Stroke pendarahan intraserebral (PIS primer) adalah ekstravasasi darah yang berlangsung spontan dan mendadak ke dalam parenkim otak yang bukan disebabkan oleh trauma (non traumatis). Angka kejadiannya berkisar antara 12-15 per 100.000 penduduk per tahun dan lebih sering dijumpai pada laki-laki, usia tua, dan orang Asia Afrika. Dalam suatu studi populasi yang dilakukan pada 1.041 penderita PIS, 50% pendarahan terjadi di subkortikal dalam, 35% di substansia alba (lobar), 10% di serebelum, dan 6% di batang otak. Angka kematian PIS dalam 30 hari setelah serangan stroke mencapai 35-52%. Dari jumlah ini, separuh diantaranya meninggal dalam dua hari pertama setelah serangan stroke. Sekitar 40% kasus PIS disertai pendarahan intraventrikular. Keadaan ini mengakibatkan hidrosefalus akut, peningkatan TIK, serta peningkatan mortalitas dan kecacatan. Penyebab utama PIS dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu 1. Faktor anatomik berupa lesi atau malformasi pembuluh darah otak Abnormalitas pembuluh darah bervariasi pada kelompok umur tertentu. Pada usia kurang dari 40 tahun, kelainan pembuluh darah yang paling sering dijumpai adalah AVM (arteriovenous malformation). PIS yang disebabkan oleh AVM biasanya berupa pendarahan lobar (pada substansia alba). Pada kelompk usia 40-70 tahun, PIS sering kali berupa pendarahan subkortikal dalam, sebagai akibat pecahnya arteria perforanns. Hal ini disebabkan oleh perubahan degenerative pada pembuluh darah tersebur dan diduga berkaitan dengan adanya mikroaneurisma. Pada kelompok usia lanjut (di atas 70 tahun), PIS berkaitan dengan lesi vaskuler berupa angiopati amyloid (cerebral amylid angiopathy atau CAA). Pendarahan yang ditimbulkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Stroke pendarahan intraserebral (PIS primer) adalah ekstravasasi darah yang berlangsung spontan dan mendadak ke dalam parenkim otak yang bukan disebabkan oleh trauma (non traumatis). Angka kejadiannya berkisar antara 12-15 per 100.000 penduduk per tahun dan lebih sering dijumpai pada laki-laki, usia tua, dan orang Asia Afrika. Dalam suatu studi populasi yang dilakukan pada 1.041 penderita PIS, 50% pendarahan terjadi di subkortikal dalam, 35% di substansia alba (lobar), 10% di serebelum, dan 6% di batang otak. Angka kematian PIS dalam 30 hari setelah serangan stroke mencapai 35-52%. Dari jumlah ini, separuh diantaranya meninggal dalam dua hari pertama setelah serangan stroke. Sekitar 40% kasus PIS disertai pendarahan intraventrikular. Keadaan ini mengakibatkan hidrosefalus akut, peningkatan TIK, serta peningkatan mortalitas dan kecacatan.
Penyebab utama PIS dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu1. Faktor anatomik berupa lesi atau malformasi pembuluh darah otak
Abnormalitas pembuluh darah bervariasi pada kelompok umur tertentu. Pada usia kurang dari 40 tahun, kelainan pembuluh darah yang paling sering dijumpai adalah AVM (arteriovenous malformation). PIS yang disebabkan oleh AVM biasanya berupa pendarahan lobar (pada substansia alba). Pada kelompk usia 40-70 tahun, PIS sering kali berupa pendarahan subkortikal dalam, sebagai akibat pecahnya arteria perforanns. Hal ini disebabkan oleh perubahan degenerative pada pembuluh darah tersebur dan diduga berkaitan dengan adanya mikroaneurisma. Pada kelompok usia lanjut (di atas 70 tahun), PIS berkaitan dengan lesi vaskuler berupa angiopati amyloid (cerebral amylid angiopathy atau CAA). Pendarahan yang ditimbulkan oleh CAA sering kali berupa pendarahan lobar, multiple, dan cenderung berulang (kambuh)
2. Faktor hemodinamik berupa tekanan darah yang meningkatHipertensi kronis mengakibatkan perubahan degenerative berupa lipohyalinosis, fragmentasi, nekrosis fibrinoid, dan mikroaneurisma (Charcot Bouchard) pada arteria perforans kecil di otak. Keadaan ini merupakan penyebab tersering PIS yang terjadi di ganglia basalis (putamen, thalamus, atau nucleus kaudatus), batang otak (pons), serebelum, dan substansia alba subkortikal. Hipertensi akut atau peningkatan tekanan darah yang terjadi secara mendadak pada individu normotensif, dapat pula mengakibatkan PIS. Kalau pada hipertensi kronis, dinding arteriol mengalami hipertrofi, maka pada hipertensi akut diduga PIS justru terjadi karena dinding arteriol tidak mengalami hipertrofi. Sehubungan dengan ini, telah dilaporkan beberapa kasus PIS pada eklamsia, paparan suhu yang sangat dingin, pemakaian obat yang dapat mengakibatkan hipertensi akut (misalnya inhibitor oksidase monoamine, kokain, fenilpropanolamin), keadaan nyeri akut (misalnya yang terjadi saat ekstraksi gigi), dan hipertensi relatif pasca endarterektomi karotis.
3. Faktor hemostatik yang berkaitan dengan fungsi trombosit atau sistem koagulasi darahResiko terjadinya PIS semakin meningkat pada penderita yang mendapat terapi obat antikoagulan (OAK). Angka kejadian PIS pada kelompok penderita yang mendapat terapi OAK oral lebih tinggi 7-10 kali lipat dibandingkan kelompok yang tidak mendapat terapi OAK oral. Selain meningkatkan resiko terjadinya PIS, OAK oral juga meningkatkan severitas dan resiko kematian. Sebuah studi epidemiologi menunjukkan bahwa PIS yang berkaitan dengan pemakaian OAK oral merupakan 10-12% dari seluruh kasus PIS, dan angka kejadiannya diperkirakan 2-9 per 100.000 penduduk per tahun. Selain itu, mortalitas PIS yang berkaitan dengan pemakaian OAK oral ternyata lebih tinggi daripada mortalitas PIS pada umumnya, yaitu hingga mencapai 67%.Pemberian OAK oral (warfarin dan kumarin) jangka panjang sering dilakukan dalam upaya prevensi stroke iskemik pada penderita fibrilasi atrial (FA). Angka kejadian PIS yang berkaitan dengan pemakaian OAK oral ini diperkirakan akan semakin meningkat bersamaan dengan meningkatnya angka kejadian FA yang diakibatkan oleh penuaan.Frekuansi terjadinya PIS pada pemakai warfarin jangka panjang berkisar 0,3-0,6% per tahun. Faktor resikonya adalah usia lanjut, riwayat hipertensi, intensitas OAK, serta keadaan tertentu seperti CAA dan leukoaraiosis karena lesi pada substansia alba.Dari berbagai penyebab di atas, hipertensi adalah faktor resiko utama PIS dan merupakan penyebab dari 60-70% kasus PIS. Penyebab tersering berikutnya adalah CAA, yang merupakan penyebab dari 15% kasus PIS.Pendarahan yang ditimbulkan oleh CAA terkadang asimtomatis, akan tetapi angka kekambuhannya 5% per tahun. Angka kekambuhan ini lebih besar dibandingkan angka kekambuhan PIS hipertensif yang tekanan darahnya terkontrol dengan baik, yakni 22% per tahun.
Faktor risiko dari stroke yaitu : Usia lanjut, hipertensi sistolik, diabetes melitus, hiperkolesterolemia, stenosis arteri carotid, riwayat transient ischemic attack (TIA), merokok,kurang olahraga, penyakit kardiovaskuler, fibrilasi atrium, dan pembesaran myokardial pada ventrikel kiri.http://apoteksejati24.blogspot.com/2011/02/stroke-pendarahan-intraserebral-cva-ich.html
CEREBRAL VASKULAR ACCIDENT ( CVA)23 Desember 2008 oleh Ramadhan1. PENGERTIANStroke / CVA adalah ganguan pada pembuluh darah otak dimana terjadi berhenti/ terganggu aliran darah secara mendadak ke salah satu / lebih daerah otak karena tersumbat / pecahnya pembuluh darah yg ada di otak2. PENYEBABPenyebab dari stroke / CVA adalah karena Thrombosis ,Emboli, maupun perdarahan intra serebral sendiri. Ada pun faktor-faktor yang mempengaruhi atau sebagai pens\cetus terjadinya CVA adalah penyakit seperti; Kencing manis (DM), obesitas/kegemukan ,penyakit jantung ,dan tekanan darah tinggi (Hipertensi)
3. TAHAPAN / STAGE DARI STROKE :a. TIA (Trans Iskemik Attack) gangguan neurologis setempat yang terjadi selama beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan hilang dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.b. Stroke involusi: stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan neurologis terlihat semakin berat dan bertambah buruk. Proses dapat berjalan 24 jam atau beberapa hari.c. Stroke komplit: dimana gangguan neurologi yang timbul sudah menetap atau permanen. Sesuai dengan istilahnya stroke komplit dapat diawali oleh serangan TIA berulang.4. FAKTOR-FAKTOR RESIKO TERHADAP STROKE :1. Hipertensi dan DM.2. Penyakit Jantung3. Penurunan faktor pembekuan darah (leukemia, pengobatan dengan anti koagulan )4. Bukti-bukti yang menyatakan telah terjadi kerusakan pembuluh darah arteri sebelumnya : penyakit jantung angina, suplai darah menurun pada ektremitas.5. TANDA DAN GEJALATanda-tanda terjadinya serangan CVA/ Stroke adalah:o Kelumpuhan pada wajah/ angota badan yang lain secara mendadak (PARALYSIS)o Perubahan mendadak status kesadaran ( Sinkop, Coma , stupor).o Afasia ataupun Disartriao Vertigo, mual muntah nyeri kepalao Ganguan penglihatan (Diplopia)6. BAHAYA CVA / STROKEBahaya yang dapat ditimbulkan dari serangan CVA / Stroke adalah dapat menimbulkan nekrosis /kematian jaringan pada otak
yang dapat berakibat kecacatan berupa kelumpuhan pada anggota gerak badan ataupun dapat menyebabkan kematian.7. CARA PENCEGAHAN STROKE /CVACara pencegahan atau menghindari CVA /Stroke adalah dengan membiasakan dengan perilaku hidup sehat diantarany ;• Makan secukupnya untuk menghindari kegemukan• Olah raga secara teratur• Hindari stress, depresi/ sedih berkepanjangan dengan berpikir sehat• Hindari makanan dengan kolesteol tinggi• penyakit; kencing manis (DM) Hipertensi, dan penyakit jantung diobati• Check up /periksa ke dokter atau layanan kesehatan8. PERAWATAN PASIAEN PASCA SERANGAN CVA /STROKEPerawatan pasien dengan stroke dirumah atau sehabis dari RS ialah sangat diperlukan karena hampir semua pasien pasca stroke mengalami kelumpuhan (PARALYSIS) pada anggota gerak tubuhnya jadi terjadi kerusakan mobilitas fisik dari pasienPerawatan yang dapat dilakukan keluarga dirumah antar lain :• Melakukan latihan rentang gerak secara pasif /ROM (Range Of Motion) pada setiap persendian pasienHal ini perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya KONTRAKTUR/ (kaku pada sendi) pasien dan juga untuk mencegah terjadinya atrofi pada otot terutama pada otot bagian ekstermitas• Melakukan perubahan posisi pada tubuh pasien dalam waktu minimal 2 – 3 jam (miring kanan, miring kiri, telentang ataupun tengkurap)Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari penekanan yang lama pada satu sisi tubuh yang dapat menimbulkan gangguan integritas kulit sepaeri Ulcus Decubitus• Keluarga perlu membawa pasien pasca serangan CVA dengan kerusakan motorik/ mengalami kelumpuhan pada ahli Fisio-terapi setiap hari pada idelnya
Hal ini perlu untuk dilakukan untuk membantu pemulihan koordinasi pergerakan sistemj motorik dari pasien dengan melakukan latihan-latihan Fisio-terapi
DIIT PADA PENDERITA CVA(Disampaikan dalam talk show Radio Harmoni oleh Intan Kusumadiani, AmG dari RSK Budi Rahayu Blitar, 4 Nopember 2010)Stroke merupakan pembunuh no 3 di Indonesia dan jika dulu stroke hanya menyerang kaum lanjut usia maka seiring dengan berjalannya waktu, kini ada kecenderungan bahwa stroke mengancam usia produktif bahkan dibawah usia 45 tahun. Penyakit stroke pun ternyata bisa menyerang siapa saja tanpa memandang jabatan ataupun tingkatan sosial ekonomi.Dan kasus stroke maningkat di negara maju seperti di Amerika dimana kegemukan dan junk food telah mewabah. Dan bagaimana dengan di Indonesia ? Ternyata angka kejadian stroke juga meningkat, kecenderungannya menyerang generasi muda yang masih produktif dan hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktivitas serta dapat mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi.Tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan jumlah penderita stroke di Indonesia juga identik dengan wabah kegemukan akibat pola makan yang salahPola makan kita yang banya mengandung lemak atau kolesterol dan kurang serat sehingga meningkatkan kadar kolesterol dalam darah dan pada akhirnya menjadi pencetus timbulnya serangan stroke/CVA. Dan saya yakin pasti Sobat Harmoni pola makannya sudah sesuai dengan PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang)Stroke atau CVA (Cerebrovascular Accident) atau penyakit peredaran darah otak adalah kerusakan pada bagian otak yang terjadi bila pembuluh darah yang membawa oksigen dan zat-zat gizi ke bagian otak tersumbat atau pecah
Penyebabnya bisa karena emboli, trombosis atau hemmorage (perdarahan berat) di dalam otak atau subaraknoid (terletak diantara aknoid dan piamater).Trombosis adalah formasi thrombus, substansi semacam bekuan darah di dalam pembuluh darah. Stroke terjadi saat thrombus menutup pembuluh darah, menghentikan aliran darah ke jaringan otak yang disediakan oleh pembuluh dan menyebabkan kongesti dan radang. Trombosis adalah penyebab utama stroke pada usia setengah baya atau tua (kelompok ini biasanya memiliki pengapuran arteri, diabetes dan tekanan darah tinggi). Resiko adanya trombosis ini muncul bersamaan dengan kegemukan, merokok dan kontrasepsi oral.Embolisme merupakan penyebab stroke paling umum yang kedua, adalah penghambatan pembuluh darah oleh sebuah embolus (darah beku berbentuk pecahan) dari tumor, substansi lemak, bakteria atau udara. Embolisme dapat terjadi pada segala usia terutama diantara orang-orang yang pernah mengalami pembedahan jantung terbuka atau yang memiliki riwayat penyakit rematik jantung, endokarditis (radang bagian dalam jantung), penyakit katup jantung tipe tertentu atau detak jantung yang tidak normal tipe tertentu. Embolisme biasanya berkembang dengan cepat dalam 10 hingga 20 detik dan tanpa tanda-tanda peringatan.Hemmorage (perdarahan berat) adalah penyakit stroke ketiga yang terjadi tiba-tiba pada segala usia yang diakibatkan oleh tekanan darah tinggi kronis atau aneurisme yang menyebabkan pecahnya arteri otak secara tiba-tiba. Kerusakan ini menghentikan penyediaan darah pada bagian yang selama ini dilayani oleh arteri tersebut. Darah berkumpul dalam otak sehingga menekan jaringan otak dan menyebabkan kerusakan yang lebih parahMemang sebagian besar stroke datang secara mendadak, sangat cepat dan menyebabkan kerusakan otak (completed stroke). Kemudian stroke menjadi bertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1 – 2 hari akibat bertambah luasnya jaringan otak yang mati. Perkembangan penyakit biasanya (tetapi tidak selalu) diselingi dengan periode stabil, dimana perluasan jaringan yang mati berhenti sementara atau terjadi beberapa perbaikan. Gejala
stroke yang muncul pun tergantung dari bagian otak yang terkena.Membaca isyarat stroke dapat dilakukan dengan mengamati beberapa gejala stroke berikut:
1. Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh.
2. Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran.
3. Penglihatan ganda.
4. Pusing.
5. Bicara tidak jelas (rero).
6. Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat.
7. Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh.
8. Pergerakan yang tidak biasa.
9. Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.
10. Ketidakseimbangan dan terjatuh.
11. Pingsan.
Penderita kadang mengalami juga gejala peringatana sebelum stroke yaitu mengantuk, pusing, sakit kepala, dan kebingunganPencetus penyakit stroke atau biasa kita sebut faktor resiko timbulnya stroke yaitu hipertensi, penyakit jantung, Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia (tingginya kadar lemak dalam darah). Keadaan yang dapat menyebabkan stroke adalah usia lanjut, obesitas, merokok, suku bangsa, jenis kelamin, dan kurangnya olahraga.Usia memang merupakan faktor resiko stroke, semakin tua maka resiko terkena stroke semakin besar, namun sekarang kaum usia produktif perlu waspada terhadap ancaman stroke. Stroke dapat menyerang terutama poada mereka yang gemar mengkonsumsi makanan berlemak. Generasi muda seringkali menerapkan makan yang tidak sehat dengan serringnya mengkonsumsi makanan siap saji yang sarat dengan lemak dan kolesterol tapi rendah serat. Oleh karena itu kita harus bisa
menerapkan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi.Ketika stroke terjadi, seringkali sel-sel otak tidak langsung mati. Pengobatan stroke ditujukan untuk mencegah matinya sel-sel otak yang sedang ”sekarat ” ini. Caranya :- Diberikan obat-obatan guna memulihkan aliran darah ke otak (misalnya obat pemecah bekuan darah)- Dilakukan operasi guna menyingkirkan bekuan darah yang terbentuk akibat pecahnya pembuluh darah.Stroke meninggalkan kerusakan yang parah. Sel-sel otak yang terserang stroke kadang-kadang sulit pulih kembali dan harus dibantu lewat program/rehabilitasi.Contoh program rehabilitasi yaitu seperti rehabilitasi bahasa, bicara, dan rehabilitasi fungsi menelan. Akibat dari stroke ini salah satunya dapat mempengaruhi kemampuan penderita dalam menelan makanan yang pada akhirnya berakibat penurunan status gizi, oleh karena itu dibutuhkan diit khusus bagi penderita stroke.Berdasarkan Buku Penuntun Diit Edisi Baru diit yang diberikan pada penderita stroke adalah Diit Stroke. Diet Stroke bertujuan :1. Memberikan makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan memperhatikan keadaan dan komplikasi penyakit2. Memperbaiki keadaan stroke seperti disfagia, pneumonia, kelainan ginjal dan dekubitus3. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolitDiit untuk penderita stroke biasa kita sebut dengan diit stroke ini berbeda dengan diit DM. Jadi bagi penderita stroke sebaiknya menghindari makanan yang berlemak dan berkadar natrium tinggi. Beberapa makanan yang tidak disarankan untuk dikonsumsi adalah :- Semua makanan yang digoreng, semua daging yang berlemak (kambing, babi, ham, sosis, kullit ayam, lemak hewan)- Jerohan, kepiting, cumi-cumi, udang dan kerang, ikan laut, ikan asin, ikan pindang, teri, udang kering, telur asin- Roti, kue yang mengandung soda kue atau garam
- Margarine , mentega- Garam dapur, vetsin, soda kue, kecap, maggi, petis, tauco, saus tomat- Bahan makanan yang menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah, sawi, lobak- Buah-buahan yang masam atau bergas seperti nanas, kedondong, nangka dan durian- Minuman yang mengandung alkohol, soda, kopi, teh kentalNatrium adalah sejenis mineral yang diperlukan oleh tubuh kita tetapi tubuh sering mendapatkannya lebih banyak dari yang dibutuhkan. Dan konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium didalam cairan ekstraseluler meningkat dan untuk menormalkannya cairan intraseluler ditarik keluar sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak timbulnya hipertensi. Karena itu disarankan mengurangi konsumsi garam natrium yaitu tidak lebih dari 6 gram per hari, atau setar dengan 1 sdt.Perlu kita ketahui pada diit stroke ini ada tahapan pemberian makan yang dibagi menjadi 2 fase yaitu :1. Fase akut (24 – 48 jam)Fase akut adalah keadaan tidak sadarkan diri atau kesadaran menurun. Pada fase ini diberikan makanan parenteral (nothing peroral/ NPO) dan dilanjutkan dengan makanan enteral (NASO GASTRIC TUBER/NGT). Pemberian makanan parenteral total perlu dimonitor dengan baik.2. Fase PemulihanFase pemulihan adalah fase dimana pasien sudah sadar dan tidak mengalami gangguan fungsi menelan (disfagia). Makanan diberikan per oral secara bertahap dalam bentuk makanan cair, makanan saring, makanan lunak dan makanan biasa.Jadi jika pasien tidak bisa menelan atau tidak sadarkan diri tetap diberikan makan berupa makanan enteral (NGT) yaitu MLP (makanan lewat pipa).Diit bagi penderita stroke ada 4 tahapan yaitu :1. Diit Stroke I
Diit Stroke I diberikan kepada pasien dalam fase akut atau bila ada ganggguan fungsi menelan makanan diberikan dalam bentuk cair kental atau kombinasi cair jernih dan cair kental yang diberikan peroral atau NGT sesuai dengan keadaan penyakit. Makanan diberikan dalam porsi kecil tiap 2 -3 jam. Lama pemberian makanan disesuaikan dengan keadaan pasien. Bahan makanan yang dianjurkan :Sumber karbohidrat : maizena, tepung beras, tepung hunkwe dan saguSumber protein hewani : susu whole dan skim, telur ayam 3- 4 btr/mingguSumber protein nabati : susu kedelai, sari kacang hijau dan susu tempeSumber lemak : sari buah yang dibuat dari jeruk, pepaya, tomat, sirsak dan apelMinuman : teh encer, sirup, air gula, madu dan kaldu2. Diit Stroke IIDiit Stroke II diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diit Stroke I atau kepada pasien pada fase pemulihan. Bentuk makanan merupakan kombinasi cair jernih, cair kental, dan saring.3. Diit Stroke III dan IVDiberikan sebagai makanan perpindahan dari diet Stroke II, dengan bentuk makanan disesuaikan dengan kondisi pasien dan penyakit penyertanya. Yaitu bubur atau nasiMemang tidak ada yang mau kena stroke tetapi jika melihat akibat yang ditimbulkan ya bisa kita sebut silent killer yang diam-diam mematikan. Dan mulai sekarang berulang kali kami menganjurkan kepada seluruh Sobat Harmoni kita ubah pola makan kita yang mungkin sebelumnya suka asin atau makanan siap saji ke makanan yang sehat. Dan makanan yang sehat ini tidaklah mahal yang penting cukup kiandungan gizinya. Dan saya punya contoh menu sehari bagi penderita stroke yaitu :Diet stroke IIIMakan Pagi
Nasi TimTelur rebusCah Labu SiamPukul 10.00 Selada buahMakan SiangNasi Tim/BuburPepes IkanTumis TempeSayur AsemPepayaPukul 16.00 Roti Bakar isi PisangMakan MalamNasi Tim/ BuburAyam Bumbu BaliGadon TahuCah Kacang PanjangJerukPUSTAKAInstalasi Gizi, Materi Penyuluhan Gizi Pastoral Care, RSK Budi Rahayu, 2006Maria Dewi, Materi Seminar Intern CVA, RSK Budi Rahayu, 2006Berbagai sumber di internet
Perubahan persepsi-sensori b.d. perubahan transmisi saraf sensori, integrasi, perubahan psikologi
Persepsi dan kesadaran akan lingkungan dapat dipertahankan
1. Cari tahu proses patogenesis yang mendasari
2. Evaluasi adanya gangguan persepsi: penglihatan, taktil
3. Ciptakan suasana lingkungan yang nyaman
4. Evaluasi kemampuan membedakan panas-dingin, posisi dan proprioseptik
5. Catat adanya proses hilang perhatian terhadap salah satu sisi tubuh dan libatkan keluarga untuk membantu mengingatkan
6. Ingatkan untuk menggunakan sisi tubuh yang terlupakan
7. Bicara dengan tenang dan perlahan
8. Lakukan validasi terhadap persepsi klien dan lakukan orientasi kembali
Kurang kemampuan merawat diri b.d. kelemahan, gangguan neuromuscular, kekuatan otot menurun, penurunan koordinasi otot, depresi, nyeri, kerusakan persepsi
Kemampuan merawat diri meningkat
Kriteria hasil :
a. mendemonstrasikan perubahan pola hidup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
b. Melakukan perawatan diri sesuai kemampuan
c. Mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber bantuan
1. Pantau tingkat kemampuan klien dalam merawat diri
2. Berikan bantuan terhadap kebutuhan yang benar-benar diperlukan saja
3. Buat lingkungan yang memungkinkan klien untuk melakukan ADL mandiri
4. Libatkan keluarga dalam membantu klien
5. Motivasi klien untuk melakukan ADL sesuai kemampuan
6. Sediakan alat Bantu diri bila mungkin
7. Kolaborasi: pasang DC jika perlu, konsultasi dengan ahli okupasi atau fisioterapi
Risiko cedera b.d. gerakan yang tidak terkontrol selama penurunan kesadaran
Klien terhindar dari cedera selama perawatan
Kriteria hasil :
a. Klien tidak terjatuh
b. Tidak ada trauma dan komplikasi lain
1. Pantau tingkat kesadaran dan kegelisahan klien
2. Beri pengaman pada daerah yang sehat, beri bantalan lunak
3. Hindari restrain kecuali terpaksa
4. Pertahankan bedrest selama fase akut
5. Beri pengaman di samping tempat tidur
6. Libatkan keluarga dalam perawatan
7. Kolaborasi: pemberian obat sesuai indikasi (diazepam, dilantin dll)
Kurang pengetahuan (klien dan keluarga) tentang penyakit dan perawatan b.d. kurang informasi, keterbatasan kognitif, tidak mengenal sumber
Pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit dan perawatan meningkat.
Kriteria hasil :
a. Klien dan keluarga berpartisipasi dalam proses belajar
b. Mengungkapkan pemahaman tentang penyakit, pengobatan, dan perubahan pola hidup yang diperlukan
1. Evaluasi derajat gangguan persepsi sensuri
2. Diskusikan proses patogenesis dan pengobatan dengan klien dan keluarga
3. Identifikasi cara dan kemampuan untuk meneruskan progranm perawatan di rumah
4. Identifikasi factor risiko secara individual dal lakukan perubahan pola hidup
5. Buat daftar perencanaan pulang
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. salemba medika: jakarta.
Smeltzer, Suzanne.(1996). Keperawatan Medikal Bedah.(2002) alih bahasa Monica Ester. Jakarta : EGC
Doengoes, M.E., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, EGC, Jakarta.
Hudak, C.M. Gallo, B.M. (1996). Keperawatan Kritis. Pendekatan holistic Edisi VI volume II. EGC:Jakarta