Top Banner
STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT MULTIKULTURALDI KECAMATAN SEPUTIH RAMAN, LAMPUNG TENGAH (Skripsi) Oleh GARDINA JUFI ANDINI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018
80

STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

Jan 10, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT

MULTIKULTURALDI KECAMATAN SEPUTIH RAMAN,

LAMPUNG TENGAH

(Skripsi)

Oleh

GARDINA JUFI ANDINI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

ABSTRACT

Strategy of Careing Diversity and Models Multicultural Society

in Seputih Raman Subdistrict, Central Lampung

By

Gardina Jufi Andini

This study aims to describe: (1) the condition of diversity in Seputih Raman

subdistrict (2) the strategy of preserving diversity in a multicultural society in Seputih

Raman subdistrict (3) the model of multiculturalism in communities in Seputih

Raman subdistrict. This study applied qualitative approach with the determination of

the informants was carried out using purposive sampling technique. The data

collection technique was obtained through in-depth interviews, observation and

documentation. The results of the research showed that the society of Seputih Raman

has its own diversity, ranging from different ethnicity, religion and culture, yet such

diversity remained in a conducive situation and never there a conflict. The strategy

applied by the society to preserve the diversity is by instilling a high tolerance and

unity, in addition, the society routinely conducted several activities which support

tolerance among the member of the society; further, the active role of the security

apparatus also became part of the strategy to treat diversity in Seputih Raman

subdistrict. Based on the results of the study, a multicultural model in the society of

Seputih Raman was called an autonomous model of multiculturalism which means a

pluralistic society seeking to realize equality with a dominant culture and pursuing

for autonomous life. This cultural concern is being applied to preserve their way of

life, which has the same rights as the dominant group; they challenge the dominant

group and try to create a society where all different groups can exist as equal

partners.

Keywords: strategy to preserve diversity, diversity model, multicultural society

Page 3: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

ABSTRAK

Strategi Merawat Kebhinekaan dan Model Masyarakat Multikultural

di Kecamatan Seputih Raman, Lampung Tengah

Oleh

Gardina Jufi Andini

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) mengetahui kondisi

kebhinekaan di Kecamatan Seputih Raman (2) mengetahui strategi merawat

kebhinekaan dalam masyarakat multikultural di Kecamatan Seputih Raman (3)

mengetahui model multikulturalisme pada masyarakat di Kecamatan Seputih

Raman. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan

penentuan informan menggunakan teknik purposive. Data diperoleh

menggunakan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa masyarakat Seputih Raman memiliki keberagaman, mulai

dari suku, agama dan budayanya, akan tetapi dengan keberagaman yang dimiliki

mayarakat Seputih Raman tetap dalam keadaan yang kondusif dan tidak pernah

terdapat suatu konflik. Strategi yang dilakukan masyarakat guna merawat

kebhinekaan yaitu dengan menanamkan sikap toleransi dan persatuan yang tinggi,

selain itu terdapat beberapa aktivitas yang menunjang sikap toleransi pada

masyarakat dan peran aktif aparat keamanan yang menjadi bagian dari strategi

merawat kebhinekaan Seputih Raman. Berdasarkan hasil penelitian, model

multikultural pada masyarakat Seputih Raman yaitu model multikulturalisme

otonomis yang berarti masyarakat plural yang berusaha mewujudkan kesetaraan

(equality) dengan budaya dominan dan menginginkan kehidupan otonom.

Perhatian pokok kultural ini adalah untuk mempertahankan cara hidup mereka,

yang memiliki hak yang sama dengan kelompok dominan; mereka menantang

kelompok dominan dan berusaha menciptakan suatu masyarakat yang semua

kelompoknya bisa eksis sebagai mitra sejajar

Kata Kunci: strategi merawat kebhinekaan, model kebhinekaan, masyarakat

multikultural

Page 4: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT

MULTIKULTURALDI KECAMATAN SEPUTIH RAMAN,

LAMPUNG TENGAH

(Skripsi)

Oleh

GARDINA JUFI ANDINI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA SOSIOLOGI

Pada

Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:
Page 6: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:
Page 7: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:
Page 8: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

RIWAYAT HIDUP

Gardina Jufi Andini dilahirkan pada tanggal 01 Juni 1996

di Seputih Raman, penulis merupakan anak kedua.dari

tiga. bersaudara, pasangan Bapak Bambang Wiejanarko

dan Ibu Esa Hanura. Alamat penulis di Kampung Rama

Gunawan 1, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten

Lampung Tengah.

Pendidikan Formal yang telah diselesaikan adalah:

1. SD Negeri 2 Rama Gunawan, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten

Lampung Tengah, Provinsi Lampung, diselesaikan pada tahun 2008.

2. SMP Negeri 1 Seputih Raman, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten

Lampung Tengah, Provinsi Lampung, diselesaikan pada tahun 2011.

3. SMA Negeri 1 Kota Gajah, Kecamatan Kota Gajaha, Kabupaten Lampung

Tengah, Provinsi Lampung, diselesaikan pada tahun 2014.

Pada tahun 2014, penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung

Fakultas Ilmu Sosial (Fisip) jurusan Sosiologi, melalui jalur SNMPTN. Pada

Januari 2017 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sumber

Agung, Kecamatan Bandar Surabaya, Kabupaten Lampung Tengah. Selama

menjadi mahasiswa, penulis pernah mengikuti organisasi HMJ Sosiologi.

Page 9: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

Motto

Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut

oleh manusia ialah menundukan dirinya sendiri.

(Ibu Kartini)

Work hasn’t been done often seems impossible, we’ll be sure if we’ve it well.

(Gardina Jufi Andini)

Page 10: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

PERSEMBAHAN

Dengan Mengucap Syukur Kepada Allah SWT yang telah

memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, Kupersembahkan Karya ini

sebagai tanda bakti dan kecintaanku kepada:

Mama dan Papaku Tercinta

Bambang Wiejanarko dan Esa Hanura

Kakak dan adikku Tersayang

Gilang Ternadho, Rantika Ratnasari dan Gradilla Ndaru Kadesi

Dosen Pembimbing dan Dosen Pembahas

Bapak Damar Wibisono, S.Sos.,M.A dan Bapak Drs. Ikram, M.Si

Kawan-kawan seperjuanganku

Sosiologi 2014

Almamaterku

Keluarga Besar Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung

Page 11: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan yang sedalam-dalamnya kepada Allah SWT.

Karena berkat rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW

yang senantiasa kita nantikan syafa’atnya di Yaumul Akhir, Amin Allahuma

Amin.

Skripsi ini berjudul “Strategi Merawat Kebhinekaan dan Model Masyarakat

Multikultural di Kecamatan Seputih Raman, Lampung Tengah” yang merupakn

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosiologi di Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini dengan penuh rasa hormat dan ketulusan hati, penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang senantiasa memberikan karunia dan ridho-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan proses pendidikan dan penyusunan degan baik.

2. Kepada Papa dan Mama yang selalu mengiringiku dengan doa, nasihat,

dukungan, bimbingan, serta kasih sayang yang sangat luar biasa dan tak

terhingga. Tak cukup lembaran dan tinta ini untuk menuliskan jasa kalian,

hanya doa dan usaha untuk dapat membahagiakan dan membanggakan Papa,

Page 12: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

Mama ke depannya kelak. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan

dan kebahagian untuk Mama dan Papa, Amin.

3. Untuk yang tersayang Mas Gilang, Mba Tika, adikku Lala dan kesayangan

tante, Maiko yang selalu memberi dukungan, doa dan saran sampai saat ini

sehingga penulis dapat semangat menyelesaikan studi dan proses skripsi.

4. Kepada Bapak Dr. Syarief Makhya selaku Dekan Fakultas Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Ikram, M.Si. selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung dan selaku dosen penguji

dalam penyusunan skripsi ini, yang sudah memberikan penulis banyak pelajar

selama studi serta telah banyak membantu kelancaran penulis dalam

penyusunan skripsi.

6. Kepada Bapak Damar Wibisono, S.Sos., MA selaku Sekertaris Jurusan

Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan selakaligus sebagai

dosen pembimbing dalam penyusunan skripsi ini, terimakasih banyak karena

telah meluangkan banyak waktu, tenaga, pikiran dan memberikan semangat

kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT

selalu melimpahkan berkah kepada bapak dak keluarga, Amin.

7. Kepada Ibu Dra. Anita Damayanti, M.H selaku dosen pembimbing akademi

penulis, terimakasih atas bimbingan yang telah diberikan selama ini.

8. Kepada semua Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Jurusan Sosiologi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Polik Universitas Lampung.

9. Untuk Dwiyan Ramadhan, terimakasih atas kasih sayang, doa, dukungan

serta telah banyak membantu urusan penulis selama ini, maaf jika selama ini

Page 13: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

banyak merepotkan dan telah sabar mendengar keluh kesah penulis. Semoga

kelak kita bisa sukses dan bahagia bersama. Amin.

10. Keluarga besar Sosiologi 2014 semuanya tanpa terkecuali terima kasih telah

memberikan cerita baru dalam hidup ini. Semoga dengan selesainya kuliah

kita bukan menjadi akhir dari kebersamaan kita.

11. Kepada sahabat-sahabatku tersayang Sani Almira, Putri Windarni, Erriyadi

Widhiastuti, Anjani Firna. Terimakasih banyak telah setia menjadi sahabatku,

baik dalam suka maupun duka, terimakasih sudah banyak membantu penulis

dalam segala hal, sudah bersedia mendengarkan curhatan dan memberikan

saran yang baik kepada penulis, sudah bersedia menjadi korban kejailanku

selama ini. Terimakasih untuk canda dan tawa yang selalu kita torehkan,

terlalu banyak hal yang telah kita lewati bersama, semoga menjadi kenangan

yang tak pernah terlupakan, sukses dan bahagia selalu untuk kita gengs,

Amin.

12. Kepada sahabat-sahabatku di Kosan Restu, Lintang Sharastuti, Mba Nike

Novita Halim, Mba Diora Gustina, terimakasih atas semua cerita yang sudah

terjalin selama ini, dukungan, saran, dan bantuan kalian yang sangat berarti

untuk aku bangkit terutama saat aku mulai putus asa dalam menyelesaikan

skripisi ini. Semoga Allah Swt melimpahkan berkah untuk kalian, serta

sukses dan bahagia selalu untuk kita, Amin.

13. Untuk sahabat-sahabatku SMA sampai saat ini dan selamanya, Nisa, Zsazsa,

Windri, Asih, Uti terimakasih telah setia menjadi sahabat baik penulis sampai

saat ini, terimakasih atas semangat, dukungan dan sarannya selama ini.

Semoga kelak kita sukses bersama, Amin.

Page 14: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

14. Kepada teman-teman KKN Sumber Agung, Kak Dayat, Kak Danu, Kak

Doni, Kak Sidik, Kak Adik, Axel, Mba Bher, Mba Dian, Khoi, Resti,

Murtika, Maul dan Vivi. Terimakasih atas cerita selama KKN, yang banyak

memberi pelajaran dan kenangan. Sukses selalu untuk kita semua. Amin.

15. Kepada seluruh pihak yang sudah banyak membantu proses penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak

kekurangan dan kesalahan. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat memberikan

penambahan wawasan bagi para pembaca, serta dapat dijadikan referensi bagi

penelitian yang dilakukan di masa yang akan datang terkait dengan merawat

kebhinekaan dalam masyarakat multikultural.

Bandar Lampung, 2 Agustus 2018

Tertanda,

Gardina Jufi Andini

Page 15: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN................................................................................. v

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... vi

MOTTO ........................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii

SANWACANA ................................................................................................ ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

I.PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 11

A. Tinjauan Tentang Bhinneka Tunggal Ika.................................................. 11

1. Pengertian Bhinneka Tunggal Ika ........................................................ 11

2. Fungsi Bhinneka Tunggal Ika .............................................................. 13

3. Kebhinekaan ......................................................................................... 15

4. Strategi Merawat Kebhinekaan ............................................................ 18

B. Tinjauan Tentang Multikultural ................................................................ 22

Page 16: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

1. Masyarakat Multikultural................................................................... 22

2. Model Multikulturalisme ................................................................... 24

C. Tinjauan Tentang Masyarakat, Interaksi Sosial, Integrasi dan Konflik .... 26

1. Tinjauan Masyarakat .......................................................................... 26

2. Tinjauan Interaksi Sosial.................................................................... 27

3. Tinjauan Integrasi .............................................................................. 28

4. Tinjauan Konflik ................................................................................ 31

D. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 32

E. Kerangka Pikir .......................................................................................... 34

III.METODE PENELITIAN ........................................................................ 36

A. Tipe Penelitian .......................................................................................... 37

B. Fokus Penelitian ....................................................................................... 37

C. Lokasi Penelitian ....................................................................................... 38

D. Penentuan Informan .................................................................................. 38

E. Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 39

F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 40

G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 42

H. Uji Keabsahan ............................................................................................ 44

I. Tahapan Penelitian ..................................................................................... 45

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .................................. 47

A. Gambaran Umum Seputih Raman ............................................................. 47

1. Sejarah Kecamatan Seputih Raman ..................................................... 47

2. Luas Wilayah ........................................................................................ 49

B. Kependudukan............................................................................................ 50

C. Perekonomian ............................................................................................. 52

D. Sarana dan Prasarana.................................................................................. 52

1. Sarana Transportasi .............................................................................. 52

2. Listrik ................................................................................................... 53

3. Telekomunikasi .................................................................................... 53

4. Lembaga Keuangan dan Koperasi ........................................................ 53

5. Sarana Pendidikan ................................................................................ 53

6. Sarana Keagamaan ............................................................................... 54

7. Sarana Kesehatan ................................................................................. 54

8. Sarana Olahraga dan Rekreasi .............................................................. 54

9. Kondisi Kebhinekaan di Kecamatan Seputih Raman........................... 54

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 56

A. Identitas Informan ..................................................................................... 56

B. Kondisi Kebhinekaan dalam Masyarakat Multikultural Di Kecamatan

Seputih Raman .......................................................................................... 59

C. Strategi Merawat Kebhinekaan di Kecamatan Seputih Raman ................ 70

D. Model Multikulturalisme Pada Masyarakat Seputih Raman .................... 83

E. Pembahasan ............................................................................................... 88

Page 17: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 94

A. Kesimpulan ............................................................................................... 94

B. Saran ......................................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 18: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Konflik yang Terjadi di Indonesia ............................................................ 5

2. Perbedaan dan Kontribusi Penelitian Terdahulu ....................................... 33

3. Jumlah Pemeluk Agama Kecamatan Seputih Raman ............................... 50

4. Jumlah Penduduk Kecamatan Seputih Raman.......................................... 51

5. Presentase Suku di Seputih Raman ........................................................... 51

6. Mata Pencaharian Penduduk Seputih Raman ........................................... 52

7. Identitas Informan ..................................................................................... 59

Page 19: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Skema Kerangka Pemikiran Kebhinnekaan dalam Masyarakat

Multikultural ............................................................................................. 35

2. Kegiatan Linmas ....................................................................................... 69

3. Kegiatan Gotong Royong ......................................................................... 72

4. Kegiatan Doa Lintas Agama ..................................................................... 73

5. Menggotong Ogoh-Ogoh yang Dilakukan oleh Karang Taruna ............... 75

6. Kegiatan Senam Massal di Lapangan Merdeka Seputih Raman .............. 76

7. Ibu-Ibu Muslim Menghadiri Hajat Potong Gigi ....................................... 80

Page 20: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pancasila adalah nama resmi dari dasar negara Republik Indonesia yang

tercantum dalam alinea IV pembukaan UUD 1945. Secara etimologis “Pancasila”

berasal dari bahasa Sansekerta. Panca berarti 5 (lima), sedangkan syila artinya

batu sendi, alas, atau dasar. Maka, Pancasila dapat diartikan sebagai 5 dasar

peraturan tingkah laku yang baik (Lasiyo & Yuwono, 1985:67).

Dwiyanto dkk (2012:93) mengungkapkan pancasila berfungsi sebagai sebuah

idealisme, maka tindakan yang kita lakukan merupakan prinsip yang regulatif

dalam tatanan hidup berbangsa dan bernegara. Berikutnya lima sendi utama

penyusun Pancasila adalah ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil

dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule

(Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.

Page 21: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

2

Selanjutnya rangkaian nilai-nilai, cita-cita negara yang termaktub dalam Pancasila

diejawatahkan dalam pasal-pasal dan ayat UUD 1945 yang selanjutnya dijabarkan

dalam perundang-undangan. Dalam pasal 28E ayat (2) UUD 1945 menyatakan

bahwa setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan. Selain itu

dalam Pasal 28I ayat (1) UUD 1945 juga diakui bahwa hak untuk beragama

merupakan hak asasi manusia. Selanjutnya Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 juga

menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk

memeluk agama. Selain itu di dalam pasal 28J ayat (2) UUD 1945 dijelaskan

bahwa dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk

kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud

sematamata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan

kebebasan orang lain untuk memenuhi tuntutan yang adil dan sesuai dengan

pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam

suatu masyarakat demokratis. Jadi, sudah merupakan suatu keharusan untuk

menciptakan kehidupan bermasyarakat yang baik sesuai nilai-nilai yang

terkandung dalam Pancasila. Selain itu Indonesia memiliki semboyan yang

mengisyaratkan bahwa Indonesia adalah negara yang beragam yaitu dengan

adanya Bhinneka Tunggal Ika , yang merupakan semboyan pada lembaga negara

Republik Indonesia yang ditetapkan berdasarkan PP No. 66 Tahun 1951 yang

mengandung arti walaupun berbeda-beda tetap satu”. Semboyan tersebut terukir

kokoh dalam cengkraman Burung Garuda yang merupakan lambang bangsa

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika menunjukan bahwa

bangsa Indonesia adalah bangsa yang heterogen, yaitu bangsa yang mempunyai

Page 22: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

3

keanekaragaman, baik dalam aspek suku bangsa, budaya, ras dan agama

(Sujanto, 2009:1).

Menurut Kusumohamidjojo (2000:45) Negara Indonesia adalah salah satu negara

multikultur terbesar di dunia, hal ini dapat terlihat dari kondisi sosiokultural

maupun geografis Indonesia yang begitu kompleks, beragam, dan luas. “Indonesia

terdiri atas sejumlah besar kelompok etnis, budaya, agama, dan lain-lain yang

masingmasing plural (jamak) dan sekaligus juga heterogen “aneka ragam”. Selain

itu menurut Sujanto (2009:3), menyatakan sebagai Negara yang memiliki 657

suku bangsa dan lebih dari 700 bahasa yang tersebar dalam 33 provinsi

Indonesia kaya akan nilai-nilai budaya dengan warna-warni kultur bangsanya.

Selain kultur dan budaya yang beragam, Indonesia juga merupakan negara

dimana penduduknya adalah pemeluk dari beragam agama dan kepercayaan.

Tentang keragaman agama diakomodasikan dan dilegitimasikan oleh Negara

melalui pasal 29 Undang-Undang Dasar 1945.

Keanekaragaman bangsa Indonesia dilatarbelakangi oleh jumlah suku-suku

bangsa di Indonesia yang sangat banyak, dimana setiap suku bangsa tersebut

mempunyai ciri atau karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial maupun budaya.

Menurut sensus BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2015, jumlah suku bangsa di

Indonesia lebih dari 300 suku bangsa atau kelompok etnik, atau lebih tepatnya

mencapai 1.340 suku bangsa atau kelompok etnik. Hal ini dapat diartikan jika

masing-masing suku bangsa tersebut memiliki tradisi sosial budaya masing-

masing, berarti di Indonesia ada dan berkembang bermacam-macam budaya yang

memiliki ciri khas masing-masing.

Page 23: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

4

Bermacam-macamnya etnik ini disebabkan karena kondisi geografis Indonesia

sebagai negara lautan, Indonesia ditaburi oleh ribuan pulau-pulau dengan jumlah

sekitar 18.000 pulau, dengan 6000 pulau diantaranya berpenduduk.

Menurut Nasikun (2007:33) bahwa kemajemukan masyarakat Indonesia paling

tidak, dapat dilihat dari dua cirinya yang unik, pertama secara horizontal, ia

ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan

suku bangsa, agama, adat, serta perbedaan kedaerahan, dan kedua secara vertikal

ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan

bawah yang cukup tajam. Dengan adanya kemajemukan tersebut, hal yang tidak

bisa kita lupakan di Indonesia, yaitu konflik SARA adalah konflik yang nyaris

sama tuanya dengan kelahiran bangsa ini (Indonesia) bahkan, beberapa sejarawan

dan pengamat social-humaniora menyebut bahwa konflik SARA di bangsa-bangsa

Melayu telah terjadi sebelum pra-kolonial. Konflik SARA tampaknya menjadi

bagian dari kehidupan masyarakat multi etnis, multi religius dan multi kultur

seperti Indonesia sepanjang sejarahnya .

Pandangan klise tentang keragaman mengakibatkan semangat kebhinekaan yang

terkandung dalam Pancasila terasa mati dalam sendi-sendi kehidupan

berbangsa dan bernegara. Masyarakat dengan gampang terbakar emosi, karena

pandangan primordialisme yang sempit dan bersifat SARA. Masyarakat hidup

dalam kecurigaan. Perasaan curiga ini justru memudarkan nilai-nilai Pancasila

dalam hidup bermasyarakat sehingga tidak jarang Indonesia dilanda oleh

berbagai konflik mulai dari konflik kecil sampai konflik besar.

Page 24: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

5

Tabel 1. Konflik yang Terjadi di Indonesia

No. Konflik Lokasi dan

Waktu

Keterangan

1. Kerusuhan 1998 Jakarta, 1998 Dipicu krisis moneter yang

membuat banyak sektor di

Indonesia runtuh. Namun lambat

laun kerusuhan menjadi semakin

mengerikan hingga berujung pada

konflik antara etnis pribumi dan

etnis Tionghoa. Seluruh aset

Thionghoa dijarah, para wanitanya

diperkosa dan juga terjadi banyak

pembunuhan.

2. Kerusuhan Ambon &

Poso

Ambon, 2000 Konflik yang meluas antara agama

Islam dan Kristen yang berakhir

dengan banyaknya orang

meninggal dunia. Orang-orang

dari kelompok Islam dan Kristen

saling serang dan berusaha

menunjukkan kekuatannya.

Kerusuhan yang terjadi di Ambon

membuat kerukunan antar umat

beragama di Indonesia jadi

memanas hingga waktu yang

cukup lama.

3. Konflik Kelompok

Separatis

Aceh, 2003 GAM (Gerakan Aceh Merdeka),

RMS (Republik Maluku Selatan),

dan OPM (Organisasi Papua

Merdeka) adalah 3 nama

kelompok separatis yang sangat

dikenal di Indonesia. Mereka

adalah kelompok yang ingin

memisahkan diri dari tanah air dan

mendirikan negara sendiri, tentu

saja aparat dan pemerintah

langsung melakukan aksi cepat

demi persatuan Indonesia.

4. Konflik Kelompok

Separatis

Aceh, 2003 GAM (Gerakan Aceh Merdeka),

RMS (Republik Maluku Selatan),

dan OPM (Organisasi Papua

Merdeka) adalah 3 nama

kelompok separatis yang sangat

dikenal di Indonesia. Mereka

adalah kelompok yang ingin

memisahkan diri dari tanah air dan

mendirikan negara sendiri, tentu

saja aparat dan pemerintah

langsung melakukan aksi cepat

demi persatuan Indonesia.

Page 25: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

6

5. Konflik Antar

Golongan Agama

(Ahmadiyah dan

Syiah)

NTB, 2006 Konflik tersebut terlihat dari

golongan Ahmadiyah dan Syiah

yang mengalami banyak sekali

tekanan dari kelompok mayoritas

di wilayahnya karena dianggap

menjalankan syariat Islam yang

sesat. Seperti terjadnya

pengasingan, pembakaran rumah

ibadah.

Sumber: (okezone news, 2016)

Berikut merupakan konflik yang pernah terjadi di Indonesia, sedangkan konflik

yang pernah terjadi di Provinsi Lampung tercermin dalam kasus kerusuhan sosial

terjadi di Kabupaten Lampung Selatan pada 27 Oktober 2012 sampai dengan 29

Oktober 2012 yang melibatkan Etnik Lampung (etnik pribumi/ mayoritas

beragama Islam) dan Etnik Bali (pendatang/ mayoritas beragama Hindu) dipicu

persoalan sepele yang tidak terselesaikan secara hukum adat istiadat yang berlaku.

Konflik bermula dari peristiwa kecelakaan sepeda motor yang melibatkan pemuda

dari Desa Balinuraga Kecamatan Way Panji (mayoritas Etnik Bali) dan pemudi

dari Desa Agom Kecamatan Kalianda (mayoritas Etnik Lampung). Kedua desa

tersebut masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Lampung Selatan, secara

geografis letak keduanya tidak terlalu berjauhan, jarak kedua desa hanya sekitar

lima kilo meter. Peristiwa kecelakaan lalu lintas tersebut kemudian berkembang

menjadi isu SARA yang tidak hanya melibatkan kedua desa tersebut, namun

melibatkan banyak desa dari kedua etnik yang ada, Etnik Lampung dan Etnik

Bali. Konflik bermula pada tanggal 27 Oktober 2012, kemudian berlanjut pada

hari berikutnya, dan memuncak pada tanggal 29 Oktober 2012. Peristiwa

penyerbuan dan bentrok berdarah oleh ribuan warga Desa Agom serta desa-desa

sekitarnya yang berpenduduk Etnik Lampung terhadap warga Desa Balinuraga

Page 26: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

7

(Etnik Bali) mengakibatkan jatuhnya korban jiwa sebanyak 14 orang tewas,

puluhan orang luka-luka, 166 unit rumah warga di Desa Balinuraga dan Sidoreno

dibakar massa, 27 unit rumah mengalami rusak berat, sebelas unit sepeda motor

dibakar, dan dua gedung sekolah juga ikut dibakar massa (Iqrametro,2017).

Di samping banyaknya konflik yang terjadi di Indonesia, masih banyak ditemukan

daerah dan masyarakat yang harmonis salah satunya di Provinsi Lampung, yaitu

di Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah selain dipandang

dengan keramahan warganya, Seputih Raman merupakan daerah yang didiami

oleh masyarakat dengan berbagai suku, agama, ras dan budaya yang beraneka

ragam.

Sumber: Data Monografi Seputih Raman, 2017

Seputih Raman merupakan miniatur Indonesia yang di dalamnya terdapat

masyarakat yang beragam baik suku, agama, ras dan budaya. Di Kecamatan

40%

30%

15%

5%

10%

Suku di Seputih Raman

Jawa Bali Sunda lampung dll

Page 27: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

8

Seputih Raman terjadi toleransi lintas agama dan budaya yang sangat luar biasa.

Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya kericuhan dan kekisruhan antar warga

lintas agama ataupun budaya. Antar umat beragama menjalankan tradisi dan

kepercayaannya masing-masing tanpa mengganggu satu sama lain. Ini merupakan

suatu kebanggaan tersendiri bagi warga Seputih Raman. Meskipun Seputih

Raman didominasi dengan masyarakat suku Jawa namun terdapat juga beberapa

suku di Seputih Raman seperti suku Jawa, Bali, Sunda, dan lain-lain. Seperti pola

kebudayaan Sunda masih tampak dilingkungan masyarakat suku Sunda yang

bermukim di Seputih Raman tepatnya di perkampungan Ratna Chaton. Kenyataan

itu terlihat dari bahasa daerah yang dituturkan, sistem kekerabatan serta

kebudayaan yang berkembang dilingkungan mereka. Beberapa kesenian atau

tradisi yang dilakukan dalam sebuah prosesi misalnya saat pernikahan,

masyarakat dominan lain yang bermukim di Seputih Raman adalah penduduk

suku Bali. Agama yang di anut mayoritas memeluk agama Hindu-Bali, memasuki

kampung-kampung masyarakat suku Bali terlihat khasanah yang begitu menonjol.

Kehidupan keagamaan dan seni ukir Bali sangat akrab dilingkungan

penduduknya. Tempat melakukan ibadah agama Hindu-Bali disebut Pura, bahasa

Bali yang masih begitu kental diucapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kepercayaan masyarakat Seputih Raman juga didominasi dengan masyarakat

Muslim namun terdapat juga kepercayaan agama lain seperti Hindu, Budha,

Katolik dan Kristen. Namun pasti ada saja beberapa ancaman yang mengintai

dalam sebuah kerukunan masyarakat Seputih Raman yaitu adanya toleransi

individu yang kurang, adanya campur tangan kepentingan politik yang bergejolak

atau usaha-usaha tertentu bisa mempengaruhi sebuah kerukunanan. Kekacauan

Page 28: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

9

politik yang bisa mempengaruhi kerukunan biasanya bersifat SARA. Sikap

fanatisme, sikap ini merupakan sikap yang harus dihindari jika ingin menerapkan

kerukunan antar masyarakat yang hidup ditengah keragaman. Sikap ini cenderung

menilai agama maupun suku atau budaya yang dipeluknya yang paling benar.

(Profil Lampung Tengah, 2017).

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan

penelitian ini dengan judul “Strategi Merawat Kebhinekaan dan Model

Masyarakat Multikultural” (Studi di Kecamatan Seputih Raman, Lampung

Tengah).

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kondisi kebhinnekaan di Kecamatan Seputih Raman?

2. Bagaimana strategi merawat kebhinnekaan dalam masyarakat multikultural di

Kecamatan Seputih Raman?

3. Bagaimana model multikulturalisme pada masyarakat Seputih Raman?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kondisi kebhinnekaan di Kecamatan Seputih Raman.

2. Untuk mengetahui strategi dalam merawat kebhinnekaan dalam masyarakat

multikultural di Kecamatan Seputih Raman.

3. Untuk mengetahui model multikulturalisme pada masyarakat Seputih Raman.

Page 29: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

10

D. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini yaitu :

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah kontribusi

atau masukan untuk pemikiran-pemikiran yang berkaitan dengan ilmu sosial

dan pendidikan khususnya pendidikan nilai dan moral Pancasila dan

kewarganegaraan yang berkaitan dengan upaya membina pengetahuan,

keterampilan dan watak atau karakter warga negara yang sesuai dengan nilai-

nilai Pancasila dan juga diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap

perkembangan managemen konflik.

2. Secara praktis

a. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

gambaran dan pemahaman realitas yang terjadi mengenai pluralisme

budaya yang ada dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat

Indonesia saat ini.

b. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan

untuk memperoleh pertimbangan dalam mengambil kebijakan,

memperoleh solusi dalam memecahkan masalah sosial misalnya

perpecahan konflik dalam hal SARA, dan juga memperoleh masukan

dalam meningkatkan kualitas pelaksaan pemerintah.

Page 30: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Bhineka Tunggal Ika

1. Pengertian Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan pada lembaga negara Republik Indonesia

yang ditetapkan berdasarkan PP No. 66 Tahun 1951 yang mengandung arti

walaupun berbeda-beda tetap satu. Bhinneka Tunggal Ika sebagai kunci dan

pemersatu keragaman bangsa Indonesia merupakan ciri persatuan bangsa

Indonesia sebagai negara multikultural. Bangunan wawasan ke-Indonesia-an

adalah perwujudan dari keinginan bersama untuk dapat mewujudkan kesatuan/

keesaan, manunggalnya keberagaman menjadi satu-kesatuan yang disepakati yaitu

Indonesia (Sujanto, 2009:1).

Semboyan “Bhineka Tunggal Ika” memuat dua konsep yang berbeda, bahkan

kedua konsep tersebut seolah-olah bersifat kontradiktif. Kedua konsep itu adalah

“Bhinneka” dan “Tunggal Ika”. Konsep “Bhinneka” mengakui adanya keanekaan

atau keragaman, sedangkan konsep “Tunggal Ika” menginginkan adanya

kesatuan. Keanekaan dicirikan oleh adanya perbedaan, sedangkan kesatuan

dicirikan oleh adanya kesamaan. Jika kedua hal tersebut dipahami dan

dilaksanakan dengan tekanan yang berbeda (tidak seimbang), maka akan dapat

menimbulkan kondisi yang berbeda pula. Manakala segi keanekaan yang

Page 31: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

12

menonjolkan unsur perbedaan itu ditampilkan secara berlebihan, maka

kemungkinan munculnya konflik tak terhindarkan, sebaliknya manakala segi

kesatuan yang menonjolkan kesamaan itu ditampilkan secara berlebihan, maka

tindakan itu tergolong melanggar kodrat perbedaan, karena perbedaan adalah

kodrat sekaligus berkah yang tak terelakkan. Adanya dua konsep yang berbeda

tersebut menunjukkan bahwa semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” mengandung

problem metafisika, yaitu problema antara keberbagaian dan kesatuan, problem

antara hal banyak (the many) dan hal satu (the one). Berdasarkan problema

tersebut tampak bahwa untuk mencari makna “Bhinneka Tunggal Ika” diperlukan

adanya perenungan mendalam yang bersifat filosofis metafisis. (Taufani,

2014:12).

Istilah “Bhinneka Tunggal Ika” dipetik dari Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular

semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Istilah tersebut tercantum dalam

bait 5 pupuh 139, seperti dibawah ini:

Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa,

Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen,

Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal,

Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa

Terjemahan

Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda.

Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali?

Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal

Terpecah belahlah itu, tetapi satu jualah itu.

Tidak ada kerancuan dalam kebenaran.

Didalam kitab Sutasoma mengajarkan toleransi dalam hidup beragama, yaitu

antara agama Hindu dan agama Budha yang hidup bersama dengan damai dan

rukun. Kedua agama tersebut hidup bersama di bawah payung kerajaan, pada

jaman pemerintahan raja Hayam Wuruk. Meskipun agama Hindu dan Buddha

Page 32: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

13

merupakan dua substansi yang berbeda, namun perbedaan itu tidak menimbulkan

perpecahan, karena kebenaran Hindu dan Buddha bermuara pada hal “Satu”.

Hindu dan Buddha memang berbeda, tetapi sesungguhnya satu jenis, tidak ada

perbedaan dalam kebenaran (Taufani, 2014:14).

Peristilahan Bhinneka Tunggal Ika dalam bahasa Jawa dapat dimaknai bahwa

walaupun kita berbeda-beda, memiliki latar belakang budaya yang berbeda,

berbeda ras, etnis, agama, budaya namun kita adalah saudara yang diikat oleh

kedekatan persaudaraan dengan rasa saling memiliki, menghargai, dan saling

menjaga. Dalam Bhinneka Tunggal Ika tersurat petuah bijak untuk bersatu dalam

keberagaman tanpa mempermasalahkan keberagaman, karena dalam keberagaman

ditemukan suatu nilai persatuan yang menyatukan semua perbedaan (Lestari,

2015:35).

2. Fungsi Bhinneka Tunggal Ika

Menurut Sujanto (2009:9) Semboyan Bhinneka Tunggal Ika mempunyai fungsi

yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Fungsinya yaitu sebagai berikut :

1. Mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku,

ras dan agama. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar didunia dengan

penduduk terbanyak ke-4 saat ini. Dengan wilayah yang sangat luas dan

penduduk yang banyak,keberagaman penduduk sudah dapat dipastikan ada

sejak sebelum masa kolonial hingga sekarang. Lebih dari 13.000 pulau yang

dimiliki Indonesia, dan semua pulau tersebut mempunyai keberagaman dan

ciri khas masing-masing yang membuat Indonesia sangat kaya dengan

keberagaman budaya dari Sabang sampai Merauke. Masyarakat Indonesia

Page 33: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

14

yang bersifat plural, tak hanya dari segi budaya,tetapi Indonesia juga

memiliki berbagai variasi ras, suku, bahasa, dan agama yang tersebar

diseluruh plosok bumi pertiwi. Dari keberagaman hal yang dimiliki

Indonesia, diperlukan suatu fungsi yang sangat penting dari semboyan

Bhineka Tunggal Ika yang mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri atas

beragam suku, ras dan agama.

2. Menghambat semua konflik yang didasari atas kepentingan pribadi atau

kepentingan kelompok. Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri

yang dibawa individu atau kelompok dalam suatu interaksi. Perbedaan-

perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian,

pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawa

sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan suatu

yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak

pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok

masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya

msyarakat itu sendiri.

3. Mempersatukan kesatuan bangsa Indonesia. Dimana sekarang yaitu masa

revormasi, banyak tekanan dan pengaruh dari pihak luar maupun dalam,

dapat mengganggu kesatuan bangsa Indonesia. Agar kesatuannya tidak

dapatterganggu, bangsa Indonesia harus meningkatkan peran dan fungsi dari

pancasila sebagai alat pemersatu bangsa agar tidak terjadi suatu perpecahan

dalam bangsanya.

4. Membantu wewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia. Dalam pembukaan

UUD 1995, disebutkan dengan gamblang cita-cita luhur dibentuknya negara

Page 34: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

15

Republik Indonesia yang berdaulat. Cita-cita luhur yang amanatkan UUD

1945 ada 4 poin diantaranya, melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

5. Mewujudkan masyarakat madani. Masyarakat madani adalah masyarakat

yang menjunjung tinggi norma, nilai-nilai , dan hukum yang ditopang oleh

penguasaan teknologi yang beradap, iman dan ilmu.

6. Mewujudkan perdamaian Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika mempunyai

fungsi sebagai frasa pemersatu bangsa Indonesia yang terdiri dari

keberagaman penduduk sehingga apabila peran itu berfungsi secara baik,

maka akan tercipta suatu kedamaian hidup berbangsa dan bernegara oleh

penduduk Indonesia.

3. Kebhinekaan

Kebhinnekaan menunjuk pada realitas objektif masyarakat Indonesia yang

memiliki keanekaragaman yang tinggi. Keanekaragaman masyarakat Indonesia

dapat ditemukan dalam berbagai bidang kehidupan. Keanekaragaman dibidang

politik diwarnai oleh adanya kepentingan yang berbeda-beda antara individu atau

kelompok yang satu dengan individu atau kelompok yang lainnya. Dibidang

ekonomi, keanekaragaman dapat dilihat dari adanya perbedaan kebutuhan hidup,

yang akhirnya berimplikasi terhadap munculnya keanekaragaman pada pola

produksi (Taufani, 2014:15).

Page 35: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

16

Tirta N Mursita (2010:32) mengatakan bahwa keberagaman itu given (berkah), tak

bisa dihindari di dunia ini. Siapa yang bisa mengelak kalau ada kulit hitam, putih,

kuning, dan cokelat di dunia ini. Siapa pula yang menafikan, kalau ada ratusan,

ribuan bahkan jutaan pemikiran baru di alam ini. Semua saling bertumpuk-

tumpuk, memberikan tesis dan antitesis baru. Kebhinnekaan merupakan ciri dasar

bangsa Indonesia sejak Republik ini dibentuk, kemudian diproklamasikan oleh

para founding fathers pada paruh kedua abad silam hingga kini. Sebagai suatu

realitas objektif, maka kebhinnekaan telah menjadi identitas bangsa Indonesia.

Karena itu, upaya-upaya untuk meniadakan keberagaman atau upaya

penyeragaman merupakan tindakan yang menentang kenyataan. Kalau

keberagaman itu tidak boleh ada di Indonesia, berarti identitas bangsa tidak ada

lagi.

Salah satu asumsi yang digunakan untuk menjelaskan ketunggalikaan adalah dari

sisi nondiskriminasi. Ketika hal ini terjadi maka sekat-sekatnya hilang yang

berarti pula terdapat kecairan hubungan yang identik dengan kesatuan. Dalam

kajian psikologi sosial, ada beberapa model ke-bhinnekatunggalika-an (Brewer &

Gaertner, 2003:46). Model yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Dekategorisasi

Ketidakselarasan relasi antara dua kelompok atau lebih dan upaya menjadikan

adanya persatuan, dipercaya dapat ditempuh dengan jalan dekategorisasi.

Asumsinya, kategorisasi yang ada akan menguatkan perbedaan. Secara

psikologis kategorisasi akan menumbuhkan ingroup favoritisme dan outgroup

derogation. Kedua konsep ini merupakan sumber dari bias dalam relasi antar

Page 36: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

17

kelompok. Dekategorisasi merupakan upaya untuk eliminasi bias ingroup

favoritisme melalui diferensiasi dan tumbuhnya personalisasi.

b. Rekategorisasi

Rekategorisasi merupakan upaya untuk menstrukturisasi ulang kategorisasi

kelompok pada level yang lebih tinggi secara inklusif (Brewer & Gaertner,

2003:46). Dengan demikian, dua kelompok atau lebih yang masing-masing

memiliki identitas yang berbeda-beda akan memiliki satu identitas kelompok

yang umum. Secara teknis kelompok yang berbeda-beda tersebut digabung.

Dengan kata lain, sebutan kelompok ’kami’ dan ’mereka’ disintesakan

menjadi ’kita’.Penggabungan kelompok-kelompok menjadi satu dan

identitasnya dileburkan sekilas tampak ideal tetapi dalam operasionalisasinya

sangat kompleks. Sebelum sebuah kelompok dileburkan dengan kelompok

lain tentu memiliki tujuan, karakteristik, dan homogenitas yang berbeda-beda.

Satu hal yang pasti, rekategorisasi melalui penggabungan berarti memaksakan

diversitas yang besar masuk ke dalam satu kategori.

c. Diferensiasi Mutual

Ada satu model yang menekankan pada aspek kerjasama tanpa mengabaikan

kategorisasi yang ada. Model ini merupakan strategi untuk memelihara

identitas masing-masing dan hal-hal yang positif dari masing-masing kategori

tanpa perlu melakukan rekategorisasi diantara mereka. Agar kelompok-

kelompok yang memiliki identitas berbeda tersebut dapat kerjasama secara

mutual, maka model kerjasama yang direkomendasikan adalah

komplementari. Artinya, bidang-bidang kerjasama yang digarap adalah

bidang yang merupakan keunggulan satu kelompok dan diperlukan oleh

Page 37: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

18

kelompok lain. Disamping itu, kelompok-kelompok yang terlibat juga harus

memiliki tujuan bersama. Pada kelompok-kelompok yang memiliki

perbedaan, kerjasama mutual dapat dilakukan ketika situasinya

memungkinkan. Agar perbandingan antar kelompok dapat diminimalisasi,

maka kelompok-kelompok yang ada seharusnya memiliki status yang relatif

sama. Secara struktural berarti harus ada kesetaraan ekonomi dan politik bila

model ini akan diterapkan. Berbeda dengan dekategorisasi yang mengarahkan

kontak ke arah individual, model ini menekankan relasi antar kelompok

daripada antar individu.

4. Strategi Merawat Kebhinekaan

Menurut Lubis dan Sodeli (2017:58-62) menyatakan bahwa terdapat 3 strategi

pokok dalam merawat suatu kebhinekaan/integrasi, yaitu:

a. Memahami dan mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan

kewargenegaraan.

Salah satu kedudukan Pancasila bagi bangsa Indonesia adalah sebagai

pandangan hidup bangsa. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

mengandung pengertian bahwa nilai-nilainya merupakan pegangan dalam

mengatur sikap dan tingkah laku. Pancasila digunakan sebagai petunjuk

perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Bangsa Indonesia harus menghayati dan

mengamalkan nilai-nilai luhur tersebut yang telah diakui kebenaran dan

keabsahannya.

Page 38: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

19

b. Meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan budaya, suku, ras dan agama.

Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa nasionalisme bangsa Indonesia.

Nasionalisme didefinisikan kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang

secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan

mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu,

yakni semangat kebangsaan. Nasionalisme dapat dirumuskan sebagai satu

paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara

(dalam bahasa Inggris “nation”) dengan mewujudkan satu identitas yang

dimiliki sebagai ikatan barsama dalam satu kelompok.. Paham nasionalisme

menjadi persyaratan mutlah yang harus dipenuhi bagi kehidupan sebuah

bangsa. Paham nasionalisme membentuk kesadaran para pemeluknya bahwa

loyalitas tidak lagi diberika pada golongan atau kelompok kecil, seperti agama,

ras, etnis, budaya (ikatan primordial), namun ditujukan pada komunitas yang

dianggap lebih tinggi yaitu bangsa dan Negara.

c. Meningkatkan rasa toleransi antar suku, agama dan budaya

Toleransi berasal dari kata “ Tolerare ” yang berasal dari bahasa latin yang

berarti dengan sabar membiarkan sesuatu. Jadi pengertian toleransi secara luas

adalah suatu sikap atau perilaku manusia yang tidak menyimpang dari aturan,

dimana seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang

lain lakukan. Toleransi juga dapat dikatakan istilah dalam konteks sosial

budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya

deskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat

diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Indonesia adalah negara

Page 39: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

20

dengan beribu-ribu pulau dan beragam budaya, adat, ras, etnis, bahasa, agama

dan lainnya. Semua itu dicantumkan ke dalam semboyan kita yaitu “Bhinneka

Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Namun kalimat

tersebut tetap saja tidak menjanjikan adanya kerukunan dalam bangsa

Indonesia. Faktanya tentu banyak perang antar wilayah, ras, agama dan lainnya

yang sudah terjadi di Indonesia. Seperti contoh perang antar suku, kemudian

pengeboman tempat ibadah dan lainnya. Mengapakah hal tersebut dapat

terjadi? Bukankah bangsa Indonesia seharusnya bersatu layaknya semboyan

kita? Akan tetapi kita tidak dapat menyalahkan hal tersebut, karena yang

membuat bangsa Indonesia aman, tentram dan hidup rukun itu adalah

masyarakat Indonesia sendiri. Oleh karena itu jika kita ingin bangsa kita ini

aman, tentram dan rukun, maka masyarakat Indonesia pun harus memiliki nilai

sikap tolerasi yang tinggi. Makna dari toleransi adalah membiarkan orang lain

berpendapat lain, melakukan hal yang tidak sependapat dengan kita, tanpa kita

ganggu ataupun intimidasi. Berikut fungsi toleransi dalam kehidupan

bermasyarakat dan bernegara terutama bagi negara Indonesia yang merupakan

negara yang majemuk.

Fungsi toleransi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara:

a. Terhindar dari perpecahan

Sikap toleransi yang tinggi yaitu saling menghormati, saling mengahargai,

dan mengabaikan perbedaan yang dapat menghindari terjadinya pertikaian,

permusuhan, peperangan dan perpecahan yang dapat memicu konflik

didalam negara, kondisi ini dapat mengancam keutuhan persatuan negara

Page 40: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

21

Indonesia. Keadaan ini bisa menjadi keuntungan tersendiri bagi negara lain

yang mempunyai kepentingan tertentu.

b. Meningkatkan rasa persaudaraan

Sikap toleransi dapat menimbulkan rasa sayang dan meningkatakan rasa

persaudaraan antara umat beragama. kondisi ini dapat membuat terhindar

adanya kesalahpahaman dan pertikaian yang tidak perlu.

c. Meningkatkan kekuatan dalam iman

Perbedaan agama dan tradisi dapat membuat sikap toleransi semakin kuat.

tradisi yang berbeda dapat membuat orang lain ingin mengetahui dan

mempelajari tradisi daerah lain. hal ini dapat menumbuhkan rasa bangga

seseorang terhadap negara yang memiliki keaneka ragaman agama, tradisi

dan budaya yang tidak dimiliki bangsa lain. Menghormati agama orang lain

dan menghargai perbedaan tradisi dapat meningkatkan kekuatan dalam iman

dan lebih menyadari bahwa rasa persaudaraan sangat dibutuhkan dalam

pergaulan.

d. Dapat mencapai kata mufakat

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang demokrasi dan

mengutamakan musyawarah untuk pencapaian kata mufakat tanpa ada

pertikaian, permusuhan, pertemngkaran dan kesalahpahaman. didalam

bermusyawarah sangat penting dibudidayakan sikap toleransi antara sesama

manusia yang memiliki perbedaan agama, suku, tradisi atau budaya

daerahnya.

Page 41: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

22

e. Meruntuhkan rasa paling benar pada diri sendiri

Tidak ada satu manusiapun yang akan luput dari yang namanya kesalahan

ataupun kekurangan. Sikap toleransi akan menghindari seseorang untuk

bersikap egois dan merasa diri paling benar. Sikap toleransi dapat membuat

manusia lebih cerdas dalam berfikir positif. Sikap seperti ini adalah yang

paling banyak disukai masyarakat dan tak heran jika seseorang yang

memiliki sikap toleransi yang kuat akan menjadi seorang pemimpin yang

adil.

f. Mempermudah pembangunan negara menjadi lebih maju

Sikap toleransi dapat mempermudah pembangunan negara menjadi lebih

baik dan selalu selangkah lebih maju. Negara manapun tidak akan menjadi

maju dan besar jika sikap toleransi tidak membudaya . Karena sikap

toleransi dapat memperkuat rasa persatuan dan kesatuan di dalam perbedaan

yang akhirnya dapat membuat sebuah negara tidak mudah dirongrong dan

diancam oleh bangsa lain (Lubis dan Sodeli, 2017:69).

B. Tinjauan Tentang Multikultural

1. Masyarakat Multikultural

Menurut Nasikun (2007:43), masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat

bersifat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara setruktur memiliki sub-

subkebudayaan yang bersifat deverse yang ditandai oleh kurang berkembangnya

sistem nilai yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan juga sistem nilai

dari satu-kesatuan sosial, serta seringnya muncul konflik-konflik sosial.

Page 42: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

23

Menurut Heywood (2007:311), multikultural berasal dari kata multi (plural) dan

kultural (tentang budaya), multi-kulturalisme mengisyaratkan pengakuan terhadap

realitas keragaman kultural, yang berarti mencakup baik keberagaman tradisional

seperti keberagaman suku, ras, ataupun agama, maupun keberagaman bentuk-

bentuk kehidupan (subkultur) yang terus bermunculan di setiap tahap sejarah

kehidupan masyarakat. Istilah multikulturalisme secara umum diterima secara

positif oleh masyarakat Indonesia. Ini tentu ada kaitannya dengan realitas

masyarakat Indonesia yang majemuk. Kemajemukan masyarakat Indonesia

terlihat dari beberapa fakta berikut: tersebar dalam kepulauan yang terdiri atas

13.667 pulau (meskipun tidak seluruhnya berpenghuni), terbagi ke dalam 358

suku bangsa dan 200 subsuku bangsa, memeluk beragam agama dan kepercayaan

yang menurut statistik: Islam 88,1%, Kristen dan Katolik 7,89%, Hindu 2,5%,

Budha 1% dan yang lain 1% (dengan catatan ada pula penduduk yang menganut

keyakinan yang tidak termasuk agama resmi pemerintah, namun di kartu tanda

penduduk menyebut diri sebagai pemeluk agama resmi pemerintah), dan riwayat

kultural percampuran berbagai macam pengaruh budaya, mulai dari kultur

Nusantara asli, Hindu, Islam, Kristen, dan juga Barat modern.

Indonesia adalah suatu negara multikultural yang memiliki keragaman budaya,

ras, suku, agama dan golongan yang kesemuanya merupakan kekayaan tak ternilai

yang dimiliki bangsa Indonesia. Selo Soemardjan (dalam Lestari, 2015:32)

mengemukakan bahwa pada waktu disiapkannya Republik Indonesia yang

didasarkan atas Pancasila tampaknya para pemimpin kita menyadari realitas

bahwa ditanah air kita ada aneka ragam kebudayaan yang masing-masing

terwadahkan di dalam suatu suku. Realitas ini tidak dapat diabaikan dan secara

Page 43: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

24

rasional harus diakui adanya. Founding Father bangsa menyadari bahwa

keragaman yang dimiliki bangsa merupakan realitas yang harus dijaga

eksistensinya dalam persatuan dan kesatuan bangsa. Keragaman merupakan suatu

kewajaran sejauh disadari dan dihayati keberadaannya sebagai sesuatu yang harus

disikapi dengan toleransi. Kemajemukan ini tumbuh dan berkembang ratusan

tahun lamanya sebagai warisan dari nenek moyang bangsa Indonesia.

Multikulturalisme mencakup gagasan, cara pandang, kebijakan, penyikapan dan

tindakan, oleh masyarakat suatu negara, yang majemuk dari segi etnis, budaya,

agama dan sebagainya, namun mempunyai cita-cita untuk mengembangkan

semangat kebangsaan yang sama dan mempunyai kebanggan untuk

mempertahankan kemajemukan tersebut (Lestari,2015:32).

2. Model Multikulturalisme

Menurut Azra (2007:62), terdapat lima model multikulturalisme yaitu:

1. Multikulturalisme isolasionis, yaitu masyarakat yang berbagai kelompok

kulturalnya menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam interaksi

minimal satu sama lain.

2. Multikulturalisme akomodatif, yaitu masyarakat yang memiliki kultur

dominan yang membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi tertentu bagi

kebutuhan kultur kaum minoritas. Masyarakat ini merumuskan dan

menerapkan undang-undang, hukum, dan ketentuan-ketentuan yang sensitif

secara kultural, dan memberikan kebebasan kepada kaum minoritas untuk

mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan mereka. Begitupun

Page 44: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

25

sebaliknya, kaum minoritas tidak menantang kultur dominan.

Multikulturalisme ini diterapkan di beberapa negara Eropa.

3. Multikulturalisme otonomis, yaitu masyarakat plural yang kelompok-

kelompok kultural utamanya berusaha mewujudkan kesetaraan (equality)

dengan budaya dominan dan menginginkan kehidupan otonom dalam

kerangka politik yang secara kolektif bisa diterima. Perhatian pokok kultural

ini adalah untuk mempertahankan cara hidup mereka, yang memiliki hak

yang sama dengan kelompok dominan; mereka menantang kelompok

dominan dan berusaha menciptakan suatu masyarakat yang semua

kelompoknya bisa eksis sebagai mitra sejajar.

4. Multikulturalisme kritikal/interaktif, yakni masyarakat plural yang kelompok-

kelompok kulturalnya tidak terlalu terfokus (concerned) dengan kehidupan

kultural otonom, tetapi lebih membentuk penciptaan kolektif yang

mencerminkan dan menegaskan perspektif-perspektif khas mereka.

5. Multikulturalisme kosmopolitan, yaitu masyarakat plural yang berusaha

menghapus batas-batas kultural sama sekali untuk menciptakan sebuah

masyarakat tempat setiap individu tidak lagi terikat kepada budaya tertentu,

sebaliknya secara bebas terlibat dalam percobaan-percobaan interkultural dan

sekaligus mengembangkan kehidupan kultural masing-masing.

Selain multikulturalisme deskriptif, ada lagi multikulturalisme normatif, yakni

suatu sokongan positif, bahkan perayaan atas keragaman komunal, yang secara

tipikal didasarkan entah atas hak dari kelompok-kelompok yang berbeda untuk

dihargai dan diakui, atau atas keuntungan-keuntungan yang bisa diperoleh lewat

tatanan masyarakat yang lebih luas keragaman moral dan kulturalnya.

Page 45: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

26

Multikulturalisme normatif melibatkan kebijakan sadar, terarah, dan terencana

dari pemerintah dan elemen masyarakat untuk mewujudkan multikulturalisme.

(Heywood, 2007:313).

C. Tinjauan Tentang Masyarakat, Interaksi Sosial, Integrasi dan Konflik

1. Tinjauan Masyarakat

Syani (2012:30) menjelaskan bahwa perkataan masyarakat berasal dari kata

musyarak (Arab) yang artinya bersama-sama, kemudian berubah menjadi

masyarakat, yang artinya berkumpul bersama, hidup bersama dan saling

berhubungan dan saling mempengaruhi, selanjutnya mendapatkan kesepakatan

menjadi masyarakat (Indonesia).

Dalam bahasa Inggris kata masyarakat diterjemahkan menjadi dua pengertian,

yaitu Society dan Community, yaitu:

“a defition of community must be inclusive enough to take account of the variety

of both pysical and social forms which community take”

Dengan kata lain perkataan masyarakat sebagai community cukup

memperhitungkan dua variasi dari suatu yang berhubungan dengan kehidupan

bersama (antar manusia) dan lingkungan ala. Jadi ciri dari community ditekankan

pada kehidupan bersama dengan bersandar dengan lokalitas dan derajat hubungan

sosial atau sentimen. Menurut Syani (2012:30) bahwa masyarakat sebagai

community dapat dilihat dari dua sudut pandang. pertama, memandang community

sebagai unsur statis, artinya community terbentuk dalam suatu wadah/ tempat

dengan batas-batas tertentu, maka ia menunjukan bagian dari kesatuan-kesatuan

masyarakat sehinnga ia dapat pula disebut sebagai masyarakat setempat, misalnya

Page 46: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

27

kampung, dusun, atau kota-kota kecil. Masyarakat setempat adalah suatu wadah

dan wilayah dari kehidupan sekelompok orang yang ditandai oleh adanya

hubungan sosial. Disamping itu dilengkapi pula oleh adanya perasaan sosial, nilai-

nilai dan norma-norma yang timbul atas akibat dari adanya pergaulan hidup atau

hidup bersama manusia. Kedua, community dipandang sebagai unsur yang

dinamis, artinya menyangkut suatu proses yang terbentuk melaluifaktor psikologis

dan hubungan antar manusia, maka di dalamnya terkandng unsur-unsur

kepentingan, keinginan atau tujuan-tujuan yang sifatnya fungsional. Dalam hal ini

dapat diambil contoh tentang masyarakt Pegawai Negri, Masyarakat Ekonomi,

Masyarakat Mahasiswa dan sebagainya.

Dari kedua ciri khusus yang dikemukakan diatas, berarti dapat diduga bahwa

apabila suatu masyarakat tidak memenuhi syarat tersebut, maka ia dapat disebut

masyarakat dalam arti society. Masyarakat dalam pengertian society terdapat

interaksi sosial, perubahan-perubahan sosial, perhitungan-perhitungan rasional

dan like interest, hubungan-hubungan menjadi bersifat pamrih dan

ekonomis.Auguste Comte mengatakan bahwa masyarakat merupakan kelompok-

kelompok makhluk hidup dengan realitas-realitas sosial yang berkembang

menurut hukum-hukumnya sendiri dan berkembang menurut pola perkembangan

yang tersendiri (Syani, 2012:31).

2. Tinjauan Interaksi Sosial

Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berinteraksi dengan manusia lain

baik yang berasal dari satu kelmpok maupun kelompok, ras, etnik atau budaya

lain. Interaksi sosial merupakan bentuk umum proses sosial, karena interaksi

Page 47: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

28

sosial adalah syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial

menurut Gillin dan Gillin merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis

yang menyangkut hubungan antara orang-orang, perorangan, antara kelompok-

kelompok manusia maupun antara orang perorangan dengan kelompok

manusia. Interaksi sosial juga merupakan kunci dari semua kehidupan sosial

karena tanpa interaksi sosial, tak akan mumgkin ada kehidupan bersama.

(Soekanto, 2007:55).

Menurut Soekanto (2007:80), berlangsungnya suatu proses interaksi

berdasarkan atas berbagai faktor, faktor-faktor terjadinya interaksi sosial yaitu

yang menyatakan bahwa interaksi merupakan kontak sosial secara timbal-

balik antara indivdu dengan individu melalui :

a. Imitasi adalah pembentukan nilai dengan meniru cara-cara orang lain.

b. Identifikasi adalah menirukan dirinya menjadi sama dengan orang

yang ditirunya.

c. Sugesti, dapat diberikan dari seorang individu kepada kelompok.

Kelompok kepada kelompok, kelompok kepada seorang individu.

d. Motivasi juga diberikan dari seorang individu kepada kelompok.

e. Simpati merupakan perasaan simpati bisa juga disampaikan kepada

seseorang atau kelompok orang atau suatu lembaga formal pada saat-

saat khusus.

f. Empati, dibarengi perasaan organisme tubuh yang sangat dalam. Proses

ini dapat berjalan dengan serasi dengan mengedepankan rasa saling

pengertian dan menghargai antar masyarakat sebagai wujud dari

interaksi sosial, sehingga dalam kehidupan bermasyarakat akan

terjalin suatu kehidupan yang sesuai dengan harapan masyarakat yaitu

hubungan yang harmonis dan serasi.

3. Tinjauan Integrasi

Hidup bermasyarakat memaksa manusia untuk berkomunikasi baik dengan

anggota kelompok maupun dengan manusia diluar kelompok yang dinaunginya.

Page 48: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

29

Komunikasi kelompok merupakan komunikasi diantara sejumlah orang. Dalam

kenyataannya, komunikasi kelompok bukanlah sekedar bertukar pesan

melainkan terjadi pula proses interaksi antarbudaya dari para anggota kelompok

(baik in group maupun out grup) yang berbeda latar belakang kebudayaan.

Termasuk dalam pengertian konteks komunikasi kelompok adalah operasi

komunikasi antar budaya dikalangan in group maupun antara anggota sebuah in

group dengan out group atau bahkan antara berbagai kelompok (Liliweri,

2004:56).

Istilah integrasi berasal dari kata latin integrare, artinya memberi tempat dalam

suatu keseluruhan. Dari kata kerja itu dibentuk kata benda interitas artinya

keutuhan atau kebulatan. Dari kata yang sama itu dibentuk kata sifat integer,

artinya utuh. Maka istilah integrasi berarti membuat unsur-unsur tertentu menjadi

satu kesatuan yang bulat dan utuh, atau bisa juga didefinisikan sebagai suatu

proses mempersatukan masyarakat yang didasarkan pada tatanan hubungan antara

anggota-anggotanya yang dianggap harmonis (Syani, 2012:49).

Syarat masyarakat dapat berfungsi dengan baik, yaitu masyarakat harus mampu

mengatasi disintegrasi potensial yang ada di dalam dirinya sendiri. Seluruh

masyarakat dapat berfungsi hanya apabila anggota-anggotanya bersedia untuk

mengintegrasikan diri, baik dalam bentuk integrasi normatif maupun integrasi

nilai. Integrasi normatif tercermin dari adanya kehidupan bersama di mana seluruh

anggota masyarakat bersedia mematuhi dan mengikuti “aturan permainan” yang

telah ditentukan. Sedangkan integrasi nilai tercermin dari adanya nilai-nilai

Page 49: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

30

fundamental yang dijadikan sebagai pandangan hidup bersama (Suparlan,

2003:25).

Secara singkat inti permasalahan yang berpotensi mendisintegrasikan bangsa

Indonesia adalah:

a. Corak Bhinneka Tunggal Ika sebagai lambang negara yang menekankan

komposisinya pada keanekaragaman suku bangsa dan kesukubangsaan,

dan bukannya pada kebudayaan sebagai fokus keanekaragamannya, dan

keanekaragaman suku bangsa sebagai produk dari keanekaragaman

kebudayaan tersebut

b. Sistem nasional yang otoriter-militeristis dan korup dalam segala

aspeknya sehingga terjadi berbagai bentuk pemanipulasian hukum dan

SARA bagi berbagai kepentingan dan keuntungan oknum, yang

menyebabkan munculnya rasa ketidakadilan hanya dapat diatasi dalam

perlindungan sukubangsa dan kesukubangsaan

c. Corak masyarakatnya yang tidak demokratis walau diakui sebagai

demokratis. Dalam pemerintahan Soeharto, konsep demokrasi Pancasila,

hanya menjadi angan-angan karena tidak operasional. Karena itu,

demokrasi tidak menjadi ideologi dalam pengertian yang sebenarnya

karena hanya lip-service saja. Demokrasi Pancasila dalam konteks

filsafat dan ideologi menjadi obsolete karena tidak universal, dan tidak

didukung oleh filsafat dan ideologi lainnya, serta tidak menjadi bagian

dari kebudayaan dan pranata-pranata demokrasi, tetapi menjadi inti dari

kebudyaan otoriter-militeristis yang berlaku. Produk dari penerapan

demokrasi Pancasila selama tiga puluh tahun yang mementingkan lip-

Page 50: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

31

service ini tidak hilang begitu saja dengan kejatuhan pemerintahan

Soeharto, karena ia telah menjadi kebudayaan aktual yang nyata-nyata

ada dalam kehidupan orang Indonesia serta dimanfaatkan untuk

keselamatan jiwa-raga dan harta benda, untuk keuntungan sosial,

ekonomi, dan politik (Suparlan, 2003:26).

4. Tinjauan Konflik

Konflik menurut pandangan Fisher (2000:9), konflik diartikan sebagai hubungan

antara dua pihak atau kelompok-kelompok yang memiliki perbedaan tujuan

ataupun kepentingan, dalam mengontrol maupun mengendalikan pihak lain

untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Perbedaan dan ketidaksesuaian

tujuan, nilai yang tidak sejalan antara pihak satu dengan pihak lainnya terkait

mempersepsikan tujuan atau nilai-nilai mereka secara berbeda. Selain itu sumber

konflik menurut dikelompokkan menjadi empat yaitu alasan ekonomi,alasan

nilai, alasan kekuasaan (power) dan komunikasi tidak efektif.

Menurut Rahmadi (2010:29) resolusi konflik dapat dilakukan dengan

berberapa macam cara seperti berikut :

a. Negoisasi adalah penyelesaian konflik melalui perundingan langsung

antara dua pihak atau lebih yang terlibat dalam konflik tanpa adanya

pihak lain. Tujuan ini diharapkan menghasilkan keputusan yang diterima

dan dipatuhi secara sukarela.

b. Mediasi adalah suatu penyelesaian sengketa atau konflik antara dua

pihak atau lebih melalui perundingan atau cara mufakat dengan meminta

Page 51: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

32

bantuan pihak yang netral namun tidak memiliki wewenang dalam

memutuskan penyelesaian konflik.

c. Arbitrasi adalah penyelesaian konflik oleh para pihak yang terlibat dalam

konflik dengan meminta bantuan kepada pihak netral yang memiliki

kewenangan memutuskan. Hasil keputusan dalam arbitrasi dapat

bersifat mengikat maupun tidak mengikat. Pemilihan arbitrator dipilih

berdasarkan pilihan oleh pihak yang berkonflik.

d. Ligitasi diartikan sebagai proses penyelesaian konflik melalui pengadilan.

Pihak-pihak yang merasa dirugikan mengadukan gugatan kepada

pengadilan terhadap pihak lain yang menyebabkan timbulnya kerugian.

Keputusan dalam legitasi bersifat mengikat dimana pihak yang

berkonflik yang akan meminpin sidang dan memutuskan perkara.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan

penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam

mengkaji penelitian yang dilakukan. Penelitian -penelitian sejenis ini telah

dilakukan sebelumnya, sebab penelitian-penelitian terdahulu dirasa sangat

penting dalam sebuah penelitian yang akan dilakukan. Dari penelitian

terdahulu, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama

seperti judul penelitian penulis. Namun penulis mengangkat beberapa

penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian

penulis. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal

terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis.

Page 52: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

33

Tabel 1. Perbedaan dan Kontribusi Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti

Gina Lestari, Program Studi Ketahanan Nasional

Universitas Gadjah Mada, 2015

Judul Penelitian Bhinneka Tunggal Ika: Khasanah Multikultural

Indonesia Di Tengah Kehidupan Sara

Hasil Penelitian

Indonesia sebagai bangsa yang multikultural harus

mengembangkan wawasan multikultural tersebut

dalam semua tatanan kehidupan yang bernafaskan

nilai-nilai kebhinekaan. Untuk menyadari hal

tersebut, Bhinneka Tunggal Ika memiliki peran

yang sangat penting. Agar kemajemukan yang ada

tidak membawa pada perpecahan dan konflik.

Kontribusi

Penelitian

Menjadi referensi bagi penelitian penulis serta

membantu dalam proses penyusunan penelitian.

Perbedaan

Penelitian

Yang diteliti peneliti sebelumnya lebih mengarah

pada khasanah atau fenomena pada masyarakat

multikultural di tengah kehidupan SARA

sedangkan penelitian yang sedang ingin ditulis

peneliti sekarang adalah lebih menitikberatkan

atau mengkhususkan pada cara merawat atau

mempertahankan kebhinnekaan dalam masyarakat

multikultural serta mengaetahui model

multikultural pada lokasi yang diteliti.

Sumber:(Lestari, 2015)

Pada penelitian terdahulu tersebut menggunakan metode kualitatif dengan

subjek penelitian yaitu masyarakat yang bertempat tinggal di seputaran

Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini adalah masyarakat setempat masih

menjunjung tinggi ideologi bangsa Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika

dengan berpegang kepada prinsip tersebut menjadikan masyarakat

Yogyakarta menilai peranan dari Bhineka Tunggal Ika sangatlah penting,

agar kemajemukan yang ada tidak membawa pada perpecahan dan konflik.

Sedangkan perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti kaji adalah pada

lokasi penelitian sebelumnya berlokasi di Yogyakarta sedangkan peneliti

Page 53: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

34

akan meneliti di Kecamatan Seputih Raman Lampung Tengah, dengan subjek

penelitian masyarakat umum, pemuda-pemudi, dan aparat keamanan.

Sedangkan bahasan yang akan dibahas oleh peneliti adalah strategi merawat

suatu kebhinekaan di tengah-tengah masyarakat multikultural dan model dari

masyarakat multikultural.

E. Kerangka Pikir

Indonesia merupakan negara yang beragam mulai dari suku, ras, agama, dan

lainnya, yang biasa disebut sebagai masyarakat multikultural yang tentunya kita

patut bangga hidup ditengah keragaman. Indonesia memiliki semboyan yaitu

Bhinneka Tunggal Ika yang juga merupakan pedoman hidup bagi negara kita

yang beranekaragam yang begitu juga rentan terhadap segala macam konflik dan

perpecahan, maka dari itu kita harus dapat mengembangkan wawasan

multikultural tersebut dalam semua tatanan kehidupan agar tercipta proses

integrasi sosial yang sesuai dan diinginkan yang tentunya bernafaskan nilai-nilai

kebhinnekaan.

Pada penelitian ini akan menyelidiki bagaimana kondisi dan strategi membina

kebhinnekaan dalam masyarakat multikultural di kecamatan Seputih Raman

Seputih Raman yang merupakan miniatur Indonesia yang di dalamnya terdapat

masyarakat yang beragam baik suku, agama, ras dan budaya selain itu juga

peneliti ingin mengetahui model multikulturalisme yang cocok diterapkan pada

masyarakat multikultur di Seputih Raman. Di Kecamatan Seputih Raman terjadi

toleransi lintas agama dan budaya yang sangat luar biasa. Hal ini dibuktikan

dengan tidak adanya kericuhan dan kekisruhan antar warga lintas agama ataupun

Page 54: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

35

budaya. Antar umat beragama menjalankan tradisi dan kepercayaannya masing-

masing tanpa mengganggu satu sama lain. Ini merupakan suatu kebanggaan

tersendiri bagi warga Seputih Raman yang merupakan salah satu tercapaikan

Kebhineka Tunggal Ika-an. Menurut Sujanto (2009:3) Bhinneka Tunggal Ika

sebagai kunci dan pemersatu keragaman bangsa Indonesia merupakan ciri

persatuan bangsa Indonesia sebagai negara multikultural. Sedangkan menurut

Parekh (dalam Azra 2007:62) terdapat lima model multikulturalisme yaitu,

multikulturalisme isolasionasi, multikulturalisme akomodatif, multikulturalisme

otonomis, multikulturalisme interktif dan multikulturalisme kosmopolitan.

Keterkaitan antar variable dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam kerangka

pikir sebagai berikut :

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Kebhinnekaan dalam Masyarakat

Multikultural.

MASYARAKAT

MULTIKULTURAL

KONDISI

KEBHINEKAAN

STRATEGI MERAWAT

KEBHINEKAAN

MODEL MASYARAKAT

MULTIKULTURAL

INTEGRASI

MASYARAKAT

Page 55: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

III.METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini merupakan sebuah penelitan deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Bogdan dan Taylor dalam Moloeng (2007:4) mendefinisikan penelitian

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati melalui

fenomena yang terjadi. Lebih lanjut Moleong (2007:11) mengemukakan bahwa

penelitian deskriptif menekankan pada data berupa kata-kata, gambar, dan bukan

angka-angka yang disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu,

semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang

sudah diteliti. Pengambilan sampel atau sumber data pada penelitian ini dilakukan

secara purposive dan teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisa

data bersifat kualitatif dan hasil penelitian menekankan makna generalisasi.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran serta pemahaman

mendalam, penelitian ini mendeskripsikan atau mengkonstruksikan wawancara-

wawancara mendalam terhadap subjek penelitian sehingga dapat memberikan

gambaran yang jelas mengenai strategi dam model masyarakat Seputih Raman,

untuk, mencapai tujuan itu maka peneliti menggunakan metode penelitian

Page 56: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

37

kualitatif deskriptif yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami

oleh subjek penelitian. Fenomena itu dapat berupa prilaku, persepsi, motivasi,

tindakan dan lain-lain secara holistik. Fenomena tersebut dituliskan dengan cara

mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa dengan memanfaatkan

berbagai metode ilmiah.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini yaitu mengenai kondisi kehidupan sosial dan budaya

masyarakat Seputih Raman yang multikultur. Fokus penelitian ini juga berfungsi

sebagai pedoman dalam melakukan pembahasan terhadap hasil yang telah

diterapkan Moeloeng (2007:127). Fokus penelitian sangat penting karena tanpa

adanya fokus penelitian, peneliti akan bingung dan terjebak dalam memenuhi

kriteria-kriteria data yang diperoleh. Maka fokus dari penelitian ini antara lain

adalah:

1. Kondisi kebhinnekaan dalam masyarakat multikultural di kecamatan Seputih

Raman yang meliputi kondisi keagamaan, suku, dan budaya.

2. Strategi yang dilakukan masyarakat dalam merawat suatu kebhinnekaan di

Kecamatan Seputih Raman yang meliputi meningkatkan rasa toleransi, antar

suku, agama, dan budaya, meningkatkan rasa cinta tanah air/nasionalisme, dan

memahami nilai-nilai kebhinekaan.

3. Model multikulturalisme yang cocok diterapkan pada masyarakat Seputih

Raman, yang meliputi multikulturalisme isolasionis, akomodatif, otonomis,

multikritikal dan multikosmopolitan.

Page 57: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

38

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah.

Lokasi tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan karena keadaan masyarakat di

Kecamatan Seputih Raman yang multikultural baik dari segi suku budaya maupun

agama, selain itu integrrasi masyarakat Seputih Raman yang tinggi dan dirasa

cocok dalam judul yang ditulis oleh peneliti, sehingga mudah mendapatkan

narasumber yang sangat mendukung peneliti dalam menggali informasi.

D. Penentuan Informan

Menentukan informan atau narasumber bertujuan agar dapat memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian, jadi seorang informan

tersebut harus mempunyai pengetahuan tentang latar penelitian dan harus mau

menjadi bagian dari penelitian yang bersifat informal. Kegunaan informan adalah

agar penelitian dapat dilaksanakan dengan lebih cepat. Adanya informan maka

peneliti akan lebih mudah menjaring atau memperoleh data-data yang dibutuhkan.

Adapun penentuan informan dalam penelitian dilakukan secara purposive artinya

dalam mekanisme pemilihan informan ini adalah sengaja, dengan melihat

berbagai pertimbangan sesuai dengan kriteria yang telah dibuat sebelum

melakukan wawancara

Penulis memutuskan untuk menentukan informan penelitian dengan masing-

masing kriteria yang telah ditentukan sebagai berikut :

1. Anggota masyarakat yang berbeda suku dan agama, 4 tokoh masyarakat

umum, 2 tokoh pemuda-pemudi di Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten

Page 58: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

39

Lampung Tengah menjadi penentuan informan agar memudahkan peneliti

untuk mengetahui persepsi dari masing-masing suku atau agama.

2. Aparat keamanan di Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah yaitu 1

orang ketua Linmas Seputih Raman dan 1 orang Kapolsek Seputih Raman,

Kabupaten Lampung Tengah menjadi penentuan informan agar memudahkan

peneliti mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan dari pihak keamanan

Seputih Raman.

E. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Dalam penelitian ini data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti dari sumber pertamanya dengan teknik wawancara mendalam dan

observasi di Seputih Raman. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam

penelitian ini adalah tokoh masyarakat berbeda suku dan agama, pemuda-

pemudi, dan aparat keamanan.

b. Data Sekunder

Data yang secara tidak langsung diperoleh oleh peneliti guna mendukung data

yang sudah ada sehingga lebih lengkap adalah tergolong data sekunder.

Menurut Narimawati (2007:51) menyatakan bahwa :“Data sekunder

merupakan data yang sudah ada; data tersebut sudah dikumpulkan

sebelumnya untuk tujuan-tujuan yang tidak mendesak”. yaitu : dokumentasi

institusi, jurnal, makalah, buku, dan penelitian terdahulu. Sedangkan didalam

penelitian ini data sekunder didapatkan melalui jurnal, Profil Kecamatan

Page 59: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

40

Seputih Raman, Monografi Kecamatan Seputih Raman dan dokumentasi

Intitusi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara seperti berikut:

a. Wawancara Mendalam

Wawancara adalah cara menghimpun bahan keterangan yang dilakukan

dengan tanya jawab secara lisan secara sepihak berhadapan muka, dan

dengan arah serta tujuan yang telah ditetapkan. Sugiyono (2012:211) ada

beberapa kelebihan pengumpulan data melalui wawancara, diantaranya

pewawancara dapat melakukan kontak langsung dengan peserta yang akan

dinilai, data diperoleh secara mendalam, yang diinterview bisa

mengungkapkan isi hatinya secara lebih luas, pertanyaan yang tidak jelas bisa

diulang dan diarahkan yang lebih bermakna. Wawancara dilakukan secara

mendalam dan tidak terstruktur kepada subjek penelitian dengan pedoman

yang telah dibuat. Teknik wawancara digunakan untuk mengungkapkan

data tentang bagaimana persepsi dan tanggapan masyarakat mengenai

kebhinnekaan ditengah masyarakat yang multikultural. Wawancara mendalam

dilakukan peneliti dengan melakukan kontak secara langsung berawal dari

perkenalan diri, maksud dan tujuan, kemudian dilanjutkan dengan melakukan

wawancara mendalam dengan mejawab pertanyaan yang diajukan oleh

peneliti kemudian mengulang pertanyaan yang kurang jelas dan mengarahkan

langsung makna pertanyaan yang kurang jelas.

Page 60: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

41

b. Observasi

Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2012:214) mengemukakan bahwa, observasi

merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari

berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di antara yang terpenting

adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Nasution, dalam Sugiyono (2012:214) menyatakan bahwa, observasi adalah

dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja

berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh

melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai

alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton

dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat

diobservasi dengan jelas. Observasi yang dilakukakan peneliti yaitu dengan

melihat, ikut berpartisipasi, dan mengamati secara langsung kegiatan yang

terjadi di lapangan contohnya seperti pelaksanaan gotong royong yang

dilakukan oleh masyarakat, mengikuti doa lintas agama, dan kegiatan lainnya.

c. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2012:213) Dokumen merupakan catatan peristiwa yang

sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel

apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademi dan seni yang telah

ada. Untuk menunjang pengumpulan data dokumentasi, subjek menggunakan

alat bantu berupa kamera untuk memudahkan peneliti dalam mengumpulkan

beberapa dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti merekam secara langsung

proses wawancara dan mengambil foto kegiatan yang terjadi di lapangan.

Page 61: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

42

G. Teknik Analisis Data

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan lebih banyak bersifat uraian

dari hasil wawancara dan studi dokumentasi. Data yang telah diperoleh akan

dianalisis secara kualitatif serta diuraikan dalam bentuk deskriptif. Menurut Patton

(Moleong, 2007:70), analisis data adalah “proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar”. Definisi

tersebut memberikan gambaran tentang betapa pentingnya kedudukan analisis

data dilihat dari segi tujuan penelitian. Prinsip pokok penelitian kualitatif adalah

menemukan teori dari data.

Miles and Huberman (Sugiyono, 2012:137) mengemukakan terdapat 3 langkah

dalam analisis data, yaitu reduksi data, display data, dan verifikasi data.

1. Reduksi data

Menurut Sugiyono (2012:137) mereduksi data berarti merangkum, memilih

hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari

tema dan polanya. Sehingga data yang telah direduksiakan memberikan

gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

Dalam penelitian ini peneliti merangkum, memilah-milah dan memfokuskan

pjawaban-jawaban dari narasumber sehingga mendapatkan data yang lebih

jelas dan sesuai serta agar lebih mudah untuk melanjutkan ketahap

selanjutnya

Page 62: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

43

2. Display data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya dalam analisis data ini

adalah display data atau penyajian data. Miles and Huberman (Sugiyono,

2012:137) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk

menyajikandata dalam penelitian kualitatf adalah dengan teks yang bersifat

naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa

yang telah dipahami tersebut. Dalam penelitian ini data kemudian diolah dan

disajikan sesuai dengan pokok permasalahan yang ingin dipecahkan. Dalam

penyajian data, informasi yang telah diorganisir disimpulkan berdasarkan

kelompok pendapat yang saling menyinergikan sehingga dapat diketahui

benang merah dari data lapangan yang diperoleh.

3. Verifikasi data

Menurut Sugiyono (2012:137) langkah ketiga dalam analisis data kualitatif

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan mungkin dapat

menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin

juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah bersifat sementara dan

akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan. Apabila kesimpulan

yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dalam

penelitian ini memperoleh kesinambungan dari awal sampai akhir penelitian

sehingga menghasilkan kesimpulan yang kredibel.

Page 63: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

44

H. Uji Keabsahan

Adapun uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono

(2012:244) meliputi:

1. Kreadibility

Kriteria ini berfungsi untuk melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga

tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai, dan memperlihatkan derajat

kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan cara melakukan pembuktian

terhadap kenyataan yang sedang diteliti. Kegiatan yang dilakukan peneliti agar

hasil penelitiannya dapat dipercaya, yaitu dengan melakukan triangulasi.

Triangulasi merupakan upaya untuk mengecek kebenaran data tertentu dan

membandingkan dengan data yang diperoleh dari sumber lain, pada berbagai

fase penelitian lapangan, pada waktu yang berlainan dengan berbagai cara

sebagi berikut:

a. Triangulasi sumber yang dilakukan dengan cara mengecek data yang

telah diproleh melalui beberapa sumber. Penelitian dalam tahap ini

melakukan wawancara secara mendalam terhadap beberapa

narasumber yang posisinya berbeda sehingga informasi yang

diperoleh dari narasumber yang satu dapat dibandingkan dengan

informasi dari narasumber lainnya.

b. Triangulasi teknik yang dilakukan dengan cara mengecek data pada

sumber yang berbeda.

c. Triangulasi waktu yang dilakukan melalui pengecekan dengan

melakukan wawancara, observasi atau teknik dalam waktu atau

situasi yang berbeda, baik dengan menggubkan bahan refrensi

Page 64: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

45

maupun mengumpulkan berbagai bahan-bahan, catatan-catatan atau

rekaman-rekaman yang dapat digunkan sebagi refrensi dan patokan

untuk menguji seaktu dilakukan analisis dan penafsiran data.

I. Tahapan Penelitian

Dalam penelitian ini, agar pelaksanaannya terarah dan sistemastis maka

disusun tahapan-tahapan penelitian. Menurut Moleong (2007:148), ada empat

tahapan dalam pelaksanaan penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Tahap pra lapangan

Peneliti mengadakan survei pendahuluan yakni dengan mencari subjek

sebagai narasumber. Selama proses survei ini peneliti melakukan penjajagan

lapangan (field study) terhadap latar penelitian, mencari data dan informasi

tentang kehidupan masyarakat Seputih Raman ditengah keberagaman.

Peneliti juga menempuh upaya konfirmasi ilmiah melalui penelusuran

literatur buku dan referensi pendukung penelitian. Pada tahap ini peneliti

melakukan penyusunan rancangan penelitian yang meliputi garis besar

metode penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian. Tahap pra

lapangan dilakukan peneliti selama bulan November-Desember 2017.

2. Tahap pekerjaan lapangan

Dalam hal ini peneliti memasuki dan memahami latar penelitian dalam

rangka pengumpulan data. Tahap ini dilaksanakan selama bulan Januari-

Februari 2018.

Page 65: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

46

3. Tahap analisis data

Tahapan yang ketiga dalam penelitian ini adalah analisis data. Peneliti

dalam tahapan ini melakukan serangkaian proses analisis data kualitatif

sampai pada interpretasi data-data yang telah diperoleh sebelumnya.

Selain itu peneliti juga menempuh proses triangulasi data yang

diperbandingkan dengan teori kepustakaan. Tahap analisis data dilakukan

selama bulan Februari-Maret 2018.

4. Tahap evaluasi dan pelaporan

Pada tahap ini peneliti berusaha melakukan konsultasi dan pembimbingan

dengan dosen pembimbing yang telah ditentukan April-Mei 2018.

Page 66: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Seputih Raman

1. Sejarah Kecamatan Seputih Raman

Kecamatan Seputih Raman sebelum tahun 1952 termasuk Tanah Marga atau

Hak Ulayat Marga Buay Unyai dan Buay Nuban. Setelah dibuka menjadi

daerah transmigrasi pada tahun 1956 dikirimkan penduduk yang berasal dari

Pulau Jawa dan Pulau Bali maka terbentuklah Kecamatan Seputih Raman.

Pada waktu penyerahan dari Direktorat Transmigrasi kepada Pemerintah

Daerah Tingkat II Lampung Tengah tahun 1956, Wilayah Kecamatan

Seputih Raman hanya terdapat 13 Kampung, selanjutnya berdasarkan

Konsensus bersama antara Kecamatan Seputih Raman dan Kecamatan

Gunung Sugih pada tahun 1976 maka wilayah Kecamatan Seputih Raman

bertambah 1 Kampung yang diberi nama Kampung “ Buyut Baru ”. Jadi

kecamatan Seputih Raman sendiri terdiri atas 14 kampung yaitu, Rejo Asri,

Rejo Basuki, Ratna Chaton, Rama Dewa, Rukti Endah, Rama Gunawan,

Rukti Harjo, Rama Indra, Rama Murti, Rama Nirwana, Rama Oetama,

Rama Klandungan, Rama Yana, Buyut Baru.

Adapun nama “Seputih Raman” berasal dari 2 (dua) nama Sungai yang

membatasi wilayah Kecamatan Seputih Raman yaitu Sungai/Way Seputih

dan Way Raman, sehingga dari hal ini maka dibentuklah nama Kecamatan

Page 67: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

48

Seputih Raman yang berarti wilayah yang berada diantara Sungai Seputih

dan Sungai Raman. Batas-batas kecamatan Seputih Raman, sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Seputih Banyak

Sebelah Selatan : Kecamatan Kota Gajah

Sebelah Timur : Kecamatan Raman Utara

Sebelah Barat : Kecamatan Gunung Sugih dan Way Seputih

Kecamatan Seputih Raman Memiliki visi dan misi dalam pelaksanaan

pembangunan dan pengembangan yang sepakti yaitu:

Visi

Tercipta masyarakat Kecamatan Seputih Raman yang agamis, rukun dan

sejahtera serta meningkatkan hasil pertanian, peternaan dan perikanan guna

mendukung terwujudnya Visi Lampung Tengah.

Misi

1. Menciptakan kehidupan beragama yang penuh toleransi.

2. Menigkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur dan

Masyarakat Kecamatan Seputih Raman

3. Menciptakan suasana kondusif dalam kehidupan bermasyarakat

4. Meningkatkan peran aktif / partisipasi masyarakat

5. Menumbuhkan motivasi untuk berusaha mandiri kepada masyarakat.

Page 68: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

49

Dalam Mewujudkan Visi dan Misi Kecamatan Seputih Raman, direncanakan

Kecamatan Seputih Raman menjadi percontohan disegala bidang aspek kehidupan

di Lampung khususnya Lampung Tengah. untuk mewujudkan keinginan tersebut

maka dipandang perlu adanya sarana dan prasarana pendukung antara lain sarana

pendidikan, ekonomi, sosial dan kebudayaan.

Dalam pengembangan dibidang pendidikan di Kecamatan Seputih Raman dengan

meningkatkan mutu pendidik dan tenaga pendidiknya dengan cara menerapkan

program pemerintah yang mewajibkan anak wajib belajar 9 Tahun dan

mengadakan pelatihan – pelatihan mutu pendidikan bagi tenaga pendidik., dalam

pengembangan di bidang ekonomi yaitu dengan mendirikan berbagai industri

kecil dan didirikannya kelompok industri kecil dan kelompok tani yang berada

dalam lingkup kecamatan Seputih Raman.

2. Luas Wilayah

Kecamatan Seputih Raman memiliki luas wilayah 12.883 Ha atau 128, 83 Km2

dengan rincian sebagai berikut :

1. Tanah Sawah

- Irigasi Teknis ± 6.460 Ha.

- Irigasi setengah teknis : 49 Ha.

- Irigasi sederhana ± 15 Ha.

- Tadah Hujan / Tanah rendahan ± 943 Ha.

2. Tanah Kering

- Pekarangan / pemukiman ± 2.637 Ha.

- Tegalan / kebun ± 1.137 Ha.

Page 69: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

50

- Ladang / tanah Huma ± 1.295 Ha.

3. Tanah Basah

- Balong / Empang / Kolom ± 34 Ha.

4. Tanah Keperluan fasilitas umum

- Lapangan olahraga ± 19 Ha.

- Kuburan ± 20 Ha.

- Tanah lain – lain ± 274 Ha.

B. Kependudukan

Penduduk Kecamatan Seputih Raman cukup heterogen yang hidup rukun

berdampingan dalam masyarakat. Artinya terdapat berbagai macam suku ras

dan agama yang tinggal menetap di kecamatan Seputih Raman. Adapun suku-

suku bangsa yang mendiami antara lain; Suku Jawa, Suku Bali, Suku

Lampung, Suku Palembang, Suku Sunda, Suku Padang dan lain sebagainya.

Sedangkan berdasarkan agama antara lain: Islam, Protestan, Katolik, Hindu,

Budha dan Kong Hu Tcu, yang hidup saling berdampingan antara

masyarakatnya.

Tabel.1 Jumlah Pemeluk Agama Kecamatan Seputih Raman

No Agama Jumlah Prensentasi

1 Islam 37.094 78%

2 Katolik 840 2%

3 Protestan 469 1%

4 Hindu 8.538 18%

5 Budha 432 1%

Jumlah 47.373 100%

Sumber: Data Monografi Seputih Raman Tahun 2017

Page 70: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

51

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui Kecamatan Seputih Raman saat ini

memiliki jumlah penduduk 47.373 Jiwa dengan rincian Penduduk laki-laki

berjumlah 23.342 Jiwa, Perempuan berjumlah 24.031 Jiwa. Jumlah pemeluk

agama di kecamatan Seputih Raman berjumlah: Islam berjumlah 37.094,

Katolik berjumlah 840, Protestan berjumlah 469, Hindu berjumlah 8.538, dan

Budha berjumlah 432. Jumlah tersebut sesuai dengan jumlah penduduk yang

terdaftar pada profil kecamatan Seputih Raman.

Tabel.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Seputih Raman

No Jenis Kelamin Jumlah Presentasi

1 Laki- Laki 23.342 49%

2 Perempuan 24.031 51%

Jumlah 47.373 100%

Sumber: Data Monografi Seputih Raman Tahun 2017

Diagram.2 Persentase suku di Seputih Raman

Sumber: Data Monografi Seputih Raman Tahun 2017

40%

30%

15%

5%

10%

Suku di Seputih Raman

Jawa Bali Sunda lampung dll

Page 71: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

52

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui Kecamatan Seputih Raman saat ini

memiliki jumlah penduduk 47.373 Jiwa dengan rincian Penduduk laki-laki

berjumlah 23.342 Jiwa, Perempuan berjumlah 24.031 Jiwa dan jumlah kepala

keluarga 13.455. Keadaan wilayah Kecamatan Seputih Raman pada umumnya

datar, tanah hitam dan berpasir, dengan curah hujan 2.200 s.d 2.600 mm per

tahun. Jenis tanah podsolit dengan ketinggian 225 M diatas permukaan laut.

Sedangkan diagram persentase suku diatas merupakan perkiraan jumlah suku

yang ada di Seputih Raman, yang menunjukan bahwa Suku Jawa lebih besar

dibandingan presentase suku lain, kemudian menyusul suku Bali sebagai suku

terbanyak kedua Seputih Raman, sedangkan suku pribumi yaitu suku Lampung

hanyak sebanyak 5% saja.

C. Perekonomian

Tabel 3. Mata pencaharian penduduk Seputih Raman

Mata Pencaharian Jumlah

Petani sawah 10.534 orang

Petani ladang 456 orang

Ternak 120 orang

Pedagang 372 orang

Pegawai (PNS, Swasta, TNI,

Guru, BUMN, Pensiunan) 1158 orang

Jumlah 12.643 orang

Sumber: Data Monografi Seputih Raman Tahun 2017

D. Sarana dan Prasarana

1. Sarana Transportasi

Secara umum seluruh wilayah Kecamatan Seputih Raman dapat diakses

dengan mudah, baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Untuk

menghubungkan antar jalan.

Page 72: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

53

2. Listrik

Seluruh kampung di wilayah Kecamatan Seputih Raman sudah teraliri

listrik yang berasal dari PLN. Status Kantor PLN Kecamatan Seputih

Raman adalah Kantor Pelayanan Teknis. Untuk wilayah Kecamatan Seputih

Raman saat ini telah melayani ± pelanggan dengan kapasitas energi yang

disalurkan sebesar ± KWH

3. Telekomunikasi

Saat ini seluruh wilayah Kecamatan Seputih Raman dapat menikmati

layanan telekomunikasi hampir semua operator baik berbasis kabel, GSM

maupun CDMA.

4. Lembaga Keuangan dan Koperasi

Sektor jasa yang menjadi potensi unggulan adalah jasa keuangan. Di

Kecamatan Seputih Raman terdapat 1 (satu) Bank yaitu Bank BRI

ditambah lagi dengan Koperasi Perkreditan.

5. Sarana Pendidikan

Paud Tk/Kb/Tpa/Sps

Jumlah Sekolah : 20 buah

Jumlah Murid : 1.065 orang

Jumlah Guru : 77 orang

Sd/Mi

Jumlah Sekolah : 30 buah

Jumlah Murid : 4.793 orang

Jumlah Guru : 343 orang

SMP/Mts

Page 73: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

54

Jumlah Sekolah : 5 buah

Jumlah Murid : 1.512 orang

Jumlah Guru : 189 orang

6. Sarana Keagamaan

Penduduk Kecamatan Seputih Raman cukup heterogen yang hidup rukun

berdampingan dalam masyarakat. Tempat ibadah yang ada di Kecamatan

Seputih Raman : 57 Masjid, 97 Mushola, 5 Gereja, 19 Pura, 2 Wihara, 6

Pondok Pesantren

7. Sarana Kesehatan

Jumlah sarana dan prasarana kesehatan di Kecamatan Seputih Raman : 2

buah Puskesmas, 4 buah Puskesmas Pembantu, 14 Poskesdes, 3 orang

Dokter Umum, 15 orang Mantri Kesehatan, 16 orang Praktek Bidan, 1

orang Praktek Dokter Gigi, 3 buah Apotik.

8. Sarana Olahraga dan Rekreasi

Sarana olahraga yang bersifat massal dan merakyat terdapat diseluruh

kampung seperti Lapangan Sepakbola dan Bola Volly. Terdapat pula 3

buah gedung lapangan bulutangkis dan beberapa lapangan basket yang

terdapat di sekolah-sekolah. Untuk sarana rekreasi dan sekaligus olahraga

sudah terdapat kolam renang yang terletak di Kampung Rukti Harjo.

9. Kondisi kebhinekaan di Kecamatan Seputih Raman

Seperti yang telah dijelaskan pada tabel jumlah suku dan agama disubbab

sebelumnya, Seputih Raman memiliki keberagaman suku, budaya dan

agama, dengan jumlah masyarakat mayoritas agama Islam dengan suku

Jawa dan menyusul masyarakat dominan beritkutnya yaitu suku Bali

Page 74: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

55

dengan agama Hindu yang menjadi salah satu ciri khas Kecamatan Seputih

Raman dengan berbagai keragaman suku budaya dan agama akan tetapi

tetap dalam kebhinekaan dan toleransi yang sangat baik. Selain itu banyak

aktivitas yang menjadi sarana toleransi dan persatuan masyarakat Seputih

Raman guna merawat kebhinekaannya.

Page 75: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai model dan strategi

merawat kebhinekaan dalam masyarakat multikultural di Seputih Raman,

maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kondisi kebinekaan yang ada dimasyarakat kecamatan Seputih Raman

yaitu dengan adanya berbagai macam suku, agama dan budaya Seputih

Raman berada pada kondisi yang baik dan kondusif, kegiatan-kegiatan

yang mencerminkan sikap toleransi terlihat jelas dalam kehidupan sehari-

hari demikian pula dengan tidak pernah adanya konflik yang terjadi

terutama mengenai hal SARA. Masyarakat kecamatan Seputih Raman

sangat menjaga persatuan dan keharmonisan kehidupan sosial

masyarakatnya ditengah kehidupan yang multikultural.

2. Strategi merawat kebhinekaan dalam masyarakat multikultural di Seputih

Raman yaitu masyarakat Seputih Raman menjunjung tinggi kesetaraan

baik suku, agama ataupun budaya yang mayoritas maupun yang

minoritas. strategi-strategi tersebut yaitu, rajin gotong royong bersama

dalam kehidupan sehari-hari tidak pernah membeda-bedakan tua muda,

berbeda agama, berbeda budaya tetap saling membantu sesama tanpa

pandang bulu, strategi selanjutnya yaitu setiap tahun dibulan Suro

Page 76: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

95

masyarakat Seputih Raman melakukan doa Lintas Agama di setiap desa,

jadi semua agama bersatu melakukan doa bersama di setiap desa. Selain

itu tugas Linmas sebagai aparat keamanan desa tidak bisa lepas dari

strategi dalam merawat sauatu keamanan dan kedamaian Seputih Raman.

Maka kesimpulan dari strategi merawat kebhinekaan di Seputih Raman

adalah dengan adanya kegiatan-kegiatan yang dapat menjunjung toleransi

dan sikap menghargai yang tinggi pada masyarakat Seputih Raman.

3. Model multikulturalisme, Seputih Raman termasuk kedalam model

multikulturalimse otonomis, karena dilihat dari beberapa indikator yang

terdapat pada pengertian model multikulturalisme otonomis yang

kemudian juga terdapat pada masyarakat Seputih Raman. Kecamatan

Seputih Raman memiliki rasa toleransi dan persatuan yang tinggi dalam

kehidupannya, walaupun mereka hidup dalam keberagaman tidak

membuat suatu perbedaan antara budaya dominan maupun budaya

mayoritas, mereka berusaha mewujudkan suatu kesetaraan, semua

memiliki hak yang sama dalam hidup bermasyarakat, dan yang pasti

mereka berusaha mewujudkan kehidupan yang otonom baik dalam

ekonomi maupun politik untuk mempertahankan kehidupan mereka yang

harmonis.

B. Saran

Setelah peneliti menyelesaikan, membahas, menganalisi data dan mengambil

kesimpulan dari hasil penelitian maka peneliti ingin memberi saran kepada:

a. Bagi pemerintah daerah agar lebih memfasilitasi masyarakat kecamatan

Seputih Raman dalam mengadakan kegiatan yang berdampak positif.

Page 77: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

96

Serta dapat memberi tambahan gagasan baru dalam upaya persatuan dan

keharmonisan antar masyarakat kecamatan Seputih Raman.

b. Bagi pemuda-pemudi agar lebih giat dalam setiap keikut sertaannya

dalam setiap kegiatan di kecamatan Seputih Raman, dengan tujuan agar

diakuinya remaja atau golongan muda oleh golongan tua. Serta dapat

mempersatukannya golongan muda dan golongan tua.

c. Bagi aparat keamanan agar lebih giat dan waspada dalam menjaga

keamanan terutama terhadap kondisi lingkungan sosial masyarakat

kecamatan Seputih Raman, karena mengingat rentanya terjadi konflik

sebagai akubat dari beragamnya budaya suku dan golongan pada

masyarakat kecamatan Seputih Raman.

d. Bagi masyarakat agar selalu mempertahankan persatuan dan kesatuan

masyarakat Seputih Raman yang sangat menjunjung tinggi sikap

toleransi.

Page 78: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

DAFTAR PUSTAKA

Azra, Azyumardi. 2007. “Identitas dan Krisis Budaya: Membangun Multikultural

Indonesia”.http//www.kongresbud.budpar.go.id/58%20ayyumardi%20azra.

htm

Brewer, M.B. & Gaertner, S.L. 2003. Toward Reduction of Prejudice: Intergroup

Contact and Social Categorization. In Brown, R. & Gaertner, S. (eds.). Blackwell

Handbook of Social Psychology: Intergroup Processes. Oxford: Blackwell

Publishing.

Badan Pusat Statistik. 2015. Data Jumlah Suku Bangsa di Indonesia. BPS

Indonesia

Data Monografi. 2017. Data Jumlah Suku dan Agama di Kecamatan Seputih

Raman. Kabupaten Lampung Tengah. Provinsi Lampung: Data Monografi

Kecamatan.

Dwiyanto, Djoko & Saksono, Gatut. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis

Pancasila “Negara Pancasila”: Agama atau Sekuler; Sosialis atau

Kapitalis”. Yogyakarta: Ampera Utama.

Fisher, Simon et all, 2000. Mengelola Konflik: Keterampilan dan Strategi untuk

Bertindak (edisi bahasa Indonesia). Jakarta. The British Council.

Heywood, Andew. 2007. Political Ideologies. (4th

Edition). Palgrave:

McMillan.Kusumohamidjojo, B. (2000). Kebhinnekaan Masyarakat

Indonesia: Suatu Problematik Filsafat Kebudayaan. Jakarta: Grasindo.

Iqrometro. 2012. Monumen Kerukunan Lampung Tengah

. Diperoleh 11 November 2017, dari iqrometro.co.id/1520.html

Lasiyo dan Yuwono. 1985. Pengantar Ilmu Filsafat. Yogyakarta: Liberty.

Lestari, Gina. 2015. Bhinneka Tunggal Ika: Khasanah Multikultural Indonesia Di

Tengah Kehidupan SARA. Program Studi Ketahanan Nasional Universitas

Gadjah Mada, hlm. 31-36.

Page 79: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

Liliweri, Alo. 2004. Prasangka dan Konflik: Komunintas Lintas Budaya

Masyarakat Multikultur. Yogyakarta. LKiS Pelangi Aksara Yogyakarta.

Lubis, Yusnawan dan Mohamad Sodeli. 2017. Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,

Kemendikbud.

Kansil, C.S.T dan S.T Kansil, C. 2006.Modul Pancasila dan Kewarganegaraan.

Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Kusumohamidjojo, B. 2000. Kebhinnekaan Masyarakat Indonesia: Suatu

Problematik Filsafat Kebudayaan. Jakarta: Grasindo.

Mahfud, C. 2005. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Liliweri.

2004. Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung:Penerbit PT

Remaja Rosdakarya Offset.

Nasikun. 2007. Sistem Sosial Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Okezone News. 2016. 5 Konflik SARA Mengerikan yang Terjadi di Indonesia.

Diperoleh 11 November 2017, dari https://news.okezone.com

Parekh, Bikhu. 2001. Rethingking Multiculturalsm. Harvard.

Pipit, Taufani. 2014. Sikap Masyarakat Multikultural Terhadap Semboyan

Bhinneka Tunggal Ika di Dusun Srikaya Desa Sukadana Tengah Lampung

Timur. Lampung. Penerbit: Universitas Lampung.

Profil Lampung Tengah. 2017. Profil Seputih Raman

Diperoleh 11 Desember 2017, dari www.lampungtengahkab.go.id/

Rahmadi, Takdir. Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat.

2010. Jakarta: PT. Raja Grafiindo Persada.

Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Sujanto, B. 2009. Pemahaman Kembali Makna Bhinneka Tunggal Ika

(Persaudaraan dalam Kemajemukan). Jakarta: Sagung Seto.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suparlan, Parsudi. 2003. Bhinneka Tunggal Ika: Keanekaragaman Sukubangsa

atau Kebudayaan?. Antropologi Indonesia. Vol.72. Hlm.24-35.

Page 80: STRATEGI MERAWAT KEBHINEKAAN DAN MODEL MASYARAKAT …digilib.unila.ac.id/37265/8/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

Syani, Abdul. 2012. Sosiologi Kelompok dan Masalah Sosial. Jakarta. Penerbit:

Fajar Agung.

Taneko, Soleman B. 2010. Konsepsi Sistem Sosial dan Sistem Sosial Indonesia.

Jakarta: Fajar Agung.