Page 1
Fakultas Teknik Untan
PERENCANAANJEMBATAN KOMPOSIT
Data-data sebagai berikut :
1. Panjang Bentang Jembatan : 20 m
2. Lebar Jembatan : 5 m
3. Lebar Trotoar : 1,5 m
4. Jenis Lantai : Aspal + Beton
5. Karateristik Beton : fc’ = 27.5 MPa
6. Mutu Baja : Bj = 42 fy = 2500 kg/cm’ = 250 Mpa
7. Jarak Gelegar Memanjang : 1,67 m
8. Lantai beton bertulang
9. Tebal Plat Lantai : 0,2 m
10. Tebal Aspal : 0,05 m
11. Tinggi Genangan Air : 0,05 m
Sketsa Jembatan Komposit
Struktur Baja II
L = 20 m
Page 2
Fakultas Teknik Untan
PERHITUNGANPELAT LANTAI KENDARAAN
Tebal Pelat diambil 20 cm
Struktur Baja II
1,5 m 1,5 m1,67 m 1,67 m 1,67 m
15 m 1,5 m1,67 m 1,67 m 1,67 m
Potongan Melintang Lantai Kendaraan
20 m
TrotoarGelegar MemanjangSlab BetonAspal
Page 3
Fakultas Teknik UntanTebal Wearing Surface diambil rata-rata 5 cm
Dari PPPJJR (Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya) :
1. Berat Volume Beton Bertulang : 2500 kg/m3
2. Berat Volume Aspal : 2000 kg/m3
3. Berat Volume Beton Tumbuk : 2200 kg/m3
4. Berat Volume Air : 1000 kg/m3
PERHITUNGAN BEBAN
BEBAN MATI
1. Aspal (tebal 5 cm) : 0,05 . 2000 . 1,00 = 1000 kg/m
2. Slab Beton (tebal 20 cm) : 0,2 . 2500 . 1,00 = 500 kg/m
3. Air Hujan (tebal 5 cm) : 0,05 . 1000 . 1,00 = 50 kg/m +
qdl = 650 kg/m
BEBAN HIDUP
Menurut PPPJJR 1987 Bab III pasal 2,3 untuk perhitungan kekuatan lantai
kendaraan atau system lantai kendaraan jembatan harus digunakan beban “T”
Beban “T” ini adalah beban yang merupakan kendaraan truk yang mempunyai
beban roda ganda (dual Wheel Load) sebesar 10 Ton dengan ukuran-ukuran serta
kedudukan.
Untuk jembatan Kelas A (beban hidup 100 %) lebar bidang kontak antara roda
kendaraan dengan lantai kendaraan adalah sebagai berikut : a1 = a2 = 30 cm, b1 = 12,5
cm, b2 = 50 cm
Sedangkan muatan rencana sumbu [ Ms] = 20 ton
Maka : T = ½ . Ms = ½ . 20 ton = 10 ton
Struktur Baja II
a2
5
10
10
15 1530
Arah memanjang
5
10
10
15 1530
Arah melintang
b2
Penyebaran Beban Hidup Pada Lantai
Kendaraan
Page 4
Fakultas Teknik Untan P = 100 % . T = 100 % . 10 ton = 10 ton
Penyebaran beban hidup pada lantai kendaran mengikuti PPPJJR 1987 Bab III
pasal 4.2 dalam menghitung kekuatan lantai akibat beban “ T “ dianggap bahwa
beban tersebut menyebar kebawah dengan arah 450 sampai ke tengah-tengah tebal
plat lantai
Maka : U = 50 + 2. 15 = 80 cm = 0,8 m
V = 30 + 2. 15 = 60 cm = 0,6 m
Perhitungan Momen
Akibat Beban Mati
Beban mati merata pelat [qDL = 0,65 t/m2] akan bekerja merata pada seluruh luasan
pelat. Maka total beban mati yang bekerja pada pelat [P] adalah
P = luasan pelat . qDL = 33,4 . 0,65 = 21, 71 ton = 21710 kg
Beban mati terbagi rata pada permukaan pelat :
U = Lx U / Lx = 1 dan V = Ly U / Ly = 1
dimana f1 = untuk pelat yang keempat sisinya
menerus/ kontinu
Dari kurva M. Pigeaud dicari nilai m1 dan m2 untuk nilai , sehingga untuk nilai
U = Lx U / Lx = 1 dan V = Ly U / Ly = 1 diperoleh nilai :
Struktur Baja II
Lx
Ly
Lx = 1,67 m
Ly = 20 m
Luasan pelat = Lx . Ly = 1,67 . 20 = 33,4 m2
Page 5
Fakultas Teknik Untanm1 = 7 x 10-2
m2 = 2 x 10-2
Maka besarnya momen lentur akibat beban mati adalah :
MDLX+ = - MDLX
-
= P .(m1 + 0,15 m2)
= 21710 . ( 7 . 10-2 + 0,15 . 2 . 10-2)
= 1584,83 kg.m/m’
MDLy+ = - MDLy
-
= P .(m2 + 0,15 m1)
= 21710 . ( 2 . 10-2 + 0,15 . 7 . 10-2)
= 662,16 kg.m/m’
Akibat Beban Hidup
Lx = 1,67 m, Ly = 20 m beban pada sumbu simetri pelat lantai
P = 21,71 ton = 21710 kg
U = 0,75 m, V = 0,60 m
Dari kurva M. Pigeaud dicari nilai m1 dan m2 untuk nilai , sehingga untuk nilai
U = Lx U / Lx = 0,45 dan V = Ly U / Ly = 0,03 diperoleh nilai :
m1 = 9,5 x 10-2
m2 = 8,6 x 10-2
Maka besarnya momen lentur akibat beban mati adalah :
MLLX+ = - MLLX
-
= P .(m1 + 0,15 m2)
Struktur Baja II
Lx
Ly
U
V
Page 6
Fakultas Teknik Untan= 21710 . ( 9,5 . 10-2 + 0,15 . 8,6 . 10-2)
= 2342,509 kg.m/m’
= 2342,51 kg.m/m’
MLLy+ = - MLLy
-
= P .(m2 + 0,15 m1)
= 21710 . ( 8,6 . 10-2 + 0,15 . 9,5 . 10-2)
= 2176,43 kg.m/m’
Momen Total
Arah X Mu = 1,2 MDLX+ +1,6 MLLX
+
= 1,2 (1584,83) +1,6 (2342,51)
= 5649,812 kg.m/m’
Arah y Mu = 1,2 MDLX+ +1,6 MLLX
+
= 1,2 (662,16) +1,6 (2176,43)
= 4276,88 kg.m/m’
Asumsi Tulangan Pelat D12
Tebal selimut beton = 30 mm
Tinggi efektif (d) = 200 – 30 – ½ (12)
= 164 mm
Penulangan Pelat Lantai
Arah X
Mu = 5649,812 kg.m/m’
Struktur Baja II
Page 7
Fakultas Teknik Untan
M =
Rn =
perlu = 0,0013 < min = 0,0056 , jadi dipakai min = 0,0056
As = . b . d
= 0,0056. (1000) (164)
= 918,4 mm2
Jarak antar tulangan
sehingga dipakai tulangan 12-100 (1130,4 mm2)
Pemeriksaan Kapasitas
C = 0,85 . fc’. b . a T = As . fy
∑H = 0 C = T 0,85. fc’. b. a =As .fy
Mn = C. Z = (0,85 . fc’ . b . a) . (d - a/2)
= (0,85 . 27,5 . 1000 . 12,09) . (164 – 12,09/2)
= 4463,868 . 104 N.m/m
Mr = . Mn = 0,8 . 4463,868. 104 = 3571,09 .104 N.m/m = 3571,09 kg.m/m
Mr = 3571,09 > Mu = 3171,68 ……………… aman !!!
Arah Y
Mu = 2400,94 kg.m/m’
M =
Struktur Baja II
Page 8
Fakultas Teknik Untan
Rn =
perlu = 0,00454 < min = 0,0056 , jadi dipakai min = 0,0056
As = . b . d
= 0,0056 . (1000) (164)
= 918,4 mm2
Jarak antar tulangan
sehingga dipakai tulangan 12-100 (1131 mm2)
Struktur Baja II
Page 9
Fakultas Teknik Untan
SKETSA PENULANGAN PLAT
Struktur Baja II
0,75 m 0,75 m 0,75 m
25 m
12-100
12-10012-100
12-100
Page 10
Fakultas Teknik Untan
PERHITUNGANTROTOAR
Struktur Baja II
50 cm
40 cm
10 cm
15 cm
20 cm
20 cm
20 cm 15 cm 20 cm 10 cm
90 cm
10 cm
10 cm5 cm
20 cm
10 cm 5 cm 20 cm 15 cm
H = 100 kg/m’
G1
G2
G1
G3
Page 11
Fakultas Teknik Untan
Perencanaan Tiang Sandaran
a. Sandaran Horizontal
Jarak antar tiang sandaran = 2,0 m
Beban horizontal tiap sandaran = q = 100 kg/m’
Dianggap sebagai tumpuan sederhana, maka :
Mmaks = 1/8 . q . L2
= 1/8 . 100 . 2,02
= 5000 kg.cm
Digunakan circular hallow section dengan rumus sebagai berikut :
b. Tiang sandaran
Jarak antar tiang sandaran : 2,00 m
Tinggi tiang sandaran : 0,90 m
Sandaran horizontal : 42,7 mm
Struktur Baja II
2,0 m
90 cm
t 42,7
D = 42,7 mm
T = 2,3 mm
W = 2,63 kg/m
W = 2,18 cm3 > 2 cm3
Page 12
Fakultas Teknik UntanMenurut PMJJR 1987 Bab III pasal 12.56 :
“Tiang - tiang sandaran pada setiap tepi trotoar harus diperhitungkan untuk
dapat menahan beban horizontal sebesar 100 kg/m’ yang bekerja pada tinggi
90 cm diatas lantai trotoar”.
Momen rencana
Gaya-gaya yang bekerja (kg)Lengan momen
Momen (kg/m)
H = 2,00 . 100 = 200
G1 = 2. 2,0 .2,63 = 10,57
G2 = 0,5. 0,2. 0,2. 2500 = 50
G3 = 0,5. 0,4 (0,1 + 0,2) . 0,2. 2500 = 30
90
17,5
17,5
7
18000
184,3
875
210
Mrencana = 1,2 . MD + 1,6 . ML
= 1,2 . 1269,1 + 1,6 . 18000
= 30322,92 kg.cm
= 303,229 kg.m = 3,03 KN.m = 3,03 . 106 N.mm
Penulangan tiang sandaran
Dicoba tulangan
D = 200 - 40 – 8 – 9 = 143 mm
Struktur Baja II
ML = 18000 kg.cmMD = 2414,56 kg.cm
200 mm
200 mm40
Page 13
Fakultas Teknik Untan
= 0,0459, = 5,6 . 10-3
< maka dipakai
As perlu = . b . d
= 5,6 . 10-3 . 200 . 143 = 160,16 mm2
Digunakan 2 D 16 ; As = 200,96 mm2 > 160,16 mm2 (tulangan satu sisi)
Karena pada kenyataanya tiang tersebut bertulang rangkap, maka dilakukan kontrol
kapasitasnya :
As = AS’ = 200,96 mm2 d’ = 57 mm fy = 250 MPa
d = 143 mm d = 200 MM
Asumsi tulangan tarik leleh, tulangan desak belum leleh :
(0,85 . fc’ . b . ) C2 + (600. As’ – As. Fy ) C – 600. d’. As’ = 0
(0,85 . 30 . 200 . 0,85) C2 + (600 . 200,96 – 200,96 . 250 ) C – 600 . 57 . 200,96 = 0
4335 C2 + 70336 C – 6872832 = 0
Didapat : C = 32,523 mm
a = 0,85 . 32,523 = 27,645
(tulangan desak belum leleh)
Pada tulangan desak
Pada tulangan tarik
Struktur Baja II
4 16
9-100 mm
Page 14
Fakultas Teknik Untan
Baja fy = 250 Ey = 1,19 . 10-3
Es > Ey > Es’ …………… Asumsi benar
Tulangan desak
As1 = As – As2 = 200,96 – (-362,985) = 563,945 mm2
ND1 = 0,85 . fc’ . a . b
= 0,85 . 30 . 27,645 . 200 = 140,990 KN
ND2 = As’ . fy
= 200,96 . (-451,564)
= -90,746 KN
ND = ND1 + ND2
= 140,990 – 90,746 = 50,244 KN
NT = As. Fy
= 200,96 . 250 = 50,24 KN
ND NT ………….. OK !
Mn = ND1 (d - a/2) + ND2 (d - d’)
= 140,990 (143 – 27,645) – 90,746 (143-57) = 10,409 KN.m
Mn = 0,8 . 10,409 = 8,327 KN.m > 3,03 KN.m …………. OK!!!
PERENCANAANKERB JEMBATAN
Struktur Baja II
Page 15
Fakultas Teknik Untan
Menurut PMJJR1957 Bab III pasal 125 b
Kerb yang terdapat pada tepi lantai kendaraan harus diperhitungkan untuk dapat
menahan satu beban horizontal kearah melintang jembatan sebesar 500 kg/m yang
bekerja pada puncak kerb yang bermuatan atau pada tinggi 25 cm diatas
permukaan lantai kendaraan apabila kerb yang bersangkutan lebih tinggi dari 25
cm.
Pembebanan
Ditinjau panjang kerb untuk tiap meter tegak lulus bidang gambar
Diasumsikan sebagai beban hidup.
Diasumsikan sebagai tulangan tunggal ( tarik saja )
Pot. I-I
Struktur Baja II
H = 500 kg/m
20 cm
10 cm
20 cm
10 cm5 cm0,3 cm
II
IIII
Page 16
Fakultas Teknik UntanDicoba tulangan D10
Mu = 1,6.(500. 1. 10) = 8000 kg. cm = 0,8 kN.m = 0,8. 106N.mm
fc’ = 30 Mpa d = 150-30-(10/2)= 115 mm
fy = 250Mpa b = 1000 mm
d’ = 35 mm m= 9,804
….dipakai
Pot. II-II
Mu = 1,6.(500. 1. 20) = 16000 kg. cm = 1,6 kN.m = 1,6. 106N.mm
d = 200-30-(10/2)= 165 mm
m= 9,804
….dipakai
Berdasarkan potongan I-I dan II-II, untuk tulangan pokok dipakai
Struktur Baja II
Page 17
Fakultas Teknik Untan
Digunakan tulangan 8 –125mm ; As = 402,124mm2>300mm2
Checking daktual dan gaya geser pada pot. I-I
daktual= 100-30-(8/2)= 66mm
v = 500 kg/ m. 1 = 500 kg= 5000 N
Tidak perlu tulangan geser.
PERENCANAANTYPE III (KANTILEVER)
Pada PMJJR bab III pasal 1.2.5.a
Struktur Baja II
Tulangan bagi
Tulangan pokok
Page 18
Fakultas Teknik Untan“Kontruksi trotoar harus diperhitungkan terhadap beton hidup sebesar 500
kg/m2. Dalam perhitungan kekuatan gelegar karena pengaruh beban hidup pada
trotoar diperhitungkan, beban sebesar 60 % beban hidup trotoar”.
TABEL MOMEN TERHADAP I-IGaya-gaya yang bekerja Lengan Momen (kg.cm)
G1 2. 2,0. 2,63 = 10,52 65 683,8
Struktur Baja II
50 cm
40 cm
10 cm
15 cm
20 cm
20 cm
20 cm 15 cm 20 cm 10 cm
10 cm
10 cm5 cm
20 cm
10 cm 5 cm 20 cm 15 cm
G1
G2
G1
G3
SKEMA PEMBEBANAN PLAT KANTILEVER
500 kg/m2
G4
G6
G7
G5
G8
G9
G10
I
I
10 cm
35 cm
Page 19
Fakultas Teknik Untan
G2
G3
G4
G5
G6
G7
G8
G9
G10
0,5. 0,2 .0,2. 2500 = 50
0,5. 0,4. (0,2 + 0,1) – 0,2. 2500 = 30
0,45. 0,1. 25. 2500 = 2812,5
0,35. 0,05. 25. 2500 = 1093,75
0,1. 0,3. 25. 2200 = 1650
0,15. 0,2. 25. 2200 = 1650
0,2. 0,2. 25. 2500 = 2500
0,35. 0,05. 25. 2500 = 1093,75
0,45. 0,1. 25. 2500 = 2812,5
65
52
45
37,5
25
25
25
12,5
5
3250
1560
126562,5
41015,63
41250
41250
62500
13671,88
14062,5
MD = 3452806,3 kg.cm
P 500. 0,5. 25 = 6250 25 156250 kg.cm
Momen rencana = 1,2 MD + 1,6 ML
= 1,2 . 345806,3 + 1,6 . 156250
= 66,497 KN.m = 66,497 . 106 N.mm
Perencanaan awal
Direncanakan sebagai tulangan tarik saja
Tulangan arah Lx
Mu = 66, 497 KN.m = 66,497. 106 Nmm
M = 9,804
Disumsikan diameter tulangan 18
d = 200 – 40 – 9 = 151 mm
Rn =
Struktur Baja II
40200
Page 20
Fakultas Teknik Untan
maks= 0,0459
min < perlu < maks ……….. OK !!!!
As = . b . d
= 0,0158 . (1000) (151)
= 2385,8 mm2
Di coba tulangan D 18 dengan As = 254,34 mm2
Jarak antar tulangan
sehingga dipakai tulangan 18-100
Checking Kapasitas
C = 0,85 . fc’. b . a
= 0,85. 30. a. 1000 = 25500 a
T = As . fy
= 2543,4 . 250 = 635850
T = C
635850 = 25500 a
a = 24,935mm
Mn = T (d - a/2)
= 635850 (151 – 24,935/2)
= 88,086 KN.m
Mn = 0,8 . 88,086
= 70,469 KNm > 66,497 ……… OK !!!!!
Tulangan arah Ly
Mu = 66, 497 KN.m = 66,497. 106 Nmm
M = 9,804
Disumsikan diameter tulangan 18
Struktur Baja II
Page 21
Fakultas Teknik Untand = 200 – 40 – 18 – 9 = 133 mm
Rn =
maks= 0,0459
min < perlu < maks ……….. OK !!!!
As = . b . d
= 0,0209 . (1000) (133)
= 2779,7 mm2
Di coba tulangan D 18 dengan As = 254,34 mm2
Jarak antar tulangan
sehingga dipakai tulangan 18-100
Checking Kapasitas
C = 0,85 . fc’. b . a
= 0,85. 30. a. 1000 = 25500 a
T = As . fy
= 2797,74 . 250 = 699435
T = C
699435 = 25500 a
a = 27,429 mm
Mn = T (d - a/2)
= 699435 (133 – 27,429/2)
= 83,432 KN.m
Mn = 0,8 . 83,432
= 66,746 KNm > 66,497 ……… OK !!!!!
Struktur Baja II
Page 22
Fakultas Teknik Untan
PERENCANAAN AKHIR
Untuk mengantisipasi adanya momen negative pada daerah momen lapangan
pada plat direncanakan bertulang rangkap (tarik dan tekan)
Momen Kapasitas arah Lx
Dimana :
Fc’ = 30 MPa
b = 1000 mm
= 0,85
As’ = As = 2543,4 mm2
Fy = 250 MPa
d’ = 49 mm
d = 151 mm
Asumsi tulangan tarik telah leleh, tulangan desak belum leleh
(0,85 . fc’ . b . ) C2 + (600. As’ – As. Fy ) C – 600. d’. As’ = 0
(0,85 . 30 . 1000 . 0,85) C2 + (600 . 2543,4 – 2543,4 . 250 ) C – 600 . 49 . 2543,4 = 0
21675 C2 + 890190 C – 74775960 = 0
Didapat : C = 41,69 mm
a = 0,85 . 41,69 = 35,437 mm
(tulangan desak belum leleh)
Pada tulangan desak
Struktur Baja II
Tulangan arah Ly D18-100
Tulangan arah Lx D18-100
Page 23
Fakultas Teknik UntanPada tulangan tarik
Baja fy = 250 Ey = 1,19 . 10-3
Es > Ey > Es’ …………… Asumsi benar
Tulangan desak
As1 = As – As2 = 2543,4 – (-1070,314) = 3613,714 mm2
ND1 = 0,85 . fc’ . a . b
= 0,85 . 30 . 35,437 . 1000 = 903,644 KN
ND2 = As’ . fy
= 2543,4 . (- 105,205)
= - 267,578 KN
ND = ND1 + ND2
= 903,644 – 267,578 = 636,066 KN
NT = As. Fy
= 2543,4 . 250 = 635,850 KN
ND NT ………….. OK !
Mn = ND1 (d - a/2) + ND2 (d - d’)
= 903,644 (151 – 35,437/2) – 267,578 (151-49) = 93146,07 KN.m
Mn = 0,8 . 93146,07 = 74516,86 KN.m > 66,497 KN.m …………. OK!!!
Momen Kapasitas arah LyDimana :
Fc’ = 30 MPa
Struktur Baja II
Page 24
Fakultas Teknik Untanb = 1000 mm
= 0,85
As’ = As = 2797,74 mm2
Fy = 250 MPa
d’ = 67 mm
d = 133 mm
Asumsi tulangan tarik telah leleh, tulangan desak belum leleh
(0,85 . fc’ . b . ) C2 + (600. As’ – As. Fy ) C – 600. d’. As’ = 0
(0,85. 30. 1000. 0,85) C2 + (600 . 2797,74 – 2797,74. 250 ) C – 600 . 67 . 2797,74 = 0
21675 C2 + 979209 C – 112469148 = 0
Didapat : C = 52,9 mm
a = 0,85 . 52,9 = 44,965 mm
(tulangan desak belum leleh)
Pada tulangan desak
Pada tulangan tarik
Baja fy = 250 Ey = 1,19 . 10-3
Es > Ey > Es’ …………… Asumsi benar
Tulangan desak
As1 = As – As2 = 2797,74 – (-1789,703) = 4587,443 mm2
ND1 = 0,85 . fc’ . a . b
Struktur Baja II
Page 25
Fakultas Teknik Untan = 0,85 . 30 . 44,965 . 1000 = 1146,608 KN
ND2 = As’ . fy
= 2794,74 . (- 159,924)
= - 447,426 KN
ND = ND1 + ND2
= 1146,608 – 447,426 = 699,182 KN
NT = As. Fy
= 2797,74 . 250 = 699,435 KN
ND NT ………….. OK !
Mn = ND1 (d - a/2) + ND2 (d - d’)
= 1146,608 (133 – 44,965/2) – 447,426 (133 - 67) = 97,190 KN.m
Mn = 0,8 . 97,190 = 77,752 KN.m > 66,497 KN.m …………. OK!!!
PERENCANAANGELEGAR MEMANJANG
Skema Pembebanan Gelegar Memanjang
Struktur Baja II
Page 26
Fakultas Teknik Untan
Idealisasi gelagar memanjang
A. Pembebanan gelegar memanjang bagian bawah
Struktur Baja II
0,5 m 0,5 m0,75 m 0,75 m 0,75 m
25 m
W
Mmerata = 1/8. W. L2
L
Page 27
Fakultas Teknik Untan1. Beban mati (dead load)
Tinjauan untuk 1 gelegar memanjang bagian tengah permeter searah panjang
gelegar
Beban mati pada gelegar (steel beam) q1
Berat slab beton = 0,2 x 0,75 x 0,25 = 0,375 t/m
Berat gelegar memanjang = 100 kg/m’ = 0,1 t/m’
Berat shear connector = 20 kg/m’ = 0,02 t/m’
Lain-lain (pelat penyambung 2 pengaku) = 10 kg/m’ = 0,01 t/m’ +
ql = 0,505 t/m’
Beban mati pada composit beam q2
Berat aspal = 0,05 x 0,75 x 2 = 0,075 t/m’
Berat genangan air = 0,05 x 0,75 = 0,0375 t/m’
Berat tiang + pipa sandaran = 0,0213 t/m’
Berat trotoar + kerb = = 0,136 t/m’+
q2 = 0,2698 t/m’
2. Beban Hidup
Untuk perencanaan gelegar memanjang jembatan dipakai beban D yang terdiri
atas beban P dan beban q
Beban q tergantung pada bentang jembatan :
Untuk bentang L = 25 m ( L < 30 m ) q = 2,2 t/m’
P = 12 ton
Koef. Kejut :
Beban untuk gelegar tengah
Struktur Baja II
P
10 m
Page 28
Fakultas Teknik Untan
Misalnya gelegar melintang tidak diperhitungkan : α = 1
Beban merata
Beban garis
B. Pembebanan gelegar memanjang bagian pinggir (tepi)
1. Beban mati
Beban pada gelegar (qt’)
Berat slab / pelat memanjang = 0,375 t/m’
Berat gelegar memanjang = 0,10 t/m’
Berat shear connector = 0,02 t/m’
Lain-lain (pelat penyambung & pengaku) = 0,01 t/m’ +
qt’ = 0,505 t/m’
Beban pada composit beam (qt2)
Berat aspal = 0,075 t/m’
Berat genangan air = 0,0375 t/m’
Berat tiang + pipa sandaran = 0,0213 t/m’
Berat trotoar + kerb = 0,136 t/m’ +
qt2 = 0,2698 t/m’
2. Beban hidup
Pada lantai kendaraan :
Beban merata (α = 1)
Struktur Baja II
100 %
0,5 0,75 0,50,75 0,75
Page 29
Fakultas Teknik Untan Beban garis
Beban akibat trotoar
q* = 60 % x lebar trotoar x 500 x β . 10-3
= 60 % x 0,5 x 500 x 1. 10-3
= 0,150 t/m’
q total = q” + q*
= 0,3 + 0,150 = 0,45 t/m’
P total = P” = 2,073 t/m’
Moment rencana
Momen rencana positif
Merupakan momen rencana ditengah bentang :
Beban mati pada steel beam
q1 = 0,505 KN/m’ m = 1/8 q. L2 = 1/8. 0,505 . 252 = 39,453 KN/m’
Beban mati pada komposit
q2 = 0,2698 KN/m’ m = 1/8 q. L2 = 1/8. 0,2698 . 252 = 21,078 KN/m’
Beban hidup
q’ = 0,6 KN/m’, P’ = 4,147 KN/m’
M = ¼.P.L + 1/8. q. L2
= ¼ . 4,147 . 25 + 1/8 . 0,6 . 252
= 72,794 KN.m
Pemilihan profil gelegar memanjang
Struktur Baja II
L
+
1/8 .q .L2
-
1/4 .P .L
Momen total merupakan superposisi dari momen akibat q dan P
Page 30
Fakultas Teknik UntanMtotal = Msteel beam + Mcomposit beam + Mbeban hidup
= 39,453 + 21,076 + 72,794
= 1,33 . 106 kg.cm
W =
Pemilihan profil rencana
Digunakan profil baja I wf 400 x 400
Data-data :
d = 406 mm Ix = 78000 cm4
b = 403 mm Iy = 26200 cm4
tb = 16 mm sx = 3840 cm3
tf 24 mm sy = 1300 cm3
As profil = 254,9 cm2 Lx = 17,5 cm
Berat = 200 kg/m Ly = 10,1 cm
C. Komposit Beton dan Baja
nilai be dicari berdasarkan spesifikasi AASHTO
be L/4 = 25/4 = 6,25 m =625 cm
be bo = 0,75 m = 75 cm (menentukan)
be 12 ts = 12.20 = 240 cm
Ec = 4700 fc’ = 4700 30 =25742,96 Mpa = 257429,6 kg/cm2
Es = 2,1.106 kg/cm2
Struktur Baja II
bo bo
be/n
be
ts
d
b
tf
tb
Page 31
Fakultas Teknik Untan
n =
Komposit untuk beban hidup
k = 1 ; n = 8,16
Luas beton Ac1 =
Letak garis netral bawah :
Momen inersia penampang komposit
= 535349,46 cm4
Modulus tampang irisan komposit
Permukaan beton atas
Stc1 = Ic1 / (d + ts – y1)
= 535349,46 / (40,6 + 20 –32,998)
= 19395,31 cm3
Permukaan beton bawah = permukaan baja atas
Sbc1 = Sts1
= Ic1 / (d – y1)
= 535349,46 / (40,6–32,998)
= 70422,19 cm3
Permukaan baja bawah
Sbs1 = Ic1 / y1
= 535349,46 / 32,998
= 16223,69 cm3
Komposit untuk beban mati
k = 3 ; n = 8,16
Struktur Baja II
Page 32
Fakultas Teknik Untan
Luas beton Ac3 =
Letak garis netral bawah :
Momen inersia penampang komposit
= 478557,87 cm4
Modulus tampang irisan komposit
Permukaan beton atas
Stc3 = Ic3 / (d + ts – y3)
= 478557,87 / (40,6 + 20 –26,174)
= 13901,06 cm3
Permukaan beton bawah = permukaan baja atas
Sbc3 = Sts3
= Ic3 / (d – y3)
= 478557,87 / (40,6–26,174)
= 33173,29 cm3
Permukaan baja bawah
Sbs3 = Ic3 / y3
= 478557,87 / 26,174
= 18283,71 cm3
Kontrol tegangan komposit terhadap beban mati + hidup + kejut (m+h+k)
Pada k = 1 dan k = 3, garis netral terletak pada profil, maka ftc, fbs, dan fts
bernilai negatif, sedangkan fbs bernilai positif.
Hitungan komposit dilakukan dengan asumsi pekerjaan (tanpa penunjang).
Bagian Atas Beton
ftc =
Struktur Baja II
Page 33
Fakultas Teknik Untan=
Bagian Bawah Beton
fbc =
=
Bagian Atas Profil Baja
fts =
Bagian Bawah Profil Baja
fbs =
D. Tinjauan Terhadap Kombinasi Pembebanan
Beban Sekunder
1. Beban Angin
W = 150 kg/m2
A = 150 . 25 . 2 = 7500 kg
Mo = 0 A . e = P . 1,75
P =
Struktur Baja II
L
L/2 L/2P
A
B
e
O1 m
1,75
A
2 m
Page 34
Fakultas Teknik Untan
L = panjang gelegar memanjang = 25 m
MA = 0
MB+ = ¼ P.L = ¼ .4285,71 . 25 = 26785,688 kgm
2. Gaya akibat perbedaan suhu (MTM)
Bahan baja : E = 2,1 . 106 kg/cm2
= q = 12 . 10-6 /C
t = perbedaan suhu antara bagian jembatan = 15C
di lapangan = q = d + ts = 40,6 + 20 = 60,6 cm
Ic = Ic1 = 535349,46 cm4
di tumpuan = q = d + ts = 60,6 cm
Ic = I reaksi composite untuk momen negatif = 0
M+TM =
= 39753,673 kgm
3. Gaya rangkak dan susut (MSR)
M+SR = M+
TM = 39753,673 kgm
4. Gaya rem (MRM)
Rm = 0,05 (q’.L + P’/k)
= 0,05 (0,6.25 + 4,147/1,267)
= 0,914 kN
titik tangkap (e) = 180 + taspal + ts + d – y1
= 180 + 5 + 20 + 40,6 – 32,998
= 2,126 m
M+RM = e . Rm = 2,126 . 0,914 = 1,9432 kNm = 194,32 kgm
M-RM =
5. Gaya akibat gempa bumi (MGH)
Tidak diperhitungkan, jika diperhitungkan dapat diambil sebesar kh = 0,12
(tergantung fungsi letak, tanah, wilayah gempa)
MGH = 0,12 (MMP + MMS)
Struktur Baja II
Page 35
Fakultas Teknik Untan= 0,12 (39,453 + 21,078) = 7,264 kNm
= 7264 kgm
6. Gaya akibat gesekan pada tumpuan bergerak (MGG)
Jika diperhitungkan dapat diambil sebesar :
MGG = 0,01 (MMP + MMS)
= 0,01 (39,453 + 21,078) = 0,6053 kNm = 605,31 kgm
E. Tegangan akibat kombinasi beban
Di dalam PMJJR 1987 ada 6 kombinasi beban.
Dalam tugas ini, hanya ditinjau 2 jenis kombinasi beban.
1. Kombinasi M + (H+K) + Ta + Tv
Ta = gaya tekan tanah
Tv = gaya angkat
Ta dan Tv tidak diperhitungkan.
Untuk momen positif diperoleh :
ftc = - 5,219 kg/cm2 < 300 kg/cm2
fbc = - 1,886 kg/cm2 < 300 kg/cm2
fts = - 35,267 kg/cm2 < 2500 kg/cm2
fbs = 74,973 kg/cm2 < 2500 kg/cm2
2. Kombinasi M + Ta + Ah + Gg + A + Sr + Tm
Ta dan Ah tidak diperhitungkan.
Momen positif :
Bagian Atas Beton
ftc =
= -1,295 kg/cm2 ≤ 375 kg/cm2
Bagian Bawah Beton
fbc =
= -0,446 kg/cm2 ≤ 375 kg/cm2
Struktur Baja II
Page 36
Fakultas Teknik UntanBagian Atas Profil Baja
fts =
= -26,448 kg/cm2 ≤ 3125 kg/cm2
Bagian Bawah Profil Baja
fbs =
= 36,693 kg/cm2 ≤ 3125 kg/cm2
Perencanaan Shear Connector
Dari data pembebanan gelegar memanjang diperoleh data sebagai berikut :
qdc = qs = 0,505 t/m’ M+LL = 72,794 kNm
qll = 0,6 t/m’ Ss = 21238,972 cm3
PLL = 4,147 t/m’ Sbs1 = 16223,69 cm3
M+DS = 39,453 kNm Sts1 = Sbc1 = 70422,19 cm3
M+DC = 21,076 kNm Stc1 = 19395,31 cm3
Untuk perencanaan shear connector digunakan spesifikasi AASHTO.
Gaya horizontal shear connector antara slab beton dan gelagar baja :
Sr = Vr. Q / L
Daya dukung untuk tiap shear connector adalah kapasitasnya dibagi faktor
keamanan.
Kapasitas sebuah stud (kuat ultimate) untuk h/d > 5,5 :
q ult = 55 d2 fc’
Struktur Baja II
Page 37
Fakultas Teknik Untandi mana : h = tinggi stud
d = diameter stud
fc’ = σb = kekuatan tekan beton
= 0,33 σb = 0,33 . 300
= 99 kg/cm2
Faktor keamanan :
LLSF = Live Load Safety Factor = A(1+Cmc+Cmc.Cs)-(Cmc+Cms)
A = faktor numerik (1,8 – 2,7)
Untuk AASHTO diambil 2,7
Jarak dari shear connector :
di mana : Vr =VLL
n = jumlah shear connector tiap baris pada arah melintang
bentang
Sr = gaya geser horizontal
Panjang gelegar memanjang L = 25 m, dibagi menjadi 3 bagian :
Akibat beban hidup
Struktur Baja II
8,33
25 m
1
8,33 8,33
2 3 4
qll =0,6 t/m’PLL = 4,147 ton
Page 38
Fakultas Teknik Untan
V1 = V’ +V”, di mana : V1’ = akibat beban titik
V1” = akibat beban merata
V1’ = PLL = 4,147 ton
V1” = ton
V1 = V1’+ V1” = 4,147 + 187,5 = 191,647 ton
V2 = V2’ + V2”
= 3,7157 ton
= 4,608 ton
V2 = V2’ + V2” = 3,7157 + 4,608 = 8,3237 ton
Akibat Beban Mati
V1 = ton
V2 = V1 – qs.x1
Struktur Baja II
qll =0,6 t/m’PLL = 4,147 ton
x2 = 25 m
x1 = 8,33 m
x1 = 8,33 m
L = 25 m
21
Page 39
Fakultas Teknik Untan = 6,3125 – 0,505 . 5
= 3,7875 ton
LLSF = Live Load Safety Factor = 2,7(1+Cmc+Cmc.Cs)-(Cmc+Cms)
= 2,7(1+0,2895+0,2895.18,34)-(0,2895+0,542)
= 16,986
Fs =
Tiap baris dipakai 3 sud 1” (d =2,54 cm) dan tinggi 15 cm.
fc’ = 99 kg/cm2
h = 15 cm
d = 2,54 cm
h/d = 15/2,54 = 5,90 >5,5
qult = 55 d2 fc’ = 55 (2,54)2 99 = 3530,594 kg = 3,531 ton
diketahui Ic = 535349,46 cm4
Ac =
Ycc = (ts+d-y1) = (20+40,6-32,998) = 27,602 cm
Q = Ac (Ycc + ts/2) = 183,878 (27,602+20/2) = 6914,181 cm3
Jarak shear connector
Struktur Baja II
Titik VDL (ton) VLL (ton) Cv = VDL/VLL Fs
1
2
6,3125
3,7875
11,647
8,3237
0,542
0,455
11,367
11,987
Page 40
Fakultas Teknik Untan
= 6,2 cm ≈ 7 cm
= 8,22 cm ≈ 9 cm
Kontrol lendutan di tengah bentang (lendutan max)
L = 25 m
E = 2,1.106 kg/cm2
Beban mati = qd = qdc + qds = 0,505 + 0,2698 = 0,7748 t/m = 7,748 kg/cm
Ic3 = 478557,87 cm4
Beban hidup = qll = 0,6 t/m’ = 6 kg/cm’
PLL = 4,147 t/m’
Ic1 = 535349,46 cm4
Akibat beban mati
3,92 cm <
5cm
fm < L/500 ……………………..OK!
Akibat beban hidup
Struktur Baja II
40,6 cm
40,3 cm
70 x 9 83 x 783 x 7
Page 41
Fakultas Teknik Untan
fl < L/500 ……………………..OK!
PERENCANAANPERLETAKAN JEMBATAN
a. qds = 0,505 t/m’
qdc = 0,2698 t/m’
q = 0,7748
R1 = ½ . 0,7748 . 25 = 9,685 = 9685 kg
b. qLL kendaraan = 6 kg/cm
qLL trotoar = 500 kg/m = 5 kg/cm
PLL = 41,47 kg/cm
R2 = ½ . {(6 + 5) . 2500 + 41,47 )} = 13770,735 kg
c. R3 = 600 kg
Rt = R1 + R2 + R3
= 9685 + 13770,735 + 600 = 24055,735 kg
f’c = 30 Mpa = 300 kg/cm2
fy = y = 250 Mpa
= 2400 kg/m2
Struktur Baja II
Page 42
Fakultas Teknik Untan
PERENCANAAN ROLL
Telapak bawah
Reaksi perletakan maksimal akibat kombinasi beban
Rt = 24055,735 kg
Luas tampang minimum balok beton yang dibutuhkan :
dimensi tumpuan
= 1/100 . + 40
= 1/100 . 2500 + 40
= 65 cm
b = , digunakan 15 cm
A’ = b .
= 15 . 2500
= 37500 cm > A
tebal telapak (S)
S1 =
Telapak atas
Dapat digunakan sama dengan ukuran telapak bawah
= 65 cm
b = 15 cm
S2 = 6 cm
Diameter roll
Rumus Hertz
f = 8000 kg/cm2
E = modulus elastisitas baja = 2,1 . 106 kg/cm2
n = jumlah roll (1 - 3 buah)
Struktur Baja II
Page 43
Fakultas Teknik Untan = panjang roll = b
r = jari-jari roll
diameter roll D4 = 2 . r = 2 . 10 = 20 cm
diameter penahan roll (dibagian pinggir) :
D3 = D4 + (2 . 2,5)
= 20 + (2 . 2,50)
= 25 cm
d5 = dapat diambil antara 2,5 s/d
PERENCANAAN SENDI
Diameter sendi
= 65 cm
jari-jari sendi (r ) =
diameter sendi
d1 = 2. r = 2. 1 = 2 cm
d2 = d1 + (2. 2,5) = 2 + (2. 2,5) =7 cm
Struktur Baja II
S1
D4
S2
d4
d5
b
Page 44
Fakultas Teknik Untan
d3 =
Diameter telapak
Dapat digunakan seukuran seperti pada tumpuan roll, baik telapak atas maupun
telapak bawah
= 65 cm
b = 15 cm
S1 = S2 = 6 cm
Dimensi bagian-bagian lainnya :
Dalam perhitungan rell didapat tebal telapak (S), maka untuk sendi dapat diambil
sama dengan roll, yaitu S2 = S1 = 6 cm
Daftar muller – Breslau
h/S2 b/a . S3 W
3 4 0,2222 . a . h2 . S3
Struktur Baja II
d4 = 2 cm
d5 = 0,5 cm
d2 = 7 cm
S2
S4
S5
S3 S3 S3
S2
h h
Page 45
Fakultas Teknik Untan
4
5
6
4,2
4,6
5
0,2251 . a . h2 . S3
0,2286 . a . h2 . S3
0,2315 . a . h2 . S3
a = jumlah sirip = jumlah rsusuk
b = = panjang sendi
h/S2 = 4
h = 4 . S2 = 4 . 6 = 24 cm
S3 = 3,096 cm 4 cm
S4 =
S3 = (merupakan tebal penutup sumbu)
Kontrol tegangan
Mmaks = ¼ . P . L P = Rt, L = panjang telapak
= ¼ . 24055,735 . 65
= 390905,694 kg.cm
= 3,909 t.m
=
=
Struktur Baja II
W = 1/6 . b. S2
= 1/6 . 65 . 62
= 390 cm2