Top Banner
STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO (TNGGP) DALAM PENGEMBANGAN PROMOSI KEGIATAN EKOWISATA ERNAWATI EKO HARTONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008
117

STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

Mar 03, 2019

Download

Documents

ngohanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE

PANGRANGO (TNGGP) DALAM PENGEMBANGAN

PROMOSI KEGIATAN EKOWISATA

ERNAWATI EKO HARTONO

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

Page 2: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Strategi Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango (TNGGP) dalam Pengembangan Promosi Kegiatan Ekowisata

adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan

dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir tesis ini.

Bogor, Agustus 2008

Ernawati Eko Hartono

NRP. E051060441

Page 3: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

ABSTRACT

ERNAWATI EKO HARTONO. The Strategy of Mount Gede Pangrango

National Park in Developing Ecotourism Promotion Under direction of

RINEKSO SOEKMADI dan E.K.S. HARINI MUNTASIB.

Mount Gede Pangrango National Park has a high potential ecotourism site to

be promoted. In this case, promotion of ecotourism in Mount Gede Pangrango

aims to attract both tourists and partners to devote in ecotourism activities. The

purposes of this research are to evaluate recent strategies of ecotourism promotion

and to map new strategies of Mount Gede Pangrango National Park in promoting

ecotourism. The mapping of these promotion strategies is based on SWOT

analysis.

Ecotourism promotion in Mount Gede Pangrango National Park has

acquired four components of promotion mix which are advertising, personal

selling, public relation, and promotion selling, but has not used all promotion media

and has not done promotions gradually. Promotion has not been effectively

accepted by public. Data shows 71% visitors get information word of mouth, 14%

from printed media, 11% from school/work place, and 4% from internet.

The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant,

namely stability strategy. Stability strategy is consolidation strategy for reducing

weaknesses and maintaining recent market. Stability aims to maintain such

condition by using opportunities and restore weaknesses. This strategy leads to a

project opening opportunities for private sectors to work on ecotourism, doing

cooperation with airports and airlines services, tourism bureaus, mass media,

hotels, and also uses an appropriate promotion media for introducing Mount Gede

Pangrango National Park.

Based on the exposed analysis, strategic ecotourism promotions can be

conducted are : using the website of TNGGP by preparing interesting information,

cooperation with tourism bureaus by setting or planning tourism packages,

cooperation with airport, cooperation with mass media, doing direct mailing

promotions, maintaining infrastructures which provides information on ecotourism,

raising ticket’s prize, giving courses to human resources, developing new potential

tourism sites.

Keywords: Mount Gede Pangrango National Park, promotion strategy,

ecotourism, object and natural tourism potential attraction

Page 4: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

RINGKASAN

ERNAWATI EKO HARTONO. Strategi Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango dalam Pengembangan Promosi Kegiatan Ekowisata. Dibimbing oleh

RINEKSO SOEKMADI dan E.K.S. HARINI MUNTASIB.

TNGGP mempunyai potensi ekowisata yang cukup tinggi yaitu keindahan

alam (gunung, panorama alam); gejala alam (kawah, air panas, air terjun); keutuhan

(udara sejuk, kenyamanan); keanekaragaman hayati (tumbuhan dan satwa);

keunikan alam (danau, rawa pegunungan, padang rumput edelweis), dan situs

budaya. Potensi ekowisata yang dimiliki TNGGP harus dikenalkan kepada publik

melalui kegiatan promosi. Promosi kegiatan ekowisata di TNGGP dilakukan selain

untuk menarik pengunjung yang akan menikmati keindahan alam TNGGP juga

menarik mitra berinvestasi dalam kegiatan ekowisata

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap kegiatan

promosi yang telah dilakukan dan menyusun strategi Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango (TNGGP) untuk pengembangan promosi kegiatan ekowisata.

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2008 bertempat di Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat, dengan menggunakan metode non

experimental yaitu deskriptif eksploratif, observasi dan studi pustaka. Pengambilan

sampel pengunjung dan mitra menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah

pengunjung aktual 100 orang (diasumsikan sebagai ekoturis), yang diambil dari

Pintu masuk Cibodas 60 orang, Gunung Puteri 15 orang dan Bodogol 25 orang.

Selain pengunjung aktual dilakukan juga wawancara terhadap pengunjung potensial

sebanyak 30 orang. Analisis dilakukan dengan analisis deskriptif dan analisis

SWOT (Strengths, Weaknesesses, Opportunities, Threats).

Promosi kegiatan ekowisata di TNGGP secara keseluruhan sudah

mencakup keempat komponen bauran promosi, yaitu periklanan, penjualan secara

pribadi, hubungan masyarakat dan promosi penjualan, tetapi belum semua media

promosi digunakan dan belum secara rutin promosi dilakukan. Sebanyak 75%

keatas pengunjung tidak pernah melihat/mendengar media promosi yang digunakan

TNGGP untuk mempromosikan wisata. Promosi yang belum dilakukan adalah

melalui email, siaran pers, presentasi penjualan, pemasangan billboard dan promosi

mengenai program-program wisata.

Promosi masih dirasakan kurang oleh masyarakat umum, karena sebesar 71%

pengunjung memperoleh informasi ekowisata TNGGP dari cerita teman/saudara,

14% memperoleh informasi melaui media cetak, 11% dari sekolah/tempat kerja dan

4% dari media elektronik

Berdasarkan Metode SWOT yang digunakan, diketahui bahwa posisi strategi

TNGGP dalam promosi ekowisata berada pada sel/quadran ke-2 (-0.19 ; 0.58)

dalam Matriks Grand Strategy. Hal ini berarti strategi yang dapat dikembangkan

adalah strategi stabilitas (stability strategy). Strategi stabilitas adalah strategi

konsolidasi untuk mengurangi kelemahan yang ada, dan mempertahankan pangsa

pasar yang sudah dicapai. Bentuk strategi yang diterapkan dalam konteks promosi

adalah meningkatkan kerjasama dengan mitra-mitra TNGGP (bandara dan

maskapai penerbangan, biro perjalanan wisata, media massa, hotel, dll) dan memilih

Page 5: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

media promosi yang tepat untuk mempromosikan ekowisata di TNGGP baik

kepada pengunjung maupun mitra-mitra.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dipaparkan maka rencana strategis

kegiatan promosi ekowisata yang dapat dilakukan adalah :

1. Menggunakan website TNGGP dengan menyiapkan informasi yang

menarik

2. Kerjasama dengan Biro Perjalanan Wisata dengan membuat paket-paket

wisata

3. Kerjasama dengan bandara, kerjasama dengan media massa

4. Melakukan promosi secara direct mailing yang intensif

5. Peningkatan pemeliharaan sarana dan prasarana

6. Mengadakan pelatihan kepada SDM terkait promosi

7. Mengembangkan potensi wisata yang belum dikembangkan

Kata kunci: Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, strategi promosi,

ekowisata, obyek dan daya tarik wisata alam.

Page 6: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

© Hak cipta milik IPB, tahun 2008

Hak cipta dilindungi

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa

mencantumkan atau menyebut sumber.

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan

karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan

suatu masalah.

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya

tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

Page 7: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE

PANGRANGO (TNGGP) DALAM PENGEMBANGAN

PROMOSI KEGIATAN EKOWISATA

ERNAWATI EKO HARTONO

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

Page 8: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Prof. Dr. Ir. Hardjanto, MS

Page 9: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

Judul Tesis : Strategi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

(TNGGP) dalam Pengembangan Promosi Kegiatan

Ekowisata.

Nama : Ernawati Eko Hartono

N R P : E051060441

Program Studi : Ilmu Pengetahuan Kehutanan

Disetujui,

Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Rinekso Soekmadi, MSc.F Prof. Dr. E.K.S. Harini Muntasib, MS

Ketua Anggota

Diketahui,

Ketua Program Studi

Ilmu Pengetahuan Kehutanan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Imam Wahyudi, MS

Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S.

Tanggal Ujian : 19 Agustus 2008

Tanggal Lulus :

Page 10: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan
Page 11: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas ridho dan

anugerah Nya sehingga tesis ini berhasil diselesaikan. Judul penelitian ini adalah

Strategi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dalam Pengembangan Promosi

Kegiatan Ekowisata.

Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang paling tulus penulis sampaikan

kepada:

1. Departemen Kehutanan, yang telah memberikan izin dan kesempatan

melanjutkan pendidikan S2 di Institut Pertanian Bogor

2. Kepala Pusat Informasi Kehutanan beserta staff yang mendukung penulis

sehingga dapat menyelesaikan pendidikan dengan lancar

3. Dr. Ir. Rinekso Soekmadi, MSc.F (ketua komisi pembimbing) dan Prof. Dr.

E.K.S. Harini Muntasib, MS (anggota komisi) atas curahan pemikiran, waktu,

kesabaran dalam memberikan arahan, bimbingan hingga selesainya penulisan

tesis ini

4. Prof. Dr. Ir. Hardjanto, MS selaku penguji luar komisi pada ujian sidang tesis

yang telah menyediakan waktunya, memberikan koreksi, masukan dan saran

untuk penyempurnaan tesis ini

5. Prof. Dr. Imam wahyudi, MS selaku Ketua Program Studi IPK

6. Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango beserta staff atas

dukungan selama melaksanakan penelitian

7. Ayahanda dan Ibunda, Om Nano, Tante Nova, Dik Radith, Dian, Dik Desy dan

Enna atas segala doa dan pengorbanannya, secara khusus buat suami tercinta

Yudi Ariyanto, SH, MT. yang dengan sabar dan penuh pengertian mendampingi

dan mendukung penuh dalam penyelesaian studi ini, serta putraku tersayang

Irham Erdiyanto Ramadhan yang memberikan semangat dan inspirasi pada

setiap kejenuhan yang datang menghampiri.

8. Teman-teman IPK angkatan 2006 : Eka, Susi, Arida, Apri, Henti, Ratih, Anti,

Zaida, Ida, Tekad, Agus Kholik, Yano, Ceng, Ika, Darwis, Ari, Meis, Buyan,

Hans, Santi, Dadan, Nunung, Kushartati, Edwin, Andi, Pak Budi, Pak Saptadi

Page 12: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

terima kasih atas, kebersamaan, kekompakan dan kerjasama dalam suka dan

duka selama studi dan semoga ini terus berlanjut kedepannya

9. Laboratorium Rekreasi Alam dan Ekowisata IPB, Mba Eva, Mba Resti, Mba

Yun, Mba Tri.

Akhir kata mudah-mudahan tesis ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja

yang memerlukan.

Bogor, Agustus 2008

Ernawati Eko Hartono

Page 13: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Sragen, Jawa Tengah pada tanggal 7 Januari

1980 sebagai putri pertama dari tiga bersaudara dari ayah Edy Suhartono dan ibu

Sulasmi. Menamatkan pendidikan sekolah dasar di SDN Bendungan I Sragen tahun

1992, kemudian menyelesaikan pendidikan di SMP Negeri 1 Sragen tahun 1995

dan lulus dari SMA Negeri 1 Sragen tahun 1998, hingga pada tahun yang sama

penulis diterima di IPB melalui undangan PMDK dan akhirnya lulus sebagai

Sarjana Kehutanan pada tahun 2002.

Pada tahun 2002 penulis diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil Departemen

Kehutanan sebagai Staf Penyaji dan Pengolah Data Pusat Informasi Kehutanan,

Sekretariat Departemen Kehutanan, Jakarta sampai sekarang. Penulis menempuh

studi S2 pada Sekolah Pascasarjana IPB program studi Ilmu Pengetahuan

Kehutanan melalui sponsor dari Departemen Kehutanan.

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister pada Program Studi

Ilmu Pengetahuan Kehutanan (IPK) pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian

Bogor (IPB), penulis melakukan penelitian tentang “Strategi Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dalam Pengembangan Promosi Kegiatan

Ekowisata“ dibawah bimbingan Dr. Ir. Rinekso Soekmadi, MSc.F sebagai Ketua

Komisi Pembimbing dan Prof. Dr. E.K.S. Harini Muntasib, MS sebagai Anggota

Komisi Pembimbing.

Page 14: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2. Perumusan Masalah .......................................................................... 3

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4

1.5. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 7

2.1. Ekowisata ......................................................................................... 7

2.2. Taman Nasional ............................................................................... 9

2.3. Strategi ............................................................................................. 10

2.4. Promosi ............................................................................................ 11

2.5. Segmentasi Pasar .............................................................................. 18

2.6. Produk Wisata .................................................................................. 19

2.7. Wisatawan ........................................................................................ 20

III. METODE PENELITIAN ........................................................................ 22

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 22

3.2. Batasan Penelitian ............................................................................ 22

3.3. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 22

3.4. Tahapan Penelitian ........................................................................... 24

3.5. Analisis Data .................................................................................... 26

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN ............................................ 32

4.1. Sejarah dan Status Kawasan ............................................................. 32

4.2. Kondisi Fisik Kawasan ..................................................................... 32

4.3. Kondisi Biologis............................................................................... 35

4.4. Potensi Wisata .................................................................................. 37

4.5. Kondisi Masyarakat Sekitar .............................................................. 38

4.6. Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) .................... 38

4.7. Sarana dan Prasarana Wisata ............................................................ 39

4.8. Struktur Organisasi ........................................................................... 39

4.9. Pengunjung TNGGP ......................................................................... 40

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 46

5.1. Promosi yang Telah Dilaksanakan .................................................... 46

5.2. Evaluasi Terhadap Promosi Yang Sudah Dilaksanakan .................... 59

5.3. Segmentasi Pasar .............................................................................. 62

5.5. Peran Mitra-mitra TNGGP dalam Promosi..........................................65

5.6. Kebijakan Pengembangan Ekowisata ............................................... 66

5.7. Potensi Wisata yang perlu Dipromosikan.......................................... 68

5.6. Strategi TNGGP dalam Promosi Ekowisata ...................................... 77

Page 15: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

VI. SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 87

6.1. Simpulan............................................................................................ 87

6.2. Saran................................................................................................... 87

VII. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 88

Page 16: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

DAFTAR TABEL

1. Bentuk media dari setiap komponen bauran promosi ............................... 15

2. Jenis data primer yang digunakan dalam penelitian ................................. 22

3. Jenis data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ............................. 23

4. Matriks SWOT ........................................................................................ 27

5. Rangkuman matriks internal .................................................................... 29

6. Rangkuman matriks eksternal.................................................................. 29

7. Informasi pintu masuk wisata ke kawasan TNGGP ................................. 34

8. Jumlah pengunjung dan jenis kunjungan (tahun 2000-Juni 2008) ............ 41

9. Bahan promosi cetakan mengenai TNGGP .............................................. 45

10. Potongan harga di wisma tamu, asrama dan tiket rombongan

ke air terjun ............................................................................................. 49

11. Beberapa situs di internet mengenai TNGGP ........................................... 51

12. Jumlah wisatawan dan retribusi tempat rekreasi di tiga kabupaten ........... 54

13. Penilaian pengunjung terhadap komponen bauran promosi ...................... 57

14. Penilaian pengunjung terhadap sarana dan prasarana TNGGP ................. 58

15. Segmentasi pasar TNGGP berdasarkan aspek demografis ....................... 63

16. Segmentasi pasar TNGGP berdasarkan aspek geografis .......................... 64

17. Segmentasi pasar TNGGP berdasarkan aspek psikografi ......................... 64

18. Formulasi strategi promosi ekowisata di TNGGP .................................... 80

19. Faktor strategis internal terhadap promosi ekowisata di TNGGP ............. 82

20. Faktor strategis eksternal terhadap promosi ekowisata di TNGGP ........... 83

21. Urutan prioritas strategi ........................................................................... 84

Page 17: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

DAFTAR GAMBAR

1. Konseptual pengembangan ekowisata ..................................................... 5

2. Kerangka pemikiran ............................................................................... 6

3. Bauran pemasaran ................................................................................... 11

4. Kedudukan promosi terhadap permintaan ................................................ 12

5. Pengaruh promosi terhadap permintaan ................................................... 13

6. Efektivitas dari setiap komponen bauran promosi .................................... 16

7. Model matriks Grand Strategy ................................................................ 29

8. Peta lokasi penelitian............................................................................... 33

9. Persentase jumlah pengunjung TNGGP berdasarkan pintu masuk ........... 42

10. Komposisi pengunjung TNGGP berdasarkan tujuan kedatangannya ........ 43

11. Struktur organisasi balai TNGGP ............................................................ 44

12. Beberapa sampul buku mengenai kegiatan ekowisata di TNGGP ............ 47

13. Beberapa leaflet tentang TNGGP ............................................................ 47

14. Persentase komposisi topik tulisan mengenai TNGGP ............................. 50

15. Website TNGGP ..................................................................................... 52

16. Bahan promosi Kab. Cianjur, Bogor, Sukabumi ...................................... 53

17. Beberapa biro perjalanan wisata .............................................................. 55

18. Persentase sumber informasi obyek wisata di TNGGP ............................ 57

19. Posisi strategis untuk promosi ekowisata di TNGGP dalam

matriks Grand Strategy ........................................................................... 85

Page 18: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

DAFTAR LAMPIRAN

1. Panduan wawancara pengunjung aktual .................................................... 92

2. Panduan wawancara pengunjung potensial ................................................ 93

3. Panduan wawancara dengan pengelola TNGGP ........................................ 94

4. Daftar judul pemberitaan TNGGP di media massa .................................... 95

5. Guntingan beberapa media cetak mengenai TNGGP ................................. 96

6. Beberapa printout mengenai TNGGP di internet ....................................... 106

Page 19: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) merupakan salah satu

dari lima Taman Nasional yang pertama kali diumumkan di Indonesia pada tahun

1980 oleh Menteri Pertanian dan ditetapkan dengan SK Menteri Pertanian No.

736/Mentan/X/1982 meliputi luas 15.196 ha. Pada tahun 2003 melalui SK

Menteri Kehutanan No. 174/KPTS-II/2003 dilakukan perluasan dari 15.196 ha

menjadi 21.975 ha. Perluasan dilakukan mengingat kawasan disekitar TNGGP

merupakan habitat dan daerah jelajah beberapa jenis satwa langka dan dilindungi

seperti Surili, Owajawa, Macan Tutul dan beberapa jenis burung yang perlu

dilindungi dan dilestarikan.

Departemen Kehutanan telah menunjuk 21 Taman Nasional sebagai Taman

Nasional Model, dan salah satunya adalah Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango (TNGGP). Sebagai Taman Nasional Model, diharapkan suatu saat

TNGGP menjadi taman nasional yang mandiri, yang mampu mengelola secara

langsung Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan pemasukan yang sah,

sehingga dapat dikelola secara lestari, efektif dan efisien. Berbagai kegiatan telah

dilakukan oleh Balai TNGGP dalam upaya menuju kemandiriannya. Terdapat tiga

hal penting yang merupakan fokus perencanaan berkaitan dengan keberadaan

TNGGP sebagai taman nasional model yaitu ekowisata, pendidikan konservasi

dan penelitian.

Ekowisata telah berkembang sebagai salah satu pariwisata yang potensial

untuk kepentingan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan, terutama pada

dasawarsa terakhir ini. Sebagai bentuk wisata yang sedang trend, ekowisata

mempunyai kekhususan tersendiri yaitu mengedepankan konservasi lingkungan,

pendidikan lingkungan, kesejahteraan penduduk lokal dan menghargai budaya

lokal. Taman nasional sebagai kawasan pelestarian alam yang memiliki potensi

sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya yang melimpah menjadi salah satu

bagian pengembangan ekowisata. Taman nasional yang menawarkan wisata

ekologis banyak diminati wisatawan, hal ini karena adanya pergeseran paradigma

kepariwisataan internasional dari bentuk pariwisata massal (mass tourism) ke

Page 20: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

2

wisata minat khusus (alternative tourism). Pada wisatawan minat khusus,

wisatawan menginginkan perjalanan yang lebih bermakna, berkualitas dan

menambah pengalaman hidupnya serta memperoleh pengetahuan baru.

TNGGP mempunyai potensi ekowisata yang tinggi antara lain keindahan

alam (gunung, panorama alam, dll); gejala alam (kawah, air panas, air terjun, dll);

keutuhan (udara sejuk, kenyamanan, dll); keanekaragaman hayati (tumbuhan dan

satwa); keunikan alam (danau, rawa pegunungan, padang rumput edelweis, dll),

situs budaya. Potensi ekowisata yang dimiliki TNGGP harus dikenalkan kepada

publik melalui kegiatan promosi. Promosi merupakan bagian dari bauran

pemasaran (Marketing Mix). Menurut Kotler (1997) promosi merupakan usaha

pengkomunikasian informasi dari produsen kepada konsumen sedemikian rupa

agar menarik minat konsumen untuk membeli barang/jasa yang ditawarkan

produsen. Promosi kegiatan ekowisata di TNGGP dilakukan selain untuk

menarik pengunjung yang akan menikmati keindahan alam TNGGP juga menarik

mitra berinvestasi dalam kegiatan ekowisata.

Pertumbuhan ekowisata yang diduga lebih pesat dari wisata lainnya,

terutama selama beberapa tahun terakhir ini membuat promosi ekowisata menjadi

penting, karena negara yang tidak mempromosikan atraksi alamnya kemungkinan

besar akan kehilangan kesempatan dalam pasar ekowisata yang terus tumbuh

(Durst&Ingram 1998 diacu dalam Fennel 1999). Berdasarkan laporan World

Travel Tourism Council (WTTC) tahun 2004, pertumbuhan rata-rata ekowisata

sebesar 10% per tahun. Angka tersebut lebih tinggi dibanding pertumbuhan rata-

rata per tahun untuk pariwisata pada umumnya yaitu sebesar 4,6% per tahun.

Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) yang dimiliki TNGGP

menjadi modal untuk promosi. Saat ini kegiatan wisata yang sudah berjalan di

TNGGP dapat dikategorikan menjadi dua yaitu wisata massal dan wisata minat

khusus. Walaupun terdapat wisata massal tetapi pengelolaannya tetap

memperhatikan kelestarian dan keberlanjutan kawasan. Kegiatan wisata yang

sudah berjalan saat ini yaitu wisata pendakian, birdwatching, outbond, rekreasi ke

air terjun, penelitian, berkemah, dll. ODTWA yang dimiliki TNGGP mempunyai

segmen pasar yang berbeda sehingga diperlukan strategi promosi yang spesifik.

Page 21: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

3

1.2. Perumusan Masalah

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango merupakan kawasan pelestarian

alam yang kaya dengan obyek wisata baik itu flora, fauna, ekosistem, budaya, dan

sudah lama dikunjungi wisatawan. TNGGP memiliki berbagai fungsi yaitu fungsi

perlindungan dan pelestarian, fungsi pendidikan, pengetahuan dan kebudayaan,

serta fungsi rekreasi dan pariwisata, dengan demikian jenis wisata yang paling

sesuai untuk dikembangkan di taman nasional adalah ekowisata. Ekowisata

merupakan bentuk pariwisata yang dilakukan di daerah/kawasan alami yang

menitikberatkan pada lingkungan, pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal dan

adanya penghargaan terhadap budaya masyarakat lokal.

Kawasan TNGGP yang memiliki potensi sumberdaya alam yang

menjanjikan diharapkan dapat diusahakan kegiatan ekowisata sehingga mengatasi

berbagai permasalahan kawasan yang dihadapi pengelola. Pengembangan

ekowisata di TNGGP bukan merupakan hal yang baru tetapi sampai saat ini masih

mengalami banyak masalah, dari aspek pengelolaan, SDM, sarana dan prasarana,

keterlibatan masyarakat lokal, maupun pengunjung. Berbagai kegiatan telah

dilakukan oleh TNGGP untuk mengembangkan kegiatan ekowisata, salah satunya

adalah melalui kegiatan promosi.

Keberhasilan pengembangan ekowisata pada kawasan taman nasional sangat

bergantung pada upaya promosi yang dilakukan oleh pengelola, karena dengan

promosi orang akan tahu dan akhirnya akan datang untuk mengujungi. Menurut

Charty (1981) konsumen tidak akan membeli suatu produk/jasa apabila mereka

tidak pernah mendengar atau mengalami produk/jasa tersebut. Sehingga informasi

mengenai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dengan segala potensinya

harus sampai kepada orang-orang yang memang berminat dengan wisata yang

bersifat khusus ini.

Kegiatan promosi yang telah dilakukan oleh pengelola Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango selama ini adalah dengan penyebaran bahan-bahan

cetakan seperti brosur, leaflet, majalah, mengikuti pameran-pameran pariwisata

serta secara berkala mengadakan kegiatan seminar/lokakarya. Melalui cara ini

usaha untuk memperkenalkan kegiatan ekowisata di TNGGP hanya sampai pada

Page 22: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

4

sebagian kecil masyarakat dan belum mencapai kelompok dalam masyarakat yang

diharapkan menjadi konsumen dari kegiatan ekowisata di TNGGP.

Selain itu pelaksanaan promosi yang telah dilakukan selama ini belum

didukung oleh mitra-mitra yang diharapkan dapat berinvestasi dalam

pengembangan kegiatan ekowisata. Selama ini kegiatan promosi yang

dilaksanakan masih sangat kurang dan belum mempertimbangkan strategi bauran

promosi sehingga masih kurang mengenai sasaran, maka diperlukan strategi

promosi yang tepat.

1.3. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Melakukan evaluasi terhadap kegiatan promosi yang telah dilakukan

2. Menyusun strategi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dalam

pengembangan promosi kegiatan ekowisata.

1.4. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengelola Balai

Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dalam melaksanakan promosi

kegiatan ekowisata.

1.5. Kerangka Pemikiran

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sebagai Taman Nasional Model

yang diharapkan menjadi TN Mandiri, dituntut untuk dapat mengembangkan

sumber-sumber ekonomi yang dapat memberikan masukan dana bagi

penyelenggaraan pengelolaan secara mandiri. Pengembangan ekowisata

dipandang sebagai langkah tepat untuk mencapai tujuan tersebut.

Kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini adalah upaya untuk

mengoptimalkan kegiatan ekowisata di TNGGP melalui penyusunan strategi

promosi yang tepat. Strategi promosi yang sekarang sudah dilakukan perlu

dievaluasi dengan mempertimbangkan fungsi TNGGP sebagai suatu kawasan

konservasi, prinsip-prinsip dasar ekowisata, visi ekowisata di TNGGP serta

dengan menggunakan strategi bauran promosi yang tepat.

Page 23: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

5

Potensi ekowisata di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango berupa

keindahan alam, gejala alam, keanekaragaman hayati, keunikan alam dan situs

budaya merupakan daya tarik yang dapat ditawarkan kepada masyarakat. Upaya

untuk mengenalkan ekowisata harus didukung dengan ketersediaan informasi

yang akurat, komunikatif dan mudah didapat. Berbagai informasi dan atraksi

ekowisata perlu ditampilkan dengan visualisasi yang menarik dalam kemasan

yang sederhana dan mudah dimengerti. Promosi merupakan jalan keluar untuk

masalah diatas, karena dengan promosi dapat menyampaikan informasi tentang

kegiatan wisata yang ditawarkan.

Untuk mengetahui strategi promosi yang tepat digunakan analisis

pendekatan SWOT. Secara detail kerangka pemikiran penelitian disajikan pada

Gambar 2.

SUPPLY DEMAND

SUPRA&INFRA

STRUKTUR

PENGEMBANGAN

EKOWISATA

Gambar 1 Konseptual pengembangan ekowisata.

Page 24: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

6

“Supply” “Demand”

“Supra&Infra Struktur”

Gambar 2 Kerangka pemikiran.

POTENSI

EKOWISATA di

TNGGP

Pengunjung

Aktual Potensial

evaluasi

Sarpras

Analisis SWOT

TN MODEL-TN MANDIRI

Mitra-mitra

Taman Nasional

Strategi Promosi

Ekowisata

Kebijakan

Promosi

Page 25: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ekowisata

Kegiatan wisata alam mencakup banyak kegiatan, dari kegiatan menikmati

pemandangan dan kehidupan liar yang relatif pasif hingga kegiatan fisik yang

menguras tenaga seperti wisata petualangan yang mengandung resiko. Kegiatan

wisata alam ini dapat bersifat konsumtif atau non-konsumtif serta dapat bersifat

berkelanjutan maupun tidak berkelanjutan. Hanya sedikit jenis kegiatan wisata yang

memberikan sumbangan posistif terhadap upaya pelestarian alam. Jenis wisata yang

sedikit inilah yang kemudian membentuk ekowisata (Goodwin, 1996).

Ekowisata diperkenalkan pertama kali oleh Ceballos-Lascurain (1983) yang

mendefinisikan bahwa ekowisata sebagai kunjungan ke daerah-daerah yang masih

bersifat alami yang relatif masih belum terganggu dan terpolusi dengan tujuan

spesifik untuk belajar, mengagumi dan menikmati pemandangan alam dengan

tumbuhan satwa liarnya serta budaya (baik masa lalu maupun sekarang) yang ada

ditempat tersebut.

Sepuluh tahun kemudian Ceballos-Lascurain (1993) meninjau ulang batasan

yang dirumuskan dengan menambahkan ”untuk mempromosikan konservasi, dampak

negatif yang diakibatkan oleh pengunjung rendah dan masyarakat terlibat secara

ekonomi dalam penyelenggaraannya”. Hingga tahun 1999, Fennel (2001) mengkaji

bahwa terdapat 85 batasan pengertian ekowisata yang menghasilkan definisi

ekowisata dengan 6 unsur, yaitu : konservasi, edukasi, etika, pembangunan

berkelanjutan, dampak dan local benefit.

Pengertian baru ekowisata hasil olahan yang dikaji dari 45 pakar, terdiri dari

31 pakar mancanegara dan 14 pakar nasional, mengindikasikan bahwa ada tiga

kelompok konsep ekowisata, yaitu :

1. Tahun 1987-1990 menitikberatkan pada : mengurangi dampak negatif

lingkungan, destinasi dan motivasi wisatawan.

Page 26: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

8

2. Tahun 1991-2000 menekankan pada : mengurangi dampak negatif lingkungan,

penghasilan masyarakat lokal, perjalanan kerja yang bertanggung jawab dan

budaya.

3. Tahun 2001-2005 menitikberatkan pada : mengurangi dampak negatif

lingkungan, sustainable development, dan penghasilan masyarakat lokal.

(Hengky, 2006)

Menurut Linberg (1993) definisi ekowisata adalah perjalanan bertanggungjawab

ke wilayah-wilayah alami yang melindungi lingkungan dan meningkatkan

kesejahteraan penduduk setempat. Boo (1990) mendefinisikan ekowisata sebagai

perjalanan wisata alam yang mendorong usaha pelestarian dan pembangunan

berkelanjutan, memadukan pelestarian dengan pembangunan ekonomi dan

memberikan dana yang lebih banyak untuk taman-taman, membuka lapangan kerja

baru bagi penduduk setempat dan pendidikan lingkungan bagi para pengunjung.

Ekowisata dapat dipandang sebagai suatu strategi baru untuk menjaga

keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan yang mendorong pemeliharaan dan

pemanfaatan sumberdaya alam yang sekaligus bermanfaat bagi masyarakat setempat.

Dengan demikian ekowisata adalah bentuk wisata yang gejalanya terlihat dalam

bentuk perjalanan yang tidak mengganggu lingkungan alam sebagai sumber apresiasi

dan kekaguman (Mardjuka, 1995).

Perhatian terhadap ekowisata yang semakin berkembang disebabkan karena

adanya perubahan permintaan dan pilihan wisatawan dalam berwisata. Menurut

Kusler (1991) fenomena ini timbul karena beberapa hal sebagai berikut :

Peningkatan ketertarikan terhadap lingkungan, spesies-spesies flora dan fauna

yang unik dan langka serta ciri-ciri alam lainnya

Ketidakpuasan terhadap keramaian yang terjadi di pusat-pusat wisata tradisional

Keinginan untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru

Adanya kepercayaan bahwa beberapa lingkungan alami yang unik di dunia akan

segera mengalami kepunahan dan mereka ingin mengunjunginya bila

memungkinkan

Page 27: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

9

Obyek ekowisata yang diinginkan oleh ekowisatawan sangat bervariasi, dari

keadaan alam yang masih sangat asli sampai yang sudah mendapat sedikit

campurtangan manusia dalam bentuk pembangunan yang sederhana selaras dengan

alam. Saat ini, tempat seperti ini di Indonesia hanya dapat ditemui di kawasan yang

dilindungi milik negara/pemerintah. Di luar negeri kawasan seperti ini ada yang

merupakan milik perorangan/swasta.

Kusler (1991) menyatakan bahwa untuk pengembangan ekowisata perlu

didukung oleh peningkatan sarana dan prasarana seperti jalan, penginapan,

transportasi kerjasama pemerintah dengan pihak swasta serta promosi dan publikasi

oleh berbagai instansi terkait.

2.2. Taman Nasional

Undang-undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam

Hayati dan Ekosistemnya mendefinisikan Taman Nasional sebagai kawasan

pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang

dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan menunjang

budidaya, pariwisata dan rekreasi.

Ditjen PHPA (1986) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip pokok pengertian

taman nasional menurut IUCN adalah :

1. Kawasan taman nasional harus relatif cukup luas

2. Taman nasional harus memiliki sumberdaya alam yang khas dan unik baik berupa

jenis tumbuhan atau binatang, ekosistem maupun gejala alam yang masih utuh

dan alami

3. Satu atau beberapa ekosistem yang terdapat didalamnya secara materi/fisik tidak

diubah oleh eksploitasi dan pendudukan manusia

4. Kebijaksanaan dan pengelolaan taman nasional berada pada badan pemerintah

yang mempunyai kompetensi sepenuhnya dan bertanggungjawab atas keutuhan

dan keaslian baik ekologis, geomorfologis, dan kondisi-kondisi yang bernilai

estetis lainnya secara alami merupakan modal utama pembentukan taman nasional

Page 28: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

10

5. Adanya kemungkinan pengembangan pariwisata sehingga dapat terbuka untuk

umum dengan persyaratan khusus untuk tujuan inspirasi, edukasi, kultural dan

rekreasi.

MacKinnon et al. (1983) mendefinisikan taman nasional sebagai kawasan yang

diperuntukkan bagi perlindungan kawasan alami dan pemandangan indah serta

memiliki nilai bagi pemanfaatan ilmiah, pendidikan dan rekreasi.

Fungsi utama taman nasional adalah :

1. Menjaga keseimbangan ekosistem dan melindungi sistem penyangga kehidupan

2. Melindungi keanekaragaman jenis dan mengupayakan manfaat sebagai sumber

plasma nutfah

3. Menyediakan sarana penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan

dan latihan

4. Memenuhi kebutuhan sarana wisata alam dan melestarikan budaya setempat

5. Merupakan bagian dari pengembangan daerah setempat

Pengembangan pariwisata di taman nasional saat ini lebih dimaksudkan sebagai

upaya mendukung misi konservasi hutan berikut keanekaragaman hayatinya.

Pengembangan pariwisata hutan juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

ekonomi masyarakat lokal yang berdiam di dalam dan sekitar kawasan.

Dalam Pedoman Pengembangan Pariwisata Alam di Taman Nasional

(Departemen Kehutanan, 2001) disebutkan bahwa pengembangan wisata alam di

taman nasional terkait dengan sektor lainnya sehingga untuk menjamin

kesinambungan pemanfaatan taman nasional untuk pariwisata para pengelola taman

nasional diharapkan dapat membangun jejaring kerja maupun mempromosikan obyek

daerah tujuan wisata alam. Pihak-pihak terkait tersebut adalah biro perjalanan wisata,

tour operator, perhotelan dan sebagainya. Selain itu perlu juga mengidentifikasi peran

dari pihak terkait dalam pelaksanaan pemanfaatan obyek wisata alam.

2.3. Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Definisi strategi pertama kali

dikemukakan oleh Chandler pada tahun 1996, menyebutkan bahwa strategi

Page 29: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

11

merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan

jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumberdaya.

Learned et al. (1965) dalam Rangkuti (2006) mendefinisikan strategi

merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu

fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada.

Argyris (1985), Mintzberg (1979), Steiner dan Miner (1997) dalam Rangkuti (2006)

menyatakan bahwa strategi adalah respon secara terus menerus maupun adaptif

terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang

dapat mempengaruhi organisasi.

2.4. Promosi

Promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran (Marketing Mix). Menurut

Kotler (1997) bauran pemasaran merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan

untuk mencapai sasaran pemasaran. Alat-alat pemasaran dalam bauran pemasaran

dikenal sebagai 4P, yaitu promosi (promotion), produk (product), harga (price) dan

tempat (place). Pada Gambar 3 dapat dilihat struktur bauran pemasaran menurut

Cooper et al. (1990).

Gambar 3 Bauran pemasaran.

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk

mendapat perhatian, dimiliki atau digunakan yang dapat memuaskan keinginan atau

kebutuhan. Reime & Hawkins (1997) dalam Heath et al. (1992) menyatakan bahwa

dalam bidang wisata yang dimaksud produk adalah total spektrum dari berbagai

Produk Harga Promosi Tempat

Bauran Pemasaran

Page 30: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

12

pengalaman, akomodasi, sumberdaya alam dan sumber daya lainnya, pertunjukkan,

transportasi, makanan dan minuman, rekreasi serta daya tarik lainnya.

Baud-Bovy (1982) dalam Heath (1992) menyatakan bahwa produk wisata

adalah keseluruhan dari berbagai fasilitas dan pelayanan wisata disuatu daerah

tertentu yang dimanfaatkan oleh wisatawan. Komponennya adalah sumberdaya

daerah tujuan, fasilitas dan transport dari rumah ke tempat tujuan.

Komponen lain dari bauran pemasaran adalah harga. Tapi dalam bidang

wisata tidak selalu harga yang lebih tinggi akan mengurangi jumlah permintaan

karena ada wisatawan yang lebih mempertimbangkan aspek lain dari bauran

pemasaran selain harga. Banyak wisatawan yang mau membayar lebih untuk wisata

yang berkualitas. Unsur tempat dalam promosi bahwa tempat yang disediaan oleh

penjual akan dipandang sebagai kemudahan memperoleh produk yang dibutuhkan

pembeli.

Komponen lain dalam bauran pemasaran adalah promosi. Kotler (1997)

menjelaskan bahwa promosi merupakan usaha pengkomunikasian informasi dari

produsen kepada konsumen sedemukian rupa agar menarik minat konsumen untuk

membeli barang atau jasa yang ditawarkan produsen atau penjual. Konsumen tidak

akan membeli suatu produk/jasa apabila mereka tidak pernah mendengar atau

mengalami tertang produk/jasa tersebut (Carthy, 1981). Adapun kedudukan promosi

dalam sistem pemasaran dapat dilihat pada Gambar 4.

Riset Pemasaran

Konsumen

Komunikasi

Promosi

Tanggapan

Produk

Harga

Distribusi

Tanggapan (waktu/usaha)

Produsen Konsumen

Bauran pemasaran yang ditawarkan

Gambar 4 Kedudukan promosi dalam sistem pemasaran.

Page 31: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

13

Fungsi promosi dalam strategi pemasaran terutama untuk mendorong

transaksi. Menurut Luck dan Ferrel (1985) dalam Heath (1992) promosi mendorong

pembeli dalam hal ini wisatawan pada suatu keputusan dengan memberikan aliran

informasi yang dapat mempengaruhi pembeli. Dalam bidang pariwisata promosi juga

berfungsi untuk membina hubungan yang efektif dengan para konsumen agar mereka

memiliki kesadaran dan pengetahuan tentang keberadaan suatu produk wisata.

Promosi dapat mengembangkan nilai positif dari suatu produk wisata sehingga harga

menjadi inelastis yang berarti produk lebih dapat bertahan terhadap kenaikan harga

dan tidak perlu khawatir untuk menaikkan harga. Cooper et al. (1999)

menggambarkan pengaruh promosi terhadap permintaan seperti tampak pada Gambar

5.

Gambar 5 Pengaruh promosi terhadap permintaan

Menurut Heath (1992) tujuan promosi wisata adalah :

1. Menarik turis ke kawasan wisata

2. Menjaga nilai kawasan sebagai daerah tujuan wisata

3. Menyampaikan informasi tentang kegiatan wisata yang ditawarkan

4. Membangun unit bisnis wisata yang saling mendukung

5. Memperbaiki informasi tidak tepat/tidak lengkap tentang kegiatan wisata yang

ditawarkan

Q2

Q3

kuantitas

harga

harga

Permintaan meningkat dengan

semakin banyaknya perhatian

Permintaan menjadi semakin inelastis

karena perbaikan imej

kuantitas

Q2 Q1

P1 P1

Page 32: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

14

Istilah strategi bauran yang dikenal dalam promosi merupakan metode kegiatan

komunikasi yang digunakan perusahaan agar seseorang mau melakukan kegiatan

pembelian atau pertukaran dalam pemasaran. Cooper et al. (1999) menyatakan

terdapat empat komponen dalam bauran promosi yaitu :

a. Periklanan

Periklanan merupakan suatu cara yang tepat untuk memberitakan hasil produk

kepada konsumen yang sama sekali belum mereka kenal, dengan tujuan

menginformasikan, membujuk atau mengingatkan. Menurut Yoeti (1996),

periklanan adalah setiap bentuk penyajian yang sifatnya tidak pribadi dan promosi

daripada barang-barang dan jasa yang dipungut bayaran oleh sponsor. Tujuan

periklanan dalam pemasaran jasa adalah untuk membangun kesadaran terhadap

keberadaan jasa yang ditawarkan, untuk menambah pengetahuan konsumen

tentang jasa yang ditawarkan, untuk membujuk calon customer untuk membeli

atau menggunakan jasa tersebut, dan untuk membedakan diri perusahaan satu

dengan perusahaan lain yang mendukung posisi jasa (Kotler, 1997).

b. Promosi Penjualan

Menurut Kotler (1997), promosi penjualan terdiri dari kumpulan kiat intensif

yang beragam, kebanyakan berjangka pendek, yang dirancang untuk mendorong

pembelian suatu produk/jasa tertentu yang lebih cepat dan lebih besar oleh

konsumen. Promosi penjualan merupakan semua kegiatan yang dimaksudkan

untuk meningkatkan arus barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan

akhirnya. Kiat promosi penjualan bagi konsumen dimaksudkan untuk mendorong

pembelian yang lebih besar, sedang bagi tenaga penjualan untuk mendorong

dukungan terhadap produk/jasa yang baru, dan mendorong lebih banyak lagi

calon pelanggan.

c. Penjualan Pribadi

Penjualan pribadi adalah interaksi antar individu, saling bertemu muka yang

ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan

hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain (Swastha,

1981). Sifat penjualan pribadi dapat dikatakan lebih luwes karena tenaga penjual

Page 33: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

15

dapat secara langsung menyesuaikan penawaran penjualan dengan kebutuhan dan

perilaku masing-masing calon pembeli. Selain itu, tenaga penjual juga dapat

segera mengetahui reaksi calon pembeli terhadap penawaran penjualan, sehingga

dapat mengadakan penyesuaian-penyesuaian di tempat pada saat itu juga.

Penjualan pribadi mengharapkan terciptanya suatu kedekatan antara perusahaan

dengan pembeli sehingga perusahaan akan lebih mudah untuk menawarkan

produk/jasa.

d. Hubungan masyarakat

Perusahaan tidak hanya harus berhubungan secara konstruktif dengan pelanggan,

pemasok dan penyalur, tetapi juga harus berhubungan dengan kumpulan

kepentingan masyarakat yang besar. Hubungan masyarakat adalah berbagai

program yang dirancang untuk mempromosikan dan atau melindungi citra

perusahaan atau produk individualnya, berhubungan dengan komunikasi massa,

tanpa dipungut biaya atau diidentifikasikan sebagai bagian dari sponsor tertentu

(Ray, 1982). Tabel 1 menyajikan bentuk media dari setiap komponen bauran

promosi.

Tabel 1 Bentuk media dari setiap komponen bauran promosi

Periklanan Promosi Penjualan Hubungan

Masyarakat

Penjualan Secara

Pribadi

1. Iklan cetak dan penyiaran

2. Brosur dan

buku kecil

3. Poster dan selebaran

4. Billboard

5. Materi Audio Visual

1. Pameran 2. Potongan harga

3. Hiburan

1. Seminar 2. Ceramah

3. Siaran Pers

4. Laporan Tahunan

5. Publikasi 6. Media Indonesia

1. Presentasi Penjualan

2. Katalog

3. Pemasaran lewat

telepon 4. E-mail

5. Internet

Sumber : Cooper et al., 1999

Masing-masing komponen memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga

untuk keberhasilan pemasaran produk harus dicari kombinasi yang tepat dari keempat

komponen tersebut. Hal tersebut digambarkan oleh Cooper et al. (1999) pada Gambar

6.

Page 34: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

16

Gambar 6 Efektivitas dari setiap komponen bauran promosi

Penyusunan strategi promosi atau bentuk bauran promosi yang tepat harus

memperhatikan faktor-faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan strategi atau

bentuk bauran tersebut. Menurut Stanton (1993) dan Kotler (1997) beberapa faktor

yang mempengaruhi strategi bauran promosi adalah sebagai berikut :

1. Jumlah dana yang tersedia

Perusahaan yang memiliki dana besar kegiatan promosinya dapat lebih efektif

dibanding perusahaan yang sumber dananya terbatas

2. Karakteristik produk

Produk wisata adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh wisatawan sejak

meninggalkan tempat tinggalnya untuk berwisata sampai kembali ke tempat

tinggalnya. Unsur-unsur produk wisata dapat berupa barang maupun jasa.

3. Karakteristik pasar

Karakteristik pasar sangat berpengaruh dalam penyusunan bauran promosi

melalui empat hal, yaitu luas geografi pasar, konsentrasi pasar, jumlah jenis

pembeli potensial dan jenis pelanggan.

4. Pelanggan

Terdapat dua hal yang harus diperhatikan, yaitu :

tahu faham yakin tindakan

Promosi penjualan

Penjualan secara pribadi

Efektivitas

Hubungan

masyarakat

iklan

Page 35: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

17

a. Strategi yang ingin digunakan merupakan strategi mendorong atau menarik.

Strategi mendorong menggunakan wiraniaga dan promosi penjualan untuk

melewati saluran-saluran, sedang strategi menarik menggunakan banyak dana

untuk periklanan dan promosi kepada konsumen.

b. Tahap kesiapan membeli. Strategi promosi bervariasi dalam efektivitas biaya

pada tahap-tahap kesiapan pembelian yang berbeda. Pada tahap kesadaran

atau tahap awal proses keputusan, periklanan dan publisitas memegang

peranan penting. Pada tahap pemesanan/pembelian, penjualan pribadi dan

promosi penjualan lebih penting daripada periklanan dan publisitas.

5. Pesaing

Strategi promosi ditentukan dengan mempertimbangkan kegiatan promosi yang

dilakukan pesaing juga menyesuaikan dengan tingkat persaingan yang ada dalam

industri tersebut.

6. Tahap daur hidup produk

Pada tahap perkenalan, iklan dan publisitas memiliki efektivitas biaya yang

tinggi, diikuti promosi perkenalan dan promosi langsung. Pada tahap

pertumbuhan, semua komponen bauran promosi dapat diperlambat karena

promosi akan berjalan dari mulut ke mulut. Pada tahap dewasa, promosi

pengenalan, periklanan dan promosi langsung menjadi semakin bertambah

penting secara berturut-turut. Sedang pada tahap kemunduran, promosi

pengenalan harus diperkuat sedang iklan dan publisitas dikurangi.

7. Bauran pemasaran

Produk/jasa dengan harga yang tinggi pada umumnya dapat diidentikkan dengan

pelayanan yang baik, dengan demikian promosi yang tepat adalah melalui

periklanan. Dalam sistem pendistribusian langsung maka penggunaan promosi

langsung merupakan hal yang tepat. Apabila saluran distribusinya panjang maka

dalam berpromosi diperlukan iklan.

Heath (1992) mengemukakan bahwa dalam mengembangkan strategi promosi

wisata langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Mengenali sasaran yang menjadi target

Page 36: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

18

2. Mengenali tujuan promosi

3. Memperkirakan dana yang diperlukan untuk promosi

4. Memperkirakan bauran promosi dengan mempertimbangkan beberapa faktor

yaitu faktor produk, faktor pasar, faktor wisatawan, faktor biaya, faktor bauran

pemasaran.

2.5. Segmentasi Pasar

Pemasaran produk wisata sangat didasarkan pada pemahaman bahwa secara

keseluruhan pangsa pasar adalah tersegmentasi. Segmentasi pasar merupakan konsep

pokok yang mendasari strategi pemasaran suatu produk dan alokasi sumberdaya yang

harus dilakukan dalam rangka mengimplementasikan program dan strategi pemasaran

(Chandra, 2000). Sebuah produk wisata akan memiliki keunggulan kompetitif jika

produk wisata tersebut menawarkan atribut-atribut determinan (yang penting dan

dinilai unik oleh pasar/pengunjung). Untuk itu langkah pertama yang harus dilakukan

adalah melakukan analisis segmentasi pasar.

Menurut Irawan (1996), segmentasi pasar adalah tindakan membagi pasar

menjadi lebih homogen hingga relatif mempunyai kebutuhan dan keinginan yang

sama, dan mengelompokkan menjadi beberapa bagian yaitu :

1. Segmentasi pasar berdasarkan aspek demografis yaitu membagi pasar ke dalam

kelompok-kelompok yang didasarkan pada variabel-variabel demografis seperti

umur, jenis kelamin, pendidikan, penghasilan, pekerjaan dan agama.

2. Segmentasi pasar berdasarkan aspek geografis yaitu membagi pasar menjadi

unit-unit geografis, misalnya negara, propinsi, kabupaten, kota, dsb.

3. Segmentasi pasar berdasarkan aspek psikografis yaitu membagi pasar menurut

gaya hidup, ciri kepribadian yang meliputi motivasi, frekuensi kunjungan dan

bentuk kunjungan wisatawan.

2.6. Produk Wisata

Pengertian produk adalah mencakup segala sesuatu yang dapat diberikan

kepada seseorang guna memuaskan suatu kebutuhan atau keinginan. Biasanya, kata

Page 37: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

19

produk menunjukkan suatu pengertian yang berkaitan dengan obyek fisik yang nyata

dan biasanya kita menggunakan istilah produk dan jasa untuk membedakan antara

benda nyata dengan obyek yang tidak berwujud. Obyek fisik merupakan alat untuk

memberikan jasa (Kotler, 1997).

Menurut Kotler (1997), produk wisata adalah sesuatu yang dapat ditawarkan

kepada pasar agar orang tertarik perhatiannya, ingin memiliki, memanfaatkan dan

mengkonsumsi untuk memenuhi keinginan dan mendapatkan kepuasan. Produk juga

merupakan suatu rangkaian jasa yang juga mempunyai segi-segi yang bersifat sosial

psikologis dan alam (Suwantoro, 1997).

Produk wisata bukanlah suatu produk yang nyata. Pada dasarnya produk

wisata meliputi 3 (tiga) unsur yaitu alam, budaya, serta buatan. Produk wisata juga

merupakan gabungan dari berbagai komponen seperti (Suwantoro, 1997) :

1) Atraksi suatu daerah tujuan wisata

2) Fasilitas yang tersedia

3) Aksesibilitas ke dan dari tujuan wisata

Menurut Suwantoro (1997) dan Suyitno (1999), ciri-ciri dari suatu produk

wisata yang khas yang membedakan dengan produk pada umumnya adalah :

1) Hasil atau produk wisata tidak dapat dipindahkan.

2) Melibatkan konsumen (wisatawan) dalam proses produksinya.

3) Proses produksi dan konsumsi terjadi pada waktu dan tempat yang sama.

4) Produk wisata tidak menggunakan standar ukuran fisik atau tidak memiliki

ukuran kuantitatif

5) Tidak berwujud atau intangible

6) Tidak tahan lama dan mudah kadaluwarsa (perishable)

7) Tidak dapat disimpan (unstorable)

8) Hasil atau produk wisata banyak tergantung pada tenaga manusia dan hanya

sedikit yang menggunakan mesin.

9) Produk wisata merupakan usaha yang mengandung resiko besar

Seringkali orang dibuat bingung untuk membedakan antara atraksi, kegiatan,

pelayanan dan produk. Padahal menurut Kohl (2003), pada prinsipnya produk wisata

Page 38: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

20

mengandung elemen dasar berupa atraksi, akses, kegiatan, pelayanan, SDM yang

telah terlatih dan promosi. Atraksi yang dimaksud dapat berupa :

1. Estetika-geofisik, seperti : pegunungan, pemandangan, air terjun, formasi awan

yang unik, kegiatan vulkano, formasi batu-batuan atau geologi, dsb.

2. Ekological-biological, seperti berbagai jenis makhluk hidup, bagian-bagiannya,

behaviour-nya, dsb.

3. Sejarah-budaya, seperti konstruksi masyarakatnya, kehidupan budayanya, cerita-

cerita rakyat atau mitos, dsb.

4. Rekreasional. Hal ini mencakup berbagai atraksi yang dibangun oleh manusia

untuk tujuan entertaiment, seperti museum, teater, kebun binatang, shopping mall,

dsb. Namun sumberdaya ini lebih disarankan untuk lokasi di luar kawasan

konservasi bukan diareal kawasan konservasi.

Sedangkan menurut Medlik dalam Spillane (2000), produk wisata terdiri dari

atraksi wisata di daerah tujuan, fasilitas yang tersedia dan kemudahan-kemudahan

pencapaian daerah tujuan wisata dari pasar-pasar sumber wisatawan.

2.7. Wisatawan

Menurut Lindberg (1991) dalam Fennel 1999, ekowisatawan dikelompokkan

menjadi 4 atas dasar klasifikasi yang lebih menekankan pada dedikasi, waktu, apa

yang diinginkan ekowisatawan dari perjalanan ekowisata, kemana dan dengan cara

apa mereka melakukan perjalanan. Keempat tipe dasar ekowisata tersebut adalah :

1) Hard-core nature tourists (ekowisatawan kelas berat) : yaitu ilmuwan, peneliti,

atau peserta program perjalanan yang dirancang untuk pendidikan, pembersihan

sampah, atau tujuan lain yang hampir sama.

2) Dedicated nature tourists (ekowisatawan berdedikasi) : orang-orang yang

melakukan perjalanan khusus untuk melihat kawasan perlindungan dan yang

ingin memahami alam dan budaya lokal.

3) Mainstream nature tourists (ekowisatawan utama) : orang-orang yang

mengunjungi tempat tertentu seperti Amazon, atau tujuan lain dengan maksud

untuk mengalami perjalanan yang tidak umum.

Page 39: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

21

4) Casual nature tourists (ekowisatawan biasa) : orang yang mendapatkan

pengalaman dengan alam hanya karena menjadi bagian dari perjalanannya yang

lebih luas.

Page 40: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa

Barat. Waktu yang diperlukan untuk penelitian ini adalah 3 bulan, yaitu bulan

Februari-April 2008.

3.2. Batasan Penelitian

Wisata yang dikembangkan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

merupakan jenis wisata yang sesuai dengan Peratuan Pemerintah No.18 Tahun

1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman

Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam dan pengelolaannya

diarahkan kepada wisata berkelanjutan (sustainable tourism). Jenis wisata yang

ada di TNGGP terdiri dari dua yaitu wisata alam massal dan wisata minat khusus

(ekowisata). Wisata yang dimaksud dalam penelitian ini adalah wisata minat

khusus yaitu ekowisata.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode non experimental yaitu

deskriptif eksploratif, pengamatan lapangan (observasi) dan studi pustaka guna

mengumpulkan data yang diperlukan. Data yang dihimpun meliputi data primer

dan data sekunder. Jenis data primer dan sekunder secara terperinci dapat dilihat

pada Tabel 2 & Tabel 3.

Page 41: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

23

Tabel 2 Jenis data primer yang digunakan dalam penelitian

Data

- Parameter

Keterangan

(Sumber Informasi)

Metode

Pengumpulan

1 Program-program kegiatan promosi ekowisata yang sudah dan akan dilaksanakan oleh

pengelola TNGGP

Pengelola TNGGP dan observasi

lapangan

Panduan wawancara

2 Permasalahan promosi yang dihadapi dan solusi

yang telah diupayakan

Pengelola TNGGP

dan observasi

lapangan

Panduan

wawancara

3 Persepsi pengunjung terhadap :

- Upaya promosi ekowisata

- Sarana dan prasarana ekowisata

Observasi lapangan

dan pengisian

kuisioner

Panduan

Wawancara Pengjng aktual : 100

Pengunjung potensial :

30

4 Persepsi mitra-mitra taman nasional terhadap

upaya promosi

Observasi lapangan Wawancara

langsung pada kegiatan wisata

5 Potensi ekowisata yang dimiliki TNGGP

sebagai modal dalam kegiatan pengembangan

kegiatan promosi

Pengelola TNGGP

dan observasi

lapangan

Panduan

wawancara

6 Kebijakan pengelolaan ekowisata di TNGGP Pengelola TNGGP

dan instansi terkait

Panduan

wawancara

7 Keberadaan promosi dan kendala-kendala

yang dihadapi

Pengelola TNGGP Studi pustaka

8 Identifikasi exiting mitra TNGGP Pengelola TNGGP Studi Pustaka

Tabel 3 Jenis data sekunder yang digunakan dalam penelitian

Data Sekunder Keterangan

(Sumber Informasi)

Metode

Pengumpulan

1. Keadaan umum kawasan TNGGP, yang terdiri

dari letak, luas wilayah, status kawasan, kondisi

iklim, curah hujan, suhu, topografi dan tanah.

Pengelola TNGGP Studi pustaka

2. Kondisi biologis, terdiri : data flora dan fauna Pengelola TNGGP,

hasil penelitian terdahulu

Studi pustaka

3. Pengelolaan ekowisata di TNGGP terdiri :

pelayanan yang diberikan, kebijakan yang

berlaku, jumlah pegawai, kualitas SDM, fasilitas,

sarana dan prasarana, bagan organisasi, dll.

Pengelola TNGGP Studi pustaka

4. Aksesibilitas meliputi : jarak tempuh,

penggunaan alternatif kendaraan, kondisi jalan

Pengelola TNGGP Studi pustaka

5. Jumlah pengunjung dan fluktuasi pengunjung 6 (lima) tahun terakhir

Pengelola TNGGP Studi pustaka

6. Rencana pengembangan ekowisata yang akan

dilakukan

Pengelola TNGGP Studi pustaka

Page 42: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

24

3.4. Tahapan Penelitian

Ada beberapa tahap penelitian yang dilakukan yaitu :

3.4.1. Tahap pemilihan responden dan nara sumber

3.4.1.1. Pemilihan responden

Pengambilan sampel responden pengunjung dilakukan dengan purposive

sampling. Pengambilan secara purposive ini diartikan sebagai pengambilan

responden sesuai dengan keadaan yang dikehendaki (Nazir, 1983). Jumlah

responden terdiri dari pengunjung aktual sebanyak 100 (seratus) orang dan

pengunjung potensial sebanyak 30 (tiga puluh) orang.

Pengunjung aktual adalah pengunjung yang saat penelitian dilaksanakan

sedang berada atau berwisata di TNGGP dan diasumsikan sebagai ekoturis.

Pengambilan data dari pengunjung aktual dilakukan di tiga pintu masuk Cibodas

sebagai pintu utama 60 (enam puluh) responden, pintu masuk Bodogol 25 (dua

puluh lima), pintu masuk Gunung Puteri 15 (lima belas) responden. Pengambilan

data ini didasarkan pada jumlah pengunjung yang masuk di masing-masing pintu

dimana sebagian besar masuk dari pintu utama Cibodas sehingga proporsi sampel

terbesar diambil pada pengunjung yang masuk dan atau turun lewat pintu

Cibodas.

Pengunjung potensial adalah pengunjung yang saat penelitian dilaksanakan

tidak berada atau tidak berwisata di TNGGP akan tetapi berpotensi untuk

melakukan perjalanan wisata ke TNGGP. Pengambilan data pengunjung potensial

ini dilakukan pada kelompok-kelompok yang berpotensi atau yang menjadi

segmen pasar ekowisata seperti peneliti, anak sekolah, mahasiswa, PNS, pegawai

swasta, pecinta alam.

3.4.1.2. Narasumber.

Nara sumber dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang berkompeten

mengetahui lebih banyak terhadap promosi kegiatan ekowisata. Adapun

narasumber dalam penelitian ini adalah pengelola kawasan (Balai Besar

TNGGP), Biro Perjalanan Wisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat,

Pemda Bogor, Pemda Cianjur dan Pemda Sukabumi

Page 43: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

25

3.4.1.3. Mitra-mitra TNGGP

Pengumpulan data dari mitra-mitra TNGGP dilakukan pada kegiatan-

kegiatan wisata dengan melakukan wawancara. Mitra-mitra yang dimaksud antara

lain Departemen Perhubungan, Pengelola Bandara, Pengelola Maskapai

Penerbangan, Biro Perjalanan Wisata, Pengusaha Hotel dan Wartawan.

3.4.2. Tahap pengumpulan data

Pengumpulan data primer dilakukan dengan melalui pengamatan langsung

dilapangan dan wawancara mendalam. Sedangkan data sekunder diperoleh

melalui studi pustaka, publikasi ilmiah, perundang-undangan dan bentuk publikasi

lainnya yang terkait dengan penelitian. Pada tahap ini diharapkan diperoleh data

yang terkait dengan kegiatan-kegiatan promosi ekowisata yang telah dilakukan.

Sedangkan untuk tahapan pengumpulan data dari narasumber maupun

pengunjung dilakukan melalui proses wawancara mendalam. Pengambilan data

melalui wawancara ini didasarkan pada alasan bahwa peneliti dapat menggali

informasi selengkap mungkin, baik yang tampak maupun tersembunyi.

Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara penanya dengan si

penjawab, dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara.

Panduan wawancara akan merujuk pada obyek penelitian. Metode yang dipilih

merupakan wawancara terstruktur dengan menetapkan panduan mengenai aspek-

aspek yang diperlukan dengan membatasi skope dan memperluas pertanyaan.

Data yang diambil dari pengunjung meliputi : data sosiodemografi (asal

kota, umur, pendidikan, pekerjaan, frekuensi kunjungan dan sumber informasi

wisata) serta data psikografi pengunjung (persepsi pengunjung terhadap kondisi

fasilitas wisata dan kegiatan pengelolaan, saran-saran pengunjung terhadap

pengembangan obyek wisata serta bentuk pengembangan kegiatan promosi

ekowisata yang diinginkan).

3.4.3. Pengolahan data

Data yang telah dikumpulkan diolah dengan menggunakan metode analisa

deskriptif yaitu mentrasformasikan data mentah ke dalam bentuk data yang mudah

Page 44: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

26

dimengerti dan ditafsirkan, serta menyusun, memanipulasi dan menyajikan supaya

menjadi suatu informasi (Kusmayadi & Sugiarto 2000 : 179). Selain metode

analisis deskriptif juga digunakan metode pendekatan analisis SWOT (Strength,

Weakness, Opportunity, dan Threat) untuk menentukan strategi promosi.

3.5. Analisis Data

Data yang diperoleh diolah dengan cara tabulasi data dan kemudian

dianalisis sesuai dengan jenis data dan tujuan penelitian. Analisis data yang

digunakan adalah sebagai berikut :

3.5.1. Analisis potensi ekowisata yang perlu untuk dipromosikan

Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi dan mendeskripsikan obyek-

obyek wisata pada tiap pintu, kemudian mengelompokkan jenis wisata menjadi

dua yaitu wisata massal dan wisata minat khusus. Langkah selanjutnya adalah

membuat suatu pengembangan obyek-obyek wisata yang belum dikembangkan

oleh TNGGP untuk dijadikan wisata minat khusus.

3.5.2. Analisis Pengunjung

Analisis dilakukan terhadap karakteristik pengunjung serta saran-saran

mereka kegiatan promosi ekowisata di TNGGP. Data yang diperoleh dari

pengunjung ini kemudian dibuat dalam bentuk tabulasi dan diuraikan secara

deskriptif, sehingga diperoleh hasil akhir berupa bahan pemikiran untuk

pengembangan kegiatan promosi ekowisata di TNGGP.

3.5.3. Analisis mitra-mitra TNGGP

Analisis terhadap mitra-mitra TNGGP adalah analisis terhadap keberadaan

dan peranserta mitra terhadap promosi ekowisata.

3.5.4. Sintesis

Menurut Eriyatno (2007) sintesis pada intinya merupakan suatu cara berpikir

suatu sikap, suatu pendekatan, cara untuk melakukan yang diikuti dengan

tindakan untuk mencapai sasaran akhir, untuk menghasilkan materi/substansi.

Pendekatan yang dilakukan adalah dengan pendekatan sistem yang mempunyai

karakteristik integrasi, interdisiplin, saling terkait, imajinatif dan menyeluruh.

Tahap ini merupakan tahap penggabungan antara potensi sumber daya yang

tersedia (supply), kebutuhan/keinginan (demand) pengunjung serta kebijakan

Page 45: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

27

pemerintah baik kebijakan di tingkat regional maupun nasional (supra dan infra

struktur).

3.5.5. Analisis strategi pengembangan

Untuk merumuskan arahan strategi pengembangan promosi ekowisata

digunakan pendekatan SWOT. Menurut Rangkuti (2000), analisis SWOT adalah

identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi

perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan

kekuatan (strenghts) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Analisis SWOT

membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor

internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis tersebut dapat diambil

suatu keputusan strategi. Adapun matriks SWOT disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Matriks SWOT

Faktor Eksternal

Faktor Internal

Kekuatan (strenghts) Kelemahan (weaknesses)

Peluang (opportunities) SO WO

Ancaman (threaths) ST WT

Dalam analisis SWOT, Rangkuti (2000) menggunakan matriks yang akan

menghasilkan 4 (empat) set kemungkinan alternatif dari suatu strategi, yaitu ;

Strategi SO : Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mendapatkan peluang

yang sebesar-besarnya

Strategi ST : Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman

yang mungkin timbul.

Strategi WO : Berusaha mendapatkan keuntungan dan kesempatan yang ada

dengan meminimalkan kelemahan yang ada

Strategi WT : Berusaha meminimalkan kelemahan yang ada dan menghindari

ancaman

Page 46: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

28

Faktor internal yang mempunyai kekuatan terhadap promosi ekowisata di

TNGGP dan kelemahannya akan dikaji di lapangan, begitu pula dengan faktor

eksternal (peluang dan ancaman) yang mempengaruhi kegiatan promosi.

Selanjutnya dari analisis ini diperoleh suatu strategi pengembangan promosi yang

sesuai dengan harapan untuk mendukung konservasi kawasan dan mendukung

kesejahteraan masyarakat lokal secara berkelanjutan.

Formulasi strategi ini disusun berdasarkan analisis yang diperoleh dari

penerapan model SWOT dengan tahapan sebagai berikut :

a. Penentuan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) didalam

kegiatan promosi ekowisata

b. Penentuan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) didalam kegiatan

promosi ekowisata

c. Perumusan alternatif strategi pengembangan promosi ekowisata

Untuk pengisian tabel, baik tabel internal maupun tabel eksternal (Tabel 5

dan Tabel 6) dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

a. Melakukan pengisian didalam kolom 1 (berbagai peluang dan ancaman

atau kekuatan dan kelemahan)

b. Melakukan pembobotan pada kolom 2, dengan skala mulai dari 1.0 (paling

penting) sampai 0.0 (tidak penting). Semua bobot jumlahnya tidak boleh

melebihi skor total 1.00.

c. Melakukan penetapan skor (scooring) pada kolom 3, dimulai dari nilai 0-4

d. Pada kolom 4 akan diperoleh nilai tertimbang yang merupakan hasil

perkalian nilai dengan bobot.

e. Memberikan komentar atau catatan pada kolom 5 mengenai alasan

dipilihnya faktor tersebut.

f. Melakukan penjumlahan nilai tertimbang yang ada didalam kolom 4,

sehingga akan diperoleh total nilai tertimbang. Nilai tertimbang akan

menunjukkan seberapa besarnya nilai eksternal dan internal dan nantinya

nilai tersebut akan digunakan didalam Matriks Grand Strategy (Gambar

7). Matriks Grand Strategy digunakan untuk menentukan apakah pihak

Page 47: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

29

yang berkepentingan (pengelola) akan memanfaatkan posisi yang kuat

atau mengatasi kendala yang ada.

Tabel 5 Rangkuman matriks internal

Faktor Internal Bobot Skor Nilai

Tertimbang

Keterangan

1 2 3 4 5

1. Kekuatan

2. Kelemahan

Jumlah

Tabel 6 Rangkuman matriks eksternal

Faktor Eksternal Bobot Skor Nilai

Tertimbang

Keterangan

1 2 3 4 5

1. Peluang

2. Ancaman

Jumlah

Gambar 7 Model matriks Grand Strategy.

Berbagai Peluang

Berbagai Ancaman

Kekuatan Internal Kelemahan Internal

Sel 3 Sel 4

Sel 1 Sel 2

Page 48: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

30

Makna masing-masing sel dalam konteks pengembangan ekowisata adalah

sebagai berikut :

a. Sel I : Growth (pertumbuhan)

Strategi pertumbuhan didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam

penjualan, asset, profit atau kombinasi ketiganya (Freddy Rangkuti, 2001:43).

Pertumbuhan dalam ekowisata adalah pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan

(frekuensi kunjungan dan asal daerah wisatawan), asset (objek dan daya tarik

wisata, prasarana dan sarana pendukung), pendapatan (retribusi masuk dan jumlah

yang dibelanjakan). Pertumbuhan dalam ekowisata terbagi dua, yaitu :

Rapid Growth Strategy (strategi pertumbuhan cepat), adalah strategi

meningkatkan laju pertumbuhan kunjungan wisatawan dengan waktu lebih

cepat (tahun ke 2 lebih besar dari tahun ke 1 dan selanjutnya), peningkatan

kualitas yang menjadi faktor kekuatan untuk memaksimalkan pemanfaatkan

semua peluang.

Stable Growth Strategy (strategi pertumbuhan stabil), adalah strategi

mempertahankan pertumbuhan yang ada (kenaikan yang stabil, jangan sampai

turun).

b. Sel II : Stability (Stabilitas)

Strategi stabilitas adalah strategi konsolidasi untuk mengurangi kelemahan

yang ada, dan mempertahankan pangsa pasar yang sudah dicapai (oka A. Yoeti,

1996:144). Stabilitas diarahkan untuk mempertahankan suatu keadaan dengan

berupaya memanfaatkan peluang dan memperbaiki kelemahan. Strategi stabilitas

terbagi dua, yaitu :

Agressive Maintenance strategy (strategi perbaikan agresif), adalah strategi

konsolidasi internal dengan mengadakan perbaikan-perbaikan berbagai

bidang. Perbaikan faktor-faktor kelemahan untuk memaksimalkan

pemanfaatan peluang

Selective Maintenance strategy (strategi perbaikan pilihan), adalah strategi

konsolidasi internal dengan melakukan perbaikan pada sesuatu yang menjadi

kelemahan. Memaksimalkan perbaikan faktor-faktor kelemahan untuk

memanfaatkan peluang.

Page 49: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

31

c. Sel III : Survival (Bertahan)

Turn around strategy (strategi memutar balik), adalah strategi yang

membalikkan kecenderungan-kecenderungan negatif sekarang, yang paling

umum tertuju pada pengelolaan.

Guirelle strategy (strategi merubah fungsi), adalah strategi merubah fungsi

yang dimiliki dengan fungsi lain yang bener-benar berbeda.

d. Sel IV : Diversifikasi

Strategi penganekaragaman adalah strategi yang membuat keanekaragaman

terhadap objek dan daya tarik wisata dan mendapatkan dana investasi dari pihak

luar. Strategi penganekaragaman dibagi dua, yaitu :

Diversifikasi concentric strategy (strategi diversifikasi konsentrik), adalah

diversifikasi objek dan daya tarik wisata sehingga dapat meminimalisir

ancaman.

Diversifikasi conglomerate strategy (strategi diversifikasi konglomerat),

adalah memasukkan investor untuk mendanai diversikasi yang

mempertimbangkan laba.

Page 50: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Sejarah dan Status Kawasan

Pemeritah Hindia Belanda pada tahun 1889 menetapkan Kebun Raya Cibodas

dan areal hutan diatasnya seluas 240 ha sebagai contoh flora pegunungan pulau jawa

sekaligus sebagai cagar alam. Kemudian dengan SK Gubernur Jenderal Hindia

Belanda Nomor 33 tanggal 11 Juni 1919 kawasan tersebut diperluas hingga areal

hutan di sekitar air terjun Cibeureum. Kemudian berdasarkan SK Gubernur Jenderal

11 Juli 1919 kawasan ini bertambah luas dengan penambahan hutan lindung di lereng

Gunung Gede Pangrango di sekitar desa Cimungkat seluas 56 ha. Berikutnya melalui

SK Gubernur Jenderal Hindia Belanda No.7 tanggal 5 Januari 1925 kawasan puncak

Gunung Gede Pangrango, Gunung Gemuruh, Gunung Pangrango, daerah sungai

Cibodas, dan sungai Ciwalen yang keseluruhannya meliputi 1040 ha ditetapkan

sebagai cagar alam.

Pada akhirnya pada tanggal 6 Maret 1980 Menteri Pertanian melaui SK Menteri

Pertanian No. 736/Mentan/X/1982 menetapkan Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango dengan luas 15.196 ha meliputi cagar alam Cibodas, cagar alam

Cimungkat, cagar alam Gunung Gede Pangrango dan areal hutan alam dilerengnya

serta Taman Hutan Wisata Situ Gunung. Untuk meningkatkan luas kawasan

konservasi, pada tahun 2003 melalui SK Menteri Kehutanan No. 174/KPTS-II/2003

dilakukan perluasan dari 15.196 ha menjadi 21.975 ha. Perluasan dilakukan

mengingat kawasan disekitar TNGGP merupakan habitat dan daerah jelajah beberapa

jenis satwa langka dan dilindungi seperti Surili, Owa jawa, Macan Tutul dan

beberapa jenis burung yang perlu dilindungi dan dilestarikan.

4.2. Kondisi Fisik Kawasan

4.2.1. Lokasi, Batas Kawasan dan Aksesibilitas

Secara geografis Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) terletak

antara 106051’ - 107

002’ BT dan 6

041’ – 6

051’ LS. Secara administratif taman

nasional ini termasuk dalam wilayah tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Sukabumi,

Page 51: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

33

Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur. TNGGP mempunyai luas 21.975 Ha

dengan batas-batasnya adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Wilayah Kabupaten Cianjur dan Bogor;

Sebelah Barat : Wilayah Kabupaten Sukabumi dan Bogor;

Sebelah Selatan : Wilayah Kabupaten Sukabumi;

Sebelah Timur : Wilayah Kabupaten Cianjur.

Sumber : Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, tahun 2004

Gambar 8 Peta lokasi penelitian.

Aksesibilitas TNGGP relatif lebih bagus dibandingkan taman nasional lain,

dikelilingi jalan raya propinsi yang menghubungkan beberapa kota besar di Jawa

Barat seperti Bogor, Jakarta, Bandung dan sekitarnya. Dengan kondisi seperti ini,

TNGGP mudah untuk dikunjungi dari daerah manapun di sekitar Jakarta, Bogor dan

Bandung. TNGGP sebagai kawasan wisata memiliki beberapa pintu masuk. Berikut

keterangan beberapa pintu masuk dapat dilihat pada Tabel 7.

Page 52: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

34

Tabel 7 Informasi pintu masuk wisata ke kawasan TNGGP

Sumber : Balai TNGGP

4.2.2. Topografi dan Geologi

Kawasan TNGGP merupakan rangkaian gunung berapi, terutama Gunung Gede

(2958 m dpl) dan Gunung Pangrango (3019 m dpl). Topografi bervariasi mulai dari

landai hingga bergunung dengan kisaran ketinggian antara 700 m dan 3000 m dpl.

Jurang dengan kedalaman sekitar 70 m banyak dijumpai didalam kedua kawasan

tersebut. Sebagian besar kawasan TNGGP merupakan dataran tinggi tanah kering

dan sebagian kecil merupakan daerah rawa, terutama di daerah sekitar Cibeureum

yaitu Rawa Gayonggong.

Pada bagian selatan kawasan yaitu daerah Situgunung, memiliki kondisi

lapangan yang berat karena terdapatnya bukit-bukit (seperti bukit masigit) yang

memiliki kemiringan lereng sekitar 20-80 %. Kawasan Gunung Gede yang terletak di

bagian timur dihubungkan Gunung Pangrango oleh punggung bukit yang berbentuk

Pintu Masuk/

Resort

Jalur Jarak

(km)

Waktu

(Jam)

Obyek Wisata

Cibodas Jakarta-Ciawi/Bogor-Puncak-Cibodas 103 2,5 - Telaga Biru

- Air terjun Cibeureum

- Pendakian ke Puncak

Gn.Gede

dan Gn.Pangrango

Bandung-Cianjur-Cipanas-Cibodas 90 3

Gunung Putri Jakarta-Ciawi/Bogor-Puncak-Cipanas-

Gn.Putri

115 2,5 - Bumi Perkemahan Bobojong

- Pendakian ke Puncak

Gn.Gede

dan Gn.Pangrango

Bandung-Cianjur-Cipanas-Gn.Putri 93 3,5

Selabintana Jakarta-Ciawi/Bogor-Sukabumi-Selabintana 156 3,5 - Bumi Perkemahan Pondok

Halimun

- Air terjun Cibeureum Bandung-Cianjur-Sukabumi-Selabintana 92 3,5

Situgunung Jakarta-Ciawi/Bogor-Cisaat-Situgunung 135 3,5 - Telaga Situgunung

- Air terjun Sawer Bandung-Cianjur-Sukabumi-Cisaat-

Situgunung

161 4

Bodogol Jakarta-Ciawi/Bogor-Cicurug-Bodogol 61 2 - Pusat Pendidikan Konservasi

Alam Bodogol

- Air terjun Cipadaranten dan

Air terjun Cisuren Bandung-Cianjur-Puncak-Ciawi/Bogor-

Cicurug-Bodogol

125 4,5

Cisarua Jakarta-Ciawi/Bogor-Cisarua 57 2 - Bumi Perkemahan

Barubolang

- Air terjun Beret Bandung-Cianjur-Puncak-Cisarua 91 3,5

Page 53: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

35

tapal kuda, sepanjang ± 2500 meter dengan sisi-sisinya yang membentuk lereng-

lereng curam berlembah menuju dataran Sukabumi, Bogor dan Cianjur.

4.2.3. Tanah

Menurut Peta Tanah Tinjau Propinsi Jawa Barat skala 1:250.000, jenis tanah di

kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango terdiri dari

a. Jenis tanah regosol dan litosol, terdapat pada lereng-lereng pegunungan yang

lebih tinggi, berasal dari lava dan batuan hasil kegiatan gunung berapi.

b. Jenis tanah asosiasi andosol dan regosol, pada lereng-lereng pegunungan yang

lebih rendah

c. Jenis tanah latosol coklat, pada lereng-lereng yang lebih bawah lagi

4.3.4. Iklim

Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, iklim di kawasan ini termasuk tipe

A dengan nilai Q antara 5-9. Kawasan TNGGP terletak didaerah terbasah di Pulau

Jawa dengan curah hujan rata-rata tahunan berkisar antara 3000 – 4200 mm. Musim

hujan terjadi pada bulan Oktober-Mei dengan curah hujan lebih dari 400mm. Juni-

September merupakan bulan kering rata-rata curah hujan 100mm.

4.3.5. Hidrologi

Kawasan TNGGP merupakan daerah tangkapan dan pemasok air yang sangat

penting bagi daerah sekitarnya. Debit air yang dihasilkannya yaitu sekitar 8 milyar

liter per tahun atau setara dengan 12 trilyun rupiah. Tidak kurang dari 1.075 sungai

dan anak sungai yang mendistribusikan air di tiga Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu

DAS Ciliwung, DAS Citarum dan DAS Cimandiri terdapat di dalam kawasan ini.

4.3. Kondisi Biologis

Terdapat lima tipe ekosistem di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, yaitu :

1. Ekosistem Sub Montana terdapat pada ketinggian 1000-1500 mdpl

2. Ekosistem Montana terdapat pada ketinggian 1500-2400 mdpl

3. Ekosistem Sub Alpin terdapat pada ketinggian 2400-3019 mdpl

Page 54: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

36

4. Ekosistem Kawah

5. Ekosistem Alun-alun

4.3.1. Flora

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mencatat tidak kurang dari 1500

jenis lumut hidup di kawasan pelestarian ini. Pada tahun 1859 Meijr seorang ahli

biologi dari Belanda menemukan sekitar 900 jenis tumbuhan berbunga. Kato

biologiawan dari Jepang menaksir kekayaan tumbuhan paku di kawasan ini sekitar

400 jenis. Liem peneliti dari Phillipina mengungkapkan bahwa kawasan ini

ditumbuhi tidak kurang dari 120 jenis lumut kerak.

Tidak kalah menariknya adalah komposisi dan struktur tumbuhan. Bila kita

masuk di kawasan ini bisa menikmati perubahan paling tidak tiga tipe hutan, yaitu

tipe Sub Montana (1000 s/d 1400 m dpl), Montana (1500 s/d 2400 m dpl.) dan Sub

Alpin (2400 s/d 3019 m dpl.).

Bunga abadi atau edelweis (Anaphalis javanica), banyak digemari sebagai

lambang keberhasilan pendakian dan lambang keabadian. Raflesia (Rafflesia

rochussenii), banyak mengundang rasa penasaran orang karena langka dan unik serta

endemik.

Misteri keunikan bunga sembilan tahun (Strobilanthus cernua) sampai sekarang

belum terungkap, bunga ini hanya hidup dan berbunga sembilan tahun sekali.

Kantong semar (Nephentes gymnamphora) yang dikenal sebagai “Pembunuh

Berdarah Dingin” unik dengan kantung penjebak serangga menggelantung diujung

daun. Perut (Balanophora spp.), Kiaksara (Macodes petola), Pinang Jawa (Pinanga

javana), Paku Sutra (Diksonia blumei) dan beberapa jenis lain sudah langka, unik

dan menarik.

4.3.2. Fauna

Menurut data yang ada, 260 dari 450 jenis burung di jawa bisa ditemukan di

TNGGP. Sebayak 21 dari 25 jenis endemik Jawa juga hidup di kawasan ini,

termasuk Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) yang telah diresmikan sebagai satwa

dirgantara. Macan tutul (Panthera pardus) merupakan predator terbesar di kawasan

ini. Selain itu terdapat sekitar 110 jenis mamalia lain seperti Anjing Hutan (Cuon

Page 55: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

37

alpinus), Kijang (Muntiacus muntjak), Owa (Hylobates moloch) dan Surili (Presbytis

comata).

Tercatat sekitar 75 jenis binatang melata berkembang di taman nasional ini,

antara lain Bunglon (Pseudocalotes tymanistriga dan P. chamaeleontinus),

Bengkarung (Mabuya multifasciata), Ular Sanca (Python reticulatus), Ular Hijau

(Ahaetulla prasina). Tercatat sekitar 20 jenis amfibi, diantaranya Katak Bintik Merah

(Leptophyre cruentata) yang endemik Jawa Barat, Katak Serasah (Megophrys

montana), Katak Pohon (Rhacophorus reindwardti) dan Katak Bibir Putih (Rana

chalconate).

Tidak kalah menariknya berbagai jenis serangga. Seorang Zoologiawan asal

Australia berhasil mengidentifikasi sebanyak 300 jenis serangga di kawasan ini.

Beberapa diantaranya Tawon (Vespa velutina), Kumbang Kayu (Episcapha glabra),

Bangbara (Bombus rufipes), Kupu-kupu Paris (Papillio paris), Kupu-kupu Ekor

Panjang (Actias maenas).

4.4. Potensi Wisata

Potensi wisata yang terdapat di dalam kawasan TNGGP ini beranekaragam,

antara lain:

a. Hidrologi

Kawasan TNGGP merupakan daerah tangkapan dan pemasok air yang sangat

penting bagi daerah sekitarnya. Debit air yang dihasilkan sekitar 8 milyar liter

pertahun atau setara dengan 12 trilyun rupiah (Hasan, 2006). Tidak kurang dari 1075

sungai dan anak sungai yang mendistribusikan air di tiga (3) DAS Cimandiri terdapat

di kawasan ini. Dalam rangka mendukung ekowisata, beberapa sungai telah

dikembangkan untuk kegiatan wisata alam dan pendidikan lingkungan.

b. Fenomena alam

Puncak Gunung Gede (2.958 mdpl) dan Pangrango (3.019 mdpl), kawah, alun-

alun suryakencana merupakan fenomena alam yang sangat menarik dan merupakan

tujuan wisata yang sangat digemari bagi wisatawan yang datang dikawasan ini.

Tercatat 17 (tujuh belas) air terjun yang terdapat di kawasan ini, namun baru 8 yang

Page 56: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

38

sudah dikenal dan dikunjungi seperti Cibeureum-Cibodas, Cibeureum-Selabintana,

Curug Sawer, Curug Beret dan Cipadaranten. Selain air terjun fenomena alam seperti

danau dan rawa juga merupakan potensi wisata yang cocok untuk dikembangkan

seperti danau Situgunung dan rawa Gayonggong.

c. Topografi yang Menantang

Topografi ini bisa dilihat di KPA Gunung Puteri yang merupakan sebagian

lereng Gunung Gede dengan topografi curam, bergunung-gunung dengan ketinggian

1.700 m sampai 2958 m. Keadaan topografi dan ketinggian yang bervariasi tersebut

disertai pemandangan yang sangat indah, keanekaragaman hayati yang kaya dengan

udara yang sejuk segar.

d. Panorama

Panorama merupakan rekreasi yang memikat, terutama bagi yang ingin

melepaskan diri dari suasana sehari-hari. Pemandangan yang indah dan udara yang

sejuk terdapat di sekitar KPA Cibodas terutama yang berbatasan dengan Kebun Raya

Cibodas.

4.5. Kondisi Masyarakat Sekitar

Sebagian besar masyarakat (kurang lebih 75%) di sekitar kawasan TNGGP

bermata pencaharian di bidang pertanian (land based activities), sehingga

memerlukan lahan dalam pelaksanaan kegiatannya sehari-hari. Namun, sekitar 40 %

diantaranya adalah buruh tani yang tidak mempunyai lahan garapan dan tergantung

pada lahan orang lain. Disamping itu, tingkat pemilikan lahan rata-rata perkeluarga

relatif kecil, yaitu <0,25 ha sehingga intensitas garapan sangat tinggi. Tingkat

pendidikan sebagian besar masyarakat tersebut (70 %) hanya sampai tingkat Sekolah

Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kondisi sosial ekonomi

masyarakat yang demikian menimbulkan berbagai permasalahan yang merupakan

tekanan terhadap kawasan dan sumberdaya alam TNGGP

Page 57: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

39

4.6. Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol

Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol berdiri pada akhir 1998,

merupakan hasil kerjasama antara 3 lembaga : Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango (TNGGP), Conservation International Indonesia (CII), dan Yayasan Alam

Mitra Indonesia (ALAMI). Ketiga lembaga ini bersepakat untuk membentuk

Konsorsium Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol.

Peran PPKA Bodogol menekankan pada usaha-usaha memperkenalkan hutan

hujan tropis kepada masyarakat luas, khususnya kepada masyarakat yang berada di

sekitar kawasan TNGGP. PPKA Bodogol berusaha memberikan penyadaran kepada

khalayak bahwa menjaga kelestarian alam itu sangat penting bagi kelangsungan

hidup manusia.

Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol termasuk ke dalam kawasan

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, dengan ketinggian sekitar 800 mdpl.

Letak dan curah hujannya yang tinggi, menyebabkan wilayah ini mampu menopang

keanekaragaman hayati yang tinggi. Berbagai jenis pohon, tumbuhan perambat dan

epifit menyediakan tempat tinggal berbagai jenis satwa. Beberapa jenis satwa yang

dilindungi yang ada di sekitar PPKA Bodogol antara lain : Elang Jawa (Spizaetus

bartelsi), Surili (Presbytis comata ), Owa Jawa (Hylobates moloch), Monyet Ekor

Panjang (Macaca fascicularis), Lutung (Trachypithecus auratus), Kukang (Nyticebus

koukang), Macan Tutul (Panthera pardus), dll.

4.7. Sarana dan Prasarana wisata

Sarana dan prasarana wisata merupakan salah satu faktor pendukung dalam

pengembangan ekowisata di TNGGP. Beberapa fasilitas ekowisata yang ada di

TNGGP adalah loket karcis, ruang perijinan, papan informasi, MCK, Gazebo,

Shelter, jalan trail dan sebagainya kondisinya tidak semua dalam keadaan baik,

banyak juga yang mengalami kerusakan dimakan usia dan terbatasnya anggaran

pemeliharaan seperti MCK, Shelter, Gazebo dan papan informasi/penunjuk/ larangan.

Page 58: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

40

4.8. Struktur Organisasi

Pengelolaan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dilaksanakan

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor P.03/Menhut-II/2007

tanggal 1 Februari 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis

Taman Nasional. Berdasarkan tipologinya Balai Besar TNGGP termasuk kedalam

Tipe A setingkat eselon II, dibantu oleh 5 pejabat eselon III meliputi Kepala Bagian

Tata Usaha dan Kepala Bidang Teknis Konservasi yang berkedudukan di Kantor

Balai Besar, Kepala Bidang Pengelolaan TN Wilayah I Cianjur, Kepala Bidang

Pengelolaan TN Wilayah II Sukabumi dan Kepala Bidang Pengelolaan TN Wilayah

III Bogor, 3 (tiga) Pejabat eselon IV berkedudukan di Kantor Balai (Kepala Sub

Bagian Umum, Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Program, serta Kepala Sub

Bagian Data, Evaluasi, Pelaporan dan Hubungan Masyarakat), 2 (dua) Pejabat eselon

IV sebagai Kepala Seksi di bawah Bidang Teknis berkedudukan di Kantor Balai, 3

(tiga) Pejabat eselon III sebagai Kepala Bidang Wilayah berkedudukan di Bidang

Wilayah (Cianjur, Sukabumi dan Bogor), dan 2 Pejabat eselon IV untuk masing-

masing bidang wilayah.

Jumlah pegawai tahun 2007 sebanyak 121 orang terdiri atas 116 orang PNS

dan 5 orang tenaga upah. Dari jumlah tersebut, 5 orang tenaga struktural, 44 orang

tenaga non struktural dan tenaga fungsional berjumlah 67 orang yang terdiri atas 37

orang polhut dan 30 orang PEH.

4.9. Pengujung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

4.9.1 Kondisi Umum Pengunjung 7 Tahun Terakhir (tahun 2002-2008)

Jumlah pengunjung TNGGP mengalami peningkatan tiap tahunnya, rata-rata

jumlah pengunjung sebesar 70.850 orang/tahun, paling tinggi kunjungan yaitu tahun

2006 mencapai 83.360 orang (Tabel 8). Tetapi pada tahun 2007 jumlah pengunjung

mengalami penurunan cukup pesat yaitu sebesar 67.980 orang (19%). Menurut

informasi dari Balai TNGGP diperkirakan jumlah tersebut akan semakin menurun.

Ada beberapa hal yang menyebabkan penurunan jumlah pengunjung salah satunya

yaitu pembukaan tol cipularang yang menghubungkan antara jakarta dan bandung.

Page 59: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

41

Selain itu pada tahun 2007 Kebun Raya Cibodas juga melakukan penutupan terhadap

pengunjung karena memberikan kesempatan kepada kawasan untuk melakukan

recovery dan hal ini juga berdampak pada berkurangnya jumlah pengunjung yang

datang ke TNGGP.

Tabel 8 Jumlah pengunjung dan jenis kunjungan tahun 2002-Juni 2008

Sumber : Kantor Balai TNGGP

Keterangan : DN : Wisatawan Dalam Negeri

LN : Wisatawan Luar Negeri

Menurut keterangan dari Balai TNGGP, jumlah pengunjung yang datang masih

dibawah kapasitas daya dukung lingkungan TNGGP, walaupun besarnya kapasitas

daya dukung tersebut belum diketahui secara pasti karena belum pernah dilakukan

penelitian mengenai hal tersebut. Tetapi perhitungan daya dukung yang didasarkan

pada perhitungan Douglas (1982), menyatakan bahwa daya dukung TNGGP sebesar

600 orang/hari. Hasil perhitungan tersebut digunakan oleh Balai TNGGP untuk

penentuan quota jumlah pengunjung khusus pendakian, masing-masing untuk

Cibodas sebanyak 300 orang, Gunung Putri 200 orang dan Selabintana 100 orang.

Sedangkan jumlah quota untuk rekreasi sampai saat ini belum diberlakukan, kecuali

untuk pengunjung yang melalui pintu masuk Bodogol memang sudah ada ketentuan

pembatasan pengunjung.

Fennel (1999) mengemukakan bahwa sulit untuk menyebut kapasitas daya

dukung lingkungan dengan angka yang pasti karena setiap komunitas alam dan

Thn

Jenis Kunjungan

Jumlah Rekreasi Pendakian Penelitian

Widyawisata/ pendidikan

Berkemah Lain-lain

DN LN DN LN DN LN DN LN DN LN DN LN DN LN DN+ LN

2002 15,814 378 31,627 756 442 7 2,126 0 356 0 473 195 50,838 1,336 52,174

2003 26,395 1,761 37,031 29 693 18 1,959 150 2,348 0 91 16 65,517 1,974 70,491

2004 60,169 1,129 6,453 0 213 0 1,481 18 4,754 0 3,666 0 76,736 1,147 77,883

2005 25,928 455 28,779 15 128 0 624 0 4,320 124 12,839 0 72,618 594 73,212

2006 33,515 363 45,518 70 229 3 510 0 2,435 3 2,714 0 82,921 439 83,360

2007 33,692 383 27,511 310 747 0 1,925 0 2,822 0 585 5 67,282 698 67,980

Juni

2008 11,638 207 11,349 100 273 0 2,023 0 1,131 0 187 0 26,598 307 26,905

Page 60: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

42

budaya memiliki kapasitas daya dukung yang berbeda. Beberapa faktor yang menjadi

pertimbangan dalam penentuan daya dukung suatu kawasan adalah jenis pengunjung,

kegiatan yang dilakukan pengunjung, tingkat harapan pengunjung, tingkat kepuasan

serta besar kecilnya kemungkinan bertemu dengan rombongan lain.

Penyebaran jumlah pengunjung ke beberapa pintu masuk TNGGP tidak

merata, hal ini bisa dilihat pada Gambar 9. Sebesar 55,3% pengunjung masuk melalui

pintu Cibodas, sedangkan 21,8% pengunjung masuk melalui pintu masuk Gunung

Puteri dan Pintu masuk Cisarua jumlah pengunjungnya paling sedikit yaitu 0,9%.

Perbedaan jumlah pengunjung yang cukup besar di beberapa pintu masuk ini

disebabkan karena pintu Cibodas memiliki beberapa keunggulan dalam hal

aksesibilitas, kesediaan fasilitas serta obyek yang dapat dikunjungi

Selain penyebaran pengunjung yang tidak merata, perilaku pengunjung saat

berekowisata juga merupakan indikator keberhasilan promosi. Perilaku pengunjung

yang bersifat positif sehingga mendukung pelestarian TNGGP sebagai kawasan

konservasi merupakan hasil yang diharapkan dari promosi.

Penelitian Arif (2004) menunjukkan bahwa jumlah pengunjung TNGGP yang

mempunyai kualitas kesadaran konservasi yang tinggi hanya 23%, sedangkan

pengunjung yang mepunyai tingkat kepedulian yang tinggi terhadap TNGGP hanya

37%. Hal ini juga ditunjukkan oleh penelitian Pranoto (2001) bahwa masih ada

Gambar 9 Persentase jumlah pengunjung TNGGP berdasarkan pintu masuk.

CIBODAS, 55.3%

GUNUNG PUTRI,

21.8%

BODOGOL, 3.2%

CISARUA, 0.9%

SELABINTANA,

8.4%

SITUGUNUNG,

10.4%

Page 61: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

43

pengunjung TNGGP yang melakukan kegiatan negatif seperti memetik daun/bunga,

mematahkan ranting/dahan, mengganggu satwa, melakukan corat-coret (vandalisme)

dan membuang sampah dalam kawasan. Jumlah sampah rata-rata dalam satu bulan

yang berada di luar tempat sampah sebanyak 3,525 kg.

4.9.2. Pengunjung Berdasarkan Tujuan Kedatangan

Gambar 10 menunjukkan sebanyak 425.100 orang pengunjung dari tahun

2002 s/d 2007, pengunjung yang datang untuk pendakian menempati urutan tertinggi

yaitu sebesar 44,99%, rekreasi sebesar 42,49%, lain-lain 5,36%, berkemah 4,38%,

widyawisata/pendidikan sebesar 2,25% dan penelitian sebesar 0,63%.

Gambar 10 Persentase pengunjung TNGGP berdasarkan tujuan kedatangannya.

REKREASI 42.49%

PENDAKIAN 44.99%

PENELITIAN 0.63%

WIDYASWARA/PEN

DIDIKAN 2.25%

BERKEM AH 4.38%

LAIN-LAIN 5.26%

Page 62: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

BALAI BESAR TAMAN NASIONAL GUNUNG

GEDE PANGRANGO

BIDANG TEKNIS

KONSERVASI TNGGP

BAGIAN TATA USAHA TNGGP

SEKSI PEMANFAATAN DAN

PELAYANAN

SEKSI PERLINDUNGAN,

PENGAWETAN & PERPETAAN

SUB BAGIAN UMUM

SUB BAGIAN

PERENCANAAN &

KERJASAMA

SUB BAGIAN DATA,

MONEV & HUMAS

BIDANG PENGELOLAAN TNGGP

WILAYAH I CIANJUR

BIDANG PENGELOLAAN TNGGP

WILAYAH II SUKABUMI

BIDANG PENGELOLAAN TNGGP

WILAYAH III BOGOR

SP TNGGP WILAYAH I

CIBODAS

Resort

Pasir Sumbul

SP TNGGP WILAYAH II

GEDEH

SP TNGGP WILAYAH III

SELABINTANA

SP TNGGP WILAYAH IV

SITUGUNUNG

SP TNGGP WILAYAH

V BODOGOL

SP TNGGP WILAYAH VI

TAPOS

Resort

Gunung PutriResort

Selabintana

Resort

Tegallega

Resort

SaronggeResort

Goalpara

Resort

Nagrak

Resort

Situgunung

Resort

Cimungkad

Resort

PPKAB

Resort

Cimande

Resort

CisaruaResort

Tapos

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

STRUKTUR ORGANISASI

BALAI BESAR TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO

Resort

Maleber

Resort

Mandalawangi

Resort

Sukamulya

Resort

CijohoResort

Cipetir

Resort

Cireudeu

Resort

Genteng

Resort

Bodogol

Resort

Cimisblung

Gambar 11 Struktur Organisasi Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Page 63: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Promosi yang Telah Dilaksanakan

Berbagai upaya telah dilaksanakan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

(TNGGP) guna mengembangkan kegiatan ekowisata, diantaranya dengan

meningkatkan kegiatan promosi. Menurut Cooper (1999) terdapat 4 komponen

bauran promosi, yaitu periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan

penjualan secara pribadi oleh TNGGP.

5.1.1. Periklanan

Media periklanan ada beberapa macam, yaitu iklan cetak dan penyiaran,

brosur, leaflet, buku kecil, billboard dan materi audio visual. Untuk kegiatan

ekowisata, TNGGP saat ini sudah membuat beberapa bahan cetakan baik yang

berbentuk buku, leaflet, booklet maupun peta. Bahan-bahan tersebut ada yang dibuat

oleh pihak TNGGP sendiri maupun bekerjasama dengan pihak lain. Adapun judul

bahan promosi ekowisata TNGGP yang berbentuk cetakan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Bahan promosi cetakan mengenai TNGGP

No Judul

Penerbit/tahun

Keterangan

1 Buku Informasi Wisata

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Balai TNGGP

tahun 2006

Buku berisi informasi potensi wisata

TNGGP, tata tertib kunjungan dan prosedur ijin memasuki kawasan

2 Valuation of Mt Gede

Pangrango National Park

Balai TNGGP

tahun 2004

Buku berbahasa inggris berisi tentang nilai

ekonomi gunung gede pangrango

3 Mengenal Bryophyta

(lumut) di Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango.

Vol I

Balai TNGGP

tahun 2004

Buku berisi tentang informasi umum

mengenai lumut, kunci pengenalan jenis

lumut, deskripsi jenis lumut di TNGGP serta

istilah-istilah dalam pengenalan jenis lumut

4 Mengenal Jalur Interpretasi

Obyek Wisata Alam Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango

Balai TNGGP

tahun 2006

Buku berisi jalur interpretasi Pondok

Halimun-Cibeureum, Bodogol-Cipadarateun dan Cibodas-Ciwalen

5 ECOMAP-Pengembangan

Wisata di Wilayah Cagar

Balai TNGGP

tahun 2006

Buku berisi tentang potensi wisata sekitar

TNGGP berupa aneka ragam budaya, seni,

Page 64: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

46

Biosfer. Seri Cianjur dapt istiadat dan kebiasaan lainnya.

6 Perkemahan Konservasi

dan School Visit Paket

Dasar

Balai TNGGP

tahun 2004

Modul Pendidikan Lingkungan Hidup Balai

TNGGP

7 Buku Informasi FLORA

Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango

Balai TNGGP

tahun 2006

Buku berisi tentang jenis-jenis flora di

TNGGP dan manfaatnya

8 Wisata Pendakian Balai TNGGP

tahun 2007

Leaflet berisi tentang ketentuan, persyaratan

simaksi, dan penutupan pendakian serta rute

menuju puncak Gunung Gede Pangrango

9 Pendakian Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango

Balai TNGGP

tahun 2006

Leaflet berisi tentang informasi obyek wisata

di pintu masuk Cibodas dan ketentuan umum

pendakian

10 Katak di Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango

Fak Kehut IPB,

BP Conservation

& Balai TNGGP

Leaflet berbahasa Indonesia dan inggris

tentang keanekaragaman jenis katak di

TNGGP

11 Obyek Wisata Bumi

Perkemahan Baru Bolang Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango

Balai TNGGP

tahun 2005

Leaflet berisi informasi program kegiatan di

bumi perkemahan barubolang, aksesibilitas, fasilitas, dan tata tertib kunjungan

12 Pusat Pendidikan

Konservasi Alam Bodogol

Balai TNGGP

tahun 2007

Leaflet berisi tentang pengenalan PPKA

Bodogol, lokasi, fasilitas dan penawaran

paket program pendidikan

13 Bird Checklist Taman

Nasional Gunung Gede

Pangrango

Ginapala Ind,

Garuda Wana

Scan, PBB-LIPI,

Balai TNGGP

Leaflet berisi tentang daftar pertanyaan jenis-

jenis burung di TNGGP yang dijumpai oleh

pengungjung

14 Camping Ground Balai TNGGP tanun 2007

Leaflet berisi tentang informasi bumi perkemahan Cipelang Pondok Halimun, bumi

perkemahan Borubolang dan bumi

perkemahan Bobojong

15 Pencegahan Kebakaran

Hutan

Balai TNGGP

tahun 2005

Leaflet berisi tentang upaya pencegahan

kebakaran hutan

16 Hiking To Cibeureum

Triple Waterfalls

Balai TNGGP dan

JICA tahun 2007

Leaflet berbahasa jepang berisi informasi

tentang obyek wisata air terjun

17 Obyek Wisata Bumi

Perkemahan Pondok Halimun Selabintana

Balai TNGGP

tahun 2006

Leaflet berisi informasi mengenai informasi

umum, program kegiatan dan tata tertib kunjungan

Sumber : Balai TNGGP

Sebagian besar bahan cetakan (80%) dibuat sendiri oleh Balai TNGGP, hanya

beberapa saja yang dibuat bekerjasama dengan pihak lain. Gambar 12 menyajikan

Page 65: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

47

beberapa sampul buku yang berkaitan dengan kegiatan ekowisata di TNGGP dan

Gambar 13 menyajikan beberapa bahan promosi berbentuk leaflet.

Bahan-bahan promosi cetakan tersebut penyebarannya selain diberikan

kepada pengunjung TNGGP juga disebarkan pada saat mengikuti pameran. Sampai

saat ini penyebaran dengan mengirimkan langsung (direct mailing) ke beberpa pihak

baik perseorangan maupun lembaga yang menjadi sasaran kegiatan ekowisata belum

rutin dilakukan.

Gambar 12 Beberapa sampul buku mengenai kegiatan ekowisata di TNGGP.

Gambar 13 Beberapa leaflet tentang TNGGP.

Pemasangan iklan di media baik media cetak maupun elektronik masih jarang

dilakukan karena biaya pemasangannya yang cukup mahal. Iklan di media televisi

sudah pernah tayang di beberapa stasiun televisi yang merupakan hasil kerjasama

antara Balai TNGGP dengan stasiun televisi tersebut. Dalam hal ini, Balai TNGGP

menyediakan tempat untuk berlangsungnya suatu program televisi terutama yang

berkaitan dengan konservasi dan wisata alam. Sebenarnya banyak acara di televisi

yang berkaitan dengan wisata alam yang bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan

ekowisata di TNGGP antara lain Jejak Petualang (TV 7), Horizon (Indosiar), Potret

(SCTV), Jelajah (Trans TV) dan Expedition (Metro TV).

Page 66: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

48

Pemasangan billboard mengenai TNGGP di tempat-tempat strategis

sepanjang jalan menuju kawasan TNGGP belum dilakukan. Saat ini hanya ada satu

billboard yang dipasang dijalan menuju TNGGP. Keberadaan billboard ini

sebenarnya cukup penting mengingat keberadaan TNGGP sendiri yang sampai saat

ini masih belum dikenal secara luas oleh masyarakat umum.

Materi audio visual mengenai TNGGP sudah dibuat berupa video yang berisi

berbagai potensi yang ada di TNGGP termasuk berbagai obyek yang berpotensi

untuk kegiatan ekowisata.

5.1.2. Promosi Penjualan

Terdapat beberapa media promosi penjualan, yaitu pameran, potongan harga

dan hiburan. Dari ketiga bentuk promosi tersebut, penyelenggaraan hiburan dirasa

kurang sesuai untuk mempromosikan kegiatan ekowisata. Hal ini karena adanya

hiburan akan mengundang keramaian yang tidak sesuai dengan prinsip dasar kegiatan

ekowisata.

Pameran merupakan kegiatan yang rutin diikuti oleh TNGGP, baik pameran

di tingkat kabupaten, yaitu Cianjur, Bogor dan Sukabumi maupun tingkat propinsi

seperti Expo Jawa Barat tahun 2001, Jawa Barat Travel Exchange (JT’X 2002) dan

Pameran Bursa Pariwisata pada Mei 2002 di Bandung. Sedangkan pameran tingkat

nasional yang pernah diikuti adalah Pasar Wisata Internasional di Jakarta sebagai

bagian anjungan Jawa Barat. Pameran tingkat internasional, keikutsertaan TNGGP

adalah melalui Departemen Kebudayaan dan Pariwisata serta melalui LSM seperti

Indecon yang membawa berbagai produk ekowisata indonesia ke beberapa pameran

internasional.

Promosi penjualan melalui potongan harga dilakukan oleh Balai TNGGP

dalam bentuk potongan harga untuk wisma tamu, asrama dan rombongan yang akan

rekreasi ke air terjun. Potongan harga wisma tamu dan asrama diberlakukan kepada

mereka yang khusus bekerja di Departemen kehutanan, sedangkan untuk potongan

harga tiket dikenakan bagi rombongan yang jumlahnya minimal 25 orang. Adapun

rincian pemotongan harga tersebut disajikan dalam Tabel 10.

Page 67: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

49

Tabel 10 Potongan harga di wisma tamu, asrama dan tiket rombongan ke air terjun

No Kriteria Pelayanan

Harga (Rp)

Normal Dengan

Potongan

1 Wisma Tamu 5 kamar 850.000/malam 500.000/malam

2 Asrama Kapasitas 25 orang 600.000/malam 400.000/malam

3 Tiket rombongan air terjun cibeureum

Minimal 25 orang 3.000/orang 1.500/orang

Sumber : Balai TNGGP

Kebijakan potongan harga ini dilakukan selain sebagai suatu strategi promosi

khususnya untuk wisata massal. Untuk potongan harga di wisma tamu, sebaiknya

jangan dikhususkan untuk pegawai Departemen Kehutanan saja tetapi juga berlaku

untuk umum, dengan memberlakukan harga yang berbeda antara peak season dan low

season.

5.1.3. Promosi Melalui Hubungan Masyarakat

Kegiatan promosi lain adalah melalui hubungan masyarakat (humas).

Beberapa media dari humas adalah seminar dan ceramah, siaran pers, laporan

tahunan, publikasi dan media identitas. Kegiatan humas yang sudah pernah dilakukan

oleh Balai TNGGP antara lain adalah dengan mengadakan seminar secara rutin setiap

tahunnya untuk memaparkan berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan di TNGGP

termasuk kegiatan ekowisatanya. Seminar ini dilaksanakan dengan mengundang

berbagai pihak yang terkait dengan kegiatan ekowisata di TNGGP.

Penerbitan media identitas juga dilaksanakan oleh Balai TNGGP melalui

pembuatan buletin yang bernama “Edelweis”. Buletin ini berisi berita-berita terbaru

mengenai TNGGP dan masalah-masalah konservasi secara umum. Buletin ini terbit 2

bulan sekali, tetapi dalam pelaksanaannya waktu terbitnya tidak teratur karena

masalah dana yang cair tidak tepat pada awal tahun anggaran. Tetapi Balai TNGGP

tetap mengusahakan agar buletin dapat terbit 6 kali dalam setahun.

Kegiatan mengundang wartawan media cetak dan elektronik belum dilakukan

secara intensif oleh balai TNGGP, sehingga tidak heran apabila tulisan mengenai

TNGGP dari tahun 2000-2007 yang terdaftar di Pusat Dokumentasi dan Informasi

Departemen Kehutanan hanya sebanyak 32 judul. Komposisi topik tulisan di media

Page 68: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

50

massa mengenai TNGGP dapat dilihat pada Gambar 14. Keduapuluh media massa

tersebut adalah Agroindonesia, Bisnis Indonesia, Bussiness News, Investor Daily,

Jakarta Post, Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Neraca, Pelita, Pikiran

Rakyat, Rakyat Merdeka, Republik, Sinar Harapan, Suara Karya, Suara Pembaruan,

Terbit, Majalah Gatra, Majalah Tempo dan Majalah Trust. Beberapa guntingan media

cetak tersebut dapat dilihat pada Lampiran 3.

Gambar 14 Persentase komposisi topik tulisan mengenai TNGGP.

Topik tulisan mengenai ekowisata/wisata alam merupakan topik yang paling

banyak ditulis di media massa yaitu sebesar 46,9%, sedangkan untuk topik mengenai

pengelolaan sebesar 43,8% dan topik mengenai flora dan fauna sebesar 9,3%.

5.1.4. Penjualan Secara Pribadi

Penjualan secara pribadi mencakup presentasi penjualan, katalog, pemasaran

lewat telepon, pengiriman bahan cetakan, email dan internet. Kegiatan yang sudah

dilakukan TNGGP adalah melalui internet khususnya melalui situs TNGGP

(www.gedepangrango.org) yang baru tahun ini dibuat. Situs tersebut berisi informasi

umum dan berita-berita terbaru mengenai TNGGP. Tetapi ternyata di internet sudah

cukup banyak situs yang berisi informasi dan publikasi mengenai ekowisata di

TNGGP. Tabel 11 menyajikan beberapa situs di internet mengenai TNGGP.

Komposisi Topik Tulisan Mengenai TNGGP

di 20 Media Cetak tahun 2000-2007

FLORA DAN

FAUNA 9,30%

PENGELOLAAN

43,80%EKOWISATA

46,90%

Page 69: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

51

Situs-situs tersebut dibuat oleh lembaga resmi seperti Departemen Kehutanan,

Conservation International Indonesia (CII), LSM, dan beberapa Tour Operator

maupun beberapa penulis yang menceritakan pengalamannya dalam melakukan

ekowisata di TNGGP. Bahkan terdapat situs mengenai TNGGP yang dapat diakses

dalam beberapa bahasa yang dilengkapi dengan contact person yang pernah

berkunjung ke TNGGP yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi lebih

lengkap mengenai TNGGP. Beberapa contoh printout situs tersebut dapat dilihat

pada Lampiran 4.

Tabel 11 Beberapa situs di internet mengenai TNGGP

No Judul URL(http://...) Keterangan

1. Gunung Gede Pangrango

National Park

http://www.geocities.com/rainforest/4466/i

ndex.html

Informasi umum

mengenai TNGGP

2. Bodogol, Taman Nasional

Gede Pangrango

htt/://www.conservation.or.id/home.php?

bnnhcatid=25&page=gpeluang.detail&tcati

d=36

Informasi mengenai

PPKAB

3 Mount Gede and

Pangrango Trekking

http://www.indonesia-

trekking.com/index.php/volcano-

trekking/mount-gede-and-pangrango-

trekking.html

Penawaran paket

pendakian selama 3 hari,

yang masuk melalui

Cibodas dan turun lewat

Gunung Puteri

4 Mountain Trek : GEDE

MOUNTAIN TREK

AND WHITE WATER RAFTING

http://www.adventureindonesia.com/trek-

gede-itinerary.htm

Informasi peket

ekowisata ke TNGGP

5 Gunung Gede Pangrango

National Park

http://www.indecon.or.id/ecosites/pangran

go.html

Informasi umum

mengenai TNGGP

6 Bodogol Conservation

Education Center

http://www.eco-adventureindonesia.com/

7 Gunung Gede Pangrango

National Park

http://nationalpark.na.funpic.org/index.php

?option=com_content&task=view&id=7&I

temid=34

Informasi yang cukup

lengkap mengenai

TNGGP

8 Gunung Gede Pangrango

National Park

http://www.surfbirds.com/mb/Trip%20Rep

orts/Java.html

Informasi menegani

obyek-obyek wisata di

TNGGP

Sumber : Internet

Page 70: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

52

Keberadaan situs-situs tersebut sangat membantu promosi ekowisata TNGGP

terutama dalam menjangkau konsumen yang ada di luar negeri serta kalangan

menengah keatas karena mereka memiliki kemudahan dalam mengakses internet.

Menurut Perkiraan resmi Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)

jumlah pemakai internet sampai akhir tahun 2007 berjumlah 25 juta pemakai.

Diharapkan dengan pembuatan situs baru TNGGP bisa menjadi media promosi yang

efektif.

Presentasi mengenai kegiatan ekowisata di TNGGP belum pernah

dilaksanakan sendiri oleh Balai TNGGP, tetapi sudah pernah dilakukan oleh

Conservation Internatinoal Indonesia (CII) di sekolah dan lembaga pendidikan yang

ada di Bogor dan Jakarta. Presentasi penjualan ini khusus ekowisata yang ada di

Bodogol. Presentasi ini dimaksudkan untuk memperkenalkan TNGGP langsung ke

orang-orang yang potensial untuk menjadi ekowisatawan. Penjualan pribadi melalui

katalog, pemasaran lewat telepon, pengiriman bahan cetakan dan email belum

dilaksanakan dalam mempromosikan kegiatan ekowisata di TNGGP.

5.1.5. Promosi oleh Pihak Pemerintah Daerah (Pemda)

TNGGP yang wilayahnya berada di 3 kabupaten yaitu, Cianjur, Bogor dan

Sukabumi tentu memerlukan peran serta dari ketiga Pemerintah Daerah tersebut

dalam pengembangan kegiatan wisatanya. Ketiga Kabupaten tersebut telah sepakat

membangun pariwisata berkelanjutan di TNGGP, kesepakatan tersebut tertuang

dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Kementrian Lingkungan Hidup RI No:B-

Gambar 15 Website TNGGP.

Page 71: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

53

06/Dep.VII/Lh/07/2004 tentang ”Penyelenggaraan Program Penerapan Teknologi

Ramah Lingkungan dalam Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan di TNGGP”.

Tujuan kerjasama tersebut adalah untuk meningkatkan dan melestarikan fungsi

lingkungan dan daya guna TNGGP menjadi suatu kawasan yang menarik bagi

wisatawan sehingga dapat mendorong peningkatan perekonomian daerah dan

kesejahteraan masyarakat.

Dari hasil pengumpulan data dan wawancara diketahui bahwa masing-masing

Pemda memiliki kebijakan yang tidak sama berkaitan dengan keberadaan TNGGP di

wilayahnya yang tentunya berpengaruh juga pada kegiatan promosi yang

dilaksanakan.

Pemda Kabupaten Cianjur memiliki perhatian yang sangat besar terhadap

TNGGP, karena hampir 90% retribusi obyek wisata yang diperoleh berasal dari

TNGGP dan sekitarnya yaitu Kebun Raya Cibodas yang berada dibawah pengelolaan

LIPI dan THW Mandalawangi milik Perum Perhutani. Perhatian yang besar juga

ditunjukkan oleh keseriusannya untuk menerapkan karcis terusan karena selama ini

ketiga pengelola obyek wisata tersebut masih melakukan penarikan tiket sendiri-

sendiri. Perhatian lain yaitu tampak diikutsertakannya TNGGP dalam berbagai

kegiatan promosi pariwisata yang dilaksanakan Pemda Cianjur, seperti pameran

maupun dalam bahan-bahan cetakan berupa leaflet dan buku wisata yang

mempromosikan obyek-obyek wisata di TNGGP.

Gambar 16 Bahan-bahan promosi pemda Cianjur,

Bogor dan Sukabumi.

Page 72: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

54

Pemda Kabupaten Bogor sangat mendukung keberadaan TNGGP sebagai aset

wisata unggulan di Jawa Barat, hal ini ditunjukkan oleh adanya pencantuman obyek-

obyek wisata yang ada di TNGGP kedalam buku ”Profile Pariwisata Kabupaten

Bogor”.

Tabel 12 Jumlah wisatawan dan retribusi tempat rekreasi tiga kabupaten tahun 2007

No Kriteria Kabupaten

Cianjur Bogor Sukabumi

1 Jumlah wisatawan (orang) 1.409.602 2.120.019 1.802.278

2 Retribusi Tempat Rekreasi (Rp) 930.775.000 326.158.000 256.883.000

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur, Bogor dan Sukabumi

Pemda Kabupaten Sukabumi dalam pengembangan pariwisatanya lebih

mengutamakan pada kawasan-kawasan wisata yang pengelolaanya ditangani secara

langsung oleh Pemda sehingga perhatian terhadap TNGGP masih sangat terbatas,

tetapi pada intinya juga mendukung keberadaan TNGGP sebagai kawasan konservasi

dan mencantumkan informasi obyek wisata kedalam bahan-bahan promosi yaitu

leaflet maupun VCD mengenai tujuan wisata di Kabupaten Sukabumi.

5.1.6. Promosi oleh LSM

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berkiprah di TNGGP cukup

banyak, tetapi sampai saat ini yang masih aktif hanya beberapa LSM saja,

diantaranya Conservation International Indonesia (CII), Yayasan Alam Mitra

Indonesia, Green Ranger, CIBA, Montana, Eagle, Yayasan Survival Indonesia (YSI),

Panthera, Suling. CII mempunyai peranan besar dalam mempromosikan ekowisata di

TNGGP dengan membuat berbagai tulisan di dalam websitenya

(www.conservation.or.id), terutama semenjak kerjasama dalam bentuk konsorsium

PPKAB baru terjalin. CII melakukan promosi secara intensif, tetapi semenjak tahun

2003 CII tidak melakukan upaya promosi lagi. Saat ini promosi dilakukan sendiri

Page 73: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

55

oleh balai TNGGP, peran CII hanya memberi masukan terhadap program-program

yang sudah dan akan dilaksanakan, khususnya di Bodogol.

Belum ada LSM yang secara khusus berperan dalam pemasaran/promosi

ekowisata di TNGGP, kebanyakan dari mereka hanya menginformasikan potensi

wisata yang ada di TNGGP, baik melalui internet maupun melalui mulut ke mulut.

5.1.7. Promosi oleh Biro Perjalanan Wisata

Terdapat sekitar sembilan Biro Perjalanan Wisata (BPW) yang menawarkan

paket-paket ekowisata seperti Adventure Indonesia, Indonesia Trekking, Eco-

adventure Indonesia, adventurindo, Nature Trekker Indonesia, Sunburstadventure,

Liburan.info, Trips Indonesia dan Indonesia Travelindo ikut mempromosikan

ekowisata di TNGGP melalui situsnya di internet. BPW ini membuat paket-paket

perjalanan ke TNGGP secara khusus maupun menjadi bagian dari perjalanan ke

berbagai obyek ekowisata di Indonesia. Sampai saat ini belum ada kerjasama antara

BPW tersebut dengan Balai TNGGP. Beberapa BPW yang menawarkan paket

ekowisata ke TNGGP di internet dapat dilihat pada Gambar 17.

5.1.8. Permasalahan dalam Pelaksanaan Promosi

Kegiatan promosi ekowisata di TNGGP masih mengalami banyak

permasalahan dalam pelaksanaannya, antara lain :

5.1.8.1 Terbatasnya dana yang tersedia

Dana merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan suatu promosi,

semakin banyak dana yang tersedia biasanya semakin berhasil promosi yang

Gambar 17 Beberapa biro perjalanan wisata

Page 74: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

56

dilakukan, begitu pula sebaliknya. TNGGP sendiri belum mempunyai dana khusus

untuk promosi, saat ini dana yang dianggarkan hanyalah dana untuk membuat bahan-

bahan cetakan yang jumlahnya sangat kecil yaitu 60 juta/tahun, dan dana itupun

turunnya dari pusat tidak pada awal tahun anggaran tetapi pada pertengahan bahkan

mendekati akhir tahun anggaran sehingga berbagai rencana promosi yang telah dibuat

untuk satu tahun anggaran tidak dapat dilaksanakan dengan semestinya karena

adanya keterbatasan waktu.

5.1.8.2. Karakteristik TNGGP sebagai Kawasan Konservasi

Hal ini juga menjadi salah satu penghambat bagi pihak pengelola dalam

melakukan kegiatan promosi. Karena statusnya sebagai kawasan konservasi maka

pihak pengelola harus selalu memperhatikan keseimbangan antara pengunjung dan

kawasan. Promosi yang dilakukan tidak hanya untuk menarik pengunjung sebanyak-

banyaknya guna memperoleh keuntungan yang besar, tetapi disini pengelola semata-

mata hanya memfasilitasi pengunjung dan tujuan akhirnya adalah menumbuhkan

kesadaran pengunjung akan pentingnya konservasi kawasan.

5.1.8.3. Penyebaran bahan-bahan cetakan yang tidak tepat kepada sasaran

Masalah ini dialami oleh pihak TNGGP karena tidak ada dana yang

digunakan untuk melakukan penyebaran bahan-bahan cetakan. Penyebaran bahan

cetakan diberikan kepada pengunjung dan pada saat mengadakan pameran sehingga

bahan-bahan tersebut hanya sampai ke sebagian masyarakat, tidak sampai kepada

pengunjung potensial.

5.2. Persepsi Pengunjung Terhadap Upaya Promosi

5.2.1. Sumber Informasi Pengunjung

Sebagian besar pengunjung (71%) menyatakan memperoleh informasi tentang

TNGGP hanya dari mulut ke mulut, yaitu dari saudara atau teman (Gambar 18).

Sebanyak 14% memperolehnya dari media cetak dan hanya sedikit yang memperoleh

informasi dari sekolah/tempat kerja (11%), sedangkan dari media elektronik hanya

4%.

Page 75: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

57

Untuk mengetahui sejauh mana media promosi diketahui oleh pengunjung,

maka dilakukan juga penilaian terhadap pengetahuan pengunjung khususnya

mengenai media yang digunakan untuk mempromosikan wisata di TNGGP.

Tabel 13 Penilaian pengunjung terhadap komponen bauran promosi

Media Kriteria

>5 kali

(orang)

2-3 kali

(orang)

Tidak pernah

(orang)

A. Periklanan

1. Koran 3 18 79

2. Majalah 5 12 83

3. Leaflet dan brosur 12 15 73

4. Radio 2 11 87

5. TV 3 22 75

6. Billboard 0 12 78

B. Promosi Penjualan 1. Pameran 7 15 78

2. Potongan harga 1 7 92

3. Hiburan 0 0 100

C. Hubungan Masyarakat

1. Seminar 1 16 83

2. Ceramah 1 5 94

3. Siaran Pers 3 13 84

D. Penjualan secara pribadi

1. Presentasi penjualan 1 5 94

2. Telepon 1 7 92

3. Email 5 8 89 4. Internet 6 25 69

Sumber : Hasil wawancara

Media cetak,

14.00%

Media elektronik

(internet), 4.00%

Cerita dari orang

(saudara, teman),

71%

Sekolah/tempat

kerja, 11%

Gambar 18 Persentase sumber informasi obyek wisata di TNGGP

Page 76: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

58

Tabel 13 menunjukkan bahwa untuk media periklanan, sebanyak 22%

pengunjung mendapatkan informasi dari TV, koran (18%) dan leaflet&brosur (15%).

Media untuk promosi penjualan yang cukup efektif adalah dengan mengadakan

pameran, sebayak 15% orang mendapat informasi dari pameran. Media hubungan

masyarakat, sebanyak 16% pengunjung mendapat informasi dari seminar, dan

sebanyak 15% dari siaran pers. Sedangkan untuk penjualan pribadi, internet

merupakan media yang cukup efektif untuk mempromosikan wisata di TNGGP

karena sebanyak 25% pengunjung memperoleh informasi dari internet. Dapat

disimpulkan bahwa 75% keatas media promosi yang digunakan untuk

mempromosikan wisata TNGGP baik itu periklanan, promosi penjualan, hubungan

masyarakat dan penjualan secara pribadi belum pernah dilihat/didengar oleh sebagian

besar pengunjung.

5.2.2. Penilaian Pengunjung Terhadap Sarana dan Prasarana TNGGP dalam

Konteks Promosi

Sarana dan prasarana dapat berfungsi sebagai faktor pendukung dalam

menyampaikan suatu informasi. Ketersediaan sarana dan prasarana yang cukup

memadai sangat diperlukan dalam rangka memberikan pelayanan, kemudahan dan

kenyamanan bagi pengunjung.

Tabel 14 Penilaian pengunjung terhadap sarana dan prasarana TNGGP

No Aspek Penilaian

Baik Cukup Kurang

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

1 Canopy Trail 8 8 40 40 52 52

2 Wisma Cinta Alam 23 23 57 57 20 20

3 Jembatan Kayu 10 10 59 59 31 31

4 Pusat Informasi 11 11 52 52 37 37

5 Shelter 5 5 32 32 63 63

8 Kondisi Entrance Gate s/d

Resort Cibodas

26 26 68 68 26 26

6 Kantin 3 3 28 28 69 69

7 MCK 2 2 27 27 71 71

Sumber : Hasil wawancara

Sebesar 52% pengunjung menilai canopy trail dalam kondisi kurang, padahal

canopy trail ini merupakan salah satu sarana wisata yang bisa dijadikan unggulan.

Page 77: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

59

Sarana lain yang dinilai kurang oleh pengunjung adalah shelter (63%), MCK (71%),

dan kantin (68%). Sarana wisata lain yang dinilai pengunjung dalam keadaan cukup

yaitu Pusat informasi (52%), jembatan kayu (59%), wisma cinta alam (57%) dan

kondisi entrance gate menuju resort Cibodas (68%) dalam kondisi cukup baik.

Kriteria yang digunakan untuk menilai kondisi sarana dan prasarana dalam

keadaan baik, cukup, dan kurang antara lain dari sisi fungsinya masih sama seperti

waktu dibangun, dari aspek kenyamanan, aspek pendidikan, aspek pemeliharaan, dll.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa sarana dan prasarana cukup mendukung

kegiatan ekowisata tetapi pemeliharaannya sangat kurang. Sebagai informasi bahwa

untuk MCK dan kantin ini dibutuhkan oleh wisatawan massal, karena untuk

ekowisatawan hal tersebut tidak menjadi keharusan.

5.3. Evaluasi Terhadap Promosi Yang Telah Dilaksanakan

Evaluasi terhadap promosi yang telah dilakukan oleh TNGGP salah satunya

dilakukakan dengan menggunakan Standar Operasional Prosedur (SOP) Promosi

yang dikeluarkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat.

Standar promosi untuk produk wisata yaitu ;

1. Standar 1, promosi produk wisata

Melalui periklanan dalam iklan cetak dan siaran

Melalui periklanan packaging outer

Melalui packaging insert

Melalui film, poster dan selebaran

Melalui directory

Melalui display signs

Melalui audio visual

2. Standar 2, promosi penjualan produk wisata

Konteks, permainan dan hadiah

Pasar malam, pameran

Demonstrasi

Page 78: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

60

3. Standar 3, publisitas produk wisata

Seminar

Melalui majalah

Publikasi

Hubungan masyarakat

Promosi kegiatan wisata di TNGGP secara keseluruhan sudah memenuhi SOP

yang dikeluarkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat. Tetapi SOP

yang dikeluarkan sebagian besar merupakan SOP promosi untuk wisata massal,

sampai saat ini belum ada SOP promosi untuk ekowisata. Sehingga untuk melakukan

evaluasi terhadap promosi ekowisata, digunakan juga komponen bauran promosi,

yaitu :

(1). Periklanan

Promosi secara iklan seperti yang telah dilaksanakan selama ini dengan

pembuatan bahan-bahan cetakan harus terus dilakukan tetapi yang harus diperhatikan

adalah penyebarannya. Harus diupayakan agar bahan cetakan tersebut dapat sampai

pada konsumen yang menjadi sasaran kegiatan promosi ekowisata. Penyebaran bahan

cetakan seharusnya dilakukan dengan bekerjasama dengan berbagai pihak yang

terkait seprti Dinas Pariwisata, biro perjalanan, agen wisata, dll, dan juga penyebaran

dengan cara pengiriman langsung ke sasaran baik perseorangan maupun lembaga

yang dianggap potensial untuk menjadi ekowisatawan.

Bentuk iklan lain yang belum dilaksanakan adalah pemasangan billboard di

tempat-tempat strategis. Billboard ini merupakan media luar ruang yang berisi

informasi yang singkat dan padat mengenai TNGGP dengan segala daya tariknya

dengan dilatarbelakangi gambar mengenai keindahan alam TNGGP dan sesuatu yang

menjadi ciri khasnya seperti owa jawa. Billboard ini dipasang disepanjang jalan

menuju TNGGP dari Bogor atau Bandung. Pemasangan billboard ini dirasa perlu

mengingat keberadaan TNGGP saat ini belum secara luas diketahui masyarakat

Page 79: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

61

bahkan yang bertempat tinggal di kota-kota sekitarnya seperti Bandung, Jakarta,

Sukabumi.

(2). Promosi Penjualan

Keikutsertaan dalam pameran sangat perlu, karena melalui pameran

pengunjung dapat memperoleh informasi lebih dalam mengenai TNGGP. Kegiatan

pameran di tingkat propinsi dan kabupaten tetap dilaksanakan. Pameran berskala

nasional seperti pasar wisata indonesia harus terus diikuti meskipun bagian dari

anjungan Jawa Barat. Balai TNGGP dapat memberi masukan berupa bahan cetakan

dan bila memungkinkan mengirim seorang staf untuk memberi penjelasan mengenai

TNGGP kepada pengunjung pameran. Karena bukan tidak mungkin ada biro

perjalanan yang tertarik untuk membuat paket wisata di TNGGP.

(3). Hubungan masyarakat

Kegiatan promosi secara hubungan masyarakat (humas) tetap perlu

dilaksanakan. Kegiatan humas yang perlu dilaksanakan selain tetap melakukan

seminar dan atau lokakarya juga perlu mengundang semua pihak yang terkait untuk

menyampaikan perkembangan berbagai hal yang terjadi di TNGGP termasuk

kegiatan ekowisatanya. Selain itu kegiatan mengundang wartawan dari media cetak

atau elektronik perlu juga dilakukan, demikian juga dengan mengundang biro

perjalanan wisata yang biasa menangani kegiatan ekowisata.

Kegiatan lain yang termasuk humas adalah tea walk dengan mengundang para

bupati termasuk instansi-instansi terkait. Kegiatan ini dapat menjadi agenda rutin

untuk meningkatkan pengetahuan mengenai berbagai potensi yang dimiliki TNGGP

termasuk potensi ekowisatanya serta perlu pelestarian TNGGP sebagai kawasan

konservasi.

Promosi untuk merubah kesadaran pengunjung yang masih berperilaku

negatif yaitu dengan memberikan penyuluhan kepada pengunjung sebelum memasuki

kawasan TNGGP juga dengan mengadakan kegiatan seperti kemah konservasi dan

pendidikan kader konservasi.

Page 80: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

62

(2). Penjualan Secara Pribadi oleh TNGGP

Promosi secara iklan dilaksanakan secara berimbang dengan penjualan secara

pribadi kepada konsumen yang menjadi sasaran pemasaran. Kegiatan ekowisata di

TNGGP sasarannya antara lain kalangan menengah keatas, mahasiswa serta warga

asing yang tinggal di jakarta dan sekitarnya. Golongan ini pada umumnya memiliki

kemudahan dalam mengakses internet. Hal ini membuka peluang untuk melakukan

penawaran secara langsung melalui internet juga dengan mengirimkan email ke

perusahaan atau perseorangan yang berisi penawaran paket ekowisata yang disertai

dengan informasi yang lengkap mengenai TNGGP.

Selain itu, dengan ditetapkannya wisatawan asing sebagai salah satu sasaran

pemasaran ekowisata di TNGGP maka penggunaan promosi melalui internet menjadi

sangat penting untuk dilaksanakan. Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Badan

Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2001 menunjukkan bahwa internet

merupakan media informasi terbanyak yang digunakan oleh wisatawan asing untuk

mendapatkan informasi mengenai daerah tujuan wisata di indonesia, yaitu sebanyak

24,78%, sedang media lain seperti televisi sebesar 22,81%, radio 1,33%, buku

17,26%, majalah 16,62%, katalog 2,14%, brosur 6,66%, billboard 9,19% dan lainnya

sebanya 8,74%.

Promosi dengan penjualan secara pribadi yang belum dilaksanakan adalah

pengiriman bahan cetakan ke sasaran (direct mailing). Golongan menengah keatas

yang menjadi salah satu sasaran kegiatan ekowisata di TNGGP pada umumnya

merasa senang apabila mendapat kiriman secara langsung bahan promosi. Pengiriman

bahan cetakan ini selain ke perseorangan juga dapat ke instansi baik yang berupa

perusahaan maupun lembaga penelitian.

5.4. Segmentasi Pasar

Berdasarkan hasil riset dan data yang dimiliki oleh Balai TNGGP, dapat

diketahui bahwa profil wisatawan yang berkunjung ke TNGGP dapat dilihat dari

beberapa aspek yaitu aspek demografis, geografis dan psikografis.

Page 81: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

63

5.4.1. Segmentasi Pasar Berdasarkan Aspek Demografis

Tabel l5 menunjukkan bahwa segmentasi pasar TNGGP berdasarkan aspek

demografis terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan dan jenis pekerjaan. Dilihat

dari usia, sebanyak 71% pengunjung berumur 17-35 tahun, latar belakang pendidikan

46% memiliki pendidikan terakhir SMA dan perguruan tinggi (35%), mereka

umumnya memiliki status pekerjaan sebagai pelajar dan mahasiswa (42%). Maka

bentuk promosi yang tepat adalah melalui internet, karena pada usia 17-35th

merupakan usia yang masih produktif dan mengenal internet apalagi status mereka

yang sebagian besar adalah pelajar dan mahasiswa.

Tabel 15 Segmentasi pasar TNGGP berdasarkan aspek demografis

No. Parameter Kriteria Pengunjung

Total (%)

1. Jenis Kelamin a. Laki-laki

b. Perempuan

68

32

68

32

2. Usia a. < 17 th. b. 17-35 th.

c. 35-55 th.

d. > 55 th.

16 71

9

4

16 71

9

4

3. Pendidikan a. SD

b. SMP

c. SMA

d. Perguruan Tinggi

5

14

46

35

5

14

46

35

4. Pekerjaan a. Pelajar/Mhs

b. PNS

c. Swasta

d. Lainnya

42

11

39

8

42

11

39

8

Sumber : Hasil wawancara

5.4.2. Segmentasi Pasar Berdasarkan Aspek Geografis

Apabila ditinjau lebih lanjut dari segmentasi pasar berdasarkan aspek

geografis, wisatawan yang datang terbesar berasal dari Jakarta (59%) dan Bogor

(20%).

Faktor yang menyebabkan tingginya jumlah kunjungan wisatawan dari

Jakarta dan Bogor adalah karena jarak dan aksesibilitas menuju ke TNGGP sangat

bagus selain itu juga tingginya minat masyarakat yang tinggal di Jakarta dan Bogor

yang ingin menikmati wisata bernuansa alam yaitu berekowisata

Page 82: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

64

Tabel 16 Segmentasi pasar TNGGP berdasarkan aspek geografis

No Asal Pengunjung

Total (%)

1

2

3

4

5

6

Jakarta

Bogor

Bandung

Cianjur

Amerika

Kanada

59

20

12

3

4

2

59

20

12

3

4

2

Sumber : Hasil wawancara

Dapat disimpulkan bahwa promosi hanya berhasil pada tingkat lokal, hal ini

juga didukung oleh penelitian Yunaz (2007) bahwa permintaan ekowisata TNGGP

sebagian besar merupakan pengunjung lokal, hal ini disebabkan karena terbatasnya

informasi kepada pengunjung potensial. Sehingga strategi promosi yang diperlukan

adalah menggunakan media dengan daya jangkau yang luas. Media yang cocok

adalah internet terutama untuk menarik wisatawan mancanegara.

5.4.3. Segmentasi Pasar Berdasarkan Aspek Psikografi

Tabel 17 Segmentasi pasar TNGGP berdasarkan aspek psikografi

No. Parameter Kriteria Pengunjung

Total (%)

1. Frekuensi

Kunjungan

a. 1 kali

b. 2-5 kali c. > 5 kali

d. Belum pernah

28

52 20

0

28

52 20

0

2. Hari yang

digunakan

a. Libur

b. Kerja

c. Tidak tentu

66

22

12

66

22

12

3. Bersama siapa a. Teman

b. Keluarga

c. Sendiri

82

11

7

82

11

7

4. Jumlah a. 1-2 orang

b. 2-5 orang

c. > 5 orang

19

48

33

19

48

33

Sumber : Hasil wawancara

Tabel 17 menunjukkan bahwa sebanyak 52% wisatawan pada umumnya

sudah 2-5 kali berkunjung ke TNGGP, dan hampir 50% untuk tujuan rekreasi (dilihat

dari cara kedatangannya yaitu 2-5 orang). Maka promosi yang sebaiknya dilakukan

Page 83: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

65

adalah promosi mengenai wisata minat khusus, jadi benar-benar hanya orang yang

tertarik saja yang datang dan jenis wisata inilah yang disebut ekowisata.

5.5. Peran mitra-mitra TNGGP dalam upaya promosi

Berdasarkan hasil wawancara dan studi pustaka kepada mitra-mitra TNGGP

pada kegiatan-kegiatan wisata, maka ada beberapa mitra-mitra TNGGP yang

mempunyai pengaruh terhadap upaya promosi di TNGGP yaitu Departemen

Perhubungan, PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, Departemen Kebudayaan dan

Pariwisata, Biro Perjalanan Wisata, Pengusaha hotel.

5.5.1. Departemen Perhubungan

Departemen perhubungan khususnya perhubungan udara mempunyai peranan

yang besar dalam promosi ekowisata di TNGGP. Peranannya dalam meningkatkan

wisatawan khususnya dari mancanegara antara lain memberikan kesempatan kepada

airline asing untuk meningkatkan frekuensi dari sumber wisatawan mancanegara,

memberikan kemudahan akses bagi airline asing untuk masuk ke daerah tujuan

wisata, mengusahakan dukungan discount pada bandara dengan demand rendah.

Diperlukan kerjasama antara balai TNGGP dengan Departemen Perhubungan dalam

upaya promosi ekowisata di TNGGP.

5.5.2. PT Angkasa Pura

PT Angkasa Pura I (yang mengelola bandara-bandara tertentu di wilayah

Indonesia Tengah dan Timur) dan Perum Angkasa Pura II (yang mengelola bandara-

bandara tertentu di Wilayah Indonesia Barat), mempunyai peran yang cukup penting

juga dalam kegiatan promosi, karena bandar udara yang merupakan pintu gerbang

utama wilayah, baik kota maupun propinsi, bahkan negara, merupakan cerminan

kondisi wilayah dimana bandar udara tersebut berada. TNGGP perlu melakukan

kerjasama dengan pengelola bandara sebagai salah satu ujung tombak pemasaran,

setidak-tidaknya untuk peningkatan kesadaran publik mengenai obyek-obyek wisata

yang ditawarkan.

Page 84: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

66

5.5.3. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata

Dengan pencanangan “visit indonesia 2008” oleh Depertemen Kebudayaan

dan Pariwisata merupakan peluang yang bagus untuk mempromosikan obyek-obyek

wisata yang ada di TNGGP untuk dikenal luas oleh masyarakat, baik dalam negeri

maupun luar negeri.

5.6. Kebijakan Pengembangan Ekowisata

5.6.1. Kebijakan Balai TNGGP

Pengembangan wisata di TNGGP diarahkan pada peningkatan promosi dan

pengembangan obyek-obyek pariwisata yang sudah dikembangkan dengan mengacu

pada ”Sapta Kebijakan Pariwisata” . Untuk itu kegiatan pembangunan kepariwisataan

diarahkan terutama pada:

a. Kegiatan promosi dalam negeri dan pasar utama wisatawan mancanegara.

b. Pembangunan sarana dan prasarana transportasi menuju obyek-obyek wisata.

c. Mutu produk dan mutu pelayanan usa.

d. Kawasan pariwisata dan wisata remaja nusantara.

e. Sumber Daya Manusia terutama pada kemampuan pengusahaan pramuwisata

serta lembaga yang mendukung pariwisata.

f. Wisata alam.

g. Bimbingan masyarakat sadar wisata. (Rencana Pengelolaan TNGGP 1995-2010)

5.6.2. Kebijakan Regional

Kebijakan regional yang berkaitan dengan pembangunan TNGGP tertuang

dalam kebijakan pemerintah daerah bidang pelestarian lingkungan hidup dan

keanekaragaman hayati:

a. Penanganan masalah TNGGP pada dasarnya tidak hanya ditujukan pada

penanganan dan pelestarian fungsi kawasan, namun juga merupakan bagian dari

kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari upaya menaikkan kesejahteraan

masyarakat dan pengembangan kawasan sekitarnya. Dengan demikian,

penanganan masalah TNGGP sebenarnya tidak terlepas dari toleransi

Page 85: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

67

pembangunan daerah secara keseluruhan dimana implementasinya tertuang dalam

kegiatan sektoral dan regional.

b. Penanganan masalah TNGGP tidak hanya didasarkan pada pendekatan keamanan

kawasan, namun juga pendekatan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan.

c. Penanganan masalah TNGGP akan terus ditingkatkan melalui koordinasi terpadu

dari segala kegiatan yang menjadi penunjang TNGGP itu sendiri.

d. Untuk koordinasi penanganan masalah TNGGP diperlukan mobilitas yang tinggi,

cepat tanggap terhadap permasalahan konsultasi hutan dan pengelolaan SDM

terutama tenaga pengamanan hutan

Kebijakan pengembangan wilayah Kab Bogor, Sukabumi, Cianjur yang

berkaitan dengan kawasan TNGGP dan sekitarnya secara garis besar mempunyai

kesamaan, yaitu :

a. Kawasan TNGGP diperuntukkan sebagai kawasan khusus dengan fungsi utama

sebagai penyangga kelestarian lingkungan hidup, dalam hal ini yang paling

menonjol adalah sebagai daerah tangkapan atau resapan air sungai-sungai yang

mengalir ke masing-masing kota tersebut

b. Karena keadaan topografinya yang bergunung dan keadaan curah hujan yang

meningkat, semua kabupaten tersebut menjadikan pertanian lahan kering,

kehutanan, dan perkebunan sebagai aktivitas prioritas dalam pengembangan

daerah sekitar TNGGP.

c. Kawasan TNGGP dan sekitarnya dikenal sebagai daerah yang mempunyai daya

tarik bagi rekreasi, maka semua kabupaten tersebut juga menetapkan kawasan

TNGGP dan sekitarnya sebagai pusat pengembangan kepariwisataan dan industri

kecil/kerajinan dan industri pertanian (agro industri).

d. Ketiga kabupaten juga menyadari bahwa wilayahnya mempunyai peranan khusus

berupa daerah penyangga urbanisasi ke ibukota Jakarta.

5.6.3. Kebijakan Nasional

Kebijakan pemerintah pusat yang mendukung pengembangan wisata alam di

taman nasional antara lain termuat dalam peraturan perundangan sebagai berikut :

Page 86: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

68

a. UUD 1945 pasal 33 ayat 3

b. PP No.18 tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan

Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam

c. UU No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam hayati dan

Ekosistemnya, pasal 3, pasal 5 bagian (c), pasal 26, pasal 27, pasal 28, pasal 34

(1) UU, 34 (3).

d. UU No.23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 8 (1), pasal 8

(2)

e. UU No.41 tahun 1999 tentang Kehutanan pasal 23

f. UU No.9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan penjelasan alenis 5

g. PP No.68 tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian

Alam pasal 3, penjelasan alenia 1.

5.7. Potensi Wisata yang perlu dipromosikan

5.7.1. Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA)

5.7.1.1. Pintu masuk Cibodas

ODTWA melalui pintu masuk Cibodas dapat dikategorikan menjadi dua yaitu

ODTWA untuk wisata massal dan wisata minat khusus. Berikut adalah obyek-obyek

yang bisa dijumpai melalui pintu masuk cibodas.

a. Air terjun Ciwalen

Air terjun ini cocok untuk dikembangkan wisata alam masal, karena selain jarak

tempuh yang cukup dekat yaitu 800 m dari pintu masuk cibodas (30 menit) dan

jumlah pengunjung tidak dibatasi, lokasi ini juga mudah untuk ditempuh. Di sini

pengunjung bisa menikmati pemandangan hutan hujan tropis pegunungan sekitar air

terjun. Daya tarik lain yang bisa dinikmati adalah suasana alam dengan keragaman

flora dan fauna, bentang alam yang unik, batuan tebing dengan arsitektur yang

menarik.

b. Telaga Biru

Telaga ini memiliki luas kurang lebih 500 m2 dengan kedalaman 2 m. Warna

biru air telaga disebabkan oleh dasar telaga yang banyak ditumbuhi ganggang biru.

Page 87: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

69

Fasilitas yang disediakan adalah plaza dan gazebo untuk tempat istirahat pengunjung.

Telaga biru ini cocok untuk dikembangkan wisata massal karena selain terdapat

banyak fasilitasnya dan jarak tempuh yang relatif mudah dan cepat (1.5 jam dari pintu

Cibodas), daerah ini juga sangat ramai karena terletak di jalur pendakian dan jalur

menuju air terjun Cibeureum.

c. Rawa Gayonggong dan Rawa Denok

Rawa Gayonggong terbentuk dari bekas kawah mati yang kemudian

menampung aliran air dari tempat yang lebih tinggi. Erosi tanah telah meyebabkan

sedimentasi lumpur untuk tumbuhnya berbagai jenis rumput-rumputan, terutama

rumput gayonggong yang mendominasi rawa ini. Karena daerah ini merupakan

daerah jelajah macan tutul (Panthera pardus) dan terdapat tempat untuk pengamatan

burung (birdwatching) maka cocok untuk dikembangkan wisata minat khusus.

Rawa Denok merupakan ekosistem rawa pegunungan yang unik dengan ukuran

5x5 m2. Disekitar rawa ini terdapat sumber air panas yang masih alami dengan suhu

sekitar 60 0C. Wisata minat khusus bisa dikembangkan di rawa ini karena belum

banyak juga informasi tentang ekosistem unik ini, selain itu jarak tempuh menuju

lokasi ini cukup lama sekitar 2 jam dari pintu masuk Cibodas.

d. Air terjun Cibeureum

Tiga buah air terjun dapat dinikmati disini yaitu air terjun Cibeureum,

Cidendeng dan Cikuntul. Karakteristik dari lokasi ini adalah pada dinding air terjun

ditumbuhi lumut merah (Sphagnum gedeanum) yang menyebabkan warna air terjun

berwarna kemerah-merahan. Air terjun Cibeureum ini juga cocok untuk

dikembangkan jenis wisata alam masal, karena jumlah pengunjung yang datang

terutama pada hari libur sangat banyak.

e. Kandang Batu dan Kandang Badak

Kandang Batu merupakan tempat transit bagi pendaki sebelum menuju

Kandang Badak, yang biasanya menjadi alternatif bagi pendaki untuk bermalam.

Disini tersedia sumber air bersih dan fasilitas lain yaitu pos jaga dan MCK.

Kandang badak merupakan peralihan tipe hutan dari Montana ke Sub Alpine.

Dengan hamparan yang agak datar, lokasi ini juga merupakan tempat alternatif untuk

Page 88: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

70

beristirahat dan bermalam serta pengunjung diijinkan membuka tenda pada areal

seluas 2 ha. Lokasi ini merupakan persimpangan antara puncak Gunung Pangrango

dan puncak Gunung Gede. Jalur pendakian mulai terpisah, kearah kanan merupakan

jalur menuju puncak Gunung Pangrango, sedangkan kearah kiri menuju Gunung

Gede.

f. Puncak Gunung Gede dan Puncak Gunung Pangrango

Di puncak Gunung Gede ini terdapat 3 (tiga) kawah yang masih aktif dalam

satu kompleks yaitu kawah lanang, kawah wadon dan kawah ratu. Keadaan kawah

yang khas merupakan sebuah atraksi geologi yang menarik bagi wisatawan. Selain

daya tarik kawah pengunjung juga dapat menikmati panorama alam Gunung Gede

yang indah dan bila pagi tiba dapat menikmati sunrise dan panorama Gunung

Pangrango dan Gunung Salak.

Puncak Gunung pangrango ini digunakan sebagai alternatif pendakian selain

ke puncak Gunung Gede karena pemandangan yang indah disertai perjalanan yang

menantang.

5.7.1.2. Pintu Masuk Gunung Puteri

Pintu masuk gunung puteri merupakan pintu masuk yang cukup populer bagi

pendaki setelah pintu masuk cibodas. Jalur ini sangat diminati sebagai jalur untuk

turun karena waktu tempuh yang singkat. Obyek wisata yang bisa dijumpai antara

lain :

a. Bumi Perkemahan Bobojong

Bumi perkemahan ini luasnya 1 ha, dan berkapasitas sekitar 100 orang (25

tenda). Sepanjang perjalanan menuju tempat ini pengunjung dapat melihat kebun

sayuran dan menyaksikan petani yang sedang melakukan aktivitas berkebun. Fasilitas

yang tersedia antara lain sumber air dan MCK. Jenis wisata yang bisa dikembangkan

di sini adalah jenis wisata massal.

b. Alun-alun Suryakencana

Merupakan padang rumput yang didominasi tumbuhan Edelweis (Anaphalis

javanica) dengan luas ± 50 ha, lokasi ini merupakan bekas kawah Gunung Gede dan

Page 89: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

71

berada diantara puncak Gunung Gemuruh dan Gunung Gede sehingga memiliki

ekosistem yang unik dengan tumbuhan edelweiss, rumput gunung, cantigi dan

gandapura. Sebagian masyarakat percaya bahwa lokasi ini mempunyai kekuatan

magis yang dijadikan sebagai ritual budaya pada waktu tertentu. Jenis wisata yang

ada di lokasi ini dapat digolongkan kedalam wisata minat khusus karena untuk

menuju alun-alun membutuhkan waktu 4 jam dari pintu masuk Gunung Puteri (6.9

km) dan harus melalui medan yang sangat berat. Selain itu dalam menuju perjalanan

ke lokasi pengunjung juga mendapatkan aspek edukasi dari pemasangan papan

interpretasi yang dipasang disepanjang jalur pendakian.

5.7.1.3. Pintu Masuk Selabintana

Pintu masuk Selabintana lebih dikenal dengan nama Pondok halimun. Pintu

masuk ini berjarak 10 km dari kota Sukabumi dan dapat ditempuh ± 30 menit dengan

kendaraan umum. Lokasi ini berada di lembah Cipelang yang dikelilingi hutan lebat,

sehingga cocok untuk dikembangkan untuk wisata minat khusus yaitu pengamatan

burung (Birdwatching). Obyek wisata yang bisa dijumpai antara lain :

a. Bumi Perkemahan Pondok Halimun

Terdapat tiga lokasi bumi perkemahan dengan total luas ± 3 ha dan berkapasitas

± 550 orang (100 tenda). Fasilitas yang tersedia yaitu pondok jaga petugas, MCK,

Musholla, tempat api unggun dan sumber air. Lokasi ini cocok untuk dikembangkan

wisata alam masal karena lokasi yang mudah ditempuh dan kurangnya aspek

pembatasan terhadap pengunjung.

b. Air Terjun Cibeureum Selabintana

Merupakan air terjun tertinggi di seluruh kawasan TNGGP mencapai ketinggian

sekitar 60 m. Pengunjung bisa menikmati sejuknya udara, kicauan burung, suara

gemercik air sungai dan keindahan hutan pegunungan sepanjang perjalanan menuju

air terjun. Pengunjung lebih dapat menikmati suasana hutan pegunungan di sekitar air

terjun tanpa gangguan keramaian.

Page 90: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

72

5.7.1.4. Pintu Masuk Situgunung

Kawasan Wisata Situgunung berada di bagian selatan taman nasional, yang

merupakan Taman Wisata Alam (TWA) yang dikelola oleh Perum Perhutani dengan

luas 100 ha. Jarak tempuh dari Cisaat (sukabumi) ± 10 km. Obyek wisata yang bisa

dijumpai antara lain :

a. Danau Situgunung

Danau Situgunung merupakan danau buatan yang terletak didalam kawasan

TWA dengan luas ± 10 ha dan kedalaman air ± 6 m. Wisata yang cocok untuk

dikembangkan disini adalah wisata alam masal karena pengunjung dapat menikmati

danau yang memiliki daya tarik yang khas dengan warna air hijau kebiru-biruan yang

dikelilingi perbukitan dan hutan alam yang masih utuh. Tersedia juga fasilitas wisata

yang cukup lengkap yaitu Guest House (12 bangunan), aula ruang rapat, jalan aspal,

kantor pengelola, loket karcis, fasilitas outbond, tempat parkir, musholla dan MCK.

b. Air terjun/Curug Sawer

Air terjun ini memiliki debit airnya sangat besar dan merupakan air terjun

terbesar di kawasan TNGGP. Disini cocok untuk dikembangkan wisata minat khusus

karena pada pagi hari pengunjung dapat mendengar sayup-sayup suara Owa Jawa

(Hylobathes moloch) karena memang lokasi ini merupakan habitat owa jawa. Selain

itu juga dapat dijumpai jenis-jenis burung dan katak sehingga bisa digunakan untuk

lokasi birdwatching dan wisata katak.

5.7.1.5. Pintu Masuk Bodogol

Obyek wisata yang dapat dinikmati antara lain :

a. Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB)

Wisata yang ditawarkan di PPKAB adalah jenis wisata minat khusus karena

adanya pembatasan jumlah pengunjung dan aksesibilitas menuju PPKAB yang masih

berupa jalan tanah berbatu yang memberikan tantangan tersendiri bagi pengunjung.

PPKA Bodogol memiliki 2 (dua) macam jalur pendidikan yaitu Short Track dan

Long Track. Di sepanjang jalur ini terdapat serangkaian point of interests berupa

fenomena – fenomena hutan hujan tropis. Di bantu oleh Interpreter, pengunjung

Page 91: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

73

diajak untuk lebih memahami tentang hutan hujan tropis. Di dalam jalur ini pula

interpreter PPKA Bodogol akan membawakan permainan-permainan bernuansa alam

yang akan menambah khasanah pengetahuan bagi pengunjung.

Program-program yang ditawarkan untuk pengunjung antara lain :

menyingkap rahasia hutan hujan tropis, flora-flora bermanfaat di hutan hujan tropis,

sahabat alam, pengamatan prilaku primata, mamalia hutan hujan tropis, birdwatching,

water Tracking, jungle Tracking, outdoor activity.

b. Curug Cisuren

Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 15 m dan sangat cocok untuk lintas

alam karena pemandangan alam yang indah sepanjang jalan. Selain itu lokasi ini

merupakan perlintasan macan tutul (Panthera pardus). Pengunjung yang senang

mengamati aktivitas satwa malam dengan mudah menjumpai kucing hutan, ular,

kukang, musang dan burung hantu.

c. Curug Cipadaranten

Pada lokasi ini terdapat 3 (tiga) air terjun yaitu air terjun Cipadaranten I,

Cipadaranten II, dan Cipadaranten III masing-masing dengan ketinggian 30 m, 25 m,

dan 15 m. Lokasi ini sangat cocok bagi pengunjung yang menyukai tracking

melewati jalur sepanjang 4.7 km atau 3.5 jam perjalanan naik, turun dan menyusuri

pegunungan, barjalan dibawah rimbunnya tutupan kanopi sambil mendengarkan suara

burung dan bila beruntung dapat menjumpai owa jawa, lutung dan macan tutul, yang

tentunya merupakan pengalaman yang dapat menyegarkan pikiran dari rutinitas

pekerjaan sehari-hari.

5.7.1.6. Pintu Masuk Cisarua

Aksesibilitas menuju pintu masuk Cisarua cukup mudah, dengan jalan aspal

yang baik. Di lokasi ini dapat dijumpai obyek wisata bumi perkemahan dan air terjun.

a. Bumi Perkemahan Barubolang

Bumi perkemahan Barubolang mempunyai luas ± 2 ha untuk kapasitas 200

orang (50 tenda). Di lokasi ini dapat dikembangkan wisata minat khusus dimana

Page 92: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

74

pengunjung dapat melakukan tracking ke air terjun Curug Beret dan water tracking di

sungai Cisukabirus sepanjang 2km/jam.

b. Curug Beret-Cisarua

Air terjun ini memiliki keunikan berupa relief tebing yang khas dan air mengalir

mengikuti lekukan reliefnya. Di lokasi ini dapat dikembangkan wisata minat khusus

yaitu pengamatan fauna dimana pengunjung dapat menjumpai monyet ekor panjang,

lutung, owa jawa dan beberapa jenis burung serta insecta.

5.7.2. Program-program wisata minat khusus yang ditawarkan

Program wisata minat khusus dilakukan kerjasama antara balai TNGGP dengan

Koperasi edelweis, bentuk kerjasama tersebut tertuang dalam bentuk MoU.

5.7.2.1. Program Wisata Petualangan

a. Menuju Pesona Air Terjun

Melalui program ini pengunjung dapat melakukan perjalanan ke air terjun sambil

belajar tentang keanekaragaman tumbuhan dan satwa didalamnya. Kegiatan yang

akan dilakukan adalah :

Menyimak informasi melalui slide show dan buku informasi

Temu pohon

Berkenalan dengan satwa

Menikmati keindahan alam

Menikmati indahnya air terjun

b. Menjelajah di Ketinggian Berkabut

Aktivitas pendakian ini mengajak pengunjung ke Puncak Gunung Gede sambil

menambah wawasan pengetahuan tentang alam, dengan kegiatan :

Menyimak kehangatan air panas

Melihat kawah Gunung Gede

Menyaksikan matahari terbit

Berdiri di atas permadani bunga abadi

Melihat singgasana Eyang Suryakencana

Mencoba keberuntungan di Batu Dondang

Page 93: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

75

Membedakan tipe-tipe vegetasi hutan pegunungan

Berkemah di hutan

c. Patroli Bersama Polisi Hutan

Pada program ini pengunjung diajak menelusuri hutan dan terlibat langsung

dalam strategi dan metode pengamanan hutan bersama Polhut TNGGP. Adapun

kegiatannya adalah :

Berkenalan dengan Polhut

Ikut berpatroli dengan Polhut, diantaranya penghadangan, penanganan pelanggar,

penyuluhan, penanganan barang bukti, pemeliharaan fasilitas, dll

Bermalam di hutan

Menikmati keindahan dan keunikan potensi hutan pegunungan

d. Eksplorasi Macan Tutul

Pengunjung diajak melihat jejak-jejak macan tutul di habitat aslinya. Kegiatan ini

memerlukan keberanian dan kesabaran serta dapat memberikan kepuasan bagi

pengunjung bila berhasil melihat macan tutul di habitat aslinya. Aktivitas yang

dilakukan :

Mengamati macan tutul, misalnya dengan mencari dan mengukur jejak di tanah atau bekas

cakaran di pohon, membuat cetakan jejak kaki di lantai hutan, mengintip sarang/tempat

beristirahat macan, dll

Berkemah sambil menikmati keindahan hutan

e. Eksplorasi Elang Jawa

Membawa pengunjung lebih mengenal ”satwa dirgantara”. Kegiatannya meliputi :

Belajar memperhatikan ciri dan karakter elang jawa untuk membedakan dengan jenis elang

yang lain

Mengamati langsung perilaku terbang, makan dan reproduksi

Mengamati habitat dan mencari sarang

Menikmati keindahan dan keunikan hutan hujan tropis pegunungan dan berkemah di hutan

Page 94: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

76

f. Eksplorasi Owa Jawa

Program ini memberikan kesempatan pengunjung untuk melihat dan mengamati

satwa endemik yang langka dan hampir punah, perilaku yang bisa diamati seperti

Mendengar nyayian owa di pagi dan senja hari

Mencari keberadaan satwa dengan petunjuk suara

Mengamati aksi owa jawa di habitat aslinya

Bermalam di hutan hujan tropis pegunungan

5.7.2.2. Program Wisata Pendidikan

a. School Visit

Merupakan kunjungan singkat bagi pelajar untuk meningkatkan apresiasinya

terhadap alam. Kegiatan ini dikemas dengan latar belakang pendidikan

lingkungan dalam permainan yang mengasyikkan. TNGGP menyediakan program

pendidikan lingkungan mulai dari tingkat TK sampai Perguruan Tinggi.

b. Kemah Konservasi

Diperuntukkan bagi pelajar SLTP dan SLTA dengan memberikan pemahaman

pengalaman dan pengetahuannya tentang konservasi alam. Aktivitas yang

dilakukan antara lain adalah :

Panduan senja

Menyibak kehidupan di sungai dan lantai hutan

Berjalan pada titian canopy dan turun tebing

Pesta kebun

Berkemah di hutan

Menyongsong fajar

5.7.2.3. Program Wisata Budaya

Tema yang ditawarkan ”Mengungkap legenda alam dan budaya”

Daya tarik alam TNGGP diselimuti oleh mitos dan legenda yang menarik untuk

dikaji. Program ini mengajak pengunjung untuk turut menikmatinya dengan

kegiatan yang sangat menarik, diantaranya :

Melihat situs-situs budaya dan legenda alam

Page 95: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

77

Menelusuri jejak sejarah peninggalan kerajaan di Jabar dan Suryakencana

Mengamati dan menikmati ragam budaya kesenian sunda sambil menikmati suasana

pedesaan

Berkemah dan berbagi cerita di hutan

5.7.2.4. Program Wisata Pengobatan Alternatif

Merupakan program wisata yang mengajak wisatawan untuk mengenal

keanekaragamn jenis tumbuhan obat, manfaat serta cara penggunaannya sebagai

obat alternatif.

5.7.2.5. Program Interpretasi

Program interpretasi adalah program rekreasi yang menyuguhkan obyek-obyek

yang memiliki daya tarik di sepanjang jalur rekreasi, baik berupa flora, fauna maupun

fenomena alam lainnya.

5.8. Strategi TNGGP dalam Promosi Ekowisata

Argyris (1985), Mintzberg (1979), Steiner dan Miner (1997) dalam Rangkuti

(2006) menyatakan bahwa strategi adalah respon secara terus menerus maupun

adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan

internal yang dapat mempengaruhi organisasi.

5.8.1. Analisis SWOT

Untuk menentukan strategi pengembangan promosi ekowisata dilakukan

dengan menggunakan analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities dan

Threats). Sebagai unit analisisnya adalah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

(TNGGP). Dengan demikian kondisi dari taman nasional yang menyangkut aspek-

aspek yang bersifat positif (kekuatan) dan aspek-aspek yang bersifat negatif

(kelemahan) dipandang sebagai faktor internal, sedangkan faktor-faktor diluar taman

nasional yang merupakan ancaman (negatif) dan peluang (positif) disebut sebagai

faktor eksternal. Kedua faktor tersebut yang memberikan dampak positif yang berasal

dari kekuatan dan peluang, dan dampak negatif yang berasal dari kelemahan dan

Page 96: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

78

ancaman, dengan menggunakan matrik internal dan eksternal ini maka dapat

diberikan bobot dan rating pada parameter yang telah ditentukan sehingga akan

diperoleh nilai (skor). Nilai ini yang akan memberikan arahan tentang prospek

promosi ekowisata guna memperoleh konsep strategi promosi ekowisata di TNGGP.

Dalam SWOT teknik menentukan strategi adalah melalui strategi silang dari keempat

faktor tersebut yaitu seperti pada Tabel 18. Identifikasi faktor-faktor internal dan

eksternal sebagai berikut :

a. Kekuatan (Strength)

1. Tingginya nilai potensi ekologis dan estetika. Terdapat 103 jenis mamalia, 13

diantaranya termasuk satwa langka seperti kukang, rusa, lutung jawa. Terdapat

pula sekitar 260 jenis burung dari 450 jenis yang hidup di pulau jawa serta

TNGGP merupakan sumber tumbuhan obat, sekitar 100 jenis telah berhasil

diidentifikasi

2. Terjalin kerjasama dalam bentuk konsorsium PPKAB. Kerjasama antara

Conservation International Indonesia, Yayasan Alami Indonesia dan TNGGP

yang berdiri tahun 1998. Peran PPKA Bodogol menekankan pada usaha-usaha

memperkenalkan hutan hujan tropis kepada masyarakat luas, khususnya kepada

masyarakat yang berada di sekitar kawasan TNGGP.

3. Terjalin hubungan kerjasama 3 kabupaten (Bogor, Cianjur, Sukabumi) dalam

bentuk MoU yang berisi mewujudkan pariwisata berkelanjutan di kawasan

TNGGP dan sekitarnya. Tertuang dalam Surat Keputusan Bersama Kemetrian

Lingkungan Hidup RI No:B-06/Dep.VII/Lh/07/2004 tentang ”Penyelenggaraan

Program Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan dalam Pembangunan

Pariwisata Berkelanjutan di TNGGP”

4. Program wisata berorientasi pada pendidikan&konservasi alam, antara lain paket

wisata pendidikan (school visit, kemah konservasi), paket wisata khusus

birdwatching.

5. Situs TNGGP di internet berada pada layar pertama dengan keyword

“gedepangrango”.

Page 97: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

79

6. Proses pembuatan simaksi pendakian dibuka setiap hari

7. Promosi masuk kedalam dokumen Rencana Pengelolaan Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango (RPTNGGP)

b. Kelemahan (Weaknessess)

1. Terbatasnya dana untuk promosi. Dana promosi yang dianggarkan TNGGP

sebesar 60juta/tahun.

2. Belum terjalinnya kerjasama yang intensif dengan mitra

3. Bahan promosi tidak menyebar secara merata

4. Kurangnya SDM yang menangani masalah promosi

5. Kurangnya pemeliharaan sarana dan prasarana

6. Masih banyak potensi wisata yang belum dikembangkan

7. 80% bahan cetakan dibuat sendiri oleh TNGGP

8. Kurangnya tenaga interpreter

9. Murahnya harga tiket masuk.

c. Peluang (Opportunities)

1. Berkembangnya media promosi (cetak,elektronik, internet) yang pesat, yang

merupakan peluang besar untuk mempromosikan TNGGP

2. Tigginya minat masyarakat untuk berwisata alam, adanya pergeseran paradigma

kepariwisataan internasional dari bentuk wisata massal (mass tourism) ke wisata

back to nature.

3. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

4. MoU Menhut dan Menbudpar dalam promosi pariwisata alam di KK

5. Pertumbuhan rata-rata ekowisata lebih tinggi daripada wisata pada umumnya

6. Peluang investasi bagi mitra

7. Program Debudpar ”Visit Indonesia 2008”

8. Jaringan pemasaran internasional

Page 98: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

80

Tabel 18 Formulasi strategi promosi ekowisata di TNGGP

Kekuatan (Strength=S)

1. Tingginya nilai potensi ekologis

dan estetika 2. Terjalin kerjasama dalam bentuk

konsorsium PPKAB

3. Terjalin hubungan kerjasama 3

kabupaten (Bogor, Cianjur,

Sukabumi) dalam bentuk MoU

4. Program wisata berorientasi pada

pendidikan&konservasi alam

5. Situs TNGGP di internet berada

pada layar pertama dengan

keyword “gedepangrango”

6. Proses pembuatan simaksi pendakian dibuka setiap hari

7. Promosi masuk kedalam dokumen

RPTNGGP

Kelemahan (Weakness=W)

1. Terbatasnya dana untuk

promosi 2. Belum terjalinnya kerjasama

yang intensif dengan mitra

3. Bahan promosi tidak

menyebar secara merata

4. Kurangnya SDM yang

menangani masalah promosi

5. Kurangnya pemeliharaan

sarana dan prasarana

6. Masih banyak potensi wisata

yang belum dikembangkan

7. 80% bahan cetakan dibuat sendiri oleh TNGGP

8. Kurangnya tenaga interpreter

9. Murahnya harga tiket masuk

Peluang (opportunity=O)

1. Berkembangnya media promosi

(cetak,elektronik, internet) yang

pesat

2. Tigginya minat masyarakat

untuk berwisata alam

3. Peningkatan PAD

4. MoU Menhut dan Menbudpar

dalam promosi pariwisata alam di KK

5. Pertumbuhan rata-rata

ekowisata lebih tinggi daripada

wisata pada umumnya

6. Peluang investasi bagi mitra

7. Program Debudpar ”Visit

Indonesia 2008”

8. Jaringan pemasaran

internasional

Strategi SO :

1. Mempromosikan nilai potensi dan

estetika yang dimiliki TNGGP

kepada mitra-mitra TNGGP.

2. Meningkatan promosi lewat

internet dengan meningkatkan

kualitas website TNGGP.

Strategi WO :

1. Meningkatkan kerjasama

dengan mitra-mitra TNGGP

(bandara dan maskapai

penerbangan, biro perjalanan

wisata, media massa dan

hotel).

2. Memilih media promosi yang

tepat untuk mempromosikan TNGGP baik kepada

pengunjung maupun mitra-

mitra.

Ancaman (Treat=T)

1. Kondisi sosial, politik dan keamanan yang tidak menentu

2. Perubahan segmentasi pasar

yang sulit dikontrol

3. Degradasi kualitas obyek wisata

4. Krisis ekonomi yang

mempengaruhi pendapatan

masyarakat

5. kenaikan harga BBM

6. Mahalnya biaya untuk promosi

Strategi ST :

Melakukan promosi yang bersifat

mendidik untuk megurangi laju

degradasi kualitas obyek wisata.

Strategi WT :

1. Mengefisienkan biaya promosi dengan tidak

mengurangi kualitas dan

kuantitas promosi tersebut.

2. Meningkatkan kualitas

produk yang telah dikemas

dengan menarik sehingga

mengurangi kejenuhan pasar

Internal

Eksternal

Page 99: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

81

d. Ancaman (Treats)

1. Kondisi sosial, politik dan keamanan yang tidak menentu

2. Perubahan segmentasi pasar yang sulit dikontrol

3. Degradasi kualitas obyek wisata

4. Krisis ekonomi yang mempengaruhi pendapatan masyarakat

5. Kenaikan harga BBM

6. Mahalnya biaya untuk promosi

Berdasarkan hasil dari analisis SWOT dapat dibuat suatu rekomendasi strategis

TNGGP dalam promosi ekowisata sebagai berikut :

a. Strategi SO

1. Mempromosikan nilai potensi dan estetika yang dimiliki TNGGP kepada mitra-

mitra TNGGP.

2. Meningkatan promosi lewat internet dengan meningkatkan kualitas website

TNGGP.

b. Strategi ST

Melakukan promosi yang bersifat mendidik untuk megurangi laju degradasi kualitas

obyek wisata.

c. Strategi WO

1. Meningkatkan kerjasama dengan mitra-mitra TNGGP (bandara dan maskapai

penerbangan, biro perjalanan wisata, media massa dan hotel).

2. Memilih media promosi yang tepat untuk mempromosikan TNGGP baik kepada

pengunjung maupun mitra-mitra.

d. Strategi WT

1. Mengefisienkan biaya promosi dengan tidak mengurangi kualitas dan kuantitas

promosi tersebut.

2. Meningkatkan kualitas produk yang telah dikemas dengan menarik sehingga

mengurangi kejenuhan pasar

Page 100: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

82

5.8.2. Matriks Internal-Eksternal

Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui strategi TNGGP dalam promosi

ekowisata dengan melihat kombinasi faktor internal dan faktor eksternal. Kedua

faktor tersebut memberikan dampak positif yang berasal dari kekuatan dan peluang,

sedangkan dampak negatif berasal dari ancaman dan kelemahan. Pembahasan

mengenai formulasi strategi TNGGP dalam promosi ekowisata dapat dilihat pada

Tabel 19.

Tabel 19 Faktor strategis internal terhadap promosi ekowisata di TNGGP

Faktor Internal

Bobot Rating Skor

1. Kekuatan Tingginya nilai potensi ekologis dan estetika

Terjalin kerjasama dalam bentuk konsorsium PPKAB

Terjalin hubungan kerjasama 3 kabupaten (Bogor,

Cianjur, Sukabumi) dalam bentuk MoU

Program wisata berorientasi pada pendidikan&konservasi alam

Situs TNGGP di internet berada pada layar pertama

dengan keyword “gedepangrango”

Proses pembuatan simaksi pendakian dibuka setiap

hari

Promosi masuk kedalam dokumen RPTNGGP

0.07

0.05

0.03

0.07

0.08

0.05

0.07

4

1

1

3

4

2

3

0.28

0.05

0.03

0.21

0.32

0.10

0.21

1.20

2. Kelemahan Terbatasnya dana untuk promosi

Belum terjalinnya kerjasama yang intensif dengan

mitra

Bahan promosi tidak menyebar secara merata

Kurangnya SDM yang menangani masalah promosi

Kurangnya pemeliharaan sarana dan prasarana

Masih banyak potensi wisata yang belum

dikembangkan

80% bahan cetakan dibuat sendiri oleh TNGGP

Kurangnya tenaga interpreter

Murahnya harga tiket masuk

0.09

0.08

0.07

0.08

0.07 0.05

0.05

0.04 0.05

-4

-4

-2

-2

-1 -1

-3

-1 -2

-0.36

-0.32

-0.14

-0.16

-0.07 -0.05

-0.15 -0.04

-0.10

Jumlah 1.00 -1.39

Faktor strategis internal yang merupakan kekuatan memiliki skor 1.20 (Tabel

19). Jika diamati berbagai faktor yang terdapat didalamnya ternyata tingginya nilai

Page 101: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

83

potensi ekologi dan estetika memiliki skor tertinggi (0.28). Potensi ekologi dan

estetika dimiliki TNGGP berupa keanekaragaman flora/fauna langka, gejala alam,

panorama alam, dll serta program-program wisata minat khusus yang ditawarkan.

Potensi dan program wisata ini dijadikan modal untuk promosi ekowisata di TNGGP.

Sedangkan faktor strategi internal yang merupakan kelemahan memiliki skor

-1.39 (Tabel 19), dengan nilai tertinggi yaitu terbatasnya dana untuk promosi (-0.36).

Tabel 20 Faktor strategis eksternal terhadap promosi ekowisata di TNGGP

Faktor Eksternal

Bobot Rating Skor

1. Peluang Berkembangnya media promosi (cetak,elektronik,

internet) yang pesat

Tigginya minat masyarakat untuk berwisata alam

Peningkatan PAD

MoU Menhut dan Menbudpar dalam promosi pariwisata

alam di KK

Pertumbuhan rata-rata ekowisata lebih tinggi daripada

wisata pada umumnya

Peluang investasi bagi mitra

Program Debudpar ”Visit Indonesia 2008”

Jaringan pemasaran internasional

0.10

0.08 0.05

0.06

0.07

0.09 0.09

0.09

4

2 1

1

2

4

2

2

0.40

0.16

0.05

0.06

0.14

0.36

0.18

0.18

Jumlah 1.53

2.Ancaman Kondisi sosial, politik dan keamanan yang tidak menentu

Perubahan segmentasi pasar yang sulit dikontrol

Degradasi kualitas obyek wisata

Krisis ekonomi yang mempengaruhi pendapatan

masyarakat

kenaikan harga BBM

Mahalnya biaya untuk promosi

0.06

0.07 0.08

0.06

0.07 0.05

-4

-2 -4

-1

-3

-2

-0.12

-0.14 -0.32

-0.06

-0.21

-0.10

Jumlah 1.00 -0.95

Faktor strategis eksternal yang merupakan peluang TNGGP dalam promosi

ekowisata memiliki skor 1.53 (Tabel 20). Peluang yang bisa diandalkan

perkembangan media promosi yang pesat yang membuka peluang untuk TNGGP

menggunakan media yang tepat dalam mempromosikan ekowisatanya, serta peluang

masuknya investor untuk berinvestasi dalam kegiatan ekowisata.

Page 102: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

84

Sedangkan faktor strategis eksternal yang berupa ancaman yang ditunjukkan

pada Tabel 20 memiliki skor -0.95. Skor tertinggi yaitu degradasi obyek wisata. Hal

ini sangat mengancam upaya promosi karena obyek-obyek wisata yang di miliki

TNGGP merupakan modal untuk promosi.

Tabel 21 Urutan prioritas strategi

No Unsur SWOT Jml Bobot Rangking

1. Kelemahan dan Peluang (WO) 2.92 1

2. Kekuatan dan Peluang (SO) 2.73 2

3. Kelemahan dan Ancaman (WT) 2.34 3

4. Kekuatan dan Ancaman (ST) 2.15 4

5.8.3. Posisi Strategi pada Matrik Grand Strategy

Strategi prioritas dapat diperoleh dengan menggunakan Matriks Grand

Strategy. Nilai (skor) yang diperoleh dari matriks internal-eksternal digunakan untuk

menentukan strategi TNGGP dalam promosi ekowisata.

Nilai penjumlahan faktor internal menunjukkan antara kekuatan (1,20) dan

kelemahan (-1,39) adalah -0,19 (negatif), berarti faktor kelemahan lebih dominan

dibandingkan faktor kekuatan yang dimiliki. Sedangkan nilai penjumlahan faktor

eksternal antara peluang (1,53) dan ancaman (-0,95) adalah 0.58 (positif). Nilai ini

berarti antara peluang dan ancaman, faktor yang paling dominan adalah peluang.

Jadi posisi ordinat berada pada (-0.19 ; 0.58), sehingga posisi strategi berada

pada sel 2. Artinya meskipun memiliki kelemahan pada faktor internal namun masih

mempunyai peluang untuk lebih maju dalam pengelolaan dan promosi wisata dimasa

yang akan datang. (Gambar 19).

Page 103: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

85

Gambar 19 Posisi Strategis untuk promosi ekowisata di TNGGP dalam Matriks

Grand Strategy.

Gambar 16 menunjukkan bahwa posisi strategi Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango (TNGGP) dalam promosi ekowisata berada pada sel 2 (stability strategy).

Strategi stabilitas adalah strategi konsolidasi untuk mengurangi kelemahan yang ada,

dan mempertahankan pangsa pasar yang sudah dicapai. Stabilitas diarahkan untuk

mempertahankan suatu keadaan dengan berupaya memanfaatkan peluang dan

memperbaiki kelemahan. Bentuk strategi yang diterapkan dalam konteks promosi

adalah meningkatkan kerjasama dengan mitra-mitra TNGGP (bandara dan maskapai

penerbangan, biro perjalanan wisata, media massa dan hotel) dan memilih media

promosi yang tepat untuk mempromosikan TNGGP baik kepada pengunjung maupun

mitra-mitra.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dipaparkan maka rencana strategis

kegiatan promosi ekowisata yang dapat dilakukan adalah :

1. Menggunakan website TNGGP dengan menyiapkan informasi yang menarik

untuk mempromosikan ekowisata di TNGGP karena internet mempunyai daya

jangkau yang luas.

Berbagai Peluang

Berbagai Ancaman

Kekuatan Internal Kelemahan Internal

Sel 3 Sel 4

Sel 1 Sel 2

-0.19

0.58

Page 104: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

86

2. Kerjasama dengan Biro Perjalanan Wisata dengan membuat paket-paket wisata

karena ekowisata merupakan jenis wisata minat khusus sehingga cenderung

merupakan package tour bukan Free Independent Tour (FIT).

3. Kerjasama dengan bandara dilakukan dengan pemasangan iklan-iklan yang

dipasang dibandara, pemasangan ruang pameran yang berisi (misalnya) binatang-

binatang langka yang merupakan obyek, pemasangan information booth berupa

komputer yang mudah dioperasikan oleh pengunjung bandara, penerbitan majalah

ekowisata secara rutin untuk disebarkan pada para pihak yang berkepentingan dan

juga dapat ditempatkan di lounge/ruang tunggu khusus pada beberapa bandara.

4. Kerjasama dengan media massa dengan mengundang wartawan secara rutin dan

media televisi dengan memanfaatkan acara-acara yang terkait dengan wisata.

5. Melakukan promosi secara direct mailing yang intensif, karena golongan

menengah keatas lebih menyukai promosi yang bersifat pribadi yang langsung

ditujukan kepada mereka.

6. Peningkatan pemeliharaan sarana dan prasarana sebagai faktor pendukung dalam

penyampaian suatu informasi

7. Mengadakan pelatihan kepada SDM terkait promosi untuk membangun jaringan

pemasaran internasional

8. Mengembangkan potensi wisata yang belum dikembangkan dengan membuka

peluang kepada mitra untuk berinvestasi

Page 105: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

VI. SIMPULAN DAN SARAN

6.1. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut :

1. Promosi kegiatan ekowisata di TNGGP secara keseluruhan sudah mencakup

keempat komponen bauran promosi, yaitu periklanan, penjualan secara pribadi,

hubungan masyarakat dan promosi penjualan, tetapi belum semua media promosi

digunakan secara rutin, karena 75% keatas pengunjung tidak pernah

melihat/mendengar media promosi yang digunakan TNGGP untuk

mempromosikan wisata.

2. Promosi masih dirasakan kurang oleh masyarakat umum, karena sebesar 71%

pengunjung memperoleh informasi ekowisata TNGGP dari cerita teman/saudara,

14% memperoleh informasi melaui media cetak, 11% dari sekolah/tempat kerja

dan 4% dari media elektronik.

3. Berdasarkan Metode SWOT yang digunakan, diketahui bahwa posisi strategi

TNGGP dalam promosi ekowisata berada pada sel/quadran ke-2 (-0.19 ; 0.58)

dalam Matriks Grand Strategy. Hal ini berarti strategi yang dapat dikembangkan

adalah stability strategy. Bentuk strategi yang diterapkan dalam konteks promosi

adalah meningkatkan kerjasama dengan mitra-mitra TNGGP (bandara dan

maskapai penerbangan, biro perjalanan wisata, media massa, hotel, dll) dan

memilih media promosi yang tepat untuk mempromosikan ekowisata di TNGGP

baik kepada pengunjung maupun mitra-mitra.

Saran

1. Perlu ditetapkan tema kegiatan ekowisata di TNGGP untuk menjadi dasar

pelaksanaan kegiatan promosi

2. Perlu disusun Standar Operational Prosedure (SOP) promosi untuk ekowisata di

kawasan konservasi.

3. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai promosi khususnya ekowisata pada

kawasan konservasi lainnya.

Page 106: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan
Page 107: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

VII. DAFTAR PUSTAKA

Arif A. 2004. Pola Komunikasi Pengelola Taman Nasional Dalam Meningkatkan

Kesadaran Konservasi Pengunjung (Kasus di Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango). [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Boo E. 1990. Ecotourism, Potential and Pitfalls. Vol.I dan II. Washington DC:

World Wildlife Fund.

Chandra G. 2002. Strategi dan Program Pemasaran. Penerbit ANDI Yogyakarta.

Yogyakarta.

Carthy J. 1981. Essential of Marketing. Irwin. Boston

Chandler. 1962. Strategy and Structure: chaters in the History of American Industrial

Enterprice. Chambridge: the MIT Press.

Cooper C, Fletcher J, Gilbert D, Wanhill S. 1999. Tourism Principles and Practice.

Ed ke-2. London : Longman.

Denman R. 2002. Product Development, Marketing and Promotion of Ecotourism:

Summary Report. http://www.uneptie.org/pc/tourism/ecotourism/wes_portfolio

/statmnts/pdfs/deunie.PDF [13 Maret 2008]

[Dephut] Departemen Kehutanan. 1990. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan

Ekosistemnya. Jakarta : Dephut.

[Dephut] Departemen Kehutanan. 1998. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian

Alam. Jakarta : Dephut.

[Dephut] Departemen Kehutanan. 2007. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.

03/Menhut-II/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis

Taman Nasional. Jakarta : Dephut.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat, 2005. Rencana

Pengembangan Ekowisata Jawa Barat. www.westjava-indonesia.com. [9 Juni

2007].

Dodds R. 2001. Promoting Urban Green Tourism: The Development of the Other

Map of Toronto. Journal of Vacation Marketing. 7:3(261-267)

Page 108: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

89

Eriyatno SF. 2007. Riset Kebijakan, Metode Penelitian untuk Pascasarjana. Bogor:

IPB Press.

Fennel DA. 1999. Ecotourism An Introduction. New York : Routledge.

Fennel DA. 2001. A Content Analysis of Ecotourism Definitions. Current Issues in

Tourism Vol 4, No. 5, 2001. Departement of Recreation and Leisure Studies,

Brock University, St Catharines Ontarlo L2S 3A1. Canada.

www.commerce.otago.ac.nz. [Agustus 2007]

Fennel D. 2005. Marketing Ecotourism through the Internet: An Evaluation of

Selected Ecolodges in Latin America and the Caribbean. Journal of Ecotourism.

4:3(143-160).

Fennel D. 2007. A Market Segmentation Analysis of Cruise Ship Tourist Visiting the

Panama. Canal Watershed: Opportunities for Ecotourism Development. Journal

of Ecotourism. 6:1(1-8).

Fennel D. 2008. Internet-based Ecotourism Marketing: Evaluating Canadian

Sensitivity to Ecotourism Tenets. Journal of Ecotourism. 7:1(15-43).

Goodwin H. 1996. Terestrial Ecotourism. Kent : Univ of Kent.

Hasan M. 2006. Rencana Pengelolaan Ekowisata di Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango dalam Konteks Pengembangan Wilayah. Tidak dipublikasikan.

Heath E, Wall G. 1992. Marketing Tourism Destinations : A Strategic Planning

Approach. New York : John Wiley and Sons Inc.

Hengky. 2006. Penerapan Konsep Ekowisata untuk Meningkatkan Daya Saing

Pariwisata Pesisir di Kabupaten Pandeglang, Banten. [Disertasi]. Bogor:

Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Irawan. 1996. Pemasaran Prinsip dan Kasus. PT.BPFE. Yogyakarta.

Kotler P. 1997. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan

Kontrol. Jilid ke-2. Ed ke-7. Jakarta : Prehalindo.

Kohl. 2003. Ecotourism Industry. RARE. USA.

Kusler JA. 1991. Ecotourism and Resources Conservation : A Collection of Papers.

Volume ke-1. Ecotourism and Resources Conservation Project.

Page 109: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

90

Lascurain C, Hector. 1996. Tourism, Ecotourism and Protected Areas, IUCN. Gland,

Switzerland.

Lee JG. Tanpa tahun. Promoting Ecotourism by utilizing natural Resourses in Seoul.

http://www.sdi.re.kr/nfile/zcom_eng_bbs/a2004-R-26.pdf [6April 2008]

Linberg K, Hawkin DE. 1993. Ekoturisme : Petunjuk untuk Pelaksana dan

Pengelola. Vermont : Ecotourism Society.

Mardjuka MY. 1995. Pengembangan Ekoturisme Hutan Untuk Pembangunan yang

berkelnjutan. Majalah Ilmiah Ilmu Wisata. Ed ke-10. Des 1995. Jakarta : Univ

Sahid, Pusat Penelitian Pariwisata Indonesia.

MacKinnon J, MacKinnon K, Child G, Thorsell J. 1990. Pengelolaan Kawasan

yang Dilindungi di Daerah Tropika (Terjemahan). Gadjah Mada University

Press. Yogyakarta.

Muntasib H. 2008. Promosi Dalam Tata Kelola Ekowisata. Seminar dan Lokakarya

Promosi Pariwisata Alam di Kawasan Konservasi. IPB-PHKA,Departemen

Kehutanan. Bogor. [26-29 Juni 2008]

Nazir M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Gumilar N. 1996. Persepsi dan Motivasi Pengunjung dalam Kegiatan Ekoturisme di

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. [Skripsi]. Bogor: Jurusan

Konservasi Sumberdaya Hutan, Fahutan. Institut Pertanian Bogor.

Pranoto AH. 2001. Studi Perilaku Pengunjung Terhadap Kerusakan di Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango. [Skrpsi]. Bogor: Jurusan Manajemen Hutan,

Fakultas Kehutanan. Universitas Nusa Bangsa.

Ramono WS. 2000. Pengelolaan Taman Nasional. Lokakarya Pengembangan Eco-

Tourism di Taman Nasional. Bogor, 1-2 Nov 2000. Bogor : Ditjen PKA-JICA.

Rangkuti F. 2000. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT.Gramedia

Pusataka Utama. Jakarta.

Ray M. 1982. Advertising and Communication Management. Prentice Hall. New Jersey.

Rinzin C, Vermeulen WJV, Glasbergen P. 2007. Ecotourism as a mechanism for

sustainable development: the case of Bhutan. Journal of Environmental Sciences 4(2): 109-125.

Singarimbun M dan Effendi S. 1995. Metode Penelitian Survai. Red-Ed. PT.Pustaka

Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. Jakarta.

Page 110: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

91

Sugiarto E, Kusmayadi. 2000. Metodologi Penelitian dalam Bidang Kepariwisataan.

PT.Gramedia Pusata Utama. Jakarta.

Suwantoro G. 1997. Dasar-dasar Pariwisata. ANDI. Yogyakarta.

Suyitno. 1999. Perencanaan Wisata. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Spillane JJ. 2000. Perencanaan Pemasaran Pariwisata. Makalah Kerjasama antara Departemen Kehutanan dan Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.

Stanton W. 1993. Prinsip Pemasaran. Erlangga. Jakarta.

Swastha B. 1998. Azas-azas Marketing. Liberty. Yogyakarta.

Wade DJ, Eagles PFJ. 2003. The Use of Importance-performance Analysis and

Market Segmentation for Tourism Management in Park and Protected Areas: an Application to Tanzania’s National Park. Journal of Ecotourism. 2:3.

Wall G. 1995. Introduction to Ecotourism. Dalhousie University. Environmental

Studies Center Development in Indonesa Project. Jakarta. 121p.

[WTTC] World Travel and Tourism Council. 2004. AGENDA 21 for the Travel &

Tourism Industry Towards Environmentally Sustainable Development. World

Travel and Tourism Council. www.wttc.org. [Juli 2007]

Yoeti H. 1996. Pemasaran Pariwisata. Angkasa. Bandung.

Page 111: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

Lampiran 1. Panduan wawancara pengunjung aktual

Tanggal :………

A. Data Pribadi Pengunjung

a. Jenis Kelamin : P/L*

b. Umur : ……tahun

c. Pekerjaan : ………………………..

d. Asal (kota) : ………………………..

e. Pendidikan Terakhir : SD/ SLTP / SMA / D3 / S1 / S2 / S3 *

B. Waktu Kunjungan

1. Sudah berapa kali anda berkunjung ke TNGP?

2. Apakah anda berkunjung ke TNGP ini secara rutin?

3. Hari apa yang anda gunakan untuk berkunjung ke TNGP ini?

4. Bersama siapa biasanya anda berkunjung ke TNGP ini?berapa orang?

C. Sumber Informasi TNGP

1. Darimanakah anda memperoleh informasi tentang ekowisata di TNGP?

a. media cetak (majalah, koran, leaflet, brosur)

b. media elektronik (radio, TV, internet) web-nya apa?

c. cerita dari orang (saudara, teman, dll)

d. sekolah/tempat kerja

e. lainnya......

3. Menurut anda dari media promosi dibawah ini, media apa saja yang sering atau tidak sering atau

tidak pernah anda lihat atau dengar mengenai ekowisata di TNGP?

Media Kriteria

>5 kali

(orang)

2-3 kal

(orang)

Tidak pernah

(orang)

A. Periklanan

1. Koran

2. Majalah

3. Leaflet dan brosur

4. Radio

5. TV

6. Billboard

B. Promosi Penjualan

1. Pameran

2. Potongan harga

3. Hiburan

C. Hubungan Masyarakat

1. Seminar

2. Ceramah

3. Siaran Pers

D. Penjualan secara pribadi

1. Presentasi penjualan

2. Telepon

3. Email

4. Internet

Page 112: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

D. Motif Kunjungan

1. Apa tujuan anda datang ke TNGP

a) menikmati panorama alam yang indah d) tugas sekolah

b) menikmati kebudayaan masyarakat e) lainnya...

c) menambah pengetahuan dan pengalaman baru

2. Obyek ekowisata apa yang anda sukai?

a) Puncak Gunung Gede d) alun-alun suryakencana

b) air terjun cibeureum e) Bumi perkemahan

c) danau situgunung f) lainnya

3. Kegiatan apa yang anda sukai?

a) lintas alam d) penelitian

b) pendakian e) rekreasi

c) berkemah f) lainnya....

4. kontribusi apa yang anda berikan terhadap masyarakat lokal?

a) membeli souvenir c) guide

b)porter d) lainnya....

5. Apa anda pernah mendengar Pendidikan Lingkungan di TNGP?

E. Persepsi pengunjung terhadap sarana dan prasarana penunjang

Menurut anda, bagaimana kondisi sarana dan prasarana penunjang ekowisata di TNGP ini?

Aspek Penilaian Kriteria

Baik Cukup Kurang

Pusat Informasi

Shelter

MCK

Jembatan kayu

Wisma tamu

Kantin

Canopy trail

Sarana penunjang (pondok kerja, menara pengawas, dll)

Bagaimana kesan Anda terhadap kondisi dari Entry gate sampai dengan resort Cibodas?

G. Harapan pengunjung terhadap upaya promosi ekowisata?

Page 113: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

Lampiran 2. Panduan wawancara pengunjung potensial

Hari/Tanggal : …….

No Responden : …….

A. Data Pribadi Pengunjung

a. Jenis Kelamin : P/L*

b. Umur : ……tahun

c. Pekerjaan : ………………………..

d. Asal (kota) : ………………………..

e. Pendidikan Terakhir : SD/ SLTP / SMA / D3 / S1 / S2 / S3 *

*) Coret yang tidak perlu

B. Informasi TNGP

1. Darimana Anda mendapat informasi ekowisata TNGGP ?

a. media cetak (majalah, koran, leaflet, brosur)

b. media elektronik (radio, TV, internet)

c. cerita dari orang (saudara, teman, dll)

d. sekolah/tempat kerja

e. lainnya...... 2. Apakah anda berminat ke TNGP?

a) Ya b) tidak

Jika berminat lanjutkan ke no 3, jika tidak lanjutkan ke no 6

3. Jika anda berminat untuk berkunjung alasan apa yang menyebabkan anda berminat untuk

berkunjung?

a) Pemandangan yang menarik e) Diajak teman/keluarga

b) Mudah dijangkau dengan kendaraan f) lainnya...

c) Banyak obyek yang dapat dikunjungi

4. Seberapa kuat keinginan anda untuk berkunjung?

a) Sangat kuat b) kuat c) Biasa saja

5. Berapa jam perjalanan anda menuju TNGGP?Media transportasi?

6. Jika anda tidak berminat datang ke TNGP, alasan apa yang mendasarinya?

a) Belum pernah mendengar informasi tentang TNGP

b) Tempatnya tidak menarik

c) Fasilitas kurang

d) lainnya…..

6. Jika hal yang menghalangi kunjungan anda tersebut dapat ditanggulangi, apakah anda akan berminat

untuk berkunjung di TNGP?

a) Ya b) Tidak

**) Pendapatan/bln? Dan aktivitas yang akan dilakukan apa?

Page 114: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

Lampiran 3. Panduan wawancara dengan pihak pengelola

1. Kegiatan-kegiatan promosi yang telah dan akan dilakukan oleh pihak pengelola?

2. Apa kendala/hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan promosi?

3. Upaya solusi yang telah dilakukan untuk memecahkan kendala/hambatan diatas?

4. Kebijakan-kebijakan tentang promosi ekowisata?

5. Bagaimana kaitan Ekowisata dengan Taman Nasional model:

a. Apakah ada rencana khusus

b. Langkah-langkah yang sudah direncanakan atau diambil

6. Produk Ekowisata apa saja yang ditawarkan?

7. Bagaimana dengan SDM untuk ekowisata?

8. Sarana prasarana apa saja yang disiapkan untuk Ekowisata?

9. Bagaimana dengan sistem informasi untuk pengunjung?

10. Bagaimana dengan interpretasi yang sudah dijalankan?

Page 115: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

Lampiran 6 Beberapa Guntingan Berita Media Cetak Mengenai Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango pada tahun 2000-2007.

Lampiran 4 Daftar judul pemberitaan mengenai TNGGP di 20 media massa

Page 116: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

No Judul

Media Massa Tanggal

1 Penebangan di Hutan Lindung Gunung Gede-

Pangrango atas Perintah Kades

Suara Pembaruan 15 Mar 2000

2 Kelestarian Taman Nasional Gede-Pangrango

Terancam

Suara Pembaruan 22 Mar 2000

3 Iguana usik ekosistem kawasan Gunung Gede Republika 15 Mei 2000

4 Hikers, campers destroying Gede and Pangrango peaks The Jakarta Post 26 Jun 2000

5 Kepala Seksi Konservasi TNGP : Banyak yang

melakukan perambahan. Kelestarian Gunung Gede-

Pangrango terancam

Pikiran Rakyat 13 Des 2000

6 Kebun Raya Cibodas Keindahan di Kaki Gede-

Pangrango

Suara Karya 22 Des 2000

7 Mulai Merana, Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango

Pelita 18 Agst 2001

8 Gunung Gede Pangrango Ditutup Suara Pembaruan 16 Agst 2001

9 Mt. Gede closed to hikers 14 Agst 2001

10 Garbage becoming a major problem for Mount Gede

park

The Jakarta Post 22 Agst 2001

11 Antisipasi Kebakaran Hutan. Aktivitas Pendakian

Gunung Gede pangrango ditutup Sementara

Koran Tempo 10 Agst 2001

12 Sampah di Gunung Gede Memprihatinkan Media Indonesia 1 Okt 2002

13 Pecinta Alam Bersihkan Gunung Gede Pangrango Berita Buana 25 Sept 2002

14 Dibuka, TN Gunung Gede Pangrango Kompas 13 Sept 2003

15 Diperluas, TN Gunung Gede dan Halimun Berita Buana 8 Jul 2003

16 TN Gunung Gede Pangrango Kompas 20 Sept 2003

17 TN Gunung Gede & Halimun diperluas Berita Buana 29 Jul 2003

18 Ratusan Pendaki gagal Tahun baruan di Gunung Gede Kompas 2 Jan 2003

19 TN Gunung Gede Pangrango Dikelola Secara

Kolaboratif

Pikiran Rakyat 1 Agst 2003

20 KLH Bantu Lingkungan Pariwisata Berkelanjutan di TN Gunung Gede

Suara Karya 16 Jul 2004

21 TN Gunung Gede Pangrango Ditutup Saat Libur Tahun

Baru

Kompas 16 Des 2004

22 Ekowisata di Taman Nasional Gede Pangrango Kompas 21 Jul 2005

23 Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Wilayah

Konservasi yang Tersisa untuk Jabodetabek

Suara Pembaruan 22 Jul 2005

24 Ragam. Memperkenalkan Anak pada Alam Koran Tempo 22 Jan 2005

25 Most Conservation areas unprotected The Jakarta Post 21 Mar 2005

26 Pendakian. Gunung Gede dan Pangrango Ditutup Kompas 23 Feb 2006

27 Wisata Alam. Kereta Gantung di Taman Nasional

Gede Pangrango

Kompas 24 Jan 2006

28 Kebakaran Hutan. Gunung Gede Terbakar, Bunga

Edelweiss Punah

Suara Karya 20 Sept 2006

29 Ford Mendukung Acara Penanaman Pohon di Taman

Nasional Gede-Pangrango, Lido

Kompas 17 Des 2007

30 Peluncuran Buku. Wisata Alam Wilayah Gunung Gede

Pangrango

Kompas 12 Mar 2007

31 Satwa Langka Media Indonesia 23 Jul 2007

32 TN Gunung Gede Pangrango Ditutup Kompas 2 Agst 2007

Page 117: STRATEGI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO … · The result of this SWOT analysis puts promotion in second quadrant ... penyusunan laporan, ... Bogor (IPB), penulis melakukan

Lampiran 7 Beberapa printout mengenai TNGGP di internet