit malaria.

Pasien juga merasa khawatir dan cemas karena kesehatannya menurun sehingga penghasilannya

berkurang dan bingung untuk biaya sekolah kedua puterinya, kebutuhan sehari-hari dan untuk

berobat jika pasien dan keluarga sakit.

Anamnesis Okupasi

(Tuliskan jenis pekerjaan yang dilakukan sejak pertama kali, serta lama kerja di tiap pekerjaan tersebut)

Tabel 5. Anamnesis okupasi

Jenis pekerjaan Bahan/ material

yang digunakan

Tempat kerja Lama kerja (dalam

bulan/ tahun)

Pekerja salon Shampoo,cream

rambut,cat rambut

Pulo mas +- 18 tahun

Uraian tugas/ pekerjaan (yang sekarang)

(tuliskan cara-cara melakukan pekerjaan, deskripsikan setiap kegiatan yang dilakukan secara mendetail, sejak mulai

bekerja, misalnya pada pagi hari hingga selesai bekerja di sore hari, termasuk bahan-bahan yang digunakan )

Pasien bekerja sebagai pekerja salon di dekat daerah tempat tinggalnya, pulo Mas. Pasien bekerja

WIB sampai jam 18.00 WIB.

Pasien berangkat dari rumah ke tempat kerjanya hanya 15 menit sebelum jam kerja dimulai.

Pasien pulang dan pergi ke tempat kerja dengan menggunakan sepeda. Jarak tempuh dari rumah

ke tempat kerja sekitar 2 km. Sesampainya di tempat kerja, pasien membereskan tempat salon

atau membantu pekerjaan yang disuruh oleh majikannya di salon. Jika sesudah membantu pasien

melakukan pekerjaan sesuai dengan pekerjaan pasien,berupa mencuci rambut, blow, cat rambut.

Selain melakukan hal tersebut pasien juga melakukan pemijatan. Jika pasien merasa lelah,

5

Page 6: Stukas Tinea (Tia & Gia)

sebelum memulai pekerjaan lain pasien beristirahat sekitar sepuluh menit dan memakan bekal

yang dibawa oleh pasien dari rumah. Rutinitas harian membuat pasien terkadang merasa bosan.

Setelah selesai bekerja pasien kembali pulang ke rumah dengan menggunakan sepeda.

Bahaya Potensial (potential hazard) dan risiko kecelakaan kerja pada pekerja serta pada lingkungan kerjaTabel 6. Bahaya potensial pada pasien

Urutan kegiatan (tuliskan secara rinci)

Bahaya Potensial Gangguan kesehatan yang mungkin

Risiko kecelakaan kerja

Fisik Kimia Bio Ergo Psiko

Naik sepeda menuju salon

Debu CO(karena ada di pinggir jalan)

Bakteri, virus dari pingir jalan

ISPA Jatuh karenaKecelakaan lalu lintas

Menyapu lantai Debu,rambut Punggung : menundukTangan dan pergelangan tangan : power gripGerakan repetitif

jenuh ISPA, mialgia, LBP

Mencuci rambut Shampoo rambut,cream rambut

Punggung : menundukTangan dan pergelangan tangan : power gripGerakan repetitif

jenuh Dermatitis kontak iritan/alergi, mialgia, LBP,

Jatuh tergelincir

6

Page 7: Stukas Tinea (Tia & Gia)

Urutan kegiatan (tuliskan secara rinci)

Bahaya Potensial Gangguan kesehatan yang mungkin

Risiko kecelakaan kerja

Fisik Kimia Bio Ergo Psiko

Cat rambut Cat rambut Punggung : menundukTungkai : posisi duduk dikursi pendekTangan dan pergelangan tangan : power gripRotasiGerakan repetitif, mengangkat berat

jenuh Dermatitis kontak iritan/alergi, mialgia, LBP, osteoartritis

Panas pada bagian tangan

Blow rambut Panas, gelombang elektromagnetik dan listrik

Pewangi rambut,hair tonic

Punggung : menundukTungkai : posisi duduk dikursi pendek, berdiriTangan dan pergelangan tangan : power gripGerakan repetitif

jenuh Dehidrasi, mialgia, osteoartritis

panas, tersengat listrik

7

Page 8: Stukas Tinea (Tia & Gia)

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 25 juli 2011.

Penampilan : pemakaian baju yang sempit dan kebersihan diri kurang

Keadaan umum : Kesan tampak sakit ringan, kesadaran kompos mentis

Kesan gizi : berat badan 58 kg, tinggi badan 152 cm

Indeks massa tubuh : 25,10 kg/m2 (obesitas tingkat 1)

Tanda vital

Tekanan darah : 120/70 mmHg

Frekuensi nadi : 86 kali permenit, reguler, isi cukup

Frekuensi napas : 20 kali permenit, reguler, kedalaman cukup

Suhu : 36,7oC

Status Generalis:

Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik

THT : Faring tidak hiperemis, T1-T1

Leher : JVP 5-0 cmH20

Jantung

Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : Iktus kordis tidak teraba

Perkusi : Batas atas : ICS II linea parasternal sinistra

Batas kanan : ICS IV linea sternalis dextra

Batas kiri : ICS IV linea mid klavikula sinistra

Auskultasi : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)

Paru

Inspeksi : Simetris statis dan dinamis

Palpasi : Fremitus kanan = kiri

Perkusi : Sonor

Auskultasi : Vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Abdomen

Inspeksi : Datar

Palpasi : Lemas, nyeri tekan (-) pada epigastrium, hepar dan limpa tidak teraba

Perkusi : Timpani, tidak ada shifting dullness

8

Page 9: Stukas Tinea (Tia & Gia)

Auskultasi : Bising usus dalam batas normal

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), perfusi perifer baik

Status Lokalis

Genu dextra et sinistra

Look : Anterior dan posterior simetris, tidak tampak deformitas, posisi normal, udem (-/-)

Feel : Nyeri tekan (-/-), udem (-/-), krepitasi (-/-)

Move : Fleksi 160º/160º

Kesan : Pergerakan tidak terbatas

Status Neurologis

GCS 15, pupil bulat, isokor, diameter 3mm/3mm,

Saraf Kranialis : Kesan tidak ada paresis

Motorik : Kesan tidak ada paresis, refleks fisiologis normal, tidak ada refleks patologis

Sensorik : Kesan tidak ada kelainan

Otonom : Tidak ada inkontinensi uri et alvi

Laseque test : -/-

9

Page 10: Stukas Tinea (Tia & Gia)

Hasil Body Map

Terdapat bagian yang gatal pada regio perbatasan 12 dan 13 depan dan 17 depan

Depan Belakang

Keterangan :

Tanda pada gambar area yang dirasakan :Kesemutan = x x x Pegal-pegal = / / / / /

Baal = v v v gatal = /////

Hasil Brief survey

Table 7. Hasil Brief Survey

Anggota Tubuh Posisi Skor/risk assesment

Tangan - pergelangan Kanan

Kiri

3 (high risk)

2 (high risk)

Sikut Kanan

Kiri

0 (no risk)

0 (no risk)

Bahu Kanan

Kiri

3 (high risk)

3 (high risk)

Leher - 0 ( no risk)

Punggung 6 (high risk)

Tungkai Kanan

Kiri

3 (high risk)

3 (high risk)

10

Page 11: Stukas Tinea (Tia & Gia)

√ √

√√ √

Tabel 8. Brief surveyKRITERIA

TANGAN & PERGELANGAN

SIKUT BAHU LEHER PUNGGUNG

TUNGKAI

SIKAP

KEKUATAN

Menjepit > 1 kgMenggengam > 5 kg √

Beban > 5 kg

Beban > 5 kg √

Dengan Beban

Menangani Beban > 10 kg √

Pedal Kaki yg> 10 kg

LAMA √ Jepitan/Genggaman > 10 detik

Salah satu sikap > 2/menit

√ > 10 detik

> 10 detik √ > 10 detik

> 30% / 8 jam

FREKWENSI

≥ 30 manipulasi per menit

>2/menit > 2/menit √ > 2/menit

√ > 2/menit√

TOTAL Kiri 2 Kanan

3

Kiri0

Kanan0

Kiri3

Kanan3

0 6Kiri 3

Kanan3

11

√√

√√

√√

Page 12: Stukas Tinea (Tia & Gia)

Pengkajian Masalah Kesehatan Pasien

Berikut ini kerangka konseptual yang menggambarkan adanya kaitan antara temuan pada

anamnesis dan pemeriksaan fisik, masalah adanya faktor internal dan eksternal pada pasien yang

mempengaruhi penyakit dan merupakan alasan untuk pembinaan keluarga dan kunjungan

rumah

12

Anamnesis-Gatal saat aktivitas-Riwayat hipertensi-Bekerja sebagai pekerja salon sejak muda

-Obesitas grade I

Masalah internal▪ Tingkat pengetahuan pasien terhadap

penyakitnya yang masih kurang

▪ Pasien memiliki kebiasaan makan makanan

yang asin, tinggi lemak, pedas dan asam,

kurang buah dan sayur

▪ Pasien memiliki kebiasaan mengobati diri

sendiri dengan jamu-jamuan

▪ Pasien tidak memiliki kebiasaan berolahraga

▪ Pasien memiliki kebiasaan berobat tidak

kontinu (untuk hipertensi pasien)

▪ Pasien bekerja sebagai pekerja salon dengan

posisi kerja yang tidak ergonomis dalam

jangka waklu yang lama

▪ Tidak ada alokasi dana khusus untuk

kesehatan

▪ Pasien memiliki kebiasaan memakai baju ata

celana yang sempit dan tidak menyerap

keringat(permasalahan biaya)

Dyspepsia, tinea corporis,Obesitas

grade I, yang diperberat oleh pekerjaan

dan pola makan yang tidak baik dan

tidak teratur serta pemakaian baju

kurang baik.

Pemeriksaan Fisik IMT : 25,10 kg/m2 (obesitas gr I)TD : 12/70 mmHgLeher : JVP 5 – 0 cm H2OAbdomen : NTE (-)Ekstremitas : edema (-)

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan kerokan KOH

Masalah eksternal▪ Pasien tinggal bersama keluarga

intinya dan tinggal di kontarakan

sepetak dengan ukuran 3mx3m.

▪ Kebiasaan berobat keluarga yang

masih bersifat kuratif

Page 13: Stukas Tinea (Tia & Gia)

Diagnosis Holistik

Aspek I (keluhan, harapan, kekhawatiran)

Keluhan : Gatal saat aktivitas yang dirasakan sejak 1 bulan yang lalu

Harapan : Keluhan gatal dan sakit perutnya menghilang

Pasien ingin berat badannya terkontrol

Kekhawatiran : Pasien khawatir gatal dan sakit perutnya disebabkan oleh pekerjaannya

Aspek II (klinik)

Tinea corporis

Dyspepsia

Obesitas grade I

Aspek III (resiko internal)

▪ Tingkat pengetahuan pasien terhadap penyakitnya yang masih kurang

▪ Pasien memiliki kebiasaan makan makanan yang asin, tinggi lemak, pedas dan asam,

kurang buah dan sayur

▪ Pasien memiliki kebiasaan mengobati diri sendiri dengan jamu-jamuan

▪ Pasien tidak memiliki kebiasaan berolahraga

▪ Pasien bekerja sebagai pekerja salon dengan posisi kerja yang tidak ergonomis dalam angka

waklu yang lama

▪ Tidak ada alokasi dana khusus untuk kesehatan

Aspek IV (aspek psikososial keluarga)

▪ Pasien tinggal bersama keluarga intinya dan tinggal di kontarakan sepetak dengan ukuran

3mx3m

▪ Pasien menghidupi keluarganya karena suami pasien hanya bekerja serabutan.

▪ Kebiasaan berobat keluarga yang masih bersifat kuratif

Aspek V (skala fungsional)

Skala 1 (Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam dan luar rumah, sedikit

kesulitan)

13

Page 14: Stukas Tinea (Tia & Gia)

Diagnosis Okupasi

Tabel 9. Langkah diagnosis okupasi

Langkah 1

Diagnosis

klinis

Obesitas grade I’g Dyspepsia Tinea corporis

Langkah II

Pajanan

Fisik Debu, Panas, gelombang

elektromagnetik dan

listrik

Debu, Panas, gelombang

elektromagnetik dan

listrik

Debu, Panas, gelombang

elektromagnetik dan

listrik

Kimia CO, sabun, detergen,

pewangi pakaian dan

lantai

CO, sabun, detergen,

pewangi rambut dan cat

rambut

CO, sabun, detergen,

pewangi rambut dan cat

rambut

Biologi Bakteri dan virus Bakteri dan virus Bakteri dan virus

ErgonomiPunggung : menundukTungkai : posisi duduk dikursi pendekTangan dan pergelangan tangan : power gripRotasi

Gerakan repetitif,

mengangkat berat

Punggung : menundukTungkai : posisi duduk dikursi pendek kadang terlalu lama berdiriTangan dan pergelangan tangan : power gripRotasi

Gerakan repetitif,

mengangkat berat

Punggung : menundukTungkai : posisi duduk dikursi pendek kadang terlalu lama berdiriTangan dan pergelangan tangan : power gripRotasi

Gerakan repetitif,

mengangkat berat

Psikososial Jenuh Jenuh Jenuh

Langkah III Stress psikososial dapat Stress psikososial dapat Stress psikososial dapat

14

Page 15: Stukas Tinea (Tia & Gia)

Evidence

Based pajanan

dengan

diagnosis klinis

menyebabkan perilaku

yang salah terkait pola

makan

memicu pola makan yg

tidak teratur

menyebabkan perilaku

yang salah terkait pola

makan

Langkah IV

Menentukan

besarnya

jumlah

pajanan

Pajanan diperoleh selama

pasien bekerja, dengan

jumlah jam terpajan rata-

rata 12 jam

Pasien telah bekerja

selama 16 tahun

Pajanan diperoleh selama

pasien bekerja, dengan

jumlah jam terpajan rata-

rata 12 jam

Pasien telah bekerja

selama 16 tahun

Pajanan diperoleh

selama pasien bekerja,

dengan jumlah jam

terpajan rata-rata 12jam

Pasien telah bekerja

selama 16 tahun

Langkah V

Menentukan

faktor individu

yang berperan

Beban pikiran karena

hidup menumpang

Pola makan berlebih,

tinggi lemak

Jarang berolahraga

Beban pikiran karena

hidup mengontrak

Jarang berolahraga

Beban pikiran karena

hidup mengontrak

Pola makan berlebih,

tinggi lemak

Jarang berolahraga

Langkah VI

Menentukan

faktor lain

diluar

pekerjaan yang

berpengaruh

terhadap

peyakit

Kebiasaan keluarga jarang

berolahraga

Kebiasaan keluarga jarang

berolahraga

Kebiasaan keluarga

jarang berolahraga

Langkah VII

Menentukan

diagnosis

okupasi

Obesitas mungkin

berhubungan dengan

pekerjaan

Dyspepsia mungkin

berhubungan dengan

pekerjaan dan makanan

yang dikonsumsi pasien

Gatal berhubungan

dengan air yang

digunakan dan pakaian

yang dipakai serta

berpengaruh karena

pekerjaan

15

Page 16: Stukas Tinea (Tia & Gia)

Rencana Penatalaksanaan Pasien dan Hasil Intervensi

Tabel 10. Rencana Penatalaksanaan Pasien dan Hasil IntervensiNO. Masalah Rencana Intervensi Sasaran Waktu Indikator

KeberhasilanHasil intervensi

Masalah medis pasien (aspek klinik)

1 Dyspepsia Medikamentosa :Ranitidin 2 x 150 mg untuk 3 hariNonmedikamentosa :Edukasi untuk menghindari makanan pedas, asam dan makan teratur , manajemen stress

Pasien 1 keluhan menghilang

pasien tidak makan makanan yang peda, asam

makan teratur

keluhan menghilang

pasien tidak makan makanan yang peda, asam

makan teratur

2 Obesitas grade I Medikamentosa(-)Non medikamentosaEdukasi pasien agar tidak sering memakan makanan yang tinggi lemak dan santan

pasien 2minggu

makan yang baik dan teratur

makanan yang baik dan teratur

2 Tinea corporis Rencana diagnosis:Kerokan KOHMedikamentosa: elapro salep dan cetirizineNon medikamentosa Edukasi mengenai penyakit gatal-gatal tersebut kemungkinan karena jamur.

Pasien 1 bulan tidak adanya keluhan gatal /keluhan menghilang

keluhan menghilang

Aspek resiko internal3 Tingkat

pengetahuan

pasien

terhadap

penyakitnya

yang masih

kurang

Edukasi mengenai penyakit yang dialami pasien

pasien 2 minggu

Pasien mengerti mengenai penyakit yang dialaminya

Pasien mengerti mengenai penyakit yang dialaminya

4 Pasien

memiliki

kebiasaan

mengobati diri

sendiri dengan

jamu-jamuan

Edukasi mengenai kebiasaan minum jamu-jamuan dapat membahayakan kesehatan karena tidak diketahui komposisi, dosis dan efek sampingnya

pasien 1 minggu

Pasien tidak mengkonsumsi jamu-jamuan

Pasien berhenti mengkonsumsi jamu-jamuan

5 Jarang berolahraga

Edukasi : pentingnya olahraga dalam tatalakssana hipertensi dan obesitas pada pasien. Sesama anggota keluarga saling

Seluruh anggota keluarga

2 minggu

Pasien rutin berolahraga, minimal 30 menit sehari. keluarga pasien mengerti penting nya olah raga

Olahraga rutin dengan berjalan kaki 20-30 menit sehari selain berjalan kaki menuju tempat kerja

16

Page 17: Stukas Tinea (Tia & Gia)

mendukung dan memotivasi untuk berolahraga secara rutin.

6 Pasien

memiliki

kebiasaan

memakai

pakaian ketat

dan tidak

menyerap

keringat

Edukasi mengenai pentingnya pemakaian baju yang menyerap dan tidak sempit

pasien Pasien mengerti hubungan penyakit dengan pemakaian baju yang benar

Pasien mengerti hubungan penyakit dengan pemakaian baju yang benar

7 Pasien bekerja

sebagai

pekerja salon

dengan posisi

kerja yang

tidak

ergonomis

dalam angka

waklu yang

lama

Edukasi mengenai hubungan posisi bekerja pasien yang tidak ergonomis dengan kemungkinan artralgia yang dialaminya,

Edukasi posisi kerja yang ergonomis

pasien 2 minggu

Pasien mengerti hubungan posisi bekerja pasien yang tidak ergonomis,

Pasien bekerja dengan ergonomis

Pasien mengerti hubungan posisi bekerja pasien yang tidak ergonomis dengan kemungkinan

8 Tidak ada

alokasi dana

khusus untuk

kesehatan

Edukasi dan memotivasi untuk belajar menabung untuk dana khusus kesehatan dengan cara menyisihkan sejumlah uang misal Rp. 1000 setiap harinya dan hanya bisa dipergunakan untuk keperluan kesehatan

pasien 2 minggu

Pasien sudah mulai menabung untuk dana kesehatan

Pasien belum dapat menabung khusus untuk dana kesehatan karena keuangan sangat terbatas

Aspek Psikososial Keluarga

9 Pasien tinggal

bersama

keluarga

intinya dan

mengontrak

Edukasi kepada pasien bahwa faktor stress dapat mempengaruhi penyakitnya (tinea corporis,didpepsia ) dan mencoba untuk dapat menerima keadaanya yang dialaminya agar stressnya berkurang

Pasien dan keluarga

2 minggu

Pasien dapat mengurangi stressnya

Pasien mengaku susah stresnya

10 Pasien

memikirkan

penghasilan

keluarga

Edukasi kepada pasien agar mencoba untuk dapat menerima keadaanya yang dialaminya agar

pasien 2 minggu

Stress pasien berkurang

Stress pasien berkurang

17

Page 18: Stukas Tinea (Tia & Gia)

karena suami

hanya bekerja

serabutan

stressnya berkurang dan lebih sering berkomunikasi dengan keluarga dan tetangga

Tindak Lanjut dan Hasil Intervensi

Tabel 11. Tindak Lanjut dan Hasil Intervensi

Tanggal Intervensi yang dilakukan, diagnosis holistik, rencana selanjutnya

Kedatangan

pertama, 19

juli 2011 di

KDK Kayu

Putih

Intervensi :

- Ananmnesis

Terdapat keluhan gatal terutama saat aktivitas dan mengeluhkan sakit pada bagian perut dan terasa begah.

Pemeriksaan fisik

IMT : 25,10 kg/m2

Tekanan darah : 120/70 mmHg)

Perut : NTE (-)

Pemeriksaan lain dalam batas normal

- Pemeriksaan penunjang

Gula darah sewaktu :tidak dilakukan.

Diagnosis Holistik

Aspek I (keluhan, harapan, kekhawatiran)

Keluhan : Gatal saat aktivitas yang dirasakan sejak 1 bulan yang lalu

Harapan : Keluhan gatal menghilang

Pasien ingin perutnya tidak sakit lagi

Kekhawatiran : Pasien gatal dan sakit perutnya dikarenakan oleh pekerjaannya

18

Page 19: Stukas Tinea (Tia & Gia)

Aspek II (klinik)

Tinea corporis

Dyspepsia

Obesitas grade I

Aspek III (resiko internal)

▪ Tingkat pengetahuan pasien terhadap penyakitnya yang masih kurang

▪ Pasien memiliki kebiasaan makan makanan yang asin, tinggi lemak, pedas

dan asam, kurang buah dan sayur

▪ Tidak ada alokasi dana khusus untuk kesehatan

Aspek IV (aspek psikososial keluarga)

▪ Kebiasaan berobat keluarga yang masih bersifat kuratif

Aspek V (skala fungsional)

Skala 1 (Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam dan luar rumah, sedikit kesulitan)

- Tatalaksana

Medikamentosa : salep elapro ,cetirizine 1x1 dan ranitidin 1 x 150 mg

Nonmedikamentosa :

Edukasi mengenai kemungkinan penyakit pasien

Edukasi pentingnya minum obat teratur dan kontrol teratur

Rencana selanjutnya :

Kontrol setelah obat habis

Tindak

Lanjut I, 25

juli 2011

jam 19.00

WIB di

rumah

Intervensi :

- Reananmnesis

Pasien mengatakan masih gatal dan perut sudah tidak merasakan sakit lagi.

Pemeriksaan fisik

Tekanan darah : 120/80 mmHg)

19

Page 20: Stukas Tinea (Tia & Gia)

pasien Perut : NTE (-)

Status Lokalis

Regio umbilikalis, poplitea

Look : tampak lesi hiperpigmentasi bentuk plakat,papul multiple diatasnya dan

krusta (+) bekas digaruk dan terdapat likenifikasi

Feel : Nyeri tekan (-/-), udem (-/-), krepitasi (-/-)

Move : Fleksi 160º/160º

Kesan : Pergerakan tidak terbatas

Pemeriksaan lain dalam batas normal

- Ditegakkan diagnosis

Diagnosis Holistik

Aspek I (keluhan, harapan, kekhawatiran)

Keluhan : Gatal saat aktivitas yang dirasakan sejak 1 bulan yang lalu

(bekurang)

Harapan : Keluhan gatal menghilang

Pasien ingin gatal dan sakit perutnya menghilang

Kekhawatiran : Pasien khawatir gatal dan sakit perutnya dikarenakan oleh

pekerjaan

Aspek II (klinik)

Tinea corporis

Dyspepsia

Obesitas grade I

Aspek III (resiko internal)

▪ Tingkat pengetahuan pasien terhadap penyakitnya yang masih kurang

▪ Pasien memiliki kebiasaan makan makanan yang asin, tinggi lemak, pedas

dan asam, kurang buah dan sayur

▪ Pasien memiliki kebiasaan mengobati diri sendiri dengan jamu-jamuan

▪ Pasien tidak memiliki kebiasaan berolahraga

▪ Pasien memiliki kebiasaan memakai pakaian yang tidak menyerap keringat

20

Page 21: Stukas Tinea (Tia & Gia)

dan sempit

▪ Pasien bekerja sebagai pekerja salon dengan posisi kerja yang tidak

ergonomis dalam angka waklu yang lama

▪ Tidak ada alokasi dana khusus untuk kesehatan

Aspek IV (aspek psikososial keluarga)

▪ Pasien tinggal bersama keluarga intinya dan tinggal di kontarakan sepetak

dengan ukuran 3mx3m

▪ Kebiasaan berobat keluarga yang masih bersifat kuratif

Aspek V (skala fungsional)

Skala 1(Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam dan luar rumah, sedikit kesulitan)

- Tatalaksana

Medikamentosa : salep elapro ,cetirizine 1x1 dan ranitidin 1 x 150 mg

Nonmedikamentosa :

Edukasi mengenai kemungkinan penyakit pasien, penyebab dan komplikasi

Edukasi pentingnya pemakaian baju yang benar agar terhindar dari penyakit kulit.

Dan edukasi mengenai pola makan yang teratur.

Meminta pasien untuk membuat food recall, menjelaskan kegunaannya

Rencana selanjutnya :

Kontrol tanggal jika obat habis

Tindak

Lanjut II,

29 juli

2011 jam

19.00WIB

dirumah

pasien

Intervensi :

- Ananmnesis

Keluhan gatal belum hilang dan sakit pada perutnya menghilang

Pemeriksaan fisik

21

Page 22: Stukas Tinea (Tia & Gia)

IMT : 25,10 kg/m2

Tekanan darah : 120/90 mmHg)

Status Lokalis

Regio umbilikalis, poplitea dan gluteus maksimus

Look : tampak lesi hiperpigmentasi bentuk plakat,tepi aktif,papul multiple

diatasnya dan krusta (+) bekas digaruk dan terdapat likenifikasi

Feel : Nyeri tekan (-/-), udem (-/-), krepitasi (-/-)

Move : Fleksi 160º/160º

Kesan : Pergerakan tidak terbatas

Pemeriksaan lain dalam batas normal

- Ditegakkan diagnosis

Diagnosis Holistik

Aspek I (keluhan, harapan, kekhawatiran)

Keluhan : gatal dan sakit perutnya saat aktivitas yang dirasakan sejak 1

bulan yang lalu (sdh menghilang)

Harapan : Keluhan gatal dan sakit perutnya menghilang

Pasien ingin berat badannya terkontrol

Kekhawatiran : Pasien khawatir gatal dan sakit perutnya disebabkan oleh

pekerjaan

Aspek II (klinik)

Tinea corporis

Dyspepsia

Obesitas grade I

Aspek III (resiko internal)

▪ Tidak ada alokasi dana khusus untuk kesehatan

Aspek IV (aspek psikososial keluarga)

▪ Pasien tinggal bersama keluarga intinya dan tinggal di kontarakan sepetak

22

Page 23: Stukas Tinea (Tia & Gia)

dengan ukuran 3mx3m

▪ Kebiasaan berobat keluarga yang masih bersifat kuratif

Aspek V (skala fungsional)

Skala 1 (Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam dan luar rumah, sedikit kesulitan)

- Tatalaksana

Medikamentosa : ketokonazol,CTM dan salep mikonazol

Nonmedikamentosa :

Edukasi pentingnya minum obat teratur dan kontrol teratur

Edukasi untuk melakukan pemeriksaan penunjang untuk skrining komplikasi dan faktor resiko

Rencana selanjutnya :

Kontrol 2-4 minggu lagi

Skrining komplikasi dan faktor resiko ( periksa kerokan KOH,kolesterol,GDS)

Tindak

Lanjut III,

05 agustus

2011 jam

19.35 WIB

dirumah

pasien

Intervensi :

- Ananmnesis

Keluhan gatal berkurang

Pemeriksaan fisik

IMT : 25,10 kg/m2

Tekanan darah : 120/70 mmHg)

Status Lokalis

Regio umbilikalis, poplitea dan gluteus maksimus

Look : tampak lesi hiperpigmentasi bentuk plakat,tepi aktif,papul multiple

diatasnya dan krusta (+) bekas digaruk dan terdapat likenifikasi

Feel : Nyeri tekan (-/-), udem (-/-), krepitasi (-/-)

23

Page 24: Stukas Tinea (Tia & Gia)

Move : Fleksi 160º/160º

Kesan : Pergerakan tidak terbatas

Pemeriksaan lain dalam batas normal

- Ditegakkan diagnosis

Diagnosis Holistik

Aspek I (keluhan, harapan, kekhawatiran)

Keluhan : gatal dan sakit perutnya saat aktivitas yang dirasakan sejak 1

bulan yang lalu (sdh menghilang)

Harapan : Keluhan gatal dan sakit perutnya menghilang

Pasien ingin berat badannya terkontrol

Kekhawatiran : Pasien khawatir gatal dan sakit perutnya disebabkan oleh

pekerjaan

Aspek II (klinik)

Tinea corporis

Dyspepsia

Obesitas grade I

Aspek III (resiko internal)

▪ Tidak ada alokasi dana khusus untuk kesehatan

Aspek IV (aspek psikososial keluarga)

▪ Pasien tinggal bersama keluarga intinya dan tinggal di kontarakan sepetak

dengan ukuran 3mx3m

▪ Kebiasaan berobat keluarga yang masih bersifat kuratif

Aspek V (skala fungsional)

Skala 1 (Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam dan luar rumah, sedikit kesulitan)

- Tatalaksana

Medikamentosa : salep mikonazol dan ketokonazol

24

Page 25: Stukas Tinea (Tia & Gia)

Nonmedikamentosa :

Edukasi pentingnya minum obat teratur dan kontrol teratur

Edukasi untuk melakukan pemeriksaan penunjang untuk skrining komplikasi dan faktor resiko

Rencana selanjutnya :

Kontrol 2-4 minggu lagi ke Klinik Dokter Keluarga utnuk pemeriksaan lebih lanjut

Skrining komplikasi dan faktor resiko ( periksa kerokan KOH,kolesterol,GDS)

Kesimpulan Penatalaksanaan Pasien dalam Binaan Pertama

Diagnosis Holistik

Aspek I (keluhan, harapan, kekhawatiran)

Keluhan : Gatal saat aktivitas yang dirasakan sejak 1 bulan yang lalu (menghilang)

Harapan : Keluhan gatal dan sakit perutnya menghilang

Pasien ingin berat badannya terkontrol

Kekhawatiran : Pasien khawatir gatal dan sakit perutnya disebabkan oleh pekerjaannya

Aspek II (klinik)

Tinea corporis

Dyspepsia

Obesitas grade I

Aspek III (resiko internal)

▪ Pasien bekerja sebagai pekerja salon dengan posisi kerja yang tidak ergonomis dalam angka

waklu yang lama

▪ Tidak ada alokasi dana khusus untuk kesehatan

Aspek IV (aspek psikososial keluarga)

▪ Pasien tinggal bersama keluarga intinya dan tinggal di kontarakan sepetak dengan ukuran

3mx3m

▪ Kebiasaan berobat keluarga yang masih bersifat kuratif

Aspek V (skala fungsional)

25

Page 26: Stukas Tinea (Tia & Gia)

Skala 1 (Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam dan luar rumah, sedikit

kesulitan)

Faktor pendukung terselesaikannya masalah

Keinginan dan motivasi pasien yang kuat untuk sembuh

Pasien dan pelaku rawat besikap kooperatif dalam pembinaan keluarga

Pasien dan pelaku rawat bersifat terbuka dalam menerima informasi sehingga dapat

menerima informasi dan edukasi pembina dengan baik

Dukungan dan perhatian pelaku rawat yang baik dalam tatalaksana penyakit pasien

Faktor penghambat terselesaikannya masalah

Tingkat pemahaman pasien yang rendah karena tidak pernah mengenyam pendidikan

Keadaan finansial pasien dan keluarga yang terbatas sehingga dapat menjadi kendala dalam

kontinuitas pengobatan selanjutnya

Terdapat stressor karena pasien sebagai tulang punggung keluarga,karena suami pasien

hanya bekerja serabutan

Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya

Evaluasi pemakaian obat pasien

Evaluasi efek samping dari obat yang diberikan

Skrining komplikasi dan faktor resiko(periksa kerokan KOH,kolesterol dan GDS)

Evaluasi perubahan gaya hidup ( Pengaturan diet sesuai kebutuhan kalori ,penurunan berat

badan, olahraga teratur minimal 30 menit perhari, posisi ergonomis ketika bekerja)

26

Page 27: Stukas Tinea (Tia & Gia)

Berkas Keluarga Binaan

No. Status : 1762/11

Nama pasien : Ny. A

Usia :36 tahun

Jenis kelamin : P

Status perkawinan : Menikah

Pendidikan : Tamat SLTP

Family folder

Pelaku rawat : Tn.S (suami Ny. A)

Alamat : Jalan pandan sutra no. 19 pulo mas rt 03/11

No. Tlp : 085214970440

Agama : Islam

Alasan kami melakukan pembinaan kerumah pasien karena penyakit yang diderita oleh pasien

adalah penyakit kulit yang bisa menular sehingga perlu dilakukan pembinaan agar tidak terjadi

penularan ke keluarganya.

Data Demografi Keluarga

Keluarga pasien termasuk ke dalam keluarga inti. Pasien tinggal bersama suami dan kedua

anaknya. Genogram keluarga pasien dapat dilihat pada lampiran 1.

Tabel 12. Profil keluarga (seluruh anggota keluarga yang tinggal satu kamar)

27

Page 28: Stukas Tinea (Tia & Gia)

An.A

Tn.SR

Ny. A

An. N

No Nama Kedudukan

dalam keluarga

L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien

Klinik

Ket

1 Tn. S Kepala keluarga L Th SMP Pekerja

serabutan

T Sehat

2 Ny.A Istri P 36 th SMP Pekerja salon T Sakit,pasien

3 An.N Anak 1 P 10th SD pelajar T Sehat

4 An. A Anak 2 P 5th TK Pelajar T Sehat

Genogram (terlampir)

Data Dinamika Keluarga

Gambar 2. Family Mapping

Keterangan gambar:

Tabel 13. Fungsi-Fungsi Keluarga

Fungsi Keluarga Penilaian Kesimpulan Pembina

28

Perempuan

Laki-laki

Hubungan antara anggota keluarga baik

Hubungan antara anggota keluarga sangat dekat

Hubungan antara anggota keluarga tidak dekat

Page 29: Stukas Tinea (Tia & Gia)

Biologis Penyakit yang saat ini terdapat dalam

keluarga adalah tinea corporis, dyspepsia,

kelebihan berat badan yang dialami pasien.

Anggota keluarga yang lain dalam keadaan

sehat. Pasien dan keluarga berobat jika ada

keluhan.

Suami pasien selalu mendampingi

pasien berobat. Sedangkan pasien cenderung

tidak mengetahui dan mengerti tentang

pentingnya upaya preventif dan tatalaksana

nonmedikamentosa khususnya mengenai

tinea corporis

Kebiasaan berobat keluarga masih

bersifat kuratif sedangkan

pencegahan penyakit (preventif)

masih kurang.

Karena pasien menderita penyakit

menular, maka ada resiko

penularan penyakit dalam

keluarga.

Psikologis Hubungan antara pasien dengan

keluarga dekat. Pasien berhubungan lebih

dekat dengan suami. Hal ini dikarenakan

anak pasien masih kecil.

Pasien berada di rumah bersama

suami terutama pada malam hari sepulang

kerja sampai pagi sebelum berangkat kerja

kecuali hari selasa pasien bersama suami

bisa sampai 24 jam dikarenakan suami

bekerja serabutan yang kadang-kadang kerja.

Sedangkan kedua anak pasien sekolah pada

pagi hari.

Suami pasien sebagai pelaku rawat

cukup perhatian mengenai kesehatan pasien.

Manajemen keluarga dalam menghadapi

masalah cukup baik, dilihat dari  adanya

diskusi keluarga dalam pemecahan masalah,

terutama antara suami pasien. Dalam

mengambil keputusan pasien bermusyawarah

dengan suami karena anak pasien masih kecil

sehingga belum begitu mengerti. Pasien

hanya meminta pendapat dari suami.

Fungsi psikologis cukup

baik.Pelaku rawat cukup

perhatian mengenai kesehatan

pasien

29

Page 30: Stukas Tinea (Tia & Gia)

Sosial Pasien mengenyam pendidikan

formal hanya sampai tamat SLTP .Pasien

dapat menulis dan membaca. Suami pasien

mempunyai pendidikan terakhir SMP

sedangkan anak pertama pasien siswi di

SDN, anak kedua pasien siswi di TK.

Pasien dan keluarga mengenal cukup

baik warga disekitar pemukiman pasien baik

tetangga maupun mereka yang tinggal

berjauhan. Pasien juga kenal dengan ketua

RT dan RW setempat. Pasien dan keluarga

turut berperan serta dalam berbagai aktivitas

sosial di lingkungan rumah.

Fungsi sosial keluarga cukup baik

Ekonomi dan

Pemenuhan

Kebutuhan

Pasien saat ini bekerja di salón

dengan gaji sesuai UMR Jakarta. Pasien

mendapatkan uang tambahan (uang tip) dari

pelanggan yamg bekisaran Rp.5000-10.000

per pelanggan. Pasien menjadi tulang

punggung keluarga dikarenakan suami

pasien yang sebagai pekerja serabutan tidak

setiap hari bekerja tergantung ada atau

tidaknya tawaran pekerjaan. Pasien

memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan

uang hasil bekerja. Pasien makan di dirumah

dan sesekali dirumah diwarteg jika pasien

tidak membawa bekaluntuk makan siang di

salón karena salón tidak menyediakan

makanan.

Pendapatan pasien umumnya

digunakan untuk kebutuhan primer sehari-

hari dan untuk pendidikan kedua anak

pasien.

Fungsi ekonomi terkesan kurang.

Pemenuhan kebutuhan primer

terkesan cukup, sementara

pemenuhan kebutuhan sekunder

dan tersier terkesan kurang.

30

Page 31: Stukas Tinea (Tia & Gia)

Tabel 14. Data Risiko Internal Keluarga

Perilaku Sikap dan perilaku keuarga Kesimpulan pembina

Kebersihan

pribadi dan

lingkungan

Perilaku anggota keluarga untuk

menjaga higien pribadi cukup baik dan

tampilan individu cukup besih. Lingkungan

terlihat kurang bersih dan kurang terawat

serta tidak tertata dengan rapi. Tidak ada

pembagian kerja dalam upaya menjaga

kebersihan rumah dan lingkungan sekitar

rumah, pekerjaan dilakukan terutama oleh

pasien dengan dibantu oleh suami.

Kebersihan pribadi cukup

Kebersihan lingkungan kurang

Pencegahan

spesifik

Kebiasaan berobat keluarga hanya

untuk menyembuhkan penyakit (kuratif)

sedangkan pencegahan penyakit (preventif)

masih kurang. Keluarga hanya berobat jika

ada masalah kesehatan. Keluarga tidak

memiliki kartu sehat untuk berobat.

Perilaku berobat masih bersifat

kuratif

Pasien mempunyai perilaku

pencegahan spesifik yang

buruk

Gizi keluarga Pemenuhan gizi keluarga cukup.

Menu makanan cukup baik dengan adanya

karbohidrat berupa nasi, berbagai macam

menu sayur-mayur yang dimasak tidak

begitu lama dengan ditumis atau dimasak

bening, jarang memakan daging merah,

kebutuhan protein didapat dari tempe dan

tahu yang digoreng serta ikan segar.

Penggunaan minyak goreng 2-3 kali

pemakaian dan jarang menggunakan

santan. Konsumsi buah terhitung jarang.

Pasien menyukai makanan yang berlemak,

kurang sayur, pedas, asam dan asin (ikan

asin).

Gizi keluarga cukup

31

Page 32: Stukas Tinea (Tia & Gia)

Asah asih asuh Perkembangan Jasmani dan Rohani baik :

mengaji, sholat.

Gangguan Tumbuh kembang tidak ada.

Kasih saying cukup

Asah asih asuh baik

Kesehatan

reproduksi

Pasien menggunakan kontrasepsi IUD rutin

control ke bidan /dokter. Pasien menarche

sejak usia 15 tahun. Siklus menstruasi

pasien teratur 1x/bulan, lama menstruasi 5-

6 hari. Pasien menggunakan pembalut

sebanyak 2-3 buah per hari.

Riwayat hamil pada usia 25 tahun rutin

pernah kontrol ke bidan/dokter, melahirkan

anak pertama secara normal di bidan,

sedangkan anak kedua dirumah sakit secara

SC dikarenakan ketuban pecah dini dan

berwarna hijau.

Kesehatan reproduksi pasien

baik

Latihan jasmani Pasien dan keluarga tidak memiliki

kebiasaan berolahraga. Namun pasien rutin

bersepeda pada pagi hari setiap harinya

menuju tempat kerja dan sore hari pada

pulang kerja.waktu yang ditempuh dari

rumah sampai salon ± 15menit. Begitu juga

keluarga yang lain. Mereka menganggap

dengan bekerja sudah merupakan olahraga.

Latihan jasmani keluarga

kurang

Penggunaan

pelayanan

kesehatan

Pasien dan keluarga berobat kerumah sakit,

puskesmas, balkesmas dan kadang ke

praktik dokter umum jika ada keluhan saja.

Pasien sering minum jamu-jamuan untuk

menambah stamina.

Pasien dan keluarga

mempunyai kebiasaan berganti

tempat pelayanan kesehatan

Kebiasaan Tidak ada anggota keluarga yang merokok Tidak ada kebiasaan merokok

32

Page 33: Stukas Tinea (Tia & Gia)

buruk untuk

kesehatan

dan minum alcohol dan minum alhokol

Data Sarana Pelayanan Kesehatan dan Lingkungan Kehidupan keluarga

Tabel 15. Faktor Pelayanan kesehatan

Faktor keterangan Kesimpulan pembina

Pusat pelayanan kesehatan

yang digunakan keluarga

Rumah sakit, Puskesmas,

Balkesmas, Praktik dokter

umum

Jarak ke pelayanan kesehatan

cukup dekat ke KDK Kayu

putih .

Tarif kesehatan masih

terjangkau

Cara mencapai pusat

pelayanan kesehatan tersebut

Dengan menggunakan

angkutan umum

Tarif pelayanan kesehatan

tersebut dirasakan

Terjangkau

Kualitas pelayanan kesehatan

tersebut

Baik

Tabel 16. Tempat tinggal

Kepemilikan rumah : kontrak

Daerah pemukiman : padat dan sedikit kotor

Karakteristik rumah Kesimpulan Pembina

Luas kamar: 3x3m2 Lingkungan rumah terbilang padat, kondisi

rumah kurang bersih dan dan kurang ventilasiJumlah orang dalam satu rumah : 4 orang

Luas halaman rumah 5 m2

Lantai rumah : semen

Dinding rumah : tembok

Penerangan didalam rumah : listrik

Ventilasi : rumah lembab, terdapat kipas angin

untuk bantuan ventilasi di dalam rumah

Kebersihan didalam rumah : kurang

33

Page 34: Stukas Tinea (Tia & Gia)

Tataletak barang dalam rumah : tidak tertata

dengan baik, barang-barang menumpuk

Sumber air : air minum, air cuci dan masak

berasal dari air tanh

Kamar mandi keluarga tidak ada, didalam

rumah, jumlah satu buah, ukuran 2 x 3 m2

Jamban jongkok

Limbah dialirkan ke got, tidak ada tempat

sampah diluar rumah, kesan kebersihan

lingkungan pemukiman cukup

Denah Rumah Pasien

(terlampir)

Pengkajian Masalah Kesehatan Keluarga

( Mandala of Health terlampir)

Diagnosis Keluarga dan Lingkungan

Masalah Internal Keluarga

Masalah Biologis

- Pasien menderita tinea corporis, dyspepsia, kelebihan berat badan.

Masalah Psikososial : Pasien tamat SLTP, pasien bisa menulis dan membaca.

Masalah Ekonomi dan pemenuhan kebutuhan : pasien mempunyai masalah ekonomi dan

masalah pemenuhan kebutuhan sekunder dan tersier, tidak ada alokasi dana khusus untuk

kesehatan keluarga

Masalah perilaku kesehatan keluarga : pasien dan keluarga mempunyai perilaku kesehatan

yang bersifat kuratif

Masalah Eksternal Keluarga

34

Page 35: Stukas Tinea (Tia & Gia)

Lingkungan rumah : lingkungan rumah terbilang padat, kondisi rumah kurang bersih dan

dan kurang ventilasi

skor Kemampuan Keluarga dalam penyelesaian masalah dan rencana

penatalaksanaaannya

Tanggal 25 ,29 juli 2011 dan 03 Agustus 2011 dilakukan kunjungan ke rumah pasien

untuk mendeteksi faktor-faktor dan risiko yang berkaitan dengan masalah fisik, psikososial, dan

lingkungan keluarganya serta melakukan edukasi dan motivasi kepada anggota keluarga yang

lain sehingga dapat ikut serta dalam penatalaksanaan pasien secara menyeluruh. (Tabel

terlampir) Penilaian kemampuan mengatasi masalah secara keseluruhan dan kemampuan

adaptasi dengan skala :

Skor 1 : Tidak dilakukan, keluarga menolak, tidak ada partisipasi.

Skor 2 : Keluarga mau melakukan tapi tidak mampu, tak ada sumber (hanya keinginan),

penyelesaian masalah dilakukan sepenuhnya oleh provider.

Skor 3 : Keluarga mau melakukan namun perlu penggalian sumber yang belum

dimanfaatkan, penyelesaian masalah dilakukan sebagian besar oleh provider.

Skor 4 : Keluarga mau melakukan namun tak sepenuhnya masih tergantung pada upaya

provider.

Skor 5 : Dapat dilakukan sepenuhnya oleh keluarga.

99 : Tidak dapat dinilai.

100

35

Page 36: Stukas Tinea (Tia & Gia)

36

NO. Masalah Skor Awal

Rencana Intervensi Sasaran

Waktu Indikator Keberhasilan Skor Akhir

Masalah internal keluarga1 Obesitas grade

I2 Rencana diagnosis : profil lipid

Nonmedikamentosa : Edukasi mengenai bahaya

obesitas

Motivasi untuk diet sesuai dengan kebutuhan kalori , diet rendah lemak tinggi serat, makan sayur dan buah, olahraga teratur minimal 30 menit sehari

Memotivasi untuk mengganti makanan selingan pasien berupa gorengan dengan mengkosumsi buah

Pasien dan keluarga

2 minggu

Diketahui profil lipid pasien

mengenai bahaya

obesitas dan

hubungannya dengan

hipertensi dan

osteoartritis,

Pasien banyak makan buah, sayur dan makanan kaya serat

Makanan selingan buah buah

Olahraga minimal 30 menit sehari

4

Dyspepsia

Tinea Corporis

2

2

Medikamentosa :Ranitidin 2 x 150 mg untuk 3 hariNonmedikamentosa :Edukasi untuk menghindari makanan pedas, asam dan makan teratur , manajemen stres

Medikamentosa: KetokonazolSalep mikonazolCTMNon medikamentosa Edukasi mengenai Bahaya

Tinea corporis, dan penularan nya

Memotivasi untuk menjaga kebersihan diri

Pasien

Pasien dan keluarga

1 minggua

2 minggua

keluhan menghilang

pasien tidak makan makanan yang peda, asam

makan teratur

keluhan berkurang

pasien dan keluarga lebih memperhatikan kebersihan diri

4

2 Masalah

psikososial

2 Memberikan edukasi secara

perlahan dan berulang-ulang

Pasien

dan

keluar

ga

2mingg

u

Pasien mengerti apa yang

disampaikan

4

3 Masalah

ekonomi dan

pemenuhan

kebutuhan

2 Edukasi dan memotivasi untuk belajar menabung untuk dana khusus kesehatan dengan cara menyisihkan sejumlah uang misal Rp. 1000 setiap harinya dan hanya bisa dipergunakan untuk keperluan kesehatan

Pasien dan keluarga

2 minggu

Pasien dan keluarga sudah mulai menabung untuk dana kesehatan

2

4 Masalah

perilaku

kesehatan

keluarga

2 Edukasi dan motivasi untuk

melakukan upaya preventif

dalam penanganan penyakit

( melakukan gaya hidup sehat

sesuai dengan penyakit pasien,

Pasien

dan

keluar

ga

2mingg

u

Pasien dan keluarga

mengerti pentingnya upaya

preventif dalam

penanganan penyakit

( melakukan gaya hidup

4

Page 37: Stukas Tinea (Tia & Gia)

Tindak Lanjut dan Hasil Intervensi

Tabel 18. Tindak Lanjut dan Hasil Intervensi

Tanggal Intervensi yang dilakukan, kemajuan masalah kesehatan keluarga,

kesesuaian dengan hasil yang diharapkan dan rencana selanjutnya

Kedatangan

pertama 19

juli 2011 di

KDK Kayu

Putih

Perkenalan dengan pasien dan membina rapport

Pengumpulan data melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan penegakkan

diagnosis

Permintaan persetujuan untuk melakukan intervensi masalah pasien dan

keluarga

Permintaan persetujuan untuk melakukan kunjungan rumah

Tindak

Lanjut I,

25-07-2011

di rumah

pasien

Kegiatan yang dilakukan :

Mengumpulkan data pasien dan keluarga termasuk data demografi keluarga, fungsi

keluarga, data risiko internal keluarga, data sarana pelayanan kesehatan dan

lingkungan kehidupa keluarga untuk mengisi berkas keluarga

Edukasi mengenai penyakit pasien, penatalaksanaannya dan komplikasi serta

pentingnya modifikasi gaya hidup dalam tatalaksana penyakit pasien

Edukasi dan memotivasi untuk belajar menabung untuk dana khusus kesehatan dengan

cara menyisihkan sejumlah uang misal Rp. 1000 setiap harinya dan hanya bisa

dipergunakan untuk keperluan kesehatan

Edukasi dan motivasi untuk melakukan upaya preventif dalam penanganan penyakit

( melakukan gaya hidup sehat sesuai dengan penyakit pasien, melakukan skrining

komplikasi dan faktor resiko )

Edukasi dan motivasi untuk membersihkan dan menata rumah secara rutin

Edukasi dan motivasi untuk membagi kegiatan rumah tangga kepada seluruh anggota

keluarga

Edukasi untuk menjaga ventilasi rumah dengan baik

Edukasi dan motivasi untuk Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti

Hasil intervensi :

Pasien dan suami pasien mengerti mengenai penyakit pasien, penatalaksanaannya,

37

Page 38: Stukas Tinea (Tia & Gia)

komplikasi dan pentingnya modifikasi gaya hidup dalam tatalaksana penyakit pasien,

Tindak

Lanjut II

dan III, 29-

07 dan 03-

08-2011 di

rumah

pasien

Kegiatan yang dilakukan:

Edukasi dan memotivasi untuk belajar menabung untuk dana khusus kesehatan dengan

cara menyisihkan sejumlah uang misal Rp. 1000 setiap harinya dan hanya bisa

dipergunakan untuk keperluan kesehatan

Edukasi kepada Keponakan dan anak keponakan pasien untuk lebih banyak

meluangkan waktu dirumah dan lebih sering berkomunikasi dan memberi perhatian

kepada pasien belum dapat dilakukan karena keponakan dan anakknya tidak ada

dirumah

Edukasi dan motivasi untuk membagi kegiatan rumah tangga kepada seluruh anggota

keluarga

Hasil intervensi:

Pasien dan pelaku rawat sudah mengerti mengenai penyakit pasien,

penatalaksanaannya dan komplikasi serta pentingnya modifikasi gaya hidup

pengobatan yang rutin dalam tatalaksana penyakit pasien

Pasien dan keluarga belum dapat menabung untuk dana khusus kesehatan karena

keterbatasan keuangan keluarga

Upaya preventif dalam penanganan penyakit ( melakukan gaya hidup sehat sesuai

dengan penyakit pasien sudah mulai dilakukan dengan memulai makan sesuai anjuran

Pembina, olahraga teratur, membatasi konsumsi lemak, berolahraga setiap hari namun

belum dapat melakukan skrining komplikasi dan faktor resiko karena keterbatasan

biaya

Pasien dan keluarga mulai memperhatikan kebersihan rumah dan lingkungn dengan

lebih sering menyapu dan mengepel lantai, membuang sampah ke tempat sampah dan

mulai menata perabot rumah yang menumpuk

pembagian kegiatan rumah tangga kepada seluruh anggota keluarga belum dapat

dilakukan karena keponakan dan anak keponakan pasien jarang di rumah

upaya untuk menjaga ventilasi rumah mulai ada dengan sering membuka jendela

setiap pagi

38

Page 39: Stukas Tinea (Tia & Gia)

Kesimpulan Pembinaan keluarga pada pembinaan keluarga saat ini

Diagnosis Keluarga dan Lingkungan

Masalah Internal Keluarga

Masalah Biologis

Pasien menderita Tinea Corporis, Dyspepsia, obesitas grade I

Masalah Psikososial : Pasien tamat SLTP

Masalah Ekonomi dan pemenuhan kebutuhan : pasien mempunyai masalah ekonomi dan

masalah pemenuhan kebutuhan sekunder dan tersier, tidak ada alokasi dana khusus untuk

kesehatan keluarga

Masalah perilaku kesehatan keluarga : pasien dan keluarga mempunyai perilaku kesehatan

yang bersifat kuratif dan mulai ada upaya preventif

Masalah Eksternal Keluarga

Lingkungan rumah : lingkungan rumah terbilang padat, kondisi rumah cukup bersih dan

dan ventilasi cukup baik

Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan keluarga

Pasien dan pelaku rawat kooperatif dan terbuka terhadap informasi yang diberikan

Faktor penghambat terselesaikannya masalah kesehatan keluarga

Keterbatasan ekonomi keluarga

Rencana pembinaan keluarga selanjutnya

Edukasi dan motivasi pasien dan keluarga untuk menyisihkan uang khusus dana kesehatan

Mengupayakan peran serta suami pasien dan anak pasien dalam tatalaksana penyakit pasien

dengan memberi perhatian dan dukungan kepada pasien

39

Page 40: Stukas Tinea (Tia & Gia)

40

Persetujuan Pembimbing Studi Kasus

Tanda Tangan :

Nama Jelas : dr. Herqutanto, MPH.MARS

Tanggal :

Page 41: Stukas Tinea (Tia & Gia)

LAMPIRAN

41