Top Banner
STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN UTERUS TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L.) PASCA ORGANOGENESIS SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr.& Perry.) Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Sains Oleh: NURBETY ANNA GRAHANA M0404010 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008
20

STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN …/STRUKTU… · STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN ... laporan pada tahun 2001 pada urutan ... Pada hari ke-18,hewan uji

Feb 05, 2018

Download

Documents

duongtram
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN …/STRUKTU… · STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN ... laporan pada tahun 2001 pada urutan ... Pada hari ke-18,hewan uji

STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN UTERUS

TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L.) PASCA ORGANOGENESIS

SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia

pendens Merr.& Perry.)

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh gelar Sarjana Sains

Oleh:

NURBETY ANNA GRAHANA

M0404010

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2008

Page 2: STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN …/STRUKTU… · STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN ... laporan pada tahun 2001 pada urutan ... Pada hari ke-18,hewan uji

PERSETUJUAN

NASKAH PUBLIKASI

STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN UTERUS

TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L.) PASCA ORGANOGENESIS

SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia

pendens Merr.& Perry.)

Oleh:

NURBETY ANNA GRAHANA

M0404010

telah disetujui untuk dipublikasikan

Surakarta,

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Okid Parama Astirin, M.S.

NIP. 131 569 270

Mengetahui,

Ketua Jurusan Biologi

Dra. Endang Anggarwulan, M.Si

NIP. 130 676 864

Prof. Drs. Sutarno, M.Sc, Ph.D

NIP. 131 649 948

Page 3: STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN …/STRUKTU… · STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN ... laporan pada tahun 2001 pada urutan ... Pada hari ke-18,hewan uji

CELL STRUCTURE AND MYTOTIC INDEX OF HEPAR CELL AND

UTERUS OF ALBINO RAT (Rattus norvegicus L.) POST

ORGANOGINESIS AFTER ADDITION OF SARANG SEMUT

(Myrmecodia pendens Merr. & Perry)

NURBETY ANNA GRAHANA

Biology Department, Mathematics and ScienceFaculty

Sebelas Maret University of Surakarta.

ABSTRACT

Myrmecodia pendens Merr. & Perry is plantation which has the function

of anti-cancer. This research objection is to figure out the changes structure of

hepar and uterus, and comparison index of mitotic of hepar cell and uterus cell.

This research uses cluster random sampling with six group of treatment,

each group gets five times repetition. The treatments given as follows : first group

is control and uses 3 ml aquades; second, third, fourth, fifth, and sixth group is

uses 3 ml from 0.025%, 0.050%, 0.075%, 0.100%, 0.125% of sarang semut

extract. The rats are fed with Br II and tap water ad libitum. The experiment is

given per oral on 7 – 17 gestation days (organogenesis phase). The zero day of

pregnancy will be known if both of them are mating, and female rats show vaginal

plug. The quantitive data of is analysed by one way anova and different test with

DMRT.

The result shows that the extract giving for the structure damage of hepar

cell, so it influences mitotic index. The highest hepar cell damage happens to the

group of 0,125 % dose that is 36,53% reversible characteristic and 14,62%

irreversible characteristic. While the lowest to the group of 0,050 % dose that is

6,64% reversible characteristic and 6,25% irreversible characteristic. The highest

index of mitotic of hepar cell happens to the group of 0,050% dose that is 93,69%,

while the lowest to the group 0,125% dose that is 7,33%. Index mitotic of the

highest uterus cell happens to the 0,125 % dose group that is 9,19 %. While the

lowest to the group 0,025 % dose that is 7,33 %. The cell damage caused by the

extract is not truly different so it can be categorated safe to consumsed by

pregnant R. norvegicus.

Keywords: Sarang semut extract, cell structure, mitotic index, hepar, uterus.

Page 4: STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN …/STRUKTU… · STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN ... laporan pada tahun 2001 pada urutan ... Pada hari ke-18,hewan uji

Pendahuluan

Penyakit kanker merupakan penyakit kedua terbesar di dunia setelah

jantung yang menyebabkan kematian, sedangkan di Indonesia berdasarkan

laporan pada tahun 2001 pada urutan keenam (Fudholi, 2003; Tjindarbudi dan

Mangunkusumo, 2002). Kasus kanker di Indonesia dari tahun ke tahun terus

meningkat. Kanker mulut rahim dan payudara yang merupakan jenis kanker

paling banyak ditemukan di Indonesia (Mangan, 2003).

Pengobatan kanker secara medis yang biasa dilakukan selama ini adalah

dengan terapi pembedahan, penyinaran, dan terapi kimia. Kebanyakan masyarakat

umumnya tidak mau melakukan pengobatan secara medis karena alasan-alasan

tertentu seperti alasan psikologis, ekonomi, adanya efek samping, serta karena

tidak adanya jaminan kesembuhan. Namun masyarakat lebih memilih pengobatan

secara tradisional, maka banyak dilakukan penelitian obat tradisional untuk

kanker.

Pengembangan anti kanker dari tanaman obat adalah karena memiliki

sedikit efek samping dan tidak mahal harganya. Indonesia merupakan pusat

keanekaragaman hayati dunia dengan lebih kurang 30.000 jenis tanaman yang 940

spesiesnya telah diketahui berkhasiat sebagai obat (Sulasmono, 2000), salah

satunya adalah sarang semut (Myrmecodia pendens). Secara empiris tumbuhan ini

dapat digunakan sebagai obat anti kanker karena kandungan senyawa-senyawa

kimia seperti flavonoid dan senyawa kimia golongan fenol ataupun polyfenol

misalnya tanin yang berpotensi sebagai obat anti kanker (De Padua et al., 1999;

Subroto dan Saputro, 2006). Sarang semut beraksi sebagai anti mitosis dimana

flavonoid yang terkandung di dalam sarang semut dapat menghambat kinerja dari

semua CDK (cyclin dependent kinase) yang merupakan regulator siklus sel serta

mampu menginaktivasi protein-protein yang berperan dalam tranduksi sinyal dari

faktor pertumbuhan. Sarang semut mampu mengatasi serangan kanker dengan

menginaktifasi karsinogen atau menonaktifkan sel pembentuk kanker,

menghambat siklus sel dan melakukan induksi apoptosis (Subroto dan Saputro,

2006).

Page 5: STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN …/STRUKTU… · STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN ... laporan pada tahun 2001 pada urutan ... Pada hari ke-18,hewan uji

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Budiani (2007) bahwa

beberapa senyawa flavonoid yang dikandung oleh tumbuhan sarang semut secara

alamiah mampu menghambat terbentuknya kompleks CDK pada beberapa fase

dalam siklus sel pada fase G1 dan G2/M. Sebagai tindak lanjut dari penelitian

tersebut diatas guna mendalami bagaimana mengetahui selektifitas sarang semut

dalam memusnahkan sel kanker, salah satu metoda yang dilakukan adalah dengan

pengujian pada sel-sel hepar dan uterus yaitu melakukan penelitian terhadap

indeks mitosis dan struktur dari sel hepar dan sel uterus bagaimana pengaruh dari

flavonoid setelah pemberian ekstrak sarang semut, sehingga penelitian ini dapat

dijadikan sebagai bukti dasar untuk mengetahui selektifitas dari ekstrak sarang

semut untuk memusnahkan sel kanker. Penelitian bertujuan untuk mengetahui

perubahan struktur histologis hepar dan uterus serta indeks mitosis sel hepar dan

sel uterus.

Bahan dan Metode

A. Bahan

Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

1. Bahan untuk perlakuan : Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih (R

norvegicus) bunting hari ke nol umur tiga bulan dengan berat rata-rata 200

g, pellet Par G sebagai pakan sehari-hari, ekstrak sarang semut (M.pendens),

dan air.

2. Bahan untuk pengamatan struktur sel dan mitosis : eter, garam fisiologis,

larutan bouin, toluol atau toluen, alkohol bertingkat, parafin dengan titik cair

500-55

0, gliserin, albumin meyer, hematoxilin-eosin, enthellan, dan formalin

10%.

B. Cara Kerja

Dalam penelitian ini digunakan rancangan percobaan berupa Rancangan Acak

Lengkap (Completely Randomized Design) yang menggunakan enam perlakuan

dengan lima ulangan pada masing-masing perlakuan (Gomez, 1995).

1. Pra-perlakuan

Proses pengawinan pada tiga puluh tikus putih (R. norvegicus) betina dewasa

pada fase siklus estrus disatukan dalam satu kandang dengan 10 tikus putih jantan.

Page 6: STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN …/STRUKTU… · STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN ... laporan pada tahun 2001 pada urutan ... Pada hari ke-18,hewan uji

Pada hari berikutnya tikus-tikus betina tersebut diperiksa vaginal plug (sumbat

vagina), apabila terdapat vaginal plug atau setelah dilihat secara mikroskopis

dengan metode apus vagina dan terdapat spermatozoa maka hari tersebut

ditetapkan sebagai hari ke nol kebuntingan.

2. Perlakuan

1. Persiapan Hewan Percobaan

i) Jumlah total tikus bunting yang digunakan adalah 30 tikus yang dibagi

dalam enam kelompok dengan pembagian pada masing-masing kelompok

terdiri atas lima tikus bunting yang dipelihara dalam satu kandang dengan

perlakuan yang sama.

ii) Tikus bunting diberi makan dan minum secara ad libitum.

2. Cara Meramu Ekstrak Sarang Semut dan Dosis Pemakaian

Pada dasarnya cara meramu sarang semut sangatlah sederhana

menurut Subroto (2006), karena bahannya sudah dalam bentuk serbuk dan

merupakan ramuan tunggal. Cara meramu sarang semut (Dekoktum) sebagai

berikut :

a) Serbuk sarang semut telah tersedia dalam bentuk bubuk produksi Prima

Solusi Medika, Wamena-Papua.

b) Serbuk sarang semut diambil sebanyak satu sendok makan penuh (sekitar

10g) bubuk dan dimasukkan ke dalam panci yang terbuat dari stainless

steel yang berisi 500 ml air (± 2 gelas air).

c) Bubuk sarang semut di masak sampai mendidih, api dikecilkan sambil

diaduk sesekali selama 15 menit (2 gelas air menjadi 1 gelas).

d) Hasil rebusan didinginkan dan disaring kemudian dituang dalam gelas.

Dosis pengkonsumsian Sarang semut pada manusia sebanyak 2-3 kali

@ 250 cc atau 1-2 Kapsul @ 500mg. Dengan perhitungan kesetaraan

antara manusia (50 kg) dan tikus (200 g) maka diperoleh dosis normal

sebagai berikut, dengan perhitungan :

Dosis normal : mL

gram

mL

gram

hari

mL

250

10

500

102502 %

Pemberian dosis : %050,0018,0%250

70

Page 7: STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN …/STRUKTU… · STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN ... laporan pada tahun 2001 pada urutan ... Pada hari ke-18,hewan uji

3. Perlakuan Hewan Uji

Larutan ekstrak sarang semut diberikan secara oral dengan menggunakan

kanula. Dosis per hari diberikan per 200 gram berat badan tikus, masing-

masing kelompok adalah sebagai berikut:

a) Kelompok I : dosis dengan konsentrasi ekstrak sarang semut 0,0%

b) Kelompok II : dosis dengan konsentrasi ekstrak sarang semut 0,025%

c) Kelompok III : dosis dengan konsentrasi ekstrak sarang semut 0,050%

d) Kelompok IV : dosis dengan konsentrasi ekstrak sarang semut 0,075%

e) Kelompok V : dosis dengan konsentrasi ekstrak sarang semut 0,100%

f) Kelompok VI : dosis dengan konsentrasi ekstrak sarang semut 0,125%

4. Pemberian Ekstrak Sarang semut

Sebelum diberi perlakuan, tikus bunting terlebih dahulu ditimbang

sehingga diketahui berat awalnya. Penimbangan dilakukan pada hari ke-7

(hari kawin dianggap hari ke-0 kebuntingan). Setelah penimbangan diberi

ekstrak sarang semut secara oral sampai hari ke-17 kebuntingan (masa

organogenesis), hari ke-18 tikus bunting dikorbankan.

5. Pembedahan dan Pengamatan

Pada hari ke-18,hewan uji dibunuh dengan cara dislokasi servik dan

dilakukan bedah Caesar untuk mengambil hepar dan uterus lalu dicuci dengan

larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).

Kemudian dilakukan pembuatan preparat histologis dengan metode

paraffin menurut Suntoro, dkk (1983), dengan langkah sebagai berikut :

Fiksasi, pencucian (washing), dehidrasi, penjernihan (clearing), infiltrasi

paraffin, penanaman (embedding), penyayatan (section), penempelan

(affixing), pewarnaan (staining), penutupan (mounting) dan yang tahap

terakhir adalah labeling.

C. Analisis Data

Data kualitatif (struktur sel hepar yang bersifat reversible maupun irreversible

dan sel uterus) yang diperoleh dianalisis dengan analisis varian (ANAVA)

kemudian diuji Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf signifikansi

5%. Sedangkan untuk pengamatan terhadap pembelahan pada sel hepar dan

uterus, berat hepar dan berat uterus dilakukan analisis secara kuantitatif.

Page 8: STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN …/STRUKTU… · STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN ... laporan pada tahun 2001 pada urutan ... Pada hari ke-18,hewan uji

Hasil dan Pembahasan

A. Efek Ekstrak Sarang Semut terhadap Struktur Histologis Sel Hepar dan

Indeks Mitosis Sel Hepar

Tabel 1, menunjukkan adanya perbedaan yang nyata dari tingkat

kerusakan struktur dan nilai indeks mitosis dari masing-masing kelompok.

Tabel 1. Hasil Pengamatan Struktur Sel, Indeks Mitosis Hepar dan Uterus

No Parameter

Dosis sarang semut (%)

0,025 0,050 0,075 0,100 0,125

Aquades Sarang Semut Sarang Semut Sarang Semut Sarang Semut Sarang Semut

1 Jml Induk Hamil 5 5 5 5 5 5

2

Persentase indeks mitosis

sel hepar

(95,79%)d

(91,38%)bc (93,69%)cd (88,27%)ab (89,58%)ab (87,67%)a

3 Berat hepar (gr) (rata-rata ± SD)

10,447± 0,929a

10,082± 1,567a

12,114 ±1,445a

11,393 ±1,703a

10,434 ±2,224a

9,621 ±1,221

4

Persentase indeks mitosis

sel uterus

(10,46%) a

(7,33%) a (8,23%) a (8.43%) a (8,51%) a (9,19%) a

5 Berat Uterus(gr) (rata-rata ± SD)

(3,283 ± 0,345) a

(2,929 ± 0,455 ) a

(3,307 ± 0,416) a

(3,358 ± 0,152) a

(2,984 ± 0,567)

a (3,052 ± 0,511) a

Keterangan : huruf yang sama dibelakang angka dalam satu baris menunjukkan tidak beda nyata

diantara perlakuan berdasarkan signifikasi 95%.

Gambar 1. Histogram Abnormalitas Sel Hepar R. norvegicus Setelah Pemberian Ekstrak Sarang

Semut selama Fase Oraganogenesis.

Dari data terlihat pada perlakuan dosis terendah, yaitu 0,025%

menunjukkan adanya perubahan struktur sel hepar dengan meningkatnya jumlah

sel yang abnormal bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini karena

ekstrak sarang semut masuk ke dalam hepar dan menghambat pembelahan sel.

Aktivitas penghambatan ini terkait dengan flavonoid yang terkandung dalam

sarang semut dan mampu berfungsi sebagai anti kanker (Subroto dan Saputro,

R2 = 0.725

0

10

20

30

40

50

60

70

0 1 2 3 4 5 6 7

DOSIS EKSTRAK SARANG SEMUT/200 g BB (%)

ABNO

RMAL

ITAS

SEL

HEP

AR (%

)

0,0 0,025 0,050 0,075 0,100 0,125

Page 9: STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN …/STRUKTU… · STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN ... laporan pada tahun 2001 pada urutan ... Pada hari ke-18,hewan uji

2006). Senyawa flavonoid yang dikandung oleh ekstrak sarang semut secara

alamiah mampu menghambat terbentuknya kompleks cyclin-CDK pada beberapa

fase penting dalam siklus sel. Titik kerja ini diperkirakan sebagaimana dinyatakan

oleh (Pecorino (2005) dalam Dyah (2007)) terletak pada terbentuknya kompleks

cyclin-CDK yang aktif. Flavonoid berikatan dengan protein kinase pada ATP

binding site-nya. Siklus sel pada fase G1 dan G2/M terganggu oleh adanya

flavonoid.

Hasil olah data anava (P<0,05 ) dari kerusakan struktur sel hepar baik yang

bersifat reversible maupun irreversible (Tabel 2) menunjukkan ada beda nyata

yang signifikan dari kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan.

Tabel 2. Rata-rata kerusakan struktur sel hepar R. norvegicus setelah perlakuan

Kelompok Perlakuan

Rata-rata

kerusakan struktur

sel hepar bersifat

reversible ± SD

Rata-rata

kerusakan struktur sel

hepar bersifat

irreversible ± SD

Jumlah rata-rata

kerusakan struktur sel

hepar ± SD

Kelompok kontrol 4,94 ± 2,78a

4,18± 1,08a

8,78 ± 2,97 a

Kelompok dosis 0,025 % 13,74 ± 14,87 ab

8,45 ± 3,19bc

22,39 ± 14,55ab

Kelompok dosis 0,050 % 6,64 ± 4,73ab

6,25 ± 1,09ab

13,11 ± 5,51ab

Kelompok dosis 0,075 % 32,38 ± 9,35bc

11,69 ± 2,25cd

43,84 ± 10,54bc

Kelompok dosis 0,100 % 22,30 ± 10,75 ab

10,13 ± 2,30bc

33,28 ± 10,44 bc

Kelompok dosis 0,125 % 36,53 ± 14,58c

14,62 ± 5,76d

49,65 ± 14,65d

Keterangan :

Huruf yang sama di belakang angka dalam 1 kolom menunjukkan berbeda nyata (signifikan)

dengan (P<0,05).

Tabel 2 menunjukkan bahwa ekstrak sarang semut yang memberikan efek

terparah pada perlakuan dosis tertinggi yaitu 0,125% sehingga menyebabkan

peningkatan kerusakan struktur sel hepar baik yang bersifat reversible maupun

irreversible yang tajam. Kerusakan struktur sel yang bersifat reversible adalah

terjadinya degenerasi sitoplasma dan degenerasi bengkak keruh (cloudy swelling)

dimana kerusakan ini dapat diperbaiki dengan terjadi regenerasi kembali. Untuk

kerusakan struktur sel yang bersifat irreversible yaitu kerusakan pada nukleus

yang mengalami piknotik, karioliosis dan karioreksis. Pada kelompok kontrol

kerusakan struktur sel hepar rendah baik yang bersifat reversible maupun

irreversible berkisar 4 %, namun lebih tinggi kerusakan yang bersifat reversible.

Hal ini karena kerusakan sel yang terjadi bukan disebabkan oleh adanya senyawa

toksik (flavonoid) tetapi disebabkan oleh terjadinya mekanisme regenerasi sel

Page 10: STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN …/STRUKTU… · STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN ... laporan pada tahun 2001 pada urutan ... Pada hari ke-18,hewan uji

tubuh secara alami. Untuk kelompok perlakuan mengalami peningkatan yang

fluktuatif.

Dari hasil penelitian (P<0,05) Tabel 2 dapat diketahui bahwa kelompok

kontrol dan kelompok dosis 0,050% termasuk dalam satu kategori karena tingkat

kerusakan struktur sel hepar dibawah 20%. Untuk kelompok dosis 0,025% dan

kelompok dosis 0,100% termasuk kedalam satu kategori dengan tingkat kerusakan

struktur sel hepar dibawah 40%. Sedangkan pada kelompok dosis 0,075% dan

kelompok dosis 0,125% mengalami kerusakan struktur sel hepar yang terparah

dengan nilai rata-rata diatas 40%. Pengamatan dilakukan dengan membandingkan

seluruh preparat mikroskopis satu dengan yang lain dalam lima bidang pandang.

Pengamatan mikroskopis dari seluruh kelompok memperlihatkan adanya

kerusakan sel yang sangat nyata (P<0,05). Banyak terlihat sel yang mengalami

piknotik dimana nukleus yang mati mengalami penyusutan. Pada bagian lain juga

terlihat keadaan sel yang intinya hancur diikuti dengan menyebarnya kromatin di

dalam sel (karioreksis). Akhirnya pada beberapa keadaan, nukleus yang mati

kehilangan kemampuan untuk diwarnai dan menghilang (tidak tampak jelas)

disebut kariolisis. Tetapi pada bagian lain masih terlihat sel yang mengalami

degenerasi sitoplasma, tampak sel-sel hepar yang terisi oleh kumpulan lemak dan

vakuola kosong yang menggeser nukleus ke pinggir. Tahapan ini terjadi pada

proses regenerasi awal dan bersifat reversible. Untuk degenerasi nukleus bersifat

irreversible. Kerusakan struktur sel hepar ini terjadi karena terakumulasinya

flavonoid yang terkandung dalam ekstrak sarang semut. Ren (2003) dan Pecorino

(2005) dalam Dyah (2007) melaporkan bahwa beberapa senyawa flavonoid yang

dikandung oleh tumbuhan secara alami mampu menghambat kinerja atau

menghambat terbentuknya kompleks cyclin-CDK yang merupakan regulator

siklus sel. Hal ini mengakibatkan terjadinya kematian sel yang dapat terlihat

secara histologis.

Hasil olah data kuantitatif dari berat hepar (Tabel 3) menunjukkan tidak

ada beda nyata (P>0,05) yang signifikan dari kelompok kontrol dengan kelompok

perlakuan kecuali kelompok dosis 0,125 %.

Tabel 3. Rata-rata berat hepar R. norvegicus setelah perlakuan

Page 11: STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN …/STRUKTU… · STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN ... laporan pada tahun 2001 pada urutan ... Pada hari ke-18,hewan uji

Kelompok Perlakuan Rata-rata Berat Hepar ± SD Perubahan

Kelompok kontrol 10,447 ± 0,929a

-

Kelompok dosis 0,025 % 10,082 ± 1,567 a 0,365

**

Kelompok dosis 0,050 % 12,114 ± 1,445 a 1,667

*

Kelompok dosis 0,075 % 11,393 ± 1,703 a 0,946

*

Kelompok dosis 0,100 % 10,434 ± 2,224 a 0,013

**

Kelompok dosis 0,125 % 9,621 ± 1,221b

0,826 **

Keterangan :

Huruf yang sama di belakang angka dalam 1 kolom menunjukkan tidak berbeda nyata (tidak

signifikan dengan P>0,05). *

: mengalami kenaikan **

: mengalami penurunan.

2. Efek Ekstrak Sarang Semut terhadap Indeks Mitosis Sel Hepar

Efek dari masuknya suatu ekstrak sarang semut ke dalam tubuh tikus

dapat menyebabkan kelainan pada proses pembelahan sel hepar.

Tabel 4 menunjukkan nilai indeks mitosis yang tertinggi pada kelompok

kontrol. Dilanjutkan dengan kelompok dosis 0,050% dan kelompok dosis 0,025%.

Untuk kelompok dosis 0,075%, kelompok dosis 0,100% dan 0,125% memilki

persentase kurang dari 90%. Berdasarkan uji anava (P<0,05 ) nilai indeks mitosis

pada penelitian ini terjadi perbedaan nyata. Namun untuk kelompok dosis 0,125%

dan 0,075% , kelompok dosis 0,100% dan 0,025%, serta kelompok dosis 0,050%

dan kelompok kontrol masing-masing memiliki persentase yang berdekatan.

Sehingga jumlah sel yang mengalami pembelahan dalam jumlah yang hampir

sama.

Tabel 4. Rata-rata indeks mitosis sel hepar R. norvegicus setelah perlakuan

Kelompok Perlakuan Rata-rata indeks mitosis sel hepar ± SD

Kelompok kontrol 95,79 ± 1,07d

Kelompok dosis 0,025 % 91,38 ± 3,12 bc

Kelompok dosis 0,050 % 93,69 ± 1,09cd

Kelompok dosis 0,075 % 88,27 ± 2,23ab

Kelompok dosis 0,100 % 89,58 ± 2,11ab

Kelompok dosis 0,125 % 87,67 ± 4,29a

Keterangan :

Huruf yang sama di belakang angka dalam 1 kolom menunjukkan berbeda nyata (signifikan)

(P<0,05).

Hasil uji anava (P<0,05) dari indeks mitosis sel hepar (Tabel 5)

menunjukkan ada beda nyata yang signifikan dari kelompok kontrol dengan

kelompok perlakuan. Nilai indeks mitosis dengan abnormalitas saling berkaitan.

Page 12: STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN …/STRUKTU… · STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN ... laporan pada tahun 2001 pada urutan ... Pada hari ke-18,hewan uji

Jika nilai abnormalitas sel tinggi kemungkinan akan terjadi pembelahan sel yang

meningkat. Tetapi dalam hal ini, nilai indeks mitosis berbanding terbalik dengan

nilai abnormalitas (Gambar 8). Hal ini karena adanya flavonoid yang dapat

menghambat pembelahan sel. Indeks mitosis adalah nilai perbandingan antara

jumlah sel yang membelah dengan jumlah total sel.

Berdasarkan uji anava nilai indeks mitosis antara kelompok kontrol

dengan kelompok perlakuan berbeda nyata (P<0,05). Pada kelompok dosis

0,125% memiliki indeks mitosis terendah karena flavonoid yang masuk dalam

jumlah yang banyak mampu menghambat kinerja atau menghambat terbentuknya

kompleks cyclin-CDK yang merupakan regulator siklus sel. Sehingga checkpoint

pada tahapan G1/S dan tahapan G2/M terganggu oleh adanya flavonoid. Flavonoid

mempunyai sifat sitotoksis dan membuat cell cycle arrest (menghentikan siklus

sel).

Gambar 8. Histogram Nilai Indeks Mitosis Sel Hepar R. norvegicus Setelah Pemberian Ekstrak

Sarang Semut selama Fase Oraganogenesis.

B. Efek Ekstrak Sarang Semut terhadap Indeks Mitosis Sel Uterus dan

Perubahan Struktur Sel Uterus

1. Efek Ekstrak Sarang Semut terhadap Struktur Histologis Sel Uterus

Gambar 9. Histogram Nilai Perubahan Lebar Uterus R. norvegicus Setelah Pemberian Ekstrak

Sarang Semut selama Fase Organogenesis.

R2 = 0.6439

0

20

40

60

80

100

120

0 1 2 3 4 5 6 7

DOSIS EKSTRAK SARANG SEMUT/200g BB (%)

INDE

KS M

ITOS

IS S

EL H

EPAR

(%)

0,0 0,025 0,050 0,075 0,100

0,125

R2 = 0.0192

0

5

10

15

20

25

30

35

40

0 1 2 3 4 5 6 7

DOSIS EKSTRAK SARANG SEMUT/200g BB (%)

PERU

BAHA

N LE

BAR

UTER

US

0,0 0,025 0,050 0,075 0,100 0,125

Page 13: STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN …/STRUKTU… · STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN ... laporan pada tahun 2001 pada urutan ... Pada hari ke-18,hewan uji

Perubahan berupa pelebaran sel uterus yang fluktuatif ini dapat terlihat

pada Gambar 9. Tidak terdapat perbedaan yang nyata untuk perubahan lebar

uterus yang terjadi pada sel uterus fase organogenesis antara kelompok kontrol

dengan kelompok perlakuan. Hal ini dibuktikan oleh nilai (P>0,05).

Hasil uji anava (P>0,05) dari perubahan lebar uterus (Tabel 5) tidak

menunjukkan beda nyata yang signifikan antara kelompok kontrol dengan

kelompok perlakuan.

Tabel 5. Rata-rata Perubahan Lebar Uterus R. norvegicus setelah perlakuan

Kelompok Perlakuan Rata-rata Perubahan Lebar Uterus (μm)

± SD

Kelompok kontrol 29,85 ± 1,91a

Kelompok dosis 0,025 % 32,35 ± 1,76 a

Kelompok dosis 0,050 % 30,45 ± 1,80 a

Kelompok dosis 0,075 % 30,80 ± 1,64 a

Kelompok dosis 0,100 % 31,80 ± 1,81 a

Kelompok dosis 0,125 % 30,35 ± 2,08a

Keterangan :

Huruf yang sama di belakang angka dalam 1 kolom menunjukkan tidak berbeda nyata (tidak

signifikan dengan P>0,05).

Pengamatan histologi pada sel uterus mengalami perubahan bertambah

lebarnya uterus pada endometrium dan miometrium namun tidak terdapat adanya

kerusakan pada sel uterus pada kelompok perlakuan. Pada endometrium

perubahan ini terjadi karena sel-sel stroma di endometrium mengalami

hiperplasia, kemudian berubah menjadi sel-sel desidua dengan ukuran besar-

besar. Sedangkan pada miometrium perubahan yang terjadi disebabkan oleh

pembelahan sel otot polos yang akan menambah jumlah sel otot polos

(hiperplasia) miometrium, kemudian akan menambah tebalnya lapisan sirkuler

maupun lapisan longitudinal miometrium.

Berdasarkan uji Anova dengan taraf kepercayaan 95% tidak terdapat

perbedaan yang bermakna untuk perubahan lebar uterus yang terjadi pada uterus

pada fase organogenesis. Hal ini juga menunjukkan bahwa ekstrak sarang semut

tidak memberikan pengaruh yang berarti pada lebar uterus. Perubahan lebar uterus

yang terjadi karena adanya kehamilan. Pada pengamatan histologis juga tidak

memperlihatkan adanya kerusakan pada sel uterus. Hal ini karena flavonoid yang

Page 14: STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN …/STRUKTU… · STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN ... laporan pada tahun 2001 pada urutan ... Pada hari ke-18,hewan uji

terkandung dalam ekstrak sarang semut telah terakumulasi dan pada sel uterus

mengalami pembelahan sel secara besar-besaran untuk menopang embrio.

Hasil pengolahan data kuantitatif menggunakan anava dengan tingkat

kepercayaan 95% dari berat uterus (Tabel 6) juga tidak menunjukkan beda nyata

yang signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan.

Tabel 6. Rata-rata berat uterus R. norvegicus setelah perlakuan

Kelompok Perlakuan Rata-rata Berat Uterus ± SD Perubahan

Kelompok kontrol 3,283 ± 0,345a

-

Kelompok dosis 0,025 % 2,929 ± 0,455 a 0,354

**

Kelompok dosis 0,050 % 3,307 ± 0,416 a 0,024

*

Kelompok dosis 0,075 % 3,358 ± 0,152 a 0,075

*

Kelompok dosis 0,100 % 2,984 ± 0,567 a 0,299

**

Kelompok dosis 0,125 % 3,052 ± 0,511a

0,231**

Keterangan :

Huruf yang sama di belakang angka dalam 1 kolom menunjukkan tidak berbeda nyata (tidak

signifikan). *

: mengalami kenaikan

**

: mengalami penurunan.

2. Efek Ekstrak Sarang Semut terhadap Indeks Mitosis Sel Uterus

Berdasarkan hasil pengamatan pada indeks mitosis sel uterus (Tabel 2)

menunjukkan terjadinya perbedaan indeks mitosis yang fluktuatif antara

kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan hingga dosis tertinggi.

Gambar 12. Histogram Nilai Indeks Mitosis Sel Uterus R. norvegicus Setelah Pemberian Ekstrak

Sarang Semut selama Fase Organogenesis.

Hasil uji anava (P>0,05) dari indeks mitosis sel uterus (Tabel 7) tidak

menunjukkan beda nyata yang signifikan antara kelompok kontrol dengan

kelompok perlakuan.

R2 = 0.5511

0

5

10

15

20

25

0 1 2 3 4 5 6 7

DOSIS EKSTRAK SARANG SEMUT/200g BB (%)

INDE

KS M

ITOS

IS S

EL U

TERU

S (%

)

0,0 0,025 0,050 0,075 0,100 0,125

Page 15: STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN …/STRUKTU… · STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN ... laporan pada tahun 2001 pada urutan ... Pada hari ke-18,hewan uji

Berdasarkan hasil uji anova (P>0,05) (Tabel 7) tidak terdapat beda nyata

antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. Hal ini kemungkinan

karena senyawa dari ekstrak sarang semut telah mengalami metabolisme atau

detoksifikasi di hepar sehingga senyawa tersebut bersifat kurang toksik untuk

uterus. Flavonoid dalam ekstrak sarang semut tidak lagi membuat cell cycle

arrest (menghambat terbentuknya kompleks cyclin-CDK, pada beberapa fase

penting dalam siklus sel). Tingginya indeks mitosis uterus juga disebabkan oleh

pembelahan sel uterus yang aktif sebagaimana uterus merupakan tempat

implantasi janin, sehingga tetap aktif dalam melakukan pembelahan sel. Agar

janin dapat tumbuh berkembang dengan baik. Meningkatnya indeks mitosis

kemungkinan juga dipengaruhi oleh jumlah implantasi yang terjadi pada uterus.

Tabel 7. Rata-rata indeks mitosis sel uterus R. norvegicus setelah perlakuan

Kelompok Perlakuan Rata-rata Indeks Mitosis Sel Uterus ± SD

Kelompok kontrol 10,46 ± 5,04a

Kelompok dosis 0,025 % 7,33 ± 1,40 a

Kelompok dosis 0,050 % 8,23 ± 2,03 a

Kelompok dosis 0,075 % 8,43 ± 1,18 a

Kelompok dosis 0,100 % 8,51 ± 1,83 a

Kelompok dosis 0,125 % 9,19 ± 1,14a

Keterangan :

Huruf yang sama di belakang angka dalam 1 kolom menunjukkan tidak berbeda nyata (tidak

signifikan).

Pada pengamatan histologis secara keseluruhan terlihat adanya proliferasi

di endometrium dan miometrium. Pada endometrium, Gambaran mitosis tampak

lebih banyak dalam epitel kelenjar dan epitel penyokongnya. Sedangkan pada

miometrium umumnya pada otot polos.

Kesimpulan

1. Pada sel hepar pengaruh dosis ekstrak sarang semut pada nilai indeks mitosis

sesuai dengan hipotesa yaitu nilai indeks mitosis paling rendah dengan

pemberian dosis ekstrak sarang semut yang tinggi. sedangkan pada sel uterus

nilai indeks mitosis berbanding lurus dengan tingkat pemberian dosis ekstrak

sarang semut, hal ini berarti berlawanan dengan hipotesa.

Page 16: STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN …/STRUKTU… · STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN ... laporan pada tahun 2001 pada urutan ... Pada hari ke-18,hewan uji

2. Pada sel hepar terdapat perubahan sel berupa kariolisis, karioreksis, piknosis

(bersifat irreversible) dan degenerasi sitoplasma (bersifat irreversible)

sedangkan pada sel uterus terjadi perubahan sel berupa perubahan lebar yang

terjadi di endometrium pada sel stroma dan miometrium pada sel otot polos

disebabkan oleh proses kehamilan bukan disebabkan oleh ekstrak sarang

semut.

Daftar Pustaka

Ariens, EJ, E. Mutcher, dan A.M. Simonis. 1986. Toksikologi umum (diterjemahkan

Wattimena, Y.R, M.B. Widianto dan E. Sukandar). Yogyakarta : UGM-Press.

De Padua, L. S. , Bunyapraphatsara, N. and Lemmens, R. H. M. S. 1999. Plant

Resources of South East Asia (Medical and Poisonous Plants 1), No 12 (1). Printed

in Bogor Indonesia (PROSEA). Leiden, the Netherlands, Backhuys Publishers, 36-

48.

Duryatmo, S. 2007. Sarang Semut Vs Penyakit Maut. http://www.trubus-online.com [

30 Juni 2007].

Dyah, R.B. 2007. Efek Potensiasi Ekstrak Buah Merah Var Kuning (Pandanus

conoideus) dengan Batang Sarang Semut (Myrmecodia pendens) Terhadap ESP.

P53 Mutan Galur Sel Kanker Payudara T47D Secara In Vito. Laporan Penelitian.

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Edy, M dan Endah, P.S. 2005. Efek Antiproliferatif dan Apoptosis Fraksi Fenolik Ekstrak

Etanolik Daun Gynura procumbens (Lour.) Merr. Terhadap Sel HeLa. Artocarpus,

(5) 2: 74-80

Fudholi. 2003. Ekstrak Tumbuhan Cegah Kanker. http://www.situshijau.co.id/ [27 Jun

2007].

Galati, 2004. Potencial Toxicity of Flavonoids and Other DietaryPhenolics :

Significance for Their Chemopreventive And Anticancer Properties

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez

Gomez, K.A dan A.A Gomez. 1995. Prosedur statistik untuk penelitian pertanian

(diterjemahkan Sjamsuddin, E. dan J.S Baharsjah). Jakarta : UI-Press.

Junqueira, L.C. and Carnairo J., R. O. Keley. 1998. Histologi Dasar. Edisi 6

(diterjemahkan oleh Jan Tambayong). Jakarta : EGC.

Laurence, DR and Bacharach, AL. 1964, Evaluation of Drug Activities. Pharmacomities.

Leeson, C.R., T.S.Leeson dan A.A Paparo. 1996. Buku Ajar Histologis. (diterjemahkan

oleh Yan Tambayong). Jakarta: EGC

Page 17: STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN …/STRUKTU… · STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN ... laporan pada tahun 2001 pada urutan ... Pada hari ke-18,hewan uji

Lu, F.C. 1995. Toksikologi Dasar : Asas, Organ, Sasaran, dan Penilaian Resiko

(diterjemahkan oleh Edi Nugroho). Jakarta : UI-Press.

Noer, Sjaifoellah., 1996. Ilmu Penyakit Dalam. jilid I, edisi 3, Jakarta : Balai Penerbit

FKUI.

Pan, M., Chen, W., Lin-Shiau, S., Ho, C., Lin, J., 2002, Tangeretin Induces Cell

Cycle G1 Arrest through Inhibiting Cyclin Dependent Kinase 2 and 4 Activities as

well as Elevating Cdk Inhibitors p21 and p27 in Human Colorectal Carcinoma

Cells, Carcinogenesis, 23 (10): 1677-1684.

Price, S.A., and L.M. Wilson, 1984. Patofisiologi (Konsep Klinik Proses-proses

Penyakit). Edisi 2, Alih bahasa oleh Adji Darma, Jakarta :EGC.

Ren, W., Qiao, Z., Wang, H., Zhu, L., Zhang, L., 2003, Flavonoids: Promising

Anticancer Agents, Medicinal Research Review, 23 (4): 519-534.

Studiawan, H., dkk. 2004. Pengaruh Ekstrak Etanol dan Ekstrak Air Kulit Batang

Artocarpus champeden Spreng Terhadap Kadar Enzim SGPT dan SGOT Mencit.

Majalah Farmasi Airlangga, Vol.5 No.3. Fakultas Farmasi Universitas Airlangga,

Surabaya.

Subroto, M.A., Saputro, H. 2006. Gempur Penyakit dengan Sarang Semut. Jakarta :

Penebar Swadana.

Subroto, M.A., Saputro, H. 2007. Obat Alternatif: Sarang Semut Penakluk Penyakit Maut

http://www.bdb.ilusa.net/berita.php?id=98 . [12 Juni 2007].

Suntoro, S.H., Sudarwati, S., dan Prawirosoehardjo. 1983. Metode Pewarnaan (Histologi

dan Histokimia). Jakarta : Bhratara Karya Aksara.

Thay, H. T., Rahardja, K. 2002. Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek

Sampingnya. Edisi ke lima cetakan pertama. Jakarta : Gramedia.

Tjindarbudi, D dan Mangunkusumo, R. 2002.”Cancer In Indonesia. Present and

Future”.Jpn Jclinoncol.32 (Suplement).

Wulandari, I. 2005. Uji Daya Antiinflamasi Akut Diasetil Heksagama Vunon-1 (Diasetil

HGV-1) secara Oral terhadap Udem Kaki tikus Betina Wistar Terinduksi

Karagenin. Skripsi. Fakultas Farmasi UGM. Yogyakarta.

Page 18: STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN …/STRUKTU… · STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN ... laporan pada tahun 2001 pada urutan ... Pada hari ke-18,hewan uji

Lampiran Gambar

Gambar Struktur Histologi Hepar Kelompok kontrol dengan Kelompok

perlakuan

Struktur histologis sel Hepar kelompok kontrol

Perbesaran : 400x Pewarnaan : H.E

Keterangan : 1. Sitoplasma Cloudy swelling 4. Nukleus Kariolisis 7. Sinusoid

2. Eritrosit 5. Sel Kupfer

3. Nukleus hepatosit normal 6. Vena sentralis

Struktur histologis sel Hepar kelompok 0,125 %

Perbesaran : 400x Pewarnaan : H.E

Keterangan : 1. Nukleus hepatosit normal 4. Nukleus piknotik

2. Sel kupfer 5. Sitoplasma Cloudy swelling

3. Nukleus kariolisis 6. Sinusoid

4

5

6

3

7 100 m

1

2

1

2

4

5

6

3

100 m

Page 19: STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN …/STRUKTU… · STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN ... laporan pada tahun 2001 pada urutan ... Pada hari ke-18,hewan uji

Gambar Struktur Histologi Uterus

Kelompok kontrol dengan Kelompok perlakuan

Struktur histologis sel Uterus lapisan endometrium kelompok kontrol

Perbesaran : 400x Pewarnaan : H.E

1. Nukleus mitosis 3. Sel desidua

2. Stroma

Struktur histologis sel Uterus lapisan endometrium kelompok 0,125%

Perbesaran : 400x Pewarnaan : H.E

Keterangan : 1. Sel desidua 2. Stroma

3. Nukleus mitosis

1

2

3 100 m

Keterangan :

1

2

3

100 m

Page 20: STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN …/STRUKTU… · STRUKTUR SEL DAN INDEKS MITOSIS SEL HEPAR DAN ... laporan pada tahun 2001 pada urutan ... Pada hari ke-18,hewan uji

Gambar Struktur Histologis Perubahan Lebar Uterus

Struktur histologis Perubahan lebar Uterus kelompok kontrol

Perbesaran : 100x Pewarnaan : H.E

Keterangan : 1. Endometrium 3. Perimetrium

2. Miometrium 4. Epitelium

Struktur histologis Perubahan lebar Uterus kelompok 0,025%

Perbesaran : 100x Pewarnaan : H.E

Keterangan : 1. Endometrium 3. Perimetrium

2. Miometrium 4. Epitelium

2

1

4

3

1

2

3

4

100 m

100 m