BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANG
Istilah protein berasal dari kata Yunani Proteos, yang berarti
yang utama atau yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh
seorang ahli kimia belanda, Gerardus Mulder (1802-1880), karena ia
berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam
setiap organisme. Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan
merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh
adalah protein, separuhnya ada didalam otot, seperlima didalam
tulang dan tulang rawan, sepersepuluh didalam kulit, dan selebihnya
didalam jaringan lain dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai
hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks interseluler dan
sebagainya protein. Disamping itu asam amino yang membentuk protein
bertindak sebagai prekursor sebagian besar koenzim, hormon, asam
nukleat, dan molekul-molekul yang esensial untuk kehidupan.Protein
mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi
lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan
tubuh.
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 KOMPOSISI KIMIA PROTEIN
Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara
lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai
panjang asam amino yang terikat satu sama lain dalam ikatan
peptida. Asam amino terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen,
oksigen dan nitrogen. Beberapa asam amino disamping itu mengandung
unsur-unsur fosfor, besi, sulfur, iodiom, dan kobalt. Unsur
nitrogen adalah unsur utama protein, karena terdapat didalam semua
protein akan tetapi tidak terdapat didalam karbohidrat dan lemak.
Unsur nitrogen merupakan 16% dari berat protein.Molekul protein
lebih kompleks dari pada karbohidrat dan lemak dalam hal berat
molekul dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang membentuknya.
Berat molekul protein bisa mencapai 40 juta. Bandingkan dengan
berat glukosa yang besarnya 180. Ada dua puluh jenis asam amino
yang diketahui sampai sekarang yang terdiri atas sembilan asam
amino esensial ( asam amino yang tidak dapat dibuat tubuh dan harus
didatangkan dari makanan ) dan sebelas asam amino nonesensial.
Sumber protein berasal dari bahan makanan hewani merupakan sumber
protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu, seperti telur, susu,
daging, ayam, unggas, ikan, dan kerang. Sumber protein nabati
adalah gandum, jagung, kacang kedelai dan hasilnya, seperti tempe
dan tahu, serta kacang-kacangan lain. Kacang kedelai merupakan
sumber protein nabati yang mempunyai mutu atau nilai biologi
tertinggi. Bahan makanan nabati yang kaya akan protein adalah
kacang-kacangan.
2.2 PENGGOLONGAN, STRUKTUR DAN DENATURASI PROTEIN
a) Penggolongan Protein Berdasarkan Bentuk Protein
globularProtein Globular berbentuk bola terdapat dalam cairan
jaringan tubuh. Protein ini larut dalam air, berdifusi cepat dan
bersifat dinamis, mudah berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi
garam serta mudah mengalami denaturasi. Contohnya meliputi enzim,
hormon dan protein darah. Protein serabut (fibrous)Terdiri atas
beberapa rantai peptida berbentuk spiral yang terjalin satu sama
lain sehingga menyerupai batang yang kaku. Protein fibrous
mempunyai bentuk molekul panjang seperti serat atau serabut, tidak
larut dalam air. mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi dan tahan
terhadap enzim pencernaan. Protein ini terdapat dalam unsur-unsur
struktur tubuh. Contohnya meliputi kolagen, myosin, fibrin, dan
karatin pada rambut, kuku, dan kulit.b) Struktur ProteinAda 4
struktur protein antara lain ;1) Struktur PrimerStruktur primer
adalah rantai polipeptida. Struktur primer protein di tentukan oleh
ikatan kovalen antara residu asam amino yang berurutan yang
membentuk ikatan peptida. Struktur primer dapat di gambarkan
sebagai rumus bangun yang biasa di tulis untuk senyawa organik.2)
Struktur SekunderStruktur sekunder ditentukan oleh bentuk rantai
asam amino : lurus, lipatan, atau gulungan yang mempengaruhi sifat
dan kemungkinan jumlah protein yang dapat dibentuk. Struktur ini
terjadi karena ikatan hydrogen antara atom O dari gugus karbonil (
C=O) dengan atom H dari gugus amino ( N-H ) dalam satu rantai
peptida, memungkinkan terbentuknya konfirasi spiral yang disebut
struktur helix. Heliks AlfaRantai utama polipeptida pada suatu
heliks alpha berpuntir sama besarnya mengelilingi masing-masing
karbon alpha dengan sudut phi sekitar -57 derajat dan sudut psi
sekitar -47 derajat. Satu putaran sempurna heliks mengandung
rata-rata 3,6 residu aminoasil, dan jarak per putaran (pitchnya)
adalah 0,54 nm. Gugus R pada masing-masing residu aminoasil dalam
sebuah heliks alpha menghadap keluar. Protein hanya mengandung asam
L amino, dengan heliks alpha kinan (right handed) sebagai heliks
yang lebih stabil, dan hanya heliks alpha kinan yang terdapat di
protein. Diagram skematis protein memperlihatkan heliks alpha
sebagai silinder. Stabilitas suatu heliks alpha terutama disebabkan
oleh ikatan hidrogen yang terbentuk antara oksigen pada karbonil
ikatan peptide dan atom hidrogen pada nitrogen ikatan peptida
residu keempat di sebelah hilir rantai polipeptida. Kemampuan untuk
membentuk ikatan hidrogen dalam jumlah maksimal, yang diperkuat
oleh interaksi van der Waals di bagian inti pada struktur yang
terkemas rapat ini, merupakan kekuatan pendorong termodinamik bagi
terbentuknya heliks alpha. Karena nitrogen ikatan peptida pada
prolin tidak memiliki sebuah atom hidrogen untuk disumbangkan ke
ikatan hidrogen, prolin hanya dapat diakomodasikan secara stabil
pada putaran pertama heliks alpha. Jika berada di tempat lain,
prolin mengganggu konformasi heliks. Karena ukurannya yang kecil,
glisin juga sering menyebabkan penekukan di heliks alpha. Banyak
heliks alpha memiliki gugus R yang dominan hidrofobik di salah satu
sisi sumbu dan dominan hidrofilik di sisi yang lain. Heliks
amfifatik ini beradaptasi baik terhadap pembentukan pertemuan
antara region polar dan nonpolar, misalnya bagian interior protein
yang hidrofobik dengan lingkungan airnya. Kelompok-kelompok heliks
amfifatik dapat menciptakan suatu kanal, atau pori yang
memungkinkan molekul polar tertentu menembus membran sel
hirofobik.
Lembar Beta ( Beta Sheet )Struktur sekunder reguler kedua
(karena itu diberi nama beta) yang dapat dikenali dalam protein
adalah lembar beta (beta sheet). Residu-residu asam amino pada
lembar beta, jika dilihat dari tepi, membentuk pola zigzag atau
lipatan dengan gugus R residu-residu berdekatan yang mengarah
berlawanan. Tidak seperti rantai uatam pada heliks alpha yang
padat, tulang punggung peptida pada lembar beta sangat melebar.
Tetapi, seperti heliks alpha, stabilitas lembar beta terutama
disebabkan oleh ikatan hidrogen antara oksigen karbonil dan
hidrogen amida ikatan peptida. Namun, berbeda dengan heliks alpha,
ikatan-ikatan ini terbentuk dengan segmen-segmen lembar beta yang
berdekatan.Lembar-lembar beta yang saling berinteraksi dapat
tersusun membentuk lembar beta pararel, dengan segmen-segmen rantai
polipeptida berdekatan yang memiliki arah amino ke karboksil yang
sama, atau lembar antipararel, yang segmen-segmennya tersebut
berjalan dalam arah berlawanan. Kedua konfigurasi ini memungkinkan
terbentuknya jumlah ikatan hidrogen yang maksimal antara
segmen-segmen, atau unati lembar tersebut. Sebagian besar lembar
beta tidaklah benar-benar datar, tetapi cenderung agak terpuntir ke
kanan. Kelompok-kelompok untai lembar beta yang terpuntir membentuk
inti banyak protein globural. Diagram sekamatis menggambarkan
lembar beta sebagai tanda panah yang menunjukkan arah amino ke
terminal karboksil.
Gelungan & Tekukan Sekitar separuh residu pada protein
globural tipikal terletak di heliks alpha dan lembar beta dan
seprauh di gelungan (loops), belokan (turn), tekukan (bends), dan
fitur konformasi tambahan lainnya. Belokan dan tekukan merujuk pada
segmen pendek asam amino yang menyatukan dua unit struktur
sekunder, misalnya dua untai lembar beta antipararel yang
berdekatan. Belokan beta melibatkan empat residu aminoasil, yang
residu pertamanya berhubungan melalui ikatan hidrogen ke residu
keempat sehingga terbentuk suatu belokan tajam 180 derajat. Prolin
dan glisin sering terdapat di belokan beta. Gelungan adalah region
yang mengandung residu melebihi jumlah minimal yang diperlukan
untuk menghubungkan regio-regio yang berdekatan pada struktur
sekunder. Gelungan yang konformasinya ireguler memiliki peran
biologis penting. Pada banyak enzim, gelungan yang menjembatani
domain-domain yang berperan dalam pengikatan substrat sering
mengadung residu aminoasil yang ikut serta dalam katalisis. Pada
protein pengikat DNA, misalnya represor dan faktor transkripsi,
motif heliks-gelungan-heliks membentuk bagian pengikat
oligonukleotida. Motif struktural, misalnya motif
heliks-gelungan-heliks yang berada di antara struktur sekunder dan
tersier sering dinamai struktur supersekunder. Karena terletak di
permukaan protein sehingga terpajan oleh pelarut, banyak gelungan
dan tekukan membentuk bagian yang mudah diakses, atau epitop untuk
pengenalan dan pengikatan antibody. Meskipun tidak memiliki
regulitas struktural yang jelas, namun gelungan terdapat dalam
konformasi spesifik yang distabilkan melalui ikatan hidrogen,
jembatan garam, dan interaksi hidrofobik dengan bagian lain
protein. Namun, tidak semua bagian protein selalu teratur. Protein
dapat mengandung bagian-bagian yang berantakan, sering di terminal
amino atau karboksil ekstrem dan ditandai oleh fleksibilitas
konformasi yang tinggi. Pada banyak keadaan, bagian yang berantakan
ini menjadi teratur setelah berikatan dengan ligar. Fleksibilitas
strktural ini memungkinkan bagian ini bekerja sebagai tombol
pengendali ligan yang memengaruhi struktur dan fungsi protein.
3) Struktur tersierStruktur tersier ditentukan oleh ikatan
tambahan antara gugus R pada asam-asam amino yang memberi bentuk
tiga dimensi sehingga membentuk struktur kompak dan padat suatu
protein.1) Residu asam amino hidrofobik cenderung untuk menempati
dan berkelompok dalam interior dari protein globular, dimana mereka
menjauhi air, sedangkan residu hidrofilik biasanya terdapat pada
permukaan, dimana mereka berinteraksi dengan air.2) Tipe interaksi
non kovalen antara residu asam amino yang menghasilkan bentuk tiga
dimensi dari protein termasuk interaksi hidrofobik, interaksi
elektrostatik (ionic), ikatan hidrogen dan interaksi van der Waals.
3) Semua informasi yang diperlukan untuk protein secara bebas
menganggap struktur tersier dinyatakan oleh urutan primernya.
Kadang-kadang moleku yang dikenal sebagai chaperones (protein
pendamping ) berinteraksi dengan polipeptida untuk membantu
memperoleh struktur yang benar. Protein seperti itu baik
mangatalisis laju perlipatan atau melindungi protein dari
terbentuknya kekacauan intra molokuler yang nonproduktif selama
pelipatan.4) Struktur kuartenerStruktur kuartener adaalah susunan
kompleks yang terdiri dari dua rantai polipeptida atau lebih, yang
setiap rantainya bersama dengan struktur primer, sekunder, tersier
membentuk satu molekul protein yang besar dan aktif secara
biologis.Istilah struktur tersier merujuk pada konformasi tiga
dimensi keseluruhan suatu polipeptida. Dalam ruang tiga dimensi,
struktur ini menunjukkan bagaimana gambaran struktur
sekunder-heliks, lembaran,tekukan,belokan, dan gelungan-tersusun
membentuk domain dan bagaimana domain-domain ini berhubungan satu
sama lain dalam ruang. Domain adalah suatu bagian dari struktur
protein yang mampu melakukan tugas kimia atau fisika tertentu,
misalnya mengikat substrata tau ligan lain. Domain lain dapat
berfungsi menghubungkan protein dengan membrane atau berinteraksi
dengan molekul regulatorik yang memodulasi fungsi protein tersebut.
Suatu polipeptida kecil misalnya triosa fosfat isomerase atau
mioglobin dapat mengandung suatu domain. Protein kinase
mengatalisis pemindahan sebuah gugus fosforil dari ATP ke peptida
atau protein. Bagian terminal amino pada polipeptida, yang kaya
akan lembar beta, mengikat ATP, sementara domain terminal
karboksil, yang kaya akan heliks alpha, mengikat peptida atau
substrat protein. Gugus yang mengatalisis pemindahan fosforil
terletak di gelungan yang berada di pertemuan kedua domain.
Gambar disamping; gambar Struktur protein, 1) struktur primer,
2) strutur sekunder, 3) struktur tersier, 4) struktur
kuarterner.2341
c) Denaturasi Protein Protein dapat mempertahankan kesesuaian
bentuknya asalkan lingkungan fisik dan kimianya dipertahankan. Jika
lingkungan berubah maka, protein dapat terurai atau mengalami
perubahan sifat ( denaturasi ) mereka dapat kehilangan struktur
sekunder, tersier, dan kuarternya sehingga aktivitas biologisnya
juga hilang.1) Kesesuaian bentuk protein bergantung pada ikatan
hidrogen, yang lemah dan sangat senitif terhadap perubahan PH dan
suhu.2) Paparan singkat pada suhu yang tinggi ( diatas 60oC ) atau
paparan pada asam atau basa kuat dalam periode waktu yang lama akan
menyebabkan denaturasi karena ikatan hidrogen ruptur.Sebagian
protein dapat dikembalikan kebentuk aslinya, jika terdenaturasi
tanpa harus menjadi insoluble. Perbedaan panas yang besar dapat
menyebabkan denaturasi yang menetap. Putih telur akan memadat dan
menjadi insoluble jika dipanaskan. Suhu tubuh yang sangat tinggi
dapat menyebabkan koagulasi protein selular. Jika suhu tubuh naik
sampai diatas 41oC atau 42oC maka akan mengakibatkan denaturasi
protein.Jika suatu protein yang terdenaturasi kembali ke keadaan
alamiahnya setelah agen yang mengalami denaturasi disingkirkan,
proses tersebut disebut renaturasi.
2.3 ASAM AMINOAsam amino terdiri atas atom karbon yang terikat
pada suatu gugus karboksil ( - COOH ) satu gugus amino ( - NH2 ),
satu atom hidrogen ( - H ) dan satu gugus radikal ( - R ), atau
rantai cabang. Sebagaimana tampak pada gambar struktur asam amino
dibawah ini ; COOH (gugus karboksil)H C R (gugus radikal)NH2 (gugus
amino)a) Klasifikasi Asam Amino1) Asam amino mengandung sedikitnya
satu gugus asam Karboksil (-COOH) dan sedikitnya satu gugus amino
(-NH2) kedua gugus tersebut tersebut terikat pada atom karbon yang
sama. Setiap asam amino mempunyai anak rantai yang disebut sebagai
satu gugus R. a) Asam-asam amino memiliki perbedaan dalam gugus
R-nya yang memberi ciri khas dan mempengaruhi sifat protein tempat
asam amino tersebut bergabung.b) Gugus R nonpolar menyebabkan asam
amino relatif tidak larut dalam air. Gugus R yang polar atau
bermuatan listrik menyebabkan asam amino larut dalam air.2)
Asam-asam amino bergabung untuk membentuk protein melalui reaksi
kondensasi (dehidrasi) antara gugus karboksil dari salah satu asam
amino dan gugus amino dari asam amino lain.
b) Klasifikasi Asam Amino Menurut Esensial dan Tidak EsensialDr.
William Rose, (1917) seorang peonir dalam penelitian protein dengan
menggunakan berbagai campuran asam amino dan meneliti pengaruhnya
pertumbuhan tikus percobaan dan manusia. membagi asam amino dalam
dua golongan, yaitu asam amino esensial dan tidak esensial. dalam
penelitiannya ternyata ada 10 macam asam amino yang dibutuhkan
binatang ( tikus ) untuk pertumbuhan yang tidak dapat disintesis
tubuh , asam amino ini dinamakan asam amino esensial. Asam amino
lain dinamakan asam amino tidak esensial. Asam amino tidak esensial
juga penting untuk pembentukan protein tubuh, tetapi asam amino ini
bila tidak terdapat dalam tubuh dapat disintesis tubuh dalam jumlah
yang diperlukan. Ternyata ada sembilan jenis asam amino esensial
untuk manusia yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan
jaringan tubuh. kesembilan asam amino ini tidak dapat disintesis
tubuh, yang berarti harus ada dalam makanan sehari-hari. Bila tubuh
mengandung cukup nitrogen, tubuh mampu mensintesis sebelas jenis
asam amino lain, yaitu asam amino tidak esensial yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Nitrogen ini
dapat berasal dari asam amino tidak esensial dan asam amino
esensial yang berlebihan. Sudah tentu ke 20 asam amino tersebut
diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan dan pemeliharaan
kesehatan tubuh.Tabel. Pengelompokan asam
aminoNamaSingkatanRumusR
A. Asam amino dengan sebuah gugus amino dan karboksil
1. GlisinGly
2. AlaninAla
R = H atau alkil
3. ValinVal
4. LeusinLeu
5. IsoleusinIle*
6. SerinSer
R mengandung sebuah gugus fungsi alkohol
7. TreoninThr*
8. SisteinCys
Dua buah asam amino mengandung belerang
9. MetioninMet*
10. ProlinPro
Gugus amino sekunder dan berbentuk cincin
11. FenilalaninPhe*
12. TirosinTyr
13.TriptofanTrp*
B. Asam amino dengan sebuah gugus amino dan dua buah gugus
karboksil
14. Asam aspartatAsp
15.asam glutamatGlu
16. asparaginAsn
17. GlutaminGln
C. Asam amino dengan sebuah gugus karboksil dan dua buah gugus
basa
18. LisinLys*
19. ArgininArg
20. HistidinHis
2.4 FUNGSI PROTEIN
1. Sebagai biokatalisator (enzim). 2. Sebagai protein transport
contohnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit, mioglobin
mengangkut oksigen dalam otot. Ion besi diangkut dalam plasma darah
oleh transferin dan disimpan dalam hati sebagai kompleks dengan
feritin.3. Sebagai pengatur pergerakan. Protein merupakan komponen
utama daging. Gerakan otot terjadi karena ada dua molekul (aktin
dan miosin) protein yang saling bergeseran. Pergerakan silia dan
flagela pada organisme protista akibat dari protein tubulli pada
organel tersebut. 4. Sebagai penunjang mekanis. Kekuatan dan daya
tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen. Pada
persendian ada elastin. Pada kuku, bulu rambut ada protein
keratin.5. Pertahanan tubuh dalam bentuk antibodi. Suatu protein
khusus yang mengikat benda asing yang masuk kedalam tubuh seperti
virus, bakteri dan lain lain.6. Sebagai media perambatan impuls
saraf. Protein ini biasanya berbentuk reseptor misalnya rodopsin
suatu protein yang bertindak sebagai reseptor atau penerima warna
atau cahaya pada sel sel mata.7. Sebagai pengendalian pertumbuhan.
Protein bekerja sebagai reseptor yang dapat mempengaruhi fungsi
bagian bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter.
2.5 PENCERNAAN DAN METABOLISME PROTEIN
a) Pencernaan ProteinSebagian besar protein dicernakan menjadi
asam amino, selebihnya menjadi tripeptida dan dipeptida. Lambung
Pencernaan atau hidrolisis protein dimulai didalam lambung. Asam
klorida lambung membuka gulungan protein (proses denaturasi),
sehingga enzim pecernaan dapat memecah ikatan peptida. Asam klorida
mengubah enzim pepsinogen tidak aktif yang dikeluarkan oleh mukosa
lambung menjadi bentuk aktif pepsin. Karena makanan hanya sebentar
tinggal di lambung, pencernaan protein hanya terjadi hingga
dibentuknya campuran polipeptida, proteose dan pepton. Usus halus
Pencernaan protein dilanjutkan didalam usus halus yang berasal
campuran enzim proteose. Pankreas mengeluarkan cairan yang bersifat
sedikit basa dan mengandung berbagai prekursor protease seperti
tripsinogen, kemotripsinogen, prokarbobsipeptidase, dan
proelastase. Enzim-enzim ini menghidrolisis ikatan peptida
tertentu. Sentuhan kimus terhadap mukosa usus halus mengrangsang
dikeluarkannya enzim enterokinase yang mengubah tripsinogen tidak
aktif yang berasal dari pankreas menjadi Tripsin aktif. Perubahan
ini juga dilakukan oleh Tripsin sendiri secara oto-katalitik
disamping itu Tripsin dapat mengaktifkan enzim-enzim proteolitik
lain berasal dari pankreas. Kimotripsinogen diubah menjadi beberapa
jenis kimotripsin aktif; prokarboksipeptidase dan proelastase
diubah menjadi karboksipeptidase dan elastase aktif. Enzim-enzim
pankreas ini memecah protein dari polipeptida menjadi peptida lebih
pendek, yaitu tripeptida, dipeptida, dan sebagian menjadi asam
amino. Mukosa usus halus juga mengeluarkan enzim-enzim proteose
yang menghidrolisis ikatan peptida. Sebagian enzim mukosa usus
halus ini bekerja di dalam sel.Hasil pencernaan terjadi setelah
memasuki sel-sel mukosa atau pada saat diangkut pada dinding
epitel. Mukosa usus halus mengeluarkan enzim amino peptidase yang
memecah polipeptida menjadi asam amino bebas. Enzim ini membutuhkan
mineral Mn++ dan Mg++ untuk pekerjaannya. Mukosa usus halus juga
mengandung enzim dipeptidase yang memecah dipeptida tertentu dan
membutuhkan mineral Co++ dan Mn++ untuk pekerjaannya.
Ringkasan pencernaan proteinSaluran pencernaanPencernaan dan
absorpsi
1. MulutMengunyah makanan bercampur dengan air ludah dan
ditelan.
2. EsofagusTidak ada pencernaan
3. LambungAsam lambung membuka molekul protein dan mengaktifkan
enzim lambung.
4. Usus halusProtein protease lambung HCL polipeptida lebih
pendek Pepsin ( proteose dan pepton )Polipeptida protease pankreas
dipeptida, tripeptida dan Eterokinase, tripsin asam amino ( diserap
)Peptida dipeptidase dan asam amino bebas Tripeptidase mukosa usus
halus ( diserap )
b) Metabolisme Protein
a) Absorpsi dan TransportasiHasil akhir pencernaan protein
terutama berupa asam amino dan ini segera diabsorpsi dalam waktu
lima belas menit setelah makan. Absorpsi terutama terjadi dalam
usus halus berupa empat sistem absorpsi aktif yang membutuhkan
energi. Asam amino yang diabsorpsi memasuki sirkulasi darah melalui
vena porta dan dibawa ke hati. Sebagian asam amino digunakan oleh
hati, dan sebagian lagi melalui sirkulasi darah di bawa ke sel-sel
jaringan. Kadang-kadang protein yang belum dicerna dapat memasuki
mukosa usus halus dan muncul dalam darah. Hal ini sering terjadi
pada protein susu dan protein telur yang dapat menimbulkan gejala
alergi (immunological sensitive protein ).Sebagian besar asam amino
telah diabsorpsi pada saat asam amino sampai di ujung usus halus.
Hanya 1% protein yang dimakan ditemukan dalam feses. Protein
endogen yang berasal sekresi saluran cerna dan sel-sel yang rusak
juga dicerna dan diabsorpsi.
b) Katabolisme proteinKatabolisme protein (penguraian asam amino
untuk energi) berlangsung di hati. Jika sel telah mendapatkan
protein yang mencukupi kebutuhannya. Setiap asam amino tambahan
akan dipakai sebagai energi atau disimpan sebagai lemak.1.
Deaminasi Asam AminoDeaminasi asam amino merupakan langkah pertama,
melibatkan pelepasan satu hidrogen dan satu gugus amino sehingga
membentuk amonia (NH3). Amonia yang bersifat racun akan masuk ke
peredaran darah dan dibawa ke hati. Hati akan mengubah amonia
menjadi ureum yang sifat racunnya lebih rendah, dan
mengembalikannya ke peredaran darah. Ureum dikeluarkan dari tubuh
melalui ginjal dan urine. Ureum diproduksi dari asam amino bebas
didalam tubuh yang tidak digunakan dan dari pemecahan protein
jaringan tubuh.2. Osidasi asam amino terdeaminasiBagian asam amino
nonitrogen yang tersisa disebut produk asam keto yang teroksidasi
menjadi energi melalui siklus asam nitrat. Beberapa jenis asam keto
dapat diubah menjadi glukosa (glukoneogenesis) atau lemak
(lipogenesis) dan disimpan didalam tubuh.Karbohidrat dan lemak
adalah cadangan protein dan dipakai tubuh sebagai pengganti protein
untuk energi. Sat kelaparan, tubuh menggunakan karbohidrat dan
lemak baru kemudian memulai mengkatabolis protein.
c) Anabolisme protein1. Sintesis proteinSintesis protein dari
asam amino berlangsung disebagian sel tubuh. Asam amino bergabung
dengan ikatan peptida pada rangkaian tertentu yang ditentukan
berdasarkan pengaturan gen.Sintesis protein meliputi pembentukan
rantai panjang asam amino yang dinamakan rantai peptida. Ikatan
kimia yang mengaitkan dua asam amino satu sama lain dinamakan
ikatan peptida. Ikatan ini terjadi karena satu hidrogen (H) dari
gugus amino suatu asam amino bersatu dengan hidroksil (OH) dari
gugus asam karboksil asam amino lain. Proses ini menghasilkan satu
molekul air, sedangkan CO dan NH yang tersisa akan membentuk ikatan
peptida . sebaliknya, ikatan peptida ini dapat dipecah menjadi asam
amino oleh asam atau enzim pencernaan dengan penambahan satu
molekul air, proses ini dinamakan hidrolisis.2.
TransaminasiTransaminasi yang berlangsung di hati, merupakan
sintesis asam amino nonesensial melalui pengubahan jenis asam amino
menjadi jenis lainnya. Proses ini melibatkan pemindahan satu gugus
amino (NH2) dari sebuah asam amino menjadi satu asam keto sehingga
terbentuk satu asam amino dan satu asam keto baru.
BAB IIIPENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara
lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai
panjang asam amino yang terikat satu sama lain dalam ikatan
peptida. Penggolongan protein berdasarkan bentuknya yaitu 1)
protein globular, 2) protein serabut (fibrous). Dan struktur
protein terdiri ; protein primer, protein sekunder, protein
tersier, dan protein kuartener.Fungsi protein antara lain ; Sebagai
biokatalisator (enzim), Sebagai protein transport, Sebagai pengatur
pergerakan, Sebagai penunjang mekanis, Pertahanan tubuh dalam
bentuk antibodi, Sebagai media perambatan impuls saraf, Sebagai
pengendalian pertumbuhan. Dan pencernaan protein, yaitu dari mulut,
lambung, dan usus halus. Metabolisme protein terdiri dari absorpsi
dan transportasi protein, katabolisme protein, dan anabolisme
protein.
DAFTAR PUSTAKA
Murray, Robert K. Daryl K. Granner. Victor W. Radwell. 2009.
Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta: Penerbit Buku Kedokeran
(EGC)
Sloane, Ethel.2003. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran (EGC)
STRUKTUR PROTEIN 19