-
STUDI KORELASI PRESTASI BELAJAR PAI
TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN PADA SISWA
SD NEGERI MADYOCONDRO KEC. SECANG KAB.
MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
SITI ISTIFHAMAH
NIM : 11410145
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2012
-
STUDI KORELASI PRESTASI BELAJAR PAI
TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN PADA SISWA
SD NEGERI MADYOCONDRO KEC.SECANG KAB.
MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
SITI ISTIFHAMAH
NIM : 11410145
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2012
-
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:
Nama : Siti Istifhamah
NIM : 11410145
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Prgram Studi : Pendidikan Agama Islam
Judul : Studi Korelasi Prestasi Belajar PAI terhadap
Perilaku
Keagamaan pada Siswa SD Negeri Madyocondro Kec.
Secang Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2011 / 2012
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga,
Pembimbing
Dra. Siti Farikhah, M.Pd.
NIP. 19610627 198803 2 001
-
KEMENTRIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721
Salatiga
http//www.salatiga.ac.id email:[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi Saudara Siti Istifhamah dengan Nomor Induk Mahasiswa
11410145 yang
berjudul Prestasi Belajar PAI terhadap perilaku Keagamaan (Studi
Korelasi
pada Siswa SD Negeri Madyocondro) Kec. Secang Kab. Magelang
Tahun
Pelajaran 2011 / 2012 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia
Jurusan
Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga
pada
......................... dan telah diterima sebagai bagian dari
syarat-syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I).
Salatiga ,
PANITIA UJIAN
Ketua Sekretaris
NIP NIP
Penguji I Penguji II
NIP NIP
Pembimbing
Dra. Siti Farikhah, M.Pd
NIP 19610627 198803 2 001
-
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Siti Istifhamah
NIM : 11410145
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan asli karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat
atau temuan orang lain
yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah.
Salatiga,
Yang menyatakan,
Siti Istifhamah
-
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
........
( QS Al Baqarah : 286 )
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya ....
PERSEMBAHAN
Untuk suamiku tercinta M. Karim yang dengan segala ihtiar
diberikan untuk
suksesnya pendidikan istri tercinta. Anak-anakku tercinta yang
telah memberikan
dorongan belajar. Seluruh keluarga besarku dan teman-temanku di
SD N
Madyocondro
KATA PENGANTAR
-
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah menganugerahkan
kepada
hamba-hamba-Nya berbagai macam nikmat yang tak terhitung
nilainya. Salah satu
nikmat tersebut adalah nikmat hidayah yang karenanya manusia
bisa mempelajari
tanda-tanda kebesaran Allah yang terbentang luas di alam raya
ini. Sungguh jika kita
ingin menghitung-hitung nikmat Allah niscaya tidak akan dapat
menghitungnya.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam rangka
menyelesaikan
skripsi yang berjudul Studi Korelasi Prestasi Belajar PAI
terhadap Perilaku
Keagamaan pada Siswa SD Negeri Madyocondro Kec. Secang Kab.
Magelang
Tahun Pelajaran 2011/2012)ini, namun demikian karena
keterbatasan pemahaman
dan kemampuan serta pengalaman, penulis yakin bahwa hanya atas
izin dari Allah
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penulisan skripsi ini
juga tidak dapat penulis
selesaikan dengan baik dan tepat waktu tanpa dukungan dari
berbagai pihak. Oleh
karena penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ketua STAIN Salatiga yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis
untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi tersebut.
2. Dra. Siti Farikhah. M.Pd, selaku pembimbing bagi penulis
dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini..
3. Seluruh dosen STAIN Salatiga yang berkenan mengajarkan
ilmunya kepada
penulis selama mengikuti studi pada STAIN Salatiga.
4. Seluruh Staf administrasi dan pengelola perpustakaan STAIN
salatiga yang
memberikan kemudahan kepada penulis dalam urusan administrasi
dan
mengakses bahan-bahan perpustakaan selama mengikuti studi di
STAIN Salatiga
5. Kepala SD Negeri Madyocondro Kec. Secang Kab. Magelang yang
telah
mengijinkan untuk mengikuti kuliah di STAIN Salatiga dan
menerima penulis
dengan terbuka sehingga memudahkan penulis dalam memperoleh
informasi yang
berguna bagi penelitian dan penulisan skripsi ini.
-
6. Bapak Ibu orang tua dan seluruh keluarga yang senantiasa
memberikan dukungan
moral kepada penulis dalam menyelesaikan studi dan
skripsiini.
7. Teman-teman mahasiswa peserta program Kualifikasi S1 dan
teman-teman di SD
Negeri Madyocondro yang telah memberikan dorongan motivasi
kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
8. Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis
baik dalam penulisan skripsi ini maupun selama penulis menjalani
studi di
STAIN Salatiga.
Akhirnya penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini,
kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca untuk
perbaikan penulisan skripsi
ini sangat penulis harapkan. Semoga rahmat dan hidayah Allah SWT
senantiasa
terlimpah kepada kita semua. Amin
Salatiga, 2012
Penulis,
Siti Istifhamah
NIM. 114 101 45
-
ABSTRAK
Istifhamah, Siti. 2012, Studi Kortelasi Prestasi Belajar PAI
terhadap Perilaku
Keagamaan pada Siswa SD Negeri Madyocondro Kec. Secang Kab.
Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah.
Program
Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga.
Pembimbing (I) Dra. Siti Farikhah, M.Pd.
Kata kunci : Prestasi dan perilaku keagamaan.
Skripsi dengan judul Studi Korelasi Prestasi Belajar PAI
terhadap Perilaku Keagamaan pada Siswa SD Negeri Madyocondro Kec.
Secang Kab. Magelang
Tahun Pelajaran 2011/2012) ini membahas tentang korelasi antara
prestasi belajar PAI dengan perilaku keagamaan di SD Negeri
Madyocondro dengan sampel
penelitiannya adalah siswa kelas IV dan V dari populasi semua
siswa SD Negeri
Madyocondro. Penelitian ini dilatarbelakangi adanya kegelisahan
yang selama ini
dirasakan apakah ada korelasi antara prestasi belajar PAI dengan
perilaku keagamaan
siswa. Bagaimana perilaku keagamaan siswa setiap hari baik yang
berkaitan dengan
perilaku diri.
Studi penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan
(1)
bagaimanakah prestasi belajar PAI siswa di SD Negeri
Madyocondro, (2) bagai
manakah perilaku keagamaan siswa (3) apakah ada korelasi antara
prestasi belajar
PAI dengan perilaku keagamaan siswa di SD Negeri Madyocondro Kec
Secang Kab.
Magelang. Permasalahan tersebut di atas dibahas melalui sebuah
penelitian korelatif
atau penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SD
Negeri Madyocondro
Kec. Secang Kab. Magelang. Di dalam penelitian ini proses
pengumpulan datanya
diperoleh dengan cara angket, dan dokumentasi. Data dianalisis
dengan
mengggunakan pendekatan rumus statistik product moment.
Penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) prestasi belajar PAI siswa
SD Negeri
Madyocondro secara umum sangat bagus, ini dilihat dari nilai
yang terdapat dalam
rapot semester 1 siswa menunjukkan bahwa hasil belajar PAI siswa
dengan kategori
baik sekali sebanyak 25 siswa, 24 siswa dengan kategori baik ada
24 siswa, 4 siswa
dengan predikat sedang dan 4 siswa lagi dianggap kategori
kurang. (2) perilaku
keagamaan siswa di SD Negeri Madyocondro sangatlah baik,
perilaku yang
ditunjukkan oleh anak seperti berdoa setiap melaksanakan segala
sesuatu, berbakti
kepada orang tua dan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan
ajaran yang telah
diterima dalam pembelajaran PAI. Data menunjukkan 18 siswa
kategori perilaku
keagamaannya sangat bagus, 20 siswa dengan kategori bagus, dan
13 siswa dengan
kategori sedang dan 6 siswa dinyatakan kurang. (3) adanya
korelasi yang sangat
signifikan antara prestasi belajar PAI dengan perilaku keagamaan
siswa. Ini dapat
dibuktikan dengan hasil penelitian yang meyatakan rxy =0,830 dan
r 1% nya adalah
0,345 sehingga semakin tinggi prestasi belajar PAI siswa semakin
baik perilaku
keagamaan siswa.
-
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
................................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN
..................................................................................
ii
PENGESAHAN
.......................................................................................................
iii
NOTA PEMBIMBING
............................................................................................
iv
NILAI BIMBINGAN SKRIPSI
................................................................................
vi
PERSEMBAHAN
.....................................................................................................
vii
ABSTRAK
...............................................................................................................
viii
KATA PENGANTAR
.............................................................................................
x
DAFTAR ISI
............................................................................................................
xii
BAB I : PENDAHULUAN
............................................................................
A. Latar Belakang
.............................................................................
1
B. Rumusan Masalah
.......................................................................
7
C. Tujuan Penelitian
..........................................................................
7
D. Hipotesis
......................................................................................
8
E. Kegunaan Penelitian
....................................................................
8
F. Definisi Operasional
......................................................................
9
G. Metode Penelitian
...........................................................................11
H. Sistematika
Penelitian......................................................................16
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
........................................................................
A. Hakekat Prestasi
............................................................................
17
1. Pengertian Prestasi Belajar
..................................................... 17
2. Fungsi Prestasi Belajar
........................................................... 18
-
3. Faktor- Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
............. 20
B. Perilaku Keagamaan
.....................................................................
27
C. Kaitan Prestasi Belajar dengan Perilaku
Keagamaan......................32
BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN
................................................
A. Gambaran Umum SD Negeri Madyocondro
................................. 37
B. Profil SD Negeri Madyocondro
.................................................... 37
C. Visi dan Misi SD Negeri Madyocondro
........................................ 39
D. Daftar Guru
.....................................................................................
40
E. Penyajian Data
..............................................................................
41
BAB : ANALISIS DATA
.....................................................................................
A. Analisis Pendahuluan
.....................................................................
48
B. Analisis Lanjut
...............................................................................
57
C. Analisis Hipotesis .
.........................................................................
60
BAB V : PENUTUP
.........................................................................................
A. Kesimpulan
....................................................................................
61
B. Saran
..............................................................................................
63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN- LAMPIRAN
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hakekat pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan
potensi
sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran (Muhibbin Syah,
1997:1). Menurut
Poerbakawatja dan Harahap sebagaimana dikutip Muhibbin Syah
(1997: 11), pendidikan
diartikan sebagai usaha secara sengaja dari orang dewasa dengan
pengaruhnya untuk
meningkatkan anak ke arah kedewasaan yang selalu diartikan mampu
menimbulkan
tanggungjawab moril dari segala perbuatannya. Orang dewasa itu
adalah orang tua anak
atau orang yang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai
tugas untuk mendidik.
Pendidikan dalam realisasinya dapat berlangsung secara formal
(sekolah),
nonformal (masyarakat) dan informal (keluarga) (Abu
Ahmadi,1991:191). Dari ketiga
jalur pendidikan tersebut, pendidikan informal atau pendidikan
yang berlangsung dalam
keluarga menempati peranan yang sangat penting, karena keluarga
merupakan lembaga
sosial pertama bagi setiap anak untuk mengembangkan dirinya.
Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa
pendidikan
keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah
yang diselenggarakan
dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai
budaya, nilai moral dan
ketrampilan (UU RI NO 20 Tahun 2003;6).
Dengan demikian, esensi pendidikan merupakan proses menghadirkan
situasi dan
kondisi yang memungkinkan sebanyak mungkin subjek didik
memperluas dan
memperdalam makna-makna esensial untuk mencapai kehidupan
manusiawi.Sehingga
-
sangat diperlukan adanya kesengajaan atau kesadaran (niat) untuk
mengundangnya
melakukan tindak belajar.
Secara umum belajar dikatakan sebagai proses interaksi antara
diri manusia dengan
lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta konsep
ataupun teori (Moh Shokib,
1998:3).Oleh karena itu belajar juga dapat berarti suatu
kegiatan yang berproses dan
unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenis dan jenjang
pendidikan.
Hal ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan
pendidikan sangat
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia
berada di sekolah
maupun di lingkungan rumah atau keluarganya. Oleh karena itu
diperlukan suatu
pemahaman yang besar mengenai arti belajar dengan segala aspek,
bentuk dan
manifestasinya secara mutlak. Kekeliruan atau ketidaklengkapan
persepsi terhadap proses
belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan
mengakibatkan kurang
bermutunya hasil pembelajaran yang dicapai anak.
Sebagaimana diketahui bahwa belajar adalah merupakan aktivitas
yang sangat
kompleks maka banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Secara global
faktor-faktor tersebut adalah pertama faktor internal siswa,
yakni kondisi dalam diri
siswa yang meliputi aspek fisiologis dan psikologis, kedua
faktor eksternal siswa, yakni
kondisi lingkungan sekitar siswa yang me liputi lingkungan
sosial dan non-sosial
(Suryabrata, 1998:133).
Pendidikan Islam harus mempunyai karakter sebagai lembaga pendi
dikan yang
menghidupkan sistem demokrasi dalam pendidikan. Sistem
pendidikan yang memberikan
keluasaan pada peserta didik untuk mengekspresikan pendapatnya
secara bertanggung
jawab. Sekolah memfasilitasi adanya mimbar bebas, dengan
meberikan kesempatan
-
kepada semua civitas untuk berbicara atau mengkritik tentang apa
saja, asal bertanggung
jawab. Tentunya, sistem demokrasi ini akan memberikan pendidikan
pada peserta didik
tentang realitas sosial yang mempunyai pandangan dan pendapat
yang berbeda. Dalam
tujuan umum pendidikan Islam dekemukakan bahwa, tujuan
pendidikan Islam adalah
membina peserta didik agar menjadi hamba yag suka beribadah
kepada Allah, ibadah
disini tidak hanya terbatas pada menunaikan shalat, puasa di
bulan Ramadhan,
mengeluarkan zakat dan beribadah haji, setelah mengucapkan
syahadat tauhid dan
syahadat Rasul. Tetapi mencakup segala amal, pikiran atau
perasaan manusia selama
semua itu dihadapkan kepada Allah Swt (Nur Uhbiyati,
1997:43)
Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-
metode tertentu
sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan
cara bertingkah laku
yang sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan merupakan sarana untuk
menyiapkan
generasi masa kini dan sekaligus masa depan. Hal ini berarti
bahwa proses pendidikan
yang dilakukan pada saat ini bukan semata-mata untuk hari ini,
melainkan untuk masa
depan.
Selain itu pendidikan juga merupakan suatu upaya untuk
meningkatkan kualitas
SDM baik fisik, mental maupun spiritual. Sejalan dengan konsep
pendidikan yang
dicanangkan oleh PBB bahwa pendidikan ditegakkan oleh 4 pilar,
yaitu learn to know,
learn to do, learn to live together dan learn to be. Pilar
pertama dan kedua lebih
diarahkan untuk membentuk sense of having yaitu bagaimana
pendidikan dapat
mendorong terciptanya sumber daya manusia yang memiliki kualitas
di bidang ilmu
pengetahuan dan ketrampilan agar dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas hidup,
sehingga mendorong sikap proaktif, kreatif dan inovatif ditengah
kehidupan masyarakat.
-
Sementara pilar ketiga dan keempat diarahkan untuk membentuk
karakter bangsa atau
sense of being, yaitu bagaimana harus terus menerus belajar, dan
membentukan karakter
yang memiliki integritas dan tanggung jawab serta memiliki
komitmen untuk melayani
sesama. Sense of being ini penting karena sikap dan perilaku
seperti ini akan mendidik
peserta didik untuk belajar saling memberi dan menerima serta
belajar untuk menghargai
serta menghormati perbedaan atas dasar kesetaraan dan toleransi
( Pupuh F, 2007: 5-8).
Pengertian pendidikan sebagaimana tercantum dalam undang-undang
no 20 tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah suatu usaha sadar
dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Abdurrahman
Sholeh, 2005:2).
Pendidikan agama merupakan bagian terpenting yang harus
dilaksanakan dalam
rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik untuk
menjadi manusia
yang berakhlak mulia (bermoral). Sebab dewasa ini bangsa
Indonesia sedang mengalami
krisis yang berkepanjangan, terutama krisis moral. Memiliki ilmu
yang tinggi tanpa
dibarengi dengan keimanan dan ketaqwaan dapat membahayakan dan
merusak tatanan
hidup umat manusia itu sendiri, karena akan melahirkan
manusia-manusia yang rakus
yang hanya mementingkan diri sendiri tanpa mempedulikan
kepentingan umum.
Pendidikan agama Islam diartikan sebagai usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik
dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama
Islam melalui
kegiatan, bimbingan, pengajaran dan atau latihan (Shaleh,
2000:40). Adapun tujuan
pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah
adalah untuk
-
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
SWT., serta
pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang
terus berkembang dalam hal keimanan dan ketaqwaannya kepada
Allah SWT. serta
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
(Kurikulum Berbasis Kompetensi, tt :238).
Dengan demikian pelaksanaan kurikulum Pendidikan Agama di
sekolah
diharapkan mampu menghasilkan peserta didik yang benar-benar
memiliki keimanan
yang kuat dan ketaqwaan yang tinggi dengan dilandasi oleh akhlak
mulia sehingga dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan rujukan
tujuan pendidikan
yang dilaksanakan di Indonesia secara umum terdapat dalam
Undang-undang Nomor 20
tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
menyatakan bahwa
tujuan pendidikan Nasional adalah:
"Untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta
bertanggung jawab" (UU RI 2003: 9)
Namun demikian fenomena yang terjadi walaupun tidak semuanya
pada anak didik
sekarang ini, munculnya kenakalan remaja, seperti tawuran antar
pelajar, keterlibatan
dalam pencurian, serta adanya berita tertangkapnya siswa
mabuk-mabukan. Dalam
lingkup kenakalan yang lebih kecil siswa membolos, berkata yang
tidak sesuai dengan
ajaran agama atau etika, bahkan sering kita dengar tiap hari
anak-anak dengan enaknya
berkata-kata jorok tidak sopan. Demikian juga dengan sikap
mereka terhadap orang yang
lebih tua, tidak mengindahkan etika dan sopan santun. Padahal
kita ketahui hasil belajar
-
mereka bagus, mendapatkan nilai setiap mata pelajaran dengan
nilai yang memuaskan
melebihi KKM yang telah ditentukan.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk
meneliti fenomena diatas
dengan judul Studi Korelasi Prestasi Belajar PAI Terhadap
Perilaku Keagamaan
pada Siswa SD Negeri Madyocondro Kec. Secang Kab. Magelang Tahun
Pelajaran
2011/2012.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan penjelasan di atas, penulis dalam
penelitian ini
mengambil pokok-pokok masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prestasi belajar PAI siswa pada Sekolah Dasar
Negeri Madyocondro
Kec. Secang, Kab. Magelang?
2. Bagaimana perilaku keagamaan siswa Sekolah Dasar Negeri
Madyocondro,
Kec. Secang, Kab. Magelang?
3. Adakah hubungan antara prestasi belajar Pendidikan Agama
Islam dengan
perilaku keagamaan pada siswa Sekolah Dasar Negeri Madyocondro,
Kec.
Secang, Kab. Magelang?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam
siswa pada Sekolah Dasar
negeri Madyocondro kec. Secang Kab. Magelang
2. Untuk mengetahui perilaku keagamaan siswa Sekolah Dasar
negeri Madyocondro Kec.
Secang Kab. Magelang.
-
3. Untuk mengetahu adakah korelasi antara prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam
dengan perilaku keagamaan siswa Sekolah Dasar Negeri Madyocondro
Kec. Secang,
Kab. Magelang
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis berasal dari kata hypo yang artinya di bawah dan thesa
artinya
kebenaran ( Suharsimi, 1990:68). Hipotesis adalah suatu teori
sementara yang
kebenarannya masih diuji (di bawah kebenaran).
Hipotesis tersebut sebagai tuntutan sementara dalam penyelidikan
untuk mencari
jawaban yang benar. Berdasarkan rumusan masalah tersebut di
atas, maka dirumuskan
sebagai berikut: ada hubungan antara prestasi belajar Pendidikan
Agama Islam dengan
perilaku keagamaan siswa Sekolah Dasar Negeri Madyocondro Kec.
Secang Kab.
Magelang. Hal ini semakin tinggi prestasi belajar PAI semakin
baik perilaku keagamaan
siswa.
E. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoristis
Dengan diadakannya penelitian tentang korelasi antara prestasi
belajar dengan perilaku
keagamaan ini akan menambah wawasan dan pengetahuan tentang
adanya hubungan
yang saling berkait antara prestasi belajar dengan perilaku
keagamaan.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi guru
-
Sebagai dasar untuk lebih meningkatkan dalam mengajar sehingga
prestasi
belajar siswa lebih meningkat
b. Bagi siswa
Dengan adanya penelitian ini siswa akan mengetahui bahwa
dengan
meningkatnya prestasi belajar maka akan semakin baik
perilaku
keagamaannya, sehingga siswa akan termotivasi untuk meningkatkan
prestasi
belajarnya.
c. Bagi Sekolah
Dengan adanya penelitian ini sekolah akan mendapatkan gambaran
yang jelas
tentang hubungan prestasi dengan perilaku siswanya.
F. Definisi Operasional
Agar terhindar dari kesalahpahaman akan pengertian judul di
atas, maka penulis
menjelaskan batasan judul di atas sebagai berikut:
1. Prestasi Belajar PAI
Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie
kemudian dalam
Bahasa Indonesia menjadi prestasi yaitu yang berarti hasil usaha
(Arifin,
1991: 3). Sedangkan belajar berarti berusaha supaya mendapat
suatu kepandaian
(Poerwadarminto, 1985: 108).
-
Prestasi belajar atau hasil belajar merupakan perubahan tingkah
laku seseorang
melalui proses belajar, sedangkan perubahan tersebut harus dapat
digunakan untuk
meningkatkan penampilan diri dalam kehidupan (Sudjana, 2000:
102).
Prestasi belajar adalah apa yang telah dicapai oleh siswa
setelah melakukan
kegiatan belajar. Ada juga yang menyebut prestasi belajar dengan
istilah hasil
belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar
adalah hasil yang dicapai oleh siswa berdasarkan pengalaman dan
latihan dalam
beberapa mata pelajaran yang diwujudkan dalam nilai raport
semester 1.
2. PAI
Menurut Depdiknas (2003 : 4), Pendidikan Agama Islam adalah
upaya sadar
dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami,
menghayati hingga mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia
dalam
mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci
al-Quran
dan Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta
penggunaan
pengalaman.. Dalam hal ini PAI adalah sebuah nama mata pelajaran
seperti
halnya matematika, Pkn, IPS, dan sebagainya. Mata pelajaran PAI
di dalamnya
terdiri dari Aqidah, Akhlak, Quran Hadist, SKI dan Muamalah.
Prestasi belajar PAI adalah hasil yang diperoleh siswa setelah
melaksanakan
pembelajaran PAI. Prestasi ini diwujudkan dalam bentuk nilai
angka.
3. Perilaku Keagamaan
-
Perilaku keagamaan adalah tindakan yang dilaksanakan oleh siswa
yang
berdasarkan pengetahuan yang diperoleh setelah siswa belajar
PAI, seperti
mampu membaca surat al-Maun, al-Lahab, rajin shalat, sopan
santun terhadap
guru, orang tua dan sesama. Perilaku menurut Hasan Langgulung
diartikan
sebagai semua aktivitas yang dibuat oleh seseorang yang
disaksikan. Sedang
perilaku keagamaan atau sikap religius adalah keadaan dalam diri
seseorang
dalam merasakan dan mengakui adanya kekuatan tertinggi yang
menaungi
kehidupan manusia dengan cara melaksanakan perintah Tuhan sesuai
dengan
kemampuan dan meninggalkan seluruh larangan-Nya ( Hasan
Langgulung,
1999: 76)
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif. Yaitu,
jenis penelitian
yang menggunakan metode kuantitatif dengan mengemukakan
analisisnya pada
data numerik yang diolah dengan metode statistik (Saifudin
Azwar, 2000: 5).
Pemilihan jenis penelitian kuantitatif karena pada penelitian
ini bertujuan
untuk menguji suatu teori/hipotesis yang menjelaskan tentang
hubungan antara
fenomena sosial yang sedang terjadi. Pengujian tersebut
dimaksudkan untuk
mengetahui apakah teori/hipotesis yang ditetapkan didukung oleh
kenyataan
atau bukti-bukti empiris atau tidak, bila bukti-bukti yang
dikumpulkan
-
mendukung, maka teori/hipotesis tersebut dapat diterima, atau
sebaliknya jika
tidak mendukung maka tertolak dan perlu direvisi kembali.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian yang berjudul Studi Korelasi Prestasi Belajar PAI
terhadap
Perilaku Keagamaan Pada Siswa SD Negeri Madyocondro Kec. Secang
Kab.
Magelang) ini bertempat di SD Negeri Madyocondro Kec. Secang
Kab.
Magelang. Adapun waktu melaksanakan penelitian adalah bulan Juli
sampai
dengan September.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, sedangkan
sampel
adalah sebagian wakil yang diteliti (Arikunto, 2002: 108).
Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Madyocondro Kec. Secang
Kab.
Magelang. Jumlah siswa sebagai populasi adalah 310 siswa.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak
mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang
-
diambil dari populasi itu. (Sugiyono 2007: 56). Apa yang
dipelajari dari
sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi.
Untuk itu
sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representatif
(mewakili). Berdasarkan pendapat Dr. Suharsimi Arikunto (1998:
115-
117), yaitu apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diam bil
semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selan
jutnya kalau
subyeknya lebih besar bisa diambil antara 10-15 % atau 20-25 %
atau
lebih.Sehingga penelitiannya disebut penelitian sampling. Adapun
sampel
yang diambil 20 % dari keseluruhan obyek.
Dalam penelitian ini jenis sampel yang digunakan adalah
jenis
sampling purposive. Populasi dari penelitian ini adalah kelas 1
sampai
kelas 6 yang berjumlah 300 siswa, dan sampel yang diambil adalah
kelas 4
dan kelas 5. Berdasarkan teori tersebut di atas maka sampel yang
diambil
adalah 20% dari jumlah populasi, sehingga jumlahnya adalah 57
siswa
yang diambil sebagai sampel. Alasan pemilihan kelas 4 dan 5
yaitu:
1). Kelas 1 sampai dengan kelas 3 belum bisa memahami soal
2). Kelas 6 tidak dapat diganggu karena persiapan menghadapi
ujian.
Siswa yang menjadi sampel adalah siswa yang mempunyai prestasi
tinggi
dalam mapel PAI berjumlah 57 siswa.
-
c. Variabel Penelitian
Variabel independen yaitu hasil belajar atau prestasi belajar
yang
diwujudkan dalam bentuk nilai raport. Sedangkan variabel
dependen
adalah perilaku keagamaan, yaitu berupa ucapan-ucapan, perilaku
atau
tindakan keagamaan, seperti sholat, puasa bulan rama dhan,
berdoa untuk
kegiatan sehari-hari, sopan santun baik kepada te man, orang tua
atau yang
lebih kecil dan sebagainya.
4. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengambil data yang akurat, dalam penelitian ini penulis
menggunakan
beberapa metode pengumpulan data. Yaitu, sebagai berikut:
a. Angket
Ibnu Hadjar (1996: 181), angket merupakan suatu daftar
pertanyaan atau
pernyataan tentang topik tertentu yang diberikan kepada subyek,
baik secara indi-
vidual atau kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu,
seperti preferensi,
keyakinan, minat, dan perilaku.
Adapun alasan yang mendasari penggunaan metode angket dalam
penelitian ini adalah:
1). Subjek adalah individu yang paling tahu tentang dirinya
sendiri.
2). Apa yang dinyatakan subjek adalah benar dan tepat dan dapat
dipercaya.
3). Interpretasi subjek tentang pernyataan-pernyataan yang
diajukan kepada subjek
adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti Hadi (2000:
89).
-
Teknik ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang peri
laku
keagamaan siswa SD Negeri Madyocondro. Dengan cara mem
berikan
pertanyaan/pernyataan terstruktur untuk dijawab atau dikerjakan
responden secara
tertulis.
Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup dan langsung.
Tertutup
karena jawaban responden tinggal menyilang saja atau memilih
jawaban yang telah
tersedia. Pelaksanaanya langsung kepada subyek untuk mendapatkan
keadaan
tentang dirinya. Sedangkan untuk menguji tingkat keshahihan dan
kehandalan angket
akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas angket.
b. Dokumentasi
Dokumentasi berarti cara mengumpulkan data dengan mencatat data
yang
sudah ada (Riyanto, 2001: 83). Hal ini dilakukan sebagai teknik
pelengkap guna
mendapatkan data yang diperlukan seperti perangkat pembelajaran,
buku penilaian
hasil belajar siswa dan lain-lainnya.. Meode ini digunakan untuk
mengungkap data
tentang prestasi belajar PAI siswa yaitu berupa nilai
raport.
5. Analisis Data
Analisis ini digunakan untuk menguji distribusi frekuensi yang
telah
disusun dalam analisis pendahuluan yaitu dengan memakai analisis
statistik
yaitu menggunakan rumus statistik product moment yaitu :
Rumus korelasi Product Moment (Sugiyono, 1997:234), yaitu :
})(}{)(
))((
2222 YYNXXN
YXXYN
xyr
-
keterangan =
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X = Variabel berpengaruh (intensitas)
Y = Variabel terpengaruh (perilaku)
N = Jumlah Sampel
= Sigma (jumlah)
H. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika pembahasan ini terdiri dari beberapa bagian
yaitu :
1. Bagian muka terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan
pembimbing,
pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi,
daftar tabel, daftar
grafik dan daftar lampiran.
2. Bagian isi/ batang tubuh memuat tentang :
BAB I : Pendahuluan yang memuat tentang latar belakang
masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, penegasan istilah, rumusan
hipotesis,
metodologi penelitian, sistematika penulisan skripsi.
BAB II : Kajian Pustaka, terdiri dari prestasi belajar,
pendidikan agama
Islam, perilaku keagamaan
BAB III : Laporan hasil penelitian, membahas pertama, yaitu
gambaran
umum SDN Madyocondro, data hasil angket tentang prestasi
belajar, data
dokumentasi prestasi PAI
BAB IV : Analisis data meliputi analisis uji hipotesis dan
analisis lanjut.
BAB V : Berisi tentang kesimpulan dan saran-saran
-
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat Prestasi
1. Pengertian Prestasi Belajar
Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie
kemudian dalam
Bahasa Indonesia menjadi prestasi yaitu yang berarti hasil
usaha. Sedangkan belajar
berarti berusaha supaya mendapat suatu kepandaian. Belajar
sangat erat hubungannya
dengan prestasi belajar. Ada juga yang menyebut prestasi belajar
dengan istilah hasil
belajar. Karena prestasi itu sendiri merupakan hasil belajar itu
yang biasanya
dinyatakan dengan nilai.
Prestasi belajar atau hasil belajar merupakan perubahan tingkah
laku seseorang
melalui proses belajar, sedangkan perubahan tersebut harus dapat
digunakan untuk
meningkatkan penampilan diri dalam kehidupan (Nana sudjana,
2000: 102). Tohirin
menyatakan bahwa prestasi belajar adalah apa yang telah dicapai
oleh siswa setelah
melakukan kegiatan belajar (Tohirin, 2006:151).
Prestasi belajar memang merupakan proses yang kompleks yang
melibatkan
sejumlah variable dan faktor yang terdapat dalam diri individu
sebagai pembelajar. Prestasi
belajar ditunjukkan dengan adanya penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran pada diri siswa, yang pada
lazimnya ditunjukkan
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
prestasi
belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa berdasarkan
pengalaman dan latihan
dalam beberapa mata pelajaran yang diwujudkan dalam nilai atau
angka.
-
Sedangkan prestasi belajar PAI yang dimaksud adalah hasil yang
dicapai oleh
siswa berdasarkan pengalaman dan latihan dalam mata pelajaran
PAI yang diwujudkan
dalam bentuk nilai atau angka.
2. Fungsi Prestasi Belajar
Prestasi belajar semakin terasa penting untuk dipermasalahkan,
karena prestasi
berfungsi antara lain:
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang
telah dikuasai anak didik.
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
Hal ini
didasarkan atas asumsi para ahli psikologi biasanya menyebut hal
ini
sebagai tendensi keingintahuan (couriosity) dan merupakan
kebutuhan
umum pada manusia (Abraham H. Moslow, 1984), termasuk
kegiatan
anak didik dalam suatu program pendidikan.
c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi
pendidikan.Asumsinya adalah bahwa prestasi balajar dapat
dijadikan
pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan
dan
teknologi dan berperan sebagai umpan balik (feed back) dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari
suatu institusi
pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar
dapat
dijadikan indikator tingkat produktifitas suatu institusi
pendidikan.
-
Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan
dengan
kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam
arti
bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan
indikator
tingkat kesuksesan anak didik dimasyarakat. Asumsinya adalah
bahwa
kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan
pembangunan masyarakat.
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya
serap
(kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar mengajar, anak
didik
merupakan masalah yang utama dan pertama, karena anak
didiklah
yang diharapkan mampu menyerap seluruh materi pelajaran yang
telah
diprogramkan dalam kurikulum. Jika dilihat dari beberapa
fungsi
prestasi belajar anak didik, baik perseorangan maupun
kelompok.
Sebab fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator
keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai
indikator
kualitas institusi pendidikan. Disamping itu prestasi belajar
juga
berguna sebagai umpan balik bagi guru
dalam melaksanakan proses belajar mengajar, sehingga dapat
menentukan apakah perlu mengadakan diagnosis, bimbingan atau
penempatan anak didik.
f. Disamping itu prestasi belajar juga berguna sebagai umpan
balik bagi
guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, sehingga
dapat
-
menentukan apakah perlu mengadakan diagnosis, bimbingan atau
penempatan anak didik.
Sebagaimana yang telah dikemukakan, Kegunaan prestasi belajar
banyak
ragamnya, tergantung pada ahli dan versinya masing- masing.
Namun diantaranya
adalah:
a. Sebagai umpan balik bagi pendidik dalam mengajar.
b. Untuk keperluan diagnostik
c. Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan
d. Untuk keperluan seleksi
e. Untuk keperluan penempatan atau penjurusan
f. Untuk menentukan isi kurikulum
g. Untuk menentukan kebijaksanaan sekolah.
(Sumber:http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2137398)
3. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa tidak
terlepas
dari faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa itu
sendiri.Menurut
Slamento (1988:23) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
yaitu faktor
intern dan faktor ekstern. Faktor intern terdiri atas
faktor-faktor jasmaniah,
psikologi, minat, motivasi dan cara belajar. Faktor ekstern
yaitu faktor-faktor
keluarga, sekolah dan masyarakat. Salah satu faktor ekstern yang
mempengaruhi
prestasi belajar siswa adalah faktor sekolah, yang mencakup
metoda mengajar,
-
kurikulum, relasi guru siswa, sarana dan prasarana, media
pengajaran dsb.
Muhibbin Syah (2006:131-132) menyebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi
balajar siswa dapat kita dibedakan menjadi tiga macam,
yakni:
a.Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni
keadaan/kondisi jasmani
dan rohani siswa
b.Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi
lingkungan di sekitar
siswa.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis
upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk
melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Selanjutnya Syah (2006:2) menyebutkan faktor internal meliputi
:
1) tingkat kecerdasan /intelegensi siswa
2) sikap siswa
3) bakat siswa
4) minat siswa; dan
5) motivasi siswa.
Sedangkan yang termasuk dalam faktor eksternal adalah (1) faktor
lingkungan
sosial dan (2) faktor lingkungan non-sosial.
a). Faktor Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti guru, staf administrasi, dan
teman-teman
sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. guru
yang selalu
menunjukkan sikap dan perilaku simpatik dan memperlihatkan suri
tauladan yang
-
baik dan rajin khususnya dalam belajar, dapat menjadi daya
dorong yang positif
dalam kegiatan belajar siswa (Syah, 1999: 138).
Yang juga termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan
tetangga
serta teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa
tersebut. Lingkungan
sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah
orang tua dan keluarga
siswa. Sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, dan
demografi keluarga
(letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik atau buruk
terhadap kegiatan
belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
b). Lingkungan Non-sosial
Yang termasuk lingkungan non-sosial ialah gedung sekolah dan
letaknya,
rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat
belajar, keadaan cuaca
dan waktu belajar yang digunakan siswa. faktor-faktor non-sosial
inilah yang ikut
menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Khusus mengenai
waktu yang
disenangi untuk belajar (study time preference), seorang ahli J.
Biggers (1980) dalam
Syah (2006:9) berpendapat, bahwa waktu seperti pagi atau sore
hari, bahwa belajar
pada pagi hari lebih efektif daripada belajar pada waktu-waktu
lainnya. Tetapi ada
juga yang berpendapat bahwa belajar yang dilakukan sore hari
mempunyai nilai yang
baik pula.
Dengan demikian, waktu yang digunakan siswa untuk belajar yang
selama
ini sering dipercaya berpengaruh terhadap prestasi belajar, tak
perlu dihiraukan.
Sebab bukan waktu yang penting dalam belajar melainkan kesiapan
sistem memori
siswa dalam menyerap, mengelola, dan menyimpan item-item
informasi dan
pengetahuan yang dipelajari siswa.
-
Tabel 1
Ragam faktor prestasi belajar dan unsur-unsurnya
Ragam Faktor dan Unsur-unsurnya
Internal siswa Eksternal siswa Pendekatan
1. Aspek Fisiologis - Tonus jasmani - Mata dan telinga
2. Aspek Psikologis - Intelegensi - Sikap - Minat - Bakat -
Motivasi
1. Lingkungan sosial - Keluarga - Guru dan staf - Masyarakat -
Teman
2. Lingkungan Non- Sosial
- Rumah - Sekolah - Peralatan - Alam
1. Pendekatan tinggi - Speculative - Achieving
2. Pendekatan Menengah
- Analitical - Deep
3. Pendekatan rendah
- Reproductive Survace
Sumber diambil dari Syah (2006:1).
Selain hal di atas Slameto (1988: 61) menambahkan bahwa guru,
metode
mengajar, kurikulum, program, materi pelajaran, media pengajaran
dan sarana prasarana
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan prestasi
belajar seseorang.
Berdasarkan uraiain di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah
hasil yang dicapai oleh siswa berdasarkan pengalaman dan latihan
dalam beberapa mata
pelajaran yang diwujudkan dalam nilai atau angka. Prestasi juga
mempunyai fungsi dan tujuan
bagi siswa tersebut serta untuk memperoleh sebuah prestasi
tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal
siswa.
Berkaitan dengan prestasi belajar PAI, maka lebih dahulu penulis
kemukakan
tentang bentuk-bentuk prestasi belajar. Ada beberapa bentuk
prestasi belajar. Hasil belajar
siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku siswa
setelah proses belajar mengajar,
tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas
mencakup bidang kognitif,
-
afektif dan psikomotorik (zakiyah Darajah, 1995: 197). Oleh
karena itu, dalam penilaian hasil
belajar, peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan
kemajuan dan tingkah laku yang
diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar
atau acuan penilaian.
Hasil belajar atau bentuk perubahan tingkah laku yang diharapkan
meliputi tiga
aspek, yaitu pertama aspek kognitif, meliputi
perubahan-perubahan dalam segi penguasaan
pengetahuan dan perkembangan keterampilan atau kemampuan yang
diperlukan untuk
menggunakan pengetahuan tersebut (Zakiyah Darajat, 1995:
153-161). Kedua, aspek afektif,
meliputi perubahan-perubahan dalam segi aspek mental, perasaan
dan kesadaran. Ketiga,
aspek psikomotorik, meliputi perubahan-perubahan dalam segi
bentuk-bentuk tindakan
motorik.
Berikut ini pemaparan ketiga aspek hasil belajar secara
rinci:
a). Aspek kognitif
Hasil belajar ini meliputi enam tingkatan, disusun dari yang
terendah
hingga yang tertinggi dan dapat dibagi dua bagian:
1) Bagian pertama, merupakan penguasaan dengan mengingat
kembali
bahan yang telah diajarkan dan dipandang sebagai balasan
untuk
membangun pengetahuan yang lebih komplek. Bagian ini
menduduki
tempat yang pertama dalam urutan tingkat kemampuan kognitif
dan
merupakan tingkat abstraksi yang paling sederhana.
2) Bagian kedua, merupakan kemampuan-kemampuan intelektual
yang
menekankan pada proses mental untuk mengorganisasikan dan
mereorganisasikan bahan yang ada. Bagian ini menduduki tempat
kedua
sampai tempat ke enam dalam urutan tingkat kemampuan
kognitif.
-
Adapun tingkatan-tingkatan belajar aspek kognitif secara rinci
sebagai
berikut:
Pengetahuan
Komprehensif
Aplikasi
Analisa
Sintesa
Evaluasi
b) Aspek afektif
Aspek afektif adalah aspek yang bersangkutan dengan sikap
mental,
perasaan dan kesadaran siswa. Hasil belajar aspek ini diperoleh
melalui
proses Internalisasi, yaitu suatu proses ke arah pertumbuhan
batiniah atau
rohaniah siswa, pertumbuhan itu terjadi ketika suatu nilai
terkandung dalam
ajaran agama dan kemudian nilai-nilai itu dijadikan suatu sistem
nilai diri,
sehingga menuntun segenap pernyataan sikap, tingkah laku dan
perbuatan
moralnya dalam menjalani kehidupan ini.
c) Aspek psikomotorik
Bersangkutan dengan ketrampilan yang lebih bersifat kongkrit.
Bentuk-
bentuk hasil belajarnya adalah sebagai berikut:
1) Ketrampilan menunjukkan kepada proses kesadaran setelah
adanya
rangsangan atau setimulasi, meliputi kesiapan mental, fisik dan
emosi
untuk bertindak.
-
2) Respon terpimpin yaitu langkah permulaan dalam
mempelajari
ketrampilan yang komplek.
3) Mekanisme, yakni ketrampilan yang sudah terbiasa tetapi tidak
seperti
mesin dan gerakan-gerakannya dilakukan dengan penuh
keyakinan,
mantap, tertib, santun, khidmat dan sempurna.
4) Respon yang komplek, berkenaan dengan penampilan ketrampilan
yang
sangat mahir, kemahiran ditampilkan dengan cepat, lancar dan
tepat
(zakiyah Darajah, 1995: 201)
Berdasarkan penjelaskan di atas yang dimaksud prestasi belajar
PAI adalah hasil
yang diperoleh oleh siswa berdasarkan pengalaman dan latihan
dalam proses belajar mata
pelajaran PAI baik dalam bentuk kognitif, afektif maupun
psikomtorik yang diwujudkan
dalam bentuk nilai rapot. Siswa yang mendapatkan nilai baik atau
tinggi untuk mata pelajaran
PAI dapat dikatakan siswa tersebut memperoleh hasil belajar PAI
dengan baik. Nilai-nilai PAI
tersebut merupakan gabungan dari nilai-nilai baik ranah
kognitif, afektif maupun psikomotorik
untuk mata pelajaran PAI. PAI sebagai mata pelajaran untuk
tingkat SD menyatu dalam satu
kesatuan. Namun demikian dalam mapel tersebut terdapat sub- sub
tersendiri yaitu ada al-
Quran Hadist, SKI, Aqidah Akhlak maupun Fikh. Berkaitan dengan
prestasi belajar PAI
tersebut, berarti seorang siswa mendapatkan hasil belajar baik
al-Quran Hadits, SKI, Aqidah
Akhlak, maupun Fikh dalam satu kesatuan yang diwujudkan dalam
satu nilai yang disebut
dengan nilai PAI. Hal ini berbeda dengan Madrasah Ibtidaiyah
al-Quran Hadits, SKI, Aqidah
Akhlak maupun Fikh berdiri sendiri sebagai mata pelajaran.
B. Perilaku Keagamaan
-
Pengertian perilaku keagamaan dapat dijabarkan dengan cara
mengartikan
perkata. Kata perilaku berarti tanggapan atau reaksi individu
terhadap rangsangan
atau lingkungan (Poerwodarminto, 1988: 569). Sedangkan kata
keagamaan berasal
dari kata dasar agama yang berarti sistem, prinsip kepercayaan
kepada Tuhan
dengan ajaran kebaktian dan kewajiban yang bertalian dengan
kepercayaan itu
(Mukti Ali, 1991: 3). Kata keagamaan itu sudah mendapat awalan
ke dan
akhiran an yang mempunyai arti sesuatu (segala tindakan) yang
berhubungan
dengan agama.
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu, sifat yang
mempunyai
pengetahuan yang luas, tidak mencakup kegiatan yang motorik
saja, seperti berbicara,
berjalan, akan tetapi juga membahas fungsi, seperti melihat,
mendengar, berpikir dan
sebagainya. Keagamaan adalah sesuatu yang berdasarkan agama,
sifat-sifat yang terdapat
dalam agama atau sesuatu yang mengenai tentang agama; keimanan,
muamalah, sosial
dan lain-lain (Ali Nurdin, 2006:261).
Menurut Rachmad Djatnika (2006: 34), dalam bukunya Sistem Etika
Islam
(Akhlak Mulia) menyebutkan prilaku manusia terbagi tiga:
1. Perbuatan yang dikehendaki atau disadari.
2. Perbuatan yang dilakukan atau dikehendaki akan tetapi
perbuatan itu di luar
kemampuan sadar atau tidak sadar, dia tidak bisa mencegah dan
ini bukan
perbuatan akhlak.
-
3. Perbuatan yang samar, tengah-tengah. Yang dimaksud dengan
perbuatan itu
mungkin pada perbuatan akhlak atau tidak pada hakikatnya
perbuatan itu bukan
perbuatan akhlak, akan tetapi perbuatan tersebut juga merupakan
perbuatan
akhlak, sehingga berlaku juga hukum akhlak baginya yaitu baik
atau buruk.
Menurut Ahmad Amin (1991:12) perilaku adalah tindakan yang
berdasar
kehendak, seperti berkata benar, dusta, perbuatan dermawan dan
kikir. Perilaku menurut
Hasan Langgulung diartikan sebagai semua aktivitas yang dibuat
oleh seseorang yang
disaksikan. Sedang perilaku keagamaan atau sikap religius adalah
keadaan dalam diri
seseorang dalam merasakan dan mengakui adanya kekuatan tertinggi
yang menaungi
kehidupan manusia dengan cara melaksanakan perintah Tuhan sesuai
dengan kemampuan
dan meninggalkan seluruh larangan-Nya. Ada beberapa dimensi yang
menjadi ukuran
tentang perilaku keagamaan ini yaitu beriman, bertaqwa dan amar
maruf nahi mungkar
(Ali Nurdin, 2006: 157-158). Sedangkan Moh. Arifin (2001:78)
berpendapat perilaku
keagamaan berasal dari dua kata, perilaku dan keagamaan.
Perilaku adalah gejala
(fenomena) dari keadaan psikologis yang terlahirkan dalam rangka
usaha memenuhi
kebutuhan dan mencapai tujuan. Keagamaan (agama) adalah segala
yang disyariatkan
oleh Allah dengan perantaraan Rasul-Nya berupa perintah dan
larangan serta petunjuk
kesejahteraan dalam hidup. Dari penjelasan di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa
perilaku keagamaan adalah gejala (fenomena) yang ada pada diri
manusia yang berusaha
untuk memenuhi kebutuhannya yang dapat meninggalkan suatu usaha
yang dapat
menaungi kehidupan manusia dengan cara melaksanakan semua
perintah Tuhan sesuai
dengan kemampuan dan meninggalkan semua larangan-Nya.Perilaku
keagamaan yang
-
dibahas meliputi masalah sabar, ikhlas, dan
tawakal.(Sumber:http://id.shvoong.com/social-sciences/counseling/2204639-)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
perilaku
keagamaan adalah segala tindakan, perbuatan atau ucapan yang
dilakukan karena
berdasarkan keyakinan terhadap agamanya. Tindakan atau ucapan
tersebut karena
berkeyakinan terhadap Tuhannya. Di dalam agama tentunya ada
ajaran-ajaran yang
menjadi landasan seseorang dalam menjalani kehidupan, baik
ajaran-ajaran itu bersifat
perintah maupun yang bersifat larangan. Di dalam kehidupan
sehari-hari secara tidak
langsung banyak aktivitas yang telah kita lakukan baik itu yang
ada hubungannya antara
makhluk dengan pencipta, maupun hubungan antara makhluk dengan
sesama makhluk, itu
pada dasarnya sudah diatur oleh agama.
Setiap perilaku tentunya mempunyai wujud atau bentuk, demikian
juga dengan
perilaku keagamaan, tentunya mempunyai wujud atau bentuk
tertentu yang bersifat
agama. Dalam kehidupan sehari-hari manusia senantiasa melakukan
aktivitas-aktivitas
kehidupannya atau dalam arti melakukan tindakan baik itu erat
hubungannya dengan
dirinya sendiri ataupun berkaitan dengan orang lain yang biasa
dikenal dengan proses
komunikasi baik itu berupa komunikasi verbal atau perilaku
nyata, akan tetapi di dalam
melakukan perilakunya mereka senantiasa berbeda-beda antara satu
dengan lainnya, hal
ini disebabkan karena motivasi yang melatarbelakangi
berbeda-beda.
Kemudian dari sistem ini muncullah pembahsan mengenai
macam-macam
perilaku seperti pendapat yang dikemukakan oleh Said Howa (1994:
7), perilaku
menurutnya dikelompokkan dalam dua bentuk atau macam yakni :
-
a. Perilaku islami ialah perilaku yang mendatangkan kemaslahatan
kebaikan,
ketentraman bagi lingkungan.
b. Perilaku non islami ialah perbuatan yang mendatangkan
gelombang kerusakan,
kemunafikan, perilaku non islami ini tidak mencerminkan perilaku
yang dinafasi
dengan iman, tetapi dinafasi selalu dengan nafsu.
Sedangkan menurut Amin Syukur (2003: 64), dalam bukunya
Psikologi Agama
beliau menjelaskan tentang perilaku atau pola kelakuan yang
dibagi dalam 2 macam yakni
:
1. Pola kelakuan lahir adalah cara bertindak yang ditiru oleh
orang banyak secara
berulang-ulang.
2. Pola kelakuan batin yaitu cara berfikir, berkemauan dan
merasa yang diikuti oleh
banyak orang berulang kali.
Pendapat ini senada dengan pendapat Jamaluddin Kafi (1997: 97)
yang mana
beliau juga mengelompokkan perilaku menjadi dua macam yaitu
perilaku jasmaniyah dan
perilaku rohaniyah, perilaku jasmaniyah yaitu perilaku terbuka
(obyektif) kemudian
perilaku rohaniyah yaitu perilaku tertutup (subyektif).
Pembagian ini bisa terjadi karena
manusia adalah makhluk Allah yang mulia yang terdiri dari dua
macam yaitu jasmaniyah
dan jiwa atau rohani.
Sedangkan H. Abdul Aziz (1991: 68) mengelompokkan perilaku
menjadi dua
macam yaitu :
a. Perilaku oreal (perilaku yang dapat diamati langsung).
-
b. Perilaku covert (perilaku yang tidak dapat diamati secara
langsung)
Demikianlah macam-macam perilaku yang dikemukakan oleh beberapa
ahli
pendidikan, dimana dapat disimpulkan bahwasannya perilaku
seseorang itu muncul dari
dalam diri seorang itu (rohaniahnya), kemudian akan
direalisasikan dalam bentuk tindakan
(jasmaniahnya).(Sumber:
http://www.perkuliahan.com/perilaku-keagamaan-
siswa/#ixzz1zjdkeECW)
Berdasarkan pengertian perilaku keagamaan seperti yang
dijelaskan yaitu seluruh aktifitas anggota tubuh manusia
yang
berdasarkan syariat Islam atau ibadah dalam arti luas, baik
yang
berbentuk hubungan vertikal antar manusia dengan Allah SWT
maupun
yang berbentuk horisontal antara sesama makhluk, maka
bentuk-bentuk
perilaku keagamaan di sini bermacam-macam dan luas. Dalam
skripsi ini
secara umum hanya akan dibahas bentuk perilaku keagamaan yang
berkaitan dengan
perilaku keseharian siswa yang berkaitan dengan tindakan atau
perilaku diri sendiri seperti
berdoa setiap melakukan kegiatan, menjalankan ibadah kepada
Allah seperti shalat, puasa,
atau membaca al-Quran atau tindakan perbuatan siswa yang
berkaitan dengan sesama
baik kepada orang tua, teman sebaya ataupun tetangga, seperti
sopan santun, berkata baik
dan benar.
C. Kaitan Prestasi Belajar dengan Perilaku Keagamaan
Masih banyak orang yang mempertanyakan keberhasilan pendidikan
agama di
sekolah. Hal ini berkaitan dengan bebrapa hal; Pertama,
kenyataan anak didik setelah belajar
12 tahun baik SD, SMP, SMA, umumnya tidak mampu membaca al-Quran
dengan baik,
-
tidak melakukan shalat dengan tertib, tidak melakukan puasa
ramadhan dan tidak berakhlak.
Kedua, masih seringnya terjadi tawuran antar siswa sekolah yang
tidak jarang memakan
korban jiwa, juga masih banyaknya pelanggaran susila serta
tingginya prosntase pengguna
obat terlarang dan minuman keras dikalangan anak sekolah.
Ketiga, masih meluasnya
korupsi, kolusi dan nepotisme di semua sektor kemasyarakatan,
merupakan isyarat masih
lemahnya kendali akhlak di dalam diri seseorang, sehingga ia
bersifat konsumtif, berperilaku
hidup mewah, dan mudah tergoda untuk berbuat tidak baik. Ini
menggambarkan kurang
berperannya pendidikan agama (Husni Rahim, 2001:37).
Kekurangberhasilan pendidikan
agama di sekolah oleh sebagian pendapat dikatakan karena: isi
pendidikan agama yang ada
terlalu akademis, terlalu banyak topik, banyaknya pengulangan
yang tidak perlu. Akhlak
dalam arti perilaku hamir tidak diperhatikan, kecuali yang
bersifat kognitif dan hafalan. Di
dalam hal pengajaran al-Quran, proses yang ada hampir tidak
memungkinkan anak didik
memiliki kemungkinan membaca dan menulis al-Quran dengan baik,
karena metode yang
dipakai tidak memadai.
Tujuan pembelajaran yang terjadi di kelas berkaitan dengan mata
pelajaran adalah
penguasaan materi pembelajaran. Setiap siswa yang menguasai
materi secara otomatis
mempunyai prestasi terhadap mata pelajaran tersebut. Berkaitan
dengan mata pelajaran agama
Adapun materi pokok dari pendidikan agama Islam yaitu diambil
dari inti pokok Islam
meliputi:
1. Masalah Keimanan / Aqidah
Aqidah adalah bersifat Itiqod batin, mengajarkan keesaan Allah,
Esa sebagai
Tuhan yang mencipta, mengatur dan meniadakan alam ini.
-
2. Masalah Keislaman / Syariah
Syariah adalah berhubungan dengan amal lahir dalam rangka
mentaati semua
pengaturan dan hukum Tuhan, guna mengatur hubungan antara
manusia dengan
Tuhan dan mengatur pergaulan hidup dan kehidupan manusia.
3. Masalah Ikhsan / Akhlak
Akhlak adalah suatu amalan yang bersifat pelengkap penyempurna
bagi kedua
amal di atas dan yang mengajarkan tentang tata cara pergaulan
hidup manusia
(Ahmad Amin, 1993: 60)
Pendidikan Agama Islam merupakan bagian terpenting yang harus
dilaksanakan
dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik
untuk menjadi
manusia yang berakhlak mulia (bermoral). Sebab dewasa ini bangsa
Indonesia sedang
mengalami krisis yang berkepanjangan, terutama krisis moral.
Memiliki ilmu yang tinggi
tanpa dibarengi dengan keimanan dan ketaqwaan dapat membahayakan
dan merusak
tatanan hidup umat manusia itu sendiri, karena akan melahirkan
manusia-manusia yang
rakus yang hanya mementingkan diri sendiri tanpa mempedulikan
kepentingan umum.
Pendidikan agama Islam diartikan sebagai usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik
dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama
Islam melalui
kegiatan, bimbingan, pengajaran dan atau latihan (Shaleh,
2000:40). Adapun tujuan
pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah
adalah untuk
-
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
SWT., serta
pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang
terus berkembang dalam hal keimanan dan ketaqwaannya kepada
Allah SWT. serta
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
(Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2004 :238).
Harapan pendidikan terhadap setiap anak didik atau siswa yang
berprestasi
dalam hal ini menguasai materi yang telah diajarkan atau
diwujudkan dalam bentuk nilai
tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Ada hubungan yang
signifikan atau hubungan
yang linear apabila seorang yang berprestasi dengan perilaku
keagamaan.Seharusnya
semakin tinggi prestasi siswa semakin baik pula perilaku
keagamaannya. Pernyataan ini
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia yaitu
tercapainya kualitas manusia
Indonesia seutuhnya yang memiliki 10 kriteria yaitu beriman dan
bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan,
memiliki ketrampilan,
memiliki kesehatan jasmani dan rohani, memiliki kepribadian yang
mantap, memiliki
kepribadian yang mandiri, memiliki rasa tanggung jawab
kemasyarakatan, memiliki rasa
kebangsaan (UU Sisdiknas, 2003: 4).
Kesepuluh nilai di atas mengharuskan usaha yang sungguh-sungguh
untuk
memberikan pendidikan agama yang sebaik-baiknya kepada siswa.
Harapan masyarakat
atau orang tua terhadap anaknya setelah anak tersebut belajar
dan menguasai materi
dalam hal ini berprestasi anak tersebut mempunyai kemampuan ilmu
pengetahuan dan
berperilaku sesuai dengan aturan atau norma yang telah diajarkan
di sekolah. Begitu juga
dengan siswa yang mempunyai prestasi dalam mapel agama tentunya
mempunyai
perilaku yang baik, baik berkaitan dengan pengetahuan maupun
mempunyai perilaku
-
atau tindakan yaitu mempunyai kemampuan membaca al-Quran, taat
beribadah, dan
berakhlak mulia. Secara ideal ada hubungan yang positif semakin
tinggi prestasi siswa
semakin baik pula perilaku siswa tersebut. Semakin tinggi
prestasi anak di sekolah dalam
bidang agama semakin tinggi perilaku keagamaannya baik yang
berkaitan dengan
kemampuan membaca al-Quran atau semakin tinggi pula akhlaknya
baik terhadap Allah
dalam hal ini shalat dan ibadahnya maupun akhlak yang berkaitan
dengan manusia baik
orang tua, guru atau dengan sesamanya.
-
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SD Negeri Madyocondro Secang Kab. Magelang
SD Negeri Madyocondro merupakan salah satu sekolah dasar
negeri
yang berada di Wilayah Kecamatan Secang Kabupaten Magelang
selain SD-SD
Negeri yang lain yang berada di Kecamatan Secang Kab. Magelang.
Adapun
alamat SD Negeri Madyocondro adalah Jl. Temanggung No. 46
Catak
Madyocondro Kecamatan Secang Kab. Magelang Kode Pos. 56195. SD
ini
merupakan satu-satunya sekolah dasar negeri yang berada di desa
Catak. SD ini
didirikan oleh pemerintah karena kebutuhan masyarakat akan
pendidikan dasar
bagi anak-anak yang berada di desa Catak.
B. Profil SD Negeri Madyocondro Kec. Secang kab. Magelang
Tabel 1.
Profil SD Negeri Madyocondro
1 Nama Sekolah SD N Madyocondro
2 Nomer Statistik 101030820006
3 Propinsi Jawa Tengah
4 Otonomi Daerah Magelang
5 Kecamatan Secang
6 Desa/ Kelurahan Madyocondro
7 Jalan/ Nomer Jl. Temanggung 46
-
8 Kode Pos 56195
9 Telpon (0293) 3217055
10 Fakmile/ Fak -
11 Daerah Pedesaaan
12 Status Sekolah Negeri
13 Kelompok Sekolah Sekolah Dasar
14 Akreditasi B
15 Surat Keputusan/SK
no. 421.2/031/09/36/85
Tgl. 31-08-1985
16 Penerbit SK di Tandatangani Oleh gubernur Jawa Tengah
17 Tahun Berdiri 01 Maret 1985
18 Tahun Penegrian 01 Maret 1985
19 Kegiatan Belajar Mengajar Pagi
20 Bangunan Sekolah Milik Sendiri
21 Lokasi Belajar Desa Madyocondro
22 Jarak ke Pusat Kecamatan 1 KM
23 Jarak ke Pusat Kota 22 KM
24 Terletak pada Lintasan Magelang Temanggung
25 Perjalanan Perubahan Sekolah -
26 Jumlah Keanggotaan -
27 Organisasi Penyelenggara Pemerintah
-
(Sumber Dokumentasi Sekolah SDN Madyocondro)
C. Visi Misi Sekolah Dasar Negeri Madyocondro Kec. Secang Kab.
Magelang
1. Visi
Taqwa, cerdas, terampil dan berbudi pekerti
2. Misi
a. Meningkatkan bidang keagamaan dengan kegiatan yang bernuansa
relegius
b. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang efektif
c. Menciptakan suasana yang kondusif untuk mengefektifkan
seluruh kegiatan
sekolah
d. Mengembangkan budaya bagi siswa dalam upaya meningkatkan
prestasi
e. Melestarikan dan mengembangkan oleh raga, seni, dan
budaya
f. Mengembangkan budaya yang luhur dan cinta tanah air.
3. Indikator Visi
a. Unggul dalam beribadah
b. Unggul dalam penilaian UAS-UASBN
c. Unggul dalam bidang olah raga, kesehatan dan hasta karya
d. Unggul dalam budi pekerti, sopan santun, dan tingkah laku
-
D. Daftar Guru SD N Madyocondro Kec. Secang Kab. Magelang
Tabel 2.
Guru SD N Madyocondro
NO NAMA KEDUDUKAN
1 Sulistyo Wibowo Kepala Sekolah
2 Antik Setyowati Guru Kelas
3 Christiana Evi Andriani Guru Kelas
4 Naryati Guru Kelas
5 Saldono Guru Kelas
6 Sutarti Guru Kelas
7 Sri Sugiyati Guru Kelas
8 Eny Purwati Guru Kelas
9 Rahmah Listiyati Guru Kelas
10 Ansori Budi Cahyana Guru Kelas
11 Etty Kundari Guru Kelas
12 Sri Purwaningsih Guru Kelas
13 Mujariyah Guru Kelas
14 Siti Sumarliyah Guru Kelas
15 Siti Istfhamah Guru Agama
16 Rusyanto Guru OR
17 Neni Tri wahyu Guru Bahasa Inggris
18 Siti Parida Guru SBK
(Sumber SDN Madyocondro )
-
E. Penyajian Data Perilaku Keagamaan Siswa SD Negeri
Madyocondro
Kecamatan Secang Kab. Magelang
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti oleh penulis, dibawah
ini akan
disajikan data tentang perilaku keagamaan siswa SD Negeri
Madyocondro Kec.
Secang Kab. Temanggung yang diperoleh dari angket.
Adapun langkah-langkah yang diambil penulis dalam menyajikan
data
tentang prestasi belajar PAI serta perilaku keagamaan dengan
cara sebagai berikut:
1. Mengayajikan data prestasi belajar PAI siswa SD N Madyocondro
kelas 4 dan
5. Adapun data prestasinya adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Daftar prestasi belajar PAI siswa kelas 4 dan 5 SDN
Madyocondro
Nama Responden Prestasi Belajar
Uswatun Hasanah 95
Ahmad fauzi 92
Candra Andika 90
Margi Aminullah 88
M. Maruf Ardian 80
Zahwa Milata 88
Agnes Mardela P 90
Akhzar Bayu P 88
Alif Purnama 92
Ashari 90
Bayu Setyo Aji 80
Deni Kustanto 85
Henanda G Ilham 88
-
Khairun Nisa 78
Lutfi I Khamid 80
Nurul Fitriyani 85
Prestasia Putri 80
Rizka 95
Robit H.S 92
Titis Sari 94
Tri Cahya Nugraha 88
Yahya A Meda 90
Anggraeni H.Putri 90
Arya Dwi Setiawan 92
Novi S 90
Sri W Budayah 95
Azimatul Munawaroh 88
Ahmad Muizun 92
Avdi Syafii 88
Arifin Rahmad S 90
Dewi Ristanti 90
Ngalimudin 94
Abdul Rahman 88
Ardian P Mahardika 94
Laila Auzia Savira 92
Miko Sadam Alvian 90
Taufik Anwar 88
Adi Nur Rahman 90
Mam Akbar 92
Arya Budi Kusuma 95
Dwiyani 90
Heri Prodian 92
Muhammad Rizal 94
Prafinda F Ayu 92
Puji Astia N 94
Siti Maulidiyah 85
Suryanto 88
Vaiq A Dama 88
Ningrum Winiawati 92
Panji Jodi K 92
Ikbal Romadhon 94
-
Maidin Jatmiko 90
M Farid 92
Adi Siswanto 94
Saefur Rahim 88
Agus Muthohir M 92
Rindi Antika 94
Sumber : Nilai rapot siswa
2. Menyajikan data perilaku keagamaan siswa kelas 4 dan 5 SDN
Madyocondro.
Tabel 4.
Data perilaku keagamaan siswa kelas 4 dan 5 SD N Madyocondro
1 2 3 4
No Jawaban Bobot Nilai Jumlah
Res a b c d 4 3 2 1
1 14 - 1 - 56 - 2 - 58
2 13 - 2 - 52 - 4 - 56
3 7 8 - - 28 24 - - 52
4 10 3 2 - 40 9 4 - 47
5 9 3 2 1 36 9 4 1 40
6 6 6 2 1 24 18 4 1 46
7 9 - 6 - 36 - 12 - 48
8 7 6 2 - 24 18 4 - 46
9 12 2 1 - 48 6 2 - 56
10 7 6 2 28 18 4 50
11 5 4 6 20 12 12 44
-
12 9 5 1 - 36 15 2 - 53
13 12 - 1 2 48 - 2 2 52
14 2 7 6 - 6 21 12 - 40
15 8 - 6 1 32 - 12 1 44
16 7 2 5 1 28 6 10 1 45
17 6 2 6 1 24 6 12 1 43
18 14 - 1 - 56 - 2 - 58
19 9 4 2 - 36 12 4 - 52
20 12 - 3 - 48 - 6 - 54
21 5 7 3 - 20 21 6 - 47
22 7 7 1 - 28 21 2 - 51
23 10 3 2 - 40 9 4 - 53
24 11 3 1 - 44 9 2 - 55
25 3 12 - - 12 36 - - 48
26 12 3 - - 48 9 - - 58
27 3 9 3 - 12 27 6 - 45
28 9 6 - - 36 18 - - 54
29 3 11 1 - 12 33 2 - 47
30 9 1 5 - 36 3 10 - 49
31 8 3 4 - 32 9 8 - 49
32 10 5 - - 40 15 - - 55
33 7 3 4 1 28 9 8 1 46
-
34 12 2 1 - 48 6 2 - 56
35 10 3 2 - 40 9 4 - 53
36 3 11 1 - 12 33 2 - 47
37 8 - 6 1 32 - 12 1 44
38 9 1 5 - 36 3 10 - 49
39 10 4 1 - 40 12 2 - 54
40 14 - 1 - 56 - 2 - 58
41 7 7 1 - 28 21 2 - 51
42 8 6 1 32 18 2 - 52
43 10 5 - - 40 15 - - 55
44 11 1 3 44 3 6 53
45 9 6 - - 36 18 - - 54
46 7 6 2 - 28 18 4 - 50
47 12 - 3 - 48 - 6 54
48 3 12 - - 12 36 - - 48
49 12 1 2 - 48 3 4 - 55
50 9 4 2 - 36 12 4 - 52
51 7 8 - - 28 24 - - 52
52 8 5 2 - 32 15 4 - 51
53 10 1 4 - 40 3 8 - 52
54 12 - 3 - 48 - 6 - 54
55 7 - 8 - 28 - 16 - 44
-
56 12 1 2 - 48 3 4 - 55
57 9 - 6 - 36 - 12 - 50
-
BAB IV
ANALISIS DATA
Dalam menganalisis data ini, penulis berusaha untuk menguji
hipotesis yang telah
penulis kemukakan, apakah hipotesis itu benar dan dapat diterima
atau ditolak. Suatu
hopotesis itu akan diterima jika data yang didapatkan dalam
penelitian ini dan setelah
dianalisis setelah dianalisis menunjukkan ketidaksesuaian dengan
hipotesis yang diajukan.
Adapun data yang dianalisis disini adalah data tentang nilai
Pendidikan Agama
Islam sebagai variabel X dan data tentang nilai perilaku
keagamaan siswa sebagai variabel Y.
Dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan korelasi data
kuantitatif dengan
menggunakan rumus Korelasi Product Moment, dengan melalui tiga
tahap analisis yakni:
A. Analisis Pendahuluan
Pada analisis pendahuluan ini penulis menyusun data tentang
nilai
Pendidikan Agama Islam dan data tentang perilaku keagamaan siswa
SD
Negeri Madyocondro Kec. Secang Kab. Magelang. Mengingat kedua
data
tersebut masih bersifat kualitatif, agar dapat dianalisis secara
kuantitatif, maka
penulis memberikan penilaian terhadap kedua data tersebut.
1. Data prestasi PAI siswa kelas 4 dan 5 SD N Madyocondro
Adapun data tentang prestasi PAI siswa kelas 4 dan 5 SD N
Madyocondro, diperoleh dari nilai raport siswa kelas 4 dan 5.
Adapun nilainya
sebagai berikut:
-
Tabel 4
NILAI RAPORT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SISWA SD NEGERI MADYOCONDRO
Nama Responden Prestasi Belajar
Uswatun Hasanah 95
Ahmad fauzi 92
Candra Andika 90
Margi Aminullah 88
M. Maruf Ardian 80
Zahwa Milata 88
Agnes Mardela P 90
Akhzar Bayu P 88
Alif Purnama 92
Ashari 90
Bayu Setyo Aji 80
Deni Kustanto 85
Henanda G Ilham 88
Khairun Nisa 78
Lutfi I Khamid 80
Nurul Fitriyani 85
Prestasia Putri 80
Rizka 95
Robit H.S 92
Titis Sari 94
Tri Cahya Nugraha 88
Yahya A Meda 90
Anggraeni H.Putri 90
Arya Dwi Setiawan 92
Novi S 90
Sri W Budayah 95
Azimatul Munawaroh 88
Ahmad Muizun 92
Avdi Syafii 88
Arifin Rahmad S 90
Dewi Ristanti 90
Ngalimudin 94
Abdul Rahman 88
-
Ardian P Mahardika 94
Laila Auzia Savira 92
Miko Sadam Alvian 90
Taufik Anwar 88
Adi Nur Rahman 90
Mam Akbar 92
Arya Budi Kusuma 95
Dwiyani 90
Heri Prodian 92
Muhammad Rizal 94
Prafinda F Ayu 92
Puji Astia N 94
Siti Maulidiyah 85
Suryanto 88
Vaiq A Dama 88
Ningrum Winiawati 92
Panji Jodi K 92
Ikbal Romadhon 94
Maidin Jatmiko 90
M Farid 92
Adi Siswanto 94
Saefur Rahim 88
Agus Muthohir M 92
Rindi Antika 94
Sumber : Nilai rapot siswa
Berdasarkan nilai di atas dapat dijelaskan dengan rumus interval
yaitu
sebagai berikut:
4
1
dahsekorterennggiSekortertii
Sekor tertinggi adalah 95, dan skor terendah adalah 78, sehingga
hasil yang
diperoleh adalah:
4
17895
-
5,44
18
dibulatkan menjadi 5
Sehingga dapat diperoleh interval sebagai berikut:
Tabel : 5
Interval Kategori
Interval Kategori
91-95 Baik sekali
86-90 Baik
81-85 Sedang
76-80 Kurang
Berdasarkan interval di atas maka dapat diketahui kategori siswa
berdasarkan nilai atau prestasi
PAI siswa SD N Madyocondro.
Tabel 6
Kategori siswa
Interval Kategori Jumlah siswa
91-95 Amat baik 25 siswa
86-90 Baik 24 siswa
81-85 Cukup 4 siswa
76-80 Kurang 4 siswa
2. Data perilaku keagamaan siswa kelas 4 dan 5 SDN
Madyocondro.
Data ini diperoleh dari hasil angket yang telah diisi oleh
siswa-siswa
-
kelas 4 dan 5 SD N Madyocondro. Adapun hasilnya adalah
sebagai
berikut:
Tabel 7
HASIL JAWABAN ANGKET TENTANG PERILAKU KEAGAMAAN
SISWA SD Negeri Madyocondro
1 2 3 4
No Jawaban Bobot Nilai Jumlah
Res a b c D 4 3 2 1
1 14 - 1 - 56 - 2 - 58
2 13 - 2 - 52 - 4 - 56
3 7 8 - - 28 24 - - 52
4 10 3 2 - 40 9 4 - 47
5 9 3 2 1 36 9 4 1 40
6 6 6 2 1 24 18 4 1 46
7 9 - 6 - 36 - 12 - 48
8 7 6 2 - 24 18 4 - 46
9 12 2 1 - 48 6 2 - 56
10 7 6 2 28 18 4 50
11 5 4 6 20 12 12 44
12 9 5 1 - 36 15 2 - 53
13 12 - 1 2 48 - 2 2 52
14 2 7 6 - 6 21 12 - 40
-
15 8 - 6 1 32 - 12 1 44
16 7 2 5 1 28 6 10 1 45
17 6 2 6 1 24 6 12 1 43
18 14 - 1 - 56 - 2 - 58
19 9 4 2 - 36 12 4 - 52
20 12 - 3 - 48 - 6 - 54
21 5 7 3 - 20 21 6 - 47
22 7 7 1 - 28 21 2 - 51
23 10 3 2 - 40 9 4 - 53
24 11 3 1 - 44 9 2 - 55
25 3 12 - - 12 36 - - 48
26 12 3 - - 48 9 - - 58
27 3 9 3 - 12 27 6 - 45
28 9 6 - - 36 18 - - 54
29 3 11 1 - 12 33 2 - 47
30 9 1 5 - 36 3 10 - 49
31 8 3 4 - 32 9 8 - 49
32 10 5 - - 40 15 - - 55
33 7 3 4 1 28 9 8 1 46
34 12 2 1 - 48 6 2 - 56
35 10 3 2 - 40 9 4 - 53
36 3 11 1 - 12 33 2 - 47
-
37 8 - 6 1 32 - 12 1 44
38 9 1 5 - 36 3 10 - 49
39 10 4 1 - 40 12 2 - 54
40 14 - 1 - 56 - 2 - 58
41 7 7 1 - 28 21 2 - 51
42 8 6 1 32 18 2 - 52
43 10 5 - - 40 15 - - 55
44 11 1 3 44 3 6 53
45 9 6 - - 36 18 - - 54
46 7 6 2 - 28 18 4 - 50
47 12 - 3 - 48 - 6 54
48 3 12 - - 12 36 - - 48
49 12 1 2 - 48 3 4 - 55
50 9 4 2 - 36 12 4 - 52
51 7 8 - - 28 24 - - 52
52 8 5 2 - 32 15 4 - 51
53 10 1 4 - 40 3 8 - 52
54 12 - 3 - 48 - 6 - 54
55 7 - 8 - 28 - 16 - 44
56 12 1 2 - 48 3 4 - 55
57 9 - 6 - 36 - 12 - 50
-
Dari hasil data di atas dapat dijelaskan bahwa intervalnya
adalah 58 dikurangi
40 ditambah 1 dibagi 4.
dibulatkan menjadi 5
sehinga akan menghasilkan interval sebagai berikut:
Tabel : 8
INTERVAL
Interval Perilaku
54 58 Baik sekali
49 53 Baik
44 48 Sedang
39 43 Kurang
Dari interval diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tabel : 11
Tabel Perilaku keagamaan siswa kelas 4 dan 5 SDN madyocondro
Interval Kategori Jumlah siswa Prosentase
54 58 Baik sekali 18 siswa 31,57%
49 53 Baik 20 siswa 35,08%
44 48 Sedang 13 siswa 22,80%
4
14058 i
4
19i
75.4i
-
39 43 Kurang 6 siswa 10,52%
B. Analisis Lanjut
Analisis ini merupakan kelanjutan dari analisis pendahuluan.
Dalam analisis
ini diadakan tabulasi silang berdasarkan data yang ada dalam
analisis pendahuluan yaitu
antara nilai angket pengaruh prestasi pendidikan Agama Islam
dengan perilaku
keagamaan SD Negeri Madyocondro Kec.secang Kab. Magelang. Dalam
menganalisis
data tersebut penulis menggunakan rumus Korelasi Product Moment
dengan angka
kasar yang dikembangkan oleh Karl Pearson, didalam menguji
hipotesis yang diajukan.
Untuk lebih jelasnya dalam perhitungannya dapat dilihat pada
tabel berikut ini
Tabel 9 PERHITUNGAN KORELASI REGRESI LINIER DENGAN ANGKA KASAR
ANTARA PRESTASI PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM (X) DENGAN NILAI PERILAKU KEAGAMAAN (Y)
SISWA SD NEGERI MADYOCONDRO
No.
Responden X Y X
2 Y
2 XY
1 2 3 4 5 6
1 95 58 9025 3364 5510
2 92 56 8464 3136 5152
3 90 52 8100 2074 4230
4 88 47 7744 2209 4136
5 80 40 6400 1600 3680
6 88 46 7744 2116 4048
7 90 48 8100 2034 4320
8 88 46 7744 2116 4048
-
9 92 56 8464 3136 5152
10 90 50 8100 2500 4500
11 80 44 6400 1936 3520
12 85 53 7225 2809 4505
13 88 52 7744 2704 4576
14 78 40 6084 1600 3120
15 80 44 6400 1936 3520
16 85 45 7255 2025 3825
17 80 43 6400 1049 3440
18 95 58 9025 3364 5510
19 92 52 8464 2702 4784
20 94 54 8836 2916 5076
21 88 47 7744 2209 4136
22 90 51 8100 2601 4590
23 90 53 8100 2809 4770
24 92 55 8464 3025 5060
25 90 48 8100 2034 4320
26 95 58 9025 3364 5510
27 88 45 7744 2025 3960
28 92 54 8464 2916 4968
29 88 47 7744 2209 4136
30 90 49 8100 2401 4410
-
31 90 49 8100 2401 4410
32 94 55 8836 3025 5170
33 88 46 7744 2116 4048
34 94 56 8836 3136 5264
35 92 53 8464 2809 4876
36 90 47 8100 2209 4230
37 88 44 7744 1936 3872
38 90 49 8100 2401 4410
39 92 54 8464 2916 4968
40 95 58 9025 3364 5510
41 90 51 8100 2601 4590
42 92 52 8464 2704 4784
43 94 55 8836 3025 5170
44 92 53 8464 2809 4876
45 94 54 8836 2916 5076
46 85 50 7225 2500 4250
47 88 54 7744 2916 4752
48 88 48 7744 2034 4224
49 92 55 8464 3025 5060
50 92 52 8464 2704 4784
51 94 52 8836 2704 4888
52 90 51 8100 2601 4590
-
53 92 52 8464 2704 4784
54 94 54 8836 2916 5078
55 88 44 7744 1936 3872
56 92 55 8464 3025 5060
57 94 50 8836 2500 4700
Total 5117 2884 460307 147094 259776
diketahui bahwa N=57
])(][)([
))((
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
](2884)-x14709457][(460307)-x46030757[
(2884) (5117)- 57x259806
22xyr
)83843588384358)(2618368926237499(
1475742814807232
xyr
97,59999
49804xyr
rxy =0,830
C. Analisis Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto ( 2009: 75), koefisien korelasi
selalu terdapat
antara -1,00 sampai +1,00. Namun karena dalam menghitung sering
dilakukan
-
pembulatan angka-angka, sangat mungkin diperoleh koefisien lebih
dari 1,00. Koefisien
negatif menunjukkan hubungan kebalikan sedangkan koefisien yang
positif
menunjukkan adanya kesejajaran untuk mengadakan interpretasi
mengenai besarnya
koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
1. Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi
2. Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi
3. Antara 0,400 sampai dengan 0,600: cukup
4. Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah
5. Antara 0,00 sampai dengan 0,200 : sangat rendah
Berdasarkan hasil yang diperoleh yaitu 0,830, maka korelasinya
adalah
kategori sangat tinggi. Untuk menguji apakah harga rxy = 0,830
tersebut signifikan atau
tidak, kita konsultasikan dengan tabel product moment. Pada
harga tabel r-kritik pada
taraf signifikasi 1% = 0,250 dan 5% = 0,325. Karena harga harga
rxy sebesar0,830 lebih
besar dari r tabel, maka kita nyatakan sangat signifikan, dan
kita dapat menyimpulkan
bahwa korelasi antara X dan Y, yaitu antara prestasi pendidikan
Agama Islam dengan
perilaku keagamaan dinyatakan sangat signifikan.
-
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan ada
beberapa
hal yang menjadi kesimpulan, yaitu
1. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SD Negeri
Madocondro kelas
IV dan V tahun 2012 ini adalah sebagai berikut:
a.Siswa yang prestasi PAI nya baik sekali sebanyak 25 siswa
b. Siswa yang prestasi PAI nya kategori baik sebanyak 24
siswa
c. Siswa yang prestasi PAI nya sedang atau cukup sebanyak 4
siswa, dan
d. Siswa yang prestasi PAI nya kurang sebanyak 4 siswa
2. Perilaku siswa-siswa kelas IV dan V SD Negeri Madyocondro
secara
umum sangat bagus. Berdasarkan hasil penelitian dapat dinyatakan
bahwa
perilaku keagamaan siswa sebagai berikut:
a.Siswa yang perilaku keagamaannya baik sekali sebanyak 18 siswa
atau 31,57%
b. Siswa yang perilaku keagamaannya baik sebanyak 20 siswa
atau
35,08%
c. Siswa yang kategori perilaku keagamaannya sedang sebanyak
13
siswa atau 22,80%
-
d. Siswa yang perilku keagamaannya kurang sebanyak 6 siswa
atau
10,52%
i. Berdasarkan hasil yang diperoleh antara prestasi dan perilaku
keagamaan
siswa SD N Madyocondro yaitu rxy = -1,06, ts 1% adalah dan
0,010, ts
5% adalah 0,053 maka dapat dinyatakan bahwa korelasi yang
signifikan
antara prestasi dengan perilaku keagamaan. Semakin tinggi
prestasi PAI
siswa semakin baik perilaku keagamaannya.
B. Saran
Ada beberapa hal yang menjadi catatan pada saat pelaksanaan
penelitian yang
menjadi saran bagi guru PAI untuk lebih dapat meningkatkan
prestasi belajar
siswa sehingga perilaku keagamaan siswa menjadi kebih baik
lagi
1. Dalam proses belajar mengajar tidak hanya bercerita, atau
mencatat tetapi
berusaha mengajak anak-anak untuk merasakan langsung pada apa
yang
dipelajari
2. Adanya buku kegiatan siswa yang harus diisi oleh siswa dan
diketahui oleh
orang tua. Buku kegiatan tersebut berisikan kegiatan keagamaan
apa saja
yang dilaksanakan dalam satu hari tersebut.