Top Banner
Laporan Kasus STROKE HEMORAGIK Oleh Muhammad Wim Adhitama I1A011065 Pembimbing dr. Oscar Nurhadi, Sp.S 0
40

Stroke Hemoragik wim punya

Feb 19, 2016

Download

Documents

Reza Akbar

neuro
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Stroke Hemoragik wim punya

Laporan Kasus

STROKE HEMORAGIK

Oleh

Muhammad Wim Adhitama

I1A011065

Pembimbing

dr. Oscar Nurhadi, Sp.S

BAGIAN / SMF ILMU PENYAKIT SARAF

FK UNLAM – RSUD PENDIDIKAN ULIN

BANJARMASIN

April, 2014

0

Page 2: Stroke Hemoragik wim punya

STATUS PENDERITA

I. DATA PRIBADI

Nama : Ny. R

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 52 tahun

Alamat : Komp.Persada Raya Permai Jalur 22, Handil Bakti

Status : Menikah

Suku : Banjar

Bangsa : Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

MRS : 7 April 2015

No RMK : 1.14.64.54

Ruang : Seruni (Saraf)

II. ANAMNESIS

Alloanamnesis dengan anak pasien pada tanggal 7 April 2015.

KELUHAN UTAMA

Kelemahan ekstrimitas kiri sejak ± 3 jam SMRS, Nyeri kepala

1

Page 3: Stroke Hemoragik wim punya

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien mengeluh sakit kepala hebat disemua bagian kepala 3 jam

sebelum masuk rumah sakit, sakit kepala terasa seperti dipukul dengan

benda keras, namun tidak ada perasaan pusing. Beberapa saat kemudian

pasien langsung terduduk dan mendadak merasa lemah pada ekstremitas

sebelah kiri.

Pasien langsung dibawa keluarga ke IGD RSUD Ulin, saat dibawa ke

rumah sakit keluarga pasien mengaku pasien sempat tidak sadar dan

mengalami kejang terus menerus selama diperjalanan. Kejang berlangsung

selama kurang lebih 15 menit. Kejang diawali dengan badan yang tampak

kaku lalu kedua kaki pasien bergetar dan kelojotan. Pasien juga muntah saat

dibawa ke rumah sakit. Muntah tidak sampai menyembur, berisi makanan

dan minuman yang dikonsumsi sebelumnya. Pasien muntah sebanyak 3-4

kali.

Saat tiba di di IGD RSUD Ulin pasien sadar, dan tidak lagi mengalami

kejang. BAB dan BAK masih seperti biasa, namun sulit karena pasien

kesulitan untuk berdiri dan berjalan.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Pasien memiliki riwayat hipertensi dari 5 tahun yang lalu, tapi pasien tidak

rutin meminum obat hipertensi. Pasien baru meminum obat tanpa obat

pengendali.

INTOKSIKASI

Tidak ada riwayat keracunan obat, zat kimia, makanan dan minuman.

2

Page 4: Stroke Hemoragik wim punya

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Tidak ada riwayat hipertensi, stroke, diabetes mellitus asma, dan penyakit

jantung.

KEADAAN PSIKOSOSIAL

Penderita tinggal di rumah bersama istri dan dua anaknya. Rumah berukuran

7 x 9 meter dengan 3 kamar dan kamar mandi sekaligus jamban yang

terletak di dalam rumah. Sumber air dari keran dan kadang dari sumur.

Jarak antar rumah saling berdekatan.

III. STATUS INTERNA SINGKAT

Tanda Vital

Tekanan Darah : 170/90 mmHg

Nadi : 78 kali/menit

Respirasi : 24 kali/menit

Suhu Badan : 36,3 o C

Gizi : cukup

Kepala : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

3

Page 5: Stroke Hemoragik wim punya

Leher : dilatasi vena (-/-), peningkatan JVP (-/-), massa

(+/+) soliter, kenyal, mobile

Toraks : suara napas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung : S1S2 tunggal, bising (-), thrill (-)

Abdomen : venektasi (-), hepar/lien/massa tidak teraba, nyeri

tekan (-), BU (+) N

Ekstremitas : akral hangat, edema - - , parese + -

- - + -

IV. STATUS PSIKIATRI SINGKAT

Kesadaran : jernih

Mood : indiferen

Afek : luas, no rmothym

Bentuk pikiran : realistis

Isi pikiran : normal

Arus pikiran : koheren

Penyerapan : baik

Kemauan : baik

Psikomotor : baik

V. STATUS NEUROLOGIS

A. KESAN UMUM:

4

Page 6: Stroke Hemoragik wim punya

Kesadaran : Komposmentis

GCS : 4-5-6

Pembicaraan : Disartri : (+)

Monoton : (-)

Scanning : (-)

Afasia : Motorik : (-)

Sensorik : (-)

Global : (-)

Kepala:

Besar : Normal

Asimetri : (-)

Sikap paksa : (-)

Tortikolis : (-)

Muka:

Mask/topeng : (-)

Miopatik : (-)

Fullmooon : (-)

B. PEMERIKSAAN KHUSUS

1. Rangsangan Selaput Otak

Kaku tengkuk : (-)

Kernig : (-/-)

Laseque : (-/-)

5

Page 7: Stroke Hemoragik wim punya

Bruzinski I : (-)

Bruzinski II : (-/-)

2. Saraf Otak

Kanan Kiri

N. Olfaktorius

Hiposmia (-) (-)

Parosmia (-) (-)

Halusinasi (-) (-)

N. Optikus Kanan Kiri

Visus menurun menurun

Yojana Penglihatan tidak ada tidak ada

Funduskopi tidak dilakukan tidak dilakukan

N. Occulomotorius, N. Trochlearis, N. Abducens

Kanan Kiri

Kedudukan bola mata tengah tengah

Pergerakan bola mata ke

Nasal : normal normal

Temporal : normal normal

Atas : normal normal

Bawah : normal normal

Temporal bawah : normal normal

Eksoftalmus : (-) (-)

6

Page 8: Stroke Hemoragik wim punya

Celah mata (ptosis) : (-) (-)

Pupil

Bentuk bulat bulat

Lebar 3 mm 3 mm

Perbedaan lebar isokor isokor

Reaksi cahaya langsung (+) (+)

Reaksi cahaya konsensuil (+) (+)

Reaksi akomodasi (+) (+)

Reaksi konvergensi (+) (+)

N. Trigeminus

Kanan Kiri

Cabang Motorik

Otot maseter normal menurun

Otot temporal normal menurun

Otot pterygoideus int/ext normal menurun

Cabang Sensorik

I. R. Oftalmicus normal normal

II. R. Maxillaris normal normal

III. R. Mandibularis normal normal

Refleks kornea langsung normal normal

Refleks kornea konsensual normal normal

N. Facialis

Kanan Kiri

7

Page 9: Stroke Hemoragik wim punya

Waktu Diam

Kerutan dahi sama tinggi

Tinggi alis sama tinggi

Sudut mata sama tinggi

Lipatan nasolabial kanan lebih tinggi

Waktu Gerak

Mengerutkan dahi sama tinggi

Menutup mata (+) (+)

Bersiul tidak bisa

Memperlihatkan gigi bisa

Pengecapan 2/3 depan lidah baik

Sekresi air mata tidak dilakukan

Hiperakusis sulit dievaluasi

N. Vestibulocochlearis

Vestibuler

Vertigo : (-)

Nistagmus : (-)

Tinnitus aureum: (-/-)

Cochlearis : tidak dilakukan

N. Glossopharyngeus dan N. Vagus

Bagian Motorik:

Suara : normal

Menelan : sedikit terganggu

8

Page 10: Stroke Hemoragik wim punya

Kedudukan arcus pharynx : sde (tak terlihat)

Kedudukan uvula : sde (tak terlihat)

Pergerakan arcus pharynx : sde (tak terlihat)

Detak jantung : normal

Bising usus : normal

Bagian Sensorik:

Refleks muntah : (+)

Refleks pallatum molle : sde

N. Accesorius

Kanan Kiri

Mengangkat bahu normal tak bisa

Memalingkan kepala normal normal

N. Hypoglossus

Kedudukan lidah waktu istirahat : normal

Kedudukan lidah waktu bergerak : normal

Atrofi : tidak ada

Kekuatan lidah menekan dalam pipi : kurang

Fasikulasi lidah : tidak ada

3. Sistem Motorik

Kekuatan Otot

Tubuh : Otot perut : normal

Otot pinggang : normal

Kedudukan diafragma : Gerak : normal

9

Page 11: Stroke Hemoragik wim punya

Istirahat : normal

Lengan (Kanan/Kiri)

M. Deltoid : 5/0

M. Biceps : 5/0

M. Triceps : 5/0

Fleksi sendi pergelangan tangan : 5/0

Ekstensi sendi pergelangan tangan : 5/0

Membuka jari-jari tangan : 5/0

Menutup jari-jari tangan : 5/0

Tungkai (Kanan/Kiri)

Fleksi artikulasio coxae : 5/0

Ekstensi artikulatio coxae : 5/0

Fleksi sendi lutut : 5/0

Ekstensi sendi lutut : 5/0

Fleksi plantar kaki : 5/0

Ekstensi dorsal kaki : 5/0

Gerakan jari-jari kaki : 5/0

Besar Otot :

Atrofi : -

Pseudohipertrofi : -

Respons terhadap perkusi : normal

Palpasi Otot :

Nyeri : -

10

Page 12: Stroke Hemoragik wim punya

Kontraktur : -

Konsistensi : normal

Tonus Otot :

Lengan Tungkai

Kanan Kiri Kanan Kiri

Hipotoni - - - -

Spastik - - - +

Rigid - - - -

Rebound - - - -

Gerakan Involunter

Tremor : Waktu istirahat : (-/-)

Waktu bergerak : (-/-)

Chorea : (-/-)

Atetosis : (-/-)

Balismus : (-/-)

Torsion spasme : (-/-)

Fasikulasi : (-/-)

Myokimia : (-/-)

Koordinasi :

Jari tangan – jari tangan : tdl

Jari tangan – hidung : tdl

Ibu jari kaki – jari tangan : tdl

Tumit – Lutut : tdl

11

Page 13: Stroke Hemoragik wim punya

Pronasi/supinasi : tdl

Tapping dengan jari-jari tangan : tdl

Tapping dengan jari-jari kaki : tdl

Gait dan station : tdl

4. Sistem Sensorik

Kanan/kiri

Rasa Eksteroseptik

Rasa nyeri superfisial : normal/normal

Rasa suhu : normal/normal

Rasa raba ringan : normal/normal

Rasa Proprioseptik

Rasa getar : normal/normal

Rasa tekan : normal/normal

Rasa nyeri tekan : normal/normal

Rasa gerak posisi : normal/normal

Rasa Enteroseptik

Referred pain : tdl

Rasa Kombinasi

Streognosis : tdl

Barognosis : tdl

Grapestesia : tdl

Two point tactil discrimination : tdl

Sensory extimination : tdl

12

Page 14: Stroke Hemoragik wim punya

Loose of Body Image : tdl

Fungsi luhur

Apraxia : tidak ada

Alexia : tidak ada

Agraphia : tidak ada

Fingerognosis : tidak ada

Membedakan kanan-kiri : tidak ada

Acalculia : tidak ada

5. Refleks-refleks

Reflek kulit

Refleks kulit dinding perut : normal

Refleks cremaster : tdl

Refleks gluteal : tdl

Refleks anal : tdl

Refleks Tendon/Periosteum (Kanan/Kiri):

Refleks Biceps : ↑/+2

Refleks Triceps : ↑/+2

Refleks Patella : ↑/+2

Refleks Achiles : ↑/+2

Refleks Patologis :

Tungkai

13

Page 15: Stroke Hemoragik wim punya

Babinski : (-/-) Chaddock : (+/+)

Oppenheim : (+/+) Rossolimo : (-/-)

Gordon : (-/-) Schaffer : (+/+)

Lengan

Hoffmann-Tromner : (-/-)

Refleks Primitif : Grasp : (-)

Snout : (-)

Sucking : (-)

Palmomental : (-)

6. Susunan Saraf Otonom

Miksi : inkontinensi tidak ada

Defekasi : konstipasi tidak ada

Sekresi keringat : normal

Salivasi : normal

Gangguan tropik : tidak ada (kulit, rambut, kuku)

7. Columna Vertebralis

Kelainan Lokal

Skoliosis : tidak ada

Lordosis : tidak ada

Kifosis : tidak ada

Kifoskoliosis : tidak ada

Gibbus : tidak ada

Nyeri tekan/ketuk : tidak ada

14

Page 16: Stroke Hemoragik wim punya

Gerakan Servikal Vertebra

Fleksi : baik

Ekstensi : baik

Lateral deviation : baik

Rotasi : baik

Gerak Tubuh : tdl

8. Pemeriksaan PA

Tidak dilakukan

9. Pemeriksaan radiologik

Tengkorak : X-ray : tidak dilakukan

CT-scan :

15

Page 17: Stroke Hemoragik wim punya

MRI : tidak dilakukan

Cerebral Angiografi : tidak dilakukan

Columna vertebra

Plain X – Foto :

Myelografi / caudografi : tidak dilakukan

16

Page 18: Stroke Hemoragik wim punya

CT scan : tidak dilakukan

MRI : tidak dilakukan

10. Pemeriksaan E.E.G.

Tidak dilakukan

11. Pemeriksaan dengan Echoencefalografi

Tidak dilakukan

12. Pemeriksaan Elektrodiagnostik

Tidak dilakukan

13. Pemeriksaan Tambahan

Laboratorium Darah Rutin

Hemoglobin : 11,8 g/dl

Leukosit : 12,3 /ul

Eritrosit : 4,35 juta/ul

Hematokrit : 34,9 Vol%

Trombosit : 330.000 /ul

RDW-CV : 16,1%

MCV : 80,4 fl

MCH : 27,1 pg

MCHC : 33,8%

LED : tidak dilakukan

Laboratorium Kimia Darah

Protrombin Time : tidak dilakukan

APTT : tidak dilakukan

17

Page 19: Stroke Hemoragik wim punya

Natrium : tidak dilakukan

Kalium : tidak dilakukan

Chlorida : tidak dilakukan

SGOT : 46 U/L

SGPT : 37 U/L

GDS : 157 mg/dL

Ureum : 26 mg/dL

Kreatinin : 1,1 mg/dL

14. Diagnosis

Diagnosis klinis : Hemiparesis sinistra

Diagnosis etiologis : Pons serebri sesuai dengan vascuarisasi

a.cerebri posterior

Diagnosis topis : Brainstem hemorrhage

15. Penatalaksanaan

IVFD RL 20 tpm

Inj. Ranitidin 2 x 50 mg

Inj. Citicolin 2 x 250 mg

Inj. Ceftriaxon 2 x 1 amp

Inj. Antrain 3 x 1 amp

PO Amlodipin 1x 10 mg

Program Manitol

18

Page 20: Stroke Hemoragik wim punya

VI. RESUME

A. ANAMNESIS :

Kesemutan dan parese yang muncul mendadak di ekstremitas superior dan

inferior sinistra, headache di seluruh kepala, parese paralisis ekstremitas

superior dan inferior sinistra, vomitus non proyektil 3-4 kali berisikan

makanan dan minuman, seizure tonik-klonik selama ± 5 menit, selama

kejang kesadaran menurun. Sempat rawat inap di RS Marabahan dan

menunjukkan perbaikan terhadap terapi yang diberikan.

B. PEMERIKSAAN FISIK

Interna

Kesadaran : kompos mentis (GCS 4-5-6)

Tekanan darah : 200/110 mmHg

Nadi : 106 kali/menit

Respirasi : 23 kali/menit

Suhu : 36,6o C

Kepala/Leher : massa colli diameter ± 4 cm, soliter, mobile,

kenyal, permukaan rata

Thorax : tidak ada kelainan

Abdomen : tidak ada kelainan

Ekstremitas : paralisis tungkai dan lengan kiri

Status psikiatri : tidak ada kelainan

19

Page 21: Stroke Hemoragik wim punya

Status Neurologis

Kesadaran : komposmentis (GCS 4-5-6)

Pupil isokor, diameter 3mm/3mm, refleks cahaya (+/+), gerak mata normal

Rangsang meningeal (-)

Saraf kranialis: sudut mulut kiri menurun, disartria dan disfagia ringan,

bahu kiri tidak dapat diangkat

Motorik : paralisis motorik (kekuatan 0) pada ekstremitas superior dan

inferior sinistra, spastik pada ekstremitas inferior sinistra

Sensorik : tidak ada kelainan

Reflek fisiologis: sedikit menurun pada ekstremitas superior et inferior

sinistra

Refleks patologis: tidak ada

Susunan saraf otonom: tidak ada kelainan

Columna vertebralis: tidak ada kelainan

C. DIAGNOSIS

Diagnosis Klinis : hemiparalisis sinistra + massa colli

Diagnosis Etiologis : stroke hemoragik

Diagnosis Topis : hemisfer dextra

D. PENATALAKSANAAN

IVFD NaCl 3 flask/24 jam

Inj. Brainact 2 x 250 mg

Inj. Gastridin 3 x 1 amp

20

Page 22: Stroke Hemoragik wim punya

Inj. Antrain 3 x 1 amp

Inj. Kalnex 3 x 1 amp

PO Forneuro 2 x 1 kaps

21

Page 23: Stroke Hemoragik wim punya

VII. PEMBAHASAN

Telah dilakukan pemeriksaan pada seorang pria berusia 66 tahun

dengan diagnosis klinis hemiparalisis (hemiplegi) lengan dan tungkai kiri

serta massa pada regio colli. Pada pasien ini diagnosis dapat ditegakan

berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis

didapatkan keluhan utama rasa kebas pada lengan dan tungkai kiri yang

berkembang dengan perjalanan waktu menjadi hemiplegi sinistra, nyeri di

sekujur kepala, vomitus non-proyektil, dan kejang tonik-klonik ± 5 menit

dengan penurunan kesadaran. Keluhan muncul saat pasien melakukan

aktivitas ringan di rumah (berjalan). Pasien memiliki riwayat hipertensi

yang tak terkendali sebelumnya.

Dari hasil pemeriksaan fisik pada pemeriksaan motorik didapatkan

adanya kelemahan total (paralisis) pada lengan dan tungkai kiri. Pada

pemeriksaan refleks fisiologis (BPR, TPR, KPR dan APR) didapatkan

refleks fisiologis menurun pada lengan dan tungkai kiri bila dibandingkan

dengan lengan dan tungkai sebelah kanan. Pada pemeriksaan sensorik tidak

didapatkan adanya kelainan. Tidak didapatkan adanya refleks patologis pada

pasien. Pemeriksaan 12 saraf kranial didapatkan sudut mulut sebelah kiri

yang asimetris pada saat diam dan bergerak, disartria dan disfagia ringan,

serta bahu kiri yang tidak dapat diangkat. Dari pemeriksaan bisa

disimpulkan terdapat gangguan pada nervus kranialis VII sentral, N. IX-

N.X, dan N. XI kiri.

22

Page 24: Stroke Hemoragik wim punya

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik diatas, pada

pasien ini didapatkan defisit neurologik yang mendadak tanpa adanya

trauma kepala sebelumnya berupa kelemahan pada lengan dan tungkai kiri.

Serangan ini muncul pada saat pasien melakukan aktivitas ringan (berjalan

di dalam rumah). Hal ini diperkuat dengan riwayat hipertensi tak terkontrol,

sehingga kemungkinan besar pasien ini mengalami stroke hemoragik.

Stroke adalah kondisi sangat merusak yang terdiri atas berbagai

patofisiologi yang luas seperti trombosis, perdarahan, dan emboli. Diagnosis

terkini dari stroke bergantung pada pemeriksaan klinis dokter dan didukung

lebih jauh lagi oleh pemeriksaan neuroimaging. Pemeriksaan biomarker

darah yang dapat digunakan untuk mendiagnosis stroke pada fase akut,

membedakan tipe stroke, atau bahkan memprediksi serangan stroke inisial

atau rekuren akan sangat membantu tugas dokter.1

Faktor risiko ialah faktor yang menyebabkan seseorang lebih

rentan/mudah mengalami GPDO (baik iskemik ataupun hemoragik).

Adapun yang termasuk faktor risiko dari stroke yang tidak dapat diubah

adalah usia tua, jenis kelamin pria, ras, riwayat keluarga, dan riwayat stroke.

Sedangkan faktor risiko dari stroke yang dapat diubah adalah hipertensi,

diabetes mellitus, merokok, alkohol, kontrasepsi oral, hiperurisemia,

dislipidemia.2,3

Dari faktor risiko diatas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor risiko

yang dapat diubah pada pasien ini adalah usia riwayat hipertensi yang tak

23

Page 25: Stroke Hemoragik wim punya

terkontrol. Faktor risiko tak dapat diubah pada pasien adalah jenis kelamin

pria dan usia yang sudah tua (676 tahun).

Stroke dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu stroke akibat

perdarahan (stroke hemoragik) dan stroke akibat infark. Keduanya memiliki

gambaran klinis yang relatif mudah untuk dibedakan namun tetap harus

menggunakan pemeriksaan neuroimaging untuk memastikan diagnosis.4,5

Menurut Chandra, kita dapat mendignosis terjadinya stroke

perdarahan atau stroke infark dengan melihat gejala awal dan pemeriksaan

klinis:3

Tabel 1. Diagnosis banding stroke hemoragik dan non hemoragik

GEJALA PERDARAHAN INFARK

Permulaan Sangat akut Sub akut

Waktu serangan Aktif Bangun tidur

Peringatan sebelumnya - ++

Nyeri kepala ++ -

Muntah ++ -

Kejang-kejang ++ -

Kesadaran menurun ++ +/-

Bradikardi +++ (dari hari 1) +

Perdarahan di retina ++ -

Papil edema + -

Kaku kuduk, Kernig, Brudzinski ++ -

Ptosis ++ -

Lokasi Subkortikal Kortikal/subkortikal

24

Page 26: Stroke Hemoragik wim punya

Berdasarkan tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa pasien ini

memenuhi kriteria seperti yang ada pada tabel diatas yaitu awal terjadinya

yang sangat tiba-tiba dan disertai dengan nyeri kepala. Pasien mendapat

serangan saat sedang aktif, muntah-muntah, dan mengalami kejang yang

disertai dengan penurunan kesadaran. Kuat dugaan pasien ini mengalami

stroke hemoragik. Satu-satunya cara yang akurat untuk dapat mendiagnosis

stroke hemoragik dan non-hemoragik adalah dengan bantuan CT Scan.6

Pengelolaan 5B pada pasien ini telah dilakukan sebagai berikut:7

1. Pernapasan (breath); jalan napas harus bebas, berikan oksigen kalau

perlu. Pada kasus ini pasien tidak diberikan oksigen karena pernapasan

pasien masih baik.

2. Darah (blood); tekanan darah dipertahankan agak tinggi (160/100

mmHg) agar perfusi oksigen dan glukosa ke otak tetap optimal untuk

menjaga metabolisme otak.

3. Otak (brain); berikan manitol atau kortikosteroid untuk mengurangi

edema otak, bila ada kejang segera berikan diazepam atau dilantin

intravena secara perlahan. Keluhan kejang tidak ditemukan lagi saat

pasien dirawat di RSUD Ulin. Pemberian manitol tidak dilakukan

karena kadar ureum dan kretaininnya yang agak tinggi yaitu 61 mg/dL

dan 1,1 mg/dL. Pada pemberian manitol yang harus diperhatikan adalah

tekanan darah pasien dan kadar ureum kreatinin.

25

Page 27: Stroke Hemoragik wim punya

4. Saluran kemih (bladder); pelihara keseimbangan cairan dan pasang

kateter bila ada inkontinensia uri. Pada pasien ini telah dipasang kateter

sejak kedatangan pasien dari RS Marabahan.

5. Gastrointestinal (bowel); berikan nutrisi yang adekuat, bila perlu

berikan NGT. Pasien masih dapat makan sendiri tanpa nutrisi melalui

NGT.

Terapi yang diberikan pada penderita ini adalah IVFD NaCl 2 flask/24

jam untuk maintenance cairan yang adekuat dan produksi urin dipantau

dengan kateter, injeksi Brainact 2 x 250 mg sebagai neuroprotektor untuk

sel-sel neuron otak, injeksi Gastridin 2 x 1 amp untuk mencegah timbulnya

stress ulcer karena intake yang tidak adekuat dan menanggulangi efek

samping gastrointestinal dari citicolin, injeksi Antrain 3 x 1 amp sebagai

anti-nyeri dan anti-febris, injeksi Kalnex 3 x 1 amp untuk mencegah

timbulnya perdarahan lanjutan pada otak, dan kapsul Forneuro 2 x 1 sebagai

nutrisi bagi otak yang sedang mengalami stress berat akibat perdarahan.

Terapi hemostatik direkomendasikan untuk memperbaiki koagulopati

dengan protamin sulfat untuk perdarahan intraserebral yang berhubungan

dengan heparin, dan pemberian vitamin K intravena bersamaan dengan

pengganti faktor pembekuan fresh frozen plasma (FFP) untuk perdarahan

yang berhubungan dengan warfarin. Faktor rekombinan VIIa dapat dengan

cepat menurunkan ratio normal internasional namun tidak dapat

menggantikan faktor pembekuan lain yang produksinya bergantung pada

vitamin K.8

26

Page 28: Stroke Hemoragik wim punya

Tujuan rehabilitasi pada penderita stroke adalah:2,6

1. Memperbaiki fungsi motorik, pembicaraan dan fungsi lain yang

terganggu

2. Adaptasi mental sosial dari penderita stroke

3. Sedapat mungkin penderita harus dapat melakukan aktivitas sehari-hari

27

Page 29: Stroke Hemoragik wim punya

DAFTAR PUSTAKA

1. Chandra, B. Stroke. Dalam : Neurologi Klinik. Surabaya : FK UNAIR, 1994; 28-32

2. Mardjono, Marah dan Priguna Sidartha, Mekanisme Gangguan Vaskular Susunan Saraf dalam Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat, 1997; 268-301

3. Suryoatmojo, Bambang (Ed). Protokol Penatalaksanaan Gangguan Peredaran Darah dalam Protokol Penatalaksanaan Penyakit Saraf. Yogyakarta: RSU dr Soetomo; 133-149.

4. Kelompok Studi Stroke Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Guideline Stroke 2007. Edisi Revisi. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia: Jakarta, 2007.

5. Nasissi, Denise. Hemorrhagic Stroke Emedicine. Medscape, 2010.

6. Rohkamm, Reinhard. Color Atlas of Neurology. Edisi 2. BAB 3. Neurological Syndrome. George Thieme Verlag: German, 2003.

28