Top Banner
1 Study Komparatif Mekanisme Koping Pasien Coronary Artery Disease (CAD) Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan di High Care Unit RS Immanuel Bandung Nur Intan Hayati H.K 1 1 Staf Dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung, Indonesia, [email protected] ABSTRAK Masalah fisik, psikologis, sosial sering dialami oleh pasien coronary artery disease (CAD), sehingga pasien perlu mengembangkan mekanisme koping yang tepat, mekanisme koping dapat berupa; mekanisme koping konstruktif (adaptive) dan mekanisme koping destruktif (maladaptive), Kemampuan koping dapat ditingkatkan dengan pemberian pelayanan keperawatan yang komprehensif dan berkelanjutan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi mekanisme koping pasien coronary artery disease (CAD) sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan di High Care Unit RS Immanuel Bandung. Metode Penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif dengan desain study komparatif, dilakukan pada 33 responden yang didapatkan melalui systematic random sampling dengan pendekatan consecutive admission. Hasil penelitian diperoleh bahwa secara umum mekanisme koping pasien CAD sebagian besar adaptif, baik sebelum pemberian pendidikan kesehatan (63, 64%) dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan (75,76%). Terdapat perbedaan yang signifikan antara mekanisme koping sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan (p=0, 00). Dapat disimpulkan bahwa pemberian pendidikan kesehatan efektif dalam meningkatkan mekanisme koping pasien CAD, sehingga dapat di rekomendasikan bahwa program pemberian pendidikan kesehatan yang didesain dalam penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan standar operasional pendidikan kesehatan pada pasien CAD dirumah sakit Kata kunci: Pendidikan kesehatan, coronary artery disease (CAD), mekanisme koping
21

Study Komparatif Mekanisme Koping Pasien Coronary Artery ...

Nov 23, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Study Komparatif Mekanisme Koping Pasien Coronary Artery ...

1

Study Komparatif Mekanisme Koping Pasien Coronary Artery Disease (CAD)

Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan di High Care Unit

RS Immanuel Bandung

Nur Intan Hayati H.K 1

1 Staf Dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung, Indonesia, [email protected]

ABSTRAK

Masalah fisik, psikologis, sosial sering dialami oleh pasien coronary artery

disease (CAD), sehingga pasien perlu mengembangkan mekanisme koping yang

tepat, mekanisme koping dapat berupa; mekanisme koping konstruktif (adaptive)

dan mekanisme koping destruktif (maladaptive), Kemampuan koping dapat

ditingkatkan dengan pemberian pelayanan keperawatan yang komprehensif dan

berkelanjutan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi mekanisme

koping pasien coronary artery disease (CAD) sebelum dan sesudah diberikan

pendidikan kesehatan di High Care Unit RS Immanuel Bandung. Metode

Penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif dengan desain study komparatif,

dilakukan pada 33 responden yang didapatkan melalui systematic random

sampling dengan pendekatan consecutive admission. Hasil penelitian diperoleh

bahwa secara umum mekanisme koping pasien CAD sebagian besar adaptif, baik

sebelum pemberian pendidikan kesehatan (63, 64%) dan sesudah pemberian

pendidikan kesehatan (75,76%). Terdapat perbedaan yang signifikan antara

mekanisme koping sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan (p=0,

00). Dapat disimpulkan bahwa pemberian pendidikan kesehatan efektif dalam

meningkatkan mekanisme koping pasien CAD, sehingga dapat di rekomendasikan

bahwa program pemberian pendidikan kesehatan yang didesain dalam penelitian

ini dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan standar operasional pendidikan

kesehatan pada pasien CAD dirumah sakit

Kata kunci: Pendidikan kesehatan, coronary artery disease (CAD), mekanisme

koping

Page 2: Study Komparatif Mekanisme Koping Pasien Coronary Artery ...

2

A. PENDAHULUAN

World Health Organitation (WHO) menyebutkan dari 81.100.000 orang

yang mengalami penyakit kardiovaskuler, 17.600.000 mengalami coronary artery

disease (CAD) dan merupakan penyebab 1 dari 6 kematian di United States

dengan angka kematian 425.425 orang (AHA, 2010). Di Indonesia tahun 2008

angka kematian akibat coronary artery disease (CAD) sebanyak 23.163 orang

dengan case fatality rate (CFR) 11,06% (Kemenkes, 2010). Sedangkan di kota

Bandung penyakit coronary artery disease (CAD) termasuk peringkat ke-2

dengan angka kejadian 465 per 100.000 penduduk (DinkesBandung, 2009)

Coronary artery disease (CAD) merupakan penyakit yang diakibatkan

adanya penyempitan atau oklusi arteri koroner, karena adanya trombosis,

aterosklerosis atau spasme yang menyebabkan miokard iskemik lalu nekrotik

karena kekurangan oksigen (Hudak & Gallo, 2010). Pasien secara fisik,

psikologis dan sosial akan mengalami permasalahan, masalah fisik yang sering

ditemukan adalah angina pectoris atau nyeri dada, sesak napas, diaforesis,

mual, takikardi, tachypnea, hipertensi, hipotensi, penurunan SaO2 dan kelainan

irama jantung (Overbaugh, 2009)

Secara psikologis pasien dapat mengalami kecemasan terutama pada

wanita (Rosenfeld, 2006), kecemasan ini disebabkan oleh karena adanya nyeri

dada, takut akan kematian, lingkungan rumah sakit dalam setting Intensive Care

(Januzzi, Stern, Pasternak, & DeSanctis, 2000; Urden, Stacy, & Lough, 2010).

Padahal kecemasan, ketakutan akan kematian, dapat memperberat kondisi

penyakitnya dan menyebabkan sudden death (Januzzi et al., 2000).

Secara sosial penyakit coronary artery disease (CAD) dapat

menyebabkan pasien menderita gangguan konsep diri dan depresi, yang dapat

memperberat kondisi penyakitnya dan mengakibatkan kematian, hal ini

disebabkan karena adanya penurunan harga diri, isolasi sosial, yang diakibatkan

lingkungan rumah sakit, kunjungan yang terbatas dan adanya ketergantungan

terhadap orang lain (Carney et al., 2001; Januzzi et al., 2000)

Adanya dampak fisiologis, psikologis dan sosial pada pasien, merupakan

krisis pada individu yang dapat mengakibatkan stress, yang akan mendorong

pasien mengaktifkan mekanisme koping, mekanisme koping dapat berupa;

mekanisme koping konstruktif (adaptive) dan mekanisme koping destruktif

(maladaptive) (Lazarus & Folkman, 1984; Stuart & Laraia, 2005). Berdasarkan

Page 3: Study Komparatif Mekanisme Koping Pasien Coronary Artery ...

penelitian dari 82 pasien coronary artery disease (CAD) 56% atau 46 orang

mengalami reaksi koping destruktif (maladaptive) seperti kecemasan (anxiety),

depresi, marah, denial, feeling resigned, emosional (Levey, Dieter, Preston,

Smith, & Levey, 2001 ) padahal koping yang maladaptive dapat berdampak pada

peningkatan tekanan darah, tingkat stress yang dapat memperberat kondisi pasien

dengan coronary artery disease (Lindquist, Beilin, & Knuiman, 1997)

Pasien perlu mengembangkan koping yang adaptif, tanpa koping yang

adaptif, fungsi afektif, perawatan pasien tidak dapat dicapai secara adekuat

(Friedman, 1998), Koping mekanisme yang mendukung dapat mempercepat

proses penyembuhan, sehingga pemilihan koping yang tepat dapat mencegah

terjadinya readmission (Stewart et al., 1997). Berdasarkan hasil penelitian di

Amerika pada tahun 2008, dari 181 orang pasien dengan coronary artery disease

(CAD) didapatkan 26 orang (14.4%) mengalami readmission dalam waktu 30

hari pasca pemulangan dari rumah sakit (Murphy et al., 2008), sedangkan di

Indonesia saat ini data kejadian readmission pada pasien coronary artery disease

belum terdokumentasi. Oleh karena itu peran perawat critical care sangat

penting dalam memahami proses penyakit dan memberikan dukungan agar

pasien dapat menggunakan mekanisme koping lebih adaptif (Urden et al., 2010),

bentuk intervensi keperawatan berupa pendidikan kesehatan perlu untuk

diberikan agar terjadinya mekanisme koping yang adaptif yang mengarah pada

perilaku pasien dalam mencegah terjadinya; serangan ulang, komplikasi,

kecacatan, kematian dan membantu pemulihan (Angelelli, 2006)

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara saat studi pendahuluan di

ruang High Care Unit RS Immanuel pada bulan Januari-Maret 2011 didapatkan

bahwa BOR 89.92 dan LOS 5.48, dan penyakit coronary artery disease (CAD)

menduduki peringkat pertama sebagai 10 penyakit terbesar yaitu dengan rata-rata

perbulan terjadi 26 kasus, dan cenderung meningkat jumlahnya dengan

distribusi:

Page 4: Study Komparatif Mekanisme Koping Pasien Coronary Artery ...

Tabel 1

Jumlah pasien coronary artery disease (CAD) di High Care Unit (HCU) Rumah

Sakit Immanuel Bandung

No Bulan Jumlah

Pasien

%

1 November 18 Orang 23,1 %

2 Desember 29 Orang 37,2 %

3 Januari 31 Orang 39,7 %

Total 78 Orang 100 %

Sumber: Sensus Bulanan (2011)

Data rekam medik menunjukkan bahwa dalam jangka waktu 3 bulan

terakhir dari 78 pasien coronary artery disease (CAD) terjadi 3 kasus atau 3.84%

pasien yang mengalami readmission dengan kondisi yang lebih berat disertai

komplikasi.

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan kepala instalasi perawatan

khusus, kepala bagian High Care Unit dan 5 orang perawat pada tanggal 7 Maret

2011 didapatkan informasi bahwa saat ini perawatan yang dilakukan pada pasien

coronary artery disease (CAD) lebih kearah pemenuhan kebutuhan fisik, pada

pasien diberikan pendidikan kesehatan dengan pengisian catatan resume pulang,

prosesnya berupa pemberian informasi tentang; jadwal kontrol, diet, obat,

informasi diberikan pada saat perpindahan pasien atau pasien pulang, sedangkan

dari hasil observasi dan wawancara pada Maret 2011 dengan 6 pasien dan 6

keluarga pasien didapatkan 3 dari 6 pasien mengatakan sebelumnya mereka

pernah dirawat di rumah sakit Immanuel dengan penyakit yang sama, ditemukan

data bahwa 1 pasien mengatakan ia masih merokok sampai saat ini.

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi perlunya untuk

diketahui mekanisme koping yang digunakan oleh pasien dengan coronary

artery disease (CAD) di ruang High Care Unit (HCU), adanya kesenjangan

antara fakta dan teori, juga belum adanya penelitian terkait dengan mekanisme

koping pada pasien coronary artery disease (CAD) di ruang High Care Unit

(HCU) maka peneliti merasa perlu melakukan penelitian mengenai mekanisme

koping pasien coronary artery disease (CAD) baik sebelum dan sesudah

diberikan pendidikan kesehatan di ruang High Care Unit (HCU). Pentingnya

Page 5: Study Komparatif Mekanisme Koping Pasien Coronary Artery ...

penelitian adalah mengingat bahwa stressor yang dialami oleh pasien coronary

artery disease (CAD) dapat mengaktifkan mekanisme koping, jika diikuti dengan

lemahnya koping pasien dapat memperburuk kondisi penyakit dan berresiko

terjadi kekambuhan

Tujuan penelitian ini adalah untuk; 1) mengidentifikasi karakteristik pasien

coronary artery disease (CAD), 2) mengidentifikasi mekanisme koping pasien

coronary artery disease (CAD) sebelum diberikan pendidikan kesehatan, 3)

mengidentifikasi mekanisme koping pasien coronary artery disease (CAD)

sesudah diberikan pendidikan kesehatan, 4) Menganalisa perbedaan mekanisme

koping pasien coronary artery disease (CAD) sebelum dan sesudah diberikan

pendidikan kesehatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dasar guna dijadikan

landasan bagi RS untuk menentukan standar operasional prosedur dalam

pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif, sehingga diharapkan

bermanfaat bagi pasien coronary artery disease (CAD) melalui keterlibatan

mereka sehingga terjadi mekanisme koping yang lebih adaptif. Dan juga

dijadikan landasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan keperawatan terkait

dengan asuhan keperawatan yang holistic, komprehensif, berkelanjutan dalam

meningkatkan mekanisme koping dan memperoleh evidence base practice dalam

upaya menurunkan faktor resiko pada pasien coronary artery disease

B. Kerangka Pemikiran

Keterangan :

Diteliti :

Tidak diteliti :

Pasien CAD (angina Stabil, ACS) yang

dirawat di ruangan Intensive Care

mengalami masalah: 1. Biologis (Biological)

2. Psikologis (Psychological)

3. Sosial (Sociol)

Mekanisme

Koping Sesudah

pendidikan

kesehatan

Mekanisme Koping

Sesudah

pendidikan kesehatan

Adaftif

Destruktive

60

S

K

O R

0

Konstruktive

Maladaptif

Mekanisme

Koping Sebelum

Pendidikan

kesehatan

Page 6: Study Komparatif Mekanisme Koping Pasien Coronary Artery ...

Sumber : Modifikasi (Lazarus & Folkman, 1984; Schultz & Videbeck, 2008; Stuart & Laraia,

2005; Urden et al., 2010)

C. METODE PENELITIAN

Desain penelitian deskriptif komparatif, yaitu suatu jenis penelitian yang

bertujuan untuk membandingkan persamaan atau perbedaan antara satu variabel

atau lebih dalam waktu yang bersamaan (Sugiyono, 2010). Dalam hal ini peneliti

ingin mengetahui perbedaan mekanisme koping pada pasien dengan coronary

artery disease (CAD) sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan di

ruang high care unit RS Immanuel

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang dirawat di high care unit

RS Immanuel yang di diagnosa coronary artery disease dalam 3 bulan terakhir

yaitu sebanyak 78 orang, Pengambilan sampel dengan Non probability sampling

jenis Consecutive sampling, Jumlah sampel dengan menggunakan rumus :

d

szzn

d

Selisih rerata kedua kelompok yang bermakna, d [clinical judgment]

Simpang baku dari selisih rerata, ds [dari pustaka atau clinical judgment]

Tingkat kemaknaan, [ditetapkan oleh peneliti]

[ditetapkan oleh peneliti]

32

5

10842,096,12

n Sampel yang diambil 33 orang, Dengan kriteria

sampel penelitian:

1) Kriteria Inklusi

(1) Pasien dewasa baik laki-laki atau perempuan yang didiagnosa Coronary

Artery Disease (CAD) (angina stabil, angina tidak stabil, STEMI, NSTEMI)

yang dirawat di Ruang High Care

(2) Kesadaran compos mentis, kooperatif

(3) Tidak ada keluhan nyeri dada dalam 8 jam, tanda vital stabil, gambaran EKG

stabil

Page 7: Study Komparatif Mekanisme Koping Pasien Coronary Artery ...

2) Kriteria Ekslusi:

(1) Prognosis buruk yang ditandai dengan hemodinamik dan tanda vital tidak

stabil dan penurunan kesadaran, gambaran EKG tidak stabil, mengeluh nyeri

dada

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen buatan

peneliti, dengan mengadaptasi dari instrumen way of coping berdasarkan pada

teori mekanisme koping dari Lazarus, R.S dan Folkman, Susan, (1984). Instrumen

dalam bentuk angket, Angket berisi pernyataan tentang mekanisme koping yang

meliputi (1) Confrontive coping, (2) Planned problem-solving, (3) social support,

(4) distancing, (5) self control, (6) escape to avoidance, (7) accepting

responsibility dan (8) positive reappraisal, dalam hal ini adalah klien dengan

coronary artery disease (CAD) memilih pernyataan yang dirasakan paling sesuai

dengan perasaan dan perilakunya dalam menghadapi masalah.

Angket yang disebarkan berupa angket tertutup artinya jawaban telah

disediakan, responden tinggal memilih salah satu jawaban dari angket yang terdiri

dari 20 butir pernyataan. Instrumen yang akan dipakai dalam penelitian telah

dikoreksi oleh ahli yang mengerti benar tentang mekanisme koping pasien

coronary artery disease untuk validity content yaitu ibu Anastasia Anna

SKp.,M.Kes dan Bapak Iyus Yosep SKp.Msi

Instrumen penelitian akan diuji cobakan terlebih dahulu di poli Jantung RS

Immanuel dengan menggunakan 30 responden, pada Uji validitas ini

menggunakan metode korelasi product moment pearson. Dirumuskan sebagai

berikut : r = 2222 )(( YYnXXn

YXXYn

Keterangan :

r : koefisien validitas

X : skor setiap item

Y : skor total

N : jumlah responden

Uji validitas dilakukan terhadap pasien di poli Jantung RS Immanuel pada

tanggal 25 -30 April 2011 terhadap 30 responden, didapatkan 20 pernyataan yang

valid dengan didapatkan nilai r > 3,00.

Page 8: Study Komparatif Mekanisme Koping Pasien Coronary Artery ...

%100n

FP

Untuk mencari reabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha,

sebagai berikut : Rumus Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach:

2

1

2

111 S

S

k

k

Keterangan :

K : Banyak pertanyaan

α : Reliabilitas instrumen 2

1S : Jumlah varians item

2

1S : Varians skor total

Hasil uji reabilitas yang telah dilakukan di poli jantung RS Immanuel

25 – 30 April 2011 didapatkan nilai reabilitasnya 0,8588. Maka instrumen dapat

dikatakan realibel dan instrumen sudah layak dijadikan sebagai alat penelitian.

Analisis univariabel mekanisme koping klien coronary artery disease

(CAD) yang maladaftif dan adaptif dengan menggunakan instrumen yang

menggunakan rating scale, Kemudian untuk melihat penggunaan mekanisme

koping mana yang digunakan oleh klien coronary artery disease (CAD) dilakukan

dengan mencari nilai skore sesuai penilaian menurut instrumen, dengan rumus :

Median=2

min nmalSkoreMaksiimalSkore

Keterangan :

Skore maksimal = 60

Skore minimal = 0

Nilai tengah skore = 30

Bila skore > 30 = penggunaan mekanisme koping

adaptif,

Bila skore < 30 = penggunaan mekanisme koping

Maladaptif

Kemudian dihitung frekuensi dan presentasenya dengan rumus :

Page 9: Study Komparatif Mekanisme Koping Pasien Coronary Artery ...

Keterangan :

P : Presentase

F : Jumlah responden tiap kriteria mekanisme

koping

n : Jumlah responden seluruhnya

Analisis bivariate diproses dengan program komputer dengan tingkat signifikasi

ρ ≤ 0, 05, Uji t-dependen (p ≤0,05) dilakukan karena data sampel berdistribusi normal,

variabel numerik berpasangan, dan homogen digunakan analisis parametrik. Pengujian

dilakukan untuk membandingkan nilai sebelum dan sesudah perlakuan, kemaknaan hasil

uji ditentukan berdasarkan nilai ρ< 0.05. Adapun rumus yang dapat digunakan :

ds

ndt

.

d, = selisih /beda antara nilai pre dan post

s = simpangan baku

d = rata-rata beda nilai pre dan post

(Riwidikdo, 2008)

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1) Analisis Univariat

a. Karakteristik Responden

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis

Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan

No Karakteristik Responden Kelompok

n=33 %

1 Usia Responden :

1) 18 – 40Tahun

2) 41 – 65 Tahun

3) Lebih dari 65 Tahun

5

19

9

15,2

57,6

27,3

2 Jenis Kelamin :

1) Laki – laki

2) Perempuan

29

4

87,9

12,1

Page 10: Study Komparatif Mekanisme Koping Pasien Coronary Artery ...

3 Pendidikan Terakhir :

1) SD

2) SMP

3) SMA

4) PT

6

5

16

6

18,2

15,2

48,5

18,2

4 Pekerjaan :

1) Pegawai Negeri

2) Swasta

3) Pensiunan

4) Tidak bekerja

0

19

9

5

0

57,6

27,3

15,2

Karakteristik pada tabel 2 Berdasarkan usia responden sebagian besar

berusia antara 41-65 tahun atau usia dewasa tengah yaitu 19 responden (57,6%).

Hal ini sesuai dengan penelitian yang mengatakan bahwa rata-rata usia seseorang

mengalami coronary artery disease (CAD), adalah pada usia 35-65 tahun dan

yang paling banyak pada usia diatas 35-44 dan meningkat pada usia 60 tahun

(Urden, Stacy, & Lough, 2010).

Berdasarkan jenis kelamin memiliki jenis kelamin sebagian besar berjenis

kelamin laki-laki, yaitu 29 responden (87,9%). CAD terjadi 3 kali lebih sering

pada laki-laki dibandingkan wanita Dilihat dari usia dan jenis kelamin, laki-laki

beresiko mengalami coronary artery disease pada usia lebih awal dibandingkan

perempuan (Smeltzer & Bare, 2002; Sole et al., 2009).

Berdasarkan pendidikan terakhir sebagian besar berpendidikan SMA, yaitu

16 responden (48,5%). Sedangkan berdasarkan pekerjaan sebagian besar bekerja

sebagai karyawan swasta, yaitu 19 responden (57,6%). Lingkungan pekerjaan,

gaya hidup merupakan faktor resiko yang dapat menyebabkan meningkatnya

angka kejadian coronary artery disease (CAD) (Smeltzer & Bare, 2002).

Page 11: Study Komparatif Mekanisme Koping Pasien Coronary Artery ...

Tabel 3

Distribusi Frekuensi Riwayat Kesehatan Responden Berdasarkan

Diagnosa Medik, Riwayat Rawat Sebelumnya, Rata-rata Hari Rawat

di High Care Unit dan Rumah Sakit Immanuel

No Karakteristik Responden Kelompok

n=33 %

1 Diagnosa Medik;

1) Murni CAD

2) CAD dengan diagnosa

tambahan

27

6

81,8

18,2

2 Riwayat dirawat

sebelumnya dengan CAD:

1) Belum pernah

2) Pernah dirawat

27

6

81,8

18,2

3

Lama Hari Rawat

Ruang HCU

1) Hari rawat terpendek

2) Hari rawat terpanjang

3) Rata-rata hari rawat

RS Immanuel

1) Hari rawat terpendek

2) Hari rawat terpanjang

3) Rata-rata hari rawat

2 hari

6 hari

3,18 hari

6 hari

10 hari

8,12 hari

Tabel 3 diatas menggambarkan karakteristik responden pasien coronary

artery disease (CAD), dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa; (1) Berdasarkan

diagnosa medik pasien masuk dengan diagnosa medik sebagian besar dengan

diagnosa medik murni corronary artery disease (CAD yaitu 81,8%), (2)

Berdasarkan riwayat dirawat sebelumnya dengan coronary artery disease

(CAD),sebagian besar belum pernah dirawat sebelumnya yaitu 81,8%, (3)

Berdasarkan lamanya hari perawatan, rata-rata hari perawatan selama dirawat di

High Care Unit RS Immanuel adalah 3,18 hari Selain itu rata-rata hari perawatan

selama dirawat di Rumah Sakit (mulai awal masuk RS termasuk dirawat di HCU

sampai dengan pasien pulang) adalah 8,12 hari.

Page 12: Study Komparatif Mekanisme Koping Pasien Coronary Artery ...

b. Mekanisme Koping

Tabel 4

Mekanisme koping Pasien Coronary Artery Disease (CAD) Sebelum diberikan

pendidikan kesehatan di High Care Unit RS Immanuel

Mekanisme Koping Jumlah

Mal adaptif

score<30

Adaptif

score>30

f % F % F %

12 36,36 21 63,64 33 100%

Tabel 5

Mekanisme koping Pasien Coronary Artery Disease (CAD) Sesudah diberikan

pendidikan kesehatan di High Care Unit RS Immanuel

Mekanisme Koping Jumlah

Mal

adaptif

score<30

Adaptif

score>30

f % F % F %

8 24,24 25 75,76 33 100%

Berdasarkan tabel 4 dapat dikemukakan proporsi mekanisme koping

pasien coronary artery disesase (CAD) sebelum dilakukan pendidikan kesehatan

sebagian besar adaptif dengan proporsi sebesar 21 responden dari 33 responden

(63,64%).

Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Levey, Dieter,

Preston, Smith, & Levey, (2001) yang mengatakan bahwa pasien coronary artery

disease (CAD) akan mengalami reaksi koping destruktif (maladaptive) seperti

kecemasan (anxiety), depresi, marah, denial, feeling resigned, emosional.

Page 13: Study Komparatif Mekanisme Koping Pasien Coronary Artery ...

Adanya perbedaan hasil penelitian sesuai dengan teori Lazarus, R.S &

Folkman, S, (1984) dalam Rice (2000) yang menyatakan bahwa kemampuan

koping seseorang berbeda-beda dipengaruhi oleh penilaian individu terhadap

stresor dan sumber koping yang tersedia, yang akan mempengaruhi kemampuan

(sensitivity) dan daya tahan individu terhadap stressor, jenis mekanisme koping

yang paling banyak dan sering digunakan sangat tergantung sejauh mana tingkat

stres dari suatu masalah atau kondisi yang dialami oleh pasien.

Berdasarkan hasil penelitian penggunaan mekanisme koping yang

digunakan oleh pasien dengan corronary artery disease sangat berhubungan

dengan penerimaan diri pasien tersebut terhadap kondisi bio-psiko-dan sosialnya.

Adaptasi psikologis terhadap penyakit yang parah dan mengancam kehidupan

tergantung pada penerimaan diri. Dari hasil penelitian pasien coronary artery

disease lebih banyak menggunakan mekanisme koping adaptif dibandingkan

penggunaan mekanisme koping maladaptif

Pengetahuan dan pengalaman serta pendidikan individu yang cukup dimana

hal tersebut merupakan sumber koping yang positif yang dapat mengaktifkan

koping lebih adaptif. Semakin seseorang memiliki pengetahuan, derajat ancaman

tidak terlalu tinggi maka mekanisme koping yang muncul akan lebih adaptif,

sehingga dalam penatalaksanaan perawatan pada pasien perawat perlu

menggunakan sumber koping yang dimiliki oleh pasien, keluarga dan dukungan

dari rumah sakit untuk meningkatkan koping pasien yang mengarah pada

mekanisme koping yang lebih adaptif.

Setelah dilakukan intervensi pemberian pendidikan kesehatan berdasarkan

tabel 5 dapat dikemukakan bahwa proporsi mekanisme koping pasien coronary

artery disesase (CAD) setelah dilakukan pendidikan kesehatan sebagian besar

adaptif dengan proporsi sebesar 25 responden (75,76%) dari total 33 responden

Hal ini menunjukkan bahwa setelah dilakukan intervensi pendidikan kesehatan

terjadi perubahan mekanisme koping pasien coronary artery disease, dimana

mekanisme koping setelah diberikan pendidikan kesehatan lebih adaptif

dibandingkan sebelum diberikan pendidikan kesehatan. Hasil ini sesuai dengan

penelitian Sriprasong et al., (2009) yang mengatakan pemberian informasi yang

komprehensif dan dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan koping (coping

Page 14: Study Komparatif Mekanisme Koping Pasien Coronary Artery ...

ability). Meningkatnya coping ability individu dapat mengembangkan mekanisme

koping yang lebih adaptif

2) Analisis Bivariat

a. Uji Beda Rerata Mekanisme Koping Pasien Coronary Artery Disease

(CAD) Sebelum dengan Sesudah Pemberian Pendidikan Kesehatan

Tabel 6

Uji Beda Rerata Mekanisme Koping Pasien Coronary Artery Disease (CAD)

Sebelum dengan Sesudah Pemberian Pendidikan Kesehatan

N Mean SD T Sig.(2-tailed)

ρ-Value

Sebelum 33 1,68 ,456 -

4,65

9

,000

Sesudah 33 1,77 ,401

Tabel 6 memperlihatkan hasil uji beda hasil uji beda dengan uji t untuk

sampel berpasangan diperoleh ρ-value (Sig.2-tailed)=0,000< α=0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan mekanisme koping sebelum dengan

sesudah pemberian pendidikan kesehatan di High Care Unit RS Immanuel

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah dilakukan pendidikan

kesehatan terjadi perubahan mekanisme koping pasien coronary artery disease,

dimana mekanisme koping setelah diberikan pendidikan kesehatan lebih adaptif

dibandingkan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan penelitian Sriprasong et al.,

(2009) yang mengatakan bahwa pemberian informasi yang komprehensif dan

dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan koping (coping ability), dengan

meningkatnya coping ability maka individu dapat mengembangkan mekanisme

koping yang lebih adaptif.

Page 15: Study Komparatif Mekanisme Koping Pasien Coronary Artery ...

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa mekanisme koping setelah

diberikan pendidikan kesehatan lebih adaptif dibandingkan dengan mekanisme

koping sebelumnya, selain itu dari hasil penelitian didapatkan bahwa;

1) Mekanisme koping pasien coronary artery disease (CAD) sebagian besar

adaptif dengan distribusi 21 responden (63,64%) sebelum diberikan

pendidikan kesehatan

2) Terdapat perbedaan yang signifikan antara mekanisme koping sebelum

dengan sesudah pemberian pendidikan kesehatan di HCU RS Immanuel

Pemberian informasi dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan koping

(coping ability), dengan meningkatnya coping ability maka individu dapat

mengembangkan mekanisme koping yang lebih adaptif.

Saran

Hasil penelitian ini dapat dijadikan:

1. Sebagai informasi dasar guna dijadikan landasan bagi RS untuk menentukan

standar operasional prosedur dalam pemberian asuhan keperawatan yang

komprehensif, sehingga diharapkan bermanfaat bagi pasien coronary artery

disease (CAD) melalui keterlibatan mereka sehingga terjadi mekanisme koping

yang lebih adaptif.

2. Landasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan keperawatan terkait dengan

asuhan keperawatan yang holistic, komprehensif, berkelanjutan dalam

meningkatkan mekanisme koping dan memperoleh evidence base practice dalam

upaya menurunkan faktor resiko pada pasien coronary artery disease.

Page 16: Study Komparatif Mekanisme Koping Pasien Coronary Artery ...

DAFTAR PUSTAKA

AACVPR. (2004). Guidelines for Cardiac Rehabilitation on Secondary

Prevention Program (Fourth ed.). Nebraska: American Association of

Cardiovascular and Pulmonary Rehabilitation, Inc.

AHA. (2010). Heart Disease and Stroke Statistics 2010 Update:A Report From

The American Heart Association. Journal of the American Heart

Association.

Cantwell, J. D., & Thomas, G. P. L. R. J. (1994). Rehabilitation After Myocardial

Infarction. In J. w. Hurst (Ed.), Current Therapy In Cardiovascular

Disease (Fourth ed.). St.Louis: Mosby-Year Book Inc.

Carney, R. M., Blumenthal, J. A., Stein, P. K., Watkins, L., Catellier, D.,

Berkman, L. F., et al. (2001). Depression, Heart Rate Variability, and

Acute Myocardial Infarction. Circulation Journal of the American

Heart Association, 104, 2024-2028.

Christensen, P. J., & Kenney, J. W. (2009). Proses Keperawatan : Aplikasi model

konseptual ed 4 (Y. Yuningsih, Trans.). Jakarta: Penerbit Buku

kedokteran EGC.

DinkesBandung. (2009). Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2009. Bandung:

Dinas Kesehatan Kota Bandung.

Fraker, T. (2007). 2007 Chronic angina focused update of the ACC/AHA 2002

guide-lines for the management of patients with chronic stable angina. J

Am Coll Cardio 50(23), 2264-2274.

Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek (I. Debora &

Y. Asy, Trans. 3 ed.). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC.

Gibbons, R. (2003). ACC/AHA 2002 Guideline update for the management of

patients with chronic stable angina. Journal Circulation, 107(1), 149-

158.

Hannan, E. L., Racz, M. J., Walford, G., Ryan, T. J., Isom, O. W., Bennett, E., et

al. (2003). Predictors of Readmission for Complications of Coronary

Artery Bypass Graft Surgery. The Journal of American Medical

Association.,Vol 290(No. 6).

Hoeman, S. P. (1996). Rehabilitation Nursing Process And Application (Second

ed.). St Louis: Mosby-Year Book, Inc.

Hudak, C. M., & Gallo, B. M. (2010). Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik (

VIII ed. Vol. I). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Page 17: Study Komparatif Mekanisme Koping Pasien Coronary Artery ...

Januzzi, J. L., Stern, T. A., Pasternak, R. C., & DeSanctis, R. W. (2000). The

Influence of Anxiety and Depression on Outcomes of Patients With

Coronary Artery Disease. Journal ARCH INTERN MED, Vol 160.

Keliat, B. A. (1999). Penatalaksanaan Stress. Jakarta.: Penerbit Buku

Kedokteran: EGC

Kemenkes, R. I. (2010). Profil Kesehatan Indonesia 2009. Jakarta: Kementrian

Kesehatan RI

Lazarus, R. S., & Folkman, S. (1984). Stress, Appraisal, and Coping. New York:

Spinger Publishing Company.

Levey, R. E., Dieter, R. A., Preston, J. C., Smith, P. M., & Levey, T. L. (2001 ).

Psychological Needs of Coronary Artery Bypass Surgery Patients.

Paper presented at the Congress of Cardiology.

Lindquist, T. L., Beilin, L. J., & Knuiman, M. W. (1997). Influence of Lifestyle,

Coping and Job Stress on Blood Pressure in Men and Women. Journal

Hypertension 29(1), 1-7.

Majid, A. (2008). Penyakit Jantung Koroner: Patofisiologi, Pencegahan dan

Pengobatan Terkini 2007. Universitas Sumatra Utara, Medan.

McSweeney, J. (2003). Women's early warning symptoms of acute myocardial

infarction. Journal Circulation, 108(21), 2619-2623.

Mosca, L. (2004). Evidance-Based guidelines for cardiovascular disease

prevention in women. Journal Circulation, 109(5), 672-693.

Murphy, B., PC, P. E., MR, L. G., Higgins, R., Goble, C. E. C. A., Tatoulis, J., et

al. (2008). Living alone predicts 30-day hospital readmission after

coronary artery bypass graft surgery., PubMed - indexed for MEDLINE.

NHLBI (2009). What Is Coronary Artery Disease? Journal. Retrieved from

http://www.nhlbi.nih.gov/health/dci/Diseases/Cad/CAD_WhatIs.html

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Nursasi, A. Y., & Fitriyani, P. (2002). Koping Lanjut Usia Terhadap Penurunan

Fungsi Gerak Di Kelurahan Cipinang Muara Kecamatan Jatinegara

Jakarta Timur. MAKARA, KESEHATAN, VOL. 6(NO. 2).

Overbaugh, K. J. (2009). Acute Coronary Syndrome Even nurses outside the ED

should recognize its signs and symptoms. American Journal of Nursing

109, 42-52.

Pritchard, A. P., & David, J. A. (2004). Royal Marsden Hospital Manual of

Clinical Nursing Procedures (Second ed.). London: Harper and Row

Ltd.

Page 18: Study Komparatif Mekanisme Koping Pasien Coronary Artery ...

Rice, V. (2000). Handbook of Stress, Coping, and Health:Implications for

Nursing. Newbury Park Sage.

Riwidikdo, H. (2008). Statistik Kesehatan Yogyakarta: Mitra Cendikia Press

Yogyakarta.

Rosenfeld, A. (2006). State of The Heart: Building Science to Improve Women's

Cardiovascular Health. AMJ Critical Care, 15(16); 556-567.

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

Brunner & Suddarth (Edisi 8 ed.). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

Sole, M. L., Klein, D. G., & Moseley, M. J. (2009). Introduction To Critical Care

Nursing (Fifth Edition ed.). St. Louis, Missouri: Sauders Elsevier.

Sriprasong, S., Hanucharurnkul, S., Panpukdee, O., Krittayaphong, R.,

Pongthavornkamol, K., & Vorapongsathorn, T. (2009). Functional

Status Model: An Empirical Test among Discharged Acute Myocardial

Infarction Patients. Thai J Nurs Res 13(4), 268 - 284.

Stewart, M. J., Hirth, A. M., Klassen, G., Makrides, L., & Wolf, H. (1997). Stress,

coping, and social support as psychosocial factors in readmissions for

ischaemic heart disease International Journal of Nursing Studies,

Volume 34(Issue 2), Pages 151-163

Stuart, G. W., & Laraia, M. T. (2005). Principles and Practice of Psychiatric

Nursing (8 ed.). St Louis: Elsevier Mosby.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif Bandung: Penerbit Alfabeta

Urden, L. D., Stacy, K. M., & Lough, M. E. (2010). Critical Care Nursing (6 ed.).

St Louis: Mosby, an imprint of Elvisier Inc.

Wamala, S. P., Mittleman, M. A., Gustafsson, K. S., & Gomer, K. O. (1999).

Potential Explanations for the Educational Gradient in Coronary Heart

Disease: A Population-Based Case Control Study of Swedish Women.

American Journal of public Health Research and Practice., Vol 86(no 3

b.

Page 19: Study Komparatif Mekanisme Koping Pasien Coronary Artery ...
Page 20: Study Komparatif Mekanisme Koping Pasien Coronary Artery ...

1

Page 21: Study Komparatif Mekanisme Koping Pasien Coronary Artery ...

2