Top Banner
STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN PADA ANAK USIA DINI DI KBTK SEKOLAH ALAM BINTARO TAHUN AJARAN 2019/2020 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Rizqa Fauziyah 11150184000061 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M
165

STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

May 13, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN

LINGKUNGAN PADA ANAK USIA DINI DI KBTK

SEKOLAH ALAM BINTARO

TAHUN AJARAN 2019/2020

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Rizqa Fauziyah

11150184000061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020 M

Page 2: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,
Page 3: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

Lembar Pengesahan Skripsi

Skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Sikap Kesadaran Lingkungan

Pada Anak Usia Dini Di KBTK Sekolah Alam Bintaro Tahun Ajaran

2019/2020”, oleh Rizqa Fauziyah, NIM 11150184000061 Program Studi

Pendidikan Islam Anak Usia Dini , Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Telah melalui bimbingan

dan dinyatakan sebagai karya ilmiah yang berhak untuk dijadikan sidang

munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 13 Januari 2020

Yang Mengesahkan,

Dosen Pembimbing I

Desmaliza, M.Si, M.Ed

NIP

Page 4: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,
Page 5: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

i

ABSTRAK

Rizqa Fauziyah, 1115018400061. Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia

Dini. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Judul skripsi “Strategi Pengembangan Sikap Kesadaran

Lingkungan Pada Anak Usia Dini di KBTK Sekolah Alam Bintaro Tahun

Ajaran 2019/2020”

Pendidikan lingkungan hidup memiliki peran yang sangat penting dalam

menangani mengatasi masalah lingkungan melalui pendidikan lingkungan di

sekolah. Oleh karena itu, diperlukan adanya strategi pengembangan sikap

kesadaran lingkungan yang harus diterapkan kepada anak. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui strategi pengembangan sikap kesadaran lingkungan pada anak

usia dini di KBTK Sekolah Alam Bintaro. Metode yang digunakan adalah metode

penelitian kualitatif dengan subjek penelitian 1 orang kepala sekolah, 4 orang guru

KBTK dan 4 anak KBTK. Teknik pengumpulan data menggunakan metode

observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis yang digunakan menggunakan

metode Miles dan Huberman dengan beberapa langkah yaitu reduksi data,

penyajian data, dan verifikasi atau kesimpulan akhir. Hasil dalam penelitian ini

yaitu, (1) Proses penerapan strategi pengembangan sikap kesadaran lingkungan di

KBTK Sekolah Alam bintaro sudah baik, karena sudah memenuhi standar

kurikulum dan metode belajar sekolah alam. (2) Tersedianya sarana dan prasarana

yang menunjang serta program kebersihan lingkungan. (3) Metode yang

digunakan sudah menyesuaikan karakteristik usia anak. (4) Adanya kerjasama

antar sekolah, guru dan orangtua sebagai faktor pendukung dalam penerapan

sikap kesadaran lingkungan pada anak.

Kata Kunci: Sikap Kesadaran Lingkungan, Anak Usia Dini

Page 6: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

ii

KATA PENGANTAR

بسم هللا الر حمن الر حيم

Alhamdulillahirobil’alamin, segala puji syukur atas kehadirat Allah Swt

yang menjadikan bumi beserta isinya dengan begitu sempurna disertai

hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Strategi Pengembangan Sikap Kesadaran Lingkungan Pada Anak Usia

Dini di KBTK Sekolah Alam Bintaro Tahun Ajaran 2019/2020”.

Sholawat beserta salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi

Muhammad Saw. Yang telah membawa manusia dari zaman kegelapan hingga

terang benderang seperti sekarang ini.

Dalam penyelesaian skripsi ini, tentu tak lepas dari pengarahan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Maka penulis mengucapkan rasa hormat dan

terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu. Pihak-pihak yang terkait di

antaranya :

1. Orangtua tercinta, yang selalu mendo’akan, memberikan restu dan

dukungan serta semangatnya agar peneliti menyelesaikan skripsi ini

dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab.

2. Ibu Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dr. Siti Khadijah, MA, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak

Usia Dini.

4. Ibu Desmaliza, M.Si, M.Ed selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan bimbingan terbaik untuk mahasiswa bimbingannya meski

sedang melanjutkan kuliah.

5. Ibu Ratna Faeruz, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang selalu

memberikan arahan dan bimbingan selama proses perkuliahan hingga

penyelesaian skripsi.

6. Ibu Kepala Sekolah dan Guru KBTK Sekolah Alam Bintaro yang sudah

mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian di KBTK Sekolah Alam

Bintaro.

Page 7: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

iii

7. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan bimbingan kepada peneliti selama perkuliahan.

8. Kakak saya Hani Noor Fadilah yang selalu memberikan semangat dan

bantuan kepada peneliti baik berupa materi tenaga maupun waktu agar

peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

9. A Debima, seseorang yang juga sudah ikut membantu baik moral maupun

materi kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman seklaigus sahabat dari “Cantik Hati” Putri, Wulan, dan Hafla yang

selalu memberikan dukungan dan semangat kepada peneliti.

11. Teman perskripsian, Virna, Rahma, Ummu, Erma, Silvi, Yuniar, dan

masih banyak lagi. Terimakasih karena yang sudah membantu dan

mengerjakan skripsi bersama.

12. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini, khususnya

angkatan 2015 yang telah banyak membantu dan membimbing peneliti

agar tetap semangat menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata peneliti sampaikan bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

banyak kekurangan dalam penulisan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, kritik serta saran sangat peneliti harapkan dari pembaca sekalian

yang bersifat membangun, agar demi lebih baiknya kinerja peneliti yang akan

mendatang. Semoga skripsi ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat

bagi semua pihak.

Ciputat, 9 Januari 2020

Peneliti

Rizqa Fauziyah

Page 8: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ............................................

SURAT PERNYATAAN JURUSAN ..........................................................

ABSTRAK ................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................ iv

DAFTAR TABEL .................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah .................................................................... 7

D. Perumusan Masalah ..................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8

F. Kegunaan Penelitian .................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................ 9

A. Kajian Teori ................................................................................ 9

1. Pengertian Strategi ............................................................... 9

2. Pengertian Sikap ................................................................ 10

3. Kesadaran Lingkungan ..................................................... 11

a. Pengertian Kesadaran .................................................... 11

b. Pengertian Lingkungan ................................................. 12

c. Kesadaran Lingkungan ................................................. 13

d. Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Lingkungan ... 14

e. Pelestarian dan Perilaku Peduli Lingkungan ................ 17

4. Strategi Pengembangan Sikap Kesadaran Lingkungan ..... 20

5. Aspek dalam Sikap Kesadaran Lingkungan Pada Anak ... 21

a. Mengenalkan Lingkungan Pada Anak .......................... 21

Page 9: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

v

b. Menanamkan Nilai dan Norma Sosial Terkait dengan

Lingkungan ................................................................... 21

c. Motivasi Tentag Lingkungan ........................................ 22

6. Karakteristik Sekolah Yang Memiliki Sikap Kesadaran

Lingkungan ............................................................................. 22

a. Memiliki Kurikulum Plus .................................................. 22

b. Kegiatan Belajar Mengajar ................................................ 23

c. Sarana Fisik dan Lingkungan ............................................ 23

7. Pendidikan Anak Usia Dini .................................................... 23

a. Hakikat Anak Usia Dini..................................................... 23

b. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini ............................. 25

c. Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini ................................... 27

d. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini ................................... 27

e. Karakteristik Anak Usia Dini ............................................ 29

8. Pendidikan Kesadaran Lingkungan Bagi Anak Usia Dini ..... 30

a. Pendidikan Kesadaran Dimulai dari Rumah...................... 31

b. Pendidikan Di Sekolah ...................................................... 32

B. Hasil Penelitian Yang Relevan .................................................. 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................ 39

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 39

B. Metode Penelitian ..................................................................... 40

C. Sumber Data ............................................................................. 41

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data .......................... 42

1. Observasi/Pengamatan ....................................................... 43

2. Wawancara ........................................................................ 43

3. Dokumentasi ..................................................................... 44

E. Instrumen Penelitian ................................................................. 44

F. Pemeriksaan atau Pegecekan Keabsahan Data ......................... 49

1. Uji Kredibilitas .................................................................. 49

2. Uji Transfebilitas ................................................................ 49

3. Uji Dependabilitas ............................................................. 50

Page 10: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

vi

4. Uji Konformitas ................................................................. 50

G. Analisis Data ............................................................................. 50

1. Pengumpulan Data ............................................................. 51

2. Reduksi Data ...................................................................... 52

3. Data Display ...................................................................... 52

4. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi ....................................... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................... 54

A. Deskripsi Data .......................................................................... 54

1. Karakteristik Lokasi Penelitian.......................................... 54

a. Profil Penelitian ............................................................ 54

b. Sejarah Singkat Sekolah Alam Bintaro .......................... 54

c. Visi Misi dan Tujuan KBTK Sekolah Alam Bintaro .... 55

d. Data Guru dan Tenaga Kependidikan Tahun Ajaran

2019/2020 ........................................................................... 56

e. Data Siswa .......................................................................... 57

f. Sarana dan Prasarana ......................................................... 57

g. Konsep Pendidikan Sekolah Alam Bintaro .................... 59

h. Kurikulum Sekolah Alam Bintaro ................................... 60

2. Karakteristik Subjek Penelitian ......................................... 61

3. Paparan Data Hasil Penelitian ........................................... 63

a. Mengenalkan Lingkungan kepada Anak ..................... 63

b. Menanamkan Nilai dan Norma Sosial Terkait Dengan

Lingkungan ......................................................................... 67

c. Motivasi Tentang Lingkungan ......................................... 70

d. Cara Guru Mengembangkan Sikap Kesadaran

Lingkungan Sesuai Dengan Karakteristik dan Usia Anak

............................................................................................... 71

e. Memiliki Kurikulum Berbasis Lingkungan ................... 74

f. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam

Mengembangkan Sikap Kesadaran Lingkungan .......... 77

Page 11: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

vii

g. Menyediakan Sarana dan Parasarana Atau Program

Lainnya................................................................................ 78

B. Pembahasan ............................................................................... 81

1. Mengenalkan Lingkungan Kepada Anak .......................... 81

2. Menanamkan Nilai dan Norma Sosial Terkait Dengan

Lingkungan .............................................................................. 82

3. Motivasi Tentang Lingkungan .............................................. 83

4. Cara Guru Mengembangkan Sikap Kesadaran Lingkungan

Sesuai Dengan Karakteristik dan Usia Anak ...................... 83

5. Memiliki Kurikulum Berbasis Lingkungan ........................ 84

6. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Mengembangkan

Sikap Kesadaran Lingkungan .............................................. 85

7. Menyediakan Sarana dan Parasarana Atau Program Lainnya

............................................................................................ 85

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN .............................. 87

A. Simpulan ................................................................................... 87

B. Implikasi .......................................................................................... 88

C. Saran ................................................................................................. 89

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 91

LAMPIRAN ............................................................................................. 95

Page 12: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

viii

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 : Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................... 32

TABEL 3.1 : Jadwal Penelitian ............................................................................. 39

TABEL 3.2 : Pedoman Observasi ........................................................................ 45

TABEL 3.3 : Pedoman Wawancara ..................................................................... 47

TABEL 4.1 : Data Guru dan Tenaga Kependidikan KBTK Sekolah Alam Bintaro

Tahun Ajaran 2019/2020....................................................................................... 56

TABEL 4.2 : Data Siswa/Siswi KBTK Sekolah Alam Bintaro Tahun Ajaran

2019/2020 .............................................................................................................. 57

TABEL 4.3 : Sarana Dan Prasarana KBTK .......................................................... 57

TABEL 4.4 : Sarana Dan Prasarana Lainnya........................................................ 58

TABEL 4.5 : Karakteristik Subjek Penelitian ....................................................... 62

Page 13: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

ix

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 3.1 Komponen dalam Analisis Data Menurut Miles dan Huberman . 51

GAMBAR 4.1 Skema Kurikulum Sekolah Alam Bintaro ................................... 60

GAMBAR 4.2 Belajar menggunakan media bahan alam (cangkang telur dan

melukis dengan ranting) ........................................................................................ 64

GAMBAR 4.3 Proses Belajar dan bermain di Luar Kelas.................................... 66

GAMBAR 4.4 Anak Sedang Mencuci Tangan ..................................................... 70

GAMBAR 4.5 Kegiatan Menanam dan Menyiram Tanaman .............................. 71

GAMBAR 4.6 Guru Menjelaskan Materi Melalui Bercerita ................................ 72

GAMBAR 4.7 Anak sedang merapihkan kembali barang ketika selesai

digunkanan (Tidy Up) .......................................................................................... 74

GAMBAR 4.8 Tempat Bank Sampah ................................................................... 78

GAMBAR 4.9 Masing-masing Anak Membawa Sampah Yang Sudah

Dikumpulkan Lalu ditimbang Di Bank Sampah ................................................... 79

GAMBAR 4.10 Program Jusberi .......................................................................... 79

GAMBAR 4.11 Program JAMBU APD ............................................................... 80

GAMBAR 4.12 Tiga Jenis Tong Sampah Untuk Masing-masing Golongan

Sampah Yang Disertai Dengan Gambar ............................................................... 80

Page 14: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini merupakan tahapan yang paling fundamental

bagi pengembangan dan pendidikan selanjutnya karena pengalaman belajar

yang terjadi pada masa tersebut akan menjadi dasar untuk pengalaman belajar

berikutnya. Tanpa mengalami pengembangan yang baik pada masa

fundamental tersebut, bisa dipastikan anak akan mengalami gangguan

perkembangan pada masa berikutnya1. Karena itu sangat penting

pengembangan berbagai aspek perkembangan anak usia dini tersebut untuk di

lakukan, dalam hal ini oleh Lembaga Pendidikan seperti sekolah Taman

Kanak-kanak (TK) atau Raudhatul Athfal (RA).

Pendidikan anak usia dini (PAUD) memiliki beberapa fungsi, yaitu

mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak yang meliputi

perkembangan kognitif, bahasa, fisik motorik (motorik kasar dan halus),

sosial dan emosional, serta moral dan agama. Jenis pendidikan ini berfungsi

untuk membina, menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh potensi anak

secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai

dengan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk memasuki

pendidikan selanjutnya.2

Mengenalkan lingkungan kepada anak usia dini melalui pembelajaran

yang dilakukanan sejak awal usia anak mengenai kesadaran lingkungan dapat

menimbulkan kesadaran pada anak dalam menjaga lingkungannya, karena

menurut Copple dan Bredekamp dengan mengenalkan kesadaran lingkungan

dapat membentuk sikap, nilai, dan pola perilaku seumur hidup anak yang

disertai dengan rasa tanggung jawab sosial dan lingkungannya.3 Dengan

1 Mulyasa, Manajemen PAUD, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016), h. 49

2 Imam Musbikin, Buku Pintar PAUD (Dalam Perspektif Islam), (Jogjakarta: Laksana,

2010), h. 36 3 Bruna Pancheri-Ambrose and Jacqueline Tritschler-Scali, Preschool: Beyond Green:

Developing Social and Environmental Awareness in Early Childhood, (National Association for

Page 15: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

2

demikian, karakter anak akan terbentuk dan diharapkan dapat

mengembangkan sikap positif terhadap sikap kesadaran lingkungan.

Lingkungan dapat dikatakan segala sesuatu yang ada di sekitar manusia

serta dapat mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik secara

langsung maupun tidak langsung.4 Mencintai lingkungan adalah cara manusia

dalam menjaga dan memelihara lingkungan sekitarnya agar dapat bermanfaat

bagi makhluk hidup dan kelangsungan hidup. Untuk itu, sedini mungkin anak

dibiasakan untuk mencintai lingkungan. Dengan mencintai lingkungan,

manusia telah melindungi dirinya, orang lain serta anak cucunya di masa

depan sehingga tetap menikmati lingkungannya.

Kerusakan lingkungan dapat terjadi secara alami dan non alami atau oleh

manusia. Secara alami seperti banyaknya bencana alam dan cuaca yang tidak

menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung, dan

gunung meletus. Hal tersebut selain membahayakan kehidupan manusia,

bencana ini pun akan merusak lingkungan.5 Sementara yang non alami adalah

pencemaran lingkungan seperti membuang sampah sembarangan .6

Masalah lingkungan sebenarnya bukan merupakan hal yang baru,

masalah ini sudah ada sejak beberapa masa yang lalu. Dalam buku Mukhlis

Akhadi yang berjudul Ekologi Energi, yang menimbulkan masalah terhadap

lingkungan adalah besarnya laju pertambahan penduduk di muka bumi.7

Dengan bertambahnya penduduk, telah memicu peningkatan kebutuhan dasar

manusia seperti sandang, pangan dan papan. Adanya kebutuhan manusia

tersebut telah menjadikan peningkatan jumlah limbah yang kemudian

dilepaskan ke lingkungan sehingga menjadi pencemaran. Dikutip dari berita

online liputan6 tahun 2019, pencemaran terjadi menyebabkan kerusakan

lingkungan di Karawang terjadi akibat bocornya pipa minyak Pertamina,

the Education of Young Children (NAEYC), YC Young Children , Vol. 68, No. 4 (September

2013). 4 Mulyanto, Ilmu Lingkungan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 1

5 Chay Asdak, Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Jalan Menuju Pembangunan

Berkelanjutan), (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2012), h. 2 6 Ibid, h. 2

7 Mukhlis Akhadi, Ekologi Energi (Mengenal Dampak Lingkungan dalam Pemanfaatan

Sumber-sumber Energi), (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 59

Page 16: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

3

puluhan penyu mati karena memakan limbah plastik, dan kebakaran hutan

pinus di Tana Toraja karena puntung rokok. Berita tersebut adalah contoh

dari kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh manusia.

Masalah yang terjadi dari kerusakan lingkungan yang tercemar adalah

akibat dari kurangnya kesadaran manusia dalam memelihara lingkungan,

ketidakpedulian, dan kurangnya pemahaman tentang pelestarian lingkungan

sekitar, yang mengkibatkan dampak lingkungan yang kurang baik terhadap

kehidupan. Sebagaimana penjelasan dalam Al-Qur’an surat Ar-Rum ayat 41:

Artinya : “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan

karena perbuatan manusia. Allah menghendaki agar mereka merasakan

sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan

yang benar)”.

Dikutip dari The International Journal of Early Childhood

Environmental Education bahwa pengembangan kesadaran lingkungan

semakin penting untuk terus disosialisasikan kepada semua elemen

masyarakat yang memiliki tanggung jawab dalam mempertahankan dan

melestarikan lingkungan demi keberlanjutan yang relevan dengan alam.8

Dalam hal ini, perlu adanya sosialisasi dan bimbingan di masyarakat

khususnya di sekolah tentang kepedulian lingkungan, agar anak sekolah

memiliki kesadaran akan pentingnya aspek lingkungan dalam

mengembangkan kehidupan saat ini untuk masa depan.

Sekolah berperan memfasilitasi siswanya untuk bisa menjaga

lingkungannya. Sebagai contoh sederhana, siswa tidak membuang sampah

sembarangan, membuat tanaman hidroponik serta tidak merusak tumbuhan.

8 The International Journal of Early Childhood Environmental Education, 4(1), p. 37

Outdoor explorations with preschoolers: An observational study of young children’s developing

relationship with the natural world.

Page 17: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

4

Dengan demikian, sekolah harus menyediakan guru yang terampil akan

pencegahan dampak lingkungan.

Menurut Lang, guru harus mempersiapkan siswa untuk belajar mengenal

lingkungan dan menggali lebih dalam. Selanjutnya ia berpendapat bahwa

belajar mengenal lingkungan mengharuskan siswa untuk mengembangkan

kemampuan dalam melihat, menginterpretasi, memecahkan masalah dan

membangun teori, serta pelaporan dalam mengambil tindakan atas informasi

yang dihasilkan dari belajar.9 Pendidikan lingkungan hidup yang ditanamkan

diharapkan dapat mengembangkan sikap positif terhadap kelestarian

lingkungan. Pengenalan alam sekitar melalui pendidikan lingkungan sejak

dini kepada anak merupakan langkah awal bagi anak dalam menghargai

lingkungan.

Aktivitas kehidupan anak tidak bisa terlepas dari lingkungan yang ada di

sekitarnya yaitu lingkungan alam dan lingkungan sosial. Lingkungan alam

adalah tempat di mana kita menghirup udara segar, mendengar burung

berkicau di pagi hari, dan sebagainya. Sedangkan, lingkungan sosial kita

dapat berinteraksi antar sesama manusia, bermain dan belajar bersama teman,

menjaga kesehatan, dan lain sebagainya. Sikap peduli pada lingkungan adalah

sikap dan tindakan yang berupaya mencegah kerusakan atau

ketidaknyamanan pada lingkungan di sekitarnya serta mengembangkan

upaya-upaya untuk memperbaiki ketidaknyamanan pada lingkungan yang

sudah terjadi.10

Ada beberapa penelitian mengenai pengembangan kesadaran lingkungan

pada anak dan bagaimana strategi pengembangannya. Misalnya penelitian

yang dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) ditemukan bahwa sekolah

tersebut telah menetapkan dan menerapkan kebijakan yang mendukung

dilaksanakannya kegiatan pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga

9 Heny Djoehaeni, Model Pembelajaran pendidikan Lingkungan Hidup Pada Pendidikan

Anak Usia Dini, Edutech, Tahun 13, Vol 1, No.1, Februari 2014. 10

http://anggunpaud.kemdikbud.go.id/index.php/berita/index/20170509040028/Yuk-

Ajak-Anak-Peduli-Lingkungan, diakses pada 21 Februari 2019.

Page 18: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

5

sekolah sesuai dengan komponen adiwiyata.11

Selanjutnya, penelitian lain

dilakukan di SMP yang mengintegrasikan Pendidikan kesadaran lingkungan

dalam pembelajaran IPS dengan cara mengkaji standar isi pembelajaran IPS

di SMP yang dikeluarkan Badan Standar Nasional Pendidikan dan Kurikulum

KTSP dan Kurikulum 2013 dikaitkan dengan pendidikan lingkungan hidup

dengan konsep Pendidikan Kependudukan Lingkungan Hidup (PKLH).12

Demikian pula, penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 1 Baruga

Kendari telah melaksanakan pembentukan karakter peduli lingkungan dengan

bentuk kegiatan atau program yang dilakukan meliputi integrasi dalam

kegiatan pembelajaran melalui pendekatan tematik, melalui program

ekstrakulikuler yang berbasis pengelolaan lingkungan dan sosialisasi

pendidikan lingkungan melalui pesan teks yang disampaikan kepada siswa

menegaskan tentang kewajiban untuk memelihara dan menjaga lingkungan.13

Berikutnya, sudah ada penelitian mengenai pendidikan lingkungan di

Taman Kanak-kanak (TK), namun belum ditemukan penelitian mengenai

strategi sekolah ataupun guru yang spesifik membahas mengenai Pendidikan

kesadaran lingkungan di TK sehingga menjadi perhatian tersendiri bagi

peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.

Berdasarkan hasil observasi awal di beberapa TK daerah Ciputat masih

banyak anak usia dini yang belum mengetahui bagaimana pentingnya

kesadaran lingkungan dan kurangnya pendidik yang terampil dalam

menerapkan sikap kesadaran lingkungan pada anak di sekolah. Selain itu,

sangat disayangkan sekali masih belum ada pedoman yang bisa menjadi

acuan bagi guru dalam melaksanakan pendidikan lingkungan hidup pada

jenjang pendidikan anak usia dini, padahal pendidikan anak usia dini

11

Ellen Landriany, Implementasi Kebijakan Adiwityata Dalam Upaya Mewujudkan

Pendidikan Lingkungan Hidup di SMA Kota Malang, Jurnal Kebijakan dan Pengembangan

Pendidikan Volume 2, Nomor 1, Januari 2014; 82-88 ISSN: 2337 – 7623; EISSN: 2337 - 7615 12

Moh B, Ali Sya’ban, Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL), Vol. 2, No. 1,

Januari 2018:32-44 ISSN P: 2579 – 8499; E: 2579 - 8510 13

J Jufri, Jumarddin La Fual dan Ratna Umi Nurlila, Pendidikan Lingkungan Di Sekolah

Dasar Negeri 1 Baruga Kota Kendari, Jurnal Al-Ta’dib Vol. 11 No.2, Juli-Desember 2018

Page 19: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

6

dipandang sebagai tempat yang tepat untuk memulai belajar tentang

lingkungan.

Walaupun demikian, di sekolah TK Islam berbasis alam, yaitu sekolah

Alam Bintaro yang memiliki Visi “Menjadi Sekolah Pencetak Pemimpin

Yang Berkarakter Rabbani Dengan Mengambangkan Metode Pendidikan

terbaik yang Bersandarkan pada Alam dan Potensial” tampaknya

menunjukkan hal tersebut. Selain itu, misi Sekolah Alam Bintaro yaitu

“Mengembangkan Komunitas Yang Cinta dan Peduli Akan Konservasi Alam

dan Lingkungan Hidup” juga mengindikasikan pentingnya pengembangan

kesadaran lingkungan bagi anak usia dini.

Sekolah Alam Bintaro sendiri menjadi salah satu sekolah yang

mengklaim sudah menerapkan sikap kesadaran lingkungan pada anak karena

konsep pendidikan mereka yang lebih fokus kepada lingkungan. Hal ini juga

berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal dengan kepala sekolah pada

tanggal 4-8 Maret 2019 tampaknya sekolah dan guru KBTK Sekolah Alam

Bintaro sudah menerapkan sikap kesadaran lingkungan pada anak dengan

cara membuat peraturan untuk tidak membuang sampah sembarangan,

memberikan fasilitas akan kebersihan lingkungan, cara bercocok tanam agar

lingkungan selalu terlihat segar, mengenalkan cara menghemat dalam

penggunaan air, serta memilah limbah organik dan anorganik. Untuk

pelaksanaannya tentu perlu strategi yang sesuai dengan perkembangan anak

usia dini. Karenanya, untuk mengetahui lebih dalam bagaimana

mengembangkan kesadaran lingkungan kepada anak dengan menggunakan

strategi dari sekolah dan guru dan bagaimana pelaksanaan strategi secara jelas

dilakukan untuk pengembangan kesadaran lingkungan dapat berjalan secara

efektif, maka dari itu peneliti tertarik untuk melihat lebih jauh bagaimana

strategi-strategi yang dilakukan sehingga mampu mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan pada anak usia dini dengan melakukan penelitian di

sekolah tersebut yang berjudul “Strategi Pengembangan Sikap Kesadaran

Lingkungan Pada Anak Usia Dini di KBTK Sekolah Alam Bintaro Tahun

ajaran 2019-2020”.

Page 20: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka dapat

diidentifikasikan masalah yang ada, sebagai berikut :

1. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.

2. Pengembangan kesadaran lingkungan pada anak usia dini masih kurang

maksimal.

3. Kurangnya pendidik yang terampil dalam mengajarkan sikap kesadaran

lingkungan pada anak usia dini.

4. Belum banyak sekolah yang memiliki program Pendidikan lingkungan

yang terstandar untuk anak usia dini di PAUD.

C. Pembatasan Masalah

Dari berbagai masalah yang ada, maka perlu diadakan pembatasan

masalah untuk lebih mendalam. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi

masalah di atas maka pembatasan masalah adalah :

1. Strategi sekolah dan guru dalam mengembangkan sikap kesadaran

lingkungan pada anak usia dini di KBTK Sekolah Alam Bintaro Tahun

2019.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka latar belakang masalah, identifikasi

masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

perumusan masalahnya adalah :

1. Bagaimana strategi sekolah dan guru dalam mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan pada anak usia dini di KBTK Sekolah Alam

Bintaro?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan pada anak usia dini di KBTK Sekolah Alam

Bintaro?

Page 21: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

8

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui strategi sekolah dan guru dalam pengembangan sikap

kesadaran lingkungan pada anak usia dini di KBTK Sekolah Alam

Bintaro.

2. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam strategi

pengembangan sikap kesadaran lingkungan pada anak usia dini di KBTK

Sekolah Alam Bintaro.

F. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu kegunaan secara

teoritis dan praktis.

1. Teoritik

a. Bagi lembaga pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontibusi pemikiran pengetahuan, informasi, dan referensi berupa karya

ilmiah.

b. Bagi pengembangan ilmu, penelitian ini dapat memberikan informasi

tentang pelaksanaan dan hasil pengembangan kesadaran lingkungan

sosial anak sehingga dapat menjadi rujukan penelitian selanjutnya.

2. Praktis

a. Bagi guru, penelitian ini dapat membantu mengembangkan kesadaran

lingkungan anak dengan cara yang lebih menyenangkan serta nyata

sehingga dapat berguna sebagai bahan evaluasi demi keberhasilan di

masa mendatang.

b. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan oleh

sekolah-sekolah untuk menyelenggarakan pembelajaran kesadaran

lingkungan pada anak usia dini.

Page 22: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pengertian Strategi

Menurut Amin Wijaya Tunggal dalam M. Najib, strategi adalah

program yang luas untuk mendefinisikan dan mencapai tujuan usaha

organisasi. Strategi juga dapat diartikan sebagai tanggapan organisasi

terhadap lingkungannya sepanjang waktu.1 Sedangkan menurut Anthony,

Parrewe dan Kacmar dalam M. Najib, strategi dapat didefinisikan sebagai

formulasi misi dan tujuan organisasi, termasuk di dalamnya adalah rencana

aksi (action plans) untuk mencapai tujuan tersebut dengan secara eksplisit

mempertimbangkan kondisi persaingan dan pengaruh-pengaruh kekuatan

di luar organisasi yang langsung atau tidak berpengaruh terhadap

kelangsungan organisasi.2

Selanjutnya James Brian Quinn dalam M. Najib, mengartikan strategi

sebagai pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan pokok, kebijakan,

dan rangkaian tindakan suatu organisasi ke dalam satu kesatuan yang

kohesif (melekat antara satu dengan yang lainnya/terpadu). Sedangkan

Steiner dan Miner mengemukakan bahwa strategi mengacu pada formulasi

misi, tujuan, dan dasar organisasi, strategi-strategi program dan kebijakan

untuk mencapainya serta metode yang diperlukan untuk memastikan

bahwa strategi yang diimplementasikan untuk mencapai tujuan-tujuan

organisasi. Kemudian Porter dalam Yosal iriantara, mengartikan strategi

sebagai formula berbasis luas mengenai cara bisnis bersaing, tujuan apa

yang ingin dicapai, dan kebijakan apa yang diperlukan untuk mencapai

tujuan tersebut.3

1 M. Najib, dkk, Manajemen Strategi Pendidikan Karakter Bagi Anak Usia Dini

(Yogyakarta: Gava Media,2016), h. 15 2 Ibid, h. 16

3 Yosal Iriantara, Manajemen Strategis Public relations (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004),

h. 12

Page 23: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

10

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan strategi adalah suatu

cara yang dilakukan oleh suatu organisasi untuk mencapai sasaran atau

tujuan yang efektif, efisien, dan untuk menghadapi hambatan yang datang

dari luar. Strategi sangat dibutuhkan untuk pencapaian visi dan misi yang

sudah diterapkan oleh suatu organisasi, maupun untuk pencapaian sasaran

atau tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang

yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Pengertian Sikap

Menurut Randi dalam Saifudin Azwar, sikap merupakan sebuah

evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri atau orang

lain atas reaksi atau respon terhadap stimulus (objek) yang menimbulkan

perasaan yang disertai sengan tindakan yang sesuai dengan objeknya.

Sedangkan menurut Secord dan Backman dalam Saifudin Azwar, sikap

adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran

(kognitif), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu

aspek di lingkungan sekitarnya.4

Selanjutnya menurut Sarwono dalam Nurul Mahmudah, sikap dapat

didefinisikan kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu

terhadap hal-hal tertentu. Sikap ini dapat bersifat positif dan negatif.

Dalam sikap positif, kecenderungan tindakan adalah mendekati,

menyenangi, mengharapkan objek tertentu. Sedangkan dalam sikap positif

berupa sikap membenci, tidak menyukai objek tertentu.5

Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan, sikap merupakan

perasaan, keyakinan dan kecenderungan perilaku yang relatif menetap. Hal

ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Sikap mungkin

dihasilkan dari perilaku tetapi sikap tidak sama dengan perilaku.

4 Saifudin Azwar, Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya), (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2011), h. 5 5 Nurul Mahmudah, Sikap Santri Terhadap Masyarakat, skripsi Universitas

Muhammadiyah Purwokerto 2016.

Page 24: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

11

3. Kesadaran Lingkungan

a. Pengertian Kesadaran

Menurut Husserl dalam Amos Neolaka, kesadaran adalah pikiran

sadar (pengetahuan) yang mengatur akal, hidup yang sadar, bagian dari

sikap atau perilaku. Pikiran inilah yang mengunggah jiwa untuk

membuat pilihan baik atau buruk. Poedjawijatna, menyatakan bahwa

kesadaran ialah pengetahuan, sadar dan tahu, yaitu mengetahui atau

sadar tentang keadaan tergugahnya jiwa terhadap sesuatu. Karena

kesadaran merupakan bagian dari sikap atau perilaku.6 Kesadaran

merupakan pondasi hampir semua unsur kecerdasan emosional, langkah

awal yang penting untuk memahami diri sendiri dan untuk berubah.

Sudah jelas bahwa seseorang tidak mungkin bisa mengendalikan

sesuatu yang tidak ia ketahui.7

Selanjutnya, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

kesadaran adalah keinsafan, keadaan mengerti dan hal yang dirasakan

atau dialami oleh seseorang. Secara harfiah, kesadaran sama artinya

dengan mawas diri (awareness).8 Kesadaran juga bisa diartikan sebagai

kondisi dimana seorang individu memiliki kendali penuh terhadap

stimulus internal maupun stimulus eksternal, hal tersebut juga

merupakan sesuatu yang dirasakan atau dialami oleh seseorang. Dalam

kamus Cambridge, awareness is knowledge that something exist or

understanding of a situation or subject at present time. Kesadaran

merupakan kemampuan individu mengadakan hubungan dengan

lingkungannya serta dengan dirinya sendiri (melalui panca indera) dan

mengadakan pembatasan terhadap lingkungannya serta terhadap dirinya

sendiri (melalui perhatian). Alam sadar adalah alam yang berisi hasil-

hasil pengamatan kita kepada dunia luar.9

6 Amos Neolaka, Kesadaran Lingkungan, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2008), h. 19

7 Steven J. Stein, and Book, Howard E, Ledakan EQ : 15 Prinsip Dasar Kecerdasan

Emosional Meraih Sukses, h. 75 8 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan

Nasional (Jakarta : Balai Pustaka, 2007), h. 975 9 Amos Neolaka, Kesadaran Lingkungan, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2008), h. 23

Page 25: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

12

Dari beberapa pengertian yang ada, dapat disimpulkan bahwa

kesadaran adalah kondisi seseorang yang memiliki sifat mawas diri

disertai degan pengetahuan dan akal pikiran yang sehat. Dengan

demikian, pemikiran yang secara samar-samar dapat disadari oleh

individu sehingga akhirnya perhatiannya terpusat pada sikap dan

perilakunya.

b. Pengertian Lingkungan

Menurut Juli Soemirat dalam Myrnawati, lingkungan adalah segala

sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik berupa benda hidup, benda

mati, benda nyata maupun abstrak termasuk suasana yang terbentuk

karena interaksi di antara elemen-elemen tersebut.10

Dengan demikian,

lingkungan dapat dikatakan semua jumlah benda dan kondisi yang ada

dalam ruang yang kita tempati dan dapat mempengaruhi kehidupan

kita.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009

Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah

“Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk

hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk

lainnya”.11

Dengan demikian, lingkungan adalah segala benda, daya,

kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruang yang kita

tempati dan mempunyai hal-hal yang hidup termasuk kehidupan

manusia.

Rio Rachwantono dalam Amos Neolaka, mengatakan bahwa

lingkungan hidup adalah gabungan dari faktor-faktor fisik, kimiawi,

hayati dan sosial yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup serta

kesejahteraan manusia. Sedangkan menurut Soemarwoto, lingkungan

10

Myrnawati, Kesehatan Lingkungan, (Jakarta: Universitas Yasri, 2004), h. 2-3 11

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009, Tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Page 26: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

13

hidup adalah segala sesuatu benda hidup atau tidak hidup, dan hal-hal

lain yang ada di lingkungan hidup manusia.12

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

lingkungan adalah suatu tempat yang ada di bumi dan diisi oleh

manusia, hewan, tumbuhan, dengan kata lain lingkungan dapat berupa

benda hidup atau mati yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia.

Perlu adanya pemahaman yang seimbang tentang prinsip dan konsep

dasar serta keterkaitan antara ekonomi, ekologi, dan geografi untuk

mewujudkan lingkungan yang selaras.

c. Kesadaran Lingkungan

Kesadaran lingkungan menurut Emil Salim dalam Amos Neolaka

adalah upaya untuk menumbuhkan kesadaran agar tidak haya tahu

tentang sampah, pencemaran, penghijauan, dan perlindungan satwa

langka, tetapi harus lebih dari itu. Membangkitkan kesadaran

lingkungan manusia Indonesia khususnya pemuda masa kini, agar

mencintai tanah air serta membangun tanah air Indonesia yang adil,

makmur, serta utuh dan lestari. Sadar akan lingkungan juga mendorong

pribadi manusia untuk hidup serasi dengan alam, dengan begitu

menumbuhkan rasa religi dan mencintai pemberian Allah yang

sesungguhnya melalui alam dan isi bumi ini.13

Kesadaran lingkungan dalam menunjang kualitas hidup sangat

diperlukan demi terciptanya lingkungan yang harmonis dan lestari.

Kesadaran adalah tergugahnya jiwa terhadap sesuatu terhadap

lingkungan dan terlihat pada perilaku dan tindakan masing-masing

individu. Dengan demikian, kesadaran lingkungan merupakan syarat

mutlak bagi pengembangan lingkungan secara efektif. Artinya, tanpa

adanya kesadaran tentang lingkungan hidup bagi manusia maka tentu

12

Amos Neolaka, Kesadaran Lingkungan, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2008), h. 27 13

Ibid, h. 20

Page 27: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

14

pengembangan lingkungan kearah yang bermanfaat tidak akan

tercapai.14

Kesadaran lingkungan merupakan suatu kondisi psikologis dari

seseorang yang menyadari bahwa dalam berinteraksi dengan

lingkungan terdapat permasalahan yang harus diatasi. Pengetahuan

yang dimiliki oleh seseorang tentang pelestarian lingkungan akan

berguna dalam kesadaran lingkungan. Walaupun pengetahuan tentang

pelestarian lingkungan berasal dari sikap terhadap pelestarian

lingkungan. Tetapi hubungan yang terjadi merupakan suatu dinamika

tingkah laku.15

Dapat disimpulkan bahwa kesadaran lingkungan merupakan suatu

usaha yang dimiliki oleh individu dan melibatkan warga dalam

menumbuhkan dan membina agar dapat melestarikan lingkungan,

berdasarkan nilai dari pada lingkungan itu sendiri serta dapat hidup

secara damai dengan alam dan lingkungannya. Kesadaran akan

lingkungan tidak akan terjadi apabila tidak adanya nilai-nilai peduli

pada lingkungan dalam dirinya yang dapat membangkitkan kesadaran

seseorang pada lingkungannya. Dengan demikian, tingkat kesadaran

seseorang dengan nilai-nilai yang dapat diyakini tersebut memiliki

peran tersendiri dalam membentuk tingkah laku pelestarian lingkungan.

d. Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Lingkungan

Faktor yang mempengaruhi sikap kesadaran lingkungan pada anak

adalah sekolah, orangtua, guru, dan teman sebaya. Anak-anak memiliki

sikap yang sama dengan orangtua, guru, dan teman sebaya. Semakin

besar tingkat kesadaran yang dicontohkan dari orang-orang terdekatnya,

14

Ikbal, Kesadaran Lingkungan Hidup Para Paccelayya di Lingkungan Pallengu

Kelurahan Pallengu Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. Universitas Negeri Makassar,

2015. 15

Zulrizka Iskandar, Psikologi Lingkungan (Metode dan Aplikasi), (Bandung: PT Refika

Aditama, 2013), h. 219

Page 28: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

15

semakin besar pula dampak pembentukan sikap kesadaran lingkungan

pada anak.16

Adapun faktor lain sebagai berikut :

1) Faktor Ketidaktahuan

Ketidaktahuan pada lingkungan hidup menjadi salah satu faktor

yang mempengaruhi kesadaran lingkungan. Manusia tidak hanya

memiliki pengetahuan, melainkan mampu menalar, artinya dapat

berpikir secara logis, kritis, dan analitis. Kemampuan menalar

manusia menyebabkan mereka mampu mengetahui dan

mengembangkan kemampuannya.17

Seperti yang diketahui kebanyakan penduduk Indonesia memiliki

pengetahuan lingkungan hidup tetapi seperti tidak memiliki

pengetahuan lingkungan hidup tersebut, dapat dilihat dari perkataan

dan perbuatan yang tidak sama. Hal tersebut jelas bahwa faktor

ketidaktahuan terhadap lingkungan menjadi faktor yang

mempengaruhi kesadaran lingkungan. Seseorang yang tahu akan arti

pentingnya lingkungan sehat bagi makhluk hidup, maka orang

tersebut akan senantiasa menjaga dan memelihara lingkungan.

2) Faktor Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan ketidakmampuan untuk mengetahui

kebutuhan hidup minimum. Masalah lingkungan hidup timbul akibat

ketidakseimbangan antara jumlah penduduk yang besar dengan

sumber daya alam yang semakin berkurang.18

Berdasarkan hasil dari

Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk miskin di Indonesia

mencapai 9,41 %.19

16

Aycan, dan Ersa Omeroglu, An Examination OfThe Relationship Between Pre-School

Children’s and Their Teachers’ Attitudes and Awareness toward the Environment, Journal Of

Education and Learning; Vol. 7, No. 2, 2018. 17

Amos Neolaka, Kesadaran Lingkungan, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2008), h. 43 18

Ibid, h. 46 19

Berita Resmi Badan Pusat Statistik https://www.bps.go.id/pressrelease.html, diakses

pada 23 Mei 2019

Page 29: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

16

Kemiskinan membuat orang tidak peduli dengan lingkungan.

Dalam keadaan miskin, sulit sekali berbicara tentang kesadaran

lingkungan, yang dipikirkan hanya cara mengatasi kesulitannya,

sehingga pemikiran tentang pengelolaan lingkungan menjadi

terabaikan.

3) Faktor Kemanusiaan

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang diberikan akal,

pikiran, hati dan nurani. Perilaku manusia di kendalikan oleh akal

pikirannya, berbeda dengan hewan yang tidak berakal. Untuk

menyelamatkan lingkungan hidup manusia itu sendiri yang

mengelolanya.

Manusia adalah bagian dari alam atau pengatur alam. Pengatur

atau penguasa disni diartikan bahwa manusia memiliki sifat serakah,

yaitu sifat yang menganggap semua untuk dirinya dan

keturunannya.20

Adanya sifat dasar manusia yang ingin berkuasa

maka manusia tersebut mengenyampingkan sifat peduli terhadap

sesama.

Banyak sekali sifat manusia, salah satunya menjadi perusak

lingkungan, seperti menebang pohon, membuang sampah

sembarangan, tidak menjaga kelestarian alam, dan lain sebagainya.

Hal tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi akan kesadaran

lingkungan.

4) Faktor Gaya Hidup

Perkembangan Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

berkembang secara pesat, hal ini tentunya berpengaruh terhadap

gaya hidup manusia. Perubahan gaya hidup dapat dikatakan hal

wajar apabila Iptek yang diserapnya memberikan perubahan ke arah

yang positif dan dapat diterima oleh lingkungan dimana individu itu

berada.21

20

Amos Neolaka, Kesadaran Lingkungan, (Jakarta : PT RINEKA CIPTA, 2008), h. 56 21

Ibid, h.62

Page 30: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

17

Gaya hidup yang mempengaruhi perilaku manusia untuk merusak

lingkungan adalah gaya hidup hedonisme (berfoya-foya),

materialistik (mengutamakan materi), sekularisme (mengutamakan

dunia), konsumerisme (hidup konsumtif), serta individualisme

(mementingkan diri sendiri). Gaya hidup mewah, mementingkan

materi, bersenang-senang, dan ingin mengikuti mode terakhir,

hingga menyebar ke desa-desa tentunya akan sangat merugikan atau

merusak lingkungan hidup. Salah satu cara untuk menyelamatkan

lingkungan hidup atau bumi kita, diperlukan adanya

individu/manusia yang bermoral tinggi dan mencintai

lingkungannya, memiliki nilai spiritual yang tinggi serta mencintai

agamanya.

5) Penduduk

Ehrich dan Holdren dalam Richard Stewart menekankan, bahwa

pertumbuhan penduduk dan penigkatan kekayaan memberikan

sumbangan penting terhadap penurunan kualitas lingkungan hidup.

Banyak tempat di Benua Afrika, Eropa, dan Asia telah terjadi

penggundulan hutan (deforestration), penggemmbalaan ternak besar-

besaran dan pertanian yang salah pada Zaman Pra Industri yang telah

mengakibatkan terjadinya erosi tanah. Pada akhirnya, erosi tanah ini

dapat mengakibatkan terjadinya gurun atau padang pasir.22

e. Pelestarian dan Perilaku Peduli Lingkungan

Pelestarian lingkungan mengandung dua pengertian, yaitu :

1) Yang dilestarikan adalah fungsi lingkungan hidup itu sendiri. Suatu

lingkungan bisa saja berubah karena adanya pembangunan, tetapi

fungsi lingkungan tetap dipertahankan.23

Contohnya adalah, kita

boleh saja membangun suatu bangunan dan menebang pohon, tetapi

22

Richard Stewart and James E Krier, Environmental Law and Policy, (New York : The

Bobbs Merril Co. Inc., Indianapolis, 1978). 23

Manik, Pengelolaan Lingkungan Hidup, (Jakarta : PRENADAMEDIA GROUP, 2016),

h. 15

Page 31: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

18

dalam perencanaan harus disediakan areal terbuka dan lokasi untuk

tanaman penghijauan.

2) Yang dilestarikan adalah lingkungan itu sendiri. Sebagai contoh

adalah keberadaan Hutan Lindung, Taman Nasional, dan cagar Alam

yang harus tetap dipertahankan (tidak boleh diganggu).24

Artinya,

kegiatan pembangunan tidak boleh dilakukan di lingkungan tersebut

karena fungsinya tidak mungkin dilestarikan dengan adanya kegiatan

pembangunan.

Aspek Psikologis Dalam Pelestarian Lingkungan :

1) Regulasi Diri

Regulasi diri pada dasarnya merupakan upaya mengatur dirinya

dalam menghadapi situasi lingkungannya. Regulasi diri dalam upaya

pelestarian lingkungan sangatlah penting. Pengaturan tingkah laku

karena adanya kebutuhan, pemikiran, dan perasaan yang muncul

untuk memustuskan apakah yang akan dilakukan untuk pelestarian

lingkungan. Dengan demikian, melalui proses regulasi diri atau

pengaturan diri tersebut, seseorang dapat memilih tindakan- tindakan

yang akan diambil berdasarkan proses internal (dalam dirinya).25

2) Dukungan Sosial

Dukungan sosial merupakan dukungan yang diberikan oleh

lingkungan sosial. Adanya dukungan sosial tersebut, akan

memperkuat terjadinya tingkah laku upaya pelestarian lingkungan.

Dukungan sosial tersebut akan lebih memperkuat keyakinan diri

seseorang dalam beringkah laku. Walaupun tingkah laku pelestarian

lingkungan dapat muncul tanpa adanya suatu dukungan sosial pada

dirinya. Tanpa adanya dukungan sosial, orang tersebut akan merasa

bekerja sendiri, dan akan menemukan berbagai hambatan yang

24

Ibid, h. 16 25

Zulrizka Iskandar, Psikologi Lingkungan (Metode dan Aplikasi), (Bandung : PT Refika

Aditama, 2013), h.221

Page 32: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

19

mungkin tidak perlu terjadi apabila dukungan sosial terhadap tingkah

laku pelestarian lingkungan diperolehnya.26

3) Kontrol Tingkah Laku

Upaya pelestarian lingkungan merupakan suatu proses

membutuhkan waktu yang tidak sebentar, sehingga perlu adanya

konsistensi dalam bertingkah laku melestarikan lingkungan. Untuk

menjaga konsistensi tingkah laku tersebut, diperlukan kendali dari

luar dirinya yang merupakan kontrol tingkah laku yang aktual.

Lingkungan dapat memberikan penghargaan dan sanksi terhadap

tingkah laku yang bertentangan dengan upaya pelestarian

lingkungan.27

Berikut upaya yang dilakukan oleh masyarakat dalam melestarikan

lingkungan28

:

1) Penanaman kembali hutan yang gundul.

2) Pencegahan terhadap buang sampah dan limbah di sembarang

tempat.

3) Pemberian sanksi ketat terhadap pelaku pencemar lingkungan.

4) Menghentikan ekploitasi sumberdaya alam secara berlebihan.

5) Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian

tanah, air, udara, dan lingkungan.

Menurut Kementerian Pendidikan Nasional, indikator sikap peduli

lingkungan siswa dapat ditunjukkan dengan kebersihan, keindahan, dan

pemeliharaan lingkungan sekolah. Hal tersebut diwujudkan dengan

kepedulian terhadap kebersihan kelas, kepedulian terhadap lingkungan

26

Ibid, h. 222 27

Op.cit, h 223 28

Abdul Karim, Mengembangkan Kesadaran Melestarikan Lingkungan Hidup Berbasis

Humanisme Pendidikan Agama, STAIN Kudus, Vol. 12, No. 2, Agustus 2017.

Page 33: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

20

sekolah, kepedulian terhadap pengelolaan sampah, keikutsertaan dalam

kegiatan aksi lingkungan.29

4. Strategi Pengembangan Sikap Kesadaran Lingkungan

Masalah lingkungan tidak hanya berhubungan dengan mata pelajaran

biologi, tetapi dapat pula terkait dengan mata pelajaran lainnya. Isi materi

lingkungan adalah interdisiplin. Penyampaian materi tentang lingkungan

tidak hanya diberikan di dalam kelas, dan sebaiknya tidak hanya

diserahkan pada satu atau dua guru. Idealnya, semua guru yang berada di

sekolah tersebut dapat memberikan materi tentang masalah lingkungan.

Penyampaian materi lingkungan dapat dilakukan dalam tingkah laku setiap

hari, dan yang terpenting adalah nilai-nilai lingkungan. Materi lingkungan

diharapkan dapat disampaikan dengan menarik. Apabila siswa lebih peduli

terhadap lingkungan, maka sikap peduli lingkungan merupakan suatu

indikasi yang baik dalam perubahan tingkah lakunya.30

Penyampaian materi dapat diberikan sejak anak-anak tersebut berada

di taman kanak-kanak (TK). Anak-anak sambil bermain dapat diajak

mengenal tentang tumbuhan atau hewan. Demikian pula dengan masalah

lingkungan lain, seperti masalah sampah. Idealnya setiap sekolah

mempunyai alat peraga yang baik, atau film tentang masalah lingkungan.

Pengetahuan dan nilai-nilai mengenai lingkungan dapat dikenalkan kepada

anak-anak. Apabila terjadi persamaan nilai yang diberikan di sekolah dan

di rumah (orang tua), maka keyakinan anak tentang nilai-nilai tersebut

akan semakin tertanam dengan kuat.31

Strategi pengembangan sikap

kesadaran lingkungan pada anak usia dini yaitu suatu sikap yang perlu

ditingkatkan dan dimiliki oleh anak agar anak sadar akan lingkungannya,

untuk meningkatkan sikap kesadaran lingkungan seorang pendidik harus

29

Kementerian Pendidikan Nasional, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter

Bangsa, Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat

Kurikulum, 2010. 30

Nova Purwanto, Perilaku sadar Lingkungan Pemukim Bantaran Sungai Jelai,

Kabupaten Sukamara, Jurnal Pengembangan Wilayah dan Kota, Vol 14, No. 1, 2018. 31

Op.Cit, h.209

Page 34: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

21

memiliki cara agar berkembangnya kesadaran lingkungan pada anak

seperti di sekolah membuat kegiatan 3R (reduce, reuse, reycle), dan di

rumah lebih menghemat menggunakan air dan listrik.

5. Aspek dalam Mengembangkan Sikap Kesadaran Lingkungan Pada

Anak

Pendidikan lingkungan menjadi penting dalam mengembangkan sikap

dan kesadaran anak-anak terhadap lingkungan, namun ada beberapa hal

yang perlu dipertimbangkan adalah memenuhi syarat pendidikan dengan

berbagai karakteristik yang diterapkan, sebagai berikut :

a. Mengenalkan Lingkungan Pada Anak

Memberikan pengetahuan tentang lingkungan pada anak sangatlah

penting, seperti masalah yang terjadi di lingkungan sekitar, bagaimana

cara berinteraksi dengan lingkungan, dan lain-lain. Dengan demikian,

anak dapat berpikir tentang lingkungannya serta dapat berinteraksi

dengan lingkungan secara beradab.32

b. Menanamkan Nilai dan Norma Sosial Terkait Dengan Lingkungan

Orangtua dan guru sebagai seseorang yang berarti (significant

person) bagi anak akan mempengaruhi perkembangan dirinya dalam

berinteraksi dengan lingkungan. Seorang anak dapat memilki sikap

kesadaran lingkungan karena pembelajaran yang ditanamkan oleh

orangtua dan guru sangatlah baik.33

Contoh dalam penanaman nilai tentang sikap kesadaran lingkungan

adalah dengan membiasakan menjaga kebersihan lingkungan dan

kebersihan diri sendiri. Sejak kecil anak diberikan pelajaran bagaimana

menjaga kebersihan dengan cara membuang sampah pada tempatnya.

Dengan demikian, akan tertanam pada anak tentang nilai-nilai

kebersihan lingkungan. Anak tidak terbiasa dengan membuang sampah

32

Ibid, h. 211 33

Aycan, dan Ersa Omeroglu, An Examination Of The Relationship Between Pre-School

Children’s and Their Teachers’ Attitudes and Awareness toward the Environment, Journal Of

Education and Learning; Vol. 7, No. 2, 2018.

Page 35: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

22

tidak pada tempatnya,mereka akan mencari tempat sampah yang benar,

karena sudah mengetahui untung dan ruginya membuang sampah tidak

pada tempatnya.

c. Motivasi tentang Lingkungan

Motivasi yang merupakan elemen dari konatif atau tingkah laku,

akan muncul karena adanya stimulasi lingkungan yang menggugahnya

untuk menjadi kebutuhan yang harus dipenuhinya. Kebutuhan yang

harus dipenuhinya tersebut merupakan tujuan yang akan dicapai dengan

tingkah lakunya. Dengan demikian, motivasi muncul sebagai hasil

proses interaksi dengan lingkungannya. Apabila dalam interaksi dengan

lingkungannya yang memberikan stimulasi tidak dapat membangkitkan

kebutuhan, maka tujuan yang akan dicapai tidak terwujud.34

Guru berperan penting dalam memberikan motivasi tentang

lingkungan di sekolah. Sebagai contoh, dapat menerapkan sikap peduli

terhadap lingkungan dan melestarikan lingkungan dengan mengajak

anak untuk menanam tanaman hidroponik di sekolah.

6. Karakteristik Sekolah Yang Memiliki Sikap Kesadaran Lingkungan

Karakteristik yang dimiliki oleh sekolah dalam mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan sebagai berikut :

a. Memiliki Kurikulum Plus

Untuk mengembangkan sikap kesadaran lingkungan anak didiknya,

setidaknya sekolah harus memiliki 5 kurikulum di antaranya green

learning, green art dan creativity, green bussiness, green values, dan

green environment. Kelima kurikulum ini diberikan untuk menunjang

penanaman karakter yang ingin di capai sekolah. Karakter tersebut yaitu

aqidah islamiah, akhlaqul karimah, berpikir ilmiah, jiwa leadership,

enterpreneur dan peduli lingkungan.35

34

Op.cit, h. 213 35

Teguh Dwi Arianto, Karakteristik Perilaku Peduli Lingkungan Siswa SMP Alam Ar-

Ridho dan SMP Negeri 26 Semarang, 2016. Skripsi : Fakultas Ilmu Pendidikan.

Page 36: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

23

b. Kegiatan Belajar

Kegaitan Belajar menggunakan media potensi sumber daya

lingkungan. Aktivitas belajar dari pengalaman dengan melakukan

aktivitas utama dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

ditandai dengan pendidik yang punya karakter senang bereksperimen,

dan mempelajari hal-hal yang berkaitan dngan lingkungan.36

c. Sarana Fisik dan Lingkungan

Sarana fisik dan lingkungan meliputi aspek bersih. Bersih

mempunyai arti lingkungan sekolah dan sekitarnya harus bersih. Hal

tersebut diwujudkan dengan menjaga kebersihan lingkungan sekolah,

penyediaan air bersih, penyediaan saluran pembuangan air, dan

penyediaan tempat sampah. 37

7. Pendidikan Anak usia Dini

a. Hakikat Anak usia Dini

Anak usia dini menurut National Association for the Education

Young Children (NAEYC) merupakan anak yang berada pada usia nol

sampai delapan tahun (0-8 tahun). Pada masa tersebut merupakan

proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek rentang

kehidupan manusia. Proses pembelajaran terhadap anak harus

memerhatikan karakteristik yang dimiliki dalam tahap perkembangan

anak.38

Menurut Bacharuddin Musthafa, anak usia dini merupakan anak

yang berada pada rentang usia antara satu hingga lima tahun (1-5

tahun). Pengertian ini didasarkan pada batasan psikologi perkembangan

yang meliputi bayi (infancy atau babyhood) berusia 0-1 tahun, usia dini

36

Ibid 37

Khasanah, Faridhotul Uswatun, dkk, Upaya Meningkatkan Sikap Peduli Lingkungan

Melalui Kerja Kelompok pada Anak TK B Al-Huda Kerten Tahun Ajaran 2014/2015, Surakarta:

UNS, 2014. 38

Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini (Konsep dan Teori), (Jakarta : PT Bumi

Aksara, 2017), h. 1

Page 37: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

24

(early childhood) berusia 1-5 tahun, masa kanak-kanak akhir (late

childhood) berusia 6-12 tahun. 39

Berbeda dengan Bredekamp, membagi kelompok anak usia dini

menjadi tiga bagian yaitu kelompok usia bayi hingga dua tahun,

kelompok usia tiga hingga lima tahun, dan kelompok usia enam hingga

delapan tahun.40

Pembagian kelompk tersebut dapat mempengaruhi

kebijakan penerapan kurikulum dalam pendidikan dan pengasuhan

anak.

Lebih lanjut, anak usia dini menurut Subdirektorat Pendidikan Anak

Usia Dini di Indonesia bahwasannya anak usia dini berada pada rentang

usia nol sampai enam tahun (0-6 tahun), hingga mereka menyelesaikan

masa taman kanak-kanak. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak yang

masih dalam pengasuhan orang tua, anak-anak yang berada dalam

Taman Penitipan Anak (TPA), kelompok bermain (playgroup), dan

taman kanak-kanak (TK) merupakan cakupan definisi tersebut.41

Setiap anak memiliki sifat yang unik dan terlahir dengan potensi

yang berbeda-beda dengan memiliki kelebihan bakat dan minat sendiri-

sendiri. Seperti ada anak yang berbakat menyanyi, ada pula yang

berbakat menari, bermusik, berbahasa, dan melukis. Anak usia dini

mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik

maupun mental yang paling pesat. Pertumbuhan dan perkembangan

dimulai sejak pranatal, yaitu sejak dalam kandungan.42

Beberapa hal yang dimiliki pada anak usia dini adalah masa

eksplorasi, masa identifikasi/imitasi, masa peka, masa bermain, dan

masa membangkang tahap awal. Namun, disisi lain anak usia dini

berada pada masa kritis yaitu masa keemasan anak tidak akan terulang

39

Ibid, h.1 40

Martinis Yamin, Jamilah Sanan, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),

(Jakarta : Gaung Persada Press Jakarta, 2010), h. 3 41

Novi Mulyani, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta : Kalimedia,

2016), h. 7 42

Suyadi, Maulidya Ulfah, Konsep Dasar PAUD, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

2013), h. 16

Page 38: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

25

kembali pada masa-masa berikutnya jika potensinya tidak distimulasi

secara optimal dan maksimal pada usia dini tersebut. Dampak dari tidak

terstumulasi akan menghambat tahap perkembangan berikutnya. Setiap

anak dilahirkan dengan potensi yang berbeda-beda serta terwujud

karena interaksi yang dinamis antara individu yang unik dan adanya

pengaruh lingkungan. 43

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anak usia

dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun, sehingga

membutuhkan stimulasi yang sesuai dengan pertumbuhan dan

perkembangannya. Pada usia ini dapat dikatakan masa golden age bagi

anak, karena masing-masing anak memiliki keistimewaan yang dapat

dikembangakan seusai dengan minat dan bakatnya.

b. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada hakikatya ialah

pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi

pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau

menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak.44

Oleh karena itu, PAUD memberi kesempatan kepada anak untuk

mengembangkan kepribadian dan potensi secara maksimal. Hal tersebut

berarti lembaga PAUD perlu menyediakan berbagai kegiatan yang

dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan seperti kognitif,

bahasa, fisik motorik, sosial emosional, serta moral dan agama.

Mengacu pada Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan nasional

Nomor 20 tahun 2003 yaitu : “Anak Usia Dini merupakan suatu upaya

pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia

enam tahun yang dilakukan dengan pemberian rangsangan pendidikan

untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani

43

Dadan Suryana, Nenny Mahyudin, Dasar-dasar Pendidikan TK, (Tangerang Selatan :

Universitas Terbuka, 2014), h. 1.3 44

Suyadi, Maulidya Ulfah, Konsep Dasar PAUD, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

2013), h. 17

Page 39: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

26

agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih

lanjut”.45

Melalui PAUD, anak diharapkan dapat mengembangkan seluruh

potensi yang dimilikinya yang meliputi pengembangan moral dan

agama, fisik motorik, sosial emosiaonal, kognitif, bahasa, seni, dapat

menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan

perkembangan serta memiliki motivasi dan sikap belajar untuk

berkreasi.

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang paling

mendasar dan menempati kedudukan sebagai golden age dan sangat

strategis dalam pengembangan sumber daya manusia.46

Rentang

kehidupana anak usia dini dari lahir hingga usia enam tahun adalah usia

kritis juga strategis dalam proses pendidikan dan dapat mempengaruhi

proses serta hasil pendidikan seseorang selanjutnya. Artinya, dalam

periode ini merupakan periode yang paling kondusif untuk

menumbuhkembangkan berbagai kemampuan, kecerdasan, bakat,

kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan spiritual.

Pendidikan Anak Usia Dini mengacu pada Undang-undang

Sisdiknas Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 14. Disamping istilah pendidikan

anak usia dini, terdapat pula terminologi pengembangan anak usia dini,

yaitu upaya yang dilakukan oleh masyarkat dan atau pemerintah untuk

membantu mengembangakan potensi secara holistik, baik aspek

pendidikan, gizi, maupun kesehatan.47

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pendidikan yang

diselenggarakan dengan tujuan membantu dalam pertumbuhan dan

perkembangan anak baik jasmani dan rohani. Maksud dari jasmani dan

45

Maimunah Hasan, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), (Jogjakarta : DIVA Press,

2010), h. 15 46

Martinis Yamin, Jamilah Sanan, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),

(Jakarta : Gaung Persada Press Jakarta, 2010), h. 1 47

Ibid, h.16

Page 40: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

27

rohani anak adalah kepribadian anak dan berbagai kemampuan yang

dimiliki anak seperti kognitif, bahsa, fisik motorik, seni, serta moral dan

agama. Dalam hal ini dijelaskan bahwa untuk menumbuhkembangkan

jasmani dan rohani anak dibutuhkan seorang pendidik yang terampil

juga antusias terhadap tumbuh kembang anak.

c. Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memiliki fungsi utama yaitu

mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak yang meliputi

perkembangan kognitif, bahasa, fisik motorik (motorik kasar dan

halus), sosial dan emosional. PAUD berfungsi membina,

menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh potensi anak secara

optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai

dengan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk

memasuki pendidikan selanjutnya.48

Pendidik dapat menerapkan dan

mengarahkan pendidikan ramah kearah yang benar, dengan cara

mengasah kemampuan yang dimiliki anak didik agar kemampuan bisa

berkembang dengan baik dan pendidik juga harus bisa menjadi contoh

yang baik dalam berbagai hal, sebab hal tersebut dapat mempermudah

pembentukan watak dari anak didiknya.

d. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini

Secara umum tujuan Pendidikan Anak Usia Dini ialah memberikan

stimulasi atau rangsangan bagi perkembangan potensi anak agar

menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri,

percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan

bertanggung jawab.49

Dalam hal ini tujuan pendidikan anak usia dini

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta

48

Imam Musbikin, Buku Pintar PAUD (Dalam Perspektif Islam), (Jogjakarta : Laksana,

2010), h. 47 49

Suyadi, Maulidya Ulfah, Konsep Dasar PAUD, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

2013), h. 19

Page 41: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

28

peradaban bangsa bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

berbangsa dan bernegara serta berkembangnya potensi peserta didik

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa.

Menurut Solehudin, tujuan PAUD adalah memfasilitasi pertumbuhan

dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan

norma dan nilai-nilai kehidupan yang dianut.50

Oleh karena itu anak

diharapkan dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya,

juga aspek yang tidak boleh ditinggalkan adalah perkembangan rasa

beragama sebagai dasar-dasar akidah yang lurus sesuai dengan agama

yang dianutnya.

Adapun tujuan secara khusus sebagai berikut:

1) Anak mampu melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan

Tuhan dan mencintai sesama.

2) Anak mampu mengelola keterampilan tubuh termasuk gerakan-

gerakan yang mengontrol gerakan tubuh halus dan gerakan kasar

serta menerima rangsangan sensorik (panca indera).

3) Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif

dan dapat berkomunikasi secara efektif dan bermanfaat untuk

berpikir dan belajar.

4) Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan

masalah dan menemukan hubungan sebab akibat.

5) Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan

masyarakat dan menghargai keragaman sosial dan budaya serta

mampu mengembangkan konsep diri, sikap positif terhadap belajar,

kontrol diri dan rasa memiliki.

6) Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, birama, berbagai

bunyi, bertepuk tangan, serta menghargai hasil karya yang kreatif.51

50

Ibid, h. 19 51

Yuliani Nuraini Sujiono, Konsep dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta : PT

Indeks, 2003), h. 43

Page 42: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

29

e. Karakteristik Anak Usia Dini

Anak uisa dini memiliki karakteristik yang unik karena mereka

berada pada proses tumbuh kembang yang sangat pesat dan

fundamental bagi kehidupan berikutnya. Secara psikologis anak usia

dini memiliki karakteristik yang khas dan berbeda dengan anak yang

usianya di atas delapan tahun. Berikut karakteristik anak usia dini52

:

1) Anak Bersifat Egosentris

Pada umumnya anak masih bersifat egosentris, ia melihat dunia dari

sudut pandang dan kepentingannya sendiri. Hal itu bisa diamati

ketika anak saling berebut mainan, atau menangis ketika

menginginkan sesuatu namun tidak dipenuhi oleh orangtuanya.

2) Anak Memiliki Rasa Ingin Tahu

Anak berpandang bahwa dunia ini dipenuhi oleh hal-hal yang

menarik dan menakjubkan. Hal ini mendorong rasa ingin tahu

(curiosity) yang tinggi. Rasa ingin tahu anak sangatlah tinggi,

bervariasi, dan tergantung apa yang menarik perhatiannya.

3) Anak Bersifat Unik

Menurut Bredekamp, anak memiliki keunikan sendiri seperti dalam

gaya belajar, minat, dan latar belakang keluarga. Keunikan yang

dimiliki oleh masing-masing anak sesuai dengan bawaan, minat,

kemampuan dan latar belakang budaya serta kehidupan yang

berbeda satu sama lain.

4) Anak Memiliki Imajinasi dan Fantasi

Anak memiliki duni sendiri, berbeda dengan orang dewasa. Mereka

tertarik dengan hal-hal yang bersifat imajinatif sehingga mereka

kaya dengan fantasi. Kadang juga mereka bertanya tentang sesuatu

yang tidak dapat ditebak oleh orang dewasa, hal itu disebabkan oleh

imajinasi mereka yang luar biasa dan berkembang melebihi dari apa

yang dilihatnya.

52

Dadan Suryana, Nenny Mahyudin, Dasar-dasar Pendidikan TK, (Tangerang Selatan :

Universitas Terbuka, 2014), h. 1.8 – 1.10

Page 43: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

30

5) Anak Memiliki Daya Konsentrasi Pendek

Pada umumnya anak sulit untuk berkonsentrasi pada suatu kegiatan

dengan jangka waktu yang lama. Mereka selalu cepat mengalihkan

perhatian pada kegiatan lain, kecuali memang kegiatan tersebut,

selain menyenangkan juga bervariasi dan tidak membosankan.

Rentang konsentrasi anak usia lima tahun pada umumnya adalah

sepuluh menit untuk dapat duduk dan memperhatikan sesuatu secara

nyaman. Daya perhatian yang pendek membuat mereka masih sangat

sulit untuk duduk dan memperhatikan sesuatu untuk jangka waktu

yang lama. Pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan

pendekatan yang bervariasi dan menyenangkan, sehingga tidak

membuat anak terpaku di tempat dan menyimak dalam jangka waktu

yang lama.

8. Pendidikan Sikap Kesadaran Lingkungan Bagi Anak Usia Dini

Mulyana dalam Teguh Dwi Arianto berpendapat karakter peduli

lingkungan dapat ditanamkan melalui pendidikan lingkungan yang

disampaikan sekolah. Generasi muda sebagai aset pelaku pembangunan di

masa mendatang perlu mendapatkan prioritas utama dalam menerima

pendidikan lingkungan. Sangatlah strategis pembekalan pengetahuan

dasartentang lingkungan hidup dilakukan sejak dini melalui anak-anak

sekolah secara terprogram dan berkelanjutan, hingga pada saatnya akan

tercipta insan-insan pribadi bangsa yang utuh, memiliki kepribadian

menghargai dan melestarikan alam.53

Tiga komponen pendidikan karakter meliputi : 1) Moral Knowing

yaitu sebuah pemberian pemahaman kepada anak, 2) Moral Feeling yaitu

aspek emosi yang harus mampu dirasakan oleh seseorang untuk menjadi

manusia berkarakter, 3) Moral Action yaitu perbuatan atau tindakan moral

yang merupakan hasil dari dua komponen karakter lainnya, dan seharusnya

53

Teguh Dwi Arianto, Karakteristik Perilaku Peduli Lingkungan Siswa SMP Alam Ar-

Ridho dan SMP Negeri 26 Semarang, 2016. Skripsi : Fakultas Ilmu Pendidikan.

Page 44: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

31

dilakukan secara berulang-ulang. Ketiga komponen tersebut dapat

dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pendidikan lingkungan karena

dapat berperilaku peduli lingkungan diperlukan pengetahuan, wawasan,

serta pemahaman yang memadai tentang lingkungan (moral knowing). Hal

ini dilakukan untuk mendorong timbulnya sikap kesadaran tentang nilai-

nilai lingkungan (moral feeling), sehingga mampu mewujudkan kemauan

untuk berperilaku peduli lingkungan (moral action).54

Penanaman karakter peduli lingkungan dapat dilakukan melalui 3

bentuk kegiatan yaitu rutin sekolah, kegiatan spontan, dan keteladanan.

Kegiatan rutin sekolah dapat ditunjukkan dalam berberapa kegiatan seperti

pelaksanaan kegiatan jumat bersih/ kerja bakti, dan piket kebersihan kelas.

Kegiatan spontan dilaksanakan melalui pemberian sanksi kepada peserta

didik yang membuang sampah sembarangan. Kegiatan keteladanan dapat

ditunjukkan melalui keteladanan membuang sampah pada tempatnya.55

Pendidikan kesadaran lingkungan anak usia dini yaitu :

a. Pendidikan Kesadaran Lingkungan Dimulai Dari Rumah

Pendidikan pertama anak dimulai dari keluarga atau rumah. Anak

bisa peka terhadap lingkungan tergantung cara orangtua memberikan

konsep keteladanan pada anak. Hal yang dapat dilakukan orangtua pada

anak adalah membuang sampah pada tempatnya, menyirami tanaman,

dan tidak membuang-buang makanan/ makanan yang dimakan harus

habis.56

Dari hal-hal sederhana dan pengalaman ringan yang selalu dalam

bimbingan, akan tumbuh dan berkembang pada kepribadian anak yang

selalu sayang dan menyayangi di lingkungan keluarga baik dalam hal

kebersihan, tanaman, binatang piaraan.

54

Azzet, Akhmad Muhaimin, Urgensi Pendidikan Karakter Di Indonesia, (Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media, 2011), h. 124 55

Ibid, h. 126 56

Dwinita Yunus, Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk Anak Usia Dini, Jurnal Buletin

PAUD volume 10.

Page 45: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

32

b. Pendidikan di Sekolah

Peran pendidik dan atau orangtua adalah memandu dan

mamfasilitasi. Mengamati anak dan mendengarkan apa yang mereka

ucapkan saat mereka mempelajari tentang kesadaran lingkungan. Tidak

merendahkan kemampuan anak, jangan memaksakan anak untuk

melakukan kegiatan yang belum siap dilakukan anak tersebut. Dengan

sikap-sikap tersebut akan menumbuhkan pada diri anak secara alami

dan kesadaran terhadap lingkungannya akan kuat. Karena menemukan

sendiri untuk selalu menyayangi lingkungannya tanpa paksaan atau

tekanan. Pendidikan lingkungan di sekolah tidak harus dalam

pembelajaran tersendiri, namun materi lingkungan dapat disisipkan

dalam pembelajaran lain.57

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Tinjuan pustaka ini dimaksudkan untuk mengkaji hasil penelitian yang

relevan dengan penelitian. Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan di

antaranya yaitu:

Tabel 2.1

Penelitian Yang Relevan

No. Ringkasan dan Hasil Penelitian Persamaan dan Perbedaan

1. Setina, Marwati, R, M. Thamrin

(2014) “Peningkatan Perilaku Cinta

Lingkungan Pada Anak Usia 5-6

Tahun di Taman Kanak-Kanak

Yosi Kabupaten Melawi dengan

media taman hias”. 58

Persamaan :

‒ Meneliti usia yang sama, yaitu

5-6 tahun, tingkatan grade B

(Kelompok B) dan variabelnya

lingkungan.

57

Zulrizka Iskandar, Psikologi Lingkungan : Metode dan Aplikasi, (Bandung : PT Refika

Aditama, 2013), h.229 58

Skripsi Setina, Marmawi, R, M. Thamrin, Peningkatan perilaku Cinta Lingkungan

Pada Anak Usia 5-6 Tahun Melawi, Tahun 2014.

Page 46: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

33

Ringkasan :

Upaya untuk mencintai lingkungan

dengan cara menanam pohon taman

hias. Kegiatan berupa menanam,

memberikan pupuk, serta

menyirami tanaman secara teratur.

Hasil :

Kemampuan anak dalam menanam

taman hias mencapai 80% hal

tersebut dapat dikategorikan

berkembang sangat baik.

Metode Penelitian :

Penelitian Tindakan Kelas

Perbedaan :

‒ Lokasi sekolah

‒ Marwati menggunakan metode

Penelitian Tindakan Kelas

sedangkan peneliti

menggunakan metode

kualitatif deskriptif.

2. Abdulloh Hadziq (2012) “Integrasi

Agama dan Lingkungan Alam

dalam Pembelajaran Anak Usia

Dini (Studi Kasus di PAUD

Sekolah Alam Ungaran SAUNG

Semarang)”. 59

Ringkasan :

Pelaksanaan pembelajaran di

PAUD Sekolah Alam Ungaran

Semarang merupakan sebuah

konsep integrasi agama dan

lingkungan. Melaui pembelajaran

indoor dan outdoor, anak-anak

Persamaan :

‒ Dilakukan di sekolah yang

berbasis alam (Sekolah

Alam).

‒ Variabelnya lingkungan.

‒ Menggunakan metode

penelitian kualitatif

deskriptif studi kasus

Perbedaan :

‒ Lokasi penelitian

Abdulloh Hadziq di

Semarang, sedangkan

peneliti di Pondok Aren,

Tangerang Selatan.

59

Tesis Abdulloh Hadziq, Integrasi Agama dan Lingkungan Alam dalam Pembelajaran

Anak Usia Dini (Studi Kasus di PAUD Sekolah Alam Ungaran SAUNG Semarang), Tahun 2012.

Page 47: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

34

diberikan wawasan lingkungan

sejak dini dengan berdasarkan

agama secara kontekstual.

Hasil :

Konsep integrasi agama dan

lingkungan alam lebih cenderung

dimaknai sebagai pemanfaatan

alam sebagai media utama

pembelajaran. Metode

pembelajaran praktek langsung

lebih dominan dengan

memanfaatkan sumber daya sekitar

sekolah secara optimal dan

mengutamakan prinsip

keterpaduan, baik keterampilan

kurikulum maupun keterpaduan

pengelolaan. Hasil penerapan

konsep lingkungan dan agama

berjalan dengan efektif.

Metode Penelitian :

Kualitatif Studi Kasus

3. Dahlia (2014) “Pendidikan Anak

Usia Dini Berwawasan Lingkungan

dan Budi Pekerti di Jogja Green

School”. 60

Persamaan :

‒ Menggunakan metode

penelitian kualitatif

deskriptif.

60

Tesis Dahlia, Pendidikan Anak Usia Dini Berwawasan Lingkungan dan Budi Pekerti di

Jogja Green School, Tahun 2014. Diakses pada tanggal 6 Maret 2019, pukul 11.18

Page 48: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

35

Ringkasan :

Konsep pendidikan berwawasan

lingkungan dan budi pekerti

disesuaikan dengan lingkungan

yang terdekat dengan anak-anak.

Konsep ini mengajarkan bagaimana

anak mencintai lingkungan dan

mengamalkan nilai-nilai budi

pekerti yang baik dalam kehidupan

sehari-hari.

Hasil :

Penelitian ini berhasil serta

mendapatkan respon yang baik dari

masyarakat. Tujuannya mengajak

anak untuk mencintai lingkungan

dan mengamalkan nilai-nilai budi

pekerti yang baik dalam kehidupan

sehari-hari.

Metode Penelitian :

Kualitatif deskriptif

Perbedaan :

‒ Penelitian Dahlia untuk

semua usia PAUD (3-6

tahun) sedangkan peneliti

hanya fokus pada anak usia

5-6 tahun.

‒ Lokasi penelitian

4. Yulia P. Wulandari , Nur Sukma

Putri, Dea Farahdita (2019)

“Transformasi Peran PAUD

Sebagai Pendekatan Pengelolaan

Lingkungan Hidup Berbasis

Masyarakat. (Role Transformation

Of PAUD As Community Based

Persamaan :

‒ Variabelnya lingkungan.

Page 49: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

36

Environmental Management

Approach)”61

Ringkasan :

Lingkungan menjadi salah satu

sumber belajar yang dapat

dioptimalkan untuk pencapaian

proses dan hasil pendidikan yang

berkualitas bagi anak usia dini. Dari

usia dinilah dibangun karakter

kesadaran dan kepedulian terhadap

lingkungan sekitar. Pengelolaan

lingkungan berbasis masyarakat

sekaligus terintegrasi dengan dunia

pendidikan yang dimana pada

akhirnya tidak hanya anak yang

dapat belajar tetapi orangtua dan

lingkungan (komunitas) dapat

belajar serta mengimplementasikan

mendukung program pengelolaan

lingkungan dengan mengkaji model

transformasi PAUD sebagai model

pendekatan pengelolaan lingkungan

hidup berbasis masyarakat,

mengkaji inovasi-inovasi yang

dikembangkan pada PAUD Al

Firdaus, mengkaji faktor-faktor

Perbedaan :

‒ Lokasi penelitian

dilakukan di PAUD Al

Firdaus Desa Muktijaya

Kecamatan Cilamaya

Kulon Kabupaten

Karawang.

61

Yulia P. Wulandari, Nur Sukma Putri, Dea Farahdita, Transformasi Peran PAUD

Sebagai Pendekatan Pengelolaan Lingkungan Hidup Berbasis Masyarakat (Role Transformation

Of PAUD As Community Based Environmental Management Approach), Jurnal CARE, Jurnal

Resolusi Konflik, CSR, dan Pemberdayaan, September 2019, Vol.4 (1): 11-22, ISSN: 2528-0848,

e-ISSN: 2549-9483

Page 50: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

37

yang berpengaruh pada

keberhasilan transformasi PAUD,

dan mengkaji dampak yang

diberikan oleh PAUD Al Firdaus.

Hasil :

Keberadaan PAUD Al Firdaus telah

menjadi sebuah model transformasi

terhadap peran PAUD khususnya

dalam pendekatan pengelolaan

lingkungan hidup berbasis

masyarakat. Hal ini ditinjukkan

dengan empat hal yaitu 1) sasaran

yang tidak terbatas pada siswa dan

orangtua PAUD tetapi juga

komunitassekitar, 2)kurikulum

pembelajaran yang spesifik

berfokus pada kurikulum berbasis

sampah, 3) program terlaksana

melibatkan partisipasi komunitas,

4) kemitraan dengan melibatkan

pihak swasta yang memiliki misi

sejalan dalam pengelolaan

lingkungan hidup.

Dalam upaya memperkuat peran

PAUD, terdapat beberapa inovasi

yang dikembangkan antara lain

inovasi terkait sasaran PAUD yang

meliputi siswa belajar, orangtua

dan komunitas. Inovasi dalam

layanan pembelajaran PAUD

Page 51: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

38

meliputi kegiatan akreditasi PAUD,

penyusunan kurikulum berbasis

sampah, sekolah berbayar sampah,

sodaqoh sampah serta media

pembelajaran berbasis sampah.

Inovasi Layanan Sosialisasi,

Advokasi dan Edukasi Komunitas

Oleh PAUD berupa kegiatan

KOPPI, festival sampah, KRPL,

Green village dan Pelatihan

Pengelola dan Tutor PAUD sekitar.

Ada 5 faktor yang mempengaruhi

keberhasilan pembelajaran PAUD

meliputi dukungan Sumber Daya

Manusia, Sumber Daya Alam,

Sumber Daya Ekonomi, Sumber

Daya Sosial dan Sumber Daya

Infrastruktur.

Metode Penelitian :

Pengumpulan data primer

dilakukan melalui wawancara dan

Focus Group Discussion (FGD)

dengan pengelola PAUD Al

Firdaus. Wawancara dilakukan

dengan kuesioner secara terstruktur.

Pengumpulan data sekunder

dilakukan melalui studi literatur.

Page 52: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di KBTK Sekolah Alam Bintaro, Jalan Pondok

Pucung Raya No.88 Bintaro Sektor IX, Pondok Jaya, Kecamatan Pondok

Aren, Kabupaten Tangerang Selatan, Banten 15229. Penelitian berlangsung

dari bulan Januari - Desember 2019. Untuk lebih jelasnya berikut adalah tabel

jadwal penelitian, sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

No Deskripsi Tahun 2019-2020

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agt Sep Okt Nov Des Jan

1. Mengajukan

Judul Skripsi

2.

Bimbingan

dengan Dosen

Pembimbing

3. Observasi Ke

Sekolah

4. Mengerjakan

Proposal Skripsi

5. Seminar Proposal

Skripsi

6. Revisi Proposal

Skripsi

7. Penelitian Di

Sekolah

8. Mengerjakan

BAB IV dan V

9.

Tahap Akhir

Mengerjakan

Skripsi

10. Sidang Skripsi

Page 53: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

40

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Pada

prinsipnya seorang peneliti dapat meneragkan, mendeskripsikan,

menggambarkan suatu fenomena, suatu kejadian atau peristiwa interaksi

sosial dalam masyarakat untuk mencari dan menemukan makna dalam

konteks yang sesungguhnya sesuai dengan apa yang dilihat dan di dengar di

lingkungan penelitian. Pendekatan kualitiatif disebut sebagai “Naturalistik

Inquiry”. Penggunaan pendekatan ini dikarenakan cara pengamatan dan

pengumpulan data dilakukan dalam latar/setting alamiah, artinya tanpa

memanipulasi subjek yang diteliti.1 Dalam penelitian ini seorang peneliti

dapat menggambarkan atau melukiskan objek penelitian berdasarkan fakta-

fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah,

dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti

yang tertarik secara alamiah.2 Penelitian kualitatif fokus penelitiannya bersifat

kompleks dan luas, serta bersifat subjektif dalam arti keputusan bergantung

pada analisis peneliti itu sendiri. Penelitian kualitatif menggunakan multi

instrumen sehingga data tidak terbatas berdasarkan satu instrumen. Penelitian

kualitatif dideskripsikan dan dinterpretasikan. Hasil penelitian diperoleh dari

komunikasi dengan subjek penelitian serta hasil observasi, dan hasil

triangulasi.3

Penelitian kualitatif merupakan suatu strategi inquiry yang menekankan

pencarian makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol, maupun

deskripsi tentang suatu fenomena dan multimode, bersifat alami dan holistik.4

Dengan demikian, hal ini memiliki tujuan dalam penelitian untuk menemukan

1 Pedoman Penulisan Skripsi (Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah, 2015), h. 61 2 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta : PT Remaja Rosdakarya,

2011), h. 5 3 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur, (Jakarta : Kencana,

2013), h. 42. 4 Muri Yusuf, Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,

(Jakarta : Kencana, 2014), h. 329

Page 54: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

41

jawaban terhadap suatu fenomena atau pernyataan melalui aplikasi prosedur

ilmiah secara sistematis dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

C. Sumber Data Penelitian

Sumber data dalam penelitian kualitatif dapat dikatakan hampir sama

dengan pengambilan sampel dalam penelitian kuantitatif. Penentuan sampel

dalam penelitian kualitatif tidak didasarkan pada perhitungan statistik, sampel

yang dipilih berfungsi untuk mendapatkan informasi maksimum, bukan

diregenerasikan.5

Sumber data yang didapatkan untuk melakukan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Pertama, sumber data yang didapat dari hasil pengumpulan informasi

yang dilakukan secara langsung melalui wawancara dengan orang yang

bersangkutan dan memahami atas permasalahan yang diajukan. Pengumpulan

data pertama menggunakan teknik wawancara dengan kepala sekolah dan

guru kelas untuk mengetahui strategi dalam mengembangkan sikap kesadaran

lingkungan pada anak usia dini. Sumber kedua adalah data yang diperoleh

untuk mendukung informasi yang dibutuhkan peneliti. Hal tersebut berupa

hasil dari observasi kepala sekolah dan guru yang sedang berkegiatan dengan

siswa dengan menerapkan sikap kesadaran lingkungan pada anak usia dini.

Selanjutnya peneliti membutuhkan data yang berupa berkas atau dokumen

sekolah sebagai penunjang penelitian.

Dapat disimpulkan bahwa sumber data yang digunakan oleh peneliti

dalam penelitian ini yaitu :

1. Wawancara dengan kepala sekolah dan guru tentang bagaimana cara

mengembangkan sikap kesadaran lingkungan pada anak di sekolah, serta

wawancara anak apakah sudah mulai menerapkan sikap kesadaran

lingkungan terhadap dirinya sendiri.

5 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatakan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D, (Bandung : Alfabeta, 2010), h. 301

Page 55: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

42

2. Observasi kepala sekolah dan guru dalam mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan pada anak usia dini.

3. Observasi beberapa anak yang sudah memiliki sikap kesadaran lingkungan

pada dirinya sendiri.

4. Dokumentasi kegiatan penerapan sikap kesadaran lingkungan pada anak

dan dokumen lainnya.

Mengacu pada pernyataan tersebut, peneliti memilih kepala sekolah, 4

(empat) guru, dan 4 siswa KBTK Sekolah Alam Bintaro sebagai orang yang

sesuai dalam pemerolehan data. Kemudian berdasarkan data yang diperoleh

dari sumber terpilih tersebut, barulah peneliti menetapkan sumber data lain

yang memberikan data lebih lengkap agar dapat mendukung keakuratan data

yang diperoleh. Selama penelitian di lapangan, kepala sekolah dan para guru

di KBTK Sekolah Alam Bintaro memiliki andil yang cukup besar dalam

membantu pemerolehan data. Sumber data tersebut dianggap sudah memadai

atau telah mencapai tingkat redundancy, dalam artian jika ditambah dengan

sumber data yang lain justru tidak akan memberikan informasi yang

diharapkan.

D. Prosedur pengumpulan dan Pengolahan Data

Metode atau ada juga yang menyebut sebagai teknik pengumpulan data

adalah metode yang dapat digunakan sebagai cara melakukan kegiatan

penelitian terhadap masalah yang akan diteliti. Metode pengumpulan data

merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama

dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik

pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang

memenuhi standar data yang ditetapkan. Adapun metode pengumpulan data

yang penulis gunakan sebagai berikut :

1. Observasi/Pengamatan

Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan gejala yang

tampak pada objek penelitian.6 Melalui teknik observasi, peneliti

6 Op.cit, h. 67

Page 56: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

43

mengamati, mendengar kemudian menyimpulkan dari apa yang diamati

tersebut. Observasi yang dilakukan oleh peneliti untuk melihat secara

langsung proses penerapan strategi pengembangan sikap kesadaran

lingkungan pada anak usia dini di KBTK Sekolah Alam Bintaro. Melalui

observasi, peneliti memperoleh segala keperluan data guna mengetahui

sikap kesadaran lingkungan pada anak, serta bagaimana gambaran

menyeluruh dari permasalahan yang hendak penulis angkat sebagai fokus

kajian penelitian.

2. Wawancara

Penelitian ini menggunakan catatan wawancara sebagai alat

pengumpulan data dengan melakukan wawancara terhadap kepala sekolah,

guru dan siswa KBTK. Wawancara dilakukan untuk memperoleh

informasi lebih mendalam tentang “Strategi Pengembangan Sikap

Kesadaran Lingkungan Pada Anak Usia Dini di KBTK Sekolah Alam

Bintaro”. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu secara

langsung dan terstruktur.

Dalam penelitian yang akan dilakukan, peneliti membuat pertanyaan

tertulis. Peneliti akan mewawancarai 9 responden yang terdiri dari 1

kepala sekolah dan 4 guru kelas yang berbeda serta 4 anak. Peneliti akan

melihat dan memahami lebih jauh bagaimana pengembangan sikap

kesadaran lingkungan pada anak usia dini di Sekolah Alam Bintaro.

Wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau suatu interaksi antara

pewawancara (interviewer) dan sumber informasi atau orang yang

diwawancarai (interviewee) melalui komunikasi langsung.7 Maka dari itu

wawancara dapat disebut percakapan tatap muka (face to face) antara

pewawancara dengan sumber informasi, dimana pewawancara bertanya

langsung tentang suatu objek yang diteliti dan telah dirancang sebelumnya.

Dengan wawancara, peneliti mendapatkan infromasi yang lebih mendalam

7 Muri Yusuf, Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,

(Jakarta : Kencana, 2014), h. 372

Page 57: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

44

mengenai cara pendidik menginterpretasikan fenomena yang terjadi yang

mana tidak ditemukan melalui pengamatan/observasi.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan cara mengumpulkan data melalui

peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan lain-lain yang berhubungan

dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini teknik dokumentasi

peneliti gunakan untuk mengumpulkan data di lapangan berupa foto dan

dokumen terkait dengan kebutuhan data tentang strategi pengembangan

sikap kesadaran lingkungan pada anak usia dini di sekolah.

E. Instrumen Penelitian

Seorang peneliti perlu memahami apa yang ingin diteliti dan apa yang

ingin dicapai dalam penelitiannya, termasuk salah satunya instrumen yang

akan digunakan untuk penelitian. Menurut Arikunto, instrumen penelitian

adalah alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian

kualitatif, peneliti merupakan instrumen utama penelitian. Menurut Danim

dalam penelitian pendidikan menjelaskan bahwa peran subjek atau peneliti

dalam penelitian kualitatif memegang peran sentral, ia bukan hanya sekedar

orang yang memberikan makna terhadap data dan fakta tetapi sekaligus

sebagai alat atau instrumen penelitian itu sendiri.8

Peneliti sebagai instrumen dapat berhubungan langsung dengan

responden dan mampu memahami dan menilai berbagi bentuk dari interaksi

di lapangan. Menurut Moleong, kedudukan peneliti dalam penelitian

kualitatif adalah peneliti sekaligus merupakan perencana, pelaksana,

pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi

pelopor hasil penelitiannya.9 Berikut instrumen penelitian :

8 Op.cit, h. 46

9 Op.cit, h. 168

Page 58: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

45

Tabel 3.2

Pedoman Observasi

Strategi Pengembangan Sikap Kesadaran Lingkungan Pada Anak Usia

Dini di KBTK Sekolah Alam Bintaro Tahun Ajaran 2019/2020

Lembar observasi sekolah dan guru

No Aspek Yang Diamati Terlaksana Deskripsi

Ya Tidak

1. Mengenalkan lingkungan pada anak,

melalui :

a. Media pembelajaran terbuat dari bahan

alam

b. Belajar sambil bermain di alam (luar

kelas, outing, study tour)

2. Menanamkan nilai dan norma sosial

terkait dengan lingkungan:

a. Membiasakan menjaga kebersihan

lingkungan (tidak membuang sampah

sembarangan, tidak merusak tanaman)

b. Membiasakan menjaga kebersihan diri

(berpakaian rapih, cuci tangan sebelum

dan sesudah makan, dan lain-lain).

3. Memberikan motivasi ten tang

lingkungan.

a. Bercocok tanam atau menanam tanaman

agar suasana lingkungan tetap asri.

4. Cara guru mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan sesuai dengan

karakteristik dan usia anak

5. Faktor pendukung dan penghambat

dalam mengembangkan sikap kesadaran

lingkungan pada anak.

6. Memiliki kurikulum berbasis

lingkungan

7. Menyediakan sarana dan prasarana serta

program lainnya untuk kebersihan

lingkungan.

Page 59: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

46

Lembar Observasi Anak

No Aspek Yang Diamati Terlaksana Deskripsi

Ya Tidak

1. Anak dapat mengenal dan berinteraksi

dengan lingkungannya secara baik

a. Belajar dan bermain di luar kelas

2. Menanamkan nilai dan norma sosial

terkait dengan lingkungan.

a. Anak dapat membiasakan untuk

membuang sampah pada tempatnya.

b. Tidak mencoret-coret lingkungan

sekolah ataupun rumah.

c. Tidak merusak tanaman yang ada di

sekolah.

d. Menggunakan air secukupnya

3. Anak memiliki motivasi tentang

lingkungan

a. Menanam tanaman hidroponik

Page 60: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

47

Tabel 3.3

Pedoman Wawancara

Strategi Pengembangan Sikap Kesadaran Lingkungan Pada Anak

Usia Dini di KBTK Sekolah Alam Bintaro Tahun Ajaran 2019/2020

Instrumen wawancara bagi Kepala Sekolah

Informan : Kepala Sekolah

Tanggal :

Tempat :

No. Pertanyaan

1. Kapan KB-TK Sekolah Alam Bintaro berdiri?

2. Apa yang anda ketahui tentang lingkungan?

Bagaimana lingkungan dapat dikatakan sebagai lingkungan yang hidup,

sehat dan tidak sehat?

3. Menurut anda siapa yang seharusnya berperan dalam menjaga dan

melestarikan lingkungan?

4. Apa yang anda ketahui tentang kerusakan lingkungan?

5. Bagaimana pendapat anda akan pentingnya sikap kesadaran lingkungan?

6. Menurut anda pentingkah sekolah menerapkan kesadaran lingkungan

pada anak? Jika penting kenapa dan bagaimana strategi sekolah dalam

mengembangkan sikap kesadaran lingkungan pada anak?

7. Bagaimana cara guru mengenalkan lingkungan kepada anak?

8. Apakah sekolah memiliki program untuk mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan pada anak?

9. Apakah sekolah menyediakan fasilitas yang menunjang dalam

mengembangkan sikap kesadaran lingkungan pada anak?

10. Adakah faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangkan

sikap kesadaran lingkungan pada anak?

11. Dengan adanya kesadaran lingkungan apakah sangat mempengaruhi

terhadap proses perkembangan anak?

12. Sejauh ini seberapa besar siswa/anak yang memiliki sikap kesadaran

lingkungan?

13. Apakah KBTK Sekolah Alam Bintaro memiliki kurikulum berbasis

lingkungan?

Page 61: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

48

Instrumen wawancara bagi Guru

Infroman :

Tanggal :

Tempat :

No. Pertanyaan

1. Apa yang anda ketahui tentang lingkungan?

Bagaimana lingkungan dapat dikatakan sebagai lingkungan yang hidup,

sehat dan tidak sehat?

2. Apa yang anda ketahui tentang kerusakan lingkungan?

3. Bagaimana pendapat anda akan pentingnya sikap kesadaran

lingkungan?

4. Pentingkah sikap kesadaran lingkungan diterapkan pada anak?

5. Apakah guru memiliki peran penting dalam mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan pada anak?

6. Mengapa anak usia dini perlu diajarkan mengenai sikap kesadaran

lingkungan?

7. Bagaimana cara guru mengembangkan sikap kesadaran lingkungan pada

anak?

8. Dengan adanya sikap kesadaran lingkungan, apakah sangat

mempengaruhi proses perkembangan anak?

9. Apakah guru memiliki suatu program untuk mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan pada anak?

10. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan pada anak?

11. Sejauh ini, seberapa besar anak yang sudah memiliki sikap kesadaran

lingkungan?

Page 62: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

49

Instrumen wawancara bagi Anak

Informan :

Tanggal :

Tempat :

No. Pertanyaan

1. Lingkungan sekitarkamu sudah bersih belum? Kelas dan playground

temen-temen bersih ga ya? Terus kalau rumah temen-temen juga bersih

ga ya?

2. Kalau buang sampah biasanya kamu suka buang di tempat sampah atau

sembarangan?

3. Gimana perasaanmu kalau lingkungan terlihat kotor?

4. Gimana caranya agar lingkungan tetap bersih?

F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

Untuk menetapkan kebsahan data diperlukan teknik pemeriksaan.

Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan atas jumlah kriteria tertentu. Ada empat

kritera yang digunakan yaitu :

1. Uji Kredibititas (Credibility)

Keakuratan, kebasahan, dan kebenaran data yang dikumpulkan dan

dianalisis sejak awal penelitian akan menentukan kebenaran dan ketepatan

hasil penelitian sesuai dengan masalah dan fokus penelitian.10

2. Uji Transferabilitas (Transferability)

Transferabilitas merupakan istilah yang dapat menggantikan konsep

generalisasi dalam penelitian kuantitatif, dengan demikian suatu penelitian

yang dilakukan dapat dilakukan pada suatu kelompok tertentu serta

diaplikasikan pada kelompok lain.11

Kriteria ini berbeda dengan validitas

eksternal dari nonkualitatif. Dalam kriteria ini seorang peneliti hendaknya

mencari dan mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks.

10 Muri Yusuf, Metode Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian

Gabungan), (Jakarta: Kencana, 2014), h. 394 11

Ibid, h. 397

Page 63: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

50

Dengan demikian peneliti bertanggungjawab untuk menyediakan data

deskriptif secukupnya. Untuk keperluan ini peneliti harus melakukan

penelitian kecil untuk memastikan usaha memverifikasi tersebut.

3. Uji Dependibilitas (Dependability)

Uji dependabilitas penelitian kualitatif, dalam melakukan dependabilitas

dapat dilakukan dengan audit terhadap keseluruhan proses penelitian yang

dilakukan. Langkah demi langkah, tahap dengan tahap yang dilalui pada

waktu melaksanakan penelitian yang sudah selesai, dapat dikaji ulang

kembali sesuai dengan langkah-langkah yang sesungguhnya.12

4. Uji Konformitas (Conformity)

Uji konformitas ini sebenarnya yang dilakukan adalah melihat keterkaitan

hasil uji produk dengan hasil audit proses. Apabila hasil audit produk

merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian

tersebut telah memenuhi standar konformitas.13

G. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi, dengan

cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-

unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.14

Analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif-analitik yaitu menjabarkan dan

menganalisis data secara terperinci dan kritis mengenai setiap fenomena yang

ditemukan di lapangan sehingga akan diperoleh kesimpulan yang objektif.

Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah memahami situasi sosial

ke dalam bagian-bagian, hubungan antar bagian, dan mengaitkan keseluruhan

bagian tersebut. Proses analisis data dapat dilakukan baik sebelum memasuki

12

Op.cit, h. 398 13

Op.cit, h. 398 14

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), h. 107

Page 64: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

51

lapangan maupun sesudah memasuki lapangan. Dalam penelitian ini, penulis

melakukan analisis sebelum memasuki lapangan dengan melakukan analisis

data dari hasil studi penelitian terdahulu. Sehingga fokus penelitian bersifat

sementara dan akan mengalami perkembangan ketika telah memasuki

lapangan.

Analisis data sesudah memasuki lapangan, peneliti menggunakan analisis

model Miles dan Huberman. Model ini yakni melakukan analisis secara

interaktif dan berangsur-angsur dan berlangsung hingga penelitian berkahir.

Kaitan antara analisis data dengan pengumpulan data disajikan oleh Miles

dan Huberman dalam diagram berikut :

Gambar 3.1 Komponen dalam Analisis Data Menurut Miles dan Huberman

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui aktivitas sebagai

berikut:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah memperoleh data.

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data maka penulis tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar yang diterapkan. Dalam hal ini

penulis mengumpulkan berbagai data yang berasal dari hasil studi

mendalam terkait pengembangan sikap kesadaran lingkungan pada anak

usia dini di KBTK Sekolah Alam Bintaro.

Page 65: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

52

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data menunjuk kepada proses pemilihan, pemokusan,

penyederhanaan, pemisahan, dan pentransformasian data mentah yang

terlihat dalam catatan tertulis lapangan (written-up- field notes). Oleh

karena itu reduksi data berlangsung selama kegiatan penelitian

dilaksanakan. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang

mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, dan

mengorganisasikan data dalam satu cara, dimana kesimpulan akhir dapat

digambarkan dan diverifikasikan.15

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema polanya dan membuang

yang tidak perlu. Berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian

penulis memilih data-data yang berhubungan yang penting guna

membangun kerangka isi penelitian. Data-data yang tidak memiliki

hubungan dengan fokus penelitian penulis sisihkan sebagai data penunjang

penelitian.

3. Data Display (Display Data)

Data display adalah kumpulan informasi yang telah tersusun sehingga

membolehkan untuk penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Dengan melihat dan atau menggunakan data display dari suatu fenomena

akan membantu seorang peneliti memahami apa yang terjadi atau

mengerjakan sesuatu, kondisi demikian akan membantu dalam melakukan

analisis lanjut berdasarkan pemahaman yang bersangkutan. Bentuk display

dalam penelitian kualitatif yang paling sering yaitu teks naratif dan

kejadian atau peristiwa itu terjadi di masa lampau.

Setelah kegiatan reduksi data selesai, maka langkah selanjutnya adalah

menyajikan data agar data-data yang dihasilkan dapat teroganisir dan

tersusun dengan baik sesuai dengan pola yangmudah untuk dipahami.

Penyajian data dalam penelitian ini dilakukan guna mengetahui bagaimana

data-data terkait pengembangan sikap kesadaran lingkungan pada anak

15

Ibid, h. 408

Page 66: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

53

untuk kemudian dilakukan langkah selanjutnya yakni mengambil

keputusan.

4. Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi

Kegiatan dalam analisis data yaitu penarikan kesimpulan/verifikasi.

Sejak awal pengumpulan data, peneliti telah mencatat dan memberi makna

sesuatu yang dilihat atau diwawancarainya. Dalam hal ini peneliti harus

jujur dan menghindari bias subjektivitas dirinya.

Kesimpulan dan verifikasi dilakukan guna mengetahui hasil akhir

penelitian tentang strategi pengembangan kesadaran lingkungan pada anak

usia dini di TK Sekolah Alam Bintaro. Proses penarikan kesimpulan

dilakukan melalui mencari berbagai arti yang berasal dari data, penjelasan,

maupun pola yang ditemukan selama proses penelitian.

Page 67: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

86

BAB V

SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Strategi Pengembangan Sikap

Kesadaran Lingkungan Pada Anak Usia Dini di KBTK Sekolah Alam Bintaro

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Strategi yang dilakukan sekolah dan guru dalam mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan pada anak usia dini di KBTK Sekolah Alam

Bintaro di antaranya:

a. Mengenalkan lingkungan kepada anak melalui (1) Media

pembelajaran berbasis bahan alam dan (2) Belajar sambil bermain di

alam.

b. Menanamkan nilai dan norma sosial terkait dengan lingkungan,

melalui (1) Membiasakan menjaga kebersihan lingkungan (tidak

membuang sampah sembarangan, tidak merusak tanaman) dan (2)

Membiasakan menjaga kebersihan diri (berpakaian rapih, cuci

tangan sebelum dan sesudah makan, menyikat gigi dan lain-lain).

c. Memberikan motivasi kepada anak mengenai lingkungan dengan

cara bercocok tanaman.

d. Cara guru mengembangkan sikap kesadaran lingkungan, melalui: (1)

menggunakan bahasa sederhana dan mudah dimengerti anak. (2)

sosialisasi dengan orangtua. (3) pembiasaan dari guru; (4)

memberikan contoh kepada anak terlebih dahulu. (5) mengajak

langsung/praktek.

e. Adanya faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangkan

sikap kesadaran lingkungan.

f. Memiliki kurikulum berbasis lingkungan

g. Menyediakan sarana dan prasarana atau program kebersihan.

Page 68: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

87

2. Ada beberapa hal yang menjadi faktor pendukung dalam

mengembangkan sikap kesadaran lingkungan di KBTK Sekolah Alam

Bintaro. Berikut faktor pendukung:

a. Kurikulum Berbasis Lingkungan

b. Kerjasama antar sekolah, guru, dan orangtua.

c. Lingkungan fisik KBTK Sekolah Alam Bintaro

d. Tersedianya sarana dan prasarana yang lengkap.

e. Adanya program kebersihan seperti JAMBU APD (Jangan

membuang sampah sembarangan, buanglah sampah pada tempatnya,

ambil jika menemukan sampah di jalan, pilahlah sampah sebelum

membuangnya, daur ulang sampah insya Allah bermanfaat. Jusberi

(Jumat bersih dan memberi), bank sampah, serta cara menghemat air

dan listrik.

Faktor penghambatnya yaitu:

a. Karakteristik usia anak

b. Penerapan sikap kesadaran lingkungan dari rumah yang kurang baik.

B. Implikasi

Hasil yang di jelaskan dalam kesimpulan tersebut, menujukan bahwa

penggunaan strategi pengembangan sikap kesadaran lingkungan pada anak

usia dini di KBTK Sekolah Alam Bintaro memiliki peran penting. Dalam

melaksanakan penelitian di KBTK Sekolah Alam Bintaro, anak usia dini

mengenal suatu hal tentang lingkunganya dengan baik dan

mengimplementasikannya pada hal yang lain, namun pada saat

implementasinya. Oleh karena itu, penggunaan srategi pengembangan sikap

kesadaran lingkungan pada anak usia dini ini sangat membantu pendidik

untuk menumbuhkan dan menguatkan sikap kesadaran lingkungan.

Pengembangan strategi sikap kesadaran lingkungan juga menjadi salah satu

cara meningkatkan keaktifan anak usia dini dalam pembelajaran, kehidupan

sehari-hari ataupun di sekolah.

Page 69: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

88

C. Saran

Saran yang dapat peneliti ajukan berdasarkan hasil penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan infromasi

untuk mengetahui srategi pengembangan sikap kesadaran lingkungan

pada anak usia dini, sehingga dapat dirumuskan metode belajar yang

dapat membantu anak untuk mengembangkan sikap kesadaran

lingkungan secara optimal.

2. Karena masih banyaknya kekurangan dalam penelitian ini, baiknya bagi

peneliti lain yang ingin melakukan penelitian terkait dengan strategi

pengembangan sikap kesadaran lingkungan ini memfokuskan persepsi

guru tentang kesadaran lingkungan pada anak usia dini dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif.

Page 70: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

89

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Akhadi, Mukhlis. Ekologi Energi (Mengenal Dampak Lingkungan dalam

Pemanfaatan Sumber-sumber Energi). Yogyakarta : Graha Ilmu. 2009.

Akhmad, Azzet, Muhaimin. Urgensi Pendidikan Karakter Di Indonesia.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta, 2002.

Asdak, Chay. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Jalan Menuju Pembangunan

Berkelanjutan). Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. 2012.

Azwar, Saifudin. Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya). Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2011.

Hasan, Maimunah. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Jogjakarta : DIVA Press.

2010.

Iriantara, Yosal. Manajemen Strategis Public relations. Jakarta: Ghalia Indonesia,

2004.

Iskandar, Zulrizka. Psikologi Lingkungan (Metode dan Aplikasi). Bandung: PT

Refika Aditama, 2013.

Manik. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta : PRENADAMEDIA GROUP.

2016.

Maulidya, Suyadi, Ulfah. Konsep Dasar PAUD. Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

2013.

Moleng, J Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Remaja Rosdakarya.

2011.

Mulyani, Novi. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta : Kalimedia,

2016

Mulyanto. Ilmu Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.

Mulyasa. Manajemen PAUD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2016

Page 71: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

90

Musbikin, Imam. Buku Pintar PAUD (Dalam Perspektif Islam). Jogjakarta:

Laksana, 2010.

Myrnawati. Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Universitas Yasri. 2004

Najib, M, dkk. Manajemen Strategi Pendidikan Karakter Bagi Anak Usia Dini

Yogyakarta: Gava Media, 2016.

Neolaka, Amos. Kesadaran Lingkungan. Jakarta : PT RINEKA CIPTA. 2008

Nuraini, Yuliani, Sujiono. Konsep dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT

Indeks, 2003.

Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah. 2015.

Sanjaya, Wina. Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta :

Kencana, 2013.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatakan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung : Alfabeta. 2010.

Suryana, Dadan, dan Nenny Mahyudin. Dasar-dasar Pendidikan TK. Tangerang

Selatan : Universitas Terbuka, 2014.

Susanto, Ahmad. Pendidikan Anak Usia Dini (Konsep dan Teori). Jakarta : PT

Bumi Aksara, 2017.

Yamin, Martinis dan Jamilah Sanan, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Jakarta : Gaung Persada Press Jakarta, 2010.

Yusuf, Muri. Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan.

Jakarta : Kencana. 2014.

Page 72: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

91

Jurnal:

Abdul Karim, Mengembangkan Kesadaran Melestarikan Lingkungan Hidup

Berbasis Humanisme Pendidikan Agama, STAIN Kudus, Vol. 12, No. 2,

Agustus 2017.

Aycan, dan Ersa Omeroglu, An Examination OfThe Relationship Between Pre-

School Children’s and Their Teachers’ Attitudes and Awareness toward the

Environment, Journal Of Education and Learning; Vol. 7, No. 2, 2018.

Bruna Pancheri-Ambrose and Jacqueline Tritschler-Scali, Preschool: Beyond

Green: Developing Social and Environmental Awareness in Early Childhood,

(National Association for the Education of Young Children (NAEYC), YC

Young Children , Vol. 68, No. 4 (September 2013).

Dwinita Yunus. Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk Anak Usia Dini. Jurnal

Buletin PAUD volume 10.

Ellen Landriany, Implementasi Kebijakan Adiwityata Dalam Upaya Mewujudkan

Pendidikan Lingkungan Hidp di SMA Kota Malang, Jurnal Kebijakan dan

Pengembangan Pendidikan Volume 2, Nomor 1, Januari 2014; 82-88 ISSN:

2337 – 7623; EISSN: 2337 - 7615

Heny Djoehaeni, Model Pembelajaran pendidikan Lingkungan Hidup Pada

Pendidikan Anak Usia Dini, Edutech, Tahun 13, Vol 1, No.1, februari 2014.

Jufri J, Jumarddin La Fual dan Ratna Umi Nurlila, Pendidikan Lingkungan Di

Sekolah Dasar Negeri 1 Baruga Kota Kendari, Jurnal Al-Ta’dib Vol. 11 No.2,

Juli-Desember 2018

Moh B, Ali Sya’ban, Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL), Vol. 2,

No. 1, Januari 2018:32-44 ISSN P: 2579 – 8499; E: 2579 - 8510

Nova Purwanto, Perilaku sadar Lingkungan Pemukim Bantaran Sungai Jelai,

Kabupaten Sukamara, Jurnal Pengembangan Wilayah dan Kota, Vol 14, No. 1,

2018.

Richard Stewart and James E Krier, Environmental Law and Policy. New York :

The Bobbs Merril Co. Inc., Indianapolis, 1978.

Page 73: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

92

The International Journal of Early Childhood Environmental Education, 4(1), p. 37

Outdoor explorations with preschoolers: An observational study of young

children’s developing relationship with the natural world.

Yulia P. Wulandari, Nur Sukma Putri, Dea Farahdita, Transformasi Peran PAUD

Sebagai Pendekatan Pengelolaan Lingkungan Hidup Berbasis Masyarakat

(Role Transformation Of PAUD As Community Based Environmental

Management Approach), Jurnal CARE, Jurnal Resolusi Konflik, CSR, dan

Pemberdayaan, September 2019, Vol.4 (1): 11-22, ISSN: 2528-0848, e-ISSN:

2549-9483

Skripsi dan Tesis:

Iqbal, Kesadaran Lingkungan Hidup Para Paccelayya di Lingkungan Pallengu

Kelurahan Pallengu Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. Universitas

Negeri Makassar, 2015.

Khasanah, Faridhotul Uswatun, dkk, Upaya Meningkatkan Sikap Peduli

Lingkungan Melalui Kerja Kelompok pada Anak TK B Al-Huda Kerten Tahun

Ajaran 2014/2015, Surakarta: UNS, 2014.

Nurul Mahmudah, Sikap Santri Terhadap Masyarakat, skripsi Universitas

Muhammadiyah Purwokerto 2016.

Skripsi Setina, Marmawi, R, M. Thamrin, Peningkatan perilaku Cinta Lingkungan

Pada Anak Usia 5-6 Tahun Melawi, Tahun 2014.

Teguh Dwi Arianto, Karakteristik Perilaku Peduli Lingkungan Siswa SMP Alam

Ar-Ridho dan SMP Negeri 26 Semarang, 2016. Skripsi : Fakultas Ilmu

Pendidikan.

Tesis Abdulloh Hadziq, Integrasi Agama dan Lingkungan Alam dalam

Pembelajaran Anak Usia Dini (Studi Kasus di PAUD Sekolah Alam Ungaran

SAUNG Semarang), Tahun 2012. Diakses pada 27 Februari 2019.

Tesis Dahlia, Pendidikan Anak Usia Dini Berwawasan Lingkungan dan Budi

Pekerti di Jogja Green School, Tahun 2014.

Page 74: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

93

Internet :

Kementerian Pendidikan Nasional, Pengembangan Pendidikan Budaya dan

Karakter Bangsa, Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian

dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010. Diakses pada 24 Agustus 2019

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009, Tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Diakses pada 5 Mei 2019.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

Ayat 14. Diakses pada 5 Mei 2019.

.http://anggunpaud.kemdikbud.go.id/index.php/berita/index/20170509040028/Yuk-

Ajak-Anak-Peduli-Lingkungan, diakses pada 21 Februari 2019

Berita Resmi Badan Pusat Statistik https://www.bps.go.id/pressrelease.html,

diakses pada 23 Mei 2019.

Page 75: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

94

LAMPIRAN

Page 76: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

LAMPIRAN 1

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

Page 77: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,
Page 78: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

LAMPIRAN 2

INSTRUMEN PENELITIAN

Pedoman Observasi

Strategi Pengembangan Sikap Kesadaran Lingkungan Pada Anak Usia

Dini di KBTK Sekolah Alam Bintaro Tahun Ajaran 2019/2020

Lembar observasi sekolah dan guru

No Aspek Yang Diamati Terlaksana Deskripsi

Ya Tidak

1. Mengenalkan lingkungan pada anak,

melalui :

a. Media pembelajaran terbuat dari bahan

alam

c. Belajar sambil bermain di alam (luar

kelas, outing, study tour)

2. Menanamkan nilai dan norma sosial terkait

dengan lingkungan.

c. Membiasakan menjaga kebersihan

lingkungan (tidak membuang sampah

sembarangan, tidak merusak tanaman)

d. Membiasakan menjaga kebersihan diri

(berpakaian rapih, cuci tangan sebelum

dan sesudah makan, dan lain-lain).

3. Memberikan motivasi tentang lingkungan.

b. Bercocok tanam atau menanam

tanaman agar suasana lingkungan tetap

asri.

4. Cara guru mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan sesuai dengan

Page 79: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

karakteristik dan usia anak.

5. Faktor pendukung dan penghambat dalam

mengembangkan sikap kesadaran

lingkungan pada anak.

6. Memiliki kurikulum berbasis lingkungan

7. Menyediakan sarana dan prasarana serta

program lainnya untuk kebersihan

lingkungan.

Lembar Observasi Anak

No Aspek Yang Diamati Terlaksana Deskripsi

Ya Tidak

1. Anak dapat mengenal dan berinteraksi

dengan lingkungannya secara baik

b. Belajar dan bermain di luar kelas

2. Menanamkan nilai dan norma sosial terkait

dengan lingkungan.

e. Anak dapat membiasakan untuk

membuang sampah pada tempatnya.

f. Tidak mencoret-coret lingkungan

sekolah ataupun rumah.

g. Tidak merusak tanaman yang ada di

sekolah.

h. Menggunakan air secukupnya

3. Anak memiliki motivasi tentang

lingkungan

b. Menanam tanaman hidroponik

Page 80: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

Pedoman Wawancara

Strategi Pengembangan Sikap Kesadaran Lingkungan Pada Anak Usia Dini

di KBTK Sekolah Alam Bintaro Tahun Ajaran 2019/2020

Instrumen wawancara bagi Kepala Sekolah

Informan : Kepala Sekolah

Tanggal :

Tempat :

No. Pertanyaan

1. Kapan KB-TK Sekolah Alam Bintaro berdiri?

2. Apa yang anda ketahui tentang lingkungan?

Bagaimana lingkungan dapat dikatakan sebagai lingkungan yang hidup,

sehat dan tidak sehat?

3. Menurut anda siapa yang seharusnya berperan dalam menjaga dan

melestarikan lingkungan?

4. Apa yang anda ketahui tentang kerusakan lingkungan?

5. Bagaimana pendapat anda akan pentingnya sikap kesadaran lingkungan?

6. Menurut anda pentingkah sekolah menerapkan kesadaran lingkungan

pada anak? Jika penting kenapa dan bagaimana sekolah menerapkan

serta mengembangkan kesadaran lingkungan pada anak?

7. Bagaimana cara guru mengenalkan lingkungan kepada anak?

8. Apakah sekolah memiliki program untuk mengembangkan kesadaran

lingkungan pada anak?

9. Apakah sekolah menyediakan fasilitas yang menunjang dalam

mengembangkan kesadaran lingkungan pada anak?

10. Adakah faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangkan

sikap kesadaran lingkungan pada anak?

11. Dengan adanya kesadaran lingkungan apakah sangat mempengaruhi

terhadap proses perkembangan anak?

12. Sejauh ini seberapa besar siswa/anak yang memiliki sikap kesadaran

lingkungan?

Page 81: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

Instrumen wawancara bagi Guru

Infroman :

Tanggal :

Tempat :

No. Pertanyaan

1. Apa yang anda ketahui tentang lingkungan?

Bagaimana lingkungan dapat dikatakan sebagai lingkungan yang hidup,

sehat dan tidak sehat?

2. Apa yang anda ketahui tentang kerusakan lingkungan?

3. Bagaimana pendapat anda akan pentingnya sikap kesadaran

lingkungan?

4. Pentingkah sikap kesadaran lingkungan diterapkan pada anak?

5. Apakah guru memiliki peran penting dalam mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan pada anak?

6. Mengapa anak usia dini perlu diajarkan mengenai sikap kesadaran

lingkungan?

7. Bagaimana cara guru mengembangkan sikap kesadaran lingkungan pada

anak?

8. Dengan adanya sikap kesadaran lingkungan, apakah sangat

mempengaruhi proses perkembangan anak?

9. Apakah guru memiliki suatu program untuk mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan pada anak?

10. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan pada anak?

11. Sejauh ini, seberapa besar anak yang sudah memiliki sikap kesadaran

lingkungan?

Page 82: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

Instrumen wawancara bagi Anak

Informan :

Tanggal :

Tempat :

No. Pertanyaan

1. Lingkungan sekitarkamu sudah bersih belum? Kelas dan playground

temen-temen bersih ga ya? Terus kalau rumah temen-temen juga bersih

ga ya?

2. Kalau buang sampah biasanya kamu suka buang di tempat sampah atau

sembarangan?

3. Gimana perasaanmu kalau lingkungan terlihat kotor?

4. Gimana caranya agar lingkungan tetap bersih?

Page 83: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

LAMPIRAN 3

TRANSKIPSI WAWANCARA

Hasil Wawancara

(Wawancara dengan Kepala Sekolah)

Nama Infroman : YN

Tanggal : 31 Oktober 2019

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

No. Pertanyaan Jawaban Kode

1. Kapan KB-TK Sekolah Alam

Bintaro berdiri?

Tahun 2009 YN-CW-

01-01

2. Apa yang anda ketahui tentang

lingkungan?

Bagaimana lingkungan dapat

dikatakan sebagai lingkungan

yang hidup, sehat dan tidak

sehat?

Lingkungan menurut agama

itu sesuatu yang harus kita

jaga termasuk perbuatan

kita terhadap bumi ini.

kalau lingkungan yang sehat

itu yang pasti enak banget

untuk kita pijaki ya, kita

bisa menghirup udara segar,

pepohonan rindang dan lain

sebagainya.

Sedangkan lingkungan yang

tidak sehat itu ya pasti

kebalikannya, kaya

misalnya terjadi penularan

penyakit, manusia

kekurangan air, dan lain

sebagainya.

YN-CW-

02-01

3. Menurut anda siapa yang

seharusnya berperan dalam

Kita, iya kita sebagai

manusia ini kan ditugaskan

YN-CW-

03-01

Page 84: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

menjaga dan melestarikan

lingkungan?

untuk menjadi khalifahyang

sebaik-baiknya. Artinya kita

itu harus bisa menjaga

keutuhan lingkungan, tanpa

harus menebang pohon

secara liar, buang sampah

sembarangan sehingga

menyebabkan terjadinya

tumpukan sampah di lautan.

4. Apa yang anda ketahui tentang

kerusakan lingkungan?

Kerusakan lingkungan

terjadi kaena 2 cara ya, yang

pertama itu mutlak dari

alam sebagai terguran dari

Allah untuk manusia, yang

kedua itu rusak oleh tangan

manusia.

Yang pastinya kerusakan

lingkungan itu kita bisa

ambil hikmahnya, bahwa

kenapa bisa terjadi longsor,

tsunami, banjir, polusi, atau

lainnya karena ya mungkin

penyebab salah satunya

adalah kita sebagai manusia

belum bisa menjaga dan

melestarikan bumi dengan

baik. Hal tersebut juga

dikarenakan keegoisan

manusia sih ya.

YN-CW-

04-01

5. Bagaimana pendapat anda akan Karena sikap kesadaran YN-CW-

Page 85: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

pentingnya sikap kesadaran

lingkungan?

lingkungan itu termasuk

salah satu moralitas ya,

intinya sih seperti terhadap

sesama manusia gitu kalau

misalnya kita mau dihargai

ya berarti kita juga harus

bisa menghargai. Begitupun

dengan lingkungan.

05-01

6. Menurut anda pentingkah

sekolah menerapkan kesadaran

lingkungan pada anak? Jika

penting kenapa dan bagaimana

sekolah menerapkan serta

mengembangkan kesadaran

lingkungan pada anak?

Penting banget pastinya,

karena kalau kita mulai

sejak dini itu akan

berpengaruh dalam

kehidupan dia selanjutnya.

Apalagi kalau kita

menanamkan sejak usia dini

ya, itu momen yang bagus

untuk mengasah dan

mengembangkan sikap

mereka terhadap

lingkungan.

Kalau dari sekolah sendiri

cara mengembangkan nya

yaitu yang pertama

sosialisasi dengan orangtua,

yaitu dengan tidak

membawa bekal dalam

bentuk kemasan, karena

sekolah ini kan sedang

berusaha untuk

meminimalisir atau bahkan

menghilangkan sampah

YN-CW-

06-01

Page 86: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

yang adadi area sekolah.

Yang kedua dengan

pembiasaan kaya tidy up

dimana ketika anak sudah

melakukan seuatu, kaya

misalnya bermain atau

mengerjakan wroksheet itu

anak sendiri yang harus

merapihkannya.

7. Bagaimana cara guru

mengenalkan lingkungan

kepada anak?

Kalau dari kita untuk belajar

dan bermain di alam itu

biasanya menyesuaikan

dengan kegiatan perkelas

ya, kalau dari sekolah

sendiri biasanya suka

mengadakan outing dan

juga otfa.

YN-CW-

07-01

8. Apakah sekolah memiliki

program untuk

mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan pada

anak?

Salah satu program yang

insya Allah terus berjalan

yaitu bank sampah, jadi

bank sampah ini tuh setiap

anak boleh membawa

sampah yang masih bisa di

daur ulang terus ditimbang

dan ditabung hasil dari

sampah mereka. Nah disitu

anak juga akan berpikir

kalau sampah itu tidak

hanya dibuang saja

melainkan bisa menjadi

YN-CW-

08-01

Page 87: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

uang dan mengahasilkan

suatu karya, seperti bikin

pot buga dari botol bekas,

dan lain sebagainya.

9. Apakah sekolah menyediakan

fasilitas yang menunjang

dalam mengembangkan

kesadaran lingkungan pada

anak?

Meneyediakan, tong

sampah 3 macam untuk

sampah organik, anorganik,

dan sampah lainnya serta

alat-alat kebersihan kaya

sapu, pel lantai, sapu lidi,

dan lain sebagainya.

YN-CW-

09-01

10. Adakah faktor pendukung dan

penghambat dalam

mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan pada

anak?

Kalau untuk pendukung itu

kita ada namanya green

komitmen, jadi tujuannya

untuk tetap menjaga

lingkungan tetap bersih

yaitu tidak memetik

tanaman, karena kalau

memetik tanaman itu sama

saja dengan menyakiti

tanaman, terus ada cuci

tangan menggunakan air

secukupnya dan juga hemat

energi, jadi ketika selesai

memakai kelas atau keluar

kamar mandi maka kita

harus mematikan lampu.

Untuk penghambatnya

paling dari pelaksanaannya

aja ya, karena kan ini anak-

YN-CW-

10-01

Page 88: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

anak KBTK jadi beberapa

dari mereka tuh masih ada

yang belum paham kenapa

sih kita harus melakukan

hal-hal tersebut.

11. Dengan adanya kesadaran

lingkungan apakah sangat

mempengaruhi terhadap proses

perkembangan anak?

Berpengaruh, karena kan

kita udah sounding ke anak-

anak ya sebelumnya. Jadi

kalau misalnya mereka lihat

sampah maka mereka tuh

langsung ambil dan di

buang ke tong sampah,

bahkan kalau yang saya

lihat sudah mulai banyak

anak yang mengingatkan

temannya untuk tidak buang

sampah sembarangan atau

juga kalau lagi cuci tangan

tuh misalnya ada anak yang

ga matiin keran terus

temennya bilang “ih kamu,

kan gaboleh buang –buang

air tau” nah disitu anak

sudah mengerti kenapa sih

gaboleh buang-buang air

atau kita harus

menggunakan air

secukupnya.

YN-CW-

11-01

12. Sejauh ini seberapa besar

siswa/anak yang memiliki

Sebenarnya di sekolah itu

kan sudah lumayan

YN-CW-

12-01

Page 89: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

sikap kesadaran lingkungan? kondusif ya karena tidak

terlalu banyak sampah.

Paling intinya ketika

mereka menemukan sampah

di jalan maka mereka ambil.

Jadi kalau ditanya anak-

anak buang sampah di

sekolah iu sudah minim

banget, karena menurut sih

secara kasat mata belum

pernah nemuin ya kalau

mereka buang sampah

sembarangan. Paling karena

ada 3 tempat sampah

walupun ada gambarnya

mereka juga masih salah

buangnya tapi gappa sih itu

proses belajar mereka.

Page 90: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

Hasil Wawancara

(Wawancara dengan Guru KBTK)

Informan : EY (Koordinator dan Guru TK B Abdurrahman)

Tanggal : 30 Oktober 2019

Tempat : Kelas TK B Abdurrahman

No. Pertanyaan Jawaban Kode

1. Apa yang anda ketahui

tentang lingkungan?

Bagaimana lingkungan dapat

dikatakan sebagai lingkungan

yang hidup, sehat dan tidak

sehat?

Lingkungan yang hidup itu

bisa memberikan suatu

manfaat untuk manusia.

Kalau lingkungan yang

tidak hidup/ tidak sehat itu

lingkungan yang sama

sekali udah tidak bisa kita

gunakan dan tanah yang

tidak bisa kita manfaatkan

dan tidak ada sumber

kehidupan yang baik

EY-CW-

01-02

2. Apa yang anda ketahui

tentang kerusakan

lingkungan?

Kerusakan lingkungan itu

ada 2 ya, yang dibuat oleh

alam melalui tangan Allah

dan juga tangan manusia.

Kalau dari alam kan itu

murni tanpa adanya campur

tangan manusia berarti kita

harus bisa menerimanya

dengan iklhas, nah kalau

yang dirusak oleh tangan

manusia manusia itu

biasanya akan lebih sedih,

karena kita sebagai manusia

EY-CW-

02-02

Page 91: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

ternyata gabisa menjaga

bumi ini dengan baik, kaya

misalnya polusi, pohon-

pohon ditebang padahal kan

akibatnya berpengaruh

buruk terhadap kita sendiri.

Ya pokoknya kalau terjadi

kerusakan lingkungan itu

kita ambil hikmahnya saja.

3. Bagaimana pendapat anda

akan pentingnya sikap

kesadaran lingkungan?

Menurut saya pribadi sih

penting banget ya, karena

kan tujuan kita itu menjadi

khalifah yang sebaik-

baiknya terutama menjaga

bumi ini, karena jika bumi

rusak yang pastinya

kehidupan kita juga ga

nyaman dong.

EY-CW-

03-02

4. Pentingkah sikap kesadaran

lingkungan diterapkan pada

anak?

Penting banget, terutama

pada masa fase dasar ya,

karena masa anak-anak itu

masa yang paling baik dan

golden age makanya harus

diterapkan sejak dini.

Bahkan untuk level TK B

itu bukan hanya membuang

sampah ditempatnya, tapi

sudah mulai buang sesuai

dengan bahan sampahnya

ada tiga bagian sampah

EY-CW-

04-02

Page 92: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

sampah organik, non

organik, dan sampah

lainnya. nanti dari 3 bagian

itu bisa kita kelola lagi

sehingga bisa menghasilkan

sesuatu yang bermanfaat.

5. Bagaimana cara guru

mengenalkan lingkungan

kepada anak?

Dikenalkan secara langsung

sih ya kalau disini mah,

soalnya kan lingkungan

sekolah kita ini berbasis

alam, jadi sebisa mungkin

kita juga sebagai guru harus

bisa mengenalkannya ke

anak, terus biasanya kalau

hari jumat itu kan suka

outbound, kadang suka

main permainan tradisional,

nah kalau keduanya tidak

dilakukan kita suka ajak

mereka untuk jalan-jalan

keluar area sekolah-

komplek- kembali ke

sekolah. Disitu kita akan

lebih mengenalkan

lingkungan luar sekolah

mereka. Atau ada juga

kegiatan otfa tuh, nah kalau

kegiatan otfa itu kan

berkemah selama 2 hari 1

malam, jadi kesempatan

juga agar anak lebih eksplor

EY-CW-

05-02

Page 93: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

dengan lingkungan luar

sekolah. Kegiatan di luar

sekolah juga jadi ga

monoton belajar aja gitu

tapi disertai dengan

bermain.

6. Apakah guru memiliki peran

penting dalam

mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan pada

anak?

Tentu saja, Kalau untuk di

TK B itu kan fase nalarnya

sudah mulai berjalan. Kalau

di TK B itu sudah mulai

menerapkan bagaimana

menjaga lingkungan dan

bekerjasama dengan orang

tua di rumah juga, yang

pertama jadi setiap

seminggu sekali bisa

membawa sampah plastik

atau kardus yang bisa diolah

dimana nanti akan

dikumpulkan dan dibawa ke

bank sampah. Yang kedua

tidak diperkenankan untuk

membawa bekal kemasan,

jadi mereka itu sudah

diajarkan untuk membawa

bekal sehat. Jadi kita tuh

belajar dari orang-orang

untuk membawa bekal

makanan sehat yang tidak

ada plastiknya, minum juga

sama mereka biasakan

EY-CW-

06-02

Page 94: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

untuk membawa botol

minum refil.

7. Mengapa anak usia dini perlu

diajarkan mengenai sikap

kesadaran lingkungan?

Kalau menurut saya sih dari

gurunya dulu, karena kan

kita sebagai manusia itu

diciptakan untuk menjaga

bumi ini. Nah kita balik lagi

ke anak-anak untuk berpikir

agar lebih menghargai

lingkungan sekitarnya, yaitu

tidak menyakiti tanaman

dengan cara memetiknya,

jadi mereka itu hanya boleh

mengambil daun yang sudah

jatuh saja, terus membuang

sampah pada tempatnya

supaya ketika mereka besar

nanti mereka tuh akan tetap

melakukan hal-hal kebaikan

itu atau bahkan mereka akan

saling mengingatkan

sesamanya untuk menjaga

bumi. Maka dari itu kan

sebisa mungkin anak-anak

itu perlu banget untuk

dikembangkan sikap

kesadaran lingkungannya.

EY-CW-

07-02

8. Bagaimana cara guru

mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan pada

Cara mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan itu

gurunya ngasih contoh

EY-CW-

08-02

Page 95: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

anak? untuk tidak membuang

sampah sembarangan,

membawa makanan tanpa

kemasan bekal sehat, tidak

menyakiti hewan dan

tumbuhan serta tetap

menjaga kebersihan diri

sendiri.

9. Dengan adanya sikap

kesadaran lingkungan, apakah

sangat mempengaruhi proses

perkembangan anak?

Berpengruh banget ya,

kadang kalo ada temannya

yang buang sampah

sembarangan salah satu

anak suka bilang “jangan

buang sampah sembarangan

nanti kelasnya kotor” nah

disitu kan udah mulai

terlihat tuh akibat dari

buang sampah sembarangan

itu apa, jadi pemikiran anak

tuh ga baik kalo buang

sampah sembarangan. Juga

pastinya perkembangan

akan sikap kesadaran

lingkungannya itu

berkembang dengan sangat

baik.

EY-CW-

09-02

10. Apakah guru memiliki suatu

program untuk

mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan pada

Kalau program

alhamdulillah tahun ini

masih berjalan dengan bank

sampah, kita bekerjasama

EY-CW-

10-02

Page 96: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

anak? dengan orangtua dan juga

anak-anak. Jadi anak-anak

itu diberitahu untuk

membawa sampah kemasan

kaya kardus, botol-botol

plastik dan sebagainya yang

bisa di daur ulang ke

sekolah. Nah nanti saat

kegiatan greenlab anak-

anak sendiri yang membawa

sampahnya untuk ditimbang

dan untuk ditabung dan

tabungannya ini untuk uang

kas kelas. Jadi dari situ kita

bisa tahu kalau sampah itu

bisa jadi uang juga loh. Jadi

pandangan anak-anak itu

kalu sampah tidak hanya

bisa dibuang saja melainkan

bisa jadi uang. Kesannya

mereka itu memiliki

kesadaran gitu, ketika

mereka minum air kemasan

mereka langsung simpen

sampahnya untuk ditabung

di bank sampah.

11. Apa faktor pendukung dan

penghambat dalam

mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan pada

anak?

Faktor pendukungnya

paling utama yaitu tadi

ketika kita sudah

memberikan refleksi ke

anak-anak, berbagi ilmu

EY-CW-

11-02

Page 97: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

kepada anak bagaimana cara

memilah sampah,

bagaimana cara membuang

sampah yang tepat,

bagaimana menjaga bumi,

tidak merusak lingkungan,

cara menghemat air,

menghemat energi dan

sebagainya. Dirumah pun

kita bekerjasama dengan

orangtua bahkan kita pun

membuat perjanjian dengan

orangtua sebelum masuk

Sekolah Alam Bintaro ada

wawancara “siap ga untuk

mengikuti program sekolah

yaitu menjaga lingkungan”,

nah ketika wawancara sudah

disetujui untuk program

sekolah dalam menjaga

lingkungan maka orangtua

harus siap untuk mengikuti

program sekolah ini, dan

alhamdulillah masyarakat

sekiar pun juga ikut

menyetujui dan mengikuti

program sekolah serta bank

sampah ini pun kita

bekerjasama dengan

kelurahan Pondok Aren.

Kalau penghambatnya sih

Page 98: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

paling karena ini dunia TK

ya jadi ada anak-anak yang

belum paham terkait

sampah itu apa sih, jadi ada

beberapa anak yang

mungkin masih suka bing

“bu, ini sampahnya aku

buang atau aku bawa

pulang?” terus masih ada

yang belum tau kadang

misalnya dia naro sampah

dibagian-bagiannya nah

kadang naro sampah plastik

malah taro di sampah

lainnya.

Jadi kalau untuk TK itu

lebih kepada pengenalan

dulu baru pelaksanaan.

12. Sejauh ini, seberapa besar

anak yang sudah memiliki

sikap kesadaran lingkungan?

Kemungkinan ada banyak

yang sudah sadar akan sikap

kesadaran lingkungannya,

yaitu ketika di sekolah

melakukan hal yang baik

maka di rumah pun mereka

melakukan hal yang sama

jadi buang sampah pun tetap

ditempatnya. Bahkan

mereka yang mengingatkan

orangtua nya “bunda, ini

bawa ke bank sampah ya,

jadi ada anak yang rajin

EY-CW-

12-02

Page 99: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

sekali membawa botol

yakult, atau kardus

makanan”. Terus kita tanya

ke bunda nya “bunda, ini

dibawakan oleh bunda atau

anaknya sendiri?” terus

bundanya bilang “engga bu,

ini anaknya sendiri yang

mengingatkan”. Jadi yang

paling penting itu

sinkronisasi antara pihak

sekolah dan orangtua.

Informan : Koordinator KB A dan Guru KB B Matahari.

Tanggal : 28 Oktober 2019

Tempat : Kelas KB B Bintang

No. Pertanyaan Jawaban Kode

1. Apa yang anda ketahui

tentang lingkungan?

Bagaimana lingkungan dapat

dikatakan sebagai lingkungan

yang hidup, sehat dan tidak

sehat?

Lingkungan itu kan tempat

dimana kita bisa

beraktivitas, terus untuk

lingkungan yang baik

(sehat) yang pasti dimana

orang-orang nyaman dan

tempatnya bersih tidak

terlalu higenis sih tapi

minimal bersih dan tidak

ada sampah yang berceceran

dan juga minimal di setiap

jalan/ tempat umum tuh ada

tempat pembuangan sampah

DA-CW-

01-03

Page 100: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

jadi orang-orang bisa

membuang sampah disitu

ditempatnya. Termasuk ada

pepohonan yang rindang.

Kalau lingkungan yang

tidak sehat itu lingkungan

yang dimana sampah

berceceran dimana-mana,

ditebangnya pohon-pohon

dan banyak orang yang

buang sampah sembarangan

sehingga kurang kesadaran

akan lingkungannya. Jadi ga

nyaman deh pokoknya kalau

lingkungan yang ga sehat

tuh.

2. Apa yang anda ketahui

tentang kerusakan

lingkungan?

Kerusakan lingkungan itu

dimana banyaknya pohon-

pohon ditebang dan alam

dirusak oleh tangan manusia

nah dengan adanya

kerusakan lingkungan itu

membuat saya ikut prihatin

karena dampaknya bukan

hanya pada kita tapi juga

anak cucu kita. Kaya

misalnya sampah plastik

dan botol minum plastik itu

kan butuh waktu bertahun-

tahun untuk mengolahnya

ya.

DA-CW-

02-03

Page 101: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

3. Bagaimana pendapat anda

akan pentingnya sikap

kesadaran lingkungan?

Sikap kesadaran lingkungan

itu kan suatu perilaku

dimana kita harus bisa

menjaga alam ini dengan

baik sehingga berpengaruh

baik juga untuk masa yang

akan datang. Maka dari itu

kita sebagai guru harus

memberikan sebuah arahan

atau suatu pengenalan akan

pentingnya sikap kesadaran

lingkungan ini pada anak.

DA-CW-

03-03

4. Pentingkah sikap kesadaran

lingkungan diterapkan pada

anak?

Penting banget ya, karena

kan itu masuk dalam

kategori adab, nah untuk

kesadaran lingkungan itu

dilakukan ga instan jadi

butuh continue bahkan

butuh juga untuk dilakukan,

jadi ketika orang sudah

sadar, sudah terbiasa orang

akan melakukan hal

kebiasaan itu, jadi kalau

misalnya kesadaran tidak

dilakukan sejak dini ya

tidak akan bisa.

DA-CW-

04-03

5. Bagaimana cara guru

mengenalkan lingkungan

kepada anak?

Lebih ke mengenalkannya

secara langsung sih ya. Kita

ajak jalan-jalan keliling

sekolah aja. Karena usia

DA-CW-

05-03

Page 102: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

anak kelompok bermain

masih terlalu dini ya, jadi

untuk kegiatan otfa kita

adakan di sekolah saja, jadi

biarkanlah mereka eksplor

dengan lingkungan

sekolahnya dulu gitu.

6. Apakah guru memiliki peran

penting dalam

mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan pada

anak?

Tentu saja, karena kan kita

sebagai guru harus

memberikan contoh yang

baik untuk anak didik kita

terutama dalam kesadaran

lingkunan ini ya.

DA-CW-

06-03

7. Mengapa anak usia dini perlu

diajarkan mengenai sikap

kesadaran lingkungan?

Karena kan pentingnya

melakukan kesadaran

lingkungan justru pada masa

golden age nya itu adalah

masa yang paling baik

untuk menanamkan moral-

moral yang baik seperti

buang sampah pada

tempatnya, cara menghemat

air, dan lain sebagainya.

DA-CW-

07-03

8. Bagaimana cara guru

mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan pada

anak?

Yang pertama kalau yang

dilakukan di KB adalah

proses mencontohkan dulu,

jadi dari gurunya kemudian

bertanya “buang sampahnya

kemana? boleh tidak

membuang sampah

DA-CW-

08-03

Page 103: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

sembarangan?” dan kami

juga memberitahukan untuk

“kalau melihat sampah

silahkan ambil dan dibuang

ke tempatnya.” Jadi lebih

kepada kita contohkan lalu

anak akan mengikuti.

Selain dari membuang

sampah pada tempatnya,

kita juga menanamkan

untuk hemat energi yaitu

ada matikan lampu sesudah

melakukan toilet training

kemudian ada juga mencuci

tangan dengan air

secukupnya.

9. Dengan adanya sikap

kesadaran lingkungan, apakah

sangat mempengaruhi proses

perkembangan anak?

Berpengaruh banget, kaya

misalnya ada temennya

bawa makanan tiba-tiba

buang sampah

sembarangan, nanti secara

tidak langsung karena sering

kami peringatkan untuk

tidak buang sampah

sembarangan jadi ada anak

yang mengingatkan

temannya secara langsung

“jangan buang sampah

sembarangan nanti kelasnya

kotor, buangnya di tempat

sampah di luar.” Jadi hal-hal

DA-CW-

09-03

Page 104: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

kecil yang kami terapkan

berpengaruh besar

khususnya untuk diri

mereka terlebih dahulu ya

jadi mereka akan mengerti.

10. Apakah guru memiliki suatu

program untuk

mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan pada

anak?

Jadi kalau program KBTK

itu sama semua yaitu

JAMBU APD (Jangan

buang sampah

sembarangan, Buanglah

sampah pada tempatnya,

Ambil sampah jika

menemukannya di jalan,

Pilihlah sampah sebelum

membuang, Daur ulang

sampah Insya Allah menjadi

bermanfaat) dan Jusberi

(Jumat bersih dan

memberi). Intinya itu semua

sudah termasuk program

dari KBTK.

DA-CW-

10-03

11. Apa faktor pendukung dan

penghambat dalam

mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan pada

anak?

Kalau penghambat itu

misalnya kan memang

sekolah alam itu banyaknya

daun yang jatuh ya terus

memang ada sampah yang

tertutup di daun dan dari

display nya juga dari daun.

Beberapa anak tuh lebih

melihat kalau sampahnya itu

DA-CW-

11-03

Page 105: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

daun. Padahal sebenernya

maksud dari sekolah alam

itu daun memang banyak

yang berjatuhan jadi bukan

sampah. Jadi kalau untuk

KB itu mereka belum

paham logika sampai kesitu

gitu.

Sejauh ini sih faktor

pendukung sekolah juga

mendukung jadi ketika

anak-anak ketika mereka

mau buang sampah itu

memudahkan banget karena

di setiap kelas ada tempat

sampah.

12. Sejauh ini, seberapa besar

anak yang sudah memiliki

sikap kesadaran lingkungan?

Untuk level KB B Matahari

Insya Allah sih mereka

selama ada di sekolah

sekitar 90% sudah sadar.

Karena kami juga

membiasakan untuk tidak

membawa sampah kemasan

jadi mereka membawa

snack yang kemasannya

sudah dibuka di rumah,

kalau pun mereka membawa

bekal kemasan maka

sampahnya harus dibawa

kembali ke rumah, dan ini

sudah bekerjasama dengan

DA-CW-

12-03

Page 106: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

orangtua murid.

Informan : IN (Koordinator KB B dan Guru KB B Bintang)

Tanggal : 28 Oktober 2019

Tempat : Kelas KB B Bintang

No. Pertanyaan Jawaban Kode

1. Apa yang anda ketahui

tentang lingkungan?

Bagaimana lingkungan dapat

dikatakan sebagai lingkungan

yang hidup, sehat dan tidak

sehat?

Kalau untuk lingkungan

yang sehat itu yang pastinya

banyak tanaman hidup, yang

sehat itu pastinya bersih dan

pasti enak dilihatnya atau

asri gitu. Kalau yang tidak

sehat itu ya kebalikannya,

kaya terlihat kotor, ga enak

dipandang deh pokoknya.

IN-CW-

01-04

2. Apa yang anda ketahui

tentang kerusakan

lingkungan?

Kerusakan lingkungan itu

pasti bikin kita ga nyaman ya

dan pastinya bikin sedih.

Kaya ada tetangga aku tuh

mereka kesadarannya kurang

banget, kan mereka itu abis

gunain sterofoam nah

mereka itu udah make gitu

aja buangnya disembarang

tempat, jadi bikin aku ga

nyaman banget.

IN-CW-

02-04

3. Bagaimana pendapat anda

akan pentingnya sikap

kesadaran lingkungan?

Kesadaran lingkungan itu ya

penting banget itu juga

sebagai alarm untuk diri kita

sendiri ya karena kalau kita

IN-CW-

03-04

Page 107: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

ga punya sikap kesadaran

lingkungan pasti daratan dan

lautan ini udah jadi sampah

kayaknya ya.

4. Pentingkah sikap kesadaran

lingkungan diterapkan pada

anak?

Penting banget, karena

kenapa kalau kita ga

menerapkan sedari dini

nantinya ketika anak sudah

besar atau ga minimal tuh

ketika SD ya mereka ga akan

mengerti apa sih arti

kesadaran lingkungan untuk

dirinya sendiri tuh atau

bahkan saat mereka besar

nanti sikap kesadaran

lingkungannya itu tidak ada.

IN-CW-

04-04

5. Bagaimana cara guru

mengenalkan lingkungan

kepada anak?

Karena anak usia dini itu

proses pemikirannya

kongkrit, jadi kita ajak

secara langsung. Kaya jalan-

jalan keliling sekolah, ada

juga kegiatan outing, nah

disitu kan nanti anak akan

belajar lebih banyak lagi di

luar kelas.

IN-CW-

05-04

6. Apakah guru memiliki peran

penting dalam mengemba

ngkan sikap kesadaran

lingkungan pada anak?

Menurut saya sih iya

penting, karena kan kita

sebagai guru itu harus

memberikan contoh yang

baik apalagi soal lingkungan

IN-CW-

06-04

Page 108: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

ya, sebisa mungkin kita tuh

sebagai guru harus benar2

gimana sih caranya biar anak

itu awarre dengan

lingkungannya.

7. Mengapa anak usia dini perlu

diajarkan mengenai sikap

kesadaran lingkungan?

Karena untuk kehidupan

mereka selanjutnya nanti

bisa bermanfaat untuk

mereka sendiri. Selain itu

kan anak-anak itu penerus

bangsa ya jadi sebisa

mungkin mereka harus

dikenalkan dan diajarkan

akan sikap kesadaran

lingkungannya sehingga

ketika suatu hari nanti

mereka bisa melindungi

alam ini dengan apa yang

sudah dibekali sejak dini.

IN-CW-

07-04

8. Bagaimana cara guru

mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan pada

anak?

Cara mengembangkannya ya

diajak langsung sih,

maksudnya ya sesuai dengan

apa yang mereka lihat.

Biasanya itu kita

mengenalkannya dulu

bagaimana cara menjaga

lingkungan, kaya buang

sampah sesuai dengan

tempatnya kaya sampah

organik, anorganik dan

IN-CW-

08-04

Page 109: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

sampah lainnya.

9. Dengan adanya sikap

kesadaran lingkungan,

apakah sangat mempengaruhi

proses perkembangan anak?

Iya itu bener jadi kan setelah

kita mengenalkan belajar

memilah sampah ya dan itu

benar mempengaruhi banget.

Saat itu kita coba untuk

membuang sampah dan kita

tanya “ini bener ga

sampahnya dibuang kesini?”

dan pas tahu akan

membuang sampah mereka

lihat gambarnya, “oh iya ini

bu ini” jadi kalau ada

temannya yang salah buang

sampah ditempatnya mereka

itu mengingatkan temannya.

Jadi kalau di Sekolah Alam

Bintaro ini sebenernya

gaboleh buang sampah di

sekolah jadi kalau misalnya

mereka bawa snack berupa

kemasan mereka harus bawa

kembali ke rumah. Tong

sampah yang adadi sekolah

hanya digunakan untuk

KBM kaya gunting-gunting

kertas gitu.

IN-CW-

09-04

10. Apakah guru memiliki suatu

program untuk

mengembangkan sikap

Program nya itu melalui

greenlab dengan menanam

tanaman hidroponik dan

IN-CW-

10-04

Page 110: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

kesadaran lingkungan pada

anak?

JAMBU APD.

11. Apa faktor pendukung dan

penghambat dalam

mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan pada

anak?

Kalau untuk pendukung sih

Insya Allah orangtua dan

sekolah sangat bekerjasama

dengan kita guru-gurunya.

Kalau untuk penghambat itu

karena mereka masih anak-

anak KB ya ada anak yang

nalarnya udah jalan ada juga

yang nalarnya belum begitu

jalan. Jadi kembali ke diri

mereka sendiri

IN-CW-

11-04

12. Sejauh ini, seberapa besar

anak yang sudah memiliki

sikap kesadaran lingkungan?

Kalu untuk KB B Bintang

sih sekitar 75-80% lah ya,

karena kan nalarnya mereka

itu masih belum bisa

berjalan dengan baik.

IN-CW-

12-04

Informan : SI (Koordinator TK A dan Guru TK A Ali Bin Abi Thalib)

Tanggal : 29 Oktober 2019

Tempat : Kelas TK A Ali Bin Abi Thalib

No. Pertanyaan Jawaban Kode

1. Apa yang anda ketahui

tentang lingkungan?

Bagaimana lingkungan dapat

dikatakan sebagai lingkungan

yang hidup, sehat dan tidak

sehat?

Lingkungan yang hidup itu

dimana kita bisa merasakan

kesegaran alam secara alami,

ya kaya burung dapat

berkicau, ayam berkokok,

dan lain sebagainya.

Sedangkan kalau lingkungan

SI-CW-

01-05

Page 111: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

yang sehat itu dimana tempat

yang kita tinggali terlihat

bersih, sejuk, asri dan bebas

dari sampah yang pastinya

harus banget kita jaga ya,

jadi kita masih bisa

merasakan manfaat dari

lingkungan itu sendiri.

Kalau lingkungan yang tidak

sehat itu ya kebalikannya,

kan pasti yang pertama

terlihat kotor nih sampah-

sampah berserakan atau

bahkan kita sendiri yang

bikin lingkungan itu tidak

sehat sehingga akibatnya pun

kita yang merasakannya.

2. Apa yang anda ketahui

tentang kerusakan

lingkungan?

Kerusakan lingkungan bagi

saya sesuatu yang bikin saya

sedih ya, karena kalau sudah

terjadi kerusakan lingkungan

kita sendiri juga yang

nanggung

bebannya.Kerusakan

lingkungan itu bisa terjadi

ketika kita tidak bisa

menjaga bumi ini dengan

baik ya kaya misalnya

nebang pohon secara liar,

buang sampah sembarangan,

terus juga dampak dari

SI-CW-

02-05

Page 112: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

tambang itu termasuk

kerusakan ya.

3. Bagaimana pendapat anda

akan pentingnya sikap

kesadaran lingkungan?

Sebagai seorang guru

penting banget sih ya

mengenai sikap kesadaran

lingkungan ini, karena kalau

tidak ada kesadaran terhadap

lingkungan itu berarti sama

aja kita ga sayang dong sama

diri kita sendiri. Ini juga

sebagai alarm untuk kita

supaya tetap bisa merawat

lingkungan dengan baik.

SI-CW-

03-05

4. Pentingkah sikap kesadaran

lingkungan diterapkan pada

anak?

Penting banget, soalnya kan

usia mereka itu usia yang

paling kursial ya, jadi sebisa

mungkin kita menerapkan

hal-hal baik tentang sikap

kesadaran lingkungan

terutama kita ngajarin sih

dari yang paling terdekat dia

yaitu lingkungan kelas, jadi

dia dateng bersih pulang pun

bersih, kita juga sering

ingetin “temen-temen kelas

kita udah bersih belum?”

terus kaya misalnya ingetin

juga dari ingetin jaga barang-

barang dia kan, jadi kalo

masih ada yang belum rapih

SI-CW-

04-05

Page 113: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

atau tercecer kita masih

ingatkan.

5. Bagaimana cara guru

mengenalkan lingkungan

kepada anak?

Kalo disini mah pastinya kita

akan mengenalkan secara

langsung ya karena kan

lingkungan sekolahnya

berbasis alam, jadi ya kita

kenalkan saja dulu

lingkungan yang ada di

sekolah biar anak lebih

banyak eksplor. Palingan

kalau belajar di luar kelas ya

kaya home visit, outing itu

mungkin akan lebih banyak

belajar lagi mengenai

lingkungan luar sekolah.

SI-CW-

05-05

6. Apakah guru memiliki peran

penting dalam

mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan pada

anak?

Tentu saja, karena kan anak-

anak itu lebih banyak meniru

ya. Jadi sebisa mungkin guru

tuh harus memberikan

contoh yang baik untuk anak

apalagi soal sikap kesadaran

lingkungan ini. Lebih ke

memberikan contoh aja sih.

SI-CW-

06-05

7. Mengapa anak usia dini perlu

diajarkan mengenai sikap

kesadaran lingkungan?

Mereka harus belajar emang

dari kecil, kalau udah

terbiasa dari kecil dewasa

nya pun akan terbiasa. Tapi

kalau misalnya dari kecil ga

kita ajarin, ga kita contohin,

SI-CW-

07-05

Page 114: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

ga kita ingatkan mereka akan

cuek aja sama lingkungan,

kalopun kamar mereka

berantakan, kalo nanti besar

rumah mereka berantakan

mereka ga akan merasa kalo

itu harus dibersihkan, karena

dari kecil tidak terbiasa atau

mungkin dari kecil akan

sama mba nya yang biasa

merapihkan, mereka ga akan

awarre sama lingkungan

sendiri karena mereka

merasa sudah ada orang lain

yang membersihkannya.

Maka dari itu kita harus

mulai dari diri mereka

sendiri, terutama dari kecil

dan diingatkan selalu karena

anak-anak kan harus

diulang-ulang ya hari ini

dikasih tau, besok dikasih

tau, dan lusa pun harus

dikasih tau untuk

menanamkan ke diri mereka

sejak dini.

8. Bagaimana cara guru

mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan pada

anak?

Biasanya sih kalo kita di TK

A dari gurunya dulu

memberikan contoh ya. Kita

ajak ke greenlab untuk kasih

tau ke anak kaya misalnya

SI-CW-

08-05

Page 115: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

lingkungan itu harus kita

jaga loh, tidak boleh

merusak lingkungan, kenapa

ga boleh buang sampah

sembarangan, jadi emang

bekerjsama dengan greenlab

untuk ajak anak keliling

sekolah melihat sekeliling

sekolah sudah berish atau

belum, banyak tanaman yang

hidup ga, dan lain-lain.

Terus di kelas terutama di

kelas sih yang paling sering

karena kan itu tempat

mereka belajar sehari-hari

kita tanya ke anak-anak

“temen-temen coba kita lihat

sekeliling kelas kita,

kelasnya udah rapih belum

ya, nyaman ga ya?” nah dari

situ insya Allah sikap

kesadaran lingkungannya

akan berkembang dengan

baik.

9. Dengan adanya sikap

kesadaran lingkungan,

apakah sangat mempengaruhi

proses perkembangan anak?

Kalau berpengaruh sih

alhamdulillah banget karena

di awal itu kan emang kita

selalu bilang “ayo tidy up”

mereka ga ada awarre nya

untuk tas nya berantakan pun

mereka masih main atau

SI-CW-

09-05

Page 116: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

pindah ke kegiatan lain, jadi

dari awal itu kita harus

sounding tapi semakin

kesini, semakin mereka tau

kalau setiap setelah kegiatan

harus dirapihkan, main diluar

pun kalau melihat sampah

biasanya anak-anak sudah

mulai ambil lalu dibuang.

Jadi udah ada tingkatan dari

yang sebelum-sebelumnya

dan di sounding nya itu kan

berkali-kali ya,

alhamdulillah berpengaruh

banget ya buat persiapan TK

B apalagi nanti kan mereka

juga SD, mereka harus lebih

mandiri dan ga selalu

diawasi oleh gurunya.

10. Apakah guru memiliki suatu

program untuk

mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan pada

anak?

Untuk programnya guru

bekerjasama dengan

greenlab. Kaya misalnya

mencari sampah di sekitar

sekolah, biasanya sih kalau

pas hari bumi itu akan lebih

luas lagi. Paling ya untuk

program lainnya itu bank

sampah, JAMBU APD,

karena kan itu sudah

termasuk program

keseluruhan untuk level

SI-CW-

10-05

Page 117: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

KBTK, selain itu juga ada

adanya fasilitas dengan 3

tong sampah untuk sampah

yang berbeda disertai dengan

gambar. Nah program itu

snagat membantu banget

buat sikap kesadaran

lingkungan anak.

11. Apa faktor pendukung dan

penghambat dalam

mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan pada

anak?

Faktor pendukung nya itu

kaya tempat sampah kan ada

gambarnya, itu kan yang

mendukung mereka untuk

belajar kalau tempat sampah

itu tidak hanya satu tapi ada

3. Terus selain dari tempat

sampah yang disediakan, ada

untuk tidak membawa bekal

kemasan karena tujuannya

untuk meminimalisir sampah

di sekolah.

Faktor penghambatnya sih

paling biasanya yang di

rumah tidak dibiasakan

menjaga kebersihan

lingkungan, jadi kalau di

sekolah kebiasaan setiap

harinya tidak seperti itu, jadi

kalau diingatkan suka kurang

paham.

SI-CW-

11-05

12. Sejauh ini, seberapa besar Kalau di TK A itu sekitar 80- SI-CW-

Page 118: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

anak yang sudah memiliki

sikap kesadaran lingkungan?

85%. Karena mereka sudah

bnayak yang tau untuk tidy

up masalah kebersihan dan

kerapihan kelas. Kalau untuk

sampah karena memang

adaprogram tidak boleh

bawa kemasan, jadi mereka

tidak bawa dan kalaupun ada

yang membawa maka

sampahnya harus dibawa

pulang lagi ke rumah.

12-05

Page 119: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

Hasil Wawancara

(Wawancara dengan Anak KBTK)

Informan : AL (siswa KB B Bintang)

Tanggal : 28 Oktober 2019

Tempat : Playground outdoor (area pasir kinestetik)

No. Pertanyaan Jawaban Kode

1. Lingkungan sekitarkamu

sudah bersih belum? Kelas

dan playground temen-temen

bersih ga ya? Terus kalau

rumah temen-temen juga

bersih ga ya?

Kalo rumah aku itu bersih

soalnya dibantu sama mba

yang suka bersihin rumah.

Terus kalo mama abis

masak aku juga suka ikutan

masak terus abis itu ikutan

tidy up juga. Kalo kelas juga

bersih kan kita ga boleh

buang sampah di kelas

soalnya nanti ada banyak

kecoa.

AL-CW-

01- 06

2. Kalau buang sampah

biasanya kamu suka buang di

tempat sampah atau

sembarangan?

Kan kita ga boleh buang

sampah sembarangan

soalnya nanti kotor terus bau

jadi aku buang sampahnya

di tempat sampah.

AL-CW-

02-06

3. Gimana perasaanmu kalau

lingkungan terlihat kotor?

Ga suka, soalnya jijik nanti

aku kebauan.

AL-CW-

03-06

4. Gimana caranya agar

lingkungan tetap bersih?

Dibersihin,”cara bersihinnya

gimana?”, “pake sapu terus

sampahnya dimasukin tong

sampah”.

AL-CW-

04-06

Page 120: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

Informan : TL (siswi TK A Abu Bakar As-Shidiq)

Tanggal : 29 Oktober 2019

Tempat : Playground (area tempat duduk)

No. Pertanyaan Jawaban Kode

1. Lingkungan sekitarkamu

sudah bersih belum? Kelas

dan playground temen-temen

bersih ga ya? Terus kalau

rumah temen-temen juga

bersih ga ya?

Udah TL-CW-

01-07

2. Kalau buang sampah biasanya

kamu suka buang di tempat

sampah atau sembarangan?

Kata mama dan bu guru aku

kan ga boleh buang sampah

sembarangan, soalnya nanti

kasian tempatnya jadi kotor.

Jadi aku buang sampahnya

di tempat sampah.

TL-CW-

02-07

3. Gimana perasaanmu kalau

lingkungan terlihat kotor?

Ga enak, soalnya kalo kita

lewat suka bau terus kan

nanti bisa bikin kita sakit.

TL-CW-

03-07

4. Gimana caranya agar

lingkungan tetap bersih?

Dibersihin, “gimana cara

bersihinnya?”. “kata bu

guru kalo liat sampah kita

ambil terus dimasukin ke

tong sampah”.

TL-CW-

04-07

Page 121: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

Informan : AK (Siswa TK B Abdurrahman Bin Auf)

Tanggal : 29 Oktober 2019

Tempat : Ampiteater

No. Pertanyaan Jawaban Kode

1. Lingkungan sekitarkamu

sudah bersih belum? Kelas

dan playground temen-temen

bersih ga ya? Terus kalau

rumah temen-temen juga

bersih ga ya?

Udah, soalnya kalo lagi main

suka ga ada sampah, paling

banyak daun aja yang jatuh.

Kalo di kelas kan bersih terus,

soalnya kalo ga bersih nanti

ada tikus dan kelasnya nanti

bau jadi kalo abis ngerjain

worksheet sampahnya harus

dibuang ke tempat sampah.

Kalo di rumah kadang-kadang

aku juga suka bantu mamah

biar rumahnya bersih dan

wangi.

AK-CW-

01-08

2. Kalau buang sampah biasanya

kamu suka buang di tempat

sampah atau sembarangan?

Di tempat sampah, soalnya

kalo ga dibuang di tempat

sampah nanti jadi berantakan

dan numpuk deh sampahnya,

kan kasian nanti yang suka

bersihinnya.

AK-CW-

02-08

3. Gimana perasaanmu kalau

lingkungan terlihat kotor?

Sedih, kalo kotor nanti banyak

yang sakit terus ga bisa main

deh

AK-CW-

03-08

4. Gimana caranya agar

lingkungan tetap bersih?

Harus dibersihin setiap hari

terus ga boleh ada yang buang

sampah sembarangan biar

keliatan bersih terus.

AK-CW-

04-08

Page 122: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

Informan : RK (Siswa TK B Bilal Bin Rabbah)

Tanggal : 29 Oktober 2019

Tempat : Aula

No. Pertanyaan Jawaban Kode

1. Lingkungan sekitarkamu

sudah bersih belum? Kelas

dan playground temen-temen

bersih ga ya? Terus kalau

rumah temen-temen juga

bersih ga ya?

Udah, soalnya kalo ga

bersih nanti aku dan temen-

temen gabisa main dan

belajar.

RK-CW-

01-09

2. Kalau buang sampah biasanya

kamu suka buang di tempat

sampah atau sembarangan?

Di tempat sampah, kalo

dibuang sembarangan nanti

jadi sarang nyamuk.

RK-CW-

02-09

3. Gimana perasaanmu kalau

lingkungan terlihat kotor?

Sedih, nanti banyak orang

yang sakit.

RK-CW-

03-09

4. Gimana caranya agar

lingkungan tetap bersih?

Dibersihin, harus di sapu

terus kita juga harus jaga

tanaman nya biar bagus dan

ga boleh metik tanaman,

soalnya kalo kita metik

tanaman berarti kita udah

ga sayang sama tanaman

itu, jadi Allah juga ga suka

sama orang yang ga sayang

sama lingkungan

RK-CW-

04-09

Page 123: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

LAMPIRAN 4

HASIL OBSERVASI/ CATATAN LAPANGAN

Hasil Observasi

(Lembar observasi sekolah dan guru)

No Aspek Yang Diamati Terlaksana Deskripsi

Ya Tidak

1. Mengenalkan lingkungan

pada anak, melalui :

a. Media pembelajaran

terbuat dari bahan alam/

barang yang dapat di daur

ulang.

[CO-01-01-GR]

√ Untuk media pembelajaran

memang sebagian terbuat dari

bahan alam sebagian juga bukan,

karena lebih ke

mengkombinasikan. Namun untuk

worksheet biasanya ada juga dari

bahan alam seperti mengarsir

daun, ranting, tapi untuk

mendapatkan daun dan ranting

tersebut itu harus yang sudah

jatuh, karena tujuan nya untuk agar

tanaman tetap terjaga dengan baik.

Dari situ anak berpikir kalau

memetik daun/ranting yang masih

utuh di pohon itu artinya sama saja

seperti menyakiti tanaman.

d. Belajar sambil bermain di

alam (luar kelas, outing,

study tour).

[CO-02-01-GR]

√ Untuk mengenal lingkungan luar

sekolah biasanya mengadakan

outing dan juga otfa. Tujuannya

adalah agar anak lebih dalam

dalam mengenal lingkungannya

juga melatih kemandirian mereka

Page 124: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

untuk lebih beranggung jawab

dalam menjaga lingkungan. Selain

dari itu, anak juga dikenalkan

dengan rasa syukur atas nikmat

yang Allah berikan karena masih

bisa diberikan kesempatan untuk

bernafas, bermain dan belajar di

luar rumah.

2. Menanamkan nilai dan norma

sosial terkait dengan

lingkungan.

e. Membiasakan menjaga

kebersihan lingkungan

(tidak membuang sampah

sembarangan, tidak

merusak tanaman)

[CO-03-01-GR]

√ Pertama, tidak membuang sampah

sembarangan, atau bahkan guru

sudah mulai mengenalkan cara

membuang sampah sesuai dengan

bahannya seperti sampah organik,

anorganik dan sampah lainnya

tong sampah tersebut disertai

dengan gambar sehingga

memudahkan anak untuk

membuangnya sesuai dengan

bahannya. Kedua, yaitu tidak

merusak tanaman. Sebelumnya

guru juga menjelaskan terlebih

dahulu kenapa tidak boleh

merusak tanaman, apa yang terjadi

jika tanaman kita rusak. Kenapa

guru harus menjelaskan terlebih

dahulu sebab akibat jika kita

merusak tanaman, karena dengan

adanya penjelasan seperti itu anak

akan berpikir bahwa merusak

tanaman itu bukanlah hal baik atau

bahkan kalau merusak tanaman itu

Page 125: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

bisa terjadi rusaknya lingkungan

hidup.

f. Membiasakan menjaga

kebersihan diri (berpakaian

rapih, cuci tangan sebelum

dan sesudah makan,

menyikat gigi dan lain-

lain).

[CO-04-01-GR]

Menjaga kebersihan diri juga

menjadi salah satu bagian dari

sikap kesadaran lingkungan. Sama

seperti sebelumnya dilakukan

dengan cara pembiasaan yaitu

ketika akan makan atau sesudah

makan maka harus mencuci tangan

terlebih dahulu begitupun setelah

selesai bermain anak harus

mencuci tangan dan kaki sebelum

masuk kelas, agar kelas tidak

terlihat kotor, karena jika kelasnya

kotor maka proses belajar

mengajar juga kurang efektif.

Selain dari mencuci tangan ada

juga kegiatan sikat gigi yang

dilakukan seminggu sekali jika di

sekolah, namun untuk di rumah

guru selalu berpesan agar

menggosok gigi sebelum tidur

karena untuk menghindari adanya

sakit gigi atau membuat gigi kita

sehat. Satu lagi dalam kebersihan

diri yaitu memotong kuku, untuk

pemeriksaan kuku ini dilakukan

setiap hari jumat, dimana guru

dapat melihat dan memeriksa kuku

anak, jika ada anak yang kukunya

panjang maka harus dipotong.

Page 126: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

Dengan menerapkan hal-hal

tersebut maka anak akan tahu

bahwa menjaga lingkungan itu

sangat baik untuk dirinya sendiri.

3. Memberikan motivasi tentang

lingkungan.

c. Bercocok tanam

hidroponik atau menanam

tanaman lainnya agar

suasana lingkungan tetap

asri.

[CO-05-01-GR]

√ Memberikan motivasi tentang

lingkungan yaitu dengan cara

mengenalkan anak kepada ciptaan

Allah yang adadi sekitar kita,

setelah dikenalkan anak-anak

diajak untuk menjaganya seperti

tidak merusak tanaman yang ada

dan tidak menyakiti binatang,

menjaga lingkungan sekitar

dengan membuang sampah pada

tempatnya. Bercocok tanam atau

menanam tanaman hidroponik

menjadi salah satu kegiatan dalam

memberikan motivasi tentang

lingkungan. Setiap kelas ada

jadwal untuk menanam tanaman

tempatnya di greenlab, sebelum

melakukan kegiatan guru

menjelaskan terlebih dahulu

tanaman apa yang akan ditanam

dan apa manfaat dari menanam

tanaman tersebut.

4. Cara guru mengembangkan

sikap kesadaran lingkungan

sesuai dengan karakteristik

anak.

√ Metode yang digunakan dalam

mengembangkan sikap kesadaran

lingkungan sudah sesuai dengan

karakteristik dan usia anak.

Page 127: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

[CO-06-01-GR] Caranya ketika guru menjelaskan

seusatu yang berhubungan dengan

lingkungan yaitu menggunakan

bahasa yang mudah dipahami

sehingga anak pun akan mudah

mengerti apa yang dimaksud dan

dijelaskan oleh gurunya.

Metode belajar menggunakan

media potensi sumber daya

lingkungan.Aktivitas pembelajaran

adalah dengan melakukan kegiatan

eksperimen dari bahan-bahan alam

5. Terdapat faktor pendukung

dan penghambat dalam

pengembangan sikap

kesadaran lingkungan pada

anak.

[CO-06-01-GR]

Faktor pendukung nya yaitu

bekerjasama dengan seluruh

civitas akademik dan orangtua gar

tidak membawakan bekal anak

dalam bentuk kemasan. Untuk

faktor penghambatnya yaitu dalam

pelaksanaannya, karena terdapat

beberapa anak yang belum

memahami mengapa sikap

kesadaran lingkungan itu harus

dimiliki oleh dirinya.

6. Memiliki kurikulum berbasis

lingkungan

[CO-07-01-GR]

√ Menjadi keunikan sekolah alam

karena mengeksplorasi alam,

menggali potensi lokal alamnya

kemudian melakukan banyak

penelitian, eksperimen, konservasi

sampai menciptakan teknologi

yang ramah lingkungan. Siswa

Page 128: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

pun perlu dikenalkan dengan

kegiatan konservasi lingkungan,

tempat-tempat atau miniatur dari

pelestarian hewan langka dan

tumbuhan, karena kelak mereka

yang bertanggung jawab

memelihara dan menjaga bumi.

7. Menyediakan sarana dan

prasarana untuk kebersihan

lingkungan serta program

lainnya.

[CO-08-01-GR]

√ Sarana prasarana yang dimiliki

oleh sekolah terbilang cukup

lengkap, yaitu adanya bank

sampah, bank sampah ini disbut

tabungan anak-anak, jadi anak-

anak itu membawa sampah yang

masih bisa di daur ulang lalu

ditimbang dan ditukarkan menjadi

uang. Selain bank sampah adanya

3 jenis tempat sampah disertai

gambar, sehingga memudahkan

anak untuk membuang sampah

sesuai dengan jenis sampahnya.

Selanjutnya alat-alat kebersihan

kelas seperti pel lantai, sapu lantai,

dan lain sebagainya.

Page 129: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

Hasil Observasi

(Lembar Observasi Anak)

No Aspek Yang Diamati Terlaksana Deskripsi

Ya Tidak

1. Anak dapat mengenal dan

berinteraksi dengan

lingkungannya secara baik

dengan cara:

c. Belajar dan bermain di

luar kelas

[CO-01-02-AN]

√ Dalam penerapan sikap kesadaran

lingkungan pada anak, membawa

anak untuk belajar dan bermain di

luar kelas akan lebih mudah untuk

menjelaskan kenapa kita harus

menjaga lingkungan dengan baik,

tidak boleh buang sampah

sembarangan, tidak boleh merusak

tanaman. Mengajak anak melalui

praktek langsung akan lebih

mudah dipahami, karena proses

berpikir anak bersifat kongkrit.

Dalam observasi ini, anak lebih

awarre untuk belajar dan bermain

di lingkungan luar kelas, karena

akan lebih banyak eksplor, selain

itu juga anak-anak sangat senang

apabila melaksanakan belajar di

luar kelas.

2. Menanamkan nilai dan norma

sosial terkait dengan

lingkungan:

i. Anak dapat membiasakan

untuk membuang sampah

pada tempatnya.

√ Karena sudah dibiasakan untuk

membuang sampah pada

tempatnya, sehingga anak sudah

mulai mengerti dan terbiasa untuk

buang sampah di tempatnya sesuai

dengan kategori sampahnya.

Page 130: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

[CO-02-02-AN]

j. Tidak mencoret-coret

lingkungan sekolah

ataupun rumah.

[CO-03-02-AN]

√ Tidak ada anak yang coret-coret di

kelas ataupun lingkungan sekolah

dan rumah. Jika di sekolah proses

coret-coret/ menuangkan imajinasi

anak biasanya dilakukan di kertas

worksheet.

k. Tidak merusak tanaman

yang ada di sekolah.

[CO-04-02-AN]

√ Kebanyakan anak yang sudah

mengerti untuk tidak merusak

tanaman, karena bagi mereka

merusak tanaman sama saja

dengan menyakiti tanaman itu.

Anak hanya akan dan boleh

mengambil daun dan ranting yang

jatuh untuk dijadikan bahan belajar

dan bermainnya.

l. Menggunakan air

secukupnya

[CO-05-02-AN]

√ Menggunakan air secukupnya juga

menjadi salah satu peraturan

sekolah, karena jika berlebihan

dalam penggunaan air, maka akan

mubadzir sama saja seperti

buangin air. Hal ini juga

diterapkan kepada anak, sehingga

ketika anak sedang mencuci

tangan atau berwudhu mereka

menggunakan air secukupnya.

3. Anak memiliki motivasi

tentang lingkungan, yaitu:

c. Menanam tanaman

hidroponik.

√ Menanam tanaman hidroponik

menjadi salah satu kegiatan yang

ada di sekolah, dimana anak

diberikan jadwal untuk menanam

Page 131: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

[CO-06-02-AN] lalu merawat dengan cara

menyiram, dan memberi pupuk.

Hal tersebut tentunya tidak lepas

dari arahan guru.

Untuk kegiatan menanam tanaman

hidroponik, anak-anak sangat

senang sekali, mereka juga

antusias untuk mengetahui dengan

banyak bertanya mengenai

tanaman apa yang mereka tanam,

bagaimana cara merawatnya, dan

lain-lain.

Page 132: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

CATATAN LAPANGAN

CL 1

Hari /Tanggal : Senin, 21 Oktober 2019

Waktu : 07.30 – 11.30

Tempat : TK B Abdurraham

Deskripsi kegiatan:

Pada hari senin, 21 Oktober 2019 merupakan hari pertama peneliti

melakukan pengamatan/ penelitian. Tepat pukul 07.00 peneliti diminta oleh

Kepala Sekolah untuk masuk ke kelas TK B Abdurrahman. Kemudian, peneliti

disambut oleh guru TK B Abdurahman. Setelah masuk, peneliti melihat anak-

anak yang masuk ke kelas dengan mengucapkan salam sembari meminta izin

terlebih dahulu “Assalamu’alaikum, May I come in?” lalu guru menjawab salam

anak “Wa’alaikumsallam, Yes you may”. Setelah itu anak mencium tangan guru

lalu meletakkan tasnya sesuai dengan nama yang tertera didinding kelas.

Pukul 07.30 bel berbunyi dan anak-anak kembali ke kelas (jika ada yang

bermain di luar sebelum masuk) lalu duduk melingkar bersama guru. Guru

melakukan kegiatan fresh morning yaitu bernyanyi bersama sebelum memulai

berdoa. Setelah melakukan fresh morning guru menunjuk 4 anak untuk memimpin

doa bersama. Sebelum memulai berdo’a, anak yang sudah ditunjuk oleh guru

diminta untuk melihat temannya yang sudah siap dan belum siap. “Arrazka

ready.... olaf not ready” jika ada anak yang belum siap maka akan menunggu

anak tersebut siap dulu. Setelah semua siap, pemimpin doa menyiapkan doa

bersama: “Are you ready guys? Yes i’m ready”..... “Ooh Allah please guide us in

learning more knowledge from you, Aamiin” dialnjutkan membaca Al-Fatihah,

dan doa dalam menuntut ilmu. Setelah selesai berdoa, guru menunjukkan lembar

tugas yang akan dikerjakan anak. Sebelum diberikan kepada anak, guru

menjelaskan terlebih dahulu setelah itu guru akan bertanya kepada anak jika

Page 133: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

masih ada yang belum mengerti. Jika semua anak sudah mengerti, kegiatan

selanjutnya adalah mengerjakan lembar tugas masing-masing di level Qiro’ati.

Pukul 08.00 – 09.00 anak-anak melakukan kegiatan Qiro’ati. Masing-

masing guru Qiro’ati menyiapkan papan Qiro’ati. Setelah itu memulai dengan

membaca Ta’awudz, basmallah, doa-doa harian dan dilanjutkan membaca Qiroati

bersama dengan melihat papan Qiro’ati. Setelah membaca bersama, anak

diperbolehkan mengerjakan lembar tugas yang diberikan oleh guru kelas. Sambil

menunggu giliran satu persatu anak dipanggil untuk mengaji buku qiroati nya,

sebagian anak mengerjakan lembar tugas dari guru kelas. Selesai anak-anak

mengaji hal yang dilakukan selanjutnya dalah penutupan Qiroati dengan

mengulang membaca bacaan Qiroati yang ada di papan, silanjutkan dengan

membaca doa-doa harian, lalu mengucapkan Alhamdulillah.

Selesai kegiatan Qiro’ati, anak-anak kembali ke kelas masing-masing dan

menyerahkan lembar tugas yang sudah dikerjakan oleh anak. Guru melihat hasil

yang dikerjakan oleh anak lalu diberi stempel cap bintang 3. Setelah di cap,

lembar tugas dimasukan ke loker masing-masing dan diperbolehkan untuk

mencuci tangan. Anak yang sudah selesai mencuci tangan, mengambil bekal dari

tas lalu meletakannya di meja sesuai nama dan duduk tertib. Selanjutnya, guru

memimpin doa sebelum makan dan berdoa bersama-sama dengan anak. Setelah

selesai berdoa, anak-anak makan dengan tertib dan tidak diperbolehkan makan

sambil berdiri. Kemudian, jika sudah selesai makan anak-anak merapihkan

kembali tempat makannya dan mengambil sisa makanan yang jatuh ke lantai lalu

dibersihkan. Kotak makan dimasukkan ke dalam tas anak, kemudian anak kembali

ke meja masing-masing untuk berdoa setelah makan, doa masuk dan keluar kamar

mandi secara bersama-sama. Pukul 09.30 anak-anak diperbolehkan untuk bermain

di ruang kelas ataupun arena bermain outdoor.

Pukul 10.20 bel masuk berbunyi, seluruh anak masuk ke kelas dan

langusng membentuk lingkaran. Kegiatan siang, yaitu menanam tanaman biji

kacang panjang di greenlab, sebelum masuk greenlab anak-anak memakai baju

ayah, sepatu boot sebagai perlengkapan untuk masuk greenlab agar baju mereka

tidk kotor. Kemudian guru mengarahkan kepada anak cara menanamnya seperti

Page 134: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

apa, anak pun mengikuti. Selesai dari greenlab anak-anak diperbolehkan untuk

cuci tangan lalu kembali ke kelas.

Pukul 11.15 persiapan untuk pulang, sebelum pulang guru dan anak

bernyanyi terlebih dahulu. Kemudian bertanya kepada anak kegiatan apa saja

yang sudah dilakukan oleh anak di sekolah hari ini. Selanjutnya, guru memilih 2

orang anak untuk memimpin berdoa sebelum pulang. Pemimpin doa menyiapkan

teman-temannya yang belum siap. Kemudian, berdoa pun dimulai“Ooh Allah

thank you for everything today and pleas protect us from any home on the way

home, Aamiin”. Dilanjutkan dengan membaca surat Al-Ashr, doa keluar kelas,

doa naik kendaraan dan doa penutup majelis dan mengucapakan salam. Guru

menjawab salam, lalu anak-anak bergantian untuk bersalaman dengan guru dan

keluar kelas menuju tempat penjemputan.

Page 135: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

CATATAN LAPANGAN

CL 2

Hari /Tanggal : Selasa, 22 Oktober 2019

Waktu : 07.30 – 11.30

Tempat : TK B Abdurraham

Deskripsi kegiatan:

Hari ini peneliti masih memasuki kelas TK B Abdurrahman, peneliti

melihat kedatangan anak-anak untuk memasuki kelas. Anak-anak diantar oleh

orangtua hanya sampai gerbang pintu masuk saja selanjutnya anak berjalan sendiri

untuk masuk ke kelas. sesampainya di kelas guru menyambut anak-anak. Lalu

anak mengucapkan salam “Assalamu’alaikum....may i come in?” guru pun

menjawab “Wa’alaikumsallam.... yes you may”. Kemudian anak bersalaman

dengan guru lalu menaruh tasnya di dinding yang sudah tertera sesuai dengan

namanya.

Seperti biasanya, pukul 07.30 bel berbunyi, anak-anak masuk ke dalam

kelas dan membentuk lingkaran. Kegiatan sebelum membaca doa yaitu fresh

morning, dimana guru memasang wajah ceria sambil bernyanyi. Setelah itu,

kegiatan berdoa pun dimulai. Guru menunjuk 3 orang anak untuk menjadi

memimpin doa. Pemimpin doa menyiapkan teman-temannya yang belum siap.

Setelah semuanya siap pemimpin diperbolehkan untuk memimpin doa: “Are you

ready guys? Yes i’m ready”...... “Ooh Allah please guide us in learning more

knowledge from you, Aamiin” dialnjutkan membaca Al-Fatihah, dan doa dalam

menuntut ilmu. Setelah selesai berdoa, guru menunjukkan lembar tugas yang akan

dikerjakan anak. Sebelum diberikan kepada anak, guru menjelaskan terlebih

dahulu setelah itu guru akan bertanya kepada anak jika masih ada yang belum

mengerti. Jika semua anak sudah mengerti, kegiatan selanjutnya adalah

mengerjakan lembar tugas masing-masing di level Qiro’ati.

Pukul 08.00 – 09.00 anak-anak melakukan kegiatan Qiro’ati. Masing-

masing guru Qiro’ati menyiapkan papan Qiro’ati. Setelah itu memulai dengan

Page 136: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

membaca Ta’awudz, basmallah, doa-doa harian dan dilanjutkan membaca Qiroati

bersama dengan melihat papan Qiro’ati. Setelah membaca bersama, anak

diperbolehkan mengerjakan lembar tugas yang diberikan oleh guru kelas. Sambil

menunggu giliran satu persatu anak dipanggil untuk mengaji buku qiroati nya,

sebagian anak mengerjakan lembar tugas dari guru kelas. Selesai anak-anak

mengaji hal yang dilakukan selanjutnya dalah penutupan Qiroati dengan

mengulang membaca bacaan Qiroati yang ada di papan, dilanjutkan dengan

membaca doa-doa harian, lalu mengucapkan Alhamdulillah.

Selesai kegiatan Qiro’ati, anak-anak kembali ke kelas masing-masing dan

menyerahkan lembar tugas yang sudah dikerjakan oleh anak. Guru melihat hasil

yang dikerjakan oleh anak lalu diberi stempel cap bintang 3. Setelah di cap,

lembar tugas dimasukan ke loker masing-masing dan diperbolehkan untuk

mencuci tangan. Selanjutnya, guru memimpin doa sebelum makan dan berdoa

bersama-sama dengan anak. Setelah selesai berdoa, anak-anak makan dengan

tertib dan tidak diperbolehkan makan sambil berdiri. Kemudian jika sudah selesai

makan, anak berdoa setelah makan, doa masuk dan keluar kamar mandi secara

bersama-sama. Pukul 09.30 anak-anak diperbolehkan untuk bermain di ruang

kelas ataupun arena bermain outdoor.

Pukul 10.20 bel berbunyi, anak-anak masuk ke kelas dan langsung

membentuk lingkaran. Guru mempersilahkan anak jika ingin minum. Kegiatan

siang guru mengajak anak ke bank sampah untuk menabung sampah yang masih

layak pakai dibawa dari rumah,sesampainya di bank sampah anak-anak meberikan

sampahnya untuk ditimbang. Waktu menunjukkan pukul 11.15 guru menutup

cerita lalu anak-anak bersiap-siap untuk pulang ke rumah. Guru memilih 2 anak

untuk memimpin berdoa sebelum pulang. Pemimpin doa menyiapkan teman-

temannya yang belum siap. “Ooh Allah thank you for everything today and pleas

protect us from any home on the way home, Aamiin”. Dilanjutkan dengan

membaca surat Al-Ashr, doa keluar kelas, doa naik kendaraan dan doa penutup

majelis dan mengucapakan salam. Guru menjawab salam, lalu anak-anak

bergantian untuk bersalaman dengan guru dan keluar kelas menuju tempat

penjemputan.

Page 137: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

CATATAN LAPANGAN

CL 3

Hari /Tanggal : Rabu 23 Oktober 2019

Waktu : 09.00 – 23.30

Tempat : Sekolah - Talaga Cikeas

Deskripsi Kegiatan:

Pukul 09.00 orangtua mengantar anak ke sekolah untuk mengikuti

kegiatan otfa. Orangtua melakukan proses registrasi, kemudian mengantar anak ke

kelompoknya. Setelah itu, orangtua berpamitan. Anak-anak berkumpul dengan

kelompoknya dan pembina. Sebelum berangkat, apel terlebih dahulu. Kemudian,

pembina mengiring anak naik bus. Anak-anak berdoa terlebih dahulu dipimpin

oleh guru. Pukul 10.00 bus pun melaju meninggalkan sekolah menuju temapt

tujuan yaitu Talaga Cikeas. Pukul 12.15 pun sampai tempat tujua anak- anak turun

dari bus dan membawa tasnya ke tenda kelompoknya masing-masing. Tas sudah

disimpan, maka anak-anak diperbolehkan untuk istirahat. Kemudian, sholat

dzuhur berjamaah, setelah sholat anak-anak beserta panitia makan siang.

Pukul 13.50 kegiatan pun dimulai. Panitia menempati pos nya masing-

masing (pos gajah, pos semut, pos kangguru, pos gurita).Kegiatan yang dilakukan

dikerjakan secara kelompok. Masing-masing kelompok mendatangi pos-pos untuk

melakukan suatu kegiatan. Ketika berada di pos, anak-anak dijelaskan terlebih

dahulu cara melakukan permainan bakiak misalnya yang berada di pos gajah.

Anak-anak sangat antusias sekali ketika bermain bakiak, tidak hanya disitu saja

hampir semua pos anak-anak sangat senang. Pada kegiatan ini, guru meminta

anak untuk melihat sekelilingnya apakah ada sampah atau tidak, jika ada sampah

maka harus diambil dan dibuang ke tong sampah. Selesai kegiatan di pos, anak

kembali ke tenda lalu mengantri mandi dan sholat ashar serta snack time.

Waktu maghrib pun tiba, panitia, guru beserta anak-anak melakukan sholat

maghrib berjama’ah. Seselesainya sholat maghirb anak-anak mengantri untuk

makan malam yang dibantu oleh pembina. Ketika makan mereka diharuskan

Page 138: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

untuk menghabiskan makanannya, dan jika ada sampah maka anak membuangnya

sendiri ke tong sampah. Jika sudah selesai makan setiap kelompok diperbolehkan

untuk berwudhu ditemani oleh pembina dan meaksanakan sholat isya. Kemudian,

setelah sholat isya mengadakan perfom dari setiap kelompok. Masing-masing

kelompok memperlihatkan perfom terbaiknya. Mereka sangat senang sekali ketika

perfom. Waktu semakin malam, pukul 21.30 setiap kelompok dipersilahkan untuk

mengajak anak-anak menyikat gigi dan tilet training. Mereka kembali masuk ke

tenda, membaca doa kemudian tidur. Anak-anak sudah tidur, pembina keluar dari

tenda untuk evaluasi hari ini. Ketua panitia menanyakan apa saja yang terjadi pada

anak, apakah ada anak yang sakit, luka atau sebagainya. Setiap pembina

melaporkan apa yang terjadi pada anak. Evaluasi pun selesai, maka pembina

kembali ke tenda untuk beristirahat.

Page 139: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

CATATAN LAPANGAN

CL 4

Hari /Tanggal : Kamis, 24 Oktober 2019

Waktu : 04.00 – 10.00

Tempat : Talaga Cikeas – Sekolah

Deskripsi Kegiatan:

Pukul 04.00 pembina membangunkan anak-anak untuk bersiap-siap sholat

subuh, karena kamar mandi nya mengantri maka anak-anak dibangunkan pukul

04.00. Anak-anak sudah bangun diajak ke kamar mandi untuk berwudhu

kemudian duduk berkumpul di aula unutk melaksanakan sholat subuh. Setelah

sholat subuh yaitu kegiatan muroja’ah membaca surat-surat pendek dan

mendengarkan tausiyah sederhana dari panitia. Pukul 05.30 panitia, pembina

beserta anak-anak bersiap untuk jelajah pagi yaitu keliling sekitar talaga cikeas.

Sebelum jalan, anak-anak diperbolehkan untuk snack time telebih dahulu. Jelajah

pagi pun berjalan, tujuan dari jelajah pagi adalah untuk menikmati dan melihat

keindahan alam semesta di pagi hari. Setelah jelajah pagi anak-anak beristirahat di

aula. Karena udara masih segar maka kegaiatn selanjutnya yaitu senam sehat di

pagi hari.

Anak-anak bergantian untuk mengantri mandi, karena kamar mandi nya

begitu ngantri jadi beberapa kelompok ada yang makan dan setengahnya lagi

mandi. Setelah selesai semua, kembali ke tenda untuk merapihkan dan

memasukan peralatan ke dalam tas dibantu oleh pembina. Jika sudah rapih anak-

anak diperbolehkan untuk bermain. Berkumpul di aula untuk persiapan pulang,

sebelum pulang panitia memberikan reward ke masing-masing kelompok karena

mereka sudah berani mengikuti otfa. Kegiatan selanjutnya yaitu berdoa, lalu naik

ke dalam bis untuk kembali ke sekolah. Sesampainya di sekolah setiap anak

berkumpul sesuai kelompoknya hal ini untuk memudahkan orangtua menjemput

anaknya.

Page 140: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

CATATAN LAPANGAN

CL 5

Hari /Tanggal : Senin, 28 Oktober 2019

Waktu : 08.00 – 10.30

Tempat : KB B Bintang (wawancara sama bu dede dan bu indri)

Deskripsi Kegiatan:

Pukul 07.00 anak-anak datang diantar oleh kedua orangtuanya sampai ke

pintu masuk dan disambut oleh guru KB Bintang. Kemudian orangtua berpamitan

dengan guru dan anaknya. Anak-anak bersalaman dengan guru lalu measuk kelas

dan menyimpan tas di loker masing-masing. Sebelum masuk anak-anak KB

diharuskan untuk toilet training didampingi oleh guru. Jika sudah selesai toilet

training anak diperbolehkan bermain selama 30 menit. Pukul 08.00 guru

memanggil anak yang sedang bermain di outdoor untuk segera masuk ke kelas,

karena kelas akan dimulai. Anak-anak masuk ke kelas langsung membentuk

lingkaran dan guru bernyanyi bersamaa anak-anak baru berdoa. Setelah selesai

berdoa guru bertanya kepada anak-anak “siapa yang mau bercerita tentang

liburannya?” anakpun dengan antusias menjawab “aku aku aku.....” dengan

senang hati guru pun memanggil satu persatu anak untuk bercerita tentang

liburannya. Anak yang maju untuk bercerita sangat senang sekali karena mereka

bercerita dengan penuh kebahagiaan. Selesai bercerita, guru mengajak anak untuk

belajar menggambar diluar kelas.

Pukul 09.30 saatnya snack time, sebelum makan guru mengajak anak

untuk mencuci tangan terlebih sahulu. Setelah itu guru mempimpin doa makan,

dan anakpun mulai makan dengan lahap. Ketika sudah selesai makan, guru

mempimpin doa setelah makan dengan duduk tertib. Pukul 10.00 anak-anak

diperbolehkan bermain di luar kelas. Pukul 11.45 persiapan untuk pulang sekolah.

Guru mengulas kembali apa saja yang sudah mereka lakukan di sekolah selama

saru hari ini. lalu guru memimpin doa, anak-anak diantar oleh guru menuju tempat

penjemputan.

Page 141: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

CATATAN LAPANGAN

CL 6

Hari /Tanggal : Selasa, 29 Oktober 2019

Waktu : 07.30 – 11.30

Tempat : TK A Ali Bin Abi Thalib (wawncara sama bu sarah)

Deskripsi Kegiatan:

Hari ini peneliti memasuki TK A Ali Bin Abi Thalib, peneliti melihat

kedatangan anak-anak untuk memasuki kelas. Anak-anak diantar oleh orangtua

hanya sampai gerbang pintu masuk saja selanjutnya anak berjalan sendiri untuk

masuk ke kelas. Sesampainya di depan kelas anak mengucapkan salam

“Assalamu’alaikum.... may i come in?” guru pun menjawab

“Wa’alaikumsallam.... yes you may”. Kemudian anak bersalaman dengan guru

lalu menaruh tasnya di dinding yang sudah tertera sesuai dengan namanya.

Seperti biasanya, pukul 07.30 bel berbunyi, anak-anak masuk ke dalam

kelas dan membentuk lingkaran. Kegiatan sebelum membaca doa yaitu fresh

morning, dimana guru memasang wajah ceria sambil bernyanyi. Setelah itu,

kegiatan berdoa pun dimulai. Guru menunjuk 2 orang anak untuk menjadi

peimimpin doa. Pemimpin doa menyiapkan teman-temannya yang belum siap.

Setelah semuanya siap pemimpin diperbolehkan untuk memimpin doa: “Are you

ready guys? Yes i’m ready”...... “Ooh Allah please guide us in learning more

knowledge from you, Aamiin” dialnjutkan membaca Al-Fatihah, dan doa dalam

menuntut ilmu. Setelah selesai berdoa, guru menunjukkan sesuatu untuk

dikerjakan oleh anak yaitu membuat kalung dari sedotan yang sudah tidak

terpakai. Sebelum diberikan kepada anak, guru menjelaskan terlebih dahulu

setelah itu guru akan bertanya kepada anak jika masih ada yang belum mengerti.

Jika semua anak sudah mengerti, kegiatan selanjutnya yaitu masuk kelas Qiro’ati

sesuai dengan levelnya.

Pukul 08.00 – 09.00 anak-anak melakukan kegiatan Qiro’ati. Masing-

masing guru Qiro’ati menyiapkan papan Qiro’ati. Setelah itu memulai dengan

Page 142: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

membaca Ta’awudz, basmallah, doa-doa harian dan dilanjutkan membaca Qiroati

bersama dengan melihat papan Qiro’ati. Setelah membaca bersama, anak

diperbolehkan kembali ke kelas masing-masing untuk membuat kalung tersebut.

Sambil menunggu giliran satu persatu anak dipanggil untuk mengaji buku qiroati

nya. Selesai anak-anak mengaji hal yang dilakukan selanjutnya dalah penutupan

Qiroati dengan mengulang membaca bacaan Qiroati yang ada di papan,

dilanjutkan dengan membaca doa-doa harian, lalu mengucapkan Alhamdulillah.

Selesai kegiatan Qiro’ati, anak-anak kembali ke kelas masing-masing dan

menyerahkan kalung yang sudah jadi. Guru melihat hasil kalung yang diekerjakan

oleh anak. Kemudian anak diperbolehkan untuk mencuci tangan. Anak yang

sudah selesai mencuci tangan, mengambil bekal dari tas lalu meletakannya di

meja sesuai nama dan duduk tertib. Selanjutnya, guru memimpin doa sebelum

makan dan berdoa bersama-sama dengan anak. Setelah selesai berdoa, anak-anak

makan dengan tertib dan tidak diperbolehkan makan sambil berdiri. Kemudian

jika sudah selesai makan, anak berdoa setelah makan, doa masuk dan keluar

kamar mandi secara bersama-sama. Pukul 09.30 anak-anak diperbolehkan untuk

bermain di ruang kelas ataupun arena bermain outdoor. Pukul 10.15 bel berbunyi

tanda anak kembali ke kelas. sesampainyadi kelas guru memperbolehkan anak

untuk minum. Kegiatan selanjutnya adalah latihan di ampiteater untuk perfom.

Guru mengajak anak untuk ke ampiteater dengan membawa tas. Sesampainya di

ampiteater anak-anak latihan sesuai kelompoknya dan guru yang melatihnya.

Waktu semakin siang, anak-anak bersiap untuk pulang ke rumah setelah latihan

perfom. Guru menanyakan kembali kegiatan apa saja yang sudah dilakukan oleh

anak selama satu hari di sekolah. Guru memimpin doa pulang dan anak-anak pun

mengikutinya. Selesai berdoa guru menangtar anak menuju lokasi penjemputan.

Page 143: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

CATATAN LAPANGAN

CL 7

Hari /Tanggal : Rabu, 30 Oktober 2019

Waktu : 07.30 – 11.30

Tempat : TK A Utsman Bin Affan (wawncara sama bu eka)

Deskripsi Kegiatan:

Hari ini peneliti memasuki TK A Utsman Bin Affan, peneliti melihat

kedatangan anak-anak untuk memasuki kelas. Anak-anak diantar oleh orangtua

hanya sampai gerbang pintu masuk saja selanjutnya anak berjalan sendiri untuk

masuk ke kelas. Sesampainya di depan kelas anak mengucapkan salam

“Assalamu’alaikum.... may i come in?” guru pun menjawab

“Wa’alaikumsallam.... yes you may”. Kemudian anak bersalaman dengan guru

lalu menaruh tasnya di dinding yang sudah tertera sesuai dengan namanya.

Seperti biasanya, pukul 07.30 bel berbunyi, anak-anak masuk ke dalam

kelas dan membentuk lingkaran. Kegiatan sebelum membaca doa yaitu fresh

morning, dimana guru memasang wajah ceria sambil bernyanyi. Setelah itu,

kegiatan berdoa pun dimulai. Guru menunjuk 2 orang anak untuk menjadi

peimimpin doa. Pemimpin doa menyiapkan teman-temannya yang belum siap.

Setelah semuanya siap pemimpin diperbolehkan untuk memimpin doa: “Are you

ready guys? Yes i’m ready”...... “Ooh Allah please guide us in learning more

knowledge from you, Aamiin” dialnjutkan membaca Al-Fatihah, dan doa dalam

menuntut ilmu. Setelah selesai berdoa, guru menunjukkan sesuatu untuk

dikerjakan oleh anak yaitu menempel warna sesuai dengan bentuknya. Sebelum

diberikan kepada anak, guru menjelaskan terlebih dahulu setelah itu guru akan

bertanya kepada anak jika masih ada yang belum mengerti. Jika semua anak

sudah mengerti, kegiatan selanjutnya yaitu masuk kelas Qiro’ati sesuai dengan

levelnya.

Pukul 08.00 – 09.00 anak-anak melakukan kegiatan Qiro’ati. Masing-

masing guru Qiro’ati menyiapkan papan Qiro’ati. Setelah itu memulai dengan

Page 144: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

membaca Ta’awudz, basmallah, doa-doa harian dan dilanjutkan membaca Qiroati

bersama dengan melihat papan Qiro’ati. Setelah membaca bersama, anak

diperbolehkan kembali ke kelas masing-masing untuk menempel warna sesuai

dengan bentuknya. Sambil menunggu giliran satu persatu anak dipanggil untuk

mengaji buku qiroati nya. Selesai anak-anak mengaji hal yang dilakukan

selanjutnya dalah penutupan Qiroati dengan mengulang membaca bacaan Qiroati

yang ada di papan, dilanjutkan dengan membaca doa-doa harian, lalu

mengucapkan Alhamdulillah.

Selesai kegiatan Qiro’ati, anak-anak kembali ke kelas masing-masing dan

menyerahkan ke guru untuk mendapatkan bintang. Guru melihat hasil kalung

yang diekerjakan oleh anak. Kemudian anak diperbolehkan untuk mencuci

tangan. Anak yang sudah selesai mencuci tangan, mengambil bekal dari tas lalu

meletakannya di meja sesuai nama dan duduk tertib. Selanjutnya, guru memimpin

doa sebelum makan dan berdoa bersama-sama dengan anak. Setelah selesai

berdoa, anak-anak makan dengan tertib dan tidak diperbolehkan makan sambil

berdiri. Kemudian jika sudah selesai makan, anak berdoa setelah makan, doa

masuk dan keluar kamar mandi secara bersama-sama. Pukul 09.30 anak-anak

diperbolehkan untuk bermain di ruang kelas ataupun arena bermain outdoor.

Pukul 10.15 bel berbunyi tanda anak kembali ke kelas. sesampainyadi kelas guru

memperbolehkan anak untuk minum. Kegiatan selanjutnya adalah latihan di

ampiteater untuk perfom. Guru mengajak anak untuk ke ampiteater dengan

membawa tas. Sesampainya di ampiteater anak-anak latihan sesuai kelompoknya

dan guru yang melatihnya. Waktu semakin siang, anak-anak bersiap untuk pulang

ke rumah setelah latihan perfom. Guru menanyakan kembali kegiatan apa saja

yang sudah dilakukan oleh anak selama satu hari di sekolah. Guru memimpin doa

pulang dan anak-anak pun mengikutinya. Se;esai berdoa guru menangtar anak

menuju lokasi penjemputan.

Page 145: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

CATATAN LAPANGAN

CL 8

Hari /Tanggal : Kamis, 31 Oktober 2019

Waktu : 07.30 – 11.30

Tempat : TK B Khalid Bin Walid (wawncara sama bu tya)

Deskripsi kegiatan:

Hari ini peneliti masih memasuki kelas TK B Khalid Bin Walid, peneliti

melihat kedatangan anak-anak untuk memasuki kelas. Anak-anak diantaroleh

orangtua hanya sampai gerbang pintu masuk saja selanjutnya anak berjalan sendiri

untuk masuk ke kelas. sesampainya di kelas guru menyambut anak-anak. Lalu

anak mengucapkan salam “Assalamu’alaikum....may i come in?” guru pun

menjawab “Wa’alaikumsallam.... yes you may”. Kemudian anak bersalaman

dengan guru lalu menaruh tasnya di dinding yang sudah tertera sesuai dengan

namanya.

Seperti biasanya, pukul 07.30 bel berbunyi, anak-anak masuk ke dalam

kelas dan membentuk lingkaran. Kegiatan sebelum membaca doa yaitu fresh

morning, dimana gurumemasang wajah ceria sambil bernyanyi. Setelah itu,

kegiatan berdoa pun dimulai. Guru menunjuk 3 orang anak untuk menjadi

meimpin doa. Pemimpin doa menyiapkan teman-temannya yang belum siap.

Setelah semuanya siap pemimpin diperbolehkan untuk memimpin doa: “Are you

ready guys? Yes i’m ready”...... “Ooh Allah please guide us in learning more

knowledge from you, Aamiin” dialnjutkan membaca Al-Fatihah, dan doa

menuntut ilmu. Setiap hari kamis ada kegiatan Qiro’ati kalsikal. Setelah selesai

Qiro’ati kalsikal anak kembali ke kelas masing-masing. Guru memberikan lembar

tugas dan menjelaskan terlebih dahulu setelah itu guru akan bertanya kepada anak

jika masih ada yang belum mengerti. Jika semua anak sudah mengerti, kegiatan

selanjutnya adalah mengerjakan lembar tugas masing-masing di level Qiro’ati.

Pukul 08.00 – 09.00 anak-anak melakukan kegiatan Qiro’ati. Masing-

masing guru Qiro’ati menyiapkan papan Qiro’ati. Setelah itu memulai dengan

Page 146: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

membaca Ta’awudz, basmallah, doa-doa harian dan dilanjutkan membaca Qiroati

bersama dengan melihat papan Qiro’ati. Setelah membaca bersama, anak

diperbolehkan mengerjakan lembar tugas yang diberikan oleh guru kelas. Sambil

menunggu giliran satu persatu anak dipanggil untuk mengaji buku qiroati nya,

sebagian anak mengerjakan lembar tugas dari guru kelas. Selesai anak-anak

mengaji hal yang dilakukan selanjutnya dalah penutupan Qiroati dengan

mengulang membaca bacaan Qiroati yang ada di papan, dilanjutkan dengan

membaca doa-doa harian, lalu mengucapkan Alhamdulillah.

Selesai kegiatan Qiro’ati, anak-anak kembali ke kelas masing-masing dan

menyerahkan lembar tugas yang sudah dikerjakan oleh anak. Guru melihat hasil

yang dikerjakan oleh anak lalu diberi stempel cap bintang 3. Setelah di cap,

lembar tugas dimasukan ke loker masing-masing dan diperbolehkan untuk

mencuci tangan. Anak yang sudah selesai mencuci tangan, mengambil bekal dari

tas lalu meletakannya di meja sesuai nama dan duduk tertib. Selanjutnya, guru

memimpin doa sebelum makan dan berdoa bersama-sama dengan anak. Setelah

selesai berdoa, anak-anak makan dengan tertib dan tidak diperbolehkan makan

sambil berdiri. Kemudian jika sudah selesai makan, anak berdoa setelah makan,

doa masuk dan keluar kamar mandi secara bersama-sama. Pukul 09.30 anak-anak

diperbolehkan untuk bermain di ruang kelas ataupun arena bermain outdoor.

Pukul 10.20 bel berbunyi, anak-anak masuk ke kelas dan langsung

membentuk lingkaran. Guru mempersilahkan anak jika ingin minum. Kegiatan

siang hari ini yaitu menggambar kegiatan ketika Otfa dengan imajinasi mereka

dan menceritakan hasil gambarnya.Waktu menunjukkan pukul 11.15 guru

menutup cerita lalu anak-anak bersiap-siap untuk pulang ke rumah. Guru memilih

2 anak untuk memimpin berdoa sebelum pulang. Pemimpin doa menyiapkan

teman-temannya yang belum siap. “Ooh Allah thank you for everything today and

pleas protect us from any home on the way home, Aamiin”. Dilanjutkan dengan

membaca surat Al-Ashr, doa keluar kelas, doa naik kendaraan dan doa penutup

majelis dan mengucapakan salam. Guru menjawab salam, lalu anak-anak

bergantian untuk bersalaman dengan guru dan keluar kelas menuju tempat

penjemputan.

Page 147: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

CATATAN LAPANGAN

CL 8

Hari /Tanggal : Jumat, 1 November 2019

Waktu : 07.30 – 11.00

Tempat : TK B Bilal Bin Rabbah

Deskripsi kegiatan:

Hari ini peneliti masih memasuki kelas TK B Abdurrahman, peneliti

melihat kedatangan anak-anak untuk memasuki kelas. Anak-anak diantaroleh

orangtua hanya sampai gerbang pintu masuk saja selanjutnya anak berjalan sendiri

untuk masuk ke kelas. sesampainya di kelas guru menyambut anak-anak. Lalu

anak mengucapkan salam “Assalamu’alaikum....may i come in?” guru pun

menjawab “Wa’alaikumsallam.... yes you may”. Kemudian anak bersalaman

dengan guru lalu menaruh tasnya di dinding yang sudah tertera sesuai dengan

namanya. Seperti biasanya, pukul 07.30 bel berbunyi, anak-anak masuk ke dalam

kelas dan membentuk lingkaran. Kegiatan sebelum membaca doa yaitu fresh

morning, dimana guru memasang wajah ceria sambil bernyanyi. Setelah itu,

kegiatan berdoa pun dimulai. Guru menunjuk 3 orang anak untuk menjadi

meimpin doa. Pemimpin doa menyiapkan teman-temannya yang belum siap.

Setelah semuanya siap pemimpin diperbolehkan untuk memimpin doa: “Are you

ready guys? Yes i’m ready”...... “Ooh Allah please guide us in learning more

knowledge from you, Aamiin” dialnjutkan membaca Al-Fatihah, dan doa dalam

menuntut ilmu.

Pukul 08.00 anak-anak menonton perfom adik-adik TK A di ampiteater

dengan membawa bekalnya. Sambil melihat perfom anak-anak diperbolehkan

untuk makan, namun sebelumnya membaca doa telebih dahulu. Selesai kegiatan

perfom anak-anak diperbolehkan untuk bermain di ruang kelas ataupun arena

bermain outdoor. Setelah bel masuk, anak-anak tetap berada di ampiteater, karena

kegiatan hari ini bermain permainan tradisional yaitu bakiak. Waktu semakin

siang, kegiatan bakiak pun selesai karena sudah mendekati waktu pulang sekolah.

Page 148: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

Guru memilih 2 anak untuk memimpin berdoa sebelum pulang. Pemimpin doa

menyiapkan teman-temannya yang belum siap. “Ooh Allah thank you for

everything today and pleas protect us from any home on the way home, Aamiin”.

Dilanjutkan dengan membaca surat Al-Ashr, doa keluar kelas, doa naik kendaraan

dan doa penutup majelis dan mengucapakan salam. Guru menjawab salam, lalu

anak-anak bergantian untuk bersalaman dengan guru dan keluar kelas menuju

tempat penjemputan.

Page 149: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

LAMPIRAN 5

REDUKSI INSTRUMEN PENELITIAN

Reduksi Instrumen

Strategi Pengembangan Sikap Kesadaran Lingkungan Pada Anak Usia Dini

di KBTK Sekolah Alam Bintaro

No Aspek Yang Diamati Indikator Kode

1. Mengenalkan lingkungan

pada anak melalui

Media pembelajaran

terbuat dari bahan alam

YN-CW-07-01

EY-CW-04-02

DA-CW-05-03

IN-CW-05-04

SI-CW-05-05

CO-01-01

CO-02-01

CD. 4.2

CD. 4.3

Belajar sambil bermain di

alam (luar kelas, outing,

study tour)

2. Menanamkan nilai dan

norma sosial terkait dengan

lingkungan.

Membiasakan menjaga

kebersihan lingkungan

(tidak membuang sampah

sembarangan, tidak

merusak tanaman)

AL-CW-02-06

TL-CW-O2-07

AK-CW-02-08

RK-CW-02-09

CO-O3-01

CO-02-02

CO-03-02

CO-04-02

Membiasakan menjaga

kebersihan diri

(berpakaian rapih, cuci

tangan sebelum dan

CO-04-01

CO-05-02

CD. 4.4

Page 150: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

sesudah makan, dan lain-

lain).

3. Memberikan motivasi

tentang lingkungan.

Bercocok tanam atau

menanam tanaman agar

suasana lingkungan tetap

asri.

CO-05-01

CO-06-02

CD. 4.5

4. Metode dan cara guru

mengembangkan sikap

kesadaran lingkungan

sesuai dengan karakteristik

anak.

Metode bercerita dan

praktek langsung

YN-CW-06-01

EY-CW-07-02

DA-CW-07-03

IN-CW-07-04

SI-CW-07-05

CO-07-01

CD. 4.6

5. Memiliki kurikulum

berbasis lingkungan

YN-CW-13-01

CO-10-01

6. Menyediakan sarana dan

prasarana untuk kebersihan

lingkungan. Dan program

lainnya

YN-CW-07-01

EY-CW-09-02

DA-CW-09-03

IN-CW-09-04

SI-CW-09-05

CD. 4.8

CD. 4.9

CD. 4.10

CD. 4.11

CD. 4.12

Page 151: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

LAMPIRAN 6

DOKUMENTASI PENELITIAN

FOTO DAN DOKUMEN LAINNYA

Program dan Fasilitas kebersihan lingkungan

Page 152: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

Kegiatan Green Lab (menanam dan menyiram tanaman serta memberi

makan hewan)

Page 153: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

Tidy Up (Merapihkan kembali barang setelah digunakan)

Kegiatan Bank Sampah

Page 154: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

Perfom TK A

Page 155: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

Kegiatan Otfa

Page 156: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

Kegiatan Qiro’ati

Page 157: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

Kegiatan mengerjakan Worksheet dan prakarya

Kegiatan Belajar di Luar Kelas

Page 158: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,
Page 159: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,
Page 160: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,
Page 161: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

UJI REFRENSI

Nama : Rizqa Fauziyah

Nim : 11150184000061

Judul skripsi : Strategi Pengembangan Sikap Kesadaran Lingkungan Pada Anak

Usia Dini Di KBTK Sekolah Alam Bintaro Tahun Ajaran

2019/2020

Pembimbing 1 : Desmaliza, M.Si, M.Ed

No Refrensi Paraf Pembimbing

1. Mukhlis Akhadi. Ekologi Energi (Mengenal Dampak

Lingkungan dalam Pemanfaatan Sumber-sumber Energi).

Yogyakarta : Graha Ilmu. 2009.

2. Azzet Akhmad, Muhaimin. Urgensi Pendidikan Karakter Di

Indonesia. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.

3. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

4. Chay Asdak. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Jalan Menuju

Pembangunan Berkelanjutan). Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press. 2012.

5. Saifudin Azwar. Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011

6. Maimunah Hasan. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).

Jogjakarta : DIVA Press. 2010.

7. Yosal Iriantara. Manajemen Strategis Public relations. Jakarta:

Ghalia Indonesia, 2004.

8. Zulrizka Iskandar. Psikologi Lingkungan (Metode dan Aplikasi).

Bandung: PT Refika Aditama, 2013.

9. Manik. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta:

PRENADAMEDIA GROUP. 2016.

Page 162: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

10. Suyadi Maulidya Ulfah. Konsep Dasar PAUD. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2013.

11. Lexy J Moleng. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT

Remaja Rosdakarya. 2011.

12. Novi Mulyani. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.

Yogyakarta : Kalimedia, 2016

13. Mulyanto. Ilmu Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.

14. Mulyasa. Manajemen PAUD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

2016

15. Imam Musbikin. Buku Pintar PAUD (Dalam Perspektif Islam).

Jogjakarta: Laksana, 2010.

16 Myrnawati. Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Universitas Yasri.

2004

17. M Najib dkk. Manajemen Strategi Pendidikan Karakter Bagi

Anak Usia Dini Yogyakarta: Gava Media, 2016.

18. Amos Neolaka. Kesadaran Lingkungan. Jakarta : PT RINEKA

CIPTA. 2008

19. Nuraini Sujiono. Konsep dasar Pendidikan Anak Usia Dini.

Jakarta : PT Indeks, 2003.

20. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah. 2015.

21. Wina Sanjaya. Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan

Prosedur. Jakarta : Kencana, 2013.

22. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatakan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. 2010.

23. Dadan Suryana , dan Nenny Mahyudin. Dasar-dasar Pendidikan

TK. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka, 2014.

24. Ahmad Susanto. Pendidikan Anak Usia Dini (Konsep dan

Teori). Jakarta : PT Bumi Aksara, 2017.

25. Martinis Yamin dan Jamilah Sanan, Panduan Pendidikan Anak

Page 163: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

Usia Dini (PAUD). Jakarta : Gaung Persada Press Jakarta, 2010.

26. Muri Yusuf. Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, dan

Penelitian Gabungan. Jakarta : Kencana. 2014

27. Abdul Karim, Mengembangkan Kesadaran Melestarikan

Lingkungan Hidup Berbasis Humanisme Pendidikan Agama,

STAIN Kudus, Vol. 12, No. 2, Agustus 2017.

28. Aycan, dan Ersa Omeroglu, An Examination OfThe Relationship

Between Pre-School Children’s and Their Teachers’ Attitudes

and Awareness toward the Environment, Journal Of Education

and Learning; Vol. 7, No. 2, 2018.

29. Bruna Pancheri-Ambrose and Jacqueline Tritschler-Scali,

Preschool: Beyond Green: Developing Social and

Environmental Awareness in Early Childhood, (National

Association for the Education of Young Children (NAEYC), YC

Young Children , Vol. 68, No. 4 (September 2013).

30. Ellen Landriany, Implementasi Kebijakan Adiwityata Dalam

Upaya Mewujudkan Pendidikan Lingkungan Hidp di SMA Kota

Malang, Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan

Volume 2, Nomor 1, Januari 2014; 82-88 ISSN: 2337 – 7623;

EISSN: 2337 - 7615

31. Heny Djoehaeni, Model Pembelajaran pendidikan Lingkungan

Hidup Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Edutech, Tahun 13,

Vol 1, No.1, februari 2014.

32. Jufri I, Jumarddin La Fual dan Ratna Umi Nurlila, Pendidikan

Lingkungan Di Sekolah Dasar Negeri 1 Baruga Kota Kendari,

Jurnal Al-Ta’dib Vol. 11 No.2, Juli-Desember 2018

33. Moh B, Ali Sya’ban, Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan

(JGEL), Vol. 2, No. 1, Januari 2018:32-44 ISSN P: 2579 – 8499;

E: 2579 - 8510

34. Nova Purwanto, Perilaku sadar Lingkungan Pemukim Bantaran

Page 164: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

Sungai Jelai, Kabupaten Sukamara, Jurnal Pengembangan

Wilayah dan Kota, Vol 14, No. 1, 2018.

35. The International Journal of Early Childhood Environmental

Education, 4(1), p. 37 Outdoor explorations with preschoolers:

An observational study of young children’s developing

relationship with the natural world.

36. Iqbal, Kesadaran Lingkungan Hidup Para Paccelayya di

Lingkungan Pallengu Kelurahan Pallengu Kecamatan Bangkala

Kabupaten Jeneponto. Universitas Negeri Makassar, 2015.

37. Khasanah, Faridhotul Uswatun, dkk, Upaya Meningkatkan Sikap

Peduli Lingkungan Melalui Kerja Kelompok pada Anak TK B

Al-Huda Kerten Tahun Ajaran 2014/2015, Surakarta: UNS,

2014.

38. Skripsi Setina, Marmawi, R, M. Thamrin, Peningkatan perilaku

Cinta Lingkungan Pada Anak Usia 5-6 Tahun Melawi, Tahun

2014.

39. Teguh Dwi Arianto, Karakteristik Perilaku Peduli Lingkungan

Siswa SMP Alam Ar-Ridho dan SMP Negeri 26 Semarang, 2016.

Skripsi : Fakultas Ilmu Pendidikan.

40. Tesis Abdulloh Hadziq, Integrasi Agama dan Lingkungan Alam

dalam Pembelajaran Anak Usia Dini (Studi Kasus di PAUD

Sekolah Alam Ungaran SAUNG Semarang), Tahun 2012.

Diakses pada 27 Februari 2019.

41. Tesis Dahlia, Pendidikan Anak Usia Dini Berwawasan

Lingkungan dan Budi Pekerti di Jogja Green School, Tahun

2014.

42. Kementerian Pendidikan Nasional, Pengembangan Pendidikan

Budaya dan Karakter Bangsa, Jakarta: Kementerian Pendidikan

Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum,

2010. Diakses pada 24 Agustus 2019

43. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009,

Page 165: STRATEGI PENGEMBANGAN SIKAP KESADARAN LINGKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · menentu yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung,

Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Diakses pada 5 Mei 2019.

44. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun

2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat 14. Diakses pada 5 Mei 2019.

45. http://anggunpaud.kemdikbud.go.id/index.php/berita/index/2017

0509040028/Yuk-Ajak-Anak-Peduli-Lingkungan, diakses pada

21 Februari 2019

46. Berita Resmi Badan Pusat Statistik

https://www.bps.go.id/pressrelease.html, diakses pada 23 Mei

2019.

Jakarta, 13 Januari 2020

Pembimbing I

Desmaliza, M.Si, M.Ed