STRUKTUR PASAR DARI INDUSTRI BIJI JAGUNG DI JAVA TIMUR ABSTRAK Makalah ini menelaah tentang struktur pasar industri benih jagung di Jawa Timur. Struktur pasar di tingkat produsen sangat oligopolistik yang mana volume penjualan didominasi oleh produk beberapa perusahaan multinasional berupa benih jagung hibrida. Pengemasan dan jenis varietas merupakan indikator utama diferensiasi produk. Semua produsen memperoleh informasi pasar secara memadai. Investasi yang cukup tinggi merupakan penghalang utama untuk masuk dan pangsa pasar yang sudah mapan merupakan faktor utama untuk meninggalkan industri ini. CR4 di tingkat pedagang menunjukkan bahwa pedagang besar-pengecer bersifat oligopolistik, tetapi pengecer relatif bersaing. Mendorong investor baru untuk masuk ke dalam industri benih merupakan pilihan kebijakan pemerintah yang bisa mengurangi konsentrasi produsen yang relatif tinggi dalam industri ini. Kata kunci : struktur pasar, pangsa pasar, oligopoli, Jawa Timur PENGANTAR Latar belakang Pemerintah dari Indonesia memulai satu penghasilan biji terintegrasi proyeksikan semasa yang pertama Rencana Pembangunan Lima Tahun, yaitu, 1969 - 1974. Proyek ini diawali dengan satu kampanye untuk menaikkan tegangan penghasilan dan distribusi dari MUTU biji dari keanekaragaman hasil ketinggian (HYV). Aktivitas utama dari kampanye adalah asfollows: (1 ) rehabilitasi dan muaian dari bertani biji; (2 ) penetapan dari Perusahaan Biji nasional (NSC), yaitu, PT Menyanyikan Hyang Seri, untuk menghasilkan dan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STRUKTUR PASAR DARI INDUSTRI BIJI JAGUNG DI JAVA TIMUR ABSTRAKMakalah ini menelaah tentang struktur pasar industri benih jagung di Jawa Timur. Struktur
pasar di tingkat produsen sangat oligopolistik yang mana volume penjualan didominasi oleh
produk beberapa perusahaan multinasional berupa benih jagung hibrida. Pengemasan dan
jenis varietas merupakan indikator utama diferensiasi produk. Semua produsen memperoleh
informasi pasar secara memadai. Investasi yang cukup tinggi merupakan penghalang utama
untuk masuk dan pangsa pasar yang sudah mapan merupakan faktor utama untuk
meninggalkan industri ini. CR4 di tingkat pedagang menunjukkan bahwa pedagang besar-
pengecer bersifat oligopolistik, tetapi pengecer relatif bersaing. Mendorong investor baru untuk
masuk ke dalam industri benih merupakan pilihan kebijakan pemerintah yang bisa mengurangi
konsentrasi produsen yang relatif tinggi dalam industri ini.
Kata kunci : struktur pasar, pangsa pasar, oligopoli, Jawa Timur
PENGANTAR Latar belakang Pemerintah dari Indonesia memulai satu penghasilan biji terintegrasi
proyeksikan semasa yang pertama Rencana Pembangunan Lima Tahun, yaitu, 1969 - 1974.
Proyek ini
diawali dengan satu kampanye untuk menaikkan tegangan penghasilan dan distribusi dari
MUTU biji dari keanekaragaman hasil ketinggian (HYV). Aktivitas utama dari kampanye adalah
asfollows: (1 ) rehabilitasi dan muaian dari bertani biji; (2 ) penetapan dari
Perusahaan Biji nasional (NSC), yaitu, PT Menyanyikan Hyang Seri, untuk menghasilkan dan
bagikan biji berkualitas; (3 ) penetapan dari Kontrol Biji dan Sertifikasi
Jasa (SCCS); (4 ) perkuatan dari penelitian Hulu Cemeti Makanan Lembaga ke
hasilkan pembiakan berkualitas membibiti dan sebagai satu sumber teknologi biji; (5 ) pendirian
dari Biji Nasional Tumpang; dan (6 ) perencanaan dan implementasi dari biji
peraturan. Selama dua hal pertama itu Lima Rencana Pembangunan tahun (1969 - 1974 dan
1974 - 1979), pemerintah Indonesia mendahulukan penghasilan dan distribusi dari
beras membibiti pelihara penghasilan beras sebagai makanan bahan pokok. Sejak ketiga Lima
-
Rencana Pembangunan tahun (1979 - 1984), pemerintah juga memperhatikan ke
biji kacang kedelai dan jagung penghasilan sehubungan dengan bertambah permintaan untuk
pembayaran ternak
(Soemartono, 1987). Kebijakan pemerintah ini dan program menganjurkan
pembangunan dari biji domestik industri melalui penetapan dari
pribadi domestik dan asing membibiti perusahaan.
Pasarkan kesempatan, terutama untuk keanekaragaman jagung bastar, masih
menjanjikan mempertimbangkan yang terdapat sebuah celah lebar di antara jagung membibiti
penghasilan
dan tuntut. Antara lain, biji jagung bastar terpakai oleh peladang Indonesia di
1996 hanya 12.4 persen dari total kebutuhan biji jagung (Sulaiman et al .,
1998). Pada 2000, ini hanya 15 persen kesana-sini dari total area mengebunkan ke jagung
dipergunakan keanekaragaman jagung bastar, tidak sama dengan di negara pilipina dengan 40
persen dan di
Thailand dengan 86 persen (CPAS, 2001). Pada 2004, total area panted ke bastar
keanekaragaman jagung adalah 21 persen, tapi pada tahun yang sama total area
mengebunkan ke
keanekaragaman jagung bastar di Vietnam, Philippina, dan Thailand adalah 35, 60, dan 95
persen, berturut-turut (Mulya, 2004).
Keterangan pada struktur pasar akan sangat berguna pada identifikas
kelemahan dari industri biji jagung di Indonesia. Masalah dari
industri kemudian dapat menjadi tertuju oleh pembuat kebijaksanaan melalui setelan dari sesuai
kebijakan itu akan naik pangkat jagungnya Indonesia membibiti industri.
Obyektif Obyektif utama dari pembahasan ini adalah untuk meneliti struktur pasar dari
industri biji jagung di Propinsi Java Timur, Indonesia. Terperinci,
obyektif dari pembahasan adalah untuk kaji (aku ) derajat dari konsentrasi dari biji
produsen dan pedagang, (ii.) pembedaan produk, (iii.) pasarkan pengetahuan, dan (iv.)
halangan ke masukan dan keluar.
KERANGKA TEORITIS Struktur pasar didefinisikan dalam kaitan dengan organisasi dari satu pasar
yang tampak mempengaruhi secara strategis sifat alami kompetisi dan harga
pada pasar (Bain, 1968). Struktur pasar dari industri biji jagung unsur utama hassome, yaitu:
(1 ) derajat konsentrasi pembeli dan penjual; (2 )
derajat pembedaan produk; (3 ) halangan ke masukan dan keluar; dan (4 ) pasar
pengetahuan. Struktur pasar menentukan perilaku dari satu firma pada industri
sementara memasarkan perilaku, pada gilirannya, pengaruhi kinerjanya industri.
Derajat dari konsentrasi menunjuk ke kepemilikan atau kontrol dari satu besar
proporsi beberapa agregat dengan sumber daya ekonomi atau aktivitas yang manapun oleh
kekecilan
proporsi unit yang mana sendiri atau mengontrol kumpul, atau dengan absolut kecil
angka dari unit demikian. Di pembahasan ini, daya tarik berada di dalam konsentrasi dari
kontrol dari volume dari penghasilan biji jagung dan penjualan pada biji
perusahaan / produsen (pemerintah berdua memiliki dan pribadi) taraf dan pada
konsentrasi dari kontrol dari volume dari penjualan biji jagung pada biji
tarafnya distributor.
Pasarkan andil dan rate beruntung secara positif terhubungkan seperti terlihat di
Gambarkan 1. satu firma dengan pasarkan andil kurang dari 10 persen dikatakan untuk tidak
punya
pasarkan kekuatan. Kekuatan pasar memuncul kalau ini menjangkau 15 persen, dan ini
memberikan satu
derajat berpengaruh nyata dari monopoli ketika ini adalah 25 ke 30 persen (Sheperd, 1997). Di
memasarkan andil lebih dari 40 ke 50 persen, kekuatan pasar secara relatif kuat.
Kalau b slop kemiringan adalah tinggi, kemudian pasarkan andil adalah bermanfaat dan akan
diburu untuk
dengan kaku. Berlalu waktu, pasarkan kekuatan dari satu firma mungkin bervariasi sebagian
besar dengan pasar
berbagi. Konsentrasi menyiratkan derajat dari kekuatan pasar (Suvanichwong, 1997).
Memasarkan kekuatan adalah kemampuan dari satu firma untuk mempengaruhi dengan jelas
harga dan kuantitas di
pasar. Ini juga tangguh andil dari penjumlahannya industri menjual pendapatan dan ini
bolehkan membedakan dari memasuki ke 100 persen.
GRAFIK
Memasarkan masukan adalah penambahan dari satu atau lebih penjual baru ke satu pasar.
Jaring
masukan relevan untuk mempertimbangkan karena ini mencerminkan perbedaan di antara
andil dari peserta dan andil dari firma yang exited selama suatu masa. Kecepatan
dari masukan dapat terjadi sangat cepat atau sangat perlahan. Pada sisi lain, halangan
melawan
masukan adalah keadaan perbuatan itu masukan sulit. Ada dua sumber halangan,
yaitu, sumber exogenous dan endogin. Sumber daya exogenous ditemukan di
pasar dasar, kebutuhan ibukota seperti itu, ekonomi dari skala,
dan formil, halangan resmi menyimpan lembaga pemerintah atau group lebar industri.
Sumber endogin adalah kondisi dan strategi yang diterapkan oleh
firma dominan dan dengan sukarela selesai, yang terdiri dari pembalasan dan
aksi pembelian lebih dahulu, kapasitas kelebihan, belanja pemasaran, pasarkan segmentasi,
halangan sah seperti dapat paten, kontrol berlalu sumber daya strategis, dan kerahasiaan
(Sheperd, 1997).
Derajat dari pembedaan produk akan menentukan kalau pembeli
bedakan, cirikan, atau punya pilihan spesifik antara bersaing
keluaran dari penjual berbagai didirikan pada satu industri (Suvanichwong, 1997).
Pada industri biji jagung, biji jagung dapat dibedakan dalam kaitan dengan dengan bervariasi
karakteristik dengan keanekaragaman jagung berbeda, merek, dan kemasan. Produk
pembedaan sebagai satu halangan dapat diamati di iklan dan penjual lain
aktivitas yang mana bertujuan pada penghebat perbedaan di antara satu produknya firma dan
produk dari kompetitor.
Pada sisi lain, keuntungan biaya absolut dari firma didirikan adalah
kemampuan dengan firma didirikan untuk menghasilkan produk pada satu biaya pegawai
rendahan dibandingkan baru
tangguh karena akibat keterampilan dari personil pengelolaan pakar, kontrol dari barang
persediaan dari
bahan baku, turunkan harga dari bahan baku sehubungan dengan pengaturan eksklusif dengan
pembelian penyalur atau kumpulan dari firma didirikan, biaya modal lebih rendah, vertikal
integrasi atau kekuatan penghasilan dari firma didirikan, hak paten, dan
tersedia ilmu pengetahuan tentang teknik unggul hanya ke firma didirikan.
TELITI METODOLOGI Data CollectionPrimary data were gathered from the corn seed companies and cornseed distributors through personal interview using pre-tested questionnaires.Data gathered from the seed companies included the following information: yearestablished, number of employees, capital investment, volume of corn seedproduction by variety, technology used in corn seed production, area planted tocorn for seed production purposes, volume of corn seeds produced by varietyand by season, production practices, and brand names of seeds sold.Secondary data were gathered from the related institutions. Koleksi data Data primer dikumpulkan dari perusahaan biji jagung dan jagung
membibiti distributor melalui wawancara pribadi mempergunakan pra angket teruji.
Data mengumpulkan dari perusahaan biji meliputi yang berikut keterangan: tahun
didirikan, angka dari karyawan, investasi modal, volume dari biji jagung
penghasilan oleh keanekaragaman, teknologi mempergunakan di penghasilan biji jagung, area
mengebunkan ke
jagung untuk penggunaan penghasilan biji, volume dari biji jagung dihasilkan oleh
keanekaragaman
dan dengan bumbui, praktek penghasilan, dan merek dagang dari biji terjual.
Data sekunder dikumpulkan dari institusi terkait.
Mencontoh Prosedur Propinsi Java timur adalah purposively memilih sebagai area pembahasan karena
ini adalah satu tumbuh jagung utama area di Indonesia dan punya angka paling besar dari biji
penanam / perusahaan dan distributor paling besar detik pada negara. Lengkapi
penghitungan dipekerjakan pada survei dari perusahaan biji jagung dan
distributor di Java Timur. Pembahasan difokuskan pada kabupaten dari Jombang,
Kediri, dan Nganjuk. Pembahasan dikendali pada 2002 dan terliput 3
multinasional, 5 perusahaan lokal (yaitu., 1 pemerintah memiliki dan 4 kemaluan), 32
pedagang eceran tengkulak (Jombang 7, Kediri 14, dan Nganjuk 11), dan 75 pedagang eceran
(Jombang 14, Kediri 33, dan Nganjuk 28).
Produsen biji jagung dipilih sebagai contoh dari pembahasan adalah Global - 1
(Kediri dan Sidoarjo kabupaten), Global - 2 (Kotamadya Surabaya dan Malang
kabupaten), Global - 3 (Surabaya), Lokal - 1 (Pasuruan dan Malang kabupaten),
Lokal - 2 (Kabupaten Kediri), Lokal - 3 (Kabupaten Malang), Lokal - 4 (Jombang
kabupaten), dan Lokal - 5 (Barat Sumatera mendasari, distributor ini di Java Timur).
Pasarkan Analisa Struktur Dimensi dari struktur pasar dari industri biji jagung pada tiga
jagung utama menghasilkan kabupaten di Java Timur, yaitu dievaluasi di sini
pembahasan, adalah derajat konsentrasi pembeli dan penjual, pembedaan produk,
halangan ke masukan dan keluar, dan pasarkan pengetahuan.
Derajat Konsentrasi Angka dan distribusi dari perusahaan biji / penanam oleh ketik (yaitu.,
vs lokal. perusahaan asing; vs pemerintah. perusahaan pribadi) dan
pedagang / distributor oleh ketik (yaitu., tengkulak atau pedagang eceran) dideskripsikan.
derajat konsentrasi pembeli dan penjual pada tarafnya pedagang dikaji
mempergunakan rasio konsentrasi dari empat firma paling besar (CR 4 ), Hirchman Herfindahl
Daftar isi buku, Daftar Isi Buku entropi, dan Rasio Gini. Pada produsen biji jagung taraf,
rasio konsentrasi penjual dan Rasio Gini berlandaskan volume dari penjualan dari
jagung lokal membibiti biji produsen dan perusahaan multinasional perusahaan dihitung.
Rasio konsentrasi (CR) . Cara ini adalah yang paling sering terpakai
ukuran dari konsentrasi pada satu industri sehubungan dengan kesederhanaannya. Ini adalah
satu dengan mudah
daftar isi buku yang dapat dimengerti dari konsentrasi. Bagaimanapun, CR tidak
mempertimbangkan
ukuran berbeda pada firma paling besar dan ini baru membandingkan beberapa firma besar
sebagai satu
golongkan dengan sisa dari tangguh pada industri. CR dirumuskan seperti
RUMUS
Pembahasan ini sebagian besar menghitung CR 4 , yaitu, rasio konsentrasi dari biggestfour
bibiti produsen dan pedagang. Pasar dipertimbangkan satu sangat tinggi
sesuatu terkonsentrasi kalau empat rasio firma (CR 4 ) adalah paling tidak 40 persen (Tukang
parkir dan
Connor, 1979).
Hirchman Herfindahl Indexing (HHI). Daftar isi buku ini dihitung oleh
memperoleh penjumlahan dari kuadrat dari andil pasar dari semua pedagang pada pasar. Ini
diekspresikan sebagai berikut:
RUMUS
Nilai dari HHI terbentang dari memasuki ke 1 dengan nilai lebih besar menandai lebih besar
konsentrasi. Ketika semua firma dari ukuran sama, HHI memadai 1 / n. Ketika h = memasuki,
ini memaksudkan bahwa di situ adalah ketakberhinggaan pasti pada industri atau ini adalah
satu pasar kompetitif.
Ketika HHI = 1, ini adalah satu pasar monopoli. Nilai di antara memasuki dan 1 tandai
satu struktur pasar oligopsonistic. Daftar isi buku ini sensitip ke andil dari
firma paling besar. Ini mencerminkan andil dari masing-masing firma pada industri. Satu
keuntungan dari
HHI adalah bahwa ini biasanya mengukur perubahan pada andil pasar karena ini
pertimbangkan semua firma pada pasar.
Daftar Isi Buku entropi (EI). Definisi dari daftar isi buku ini kebalikannya terkait dengan
itu dengan kedua-duanya indeks jamak lain. Konsentrasi tinggi pada industri ditandai oleh
nilai rendah dari daftar isi buku. EI dihitung sebagai berikut:
RUMUS
Daftar isi buku ini adalah yang paling sensitip ke angka firma dibandingkan lain indeks jamak.
kekuatan dari EI berlalu HHI adalah yang EI dapat diuraikan ke dalam diantara dan di antara
golongkan komponen. Ini adalah berguna ketika industri terdiri dari industri sub.
Koefisien Gini (Gr). Koefisien Gini mengukur keberangkatan dari
Lorenz membengkok sebenarnya diamati dan kurva yang yang akan tampak kalau semua firma
telah setimpal dengan andil pasar. Ketika koefisien Gini adalah nol, ini menyiratkan tersebut
di sana sempurnakan kesamaan dari tangguh andil pasar. Ini adalah satu karakteristik dari satu
semata-mata pasar kompetitif. Satu pegawai rendahan nilai dibandingkan 0.5 dan dekat dengan
nol akan
tandai kesamaan tinggi di penghasilan biji jagung atau andil distribusi penjualan atau naib
versa. Koefisien Gini dihitung sebagai berikut:
RUMUS
Pembedaan produk Pada penanam biji / perusahaan biji taraf, pembedaan produk adalah
dikaji dalam kaitan dengan keanekaragaman dan terpakai teknologi genetik (misalnya., bastar
atau
secara genetik memodifikasi organisma, GMO). Pembahasan juga termohon peladang jagung
pendapat pada biji yang mereka membeli dalam kaitan dengan mutu (yaitu., perkecambahan
beri peringkat dan membibiti karakteristik). Pembedaan produk adalah juga bertekad
berlandaskan merek dagang dan keanekaragaman dari biji jagung dijual oleh distributor.
Pasarkan Pengetahuan Perusahaan biji dan pasarnya distributor pengetahuan dikaji.
Keterangan pasar liputi jenis dan keanekaragaman dari biji jagung lebih suka
perusahaan jagung / peladang, kebutuhan biji potensial oleh daerah, dan
menerus terpakai harga pasar. Sumber mereka dari keterangan pasar adalah juga diidentifikasi
di pembahasan ini dan frekuensi untuk mengakses keterangan pasar ditentukan.
Halangan ke Masukan dan Keluar Halangan ke masukan dan keluar pada perusahaan biji dan distributor /
tarafnya pedagang diuji di pembahasan ini. Halangan kepada masukan pada biji jagung industri
meliputi aspek berikut: (1 ) ekonomi skala; (2 ) ibukota
kebutuhan; dan (3 ) halangan sah seperti lisensi dan hak paten.
Ekonomi dari skala dikaji dengan menguji struktur biaya dari
besar dan firma kecil-kecilan. Rata-rata ongkos firma besar (pedagang biji besar)
adalah bandingkan dengan bahwa firma kekecilan (pedagang biji kecil) agar menentukan
apakah atau tidak ekonomi dari skala berada pada industri biji jagung.
keuntungan dari biji didirikan memperkokoh berlalu peserta baru itu didukung
ekonomi dari skala dievaluasi dalam kaitan dengan dengan inovasi teknologi. dan
Kebutuhan modal pada perusahaan biji dan tarafnya distributor diuji
sesuai dengan skala dari operasi dan membandingkan ke investasi rata-rata dari
industri.
HASIL DAN BAHASAN Profil dari Produsen dan Pedagang Global - 1, Global - 2, dan Global - 3 adalah perusahaan multinasional dimana
antara produk mereka adalah jagung bastar bibiti. Perusahaan itu operasikan pada
negara melalui cabang mereka. Domesticl - 1 ke Domestik - 5 adalah lokal
perusahaan mengkhususkan di dalam menghasilkan biji hulu cemeti makanan termasuk jagung
bibiti.
Lokal - 5 menghasilkan biji jagung bastar ditemukan oleh perusahaannya sendiri, sementara
yang lain
empat perusahaan lokal menghasilkan biji jagung ditemukan oleh AARD dan / atau
Universitas.
Kebanyakan dari jagung membibiti bisnis didirikan pada 1990. Beberapa
jagung membibiti pedagang pada awalnya terjual input pertanian sebelum mereka memulai jual
jagung komersil bibiti. Sebelum 1980, kebanyakan dari jagung komersil bibiti
dihasilkan dan dijual oleh Domestik - 1 dan produsen lokal lain. Pada 1980,
ketika jagung bastar biji diperkenalkan, pasar untuk jagung komersil
bibiti jadi tarik. Jagung bastar membibiti perusahaan seperti Global - 2 dan
Global - 3 dihasilkan dan terniaga produk mereka sendiri, sementara Domestik - 1 tingkatkan
biji bastar dari Cargill dan AARD.
Jagung membibiti pedagang pada propinsi dari Java Timur ditandai oleh
bisnis kecil dengan tidak ada pedagang eceran mengkhususkan di biji jagung jual. Hanyalah 15
persen dari pedagang eceran biji jagung mendaftarkan dengan Java Timur SCCS dan
sisa adalah buram membandingkan ke duapuluh (63%) wholesalerretailers didaftarkan.
Investor asing, atas diri mereka sendiri, bukan dilibatkan pada jagung komersil
bibiti distribusi dan jual eceran. Hanyalah pedagang domestik dan produsen biji
laksanakan fungsi pemasaran untuk menjual produk mereka secara langsung ke
pemerintah memproyeksikan atau ke pedagang lokal. Firma asing memasuki ke dalam
gabungan perusahaan
kesepakatan dengan investor domestik dan didirikan pemasaran mereka sendiri
perusahaan dengan menugaskan distributor satu atau dua pada masing-masing kabupaten.
Jagung biji Besidescommercial, pedagang juga terjual pestisida, pupuk kimia, beras
biji, biji sayuran dan alat-alat pertanian, terutama tangan penyemprot.
Ini menandai bahwa bisnis utama dari pedagang biji jagung adalah pertanian
input.
Pedagang eceran biji pekerjakan, secara rata-rata, sedikitnya satu dan
maksimum dari lima orang. Pedagang eceran tengkulak, pada sisi lain, punya lebih
karyawan terbentang dari satu ke 24 orang. Pedagang dengan hanya satu karyawan
biasanya keluarga menjalankan bisnis, diatur oleh yang manapun istri atau berhemat,
sementara pasangan mereka dikerjakan di tempat lain.
Struktur pasar Pada dasarnya, biji jagung dijual pada pasar digolongkan ke dalam terjamin
dan biji tidak dijamin. Biji terjamin terdiri dari bastar dan gabungan
keanekaragaman. Biji tidak dijamin, juga biji tidak sah yang dipanggil, dijual tanpa label dan
merek dagang. Masa lokal untuk jagung tidak sah biji adalah putihan yang berarti
biji putih, mencerminkan warna asli ini tanpa perlakuan kimia. Menurut hukum
menjual biji biasanya menggurdi satu warna kemerah-merahan akibat oleh ini perlakuan
dengan
Ridomil fungisida. Biji tidak sah meliputi keanekaragaman bastar seperti itu dihasilkan
oleh Global - 1 dan Global - 2. Jagung bastar bibiti didominasi volume dari penjualan di
pedagang eceran tengkulak berdua dan tarafnya pedagang eceran (Tabel 1). Biji tidak sah
terbuat
taiki 2 persen dari pedagang eceran tengkulak volume dari penjualan mewakili 1.9
persen dari total nilai dari menjual figur rendah untuk biji tidak sah pasarkan
dapat menjadi satu hasil dari kerisauannya pedagang untuk mengungkapkan walaupun benar
absensi atau kekurangan dari monitoring pemerintah. Transaksi pada tidak sah sekarang
dikendali secara pribadi di antara pedagang dan konsumen.
Volume dari penjualan untuk keanekaragaman gabungan terdiri dari Arjuna
BISI, Surya, dan Bisma bertanggungjawab 90.6 ton per tahun atau 6.0 persen dari
total volume penjualan sementara keanekaragaman bastar volume dari penjualan pada
pedagang eceran tengkulak taraf lebih dari 1,400 ton (92. 0%).
Pada tarafnya pedagang eceran, 384 ton biji jagung bastar dijual
mewakili 95 persen dari total penjualan. Jagung gabungan volumenya biji dari
penjualan bertanggungjawab 90 ton (4%) sementara biji tidak sah terjual sebanyak 5 ton
(1%). Pembahasan yang menemukan bahwa keanekaragaman Bisma, yaitu disebarkan oleh
lokal
produsen, ditemukan hanya di pedagang eceran tengkulak berakhir dan tidak pada
tarafnya pedagang eceran. Ini menandai bahwa jagung keanekaragaman Bisma secara
langsung dibeli
oleh peladang dari mereka dan tidak ada pedagang eceran bursa ini karena akibat permintaan
rendah untuk
biji. Volumenya Bisma dari penjualan dari 24 ton, yaitu kurang dari 2 persen dari
total permintaan pada pedagang eceran tengkulak taraf, adalah lebih rendah dibandingkan
permintaan untuk
Arjuna BISI dan keanekaragaman Surya. Ini juga showed bahwa di tempat itu jagung dihasilkan
keanekaragaman menghadapi satu kompetisi kaku pada pasar.
TABEL
Derajat Konsentrasi Pembeli dan Penjual Rasio kumulatif dari volume dari penjualan untuk produsen diukur
mempergunakan CR 4 . Derajat dari konsentrasi pembeli dan penjual untuk pedagang adalah
menaksir penggunaan CR 4 , Hirchman Herfindahl Indexing, Daftar Isi Buku entropi, dan Gini
Koefisien.
Pada 2001, biji jagung pasarkan di Indonesia didominasi oleh Global - 1
dan Clobal - 2 dengan volume penjualan dari 4,000 ton (49. 8%) dan 3,000 ton (37. 3%),
berturut-turut. Dengan demikian, produsen perusahaan multinasional berdua peroleh 87 persen
dari
jagung nasional membibiti pasar berbagi. Global - 3 dan Lokal - 1 masing-masing punya andil
pasar
dari persen 6.2 dan 4.2, berturut-turut (Tabel 2). Rasio konsentrasi dari empat
firma paling besar ungkapkan satu jagung oligopolistik membibiti pasar pada negara (CR 4 =
98%).
TABEL
Pada 2001, Global - 2 52.7 persen ada (1,160 ton) dari pasar di Timur
Java sementara Global - 1 mengikuti dengan 34.1 persen (750 ton). Global - 3 dan
Domestik - 1 dengan masing-masing andil pasar dari persen 9.1 dan 1.7 (Tabel 3),
tergolong ketiga dan ke-empat, berturut-turut. CR 4 dari produsen di propinsi ini adalah
97. 5 persen showed yang mana bahwa pasar biji jagung sangat tinggi oligopolistik.
Menaksir permintaan untuk biji jagung di mana-mana negara pada 2001 adalah 4,962 ton dan
di propinsi Java Timur pada tahun yang sama adalah 4,203 ton (Ditjen Tanaman
Pangan, 2002).
Semua jagung membibiti produsen mencoba untuk memperoleh sebanyak pasar andil seperti
kemungkinan di
Java timur karena propinsi ini adalah jagung paling besar area menghasilkan pada
negara. Penghasilan keseluruhan dari produsen ini dapat hanya menyediakan beberapa
permintaan untuk biji jagung di Java Timur. Jagung bastar dihasilkan biji oleh berdua produsen
perusahaan multinasional dan lokal dapat memuaskan hanyalah 43 persen dari
permintaan. Permintaan sisa diisikan oleh biji tidak sah dan detik
generasi (F2) biji. Pada sisi lain, jagung gabungan terniaga biji oleh
terpuaskan produsen ini hanya 2 persen permintaan potensial. Paling peladang terpakai
biji jagung dihasilkan dari bertani mereka sendiri karena jagung gabungan bibiti
masih bajik dihasilkan menyerah ke beberapa generasi.
TABEL 3
Di propinsi Java Timur, andil pasar dengan Global - 2 jagung bastar bibiti
pada 2001 adalah 1,160 ton yang mana susutkan ke 625 ton pada 2002. Global - 1 volume dari
menjual juga merosot dari 750 ton ke 600 ton selama periode yang sama. Bagaimanapun,
Global - 3 mampu untuk memperluas volume ini dari penjualan dari 200 ton ke 400 ton
(Tabel 4). Pada 2000, Global - 3 mengawali pemasaran ini c - 5 dan c - 7 produk biji
tapi data pada volume dari penjualan secara tepat bertekad sebab kebanyakan dari
pedagang biji menjual biji jagung itu, terutama pada area dari pembahasan, tidak
bayar kredit mereka ke produsen.
TABEL 4
Sampai Juni 2002, biji jagung dijual oleh Global - 1 di taraf nasional
dijangkau 2,200 ton dengan satu nilai dari sekitar Rp 33 bilian (Kita $ 3.67 jutaan).
Volume dari penjualan dengan Global - 1 terdiri dari jagung bastar membibiti keanekaragaman
BISI -
2 dan BISI - 5, yang bertanggungjawab 60 persen. CPI - 2 bastar bertanggungjawab
30 persen dan sisa (10 %) adalah untuk volume penjualan dari gabungan
keanekaragaman Arjuna BISI dan Surya. Keanekaragaman biji jagung manis, F1 BISI Manis
dan Gula-gula Hebat, dijual dengan volume lebih kecil dari penjualan.
Global - 1 jagung membibiti area penghasilan pada 2001 adalah sekitar 4,500 hektar.
Tanah pertanian dimiliki oleh peladang yang punya kesepakatan kontrak dengan
Global - 1. Area yang dimiliki oleh Global - 1 adalah kurang dari 7 hektar dan dipergunakan
untuk meneliti penggunaan menempatkan dekat pabrik proses di Kediri kabupaten, Timur
Java.
Global - 2 juga mempunyai satu pola penjualan serupa dari 40 persen di taraf nasional
sementara 30 persen dari ini jual di Java Timur dijual ke proyek pemerintah.
Global - 3 juga terjual beberapa jagung biji ini produk ke lembaga pemerintah.
Pada 2001, Global - 2 dihasilkan sekitar 6,300 ton biji jagung dari ini memproses
kebunkan di Kabanjahe (Utara Sumatera) dan Malang 2 (Java timur). Pabrik
punya masing-masing kapasitas dari 7,000 dan 3,000 ton per tahun. Bagaimanapun,
memproses pabrik di Malang 1, Propinsi Java timur, dinonaktifkan setelah sejak
pembukaan dari Malang 2 pabrik proses. Perusahaan ini tidak punya tanah pertanian dari ini
sendiri untuk menghasilkan biji jagung. Biji induk diimport dari India dan
Philippina, dimana perusahaan pengendali ini mengoperasikan lembaga pengkajian.
perusahaan mengakui bahwa ini dapat memuaskan di sekitar 55 persen permintaan pasar.
pasar nyata berbagi, bagaimanapun, adalah hanyalah kurang dari 50 persen.
Volume dari penjualan dengan Global - 2 di Java Timur mencenderungkan rosot. Hingga
Juni 2002, volume ini dari penjualan menjangkau hanyalah 625 ton pada propinsi yang sama
tiba
ke kompetisi ketat dari tamu baru Global - 3, dan satu didirikan
perusahaan Global - 1. Pada sisi lain, Global - 2 harus mengekspor beberapa ini tak terjual
produk. Pada 2001, perusahaan yang ekspor 5,000 ton biji jagung ke Jepang,
Thailand, Philippina, dan Pakistan (Kompas, 2001).
Di samping menghasilkan jagung bastar dan gabungan biji, Global - 1 juga
dihasilkan beras bastar bibiti, biji sayuran, dan biji buah. Dari total penjualan