Top Banner
STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH TERHADAP PEMBINAAN AKHLAK SISWA KELAS VII MTS. MUHAMMADIYAH LIMBUNG KABUPATEN GOWA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar WIWI SURGASARI 10519212814 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1441 H/2020 M
84

STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

Nov 21, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH

TERHADAP PEMBINAAN AKHLAK SISWA KELAS VII

MTS. MUHAMMADIYAH LIMBUNG

KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd) pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

WIWI SURGASARI

10519212814

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1441 H/2020 M

Page 2: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH

TERHADAP PEMBINAAN AKHLAK SISWA KELAS VII

MTS. MUHAMMADIYAH LIMBUNG

KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

WIWI SURGASARI

10519212814

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1441 H/2020 M

Page 3: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …
Page 4: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …
Page 5: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …
Page 6: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …
Page 7: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

vii

MOTTO

Dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan sombong, karena

Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-

kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung” (QS. Al Isra’ 37).

Page 8: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

viii

ABSTRAK

WIWI SURGASARI, Studi Tentang Kedisipilinan Shalat Berjamaah

Terhadap Pembinaan Akhlak Siswa Kelas VII MTs. Muhammadiyah Limbung

Kabupaten Gowa (dibimbing oleh Drs. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, dan

Dra. Mustagidang Usman, M.SI.)

Akhlak seseorang pada umumnya terjadi melalui pengalaman sejak kecil.

Pembinaan akhlak tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua namun

lingkunga sekolah juga wajib memberi pembinaan akhlak yang baik. Pembinaan

akhlak menjadi kebutuhan penting bagi remaja, karena mereka sedang dalam

masa transisi. Remaja yang sedang berusia 12-16 tahun rata-rata mereka duduk

dibangku SMP/MTs. Untuk itu, sebagai salah satu upaya dalam pembinaan

akhlak pribadi siswa, pembiasaan shalat berjamaah perlu diberikan kepada siswa

remaja yang berfungsi sebagai bekal siswa memasuki usia dewasa. Karena dalam

shalat berjamaah terdapat banyak nilai pendidikan akhlak di dalamnya. MTs.

Muhammadiyah Limbung telah lama menjalankan program wajib shalat

berjamaah di sekolah bagi siswanya.

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini ialah Bagaimana pola pembinaan kedisiplinan shalat berjamaah terhadap pembinaan akhlak siswa

kelas VII MTs. Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa? Bagaimana upaya

pembinaan terhadap akhlak pribadi siswa? dan Apa saja faktor-faktor pendukung

dan penghambat pelaksanaan kedisiplinan shalat berjamaah terhadap pembinaan

akhlak siswa?. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa shalat berjamaah dilakukan secara

bergantian karena luas masjid yang tidak memadai. Upaya yang dilakukan oleh

pihak sekolah dalam pembinaan akhlak pribadi siswa adalah mendisplinkan

kegiatan shalat berjamaah, mengadakan latihan baca tulis al Qur’an, mengadakan

latihan pidato dan ceramah dan mengadakan pesantren kilat pada bulan suci

Ramdhan. Pendisiplinan kegiatan shalat berjamaah dapat memberikan

sumbangsih dalam pembinaan akhlak pribadi siswa. Faktor pendukung kegiatan

shalat berjamaah yaitu, kerjasama yang baik antara kepala madrasah, guru dan

semua elemen madrasah dalam melaksanakan kegiatan pendisiplinan shalat

berjamaah, serta adanya keteladanan dari kepala madrasah dan para guru. Faktor

yang menjadi penghambat yaitu siswa yang masih tidak disiplin serta sarana

prasarana ibadah yang kurang memadai.

Page 9: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

ix

ABSTRACT

WIWI SURGASARI, Study of the Congregational Prayer Discipline of the

Moral Development of Class VII Students of MTs. Muhammadiyah Limbung,

Gowa Regency (supervised by Drs. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, and Dra.

Mustagidang Usman, M.SI.

A person's character generally occurs through experience since childhood.

Moral development is not only the responsibility of parents but the school

environment is also required to provide good moral guidance. Moral development

becomes an important requirement for adolescents, because they are in a period of

transition. Teenagers who are aged 12-16 years old on average sit in junior high

school / MTs. For this reason, as one of the efforts in fostering students' personal

morals, the habit of praying in congregation needs to be given to adolescent

students who function as provisions for students entering adulthood. Because in

prayer there are many values of moral education in it. MTs. Muhammadiyah

Limbung has long carried out the obligatory prayer program in congregation at

school for its students.

The formulation of the problem in this research is how the pattern of

disciplining prayer in congregation to the moral development of VII grade

students of MTs. Muhammadiyah Limbung, Gowa Regency? What is the effort to

foster students' personal morals? and What are the supporting and inhibiting factors in the discipline of prayer in congregation towards the formation of student

morals ?. This research is a qualitative research.

The results showed that the congregational prayers were carried out

alternately due to inadequate mosque area. Efforts undertaken by the school in

fostering students' personal morals are disciplining prayer activities in

congregation, holding al-Qur'an reading and writing exercises, conducting speech

and lecture exercises and conducting lightning boarding schools in the holy month

of Ramdhan. Disciplining prayer activities in congregation can contribute in

fostering students' personal morals. Supporting factors for congregational prayer

activities are good cooperation between the madrasa headmaster, teachers and all

madrasa elements in carrying out disciplinary prayer activities, as well as the

exemplary behavior of the madrasa headmaster and the teachers. The inhibiting

factors are students who are still undisciplined and inadequate religious

infrastructure.

Page 10: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

x

K A T A P E N G A N T A R

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah lillaahi rabbil ‘alamin, syukur kami panjatkan kehadirat

Allah Swt atas limpahan Rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

merampung skripsi ini walaupun dalam keadaan cukup sederhana, shalawat dan

salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, para sahabat dan keluarga

beliau, amin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini cukup jauh dari kesempurnaan,

olehnya itu penulis meminta maaf sekaligus meminta saran serta masukan demi

perbaikan penyusunan skripsi ini. Selanjutnya dari lubuk hati yang paling dalam,

penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada beberapa pihak yang cukup

menunjang aktivitas kehidupan dan studi penulis, terutama kepada:

1. Kedua orang tua tercinta yaitu Ayahanda Kamaruddin dan Ibunda Mariati,

yang telah mencurahkan kasih sayangnya dan mengorbankan segalanya demi

keberhasilan dan kesuksesan buah hatinya. Serta semua keluarga yang telah

memberikan do’a, dorongan dan semangat kepada peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Prof Dr Abdul Rahman Rahim, SE. MM, Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar yang dengan susah payah telah mengembangkan

universitas ini khususnya Fakultas Pendidikan Agama Islam agar bersaing

dan sejajar dengan Universitas ternama di kawasan timur Indonesia

Page 11: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

xi

3. Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, Dekan Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar beserta unsur pimpinan lainnya yang

telah banyak mengembangkan fakultas Agama Islam tempat penulis

menimbah ilmu pengetahuan selama ini.

4. Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I pembimbing I dan juga kepada Ibu

Dra. Mustahidang Usman, M.Si selaku pembimbing II yang telah berkenan

dan dengan ikhlas meluangkan waktunya kepada penulis dalam proses

membimbing hingga perampungan skripsi.

5. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Agama Islam Universitas

Muhammadyah Makassar yang telah memberikan banyak ilmunya kepada

penulis dan memberikan pelayanannya yang maksimal kepada mahasiswa

selama menimba ilmu pengetahuan

6. Kepala Madrasah dan Segenap Guru MTs. Muhammadiyah Limbung atas

partisipasi yang telah diberikan sehingga skripsi ini bisa disusun dan

memotivasi peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Suami tercinta yaitu, Kaharuddin yang turut memberi dukungan baik moril

maupun material yang sangat mendorong penulis untuk terus berusaha dalam

menyelesaikan skripsi ini demi mewujudkan cita-cita untuk memperoleh

gelar sarjana pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Demikian pula pada rekan-rekan tercinta serta semua pihak yang

membantu dan memotivasi penulis secera moril dan materil hingga selesai serta

pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam lembaran ini.

Page 12: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

xii

Akhirnya penulis berharap semoga bantuan, dorongan dan motivasi yang

telah diberikan bernilai ibadah di sisi Allah Swt dan mendapat pahala yang

setimpal Aamiin.

Makassar, 24 Jumadil Awal 1441 H

19 Januari 2020 M

Penyusun

WIWI SURGASARI

NIM: 105192128 14

Page 13: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL………………………………………….…............. i

HALAMAN JUDUL………………………………………….…................ ii

PENGESAHAN SKRIPSI………………………………………….…........ iii

BERITA ACARA MUNAQASAH………………………………………... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………..... v

SURAT PERNYATAAN………………………………………….…......... vi

MOTTO………………………………………….…......……….…............. vii

ABSTRAK………………………………………….…......……….…......... viii

ABSTRACT………………………………………….…......……….…...... ix

KATA PENGANTAR………………………………………….…......…..... x

DAFTAR ISI………………………………………….…......……….…...... xii

DAFTAR TABEL………………………………………….…......……….. xvi

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………….…...... 1

A. Latar Belakang......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................ 5

1. Tujuan Penelitian............................................................... 5

2. Manfaat Penelitian............................................................. 6

BAB II KAJIAN TEORI.............................................................................. 8

A. Kedisiplinan Shalat Berjamaah............................................... 8

B. Pengertian Pembinaan Akhlak............................................... 11

1. Pembinaan......................................................................... 11

2. Pengertian Akhlak............................................................ 14

3. Dasar dan Tujuan Pembinaan Akhlak

a) Dasar Pembinaan Akhlak........................................... 15

Page 14: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

xiv

b) Tujuan Pembinaan Akhlak......................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 21

A. Jenis Penelitian....................................................................... 21

B. Lokasi dan Objek Penelitian................................................... 21

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus Penelitian................... 22

D. Sumber Data........................................................................... 23

E. Instrumen Penelitian............................................................... 23

F. Teknik Pengumpulan Data...................................................... 25

G. Teknik Analisis Data.............................................................. 27

BAB IV HASIL PENELITIAN …………………………………….. . 28

A. Sejarah Singkat Lokasi Penelitian …………......... .............. 28

B. Pelaksanaan Kedisiplinan Shalat berjamaah Siswa Kelas VII

MTs. Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa ............... 38

C. Upaya Pembinaan Terhadap Akhlak Pribadi Siswa............... 43

D. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan

Kedisiplinan Shalat Berjamaah terhadap Pembinaan Akhlak

Siswa Kelas VII MTs. Muhammadiyah Limbung

Kabupaten Gowa.................................................................... 53

BAB V PENUTUP ………………………………………....................... 57

A. Kesimpulan ……………………………………. ............. 57

B. Implikasi Penelitian……………………………................... 58

DAFTAR PUSTAKA ………………………...……………………….. ..... 59

LAMPIRAN

Page 15: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

xv

DAFTAR TABEL

No. Tabel Uraian Hal

Tabel 4.1 Daftar nama-nama Kepala Sekolah dari Periode

1959 sampai sekarang.

28

Tabel 4.2 Daftar nama-nama Guru mata pelajaran dan tenaga

pendidik MTs. Muhammadiyah Limbung

31

Tabel 4.3 Data Siswa Kelas VII, VIII, IX 32

Tabel 4.4 Data Sarana dan Prasarana Sekolah 33

Tabel 4.5 Data Pendidik dan Tenaga Pendidik 33

Tabel 4.6 Data Keadaan Buku Perpustakaan 34

Tabel 4.7 Jadwal Guru Piket MTs. Muhammadiyah Limbung

semester Genap Tahun Pelajaran 2019-2020

34

Page 16: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini pendidikan akhlak pada masyarakat sangat urgen dalam

pembentukan kedisiplinan terutama pada generasi muda baik sekolah maupun

dikalangan sekolah/ masyarakat/ lingkungan pendidikan formal dalam hal ini

adalah sekolah sangat terkait dengan administrasi baik keuangan, administrasi

pendidikan maupun administrasi lainnya yakni tata tertib dan aturan-aturan yang

berlaku disekolah tersebut sesuai dengan perkembangan pendidikan di era

mileneal.

Pendidikan agama Islam adalah pendidikan yang berpusat pada ranah

pembinaan yang bermuara pada kedisiplinan shalat berjamaah yang sesuai dengan

tuntunan syariah Islam yaitu Al-qur‟an dan As-sunnah. Sebagaimana Allah

berfirman dalam Al-Qur‟an Surat Al-„Ankabut: 45.

Terjemahnya:

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al-Qur‟an)

dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencengah dari (perbuatan-

perbuatan keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat)

adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan

Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.1

1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Hlm. 402.

Page 17: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

2

Dalam redaksinya al-Hakim dari Abu Huraira radhiyallahu‟anhu, bahwa

Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa salam bersabda:

شح سض ش أث قب ع ع سههى إه تش كت قب ل : ل الله ل الل صهه الل عه س س

ئ كى ش ف سهت ب كتب ة الل ا ثعذ تضه ض ن ه انح قب حته ش دا عه تفشه ن

[7392 ى:انحكا ] أجش ج :

Artinya:

Dari Abu Hurairah Radhiyallahuanhu, ia berkata :” Telah bersabda

Rasulullah Shallallahu‟ alaihi wa sallam : “Aku tinggalkan dua perkara

yang kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang teguh dengan

keduanya yaitu Kitabullah dan Sunnahku, serta keduanya tidak akan

terpisah sampai keduanya mendatangiku di telaga” . (HR Al- Hakim no:

2937).2

Shalat merupakan ibadah yang memiliki kedudukan paling penting dalam

Islam, shalat merupakan ibadah yang akan dihisab pertama kali pada hari kiamat.

Shalat menjadi amalan yang pertama kali diperhitungkan. Allah akan meminta

pertanggungjawaban terkait shalat terlebih dahulu sebelum menanyakan amalan

ibadah yang lain.3 Jika shalatnya baik, seluruh amalannya pun akan menjadi baik,

sebaliknya, jika shalatnya buruk, maka seluruh amalannya pun buruk.

Sebagaimana hadits Rasulullah Saw:

2 HR. al-Hakim dalam shahihul al Jaami’1/284

3 Wahbah al- Zuhaily, Al-Fiqh al- Islam wa Adillatuhu, Terj. Masdar Helmy, (Bandung:

Pustaka Media Utama, 2010), hlm.15.

Page 18: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

3

بنعن عنهققرطرضيغبدالل الل لرسولالل :صل ال:قا وسل م عليه الل

لمايحاسب لةفانصلحتصلحسائرعمله,وانميابهالعبديومالق او ةالص

ئرعمله 542 /ف ا لا ىط لا ثب س ثب سب د ا شب ء الل, انتش غت ا ا نش يز سا .فسدتفسدسا

Artinya:

Diriwayatkan dari Abdullah bin Qurth Radhiyallahuanhu bahwa

Rasulullah Saw. bersabda, “ Amal seorang hamba yang pertama kali akan

dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya bagus, maka

(dicatat) baguslah semua amal lainnya, dan jika shalatnya rusak, maka ikut

rusaklah semua amal lainnya.” (HR. Habrani )4.

Kualitas dan intensitas amal saleh dan ibadah lainnya menjadi kurang

bermakna jika ibadah shalat seseorang tidak sempurna apalagi terabaikan sama

sekali. Maka, dalam hal ini pelaksanaan shalat sangat mempengaruhi akhlak

seseorang. Orang yang menjaga shalatnya, berarti ia sedang menjaga

akhlaknya pula. Orang yang disiplin dalam melaksanakan shalat lima waktu,

berarti aktivitas yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari pun dilakukan

dengan disiplin. Mereka tidak suka menunda-nunda kegiatan dan tidak suka

menyia-nyiakan, karena mereka memiliki prinsip pada aturan. Hal ini dapat

tercermin dalam kedisiplinan melaksanakan shalat berjamaah.

Shalat berjamaah ialah shalat yang dilakukan oleh sekurang-kurangnya

dua orang atau lebih dengan adanya imam dan makmun.5 Shalat berjamaah

4 HR. Habrani dalam al awsath, dan tidak ada masalah dengan isnadnya, Insya Allah – at

Targhib l / 245

5 Abdul Kadir Nuhuyanan, Pedoman & Tuntunan Shalat Lengkap, (Jakarta: Gema Insani,

2010), hlm.41.

Page 19: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

4

mempunyai berbagai keutamaan diantaranya yaitu mendapatkan pahala dua puluh

tujuh derajat dibandingkan dengan shalat sendirian.

Pembinaan akhlak siswa adalah tugas guru yang dilaksanakan secara etika

extra kurikulum pada ketentuan bahwa keterkaitan antara disiplin dalam

pembinaan akhlak pada siswa satu kesatuan yang dicapai dalam tujuan

pendidikan. Akhlak sebagaimana di contohkan oleh Rasulullah:

ع شث سض انح سهى يب نك ث الل ع قبل: قبل سسل الل صه الل عه

ا انجخب س : س أ صهه ت ب سأ صه اك

Terjemahnya:

“Diriwayatkan dari Malik Radhiyallahu‟anhu bahwa Rasulullah Saw

bersabda “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” (HR.

Bukhari no 624).6

Disiplin adalah kunci sukses, dengan disiplin orang bisa berbuat sesuatu

untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan akan membawa hasil sesuai yang

diinginkan. Telah kita pahami bahwa ibadah shalat ditentukan berdasarkan

sejumlah waktu yang telah ditentukan secara syariat. Dengan ketetapan ini, setiap

muslim yang melakukan shalat akan melatih kedisiplinan dalam urusan

menghargai waktu. Mereka bisa mengoptimalkan setiap kesempatan yang ada

untuk memicu kreativitas diri, mengembangkan kompotensi diri, dan

mempertahankan eksistensi diri sebagai seorang khalifah dimuka bumi ini. Setiap

Muslim diberikan tanggung jawab untuk melaksanakan shalat pada waktu-waktu

yang telah disyariatkan. Bila diresapi dan diamalkan sebaik-baiknya, perintah ini

memberikan pelajaran penting tentang bagaimana kita mampu memanfaatkan

6 HR. Bhukhari no 624.

Page 20: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

5

waktu secara disiplin. Dengan begitu, kepribadian disiplin menjadi bagian dalam

hidup kita. Sehingga kita bisa hidup secara berkualitas.7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas permasalahan yang

akan diteliti dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pola pembinaan kedisiplinan shalat berjamaah terhadap

Pembinaan Akhlak Siswa Kelas VII MTs. Muhammadiyah Limbung

Kabupaten Gowa?

2. Bagaimana upaya pembinaan terhadap akhlak pribadi siswa kelas VII MTs.

Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa?

3. Apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kedisiplinan

shalat berjamaah terhadap pembinaan akhlak siswa kelas VII MTs.

Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa?

C. Tujuan dan manfaat penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini

adalah:

a. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan kedisiplinan shalat berjamaah

terhadap pembinaan akhlak siswa kelas VII MTs. Muhammadiyah

Limbung Kabupaten Gowa.

7 Rausyan Fikari, Di Balik Shalat Sunnah.., hlm. 15-16

Page 21: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

6

b. Untuk mengetahui upaya pembinaan terhadap akhlak pribadi siswa kelas

VII MTs. Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa.

c. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan

shalat berjamaah terhadap pembinaan akhlak siswa kelas VII MTs.

Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

a. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis ini adalah sebagai berikut.

1) Dengan peneliti ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran

ilmiah yang dapat menambah pengetahuan dalam bidang ilmu pendidikan

Islam.

2) Sebagai bahan rujukan penelitian selanjutnya pada kajian yang sama tetapi

pada ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam di bidang pendidikan

Islam.

b. Manfaat Praktis

Manfaat Praktis penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Bagi peneliti, sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan peneliti

dalam pelaksanaan kedisiplinan shalat berjamaah dalam pembinaan akhlak

siswa sebagai calon guru.

2) Bagi siswa, dapat dijadikan sebagai motivasi dalam berakhlak mulia

melalui pelaksanaan shalat berjamaah secara disiplin.

Page 22: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

7

3) Bagi sekolah dan para guru di MTs. Muhammadiyah Limbung khususnya,

dapat menjadi bahan dasar dalam menyusun rencana pembinaan akhlak

melalui pelaksanaan kedisiplinan shalat berjamaah untuk memperkokoh

keimanan dan ketaqwaan siswa.

Page 23: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

8

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kedisiplinan Shalat Berjamaah

Pengertian Kedisiplinan Shalat Berjamaah

Shalat menempati kedudukan paling tinggi dalam Islam. Adalah rukun

kedua dan berfungsi sebagai tiang agama. Shalat juga dapat mencegah kita dari

perbuatan keji dan mungkar.

Shalat berjamaah di masjid di wajibkan atas kaum muslim sedangkan

kaum muslimah adalah sunnah, dia hanya di wajibkan di rumah hal ini lebih lebih

aman bagi mereka. Setiap kaum muslimin adalah sosok imam yang menjadi

pemimpin dalam shalat, maka dari itu laki-laki hendaklah melaksanakan shalat

berjamaah bersama para ma‟mum yang tempatnya adalah masjid karena

pahalanya 27 derajat di bandingkan dirumah

Di bolehkan bagi lelaki untuk tidak menghadiri shalat jamaah di masjid

lalu ia shalat di rumahnya jika ada masyaqqah (kesulitan) seperti sakit, hujan,

adanya angin, udara sangat dingin dan semacamnya. Dari Ibnu „Umar

radhiallahu‟anhuma Nabi shallallahu’alaihi waa sallam bersabda:

انجب ه ا ف انشه حب ل" ف انهه : ألا صهه , ثىه قل عه إشش ره ره ب أيش ي كب

ظشح ف ان فش س دح أ 616انجخبس سقى : ....انسه

Artinya:

Dari Ibnu Umar radhiyallahu‟anhuma: Dahulu Nabi memerintahkan

muadzin beradzan lalu di akhirinya di tambahkan lafadz / shallu fii

Page 24: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

9

rihaalikum/ (shalatlah di rumah-rumah kalian) ketika malam sangat dingin

atau hujan dalam safar” (HR. Bukhari no 616)8

Kedisiplinan berasal dari kata dasar disiplin. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, disiplin berarti tata tertib, ketaatan kepada peraturan.9 Menurut

Nurchalis Madjid, ditinjau dari sudut keagamaan, disiplin ialah sejenis perilaku

taat dan patuh yang sangat terpuji.10

Sedangkan menurut suharsimi Arikunto,

disiplin merupakan suatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang

terhadap bentuk-bentuk aturan. Peraturan dimaksud dapat ditetapkan oleh orang-

orang yang bersangkutan maupun berasal dari luar.11

Dari beberapa pengertian tersebut, maka dapat dipahami bahwa

kedisiplinan adalah upaya mengendalikan diri dan sikap individu atau masyarakat

dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan yang dikembangkan menjadi

serangkaian perilaku yang didalamnya terdapat unsur-unsur ketaatan, kepatuhan,

ketertiban, dan semua itu dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab kepa da

dirinya sendiri.

Secara etimologi shalat berasal dari bahasa arab Shalla yang berarti doa.

Sedangkan menurut tertimologi shalat adalah ibadah yang tersusun dari beberapa

perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri

8 HR. Bukhari Hadist no. 616

9 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2005), hlm. 268.

10 Nurchalis Majid, Masyarakat Religius, (Jakarta: Paramidana, 1997), hlm. 87.

11 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hlm.

114

Page 25: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

10

dengan salam.12

Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa shalat

adalah ibadah yang dilakukan oleh orang Islam dalam rangka mendekatkan diri

kepada Allah serta memohon atau berdoa yang diawali dengan takbir dan diakhiri

dengan salam dan dilakukan dengan niat shalat serta sesuai aturan yang telah

ditentukan oleh syari‟at Islam.

Jamaah berarti “kelompok”, bersama-sama”, mainstream umum”, atau

“dilakukan oleh banyak orang “. Sehingga hal ini mengacu pada konsep

kebersamaan umat Islam dalam berbagai persoalan kehidupan

bermasyarakatnya.13

Shalat mempunyai kedudukan yang paling utama diantara ibadah-ibadah

lain, tetapi akan lebih utama lagi apabila shalat itu dilakukan dengan cara

berjamaah, baik di rumah, mushallah ataupun masjid. Shalat berjamaah ialah

shalat bersama yang dilakukan oleh sekurang-kurangnya dua orang atau lebih

dengan adanya imam dan makmum. Hukumnya adalah fardu kifayah bagi orang

yang mendengarkan adzan.14

Dari penjelasan tersebut maka dapat dipahami

bahwa pengertian kedisiplinan shalat berjamaah adalah shalat yang dilakukan

sekurang-kurangnya dua orang atau lebih dengan ketaatan dan kepatuhan terhadap

peraturan-peraturan hukum perintah wajib shalat, dilihat dari ketepatan waktu

12

Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahhab Sayyed Hawwas. Fiqih Ibadah,

(Jakarta: Amzah, 2013), hlm. 145

13 Zakiah Drajat, Shalat: Menjadikan Hidup Bermakna, (Jakarta:CV Ruhama, 1996), hlm

87.

14 Abdul kadir Nuyuhana, Pedoman & Tuntunan Shalat Lengkap, (Jakarta: Gema Insani,

2011), hlm. 41

Page 26: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

11

dalam melaksanakan shalat, sesuai dengan waktu dan peraturan yang sudah

ditentukan oleh syariat agama Islam.

Shalat berjamaah merupakan simbol persatuan umat Islam. Shalat

berjamaah juga menjadi sarana menjalin silaturahmi dan mempererat hubungan

sesama muslim. Shalat jamaah mempunyai nilai yang lebih, sama nilainya dengan

shalat perorangan ditambah dua puluh tujuh derajat. Sebagaimana dalam sabda

Nabi Muhammad Saw :15

شسض ع اث ب ع سههى قبل: صلح اج ه الل عه ل الل صه ه سس ب ا الل ع

دسجخ عشش صلح انفز ثسجع 1722سا سهى,......سقى : .عخ افضم ي

Artinya :

Diriwayatkan dari Ibnu Umar Radhiyallahu‟anhuma. Bahwa Rasulullah

saw bersabda, “Shalat dengan berjamaah lebih utama dari pada shalat

sendirian dengan dua puluh tujuh derajat” (HR. Muslim., Hadits nomor

1477) 16

Maksud hadits tersebut adalah bahwa shalat berjamaah lebih banyak

pahala dua puluh tujuh derajat dari pada shalat sendirian. Sehingga shalat

berjamaah lebih utama di laksanakan dari pada sendirian.

B. Pengertian Pembinaan Akhlak

1. Pembinaan

Pembinaan bagi setiap muslim merupakan sebuah kewajiban yang harus

dilakukan terus menerus tanpa henti baik melalui pembinaan orang lain maupun

15

Tegu Susanto, Sempurnakan Shalatmu! (Yogyakarta: Pustaka Baru, 2015), hlm. 15.

16 HR. Muslim no. 1477

Page 27: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

12

pembinaan diri sendiri tanpa harus dituntun oleh orang lain. Pada hakikatnya

pembinaan akhlak tasawuf lebih merupakan pembinaan akhlak yang dilakukan

seseorang atas dirinya sendiri dengan tujuan jiwanya bersih dan perilakunya

terkontrol.

Dalam Islam pembinaan akhlak dimulai sejak pertama kali Nabi

Muhammad SAW di angkat menjadi Rasul Allah. Dan salah satu misi penting di

utusnya Nabi adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia. Ini berarti bahwa

pelaksanaan pembinaan akhlak sejak pertama kali syariat Islam disampaikan oleh

Rasulullah, dan terlaksana bersama dengan pelaksanaan dakwa agama Islam

secara keseluruhan.17

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “pembinaan” berasal dari

kata “bina” yang artinya membangun, mendirikan. Mendapat imbuhan pe- dan

akhiran –an menjadi “pembinaan” yang artinya proses atau cara.18

Dalam

pengertian tersebut dapat dipahami bahwa pembinaan adalah usaha sungguh-

sungguh yang dilaksanakan secara sadar dan terencana untuk menghasilakan

sesuatu yang diharapkan sesuai dengan potensi dan tujuan yang akan dicapai.

Pembinaan adalah upaya pendidikan formal maupun non formal yang

dilakukan secara sadar, berencana, terarah, teratur dan bertanggungjawab dalam

rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, dan mengembangkan

suatu dasar-dasar kepribadianya, seimbang, utuh dan selaras, pengetahuan dan

17

Mustopa, Peran Takmir Masjid dalam Pembinaan Akhlak Masyarakat di Kelurahan

Tlogosari Kulon Semarang, (Semarang: UIN Walisogo, 2015), hlm. 53.

18 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia... hlm. 152.

Page 28: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

13

keterampilan sesuai dengan bakat, kecenderungan/keinginan serta kemampuan-

kemampuannya sebagai bekal, untuk selanjutnya atas perkasa sendiri menambah,

meningkatkan dan mengembangkan dirinya, sesamanya maupun lingkungannya

kearah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal dan

pribadi yang mandiri.19

Sedangkan menurut Mangunhardja menjelaskan lebih lanjut bahwa fungsi

pembinaan mencakup tiga hal yaitu: menyampaikan informasi, dan pengetahuan,

perubahan dan mengembangkan kecakapan serta keterampilan.

Menurut Mangunhardjana untuk melakukan pembinaan ada beberapa

pendekatan yang harus diperhatikan oleh seorang pembina, antara lain:

a. Pendekatan informative (informative approach), yaitu cara menjalankan

program dengan menyampaikan informasi kepada peserta didik. Peserta

didik dalam pendekatan ini dianggap belum tahu dan tidak punya

pengalaman.

b. Pendekatan partisipatif (Participative approach), dimana dalam

pendekatan ini peserta didik dimanfaatkan lebih kesituasi belajar bersama.

Dari uraian tentang pembinaan di atas dapat disimpulkan bahwa

pembinaan adalah suatu proses tindakan atau usaha yang dilakukan oleh

seseorang kepada individu lain dengan memberikan pengetahuan atau latihan agar

mencapai tujuan yang diinginkan.

19

Simanjuntak, B, l. L Pasaribu Membina dan Mengembangkan Generasi Muda,

(Bandung: Tarsito, 1990) hlm. 84

Page 29: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

14

2. Pengertian Akhlak

Menurut bahasa akhlak berasal dari bahasa arab yaitu bentuk jamak dari

kata khuluq. Khuluq (خلق ) di dalam kamus al-munjid berarti budi pekerti,

peranagai, tingakah laku, dan tabiat. Jadi, akhlak ialah suatu kondisi atau sifat

yang telah menetap dalam jiwa dan kepribadian hingga dari situ timbullah

berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan

tanpa pemikiran. Dimana akhlak ini bukan saja merupakan tata aturan atau norma

perilaku yang mengatur hubungan antara sesama manusia dengan Tuhan dan

bahkan dengan Alam semesta.20

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akhlak sepadan dengan

budi pekerti, moral. Moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima umum

mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Dengan demikian, akhlak

berkaitan erat dengan nilai-nilai baik dan buruk yang diterima secara umum di

tengah masyarakat.21

Beberapa ulama dan cendikiawan Islam mengemukakan

tentang pengertian akhlak adalah sebagai berikut:

1) Ibnu Muskawaih, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang

mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan

pertimbangan.

2) Imam al-Ghazali, Akhak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang

dari padanya muncul tingkah laku secara mudah, dengan tidak

memerlukan pertimbangan dan pemikiran, maka jika hasrat itu melahirkan

perbuatan-perbuatan yang dipuji menurut akal dan syara‟ maka itu

dinamakan akhlak yang bagus.

20

Muhammad Azmi, Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra Sekolah, (Yogyakarta: Belukar

2006) hlm. 54.

21 Wahid Ahmadi, Risalah Akhlak Panduan Perilaku Muslim Modern, (Solo: Era

Intermedia, 2004). Hlm. 13

Page 30: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

15

3) Ibrahim Anis, akhlak mengatakan adalah sifat yang tertanam dalam jiwa

yang dengannya lahirlahmacam-macam perbuatan, baik atau buruk tanpa

membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.

4) Ahmad Amin, akhlak ialah kebiasaan baik dan buruk.

5) Al-Jahizh, akhlak adalah jiwa seseorang yang selalu mewarnai setiap

tindakan dan perbuatan, tanpa pertimbangan ataupun keinginan.22

3. Dasar dan Tujuan Pembinaan Akhlak

a. Dasar Pembinaan Akhlak

Islam merupakan agama yang sempurna. Sehingga setiap ajaran yang ada

dalam Islam memiliki dasar pemikiran begitu pula dengan pembinaan akhlak.

Tidak diragukan lagi bahwa pembinaan akhlak dalam agama Islam bersumber

pada al-Qur‟an dan As-sunnah. Al-Qur‟an sendiri sebagai dasar utama dalam

agama Islam telah memberikan petunjuk pada jalan kebenaran, mengarahkan pada

pencapaian kebahagian di dunia dan akhirat.

a) Al-Qur‟an sebagai dasar pertama dalam pembinaan akhlak

Al-Qur‟an adalah sebagai dasar pertama dalam membina akhlak, karena

didalamnya menjelaskan tentang akhlak yang memiliki rasul. Sebagaimana firman

Allah Swt dalam surat Al-Ahzab ayat 21 sebagai berikut :

Terjemahnya:

Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu dan bagi orang yang mengharap rahmat dari Allah dan kedatangan

hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Q.S Al-Ahzab: 21).23

22

Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: Amzah, 2007),

hlm. 3

23 Q.S Al-Ahzab: 21)

Page 31: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

16

Jadi sebagai pengikut Nabi Muhammad Saw, kita harus mencontoh akhlak

Rasul sebagai panutan bagi hamba Allah, yang mendambakan kebagaiaan di dunia

dan akhirat. Al-Qur‟an sebagai petunjuk sebagaimana dikemukakan Mahmud

Syalthut, dapat dikelompokkan menjadi tiga pokok diantaranya Al-Qur‟an yaitu:

1. Petunjuk tentang akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia

dan tersimpul dalam keimanan akan keesaan Tuhan. Serta kepercayaan akan

kepastian adanya hari pembalasan

2. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-

norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam

kehidupan, baik individual maupun kolektif.

3. Petunjuk mengenai syariat dan hukum denga jalan menerangkan dasar-dasar

hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan

dan sesamanya.24

Dari keterangan diatas jelas pembinaan (pendidikan) akhlak yang

terkandung di dalam Al-Qur‟an sebagai sumber pertama, sehingga mampu

mengamalkannya dengan baik dan benar agar bertambah taat kepada Allah Swt.

b). As-Sunnah Sebagai Sumber kedua

As-Sunnah adalah sebagai sumber kedua dalam pendidikan akhlak,

sebagai mana telah diketahui bahwa hadits itu berarti:” perkataan, perbuatan dan

takrir Rasulullah Saw. Adapun pengertian secara ilmiah hadis itu dapat berarti;

kumpulan sabda Rasulullah Saw. Perbuatan, peninggalan, sifat, ikrar larangan,

apa yang disukainya, dan yang tidak disukainya, bela negara, dan hal dalam

kehidupannya.25

Sesuai dengan tujuan Nabi Muhammad di utus kemuka bumi

24

Mahmud Syahthut, Islam A’qaidah Wa Syari’ah, Ter. Hery Noer Aly, (Jakarta:Bulan

Bintang, 1973) hlm. 283

25 Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,

2000), hlm. 27

Page 32: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

17

untuk memperbaiki akhlak manusia. Keagungan dan ketinggian akhlak Rasulullah

Saw, di tegaskan oleh Allah dengan Firmannya Q.S Al-Qalam: 4

Terjemahnya:

Sesungguhnya engkau (Muhammad) memiliki budi pekerti yang

Agung (Q.S Al-Qalam :4)26

Dasar penting akhlak dalam Hadits dijelaskan oleh Rasulullah saw dalam

sabdanya:

سههى قب ل: ثعثت لا ت عه ل الل صهه الله ه سس ثهغ ا الل اه يب نك سح ى حس ا ع لا

.. س ا اسا يب و يب نك خل ق

Artinya :

“Diriwayatkan dari Malik rahimahullah bahwa sesungguhnya telah

sampai riwayat padanya bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Aku di utus

untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” (H.R Imam Malik)27

Berdasarkan keterangan di atas jelas bahwa dalam pendidikan akhlak

hadist berfungsi sebagai penjelas tata cara berakhlak yang baik sesuai dengan

ajaran Islam yang dianjurkan kepada manusia untuk selalu berakhlak mulia.

Karena pada dasarnya hadist berfungsi untuk menerangkan hal-hal apa saja yang

tidak terdapat di dalam Al-Qur‟an.

26

Q.S Al-Qalam: 4

27 HR. Imam Malik dalam al Muwaththa, bab Tentang Akhlak yang Baik, hlm. 705.

Page 33: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

18

b) Tujuan Pembinaan Akhlak

Islam menginginkan suatu masyarakat yang berakhlak mulia. Akhlak yang

mulia ini sangat ditekankan karena disamping akan membawa kebahagian bagi

individu, juga sekaligus membawa kebahagian masyarakat pada umumnya.

Adapun tujuan pembinaan akhlak untuk membentuk pribadi manusia yang

bermoral baik, sopan dalam berbicara, dan perbuatan mulia dalam tingkah laku,

bersifat bijaksana, sopan dan beradab, ikhlas, jujur dan suci. Dengan kata lain

pendidikan akhlak bertujuan untuk melahirkan manusia yang memiliki keutamaan

(al-fadhilah).

Di dalam pendekatan diri kepada Allah, manusia selalu diingatkan kepada

hal-hal yang bersih dan suci. Ibadah yang dilakukan semata-mata ikhlas dan

mengantar kesucian seseorang menjadi tajam dan kuat. Sedangkan jiwa yang suci

membawa budi pekerti yang baik dan luhur. Oleh karena itu, ibadah disamping

latihan spiritual juga merupakan latihan sikap dan meluruskan akhlak.

Shalat memiliki kekuatan sebagai benteng diri, menjauhkan manusia dari

perbuatan keji dan mungkar.28

Jika shalatnya baik, seluruh amalnya pun akan

menjadi baik, sebaliknya, jika shalatnya buruk, maka seluruh amalannya pun

buruk. Kualitas dan intensitas amal saleh dan ibadah lainnya menjadi kurang

bermakna jika ibadah shalat seseorang tidak sempurna apalagi terabaikan sama

sekali. Maka, dalam hal ini pelaksanaan shalat sangat memengaruhi akhlak

seseorang. Orang yang menjaga shalatnya, berarti ia sedang menjaga akhlaknya

pula. Orang yang disiplin dalam melaksanakan shalat berjamaah lima waktu,

28

Tegus Susanto, Sempurnakan Shalatmu!, (Yogyakarta: Pustaka Baru, 2015).

Page 34: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

19

berarti aktivitas yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari pun dilakukan

dengan disiplin. Mereka tidak suka menunda-nunda kegiatan dan tidak suka

menyia-nyiakan, karena mereka memiliki prinsip taat pada aturan. Pembinaan

akhlak melalui kedisiplinan shalat berjamaah adalah kegiatan penerapan

shalat berjamaah awal waktu dengan berbagai metode yaitu pemahaman,

pembiasaan, teladan yang baik, melalui perintah, melalui larangan, motivasi

(tarhib), hukuman (targhib), nasihat dan pengawasan. Kedisiplinan shalat

berjamaah ini dalam pelaksanaannya akan membentuk akhlak mahmudah seperti

iklas, tawadhu‟, sabar, taat, sopan santun, saling menghargai dan menghormati

(tolerani), disiplin waktu saling mempererat silaturahmi, peduli dan kontrol diri

pada siswa. Dari pemaparan diatas dapat dipahami bahwa shalat berjamaah

mengandung prinsip-prinsip akhlak dan tata kehidupan sosial dan lengkap. Shalat

berjamaah meneguhkan manusia kembali pada siswa dan aturan. Ada ketentuan-

ketentuan waktu dan perbuatan yang dilakukan sebanyak lima kali dalam sehari.

Di samping nilai kedisiplinan juga ada nilai ketaatan dan nilai persaudaraan dalam

pelaksanaan shalat berjamaah dalam pembinaan akhlak. Hal ini melahirkan

kebiasaan, keteraturan, dan sistem yang menjadikan manusia memiliki kelebihan

dibandingkan seluruh makhluk lainnya. Jika shalat berjamaah dilaksanakan

dengan cara seperti yang diketentuan, maka ia dapat menjadi penghapus segala

kesalahan, dosa dan keburukan yang telah diperbuat manusia. Dalam pembinaan

akhlak metode diatas sebenarnya cukup efektif, karena pada dasarnya pembinaan

akhlak itu mengembangkan akhlak yang bertitik tolak dari aqidah dan ajaran-

ajaran Islam sehingga usaha pengembangan akhlak Islam itu menjadi kokoh dan

Page 35: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

20

teguh. Pembinaan akhlak bukan hanya memberi tahu tentang teori-teori moral dan

ukuran baik dan buruk, akan tetapi memberi dorongan kepada mereka untuk

melaksanakan suatu teori atau kode-kode itu terutama yang sesuai dengan ajaran

Islam. Namun dalam menerapkan kedisiplinan shalat berjamaah dalam pembinaan

akhlak ini diperlukan waktu yang cukup lama agar dapat diketahui hasil dari

penerapan metode-metode. Maka dari itu diperlukan penelitian secara bertahap.

Ada beberapa tokoh pendidikan Islam mengemukakan tentang tujuan

pembinaan (pendidikan) akhlak, yaitu:

1. Moh Atiyah Al-Abrasyi mengatakan bahwa “tujuan pembinaan (pendidikan)

akhlak adalah membentuk manusia bermoral baik, sopandalam perkataan dan

perbuatan, mulia dan tingkah laku, berperangai, bersifat sederhanaa, sopan,

ikhlas, jujur dan suci.29

2. Al-Ghazali telah mengemukakan tujuan pembinaan (pendidikan) akhlak

adalah membuat amal yang dikerjakan menjadi nikmat, seseorang yang

dermawan akan merasakan lezat dan lega ketika memberikan hartanya dan ini

berbeda dengan orang yang memberikan hartanya karena terpaksa. Seseorang

yang merendahkan hati, ia merasakan lezatnya tawadhu.

3. Mahmud Yunus mengemukakan tujuan pembinaan (pendidikan) akhlak

adalah membentuk putra-putri yang berakhlak mulia, berbudi luhur, bercita-

cita tinggi, berkemauan keras, beradab, sopan santun, baik tingkah lakunya,

manis tutur bahasanya, jujur dalam sengala perbuatanya, suci, murni

hatinya.30

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dijelaskan bahwa pada dasarnya

pembinaan akhlak itu adalah menjadi perilaku atau kepribadian manusia menjadi

lebih baik dan Pbermartabat dalam berperilaku dan bersikap dalam kehidupan

sehari-hari.

29

M. Athiyah Al Abrasy, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, hlm. 109.

30 Muhmud Yunus, Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran, (Jakarta: Hida Karya

Agung, 1978)

Page 36: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

21

BAB lll

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif, yaitu suatu

penelitian yang menggunakan jenis penelitian lapangan (field researc) yakni

penelitian dimana peneliti turun langsung kelokasi penelitian untuk memperoleh

data yang konkrit yang ada hubungannya dengan judul penelitian.

“Penelitian lapangan juga sering disebut penelitian participant

obsevation.”31

Pada penelitian ini merupakan penelitian yang secara langsung

turun ke lokasi penelitian sebagai syarat mutlak yang perlu dilakukan oleh

seorang peneliti guna mendalami teori yang relevan dengan permasalahan yang

hendak dipecahkan.

Pada penjelasan tersebut, peneliti memilih suatu objek penelitian yang

ingin diteliti.maka dari itu, peneliti mengangkat judul tentang studi kedisiplinan

shalat berjamaah terhadap pembinaan akhlak siswa kelas Vll di MTs.

Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini yaitu, MTs. Muhammadiyah

Limbung yakni salah satu Madrasah Tsanawiyah yang ada di Kabupaten Gowa.

Beberapa alasan peneliti memilih MTs. Muhammadiyah Limbung

sebagai lokasi peneliti adalah:

31

Lawrence Neuman, Social Research Method ( Qualitative adn Qualitative Approaches),

(Boston: Allyn and Bacon, 2003), hlm. 363.

Page 37: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

22

a. Lokasi penelitian tersebut merupakan salah satu sekolah swasta yang

memiliki siswa yang cukup berprestasi.

b. Penelitian beranggapan bahwa sekolah ini cocok dijadikan sebagai lokasi

penelitian karena memiliki kurikulum pendidikan agama Islam yang baik

c. Mendapat dukungan dan respon dari masyarakat dengan baik. Objek

penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs. Muhammadiyah Limbung.

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus Penelitian

Langkah awal yang dilakukan penulis dalam menganalisis hasil penelitian,

yakni penelitiannya memfokuskan pada studi tentang kedisiplinan shalat

berjamaah terhadap pembinaan akhlak siswa kelas VII MTs. Muhammadiyah

Limbung.

Untuk memahami secara komprehensif judul proposal ini, maka penulis

memberikan pengertian dan pemaknaan secara oprasional yaitu:

1. Studi tentang kedisiplinan shalat berjamaah ialah suatu pembelajaran yang

menfokuskan bagaimana perkembangan siswa dalam menjalankan shalat

berjamaah dengan tertib dan tepat waktu.

2. Pembinaan akhlak siswa yakni suatu pembelajaran yang diberikan kepada

siswa dalam mengembangkan akhlak individual yang baik.

Pada penjelasan di atas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa

studi kedisiplinan shalat sangat berpengaruh terhadap akhlak pribadi siswa. Oleh

karena itu, untuk menumbuhkan rasa sosialitas siswa yakni dengan adanya

kebiasaan dalam melaksanakan shalat secara berjamaah.

Page 38: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

23

D. Sumber Data

Adapun sumber data yang peneliti gunakan adalah sumber data primer dan

sumber data sekunder:

1. Sumber data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpulan data. Adapun sumber data primer tersebut yang diperoleh dari hasil

pengamatan peneliti dan wawancara terhadap studi tentang kedisiplinan shalat

berjamaah terhadap pembinaan akhlak siswa, dengan mempertimbangkan

kebutuhan penulis dalam rangka melengkapi data penelitian.

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.32

Data

dari sumber sekunder atau infoman pelengkap ini berupa cerita dari lingkungan

masyarakat ataupun orangtua, penuturan atau catatan mengenai kedisiplinan

shalat berjamaah siswa sebagai wujud akhlak yang baik bagi siswa.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam metode

pengambilan data oleh peneliti untuk menganalisa hasil penelitian yang dilakukan

pada langkah penelitian selanjutnya. Pada prinsipnya instrumen penelitian

memiliki ketergantungan dengan data-data yang dibutuhkan oleh karena itulah

32

Lihat Sugiono, Op. Cit., hlm. 193

Page 39: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

24

setiap penelitian memilih instrumen penelitian yang berbeda antara satu dengan

yang lainnya.

Ada beberapa macam bentuk instrumen penelitian yang umum dugunakan

pada saat penelitian yaitu: kuesioner/angket, wawancara, observasi, dikumentasi,

dan tes.

Berdasarkan model penelitian kualitatif maka instrumen yang digunakan

oleh peneliti adalah:

a) Catatan Observasi

Observasi adalah aktivitas suatu proses atau objek dengan maksud

merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena

berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya,

untuk memdapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk

melanjutkan suatu penelitian.33

b) Pedoman wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara (interview)

untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewes). Interview

digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang 34

. Contohnya

peneliti mewawancarai objek penelitian sesuai dengan pedoman

wawancara yang telah dibuat.

33

https:/id.m.wikipedia.orang/wiwi/Pengamatan. Di akses pada tanggal 17 januari pukul

15.57

34Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, hlm. 198.

Page 40: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

25

c) Catatan Dokumetasi

Dokumentasi adalah ditunjukkan untuk memperoleh data langsung dari

tempat penelitian, meliputi buku-buku relevan, peraturan-peraturan,

laporan kegiatan, foto-foto, file dokumentasi, data yang relevan dengan

penelitian.35

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

penulis akan menggunakan metode pengumpulan data observasi, wawancara,

dokumentasi. Berikut adalah langkah-langkah opersionalnya.

1. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis dua diantaranya yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Metode observasi adalah pengamatan yang memperoleh penelitian

dengan sistemmatika fenomena yang ada. Dengan mengadakan

pengamatan secara langsung terhadap suatu objek dari suatu peristiwa

atau kejadian, dapat juga berupa instalasi, badan-badan atau lembaga-

lembaga, misalnya PT, Kantor, Sekolah dan sebagainya, karena adanya

suatu tujuan yang akan diteliti/ yang diselidiki.36

Pada metode ini peneliti mengamati dan memahami berbagai kegiatan dan

pembelajaran yang terkait dengan kedisiplinan shalat berjamah terhadap

pembinaan akhlak siswa kelas VII MTs. Muhammadiyah Limbung Kabupaten

Gowa. Agar memperoleh gambaran yang lebih jelas dan mendalam, peneliti

35

Ridwan, Dasar-dasar Statistika,hlm. 52-52.

36Sutrisno Hadi, Statistik (Jakarta: Pustaka Pelajar 2000),,. hlm. 136

Page 41: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

26

melakukan observasi dan pengamatan dengan melibatkan diri secara aktif pada

aktivitas proses belajar mengajar yang dilakukan.

Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam melakukan observasi

adalah:

1) Penulis datang ke lokasi penelitian yang menjadi tempat berlangsungnya

studi ibadah shalat, meliputi kegiatan guru dan siswa tersebut.

2) Malakukan pengamatan yang difokuskan pada kedisiplinan siswa dalam

melaksanakan shalat berjamaah di sekolah.

3) Mencatat hasil pengamatan dalam bentuk field note (catatan lapangan)

2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

Wawancara yaitu teknik penelitian yang dilaksanakan dengan cara dialog

baik secara langsung maupun tidak langsung antar pewancara dengan yang

diwawancarai sebagai sumber data.37

Kegiatan wawancara dalam penelitian ini

dilakukan dengan beberapa pihak antara lain dengan Kepala Madrasah, guru-guru,

dan siswa untuk membantu peneliti dalam mengamati kebiasaan siswa dalam

menjalankan shalat berjamaah, yang menjadi pedoman wawancara dengan

melakukan tanya jawab untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan judul.

37

Afifiddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung:

Pustaka setia, 2009)..., hlm. 74

Page 42: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

27

3. Dokumentasi

Dokumentasi dapat dilakukan dengan mencari data dengan mengenai hal-

hal yang berupa catatan, buku-buku dan agenda.38

Dokumentasi dalam penelitian

ini digunakan untuk mencari data-data pendukung yang dibutuhkan dalam

penelitian ini. Data-data tersebut adalah data yang berkaitan dengan studi

kedisiplinan shalat berjamaah pada pembinaan akhlak siswa, misalnya, dalam

memberikan nasihat data profil sekolah, guru dan siswa MTs. Muhammadiyah

Limbung serta ada pendukung lainnya

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Proses

analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai

sumber yaitu berupa wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan

lapangan serta dokumen resmi dan sebagainya.39

Dalam menganalisis data-data yang ada penulis menggunakan metode

deskriptif analisis, yaitu suatu metode analisis data yang menggambarkan atau

melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasakan fakta-fakta

yang tampak atau sebagaimana adanya siswa MTs. Muhammadiyah Limbung

Kabupaten Gowa.

38

Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur (Jakarta: Prenada

Media Grup, 2013) ,,.hlm.74

39Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya,

1991).., hlm. 190.

Page 43: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Lokasi Penelitian

1. Identitas Madrasah

Pada awal mula berdiri sekolah ini dengan nama Muallimin 4 tahun

Muhammadiyah Limbung. Pada tahun 1959 resmi dibuka oleh Pimpinan Wilayah

Muhammadiyah Sulawesi Selatan dan mulai beroperasi. Seiring berjalannya

waktu pada tahun 1979 berubah menjadi Madrasah Tsanawiyah Limbung.

Muallimin Limbung baru berfokus kepada PGA 4 tahun Mts Muhammadiyah

Limbung pada tahun 1968. Kemudian PGA 2 tahun Madrasah Aliyah Limbung 2

tahun, sehingga lengkaplah keseluruhan PGA 6 tahun.

Madsarah Tsanawiyah Muhammadiyah Limbung satu Lokasi dengan

Madrasah Aliyah Muhammadiyah Limbung. Lokasi terletak dipusat Kelurahan

Kalebajeng Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan, yakni

di Jl. H. Pattola Sibali No. 05 Limbung. Sebuah daerah yang padat penduduknya

dengan akses yang mudah dijangkau baik dengan kendaraan roda dua atau empat.

MTs. Muhammadiyah Limbung di bangun diatas tanah wakaf dari H. Pattola

Sibali.

Page 44: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

29

Tabel 4.1

Daftar nama-nama Kepala Madrasah dari periode 1959 sampai sekarang

No Nama Jabatan Periode Ket

1 Abd Rahman Tahir Lewa Kepala Madrasah

1959 – 1963 Aktif

2 Ust Kamaluddin Sau Kepala Madrasah

1964-1966 Aktif

3 H.Djibu Dg Tutu Kepala Madrasah 1967 – 1979 Aktif

4 Dra. ST. Farida Dg

Tongji, BA

Kepala Madrasah 1989-1996 Aktif

5 H.Ma‟ruf Laja, BA Kepala Madrasah 1997-2000 Aktif

6 Hj. ST Suhriyah Dg Baji,

BA

Kepala Madrasah 2001 – 2008 Aktif

7 Hj. Khaerati, S.Pd.I Kepala Madrasah 2009- Skrg Aktif

Tabel di atas merupakan hasil wawancara dari Kepala Madrasah terkait

daftar nama-nama Kepala Madrasah MTs. Muhammadiyah Limbung mulai tahun

berdirinya yakni tahun 1959 sampai sekarang.40

2. Visi dan Misi

Sebagaimana lembaga pendidikan formal lainnya, Madrasah Tsanawiyah

Muhammadiyah Limbung memiliki visi dan misi sekolah. Adapun visi misinya

adalah sebagai berikut:

40

Hj. Khaerati, S.Pd.I, Kepala Madrasah, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah

Limbung, 06-01-2020)

Page 45: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

30

Visi : Terwujudnya peserta didik yang berakhlak mulia, terampil dan

berprestasi

Misi : 1. Melaksanakan pembinaan shalat berjamaah,shalat dhuha dan Hapalan

Al-Qur‟an

2. Mengoptimalkan dan mengintegrasikan pembelajaran dan

3. Menumbuhkan budaya sapa, salam dan salim dalam lingkungan

Madrasah

4. Melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar secara efektif dalam

suasana yang menyenagkan.

5. Mengaktifkan pembinaan peserta didik melalui kegiatan intra dan

ekstrakulikuler.41

3. Profil Madrasah

Profil MTs. Muhammadiyah Limbung

1. Nama Madrasah : Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah

Limbung

2. Nomor Statistik Madrasah : 121273060009

3. Akreditasi : B

4. NPSN : 40319946

5. Alamat Madrasah : Jl. H. Pattola Sibali

6. Kelurahan : Kalebajeng

7. Kecamatan : Bajeng

8. Kabupaten : Gowa

41

Dokumentasi MTs. Muhammadiyah Limbung, tanggal 06 Januari 2020

Page 46: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

31

9. Provinsi : Sulawesi Selatan

10. NPWP : 00.391.264.9.807.000

11. Nama Kepala Madrasah : Hj. Khaerati, S.Pd.I.

12. No. Tlp/Hp : 081342534198

13. Nama Yayasan : Muhammadiyah

14. Alamat Yayasan : Jl. Pendidikan Limbung

15. No. Tlp Yayasan : 085656266692

16. No. Akte Pendirian Yayasan : 0709/III.A/1.d/2000

17. Kepemilikan Tanah : Yayasan

18. Status tanah : Bersertifikat

19. Luas : 1.025 M2

20. Status Bangunan : Milik Yayasan

21. Luas Bangunan : 512 M2.

42

42

Dokumentasi MTs. Muhammadiyah Limbung, tanggal 06 Januari 2020

Page 47: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

32

4. Data Tenaga Pengajar/ Guru

Tabel 4.2

Daftar nama-nama Guru mata pelajaran dan tenaga pendidik

di MTs. Muhammadiyah Limbung

No Nama Pendidikan

Terakhir Jabatan

Mata

Pelajaran

1 Hj. Khaerawati, S.Pd.I. NIP.197409211996032001

S.1

Pendidikan

Agama Islam

Kamad

2 Rusdiah R, S.Pd. NIP.198101032005012003

S.1 Pend.

Biologi

Wakamad

Kurikulum IPA

3 Suhaedah, S.Pd. NIP.197305052007102003

S.1 Bahasa

Inggris Bendahara Bahasa

Inggris

4 Salmah Tahir, S.Pd. NIP.19720803 200701 2 018

S.1 Pen. B.

Indonesia

Wakamad

Kesiswaan/

Huma

Bahasa

Indonesia

5 Ruli Irawan, S.Pd. NIP.19800308 201412 1 002

S.1 Pend.

Matematika KTU -

6 Sitti Nurwahidah, S.Pd. S.1 SKI Wali Kls

8.A

SKI

IPS

7 Hadijah, S.Pd S.1 Pend.

Tata Boga

Wali Kls

7.A SBK

8 Sitti Haeriyah, S.Pd.I. S.1 Pend.

Agama Islam Ka. Perpus A.

AKHLAK

9 Hasfinah, S.Ag S.1 SKI Wali Kls

7.B

Q.Hadist

FIKIH

10 Khairul Yaqin, S.Pd.I S.1 PGMI Wakamad

Sapras

PPKn

Kemuham

madiyahan

11 Jumiati, S.Pd S.1 Pend. B.

Indonesia

Wali Kls

9.B Bahasa

Indonesia

12 Syamsinar,S.Pd. S.1 Pend

Matematika

Wali Kls

9.A

Matematik

a

13 Surianti, S.Pd. S.1 BK BK BK

14 Uswatunnisa,S.Pd. S.1 Pend. B.

Inggris Operator

Prakarya

Page 48: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

33

15 Muh. Rasul,S.Pd S.1 Pend. IPS IPS

PJOK

16 Fitriani, S.Pd. S.1 Pend.

Fisika

Wali KLs.

8.B IPA

17 Junaedi, S.Pd. S.1 Pend.

Matematika

Matematik

a

18 Hijriah, S.Pd.I S.1 Pend.

Agama Islam B. Arab

19 Misna Iskandar, S.Pd. S.1 Pend. B.

Inggris Prakarya

20 Nurul Fatwa,S.Pd. S.1 Pend.

PPKn PPKn

21 Ahmad Rifai Rahman MA Dakwah &

Tajwid

Sumber Data: Dokumentasi / Ruang Tata Usaha MTs. Muhammadiyah Limbung

(06-01-2020/11:17)

5. Data Siswa

Data Siswa MTs. Muhammadiyah Limbung sebagai berikut:

Tabel 4.3

Data Siswa Kelas VII, VIII, dan IX

Jumlah

Siswa

Jenjang Kelas Jumlah

Jenis

Kelamin Jumlah

7 8 9

Lk Pr

Lk Pr Lk Pr Lk Pr

45 43 44 34 26 25 115 102 217

Sumber Data: Ruang Tata Usaha MTs. Muhammadiyah Limbung (06-01-

2020/11:17)

Page 49: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

34

6. Sarana dan Prasarana

Tabel 4.4

Data Sarana dan Prsarana Sekolah

No Jenis

Ruangan Jumlah

Kondisi

Luas (m2) Baik

Rusak

Ringan Rusak Berat

1. Kelas/Teori 6 225 5 - 1

2. Kepala 1 14 1 - -

3. Guru 1 45 1 - -

4. OSIS - - - -

5. Laboratorium - - - - -

6. Perpustakaan 1 49 - 1

7. Keterampilan - - - - -

8. Kesenian - - - - -

9. Olahraga - - - - -

10. Mushallah 1 49 - - -

11. U K S 1 - - - -

12 WC 3 16 1 1 1

Jumlah 14 410 m2 8 1 3

Sumber Data: Ruang Tata Usaha MTs. Muhammadiyah Limbung (06-01-

2020/11:17)

7. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Tabel 4.5

Data Pendidik dan Tenaga Pendidikan

No Keterangan Jumlah

Pendidik

1 Guru PNS yang diperbantukan tetap 4

2 Guru Tetap Yayasan 13

Page 50: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

35

3 Guru Honorer -

4 Guru Tidak Tetap -

Tenaga Kependidikan

1 Tata Usaha 1

2 Perpustakaan 1

Sumber Data: Ruang Tata Usaha MTs. Muhammadiyah Limbung (06-01-

2020/11:17).

8. Buku Perpustakaan

Tabel 4.6

Data Keadaan Buku Perpustakaan

Buku Pegangan Guru Buku Teks Siswa Bahan Penunjang

Jumlah

Judul

Jumlah

(Ekspelar)

Jumlah

Judul

Jumlah

(Ekspelar)

Jumlah

Judul

Jumlah

(Ekspelar)

46 46 46 390 32 330

Sumber Data: Ruang Tata Usaha MTs. Muhammadiyah Limbung (06-01-

2020/11:17)

9. Jadwal piket MTs. Muhammadiyah Limbung Semester Genap

Tahun Pelajaran 2019-2020

Tabel 4.7

Jadwal Guru Piket MTs. Muhammadiyah Limbung

Semester Genap Tahun Pelajaran 2019-2020

Nomor Hari Nama Guru Keterangan

1 Senin Jumriati, S.Pd.

Suriyanti, S.Pd.

2 Selasa

Syamsinar, S.Pd.

Hasfinah, S.Ag.

Page 51: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

36

3 Rabu Fitriani, S.Pd.

Suriyanti, S.Pd.

4 Kamis Muh. Rasul, S.Pd.

Nursyamsi, S.Pd.

5 Jum‟at ST. Haeriyah, S.Pd.I

Nurul Fatwah, S.Pd.

6 Sabtu ST.Nurwahidah, S.Ag.

Hadijah, S.Pd. Sumber Data: Ruang Tata Usaha MTs. Muhammadiyah Limbung (06-01-

2020/11:17)

10. Anggaran Sekolah sesuai RAPBS

11. Potensi di lingkungan sekolah yang diharapkan mendukung

program Madrasah

a. Tempat yang strategis, jauh dari kebisingan

b. Animo masyarakat yang cukup tinggi

12. Tata Tertib Madrasah

Tata Tertib Madrasah

Dengan memohon petunjuk Allah Swt, di bawah ini tercantum Tata Tertib

untuk diamalkan dengan penuh kesadaran dan keinsyafan :

1. Melaksanakan Upacara setiap hari Senin jam 06.45 WITA.

2. Kedatangan di Sekolah

a. Pelajarn dimulai pukul 07.15 dan setiap siswa di wajibkan datang di

sekolah minimal 15 menit sebelumnya

b. Siswa yang terlambat tidak dapat mengikuti pelajaran yang sedang

berlangsung sebelum ada izin dari guru yang bertugas pada saat itu.

3. Keadaan selama proses pembelajaran.

a. Setiap memulai pembelajaran diwajibkan membaca do‟a belajar

Page 52: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

37

b. Selama berada di sekolah siswa tidak dapat meninggalkan sekolah

tanpa izindari guru (wali kelas)

c. Tidak memperbolehkan adanya gank (kelompok) tertentu dalam

sekolah yang menimbulkan adanya kesenjangan hubungan antar

siswa.

d. Siswa yang mendapatkan kunjungan harus melapor kepada kepala

sekolah atau guru.

e. Melakukan ibadah shalat dhuzur berjamaah di masjid setiap hari

sekolah kecuali hari jum‟at

f. Melaksanakan tugas di masjid yang ditentukan oleh IPM Madrasah

g. Membaca do‟a setelah pelajaran selesai

4. Pakaian

a. Untuk wanita, baju lengan panjang (tidak boleh ketat atau terlalu

pendek), rok biru (tidak boleh ketat atau terlalu pendek, harus

menutupi mata kaki) dan jilbab putih menutupi dada.

b. Untuk pria baju putih, celana panjang biru, tidak boleh ketat dan

kaki celana seluas 20 cm

c. Kaki baju di luar untuk perempuan dan di dalam untuk laki-laki

d. Tidak diperkenankan memakai jelana jeans, celana botol dan

sendal.

e. Hari jum‟at dan sabtu diperkenankan berpakaian pramuka

5. Tidak diperbolehkan membawa HP atau memakai perhiasan baik pria

maupun wanita

Page 53: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

38

6. Tidak diperbolehkan membawa senjata tajam

7. Senantiasa menjaga kesopanan dalam bergaul dengan guru, tenaga

administrasi maupun sesama siswa

8. Kehadiran siswa minimal 75%

9. Tidak diperbolehkan masuk ke kantor tanpa ada keperluan.

10. Tidak boleh meninggalkan sekolah sebelum jam pulang.

B. Pelaksanaan Kedisiplinan Shalat berjamaah Siswa Kelas VII MTs.

Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa.

Shalat berjamaah merupakan simbol persatuan umat Islam. Shalat

berjamaah juga menjadi sarana menjalin silarturahmi dan mempererat hubungan

sesama muslim. Shalat berjamaah mempunyai nilai yang lebih, sama nilainya

dengan shalat perorangan ditambah dua puluh tujuh derajat.

Kedisiplinan shalat berjamaah adalah shalat yang dilakukan sekurang-

kurangnya dua orang atau lebih dengan ketaatan dan kepatuhan terhadap

peraturan-peraturan hukum perintah wajib shalat, dilihat dari ketetapan waktu

dalam melaksanakan shalat, sesuai dengan waktu dan peraturan yang sudah

ditentukan oleh syariat agama Islam.

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, dalam hal ini peneliti

meggunakan teknik analisis data terhadap data yang diperoleh dari penelitian,

data-data tersebut di peroleh bersumber dari observasi, wawancara, dan

dokumentasi pada objek penelitian yang dilaksanakan pada pembiasaan shalat

berjamaah dalam meningkatkan kedisiplinan di MTs. Muhammadiyah Limbung

Kabupaten Gowa.

Page 54: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

39

Shalat berjamaah merupakan salah satu program unggulan di MTs.

Muhammadiyah Limbung, sesuai dengan misinya “melaksanakan pembinaan

shalat berjamaah, shalat dhuha dan hapalan Al-Qur‟an. Shalat berjamaah tersebut

mempunyai manfaat yang baik bagi peserta didik diantaranya adalah sebagai cara

untuk mendisiplinkan peserta didik.

Kedisiplinan shalat berjamaah sebagaimana yang diterapkan di MTs.

Muhammadiyah Limbung memiliki andil besar dalam pembinaan akhlak siswa.

Disana kedisiplinan shalat berjamaah sangat diperhatikan. Hal ini dilakukan

sebagai upaya pembina akhlak siswa agar menjadi seseorang yang berakhlakul

karima.

Wawancara dengan Ibu Hj. Khaerati, S.Pd.I, selaku Kepala Madrasah

mengenai tentang pelaksanaan kedisiplinan shalat berjamaah yang menjadi salah

satu program unggulan di MTs. Muhammadiyah Limbung adalah sebagai berikut:

Shalat berjamaah secara hukum mempunyai ketentuan, ada yang

mengatakan sunnah muakkad, ada yang mengatakan fardhu kifayah, ada

yang ,mengatakan sekedar keutamaan saja. Mengenai program shalat

berjamaah merupakan program yang wajib di laksanakan di MTs.

Muhammadiyah Limbung merupakan suatu keharusan untuk

melaksanakan shalat berjamaah dan sebagai keharusan bagi semua peserta

didik.43

Dalam pelaksanaan pembiasaan shalat berjamaah terkait dengan proses

kedisiplinan yang di atur oleh sekolah adalah sebagai berikut:

Dalam shalat berjamaah di semua peserta didik tentunya mereka masih

memerlukan proses dewasa, di karenakan masih dalam proses pubertas,

yang mana mereka menunjukkan jati diri mereka, mencari perhatian dan

43

Hj. Khaerati, S.Pd.I, Kepala Madrasah, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah

Limbung, 06-01-2020)

Page 55: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

40

lain sebagainya. “Ciri-ciri tersebutlah yang menyebabkan peserta didik

tidak berdisiplin”.44

Tujuan diterapkannya strategis pembinaan akhlak siswa mendirikan shalat

secara berjamaah yaitu, untuk membentuk kepribadian dan membentuk karakter

disiplin siswa dalam membiasakan shalat berjamaah, agar nantinya siswa mampu

menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.45

Kegiatan Pelaksanaan shalat berjamaah siswa di MTs. Muhammadiyah

Limbung :

Pelaksanaan shalat berjamaah siswa di MTs. Muhammadiyah Limbung.

rutin dilaksanakan setiap hari kecuali hari jum‟at karena dasar ketentuan

sekolah hari juam‟at siswa pulang jam 11.35 sebelum dzuhur berarti shalat

di luar.46

Pembinaan kedisiplinan shalat berjamaah siswa di MTs. Muhammadiyah

Limbung:

Dalam pembinaan shalat berjamaah siswa di MTs. Muhammadiyah

Limbung. Bapak atau ibu guru yang mempunyai jadwal piket,

mendampingi peserta didik dalam pelaksanaan shalat berjamaah. Guru

yang piket setiap hari ada 2 orang, dan yang piket hari ini adalah Ibu

Jumriati, S.Pd dan Suriyanti, S.Pd.47

44

Hj. Khaerati, S.Pd.I, Kepala Madrasah, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah

Limbung, 06-01-2020)

45 Hj. Khaerati, S.Pd.I, Kepala Madrasah, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah

Limbung, 06-01-2020)

46 Hj. Khaerati, S.Pd.I, Kepala Madrasah, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah

Limbung, 06-01-2020)

47 Hj. Khaerati, S.Pd.I, Kepala Madrasah, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah

Limbung, 06-01-2020)

Page 56: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

41

Waktu pelaksanaan shalat berjamaah siswa di MTs. Muhammadiyah

Limbung:

Untuk pelaksanaan shalat dzuhur secara berjamaah di MTs.

Muhammadiyah Limbung dilaksanakan jam 01.00 WIB. Hal ini ketika

adzan mushollah tersebut yang berada disekolah, terlebih dahulu dipakai

oleh siswa MA Muhammadiyah Limbung. Setelah pelaksanaan shalat

berjamaah siswa MA Muhammadiyah Limbung. Baru siswa disini lagi

yang melaksanakan shalat berjamaah.48

Wawancara dengan Ibu Jumriati, S.Pd selaku guru piket di MTs.

Muhammadiyah Limbung

Dalam pelaksanaan shalat berjamaah siswa MTs. Muhammadiyah

Limbung, peserta didik antara siswa dan siswi terpisah shalat jamaahnya.

Dalam hal ini karena mushollah tersebut yang belum mencapai standar

untuk bisa mencakup semua peserta didik dalam melaksanakan shalat

berjamaah . Untuk siswa shalat jamaahnya di mushollah dan untuk siswi

shalat dikelas masing-masing dengan cara bergiliran.49

Wawancara dengan Ibu Jumriati, S.Pd selaku guru piket di MTs.

Muhammadiyah Limbung

Pelaksanaan Shalat dzuhur berjamaah. Untuk imam shalat berjamaah di

MTs. Muhammadiyah Limbung dilaksanakan berdasarkan Jadwal giliran

siswa perkelas.50

Adapun proses yang diberikan oleh pihak sekolah dalam upaya

meningkatkan kedisiplinan peserta didik sebagai berikut:

Dalam upaya meningktakan kedisiplinan peserta didik, maka apabila

peserta didik melakukan pelanggaran maka pihak sekolah akan

48

Hj. Khaerati, S.Pd.I, Kepala Madrasah, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah

Limbung, 06-01-2020)

49 Jumriati, S.Pd. guru piket , (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah Limbung, 06-

01-2020)

50 Jumriati, S.Pd. guru piket , (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah Limbung, 06-

01-2020)

Page 57: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

42

memberikan hukuman ataupun sanksi yang diberikan kepada peserta didik,

bisa saja di skor tidak sekolah, karena telah melewati batas ketentuan,

artinya ketika di dunia saja diberikan hukuman, apabila manusia

melakukan kesalahan, maka akan hukuman. Apalagi menghadap kepada

Allah.

Dalam upaya meningktakan kedisiplinan peserta didik, maka cara para

guru adalah dengan memberikan keteladanan dan perintah, karena peserta didik

belum ada pemahaman mengenai untuk menghargai waktu, sehingga peserta didik

selalu diperintahkan terlebih dahulu ketika ingin melakukan shalat berjamaah,

adapun proses pemahaman yang dilakukan oleh guru adalah dikelas, agar para

peserta didik paham tentang menghargai waktu.

Sekolah pada hakikatnya mendambakan terciptanya siswa yang tidak saja

berintelektual tinggi tetapi juga memiliki akhlak al-karima sehingga mampu

menjadi manusia yang bermartabak tinggi bagi agama, masyarakat, bangsa dan

negara. Maka untuk mencetak siswa yang berakhlak al-karimah, usaha yang harus

dilakukan pihak sekolah adalah membuat program-program unggul yang

berdampak bagi akhlak siswa, salah satunya melalui program kedisiplinan shalat

berjamaah.

Pembiasaan shalat berjamaah dalam meningkatkan kedisiplinan peserta

didik di MTs. Muhammadiyah Limbung:

Dengan adanya shalat berjamaah, dimana peserta didik tersebut

mengetahui sikap dirinya berperilaku dengan baik, dalam pelaksanaannya

bahwa peserta didik belum memliki kesadaran yang penuh, sehingga

peserta didik terlebih dahulu di perintahkan oleh guru-gurunya.51

51

Hasfinah, S.Ag Wali Kelas VII.B, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah

Limbung, 06-01-2020)

Page 58: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

43

Wawancara dengan salah satu siswa kelas VII.B di MTs. Muhammadiyah

Limbung . Melalui pembiasaan shalat berjamaah, apakah ada manfaat tentang

kedisiplinan kepada kalian?

Iya kak sangat bermanfaat, karena ketika seseorang sudah terbiasa malakukan

shalat berjamaah, maka kedisiplinan tersebut akan tertanam dalam jiwa.52

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa pelaksanaan

kedisiplinan shalat berjamaah siswa yang di terapkan merupakan salah satu

program unggulan di MTs. Muhammadiyah Limbung, tujuan di terapkannya

yaitu, untuk membentuk kepribadian dan membentuk karakter disiplin siswa

dalam membiasakan shalat berjamaah, agar nantinya siswa mampu menerapkan

dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai upaya untuk membina akhlak siswa agar

menjadi seseorang yang berakhlakul karima.

C. Upaya Pembinaan Terhadap Akhlak Pribadi Siswa

Islam merupakan agama yang sempurna. Sehingga setiap ajaran yang ada

dalam Islam memiliki dasar pemikiran begitu pula dengan pembinaan akhlak.

Pembinaan akhlak merupakan suatu hal yang sangat penting dalam usaha

mewujudkan peserta didik yang unggul. Pembinaan bagi setiap muslim

merupakan sebuah kewajiban yang harus dilakukan terus menerus tanpa henti

baik melalui pembinaan orang lain maupun pembinaan diri sendiri tanpa harus di

tuntut oleh orang lain. Pada hakikatnya pembinaan akhlak tasawuf lebih

merupakan pembinaan akhlak yang dilakukan seseorang atas dirinya sendiri

dengan tujuan jiwanya bersih dan perilakunya terkontrol.

52

Syahrul Ramadhan, Siswa Kelas VII.B (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah

Limbung 06-01-2020)

Page 59: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

44

Dalam Islam pembinaan akhlak dimulai sejak pertama kali Nabi

Muhammad SAW dsi angkat menjadi Rasul Allah. Dan salah satu misi penting di

utusnya Nabi adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia. Ini berarti bahwa

pelaksanaan oleh Rasulullah, dan terlaksana bersama dengan pelaksanaan dakwah

agama Islam secara keseluruhan.

Salah satu upaya yang dilalukan oleh pihak sekolah dalam rangka

pembinaan akhlak pribadi siswa adalah dengan menerapkan kewajiban shalat

berjamaan di sekolah. Hal ini sesuai dengan penuturan salah seorang guru di MTs.

Muhammadiyah Limbung

Salah satu tujuan dilakukannya kegiatan shalat berjamaan (dzhuhur)

disekolah adalah dalam rangka upaya pembinaan akhlak pribadi siswa,

Kami berharap bahwa dengan kegiatan shalat berjamaah (dzhuhur) di

sekolah mampu membentuk siswa memiliki akhlak pribadi yang baik

sesuai dengan tuntunan agama.53

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa salah satu

upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam membentuk akhlak pribadi siswa

yang akhlakul karimah adalah menerapkan kegiatan shalat berjamaah di sekolah.

Untuk mengetahui sejauh mana akhlak pribadi siswa MTs.

Muhammadiyah Limbung kaitannya dengan kegiatan shalat berjamaah, maka

peneliti melakukan wawancara kepada empat siswa sebagai subyek penelitian

dengan kriteria dua siswa rajin mengikuti shalat jamaah di sekolah yang terdiri

dari satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan dan dua siswa kurang rajin

dalam mengikuti sahalat jamaah di sekolah yang terdiri dari satu siswa laki-laki

dan satu siswa perempuan pula.

53

Hasfinah, S.Ag Wali Kelas VII.B, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah

Limbung, 06-01-2020)

Page 60: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

45

Pedoman wawancara mencakup tentang bagaimana siswa menjalankan

shalat jamaah dan bagaimana akhlak siswa.

Pelaksanaan shalat jamaah siswa dengan indikator:

a. Tingkat kerajinan siswa dalam mengikuti shalat berjamaah.

b. Tingkat kerajinan siswa dalam menjalankan shalat fardlu secara

munfaridh.

c. Tingkat kekhusyu‟an siswa dalam shalat menjalankan berjamaah.

d. Rajin berdzikir setelah shalat berjamaah.

Akhlak siswa dengan indikator:

a. Sikap suka menolong

b. Sikap peduli terhadap orang lain

c. Sifat disiplin

d. Sifat sabar

e. Sikap cinta damai dan persaudaraan.

Setelah dilakukan wawancara terhadap subyek penelitian berinisial St.AS

dari kelas VII B. maka hasil wawancara tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

St.AS memiliki kebiasaan shalat berjamaah yang baik sekali, ia siswa yang

terbilang siswa yang rajin mengikuti shalat berjamaah, ia mengaku sangat senang

dengan adanya kegiatan ini, karena ia terbiasa shalat jamaah tepat pada waktu

shalat jamaah dhuhur di sekolah, hal tersebut yang membuatnya terbiasa

menjalankan shalat fardlu lainnya tepat pada waktunya pula. Shalat fardlu yang

lain pun ia kerjakan dengan rajin dan disiplin meskipun tidak berjamaah atau

Page 61: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

46

secara munfaridh.

Ia juga mengerjakan shalat jamaah tersebut dengan khusyu‟, ia

mengatakan bahwa dengan shalat berjamaah shalat akan menjadi lebih teratur

karena imam yang memimpin, shalat jadi teratur, tenang dan tidak tergesa-gesa

sehingga mampu melaksanakan shalat dengan khusyu‟.Setelah selesai shalat

jamaah pun ia tidak langsung meninggalkan masjid, namun ia tetap tekun

mengikuti dzikir dan berdoa hingga akhir imam meninggalkan masjid.

Dari data penilaian akhlak di atas menunjukkan bahwa St.AS adalah

siswa yang memiliki akhlak yang baik sekali. Ia selalu menghormati dan

mematuhi perintah orang tuanya selama ia mampu memenuhinya. Terhadap guru

pun demikian, ia bersikap sopan dan santun. Dengan shalat jamaah juga

menjadikan pertemanannya semakin luas dan semakin akrab, karena setiap hari

dalam shalat jamaah ia berada pada shaf dengan orang yang berbeda-beda setiap

harinya, ia memanfaatkan hal itu ia bisa berkenalan dan menambah sahabat. Dia

juga mengatakan tidak suka berselisih denga temannya, tetap tenang dan sabar

apabila ada teman yang mengejeknya. Dia tidak mau mempunyai musuh satu pun

karena hal tersebut tidak ada untungnya, dia hanya ingin mencari kawan

sebanyak-banyaknya. Artinya dia memiliki hubungan pertemanan yang baik

dengan teman sekolahnya.

Membiasakan umat mentaati pemimpinnya, mengikuti imam dalam

melakukan shalat berjama‟ah menanamkan rasa patuh kepada mereka dalam

urusan dunia. Seperti yang dialami oleh St.AS, bahwa ia menjadi lebih taat pada

perintah guru dan orang tua, selalu tertib mematuhi peraturan sekolahmaupun

Page 62: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

47

perintah orang tua di rumah. 54

Menurut hasil dari wawancara dari wali kelasnya ia adalah siswa yang

terbilang paling cerdas dan memiliki prestasi yang baik dikelasnya, ia selalu

mengikuti shalat dhuhur berjamaah bahkan siswa ini tidak pernah absen shalat

jamaah disekolah. Perilakunya sangat baik, sopan santun terhadap guru, selalu

mengerjakan PR (pekerjaan rumah), selalu mematuhi peraturan sekolah.55

Wawancara selanjutnya dengan siswa berinsial SR didapatkan informasi

bahwa siswa tersebut memiliki kebiasaan shalat jamaah yang baik dan memiliki

akhlak yang baik. Ia rajin mengikuti shalat jamaah. Ia mengatakan bahwa kegiatan

shalat berjamaah di sekolahnya sangat mendorong semangatnya dalam

menjalankan shalat lima waktu lainnya. Karena ketika ia menjalankan shalat

secara berjamaah hal itu lebih ringan dan menyenangkan karena dilakukan

bersama-sama dari pada shalat sendirian kurang bersemangat. Hal ini

mendorongnya untuk rajin shalat lima waktu bahkan dengan berjamaah di masjid

dekat rumah. Ketika shalat jamaah di masjid bersama-sama dengan kelas-kelas

yang lain, hal demikian yang membuat ia menjadi lebih dapat memperluas

pertemanan dan menjadikan pertemanan mereka semakin akrab. Dalam

menjalankan shalat terkadang ia masih kurang kshusyu‟, namun setelah lama ia

mengikuti shalat jamaah, ia berusaha mencontoh imam shalat yang dapat dengan

khusyu‟ menjalankan shalat. ia pun selalu ikut berdzikir dan berdoa usai shalat

54

YP, Siswa Kelas VII.B, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah Limbung, 06-01-

2020)

55 Hasfinah, S.Ag Wali Kelas VII.B, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah

Limbung, 06-01-2020)

Page 63: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

48

berjamaah meskipun sebentar namun rutin ia lakukan, ia tidak suka terburu-buru

untuk meninggalkan masjid.

Shalat jamaah juga mengajarkan seseorang menjadikan seseorang

memiliki sifat sabar, seperti yang dirasakan oleh SR ia merasa bahwa semakin

hari setelah ia mengikuti shalat jamaah ia menjadi lebih sabar, apabila ada seorang

teman yang mengejek atau meremehkannya ia lebih memilih diam dan mengalah,

ia tidak mau terjadi permusuhan diantara dia dengan temannya.

Akhlaknya pun baik, ia menghormati terhadap orang yang lebih tua dari

dirinya. Jika berperilaku terhadap temannya pun ia memiliki sikap peduli apabila

temannya memerlukan bantuan karena ia sadar bahwa ia adalah makhluk sosial

yang tidak bisa hidup sendiri. Karena suatu saat kita akan membutuhkan orang

lain, jadi perilaku saling mengenal dan saling membantu sangat penting dilakukan

dikehidupan sosial.

Ia juga termasuk anak yang patuh dan taat, ia tidak pernah melanggar tata

tertib sekolah yang ada, ia selalu berusaha mematuhinya, ia berusaha untuk tidak

mempunyai urusan dengan guru BP karena ia menyadari bahwa hal tersebut akan

merugikan diriya sendiri yaitu menjadi catatan jelek dinilai rapor.56

Wawancara selanjutnya dengan siswa berinsial ANF didapatkan

informasi bahwa siswa tersebut memiliki kebiasaan shalat jamaah yang jelek. Ia

termasuk siswa yang jarang mengikuti shalat jamaah, lebih sering absen ketika

shalat jamaah berlangsung dibandingkan siswa-siswa yang lainnya. Kata wali

56

SR, Siswa Kelas VII.B, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah Limbung,

06-01-2020)

Page 64: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

49

kelasnya pun ANF memiliki sikap yang kurang baik, dia sering berbuat gaduh di

kelas selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Sering tidak memperhatikan

guru ketika guru sedang menjelaskan pelajaran. Suka berkata-kata yang kurang

sopan, belum mengerti bagaimana cara berbicara dengan baik kepada guru. 57

Ia juga tidak rajin dalam menjalankan shalat fardlu, ia hanya mau

menjalankan shalat ketika shalat jamaah seperti di sekolah, kalau sudah di rumah

ia tidak menjalankan shalat fardlu hingga ia dimarahi orang tuanya baru ia mau

shalat, namun terkadang ia ikut shalat jamaah maghrib di masjid dekat rumahnya.

Ketika shalat jamaah di sekolah, ia pun tidka bisa menjalankannya dengan

khusyu‟, stelah shalat jamaah usai ia tidak ikut berdzikir dan berdoa, dengan cepat

ia meninggalkan masjid.

Dari segi pergaulan, ia kurang begitu akrab dengan teman-teman di

sekolahnya ia hanya mau berteman dekat dengan beberapa orang saja. Terhadap

teman yang berperilaku kurang baik pada dia misalnya mengejek atau berusaha

meremehkannya ia masih suka emosi dan kurang bersabar. Ia kurang memiliki

sikap kepedulian terhadap orang lain, ia hanya mau peduli kepada teman-teman

dekatnya saja. Terhadap orang lain yang membutuhkan perolongannya pun ia

kurang simpati, mislanya terhadap pengemis ia pun tidak suka memberikan

sedekah.

Dalam mematuhi orang tua, ia masih berani melawan orang tua.

Terhadap guru ia terkadang tidak suka ketika guru tersebut memberikan nasihat

atau teguran terhadapnya, karena ia suka melanggar peraturan misalnya ia suka

57

Hasfinah, S.Ag Wali Kelas VII.B, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah

Limbung, 06-01-2020)

Page 65: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

50

datang terlambat ke sekolah, ia memakai sepatu putih ke sekolah sedangkan

peraturannya siswa harus memakai sepatu hitam, ia sering berurusan dengan guru

BK (Bimbingan Konseling). 58

Menurut pernyataan guru BK (Bimbingan Konseling), kegiatan shalat

berjamaah yang diadakan di sekolah ini sangat membantu membina akhlak siswa.

Sebelum adanya kegiatan ini, perilaku siswa masih sulit untuk di kendalikan,

siswa kurang mematuhi peraturan sekolah, suka datang terlambat datang ke

sekolah, berpakaian kurang rapi, kurang nemiliki sopan santun terhadap guru,

siswa suka berantem dengan teman sendiri dan sebagainya. Namun setelah

beberapa tahun terakhir ini setelah adanya kegiatan shalat jamaah ini perilaku

siswa menjadi lebih ada kemajuan, mereka menjadi lebih mau mematuhi

peraturan sekolah. Tidak hanya itu, perhatian sekolah dalam membina akhlak

siswa juga dilakukan dengan banyak cara misalnya setiap bulan ramadhan kita

mengadakan pesantren kilat bagi siswa dimana di dalamnya kita memberikan

materi-materi keagamaan, kemudian kita juga sudah menjalankan program shalat

dhuhur bejamaah yang di awasi ketat oleh wali kelas mereka masing-masing

untuk menekan jumlah siswa yang tidak mengikuti kegiatan keagamaan ini, lalu

ada program kegiatan baca tulis al-Qur‟an dan ceramah yang semuanya ditujukan

agar keagamaan siswa menjadi lebih baik sehingga berdampak positif bagi

pembenahan akhlak mereka sebagai siswa yang baik.59

58

ANF, siswa Kelas VII.B, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah Limbung, 06-

01-2020)

59 Surianti, S.Pd, Guru BK MTs. Muhammadiyah Limbung, (Wawancara, Lokasi MTs.

Muhammadiyah Limbung, 06-01-2020)

Page 66: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

51

Wawancara selanjutnya dengan siswa berinsial Kh didapatkan hasil bahwa

siswa tersebut memiliki kebiasaan shalat jamaah dan akhlak yang kurang baik.

Siswa ini terbilang kurang rajin dalam mengikuti shalat dhuhur berjamaah di

sekolah, ia lebih mudah terpengaruh oleh temannya jika temannya mengikuti

shalat jamaah ia jamaah, kalau temannya tidak jamaah berarti ia tidak jamaah

pula. dalam menjalankan shalat fardlu pun ia kurang rajin, seperti yang ia

katakana bahwa ia hanya terkadang shalat terkadang tidak, bahkan shalat shubuh

yang sering ia tinggalkan. Ia juga mengaku kurang memiliki kekhusuy‟an dalam

menjalankan shalat, fikirannya tidak bisa fokus dan tenang dalam shalat, ketika

usai shalat jamaah pun ia jarang mengikuti dzikir dan doa, hanya ketika dia berada

pada shaf depan ia baru ikut dzikir dan berdoa.

Mengenai akhlak bahwa ia memiliki akhlak yang kurang baik. Sesuai hasil

wawancara bahwa ia kurang patuh terhadap orang tua karena kalau ia diperintah

orang tua kurang ikhlas dalam melakukannya. Dalam mematuhi peraturan sekolah

pun ia kurang taat, ia seringdatang sekolah terlambat, dan lainnya.

Dari segi pergaulan, ia mengatakan bahwa dari teman satu sekolahnya ia

kurang mengenal adik kelas, ia hanya kenal dengan teman sekelas dan kakak

kelas. Hal ini membuktikan bahwa pertemanannya kurang luas dan akrab dengan

teman satu sekolah. Dalam menghadapi teman yang usil mengejeknya ia mencoba

diam dan bersabar akan tetapi jika telah menyinggung perasaannya ia bisa saja

marah dan emosi terhadap temannya tersebut, ini menunjukkan bhawa ia kurang

memiliki sifat sabar. Sikap kepedulian yang ia miliki tidak dilakukan kepada

Page 67: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

52

semua orang, ia hanya bersikap iba dan simpati terhadap orang dekat atau

sahabat karibnya.60

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa tersebut, dapat

disimpulkan bahwa siswa yang rajin mengikuti kegiatan shalat dhuhur berjamaah

cenderung memiliki akhlak pribadi yang baik dibandingkan dengan siswa yang

kurang aktif mengikuti kegiatan shalat dhuhur berjamaah.

Mengintensifkan kegiatan shalat berjamaah dhuhur di sekolah sebagai

upaya pembinaan akhlak pribadi siswa dinilai sangat berhasil. Berdasarkan data

tersebut diperoleh gambaran aspek akhlak pribadi siswa yang berubah menjadi

lebih baik. Beberapa aspek tersebut sebagai berikut:

1. Menumbuhkan sikap tolong-menolong (ta‟awun)

2. Melatih sikap taat dan patuh

3. Mengajarkan sifat sabar

4. Menumbuhkan sikap peduli pada orang lain

5. Meningkatkan kedisiplinan

6. Cinta damai dan persaudaraan (al-Ishlah dan al-Ikhwan)61

Selain kegiatan shalat berjamaah, beberapa kegiatan lain yang

dilaksanakan oleh pihak sekolah dalam upaya pembinaan akhlak pribadi siswa

60

Kh, siswa Kelas VII.B, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah Limbung,

06-01-2020)

61 Surianti, S.Pd, Guru BK MTs. Muhammadiyah Limbung, (Wawancara, Lokasi MTs.

Muhammadiyah Limbung, 06-01-2020)

Page 68: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

53

MTs. Muhammadiyah Limbung adalah pembinaan baca tulis al

Qur‟an, latihan ceramah dan pidato, dan kegiatan pesantren kilat pada bulan suci

Ramadhan.62

Berdasarkan uraian di atas, diperoleh gambaran bahwa beberapa upaya

yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam rangka pembinaan akhlak pribadi siswa

adalah kegiatan shalat berjamaah di masjid sekolah, kegiatan latihan baca tulis al

Qur‟an, kegiatan latihan pidato dan ceramah, serta kegiatan pesantren kilat pada

bulan suci ramadhan.

D. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Kedisiplinan

Shalat Berjamaah terhadap Pembinaan Akhlak Siswa Kelas VII MTs.

Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa

1. Faktor Pendukung

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di lapangan, dapat dikemukakan

beberapa faktor pendukung pelaksanaan kedisiplinan shalat berjamaah terhadap

pembinaan akhlak siswa yaitu sebagai berikut:

a. Semangat yang kuat dari para pembinan atau guru.

Hal ini juga dikemukakan oleh Ibu Kepala Madrasah dalam wancaranya

dengan peneliti, ia mengatakan sebagai berikut:

“Pendisiplinan kegiatan shalat berjamaah dalam rangka pembinaan

akhlak siswa dapat terwujud karena adanya semangat yang luar biasa dari

para guru. Hal ini tidak terlepas dari peran serta pembinaan yang

dilakukan oleh pengurus Muhammadiyah yang melibatkan guru dalam

setiap kegiatan Muhammadiyah termasuk kegiatan Baitul Arqam sebagai

62

Surianti, S.Pd, Guru BK MTs. Muhammadiyah Limbung, (Wawancara, Lokasi MTs.

Muhammadiyah Limbung, 06-01-2020)

Page 69: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

54

wadah pembinaan para guru di Perguruan Muhammadiyah.”63

b. Keaktifan Kepala Madrasah

Peran pimpinan dalam sebuah organisasi sangat menentukan arah

organisasi tersebut. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah seorang

guru di MTs. Muhammadiyah Limbung, beliau mengataan bahwa:

“Semangat yang dimiliki guru untuk mendampingi para siswa dalam

kegiatan shalat berjamaah adalah karena adanya sosok kepala madrasah yang

sangat aktif dalam pembinaan siswa. Kepala madrasah selalu memberikan

motivasi kepada guru termasuk kepada siswa. Bahkan, Kepala Madrasah sering

ikut shalat berjamaah dengan siswa.”64

c. Keaktifan guru piket yang selalu mengarahkan siswa ke masjid setiap

masuk waktu shalat dhuhur.

Seperti yang disampaikan oleh salah seorang guru MTs. Muhammadiyah

Limbung yang piket pada saat peneliti mendatangi sekolah tersebut, ia

mengatakan bahwa:

“Salah satu tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh kepala madrasah

kepada kami sebagai guru piket adalah mengarahkan siswa menuju masjid

setiap masuk waktu shalat dhuhur, dan ini dilakukan setiap hari kecuali hari

Jum‟at”65

d. Adanya peneladanan dari pihak guru laki-laki dalam melaksanakan shalat

dhuhur berjamaah, khususnya guru laki-laki.

63

Hj. Khaerati, S.Pd.I, Kepala Madrasah, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah

Limbung, 06-01-2020)

64 Surianti, S.Pd, Guru BK MTs. Muhammadiyah Limbung, (Wawancara, Lokasi MTs.

Muhammadiyah Limbung, 06-01-2020)

65 Jumriati, S.Pd. guru piket , (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah Limbung,

06-01-2020)

Page 70: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

55

Hal ini disampaikan oleh salah seorang siswa yang sempat diwawancarai

yang mentakan bahwa:

“Kami para siswa senantiasa disiplin dalam melaksnakan shalat dhuhur

berjamaah karena melihat keteladanan dari para guru yang selalu shalat

berjamaah. ”66

Berdasarkan uraian tersebut diperoleh gambaran bahwa beberapa faktor

pendukung kedisiplinan dalam shalat berjamaah adalah semangat yang kuat dari

para guru, keaktifan kepala madrasah, keaktifan guru piket dan adanya

keteladanan dari para guru dalam melaksnakan shalat berjamaah.

2. Faktor Penghambat

Selain faktor pendukung seperti yang disampaikan di atas, kegiatan

pendisiplinan shalat berjamaah ini tentunya juga menemui beberapa faktor

penghambat. Beberapa hal yang dianggap menjadi penghambat tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Siswa

Menurut salah seorang guru yang diwawancari oleh peneliti terkait dengan

faktor penghambat pendisiplinan shalat berjamaah, ia mengatakan bahwa salah

satu yang menjadi hambatan dari pendisiplinan shalat berjamaah ini adalah masih

adanya siswa yang malas dan memiliki kesadaran sendiri untuk langsung ke

masjid ketika waktu shalat tiba. Mereka lebih sering dipaksa dari pada berinsiatif

sendiri ke masjid. 67

66

Syahrul Ramadhan, Siswa Kelas VII.B, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah

Limbung, 06-01-2020)

67 Jumriati, S.Pd. guru piket , (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah Limbung,

06-01-2020)

Page 71: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

56

b. Sarana dan Prasarana Ibadah.

Tidak bisa dipungkiri bahwa sarana dan prasarana ibadah merupakan salah

satu faktor penting dalam keberhasilan pelaksanaan pendisiplinan shalat

berjamaah. Kondisi inilah yang dihadapi oleh MTs. Muhammadiyah Limbung,

dimana jumlah siswa tidak sebanding dengan luas mushallah/masjid. Apalagi

MTs. Muhammadiyah Limbung satu atap dengan Madrasah Aliyah Limbung.

“Luas mushallah yang tidak mampu menampung siswa secara keseluruhan membuat kegiatan shalat dhuhur berjamaah dilakukan

tidak bersamaan. Siswa Madrasah Aliyah Limbung lebih awal

melaksanakan shalat dzhuhur baru kemudian siswa MTs.

Muhammadiyah Limbung. Kondisi inilah membuat beberapa siswa

tidak maksimal dalam melaksanakan shalat dhuhur berjamaah terlebih

bagi siswa yang malas.”68

Berdasarkan uraian tersebut, diperoleh gambaran bahwa beberapa faktor

yang menghambat terlaksananya kegiatan pendisiplinan shalat berjamaah adalah

faktor siswa yang malas dan faktor sarana dan prasarana ibadah yang kurang

mendukung.

68

Hj. Khaerati, S.Pd.I, Kepala Madrasah, (Wawancara, Lokasi MTs. Muhammadiyah

Limbung, 06-01-2020).

Page 72: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

57

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan dari uraian-uraian bab sebelumnya tentang masalah

penerapan kewajiban shalat berjamaah siswa di Sekolah terhadap pendidikan

berkarakter di MTs. Muhammadiyah Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten

Gowa, maka dalam bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan

implikasi penelitian sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Secara singkat, hasil penelitian ini dapat dituliskan sebagai berikut:

1. Kegiatan shalat berjamaah dhuhur dimasjid sekolah dilakukan setiap hari

kecuali hari Jum‟at dengan tujuan pembentukan karakter dan akhlak

pribadi siswa

2. Kegiatan pendisiplinan shalat berjamaah di sekolah mampu memperbaiki

karakter dan akhlak pribadi siswa yang tercermin dalam beberapa hal yaitu

sikap tolong menolong, sikap disiplin, sifat sabar, sikap peduli pada orang

lain dan sikap patuh dan taat terhadap aturan.

3. Bebarapa faktor yang mendukung terlaksananya pendisiplinan kegiatan

shalat berjmaah disekolah yaitu semangat guru yang kuat, keaktifan kepala

madrasah, keaktifan guru piket dan adanya keteladanan dari para guru.

Beberapa faktor yang menghambat terlaksananya pendisiplinan kegiatan

shalat berjmaah disekolah yaitu faktor siswa yang malas dan kondisi

sarana prasarana sekolah yang kurang mendukung.

Page 73: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

58

B. Implikasi Penelitian / Saran

Dengan penelitian ini, diharapkan adanya peningkatan kedisiplinan pada

kegiatan shalat berjamaah disekolah demi kemajuan sekolah. Olehnya itu, penulis

mengemukakan beberapa sumbangan pemikiran sebagai berikut:

1. Untuk guru dan Kepala Madrasah / Pelaksana pendidik :

a. Hendaknya kegiatan pendukung seperti latihan ceramah setelah shalat

jamaah seharusnya lebih diintensifkan karena ceramah sangat penting

untuk diberikan siswa sebagai pengetahuan agama.

b. Agar wudhu dan shalat para siswa sempurna, maka guru pendamping

harus tetap memberi pengawasan dan pengajaran serta menuntun mereka

ke arah kehusyu‟an dalam wudhu serta shalat. Karena jika wudhunya

sempurna serta khusyu‟ maka dimungkinkan shalatnya pun khusyu‟.

c. Hendaknya mengupayakan fasilitas bagi siswa, seperti masjid yang cukup

besar agar mampu menampung siswa dalam jumlah banyak dan

menambah penyediaan kran maupun air untuk berwudlu siswa.

2. Diharapkan kepada Kementrian agama/ Kemdep Kabupaten agar memberi

bantuan material kepada sekolah Madrasah berupa buku paket, saranaa dan

prasarana untuk mencapai tujuan yang diharaapkan.

3. Diharapkan kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk lebih intens

dalam melaksanakan pelatihan dibidang pendidikan agama. Agar pembinaan

agamaa dapat tercapai.

Page 74: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

59

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur‟an dan Terjemahnya

Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahhab Sayyed Hawwas. Fiqih Ibadah,

(Jakarta: Amzah, 2013)

Abdul kadir Nuyuhana, Pedoman & Tuntunan Shalat Lengkap, (Jakarta: Gema

Insani, 2011)

Al-Bukhari, Imam Abdullah bin Ismail, Shahih Bukhari Juz 1, Beirut: Darul Fikri,

1981

Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan

Bintang, 2000)

Afifiddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung:

Pustaka setia, 2009)

Departemen Agama RI. Al Qur’an dan Terjemahnya. (Semarang : Thoha Putra,

2005)

HR. al-Hakim dalam shahihul al Jaami’1/284

HR. Habrani dalam al awsath, dan tidak ada masalah dengan isnadnya, Insya

Allah – at Targhib l / 245

HR. Muslim no. 1477

HR. Imam Malik dalam al Muwaththa, bab Tentang Akhlak yang Baik

https:/id.m.wikipedia.orang/wiwi/Pengamatan. Di akses pada tanggal 17 januari

pukul 15.57

Lawrence Neuman, Social Research Method ( Qualitative adn Qualitative

Approaches), (Boston: Allyn and Bacon, 2003)

Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya,

1991).

Muhmud Yunus, Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran, (Jakarta: Hida Karya

Agung, 1978)

Mahmud Syahthut, Islam A’qaidah Wa Syari’ah, Ter. Hery Noer Aly,

(Jakarta:Bulan Bintang, 1973)

Page 75: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

60

Muhammad Azmi, Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra Sekolah, (Yogyakarta:

Belukar 2006)

Mustopa, Peran Takmir Masjid dalam Pembinaan Akhlak Masyarakat di

Kelurahan Tlogosari Kulon Semarang, (Semarang: UIN Walisogo, 2015),

Nurchalis Majid, Masyarakat Religius, (Jakarta: Paramidana, 1997)

Rausyan Fikari, Di Balik Shalat Sunnah.

Ridwan, Dasar-dasar Statistika

Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993)

Simanjuntak, B, l. L Pasaribu Membina dan Mengembangkan Generasi Muda,

(Bandung: Tarsito, 1990)

Sudjiono, Anas. Pengantar Statistik. (Jakarta : PT. Raja Grapindo. 1995)

Sutrisno Hadi, Statistik. (Jakarta: Pustaka Pelajar 2000)

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 2005)

Tegu Susanto, Sempurnakan Shalatmu! (Yogyakarta: Pustaka Baru, 2015)

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Wahbah al- Zuhaily, Al-Fiqh al- Islam wa Adillatuhu, Terj. Masdar Helmy,

(Bandung: Pustaka Media Utama, 2010)

Wahid Ahmadi, Risalah Akhlak Panduan Perilaku Muslim Modern, (Solo: Era

Intermedia, 2004)

Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur (Jakarta:

Prenada Media Grup, 2013)

Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: Amzah,

2007)

Zakiah Drajat, Shalat: Menjadikan Hidup Bermakna, (Jakarta:CV Ruhama, 1996)

Page 76: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 77: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

A. Pedoman Wawancara dengan Siswa

1. Variabel shalat berjamaah

Shalat jamaah Pertanyaan

Tingkat

kerajinan

shalat

Jamaah

Bagaimana pendapatmu mengenai shalat jamaah yang

diadakan di sekolahmu? Apakah kamu selalu mengikutinya?

Pernahkah kamu absen shalat jamaah di sekolah?

Tingkat

kerajinan shalat

fardlu

Munfaridh

Bagaimana kamu dalam menjalankan shalat fardlu lainnya?

Apakah setelah rajin mengikuti shalat jamaah di sekolah

mendorongmu untuk rajin menjalankan shalat fardlu lainnya

meskipun secara munfaridh?

Tingkat

kekhusyu’an

shalat

Bagaimana kamu dalam mengikuti shalat jamaah? Apakah

kamu laksanakan dengan khusyu’ (sungguh-sungguh, tenang

dan konsentrasi)?

Rajin

berdzikir

shalat

Jamaah

Apakah kamu rajin berdzikir dan berdoa kepada Allah setelah

selesai shalat jamaah?

Page 78: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

2. Variabel akhlak

Indikator

Akhlak Pertanyaan

Taat dan Patuh

Bagaimana sikap dalam mematuhi perintah orang tua dan guru?

bagaiaman pula kamu dalam mematuhi peraturan sekolah?

Suka Menolong

Bagaimana sikapmu jika seorang pengemis di jalanan yang sedang

meminta-minta?

Disiplin Bagaimana kamu dalam menjalankan shalat fardlu? Ketika

mendengar adzan apakah kamu segera shalat atau

menunda hingga waktu shalat

akan berakhir?

Sikap peduli Bagaimana sikapmu jika ada temanmu yang tidak bisa masuk sekolah karena sedang sakit?

Sabar Bagaimana sikapmu apabila ada teman yang mengejekmu? Apakah kamu akan marah atau diam bersabar?

Sikap Cinta Damai dan bersaudara

Bagaimana pertemananmu dengan teman satu sekolah? Setelah sering shalat jamaah bersaman apakah pertemananmu dengan teman satu sekolahmu semakin akrab? Pernahkah kamu

berselisih dengan mereka?

Page 79: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

B. Pedoman Wawancara dengan Guru dan Kepala Madrasah

1. Bagaimana pendapat Ibu tentang hukum mendirikan shalat secara

berjamaah ? (Kepala Madrasah)

2. Bagaimana pendapat Ibu tentang siswa yang terkadang tidak disiplin

dalam melaksankan shalat berjamaah ? (Kepala Madrasah)

3. Apa sebenarnya tujuan yang diharapkan oleh pihak sekolah sehingga

menerapkan pendisiplinan shalat berjamaah disekolah? (Kepala

Madrasah)

4. Tentang waktu pelaksanaan shalat berjamaah ini, apakah dilaksanakan

secara bersamaan atau bergantian? Apakah dilaksanakan setiap hari

sekolah? Dan bagaimana cara yang dilakukan dalam mengarahkan

seluruh siswa yang jumlahnya tidak sedikit? (Kepala Madrasah)

5. Uapaya apa yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam rangka

meningkatkan kedisiplinan siswa dalam melaksanakan shalat

berjamaah?

6. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung kegiatan

pendisiplinan shalat berjamaah disekolah dalam rangka pembinaan akhlak pribadi

para siswa?

Page 80: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

DOKUMENTASI PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Wawancara dengan guru IPS

Page 81: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

Siswa- siswi sedang berwudhu

Page 82: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

Persiapan siswa melaksanakan shalat berjamaah di mushallah di dampingi guru

piket

Siswa melaksanakan shalat

Page 83: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …

Siswa melaksanakan shalat berjamaah

Page 84: STUDI TENTANG KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH …